evaluasi peraturan daerah kabupaten …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/skripsi final -...

185
EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: Damar Aji Nusantara NIM. 6661120596 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, September 2016

Upload: nguyenliem

Post on 30-Aug-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

EVALUASI PERATURAN DAERAH

KABUPATEN SERANG NOMOR 12 TAHUN

2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN

KEPADA PARTAI POLITIK

DI KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

Damar Aji Nusantara

NIM. 6661120596

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, September 2016

Page 2: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

ABSTRAK

Damar Aji Nusantara. NIM. 6661120596. Evaluasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu

Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I Leo Agustino Ph.D. Dosen

Pembimbing II Ipah Ema Jumiati S.IP., M.Si

Untuk menjalankan tugas dan fungsi dari partai politik, partai politik

membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan politik.

Peraturan mengenai bantuan keuangan kepada partai politik di Kabupaten Serang

diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009. Pada

kenyataannya terdapat beberapa masalah pada kebijakan ini, mulai dari rumus

dalam menentukan besaran bantuan, tidak adanya tim yang mengawasi, belum

optimalnya akuntabilitas dan transparansi partai politik dan tidak adanya manfaat

yang dirasakan oleh masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

substansi dan manfaat dari bantuan keuangan, serta melakukan evaluasi kepada

kebijakan tersebut. Teori yang digunakan untuk evaluasi menggunakan 2

indikator Evaluasi Sistem Analisis dari Karl Luwig von Bertaalanffy yaitu Proses

dan Pengaruh. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis

interaktif Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini terdapat beberapa

evaluasi yaitu metode perhitungan besaran bantuan tidak banyak dipahami oleh

partai politik, partai politik sulit berkonsultasi dengan BPK terkait Laporan

Pertanggungjawaban kegiatan, kurangnya kegiatan pendidikan politik untuk

masyarakat oleh partai politik, partai politik yang tidak transparan dan akuntabel,

ketidaksesuaian Perda dengan Permendagri Nomor 77 Tahun 2014, belum

sepenuhnya memenuhi kebutuhan dari partai politik, dan belum bisa memberikan

pengaruh terhadap pemahaman politik masyarakat dalam membangunan etika

dan budaya politik.

Kata kunci : Evaluasi, Bantuan Keuangan, Partai Politik

Page 3: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

ABSTRACT

Damar Aji Nusantara. NIM. 6661120596. Evaluation of Regional Regulation

of Serang District Number 12 Year 2009 about the Financial Aid Political

Parties. Major of Public Administration Science. The Faculty of Social Science

and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st Advisor Leo

Agustino Ph.D. 2nd

Advisor Ipah Ema Jumiati S.IP., M.Si

To perform the duties and functions of political parties, political parties need

ammunition in the form of funds for political education. The Regulation of

financial assistance to political parties in Serang District be further regulated in

Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009. In fact, there are several problems with

this policy, starting from the formula in budgeting the amount of aid, lack of

supervision, accountability and transparency of political parties that are not

optimal and the unsatisfied/lack of benefits perceived by the public. The purpose

of this research is to determine the substance and benefit from financial

assistance, as well as an evaluation to the policy. Theory used for evaluation

using two indicators Evaluation Systems Analysis from Karl von Bertaalanffy

Luwig namely Process and Effect. The method used in this research is qualitative

descriptive. Technical analysis of the data in this study is using an interactive

model Miles and Huberman. The results of this research is there are some

evaluations, which are the method of calculating the amount of assistance is not

widely understood by the political parties, political parties is difficult to consult

with the BPK related accountability report activities, lack of activities of political

education for the community by the political parties, the political party which is

not transparent and accountable, Incompatibility between Peraturan Daerah with

Permendagri Nomor 77 Tahun 2014, not fulfill the needs of political parties, and

still have no effect to public’s political understanding of developing ethics and

political culture.

Keywords: Evaluation, the Financial Aid, Political Parties

Page 4: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi
Page 5: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Damar Aji Nusantara

NIM : 6661120596

Judul Skripsi : EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN

SERANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN

KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN

SERANG

Serang, 20 Oktober 2016

Skripsi Ini Telah Disetujui untuk Disajikan

Menyetujui,

Pembimbing 1

Leo Agustino, Ph.D

NIP: 197408032003121001

Pembimbing 2

Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si

NIP: 197501312005012004

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dr. Agus Sjafari., M.Si

NIP: 197108242005011002

Page 6: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : DAMAR AJI NUSANTARA

NIM : 6661120596

Judul Skripsi : EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN

SERANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN

KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN

SERANG

Telah Diujikan di Hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 18

Oktober 2016 dan dinyatakan LULUS.

Serang, 18 Oktober 2016

Ketua Penguji

Riswanda, Ph.D ................................................

NIP. 198101122008121001

Anggota:

Rahmawati, M.Si ................................................

NIP. 197905252005012001

Anggota:

Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si ................................................

NIP. 197501312005012004

Mengetahui,

Dekan Fisip

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dr. Agus Sjafari., M.Si

NIP. 197108242005011002

Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Negara

Listyaningsih, S.Sos., M.Si

NIP. 197603292003122001

Page 7: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

MOTTO: “Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada

Komitmen bersama untuk menyelesaikannya.

Berangkat dengan penuh keyakinan,

Berjalan dengan penuh keikhlasan,

Istiqomah dalam menghadapi cobaan.”

PERSEMBAHAN: “Skripsi ini aku persembahkan untuk

kedua orangtua ku yang tak lelah

dalam memberikan dukungan moril dan

doanya, serta untuk DIA yang telah

setia menemani ku selama berproses

meraih gelar sarjana ku”

Page 8: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‟aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik Di Kabupaten Serang”.

Proposal skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis

menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih

kepada :

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, M.Si. Wakil Dekan I Bidang Akademik FISIP Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si. Wakil Dekan II Bidang Keuangan dan

Umum FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

iii

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si. Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara

FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah menyetujui atas

penelitian proposal skripsi ini.

7. Riswanda, Ph.D. Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Leo Agustino, Ph.D. Dosen Pembimbing Skripsi I yang dengan baik hati

dan sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, dan pengarahan

sehinggan proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si. Dosen Pembimbing Skripsi II yang dengan

baik hati dan sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, dan

pengarahan sehinggan proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan pernah

memberikan bekal-bekal akademik dan ilmiah kepada peneliti selama

proses belajar mengajar.

11. Dra. Parida, M.Si. Kepala Sub Bagian Kesatuan Bangsa dan Bina

Perangkat Kecamatan Sekertariat Daerah Kabupaten Serang yang sudah

membantu dalam pemberian informasi dan memudahkan penyelesaian

proposal skripsi ini.

Page 10: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

iv

12. Mastur, SH. Pelaksana Sub Bagian Perundang-undangan Bagian Hukum

Sekretariat Daerah Kabupaten Serang yang dengan sabar membantu saya

dalam memberikan data-data ataupun dokumen tentang penelitian ini.

13. Bapak Tb. Staf administrasi Bagian Pemerintahan Umum yang senantiasa

membantu saya dalam hal persuratan dinas.

14. Kepada Ayahanda Rudi Kurniawan dan Ibunda Heni Mulyani yang tidak

pernah lelah dan selalu membuat semangat dalam mengerjakan penelitian

ini.

15. Kepada kawan-kawan tercinta mahasiswa ANE angkatan 2012.

16. Kepada kawan-kawan Pejuang Skripsi: Dodo, Restu, Fahmy, Fahmi,

Pangku, Diros, Disur, Rafli dan kawan-kawan lainnya yang selalu

membantu saya dan sama-sama berjuang untuk lulus kuliah.

17. Kepada yang tersayang Desty Stefany yang selalu memberikan motivasi

dan dorongan dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu saya dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Serang, Oktober 2016

Penulis

Damar Aji Nusantara

Page 11: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................... 16

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................... 17

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................................ 17

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 18

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ............................................................................................. 20

Page 12: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

vi

2.1.1 New Public Administration (Administrasi Negara Baru) .................... 20

2.1.2 New Governance (Pemerintahan Baru) ............................................... 22

2.1.3 Pengertian Kebijakan .......................................................................... 23

2.1.4 Pengertian Publik ................................................................................ 24

2.1.5 Pengertian Kebijakan Publik ............................................................... 25

2.1.6 Pengertian Evaluasi ............................................................................. 30

2.1.7 Model Evaluasi Kebijakan .................................................................. 38

2.1.7.1 Model Evaluasi William N.Dunn ............................................ 38

2.1.7.2 Model Evaluasi CIPP ............................................................... 40

2.1.7.3 Model Evaluasi Sistem Analisis .............................................. 42

2.1.8 Partai Politik ........................................................................................ 45

2.1.9 Akuntabilitas dan Transparansi ........................................................... 48

2.1.9.1 Akuntabilitas ............................................................................ 48

2.1.9.2 Transparansi ............................................................................. 51

2.1.10 Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang

Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang ........ 52

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 53

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................... 56

2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................... 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 59

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ................................................................. 61

Page 13: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

vii

3.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 61

3.4 Variabel Penelitian/Fenomena yang diamati ............................................... 62

3.4.1 Definisi Konsep ................................................................................. 62

3.4.2 Definisi Operasional .......................................................................... 62

3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 63

3.6 Informan Penelitian ...................................................................................... 65

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................................... 67

3.7.1 Teknik Pengolahan Data .................................................................... 67

3.7.2 Analisis Data ...................................................................................... 73

3.7.2 Uji Keabsahan Data ........................................................................... 75

3.8 Jadwal Penelitian .......................................................................................... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .......................................................................... 78

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang ................................................ 78

4.1.2 Gambaran Umum Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang ......................................................................................................... 85

4.2 Deskripsi Data .............................................................................................. 87

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 87

4.2.2 Daftar Informan Penelitian ................................................................ 96

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................ 99

4.3.1 Evaluasi Proses (Process evaluation) ................................................ 100

Page 14: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

viii

4.3.2 Evaluasi Pengaruh (Impact evaluation) ............................................. 116

4.4 Pembahasan .................................................................................................. 122

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 141

5.2 Saran ............................................................................................................. 143

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ xii

LAMPIRAN

Page 15: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Dana Kampanye Partai Politik Nasional Pada Pemilu

Legislatif 2014 .................................................................................... 3

Tabel 1.2 Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Serang .................................................................. 10

Tabel 2.1 Kriteria-Kriteria Evaluasi Dunn ......................................................... 39

Tabel 2.2 Kriteria Evaluasi Model CIPP dari Stufflebeam ................................ 42

Tabel 2.3 Contoh Model Evaluasi Sistem Analisis Pada Program

Keluarga Berencana ........................................................................... 44

Tabel 3.1 Model Evaluasi Sistem Analisis Dari Bertaalanffy ............................ 63

Tabel 3.2 Deskripsi Informan ............................................................................. 66

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Penelitian ......................................................... 70

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ................................................................................ 77

Tabel 4.1 Banyaknya Desa, Rukun Warga dan Rukun Tetangga

Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang .......................................... 80

Tabel 4.2 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang .................. 81

Tabel 4.3 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

di Kabupaten Serang Tahun 2015 ........................................................ 82

Tabel 4.4 Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Kabupaten Serang Tahun 2015 ... 84

Tabel 4.5 Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Serang..................................................................... 88

Tabel 4.6 Rekapitulasi Perolehan Suara Sah dan Perolehan Kursi

Page 16: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

x

di Kabupaten Serang Pada Pemilu Tahun 2014 ................................... 90

Tabel 4.7 Rekapitulasi Perhitungan Bantuan Kepada Partai Politik

Kabupaten Serang ................................................................................ 92

Tabel 4.8 Perolehan Suara Partai Politik Per Daerah Pemilihan

Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 .................................... 93

Tabel 4.2 Daftar Informan .................................................................................. 98

Page 17: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kebijakan Sebagai Suatu Proses .................................................... 28

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ........................................................... 57

Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif ....................................................... 74

Page 18: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara pada dasarnya merupakan sebuah organisasi yang di dalam

terdapat tiga aktor penting yang mengatur dan menjalankan roda pemerintahan.

Tiga aktor penting itu yaitu lembaga eksekutif, lembaga legislatif dan lembaga

yudikatif. Dalam menjalankan pemerintahan, negara memiliki kewajiban untuk

membawa rakyatnya dalam mencapai sebuah tujuan atau cita-cita bersama. Untuk

mencapai cita-cita bersama itu, pemerintah tidak bisa melaksanakannya sendiri,

perlu adanya partisipasi aktif dari lembaga non pemerintah.

Pemerintah saat ini didorong untuk menerapkan konsep new governance

dalam melaksanakan setiap kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik.

New governance bukan hanya sekedar teori semata, melainkan suatu konsep

dimana pemerintah harus lebih fleksibel dalam melibatkan sektor lainnya (non

pemerintah) dalam melaksanakan setiap kebijakan yang dibuat guna tercapainya

tujuan kebijakan serta tujuan dari negara. Salah satu dari tujuan negara di

Indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke-5 Pancasila).

Tujuan tersebut sesuai dengan konsep new public administration, yaitu keadilan

sosial. Keadilan sosial menekankan pada studi admnistrasi negara yang bersifat

memecahkan masalah publik guna mencapai tujuan dari negara.

Dalam mencapai tujuan negara, maka perlu adanya sebuah rules atau

aturan yang fundamental dalam menjalankan fungsi sebuah negara. Rules atau

Page 19: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

2

aturan dari setiap negara memiliki perbedaan antara satu negara dengan negara

lainnya. Di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjadi landasan

fundamental yaitu Pancasila. Pancasila dapat diibaratkan seperti sebuah otak yang

berada di dalam tubuh manusia dan tubuh manusia diibaratkan sebuah negara.

Dalam menjalankan fungsi dan tugas negara akan selalu berpedoman kepada

Pancasila. Pancasila kemudian dijabarkan lebih mendalam menjadi sebuah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Dasar (UUD 1945) terdiri dari 37 Pasal, 3 Pasal Aturan

Tambahan dan 2 Pasal Aturan Tambahan. Sesuai dengan yang tertuang dalam

UUD 1945 Pasal 1 ayat 3 bahwa: “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Hal

ini menjelaskan bahwa negara dalam menjalankan fungsinya senantiasi sesuai

dengan aturan hukum. Di dalam aturan hukum, negara memiliki kewajiban untuk

menjamin kehidupan rakyatnya yang telah diatur di dalam UUD 1945 Pasal 28A

yang berbunyi: “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan

hidup dan kehidupannya”, dari pasal tersebut sudah jelas mengatakan bahwa

fungsi negara salah satunya adalah memberikan jaminan kepada rakyatnya untuk

hidup dan menjalankan kehidupannya. Jaminan hidup rakyat yang ditanggung

oleh negara salah satunya adalah jaminan atas kebebasan hak rakyat dalam

berpolitik yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 28E ayat 3 yang berbunyi: “Setiap

orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”,

bentuk dari kebebasan berpolitik ini beraneka macam jenisnya, salah satunya

yaitu ikut berpartisipasi aktif dengan menjadi kader-kader partai politik.

Page 20: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

3

Politik pada dasarnya merupakan seni seseorang untuk mendapatkan

kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki ini kemudian dipergunakan untuk

mempengaruhi orang lain agar mengikuti tujuan yang ingin dicapai. Di Indonesia,

seseorang yang ingin memperoleh kekuasaan seperti anggota Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) harus memiliki kekuatan politik dari partai politik yang

mengusungnya untuk memperoleh kekuasaan, begitu juga Presiden dan kepala

daerah yang diusung oleh partai politik. Proses perebutan kekuasaan ini

berlangsung pada saat Pemilihan Umum (Pemilu). Dana yang dibutuhkan partai

politik guna memenangkan Pemilu tidaklah murah, maka dari itu partai politik

memerlukan sumber dana agar dapat bertahan dan mengoperasikan struktur dasar

partai untuk merepresentasikan rakyat, mengembangkan kapasitas bersaing dalam

kontestasi Pemilu, dan berkontribusi secara kreatif dalam perdebatan kebijakan

publik.

Tabel 1.1

Jumlah Dana Kampanye Partai Politik Nasional

Pada Pemilu Legislatif 2014

NO NAMA PARPOL DANA KAMPANYE

1. Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Rp. 138.977.622.854,-

2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Rp. 69.704.938.236,-

3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rp. 82.481.388.425,-

4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI

Perjuangan)

Rp. 220.842.436.120,-

5. Partai Golongan Karya (Golkar) Rp. 174.037.763.861,-

6. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Rp. 306.580.579.070,-

7. Partai Demokrat Rp. 268.091.134.444,-

8. Partai Amanat Nasional (PAN) Rp. 256.342.968.557,-

9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Rp. 96.771.178.018,-

10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Rp. 241.072.137.926,-

11. Partai Bulan Bintang (PBB) Rp. 47.407.872.785,-

12. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

(PKPI)

Rp. 36.382.719.813,-

Page 21: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

4

Sumber: Tempo 2014, Rincian Besaran Dana Kampanye Tiap Partai, dikutip 15

Maret 2016

Sumber keuangan partai politik memiliki sejarah yang cukup panjang.

Undang-Undang pertama yang mengatur sumber dana partai politik yaitu

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang partai politik dan golongan karya,

yang menjelaskan bahwa sumber keuangan partai politik dan golongan karya

adalah:

1. Iuran anggota;

2. Sumbangan yang tidak mengikat;

3. Usaha lain yang sah;

4. Bantuan dari negara/pemerintah.

Namun demikian Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang partai

politik tentang partai politik dan golongan karya memiliki kelemahan, karena

Undang-Undang ini tidak mengatur lebih lanjut mengenai petunjuk teknis tentang

bagaimana mekanisme penyaluran dana bantuan partai politik. Akan tetapi hal ini

tidak menjadi halangan karena partai politik pada saat itu rutin menerima dana

bantuan dari Direktorat Jenderal Sosial dan Politik, Departemen Dalam Negeri.

Pada tahun tersebut merupakan rezim Orde Baru yang hanya memiliki tiga Partai

politik besar yaitu; Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya

(Golkar), dan Partai Demokrasi Indonesia yang mendapatkan bantuan keuangan

dari negara.

Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975

tentang partai politik ini kemudian digantikan oleh Undang-Undang Nomor 2

Page 22: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

5

Tahun 1999 tentang partai politik. Tujuan dari dibentuknya Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1999 antara lain:

1. Menjamin kebebasan rakyat dalam membentuk partai politik;

2. Mendorong partai politik menjadi organisasi yang modern untuk

mengembangkan fungsi pendidikan politik dan kontrol politik.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 jauh lebih mengatur tentang

mekanisme penyaluran bantuan keuangan kepada partai politik serta besaran

bantuan yang dihitung berdasarkan perolehan suara di dalam Pemilu. Merujuk

pada UU No. 2 Tahun 1999 pasal 12 ayat (2) yang menyatakan bahwa: “Partai

Politik menerima bantuan tahunan dari anggaran negara yang ditetapkan

berdasarkan perolehan suara dalam pemilihan umum sebelumnya.”

Pasca Pemilu tahun 1999, Undang-Undang Dasar 1945 mengalami empat

kali amandemen, sehingga menempatkan partai politik sebagai sebuah organisasi

yang dominan di dalam sistem politik dan pemerintahan. Undang-Undang Nomor

2 Tahun 1999 kemudian digantikan dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun

2002 tetang partai politik sebagai penyempurna dari Undang-Undang sebelumnya.

Pergantian Undang-Undang tersebut tidak diikuti dengan penguatan

pengaturan sumber keuangan partai politik. Pada Undang-Undang Nomor 31

Tahun 2002 terjadi perubahan yang signifikan terhadap besaran sumbangan

kepada partai politik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 pasal

18 ayat (1), (2), dan (3), tercatat untuk sumbangan perseorangan dari yang

awalnya Rp. 15.000.000,- menjadi Rp. 200.000.000,- sedangkan untuk

sumbangan perusahaan dari yang awalnya Rp. 150.000.000,- menjadi Rp.

Page 23: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

6

800.000.000,-. Pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 memiliki perubahan

dalam hal kriteria yang berhak mendapatkan bantuan keuangan dari

negara/pemerintah kepada partai politik dari yang awalnya semua partai politik

yang mengikuti Pemilu berhak mendapatkan bantuan keuangan dari

negara/pemerintah, kini hanya hanya partai politik yang mendapatkan kursi di

DPR/DPRD.

Pasca Pemilu tahun 2004, Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002

kemudian digantikan oleh Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang partai

politik. Pada Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008 dilakukan perbedaan antara

penyumbang perseorangan anggota partai politik dengan penyumbangan

perseorangan bukan anggota partai politik. Dari kedua hal itu kemudian diatur

lebih lanjut oleh Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai politik.

Pasca Pemilu tahun 2009, Undang-Undang Nomor 2 tahun 2008

digantikan dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang partai politik.

Undang-Undang ini memberikan perubahan yang signifikan terhadap pengaturan

sumber keuangan partai politik. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2011 pasal 35 ayat (1) huruf c, tercatat besaran sumbangan perusahaan kepada

partai politik dari awal Rp. 4.000.000.000,- menjadi Rp. 7.500.000.000,- serta

pengaturan bantuan keuangan. Pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011,

kriteria partai politik penerima dana bantuan keuangan dari negara/pemerintah

sama dengan yang sebelumnya, akan tetapi ada penambahan dalam hal besaran

bantuan keuangan yang dihitung berdasarkan besaran perolehan suara di dalam

Pemilu. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 menjelaskan bahwa bantuan

Page 24: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

7

keuangan kepada partai politik diprioritaskan untuk pendidikan politik dalam

menciptakan kader berkualitas. Selain itu, untuk menciptakan partai politik yang

transparan dan akuntabel, laporan keuangan penggunaan bantuan keuangan dari

negara/pemerintah harus diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sementara itu, untuk partai politik yang tidak melakukan laporan keuangan akan

diberikan sanksi dalam bentuk pemberhentian bantuan keuangan dari

negara/pemerintah. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 merupakan amanat

yang harus dilaksanakan mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah daerah.

Berbicara tentang pemerintah daerah, Provinsi Banten merupakan salah

satu provinsi yang sangat menarik dalam membahas permasalahan tentang politik

terutama mengenai bantuan keuangan kepada partai politik. Seperti kita ketahui,

Provinsi Banten terdiri dari 4 kota dan 4 kabupaten antara lain:

1. Kota Serang;

2. Kota Cilegon;

3. Kota Tangerang;

4. Kota Tangerang Selatan;

5. Kabupaten Lebak;

6. Kabupaten Pandeglang;

7. Kabupaten Tangerang;

8. Kabupaten Serang.

Provinsi Banten sebagian besar kekuatan politik dikuasai oleh Golongan

Karya (Golkar). Hal ini terjadi karena selama dua periode Gubenur Banten

Page 25: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

8

dikuasai oleh Ratu Atut Chosiah yang pada saat itu juga menjabat sebagai Ketua

DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Provinsi Banten. Namun kekuasaan politik

pun berpindah setelah pada tahun 2013 Ratu Atut Chosiah yang pada saat itu

menjabat sebagai Gubernur Banten terjerat kasus korupsi atas kasus Pilkada

Lebak dan pengadaan alat kesehatan (alkes) Provinsi Banten ( Tempo 2014, Ratu

Atut Kini Tersangka 3 Kasus Korupsi Banten, dikutip 15 Maret 2016), maka

dengan demikian kekuasaan politik pun berpindah kepada H. Rano Karno. Pada

Pilkada Provinsi Banten tahun 2011, pasangan Ratu Atut Chosiah-H.Rano Karno

merupakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung oleh Partai

Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI

Perjuangan).

Sejak jatuhya kepemimpinan Ratu Atut, maka dimulailah kepemimpinan

H. Rano Karno yang merupakan salah satu kader dari Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan (PDI Perjuangan). Di era kepemimpinan H. Rano Karno Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mengalami perkembangan,

terbukti dari hasil Pemilu legislatif Provinsi Banten 2014 Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) mendapatkan perolehan kursi DPRD

Banten sebanyak 15 orang, menyamai jumlah anggota dewan terpilih dari partai

Golongan Karya (Golkar) dan salah satu kader Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan diterpilih menjadi Ketua DPRD Provinsi Banten. Dengan demikian

secara otomatis kekuasaan politik dari eksekutif dan legislatif kini dikuasai oleh

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan).

Page 26: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

9

Kekuatan politik pada tingkat provinsi Banten, pada kenyataannya tidak

sama dengan kekuatan politik pada tingkat kota/kabupaten di Provinsi Banten.

Adanya kepala daerah sangat menentukan kepada kekuatan politik partai tertentu

di daerah tersebut. Di Banten, kekuatan politik terbagi menjadi dua golongan

antara lain:

1. Wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang

didominasi oleh kekuatan PDI Perjuangan;

2. Wilayah Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kota

Cilegon dan Kabupaten Pandeglang didominasi oleh kekuatan partai

Golongan Karya (Golkar).

Berdasarkan hasil klasifikasi kekuatan partai politik di atas, partai

Golongan Karya (Golkar) pada tingkat kota/kabupaten masih mengungguli dari

PDI-Perjuangan dan partai lainnya.

Basis kekuatan terbesar Partai Golongan Karya terdapat di wilayah

Kabupaten Serang. Kabupaten Serang merupakan kabupaten tertua di Banten.

Sebelum Kota Serang berdiri, Kabupaten Serang dijadikan pusat dari ibu kota

Provinsi Banten. Maka tidak heran jika, Partai Golongan Karya (Golkar) masih

tetap berjaya di Kabupaten Serang karena kekuatan legislatif selama periode

2009-2014 dan periode 2014-2019 dikuasai oleh partai Golongan Karya (Golkar).

Page 27: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

10

Tabel 1.2

Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang

NO Nama PARPOL Periode

2009-2014

Periode

2014-2019

1. Partai Golongan Karya 10 9

2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 4 5

3. Partai Demokrat 7 4

4. Partai Keadilan Sejahtera 5 5

5. Partai Amanat Nasional 5 5

6. Partai Hati Nurani Rakyat 4 3

7. Partai Gerakan Indonesia Raya 4 6

8. Partai Persatuan Pembangunan 4 4

9. Partai Bintang Reformasi 3 -

10. Partai Bulan Bintang 2 1

11. Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia

1 -

12. Partai Nasional Benteng Kerakyatan

Indonesia

1 -

13. Partai Nasional Demokrat - 4

14. Partai Kebangkitan Bangsa - 4

Sumber: Keputusan Gubernur Banten Nomor 171/Kep.328-Huk/2014 Tentang

Peresmian Pemberhentian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Serang Masa Jabatan Tahun 2009-2014 dan Peresmian Pengangkatan Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang Masa Jabatan Tahun 2014-

2019 Hasil Pemilihan Umum Tahun 2014

Dari data tersebut terlihat bahwa Partai Golkar masih mendominasi

kekuatan legislatif di Kabupaten Serang dengan memperoleh 9 kursi pada periode

2014-2019. Namun angkat tersebut turun dibandingkan pada periode 2009-2014

yaitu 10 kursi. Jika kita bandingkan perolehan kursi dengan partai politik lainnya

pada periode 2014-2019, perbandingannya sangat jauh. Perbedaan kursi dengan

partai politik yang memperoleh kursi terbanyak kedua yaitu partai Gerakan

Indonesia Raya yang memperoleh 6 kursi parlemen yang lebih kecil 3 kursi dari

partai Golkar yang memperoleh 9 kursi. Dari perbedaan jumlah perolehan kursi

Page 28: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

11

legislatif tersebut, maka nominal bantuan keuangan yang diberikan pemerintah

kepada partai politik akan berbeda-beda.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang

partai politik, sumber keuangan partai politik salah satunya adalah dari bantuan

negara. Bantuan dari negara ini kemudian dijabarkan peraturan pelaksanaannya

oleh Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik. Pada tingkatan kota/kabupaten, bantuan keuangan untuk

partai politik bersumber dari Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

kota/kabupaten tersebut. Kemudian dalam pelaksanaan teknis pada tingkat

kota/kabupaten diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Bupati

(Perbup).

