repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/1309/1/nadiya aisyah puteri...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN RETRIBUSI TERMINAL KALIJAGA,
KABUPATEN LEBAK DALAM UPAYA PENINGKATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Administrasi Publik
Oleh :
Nadiya Aisyah Puteri
6661131033
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, DESEMBER 2018
ABSTRAK
Nadiya Aisyah Puteri. 6661131033. Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.Program Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I: Rahmawati, M.Si.Dosen Pembimbing II: Dr. Ipah Ema Jumiati, M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya permasalahan dalam pengelolaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebakdiantaranya adalah masih rendahnya jumlah selisih target dengan realisasi,lemahnya petugas dalam menjalankan tugas, minimnya ketaatan supir angkutan,tanda bukti pembayaran retribusi yang terkadang tidak diberikan. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui manajemen retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Teori yang digunakanadalah prinsip manajemen retribusi oleh Mahmudi (2010: 25) dengan dimensiperbaikan pelayanan, perluasan basis retribusi, pengendalian atas kebocoranpenerimaan, dan perbaikan administrasi. Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik analisis data menggunakan modelMiles & Huberman (1984). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwamanajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upayapeningkatan pendapatan asli daerah belum berjalan dengan baik, dikarenakanbeberapa kendala yakni tidak adanya rincian waktu kerja petugas dalam standaroperasional prosedur pemungutan retribusi terminal, hanya menambahkan jumlahsubjek retribusi, sistem penyetoran retribusi yang terlalu kaku, lemahnya sumberdaya manusia. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan agar DinasPerhubungan Kabupaten Lebak melakukan revisi regulasi pemungutan retribusi,Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dan BAPENDA berkoordinasi denganBupati untuk pengkajian ulang wajib retribusi baru, menggunakan ATM sebagaialternatif pembayaran setoran retribusi, dan pelatihan kerja untuk para petugaspemungut retribusi.
Kata Kunci : Manajemen, Retribusi, Terminal Kalijaga, Pendapatan Asli Daerah
ABSTRACT
Nadiya Aisyah Puteri. 6661131033. Retribution Management of KalijagaTerminal, Lebak Regency In a Effort to Increase Local Own Revenue. PublicAdministration Departement. Faculty of Social and Political Science. SultanAgeng Tirtayasa University. The 1St Advisor: Rahmawati,M.Si. The 2nd Advisor:Dr. Ipah Ema Jumiati, M.Si.
This research motived is the many problems in the management of the KalijagaTerminal by the Transportation Departement of Lebak Regency such as the stilllow sum of target differences with realization, weak employee to practice theirduties, the low adherence from transportation driver, sign of retribution paymentthat is sometimes not given. This research is conducted to know retributionmanagement of Kalijaga Terminal, Lebak Regency in a effort to increase localown revenue. The theory used the principle of retribution management byMahmudi (2010: 25) with dimensions service improvement, expanding base ofretribution, preventative up income leak, and administration improvement. Thisresearch used descriptive qualitative method. Data analysis techniques usingMiles & Huberman (1984) model. The result of this study indicate that theretribution management of Kalijaga Terminal, Lebak Regency in a effort toincrease local own revenue not going well. The cause is the not available timedetails for working in the Operation Standard of Procedure of the retributionadministration, only add the quantity of subject retribution available, paymentretribution system is not fleksibel, lowness human resources. Therefore theresearcher recommends that the Transportation Departement Lebak Regency torevised regulation of the retribution administration, Transportation DepartementLebak Regency and BAPENDA to coordinate with the Regent for the review of thenew retribution subject, to used automated teller (ATM) for payment alternative ofretribution income, and job training for the retribution officer.
Keywords: Management, Retribution, Kalijaga Terminal, Local Own Revenue.
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti adakemudahan.
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya
engkau berharap”
(Quran Surah Al-Insyirah: 5 dan 8)
Persembahan :
“Skripsi ini kupersembahkan untuk
Kedua Orang Tua ku Tercinta,
beserta nenek dan kakek serta adik-
adikku atas Bimbingan, Do’a,
Motivasi secara moral dan materiil
selama
penyusunan Skripsi ini
berlangsung.”
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam Upaya
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah”. Penyusunan Skripsi ini diajukan guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik
pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penelitian ini didasari oleh keprihatinan peneliti terhadap masih rendahnya
jumlah selisih target dengan realisasi pendapatan Terminal Kalijaga dari tahun 2013,
2014, 2015, dan 2016 yakni hanya sebesar 0,60%. Selain itu banyaknya
permasalahan khususnya dalam kegiatan penarikan retribusi Terminal Kalijaga
seperti: lemahnya sanksi terhadap petugas penarikan retribusi terminal yang tidak
disiplin dalam menjalankan tugasnya, masih kurangnya kesadaran para supir
angkutan untuk membayar retribusi terminal, tanda bukti pembayaran retribusi
terminal yang terkadang tidak diberikan oleh petugas pemungut Terminal Kalijaga
kepada para supir angkutan yang sudah membayar retribusi. Penelitian ini menjawab
bagaimana manajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya
peningkatan pendapatan asli daerah. Isi dari penelitian ini berupa gambaran mengenai
manajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dan juga memberikan
strategi dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah.
iii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terlepas
dari bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak yang selama ini telah banyak
membantu. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghormatan kepada:
1. Prof. Dr. H. Soleh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Rahmawati, M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai pembimbing I
Skripsi yang senantiasa memberikan ilmu, kritik, serta masukan kepada
peneliti, membimbing peneliti dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini,
serta memberikan pemikiran-pemikiran yang sangat membantu dalam
penelitian ini.
4. Iman Mukhroman, M.Ikom, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Kandung Sapto Nugroho, M.Si, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Listyaningsih, S.Sos.,M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik.
7. Dr. Arenawati, M.Si, Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Publik.
8. Dr. Ipah Ema Jumiati, M.Si, Pembimbing II Skripsi yang senantiasa
memberikan ilmu, kritik, serta masukan kepada peneliti, membimbing
iv
peneliti dengan sabar dalam penyusunan skripsi ini, serta memberikan
pemikiran-pemikiran yang sangat membantu dalam penelitian ini.
9. Para Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa yang telah banyak memberikan pengetahuan ilmiah dan
masukan yang membangun selama proses perkuliahan.
10. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dan Kepala Seksi Terminal
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak terimakasih telah banyak membantu
dan meluangkan waktu untuk peneliti selama proses penelitian.
11. Kepala Penanggungjawab Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak, Petugas
Pemungut Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak, dan Petugas
Kebersihan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
12. Kedua Orang Tua tersayang yaitu Bapak Ir. H. Rudianto, dan Ibu Ariyanti
yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, serta telah memberikan
waktu dan tenaganya untuk memberikan pengorbanan yang luar biasa dari
kandungan hingga sekarang. Serta kepada Adik-adik tercinta Navira
Humairoh Puteri dan Queena Irna Jovita, dan Nenek Kartinah, serta
seluruh keluarga besar mama dan papa.
13. Bapak Suwito, S.Pd dan Bapak Suyono selaku kakek kandung peneliti
yang berdomisili di Kabupaten Lebak yang telah banyak membantu dan
mendoakan peneliti selama proses penyusunan skripsi.
14. Nikite Alvinta Bujangga, S.H.,M.H yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
v
15. Rekan serta sahabat diskusi, Aan Burhanuddin S.Ap, Hanifah Yuliani
S.Ap, Meka Andita Apriliani S.Sos, Dinda Desiana Putri S.Ap, Yasyifa
Dinan Nurkhamila S.Ap, Adi Irfan S.Ap, dan Aji Dewantoro S.Ap.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, Peneliti memohon maaf atas kekurangan dan
kelemahan yang terdapat dalam skripsi ini, peneliti berharap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Peneliti meminta maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan skripsi ini terjadi kesalahpahaman yang
kurang berkenan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti
sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Serang, Januari 2018
Nadiya Aisyah Puteri
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR ORISINALITAS
MOTTO & PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 19
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................... 19
1.4 Perumusan Masalah............................................................................. 20
1.5 Tujuan Penelitian................................................................................. 20
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................... 20
1.6.1. Secara Teoritis.......................................................................... 20
1.6.2. Secara Praktis ........................................................................... 21
1.7 Sistematika Penulisan.......................................................................... 21
vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 25
2.1.2 Manajemen ................................................................................ 26
2.1.3 Retribusi Daerah........................................................................ 30
2.1.3.1 Subjek Retribusi Daerah .............................................. 30
2.1.3.2 Objek Retribusi Daerah ............................................... 31
2.1.3.3 Jenis-Jenis Retribusi Daerah........................................ 31
2.1.3.4 Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi Daerah 34
2.1.4 Terminal .................................................................................... 34
2.1.4.1 Klasifikasi Tipe Terminal ............................................ 35
2.1.4.2 Fasilitas Terminal Penumpang .................................... 36
2.1.4.3 Standar Pelayanan Minimum dan Penilaian Kinerja ... 38
2.1.5 Retribusi Terminal..................................................................... 39
2.1.5.1 Objek Retribusi Terminal ............................................ 39
2.1.5.2 Subjek Retribusi Terminal ........................................... 39
2.1.5.3 Struktur dan Tarif Retribusi Terminal ......................... 40
2.1.6 Manajemen Retribusi ............................................................. 40
2.1.7 Pendapatan Asli Daerah ......................................................... 42
2.1.7.1 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah ................... 43
2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................... 44
2.3 Asumsi Dasar ...................................................................................... 49
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian...................................................... 50
3.2 Fokus Penelitian .................................................................................. 51
3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................. 51
3.4 Instrumen Penelitian............................................................................ 52
3.5 Informan Penelitian ............................................................................. 54
3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 56
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 65
3.8 Uji Keabsahan Data............................................................................. 68
3.9 Jadwal Penelitian................................................................................. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian.................................................................. 71
4.2 Deskripsi Wilayah Kabupaten Lebak.................................................. 71
4.2.1 Visi Misi Kabupaten Lebak....................................................... 73
4.3 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak .................. 74
4.3.1 Visi dan Misi Dinas Kabupaten Lebak ..................................... 77
4.3.2 Tujuan dan Sasaran Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak...... 77
4.4 Gambaran Umum Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak ................... 79
4.4.1 Visi dan Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak ............... 85
4.4.2 Tujuan dan Sasaran Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak ...... 85
4.5 Gambaran Umum Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.................... 87
4.5.1 Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak..... 94
ix
4.6 Gambaran Umum Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.................... 95
4.7 Deskripsi Data Penelitian .................................................................. 100
4.8 Informan Penelitian ........................................................................... 103
4.9 Analisis Hasil Penelitian ................................................................... 105
4.9.1 Perbaikan Pelayanan ............................................................... 106
4.9.2 Perluasan Basis Retribusi ....................................................... 118
4.9.3 Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi ............. 128
4.9.4 Perbaikan Administrasi ........................................................... 137
4.10 Pembahasan ..................................................................................... 149
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 160
5.2 Saran.................................................................................................. 161
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 161
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pemerintah Kabupaten Lebak Tahun 2013-2016
Tabel 1.2 Target Penerimaan Retribusi Terminal di Kabupaten Lebak pada Tahun
2013-2016
Tabel 1.3 Persebaran Terminal di Kabupaten Lebak
Tabel 1.4 Penerimaan Retribusi Terminal di Kabupaten Lebak tahun 2016
Tabel 1.5 Daftar Trayek Angkutan Kota Terminal Kalijaga
Tabel 1.6 Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Terminal
Tabel 1.7 Target dan Realisasi Retribusi Terminal Kalijaga
Tabel 2.1 Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Terminal
Tabel 3.1 Informan Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan
Tabel 4.2 Daftar Trayek Angkutan Kota Terminal Kalijaga Tahun 2017
Tabel 4.3 Target dan Realisasi Retribusi Terminal Kalijaga
Tabel 4.4 Informan Penelitian
Tabel 4.7 Penetapan Lintasan Trayek Angkutan Kota di Kabupaten Lebak
Tahun 2018
Tabel 4.8 Tarif Retribusi Terminal
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Pembahasan
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Manajemen Menurut Stoner
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Analisis Data menurut M
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebakiles Huberman
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Lebak
Gambar 4.4 Bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Gambar 4.5 Standar Operasional Prosedur (SOP) Penarikan Retribusi Terminal
Gambar 4.6 Penarikan Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Gambar 4.9 Surat Tanda Setoran (STS) Penerimaan Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak
Gambar 4.10 Daftar Absensi Kendaraan Masuk Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak (28 Juli 2018)
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Target dan Realisasi Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Tahun 2013-2017
Grafik 4.2 Hasil Survey Potensi Penerimaan Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak (23 Juli 2018 - 29 Juli 2018)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak tahun 2001 Indonesia mulai menjalankan sistem pemerintahan
desentralisasi. Hal ini seiring dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004
tentang Otonomi Daerah. Hakikatnya, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai bentuk wujud pelaksanaan otonomi daerah setiap daerah menjadi
mempunyai tugas tersendiri dalam mengembangkan daerahnya masing-masing.
Maka dari itu, pembangunan di setiap daerah berbeda-beda namun tetap satu
tujuan yakni menjadikan daerahnya lebih maju dan sejahtera. Pembangunan
tersebut dinamakan Pembangunan Daerah.
Adapun dalam melaksanakan pembangunan daerah yang meliputi segala
aspek ditentukan oleh beberapa faktor namun faktor keuangan menjadi salah satu
yang sangat dominan, karena faktor keuangan yang berbentuk anggaran daerah
adalah sebuah rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk uang atau rupiah.
Maka, keuangan daerah harus dikelola dengan baik dalam suatu periode tertentu
dan bagi pembangunan daerah dapat menjadi tolak ukur tingkat kemampuan
daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.
2
Aspek keuangan menjadi sangat penting dalam setiap menjalankan
kegiatan pemerintahan. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Mahmudi (2010:
14) ditegaskan bahwa Besar kecilnya pendapatan akan menentukan tingkat
kualitas pelaksanaan pemerintahan, tingkat kemampuan pemerintah dalam
penyediaan pelayanan publik serta keberhasilan pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan.
Keuangan yang dihasilkan disetiap daerah berbeda-beda, hal ini
dikarenakan disetiap daerah memiliki geografis yang berbeda, iklim yang berbeda,
serta kebudayaan masyarakat yang berbeda. Dalam menjawab tantangan semua
itu, maka setiap daerah memiliki strategi yang berbeda dalam mengelola Sumber
Daya Alam (SDA) yang bernilai memiliki potensi kemudian di kelola oleh
Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah tersebut. Sehingga, akan mempengaruhi
besar dan kecilnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah.
Menurut Warsito (2001: 128), Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber
PAD terdiri dari:
1. Pajak Daerah,
2. Retribusi Daerah,
3. Laba dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan
4. Pendapatan Asli Daerah Lainnya yang sah.
Provinsi Banten menjadi salah satu daerah otonom di Indonesia yang
disahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Propinsi Banten. Provinsi Banten terdiri dari enam (6) wilayah
3
yaitu: 1). Kabupaten Serang; 2). Kabupaten Pandeglang; 3). Kabupaten Lebak; 4).
Kabupaten Tangerang; 5). Kota Tangerang; 6). Kota Cilegon.
Sebagai salah satu wilayah di Provinsi Banten, Kabupaten Lebak
mempunyai kewenangan dan tanggungjawab untuk mengelola keuangan
daerahnya dengan baik yang nantinya akan berdampak pada jumlah sumber
pendapatan asli daerah (PAD). Dalam membangun tata kelola keuangan daerah
yang baik Kabupaten Lebak memberikan wewenang kepada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah. Hal ini berdasarkan ketentuan Peraturan Bupati
Lebak Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Pasal 1 yang menjelaskan bahwa Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) merupakan pengguna
anggaran/pengguna barang, dan juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola keuangan daerah, Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) telah mencatat target dan
realisasi penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Lebak yang dilakukan setiap
akhir tahunnya. Dan berikut merupakan Laporan Keuangan Realisasi Penerimaan
Pemerintah Kabupaten Lebak dari tahun 2013-2016 yang disajikan dalam bentuk
tabel 1.1:
4
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Pemerintah Kabupaten Lebak
Tahun 2013-2016
Sumber Data : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Kabupaten Lebak 2016
Berdasarkan pemaparan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa retribusi
daerah sejak tahun 2013, 2014, dan 2015 telah menunjukkan adanya potensi hal
ini dibuktikan dengan bertambahnya peningkatan penerimaan pendapatan setiap
tahunnya. Namun di tahun 2016 retribusi daerah mengalami penurunan yang
sangat drastis yakni sebesar ± Rp. 149, 1 miliar. Hal ini disebabkan berkurangnya
Pendapatan
2013
2014
2015
2016
1 Pendapatan Asli Daerah 136 180 145 486 244 595 359 873 301 471 179 234 304 485 931 937
1.1. Pajak Daerah 20 943 040 987 51 035 621 198 55 820 656 720 63 133 114 649
1.2. Retribusi Daerah 100 090 890 962 140 976 316 356 162 854 440 112 13 441 124 227
1.3. Hasil Perusahaan Milik
Daerah & Pengelolaan / Laba 2 843 366 827 3 715 635 556 2 671 126 989 3 134 789 318
1.4 Lain-lain PAD yang Sah 12 302 846 710 48 867 786 763 80 124 955 413 224 776 903 743
2 Dana Perimbangan 1 084 568 492 974 1 167 914 121 130 1 321 281 755 154 1 620 008 403 077
2.1. Bagi Hasil Pajak 67 516 986 380 60 785 778 928 42 875 123 270 58 017 834 818
2.2. Bagi Hasil Bukan
Pajak/Sumber Daya Alam 2 056 209 669 2 033 727 202 3 509 751 884 3 499 385 179
2.3. Dana Alokasi Umum 901 740 477 000 1 000 878 505 000 1 029 228 685 000 1 100 336 786 000
2.4. Dana Alokasi Khusus 113 254 819 925 104 216 110 000 149 696 070 000 458 154 397 080
2.5. Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Provinsi
1 467 501 414 094 164 813 583 861 266 164 947 487 272 687 089 743
3 Lain-lain Pendapatan yang
Sah 9 793 576 814 383 861 652 861 614 793 415 237 571 938 861 968
JUMLAH/TOTAL
1 467 501 414 094
1 796 379 094 464 2 237 546 349 625 2 496 433 196 982
5
penerimaan di sektor Retribusi Jasa Umum sebesar ± Rp. 149, 1 miliar, Retribusi
Jasa Usaha sebesar ± Rp. 2 juta sedangkan di sektor Retribusi Perizinan Tertentu
yakni Retribusi Izin Usaha Perikanan yang sebesar ± Rp. 1 juta. Namun,
walaupun mengalami penurunan yang sangat drastis nilai PAD retribusi daerah
sangat jauh dibandingkan dengan nilai PAD yang bersumber dari hasil perusahaan
milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan dari tahun 2013
sebesar ± Rp. 2,8 miliar. Kemudian mengalami kenaikan di tahun 2014 menjadi
sebesar ± Rp. 3,7 miliar. Namun, tahun 2015 mengalami penurunan penerimaan
menjadi sebesar ± Rp. 2,6 miliar. Tahun 2016 nilai PAD yang bersumber dari
hasil perusahaan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah kembali
menunjukan peningkatan pendapatan mencapai ± Rp. 3,1 miliar. Akan tetapi
jumlah ini jauh dibandingkan jumlah penerimaan dari retribusi daerah. Sehingga,
hal ini tentunya menunjukkan bahwa retribusi daerah tidak bisa di pandang
sebelah mata atau memiliki potensi yang lebih karena pendapatan yang berasal
dari retribusi daerah hampir menyamai dan bahkan melebihi pendapatan yang
berasal dari pengelolaan perusahaan milik daerah.
Menurut Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001, Retribusi daerah terbagi menjadi tiga (3) jenis
yakni Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, Retribusi Perizinan Tertentu.
Salah satu bagian dari Retribusi Jasa Usaha adalah Retribusi Terminal yang di
nilai cukup potensial untuk meningkatkan jumlah PAD Kabupaten Lebak. Hal ini
juga dibuktikan dengan Laporan Realisasi Penerimaan Retribusi Terminal dari
6
tahun 2013-2016 di Kabupaten Lebak sebagaimana yang digambarkan pada tabel
1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2
Target Penerimaan Retribusi Terminal di Kabupaten Lebak pada
Tahun 2013-2016
No Tahun Target Realisasi Keterangan
1. 2013 400.032.000 338.087.000 Tidak Tercapai
(61.945.000)
2. 2014 400.592.000 400.596.000 Tercapai
3. 2015 420.621.000 421.470.000 Tercapai
4. 2016 450.000.000 451.223.000 Tercapai
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)
Kabupaten Lebak 2016
Berdasarkan pemaparan tabel 1.2 menunjukkan bahwa retribusi terminal di
Kabupaten Lebak di tahun 2013 mendapatkan realisasi hanya sebesar Rp.
61.945.000 atau hanya 84, 51% dari target yang ditentukan. Namun, di tahun
2014-2016 retribusi terminal di Kabupaten Lebak mengalami kenaikan di setiap
tahunnya. Maka, dapat disimpulkan bahwa retribusi terminal menjadi salah satu
sektor penerimaan yang harus diperhatikan. Selain untuk meningkatkan jumlah
PAD, keberadaan terminal juga diperlukan untuk menunjang kelangsungan
mobilitas masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Lebak.
Pendapatan dari sektor retribusi terminal di setiap daerah mungkin tidaklah
sama. Hal ini di karenakan setiap daerah memiliki tingkat kemampuan serta
instrumen hukum yang berbeda dalam mengelola terminal-terminal yang ada di
daerah tersebut. Pemerintah Kabupaten Lebak menjadi salah satu daerah yang
7
berupaya untuk menggali potensi pendapatan di sektor retribusi terminal sekaligus
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat.
Retribusi Terminal di Kabupaten Lebak diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha Bagian Ke-
empat mengenai retribusi sektor terminal, yang menyatakan bahwa retribusi
terminal dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat
parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan
fasilitas lainnya di lingkungan terminal. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor
PM 132 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan
Jalan, Pasal 1 ayat 2 menjelaskan bahwa terminal adalah pangkalan kendaraan
bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,
menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan moda
angkutan.
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan PM 132 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, Pasal 8 disebutkan bahwa
terminal penumpang menurut peran dan pelayanannya dikelompokkan sebagai
berikut :
a. Terminal Penumpang Tipe A merupakan terminal yang peran utamanya
melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas negara dan/atau
angkutan antarkota provinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan
antarkota dalam provinsi, angkutan perkotaan, dan/atau angkutan
perdesaan;
8
b. Terminal Penumpang Tipe B merupakan terminal yang peran utamanya
melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi yang
dipadukan dengan pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan
perdesaan;
c. Terminal Penumpang Tipe C merupakan terminal yang peran utamanya
melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau perdesaan.
Kabupaten Lebak saat ini memiliki terminal penumpang yang berjumlah 7
terminal, dengan total trayek 9 trayek yang berada di wilayah Kabupaten Lebak.
Berikut ini adalah persebaran terminal yang terdapat di wilayah Kabupaten Lebak
sebagai berikut :
Tabel 1.3
Persebaran Terminal di Kabupaten Lebak
No. Nama Terminal Tipe
1 Terminal Mandala B
2 Terminal Kalijaga C
3 Terminal Curug C
4 Terminal Aweh C
5 Terminal Malimping C
6 Terminal Bayah C
7 Terminal Binuangeun C
Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Lebak 27 Juli 2017
Berdasarkan tabel 1.3 diatas, Kabupaten Lebak sampai saat ini masih
memiliki terminal Tipe B dan C yang berfungsi melayani angkutan antar kota
dalam provinsi, dan angkutan antar kota atau pedesaan. Terminal Mandala
menjadi satu-satunya terminal Tipe B di Kabupaten Lebak. Namun, sejak Januari
2017 Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah melimpahkan Terminal Mandala
ke Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Darat. Penyerahan
9
terminal tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang
menjelaskan bahwa terminal Tipe A dan B, yang selama ini di kelola oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota harus di serahkan ke Kementerian Perhubungan.
Dengan adanya penghapusan atas pengelolaan Terminal Mandala yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak, maka pemerintah daerah yang telah
memberikan kewenangan kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak untuk
mengelola pemungutan retribusi terminal hanya memiliki enam (6) buah terminal.
Salah satu terminal yang memiliki potensi yang besar adalah terminal Kalijaga.
Hal ini dikarenakan Terminal Kalijaga memberikan sumbangan pendapatan di
sektor retribusi terminal terbesar sepanjang tahun 2016. Berikut ini adalah tabel
penerimaan retribusi terminal di Kabupaten Lebak tahun 2016 sebagaimana
digambarkan pada tabel 1.4 di bawah ini:
Tabel 1.4
Penerimaan Retribusi Terminal di Kabupaten Lebak tahun 2016
NO Retribusi Terminal
Target Retribusi
PERTAHUN PERBULAN PERHARI
274,944,000 22,912,000 808,640
1. Terminal Kalijaga 145.824.000 12,040,000 424,941
2. Terminal Curug 36,064,000 3,172,000 111,933
3. Terminal Aweh 43,680,000 3,640,000 128,471
4. Terminal Malimping 19,488,000 1,624,000 57,318
5. Terminal Bayah 25,200,000 2,100,000 74,118
6. Terminal Binuangeun 4,032,000 336,000 11,859
Sumber Data : Dinas Perhubungan Kab. Lebak 27 Juli 2017
Di tahun 2010 Terminal Kalijaga sempat di non –aktifkan dikarenakan
adanya pengalihan angkutan antar provinsi (AKAP) maupun angkutan kota dalam
provinsi (AKDP) yang semula berada di terminal Terminal Kalijaga dialihkan ke
10
Terminal Mandala. Alasan perpindahan tersebut dikarenakan lokasi Terminal
Kalijaga tidak memenuhi syarat sebagai terminal Tipe B sesuai dengan instrumen
hukum yang berlaku sebelumnya yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Terminal Kalijaga baru diaktifkan kembali pada tahun 2014. Dengan
diaktifkannya kembali Terminal Kalijaga maka akan memberikan pendapatan
pada PAD Kabupaten Lebak. Meskipun baru tiga (3) tahun diaktifkan kembali
kegiatan pemungutan retribusi terminal, Terminal Kalijaga sudah menunjukkan
kemajuan yang cukup baik dalam penerimaan pendapatan PAD meskipun dalam
pelaksanaan pemungutan retribusi terminal tersebut masih memiliki banyak
hambatan baik secara internal maupun eksternal.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak, dari 29 trayek angkutan umum yang berada di wilayah Kabupaten Lebak.
Kemudian dibagi menjadi 2 jenis trayek yakni trayek angkutan kota dan trayek
angkutan perkotaan. Perbedaan antara trayek angkutan kota dengan trayek
angkutan perkotaan adalah trayek angkutan kota hanya melayani lintasan dalam
kota saja atau di dominasi oleh angkot dan non bus/Elf/PS/seat 14, sedangkan
untuk trayek angkutan perkotaan melayani lintasan beda kota dan dalam kota atau
di dominasi oleh angkutan perdesaan atau bis kecil dan non bus/Elf/PS/seat 14.
Trayek angkutan kota sendiri berjumlah 9 trayek sedangkan untuk trayek
angkutan perkotaan berjumlah 20 trayek.
Terminal Kalijaga sendiri memiliki luas bangunan 4.350 m2
yang terletak
di Jalan Sunan Kalijaga, Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak
11
serta melayani 6 trayek dari 9 trayek angkutan kota. Terminal Kalijaga merupakan
terminal yang paling banyak melayani jalur trayek angkutan kota. Sampai tahun
2016 tercatat bahwa Terminal Kalijaga melayani 6 trayek angkutan kota. Berikut
ini merupakan daftar inventarisir trayek dan kendaraan angkutan kota penumpang
di Terminal Kalijaga :
Tabel 1.5
Daftar Trayek Angkutan Kota Terminal Kalijaga
Kode
Trayek Trayek/Rute Angkutan
Jarak
(KM)
Jumlah
Kendaraan
01
Terminal Kaduagung – Jl. Soekarno Hatta – Jl.
Ahmad Yani – Jl. Multatuli – Jl. Iko Jatmiko – Jl.
RH. Winangun – Jl. RA. Kartini – Terminal
Kalijaga – Jl. Mulatatuli – Jl. Ahmad Yani –
Terminal Kaduagung
10 101
02
Terminal Curug – Jl. Jend. Sudirman – Terminal
Kalijaga – Jl. Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA.
Kartini – Jl. IR. H Juanda – Terminal Kalijaga –
Jl. Jend. Sudirman – Terminal Curug
10 66
03
Terminal Kaduagung – Jl. Soekarno Hatta – Jl.
Otto Iskandar Dinata – Terminal Kalijaga – Jl.
Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA. Kartini – Jl.
IR. H Juanda – Terminal Kalijaga – Jl Soekarno
Hatta – Terminal Kaduagung
10 52
04
Terminal Curug – Jl.Siliwangi – Jl. IR. H Juanda
– Jl. TB. Surya Atmaja – Jl. RH. Winangun – Jl.
RA. Kartini – Jl. IR. H Juanda – Terminal
Kalijaga – Jl. Multatuli – Jl. Kimaklum – Jl. RH.
Winangun – Jl. RA. Kartini – Jl. IR. H Juanda –
Jl. Siliwangi – Terminal Curug
10 67
05
Cibadak – Laskar Ampera – Jl. A. Yani – Jl.
Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA. Kartini – Jl.
IR. H Juanda – Terminal Kalijaga – Jl. A. Yani –
Laskar Ampera – Cibadak
10 47
06
Ciawi – Jl. Prop. DR. IR.Sutami – Jl. Otto
Iskandar Dinata – Terminal Kalijaga – Jl.
Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA. Kartini – Jl.
IR. H Juanda – Terminal Kalijaga – Jl. Otto
Iskandar Dinata – Jl. Prop. DR. IR. Sutami
10 62
JUMLAH KENDARAAN YANG MEMASUKI TERMINAL 395
12
KALIJAGA, KABUPATEN LEBAK
(Sumber Data : Dinas Perhubungan Kab. Lebak 27 Juli 2017)
Lokasi Terminal Kalijaga yang berada di tengah pusat kota yakni di Kota
Rangkasbitung yang berdekatan dengan Pasar Raya Rangkasbitung serta Stasiun
Rangkasbitung seringkali membuat kemacetan. Kemacetan terjadi dikarenakan
semua angkutan kota yang telah keluar dari dalam Terminal Kalijaga harus
melewati Pasar Raya Rangkasbitung kemudian melewati Stasiun Rangkasbitung
yang jaraknya hanya ± 200 m dari Terminal Kalijaga. Kondisi ini diperparah
dengan banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan, dan angkutan
kota yang sering menunggu penumpang di bahu jalan depan gerbang pintu masuk
pasar maupun di pintu gerbang masuk atau keluar stasiun kereta.
Setiap angkutan kota yang masuk ke dalam Terminal Kalijaga maka akan
di kenakan tarif retribusi terminal. Hal ini berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha Pasal 21
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Terminal. Standar harga yang telah
ditetapkan berdasarkan jenis angkutan umum. Adapun besarnya tarif retribusi
terminal yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.6
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Terminal
No. Jenis Klasifikasi Tarif (Rp.)
1. Bis Besar / seat 55 5.000,00 / hari
2. Bis Kecil / seat 24 4.000,00 / hari
3. Non bis / Elf / PS / seat 14 3.000,00 / hari
4. Non Bis / seat 10 2.000,00 / hari
(Sumber Data : Peraturan Daerah Kabupaten Lebak No. 8 Tahun 2010 Tentang
Retribusi Jasa Usaha)
13
Berdasarkan tabel 1.6 di atas terlihat jelas bahwa besaran tarif yang
diberlakukan terhadap masing-masing jenis angkutan umum memiliki besaran
yang berbeda-beda, akan tetapi sampai saat ini retribusi angkutan yang
mendominasi adalah jenis angkutan non bis/seat 10. Dengan jumlah kendaraan
seluruhnya sebanyak 395 angkutan umum dengan rincian 354 jumlah angkutan
kota dan 41 jumlah Non bis/Elf/PS. Seluruhnya aktif beroperasi namun hanya 230
angkutan kota dan PS yang masuk ke dalam Terminal. (Sumber : Rekapitulasi
Rata-rata Jumlah Kendaran Perhari dari Dinas Perhubungan Kab. Lebak 27 Juli ,
2017)
Menurut data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak selama tiga tahun
terakhir, target dan realisasi dari retribusi Terminal Kalijaga adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.7
Target dan Realisasi Retribusi Terminal Kalijaga
Tahun Target %
Kenaikan Realisasi
%
Kenaikan
%
Selisih
Realisasi
dan
Target
2014 128.352.000 0 % 128.352.000 17 %
(19.446.000) 0 %
2015 135.023.000 5,19 % 135.523.000 5,6 %
(7.171.000)
0,37 %
(500.000)
2016 145.824.000 7,9 % 146.730.000 8,2 %
(11.207.000)
0,62 %
(906.000)
(Sumber Data : Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 2017)
Tabel 1.7 menjelaskan bahwa rata-rata setiap tahun anggaran, realisasi
retribusi Terminal Kalijaga selalu melebihi target yang ditetapkan. Tetapi jika kita
lihat. Penetapan target setiap tahun angka prosentasenya kecil, yang terbesar
14
selama tiga Tahun tersebut ada di tahun 2016 (7,9%) dan ternyata realisasinya
pun tercapai. Namun di disisi lain terlihat bahwa selisih realisasi penerimaan
pendapatan dan target dari retribusi Terminal Kalijaga ini tergolong sangat amat
kecil bahkan tidak mencapai angka 1%. Sehingga, nilai rata-rata selama tiga tahun
terakhir ini dari kenaikan realisasi penerimaan retribusi Terminal Kalijaga hanya
sebesar 0,60%. Hal ini dikarenakan adanya angkutan umum yang seharusnya
masuk ke dalam Terminal Kalijaga untuk membayar retribusi terminal yang
jumlah keseluruhan angkutan umum sebanyak 395 yang tercatat dalam
Rekapitulasi Rata-rata Jumlah Kendaraan Perhari hanya 230 angkutan umum.
Angkutan umum yang berjumlah sebanyak 165 tidak masuk ke dalam Terminal
Kalijaga tidak melakukan pembayaran retribusi terminal.
Berdasarkan pernyataan dari Bapak Asep Topik Hidayat. S.IP, selaku
Kepala Seksi Terminal menyatakan bahwa Terminal Kalijaga beroperasi setiap
hari dengan jam operasional terminal dimulai pukul 05.00 WIB sampai dengan
pukul 22.00 WIB. Sedangkan untuk penarikan retribusi terminal dilakukan setiap
hari oleh petugas pemungutan retribusi terminal. Dan mekanisme penarikan
retribusi terminal dilakukan setiap satu kali angkutan umum masuk terminal di
pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.30 WIB. Kemudian, diberikan tanda
bukti pembayaran retribusi terminal jika sudah melakukan pembayaran retribusi.
Hasil observasi awal peneliti di lapangan, menunjukkan bahwa ditemukan
banyak masalah-masalah dalam mengelola retribusi terminal Kalijaga. Pertama,
adalah kecilnya jumlah selisih target dengan realisasi pendapatan terminal dari
tahun 2013-2016 yakni hanya sebesar 0,60%. Hal ini diduga karena adanya
15
sejumlah angkutan yang tidak masuk ke dalam terminal Kalijaga sehingga tidak
membayar pumungutan retribusi terminal tersebut. Para supir angkutan umum
lebih memilih menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal
dibandingkan di dalam terminal atau terminal bayangan. Dan para supir angkot
harus membayar sejumlah uang kepada para preman yang menguasai daerah
sekitar Pasar Rangkasbitung maupun Stasiun Rangkasbitung. Hal ini diperkuat
dengan keterangan dari Bapak Solihin (45 Tahun) sebagai supir angkutan kota
trayek 06 Ciawi – Terminal Kalijaga beliau menjelaskan bahwa lebih untung
memberikan upeti kepada preman dibandingkan harus membayar retribusi
terminal hal ini dikarenakan preman tersebut turut membantu mencarikan
penumpang sampai angkutan tersebut penuh untuk para supir angkutan yang telah
memberikan upeti. Dan upeti tersebut berjumlah sebesar Rp. 2.000,00 yang
diberikan setiap kali angkutan tersebut melewati kawasan Pasar Rangkasbitung
maupun Stasiun Rangkasbitung. Sehingga, berdampak pada kecilnya persentase
realisasi pendapatan retribusi Terminal Kalijaga untuk tiga tahun terakhir ini
yakni sejak tahun 2014.
Masalah kedua yang peneliti temukan di lapangan adalah lemahnya
petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam menjalankan tugasnya
sebagai petugas penarikan retribusi Terminal Kalijaga. Adapun metode
pengawasan yang dilakukan adalah pengawasan secara tidak langsung dan yang
bertugas sebagai penarikan retribusi yakni petugas pemungut retribusi dari Dinas
Perhubungan, Kabupaten Lebak. Terminal Kalijaga memiliki 3 orang petugas
pemungut retribusi yang bertugas dari pukul 08.00 WIB – 17.30 WIB. Namun,
16
dalam pelaksanaannya ternyata para petugas terlihat seringkali datang terlambat
yakni pukul 09.00 WIB selain itu, para petugas juga sering kali pulang lebih awal
yakni pukul 14.30 WIB sampai pukul 15.30 yang seharusnya pulang pukul 17.30
WIB. Itu artinya, para petugas pemungut retribusi hanya bekerja sekitar ± 5
sampai 6 jam 30 menit. Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh
peneliti selama 2 minggu sejak tanggal 16 Oktober sampai dengan 29 Oktober
dari pukul 08.00 WIB – 18.00 WIB, selama 2 minggu peneliti menemukan bahwa
dari 3 petugas penarikan retribusi Terminal Kalijaga 2 diantaranya sering terlihat
terlambat dan pulang lebih awal selama jam kerja berlangsung nampak para
petugas tidak perduli dengan tugasnya bahkan peneliti melihat bahwa para
petugas lebih sering berkunjung ke Pasar Rangkasbitung selama masih jam kerja
berlangsung dibandingkan menunggu di pos pemungutan retribusi terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak. Dengan fakta-fakta permasalahan yang peneliti
temukan maka peneliti bertemu dengan Penanggungjawab Terminal Kalijaga pada
tanggal 31 Oktober 2017 di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Berdasarkan keterangan Bapak Bay Supriyadi selaku Kepala Penanggungjawab
Terminal Kalijaga hal ini memang sering terjadi namun para petugas yang terus
melanggar aturan akan segera mendapatkan sanksi yang tegas dari Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak. Tentu, kondisi ini juga bisa membuat para supir
angkot memanfaatkan hal tersebut dengan cara tidak membayar kewajiban mereka
untuk membayar retribusi terminal.
Masalah ketiga yang di temukan di lapangan adalah masih minimnya
ketaatan supir angkutan dalam pembayaran retribusi terminal. Hal ini tentu
17
membuat para petugas penarik retribusi Terminal Kalijaga berupaya lebih tegas
kepada para supir angkot untuk membayar kewajibannya tersebut. Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa
Usaha dijelaskan bahwa untuk penarikan retribusi terminal hanya di lakukan satu
kali dalam satu hari dan dibayar sesuai dengan kategori angkutan tersebut.
Adapun menurut keterangan dari Bapak Sholehudin (55 tahun) supir angkutan
trayek 02 Terminal Curug – Terminal Kalijaga beliau juga termasuk salah satu
supir yang seringkali tidak membayar retribusi hal ini dikarenakan membayar
retribusi tidak memberikan dampak secara langsung terhadap jumlah setoran yang
harus ia bayarkan kepada pemilik angkutan dan juga penumpang jauh lebih
banyak di sekitar Pasar Rangkasbitung ataupun Stasiun Rangkasbitung
dibandingkan di dalam Terminal Kalijaga. Hal inilah yang menjadi salah satu
alasan untuk para supir angkutan umum tidak berkenan masuk ke dalam terminal.
Dengan kondisi seperti itu tentunya akan berdampak pada rendahnya pendapatan
penerimaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Masalah keempat yang di temukan di lapangan adalah tanda bukti
pembayaran retribusi terminal yang terkadang tidak berikan oleh petugas penarik
retribusi Terminal Kalijaga kepada para supir angkutan umum. Hal ini membuat
tidak adanya perbedaan antara supir angkutan umum yang sudah membayar
retribusi terminal dengan supir angkutan umum yang belum membayar retribusi
terminal. Kondisi ini juga dapat berpotensi adanya pungutan liar atau pungli yang
dilakukan oleh petugas penarik retribusi Terminal Kalijaga. Berdasarkan
keterangan oleh Bapak Rochman selaku supir angkutan trayek 05 Cibadak –
18
Terminal Kalijaga hal ini memang terjadi sehingga terkadang membuat beliau
menjadi enggan untuk membayar retribusi terminal karena tidak adanya tanda
bukti tersebut. (Wawancara pada hari Rabu, 26 Juli 2017 pukul 09.45 WIB di
lokasi Terminal Kalijaga)
Dengan beberapa permasalahan yang ada di Terminal Kalijaga, terutama
berkaitan dengan retribusi terminal, ini sebuah permasalahan yang harus segera
terselesaikan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka diperlukan
suatu manajemen retribusi yang mumpuni. Sehingga dapat berdampak terhadap
pendapatan asli daerah khususnya di sektor retribusi terminal dengan presentase
yang stabil bahkan meningkat secara signifikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik
untuk mengkaji dan menggali lebih mendalam permasalahan tersebut dalam
penelitian yang berjudul :
“MANAJEMEN RETRIBUSI TERMINAL KALIJAGA, KABUPATEN LEBAK
DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH”
19
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti
dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya jumlah selisih target dengan realisasi pendapatan
terminal dari tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016 dengan rata-rata yakni
hanya sebesar 0,60%,
2. Lemahnya petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam
menjalankan tugasnya sebagai petugas penarikan retribusi Terminal
Kalijaga,
3. Minimnya ketaatan supir angkutan dalam pembayaran retribusi terminal ,
4. Tanda bukti pembayaran retribusi terminal yang terkadang tidak berikan
oleh petugas penarik Terminal Kalijaga kepada para supir angkutan umum
yang telah membayarkan retribusi terminal.
