efektivitas organisasi pada kantor pelayanan …repository.fisip-untirta.ac.id/1163/1/skripsi_dwi...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS ORGANISASI PADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (KPPT)
KABUPATEN LEBAK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratUjian Sarjana Strata-1
Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh:
Dwi AkhmadNIM. 041059
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG 2011
PERNYATAAN ORSINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dwi Akhmad
NIM : 041059
Tempat Tanggal Lahir : Bengkulu, 24 November 1985
Progam Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Efektivitas Organisasi Pada
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak” adalah hasil
karya saya sendiri, dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti
mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.
Serang, Juli 2011
Materai Rp. 6.000
Dwi Akhmad
PROGAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : DWI AKHMADNIM : 041059Judul skripsi : EFEKTIVITAS ORGANISASI PADA KANTOR PELAYANAN
PERIJINAN TERPADU (KPPT) KABUPATEN LEBAK
Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 12 bulan Agustus tahun 2011 dan dinyatakan LULUS.
Serang, 15 Agustus 2011
Ketua Penguji :
Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si ………………………..NIP. 197602102005012003
Anggota :
Riny Handayani, S.Sos., M.Si ………………………..NIP. 197601062006042007
Anggota :
Anis Fuad, S.Sos ………………………..NIP. 1978092005011002
Mengetahui,
Dekan FISIP Ketua Prodi Ilmu Administrasi NegaraUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Prof. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.SiNIP. 196507042005011002 NIP. 197809182005011002
Hanya penderitaan hidup
yang dapat mengajarakan kepada manusia
akan arti kehidupan dan nilai kehidupan
(Wongso, 2007)
Musuh yang paling berbahaya diatas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.
(Andrew Jackson)
Try and try, never giving up and face all the things with smile, cause smile will give us The Power.
(My Self)
Kupersembahkan Untuk :
Papah dan Mamahku Tercinta
Kakak dan Adikku Tersayang
Kekasih Hatiku Tersayang
Yang Telah Dengan Tulus Ikhlas Memberikan
Do`a Dan Dukungan Demi Kebaikanku
ABSTRAK
Dwi Akhmad. Skripsi. Efektivitas Organisasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak. Nim. 041059. Progam Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2011.
Kata Kunci : Efektivitas Organisasi, KPPT Kabupaten Lebak
Pemberian pelayanan publik oleh unit-unit kerja pemerintah kepada masyarakat merupakan perwujudan fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat. Maka dari itu, salah satu bentuk penyediaan pelayanan publik yaitu dibentuknya Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak. Dimana Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai lembaga pemberi ijin yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lebak nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak nomor 3 Tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak. Fokus penelitian ini adalah Efektifitas Organisasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak, dimana pelayanan perijinan terpadu adalah segala bentuk kegiatan pelayanan perijinan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di lingkungan pemerintah Kabupaten Lebak dan lingkup BUMD dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Permasalahan yang diambil yaitu; kurangnya sarana dan prasana penunjang kegiatan operasional, belum tersebarnya informasi akan keberadaan KPPT Kabupaten Lebak disebagian lapisan masyarakat, kurangnya tenaga teknis dan pelaksana adminstrasi dibidang perijinan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui tingkat efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak. Teori dasar yang digunakan sebagai kerangka acuan dalam penelitian ini yaitu konsep efektivitas organisasi menurut Gibson et al. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, karena tujuan pokok dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dan mengetahui tingkat prosentase efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak dalam memberikan pelayanan perjinan secara terpadu kepada masyarakat. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai KPPT Kabupaten Lebak, dan teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh yaitu sebanyak 16 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner, melakukan observasi/ pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Untuk menganalisis data menggunakan uji Hipotesis t-test satu sampel. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas organisasi di KPPT Kabupaten Lebak sudah berjalan dengan efektif, dilihat dari hasil analisis dan perhitungan, serta kinerja KPPT dalam menjalankan kegiatan operasional dan memberikan pelayanan perijinan secara terpadu pada masyarakat, dan KPPT mampu menangani kendala-kendala yang ada baik internal maupun eksternal.