Kabupaten Serang merupakan ibu kota Propinsi Banten sebelum Kota

Serang berdiri pada tahun 2010. Letaknya yang berada di Pusat Propinsi Banten

menjadikan Kabupaten Serang sebagai barometer ekonomi, sosial, budaya dan

politik bagi kota/kabupaten lainnya di Propinsi Banten. Posisi Kabupaten Serang

sebagai barometer tersebut tidak diimbangi dengan pengaturan dalam hal bantuan,

terutama bantuan keuangan kepada partai politik. Berdasarkan data yang

didapatkan saat melakukan observasi awal di Bagian Pemerintahan Umum

(Pemum) Kabupaten Serang pada hari Selasa 23 Februari 2016, bantuan keuangan

kepada partai politik di Kabupaten Serang sebesar Rp. 1.159 dikalikan dengan

jumlah perolehan suara dalam Pemilu. Nominal tersebut berbanding jauh dengan

bantuan kepada partai politik di Kabupaten Lebak sebanyak Rp. 2.062 dikalikan

dengan jumlah perolehan suara dalam Pemilu. (Sumber: wawancara dengan Rudi

Page 29: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

12

Kurniawan, Sekertaris Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kabupaten

Lebak, Kamis 17 Maret 2016) Perbedaan tersebut sangat signifikan, mengingat

posisi Kabupaten Serang sebagai barometer politik, ekonomi, sosial dan budaya

pada kenyataanya tidak seimbang dengan Kabupaten Lebak yang notabenenya

merupakan salah kabupaten tertinggal di Propinsi Banten, tidak heran jika

partisipasi politik masyarakat pada Pilkada Kabupaten Serang tahun 2015 hanya

50,80% dari daftar pemilih 1.112.305 orang, presentase pemilih ini jauh lebih

rendah dari target pemilih yang di tentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)

pusat yaitu 77%. (Okezone 2015, Ini Pemenang Pilkada di Banten Versi KPU,

dikutip 15 Maret 2016).

Berdasakan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti yang bersumber

dari data dan informan pemangku kebijakan tersebut terdapat beberapa masalah

yang ditemukan dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

12 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik antara lain:

Pertama, rumus dalam menentukan besaran bantuan kepada partai politik

sulit untuk dipahami oleh nalar umum. Rumus besaran bantuan pada Perda No. 12

Tahun 2009 merupakan turunan dari PP No. 83 Tahun 2012 yang berbunyi:

“Besaran bantuan per suara peraih kursi DPR/DPRD ditentukan oleh besaran

bantuan APBN/APBD periode sebelumnya dibagi perolehan suara partai politik

yang memperoleh kursi DPR/DPRD periode sebelumnya”. Formulasi yang

digunakan terkesan matematis ini sebetulnya bermasalah. mengaitkan harga per

suara periode saat ini dengan harga kursi pada periode sebelumnya merupakan hal

yang tidak logis karena konversi suara dengan kursi tidak selalu berbanding lurus.

Page 30: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

13

Jika harga 1 kursi adalah 100 suara, maka partai politik A yang memiliki 145

suara, bisa sama-sama mendapatkan 1 kursi dengan partai politik B yang hanya

memiliki 51 suara. (Perludem 2015. Siaran Pers Bantuan Keuangan Partai

Politik. dikutip pada tanggal 15 Mei 2016) Dari formulasi yang digunakan

tersebut, seharusnya nominal bantuan keuangan kepada partai politik pada setiap

daerah tidak berbanding terlalu jauh, namun pada kenyataannya di Kabupaten

Serang nominal bantuan keuangan kepada partai politik sebesar Rp. 1.159,- lebih

kecil dibandingkan Kabupaten Lebak yaitu sebesar Rp. 2.062,- Kabupaten Serang

dan Kabupaten Lebak menggunakan rumus yang sama dalam menentukan besaran

bantuan kepada partai politik, namun nominal bantuan yang diberikan berbanding

sangat jauh.

Kedua, tidak adanya lembaga atau tim khusus yang mengawasi

pelaksanaan dari Perda tersebut sehingga selama berlakunya Perda ini belum ada

yang melakukan evaluasi pada proses pelaksanaannya. Adapun pengawasan yang

dilakukan hanya sebatas audit keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) pada tingkat provinsi. Audit ini hanya mengawasi pada hasil

saja bukan pada prosesnya. Adapun kegiatan monitoring evalution (Monev) yang

dilakukan hanya sebatas pemanggilan kapada Fraksi di DPRD Kabupaten Serang,

hal ini diperkuat dengan pernyataan Dra. Farida selaku Kepala Sub Bagian

Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perangkat Kecamatan Kabupaten Serang pada

hari Selasa 23 Februari 2016. Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan monev

tidak dilakukan dengan meninjau langsung ke lapangan, karena beliau

beranggapan bahwa dengan meninjau ke lapangan tidak efisien waktu karena

Page 31: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

14

Kabupaten Serang wilayahnya luas, serta sumber daya manusia di lingkungan

Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Serang atau lebih dikenal Pemerintahan

Umum (Pemum) terbatas sehingga untuk melakukan monev di lapangan sulit

untuk dilakukan.

Ketiga, akuntabilitas dan transparansi yang dilakukan oleh partai politik

belum optimal karena masih bergabungnya asset Dewan Pimpinan Cabang partai

politik Kabupaten Serang dengan Kota Serang, belum menetapnya secara

permanen sekertariat, dan kegiatan partai politik yang terkesan fiktif atau tidak

ada seperti kasus salah satu kader partai Hanura sekaligus anggota DPRD

Kabupaten Serang periode jabatan 2014-2019 diindikasikan akan melakukan

kegiatan reses fiktif (Newsmedia 2016, Terlalu di Kebupaten Serang Oknum

Dewan Tidak Ikut Reses Malah Nitip SPPD, dikutip 15 Maret 2016). Reses

merupakan bagian dari kegiatan politik kader partai politik yang menjadi anggota

Dewan Perwakilan Rakyat dalam upaya menampung aspirasi masyarakat serta

mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilakukan untuk disampaikan

kepada masyarakat. Adapun kasus lainnya yaitu akuntabilitas dan transparansi

hanya sebatas kepada pemilik kebijakan, tidak kepada masyarakat secara umum.

Hal ini diperkuat dengan penyataan Ibu Farida, pada tahun 2013 pernah terjadi

sanksi pemberhentian bantuan keuangan kepada salah satu partai politik yaitu

Partai Bintang Reformasi. Partai tersebut dibubarkan dengan alasan tidak jelas

karena kepengurusan maupun sekertariatnya yang bubar begitu saja tanpa adanya

keterangan, sehingga partai tersebut diberhetikan bantuan keuangannya dari

Page 32: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

15

pemerintah Kabupaten Serang karena tidak bisa melakukan akuntabilitas dan

transparansi kepada pemeritah maupun kepada masyarakat Kabupaten Serang.

Berdasarkan syarat partai politik untuk mendapatkan bantuan keuangan

dari pemerintah sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun

2009 Pasal 3 ayat 2 (b) berbunyi: “susunan kepengurusan Partai politik yang

Sah”, dari pasal ini sangatlah jelas bahwa yang berhak mendapatkan bantuan

keuangan adalah kepengurusan partai politik yang sah. Perlu diketahui yang

mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Kepengurusan Partai politik DPC

Kabupaten/Kota adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai

politik, hal ini akan menjadi masalah bagi DPC Partai Golongan Karya (Golkar)

dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kabupaten Serang, karena pada

tingkat DPP Partai politik mengalami dualisme kepemimpinan walaupun hingga

saat ini masih berproses untuk melakukan Musyawarah Nasional Luar Biasa

(Munaslub) dan Islah, sehingga posisi dari Surat Keputusan (SK) kepengurusan

DPC Golkar dan PPP Kabupaten Serang yang dikeluarkan tidak memiliki dasar

hukum yang kuat. Secara tidak langsung hal ini akan mengahambat Partai Golkar

dan PPP di Kabupaten Serang untuk mendapatkan bantuan keuangan, serta

akuntabilitas dan transparansi partai kepada kader dan masyarakat umum akan

mengalami hambatan pula.

Keempat, masyarakat belum merasakan secara jelas manfaat bantuan

keuangan kepada partai politik dari pemerintah, sehingga partisipasi politik

masyarakat pun menjadi rendah. Hal tersebut dikuatkan dari kasus Pilkada

Serentak Kabupaten Serang tahun 2015, jumlah pemilih hanya 50,80% dari daftar

Page 33: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

16

pemilih 1.112.305 orang, jumlah tersebut jauh lebih rendah dari target yang

ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat yaitu 77% pemilih

(Okezone 2015, Ini Pemenang Pilkada di Banten Versi KPU, dikutip 15 Maret

2016). Dari kasus tersebut, terlihat bahwa peran partai politik yang mengusung

calon kepala daerah dalam mendorong partisipasi politik masih belum optimal.

Padahal salah satu tujuan dari adanya bantuan keuangan kepada partai politik

yaitu untuk memberikan pendidikan politik dalam mencatak kader politik dan

partisipasi politik di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dan mendeskripsikannya dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi

dengan judul: “Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, peneliti

mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Rumus dalam menentukan besaran bantuan kepada partai politik sulit

untuk dipahami oleh nalar umum;

2. Tidak adanya lembaga yang mengawasi pelaksanaan dari Peraturan

Daerah, terutama pada proses pelaksanaan Perda tersebut;

3. Akuntabilitas dan transparansi yang dilakukan oleh partai politik belum

optimal;

Page 34: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

17

4. Masyarakat belum merasakan secara jelas manfaat bantuan keuangan

kepada partai politik dari pemerintah.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi

penelitian ini pada “Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa substansi dari Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun

2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang?

2. Bagaimana evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

di Kabupaten Serang?

3. Apakah Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009

Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang

memberikan manfaat bagi kader partai politik dan masyarakat Kabupaten

Serang?

Page 35: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

18

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka maksud dan tujuan dari

penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui substansi dari Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

di Kabupaten Serang;

2. Untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang;

3. Untuk mengetahui manfaat Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang bagi kader partai politik dan masyarakat masyarakat

Kabupaten Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang berjudul Evaluasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang adalah:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan

keilmuan dan pengetahuan karena akan menambah ilmu pengetahuan

dalam dunia akademis khususnya. Ilmu Administrasi Negara, terutama

yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan publik. Selain itu, penelitian ini

Page 36: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

19

juga dapat bermanfaat untuk pengembangan studi evaluasi kebijakan

publik.

2. Secara praktis

Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan

kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang telah diperoleh peneliti

selama mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sampai saat ini. Selain itu, karya

peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi pembaca dan

peneliti selanjutnya.

Page 37: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 New Public Administration (Administrasi Negara Baru)

New Public Administration mulai berkembang pada tahun 1965-

1970 yang diinisiasi oleh Waldo seorang guru besar humaniora

Universitas Albert Schweitzer di Syracuse (negara bagian New York).

Waldo kemudian mengadakan sebuah konferensi yang dihadiri oleh para

ahli administrasi negara generasi muda untuk membahas administrasi

negara baru. Hasil dari konferensi tersebut kemudian menghasilkan sebuah

buku yang berjudul The New Public Administration: The Minnowbrook

Perspective. Buku tersebut kemudian dijadikan buku pedoman dalam

mempelajari administrasi negara baru.

Menurut Anggara (2012: 383) menjelaskan bahwa New Public

Administration fokusnya tidak banyak membahas fenomena-fenomena

tradisional seperti efisiensi, efektivitas, soal anggaran, atau teknik-teknik

administrasi. Sebaliknya, administrasi negara baru sangat memperhatikan

teori-teori normatif, filosofi, dan aktivisme. New Public Administration

banyak membahas hal-hal yang berkaitan dengan nilai, etika,

perkembangan para anggota secara individu dalam organisasi, hubungan

Page 38: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

21

birokrasi dengan pihak yang dilayaninya, dan masalah-masalah yang luas

seperti urbanisasi, teknologi, dan kekerasan.

Dasar pemikiran pemikiran untuk administrasi negara hampir

senantiasa berupa manajemen yang lebih baik. Namun Frederickson

(2003: 9-10) menambahkan keadilan sosial pada konsep administrasi

negara baru. Keadilan sosial adalah ungkapan yang mencakup pengertian

seperangkat pilihan nilai, pilihan kerangka organisasi, dan pilihan corak

manajemen. Keadilan sosial menekankan persamaan hak dalam pelayanan

pemerintahan. Keadilan sosial menekankan pertanggungjawaban atas

keputusan-keputusan dan pelaksanaan program untuk manajer-manajer

publik. Keadilan sosial menekankan perubahan dalam manajemen publik.

Keadilan sosial menekankan daya tanggap lebih terhadap kebutuhan warga

negara ketimbang terhadap kebutuhan-kebutuhan organisasi publik.

Keadilan sosial menekankan suatu pendekatan terhadap studi mengenai

administrasi negara dan pendidikan administrasi yang bersifat

interdisipliner, terapan, dan memecahkan masalah, serta secara teoritis

sehat.

Dengan demikian, dari penjelas di atas maka New Public

Administration (Administrasi Negara Baru) fokus pembahasannya lebih

luas, bukan lagi menekanan pada fenomena yang berhubungan tentang

pengadministrasian melainkan pembahasan yang berkaitan dengan nilai,

etika, perkembangan para anggota secara individu dalam organisasi,

hubungan birokrasi dengan pihak yang dilayaninya, dan masalah-masalah

Page 39: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

22

yang luas. Sehingga sasaran administrasi negara bukan hanya

menyelesaikan permasalahan pelayanan publik, melainkan sejauh mana

dapat memenuhi keadilan sosial.

2.1.2 New Governance (Pemerintahan Baru)

Pemikiran tentang New Governance diperkenalkan oleh Lester

M.Salamon, beliau merupakan seorang pakar kebijakan publik dari John

Hopkins Institute for Policy Studies Amerika Serikat. New Governance

diperkenalkan oleh Lester M.Salamon dalam sebuah buku yang berjudul

The Tools of Government: A Guide to The New Governance.

(http://ips.edu/pub/Lester-M-Salamon-Ph-D dikutip pada 20 Mei 2016)

Salamon (2002: 54-57) membagi New Governance kedalam lima

paradigma antara lain:

1. Tool (Perangkat/instrumen)

Perangkat/instrumen digunakan untuk memenuhi kebutuhan publik.

New Governance melibatkan beberapa aktor dalam memenuhi

kebutuhan publik, aktor tersebut bukan hanya lembaga pemerintah

tetapi melibatkan lembaga non pemerintah.

2. Network (Jaringan)

New Governance menekankan pada pentingnya pihak ketiga (non

pemerintah) yang bekerja sama dengan pemerintah dalam

mewujudkan keberhasilan sebuah kebijakan. Bentuk kerjasama

tersebut akan membentuk kompleksitas jaringan dalam proses

implementasi kebijakan.

3. Public + Private (Publik + Privat)

Dalam pandangan New Governance sektor pemerintah dan non

pemerintah dapat bergabung dalam membangun sinergitas.

Kolaborasi antara pemerintah dengan non pemerintah akan

memunculkan kondisi saling melengkapi antar sektor.

4. Negotiation and persuation (Negosiasi dan persuasi)

New Governance memandang bahwa negosiasi dan persuasi

merupakan cara yang tepat dalam mempertemukan kepentingan

pemerintah dan non pemerintah, sehingga peran dan fungsi dari

Page 40: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

23

masing-masing sektor akan saling melengkapi dalam mencapai

tujuan kebijakan.

5. Enablement Skills (Keterampilan pemberdayaan)

New Governance mendorong pada keterampilan pemberdayaan

dalam upaya mengikutsertakan anggota jejaring dan para

stakeholder dalam kondisi saling ketergantungan satu sama lain

dalam mencapai tujuan dari kebijakan.

Dari penjelasan di atas, maka New Governance merupakan

paradigma baru yang menilai bahwa dalam mencapai keberhasilan tujuan

dari sebuah kebijakan publik perlu adanya pemerintah yang fleksibel yang

melibatkan sektor non pemerintah dalam melaksanakan implementasi dari

kebijakan yang dibuat.

2.1.3 Pengertian Kebijakan

Definisi mengenai kebijakan dikemukakan oleh Budiardjo (2008:

20), yang mendefinisikan kebijakan sabagai:

Suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau

kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk

mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya pihak yang membuat

kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya.

Sedangkan Laswell (dalam Parsons, 2005: 17) mendefinisikan

kebijakan sebagai berikut:

The word policy commonly use to designate the most important

choices made either in organized or in private life... policy is free

for many undesirable connotation clustered about the word

political, which is often beleived to imply partisanship or

corruption (kata “kebijakan” pada umumnya dipakai untuk

menunjukan pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan

organisasi atau privat... “kebijakan” bebas dari konotasi yang

cukup dalam kata politis yang diyakini mengandung makna

“keberpihakan” dan “korupsi”).

Page 41: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

24

Berbeda dengan Laswell, Anderson (dalam Wahab, 2012: 8),

mendefinisikan kebijakan merupakan:

Purposive course of action or inaction undertaken by an actor or

set of actors in dealing with a problem or matter of concern

(langkah tindakan yang secara sengaja dilakukan oleh seorang

aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan adanya masalah atau

persoalan tertentu yang dihadapi)

Carl J. Friedrick (dalam Islamy, 2004: 17), mendefiniskan

kebijakan merupakan:

...... a proposed of action of person, group, or government within a

given environment providing obstacles and opportunities which the

policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a

goal or realize an objective or a purpose (....serangkaian tindakan

yang diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu

lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan

kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan

kebijaksanaan tersebut tersebut dalam rangka mencapai tujuan

tertentu)

Dengan demikian, dari beberapa definisi kebijakan di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah sebuah keputusan yang dibuat

oleh seseorang atau kelompok yang memiliki kekuasaan untuk

menentukan tujuan serta bagaimana pelaksanaan dari kebijakan tersebut.

2.1.4 Pengertian Publik

Di Indonesia, istilah “publik” sering sekali dipahami sebagai

“negara”, “umum” atau “masyarakat”. Hal ini dapat kita terjemahkan

istilah-istilah publik menurut Parsons (2005: 3), antara lain:

a. Kepentingan publik (public interest)

b. Opini publik (public opinion)

Page 42: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

25

c. Barang-barang publik (public goods)

d. Hukum publik (public law)

e. Sektor publik (public sector)

f. Kesehatan public (public health)

g. Transportasi public (public transport)

h. Pendidikan publik (public education)

i. Siaran layanan publik (public service broadcasting)

j. Akuntabilitas publik (public accountability)

k. Toilet publik (public toilets)

l. Ketertiban umum (public order)

m. Utang publik (public debt)

Kemudian Parson (2005: 3) menjelaskan bahwa “publik itu sendiri

berisi aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau

diintervensi oleh pemerintah atau aturan sosial, atau setidaknya oleh

tindakan bersama”, sedangkan menurut Abidin (2012: 7) menyakatakn

bahwa “publik dalam rangkaian kata pubic policy memiliki tiga konotasi,

yaitu pemerintah, masyarakat, dan umum”. Dari beberapa penjelasan di

atas, maka dapat di simpulkan bahwa publik merupakan istilah yang

berhubungan tentang aktivitas umum atau masyarakat.

2.1.5 Pengertian Kebijakan Publik

Dalam penelitian dalam ruang lingkup ilmu adminsitrasi negara

tidak terlepas dengan studi kebijakan publik. Hal itu kemudian akan

dijabakan pengertiannya oleh beberapa tokoh atau para ahli yang paham

mengenai kebijakan publik.

Menurut Anderson (dalam Agustino, 2006: 7), mengatakan

kebijakan publik sebagai:

Page 43: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

26

Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu

yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok

aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal

yang diperhatikan.

Berbeda dengan Anderson, Kennet Prewitt (dalam Agustino, 2006:

6) mendefinisikan kebijakan publik sebagai: “Keputusan tetap yang

dicirikan dengan konsistensi dan pengulangan tingkah laku dari mereka

yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.”

Definsi ini mengandung makna bahwa kebijakan bersifat konsisten untuk

dilaksanakan oleh mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

Pengertian lain tentang kebijakan publik dikemukakan oleh

Fredrick (dalam Nugroho, 2003: 4), beliau mendefinisikan kebijakan

publik sebagai:

Serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan

peluang yang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut

ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi

hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Cochran et.al (dalam Tangkilisan & Nogi, 2003: 119) mengatakan

bahwa kebijakan publik sebagai: “Sebuah perilaku disengaja yang diikuti

oleh sebuah lembaga pemerintah atau pejabat pemerintah untuk

memecahkan sebuah isu perhatian publik.” Sedangkan menurut Eyestone

(dalam Agustino, 2006: 40), mendefinisikan bahwa: “Kebijakan publik

adalah sebagai suatu hubungan antara unit pemerintah dengan

lingkungannya.”

Page 44: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

27

Definisi kebijakan publik menurut Young da Quinn (dalam

Suharto, 2005: 44), antara lain:

1. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah

tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan

pemerintah yang memiliki kewenangan hukum;

2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata.

Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhkan

kongkrit yang berkembang di masyarakat;

3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan

publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan

terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat

untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak;

4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tindakan melakukan

sesuatu. Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan

kolektif untuk memecahkan masalah sosial. Namun kebijakan

publik juga bisa dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa

masalah sosial dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang

sudah ada, dan karenanya tidak lagi memerlukan tindakan tertentu;

5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang

aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi

terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang telah

dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang yang belum

dirumuskan. Dalam kebijakan publik bisa dibuat oleh badan

pemerintah maupun oleh beberapa perwakilan lembaga yang

berwenang.

Pakar Prancis, Lemieux (dalam Wahab, 2012: 15), mendefinisikan

kebijakan publik sebagai berikut: “The product of activities aimed at the

resolution of public problems in the environment by political actors whose

relationship are structured. The entire process evolves over time” (produk

aktivitas-aktivitas yang dimaksud untuk memecahkan masalah-masalah

publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh akyor-aktor

politik yang hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu

berlangsung sepanjang waktu)

Page 45: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

28

Berbeda dengan pakar lainnya, Dunn (dalam Wahab 2012: 14)

menyatakan secara singkat bahwa kebijakan publik ialah “whatever

governments choose to do or not to do” (pilihan tindakan apapun yang

dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah). Selain itu Dunn

(dalam Subarsono 2005: 121) mengungkapkan bahwa Kebijakan

merupakan sebagai suatu proses, seperti dalam di bawah ini.

Gambar 2.1

Kebijakan Sebagai Suatu Proses

Sumber: Subarsono (2005: 121)

Dari definisi kebijakan yang diungkapkan oleh Dunn seperti dalam

tabel di atas menggunakan kata input, proses, output, outcome dan

dampak. Dari kata-kata di atas mengandung penjelasan sebagai berikut:

a. Input merupakan bahan baku yang digunakan sebagai masukan

dalam sebuah sistem kebijakan, input tersebut dapat berupa sumber

daya manusia, finansial, tuntutan-tuntutan serta dukungan dari

masyarakat;

b. Proses merupakan adanya keterlibatan analis kebijakan dalam

menentukan masalah, dalam proses terjadi adanya kekuatan

negoisasi antar pembuat kebijakan dengan memperhatikan isi dari

kebijakan tersebut. Kebijakan yang telah diambil maka

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

UMPAN

BALIK

DAMPAK

Page 46: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

29

dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang menggerakan sumber

daya manusia dan finansial;

c. Output merupakan keluaran dari sebuah sistem kebijakan, yang

dapat berupa peraturan, kebijakan, pelayanan/jasa/ dan program;

d. Outcome adalah hasil suatu kebijakan dalam jangka waktu tertentu

sebagai akibat diimplementasikannya suatu kebijakan;

e. Impact (dampak) adalah akibat lebih jauh pada masyarakat sebagai

konsekuensi adanya kebijakan yang diimplementasikan.

Berdasarkan beberapa definisi kebijakan publik oleh para ahli di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan suatu

keputusan yang diambil oleh pemerintah dari berbagai pilihan yang ada

untuk dilakukan atau tidak dilakukan untuk menangani berbagai masalah

yang terdapat di suatu negara yang mempunyai tujuan tertentu dengan

menggunakan tiga kegiatan pokok yaitu perumusan, implementasi dan

evaluasi kebijakan dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi orang

banyak. Untuk itu kebijakan publik adalah keputusan yang diambil oleh

Pemerintah mengenai pedoman tindakan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya pada perumusan

kebijakan.

Kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan telah

mendapatkan legitimasi dari lembaga legislatif telah memungkinkan

birokrasi untuk bertindak. Kebijakan publik dirumuskan untuk

mengakomodasi beragam tuntutan masyarakat, berarti bahwa kebijakan

publik memiliki tujuan untuk menciptakan suatu kondisi dimasa depan

guna memuaskan berbagai tuntutan tersebut. Dan di tingkat Pemerintah

Daerah, bentuk kebijakan publik dibuat dalam Peraturan Daerah (Perda).

Page 47: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

30

2.1.6 Pengertian Evaluasi

Pemahaman mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda

sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar

evaluasi. Adapun menurut Lester dan Stewart (dalam Agustino 2006: 185)

mengungkapkan bahwa:

Evaluasi ditujukan untuk melihat sebab-sebab kegagalan suatu

kebijakan dan untuk mengetahui apakah kabijakan yang telah

dirumuskan dan dilaksanakan dapat menghasilkan dampak yang

diinginkan

Dari definisi di atas, mengartikan bahwa dengan adanya evaluasi

dapat terlihat segala kesenjangan yang dihadapi dalam suatu proses

kebijakan. Sedangkan Evaluasi kebijakan menurut Mustopadidjaja (dalam

Widodo 2007: 111) adalah:

Kegiatan pemberian nilai atas sesuatu fenomena yang didalamnya

terkandung pertimbangan nilai tertentu. Apabila dalam konteks

kebijakan publik, maka fenomena yang diamati adalah berkaitan

dengan tujuan, sasaran, kebijakan, kelompok sasaran yang ingin

dipengaruhi, berbagai instrumen kebijakan yang digunakan,

responsi dari lingkungan kebijakan, kinerja yang dicapai, dampak

yang terjadi, dan sebagainya

Definisi lainnya kemudian dikemukakan oleh Winarno (dalam

Nugroho 2003: 184), beliau berpendapat bahwa:

Evaluasi kebijakan publik acapkali hanya dipahami sebagai

evaluasi atas implementasi kebijakan saja. Sesungguhnya evaluasi

kebijakan publik mempunyai tiga lingkup makna, yaitu evaluasi

perumusan kebijakan, evaluasi implementasi, dan evaluasi

lingkungan kebijakan. Oleh karena ketiga komponen tersebutlah

yang menentukan apakah kebijakan akan berhasil guna atau tidak

Page 48: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

31

Definisi diatas mengandung makna bahwa evaluasi merupakan dari

proses yang dilaksanakan secara bertahap. Mulai dari perencanaan

kebijakan, implementasi kebijakan hingga dampak dari kebijakan,

sehingga nantinya kita dapat menilai apakah kebijakan tersebut berhasil

atau tidak.

Selain itu definisi mengenai evaluasi kebijakan publik seperti yang

diungkapkan oleh Wirawan (2011: 7) bahwa:

Evaluasi sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan

menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi,

menilainya dengan membandingkannya dengan indikator evaluasi

dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai

objek evaluasi.

Kegiatan evaluasi dilakukan dengan berbagai macam tipe riset.

