hubungan motivasi dengan kinerja pegawai di …repository.fisip-untirta.ac.id/1158/1/skripsi -...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN,
PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA CILEGON
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh : APRIYAN SUSANTO
NIM. 040948
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG
2010
ABSTRAK
Apriyan Susanto. 040948. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I, Titi Stiawati, M.Si, Pembimbing II, Arenawati, M.Si. Kata kunci : motivasi, kinerja pegawai. Berdasarkan observasi awal peneliti dilokasi penelitian ditemukan beberapa permasalahan yang berhubungan dengan rendahnya motivasi dan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, antara lain : banyaknya pegawai yang terlambat datang ke tempat kerja, ada beberapa pegawai tidak mengikuti apel pagi yang dilaksanakan setiap senin pagi, ada pegawai yang tidak masuk kerja tanpa izin, serta adanya pegawai yang pulang lebih awal dari jam selesai kerja yang telah ditentukan, selain itu komputer, laptop dan kendaraan operasional yang ada juga masih kurang. Rumusan masalah penelitian ini, antara lain : seberapa besar motivasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, seberapa besar kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, dan seberapa besar hubungan motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Tujuan penelitian ini, antara lain : untuk mengetahui seberapa besar motivasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, untuk mengetahui seberapa besar kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan asosiatif atau hubungan. Penelitian ini populasinya adalah pegawai negeri sipil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yang berada di kantor yang berjumlah 50 orang. Penentuan pengambilan sampel menggunakan teknik Probability Sampling, dengan teknik yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling, dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% maka sampel yang didapat dalam penelitian ini adalah berjumlah 44 orang dengan penentuan sampel berdasarkan tingkat pendidikan. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisa korelasi Product Moment, dan uji signifikansi korelasi (uji t) Product Moment. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi dengan kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, dimana rhitung (0,995) > rtabel (0,297), berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
ABSTRACT Apriyan Susanto. 040948. The Relation between Motivation with Officers Performance at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City. Public Administration, Faculty of Social and Political. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Advisor I, Titi Stiawati, M.Si, Advisors II, Arenawati, M.Si. Keywords : motivation, employee performance. Based on preliminary observation the researcher found some problems which related with low motivation and performance of officers at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City, as follows: many officers came late on work place, some officers didn’t attend the morning assembly which carried out every Monday morning, several officers didn’t attend to work without permission, and there were some officers which leaving earlier than they should be. Beside that there were a lack of computer, laptop and operational vehicle. The problem formulation of this research, were as follows : how the motivation at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City, how the performance of officers at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City, and how strength the relation between motivation with performance of officers at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City. The purpose of this research, were as follows : to know how the motivation at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City, to know how the performance of officers at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City, and to know how strength the relation between motivation with performance of officers at Agency of Industry, Trade and Cooperation Cilegon City. This research applied quantitative research method with relation or associative approach. The population of the research were all of officers at Agency of Industry, Trade and Cooperation with total number 50 persons. The researcher used Probability Sampling as sampling technique, and applied proportionate stratified random sampling based on Isaac and Michael formula with error level of 5%, thus the number of samples in this research were 44 persons and the sample selection was based on educational level. Data analysis technique in this research applied Product Moment analysis, Product Moment correlation significance test (t-test). Result of this research shown that there were positive and significant relation between motivation with officers performance at Agency of Industry, Trade and Cooperation, that rstatistic (0,995) > rtable (0,297), which mean Ho was rejected and Ha was accepted.
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : APRIYAN SUSANTO NIM : 040948 Judul Skripsi : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PEGAWAI
DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA CILEGON
Serang, November 2010
Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan
Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Titi Stiawati, S.Sos., M.Si. Arenawati, S.Sos., M.Si. NIP. 197011252005012001 NIP. 197004102006042001
Mengetahui, Dekan FISIP UNTIRTA
H. Sihabudin, Drs. M.Si. NIP. 196507042005011002
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Apriyan Susanto.
NIM : 040948.
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 16 Maret 1985.
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara.
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN
KINERJA PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN
KOPERASI KOTA CILEGON adalah hasil karya saya sendiri, dan seluruh
sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka
gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, November 2010
Apriyan Susanto
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI NAMA : APRIYAN SUSANTO NIM : 040948 JUDUL SKRIPSI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA
PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA CILEGON
Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal ..… bulan ……. tahun ..….. dan dinyatakan LULUS / TIDAK LULUS
Serang, November 2010 Ketua Penguji
( ) .................................... NIP
Anggota
( ) .................................... NIP
Anggota
( ) .................................... NIP
Mengetahui,
Dekan FISIP UNTIRTA Ketua Program Studi
( ) ( ) NIP NIP
MOTTO
HIDUP HANYA SEKALI, MAKA DARI ITU GUNAKAN HIDUPMU DENGAN SEBAIK MUNGKIN
KUNCI SUKSES TERLETAK PADA KETELITIAN, KESABARAN DAN KEULETAN, BUKAN KECEPATAN SEMATA
“SESUNGGUHNYA BESERTA KESUKARAN ADA KEMUDAHAN”
(Q.S. Al-Insyiraah : 6)
PERSEMBAHAN
kupersembahkan hasil karya (skripsi) ini teruntuk
almh. ibuku tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya yang tiada tara hingga
akhir hayatnya, semoga almh. diberikan tempat yang mulia oleh-Nya, amin..
bapakku, kakak-kakakku dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan do’a dan
semangat, serta tidak lupa pula aku haturkan ucapan terima kasih kepada dosen-dosen
pengajarku dan kawan-kawanku yang telah banyak membantu
tanpa diri kalian aku tak bisa apa-apa dan tanpa diri kalian aku bukan siapa-siapa
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya, dimana peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini yang merupakan tugas dan salah satu syarat dalam menempuh jenjang
pendidikan sarjana strata-1 (S1) di perguruan tinggi dan untuk memperoleh gelar
sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Tak lupa pula
shalawat beriring salam peneliti curahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang
telah menuntun kita kepada jalan yang di ridhoi Allah. Pada skripsi ini, peneliti
mengambil judul penelitian mengenai “Hubungan Motivasi Dengan Kinerja
Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.”
Peneliti dalam kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam mengerjakan dan
menyelesaikan skripsi ini, antara lain :
1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc., selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Drs. H. Ahmad Sihabudin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Rahmi Winangsih, Dra., M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Idi Dimyati, S.Ikom., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
6. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Jurusan Administrasi
Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
7. Rina Yuliati, S.Ip., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Negara di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., selaku dosen pembimbing I dan dosen akademik
penulis yang telah banyak membantu memberikan arahan dan dorongan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
9. Arenawati, S.Sos., M.Si., selaku dosen pembimbing II penulis yang juga telah
banyak membantu memberikan arahan dan dorongan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10. Listyaningsih, S.Sos., M.Si., selaku dosen penguji dalam seminar proposal
skripsi dan sidang skripsi penulis yang juga telah membantu memberikan
arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Riny Handayani, S.Si., selaku dosen penguji dalam sidang skripsi penulis
yang juga telah membantu memberikan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Bapak/Ibu dosen beserta staf dan pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
13. Drs. A. Dita Prawira, M.Si., selaku Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon.
14. Nati Purniawati, S.Sos., M.Si., selaku Kepala Sub Bagian Keuangan Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yang telah banyak
iii
membantu dalam memberikan informasi dan pemberian data-data serta
sumbangan ide-ide atau pemikiran kepada penulis.
15. Staf dan pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon.
16. Bayu dan Adiet yang senantiasa menemani dan memberikan spirit kepada
penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
17. Edo, mas Yus, Dian dan Redi yang telah membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
18. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak
agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan.
Akhir kata semoga Allah S.W.T membalas semua kebaikan-kebaikan dan
melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Serang, November 2010
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 7
1.4. Rumusan Masalah ......................................................................... 8
1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8
1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
1.6.1. Manfaat Teoretis/Akademis ................................................ 9
v
1.6.2. Manfaat Praktis ................................................................... 9
1.7. Sistematika Penulisan .................................................................... 10
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............... 15
2.1. Deskripsi Teori .............................................................................. 15
2.1.1. Definisi kinerja .................................................................... 15
2.1.2. Indikator Kinerja Organisasi ............................................... 17
2.1.3. Syarat Penilaian Kinerja ...................................................... 18
2.1.4. Metode Penilaian Kinerja .................................................... 19
2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ...................... 21
2.2. Motivasi ........................................................................................ 24
2.2.1. Tujuan dan Manfaat Motivasi ............................................. 26
2.2.2. Teori Tentang Motivasi ....................................................... 27
2.2.3. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja .................................. 31
2.3. Kerangka Berfikir ......................................................................... 33
2.4. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 40
3.1. Metode Penelitian .......................................................................... 40
3.2. Instrumen Penelitian ...................................................................... 40
3.2.1. Sumber Data Yang Diperlukan ........................................... 43
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 43
3.2.3. Alat Pengambilan Data ....................................................... 44
vi
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 46
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 48
3.5. Tempat dan Waktu ........................................................................ 51
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 53
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................... 53
4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon .................................................. 55
4.1.2. Visi dan Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon ......................................................... 74
4.1.3. Tujuan dan Sasaran Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon .................................................. 75
4.1.4. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon .................................................. 78
4.1.5. Dasar Hukum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon ......................................................... 80
4.2. Pengujian Persyaratan Statistik ..................................................... 81
4.2.1. Uji Validitas ........................................................................ 81
4.2.2. Uji Reliabilitas .................................................................... 83
4.3. Deskripsi Data ............................................................................... 84
4.3.1. Profil Responden ................................................................. 84
4.3.2. Analisis Data Variabel Motivasi (X) ................................... 91
4.3.3. Analisis Data Variabel Kinerja Pegawai (Y) ...................... 107
vii
4.4. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 123
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian .......................................................... 128
4.6. Pembahasan ................................................................................... 130
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 135
5.1. Simpulan ........................................................................................ 135
5.2. Saran .............................................................................................. 136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.2.1. Konsep dari Variabel Motivasi dan Variabel Kinerja Pegawai 42
Tabel 3.2.2. Skor Kepentingan Tiap Indikator Menurut Likert .................... 42
Tabel 3.3.1. Data Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon ............................................................................. 47
Tabel 3.3.2. Penentuan Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................ 48
Tabel 3.4.1. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi . 50
Tabel 3.5.1. Waktu Pelaksanaan Penelitian .................................................. 52
Tabel 4.2.1.1. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X) ................................ 82
Tabel 4.2.1.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y) .................... 82
Tabel 4.4.1. Koefisien Tingkat Hubungan .................................................... 126
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3.1. Hierarkhi Kebutuhan Manusia .............................................. 34
Gambar 2.3.2. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Pegawai ...................... 36
Gambar 2.3.3. Kerangka Berfikir .................................................................. 37
Gambar 4.1.4.1. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon ............................................................. 80
Gambar 4.4.2. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dengan Uji Dua Fihak ... 127
x
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.3.1.1. Jenis Kelamin Pegawai .......................................................... 85
Grafik 4.3.1.2. Usia Pegawai ......................................................................... 86
Grafik 4.3.1.3. Pendidikan Terakhir Pegawai ................................................ 87
Grafik 4.3.1.4. Jabatan Pegawai ..................................................................... 88
Grafik 4.3.1.5. Lama Bekerja Pegawai .......................................................... 89
Grafik 4.3.1.6. Unit Kerja Pegawai ................................................................ 90
Grafik 4.3.2.1. Untuk mencapai kebutuhan, pegawai harus dapat memotivasi
diri agar lebih giat lagi dalam bekerja ................................... 92
Grafik 4.3.2.2. Penghasilan/gaji yang diterima oleh pegawai saat ini telah
mencukupi kebutuhan pegawai ............................................. 93
Grafik 4.3.2.3. Penghasilan yang pegawai terima sesuai dengan pekerjaan
yang dilakukan ....................................................................... 94
Grafik 4.3.2.4. Pekerjaan yang pegawai lakukan sesuai dengan peraturan
yang ada di instansi ini .......................................................... 95
Grafik 4.3.2.5. Pegawai merasa nyaman bekerja di instansi ini .................... 96
Grafik 4.3.2.6. Atasan memberikan pegawai kebebasan dalam melakukan
pekerjaan ................................................................................ 97
Grafik 4.3.2.7. Dalam melakukan pekerjaan pegawai mampu bekerja sama
dengan rekan kerja ................................................................. 98
Grafik 4.3.2.8. Hubungan yang terjalin antara pegawai dengan sesama rekan
kerja sangat baik .................................................................... 99
xi
Grafik 4.3.2.9. Pekerjaan pegawai mendapatkan dukungan, baik dari atasan
maupun rekan kerja .............................................................. 100
Grafik 4.3.2.10. Instansi memberikan penghargaan kepada pegawai yang
bekerja dengan baik .............................................................. 101
Grafik 4.3.2.11. Instansi memberikan sanksi yang tegas kepada setiap pega-
-wai yang tidak bekerja dengan baik .................................... 102
Grafik 4.3.2.12. Adanya perasaan bangga yang dirasakan oleh pegawai atas
pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai di instansi ini ........ 103
Grafik 4.3.2.13. Dalam instansi ini terdapat kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya manusia pegawainya ................ 104
Grafik 4.3.2.14. Pekerjaan rutin yang dilakukan oleh pegawai dapat mening-
-katkan prestasi pegawai dalam bekerja ............................... 105
Grafik 4.3.2.15. Pekerjaan yang dilakukan mengarah pada masa depan sesuai
dengan yang pegawai inginkan ............................................ 106
Grafik 4.3.3.1. Setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasan mampu pegawai
kerjakan dengan hasil maksimal ........................................... 108
Grafik 4.3.3.2. Pegawai selalu bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan
pekerjaan ............................................................................... 109
Grafik 4.3.3.3. Pegawai selalu tepat waktu dalam menyelesaikan setiap pe-
-kerjaan yang ada .................................................................. 110
Grafik 4.3.3.4. Di instansi ini pegawainya memiliki latar belakang pendi-
-dikan yang sesuai dengan pekerjaan dan jabatannya .......... 111
Grafik 4.3.3.5. Pegawai mampu memahami setiap tugas yang diberikan oleh
xii
atasan dengan baik ................................................................ 112
Grafik 4.3.3.6. Hubungan kerja yang terjalin antara atasan dan bawahan di
instansi ini sangat baik sekali ............................................... 113
Grafik 4.3.3.7. Pegawai mampu menerima saran dan kritik dengan senang
hati dari sesama rekan kerja ................................................. 114
Grafik 4.3.3.8. Keterampilan yang pegawai miliki dapat pegawai terapkan
di instansi ini ......................................................................... 115
Grafik 4.3.3.9. Peluang dalam meningkatkan keterampilan sangat penting
untuk pekerjaan dan peningkatan karier pegawai di instansi
ini .......................................................................................... 116
Grafik 4.3.3.10. Pegawai selalu mempunyai ide atau gagasan yang tepat da-
-lam menyelesaikan masalah pekerjaan ............................... 117
Grafik 4.3.3.11. Pegawai selalu berani dan yakin dalam mencoba menyele-
-saikan masalah dalam pekerjaan ......................................... 118
Grafik 4.3.3.12. Pegawai mampu melaksanakan pekerjaan tanpa ada perasa-
-an takut dan ragu ................................................................. 119
Grafik 4.3.3.13. Teknologi yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh pegawai untuk bekerja di instansi ini ........................... 120
Grafik 4.3.3.14. Pegawai mampu mematuhi tata tertib yang ada dan berlaku
di instansi ini ......................................................................... 121
Grafik 4.3.3.15. Jika instansi ini mengadakan program peningkatan kompe-
-tensi yang bersifat teknis, maka pegawai akan mengikuti-
-nya dengan baik dan serius ................................................. 122
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam suatu organisasi birokrasi, salah satu faktor yang sangat penting agar
setiap organisasi birokrasi dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar
sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada adalah bilamana organisasi birokrasi
tersebut memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Di mana salah satu ciri
sumber daya manusia yang berkualitas adalah memiliki motivasi yang tinggi
dalam bekerja. Adanya motivasi dapat menyebabkan seorang pegawai melakukan
tindakan-tindakan tertentu atau paling tidak ingin berperilaku tertentu agar
kualitas dirinya dapat ditingkatkan.
Menurut konsep sistem organisasi yang ideal, aktivitas atau pekerjaan suatu
organisasi merupakan suatu kolektivitas sehingga dalam setiap penyelesaian
rangkaian pekerjaan suatu pegawai dituntut untuk bekerjasama, saling terkait dan
tidak akan melepaskan diri dengan pegawai lain dalam organisasi itu. Dalam
sebuah organisasi, yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana menciptakan
keharmonisan dan keserasian dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau aktivitas
kerja tersebut. Keharmonisan dan keserasian tersebut dapat tercipta jika sistem
kerja dibuat rukun dan kompak sehingga tercipta iklim yang kondusif. Hal ini
akan membuat para pegawai termotivasi untuk bekerja dengan optimal yang pada
2
akhirnya tujuan organisasi dapat terwujud dengan tingkat efisien dan efektivitas
yang tinggi.
Motivasi harus dilakukan pimpinan terhadap bawahannya karena apabila
pimpinan tidak berhasil memotivasi pegawai dengan baik, maka tujuan organisasi
tidak akan tercapai dengan baik dan memuaskan. Tetapi apabila pimpinan
memotivasi pegawai dengan baik dan mengetahui keinginan pegawai yang
dibimbing serta dikendalikannya, maka tujuan organisasi akan tercapai dengan
memuaskan.
Pada sebuah pemerintahan terdapat organisasi birokrasi yang berfungsi
untuk menghubungkan penguasa dengan kepentingan rakyat. Untuk terpenuhinya
kepentingan rakyat sesuai dengan kebijakan pemerintah, maka organisasi
birokrasi harus dijalankan dengan baik. Sedangkan bagi pemerintah, organisasi
birokrasi dibutuhkan agar program-program pemerintah dapat dijalankan di
tingkat bawah. Organisasi birokrasi yang dijalankan di tingkat bawah atau daerah
diharapkan akan mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Dalam suatu otonomi daerah, pemberian kewenangan pemerintahan yang
luas kepada daerah membawa konsekuensi langsung berkurangnya kewenangan
Pemerintah Pusat terhadap daerah dan penambahan tanggung jawab kepada
daerah. Terjadinya penambahan wewenang membawa konsekuensi penambahan
tugas kepada daerah. Untuk melaksanakan semua tugas itu kemudian dilakukan
restrukturisasi kelembagaan.
3
Sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan, dibutuhkan peningkatan
kinerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas yang ada sebaik mungkin. Untuk
itu perlu diperhatikan sikap dasar pegawai terhadap diri-sendiri, kompetensi,
pekerjaan saat ini serta gambaran mereka mengenai peluang yang bisa diraih
dalam struktur organisasi yang baru. Namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa
perubahan struktur organisasi yang baru dapat mengakibatkan stress dan
kecemasan karena menghadapi sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Pada saat
inilah faktor motivasi yang tinggi sangat berperan, karena motivasi menjadi
pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna mendapatkan hasil yang
terbaik. Oleh karenanya tidak heran jika pegawai yang mempunyai motivasi kerja
yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula. Untuk itu motivasi
kerja pegawai perlu dibangkitkan agar pegawai dapat menghasilkan kinerja yang
terbaik.
Mengingat begitu besarnya peran organisasi birokrasi dalam mendukung
tercapainya pembangunan nasional, maka hendaknya organisasi tersebut mampu
juga meningkatkan kualitas organisasinya. Baik peningkatan sistem teknologi
informasinya juga peningkatan kualitas sumber daya manusia didalamnya.
Sehingga hal ini akan menciptakan organisasi birokrasi yang mampu menjalankan
segala hal kemajuan zaman sesuai fungsi dan perannya dalam pencapaian
pembangunan nasional.
Sejak ditingkatkannya dari Kota Administrasi Cilegon menjadi Kota
Cilegon berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1999, maka semua urusan
rumah tangganya telah dilaksanakan sepenuhnya oleh Kota Cilegon. Kota Cilegon
4
sebagai kota industri, perdagangan dan jasa akan dipenuhi oleh urbanisasi dari
daerah-daerah lain. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk,
maka meningkat pula pembangunan di segala bidang. Kota Cilegon yang juga
disebut sebagai kota pelayanan (Service City) siap memberikan berbagai
kemudahan baik sarana maupun prasarana untuk mendukung kelangsungan dan
kelancaran pembangunan baik kegiatan usaha, maupun aktivitas lainnya yang
dengan harapan mampu menarik minat para investor untuk menanamkan
modalnya. Sehingga, dalam hal ini diharapkan pemerintah Kota Cilegon mampu
memberikan pelayanan yang baik, sesuai dengan harapan dari masyarakat
(customer).
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Diperindagkop) Kota
Cilegon merupakan salah satu organisasi publik yang memiliki peranan sangat
penting didalam pemerintahan Kota Cilegon. Organisasi publik ini berperan
penting dalam :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian, perdagangan, koperasi,
usaha kecil menengah, pertambangan dan energi.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan
dan energi.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian, perdagangan,
koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan dan energi.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
5
Selain itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
juga melayani dalam hal pembuatan surat izin. Bidang Perindustrian melayani
perizinan IUI (Izin Usaha Industri) dan TDI (Tanda Daftar Industri); Bidang
Perdagangan melayani perizinan SITU (Surat Izin Tempat Usaha), HO (Hinder
Ordenantie/izin gangguan), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), dan TDP
(Tanda Daftar Perusahaan); Bidang Koperasi melayani perizinan APK (Akte
Pendirian Koperasi); Bidang Pertambangan melayani perizinan SIPD (Surat Izin
Penambangan Daerah.