1.3 Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan tersebut,
maka penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen retribusi
terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya peningkatan pendapatan asli
daerah.
\
20
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan pada masalah tersebut, untuk mengetahui bagaimana
gambaran manajemen retribusi terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya
peningkatan pendapatan asli daerah. Maka peneliti mengarahkan untuk
mendapatkan jawaban dari perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana
manajemen retribusi terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya
peningkatan pendapatan asli daerah?
1.5 Tujuan Penelitian
Dari identifikasi masalah yang telah dibatasi dan dirumuskan tersebut,
maka penelitian bertujuan untuk mengetahui manajemen retribusi terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1. Secara Teoritis
1. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan
dan pengetahuan karena akan menambah khasanah ilmu yang
berkaitan dengan manajemen publik.
2. Karena penelitian ini tentang studi manajemen publik maka
penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan studi manajemen
publik khususnya tentang keuangan daerah.
3. Penelitian ini merupakan implementasi teori yang didapat semasa
perkuliahan.
21
1.6.2. Secara Praktis
1. Penelitian ini untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam
hal mempelajari tentang manajemen retribusi terminal khususnya dan
khasanah ilmu pengetahuan yang lain selama mengikuti Program
Studi Ilmu Administrasi Negara. Hal ini juga sebagai salah satu syarat
utama pada Ujian Strata-1 untuk Program Studi Ilmu Administrasi dan
penelitian ini digunakan untuk menambah pengalaman dalam
melakukan penelitian ini.
2. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun
mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih
mendalam mengenai bidang ilmu sosial terutama mengenai
manajemen retribusi terminal dalam upaya peningkatan pendapatan
asli daerah.
3. Penelitian ini diharapkan adanya perbaikan pelaksanaan
manajemen retribusi terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya
peningkatan pendapatan asli daerah yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan.
1.7 Sistematika Penulisan
Pada bagian ini menjelaskan sistematika penulisan skripsi yang berjudul
Manajemen Dinas Perhubungan dalam Pengoptimalisasian Retribusi Terminal
(Studi kasus : Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak) terdiri dari :
22
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisikan latar belakang masalah yang menjadi
dasar penelitian, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian baik secara teoritis maupun secara praktis, serta
sistematika penulisan skripsi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
Bab ini terdiri dari tiga poin, yaitu deskripsi teori, penelitian terlebih
dahulu, kerangka pemikiran peneliti, dan asumsi dasar. Dalam deskripsi teoriakan
dijelaskan tentang beberapa pendapat ahli mengenai teori-teori yang relevan
terhadap masalah. Setelah memaparkan teori, lalu peneliti membuat kerangka
berpikir yang menggambarkan alur pemikiran peneliti sebagai kelanjutan dari
deskripsi teori. Asumsi dasar merupakan jawaban sementara permasalahan yang
diteliti, dan akan diuji kebenerannya.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan pendekatan dan metode yang digunakan di dalam
penelitian, ruang lingkup/fokus penelitian, instrumen penelitian di dalam
instrumen menjelaskan tentang bagaimana proses penyusunan dan jenis alat
pengumpul data yang digunakan, proses pengumpulan data, dan teknik penentuan
kualitas instrumen. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah peneliti itu
sendiri. Teknik pengumpulan data dan analisis data menjelaskan teknik dan
23
disertai rasionalnya. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti
sesuai dengan sifat data yang diteliti. Pengumpulan data kualitatif, melalui
pengamatan, wawancara mendalam, dokumen dan pustaka. Proses analisis data
dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh
Miles dan Huberman (2007:15), yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan
empat kegiatan penting diantaranya pengumpulan data (data collecting), reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) dan verifikasi (verification).
Informan penelitian dalam penelitian kualitatif dipilih secara langsung untuk
pengumpulan data-data penelitian. Lokasi dan jadwal penelitian menjelaskan
lokasi dan alasan memilih lokasi penelitian, terkait tempat dan jadwal penelitian
tersebut dilaksanakan.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan deskripsi objek penelitian yang meliputi lokasi
penelitian secara jelas, struktur organisasi dan hal lain yang berhubungan dengan
objek penelitian. Lalu deskripsi data menjelaskan hasil penelitian yang telah
diolah dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan,
baik data kualitatif maupun kuantitatif. Terakhir melakukan pembahasan lebih
lanjut terhadap hasil analisis data. Pada akhir pembahasan peneliti dapat
mengemukakan berbagai keterbatasan yang mungkin terdapat dalam pelaksanaan
penelitiannya.
24
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini berisi kesimpulan dimana bab ini menyimpulkan hasil
penelitian yang diuangkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami. Selain
itu kesimpulan penelitian juga harus sejalan dan sesuai dengan permasalahan.
Selanjutnya saran berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang
yang diteliti baik secarateoritis maupun praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.
LAMPIRAN
Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian.
2
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Keuangan Daerah
Keuangan Daerah menurut Ahmad (2004: 229) bahwa keuangan
daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah. Sedangkan, Menurut Mardiasmo (2002:
9) keuangan daerah atau anggaran daerah merupakan rencana kerja
pemerintah daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Keuangan Daerah adalah sesuatu yang menjadi hak pemerintah daerah
untuk mengelola potensi yang dimiliki sehingga mendapatkan dana atau
yang disebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna untuk membiayai
program kerja pemerintah dalam periode tertentu.
25
2
26
2.1.2 Manajemen
Secara etimologi, management (di Indonesia diterjemahkan
sebagai “manajemen”) berasal dari kata manus (tangan) dan agere
(melakukan), yang setelah digabung menjadi kata manage (bahasa inggris)
berarti mengurus atau managiere (bahasa lain) yang berarti melatih.
Berbagai definisi mengenai manajemen menurut Manullang dalam
Ratminto & Atik (2005:1) mendefinisikan :
“Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan juga pengawasan daripada sumber daya
manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu”
Sedangkan manajemen menurut Tery dalam (Syafie, 2006:49) :
“Management is a distinct procces consisting of planning, organizing,
actuating and controlling performed to determine and accomplish stated
objective by the use of human being and other resources”.
Maksudnya, manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.
Manajemen menurut W. Taylor dalam (Syafie, 2006:48) :
The art of management, is defined as knowing exactly what you want to
do, and then seeing that they do it in the best and cheapest way.
Maksudnya, ilmu manajemen itu dapat diterjemahkan sebagai ilmu
pengetahuan yang mandiri yang sebenarnya akan anda kerjakan,
27
selanjutnya mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik
serta termudah atau tidak.
Definisi lain mengenai manajemen merupakan sekelompok
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka
panjang organisasi. Sedangkan manajemen menurut (Hasibuan, 2001:2)
adalah sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Adapun definisi lain manajemen menurut Hasibuan dalam bukunya
Manajemen (2011:2). Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan
Manajemen menurut Sikula dalam Hasibuan (2011:2) yang di terjemahkan
sebagai berikut:
“bahwa manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu
produk atau jasa secara efisien.”
Sementara itu menurut Stoner dalam (Handoko, 2003:8)
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya agar mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
28
Gambar 2.1
Teori Manajemen Menurut Stoner
Perencanaan,
Pengarahan, Anggota Tujuan
Perencanaan Penyusunan Organisasi Organisasi
Personalia, (bawahan)
Pengarahan,
Pengawasan
Namun pengertian manajemen menurut Luther Gulick dikutip dalam
(Handoko, 2003: 11) sebagai :
“Suatu bidang ilmu pengetahuan (Science) yang berusaha secara sistematis
untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk
mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.”
Secara sederhana manajemen menurut Luther Gulick (2003: 11)meliputi :
a. Perencanaan (Planning);
b. Mengorganisir (Organizing);
c. Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing);
d. Mengarahkan (Directing);
e. Menyelaraskan/Mengkoordinir (Coordinating);
f. Melaporkan (Reporting);
g. Menyusun Anggaran (Budgeting).
Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli
maka dapat didimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan
seni mengelola tindakan-tindakan pekerjaan dengan rangkaian-rangkaian
kegiatan yang dilakukan dengan cara bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama.
29
Kesimpulan dari peneliti bahwa manajemen merupakan proses
dimana seluruh anggota organisasi mampu melakukan penggerakkan
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan bahkan
pengawasan kearah yang lebih baik dengan penggunaan sumber-sumber
daya di dalam organisasi itu sendiri agar mencapai tujuan organisasi.
Sehingga tindakan dari sebuah manajemen yang dikelola dengan baik dan
benar dapat menentukan sebuah kesuksesan pencapaian kinerja oleh
sebuah organisasi itu sendiri. Maka dari itu harus diperlukan perencanaan
yang benar-benar matang sehingga tujuan dari organisasi tersebut tepat
sasaran dan efisien.
2.1.3 Retribusi Daerah
Retribusi Daerah menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah adalah Retribusi Daerah, yang
selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
Badan.
Definisi lain mengenai retribusi menurut Siahaan (2005: 5),
retribusi adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena
adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara
perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung yaitu yang
membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara. Sedangkan,
30
menurut Mardiasmo (2011: 100), retribusi adalah pungutan yang
dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat sebagai pembayaran atas
pemanfaatan jasa atau fasilitas yang disediakan oleh pemerintah
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa retribusi memiliki
pokok sebagai berikut :
a. Pungutan retribusi harus berdasarkan Undang-Undang
b. Dipungut oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
c. Imbalan dapat dirasakan secara langsung oleh pembayar retribusi dan
juga dapat dipaksakan
d. Pelaksanaan bersifat ekonomis.
2.1.3.1 Subjek Retribusi Daerah
Subjek Retribusi Daerah antara lain yaitu (Mardiasmo,
2009:17) :
1. Retriibusi Jasa Umum, adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.
2. Retribusi Jasa Usaha, adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
3. Retribusi Perizinan Tertentu, adalah orang pribadi atau badan yang
memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah.
31
2.1.3.2 Objek Retribusi Daerah
Objek Retribusi Daerah terdiri dari (Mardiasmo, 2009: 17) :
1. Jasa Umum, yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau
diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau
badan.
2. Jasa Usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip kormesial.
3. Perizinan Tertentu, yaitu berupa kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau
badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
2.1.3.3 Jenis-Jenis Retribusi Daerah
Jenis Retribusi Daerah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
(Mardiasmo, 2009: 15-16) :
1. Retribusi Jasa Umum
Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan
atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan.
32
Jenis Retribusi Jasa Umum berdasarkan Undang-Undang
No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pasal 110 adalah :
a. Retribusi Pelayanan Kesehatan
b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c. Retribusi Pengantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan
Akta Catatan Sipil;
d. Retribusi Pelayanan Pengabuan Mayat;
e. Retribusi Pelayanan Pemakaman;
f. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
g. Retribusi Pelayanan Parkir;
h. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
i. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
j. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
k. Retribusi Tera/Tera Ulang;
l. Retribusi Pelayanan Pendidikan.
2. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial
berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 126 meliputi :
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan
daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum
disediakan secara memadai oleh pihak swasta.
Jenis Retribusi Jasa Usaha berdasarkan Undang-Undang
No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pasal 127 adalah:
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
33
b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
c. Retribusi Tempat Pelelangan;
d. Retribusi Terminal;
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;
f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
g. Retribusi Rumah Potong Hewan;
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan;
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
j. Retribusi Penyeberangan di Air;
k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 140, Retribusi Perizinan
Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah
daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau
fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan.
Jenis Retribusi Perizinan Tertentu berdasarkan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah Pasal 141 adalah:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
b. Retribusi Izin Penjualan Minuman Beralkohol;
c. Retribusi Izin Gangguan;
d. Retribusi Izin Trayek;
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
34
2.1.3.4 Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi Daerah
Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi daerah sebagai
berikut (Mardiasmo, 2009: 17):
1. Retribusi Jasa Umum, berdasarkan kebijakan daerah dengan
mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,
kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.
2. Retribusi Jasa Usaha, berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas
diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara
efisien dan berorientasi pada harga pasar.
3. Retribusi Perizinan Tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk
menutup atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang
bersangkutan.
2.1.4 Terminal
Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk
atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan
transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul utama dalam
jaringan dimana sekumpulan lintasan rute secara keseluruhan bertemu.
Dengan demikian terminal merupakan komponen utama dalam sistem
jaringan transportasi jalan yang mempunyai peran dan fungsi yang sangat
penting. Terminal bukan saja merupakan komponen fungsional utama dari
35
sistem, tetapi juga sering merupakan prasarana dimana titik kemacetan
mungkin terjadi (Warpani, 2002: 69).
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan PM 132 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, pasal 1
menyebutkan bahwa terminal adalah pangkalan kendaraan bermotor
umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,
menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan
moda angkutan.
Kesimpulan dari peneliti bahwa terminal merupakan titik dimana
penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi
serta digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,
menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta perpindahan
moda angkutan.
2.1.4.1 Klasifikasi Tipe Terminal
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan PM 132 Tahun
2015 Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan,
Pasal 8 disebutkan bahwa terminal penumpang menurut peran dan
pelayanannya dikelompokkan sebagai berikut :
a. Terminal Penumpang Tipe A merupakan terminal yang peran
utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan lintas batas
negara dan/atau angkutan antarkota provinsi yang dipadukan
36
dengan pelayanan angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan
perkotaan, dan/atau angkutan perdesaan;
b. Terminal Penumpang Tipe B merupakan terminal yang peran
utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota
dalam provinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan
perkotaan dan/atau angkutan perdesaan;
c. Terminal Penumpang Tipe C merupakan terminal yang peran
utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan
atau perdesaan.
2.1.4.2 Fasilitas Terminal Penumpang
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan PM 132 Tahun
2015 Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan,
Pasal 20 disebutkan bahwa fasilitas terminal penumpang terdiri atas:
a). Fasilitas utama; dan b). Fasilitas penunjang.
A. Fasilitas Utama Terminal Penumpang
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan PM 132 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan,
Pasal 21 ayat 1 disebutkan bahwa fasilitas utama penumpang terminal
terdiri atas:
a. Jalur keberangkatan kendaraan;
b. Jalur kedatangan kendaraan;
c. Ruang tunggu penumpang, pengatur, dan/atau penjemput;
d. Tempat parkir kendaraan;
e. Fasilitas pengelolaan lingkungan hidup (waste management);
37
f. Perlengkapan jalan;
g. Fasilitas penggunaan teknologi;
h. Media infromasi;
i. Penanganan pengemudi;
j. Pelayanan pengguna terminal dari perusahaan bus (customer
services);
k. Fasilitas pengawasan keselamatan;
l. Jalur kedatangan penumpang;
m. Ruang tunggu keberangkatan (boarding);
n. Ruang pembelian tiket;
o. Ruang pembelian tiket untuk bersama
p. Outlet pembelian tiket secara online (single outlet ticketing online);
q. Pusat informasi (information center);
r. Papan perambuan dalam terminal (signage);
s. Papan pengumuman;
t. Layanan bagasi (lost and found);
u. Ruang penitipan barang (lockers);
v. Tempat berkumpul darurat (assembly point); dan
w. Jalur evakuasi bencana alam terminal.
B. Fasilitas Penunjang Terminal Penumpang
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan PM 132 Tahun 2015
Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan,
Pasal 22 ayat 2 disebutkan bahwa fasilitas penunjang penumpang
terminal terdiri atas:
a. Fasilitas penyandang cacat dan ibu hamil atau menyusui;
b. Fasilitas keamanan (checking point/metal detector/CCTV);
c. Fasilitas pelayanan keamanan;
d. Fasilitas istirahat awak kendaraan;
e. Fasilitas ramp check;
f. Fasilitas pengendapan kendaraan;
g. Fasilitas bengkel yang diperuntukkan bagi operasional bus;
h. Fasilitas kesehatan;
i. Fasilitas peribadatan;
j. Tempat transit penumpang (hall);
38
k. Alat pemadam kebakaran;dan/atau
l. Fasilitas umum.
2.1.4.3 Standar Pelayanan Minimum dan Penilaian Kinerja
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan PM 132 Tahun
2015 Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan,
Pasal 50 disebutkan bahwa standar pelayanan minimum meliputi:
a. Kinerja dan kompetensi sumber daya manusia;
b. Pemanfaatan dan kebersihan fasilitas utama dan asilitas penunjang;
c. Pelaksanaan standar operasional prosedur terminal; dan
d. Pemanfaatan teknologi informasi;
e. Keselamatan, keamanan dan kelancaran lalu lintas.
Sedangkan Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan PM
132 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang
Angkutan Jalan, Pasal 51 disebutkan bahwa penilaian kinerja
dilakukan secara berkala dan insidentil. Penilaian insidentil
dilaksanakan sewaktu-waktu dalam hal:
a. Adanya ketidakwajaran data realisasi angkutan pada sistem
informasi penyelenggaraan terminal angkutan penumpang jalan;
dan
b. Adanya laporan dari masyarakat mengenai:
1). Pelanggaran manajemen operasi; dan/atau
2). Pelanggaran Standar Pelayanan Minimum.
39
2.1.5 Retribusi Terminal
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun
2010 tentang Retribusi Jasa Usaha di Bidang Perhubungan Darat pada
Pasal 16 ayat 1 bahwa Retribusi Terminal adalah pembayaran atas
pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis
umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal.
2.1.5.1 Objek Retribusi Terminal
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8
Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha pada Pasal 17 ayat 1 bahwa
objek retribusi terminal pelayanan penyediaan tempat parkir untuk
kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan
fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki,
dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
2.1.5.2 Subjek Retribusi Terminal
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8
Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha pada Pasal 18 bahwa Subjek
Retribusi Terminal adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan atau menikmati pelayanan penyediaan tempat parkir
untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha,
dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal.
40
2.1.5.3 Struktur dan Tarif Retribusi Terminal
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8
Tahun 2010 tentang Retribusi Jasa Usaha pada Pasal 21 bahwa
struktur dan besarnya tarif Retribusi Terminal ditetapkan sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi Terminal
No. Jenis Kalisifikasi Tarif (Rp)
1. Bis Besar/seat 55 5.000,00/hari
2. Bis Kecil/seat 24 4.000,00/hari
3. Non Bis/Elf/PS/seat 14 3.000,00/hari
4. Non Bis/seat 10 2.000,00/hari
2.1.6 Manajemen Retribusi
Manajemen Retribusi Daerah adalah proses yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengaraha, bahkan pengawasan dalam mengelola retribusi daerah sesuai
dengan visi dan misi daerah tersebut.
Adapun prinsip manajemen retribusi daerah menurut Mahmudi
(2010: 25) adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan Pelayanan : Retribusi Daerah harus mengutamakan mutu
pelayanan terhadap masyarakat;
2. Perluasan Basis Retribusi : Memperluas sumber penerimaan. Untuk
memperluas basis penerimaan, pemerintah daerah dapat
melakukannya dengan cara berikut:
41
a. Mengidentifikasi pembayar retribusi dan menjaring wajib retribusi
baru;
b. Mengevaluasi tarif retribusi;
c. Meningkatkan basis data objek retribusi;
d. Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek retribusi.
3. Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi : Untuk
mengoptimalkan perolehan pendapatan retribusi, pemerintah daerah
harus melakukan pengawasan dan pengendalian yang memadai.
Kebocoran pendapatan bisa disebabkan pungutan liar atau korupsi
petugas. Untuk mengurangi kebocoran pendapatan terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan antara lain:
a. Melakukan audit, baik rutin maupun insidental;
b. Memperbaiki sistem akuntasi penerimaan daerah;
c. Memberikan penghargaan yang memadai bagi para masyarakat
yang taat membayar retribusi dan hukuman (sanksi) yang berat
bagi yang tidak mematuhinya;
d. Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam
pemungutan pendapatan.
4. Perbaikan Administrasi Pemungutan Retribusi: terdapat beberapa cara
yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan efisiensi
administrasi pemungutan retribusi, yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaiki administrasi pemungutan retribusi sehingga lebih
mudah dan sedehana;
b. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti bank, dan pihak
ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan
dalam membayar retribusi.
42
2.1.7 Pendapatan Asli Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Pasal 1 ayat 13 menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan
daerah sesuai dengan perundangan-undangan.
Definisi lain mengenai pendapatan asli daerah menurut Widjaja
(2002: 42), pendapatan asli daerah merupakan usaha daerah guna
memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dari pemerintah
dan sebagai salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan
dana pembangunan untuk memenuhi belanja daerah. Sedangkan menurut,
Ahmad Yani (2002: 51), pendapatan asli daerah yakni pendapatan daerah
yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain asli
daerah yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada
daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi derah
sebagai wujud desentralisasi.
Selanjutnya, menurut Halim (2004: 96) Pendapatan Asli Daerah
merupakan semua penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
Dari bebrapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah seluruh penerimaan keuangan
43
daerah, dimana penerimaan keuangan tersebut berasal dari potensi-potensi
yang ada di daerah tersebut, misalnya: pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaam kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain asli
daerah yang sah yang bertujuan untuk pemenuhan biaya belanja daerah.
2.1.7.1 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah
Menurut Mahmudi (2002: 16) sumber pendapatan daerah pada
dasarnya terbagi menjadi 2 (dua) yakni : pertama, sumber pendapatan yang
ada pada saat ini ada dan sudah ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan. Kedua, sumber pendapatan di masa datang yang masih
potensial atau tersembunyi dan baru akan diperoleh apabila sudah
melakukan upaya-upaya tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
telah menetapkan sumber-sumber penerimaan daerah, sebagai berikut:
I. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
A. Pajak Daerah;
B. Retribusi Daerah;
C. Bagian Laba Pengelolaan Aset Daerah yang dipisahkan;
D. Lain-lain PAD yang sah.
II. Transfer Pemerintah Pusat
A. Bagi Hasil Pajak;
44
B. Bagi Hasil Sumber Daya Alam;
C. Dana Alokasi Umum;
D. Dana Alokasi Khusus;
E. Dana Otonomi Khusus;
F. Dana Penyesuaian.
III. Transfer Pemerintah Provinsi
A. Bagi Hasil Pajak;
B. Bagi Hasil Sumber Daya Alam;
C. Bagi Hasil Lainnya.
IV. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
A. Pendapatan Hibah;
B. Pendapatan Dana Darurat;
2.2 Kerangka Berpikir
Sugiyono (2007: 60) menjelaskan bahwa kerangka berpikir merupakan
modl konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir
merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai
teori yang telah dideskripsikan.Beberapa teori yang telah dideskripsikan,
selanjutnya di analisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa
tentang hubungan antar variabel yang di teliti.
Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang Manajemen Retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli
45
Daerah. Setelah peneliti melakukan observasi di lapangan dan melakukan
wawancara, serta mendapatkan informasi dari berbagai sumber, ditemukan
beberapa masalah terkait dengan penelitian yang akan diteliti, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Masih rendahnya jumlah selisih target dengan realisasi pendapatan
terminal dari tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016 dengan rata-rata yakni
hanya sebesar 0,60%,
2. Lemahnya sanksi terhadap petugas penarikan retribusi terminal yang tidak
disiplin dalam menjalankan tugasnya,
3. Masih kurangnya kesadaran para supir angkot untuk membayar retribusi
terminal,
4. Tanda bukti pembayaran retribusi terminal yang terkadang tidak diberikan
oleh petugas penarik retribusi Terminal Kalijaga kepada para supir
angkutan umum yang sudah membayar retribusi.
Berdasarkan pemaparan masalah-masalah di atas, peneliti mencoba
mengkaji permasalahan-permasalahan tersebut untuk lebih mengetahui
manajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya
peningkatan pendapatan asli daerah yang kemudian dikaji menggunakan teori
Mahmudi (2010: 25). Teori tersebut tidak hanya memaparkan bagaimana cara
memanajemen retribusi tetapi teori tersebut sekaligus bisa menjadi salah satu
referensi strategi dalam meningkatan pendapatan asli daerah melalui sketor
retribusi terminal. Sehingga, teori ini dihubungkan dengan fokus kajian dalam
penelitian ini berkenaan dengan manajemen retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah, adapun
prinsip manajemen retribusi sebagai berikut:
1. Perbaikan Pelayanan : dimana pelayanan merupakan prinsip utama
dalam penyelenggaraan retribusi daerah. Dinas Perhubungan harus
memperhatikan faktor-faktor yang berkaitan dalam mutu pelayanan
46
terhadap masyarakat (seperti: Tangible, Realibility, Responsiveness,
Assurance, Empathy);
2. Perluasan Basis Retribusi : dimana Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak dapat memperluas sumber penerimaan untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah khususnya di sektor retribusi terminal. Untuk
memperluas basis penerimaan, pemerintah daerah dapat melakukannya
dengan cara berikut:
a. Mengidentifikasi pembayar retribusi dan menjaring wajib retribusi
baru;
b. Mengevaluasi tarif retribusi;
c. Meningkatkan basis data objek retribusi;
d. Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek retribusi.
3. Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi : Untuk
mengoptimalkan perolehan pendapatan retribusi, pemerintah daerah
harus melakukan pengawasan dan pengendalian yang memadai.
Kebocoran pendapatan bisa disebabkan pungutan liar atau korupsi
petugas. Untuk mengurangi kebocoran pendapatan terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan antara lain:
a. Melakukan audit, baik rutin maupun insidental;
b. Memperbaiki sistem akuntasi penerimaan daerah;
c. Memberikan penghargaan yang memadai bagi para masyarakat
yang taat membayar retribusi dan hukuman (sanksi) yang berat
bagi yang tidak mematuhinya;
d. Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam
pemungutan pendapatan.
4. Perbaikan Administrasi Pemungutan Retribusi: dimana Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dapat menciptakan inovasi dalam
pemungutan retribusi. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi administrasi pemungutan retribusi, yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaiki administrasi pemungutan retribusi sehingga lebih
mudah dan sedehana;
b. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti bank, dan pihak
ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan
dalam membayar retribusi.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat (4) indikator dari teori prinsip
manajemen retribusi menurut Mahmudi (2010: 25), dengan demikian diharapkan
47
mampu menjawab rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
yakni berkenaan dengan bentuk gambaran manajemen retribusi terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Sehingga,
akan didapatkan hasil apakah selama ini Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
sudah menjalankan manajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
dengan tepat atau bahkan dirasakan masih kurang tepat dalam penyelenggaraan
manajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak sehingga berdampak
pada jumlah pendapatan asli daerah khususnya sektor retribusi terminal. Adapun
kerangka berpikir penulis dalam penelitian ini yang dibuat dalam sebuah bentuk
bagan untuk memudahkan para pembaca dapat digambarkan sebagai berikut:
48
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Masalah yang dihadapi oleh
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
adalah:
1. Masih rendahnya jumlah selisih
target dengan realisasi pendapatan
terminal dari tahun 2013, 2014,
2015, dan 2016 yakni hanya
sebesar 0,60%,
2. Lemahnya petugas dari Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak
dalam menjalankan tugasnya
sebagai petugas penarik retribusi
Terminal Kalijaga,
3. Minimnya ketaatan supir angkutan
dalam pembayaran retribusi
terminal,
4. Tanda bukti pembayaran retribusi
terminal yang terkadang tidak
berikan oleh petugas penarik
retribusi Terminal Kalijaga
kepada para supir angkutan
umum.
Manajemen Retribusi menurut
Mahmudi (2010: 25) :
a. Perbaikan Pelayanan;
b. Perluasan Basis Retribusi;
c. Pengendalian Atas
Kebocoran Penerimaan
Retribusi;
d. Perbaikan Administrasi
Pemungutan Retribusi.
Kondisi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak menjadi lebih
baik, teroganisir, nyaman, bersih,
dan teratur
Peningkatan Jumlah Realisasi
Pendapatan Retribusi
Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak
49
2.3 Asumsi Dasar
Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang dipaparkan diatas, peneliti
telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti
berasumsi bahwa dalam pelaksanaan manajemen retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak belum mencapai hasil yang maksimal. Sehingga masih
diperlukan suatu upaya dalam hal ini manajemen retribusi terminal untuk
mencapai peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Pendekatan dan Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 6)
mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, secara
holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Adapun alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
dikarenakan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan akuntabel
berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara dengan informan-
informan yang telah peneliti kualifikasikan berdasarkan dengan keterkaitan
permasalahan Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam
Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
50
51
2.2 Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian kepada Manajamen
Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam Upaya Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Kabupaten
Lebak. Selanjutnya konteks manajemen disesuaikan dengan teori manajemen
retribusi menurut Mahmudi (2010: 25) yang terdiri dari 4 proses yakni :
a. Perbaikan Pelayanan;
b. Perluasan Basis Retribusi;
c. Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi;
d. Perbaikan Administrasi Pemungutan Retribusi.
3.3 Lokasi Penelitian
Terminal Kalijaga merupakan salah satu terminal yang menjadi tempat
pertukaran moda transportasi darat khususnya angkutan umum untuk wilayah
Kabupaten Lebak. Dalam tiga tahun terakhir ini Terminal Kalijaga telah mencapai
pendapatan retribusi dari target yang ditetapkan. Namun presentasenya
peningkatannya masih terbilang sangat amat kecil. Sedangkan dalam observasi
dilapangan juga ditemukan berbagai macam masalah lainnya yang berkaitan
dengan manajemen pemungutan retribusi Terminal Kalijaga. Dengan
permasalahan yang dihadapi oleh Terminal Kalijaga diperlukan suatu manajemen
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam upaya peningkatan
pendapatan asli daerah.
52
Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tertarik untuk menjadikan
Terminal Kalijaga sebagai lokasi penelitian.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Instrumen yang baik
harus absah (valid) dan dapat dipercaya (reliabel). Instrumen valid adalah
instrumen yang dengan tepat mengukur apa yang harus diukur. Instrumen reliabel
bila hasil pengukuran itu bersifat ajek.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen adalah peneliti itu
sendiri. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian kualitatif harus divalidasi
terlebih dahulu, hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh peneliti siap
melakukan penelitian di lapangan. Dalam penelitian Manajemen Retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah. Menurut Nasution dalam Sugiyono (2012: 224), peneliti sebagai
instrumen penelitian serasi untuk penelitian karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dari lingkungan yang harus diperkirannya bermakna atau tidak bagi
penelitian,
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
sehingga dapat mendapatkan ragam data sekaligus,
53
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali
manusia,
4. Situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita,
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera
untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang
timbul seketika,
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau pelakan,
7. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari pada yang
lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat
kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
54
3.5 Informan Penelitian
Informan penelitian merupakan sumber data yang digunakan pada
penelitian ini. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi oleh spadley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri
atas tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity)
yang berinteraksi secara sinergis. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
dinamakan responden, tetapi narasumber, atau partisipan informan (Sugiyono,
2008: 49-50)
Dalam penelitian ini, dalam menentukan informan penelitian maka peneliti
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013: 218-219)
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan , atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi
sosial yang diteliti.
Adapun key informants atau informan kunci yang peneliti tetapkan dalam
penelitian ini adalah unsur pengelola Terminal Kalijaga yang terdiri dari Kepala
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, Kepala Seksi Terminal, Penanggungjawab
Terminal Kalijaga, dan Petugas Pemungut Retribusi Terminal Kalijaga.
Sedangkan untuk secondary informants atau informan sekunder yang peneliti
tetapkan di dalam penelitian ini adalah Supir Angkutan Umum, Inspektorat
Daerahn Kabupaten Lebak, Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak, dan
Masyarakat.
55
Tabel 3.1
Informan Penelitian
No Informan Kode
Informan
Jabatan/Status
Sosial Fungsi dan Peran
1. Dinas Perhubungan
(DISHUB) (I1-1)
Kepala Dinas
Perhubungan
Kabupaten Lebak
Pelaksana kebijakan
teknis bidang
perhubungan
(I1-2)
Bendahara Penerima
PAD Dinaa
Perhubungan
Kabupaten Lebak
Pelaksana rencana
program bidang
keuangan
(I1-3) Kepala Seksi Terminal
Pelaksana rencana
program bidang
terminal
2.
Sub-Bagian Dinas
Perhubungan
Pengelolaan
Terminal Kalijaga
(I2-1)
Kepala
Penanggungjawab
Terminal Kalijaga
Pelaksana dan
pengontrol rincian tugas
Terminal Kalijaga
(I2-2) Petugas Pemungut
Retribusi Terminal
Pelaksana rincian tugas
untuk pemungut
retribusi di Terminal
Kalijaga
3. Supir Angkutan
Umum (I3-1)
Supir Angkutan Umum
trayek Terminal
Kalijaga 01 (Rute
Terpendek)
Pengguna Terminal
Kalijaga
(I3-2)
Supir Angkutan Umum
trayek Terminal 05
(Rute Sedang)
Pengguna Terminal
Kalijaga
(I3-3)
Supir Angkutan Umum
trayek Terminal
Kalijaga 10 (Rute
Terpanjang)
Pengguna Terminal
Kalijaga
56
4. Inspektorat Daerah
Kabupaten Lebak (I4-1)
Pengawas Pemerintahan
Madya
Pelaksana audit, review,
evaluasi, monitoring,
pemantauan dan
konsultasi.
(I4-2) Inspektur Pembantu III
Pengkoordinasian
pelaksanaan kegiatan
pembinaan dan
pengawasan;
5.
Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten
Lebak
(I5-1) Sekretaris Badan
Pelaksana
pengoordinasian dan
evaluasi pelaksanaan
tugas dan fungsi Sub
Bagian
(I5-2)
Kepala Sub Bidang
Pendaftaran, Pendataan,
Dokumentasi dan
Advokasi
Pelaksana kegiatan
pendaftaran,
pendataan,
dokumentasi dan
advokasi Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah
6.
Masyarakat (yang
masuk ke dalam
Terminal Kalijaga)
(I6-1) Masyarakat Pengguna Terminal
Kalijaga
(Sumber: Peneliti 2017)
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Creswell (2010:266) dalam penelitian kualitatif, tidak terlalu
dibutuhkan random sampling atau pemilihan secara acak terhadap para partisipan
dan lokasi penelitian, yang biasanya dijumpai dalam penelitian kuantitatif. Dalam
penelitian kualitatif tidak ada istilah populasi, tetapi oleh Spradley dalam
Sugiyono (2014: 215) dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri
57
atas tiga elemen, yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity)
yang berinteraksi secara sinergis. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan
dinamakan dengan responden, tetapi dinamakan dengan narasumber, atau
partisipan, atau informan.
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2010: 157) sumber data
utama atau primer dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sedangkan alat
bantu tambahan yang dapat digunakan dalam hal pengumpulan data peneliti
menggunakan alat perekam/telepon selular, panduan wawancara, buku catatan dan
kamera telepon selular. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Pengamatan/Observasi
Creswell (2010: 267) menjelaskan bahwa observasi kualitatif merupakan
observasi yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati
perilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan
ini, peneliti merekam/mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semi
terstruktur (misalnya dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang
ingin diketahui oleh peneliti) aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Para
peneliti kualitatif juga dapat terlibat dalam peran-peran yang beragam, mulai dari
sebagai nonpartisipan hingga partisipan utuh.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi awal pada Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak, Sub Bagian Dinas Perhubungan dalam
Pengelolaan Terminal Kalijaga dan mengamati serta mengajukan sejumlah
58
pertanyaan kepada sopir angkutan umum dan masyarakat dan dalam penelitian ini
peneliti melakukan observasi nonpartisipan.
2. Wawancara
Menurut Moleong (2006: 186) wawancara merupakan percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Adapun teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam (indepth interview) data yang
diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang tentang pengalaman,
pendapat, perasaan dan pengetahuan informan penelitian. Informan penelitian
adalah orang yang memberikan informasi yang diperlukan selama proses
penelitian.
Menurut Creswell (2010: 267) dalam wawancara kualitatif, peneliti
melakukan face to face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan
partisipan, mewawancarai mereka dengan telepon, atau terlibat focus group
interview (interview dalam kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai
delapan partisipan per kelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja
memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak terstruktur
(unstructured) dan bersifat terbuka (open ended) yang dirancang untuk
memunculkan pandangan dan opini dari para partisipan.
Adapun teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian ini
adalah wawancara tidak terstruktur. Data yang diperoleh terdiri dari kutipan
59
langsung dari orang-orang tentang pengalaman, pendapat, perasaan dan
pengetahuan informan penelitian.
Agar lebih mudah peneliti dalam melakukan wawancara, maka pertanyaan
yang diajukan tertuang dalam dimensi pertanyaan. Dimana dimensi pertanyaan
yang diajukan sesuai dengan garis besar permasalahan yang akan ditanyakan
sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Mahmudi (2010: 25) mengenai
prinsip manajemen retribusi, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
No Indikator Pertanyaan
Informan
I1 I2 I3 I4 I5 I6
1. Perbaikan
Pelayanan
Apakah visi dan misi dibentuknya
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Sudah berapa lamakah Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak beroperasi
dalam melayani masyarakat?
Bagaimanakah tanggapan masyarakat
dengan keberadaan Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Bagaimanakah standar pelayanan Dinas
Perhubungan dalam melayani masyarakat
di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Apakah masyarakat merasa puas dengan
pelayanan yang telah diberikan oleh staff
Dinas Perhubungan di Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Apakah bangunan Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak dikategorikan layak
sebagai Terminal Tipe C?
Bagaimanakah penilaian kelayakan
bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak yang dilakukan oleh Kabupaten
Lebak?
60
Apakah upaya yang telah dilakukan
Dinas Perhubungan dalam memperbaiki
kondisi kelayakan bangunan Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Apakah bentuk fasilitas yang terdapat di
dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak (seperti: loket untuk pembelian
tiket, ruang tunggu penumpang, tempat
peribadatan, rumah makan, dan lain-
lain)?
Bagaimanakah tanggapan masyarakat
mengenai fasilitas yang telah disediakan
oleh Dinas Perhubungan di dalam
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Bagaimanakah standar pelayanan
operasional (SOP) Dinas Perhubungan
dalam hal penarikan retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Adakah kendala yang dihadapi oleh
Dinas Perhubungan dalam melakukan
pelayanan penarikan retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak kepada para
supir angkutan umum?
Bagaimanakah tanggapan para supir
angkutan umum terhadap pelayanan
penarikan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh
staff Dinas Perhubungan?
Adakah upaya yang akan dilakukan oleh
Dinas Perhubungan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan di Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Bagaimanakah sosialisasi yang akan
dilakukan oleh Dinas Perhubungan
kepada masyarakat mengenai perbaikan
pelayanan di Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Apakah ada kenaikan pendapatan
retribusi daerah dengan adanya perbaikan
pelayanan yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan terhadap Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
61
2. Perluasan
Basis Retribusi
Siapakah yang menjadi wajib retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Adakah upaya yang akan dilakukan oleh
Dinas Perhubungan dalam menjaring
wajib retribusi yang baru?
Bagaimanakah prosedur dalam
menentukan wajib retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak yang baru?
Bagaimanakah tanggapan para supir
angkutan mengenai pembaharuan wajib
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak?
Siapakah yang berwenang dalam
penentuan tarif retribusi terminal di
Kabupaten Lebak?
Apakah yang menjadi indikator dalam
penentuan tarif retribusi terminal di
Kabupaten Lebak?
Mengapa tidak ada peningkatan tarif
retribusi terminal dari tahun ke tahun ?
Bagaimanakah bentuk koordinasi Dinas
Perhubungan, Inspektorat Daerah,
Bapenda dalam mengevaluasi tarif
retribusi terminal?
3.
Pengendalian
Atas
Kebocoran
Penerimaan
Siapa sajakah pihak yang terkait dalam
pelaksanaan audit penerimaan
pendapatan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Bagaimanakah mekanisme dalam
pelaksanaan audit retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Apakah bentuk upaya yang dilakukan
oleh Dinas Perhubungan dalam
pencegahan kebocoran penerimaan
pendapatan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Apakah masyarakat selama ini pernah
melihat adanya kegiatan pemungutan
retribusi terminal yang dilakukan oleh
petugas Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak?
62
Apakah saat melakukan mengaudit
pelaksaan retribusi di Terminal Kalijaga
tahun 2017 petugas dari Inspektorat
pernah melihat adanya pihak lain yang
ikut melakukan penarikan iuran selain
penarikan retribusi terminal?
Adakah kendala yang dihadapi oleh
Inspektorat saat sedang mengaudit
pelaksanaan retribusi di Terminal
Kalijaga tahun 2017?
Bagaimanakah cara untuk menghadapi
kendala saat mengaudit pelaksanaan
retribusi di Terminal Kalijaga?
Bagaimanakah bentuk sistem akuntasi
pencatatan penerimaan retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Apakah kendala yang dihadapi oleh pihak
Dinas Perhubungan dalam sistem
akuntasi pencatatan penerimaan retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak?
