i. pendahuluan 1.1. latar belakangsakip.pertanian.go.id/admin/jasa/pemantauan ikk... · i....
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Visi pembangunan pertanian mengacu pada visi Kabinet Kerja yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong”, dengan demikian visi dari Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya
Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan
Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk
Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”.
Misi pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan visi di atas adalah dengan
(1) mewujudkan kedaulatan pangan, (2) mewujudkan sistem pertanian bioindustri
berkelanjutan, (3) mewujudkan kesejahteraan petani dan (4) mewujudkan reformasi
birokrasi.
Sebagai penjabaran dari visi misi tersebut, maka tujuan pembangunan pertanian
yang ingin dicapai adalah (1) meningkatkan ketersediaan dan diversifikasi untuk
mewujudkan kedaulatan pangan, (2) meningkatkan nilai tambah dan daya saing
produk pangan dan pertanian, (3) meningkatkan ketersediaan bahan baku
bioindustri dan bioenergi, (4) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani
dan (5) meningkatkan kualitas kinerja aparatur pemerintah bidang pertanian yang
amanah dan profesional.
Sasaran strategis yang merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam
pencapaian tujuan tersebut di atas adalah dengan (1) swasembada padi, jagung dan
kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula, (2) peningkatan diversifikasi
pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi
pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan
bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani dan (6) akuntabilitas kinerja
aparatur pemerintah yang baik.
Pelaksanaan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2015 dituangkan dalam
Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2015 yang dapat dilihat pada
tabel berikut.
1
Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian 2015 No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target
1 Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula
1. Produksi Padi (Juta Ton GKG) 2. Produksi Jagung (Juta Ton Pipilan Kering) 3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 4. Produksi Gula Tebu (Juta Ton Hablur) 5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau (Juta Ton
Daging)
73,40 20,31 1,20 2,97 0,44
2 Peningkatan diversifikasi pangan
Skor Pola Pangan Harapan 84,1
3 Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
10,00
-5,00
4 Peningkatan pendapatan keluarga petani
PDB Pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian (Rp Juta)
8,30
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk:
1.2.1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capain
Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan I Tahun 2015.
1.2.2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan
dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan I
Tahun 2015.
1.2.3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan
dalam rangka perencanaan Pembangunan Pertanian ke depan.
1.3. Ruang Lingkup Laporan
Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan
Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian
Triwulan I Tahun 2015.
2
II. CAPAIAN KINERJA
Pemantauan dilakukan secara berkala tiap triwulanan, namun permasalahan yang
terjadi pada tahun 2015 adalah Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian baru
ditandatangani oleh Bapak Menteri Pertanian pada Bulan Juli 2015, sehingga buku
triwulan I baru dibuat pada bulan Agustus 2015.
2.1. Sasaran Strategis 1: Swasembada padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula
2.1.1. Produksi Padi
Target produksi padi pada PK Kementerian Pertanian 2015 sebesar 73,40 juta ton
GKG. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yang mendukung dalam
produksi padi antara lain:
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 2. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Padi (Ha) 350.000 44.135 - - - 2. Perbanyakan Benih
Sumber (Ha) 212 80 - - -
3. Pemberdayaan Penangkar (Ha)
3.750 - - - -
4. Pemantapan Penerapan PHT (Ha)
3.550 - - - -
5. Penerapan Pengelolaan DPI (Ha)
150 10 - - -
Kegiatan pendukung untuk produksi padi dari Ditjen Tanaman Pangan realisasi
sampai dengan triwulan I sudah cukup baik, untuk GP-PTT padi dari target 350.000
Ha sudah terealsiasi sebesar 44.135 Ha (12,61%), untuk perbanyakan benih sumber
dengan target 212 Ha telah terealisasi sebesar 80 Ha (37,78%), penerapan
pengelolaan DPI dengan target 150 Ha terealisasi sebesar 10 Ha (6,66%), untuk
perberdayaan penangkar dengan target 3.750 Ha dan pemantapan penerapan PHT
(Ha) belum terealisasi.