Perkembangan yang semakin cepat serta persaingan (kompetensi) yang
semakin tinggi dalam pekerjaan membuat para pegawai di Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kota Cilegon diharuskan lebih meningkatkan kinerjanya dalam
melakukan pekerjaannya, khususnya dalam melayani masyarakat (customer).
Bagaimana tidak, maju-mundurnya sebuah organisasi tergantung dari kinerja
pegawainya. Apalagi jika berkeinginan bahwa unit ini mengutamakan fokus pada
pelayanan pelanggan. Maka prasyarat utama yang harus dibangun, adalah
manajemen yang berorientasi pada pegawai, karena dari tangan pegawai-pegawai
inilah, layanan kepada pelanggan dibangun, citra organisasi diwujudkan. Kinerja
merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Berdasarkan observasi awal peneliti di lokasi penelitian ditemukan beberapa
permasalahan yang terjadi, antara lain :
1. Masih banyaknya pegawai terlambat datang ke tempat kerja, tidak mengikuti
apel pagi yang rutin dilaksanakan setiap senin pagi, tidak masuk kerja tanpa
izin, serta pulang lebih awal dari jam selesai kerja yang telah ditentukan. Hal
6
ini juga dituturkan oleh Nati Purniawati, S.Sos., Kepala Sub Bagian Keuangan
dibagian Kesekretariatan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon).
2. Dalam pembuatan surat izin (SITU dan HO) prosesnya berbelit-belit. Hal
tersebut juga diperkuat berdasarkan sumber keterangan yang mengatakan
bahwa dalam membuat perizinan (SITU dan HO) prosesnya berbelit-belit
(pengakuan bapak Hayyah Azwar, pada tanggal 08 Desember 2009).
3. Masih kurangnya komputer dan laptop yang ada, serta masih kurangnya
kendaraan operasional (Kepala Seksi masih ada yang belum mendapatkan
sepeda motor), hal ini seperti dituturkan oleh Nati Purniawati, S.Sos., Kepala
Sub Bagian Keuangan dibagian Kesekretariatan Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian
dan pembahasan lebih jauh di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cilegon,
dengan judul “Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon”.
1.2. Identifikasi Masalah
Merupakan pengidentifikasian aspek permasalahan yang muncul dan
berkaitan dari tema/topik/judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang
akan diteliti. Identifikasi masalah dapat diajukan dalam bentuk pertanyaan atau
bisa juga dalam bentuk pernyataan.
Dalam penelitian ini yang menjadi identifikasi masalah antara lain :
7
1. Masih banyaknya pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon yang kurang memiliki motivasi dan disiplin dalam bekerja,
sehingga hal ini menyebabkan kinerja pegawai Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon masih rendah.
2. Prosedur dalam hal pembuatan surat izin di Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon berbelit-belit.
3. Belum memadainya sarana dan prasarana yang ada di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
1.3. Batasan Masalah
Pegawai adalah salah satu faktor penting dari sebuah organisasi, karena
pegawai merupakan salah satu unsur organisasi yang memberikan peran dalam
proses berjalannya sebuah organisasi dalam pencapaian tujuannya. Terdapatnya
pegawai yang memiliki kinerja yang baik, akan mempengaruhi kemajuan dari
sebuah organisasi.
Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi beberapa variabel saja agar
penelitian lebih fokus dan mendalam, dimana ruang lingkup (locus) penelitian ini
adalah dilakukan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon,
dan subjek penelitiannya adalah pegawai negeri sipil (PNS) Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, serta penelitian ini adalah penelitian
bersifat kuantitatif dengan dua variabel, yaitu :
1. Variabel bebas X (independent variable) adalah motivasi.
2. Variabel terikat Y (dependent variable) adalah kinerja pegawai.
8
Berdasarkan uraian di atas, maka judul yang dipilih oleh penulis adalah
“Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon”.
1.4. Rumusan Masalah
Dari sejumlah masalah hasil identifikasi tersebut di atas, ditetapkan masalah
yang paling urgent yang berkaitan dengan judul penelitian. Rumusan masalah
adalah mendefinisikan permasalahan yang telah ditetapkan dalam bentuk definisi
konsep dan definisi operasional. Dimana dalam bagian rumusan masalah ini
kalimat yang digunakan adalah kalimat dalam bentuk pertanyaan.
Untuk memudahkan dalam penelitian ini, peneliti terlebih dahulu akan
merumuskan masalah yang akan diteliti. Antara lain :
1. Seberapa besar motivasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon ?
2. Seberapa besar kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon ?
3. Seberapa besar hubungan motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon ?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi tentang sasaran yang ingin dicapai dengan
dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah dirumuskan terlebih
9
dahulu. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah
penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar motivasi di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kinerja pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan motivasi dengan kinerja pegawai
di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoretis/Akademis.
Dapat memberikan sumbangan keilmuan dalam pengembangan ilmu
Administrasi Negara, sehingga menjadi perbandingan untuk bahan bacaan dan
penelitian lebih lanjut.
1.6.2. Manfaat Praktis.
1. Bagi penulis.
Penelitian ini sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan teori yang diperoleh
selama kuliah kedalam praktek, khususnya ilmu Organisasi dan Manajemen.
2. Bagi lembaga atau instansi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berarti bagi Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, dan menjadi
10
pertimbangan dalam mengembangkan kehidupan organisasinya ke arah yang
semakin baik.
1.7. Sistematika Penulisan
Bagian ini menjelaskan isi bab per bab dan disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang ini menjelaskan tentang masalah yang terjadi untuk dijadikan
objek penelitian.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah ini berdasarkan latar belakang masalah itu hendaknya
dituangkan dalam uraian yang diteliti mengenai variabel-variabel serta
menggunakan metode-metode yang paling serasi.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menganalisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah.
Disamping itu masalah perlu dinyatakan secara khusus batas-batas masalah
agar peneliti lebih terarah. Lagi pula kita memperoleh gambaran yang jelas,
apabila penelitian itu dapat dianggap selesai dan berakhir.
1.4. Rumusan Masalah
Tiap penelitian harus mempunyai tujuan-tujuan yang harus dicapai dan tujuan
bertambah erat dengan masalah yang dipilih serta analisis masalah.
1.5. Tujuan Penelitian
11
Tujuan masalah ini untuk mengungkapkan sasaran yang ingin di capai dengan
melaksanakan penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bermanfaat bagi kita dan pihak-pihak yang
membutuhkan, terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan khusus
dengan hasil penelitian.
BAB II DESKRIPSI TEORI
2.1. Deskripsi Teori
Deskripsi teori yang memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori yang
relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga akan
memperoleh konsep yang jelas.
2.2. Kerangka Berfikir
Merupakan kerangka berfikir sub bab ini menggambarkan alur pikiran
penelitian sebagai kelanjutan dari deskripsi teori.
2.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara terhadap permasalahan yang
diteliti dan akan diuji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara terhadap permasalahan yang
diteliti dan akan diuji kebenarannya.
12
3.2. Instrumen Penelitian
Instrumen ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpulan data yang digunakan.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan atau semua obyek yang akan diselidiki pada
umumnya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan data ini menguatkan uraian alasan metode yang dipilih
untuk menggunakan data.
3.5. Tempat dan Waktu Penelitian
Menjelaskan tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Menjelaskan tentang obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara
jelas.
4.2. Pengujian Persyaratan Statistik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan menggunakan uji
statistik tertentu.
4.3. Deskripsi Data
Penjelasan hasil penelitian yang telah di olah dari data mentah dengan
mempergunakan teknik analisis data yang relevan.
13
4.4. Pengujian Hipotesis
Melakukan pengujian dengan menggunakan teknik analisis statistik yang
sudah ditentukan semula. Hasil akhir dari analisis statistik itu adalah teruji
tidaknya hipotesis nol penelitian. Hasil perhitungan akhir dari statistik
dilaporkan dalam batang tubuh, sedangkan perhitungan selengkapnya
ditempatkan dalam lampiran.
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian
Interpretasi hasil penelitian yakni melakukan penafsiran terhadap hasil akhir
pengujian hipotesis. Kendatipun hasil analisis statistik itu sendiri sudah
merupakan suatu kesimpulan namun belum memadai tanpa ada interpretasi
yang dikaitkan dengan rumusan masalah.
4.6. Pembahasan
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data. Terhadap
hipotesis yang diterima mungkin tidak ada persoalan, tetapi terhadap
hipotesis yang ditolak harus diberikan berbagai dugaan yang menjadi
penyebabnya.
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan
mudah dipahami, serta sesuai dengan permasalahan dan hipotesis penelitian.
5.2. Saran
14
Berisi tindakan dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik
secara teoritis maupun praktis.
15
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Deskripsi Teori
2.1.1.Definisi Kinerja
Kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” dalam bahasa
Inggris, ada yang menerjemahkan sebagai : unjuk kerja, kinerja, hasil karya,
karya, pelaksanaan kerja, hasil pelaksanaan kerja. menurut Siagian (1995 : 227)
kinerja adalah keseluruhan kemampuan seseorang untuk bekerja sedemikian rupa
sehingga mencapai tujuan kerja secara optimal dan berbagai sasaran yang telah
diciptakan dengan pengorbanan yang secara rasio kecil dibandingkan dengan hasil
dicapai. Sementara itu menurut Bastian (2001 : 329) kinerja adalah sebagai
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi,
dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tesebut.
Mangkunegara (2002:67) mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai
berikut: Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Sedangkan Sedarmayanti mengatakan pengertian
kinerja adalah :
“Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika” (2004 : 176).
16
Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja
pegawai. Tiga hal penting dalam kinerja adalah tujuan, ukuran, dan penilaian.
Penentuan tujuan setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan
kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana
seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi dari setiap personel. Tetapi
ternyata tujuan saja tidak cukup, sebab itu diperlukan ukuran apakah seseorang
personel telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu penilaian kuantitatif
dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan personel memegang
peranan yang penting. Akhir dari proses kinerja adalah penilaian kinerja itu
sendiri yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan.
Kinerja yang dapat bersaing secara positif menampilkan kemampuan
terbaiknya akan menjadikan motor penggerak utama tercapainya tujuan organisasi
sebagai pelayan masyarakat sehingga peningkatan pegawai menjadi kebutuhan
yang mendasar.
Pemahaman mengenai beban tugas yang akan diemban dalam organisasi,
perlunya peningkatan kinerja pegawai diperlukan oleh setiap anggota organisasi
sehingga setiap individu dapat melatih diri meningkatkan prestasinya sesuai
dengan bidang tugas masing-masing yang berarti meningkatkan kinerja pegawai.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja dapat disimpulkan bahwa
pengertian kinerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang.
Dengan demikian bahwa kinerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance)
dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan
17
(corporate performance) terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila
kinerja karyawan (individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja
perusahaan (corporate performance) juga baik.
Dimensi-dimensi yang dijadikan ukuran kinerja, menurut Nawawi (2000 :
97) adalah :
1. Tingkat kemampuan kerja (kompetensi) dalam melaksanakan pekerjaan baik yang diperoleh dari hasil pendidikan dan pelatihan maupun yang bersumber dari pengalaman kerja.
2. Tingkat kemampuan eksekutif dalam memberikan motivasi kerja, agar pekerja sebagai individu bekerja dengan usaha maksimum, yang memungkinkan tercapainya hasil sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
2.1.2.Indikator Kinerja Organisasi
Indikator kinerja organisasi adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau tujuan (Bastian ; 2001 : 33),
yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan elemen-elemen indikator berikut
ini :
1. Indikator masukan (inputs), yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan agar organisasi mampu menghasilkan produknya, baik barang atau jasa, yang meliputi sumber daya manusia, informasi, kebijakan, dan sebagainya.
2. Indikator keluaran (outputs), yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik atau pun nonfisik.
3. Indikator hasil (outcomes), yaitu segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
4. Indikator manfaat (benefit), yaitu sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
5. Indikator dampak (impacts), yaitu pengaruh yang ditimbulkan, baik positif maupun negatif, pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan. (Tangkilisan ; 2005 : 175).
18
Berkaitan dengan ukuran kinerja organisasi, Ruky (2001 : 158-159)
mengemukakan bahwa penilaian terhadap kinerja organisasi merupakan kegiatan
membandingkan antara hasil yang sebenarnya diperoleh dengan yang
direncanakan. Sasaran yang ingin dicapai organisasi diteliti, mana yang telah
dicapai sepenuhnya, mana yang di atas standar (target), dan mana yang di bawah
target atau tidak tercapai sepenuhnya.
Sementara itu Dwiyanto mengemukakan 3 (tiga) konsep yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam mengukur kinerja organisasi publik, yakni :
1. Responsivitas : merupakan suatu keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh suatu lembaga organisasi publik dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang diprogramkan dan dijelaskan oleh organisasi publik, maka kinerja organisasi publik tersebut dinilai semakin baik.
2. responsibilitas : adalah sejauh mana pelaksanaan kegiatan publik tersebut dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip, baik yang eksplisit maupun yang implisit. Semakin kegiatan organisasi publik tersebut dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi, kebijakan dan peraturan organisasi, maka kinerja akan dinilai semakin baik.
3. Akuntabilitas : mengacu kepada seberapa besar pejabat publik dan kegiatan organisasi publik tunduk kepada pejabat yang dipilih oleh rakyat. Oleh karena itu, kinerja pada dasarnya merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Dwiyanto ; 2001 : 13).
2.1.3.Syarat Penilaian Kinerja
Menurut (Gomes ; 2003 : 136) terdapat kurang lebih dua syarat utama yang
diperlukan guna melakukan penilaian kinerja yang efektif, yaitu :
1. Adanya kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif. 2. Adanya objektivitas dalam proses evaluasi.
19
Sedangkan dari sudut pandang kegunaan kinerja itu sendiri, Sondang
Siagian (2008 : 223-224) menjelaskan bahwa bagi individu penilaian kinerja
berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan,
kekurangan dan potensinya yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan
tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi,
hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan
keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan
dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi,
sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya
manusia. Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penilaian yang baik harus
dilakukan secara formal berdasarkan serangkaian kriteria yang ditetapkan secara
rasional serta diterapkan secara objektif serta didokumentasikan secara sistematik.
Dengan demikian, dalam melakukan penilaian atas prestasi kerja para pegawai
harus terdapat interaksi positif dan kontinu antara para pejabat pimpinan dan
bagian kepegawaian.
2.1.4.Metode Penilaian Kinerja
Terdapat beberapa metode dalam mengukur prestasi kerja, sebagaimana
diungkapkan oleh Gomes (2003:137-145), yaitu :
1. Metode Tradisional. Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk menilai prestasi kerja dan diterapkan secara tidak sistematis maupun sistematis. Yang termasuk kedalam metode tradisional adalah : rating scale, employee comparation, check list, free form essay, dan critical incident. (a) Rating scale, metode ini merupakan metode penilaian yang paling tua dan banyak digunakan, dimana penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur
20
karakteristik, misalnya mengenai inisitaif, ketergantungan, kematangan, dan kontribusinya terhadap tujuan kerjanya. (b) Employee comparation, metode ini merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara seorang pegawai dengan pegawai lainnya. Metode ini terdiri dari : (1) Alternation ranking : yaitu metode penilaian dengan cara mengurutkan peringkat (ranking) pegawai dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. (2) Paired comparation : yaitu metode penilaian dengan cara seorang pegawai dibandingkan dengan seluruh pegawai lainnya, sehingga terdapat berbagai alternatif keputusan yang akan diambil. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif sedikit. (3) Porced comparation (grading) : metode ini sama dengan paired comparation, tetapi digunakan untuk jumlah pegawai yang relatif banyak. (c) Check list. Metode ini hanya memberikan masukan/informasi bagi penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia. (d) Freeform essay. Dengan metode ini seorang penilai diharuskan membuat karangan yang berkenaan dengan orang/karyawan/pegawai yang sedang dinilainya. (e) Critical incident Dengan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari yang kemudian dimasukan kedalam buku catatan khusus yang terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku bawahannya. Misalnya mengenai inisiatif, kerjasama, dan keselamatan.
2. Metode Modern. Metode ini merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam menilai prestasi kerja. Yang termasuk kedalam metode modern ini adalah : assesment centre, Management By Objective (MBO=MBS), dan human asset accounting. (a) Assessment centre, metode ini biasanya dilakukan dengan pembentukan tim penilai khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar, dari dalam, maupun kombinasi dari luar dan dari dalam. (b) Management by objective (MBO = MBS). Dalam metode ini pegawai langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran perusahaan. (c) Human asset accounting. Dalam metode ini, faktor pekerja dinilai sebagai individu modal jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara membandingkan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan.
21
2.1.5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi
Berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi sesungguhnya
memberikan informasi mengenai prestasi pelaksanaan dari unit-unit organisasi,
dimana organisasi memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas seluruh aktivitas
sesuai dengan tujuan organisasi. Yuwono dkk. (2002 : 53) mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang dominan mempengaruhi kinerja suatu organisasi meliputi
upaya manajemen dalam menerjemahkan dan menyelaraskan tujuan organisasi,
budaya organisasi, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki organisasi, dan
kepemimpinan yang efektif.
Sementara itu Ruky (2001 : 7) mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi sebagai
berikut :
1. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut.
2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi. 3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja,
penataan ruangan, dan kebersihan. 4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja
yang ada dalam organisasi yang bersangkutan. 5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota
organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
6. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan, promosi, dan lain-lainnya.
22
Menurut Atmosoeprapto (2001 : 11-19), kinerja suatu organisasi
akan sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal,
antara lain :
1. Faktor internal, yang terdiri dari :
1) Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara maksimal.
2) Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk menggerakkan sektor-sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang lebih besar.
3) Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat, yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.
2. Faktor internal, yang terdiri dari :
1) Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin diproduksi oleh suatu organisasi.
2) Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.
3) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan.
4) Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.
Moorhead dan Chung/Magginson (1981) dalam Mahmudi (2001 : 124)
mengemukakan bahwa kinerja dalam suatu organisasi baik formal atau informal,
publik atau swasta sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor
tersebut lebih difokuskan pada individu yang terlibat didalam organisasi dalam
usaha pencapaian kinerja. Faktor-faktor tersebut antara lain :
23
1. Kualitas pekerjaan (quality of work). Merupakan tingkat baik buruknya sesuatu pekerjaan yang diterima bagi seorang pegawai. Yang dapat dilihat dari segi ketelitian dan kerapihan kerja, kecepatan penyelesaian pekerjaan, keterampilan dan kecakapan kerja.
2. Kuantitas pekerjaan (quantity of work). Yaitu banyaknya beban kerja atau jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang pegawai. Di ukur dari kemampuan secara kuantitatif dalam mencapai target atau hasil kerja atas pekerjaan-pekerjaan baru.
3. Pengetahuan kerja (job knowledge). Merupakan proses penempatan seorang pegawai sesuai dengan background pendidikan atau keahliannya dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau dari kemampuan pegawai dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan.
4. Kerjasama tim (team works). Melihat bagaimana seorang pegawai bekerja dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya sebatas secara vertikal atau kerjasama antar pegawai, akan tetapi kerjasama secara horizontal merupakan faktor penting dalam suatu kehidupan organisasi, yaitu dimana antara pemimpin organisasi dengan para pegawainya terjalin suatu hubungan yang kondusif dan timbal balik yang saling menguntungkan.
5. Kreatifitas (creatifeness). Merupakan kemampuan seorang pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya dengan cara-cara atau inisiatif tersendiri yang dianggap mampu secara efektif dan efisien, serta mampu menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi.
6. Inovasi (innovation). Yaitu kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi. Hal ini ditinjau dari ide-ide cemerlang dalam mengatasi permasalahan organisasi.
7. Inisiatif/prakarsa. Yaitu kemampuan untuk : a. Tepat dalam langkah yang diambil untuk mengatasi
permasalahan. b. Kemampuan untuk melangkah atau melakukan suatu
pekerjaan tanpa bantuan. c. Mengambil tahapan pertama dalam kegiatan.
8. Kualitas pribadi (personal qualities). Merupakan faktor yang terdapat dalam diri seorang pegawai yang mendukung dalam pelaksanaan pekerjaannya, seperti : tingkah laku, kepribadian, prinsip hidup, dan sebagainya.
24
Dapat dilihat dari aktivitas pegawai dalam kegiatan-kegiatan rutin kantor, rapat-rapat atau kehadiran di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkannya. (Mahmudi ; 2001 : 124).
2.2. Motivasi
Menurut Hasibuan (2008 : 141) motivasi berasal dari bahasa latin, yakni
movere yang berarti ‘dorongan atau menggerakkan’. Motivasi ini hanya diberikan
kepada manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi penting
karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja
keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi harus
dilakukan pimpinan terhadap bawahannya karena adanya dimensi tentang
pembagian pekerjaan untuk dilakukan sebaik-baiknya, bawahan sebetulnya
mampu akan tetapi malas mengerjakannya, memberikan penghargaan dan
kepuasan kerja.
Sementara itu, motivasi menurut Abraham Sperling adalah bahwa motif
adalah sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan
dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri (Mangkunegara ; 2004 :
93). Hal tersebut memberikan pengertian bahwa seseorang akan cenderung
terdorong untuk mengerjakan sesuatu hal dari dalam dirinya. Dorongan dari dalam
diri ini merupakan pencapaian tujuan dari seseorang untuk dapat berinteraksi
dalam pengadaptasian dari lingkungan di sekitarnya.
Dalam membicarakan motivasi, seringkali orang mengkaitkannya dengan
motif atau motive. Menurut The Liang Gie, motif adalah suatu dorongan yang
menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja.
25
Kata-kata lain yang seringkali dihubungkan dengan motivasi adalah insentif.
Hayness dalam Martoyo (1994) membedakan antara motif dengan insentif.
Menurutnya motif adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia yang mendorong
untuk melakukan sesuatu, sedangkan insentif adalah alat atau sarana yang
menimbulkan dorongan. Orang yang mendorong semangat atau memotivasi orang
lain disebut dengan motivator.
