hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang ca...

74
1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA MAMMAE DENGAN MOTIVASI PASIEN MENGIKUTI KEMOTERAPI DI RUANG ONE DAY CARE RSUD Dr. MOEWARDI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Oleh : LENY DWI HASTUTI NIM: ST. 13 046 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “KUSUMA HUSADA” TAHUN 2015

Upload: buidien

Post on 03-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

CA MAMMAE DENGAN MOTIVASI PASIEN MENGIKUTI

KEMOTERAPI DI RUANG ONE DAY CARE

RSUD Dr. MOEWARDI

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan

Oleh :

LENY DWI HASTUTI

NIM: ST. 13 046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “KUSUMA HUSADA”

TAHUN 2015

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696
Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Leny Dwi Hastuti

NIM : ST.13 046

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIkes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing dan masukan dari

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataann ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, 7 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan.

Leny Dwi Hastuti

NIM : ST.13 046

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam,

karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul : ”Hubungan Tingkat Pengetahuan pasien tentang Ca

Mamae dengan Motivasi Pasien Mengikuti Kemoterapi di Ruang One Day Care

RSUD Dr. Moewardi”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa dorongan,

bimbingan dan mmotivasi-motivasi dari berbagai pihak niscaya penulis tidak akan

mampu menulis skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberi izin penelitian kepada penulis.

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku Ketua Prodi Si

Keperawatan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada semua

mahasiswanya.

3. Ibu Anita Istiningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku pembimbing utama yang

telah memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Ariyani, S.Kep.,Ns., selaku pembimbing pendamping, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

5. Bapak dan Ibu Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalamnnya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua responden yang telah membantu dalam pengisian kuesioner ini

sehingga terkumpullah data yang digunakan untuk penyusunan skripsi ini.

7. Keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa, nasihat, kasih sayang dan

semangat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Teman-teman ST13 yang telah memberikan dukungan dan bantuannya,

sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali

ucapan terima kasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga amal baiknya

mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 7 Agustus 2015

Leny Dwi Hastuti

NIM. ST. 13 046

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

ABSTRAK ... ............................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

2.1 Latar Belakang ................................................................ 1

2.2 Rumusan Masalah ............................................................ 5

2.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 5

2.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori .................................................................. 7

2.2 Keasalian Penelitian ......................................................... 25

2.3 Kerangka Teori ................................................................ 27

2.4 Kerangka Konsep ............................................................. 28

2.5 Hipotesis ........................................................................... 28

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................... 30

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

3.2 Populasi dan Sampel ......................................................... 30

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 31

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..... 31

3.5 Instrumen Penelitian ........................................................ 33

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 34

3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 36

3.8 Pengolahan Data dan Analisis Data ................................. 37

3.9 Etika Penelitian ............................................................... 40

3.10 Jadwal Penelitian ............................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Responden ................................................... 41

4.2. Analisis Univariat ............................................................. 42

4.3. Analisis Bivariat ............................................................... 43

4.4. Pembahasan ....................................................................... 43

BAB V PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden ................................................... 48

4.2. Analisis Univariat ............................................................. 50

4.3. Analisis Bivariat ............................................................... 55

BAB VI PENUTUP

4.1. Simpulan ........................................................................... 59

3.2. Saran ................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Keaslian Penelitian .................................................................. 26

3.1 Definisi Operasional Variabel dan skala pengukuran ............. 32

4.1 Distribusi frekuensi umur ........................................................ 47

4.2 Distribusi frekuensi pendidikan .............................................. 47

4.3 Distribusi frekuensi pekerjaan.................................................. 48

4.4 Distribusi frekuensi pengetahuan tentang Ca Mammae........... 48

4.5 Distribusi frekuensi tentang motivasi pasien mengikuti kemo-

terapi ......................................................................................... 49

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 27

2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 28

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Pasien

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Pasien

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Penelitian

Lampiran 8. Hasil Analisis Data

Lampiran 9. Jadwal Penelitian

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 11. Lembar Konsultasi

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Leny Dwi Hastuti

Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Ca Mammae dengan

Motivasi Pasien Mengikuti Kemoterapi di Ruang One Day Care

RSUD Dr. Moewardi

Abstrak

Pasian Ca Mammae yang menjalani kemoterapi kadang-kadang merasa

pesimis bahwa penyakitnya tidak dapat diatasi dan tidak dapat sembuh, untuk

mengurangi pesimis itu diperlukan tingkat pengetahuan dan motivasi dalam

penatalaksanaannya agar kelangsungan kemoterapi yang dijalani oleh klien

tersebut dapat berjalan lancar sehingga mempunyai motivasi untuk sembuh.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

pasien tentang Ca Mammae dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi.

Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan

cross sectional. Jumlah sampel 84 pasien dan teknik pengambilan sampel dengan

purposive sampling. Alat analisis yang digunakan dengan analisis Chi-Square

(2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang

mengikuti kemoterapi mempunyai tingkat pengetahuan tentang Ca Mammae baik

yaitu sebanyak 41 orang (48,8%), sebagian besar pasien yang mengikuti

kemoterapi mempunyai motivasi baik yaitu sebanyak 41 orang (48,8%), dan

terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan tentang

Ca Mammae dengan motivasi pasien mengikuti kemotherapi di Ruang One Day

Care RSUD Dr. Moewardi (p-value = 0,001). Berdasarkan hal tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan tentang Ca Mammae dengan motivasi pasien mengikuti kemotherapi.

Kata kunci: Tingkat pegetahuan, motivasi, Ca Mammae, kemoterapi.

Daftar Pustaka: 23 (2006 – 2014)

BAB I

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan

kesengsaraan dan kematian. Kanker menempati peringkat kedua penyebab

kematian setelah penyakit jantung. Hampir setiap satu dari 20 wanita di

Singapura didiagnosa mengidap Ca Mamae dalam hidupnya. Wanita etnis

Cina mempunyai resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita

etnis Melayu atau India, sebesar 10-20%. Insiden yang tertinggi ada di

kelompok usia 55-59 tahun (Kartikawati, 2013). Pencegahan dan pengobatan

prakanker Mamae masih merupakan masalah kesehatan masyarakat diantara

wanita dewasa di Indonesia. Menurut ketua umum YKI (Yayasan Kanker

Indonesia), diperkirakan 15.000 penderita baru per tahun, dan 8.000 penderita

meninggal tiap tahun. Deteksi dini dan pengobatan pra kanker Ca Mamae

perlu menjadi prioritas (Moerdijat dkk, 2010).

Ca Mamae di Indonesia menduduki tempat kedua dalam urutan

keganasan pada wanita yaitu 16 orang per 100.000 penduduk wanita. Berdasar

data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007, kejadian Ca Mamae

sebanyak 5.786 kasus atau 11,78% dari keganasan lainnya. Angka kejadian

Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696 kasus

atau 11,07% dan sekitar 70% penderita berada dalam stadium lanjut. Kanker

ini terbanyak berkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu sekitar 89,48% (Aditama,

2010).

1

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

Kasus Ca Mammae di Jawa Tengah pada tahun 2011 terdapat 2.091

atau sekitar 19,70% (DinKes, 2012). Angka kejadian Ca Mamae pada tahun

2012 di Kota Surakarta menempati angka tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir yaitu terdapat 181 kasus atau sekitar 8,6% dari seluruh kejadian

penyakit tidak menular dan 11 kasus diantaranya atau sebesar 5,4% terdapat di

Kecamatan Pasar kliwon (DinKes, 2013).

Pasien Ca Mammae sekitar 70% datang ke rumah sakit sudah berada

pada stadium lanjut. Penyebab keterlambatan penderita datang ke dokter,

antara lain adalah takut operasi, percaya pada pengobatan tradisional atau

paranormal, dan ketidaktahuan deteksi dini Ca Mammae, faktor ekonomi atau

ketiadaan biaya. Padahal makin tinggi stadiumnya maka kemungkinan sembuh

akan turun hingga 15%. Hal ini disebabkan karena terapi yang diberikan juga

kurang maksimal (Sutjipto, 2003).

Salah satu terapi yang diberikan pada pasien Ca Mammae yaitu

tindakan kemoterapi. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti

kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan

membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tetapi juga sel-

sel yang ada di seluruh tubuh (Kartikawati, 2013).

Motivasi pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan terapi

utamanya pada terapi penyakit tidak menular (misalnya : diabetes, hipertensi,

asma, kanker, dan sebagainya), gangguan mental, penyakit infeksi HIV /

AIDS dan tuberkulosis. Tidak adanya motivasi pasien pada terapi penyakit ini

dapat memberikan efek negatif yang sangat besar karena prosentase kasus

penyakit tersebut di atas diseluruh dunia mencapai 54% dari seluruh penyakit

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

pada tahun 2010. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi

lebih dari 65% pada tahun 2020 (Info POM, 2011).

Harus diingat bahwa motivasi untuk mengikuti kemoterapi merupakan

fenomena multidimensi yang ditentukan oleh beberapa dimensi yang saling

terkait, yaitu faktor pasien, faktor terapi, faktor tingkat pengetahuan, faktor

sistem kesehatan, faktor lingkungan dan faktor sosial ekonomi. Semua faktor

adalah faktor penting dalam mempengaruhi motivasi pasien untuk mengikuti

kemoterapi sehingga tidak ada pengaruh yang lebih kuat dari faktor lainnya.

Menyelesaikan masalah ketidakadanya motivasi pasien ini, tidak sepenuhnya

semua kesalahan ada pada pasien sehingga intervensi hanya dilakukan dari sisi

pasien, namun diperlukan juga adanya pembenahan dalam sistem kesehatan

dan petugas pelayanan kesehatan.