3
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 3. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Padi Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul padi (Varietas)
5 - - - - 80,00
2. Teknologi tanaman padi (Teknologi)
8 - - - - 65,00
3. Penyediaan benih sumber padi (BS, FS dan SS) (Ton)
143,5 - - - - 60,00
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi (Teknologi)
1 - - - - 60,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada padi dengan kegiataan pendukungnya antara lain
penciptaan varietas unggul padi, teknologi tanaman padi, penyediaan benih sumber
padi (BS, FS dan SS) dan teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi yang
semuanya sampai dengan triwulan I belum ada realisasi namun untuk progresnya
sudah terlihat.
Pada kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi kegiatannya sudah
sampai pada tahapan pabrikasi untuk mesin panen tipe mini untuk lahan rawa.
Permasalahan yang terjadi adalah pada kegiatan penciptaan varietas unggul padi
masih menunggu SK menteri Pertanian, kegiatan teknologi tanaman padi masih
dalam tahapan penelitian dan kegiatan penyediaan benih sumber padi (BS, FS dan
SS) masih dalam masa tanam.
2.1.2. Produksi Jagung
Target produksi jagung berdasarkan pada PK Kementerian Pertanian 2015 sebesar
20,31 juta ton. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian mendukung
dalam produksi padi antara lain:
4
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 4. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Jagung (Ha) 102.000 11.495 - - - 2. Perbanyakan Benih
Sumber (Ha) 24 0,12 - - -
3. Bantuan Sarana Pascapanen (Unit)
212 - - - -
4. Pemantapan Penerapan PHT (Ha)
135 - - - -
Kegiatan pendukung untuk produksi jagung dari Ditjen Tanaman Pangan antara lain
kegiatan GP-PTT Jagung dengan target 102.000 Ha sampai dengan triwulan I telah
terealisasi sebesar 11.495 Ha (11,27%), kegiatan perbanyakan benih sumber
dengan target 24 Ha terealisasi sebesar 0,12 Ha (0,50%), kegiatan bantuan sarana
pascapanen dengan target 212 unit dan kegiatan pemantapan penerapan PHT
dengan target 135 Ha belum terealisasi.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 5. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul jagung (Varietas)
5 - 50,00
2. Teknologi tanaman jagung (Teknologi)
4 - 60,00
3. Penyediaan benih sumber jagung (BS, FS dan SS) (Ton)
29 - 60,00
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung (Teknologi)
4 - 65,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada jagung dengan kegiataan pendukungnya antara
lain penciptaan varietas unggul jagung, teknologi tanaman jagung, penyediaan benih
sumber jagung (BS, FS dan SS) dan teknologi mekanisasi pertanian tanaman
jagung yang semuanya sampai dengan triwulan I belum ada realisasi namun untuk
progresnya sudah terlihat.
5
Pada kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung, hampir semua
teknologi mekanisasi mendukung pertanian tanaman jagung telah sampai pada
tahapan pelaksanaan yaitu parbikasi. Keempat teknologi tersebut yaitu mesin
tanam, penyiang, pemipil jagung berkelobot dan pengering. Untuk mesin penanam
telah sampai pada uji laboratorium/uji fungsi, sedangkan untuk mesin pemipil jagung
berkelobot sudah sampai pada uji laboratorium/uji fungsi dan uji kinerja mesin.
Permasalahan yang terjadi adalah pada kegiatan penciptaan varietas unggul jagung
masih menunggu SK Menteri Pertanian dan sidang, kegiatan teknologi tanaman
jagung masih dalam tahapan penelitian dan kegiatan penyediaan benih sumber (BS,
FS dan SS) dalam tahap prosesing dan tanam.
2.1.3. Produksi Kedelai
Target produksi kedelai berdasarkan pada PK Kementerian Pertanian 2015 sebesar
1,20 juta ton. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian mendukung dalam
produksi padi antara lain:
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Tabel 6. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Ditjen Tanaman Pangan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. GP-PTT Kedelai (Ha) 350.000 19.285 - - - 2. Pengembangan Areal
Tanam (PAT) Kedelai (Ha)
431.500 12.686 - - -
3. Perbanyakan benih sumber (Ha)
175 - - - -
4. Pemberdayaan penangkar (Ha)
2.500 - - - -
5. Pemantapan penerapan PHT (Ha)
110 - - - -
Kegiatan pendukung untuk produksi kedelai dari Ditjen Tanaman Pangan adalah
kegiatan GP-PTT kedelai dengan target 350.000 ha sampai dengan triwulan I sudah
terealisasi sebesar 19.285 Ha (5,51%), kegiatan Pengembangan Areal Tanam (PAT)
Kedelai dengan target 431.500 ha terealisasi sebesar 12.686 Ha (2,94%), kegiatan
perbanyakan benih sumber dengan target 175 Ha, kegiatan pemberdayaan
penangkar dengan target 2.500 Ha dan kegiatan pemantapan penerapan PHT
dengan target 110 Ha belum terealisasi.