ABSTRACT
Dwi Akhmad. SKRIPSI. Organizational Effectiveness At the Office of an Integrated Licensing Service (KPPT) Lebak. Nim. 041059. Public Administration Studies Progam. Faculty of Social and Political Sciences. University Sultan Ageng Tirtayasa 2011.
Keywords: Organizational Effectiveness, KPPT Lebak
The provision of public services by government work units to the community is a manifestation of the state apparatus functions as a public servant. Therefore, one form of public service provision is the establishment of the office of an integrated licensing service Lebak. The office of an integrated licensing service as a licensing agency established by the Decree of the Regent of Lebak No. 26 of 2004 on the establishment of the Organization and Administration of the office of an integrated licensing service, which is then followed by regional regulation of Lebak District number 3 of 2005 on the Establishment of Organization and Work of office of an integrated licensing service. The focus of this study is the Organizational Effectiveness of the office of an integrated licensing service (KPPT) Lebak regency, where integrated licensing service is any service licensing activities carried out by government agencies government environment Lebak and scope of public enterprises in the form of goods or services, either in order fulfillment communities and in implementing the provision rules and regulations. Problems are taken, namely: lack of facilities supporting operational activities, not to spread information of the existence of Lebak KPPT about some segments of society, lack of technical personnel and administrative executive in the field of licensing. The purpose of this study was to describe and determine the level of organizational effectiveness at the office of an integrated licensing service (KPPT) Lebak. The basic theory is used as a frame of reference in this research that the concept of effectiveness organization according to Gibson et al. The method used in this research is descriptive quantitative method, because the main purpose of this research is to describe and find out the percentage of organizational effectiveness at the office of an integrated licensing service (KPPT) Lebak in providing integrated licensing services to the public. The study population was all employees KPPT Lebak, and the sampling technique using saturated sample as many as 16 people. Data collection techniques used is through the dissemination of questionnaires, observation, interviews and documentation study. To analyze the data using hypothesis testing one sample t-test. Based on the results of research showed that the effectiveness of the organization in KPPT Lebak regency is effective, judging from the results of the analysis and calculations, and performance KPPT in running operations and provide services in an integrated licensing on society, and KPPT able to handle the constraints that exist both internally and externally.
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW,
kepada keluarga, sahabat, serta kita senantiasa selalu istiqomah dan ikhlas untuk
menjadi umatnya. Dan atas berkat rahmat, karunia, dan ridho-Nya pula peneliti
dapat menyelesaikan penelitian ini.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dengan judul “Efektivitas Organisasi pada Kantor Pelayanan Perijinan
Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak”. Hasil skripsi ini tentunya tak lepas dari
bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril maupun
materil. Maka dengan penuh ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu sedikit
banyaknya dalam penyelesaian skripsi ini sebagai berikut:
1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc selaku Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Dr. Ahmad Sihabudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku PD I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Rahmi winangsih, M.Si selaku PD II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Rina Yulianti, S.Sos., M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Dr. H. Asnawi Syarbini, MPA selaku Pembimbing I skripsi yang
senantiasa memberikan saran kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang
telah dilakukan.
8. Anis Fuad, S.Sos selaku Pembimbing II skripsi yang senantiasa
memberikan saran kepada peneliti dalam setiap bimbingan yang telah
dilakukan.
9. Titi Stiawati, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik di
Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang selalu memberikan semangat dan
selalu memberikan petuah untuk terus berjuang meraih cita-cita di masa
depan.
10. Semua Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali peneliti
dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
11. H. Hari Setiono, S.Si., M.Si selaku kepala Kantor Pelayanan Perijinan
Terpadu Kabupaten Lebak yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada
peneliti untuk mencari data sesuai dengan yang peneliti butuhkan.
