humas fakultas ilmu sosial dan ilmu politik …repository.fisip-untirta.ac.id/633/1/persepsi...
TRANSCRIPT
PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP TAYANGAN
ENTERTAINMENT NEWS DI NET TV
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Ilmu Humas
Program Studi Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Silvi Vanelia Sigiro
6662091502
HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
2015
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbah 3:11)
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, abangku dan adik-adikku, serta orang-orang yang
kusayangi. Terima kasih untuk doa yang tak pernah putus, serta kasih
sayang yang tak kan mungkin tergantikan.
i
ABSTRAK SILVI VANELIA SIGIRO. NIM. 666209502. SKRIPSI. PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP TAYANGAN ENTERTAINMENT
NEWS DI NET TV.
Salah satu program acara yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat adalah program Infotainment, di Indonesia Infotainmnet identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis. Hampir semua stasiun televisi di Indonesia memiliki program infotainment yang tayang setiap harinya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori s-o-r yaitu teori yang terdiri dari pesan (stimulus), seorang penerima (organism), dan efek (respon). Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dimana peneliti berusaha untuk memaparkan dan menafsirkan data yang ada untuk memperoleh gambaran secara sistematis mengenai persepsi mahasiswa Untirta terhadap tayangan Entertainment News di Net TV. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Untirta yang pernah menonton tayangan Entertainment News di Net TV dan ada sebanyak 99 orang, pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian ini menjelaskan tayangan Entertainment News dipersepsikan secara positif oleh mayoritas responden. Hal tersebut diketahui dari tingginya tingkat stimulasi tayangan Entertainment News yaitu sebesar 80,33%, tingkat organism yaitu mahasiswa memproses stimulus di dalam diri sendiri sebesar 67,47% dan tingkat respon sebesar 75,58%. Kata kunci: Persepsi, Mahasiswa, Entertainment News
ii
ABSTRACT
SILVI VANELIA SIGIRO. NIM.6662091502. THESIS. THE PERCEPTION
OF UNTIRTA STUDENTS TO ENTERTAINMENT NEWS IMPRESSIONS
AT NET TV.
One of program which currently much in demand by the community is the infotainment programs, Indonesian infotainmnet identical with television shows that presents a celebrity. Almost all a television station in Indonesia have a program of infotainment that impressions every day. One of the new show is Entertainment News at the Net TV. This impressions is different from the other infotainment show because it has a vision to bring news that conforming to fact. Formulation of the problem in this research is how the perception of Untirta students to Entertainment News impressions at Net TV. The theory used in this research is the theory of s-o-r consisting of a message ( stimulus ) , a recipient ( organism ) , and the effect of ( a response). This research uses descriptive quantitative methods where researchers tried for exposing and interpretating data to obtain the description in a systematic concern students of Untirta perception about the impressions of Entertainment News in Net TV. The respondents in this research is the students of Untirta ever watch impressions Entertainment News as many as 99 people. The selection of respondent is performed using stratified proporsional random sampling. The results of this research explains impressions Entertainment News positively perceived by the majority of respondents. This research result describes students perception of Untirta with a high level of stimulation that amounted to 63%. the level of organism stimulus student process within the self worth amountedc 67,47 % , and level of response amount 75,58 %. Key words: Perception, students, Entertainment News.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Allah yang sudah membimbing,
menolong dan memampukan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini
yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Untirta Terhadap Tayangan
Entertainment News Di Net TV”. Bersyukur untuk setiap pertolongan dalam
masa-masa sulit dan untuk setiap kondisi yang penulis alami selama mengerjakan
skripsi.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu)
pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang selalu memotivasi dan
memberikan dukungannya kepada peneliti. Penulis telah mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1 Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa atas kontribusinya sebagai pemimpin di kampus penulis.
2 Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3 Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
iv
4 Ibu Naniek Afrilla, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah
bersedia membantu, memberikan arahan serta masukan, meluangkan waktu
dan membagi ilmunya untuk menyelesaikan skripsi ini.
5 Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP selaku dosen pembimbing II skripsi sekaligus
dosen penguji sidang, terima kasih sudah membantu, memberikan arahan serta
masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6 Ibu Rd. Nia Kania, S.IP., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberikan perhatian dan motivasi agar semangat dalam mengerjakan
skripsi
7 Bapak/Ibu dosen dan staf jurusan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
ilmu dan teladan selama ini
8 Rasa terimakasih yang dalam kepada keluargaku yang sangat kukasihi dan
mengasihiku juga, Bapak dan Mama tercinta yang selama ini sabar, abangku
Lamhot Herianto, SH, semangat kuliah S2nya, adekku Sovian Sahetapi Sigiro,
S.Si, Marluhut Ganda Hamonangan Sigiro dan Boy Sigiro. Terimakasih untuk
cinta, doa, dukungan dan semangat dari kalian kepadaku selama ini.
9 Kepada keluarga besarku, Bou Nuel, Amangboru Nuel, Paulus Sigiro, Eliezer
Sigiro, Bapaktua Paulus, Uda Vincent, Bou Kekel, Erma Simarmata dan
semua keluargaku yang tidak bisa aku ucapkan satu persatu. Terimakasih atas
dukungan dan doa kalian selama ini.
10 Untuk sahabat-sahabatku tercinta “cemancamencelalucelamanya”, Rebecca
Trifanny Paramita Tobing, Noni Kusiah, Dini Noviyanti, dan Shella Dearisa.
Terima kasih karena selalu memberikan semangat, saran, motivasi dan tempat
v
untuk menumpahkan suka maupun duka. Sayang kalian, sampai kanpanpun
kita akan tetap menjadi Cameners.
11 Terimakasih untuk teman-temaku keluarga BMS, Ebong yang sering
memberikan kejutan coklat dan semangat, ka Steffi atas semangatnya, Sari
teman seperjuangan, Roy yang juga selalu kasih semangat dan Kaleb, Minto,
Tri, Bang Jeme, Hesti. Terimakasih atas keceriaan selama ini, kalian selalu
ada selalu setiap hari sebagai penyemangat dan juga doa-doa kalian.
12 Terimakasih untuk saudara-saudaraku di dalam Kristus, Kelompok Kecil
Belicia ada Ka Mitha, Maren, Masnur. Aku bersyukur bisa mengenal kalian
dan bertumbuh bersama-sama dengan kalian. Terimakasih untuk kasih, doa
dan motivasi dari kalian semua. Aku mengasihi kalian
13 Terimakasih untuk adik-adikku Kelompok Kecil Mikhla ada Ria dan Maria,
Kelompok Kecil Lamuela ada Lita dan Mia. Aku bersyukur bisa mengenal
kalian dan menjadi kakak kalian. Terimaksih atas kasih, semangat dan doa
yang selalu kalian berikan. Aku mengasihi kalian.
14 Terimakasih untuk Geng Cantik dan Mandiri ada Mba Yu alias Yuanda
Sihaloho yang selalu memberikan semangat, doa dan juga rela mendengarkan
setiap curhatakanku, Jeng Kila alias Friskila Januari, terimakasih juga atas
keceriaan, semangat dan doamu buatku dan Namboru Masnur alias Masnur
Sinaga yang selalu memberi semangat dan doa.
15 Untuk kakakku tersayang Friska Intana Simatupang, terimakasih atas doamu
ka, semangat, nyanyian yang kau berikan lewat voice note. Terimakasih
menjadi penyemangatku, aku mengasihimu ka.
vi
16 Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2009 yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dari
segi kemampuan penyajian maupun pengetahuan yang dimiliki oleh penulis dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan yang ada, maka kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan penulis untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi
kekurangan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Serang, 17 Februari 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINILITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 12
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................... 12
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 12
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ......................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 14
2.1 Komunikasi Massa ..................................................................... 14
2.1.1 Ciri-Ciri Komunikasi Massa ............................................ 16
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa ................................................ 19
2.2 Media Massa .............................................................................. 20
2.3 Televisi ....................................................................................... 21
2.3.1 Karakteristik Televisi ....................................................... 23
2.3.2 Fungsi Televisi ................................................................. 24
2.4 Infotainment ............................................................................... 24
viii
2.4.1 Sejarah Munculnya Infotainment ..................................... 25
2.4.2 Sejarah Infotainment di Indonesia .................................... 27
2.5 Tradisi Sosiopsikologis .............................................................. 29
2.6 Persepsi ....................................................................................... 31
2.7 Teori S-O-R ............................................................................... 35
2.8 Kerangka Konsep ....................................................................... 39
2.8.1 Bagan Kerangka Konsep .................................................. 41
2.9 Operasional Variabel ................................................................. 42
2.10 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 48
3.1 Metode Penelitian ...................................................................... 48
3.2 Instrumen Penelitian .................................................................. 49
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................. 51
3.3.1 Populasi ............................................................................. 51
3.3.2 Sampel .............................................................................. 52
3.4 Teknik Analisis Data ................................................................. 54
3.5 Teknik Pengolahan Data ............................................................ 56
3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian ..................................................... 64
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 59
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 59
4.1.1 Sejarah Net TV .............................................................. 59
4.1.2 Sejarah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ................. 60
4.2 Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 66
4.3 Deskripsi Data Frekuensi ........................................................... 68
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 72
4.5 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................ 101
4.6 Pembahasan ............................................................................... 102
ix
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 118
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 118
5.2 Saran .......................................................................................... 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Tayangan Infotainment Di Televisi ................................... 4
Table 1.2 Infotainment yang Mengalami Peningkatan Penonton.................. 7
Tabel 2.1 Operasional Variabel ..................................................................... 46
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Untirta 2010-2013 .......................................... 51
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Mahasiswa Untirta Secara Proporsional .............. 54
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha .............................. 56
Tabel 4.1 Daftar Manajemen Net TV ............................................................ 60
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 67
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Lingkungan ............................................ 67
Tabel 4.4 Frekuensi Responden Menonton Televisi…...... ........................... 68
Tabel 4.5 Lama Responden Menonton Televisi ............................................ 69
Tabel 4.6 Frekuensi Menonton Tayangan Entertainment News ................... 71
Tabel 4.7 Gambar tayangan Entertainment News jelas ................................. 72
Tabel.4.8 Suara tayangan Entertainment News jelas .................................... 73
Tabel.4.9 Latar tempat tayangan Entertainment News menarik ................... 74
Tabel.4.10 Penampilan pembawa acara Entertainment News
menarik ....................................................................................... 75
Tabel.4.11 Bahasa yang di gunakan pembawa acara
Entertainment News sopan dan mudan di mengerti .................... 76
Tabel.4.12 Sikap pembawa Entertainment News dalam
membawakan acara baik ............................................................. 78
Tabel.4.13 Tema yang di tayangkan Entertainment News
bervariasi ..................................................................................... 79
Tabel.4.14 Informasi yang ditayangkan Entertainment News
berdasarkan fakta ........................................................................ 80
Tabel.4.15 Informasi yang ditayangkan Entertainment News
bermanfaat .................................................................................. 82
xi
Tabel.4.16 Responden memperhatikan Entertainment News
karena alur gerakan penampilan tayangan yang unik
dan berbeda ................................................................................. 83
Tabel.4.17 Responden memperhatikan Entertainment News
karena tayangan ini lebih menarik dari pada yang lain
dari segi latar, warna dll .............................................................. 84
Tabel.4.18 Responden Memperhatikan Entertainment News
Karena Alur Gerakan Penampilan yang Unik dan
Berbeda ....................................................................................... 85
Tabel.4.19 Responden memperhatikan Entertainment News
karena tayangan ini tayang 4 kali dalam sehari dengan
informasi yang selalu baru .......................................................... 86
Tabel.4.20 Responden memperhatikan Entertainment News
karena keinginan memperoleh pengalaman baru ........................ 87
Tabel.4.21 Responden memperhatikan tayangan Entertainment
News karena untuk pemenuhan diri (memperkaya
kualitas kehidupan dengan informasi) ........................................ 88
Tabel.4.22 Responden memperhatikan tayangan Entertainment
News karena rasa keingintahuan terhadap tayangan ini .............. 89
Tabel.4.23 Responden memperhatikan tayangan Entertainment
News karena kebebasan memilih tayangan ................................. 90
Tabel.4.24 Responden memperhatikan tayangan Entertainment
News karena kebutuhan mencari identitas (eksistensi
dikalangan mahasiswa) ............................................................... 91
Tabel.4.25 Responden memperhatikan tayangan Entertainment
News karena kebutuhan akan nilai, kedambaan dan
makna kehidupan ........................................................................ 92
Tabel.4.26 Responden memperhatikan tayangan Entertainment
News karena faktor kemauan untuk menonton
tayangan ini ................................................................................. 93
xii
Tabel.4.27 Responden memahami Entertainment News karena
kepercayaan terhadap tayangan ini ............................................. 95
Tabel.4.28 Responden memahami Entertainment News karena
sudah pernah mendapatkan informasi yang sama di
masa lalu ..................................................................................... 96
Tabel.4.29 Responden menerima tayangan Entertainment News ................. 97
Tabel.4.30 Respon responden terhadap tayangan ini adalah
positif .......................................................................................... 98
Tabel.4.31 Reflexive respon responden yang relatif tetap positif
terhadap tayangan Entertainment News ...................................... 99
Tabel.4.32 Respon responden adalah instrumental respon yaitu
respon yang berkembang sesuai dengan apa yang
ditayangkan oleh Entertainment News setiap harinya ................ 100
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram responden berdasarkan frekuensi menonton
televisi ......................................................................................... 68
Gambar 4.2 Diagram Responden Berdasarkan Lama Menonton
Televisi ........................................................................................ 70
Gambar 4.3 Diagram Responden Berdasarkan Frekuensi
Menonton Tayangan Entertainment News .................................. 71
Diagram 4.4 Diagram Responden Berdasarkan Gambar Tayangan
Entertainment News Jelas ........................................................... 73
Diagram 4.5 Diagram Responden Berdasarkan Suara Tayangan
Entertainment News Jelas ........................................................... 74
Diagram 4.6 Diagram Responden Berdasarkan Latar Tempat
Tayangan Entertainment News Menarik ..................................... 75
Diagram 4.7 Diagram Responden Berdasarkan Penampilan
Pembawa Acara Entertainment News Menarik .......................... 76
Diagram 4.8 Diagram Responden Berdasarkan Bahasa yang
Digunakan Pembawa Acara Entertainment News
Sopan dan Mudah Dimengerti .................................................... 77
Diagram 4.9 Diagram Responden Berdasarkan Sikap Pembawa
Acara Dalam Membawakan Acara Baik .................................... 78
Diagram 4.10 Diagram Responden Berdasarkan Tema yangs
Ditayangkan Entertainment News Bervariasi ........................... 80
Diagram 4.11 Diagram Responden Berdasarkan Informasi yang
Ditayangkan Entertainment News Berdasrkan Fakta ............... 81
Diagram 4.12 Diagram Responden Berdasarkan Informasi yang
Ditayangkan Entertainment News Bermanfaat ........................ 82
Diagram 4.13 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Alur Gerakan
Penampilan yang Unik dan Berbeda ........................................ 83
xiv
Diagram 4.14 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Tayangan Ini
Lebih Menarik Daripada yang Lain dari Segi Latar,
Warna, dll ................................................................................. 85
Diagram 4.15 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Tayangan ini
Adalah Tayangan yang Baru dan Berbeda ............................... 86
Diagram 4.16 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Tayangan
IniTayang 4 Kali Dalam Sehari dengan Informasi
yang Selalu Baru…..... .............................................................. 87
Diagram 4.17 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Keinginan
Memperoleh Pengalaman Baru ................................................ 88
Diagram 4.18 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Untuk
Pemenuhan Diri (Memperkaya Kualitas Kehidupan
dengan Informasi)…..... ............................................................ 89
Diagram 4.19 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Rasa
Keingintahuan Terhadap Tayangan Ini .................................... 90
Diagram 4.20 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Kebebasan
Memilih Tayangan .................................................................... 91
Diagram 4.21 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Kebutuhan
Mencari Identitas (Eksistensi Dikalangan
Mahasiswa) ............................................................................... 92
Diagram 4.22 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Kebutuhan
Akan Nilai, Kedambaan dan Makna Kehidupan ...................... 93
xv
Diagram 4.23 Diagram Berdasarkan Perhatian Responden
Terhadap Entertainment News Karena Faktor
Kemauan Untuk Menonton Tayangan Ini ................................ 94
Diagram 4.24 Diagram Berdasarkan Pemahaman Responden
Terhadap Entertainment News Karena Kepercayaan
Terhadap Tayangan ini ............................................................. 95
Diagram 4.25 Diagram Berdasarkan Pemahaman Responden
Terhadap Entertainment News Karena Sudah Pernah
Mendapatkan Informasi yang Sama Di Masa Lalu .................. 96
Diagram 4.26 Diagram Berdasarkan Responden Penerimaan
Responden Terhadap Tayangan Entertainment News .............. 97
Diagram 4.27 Diagram Berdasarkan Respon Responden Terhadap
Tayangan Ini Adalah Positif ..................................................... 98
Diagram 4.28 Diagram Berdasarkan Reflesive Respon Responden
yang Relatif Positif Terhadap Tayangan
Entertainment News .................................................................. 100
Diagram 4.29 Diagram Berdasarkan Respon Responden Adalah
Instrumental Respon Yaitu Respon yang
Berkembang Sesuai dengan Apa yang Ditayangkan
Oleh Entertainment News Setiap Harinya ................................ 101
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Responden
Lampiran 2 : Lembar Kuisioner
Lampiran 3 : Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 : Data Tendensi
Lampiran 5 : Gambar Tayangan Entertainment News
Lampiran 6 : Daftar Riwayat Hidup
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan
kehidupan sosial manusia. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek
kehidupan sehari-hari manusia. Komunikasi yang sehari-hari terjadi terbagi dalam
banyak bagian seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi antarkelompok,
komunikasi antarbudaya, komunikasi massa dan lain-lain. Salah satu ilmu
komunikasi yang semakin berkembang pesat adalah komunikasi massa.
Komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
sehingga pesan dapat diterima secara serentak. Komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi yang didistribusikan
kepada khalayak secara luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap
dan tidak diproduksi oleh perorangan namun oleh lembaga dan membutuhkan
suatu teknologi tertentu.1
Dalam komunikasi massa, penggunaan media menjadi hal yang sangat
penting. Media massa terbagi atas tiga bagian yaitu media cetak, media elektronik
dan juga media online. Semua media massa mempunyai fungsi untuk
1 Elvinaro Ardianto,dkk.2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal. 3,6.
2
menerangkan, mendidik, menghibur dan juga membujuk. Dengan fungsi tersebut,
media massa cukup berpengaruh terhadap masyarakat.2
Di era modern ini, salah satu media yang sangat mudah diakses dan paling
berpengaruh adalah televisi. Televisi (TV) menjadi media terpopuler di Indonesia,
menurut temuan lembaga survei AC Nielsen pada tahun 2014. Hasil Survey AC
Nielsen mengenai konsumen media baru-baru ini, secara keseluruhan, konsumsi
media di kota-kota di Indonesia menunjukkan Televisi masih menjadi medium
utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), lalu Internet (33%), Radio
(20%), Suratkabar (12%), Tabloid (6%), dan Majalah (5%).3 Hal ini menunjukkan
televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya tarik tersendiri dibandingkan
dengan media massa lainnya.