Faktor pengetahuan tentang Ca Mammae dan penatalaksanaan sangat

mendukung kelangsungan pengobatan yang dijalani oleh pasien. Hal ini

disebabkan karena pengobatannya memerlukan waktu yang relatif lama dan

pasien maupun keluarga diharapkan dapat menjalani program pengobatan

sampai selesai, agar dapat dicapai hasil yang optimal. RSUD Dr. Moewardi

merupakan rumah sakit pusat rujukan banyak memberikan pelayanan

kemoterapi terhadap pasien Ca Mammae, dan tidak sedikit diantara pasien

tersebut tidak memenuhi jadwal kemoterapi yang telah direncanakan.

RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2013 terdapat 1200 pasien Ca

Mamae. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di

RSUD Dr. Moewardi pada bulan Juni 2014 terdapat 105 pasien, bulan Juli

2014 menurun menjadi 93 pasien, dan pada bulan Agustus 2014 meningkat

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

menjadi 130 pasien. Studi pendahuluan dengan wawancara terhadap 5 pasien

Ca Mammae yang menjalani kemoterapi diketahui 3 orang (60%) kurang

mengetahui tentang Ca Mamae. (60%) dan menyatakan kurang mempunyai

motivasi untuk melakukan kemoterapi di rumah sakit karena kemoterapi

hanya akan berdampak pada keluhan seperti nyeri, sulit tidur, mudah lelah,

kurang semangat hidup. Berdasarkan pemikiran dan latar belakang

permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan pasien tentang Ca Mamae dengan

Motivasi Pasien Mengikuti Kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi”.

1.2 Perumusan Masalah

Faktor pengetahuan tentang Ca Mammae dan motivasi untuk

menjalankan kemoterapi sangat mendukung kelangsungan pengobatan yang

dijalani oleh pasien agar pasien mau menjalani kemoterapi tersebut agar dapat

dicapai hasil yang optimal. Hasil studi pendahuluan diketahui beberapa pasien

kurang mempunyai motivasi untuk melakukan kemoterapi di rumah sakit

karena kemoterapi hanya akan berdampak pada keluhan seperti nyeri, sulit

tidur, mudah lelah, kurang semangat hidup. Berdasarkan latar belakang,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Adakah hubungan tingkat

pengetahuan pasien tentang Ca Mamae dengan motivasi pasien mengikuti

kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi?”.

Page 16: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mammae dengan

motivasi pasien mengikuti kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mamae di

Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi.

b. Mengidentifikasi motivasi pasien mengikuti kemoterapi di Ruang One

Day Care RSUD Dr. Moewardi

c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mamae

dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi di Ruang One Day Care

RSUD Dr. Moewardi.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi pada

rumah sakit dalam hal pengetahuan tentang pelaksanaan kemoterapi pada

pasien Ca Mammae agar tercipta suatu motivasi pada pasien untuk

mengikuti kemoterapi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan

penelitian lebih lanjut tentang sejauh mana tingkat pengetahuan tentang Ca

Mamae hubungannya dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi.

Page 17: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

3. Bagi Penelitian Lain

Untuk peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai acuan untuk

pendokumentasian apabila akan mengadakan penelitian mengenai

hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi pasien mengikuti

kemoterapi.

4. Bagi Peneliti

Memberikan bukti-bukti empiris tentang pengetahuan tentang kanker

pasien Ca Mamae hubungannya dengan motivasi mengikuti kemoterapi.

Page 18: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengetahuan

2.1.1.1 Definisi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses

sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu, hal ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Sunaryo, 2004).

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika

seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya (Meliono, 2007).

2.1.1.1 Domain Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif menurut Notoatmodjo (2010) mempunyai 6 (enam) tingkatan,

yaitu :

7

Page 19: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengigat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginter-prestasikan materi tersebut dengan benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, mengimple-mentasikan, meramalkan, dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk

keseluruhan yang baru, atau dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang sudah ada.

Page 20: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka (over behavior) perilaku yang didasari

pengetahuan bersifat langgeng.

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah :

1) Tingkat pendidikan, pendidikan adalah upaya untuk

memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku

positif yang meningkat. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan

mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.

2) Informasi, seseorang mempunyai sumber informasi lebih akan

mempunyai pengetahuan lebih luas. Informasi diartikan sebagai

suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,

memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu, sedangkan informasi sendiri

mencakup data, teks, image, suara, kode, program komputer,

database yang diteruskan melalui komunikasi. Seseorang

dengan sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai

pengetahuan yang lebih luas.

Page 21: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

3) Budaya, tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

4) Pengalaman, sesuatu yang pernah dialami seseorang akan

menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

5) Sosial ekonomi, tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan

menambah tingkat pengetahuan (Sukanto, 2007).

2.1.1.4 Cara Mendapatkan Pengetahuan

Beberapa cara untuk mendapatkan pengetahuan menurut adalah :

a. Coba-salah (trial and eror). Cara ini digunakan saat orang

mengalami masalah, upaya pemecahannya adalah dengan cara

coba-coba saja atau dengan kemungkinan–kemungkinan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas. Cara ini digunakan secara turun-

temurun, atau karena kebiasaan sehari-hari serta tradisi yang

dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah hal

tersebut baik atau tidak.

c. Pengalaman. Pengalaman artinya berdasarkan pemikiran kritis

akan tetapi pengalaman belum tentu teratur dan bertujuan.

Mungkin pengalaman hanya dicatat saja. Pengalaman yang

disusun sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu

pengetahuan.

d. Melalui jalan pikiran yaitu dengan cara induksi dan deduksi.

Induksi yaitu apabila proses pembuatan keputusan itu melalui

pernyataan–pernyataan khusus kepada yang umum. Deduksi

Page 22: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

apabila pembuatan kesimpulan dari pernyataan–pernyataan

umum kepada yang khusus.

e. Cara modern. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini

disebut “Metodologi Penelitian atau Metode Penelitian Ilmiah”

(Notoatmodjo, 2010).

2.1.1.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan domain di atas (Notoatmodjo,

2010).

Tingkat pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : Hasil persentase 76–100%

2) Cukup : Hasil persentase 56-75%

3) Kurang : Hasil persentase < 56%.

2.1.2 Motivasi

2.1.2.1 Pengertian

Motivasi berasal dari kata motif (motive), yang berarti

rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga, yang

dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan

perilaku tertentu. Motif merupakan suatu pengertian yang

Page 23: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

melengkapi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-

dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat

sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada dasarnya mempunyai

motif termasuk tingkah laku secara reflek dan yang berlangsung

secara otomatis mempunyai maksud tertentu, walaupun maksud itu

tidak senantiasa disadari manusia (Russel, 2000).

Motivasi juga merupakan upaya untuk menimbulkan

rangsangan atau dorongan tenaga tertentu pada seseorang agar mau

berbuat dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu

(Irwanto, 1991). Motivasi atau upaya untuk memenuhi kebutuhan

pada seseorang dapat dipakai sebagai alat untuk menggairahkan

seseorang untuk giat melakukan kewajibannya tanpa harus

diperintah atau diawasi. (Singgih, 2002).

Motivasi sering disebut sebagai penggerak perilaku (the

energizer of behavior) Motivasi adalah penentu (determinan)

perilaku, dengan kata lain motivasi adalah konstruk teoritis

mengenai terjadinya perilaku. Konstruk teoritis ini meliputi aspek-

aspek pengaturan (regulasi). Pengarahan (direksi), serta tujuan

(insentif global ) dari perilaku (Usman, 2005).

2.1.2.2 Motivasi dalam Perilaku

Ciri motivasi dalam perilaku :

1) Penggerak perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-

tanggapan yang bervariasi. Motivasi tidak hanya merangsang

suatu perilaku tertentu saja tetapi menstimulasi berbagai

Page 24: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

kecenderungan berperilaku yang memungkinkan tanggapan

yang berbeda-beda.

2) Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang

bervariasi dengan kekuatan determinan. Rangsang yang

lemah mungkin menimbulkan reaksi yang hebat atau

sebaliknya.

3) Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.

4) Penguatan positif (positive reinforcement), menyebabkan

suatu perilaku tertentu cenderung diulangi.

5) Kekuatan perilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan

itu bersifat tidak baik (Usman, 2003).

Perilaku terjadi karena suatu determinan tertentu, baik

biologis, pikologis, maupun yang berasal dari lingkungan.

Determinan ini akan menstimulasi timbulnya suatu keadaan (bio)

psikologis tertentu yang dalam tubuh disebut kebutuhan.

Kebutuhan menciptakan suatu keadaan ketengangan (tension), hal

ini mendorong perilaku untuk memenuhi kebutuhan tersebut

(perilaku instrumental). Ketika kebutuhan sudah dipenuhi, maka

ketegangan akan melemah, sampai timbulnya ketegangan lagi

karena munculnya kebutuhan baru. Inilah yang disebut daur

motivasi, bila determinan yang menimbulkan kebutuhan itu tidak

ada lagi maka daur tidak terjadi (Daniellle Gales & Carrette,

2002).

Page 25: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Beberapa teori dan definisi tentang motivasi maka dapat

dipahami bahwa bila pada individu terdapat bermacam-macam

motif yang mendorong dan menggerakkan manusia untuk

melakukan kegitan-kegiatan dalam mencapai tujuan serta

memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka mempertahankan

eksistensinya (Hidayat, 2006). Motivasi dipengaruhi oleh :

1. Energi

Energi merupakan sumber yang mendorong tingkah

laku, sehingga seseorang mempunyai kekuatan untuk mampu

melakukan suatu tindakan tertentu.