6
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 7. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan varietas unggul kedelai (Varietas)
2 - 50,00
2. Teknologi tanaman kedelai (Teknologi)
1 - 60,00
3. Penyediaan benih sumber kedelai (BS, FS dan SS) (Ton)
43,3 - 60,00
4. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman kedelai (Teknologi)
4 - 50,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung swasembada kedelai dengan kegiataan pendukungnya antara
lain penciptaan varietas unggul kedelai, teknologi tanaman kedelai, penyediaan
benih sumber kedelai (BS, FS dan SS) dan teknologi mekanisasi pertanian tanaman
kedelai yang semuanya sampai dengan triwulan I belum ada realisasi namun untuk
progresnya sudah terlihat.
Hampir semua teknologi mekanisasi mendukung pertanian tanaman kedelai telah
sampai pada tahapan pelaksanaan yaitu pabrikasi. Keempat teknologi tersebut
antara lain mesin tanam, penyiang, perontok dan pengering masih dalam tahap
pabrikasi.
Permasalahan yang terjadi adalah pada kegiatan penciptaan varietas unggul kedelai
masih menunggu SK Menteri Pertanian dan sidang, kegiatan teknologi tanaman
kedelai masih dalam tahapan penelitian dan kegiatan penyediaan benih sumber
kedelai (BS, FS dan SS) dalam tahapan prosesing dan tanam.
7
2.1.4. Produksi Gula Tebu
Target produksi gula tebu sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian
2,97 juta ton hablur. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari
beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu.
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Sampai dengan triwulan I tahun 2015 sesuai dengan data dari Direktorat Jenderal
Perkebunan, produksi gula mencapai 11.000 ton hablur, hal ini masih sangat jauh
dari target yaitu sebesar 2.97 juta ton hablur atau baru terealisasi sebesar 0,39%.
Tabel 8. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Tebu Ditjen Perkebunan Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan
Pelaksanaan (%)
TW I TW II TW III TW IV
1. Bongkar ratoon (Ha) 2.631 210,48 - - - - 2. Rawat ratoon (Ha) 57.061 6.847,32 - - - - 3. Perluasan tebu (Ha) 9.613 1.153,56 - - - - 4. Pemberdayaan pekebun dan
kelembagaan petani tebu (Paket)
359 43 - - - -
5. Operasional TKP dan PLP-TKP (Orang)
548 82 - - - -
6. Pengadaan peralatan - Traktor (Unit) - Dump truck (Unit) - GPS (Unit) - Grab loader (Unit) - Harvester (Unit) - Pompa air (Unit) - Fertilizer applicator (Unit) - Handrefractometer (Unit) - Alat tebang (Unit)
514 101 335 120 98
510 105
592
34
41
8 27 10
8 41
8
47
-
- - - - - - -
-
-
- - - - - - -
-
-
- - - - - - -
-
-
- - - - - - -
-
- 7. Pengembangan database
tebu online (Paket) 835 67 - - - -
8. Pengawalan dan monitoring evaluasi tebu (Paket)
308 37 - - - -
9. Pendampingan/pengawalan pelaksanaan analisis rendemen tebu petani (Paket)
11 2 - - - -
8
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 9. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Tebu Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Penciptaan VUB bibit tebu (Budset)
3.000.000 720.000 - - -
2. Teknologi budidaya tanaman tebu (Teknologi)
27 6 - - -
3. Teknologi mekanisasi pertanian tanaman tebu (Teknologi)
2 - - - - 60,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung peningkatan produksi gula dengan kegiataan pendukungnya
antara lain penciptaan VUB bibit tebu dengan target 3.000.000 budset sudah
terealisasi 720.000 budset (24%), teknologi budidaya tanaman tebu dengan target
27 teknologi sudah terealisasi 6 teknologi (22%) dan kegiatan teknologi mekanisasi
pertanian tanaman tebu dengan target 2 teknologi belum terealisasi tetapi kegiatan
telah sampai pada tahapan proses pabrikan baik untuk mesin pemanen tebu
maupun alat core sampler tebu siap giling.