Unsur-unsur tersebut berupa kata, musik, tulisan, efek suara serta unsur
visual berupa gambar hidup yang menimbulkan kesan mendalam kepada
pemirsanya. Dengan menonton televisi, khalayak dapat melihat gambaran yang
lebih jelas daripada media massa lainnya. Karena, dengan menonton televisi,
program acara dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. Meskipun
ukuran televisi yang relatif kecil, namun televisi dapat memberikan berbagai
tayangan program acara yang menarik dari berbagai penjuru dunia.
Televisi sebagai media informasi saat ini semakin berkembang dari masa
ke masa. Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia
dengan berdiri dan beroperasinya Televisi Republik Indonesia (TVRI). Selama 27
tahun penduduk Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran televisi saja. 2 Ibid hal.15 3 http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar-
jawa.html diakses pada tangga 23 Februari 2015 pukul 16:36 WIB
3
Namun pada tahun 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI) sebagai stasiun televisi swasta nasional pertama di
Indonesia. Kini seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi, Indonesia
mempunyai banyak stasiun televisi lainnya seperti Surya Citra Televisi (SCTV),
Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang sekarang menjadi MNC TV, Andalas
Televisi (ANTV), Indosiar, TV7 yang menjadi Trans7, Lativi yang sekarang
menjadi TV ONE, Metro TV, Trans TV, Global TV. Diikuti dengan
berkembangnya TV lokal yang cukup banyak dan beragam seperti Bandung TV,
Jak TV, Bali TV dan sebagainya.4
Dari sekian banyak stasiun televisi yang disebutkan di atas, masih banyak
lagi stasiun-stasiun televisi yang hadir di Indonesia. Saat ini stasiun televisi
berlomba-lomba membuat program-program acara televisi yang bervariatif agar
menarik minat penonton. Setiap harinya stasiun televisi menyajikan berbagai jenis
program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Beberapa
program acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi antara lain adalah berita,
film, sinetron, kuis, reality show, siaran iklan, musik, olah raga, infotainment
hingga beragam tayangan internasional disajikan demi menghibur pemirsanya.
Salah satu program acara yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat
adalah program Infotainment. Infotainment adalah salah satu jenis
penggelembungan bahasa yang kemudian menjadi istilah populer untuk berita
ringan yang menghibur atau informasi hiburan. Merupakan singkatan dari istilah
Inggris information-entertainment. Namun di Indonesia Infotainment identik
4 Ardianto, Elvinaro,dkk.2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal. 136
4
dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis.5 Hampir semua stasiun
televisi di Indonesia memiliki program infotainment yang tayang setiap harinya.
1.1 TABEL DAFTAR TAYANGAN INFOTAINMENT DI TELEVISI
No Stasiun
Televisi
Infotainment Jam Tayang
1. 1. SCTV 1. Status Selebriti
2. Hot Shot
3. Was-Was
4. Halo Selebriti
Jumat, Sabtu, Minggu Pukul
06.00 WIB
Jumat, Sabtu, Minggu Pukul
09.00 WIB
Senin-Kamis Pukul 06.00
WIB
Senin-Kamis Pukul 06.00
WIB
Durasi 30 Menit
2. 2. Indosiar 1. Hot Issue
2. Kiss Pagi
3. Hot Kiss
Setiap hari Pukul 06.30 WIB
Setiap hari Pukul 10.30 WIB
Setiap hari Pukul 14.00 WIB
Durasi 30 Menit
3. Trans TV 1. Insert Pagi
2. Insert
Setiap hari Pukul 06.00 WIB
Senin-Jumat Pukul 12.45
WIB, Sabtu-Minggu Pukul
5 http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13 WIB
5
3. Janji Suci Raffi dan Gigi
11.00 WIB
Setiap Jumat Pukul 18.00
WIB
Durasi 60 Menit
4. Trans 7 1. Selebrita Pagi
2. Selebrita Siang
Setiap hari Pukul 07.30 WIB
Setiap hari Pukul 11.30 WIB
Durasi 30 Menit
4. 5. Global TV 1. Eksis
2. Fokus Selebriti
3. Obsesi
Sabtu-Minggu Pukul 12.30
Senin-Jumat Pukul 14.00
Senin-Jumat Pukul 10.00
Sabtu-Minggu Pukul 11.00
Durasi 30 Menit
5. 6. MNC TV 1. Pose Senin-Jumat Pukul 0.00 WIB
Durasi 60 Menit
6. 7. RCTI 1. Silet
2. Kabar-Kabari
3. Intens
4. Cek&Ricek
5. Go Spot
Setiap hari Pukul 11.30-12.00
WIB
Setiap Sabtu Pukul 07.00-
07.30 WIB
Senin-Jumat Pukul 07.00-
07.30 WIB
Sudah tidak tayang mulai
tahun 2015
6
Senin-Jumat Pukul 06.00-
07.00 WIB, Sabtu-Minggu
Pukul 05.30-06.00 WIB
7. 8. RTV 1. Selebdotcom
2. Xtra Seleb
Senin-Jumat Pukul 09.30 WIB
Senin-Jumat Pukul 15.30 WIB
Durasi 30 Menit
8. 9. Net Tv 1. Entertainment News Senin-Jumat Pukul 09.00,
11.00, 16.30, 23.30 WIB.
Sabtu-Minggu Pukul 14.00
WIB
Durasi 60 Menit
9. 10. Kompas TV 1. Newstar Senin-Jumat Pukul 09.30 WIB
Durasi 30 Menit
10. 11. ANTV 1. Seputar Obrolan
Selebriti
Senin-Jumat Pukul 10.00 WIB
Durasi 30 Menit, Tayangan
terakhir 14 November 2014
Saat ini, stasiun televisi di tanah air banyak menyuguhi pemirsa dengan
tayangan berupa infotainment yang mengupas kehidupan para selebriti, mulai dari
kehidupan karir sampai kepada kehidupan pribadi artis. Hal ini tidak hanya
dilakukan oleh satu stasiun televisi saja tetapi oleh hampir semua stasiun televisi.
Acara infotainment ini juga ditayangkan setiap hari dengan jam tayang yang
berbeda mulai dari pagi sampai malam hari.
7
Data AGB Nielsen menunjukkan bahwa infotainment mempunyai porsi jam
tayang yang paling besar di antara program informasi lainnya yaitu 41% dari total
jam tayang program informasi di 10 stasiun televisi, hal ini setara dengan 13 jam
sehari. Dan pada tahun 2010 sesuai dengan survey yang dilakukan AGB Nielsen
juga bahwa jumlah pemirsa infotainment meningkat. 5 infotainment teratas yang
mengalami peningkatan adalah:6
1.2 TABEL 5 INFOTAINMENT YANG MENGALAMI PENINGKATAN PENONTON
Nama Infotainment % Peningkatan
SILET 3,1% = 1.052.000
INVESTIGASI SELEBRITI 2,5% = 953.000
KABAR KABARI 2,2% = 932.100
HOT SHOT 2,1% = 835.000
CEK & RICEK 2,1% = 810.000
Hal ini menunjukkan bahwa infotainment tetap menjadi tayangan yang menarik
bagi masyarakat Indonesia.
Infotainment yang esensinya terdiri dari informasi dan hiburan yang
seimbang, dalam kenyataannya malah berbeda. Substansi dari infotainment
dewasa ini, lebih banyak mengandung hiburan dari pada informasi yang dapat
ditangkap oleh khalayak. Stasiun-stasiun televisi melupakan pentingnya
menyajikan program-program informasi yang kredibel dan berkualitas bagi
masyarakat. Isi infotainment hanya berkutat mengenai berita-berita baru selebriti
tanah air, yang masih simpang siur kebenarannya. Komisioner KPI Danang
6 http://www.agbnielsen.net/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.30 WIB
8
Sangga Buana mengatakan isi siaran infotainment sengaja mendramatisir konflik
artis dan memperuncing masalah mereka. Agar tetap menyedot perhatian publik
(rating tinggi), kasus selebritis akan terus menerus dieksploitasi melalui
dramatisasi sound effect, editing gambar dan presenter provokatif. Bahkan bila
perlu, masalah diperuncing secara emosional melalui pelibatan keluarga, saudara
dan tetangga sang artis. Infotainment dengan suguhan khas konflik artis ini,
senyatanya menjadi kail dan jala untuk mengeruk keuntungan modal, industri dan
kapitalisasi melalui iklan berdasar tingginya rating. Parahnya, untuk meninggikan
rating, maka produsen infotainment „memperjual-belikan‟ konflik artis, dan
seringkali dibubuhi dengan dramatisasi dan gosip.7
Sejatinya suatu tayangan adalah untuk memberikan manfaat kepada setiap
orang yang menonton, begitupun dengan tayangan infotainment. Namun
kenyataannya tidak seperti yang diinginkan, tayangan infotainment hanya
memberikan dampak yang negatif bagi para pemirsanya dan hal itu terbukti
dengan tak terhitungnya jumlah pengaduan masyarakat yang diterima Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) terkait keberadaan infotainment pada tahun 2014.
8Surat teguran yang dilayangkan oleh KPI kepada banyak stasiun televisi tentang
pemberitaan infotainment juga sudah banyak karena melanggar undang-undang
penyiaran.9
7http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/24-dunia-penyiaran/31783-menyembuhkan-penyakit-infotainment-oleh-danang-sangga-buana-anggota-kpi-pusat diakses pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 16.30 WIB 8 http://api.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/kabar/16310-tahun-depan-kpi-beri-perlakuan-khusus-pada-tayangan-infotainment diakses pada tanggal 24 Februari 2015 9 www.kpi.go.id diakses pada tanggal 14 Januari 2015 pukul 09.00 WIB
9
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menegaskan bahwa tayangan
infotaiment harus mematuhi aturan tentang klasifikasi program yang diatur dalam
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 & SPS) KPI 2012.
Jika dalam program infotainment terdapat muatan dewasa seperti perselingkuhan
artis, perceraian, hamil di luar nikah, aborsi dan lainnya, maka program tersebut
masuk dalam klasifikasi program D (dewasa), dan hanya boleh disiarkan antara
pukul 22.00-03.00 waktu setempat. Hal tersebut disampaikan Judhariksawan,
Ketua KPI Pusat, usai memberikan pengarahan kepada lembaga penyiaran dan
rumah produksi tentang muatan infotainment. KPI sudah memberikan surat edaran
kepada seluruh lembaga penyiaran tentang Peringatan Program Infotainment.
Dalam surat tersebut diingatkan bahwa muatan program siaran Infotainment harus
sesuai dengan klasifikasi program R (Remaja) yang ditetapkan sendiri oleh
lembaga penyiaran. Pelanggaran muatan pada program yang berklasifikasi R ini
akan berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan anak-anak dan
remaja. Dari catatan yang dimiliki KPI Pusat, muatan infotainment saat ini yang
tidak sesuai dengan klasifikasi program R (Remaja) adalah perselingkuhan,
perceraian, konflik, rebutan hak asuh, penggunaan narkota, hamil di luar nikah,
pasangan di luar nikah yang hidup satu rumah, artis yang tidak menikah tapi
hendak melakukan bayi tabung, dan operasi selaput dara. Dengan muatan seperti
itu yang sarat dalam program infotainment, maka lembaga penyiaran tidak dapat
memberikan klasifikasi R (Remaja), melainkan D (Dewasa).10
10http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/32477-infotainment-dengan-muatan-dewasa-hanya-boleh-tayang-setelah-pukul-22-00 diakses pada tanggal 21 Januari 2015 pukul 14.00 WIB
10
Salah satu stasiun televisi yang baru berdiri di Indonesia adalah Net TV.
Net TV didirikan pada Mei 2013 dengan program- programnya yang bervariatif
dan berbeda dari stasiun televisi lain yang dikemas secara kreatif, inspiratif dan
juga informatif sekaligus menghibur. Salah satu program yang juga disuguhkan
oleh Net TV adalah program Entertainment News. Program yang menyuguhkan
berita atau informasi menarik dari dunia entertainment, di dalam dan luar negeri
berdasarkan pada fakta dan informasi. Program ini juga membahas berita dari
dunia musik, film, fhasion, seni, makanan, biografi, dan event-event.
Entertainment News tayang setiap senin-jumat pukul 09.00 WIB, 11.00 WIB,
16.30 WIB, 23.00 WIB, sabtu dan minggu pukul 14.00 WIB dan berdurasi selama
60 menit setiap tayangnya.11
Entertainment News adalah program yang bersifat infotainment sekaligus
juga mengandung unsur berita atau informasi. Net TV sendiri memasukkan
program ini di dalam program berita tidak pada program hiburan ataupun pada
program infotainment tersendiri. Program ini berbeda dari infotainment
kebanyakan. Jika biasanya sebuah infotainment diisi dengan gosip tetapi tidak
dengan Entertainment News, meskipun isinya seputar selebriti namun berita yang
disajikan adalah sebuah fakta. Hal ini dibuktikan dari jargon yang selalu
diucapkan oleh pembawa acaranya yaitu ”No Gossip”. Dan biasanya pemberitaan
Entertainment News tidak berulang seperti yang diberitakan oleh infotainment lain
yang menyajikan berita yang sama selama beberapa hari.
11 http://www.netmedia.co.id/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.40 WIB
11
Entertainment News juga memiliki media sosial yang digunakan untuk
meberitahukan berita-berita apa saja yang akan dibawakan dan juga sekaligus
melihat bagaimana respon dari masyarakat atas tayangan ini. Dari pemantauan
peneliti, ada sekitar 70.000 pengikut tayangan ini di media sosial twitter.12
Tayangan ini menjadi tayangan yang baru dan berbeda dari tayangan
infotainment kebanyakan dan juga memberikan hal yan baru kepada masyarakat
sebagai penikmat televisi. Namun apa yang menarik perhatian cenderung lebih
penting daripada yang tidak menarik perhatian seperti tayangan tentang selebriti
yang lagi dibicarakan di berbagai media lebih menarik daripada sekedar informasi
biasa walaupun berdasarkan fakta.
Dari hal-hal yang sudah di paparkan di atas, sudah selayaknya tayangan ini
tidak termasuk menjadi tayangan yang dikeluhkan dan sebaliknya memberikan
manfaat bagi para penontonnya. Namun kembali lagi kepada persepsi mahasiswa
sebagai kaum intelektual yang tentunya bisa menilai bagaimana suatu tayangan
yang baik untuk ditonton dan mahasiswa yang berbeda-beda jurusan juga
memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Sesuai dengan kebijakan KPI bahwa
tayangan infotainment yang tayang sebelum pukul 22.00 WIB termasuk ke dalam
tontonan remaja maka peneliti memilih mahasiswa sebagi responden pada
penelitian ini dan juga melihat dari tayangan Entertainment News sendiri yang
menayangkan banyak tema seputar anak muda masa kini. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk mengetahui bagaimana persepsi mahasiswa Untirta terhadap
tayangan Entertainment News.
12 Twitter @Enews_NET diakses pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 13.20 WIB
12
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang peneliti jelaskan di atas, maka peneliti
menentukan permasalahan yang menarik untuk dibahas yaitu: “Bagaimana
persepsi mahasiswa terhadap tayangan Entertainment News di Net TV?”.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diidetifikasikan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar stimulus tayangan Entertainment News di Net TV terhadap
persepsi mahasiswa Untirta?
2. Bagaimana mahasiswa memproses stimuli tayangan Entertainment News
di Net TV di dalam diri sendiri?
3. Seberapa besar respon mahasiswa Untirta terhadap tayangan
Entertainment News di Net TV?
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar stimulus tayangan Entertainment News
di Net TV terhadap persepsi mahasiswa Untirta.
2. Untuk mengklasifikasikan mahasiswa dalam memproses stimuli tayangan
Entertainment News di Net Tv dalam diri sendiri
3. Untuk mengetahui seberapa besar respon mahasiswa Untirta terhadap
tayangan Entertainment News di Net TV
13
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Teoritis
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas
wawasan penelitian yang telah dilakukan di bidang komunikasi dan bidang
komunikasi massa khususnya.
1.5.2 Kegunaan Praktis
1. Menambah referensi yang sudah ada dan dapat berguna oleh semua pihak.
Penelitian ini dapat menjadi tambahan pustaka dan juga menjadi informasi
tambahan yang berguna bagi pembaca.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pembuat
acara televisi dalam hal format penyajiannya, sehingga dapat menarik
penonton (khalayak) yang sangat membutuhkan baik informasi maupun
hiburan secara praktis.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Abad ini disebut sebagai abad komunikasi massa, komunikasi telah
mencapai suatu tingkatan yang mampu berkomunikasi dengan jutaan manusia
secara serentak. Komunikasi massa tidak lepas dari elemen-elemen komunikasi
massa seperti: komunikator, isi pesan, saluran, komunikan, dampak dan feedback.
Mulyana merumuskan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dimana
komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas,
dan merujuk pada upaya membuat makna terkoordinasi antara pengirim dengan
khalayak.13
Liliweri sendiri berpendapat, bahwa komunikasi massa sebenarnya sama
seperti bentuk komunikasi lainnya, dalam arti memiliki unsur-unsur seperti:
sumber (orang), bidang pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan hambatan,
efek, konteks maupun umpan balik. Sekalipun berbagai pengertian komunikasi
massa telah dikemukakan oleh berbagai kepustakaan, namun demikian secara
umum komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang melukiskan
bagaimana komunikator secara professional menggunakan teknologi pembagi
13
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 153
15
dalam menyebarluaskan pengalaman yang melampaui jarak untuk mempengaruhi
khalayak dalam jumlah yang banyak.14
Komunikasi massa memiliki suatu unsur yang istimewa, yaitu penggunaan
saluran. Teknologi pembagi atau media dengan massa yang disebut saluran itu
dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya buku,
pamphlet, majalah, surat kabar, warkat pos, rekaman-rekaman, televisi, gambar-
gambar poster, dan bahkan saat ini ditambah lagi dengan komputer serta
aplikasinya dengan jaringan telepon serta satelit.15
Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi seperti: 16
1. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and
institutionally based production and distribution of the most broadly
shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang
dalam masyarakat industri).
2. Menurut Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk
komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media
penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang
tersebar .
14 Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.222 15 Ibid. Hal 222 16 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.3-6
16
3. Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada
intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang
media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisinya dalam dua item,
yakni: pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak
berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang
menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada
umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa
adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio
dan/atau visual.
Dari defenisi yang dikemukakan para ahli maka komunikasi massa dapat
diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang
tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Seperti penelitian
yang dilakukan peneliti, bahwa tayangan Entertainment News yang ditayangkan
di Net TV merupakan salah satu tayangan yang diberikan media massa untuk
menyebarkan pesan-pesan kepada khalayak banyak yang dapat memberikan
manfaat.
2.1.1 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Menurut Nurudin, komunikasi massa memiliki ciri-ciri sebagai berikut17 :
1) Komunikator dalam komunikasi massa melembaga
17 Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal.19-31
17
Komunikator dalam komunikasi massa merupakan gabungan antar
berbagai macam unsur dan pekerjaan satu sama lain dalam sebuah
lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem.
Sistem itu adalah “sekelompok orang, pedoman dan media yang
melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide,
gagasan, symbol, lambang menjadi pesan dalam membuat sebuah
keputusan untuk menjadi satu kesepakatan dan saling mengerti satu sama
lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Komunikator
menjadi bagian penting di dalam pemberitaan yaitu televise itu sendiri dan
pada penelitian ini yang menjadi komunikator adalah Net TV.
2) Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat
terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju
komunikator bersifat heterogen. Keberadaan mereka terpencar-pencar,
satu sama lain tidak saling mengenal, dan tidak memiliki kontak pribadi,
mereka saling berbeda dalam berbagai hal, seperti jenis kelamin, usia,
agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan,
pandangan hidup, keinginan, dan cita-cita.18
3) Pesan bersifat umum
Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditunjukan kepada satu orang
atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya
18 Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal.229
18
ditunjukan kepada masyarakat yang plural, sehingga pesan-pesannya pun
tidak boleh bersifat khusus.
4) Komunikasinya berlangsung satu arah
Pada komunikasi massa komunikasinya berlangsung satu arah (one-way
communication) ini berarti tidak terdapat arus balik kepada komunikator.
Arusbalik dalam komunikasi massa ini tidak dapat diketaui seketika oleh
komunikator, atau dengan lain perkataan hanya dapat diketahui setelah
proses komunikasi.19
5) Komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran
pesannya. Keserempakan di sini berarti khalayak bisa menikmati media
massa tersebut hampir bersamaan.
6) Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis
Peralatan teknis adalah sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan media
massa. Tidak lain agar proses pemancaran atau penyebaran pesannya lebih
cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.
7) Komunikasi Massa dikontrol oleh gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/palang
pintu/penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam
penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi
sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
19 Ibid. Hal.226-227
19
Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film/surat
kabar/buku manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameraman, sutradara
dan lembaga sensor film yang semuannya mempengaruhi, bahan-bahan
yang akan dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-
masing.
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa yang merupakan suatu proses berkomunikasi melalui
media massa mempunyai dua fungsi yaitu fungsi komunikasi massa secara umum
dan komunikasi secara khusus. Fungsi pertama adalah fungsi umum, menurut Siti
Karlinah dan rekan, fungsi komunikasi massa atau fungsi dari media massa dilihat
dari perspektif secara umum yang meliputi fungsi memberi informasi, memberi
pendidikan (to educated), memberi hiburan (to entertain) dan memengaruhi (to
influence). Fungsi kedua, fungsi komunikasi massa secara khusus, mempunyai
fungsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Fungsi komunikasi
massa secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Fungsi untuk meyakinkan melalui pengukuhan atau memperkuat sikap
atau nilai seseorang, mengubah sikap, menggerakkan seseorang untuk
melakukan sesuatu serta memperkenalkan etika atau menawarkan sistem
nilai tertentu.
2. Fungsi menganugerahkan status, yaitu fungsi yang dapat
menganugerahkan status publik terhadap orang-orang tertentu, sedangkan
fungsi membius, merupakan fungsi yang sangat menarik karena khalayak
20
seolah-olah tidak berdaya dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan
oleh media.
3. Fungsi sebagai alat untuk menciptakan rasa kebersamaan, yaitu
kemampuan media massa membuat khalayak menjadi anggota suatu
kelompok.
4. Fungsi privatisasi yaitu sebagai suatu kecenderungan bagi seseorang untuk
menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri ke dalam dunia
sendiri.20
2.2 Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change,
yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media
massa. Menurut Cangara, media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan
pengertian media massa sendiri adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dari sumber ke khalayak (penerima) dengan menggunakan alat – alat
komunikasi mekanis, seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Dari penjelasan
tersebut dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan media yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari komunikator kepada khalayak yang berjumlah
besar secara serempak.21
Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi berjumlah
banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak digunakan dalam
20 Siti Karlinah, dkk. 2007. Komunikasi Massa. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal.15 21 Hafied Cangara. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo. Hal: 134
21
kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar, radio, televisi, dan film
bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi, edukasi dan rekreasi, atau
dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan hiburan. Keuntungan komunikasi
dengan menggunakan media massa adalah bahwa media massa menimbulkan
keserempakan artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlahnya
relatif banyak. Jadi untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif
yang dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku komunikasi.22
Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada
kepentingan yang menyebarluaskan dan mengiklankan produk. Ciri khas dari
media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan,
isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah.23 Peran utama
yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan
pertama. Media massa merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh
masyarakat pada tahap kesadaran dan minat dalam proses adopsi inovasi.
Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan
perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan
media massa dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa,
masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat
yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan
yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya
orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan 22 Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.81-82 23 Nurudin. 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal.154
22
pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat terlihat di permukaan
masyarakat.
2.3 Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi berasal dari kata Tele yang berarti
jauh, dan Vision yang berarti penglihatan. Secara Harfiah dapat diartikan bahwa
televisi adalah media yang bisa melihat keadaan dari jarak jauh. Tetapi menurut
Effendy di dalam bukunya Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi, mendefinisikan
televisi adalah sebagai berikut : televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film
(moving picture). 24
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa televisi merupakan
gabungan antara radio dan juga film. Karena para penonton di rumah tidak
mungklin melihat siaran televisi tanpa ada unsur – unsur radio, yaitu suara, dan
tidak mungkin melihat gambar – gambar yang bergerak pada layar televisi tanpa
ada unsur film.
Menurut Wahyudi, televisi sebagai media komunikasi massa memiliki
lima ciri pokok diantaranya:
a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis.
b. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta
komunikasi.
c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan
anonim.
24
Onong Uchjana Effendy. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Hal. 174
23
d. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Khalayak televisi tidak
berada di suatu wilayah, tetapi tersebar di berbagai wilayah dalam lingkup
lokal, regional, dan bahkan internasional.25
2.3.1 Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indra, televisi memiliki karakteristik sebagai
berikut:26
a. Audiovisual
Televisi memiliki kelebihan yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat.
Jadi, khalayak televisi dapat menikmati tayangan gambar bergerak dengan
kesesuaian suara secara harmonis.
b. Berpikir dalam gambar
Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.
Pertama, adalah visualisasi yakni menerjemahkan kata-kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam
proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-
objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian
rupa sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua adalah
penggambaran yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual
sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.
c. Pengoperasian lebih kompleks
25 Haris Sumadiria. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feauture. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Hal. 128-130 26 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137-139
24
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara
siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat
melibatkan 10 orang.
2.3.2 Fungsi Televisi
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan
radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. 27
2.4 Infotainment
Kata infotainment adalah salah satu jenis penggelembungan bahasa yang
kemudian menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau
informasi hiburan. Infotainment kependekan dari istilah Inggris information-
entertainment. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang
menyajikan berita selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. 28
Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai
kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (selebritis) dan arena sebagian
besar dari mereka bekerja pada industri hiburan seperti pemain film/sinetron,
penyanyi, dan sebagainya maka berita mengenai mereka disebut juga
infotainment.
Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat
informasi yang harus segera ditayangkan. Dewasa ini, infotainment disajikan
27 Ibid Hal.137 28 http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13 WIB
25
dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-
berita mengenai kehidupan selebriti.29
Menurut Iswandi Syahputra infotainment adalah kemasan acara yang
bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan Entertainment untuk
menarik perhatian sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat diterima.
Para ahli komunikasi dan media menyebut infotainment sebagai soft
jurnalism, yaitu jenis jurnalisme yang menawarkan berita-berita sensasional, lebih
personal, dengan selebriti sebagai perhatian liputannya. Dalam pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun KPI, info hiburan
dikategorikan sebagai program faktual atau program siaran yang menyajikan fakta
non-fiksi. Karena itu, aturan-aturan P3SPS juga berlaku bagi program
infotainment, khususnya prinsip jurnalistik.
Tayangan infotainment yang marak dan bertahan cukup lama dalam pentas
industri pertelevisian tidak disandarkan pada konsep ”penyajian informasi yang
menghibur” tetapi ”informasi tentang hiburan”. Ide dasarnya berawal dari asumsi
informasi kendati dibutuhkan oleh masyarakat namun tidak dapat diterima begitu
saja, apalagi untuk kepentingan merubah sikap negatif menjadi sikap positif
manusia. Karena itu diperlukan semacam pancingan khusus untuk mengambil
perhatian masyarakat. Pilihannya adalah dengan menyusupkan Entertainment
(hiburan) yang menarik perhatian masyarakat di tengah-tengah penyampaian
information (informasi).30
29 Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Hal. 27 30 Iswandi Syahputra. 2011. Rezim Media: Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 157
26
2.4.1 Sejarah Munculnya Infotainment
Kata infotainment awalnya berasal dari John Hopkins University (JHU) di
Baltimore, Amerika Serikat. Universitas yang terkenal dengan riset kedokteran
dan aktivisme sosialnya di negara-negara berkembang memiliki jaringan
organisasi nirlaba yang bergerak dalam misi kemanusiaan guna meningkatkan
kesejahteraan manusia melalui perbaikan aspek kesehatan. Guna mendukung
sukses misi kemanusiaan JHU di bidang kesehatan, lembaga ini membentuk
Center of Communication Program (CPP) semacam unit organik yang bertugas
mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan guna mengubah perilaku kesehatan.
Untuk itu, para pakar komunikasi CPP merumuskan pelbagai metode
penyampaian pesan-pesan kesehatan yang secara efektif dapat mengubah perilaku
secara positif. Salah satu konsep pesan yang dihasilkan adalah infotainment.
Konsep infotainment yang dirumuskan oleh JHU/CCP bertitik tolak dari
asumsi bahwa informasi yang disampaikan begitu saja belum tentu dapat menarik
khalayak untuk memperhatikan, apalagi mengingat dan menjadikannya sebagai
faktor perubahan sikap yang positif. Karena itu, diperlukan sentuhan tertentu agar
informasi tersebut menarik perhatian khalayak, hingga pada akhirnya bermakna
bagi mereka. Pendekatan yang dipilih dalam penyusunan pesan adalah dengan
menyisipkan unsur-unsur Entertainment guna menarik perhatian khalayak. Maka
muncullah konsep infotainment yaitu informasi yang dibungkus, dikemas,
disisipkan, atau diberi sentuhan Entertainment sehingga mernarik perhatian
khalayak dan dapat diterima dengan mudah. Dalam praktiknya, JHU/CCP
menyusun program – program yang mengemas pesan dengan menggunakan
27
berbagai alat bantu, seperti drama radio, iklan layanan masyarakat nan atraktif,
launching event, pelibatan tokoh masyarakat atau publik figur sebagai endorser
pesan, sampai konser musik bagi kaum muda untuk mempromosikan pesan-pesan
kesehatan tertentu.31 Konsep ini kemudian ”dipinjam” oleh media massa,
khususnya televisi Indonesia. Jadilah infotainment seperti formula ajaib yang
dapat menyihir pemirsa untuk betah duduk berlama-lama di depan layar kaca
televisinya.
2.4.2 Sejarah Infotainment di Indonesia
Di Indonesia, infotainment menjadi marak dimulai sekitar tahun 1994. Di
mana pada tahun 1990-an mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta yang
baru seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), SCTV (Surya Citra
Televisi), TPI (Televisi Pendidikan Televisi) yang kini berganti nama menjadi
MNC TV, Indosiar, ANTEVE, Trans TV dan Trans 7. Awal kemunculan
infotainment dimulai ketika dunia sinetron marak di Indonesia. Gemerlap
kehidupan artis mengundang banyak keingintahuan dari masyarakat. Hadirlah
kemudian Ilham Bintang dengan Cek & Ricek-nya yang masih „dalam batas
normal‟ meliput berita hiburan. Gejala meng-gosip ini kemudian menjamur
hingga muncul banyak program serupa di berbagai stasiun televisi. Bahkan, edisi
media cetaknya pun muncul. Belakangan, hampir semua media berita online
membuat direktori untuk berita gosip. Dari berbagai program itu, apakah pemilik
rumah produksinya sama atau tidak, infotainment sangat disukai baik oleh
sebagian masyarakat dan tentunya pengiklan. Rating program gosip bisa
31 Ibid. Hal.65
28
dikatakan baik, 19 stasiun-stasiun televisi swasta baru tersebut mencoba untuk
menarik perhatian pemirsa/penonton (audience) dengan cara memunculkan acara-
acara baru di antaranya infotainment yang umumnya memaparkan gaya hidup
manusia sebagai selebritis. 32
Sebagai sebuah kancah baru dalam industri pertelevisian, program
infotainment sebenarnya dapat dikatakan cukup sukses mencuri perhatian
khalayak penonton sekaligus mampu menarik pasar iklan yang cukup signifikan.
Dikatakan mencuri perhatian penonton, sebab penonton televisi semula lebih
tertarik pada bentuk sajian yang menayangkan sajian informasi murni seperti yang
diproduksi oleh program berita setiap stasiun televisi atau tayangan hiburan murni
seperti pentas musik atau jenis sinetron humor. Infotainment masuk ke dalam
kancah pertarungan perebutan pemirsa dan langsung dapat mengambil tempat
yang cukup kuat.
Program infotainment di Indonesia terus berkembang memunculkan
bentuk-bentuk baru. Awalnya infotainment sebatas bincang-bincang gossip yang
menyajikan rangkaian informasi, kini infotainment juga dikemas dalam bentuk
liputan khusus investigasi. Setiap episodenya difokuskan untuk membahas isu
tertentu, semisal tayangan Insert Investigasi, Intens, maupun Silet. Satu dua
program infotainment mencoba terlihat tidak biasa, misalnya mengambil format
bincang-bincang di antara dua host agar lebih terasa nuansa “ngerumpi”nya dan
uniknya, selalu saja pembawa acara infotainment di Indonesia didominasi oleh
32 http://alibudihartoharyanta.blogspot.com/2008/11/pers-infotainment-dan-pengaruhburuknya diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 12.30 WIB
29
presenter perempuan atau presenter laki-laki yang bisa mengimbangi „kebawelan‟
dan „kefemininan‟ pasangannya.
Program infotainment lain mencoba tampil „lebih serius‟ dengan
mengawali tayangannya lewat segmen yang menampilkan posisi „rating‟, atau
tepatnya persentase peringkat berita-berita yang dinilai „seru‟ oleh pemirsanya.
Peringkat itulah yang nantinya menentukan urutan penayangan atau pengulangan
informasi. Tingkat permintaan masyarakat yang meningkat terhadap pemberitaan
mengenai idolanya, yang mendorong stasiun-stasiun televisi swasta untuk
menayangkan berbagai acara infotainment. Carpini dan Williams menyebut
beberapa alasan pokok penyebab maraknya infotainment. Antara lain, perubahan
struktural industri penyiaran dan telekomunikasi, integrasi vertikal dan horizontal
industri media, tekanan pencapaian ekonomi, munculnya pekerja media yang
hanya memiliki keterikatan minim pada kode-kode etik jurnalistik, dan cara
pandang bahwa lapangan jurnalisme dan hiburan itu sama saja.
Fenomena maraknya tayangan infotainment ini menjadi warna lain dalam
industri pertelevisian yang cukup banyak mendapat kritik dari sejumlah kalangan.
Kritik itu misalnya, dapat ditelusuri dari perdebatan panjang atau tarik ulur
tentang apakah infotainment tersebut merupakan karya jurnalistik atau bukan. Hal
ini disinggung untuk menjelaskan dan menegaskan bahwa isi siaran televisi masih
berjalan di tempat, dari hiburan ke hiburan.
2.5 Tradisi Sosiopsikologis
Pemikiran yang berada di bawah naungan tradisi sosiopsikologi
memandang individu sebagai mahluk sosial. Setiap orang pasti akan memandang
30
dirinya sebagai individu yang memiliki tubuh, otak dan kulit yang berfungsi
sebagai batas antara dirinya dengan dunia luarnya.
Studi yang mempelajari individu sebagai mahluk sosial merupakan
kekuatan dari tradisi pemikiran sosiopsikologi. Pemikiran yang berasal dari
bidang ilmu psikologi sosial ini telah berkembang menjadi suatu pemikiran yang
sangat berpengaruh dalam teori komunikasi. Pemikiran sosiopsikologi sangat
bermanfaat dalam membantu memahami berbagai situasi sosial dimana
kepribadian menjadi penting di dalamnya, atau bagaimana penilaian seseorang
menjadi bias karena adanya faktor kepercayaan dan perasaan serta bagaimana
seseorang memiliki pengaruh terhadap orang lain.
Dalam tradisi sosiopsikologi, penjelasan psikologi adalah sangat penting
karena menurut pemikiran ini terdapat suatu mekanismeuniversal pada diri setiap
individu yang akan mengarahkan tindakannya. Kebanyakn penelitian yang berada
dalam tradisi ini memberikan perhatian pada bagaimana orang mengolah pesan,
dengan penekanan bagaimana individu merencanakan strategi pesan, bagaimana
penerimaan pesan, bagaimana penerima mengolah pesan, serta efek pesan atas diri
individu.
Kebanyakan teori komunikasi sosiopsikologi dewasa ini berorientasi
kognitif yang memberikan pandangan mengenai bagaimana cara manusia
mengolah informasi yang diterimanya. Pada wilayah ini, tradisi pemikiran
sosiopsikologi dan sibernetika secara bersama menjelaskan sistem pengolahan
informasi oleh individu dengan fokus perhatian pada masukan berupa informasi
dan keluaran berupa rencana dan tindakan dari sistem kognitif manusia.
31
Pertanyaan yang sering diajukan dalam hal ini antara lain seperti bagaimana
individu melakukan persepsi sehingga menimbulkan perhatian, ingatan,
intervensi, seleksi, motivasi, perencanaan, dan penentuan strategi.33
2.6 Persepsi
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi prilaku kita. Persepsilah yang menentukan kita untuk
menentukan suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.34
Persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan. Sedangkan
penginderaan merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat penerima yaitu alat indera. Proses tersebut selanjutnya akan diteruskan oleh
saraf ke otak sebagai pusat susuan saraf. Kemudian terjadilah sebuah proses yang
dinamakan proses persepsi.35
Devidoff menjelaskan bahwa stimulus diterima oleh indera akan menjadi
sesuatu yang berarti apabila telah diorganisasikan dan diinterpretasikan.
Moskowitz dan Orgel juga menjelaskan bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang integrated dari individu dan stimulus yang diterimannya.36
Dalam proses persepsi banyak rangsangan sampai kepada kita melalui
panca indra kita, namun kita tidak mempersepsi semua itu secara acak. Alih-alih,
kita mengenali objek-objek tersebut sebagai spesifik dan kejadian-kejadian
33 Morrisan&Andy Corry Wardhani. 2009. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Hal.36-37 34 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.179 35 Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. Hal.45 36 Ibid. Hal.53
32
tertentu sebagai memiliki pola-pola tertentu. Alasannya sederhana saja, karena
persepsi kita adalah suatu proses aktif yang menuntut suatu tatanan dan makna
atas berbagai rangsangan yang kita terima.
Kenneth K. Sereono dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan
Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu:
seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud dengan seleksi sebenarnya
mencakup sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi,
yang dapat diidentifikasikan sebagai “meletakan suatu rangsangan bersama
rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”. 37
1. Perhatian
Faktor yang sangat mempengaruhi persepsi yakni Attentions (perhatian)
yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yang
diberikan oleh Kenneth E. Anderson, perhatian terjadi bila kita
mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
Perhatian berarti sebelum manusia merespon, manusia merespon atau
menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia terlebih
dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi
mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain
atau diri sendiri. Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian,
cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian.
37 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal.181
33
Pada tahap perhatian, setiap individu dalam memberikan perhatian
terhadap suatu stimuli dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor situasional
yang lebih menitikberatkan pada apa yang ada pada stimuli itu sendiri dan
faktor personal yang berasal dari individu itu sendiri, dan faktor yang ada pada
stimuli antara lain ukuran, arahan kontras, warna bentuk dan posisi.