2. Belajar

Belajar dinyatakan bahwa ada interaksi antara belajar

dan motivasi dalam tingkah laku. Semakin banyak seseorang

mempelajari sesuatu maka ia akan lebih termotivasi untuk

bertingkah laku sesuai dengan yang pernah dipelajarinya.

3. Interaksi sosial

Interaksi sosial dinyatakan bahwa interaksi sosial

dengan individu lain akan mempengaruhi motivasi bertindak.

Semakin sering seseorang berinteraksi dengan orang lain akan

semakin mempengaruhi motivasi seseorang untuk melakukan

tindakan.

4. Proses kognitif

Proses kognitif yaitu informasi yang masuk pada

seseorang diserap kemudian diproses dan pengetahuan tersebut

untuk kemudian mempengaruhi tingkah laku.

Page 26: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

Faktor yang mempengaruhi motivasi juga dapat

diklasifikasikan menjadi 2 (dua) yaitu : (Sumidjo, 2006)

a) Faktor Internal

Segala sesuatu dari dalam individu seperti kepribadian, sikap,

pengalaman, pendidikan dan cita-cita

(1) Sifat kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang

terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi

serta menyesuaikan diri terhadap rangsangan dari dalam

diri maupun lingkungan, sehingga corak dan cara

kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional yang

khas pada manusia itu, sehingga orang yang

berkepribadian pemalu akan mempunyai motivasi berbeda

dengan orang yang memiliki kepribadian keras.

(2) Intelegensi atau pengetahuan merupakan seluruh

kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara

terarah dan efektif, sehingga orang yang mempunyai

intelegensi tinggi akan mudah menyerap informasi, saran,

dan nasihat.

(3) Sikap merupakan perasaan mendukung atau tidak

mendukung pada suatu objek, dimana seseorang akan

melakukan kegiatan jika sikapnya mendukung terhadap

obyek tersebut, sebaliknya seseorang tidak melakukan

kegiatan jika sikapnya tidak mendukung. Cita-cita

merupakan sesuatu yang ingin dicapai dengan adanya

Page 27: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

cita–cita maka seseorang akan termotivasi mencapai

tujuan.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal meliputi lingkungan, pendidikan, agama,

sosial, ekonomi, kebudayaan, orang tua, dan saudara.

(1) Pengaruh lingkungan baik fisik, biologis, maupun

lingkungan sosial yang ada sekitarnya dapat

mempengaruhi tingkah laku seseorang sehingga

dorongan dan pengaruh lingkungan akan dapat

meningkatkan motivasi individu untuk melakukan

sesuatu.

(2) Pendidikan merupakan proses kegiatan pada dasarnya

melibatkan tingkah laku individu maupun kelompok. Inti

kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil

dari proses belajar mengajar adalah terbentuknya

seperangkat tingkah laku, kegiatan dan aktivitas. Dengan

belajar baik secara formal maupun informal, manusia akan

mempunyai pengetahuan, dengan pengetahuan yang

diperoleh seseorang akan mengetahui manfaat dari saran

atau nasihat sehingga akan termotivasi dalam usaha

meningkatkan status kesehatan.

(3) Agama merupakan keyakinan hidup seseorang sesuai

dengan norma atau ajaran agamanya. Agama akan

Page 28: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

menjadikan individu bertingkah laku sesuai norma dan

nilai yang diajarkan, sehingga seseorang akan termotivasi

untuk mentaati saran, atau anjuran petugas kesehatan

karena mereka berkeyakinan bahwa hal itu baik dan sesuai

dengan norma yang diyakininya.

(4) Sosial ekonomi merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi

keluarga mampu mencukupi dan menyediakan fasilitas

serta kebutuhan untuk keluarganya. Sehingga seseorang

dengan tingkat sosial ekonomi tinggi akan mempunyai

motivasi yang berbeda dengan tingkat sosial ekonomi

rendah.

(5) Kebudayaan merupakan keseluruhan kegiatan dan karya

manusia yang harus dibiasakan dengan belajar. Orang

dengan kebudayaan Sunda yang terkenal dengan

kehalusannya akan berbeda dengan kebudayaan Batak,

sehingga motivasi dari budaya yang berbeda akan berbeda

pula.

(6) Orang Tua yang dianggap sudah pengalaman dalam banyak

hal, sehingga apapun nasihat atau saran dari orang tua

akan dilaksanakan.

(7) Saudara, dimana saudara merupakan orang terdekat yang

akan secara langsung maupun tidak langsung akan

berpengaruh pada motivasi untuk berperilaku.

Page 29: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2.1.3 Kanker Payudara (Ca. Mamae)

2.1.3.1 Pengertian

Kanker payudara (Ca Mammae) adalah penyakit neoplasma

yang bersifat ganas dimana sel payudara mengalami proliferasi,

diferensiasi abnormal dan tumbuh secara autonom yang

menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar diambil merusak serta

menyebar ke bagian tubuh yang lain (Maryani, 2005).

Kanker adalah kondisi kelainan pada jaringan organ tubuh

berupa tumbuhnya sel-sel abnormal secara cepat, dan akhirnya

mengganggu kinerja sel-sel normal. Sel yang mengalami

abnormalitas ini bisa jadi sel organ dalam, sel jaringan otot, sel

tulang, sel otak, bahkan sel darah. Tidak ada satu sel pun di dalam

tubuh yang tidak memiliki kemungkinan terserang kanker. Bahkan

yang lebih mengerikan sel yang sudah mengalami penyimpangan

atau disebut sel kanker, dapat berpindah tempat mengikuti aliran

darah dan cairan limfa. Sehingga banyak kasus kanker yang

menyerang di berbagai tempat di tubuh manusia, bahkan berpindah

tempat dalam waktu singkat (Nurcahyo, 2010).

Kanker Payudara atau istilah medisnya Carcinoma

Mammae adalah momok pembunuh kedua bagi kaum wanita

Indonesia setelah kanker rahim (Nurcahyo, 2010). Kanker

payudara terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di

dalam jaringan payudara.

Page 30: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2.1.3.2 Jenis-jenis Ca Mammae

Ada beberapa jenis kanker payudara (Ca Mammae) yang

menyerang manusia, yaitu sebagai berikut: (Nurcahyo, 2010)

1) Kanker Jinak (Fibroadenoma Mammae). Tumor jinak ini

berkembang di jaringan dan kelenjar susu. Tumor ini menyerang

wanita usia 20-25 tahun. Bahkan di Eropa ditemukan pula

menyerang wanita berusia 15 tahun.

2) Lobular Carcinoma In Situ (LCIS). Kanker payudara ini paling

banyak ditemukan. Namun, sebagian ahli kedokteran menolak

mengklasifi-kasikan LCIS ke dalam kategori kanker, karena

LCIS umumnya tidak meluas, melainkan hanya terjebak pada

kelenjar susu.

3) Ductal Carcinoma In Situ (DCIS). Kanker ini perkembangan sel

abnormal yang menyerang sel-sel pada saluran susu. Kanker ini

termasuk jenis noninvasif (tidak menyebar).

4) Infiltrating Labular Carcinoma (ILC). ILC ini merupakan jenis

kanker payudara invasif, ia bahkan sulit dideteksi dengan teknik

Mammogram. Kanker ini menyerang jaringan payudara di

bawah kulit, di dalam kelenjar susu, dan menyebar ke jaringan

lemak serta jaringan penyangga payudara.

5) Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC). Kanker jenis ini paling

banyak menyerang, terutama pada wanita di atas 45 tahun. IDC

berawal dari saluran susu dan menyebar melalui aliran darah

serta jaringan limfa ke bagian tubuh lainnya (Nurcahyo, 2010).

Page 31: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2.1.3.3 Pemicu Kanker Ca Mammae

Keluhan biasanya tidak ada, kecuali bila sudah membesar

dan menekan/tarikan saraf atau otot. Benjolan tanpa nyeri, tanpa

radang, kapsul ada, batas jelas.Tumor kecil sukar dibedakan

dengan yang jinak. Tumor besar: infiltrasi sekitar,

hipervaskularisasi, pada perabaan hangat, ada metastasis

regional/jauh (Nurcahyo, 2010).

Beberapa faktor pemicu atau faktor resiko tumbuhnya sel

kanker payudara antara lain:

1) Keturunan

Gen BRCA 1 dan BRCA 2 diyakini para ahli medis sebagai

jenis gen yang membawa potensi kanker payudara. Gen ini

ditemukan pada penderita kanker payudara dan keturunannya.

2) Usia Reproduksi

Payudara seseorang mengalami perkembangan dan juga

kemunduran sesuai umurnya. Wanita memiliki usia efektif

untuk hamil dan menghasilkan ASI pada usia 20-35 tahun.

Kehamilan pertama yang dialami pada usia yang sudah tidak

efektif (di atas 35 tahun) sangat berpotensi memunculkan

kelainan sel di dalam payudara.

3) Penggunaan Hormon Buatan

Penggunaan hormon buatan saat ini telah banyak ditemukan

berbagai hormon buatan yang bisa diberikan untuk mengatasi

gangguan hormonal atau gangguan pada produksi hormon

Page 32: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

tubuh. Hal semacam ini sering dilakukan orang demi tujuan

kecantikan, menghindari pertumbuhan rambut di kulit,

memutihkan kulit, meningkatkan daya seksualitas,

meningkatkan tenaga pada atlet olahraga, dan sebagainya.

4) Konsumsi Lemak Berlebih

Mengkonsumsi lemak secara berlebihan sangat berbahaya bagi

tubuh. Terjadinya tumpukan lemak di dalam tubuh di dalam

jaringan lemak payudara dapat memicu reaksi dengan radikal-

radikal bebas, dan menumbuhkan sel abnormal.