Lengbein (dalam Widodo 2007: 116) membedakan tipe riset evaluasi

kebijakan publik menjadi dua macam, antara lain:

1. Tipe evaluasi proses, yaitu riset evaluasi yang mendasarkan diri

pada petunjuk pelaksanaan teknis. Ukuran keberhasilan

pelaksanaan suatu kebijakan dengan garis petunjuk yang telah

ditetapkan;

2. Tipe evaluasi hasil, yaitu riset yang mendasarkan diri pada tujuan

kebijakan. Ukuran keberhasilan pelaksanaan kebijakan adalah

sejauhmana apa yang menjadi tujuan program dapat dicapai.

Sementara itu, Bingham dan Felbinger (dalam Nugroho 2012: 735)

membagi evaluasi kebijakan menjadi empat macam, yaitu:

1. Evaluasi proses, yang fokus pada bagaimana pada bagaimana

proses implementasi suatu kebijakan;

2. Evaluasi impak, yang fokus pada hasil akhir suatu kebijakan;

3. Evaluasi kebijakan, yang menilai hasil kebijakan dengan tujuan

yang direncanakan dalam kebijakan pada saat dirumuskan;

Page 49: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

32

4. Meta-evaluasi, yang merupakan evaluasi terhadap berbagai hasil

atau temuan evaluasi dari berbagai kebijakan yang terkait.

Adapun fungsi evaluasi kebijakan menurut Wibawa dkk (dalam

Nugroho 2003: 186-187) adalah:

1. Eksplanasi

Melalui evaluasi dapat dipotret realitas pelaksanaan program, dan

dapat dibuat suatu generalisasi tentang pola-pola hubungan antara

berbagai dimensi realitas yang diamatinya. Dari evaluasi ini

evaluator dapat mengidentifikasi masalah, kondisi dan aktor yang

mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan;

2. Kepatuhan

Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan

oleh para pelaku, baik birokrasi ataupun yang lainnya sesuai

standar dan prosedur yang ditetapkan oleh kebijakan;

3. Audit

Melalui evaluasi dapat diketahui apakah output benar-benar sampai

ke tangan kelompok sasaran kebijakan, atau justru ada kebocoran

atau penyimpangan;

4. Akunting

Dengan evaluasi dapat diketahui apa akibat sosial-ekonomi dari

kebijakan tersebut.

Lain halnya yang dikatakan oleh Dunn (2012: 609-611), beliau

menjabarkan terdapat tiga fungsi utama evaluasi dalam menganalisis

kebijakan, antara lain:

1. Evaluasi memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya

mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai

dan kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam

hal ini evaluasi mengungkap seberapa jauh tujuan dan target yang

telah ditetapkan telah tercapai;

2. Evaluasi memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik

terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.

Nilai tersebut dikritik mengenai kepantasan tujuan dan target yang

telah ditetapkan dan keterkaitan kesesuaian dengan permasalahan

yang dituju;

3. Evaluasi memberikan sumbangan pada aplikasi metode-metode

analisis kebijakan lainnya, termasuk perumusan masalah dan

rekomendasi. Informasi yang dihasilkan dari proses evaluasi dapat

dijadikan sebagai bahan masukan untuk perumusan ulang masalah

Page 50: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

33

dan memberikan alternatif kebijakan baru maupun revisi kebijakan

sebelumnya.

Subarsono (2005: 120-121) menjabarkan beberapa tujuan dari

evaluasi kebijakan, antara lain:

1. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka

dapat diketahui darajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan;

2. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga

dapat diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan;

3. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu

tujuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas

pengeluaran atau output dari suatu kebijakan;

4. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut,

evaluasi ditujuan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik

dampak positif maupun negatif;

5. Untuk mengetahui apabila terdapat penyimpangan. Evaluasi juga

bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan

yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan

dan sasaran dengan pencapaian target;

6. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.

Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi

proses kebijakan ke depan, agar dihasilkan kebijakan yang lebih

baik.

Secara singkat Wirawan (2011: 9), menjabarkan tujuan evaluasi

adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai dan manfaat

objek evaluasi, mengontrol, memperbaiki dan mengambil keputusan

mengenai objek tersebut. Dijabarkan lebih luas oleh Wirawan (2011: 22),

tujuan dari Evaluasi dilaksanakan untuk mencapai tujuan sesuai dengan

objek evaluasinya, antara lain:

1. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat;

2. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana;

3. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar;

4. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana

dimensi program yang jalan, mana yang tidak berjalan;

5. Pengembangan staf program;

Page 51: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

34

6. Memenuhi ketentuan undang-undang;

7. Akreditasi program;

8. Mengukur cost-effectiveness dan cost-efficiency;

9. Mengambil keputusan mengenai program;

10. Accountability

11. Memberikan balikan kepada pimpinan dan staf program;

12. Memperkuat posisi politik;

13. Mengembangkan teori ilmu evaluasi atau riset evaluasi.

Dunn (dalam Subarsono 2005: 124-125) menyebutkan terdapat tiga

pendekatan terhadap evaluasi, antara lain:

1. Evaluasi semu, adalah pendekatan evaluasi yang menggunakan

metode dekriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya

dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan, tanpa menanyakan

manfaat atau nilai dari hasil kebijakan tersebut pada individu,

kelompok, atau masyarakat. Asumsi yang digunakan adalah bahwa

ukuran tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang terbukti

dengan sendirinya (self evident) atau tidak kontoversial;

2. Evaluasi formal, adalah pendekatan evaluasi yang digunakan

metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya

dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan berdasarkan sasaran

program kebijakan yang telah ditetapkan secara formal oleh

pembuat kebijakan. Asumsi yang digunakan adalah bahwa sasaran

dan target yang ditetapkan secara formal adalah merupakan ukuran

yang tepat untuk melihat menfaat atau nilai dari program dan

kebijakan;

3. Evaluasi keputusan teoritis (decision theoritic evaluation) adalah

pendekatan evaluasi yang menggunakan metode dekriptif untuk

menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid mengenai

hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai

stakeholders. Dalam hal ini, evaluasi keputusan teoritis berusaha

untuk menentukan sasaran dan tujuan yang tersembunyi dan

dinyatakan oleh para stakeholders.

Wirawan (2011: 16), membagi evaluasi menjadi dua jenis yaitu

jenis evaluasi menurut objeknya dan menurut fokusnya dalam suatu

kebijakan atau program. Menurut objeknya dapat dikelompoknya menjadi:

evaluasi kebijakan, evaluasi program, evaluasi proyek, evaluasi material,

Page 52: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

35

evaluasi sumber daya manusia. Sedangkan menurut fokusnya dapat

dikelompokan menjadi: asesmen kebutuhan program (program need

asessment), evaluasi proses program (process program evaluation),

evaluasi keluaran program (outcome program evaluation), dan evaluasi

efisiensi (program efficiency evaluation).

Setiap melakukan evaluasi terhadap sebuah kebijakan bukanlah hal

yang mudah, kita akan dihapkan oleh beberapa kendala saat di lapangan.

Menurut Subarsono (2005: 130-131), kendala dalam melakukan evaluasi

kebijakan antara lain:

1. Kendala Psikologis

Banyak aparat pemerintah masih alergi terhadap kegiatan evaluasi,

karena dipandang berkaitan dengan prestasi kerja. Apabila hasil

evaluasi menunjukkan kurang baik, bisa jadi akan menghambat

karir mereka.

2. Kendala Ekonomis

Kegiatan evaluasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk

para staff administrasi, dan biaya untuk para evaluator.

3. Kendala Teknis

Evaluator sering dihadapkan pada masalah tidak tersedianya cukup

data dan informasi yang up to date.

4. Kendala Politis

Masing-masing kelompok bisa jadi saling menutupi kelemahan dari

implementasi suatu program dikarenakan deal atau bargaining

politik tertentu.

5. Kurang Tersedianya Evaluator

Pada berbagai lembaga pemerintah, kurang tersedianya sumber

daya manusia yang memiliki kompertensi melakukan evaluasi.

Senada dengan Subarsono, Agustino (2006: 194-197) terdapat

beberapa kendala/permasalahan yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan

publik, yaitu:

1. Ketidakpastian arah/tujuan kebijakan

Page 53: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

36

Apabila arah dari suatu kebijakan tidak jelas, membingungkan atau

menyimpang, seperti yang sering muncul, maka dalam menentukan

kelanjutan yang akan dicapai menjadi tugas yang sulit dan sering

membuat frustasi.

2. Hubungan sebab-akibat (causality)

Evaluasi yang sistemik harus dapat menunjukkan perubahan dalam

kondisi kehidupan nyata sebagai akibat dari kegiatan kebijakan.

3. Pengaruh kebijakan yang menyebar

Implementasi kebijakan dapat mempunyai dampak pada suatu

kelompok di luar kelompok target kebijakan.

4. Kesulitan dalam memperoleh data

Kekurangan data yang relevan dan akurat secara statistik serta

informasi lainnya merupakan ketidaksempurnaan bagi evaluator

kebijakan.

5. Penolakan pejabat kantor (official resistence)

Permasalahan akan muncul apabila pejabat instansi tidak

memperhatikan konsekuensi politik yang terjadi dalam evaluasi.

Hal ini terjadi jika hasil tidak „menyenangkan‟ berdasarkan

pandangan mereka. Akibatnya pejabat dapat menganggap kecil

atau meremehkan studi evaluasi, menolak akses data, atau tidak

mengeluarkan kebijakan baru guna perbaikan.

Dalam mengadapi kendala melakukan evaluasi kebijakan, seorang

peneliti atau evaluator harus memperhatikan hal-hal penting yang perlu

diperhatikan sebelum melakukan evaluasi. Menurut Agustino (2006: 186),

ada tiga hal yang perlu diperhatikan, antara lain:

1. Evaluasi kebijakan berusaha untuk memberikan informasi yang

valid tentang kinerja kebijakan. Evaluasi dalam hal ini berfungsi

untuk menilai aspek instrumen (cara pelaksanaan) kebijakan dan

menilai hasil dari penggunaan instrumen tersebut;

2. Evaluasi kebijakan berusaha menilai kepastian tujuan atau target

dengan masalah yang dihadapi. Pada fungsi ini evaluasi kebijakan

memfokuskan diri pada substansi dari kebijakan publik yang ada.

Dengan asumsi yang digunakan adalah bahwa kebijakan publik

dapat dibuat untuk menyelesaikan masalah-masalah publik, maka

evaluasi harus menilai apakah tujuan yang telah ditetapkan

kebijakan tersebut benar-benar mampu menyelesaikan masalah-

masalah yang ada. Yang sering kali terjadi dalam praktiknya adalah

tujuan telah tercapai, tetapi masalah tidak terselesaikan;

3. Evaluasi kebijakan juga perlu untuk memberikan sumbangan pada

kebijakan lain terutama dari segi metodologi. Artinya, evaluasi

Page 54: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

37

kebijakan diupayakan untuk menghasilkan rekomendasi dari

penilaian-penilaian yang dilakukan atas kebijakan yang dievaluasi.

Selanjutnya untuk melakukan evaluasi kebijakan, harus melalui

beberapa tahapan. Menurut Suchman (dalam Nugroho 2012: 734),

mengemukakan tahapan evaluasi kebijakan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi;

2. Analisis terhadap masalah;

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan;

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi;

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari

kegiatan tersebut atau karena penyebab lain;

6. Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para

ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan mempunyai

peran yang sangat penting untuk perkembangan dan kemajuan dari suatu

negara, dengan evaluasi itulah maka suatu program atau kebijakan dapat

diketahui kelemahannya sejak direncanakan sampai pada pelaksanaannya

untuk mencapai tujuan memenuhi kepentingan masyarakat. Oleh karena

itu, evaluasi kebijakan publik harus dipahami sebagai sesuatu yang bersifat

positif. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui adanya penyimpangan-

penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara

tujuan dan sasaran dengan pencapaian target selain itu untuk memperoleh

hasil (outcome) yang sebaik-baiknya dengan jalan dan cara yang seefisien

mungkin dalam perkembangan masyarakat.

Page 55: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

38

2.1.7 Model Evaluasi Kebijakan

2.1.7.1 Model Evaluasi William N.Dunn

Dalam menghasilkan informasi mengenai evaluasi dari

sebuah kebijakan, para analis menggunakan tipe kriteria yang

berbeda dalam mengevaluasi hasil kebijakan. Menurut Dunn

(dalam Nugroho 2003: 186) terdapat enam kriteria yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi sebuah kebijakan berhasil atau

tidak, antara lain:

1. Effectiveness atau Keefektifan

Yaitu berkenaan dengan apakah suatu alternatif

mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau

mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Efektifitas

selalu diukur dari kualitas hasil sebuah kebijakan.

2. Efficiency atau Efisiensi

Yaitu berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan

untuk menghasilkan tingkat efektivitas dan usaha, dan

pada akhirnya diukur berdasarkan biaya yang

dikeluarkan per-unit kebijakan. Kebijakan yang

mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil

dinamakan efisien.

3. Adequacy atau Kecukupan

Yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat

efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah atau

dengan kata lain apakah tingkat pencapaian hasil tepat

menyelesaikan masalah yang dimaksud.

4. Equity atau Kesamaan

Yaitu erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan

sosial dan menunjukkan pada distribusi akibat dan

usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam

masyarakat. Kebijakan yang dirancang untuk

mendistribusikan pendapatan, kesejahteraan,

kesempatan pendidikan atau pelayanan publik kadang-

kadang direkomendasikan atas dasar kriteria ini.

5. Responsiveness atau ketanggapan

Yaitu berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan

dapat memuaskan kebutuhan preferensi atau nilai

masyarakat. Pentingnya kriteria ini adalah karena

Page 56: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

39

analisis yang dapat memuaskan semua kriteria lainnya

masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual

dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari

adanya suatu kebijakan.

6. Appropriatness atau Ketepatgunaan

Yaitu yang berhubungan dengan rasionalitas substantif,

karena pertanyaannya tentang hal ini tidak berkenaan

dengan satuan kriteria individu tetapi dua atau lebih

kriteria secara bersama-sama. Kriteria ini merujuk pada

nilai atau harga dari tujuan program dan kepada

kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut

atau dengan kata lain adalah apakah hasil yang

diinginkan benar-benar layak atau berharga.

Tabel 2.1

Kriteria-Kriteria Evaluasi Dunn

Tipe

kriteria

Pertanyaan Ilustrasi

Efektifitas Apakah hasil yang di inginkan telah

dicapai

Unit pelayanan

Efisiensi Seberapa banyak usaha yang

diperlukan untuk mencapai hasil yang

diinginkan

Unit biaya,

Manfaat bersih,

Rasio cost-benefit

Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang

diinginkan memecahkan masalah

Biaya tetap

Efektifitas tetap

Perataan Apakah biaya manfaat didistribusikan

dengan merata kepada kelompok-

kelompok yang berbeda

Kriteria Pareto,

Kriteria Kaldor-

Hicks, Kriteria

Rawls

Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan

kebutuhan, preferensi, atau nilai

kelompok-kelompok tertentu

Kensistensi dengan

survei warganegara

Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan

benar-benar berguna atau bernilai

Program publik

harus merata dan

efisien

Sumber : Nugroho (2003: 186)

Page 57: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

40

Kemudian Dunn (1998: 608-609) membagi sifat

evaluasi menjadi 4 (empat), antara lain:

1. Fokus Nilai

Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan

dengan penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari

suatu program dan kebijakan. Evaluasi terutama

merupakan usaha untuk menentukan manfaat atau

kegunaan sosial kebijakan atau program, dan bukan

sekedar usaha untuk mengumpulkan informasi

mengenai hasil aksi kebijakan yang terantisipasi dan

tidak terantisipasi.

2. Interpendensi Fakta-Nilai

Tuntutan evaluasi tergantung baik „fakta‟ dan „nilai‟

untuk menyatakan bahwa kebijakan atau program

tertentu telah mencapai tingkat kinerja yang tertinggi

atau terendah diperlukan tidak hanya bahwa hasil-hasil

kebijakan berharga bagi sejumlah individu, kelompok

atau seluruh masyarakat untuk menyatakan demikian,

harus didukung dengan bukti bahwa hasil-hasil

kebijakan secara aktual merupakan konsekuensi dari

aksi-aksi yang dilakukan untuk memecahkan masalah

tertentu.

3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau

Evaluasi kebijakan diarahkan pada hasil sekarang dan

masa lalu, ketimbang hasil dimasa depan. Evaluasi

bersifat retrospektif dan setelah aksi-aksi kebijakan

dilakukan (ex post). Rekomendasi yang juga mencakup

premis-premis nilai, bersifat prospektif dan dibuat

sebelum aksi-aksi dibuat (ex ante).

4. Dualitas Nilai

Nilai-nilai yang mendasari tuntutan. Evaluasi

mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang

sebagai tujuan dan sekaligus cara.

2.1.7.2 Model Evaluasi CIPP

Model evaluasi CIPP (Context, Input, Process,

Product) adalah model evaluasi yang diperkenalkan oleh

Daniel Leroy Stufflebeam pada tahun 1966. Model evaluasi

Page 58: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

41

CIPP memberikan format evaluasi yang komprehensif setiap

tahapan evaluasi yaitu konteks, input, proses dan produk.

Menurut Stufflebeam (dalam Wirawan 2011: 92-94)

evaluasi dapat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:

1. Evaluasi Konteks (context)

Menurut Daniel Stufflebeam, evaluasi konteks untuk

menjawab pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan?

(What needs to be done?). Evaluasi ini

mengidentifikasi dan menilai kebutuhan-kebutuhan

yang mendasari disusunnya suatu program;

2. Evaluasi Masukan (input)

Evaluasi masukan untuk mencari jawaban atas

pertanyaan: Apa yang harus dilakukan? (What should

be done?). Evaluasi ini mengidentifikasi dan problem,

aset dan peluang untuk membantu para pengambil

keputusan mendefinisikan tujuan, prioritas, dan

manfaat-manfaat dari program, menilai pendekatan

alternatif, rencana tindakan, rencana staf, dan anggaran

untuk feasibilitas dan potensi cost effectiveness untuk

memenuhi kebutuhan dan tujuan yang ditargetkan. Para

pengambil keputusan memakai evaluasi masukan

dalam memilih di antara rencana-rencana yang ada,

menyusun proposal pendanaan, alokasi sumber-sumber,

menempatkan staf, menskedul pekerjaan, menilai

rencana-rencana aktivitas, dan penganggaran;

3. Evaluasi Proses (process)

Evaluasi proses berupaya untuk mencari jawaban atas

pertanyaan: Apakah program sedang dilaksanakan? (Is

it being done?). Evaluasi ini berupaya mengakses

pelaksanaan dari rencana untuk membantu staf program

melaksanakan aktivitas dan kemudian membantu

kelompok pemakaian yang lebih luas menilai program

dan menginterpretasikan manfaat;

4. Evaluasi Produk (product)

Evaluasi produk diarahkan untuk mencari jawaban

pertanyaan: Did it succed? Evaluasi ini berupaya

mengidentifikasi dan mengakses keluaran dan manfaat,

baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Keduanya

untuk membantu staf menjaga upaya memfokuskan

pada mencapai manfaat yang penting dan akhirnya

untuk membantu kelompok-kelompok pemakai lebih

Page 59: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

42

luas mengukur kesuksesan upaya dalam mencapai

kebutuhan-kebutuhan yang ditargetkan.

Tabel 2.2

Kriteria Evaluasi

Model CIPP dari Stufflebeam

Tipe Kriteria Definisi

Context - Untuk menjawab pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan?

- Waktu Pelaksanaan: Sebelum program diterima

- Keputusan: Perencanaan program

Input - Untuk menjawab pertanyaan: Apa yang harus dilakukan?

- Waktu Pelaksanaan: Sebelum program dimulai

- Keputusan: Penstrukturan program

Process - Untuk menjawab pertanyaan: Apakah program sedang

dilaksanakan?

- Waktu Pelaksanaan: Ketika program sedang dilaksanakan

- Keputusan: Pelaksanaan

Product - Untuk menjawab pertanyaan: Apakah program sukses?

- Waktu Pelaksanaan: Ketika program selesai

- Keputusan: Ya atau Tidak program harus diresikel

Sumber : Wirawan (2011: 92)

2.1.7.3 Model Evaluasi Sistem Analisis

Model Evaluasi Sistem Analisis partama kali

dikenalkan oleh Karl Luwig von Bartaalanffy pada tahun 1951.

Menurut Bartaalanffy (dalam Wirawan 2011: 109-110), Model

Evaluasi Sistem Analisis terdapat empat jenis evaluasi yaitu:

1. Evaluasi masukan (Input evaluation)

Tujuan dari evaluasi masukan adalah untuk menjaring,

menganalisis, dan menilai kecukupan kuantitas dan

kualitas masukan yang diperlukan untuk merencanakan

dan melaksanakan kebijakan atau program.

2. Evaluasi proses (Process evaluation)

Evaluasi proses memfokuskan pada pelaksanaan

program dan sering menyediakan informasi mengenai

kemungkinan program diperbaiki. Evaluasi ini

merupakan evaluasi yang formatif yang berupaya

mencari jawaban atas pertanyaan sebagai berikut:

Apakah standar prosedur operasi perlu diubah? Apakah

Page 60: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

43

proses kebijakan atau program mencapai tujuannya?

Apakah semua faktor masukan dan proses berhasil

bersinergi dan menghasilkan nilai tambah yang

diharapkan? Evaluasi proses merupakan katalis untuk

pembelajaran dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

3. Evaluasi keluaran (Output evaluation)

Evaluasi keluaran mengukur dan menilai keluaran dari

pada program, yaitu produk yang dihasilkan program.

4. Evaluasi akibat (Outcome evaluation)

Evaluasi akibat bertujuan untuk menilai efektivitas dari

kebijakan atau program.

5. Evaluasi pengaruh (Impact evaluation)

Evaluasi pengaruh menilai perubahan yang terjadi

terhadap klien atau para pemangku kepentingan sebagai

akibat dari intervensi yang dilakukan kebijakan atau

program. Evaluasi ini mengukur pengaruh program

sebagai hasil program dalam jangka panjang.

Page 61: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

44

Tabel 2.3

Contoh Model Evaluasi Sistem Analisis

Pada Program Keluarga Berencana

Jenis Evaluasi Ilustrasi

Masukan (Input) - Rencana program

- Klien, aseptor/ pemangku kepentingan

- Tenaga PKB

- Alat kontrasepsi

- Anggaran

- Fasilitas

- Keahlian teknikal KB

Proses (Process) - Standar Prosedur Operasi (SPO) PKB

- Proses kampanye, pelatihan KB

- Aktivitas melayani aseptor

- Proses sinergi

- Proses penciptaan nilai tambah

Keluaran (Output) - Layanan keluarga berencana

- Produk program keluarga berencana

- Alat kontrasepsi

- Kesadaran masyarakat tentang pentingnya keluarga

berencana

Akibat (Outcome) - Jumlah anak setiap keluarga menurun

- Pertumbuhan penduduk menurun

- Kehidupan keluarga lebih sejahtera

Pengaruh (Impact) - Perubahan sosial

- Perubahan ekonomi

- Perubahan kesehatan

- Human index meningkat

Sumber: Wirawan (2011: 109)

Dari ketiga model evaluasi kebijakan di atas, peneliti

memilih model evaluasi kebijakan publik yang digunakan oleh

Karl Luwig von Bertaalanffy. Hal ini dikarena pada model

evaluasi Karl Luwig von Bertaalanffy sesuai dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini. Model evaluasi Karl

Page 62: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

45

Luwig von Bertaalanffy menitik beratkan kepada evaluasi

proses dan dampak, apakah proses kebijakan itu telah sesuai

dengan nomenkelatur atau regulasi yang telah ada atau tidak

dan bagaimana dampak dari kebijakan tersebut. Sedangakan

model evaluasi Dunn menitikberatkan pada evaluasi dampak

dari kebijakan dan model evaluasi CIPP Stufflebeam kurang

cocok digunakan pada penelitian ini karena, model evaluasi

CIPP merupakan kesatuan kegiatan linier, evaluasi kebijakan

yang dimulai dari context dan diakhiri dengan evaluasi

product, sedangkan pada penelitian saat ini peneliti tidak

terlibat secara langsung di dalam perumusan kebijakan

tersebut. Dalam Model Karl Luwig von Bertaalanffy setiap

jenis evaluasi dapat dilakukan secara terpisah, artinya peneliti

diperbolehkan untuk memilih beberapa jenis evaluasi saja

sesuai dengan program atau kebijakan.

2.1.8 Partai Politik

Berikut beberapa definisi partai politik menurut para ahli

beragam. Neumann (dalam Budiardjo 2008: 160) mendefinisikan

partai politik sebagai berikut:

“A political party is the articulate organization of society’s active

political agents, those who are concerned with the control of

government power who compete for popular support with another

group or groups holding divergent views”(Partai politik adalah

organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk

menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat

Page 63: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

46

atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongan-

golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda)

Berbeda dengan Neuman, Soultau (dalam Budiardjo 2008:

160) mendefinisikan partai politik sebagai berikut: “A group of

citizenz more or les organized. Who act as a political unit and who,

by use of their voting power, aim to control the government and

carry out their general policies” (Partai politik adalah sekelompok

warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak

sebagai suatu kesatuan politik dan yang -dengan memanfaatkan

kekuasaannya untuk memilih- bertujuan untuk menguasai

pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka).

Selain itu definsi Partai Politik menurut Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2008 yaitu:

Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan

dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara

sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

Adapun tujuan khusus Partai Politik menurut Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2008 antara lain:

1. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat

dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan

pemerintahan;

2. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan

Page 64: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

47

3. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Selain itu Partai Politik menurut Undang-Undang Nomor 2

Tahun 2008 Pasal 11 mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar

menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan

kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara;

2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;

3. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik

masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan

negara;

4. Partisipasi politik warga negara; dan

5. Rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik

melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan

kesetaraan dan keadilan gender.

Berbeda dengan fungsi partai politik yang telah dibahas di

atas, Budiardjo (2008: 163) menjabarkan fungsi partai politik

sebagai berikut:

1. Partai sebagai sarana komunikasi politik

Partai mempunyai tugas menyalurkan aneka ragam

pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya

sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam

masyarakat berkurang. Selain itu juga memperbincangkan

dan menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan-

kebijaksanaan pemerintah.

2. Partai sebagai sarana sosialisasi politik

Dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai

proses melalui nama seseorang memperoleh sikap dan

orientasi terhadap fenomena politik yang umumnya berlaku

dalam masyarakat dimana ia berada. Proses sosialisasi

politik diselenggarakan melalui ceramah-ceramah

penerangan, kursus kader, kursus panataran dan lain

sebagainya.

3. Partai sebagai sarana rekruitmen politik

Page 65: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

48

Partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang

berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai

anggota politik (political recruitment). Dengan demikian

partai poltik turut memperluas partisipasi politik. Caranya

melalui kontak pribadi, persuasi dan lain sebagainya.

Diusahakan untuk menarik golongan muda untuk dididik

menjadi kader yang di masa mendatang akan menggantikan

pemimpin lama (selection of leadership).

4. Partai sebagai saran pengatur konflik

Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan

pendapat dalam masyarakat merupakan hal yang wajar. Jika

sampai koflik terjadi maka partai politik berusaha

mengatasinya.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

partai politik merupakan organisasi yang dibentuk oleh sekelompok

secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk

memperjuangkan dan membela kepentingan politik dalam

memperoleh kekuasaan.

2.1.9 Akuntabilitas dan Transparansi

2.1.9.1 Akuntabilitas

Ndraha (2003: 85), berpendapat tentang akuntabilitas

bahwa konsep akuntabilitas berawal dari konsep

pertanggungjawaban, konsep pertanggungjawaban dapat

dijelaskan dari adanya wewenang. Wewenang dalam hal ini

adalah seseorang atau badan yang memiliki kekuasaan yang

sah.