Apakah ada bentuk penghargaan dari
Dinas Perhubungan kepada masyarakat
(supir angkutan umum) yang taat
membayar retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Apakah bentuk sanksi dari Dinas
Perhubungan kepada masyarakat (supir
angkutan umum) yang tidak taat
membayar retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Apakah cara yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan dalam meningkatkan
disiplin dan moralitas pegawai yang
terlibat dalam pemungutan pendapatan?
Mengapa petugas pemungut retribusi
Terminal Kalijaga masih terlihat kurang
disiplin dalam menjalankan tugasnya?
Bagaimanakah tanggapan masyarakat
(para supir angkutan umum) terhadap
petugas pemungut retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak yang
terkadang tidak memberikan tanda bukti
pembayaran retribusi?
63
4.
Perbaikan
Administrasi
Pemungutan
Retribusi
Dimanakah kegiatan administrasi
pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak dilaksanakan?
Siapa sajakah yang terkait dengan
pencatatan penerimaan retribusi terminal?
Bagaimanakah bentuk koordinasi antara
Dinas Perhubungan dengan Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak dalam pencatatan
penerimaan retribusi terminal?
Adakan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang dimiliki oleh Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak dalam melaksanakan
pencatatan penerimaan retribusi terminal?
Apakah kendala yang dihadapi oleh
Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak dalam melaksanakan
pencatatan penerimaan retribusi
Terminal?
Bagaimanakah cara menyelesaikan
kendala yang dihadapi oleh Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak dalam melaksanakan
pencatatan penerimaan retribusi
Terminal?
Bagaimanakah tata cara administrasi
pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Apakah kendala yang dihadapi oleh
Dinas Perhubungan dalam administrasi
pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Bagaimanakah tanggapan masyarakat
terhadap administrasi pemungutan
retribusi Terminal Kalijaga?
64
Apakah ada inovasi terbaru yang akan
dilakukan oleh Dinas Perhubungan
terkait dengan administrasi pemungutan
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak guna memudahkan masyarakat
(supir angkutan umum)?
Apakah harapan dari masyarakat
terhadap tata cara administrasi
pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak?
Apakah ada harapan dari Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak terkait
dengan administrasi pemungutan retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak)?
(Sumber: Peneliti 2017)
Keterangan:
I1 : Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
I2 : Sub bagian dari Dinas Perhubungan (DISHUB) Pengelolaan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
I3 : Supir Angkutan Umum
I4 : Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
I5 : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
I6 : Masyarakat
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
khususnya dalam melakukan wawancara adalah:
1) Buku catatan : untuk mencatat pencatatan dengan sumber data.
2) Telepon Selular Kamera : untuk memotret kegiatan yang berkaitan dengan
penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan keabsahan
penelitian.
3) Telepon Selular recorder : berfungsi untuk merekam semua percakapan
atau pembicaraan. Penggunaan alat ini dalam wawancara perlu memberi
tahu informan apakah diperbolehkan atau tidak.
65
3. Studi Dokumentasi
Selama proses penelitian, peneliti juga bisa mengumpulkan dokumen-
dokumen kualitatif. Dokumen ini bisa berupa dokumen publik (koran, makalah,
laporan kantor) atau dokumen privat (buku harian, diary, surat, e-mail), (Creswell,
2010:270). Menurut Bashrowi (2008:158) metode dokumentasi ini digunakan
untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam
penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak
digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang
diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam.
Dalam penelitian kualitatif, kegiatan analisis data diperoleh sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Namun
faktanya analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data.
Data yang terkumpul harus diolah sedemikian rupa hingga menjadi informasi
yang dapat digunakan dalam menjawab perumusan masalah yang diteliti.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan
secara terus menerus sampai datanya jenuh. Analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan
setelah selesai di lapangan.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif
Miles dan Huberman (Moleong, 2013: 13), bahwa aktvitas analisis data kualitatif
66
dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus pada setiap tahap
penelitian sehingga tuntas dan datanya jenuh. Aktivitas analisis disajikan pasa
gambar dibawah ini :
Gambar 3.1
Analisis Data menurut Miles & Huberman
Data Colection Data Display
Data Reduction Verivication
Untuk lebih jelasnya, maka kegiatan analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Reduksi data (data reduction)
reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan pemusatan,
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi
data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
kompleks dan rumit.Untuk itu perlu dicatat secara rinci dan
teliti.Kemudian segera dilakukan analisis data melalui data melalui
reduksi data.
reduksi data juga berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
67
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya
kembali bila diperlukan. Reduksi data ini membantu untuk
memberikan kode-kode pada aspek tertentu.
2. Penyajian data (data display)
Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah
penyajian data.Penyajian data yang paling sering dilakukan pada
data kalitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif tetapi
ada beberapa untuk penyajian data dengan menggunakan grafik,
matriks, jaringan dan bagan.Penelitian ini, peneliti menyajikan data
dalam bentuk teks naratif. Mendisplaykan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkaan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Penarikan kesimpulan/verifikasi (conclusions
drawing/verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan verifikasi, yaitu menyimpulkan dari temuan-temuan
penelitian untuk dijadikan suatu kesimpulan penelitian.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yan
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
68
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
3.8 Uji Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2008: 55), validitas adalah derajat
ketetapan antara data yang terjadi dengan data yang di laporkan oleh peneliti.
Untuk menguji validitas data menggunakan teknih triangulasi data yang
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai penbanding
terhadap data itu .Untuk itu teknik triangulasi data yang digunakan oleh peneliti
adalah dengan menggunakam teknik triangulasi sumber.
Menurut Sugiyono (2008: 74), teknik triangulasi sumber (moleong, 2007 ,
metodologi penelitian kualitatif. Bandung: remaja rosdakarya) adalah teknik yang
digunakan untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti melakukan wawancara
dengan berbagai macam informan. Selain teknik triangulasi, untuk mendukung
kevalidan suatu data hasil penelitian digunakan juga membercheck. Membercheck
merupakan proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi pata.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengerahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh sumber data.
69
3.9 Jadwal Penelitian
Penelitian ini direncanakan pada bulan Januari 2017 sampai dengan bulan
Maret 2018, sebagaimana digambarkan dalam tabel 3.3 :
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No Nama
Kegiatan
Waktu Penelitian
2017 2018 2019
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
1. Pengajuan
Judul
2. Observasi
Awal
3.
Penyusunan
Proposal
BAB I, II &
III
4.
Bimbingan
Perbaikan
BAB I, II &
III
5.
Seminar
Proposal
Skripsi
6.
Revisi
Proposal
Skripsi
7.
Wawancara
& Observasi
Lapangan
8.
Penyusunan
Hasil
Wawancara
9.
Bimbingan
& Perbaikan
BAB IV & V
70
10. Sidang
Skripsi
11. Revisi
Skripsi
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian menjelaskan tentang objek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian, struktur organisasi dari informan yang telah ditentukan
serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Pada penelitian yang
dilakukan oleh peneliti berjudul Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
4.2 Deskripsi Wilayah Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia.
Ibukotanya adalah Rangkasbitung. Secara astronomis Kabupaten Lebak terletak
pada 6°18˝-7°0˝ LS dan 105°25˝-106°30˝ BT. Luas wilayah Kabupaten Lebak
adalah 3044,72 Km2
atau sekitar 31,51 persen dari luas Provinsi Banten. Jumlah
penduduk sekitar 1.288.103 jiwa (Sumber: https://bappeda.bantenprov.go.id/
diakses Minggu, 29 Juli 2018).
Batas wilayah di Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut:
a) Sebelah Utara yaitu Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang;
b) Sebelah Timur yaitu Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi;
c) Sebelah Selatan yaitu Samudera Hindia; dan
d) Sebelah Barat yaitu Kabupaten Pandeglang.
72
Secara administratif Kabupaten Lebak wilayah Kabupaten Lebak terdiri atas 28
kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kecamatan
Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Lebak, 2010
No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
1. Malingping 9.217
2. Wanassalam 13.429
3. Panggarangan 16.336
4. Cihara 15.957
5. Bayah 15.374
6. Cilograng 10.720
7. Cibeber 38.315
8. Cijaku 7.436
9. Cigemblong 7.529
10. Banjarsari 14.531
11. Cileles 12.498
12. Gunung Kencana 14.557
13. Bojongmanik 5.821
14. Cirinten 9.112
15. Leuwidamar 14.691
16. Muncang 8.498
17. Sobang 10.720
18. Cipanas 7.538
19. Lebak Gedong 6.255
20. Sajira 11.098
21. Cimarga 18.343
22. Cikulur 6.606
23. Warunggunung 4.953
24. Cibadak 4.134
25. Rangkasbitung 4.951
26. Kalanganyar 2.591
27 Maja 5.987
28 Curugbitung 7.255
73
4.2.1 Visi Misi Kabupaten Lebak
1) Visi
Menuju Kabupaten Lebak yang maju dan berdaya saing melalui
Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan.
2) Misi
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif, kreatif,
dan inovatif;
b. Meningkatkan tata kelola pemerintah yang berorientasi pelayanan
publik;
c. Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi
kerakyatan;
d. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur strategis wilayah yang
berkualitas;
e. Menjaga keseimbangan lingkungan dan pembangunan yang
berkelanjutan;
f. Meningkatkan keamanan dan ketertiban wilayah.
Dalam penelitian tentang Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah, ada
beberapa instansi yang terkait dalam penanganannya, yaitu Dinas Perhubungan,
Dinas Pendapatan Kabupaten Lebak, dan Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak.
74
4.3 Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Dinas perhubungan Kabupaten Lebak yang beralamat di Jl. Jendral
Sudirman, Km 3 No.27, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak telah mengemban dan
melaksanakan tugas sesuai dengan Perda Kabupaten Lebak Nomor 48 Tahun
2016 tentang Kedudukan Susunan Organisasi dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak, yaitu “merumuskan, menyelenggarakan,
membina, dan mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
pada bidang urusan perhubungan”.
Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi-
fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis dalam Bidang Perhubungan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan pelayanan umum Bidang
Perhubungan;
c. Pengawasan dan pembinaan tugas Bidang Perhubungan;
d. Pengelolaan administrasi kesekretariatan; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Susunan organisasi di Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak terdiri dari :
Kepala Dinas, Sekretaris yang di dalam terdapat 2 (dua) Sub Bagian (Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian; Sub Bagian Program dan Keuangan), Bidang
Pengendalian dan Operasional yang di dalamnya mempunyai Seksi masing-
masing (Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; Seksi Manajemen dan
Penertiban Lalu Lintas; dan Seksi Sarana Lalu Lintas), Bidang Keselamatan Lalu
75
Lintas dan PJU yang di dalamnya mempunyai Seksi masing-masing (Seksi
Pengujian Kendaraan Bermotor; Seksi Keselamatan Transportasi; dan Seksi PJU),
Bidang Angkutan dan Terminal yang di dalamnya mempunyai Seksi masing-
masing (Seksi Angkutan, Seksi Terminal, dan Seksi Perpakiran).
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
(Sumber : Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak 201)
Sedangkan, untuk pengelolaan terminal Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak telah membagi sub bagian khusus. Dalam pengelolaan Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak Dinas Perhubungan memiliki tim yang bertanggungjawab
76
langsung kepada Kasi Terminal dan adapun struktur organisasinya yakni terdiri
dari Kepala Penanggungjawab Terminal Kalijaga, Petugas Pemungut Retribusi,
Petugas Pengatur Lalu Lintas, dan Petugas Kebersihan. Berikut merupakan
struktur organisasi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak:
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Kasi Terminal
Asep Topik Hidayat.S.Ip
NIP.19671108 199203 1 008
Kepala Penanggungjawab
Terminal Kalijaga
Aang Subhan
NIP.19730320 200502 1 002
Petugas Pemungut Petugas Pengatur Petugas Kebersihan
Retribusi Lalu Lintas
1. Rizki Fahmi 1. Sarman 1. Heru
2. Paisal 2. Manda Angga
3. Raden Pebri 3. Sahrul
(Sumber: Dinas Perhubungan Kab.Lebak, 2018)
77
4.3.1 Visi dan Misi Dinas Kabupaten Lebak
Visi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak adalah :
“Terwujudnya moda angkutan yang tertib, aman dan nyaman yang
berorientasi pada keselamatan transportasi”
Untuk mewujudkan visi yang ditetapkan tersebut, Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak menetapkan Misi yang akan dilaksanakan pada periode 2014-
2019 sebagai berikut:
1. Mewujudkan kondisi lalu lintas yang tertib, aman dan nyaman serta
lancar;
2. Meningkatkan tata kelola dan kinerja kelembagaan;
3. Meningkatkan ketersediaan infrastruktu strategis wilayah yang berkualitas;
4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik berorientasi pelauanan
publik.
Misi tersebut didasarkan pada fungsi yang sangat strategis dari sektor
perhubungan sebgaai pengelola, pengatur, pengarah dan pengendali kelnacaran
transportasi dan perhubungan di Kabupaten Lebak.
4.3.2 Tujuan dan Sasaran Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Dalam upaya mencapai visi dan misi, telah dilakukan perumusan kedalam
bentuk yang terarah dan operasional berupa pembuatan tujuan dan sasaran
organisasi. Tujuan merupakan implementasi dan perwujudan dari persyaratan misi
yang akan dihasilkan dalam jangka waktu 2 (dua) sampai 5 (lima) tahun.
Tujuan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 yaitu:
78
1. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas insfrastruktur transportasi;
2. Peningkatan kelengkapan dan alat uji Pengujian Kendaraan Bermotor;
3. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur perhubungan;
4. Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan;
5. Peningkatan keselamatan penumpang dan penyuluhan para supir.
Sedangkan sasaran telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan fasilitas kerja aparatur;
2. Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur;
3. Meningkatnya kualitas aparatur perhubungan;
4. Mewujudkan sinergitas pembangunan antar sektor maupun wilayah dalam
jangka pendek;
5. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan prasarana daan fasilitas
perhubungan;
6. Meningkatnya prasarana dan fasilitas LLAJ;
7. Meningkatnya kesadaran tertib lalu lintas dalam upaya peningkatan
keselamatan penumpang;
8. Meningkatnya kelaikan pengoprasian kendaraan bermotor;
9. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan prasarana dan fasilitas
perhubungan;
10. Meningkatnya sarana dan prasarana perhubungan yang memadai;
11. Meningkatnya capaian kinerja pelayanan publik bidang perhubungan;
12. Meningkatnya fasilitas perlengkapan jalan yang tersedia dan terpelihara;
13. Terciptanya lalu lintas yang aman dan memadai.
79
4.4 Gambaran Umum Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak beralamat di Jl. Jendral Sudirman
No. 118, Jatimulya, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak dan dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Lebak.
Inspektorat merupakan unsur pengawasan penyelenggaraan pemerintah
daerah, yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang bertanggungjawab langsung
kepada Bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris
Daerah. Inspektorat memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintah di daerah, pelaksanaan pembinaan atas
pennyelenggaraan pemerintah desa dan pelaksanaan urusan pemerintah desa, serta
melaksanakan ketatausahaan Inspektorat.
Susunan organisasi di Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak terdiri dari:
Inspektur, Sekretaris yang di dalam terdapat 3 (tiga) Sub Bagian (Sub Bagian
Program; Sub Bagian Keuangan; dan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian),
Inspektur Pembantu I, Inspektur Pembantu II, Inspektur Pembantu III, Inspektur
Pembantu IV, serta Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu dan Umum. Berikut
merupakan gambaran struktur organisasi di Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
80
Gambar 4.3
Struktur Organisasi Inspektorat Kabupaten Lebak
Sumber : Inspektorat Kabupaten Lebak 2018
1. Inspektur
Berikut merupakan uraian tugas Inspektur:
a. Menetapkan rencana dan program kerja Inspektorat sebagai bahan
pedoman pelaksanaan program dan kegiatan;
b. Menyelenggarakan pembagian tugas dan pendelegasian kewenangan
pada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas;
c. Menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas bawahan sesuai
dengan rencana kegiatan;
d. Menyelenggarakan pembinaan dan memotivasi bawahan dalam upaya
peningkatan produktivitas dan pengembangan karier;
81
e. Menyelenggarakan pengkajian naskah dinas sesuai dengan
kewenangannya;
f. Menyelenggarakan koordinasi pengawasan dengan Aparatur Pengawas
Intern Pemerintah (APIP) lainnya;
g. Menyelenggarakan penilaian hasil kerja bawahan secara berjenjang
untuk pengembangan karier
h. Menetapkan kebijakan dan strategi Inspektorat sesuai dengan
kewenangannya;
i. Menyelenggarakan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
Pemerintahan Daerah dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
j. Menyelenggarakan pengujian dan penilaian atas kebenaran laporan
berkala atau sewaktu-waktu dan setiap tugas Perangkat Daerah;
k. Menyelenggarakan pengusutan mengenai kebenaran laporan atau
pengaduan tentang hambatan, penyimpangan atau penyalahgunaan
tugas Perangkat Daerah;
l. Menyelenggarakan pembinaan tenaga fungsional Pejabat Pengawas
Pemerintah di lingkungan Inspektorat Daerah;
m. Merumuskan saran sebagai bahan pertimbangan kebijakan Bupati di
bidang pengawasan;
n. Menyelenggarakan evaluasi dan pengendalian pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Inspektorat Daerah;
o. Menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan.
2. Sekretaris Inspektorat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan mempunyai tugas pokok
memimpin, merencanakan, mengatur, mengoordinasikan dan mengendalikan
kegiatan operasional perencanaan, administratif ketatausahaan dan arsip,
kepegawaian, kehumasan, pengelolaan barang milik daerah, serta pengelolaan
82
keuangan. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Sekretariat mempunyai fungsi :
1. Pengoordinasian kegiatan operasional perencanaan, administratif
ketatausahaan dan arsip, kepegawaian,kehumasan, pengelolaan barang
milik daerah, serta pengelolaan keuangan;
2. Pengoordinasiaan pelaksanaan tugas unit kerja di lingkup Inspektorat;
3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bagian; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi Sekretariat membawahi :
1. Sub Bagian Program
Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan
penyusunan perencanaan, pelaporan, evaluasi, menghimpun, mengolah,
meyimpan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional dan
melakukan administrasi pengaduan masyarakat serta menyusun laporan
kegiatan.;
2. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan,
melakukan, membagi tugas, mengevaluasi dan memproses kegiatan
penatausahaan dan pelaporan keuangan Inspektorat Daerah.; dan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
merencanakan, melakukan, membagi tugas, mengevaluasi dan memproses
pelayanan administrasi ketatausahaan dan arsip, kepegawaian, kehumasan
dan pengelolaan barang milik daerah lingkup Inspektorat Daerah.
83
3. Inspektur Pembantu
Inspektur Pembantu berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Inspektur, mempunyai tugas pokok melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, pembangunan dan kemasyarakatan serta menangani kasus
pengaduan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Inspektur Pembantu mempunyai fungsi :
1. Pengusulan program pembinaan dan pengawasan pada masing-masing
wilayah kerja;
2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengawasan;
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
Pemerintahan Daerah;
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa;
dan
5. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan.
Inspektur Pembantu dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
1. Merumuskan dan mensosialisasikan program kerja pengawasan;
2. Melaksanakan pembagian tugas pada bawahan sesuai dengan Tugas Pokok
dan fungsinya untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
3. Merumuskan dan melaksanakan telaahan peraturan perundang-undangan
pada lingkup bidang pengawasan;
4. Melaksanakan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas
pengawasan;
84
5. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan
urusan Pemerintahan Daerah dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
6. Melaksanakan pengkajian naskah dinas sesuai dengan kewenangannya;
7. Melaksanakan konsultasi dan koordinasi dalam rangka pelaksanaan
pengawasan;
8. Melaksanakan penilaian kinerja bawahan dalam rangka pengembangan
karier;
9. Melaksanakan pembinaan terhadap bawahan;
10. Melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pengembangan kebijakan;
11. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian program pengawasan;
12. Melaksanakan pelaporan hasil pelaksanaan tugas pada Inspektur;
4. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu
Kelompok Jabatan Fungsional tertentu mempunyai tugas pokok
melaksanakan audit, review, evaluasi, monitoring, pemantauan dan konsultasi.
Dan dalam melaksanakan tugas pokoknya bertanggung jawab kepada Inspektur
melalui Inspektur Pembantu. Kelompok jabatan fungsional tertentu terdiri dari
sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai
kelompok sesuai bidang keahliannya. Pembentukan jabatan fungsional tertentu
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional Umum
Kelompok Jabatan Fungsional umum mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian kegiatan Inspektorat Daerah sesuai kebutuhan. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya bertanggung jawab kepada Sekretaris melalui
Kepala Sub Bagian. Kelompok jabatan fungsional Umum terdiri dari sejumlah
tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok
sesuai bidang keahliannya.
85
4.4.1 Visi dan Misi Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Sebuah organisasi harus memiliki sebuah alat manajemen yang akan
menentukan ke arah mana sebuah organisasi tersebut akan bergerak, dan
bagaimana cara menuju ke arah tersebut. Oleh karena itu Inspektorat Kabupaten
Lebak menentukan Visi Misi Inspektorat Kabupaten Lebak yang merupakan suatu
proyeksi organisasi di masa yang akan datang dan merupakan suatu komitmen
yang akan menjadi motivasi bagi aparatur dalam melaksanakan tugas, dan
fungsinya untuk waktu 5 tahun kedepan (2014 – 2018). Visi tersebut adalah
sebagai berikut :
“Mewujudkan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
yang Akuntabel melalui Pengawasan Internal yang Profesional”
Agar visi tersebut dapat diwujudkan dan dapat mendorong efektifitas dan
efisiensi perencanaan pembangunan, maka rumusan misinya adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kinerja aparatur pengawas internal;
2. Meningkatkan kualitas tata kelola pengawasan;
3. Meningkatkan sarana prasarana pengawasan.
4.4.2 Tujuan dan Sasaran Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Tujuan Inspektorat Kabupaten Lebak ialah merupakan sesuatu atau apa
yang akan dicapai dimasa yang akan datang. Formulasi tujuan dibawah ini akan
mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam upaya
merealisasikan misi. Berikut Tujuan Inspektorat Kabupaten Lebak :
86
1. Terbentuknya Aparatur Pengawas yang kompeten;
2. Terciptanya Sistem Pengawasan Internal yang handal;
3. Tersedianya Pelayanan Prima Terhadap Pengaduan Publik;
4. Terciptanya sistem informasi pengawasan yang dapat diakses masyarakat;
5. Tersedianya fasilitas Pengawasan yang memadai;
Untuk mendapatkan hasil nyata yang lebih spesifik, dan terukur maka
Inspektorat Kabupaten Lebak menjabarkannya dalam suatu sasaran, yang
mencakup :
1. Meningkatnya jumlah aparatur pengawas internal yang bersertifikat;
2. Meningkatnya kemampuan aparatur pengawas internal melalui Diklat
pengawasan;
3. Meningkatnya Cakupan Pengawasan;
4. Meningkatnya penyelesaian tindaklanjut hasil temuan pada Objek
Pemeriksaan;
5. Meningkatnya Penyelesaian Pengaduan Publik;
6. Tersedianya informasi pengawasan yang dapat diakses masyarakat;
7. Tersedianya fasilitas kerja pengawas.
87
4.5 Gambaran Umum Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak beralamat di Jalan Jenderal
Ahmad Yani No. 99, Kaduagung Timur, Cibadak, Kabupaten Lebak dan dibentuk
berdasarkan Peraturan Bupati Lebak Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Lebak.
Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak adalah unsur
penunjang urusan pemerintahan di bidang keuangan/pendapatan yang menjadi
kewenangan daerah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak adalah merumuskan,
menyelenggarakan, membina dan mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah pada bidang engelolaan pendapatan daerah pada sektor pajak
daerah dan pengoordinasian pengelolaan retribusi daerah.
Susunan organisasi di Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten
Lebak terdiri dari Kepala Badan, Sekretariat yang membawahi 3 (tiga) Sub
Bagian (Sub Bagian Program; Sub Bagian Keuangan; Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian), Bidang Pendaftaran dan Pendataan yang membawahi 3 (tiga) Sub
Bidang (Sub Bidang Pendaftara, Pendataan, Dokumentasi dan Advokasi; Sub
Bidang Penilaian dan Klasifikasi; Sub Bidang Intensifikasi dan Ekstensifikasi),
Bidang Penetapan dan Pelayanan yang membawahi 3 (tiga) Sub Bidang (Sub
Bidang Pengolahan Data dan Informasi; Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan;
Sub Bidang Pelayanan Keberatan, Banding dan Angsuran), Bidang Penerimaan
88
dan Penagihan yang membawahi 2 (dua) Sub Bidang (Sub Bidang Pembukuan
dan Pelaporan; Sub Bidang Tata Usaha Piutang Pajak dan Penagihan), Unit
Pelaksana Teknis Badan, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 4.4
Struktur Organisasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
Sumber: Badan Pendapatan hDaerah Kabupaten Lebak, 2018
1. Kepala Badan
Kepala Badan memiliki tugas pokok memimpin, merumuskan,
mengoordinasikan, membina, mengendalikan dan mengevaluasi
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pengelolaan
pendapatan daerah, sektor pajak daerah dan pengoordinasian serta
pengendalian pengelolaan retribusi daerah.
89
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris dan mempunyai tugas
pokok memimpin, merencanakan, mengatur, mengoordinasikan dan
mengendalikan kegiatan operasional perencanaan, administratif
ketatausahaan dan arsip, kepegawaian, kehumasan, pengelolaan barang
milik daerah, serta pengelolaan keuangan. Dalam menyelenggarakan tugas
pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai
fungsi:
a. Pengoordinasian kegiatan operasional perencanaan, administratif
ketatausahaan dan arsip, kepegawaian,kehumasan, pengelolaan
barang milik daerah, serta pengelolaan keuangan;
b. Pengoordinasiaan pelaksanaan tugas unit kerja di lingkup Badan;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi Sub
Bagian; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi Sekretariat membawahi:
a. Sub Bagian Program
Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok
merencanakan, membagi tugas, mengevaluasi dan memproses
penyusunan bahan perencanaan program dan kegiatan pada
Badan.;
b. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan, membagi tugas, mengevaluasi dan
memproses kegiatan penatausahaan dan pelaporan keuangan
Badan.; dan
c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
pokok merencanakan, melakukan, membagi tugas dan
90
mengendalikan pelayanan administrasi ketatausahaan dan arsip,
kepegawaian, kehumasan dan pengelolaan barang milik daerah
lingkup Badan.
3. Bidang Pendaftaran dan Pendataan
Bidang Pendaftaran dan Pendataan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang dan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merencanakan
operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi
dan melaporkan kegiatan pendaftaran dan pendataan pendapatan daerah.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bidang Pendaftaran dan Pendapatan mempunyai fungsi:
a. Perencanaan operasional kegiatan Bidang Pendaftaran dan
Pendataan;
b. Pengelolaan kegiatan Bidang Pendaftaran dan Pendataan;
c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang Pendaftaran
dan Pendataan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi Bidang Pendaftaran dan
Pendataan membawahi:
a. Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Dokumentasi dan Advokasi
Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Dokumentasi dan
Advokasi mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,
merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan
membantu Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan dalm
melaksanakan kegiatan pendaftaran, pen dataan, dokumentasi dan
advokasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
b. Sub Bidang Penilaian dan Klasifikasi
Sub Bidang Penilaian dan Klasifikasi mempunyai tugas
pokokmempunyai tugas pokok tugas pokok memimpin,
91
mengatur, merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas
dan membantu Kepala Bidang Penilaian dan Klasifikasi dalam
melaksanakan penilaian dan pengklasifikasikan Pajak Daerah;dan
c. Sub Bidang Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Sub Bidang Intensifikasi dan Ekstensifikasi mempunyai
tugas pokok memimpin, mengatur, merencanakan kegiatan,
melaksanakan, membagi tugas dan membantu Kepala Bidang
Pendaftaran dan Pendataan dalam melaksanakan intensifikasi dan
ekstensifikasi Pajak Daerah dan mengoordinakasikan intensifikasi
dan ekstensifikasi Retribusi Daerah.
4. Bidang Penetapan dan Pelayanan
Bidang Penetapan dan Pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang dan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merencanakan
operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi
pengolahan data dan infromasi, penetapan perhitungan, penerbitan
ketetapan pajak daerah yang terhutang serta memberikan pelayanan
keberatan, banding, angsuran dan penatausahaan Surat Pemberitahuan
Pajak Terutang (SPPT), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) dan
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Bidang Penetapan dan Pelayanan mempunyai fungsi:
a. Perencanaan operasional kegiatan Bidang Penetapan dan
Pelayanan;
b. Pengelolaan kegiatan Bidang Penetapan dan Pelayanan;
c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang Penetapan
dan Pelayanan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
92
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi Bidang
Penetapan dan Pelayanan membawahi:
a. Sub Bidang Pengolahan Data dan Informasi
Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Dokumentasi dan
Advokasi mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,
merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan
membantu Kepala Bidang Penetapan dan Pelayanan dalam
melakukan pengolahan data dan informasi mengenai Pajak Daerah;
b. Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan
Sub Bidang Perhitungan dan Penetapan mempunyai tugas
pokokmempunyai tugas pokok tugas pokok memimpin,
mengatur, merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas
dan membantu Kepala Bidang Penetapan dan Pelayanan dalam
menetapkannilai subjek maupun objek Pajak Daerah serta
melakukan pelayanan terhadap Wajib Pajak Daerah;dan
c. Sub Bidang Pelayanan Keberatan, Banding dan Angsuran
Sub Bidang Pelayanan Keberatan, Banding dan Angsuran
mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merencanakan
kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan membantu Kepala
Bidang Penetapan dan Pelayanan dalam melaksanakan bimbingan
dan penyelesaian keberatan, keberatan Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesan Perkotaan (PBB-P2) dan pengurangan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), pengurangan sanksi
administrasi, proses banding, proses gugatan dan peninjauan
kembali.
5. Bidang Penerimaan dan Penagihan
Bidang Penerimaan dan Penagihan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang dan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merencanakan
operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi
93
dan melaporkan kegiatan Penerimaan dan Penagihan Pajak Daerah dan
mengoordinaksikan pencecatan penerimaan retribusi daerah.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Bidang Penerimaan dan Penagihan mempunyai fungsi:
a. Perencanaan operasional kegiatan Bidang Penerimaan dan
Penagihan;
b. Pengelolaan kegiatan Bidang Penerimaan dan Penagihan;
c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang Penerimaan
dan Penagihan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi Bidang
Penerimaan dan Penagihan membawahi:
a. Sub Bidang Tata Usaha Piutang dan Penagihan
Sub Bidang Tata Usaha Piutang dan Penagihan mempunyai
tugas pokok memimpin, mengatur, merencanakan kegiatan,
melaksanakan, membagi tugas dan membantu Kepala Bidang
Penerimaan dan Penagihan dalam melaksanakan tata usaha piutang
dan penagihan Pajak Daerah;
b. Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan
Sub Bidang Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas
pokok memimpin, mengatur, merencanakan kegiatan,
melaksanakan, membagi tugas dan membagi tugas dan membantu
Kepala Bidang Penerimaan dan Penagihan dalam melaksanakan
pembukuan dan pelaporan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
6. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian kegiatan Badan sesuai kebutuhan. Dalam
melaksanakan tugas pokoknya bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
94
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang
keahliannya.
4.5.1 Visi dan Misi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
A. Visi
Menjadikan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak sebagai
organisasi yang efisien, efektif, dan transparan dalam pelayanan
pendapatan daerah dengan dukungan aktif dari masyarakat Kabupaten
Lebak.
B. Misi
1. Berkoordinasi dengan para stakeholder dalam perencanaan,
pelaksanaan serta pengendalian pelayanan pendapatan daerah,
2. Menggiatkan pelayanan pendapatan daerah dengan prinsip
profesional dan transparan,
3. Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Kabupaten
Lebak dengan prinsip transparan dan akuntabel,
4. Menciptakan kemudahan, keterbukaan, keadilan, kepastian dan
tanggungjawab dalam kegiatan pelayanan pendapatan daerah,
5. Mendorong dan menciptakan partisipasi masyarakat Kabupaten
Lebak dalam pengawasan pelayanan pendapatan daerah ,
6. Meningkatkan profesionalisme aparat dalam memanfaatkan
teknologi informasi dan kegiatan pelayanan pendapatan daerah.
95
4.6 Gambaran Umum Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Terminal Kalijaga dibangun dilahan seluas 4.350 m2
pada tahun 1986.
Berdasarkan data aset daerah Kabupaten Lebak, pengadaan lahan Terminal
Kalijaga sudah ada sejak 1960 namun belum berupa gedung terminal. Gedung
terminal baru dibangun pada tahun 1986 yang berlokasi di Jalan Sunan Kalijaga,
Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak yang secara ressmi
menjadi terminal pertama di Kabupaten Lebak.
Sejak menjadi terminal pertama di Kabupaten Lebak. Terminal Kalijaga
menjadi pusat moda transportasi di Kabupaten Lebak. Hampir seluruh kegiatan
angkutan di wilayah Kabupaten Lebak berpusat di Terminal Kalijaga baik
angkutan antar provinsi (AKAP), angkutan kota dalam provinsi (AKDP),
angkutan antar kota (AK), dan angkutan pedesaan (ADES). Seiring berjalannya
waktu Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak mulai membangun terminal-terminal
lain seperti : Terminal Mandala, Terminal Curug, Terminal Aweh, Terminal
Malimping, Terminal Bayah, dan Terminal Binuangen. Dengan begitu kegiatan
moda transportasi di wilayah Kabupaten Lebak sudah mulai terurai.
Dengan adanya peraturan pengelompokkan terminal yang di keluarkan
oleh pemerintah yakni Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995
Tentang Terminal Transportasi Jalan dan diamandemen dengan Keputusan
Menteri Perhubungan PM 132 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Terminal
Penumpang Angkutan Jalan, Pasal 8 disebutkan bahwa terminal penumpang
menurut peran dan pelayanannya dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yakni : Tipe A,
Tipe B, dan Tipe C.
96
Menurut data dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, Terminal
Kalijaga merupakan terminal penumpang dengan kategori terminal tipe C yang
ada di Kabupaten Lebak yang diperuntukan untuk kendaraan jenis angkutan
pedesaan (ADES). Namun, di tahun 2010 Terminal Kalijaga sempat di non –
aktifkan dikarenakan adanya pengalihan angkutan antar provinsi (AKAP) maupun
angkutan kota dalam provinsi (AKDP) yang semula berada di terminal Terminal
Kalijaga dialihkan ke Terminal Mandala. Alasan perpindahan tersebut
dikarenakan lokasi Terminal Kalijaga tidak memenuhi syarat sebagai terminal
Tipe B sesuai dengan instrumen hukum yang berlaku sebelumnya yakni Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Terminal Kalijaga saat ini dalam kondisi yang kurang baik, ini dapat
terlihat dari bangunan yang kurang terawat dan banyaknya sampah di lokasi
Terminal Kalijaga. Selain itu tempat penarikan retribusi terminal bisa di
kategorikan tidak layak dikarenakan hanya dengan berbentuk kerangka posko
saja. Hal ini di perparah dengan kondisi fasilitas pendukung terminal yang dalam
kondisi kurang terawat keberadaannya seperti: mushola, wc umum, dan tempat
pembuangan sampah. Di dalam terminal juga terdapat bangunan kantor UPT
Terminal Kalijaga yang bangunannya sudah sangat tidak layak untuk di huni dan
juga terdapat beberapa pertokoan yang cukup aktif sehingga terkadang membuat
kemacetan di dalam maupun luar wilayah Terminal Kalijaga.
Menurut data yang peneliti dapatkan, jumlah trayek angkutan yang menuju
ke Terminal Kalijaga adalah sekitar 6 trayek dari 9 trayek angkutan dalam kota
(angkot) dengan jumlah kendaraan sebanyak 395 unit. Data ini peneliti himpun
97
dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Berikut ini merupakan daftar
inventarisir trayek dan kendaraan angkutan kota penumpang di Terminal Kalijaga:
Tabel 4.2
Daftar Trayek Angkutan Kota Terminal Kalijaga
Tahun 2017
Kode
Trayek Trayek/Rute Angkutan
Jarak
(KM)
Jumlah
Kendaraan
01
Terminal Kaduagung – Jl. Soekarno Hatta – Jl.
Ahmad Yani – Jl. Multatuli – Jl. Iko Jatmiko – Jl.
RH. Winangun – Jl. RA. Kartini – Terminal
Kalijaga – Jl. Mulatatuli – Jl. Ahmad Yani –
Terminal Kaduagung
10 101
02
Terminal Curug – Jl. Jend. Sudirman – Terminal
Kalijaga – Jl. Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA.
Kartini – Jl. IR. H Juanda – Terminal Kalijaga –
Jl. Jend. Sudirman – Terminal Curug
10 66
03
Terminal Kaduagung – Jl. Soekarno Hatta – Jl.
Otto Iskandar Dinata – Terminal Kalijaga – Jl.
Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA. Kartini – Jl.
IR. H Juanda – Terminal Kalijaga – Jl Soekarno
Hatta – Terminal Kaduagung
10 52
04
Terminal Curug – Jl.Siliwangi – Jl. IR. H Juanda
– Jl. TB. Surya Atmaja – Jl. RH. Winangun – Jl.
RA. Kartini – Jl. IR. H Juanda – Terminal
Kalijaga – Jl. Multatuli – Jl. Kimaklum – Jl. RH.
Winangun – Jl. RA. Kartini – Jl. IR. H Juanda –
Jl. Siliwangi – Terminal Curug
10 67
05
Cibadak – Laskar Ampera – Jl. A. Yani – Jl.
Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA. Kartini – Jl.
IR. H Juanda – Terminal Kalijaga – Jl. A. Yani –
Laskar Ampera – Cibadak
10 47
06
Ciawi – Jl. Prop. DR. IR.Sutami – Jl. Otto
Iskandar Dinata – Terminal Kalijaga – Jl.
Multatuli – Jl. Patih Derus – Jl. RA. Kartini – Jl.
IR. H Juanda – Terminal Kalijaga – Jl. Otto
Iskandar Dinata – Jl. Prop. DR. IR. Sutami
10 62
JUMLAH KENDARAAN YANG MEMASUKI TERMINAL
KALIJAGA, KABUPATEN LEBAK 395
(Sumber Data : Dinas Perhubungan Kab. Lebak 27 Juli 2017)
98
Dari tabel 4.2 kita dapat mengetahui ada sekitar 6 trayek angkutan
perdesaan (ADES) yang trayeknya mengarah ke Terminal Kalijaga. Namun masih
di temukan beberapa angkot tidak masuk ke dalam Terminal Kalijga di karenakan
lebih memilih untuk menunggu penumpang di pasar Rangkasbitung yang terletak
persis di sebelah terminal atau berjarak sekitar ± 200 m setelah Terminal Kalijaga.
Gambar 4.4
Bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber : Peneliti, 2018)
Sejak tahun 2010, dengan di alihkan pengelolaan retribusi Terminal
Mandala yang semula pengelolaannya di pegang oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Lebak menjadi kepada pemerintah pusat. Maka, keberadaan Terminal
Kalijaga menjadi salah satu terminal yang memiliki potensi atau pengaruh yang
besar untuk pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Lebak. Hal ini dapat
dibuktikan dengan target dan realisasi retribusi Terminal Kalijaga di tahun
2014,2015, dan 2016 sebagai berikut:
99
Tabel 4.3
Target dan Realisasi Retribusi Terminal Kalijaga
Tahun Target %
Kenaikan Realisasi
%
Kenaikan
%
Selisih
Realisasi
dan
Target
2014 128.352.000 0 % 128.352.000 17 %
(19.446.000) 0 %
2015 135.023.000 5,19 % 135.523.000 5,6 %
(7.171.000)
0,37 %
(500.000)
2016 145.824.000 7,9 % 146.730.000 8,2 %
(11.207.000)
0,62 %
(906.000)
(Sumber Data : Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 2017)
Tabel 4.3 dapat dilihat daftar realisasi pendapatan retribusi yang dihasilkan
oleh Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak. Terminal Kalijaga selama 3 (tiga)
tahun berturut-turut telah menjadi penyumbang nomor 1 (satu) untuk sektor
Retribusi Terminal dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lebak. Itu
artinya adalah keberadaan Terminal Kalijaga sangat memiliki pengaruh yang
cukup besar untuk lebih bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)
Kabupaten Lebak. Walupun Terminal Kalijaga di kategorikan kurang baik secara
manajemen maupun fisik. Untuk itu Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak harus
memiliki manajemen yang jauh lebih baik guna untuk menggali potensi retribusi
Terminal Kalijaga yang nantinya akan berpengaruh kepada meningkatnya
pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lebak.