Peranan manusia dalam mencapai tujuan tersebut sangat penting dalam
pencapaian tujuan organisasi. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan
yang dikehendaki organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia bekerja
pada suatu organisasi, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang-
orang untuk bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang
paling sederhana dari motivasi. Definisi tentang motivasi menurut Sondang
Siagian adalah sebagai berikut:
"Daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi mencapai tujuannya. Dengan pengertian, bahwa tercapainya tujuan organisasi berarti tercapai pula tujuan pribadi para anggota organisasi yang bersangkutan” (2002 : 102).
Dari definisi tersebut terlihat dengan jelas bahwa organisasi hanya akan
berhasil mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, apabila semua komponen
organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal. Perlu kita ingat juga,
bahwa motivasi merupakan sesuatu kekuatan potensial yang ada dalam diri
seorang manusia, yang dapat dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh
sejumlah kekuatan luar. Kekuatan ini dapat mempengaruhi hasil kerjanya secara
26
positif atau secara negatif, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh
orang yang bersangkutan dalam beraktivitas.
Menurut Manullang (1998 : 76), motivasi berarti sesuatu hal yang
menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Jadi motivasi
dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara
tertentu.
Dari definisi tentang motivasi dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi
adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada
tujuan untuk memperoleh kepuasan dari apa yang dibutuhkannya. Dalam
memotivasi karyawan, manager harus mengetahui motif dan motivasi yang
diinginkan karyawan sehingga karyawan mau bekerja ikhlas demi tercapainya
tujuan perusahaan.
2.2.1.Tujuan dan Manfaat Motivasi
Motivasi sangat penting artinya bagi perusahaan, karena motivasi
merupakan bagian dari kegiatan perusahaan dalam proses pembinaan,
pengembangan dan pengarahan manusia dalam bekerja. Dalam melaksanakan
suatu pekerjaan seorang pegawai harus memiliki motivasi sehingga dapat
memberikan dorongan agar pegawai dapat bekerja dengan giat dan dapat
memuaskan kepuasan kerja. Adapun tujuan dan manfaat dari motivasi menurut
Hasibuan (2008 : 146), diantaranya sebagai berikut :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan. 3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.
27
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan. 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan. 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. 7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas dan partisipasi karyawan. 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan. 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya. 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
2.2.2.Teori Tentang Motivasi
Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hierarkhi
Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang
kebutuhan manusia berdasarkan suatu hierarkhi kebutuhan dari kebutuhan yang
paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Penjelasan mengenai konsep
motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan
pokok yang disusun secara hierarkhis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara
hierarkhis ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis/lahiriyah (basic needs). Misalnya sandang, pangan, papan dan kesejahteraan individu. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (safety needs). Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatannya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
3. Kebutuhan sosial (social needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan dalam organisasi.
28
4. Kebutuhan akan prestasi (esteem needs). Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbol-simbol dalam statusnya seseorang serta prestise yang ditampilkannya.
5. Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization). Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi. (Robbins; 2003 : 209).
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri
sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan
pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh
manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang
dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi
kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek
yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.
Penelitian lain mengenai teori tentang motivasi yang dilakukan oleh
Frederick Herzberg, seorang psikolog, memunculkan suatu teori tentang motivasi
yang dikenal dengan teori dua faktor (kadang-kadang disebut juga dengan teori
motivasi-higiene). Dalam keyakinannya bahwa hubungan seorang individu
dengan pekerjaannya merupakan suatu hubungan dasar dan bahwa sikapnya
terhadap kerja dapat sangat menentukan sukses atau kegagalan individu itu, jika
para pegawai berpandangan positif terhadap tugas pekerjaannya maka tingkat
kepuasan biasanya tinggi. Sebaliknya jika pegawai memandang pekerjaannya
secara negatif, maka dalam diri mereka tidak ada kepuasan. Dalam hal ini
29
Frederick Herzberg berusaha mencari sebab adanya rasa puas dan rasa tidak puas
dari seseorang terhadap pekerjaannya yang dilakukannya. Dalam hal ini
diharapkan bahwa dengan diketahuinya sebab-sebab kepuasan dapatlah
diusahakan untuk dapat diciptakan kepuasan itu sehingga para pekerja dapat
terdorong atau termotivasi untuk bekerja karena timbulnya rasa puas tersebut.
Sebaliknya diusahakan agar tidak terjadi ketidakpuasan kerja, sehingga tetap
terdorong untuk tetap bekerja.
Kesimpulan dari teori ini memberikan gambaran bahwa kepuasan akan hasil
pekerjaan seseorang itu dipengaruhi oleh suatu faktor yang sering disebut faktor
pemuas, yang menurut Frederick Herzberg, dalam Gitosudarmo dan Agus
Mulyono (2001 : 187-188) adalah sebagai berikut :
“Faktor pemuas tersebut timbul di dalam diri pelaksana sebagai hasil dari pekerjaannya dan kemudian menciptakan perasaan berprestasi, dihargai, memperoleh kemajuan, telah mengerjakan yang cukup penting serta rasa tanggung jawab. Di pihak lain pada diri para pelaksana terdapat rasa ketidakpuasan yang disebut faktor kesehatan (hygiene factor). Faktor tersebut berupa pengaruh lingkungan kerja, yaitu antara lain berupa hubungan dengan supervisor, hubungan dengan teman kerja, rasa tidak aman dalam pekerjaan, kondisi kerja, status pekerjaan/jabatan serta gaji yang cukup. Kedua faktor tersebut harus tersedia atau disediakan oleh manajer agar terjadi dorongan untuk bekerja bersama secara efektif dan efisien.”
Sementara itu menurut Douglas McGregor, yang merupakan salah satu
ilmuwan yang mengembangkan teori motivasi, berpendapat bahwa para manajer
menggolongkan para bawahannya pada dua kategori berdasarkan asumsi tertentu,
yaitu :
“Asumsi pertama ialah bahwa para bawahan tidak menyenangi pekerjaan, pemalas, tidak senang memikul tanggung jawab, dan
30
harus dipaksa agar menghasilkan sesuatu. Para bawahan yang diasumsikan berciri seperti itu dikategorikan sebagai ‘manusia X’. Sebaliknya dalam organisasi terdapat pula karyawan yang senang bekerja, kreatif, bertanggungjawab, dikategorikan sebagai ‘manusia Y’ (asumsi kedua). Implikasinya terhadap motivasi pasti ada. Para manajer akan lebih mungkin berhasil menggerakkan manusia ‘X’ jika menggunakan ‘motivasi negatif’, sedangkan menghadapi para bawahan yang termasuk kategori ‘Y’, motivasi positiflah yang akan lebih efektif. Misalnya, upaya mendorong manusia ‘X’ meningkatkan produktivitasnya adalah berupa imbalan disertai dengan ancaman bahwa jika yang bersangkutan tidak bekerja dengan lebih baik, kepadanya akan dikenakan sanksi organisasi. Sebaliknya, pujian atau penghargaan akan merupakan ‘senjata yang ampuh’ untuk mendorong manusia ‘Y’ meningkatkan produktivitasnya.” (Siagian ; 2002 : 106-107).
Hal tersebut menjelaskan bahwa seseorang pegawai terbagai menjadi dua
bagian, yaitu :
1) Pegawai yang memang dari dalam diri sudah senang bekerja, maka seorang
atasan dalam melakukan motivasi untuk seorang pegawainya adalah dapat
memberikan pujian atau penghargaan.
2) Pegawai yang malas bekerja, maka seorang manajer atau atasan akan
memotivasi pegawai atau bawahannya dengan sanksi atau teguran.
Kemudian teori motivasi menurut Clayton Alderfer mengatakan bahwa
kebutuhan manusia secara garis besar terbagi atas tiga kategori yaitu :
1. Eksistensi (existence), 2. Hubungan (relatedness), dan 3. Pertumbuhan (growth). (Siagian ; 2002 : 108).
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Clayton Alderfer ini kemudian
dikenal dengan teori ERG. Kelompok eksistensi mempedulikan pada hal
pemuasan kebutuhan materi yang diperlukan dalam mempertahankan eksistensi
31
seseorang, yang mana jika dikaitkan dengan teori Maslow terlihat pada kebutuhan
fisiologis (urutan ke-1 pada teori Maslow) dan kebutuhan keamanan (urutan ke-2
pada teori Maslow). Kemudian kelompok hubungan mempedulikan pada hal
pentingnya pemeliharaan hubungan interpersonal, yang jika dikaitkan pada teori
Maslow tergambar pada kebutuhan sosial (urutan ke-3 pada teori Maslow) dan
kebutuhan akan prestasi (urutan ke-4 pada teori Maslow). Sedangkan kelompok
pertumbuhan mempedulikan untuk berkembang secara intelektual, yang jika
dikaitkan dengan teori Maslow tergambar pada kebutuhan mempertinggi kapasitas
kerja (urutan ke-5 pada teori Maslow).
Dari bahasan di atas dapat dikatakan bahwa teori motivasi yang
dikemukakan oleh Clayton Alderfer hampir sama dengan teori motivasi yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow, tetapi ada satu perbedaan mendasar, yaitu
bahwa ketiga kelompok kebutuhan yang dikemukakan oleh Clayton Alderfer
dapat timbul secara simultan dan pemuasannya pun tidak dapat dilakukan
“setengah-setengah”, melainkan harus secara sekaligus, meskipun mungkin
dengan intensitas yang berbeda. Pemuasan ketiga kelompok ini secara simultan
akan menjadi pendorong kuat bagi para pegawai dalam meningkatkan
produktivitas kerjanya.
2.2.3.Hubungan Motivasi Dengan Kinerja
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja, salah satu
faktornya adalah :
32
“Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.” (Mangkunegara ; 2002 : 67).
Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu
mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat yang diperoleh, yaitu terpuji.
Menurut McClelland, sebagaimana dikutip Mangkunegara (2002 : 68),
mengemukakan 6 (enam) karakteristik dari pegawai yang memiliki motif
berprestasi tinggi, yaitu :
1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. 2. Berani mengambil resiko. 3. Memiliki tujuan yang realistis. 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasi tujuannya. 5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam
seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut,
pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika memiliki motif
berprestasi tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai
harus ditumbuhkan dari diri sendiri selain dari lingkungan kerja, hal ini
karena motif berprestasi harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan
membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut
menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah dan maksimal.
33
2.3. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan
dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa ia
mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam hipotesis. Biasanya untuk
memperjelas maksud peneliti, kerangka berpikir dapat dilengkapi dengan sebuah
bagan atau gambar yang menunjukkan alur pikir peneliti serta kaitan antar
variabel yang diteliti. Bagan atau gambar tersebut disebut juga dengan nama
paradigma atau model penelitian.
Dalam penelitian ini, pada variabel bebas (motivasi) peneliti memfokuskan
tentang teori "Hierarkhi Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow.
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Abraham Maslow tersebut dikaitkan
dengan pemuasan berbagai kebutuhan manusia. Penjelasan mengenai konsep
motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan
pokok yang disusun secara hierarkhis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara
hierarkhis ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis/lahiriyah (basic needs). Misalnya sandang, pangan, papan dan kesejahteraan individu. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja (safety needs). Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatannya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
3. Kebutuhan sosial (social needs).
b
C
Kdadidi
4. KKkese
5. KSebakehaDmdaor
Sum
Semen
bahasan fak
Chung/Magg
1. KMdikepe
2. K
Kebutuhan akalam kelompiikutsertakaniperlukan dan
Kebutuhan akKebutuhan
epegawaian. eseorang sert
Kebutuhan meetiap orang iaik. Hal ini emampuan (al yang sesualam motiva
manajemen uan cita organrganisasi yan
Hie
mber : Gitos
ntara itu, p
ktor-faktor
ginson, anta
Kualitas pekerMerupakan t
iterima bagietelitian daekerjaan, ket
Kuantitas pek
kan kasih pok kerja atn, meningkan tumbuhny
kan prestasi (akan kedKebutuhan
ta prestise yaempertinggiingin mengemerupakan (kebolehannyuai untuk measi kerja paduntuk dapat nisasi untuk ng lebih ting
Gambrarkhi Keb
sudarmo dan
pada variabe
yang mem
ra lain :
rjaan (qualitingkat baiki seorang pean kerapihaterampilan d
kerjaan (quan
Akt
Peng
S
Ras
sayang dantau antar keatkan relasi ya rasa keber(esteem need
dudukan dakan simbo
ang ditampil kapasitas ke
embangkan kkebutuhan uya) dan seriencapai citrada tingkat in
mensinkrondapat mela
ggi.” (Robbin
ar 2.3.1. utuhan Ma
n Agus Muly
el terikat (
mpengaruhi
ty of work).k buruknya egawai. Yanan kerja,
dan kecakapantity of work
tualisasi diri
ghargaan
Sosial
sa aman
Fisik
n bersahabatlompok. Kedengan piha
rsamaan dalads). dan promool-simbol dalkannya. erja (self actkapasitas keruntuk mewujingkali nampa dan cita dni diperlukannisasikan anhirkan hasilns; 2003 : 20
nusia
yono (2001 :
(kinerja), pe
kinerja me
sesuatu peng dapat dil
kecepatan an kerja. k).
t (kerjasamebutuhan akaak-pihak yanam organisas
osi dibidanalam statusny
tualization). rjanya denga
ujudkan segapak pada ha
diri seseorann kemampuantara cita d produktivit
09).
184)
enulis meng
enurut Moo
ekerjaan yanlihat dari se
penyelesaia
34
ma) an ng si.
ng ya
an ala al-ng. an iri tas
gacu pada
rhead dan
ng egi an
35
Yaitu banyaknya beban kerja atau jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seorang pegawai. Di ukur dari kemampuan secara kuantitatif dalam mencapai target atau hasil kerja atas pekerjaan-pekerjaan baru.
3. Pengetahuan kerja (job knowledge). Merupakan proses penempatan seorang pegawai sesuai dengan background pendidikan atau keahliannya dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau dari kemampuan pegawai dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan tugas yang mereka lakukan.
4. Kerjasama tim (team works). Melihat bagaimana seorang pegawai bekerja dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Kerjasama tidak hanya sebatas secara vertikal atau kerjasama antar pegawai, akan tetapi kerjasama secara horizontal merupakan faktor penting dalam suatu kehidupan organisasi, yaitu dimana antara pemimpin organisasi dengan para pegawainya terjalin suatu hubungan yang kondusif dan timbal balik yang saling menguntungkan.
5. Kreatifitas (creatifeness). Merupakan kemampuan seorang pegawai dalam menyelesaikan setiap pekerjaannya dengan cara-cara atau inisiatif tersendiri yang dianggap mampu secara efektif dan efisien, serta mampu menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi.
6. Inovasi (innovation). Yaitu kemampuan menciptakan perubahan-perubahan baru guna perbaikan dan kemajuan organisasi. Hal ini ditinjau dari ide-ide cemerlang dalam mengatasi permasalahan organisasi.
7. Inisiatif/prakarsa. Yaitu kemampuan untuk : a. Tepat dalam langkah yang diambil untuk mengatasi
permasalahan. b. Kemampuan untuk melangkah atau melakukan suatu
pekerjaan tanpa bantuan. c. Mengambil tahapan pertama dalam kegiatan.
8. Kualitas pribadi (personal qualities). Merupakan faktor yang terdapat dalam diri seorang pegawai yang mendukung dalam pelaksanaan pekerjaannya, seperti : tingkah laku, kepribadian, prinsip hidup, dan sebagainya. Dapat dilihat dari aktivitas pegawai dalam kegiatan-kegiatan rutin kantor, rapat-rapat atau kehadiran di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkannya. (Mahmudi ; 2001 : 124).
36
Gambar 2.3.2. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Pegawai
Menurut Maslow lima tingkatan atau
hierarkhi kebutuhan manusia dalam
motivasi, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis/lahiriyah. 2. Kebutuhan keamanan dan
keselamatan kerja. 3. Kebutuhan sosial. 4. Kebutuhan akan prestasi. 5. Kebutuhan mempertinggi kapasitas
kerja. (Robbins ; 2003 : 209).
Menurut Moorhead dan
Chung/Magginson, faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja :
1. Kualitas pekerjaan. 2. Kuantitas pekerjaan. 3. Pengetahuan kerja. 4. Kerjasama tim. 5. Kreatifitas. 6. Inovasi. 7. Inisiatif/prakarsa. 8. Kualitas pribadi. (Mahmudi ; 2001
: 124)
Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir penulis dalam penelitian ini dapat
dilihat seperti pada gambar atau model penelitian dibawah ini :
Kinerja pegawai
Motivasi
37
Gambar 2.3.3. Kerangka Berfikir
Gambar tersebut menunjukkan situasi dimana seorang pegawai termotivasi
di mana motif-motif diarahkan ke arah peningkatan kinerja individu itu sendiri.
Menurut Abraham Maslow, bahwa manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang
diklasifikasikannya pada lima tingkatan atau hierarkhi, yaitu : kebutuhan
fisiologis/lahiriyah, kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja, kebutuhan
sosial, kebutuhan akan prestasi, dan kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja.
Motif terkuat menimbulkan perilaku yang muncul akibat individu tersebut
termotivasi, yang bersifat diarahkan kepada aktivitas pencapaian tujuan, baik
tujuan organisasi maupun tujuan individu itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Moorhead dan Chung/Magginson : 1. Kualitas pekerjaan. 2. Kuantitas pekerjaan. 3. Pengetahuan kerja. 4. Kerjasama tim. 5. Kreatifitas. 6. Inovasi. 7. Inisiatif/prakarsa. 8. Kualitas pribadi.
(Mahmudi ; 2001 : 124)
Teori motivasi, menurut Maslow : 1. Kebutuhan
fisiologis/lahiriyah. 2. Kebutuhan keamanan
dan keselamatan kerja.
3. Kebutuhan sosial. 4. Kebutuhan akan
prestasi. 5. Kebutuhan
mempertinggi kapasitas kerja. (Robbins; 2003 : 209).
“Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon”
38
Dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya merupakan dorongan
terhadap semangat seseorang, sehingga semakin tinggi motivasi seseorang maka
akan semakin tinggi pula semangat kerja orang tersebut, serta juga biasanya
mempunyai kinerja yang tinggi pula. Motivasi merupakan dorongan yang
mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi dengan terpenuhinya apa yang
menjadi kepentingan anggota organisasi tersebut. Apabila pegawai sudah
termotivasi dan terdorong, ia akan mempunyai semangat kerja dan menjalankan
tugas serta pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat dikatakan kinerja
pegawai tersebut tinggi atau baik. Sebaliknya, apabila pegawai tersebut tidak
termotivasi, ia tidak akan mempunyai semangat kerja dan tidak akan menjalankan
tugas serta pekerjaannya dengan baik, sehingga kinerja pegawai tersebut juga
dipastikan rendah atau buruk.
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan
kajian teori serta kerangka berpikir. Rumusan hipotesis yang mendeskripsikan
kaitan antar dua variabel atau lebih. Berdasarkan kecenderungan teori yang dikaji
terdapat beberapa cara dalam rumusan hipotesis. Cara pertama berupa hipotesis
nol (yang menyatakan ketidakadaannya). Ketidakadaan tersebut dapat berarti
tidak terdapat pengaruh, tidak ada hubungan, tidak ada perbedaan, maupun tidak
ada interaksi antar variabel.
39
Dalam penelitian ini, variabel bebas X (independent variable) adalah
motivasi, sedangkan variabel terikatnya Y (dependent variable) adalah kinerja
pegawai. Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yang
mempertanyakan seberapa besar hubungan motivasi dengan kinerja pegawai di
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, maka hipotesis
penelitian adalah “terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan
kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon.”
Dasar pemikiran penulis merumuskan dalam hasil pengujian statistik adalah
jika Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon. Ketentuannya adalah bila ”r hitung lebih kecil dari r
tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, tetapi sebaliknya bila r hitung lebih
besar dari r tabel (rh > rt)maka Ha diterima.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian, yaitu merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Karena
itu, metode penelitian merupakan tahapan yang penting dalam proses penelitian.
Jika tidak mengadakan penelitian yang jelas dan tepat, maka apa yang menjadi
tujuan penelitian tidak akan tercapai. Metode penelitian antara lain dapat
berbentuk : ex post facto, experiment, survey, descriptive, case study, action
research, dan sebagainya.
Mengingat bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel, yaitu motivasi (variabel X) dan kinerja pegawai (variabel Y),
maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan asosiatif atau hubungan. Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih.
3.2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpul data yang digunakan. Proses pengumpulan data, dan teknik penentuan
kualitas instrumen (validitas dan reliabilitasnya). Khusus instrumen hasil belajar
41
(achievement), selain validitas dan reliabilitas, perlu pula diketahui tingkat
kesukaran dan daya pembeda (descriminatingpower) butir-butir soalnya.
Adapun penelitian ini dapat di lihat dengan tabel yang berisi dari variabel X
dengan indikator yang terkait di dalamnya, dan variabel dari Y dengan indikator
yang terkait di dalamnya. Variabel-variabel tersebut antara lain : motivasi
(variabel X), dan kinerja pegawai (variabel Y).
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian
yang telah ditetapkan untuk diteliti. Karena penelitian ini akan meneliti tentang
”hubungan motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon”, maka dalam hal ini ada dua instrumen
yang perlu dibuat, yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur motivasi.
2. Instrumen untuk mengukur kinerja pegawai.
42
Tabel 3.2.1. Konsep dari Variabel Motivasi
dan Variabel Kinerja Pegawai Variabel
Penelitian Indikator Item
instrumen
Motivasi (variabel X)
1. Kebutuhan fisiologis/lahiriyah. 2. Kebutuhan keamanan dan
keselamatan kerja. 3. Kebutuhan sosial. 4. Kebutuhan akan prestasi. 5. Kebutuhan mempertinggi
kapasitas kerja.