5) Radiasi

Radiasi ion, baik yang berasal dari sinar Rotgen dan radiasi

dari luar dapat mempengaruhi kinerja sel, atau bahkan

mengubah susunan senyawa di dalam DNA yang

mengakibatkan munculnya golongan sel yang tumbuh secara

tidak terkendali.

6) Periode Usia Subur (Menstruasi)

Wanita umumnya mengalami masa subur (menstruasi pertama)

pada usia 13 tahun, dan berhenti menstruasi pada usia 50

tahun. Namun, ada juga wanita yang telah mengalami

menstruasi pertama pada usia di bawah 11 tahun, dan belum

mencapai manopause hingga usia 60 tahun. Wanita ini

memiliki rentang paparan estrogen yang panjang, dan ini dapat

menyebabkan tumbuhnya sel kanker akibat penumpukan

estrogen.

Page 33: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

7) Faktor Usia

American Concer Society menyatakan bahwa kanker payudara

lebih banyak menjangkiti wanita di atas usia 50 tahun,

meskipun sebenarnya perkembangan sel kanker telah dimulai

sejak 10-15 tahun sebelumnya.

8) Faktor Ras

Orang dengan ras tertentu bisa memiliki potensi mengidap

kanker payudara lebih besar daripada orang dengan ras lain.

Catatan dunia menyebutkan bahwa wanita Yahudi danKulit

Putih lebih banyak terkena kanker payudara dibanding wanita

Asia. Hal ini disebabkan oleh jenis makanan yang dikonsumsi

wanita dari ras Yahudi dan kulit putih tersebut.

9) Kepadatan Payudara

Payudara yang tidak banyak mengandung lemak cenderung

lebih padat. Kondisi ini relatif lebih aman dari ancaman sel

kanker. Sementara payudara yang memiliki lebih banyak

jaringan lemak tampak kendur dan memiliki ancaman kanker

lebih tinggi.

10) Masa menyusui

Wanita yang melahirkan anak dan menyusui di bawah usia 30

tahun lebih aman dari serangan sel kanker payudara.

11) Pemakaian obat DES

DES (Diethilstilbestrol) adalah obat penguat kehamilan yang

biasanya dikonsumsi para wanita hamil untuk mencegah

Page 34: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

keguguran. Obat ini sudah jarang dikonsumsi, karena

berpotensi menimbulkan sel kanker.

12) Konsumsi Alkohol.

Mengkonsumsi alkohol dapat memicu produksi hormon

seseorang. Penumpukan hormon inilah yang dapat memicu

ketidaknormalan sel jaringan di dalam payudara.

Mengkonsumsi alkohol meningkatkan resiko kanker payudara

pada orang sebesar 21%.

13) Kabiasaan Merokok

Seseorang yang merokok, kandungan nikotin dan berbagai zat

lain yang terbakar bersama tembakau akan menghasilkan

serangkaian zat radikal karsinogenik yang sangat aktif.

14) Makanan

Faktor resiko makanan berlaku untuk hampir semua jenis

kanker. Makanan berupa gorengan berpotensi menimbulkan

senyawa karsinogenik. Pada makanan yang mengandung

banyak karbohidrat, ketilka digoreng, maka karbohidratnya

akan terurai dan bereaksi dengan asam amino. Hasil

persenyawaannya bersifat karsinogen, yakni berpotensi

merusak sel tubuh (Nurcahyo, 2010).

2.1.4 Kemotherapi

2.1.4.1 Pengertian

Kemotherapi merupakan bagian dari terapi multimodal

tumor ganas disamping operasi, terapi penyinaran (radioterapi, dan

terapi hormonal (Lewis, 2008).

Page 35: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2.1.4.2 Tujuan Pemberian Kemoterapi

Tujuan pemberian kemotherapi adalah sebagai berikut :

1. Mencapai kesembuhan

2. Memperpanjang masa bebas penyakit

3. Memperpanjang lama hidup

4. Memperbaiki kualitas hidup (Smeltzer, dan Bare, 2010).

Berdasarkan tujuan pemberian kemoterapi tersebut, maka

harapan dari pemberian kemoterapi adalah untuk mencapai

kesembuhan, memperpanjang masa bebas penyakit,

memperpanjang hidup yang lebih lama, dan memperbaiki kualitas

hidup.

2.1.4.3 Indikasi Kemoterapi

Kemoterapi dapat diberikan sebagai adjuvant, neoadjuvant

tetapi secara umum kemoterapi diberikan bila ukuran tumor besar

(T2 dan T3), ada metastase (Smeltzer, dan Bare, 2010).

2.1.4.4 Efek Samping Kemoterapi

Efek samping kemoterapi adalah reaksi alergi, ekstravasasi

obat, mual, muntah, dehidrasi, stomatitis, anemi, leukopeni, dan

trombosipeni (Smeltzer, dan Bare, 2010)

2.1.4.5 Dampak Kemoterapi dan Imunoterapi

Kemoterapi adalah pemberian obat-obatan yang

dimaksudkan untuk menghambat pembelahan sel kanker sehingga

pertumbuhannya dihambat dan akhirnya dibinasakan, meskipun

demikian, hal ini juga akan berakibat pada sel-sel normal yang

Page 36: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

sedang mengalami pembelahan, seperti pada sumsum tulang yang

memproduksi sel-sel darah dan sel-sel dinding saluran pencernaan,

mulai dari mulut sampai anus, obat ini akan memberikan efek

samping berupa kurang darah dan berbagai gangguan saluran

pencernaan (Smeltzer, dan Bare, 2010).

Efek samping yang paling berbahaya adalah depresi

sumsum tulang yang menyebabkan leukopenia (menurunnya

jumlah leukosit atau darah putih), trombositopenia (kadar trombosit

darah kurang), dan anemia (kekurangan butir darah merah).

Leukopenia menyebabkan penderita mudah terkena infeksi karena

fungsi pertahanannya terganggu. Trombositopenia mengakibatkan

mudah terjadi perdarahan dan anemia berarti jaringan kekurangan

oksigen (Lewis, 2008).

Kemoterapi sangat berhubungan terhadap status gizi

penderita. Pada penderita yang telah mengalami kakheksia,

responnya sangat jelek. Obat ini dapat menghambat nafsu makan

penderita melalui kemoreseptor pada otak sehingga menimbulkan

anoreksia. Kemoterapi juga dapat bersifat racun bagi hati,

menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit, dan racun bagi

ginjal (Lewis, 2008).

Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang merangsang

kekebalan tubuh penderita sehingga dengan sistem pertahanannya

sendiri tubuh dapat membunuh sel tumor. Obat tersebut dapat

Page 37: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

menimbulkan efek samping, seperti menimbulkan anoreksia, mual,

muntah dan diare. Timbulnya demam sering dijumpai pada

penderita sebagai reaksi pemberian obat ini, yang berarti

meningkatkan metabolisme basal dan terbuangnya energi, oleh

karena itu pemberian obat jenis ini harus disertai pengaturan diet

yang benar sehingga asupan makanan dapat ditingkatkan dan status

gizi dapat dipertahankan (Uripi, 2002).

2.1.5 One Day Care

One Day Care adalah perawatan dalam jangka waktu pendek

(relatif singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam, dalam melakukan tindakan One

Day Care pasien dibantu oleh para dokter ahli dengan bantuan para perawat

terdidik.

2.2 Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum pernah ditemukan pada

penelitian yang sama, namun ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan acuan, hal ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

Page 38: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

Tabel 2.1. Keaslian Penelitian

No Nama Peneliti Judul Metode Hasil

1 Liak

Saraswati

(2009)

Hubungan

pengetahuan

tentang Kanker

Cerviks dengan

Partisipasi Wanita

Dalam Program

Deteksi Dini

Kanker Cerviks di

Mojosongo RW

22 Surakarta

Jenis penelitian

deskriptif kore-

lasi dengan ran-

cangan cross

sectional. Alat

analisis yang

digunakan Chi-

Square

terdapat hubungan

pengetahuan tentang

kanker cerviks

dengan partisipasi

wanita dalam

program deteksi dini

kanker cerviks.

2 M Sari, YI

Dewi dan A

Utami (2014)

Hubungan

dukungan keluarga

dengan motivasi

pasien kanker

payudara dalam

menjalani

kemoterapi.di

ruang

Cendrawasih

RSUD Arifin

Achmad Propinsi

Riau

Jenis penelitian

deskriptif

korelasi dengan

rancangan cross

sectional. Alat

analisis yang

digunakan

dengan analisis

Chi-Square.

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara dukungan

keluarga terhadap

motivasi pasien

kanker payudara

dalam menjalani

kemoterapi.

3 Marlina dan

Fuiadi (2013)

Hubungan duku-

ngan dan sikap

suami dengan

motivasi dalam

pengobatan kanker

payudara di rumah

sakit Ibu dan Anak

Pemerintah Aceh.

Jenis penelitian

deskriptif

korelasi dengan

rancangan cross

sectional. Alat

analisis yang

digunakan

dengan analisis

Chi-Square.

Ada hubungan signi-

fikan dukungan

suami dengan

motivasi ibu dalam

pengobatan kanker

dan ada hubungan

signifikan sikap

suami dengan

motivasi ibu dalam

pengobatan kanker.

Page 39: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2.3 Kerangka Teori

Secara skematis kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2010), Ester (2005), Sunaryo (2004) dan Hidayat (2006)

Keterangan :

: Yang tidak diteliti

: Yang diteliti.