2. Organisasi
Wood menjelaskan bagaimana seseorang mengorganisasikan persepsi
dengan cara mengorganisasikan dan menginterpretasikan pengalaman dengan
menggunakan struktur kognitif yang disebut schemata (schemata). Skema
kognitif digunakan untuk mengorganisasikan bagaimana kita berfikir tentang
manusia dan situasi.38
Seluruh perhatian dalam tahap interpretasi mengandung makna dan
persepsi pada tahap ini terjadi proses penyederhanaan, pengolahan, serta
penyusunan. Persepsi menurut Alie Djahri adalah merupakan proses dimana
rangsangan terhadap alat indera mendapat makna lain pengertian. Dalam
proses inilah segala macam pengalaman atas objek, peristiwa, atau hal-hal lain
yang ditafsirkan dan disimpulkan sehingga menjadi informasi kegiatan proses
ini melibatkan unsur-unsur seperti harapan, motivasi, dan memori.39
3. Interpretasi
Tahap terpenting dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang
kita peroleh melalui salah satu atau lebih dari indra kita. Namun manusia tidak
dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung, melainkan 38 Julia Wood. 1997. Communication Our Lives. Belmont: Wadsworth Publishing Company. Hal.42 39 Alie Djahri. 1992. Modul Psikologi komunikasi. Jakarta: Fisip UI. Hal. 27
34
menginterpretasikan makna informasi yang di percaya mewakili objek
tersebut. Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan
pengetahuan mengenai objek sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai
bagaimana tampaknya objek tersebut.40
Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya, dan juga tentang keadaan diri
individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Bila yang dipersepsi
dirinya sendiri sebagai objek persepsi, inilah yang disebut persepsi diri (self-
perception). Karena dalam persepsi itu merupakan aktivitas yang integrated,
maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman,
kemampuan berfikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek lain yang ada dalam
diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut.41 Berdasarkan atas
hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun
stimulusnya sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir
tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi
antara individu satu dengan individu yang lain tidak sama. Keadaan
terssebutmemberikan gambaran bahwa persepsi itu memang bersifat
individual. Persepsi akan suatu objek tidak terjadi begitu saja. Faktor yang
mempengaruhi terbentuknya persepsi adalah faktor fungsional yang berasal
40 Deddy Mulyana. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.182 41 Bimo Walgito. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. Hal.46
35
dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk dalam
faktor personal.
2.7 Teori S-O-R
Teori S-O-R sebagai singkatan dari stimulus – organism – response ini
semula berasal dari psikologi. Menurut stimulus respon ini, efek yang ditimbulkan
adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi
komunikan.
Asumsi dasar dari model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang
terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau
S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-
reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal,
simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan
cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal
jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun
jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif.
Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu
Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh
berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat
memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai
36
jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan
menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula. Jadi unsur-unsur model ini adalah:42
a. Pesan (Stimulus, S)
Stimulus dalam tayangan ini yaitu setting acara seperti gambar tayangan,
suara tayangan dan latar tempat tayangan. Stimulus yang kedua adalah
pembawa acara yaitu tentang penampilan pembawa acara, bahasa, dan juga
sikap. Hal yang terakhir adalah isi tayangan yaitu tema yang ditayangkan,
informasi berdasarkan fakta atau tidak, dan manfaat dari tayangan tersebut.
b. Komunikan (Organism, O)
Di dalam organism sendiri ada 3 tahap yaitu perhatian, pengertian dan
penerimaan. Pertama perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran saat stimuli lainnya
melemah. Apa yang menjadi perhatian organism ditentukan oleh faktor
eksternal dan juga internal.43 Faktor eksternal terdiri dari gerakan, intensitas
stimuli, kebaruan dan perulangan. Faktor internal terdiri dari pengalaman
baru, pemenuhan diri, rasa ingin tahu, kebebasan, kebutuhan mencari
identitas, kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan,kemauan.44
Hal yang kedua adalah pengertian menyangkut bagaimana organism mengerti
tentang stimulus yang sdah diperhatikan sebelumnya. Pengertian ditentukan
oleh faktor kepercayaan dan juga karena pengetahuan yang sama di masa lalu.
42 Onong Uchjana Effendy. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Hal. 254-255 43 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52 44 Ibid. Hal. 37-39
37
Hal yang terakhir adalah penerimaan menyangkut penerimaan terhdap
tayangan ini.
c. Efek (Response, R)
Perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus → Organism →
Respons, sehingga teori ini disebut teori “S-O-R” (stimulus – organism –
respons). Selanjutnya teori ini menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu: 1.
Respondent respons atau reflexive respon yang ditimbulkan oleh rangsangan –
rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena
menimbulkan respons – respons yang relatif tetap. 2. Operant respons atau
instrumental respons yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian
diikuti oleh stimulus atau forcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi
untuk memperkuat respons.45
Gambar 1. Teori S-O-R
Teori S-O-R menitik beratkan pada proses pengertian yang banyak
menyangkut komponen kognisi. Dalam teori stimulus respons, masalah koginisi
lebih diutamakan, sedangkan komponen afeksi diabaikan, sementara komponen
45 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 20
Response
Stimulus
Organism
-perhatian
-pengertian
-penerimaan
38
konasi tergantung pada imbalan dan hukuman sebagai akibat dari penguatan
rangsangan. Di dalam pendekatan teori S-O-R, diutamakan cara-cara pemberian
imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang
dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi adalah sesuatu yang penting untuk
dapat mengubah komponen kognisi.
Teori ini menggambarkan perubahan sikap bergantung pada proses yang
terjadi pada individu:46
1. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Jika
stimulus ditolak oleh organisme, pada proses selanjutnya terhenti. Ini
berarti bahwa stimulus tersebut tidak efektif dalam memengaruhi
organisme sehingga tidak ada perhatian (attention) dari organisme. Jika
stimulus diterima oleh organisme, berarti adanya komunikasi dan
perhatian dari organisme. Dalam hal ini, stimulus efektif dan ada reaksi.
Stimulus dalam penelitian ini adalah tayangan Entertainment News, jika
stimulus diperhatikan dan diterima menandakan bahwa tayangan ini
diterima.
2. Jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, proses selanjutnya
adalah mengerti terhadap stimulus. Kemampuan dari organisme inilah
yang dapat melanjutkan proses berikutnya.
3. Pada langkah berikutnya adalah organisme dapat menerima secara baik
apa yang telah diolah sehingga terjadi kesediaan untuk perubahan sikap.
Pada tahap terakhir ini menetukan apakah tayangan Entertainment News
46 Elvinaro Ardianto. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.134-135
39
diterima dengan baik sehingga penonton tayangan ini memiliki persepsi
terhadap tayangan ini.
2.8 Kerangka Konsep
Di era modern ini, salah satu media yang sangat mudah diakses dan paling
berpengaruh adalah televisi. Televisi memiliki unsur-unsur yang menjadi daya
tarik tersendiri dibandingkan dengan media massa lainnya. Unsur-unsur tersebut
berupa kata, musik, tulisan, efek suara serta unsur visual berupa gambar hidup
yang menimbulkan kesan mendalam kepada pemirsanya.
Saat ini stasiun televisi berlomba-lomba membuat program-program acara
televisi yang bervariatif agar menarik minat penonton. Setiap harinya stasiun
televisi menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan
jenisnya sangat beragam. Salah satu program acara yang saat ini banyak diminati
oleh masyarakat adalah program Infotainment.
Entertainment News adalah salah satu infotainment yang berbeda dari
program lainnya. Program ini menyuguhkan informasi yang sesuai dengan fakta
dan informasi-informasi yang diberikanpun bersifat pengetahuan yang berguna
bagi penontonnya.
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses
tersebut mempengaruhi prilaku kita. Persepsilah yang menentukan kita
memperhatikan suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Mengacu pada teori S-O-R bahwa media massa secara langsung dan cepat
memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Tayangan Entertainment News
40
memberikan pesan yang disebut stimulus yang diterima oleh pemirsa tayangan
Entertainment News. Pemirsa tayangan ini disebut dengan organism dimana pada
penelitian ini adalah mahasiswa yang menonton Entertainment News. Setiap
organism akan memberikan perhatian terhadap tayangan yang ditonton, perhatian
tersebut adalah untuk hal-hal yang disukai atau menarik bagi organism. Setelah
adanya perhatian, maka akan dilanjutkan dengan pengertian yaitu pengertian
terhadap stimulus dimana organism memahami stimulus yang datang. Tahap akhir
adalah penerimaan terhadap stimulus tersebut. Setelah organism menerima
stimulus maka akan ada respon yang timbul baik itu positif maupun negatif.
Dengan semua proses yang sudah terjadi, maka persepsi organism yaitu
mahasiswa Untirta terhadap tayangan Entertainment News di Net TV dapat
diketahui dan disimpulkan secara keseluruhan.
41
2.8.1Bagan Kerangka Konsep
SOSIOPSIKOLOGIS
PERSEPSI
TEORI S-O-R
(Melvin DeFleur)
STIMULUS
Tayangan Entertainment News di Net TV
ORGANISM(Mahasiswa)
1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan
RESPON
Respon mahasiswa terhadap tayangan
Entertainment News di Net TV
42
2.9 Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat
petunjuk atau criteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati
dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Karena
itu, suatu definisi operasional diciptakan atau dibuat ketika menggunakan satu
strategi pengukuran seperti halnya satu kuisioner, instrument atau skala untuk
mendefinisikan konsep. 47
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Unsur Skala
1 2 3 5
Persepsi
Mahasiswa
Untirta
terhadap
Entertainme
nt News di
Net TV
1. 1.Stimulus
(Elvinaro, 2007)
2. 2.Organism
(Jalaluddin
Rakhmat, 2007)
1. Setting acara
-gambar tayangan jelas
-suara tayangan jelas
-latar tempat acara menarik
2. Pembawa acara
-penampilan menarik
-bahasa
-sikap
3. Isi tayangan
-tema bervariasi
-berdasarkan fakta
-bermanfaat
1. Perhatian
-faktor eksternal
1.alur gerakan
Likert
Likert
47 Uber Silalahi. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Hal 120
43
3. 3.Respon
(Notoadmodjo,
2010)
2. intensitas stimuli
3. kebaruan
4. perulangan
-Faktor internal
1. pengalaman baru
2. pemenuhan diri
3. rasa ingin tahu
4. kebebasan
5. kebutuhan mencari identitas
6. kebutuhan akan nilai,
kedambaan dan makna
kehidupan
7. kemauan
2. Pengertian/Pemahaman
1. kepercayaan
2. -Pengalaman masa lalu
3. Penerimaan
1.Reflexive respon
1. 2.Instrumental respon
Likert
44
2.10 Penelitian Sebelumnya
Dalam rangka untuk membantu penelitian ini, maka terdapat dua
penelitian sebelumnya yang menjadi acuan penelitian. Pertama adalah skripsi dari
Sony Fidrian yang berjudul Persepsi Penonton Terhadap Tayangan Gebyar BCA
di Indosiar (studi deskriptif kuantitatif penonton live tayangan Gebyar BCA
Tanggal 30 Januari 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
sejauhmana persepsi penonton live tayangan Gebyar BCA terhadap tayangan
Gebyar BCA di Indosiar. Teori yang digunakan di dalam penelitian yang
dilakukan oleh Sony Fidrian adalah teori dari Melvin Defleur yaitu teori S-O-R,
inti dari teori ini adalah menjelaskan prinsip stimulus-respon pada dasarnya
merupakan satu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi
terhadap stimuli tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survey, yaitu terhadap 90 responden yang diambil dengan teknik purposive
sampling disertai dengan pengolahan data menggunakan statistika deskriptif.
Hasil penelitian menjelaskan tayangan Gebyar BCA dipersepsikan secara positif
oleh mayoritas responden. Hal ini dapat dilihat dari hasil akumulasi persepsi yaitu
perhatian, penafsiran dan sikap responden dengan menggunakan skala likert
sebesar 75,27%. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan teori s-o-r dan juga untuk mengetahui bagaimana persepsi dari
sasaran yang akan diteliti dimana pada penelitian ini adalah para penonton yang
hadir langsung di studio Indosiar. Perbedaannya adalah dalam pemilihan teknik
sampling dimana pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
sedangkan penulis menggunakan teknik proportionate stratified random
45
sampling. Penelitian kedua yang menjadi acuan adalah skripsi dari Dame
Rohulitna Nainggolan yang berjudul Persepsi Ibu-Ibu Rumah Tangga Srengseng
Kembangan Jakarta Barat Tentang Isi Tayangan Infotainment Silet Di Rcti (
Tayangan Tanggal 13-04-2010 ). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui Persepsi Ibu-ibu Rumah Tangga Srengseng Kembangan Jakarta Barat
Tentang Tayangan Infotainment SILET di RCTI. Pada penelitian ini
menggunakan teori uses and gratification dimana khalayak menonton televisi
hanya untuk memuaskan kebutuhannya terhadap komunikasi, bukan semata-mata
untuk kebutuhannya terhadap informasi. Sifat penelitian ini deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, dimana peneliti membagikan kuisioner kepada responden
untuk mengetahui sejauh mana bagaimana Persepsi Ibu-ibu Rumah Tangga
Srengseng Kembangan Jakarta Barat Tentang Tayangan Infotainment SILET di
RCTI. Setelah membagikan kuisioner peneliti dapat menarik kesimpulan dari data
yang telah dikumpulkan bahwa tahap perhatian, penafsiran, dan pengetahuan
berada pada peringkat netral dan positif. Untuk itulah peneliti disini juga
mamberikan saran agar ajuan program SILET selanjutnya lebih memperhatikan
genrenya dalam menentukan isi tayangan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian penulis adalah teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori
uses and gratification sedangkan penelitian penulis menggunakan teori S-O-R.
Persamaannya adalah sama-sama ingin mengetahui bagaimana persepsi terhadap
hal yang diteliti dan juga menggunakan kuisioner sebagai teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data.
46
Identitas
Peneliti
Telaah
Nama Sony Fidrian Menurut peneliti bahwa
penelitian ini tidak dalam
karena hanya menyangkut
kepada stimulus yang datang
yaitu tayangan Gebyar BCA,
tidak meneliti bagaimana
organism sendiri dalam
memproses stimulus yang
datang. Selain itu, apa yang
diteliti tidak lengkap seperti
bagan kerangka berpikir yang
sudah dibuat di dalam
penelitian ini.
Judul Persepsi Penonton Terhadap
Tayangan Gebyar BCA di
Indosiar ( studi deskriptif
kuantitatif penonton live
tayangan Gebyar BCA Tanggal
30 Januari 2010)
Teori Teori S-O-R
Metode Metode deskriptif kuantitatif
dengan penentuan sample
dengan teknik purposive
sampling.
Hasil
Penelitian
Tayangan Gebyar BCA
dipersepsikan secara positif oleh
mayoritas responden. Hal
47
tersebut diketahui dari tingginya
tingkat perhatian, penafsiran dan
sikap para responden. Hal ini
dapat dilihat dari hasil akumulasi
persepsi skala likert sebesr
75,27% dan menunjukkan
persepsi yang positif.
Identitas
Peneliti
Telaah
Nama Dame Rohlitna Nainggolan Penelitian ini hanya fokus
kepada isi tayangan pada
tanggal 13 April 2010 yaitu
tentang berita Krisdayanti dan
Raul Lemos. Penelitian ini
lebih mempertanyakan
bagaimana kehidupan sang
artis sendiri dan memang
sesuai dengan teori yang
digunakan yaitu uses and
gratification.
Judul Persepsi Ibu-Ibu Rumah Tangga
Srengseng Kembangan Jakarta
Barat Tentang Isi Tayangan
Infotainment Silet Di Rcti (
Tayangan Tanggal 13-04-2010 )
Teori Uses and Gratification
Metode Metode deskriptif kuantitatif
dengan penentuan sample teknik
random sampling.
Hasil
Penelitian
Dari data yang telah
dikumpulkan bahwa tahap
perhatian, penafsiran, dan
48
pengetahuan berada pada
peringkat netral dan positif.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi
Dalam penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dimana
penelitian ini menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya
dapat digenerelasisasikan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dituntut bersikap
objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, peneliti tidak boleh membuat
batasan konsep atau alat ukur data sekehendak hati sendiri.48
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki pusat
permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti, kemudian peneliti
mendefinisikan serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan
mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian diformulasikan, maka didesain
rancangan penelitian yaitu desain model penelitian. Desain ini nantinya menuntun
pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal hingga akhir
penelitian.49
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dimana peneliti
berusaha mencoba untuk memaparkan dan menafsirkan data yang ada untuk
memperoleh gambaran secara sistematis mengenai persepsi mahasiswa Untirta
terhadap Entertainment News di Net TV.
48 Rachmat, Kriyantono.2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Hal.55 49 Burhan Bungin. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Predana Media Group, Hal. 50
49
Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak
menguji hipotesis atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk :50
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada
2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi atau praktek-praktek
yang berlaku
3. Membuat perbandingan atau evaluasi
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
mereka dan keputusan pada waktu yang akan datang .
Adapun metode deskriptif kuantitatif yang dipilih dalam penelitian hanya
ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya tanpa bermaksud untuk mencari
hubungan ataupun menguji hipotesis, dan juga metode ini mampu mengumpulkan
informasi yang akurat secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.51
Analisis deskriptif hanya memberi gambaran mengenai objek penelitian
yaitu mengenai persepsi mahasiswa Untirta terhadap tayangan Entertainment
News di Net TV.
3.2 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam, karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian
50 Jalaludin Rakhmat. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal.24-25 51 Ibid. Hal.24
50
biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu
alat ukur yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.
Instrument penelitian sendiri merupakan sebuah alat ukur untuk mengukur
data di lapangan. Alat ukur adalah alat bantu yang menentukan bagaimana dan
apa yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data. Dengan demikian, alat ukur
ini sangat penting untuk mencari data dengan cara membatasi kebenaran dan
ketepatan hingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan ketetapan dari data di
lapangan, sehingga data yang terkumpul adalah sesuai dengan masalah dan tidak
meluas.52
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah Kuisioner (Angket). Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh responden, disebut juga angket. Tujuan penyebaran angket adalah mencari
informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden.53 Kuisioner yang
akan dibuat peneliti berisi tentang pernyataan sesuai dengan objek penelitian yang
nantinya akan disebarkan kepada responden yang telah ditentukan. Responden
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang masih aktif kuliah yaitu angkatan 2011-2013 yang pernah
menonton Entertainment News di Net TV.
52 Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group, Hal.97 53 Ibid. Hal.97
51
3.3 Populasi dan Sample Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang dipelajari sifat-sifatnya.54
Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan. 55 Populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Untirta angkatan 2011-2013 dimana sesuai dengan data
yang didapatkan dari Pusdainfo sebanyak 8075 mahasiswa.