100
4.6 Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang
didapat dari hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan
menggunakan teknikanalisis data kualitatif. Dalam hal ini peneliti, mengenai
Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam Upaya
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Peneliti menggunakan teori prinsip
manajemen retribusi daerah oleh Mahmudi (2010:25). Teori tersebut menjelaskan
bahwa prinsip manajemen retribusi daerah tediri atas Perbaikan Pelayanan,
Perluasan Basis Retribusi, Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi,
dan Perbaikan Administrasi Pemungutan Retribusi. Kemudian data yang peneliti
dapatkan lebih banyak berupa kata-kata dan tindakan yang peneliti peroleh
melalui proses wawancara. Teori tersebut memberikan gambaran tentang
manajemen retribusi yang baik untuk mengoptimalkan pendapatan asli daerah
(PAD).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yang banyak digunakan dimana peneliti menggambarkan
dan menjelaskan permasalahan serta situasi dan kondisi yang terjadi, setelah
peneliti melakukan observasi dan wawancara. Seperti yang dikemukakan menurut
Moleong (2007: 6) yang mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian, secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
101
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif yang
berbentuk data dan kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi di lapangan serta
data atau hasil dokumen lainnya. Kata-kata dan tindakan informan merupakan
sumber utama penelitian. Sumber data dari informan dicatat dengan menggunakan
alat tulis dan direkam melalui telepon seluler yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini. Sumber data sekunder yang didapatkan peneliti berupa
dokumentasi seperti dokumen-dokumen Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Lebak tahun 2013-2017, Data realisasi retribusi di Terminal Kalijaga
tahun 2014 sampai 2017, Lintasan Trayek Angkutan Kota di Kabupaten Lebak
tahun 2017 dan 2018, dan data pemasukan retribusi terminal dari bulan Januari-
Juli tahun 2018 serta profil Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dan Inspektorat
Daerah Kabupaten Lebak, merupakan data mentah yang harus diolah dan
dianalisis kembali untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Selain itu bentuk
data lainnya berupa foto-foto lapangan dimana foto-foto tersebut merupakan foto
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan manajemen retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi dilakukan reduksi data untuk mendapatkan tema dan
polanya serta diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban
yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta
dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian, pada penelitian
Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam Upaya
102
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah peneliti memberikan kode-kode sebagai
berikut:
c. Kode Q menunjukan daftar pertanyaan
d. Kode Q1, Q2, Q3, Q4 dan seterusnya menunjukan daftar urutan
pertanyaan
e. Kode I menunjukan informan
f. Kode I1-1, I1-2, I1-3 menunjukan daftar urutan informan dari kategori
Dinas Perhubungan (DISHUB) Kabupaten Lebak
g. Kode I2-1, I2-2 menujukan daftar urutan informan dari kategori Sub
bagian dari Dinas Perhubungan (DISHUB) Pengelolaan Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak
h. Kode I3, I4, I5, I6 menunjukan urutan informan dari kategori Supir
Angkutan Umum, Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak, Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak, dan Masyakat
i. Kode P menunjukan peneliti.
Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi
berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian dilapangan dengan
membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang akan
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori dengan beberapa
dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangka teori
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dimensi tersebut mengacu pada teori
prinsip manajemen retribusi Mahmudi (2010: 25).
103
4.6 Informan Penelitian
Pada penelitian ini mengenai manajemen retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Peneliti
menentukan informan dengan teknik purposive yaitu suatu teknik pengmabilan
informan dengan pertimbangan tertentu dari pihak peneliti. Adapun informan-
informan yang peneliti tentukan merupakan orang-orang yang menurut peneliti
memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena senantiasa
berurusan dengan permasalahan yang sedang diteliti baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Peneliti melibatkan informan-informan yanng dipilih terkait dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengklasifikasikan informan
kedalam dua jenis yaitu key informan dan secondary informan, dimana key
informan atau informan kunci peneliti pilih dari instansi terkait yaitu Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak yang terdiri dari Kepala Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, Bendahara Penerima PAD Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak, Kepala Seksi Terminal; Sub bagian dari Dinas Perhubungan (DISHUB)
Pengelolaan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang terdiri dari Kepala
Penanggungjawab Terminal Kalijaga dan Petugas Retribusi Terminal. Sedangkan
secondary informan atau informan pembantu peneliti melibatkan Supir Angkutan,
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak yang terdiri dari Pengawas Pemerintahan
Madya dan Inspektur Pembantu III, Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
yang terdiri dari Sekretaris Badan dan Kepala Sub Bidang Pendaftaran,
104
Pendataan, Advokasi dan Dokumentasi, serta masyarakat. Adapun informan-
informan pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Informan Penelitian
No Informan Status Informan Jenis
Kelamin Usia
Kode
Informan
1.
H. Sumardi, S.Sos.,
M.Si
Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten
Lebak
Laki-laki 47 I1-1
2.
Suhaemi Bendahara Penerima
PAD Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak
Perempuan 54 I1-2
3. Asep Topik Hidayat,
S.Ip Kepala Seksi Terminal
Laki-laki 51 I1-3
4. Aang Subhan Penanggungjawab
Terminal Kalijaga
Laki-laki 47 I2-1
5.
Rizki Fahmi Petugas Pemungut
Retribusi Terminal
Kalijaga
Laki-laki 21 I2-2
6.
Paisal Petugas Pemungut
Retribusi Terminal
Kalijaga
Laki-laki 24 I2-3
7.
Pak Indra Supir Angkutan Umum
trayek Terminal Kalijaga
01
(Trayek Terdekat)
Laki-laki 22 I3-1
8.
Pak Yono Supir Angkutan Umum
trayek Terminal Kalijaga
05
(Trayek Sedang)
Laki-laki 35 I3-2
9.
Pak Udin Supir Angkutan Umum
trayek Terminal Kalijaga
10
(Trayek Terjauh)
Laki-laki 25 I3-3
10. Endang Suherman,
S.Sos
Pengawas Pemerintahan
Madya Inspektorat
Daerah Kabupaten Lebak
Laki-laki 51 I4-1
105
11. Hj. Hasanuddin,
B.A.E
Inspektur Pembantu III
Inspektorat Daerah
Kabupaten Lebak
Laki-laki 58 I4-2
12. Bambang Trisulistio,
S.E.,M.Si
Sekretaris Badan
Pendapatan Daerah
Kabupaten Lebak
Laki-laki 52 I5-1
13. Deri Derawan,
S.Ip.,M.Si
Kepala Sub Bidang
Pendaftaran, Pendataan,
Advokasi dan
Dokumentasi
Laki-laki 30 I5-2
14. Tohirin Sholehudin Masyarakat Laki-laki 34 I6-1
15. Ifatul Jannah, S.pd Masyarakat Perempuan 26 I6-2
(Sumber: Peneliti, 2018)
4.7 Analisis Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan analisis data dari hasil wawancara,
observasi maupun dokumen yang diperoleh selama penelitian. Analisis data
dilakukan terus menerus sejak awal dikumpulkan sampai dengan penelitian
berakhir. Untuk memperkuat dalam analisis data peneliti dalam penelitian yang
berjudul Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam
Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Data lapangan dalam penelitian ini
merupakan data dan fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta
disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yaitu teori prinsip manajamen
retribusi daerah dalam Mahmudi (2010: 25) yakni Perbaikan Pelayanan, Perluasan
Basis Retribusi, Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi dan,
Perbaikan Administrasi Pemungutan Retribusi.
Berdasarkan observasi lapangan dan wawancara, peneliti dapat melihat
berbagai macam permasalahan yang terkait dengan manajemen retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak yakni masih rendahnya jumlah selisih target dengan
realisasi pendapatan terminal dari tahun 2013, 2014, 2015, dan 2016; Lemahnya
106
sanksi terhadap petugas penarikan retribusi yang tidak disiplin dalam menjalankan
tugasnya; Minimnya ketaatan supir angkot untuk membayar retribusi terminal;
dan Tanda bukti pembayaran retribusi terminal yang terkadang tidak diberikan
oleh petugas penarik retribusi kepada para supir angkutan umum yang telah
membayarkan retribusi terminal hal ini sangat penting guna kesesuaian jumlah
antara pendapatan retribusi dengan karcis yang telah habis. Maka dari itu untuk
melihat gambaran manajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah, peneliti menggunakan teori
prinsip manajemen retribusi daerah Mahmudi (2010: 25) yakni Perbaikan
Pelayanan, Perluasan Basis Retribusi, Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan
Retribusi dan, Perbaikan Administrasi Pemungutan Retribusi.
4.7.1 Perbaikan Pelayanan
Menurut Moenir (2001: 13) pelayanan publik adalah kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi kepentingan
orang lain sesuai dengan haknya. Retribusi daerah memiliki karakteristik yang
berbeda dengan pajak daerah. Pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan
pemerintah daerah kepada wajib pajak daerah tanpa ada imbalan langsung yang
bisa diterima wajib pajak atas pembayaran pajak tersebut. Sedangkan, retribusi
daerah merupakan pungutan yang dilakukan pemerintah daerah kepada wajib
retribusi atas pemanfaatan suatu jasa tertentu yang disediakan pemerintah.
Karena retribusi daerah ini berkaitan dengan pelayanan tertentu dan
masyarakat langsung bisa merasakan imbalannya, maka perbaikan pelayanan
107
menjadi indikator yang paling utama dalam prinsip menajemen retribusi. Dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
menetapkan aturan standar pelayanan sebagai bahan acuan kinerjanya. Seperti
yang diungkapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak sebagai
berikut:
“untuk standar pelayanan DISHUB kita ada dan kebetulan memang
sempat di revisi karna ada beberapa point yang dinilai masih kurang
sesuai dengan visi dan misi DISHUB di akhir desember 2017 dan sudah
dirubah dan release ya bulan febuari kemarin tapi kalau untuk standar
pelayanan khusus untuk satu terminal aja sejauh ini kita belum ada
hanya ada standar pelayanan penarikan retribusi itupun untuk seluruh
terminal aja akan tetapi tidak menutup kemungkinan kedepannya
DISHUB menerapkan standar pelayanan per terminal tapi itu belum tau
kapan nanti dokumennya minta aja sama pak asep supaya lebih
lengkap.”(Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak, 12 Juli 2018 Pukul 14.00 WIB di Ruang Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak dalam melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan berdasarkan tugas pokok dan fungsi
masing-masing sub bagian struktur organisasi seperti contoh:
1. Kepala Seksi Perpakiran bertanggungjawab langsung atas SOP Pengaturan
Kendaraan Parkir Khusus,
2. Kepala Seksi Angkutan bertanggungjawab langsung atas SOP Penerbitan
Surat Izin Trayek,
3. Kepala Seksi Terminal bertanggungjawab langsung atas SOP Pelaksanaan
Tertib Keberangkatan Kendaraan,
108
4. Kepala Seksi Pengawasan bertanggungjawab langsung atas SOP
Pelaksanaan Penertiban Lalulintas.
Terkait dengan retribusi terminal maka hal ini termasuk ke dalam Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala
Seksi Terminal dan hanya terdapat rincian tata cara administrasi dalam penarikan
retibusi terminal. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Nama SOP : Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan
Tertib Pemberangkatan Kendaraan,
b. Nomor SOP : 800/714-DISHUB/2014
c. Tanggal Pembuatannya : 23 Oktober 2013,
d. Tanggal Revisi : 7/Febuari/2018.
e. Tanggal Efektif : 9/Febuari/2018.
Di dalam standar operasional prosedur (SOP) pelaksanaan tertib
pemberangkatan kendaraan terdapat tata cara administrasi pemungutan retribusi
terminal yang berlaku untuk seluruh terminal yang berada di Kabupaten Lebak.
Hal serupa pun disampaikan oleh Kasi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“untuk standar pelayanan per terminal tidak ada neng adanya untuk
standar penarikan retribusi yang diberlakukan untuk seluruh
terminal aja.” (Wawancara dengan Kasi Terminal Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, 4 Juli 2018 Pukul 10.30 WIB di Ruang Kasi Terminal
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak telah memiliki standar operasional prosedur pelaksanaan tertib
pemberangkatan kendaraan. Di dalamnya terdapat cara administrasi pemungutan
109
retribusi terminal yang berlaku untuk seluruh terminal di Kabupaten Lebak.
Berikut merupakan isi dari Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan
Tertib Pemberangkatan Kendaraan dalam gambar 4.6:
Gambar 4.6
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan
Kendaraan
Sumber: Dinas Perhubungan, 2018
Berdasarkan gambar 4.6 bisa diketahui bahwa dalam kegiatan penarikan
retribusi terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak harus melakukan tahapan
sebagai berikut:
1. Petugas pemungut retribusi menyiapkan karcis retribusi terminal dan juga
petugas menyiapkan absen kendaraan dengan kelengkapan alat kerja yakni
karcis dan absen kendaraan dan harus disiapkan selama 10 menit,
2. Petugas pemungut retribusi memulai kegiatan pemungutan retribusi yang
dilakukan selama 360 menit,
3. Petugas pemungut retribusi menghitung hasil pungutan sesuai dengan
karcis yang terjual kelengkapannya adalah potongan karcis dan absensi
kendaraan perhitungan tersebut dilakukan selama 30 menit,
110
4. Petugas melaporkan kepada kepala terminal dengan kelengkapan bukti
sisa karcis hasil retribusi dan dilakukan dengan waktu 5 menit,
5. Kepala terminal melaporkan hasil pungutan ke bendahara penerima PAD
dengan kelengkapan hasil retribusi dan dilakukan dengan waktu 15 menit.
6. Terkumpulnya pungutan retribusi terminal.
Dari uraian SOP tersebut, maka dapat diketahui bahwa tata cara
administrasi pemungutan retribusi terminal yang dilakukan oleh petugas Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dilakukan dengan aturan waktu yang tepat dan
menunjukkan bukti kelengkapan seperti : potongan karcis, absensi kendaraan, dan
sisa karcis. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih mendetail SOP tersebut memiliki
titik kelemahan yakni adanya ketidakjelasan secara mendetail pukul berapa
petugas harus berada di lapangan dan menjalankan tugasnya dalam memungut
retribusi terminal. Tentu hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru
yakni kedisiplinan petugas pemungut retribusi dalam menjalankan tugasnya
dikarenakan tidak adanya kejelasan jam kerja petugas dalam SOP tersebut.
Selain itu melihat kondisi bangunan kantor di Terminal Kalijaga yang
sudah kurang layak huni, jalanan di dalam Terminal Kalijaga yang rusak, dan
ditambah dengan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang kurang lengkap dan
tidak terawat menjadi perhatian khusus bagi Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak untuk melakukan upaya perbaikan akan tetapi semua itu masih terhalang
oleh dana yang masih terbatas yang diberikan oleh Pemda Kabupaten Lebak.
Pernyataan ini juga di perkuat oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
dalam wawancara sebagai berikut:
111
“untuk rehab besar-besaran kami belum melakukannya hanya mengaspal
dan mengecat bangunan itupun tidak setiap tahun karna memang
semua itu harus ada dana yang tidak sedikit. Mungkin dananya sudah
pemda alokasikan untuk sektor lain. Akan tetapi kami sebenarnya sudah
mengajukan hampir setiap tahun tapi dari Pemda belum ada
anggaran. Kemungkinan 2019 akan ada pengajuan dana lagi untuk rehab
Terminal Kalijaga”(Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, 12 Juli 2018 Pukul 14.12 WIB di Ruang Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak telah mengajukan untuk pemberian dana pembangunan terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak hampir setiap tahun dimulai dari tahun 2007. Akan
tetapi, Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak belum bisa merealisasikan dana
tersebut dalam jumlah besar. Pada tahun 2017 Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak telah mendapatkan dana untuk melakukan revitalisasi bangunan berskala
kecil yakni berupa pengecatan bangunan kantor UPT Terminal Kalijaga dan area
sekitar terminal, pengaspalan jalan di dalam terminal, dan penambahan tempat
pembuangan sampah. Hal ini juga disampaikan oleh Kasi Terminal Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“Tahun 2017 ada dana lumayan besar jadi dipakai untuk aspal jalan di
area terminal, ngecat-ngecat bangunan (Kantor UPT Terminal Kalijaga
dan area di dalam terminal), dan penambahan bak sampah aja supaya
agak rapih.” (Wawanacara dengan Kasi Terminal Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, 4 Juli 2018 Pukul 11.00 WIB di Ruang Kantor Kasi
Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Hal ini juga di perkuat oleh pernyataan dari Kepala Penanggungjawab
Terminal Kalijaga dalam wawancara sebagai berikut:
“layak atau tidak memang untuk bangunan kantor bisa dikategorikan
tidak layak neng. bisa dilihat sendiri langit-langitnya bolong, meja dan
112
kursi juga seadanya saja dan memang kita semua lebih senang bekerja
di lapangan. Selain tuntutan juga lebih nyaman neng dibandingkan di
dalam kantor (kantor UPT). Tetapi semuanya tergantung dananya..Tahun
2017 ada dana agak besar kita pakai untuk pengaspalan jalan di
terminal kalijaga tetapi belum bisa memperbaiki secara utuh (bangunan
kantor UPT, penambahan fasilitas lainnya). DISHUB sudah
mengajukan tahun ini (2018) dan untuk tahun depan (2019) hanya saja
belum ada keputusannya ya kita berharap disetujui.” (Wawancara dengan
Kepala Penanggungjawab Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak, 5 Juli
2018 Pukul 14.10 WIB di Ruang Kantor UPT Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwasannya Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak terus berupaya untuk memperbaiki kondisi
bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak sebagai wujud untuk
memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Tidak hanya rencana perbaikan
bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak saja yang ingin di lakukan oleh
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak akan tetapi melengkapi fasilitas-fasilitas
penunjang lainnya untuk masyarakat seperti: mushola, wc umum, dan tempat
pembuangan sampah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Kasi Terminal Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“di dalam terminal hanya ada mushola, wc umum, dan tempat sampah
yang besar saja neng buat saat ini” (Wawancara dengan Kasi Terminal
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 4 Juli 2018 Pukul 11.30 WIB
di Ruang Kantor Kasi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
fasilitas penunjang lainnya seperti: mushola, wc umum, dan tempat pembuangan
sampah untuk masyarakat yang terdapat di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak. Akan tetapi, masyarakat yang berada disekitar terminal maupun yang
hanya transit menilai kebersihan untuk fasilitas tersebut perlu di tingkatkan lagi.
113
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ibu Ifotul Jannah, S.Pd dalam wawancara
sebagai berikut:
“menurut ibu pribadi kurang bersih apalagi kalau hujan dan
sampahnya lagi banyak kadang suka bau neng..” (Wawancara dengan Ibu
Ifotul Jannah, S.Pd, 9 Juli 2018 Pukul 11.20 WIB di Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak)
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Tohirin Sholehudin dalam
wawancara sebagai berikut:
“bagus neng hanya jika setelah hujan terkadang baunya sangat amat bau
dari bak sampah itu nyerbak” (Wawancara dengan Bapak Tohirin
Sholehudin, 9 Juli 2018 Pukul 13.20 WIB di Pasar Rangkasbitung,
Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui masyarakat yang
berada di sekitar terminal maupun yang hanya transit merasa puas dengan fasilitas
yang ada di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak. Akan tetapi, mereka
memiliki harapan agar Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak lebih
memperhatikan nilai kebersihan yang ada di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak. Selain kelayakan bangunan dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya yang
ada di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak terdapat hal yang tidak kalah penting
dalam indikator pelayanan yakni ketanggapan petugas Dinas Perhubungan dalam
melayani masyarakat khususnya perihal memberikan pelayanan dalam kegiatan
penarikan retribusi terminal. Kegiatan penarikan retribusi terminal berjalan masih
kurang baik. Hal ini disampaikan oleh Bapak Indra salah satu Supir angkutan
umum trayek 01 dalam wawancara sebagai berikut:
“biasanya di tagih jam 11 karena kalau pagi masih sepi dan petugasnya
kan belum ada juga. Paling jam 10 sih mereka ada disana (Terminal
114
Kalijaga).”(Wawancara dengan Pak Indra salah satu supir angkutan
umum trayek 01, 17 Juli 2018 Pukul 13.05 WIB di Jl. H. Juanda Jendral,
Rangkasbitung)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa petugas
penarikan retribusi masih kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya hal ini
dikarenakan di dalam SOP Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan
memang tidak tercantum kejelasan waktu kapan petugas pemungut retribusi sudah
harus berada di dalam terminal dan waktu dalam memungut retribusi dan hanya
terdapat kisaran waktu yang ditetapkan yakni selama 360 menit. Hal ini juga di
sampaikan oleh Bapak Udin salah satu Supir angkutan umum trayek 10 dalam
wawancara sebagai berikut:
“jika hari biasa jam 11an biasanya pembayaran retribusi, kalau hari libur
(Sabtu dan Minggu, Hari Raya) jam 1 sampai jam 3 mereka (petugas
DISHUB) kan juga sibuk mungkin. Ikuti sajalah aturannya makanya bayar
aja yang penting saya mah neng..” (Wawancara dengan Bapak Udin
salah satu supir angkutan umum trayek 10, 16 Juli 2018 Pukul 14.15
WIB di Jl. Otto Iskandar Dinata, Rangkasbitung)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa petugas
pemungut retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak masih kurang disiplin
waktu dalam menjalankan tugasnya. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketentuan
waktu bertugas dalam kegiatan retribusi terminal yang menguatkan dan mendetail
untuk para petugas pemungut retribusi. Sehingga, menciptakan waktu kerja yang
kurang teratur hanya berdasarkan kisaran waktu yakni 360 menit atau sekitar 6
jam. Tentu hal ini menjadi salah satu masalah dalam pelayanan di Terminal
Kalijaga. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Akan tetapi, Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak telah mengupayakan pencegahan untuk permasalahan tersebut
115
dibuktikan dengan menetapkan sanksi-sanksi jika memang terbukti salah satu
petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga melanggar ketentuan tersebut. Hal
ini disampaikan oleh Kasi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam
wawancara sebagai berikut:
“Sejauh ini belum pernah ada petugas kami yang melakukan pelanggaran
berat mungkin hanya telat karena memang kalau pagi ada apel pagi jam 8
pagi setelah itu ke terminal untuk menjalankan tugas. Dan kalau memang
dia sering telat kita ada sanksi berupa teguran I, teguran II, teguran III,
dan terakhir pemecatan kalau memang kesalahannya sangat fatal
neng..Tetapi sejauh ini belum ada neng..” (Wawancara dengan Kasi
Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 8 Juli 2018 Pukul 11.05
WIB di Ruang Kasi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak telah berupaya untuk meningkatkan kedisiplinan
para petugas khususnya petugas penarikan retribusi dengan cara memberikan
sanksi yang tegas kepada setiap anggotanya yang melanggar aturan. Akan tetapi,
di dalam kegiatan penarikan retribusi Terminal Kalijaga ada beberapa kendala
yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan. Hal ini disampaikan oleh Petugas
Retribusi Terminal Kalijaga I dalam wawancara sebagai berikut:
“kendala mungkin ada supir yang ktidak patuh (tidak bayar retribusi)..
tetapi ada catatannya jika satu(1) sampai dua (2) kali tidak bayar hanya
akan di tegur jika sudah seminggu berturut-turut akan kita tarik SIMnya.
Dan juga karena hujan jadi banjir sedikit aja karena jadi agak sulit aja
penarikannya karena tidak ada tempatnya (posko penarikan retribusi
terminal).” (Wawanacara dengan Petugas Retribusi Terminal Kalijaga
I, 10 Juli 2018 Pukul 13.36 di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak)
Hal serupa juga disampaikan oleh Petugas Retribusi Terminal Kalijaga II dalam
wawancara sebagai berikut:
116
“tidak ada neng.. terkadang supir tidak patuh (tidak bayar retribusi).
akhirnya harus mengejar-ngejar di pinggir jalan agar target perhari kita
tercapai.” (Wawancara dengan Petugas Retribusi Terminal Kalijaga II, 10
Juli 2018 Pukul 14.15 di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam pelayanan penarikan
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak petugas pemungut retribusi
memiliki beberapa kendala contohnya: masih lemahnya tingkat kesadaran
beberapa supir angkutan umum dalam membayar, tidak adanya fasilitas
pendukung yakni tempat atau posko untuk penarikan retribusi , dan kondisi alam
seperti hujan angin, banjir dan sebagainya.
Dari beberapa hasil wawancara tersebut peneliti dapat mengambil
kesimpulan sementara pada dimensi perbaikan pelayanan yaitu Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak telah memiliki standar operasional prosedur
(SOP) yang ditetapkan berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing sub bagian
struktur organisasi. Terkait dengan retribusi terminal tercantum dalam SOP
Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan dan yang bertanggungjawab
langsung adalah Kepala Seksi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Akan tetapi, terdapat titik kelemahan atas SOP tersebut yakni tidak adanya
kejelasan waktu petugas pemungut retribusi harus berada di dalam terminal untuk
menjalankan tugasnya. Hanya dijelaskan kisaran waktu atau 360 menit untuk
pemungutan retribusi terminal saja. Hal ini tentunya dikhawatirkan membuat
petugas pemungut retribusi menjadi tidak mengetahui aturan waktu dalam
menjalankan tugasnya. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa supir
117
angkutan yang memasuki Terminal Kalijaga dan juga pengamatan langsung yang
dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa petugas pemungut retribusi
seringkali datang siang dan memulai penarikan retribusi sekitar pukul 10.00 WIB
– 11.00 WIB dan menyelesaikan kegiatan penarikan retribusi pada pukul 15.00
WIB atau kurang dari 6 jam (360 menit) yang artinya bahwa dalam menjalankan
tugas memungut retribusi kurang sesuai dengan ketentuan dalam SOP
Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaran.
Selain itu, dalam pelaksanaan pemungutan retribusi Terminal Kalijaga
masih terdapat beberapa penghambat dari faktor eksternal yakni masih lemahnya
tingkat kesadaran beberapa supir angkutan umum dalam membayar retribusi,
tidak adanya fasilitas pendukung yakni tempat atau posko untuk penarikan
retribusi, dan kondisi alam seperti hujan angin, banjir dan sebagainya. Dan berikut
gambar 4.7 merupakan bentuk kegiatan penarikan retribusi di Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak :
Gambar 4.7
Penarikan Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: Peneliti, 2018)
118
4.7.2 Perluasan Basis Retribusi
Perluasan basis penerimaan (retribusi) adalah memperluas sumber
penerimaan retribusi. Untuk memperluas basis penerimaan retribusi, maka
pemerintah daerah dapat melakukannya sebagai berikut: Mengidenfikasi
pembayar retribusi dan menjaring wajib retribusi baru; Mengevaluasi tarif
retribusi; Meningkatkan basis data objek retribusi; Melakukan penilaian kembali
(appraisal) atas objek retribusi.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak telah memiliki aturan untuk
mengatur Retibusi Daerah yakni dengan disahkannya Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha. Dalam
pasal 17 ayat 1 disebutkan bahwa objek retribusi terminal adalah Terminal,
sedangkan di dalam pasal 18 disebutkan bahwa subjek retribusi terminal adalah
orang pribadi atau Badan yang menggunakan pelayanan penyediaan tempat parkir
untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas
lainnya di lingkungan terminal (para supir angkutan umum). Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara
sebagai berikut:
“Sesuai dengan Perda yang kita (Kabupaten Lebak) miliki untuk wajib
retribusi itu adalah supir angkutan umum dan untuk objek retribusinya
sendiri ya Terminal dalam hal ini ya Terminal Kalijaga..” (Wawancara
dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 12 Juli 2018 Pukul
14.15 WIB di Ruangan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa wajib
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak adalah Supir angkutan umum yang
melewati Terminal Kalijaga, sedangkan untuk objek retribusinya adalah Terminal
119
Kalijaga, Kabupaten Lebak. Untuk jumlah wajib retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak atau jumlah angkutan umum yang memasuki terminal tersebut
adalah sekitar 395 unit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kasi Terminal Dinas
Perhubungan, Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“untuk jumlah angkot (wajib retribusi) yang masuk tahun 2017 memang
cuma 395 unit. tetapi tahun 2018 ini sudah bertambah kurang lebih ada
635 unit. Hanya belum selesai nadiya disusunnya karena pak kadis
(Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak) berkeinginan untuk
disusun trayek per jalanan kalau dulu kan masih secara general aja..”
(Wawancara dengan Kasi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak, 7 Agustus 2018 Pukul 11.23 WIB di Ruangan Kasi Terminal Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa di tahun
2018 Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak memiliki penambahan jumlah wajib
retribusi sebanyak 635 unit. Akan tetapi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
belum membuatkan daftar trayek angkutan yang terbaru untuk tahun 2018
meskipun penarikan retribusi Terminal Kalijaga tetap terlaksanakan. Hal ini juga
di perkuat oleh pernyataan dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
dalam wawancara sebagai berikut:
“memang di tahun 2018 ada penambahan jumlah angkot yang masuk ke
dalam Terminal Kalijaga tentu kami (DISHUB) harus memperbaharui
data (Daftar Trayek Angkutan Kota Terminal Kalijaga) yang lalu tetapi
saat ini masih dalam proses untuk tahap itu.. dilapangan sudah diterapkan
(penarikan retribusi) kita gunakan daftar absensi kendaraan yang masuk
karena hanya baru itu yang kami (DISHUB) update..”
(Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 12
Juli 2018 Pukul 14.20 WIB di Ruangan Kepala Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak)
120
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Kepala Sub Bidang
Pendaftaran, Pendataan, Advokasi dan Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“tahun 2018 untuk DISHUB memang ada penambahan wajib
retribusinya sekitar 635 unit. Karena kita hanya mendata saja yang
mana sebelumnya sudah DISHUB identifikasi secara langsung, karena
secara teknis pelaksanaan itu bukan wewenang kami” (Wawancara
dengan Kepala Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Advokasi dan
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak, 6 September
2018 Pukul 09.30 WIB di Ruangan Bidang Pendaftaran dan Pendataan)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak hanya mendata jumlah wajib
retribusi Terminal Kalijaga yang sebelumnya sudah diidentifikasi secara langsung
oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Dengan hal ini dapat dikatakan bahwa
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah melakukan upaya dalam
meningkatkan subyek retribusi terminal yang ada dengan cara penambahan
jumlah unit armada angkutan umum dengan trayek yang diharuskan untuk
memasuki Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak. Dan saat ini Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak sudah memperbarui Penetapan Lintasan Trayek Angkutan Kota
di Kabupaten Lebak yang masih menunggu tandatangan Bupati Kabupaten Lebak
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Penetapan Lintasan Trayek Angkutan Kota di Kabupaten Lebak
Tahun 2018
Kode
Trayek Rute
Panjang
Trayek
(Km)
Jumlah
Kendaraan
Warna
Kendaraan
01 Pergi Terminal Kaduagung - Jl.
Soekarno Hata - Pasar Buah - 9,8 150 Merah/Hitam
121
Jl.Ahmad Yani – Jl.Multatuli –
Jl.Iko Djatmiko – Jl. Hardiwinangun
– Jl.R.A.Kartini – Jl.H.Juanda – Jl.
Sunan Kalijaga – Terminal
Kalijaga
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Ahmad Yani –
Terminal Kaduagung
02
Pergi
Terminal Curug –
Jl.Jend.Sudirman – Jl.Sunan
Kalijaga – Terminal Kalijaga
10 65 Merah/Putih
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Multatuli – Jl.Patih
Derus – Jl.R.A.Kartini –
Jl.Ir.H.Juanda – Jl.Sunan Kalijaga –
Jl.Jend.Sudirman – Terminal
Curug
03
Pergi
Terminal Kaduagung – Jl.
Soekarno Hatta – Jl.Otto Iskandar
Dinata – Jl.Sunan Kalijaga –
Terminal Kalijaga
10 60 Merah/Kuning
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Multatuli – Jl.Patih
Derus – Jl.R.A.Kartini –
Jl.Ir.H.Juanda – Jl.Sunan Kalijaga –
Jl.Otto Iskandar Dinata –
Jl.Soekarno Hatta – Terminal
Kaduagung
04
Pergi
Terminal Curug –
Jl.Jend.Sudirman – Jl.Siliwangi –
Jl.Ir.H.Juanda – Jl.Tb.Surya Atmaja
– Jl.Rt.Hardi Winangun –
Jl.R.A.Kartini – Jl.Ir.H.Juanda –
Jl.Sunan Kalijaga – Terminal
Kalijaga 15 60 Merah/Hijau
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Multatuli – Jl.Patih
Derus – Jl.R.A.Kartini –
Jl.Ir.H.Juanda – Jl.Siliwangi –
Jl.Jend.Sudirman – Terminal
122
Curug
05
Pergi
Cibadak – Jl.Arif Rahman Hakim –
Jl.Laskar Ampera – Jl.Ahmad Yani
– Jl.Multatuli – Jl.Patih Derus –
Jl.R.A.Kartini – Jl.Ir.H.Juandam –
Jl.Sunan Kalijaga – Terminal
Kalijaga 13 50
Merah/List
Tengah
Kuning
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Ahmad Yani –
Jl.Laskar Ampera – Jl.Arif Rahman
Hakim – Cibadak
06
Pergi
Ciawi – Jl.Prof.Dr.Ir.Sutami –
Jl.Otto Iskandar Dinata – Jl.Sunan
Kalijaga – Terminal Kalijaga
10 60 Merah/Biru
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Multatuli – Jl.Patih
Derus – Jl.R.A.Kartini – Jl.Ir.Juanda
– Jl.Sunan Kalijaga – Jl.Otto
Iskandar Dinata –
Jl.Prof.Dr.Ir.Sutami - Ciawi
07
Pergi
Terminal Aweh – Jl.Maulana
Yusuf – Jl.Iko Djatmiko –
Jl.Multatuli – Jl.Patih Derus –
Jl.R.A.KARTINI – Jl.Ir.H.Juanda –
Jl.Sunan Kalijaga – Terminal
Kalijaga 10 55
Merah/List
Tengah Silver
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Multatuli – Jl.Iko
Djatmiko – Jl.Maulana Yusuf –
Terminal Aweh
10
Pergi
Citeras – Jl.Raya Cikande –
Jl.Prof.Dr.Ir.Sutami – Jl.Otto
Iskandar Dinata – Jl.Sunan Kalijaga
– Terminal Kalijaga 17,6 60
Merah/List
Tengah Hitam
Pulang
Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.Otto Iskandar Dinata –
Jl.Prof.Dr.Ir.Sutami – Jl.Raya
Cikande – Citeras
123
11
Pergi Kolelet – Jl.R.Kuncorojakti –
Jl.Otto Iskandar Dinata – Jl.Sunan
Kalijaga – Terminal Kalijaga 15,6 75
Merah/List
Hitam Pulang Terminal Kalijaga – Jl.Sunan
Kalijaga – Jl.R.Kuncorojakti –
Kolelet
TOTAL KENDARAAN 635
(Sumber: Dinas Perhubungan, 2018)
Sedangkan, dalam mekanisme menetapkan wajib retribusi khususnya
retribusi terminal yang berwenang adalah Bupati dengan pertimbangan dari
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Kepala Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Advokasi dan
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak dalam wawancara
sebagai berikut:
“jika berbicara tentang mekanisme menetapkan atau menjaring wajib
retribusi baru itu bukanlah wewenang kami ataupun SKPD karena itu
sepenuhnya adalah wewenang Bupati yang nantinya akan di bahas
dalam rapat dengan DPRD dan tidak melibatkan BAPENDA maupun
SKPD. BAPENDA ataupun SKPD hanya mendata potensi retribusi,
merekap data, menetapkan target, dan menjalankan saja sesuai aturan
yang ada. Perlu di garisbawahi kalau hanya sekedar menambah jumlah
dari wajib retribusi yang ada. SKPD dengan BAPENDA lah yang akan
berkoordinasi yang nantinya akan di setujui oleh Bupati..” (Wawancara
dengan Kepala Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Advokasi dan
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak, 6 September
2018 Pukul 09.35 WIB di Ruangan Bidang Pendaftaran dan
Pendataan)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam
menetapkan wajib retribusi atau menjaring wajib retribusi baru pemerintah daerah
dalam hal ini Bupati yang nantinya rencana tersebut akan dibahas dalam rapat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lebak dan tidak
124
melibatkan instansi yang lain seperti Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak ataupun Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak hanya mendata potensi
retribusi dari setiap SKPD yang melaporkan hasil capaian target dan realisasi per
tahun. Dan data tersebut akan di himpun dalam Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD) yang nantinya akan diserahkan kepada Bupati. Sedangkan,
dalam hal menambahkan jumlah subyek retribusi yang sebelumnya sudah
ditentukan maka itu adalah wewenang dari masing-masing Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) yang nantinya akan mendapatkan persetujuan langsung
dari Bupati dan di data dalam basis penerimaan oleh Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) Kabupaten Lebak.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak juga telah menetapkan tarif retribusi
terminal yang tertera di dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Lebak Nomor
8 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha Pasal 21 yakni sebagai berikut:
Tabel 4.6
Tarif Retribusi Terminal
No. Jenis Klasifikasi Tarif (Rp)
1. Bis Besar / seat 55 5.000,00/hari
2. Bis Kecil / seat 24 4.000,00/hari
3. Non Bis / Elf / PS / seat 14 3.000,00/hari
4. Non Bis / seat 10 2.000,00/hari
(Sumber: Dinas Perhubungan, 2017)
Tarif retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang dikenakan
adalah untuk jenis klasifikasi non bis / seat 10 yakni sebesar Rp. 2.000,00/hari hal
ini dikarenakan angkutan umum yang masuk ke dalam terminal tersebut adalah
untuk angkutan perkotaan dan desa saja atau Non Bis / seat 10. Hal ini sesuai
125
dengan pernyataan dari Kepala Penanggungjawab Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“ tarif disini (Terminal Kalijaga) dikenakan sebesar dua ribu
(Rp.2.000,00) neng ini kurang lebih sudah dari tahun 2010. Karena
mungkin hanya angkot saja yang masuk ke dalam terminal kalijaga.”
(Wawancara dengan Kepala Penanggungjawab Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak, 5 Juli 2018 Pukul 14.20 WIB di Kantor UPT
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tarif retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak sebesar Rp. 2.000,00 sudah dikenakan sejak
tahun 2010 sesuai dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak juga telah
menetapkan tarif retribusi terminal yang tertera di dalam Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha. Hal ini
juga diperkuat oleh pernyataan dari Kasi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“jika tarif di Terminal Kalijaga kita kenakan dua ribu rupiah (Rp.
2.000,00) itu sudah berlangsung 8 tahun.. tapi sepengetahuan bapak kita
(Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak) sedang ajukan untuk perubahan
tarif yang semula dua ribu perhari jadi seribu tapi setiap kali angkutan
itu masuk ini sesuai dengan yang diajukan oleh Inspektorat saat mereka
mengaudit tahun kemarin (2017).. tapi sampai sekarang belum ada
keputusannya..” (Wawancara dengan Kasi Terminal Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, 7 Agustus 2018 Pukul 13.35 WIB di Ruangan Kasi
Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari Inspektur Pembantu III
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“tahun 2017 saat kita mengajukan hasil audit ke lapangan, kita
memberikan rekomendasi kepada Dishub supaya tarifnya diturunkan saja
menjadi seribu rupiah (Rp. 1.000,00) tetapi setiap saat angkutan tersebut
masuk (ke dalam Terminal Kalijaga). Jadi, mau berapa kali dia
126
(angkutan) masuk juga tetap diharukan membayar walaupun hanya seribu
rupiah. Dalam satu hari tidak mungkin angkot tersebut masuk hanya 2
kali pasti lebih.” (Wawancara dengan Inspektur Pembantu III Kabupaten
Lebak, 7 Agustus 2018 Pukul 10.20 WIB di Ruang Rapat Inspektorat
Daerah Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak sudah melakukan evaluasi dalam penentuan tarif
retribusi terminal di Kabupaten Lebak yang berkoordinasi dengan Inspektorat
Kabupaten Lebak guna untuk meningkatkan penerimaan retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak. Namun, di dalam rencana perubahan tarif retribusi
terminal memiliki berbagai pertimbangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Kepala Dinas Perhubungan dalam wawancara sebagai berikut:
“tahun 2018 kita memang mengajukan perubahan tarif retribusi tetapi
dalam merubah itu semua suatu hal tidak mudah karena ini berkaitan
dengan perubahan regulasi. dan itu sepenuhnya wewenang Bupati yang
nantinya keputusan baru tersebut akan dibahas di dalam rapat
DPRD.” (Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak, 12 Juli 2018 Pukul 14.25 WIB di Ruangan Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak)
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari Pengawas Pemerintah
Madya Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“kalau untuk itu (penentuan tarif) wewenangnya Bupati, nantinya sebelum
disahkan peraturan baru akan di rapatkan terlebih dahulu di DPRD jika
mufakat baru bisa untuk dijalankan tetapi semuanya harus tetap mengikuti
harga pasar sama liat kondisi ekonomi di Lebak selebihnya bapak kurang
paham juga neng.” (Wawancara dengan Pengawas Pemerintah Madya
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak, 7 Agustus 2018 Pukul 11.15 WIB
di Ruang Rapat Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam
melakukan evaluasi terhadap tarif retribusi merupakan kewenangan dari Bupati
127
dengan tetap memperhatikan indeks harga pasar dan perkembangan
perekonomian. Sedangkan untuk rencana perubahan tarif retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak saat ini masih dalam proses belum ada keputusan
secara resmi dari Bupati Kabupaten Lebak.
Dari beberapa hasil wawancara tersebut peneliti dapat mengambil
kesimpulan sementara pada dimensi perluasan basis retribusi yaitu Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak telah melakukan berbagai upaya guna untuk
meningkatkan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak antara
lain : Meningkatkan basis subyek retribusi terminal yang ada dengan cara
penambahan jumlah unit armada angkutan umum dengan trayek yang diharuskan
untuk memasuki Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang sebelumnya pada
tahun 2017 berjumlah 395 unit menjadi 635 unit armada angkutan umum; dan
melakukan rencana evaluasi dalam penentuan tarif retribusi terminal di Kabupaten
Lebak yang berkoordinasi dengan Inspektorat Kabupaten Lebak. Namun, dalam
hal rencana evaluasi penentuan tarif yang akan dikenakan retribusi terminal di
Kabupaten Lebak ini masih dalam tahap proses untuk mendapatkan persetujuan
dari Bupati Kabupaten Lebak. Sedangkan, dalam menentukan wajib retribusi dan
menjaring wajib retribusi baru adalah wewenang dari pemerintah daerah dalam
hal ini Bupati dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Lebak dan tidak melibatkan instansi terkait lainnya seperti Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak ataupun Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Tentu hal ini menimbulkan kekhawatiran
adanya tindak kurang transparansi dalam menentukan regulasi untuk penetapan
128
wajib retribusi dan menjaring retribusi yang baru antara pemerintah daerah pusat
yakni Bupati dengan instansi-instansi terkait lainnya seperti Badan Pendapatan
Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Lebak, Badan Pendapatan
Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) terkait.
