lp ca mamae

24
Lampiran 1 LAPORAN PENDAHULUAN JUDUL CA MAMAE Oleh Berlinda Damar Asri 1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis) CA Mamae (Kanker Payudara) 2. Proses terjadinya masalah (pengertian, penyebab, Patofisiologi, tanda & gejala, Penangan) 2.1 Definisi Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011) 2.2 Penyebab 1. Ca payudara yang terdahulu terjadi malignitas sinkron dipayudara lain karena mamae organisme berpasangan. 2. Keluarga 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoa mamae. 3. Kelainan payudara (benigna) kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita atau pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat. 4. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain. Status sosial yang tinggi menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan

Upload: radityaputrayuwana

Post on 14-Jan-2016

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Ca Mamae

TRANSCRIPT

Page 1: LP CA Mamae

Lampiran 1

LAPORAN PENDAHULUAN

JUDUL CA MAMAE

Oleh Berlinda Damar Asri

1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis)

CA Mamae (Kanker Payudara)

2. Proses terjadinya masalah (pengertian, penyebab, Patofisiologi, tanda & gejala, Penangan)

2.1 Definisi

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran

kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae

adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di

dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

(Medicastore, 2011)

2.2 Penyebab

1. Ca payudara yang terdahulu terjadi malignitas sinkron dipayudara lain karena mamae

organisme berpasangan.

2. Keluarga 5% semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota

keluarga terkena carsinoa mamae.

3. Kelainan payudara (benigna) kelainan fibrokistik (benigna) terutama pada periode fertil,

telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita atau pernah menderita yang porliferatif

sedikit meningkat.

4. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain. Status sosial yang tinggi menunjukkan

resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang berlebihan ada hubungan dengan

kenaikan terjadi tumor yang berhubugan dengan oestrogen pada wanita post menopouse.

5. Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahundan graviditas

lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun.

6. Obat anti konseptiva oral penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12

tahun mempunyai resiko lebih besar terkena kanker.

2.3 Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut

transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:

a.     Fase Inisiasi

Page 2: LP CA Mamae

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang  memancing

sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen

yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau

sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu

karsinogen. kelainan genetik  dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,

menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik

menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

b.     Fase Promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi

ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.

karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel

yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker  mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker

(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang

menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:

1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan

progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel

mammae (Smeltzer & Bare, 2002)..

Virus,  Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa

abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

a. Genetik

Kanker  mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya

“linkage genetic”  autosomal dominan.

Penelitian tentang biomolekuler  kanker menyatakan delesi kromosom 17    

mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.

mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan

riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995)

serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).

Defisiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T  menyebabkan penurunan produksi

interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan

jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi

tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan

paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan

perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ

Page 3: LP CA Mamae

dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh

dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba.

Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri

akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan

yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.

Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui

aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di  kelenjer limfe menyebabkan terjadinya

pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik

dan kulit bercawak (peau d’ orange).  Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan

menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan  paru, pleura, otak tulang (terutama tulang

tengkorak, vertebredan panggul).

Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak

tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia.

Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.

2.4 Tanda dan Gejala

Gejala  umum Ca mamae adalah :

1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara

2. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul

pembengkakan

3. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut

seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara

4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas

5. Ada cairan yang keluar dari puting susu

6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi

retraksi

7. Ada rasa sakit

8. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah

meningkat

9. Ada pembengkakan didaerah lengan

10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

11. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta

puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.

12. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).

13. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah.

Page 4: LP CA Mamae

14. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain

2.5 faktor Resiko

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor

yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara antara lain:

1. Faktor reproduksi.

Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara

adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan

kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah

bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur

saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker

payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan

bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum

menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya

perubahan klinis.

2. Penggunaan hormon.

Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari

Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker

payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu

metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada

pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama

mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause

3. Penyakit fibrokistik.

Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko

terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5

sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

4. Obesitas.

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa

penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan

karena tingginya kadar estrogen pada wanita obes.

5. Konsumsi lemak.

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan

serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai

59 tahun.

6. Radiasi.

Page 5: LP CA Mamae

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya

risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa

risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya

eksposur.