Pakar lain berpendapat, Budiardjo (2008: 78)

mendefinisikan akuntabilitas sebagai:

Page 66: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

49

Pertanggungjawaban pihak yang diberi kuasa mandat

untuk memerintah kepada yang memberi mereka

mandat. Akuntabilitas bermakna pertanggungjawaban

dengan menciptakan pengawasan melalui distribusi

kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehigga

mengurangi penumpukan kekuasaan sekaligus

memciptakan kondisi saling mengawasi.

Sedangkan menurut The Oxford Advance Laerner’s

Disctionary (dalam Lembaga Administrasi Negara, 2000: 43),

akuntabilitas diartikan sebagai “required or excpected to give

an explanation for one’s action” (akuntabilitas diperlukan atau

diharapkan untuk memberikan penjelasan atas apa yang telah

dilakukan). Berbeda dengan penjelasan di atas, Finner (dalam

Andrianto 2007: 23), menjelaskan bahwa:

Akuntabilitas sebagai konsep yang berkenaan dengan

standar eksternal yang menentukan kebenaran suatu

tindakan birokrasi. Pengendalian dari luar (external

control) menjadi sumber akuntabilitas yang memotivasi

dan mendorong aparatur untuk kerja keras. Masyarakat

luas sebagai penilaian objektif yang akan menentukan

accountable atau tidaknya sebuah birokrasi.

Jenis akuntabilitas menurut Rahadrjo (2011: 78), yaitu:

a. Akuntabilitas internal seseorang, yaitu akuntabilitas

merupakan pertanggungjawaban orang tersebut kepada

Tuhannya. Akuntabilitas ini sulit diukur karena tidak

adanya ukuran yang jelas dan diterima oleh semua

orang;

b. Akuntabilitas eksternal seseorang, yaitu akuntabilitas

orang tersebut kepada lingkungannya, baik lingkungan

formal (atas-bawah) maupun lingkungan masyarakat.

Page 67: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

50

Darwin (dalam Widodo 2001: 148) membedakan

konsep pertanggungjawaban menjadi tiga yaitu:

1. Akuntabilitas (accountability)

Merupakan suatu istilah yang pada awalnya diterapkan

untuk mengukur apakah dana publik telah digunakan

secara tepat untuk tujuan di mana dana publik tadi

ditetapkan dan digunakan secara legal. Dalam

perkembangannya akuntabilitas digunakan juga oleh

pemerintah untuk menlihat akuntabilitas efisiensi

ekonomi program. Berusaha untuk mencari dan

menemukan apakah ada penyimpangan staf atau tidak,

tidak efisien atau tidak prosedur yang dipergunakan.

Akuntabilitas merujuk pada institusi tentang “check

and balance” dalam sistem administrasi.

2. Responsibilitas (responsibility)

Merupakan konsep yang berkenaan dengan standar

profesional dan kompetensi teknis yang dimiliki

administrator (birokrasi publik) dalam menjalankan

tugasnya. Administrasi negara dinilai responsibel

apabila pelakunya memiliki standard profesionalisme

atau kompetensi teknis yang tinggi.

2. Responsivitas (responsiveness)

Merupakan pertanggungjawaban dari sisi yang

menerima pelayanan (masyarakat). Seberapa juah

meraka melihat administrasi negara (birokrasi publik)

bersikap tanggap yang lebih tinggi terhadap apa yan

menjadi permasalahan, kebutuhan, keluhan dan aspirasi

masyarakat.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan

pertanggunjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja

atas tindakan seseorang atau badan hukum/pimpinan suatu

organisasi kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan

untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.

Page 68: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

51

2.1.9.2 Transparansi

Dikutip dari Buku Pedoman Penguatan Program

Pembangunan Daerah (2002: 18), transparansi adalah

Prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang

penyelenggaraan pemerintahan, yakni informasi

tentang kebijakan proses pembuatan dan

pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai

Sedangkan menurut Mardiasmo (2004: 30),

berpendapat bahwa:

Makna transparansi berarti keterbukaan (opennsess)

pemerintah dalam memberikan informasi yang

berkaitan dengan aktiviatas pengelolaan sumber daya

publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan

informasi. Pemerintah berkewajiban memberikan

informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan

digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-

pihak yang berkepentingan.

Difinisi tentang transparansi lainnya dikemukakan oleh

Rahman (2000: 151), yang mendefiniskan tranparansi sebagai

berikut:

Transparansi adalah adanya kebijakan terbuka dari

pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan

informasi adalah informasi mengenai setiap aspek

kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik.

Keterbukaan informasi diharapkan akan menghasilkan

persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan

dibuat berdasarkan preferensi publik.

Dari definisi transparansi di atas, dapat disimpulkan

bahwa transparansi merupakan komitmen yang dimiliki oleh

Page 69: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

52

individu atau lembaga untuk senantiasa melakukan

keterbukaan informasi sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban kepada publik.

2.1.10 Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009

Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai

Politik mengakomodasi beberapa paradigma baru seiring dengan

menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia melalui sejumlah

pembaruan yang mengarah pada penguatan sistem dan

kelembagaan Partai Politik serta transparansi dan akuntabilitas

pengelolaan keuangan Partai Politik. Sebagai tindak lanjut

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 telah ditetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan

kapada Partai Politik. Berdasarkan ketentuan tersebut Partai Politik

berhak memperoleh bantuan keuangan dari APBN/APBD, yang

diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang

mendapatkan kursi di DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD

Kabupaten/Kota yang perhitungannya berdasarkan jumlah

perolehan suara.

Tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008

dan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 pada tingkat

Kabupaten/Kota khususnya Kabupaten Serang menerbitkan

Page 70: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

53

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009

Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang. Karena ini juga merupakan amanat dari undang-undang,

maka kebijakan ini pun menjadi prioritas dari APBD Kabupaten

Serang.

Partai Politik berkewajiban menyampaikan laporan

pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan dari

APBN/APBD kepada Pemerintah setelah diperiksa oleh Badan

Pemeriksa Keuangan. Bantuan keuangan kepada Partai Politik

dialokasikan sebagai dana penunjang kegiatan Partai Politik untuk

pelaksanaan pendidikan politik dan operasional sekertariat Partai

Politik. Hal ini dimaksudkan dalam rangka penguatan kelembagaan

Partai Politik sebagai sarana pendidikan politik bagi anggota dan

masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar

akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu yang pertama yaitu dari M. Rara Arizona

S. mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang membahas mengenai Evaluasi Pelaksanaan Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Kabupaten Serang Tahun 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberdayakan masyarakat

Page 71: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

54

berpengahasilan rendah (MBR) agar mampu membangun dan

meningkatkan kualitas rumah secara swadaya sehingga dapat menghuni

rumah yang layak dalam lingkungan sehat dan aman. Penelitian ini

menggunakan teori kriteria evaluasi kebijakan yang dikemukakan oleh

William N. Dunn yaitu: Efektivitas, Efisiensi, Kecukupan, Perataan,

Responsivitas, dan Ketapatan.

Penelitian terdahulu kedua yaitu dari George Towar Ikbal

Tawakkal mahasiswa Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

yang membahas mengenai Peran Partai Politik dalam Mobilitas Mobilisasi

Pemilih (Studi kegagalan Parpol pada Pemilu legislatif di Kabupaten

Demak 2009)

Perbandingan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini atas nama

Damar Aji Nusantara dengan judul Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang. Hampir menyamai dengan penelitian yang

dilakukan oleh M. Rara Azrizona S yaitu mengenai bantuan dari

pemerintah, dan George Towar Ikbal Tawakkal yaitu mengenai partai

politik namun ada beberapa perbedaan diantaranya:

a. Pada penelitian terdahulu M. Rara Azrizona S tujuan dan sasaran

kebijakan adalah kepada masyarakat, sedangkan pada penelitian

saat ini tujuan dan sasaran kebijakan adalah kepada Partai Politik.

b. Pada penelitian terdahulu George Towar Ikbal Tawakkal

mempermasalahkan tentang strategi partai politik dalam

Page 72: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

55

mendorong partisipasi pemilih pada Pemilu legislatif, sedangkan

peneliti saat ini lebih kepada pemanfaatan bantuan keuangan dari

pemerintah kepada partai politik untuk pendidikan politik dan

operasional partai politik.

c. Pada penelitian terdahulu George Towar Ikbal Tawakkal

menitikberatkan pada teori peran dan mobisisasi, sedangkan pada

penelitian saat ini memfokuskan pada evaluasi kebijakan dengan

menggunakan model evaluasi Karl Luwig von Bertaalanffy.

d. Pada penelitian terdahulu M. Rara Azrizona S, kriteria evaluasi

yang digunakan menggunakan teori yang umum banyak digunakan

oleh semua penelitian yaitu teori kriteria evaluasi dari William N.

Dunn. Sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan teori

kriteria evaluasi dari Karl Luwig von Bertaalanffy.

Dari identifikasi yang dijelaskan di atas, maka dapat dikatakan

bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini jauh lebih menarik

dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Pada kajian ilmu

administrasi negara umumnya yang dilakukan menitik beratkan pada

bidang sosial saja, namun pada penelitian ini peneliti melakukan

pengembangan kepada bidang politik, menyangkutkan antara kebijakan

dengan kegiatan politik. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini

bukan saja meneliti tentang dampak kebijakan, melainkan tentang proses

Page 73: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

56

dari pelaksanaan kebijakan serta dampak yang dirasakan dari kebijakan,

baik oleh kader partai politik maupun masyarakat umum lainnya.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap

gejala yang menjadi objek permasalahan. Menurut Sugiyono (2014: 60)

mendefinisikan kerangka berfikir adalah “sintesa hubungan antara variabel

yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan”, Dengan

adanya kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun pembaca dari penelitian

ini akan mudah memahami dan mengetahui tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian.

Dalam hal ini peneliti mencoba mengungkapkan yang seringkali

terlupakan pada setiap proses yang terjadi yaitu adanya tahapan evaluasi,

dan peneliti mencoba menggunakan pendekatan teori evaluasi Karl Luwig

von Bertaalanffy. Untuk mengetahui bagaimana alur berfikir peneliti

dalam menjelaskan permasalahan penelitian, maka dibutlah kerangka

berfikir sebagai berikut:

Page 74: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

57

Gambar 2.2

Skema Kerangka Pemikiran

(Sumber: Peneliti, 2016)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 12

TAHUN 2009 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA

PARTAI POLITIK DI KABUPATEN SERANG

MASALAH:

1. Rumus dalam menentukan besaran bantuan kepada partai politik sulit dipahami

oleh nalar umum;

2. Tidak adanya lembaga yang mengawasi pelaksanaan dari Peraturan Daerah,

terutama pada proses pelaksanaan Perda tersebut;

3. Akuntabilitas dan transparansi yang dilakukan oleh partai politik belum

optimal;

4. Masyarakat belum merasakan secara jelas manfaat bantuan keuangan kepada

partai politik dari pemerintah.

Indikator Evaluasi Kebijakan menurut Bertaalanffy:

Masukan (Imput); Proses (Process); Keluaran (Output);

Akibat (Outcome); Pengaruh (Impact).

TUJUAN:

1. Kebijakan ini dapat digunakan sebagai penunjang pendidikan politik dan

operasional sekretariat partai politik. Sehingga nantinya baik kader maupun

masyarakat dapat merasakan manfaat dari kebijakan ini.

2. Mendorong partai politik untuk melakukan akuntabilitas dan transparansi setiap

kegiatan partai politik.

FEEDBACK

Indikator yang digunakan:

1. Proses (Process);

2. Pengaruh (Impact).

Page 75: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

58

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan argumentasi awal yang dibuat oleh

peneliti berdasarkan hasil observasi awal. Penelitian ini memfokuskan diri

pada Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009

tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengatahui sejauhmana pelaksanaan

dari kebijakan tersebut apakah sudah sesuai dengan regulasi yang ada atau

belum, serta bagaimana dampak dan manfaat yang didapatkan dari

kebijakan tersebut baik untuk kader partai politik maupun masyarakat

umum. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, sesuai

dengan identifikasi masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, peneliti

berasumsi pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang belum berjalan secara optimal pada proses pelaksanaan

dan dampak atau manfaat dari kebijakan tersebut.

Page 76: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 2) berpendapat bahwa “Metode penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dengan kegunaan tertentu.” Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat

kata kunci yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah seperti

yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan menggunakan kaidah-kaidah

keilmuan. Kaidah keilmuan memiliki ciri-ciri diantaranya yaitu rasional (cara

yang digunakan masuk akal), empiris (dapat diamati oleh manusia), dan

sistematis (memiliki tahapan-tahapan). Metode penelitian yang digunakan

pada saat peneliti melakukan penelitian lapangan tergantung pada kondisi dan

objek penelitian.

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong

(dalam Fuad dan Nugroho 2014: 77), metode kualitatif deskriptif digunakan

sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data deskriptif, yaitu data

yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.

Dengan demikian, laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data dalam

menyajikan laporan, dimana laporan tersebut berasal dari hasil wawancara,

catatan lapangan, foto dan dokumen lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Page 77: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

60

Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi & Suwandi, 2008: 1) yang menyatakan

penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut

penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan

perhitungan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam

kondisi yang alamiah atau natural setting, Peneliti mengumpulkan data

berdasarkan observasi yang wajar. Dalam melakukan penelitiannya, peneliti

merupakan alat utama dalam pengumpulan data karena peneliti yang

langsung terjun kelapangan mencari data dengan wawancara secara

mendalam. Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti. Orang

yang diteliti dipandang sebagai partisipan, konsultan atau kolega peneliti

dalam menangani kegiatan penelitiannya. Penelitian kualitatif mengutamakan

perspektif emik, artinya mementingkan pandangan responden tentang

bagaimana ia memandang dan menafsirkan dunia dari segi pendiriannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu berusaha

mendapatkan informasi yang selengkap mungkin mengenai “Evaluasi

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan

Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang”. Informasi yang digali

lewat wawancara mendalam terhadap informan. Dari observasi diharapkan

mampu menggali permasalahan yang ada di dalam pelaksanaan Peraturan

Page 78: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

61

Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

kepada Partai Politik di Kabupaten Serang.

3.2 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang dibahas

pada Bab I sebelumnya, peneliti membatasi ruang lingkup dan fokus

penelitian hanya pada Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti sebagai locus penelitian

yaitu Kabupaten Serang. Kabupaten Serang dipilih sebagai lokasi penelitian

saat ini karena Perda Kabupaten Serang No. 12 Tahun 2009 merupakan

produk kebijakan dari pemerintah Kabupaten Serang dalam upaya membantu

keuangan kepada partai politik di Kabupaten Serang. Sebelum Kota Serang

berdiri pada tahun 2010, Kabupaten Serang merupakan ibu kota Propinsi

Banten dan menjadi barometer politik, ekonomi, sosial dan budaya bagi

kabupaten/kota lainnya di Propinsi Banten. Peneliti tidak menjadikan Kota

Serang sebagai locus penelitian karena Kota Serang merupakan ibu kota

Propinsi Banten yang belum lama berdiri, sehingga dari anggaran dan

pengalaman pemerintahan belum begitu matang seperti Kabupaten Serang.

Page 79: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

62

3.4 Variabel Penelitian/Fenomena yang diamati

Variabel penelitian mengenai “Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang” didefinisikan sebagai berikut:

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konsep dalam hal ini gunak untuk menegaskan

konsep-konsep yang digunakan oleh peneliti supaya tidak menjadi

perbedaan penafsiran antara penulis dengan pembaca. Konsep yang

digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Evaluasi kebijakan

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara tujuan

dan sasaran dengan pencapaian target, selain itu untuk

memperoleh hasil (outcome) yang sebaik-baiknya dengan jalan

dan cara yang seefisien mungkin dalam perkembangan

masyarakat.

2. Partai Politik

Partai politik merupakan organisasi yang dibentuk oleh

sekelompok secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan

cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan

politik dalam memperoleh kekuasaan.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau objek

penelitian dalam rincian yang terukur berdasarkan indikator

Page 80: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

63

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator

Evaluasi Sistem Analisis dari Karl Luwig von Bertaalanffy. Berikut

penjelasan lebih lanjut mengenai Model Evaluasi Sistem Analisis

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Model Evaluasi Sistem Analisis

Dari Bertaalanffy

No Indikator Penjelasan

1. Proses Memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering

menyediakan informasi mengenai kemungkinan program

diperbaiki. Evaluasi ini merupakan evaluasi yang formatif

yang berupaya mencari jawaban atas pertanyaan sebagai

berikut: Apakah standar prosedur operasi perlu diubah?

Apakah proses kebijakan atau program mencapai tujuannya?

Apakah semua faktor masukan dan proses berhasil bersinergi

dan menghasilkan nilai tambah yang diharapkan? Evaluasi

proses merupakan katalis untuk pembelajaran dan

pertumbuhan yang berkelanjutan

2. Pengaruh Menilai perubahan yang terjadi terhadap klien atau para

pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang

dilakukan kebijakan atau program. Evaluasi ini mengukur

pengaruh program sebagai hasil program dalam jangka

panjang.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri (human instrument). Oleh karena itu

peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti siap

melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.

Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri

seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan

wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki

Page 81: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

64

lapangan Sugiyono (2014:59). Jadi, peneliti mempunyai peran yang sangat

penting dalam penentuan sukses atau tidaknya suatu penelitian dengan

kesiapan peneliti dalam terjun langsung ke lapangan.

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer

dan data sekunder. Menurut Lofland dan Lofland (dalam basrowi dan

Suwandi 2008:169), sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata dan tindakan. Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a. Data primer

Data primer adalah data yang diambil langsung (tanpa ada perantara)

dari sumbernya. Sumber ini dapat berupa berita, situs, dan atau

manusia. Seorang peneliti bisa mendapatkan data-data primer

dengan cara menyebarkan kuisioner, melakukan wawancara

mendalam, atau melakukan pengamatan langsung terhadap suatu

aktivitas masyarakat. Seperti data lain pada umumnya, data primer

bisa berkualitas baik atau buruk. Bila peneliti kurang teliti atau salah

langkah dalam pengumpulan data-data primer ini, maka hasilnya

pasti berupa data-data yang buruk meskipun data tersebut data

primer. Karena itu peneliti tidak boleh berasumsi bahwa data primer

selalu lebih baik daripada data sekunder.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbernya. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-

Page 82: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

65

dokumen, seperti laporan, karya tulis, koran, majalah, dan

sebagainya. Misalnya saja jika seseorang mendapatkan informasi

dari “orang lain” tentang suatu objek yang ingin diteliti. Maka, orang

lain inilah yang mendapatkan data primernya, tetapi apabila orang

lain ini bercerita kepada peneliti maka peneliti dianggap

mendapatkan data sekunder.

3.6 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang memberikan sejumlah

informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian.

Seorang informan yang baik adalah informan yang mempu menangkap,

memahami, dan memenuhi permintaaan peneliti, memilki kemampuan

reflektif, bersifat artikulatif, meluangkan waktu untuk berwawancara, dan

bersemangat untuk berperan serta dalam penelitian yang dilakukan oleh

peneliti. Pada penentuan informan dalam penelitian kualitatif adalah

bagaimana informan kunci (Key Informan) didapatkan dalam situasi yang

sesuai dengan fokus penelitian. Sedangkan, pemilihan informan kedua

(Secondary Selection) berfungsi sebagai cara alternatif bagi peneliti yang

tidak dapat menentukan partisipan secara langsung. Sumber informan dalam

penelitian ini adalah:

Page 83: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

66

Tabel 3.2

Deskripsi Informan

No. Jabatan Kode

Informan

Keterangan

1. Kasubag Kesatuan

Bangsa dan Bina

Perangkat Kecamatan

Setda Kab. Serang

I1 Key Informan

2. Kabag Hukum Setda

Kab.Serang

I2 Key Informan

3. Sekertaris Partai Politik I3, I4, I5, I6, I7,

I8, I9, I10, I11,

I12, I13

Key Informan

4. Mantan Ketua Kamar

Dagang dan Industri

(Kadin) Kabupaten

Serang

I14 Secondary

Informan

5. Ulama/Kyai di

Kabupaten Serang

I15 Secondary

Informan

6. Anggota DPRD

Kabupaten Serang

I16 Secondary

Informan

Sumber: Peneliti (2016)

Adapun dalam penentuan informan menurut Sugiyono (dalam Fuad &

Nugroho 2012: 83) ada dua teknik yaitu teknik Purposive sampling (sampel

bertujuan) dan teknik Snowball sampling (sampel yang mula-mula kecil

kemudian membesar. Purposive sampling yaitu informan-informan yang

peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut peneliti memiliki

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, kerena mereka (informan)

dalam kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang sedang

peneliti teliti. Sedangkan Snowball sampling yaitu teknik pengambilan

sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi

besar. Hal ini dilakukan karena jumlah sumber data yang sedikit belum

mampu memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan

Page 84: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

67

sebagai sumber data. Akan berhenti mencari sumber data apabila sudah

mencapai titik jenuh, artinya sudah tidak variasi jawaban dari informan. pada

penelitian ini peneliti menggunakan teknik Purposive sampling dengan

pertimbangan bahwa orang yang dijadikan informan penelitian merupakan

orang yang mengetahui tentang Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengumpulan/pengolahan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan Sugiyono (2014: 63).

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber

data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dengan analisis dokumen, observasi, dan wawancara. Untuk

mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau

teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan

lancar.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah

sebagai berikut.

Page 85: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

68

1. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara

pewancara dan informan. Menurut Sugiyono (2014: 138-141),

wawancara dibagi ke dalam dua bentuk yaitu:

1. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan

diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun

telah dipersiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap

responden diberikan pertanyaan yang sama, dan pengumpul

data mencatatnya.

2. Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di

mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka sering

digunakan dalam penelitian yang lebih mendalam tentang

responden.

Page 86: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

69

Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terstrukutur dipergunakan untuk mengadakan

komunikasi dengan pihak-pihak terkait penelitian, dalam rangka

memperoleh informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam

observasi. Pada penelitian Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang, peneliti akan melakukan wawancara

kepada informan yang terkait dengan kebijakan tersebut dengan

berpedoman pada indikator evaluasi yang digunakan, bentuk

pernyataan akan lebih meluas dan bebas (tidak terstruktur) tanpa

keluar dari indikator evaluasi yang telah ditentukan. Hal tersebut

dilakukan peneliti guna menemukan jawaban dari permasalahan yang

ada dan tidak menutup kemungkinan permalahasan yang sudah

diidentifikasi sebelumnya akan bertambah. Wawancara yang

dilakukan akan dibantu oleh alat rekam pada handphone sebagai

bentuk dari dokumentasi wawancara yang dilakukan. Adapun

pedoman wawancara pada penelitian Evaluasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang, yaitu sebagai berikut:

Page 87: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

70

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Penelitian

Indikator Pertanyaan Informan

Proses Apakah proses kebijakan telah sesuai

dengan regulasi/ petunjuk teknis yang

ada?

I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10,

I11, I12, I13

Adakah hambatan dalam pelaksanaan

kebijakan tersebut?

I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10,

I11, I12, I13

Apakah partai politik telah akuntabel

dan transparan kepada pemerintah

dalam melaporkan kegiatan partai

politik kepada pemerintah Kabupaten

Serang, kader partai politik dan

masyarakat?

I1, I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10,

I11, I12, I13, I14, I15

Bagaimana bentuk pendidikan politik

yang dilakukan oleh Partai Politik?

I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10, I11,

I12, I13

Pengaruh Apakah masyarakat mendapatkan

manfaat dari kebijakan tersebut?

I14, I15

Apakah kabijakan tersebut dapat

mendorong masyarakat untuk menjadi

kader partai politik?

I14, I15

Seperti apa bentuk kasadaran dan

partisipasi politik masyarakat

Kabupaten Serang?

I14, I15

Apakah bantuan keuangan yang

diberikan dapat memenuhi kebutuhan

Partai Politik?

I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10, I11,

I12, I13

Apakah bantuan keuangan yang

diberikan telah dipergunakan 60%

untuk pendidikan politik?

I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10, I11,

I12, I13

Sumber : Peneliti (2016)

2. Observasi

Observasi menurut Burn (dalam Basrowi & Suwandi 2008:

226) merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan

merefleksikan secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi

sumber penelitian. Menurut Faisal (dalam Sugiyono 2009: 64),

Page 88: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

71

observasi diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu observasi

berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-

terangan dan tersamar (overt observation and covert observation), dan

observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Stainback

(dalam Sugiyono 2009: 65) membagi observasi berpartisipasi menjadi

empat golongan, antara lain:

1. Partisipasi pasif (passive participation)

Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang

yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut.

2. Partisipasi moderat (moderate participation)

Dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti

menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam

mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam

beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

3. Partisipasi aktif (active participation)

Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang

dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya

lengkap.

4. Partisipasi lengkap (complete participation)

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti sudah

terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber

data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat

melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan

peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang

diteliti.

Pada penelitian saat ini, teknik observasi partisipatif yang

dipakai ialah observasi partisipasi pasif. Peneliti hanya sebagai

pengamat saja tanpa menjadi anggota resmi organisasi pelaksana

maupun objek kebijakan yang diteliti. Peneliti melakukan observasi

dengan melakukan wawancara kapada kader partai politik, masyarakat

dan pemerintah Kabupaten Serang guna mengEvaluasi Peraturan

Page 89: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

72

Daerah Kabupaten Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan

Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang. Observasi yang

dilakukan peneliti dengan mendatangi kantor pemerintah Kabupaten

Serang dan sekertariat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai politik

di Kabupaten Serang.

3. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen. Dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang

berbentuk tulisan misalnya catatan-catatan, peraturan, kebijakan,

laporan-laporan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Studi dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif, Sugiyono (2014: 240).

Pada penelitian Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

di Kabupaten Serang dokumentasi yang dilakukan dengan

menggunakan tulisan catatan wawancara, foto yang menggunakan

handphone, serta arsip lainnya yang bersumber dari dinas, partai

politik dan media, baik media cetak maupun media elektronik.

Page 90: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

73

3.7.2 Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bodgan (dalam Sugiyono 2014: 244)

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga

dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain. Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data, mengorganisasikan

data, memilih-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan

kepada orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif yang selanjutnya

dikembangkan menjadi suatu hipotesis kemudian selanjutnya dicarikan

kembali berulang-ulang sehingga menghasilkan keputusan apakah hipotesis

tersebut bisa diterima dan jika iya maka hipotesis tersebut berkembang

menjadi teori.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh,

kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari

wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya

aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam

penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, Miles dan Huberman

(dalam Sugiyono 2009: 92-99), seperti pada gambar dibawah ini:

Page 91: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

74

Gambar 3.1

Analisis Data Model Interaktif

Sumber : Sugiyono (2009: 92)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas sehingga mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data dan mencarinya bila perlu.

Dalam penelitian ini reduksi data akan dilakukan untuk memudahkan

proses analisis dengan menggunakan teknik analisis tematik. Menurut

Boyatzis (dalam Poerwandari 2009: 173), analisis tematik adalah

proses yang dapat digunakan dalam hampir semua metode kualitatif,

dan memungkinkan penerjemahan gejala/informasi kualitatif menjadi

data kualitatif seperlu kebutuhan peneliti. Analisis tematik merupakan

proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema,

model tema atau indikator yang kompleks, kualitatif yang biasanya

terkait dengan tema itu , atau hal-hal diantara atau gabungan dari yang

telah disebutkan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan kausal dengan kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan

penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.

3. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi (Conclusion: Drawing/ Verifying)

Data

Collection

Data Display

Conclusion:

Drawing/ Verifying

Data Reduction/

Analisis Tematik

Page 92: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

75

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas , dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

3.7.3 Uji Keabsahan Data

Dalam munguji kebsahan data yaitu pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut. Pada penelitian ini, peneliti

dalam menguji keabsahan hasil penelitian menggunakan teknik triangulasi

sumber dan member check.