1,2,3 4,5,6 7,8,9 10,11,12 13,14,15
Kinerja pegawai
(variabel Y)
1. Kualitas pekerjaan. 2. Kuantitas pekerjaan. 3. Pengetahuan kerja. 4. Kerjasama tim. 5. Kreatifitas. 6. Inovasi. 7. Inisiatif/prakarsa. 8. Kualitas pribadi.
16,17 18 19,20 21,22 23,24 25,26 27,28 29,30
Setiap instrumen mempunyai skala pengukuran yang digunakan untuk
menentukan penilaian terhadap setiap variabel yang ada. Penilaian terhadap
variabel motivasi dan variabel kinerja pegawai diukur dengan skala Likert.
Penilaian ini dijabarkan dengan skor kepentingan masing-masing indikator
sebagai berikut :
Tabel 3.2.2. Skor Kepentingan Tiap Indikator Menurut Likert
Skor
Kategori
4 Sangat Setuju 3 Setuju 2 Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju
(Sugiyono ; 2004 : 108)
Skor kepentingan menurut Likert tersebut digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
43
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
dalam teknik pengumpulan data dengan menggunakan model kuesioner.
3.2.1. Sumber Data Yang Diperlukan
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan dua sumber macam data,
yaitu:
1. Sumber data primer : merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
2. Sumber data sekunder : merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. (Sugiyono ; 2004 : 156).
3.2.2.Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data, dalam penelitian ini data primer
diperoleh melalui kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup, kepada sejumlah
responden. Tujuan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi mengenai
hubungan variabel motivasi dengan variabel kinerja pegawai. Sedangkan, data
sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, yaitu : teknik pengumpulan data
dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data dari berbagai referensi yang
relevan berdasarkan text books. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
lainnya, yakni :
44
1. Studi dokumentasi : yaitu studi yang digunakan untuk mencari dan
memperoleh data sekunder berupa peraturan perundang-undangan, laporan-
laporan, catatan serta dokumen-dokumen yang relevan.
2. Studi lapangan : yaitu pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara turun
langsung ke lokasi penelitian (observasi), serta wawancara dengan beberapa
pegawai.
3.2.3.Alat Pengambilan Data
Untuk mengambil data karyawan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon berkaitan dengan motivasi dan kinerja pegawai digunakan
angket. Baik tidaknya alat tersebut dapat dilihat dari validitas dan reliabilitas
angket.
1. Validitas angket.
Instrumen penelitian yang baik adalah apabila instrumen tersebut valid,
sehingga dapat digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
Kevalidan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu
mengukur variabel yang akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan
tingkat kesesuaian antara konsep dan hasil pengukuran.
Untuk mengukur validitas angket, peneliti menggunakan rumus korelasi
Product Moment dengan bantuan piranti lunak Statistic Program for Social
Science (SPSS) versi 16. Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan
hubungan linier antara variabel bebas atau variabel X (motivasi) dengan variabel
45
tidak bebas atau variabel Y (kinerja pegawai) secara bersamaan. Adapun rumus
statistik berdasarkan korelasi Product Moment adalah sebagai berikut :
rxy = N∑XY – (∑X)(∑Y) √{N∑X2 - (∑X)2}{N∑Y2 – (∑Y)2}
Dimana :
rxy = koefisien korelasi tiap item.
N = jumlah subyek uji coba.
X = skor dari setiap butir.
Y = skor total (Arikunto ; 1996 : 160).
Dari hasil korelasi tersebut selanjutnya mengkonsultasikannya dengan
koefisien korelasi pada tabel taraf kesalahan 5%. Setelah konsultasi inilah dapat
diketahui valid atau tidaknya instrumen. Apabila hasil perhitungan lebih besar
daripada nilai tabel, berarti butir soal dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai
alat pengumpul data. Sebaliknya bila hasil dari perhitungan koefisien korelasi
lebih kecil dari nilai tabel, berarti butir tersebut tidak valid.
2. Reliabilitas angket.
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik (Arikunto ; 1996 : 168).
Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dengan internal consistency,
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, dengan menggunakan
teknik Alpha Cronbach, yakni penghitungan yang dilakukan dengan menghitung
rata-rata interkorelasi di antara butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Variabel
dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,30 (Purwanto ; 2007 : 181).
46
Dengan melakukan uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu instrumen yang
benar-benar tepat dan akurat.
Dalam uji reliabilitas, apabila koefisien reliabilitas yang dihasilkan lebih
besar berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik. Pengujian
reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan piranti lunak
Statistic Program for Social Science (SPSS) versi 16.
Dalam menentukan reliabel atau tidaknya instrumen dilakukan dengan cara
mengkonsultasikan harga ri dengan rtabel Product Moment pada taraf signifikan
5%. Apabila ri lebih besar dari rtabel maka instrumen tersebut dapat dikatakan
reliabel dan dapat digunakan untuk mengambil data. Apabila ri lebih kecil dari
rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono ; 2004 : 90).
Sedangkan, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono ; 2004 : 91).
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri
Sipil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon yang
berjumlah 50 orang yang bekerja di kantor. Kemudian, dalam pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Probability Sampling,
dimana hal ini dikarenakan peneliti ingin memberikan peluang yang sama kepada
47
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota organisasi. Sedangkan jenis
teknik Probability Sampling yang digunakan adalah proportionate stratified
random sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang digunakan bila populasi
mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional
(Sugiyono ; 2004 : 93).
Dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan
5% sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 44 orang.
Tabel 3.3.1.
Data Pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
NO
JABATAN GOLONGAN PENDIDIKAN
1 Kepala Dinas IV b S22 Sekretaris IV b S23 Kabid UKM dan Koperasi IV a S2 4 Kabid Perindustrian III d S1 5 Kasi Industri Logam, Argo
dan Hasil Hutan III d S2
6 Kasi UKM III d S1 7 Kabid Pertambangan dan
Energi III c S1
8 Kabid Perdagangan dan Pembinaan Pasar
III c S2
9 Kasi Koperasi III c SMA 10 Kasi Pertambangan dan
Sumber Daya III c S1
11 Kasi Energi dan Ketenaga Listrik
III c S1
12 Kasi Industri Logam, Mesin Elektronik dan Aneka
III c S1
13 Kasubag Umum dan Kepegawaian
III c S1
14 Kasi Perdagangan dan Kepegawaian
III b S1
15 Kasi Pembina Pasar III b S1 16 Kasi Perdagangan Dalam
Negeri III b S1
17 Kasubag Program dan Evaluasi
III b S1
18 Kasubag Keuangan III b S1 19 Pelaksana III b S1 20 Pelaksana III a S1
48
21 Pelaksana III a S1 22 Pelaksana III a S1 23 Pelaksana III a S1 24 Pelaksana III a S1 25 Pelaksana III a S1 26 Pelaksana III a S1 27 Pelaksana III a S1 28 Pelaksana II d SMA 29 Pelaksana II c D3 30 Pelaksana II c D3 31 Pelaksana II c D3 32 Pelaksana II a SMA 33 Pelaksana II a SMA 34 Pelaksana II a SMA 35 Pelaksana II a SMA 36 Pelaksana II a SMA 37 Pelaksana II a SMA 38 Pelaksana II a SMA 39 Pelaksana II a SMA 40 Pelaksana II a SMA 41 Pelaksana II a SMA 42 Pelaksana II a SMA 43 Pelaksana II a SMA 44 Pelaksana II a SMA 45 Pelaksana II a SMK 46 Pelaksana II a SMK 47 Pelaksana II a SMK 48 Pelaksana I c SMP 49 Pelaksana I c SMP 50 Pelaksana I c SMP
Tabel 3.3.2. Penentuan Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO PENDIDIKAN SAMPEL 1 S2 5÷50x44= 4 2 S1 21÷50x44=18 3 D3 3÷50x44= 3 4 SMA/SMK 18÷50x44=16 5 SMP 3÷50x44= 3 Jumlah 44
3.4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Alat bantu analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisa Korelasi Product Moment.
49
Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara
variabel bebas atau variabel X (motivasi) dengan variabel tidak bebas atau
variabel Y (kinerja pegawai) secara bersamaan. Adapun rumus statistik
berdasarkan Pearson Product Moment adalah sebagai berikut (Sugiyono ; 2004 :
212) :
rxy = ∑xy √(∑x2) (∑y2)
Dimana :
∑XY = jumlah perkalian antara variabel X dan variabel Y.
∑X2 = jumlah kuadrat dari variabel X.
∑Y2 = jumlah kuadrat dari variabel Y.
Berdasarkan koefisien korelasi yang diperoleh dapat nilai koefisien korelasi
( r ) akan terletak antara -1 dan 1, yaitu :
1. Jika r = 1, artinya hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1
hubungan sangat kuat dan positif).
2. Jika r = -1, artinya terdapat hubungan antara variabel X dan Y negatif
sempurna. Maka, korelasi antara variabel sangat kuat dan bersifat terbalik
negatif karena berlawanan arah. Yang artinya : bahwa naiknya nilai X diikuti
turunnya nilai Y atau sebaliknya, turunnya nilai X diikuti dengan naiknya
nilai Y.
3. Jika r = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dan Y.
Menunjukkan adanya hubungan lemah atau tidak ada hubungan.
50
Untuk lebih jelas lagi tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan
variabel Y, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4.1. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat
Sangat kuat (Sugiyono ; 2004 : 214)
Untuk menguji hipotesa dapat dilakukan dengan uji signifikansi korelasi
(uji t) produk moment yang dipakai sebagai pembuktiannya yaitu sebagai berikut :
1. Ho : ρ = 0 (tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan
kinerja pegawai).
2. Ho : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja
pegawai).
Maka perhitungan uji signifikansi korelasi (uji t) product moment adalah
sebagai berikut (Sugiyono ; 2004 : 214) :
Uji thitung dimana t = r √n-2 √1-r2
Untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesis adalah tergantung
menurut ketentuan sebagai berikut :
1) t hitung < t tabel , berarti Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja pegawai di
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
51
2) t hitung > t tabel , berarti Ho ditolak Ha diterima, yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Uji ttabel
(α : n-2)
α : adalah derajat kebebasan yang ditentukan sebanyak 0,05 , dimana nilai-
nilai tersebut adalah tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir. Dengan kriteria
penerimaan sebagai berikut :
1) Ho diterima jika : t hitung < t tabel (dk = n-2) (α = 0,05)
2) Ha ditolak jika : t hitung > t tabel (dk = n-2) (α = 0,05)
3.5. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
(Diperindagkop) Kota Cilegon, dengan alamat : jln. Jenderal Sudirman No. 2
gedung Graha Praja Mandiri, Cilegon.
Sementara itu, waktu penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu : dari
bulan November tahun 2009 sampai dengan bulan November tahun 2010. Adapun
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan laporan ini dapat dilihat pada tabel
jadwal penelitian dibawah ini :
52
Tabel 3.5.1. Waktu Pelaksanaan Penelitian
No
KEGIATAN
PELAKSANAAN
November 2009 – November 2010
Nov Des Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov 1 Pengajuan judul
2 Perizinan dan observasi awal
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data (bab I-III)
5 Seminar proposal skripsi (bab I-III)
6 Revisi seminar proposal skripsi
7 Kelapangan (sebar kuesioner)
8 Pengolahan dan analisis data (bab IV dan V)
9 Penyusunan hasil penelitian
10 Ujian skripsi
11 Revisi skripsi
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1.1. Deskripsi Obyek Penelitian
Cilegon merupakan kota otonom yang secara yuridis dibentuk berdasarkan
UU No. 15 tahun 1999. Sebagai kota yang secara geografis berada pada ujung
barat pulau Jawa maka kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang
menghubungkan pulau Jawa dengan Sumatera dan kota Cilegon juga merupakan
lokasi bagi berbagai kegiatan industri.
Berdasarkan Perda No. 12 tahun 2003 maka seluruh desa di Kota Cilegon
berubah statusnya menjadi kelurahan, hanya secara operasional ditetapkan secara
bertahap dengan keputusan walikota. Adapun Kota Cilegon sejak tanggal 11
September 2002 telah memiliki 8 (delapan) kecamatan, yaitu :
1. Kecamatan Cilegon.
2. Kecamatan Cibeber.
3. Kecamatan Ciwandan.
4. Kecamatan Pulo Merak.
5. Kecamatan Jombang.
6. Kecamatan Grogol.
7. Kecamatan Purwakarta.
8. Kecamatan Citangkil.
54
Kecamatan-kecamatan tersebut meliputi 43 kelurahan dengan luas wilayah
17,61 jiwa/Ha dan berpenduduk 339.716 jiwa tersebar di 8 (delapan) Kecamatan.
Kota Cilegon memiliki infrastruktur yang cukup memadai, antara lain :
1. Adanya jalan tol yang menghubungkan Jakarta-Merak.
2. Pintu gerbang antar pulau yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera.
3. Adanya pelabuhan umum, khusus dan penyeberangan.
4. Adanya air bersih (PT.KTI) dan fasilitas daya listrik yang cukup memadai
(PLTU) Suralaya dan PT.KDL.
5. Mempunyai kawasan industri (PT.KIEC dan PT.Pancapuri)
6. Adanya 18 (delapan belas) fasilitas perbankan.
7. Adanya 7 (tujuh) fasilitas pasar Modern dan pasar Tradisional.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, terletak di
Jalan Jendral Sudirman No. 2 Gedung Graha Praja Mandiri Kota Cilegon Provinsi
Banten. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada Walikota, seperti
yang terdapat dalam Peraturan Walikota Cilegon Nomor 41 tahun 2008 tentang
organisasi dan tata kerja perindustrian, perdagangan dan koperasi Kota Cilegon.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon adalah membantu
Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang
perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan energi
berdasarkar atas asas otonomi daerah dan tugas pembantuan.
55
4.1.1.Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon
Tugas pokok Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
adalah membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah di
bidang perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil menengah,
pertambangan energi berdasarkan atas asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan.
Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon adalah
sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian, perdagangan, koperasi,
usaha kecil menengah, pertambangan dan energi.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perindustrian, perdagangan, koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan
dan energi.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian, perdagangan,
koperasi, usaha kecil menengah, pertambangan dan energi.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
1) Kepala Dinas
Kepala Dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah, yang mempunyai tugas pokok memimpin,
merumuskan dan mengkoordinasikan sasaran kegiatan Dinas, melakukan
56
pembinaan dan pengarahan kegiatan dinas agar terlaksana dengan baik, efektif
dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kepala Dinas
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan perencanaan kebijakan teknis operasional dan administratif
dibidang perindustrian, perdagangan, dan koperasi dilingkungan pemerintah
daerah;
b. Penyelenggaraan, pengkoordinasian, dan pengendalian kegiatan operasional
dan administratif dibidang perindustrian, perdagangan, dan koperasi;
c. Penyelenggaraan dan pembinaan aparatur pada dinas;
d. Pembinaan dan pengendalian tugas unit pelaksana teknis dinas di lingkungan
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi;
e. Pengkoordinasian di bidang perindustrian, pedagangan, dan koperasi dengan
instansi terkait;
f. Penyelenggaraan pelaporan pertanggung jawaban (akuntabilitas) dan kinerja
dinas.
2) Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, yang mempunyai tugas pokok
memimpin dan mengkoordinir penyusunan rencana program dan pengendalian
anggaran sekretariat, penyiapan koordinasi penyusunan kebijakan pembinaan
kepegawaian, pengaturan pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, dan
perlengkapan dinas, dan pelaksanaan laporan akuntabilitas dan evaluasi kinerja
57
dinas agar terlaksana dengan baik, efektif dan efisien, dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud, sekretariat
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
sekretariat;
b. Pengkoordinasian penyusunan program kerja dan kegiatan dinas;
c. Penghimpunan rencana kerja dinas;
d. Penyelenggaraan visi dan misi dians;
e. Penyelenggaraan pengelolaan urusan administrasi umum, kepegawaian, dan
keuangan dinas;
f. Penyelenggaraan pengelolaan rumah tangga dan perlengkapan dinas;
g. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas-tugas sub bagian pada sekretariat;
h. Pengkoordinasian dan sinkronisasi tugas, program, dan kegiatan tiap-tiap
bidang pada dinas;
i. Penyusunan laporan pertanggung jawaban (akuntabilitas) dan kinerja dinas;
j. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan sekretariat.
Sekretariat, membawahkan;
a) Sub bagian umum dan kepegawaian;
b) Sub bagian program dan evaluasi;
c) Sub bagian keuangan.
Sub bagian program dan evaluasi dipimpin oleh seorang kepala sub bagian
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris, yang
58
mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan penyusunan
program dan evaluasi, memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing
bawahan, memeriksa dan mengoreksi hsil kerja bawahan, dan membuat laporan
sub bagian program dan evaluasi sehingga berrhasil guna dan berdaya guna,
efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, sub bagian
program dan evaluasi menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan sub bagian program dan evaluasi;
b. Pelaksanaan penyusunan visi dan misi dinas;
c. Pelaksanaan penghimpunan rencana kerja secretariat dan bidang;
d. Pelaksanaan perencanaan, pengkoordinasian, dan evaluasi program dan
kegiatan dinas;
e. Pelaksanaan pengelolaan bahan referensi kegiatan dinas;
f. Penyusunan rencana strategis dinas;
g. Pengumpulan dan pengolahan data laporan hasil kegiatan dinas;
h. Penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja dinas;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang program dan
evaluasi;
j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sub bagian program dan evaluasi.
Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh seorang kepala sub
bagian berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris, yang
mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan administrasi
umum, kerumahtanggaan dan administrasi kepegawaian, member petunjuk dan
59
membagi tugas serta membimbing bawahan memeriksa dan mengoreksi hasil
kerja bawahan, dan membuat laporan sub bagian umum dan kepegawaian
sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai ketentuan
yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud, sub bagian
umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan sub bagian umum dan kepegawaian;
b. Pelaksanaan dan pengelolaan administrasi umum dan tata usaha dinas;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dinas;
d. Pelaksanaan pengelolaan kerumahtanggaan dinas;
e. Penyusunan rencana kebutuhan peralatan dan perlengkapan dinas;
f. Pelaksanaan pengadaan peralatan dan perlengkapan dinas;
g. Pelaksanaan pendistribusian barang keperluan dinas;
h. Pelaksanaan pemeliharaan dan pemanfaatan barang inventaris dinas;
i. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait dibidang umum dan
kepegawaian;
j. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sub bagina umum dan kepegawaian.
Sub bagian keuangan di pimpin oleh seorang kepala sub bagian
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris, yang
mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan administrasi
keuangan, memberi petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,
dan membuat laporan sub bagian keuangan sehingga berhasil guna dan berdaya
guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentua yang berlaku.
60
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, sub bagian
keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan perencanaan sub bagian keuangan;
b. Penyusunan anggaran belanja langsung dan tidak langsung dinas;
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi gaji pegawai dinas;
d. Penyusunan surat pertanggungjawaban (SPJ) dinas;
e. Penyusunan alur kas keuangan dinas;
f. Pelaksanaan admiistrasi keuangan dinas;
g. Penyusunan laporan pertanggung jawaban keuangan dinas;
h. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang keuangan;
i. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sub bagian keuangan.
3) Bidang perindustrian
Bidang perindustrian dipimpin oleh seorang kepala bidang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, yang mempunyai tugas pokok
memimpin, merencanakan penyusunan program dan pengendalian anggaran
bidang perindustrian, mengkoordinir, menyelenggarakan, dan mengawasi serta
mengevaluasi kegiatan bidang perindustrian, membagi tugas dan mengatur serta
memberi petunjuk kegiatan bidang perindustrian kepada bawahan, dan
memberikan laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di bidang perindustrian
berjalan dengan baik, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang
menyelenggarakan fungsi :
61
a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada bidang
perindustrian;
b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian;
c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada bidang
perindustrian;
d. Penyelenggaraan bidang perindustrian;
e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di bidang perindustrian;
f. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang
perindustrian;
g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang perindustrian.
Bidang perindustrian, membawakan :
a) Seksi industri logam, mesin, dan elektronika, dan aneka;
b) Seksi industri kimia, agro dan hasil hutan.
Seksi industri logam, mesin, elektronika, dan aneka dipimpin oleh seorang
kepala seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala
bidang perindustrian, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan
mengontrol kegiatan seksi industri logam, mesin, dan elektronika, aneka, memberi
petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan
mengkoreksi hasil kerja bawahan , dan membuat laporan seksi industri logam,
mesin, elektronika, dan aneka, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif
dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi industri
logam, mesin, elektronika, dan aneka menyelenggarakan fungsi:
62
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi industri logam, mesin, elektronika,
dan aneka;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis seksi industri logam, mesin, elektronika, dan
aneka;
c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi industri
logam, mesin, elektronika, dan aneka;
d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang industri logam, mesin,
elektronika, dan aneka;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang industri logam, mesin,
elektronika, dan aneka;
f. Pelaksanaan kegiatan di bidang industri logam, mesin, elektronika, dan aneka;
g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang industri logam,
mesin, elektronika, dan aneka;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi industri logam, mesin, elektronika,
dan aneka.
Seksi industri kimia, agro, dan hasil hutan dipimpin oleh seorang kepala
seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
perindustrian, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol
kegiatan seksi industri kimia, agro, dan hasil hutan, member petunjuk dan
membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil
kerja bawahan, dan membuat laporan seksi industri kimia, agro, dan hasil hutan,
sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
63
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi industri
kimia, agro, dan hasil hutan menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi industryikimia agro dan hasil
hutan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis seksi industri kimia agro dan hasil hutan;
c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi industri
kimia agro dan hasil hutan;
d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan dibidang industri kimia, agro,
dan hasil hutan;
e. Pelaksanaan kegiatan dibidang industri kimia, agro, dan hasil hutan;
f. Pelaksanaan kegiatan di bidang industri kimia, agro dan hasil hutan;
g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/ pihak tekait di bidang industri kimia,
agro dan hasil hutan;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi industri kimia, agro dan hasil hutan.