2.1.5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau
Target produksi daging sapi dan kerbau sesuai dengan Perjanjian Kinerja
Kementerian Pertanian 0,44 juta ton daging. Untuk mencapai target tersebut
diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu.
9
DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
Tabel 10. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pengembangan usaha budidaya ternak (Kelompok)
570 9 - - - -
2. Optimalisasi IB (Dosis) 2.104.794 14.101 - - - - 3. Penyebaran pejantan
sapi potong dan kerbau (INKA) (Ekor)
2.235 - - - - -
4. Gertak birahi dan IB (Ekor)
691.000 16.738 - - - -
5. Pengembangan dan pemeliharaan padang penggembalaan dan kebun HPT di UPT (Ha)
930 152 - - - -
6. Penguatan sumber bibit/benih HPT di UPTD dan kelompok (Ha)
700 60 - - - -
7. Pengembangan padang penggembalaan (Ha)
700 - - - - -
8. Pemanfaatan lahan ex-tambang untuk pengembangan HPT (Ha)
700 - - - - -
9. Pengembangan integrasi tanaman ruminansia (Kelompok)
638 20 - - - -
10. Penanaman dan pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas (Stek)
5.870.000 328.400 - - - -
11. Pengembangan pakan konsentrat melalui UPP, LP, UBP dan revitalisasi UPP/LP/PPSK (Kelompok)
88 1 - - - -
12. Penguatan pakan sapi perah (Ton)
6.300 150 - - - -
13. Penguatan pakan sapi potong induk (Ton)
475
63 - - - -
14. Penguatan pakan sapi potong penggemukan (Ton)
13.530 62 - - - -
15. Pengujian mutu pakan di BPMSP, Bvet dan Lab. Pakan Daerah (Sampel)
8.380 1.439 - - - -
16. Kesiagaan wabah PHM (Dosis)
9.380.934 137.611 - - - -
17. Penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi/kerbau dan penyakit parasiter (Dosis)
393.190 7.384 - - - -
10
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
18. Peningkatan produksi vaksin, obat hewan dan bahan biologik (Dosis)
8.377.775 310.025 - - - -
19. Penyidikan dan pengujian PHM (Dosis)
265.928 124.259 - - - -
20. Peningkatan produksi benih (Dosis)
4.803.800 2.372.269 - - - -
21. Populasi dan produksi bibit (Ekor)
462.774 230.075 - - - -
22. Penguatan sapi/kerbau betina bunting (Kelompok)
195 5 - - - -
23. Pengembangan kelompok perbibitan ternak (Kelompok)
56 - - - - -
24. Penguatan wilayah pembibitan (Paket)
34 - - - - -
25. Fasilitasi peralatan RPH Ruminansia (Unit)
23 - - - - -
26. Monitoring dan surveilans reisdu dan cemaran mikroba (Sampel)
29.519 5.839 - - - -
27. Pengembangan kapasitas SDM bidang kesmavet (Orang)
475 - - - - -
Permasalahan yang terjadi pada kegiatan-kegiatan di atas antara lain, pada kegiatan
gertak birahi dan inseminasi buatan terjadi keterlambatan pengadaan hormon dan
N2 cair, kurang optimalnya koordinasi antara Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan dengan BPTUHPT dan pertanggungjawaban keuangan, utamanya biaya
operasional petugas di lapangan belum dirancang dengan baik. Pada kegiatan
penanaman dan pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas yaitu
penanaman HPT terkendala karena musim/cuaca kemarau. Pada kegiatan
penguatan pakan sapi potong penggemukan terjadi keterlambatan penetapan
pengelola keuangan/kegiatan di satker, terbatasnya ULP dimasing-masing Pemda
dengan sistem antrian proses lelang, sebagian besar satker menunggu e-katalog
pakan dalam melakukan pengadaan pakan yang baru tayang 1 Juli 2015, sebagian
besar penyedia barang/jasa yang telah menang tender tidak mau mengambil uang
muka kegiatan meskipun realisasi fisik sudah lebih dari 50%, terbatasnya jumlah
SDM pelaksana satker yang memprioritaskan kegiatan APBD daripada APBN dan
perkiraan sisa anggaran sekitar 15,3% (Rp. 12,6 M) hasil efisiensi lelang pengadaan
pakan.