4.7.3 Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi
Pengendalian atas kebocoran penerimaan retribusi ialah suatu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah daerah dalam bentuk pengawasan preventif maupun
represif di instansi-instansi daerah yang berkaitan langsung dengan kegiatan
pemungutan retribusi dengan tujuan untuk mengoptimalisasi pendapatan asli
daerah (PAD) di sektor retribusi daerah. Dalam upaya pengendalian atas
penerimaan retribusi setiap dinas-dinas memiliki upaya yang berbeda-beda. Di
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak sendiri telah memiliki upaya untuk
mencegah terjadinya kebocoran penerimaan pendapatan retribusi yakni dengan
sistem pencatatan penerimaan pendapatan retribusi yang dilakukan secara berkala.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bendahara Penerima PAD Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“untuk retribusi terminal neng.. kita setiap hari dicatat di buku akuntasi
(pencatatan manual) berapa pemasukan dalam sehari tercapai atau
tidak targetnya, setelah itu besoknya baru disetorkan ke bank oleh
petugas di terminal karna kita tidak berani simpan (uang retribusi)
kelamaan disini.” (Wawancara dengan Bendahara Penerima PAD Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak, 3 September 2018 Pukul 10.15 WIB di
Ruang Kantor Sekretariat Bendahara Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak)
129
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak masih menggunakan sistem pencatatan akuntansi
secara manual dalam mencatat penerimaan pendapatan retribusi Terminal
Kalijaga. Dan hasil retribusi tersebut langsung disetorkan kepada Pemerintah
Daerah melalui Bank Pemerintah Daerah yakni Bank Banten. Hal serupa juga
disampaikan oleh Petugas Pemungut Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak II dalam wawancara sebagai berikut:
“semuanya (dana retribusi terminal) langsung disetorkan ke bank banten
per hari.. jika jumat, sabtu, minggu biasanya dirapel (digabungkan)
untuk disetorkan pada hari senin. Nanti bukti setorannya kita serahkan
ke kantor supaya menjadi laporan.” (Wawancara dengan Petugas
Pemungut Retribusi I Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak, 10 Juli
2018 Pukul 13.40 WIB di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bisa diketahui bahwa Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak setiap hari melakukan pencatatan penerimaan
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dan langsung menyerahkannya
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak agar tidak terjadi penyalahgunaan
dana pendapatan retribusi terminal. Berikut merupakan Surat Tanda Setoran
(STS) penyerahan dana retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak:
130
Gambar 4.8
Surat Tanda Setoran (STS) Penerimaan Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak
(Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 2018)
Hasil pencatatan penerimaan pendapatan retribusi terminal yang dilakukan
oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, nantinya akan dijabarkan dalm
Laporan Hasil Kinerja Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak bab Akuntabilitas
Keuangan sub-bagian Target dan Realisasi Pendapatan. Berikut merupakan
Presentase Target dan Realisasi Pendapatan Retribusi Terminal Kaliaga,
Kabupaten Lebak dari tahun 2013-2017:
131
Grafik 4.1
Target dan Realisasi Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Tahun 2013-2017
(Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 2018)
Berdasarkan data grafik diatas dapat diketahui bahwa di tahun 2013 target
yang harus dicapai adalah Rp. 128.352.000 dan realisasinya adalah Rp.
108.906.000 yang artinya adalah target tidak tercapai sebesar Rp. 19.446.000. Di
tahun 2014 target yang harus dicapai adalah Rp. 128.352.000 dan realisasinya
adalah Rp. 128.352.000 yang menunjukkan bahwa tidak ada selisih antara nilai
target dengan realisasi. Tahun 2015 Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
memiliki target sebesar Rp. 135.021.000 dan realisasi pendapatannya adalah
sebesar Rp. 135.523.000 hal ini menunjukkan bahwa adanya nilai lebih dalam
pendapatan retribusi terminal sebesar Rp. 502.000. Sedangkan di tahun 2016
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak mulai meningkatkan nilai target pendapatan
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Target dan Realisasi Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Tahun 2013-2017
Realisasi
Target
132
retribusi yakni sebesar Rp. 145.824.000 dan realisasi pendapatannya adalah
sebesar Rp. 146.730.000 hal ini tentunya menunjukkan perkembangan yang cukup
bagus dikarenakan selisih antara target tahun 2015 dengan tahun 2016 memiliki
peningkatan sebesar Rp. 10.803.000 atau sekitar 7,9% dan dengan pencapaian
realisasi dengan nilai lebih sebesar Rp. 906.000. Dan terakhir di tahun 2017
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak memiliki penurunan target sebesar RP.
144.480.000 dengan pencapaian realisasi sebesar Rp. 144.480.000 hal ini
menunjukkan bahwa adanya penurunan antara target tahun 2017 dengan target
tahun sebelumnya yakni sebesar Rp. 1.344.000. Dengan adanya penurunan target
serta realisasi di tahun 2017 retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak maka
akan berdampak kepada penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten
Lebak dari sektor penerimaan retribusi terminal.
Dengan adanya penurunan nilai dalam penetapan target dan realisasi
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak di tahun 2017 yang dilakukan oleh
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dikarenakan rendahnya selisih nilai capaian
target dengan realisasi di tahun 2016. Hal ini sesuai dengan pernyataaan Kasi
Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai
berikut:
“penurunan target karna kita (DISHUB) takut jika targetnya di
tingkatkan lagi justru tidak tercapai targetnya, karna di tahun 2016
selisihnya terlalu sedikit. Dan memang saat itu supir mengeluhkan sepinya
penumpang karena masyarakat mulai banyak yang pakai motor..”
(Wawancara dengan Kasi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak, 7 Agustus 2018 Pukul 13.45 WIB di Ruangan Kasi Terminal
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
133
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak memiliki kekhawatiran jika target untuk tahun
2017 dinaikan akan berdampak rendahnya nilai capaian realisasi retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ditambah dengan adanya faktor eksternal
yakni bertambahnya tingkat daya minat beli masyarakat terhadap motor dalam
menunjang aktivitasnya.
Adapun dalam mengawasi penerimaan pendapatan retribusi Terminal
Kalijaga Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak akan berkoordinasi dengan
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak. Dikarenakan Inspektorat Kabupaten Lebak
merupakan salah satu dari Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) hal ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP). Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
disahkan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Lebak dan
Peraturan Bupati Lebak Nomor 34 Tahun 2011 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Kabupaten Lebak. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Pengawas Pemerintah Madya Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak dalam
wawancara sebagai berikut:
“di Lebak yang berwenang dalam mengaudit (penerimaan pendapatan
retribusi) namanya APIP yang terdiri dari Inspektorat Daerah, BPKP,
KPK itupun jika memang ada penyalahgunaan dana. Nah kami
(inspektorat daerah) bertanggungjawab langsung kepada Bupati.”
(Wawancara dengan Pengawas Pemerintah Madya Inspektorat Daerah
Kabupaten Lebak, 7 Agustus 2018 Pukul 11.20 WIB di Ruang Rapat
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak)
134
Hal serupa juga dikatakan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“untuk permasalahan mengaudit hasil retribusi itu kewenangan dari
inspektorat.”. (Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, 12 Juli 2018 Pukul 14.30 WIB di Ruang Kepala Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pihak yang
terlibat dalam pengauditan penerimaan pendapatan retribusi yakni Inspektorat
Daerah Kabupaten Lebak, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika memang ditemukan
penyalahgunaan dana retribusi yang dilakukan oleh pihak yang bersangkutan.
Dalam mengaudit pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak juga
terdapat beberapa mekanisme yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten
Lebak. Hal ini disampaikan oleh Inspektur Pembantu III dalam wawancara
sebagai berikut:
“mekanismenya itu yang pertama seluruh SKPD (DISHUB) memberikan
laporan hasil capaian target ke Bapenda, kemudian dihimpun di BPKAD,
jika ada temuan bermasalah entah itu tidak tercapai target retribusinya
atau kinerjanya kurang bagus (jika tidak ada masalah maka inspektorat
hanya mengunjungi kantor DISHUB saja), Bupati akan mengirimkan
Surat Perintah ke kita (inspektorat) untuk mengaudit kenapa masalah
tersebut bisa terjadi. Kalau sudah turun surat perintahnya baru kita
(inspektorat) akan turun ke lapangan mengecek semuanya khusus
retribusi kita (inspektorat) cek paling 3 hari tapi seharian itu. Setelah itu
membuat laporan hasil audit kepada Bupati.” (Wawancara dengan
Inspektur Pembantu III, 7 Agustus 2018 Pukul 10.30 WIB di Ruang Rapat
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak)
Hal ini serupa dengan pernyataan dari Petugas Penarik Retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak I dalam wawancara sebagai berikut:
135
“Biasanya inspektorat tidak pernah turun ke lapangan secara langsung
terakhir saat 2017 atau 2016 lupa saya.. tapi jika sudah di sini (Terminal
Kalijaga) mereka bisa seharian mulai dari pagi sampai sore..”
(Wawancara dengan Petugas Penarik Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak II, 10 Juli 2018 Pukul 14.20 WIB di dalam Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa mekanisme
mengaudit penerimaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak adalah
sebagai berikut:
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam hal ini Dinas Perhubungan
menyerahkan dokumen Laporan Hasil Kinerja Dinas Perhubungan,
Kabupaten Lebak kepada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten
Lebak lalu di serahkan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD) Kabupaten Lebak,
2. BPKAD akan menghimpun seluruh dokumen Laporan Hasil Kinerja
Dinas Perhubungan dan akan menyerahkannya kepada Bupati sebagai
bahan pertimbangan untuk dana yang akan diberikan kepada Dinas
Perhubungan atas pengadaan barang/jasa beserta target capaian di
anggaran dana di tahun berikutnya,
3. Jika ditemukan permasalahan dalam laporan hasil kinerja maka Bupati
akan memberikan surat penugasan untuk melakukan audit di lapangan.
Akan tetapi, jika tidak ditemukan permasalahan maka Inspektorat Daerah
Kabupaten Lebak hanya berkunjung ke kantor Dinas Perhubungan,
Kabupaten Lebak.
136
4. Inspektorat akan meninjau ke lapangan secara langsung dengan
mengirimkan Auditor Lapangan selama 3 (tiga) sampai dengan 1 (satu)
minggu. Dan hasil laporan audit di lapangan akan dikirimkan langsung
melalui Inspektur Kabupaten Lebak kepada Bupati. Jika terbukti
melakukan penyimpangan dalam hal kinerja maka pihak yang
bersangkutan akan dilakukan penyidikan oleh pihak yang berwenang.
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak tidak pernah mengizinkan adanya
pihak ketiga yang terlibat dalam kegiatan pemungutan retribusi terminal. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam
wawancara sebagai berikut:
“kita (DISHUB) tidak pernah melibatkan pihak lain untuk melakukan
penarikan retribusi, jika pun ada itu bukan berasal dari pungutan resmi
retribusi terminal..” (Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, 12 Juli 2018 Pukul 14.35 WIB di Ruangan Kepala
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Inspektur Pembantu III dalam
wawancara sebagai berikut :
“..Kemarin 2017 saat kita (Inspektorat) turun ke lapangan (Terminal
Kalijaga) tidak ada itu pihak lain selain DISHUB meminta retribusi,
jikapun ada itu hanya untuk parkir tepi jalan umum dan inipun resmi
karena ada perjanjiannya (DISHUB dengan Pihak Ketiga) bukan retribusi
terminal..” (Wawancara dengan Inspektur Pembantu III, 7 Agustus 2018
Pukul 11.35 WIB di Ruangan Rapat Inspektorat Daerah Kabupaten
Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak tidak pernah bekerjasama dengan pihak ketiga
manapun dalam memungut retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak. Hal ini
137
dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran penerimaan retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Dari beberapa hasil wawancara dengan berbagai sumber, maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan sementara pada dimensi pengendalian atas
kebocoran penerimaan retribusi yaitu Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak setiap
hari melakukan pencatatan penerimaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak dan langsung menyerahkannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Lebak agar tidak terjadi penyalahgunaan dana pendapatan retribusi terminal.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak juga melakukan berbagai upaya dalam hal
pengendalian kebocoran atas penerimaan retribusi salah satu caranya adalah
dengan dibentuknya Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Lebak dan Peraturan Bupati Lebak Nomor 34
Tahun 2011 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kabupaten Lebak
untuk turut memeriksa hasil penerimaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak jika tidak tercapainya target.
4.7.4 Perbaikan Administrasi
Dalam mencapai efisiensi dan efektivitas pengadministrasian retribusi
daerah (retribusi terminal), pengadministrasian pendapatan retribusi terminal ini
bertujuan agar perhitungan jumlah wajib retribusi dalam hal ini adalah para supir
angkutan umum yang memasuki Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang telah
melaksanakan kewajibannya harus sesuai dengan jumlah seluruh pendapatan
138
retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten yang diterima setiap harinya oleh petugas
pemungutan retribusi terminal dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Untuk
merealisasikannya, langkah yang harus ditempuh adalah:
1. Melakukan identifikasi yang akurat atas siapa yang harus menanggung
atau membayar;
2. Melakukan perhitungan yang tepat;
3. Melakukan pemungutan sesuai dengan perhitungan yang dilakukan;
4. Melakukan pengawasan dan pemberian sanksi yang tepat bagi wajib
retribusi yang melanggar ketentuan;
5. Melakukan pengawasan terhadap pegawai yang terkait untuk memastikan
agar retribusi diadministrasikan dengan baik.
Dalam administrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak, Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak masih menggunakan sistem
pencatatan manual. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Bendahara Penerima
PAD Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“neng yang pertama anak-anak (para petugas pemungut retribusi)
mengambil bonggol karcis dahulu disini, biasa 1 bonggol 2 hari
kemudian sudah habis. Setelah itu setiap hari mereka setorkan ke bank
uangnya nanti bukti pembayaraannya diberikan ke ibu untuk di catat di
buku ini. Begitu saja neng..” (Wawancara dengan Bendahara Penerima
PAD Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak, 3 September 2018 Pukul
10.20 WIB di Ruangan Sekretariat Bendahara Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam
administrasi pencatatan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak masih
menggunakan sistem pencatatan manual. Selain itu, Dinas Perhubungan
139
Kabupaten Lebak berkoordinasi dengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak dalam pencatatan laporan penerimaan retribusi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“Dalam peraturan Bupati No.56 Tahun 2016 tentang kedudukan susunan
organisasi tugas dan fungsi pokok (tupoksi) serta tata kerja Bapenda
dimana disebutkan bahwa Bapenda sebagai koordinator pendapatan
retribusi. Adapun pelaksanaannya mengundang SKPD penghasil retribusi
untuk menetapkan target APBD pemungut retribusi..” (Wawancara
dengan Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten
Lebak, 7 September 2018 Pukul 10.15 WIB di Ruangan Sekretariat
Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak merupakan koordinator
pendapatan retribusi untuk seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Hal
ini sesuai dengan Peraturan Bupati Lebak Nomor 56 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan Susuanan Organisasi Tugas dan Fungsi Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Lebak. Adapun bentuk pelaksanaannya adalah mengundang SKPD
penghasil retribusi untuk menetapkan target Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) atau rekonsiliasi realisasi APBD yang dilakukan per 3 bulan. Hal
ini pernyataan dari Sekretaris Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten
Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“Mengundang SKPD penghasil retribusi untuk melaksanakan rekonsiliasi
yang dilaksanakan per 3 bulan..” (Wawancara dengan Sekretaris Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak, 7 September 2018
Pukul 10.20 WIB di Ruangan Sekretariat Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) Kabupaten Lebak)
140
Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Bendahara Penerima PAD Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“jika ke Bapenda neng itu laporannya per tri wulan (3 bulan) untuk
melihat ini progress target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Contohnya : 3 bulan pertama tercapai hanya 10%, lalu nanti 3 bulan
berikutnya 30%, 3 bulan berikutnya lagi meningkat jadi 34%, terus
selanjutnya 26%. Jika ditotal berarti 100% . Artinya capaian targetnya
tercapai, jika tidak tercapai nanti diselidiki penyebabnya apa dan untuk
target tahun berikutnya tetap pakai target yang tahun lalu.”
(Wawancara dengan Bendahara Penerima PAD Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak, 3 September 2018 Pukul 10.30 WIB di
Ruangan Sekretariat Bendahara Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa dalam
pelaksanaan rekonsiliasi realisasi APBD oleh Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) Kabupaten Lebak dengan SKPD yang terkait dalam hal ini adalah
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yang dilakukan per 3 (tiga) bulan dalam 1
(satu) tahun. Hal ini dilakukan agar dapat melihat perkembangan atas capaian
target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pencatatan penerimaan retribusi
khususnya dalam hal retribusi terminal tidak lepas dari kontribusi kerja dari para
petugas penarik retribusi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Adapun
dalam pelaksanaannya, para petugas penarik retribusi terminal mencatat hasil
retribusi tersebut berdasarkan Daftar Absensi Kendaraan Masuk Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Petugas
Penarik Retribusi I Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara
sebagai berikut:
“ini hanya dilingkari saja atau dicoret jika sudah bayar.. semuanya
depannya sama 19 yang berbeda belakangnya aja (Plat Kendaraannya)..”
141
(Wawancara d engan Petugas Penarik Retribusi I Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak 10 Juli 2018 Pukul 13.45 WIB di Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak)
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Petugas Penarik Retribusi II
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam wawancara sebagai berikut:
“mereka (para supir angkutan umum) membayar lalu kita berikan
karcisnya, setelah itu kita sesuaikan dengan platnya kemudian dicoret di
lembar daftar absensi agar ketahuan mana yang sudah bayar mana yang
belum.” (Wawancara dengan Petugas Penarik Retribusi II Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak 10 Juli 2018 Pukul 14.25 WIB di
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tata cara
administrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak adalah
saat para supir angkutan umum masuk ke dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak diwajibkan membayar retribusi satu kali dalam satu hari sebesar Rp.
2.000,00. Kemudian, petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
memberikan karcis sebagai tanda bukti pembayaran sekaligus menyesuaikan 2
digit angka belakang dari plat nomor kendaraan tersebut dan kemudian
mencoretnya sebagai bukti bahwa plat tersebut sudah membayar retribusi pada
hari itu. Akan tetapi, tidak semua supir angkutan umum langsung diberikan karcis
sesudah membayar retribusi terminal. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Bapak Udin salah satu Supir Angkutan Trayek 10 dalam wawancara sebaagai
berikut:
“terkadang tidak diberikan sih neng karena mungkin kebetulan sedang
habis karcisnya. Tapi terkadang yang membuat kesal sudah dibayar tetapi
masih saja ditagih saat ditanya karcisnya dimana ya saya bilang belum
dikasih tadi pagi itu juga jarang neng kejadian begitu..” (Wawancara
142
dengan Bapak Udin salah satu Supir Angkutan Trayek 10, 16 Juli 2018
Pukul 14.17 WIB di Jl. Patih Derus, Rangkasbitung)
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Yono salah satu Supir
Angkutan Trayek 05 dalam wawancara sebagai berikut:
“tidak selalu diberikan neng kalau karcis jika ada diberikan jika tidak
ada tidak diberikan.. seandainya ditagih lagi cukup bilang tadi pagi sudah
di bayar mungkin mereka (DISHUB) lupa mencatat.” (Wawancara dengan
Bapak Yono salah satu Supir Angkutan Trayek 05, 18 Juli 2018 Pukul
12.13 WIB di Jl. Ahmad Yani, Rangkasbitung)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa tidak setiap
saat para supir angkutan umum yang telah membayar retribusi langsung diberikan
karcis yang mana sebagai tanda bukti pembayaran retribusi. Hal ini tentunya
sangat beresiko untuk pencatatan retribusi dengan sistem manual, apabila karcis
tidak berikan kepada para supir yang sudah membayar retribusi ditambah dengan
jika ada kelalaian petugas penarik retribusi dari Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak. Sehingga dikhawatirkan terlewatkan potensi retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak.
Berdasarkan hasil beberapa wawancara, peneliti pun melakukan studi
survey menghitung hasil pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak selama 1 (satu) minggu yakni dimulai pada tanggal 23 Juli – 29 Juli 2018
dari pukul 09.00 WIB – 15.00 WIB (360 menit). Hal ini untuk membuktikan
keakuratan perhitungan jumlah penerimaan pendapatan retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak. Berikut merupakan hasil survey yang peneliti lakukan sebagai berikut:
143
Grafik 4.2
Hasil Survey Potensi Penerimaan Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak
(23 Juli 2018 - 29 Juli 2018)
(Sumber: Peneliti, 2018)
Berdasarkan hasil data grafik di atas yang merupakan survey yang
dilakukan oleh peneliti ditemukan beberapa data yakni :
1. Tanggal 23 Juli 2018 : Hasil Pencatatan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak (152) dan peneliti (165), selisih
13 mobil,
2. Tanggal 24 Juli 2018 : Hasil Pencatatan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak (164) dan peneliti (178), selisih
14 mobil,
3. Tanggal 25 Juli 2018 : Hasil Pencatatan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak (174) dan peneliti (193), selisih
19 mobil,
4. Tanggal 26 Juli 2018 : Hasil Pencatatan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak (151) dan peneliti (168), selisih
17 mobil,
0
50
100
150
200
250
Survey Potensi Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak (23 Juli-29 Juli 2018)
Peneliti Dinas Perhubungan Jumlah Selisih
144
5. Tanggal 27 Juli 2018 : Hasil Pencatatan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak (139) dan peneliti (154), selisih
15 mobil,
6. Tanggal 28 Juli 2018 : Hasil Pencatatan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak (201) dan peneliti (218), selisih
17 mobil,
7. Tanggal 29 Juli 2018 : Hasil Pencatatan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak (217) dan peneliti (235), selisih
18 mobil,
Berdasarkan survey tersebut, ditemukan adanya ketidaksamaan pencatatan
dalam perhitungan jumlah mobil angkutan umum yang membayar retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh petugas retribusi Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dengan peneliti. Maka dari itu peneliti merincikan
perhitungan Potential Loss retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak pada
tanggal 23 Juli 2018 – 29 Juli 2018 dalam tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7
Perhitungan Potential Loss Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(23 Juli 2018 – 29 Juli 2018)
No. Dinas
Perhubungan Peneliti
Selisih
Perhitungan
Mobil
Angkutan
Perhitungan Potential Loss
Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak
1. 152 165 13 13 x Rp. 2.000,00 = Rp. 26.000
2. 164 178 14 14 x Rp. 2.000,00 = Rp. 28.000
3. 174 193 19 19 x Rp. 2.000,00 = Rp. 38.000
4. 151 168 17 17 x Rp. 2.000,00 = Rp. 34.000
5. 139 154 15 15 x Rp. 2.000,00 = Rp. 30.000
6. 201 218 17 17 x Rp. 2.000,00 = Rp. 34.000
7. 217 235 18 18 x Rp. 2.000,00 = Rp. 36.000
TOTAL : 113 x Rp. 2.000,00 = Rp. 226.000
(Sumber : Peneliti, Juli 2018)
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil observasi
di lapangan yang peneliti lakukan selama 1 minggu dari tanggal 23 Juli 2018
sampai dengan 29 Juli 2018 ditemukan adanya ketidaksamaan perhitungan jumlah
145
angkutan yang telah membayarkan retribusi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak yang dibuktikan dengan sisa karcis retribusi dan daftar absensi kendaraan
masuk ke dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dengan perhitungan yang
dilakukan oleh peneliti. Sehingga, adanya Potential Loss Retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak dengan perhitungan dalam gambar 4.9 sebagai
berikut :
Gambar 4.9
Perhitungan Perhitungan Potential Loss Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak
(23 Juli 2018 – 29 Juli 2018)
Potential Loss Retribusi Terminal
Total Selisih Jumlah Kendaraan Angkutan x Tarif Retribusi Terminal
: 113 unit x Rp. 2.000,000 = Rp. 226.000,00/Minggu
: Rp. 226.000,00 ÷ 7 hari
: Rp. 32.000,00/Hari
(Sumber : Peneliti, Juli 2018)
Berdasarkan gambar 4.9 dapat diketahui bahwa Potential Loss Retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam 1 minggu dari tanggal 23 Juli 2018
sampai dengan 29 Juli 2018 sebesar Rp. 226.000,00/Minggu. Jumlah tersebut
berasal dari perhitungan total selisih jumlah kendaraan angkutan di kalikan
dengan tarif retribusi terminal. Dan jika dihitung maka : 113 unit x Rp. 2.000,00 =
Rp. 226.000/minggu. Maka dalam 1 minggu retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak kehilangan potensinya sebesar Rp. 230.000. Dan jika dihitung
perhari maka Rp.230.000 ÷ 7 = Rp. 32.287 pembulatan menjadi Rp.32.000/hari.
146
Untuk memastikan keakuratan data tersebut maka peneliti meminta daftar absensi
kendaraan masuk Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dan berikut merupakan
salah satu contoh daftar absensi kendaraan masuk Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak pada tanggal 28 Juli 2018 dalam gambar 4.10 sebagai berikut :
Gambar 4.10
Daftar Absensi Kendaraan Masuk Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(28 Juli 2018)
(Sumber: Dinas Perhubungan, 2018)
Dengan hasil wawancara dengan berbagai sumber dan studi survey secara
langsung peneliti dapat mendapatkan kesimpulan sementara bahwa dalam
administrasi pencatatan penerimaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
diketahui bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak belum maksimal dalam
menjalankan tugasnya. Terutama di lapangan para petugas penarik retribusi dari
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak terkadang masih lalai dalam mencatat
jumlah kendaraan yang sudah membayar retribusi dan tidak diberikannya karcis
sebagai tanda bukti pembayaran retribusi.
147
Secara mekanisme Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah melakukan
upaya untuk mencegah kesalahan dalam administrasi pemungutan retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yakni dengan cara sistem pencatatan
penerimaan pendapatan retribusi yang dilakukan secara berkala yang artinya
setiap hari (Senin sampai Kamis, khusus hari Jumat, Sabtu dan Minggu maka
akan disetorkan pada Hari Senin berikutnya) saat petugas pemungut retribusi
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak mendapatkan dana retribusi tersebut, maka
keesokan harinya pendapatan tersebut langsung disetorkan melalui bank dan bukti
penyetoran retribusi tersebut langsung diserahkan kepada Bendahara Penerima
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak untuk
dicatat di buku Jurnal Akuntansi Penerimaan PAD. Dan juga telah berkoordinasi
dengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak dalam
membuat laporan rekonsiliasi realisasi APBD yang dilakukan per 3 (tiga) bulan
dalam 1 (satu tahun). Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan hasil
capaian target retribusi terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Namun, di dalam pelaksanaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak berdasarkan hasil studi survey yang peneliti lakukan selama 1 minggu dari
tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 29 Juli 2018 ditemukan adanya
ketidaksamaan perhitungan jumlah angkutan yang telah membayarkan retribusi
oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak yang dibuktikan dengan sisa karcis
retribusi dan daftar absensi kendaraan masuk ke dalam Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak dengan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga
menimbulkan adanya Potential Loss Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
148
Lebak. Jika hal ini terus dilakukan dikhawatirkan akan mengurangi jumlah lebih
penerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak secara
berkala. Diperlukan adanya formulasi terbaru yang dirancang oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Lebak yang berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk
memperbaiki sistem administrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak baik dari indikator Sumber Daya Manusia (SDM) maupun
inovasi ke depan untuk melibatkan kecanggihan teknologi agar mencegah
terlewatnya potensi retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
149
4.8 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian merupakan analisa secara mendalam terhadap
data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan kemudian disesuiakan dengan
teori yang digunakan dalam penelitian. Seperti yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori prinsip
manajamen retribusi daerah dalam Mahmudi (2010: 25) yakni Perbaikan
Pelayanan, Perluasan Basis Retribusi, Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan
Retribusi dan, Perbaikan Administrasi Pemungutan Retribusi.
Berdasarkan penelitian lapangan mengenai Manajemen Retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
maka dapat dilihat ada beberapa lapangan yang dapat dilihat dari empat indikator
untuk melihat atau mengetahui manajemen Retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak tersebut. Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparakan
adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan Pelayanan
Perbaikan pelayanan pada indikator ini Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan
berdasarkan tugas dan fungsi masing-masing sub bagian struktur organisasi.
Terkait dengan retribusi terminal tercantum dalam SOP Pelaksanaan Tertib
Pemberangkatan Kendaraan dan yang bertanggungjawab langsung adalah Kepala
Seksi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Adapun rincian tata
150
pelaksanaan pemungutan retribusi terminal dalam SOP Pelaksanaan Tertib
Pemberangkatan Kendaraan sebagai berikut:
1. Petugas menyiapkan karcis retribusi terminal petugas menyiapkan absen
kendaraan;
2. Petugas memulai kegiatan pemungutan retribusi yang dimulai setiap hari
selama 360 menit;
3. Petugas menghitung hasil pungutan sesuai dengan karcis yang terjual;
4. Petugas melaporkan kepada kepala terminal;
5. Kepala terminal melaporkan hasil pungutan ke bendahara penerima;
6. Pungutan retribusi terminal langsung disetorkan kepada Pemerintah
Daerah melalui Bank Daerah dan bukti setoran tersebut diberikan kepada
bendahara penerima.
Namun, jika dilihat lebih rinci terdapat titik kelemahan atas SOP tersebut
yakni tidak adanya kejelasan waktu petugas pemungut retribusi harus berada di
dalam terminal untuk menjalankan tugasnya. Hanya dijelaskan kisaran waktu 6
jam atau 360 menit untuk pemungutan retribusi terminal saja. Hal ini tentunya
dikhawatirkan membuat petugas pemungut retribusi menjadi tidak mengetahui
aturan waktu dalam menjalankan tugasnya dan berdampak pada indikator
kedisplinan waktu bekerja. Sedangkan untuk kondisi bangunan kantor Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak sudah amat rusak dan tidak layak untuk ditempati.
Dikarenakan belum adanya dana untuk memperbaiki atau membangun berskala
besar Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Lebak. Selain itu, dalam hal pelayanan untuk masyarakat di Terminal Kalijaga,
151
Kabupaten Lebak Dinas Perhubungan juga telah menyiapkan sarana dan prasarana
antara lain toilet umum, mushola, dan tempat sampah dengan keadaan yang sudah
kurang terawat kebersihannya. Sehingga, menimbulkan aroma yang tidak sedap
untuk masyarakat ketika memasuki area Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Dalam pelaksanaan kegiatan pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak juga masih terdapat beberapa penghambat dari faktor eksternal
yakni masih lemahnya tingkat kesadaran beberapa supir angkutan umum dalam
membayar retribusi, tidak adanya fasilitas pendukung yakni tempat atau posko
untuk penarikan retribusi, dan kondisi alam seperti hujan angin, banjir dan
sebagainya.
2). Perluasan Basis Retribusi
Perluasan basis retribusi pada indikator ini Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak di tahun 2018 telah melakukan upaya untuk menambah jumlah unit
angkutan umum yang melewati Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang semula
di tahun 2017 hanya berjumlah 395 unit menjadi 635 unit di tahun 2018. Dalam
hal ini Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak berkoordinasi dengan Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) untuk mendata jumlah wajib retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak yang terbaru. Akan tetapi, Dinas Perhubungan belum
mendapatkan tandatangan persetujuan dari Bupati dalam memperbarui data trayek
angkutan umum berdasarkan rute nama jalan. Sehingga para petugas retribusi
mengacu kepada daftar absen kendaraan yang masuk ke dalam Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak.
152
Sedangkan, dalam upaya mengevaluasi tarif retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak Dinas Kabupaten Lebak telah melakukan koordinasi dengan
Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak dalam memberikan usulan kepada Bupati
Kabupaten Lebak untuk memperbarui tarif retribusi terminal. Hal ini
dipertimbangkan karena tarif yang dikenakan untuk Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak tidak berubah selama 8 tahun yakni sebesar Rp. 2.000,00 dikarenakan
angkutan yang masuk kedalam terminal hanya angkutan kota yang masuk
kedalam golongan non bis/seat 10 . Hal ini berdasarkan dengan Peraturan Daerah
(Perda) Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha
Pasal 21.
Namun, dalam penetuan atau evaluasi tarif retribusi Pemerintah Daerah
dalam hal ini yang berwenang adalah Bupati Kabupaten Lebak tidak bisa
langsung merubahnya. Akan tetapi, harus dengan musyawarah dengan DPRD
Kabupaten Lebak dan dalam penetuan tarif atau evaluasi tarif tetap harus
memperhatikan indeks harga pasar dan perkembangan perekonomian. Sehingga,
untuk usulan evaluasi tarif retribusi terminal yang di usulkan oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dan Inspektorat Kabupaten Lebak yakni dengan
membayarkan Rp. 1.000,00 sekali masuk ke dalam terminal masih dalam proses
persetujuan Bupati Kabupaten Lebak.
3). Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi
Pengendalian atas kebocoran penerimaan retribusi pada indikator ini Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak telah melakukan upaya untuk mencegah adanya
kebocoran penerimaan retribusi terminal yakni dengan setiap hari melakukan
153
pencatatan penerimaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dan
langsung menyerahkannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dengan
mentransfer melalui bank daerah dan bukti setoran tersebut langsung diserahkan
kepada Bendahara Penerima PAD Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan dana pendapatan retribusi terminal.
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak juga melakukan berbagai upaya dalam hal
pengendalian kebocoran atas penerimaan retribusi salah satu caranya adalah
dengan dibentuknya Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak berdasarkan Peraturan
Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Inspektorat Kabupaten Lebak dan Peraturan Bupati Lebak Nomor 34 Tahun
2011 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kabupaten Lebak untuk
turut memeriksa hasil penerimaan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
jika tidak tercapainya target.
Sejak tahun 2018, Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak juga telah
mensterilsasikan area Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dari pungutan liar
(pungli) yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Hal ini
merupakan pencegahan agar tidak terjadinya kebocoran penerimaan retribusi
terminal dan juga agar para supir angkutan umum yang memasuki Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak tidak terbebani dengan pembayaran yang tidak
semestinya atau hanya cukup membayar untuk retribusi terminal saja.
4). Perbaikan Administrasi
Perbaikan administrasi pada indikator ini Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak secara mekanisme telah melakukan upaya untuk mencegah kesalahan
154
dalam administrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
yakni dengan cara sistem pencatatan penerimaan pendapatan retribusi yang
dilakukan secara berkala yang artinya setiap hari (Senin sampai Kamis, khusus
hari Jumat, Sabtu dan Minggu maka akan disetorkan pada Hari Senin berikutnya)
saat petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
mendapatkan dana retribusi tersebut, maka keesokan harinya pendapatan tersebut
langsung disetorkan melalui bank dan bukti penyetoran retribusi tersebut langsung
diserahkan kepada Bendahara Penerima Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak untuk dicatat di buku Jurnal Akuntansi
Penerimaan PAD. Selain itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak juga
berkoordinasi dengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak
dalam membuat laporan rekonsiliasi realisasi APBD yang dilakukan per 3 (tiga)
bulan dalam 1 (satu tahun). Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan
hasil capaian target retribusi terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Namun, dalam pelaksanaan penarikan retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak para petugas penarik retribusi dari Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak terkadang masih lalai dalam mencatat jumlah kendaraan yang
sudah membayar retribusi dan tidak diberikannya karcis sebagai tanda bukti
pembayaran retribusi. Hal ini berdampak pada ketidaksamaan perhitungan jumlah
angkutan yang telah membayarkan retribusi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak yang dibuktikan dengan sisa karcis retribusi dan daftar absensi kendaraan
masuk ke dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dengan perhitungan yang
peneliti lakukan berdasarkan survey lapangan. Sehingga, diperlukan adanya
155
formulasi terbaru yang dirancang oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak yang
berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk memperbaiki sistem administrasi
pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Pembahasan
Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak Dalam Upaya
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Teori Prinsip Manajamen Retribusi Daerah dalam Mahmudi (2010: 25)
1. Perbaikan Pelayanan
1. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak memiliki standar operasional prosedur (SOP) dalam
penarikan retribusi yang dinamakan Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan,
dengan rincian sebagai berikut :
a. Petugas menyiapkan karcis retribusi terminal petugas menyiapkan absen kendaraan;
b. Petugas memulai kegiatan pemungutan retribusi yang berlangsung selama 360 menit;
c. Petugas menghitung hasil pungutan sesuai dengan karcis yang terjual;
d. Petugas melaporkan kepada kepala terminal;
e. Kepala terminal melaporkan hasil pungutan ke bendahara penerima;
f. Pungutan retribusi terminal langsung disetorkan kepada Pemerintah Daerah melalui
Bank Daerah dan bukti setoran tersebut diberikan kepada bendahara penerima.
2. Tidak adanya rincian waktu secara mendetail untuk petugas pemungut retribusi dalam
menjalankan tugasnya,
3. Petugas pemungut retribusi datang siang dan memulai penarikan retribusi sekitar pukul
10.00 WIB – 11.00 WIB dan menyelesaikan kegiatan penarikan retribusi pada pukul
15.00 WIB atau kurang dari 6 jam (360 menit).
4. Lemahnya pengawasan secara langsung dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam
mengawasi kinerja petugas pemungut retribusi terutama dalam kedisiplinan waktu kerja;
5. Tahun 2017 Dinas Perhubungan melakukan perbaikan Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak berskala kecil yakni dengan : pengaspalan jalan dan pengecatan bangunan di dalam
area Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak;
6. Bangunan kantor di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam kondisi sudah amat
rusak;
156
7. Di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak terdapat fasilitas seperti : Mushola, Toilet
Umum, dan Tempat Pembuangan Sampah dengan kondisi yang kurang terawat
kebersihannya;
8. Kendala yang dihadapi Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam melakukan penarikan
retribusi Terminal Kalijaga adalah:
a. Masih minimnya tingkat kepatuhan supir angkutan dalam membayar retribusi;
b. Kondisi cuaca yang ekstrim seperti hujan lebat sehingga membuat angkutan jarang
memasuki Terminal Kalijaga;
c. Tidak adanya posko tetap untuk petugas pemungut retribusi dalam menjalankan
tugasnya.
Keterangan :
Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang di lakukan oleh
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dalam dimensi Perbaikan Pelayanan dalam
pelaksanaannya masih berjalan kurang baik karena pertama, tidak adanya rincian waktu
kerja (hanya mencatumkan 360 menit) di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan, maka perlu diadakannya perubahan
regulasi untuk tata tertib administrasi pemungutan retribusi; dan kedua, minimnya dana
dari Pemerintah Pusat dalam pemeliharaan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
2. Perluasan Basis Retribusi
1. Tahun 2018 Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah menambah jumlah armada
angkutan yang harus melewati Terminal Kalijaga yakni yang berawal hanya berjumlah
395 unit menjadi 635 unit;
2. Tarif retribusi terminal yang dikenakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak belum
ada perubahan sejak Tahun 2010 hingga 2018;
3. Tahun 2017 saat diadakan audit lapangan pelaksanaan audit retribusi Terminal Kalijaga
yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak dan memberikan usulan kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak untuk mengevaluasi tarif retribusi terminal yakni
menjadi Rp. 1.000,00/sekali masuk ke dalam terminal. Akan tetapi, hal ini belum
mendapatkan keputusan persetujuan mengenai evaluasi tarif tersebut;
4. Dalam menentukan wajib retribusi atau menjaring wajib retribusi baru Bupati hanya
berkoordinasi dengan DPRD dan tidak melibatkan instansi-instansi lainnya seperti
157
Bapenda, BPKAD, maupun SKPD yang terkait.
5. Lemahnya koordinasi antara Bapenda dengan Dinas Peerhubungan Kabupaten Lebak
dalam menetapkan pertambahannya jumlah subyek retribusi Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak;
6. Dalam menentukan tarif retribusi terminal Dinas Perhubungan berkoordinasi dengan
Inspektorat Daerah yang nantinya akan disetujui oleh Bupati dan akan dibahas dalam
rapat DPRD dengan memperhatikan indeks harga pasar dan perkembangan perekonomian.