7. Riwayat keluarga dan faktor genetik.

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang

akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko

keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik

ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila

terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker

payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun

dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

2.6 STADIUM

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis

suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran

kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium

hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk

menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan

pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila

memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan

stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan

klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against

Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang

disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons). TNM

merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor, "N" yaitu node atau kelenjar

getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan

M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan

pemeriksaan histopatologi (PA).

Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:

T (tumor size), ukuran tumor:

T 0: tidak ditemukan tumor primer

T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm

Page 6: LP CA Mamae

T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding

dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara

kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional:

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla

N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb

di mammary interna di dekat tulang sternum

M (metastasis), penyebaran jauh:

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai

M 0: tidak terdapat metastasis jauh

M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian

digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0: Tis N0 M0

Stadium 1: T1 N0 M0

Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0

Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0

Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

Stadium III C: Tiap T N3 M0

Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

STADIUM 0

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive Cancer, yaitu kanker tidak

menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada

payudara

STADIUM I

Tumor masih sangat kecil, diameter tumor terbesar kurang dari atau sama dengan 2 cm dan

tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.

STADIUM II A

1. Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi terdapat metastasis kelenjar

limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

Page 7: LP CA Mamae

2. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan

metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral

3. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan tidak ada

metastasis ke kelenjar limfe regional.

STADIUM II B

1. Diameter tumor lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan terdapat metastasis

kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral.

2. Diameter tumor lebih dari 5 cm, tetapi tidak terdapat metastasis kelenjar limfe

regional.

STADIUM III A

1. Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe di

fosa aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain.

2. Diameter tumor lebih dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe di fosa

aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain.

STADIUM III B

1. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa

juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer.

Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak

dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh

STADIUM III C

1. Ukura.n tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe

infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis

kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau

metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.

STADIUM IV

1. Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu :

tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

Page 8: LP CA Mamae

2.6 Penanganan

1. Medis

Pembedahan, dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu:

a. Mastektomi total (sederhana), yaitu mengangkat semua jaringan payudara, tetapi

semua atau kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.

b. Mastektomi radikal modifkasi mengangkat seluruh payudara, beberapa atau semua

nodus limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor prosedur membatasi (contoh

lumpektomi) mungkin dilakukan pada pasien rawat jalan yang hanya berupa tumor

dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat.

c. Mastektomi/lumpektomi dengan diseksi kelenjar getah bening aksila

radiasi/kemoterapi.

d. Terapi radiasi dapat digunakan untuk mengatasi kanker payudara terinflamasi

sebelum diberikan kemoterapi. Dapat juga digunakan untuk mengatasi penyakit yang

kambuh secara lokal, untuk menangani fungsi ovarium, dan untuk mengatasi gejala

dari metastase penyakit.

e. Kemoterapi, kemoterapi ajufan untuk kanker payudara melibatkan kombinasi obat

multiple yang lebih efektif daripada terapi dosis tunggal. Kombinasi yang paling

sering dianjurkan disebut CMF dan meliputi siklofosfamid (Cytoxan), metotrexat,

fluorasil    (5-FU) dengan atau tanpa tamoksifen.

Page 9: LP CA Mamae

b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Kerusakan integritas kulit

3. Diagnosis keperawatan (minimal 5 diagnosa keperawatan)

1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Kerusakan integritas kulit

4. Kurang nya pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan penyakit

berhubungan dengan kurangnya informasi

5. Gangguan citra tubuh

6. Rencana tindakan keperawatan (masing masing diagnosa minimal 5 rencana tindakan)

Nyeri akut

berhubungan

dengan adanya

penekanan

tumor

NOC :

Pain Level,

Pain control,

Comfort level

Kriteria Hasil :

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas,

frekuensi dan tanda

NIC :

Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien dan

tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa lampau

Page 10: LP CA Mamae

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

Tanda vital dalam   

rentang normal

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan, pencahayaan

dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan penanganan

nyeri (farmakologi, non

farmakologi dan inter

personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non

farmakologi

Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan kontrol

nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan dokter

jika ada keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan pasien

tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

Tentukan lokasi, karakteristik,

kualitas, dan derajat nyeri

sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat, dosis, dan frekuensi

Page 11: LP CA Mamae

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian

lebih dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan,

rute pemberian, dan dosis

optimal

Pilih rute pemberian secara IV,

IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat waktu

terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas analgesik,

tanda dan gejala (efek

samping)