Faktor yang mempe-

ngaruhi pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Informasi

3. Budaya

4. Pengalaman

5. Sosial Ekonomi

Ca Mammae

Faktor yang mempenga-

ruhi motivasi pasien:

1. Faktor Interna;

a. Kepribadian

b. Intelegensi/Penge-

tahuan

c. Proses kognitif

d. Sikap

e. Energi 2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan b. Pendidikan c. Agama d. Sosial ekonomi e. Kebudayaan f. Orang tua g. Belajar h. Interaksi sosial

Kemoterapi

Tingkat Pengetahuan

Informasi

Pendidikan

Budaya

Pengalaman

Motivasi

Page 40: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2.4 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori di atas maka dapat digambarkan kerangka

konsep penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.

Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mamae dengan

motivasi pasien mengikuti kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD

Dr. Moewardi.

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mamae

dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi di Ruang One Day Dare

RSUD Dr Moewardi.

Variabel Independen:

Tingkat pengetahuan pasien tentang Ca

Mammae

Variabel Dependen :

Motivasi pasien mengikuti Kemoterapi

Page 41: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non

eksperimental dengan metode diskriptif korelational, dengan menggunakan

pendekatan cross-sectional yaitu dengan melakukan pengukuran sesaat untuk

mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mammae

dengan motivasi pasien mengikuti kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD

Dr. Moewardi. Faktor risiko serta efek tersebut diukur menurut keadaan atau

status pada waktu observasi, jadi tidak ada tindak lanjut (Setiadi, 2007).

3.2 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

(Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Ca

Mammae yang yang sedang menjalani perawatan di Ruang One Day

Care RSUD Dr. Moewardi. Data dari tiga bulan terakhir yaitu bulan

Oktober sampai dengan Desember 2014 sebanyak 321 orang, sehingga

rata-rata dalam satu bulan sebanyak 107 orang.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dapat

digunakan sebagai subyek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2008). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

30

Page 42: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006). Sampel pada

penelitian ini di ambil dari sebagian pasien yang menjalani perawatan di

Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi.

Besarnya sampel dalam penelitian ini harus representatif bagi

populasi, oleh karena jumlah populasi kurang dari 10.000 maka

penentuan besarnya sampel menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2010)

yaitu :

n = )(1 2dN

N

N

Keterangan:

n = Besarnya sampel

N = Besarnya populasi

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang digunakan yaitu

sebesar 5% atau 0.05

Adapun penerapan rumus yang ada adalah sebagai berikut:

n = )05.0(1071

10721

n = 2675,1

107

n = 84,41815, sehingga dibulatkan menjadi 84 pasien.

3.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penentuan sampel

dalam penelitian ini adalah dengan non probabilitas sampling yaitu

teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap

Page 43: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,

2008). Teknik berikutnya adalah dengan Sampling Incidental, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan atau Incidental bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sampel, bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi.

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Februari sampai dengan

16 April 2015.

3.4 Variabel, Definisi Operasional Variabel, dan Skala Pengukuran

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

3.4.1 Variabel bebas :

Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh yang

menyebabkan berubahnya nilai dari variabel terikat dan merupakan

variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pasien

tentang Ca Mammae.

Page 44: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

3.4.2 Variabel terikat:

Variabel terikat adalah variabel yang diduga nilainya akan

berubah karena pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikatnya

adalah motivasi dalam mengikuti kemoterapi.

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu

variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi

ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan

variabel yang sama (Setiadi, 2007). Definisi operasional ditentukan

berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian,

sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat

diukur dan ditentukan karakteristiknya. Definisi operasional dalam

penelitian ini dapat dikemukakan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Definisi Operasional tingkat pengetahuan pasien tentang Ca

Mammae dan Motivasi pasien menjalani kemoterapi.

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Parameter Skala

1 Pengetahuan

pasien

tentang Ca

Mammae

Merupakan hasil dari

tahu yang terjadi me-

lalui proses sensori

khususnya mata dan

telinga terhadap obyek

tertentu, dalam hal ini

adalah pada pasien Ca

Mammae

Kuesioner 1. Baik

(14-20)

2. Cukup

(7 - 13)

3. Kurang

(< 7)

Ordinal

2 Motivasi da-

lam

mengikuti

kemoterapi.

Hasrat dan semangat

dalam menjalani ke-

motherapi merupakan

kegiatan pasien Ca

Mammae untuk

mengikuti kemothe-

rapi sesuai jadwal yang

telah ditentukan.

Kuesioner 1. Baik

(41-80)

2. Cukup

(20 - 40)

3. Kurang

(< 20)

Ordinal

Page 45: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

3.5 Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai alat pengumpul

data yang digunakan adalah kuesioner tertutup.

3.5.1. Kuesioner tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mammae

Kuesioner ini mengarah pada tingkat pengetahuan pasien tentang Ca

Mammae. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori-teori

yang sudah ada. Dalam mengungkapkan tingkat pengetahuan tersebut

digunakan pertanyaan-pertanyaan tertutup. Penelitian ini menggunakan

skala Guttman berupa jawaban tegas (dikotomi), apabila jenis pertanyaan

favourable menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0,

sebaliknya apabila jenis pertanyaan unfavourable apabila menjawab benar

nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1.

Pembuatan indikator atau kisi-kisi pengukuran tingkat pengetahuan

pasien Ca Mammae bertujuan untuk mempermudah dan mengarahkan

dalam pembuatan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Indikator

tersebut berupa tabel yaitu:

Tabel 2. Kisi-kisi tingkat pengetahuan tentang Ca Mammae

No Indikator Nomor Item

Jumlah Favourable

(+)

Unfavourable

(-)

1. Pemahaman tentang Ca

Mammae

1, 3 2 3

2. Penyebab timbulnya Ca

Mammae

4 1

3. Tanda dan gejala Ca

Mammae

5, 6 7 3

4. Nutrisi Pada Ca Mammae 8, 9 2

5. Dampak terjadinya Ca

Mammae

10 1

6 Penanganan Ca Mammae 11 1

Jumlah 11

Page 46: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

3.5.2. Lembar Kuesioner Motivasi pasien untuk mengikuti kemotherapi

Lembar kuesioner ini mengarah pada kepatuhan pasien Ca Mamae

dalam menjalani kemotherapi di ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi, dalam mengungkapkan motivasi pasien untuk mengikuti

kemotherapi tersebut digunakan lembar kuesioner, dengan skala likert dan

jenis pernyataan favourable apabila menjawab SS (Sangat Setuju) = 4, S

(Setuju) = 3, TS (Tidak Setuju) = 2, dan STS (Sangat Tidak Setuju) = 1,

yaitu nomor 1,3,4,5,6,8,9,10,11,13,15,16,17,18,19,20. Sebaliknya apabila

jenis pernyataan unfavourable apabila menjawab SS (Sangat Setuju) = 1, S

(Setuju) = 2, TS (Tidak Setuju) = 3, dan STS (Sangat Tidak Setuju) = 4

yaitu nomor 2,7,12,14.

Pembuatan indikator atau kisi-kisi pengukuran motivasi pasien

untuk mengikuti kemotherapi bertujuan untuk mempermudah dan

mengarahkan dalam pembuatan kuesioner sebagai instrumen penelitian.

Indikator tersebut berupa tabel yaitu:

Tabel 3. Kisi-kisi tingkat motivasi pasien untuk mengikuti kemotherapi

No Indikator Nomor Item

Jumlah Favourable

(+)

Unfavourable

(-)

1. Waktu tindakan kemoterapi 1, 3, 2,4 4

2. Keharusan melakukan

kemoterapi untuk kesembuhan

5,6,8 7 4

3. Motivasi untuk pemeriksaan

Ca Mammae

9,10 11 3

4. Tindakan atas dampak

kemoterapi Ca Mammae

13 12 2

Jumlah 13

Page 47: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada bulan

Februari 2015 kepada pasien Ca Mamae yang menjalani perawatan di RSUP

dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Sampel yang digunakan untuk uji validitas

dan reliabilitas sebanyak 30 pasien. Hal ini sesuai pendapat Notoatmodjo

(2010) bahwa sebaiknya untuk uji validitas (uji try out) minimal 20

responden. Uji ini dilakukan pada variabel tingkat pengetahuan dan motivasi

pasien dalam mengikuti kemoterapi.

1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu instrumen

untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran

yang dilakukan dengan instrumen tersebut (Suharsimi, 2006). Suatu

instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa

saja yang hendak diukur. Uji validitas tiap item dapat diketahui

menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang

dikenal dengan rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:

2222 YYNxXN

YXXYNrXY

Keterangan:

rXY = koefesien korelasi antara skor item dengan total item

X = Skor pertanyaan

Y = Skor total

N = jumlah responden (Suharsimi, 2006).

Page 48: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

Kriteria pengukuran yaitu dengan membandingkan antara r hitung

denga r tabel. Pengukuran dinyatakan valid jika rhitung > rtable pada taraf

signifikansi 0,05%. Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan

dengan Program komputerisasi.

Perhitungan uji validitas instrumen ini dilakukan dengan Program

SPSS for Windows versi 18.00 (Singgih, 2006). Perhitungan uji validitas

instrumen menggunakan bantuan Program SPSS for Windows versi 18.00

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa nilai validitas

untuk variabel tingkat pengetahuan tentang Ca Mammae nilai validitas

terendah sebesar 0,304 dengan nilai -value sebesar 0,102 dan nilai

validitas tertinggi sebesar 0,780 dengan nilai -value sebesar 0,000.

Oleh karena nilai rhitung > rtabel (0,361) pada N = 30, dengan nilai -

value 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa instrumen tentang tingkat pengetahuan tentang Ca Mammae

yang disebarkan tergolong valid, sehingga diketahui yang valid

sebanyak 11 item (item nomor 1, 4, , 6, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17 dan

19) dan instrumen yang tidak valid item nomor 2, 3, 5, 7, 8, 13, 15, 18

dan 10, sehingga item yang valid digunakan untuk penelitian

sedangkan nomor item yang tidak valid tidak digunakan untuk

penelitian (Hasil terlampir).