Keterangan :
Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam dimensi
Perluasan Basis Retribusi dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya berjalan dengan
baik hal ini dikarenakan pertama, masih lemahnya koordinasi antara Bapenda dan Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dalam penetapan jumlah penambahan subyek retribusi;
kedua, kurangnya transparasi dalam menentukan wajib retribusi maupun menjaring wajib
retribusi baru yang dilakukan oleh Bupati kepada instansi terkait. Akan tetapi, telah
adanya upaya dalam memperluas basis retribusi yakni adanya penambahan jumlah wajib
retribusi di tahun 2018, akan tetapi, untuk evaluasi tarif retribusi masih belum dapat
diputuskan oleh Bupati Kabupaten Lebak
3. Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi
1. Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak adalah pihak yang berwenang dalam mengaudit
penerimaan pendapatan retribusi;
2. Sejak tahun 2018 area Terminal Kalijaga sudah di sterilsasikan oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak dari pungutan liar yang dilakukan oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab;
3. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak masih menerapkan sistem pencatatan manual
melalui buku akuntansi Penerimaan PAD yang berdasarkan bukti transfer dari bank oleh
Bendahara Penerimaan PAD. Hal ini dilakukan setiap hari kecuali untuk sabtu dan
minggu hasil retribusi tersebut digabungkan untuk disetorkan pada hari Senin minggu
berikutnya;
4. Petugas pemungut retribusi terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilakukan oleh tenaga
honorer bukan tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak;
158
5. Petugas pemungut retribusi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak masih sangat
tertutup dalam penghitungan jumlah retribusi kepada penulis.
Keterangan :
Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam dimensi Pengendalian
Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi sudah berjalan dengan baik hal ini dikarenakan
Tahun 2018 Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak sudah bebas dari pungutan liar (pungli)
yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab
4. Perbaikan Administrasi
1. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak berkoordinasi dengan Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) Kabupaten Lebak dalam dalam membuat laporan rekonsiliasi realisasi
APBD yang dilakukan per 3 (tiga) bulan dalam 1 (satu tahun);
2. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak seringkali hanya memberi tugas kepada staff dalam
rapat rekonsiliasi bersama Bapenda bukan pihak yang lebih memiliki kompetensi untuk
membuat suatu keputusan;
3. Petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
dalam mencatat administrasi berdasarkan Daftar Absensi Trayek Angkutan yang Masuk
Ke Terminal Kalijaga;
4. Di dalam Daftar Absensi Trayek Angkutan yang Masuk Ke Terminal Kalijaga terdapat 2
digit terakhir dari plat nomor angkutan tersebut dan akan dicoret jika telah membayarkan
retribusi Terminal Kalijaga;
5. Adanya perbedaan jumlah perhitungan antara sisa karcis dengan angkutan yang sudah
membayar retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang menimbulkan Potential
Loss Retribusi Terminal Kalijaga sebesar Rp. 32.000,00/Hari;
6. Petugas pemungut retribusi terkadang masih lalai dalam memberikan karcis dan mencoret
plat nomor sehingga merugikan para supir untuk membayar 2 kali retribusi Terminal
Kalijaga;
7. Terlewatnya banyak potensi retribusi Terminal Kalijaga dikarenakan masih kurangnya
nilai moral kejujuran petugas pemungut retribusi dalam menjalankan tugasnya.
159
Keterangan :
Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak dalam dimensi Perbaikan Administrasi belum berjalan
dengan baik hal ini dikarenakan lemahnya kecekatan dan ketepatan petugas pemungut
retribusi dalm mencatat perhitungan retribusi Terminal Kalijaga hal ini juga dibuktikan
dengan membandingkan perhitungan yang peneliti lakukan, jumlah antara sisa karcis, dan
jumlah angkutan yang sudah membayar retribusi Terminal Kalijaga
(Sumber: Peneliti, 2018)
160
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan bahwa Manajemen Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten
Lebak Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dikatakan belum
berjalan dengan baik. Adapun kesimpulan akhir yang berhasil didapatkan dari
hasil penelitian sebagai berikut :
a. Perbaikan Pelayanan
Dari hasil penelitian dilapangan didapatkan bahwasannya Dinas
Perhubungan Kabupaten Lebak telah membuat peraturan kerja pegawai
sebagai acuan untuk administrasi penarikan retribusi terminal yang
dinamakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tertib
Pemberangkatan Kendaraan. Akan tetapi, di dalam peraturan tersebut tidak
disebutkan secara jelas waktu untuk pemungutan retribusi terminal (hanya
mencantumkan 360 menit). Selain itu, terdapat hambatan dari faktor
eksternal dalam pelaksanaan pelayanan penarikan retribusi yakni
minimnya dana pemeliharaan terminal, minimnya tingkat kepatuhan supir
dalam membayar retribusi, dan kondisi cuaca yang ekstrim.
b. Perluasan Basis Retribusi
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah berkoordinasi dengan Badan
Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak dalam pencatatan
161
penambahan jumlah subjek retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Di tahun 2017 hanya berjumlah 395 unit angkutan menjadi 635 unit
angkutan.
c. Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan Retribusi
Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah menerapkan sistem
pembayaran setor langsung melalui bank daerah yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak. Dan juga, Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak berkoordinasi dengan Inspektorat Daerah Kabupaten
Lebak dalam hal pengawasan melalui audit operasional atau inspeksi
langsung di terminal yang dilakukan selama 3 (tiga) hari sampai 1 (satu)
minggu setelah adanya surat penugasan dari Bupati Kabupaten Lebak jika
tidak tercapainya target penerimaan retribusi.
d. Perbaikan Administrasi
Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak khususnya petugas pemungut retribusi masih lemah
dalam kecepatan dan ketepatan pencatatan penarikan retribusi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan mengenai Manajemen Retribusi Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah,
maka peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran mengenai hasil
penelitiannya agar dapat membantu pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
162
untuk memperbaiki manajemen retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah, sebagai berikut:
1. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak perlu merevisi regulasi atas Standar
Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan
Kendaraan dengan menambahkan rincian waktu secara jelas (tidak hanya
360 menit) pemungutan retribusi terminal;
2. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak bersama Badan Pendapatan Daerah
(BAPENDA) Kabupaten Lebak perlu berkoordinasi dengan Pemerintah
Daerah Kabupaten Lebak untuk padanya pengkajian ulang atas wajib
retribusi baru dan mengusulkan agar bangunan yang ada di dalam terminal
wajib membayar retribusi dan dananya akan masuk ke dalam penerimaan
retribusi terminal. Hal ini bertujuan untuk menjaring wajib retribusi
terminal yang baru dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli
daerah;
3. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak perlu berkoordinasi dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak dan instansi perbankan yang terkait
untuk menggabungkan kecanggihan teknologi dalam pembayaran atas
setoran retribusi terminal melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tidak
hanya melalui setoran langsung ke bank.
4. Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak perlu mengadakan pelatihan kerja
sumber daya manusia (SDM) terutama untuk petugas pemungut retribusi
terminal dalam kecepatan dan ketepatan pencatatan retribusi terminal dan
mulai menerapkan sistem pembayaran retribusi terminal secara elektronik;
163
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ahmad, Yani. 2002. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Jakarta: Grafindo.
Atik,dan Ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan, disertai dengan pengembangan
model konseptual, penerapan citizen’s charter dan standar pelayanan
minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
A.W. Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: PT.Bumi
Aksara.
Creswell, J. W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar.
Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.
Handoko. T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFEY Yogyakarta.
Hasibuan. Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengertian Dasar,
Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.
Hasibuan. Malayu. 2011. MANAJEMEN: Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta: PT. Aksara.
Mahmudi. 2002. Laporan Keuangan Sektor Publik Untuk Transparansi Dan
Akuntabilitas Publik. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAI).
_______. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga.
Mardiasmo. 2002. Ekonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:
ANDI.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: ANDI.
________. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Jakarta: ANDI.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
164
Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakata: PT. Raja
Grafindo Persada.
Siregar, Doli.D. 2004. Manajemen Aset. Jakarta: Satyatama Graha Tara.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
_______. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
_______. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
_______. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Syafi’i. Inu Kencana. 2006. Ilmu Administrasi Publik, Jakarta : Asdi Mahasatya.
Warsito. 2001. Hukum Pajak. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada. Hal 128
Warpani. P. Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Dokumen :
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten
Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak dan Retribusi
Daerah
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa
Usaha
165
Peraturan Bupati Lebak Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan Susunan
Organisasi Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Lebak
Sumber Lain:
Idris, Sri Wahyuni. 2016. Manajemen Retribusi Terminal Pada Dinas
Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Mamuju Tenga.
Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi
Negara : Universitas Hasanuddin.
https://bappeda.bantenprov.go.id/ (Diakses pada tanggal 29 Juli 2018 pukul
19.00 WIB)
2
LAMPIRAN FOTO-FOTO
5. Kondisi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Pintu Masuk Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: Peneliti, 11 Januari 2018. Pukul 13.00 WIB)
Tampak Depan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: Peneliti, 11 Januari 2018. Pukul 13.00 WIB)
2
Pintu Masuk Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: Peneliti, 11 Januari 2018. Pukul 13.30 WIB)
6. Kondisi di Dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Tampak Jalanan yang Rusak dan Banyak Genangan Air
(Sumber: Peneliti, 11 Januari 2018. Pukul 13.30 WIB)
2
Tempat Pembuangan Sampah yang Sangat Membuat Para Penumpang Tidak
Nyaman Dikarenakan Bau yang Tidak Sedap
(Sumber: Peneliti, 11 Januari 2018. Pukul 13.34 WIB)
Banyak Bangunan Kumuh di Dalam Lingkungan Terminal Kalijaga
(Sumber: Peneliti, 11 Januari 2018. Pukul 13.35 WIB)
2
WC dan Mushola yang Tidak Terawat Bangunan dan Kebersihannya
(Sumber: Peneliti, 11 Januari 2018. Pukul 13.38 WIB)
7. Kondisi Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak di Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak
Tampak Depan Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak di Terminal
Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: Peneliti, 5 Januari 2018. Pukul 14.40 WIB)
2
Tampak Samping Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak di
Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang Mulai Tidak Terawat
(Sumber: Peneliti, 5 Januari 2018. Pukul 14.42 WIB)
Tampak Dalam Ruangan Pegawai Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten
Lebak di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: Peneliti, 5 Januari 2018. Pukul 14.45 WIB)
2
8. Kegiatan Retribusi Terminal di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Kegiatan Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: 12 Juli 2018. Pukul 11.30 WIB)
Tanda Bukti Retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
(Sumber: Peneliti, 7 Juni 2018. Pukul 15.10 WIB)
50
9. Wawancara dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak didampingi
oleh Kepala Bidang Angkutan, Terminal, dan Perpakiran dan Kasi Terminal
(Sumber: 12 Juli 2018. Pukul 14.00 WIB)
Wawancara dengan Kepala Seksi Terminal Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak
(Sumber: 4 Juli 2018. Pukul 10.30 WIB)
51
Wawancara dengan Sekretariat Bendahara Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak
(Sumber: 3 September 2018. Pukul 10.15 WIB)
Wawancara dengan Kepala Penanggungjawab Terminal Dinas Perhubungan
Kabupaten Lebak
(Sumber: 5 Juli 2018. Pukul 14.00 WIB)
52
Wawancara dengan salah satu petugas pemungut retribusi
Terminal Kalijaga
(Sumber: 10 Juli 2018. Pukul 14.10 WIB)
10. Wawancara dengan Supir Angkutan Umum di Terminal Kalijaga,
Kabupaten Lebak
Wawancara dengan Bapak Yono sebagai Supir Angkutan Trayek 05
(Sumber: 18 Juli 2018. Pukul 12.13 WIB)
53
11. Wawancara dengan Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Wawancara dengan Pengawas Pemerintahan Madya Inspektorat Daerah
Kabupaten Lebak
(Sumber: 7 Agustus 2018. Pukul: 11.20 WIB)
Wawancara dengan Inspektur Pembantu III
(Sumber: 7 Agustus 2018. Pukul: 10.30 WIB)
54
12. Wawancara dengan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
Wawancara dengan Sekretaris Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Lebak
(Sumber: 12 November 2018. Pukul 10.15 WIB)
Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Advokasi
dan Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
(Sumber: 6 November 2018. Pukul 09.30 WIB)
Matriks Hasil Wawancara Sesudah Reduksi Data
Perbaikan Pelayanan
Q
I
Apakah visi dan misi dibentuknya Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I1-1
Untuk visi dan misi secara khusus per terminal kita belum ada. Yangtersedia saat ini hanya visi dan misi Dinas Perhubungan KabupatenLebak.
I1-3Belum ada untuk visi dan misi Terminal Kalijaga, yang ada hanyavisi dan misi Dinas Perhubungan.
I2-1Visi dan misi terminal tidak ada neng. Adanya hanya untukDISHUB.
Kesimpulan : Untuk visi dan misi per terminal saat ini belum ada. Adapun visi danmisi hanya ditujukan untuk Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Sudah berapa lamakah Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakberoperasi dalam melayani masyarakat ?
I1-1Terminal Kalijaga dari saya kecil sudah ada. Jadi mungkin sekarangusia terminal sudah lebih dari 25 tahun.
I1-3
Bapak kurang tahu secara spesifiknya tapi memang sepengetahuanbapak Terminal Kalijaga adalah terminal pertama yang ada diRangkasbitung.
I2-1
Udah lama sekali ya neng. 20 tahun lebih mungkin ada. Karena daribapak kecil ini terminal sudah beroperasi. Dulu terminal palingbesar ini neng sebelum adanya Terminal Mandala.
Kesimpulan : Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak merupakan terminal pertamayang dibangun di Kabupaten Lebak. Belum diketahui secara pasti kapanpembangunannya dikarenakan kulang lengkapnya dokumen mengenai TerminalKalijaga.
Bagaimanakah tanggapan masyarakat dengan keberadaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1
Masyarakat merasa senang dan terbantu dengan adanya TerminalKalijaga ini karena memang dekat dengan pasar sehinggamemudahkan transportasi untuk masyarakat.
I1-3 Selama ini masyarakat merasa terbantu dengan adanya Terminal
Kalijaga neng.
I2-1
Sejauh ini masyarakat merasa terbantu. Hanya saja terkadangmengeluh ketika kemacetan terjadi di depan terminal. karena banyakangkot yang berhenti menunggu penumpang.
I3-1 Bagus neng.
I3-2 Membantu masyarakat neng.
I3-3 Sangat membantu masyarakat neng.
I6-1 Bagus karena membantu kami juga dalam transportasi.
I6-2 Membantu neng hanya sedikit macet saja kalau pagi ke siang.
Kesimpulan : Keberadaan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak sangat membantumasyarakat dalam melakukan aktivitas. Meskipun, di pagi hari hingga siang haritidak jarang di depan Terminal Kalijaga mengalami sedikit kemacetan dikarenakanletak terminal berdekatan dengan Pasar Rangkasbitung dan Stasiun Rangkasbitung.
Bagaimanakah standar pelayanan Dinas Perhubungan dalammelayani masyarakat di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1
Untuk standar pelayanan DISHUB kita ada dan kebetulan memangsempat di revisi karna ada beberapa point yang dinilai masih kurangsesuai dengan visi dan misi DISHUB di akhir desember 2017 dansudah dirubah dan release ya bulan febuari kemarin tapi kalau untukstandar pelayanan khusus untuk satu terminal aja sejauh ini kitabelum ada hanya ada standar pelayanan penarikan retribusi itupununtuk seluruh terminal aja akan tetapi tidak menutup kemungkinankedepannya DISHUB menerapkan standar pelayanan per terminaltapi itu belum tau kapan nanti dokumennya minta aja sama pak asepsupaya lebih lengkap.
I1-3
Untuk standar pelayanan per terminal tidak ada neng adanya untukstandar penarikan retribusi yang diberlakukan untuk seluruhterminal aja.
Kesimpulan : Standar pelayanan yang diberikan oleh Dinas PerhubunganKabupaten Lebak disesuaikan dengan program dan ketentuannya masing-masing.Adapun untuk standar pelayanan pemungutan retribusi dinamakan StandarOperasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan.
Apakah masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang telahdiberikan oleh staff Dinas Perhubungan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I3-1
Dikatakan puas sekali tidak juga neng. Karena terkadang mereka adadi terminal itu siang. Pada saat mau bayar jika pagi itu agak susah,sedangkan kalau siang terkadang saat mereka tagih saya lagi kejarsetoran neng. Sehingga malas untuk masuk ke dalam terminal.
I3-2
Puas neng. Hanya saja mereka itu terkadang lupa memberikan karcissehingga menagih dua (2) kali ke kami. Padahal saya sudah bayarsebelumnya tapi kan tidak ada buktinya ya. Masalahnya itu sajaneng itupun tidak terlalu sering.
I3-3 Sejauh ini puas neng.
I6-1
Selama ini saya lihat mereka (staff DISHUB) cukup cekatan dalammengatur lalu lintas depan terminal. Tetapi, memang jika pagimereka belum terlihat memungut retribusi lebih sering itu jikassudah jam 10 sampai setengah 11.
I6-2
Kalau dari pandangan ibu pribadi merasa kurang puas karenakebersihannya neng kurang terjaga. Apalagi seandainya ingin ketoilet ibu harus menutup hidung terus karena bau yang tidak sedap.
Kesimpulan : Masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan olehpetugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. hanya saja masih mengeluhkantentang kebersihan atas sarana dan prasarana yang terdapat di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak
Apakah bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakdikategorikan layak sebagai Terminal Tipe C ?
I1-1 Layak.
I1-3 Sejauh ini layak neng.
I2-1 Layak.
Kesimpulan : Bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak layak dikategorikansebagai Terminal Tipe C
Bagaimanakah penilaian kelayakan bangunan TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh KabupatenLebak ?
I1-1
Jika bicara mengenai kelayakan bangunan sebenarnya itu ada timpenilai yang ditunjuk oleh Bupati. Biasanya penilaian kelayakanbangunan lima (5) tahun sekali. Tetapi untuk Terminal Kalijagasayakurang mengetahui apakah sudah pernah dilakukan penialaintersebut ataukah belum. Karena memang saya baru tahun laludipindahkan di Dinas Perhubungan mungkin bisa tanya lebih lanjutke Pak Asep.
I1-3
Penilai itu biasanya ada dari tim independent yang ditunjuk olehBupati neng. Untuk penilaian kelayakan Terminal Kalijaga seingatbapak pernah dilakukan tahun 2015 akhir. Dan saat merekamelakukan penilaian bapak ikut turun langsung juga ke terminal.dan mereka memang lebih menanyakan dokumen kelengkapan tanahTerminal Kalijaga, dan juga menilai tentang kelayakan kondisisarana dan prasarana disana.
I2-1
Layak atau tidak memang untuk bangunan kantor bisa dikategorikantidak layak neng. Bisa dilihat sendiri langit-langitnya bolong, mejadan kursi juga seadanya saja dan memang kita semua lebih senangbekerja di lapangan. Selain tuntutan juga lebih nyaman nengdibandingkan di dalam kantor (kantor UPT). Tetapi semuanyatergantung dananya. Tahun 2017 ada dana agak besar kita pakaiuntuk pengaspalan jalan di Terminal Kalijaga tetapi belum bisamemperbaiki secara utuh (bangunan kantor UPT, penambahanfasilitas lainnya). DISHUB sudah mengajukan tahun ini (2018) danuntuk tahun depan (2019) hanya saja belum ada keputusannya yakita berharap disetujui.
Kesimpulan : Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak telah diuji penilaian kelayakanbangunan pada tahun 2015. Uji kelayakan bangunan tersebut dilakukan oleh timindependent. Adapun saat melaksanakannya Dinas Perhubungan diminta untukmenunjukkan dokumen kelengkapan tanah Terminal Kalijaga. Dinas PerhubunganKabupaten Lebak selalu mengupayakan untuk memperbaiki Terminal Kalijaga.Secara fisik bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak kurang terawat danminim akan sarana dan prasarana.
Apakah upaya yang telah dilakukan Dinas Perhubungan dalammemperbaiki kondisi kelayakan bangunan Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I1-1
Untuk rehab besar-besaran kami belum melakukannya hanyamengaspal dan mengecat bangunan itupun tidak setiap tahun karnamemang semua itu harus ada dana yang tidak sedikit. Mungkindananya sudah pemda alokasikan untuk sektor lain. Akan tetapikami sebenarnya sudah mengajukan hampir setiap tahun tapi dariPemda belum ada anggaran. Kemungkinan 2019 akan ada pengajuandana lagi untuk rehab Terminal Kalijaga.
I1-3
Tahun 2017 ada dana lumayan besar jadi dipakai untuk aspal jalandi area terminal, ngecat-ngecat bangunan (Kantor UPT TerminalKalijaga dan area di dalam terminal), dan penambahan bak sampahaja supaya agak rapih.
I2-1Sejauh ini hanya perbaikan berskala kecil saja neng sepertipengecatan dan pengaspalan jalan di dalam terminal saja neng.
Kesimpulan : Tahun 2017 Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak telah melakukanrehab berskala kecil untuk Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dengan caramengecat bangunan, pengaspalan jalan di area terminal, dan penambhan baksampah. Dan belum melakukan rehab berskala besar dikarenakan minimnya danauntuk pemeliharaan terminal dari pemerintah daerah.
Apakah bentuk fasilitas yang terdapat di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak (seperti: loket untuk pembeliantiket, ruang tunggu penumpang, tempat peribadatan, rumahmakan, dan lain-lain) ?
I1-1 Untuk saat ini hanya tersedia toilet umum dan mushola saja.
I1-3Di dalam terminal hanya ada mushola, wc umum, dan tempatsampah yang besar saja neng buat saat ini.
I2-1 Tersedia toilet umum dan mushola saja neng.
Kesimpulan : Fasilitas yang tersedia di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakadalah toilet umum, mushola, dan bak sampah.
Bagaimanakah tanggapan masyarakat mengenai fasilitas yangtelah disediakan oleh Dinas Perhubungan di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak ?
I3-1 Agak kurang bersih neng.
I3-2 Lumayan neng tapi kotor banget memang.
I3-3 Kurang terawat neng.
I6-1Bagus neng hanya jika setelah hujan terkadang baunya sangat amatbau dari bak sampah itu nyerbak.
I6-2Menurut ibu pribadi kurang bersih apalagi kalau hujan dansampahnya lagi banyak kadang suka bau.
Kesimpulan : Fasilitas yang tersedia di dalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakberupa toilet umum, mushola, dan bak sampah kurang terawat kebersihannya.Sehingga membuat masyarakat yang memasuki area Terminal Kalijaga merasaterganggu dengan aroma yang tidak sedap.
Bagaimanakah standar operasional prosedur (SOP) DinasPerhubungan dalam hal penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I1-1
Terkait dengan penarikan retribusi terminal itu termasuk dalamstandar operasional prosedur (SOP) Pelaksanaan TertibPemberangkatan Kendaraan. Nanti bisa dimintakan dokumenlengkapnya ke Pak Asep kebetulan saya tidak terlalu hafalrinciannya seperti apa.
I1-3Itu semua ada di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan.
I2-1
Biasanya setelah APEL pagi petugas pemungut mengambil karcis diIbu Emi, setelah itu mereka langsung ke terminal biasanya sih jam10 sampai jam 3 sore. Kemudian, mereka menghitung hasil retribusidan langsung disetorkan ke bank. Tetapi kalau sabtu dan minggu itudigabungkan di setoran berikutnya yakni senin kedepannya. Ataulebih jelasnya neng nanti ada di dalam standar operasional prosedur(SOP) Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan.
I2-2
Kurang paham saya neng kalau hal itu. Tapi sehari-hari itu sebelummelaksanakan pekerjaan pasti kita selalu ada APEL pagi, setelah itumenyiapkan bonggol karcis dan Daftar Absensi Kendaraan yangmasuk ke dalam Terminal Kalijaga, Setelah siap semuanya barulahkita semua ke terminal untuk menjalankan tugas.
I2-3
Saya tidak bisa jawab neng maaf. Tetapi rutinitas kami sebelumbekerja pasti akan ada APEL pagi dan barulah kami menyiapkankarcis serta Daftar Absensi Kendaraan Masuk. Setelah itu barulahkami menuju ke terminal.
Kesimpulan : Standar Operasional Prosedur (SOP) Dinas Perhubungan dalam halpenarikan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dinamakan StandarOperasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraanadapun rinciannya sebagai berikut :
a. Petugas menyiapkan karcis retribusi terminal petugas menyiapkan absenkendaraan;
b. Petugas memulai kegiatan pemungutan retribusi yang berlangsung selama 360menit;
c. Petugas menghitung hasil pungutan sesuai dengan karcis yang terjual;d. Petugas melaporkan kepada kepala terminal;e. Kepala terminal melaporkan hasil pungutan ke bendahara penerima;f. Pungutan retribusi terminal langsung disetorkan kepada Pemerintah Daerah
melalui Bank Daerah dan bukti setoran tersebut diberikan kepada bendaharapenerima.
Adakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalammelakukan pelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak kepada para supir angkutan umum ?
I2-1
Mungkin kendalanya supir yang terkadang masih kurang patuhuntuk bayar retribusi, cuaca juga berpengaruh karena jika hujan jadisemakin sulit mengontrol siapa saja yang sudah membayar retribusi,dan juga tidak ada posko yang cukup layak sebagai tempat parapetugas menjalankan tugasnya.
I2-2
Kendala mungkin ada supir yang tidak patuh (tidak bayar retribusi).Tetapi ada catatannya jika satu (1) samapi dua (2) kali tidak bayarhanya akan ditegur jika sudah seminggu berturut-turut akan kitatarik SIMnya. Dan juga karena hujan jadi banjir sedikit saja karenajadi agak sulit penarikannya karena tidak ada tempatnya (poskopenarikan retribusi terminal).
I2-3
Tidak ada neng. Terkadang supir tidak patuh (tidak bayar retribusi)akhirnya harus mengejar-ngejar di pinggir jalan agar target perharikita tercapai.
Kesimpulan : Kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalam melakukanpelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak kepada parasupir angkutan umum adalah sebagai berikut :1). Minimnya kepatuhan para supir angkutan umum dalam membayar retribusiterminal;2). Kondisi cuaca yang ekstrim;3). Tidak adanya posko tetap untuk petugas pemungut retribusi dalam menjalankantugasnya.
Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan umum terhadappelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak yang dilakukan oleh staff Dinas Perhubungan ?
I3-1
Biasanya di tagih jam 11 karena kalau pagi masih sepi danpetugasnya kan belum ada juga. Jam 10 mereka ada disana(Terminal Kalijaga) biasanya.
I3-2Sejauh ini bagus hanya saja jangan lupa untuk memberikan karcissetelah pembayaran retribusi.
I3-3
Jika hari biasa jam 11an biasanya pembayaran retribusi, kalau harilibur (Sabtu dan Minggu, Hari Raya) jam 1 sampai jam 3 mereka(petugas DISHUB) kan juga sibuk mungkin. Ikuti sajalah aturannyamakanya bayar saja yang penting saya mah neng.
Kesimpulan : Para supir angkutan umum berpendapat bahwa petugas pemungutretribusi dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak kurang disiplin waktu dalambekerja. Hal ini dibuktikan dengan para petugas yang seringkali datang pada sianghari sekitar pukul 10.00 WIB.
Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubunganuntuk meningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I1-1
Pertama, kami setiap pagi pasti melakukan APEL pagi sekaligusmemberikan arahan dan pesan moral kepada para petugas untukterus melayani masyarakat dengan baik dan tanggungjawab. Kedua,kami juga memberikan pelatihan kerja kepada para petugas untukmeningkatkan kualitas kinerja mereka.
I1-3
Sejauh ini belum pernah ada petugas kami yang melakukanpelanggaran berat mungkin hanya telat karena memang kalau pagiada apel pagi jam 8 pagi setelah itu ke terminal untuk menjalankantugas. Dan kalau memang dia sering telat kita ada sanksi berupateguran I, teguran II, teguran III, dan terakhir pemecatan kalaumemang kesalahannya sangat fatal neng. Tetapi sejauh ini belumada neng.
I2-1
Saling mengingatkan saja neng satu sama lain sesama petugas jikamelakukan kesalahan seperti salah mencoret mobil angkot yangsudah bayar di lembar daftar trayek. Sedangkan dari atasan biasanyahanya memberikan pesan moral dan motivasi dalam kegiatan APELpagi neng.
Kesimpulan : Upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubungan untukmeningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak adalahsebagai berikut :1). Pemberian pesan moral dan motivasi melalui APEL pagi yang dilakukan setiaphari sbeelum petugas bekerja;2). Memberikan sanksi kepada petugas apabila melanggar ketentuan dalam bekerja;
Bagaimanakah sosialisasi yang akan dilakukan oleh DinasPerhubungan kepada masyarakat mengenai perbaikanpelayanan di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1
Sosialisasi kepada masyarakat biasanya dengan sosialisasi langsungdan juga sosialisasi tidak langsung yakni melalui media sosialberupa website dan facebook Dinas Perhubungan.
I1-3
Biasanya hanya melalui media sosial saja neng seperti di websitemaupun di facebook. Tapi untuk seandainya ada pengaspalan atauperbaikan bangunan itu ada plang nya neng di depan TerminalKalijaga.
I2-1
Sosialisasinya biasa lewat media sosial (website dan facebook) danjika memungkinkan kita membuat plang pemberitahuan agarmasyarakat bisa mengetahui seandainya sedang ada perbaikan didalam terminal.
Kesimpulan : Sosialiasi kepada masyarakat yang diberikan oleh Dinas PerhubunganKabupaten Lebak mengenai perbaikan pelayanan dilakukan dengan dua (2) carayakni sosialisasi secara langsung, seperti: membuat plang pemberitahuan di depanTerminal Kalijaga dan sosialisasi secara tidak langsung melalui website danfacebook Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Apakah ada kenaikan pendapatan retribusi daerah denganadanya perbaikan pelayanan yang dilakukan oleh DinasPerhubungan terhadap Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1 Saya rasa tidak berpengaruh.
I1-3 Tidak ada neng.
I2-1 Tidak ada pengaruhnya neng.
Kesimpulan : Tidak ada pengaruh dari perbaikan pelayanan yang dilakukan olehDinas Perhubungan Kabupaten Lebak dengan kenaikan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Perluasan Basis Retribusi
Q
I
Siapakah yang menjadi wajib retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I1-1
Sesuai dengan Perda yang kita (Kabupaten Lebak) miliki untukwajib retribusi itu adalah supir angkutan umum dan untuk objekretribusinya adalah Terminal dalam hal ini Terminal Kalijaga.
I1-3 Supir angkutan umum neng.
I5-2Wajib retribusinya adalah para supir angkutan yang trayeknya harusmasuk ke dalam Terminal Kalijaga.
Kesimpulan : Wajib Retribusi Terminal adalah para supir angkutan umum yangmasuk kedalam Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam menjaring wajib retribusi yang baru ?
I1-1
Memang di tahun 2018 ada penambahan jumlah angkot yang masukke dalam Terminal Kalijaga tentu kami (DISHUB) harusmemperbaharui data (Daftar Trayek Angkutan Kota TerminalKalijaga) yang lalu tetapi saat ini masih dalam proses untuk tahapitu.. dilapangan sudah diterapkan (penarikan retribusi) kita gunakandaftar absensi kendaraan yang masuk karena hanya baru itu yangkami (DISHUB) update.
I1-3
Untuk jumlah angkot (wajib retribusi) yang masuk tahun 2017memang cuma 395 unit. tetapi tahun 2018 ini sudah bertambahkurang lebih ada 635 unit. Hanya belum selesai nadiya disusunnyakarena pak kadis (Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)berkeinginan untuk disusun trayek per jalanan kalau dulu kan masihsecara general aja.
I5-2
Tahun 2018 untuk DISHUB memang ada penambahan wajibretribusinya sekitar 635 unit. Karena kita hanya mendata saja yangmana sebelumnya sudah DISHUB identifikasi secara langsung,karena secara teknis pelaksanaan itu bukan wewenang kami.
Kesimpulan : Dinas Perhubungan Kabupaten Alebak berkoordinasi dengan BadanPendapatan Dearah (BAPENDA) Kabupaten Lebak dalam menambah jumlah wajibretribusi Terminal Kalijaga atau menambah jumlah angkutan yang harus melewatitrayek Terminal Kalijaga. Tahun 2017 jumlah wajib retribusi adalah berjumlah 395unit, sedangkan di tahun 2018 menjadi 635 unit.
Bagaimanakah prosedur dalam menentukan wajib retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang baru ?
I1-1
Ini bukan kapasitas saya dalam menjawab pertanyaan tersebut.Yang saya ketahui adalah Dinas Perhubungan hanya bisamenambahkan jumlah wajib retribusi yang telah ditetapkansebelumnya. Itupun kami berkoordinasi dengan Bapenda KabupatenLebak. Sedangkan, untuk menjaring retribusi baru itu sepenuhnyaadalah kewenangan Bupati.
I1-3Waduh, bapak kurang paham tentang permasalahan itu. MungkimBapenda lebih bisa menjawab.
I5-2
Jika berbicara tentang mekanisme menetapkan atau menjaring wajibretribusi baru itu bukanlah wewenang kami ataupun SKPD karenaitu sepenuhnya adalah wewenang Bupati yang nantinya akan dibahas dalam rapat dengan DPRD dan tidak melibatkan BAPENDAmaupun SKPD. BAPENDA ataupun SKPD hanya mendata potensiretribusi, merekap data, menetapkan target, dan menjalankan sajasesuai aturan yang ada. Perlu di garisbawahi kalau hanya untukmenambah jumlah dari wajib retribusi yang ada. SKPD denganBAPENDA lah yang akan berkoordinasi yang nantinya akan disetujui oleh Bupati.
Kesimpulan : Dinas Perhubungan maupun Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)Kabupaten Lebak sama-sama tidak mengetahui prosedur dalam menentukan wajibretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang baru.
Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan mengenaipembaharuan wajib retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
I3-1 Setuju saja neng.
I3-2 Tidak masalah neng.
I3-3 Tidak ada masalah neng.
Kesimpulan : Para supir angkutan umum merasa tidak keberatan denganpenambahan jumlah trayek angkutan yang memasuki Terminal Kalijaga, KabupatenLebak.
Siapakah yang berwenang dalam penentuan tarif retribusiterminal di Kabupaten Lebak ?
I1-1 Itu sepenuhnya kewenangan Bupati.
I1-3Sepengetahuan bapak untuk persoalan tersebut Bupati yangmempunyai wewenang.
I5-2
Berbicara mengenai tarif retribusi kami kurang mengetahui banyakhal tentang itu. Karena memang hal tersebut bukanlah kewenangandari Bapenda. Yang mengetahui lebih pasti adalah DinasPerhubungan selaku pelaksana teknis. Adapun kewenangan kamihanya sebagai koordinator pendapatan retribusi.
Kesimpulan : Bupati adalah pihak yang memiliki wewenang untuk penentuan tarifretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Apakah yang menjadi indikator dalam penentuan tarifretribusi terminal di Kabupaten Lebak ?
I1-1 Bukan kapasitas saya menjawab pertanyaan ini.
I1-3 Mohon maaf neng bapak kurang tahu jawabannya apa.
I5-2 Bukan kapasitas saya dalam menjawab pertanyaan ini.
Kesimpulan : Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak dan Bapenda tidak mengetahuiindikator dalam penentuan tarif retribusi terminal di Kabupaten Lebak.
Mengapa tidak ada peningkatan tarif retribusi terminal daritahun ke tahun ?
I1-1
Tahun 2018 kita memang mengajukan perubahan tarif retribusitetapi dalam merubah itu semua suatu hal tidak mudah karena iniberkaitan dengan perubahan regulasi. dan itu sepenuhnya wewenangBupati yang nantinya keputusan baru tersebut akan dibahas didalam rapat DPRD.
I1-3
Kalau ditanya kenapa tarifnya tidak pernah naik lagi alasannyabapak kurang tahu. Tapi, yang bapak tau jika tarif di TerminalKalijaga kita kenakan dua ribu rupiah (Rp. 2.000,00) itu sudahberlangsung 8 tahun.. tapi sepengetahuan bapak kita (DinasPerhubungan Kabupaten Lebak) sedang ajukan untuk perubahantarif yang semula dua ribu perhari jadi seribu tapi setiap kaliangkutan itu masuk ini sesuai dengan yang diajukan olehInspektorat saat mereka mengaudit tahun kemarin (2017). Tapisampai sekarang belum ada keputusannya.
I2-1
Tarif disini (Terminal Kalijaga) dikenakan sebesar dua ribu rupiah(Rp. 2.000,00) neng ini kurang lebih dari tahun 2010. Karenamungkin hanya angkot saja yang masuk ke dalam TerminalKalijaga.
Kesimpulan : Tidak adanya peningkatan tarif retribusi terminal dari tahun ke tahundikarenakan belum adanya perubahan regulasi dari Bupati terkait dengan tarif yangakan dikenakan untuk retribusi terminal di Kabupaten Lebak.
Bagaimanakah bentuk koordinasi Dinas Perhubungan,Inspektorat Daerah, Bapenda dalam mengevaluasi tarifretribusi terminal ?
I1-1
Sebenarnya usulan untuk mengevaluasi tarif retribusi itu bisa adajika memang realisasi target tidak tercapai. Sama halnya sepertitahun 2017 ketika DISHUB tidak mencapai target Inspektoratmengaudit kami secara langsung di terminal. Dari hasil tersebutInspektorat dapat mengusulkan untuk mengevalusi tarif retribusi.
I1-3
Inspektorat itu bagian pemeriksaan neng, Jadi saat pelaporan hasilcapaian target yang kita serahkan kepada Bapenda semuanya dilihatperkembangannya. Jika ternyata tidak tercapai maka Inspektoratakan mengaudit secara langsung di lapangan saat pelaksanaanretribusi. Namun, jika hasil capaian target tercapai maka Inspektorathanya memeriksa di kantor saja.
I4-1
Dinas Perhubungan memberikan laporan hasil kinerja capaiantargetnya melalui Bapenda. Dari bapenda nanti akan dilihat capaiantersebut berhasil atau tidak. Jika tidak barulah Inspektorat akanmengaudit ke lapangan. Memantau pelaksanaan kinerja mereka,tetapi sebelumnya harus menunggu surat perintah jalan dari Bupatiterlebih dahulu.
I4-2
Bapenda sebagai pemantau hasil kinerja capaian target DinasPerhubungan. Sedangkan, Inspektorat sebagai pengaudit hasilkinerja capaian target mereka jika ternyata capaian targetnya tidakterpenuhi. Kami pun harus menunggu surat perintah dari Bupatidalam melaksanakan pengauditan tersebut. Dan hasilnya nanti akankami serahkan kepada Bupati sekaligus memberikan rekomendasiuntuk penyelesaian permasalahan tersebut berdasarkan alasan yangjelas. Seperti contoh : tarifnya di naikan atau justru diturunkan.
I5-2
Bapenda saat ini hanya berkoordinasi dengan SKPD penghasilretribusi salah satunya adalah Dinas Perhubungan bukan denganInspektorat. Koordinasi yang dilakukan oleh Bapenda dengan DinasPerhubungan adalah hanya untuk menambah jumlah dari wajibretribusi yang sebelumnya memang sudah di tetapkan. Kemudian,menghadirkan Dinas Perhubungan sebagai penghasil retribusiterminal untuk melaksanakan rekonsiliasi penerimaan retribusi.Rekonsiliasi bertujuan untuk memantau perkembangan dari hasilcapaian target penerimaan yang sebelumnya telah di sepakati olehDinas Perhubungan. Sedangkan untuk evaluasi tarif kami tidakterlibat dalam proses tersebut.
Kesimpulan : Dinas Perhubungan sebagai penghasil retribusi akan menyerahkanLaporan Hasil Capaian Target kepada Bapenda. Jika hasil capaian target tersebuttidak tercapai, maka Inspektorat akan menjadi pihak yang akan mengaudit secaralangsung untuk mengawasi dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.Dan jika selesai pengauditan, Inspektorat akan membuat laporan kepada Bupatisekaligus memberikan rekomendasi cara untuk menyelesaikan permasalahantersebut seperti : menaikan atau menurunkan tarif retribusi terminal. Hasilrekomendasi tersebut akan di pertimbangkan oleh Bupati dan akan dibahas di rapatDPRD.
Pengendalian Atas Kebocoran Penerimaan
Q
I
Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I1-1Untuk permasalahan mengaudit hasil retribusi itu kewenangan dariinspektorat.
I1-3 Inspektorat neng.
I2-1 Itu Inspektorat neng.
I2-2 Inspektorat saja neng.
I2-3 Inspektorat neng.
I4-1
Di Lebak yang berwenang dalam mengaudit (penerimaanpendapatan retribusi) namanya APIP yang terdiri dari InspektoratDaerah, BPKP, KPK itupun jika memang ada penyalahgunaan dana.Nah kami (Inspektorat Daerah) bertanggungjawab langsung kepadaBupati.
I4-2 Inspektorat neng.
Kesimpulan : Inspektorat adalah instansi yang memiliki kewenangan untukmengaudit penerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1
Inspektorat nantinya akan datang langsung ke Terminal Kalijagauntuk memantau secara langsung pelaksanaan pemungutanretribusinya. Dan itu biasanya menghabiskan waktu sekitar tiga (3)hari paling lama satu minggu.
I1-3
Kalau mekanisme secara detailnya bapak kurang paham. Tapi, yangbapak ketahui adalah jika Inspektorat akan turun kelapangan untukmengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi mereka akanmenyerahkan surat penugasan dari Bupati terlebih dahulu kepadaDISHUB. Setelah itu mereka akan mengawasi di Terminal kuranglebih tiga (3) sampai tujuh (7) hari.
I2-1
Secara alurnya bapak kurang mengetahui secara pasti. Tetapi,Biasanya neng ketika Inspektorat melakukan audit dilapanganmereka bisa seharian neng dari pagi sampai sore. Dan itu dilakukanselama tiga (3) hari berturut-turut bahkan kalau diperlukan bisa stauminggu neng.
I2-2
Ini sepengamatan saya saat mereka melakukan audit di lapangansaja neng. Inspektorat biasanya mengawasi pelaksanaanpemungutan retribusi secara langsung kurang lebih selama tiga (3)hari.
