hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes …eprints.ums.ac.id/45501/1/naskah publikasi...

15
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES MELITUS TERHADAP ASUPAN SERAT PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Gizi Faklutas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: NURNYINGSIH SYAM J 310 141 005 PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: hoangnga

Post on 21-Jun-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES

MELITUS TERHADAP ASUPAN SERAT PASIEN DIABETES

MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Jurusan Gizi Faklutas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

NURNYINGSIH SYAM

J 310 141 005

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES

MELITUS TERHADAP ASUPAN SERAT PASIEN DIABETES

MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NURNYINGSIH SYAM

J 310 141 005

Telahdiperiksadandisetujuiuntukdiujioleh :

DosenPembimbing

(Elida Soviana, S.Gz., M.Gizi)

NIK.110.1620

Page 3: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES

MELITUS TERHADAP ASUPAN SERAT PASIEN DIABETES

MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

Oleh:

NURNYINGSIH SYAM

J 310 141 005

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Gizi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Jumat, 29 Juli 2016

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji

1. ElidaSovianaS.Gz,M.Gizi ( )

(KetuaDewanPenguji)

2. Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D ( )

(Anggota I DewanPenguji)

3. Siti Zulaekah, A., M.Si ( )

(Anggota II DewanPenguji)

Dekan,

Dr. Suwaji, M.Kes

NIP/NIDN : 19531123 198303 1002/00-2311-5301

Page 4: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 29 Juli2016

Penulis

NURNYINGSIH SYAM

J 310 141 005

Page 5: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES MELITUS

TERHADAP ASUPAN SERAT PASIEN DIABETES MELITUS

RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

ABSTRAK

Proporsi pasien DM di RSUD Kota Surakarta cukup tinggi yaitu sekitar 7,15% dari total

kunjungan rawat jalan. Pada penanganan DM, pengetahuan merupakan salah satu faktor yang

dapat membantu pasien dalam melaksanakan proses penanganan DM. Pengetahuan diet DM akan

mempengaruhi sikap agar terbentuk perilaku yang sesuai diet. Pada diet DM, asupan cukup serat

dapat membantu mengendalikan kadar glukosa dalam darah. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan diet DM dengan asupan serat pasien DM rawat jalan di

RSUD Kota Surakarta. Jenis Penelitian observational dengan pendekatan Cross Sectional Study

dengan jumlah sampel 37 pasien yang diperoleh dengan menggunakan metode consecutive

sampling yang memenuhi criteria inklusi dan ekslusi. Data tingkat pengetahuan diet DM diperoleh

melalui wawancara menggunakan kuesioner pengetahuan diet DM dan asupan serat diperoleh

melalui wawancara menggunakan form FFQ semikuantitatif. Analisis menggunakan uji statistic

Rank Spearman. Hasil menunjukkan bahwa nilai median tingkat pengetahuan diet DM sampel

63,0% dengan nilai minimum 13% dan nilai maksimum 58,41%, sedangkan nilai median asupan

serat sampel adalah 9,30 g/hari dengan nilai minimum 3,48 g/hari dan nilai maksimum 26,82

g/hari. Dari 19 sampel yang memiliki pengetahuan diet DM cukup sebagian besar 94,7% sampel

memiliki asupan serat kurang dari 25 g/hari dan hanya ada2,7% sampel yang memiliki asupan

serat cukup. 17 sampel dengan tingkat pengetahuan diet DM yang kurang semuanya (100%)

memiliki asupan serat kurang dan 1 sampel dengan pengetahuan diet DM kategori baik juga

memiliki asupan serat yang kurang. Hasil analisis statistik Rank Spearmen menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan diet DM terhadap asupan serat (p=0,272).