Teknik triangulasi data menurut Patton (dalam Sutopo 2006: 92) dapat

disebut juga dengan triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti di

dalam mengumpulkan data menggunakan berbagai sumber yang ada, seperti

hasil wawancara dengan informan, observasi, data dokumen atau aktivitas

yang dilakukan. Pada penelitian Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang

No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang, triangulasi data yang dilakukan dengan melakukan

perbandingan informasi di antara tiga sumber yaitu: pemerintah Kabupaten

Serang, partai politik dan masyarakat Kabupaten Serang.

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kapada pemberi data. Tujuan dari melakukan member check yaitu untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data/informan. Apabila data tersebut disepakati oleh

pemberi data/informan maka data tersebut dapat dikatakan valid dan

Page 93: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

76

kredibel/dipercaya. Pada penelitian Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

di Kabupaten Serang, member check yang dilakukan dengan mengkonfirmasi

hasil wawancara dan kemudian ditandangani oleh para informan.

3.8 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk meneliti Evaluasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada

Partai Politik di Kabupaten Serang. Waktu penelitiannya dimulai dari bulan

Maret sampai Oktober Tahun 2016.

Page 94: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

77

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan

Februari – Oktober 2016

Februari Maret April-

September

Oktober

Minggu Ke -

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi awal

2. Penyusunan

proposal

3. Bimbingan dan

perbaikan

proposal

4. Seminar

Proposal

5. Perbaikan

proposal

6. Proses pencarian

dan pengolahan

data di lapangan

7. Penyusunan

laporan

penelitian dan

bimbingan

8. Sidang skripsi

Sumber: Peneliti (2016)

Page 95: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Deskripsi objek penelitian menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian, struktur organisasi dari populasi/sampel yang telah

ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Pada

penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul Evaluasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang akan dipaparkan sebagai berikut:

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Serang

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Serang, 2016

Page 96: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

79

Secara geografis wilayah Kabupaten Serang berada di sentral Provinsi

Banten yang berbatasan di sebelah Utara dengan Laut Jawa, Kota Cilegon

dan Kota Serang. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang.

Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Kabupaten

Pandeglang, sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kota Cilegon dan

Selat Sunda. Letak geografis yang demikian merupakan keuntungan bagi

Kabupaten Serang. Kabupaten Serang merupakan pintu gerbang atau transit

perhubungan darat antar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Selain itu dengan

posisinya yang hanya berjarak ±70 km dari Provinsi DKI Jakarta menjadi

Kabupaten Serang sebagai salah satu daerah penyangga Ibukota Negara.

(Kabupaten Serang Dalam Angka, 2016)

Secara topografi, Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran

rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 hingga 1.778 m di atas

permukaan laut. Sebagian dataran rendah memiliki ketinggian kurang dari

500 m, sementara dataran tinggi berupa rangkaian pegunungan yang terdapat

di perbatasan dengan Kabupaten Pandeglang.

Wilayah Kabupaten Serang beriklim tropis dengan curah hujan dan

hari hujan banyak hampir disepanjang tahun. Curah hujan dalam sebulan rata-

rata 8 mm dan lama hujan 15 hari. Suhu berkisar antara 23,6oC – 32,2

oC dan

kelembaban relatif sebesar 81 %. Sekitar 75 % dari luas wilayah keseluruhan

Kabupaten Serang digunakan untuk lahan di sektor pertanian, hortikultura,

perkebunan, dan perikanan.

Page 97: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

80

Wilayah administrasi Kabupaten Serang terdiri dari 29 kecamatan dan

keseluruhan terbagi menjadi 326 desa dengan pembagian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Banyaknya Desa, Rukun Warga dan Rukun Tetangga

Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang

No Kecamatan Desa Rukun

Warga

Rukun

Tetangga

1. Cinangka 14 83 284

2. Padarincang 14 78 280

3. Ciomas 11 52 149

4. Pabuaran 8 45 156

5. Gunungsari 7 22 87

6. Baros 14 77 225

7. Petir 15 55 242

8. Tunjung Teja 9 41 187

9. Cikeusal 17 92 270

10. Pamarayan 10 42 187

11. Bandung 8 33 139

12. Jawilan 9 45 185

13. Kopo 10 45 166

14. Cikande 13 67 320

15. Kibin 9 32 149

16. Kragilan 12 59 218

17. Waringinkurung 11 48 150

18. Mancak 14 50 209

19. Anyar 12 60 223

20. Bojonegara 11 67 144

21. Pulo Ampel 9 45 131

22. Kramatwatu 15 74 278

23. Ciruas 15 59 186

24. Pontang 11 35 131

25. Lebak Wangi 10 32 137

26. Carenang 8 37 197

27. Binuang 7 30 101

28. Tirtayasa 14 43 134

29. Tanara 9 30 108

Jumlah 326 1.478 5.373

Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka, 2016

Page 98: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

81

Kabupaten Serang memiliki luas wilayah sebesar 1.467,35 Km2

dengan pembagian luas sebagai berikut:

Tabel 4.2

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Serang

No Kecamatan Luas

Km2

%

1. Cinangka 111,47 7,60

2. Padarincang 99,12 6,76

3. Ciomas 48,53 3,31

4. Pabuaran 79,14 5,39

5. Gunungsari 48,60 3,31

6. Baros 44,07 3,00

7. Petir 46,94 3,20

8. Tunjung Teja 39,52 2,69

9. Cikeusal 88,25 6,01

10. Pamarayan 41,92 2,86

11. Bandung 25,18 1,72

12. Jawilan 38,95 2,65

13. Kopo 44,69 3,05

14. Cikande 50,53 3,44

15. Kibin 33,51 2,28

16. Kragilan 36,33 2,97

17. Waringinkurung 51,29 3,50

18. Mancak 74,03 5,05

19. Anyar 56,81 3,87

20. Bojonegara 30,30 2,06

21. Pulo Ampel 32,56 2,22

22. Kramatwatu 48,59 3,31

23. Ciruas 34,49 2,34

24. Pontang 58,09 3,74

25. Lebak Wangi 31,71 2,16

26. Carenang 32,80 2,10

27. Binuang 26,17 1,78

28. Tirtayasa 64,46 4,39

29. Tanara 49,30 3,36

Total Luas Wilayah Kabupaten

Serang

1467,35 100,00

Sumber: Kabupaten Serang Serang Dalam Angka, 2016

Page 99: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

82

Luas wilayah Kabupaten Serang yang luas tersebut dihuni oleh

1.474.301 jiwa yang tersebar dari 29 kecamatan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Serang

Tahun 2015

No Kecamatan Penduduk

Laki-laki

Perempuan Jumlah

1. Cinangka 29.110 26.926 56.036

2. Padarincang 33.111 31.370 64.481

3. Ciomas 20.087 18.903 38.990

4. Pabuaran 20.661 19.279 39.940

5. Gunungsari 10.552 9.791 20.343

6. Baros 28.170 25.732 53.902

7. Petir 26.495 26.196 52.691

8. Tunjung Teja 20.730 20.187 40.917

9. Cikeusal 34.164 34.016 68.180

10. Pamarayan 25.953 25.320 51.308

11. Bandung 16.345 15.751 32.096

12. Jawilan 28.311 26.807 55.118

13. Kopo 25.953 24.684 50.637

14. Cikande 49.183 47.328 96.511

15. Kibin 28.957 41.703 70.660

16. Kragilan 39.237 37.644 76.881

17. Waringinkurung 22.237 21.155 43.392

18. Mancak 23.565 21.917 45.477

19. Anyar 27.475 26.252 53.727

20. Bojonegara 22.309 21.333 43.642

21. Pulo Ampel 18.388 17.446 35.834

22. Kramatwatu 47.053 44.719 91.772

23. Ciruas 38.015 36.812 74.827

24. Pontang 21.169 19.385 40.554

25. Lebak Wangi 19.927 18.848 38.775

26. Carenang 17.885 16.403 34.288

27. Binuang 17.677 17.152 34.829

28. Tirtayasa 14.431 14.323 28.754

29. Tanara 20.623 19.116 39.739

Penduduk tahun 2015 747.808 726.493 1.474.301

Penduduk tahun 2014 742.298 720.796 1.463.094

Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka, 2016

Page 100: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

83

Dari data tersebut, menunjukkan bahwa Kabupaten Serang memiliki

jumlah penduduk cukup banyak dengan angka pertumbuhan penduduk yang

signifikan. Jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 1.474.301 jiwa yang

meningkat dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya sebesar 1.463.094

jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada di wilayah Kecamatan Cikande

dengan jumlah penduduk 96.511 jiwa dan untuk jumlah penduduk terkecil

berada di wilayah Kecamatan Gunungsari dengan jumlah penduduk 20.343

jiwa. Banyaknya jumlah penduduk di Kabupaten Serang akan mempengaruhi

besarnya jumlah penduduk yang mendapatkan hak pilihnya pada Pemilihan

Umum (Pemilu) baik legislatif maupun eksekutif. Penduduk yang telah

memiliki hak pilih akan terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dari

DPT di Kabupaten Serang tersebut kemudian dibagi menjadi 5 Daerah

Pemilihan (Dapil) yang tersebar sebagai berikut:

Page 101: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

84

Tabel 4.4

Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Kabupaten Serang Tahun 2015

Daerah

Pemilihan

(Dapil)

Kecamatan Jumlah Daftar

Pemilih Tetap

(DPT)

Jumlah DPT

per Dapil

Dapil 1

Ciruas 55.326

237.026

Pontang 34.513

Tirtayasa 36.090

Tanara 30.287

Carenang 26.732

Binuang 23.178

Lebak Wangi 30.900

Dapil 2

Kragilan 52.777

237.259

Cikande 72.123

Kibin 35.814

Kopo 37.337

Jawilan 39.208

Dapil 3

Petir 42.260

231.499

Tunjung Teja 32.097

Baros 39.583

Cikeusal 51.823

Pamarayan 42.105

Bandung 23.631

Dapil 4

Ciomas 29.995

230.168

Pabuaran 30.741

Padarincang 51.523

Anyar 39.270

Cinangka 44.776

Mancak 33.863

Dapil 5

Kramatwatu 69.927

177.704

Waringinkurung 31.635

Bojonegara 34.048

Pulo Ampel 26.253

Gunungsari 15.841

Jumlah DPT 1.113.656 1.113.656

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Serang, 2016

Dari data di atas, jumlah DPT Kabupaten Serang pada tahun 2015

sebanyak 1.113.656 jiwa dari 5 Dapil yang ada. Jumlah DPT terbesar berada

Page 102: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

85

di Daerah Pemilihan 2 yang meliputi Kecamatan Kragilan, Cikande, Kibin,

Kopo dan Jawilan sebanyak 237.259 jiwa. Jumlah DPT terkecil berada di

Daerah Pemilihan 5 yang meliputi Kecamatan Kramatwatu, Waringinkurung,

Bojonegara, Pulo Ampel, Gunungsari sebanyak 177.704 jiwa. Dari

banyaknya DPT yang dimiliki oleh Kabupaten Serang akan mempengaruhi

angka pemilih pada saat Pemilu legislatif dan eksekutif. Banyanya angka

pemilih pada saat Pemilu legislatif akan berpengaruh kapada jumlah bantuan

keuangan yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Serang, apabila partai

politik mendominasi sejumlah Dapil yang ada di Kabupaten Serang maka

partai politik tersebut akan menerima bantuan keuangan yang lebih besar

dibandingkan dengan partai politik lainnya.

4.1.2 Gambaran Umum Peraturan Daerah Kabupaten Serang

Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik

mengakomodasi beberapa paradigma baru seiring dengan menguatnya

konsolidasi demokrasi di Indonesia melalui sejumlah pembaruan yang

mengarah pada penguatan sistem dan kelembagaan Partai Politik serta

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Partai Politik. Sebagai

tindak lanjut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 telah ditetapkan

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan

kapada Partai Politik. Berdasarkan ketentuan tersebut Partai Politik berhak

memperoleh bantuan keuangan dari APBN/APBD, yang diberikan secara

Page 103: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

86

proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di DPR, DPRD

Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota yang perhitungannya berdasarkan

jumlah perolehan suara.

Tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 dan

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 pada tingkat Kabupaten/Kota

khususnya Kabupaten Serang menerbitkan Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang. Karena ini juga merupakan amanat dari undang-

undang, maka kebijakan ini pun menjadi prioritas dari APBD Kabupaten

Serang.

Partai Politik berkewajiban menyampaikan laporan

pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran keuangan dari

APBN/APBD kepada Pemerintah setelah diperiksa oleh Badan Pemeriksa

Keuangan. Bantuan keuangan kepada Partai Politik dialokasikan sebagai dana

penunjang kegiatan Partai Politik untuk pelaksanaan pendidikan politik dan

operasional sekertariat Partai Politik. Hal ini dimaksudkan dalam rangka

penguatan kelembagaan Partai Politik sebagai sarana pendidikan politik bagi

anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar

akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.

Page 104: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

87

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang

telah diperoleh peneliti dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh

peneliti selama proses penelitian berlangsung. Pada penelitian yang dilakukan

oleh peneliti saat ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif. Menurut Moleong (dalam Fuad dan Nugroho 2014: 77), metode

kualitatif deskriptif digunakan sebagai prosedur penelitian yang

mengahasilkan data deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-

kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian

ini berisi kutipan-kutipan data dalam menyajikan laporan, dimana laporan

tersebut berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto dan dokumen

lainnya. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh,

kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari

wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya

aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data.

Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa data yang

berhubungan tentang Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang, adapun data tersebut antara lain:

Page 105: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

88

1) Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi DPRD Kabupaten Serang

Pada hasil rekapitulasi perolehan kursi Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD) Kabupaten Serang pada periode 2009-2014 dengan periode

2014-2019 banyak perubahan yang signifikan, dapat kita lihat sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Rekapitulasi Perolehan Jumlah Kursi

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang

No. Nama Partai Politik Periode

2009-2014

Periode

2014-2019

1. Partai Golongan Karya 10 9

2. Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan

4 5

3. Partai Demokrat 7 4

4. Partai Keadilan Sejahtera 5 5

5. Partai Amanat Nasional 5 5

6. Partai Hati Nurani Rakyat 4 3

7. Partai Gerakan Indonesia Raya 4 6

8. Partai Persatuan Pembangunan 4 4

9. Partai Bintang Reformasi 3 -

10. Partai Bulan Bintang 2 1

11. Partai Keadilan dan Persatuan

Indonesia

1 -

12. Partai Nasional Benteng

Kerakyatan Indonesia

1 -

13. Partai Nasional Demokrat - 4

14. Partai Kebangkitan Bangsa - 4

Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang, 2016

Dari tabel tersebut, terdapat 3 (tiga) partai politik yang pada periode

2009-2014 memperoleh kursi akan tetapi pada periode 2014-2019 tidak

memperoleh kursi antara lain: Partai Bintang Reformasi, Partai Keadilan dan

Page 106: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

89

Persatuan Indonesia, Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia. Partai

Bintang Reformasi dan Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia tidak

memperoleh kursi dikarenakan pada Pemilu legislatif tahun 2014 tidak lolos

dalam tahapan verifikasi nasional partai politik peserta Pemilu, sedangkan

untuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia tidak menperoleh kursi karena

calon legislatif dari partai tersebut memperoleh suara lebih kecil dari calon

legislatif partai politik lainnya.

Perolehan kursi terbanyak masih dikuasai oleh Partai Golongan Karya

yang diikuti oleh partai lainnya seperti Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan dan lain-lain. Perolehan suara terbanyak ini,

menempatkan salah satu kader Partai Golongan Karya menjadi Ketua Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Serang selama dua periode.

2) Rekapitulasi Perolehan Suara Sah dan Perolehan Kursi di Kabupaten

Serang Pada Pemilu Tahun 2014

Kabupaten Serang pada Pemilu Legislatif tahun 2014 diikuti oleh 12

Partai Politik yang bersaing dalam 5 daerah pemilihan (Dapil). Hasil Pemilu

kemudian di rekapitulasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten

Serang sebagai berikut:

Page 107: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

90

Tabel 4.6

Rekapitulasi Perolehan Suara Sah dan Perolehan Kursi di Kabupaten

Serang Pada Pemilu Tahun 2014

No. Nama Partai Politik

Jumlah

Suara Sah %

(Persentase) Kursi

1. Partai Nasional Demokrat 50.295 6.74 4

2. Partai Kebangkitan Bangsa 48.020 6.44 4

3. Partai Keadilan Sejahtera 64.578 8.65 5

4. Partai Demokrasi Indonesia

Perjuangan

75.300 10.09 5

5. Partai Golongan Karya 133.609 17.90 9

6. Partai Gerakan Indonesia

Raya

92.063 12.34 6

7. Partai Demokrat 52.077 6.98 4

8. Partai Amanat Nasional 60.989 8.17 5

9. Partai Persatuan

Pembangunan

82.315 11.03 4

10. Partai Hati Nurani Rakyat 48.401 6.49 3

11. Partai Bulan Bintang 24.571 3.29 1

12. Partai Keadilan dan

Persatuan Indonesia

14.007 1.88 0

TOTAL 746.225 100.00 50

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Serang, 2016

Berdasarkan tabel tersebut, dari 12 Partai Politik yang bersaing dalam

Pemilu Legislatif tahun 2014 terdapat 11 Partai Politik yang memperoleh

kursi di DPRD Kabupaten Serang. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

tidak memperoleh kursi, karena partai tersebut memperoleh suara sah terkecil

dibandingkan Partai Politik lainnya.

Dari perolehan suara hasil Pemilu Legislatif tahun 2014 kemudian

dijadikan acuan dalam perhitungan besaran bantuan yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah kepada Partai Politik di Kabupaten Serang. Bantuan yang

Page 108: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

91

diberikan hanya Partai Politik yang memperoleh kursi di DPRD Kabupaten

Serang.

3) Rekapitulasi Perhitungan Bantuan Kepada Partai Politik Kabupaten

Serang Tahun 2015

Partai Politik yang memperoleh kursi legislatif pada Pemilu Legislatif

tahun 2014 dijadikan acuan oleh Pemerintah Daerah dalam menentukan

besaran bantuan keuangan yang diberikan kepada Partai Politik. Berdasarkan

Perda No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Poltik di

Kabupaten Serang Pasal 2 ayat (7) dalam menentukan besaran bantuan

ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Nilai Per Suara x Jumlah Perolehan Suara

Dari rumus tersebut maka dapat dikalkulasikan besaran bantuan

keuangan untuk setiap partai politik sebagai berikut:

Page 109: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

92

Tabel 4.7

Rekapitulasi Perhitungan Bantuan Kepada Partai Politik Kabupaten Serang

No. Partai Politik

Besarnya Bantuan Keuangan yang

diberikan Kapada Partai Politik yang

Mendapatkan Kursi

(Hasil Pemilu 2014-2019)

1. Partai Nasional Demokrat 1,159 x 50,295 Suara = Rp 58,291,905

2. Partai Kebangkitan

Bangsa

1,159 x 48,020 Suara = Rp 55,655,180

3. Partai Keadilan Sejahtera 1,159 x 64,578 Suara = Rp 74,845,902

4. Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan

1,159 x 75,300 Suara = Rp 87,272,700

5. Partai Golongan Karya 1,159 x 133,609

Suara

= Rp 154,852,831

6. Partai Gerakan Indonesia

Raya

1,159 x 92,063 Suara = Rp 106,701,017

7. Partai Demokrat 1,159 x 52,077 Suara = Rp 60,357,243

8. Partai Amanat Nasional 1,159 x 60,989 Suara = Rp 70,686,251

9. Partai Persatuan

Pembangunan

1,159 x 82,315 Suara = Rp 95,403,085

10. Partai Hati Nurani Rakyat 1,159 x 48,401 Suara = Rp 56,096,759

11. Partai Bulan Bintang 1,159 x 24,571 Suara = Rp 28,477,789

Jumlah 732,218 Suara Rp 848,640,662

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Serang, 2016

Dari tabel tersebut, nilai per suara di Kabupaten Serang sebesar Rp.

1.159,- yang diberikan kepada Partai Politik yang hanya memperoleh kursi di

DPRD Kabupaten Serang. Jumlah bantuan keuangan terbesar diberikan

kepada Partai Golongan Karya sebesar Rp. 154.852.831,- bantuan keuangan

yang diberikan kepada Partai Politik digunakan untuk pendidikan politik dan

operasional sekretariat Partai Politik. Partai Golongan Karya memperoleh

suara terbanyak karena partai Golongan Karya mendominasi sejumlah Daerah

Pemilihan yang ada di Kabupaten Serang.

Page 110: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

93

Table 4.8

Perolehan Suara Partai Politik Per Daerah Pemilihan

Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014

No. Nama Partai

Politik Dapil 1 Dapil 2 Dapil 3

Dapil

4

Dapil

5

1. Partai Nasional

Demokrat 10.795 12.803 6.354 11.574 8.769

2. Partai

Kebangkitan

Bangsa

9.120 8.951 15.116 6.500 8.333

3. Partai Keadilan

Sejahtera 13.102 9.967 9.677 14.470 17.362

4. Partai Demokrasi

Indonesia

Perjuangan

17.716 13.527 19.691 13.351 11.015

5. Partai Golongan

Karya 26.620 34.913 29.168 18.385 24.523

6. Partai Gerakan

Indonesia Raya 20.622 28.455 12.278 22.612 8.096

7. Partai Demokrat 14.352 8.984 6.519 10.900 11.322

8. Partai Amanat

Nasional 12.054 15.421 9.951 13.231 10.332

9. Partai Persatuan

Pembangunan 15.902 15.338 23.357 19.510 8.208

10. Partai Hati Nurani

Rakyat 9.848 6.911 12.334 11.645 7.663

11. Partai Bulan

Bintang 5.248 3.089 9.547 2.213 4.474

12. Partai Keadilan

dan Persatuan

Indonesia

2.295 4.779 865 4.527 1.541

Sumber : Komisi Pemilihan Umum Daerah Kabupaten Serang, 2016

Dari data di atas menunjukkan bahwa Partai Golongan Karya

mendominasi suara dari 4 Dapil yaitu Dapil 1, Dapil 2, Dapil 3, dan Dapil 5.

Basis massa terbanyak Partai Golongan Karya berada di Dapil 2 dengan

jumlah sebanyak 34.913 jiwa yang meliputi Kecamatan Kragilan, Cikande,

Kibin, Kopo dan Jawilan dengan jumlah total DPT sebanyak 237.259 jiwa.

Page 111: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

94

Sedangkan Dapil 4 yang meliputi Kecamatan Ciomas, Pabuaran,

Padarincang, Anyar, Cinangka, dan Mancak didominasi oleh basis massa dari

Partai Gerakan Indonesia Raya sebanyak 22.612 jiwa dari jumlah DPT

sebanyak 230.168 jiwa.

4) Tim Verifikasi Kelengkapan Administrasi Pengajuan Permohonan

Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Kabupaten Serang Tahun

2014

Dalam menjalankan kebijakan bantuan keuangan kepada partai politik

Bupati dibantu oleh tim khusus untuk melakukan verifikasi kelengkapan

administrasi pengajuan permohonan bantuan keuangan kepada partai politik,

tim tersebut kemudian diatur di dalam Keputusan Bupati Serang Nomor:

978/Kep.49-Huk.Org/2014 tentang Pembentukan Tim Verifikasi

Kelengkapan Administrasi Pengajuan Permohonan Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2014.

Adapun susunan tim sebagaimana yang dimaksud dalam Keputusan

Bupati Serang Nomor: 978/Kep.49-Huk.Org/2014 adalah sebagai berikut:

Pembina :

1) Bupati Serang;

2) Wakil Bupati Serang.

Pengarah : Sekertaris Daerah Kabupaten Serang

Ketua : Asisten Bidang Administrasi Pemerintah Setda Kabupaten

Serang

Wakil Ketua : Kepala Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten

Serang

Sekretaris : Kepala Sub Bagian Kesatuan Bangsa dan Bina Perangkat

Kecamatan pada Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Serang

Page 112: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

95

Anggota :

1. Asisten Bidang Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Serang;

2. Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Serang;

3. Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Serang;

4. Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten

Serang;

5. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Serang;

6. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Serang.

Tugas pokok tim sebagaimana yang dimaksud dalam Keputusan

Bupati Serang Nomor: 978/Kep.49-Huk.Org/2014 adalah sebagai berikut:

1. Menerima dan melaksanakan verifikasi kelengkapan administrasi

permohonan bantuan keuangan dari partai politik Kabupaten Serang;

2. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait;

3. Membuat dan menandatangani berita acara hasil verifikasi kelengkapan

administrasi permohonan bantuan keuangan partai politik Kabupaten

Serang; dan

4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Bupati.

Dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan tim dibantu oleh

Sekretariat yang bertempat di Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten

Serang, yang beranggotakan sebagai berikut:

1. Kepala Sub Bidang Bina Pemerintahan Daerah pada Bagian

Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Serang;

2. Kepala Sub Bagian Bina Administrasi Pertanahan pada Bagian

Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Serang;

3. Kepala Sub Bagian Perundang-undangan pada Bagian Hukum Setda

Kabupaten Serang;

4. Kepala Sub Bagian Ketatalaksanaan pada Bagian Organisasi Setda

Kabupaten Serang;

5. 6 (enam) orang pelaksana pada Bagian Pemerintahan Umum Setda

Kabupaten Serang;

6. 2 (dua) orang pelaksana pada Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda

Kabupaten Serang;

7. 1 (satu) orang pelaksana pada Bagian Anggaran dan Pembendaharaan

Setda Kabupaten Serang; dan

8. 3 (tiga) orang pelaksana pada Bagian Umum Setda Kabupaten Serang.

Page 113: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

96

Tugas pokok Sekretariat sebagaimana yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1. Memfasilitasi pelaksanaan verifikasi kelengkapan administrasi

permohonan bantuan keuangan partai politik Kabupaten Serang;

2. Membantu memverifikasi kelengkapan administrasi permohonan bantuan

keuangan partai politik Kabupaten Serang; dan

3. Membantu tim membuat berita acara hasil verifikasi kelengkapan

administrasi permohonan bantuan keuangan partai politik Kabupaten

Serang.

4.2.2 Daftar Informan Penelitian

Pada penelitian mengenai Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

di Kabupaten Serang, peneliti menggunakan teknik purposive, yaitu dipilih

dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang memahami fokus penelitian.

Adapun yang menjadi indikator peneliti dalam memilih informan meliputi

aspek: latar (setting), para pelaku (actor), peristiwa-peristiwa (event), dan

proses (process). (Spradley dalam Sugiyono, 2005: 146, Garna, 1999:67)

Pada penelitian ini, penentuan informan dibagi menjadi dua yaitu key

informan dan secondary informan. Key informan sebagai informan utama

yang lebih mengetahui situasi fokus penelitian, sedangkan secondary

informan sebagai informan penunjang dalam memberikan penambahan

informasi.

Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak, baik aparatur

pelaksana kebijakan program dan pihak-pihak lain yang terlibat. Aparatur

pelaksana sebagai key informan adalah Kepala Sub Bagian Kesatuan Bangsa

dan Bina Perangkat Kecamatan Setda Kabupaten Serang dan Pelaksana Sub

Page 114: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

97

Bagian Perundang-undangan Bagian Hukum Sekertariat Daerah Kabupaten

Serang. Adapun pihak yang menerima kebijakan sebagai key informan

adalah Sekertaris Partai Politik dari 8 Partai Politik yang memperoleh kursi di

DPRD Kabupaten Serang. Pihak lain yang terlibat sebagai secondary

informan adalah Tokoh Masyarakat.