I2-3
Biasanya Inspektorat tidak pernah turun ke lapangan secaralangsung terakhir saat 2017 atau 2016 lupa saya. Tapi jika sudah disini (Terminal Kalijaga) mereka bisa seharian mulai dari pagisampai sore.
I5-1
Audit itu dilakukan kepada seluruh SKPD satu (1) tahun sekali.Dan biasanya memang kami ga pernah mengaudit secara langsungkalau hasil dari laporan realisasi targetnya tercapai 100%. Jikaternyata hasilnya dibawah angka 100% Bupati akan mengirimkansurat penugasan untuk Inspektorat agar mengirimkan auditorlapangan ke SKPD yang bersangkutan. Sebagai catatan pihak kamitidak akan turun ke lapangan untuk mengaudit sebelum suratpenugasan itu ada di Inspektorat. Nah, setelah pelaksanaan auditselesai ya paling 3 sampe 7 hari. Kami langsung menyerahkan hasilaudit tersebut kepada Bupati sekaligus memberikan rekomendasiagar masalah tersebut tidak terjadi lagi kedepannya.
I5-2
Mekanismenya itu yang pertama seluruh SKPD (DISHUB)memberikan laporan hasil capaian target ke Bapenda, kemudiandihimpun di BPKAD, jika ada temuan bermasalah entah itu tidaktercapai target retribusinya atau kinerjanya kurang bagus (jika tidakada masalah maka inspektorat hanya mengunjungi kantor DISHUBsaja), Bupati akan mengirimkan Surat Perintah ke kita (inspektorat)untuk mengaudit kenapa masalah tersebut bisa terjadi. Kalau sudahturun surat perintahnya baru kita (inspektorat) akan turun kelapangan mengecek semuanya khusus retribusi kita (inspektorat)cek paling 3 hari tapi seharian itu. Setelah itu membuat laporan hasilaudit kepada Bupati.
Kesimpulan : Mekanisme pelaksanaan audit retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak sebagai berikut :
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam hal ini Dinas Perhubunganmenyerahkan dokumen Laporan Hasil Kinerja Dinas Perhubungan,Kabupaten Lebak kepada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) KabupatenLebak lalu di serahkan kepada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah(BPKAD) Kabupaten Lebak;
2. BPKAD akan menghimpun seluruh dokumen Laporan Hasil Kinerja DinasPerhubungan dan akan menyerahkannya kepada Bupati sebagai bahanpertimbangan untuk dana yang akan diberikan kepada Dinas Perhubunganatas pengadaan barang/jasa beserta target capaian di anggaran dana di tahunberikutnya;
3. Jika ditemukan permasalahan dalam laporan hasil kinerja maka Bupati akan
memberikan surat penugasan untuk melakukan audit di lapangan. Akantetapi, jika tidak ditemukan permasalahan maka Inspektorat DaerahKabupaten Lebak hanya berkunjung ke kantor Dinas Perhubungan,Kabupaten Lebak;
4. Inspektorat akan meninjau ke lapangan secara langsung denganmengirimkan Auditor Lapangan selama 3 (tiga) sampai dengan 1 (satu)minggu. Dan hasil laporan audit di lapangan akan dikirimkan langsungmelalui Inspektur Kabupaten Lebak kepada Bupati. Jika terbukti melakukanpenyimpangan dalam hal kinerja maka pihak yang bersangkutan akandilakukan penyidikan oleh pihak yang berwenang.
Apakah bentuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam pencegahan kebocoran penerimaan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1
Kita (DISHUB) tidak pernah melibatkan pihak lain untukmelakukan penarikan retribusi, jika pun ada itu bukan berasal daripungutan resmi retribusi terminal.
I1-2
Jadi untuk retribusi terminal neng, kita setiap hari dicatat di bukuakuntansi (pencatatan manual) berupa pemasukan dalma seharitercapai atau tidak targetnya. Setelah itu, keesokan harinya akan disetor ke bank oleh petugas di terminal karena kita tidak beranimenyimpan (uang retribusi) terlalu disini.
I1-3
Setiap hari sebelum bekerja pasti kita ada APEL pagi sekaliguspemberian pengarahan agar tetap menjalankan tugas dengan penuhtanggungjawab dan kejujuran.
I2-1
Kita mencoret plat nomor angkot di lembar Daftar AbsensiAngkutan sebagai bukti bahwa telah membayar retribusi. Sekaligusdiberikan potongan karcis bukti pembayaran retribusi terminal.
I2-2
Semuanya (dana retribusi terminal) langsung disetorkan ke bankbanten per hari. Jika jumat, sabtu, minggu biasanya di rapel(digabungkan) untuk disetorkan pada hari senin. Nanti buktisetorannya kita serahkan ke kantor supaya menjadi laporan.
I2-3
Dengan cara penyetoran langsung ke bank hasil pungutan retribusiper harinya. Kecuali hari jumat, sabtu dan minggu. Itu akandimasukan kedalam penghasilan retribusi di hari senin berikutnya.Dan harus menyerahkan bukti penyetoran tersebut kepada Ibu Emi.
Kesimpulan : Upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam pencegahankebocoran penerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakadalah sebagai berikut :1). Memberikan motivasi dan pesan moral lewat APEL pagi yang dilakukan setiaphari sebelum para petugas bekerja;2). Tidak melibatkan pihak lain dalam pemungutan retribusi terminal;
3). Pemungutan retribusi yang dilakukan dengan cara mencatat secara langsung platnomor kendaraan di lembar Daftar Absensi Kendaraan Masuk Terminal ketikasudah membayar retribusi terminal;4). Memberikan karcis sebagai bukti pembayaran retribusi;5). Menyetorkan secara langsung dana retribusi terminal melalui bank di hari yangsama kecuali untuk sabtu dan minggu.
Apakah masyarakat selama ini pernah melihat adanya kegiatanpemungutan retribusi terminal yang dilakukan oleh petugasDinas Perhubungan Kabupaten Lebak ?
I3-1 Iya neng.
I3-2 Iya neng.
I3-3 Iya jelas ada neng.
I6-1 Iya ada neng.
I6-2 Ada neng.
Kesimpulan : Kegiatan pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakmemang telah dilaksanakan oleh petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Apakah saat melakukan mengaudit pelaksaan retribusi diTerminal Kalijaga tahun 2017 petugas dari Inspektorat pernahmelihat adanya pihak lain yang ikut melakukan penarikaniuran selain penarikan retribusi terminal ?
I4-1
Kalau ini saya tidak bisa menjawab karena yang bisa menjawabpertanyaan tersebut adalah auditor lapangan. Kebetulan tahun 2017kemarin, audit untuk Terminal Kalijaga dipimpin Pak Hasan.Mungkin beliau bisa menjawab karena langsung meninjau kondisidi Terminal Kalijaga
I4-2
Kemarin 2017 saat kita (Inspektorat) turun ke lapangan (TerminalKalijaga) tidak ada itu pihak lain selain DISHUB meminta retribusi,jikapun ada itu hanya untuk parkir tepi jalan umum dan inipunresmi karena ada perjanjiannya (DISHUB dengan Pihak Ketiga)bukan retribusi terminal.
Kesimpulan : Pada tahun 2017 saat Inspektorat mengaudit pemungutan retribusi diTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak tidak ditemukan oknum atau pihak lain yangmemungut retribusi selain petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Bagaimanakah bentuk sistem akuntansi pencatatan penerimaanretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-2
Neng yang pertama, itu anak-anak (para petugas pemungutretribusi) mengambil bonggol karcis dahulu disini, biasa satu (1)bonggol untuk dua (2) hari kemudian sudah habis. Setelah itu setiaphari mereka setorkan ke bank uangnya nanti bukti pembayarannyadiberikan ke ibu untuk di catat di buku ini. Begitu saja neng.
I2-1Maaf neng itu bapak tidak bisa menjawab karena sepertinya itu IbuEmi yang paham.
Kesimpulan : Sistem akuntansi pencatatan penerimaan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak dilakukan masih dengan sistem manual. Adapun mekanismenyaadalah 1). Sebelum bertugas ke Terminal Kalijaga, petugas pemungut retribusimengambil bonggol karcis di Bendahara Penerimaan PAD; 2). Petugasmelaksanakan kegiatan pemungutan retribusi dan pada sore hari akan langsungdisetorkan ke Bank Banten; 3). Petugas pemungut retribusi menyerahkan buktisetoran dana retribusi terminal kepada Bendahara Penerima PAD DinasPerhubungan Kabupaten Lebak untuk di catat di dalam buku akuntansi penerimaanPAD.
Apakah kendala yang dihadapi oleh pihak Dinas Perhubungandalam sistem akuntansi pencatatan penerimaan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-2
Kendala tidak ada neng. Hanya saja mungkin kondisinya agakmerepotkan ketika sudah harus dibuatkan laporan ibu harusmemeriksa kembali hasil yang tertera dalam buku akuntansi denganlaporan capaian target retribusi sesuai atau tidak dan itupun harusdisertakan bukti setoran dari bank.
I2-1
Kendalanya palingan pada saat penyetoran ke bank aja neng padasaat hari libur panjang. Terkadang suka bingung ketika Ibu Emimenanyakan uini pendapatan hari apa sedangkan penyetorannyalangsung digabungkan sehingga harus diperiksa lagi agar tidakmembuat kesalahan dalam pencatatan di buku akuntansinya IbuEmi.
Kesimpulan : Kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebakdalam sistem akuntansi pencatatan penerimaan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak adalah sistem penyetoran dana langsung ke bank. Sehingga saathari libur proses penyetoran dana retribusi tersebut terhambat dan membuat harusmencocokan bukti pembayaran dengan pencatatan di buku penerimaan retribusi.
Apakah ada bentuk penghargaan dari Dinas Perhubungankepada masyarakat (supir angkutan umum) yang taatmembayar retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakm ?
I1-1 Tidak ada.
I1-3 Belum ada neng.
I2-1 Tidak ada neng.
I3-1 Tidak ada.
I3-2 Tidak ada.
I3-3 Tidak ada sama sekali neng.
Kesimpulan : Tidak ada penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada para supirangkutan umum yang taat membayar retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakyang diberikan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Apakah ada bentuk sanksi dari Dinas Perhubungan kepadamasyarakat (supir angkutan umum) yang tidak taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1Mungkin hanya teguran dan jika diulangi mungkin akan ditahanSIM nya.
I1-3Teguran dan jika diulangi sampai 3 kali akan ditahan SIMnyasampai dia bayar retribusi yang tertunggak.
I2-1
Mungkin hanya teguran saja neng, tapi jika sampai hal tersebutdilakukan 3 kali berturut-turut maka SIM nya akan ditahan. Danakan dikembalikan sampai supir tersebut membayarkankewajibannya.
I3-1Itu ada neng, jika tidak bayar ditarik SIMnya oleh petugas. Sampaiharus bayar tunggakannya.
I3-2 Sepengalaman saya neng hanya ditegur saja.
I3-3
Selama ini saya pribadi belum pernah di tegur ya neng. Tapi pernahsaya lihat temen itu memang tidak bayar ditegur. Bahkan pernahada yang di tahan SIMnya.
Kesimpulan : Sanksi yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebakuntuk para supir angkutan umum yang tidak membayar retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak adalah Teguran I; Teguran II; Teguran III; dan Penahanan SIMoleh petugas sampai supir angkutan tersebut membayar tunggakan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak.
Apakah cara yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalammeningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibatdalam pemungutan pendapatan ?
I1-1Dengan cara memberikan pesan moral kepada petugas pada saatAPEL pagi.
I1-3Melakukan APEL pagi sekaligus pemberian motivasi dan pesanmoral dalam menjalankan tugas.
I2-1
Setiap hari sebelum bekerja pasti kami semua selalu melakukanbriefing atau APEL pagi pada saat itu pula kami semua diberikanpengarahan untuk melaksanakan pekerjaan dengan penuhtanggungjawab dan kejujuran.
Kesimpulan : Upaya untuk meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yangterlibat dalam pemungutan retribusi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebakadalah setiap pagi hari sebelum memulai bekerja para petugas akan melaksanakanAPEL pagi sekaligus pemberian motivasi dan pesan moral.
Mengapa petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga masihterlihat kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya ?
I1-1Mungkin pada saat itu mereka terhalang oleh keperluan masing-masing yang tidak bisa di tinggal.
I1-3Mungkin pada saat itu ada kondisi yang memaksa merekameninggalkan tugas untuk sementara.
I2-1
Terkadang ada hal yang memang mengharuskan kami harusmeninggalkan pekerjaan untuk sementara tetapi jikamemungkinkan untuk melanjutkan pekerjaan tersebut. Tentu sajakami akan kembali ke terminal untuk menjalankan tugas.
I2-2
Kalau pagi memang angkot masih sepi neng dan jarang langsungmembayarkan retribusinya. Jadi terkadang ada beberapa petugasyang mampir untuk membeli kopi atau sarapan sekaligusmelaksanakan tugasnya.
I2-3
Wah, kalau seperti itu kurang mengetahui alasannya. mungkinkepentingan masing-masing ya neng. Untuk saya pribadi tidak akanmeninggalkan pekerjaan jika memang ada urusan yang sangat amatpenting.
Kesimpulan : Penyebab petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga yang dinilaimasih kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya dikarenakan kepentinganpribadi dan situasi serta kondisi yang mengharuskan mereka meninggalkanpekerjaannya untuk sementara.
Bagaimanakah tanggapan masyarakat (para supir angkutanumum) terhadap petugas pemungut retribusi TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak yang terkadang tidak memberikantanda bukti pembayaran retribusi ?
I3-1 Kurang setuju neng.
I3-2Agak membuat repot kami neng, karena hanya itu bukti jika kamisudah bayar retriibusi. Kalau tidak ada gimana pembuktiannya.
I3-3Membuat kesal neng tapi yasudahlah tidak masalah selagi masihbisa diselesaikan baik-baik dengan cara diingatkan.
Kesimpulan : Para supir angkutan umum kurang menyetujui jika petugas tidakmemberikan karcis sebagai bukti pembayaran retribusi terminal. Karena hanya itusaja bukti pembayaran retribusi yang diterima oleh supir angkutan jika sudahmembayar retribusi. Dan apabila petugas lupa mencoret plat nomor di lembarDaftar Absensi Kendaraan Masuk Terminal Kalijaga.
Perbaikan Administrasi
Q
I
Dimanakah kegiatan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilaksanakan ?
I1-1 Di dalam terminal.
I1-3 Di dalam terminalnya neng tepatnya di pintu keluar terminal.
I2-1 Di pintu keluar terminal neng.
I3-1 Di pintu keluar terminal.
I3-2 Di pintu keluar terminal neng.
I3-3 Di terminal neng.
Kesimpulan : Kegiatan administrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak dilaksanakan di dalam terminal tepatnya di pintu keluar TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak.
Siapa sajakah yang terkait dengan pencatatan penerimaanretribusi terminal ?
I1-1Untuk itu tanyakan langsung saja ke Ibu Emi karena beliau jauhlebih paham.
I1-3Waduh itu sepertinya bukan ranah bapak neng. Itu ranahnya IbuEmi bendahara.
I5-1Dinas Perhubungan sebagai pelaksana, dan Bapenda sebagaikoordinator pendapatan retribusi
Kesimpulan : Pihak yang terkait dalam pencatatan penerimaan retribusi terminalyakni Dinas Perhubungan sebagai pelaksana, sedangkan Bapenda sebagaikoordinator pendapatan retribusi.
Bagaimanakah bentuk koordinasi antara Dinas Perhubungandengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) KabupatenLebak dalam pencatatan penerimaan retribusi terminal ?
I1-1
Setiap tiga (3) bulan sekali pasti seluruh SKPD menyerahkan hasillaporan realisasi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelahitu akan diserahkan kepada Bapenda dalam rapat rekonsiliasirealisasi penerimaan. Apabila target tercapai 100% maka akandiajukan untuk menaikan target di tahun selanjutnya. Namun, jikatidak tercapai 100% makan akan tetap menggunakan target yangsama untuk tahun selanjutnya.
I1-2
Jika ke Bapenda neng itu laporannya per triwulan (3 bulan) untukmelihat inin progress target yang sudah ditetapkan sebelumnya.Contohnya : 3 bulan pertama tercapai hanya 10%, lalu nanti 3 bulanberikutnya 30%, 3 bulan berikutnya lagi meningkat jadi 34%, terusselanjutnya 26%. Jika ditotal menjadi 100%. Artinya, capaiantargetnya tercapai. Jika tidak tercapai nanti akan diselidikipenyebabnya apa dan untuk target tahun berikutnya tetap pakaitarget yang tahun lalu.
I1-3
Jadi, setiap target yang telah ditetapkan dipantau perkembangannyasetiap triwulan atau tiga (3) bulan sekali dalam satu (1) tahun.Kegiatan pemantauan tersebut namanya rekonsiliasi penerimaanneng. Dan itu dilakukan oleh DISHUB dengan Bapenda yang salingberkoordinasi. Nah, dari hasil rekonsiliasi tersebut bisa memberikankeputuasn juga untuk kedepannya apakah target retribusi tahundepan akan tetap jumlahnya atau akan dinaikan jumlahnya.
I5-1
Dalam peraturan Bupati No.56 Tahun 2016 tentang kedudukansusunan organisasi tugas dan fungsi pokok (tupoksi) serta tata kerjaBapenda dimana disebutkan bahwa Bapenda sebagai koordinatorpendapatan retribusi. Adapun pelaksanaannya mengundang SKPDpenghasil retribusi untuk menetapkan target APBD pemungutretribusi. Adapun caranya yaitu dengan mengundang SKPDpenghasil retribusi untuk melaksanakan rekonsiliasi (penerimaanretribusi) yang dilaksanakan per 3 bulan.
Kesimpulan : Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak berkoordinasi dengan BadanPendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak dalam membuat laporanrekonsiliasi realisasi APBD yang dilakukan per tiga (3) bulan dalam satu (1) tahun.Hal tersebut dilakukan untuk memantau perkembangan hasil capaian target DinasPerhubungan Kabupaten Lebak.
Adakah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimilikioleh Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebakdalam melaksanakan pencatatan penerimaan retribusi terminal?
I5-1 Tidak ada.
Kesimpulan : Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak belummemiliki Standar Opersional Prosedur (SOP) dalam melaksanakan pencatatanpenerimaan retribusi terminal.
Apakah kendala yang dihadapi oleh Badan Pendapatan Daerah(BAPENDA) Kabupaten Lebak dalam melaksanakanpencatatan penerimaan retribusi Terminal ?
I5-1
Seringkali jika diundang dalam rangka rapat rekonsiliasipenerimaan retribusi yang menghadiri acara tersebut justru pihakyang tidak ada kewenangan dalam pengambilan keputusan yaknistaffnya saja. Sehingga, kami harus mengadakan rapat rekonsiliasikembali untuk menyamakan persepsi.
Kesimpulan : Kendala yang dihadapi oleh Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)Kabupaten Lebak dalam melaksanakan pencatatan penerimaan retribusi terminaladalah kurang aktifnya pemegang kewenangan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak dalam
Bagaimanakah tata cara administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1Untuk saat ini DISHUB masih menggunakan sistem catat manualsaja.
I1-2
Neng yang pertama, itu anak-anak (para petugas pemungutretribusi) mengambil bonggol karcis dahulu disini, biasa satu (1)bonggol untuk dua (2) hari kemudian sudah habis. Setelah itu setiaphari mereka setorkan ke bank uangnya nanti bukti pembayarannyadiberikan ke ibu untuk di catat di buku ini. Begitu saja neng.
I1-3 Masih menggunakan sistem manual neng.
I2-1
Jadi neng setiap kali ada angkot yang membayarkan retribusinya,maka dua digit belakang dari nomor plat nya yang tertera di dalamDaftar Absensi Kendaraan Masuk Terminal Kalijaga akan dicoret.Dan akan diberikan karcis sebagai tanda bukti bahwa angkottersebut telah membayar retribusi .
I2-2
Ini hanya dilingkari saja atau dicoret jika sudah bayar. Semuanyadepannya sama 19 yang berbeda belakangnya saja (PlatKendaraannya).
I2-3
Mereka (para supir angkutan umum) membayar lalu kita berikankarcisnya, setelah itu kita sesuaikan dengan platnya kemudiandicoret di lembar daftar absensi agar ketahuan mana yang sudahbayar dan mana yang belum.
Kesimpulan : Pelaksanaan pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak adalah dengancara mencoret plat nomor kendaraan angkutan umum yang tertera di dalam DaftarTrayek Angkutan Masuk ke Dalam Terminal Kalijaga dan memberikan karcissebagai bukti telah membayar retribusi terminal.
Apakah kendala yang dihadapi oleh pihak Dinas Perhubungandalam administrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I1-1 Sepertinya belum ada hambatan.
I1-2
Mungkin terkadang saat persediaan karcis habis kita harusmenunggu karcisnya dari pemerintah pusat jadi agak berantakanpencatatan di lapangannya neng.
I1-3
Kalau dikantor belum ada hambatan. Akan tetapi, kalau di lapanganbapak kurang paham neng karena biasanya kondisi di lapangan jauhlebih banyak hambatannya
I2-1
Kendalanya terkadang supir masih tidak patuh untuk membayarretribusi, cuaca yang buruk seperti hujan lebat yang mengakibattkansulitnya mengontrol kendaraan dalam pembayaran retribusi, tidakadanya posko dalam menunjang kinerja petugas dalam pemungutanretribusi, dan hari libur panjang yang mengakibatkan terhambatnyapenyetoran dana ke bank.
I2-2
Kendalanya sama saja seperrti yang sebelumnya saya sebutkan.Supir kurang patuh, cuaca, dan minimnya fasilitas pendukungkinerja seperti posko atau tenda penarikan retribusi.
I2-3 Kendalanya hampir tidak ada sebenarnya.
Kesimpulan : Kendala yang dihadapi oleh pihak Dinas Perhubungan dalamadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak adalahminimnya tingkat kepatuhan supir angkutan umum dalam membayar retribusiterminal, Kondisi cuaca yang ekstrim seperti : hujan lebat, minimnya fasilitaspendukung kinerja seperti posko atau tenda penarikan retribusi.
Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap administrasipemungutan retribusi Terminal Kalijaga?
I2-1 Masyarakat belum pernah ada yang mengkritik neng.
I3-1Kurang tepat waktu dan terkadang tidak memberikan karcis sajaneng.
I3-2
Tidak selalu diberikan neng kalau karcis jika ada diberikan jikatidak ada tidak diberikan. Seandainya ditagih lagi cukup bilang tadipagi sudah di bayar mungkin mereka (DISHUB) lupa mencatat.
I3-3
Terkadang tidak diberikan sih neng karena mungkin kebetulansedang habis karcisnya. Tapi terkadang yang membuat kesal sudahdibayar tetapi masih saja ditagih saat ditanya karcisnya dimana yasaya bilang belum dikaasih tadi pagi itu juga jarang neng kejadianbegitu.
Kesimpulan : Para supir angkutan umum mengeluhkan permasalahan terkait dengankegiatan pemungutan retribusi yakni tidak diberikannya karcis bukti pembayaranretribusi terminal oleh petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak. Dikarenakanhanya itulah satu-satunya bukti jika supir tersebut telah membayar retribusi apabilapetugas pemungut retribusi lupa mencoret plat kendaraannya di Daftar TrayekAngkutan Masuk Ke Dalam Terminal Kalijaga.
Apakah ada inovasi terbaru yang akan dilakukan oleh DinasPerhubungan terkait dengan administrasi pemungutanretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak gunamemudahkan masyarakat (supir angkutan umum)?
I1-1
Belum ada inovasi untuk lima (5) tahun kedepan. Tetapi, tidakmenutup kemungkinan kedpannya sudah beralih denganpembayaran seperti E-Toll .
I1-3 Mungkin untuk saat ini atau lima (5) tahun kedepannya belum ada.
Kesimpulan : Belum ada inovasi terkait dengan administrasi pemungutan retribusiterminal yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak.
Apakah ada harapan dari masyarakat terkait denganadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
I3-1Harapannya tarif retribusinya jangan dinaikan dan petugasnya adadi pagi hari supaya saya bisa membayar retribusinya lebih awal.
I3-2Supaya petugas memberikan karcis atau setidaknya mereka jangansampai lupa mencatat saat kami membayar retribusi.
I3-3Semoga petugasnya jangan lupa untuk memberikan karcis atau lupamencatat.
I6-1
Semoga DISHUB bisa lebih cekatan dalam mengatur kemacetankalau siang hari terutama di depan terminal mau ke pasar. Dansemoga ada poskolah untuk petugasnya karena kasihan kalau hujansaat menarik retribusi.
I6-2
Agar DISHUB lebih memperhatikan kebersihan toilet, bak sampahitu juga harus dibuang sampahnya secara teratur agar tidakmenumpuk dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Dan tolonguntuk segera dibangun tenda atau tempat untuk petugas karena sukakasihan melihat mereka itu kehujanan.
Kesimpulan : Para supir angkutan umum dan masyarakat memiliki harapan agarpetugas Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak memperbaiki kinerja dalampemberian karcis pembayaran retribusi terminal, lebih memperhatikan kebersihansarana dan prasarana yang ada di dalam Terminal Kalijaga, lebih cekatan dalammengatur arus lalu lintas saat terjadi kemacetan yang terjadi di sekitar TerminalKalijaga, dan menyediakan posko atau tenda untuk menunjang kinerja petugaspemungut retribusi.
Apakah ada harapan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
I1-1
Harapannya agar kedepannya para supir angkutan umum jauh lebihmenyadari untuk membayar retribusi dan juga adanya perhatianlebih dari Pemkab Lebak untuk pemberian dana pemeliharaanterminal.
I1-2
Supaya agar kedepannya ada pembaharuanlah neng. Seperti janganmencatat dengan buku terus, mungkin ada sistemnya tersendiri yangkhusus untuk pencatatan penerimaan retribusi.
I1-3
Harapannya semoga pemerintah pusat lebih peduli dengan kondisiterminal, dan juga mungkin ada pembaharuan regulasi untuk sistembayar elektronik aja seperti E-Tol itu neng. Supaya lebihmemudahkan dan terhindar dari kebocoran.
I2-1
Harapannya yang paling utama neng supaya ada posko atauminimal tenda untuk membantu menunjang kinerja petugas dalampemungutan retribusi terminal.
I2-2Harapannya supaya ada posko atau minimal tenda supayamemudahkan kita dalam menjalankan tugas.
I2-3Harapan kedepan semoga kedepannya sudah tersedia posko atautenda agar menunjang pekerjaan kami.
Kesimpulan : Harapan Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak terkait denganadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak adalahmeningkatnya tingkat kesadaran para supir angkutan umum untuk membayarretribusi terminal, tersedianya posko atau tenda untuk menunjang kinerja petugaspemungut retribusi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak, dan adanya inovasisistem pembayaran retribusi terminal dengan cara sistem elektronik gunamempermudah pembayaran retribusi terminal.
Hasil Wawancara dengan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Nama : H. Sumardi, S.Sos., M.Si
Jabatan : Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Usia : 47 Tahun
Pukul : Pukul 10.30 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruang Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Apakah visi dan misi dibentuknya Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Untuk visi dan misi secara khusus per terminal kita belum ada. Yangtersedia saat ini hanya visi dan misi Dinas Perhubungan KabupatenLebak
Q : Sudah berapa lamakah Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakberoperasi dalam melayani masyarakat ?
A : Terminal Kalijaga dari saya kecil sudah ada. Jadi mungkin sekarangusia terminal sudah lebih dari 25 tahun.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat dengan keberadaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Masyarakat merasa senang dan terbantu dengan adanya TerminalKalijaga ini karena memang dekat dengan pasar sehinggamemudahkan transportasi untuk masyarakat.
Q : Bagaimanakah standar pelayanan Dinas Perhubungan dalammelayani masyarakat di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Untuk standar pelayanan DISHUB kita ada dan kebetulan memangsempat di revisi karna ada beberapa point yang dinilai masih kurang
sesuai dengan visi dan misi DISHUB di akhir desember 2017 dansudah dirubah dan release ya bulan febuari kemarin tapi kalau untukstandar pelayanan khusus untuk satu terminal aja sejauh ini kita belumada hanya ada standar pelayanan penarikan retribusi itupun untukseluruh terminal aja akan tetapi tidak menutup kemungkinankedepannya DISHUB menerapkan standar pelayanan per terminal tapiitu belum tau kapan nanti dokumennya minta aja sama pak asepsupaya lebih lengkap.
Q : Apakah bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakdikategorikan layak sebagai Terminal Tipe C ?
A : Layak.
Q : Bagaimanakah penilaian kelayakan bangunan TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh KabupatenLebak ?
A : Jika bicara mengenai kelayakan bangunan sebenarnya itu ada timpenilai yang ditunjuk oleh Bupati. Biasanya penilaian kelayakanbangunan lima (5) tahun sekali. Tetapi untuk Terminal Kalijagasayakurang mengetahui apakah sudah pernah dilakukan penialain tersebutataukah belum. Karena memang saya baru tahun lalu dipindahkan diDinas Perhubungan mungkin bisa tanya lebih lanjut ke Pak Asep.
Q : Apakah upaya yang telah dilakukan Dinas Perhubungan dalammemperbaiki kondisi kelayakan bangunan Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Untuk rehab besar-besaran kami belum melakukannya hanyamengaspal dan mengecat bangunan itupun tidak setiap tahun karnamemang semua itu harus ada dana yang tidak sedikit. Mungkindananya sudah pemda alokasikan untuk sektor lain. Akan tetapi kamisebenarnya sudah mengajukan hampir setiap tahun tapi dari Pemdabelum ada anggaran. Kemungkinan 2019 akan ada pengajuan danalagi untuk rehab Terminal Kalijaga.
Q : Apakah bentuk fasilitas yang terdapat di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak (seperti: loket untuk pembelian tiket,ruang tunggu penumpang, tempat peribadatan, rumah makan,dan lain-lain) ?
A : Untuk saat ini hanya tersedia toilet umum dan mushola saja.
Q : Bagaimanakah standar operasional prosedur (SOP) DinasPerhubungan dalam hal penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Terkait dengan penarikan retribusi terminal itu termasuk dalamstandar operasional prosedur (SOP) Pelaksanaan TertibPemberangkatan Kendaraan. Nanti bisa dimintakan dokumenlengkapnya ke Pak Asep kebetulan saya tidak terlalu hafal rinciannyaseperti apa.
Q : Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubunganuntuk meningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Pertama, kami setiap pagi pasti melakukan APEL pagi sekaligusmemberikan arahan dan pesan moral kepada para petugas untuk terusmelayani masyarakat dengan baik dan tanggungjawab. Kedua, kamijuga memberikan pelatihan kerja kepada para petugas untukmeningkatkan kualitas kinerja mereka
Q : Bagaimanakah sosialisasi yang akan dilakukan oleh DinasPerhubungan kepada masyarakat mengenai perbaikan pelayanandi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Sosialisasi kepada masyarakat biasanya dengan sosialisasi langsungdan juga sosialisasi tidak langsung yakni melalui media sosial berupawebsite dan facebook Dinas Perhubungan.
Q : Apakah ada kenaikan pendapatan retribusi daerah denganadanya perbaikan pelayanan yang dilakukan oleh DinasPerhubungan terhadap Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Saya rasa tidak berpengaruh.
Q : Siapakah yang menjadi wajib retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Sesuai dengan Perda yang kita (Kabupaten Lebak) miliki untukwajib retribusi itu adalah supir angkutan umum dan untuk objekretribusinya adalah Terminal dalam hal ini Terminal Kalijaga.
Q : Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam menjaring wajib retribusi yang baru ?
A : Memang di tahun 2018 ada penambahan jumlah angkot yang masukke dalam Terminal Kalijaga tentu kami (DISHUB) harusmemperbaharui data (Daftar Trayek Angkutan Kota TerminalKalijaga) yang lalu tetapi saat ini masih dalam proses untuk tahap itu..dilapangan sudah diterapkan (penarikan retribusi) kita gunakan daftarabsensi kendaraan yang masuk karena hanya baru itu yang kami(DISHUB) update.
Q : Bagaimanakah prosedur dalam menentukan wajib retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang baru ?
A : Ini bukan kapasitas saya dalam menjawab pertanyaan tersebut. Yangsaya ketahui adalah Dinas Perhubungan hanya bisa menambahkanjumlah wajib retribusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Itupun kamiberkoordinasi dengan Bapenda Kabupaten Lebak. Sedangkan, untukmenjaring retribusi baru itu sepenuhnya adalah kewenangan Bupati.
Q : Siapakah yang berwenang dalam penentuan tarif retribusiterminal di Kabupaten Lebak ?
A : Itu sepenuhnya kewenangan Bupati.
Q : Apakah yang menjadi indikator dalam penentuan tarif retribusiterminal di Kabupaten Lebak ?
A : Bukan kapasitas saya menjawab pertanyaan ini.
Q : Mengapa tidak ada peningkatan tarif retribusi terminal daritahun ke tahun ?
A : Tahun 2018 kita memang mengajukan perubahan tarif retribusi tetapidalam merubah itu semua suatu hal tidak mudah karena ini berkaitandengan perubahan regulasi. dan itu sepenuhnya wewenang Bupatiyang nantinya keputusan baru tersebut akan dibahas di dalam rapatDPRD.
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi Dinas Perhubungan,Inspektorat Daerah, Bapenda dalam mengevaluasi tarif retribusiterminal ?
A : Sebenarnya usulan untuk mengevaluasi tarif retribusi itu bisa adajika memang realisasi target tidak tercapai. Sama halnya seperti tahun2017 ketika DISHUB tidak mencapai target Inspektorat mengaudit
kami secara langsung di terminal. Dari hasil tersebut Inspektorat dapatmengusulkan untuk mengevalusi tarif retribusi.
Q : Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Untuk permasalahan mengaudit hasil retribusi itu kewenangan dariinspektorat.
Q : Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Inspektorat nantinya akan datang langsung ke Terminal Kalijagauntuk memantau secara langsung pelaksanaan pemungutanretribusinya. Dan itu biasanya menghabiskan waktu sekitar tiga (3)hari paling lama satu minggu.
Q : Apakah bentuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam pencegahan kebocoran penerimaan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Kita (DISHUB) tidak pernah melibatkan pihak lain untukmelakukan penarikan retribusi, jika pun ada itu bukan berasal daripungutan resmi retribusi terminal.
Q : Apakah ada bentuk penghargaan dari Dinas Perhubungankepada masyarakat (supir angkutan umum) yang taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakm ?
A : Tidak ada.
Q : Apakah bentuk sanksi dari Dinas Perhubungan kepadamasyarakat (supir angkutan umum) yang tidak taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Mungkin hanya teguran dan jika diulangi mungkin akan ditahanSIM nya.
Q : Apakah cara yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalammeningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalampemungutan pendapatan ?
A : Dengan cara memberikan pesan moral kepada petugas pada saatAPEL pagi .
Q : Mengapa petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga masihterlihat kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya ?
A : Mungkin pada saat itu mereka terhalang oleh keperluan masing-masing yang tidak bisa di tinggal.
Q : Dimanakah kegiatan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilaksanakan ?
A : Di dalam terminal.
Q : Siapa sajakah yang terkait dengan pencatatan penerimaanretribusi terminal ?
A : Untuk itu tanyakan langsung saja ke Ibu Emi karena beliau jauhlebih paham.
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi antara Dinas Perhubungandengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) KabupatenLebak dalam pencatatan penerimaan retribusi terminal ?
A : Setiap tiga (3) bulan sekali pasti seluruh SKPD menyerahkan hasillaporan realisasi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah ituakan diserahkan kepada Bapenda dalam rapat rekonsiliasi realisasipenerimaan. Apabila target tercapai 100% maka akan diajukan untukmenaikan target di tahun selanjutnya. Namun, jika tidak tercapai100% makan akan tetap menggunakan target yang sama untuk tahunselanjutnya.
Q : Bagaimanakah tata cara administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Untuk saat ini DISHUB masih menggunakan sistem catat manualsaja.
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalamadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Sepertinya belum ada hambatan.
Q : Apakah ada inovasi terbaru yang akan dilakukan oleh DinasPerhubungan terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak guna memudahkanmasyarakat (supir angkutan umum)?
A : Belum ada inovasi untuk lima (5) tahun kedepan. Tetapi, tidakmenutup kemungkinan kedpannya sudah beralih dengan pembayaranseperti E-Toll .
Q : Apakah ada harapan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak) ?
A : Harapannya agar kedepannya para supir angkutan umum jauh lebihmenyadari untuk membayar retribusi dan juga adanya perhatian lebihdari Pemkab Lebak untuk pemberian dana pemeliharaan terminal.
Hasil Wawancara dengan Kepala Seksi Terminal yDinas PerhubunganKabupaten Lebak
Nama : Asep Topik Hidayat, S.Ip
Jabatan : Kepala Seksi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Usia : 51 Tahun
Pukul : Pukul 14.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruang Kepala Seksi Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Apakah visi dan misi dibentuknya Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Belum ada untuk visi dan misi Terminal Kalijaga, yang ada hanyavisi dan misi Dinas Perhubungan.
Q : Sudah berapa lamakah Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakberoperasi dalam melayani masyarakat ?
A : Bapak kurang tahu secara spesifiknya tapi memang sepengetahuanbapak Terminal Kalijaga adalah terminal pertama yang ada diRangkasbitung.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat dengan keberadaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Selama ini masyarakat merasa terbantu dengan adanya TerminalKalijaga neng.
Q : Bagaimanakah standar pelayanan Dinas Perhubungan dalammelayani masyarakat di Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Untuk standar pelayanan per terminal tidak ada neng adanya untukstandar penarikan retribusi yang diberlakukan untuk seluruh terminalaja.
Q : Apakah bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakdikategorikan layak sebagai Terminal Tipe C ?
A : Sejauh ini layak neng.
Q : Bagaimanakah penilaian kelayakan bangunan TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh KabupatenLebak ?
A : Penilai itu biasanya ada dari tim independent yang ditunjuk olehBupati neng. Untuk penilaian kelayakan Terminal Kalijaga seingatbapak pernah dilakukan tahun 2015 akhir. Dan saat merekamelakukan penilaian bapak ikut turun langsung juga ke terminal. danmereka memang lebih menanyakan dokumen kelengkapan tanahTerminal Kalijaga, dan juga menilai tentang kelayakan kondisi saranadan prasarana disana.
Q : Apakah upaya yang telah dilakukan Dinas Perhubungan dalammemperbaiki kondisi kelayakan bangunan Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Tahun 2017 ada dana lumayan besar jadi dipakai untuk aspal jalan diarea terminal, ngecat-ngecat bangunan (Kantor UPT TerminalKalijaga dan area di dalam terminal), dan penambahan bak sampahaja supaya agak rapih.
Q : Apakah bentuk fasilitas yang terdapat di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak (seperti: loket untuk pembelian tiket,ruang tunggu penumpang, tempat peribadatan, rumah makan,dan lain-lain) ?
A : Di dalam terminal hanya ada mushola, wc umum, dan tempatsampah yang besar saja neng buat saat ini.
Q : Bagaimanakah standar operasional prosedur (SOP) DinasPerhubungan dalam hal penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Itu semua ada di dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan.
Q : Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubunganuntuk meningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Sejauh ini belum pernah ada petugas kami yang melakukanpelanggaran berat mungkin hanya telat karena memang kalau pagi adaapel pagi jam 8 pagi setelah itu ke terminal untuk menjalankan tugas.Dan kalau memang dia sering telat kita ada sanksi berupa teguran I,teguran II, teguran III, dan terakhir pemecatan kalau memangkesalahannya sangat fatal neng. Tetapi sejauh ini belum ada neng
Q : Bagaimanakah sosialisasi yang akan dilakukan oleh DinasPerhubungan kepada masyarakat mengenai perbaikan pelayanandi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Biasanya hanya melalui media sosial saja neng seperti di websitemaupun di facebook. Tapi untuk seandainya ada pengaspalan atauperbaikan bangunan itu ada plang nya neng di depan TerminalKalijaga.
Q : Apakah ada kenaikan pendapatan retribusi daerah denganadanya perbaikan pelayanan yang dilakukan oleh DinasPerhubungan terhadap Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Tidak ada neng.
Q : Siapakah yang menjadi wajib retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Supir angkutan umum neng.
Q : Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam menjaring wajib retribusi yang baru ?
A : Untuk jumlah angkot (wajib retribusi) yang masuk tahun 2017memang cuma 395 unit. tetapi tahun 2018 ini sudah bertambahkurang lebih ada 635 unit. Hanya belum selesai nadiya disusunnyakarena pak kadis (Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak)berkeinginan untuk disusun trayek per jalanan kalau dulu kan masihsecara general aja.
Q : Bagaimanakah prosedur dalam menentukan wajib retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang baru ?
A : Waduh, bapak kurang paham tentang permasalahan itu. MungkimBapenda lebih bisa menjawab.
Q : Siapakah yang berwenang dalam penentuan tarif retribusiterminal di Kabupaten Lebak ?
A : Sepengetahuan bapak untuk persoalan tersebut Bupati yangmempunyai wewenang.
Q : Apakah yang menjadi indikator dalam penentuan tarif retribusiterminal di Kabupaten Lebak ?
A : Mohon maaf neng bapak kurang tahu jawabannya apa.
Q : Mengapa tidak ada peningkatan tarif retribusi terminal daritahun ke tahun ?