Kata kunci : Tingkat pengetahuan diet diabetes melitus, asupanserat, diabetes melitus

ABSTRACT

The proportion of diabetes melitus patients in Hospital of Surakarta is high at approximately

7,15%. Knowledge is one of factors that can help the patients in carrying out the process of dealing

with DM. Knowledge about DM diet will affect attitudes in order to form the appropriate dietary

behavior. With DM diet by consuming adequate intake of fiber can help to control blood glucose

levels.The purpose was to determine the relationship between knowledge about DM diet and

intake of fiber in diabetes mellitus outpatients at Hospital of Surakarta. This observational research

used cross-sectional design with number of subjects was 37 patients, whom were obtained using

consecutive sampling methods. Knowledge level about DM diet were obtained through an

interview using a questionnaire on knowledge about DM diet, while fiber intake data were

obtained through an interview using a semi-quantitatif food frequency questionnaire. Statistical

analysis used Rank Spearman tests. The results showed that the medians value of level of

knowledge about DM diet was 63.0%, with minimum value was 13% and maximum value was

58.41%, while the median intake of fiber was 9.30 g/day with minimum value was 3.48 g/day and

maximum value was 26.82 g/day. Of the 19 subjects who had sufficient knowledge, 94.7% of

them consumed fiber less than 25 g/day and only 2.7% who had sufficient intake of fiber. All

subject who had poor knowledge about DM diet had low intake of fiber and one subject who had a

good knowledge about DM diet also had low fiber intake. Rank Spearman statistical analysis

showed that there was no relationship between the level of knowledge about DM diet and fiber

intake (p = 0.272).

Keywords : Knowledge level diabetes mellitus diet, fiber intake, diabetes mellitus

Page 6: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

2

1. PENDAHULUAN

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan atau perilaku seseorang.Pengetahuan penderita

tentang diet diabetes melitus (DM) merupakan salah satu faktor yang dapat

membantu pasien melaksanakan penanganan DM selama hidupnya

(Notoatmojo, 2007 dan Waspadji, 2007). Dalam hal ini pasien yang

mengetahui diet yang baik untuk DM, tentu akan berusaha untuk mengatur

dan menerapkan kebiasaan atau pola makan sesuai aturan diet DM agar kadar

gula darah tetap terkontrol sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang

dapat memperberat kondisi kesehatan pasien.

Pengetahuan diet DM akan mempengaruhi sikap terhadap diet yang

sesuai untuk penderita DM sehingga akan membentuk perilaku terkait

pemilihan makanan yang sesuai diet (Notoatmodjo, 2002). Seseorang dengan

pengetahuan yang tinggi akan memperhatikan jenis dan jumlah makanan yang

akan dikonsumsi, sebaliknya seseorang dengan pengetahuan yang rendah akan

berperilaku dengan memilih makanan dari segi tampilan tanpa memperhatikan

nilai gizi makanan (Sediaoetama, 1996). Berkaitan dengan hal tersebut,

Maine dan Ismail (2014) juga menambahkan bahwa pengetahuan tentang Diet

DM yang kurang dapat menyebabkan ketidaktepatan pola makan.

Pola Makan atau diet merupakan salah satu pilar utama penanganan

DM tipe 2 (ADA, 2015).Perkeni (2011), dalam diet penderita DM anjuran

asupan serat juga menjadi salah syarat dalam diet tersebut. Serat makanan

memiliki manfaat yang penting bagi kesehatan salah satunya adalah dapat

membantu mengendalikan kadar glukosa dalam darah (Snehalata dkk, 2009)

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan

prevalensi DM mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi

2,1% pada tahun 2013 dan 1,6% diantaranya berada di Jawa Tengah. Data

RSUD Kota Surakarta tahun 2015, Penyakit DM merupakan penyakit yang

memiliki kunjungan rawat jalan cukup tinggi yaitu sekitar 7,15% dari total

kunjungan rawat jalan di RSUD Kota Surakarta.

Page 7: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

3

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti akan meneliti tentang

hubungan antara pengetahuan tentang diet DM terhadap asupan serat pasien

DM rawat jalan di RSUD Kota Surakarta.

2. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian observational dengan pendekatan Cross Sectional

Stuy. Sampel dalam penelitian ini merupakan semua pasien DM tipe 2 rawat

jalan yang berobat di poliklinik penyakit dalam RSUD Surakarta teknik

pengmabilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan

kriteria inklusiyaitu pasien yang datang periksa di poliklinik penyakit dalam di

RSUD Surakarta, mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas serta telah

mendapat konseling gizi >1 kali dan kriteria ekslusi yaitu Pasien DM yang

mengundurkan diri menjadi sampel. Data tingkat pengetahuan diet DM

diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner pengetahuan diet DM

dan asupan serat diperoleh melalui wawancara menggunakan form FFQ

semikuantitatif. Analisis data menggunakan uji statistic Rank Spearman

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

RSUD Kota Surakarta merupakan Rumah Sakit Pemerintah Kota

Surakarta kelas C, memiliki beberapa unit fasilitas pelayanan kesehatan

salah satunya adalah unit Rawat Jalan. Unit Rawat Jalan di RSUD Kota

Surakarta terdiri dari 12 poliklinik pelayanan kesehatan yaitu poliklinik

penyakit dalam, poliklinik bedah umum, poliklinik anak, poliklinik

kandungan dan kebidanan, poliklinik mata, poliklinik kulit dan kelamin,

poliklinik THT, piklinik saraf, poliklinik kesehatan jiwa, poliklinik umum,

poliklinik gigi, dan poliklinik gizi. Klinik gizi di RSUD Kota Surakarta

memberikan pelayanan gizi berupa konsultasi gizi dan rujukan gizi bagi

pasien rawat jalan. Pasien yang berkonsultasi ke Poliklinik Gizi

merupakan rujukan dari poliklinik penyakit dalam dan atas kemauan

pasien sendiri

Page 8: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

4

3.2 Karakteristik Sampel Penelitian

Tabel 1.

Karakteristik Responden

Karakteristik n %

Kelompok Umur

1. < 45 tahun 4 10,8

2. ≥ 45 tahun 33 89,2

Total 37 100

Jenis Kelamin

1. Laki-laki 11 29,7

2. Perempuan 26 70,3

Total 37 100

Tingkat Pendidikan

1. Tidak Sekolah 3 8,1

2. Pendidikan Dasar 16 43,2

3. Pendidikan Menengah 11 29,7

4. PT 7 18,9

Total 37 100

Berdasarkan Tabel 1. Diketahui sebagian besar kelompok umur

sampel ≥ 45 tahun sebanyak 89,2%, sebagian besar sampel 70,3%

responden perempuan, 43,2%sampel memiliki tingkat pendidikan SD.

Menurut ADA (2015) menyatakan bahwa kejadian DM lebih banyak

terjadi pada usia ≥ 45 tahun. Hal ini terjadi akibat adanya penurunan

fungsi organ tubuh (Gusti dan Erna, 2014). Penyakit DM juga sering

terjadi pada perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh resiko terjadinya

peningkatan IMT dan adanya sindroma siklus bulanan (premenstrual

syndrome) (Irawan, 2010). Pendidikan formal faktor yang dapat

menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami informasi gizi dan

kesehatan.

Page 9: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

5

3.3 Data Tingkat Pengetahuan Diet DM dan Asupan Serat Sampel

Tabel 2.

Tingkat Pengetahuan Diet DM dan Asupan Serat Sampel

Data n %

Tingkat Pengetahuan Diet DM

1. Kurang 17 45,9

2. Cukup 19 51,4

3. Baik 1 2,7

Total 37 100

Pertanyaan yang Sering Dijawab

Salah oleh Sampel

1. Item No.2 15 40,5

2. Item No.3 28 75,7

3. Item No.10 24 64,9

Total 37 100

Asupan Serat

1. Kurang 36 97,3

2. Cukup 1 2,7

Total 37 100

Berdasarkan Tabel 2, meskipun sebagian besar sampel memiliki

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 51,4% namun ada 40,5% yang

memiliki pengetahuan kurang. Item pertanyaan yang paling banyak

dijawab salah oleh oleh sampel ada yaitu item no.2 “Makanan yang

pengolahannya menggunakan minyak yang telah digunakan sebelumnya”,

item no.3 “Bahan makanan yang tinggi serat dapat menurunkan kadar

glukosa darah” dan item no.10 “Buah yang dibuat jus baik untuk

diberikan pada pasien DM”. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya informasi

tentang serat, bahaya penggunaan minyak secara berulang, dan pengaruh

pengolahan makanan terhadap kandungan serat.