4) Bidang Perdagangan dan Pembinaan Pasar
Bidang perdagangan dan pembinaan pasar di pimpin oleh seorang kepala
bidang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, yang
mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan penyusunan program dan
pengendalian anggaran bidang perdagangan dan pembinaan pasar, membagi
tugaskan mengatur serta member petunjuk kegiatan di bidang perdagangan dan
pembinaan pasar, dan memberikan laporan kepada pemimpin sehingga kasus
kegiatan di bidang perdagangan dan pembinaan pasar berjalan dengan baik,
efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
64
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagai mana dimaksud bidang
perdagangan dan pembinaan pasar menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada bidang
perdagangan dan pembinaan pasar;
b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang perdagangan dan
pembinaan pasar;
c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada bidang
perdagangan dan pembinaan pasar;
d. Penyelenggaraan bidang perdagangan dan pembinaan pasar;
e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di bidang perdagangan dan
pembinaan pasar;
f. Penyelenggaraan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang
perdagangan dan pembinaan pasar;
g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang perdagangan dan pembinaan
pasar.
Bidang perdagangan dan pembinaan pasar, membawahkan :
a) Seksi perdagangan luar negeri;
b) Seksi perdagangan dalam negeri;
c) Seksi pembinaan pasar.
Seksi perdagangan luar negeri dipimpin oleh seorang kepala seksi
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
perdagangan dan pembinaan pasar, yang mempunyai tugas pokok merencanakan
dan mengontrol kegiatan seksi perdagangan luar negri, memberi petunjuk dan
65
membagi tugas serta membimbing bawahan memeriksa dan mengoreksi hasil
kerja bawahan, dan membuat laporan seksi perdagangan luar negeri, sehingga
berhasil guna dan berdayaguna, efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi
perdagangan luar negeri menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi perdagangan luar negeri;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis seski perdagangan luar negeri;
c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi
perdagangan luar negeri;
d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang perdagangan luar
negeri;
e. Pelakasnaan pembinaan dan pengawasan di bidang perdagangan luar negeri;
f. Pelaksanaan kegiatan di bidang perdagangan luar negeri;
g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang perdagangan
luar negeri;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi perdagangan luar negeri.
Seksi perdagangan dalam negeri dipimpin oleh seorang kepala seksi
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
perdagangan dan pembinaan pasar, yang mempunyai tugas pokok merencanakan
dan mengontrol kegiatan seksi perdagangan dalam negeri, memberi petunjuk dan
membagi tugas serta membimbing bawahan memeriksa dan mengoreksi hasil
kerja bawahan, dan membuat laporan seksi perdagangan dalam negeri, sehingga
66
berhasil guna dan berdayaguna , efektif dan efisien dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di maksud, seksi
perdagangan luar negeri menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi perdagangan dalam negeri;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis seksi perdagangan dalam negeri;
c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi
perdagangan dalam negeri;
d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan dibidang perdagangan dalam
negeri;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dibidang perdagangan dalam negeri;
f. Pelaksanaan kegiatan dibidang perdagangan dalam negeri;
g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait dibidang perdagangan
dalam negeri;
h. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi perdagangan dalam negeri.
Seksi pembinaan pasar dipimpin oleh seorang kepala seksi berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Bidang perdagangan dan pembinaan
pasar, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan
seksi pembinaan pasar, member petunjuk dan membagi tugas serta membimbing
bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan dan membuat laporan
seksi pembinaan pasar, sehingga berhasil dan berdaya guna, efektif dan efisien,
dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
67
Untuk melaksanankan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi
pembinaan pasar penyelenggara fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi pembinaan pasar;
b. pelaksanan kebijakan teknis seksi pembinaan pasar;
c. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi
pembinaan pasar;
d. penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan dibidang pembinaan pasar;
e. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang pembinaan pasar;
f. pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan pasar;
g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang pembinaan
pasar;
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi pembinaan pasar.
UPTD Pasar
UPTD pasar mempunyai tugas pokok melaksanakan perencanaan, penataan,
pengelolaan dan pemeliharaan sub-sub unit pasar.
Fungsi UPTD menyelenggarakan tugas pokok sebagai mana dimaksud
tersebut, UPTD mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan perencanaan penataan, pengelolaan dan pemeliharaan sub-sub unit
pasar;
b. pelaksanaan penataan sub-sub unit pasar;
c. pelaksanaan pengelolaan sub-sub unit pasar;
d. pelaksanaan pemeliharaan sub-sub unit pasar;
68
e. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan terhadap aktifitas sub-sub unit
pasar;
f. pelaksanaan pelaporan terhadap pelaksaan semua kegiatan UPTD.
5) Bidang Kopresi dan UKM
Bidang koperasi dan UKM dipimpin oleh seorang kepala bidang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas, yang
mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan penyusunan program dan
pengendalian anggaran bidang koperasi dan UKM, mengkoordinir,
menyelenggarakan, dan mengawasi serta mengevalausi kegiatan bidang koperasi
dan UKM, membagi tugas dan mengatur serta memberikan petunjuk kegiatan
bidang koperasi dan UKM kepada bawahan, dan memberikan laporan kepada
pimpinan sehingga kegiatan di koperasi dan UKM berjalan dengan baik, efektif
dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang koperasi
dan UKM menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan program, kegiatan dan pengendalian anggaran pada bidang
koperasi dan UKM;
b. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang koperasi dan UKM;
c. Pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi bidang koperasi dan
UKM;
d. Penyelenggaraan bidang koperasi dan UKM;
e. Penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di bidang koperasi dan UKM;
69
f. Penyelenggaraan koordiansi dengan instasi/pihak terkait di bidang koperasi dan
UKM;
g. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang koperasi dan UKM.
Bidang koperasi dan UKM, membawakan :
a) Seksi Koperasi;
b) Seksi UKM.
Seksi koperasi dipimpin oleh seorang kepala seksi berkedududkan di bawah
dan bertanggung jawab kepada kepala bidang koperasi dan UKM, yang
mempunyai tugas pokok merencanakan dan mengontrol kegiatan seksi koperasi,
memberikan petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan,
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan seksi
koperasi, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi koperasi
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi koperasi;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis seksi koperasi;
c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi
koperasi;
d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang koperasi; pelaksanaan
pembinaan pengawasan di bidang koperasi;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang koperasi;
f. Pelaksanaan kegiatan di bidang koperasi;
70
g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang koperasi;
h. Pelaksanaan evaluasi dan laporan seksi koperasi.
Seksi UKM dipimpin oleh seorang kepala seksi berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepala bidang koperasi dan UKM, yang mempunyai tugas
pokok meren canakan dan mengontrol kegiatan seksi UKM, member petunjuk dan
membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil
kerja bawahan dan membuat laporan seksi UKM , sehingga berhasil guna dan
berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melakukan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi UKM
menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan program perencanaan seksi UKM;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis seksi UKM;
c. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi UKM;
d. Penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang UKM;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang UKM;
f. Pelaksanaan kegiatan dibidang UKM;
g. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait dibidang UKM;
h. Pelaksananan evaluasi dan pelaporan seksi UKM.
6) Bidang Pertambangan dan Energi
Bidang pertambangan dan energi dipimpin oleh seorang kepala bidang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Dinas, yang
mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan penyusunan program dan
pengendalian anggaran bidang pertambangan dan energi, mengkoordinir,
71
menyelenggarakan, dan mengawasi serta mengevaluasi kegiatan bidang
pertambangan dan energi, membagi tugas dan mengatur serta member petunjuk
kegiatan bidang pertambangan dan energi kepada bawahan, dan memberika
laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di bidang pertambangan dan energi
berjalan baik, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang
pertambangan dan energi menyelenggarakan fungsi :
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada bidang
pertambangan pertambangan dan energi;
b. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang pertambangan dan energi;
c. pengkoordinasian dan pembinaan kegiatan tiap-tiap seksi pada bidang
pertambangan dan energi;
d. penyelenggaraan bidang pertambangan dan energi;
e. penyelenggaraan pengendalian dan pengawasan di bidang dan energi;
f. penyelenggaraan koordinasi dengan instansi atau pihak terkait di bidang
pertambangan dan energi;
g. penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan bidang pertambangan dan energi
Bidang pertambangan dan energi, membawahkan:
a) seksi pertambangan dan sumber daya mineral;
b) seksi energi dan ketenagalistrikan.
Seksi pertambangan dan sumber daya mineral dipimpin oleh seorang kepala
seksi berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang
pertambangan dan energi, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan
72
mengontrol kegiatan seksi pertambangan dan sumber daya mineral, memberi
petunjuk dan membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan
mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan seksi pertambangan dan
sumber daya mineral, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan
efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk melakukan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi pertambangan
dan sumber daya mineral menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi pertambanngan dan sumber daya
mineral;
b. pelaksanaan kebijakan teknis seksipertambangan dan sumber daya mineral;
c. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data pada seksi
pertambangan dan sumber daya mineral;
d. penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang pertambangan dan
sumber daya mineral;
e. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang pertambangan dan sumber
daya mineral;
f. pelaksanaan kegiatan di bidang pertambangan dan sumber daya mineral;
g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang pertambangan
dan sumber daya mineral;
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi pertambangan dan sumber daya
mineral.
Seksi energi dan ketenagalistrikan dipimpin oleh seorang kepala seksi
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang
73
pertambangan dan energi, yang mempunyai tugas pokok merencanakan dan
mengontrol kegiatan seksi energi dan ketenagalistrikan, memberi petunjuk dan
membagi tugas serta membimbing bawahan, memeriksa dan mengoreksi hasil
kerja bawahan, dan membuat laporan seksi energi dan ketenagalistrikan, sehingga
berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan efisien, dan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Untuk melakukan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi energi dan
ketenagalistrikan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyusunan perencanaan seksi energi dan ketenagalistrikan;
b. pelaksanaan kebijakan teknis seksi energi dan ketenagalistrikan;
c. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, data pada seksi energi
dan ketenagalistrikan;
d. penyiapan bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang energi dan
ketenagalistrikan;
e. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di bidang energi dan
ketenagalistrikan;
f. pelaksanaan kegiatan di bidang energi dan ketenagalistrikan;
g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi/pihak terkait di bidang energi dan
ketenagalistrikan.
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan seksi bidang energi dan
ketenagalistrikan.
74
4.1.2. Visi dan Misi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana instansi
pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif,
inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh
instansi pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut dan sebagai pedoman
serta pendorong untuk mencapai tujuan maka Dinas Perindutrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon menetapkan visi sebagai berikut : menumbuh
kembangkan dunia usaha yang tangguh demi terwujudnya kota Cilegon mandiri.
Visi tersebut telah memiliki keterkaitan baik langsung maupun tidak
langsung dalam rangka mendukung Pemerintah Kota Cilegon. Sejalan dengan visi
dan misi Pemerintah Kota Cilegon, maka Dinas Perindutrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon menjabarkan ke dalam misi. Untuk memenuhi visi
tersebut, Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
menjabarkannya ke dalam misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan
yang prima.
2. Memantapkan struktur dan iklim industri yang kondusif.
3. Meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan iklim usaha yang sehat pada
sektor perdagangan barang dan jasa.
4. Menjadikan pasar tertib, bersih, aman, nyaman dan mengembangkan pasar
tradisional yang bersifat modern.
75
5. Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam.
6. Meningkatkan pengelolaan dan produktivitas koperasi dan usaha kecil
menengah.
4.1.3.Tujuan dan Sasaran Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon
Untuk mewujudkan visi dan misi organisasi diperlukan strategi atau cara
pencapaiannya. Strategi tersebut meliputi pertimbangan analisa lingkungan,
kemudian dituangkan dalam bentuk tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Sebagai penjabaran dari misi dan tujuan, maka Dinas Perindutrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon telah menetapkan sasaran dalam rangka melaksanakan
dan mewujudkan visi tersebut.
Guna mengimplementasikan misi yang pertama, yakni meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan yang prima, maka
tujuan yang ditetapkan adalah :
1. Mewujudkan aparatur dinas yang bersih, profesional dan bertanggung jawab
dengan sasaran :
1.1. Meningkatnya disiplin dan profesionalisme pegawai serta terpenuhinya
kebutuhan pegawai secara profesional dan seimbang.
2. Peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana aparatur, dengan sasaran :
2.1. Terpenuhinya sarana dan prasarana aparatur dalam pelaksanaan kegiatan
dan pelayanan masyarakat.
76
Guna mengimplementasikan misi yang kedua, yakni memantapkan struktur
dan iklim industri yang kondusif, maka tujuan yang ditetapkan adalah :
1. Menumbuh kembangkan industri kecil, menengah dan besar, dengan sasaran :
1.1. Tumbuhnya industri baru yang memanfaatkan potensi lokal.
1.2. Terciptanya keterkaitan antara industri kecil, menengah dan besar.
2. Mewujudkan industri yang kuat dan mandiri, dengan sasaran :
2.1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas komoditi unggulan.
2.2. Meningkatnya penerapan teknologi bagi industri kecil, menengah dan
besar.
2.3. Terbentuknya asosiasi-asosiasi untuk komoditi unggulan yang sejenis.
Guna mengimplementasikan misi yang ketiga, yakni meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi dan iklim usaha yang sehat pada sektor perdagangan
barang dan jasa, maka tujuan yang ditetapkan adalah :
1. Peningkatan peluang usaha yang kondusif, dengan sasaran :
1.1. Tersedianya informasi sistem perdagangan melalui pembinaan,
pemberdayaan dan pemantauan di bidang usaha perdagangan.
1.2. Tersedianya kepastian hukum dan dukungan usaha yang seluas-luasnya
sehingga menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
2. Menciptakan perdagangan barang dan jasa yang tangguh dan pemasaran luas,
dengan sasaran :
2.1. Terciptanya pemasaran yang luas melalui peningkatan standarisasi mutu
dan promosi perdagangan dalam dan luar negeri.
77
Guna mengimplementasikan misi yang keempat, yakni menjadikan pasar
tertib, bersih, aman, nyaman dan mengembangkan pasar tradisional yang bersifat
modern, maka tujuan yang ditetapkan adalah :
1. Penataan lingkungan pasar yang teratur, dengan sasaran :
1.1. Meningkatnya taraf ekonomi pedagang.
2. Membangun dan memelihara kondusifitas pedagang, dengan sasaran :
2.1. Meningkatnya PAD Kota Cilegon.
3. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan yang optimal, dengan sasaran :
3.1. Meningkatnya kepuasan pengunjung atau konsumen dalam berbelanja di
lokasi pasar.
Guna mengimplementasikan misi yang kelima, yakni meningkatkan
pengelolaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam, maka tujuan yang
ditetapkan adalah :
1. Peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan potensi energi, dengan sasaran :
1.1. Terkelolanya potensi energi secara optimal.
1.2. Tersedianya sarana dan prasarana fisik listrik di pedesaan.
2. Pengendalian kegiatan eksploitasi pertambangan dan sumber daya mineral,
dengan sasaran :
2.1. Terjaganya kelestarian sumber daya alam terutama kegiatan penambangan
Galian C dan Air Tanah.
2.2. Tersosialisasinya dan taatnya dalam penerapan peraturan kegiatan
pertambangan dan sumber daya mineral.
78
Guna mengimplementasikan misi yang keenam, yakni meningkatkan
pengelolaan dan produktivitas koperasi dan usaha kecil menengah, maka tujuan
yang ditetapkan adalah :
1. Meningkatkan produktivitas koperasi dan usaha kecil menengah melalui
pengembangan kelembagaan, dengan sasaran :
1.1. Meningkatnya kemampuan kelembagaan koperasi dan usaha kecil
menengah sesuai dengan tahapan kualifikasi.
2. Meningkatkan produktivitas koperasi dan usaha kecil menengah melalui akses
permodalan dan penumbuhan sarana dan prasarana, dengan sasaran :
2.1. Tersedianya fasilitas akses permodalan melalui lembaga keuangan
pemerintah maupun non pemerintah.
4.1.4.Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon
Struktur organisasi dan tata kerja Dinas Perindutrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon telah ditetapkan berdasarkan Perda No. 7 tahun 2008
tentang pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kota Cilegon. Adapun struktur
organisasi dan tata kerja Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon adalah sebagai berikut :
1. Kepala dinas
2. sekretariat, membawahkan :
a. Sub bagian umum dan kepegawaian;
b. Sub bagian program dan evaluasi;
79
c. Sub bagian keuangan.
3. Bidang perindustrian, membawahkan :
a. Seksi industri logam, mesin elektronika dan aneka;
b. Seksi industri kimia, agro dan hasil hutan;
4. Bidang perdagangan dan pembinaan pasar, membawakan :
a. Seksi perdagangan perdagangan luar negeri;
b. Seksi perdagangan dalam negeri;
c. Seksi pembinaan pasar;
5. Bidang koperasi dan usaha kecil menengah, membawahkan :
a. Seksi koperasi;
b. Seksi usaha kecil dan menengah;
6. Bidang pertambangan dan energi, membawahkan :
a. Seksi pertambangan dan sumber daya mineral;
b. Seksi energi dan ketenagalistrikan;
7. Unit pelaksanaan teknis Dinas;
Kelompok jabatan fungsional.
80
Gambar 4.1.4.1. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
4.1.5.Dasar Hukum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon
Dasar hukum Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
adalah Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 tahun 2008 tentang pembentukan
Kepala Dinas
Sekretariat
UPTD
Sub Bagian Program &
Evaluasi
Kelompok Jabatan Fungsional
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Bidang Perindustrian
Sub Bagian Keuangan
Bidang Koperasi & UKM
Bidang Perdagangan &
Pembinaan pasar
Seksi Koperasi
Seksi Energi dan Ketenaga Listrikan
Bidang Pertambangan &
Energi
Seksi Pertambangan &
Sumber Daya Mineral
Seksi UKM Seksi
Industri Kimia, Agro dan Hutan
Seksi Perdagangan Dalam
Negeri
Seksi Perdagangan Luar
Negeri
Seksi Pembinaan Pasar
Seksi Industri logam,
mesin, elektronik &
Aneka
81
organisasi Dinas Daerah Kota Cilegon, serta Peraturan Walikota Cilegon Nomor
41 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja perindustrian, perdagangan dan
koperasi Kota Cilegon.
4.2. Pengujian Persyaratan Statistik
4.2.1.Uji Validitas
Dalam suatu penelitian, hal dalam menganalisis data yang pertama kali
dilakukan adalah melakukan uji validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya, dimana kevaliditasan suatu instrumen menggambarkan bahwa suatu
instrumen benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur
dalam suatu penelitian.
Dalam uji validitas yang peneliti lakukan, peneliti mengambil sampel
sebanyak 15 responden terlebih dahulu, hal ini dilakukan karena bertujuan untuk
mengetahui kevalidan suatu data sebelum data tersebut diolah secara keseluruhan
serta agar lebih dapat mengefisienkan waktu dalam pengambilan data. Dalam uji
validitas ini peneliti menggunakan bantuan piranti lunak atau software SPSS versi
16. Adapun hasil perhitungan pengujian validitas kuesioner selanjutnya dapat
dilihat dalam lampiran. Apabila ri (rhitung) lebih besar dari rtabel, maka item yang
diberikan kepada responden adalah memenuhi persyaratan validitas sehingga
instrumen dapat digunakan dalam penelitian.
82
Tabel 4.2.1.1. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X)
No. Inst ri (rhitung) rtabel Keterangan
1 0,644 0,514 Valid
2 0,586 0,514 Valid
3 0,550 0,514 Valid
4 0,772 0,514 Valid
5 0,877 0,514 Valid
6 0,808 0,514 Valid
7 0,877 0,514 Valid
8 0,757 0,514 Valid
9 0,829 0,514 Valid
10 0,805 0,514 Valid
11 0,818 0,514 Valid
12 0,577 0,514 Valid
13 0,827 0,514 Valid
14 0,563 0,514 Valid
15 0,876 0,514 Valid
Sumber : hasil pengolahan data oleh peneliti.
Tabel 4.2.1.2. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
No. Inst ri (rhitung) rtabel Keterangan
1 0,562 0,514 Valid
2 0,636 0,514 Valid
3 0,600 0,514 Valid
4 0,517 0,514 Valid
5 0,831 0,514 Valid
6 0,635 0,514 Valid
7 0,831 0,514 Valid
8 0,739 0,514 Valid
9 0,856 0,514 Valid
83
10 0,807 0,514 Valid
11 0,758 0,514 Valid
12 0,555 0,514 Valid
13 0,762 0,514 Valid
14 0,600 0,514 Valid
15 0,928 0,514 Valid
4.2.2.Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan antara koefisien Alpha
Cronbach dengan rtabel. Dengan menggunakan bantuan piranti lunak atau software
SPSS versi 16 didapat nilai koefisien Alpha Cronbach untuk variabel motivasi
pegawai adalah sebesar 0,929, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
Karena nilai koefisien Alpha Cronbach untuk variabel motivasi lebih besar dari
nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%, yakni nilai koefisien Alpha Cronbach untuk
variabel motivasi adalah 0,929, sedangkan nilai rtabel adalah 0,514. Maka dapat
dinyatakan bahwa kuesioner variabel motivasi yang digunakan dalam penelitian
ini memenuhi persyaratan reliabilitas.