A : Kalau ditanya kenapa tarifnya tidak pernah naik lagi alasannya bapakkurang tahu. Tapi, yang bapak tau jika tarif di Terminal Kalijaga kitakenakan dua ribu rupiah (Rp. 2.000,00) itu sudah berlangsung 8tahun.. tapi sepengetahuan bapak kita (Dinas Perhubungan KabupatenLebak) sedang ajukan untuk perubahan tarif yang semula dua ribuperhari jadi seribu tapi setiap kali angkutan itu masuk ini sesuaidengan yang diajukan oleh Inspektorat saat mereka mengaudit tahunkemarin (2017). Tapi sampai sekarang belum ada keputusannya.
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi Dinas Perhubungan,Inspektorat Daerah, Bapenda dalam mengevaluasi tarif retribusiterminal ?
A : Inspektorat itu bagian pemeriksaan neng, Jadi saat pelaporan hasilcapaian target yang kita serahkan kepada Bapenda semuanya dilihatperkembangannya. Jika ternyata tidak tercapai maka Inspektorat akanmengaudit secara langsung di lapangan saat pelaksanaan retribusi.Namun, jika hasil capaian target tercapai maka Inspektorat hanyamemeriksa di kantor saja.
Q : Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Inspektorat neng.
Q : Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Kalau mekanisme secara detailnya bapak kurang paham. Tapi, yangbapak ketahui adalah jika Inspektorat akan turun kelapangan untukmengawasi pelaksanaan pemungutan retribusi mereka akanmenyerahkan surat penugasan dari Bupati terlebih dahulu kepadaDISHUB. Setelah itu mereka akan mengawasi di Terminal kuranglebih tiga (3) sampai tujuh (7) hari.
Q : Apakah bentuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam pencegahan kebocoran penerimaan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Setiap hari sebelum bekerja pasti kita ada APEL pagi sekaliguspemberian pengarahan agar tetap menjalankan tugas dengan penuhtanggungjawab dan kejujuran.
Q : Apakah ada bentuk penghargaan dari Dinas Perhubungankepada masyarakat (supir angkutan umum) yang taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakm ?
A : Belum ada neng.
Q : Apakah bentuk sanksi dari Dinas Perhubungan kepadamasyarakat (supir angkutan umum) yang tidak taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Teguran dan jika diulangi sampai 3 kali akan ditahan SIMnyasampai dia bayar retribusi yang tertunggak.
Q : Apakah cara yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalammeningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalampemungutan pendapatan ?
A : Melakukan APEL pagi sekaligus pemberian motivasi dan pesanmoral dalam menjalankan tugas.
Q : Mengapa petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga masihterlihat kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya ?
A : Mungkin pada saat itu ada kondisi yang memaksa merekameninggalkan tugas untuk sementara.
Q : Dimanakah kegiatan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilaksanakan ?
A : Di dalam terminalnya neng tepatnya di pintu keluar terminal.
Q : Siapa sajakah yang terkait dengan pencatatan penerimaanretribusi terminal ?
A : Waduh itu sepertinya bukan ranah bapak neng. Itu ranahnya IbuEmi bendahara.
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi antara Dinas Perhubungandengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) KabupatenLebak dalam pencatatan penerimaan retribusi terminal ?
A : Jadi, setiap target yang telah ditetapkan dipantau perkembangannyasetiap triwulan atau tiga (3) bulan sekali dalam satu (1) tahun.Kegiatan pemantauan tersebut namanya rekonsiliasi penerimaan neng.Dan itu dilakukan oleh DISHUB dengan Bapenda yang salingberkoordinasi. Nah, dari hasil rekonsiliasi tersebut bisa memberikankeputuasn juga untuk kedepannya apakah target retribusi tahun depanakan tetap jumlahnya atau akan dinaikan jumlahnya.
Q : Bagaimanakah tata cara administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Masih menggunakan sistem manual neng.
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalamadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Kalau dikantor belum ada hambatan. Akan tetapi, kalau di lapanganbapak kurang paham neng karena biasanya kondisi di lapangan jauhlebih banyak hambatannya
Q : Apakah ada inovasi terbaru yang akan dilakukan oleh DinasPerhubungan terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak guna memudahkanmasyarakat (supir angkutan umum)?
A : Mungkin untuk saat ini atau lima (5) tahun kedepannya belum ada.
Q : Apakah ada harapan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak) ?
A : Harapannya semoga pemerintah pusat lebih peduli dengan kondisiterminal, dan juga mungkin ada pembaharuan regulasi untuk sistembayar elektronik aja seperti E-Tol itu neng. Supaya lebih memudahkandan terhindar dari kebocoran.
Hasil Wawancara dengan Bendahara Penerima PAD Dinas PerhubunganKabupaten Lebak
Nama : Suhaemi
Jabatan : Bendahara Penerima PAD Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Usia : 54 Tahun
Pukul : Pukul 10.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruang Sekretariat Bendahara Dinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Apakah bentuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam pencegahan kebocoran penerimaan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Jadi untuk retribusi terminal neng, kita setiap hari dicatat di bukuakuntansi (pencatatan manual) berupa pemasukan dalma seharitercapai atau tidak targetnya. Setelah itu, keesokan harinya akan disetor ke bank oleh petugas di terminal karena kita tidak beranimenyimpan (uang retribusi) terlalu disini.
Q : Bagaimanakah bentuk sistem akuntansi pencatatan penerimaanretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Neng yang pertama, itu anak-anak (para petugas pemungut retribusi)mengambil bonggol karcis dahulu disini, biasa satu (1) bonggol untukdua (2) hari kemudian sudah habis. Setelah itu setiap hari merekasetorkan ke bank uangnya nanti bukti pembayarannya diberikan ke ibuuntuk di catat di buku ini. Begitu saja neng.
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh pihak Dinas Perhubungandalam sistem akuntansi pencatatan penerimaan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Kendala tidak ada neng. Hanya saja mungkin kondisinya agakmerepotkan ketika sudah harus dibuatkan laporan ibu harusmemeriksa kembali hasil yang tertera dalam buku akuntansi denganlaporan capaian target retribusi sesuai atau tidak dan itupun harusdisertakan bukti setoran dari bank.
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi antara Dinas Perhubungandengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) KabupatenLebak dalam pencatatan penerimaan retribusi terminal ?
A : Jika ke Bapenda neng itu laporannya per triwulan (3 bulan) untukmelihat inin progress target yang sudah ditetapkan sebelumnya.Contohnya : 3 bulan pertama tercapai hanya 10%, lalu nanti 3 bulanberikutnya 30%, 3 bulan berikutnya lagi meningkat jadi 34%, terusselanjutnya 26%. Jika ditotal menjadi 100%. Artinya, capaiantargetnya tercapai. Jika tidak tercapai nanti akan diselidikipenyebabnya apa dan untuk target tahun berikutnya tetap pakai targetyang tahun lalu.
Q : Bagaimanakah tata cara administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Neng yang pertama, itu anak-anak (para petugas pemungut retribusi)mengambil bonggol karcis dahulu disini, biasa satu (1) bonggol untukdua (2) hari kemudian sudah habis. Setelah itu setiap hari merekasetorkan ke bank uangnya nanti bukti pembayarannya diberikan ke ibuuntuk di catat di buku ini. Begitu saja neng.
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh pihak Dinas Perhubungandalam administrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Mungkin terkadang saat persediaan karcis habis kita harusmenunggu karcisnya dari pemerintah pusat jadi agak berantakanpencatatan di lapangannya neng.
Q : Apakah ada harapan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Supaya agar kedepannya ada pembaharuanlah neng. Seperti janganmencatat dengan buku terus, mungkin ada sistemnya tersendiri yangkhusus untuk pencatatan penerimaan retribusi.
Hasil Wawancara dengan Kepala Penanggungjawab Terminal KalijagaDinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Nama : Aang Subhan
Jabatan : Kepala Penanggungjawab Terminal Kalijaga Dinas PerhubunganKabupaten Lebak
Usia : 45 Tahun
Pukul : Pukul 14.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruang Kantor UPT Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Apakah visi dan misi dibentuknya Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Visi dan misi terminal tidak ada neng. Adanya hanya untukDISHUB.
Q : Sudah berapa lamakah Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakberoperasi dalam melayani masyarakat ?
A : Udah lama sekali ya neng. 20 tahun lebih mungkin ada. Karena daribapak kecil ini terminal sudah beroperasi. Dulu terminal paling besarini neng sebelum adanya Terminal Mandala.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat dengan keberadaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Sejauh ini masyarakat merasa terbantu. Hanya saja terkadangmengeluh ketika kemacetan terjadi di depan terminal. karena banyakangkot yang berhenti menunggu penumpang.
Q : Apakah bangunan Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebakdikategorikan layak sebagai Terminal Tipe C ?
A : Layak.
Q : Bagaimanakah penilaian kelayakan bangunan TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh KabupatenLebak ?
A : Layak atau tidak memang untuk bangunan kantor bisa dikategorikantidak layak neng. Bisa dilihat sendiri langit-langitnya bolong, mejadan kursi juga seadanya saja dan memang kita semua lebih senangbekerja di lapangan. Selain tuntutan juga lebih nyaman nengdibandingkan di dalam kantor (kantor UPT). Tetapi semuanyatergantung dananya. Tahun 2017 ada dana agak besar kita pakai untukpengaspalan jalan di Terminal Kalijaga tetapi belum bisa memperbaikisecara utuh (bangunan kantor UPT, penambahan fasilitas lainnya).DISHUB sudah mengajukan tahun ini (2018) dan untuk tahun depan(2019) hanya saja belum ada keputusannya ya kita berharap disetujui.
Q : Apakah upaya yang telah dilakukan Dinas Perhubungan dalammemperbaiki kondisi kelayakan bangunan Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Sejauh ini hanya perbaikan berskala kecil saja neng sepertipengecatan dan pengaspalan jalan di dalam terminal saja neng.
Q : Apakah bentuk fasilitas yang terdapat di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak (seperti: loket untuk pembelian tiket,ruang tunggu penumpang, tempat peribadatan, rumah makan,dan lain-lain) ?
A : Tersedia toilet umum dan mushola saja neng.
Q : Bagaimanakah standar operasional prosedur (SOP) DinasPerhubungan dalam hal penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Biasanya setelah APEL pagi petugas pemungut mengambil karcis diIbu Emi, setelah itu mereka langsung ke terminal biasanya sih jam 10sampai jam 3 sore. Kemudian, mereka menghitung hasil retribusi danlangsung disetorkan ke bank. Tetapi kalau sabtu dan minggu itudigabungkan di setoran berikutnya yakni senin kedepannya. Ataulebih jelasnya neng nanti ada di dalam standar operasional prosedur(SOP) Pelaksanaan Tertib Pemberangkatan Kendaraan.
Q : Adakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalammelakukan pelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak kepada para supir angkutan umum ?
A : Mungkin kendalanya supir yang terkadang masih kurang patuh untukbayar retribusi, cuaca juga berpengaruh karena jika hujan jadi semakinsulit mengontrol siapa saja yang sudah membayar retribusi, dan jugatidak ada posko yang cukup layak sebagai tempat para petugasmenjalankan tugasnya.
Q : Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubunganuntuk meningkatkan kualitas pelayanan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Saling mengingatkan saja neng satu sama lain sesama petugas jikamelakukan kesalahan seperti salah mencoret mobil angkot yang sudahbayar di lembar daftar trayek. Sedangkan dari atasan biasanya hanyamemberikan pesan moral dan motivasi dalam kegiatan APEL pagineng.
Q : Bagaimanakah sosialisasi yang akan dilakukan oleh DinasPerhubungan kepada masyarakat mengenai perbaikan pelayanandi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Sosialisasinya biasa lewat media sosial (website dan facebook) danjika memungkinkan kita membuat plang pemberitahuan agarmasyarakat bisa mengetahui seandainya sedang ada perbaikan didalam terminal.
Q : Apakah ada kenaikan pendapatan retribusi daerah denganadanya perbaikan pelayanan yang dilakukan oleh DinasPerhubungan terhadap Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Tidak ada pengaruhnya neng.
Q : Mengapa tidak ada peningkatan tarif retribusi terminal daritahun ke tahun ?
A : Tarif disini (Terminal Kalijaga) dikenakan sebesar dua ribu rupiah(Rp. 2.000,00) neng ini kurang lebih dari tahun 2010. Karena mungkinhanya angkot saja yang masuk ke dalam Terminal Kalijaga.
Q : Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Itu Inspektorat neng.
Q : Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Secara alurnya bapak kurang mengetahui secara pasti. Tetapi,Biasanya neng ketika Inspektorat melakukan audit dilapangan merekabisa seharian neng dari pagi sampai sore. Dan itu dilakukan selamatiga (3) hari berturut-turut bahkan kalau diperlukan bisa stau mingguneng.
Q : Apakah bentuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam pencegahan kebocoran penerimaan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Kita mencoret plat nomor angkot di lembar Daftar AbsensiAngkutan sebagai bukti bahwa telah membayar retribusi. Sekaligusdiberikan potongan karcis bukti pembayaran retribusi terminal.
Q : Bagaimanakah bentuk sistem akuntansi pencatatan penerimaanretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Maaf neng itu bapak tidak bisa menjawab karena sepertinya itu IbuEmi yang paham.
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh pihak Dinas Perhubungandalam sistem akuntansi pencatatan penerimaan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Kendalanya palingan pada saat penyetoran ke bank aja neng padasaat hari libur panjang. Terkadang suka bingung ketika Ibu Emimenanyakan uini pendapatan hari apa sedangkan penyetorannyalangsung digabungkan sehingga harus diperiksa lagi agar tidakmembuat kesalahan dalam pencatatan di buku akuntansinya Ibu Emi.
Q : Apakah ada bentuk penghargaan dari Dinas Perhubungankepada masyarakat (supir angkutan umum) yang taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Tidak ada neng.
Q : Apakah ada bentuk sanksi dari Dinas Perhubungan kepadamasyarakat (supir angkutan umum) yang tidak taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Mungkin hanya teguran saja neng, tapi jika sampai hal tersebutdilakukan 3 kali berturut-turut maka SIM nya akan ditahan. Dan akandikembalikan sampai supir tersebut membayarkan kewajibannya.
Q : Apakah cara yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalammeningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalampemungutan pendapatan ?
A : Setiap hari sebelum bekerja pasti kami semua selalu melakukanbriefing atau APEL pagi pada saat itu pula kami semua diberikanpengarahan untuk melaksanakan pekerjaan dengan penuhtanggungjawab dan kejujuran.
Q : Mengapa petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga masihterlihat kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya ?
A : Terkadang ada hal yang memang mengharuskan kami harusmeninggalkan pekerjaan untuk sementara tetapi jika memungkinkanuntuk melanjutkan pekerjaan tersebut. Tentu saja kami akan kembalike terminal untuk menjalankan tugas.
Q : Dimanakah kegiatan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilaksanakan ?
A : Di pintu keluar terminal neng.
Q : Bagaimanakah tata cara administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Jadi neng setiap kali ada angkot yang membayarkan retribusinya,maka dua digit belakang dari nomor plat nya yang tertera di dalamDaftar Absensi Kendaraan Masuk Terminal Kalijaga akan dicoret.Dan akan diberikan karcis sebagai tanda bukti bahwa angkot tersebuttelah membayar retribusi .
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalamadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Kendalanya terkadang supir masih tidak patuh untuk membayarretribusi, cuaca yang buruk seperti hujan lebat yang mengakibattkansulitnya mengontrol kendaraan dalam pembayaran retribusi, tidakadanya posko dalam menunjang kinerja petugas dalam pemungutanretribusi, dan hari libur panjang yang mengakibatkan terhambatnyapenyetoran dana ke bank.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap administrasipemungutan retribusi Terminal Kalijaga?
A : Masyarakat belum pernah ada yang mengkritik neng.
Q : Apakah ada harapan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Harapannya yang paling utama neng supaya ada posko atau minimaltenda untuk membantu menunjang kinerja petugas dalam pemungutanretribusi terminal.
Hasil Wawancara dengan Petugas Pemungut Retribusi I Terminal KalijagaDinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Nama : Rizki Fahmi
Jabatan : Petugas Pemungut Retribusi Terminal Kalijaga Dinas PerhubunganKabupaten Lebak
Usia : 21 Tahun
Pukul : Pukul 14.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Bagaimanakah Standar Operasional Prosedur (SOP) DinasPerhubungan dalam hal penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Kurang paham saya neng kalau hal itu. Tapi sehari-hari itu sebelummelaksanakan pekerjaan pasti kita selalu ada APEL pagi, setelah itumenyiapkan bonggol karcis dan Daftar Absensi Kendaraan yangmasuk ke dalam Terminal Kalijaga, Setelah siap semuanya barulahkita semua ke terminal untuk menjalankan tugas.
Q : Adakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalammelakukan pelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh staff Dinas Perhubungan ?
A : Kendala mungkin ada supir yang tidak patuh (tidak bayar retribusi).Tetapi ada catatannya jika satu (1) samapi dua (2) kali tidak bayarhanya akan ditegur jika sudah seminggu berturut-turut akan kita tarikSIMnya. Dan juga karena hujan jadi banjir sedikit saja karena jadiagak sulit penarikannya karena tidak ada tempatnya (posko penarikanretribusi terminal).
Q : Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Inspektorat saja neng.
Q : Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Ini sepengamatan saya saat mereka melakukan audit di lapangan sajaneng. Inspektorat biasanya mengawasi pelaksanaan pemungutanretribusi secara langsung kurang lebih selama tiga (3) hari.
Q : Apakah bentuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam pencegahan kebocoran penerimaan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Semuanya (dana retribusi terminal) langsung disetorkan ke bankbanten per hari. Jika jumat, sabtu, minggu biasanya di rapel(digabungkan) untuk disetorkan pada hari senin. Nanti buktisetorannya kita serahkan ke kantor supaya menjadi laporan.
Q : Mengapa petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga masihterlihat kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya ?
A : Kalau pagi memang angkot masih sepi neng dan jarang langsungmembayarkan retribusinya. Jadi terkadang ada beberapa petugas yangmampir untuk membeli kopi atau sarapan sekaligus melaksanakantugasnya.
Q : Bagaimanakah tata cara administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Ini hanya dilingkari saja atau dicoret jika sudah bayar. Semuanyadepannya sama 19 yang berbeda belakangnya saja (PlatKendaraannya).
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalamadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Kendalanya sama saja seperrti yang sebelumnya saya sebutkan.Supir kurang patuh, cuaca, dan minimnya fasilitas pendukung kinerjaseperti posko atau tenda penarikan retribusi.
Q : Apakah ada harapan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Harapannya supaya ada posko atau minimal tenda supayamemudahkan kita dalam menjalankan tugas.
Hasil Wawancara dengan Petugas Pemungut Retribusi Terminal KalijagaDinas Perhubungan Kabupaten Lebak
Nama : Paisal
Jabatan : Petugas Pemungut Retribusi Terminal Kalijaga Dinas PerhubunganKabupaten Lebak
Usia : 24 Tahun
Pukul : Pukul 14.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Bagaimanakah Standar Operasional Prosedur (SOP) DinasPerhubungan dalam hal penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Saya tidak bisa jawab neng maaf. Tetapi rutinitas kami sebelumbekerja pasti akan ada APEL pagi dan barulah kami menyiapkankarcis serta Daftar Absensi Kendaraan Masuk. Setelah itu barulahkami menuju ke terminal.
Q : Adakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalammelakukan pelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak yang dilakukan oleh staff Dinas Perhubungan ?
A : Tidak ada neng. Terkadang supir tidak patuh (tidak bayar retribusi)akhirnya harus mengejar-ngejar di pinggir jalan agar target perharikita tercapai.
Q : Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Inspektorat neng.
Q : Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Biasanya Inspektorat tidak pernah turun ke lapangan secara langsungterakhir saat 2017 atau 2016 lupa saya. Tapi jika sudah di sini(Terminal Kalijaga) mereka bisa seharian mulai dari pagi sampai sore.
Q : Apakah bentuk upaya yang dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam pencegahan kebocoran penerimaan pendapatan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Dengan cara penyetoran langsung ke bank hasil pungutan retribusiper harinya. Kecuali hari jumat, sabtu dan minggu. Itu akandimasukan kedalam penghasilan retribusi di hari senin berikutnya.Dan harus menyerahkan bukti penyetoran tersebut kepada Ibu Emi.
Q : Mengapa petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga masihterlihat kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya ?
A : Wah, kalau seperti itu kurang mengetahui alasannya. mungkinkepentingan masing-masing ya neng. Untuk saya pribadi tidak akanmeninggalkan pekerjaan jika memang ada urusan yang sangat amatpenting.
Q : Bagaimanakah tata cara administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Mereka (para supir angkutan umum) membayar lalu kita berikankarcisnya, setelah itu kita sesuaikan dengan platnya kemudian dicoretdi lembar daftar absensi agar ketahuan mana yang sudah bayar danmana yang belum.
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh Dinas Perhubungan dalamadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Kendalanya hampir tidak ada sebenarnya.
Q : Apakah ada harapan dari Dinas Perhubungan KabupatenLebak terkait dengan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Harapan kedepan semoga kedepannya sudah tersedia posko atautenda agar menunjang pekerjaan kami.
Hasil Wawancara dengan Supir Angkutan Umum Trayek Terminal Kalijaga02 (Rute Terpendek)
Nama : Bapak Indra
Jabatan : Supir Angkutan Umum Trayek Nomor 02
Usia : 22 Tahun
Pukul : Pukul 13.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Jl. H. Juanda Jendral, Rangkasbitung
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat dengan keberadaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Bagus neng.
Q : Apakah masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang telahdiberikan oleh staff Dinas Perhubungan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Dikatakan puas sekali tidak juga neng. Karena terkadang mereka adadi terminal itu siang. Pada saat mau bayar jika pagi itu agak susah,sedangkan kalau siang terkadang saat mereka tagih saya lagi kejarsetoran neng. Sehingga malas untuk masuk ke dalam terminal.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat mengenai fasilitas yangtelah disediakan oleh Dinas Perhubungan di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Agak kurang bersih neng.
Q : Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan umum terhadappelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak yang dilakukan oleh staff Dinas Perhubungan ?
A : Biasanya di tagih jam 11 karena kalau pagi masih sepi danpetugasnya kan belum ada juga. Jam 10 mereka ada disana (TerminalKalijaga) biasanya.
Q : Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan mengenaipembaharuan wajib retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Setuju saja neng.
Q : Apakah masyarakat selama ini pernah melihat adanya kegiatanpemungutan retribusi terminal yang dilakukan oleh petugasDinas Perhubungan Kabupaten Lebak ?
A : Iya neng.
Q : Apakah ada bentuk penghargaan dari Dinas Perhubungankepada masyarakat (supir angkutan umum) yang taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Tidak ada.
Q : Apakah ada bentuk sanksi dari Dinas Perhubungan kepadamasyarakat (supir angkutan umum) yang tidak taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Itu ada neng, jika tidak bayar ditarik SIMnya oleh petugas. Sampaiharus bayar tunggakannya.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat (para supir angkutanumum) terhadap petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak yang terkadang tidak memberikan tanda buktipembayaran retribusi ?
A : Kurang setuju neng.
Q : Dimanakah kegiatan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilaksanakan ?
A : Di pintu keluar terminal.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap administrasipemungutan retribusi Terminal Kalijaga ?
A : Kurang tepat waktu dan terkadang tidak memberikan karcis sajaneng.
Q : Apakah ada harapan dari masyarakat terkait denganadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Harapannya tarif retribusinya jangan dinaikan dan petugasnya ada dipagi hari supaya saya bisa membayar retribusinya lebih awal.
Hasil Wawancara dengan Supir Angkutan Umum Trayek Terminal Kalijaga06 (Rute Sedang)
Nama : Bapak Yono
Jabatan : Supir Angkutan Umum Trayek Nomor 06
Usia : 35 Tahun
Pukul : Pukul 12.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Jl. Ahmad Yani, Rangkasbitung
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat dengan keberadaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Membantu masyarakat neng.
Q : Apakah masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang telahdiberikan oleh staff Dinas Perhubungan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Puas neng. Hanya saja mereka itu terkadang lupa memberikan karcissehingga menagih dua (2) kali ke kami. Padahal saya sudah bayarsebelumnya tapi kan tidak ada buktinya ya. Masalahnya itu saja nengitupun tidak terlalu sering.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat mengenai fasilitas yangtelah disediakan oleh Dinas Perhubungan di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Lumayan neng tapi kotor banget memang.
Q : Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan umum terhadappelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak yang dilakukan oleh staff Dinas Perhubungan ?
A : Sejauh ini bagus hanya saja jangan lupa untuk memberikan karcissetelah pembayaran retribusi.
Q : Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan mengenaipembaharuan wajib retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Tidak masalah neng.
Q : Apakah masyarakat selama ini pernah melihat adanya kegiatanpemungutan retribusi terminal yang dilakukan oleh petugasDinas Perhubungan Kabupaten Lebak ?
A : Iya neng.
Q : Apakah ada bentuk penghargaan dari Dinas Perhubungankepada masyarakat (supir angkutan umum) yang taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Tidak ada.
Q : Apakah ada bentuk sanksi dari Dinas Perhubungan kepadamasyarakat (supir angkutan umum) yang tidak taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Sepengalaman saya neng hanya ditegur saja.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat (para supir angkutanumum) terhadap petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak yang terkadang tidak memberikan tanda buktipembayaran retribusi ?
A : Agak membuat repot kami neng, karena hanya itu bukti jika kamisudah bayar retriibusi. Kalau tidak ada gimana pembuktiannya.
Q : Dimanakah kegiatan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilaksanakan ?
A : Di pintu keluar terminal neng.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap administrasipemungutan retribusi Terminal Kalijaga ?
A : Tidak selalu diberikan neng kalau karcis jika ada diberikan jika tidakada tidak diberikan. Seandainya ditagih lagi cukup bilang tadi pagisudah di bayar mungkin mereka (DISHUB) lupa mencatat.
Q : Apakah ada harapan dari masyarakat terkait denganadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Supaya petugas memberikan karcis atau setidaknya mereka jangansampai lupa mencatat saat kami membayar retribusi.
Hasil Wawancara dengan Supir Angkutan Umum Trayek Terminal Kalijaga04 (Rute Terpanjang)
Nama : Bapak Udin
Jabatan : Supir Angkutan Umum Trayek Nomor 04
Usia : 25 Tahun
Pukul : Pukul 14.00 WIB s/d Selesai
Lokasi : Jl. Otto Iskandar Dinata, Rangkasbitung
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat dengan keberadaanTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Sangat membantu masyarakat neng.
Q : Apakah masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang telahdiberikan oleh staff Dinas Perhubungan di Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Sejauh ini puas neng.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat mengenai fasilitas yangtelah disediakan oleh Dinas Perhubungan di dalam TerminalKalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Kurang terawat neng.
Q : Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan umum terhadappelayanan penarikan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak yang dilakukan oleh staff Dinas Perhubungan ?
A : Jika hari biasa jam 11an biasanya pembayaran retribusi, kalau harilibur (Sabtu dan Minggu, Hari Raya) jam 1 sampai jam 3 mereka
(petugas DISHUB) kan juga sibuk mungkin. Ikuti sajalah aturannyamakanya bayar saja yang penting saya mah neng.
Q : Bagaimanakah tanggapan para supir angkutan mengenaipembaharuan wajib retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Tidak ada masalah neng.
Q : Apakah masyarakat selama ini pernah melihat adanya kegiatanpemungutan retribusi terminal yang dilakukan oleh petugasDinas Perhubungan Kabupaten Lebak ?
A : Iya jelas ada neng.
Q : Apakah ada bentuk penghargaan dari Dinas Perhubungankepada masyarakat (supir angkutan umum) yang taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Tidak ada sama sekali neng.
Q : Apakah ada bentuk sanksi dari Dinas Perhubungan kepadamasyarakat (supir angkutan umum) yang tidak taat membayarretribusi Terminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Selama ini saya pribadi belum pernah di tegur ya neng. Tapi pernahsaya lihat temen itu memang tidak bayar ditegur. Bahkan pernah adayang di tahan SIMnya.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat (para supir angkutanumum) terhadap petugas pemungut retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak yang terkadang tidak memberikan tanda buktipembayaran retribusi ?
A : Membuat kesal neng tapi yasudahlah tidak masalah selagi masih bisadiselesaikan baik-baik dengan cara diingatkan.
Q : Dimanakah kegiatan administrasi pemungutan retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak dilaksanakan ?
A : Di terminal neng.
Q : Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap administrasipemungutan retribusi Terminal Kalijaga ?
A : Terkadang tidak diberikan sih neng karena mungkin kebetulansedang habis karcisnya. Tapi terkadang yang membuat kesal sudahdibayar tetapi masih saja ditagih saat ditanya karcisnya dimana yasaya bilang belum dikaasih tadi pagi itu juga jarang neng kejadianbegitu.
Q : Apakah ada harapan dari masyarakat terkait denganadministrasi pemungutan retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Semoga petugasnya jangan lupa untuk memberikan karcis atau lupamencatat.
Hasil Wawancara dengan Pengawas Pemerintah Madya Inspektorat DaerahKabupaten Lebak
Nama : Endang Suherman, S.Sos
Jabatan : Pengawas Pemerintah Madya Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Usia : 59 Tahun
Pukul : Pukul 11.20 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruang Rapat Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi Dinas Perhubungan,Inspektorat Daerah, Bapenda dalam mengevaluasi tarif retribusiterminal ?
A : Dinas Perhubungan memberikan laporan hasil kinerja capaiantargetnya melalui Bapenda. Dari bapenda nanti akan dilihat capaiantersebut berhasil atau tidak. Jika tidak barulah Inspektorat akanmengaudit ke lapangan. Memantau pelaksanaan kinerja mereka, tetapisebelumnya harus menunggu surat perintah jalan dari Bupati terlebihdahulu.
Q : Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Di Lebak yang berwenang dalam mengaudit (penerimaanpendapatan retribusi) namanya APIP yang terdiri dari InspektoratDaerah, BPKP, KPK itupun jika memang ada penyalahgunaan dana.Nah kami (inspektorat daerah) bertanggungjawab langsung kepadaBupati.
Q : Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Audit itu dilakukan kepada seluruh SKPD satu (1) tahun sekali. Danbiasanya memang kami ga pernah mengaudit secara langsung kalauhasil dari laporan realisasi targetnya tercapai 100%. Jika ternyatahasilnya dibawah angka 100% Bupati akan mengirimkan suratpenugasan untuk Inspektorat agar mengirimkan auditor lapangan keSKPD yang bersangkutan. Sebagai catatan pihak kami ga akan turunke lapangan untuk mengaudit sebelum surat penugasan itu ada diInspektorat. Nah, setelah pelaksanaan audit selesai ya paling 3 sampe7 hari. Kami langsung menyerahkan hasil audit tersebut kepada Bupatisekaligus memberikan rekomendasi agar masalah tersebut tidak terjadilagi kedepannya.
Q : Apakah saat melakukan mengaudit pelaksaan retribusi diTerminal Kalijaga tahun 2017 petugas dari Inspektorat pernahmelihat adanya pihak lain yang ikut melakukan penarikan iuranselain penarikan retribusi terminal ?
A : Kalau ini saya tidak bisa menjawab karena yang bisa menjawabpertanyaan tersebut adalah auditor lapangan. Kebetulan tahun 2017kemarin, audit untuk Terminal Kalijaga dipimpin Pak Hasan.Mungkin beliau bisa menjawab karena langsung meninjau kondisi diTerminal Kalijaga
Q : Adakah kendala yang dihadapi oleh Inspektorat saat sedangmengaudit pelaksanaan retribusi di Terminal Kalijaga tahun2017 ?
A : Kurang tau saya kalau itu. Sepertinya tidak ada ya. Tetapi saat itusaya melihat ada rekomendasi untuk diturunkan tarifnya yang semuladua ribu rupiah (Rp. 2.000,00) menjadi seribu rupiah (Rp. 1.000,00)tapi per satu kali masuk ke dalam terminal. Tetapi hingga saat inibelum ada keputusan dari Bupati untuk menyetujui atau tidaknya atasusulan tersebut.
Q : Bagaimanakah cara untuk menghadapi kendala saat mengauditpelaksanaan retribusi di Terminal Kalijaga ?
A : Saya kurang mengetahui secara detailnya gimana. Karena memangsaya belum pernah ditugaskan meninjau langsung ke terminal.
Hasil Wawancara dengan Inspektur Pembantu III Inspektorat DaerahKabupaten Lebak
Nama : H. Hasanuddin.,B.A.E
Jabatan : Inspektur Pembantu III Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Usia : 58 Tahun
Pukul : Pukul 10.30 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruang Rapat Inspektorat Daerah Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi Dinas Perhubungan,Inspektorat Daerah, Bapenda dalam mengevaluasi tarif retribusiterminal ?
A : Bapenda sebagai pemantau hasil kinerja capaian target DinasPerhubungan. Sedangkan, Inspektorat sebagai pengaudit hasil kinerjacapaian target mereka jika ternyata capaian targetnya tidak terpenuhi.Kami pun harus menunggu surat perintah dari Bupati dalammelaksanakan pengauditan tersebut. Dan hasilnya nanti akan kamiserahkan kepada Bupati sekaligus memberikan rekomendasi untukpenyelesaian permasalahan tersebut berdasarkan alasan yang jelas.Seperti contoh : tarifnya di naikan atau justru diturunkan.
Q : Siapa sajakah pihak yang terkait dalam pelaksanaan auditpenerimaan pendapatan retribusi Terminal Kalijaga, KabupatenLebak ?
A : Inspektorat neng.
Q : Bagaimanakah mekanisme dalam pelaksanaan audit retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak ?
A : Mekanismenya itu yang pertama seluruh SKPD (DISHUB)memberikan laporan hasil capaian target ke Bapenda, kemudiandihimpun di BPKAD, jika ada temuan bermasalah entah itu tidaktercapai target retribusinya atau kinerjanya kurang bagus (jika tidakada masalah maka inspektorat hanya mengunjungi kantor DISHUBsaja), Bupati akan mengirimkan Surat Perintah ke kita (inspektorat)untuk mengaudit kenapa masalah tersebut bisa terjadi. Kalau sudahturun surat perintahnya baru kita (inspektorat) akan turun kelapangan mengecek semuanya khusus retribusi kita (inspektorat) cekpaling 3 hari tapi seharian itu. Setelah itu membuat laporan hasil auditkepada Bupati.
Q : Apakah saat melakukan mengaudit pelaksaan retribusi diTerminal Kalijaga tahun 2017 petugas dari Inspektorat pernahmelihat adanya pihak lain yang ikut melakukan penarikan iuranselain penarikan retribusi terminal ?
A : Kemarin 2017 saat kita (Inspektorat) turun ke lapangan (TerminalKalijaga) tidak ada itu pihak lain selain DISHUB meminta retribusi,jikapun ada itu hanya untuk parkir tepi jalan umum dan inipun resmikarena ada perjanjiannya (DISHUB dengan Pihak Ketiga) bukanretribusi terminal.
Q : Adakah kendala yang dihadapi oleh Inspektorat saat sedangmengaudit pelaksanaan retribusi di Terminal Kalijaga tahun2017 ?
A : Enggak ada sih palingan tegang aja petugasnya kalau ditanya-tanyasedikit.
Q : Bagaimanakah cara untuk menghadapi kendala saat mengauditpelaksanaan retribusi di Terminal Kalijaga ?
A : Palingan kita ajak ngopi dulu buat ya supaya lebih terbuka ajapetugasnya saat kita tanya.
Hasil Wawancara dengan Sekretaris Badan Pendapatan Daerah KabupatenLebak
Nama : Bambang Trisulistio, S.E., M.Si
Jabatan : Sekretaris Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak
Usia : 52 Tahun
Pukul : Pukul 10.15 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruangan Sekretariat Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Siapa sajakah yang terkait dengan pencatatan penerimaanretribusi terminal ?
A : Dinas Perhubungan sebagai pelaksana, dan Bapenda sebagaikoordinator pendapatan retribusi.
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi antara Dinas Perhubungandengan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) KabupatenLebak dalam pencatatan penerimaan retribusi terminal ?
A : Dalam peraturan Bupati No.56 Tahun 2016 tentang kedudukansusunan organisasi tugas dan fungsi pokok (tupoksi) serta tata kerjaBapenda dimana disebutkan bahwa Bapenda sebagai koordinatorpendapatan retribusi. Adapun pelaksanaannya mengundang SKPDpenghasil retribusi untuk menetapkan target APBD pemungutretribusi. Adapun caranya yaitu dengan mengundang SKPD penghasilretribusi untuk melaksanakan rekonsiliasi (penerimaan retribusi) yangdilaksanakan per 3 bulan.
Q : Adakah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dimiliki olehBadan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kabupaten Lebak dalammelaksanakan pencatatan penerimaan retribusi terminal ?
A : Tidak ada
Q : Apakah kendala yang dihadapi oleh Badan Pendapatan Daerah(BAPENDA) Kabupaten Lebak dalam melaksanakan pencatatanpenerimaan retribusi Terminal ?
A : Seringkali jika diundang dalam rangka rapat rekonsiliasi penerimaanretribusi yang menghadiri acara tersebut justru pihak yang tidak adakewenangan dalam pengambilan keputusan yakni staffnya saja.Sehingga, kami harus mengadakan rapat rekonsiliasi kembali untukmenyamakan persepsi.
Hasil Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan,Advokasi dan Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kabupaten Lebak
Nama : Deri Derawan, S.IP., M.Si
Jabatan : Kepala Sub Bidang Pendaftaran, Pendataan, Advokasi danDokumentasi Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) KabupatenLebak
Usia : 30 Tahun
Pukul : Pukul 09.20 WIB s/d Selesai
Lokasi : Ruangan Bidang Pendaftaran dan Pendataan Badan PendapatanDaerah Kabupaten Lebak
Q : Pertanyaan
A : Jawaban
Q : Siapakah yang menjadi wajib retribusi Terminal Kalijaga,Kabupaten Lebak ?
A : Wajib retribusinya adalah para supir angkutan yang trayeknya harusmasuk ke dalam Terminal Kalijaga.
Q : Adakah upaya yang akan dilakukan oleh Dinas Perhubungandalam menjaring wajib retribusi yang baru ?
A : Tahun 2018 untuk DISHUB memang ada penambahan wajibretribusinya sekitar 635 unit. Karena kita hanya mendata saja yangmana sebelumnya sudah DISHUB identifikasi secara langsung, karenasecara teknis pelaksanaan itu bukan wewenang kami.
Q : Bagaimanakah prosedur dalam menentukan wajib retribusiTerminal Kalijaga, Kabupaten Lebak yang baru ?
A : Jika berbicara tentang mekanisme menetapkan atau menjaring wajibretribusi baru itu bukanlah wewenang kami ataupun SKPD karena itusepenuhnya adalah wewenang Bupati yang nantinya akan di bahasdalam rapat dengan DPRD dan tidak melibatkan BAPENDA maupun
SKPD. BAPENDA ataupun SKPD hanya mendata potensi retribusi,merekap data, menetapkan target, dan menjalankan saja sesuai aturanyang ada. Perlu di garisbawahi kalau hanya untuk menambah jumlahdari wajib retribusi yang ada. SKPD dengan BAPENDA lah yangakan berkoordinasi yang nantinya akan di setujui oleh Bupati.
Q : Siapakah yang berwenang dalam penentuan tarif retribusiterminal di Kabupaten Lebak ?
A : Berbicara mengenai tarif retribusi kami kurang mengetahui banyakhal tentang itu. Karena memang hal tersebut bukanlah kewenangandari Bapenda. Yang mengetahui lebih pasti adalah Dinas Perhubunganselaku pelaksana teknis. Adapun kewenangan kami hanya sebagaikoordinator pendapatan retribusi.
Q : Apakah yang menjadi indikator dalam penentuan tarif retribusiterminal di Kabupaten Lebak ?
A : Bukan kapasitas saya dalam menjawab pertanyaan ini.
Q : Bagaimanakah bentuk koordinasi Dinas Perhubungan,Inspektorat Daerah, Bapenda dalam mengevaluasi tarif retribusiterminal ?
A : Bapenda saat ini hanya berkoordinasi dengan SKPD penghasilretribusi salah satunya adalah Dinas Perhubungan bukan denganInspektorat. Koordinasi yang dilakukan oleh Bapenda dengan DinasPerhubungan adalah hanya untuk menambah jumlah dari wajibretribusi yang sebelumnya memang sudah di tetapkan. Kemudian,menghadirkan Dinas Perhubungan sebagai penghasil retribusi terminaluntuk melaksanakan rekonsiliasi penerimaan retribusi. Rekonsiliasibertujuan untuk memantau perkembangan dari hasil capaian targetpenerimaan yang sebelumnya telah di sepakati oleh DinasPerhubungan. Sedangkan untuk evaluasi tarif kami tidak terlibatdalam proses tersebut.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nadiya Aisyah Puteri
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Mei 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara
Alamat Lengkap : Jalan Sahabat Baru No: 74C RT : 002 RW : 01, Kelurahan : Duri
Kepa, Kecamatan : Kebon Jeruk, Jakarta
Nomor Hand phone : 089664595586
Alamat E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. SDN TANJUNG DUREN UTARA 06 PAGI JAKARTA
BARAT 2001-2007
2. SMPN 191 DURI KEPA JAKARTA BARAT 2007-2010
3. SMAN 23 TOMANG JAKARTA BARAT 2010-2013