Secara teori minyak yang telah digunakan berulang akan

membentuk lemak trans di dalam minyak sehingga dapat meningkatkan

kolesterol LDL, Menurunkan kolesterol HDL dan Meningkatkan rasio

total kolesterol (Mozzaffarian et al., 2004). Pada diet DM, Serat

merupakan zat yang dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah

(Tala, 2009). Makanan tinggi serat yang tidak digiling atau dibender agar

Page 10: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

6

kandungan serat tidak hilang dan dapat berefek baik pada pasien DM

(Beck, 2011).

Pada umumnya pengetahuan tentang diet DM yang kurang dapat

menyebabkan ketidaktepatan pola makan (Rimbawa, 2004). Dalam diet

DM, Perkeni (2011) menganjurkan pasien DM mengkonsumsi serat ≥

25g/hari. Pada penelitian ini sebagian besar 97,3% sampel memiliki

asupan serat masih < 25g/hari. Hal ini dipengaruhi kebiasaan makan sayur

dan buah yang kurang.

Berdasarkan teori sayur dan buah merupakan sumber serat tinggi.

Konsumsi makanan berserat tinggi memberi efek hipoglikemik karena

mampu memperlambat pengosongan lambung sehingga memberi efek rasa

kenyang sehingga dapat menurunkan nafsu makan, mencegah kegemukan

dan mencegah penyakit DM (Almatsier, 2009 dan Budiyanto, 2002).

3.4 Hubungan Pengetahuan Diet DM dengan Asupan Serat

Tabel 3

Hubungan Pengetahuan Diet DM dengan Asupan Serat

Pasien DM Rawat Jalan

Variabel Min Max Mean ± SD Median r p*

Pengetahuan

Diet DM

13 81 58,41 ± 15,02 63,00

0,185 0,27

2 Asupan

Serat

3,48 26,82 10,57 ± 5,83 9,30

* : Uji Rank Spearmen

Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan nilai median tingkat

pengetahuan diet DM sampel yaitu 63,0% dengan nilai minimum 13% dan

nilai maksimum 81%, sedangkan asupan serat sampel memiliki nilai

median sebesar 9,30 dengan nilai minimum 3,48 gr/hr dan nilai maksimum

26,82 gram. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan diet DM

sampel termasuk kategori cukup, namun asupan serat sampel masih

kurang dari 25 g/hari.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Rank Spearmen

diperoleh nilai p = 0,272 (>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan

antara pengetahuan diet DM terhadap asupan serat pasien DM tipe 2.

Page 11: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

7

Kekuatan hubungan diperoleh nilai r = 0,185 yang berarti kekuatan

hubungan antara pengetahuan diet DM dengan asupan serat adalah lemah.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muliani (2014) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan

serat penderita DM yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan asupan serat. Hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan

makan sayur dan buah yang kurang sedang faktor lain yang tidak diteliti.

Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun tingkat

pengetahuan sampel termasuk kategori cukup (60-75%) namun sebagian

besar asupan seratnya masih belum mencapai 25 g/hari Adapun distribusi

berdasarkan tingkat pengetahuan diet DM berdasarkan asupan serat dapat

dilihat pada table 8 berikut.

Tabel.4

Distribusi Sampel berdasarkan tingkat pengetahuan Diet DM

Terhadap Asupan Serat

Pengetahuan

Diet DM

Asupan Serat Total

Cukup Kurang

n % n % n %

Baik 0 100 1 2,8 1 100

Cukup 1 5,3 18 94,7 19 100

Kurang 0 100 17 100 17 100

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari sebagian besar 18

(94,7%) sampel dengan tingkat pengetahuan cukup memiliki asupan serat

yang kurang dan hanya 1 (5,3%) sampel dengan pengetahuan cukup

memiliki asupan serat cukup. Dari 17 sampel dengan pengetahuan diet

DM yang kurang semuanya 100% memiliki asupan serat yang kurang dan

hanya ada 1 sampel yang memiliki tingkat pengetahuan diet yang baik

namun juga memiliki asupan serat kurang.