11
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Tabel 11. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau Badan Litbang Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Bibit unggul ternak sapi dan kerbau (Ekor)
1.000 250 - - -
2. Inovasi teknologi pakan ternak sapi dan kerbau (Teknologi)
2 - - - - 25,00
3. Inovasi teknologi budidaya ternak sapi dan kerbau (Teknologi)
7 - - - - 2,82
4. Inovasi teknologi veteriner dan pengendalian penyakit hewan strategis (Teknologi)
24 3 - - -
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta
dalam mendukung peningkatan produksi daging sapi dan kerbau dengan kegiataan
pendukungnya antara lain bibit unggul ternak sapi dan kerbau dengan target 1.000
ekor telah terealisasi sebesar 250 ekor (25%), kegiatan inovasi teknologi veteriner
dan pengendalian penyakit hewan strategis dengan target 24 teknologi sudah
terealisasi 3 teknologi (15%) dan kegiatan inovasi teknologi pakan ternak sapi dan
kerbau dan inovasi teknologi budidaya ternak sapi dan kerbau belum ada realisasi.
Kegiatan pendukung lain swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan
produksi daging dan gula dari Ditjen PSP, Badan PPSDM Pertanian dan Badan
Karantina Pertanian, dengan rincian sebagai berikut.
12
DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
Tabel 12. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Ditjen PSP
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pengelolaan air irigasi untuk pertanian - Pengembangan
jaringan irigasi (Ha)
1.500.000
282.548
-
-
-
2. Perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian - Pengembangan
optimasi lahan (Ha)
500.000
47.067
-
-
-
3. Pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian - Traktor roda 2 (Unit) - Pompa air (Unit)
6.100 2.238
3.814 1.482
- -
- -
- -
4. Fasilitasi pupuk dan pestisida - Unit UPPO (Unit) - Urea - SP-36 - ZA - NPK - Organik
200 4.100.000
850.000 1.050.000 2.550.000 1.000.000
- 641.134 173.368 181.373 433.065 104.426
- - - - - -
- - - - - -
- - - - - -
5. Pelayanan pembiayaan pertanian dan PUAP - Penyaluran dana
PUAP (Gapoktan)
4.000
-
-
-
-
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, kegiatan pendukung yang berkaitan dengan
sasaran strategis swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi
daging dan gula dari Ditjen PSP antara lain:
a. Kegiatan pengelolaan air irigasi untuk pertanian dengan pengembangan jaringan
irigasi dengan target 1.500.000 Ha, realisasi 282.548 Ha (18,84%). Permasalahan
yang terjadi adalah kekurangan sumber daya manusia baik secara teknis maupun
non teknis di daerah. Tindak lanjut yang dilakukan adalah percepatan yang
dilakukan terhadap kegiatan pengembangan jaringan irigasi adalah melakukan
kegiatan bimbingan dan koordinasi ke daerah agar kegiatan yang masih belum
mencapai target segera dapat terealisasi.
b. Kegiatan perluasan areal dan pengelolaan lahan pertanian dengan
pengembangan optimasi lahan target 500.000 Ha terealisasi 47.067 Ha (9,41%).
Permasalahan yang terjadi adalah adanya penerapan sistem penganggaran di
13
KPPN (SPAN) menghambat proses pencairan anggaran/realisasi keuangan serta
kesulitan dalam penentuan lokasi agar tidak tumpang tindih dengan kegiatan lain
karena luas bahu lahan yang tersedia terbatas. Tindak lanjut yang dilakukan
adalah mengadakan sosialisasi dan bimbingan terhadap penerapan sistem
penganggaran SPAN, sudah dilakukan koordinasi dengan daerah mengenai
kesanggupan pelaksanaan kegiatan SRI dan optimasi lahan untuk selanjutnya
proses melalui revisi DIPA.
c. Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan dan pengawasan alat mesin pertanian
yaitu traktor roda 2 sebanyak 6.100 unit terealisasi 3.814 unit (62,52%) dan
pompa air sebanyak 2.328 unit terealisasi 1.482 unit (63,66%). Pengadaan
alsintan sumber dana refocussing pada saat ini masih melengkapi administrasi
keuangan dan Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB).
d. Kegiatan fasilitasi pupuk dan pestisida antara lain unit UPPO sebanyak 200 unit
belum terealisasi karena masih dalam tahap sosialisasi dan verifikasi CPCL, urea
target 4.100.000 terealisasi 641.134 (15,64%), SP-36 target 850.000 terealisasi
173.368 (20,4%), ZA target 1.050.000 terealisasi 181.373 (17,27%), NPK target
2.550.000 terealisasi 433.065 (16,98%) dan organik target 1.000.000 terealisasi
104.426 (10,44%).
e. Kegiatan pelayanan pembiayaan pertanian dan PUAP dengan penyaluran dana
PUAP target 4.000 gapoktan belum terealisasi hal ini dikarenakan belum semua
Kabupaten/Kota menyampaikan surat usulan PUAP tahun 2015 dan daerah
masih belum selesai melakukan pemberkasan gapoktan di DNS tahap I. Tindak
lanjut yang dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan Tim Pembina PUAP
Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk segera menyampaikan usulan
desa yang akan mendapatkan dana PUAP dan melakukan sosisalisasi pedoman
PUAP T.A. 2015 dan akan segera diterbitkan DNS PUAP Tahap II dan SK PUAP
Tahap I.
14
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
Tabel 13. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Badan PPSDM Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Kelembagaan petani yang meningkat kapasitasnya (Unit)
5.256 278 - - - -
2. Kelembagaan penyuluhan yang meningkat kapasitasnya (Unit)
4.671 299 - - - -
3. Penyuluh pertanian yang meningkat kinerjanya (Orang)
69.354 6.859 - - - -
4. SDM lulusan pendidikan tinggi dan menengah pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja (Orang)
21.434 2.171 - - - -
5. SDM pertanian yang tersertifikasi profesi bidang pertanian (Orang)
2.700 150 - - - -
6. Aparatur pertanian dan non aparatur pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja (Orang)
27.703 3.937 - - - -
7. Kelembagaan pelatihan, pendidikan tinggi, pendidikan menengah dan profesi pertanian yang meningkat kapasitasnya (Unit)
144 18 - - - -
8. Materi penyuluhan yang dikembangkan dan dihasilkan (Paket)
7.359 384 - - - -
9. Pengawalan dan pendampingan penyuluh di sentra produksi yang meningkat kualitasnya (WKPP)
12.752 823 - - - -
Sampai dengan triwulan I kegiatan sudah banyak yang terealisasi dan di lapang
tidak ada permasalahan yang terjadi, diharapkan sampai dengan triwulan IV dapat
terealisasi 100% untuk semua kegiatan.
15
BADAN KARANTINA PERTANIAN
Tabel 14. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta Peningkatan Produksi Daging dan Gula Badan Karantina Pertanian
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Sertifikasi karantina tumbuhan (Bulan)
12 3 - - - -
2. Sertifikasi karantina hewan (Bulan)
12 3 - - - -
Sertifikasi karantina tumbuhan (KT) per 31 Maret 2015 antara lain:
a. Impor 21.780 kali
b. Ekspor 30.850 kali
c. Domestik masuk 31.689 kali
d. Domestik keluar 59.855 kali
Terdeteksi positif dan tertangkal OPTK pada jagung, padi, kedelai dan komoditas
tumbuhan lainnya yaitu:
a. Peronospora manshurica 2 kali
b. Pseudomonas syringae
c. Clavibacter michiganensis pv michiganensis
Sertifikasi karantina hewan (KH) per 31 Maret 2015 antara lain:
a. Impor 7.719 kali
b. Ekspor 5.177 kali
c. Domestik masuk 41.750 kali
d. Domestik keluar 70.401 kali
2.2. Sasaran Strategis 2: Peningkatan Diversifikasi Pangan
Indikator kinerja untuk sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan hanya ada
satu yaitu skor pola pangan harapan yang berdasarkan pada PK Kementerian
Pertanian 2014 ditargerkan sebesar 84,1. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian
Pertanian yang mendukung hal tersebut antara lain.