Page 49: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

b. Motivasi pasien mengikuti kemoterapi

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa nilai validitas

untuk variabel motivasi pasien mengikuti kemoterapi nilai validitas

terendah sebesar 0,101 dengan nilai -value sebesar 0,595 dan nilai

validitas tertinggi sebesar 0,730 dengan nilai -value sebesar 0,000.

Oleh karena nilai rhitung > rtabel (0,361) pada N = 30, dengan nilai -

value 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan

bahwa instrumen tentang motivasi pasien mengikuti kemoterapi yang

disebarkan tergolong valid, sehingga diketahui yang valid sebanyak 13

item (item nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 16, 17, 18, 19, dan 20) dan

instrumen yang tidak valid item nomor 2, 9, 10, 12, 13, 14 dan 15

sehingga item yang valid digunakan untuk penelitian sedangkan nomor

item yang tidak valid tidak digunakan untuk penelitian (Hasil

terlampir).

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran uji reliabilitas kuesioner pengetahuan dan motivasi

pasien Ca Mammae dalam menjalani kemoterapi di RSUP dr. Soeradji

Tirtonegoro Klaten dengan menggunakan rumus alpha cronbach yaitu:

(Suharsimi, 2005)

2

2

)!(t

i

iS

S

K

Kr

Keterangan:

ir = koefisien reliabilitas

K = jumlah item pernyataan

Page 50: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

2

iS = mean kuadrat kesalahan

2

tS = varian total

Suatu instrumen dari variabel dikatakan reliabel apabila angka alpha

cronbach lebih besar dari 0,60 (Sugiyono, 2006).

Hasil uji reliabilitas untuk variabel tingkat pengetahuan tentang Ca

Mammae diketahui sebesar 0,825 dan untuk varabel motivasi mengikuti

kemoterapi sebesar 0,675. Hal ini berarti semua instrumen yang

disebarkan reliabel karena nilai reliabilitasnya lebih besar dari 0,60

(Hasil terlampir).

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data

penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah

yang akan diteliti sebagai landasan teori.

b. Memilih tempat penelitian

Peneliti memilih tempat di Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi

sebagai tempat penelitian kemudian melakukan pendekatan dengan

pimpinan bangsal, menyampaikan rencana penelitian serta meminta

saran berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Page 51: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

c. Studi pendahuluan

Setelah judul penelitian diajukan untuk mendasari permasalahan yang

akan diteliti maka peneliti mengadakan studi pendahuluan dengan

melakukan wawancara bersama dengan para pasien Ca Mammae

Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi.

d. Penyusunan dan seminar proposal

Setelah proposal penelitian selesai disusun dan disetujui oleh

Pembimbing I dan Pembimbing II, peneliti mengadakan seminar

proposal penelitian.

e. Permohonan ijin penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin

penelitian ke pihak Direktur RSUD Dr. Moewardi dengan membawa

pengantar permohonan ijin penelitian dari STIKES Kusuma Husada

Surakarta.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan Penelitian

Data diambil pada bulan Februari sampai dengan April 2015,

pengamatan ditujukan pada pasien Ca Mammae yang menjalani

perawatan di Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi.

3. Tahap Pelaporan

Data yang telah selesai dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk tabel

dan narasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Membuat tabel sesuai dengan kelompok data yang ada.

Page 52: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

b. Mendeskripsikan data secara kuantitatif dari data yang ada.

c. Menginterpretasikan data-data tersebut dengan teori-teori dari

penelusuran kepustakaan yang ada.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu

diolah dulu. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui suatu

proses dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian lembar

kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di tempat

pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat segera di

lengkapi.

b. Coding

Yang dimaksud coding adalah usaha mengklasifikasi jawaban-

jawaban/hasil-hasil yang ada menurut macamnya. Klasifikasi

dilakukan dengan jalan manandai masing-masing jawaban dengan

kode berupa angka, kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja

guna mempermudah membacanya. Hal ini penting untuk dilakukan

karena alat yang digunakan untuk analisa data dalam komputer yang

memerlukan suatu kode tertentu. Adapun kode yang dimaksud

adalah:

Page 53: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

1) Karakteristik responden

a) Umur : - < 30 tahun = 1

- 30 – 40 tahun= 2

- > 40 tahun = 3

b) Tingkat pendidikan : - SD = 1

- SLTP = 2

- SLTA = 3

- PT = 4

c) Pekerjaan : - IRT = 1

- Buruh/Tani = 2

- Wiraswasta = 3

- PNS = 4

d) Lama Perawatan : - < 3 hari = 1

- 3 – 5 hari = 2

- > 5 hari = 3

2) Tingkat Pengetahuan : - Kurang = 1

- Cukup = 2

- Baik = 3

3) Motivasi pasien : - Rendah = 1

- Sedang = 2

- Tinggi = 3

Page 54: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

c. Scoring

Pemberian nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan yang

diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang

telah ditentukan.

d. Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel

sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai dengan

kuesioner

2. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis:

a. Univariate yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian. Analisis univariat ini untuk melihat distribusi

frekuensi data dari tiap-tiap variabel yang diteliti, yaitu:

mendeskripsikan tingkat pengetahuan pasien dan motivasi pasien

Ca Mammae dalam mengikuti kemotherapi.

b. Bivariate yaitu analisis yang digunakan untuk menerangkan keeratan

hubungan antara dua variabel yang diduga ada hubungan tingkat

pengetahuan tentang Ca Mammae dengan motivasi pasien Ca

Mammae mengikuti kemotherapi di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi. Data yang telah didapat dianalisa dengan menggunakan

komputer. Adapun alat analisis yang digunakan dengan analisis

Crosstab atau analisis Chi-Square, hal ini dikarenakan datanya

Page 55: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

berbentuk ordinal dan mempunyai kriteria penilaian minimal dua

kriteria.

Interpretasi hasil penelitian:

a. Ha ditolak bila nilai < 0.05, yang berarti ada hubungan antara

tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mammae dengan motivasi

pasien mengikuti kemotherapi di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi.

b. Ho diterima bila nilai ≥ 0.05, yang berarti tidak ada hubungan

antara tingkat pengetahuan pasien tentang Ca Mammae dengan

motivasi pasien mengikuti kemotherapi di Ruang One Day Care

RSUD Dr. Moewardi.

3.9 Etika Penelitian

Etika penelitian diperlukan sebelum melakukan penelitian, yang

sebelumnya peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari institusi tempat

penelitian yang dalam penelitian ini adalah di Ruang One Day Care RSUD

Dr. Moewardi, kemudian setelah mendapat persetujuan barulah melakukan

penelitian dengan memperhatikan etika penelitian sebagai berikut :

1. Inform Concent (Lembar persetujuan menjadi responden)

Inform concent merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (Inform

concent). Tujuannya adalah supaya responden mengetahui maksud dan

tujuan penelitian. Setelah objek bersedia, maka harus menanda tangani

Page 56: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

lembar persetujuan menjadi responden, sebaliknya subjek yang tidak

bersedia menjadi responden penelitian, maka peneliti harus menghormati

haknya.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur, tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data berupa

angka sesuai dengan jumlah responden.

3. Confidentaly (Kerahasiaan)

Peneliti menjamin kerahasiaan dan hasil penelitian baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

tersebut yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 57: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini membahas tentang

umur, pendidikan dan pekerjaan pada pasien yang menjalani kemotherapi

di ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi. Hal ini dapat dikemukakan

seperti tampak pada pembahasan berikut :

a. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur

Umur Jumlah (%)

< 30 tahun 13 15,5

30 - 40 tahun 30 35,7

> 40 tahun 41 48,8

Jumlah 84 100.0

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai umur lebih dari 40 tahun (48,8%) dan sebagian kecil

mempunyai umur kurang dari 30 tahun (15,5%).

b. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan

Pendidikan Jumlah (%)

SD 14 16,7

SLTP 17 20,2

SLTA 37 44,0

PT 16 19,0

Jumlah 84 100,0

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendidikan SLTA (44,0%) dan sebagian kecil

mempunyai tingkat pendidikan SD (16,7%).

46

Page 58: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

c. Pekerjaan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (%)

PNS 11 13,1

Wiraswasta 19 22,6

Buruh/Tani 32 38,1

IRT 22 26,2

Jumlah 84 100,0

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pekerjaan sebagai buruh/tani yaitu sebanyak 38,1% dan

sebagian kecil sebagai PNS (13,1%).

4.2.2 Pengetahuan tentang Ca Mammae

Hasil distribusi frekuensi berkaitan dengan pengetahuan tentang

Ca Mammae disajikan dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Ca Mammae

Pengetahuan ttg Ca Mammae Frekuensi Persentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

4

39

41

4,8

46,4

48,8

Jumlah 84 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Berdasarkan distribusi data berkaitan dengan pengetahuan tentang

Ca Mammae pada pasien yang mengikuti kemoterapi di ruang One Day

Care RSUD Dr. Moewardi sebagian besar mempunyai pengetahuan baik

yaitu sebanyak 41 orang (48,8%) dan sebagian kecil mempunyai

pengetahun kurang yaitu sebanyak 4 orang (4,8%).

Page 59: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

4.2.3 Motivasi pasien mengikuti Kemotherapi

Hasil distribusi frekuensi tentang motivasi pasien mengikuti

kemoterapi disajikan dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi tentang Motivasi untuk sembuh

Motivasi Mengikuti

Kemoterapi

Frekuensi Persentase (%)

Kurang

Cukup

Baik

7

34

43

8,3

40,5

51,2

Jumlah 84 100,0

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

Berdasarkan distribusi data tentang motivasi pasien mengikuti

kemotherapi sebagian besar mempunyai motivasi baik yaitu sebanyak

43 orang (51,2%) dan sebagian kecil kurang yaitu sebanyak 7 pasien

(8,3%).