Page 115: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

98

Tabel 4.9

Daftar Informan

Kode

Informan

Nama

Informan Jabatan/Pekerjaan Keterangan

I1 Dra. Parida, M.Si

Kasubag Kesatuan

Bangsa dan Bina

Perangkat Kecamatan

Setda Kab. Serang

Key

Informan

I2 Mastur, SH

Pelaksana Subbag

Perundang-undangan

Bagian Hukum Setda

Kab. Serang

Key

Informan

I3 Benni Wahyu Wakil Sekertaris Partai

Demokrat

Key

Informan

I4 Iip Fahrudin Wakil Sekertaris Partai

Gerakan Indonesia Raya

Key

Informan

I5 Ahmad Jubaedi, S.Sy Wakil Sekertaris Partai

Hati Nurani Rakyat

Key

Informan

I6 Suryanto Staff Partai Partai

Keadilan Sejahtera

Key

Informan

I7 Nurpan Sekertaris Partai

Kebangkitan Bangsa

Key

Informan

I8 H. Hikayat, S.Pd Sekertaris Partai

Persatuan Pembangunan

Key

Informan

I9 Jaenudin, SH., M.Si

Ketua Dewan Pimpinan

Daerah Partai Amanat

Nasional

Key

Informan

I10 M. Hamdan Suhaemi, S.Pd

Wakil Ketua Bidang

Politik Pemerintahan

Partai Nasional

Demokrat

Key

Informan

I11 H.Embay Mulya Syarif

Mantan Ketua Kamar

Dagang dan Industri

(Kadin) Kabupaten

Serang

(Tokoh Masyarakat)

Secondary

Informan

I12 H.Matin Syarkowi

Ulama/Kyai di

Kabupaten Serang

(Tokoh Masyarakat)

Secondary

Informan

Sumber : Peneliti, 2016

Page 116: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

99

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini berisi hasil analisis peneliti berdasarkan data-

data dan fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan

dengan teori yang peneliti gunakan yaitu menggunakan teori Evaluasi Sistem

Analisis menurut Bartaalanffy (dalam Wirawan 2011: 109-110).

Dalam teori Evaluasi Sistem Analisis Bartaalanffy (dalam Wirawan 2011:

109-110), terdapat empat jenis evaluasi yaitu:

6. Evaluasi masukan (Input evaluation)

Tujuan dari evaluasi masukan adalah untuk menjaring, menganalisis, dan

menilai kecukupan kuantitas dan kualitas masukan yang diperlukan untuk

merencanakan dan melaksanakan kebijakan atau program.

7. Evaluasi proses (Process evaluation)

Evaluasi proses memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering

menyediakan informasi mengenai kemungkinan program diperbaiki.

Evaluasi ini merupakan evaluasi yang formatif yang berupaya mencari

jawaban atas pertanyaan sebagai berikut: Apakah standar prosedur operasi

perlu diubah? Apakah proses kebijakan atau program mencapai tujuannya?

Apakah semua faktor masukan dan proses berhasil bersinergi dan

menghasilkan nilai tambah yang diharapkan? Evaluasi proses merupakan

katalis untuk pembelajaran dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

8. Evaluasi keluaran (Output evaluation)

Evaluasi keluaran mengukur dan menilai keluaran dari pada program,

yaitu produk yang dihasilkan program.

Page 117: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

100

9. Evaluasi akibat (Outcome evaluation)

Evaluasi akibat bertujuan untuk menilai efektivitas dari kebijakan atau

program.

10. Evaluasi pengaruh (Impact evaluation)

Evaluasi pengaruh menilai perubahan yang terjadi terhadap klien atau para

pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan

kebijakan atau program. Evaluasi ini mengukur pengaruh program sebagai

hasil program dalam jangka panjang.

Dari 5 (lima) jenis Evaluasi Sistem Analisis Bartaalanffy, Peneliti hanya

memilih 2 (dua) dari 5 (lima) jenis yang ada, yaitu Evaluasi proses (Process

evaluation) dan Evaluasi pengaruh (Impact evaluation). 2 (dua) jenis evaluasi ini

dipilih karena peneliti menganggap bahwa 2 (dua) jenis evaluasi ini cocok

digunakan sebagai indikator dalam mengevaluasi kebijakan tentang bantuan

keuangan kepada partai politik di Kabupaten Serang.

4.3.1 Evaluasi Proses (Process evaluation)

Evaluasi proses memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering

menyediakan informasi mengenai kemungkinan program diperbaiki. Evaluasi

ini merupakan evaluasi yang formatif yang berupaya mencari jawaban atas

pertanyaan yang berkaitan dengan proses dari pelaksanaan kegiatan.

Pada penelitian mengenai Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang, peneliti menemukan beberapa temuan yang bisa

Page 118: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

101

menjadi bahan untuk dievaluasi pada indikator evaluasi proses dari

Bartaalanffy antara lain:

1. Metode perhitungan besaran bantuan tidak banyak dipahami oleh

partai politik

Dalam menentukan besaran bantuan yang diberikan kepada partai

politik menggunakan metode perhitungan besaran yang telah di atur dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014.

Pada Permendagri tersebut, sudah jelas bahwa rumus dalam menentukan nilai

bantuan dijelaskan pada Permendagri Nomor 77 Tahun 2014 pasal 9, ayat (1)

dan (2) yang berbunyi:

1) Besaran nilai bantuan persuara yang mendapatkan kursi di DPRD

kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) dan Pasal

3 ayat (3) berdasarkan pada hasil perhitungan jumlah bantuan keuangan

APBD kebupaten/kota tahun anggaran sebelumnya dibagi dengan jumlah

perolehan suara pada hasil Pemilu DPRD kabupaten/kota bagi Partai

Politik yang mendapatkan kursi periode sebelumnya.

2) Perhitungan besaran nilai bantuan persuara sebagaimana dimaksud ayat

(1) sebagai berikut:

a. Untuk periode pemilu 2009-2014 bagi partai politik yang mendapatkan

kursi di DPRD kabupaten/kota adalah jumlah bantuan APBD

kabupaten/kota tahun anggaran 2008 dibagi dengan jumlah perolehan

suara yang mendapatkan kursi di DPRD kabupaten/kota periode 2004;

b. Untuk periode pemilu 2014-2019 bagi partai politik yang mendapatkan

kursi di DPRD kabupaten/kota adalah jumlah bantuan APBD

kabupaten/kota tahun anggaran 2013 dibagi dengan jumlah perolehan

suara yang mendapatkan kursi di DPRD kabupaten/kota periode 2009;

c. Untuk periode pemilu berikutnya bagi partai politik yang mendapatkan

kursi di DPRD kabupaten/kota adalah jumlah bantuan APBD

kabupaten/kota tahun anggaran sebelumnya dibagi dengan jumlah

perolehan suara yang mendapatkan kursi di DPRD kabupaten/kota

periode sebelumnya.

Dari rumusan yang telah di atur tersebut terkesan matematis yang sulit

untuk dipahami oleh nalar umum. Hal ini pun diperkuat oleh pernyataan Ibu

Page 119: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

102

Parida selaku Kasubag Kesatuan Bangsa dan Bina Perangkat Kecamatan

Sekertariat Daerah Kabupaten Serang sebagai berikut:

“rata-rata mereka (partai politik) kurang begitu paham, mereka hanya

memahami besarannya saja yang diberikan kepada partai pada tahun

ini.” (Wawancara dengan Ibu Parida pada tanggal 26 Agustus 2016,

Pukul 10.15 WIB di Ruang Bagian Pemerintahan Umum)

Pernyataan ini menjelaskan bahwa selama ini partai politik tidak

memahami secara mendalam mengapa nilai bantuan yang diberikan 1.159 per

suara di Kabupaten Serang. Serupa dengan pernyataan Ibu Parida, Bapak

Hikayat selaku Sekertaris Partai Persatuan Pembangunan Kebupaten Serang

mengatakan bahwa:

“Yang kami ketahui dana itu bersumber dari APBD Kabupaten

Serang, tapi untuk rumusan itu sudah ditentukan dari Kesbang. Jadi

secara rincinya kami tidak begitu paham jelas mengapa bisa ketemu

angka 1000an per suara. Yang kami tahu berdasarkan hasil bimtek

hanya jumlah besaran bantuan yang diberikan.” (Wawancara dengan

Bapak Hikayat pada tanggal 26 Agustus 2016, Pukul 13.00 WIB di

Ruang Fraksi PPP)

Dari penyataan tersebut menjelaskan bahwa apa yang dikatakan oleh

Ibu Parida dengan Bapak Hikayat ini sanada, artinya dalam rumusan dalam

menentukan nilai bantuan yang diberikan kepada partai politik tidak dipahami

oleh partai politik. mereka hanya memahami besaran bantuan yang diberikan

saja. Maka tidak heran kalau banyak partai merasa iri dengan kabupaten/kota

di provinsi Banten. Bapak Ahmad selaku wakil sekertaris Partai Hati Nurani

Rakyat Kabupaten Serang yang berpendapat sebagai berikut:

“Di Tangerang saja dengan penduduk banyak, bantuannya sudah

3000an per suara, karena mereka pemerintahnya melihat dari PAD

yang ada. PAD yang ada di kabupaten tangerang kata partai Hanura di

Page 120: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

103

sana sangat luar biasa. Berkaca dari itu PAD kebupaten serang juga

luar biasa, tapi ko bantuannya tidak menyesuaikan dengan PAD yang

ada.” (Wawancara dengan Bapak Ahmad pada tanggal 26 Agustus

2016, Pukul 16.00 WIB di Ruang Fraksi Hanura)

Dari pendapat di atas menjelaskan bahwa nilai bantuan di

kabupaten/kota di provinsi Banten saja nilai bantuannya di atas 2000, seperti

contoh di Kabupaten Lebak yang nilai persuaranya saja 2.062 dan Kabupaten

Tangerang di atas 3000 persuara, sedangakan dengan jumlah yang

pendudukan yang banyak saja kabupaten tersebut bantuan keuangan kepada

partai politik banyak, berbanding jauh dengan Kabupaten Serang yang nilai

bantuannya saja hanya 1.159 dengan jumlah penduduk yang sama banyaknya

dengan Kabupaten Tangerang dan Lebak.

Dengan rumus menentukan nilai besaran bantuan yang sama, akan

tetapi nilai bantuannya berbeda. Hal ini pun yang menumbulkan tanya besar

bagi para partai politik. seharusnya nilai bantuannya tidak berbeda secara

signifikan, karena kalau kita liat dari APBD Kabupaten Serang lebih dari Rp.

2.890.679.766.360,00 dan PAD Kabupaten Serang sebesar Rp.

570.650.309.031,00 pada tahun 2016. Melihat APBD dan PAD Kabupaten

Serang yang ada saat ini, partai politik menganggap hal itu pun seharusnya

bisa meningkatkan nilai bantuan yang diberikan kepada partai politik. Nilai

bantuan yang diberikan pada periode sebelumnya dengan nilai bantuan pada

periode selanjutnya seharusnya berbeda, karena nilai uang pun berbeda yang

dipengaruhi oleh inflasi yang ada di Indonesia.

Page 121: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

104

2. Partai politik sulit berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan

terkait Laporan Pertanggungjawaban kegiatan

Masalah konsultasi juga menjadi salah satu hambatan yang sering

dihadapi oleh partai politik di Kabupaten Serang. Konsultasi ini terkait

dengan laporan pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukan oleh partai

politik. Hal ini pun telah disampaikan kepada Pemum pada Bimbingan

Teknis yang dilaksanakan Pemum pada hari Kamis tanggal 25 Agustus 2016

di Aula Setda Kabupaten Serang, Ibu Parida mengatakan sebagai berikut:

“Selain itu juga mereka (partai politik) kesulitan dalam melakukan

konsultasi dengan BPK terkait dengan laporan pertanggungjawaban

kegiatan partai yang harus sesuai dengan aturannya.” (Wawancara

dengan Ibu Parida pada tanggal 26 Agustus 2016, Pukul 10.15 WIB di

Ruang Bagian Pemerintahan Umum)

Dari pernyatakaan di atas, diakui memang oleh Pemda selama ini

partai politik mengeluhkan mengenai konsultasi partai politik dengan BPK

terkait laporan pertanggungjawaban kegiatan. Pendapat tersebut kemudian

diperkuat oleh Bapak Benni selaku Wakil Sekertaris Partai Demokrat yang

mengatakan:

“Dalam proses pembuatan laporan pertanggungjawaban kegiatan

partai kami sering mengalami kesulitan dalam melakukan konsultasi

dengan BPK. Sehingga kita sering kali ada redaksi yang dalam

pelaporan seperti Rapat Konsolidasi partai harus menggunakan bahasa

Sarasehan diawalnya jadi Saresehan Rapat Konsolidasi partai. Bahasa

laporan itu harus sesuai dengan permendagri” (Wawancara dengan

Bapak Benni pada tanggal 5 September 2016, Pukul 14.25 WIB, di

Ruang Fraksi Demokrat)

Dari penyataaan Bapak Benni tersebut, memang diakui oleh partai

politik masalah konsultasi sering menjadi hambatan bagi partai politik

Page 122: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

105

terutama dalam hal pembuatan laporan pertanggungjawaban kegiatan partai

politik, karena apabila salah dalam bahasa laporan saja akan menjadi temuan

bagi BPK terhadap partai politik yang laporan kegiatannya tidak sesuai

dengan aturan yang ada, sekalipun itu hanya bahasa.

Pendapat lainnya kemudian disampaikan oleh Bapak Hamdan selaku

wakil ketua bidang politik pemerintahan Dewan Pimpinan Daerah Partai

Nasional Demokrat (Nasdem) Kabupaten Serang yang mengatakan:

“Kami partai baru yang di Kabupaten Serang yang mendapatkan dana

banpol, permasalahan konsultasi dengan BPK juga menjadi

penghambat kami dalam membuat laporan kegiatan partai. Sedikit

dilema juga karena BPK kan lembaga independen, takutnya kita ingin

konsultasi terkait laporan kegiatan partai justru dianggap kami

melakukan intervensi kepada BPK dalam melakukan pemeriksaan

keuangan partai. Padahal konsultasi yang kami lakukan ini kan tujuan

agar laporannya sesuai aturan dan nantinya tidak ada temuan dari

BPK.” (Wawancara dengan Bapak Hamdan pada tanggal 29 Agustus

2016, Pukul 11.00 WIB di Ruang Fraksi Nasdem)

Dari kutipan wawancara di atas, kendala konsultasi dengan Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Banten seringkali dihadapi oleh partai

politik. Satu sisi konsultasi ini akan dianggap negatif ketika publik

menganggap konsultasi yang dilakukan oleh partai politik merupakan salah

satu tindakan mengintervensi BPK dalam melakukan pemeriksaan laporan

pertanggungjawaban kegiatan partai politik agar hasil pemeriksaan laporan

tersebut tidak terdapat temuan. Namun satu sisi lainnya konsultasi ini sangat

dibutuhkan oleh partai politik dalam membuat laporan pertanggungjawaban

kegiatan partai agar laporan tersebut sesuai dengan aturan dan nantinya tidak

terdapat temuan yang ditemukan oleh BPK.

Page 123: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

106

3. Kurangnya kegiatan pendidikan politik untuk masyarakat oleh partai

politik

Penggunaan bantuan keuangan kepada partai politik sebagaimana

yang telah diatur dalam Perda Nomor 12 Tahun 2009 pada Pasal 6 yaitu

Bantuan keuangan kepada Partai Politik digunakan sebagai dana penunjang

kegiatan pendidikan politik dan operasional sekretariat Partai Politik. Jika

melihat aturan tersebut memang sacara keseluruhan partai politik di

Kabupaten Serang telah melakukan pendidikan politik akan tetapi pendidikan

politik yang dilakukan bersifat internal, hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Ibu Parida sebagai berikut:

“Jika dikatakan sesuai sih sesuai 60% untuk kegiatan pendidikan

politik, akan tetapi kegiatan partai politik selama ini berisifat internal,

artinya kegiatan partai politik selama ini digunakan untuk penguatan

politik kader partai saja. Tidak ada kegiatan politik yang umum untuk

kemasyarakatan, seperti seminar politik dan lain-lain. Bahkan waktu

itu kan partai Nasdem baru pertama kali masuk legislatif dan

mendapatkan bantuan keuangan kepada partai politik, proposal

pengajuan bantuannya tidak 60 % untuk pendidikan politik, itu wajar

sih kan namanya juga partai baru tapi kami sudah ingatkan itu ke

partai Nasdem agar mengikuti aturan yang ada.” (Wawancara dengan

Ibu Parida pada tanggal 26 Agustus 2016, Pukul 10.15 WIB di Ruang

Bagian Pemerintahan Umum)

Dari penyataan di atas menjelaskan bahwa dari kegiatan pendidikan

politik yang dilakukan oleh partai politik selama ini banyak digunakan dalam

pendidikan politik kader partai politik saja. Persentase penggunaan anggaran

pendidikan politik telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 pasal 24 ayat (2) yang berbunyi:

Penggunaan untuk pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling sedikit 60% dari besaran bantuan. Dari pasal tersebut maka sudah jelas

Page 124: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

107

pendidikan politik dipergunakan sebanyak 60% untuk pendidikan politik.

Akan tetapi aturan tersebut memiliki kelemahan karena pendidikan politik

yang dilakukan tidak mengatur apakah pendidikan politik digunakan untuk

masyarakat atau hanya untuk internal partai politik saja. Kecenderungan

bantuan keuangan yang ada digunakan oleh partai politik untuk pendidikan

politik internal partai politik, bukan masyarakat secara umum. Hal ini pun

kemudian diperkuat oleh pendapat dari Bapak H.Embay yang mengatakan:

“Selama ini masyarakat tidak merasakan manfaatnya dari bantuan

partai, karena kita bisa lihat sendiri kegiatan rutin pendidikan politik

dari partai politik kepada masyarakat saja sangat jarang bahkan tidak

ada. Jadi wajar kalau sampai masyarakat tidak paham itu politik.”

(Wawancara dengan Bapak H.Embay pada tanggal 1 Juni 2016, Pukul

16.20 WIB di Kediaman Bapak H.Embay)

Dari penyataan di atas, Bapak H.Embay selaku tokoh masyarakat pun

merasa kalau selama ini pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik

kepada masyarakat sangat jarang dilakukan. Kegiatan pendidikan yang jarang

dilakukan ini pun mengakibatkan rendahnya partisipasi politik masyarakat.1

Kegiatan pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik

memprioritas pada pendidikan politik kader partai politik saja, hal ini sesuai

dengan pendapat Bapak Nurpan selaku Sekertaris Partai Kebangkitan Bangsa

Kabupaten Serang yang mengatakan:

“Kalau kami dari PAN prioritaskan untuk kader kita mulai dari tingkat

ranting. Untuk masyarakat umum sulit karena tadi yang saya bilang

dana yang diberikan tidak seimbang dengan kegiatan yang harus kita

laksanakan. Saya yakin semua partai kalau melakukan pendidikan

1 H. Embay Mulya Syarif, tokoh pembentukan Provinsi Banten. Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri

(Kadin) Kabupaten Serang. Memiliki sejumlah binaan kelompok masyarakat di Kecamatan Padarincang. Saat

ini merupakan salah satu bakal calon Wakil Gubernur Banten yang akan mengikuti Pemilihan Umum Kepala

Daerah (Pilkada) Serentak pada tahun 2017.

Page 125: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

108

politik untuk semua masyarakat kabupaten serang tidak akan mampu.

Disamping biaya juga akan memakan waktu banyak.” (Wawancara

dengan Bapak Nurpan pada tanggal 26 Agustus 2016, Pukul 14.00

WIB di Ruang Fraksi PKB)

Dari pendapat diatas, menjelaskan bahwa kegiatan pendidikan politik

yang dilakukan oleh partai politik diprioritaskan untuk kegiatan pendidikan

politik kader saja Hal tersebut bukan tanpa alasan, Bapak Suryanto selaku

staff Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Serang mengatakan:

“Tidak semua masyarakat bisa terjangkau oleh kegiatan partai, seperti

di kecamatan Bandung Bobokan dan Gunungsari, ke tempatnya saja

jauh dan butuh transportasi juga. Kegiatan partai paling mentok juga

mengjangkau wilayah yang tidak jauh dari pusat kecamatan saja.”

(Wawancara dengan Bapak Suryanto pada tanggal 26 Agustus 2016,

Pukul 17.00 WIB di Sekertariat PKS Kabupaten Serang)

Alasan jarak juga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan partai

dalam melaksanakan pendidikan politik kepada masyarakat di Kabupaten

Serang. Alasan lainnya kemudian disampaikan oleh Bapak Jaenudin selaku

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten

Serang mengatakan bahwa:

“Sedangkan masyarakat tuntutannya kepada partai jangan kegiatannya

saat pileg saja, tapi kegiatannya harus rutin untuk bagaimana

memberikan pencerdasan politik masyarakat. Bagaimana kegiatannya

rutin kepada masyarakat kalau support dananya saja minim, kita juga

menjadi beban partai untuk mencarinya. Sedangkan kita juga harus

membiayai staf partai dan lainnya. seperti PAN saja dana pembinaan

dari banpol itu hanya 69 juta, bagi kita dana 69 juta itu untuk kegiatan

satu bulan saja” (Wawancara dengan Bapak Nurpan pada tanggal 29

Agustus 2016, Pukul 09.00 WIB di Ruang Fraksi PAN)

Dari pendapat di atas menjelaskan bahwa dana bantuan yang minim

merupakan salah satu alasan mengapa pendidikan politik kepada masyarakat

Page 126: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

109

jarang untuk dilakukan kepada masyarakat. Padahal sudah jelas pada

Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik Pasal 11 ayat (1)

menjelaskan bahwa fungsi dari partai politik adalah sebagai berikut:

6. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga

negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

7. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;

8. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam

merumuskan dan menetapkan kebijakan negara;

9. Partisipasi politik warga negara; dan

10. Rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui

mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

gender.

Melihat dari kenyataan yang ada jika dikaitkan dengan Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2008, partai politik tidak menjalankan fungsi partai

politik sebagaimana mestinya. Pendidikan politik partai politik bukan sekedar

untuk kader partai politik dan penguatan politik partai saja, melainkan

kegiatan partai politik juga harus bisa memperkuat politik masyarakat juga

agar nantinya masyarakat sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kurangnya kegiatan pendidikan politik kepada masyarakat yang

dilakukan oleh partai politik tersebut tidak diimbangi oleh sanksi yang tegas

dari Permendagri maupun Perda terkait. Hal ini pun diperkuat dari perkataan

Ibu Parida yang mengatakan:

“Berdasarkan laporan kegiatan yang dibuat oleh partai politik,

memang kegiatannya lebih banyak kepada kadernya atau internal

partai saja. Kami selalu memberikan masukan kepada partai politik

agar kegiatan pendidikan politik juga melibatkan masyarakat umum.

Karena ini hanya bersifat masukan, selebihnya partai yang

menimbang untuk siapa kegiatan pendidikan politik itu dilaksanakan.

Page 127: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

110

Walaupun dana banpol itu digunakan untuk kader partai politik, secara

aturan tidak melanggar dan kami pun tidak bisa memberikan sanksi

pemberhentian banpol itu, terkecuali partai tidak membuat laporan

pertanggungjawaban kegiatan partai politik atau persyaratan

administrasi partai politik tidak lengkap.” (Wawancara dengan Ibu

Parida pada tanggal 26 Agustus 2016, Pukul 10.15 WIB di Ruang

Bagian Pemerintahan Umum)

Dari kutipan wawancara di atas, menguatkan bahwa pendidikan

politik yang dilakukan oleh partai politik hanya digunakan kepada kader

partai saja secara aturan tidak melanggar dan tidak bisa diberikan sanksi

teguran maupun pemberhentian bantuan keuangan kepada partai politik.

Dalam Permendagri Nomor 77 Tahun 2014 dan Perda Kabupaten Serang

Nomor 12 Tahun 2009 tidak diatur secara jelas sasaran dari adanya kegiatan

pendidikan politik itu kepada siapa. Sehingga wajar ketika partai politik di

Kabupaten Serang memprioritaskan bantuan keuangan kepada partai politik

tersebut digunakan untuk kader partai politik.

4. Partai politik yang tidak transparan dan akuntabel

Permasalahan mengenai akuntabilitas dan transparansi merupakan hal

yang sering kita jumpai dalam penelitian. Akuntabilitas merupakan kewajiban

untuk memberikan pertanggunjawaban atau menjawab dan menerangkan

kinerja atas tindakan seseorang atau badan hukum/pimpinan suatu organisasi

kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta keterangan

atau pertanggungjawaban. Sedangkan transparansi merupakan komitmen

yang dimiliki oleh individu atau lembaga untuk senantiasa melakukan

Page 128: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

111

keterbukaan informasi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kepada

publik.

Permasalahan akuntabilitas dan transparansi peneliti temukan dalam

penelitian mengenai Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang. Permasalahan Akuntabilitas dan transparansi pun terlihat saat peneliti

ingin meminta informasi kepada anggota partai politik dari Partai Golongan

Karya (Golkar), Partai Demokrasi Indonesia Penjuangan (PDI P), dan Partai

Bulan Bintang (PBB) yang sulit dimintai keterangan dan dihubungi oleh

peneliti. Ketika peneliti meninjau langsung ke Sekertariat partai pun tidak ada

orang, seperti sekertaris partai maupun ketuanya. Ini pun sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Agustino (2006: 194-197) terdapat beberapa

kendala/permasalahan yang berkaitan dengan evaluasi kebijakan publik salah

satunya yaitu Penolakan pejabat kantor (official resistence). Permasalahan

akan muncul apabila pejabat instansi tidak memperhatikan konsekuensi

politik yang terjadi dalam evaluasi. Hal ini terjadi jika hasil tidak

„menyenangkan‟ berdasarkan pandangan mereka. Akibatnya pejabat dapat

menganggap kecil atau meremehkan studi evaluasi, menolak akses data, atau

tidak mengeluarkan kebijakan baru guna perbaikan. Penolakan dalam

memberikan informasi ini mengakibatkan partai politik dianggapan tidak

akuntabilitas dan transparansi.

Partai politik tidak akuntabel dan transparan pun dirasakan oleh

masyarakat, Bapak H.Matin selaku tokoh masyarakat mengatakan bahwa:

Page 129: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

112

“Sama sekali tidak ada transparansi dari partai terkait bantuan yang

diberikan kepada partai politik. kami tidak tahu dipergunakan untuk

apa saja itu bantuan yang diberikan, karena memang kegiatan yang

dilakukan kepada masyarakat dalam hal pendidikan politik juga

minim.” (Wawancara dengan Bapak H.Matin pada tanggal 27 Juni

2016, Pukul 15.25 WIB, di Hotel Ledian)

Dari pendapat di atas, masyarakat pun memang merasa partai politik

tidak akuntabel dan transparan terkait bantuan keuangan kepada partai

politik.2 Informasi lainnya kemudian diperkuat dari penyataan Bapak Hamdan

selaku wakil ketua bidang politik pemerintahan Dewan Pimpinan Daerah

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kabupaten Serang mengatakan:

“Lpj itu kita partai Nasdem selalu melaporkan ke DPW, Pemum,

BPK, dan KPUD Serang.” (Wawancara dengan Bapak Hamdan pada

tanggal 29 Agustus 2016, Pukul 11.00 WIB di Ruang Fraksi Nasdem)

Pendapat ini pun senada dengan pernyatan dari Bapak Jaenudin selaku

ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten

Serang yang mengatakan:

“Untuk pelaporan sendiri kita di PAN mempunyai audit internal

sehingga semua laporan kegiatan di laporkan kepada struktur kita.