Ketidakseimban

gan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

NOC :

Nutritional Status : food

and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

vAdanya peningkatan

berat badan sesuai

dengan tujuan

Berat badan ideal sesuai

dengan tinggi badan

Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi

NIC :

Nutrition Management

Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

Anjurkan pasien untuk

meningkatkan intake Fe

Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein dan

Page 12: LP CA Mamae

Tidak ada tanda tanda

malnutrisi

Tidak terjadi penurunan

berat badan yang berarti

vitamin C

Berikan substansi gula

Yakinkan diet yang dimakan

mengandung tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

Berikan makanan yang terpilih

( sudah dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan makanan

harian.

Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori

Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi

Kaji kemampuan pasien untuk

mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa dilakukan

Monitor interaksi anak atau

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan  dan

tindakan tidak selama jam

makan

Monitor kulit kering dan

perubahan pigmentasi

Page 13: LP CA Mamae

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan, rambut

kusam, dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total

protein, Hb, dan kadar Ht

Monitor makanan kesukaan

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat, kemerahan,

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nuntrisi

Catat adanya edema,

hiperemik, hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta, scarlet

Kerusakan

integritas kulit

berhubungan

dengan proses

pembengkakan

NOC :

Tissue Integrity : Skin and

Mucous Membranes

Kriteria Hasil :

Integritas kulit yang baik

bisa dipertahankan

(sensasi, elastisitas,   

temperatur, hidrasi,

pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi pada

kulit

Perfusi jaringan baik

Menunjukkan

pemahaman dalam

NIC : Pressure Management

Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang

longgar

Hindari kerutan padaa tempat

tidur

Jaga kebersihan kulit agar

tetap bersih dan kering

Mobilisasi pasien (ubah posisi

pasien) setiap dua jam sekali

Monitor kulit akan adanya

kemerahan

Oleskan lotion atau

minyak/baby oil pada derah

Page 14: LP CA Mamae

proses perbaikan kulit

dan mencegah terjadinya

sedera berulang

Mampu melindungi kulit

dan mempertahankan

kelembaban kulit dan

perawatan alami

yang tertekan

Monitor aktivitas dan

mobilisasi pasien

Monitor status nutrisi pasien

Kurang nya

pengetahuan

tentang kondisi,

prognosis dan

pengobata

penyakit

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi

NOC :

Kowlwdge : disease

process

Kowledge : health

Behavior

Kriteria Hasil :

Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman

tentang penyakit,

kondisi, prognosis dan

program pengobatan

Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan

prosedur yang dijelaskan

secara benar

Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya

Teaching : Dissease Process

Kaji  tingkat pengetahuan

klien dan keluarga tentang

proses penyakit

Jelaskan tentang patofisiologi

penyakit, tanda dan gejala

serta penyebabnya

Sediakan informasi tentang

kondisi klien

Berikan informasi tentang

perkembangan klien

Diskusikan perubahan gaya

hidup yang mungkin

diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan

datang dan atau kontrol proses

penyakit

Jelaskan alasan

dilaksanakannya tindakan atau

terapi

Gambarkan komplikasi yang

mungkin terjadi

Anjurkan klien untuk

mencegah efek samping dari

penyakit

Gali sumber-sumber atau

Page 15: LP CA Mamae

dukungan yang ada

Anjurkan klien untuk

melaporkan tanda dan gejala

yang muncul pada petugas

kesehatan

Gangguan citra

tubuh

berhubungan

dengan

perubahan

bentuk tubuh

Klien tidak malu dengan

keadaan dirinya.

Klien dapat menerima

efek pembedahan.

Kaji secara erbal dan

nonverbal respon klien

terhadap tubuhnya

Monitor frekuensi mengkritik

dirinya

Jelaskan tenta ng pengobatan,

kemajuan, perawatan dan

prognosis penyakit

Dorong klien mengungkapkan

perasaannya

Fasilitasi kontak dengan

individu lain dalam kelompok

kecil

.

Page 16: LP CA Mamae

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakrta :EGC

Mc Closkey, C.J., Iet all. 2002. Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition,

IOWA Intervention Project, Mosby.

NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi.

National Breast Cancer Foundation. Stage of Breast Cancer. 2010

Nuararif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jakarta

Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, alih bahasa

Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta:EGC