4.2 Analisis Bivariat

Penelitian ini menggunakan analisis Chi-Square (2) untuk mengetahui

hubungan tingkat pengetahuan tentang Ca Mammae dengan motivasi pasien

mengikuti kemotherapi di Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi.

Berikut hasil analisis yang telah diuji yang tersajikan dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Chi-Square (2)

Pengetahuan

Motivasi Total 2 p-value

Kurang Cukup Baik

Kurang 2 1 1 4

(2.4%) (1.2%) (1.2%) (4.8%)

Cukup 3 22 14 39 18,170 0,001

(3.6%) (26.2%) (16.7%) (46.4%)

Baik 2 11 28 41

(2.4%) (13.1%) (33.3%) (48.8%)

Total 7 34 43 84

(8.3%) (40.5%) (51.2%) (100.0%)

Page 60: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

Tabel 4.5. diketahui sebagian besar responden mempunyai

pengetahuan baik dengan motivasi baik juga yaitu sebanyak 28 orang (33,3%)

yang yang paling sedikit adalah mempunyai pengetahuan kurang dengan

motivasi cukup (1,2%). Berdasarkan analisis Chi-Square (2) diketahui nilai

Chi-square sebesar 18,170 dengan nilai probabilitas 0,001 (p value < 0,05),

sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan tentang Ca Mammae dengan

motivasi pasien mengikuti kemotherapi di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi, artinya bahwa semakin baik dan meningkat tingkat pengetahuan

tentang Ca Mammae yang dimiliki pasien maka semakin baik dan meningkat

pula motivasi pasien tersebut untuk mengikuti kemoterapi.

Page 61: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini akan membahas mengenai kriteria-kriteria yang telah

diamati dalam bab IV sebelumnya yang berupa variabel tingkat pengetahuan

tentang Ca Mammae dan motivasi pasien mengikuti kemotherapi. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut.

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran tentang responden dilihat

dari umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan pada pasien yang menjalani

kemoterapi di Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

5.1.1 Umur

Berdasarkan umur diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai umur lebih dari 40 tahun (48,8%). Umur merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dalam berfikir dan bertindak, hal

ini disebabkan adanya faktor kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir, kematangan umur seseorang akan lebih tepat

dalam mengambil suatu tindakan atau keputusan, dengan demikian semakin

dewasa umur seseorang maka semakin kecil kemungkinan terjadinya tingkat

kecemasan seseorang (Sunaryo, 2005). Sesuai dengan teori bahwa batasan

usia dewasa awal yaitu 20-40 tahun, dewasa menengah yaitu 41-65 tahun,

dan dewasa akhir yaitu > 65 tahun. Hal ini sesuai dengan teori yang

50

Page 62: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

menyatakan bahwa, sebagian besar kasus kanker payudara terjadi

padawanita usia > 40 tahun keatas dan dapat mempengaruhi motivasi

mereka (Papalia, 2008).

5.1.2 Pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai tingkat pendidikan SLTA (44,0%) dan sebagian kecil

mempunyai tingkat pendidikan SD (16,7%). Pendidikan adalah upaya untuk

memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang

meningkat, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia akan

mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru

tersebut (Sukanto, 2007).

Tingkat pendidikan responden berpengaruh terhadap keteraturan

pengobatan pada responden. Tingkat pendidikan yang tinggi menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi ketidak terlambatan pengobatan pada

wanita penderita kanker Ca Mammae (Tiolena, 2008). Tingkat pengetahuan

responden yang rendah menyebabkan rendahnya pengetahuan responden

tentang Ca Mammae. Salah satu faktor keterlambatan penderita dalam

pengobatan kanker adalah penderita kurang menyadari bahaya kanker

(Prihatini, 2012). Ketidaktahuan menjadi salah satu faktor yang

menyebabkan keterlambatan pengobatan kanker payudara. Tingkat

pemahaman kanker sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia

masih sangat rendah di kalangan wanita. Tingkat pendidikan yang rendah

menyebabkan permasalahan tersebut semakin kompleks (Hawari, 2004).

Page 63: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

Informasi mengenai bahaya Ca Mammae yang tersebar tidak semuanya

menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat kalangan

menengah ke bawah (Destyaningsih & Nurhayati, 2009 dalam Prihatini,

2012).

5.1.3 Pekerjaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pekerjaan sebagai buruh/tani yaitu sebanyak 38,1%. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Tiolena (2008) yang menyatakan

bahwa proporsi pasien kanker payudara sebagian besar mempunyai

pekerjaan sebagai buruh/tani. Penelitian lain menunjukkan bahwa kasus

kanker Ca Mammae banyak terjadi pada responden yang bekerja sebanyak

46,28% diperkuat dengan penelitian Band et al (2002) yang menyatakan

bahwa wanita yang aktif bekerja kemungkinan terkena kanker payudara

akan lebih kecil yaitu 20-40% dibanding wanita yang tidak aktif bekerja

(Sirait, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas penderita kanker

payudara adalah ibu rumah tangga (IRT), hal ini mungkin disebabkan

karena wanita sebagian besar adalah ibu rumah tangga yang pada umumnya

mengalami obesitas yang bekerja sebagai buruh/tani (Hartati, 2008).

Penelitian yang lain menyatakan bahwa ada peningkatan risiko terkena

kanker payudara pada wanita dengan obesitas (Indrati, 2005).

Risiko pada kegemukan akan meningkat karena meningkatnya

sintesis estrogen pada timbunan lemak yang berpengaruh terhadap proses

Page 64: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

proliferasi jaringan payudara. Ibu rumah tangga juga cenderung

mengkonsumsi kontrasepsi oral. Lama pemakaian kontrasepsi oral

menunjukkan adanya hubungan dengan kenaikan risiko Ca Mammae.

Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan

memberikan efek proliferasi berlebih pada duktus ephitelium payudara

(William, 1989 dan Colditz, 1994 dalam Indrati, 2005).

Jenis pekerjaan yang dimiliki responden sangat berpengaruh pada

pengobatan Ca Mammae. Responden yang memiliki pekerjaan dengan

penghasilan lebih, akan segera melakukan pengobatan terbaik dan

menjalankan pengobatan di rumah sakit terbaik dengan jaminan kualitas

kesehatan yang lebih baik. Responden yang memiliki pekerjaan dengan

penghasilan cukup atau sedang, dan cenderung rendah karena berkeinginan

untuk sehat tetap akan melakukan pengobatan, namun dengan menjalankan

pengobatan yang standar (Desiana, 2011).

5.2 Tingkat Pengetahuan tentang Ca Mammae

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan tentang Ca

Mammae pada pasien yang mengikuti kemoterapi di Ruang One Day Care

RSUD Dr. Moewardi sebagian besar mempunyai pengetahuan baik yaitu

sebanyak 41 orang (48,8%) dan sebagian kecil mempunyai pengetahun

kurang yaitu sebanyak 4 orang (4,8%).

Pada penelitian ini dari 84 responden menurut pengetahuan baik

sebanyak 41 responden (48,8%) yang melakukan kemoterapi, hal ini

disebabkan karena mereka umumnya mempunyai pendidkan yang tinggi,

Page 65: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

karena semakain tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula

pengetahuan yang dimilikinya, serta semakin banyak informasi yang dimiliki

maka semakin banyak pula yang diketahui sehingga mereka mempunyai

tingkat pengetahuan yang baik (Notoatmodjo, 2010).

Pada penelitian ini dengan kategori pengetahuan kurang terdapat 4

responden (4,8%) yang melakukan kemoterapi di ruang One Day Care RSUD

Dr. Moewardi, hal ini disebabkan karena faktor lain yang mempengaruhinya

yaitu umur responden, semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak

informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga

menambah pengetahuannya, (Notoatmojo, 2010). Hal ini sejalan dengan teori

(Notoatmojo, 2010) yang mengatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan dan umur.

Pendidikan adalah untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam maupun di luar sekolah, berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah

suatu proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok dan

juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,

sedangkan umur yaitu dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan

selama hidup, dimana usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumiarsih

dan Rijal (2014) yang mengungkapkan bahwa dari 17 responden menurut

Page 66: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

pengetahuan baik hanya 12 responden yang melakukan SADARI, hal ini

disebabkan karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

semakin baik pula pengetahuan yang dimilikinya, serta semakin banyak

informasi yang dimiliki maka semakin banyak pula yang diketahui. Pada

penelitian ini dengan kategori pengetahuan kurang terdapat 4,8% responden

yang melakukan SADARI dalam mencegah CA mamae, hal ini disebabkan

karena faktor lain yang mempengaruhinya yaitu umur responden, semakin tua

semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin

banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya,

(Notoatmojo. S, 2010).

5.3 Motivasi untuk Melakukan Kemotherapi

Hasil penelitian tentang motivasi pasien mengikuti kemotherapi

sebagian besar mempunyai motivasi baik yaitu sebanyak 43 orang (51,2%)

dan sebagian kecil kurang yaitu sebanyak 7 pasien (8,3%). Motivasi

merupakan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang

diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan,

dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan dan cita-cita,

penghargaan dan penghormatan atas diri, lingkungan yang baik serta kegiatan

yang menarik (Nursalam, 2005). Hasil penelitian tentang motivasi untuk

melakukan kemoterapi menunjukkan bahwa 51,2% mempunyai motivasi baik

hal ini dikarenakan responden merasa sebagai manusia maka harus mencoba

cara-cara agar penyakitnya dapat disembuhkan termasuk dengan melakukan

kemoterapi. Masih ada 8,3% responden yang mempunyai motivasi kurang

Page 67: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

dalam menjalani kemoterapi karena disarankan oleh kerabat untuk menjalani

kemoterapi agar cepat sembuh, dan sebagian responden yang termotivasi

menjalani kemoterapi karena perawat selalu mengingatkan jadwal

kemoterapi.