BADAN KETAHANAN PANGAN
Badan Ketahanan Pangan (BKP) dalam mendukung sasaran strategis peningkatan
diversifikasi pangan telah melakukan rapat koordinasi dan penyusunan panduan
16
Pola Pangan Harapan (PPH) dimana data konsumsi (energi, PPH dan protein)
tergantung pada data susenas tahun 2015 yang akan keluar di akhir tahun 2015
(triwulan IV).
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Badan Litbang Pertanian dalam mendukung sasaran strategis peningkatan
diversifikasi pangan dengan kegiatan model bioindustri sagu dan jagung mendukung
kemandirian pangan dengan target 2 model dan sampai dengan triwulan 1 kegiatan
sampai dengan (1) verifikasi teknologi yang akan diterapkan pada model bioindustri
sagu (pati,gula cair dan mie sagu), (2) pembangunan/instalasi dan uji coba unit
ekstraksi pati sagu,(3) verifikasi teknologi penanganan dan pengolahan grit dan
tepung jagung, (4) perancangan site plan model bioindustri jagung, (5)
pembangunan instalasi berupa perbaikan bangunan model bioindustri.
2.3. Sasaran Strategis 3: Peningkatan Komoditas Bernilai Tambah, Berdaya Saing dalam Memenuhi Pasar Ekspor dan Substitusi Impor
Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar
ekpor dan substitusi impor dengan kegiatan dari beberapa Eselon I yang terkait
adalah sebagai berikut.
17
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
Tabel 15. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Pertumbuhan Volume Ekspor Produk Pertanian Utama Ditjen Perkebunan
Kegiatan Pendukung Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pengembangan tanaman kopi (Ha)
34.150 2.732 - - - -
2. Pengembangan tanaman teh (Ha)
3.215 193 - - - -
3. Pengembangan tanaman kakao (Ha)
184.910 14.793 - - - -
4. Pengembangan tanaman lada (Ha)
10.580 635 - - - -
5. Pengembangan tanaman cengkeh (Ha)
9.770 586 - - - -
6. Pengembangan tanaman pala (Ha)
10.775 647 - - - -
7. Pengembangan tanaman tebu (Ha)
66.163 3.970 - - - -
8. Pengembangan tanaman nilam (Ha)
100 6 - - - -
9. Pengembangan tanaman kapas (Ha)
7.630 458 - - - -
10. Pengembangan tanaman karet (Ha)
19.990 1.199 - - - -
11. Pengembangan tanaman kelapa (Ha)
35.650 2.139 - - - -
12. Pengembangan tanaman kelapa sawit (Ha)
7.240 434 - - - -
13. Pengembangan tanaman jambu mete (Ha)
1.700 102 - - - -
14. Pengembangan tanaman sagu (Ha)
1.100 66 - - - -
DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN (PPHP)
Tabel 16. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Komoditas Bernilai Tambah, Berdaya Saing Dalam Memenuhi Pasar Ekspor dan Substitusi Impor Ditjen PPHP
Indikator Kinerja Target Realisasi Kemajuan Pelaksanaan (%) TW I TW II TW III TW IV
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
10 8,82 - - -
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
-5 5,86 - - -
18
Angka yang masuk dalam pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama
merupakan untuk komoditas kelapa, kelapa sawit, kakao, teh, kopi, manggis,
mangga, pala, nanas dan cengkeh. Target yang ditetapkan sesuai dengan PK
Kementerian Pertanian 2015 sebesar 10% pada triwulan I pertumbuhan mencapai
8,82%. Untuk indikator pertumbuhan volume impor produk pertanian utama
substitusi impor angka yang masuk merupakan dari komoditas durian, anggur, gula,
daging, beras, apel, kentang dan cabe. Target yang ditetapkan sebesar -5% dan
sampai dengan triwulan I pertumbuhan sangat tidak baik yaitu 5,86%.