Tabel 3.1 Tabel Jumlah Mahasiswa UNTIRTA Seluruh Fakultas Tahun 2010-2013
Sumber: Berdasarkan data dari Pusdainfo tahun 2013/2014
54 Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, Hal.179 55 Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group. Hal.153
No. Fakultas Jumlah Mahasiswa
1. TEKNIK 1535
2. FKIP 2211
3. HUKUM 866
4. FISIP 825
5. EKONOMI 1788
6. PERTANIAN 854
Total 8075
52
3.3.2 Sample Penelitian
Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Teknik
sampling berguna agar mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang
mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi
dapat dipertanggungjawabkan, lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang
banyak, menghemat waktu, tenaga dan biaya.56 Teknik sampling yang digunakan
adalah proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila
populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara
proporsional.57
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan mahasiswa Untirta
yang masih aktif kuliah sampai tahun 2013 yang berjumlah 8075 orang dan
kemudian ditarik menjadi sampel. Sehingga, penetapan jumlah sampel dilakukan
dengan perhitungan Yamane dengan presisi sebesar 10%. Rumus Yamane
digunakan untuk populasi yang besar yang didapat dari pendugaan proporsi
populasi.58 Pada penelitian ini mengapa menggunakan presisi 10% karena
pengambilan sample yang tepat tergantung pada tingkat kesalahan atau presisi
yang dikehendaki yang sering tergantung kepada sumber dana, waktu dan tenaga
yang tersedia.59 Adapun rumus Yamane sebagai berikut:
56 Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar. 2004. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, Hal.42-43 57 Prof. Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta, Hal .82 58 Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group. Hal.162 59 Ibid. Hal.86
53
Dimana :
n = Besarnya Ukuran Sampel
N = Besarnya Populasi
d = Presisi (Sampling Error) 10%
Adapun :
n =
n =
Jadi, sampel yang didapatkan adalah 99 responden dari keseluruhan
populasi pada mahasiswa Untirta angkatan 2011-2013. Dengan menggunakann
presisi 10% dan besar populasi adalah 8075 orang pemilih, maka diperoleh
sampel responden sebanyak 99 orang pemilih. Selanjutnya untuk mendapatkan
ukuran sampel secara proporsional dari setiap unit sampling (fakultas), digunakan
rumus sebagai berikut 60:
Keterangan :
N1 = Jumlah Sampel
n1 = Jumlah Populasi
n = Jumlah Responden
N = Besar Populasi
60
Prof. Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta, Hal .89-90
N
Nd2 +1 n =
8075(10%)2 + 1
8075
98,77
54
Sehingga ukuran atau besar masing-masing unit sampel (sub sampel)
dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2
Tabel Jumlah Sampel Mahasiswa Untirta Secara Proporsional
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik.
Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam
No. Fakultas Jumlah
Populasi
Perhitungan
Populasi
N1
Jumlah Sampel
1. TEKNIK 1535
18,81 dibulatkan 19
2. FKIP 2211
27,10 dibulatkan 27
3. HUKUM 866
10,61 dibulatkan 11
4. FISIP 825
10,11 dibulatkan 10
5. EKONOMI 1788
21,92 dibulatkan 22
6. PERTANIAN 854
10,47 dibulatkan 10
Total 8075 99
55
penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.61 Statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu statistik yang
berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti
tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan macam
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data rasio yaitu data atau skala
yang mempunyai nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. 62
Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang digunakan untuk mengetahui
tingkat persentase skor jawaban dari masing masing variabel dengan rumus
sebagai berikut:63
Keterangan: n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)
Perhitungan deskriptif persentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menentukan angka persentase maksimal
=
x 100%
=
x 100% = 100%
61 Ibid. Hal 147-150 62Rachmat Kriyantono. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Pradana Media Group, Hal 138 63 Uber Silalahi. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Hal 358
% = 𝒏
𝑵 x 100%
56
2. Menentukan angka persentase minimal
=
x 100%
=
x 100% = 25%
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebagai
berikut:
Tabel 3.3 – Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No Rentang Persentase Kriteria
1 > 81,25% - 100% Sangat Baik
2 > 62,5% - 81,25% Baik
3 > 43,75% - 62,5% Cukup Baik
4 25% - 43,75% Tidak Baik
3.5 Teknik Pengolahan Data
Analisis data yang dimaksudkan untuk menganalisis data dari sumber
informasi yang diperoleh, namun sebelum menganalisis data, peneliti harus
mengetahui dahulu teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah melalui tahapan berikut :
1. Coding
Yaitu tahapan memberi kode setiap jawaban (Variabel) yang terdapat
dalam kuesioner, dengan memberikan kode pada setiap jawaban atau variabel
dengan menggunakan simbol angka.
57
2. Editing
Merupakan tahapan dimana data yang dikumpulkan melalui kuisioner
sebelum diolah perlu diperiksa kebenarannya.
3. Tabulating
Tahap pekerjaan yang membuat tabel jawaban-jawaban yang sudah diberi
kode kategori jawaban kemudian dimasukkan kedalam tabel. Pada penelitian
ini menggunakan skala likert sebagai metode pengukuran, skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. 64
SS : Sangat Setuju = 4
S : Setuju = 3
TS : Tidak Setuju = 2
STS: Sangat Tidak Setuju= 1
Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan jawaban ragu-ragu (R).
Tidak digunakannya kualifikasi ragu-ragu pada angket penelitian ini dimaksudkan
untuk menghindari sikap yang tidak tegas atau tidak serius dalam mengisi
jawaban angket.65
Pada penelitian ini, kuesioner merupakan instrumen penelitian utama yang
digunakan sebagai alat ukur suatu permasalahan. Namun begitu tidak menutup
kemungkinan terjadi keabsahan pengukuran yang disebabkan ketidaksesuaian
antara pertanyaan dalam kuisioner dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.
Responden perlu menjawab pertanyaan dengan sungguh-sungguh untuk 64 Prof. Dr. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta, Hal 93 65Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta, Hal.134
58
meminimalisir keabsahan pengumpulan data. Jika hal ini terjadi instrument
penelitian (kuesioner) dianggap tidak sesuai karena tidak dapar menggambarkan
permasalahan dari penelitian. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan dua
macam pengujian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas, untuk menguji
kesungguhan jawaban responden.
3.6 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian mengenai “Persepsi Mahasiswa Untirta terhadap Entertainment
News Di Net TV” dilakukan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan waktu
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.
Tabel Jadwal Penelitian
Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli
Pra riset
Observasi awal
Penyusunan Bab 1 - 3
Sidang Outline
Riset Lapangan
Pengolahan Data
Penyusunan Bab 4
Penyusunan Bab 5
Sidang Skripsi
59
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Deskrpsi Subjek Penelitian
4.1.1. Sejarah Net TV
Pada pertengahan Maret 2013, PT Net Mediatama Indonesia mengakuisisi
saham kepemilikan dari PT Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon Indonesia) yang
sebagian sahamnya dialih oleh Grup Indika sebesar 95% dari saham kepemilikan
Spacetoon Indonesia. Sesaat setelah akuisisi saham kepemilikan Spacetoon
Indonesia ke NET, akhirnya pada Sabtu, 18 Mei 2013, siaran Spacetoon di
jaringan terrestrial menghilang dan digantikan oleh NET yang memulai siaran
perdananya dengan menggunakan frekuensi milik Spacetoon Indonesia di seluruh
mantan jaringan frekuensi Spacetoon di Indonesia.
NET memulai masa siaran percobaan selama satu pekan yang terhitung
sejak Sabtu, 18 Mei 2013 sampai menjelang program Grand Launching Media
Revolution yang disiarkan secara live pada Minggu, 26 Mei 2013 pukul 19.00
WIB di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. Masa siaran
percobaan NET disiarkan mulai dari pukul 05.00 - 24.00 WIB tanpa ada iklan
komersial. Setelah selesai masa siaran percobaan, jam tayang NET diperpanjang
dari pukul 04.00 - 02.00 WIB. Akan tetapi, khusus selama bulan suci Ramadhan
siaran NET menjadi 24 jam nonstop.
60
Seluruh program-program dari Spacetoon Indonesia dirombak menjadi
yang maju dan lebih modern, akan tetapi NET. tetap menayangkan enam program
kartun unggulan dari Spacetoon Indonesia yang disiarkan setiap harinya mulai
pukul 13.00 - 16.00 WIB dengan nama "NET.Playground" atau "NET.toon".
Pada awal kemunculannya stasiun televisi yang mempunyai slogan
“televisi masa kini” sempat menimbulkan kontroversi. Proses perubahan TV Anak
Spacetoon menjadi NET diduga bermodus jual beli izin. Jual beli izin
bertentangan dengan Pasal 34 ayat 4 UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.
Iswandi menduga, proses perubahan nama dari Spacetoon menjadi NET bagian
dari modus jual beli izin. Untuk itu, pihak KPI mengingatkan kepada Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo), untuk lebih berhati-hati dan teliti dalam
kasus-kasus jual beli izin dengan berbagai modus. Terkait dengan dugaan itu,
pihak PT Net Mediatama Indonesia telah memenuhi undangan KPI untuk
menyampaikan klarifikasi seputar perubahan nama dari TV Anak Spacetoon
menjadi NET., Rabu, 05 Juni 2013.
Tabel 4.1
Daftar Manajemen NET. TV
No Nama Jabatan
1 Wishnutama Direktur Utama NET.
2 Agus Laksono Komisaris Utama NET. & Presiden Direktur
Grup Indika
Sumber : Wikipedia
61
4.1.2 Sejarah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dengan berdirinya Yayasan
Pendidikan Tirtayasa pada tanggal 1 oktober 1980 berdasarkan Akte Notaris No: 1
Tahun 1980, kemudian dilakukan penyempurnaan dan dikukuhkan kembali
dengan akte Notaris Ny. R.Arie Soetardjo, Nomor 1, Tanggal 3 Maret 1986.
Kata Tirtayasa (Bahasa Sansekerta yang berarti Air Mengalir) diambil dari
nama Pahlawan Nasional yang berasal dari Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa
(Kepres RI Nomor: 045/TK/1070). Nama Asli Sultan Ageng Tirtayasa adalah
Abul Fatih Abdul Fatah, pewaris ke-IV tahta Kesultanan Banten. Sultan Ageng
Tirtayasa dianugerahi tanda jasa Pahlawan Nasional karena dengan gigih
menentang penjajahan Belanda dan berhasil membawa kejayaan dan keemasan
Kesultanan Banten.
Langkah awal Yayasan Pendidikan Tirtayasa mendirikan Sekolah Tinggi
Ilmu Hukum (STIH) pada tahun 1981 disusul dengan pendirian Sekolah Tinggi
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) pada tahun 1982. Berbarengan dengan
pendiran STKIP, Yayasan Krakatau Steel Cilegon mendirikan SekolahTinggi
Teknik (STT) yang selanjutnya STT bergabung dengan Yayasan Pendidikan
Tirtayasa untuk persiapan berdirinya Universitas Tirtayasa Serang-Banten.
Universitas Tirtayasa Serang Banten merupakan merupakan
penggabungan dari STIH, STT dan STKIP berdasarkan Surat Keputusan
Mendikbud RI Nomor; 0596/0/1984, tanggal 28 November 1984, maka
berubahlah status masing-masing sekolah tinggi menjadi Fakultas Hukum,
Fakultas Teknik, dan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
62
Seiring dengan harapan masyarakat Banten, dari tahun ke tahun
Universitas Tirtayasa mengembangkan pendirian fakultas dan program studi baru
ditandai dengan berdirinya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Keputusan
Mendikbud RI Nomor: 0123/0/1989, tanggal 8 Maret 1989, dan Fakultas ekonomi
dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0331/0/1989, tanggal 30 Mei 1989.
Perubahan sosial politik yang terjadi di Indonesia telah ikut mempengaruhi
perubahan yang terjadi pada Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Didasari oleh
perkembangan Untirta sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang kurang signifikan
dan spirit era reformasi telah mendorong Pimpinan Universitas dan para
Pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Tirtayasa serta Pengurus Yayasan
Pendidikan Tirtayasa dan dukungan para tokoh Banten mengusulkan penegerian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada pemerintah pusat melalui Departemen
Pendidikan Nasional. Selanjutnya pada tanggal 13 oktober 1999 keluarlah
Keppres RI Nomor; 130/1999 tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Atas kerja keras dan kesungguhan dari
pimpinan Untirta dan pengurus Yayasan maka pada tahun 2001 berdasarkan
Keputusan Presiden RI Nomor: 32 tanggal 19 maret 2001 Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa secara resmi ditetapkan menjadi PerguruanTinggi Negeri
definitif.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai perguruan tinggi negeri yang
baru terus berupaya melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan,
baik dibidang kelembagaan, akademik, maupun dibidang kemahasiswaan dan
kerjasama.
63
Perubahan mendasar dibidang organisasi dan tata kerja adalah dengan
ditetapkannya Keputusan Mendiknas Nomor 023/J43/d.1/SK/IV/2003 dan Statuta
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa berdasarkan Keputusan Mendiknas Nomor 10
tahun 2007. Demikian pula perubahan dan perbaikan dibidang akademik
khususnya pendirian fakultas dan jurusan-jurusan baru, pembangunan sarana dan
prasarana pendidikan, pengembangan dan peningkatan kualitas dosen dan tenaga
pendidikan lainnya, pengembangan ICT untuk menunjang pendidikan dan
pelayanan akademik prima, pengembangan dan peningkatan sarana perpustakaan
menuju e-library dan e-jurnal penguatan atmosfer akademik di kampus, serta
peningkatan kualitas pendidikan melalui sistem penjaminan mutu dan evaluasi
diri (Quality Assurance and Self evaluation).
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa saat ini menyelenggarakan program
pendidikan akademik dan program pendidikan vokasi. Program Pendidikan
Akademik terdiri atas Program Pendidikan Sarjana(S1) sebanyak 6 fakultas dan 1
Program Pendidikan Megister ( Pascasarjana), yaitu (1) Fakultas Hukum, (2)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (3) Fakultas Teknik, (4) Fakultas
Pertanian, (5) Fakultas Ekonomi, (6) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan
(7) Pascasarjana. Jurusan/Program Studi yang saat ini dimiliki sebanyak 21 Prodi
untuk Program Sarjana dan 3 Prodi untuk Program Megister dan Program
Diploma III Ekonomi dengan rincian :
Program Sarjana (S1) meliputi : FH 1 jurusan ( Jurusan Ilmu Hukum );
FKIP 3 Jurusan dengan 7 Prodi (Jurusan Ilmu Pendidikan meliputi Prodi PLS,
PGSD dan PGPAUD; Jurusan Pendidikan Bahasa meliputi Prodi Diksastrasia dan
64
Bahasa Inggris; Jurusan IPA meliputi Prodi Matematika dan Biologi); FT 5
Jurusan ( Jurusan T. Mesin, T. elektro, T. Sipil, T. Kimia; T. Industri; dan T.
Metalurgi); FAPERTA 3 Jurusan ( Jurusan Agribisnis; Agroteknologi; dan
perikanan); FE meliputi 3 Jurusan ( Jurusan manajemen; Jurusan Akuntansi;
Jurusan Ekonomi Pembangunan); FISIP Meliputi 2 Jurusan ( Jurusan Ilmu
Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi). Fakultas Pascasarjana
menyelenggarakan Program Megister (S2) dengan 3 Program Studi, yaitu (Prodi
Teknologi Pembelajaran, Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Ilmu Hukum).
Selain Program Pendidikan Akademik sebagaimana tersebut di atas,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa juga menyelenggarakan Program Pendidikan
Vokasi yaitu Program Diploma III. Fakultas yang menyelenggarakan Program
Diploma III, yaitu Fakultas Ekonomi terdiri atas Prodi Akuntansi, Prodi
Marketing/Pemasaran, Prodi Perpajakan, Prodi Keuangan dan Perbankan.
Fakultas Teknik dengan 1 Prodi yaitu Prodi Teknik Komputer dan Multimedia.
Program Studi Teknik Komputer dan Multimedia pada tahun akademik
2011/2012 dipindahkan ke jenjang Sarjana (S1) program studi lain di lingkungan
Fakultas Teknik.
Sumber daya manusia dan mahasiswa yang dimiliki Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa sampai dengan bulan Agustus 2012 terdiri atas 498 orang Dosen
PNS, dan 177 tenaga Administrasi PNS.
VISI
1. Terwujudnya Universitas terbaik yang memiliki kemandirian, kreatifitas,
inovasi, unggul, dan kompetitif dalam bidang pendidikan, penelitian, serta
65
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat.
MISI 1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan kualitas terbaik dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang.
2. Meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan lainnya dalam
melaksanakan berbagai program pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
3. Membangun dan mengembangkan jejaring kerja (networking) untuk
mendorong percepatan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama.
4. Membangun dan mengembangkan sistem manajemen mutu menuju
efisiensi dan profesionalitas.
5. Mengembangkan sistem teknologi informasi yang dapat memacu
terwujudnya perguruan tinggi yang unggul, mandiri, kreatif, inovatif, dan
kompetitif.
6. Meningkatkan tanggung jawab sosial Untirta bersama Pemerintah Daerah
membawa modernisasi dan memelihara nilai luhur.
TUJUAN
Tujuan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam suatu rumusan sebagai berikut:
1. Menyiapkan dan menghasilkan tenaga ahli yang berkemampuan
akademik, profesi dan/atau vokasi yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
66
inovatif, kompetitif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis,
serta bertanggung jawab untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara
Republik Indonesia.
2. Mengembangkan Untirta sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni untuk kemaslahatan umat manusia.
VISI OPERASIONAL
Visi, Misi dan Tujuan Untirta di atas merupakan suatu kristalisasi dari
kesepakatan dan kesepahaman bersama seluruh sivitas akademika yang perlu
diwujudkan dalam visi operasional Rektor dalam menjalankan jabatan Rektor
selama periode 2011-2015 sebagai berikut “Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Maju, Bermutu dan Berkarakter Dalam Kebersamaan” Visi operasional
diwujudkan untuk mewujudkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang maju
dan bermutu melalui:
1. Penyehatan Tata Kelola (Governance)
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
3. Penguatan akuntabilitas dan pencitraan publik
4. Motto, Prinsip dan Filosofi
Motto : Kerja keras dan cerdas dilandasi keikhlasan bernilai ibadah
Prinsip : Prestasi, komitmen, kebersamaan dan tanggung jawab.
Filosofi : Memberikan layanan yang terbaik, amanah dan profesional.66
66 www.untirta.ac.id diakses pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 10.00 WIB
67
4.2 Deskripsi Data Penelitian
Kuisioner ini diberikan kepada 99 responden dengan menggunakan teknik
proportionate stratified random sampling. Teknik ini digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional
dimana responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu dengan jumlah proporsi
dalam tiap-tiap strata ditentukan secara proporsional sesuai dengan besarnya
dalam populasi yang ditetapkan berdasarkan penelitian.
Tabel 4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 32 32.3 32.3 32.3
Perempuan 67 67.7 67.7 100.0
Total 99 100.0 100.0
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin
laki-laki berjumlah 32 orang atau sama dengan 32,3%, sedangkan berjeniskelamin
perempuan sebanyak 52 orang atau sama dengan 67,7%. Berarti dapat diketahui
bahwa perempuan lebih banyak yang menonton tayangan ini daripada laki-laki.
Tabel. 4.3 Responden Berdasarkan Lingkungan
Fakultas Jumlah Teknik 19
Fkip 27
Hukum 11
Fisip 10
Ekonomi 22
Pertanian 10
TOTAL 99
68
Berdasarkan tabel diatas, responden seluruhnya adalah mahasiswa
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sesuai dengan penelitian yang dibagi menjadi
6 fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, dan
Fakultas Pertanian. Peneliti telah memberikan angket kepada mahasiswa yang
sesuai dengan kriteria yang diperlukan. Tabel diatas menunjukan sampel
penelitian berjumlah 99 responden, 19 orang dari fakultas teknik, 27 orang dari
fakultas ilmu pendidikan, 11 orang dari fakultas hukum, 10 orang dari fakultas
ilmu sosial dan ilmu politik, 22 orang dari fakultas ekonomi, dan 10 orang dari
fakultas pertanian.