Untuk ke Pemda sendiri, laporan yang kami buat hanya laporan dari

banpol yang 69 juta” (Wawancara dengan Bapak Jaenudin pada

tanggal 29 Agustus 2016, Pukul 09.00 WIB di Ruang Fraksi PAN)

Dari kedua informasi di atas, terlihat bahwa akuntabilitas dan

transparansi partai politik yang dilakukan merupakan akuntabilitas vertikal,

dimana akuntabilitas yang dilakukan hanya dilaporkan kepada tingkatan

2 H. Matin Syarkowi, seorang praktisi dalam bidang agama dan politik pemerintahan. Menjabat sebagai

Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Serang dan Ketua Majelis Pesantren Salafiyah (MPS) Provinsi

Banten.

Page 130: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

113

strukural diatasnya yaitu pemerintah dan bahkan laporan bantuan keuangan

dari pemerintah hanya diketahui oleh pejabat struktural partai saja. Partai

politik tidak melakukan akuntabilitas horizontal dimana akuntabilitas yang

dilakukan partai politik tidak dilaporkan kepada anggota partai biasa. Bahkan

di sekertariat partai politik pun minim sekali informasi mengenai bantuan

keuangan yang tidak dipasang pada papan informasi partai politik.

Dari segi transparansi partai politik pun telah melanggar dari

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 pasal 10 ayat (3)

yang berbunyi: Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) terbuka untuk diketahui masyarakat. Pasal tersebut tidak

dilaksanakan dengan baik oleh partai politik, hal ini terlihat dari sulitnya

peneliti mengetahui dokumen laporan kegiatan partai politik yang

menggunakan dana bantuan keuangan yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Kabupaten Serang.

5. Ketidaksesuaian Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77

Tahun 2014

Terdapat ketidaksesuaian antar Peraturan Daerah Kabupaten Serang

No. 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di

Kabupaten Serang dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan,

Penganggaran dalam APBD, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran,

dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai

Page 131: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

114

Politik, yaitu tidak adanya unsur Inspektorat Kabupaten dalam Tim Verifikasi

kelengkapan administrasi bantuan keuangan partai politik di Kabupaten

Serang. Padahal sudah jelas Pasal 19 ayat (3) Permendagri Nomor 77 Tahun

2014 berbunyi:

“Keanggotaan Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari unsur Kapala Badan/Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

kabupaten/kota, bagian hukum sekertariat kabupaten/kota,

dinas/bagian keuangan kabupaten/kota, inspektorat kabupaten/kota,

Komisi Pemilihan Umum kabupaten/kota.”

Pada kenyataannya hal ini tidak sesuai. Keputusan Bupati Serang

Nomor: 978/Kep.49-Huk.Org/2014 tentang Tim Verifikasi kelengkapan

administrasi yang bantuan keuangan partai politik di Kabupaten Serang tidak

menyebutkan bahwa unsur Inspektorat Kabupaten merupakan anggota dari

Tim Verifikasi. Adapun susunan keanggotaan dari Tim Verifikasi yang

tercantum dalam Keputusan Bupati Serang Nomor: 978/Kep.49-

Huk.Org/2014 adalah sebagai berikut:

Pembina :

1. Bupati Serang;

2. Wakil Bupati Serang.

Pengarah : Sekertaris Daerah Kabupaten Serang

Ketua : Asisten Bidang Administrasi Pemerintah Setda Kabupaten

Serang

Wakil Ketua : Kepala Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten

Serang

Sekretaris : Kepala Sub Bagian Kesatuan Bangsa dan Bina Perangkat

Kecamatan pada Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Serang

Anggota :

1. Asisten Bidang Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Serang;

Page 132: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

115

2. Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Serang;

3. Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Serang;

4. Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Serang;

5. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Serang;

6. Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Serang.

Melihat hal tersebut yang tidak sesuai, kemudian peneliti meminta

informasi dari Bapak Mastur selaku staff Bagian Hukum Sekertariat Daerah

Kabupaten Serang yang mengatakan:

“Memang SK itu mengacu dari aturan yang lama. Jadi Inpektorat

tidak dimasukkan ke dalam Tim Verifikasi. Pada Permendagri Nomor

24 Tahun 2009 tidak menyebutkan kalau Inspektorat merupakan

bagian dari Tim Verifikasi untuk bantuan keuangan partai politik.”

(Wawancara dengan Bapak Mastur pada tanggal 5 September 2016,

Pukul 10.00 WIB di Bagian Hukum Sekertariat Daerah Kabupaten

Serang)

Dari pendapat di atas, menunjukan bahwa Keputusan Bupati

mengenai Tim Verifikasi kelengkapan administrasi bantuan keuangan partai

politik di Kabupaten Serang masih mengacu pada aturan yang lama yaitu

Permendagri Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata Cara

Perhitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan

Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik

Pasal 17 ayat (2) dan (3) yang berbunyi:

(2) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai Kepala

Badan/Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik atau sebutan lainnya.

(3) Keanggotaan Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota dan unsur

Sekretariat Daerah.

Page 133: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

116

4.3.2 Evaluasi Pengaruh (Impact evaluation)

Sebuah kebijakan akan akan dikatakan berhasil apabila kebijakan

tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap objek dari

kebijakan. Pengaruh dari sebuah kebijakan yang terjadi dapat dilihat dari

adanya perubahan yang terjadi pada objek kebijakan.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang

Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang merupakan

tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Bantuan Keuangan kapada Partai Politik. Kebijakan tersebut dibuat sebagai

penunjang pendidikan politik dan operasional sekretariat partai politik.

Pendidikan politik yang dimaksud yaitu diharapkan dapat memberikan

pemahaman mengenai hak-hak dan kewajiban masyarakat dalam

membangunan etika dan budaya politik dan peningkatan kualitas kader dari

partai politik.

Pada penelitian mengenai Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik di Kabupaten Serang dengan menggunakan indikator evaluasi

pengaruh, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang terbagi menjadi

2 (dua) bagian yaitu pengaruh terhadap internal dan pengaruh terhadapat

eksternal.

1. Pengaruh Terhadap Internal

Pengaruh terhadap internal merupakan pengaruh yang terjadi langsung

pada objek dari kebijakan, objek dari kebijakan yang penelitian ini yaitu

Page 134: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

117

partai politik. Partai politik yang memperoleh kursi di Dewan Perwakilan

Daerah Kabupaten Serang berhak untuk memperoleh bantuan keuangan yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Kabupaten Serang.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang No. 12 Tahun 2009 Tentang

Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang menjelaskan

bahwa penggunaan bantuan keuangan yang diberikan dipergunakan untuk

penunjang kegiatan pendidikan politik dan operasional partai politik. Bantuan

keuangan yang seharusnya dapat memberikan kelancaran pada kegiatan partai

politik, pada kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Bapak

Benni selaku Wakil Sekertaris Partai Demokrat menjelaskan bahwa:

“Bantuan keuangan yang diberikan tidak bisa mengakomodir

kebutuhan partai selama satu tahun, jadi kita mencari dana lain untuk

kegiatan partai dari dana fraksi dan iuran anggota partai” (Wawancara

dengan Bapak Benni pada tanggal 5 September 2016, Pukul 14.25

WIB, di Ruang Fraksi Demokrat)

Berdasarkan penjelasan diatas, bantuan keuangan yang diberikan

ternyata tidak bisa mengakomodir semua kebutuhan partai selama satu tahun.

Hal tersebut kemudian diperkuat oleh pendapat dari Bapak Iip selaku Wakil

Sekertaris Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai berikut:

“Bantuan tidak berpengaruh besar, padahal banyak kegiatan partai

yang membutuhkan dana yang yang besar seperti kaderisasi.

Jangankan untuk kegiatan partai, untuk kebutuhan sekretariat partai

Gerindra saja kurang, karena kita harus menanggung kebutuhan setiap

PAC. Kita tahu saja Kabupaten Serang kan kecamatannya banyak

sampai 29 Kecamatan” (Wawancara dengan Bapak Iip pada tanggal 1

Agustus 2016, Pukul 15.00 WIB, di Ruang Fraksi Gerindra)

Page 135: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

118

Berdasarkan pendapat Bapak Iip, bantuan keuangan pada

kenyataannya belum bisa memenuhi secara penuh kebutuhan partai politik di

Kabupaten Serang. Banyaknya kecamatan yang dimiliki oleh Kabupaten

Serang merupakan salah satu alasan partai politik yang beranggapan bahwa

bantuan keuangan yang diberikan oleh Pemda Kabupaten Serang tidak bisa

memberikan pengaruh yang besar terhadap kegiatan partai politik.

Adapun bantuan keuangan yang terbatas tersebut banyak digunakan

oleh partai politik untuk rapat-rapat dan pendidikan kader, hal tersebut

diperkuat dari pendapat Bapak Benni yang mengatakan bahwa:

“Dana bantuan itu karena jumlah yang terbatas, kami gunakan untuk

rapat-rapat konsolidasi dan pendidikan kader. Tapi itu pun dananya

kurang, jadi ditutup dari sumber pendapat yang lain” (Wawancara

dengan Bapak Benni pada tanggal 5 September 2016, Pukul 14.25

WIB, di Ruang Fraksi Demokrat)

Dari penjelasan di atas, menjelaskan bahwa partai politik

menggunakan dana yang terbatas tersebut untuk penguatan internal partai

politik seperti rapat konsolidasi dan pendidikan kader partai. Walaupun

secara aturan kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan Perda terkait

namun sangat disayangkan sekali, karena kegiatan yang digunakan untuk

penguatan politik masyarakat sangat minim. Partai politik memfokuskan

hanya pada penguatan internal partai politik, namun tidak kepada penguatan

partisipasi politik masyarakat.

Page 136: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

119

2. Pengaruh Terhadap Eksternal

Pengaruh terhadap eksternal merupakan pengaruh yang diakibatkan

dari kegiatan yang dilakukan oleh partai politik terhadap lingkungan

masyarakat. Untuk mengetahui pengaruh terhadap eksternal ini peneliti

mencari informasi dari tokoh masyarakat Kabupaten Serang yang dianggap

dapat mewakili warga Kabupaten Serang. Berdasarkan hasil wawancara

dengan tokoh masyarakat yaitu Bapak H.Matin, beliau mengatakan sebagai

berikut:

“Kesadaran politik masyarakat dalam kini mengalami penurunan

dibandingkan pada jaman orde baru dulu. Dulu masyarakat memilih

dengan pilihannya. Dulu ideologi partai sangat kuat, bukan berifiir

untuk menang pemilu melainkan bagaimana bersaing untuk

mempertahankan ideologi partai.”(Wawancara dengan Bapak H.Matin

pada tanggal 27 Juni 2016, Pukul 15.25 WIB, di Hotel Ledian)

Berdasarkan wawancara di atas, diakui bahwa masyarakat kini

mengalami penurunan dalam hal kesadaran politik. Terlihat dari

perbandingan pada saat orde baru dengan pasca reformasi, dimana

masyarakat memilih dengan pilihannya. Kekuatan ideologi partai mendorong

kesadaran berpolitik masyarakat. Senada dengan Bapak H.Matien, Bapak

H.Embay selaku tokoh masyarakat berpendapat bahwa:

“Masyarakat jenuh dalam berpolitik, karena partai politik minim

dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Pendidikan

politik hanya sekedar memberikan pemahaman mengenai memilih dan

dipilih saat pemilu saja” (Wawancara dengan Bapak H.Embay pada

tanggal 1 Juni 2016, Pukul 16.20 WIB di Kediaman Bapak H.Embay)

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Bapak H.Embay, kini

masyarakat Kabupaten Serang mengalami kejenuhan berpolitik. Kejenuhan

berpolitik inilah yang mengakibatkan menurunnya partisipasi masyarakat

Page 137: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

120

Kabupaten Serang dalam berpolitik. Contohnya dapat kita lihat dari angkat

pemilih pada Pilkada Serentak Kabupaten Serang tahun 2015, jumlah pemilih

hanya 50,80% dari daftar pemilih 1.112.305 orang, jumlah tersebut jauh lebih

rendah dari target yang ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Pusat yaitu 77% pemilih (Okezone 2015, Ini Pemenang Pilkada di Banten

Versi KPU, dikutip 15 Maret 2016).

Pemahaman politik yang diberikan oleh partai politik kepada

masyarakat, menjadi salah kaprah. Pemahaman politik bukan sekedar

memberikan pemahaman mengenai memilih dan dipilih, melainkan

bagaimana memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk menjalankan hak

kedaulatan dan tanggungjawabnya sebagai Warga Negara Indonesia.

Kesalahan kaprahan pendidikan politik kapada masyarakat ini

mengakibatkan terjadinya politik transaksional. Hal ini sesuai dengan

pendapat dari Bapak H.Embay yang mengatakan bahwa:

“Partai politik kini mengajarkan masyarakat politik transaksional agar

menang pemilu, bukan mengajarkan masyarakat tentang ideologi

partai” (Wawancara dengan Bapak H.Embay pada tanggal 1 Juni

2016, Pukul 16.20 WIB di Kediaman Bapak H.Embay)

Dari pendapat di atas, masyarakat kini bukan lagi pemahaman

mengenai hak-hak dan kewajiban masyarakat dalam membangunan etika dan

budaya politik, melainkan pemahaman bagaimana berpolitik transaksional.

Politik transaksional tersebut merupakan kegiatan politik yang jauh sekali

dari etika dan budaya politik. Pendapat Bapak H.Embay senada dengan apa

yang disampaikan oleh Bapak H.Matin yaitu:

Page 138: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

121

“Justru masyarakat menurun partisipasinya, karena partai politik itu

tidak memberikan pendidikan politik yang benar malah justru

sekarang kecenderungan partai politik itu kaya warung rentalan,

artinya dia hanya menawarkan kendaraan politik buat masyarakat

yang ingin jadi calon legislatif atau calon kepala daerah dengan mahar

dan targetan yang telah disepakati.” (Wawancara dengan Bapak

H.Matin pada tanggal 27 Juni 2016, Pukul 15.25 WIB, di Hotel

Ledian)

Dari pendapat yang disampaikan oleh Bapak H.Matien, diakui bahwa

partai politik saat ini memberikan pendidikan politik yang tidak benar yang

mengakibatkan menurunnya partisipasi masyarakat dalam hal berpolitik.

Pendidikan politik yang tidak benar yang tunjukkan dari adanya

kecenderungan partai politik yang menjadi seperti warung rentalan, dimana

siapa saja masyarakat yang memiliki uang bisa menyewa partai politik

sebagai kendaraan untuk memperoleh kekuasaan.

Dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh narasumber di atas

menunjukkan bahwa dengan adanya bantuan keuangan kepada partai politik,

pada kenyataannya belum bisa memberikan pengaruh terhadap pemahaman

politik masyarakat dalam membangunan etika dan budaya politik.

Masyarakat Kabupaten Serang mengalami kejenuhan berpolitik yang

mengakibatkan menurunnya partisipasi politik masyarakat serta pendidikan

politik yang diberikan oleh partai politik yang tidak benar dengan adanya

politik transaksional di lingkungan masyarakat saat Pemilu. Padahal tujuan

dari adanya bantuan keuangan kepada partai politik tersebut selain untuk

peningkatan kualitas kader partai politik, bantuan keuangan ini juga untuk

meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan

bermasyakat, berbangsa dan bernegara.

Page 139: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

122

4.4 Pembahasan

Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009

Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang

merupakan penelitian yang baru ada di Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Penelitian ini bagi kebanyakan orang awan terdengar seperti kajian ilmu politik.

Namun perlu diketahui, pada kajian ilmu administrasi negara mengenal teori New

Public Administration (Administrasi Negara Baru). Teori ini menurut Anggara

(2012: 383) menjelaskan bahwa New Public Administration fokusnya tidak

banyak membahas fenomena-fenomena tradisional seperti efisiensi, efektivitas,

soal anggaran, atau teknik-teknik administrasi. Sebaliknya, administrasi negara

baru sangat memperhatikan teori-teori normatif, filosofi, dan aktivisme. New

Public Administration banyak membahas hal-hal yang berkaitan dengan nilai,

etika, perkembangan para anggota secara individu dalam organisasi, hubungan

birokrasi dengan pihak yang dilayaninya, dan masalah-masalah yang luas seperti

urbanisasi, teknologi, dan kekerasan.

Maka New Public Administration (Administrasi Negara Baru) fokus

pembahasannya lebih luas, bukan lagi menekanan pada fenomena yang

berhubungan tentang pengadministrasian melainkan pembahasan yang berkaitan

dengan nilai, etika, perkembangan para anggota secara individu dalam organisasi,

hubungan birokrasi dengan pihak yang dilayaninya, dan masalah-masalah yang

luas. Sehingga sasaran administrasi negara bukan hanya menyelesaikan

Page 140: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

123

permasalahan pelayanan publik, melainkan sejauh mana dapat memenuhi keadilan

sosial. 3

Pada penelitian Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12

Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang menggunakan teori New Public Administration (Administrasi Negara

Baru) sebagai dasar acuan peneliti melakukan penelitian agar penelitian tersebut

tidak dianggap sebagai penelitian ilmu politik.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 merupakan

turunan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2009

Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik. Kemudian aturan mengenai

teknis pelaksaan dari bantuan keuangan paling terbaru diatur dalam Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Tata Cara Perhitungan, Penganggaran Dalam APBD, dan Tertib

Administrasi Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban

Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77

Tahun 2014 menjelaskan aturan teknis mengenai bantuan keuangan kepada partai

politik. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya besaran nilai bantuan di

Kabupaten Serang untuk partai politik sebesar Rp. 1.159 per suara. Alur

pengajuan dan pelaporan bantuan keuangan kepada partai politik pada tingkat

3 New Public Administration mulai berkembang pada tahun 1965-1970 yang diinisiasi oleh Waldo seorang

guru besar humaniora Universitas Albert Schweitzer di Syracuse (negara bagian New York). Karyanya yaitu

The New Public Administration: The Minnowbrook Perspective. Buku tersebut kemudian dijadikan buku

pedoman dalam mempelajari administrasi negara baru.

Page 141: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

124

kabupaten/kota sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Partai politik mengajukan surat permohonan bantuan keuangan partai

politik kepada bupati/walikota yang ditandatangani oleh Ketua dan

Sekretaris partai politik;

2. Surat permohonan tersebut dilengkapi dengan lampiran yang terdiri dari:

- Surat Keputusan susunan kepengurusan DPC partai politik tingkat

kabupaten/kota;

- Surat keterangan Nomor Pokok Wajib Pajak;

- Surat keterangan autentifikasi hasil penetapan perolehan kursi dan

suara partai politik dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD);

- Nomor rekening kas umum partai politik;

- Rencana penggunaan dana bantuan keuangan partai politik dengan

mencantumkan besaran paling sedikit 60% dari jumlah bantuan

digunakan untuk pendidikan politk;

- Laporan realisasi penerimaan dan pengeluaran bantuan keuangan pada

tahun anggaran sebelumnya;

- Surat pernyataan ketua partai politik yang menyatakan

bertanggungjawab secara formil dan meteriil dalam menggunakan

anggaran bantuan keuangan partai politik.

3. Surat permohonan tembusannya disampaikan kepada Ketua Komisi

Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Kepala Badan/Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik;

4. Berkas pengajuan bantuan yang terkumpul kemudian diverifikasi oleh Tim

Verifikasi Kelengkapan Administrasi Permohonan Bantuan Keuangan

Partai Politik yang diketuai oleh Kepala Badan/Kantor Kesatuan Bangsa

dan Politik atau sebutan lainnya;

5. Hasil verifikasi kelengkapan administrasi permohonan bantuan kemudian

dimuat dalam berita acara dan menyampaikannya kepada bupati/walikota;

Page 142: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

125

6. Pejabat pengelola keuangan daerah menyalurkan bantuan keuangan ke

rekening kas umum partai politik;

7. Ketua partai politik menyerahkan tanda bukti penerimaan bantuan kepada

pejabat pengelola keuangan daerah;

8. Dana bantuan yang diterima dipergunakan paling sedikit 60% dari besaran

bantuan yang diterima untuk pendidikan politik dan sisanya dipergunakan

untuk operasional sekretariat partai politik, bentuk kegiatan pendidikan

partai politik antara lain:

- seminar;

- lokakarya;

- dialog interaktif;

- sarasehan;

- workshop.

Kegiatan operasional sekretariat partai politik berkaitan dengan:

- administrasi umum;

- berlangganan daya dan jasa;

- pemeliharaan data dan arsip;

- pemeliharaan peralatan kantor;

9. Partai politik wajib membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah paling lambat 1

(satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir kepada Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) pada tingkat provinsi;

10. Hasil pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada tingkat

provinsi kemudian disampaikan kepada bupati/walikota;

11. Laporan pertanggungjawaban yang disampaikan paling lambat 1 (satu)

bulan setelah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tingkat

provinsi.

Page 143: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

126

Dari alur diatur sudah jelas bahwa bantuan keuangan yang diberikan

kepada partai politik diperpergunakan paling sedikit 60% dari besaran bantuan

yang diterima untuk pendidikan politik dan sisanya dipergunakan untuk

operasional sekretariat partai politik. Pendidikan politik yang dilakukan

sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 pasal 25 ayat (2) sedikitnya berkaitan dengan

sebagai berikut:

a. Pendalaman mengenai Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika

dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Pemahaman mengenai hak-hak dan kewajiban Warga Negara

Indonesia dalam membangun etika dan budaya politik; dan

c. Pengkaderan anggota partai politik secara berjenjang dan

berkelanjutan.

Dari kegiatan pendidikan politik yang ada diharapkan dapat mencapai

tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan dari pendidikan politik sebagaimana yang

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77

Tahun 2014 pasal 25 ayat (1) adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

b. Meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan

c. Meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter

bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Dari aturan yang telah dibahas di atas, saat peneliti turun di lapangan

secara alur memang Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009

sudah dilaksanakan secara berikelanjutan mulai tahun 2009 hingga sekarang. Tata

pelaksaannya pun sudah sesuai dengan apa yang diatur dalam Peraturan Menteri

Page 144: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

127

Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014, maka hal tersebut telah

menjawab tentang substansi dari bantuan keuangan kepada partai politik yaitu

memberikan bantuan keuangan kepada partai politik sebagai penunjang

pendidikan politik dan operasional sekretariat partai politik yang memperoleh

kursi legislatif di Kabupaten Serang. Akan tetapi walaupun Perda tersebut sudah

dilaksanakan masih terdapat pemasalahan-permasalahan yang mengakibatkan

belum tercapainya target yang diharapkan dari tujuan bantuan keuangan. Adapun

target yang diharapkan permerintah dengan bantuan keuangan kepada partai

politik diharapkan dapat mendorong kualitas politik masyarakat dalam

meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pada dasarnya tugas dalam mencerdaskan partisipasi politik masyarakat

merupakan tugas dari pemerintah, namun pelaksanaannya tidak akan sempurna

apabila hanya pemerintah saja yang melaksanakan kegiatan-kegiatan pencerdasan

politik masyarakat, melainkan perlu adanya pihak-pihak yang membantu dalam

kegiatan perncerdasan politik masyarakat. Dengan adanya Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada

Partai Politik di Kabupaten Serang, maka pemerintah telah melaksanakan konsep

New Governance dimana pemerintah lebih fleksibel dengan melibatkan sektor

non pemerintah dalam hal ini yaitu partai politik dalam melaksanakan

implementasi dari kebijakan yang dibuat. Dengan demikian target yang

Page 145: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

128

diharapkan dapat tercapai dengan mudah.4 Namun pada pelaksanaannya ketika

pemerintah telah menerapkan konsep New Governance dalam melaksanakan

kebijakan justru kontribusi yang dilakukan oleh sektor non pemerintah (partai

politik) belum begitu maksimal. Ketidakmaksimalan tersebut menjadi begitu

penting untuk dikaji lebih mendalam dengan mengevaluasi kebijakan bantuan

keuangan kepada partai politik untuk mengetahui apa saja penyembab-penyebab

yang kegagalan suatu kebijakan dan untuk mengetahui apakah kebijakan yang

telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat mengahasilkan dampak yang

diinginkan. (Lester dan Stewart (Agustino, 2006:185))

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada Evaluasi Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan

Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang. Peneliti dalam ini melakukan

wawancara dan observasi lapangan untuk memperoleh informasi yang dapat

mendukung terhadap fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti

melakukan wawancara dengan tiga pihak yaitu pemerintah, partai politik dan

tokoh masyarakat yang mewakili masyarakat Kabupaten Serang. Teori yang

peneliti gunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan 2 jenis evaluasi dari teori

Evaluasi Sistem Analisis menurut Bartaalanffy dalam menganalisis dan

menemukan penyebab-penyebab kegagalan dari dari kebijakan. Adapun

pembahasannya adalah sebagai berikut:

4 New Governance diperkenalkan oleh Lester M.Salamon, Seorang pakar kebijakan publik dari John Hopkins

Institute for Policy Studies Amerika Serikat. New Governance diperkenalkan oleh Lester M.Salamon dalam

sebuah buku yang berjudul The Tools of Government: A Guide to The New Governance.

Page 146: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

129

Evaluasi proses (Process evaluation)

Evaluasi proses memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering

menyediakan informasi mengenai kemungkinan program diperbaiki. Evaluasi ini

merupakan evaluasi yang formatif yang berupaya mencari jawaban atas

pertanyaan sebagai berikut: Apakah standar prosedur operasi perlu diubah?

Apakah proses kebijakan atau program mencapai tujuannya? Apakah semua

faktor masukan dan proses berhasil bersinergi dan menghasilkan nilai tambah

yang diharapkan? Evaluasi proses merupakan katalis untuk pembelajaran dan

pertumbuhan yang berkelanjutan.

Setelah peneliti melakukan observasi lapangan dan melakukan wawancara

dengan para informan yang telah ditentukan menghasilkan beberapa temuan. Jika

dilihat secara teknis mulai dari pengajuan bantuan keuangan dari partai politik

hingga pelaporan pertanggungjawaban kegiatan partai politik telah sesuai dengan

prosedur dan panduan yang termuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014. Namun ketika peneliti melakukan

kajian lebih mendalam terdapat beberapa permasalah yang ada pada saat

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 diimplementasikan,

permasalahan tersebut antara lain:

1. Metode perhitungan besaran bantuan tidak banyak dipahami oleh partai

politik

Pemerintah Kabupaten Serang dalam menentukan besaran nilai bantuan

yang diberikan kepada partai politik senantiasa berpedoman pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 pasal 9 ayat (2)

point (c) yang berbunyi:

Page 147: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

130

Untuk periode pemilu berikutnya bagi partai politik yang mendapatkan

kursi di DPRD kabupaten/kota adalah jumlah bantuan APBD

kabupaten/kota tahun anggaran sebelumnya dibagi dengan jumlah

perolehan suara yang mendapatkan kursi di DPRD kabupaten/kota periode

sebelumnya.

Dari rumusan yang ada pada kenyataannya banyak tidak dipahami oleh

partai politik. partai politik hanya memahami jumlah besaran bantuan yang

diberikan saja. Ketidakpahaman ini yang seringkali menyebabkan partai politik

merasa tidak adil dan iri dengan bantuan keuangan partai politik di

kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten, salah satu perbandingannya yaitu

dengan Kabupaten Lebak dan Kota Serang. Nilai besaran bantuan di Kabupaten

Lebak sebesar Rp. 2.062 per suara dan di Kota Serang sebesar Rp. 3.548 per

suara, sedangkan di Kabupaten Serang hanya sebesar Rp. 1.159 per suara. Jika

melihat kenyataan tersebut, dengan rumus menentukan nilai besaran bantuan yang

sama, akan tetapi nilai bantuannya berbeda. Hal ini pun yang menumbulkan tanya

besar bagi para partai politik. seharusnya nilai bantuannya tidak berbeda secara

signifikan, karena kalau kita liat dari APBD Kabupaten Serang lebih dari Rp.