Pasien kanker yang mempunyai motivasi baik disebabkan kemoterapi

telah menjadi kebutuhan bagi dirinya yaitu kebutuhan akan rasa aman.

Kemoterapi memberikan jaminan keamanan bagi kesehatan dirinya karena

kemoterapi merupakan pengobatan yang harus dijalani oleh pasien kanker

payudara. Pasien yang telah mengetahui manfaat dan dampak kemoterapi

bagi kesehatannya dapat menjalani kemoterapi dengan baik, namun bagi

pasien yang tidak mengetahui manfaat kemoterapi dan efek samping

ditimbulkan harus menyesuaikan dengan keadaan yang baru seperti kondisi

yang tidak menyenangkan. Hal ini sesuai dengan Maslow dalam Purwanto

(2006) yang menyatakan bahwa salah satu kebutuhan manusia adalah

kebutuhan keamanan. Kebutuhan dasar terpenuhi manusia berupaya untuk

dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan rasa aman dan

nyaman (safety need). Kebutuhan ini sangat diperlukan karena tanpa adanya

rasa aman dari berbagai gangguan yang ada, manusia akan sulit melakukan

berbagai kegiatan dalam hidupnya.

Motivasi yang baik adalah motivasi internal yaitu terdapat 43 orang

(51,2%) yang menyatakan bahwa motivasi pasien Ca Mammae yang

menjalani kemoterapi. Motivasi pada pasien Ca Mammae bermanfaat selama

menjalani kemoterapi. Pasien yang mempunyai motivasi yang baik akan

Page 68: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

patuh dalam menjalani kemoterapi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien

kanker payudara dalam menjalani kemoterapi adalah motivasi (Nurwasiah,

2012).

Hasil penelitian ini didukung suatu hasil penelitian bahwa dari 48

responden terdapat 31 (64,6%) pasien post op camammae yang memiliki

motivasi tinggi dalam menjalani kemoterapi (Fauzianam, 2011). Motivasi

merupakan keadaan psikologis yang dimanifestasikan melalui tingkah laku,

dimana tingkah laku dipengaruhi oleh penguatan, baik positif maupun

penguatan negatif, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa seseorang

memiliki motivasi yang tinggi dengan adanya penguatan dari orang–orang

terdekat yaitu khususnya keluarga (Sujanto, 2007).

5.4 Pengaruh Tingkat Pengetahuan tentang Ca Mammae dengan Motivasi Pasien

Mengikuti Kemoterapi

Berdasarkan hasil analisis Chi-Square (2) diketahui bahwa nilai

Chi-square sebesar 18,170 dengan nilai probabilitas 0,001 (p value < 0,05),

sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan tentang Ca Mammae dengan

motivasi pasien mengikuti kemotherapi di Ruang One Day Care RSUD Dr.

Moewardi, artinya bahwa semakin baik dan meningkat tingkat pengetahuan

tentang Ca Mammae yang dimiliki pasien maka semakin baik dan meningkat

pula motivasi pasien tersebut untuk mengikuti kemoterapi.

Page 69: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

Adanya motivasi yang baik dan respon mendukung perawatan

payudara dimungkinkan karena dirasakan perlu untuk mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan pada kondisi payudara.

Pentingnya antisipasi ini adalah membentuk motivasi yang baik terhadap

perilaku sadari dalam mencegah Ca mamae pada pasien yang menjalani

kemoterapi. Hal ini tidak sejalan dengan teori dalam bukunya (Syamsul

Hidayat, 2006) yang mengatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh belajar dan

sifat kepribadian. Ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam tingkah

laku. Semakin banyak orang mempelajari sesuatu maka ia akan lebih

termotivasi untuk bertingkah laku sesuai dengan yang pernah dipelajarinya.

Adapun sifat kepribadian adalah corak kebiasaan seseorang yang terhimpun

dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi. Peneliti menganalisis bahwa

motivasi responden tentang Ca Mammae merupakan faktor yang

menyebabkan responden tidak secara rutin melakukan kemotherapi, oleh

karena itu, seseorang dengan interaksi sosial dan informasi yang terbatas akan

sulit berespon dan ini akan memicu kurangnya motivasi karena menganggap

tidak penting disertai karena banyaknya kesibukan aktifitas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyimpulkan

terdapat hubungan pengetahuan tentang kanker cerviks dengan partisipasi

wanita dalam program deteksi dini kanker cerviks (Saraswati, 2009). Hasil

penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk

(2012) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

Page 70: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

dukungan keluarga terhadap motivasi pasien kanker payudara dalam

menjalani kemoterapi.

Page 71: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar pasien yang mengikuti kemoterapi mempunyai tingkat

pengetahuan tentang Ca Mammae baik yaitu sebanyak 41 orang (48,8%).

2. Sebagian besar pasien yang mengikuti kemoterapi mempunyai motivasi

baik yaitu sebanyak 41 orang (48,8%).

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan tingkat pengetahuan

tentang Ca Mammae dengan motivasi pasien mengikuti kemotherapi di

Ruang One Day Care RSUD Dr. Moewardi (p-value = 0,001).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan beberapa saran :

1. Bagi Rumah Sakit

Pihak rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi pasien Ca

Mammae yang menjalani kemoterapi misalnya melalui promosi kesehatan

maupun pendidikan kesehatan yang bersifat memotivasi agar mereka dapat

60

Page 72: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

memaknai hidupnya dengan baik walaupun mereka sedang menjalani

kemoterapi.

2. Bagi Perawat

Diharapkan dapat memberikan peningkatan terhadap kualitas asuhan

keperawatan dengan melibatkan keluarga untuk memotivasi responden

agar bersedia menjalani kemoterapi sesuai dengan anjuran perawat

maupun dokter.

3. Bagi Peneliti berikutnya

Bagi peneliti lain menggunakan variabel lain yang belum diteliti, seperti

umur, sikap, pengalaman, lingkungan, fasilitas kesehatan dengan sampel

yang lebih banyak atau dengan metode penelitian yang berbeda serta alat

analisis yang berlainan.

Page 73: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

DAFTAR PUSTAKA

Aditama D.Y. (2010). Kesalahan Persepsi di Masyarakat Hambat Penanganan

Kanker. Almatsier, Sunita. (2006). Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta. Budiharjo. (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006.

Available from: http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil-

2006/ bab5.htm. Last update: Nopember 2012 (diakses pada tanggal 13

Agustus 2012).

Darnindro N., Jasin M.R., Martina, Heryanto L., Ardiansyah D., Tambunan M.,

Heriyanto P., Wawolumaya C., Kayika I.P.G. 2007. Pengetahuan Sikap

Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah Mengenai Papsmear dan

Faktor-Faktor yang Berhubungan di Rumah Susun Klender Jakarta 2006.

Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 57. Depkes. Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Pelayanan Kesehatan. Available

from:http://www.depkes.go.id/dokumen/partisipasi_kesehatan.htm.Last update: Nopember 2012 (diakses pada tanggal 13 Nopember 2012).

Diananda R. (2009). Panduan Lengkap Mengenai Kanker. Jogjakarta: Mirza

Media Pustaka.

Dinkes Surakarta. (2009). Gambaran Statistika Kejadian Penyakit Tidak Menular

di Kota Surakarta. Tidak dipublikasikan. Gustia I. Penderita Kanker Payudara Menurun, Kanker Leher Rahim Melonjak.

Available from: penderita kanker-payudara-menurun-kanker-rahim-

melonjak. Last update: Nopember 2012 (diakses pada tanggal 02

Nopember 2012).

Hartati, A. S. (2008). Konsep diri dan kecemasan wanita kanker payudara di poli

bedah onkologi RSUP H. Adam Malik Medan. Diperoleh tanggal 19

Februari 2015 dari http://www.repository.usu.ac.id

Kartikawati, Erni, (2013). Awas!!! Bahaya Kanken Payudara & Kanker Serviks

(Edisi Pertama). Bandung: Buku Baru.

Notoatmodjo S. (2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Page 74: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG CA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-lenydwihas... · Ca Mamae meningkat dari jumlah kasus pada 2006 sebanyak 4.696

_____________. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Ocvyanti D. (2009). Berbagai Teknik Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan

Payudara. Jakarta: FKUI/RSCM. Papalia DE, Old WS, Feldman RD (2008). Human Development (Psikologi

perkembangan). Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Rifki Zaki Yamani, Nur Mukarromah dan Musrifatul Uliyah (2011), yang

meneliti tentang : “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Pemeriksaan PAP SMEAR di Desa Ketawang Daleman Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Jurnal Kesehatan. Malang.

Setiadi, (2007). Konsep dan penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha

Ilmu. Singgih. (2006). Analisis Statistik Parametrik dengan Program SPSS. Jakarta:

Elexmedia Komputindo. Sirait, Sihombing, Anna Maria, Marice dan, (2009). Angka Ketahanan Hidup

Penderita Kanker Ovarium di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jurnal Kedokteran Indonesia. Diakses 17 Juni 2015.

Sugiyono. (2006). Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tiolena, R., (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Pengobatan

pada wanita Kanker Payudara RSUP Haji Adam Malik Medan. Jurnal Kedokteran Keluarga. Medan: USU.

Tyastuti, Siti. (2008). Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Uteri

dengan Perilaku Upaya Pap Smear di Kelurahan Brontokusuman Yogyakarta. Skripsi (tidak dipublikasikan). Program Studi Ilmu Keperawatan FK UGM.