4.3. Deskripsi Data Frekuensi
Table 4.4 Frekuensi responden menonton televisi
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat jarang (1 kali dalam seminngu) 24 24.2 24.2 24.2
jarang (3 kali dalam seminggu)
40 40.4 40.4 64.6
sering (6 kali dalam seminngu)
35 35.4 35.4 100.0
Total 99 100.0 100.0
69
Dari data di atas diketahui bahwa responden dengan jawaban paling
banyak dipilih yaitu jarang (3 kali dalam seminggu) menonton televisi sebanyak
40 orang atau dengan persentase 40,4%, kemudian yang menjawab sering (6 kali
dalam seminggu) menonton televisi sebanyak 35 orang atau dengan persentase
35,4%, sedangkan jawaban yang sedikit dipilih yaitu sangat jarang (1 kali dalam
seminggu) menonton televisi sebanyak 24 orang atau dengan persentase 24,2%.
Dari data diatas diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu jauh
frekuensi menonton mahasiswa Untirta yang terlihat dari persentase yang memilih
jarang (3 kali dalam seminggu), sering (6 kali dalam seminngu), dan sangat
jarang. Hal ini dikarenakan mahasiswa terdiri dari mahasiswa yang tinggal
dengan orangtua yang sudah pasti memiliki televisi dan juga mahasiswa yang
Gambar 4.1 Diagram responden berdasarkan frekuensi menonton
televisi
70
tidak tinggal dengan orangtua sehingga menonton televisi jika pulang saja dan
mahasiswa yang juga punya televisi di kontrakannya.
Table 4.5 Lama responden menonton televisi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 2 jam 34 34.3 34.3 34.3
2-3 jam 47 47.5 47.5 81.8 4-5 18 18.2 18.2 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.2
Diagram responden berdasarkan lama menonton televisi
71
Table 4.6 Frekuensi menonton tayangan Entertainment News
Dari data di atas diketahui bahwa responden dengan jawaban paling
banyak dipilih berdasarkan lamanya menonton televisi yaitu 2-3 jam sebanyak 47
orang atau dengan persentase 47,5%, kemudian yang menjawab < 2 jam sebanyak
34 orang atau dengan persentase 34,3%, sedangkan jawaban yang sedikit dipilih
yaitu 4-5 jam sebanyak 18 orang atau dengan persentase 18,2%.
Mahasiswa sebagai responden terbanyak memilih lama menonton 2-3 jam
sekitar 47,5% dan kurang dari dua jam sebanyak 34,3%. Hal ini dikarenakan
kesibukan kuliah mahasiswa dan juga kegiatan-kegiatan lain seperti organisasi.
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1/2 tayangan 50 50.5 50.5 50.5
3/4 tayangan 40 40.4 40.4 90.9
keseluruhan tayangan
9 9.1 9.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
72
Gambar 4.3
Diagram responden berdasarkan Frekuensi menonton tayangan Entertainment News
Dari data di atas diketahui bahwa responden dengan jawaban paling
banyak dipilih berdasarkan frekuensi menonton tayangan Entertainment News
sebanyak 50 orang atau dengan persentase 50,5% menjawab ½ tayangan,
kemudian yang menjawab ¾ tayangan sebanyak 40 orang atau dengan persentase
40,4%, sedangkan jawaban yang sedikit dipilih yaitu keseluruhan tayangan
sebanyak 9 orang atau dengan persentase 9,1 %.
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian
Peneliti menganalisis data dengan cara menelaah setiap pertanyaan dalam
kuisioner. Peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur tanggapan
responden. Peneliti menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa Untirta sebanyak
99 orang. Peneliti memberikan skor pada setiap jawaban responden berdasarkan
skala likert sebagai berikut :
73
SS : Sangat Setuju = 4
S : Setuju = 3
TS : Tidak Setuju = 2
STS : Sangat Tidak Setuju = 1
Data yang diperoleh dianalisis berdasarkan perhitungan frekuensi dan
presentase yang disajikan dalam bentuk tabel oleh peneliti.
Table 4.7 Gambar tayangan Entertainment News jelas
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 4 4.0 4.0 4.0 Setuju 63 63.6 63.6 67.7
sangat setuju 32 32.3 32.3 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.4 Diagram responden berdasarkan gambar tayangan
Entertainment News jelas
74
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 32 orang dengan
persentase 32,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 4 orang dengan persentase 4,0%. Tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju.
Tabel 4.8 Suara tayangan Entertainment News jelas
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
Setuju 68 68.7 68.7 69.7
sangat setuju 30 30.3 30.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan Entertainment News memberikan suara yang
jelas diamana yang menjawab setuju sebanyak 68 orang dengan persentase 68,7%,
Gambar 4.5
Diagram responden berdasarkan suara tayangan Entertainment News jelas
75
sebanyak 30 orang dengan persentase 30,3% menyatakan sangat setuju, dan yang
paling sedikit menyatakan tidak setuju sebanyak 1 orang dengan persentase 1,0%.
Tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 4.9 Latar tempat tayangan Entertainment News menarik
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju
1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 14 14.1 14.1 15.2
Setuju 63 63.6 63.6 78.8
sangat setuju 21 21.2 21.2 100.0
Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.6 Diagram responden berdasarkan latar tempat
tayangan Entertainment News menarik
76
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 21 orang dengan
persentase 21,2% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 14 orang dengan persentase 14,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.
Tabel 4.10
Penampilan pembawa acara Entertainment News menarik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 9 9.1 9.1 9.1
Setuju 56 56.6 56.6 65.7
sangat setuju 34 34.3 34.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.7 Diagram responden berdasarkan penampilan pembawa acara Entertainment News menarik
77
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 34 orang dengan
persentase 34,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%. Tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju.
Tabel 4.11 Bahasa yang di gunakan pembawa acara Entertainment News sopan dan mudan di mengerti
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 7 7.1 7.1 7.1 Setuju 59 59.6 59.6 66.7 sangat setuju 33 33.3 33.3 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.8
Diagram responden berdasarkan bahasa yang di gunakan pembawa acara Entertainment News sopan dan mudan di
mengerti
78
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 59 orang dengan persentase 59,6%, sebanyak 33 orang dengan
persentase 33,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju.
Penggunaan bahasa yang baik adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat
dan sesuai dengan golongan penutur dan jenis pemakaian bahasanya. Selain itu,
penyampaian bahasa yang santun menjadi satu syarat bahasa yang baik.67 Bahasa
memang menjadi acuan untuk berkomunikasi melalui media sosial ataupun media
massa. Sebagai pembawa acara tayangan Entertainment News sudah selayaknya
memakai bahasa yang sopan dan santun karena menjadi satu syarat bahasa yang
baik dan juga menyangkut media televise yang bias ditonton oleh siapapun. Dan
dari hasil penelitian menujjukkan bahwa pembawa acara menggunakan bahasa
yang sopan. Hal ini dibuktikan dengan 33,3% sangat setuju dan 59,6%
menyatakan setuju.
Tabel 4.12 Sikap pembawa Entertainment News dalam membawakan acara baik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
Setuju 69 69.7 69.7 72.7
sangat setuju 27 27.3 27.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
67 Ismail Kusmayadi. 2006. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama. Hal.3
79
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 27 orang dengan
persentase 27,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 3 orang dengan persentase 3,0%.
Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertantu terhadap objek sikap.
Objek sikap bisa berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau
kelompok.68 Dengan pengertian ini sudah seharusnya pembawa acara memiliki
sikap yang baik yaitu cara bertindak yang baik terhadap para penonton tayangan
yang mereka bawakan sehingga bisa disukai oleh masyarakat. Dan responden
68 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39-40
Gambar 4.9
Diagram responden berdasarkan sikap pembawa Entertainment News dalam membawakan acara baik
80
pada penelitian ini setuju bahwa pembawa acara Entertainment News memiliki
siap yang baik yang dibuktikan dengan 96 dari 99 orang memilih setuju dan
sangat setuju.
Tabel 4.13 Tema yang di tayangkan Entertainment News bervariasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 7 7.1 7.1 7.1
Setuju 50 50.5 50.5 57.6
sangat setuju 42 42.4 42.4 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 42 orang dengan
persentase 42,4% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
Gambar 4.10
Diagram responden berdasarkan tema yang di tayangkan Entertainment News bervariasi
81
tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju.
Tabel 4.14 Informasi yang ditayangkan Entertainment News berdasarkan fakta
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 15 15.2 15.2 15.2
Setuju 60 60.6 60.6 75.8
sangat setuju 24 24.2 24.2 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 24 orang dengan
persentase 24,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
Gambar 4.11
Diagram responden berdasarkan informasi yang ditayangkan Entertainment News berdasarkan fakta
82
tidak setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 4.15 Informasi yang ditayangkan Entertainment News bermanfaat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 10 10.1 10.1 10.1 Setuju 70 70.7 70.7 80.8 sangat setuju 19 19.2 19.2 100.0 Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 70 orang dengan persentase 70,7%, sebanyak 19 orang dengan
persentase 19,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%. Tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju.
Gambar 4.12
Diagram responden berdasarkan informasi yang ditayangkan Entertainment News bermanfaat
83
Fungsi media massa yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan
membujuk.69 Media massa mempunyai peranan penting dalam mengubah perilaku
masyarakat. Hal-hal yang diberikan memberikan manfaat yang baik atau malah
periaku yang buruk bergantung kepada isi media massa tersebut. Entertainment
News menjadi tayangan infotainment yang memberikan manfaat bagi para
penontonnya.
Tema 4.16 Responden memperhatikan Entertainment News karena alur
gerakan penampilan tayangan yang unik dan berbeda
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 31 31.3 31.3 31.3 Setuju 52 52.5 52.5 83.8 sangat setuju 16 16.2 16.2 100.0 Total 99 100.0 100.0
69 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137
Gambar 4.13
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena alur gerakan penampilan
tayangan yang unik dan berbeda
84
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 31 orang dengan
persentase 31,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
sangat setuju sebanyak 16 orang dengan persentase 16,2%. Tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju.
Manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Manusia
senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak menampilkan nama-
nama barang atau hal lain.70 Oleh karena itu, responden sebanyak 16,2% dan
52,5% memilih sangat setuju dan setuju memperhatikan tayangan Entertainment
News karena alur gerakan tayangan yang unik dan berbeda yaitu pemunculan
berita seperti slide yaitu pertanyaan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan jawaban
dari narasumber.
Tabel 4.17 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini lebih menarik dari pada yang lain dari segi latar, warna dll
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 33 33.3 33.3 33.3
Setuju 51 51.5 51.5 84.8
sangat setuju 15 15.2 15.2 100.0
Total 99 100.0 100.0 70 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52
85
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 51 orang dengan persentase 51,5%, sebanyak 33 orang dengan
persentase 33,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
sangat setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 4.18 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini adalah tayangan baru dan berbeda
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 20 20.2 20.2 20.2
Setuju 56 56.6 56.6 76.8
sangat setuju 23 23.2 23.2 100.0
Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.14
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena tayangan ini lebih
menarik dari pada yang lain dari segi latar, warna dll
86
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 23 orang dengan
persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 20 orang dengan persentase 20,2%.
Table 4.19 Responden memperhatikan Entertainment News karena tayangan ini tayang 4 kali dalam sehari dengan informasi yang selalu baru
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 52 52.5 52.5 54.5 Setuju 40 40.4 40.4 94.9 sangat setuju 5 5.1 5.1 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.15
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena tayangan ini adalah
tayangan baru dan berbeda
87
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 40 orang dengan
persentase 40,4% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.
Table 4.20 Responden memperhatikan Entertainment News karena keinginan memperoleh pengalaman baru
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 3 3.0 3.0 3.0
tidak setuju 42 42.4 42.4 45.5 Setuju 47 47.5 47.5 92.9 sangat setuju 7 7.1 7.1 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.16
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena tayangan ini tayang 4
kali dalam sehari dengan informasi yang selalu baru
88
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 47 orang dengan persentase 47,5%, sebanyak 42 orang dengan
persentase 42,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 3 orang dengan persentase 3,0%.
Tabel 4.21 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena untuk pemenuhan diri (memperkaya kualitas kehidupan dengan informasi)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju
2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 39 39.4 39.4 41.4
Setuju 50 50.5 50.5 91.9
sangat setuju 8 8.1 8.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.17
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap Entertainment News karena keinginan memperoleh
pengalaman baru
89
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 39 orang dengan
persentase 39,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 8 orang dengan persentase 8,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.
Tabel 4.22 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena rasa keingintahuan terhadap tayangan ini
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju
2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 19 19.2 19.2 21.2
Setuju 69 69.7 69.7 90.9
sangat setuju 9 9.1 9.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.18
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena untuk pemenuhan diri
(memperkaya kualitas kehidupan dengan informasi)
90
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 19 orang dengan
persentase 19,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.
Tabel 4.23 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebebasan memilih tayangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 21 21.2 21.2 22.2 Setuju 60 60.6 60.6 82.8 sangat setuju 17 17.2 17.2 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.19
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena rasa
keingintahuan terhadap tayangan ini
91
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 21 orang dengan
persentase 21,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 17 orang dengan persentase 17,2%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.
Table 4.24 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan mencari identitas (eksistensi dikalangan mahasiswa)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 15 15.2 15.2 15.2
tidak setuju 62 62.6 62.6 77.8 Setuju 17 17.2 17.2 94.9 sangat setuju 5 5.1 5.1 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.20
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena kebebasan
memilih tayangan
92
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 62 orang dengan persentase 62,6%, sebanyak 17 orang dengan
persentase 17,2% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju
sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat setuju
ada 5 orang dengan persentase 5,1%.
Table 4.25 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 10 10.1 10.1 10.1
tidak setuju 55 55.6 55.6 65.7 Setuju 28 28.3 28.3 93.9 sangat setuju 6 6.1 6.1 100.0 Total 99 100.0 100.0
Gambar 4.21
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena kebutuhan
mencari identitas (eksistensi dikalangan mahasiswa)
93
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 28 orang dengan
persentase 28,3% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju
sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%, serta yang menjawab sangat setuju
ada 6 orang dengan persentase 6,1%.
Table 4.26 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena faktor
kemauan untuk menonton tayangan ini
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju
1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 22 22.2 22.2 23.2
Setuju 63 63.6 63.6 86.9
sangat setuju 13 13.1 13.1 100.0
Gambar 4.22
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena kebutuhan
akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan
94
Table 4.26 Responden memperhatikan tayangan Entertainment News karena faktor
kemauan untuk menonton tayangan ini
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju
1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 22 22.2 22.2 23.2
Setuju 63 63.6 63.6 86.9
sangat setuju 13 13.1 13.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 22 orang dengan
persentase 22,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 13 orang dengan persentase 13,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.
Gambar 4.23
Diagram responden berdasarkan perhatian terhadap tayangan Entertainment News karena faktor
kemauan untuk menonton tayangan ini
95
Tabel 4.27 Responden memahami Entertainment News karena kepercayaan
terhadap tayangan ini
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju
4 4.0 4.0 4.0
tidak setuju 32 32.3 32.3 36.4
Setuju 56 56.6 56.6 92.9
sangat setuju 7 7.1 7.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 32 orang dengan
persentase 32,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
Gambar 4.24
Diagram berdasarkan pemahaman responden terhadap Entertainment News karena kepercayaan
pada tayangan ini
96
sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 4 orang dengan persentase 4,1%.
Table 4.28 Responden memahami Entertainment News karena sudah pernah mendapatkan informasi yang sama di masa lalu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju
4 4.0 4.0 4.0
tidak setuju 57 57.6 57.6 61.6
Setuju 31 31.3 31.3 92.9
sangat setuju 7 7.1 7.1 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab tidak setuju
sebanyak 57 orang dengan persentase 57,6%, 31 orang dengan persentase 31,3%
Gambar 4.25
Diagram berdasarkan pemahaman responden terhadap Entertainment News karena sudah pernah
mendapatkan informasi yang sama di masa lalu
97
menyatakan setuju, dan menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang dengan
persentase 7,1%, serta yang sangat tidak setuju ada 4 orang dengan persentase
4,0%. Banyaknya responden yang tidak setuju menunjukkan bahwa informasi
yang sama di masa lalu bukan menjadi acuan dalam memahami tayangan ini.
Tabel 4.29 Responden menerima tayangan Entertainment News
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 7 7.1 7.1 7.1
Setuju 67 67.7 67.7 74.7
sangat setuju 25 25.3 25.3 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 67 orang dengan persentase 67,7%, sebanyak 25 orang dengan
persentase 25,3% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju
Gambar 4.26
Diagram berdasarkan penerimaan responden terhadap tayangan Entertainment News
98
sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju.
Tabel 4.30 Respon responden terhadap tayangan ini adalah positif
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak setuju 5 5.1 5.1 5.1
Setuju 71 71.7 71.7 76.8
sangat setuju 23 23.2 23.2 100.0
Total 99 100.0 100.0
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 71 orang dengan persentase 71,7%, sebanyak 23 orang dengan
persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju.
Gambar 4.27
Diagram berdasarkan respon responden terhadap tayangan ini adalah positif
99
Respon adalah tahap terakhir dari stimulus-organism-respon untuk
mengetahui bagaimana persepsi seseorang. Respon sendiri terdiri dari dua jenis
yaitu reflexive respon yaitu respon yang ditimbulkan oleh ransangan-ransangan
tertentu karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Kedua adalah
instrumental respon yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti
oleh stimulus karena berfungsi memperkuat respon.71
Tabel 4.31 Reflexive respon responden yang relatif tetap positif terhadap tayangan Entertainment News
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 1 1.0 1.0 1.0
tidak setuju 16 16.2 16.2 17.2 Setuju 67 67.7 67.7 84.8 sangat setuju 15 15.2 15.2 100.0 Total 99 100.0 100.0
71 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.20
Gambar 4.28
Diagram berdasarkan Reflexive respon responden yang relative tetap positif terhadap tayangan
Entertainment News
100
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 67 orang dengan persentase 67,7%, sebanyak 16 orang dengan
persentase 16,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%.
Tabel 4.32 Respon responden adalah instrumental respon yaitu respon yang berkembang sesuai dengan apa yang ditayangkan oleh Entertainment
News setiap harinya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid sangat tidak setuju 2 2.0 2.0 2.0
tidak setuju 23 23.2 23.2 25.3 Setuju 55 55.6 55.6 80.8 sangat setuju 19 19.2 19.2 100.0 Total 99 100.0 100.0
101
Data di atas menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 23 orang dengan
persentase 23,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%.
4.5 Hasil Analisis Deskriptif
Setelah mendeskripsikan masing-masing pernyataan, maka peneliti perlu
untuk mengukur berapa besar persentase di masing–masing sub variabel, yaitu
sebagai berikut:
Gambar 4.29
Diagram berdasarkan Respon responden adalah instrumental respon yaitu respon yang berkembang
sesuai dengan apa yang ditayangkan oleh Entertainment News setiap harinya
102
1. Analisis deskriptif stimulus
nN
X 100
28633564
X 100
80 33
2. Analisis deskriptif organism
nN
X 100
37415544
X 100
67 47
3. Analisis deskriptif respon
nN
X 100
8981188
X 100
75 58
4.6 Pembahasan
Infotainment adalah salah satu jenis penggelembungan bahasa yang
kemudian menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau
informasi hiburan. Merupakan singkatan dari istilah Inggris information-
entertainment.72 Menurut Iswandi Syahputra infotainment adalah kemasan acara
yang bersifat informatif namun dibungkus dan disisipi dengan Entertainment
untuk menarik perhatian sehingga informasi sebagai pesan utamanya dapat
72 http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13 WIB
103
diterima.73 Namun di Indonesia Infotainment identik dengan acara televisi yang
menyajikan berita selebritis.