2.890.679.766.360,00 dan PAD Kabupaten Serang sebesar Rp.

570.650.309.031,00 pada tahun 2016. Melihat APBD dan PAD Kabupaten Serang

yang ada saat ini, partai politik menganggap hal itu pun seharusnya bisa

meningkatkan nilai bantuan yang diberikan kepada partai politik.

2. Partai politik sulit berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan terkait

Laporan Pertanggungjawaban kegiatan

Permasalahan konsultasi menjadi salah satu penyebab partai politik sering

kali melakukan kesalahan dalam membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan

Page 148: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

131

partai politik. Keluhan mengenai sulitnya konsultasi ini memang diakui oleh

Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Serang, karena permasalahan tersebut

sering disampaikan oleh partai politik pada saat Bimbingan Teknis yang

dilaksanakan oleh Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Serang.

Konsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini ingin dilakukan

oleh partai politik dengan harapan partai politik dapat membuat laporan

pertanggungjawaban yang sesuai aturan yang ada agar nantinya tidak ada temuan

yang mengakibatkan masalah pada pencairan tahun anggaran selanjutnya, karena

apabila laporan pertanggungjawaban kegiatan partai politik terdapat beberapa

temuan, maka menghambat proses pengajuan dan pencairan pada tahun anggaran

tahun berikutnya. Adapun konsultasi yang selama ini dilakukan oleh partai politik

langsung kepada Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Serang, hal tersebut pun

dirasa kurang begitu efektif karena audit laporan keuangan partai politik bukan

merupakan tugas dari Bagian Pemerintahan Umum Kabupaten Serang. Konsultasi

ini pun bisa menjadi masalah ketika masyarakat umum menilai hal tersebut

merupakan tindakan partai politik dalam mengintervensi Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) agar audit yang dilakukan tidak objektif sehingga tidak terdapat

temuan dan memudah partai politik untuk mendapatkan bantuan keuangan pada

tahun anggaran selanjutnya.

3. Kurangnya kegiatan pendidikan politik untuk masyarakat oleh partai politik

Penggunaan mengenai bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah

di Kabupaten Serang kepada partai politik sebagaimana yang diatur dalam

Page 149: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

132

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 pasal

24 ayat (2) adalah Penggunaan untuk pendidikan politik sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) paling sedikit 60% dari besaran bantuan. Dengan adanya bantuan ini

diharapkan partai politik dapat membantu pemerintah dalam melakukan

pencerdasan politik masyarakat maupun anggota dari partai politik. Namun pada

kenyataannya pendidikan politik yang dilaksanakan oleh partai politik bersifat

internal. Banyak dari kegiatan partai politik yang dilaksanakan hanya digunakan

dalam penguatan internal partai politik. hal ini bukan tanpa sebab, karena partai

politik di Kabupaten Serang merasa anggaran bantuan yang diberikan oleh

pemerintah Kabupaten Serang tidak bisa mengcover kabutuhan pendidikan politik

terhadap masyarakat secara umum. Masalah wilayah dan jarak juga menjadi

penyebab mengapa pendidikan politik yang dilakukan kepada masyarakat sangat

minim sekali. Padahal sudah jelas pada Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008

tentang Partai Politik Pasal 11 ayat (1) menjelaskan bahwa fungsi dari partai

politik adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga

negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;

2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat;

3. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam

merumuskan dan menetapkan kebijakan negara;

4. Partisipasi politik warga negara; dan

5. Rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui

mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan

gender.

Melihat dari kenyataan yang ada jika dikaitkan dengan Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2008, partai politik tidak menjalankan fungsi partai politik

Page 150: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

133

sebagaimana mestinya. Pendidikan politik partai politik bukan sekedar untuk

kader partai politik dan penguatan politik partai saja, melainkan kegiatan partai

politik juga harus bisa memperkuat politik masyarakat juga agar nantinya

masyarakat sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik hanya digunakan

kepada kader partai saja secara aturan tidak melanggar dan tidak bisa diberikan

sanksi teguran maupun pemberhentian bantuan keuangan kepada partai politik.

Dalam Permendagri Nomor 77 Tahun 2014 dan Perda Kabupaten Serang Nomor

12 Tahun 2009 tidak diatur secara jelas sasaran dari adanya kegiatan pendidikan

politik itu kepada siapa. Sehingga wajar ketika partai politik di Kabupaten Serang

memprioritaskan bantuan keuangan kepada partai politik tersebut digunakan

untuk kader partai politik.

4. Partai politik yang tidak transparan dan akuntabel

Pada penelitian ini, permasalahan transparansi dan akuntabilitas sering

sekali ditemui oleh peneliti saat mencari informasi di lapangan. Permasalahan

Akuntabilitas dan transparansi pun terlihat saat peneliti ingin meminta informasi

kepada anggota partai politik dari Partai Golongan Karya (Golkar), Partai

Demokrasi Indonesia Penjuangan (PDI P), dan Partai Bulan Bintang (PBB) yang

sulit dimintai keterangan dan dihubungi oleh peneliti. Ketika peneliti meninjau

langsung ke Sekertariat partai pun tidak ada orang, seperti sekertaris partai

maupun ketuanya. Ini pun sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Agustino

Page 151: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

134

(2006: 194-197) terdapat beberapa kendala/permasalahan yang berkaitan dengan

evaluasi kebijakan publik salah satunya yaitu Penolakan pejabat kantor (official

resistence). Permasalahan akan muncul apabila pejabat instansi tidak

memperhatikan konsekuensi politik yang terjadi dalam evaluasi. Hal ini terjadi

jika hasil tidak „menyenangkan‟ berdasarkan pandangan mereka. Akibatnya

pejabat dapat menganggap kecil atau meremehkan studi evaluasi, menolak akses

data, atau tidak mengeluarkan kebijakan baru guna perbaikan. Penolakan dalam

memberikan informasi ini mengakibatkan partai politik dianggapan tidak

akuntabilitas dan transparansi.

Adapun bentuk transparansi dan akuntabilitas yang dilakukan oleh partai

politik hanya berbentuk akuntabilitas vertikal, artinya partai politik hanya

melakukan pelaporan kegiatan partai politik kepada tingkatan struktural di atasnya

dan bahkan laporan kegiatan tersebut pun hanya diketahui oleh pejabat struktural

partai politik saja. Akuntabilitas horizontal tidak dilakukan oleh partai politik

dimana tidak adanya informasi laporan pertanggungjawaban yang diketahui oleh

kader atau anggota partai politik biasa maupun masyarakat umum yang ada di

Kabupaten Serang. Maka sangat wajar sekali apabila masyarakat maupun kader

partai politik banyak yang tidak mengetahui selama ini partai politik diberikan

bantuan keuangan oleh pemerintah Kabupaten Serang.

Dari segi transparansi partai politik pun telah melanggar dari Peraturan

Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 pasal 10 ayat (3) yang berbunyi:

Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbuka untuk

diketahui masyarakat. Pasal tersebut tidak dilaksanakan dengan baik oleh partai

Page 152: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

135

politik, hal ini terlihat dari sulitnya peneliti mengetahui dokumen laporan kegiatan

partai politik yang menggunakan dana bantuan keuangan yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) Kabupaten Serang.

5. Ketidaksesuaian Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun

2009 dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014

Selama ini dalam mengimplementasikan Peraturan Daerah Kabupaten

Serang Nomor 12 Tahun 2009 seorang Bupati dibantu oleh Tim Verifikasi

kelengkapan administrasi yang bertugas dalam melakukan verifikasi berkas

permohonan pengajuan bantuan keuangan dari partai politik di Kabupaten Serang.

Tim Verifikasi Kelengkapan Adminitrasi ini diatur dalam Keputusan Bupati

Serang Nomor: 978/Kep.49-Huk.Org/2014 tentang Tim Verifikasi kelengkapan

administrasi yang bantuan keuangan partai politik di Kabupaten.

Namun ketika peneliti melakukan observasi lapangan ternyata ada

permasalahan yang berhubungan dengan Tim Verifikasi Kelengkapan

Administrasi yaitu Tidak adanya unsur Inspektorat Kabupaten dalam Tim

Verifikasi kelengkapan administrasi yang bantuan keuangan partai politik di

Kabupaten Serang. Padahal sudah jelas Pasal 19 ayat (3) Permendagri Nomor 77

Tahun 2014 berbunyi:

“Keanggotaan Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

dari unsur Kapala Badan/Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

kabupaten/kota, bagian hukum sekertariat kabupaten/kota, dinas/bagian

keuangan kabupaten/kota, inspektorat kabupaten/kota, Komisi Pemilihan

Umum kabupaten/kota.”

Page 153: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

136

Adapun susunan keanggotaan dari Tim Verifikasi yang tercantum dalam

Keputusan Bupati Serang Nomor: 978/Kep.49-Huk.Org/2014 adalah sebagai

berikut:

Pembina :

1. Bupati Serang;

2. Wakil Bupati Serang.

Pengarah : Sekertaris Daerah Kabupaten Serang

Ketua : Asisten Bidang Administrasi Pemerintah Setda Kabupaten

Serang

Wakil Ketua : Kepala Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten

Serang

Sekretaris : Kepala Sub Bagian Kesatuan Bangsa dan Bina Perangkat

Kecamatan pada Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Serang

Anggota :

1) Asisten Bidang Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Serang;

2) Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Serang;

3) Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Serang;

4) Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten

Serang;

5) Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Serang;

6) Kepala Bagian Organisasi Setda Kabupaten Serang.

Melihat dari kenyataan yang ada memang diakui oleh pemerintah kalau

Keputusan Bupati Serang Nomor: 978/Kep.49-Huk.Org/2014 masih mengacu

pada aturan yang lama yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan, Penganggaran

Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban

Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik, bukan aturan yang baru yaitu

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014.

Page 154: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

137

Evaluasi pengaruh (Impact evaluation)

Evaluasi pengaruh menilai perubahan yang terjadi terhadap klien atau para

pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan kebijakan

atau program. Evaluasi ini mengukur pengaruh program sebagai hasil program

dalam jangka panjang. Pada penelitian yang berjudul Evaluasi Peraturan Daerah

Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada

Partai Politik di Kabupaten Serang merupakan penelitian yang sangat cocok untuk

dilakukan kajian menggunakan teori evaluasi pengaruh, karena memang peraturan

tersebut memang sudah berjalan cukup lama sejak tahun 2009 hingga saat ini.

Diharapkan dengan cukup lamanya perturan ini berlaku dapat memberikan

pengaruh dalam jangka panjang. Walaupun sasaran dari kebijakan ini untuk partai

politik, akan tetapi tujuan bantuan ini lebih luas untuk masyarakat. Dimana

bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Serang

dipergunakan sedikitnya 60% dari besaran bantuan yang diberikan dipergunakan

untuk pendidikan politik sebagiamana telah diatur dalam Peraturan Menteri

Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 pasal 24 ayat (2) adalah

Penggunaan untuk pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling

sedikit 60% dari besaran bantuan.

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang

Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang memang diberikan

oleh pemerintah Kabuapaten Serang kepada partai politik sebagai salah satu

bentuk dari penerapan New Governance di dalam proses mencerdaskan politik

masyarakat Kabupaten Serang, karena secara umum bantuan tersebut memiliki

Page 155: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

138

tujuan yang sangat luas bukan hanya untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang ada di dalam partai politik saja, melainkan dalam jangka panjang

tujuan dari bantuan keuangan kepada partai politik ini pun dapat mencapat

tujuannya, adapun tujuan dari bantuan keuangan ini sebagaimana yang diatur

dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 77 Tahun

2014 pasal 25 ayat (1) yaitu:

a) Meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

b) Meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan

c) Meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter bangsa

dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

Dari tujuan diatas diharapkan dalam jangka panjang bantuan yang

diberikan bukan hanya memberikan pengaruh kepada internal partai politik, tetapi

juga memberikan kontribusi perngaruh kepada masyarakat agar semua tujuan

yang diharapkan dapat tercapai. Untuk mengkaji bagaimana pengaruhnya, maka

peneliti membaginya menjadi 2 (dua) pengaruh, yaitu pengaruh terhadap internal

dan pengaruh terhadap eksternal.

Pengaruh terhadap internal merupakan pengaruh yang terjadi langsung

pada objek dari kebijakan, objek dari kebijakan yang penelitian ini yaitu partai

politik. Partai politik yang memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Daerah

Kabupaten Serang berhak untuk memperoleh bantuan keuangan yang bersumber

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang.

Setelah peneliti melakukan observasi langsung di lapangan dan melakukan

wawancara kepada informan dalam hal ini partai politik, ditemukan bahwa selama

ini bantuan keuangan yang diberikan kepada partai politik di Kabupaten Serang

Page 156: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

139

belum bisa memenuhi dari kebutuhan partai politik. Sehingga partai politik harus

mandiri mencari kekurangannya. Faktor geografis wilayah Kabupaten Serang

yang cukup luas tersebut juga menjadi penghambat partai politik melakukan

pendidikan politik kepada masyarakat Kabupaten Serang. Partai politik di

Kabupaten Serang menyadari bahwa selama ini pendidikan politik yang dilakukan

belum maksimal kepada masyarakat, partai politik lebih memilih memprioritaskan

pendidikan politik tersebut dipergunakan lebih kepada internal partai politik.

Prioritas tersebut merupakan bentuk siasat dari partai politik dalam memanfaatkan

bantuan keuangan yang diberikan oleh pemerintah. Partai politik menyayangkan

selama ini bantuan yang diberikan lebih cukup kecil yaitu Rp. 848.640.662,00

yang dibagikan kepada 11 partai politik yang memperoleh kursi legislatif di

Kabupaten Serang, sedangkan jika dilihat dari kemampuan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Serang pada tahun 2016 sangat besar

yaitu lebih dari Rp. 2.890.679.766.360,00 dan PAD Kabupaten Serang sebesar

Rp. 570.650.309.031,00 pada tahun 2016. Melihat APBD dan PAD Kabupaten

Serang yang ada saat ini, partai politik menganggap hal itu pun seharusnya bisa

meningkatkan nilai bantuan yang diberikan kepada partai politik agar nantinya

partai politik dapat lebih maksimal membantu pemerintah Kabupaten Serang

dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat di Kabupaten Serang.

Pengaruh terhadap eksternal merupakan pengaruh yang diakibatkan dari

kegiatan yang dilakukan oleh partai politik terhadap lingkungan masyarakat.

Untuk mengetahui pengaruh terhadap eksternal ini peneliti mencari informasi dari

tokoh masyarakat Kabupaten Serang yang dianggap dapat mewakili warga

Page 157: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

140

Kabupaten Serang. Alasan peneliti melakukan kajian pengaruh terhadap eksternal

yaitu untuk mengatahui apakah dalam jangka panjang kebijakan tentang bantuan

keuangan kepada partai politik tersebut telah mencapai tujuannya.

Setelah peneliti melakukan observasi lapangan dan mencari informasi dari

tokoh masyarakat, maka ditemukan bahwa selama ini sejak kebijakan bantuan

keuangan kepada partai politik dari tahun 2009 hingga saat ini belum bisa

berpengaruh besar kepada masyarakat dalam jangka panjang. Selama ini

pendidikan politik yang ada hanya sebatas kepentingan pada saat pemilihan umum

saja agar partai politik bisa memperoleh suara terbanyak dan menjadi pemenang

pemilihan umum. Jika dibandingkan dengan pemilihan umum pada zaman orde

baru, partai politik bersaing bukan hanya untuk memenangkan pemilihan umum

saja, akan tetapi partai politik pada zaman itu bersaing secara ideologi sehingga

hal itu mendorong masyarakat menjadi lebih sadar dalam berpolitik. Namun saat

ini sangat jauh berbeda dengan orde baru, minimnya pendidikan politik serta

banyaknya partai politik yang tidak jelas arah ideologi partainya menyebabkan

masyarakat mengalami kejenuhan dalan berpolitik. Kejenuhan politik masyarakat

di Kabupaten Serang ini ditandai dengan rendahnya partisipasi politik masyarakat

saat mengikuti pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) Serentak pada tahun

2015 lalu yaitu jumlah pemilih hanya 50,80% dari jumlah daftar pemilih tetap

(Dpt) 1.113.656 jiwa. Melihat dari fakta tersebut, maka kebijakan tentang bantuan

keuangan kepada partai politik di Kabupaten Serang belum mencapai salah satu

tujuannnya yaitu meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Page 158: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

141

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan, maka

penyimpulan akhir tentang Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor

12 Tahun 2009 Tentang Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten

Serang dengan menggunakan 2 (dua) jenis Evaluasi dari Sistem Analisis

Bartaalanffy yaitu Evaluasi proses (Process evaluation) dan Evaluasi pengaruh

(Impact evaluation), ditemukan ada beberapa hal yang harus dievaluasi antara

lain:

Pertama, pada Evaluasi proses (Process evaluation) terdapat 5 point yang

menjadi bahan evaluasi berdasarkan penelitian dan temuan yang di lapangan

yaitu:

1) Metode perhitungan besaran bantuan tidak banyak dipahami oleh partai

politik;

2) Partai politik sulit berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan

terkait Laporan Pertanggungjawaban kegiatan;

3) Kurangnya kegiatan pendidikan politik untuk masyarakat oleh partai

politik;

4) Partai politik yang tidak transparan dan akuntabel;

5) Ketidaksesuaian Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun

2009 dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014

Page 159: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

142

Kedua, pada Evaluasi pengaruh (Impact evaluation) terbagi menjadi 2

(dua) bagian yang menjadi bahan evaluasi berdasarkan penelitian dan temuan

yang di lapangan yaitu:

1. Pengaruh terhadap internal, Bantuan yang diberikan belum

sepenuhnya memenuhi kebutuhan dari partai politik dalam hal

pendidikan politik dan operasional partai politik;

2. Pengaruh terhadap eksternal. Masyarakat kini mengalami

penurunan dalam hal kesadaran politik, karena minimnya kegiatan

pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan adanya bantuan

keuangan kepada partai politik, pada kenyataannya belum bisa

memberikan pengaruh terhadap pemahaman politik masyarakat dalam

membangunan etika dan budaya politik. Masyarakat Kabupaten Serang

mengalami kejenuhan berpolitik yang mengakibatkan menurunnya

partisipasi politik masyarakat serta pendidikan politik yang diberikan

oleh partai politik yang tidak benar dengan adanya politik

transaksional di lingkungan masyarakat saat Pemilu. Padahal tujuan

dari adanya bantuan keuangan kepada partai politik tersebut selain

untuk peningkatan kualitas kader partai politik, bantuan keuangan ini

juga untuk meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat

dalam kehidupan bermasyakat, berbangsa dan bernegara.

Page 160: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

143

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran

yang diajukan sebagai rekomendasi dalam memperbaiki kebijakan tentang

bantuan keuangan kepada partai politik, antara lain:

1. Diharapkan kapada Kementerian Dalam Negeri dapat melakukan revisi

terkait rumusan dalam menentukan besaran nilai bantuan keuangan yang

diberikan kepada partai politik agar dapat menyesuaikan dengan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah yang ada pada setiap daerah di Indonesia;

2. Sebaiknya Pemerintahan Umum segera melengkapi tim verifikasi agar

kinerja tim verifikasi dalam melakukan tugasnya dapat berjalan dengan

efektif dan efisien;

3. Sebaiknya Bagian Pemerintahan Umum Setda Kabupaten Serang dapat

menjadi penghubung antara partai politik dengan Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) dalam hal konsultasi mengenai pembuatan laporan

pertanggungjawaban kegiatan agar nantinya tidak adanya temuan yang

ditemukan oleh BPK;

4. Sebaiknya partai politik membagi prioritas kegiatan pendidikan politik

agar lebih seimbang porsinya. Selain kegiatan pendidikan partai politik itu

digunakan untuk internal partai politik juga harus bisa pendidikan politik

dirasakan oleh masyarakat dengan berbentuk seperti seminar, diklat dan

diskusi umum;

Page 161: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

144

5. Seharusnya partai politik melakukan pelaporan keuangan secara rutin yang

diinformasikan melalui papan informasi partai politik agar kader maupun

masyarakat secara umum dapat mudah mengetahui hal tersebut;

6. Peran serta tokoh masyarakat juga perlu ditingkatkan terutama dalam hal

mengawasi pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik agar tidak

menyimpang dari norma-normal sosial dan agama.

Page 162: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

xii

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abidin, Said Zainal, 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika

Agustino, Leo, 2006. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Andrianto, Nico, 2007. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas

Publik Melalui e-Government. Jawa Timur: Bayumedia Publishing

Anggara, Sahya, 2012. Ilmu Administrasi Negara (Kajian Konsep, Teori, dan

Fakta dalam Upaya Menciptakan Good Governance). Bandung: Pustaka

Setia

Badan Perencanaan Pembanguna Nasional dan Departemen dalam Negeri, 2002.

Pedoman Penguatan Pengamanan Program Pembangunan Daerah.

Jakarta: Badan Perencanaan Pembanguna Nasional dan Departemen dalam

Negeri

Basrowi & Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta

Budiardjo, Miriam, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Dunn, William, 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik: Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Frederickson, H.George, 2003. Administrasi Negara Baru. Jakarta: LP3ES

Fuad & Nugroho, 2012. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Serang: FISIP

Untirta Press

Islamy, Irfan, 2004. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:

Bumi Aksara

Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, 2000. Akuntabilitas dan Good Goverenance. Jakarta:

Lembaga Adminstrasi Negara dan Badan Pengawas Keuangan dan

Pembangunan

Mardiasmo, 2004. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi

Page 163: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

xiii

Ndraha, Taliziduhu, 2003. Kybernologi (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta:

Rineka Cipta

Nugroho, Riant, 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.

Jakarta: Elex Media Komputindo

Nugroho, Riant, 2012. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo

Parsons, Wayne, 2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Prenada Media

Poerwandari, Kristi, 2009. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku

Manusia. Depok: LPSP3

Rahardjo, Adisasmita, 2011. Manajemen Pemerintahan Daerah. Yogyakarta:

Graham Ilmu

Rahman, Meuthia Ganie, 2000. Good Governance, Prinsip, Komponen, dan

Penerapannya dalam Hak Asasi Manusia (Penyelenggraan Negara yang

Baik). Jakarta: Komnas HAM

Salamon, Lester M, 2002. The Tools og Government: A Guide to The New

Governance. New York: Oxford University Press.

Subarsono, 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Suharto, Edi, 2005. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Elex Media Komputindo

Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sutopo, HB, 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press

Tangkilisan & Nogi, Hessel, 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:

YPAP

Wahab, Solichin, 2012. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Penyusunan

Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara

Widodo, Joko, 2001. Good Governance (Telaah dan Dimensi Akuntabilitas dan

Kontrol Birokrasi Pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah).

Surabaya: Insan Cendekia

Page 164: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

xiv

Widodo, Joko, 2007. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayu Media Publishing

Wirawan, 2011. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta:

Raja Garfindo Persada

DOKUMEN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Amandemen ke-4

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 Tentang Partai Politik dan Golongan

Karya

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Partai Politik

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Partai Politik

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan Kepada

Partai Politik

Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Bantuan

Keuangan Kepada Partai Politik di Kabupaten Serang

SUMBER LAIN

http://ppid.serangkab.go.id/, dikutip pada tanggal 22 Februari 2016

http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/03/03/269558841/Rincian-Besaran-Dana-

Kampanye-Tiap-Partai dikutip pada tanggal 15 Maret 2016

https://m.tempo.co/read/news/2014/01/15/063544863/ratu-atut-kini-tersangka-3-

kasus-korupsi-banten dikutip pada tanggal 15 Maret 2016

http://news.okezone.com/read/2015/12/17/337/1269306/ini-pemenang-pilkada-di-

banten-versi-kpu dikutip pada tanggal 15 Maret 2016

http://newsmedia.co.id/terlalu-di-kabupaten-serang-oknum-dewan-tidak-ikut-

reses-malah-nitip-sppd/ dikutip pada tanggal 15 Maret 2016

Page 165: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

xv

http://news.okezone.com/read/2015/12/17/337/1269306/ini-pemenang-pilkada-di-

banten-versi-kpu dikutip pada tanggal 15 Maret 2016

http://www.perludem.org/index.php?option=com_k2&view=item&id=1944:siaran

-pers-bantuan-keuangan-partai-politik-12-maret-2015&Itemid=128 dikutip pada

tanggal 15 Mei 2016

http://ips.edu/pub/Lester-M-Salamon-Ph-D dikutip pada tanggal 20 Mei 2016

Page 166: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

LAMPIRAN

Page 167: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 1

SK Tim Verifikasi Kelengkapan Administrasi

Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

Page 168: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 2

Lanjutan

Page 169: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 3

Lanjutan

Page 170: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 4

Lanjutan

Page 171: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 5

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Serang

Tahun 2016

Page 172: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 6

Lanjutan

Page 173: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 7

Lanjutan

Page 174: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 8

Lanjutan

Page 175: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 9

Peneliti usai wawancara dengan Partai Gerindra Kabupaten Serang

Gambar 10

Informan dari Partai Gerindra sedang mengisi Member Check

Page 176: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 11

H. Matin sedang mengisi Member Check

Gambar 12

Peneliti usai wawancara dengan H.Embay

Page 177: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 13

Informan dari Partai Nasdem mengisi Member Check

Gambar 14

Informan dari Partai PAN sedang diwawancarai

Page 178: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 15

Informan dari Partai PAN sedang mengisi Member Check

Gambar 16

Informan dari Partai PPP sedang mengisi Member Check

Page 179: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gmbar 17

Informan Partai PKB sedang mengisi Member Check

Gambar 18

Suasana Peneliti sedang mewawancarai Informan Partai PKS

Page 180: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 19

Informan Partai PKS sedang mengisi Member Check

Gambar 20

Informan Partai Hanura sedang mengisi Member Check

Page 181: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 21

Visi Misi Partai PKS

Gambar 22

Kondisi Sekertariat PKS Kabupaten Serang

Page 182: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 23

Kondisi ruangan partai PKS Kabupaten Serang

Gambar 24

Papan informasi partai PKS Kabupaten Serang

Page 183: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 25

Kondisi ruangan partai PKS Kabupaten Serang

Gambar 26

Informan Partai Demokrat sedang mengisi Member Check

Page 184: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

Gambar 27

Suasana wawancara informan dari Bagian Pemerintahan Umum Setda Kab.

Serang

Gambar 28

Suasana wawancara informan dari Bagian Hukum Setda Kab. Serang

Page 185: EVALUASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN …repository.fisip-untirta.ac.id/746/1/SKRIPSI FINAL - Copy.pdf · membutuhkan amunisi berupa dana untuk melakukan pendidikan ... Proposal skripsi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Damar Aji Nusantara

NIM : 6661120596

Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 28 Mei 1994

Alamat : Puri Kartika Banjarsari B1/04,

Cipocok Jaya. Kota Serang-Banten.

No Telefon/ Pin Bbm : 087774072706/ 5AA44130

Email : [email protected]

A. Riwayat Pendidikan

SD Negeri 1 Cipocok Jaya Serang (2000-2006)

SMP Negeri 1 Serang (2006-2009)

SMA Negeri 2 Kota Serang (2009-2012)

Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIRTA (2012-2016)

B. Pengalaman Organisasi

Anggota Komisi Pengawasan DPM KBM FISIP UNTIRTA (2013)

Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara

FISIP UNTIRTA (2014)

Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP UNTIRTA (2015)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat PERSIP

UNTIRTA (2015)

C. Prestasi

Peserta Olimpiade Ekonomi Tingkat Provinsi Banten (2011)

Paskibraka Kota Serang (2011)

Juara 3 Lomba Debat Mahasiswa se-Banten (2013)

Delegasi Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara dalam kegiatan

Temu Administrator Muda Indonesia di Malang (2013)

Delegasi UNTIRTA dalam kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa

Nasional (KKM Kebangsaan, Riau 2015)