Kemudian uji reliabilitas untuk variabel kinerja pegawai didapat nilai
koefisien Alpha Cronbach-nya adalah sebesar 0,910, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran. Pada uji reliabilitas untuk variabel kinerja pegawai, Alpha
Cronbach-nya juga lebih besar dari nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%, yakni
nilai koefisien Alpha Cronbach untuk variabel kinerja pegawai adalah 0,910,
sedangkan nilai rtabel adalah 0,514. Maka dapat dinyatakan bahwa kuesioner
variabel kinerja pegawai yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi
persyaratan reliabilitas.
84
4.3. Deskripsi Data
4.3.1.Profil Responden
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pegawai negeri sipil
(PNS) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Pegawai
(PNS) yang berada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon berjumlah 50 orang, yang kemudian diambil atau dijadikan sampel oleh
peneliti berjumlah 44 orang, dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael.
Penelitian responden ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
karakteristik seorang responden dan digunakan untuk membantu menganalisis
data pada variabel penelitian. Penelitian mengenai karakteristik responden ini
meliputi beberapa kategori, yaitu :
1. Jenis kelamin .
2. Usia.
3. Pendidikan terakhir.
4. Jabatan.
5. Lama bekerja.
6. Unit kerja.
Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui karakteristik responden dapat
dilihat pada grafik-grafik berikut ini :
85
Grafik 4.3.1.1. Jenis Kelamin Pegawai
Sumber : hasil pengolahan data oleh peneliti.
Grafik di atas menunjukkan data responden berdasarkan jenis kelamin.
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 26 orang
(59 %) dan responden perempuan sebanyak 18 orang (41 %). Dengan demikian,
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. Hal ini
mengindikasikan bahwa kaum laki-laki masih dominan dalam dunia pekerjaan di
lembaga pemerintahan daerah.
Penelitian terhadap karakteristik responden juga dilakukan dengan
mengetahui usia dari responden, yang dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
59%
41%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Laki-laki Perempuan
18 orang
26 orang
86
Grafik 4.3.1.2. Usia Pegawai
Sumber : hasil pengolahan data oleh peneliti.
Grafik di atas menunjukkan bahwa responden yang berusia dibawah atau
kurang dari 20 tahun adalah sebanyak 2 orang (5 %), kemudian responden yang
berusia 20 sampai 25 tahun adalah sebanyak 4 orang (9 %), lalu responden yang
berusia 26 sampai 30 tahun adalah sebanyak 12 orang (27 %), sedangkan
responden yang berusia 31 sampai 35 tahun adalah sebanyak 17 orang (39 %),
sementara itu responden yang berusia 36 sampai 40 tahun adalah sebanyak 5
orang (11 %), dan responden yang berusia diatas atau lebih dari 40 tahun adalah
sebanyak 4 orang (9 %). Dapat dilihat dari grafik usia pegawai di atas bahwa
mayoritas responden adalah berusia 31 sampai 35 tahun. Pada umumnya rata-rata
pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
mempunyai usia yang matang atau berpengalaman dan relatif masih produktif.
Sehingga diharapkan, data usia ini akan berimplikasi kepada motivasi dan kinerja
pegawai.
5%9%
27%
39%
11% 9%0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
< 20 tahun 20 - 25 tahun
26 - 30 tahun
31 - 35 tahun
36 - 40 tahun
> 40 tahun
4 orang
5 orang
17 orang
12 orang
4 orang.
2 orang
87
Pada grafik selanjutnya akan diuraikan tentang pendidikan terakhir
responden yang uraiannya adalah sebagai berikut :
Grafik 4.3.1.3. Pendidikan Terakhir Pegawai
Sumber : hasil pengolahan data oleh peneliti.
Berdasarkan grafik di atas, dapat diuraikan bahwa responden yang
berpendidikan S2 berjumlah 4 orang (9 %), kemudian responden yang
berpendidikan S1 berjumlah 18 orang (41 %), lalu yang berpendidikan D3
sebanyak 3 orang (7 %), dan yang berpendidikan SMA/SMK sebanyak 16 orang
(36 %) serta yang berpendidikan SMP adalah sebanyak 3 orang (7 %). Dapat
diketahui bahwa mayoritas pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon latar belakang pendidikannya adalah S1, dimana hal ini
juga akan berimplikasi kepada motivasi dan kinerja pegawai, karena untuk
memperoleh motivasi dan kinerja pegawai yang baik harus didukung juga oleh
faktor pendidikan yang menunjang.
9%
41%
7%
36%
7%0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
S2 S1 D3 SMA/SMK SMP
3 orang
16 orang
3 orang.
18 orang
4 orang
88
Kemudian untuk mengetahui dari karakteristik responden, peneliti juga
meneliti dari jabatan responden, yaitu dapat dilihat dari grafik di bawah ini :
Grafik 4.3.1.4. Jabatan Pegawai
Sumber : hasil pengolahan data oleh peneliti.
Berdasarkan grafik tersebut menjelaskan bahwa sebagian responden banyak
terdapat pada jabatan sebagai staf, yakni sebanyak 32 orang (72 %). Sedangkan
lainnya terdapat pada jabatan sebagai Kepala Seksi sebanyak 7 orang (16 %),
jabatan sebagai Kepala Bidang sebanyak 2 orang (5 %) serta jabatan sebagai
Kepala Sub Bagian sebanyak 3 orang (7 %).
Penelitian berikutnya terhadap karakteristik responden adalah lama bekerja
dari para pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, hal ini dapat dilihat dari grafik di bawah
ini :
7% 5%
16%
72%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Kepala Sub Bagian
KepalaBidang Kepala Seksi Pelaksana/Staf
3 orang 2 orang 7 orang 32 orang
89
Grafik 4.3.1.5. Lama Bekerja Pegawai
Sumber : hasil pengolahan data oleh peneliti.
Berdasarkan grafik tersebut di atas menjelaskan bahwa responden terbanyak
terdapat pada jenjang lama bekerja 6 sampai 10 tahun, yaitu sebanyak 21 orang
(47 %), lalu diikuti dengan responden yang mempunyai masa lama bekerja 1
sampai 5 tahun sebanyak 15 orang (34 %), selanjutnya responden yang
mempunyai masa lama bekerja dibawah atau kurang dari 1 tahun adalah sebanyak
3 orang (7 %), lalu responden yang mempunyai masa lama bekerja 11 sampai 15
tahun yaitu sebanyak 2 orang (5 %) sama dengan responden yang mempunyai
masa lama bekerja 16 sampai 20 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5 %), kemudian
responden yang terkecil terdapat pada masa lama bekerja diatas atau lebih dari 20
tahun yaitu sebanyak 1 orang (2 %). Dapat dikatakan bahwa responden pada
umumnya relatif telah lama bekerja di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon.
7%
34%
47%
5% 5% 2%0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
< 1 tahun 1 - 5 tahun 6 - 10 tahun 11 - 15 tahun
16 - 20 tahun
> 20 tahun
1 orang
2 orang.
2 orang
21 orang
15 orang
3 orang
90
Kemudian dalam mengetahui karakteristik responden, peneliti juga
menanyakan unit kerja dari responden, yang dapat dilihat dalam grafik dibawah
ini :
Grafik 4.3.1.6. Unit Kerja Pegawai
Sumber : hasil pengolahan data oleh peneliti.
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
banyak terdapat di unit kerja sekretariat, yaitu sebanyak 12 orang (27 %), diikuti
pada unit kerja perdagangan yang berjumlah 11 orang (25 %), lalu pada unit kerja
perindustrian berjumlah 10 orang (23 %), dan pada unit kerja koperasi sebanyak 7
orang (16 %) serta pada unit pertambangan sebanyak 4 orang (9 %) yang
merupakan unit kerja yang memiliki responden paling sedikit dibandingkan pada
unit yang lainnya.
27%23% 25%
16%
9%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
Sekretariat Perindustrian Perdagangan Koperasi Pertambangan
4 orang
7 orang
11 orang
10 orang
12 orang
91
4.3.2.Analisis Data Variabel Motivasi (X)
Sebelumnya telah dijelaskan konsep motivasi menurut Abraham Maslow
adalah bahwa Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu
hierarkhi kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang
paling tinggi. Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham
Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hierarkhis,
yakni : kebutuhan fisiologis/lahiriyah, kebutuhan keamanan dan keselamatan
kerja, kebutuhan sosial, kebutuhan akan prestasi, serta kebutuhan mempertinggi
kapasitas kerja.
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri
sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan
pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh
manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang
dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi
kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek
yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.
Berkaitan dengan teori yang dikemukakan oleh Abraham Maslow tentang
motivasi dapat dilihat pada analisis dari kuesioner motivasi pegawai Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon di bawah ini :
92
Grafik 4.3.2.1. Untuk mencapai kebutuhan, pegawai harus dapat memotivasi diri agar lebih
giat lagi dalam bekerja
Berdasarkan grafik di atas memberikan penjelasan bahwa responden yang
menjawab sangat setuju adalah sebanyak 20 orang (45%), lalu yang menjawab
setuju adalah sebanyak 23 orang (52%), kemudian responden yang menjawab
tidak setuju hanya 1 orang (2%), dan yang menjawab sangat tidak setuju
responden tidak ada yang menjawab. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
kepada beberapa responden atas pertanyaan atau pernyataan untuk mencapai
kebutuhan, pegawai harus dapat memotivasi diri agar lebih giat lagi dalam
bekerja, umumnya mereka mengatakan agar kebutuhan tercapai maka mereka
harus dapat memotivasi diri mereka agar lebih giat lagi dalam bekerja, karena
mereka berharap dengan bekerja giat maka kebutuhan hidup mereka dapat
terpenuhi, seperti kebutuhan pokok (sandang, pangan dan papan). Dalam teori
Maslow, kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok manusia adalah kebutuhan yang
perlu dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan lainnya.
45%52%
2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 1 orang
S = 23 orang
SS = 20 orang
93
Grafik 4.3.2.2. Penghasilan/gaji yang diterima oleh pegawai saat ini telah mencukupi
kebutuhan pegawai
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju adalah sebanyak 2 orang (5%), kemudian responden yang menjawab setuju
adalah sebanyak 16 orang (36%), lalu responden yang menjawab tidak setuju
adalah sebanyak 23 orang (52%), dan responden yang menjawab sangat tidak
setuju adalah sebanyak 3 orang (7%). Dari wawancara yang dilakukan peneliti
kepada beberapa responden atas pertanyaan atau pernyataan penghasilan/gaji yang
diterima oleh pegawai saat ini telah mencukupi kebutuhan pegawai, umumnya
responden mengatakan bahwa penghasilan yang mereka peroleh saat ini belum
bisa mencukupi kebutuhan mereka, alasannya adalah karena kebutuhan yang
banyak dan kebutuhan yang semakin bertambah serta sering melonjaknya harga-
harga kebutuhan hidup (faktor ekonomi), sehingga banyak responden yang
menjawab tidak setuju bila penghasilan/gaji yang diterima oleh mereka saat ini
telah mencukupi kebutuhan mereka.
5%
36%
52%
7%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 3 orang
TS = 23 orang
S = 16 orang
SS = 2 orang
94
Grafik 4.3.2.3. Penghasilan yang pegawai terima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat setuju adalah sebanyak 4 orang (9%), lalu responden yang menjawab
setuju adalah sebanyak 17 orang (39%), dan responden yang menjawab tidak
setuju adalah sebanyak 22 orang (50%), serta responden yang menjawab sangat
tidak setuju hanya 1 orang (2%). Banyaknya responden yang menjawab tidak
setuju atas pertanyaan atau pernyataan dari penghasilan yang pegawai terima
sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dikarenakan bahwa menurut responden
seharusnya gaji atau upah yang mereka terima dinaikkan lagi dari gaji atau upah
yang mereka terima saat ini. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada
beberapa responden atas pertanyaan atau pernyataan penghasilan yang pegawai
terima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, umumnya mereka mengatakan
alasan penghasilan yang mereka terima belum atau tidak sesuai dengan pekerjaan
yang mereka lakukan adalah mereka sudah lama bekerja di instansi ini sehingga
sudah semestinya penghasilan atau gaji yang mereka terima dinaikkan lagi dari
gaji atau upah mereka yang sekarang.
9%
39%50%
2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 1 orang
TS = 22 orang
S = 17 orang
SS = 4 orang
95
Grafik 4.3.2.4. Pekerjaan yang pegawai lakukan sesuai dengan peraturan
yang ada di instansi ini
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui responden yang menjawab sangat
setuju adalah sebanyak 9 orang (20%), kemudian responden yang menjawab
setuju adalah sebanyak 31 orang (70%), lalu responden yang menjawab tidak
setuju adalah sebanyak 4 orang (9%), dan responden yang menjawab sangat tidak
setuju adalah tidak ada yang menjawab. Dalam hal ini yang merupakan hasil dari
wawancara peneliti kepada beberapa responden atas pertanyaan atau pernyataan
pekerjaan yang pegawai lakukan sesuai dengan peraturan yang ada di instansi ini,
mengungkapkan bahwa dalam melakukan pekerjaannya mereka selalu mengikuti
segala peraturan yang ada di Instansi tempat mereka bekerja, walaupun pada
kenyataannya apa yang terjadi di lapangan bertolak belakang dengan jawaban
responden, karena dari observasi di lapangan yang peneliti lakukan pada saat jam
kerja masih berlangsung sudah banyak para pegawai yang meninggalkan tempat
kerja atau kantornya. Mungkin ini dikarenakan tidak adanya pekerjaan yang dapat
mereka kerjakan, karena pada umumnya instansi pemerintah akan terlihat sibuk
pada saat-saat tertentu sesuai dengan program dari instansi-instansi terkait.
20%
70%
9%0%10%20%30%40%50%60%70%80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 4 orang
S = 31 orang
SS = 9 orang
96
Grafik 4.3.2.5. Pegawai merasa nyaman bekerja di instansi ini
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju adalah sebanyak 5 orang (11%), kemudian responden yang menjawab
setuju adalah sebanyak 37 orang (84%), sedangkan responden yang menjawab
tidak setuju adalah sebanyak 2 orang (5%), dan responden yang menjawab sangat
tidak setuju tidak ada. Dari wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa
responden atas pertanyaan atau pernyataan pegawai merasa nyaman bekerja di
instansi ini, dapat diketahui bahwa pada umumnya pegawai merasa nyaman dalam
bekerja, dimana responden beralasan jika antara pegawai yang satu dengan yang
lainnya sudah seperti bagian dari keluarga atau saudara, sehingga hal ini membuat
suasana menjadi nyaman dan tentram. Dalam teori motivasi menurut Maslow,
salah satu faktor dalam kebutuhan keamanan dan keselamatan kerja salah satunya
adalah adanya rasa aman dalam hal psikologis, yang mana hal ini merupakan
salah satu faktor motivasi yang perlu dimiliki dalam bekerja.
11%
84%
5%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 2 orang
S = 37 orang
SS = 5 orang
97
Grafik 4.3.2.6. Atasan memberikan pegawai kebebasan dalam melakukan pekerjaan
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat setuju adalah sebanyak 10 orang (23%), kemudian responden yang
menjawab setuju adalah sebanyak 25 orang (57%), dan responden yang menjawab
tidak setuju adalah sebanyak 9 orang (20%), sedangkan responden yang
menjawab sangat tidak setuju adalah tidak ada. Dari wawancara yang peneliti
lakukan kepada beberapa responden atas pertanyaan atau pernyataan atasan
memberikan pegawai kebebasan dalam melakukan pekerjaan, dimana sebagian
besar dari mereka mengatakan bahwa dalam melakukan pekerjaannya mereka
diberikan kebebasan oleh atasannya sehingga mereka merasa dapat bekerja
dengan optimal dan penuh semangat. Selain itu, responden juga mengatakan jika
dalam melakukan pekerjaannya atasan selalu mempercayai mereka dalam
melaksanakan pekerjaannya, dalam hal ini responden menambahkan jika mereka
selalu menjaga dan bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan oleh
atasan kepada mereka.
23%
57%
20%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 9 orang
S = 25 orang
SS = 10 orang
98
Grafik 4.3.2.7. Dalam melakukan pekerjaan pegawai mampu
bekerja sama dengan rekan kerja
Berdasarkan grafik di atas responden hanya menjawab dua pilihan atau dua
kategori jawaban, yakni jawaban sangat setuju dan jawaban setuju, sedangkan
untuk jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada yang memilih. Untuk
jawaban sangat setuju, sebanyak 10 (23%) responden memilih jawaban tersebut,
dan untuk jawaban setuju, sebanyak 34 (77%) responden memilih jawaban setuju.
Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa responden atas
pertanyaan atau pernyataan dalam melakukan pekerjaan pegawai mampu bekerja
sama dengan rekan kerja, dapat diketahui bahwa dengan bekerja sama dengan
rekan kerja dapat memudahkan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Selain itu responden juga mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan sering
berbentuk tim kerja maupun kelompok-kelompok kerja, dimana hal tersebut
biasanya terdapat pada kegiatan-kegiatan rutin dan yang sudah diagendakan
sebelumnya.
23%
77%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 0 orang
S = 34 orang
SS = 10 orang
99
Grafik 4.3.2.8. Hubungan yang terjalin antara pegawai dengan
sesama rekan kerja sangat baik
Berdasarkan grafik di atas, responden yang menjawab sangat setuju adalah
sebanyak 16 orang (36%), kemudian responden yang menjawab setuju adalah
sebanyak 27 orang (61%), sedangkan responden yang menjawab tidak setuju
hanya 1 orang (2%), sementara itu responden yang menjawab sangat tidak setuju
adalah tidak ada. Dari observasi yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa
pegawai selain bekerja dalam unit kerjanya masing-masing, terlihat juga
hubungan yang baik dengan rekan kerja lainnya pada unit kerja yang lain. Hal ini
berguna dalam memberikan dukungan pekerjaan agar lebih baik lagi, karena
dengan suasana yang baik diantara pegawai akan memotivasi pegawai untuk
bekerja dengan baik.
36%
61%
2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 1 orang
S = 27 orang
SS = 16 orang
100
Grafik 4.3.2.9. Pekerjaan pegawai mendapatkan dukungan,
baik dari atasan maupun rekan kerja
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
sangat setuju adalah sebanyak 16 orang (36%), lalu responden yang menjawab
setuju adalah sebanyak 27 orang (61%), sedangkan responden yang menjawab
tidak setuju adalah hanya 1 orang (2%), dan responden yang menjawab sangat
tidak setuju tidak ada. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap
beberapa responden atas pertanyaan atau pernyataan pekerjaan pegawai
mendapatkan dukungan, baik dari atasan maupun rekan kerja, dapat diketahui
bahwa pada umumnya responden dalam bekerja mendapatkan dukungan baik dari
atasan maupun rekan kerja, dimana responden merasa hal tersebut sangat penting
dalam suatu pekerjaan di lingkungan organisasi, karena adanya dukungan dari
atasan dan rekan kerja akan sangat bermanfaat dalam memotivasi pegawai agar
bekerja lebih baik lagi.
36%
61%
2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 1 orang
S = 27 orang
SS = 16 orang
101
Grafik 4.3.2.10. Instansi memberikan penghargaan kepada
pegawai yang bekerja dengan baik
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
setuju adalah hanya 1 orang (2%), kemudian responden yang menjawab setuju
adalah sebanyak 10 orang (23%), sedangkan responden yang menjawab tidak
setuju adalah sebanyak 25 orang (57%), dan responden yang menjawab sangat
tidak setuju adalah sebanyak 8 orang (18%). Dari wawancara yang peneliti
lakukan kepada beberapa responden dapat diketahui bahwa instansi tempat
responden bekerja sangat rendah dalam hal memberikan penghargaan kepada
pegawai yang bekerja dengan baik atau kinerja yang baik. Hal ini dapat
menyebabkan pegawai tidak memiliki motivasi dalam bekerja yang akhirnya
kinerja pegawai menjadi rendah. Selain itu, ada beberapa responden yang
mengatakan jika pada saat-saat tertentu biasanya mereka mengalami titik jenuh
atau kebosanan dalam mengerjakan pekerjaannya, dimana menurut mereka hal ini
dikarenakan tidak adanya suatu pemberian penghargaan yang mereka terima dari
instansi tempat mereka bekerja, oleh karena itu responden berharap jika instansi
tempat mereka bekerja segera mengadakan pemberian penghargaan kepada
pegawai yang bekerja dengan baik agar mereka termotivasi lagi dalam bekerja.
2%
23%
57%
18%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 8 orang
TS = 25 orang
S = 10 orang
SS = 1 orang
102
Grafik 4.3.2.11. Instansi memberikan sanksi yang tegas kepada setiap
pegawai yang tidak bekerja dengan baik
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab sangat setuju adalah sebanyak 5 orang (11%), lalu responden yang
menjawab setuju adalah sebanyak 9 orang (20%), sedangkan responden yang
menjawab tidak setuju adalah sebanyak 24 orang (55%), kemudian responden
yang menjawab sangat tidak setuju adalah sebanyak 6 orang (14%). Dari jawaban
responden mayoritas responden menjawab tidak setuju, hal ini dikarenakan dari
wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa responden bahwa instansi
tempat mereka bekerja dalam hal menindak pegawai yang tidak bekerja dengan
baik masih rendah, seperti masalah disiplin, selain itu di instansi tempat
responden bekerja sanksi yang berlaku juga belum berjalan sebagaimana
mestinya. Masalah yang terkait dengan kedisiplinan tersebut antara lain : masih
adanya pegawai yang datang terlambat ke tempat kerja, ada beberapa pegawai
yang tidak mengikuti apel pagi yang rutin dilaksanakan setiap senin pagi; masih
adanya pegawai yang tidak masuk kerja tanpa izin terlebih dahulu; serta ada
beberapa pegawai yang pulang atau meninggalkan tempat kerja lebih awal dari
jam selesai kerja yang telah ditentukan.