Saat ini, infotainment selalu menghiasi acara televisi setiap harinya, mulai
dari pagi hari sampai malam hari. Seperti yang sudah dikatakan, tayangan
infotainment bukan lagi sesuai dengan arti sesungguhnya namun sudah menjadi
tayangan yang berisi tentang berita selebriti. Salah satu televisi yang baru berdiri
membuat suatu tayangan yaitu Entertainment News yang berusaha untuk akhirnya
mengembalikan makna dari infotainment sesungguhnya.
Dari hasil penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah
dari persepsi mahasiswa terhadap tayangan Entertainment News di Net TV
melalui kuisioner yang telah dibagikan kepada 99 responden. Dari hasil kuisioner
yang telah diolah maka terdapat hasil data yang selanjutnya dianalisis. Penelitian
ini menggunakan teori s-o-r dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli
tertentu. Elemen-elemen dari teori ini adalah stimulus yaitu pesan yang datang,
organism yaitu penerima dan juga respon yaitu efek. Unsur-unsur model ini
adalah:
Pertama yaitu stimulus. Stimulus adalah pesan yang diterima oleh
organism. Pada penelitian ini, stimulus merupakan tayangan Entertainment News
mencakup setting acara, pembawa acara dan juga isi tayangan. Dan berdasarkan
persentase stimulus mendapatkan hasil sebesar 80,33%.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir keseluruhan mahasiswa
setuju bahwa gambar tayangan Entertainment News jelas terlihat dari responden
73 Iswandi Syahputra. 2011. Rezim Media: Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 157
104
yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6% dan sebanyak
32 orang dengan persentase 32,3% menyatakan sangat setuju. Net tv sendiri juga
muncul dengan gambar yang lebih tajam dan warna yang lebih cerah dengan
menggunakan teknologi canggih yaitu system Full High Definition (Full-HD).
Hasil penelitian terhadap suara jelas atau tidak, menunjukkan bahwa
mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 68 orang dengan persentase 68,7%,
sebanyak 30 orang dengan persentase 30,3% menyatakan sangat setuju. Televisi
juga mengandung unsur visual yaitu suara sehingga penonton dapat
mendengarkan apa yang diinformasikan, dengan suara yang jelas maka penonton
mengetahui dengan jelas apa yang diinformasikan dan dari data di atas,
menunjukkan bahwa tayangan Entertainment News mempunyai suara yang jelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar tempat menarik atau tidak,
mahasiswa yang menjawab setuju sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%,
sebanyak 21 orang dengan persentase 21,2% menyatakan sangat setuju, dan yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 14 orang dengan persentase 14,1%. Latar
tempat pembawa acara dalam membawakan acara juga penting karena akan
mempengaruhi penonton yang melihatnya. Dengan latar yang menarik maka
penonton akan semakin menikmati tayangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 34 orang dengan
persentase 34,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%. Tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju. Sebuah tayangan infotainment tidak lepas dari pembawa
105
acaranya, bagaimana pembawa acara membawakan acara, penampilannya dan
juga bahasanya. Salah satu hal yang juga diperhatikan yaitu penampilan dari
pembawa acara apakah menarik atau tidak. Dalam penelitian ini responden
dengan jumlah 56,6% setuju bahwa penampilan para pembawa acara dalam
Entertainment News menarik bahkan ada responden yang memilih sangat setuju
sebesar 34,3%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 59 orang dengan persentase 59,6%, sebanyak 33 orang dengan
persentase 33,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Penggunaan bahasa yang
baik adalah penggunaan ragam bahasa yang tepat dan sesuai dengan golongan
penutur dan jenis pemakaian bahasanya. Selain itu, penyampaian bahasa yang
santun menjadi satu syarat bahasa yang baik.74 Bahasa memang menjadi acuan
untuk berkomunikasi melalui media sosial ataupun media massa. Sebagai
pembawa acara tayangan Entertainment News sudah selayaknya memakai bahasa
yang sopan dan santun karena menjadi satu syarat bahasa yang baik dan juga
menyangkut media televise yang bias ditonton oleh siapapun. Dan dari hasil
penelitian menujjukkan bahwa pembawa acara menggunakan bahasa yang sopan.
Hal ini dibuktikan dengan 33,3% sangat setuju dan 59,6% menyatakan setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 27 orang dengan
persentase 27,3% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
74 Ismail Kusmayadi. 2006. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo Media Pratama. Hal.3
106
tidak setuju sebanyak 3 orang dengan persentase 3,0%. Sikap adalah
kecenderungan bertindak, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide
situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi kecenderungan untuk berperilaku
dengan cara-cara tertantu terhadap objek sikap. Objek sikap bisa berupa benda,
orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok.75 Dengan pengertian ini sudah
seharusnya pembawa acara memiliki sikap yang baik yaitu cara bertindak yang
baik terhadap para penonton tayangan yang mereka bawakan sehingga bisa
disukai oleh masyarakat. Dan responden pada penelitian ini setuju bahwa
pembawa acara Entertainment News memiliki siap yang baik yang dibuktikan
dengan 96 dari 99 orang memilih setuju dan sangat setuju.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 42 orang dengan
persentase 42,4% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab
sangat tidak setuju. Responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa tema
yang ditayangkan bervariasi. Hal ini bukan tidak beralasan karena tayangan
Entertainment News memberikan banyak tema yang berbeda setiap tayangnya
seperti resep makanan, fashion, gaya hidup dan yang lain.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab
setuju sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 24 orang dengan
persentase 24,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Seringkali infotainment
75 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39-40
107
memberikan informasi yang belum pasti tentang seorang selebriti sehingga
menimbulkan rumor yang tidak enak dikalangan masyarkat. Informasi yang
berdasakan fakta dan tidak berlebihan sangat dibutuhkan walaupun menyangkut
tayangan infotainment. Hal ini dilakukan oleh Entertainment News karena
tayangan ini sendiri masuk dalam segmen berita dan selalu memberikan informasi
sesuai fakta. Hal ini terbukti dengan banyaknya responden yang memilih sangat
setuju dan setuju yaitu sebesar 24,2% dan 60,6%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 70 orang dengan persentase 70,7%, sebanyak 19 orang dengan
persentase 19,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%. Fungsi media massa
yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.76 Media massa
mempunyai peranan penting dalam mengubah perilaku masyarakat. Hal-hal yang
diberikan memberikan manfaat yang baik atau malah periaku yang buruk
bergantung kepada isi media massa tersebut. Entertainment News menjadi
tayangan infotainment yang memberikan manfaat bagi para penontonnya.
Di dalam buku komunikasi massa suatu pengantar yang ditulis oleh
Elvinaro Ardianto bahwa televisi memiliki karakteristik yaitu audiovisual dimana
televisi memiliki kelebihan yang dapat didengar sekaligus dilihat. Khalayak dapat
menikmati tayangan gambar bergerak dengan kesesuaian suara secara harmonis.
Hal ini bisa dilihat dari setiap variabel pertanyaan dimana gambar dan suara yang
dihasilkan adalah baik dan jelas dan tentu juga harmonis.
76 Elvinaro Ardianto,dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal.137
108
Tidak hanya audiovisual, berpikir dalam gambar juga menjadi
karakteristik kedua televisi. Dalam karakteristik ini ada da tahap yaitu visualisasi
yakni pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi
gambar yang jelas dan menyajikan sedemikian rupa sehingga mengandung suatu
makna. Setelah itu penggambaran yaitu kegiatan merangkai gambar-gambar
individual sehingga kontinuitasnya mengandung makna. Hal ini terbukti dengan
adanya pembawa acara di dalam membawakan acara dan juga informasi yang
dibawakan sedemikian rupa sehingga mengandung makna.
Kedua adalah organism dimana pada penelitian ini adalah mahasiswa
Untirta. Mahasiswa memproses stimulus di dalam dirinya tidak semata-mata
ditentukan oleh stimulus yang datang namun juga oleh faktor-faktor yang ada di
dalam organism. Di dalam organism terdiri dari 3 tahap yaitu perhatian,
pengertian dan penerimaan. Dengan mempertanyakan faktor-faktor yang
menetukan ketiga hal ini, maka dapat diketahui dengan jelas proses pembentukan
persepsi tentang tayangan Entertainment News. Dan pada sub variable ini, tingkat
persentase organism dalam memproses stimulus yaitu sebesar 67,47%.
Hasil penelitian mahasiswa yang memperhatikan Entertainment News
karena alur gerakan penampilan tayangan yang unik dan berbeda yaitu yang
menjawab setuju sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 31
orang dengan persentase 31,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit
menyatakan sangat setuju sebanyak 16 orang dengan persentase 16,2%. Tidak ada
yang menjawab sangat tidak setuju. Manusia secara visual tertarik pada objek-
objek yang bergerak. Manusia senang melihat huruf-huruf dalam display yang
109
bergerak menampilkan nama-nama barang atau hal lain.77 Oleh karena itu,
responden sebanyak 16,2% dan 52,5% memilih sangat setuju dan setuju
memperhatikan tayangan Entertainment News karena alur gerakan tayangan yang
unik dan berbeda yaitu pemunculan berita seperti slide yaitu pertanyaan terlebih
dahulu, dilanjutkan dengan jawaban dari narasumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 51 orang dengan persentase 51,5%, sebanyak 33 orang dengan
persentase 33,3% menyatakan tidak setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
sangat setuju sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%. Intensitas stimuli
berhubungan dengan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli lain. Manusia akan
memperhatikan stimuli yang lebih menonjol seperti contoh warna merah pada
latar belakang putih, tubuh jangkung di tengah-tengah orang pendek, dll.78 Hal ini
juga terjadi pada tayangan Entertainment News, sebanyak 33,3% menyatakan
sangat setuju dan 51,5% menyatakan setuju bahwa tayangan ini diperhatikan
karena inensitas stimulinya yaitu warna, latar dan yang lainnya lebih menonjol
atau menarik daripda tayangan lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 23 orang dengan
persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang paling sedikit menyatakan
tidak setuju sebanyak 20 orang dengan persentase 20,2%. Banyaknya mahasiswa
yang menjawab setuju dikarenakan tayangan Entertainment News memberikan
tayangan yang baru dan berbeda. Dikatakan baru karena tayangan ini baru ada 77 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52 78 Ibid. Hal. 52
110
sekitar setahun seperti Net TV sendiri yang baru berdiri. Dan juga dikatakan
berbeda karena tidak sama dengan tayangan infotainment lain di dalam hal
pemberitaan, tema, dll. Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda akan
menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimuli yang berbeda
atau luar biasa mudah dipelajari atau diingat.79
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak
setuju sebanyak 52 orang dengan persentase 52,5%, sebanyak 40 orang dengan
persentase 40,4% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%. Hal-hal yang disajikan berkali-kali,
disertai dengan variasi akan menarik perhatian. Unsur familiarity (yang sudah kita
kenal) dan unsur novelty (yang baru kita kenal) berpadu.80 Banyaknya responden
tidak setuju memperhatikan tayangan ini karena tayangan ini tayang 4 kali sehari
dengan informasi yang selalu baru. Hal ini terjadi karena tayangan ini
memberikan informasi yang baru namun sering dengan tema yang sama setiap
tayangnya.
Gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan perulangan adalah faktor-faktor
eksternal penarik perhatian, dikatakan menarik perhatian karena sifat-sifatnya
yang menonjol. Seperti di dalam buku Drs. Jalaludin Rakhmat,M.Sc bahwa
mahasiswa akan memperhatikan bila keempat hal ini mempunyai sifat yang
menonjol sehingga membentuk persepsi dari setiap mahasiswa.81 Dan hal ini
79 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52 81 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52
111
terbukti di dalam setiap variable mayoritas setuju dengan semua pertanyaan
tentang faktor-faktor eksternal penarik perhatian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 47 orang dengan persentase 47,5%, sebanyak 42 orang dengan
persentase 42,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 3 orang dengan persentase 3,0%. Dalam hal ini, responden yang
memilih setuju dan tidak setuju hampir sama namun yang lebih banyak adalah
yang memilih setuju yaitu sebesar 47,5%. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa
memperhatikan suatu hal, dalam hal ini yaitu tayangan Entertainment News
menjadi suatu faktor untuk memperoleh pengalaman baru. Namun banyak juga
yang mengatakan tidak setuju karena bukan untuk mendapatkan pengalaman baru.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 50 orang dengan persentase 50,5%, sebanyak 39 orang dengan
persentase 39,4% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 8 orang dengan persentase 8,1%. Kebutuhan akan pemenuhan diri
berkaitan dengan meningkatkan kualitas kehidupan, ingin memenuhi potensi-
potensi di dalam diri Seperti ucapan Maslow yaitu “What a man can be, he must
be”.82 Banyaknya responden yang memilih setuju memperhatikan tayangan untuk
pemenuhan diri karena dari tayangan Entertainment News didapatkan informasi
ang dapat meningkatkan kualitas kehidupan seperti gaya hidup, fashion, dll.
82 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39
112
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 69 orang dengan persentase 69,7%, sebanyak 19 orang dengan
persentase 19,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 9 orang dengan persentase 9,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 2 orang dengan persentase 2,0%. Sebanyak 69,7% responden
menyatakan setuju memperhatikan tayangan Entertainment News karena rasa
ingin tahu mereka. Hal ini dikarenakan rasa ingin tahu berhubungan dengan usaha
setiap orang dalam memahami dan memperoleh arti dari dunianya. Karena
kecenderungan memberi arti pada apa yang dialami, bila informasi yang diperoleh
terbatas, manusia akan mencari jawaban sendiri.83
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 60 orang dengan persentase 60,6%, sebanyak 21 orang dengan
persentase 21,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 17 orang dengan persentase 17,2%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%. Di zaman sekarang kebebasan dalam
memilih suatu hal sudah menjadi hal yang lumrah termasuk dalam pemilihan
tayangan yang akan ditonton, namun banyak juga yang belum bebas seperti anak-
anak di bawah umur. Oleh karena itu banyak responden yang memilih setuju
memperhatikan tayangan Entertainment News karena kebebasan dalam memilih
tayangan yang mereka mau tonton.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak
setuju sebanyak 62 orang dengan persentase 62,6%, sebanyak 17 orang dengan
83 Ibid Hal. 38
113
persentase 17,2% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju
sebanyak 15 orang dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat setuju
ada 5 orang dengan persentase 5,1%. Banyaknya responden yang tidak setuju
yaitu sebesar 62,2% karena responden yang adalah mahasiswa merupakan kaum
intelektual yang juga sudah mengerti bagaimana untuk mencari identitas diri
sesungguhnya. Mencari identitas yang berkaitan dengan kebutuhan untuk
memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, menunjukkan
eksistensi di dunia bukan dengan cara menonton tetapi menunjukkan kualitas atau
skill di dalam diri.84
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak
setuju sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 28 orang dengan
persentase 28,3% menyatakan setuju, dan yang menyatakan sangat tidak setuju
sebanyak 10 orang dengan persentase 10,1%, serta yang menjawab sangat setuju
ada 6 orang dengan persentase 6,1%. Kebutuhan akan nilai, kedambaan dan
makna kehidupan berhubungan dengan hal menghadapi gejolak kehidupan.
Manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dan mengambil keputusan
atau memberikan makna pada kehidupannya.85 Dengan banyaknya responden
yang memilih tidak setuju menandakan bahwa banyak hal yang bermanfaat yang
dapat di ambil dari tayangan ini namun bukan untuk nilai, kedambaan atau
memberikan makna kehidupan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 63 orang dengan persentase 63,6%, sebanyak 22 orang dengan
84 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 39 85Ibid. Hal.39
114
persentase 22,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 13 orang dengan persentase 13,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 1 orang dengan persentase 1,0%. Responden yang memilih setuju
memperhatikan tayangan Entertainment News karena faktor kemauan menonton
tayangan ini sebanyak 63,6%. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden
menonton tayangan ini karena keinginan diri sendiri untuk mengetahui apa yang
ditayangkan atau diberitakan oleh tayangan ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 56 orang dengan persentase 56,6%, sebanyak 32 orang dengan
persentase 32,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%, serta yang menjawab sangat tidak
setuju ada 4 orang dengan persentase 4,1%. Setelah tahap perhatian di dalam
organism, dilanjutkan dengan tahap pemahaman, organism memahami stimulus
yang sudah diperhatikan. Salah satu faktor di dalam pemahaman adalah
kepercayaan. Pemahaman responden terhadap tayangan Entertainment News ini
dikarenakan kepercayaan terhadap tayangan ini dan hal ini dibuktikan dengan
banyaknya responden yang memilih setuju yaitu sebesar 56,6%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menjawab tidak
setuju sebanyak 57 orang dengan persentase 57,6%, 31 orang dengan persentase
31,3% menyatakan setuju, dan menyatakan sangat setuju sebanyak 7 orang
dengan persentase 7,1%, serta yang sangat tidak setuju ada 4 orang dengan
persentase 4,0%. Banyaknya responden yang tidak setuju menunjukkan bahwa
115
informasi yang sama di masa lalu bukan menjadi acuan dalam memahami
tayangan ini.
Data di atas menyatakan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 67 orang dengan persentase 67,7%, sebanyak 25 orang dengan
persentase 25,3% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 7 orang dengan persentase 7,1%. Tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa sebanyak 67 orang atau
dengan persentase 67,7% menyatakan setuju menerima tayangan Entertainment
News dan 25,3% menyatakan sangat setuju. Hal ini menandakan bahwa tayangan
ini diterima oleh para responden dan tidak menjadi tayangan yang buruk bagi para
penonton.
Di dalam organism sendiri ada tiga tahap yaitu perhatian, pengertian dan
penerimaan. Perama perhatian yaitu proses mental ketika stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran saat stimuli lainnya melemah. Apa yang menjadi
perhatian organisms ditentukan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal
adalah gerakan, intensitas stimuli, kebaruan dan perulangan. Seperti di dalam
buku Drs. Jalaludin Rakhmat,M.Sc bahwa mahasiswa akan memperhatikan bila
keempat hal ini mempunyai sifat yang menonjol sehingga membentuk persepsi
dari setiap mahasiswa.86 Dan hal ini terbukti di dalam setiap variable mayoritas
setuju dengan semua pertanyaan tentang faktor-faktor eksternal penarik perhatian.
Faktor internal teridiri dari keinginan memperoleh pengalaman baru,
pemenuhan diri, rasa keingintahuan, kebebasan, kebutuhan mencari identitas,
86 Jalaluddin Rakhmat. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal. 52
116
kebutuhan akan nilai,kedambaan dan makna kehidupan, kemauan. Hal-hal ini
sangat berperan dalam pembentukan perilaku manusia. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa setuju memperhatikan tayangan
Entertainment News , namun ada satu yang tidak setuju yaitu kebutuhan mencari
identitas dimana pada penelitian ini adalah eksistensi di kalangan mahasiswa
sendiri.
Hal yang kedua adalah pengertian menyangkut organism mengerti tentang
stimuli yang sudah diperhatikan sebelumnya. Hal ini ditentukan oleh faktor
kepercayaan dan pengetahuan di masa lalu. Mahasiswa menerima tayangan ini
yang terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan setuju atas setiap
pernyataan. Begitu juga dengan tahap ketiga yaitu penerimaaan terhadap tayangan
ini. Mahasiswa menerima tayangan ini secara keseleruhan.