Hal ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat

asupan seperti informasi tentang anjuran diet serat masih kurang,

jarangnya mengkonsumsi buah, kebiasaan membeli makanan diluar rumah

yang cenderung memiliki kandungan seratnya yang rendah. Faktor diet

yang terlalu ketat juga turut mempengaruhi asupan sehingga asupan serat

Page 12: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

8

makanan menjadi berkurang. Hal ini terjadi karena pasien menilai bahwa

bahan makanan seperti pisang susu, pisang ambon, mangga, dan anggur

dapat meningkatkan kadar glukosa darah karena memiliki kandungan gula

yang tinggi sehingga mereka tidak mengkonsumsi buah tersebut.

Berdasarkan teori, kandungan serat per 100 gram bahan makanan

pada pisang susu 0,7 gram, anggur 1,7 gram dan mangga 1,4 gram tapi

buah-buahan tersebut perlu dibatasi karena buahan tersebut memiliki

kandungan serat yang rendah dan memiliki nilai indeks glikemi (IG) yang

cukup tinggi yaitu masing-masing bernilai pisang susu IG 59, anggur IG

53, dan mangga IG 52. Secara umum, kandungan serat pangan yang tinggi

memiliki nilai IG yang rendah.Dalam bentuk utuh, serat dapat bertindak

sebagai penghambat fisik pada pencernaan. Serat dapat memperlambat laju

makanan pada saluran pencernaan dan menghambat aktivitas enzim

sehingga proses pencernaan khususnya pati menjadi lambat dan respons

glukosa darah pun akan lebih rendah dengan demikian nilai IG nya rendah

(Trinidad et al. 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Arif, Budiyanto dan Hoerudin pada

tahun 2013 menunjukkan bahwa kandungan serat pada buah pisang,

mangga dan anggur memiliki kandungan serat rendah dan memiliki nilai

Indeks Glikemik (IG) yang tinggi.

Pada penelitian ini juga ada sebagian sampel yang tidak

mengkonsumsi beberapa jenis makanan tertentu karena alasan tidak

menyukai beberapa jenis sayuran tertentu seperti buncis, terong muda,

pare, bayam, daun pepaya. Beberapa bahan makanan ada yang sifatnya

musiman dan sulit diperoleh seperti jantung pisang, rebung

bambu,rambutan, duren, baligo, keju kacang tanah.

Berdasarkan penelitian Handayani (2012) menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan asupan serat.Pada

penelitian tersebut baik pengetahuan cukup maupun pengetahuan kurang

asupan serat pada pasien umumnya kurang dari yang dianjurkan. Hal ini

dipengaruhi oleh persepsi negatif tentang serat masih dominan pada pasien

Page 13: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

9

jantung koroner yakni 55,8% serta ketersediaan buah dan sayuran setiap

hari di rumah tangga juga menjadi faktor rendahnya asupan serat pasien

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mapandin (2006)

menunjukan bahwa ada hubungan faktor sosial budaya dengan konsumsi

makanan pokok masyarakat.Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa

semakin tinggi strata sosial semakin bervariasi makanan pokok yang

dikonsumsi.

Pola konsumsi makanan masyarakat saat ini selain pengetahuan,

juga dipengaruhi oleh gaya hidup, lingkungan, sarana dan prasarana, sosial

budaya, ekonomi dan globalisasi, ketersediaan pangan. Gaya hidup yang

lebih menyukai makan junk food lebih bergengsi dari pada makan di

warung makan tradisional. Gaya hidup modern yang ingin serba cepat,

sehingga merubah gaya hidup masyarakat untuk konsumsi makanan cepat

saji yang kurang sehat dengan kandungan lemak yang lebih tinggi dan

rendah serat. Pengaruh budaya tentang adanya makanan yang tabu atau

larang untuk makan makanan tertentu pada kondisi tertentu. Ketersediaan

dan keterjangkauan pangan dan gizi di masyarakat juga dapat

mempengaruhi pola konsumsi makanan termasuk asupan serat (Kemenkes

RI,2011).

3.5 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa hal yang menjadi keterbatasan pada penelitian

ini diantaranya : Pada penelitian ini asupan serat tidak dibedakan antara

serat larut air dan serat tidak larut air sehingga tidak dapat

mengidentifikasi kandungan serat berdasarkan jenisnya.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analasis data dapat disimpulkan bahwa:

4.1.1 Pengetahuan diet DM pasien DM rawat jalan di RSUD Surakarta

yang diteliti yaitu 45,9% memiliki pengetahuan kurang, 51,4%

memiliki pengetahuan cukup dan 2,7% memiliki pengetahuan baik.