11%20%
55%
14%0%
10%20%30%40%50%60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 6 orang
TS = 24 orang
S = 9 orang
SS = 5 orang
103
Grafik 4.3.2.12. Adanya perasaan bangga yang dirasakan oleh pegawai
atas pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai di instansi ini
Berdasarkan grafik di atas diketahui responden yang menjawab sangat
setuju adalah sebanyak 6 orang (14%), kemudian responden yang menjawab
setuju adalah sebanyak 33 orang (75%), lalu responden yang menjawab tidak
setuju adalah sebanyak 4 orang (9%), dan responden yang menjawab sangat tidak
setuju hanya 1 orang (2%). Mayoritas responden memilih jawaban setuju karena
dari beberapa responden yang peneliti wawancara dari pertanyaan atau pernyataan
adanya perasaan bangga yang dirasakan oleh pegawai atas pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai di instansi ini, mereka mengatakan bangga atas pekerjaan
yang mereka kerjakan di instansi tempat mereka bekerja, karena mereka merasa
telah benar-benar melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana mestinya.
Selain itu, responden juga mengatakan bahwa mereka dalam melayani masyarakat
selalu sesuai dengan aturan yang ada dan berlaku di instansi tempat mereka
bekerja, seperti dalam masalah perizinan.
14%
75%
9% 2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 1 orang
TS = 4 orang
S = 33 orang
SS = 6 orang
104
Grafik 4.3.2.13. Dalam instansi ini terdapat kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya manusia pegawainya
Dari grafik di atas diketahui bahwa responden yang menjawab sangat setuju
adalah sebanyak 9 orang (20%), kemudian responden yang menjawab setuju
adalah sebanyak 28 orang (64%), sedangkan responden yang menjawab tidak
setuju adalah sebanyak 6 orang (14%), dan responden yang menjawab sangat
tidak setuju adalah hanya 1 orang (2%). Dari wawancara yang peneliti lakukan
kepada beberapa responden berdasarkan pertanyaan atau pernyataan dalam
instansi ini terdapat kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya
manusia pegawainya, dapat dikatakan bahwa di instansi tempat responden bekerja
terdapat kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia
pegawainya, seperti mengadakan pendidikan dan pelatihan (diklat), melakukan
studi banding dengan instansi lain, serta mengadakan seminar tentang peningkatan
sumber daya manusia. Pada umumnya responden sangat menerima sekali apabila
setiap kali di instansi tempat mereka bekerja diadakan kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan kemampuan pegawai, karena mereka
beralasan bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat sekali bagi mereka dalam
setiap melaksanakan pekerjaannya.
20%
64%
14%2%0%
10%20%30%40%50%60%70%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 1 orang
TS = 6 orang
S = 28 orang
SS = 9 orang
105
Grafik 4.3.2.14. Pekerjaan rutin yang dilakukan oleh pegawai dapat meningkatkan
prestasi pegawai dalam bekerja
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui responden yang menjawab
sangat setuju adalah sebanyak 6 orang (14%), kemudian responden yang
menjawab setuju adalah sebanyak 29 orang (66%), lalu responden yang menjawab
tidak setuju adalah sebanyak 9 orang (20%), sedangkan untuk kategori jawaban
sangat tidak setuju tidak ada yang menjawabnya. Dari wawancara yang peneliti
lakukan kepada beberapa responden mengenai pertanyaan atau pernyataan
pekerjaan rutin yang dilakukan oleh pegawai dapat meningkatkan prestasi
pegawai dalam bekerja, umumnya mereka setuju karena menurut mereka prestasi
akan meningkat apabila mereka bekerja dengan rajin. Namun dari hasil
wawancara yang peneliti lakukan tersebut ada beberapa responden yang tidak
setuju, dimana masa kerja (pensiun) yang tidak lama lagi menjadi faktor yang
menyebabkan beberapa responden menjawab tidak setuju dari pertanyaan
pekerjaan rutin yang dilakukan oleh pegawai dapat meningkatkan prestasi
pegawai dalam bekerja.
14%
66%
20%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 9 orang
S = 29 orang
SS = 6 orang
106
Grafik 4.3.2.15. Pekerjaan yang dilakukan mengarah pada masa depan
sesuai dengan yang pegawai inginkan
Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab sangat setuju adalah sebanyak 7 orang (16%), kemudian responden
yang menjawab setuju adalah sebanyak 31 orang (70%), lalu responden yang
menjawab untuk kategori jawaban tidak setuju adalah sebanyak 5 orang (11%),
dan responden yang menjawab kategori jawaban sangat tidak setuju hanya 1 orang
(2%). Dari kategori jawaban tersebut dapat diketahui mayoritas responden
menjawab setuju, dimana berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada
beberapa responden mereka pada umumnya mengatakan bahwa pekerjaan yang
mereka lakukan memang mengarah pada masa depan sesuai dengan yang mereka
inginkan, karena menurut mereka pekerjaan yang mereka lakukan dapat menjamin
kesejahteraan hidup keluarga mereka. Namun dari wawancara yang peneliti
lakukan tersebut ada beberapa responden yang menjawab tidak setuju dimana
mereka memiliki alasan, yakni belum sesuainya gaji atau upah yang mereka
terima, karena gaji atau upah yang mereka terima saat ini belum mampu
mencukupi kebutuhan keluarga mereka, khususnya kebutuhan ekonomi.
16%
70%
11%2%0%
10%20%30%40%50%60%70%80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 1 orang
TS = 5 orang
S = 31 orang
SS = 7 orang
107
4.3.3.Analisis Data Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Kinerja pada hakekatnya merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
telah ditentukan sebelumnya dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dalam variabel kinerja pegawai peneliti mengacu pada bahasan faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Moorhead dan Chung/Magginson,
yakni : kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, pengetahuan kerja, kerjasama tim,
kreatifitas, inovasi, inisiatif atau prakarsa dan kualitas pribadi.
Berkaitan dengan bahasan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
menurut Moorhead dan Chung/Magginson dapat dilihat pada analisis dari
kuesioner kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon dibawah ini :
108
Grafik 4.3.3.1. Setiap pekerjaan yang diberikan oleh atasan
mampu pegawai kerjakan dengan hasil maksimal
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 12 orang (27%), kemudian untuk
kategori jawaban setuju responden yang memilihnya ada sebanyak 30 orang
(68%), lalu responden yang menjawab untuk kategori jawaban tidak setuju ada 2
orang (5%), sedangkan untuk kategori jawaban sangat tidak setuju tidak ada yang
memilih. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada beberapa
responden berdasarkan pertanyaan atau pernyataan setiap pekerjaan yang
diberikan oleh atasan mampu pegawai kerjakan dengan hasil maksimal, umumnya
mereka mengatakan bahwa mereka mampu mengerjakan pekerjaan mereka
dengan maksimal karena menurut mereka apabila mereka mampu mengerjakan
pekerjaan mereka dengan maksimal maka secara tidak langsung hal tersebut akan
berpengaruh kepada meningkatnya prestasi kerja mereka sehingga karier mereka
juga akan cepat meningkat.
27%
68%
5%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 2 orang
S = 30 orang
SS = 12 orang
109
Grafik 4.3.3.2. Pegawai selalu bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaan
Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab untuk kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 12 orang (27%),
kemudian responden yang menjawab untuk kategori jawaban setuju adalah
sebanyak 32 orang (73%), sedangkan responden yang menjawab untuk kategori
jawaban tidak setuju tidak ada sama halnya dengan kategori jawaban sangat tidak
setuju juga tidak ada responden yang memilihnya. Dari diagram lingkaran tersebut
juga dapat diketahui bahwa mayoritas responden memilih kategori jawaban setuju
untuk pertanyaan pegawai selalu bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan
pekerjaan. Sementara itu dari beberapa responden yang peneliti wawancara
berdasrkan pertanyaan atau pernyataan pegawai selalu bersungguh-sungguh dalam
menyelesaikan pekerjaan, umumnya mereka mengatakan sudah selayaknya
mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya selalu bersungguh-sungguh karena
menurut mereka hal itu sudah menjadi tanggung jawab mereka sebagai pegawai.
27%
73%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 0 orang
S = 32 orang
SS = 12 orang
110
Grafik 4.3.3.3. Pegawai selalu tepat waktu dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang ada
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 6 orang (14%), kemudian
responden yang menjawab kategori jawaban setuju adalah sebanyak 37 orang
(84%), lalu untuk kategori jawaban tidak setuju hanya 1 responden (2%) yang
memilih, sedangkan untuk kategori jawaban sangat tidak setuju tidak ada
responden yang memilih. Dari diagram lingkaran tersebut juga dapat diketahui
bahwa mayoritas responden memilih kategori jawaban setuju. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dari pertanyaan atau pernyataan pegawai
selalu tepat waktu dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang ada, beberapa
responden mengatakan jika mereka selalu tepat waktu dalam menyelesaikan setiap
pekerjaan yang ada. Selain itu mereka juga menambahkan kalau di tempat mereka
bekerja tidak selalu setiap hari mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing
namun bukan berarti mereka bersikap santai apabila mereka sedang tidak sibuk.
14%
84%
2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 1 orang
S = 37 orang
SS = 6 orang
111
Grafik 4.3.3.4. Di instansi ini pegawainya memiliki latar belakang pendidikan
yang sesuai dengan pekerjaan dan jabatannya
Dari grafik di atas, responden yang menjawab untuk kategori jawaban
sangat setuju hanya 3 orang (7%), kemudian responden yang menjawab kategori
jawaban setuju ada sebanyak 24 orang (55%), lalu responden yang menjawab
untuk kategori jawaban tidak setuju adalah sebanyak 15 orang (34%), dan untuk
kategori jawaban sangat tidak setuju hanya 2 responden (5%) yang menjawabnya.
Dari data mengenai latar belakang pendidikan responden yang peneliti peroleh,
mayoritas responden memiliki latar belakang yang sesuai dengan pekerjaan dan
jabatan mereka masing-masing. Hanya ada beberapa orang yang tidak sesuai
antara pendidikannya dengan pekerjaannya. Dari hasil wawancara yang peneliti
lakukan kepada beberapa responden, umumnya mereka mengatakan bahwa
pendidikan mereka sesuai dengan pekerjaan dan jabatan mereka. Namun dari
wawancara tersebut ada beberapa responden yang mengatakan bahwa pendidikan
mereka tidak sesuai dengan pekerjaan dan jabatan mereka, akan tetapi hal tersebut
tidak menjadi masalah bagi mereka karena dalam prakteknya mereka tidak
mengalami kesulitan yang berarti dalam mengerjakan pekerjaannya.
7%
55%
34%
5%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 2 orang
TS = 15 orang
S = 24 orang
SS = 3 orang
112
Grafik 4.3.3.5. Pegawai mampu memahami setiap tugas yang diberikan oleh atasan
dengan baik
Berdasarkan grafik di atas, responden yang menjawab kategori jawaban
sangat setuju hanya berjumlah 3 orang (7%), kemudian responden yang menjawab
untuk kategori setuju ada sebanyak 11 orang (25%), lalu responden yang
menjawab kategori jawaban tidak setuju adalah sebanyak 21 orang (48%), dan
responden yang menjawab untuk kategori jawaban sangat tidak setuju adalah
sebanyak 9 orang (20%). Dari diagram lingkaran tersebut diketahui jawaban
tertinggi terdapat pada kategori jawaban tidak setuju. Berdasarkan wawancara
yang peneliti lakukan kepada beberapa responden berdasarkan pertanyaan atau
pernyataan pegawai mampu memahami setiap tugas yang diberikan oleh atasan
dengan baik, umumnya mereka mengatakan alasan mereka tidak memahami
dengan baik tugas yang diberikan oleh atasan adalah karena dalam memberikan
tugas atasan atau pimpinan mereka jarang memberikan arahan atau penjelasan
mengenai pekerjaan yang akan diberikan kepada mereka.
7%
25%
48%
20%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 9 orang
TS = 21 orang
S = 11 orang
SS = 3 orang
113
Grafik 4.3.3.6. Hubungan kerja yang terjalin antara atasan dan bawahan di instansi ini
sangat baik sekali
Dari grafik di atas dapat diketahui responden yang menjawab sangat setuju
adalah sebanyak 9 orang (20%), kemudian responden yang menjawab setuju
adalah sebanyak 27 orang (61%), lalu responden yang menjawab tidak setuju
adalah sebanyak 8 orang (18%), sedangkan responden yang menjawab sangat
tidak setuju tidak ada. Dari wawancara dan observasi yang peneliti lakukan
kepada responden dapat diketahui bahwa hubungan kerja yang terjalin antara
atasan dan bawahan di instansi ini sangat baik, dimana tidak terjadi gap atau jarak
antara atasan dan bawahan sehingga suasana di tempat kerja terasa nyaman bagi
para pegawai. Selain itu, responden juga menambahkan bahwa atasan selalu
memberikan mereka kebebasan dan kepercayaan dalam menjalankan pekerjaan
mereka. Namun dari wawancara tersebut ada beberapa responden yang menjawab
tidak setuju, dimana alasan mereka adalah bahwa atasan dalam memberikan tugas
kepada bawahannya kurang dapat dipahami oleh para bawahannya, sehingga hal
ini menyebabkan pegawai kurang menaruh respek kepada atasannya.
20%
61%
18%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 8 orang
S = 27 orang
SS = 9 orang
114
Grafik 4.3.3.7. Pegawai mampu menerima saran dan kritik dengan senang hati
dari sesama rekan kerja
Dari grafik di atas dapat diketahui responden yang menjawab untuk kategori
jawaban sangat setuju adalah sebanyak 14 orang (32%), kemudian responden
yang menjawab untuk kategori jawaban setuju adalah sebanyak 29 orang (66%),
lalu responden yang menjawab untuk kategori jawaban tidak setuju hanya ada 1
orang (2%), sedangkan responden yang menjawab untuk kategori jawaban sangat
tidak setuju tidak ada. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada
beberapa responden mayoritas jawaban mereka adalah di instansi tempat mereka
bekerja antara pegawai yang satu dengan pegawai yang lainnya saling
memberikan saran dan kritik apabila diantara mereka kurang baik dalam bekerja,
dimana saran dan kritik tersebut mereka sampaikan dengan cara dan bahasa yang
sopan sebagaimana mestinya sehingga tidak muncul masalah baru. Selain itu
beberapa responden juga menambahkan jika mereka saling mendukung dan
memberikan semangat satu dengan yang lainnya dalam hal pekerjaan. Hal tersebut
dalam suatu organisasi sangat penting sekali, karena dukungan dan pemberian
semangat akan membuat pegawai lebih termotivasi lagi dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
32%
66%
2%0%10%20%30%40%50%60%70%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 1 orang
S = 29 orang
SS = 14 orang
115
Grafik 4.3.3.8. Keterampilan yang pegawai miliki dapat pegawai terapkan di instansi ini
Dari grafik di atas tersebut dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 9 orang (20%),
kemudian responden yang menjawab untuk kategori jawaban setuju adalah
sebanyak 33 orang (75%), sedangkan untuk responden yang menjawab kategori
jawaban tidak setuju adalah hanya ada 2 orang (5%) yang memilih kategori
jawaban tersebut, dan untuk kategori jawaban sangat tidak setuju tidak ada
responden yang memilih jawaban kategori tersebut. Dari wawancara yang peneliti
lakukan kepada beberapa responden berdasarkan pertanyaan atau pernyataan
keterampilan yang pegawai miliki dapat pegawai terapkan di instansi ini,
umumnya mereka menjawab kalau mereka dapat menerapkan keterampilan yang
mereka miliki di instansi tempat mereka bekerja karena mayoritas responden
memiliki latar belakang pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan
pekerjaan mereka masing-masing. Namun dari hasil wawancara tersebut ada
responden yang menjawab tidak setuju. Alasan responden tersebut menjawab
tidak setuju adalah karena keterampilan yang ia miliki tidak sesuai dengan
pekerjaannya.
20%
75%
5%0%10%20%30%40%50%60%70%80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 2 orang
S = 33 orang
SS = 9 orang
116
Grafik 4.3.3.9. Peluang dalam meningkatkan keterampilan sangat penting untuk pekerjaan
dan peningkatan karier pegawai di instansi ini.
Dari grafik tersebut di atas dapat diketahui responden yang menjawab
kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 7 orang (16%), kemudian
responden yang menjawab kategori jawaban setuju adalah sebanyak 34 orang
(77%), lalu responden yang menjawab untuk kategori jawaban tidak setuju hanya
ada 3 orang (7%), sedangkan responden yang menjawab kategori jawaban sangat
tidak setuju tidak ada. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada
beberapa responden berdasarkan pada pertanyaan atau pernyataan peluang dalam
meningkatkan keterampilan sangat penting untuk pekerjaan dan peningkatan
karier pegawai di instansi ini, umumnya mereka mengatakan apabila keterampilan
yang mereka miliki lebih ditingkatkan lagi maka peluang mereka dalam hal
peningkatan karier akan semakin besar dan dalam menyelesaikan pekerjaannya
juga akan lebih mudah dan cepat.
16%
77%
7%0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 3 orang
S = 34 orang
SS = 7 orang
117
Grafik 4.3.3.10. Pegawai selalu mempunyai ide atau gagasan yang tepat dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan
Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden yang
menjawab kategori jawaban sangat setuju adalah hanya sebanyak 3 orang (7%),
kemudian responden yang menjawab untuk kategori jawaban setuju adalah
sebanyak 38 orang (86%), lalu untuk kategori jawaban tidak setuju hanya 2
responden (5%) yang menjawabnya, dan untuk kategori jawaban sangat tidak
setuju responden yang menjawabnya hanya 1 orang (2%). Dari wawancara yang
peneliti lakukan kepada beberapa responden dari pertanyaan atau pernyataan
pegawai selalu mempunyai ide atau gagasan yang tepat dalam menyelesaikan
masalah pekerjaan, umumnya mereka dalam menyelesaikan masalah dalam suatu
pekerjaan selalu mempunyai ide atau gagasan yang tepat sebagai solusinya,
meskipun permasalahan tersebut tidak sepenuhnya dapat teratasi. Hal ini (tambah
responden), mereka bila merasa permasalahannya tidak sanggup mengatasinya
sendiri maka mereka meminta saran kepada rekan kerja yang lain.
7%
86%
5% 2%0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 1 orang
TS = 2 orang
S = 38 orang
SS = 3 orang
118
Grafik 4.3.3.11. Pegawai selalu berani dan yakin dalam mencoba menyelesaikan masalah
dalam pekerjaan
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa kategori jawaban sangat setuju
yang dijawab oleh responden adalah sebanyak 6 orang (13%), kemudian untuk
kategori jawaban setuju yang dijawab oleh responden adalah sebanyak 34 orang
(76%), sedangkan untuk kategori jawaban tidak setuju yang dijawab oleh
responden hanya ada 4 orang (9%), dan kategori jawaban sangat tidak setuju
hanya 1 responden (2%) yang menjawabnya. Dari wawancara yang peneliti
lakukan kepada beberapa responden berdasarkan pertanyaan atau pernyataan
pegawai selalu berani dan yakin dalam mencoba menyelesaikan masalah dalam
pekerjaan, umumnya mereka berani dan yakin dalam mencoba menyelesaikan
masalah yang ada dalam pekerjaan mereka. Namun, mereka menambahkan
apabila masalah tersebut belum dapat teratasi oleh mereka maka yang akan
mereka lakukan adalah meminta bantuan rekan kerja yang lain.
13%
76%
9% 2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 1 orang
TS = 4 orang
S = 34 orang
SS = 6 orang
119
Grafik 4.3.3.12. Pegawai mampu melaksanakan pekerjaan tanpa ada
perasaan takut dan ragu
Berdasarkan grafik tersebut di atas, maka dapat diketahui responden yang
menjawab kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 6 orang (14%),
kemudian responden yang menjawab kategori jawaban setuju adalah sebanyak 32
orang (73%), lalu untuk kategori jawaban tidak setuju responden yang
menjawabnya adalah sebanyak 5 orang (11%), sedangkan untuk kategori jawaban
sangat tidak setuju hanya 1 orang (2%) yang menjawabnya. Dari wawancara yang
peneliti lakukan kepada beberapa responden berdasarkan pertanyaan atau
pernyataan pegawai mampu melaksanakan pekerjaan tanpa ada perasaan takut dan
ragu, beberapa dari mereka umumnya mengatakan bahwa dalam melaksanakan
pekerjaan mereka mampu melaksanakannya tanpa ada perasaan takut dan ragu,
karena menurut mereka salah satu faktornya adalah adanya kebebasan yang
diberikan oleh atasan dalam melaksanakan pekerjaan.
14%
73%
11%2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 1 orang
TS = 5 orang
S = 32 orang
SS = 6 orang
120
Grafik 4.3.3.13. Teknologi yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pegawai
untuk bekerja di instansi ini
Berdasarkan grafik tersebut di atas, maka dapat diketahui responden yang
menjawab kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 9 orang (20%),
kemudian responden yang menjawab kategori jawaban setuju adalah sebanyak 30
orang (68%), lalu untuk kategori jawaban tidak setuju responden yang
menjawabnya adalah sebanyak 5 orang (11%), sedangkan untuk kategori jawaban
sangat tidak setuju tidak ada responden yang menjawabnya. Dari hasil wawancara
yang peneliti lakukan kepada beberapa responden dari pertanyaan atau pernyataan
teknologi yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pegawai untuk
bekerja di instansi ini, dapat diketahui bahwa dalam bekerja umumnya responden
dapat memanfaatkan dengan baik teknologi yang tersedia di instansi tempat
responden bekerja. Dari wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa
responden tersebut juga peneliti dapat mengetahui bahwa dengan teknologi
responden dapat bekerja dengan baik, tetapi hal tersebut tidak secara jelas
menerangkan jenis penggunaan komputer tersebut dalam pekerjaannya.