Data di atas menyatakan bahwa mahasiswa yang menjawab setuju
sebanyak 71 orang dengan persentase 71,7%, sebanyak 23 orang dengan
persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, dan yang menyatakan tidak setuju
sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1. Tidak ada yang menjawab sangat tidak
setuju. Respon adalah tahap terakhir dari stimulus-organism-respon untuk
mengetahui bagaimana persepsi seseorang. Respon sendiri terdiri dari dua jenis
yaitu reflexive respon yaitu respon yang ditimbulkan oleh ransangan-ransangan
tertentu karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Kedua adalah
instrumental respon yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti
oleh stimulus karena berfungsi memperkuat respon.87
87 Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal.20
117
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap
tayangan Entertainment News secara keseluruhan adalah positif. Hal ini terlihat
dari sebanyak 71 orang dengan persentase 71,7% menyatakan setuju dan sebanyak
23 orang dengan persentase 23,2% menyatakan sangat setuju, serta yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 5 orang dengan persentase 5,1. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa respon terhadap tayangan ini adalah relatif tetap terlihat
dari hasil penelitian yaitu responden yang menjawab setuju sebanyak 67 orang
dengan persentase 67,7%, sebanyak 16 orang dengan persentase 16,2%
menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 15 orang
dengan persentase 15,2%, serta yang menjawab sangat tidak setuju ada 1 orang
dengan persentase 1,0%. Untuk hasil penelitian terhadap instrumental respon atau
respon yang berkembang menyatakan bahwa responden yang menjawab setuju
sebanyak 55 orang dengan persentase 55,6%, sebanyak 23 orang dengan
persentase 23,2% menyatakan tidak setuju, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 19 orang dengan persentase 19,2%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa respon terhadap tayangan adalah positif, bila respon positif berarti
tayangan Entertainment News menjadi tayangan yang secara positif diterima oleh
mahasiswa.
Dari hasil penelitian untuk stimulus, organism dan respon menunjukkan
hasil yang positif terhadap tayangan Entertainment News dan hal inipun
memunjukkan bagaimana persepsi mahasiswa, dan persepsi mahasiswa adalah
positif atau baik.
118
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan untuk
menjawab tujuan penelitian yang diajukan pada awal penelitian, maka berikut
adalah hasil kesimpulannya:
1. Tingkat stimulus tayangan Entertainment News terhadap persepsi
mahasiswa Untirta berdasarkan pengukuran persentase yaitu sebesar
80,33%. Hasil analisis persentase ini dikatakan termasuk tinggi dan masuk
dalam kategori baik. Tingginya tingkat stimulasi dikarenakan tayangan ini
memang tayangan yang pantas untuk ditonton oleh masyarakat, hal ini
dibuktikan dengan banyaknya responden yang menjawab setuju di dalam
kuisioner melalui alat ukur setting acara, pembawa acara dan juga isi
tayangan.
2. Persepsi tidak hanya ditentukan oleh stimulus yang datang namun juga
kondisi dari organism sendiri yaitu pada penelitian ini adalah mahasiswa
Untirta. Bagaimana stimulus diproses di dalam diri organism di dalam
tahap perhatian, pengertian, penerimaan yang ditentukan oleh begitu
banyak faktor. Hasil analisis berupa persentase atas tingkat mahasiswa
memproses stimulus di dalam diri sendiri sebesar 67,47% dan hal ini juga
dikategorikan dalam kategori baik.
119
3. Tingkat respon mahasiswa terhadap tayangan Entertainment News adalah
75,58% dan termasuk dalam kategori baik. Dari persentase ini diketahui
bahwa respon mahasiswa Untirta adalah positif. Hal ini dikarenakan
tayangan ini menjadi tayangan yang memberikan hal-hal yang positif dan
bermanfaat bagi penontonnya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, berikut ini peneliti
menyampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan masalah penelitian, antara
lain:
1. Net tv sebagai media massa yang menyiarkan tayangan Entertainment
News bisa lebih kreatif lagi dan lebih bervariatif tema yang dibawakan di
setiap tayangnya dan tetap mempertahankan informasi yang berdasarkan
fakta.
2. Mahasiswa Untirta sebagai bagian dari penikmat media massa khususnya
tayangan infotainment untuk bisa lebih selektif di dalam memilih tayangan
yang berkualitas dan bermanfaat seperti tayangan Entertainment News
yang cukup bermanfaat bagi para penikmat televisi.
3. Respon terhadap tayangan Entertainment News adalah positif, diharapkan
program tayangan Entertainment News tetap memberikan hal-hal yang
positif sehingga respon dari masyarakat tetap positif.
120
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa.
Bandung: Simbiosa Rakata Media. ,Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa
Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. . 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo. Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha
Ilmu. Gembel, Michael. CommunicationWorks. New York: Random House Inc. Karlinah,Siti, Lukiati Komala dan Betty Soemirat. 2007. Komunikasi Massa.
Jakarta: Universitas Terbuka. Khasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Grafiti. Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. Kusmayadi, Ismail. 2006. Think Smart Bahasa Indonesia. Bandung: Grafindo
Media Pratama. Morissan. 2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. dan Andy Corry Wardhani. 2009. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia. Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. . 2009. Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: Raja Grafindo Persada
121
Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. .2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: Andi Offset. Sciffman, Lazar. 2000. Consumer Behavior. Sixth Edition. New Jersey: Prentice-
Hall International Inc. Silalahi, Uber. 2010. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Silih Agung Wasesa. 2005. Strategi Public Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Soekidjo, Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. . 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. . 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Syahputra, Iswandi. 2011. Rezim Media: Pergulatan Demokrasi, Jurnalisme, dan
Infotainment dalam Industri Televisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Uchjana, Onong Effendy. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti. Usman, Husaini dan Purnomo S. Akbar. 2004. Metode Penelitian Sosial. Jakarta:
PT Bumi Aksara. Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi
Offset.
122
West, Richard dan Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta:
Salemba Humanika. Wood, Julia. 1997. Communication Our Lives. Belmont: Wadsworth Publishing
Company.
Sumber yang lain:
Djahri, Alie. 1992. Modul Psikologi Komunikasi. Jakarta: Fisip UI
Komunika. 2007. LIPI
http://edukasi.kompasiana.com diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 14.13
WIB
http://www.agbnielsen.net/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.30 WIB
http://www.netmedia.co.id/ diakses pada tanggal 03 Maret 2014 pukul 18.40 WIB
http://www.untirta.ac.id/ diakses pada tanggal 12 Desember 2014 pukul 10.00
WIB
http://alibudihartoharyanta.blogspot.com/2008/11/pers-infotainment-dan-
pengaruhburuknya diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 12.30 WIB
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/10/07/06/123381-
dewan-pers-kecam-serangan-bom-molotov-ke-tempo diakses pada tanggal 13
Januari 2105 pukul 15.00 WIB
www.kpi.go.id diakses pada tanggal 14 Januari 2015 pukul 09.30 WIB
http://www.netmedia.co.id/ diakses pada tanggal 13 Januari 2015 pukul 18.40
WIB
123
LAMPIRAN
124
125
DATA RESPONDEN
NO Nama Jenis Kelamin Fakultas Usia
1. Desy Panjaitan Perempuan TEKNIK 20 Tahun
2. Iqbal Laki-laki TEKNIK 17 Tahun
3. Fitrahardiansyah Laki-laki TEKNIK 18 Tahun
4. M. Sofian Laki-laki TEKNIK 18 Tahun
5. Rudy Bonar Laki-laki TEKNIK 21 Tahun
6. Andi P.S Laki-laki TEKNIK 19 Tahun
7. Daniel Sitorus Laki-laki TEKNIK 19 Tahun
8. Merliana Krisencia Perempuan TEKNIK 18 Tahun
9. Octaviani Sihombing Perempuan TEKNIK 20 Tahun
10. Andini Perempuan TEKNIK 20 Tahun
11. Nova Robekha Perempuan TEKNIK 21 Tahun
12. Desi Putri Perempuan TEKNIK 18 Tahun
13. Lambok R.G Perempuan TEKNIK 21 Tahun
14. Tijan Laki-laki TEKNIK 19 Tahun
15. Vanessa Nadeak Perempuan TEKNIK 19 Tahun
16. Donni Ryanto Laki-laki TEKNIK 21 Tahun
17. Suci Wulansari Perempuan TEKNIK 18 Tahun
18. Emmy Lia C Perempuan TEKNIK 20 Tahun
19. Yuliani Fauziah Perempuan TEKNIK 19 Tahun
20. Novi Nurizati Perempuan FKIP 20 Tahun
21. Dewi Mariana Perempuan FKIP 20 Tahun
22. Chintya Perempuan FKIP 20 Tahun
126
23. Monalisa Sihombing Perempuan FKIP 20 Tahun
24. Riky Ambar Sari Perempuan FKIP 20 Tahun
25. Ulfa Dwiyuliawati Perempuan FKIP 18 Tahun
26. Lilis Afudoh Perempuan FKIP 19 Tahun
27. Yuniar Lestari Perempuan FKIP 20 Tahun
28. Jamilatul Afiah Perempuan FKIP 19 Tahun
29. Rina H Perempuan FKIP 21 Tahun
30. Erie Setyamah Perempuan FKIP 20 Tahun
31. Novia Angraeni Perempuan FKIP 19 Tahun
32. Nur Rizka Agni Perempuan FKIP 21 Tahun
33. Ninta Karina Tarigan Perempuan FKIP 21 Tahun
34. Novelina Perempuan FKIP 21 Tahun
35. Willy Simarmata Laki-laki FKIP 20 Tahun
36. Devid Laki-laki FKIP 19 Tahun
37. Kristin Anisa Perempuan FKIP 19 Tahun
38. Ayat Hidayat Laki-laki FKIP 20 Tahun
39. Ika Yulina P Perempuan FKIP 20 Tahun
40. Happy Dwi Ditha N.I Perempuan FKIP 19 Tahun
41. Aerwin Fauziah Perempuan FKIP 20 Tahun
42. Astri Setiarini Perempuan FKIP 20 Tahun
43. Tri Julyanto Laki-laki FKIP 21 Tahun
44. Maya Perempuan FKIP 20 Tahun
45. Nisa Perempuan FKIP 19 Tahun
46. Emilia Oktafiani Perempuan FKIP 19 Tahun
127
47. Andreani Perempuan HUKUM 20 Tahun
48. Novia Ratnasari Perempuan HUKUM 22 Tahun
49. Desi Perempuan HUKUM 21 Tahun
50. Ita Lestari Perempuan HUKUM 19 Tahun
51. Lysa Angraeni Perempuan HUKUM 19 Tahun
52. Masjuita Damanik Perempuan HUKUM 21 Tahun
53. Siti Khoirunisa Perempuan HUKUM 21 Tahun
54. Elies Puspa Dewi Perempuan HUKUM 21 Tahun
55. Febyola SC Hutagaol Perempuan HUKUM 19 Tahun
56. Songga Aurora Abadi Laki-laki HUKUM 20 Tahun
57. Cholid Syaefulloh Laki-laki HUKUM 20 Tahun
58. Jesseyca Mellyati. B Perempuan FISIP 20 Tahun
59. Magda Lena Perempuan FISIP 20 Tahun
60. Ferdinand Putra Laki-laki FISIP 21 Tahun
61. Gunawan P. Sinaga Laki-laki FISIP 20 Tahun
62. Mega Oktauly M Perempuan FISIP 20 Tahun
63. Stenley Laki-laki FISIP 20 Tahun
64. Hari Agustian Laki-laki FISIP 20 Tahun
65. M. Rizon Syaudi Laki-laki FISIP 20 Tahun
66. Yohana A.U. Perempuan FISIP 20 Tahun
67. Emiliya Johari Perempuan FISIP 20 Tahun
68. Subowo Laki-laki EKONOMI 21 Tahun
69. Erliana Perempuan EKONOMI 20 Tahun
70. Susan D. Manullang Perempuan EKONOMI 20 Tahun
128
71. Mardiana Perempuan EKONOMI 22 Tahun
72. Habibah Jawas Perempuan EKONOMI 20 Tahun
73. Emmia Datta Perempuan EKONOMI 21 Tahun
74. Rani Kurniawati Perempuan EKONOMI 17 Tahun
75. Frans Todo Sinurat Laki-laki EKONOMI 18 Tahun
76. Pinkan Pratiwi Perempuan EKONOMI 19 Tahun
77. Emah Halimah Perempuan EKONOMI 20 Tahun
78. Eiren Haniel Perempuan EKONOMI 19 Tahun
79. Widya Lumbangaol Perempuan EKONOMI 18 Tahun
80. Mindo Purba Perempuan EKONOMI 20 Tahun
81. Tri Okminto Bangun Laki-laki EKONOMI 21 Tahun
82. Wawan Darmawan Laki-laki EKONOMI 20 Tahun
83. Hana Nurfaidah Perempuan EKONOMI 19 Tahun
84. Risky Maulana Putra Laki-laki EKONOMI 19 Tahun
85. Kevindra Dwi N Laki-laki EKONOMI 21 Tahun
86. Helmiyudin Laki-laki EKONOMI 20 Tahun
87. Dadan Ramdhan M Laki-laki EKONOMI 20 Tahun
88. Hilmi Restu Putra Laki-laki EKONOMI 19 Tahun
89. Jan Zefanya M Laki-laki EKONOMI 20 Tahun
90. Bella Cahyati Perempuan PERTANIAN 22 Tahun
91. Nurhasanah Perempuan PERTANIAN 21 Tahun
92. Dede Muhamad K Laki-laki PERTANIAN 17 Tahun
93. Zaenudin Laki-laki PERTANIAN 22 Tahun
94. Ria Perempuan PERTANIAN 20 Tahun
129
95. Martina Sihombing Perempuan PERTANIAN 19 Tahun
96. Henita Perempuan PERTANIAN 20 Tahun
97. Septian Laki-laki PERTANIAN 22 Tahun
98. Fajrani A.B Perempuan PERTANIAN 20 Tahun
99. Lia Wulansari Perempuan PERTANIAN 21 Tahun
130
No.Responden
Lembar Kuisioner
PERSEPSI MAHASISWA UNTIRTA TERHADAP TAYANGAN
ENTERTAINMENT NEWS DI NET TV
Petunjuk Pengisian :
1. Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda Ceklis (√) pada jawaban
yang paling sesuai
2. Seluruh pertanyaan pada kuisioner harus dijawab
3. Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Identitas Responden :
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Fakultas :
4. Usia Responden :
Frekuensi Menonton TV
Berilah tanda silang (X) sesuai dengan jawaban yang Anda pilih
Frekuensi menonton televisi
1. Sering (6 kali dalam 1 minggu) ( )
2. Jarang (3 kali dalam 1 minggu) ( )
3. Sangat jarang (1 kali dalam seminggu) ( )
Lama menonton televisi
1. 4-5 jam ( )
2. 2-3 jam ( )
131
3. < 2 jam ( )
Pernah menonton tayangan Entertainment News di Net TV
1. Ya ( )
2. Tidak ( )
Frekuensi menonton tayangan Entertainment News di Net TV
1. Keseluruhan tayangan ( )
2. ¾ Tayangan ( )
3. ½ Tayangan ( )
A. STIMULUS
No. Pertanyaan Keterangan
SS S TS STS
Setting Acara
1. Gambar tayangan Entertainment News jelas
2. Suara tayangan Enertainment News jelas
3. Latar tempat tayangan Entertainment News
menarik
Pembawa Acara
4. Penampilan pembawa acara Entertainment
News menarik
5. Bahasa yang digunakan pembawa acara
Entertainment News sopan dan mudah
dimengerti
6. Sikap pembawa acara Entertainment News
dalam membawakan acara baik
132
Isi Tayangan
7. Tema yang ditayangkan Entertainment News
bervariasi
8. Informasi yang ditayangkan Entertainment
News berdasarkan fakta
9. Informasi yang ditayangkan Entertainment
News bermanfaat
B. ORGANISM
No. Pertanyaan Keterangan
SS S TS STS
Perhatian (Faktor Eksternal)
10. Saya memperhatikan Entertainment News
karena alur gerakan penampilan tayangan yang
unik dan berbeda
11. Saya memperhatikan Entertainment News
karena tayangan ini lebih menarik daripada
yang lain dari segi latar, warna, dll.
12. Saya memperhatikan Entertainment News
karena tayangan ini adalah tayangan baru dan
berbeda
13. Saya memperhatikan Entertainment News
karena tayangan ini tayang 4 kali dalam sehari
dengan informasi yang selalu baru
133
Perhatian (Faktor Internal)
14. Saya memperhatikan tayangan Entertainment
News karena keinginan memperoleh
pengalaman baru
15. Saya memperhatikan tayangan Entertainment
News karena kebutuhan untuk pemenuhan diri
(memperkaya kualitas kehidupan dengan
informasi)
16. Saya memperhatikan tayangan Entertainment
News karena rasa keingintahuan terhadap
tayangan ini
17. Saya memperhatikan tayangan Entertainment
News karena kebebasan dalam memilih
tayangan
18. Saya memperhatikan tayangan Entertainment
News karena kebutuhan mencari identitas(
eksistensi di kalangan mahasiswa)
19. Saya memperhatikan tayangan Entertainment
News karena kebutuhan akan nilai, kedambaan
dan makna kehidupan
20. Saya memperhatikan Entertainment News
karena faktor kemauan untuk menonton
tayangan ini
Pengertian/Pemahaman
21. Saya memahami Entertainment News karena
134
kepercayaan terhadap tayangan ini
22. Saya memahami Entertainment News karena
sudah pernah mendapatkan informasi yang
sama di masa lalu
Penerimaan
23. Saya menerima tayangan Entertainment News
C. RESPON
No. Pertanyaan Keterangan
SS S TS STS
24. Respon saya terhadap tayangan ini adalah
positif
25. Respon saya adalah reflexive respon yaitu
respon yang relatif tetap positif
26. Respon saya adalah instrumental respon yaitu
respon yang berkembang sesuai dengan apa
yang ditayangakan oleh Entertainment News
setiap harinya
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA
135
NILAI TENDENSI RESPONDEN
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 2 3 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 2 2 1 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 2 1 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 2 4 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 2 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 3 1 1 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 4 2 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3
136
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 1 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 1 1 4 3 1 4 4 3 3 4 4 2 4 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 4 2 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 4 1 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 4 3 3
137
4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 1 1 3 1 1 2 2 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 4 2 2 3 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 1 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 325
326
302
322
323
321
332
306
306
282
279
300
246
256
262
283
291
210
228
286
264
239
315
315
294
289
T O T A L
S T I M U L U S
2 8 6 3
T O T AL
O R G A N I S M
3 7 4 1
T O T A L
R E S P O N
8 9 8
138
139
140
141
142
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Silvi Vanelia Sigiro
Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Beringin, 28 januari 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Tanjung Beringin Dusun IV Kec. Sumbul
Kab. Dairi – SUMUT 22281
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Telepon : 082298954400
Latar Belakang Pendidikan
Formal
2009 – Sekarang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2005 – 2008 : SMA Santo Thomas 2 Medan
2002 – 2005 : SMP Negeri 2 Sumbul
1996 – 2002 : SD Impres 1 Tanjung Beringin
Non Formal
2002 – 2006 : Kursus Bahasa Inggris di Prima English
2011 : Kursus Bahasa Inggris LIA
Organisasi
1. 2004 – 2005 : Bendahara OSIS SMP Negeri 2 Sumbul
2. 2011 – 2012 : Bendahara PMK di Untirta