Page 14: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

10

4.1.2 Asupan serat perhari pasien DM rawat jalan di RSUD Surakarta

menunjukkan bahwa sebagian besar asupan serat responden masih

<25 gr/hr yaitu 97,35% dan hanya 2,7% responden yang memiliki

asupan serat cukup.

4.1.3 Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan diet DM terhadap

asupan serat pasien DM rawat jalan di RSUD Surakartayang

berkategori kurang baik (57,1%).

4.2 Saran

4.2.1 Adanya hasil penelitian ini agar dapat dijadikan sebagai kebijakan

untuk meningkatkan pelayanan gizi yang Perlu adanya

penambahan materi penyuluhan atau konseling gizi tentang anjuran

konsumsi serat dan manfaat serat bagi penderita DM

4.2.2 Kebiasaan mengkonsumsi makanan sumber serat seperti sayur dan

buah perlu ditingkatkan.

4.2.3 Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi asupan serat pasien DM tipe 2

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

American Diabetes Association. 2015. Diabetes Care: The Journal of Clinical

and Applied Research and Education, Vol. 38 Supplement 1

Arif, AB.,Budyanto, A., dan Hoerudi. 2013. Nilai Indeks Glikemik Produk

Pangan dan Faktor- faktor yang mempengaruhinya. Jurnal Litbang

Pertanian. 32(3) : 91-99

Beck, ME. 2011. Ilmu Gizi dan Diet Hubungan dengan Penyakit – Penyakit untuk

Perawat dan Dokter. ANDA dan YEM. Yogyakarta

Budiyanto. 2002. Gizi dan Kesehatan. Bayu Media dan UMM Press. Malang.

Handayani, AI. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Asupan Lemak

Dan Serat Pasien Jantung Koroner Di Unit Rawat Jalan RSUP Wahidin

Sudirohusodo Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin. Makassar

Irawan. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di

Daerah Urban Indonesia. Tesis. FKMUI. Depok

Page 15: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DIET DIABETES …eprints.ums.ac.id/45501/1/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · ii halaman pengesahan hubungan tingkat pengetahuan diet diabetes melitus terhadap

11

Kemenkes. 2011. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan

Aktifitas Fisik untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular. Direktorat

Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta

Maine dan Ismail. 2014. Hubungan Diet DM Tipe II dengan Kadar Glukosa

Darah di Rawat Sewaktu di RSUD Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah

Kesehatan Diagnosis. Volume 5 nomor 1. Makassar

Mapandin, WY. 2006. Hubungan Faktor-Faktor Sosial Budaya Dengan

Konsumsi Makanan Pokok Rumah Tangga Pada Masyarakat Di

Kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Tesis. Program Pasca

Sarjana Universitas Diponegoro

Mozaffarian D, Katan MB, Ascherio A, Stampfer MJ, Willett WC. 2006. Trans

fatty acids and cardiovascular disease. N Engl J Med 2006;354:1601-13

Muliani, U. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Asupan Serat

Penderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.Ji. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah Manuntung. Vol.1(2):107-113

Notoatmodjo. 2002. Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta

Perkeni. 2011. Konsesus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2

di Indonesia 2011

Rimbawan. 2004. Indeks Glikemik Pangan. Penebar swadaya. Bogor

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Kementrian RI. Jakarta

Sediaoetama. 1996. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat.

Jakarta

Snehalatha, Chamukuttan, Ramachandran dan Ambady. 2009. Diabetes Melitus

dalam Gizi Kesehatan Masyarakat. Editor : Michael J Gibney. Jakarta :

EGC

Tala, ZZ. 2009. Manfaat Serat bagi Kesehatan. Diakses : 23 September 2015.

Http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1931/1/09E01454.pdf

Trinidad, TP., Mallillin AC., Sagum, RS., and Encabo RR. 2010. Glycemic index

of commonly consumed carbohydrate foods in the Philippines. J.

Functional Foods 2: 271274.

Waspadji. 2007. Komplikasi kronik Diabetes : Mekanisme Terjadinya, Diagnosis

dan Strategi pengelolaan. FKUI. Jakarta