20%
68%
11%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 5 orang
S = 30 orang
SS = 9 orang
121
Grafik 4.3.3.14. Pegawai mampu mematuhi tata tertib yang ada dan berlaku di instansi ini
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab
untuk kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 11 orang (25%), kemudian
responden yang menjawab untuk kategori jawaban setuju adalah sebanyak 32
orang (73%), lalu responden yang menjawab untuk kategori jawaban tidak setuju
hanya 1 orang (2%), sedangkan untuk kategori jawaban sangat tidak setuju tidak
ada responden yang menjawabnya. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
kepada beberapa responden, umumnya mereka mengatakan bahwa mereka
mampu mematuhi tata tertib yang ada dan berlaku di instansi tempat mereka
bekerja. Tetapi berdasarkan observasi yang peneliti lakukan bahwa apa yang
terjadi di lapangan tidak sesuai dengan apa yang peneliti peroleh dari hasil
wawancara kepada beberapa responden, dimana dalam observasi di lapangan
peneliti mendapati beberapa responden yang kurang mematuhi tata tertib yang ada
dan berlaku di instansi tempat mereka bekerja, seperti ada beberapa responden
yang meninggalkan kantor sebelum jam kerja usai, lalu masih banyaknya
responden yang tidak mengikuti apel pagi yang ritun dilaksanakan setiap senin
pagi.
25%
73%
2%0%10%20%30%40%50%60%70%80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 1 orang
S = 32 orang
SS = 11 orang
122
Grafik 4.3.3.15. Jika instansi ini mengadakan program peningkatan kompetensi yang bersifat
teknis, maka pegawai akan mengikutinya dengan baik dan serius
Dari grafik tersebut di atas maka dapat diketahui jumlah responden yang
menjawab kategori jawaban sangat setuju adalah sebanyak 13 orang (30%),
kemudian untuk kategori jawaban setuju responden yang menjawabnya adalah
sebanyak 30 orang (68%), lalu untuk kategori jawaban tidak setuju responden
yang menjawabnya hanya ada 1 orang (2%), sedangkan untuk kategori jawaban
sangat tidak setuju tidak ada responden yang menjawabnya. Berdasarkan hasil
wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa responden berdasarkan
pertanyaan atau pernyataan jika instansi ini mengadakan program peningkatan
kompetensi yang bersifat teknis, maka pegawai akan mengikutinya dengan baik
dan serius, umumnya mereka mengatakan bahwa apabila instansi ini mengadakan
program peningkatan kompetensi yang bersifat teknis, maka responden akan
mengikutinya dengan baik dan serius, karena menurut mereka di zaman yang
seperti ini, yaitu zaman yang serba canggih dimana perkembangan teknologi
begitu pesat, mau tidak mau menuntut mereka untuk meningkatkan kemampuan
mereka dalam dunia kerja.
30%
68%
2%0%10%20%30%40%50%60%70%80%
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
STS = 0 orang
TS = 1 orang
S = 30 orang
SS = 13 orang
123
4.4. Pengujian Hipotesis
Sebelum menguji kebenaran hipotesis antara motivasi dengan kinerja
pegawai, peneliti terlebih dahulu akan menjawab rumusan masalah, dimana
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Seberapa besar motivasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon ?
2. Seberapa besar kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon ?
Untuk dapat menjawab rumusan masalah yang ke-1 dan yang ke-2, hal yang
pertama peneliti lakukan adalah menentukan terlebih dulu skor ideal/kriterium.
Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden
pada setiap pertanyaan memberi jawaban dengan skor tertinggi (Sugiyono ; 2004 :
204). Setelah itu selanjutnya adalah membagi jumlah hasil skor penelitian dengan
skor ideal.
- Skor ideal untuk motivasi pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon, adalah : 4 x 15 x 44 = 2640.
Dimana : 4 = skor tertinggi instrumen.
15 = jumlah item instrumen variabel motivasi.
44 = jumlah responden.
- Skor ideal untuk kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon, adalah : 4 x 15 x 44 = 2640.
Dimana : 4 = skor tertinggi instrumen.
15 = jumlah item instrumen variabel kinerja pegawai.
124
44 = jumlah responden.
Rumusan masalah yang ke-1 adalah : Seberapa besar motivasi di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut : berdasarkan data kuesioner yang terkumpul (data dapat dilihat
pada lampiran), setelah dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor variabel
motivasi yang diperoleh melalui pengumpulan data adalah 1921. Dengan
demikian nilai motivasi yang ditampilkan oleh pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon adalah :
- 1921 : 2640 = 0,73 = 73%
Jadi motivasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon adalah sebesar 73%.
Rumusan masalah yang ke-2 adalah : Seberapa besar kinerja pegawai di
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut : berdasarkan data kuesioner yang terkumpul (data dapat dilihat
pada lampiran), setelah dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor variabel
motivasi pegawai yang diperoleh melalui pengumpulan data adalah 2006. Dengan
demikian nilai kinerja yang ditampilkan oleh pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon adalah :
- 2006 : 2640 = 0,76 = 76%
Jadi kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Kota Cilegon adalah sebesar 76%.
125
Kemudian, penelitian mengenai Hubungan Motivasi Dengan Kinerja
Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon,
memiliki hipotesis sebagai berikut : ”terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon.”
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumusan
korelasi product moment :
rxy = ∑xy √(∑x2) (∑y2)
= 87779 √(84657) (91841)
= 87779 √7774983537
= 87779 88175,8671
rxy = 0,995
Dari hasil korelasi product moment di atas dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang positif sebesar 0,995 antara motivasi dengan kinerja pegawai,
dimana berdasarkan tabel Koefisien Tingkat Hubungan (tabel 4.4.1.), hubungan
tersebut termasuk pada kategori sangat kuat, karena hubungan tersebut berada
pada interval 0,80 – 1,000. Dalam hal ini dapat dikatakan terdapat hubungan yang
sangat kuat antara motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Berikut tabel dengan interval koefisien
serta tingkat hubungan yang terjadi :
126
Tabel 4.4.1. Koefisien Tingkat Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 0,20 - 0,399 0,40 - 0,599 0,60 - 0,799 0,80 - 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat
Sangat kuat (Sugiyono ; 2004 : 214)
Hubungan di atas hanya berlaku untuk sampel, dimana sampel dalam
penelitian ini berjumlah 44 orang. Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu
apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang
berjumlah 50 orang, maka perlu diuji signifikansinya, yakni sebagai berikut :
t = r √n - 2 √1 - r2
= 0,995 √44 - 2 √1 - 0,9952
= 0,995 . 6,4807407 √1 – 0,990025
= 6,448337 √0,009975
= 6,448337 0,09987492
t = 64,564
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk
kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 = 42, maka diperoleh ttabel = 2,021
(dapat dilihat pada tabel). Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
127
Gambar 4.4.2. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dengan Uji Dua Fihak
Berdasarkan perhitungan dan yang ditunjukkan pada gambar di atas, maka
dinyatakan thitung jatuh pada daerah penolakan Ho, maka dapat dinyatakan
hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara motivasi dan kinerja
pegawai ditolak, dan hipotesis alternatif diterima. Jadi kesimpulannya koefisien
korelasi antara motivasi dan kinerja pegawai sebesar 0,995 adalah signifikan,
artinya koefisien tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada populasi
dimana sampel diambil.
Kemudian hasil korelasi product moment yang didapat diuji signifikansinya
dengan membandingkan dengan harga rtabel. Bila menggunakan rtabel untuk n = 44
dan kesalahan 5%, maka rtabel = 0,297, sedangkan untuk rhitung adalah 0,995.
Ketentuan bila rhitung lebih kecil dari rtabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak.
Tetapi sebaliknya bila rhitung lebih besar dari rtabel (0,995 > 0,297) maka Ha
diterima. Dari hasil perhitungan ternyata rhitung lebih besar dari rtabel, maka Ha
diterima. Dengan demikian korelasi 0,995 itu signifikan dan dapat diberlakukan
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho
64,564 2,021
Daerah Penerimaan Ho
-64,564 -2,021
128
pada populasi dimana sampel diambil. Ho yang menyatakan tidak ada hubungan
antara motivasi dengan kinerja pegawai ditolak.
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian
Judul penelitian ini adalah : Hubungan Motivasi dengan Kinerja Pegawai di
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, dimana hal
terpenting dan utama adalah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat oleh
peneliti ketika awal penelitian. Rumusan masalah yang pertama adalah : seberapa
besar motivasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut : berdasarkan data kuesioner yang terkumpul (data dapat dilihat pada
lampiran), setelah dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor variabel motivasi
yang diperoleh melalui pengumpulan data adalah 1921. Dengan demikian nilai
motivasi yang ditampilkan oleh pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon adalah 1921 : 2640 = 0,73 = 73%. Jadi motivasi di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon adalah sebesar 73%.
Selanjutnya rumusan masalah yang kedua, yaitu : seberapa besar kinerja
pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon. Untuk
menjawab pertanyaan tersebut maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
berdasarkan data kuesioner yang terkumpul (data dapat dilihat pada lampiran),
setelah dihitung dapat ditemukan bahwa jumlah skor variabel kinerja pegawai
yang diperoleh melalui pengumpulan data adalah 2006. Dengan demikian nilai
kinerja pegawai yang ditampilkan oleh pegawai di Dinas Perindustrian,
129
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon adalah : 2006 : 2640 = 0,76 = 76%. Jadi
kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
adalah sebesar 76%.
Dalam korelasi product moment diketahui bahwa terdapat hubungan yang
positif sebesar 0,995 antara motivasi dengan kinerja pegawai, dimana hubungan
tersebut termasuk pada kategori sangat kuat, karena hubungan tersebut berada
pada interval 0,80 – 1,000. Dalam hal ini dapat dikatakan terdapat hubungan yang
sangat kuat antara motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, artinya hubungan yang terjadi tersebut
membuktikan bahwa dari setiap adanya peningkatan motivasi pegawai Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon maka akan menyebabkan
pula peningkatan pada kinerja pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi Kota Cilegon. Maka dengan adanya motivasi yang tinggi dari seorang
pegawai, maka pegawai tersebut juga akan meningkatkan pula kinerjanya.
Berdasarkan perhitungan, dinyatakan thitung jatuh pada daerah penolakan Ho,
maka dapat dinyatakan hipotesis nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara
motivasi dan kinerja pegawai ditolak, dan hipotesis alternatif diterima. Jadi
kesimpulannya koefisien korelasi antara motivasi dan kinerja pegawai sebesar
0,995 adalah signifikan, artinya koefisien tersebut dapat digeneralisasikan atau
dapat berlaku pada populasi dimana sampel diambil.
Kemudian hasil korelasi product moment yang didapat diuji signifikansinya
dengan membandingkan dengan harga rtabel. Bila menggunakan rtabel untuk n = 44
dan kesalahan 5%, maka rtabel = 0,297, sedangkan untuk rhitung adalah 0,995.
130
Ketentuan bila rhitung lebih kecil dari rtabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak.
Tetapi sebaliknya bila rhitung lebih besar dari rtabel (0,995 > 0,297) maka Ha
diterima. Dari hasil perhitungan ternyata rhitung lebih besar dari rtabel, maka Ha
diterima. Ho yang menyatakan tidak ada hubungan antara motivasi dengan kinerja
pegawai ditolak.
4.6. Pembahasan
Dalam bahasan ini peneliti akan memberikan pemaparan terlebih dahulu
mengenai pengujian hipotesis, dimana dalam pengujian hipotesis didapat bahwa
Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja pegawai
di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sebesar 0,995.
Dari hasil analisis data secara kuantitatif dapat dikatakan bahwa hubungan
yang terjadi antara motivasi dengan kinerja pegawai adalah sangat kuat, karena
hubungan tersebut berada pada interval 0,80 – 1,000 (tingkat hubungan sangat
kuat), sehingga dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon hubungan antara motivasi
dengan kinerja pegawai sangat kuat.
Permasalahan yang ada berkaitan dengan motivasi dan kinerja pegawai yang
ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon dapat dilihat
dari latar belakang masalah yang peneliti temukan di lapangan. Latar belakang
masalah yang peneliti temukan di lapangan, antara lain :
131
1. Masih banyaknya pegawai terlambat datang ke tempat kerja, tidak mengikuti
apel pagi yang rutin dilaksanakan setiap senin pagi, tidak masuk kerja tanpa
izin, serta pulang lebih awal dari jam selesai kerja yang telah ditentukan.
2. Dalam pembuatan surat izin (SITU dan HO) prosesnya berbelit-belit. Hal
tersebut berdasarkan sumber keterangan yang mengatakan bahwa dalam
membuat perizinan (SITU dan HO) prosesnya berbelit-belit.
3. Masih kurangnya komputer dan laptop yang ada, serta masih kurangnya
kendaraan operasional (Kepala Seksi masih ada yang belum mendapatkan
sepeda motor).
Selain dari latar belakang masalah, peneliti juga dapat mengetahui
permasalahan-permasalahan yang ada terkait dengan motivasi dan kinerja
pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon melalui
teknik pengumpulan data (kuesioner, observasi dan wawancara). Dari ketiga
teknik pengumpulan data tersebut peneliti menemukan permasalahan-
permasalahan yang ada, yaitu :
1. Penghasilan / gaji yang diterima oleh pegawai saat ini umumnya belum
mencukupi kebutuhan mereka. Hal ini akan berdampak pada rendahnya
motivasi pegawai dalam bekerja, sehingga secara tidak langsung akan
berdampak pula pada rendahnya kinerja pegawai.
2. Penghasilan yang pegawai terima belum atau tidak sesuai dengan pekerjaan
yang mereka lakukan. Dari wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa
pegawai, umumnya mereka mengatakan seharusnya gaji atau upah yang
mereka terima dinaikkan lagi dari gaji atau upah yang mereka terima saat ini,
132
karena mereka merasa gaji mereka tidak sepadan dengan pekerjaan yang
mereka lakukan. Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi maka masalah
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap motivasi pegawai dalam bekerja,
sehingga hal tersebut juga akan mempengaruhi kinerja pegawai.
3. Tidak adanya penghargaan yang diterima oleh pegawai yang bekerja dengan
baik. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa pegawai,
umumnya mereka mengatakan bahwa instansi tempat mereka bekerja sangat
rendah dalam hal memberikan penghargaan kepada pegawai yang bekerja
dengan baik atau kinerja yang baik, dimana hal ini dapat menyebabkan
pegawai kurang bahkan tidak memiliki motivasi dalam bekerja yang akhirnya
kinerja pegawai menjadi rendah.
4. Lemahnya sanksi yang diberikan kepada pegawai yang tidak bekerja dengan
baik. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa pegawai,
mayoritas mereka mengatakan bahwa instansi tempat mereka bekerja dalam
hal menindak pegawai yang tidak bekerja dengan baik masih rendah, seperti
masalah disiplin. Selain itu di instansi tempat pegawai bekerja sanksi yang
berlaku juga belum berjalan sebagaimana mestinya, sehingga dari observasi
yang peneliti lakukan masih banyak pegawai yang tidak bekerja dengan baik,
dalam hal ini masalah kedisiplinan, seperti : banyaknya pegawai yang tidak
mengikuti apel pagi yang rutin dilaksanakan setiap senin pagi, masih adanya
beberapa pegawai yang telat masuk kerja dari jam kerja yang telah ditentukan,
dan masih ada beberapa pegawai yang meninggalkan kantor sebelum jam kerja
usai.
133
5. Banyaknya pegawai yang kurang memahami setiap tugas yang diberikan oleh
atasan mereka dengan baik. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
kepada beberapa pegawai, umumnya mereka mengatakan alasan mereka tidak
memahami dengan baik tugas yang diberikan oleh atasan adalah karena dalam
memberikan tugas atasan atau pimpinan mereka jarang memberikan arahan
atau penjelasan mengenai pekerjaan yang akan diberikan kepada mereka.
Apabila masalah ini tidak segera diatasi maka akan berdampak sekali kepada
kinerja pegawai.
Berdasarkan pemaparan di atas mengenai permasalahan-permasalahan yang
terjadi dalam hal hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai di Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon, maka dapat dikatakan
bahwa motivasi pada dasarnya merupakan dorongan terhadap semangat
seseorang, sehingga semakin tinggi motivasi seseorang maka akan semakin tinggi
pula semangat kerja orang tersebut, yang mana akan menghasilkan kinerja yang
tinggi pula. Motivasi merupakan dorongan yang mengarah kepada pencapaian
tujuan organisasi dengan terpenuhinya apa yang menjadi kepentingan anggota
organisasi tersebut. Apabila pegawai sudah termotivasi dan terdorong, ia akan
mempunyai semangat kerja dan menjalankan tugas serta pekerjaannya dengan
sebaik-baiknya, sehingga dapat dikatakan kinerja pegawai tersebut tinggi atau
baik. Sebaliknya, apabila pegawai tersebut tidak termotivasi, ia tidak akan
mempunyai semangat kerja dan tidak akan menjalankan tugas serta pekerjaannya
dengan baik, sehingga kinerja pegawai tersebut juga dipastikan rendah atau buruk.
Sehingga dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang
134
signifikan antara motivasi dengan kinerja pegawai, dimana hubungan tersebut
adalah sebesar 0,995 (sangat kuat).
135
BAB V
PENUTUP
1.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Motivasi
dengan Kinerja Pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Motivasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon
adalah sebesar 73%.
2. Kinerja pegawai di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota
Cilegon adalah sebesar 76%.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja pegawai di
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon sebesar 0,995,
dimana hubungan tersebut termasuk pada kategori sangat kuat, karena
hubungan tersebut berada pada interval 0,80 – 1,000.
4. Uji signifikansi korelasi product moment dalam penelitian ini adalah, bila
menggunakan rtabel untuk n = 44 dan kesalahan 5%, maka rtabel = 0,297,
sedangkan untuk rhitung adalah 0,995. Ketentuan bila rhitung lebih kecil dari rtabel,
maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila rhitung lebih besar dari
rtabel (0,995 > 0,297) maka Ha diterima. Dari hasil perhitungan ternyata rhitung
lebih besar dari rtabel, maka Ha diterima. Ho yang menyatakan tidak ada
hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai ditolak.
136
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mencoba memberikan sumbangsih
berupa saran-saran yang semoga bermanfaat bagi Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon.
Permasalahan-permasalahan yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi Kota Cilegon terkait dengan motivasi dan kinerja pegawai, seperti :
masih banyaknya pegawai terlambat datang ke tempat kerja, tidak mengikuti apel
pagi yang rutin dilaksanakan setiap senin pagi, tidak masuk kerja tanpa izin, serta
pulang lebih awal dari jam selesai kerja yang telah ditentukan. Dalam hal ini saran
dari penulis untuk Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Cilegon,
antara lain :
1. Adanya pemberian sanksi yang jelas dan tegas yang diperuntukkan kepada
setiap pegawai yang tidak bekerja dengan baik dan melanggar peraturan,
dimana sanksi tersebut bisa membuat pegawai yang bersangkutan bisa
menjadi jera. Sanksi tersebut bisa berupa teguran keras dari atasan, penurunan
jabatan, mutasi ke daerah yang lebih terpencil, bahkan bisa juga pemecatan.
2. Adanya pemberian bonus atau insentif kepada setiap pegawai yang bekerja
dengan baik, sehingga pegawai dapat lebih termotivasi dalam melaksanakan
pekerjaannya.
3. Adanya program pemberian penghargaan kepada setiap pegawai yang bekerja
dengan baik. Dengan adanya penghargaan itu, pegawai bisa termotivasi lagi
untuk dapat bekerja lebih baik, sehingga hal tersebut bisa menjadi inspirasi
bagi pegawai lain untuk bekerja lebih baik. Oleh karenanya, atasan
137
diharapkan tidak segan-segan dan tidak sungkan memberikan penghargaan
kepada pegawai apabila pegawai itu memang layak mendapatkan
penghargaan.
4. Atasan dalam memberikan tugas kepada bawahannya dapat menjelaskan
terlebih dahulu dengan bahasa dan cara yang dapat dengan mudah dipahami
oleh para bawahannya; sarana dan prasarana (komputer, laptop dan kendaraan
bermotor) yang ada ditambah lagi agar dapat membantu pegawai dalam
mengerjakan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bina Aksara.
Atmosoeprapto, K. 2001. Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan. Jakarta : Gramedia.
Bastian, Indra. 2001. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Yogyakarta : BPFE.
Dwiyanto, Agus. 2001. Menguak peluang dan tantangan administrasi. Jakarta: STIA LAN PRESS.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya manusia. Yogyakarta : Andi Offset.
Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Indriyo Gitosudarmo, dan Agus Mulyono. 2001. Prinsip Dasar Manajemen. Yogjakarta : BPFE.
Mahmudi. 2001. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : YKPN.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Martoyo, S. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogjakarta : BPFE.
Manullang, S. 1998. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta : Bina Aksara.
Nawawi, H. Hadari. 2000. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Prabumangkunegara, A.A Anwar. 2004. MSDM. Bandung : Rosda Karya, cetakan ke-5.
Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta : Indeks Gramedia.
Ruky, S. Achmad. 2001. Sistem Manajemen Kinerja : Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Jakarta : Gramedia.
Sedarmayanti. 2004. Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung : Mandar Maju.
Siagian, Sondang. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.
Siagian, Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Siagian, Sondang. 2008. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : Grasindo.
Yuwono, Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan. 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard : Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi. Jakarta : Gramedia.
Sumber lain
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Cilegon Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi tahun 2009.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Apriyan Susanto
Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta/16 Maret 1985
Agama : Islam
Alamat : Sumampir Timur RT 04/04 No. 068, kelurahan Kebon
Dalem, kecamatan Purwakarta, Cilegon-Banten (42433)
Pendidikan : 1. SD Negeri Sumampir tahun 1991 - 1997
2. SMP Negeri 2 Cilegon tahun 1997 - 2000
3. SMA Negeri 1 Cilegon tahun 2000 - 2003
4. Perguruan Tinggi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan
Administrasi tahun 2004 - 2010