Permasalahan yang terjadi adalah pada triwulan I produksi kakao dalam negeri
terganggu karena perubahan iklim yang cukup ekstrim, gangguan hama, sehingga
kualitas produk tidak sesuai dengan permintaan ekspor, produksi teh dalam negeri
mengalami penurunan drastis serta dampak program hilirisasi teh sehingga
penyerapan teh dalam negeri untuk program peningkatan nilai tambah teh.
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Dalam sasaran strategis peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing
dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor yaitu pada indikator kinerja
pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama, kegiatan pendukungnya
adalah teknologi pengembangan produk diversifikasi olahan biji kakao dengan target
2 teknologi sampai dengan triwulan 1 kegiatan pada tahap (1) karakteristik flavor
dan aroma kakao sebagai bahan bubuk dan coklat bar, (2) penanganan biji kakao
dengan kajian pada tahap penyaringan sebagai bahan baku bubuk kakao dan
coklat.
Permasalahan yang terjadi adalah kesulitan memperoleh bahan baku impor sebagai
pembanding. Tindak lanjut yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan beberapa
importir kakao.
Sasaran Strategis 4: Peningkatan Pendapatan Keluarga Petani
Indikator kinerja untuk sasaran empat peningkatan pendapatan keluarga petani
adalah dilihat dari PDB pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian, dimana sesuai
dengan PK Kementerian Pertanian 2015 ditargetkan sebesar Rp 8,30 Juta. Sampai
dengan triwulan 1 realisasi mencapai Rp 2,23 juta (26,45%) dimana penghitungan
realisasi pendapatan tergantung dari ketersediaan data BPS.
19
III. PENUTUP
Tabel 17. Pemantauan PK Kementerian Pertanian 2015 Triwulan I No. Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Kemajuan
Pelaksanaan (%)
Vol %
1 Swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula
1. Produksi Padi (Juta Ton GKG)
2. Produksi Jagung (Juta Ton Pipilan Kering)
3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 4. Produksi Gula Tebu (Juta
Ton Hablur) 5. Produksi Daging Sapi dan
Kerbau (Juta Ton Daging)
73,40
20,31
1,20 2,97
0,44
-
0,01
-
0.34
22,11
20,34
19,09 -
12,24
2 Peningkatan diversifikasi pangan
Skor Pola Pangan Harapan 84,1 - - 25,00
3 Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor
1. Pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama (%)
2. Pertumbuhan volume impor produk pertanian utama substitusi impor (%)
10,00
-5,00
8,82
5,86
88,20
11,72
-
-
4 Peningkatan pendapatan keluarga petani
PDB Pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian (Rp Juta)
8,30 2,23 26,45 -
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada triwulan I tahun 2015
target yang telah dibebankan sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian
Pertanian Tahun 2015 adalah, untuk sasaran strategis swasembada padi, jagung
dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula dengan beberapa indikator
kinerja sebagai berikut, untuk produksi padi, produksi jagung, produksi kedelai
belum terlihat realisasinya namun kemajuan pelaksanaan sudah mencapai yaitu
masing-masing 22,11%, 20,34%, 19,09%. Produksi gula tebu sudah terealisasi
sebesar 0.01 juta ton atau 0,34% dan untuk produksi daging sapi dan kerbau
kemajuan pelaksanaan sebesar 12,24%.
Sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan dengan indikator kinerja skor
Pola Pangan Harapan (PPH) dengan target 84,1 sampai dengan triwulan I sudah
terjadi kemajuan pelaksanaan kegiatan sebesar 25%. Hal ini dikarenakan data
20
konsumsi (energi, PPH dan protein) tergantung pada data susenas tahun 2015 akan
keluar di akhir tahun 2015 (triwulan IV).
Sasaran strategis peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam
memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor dengan indikator sebagai berikut:
pertumbuhan volume ekspor produk pertanian utama dengan target 10% sampai
dengan triwulan I sudah terealisasi 8,82% atau 88,20%, untuk pertumbuhan volume
impor produk pertanian utama substitusi impor dengan target -5% terealisasi 5,86%.
Sasaran strategis peningkatan pendapatan keluarga petani dengan indikator kinerja
PDB pertanian (sempit)/tenaga kerja pertanian dengan target Rp. 8,30 juta sudah
terealisasi sebesar Rp. 2,23 juta atau 26,45%.
21