12. Rukim, S.E selaku kepala Seksi Progam dan Informasi KPPT Kabupaten
Lebak yang telah memberikan ijin dan bantuan kepada peneliti untuk
mendapatkan data sesuai dengan yang peneliti butuhkan.
13. Seluruh staf dan pegawai Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten
Lebak yang telah membantu kepada peneliti untuk mencari data sesuai
dengan yang peneliti butuhkan.
14. Papah dan Mamah tercinta yang senantiasa memberikan doa dan motivasi
yang begitu berharga, dan dengan tulus ikhlas memberikan kasih
sayangnya kepada penulis.
15. Kakak dan adikku tersayang Muflihah dan Putra, serta kekasihku tercinta
Ayu, yang senantiasa memberikan motivasi dan doanya selama ini yang
begitu besar.
16. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan bantuannya,
terimakasih atas semuanya, semoga cita-cita kita bisa tercapaia, amin……
17. Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu hingga terselesaikannya penelitian ini, semoga
kebaikan kalian mendapat balasan dari Allah SWT.
Selain itu peneliti menyadari pula dalam pemaparan dan pembahasan
penelitian ini, masih banyak kekurangan dari apa yang diharapkan. Maka dari itu,
peneliti dengan segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada,
bersedia menerima segala masukan, baik itu berupa saran maupun kritikan yang
besifat membangun dalam melangkah dan menyusun penelitian ini jauh lebih baik
dan dapat bermanfaat dikemudian hari.
Serang, Juni 2011
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERNYATAAN ORSINALITAS
LEMBAR PENGESAHAN
MOTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah .............................. 12
1.3 Perumusan Masalah....................................................................... 13
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 13
1.5 Manfaat Penelitian......................................................................... 14
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................... 15
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................ 20
2.1 Deskripsi Teori ........................................................................... 20
2.1.1 Konsep dan Teori Efektivitas Organisasi............................ 20
2.1.2 Konsep Pelayanan Publik ................................................... 31
2.1.3 Konsep Ijin ........................................................................ 38
2.2 Kerangka Berfikir ....................................................................... 43
2.3 Hipotesis Penelitian..................................................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 48
3.1 Metode Penelitian ....................................................................... 48
3.2 Instrumen Penelitian.................................................................... 49
3.2.1 Uji Validitas Instrumen ...................................................... 52
3.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen .................................................. 53
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 53
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 54
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 58
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ......................................................... 58
4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu...... 58
4.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi KPPT Kabupaten Lebak.............. 59
4.1.3 Visi dan Misi KPPT Kabupaten Lebak............................... 59
4.1.4 Tujuan dan Sasaran KPPT Kabupaten Lebak ..................... 60
4.1.5 Wewenang ......................................................................... 62
4.1.6 Kelompok Sasaran ............................................................. 63
4.1.7 Hakekat Pelayanan Perijinan Terpadu ................................ 65
4.1.8 Asas Pelayanan Perijinan Terpadu...................................... 65
4.1.9 Sarana dan Prasarana ......................................................... 68
4.2 Deskripsi Data ............................................................................ 69
4.2.1 Identitas Responden ........................................................... 69
4.2.2 Analisa Data ...................................................................... 73
4.2.2.1 Dimensi Produksi ................................................. 74
4.2.2.2 Dimensi Kualitas .................................................. 76
4.2.2.3 Dimensi Efisiensi ................................................. 79
4.2.2.4 Dimensi Fleksibilitas ............................................ 82
4.2.2.5 Dimensi Kepuasan................................................ 86
4.2.2.6 Dimensi Sifat Keunggulan.................................... 89
4.2.2.7 Dimensi Pengembangan ....................................... 93
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik.................................................... 96
4.3.1 Uji Validitas Instrumen ...................................................... 96
4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen .................................................. 97
4.4 Pengujian Hipotesis..................................................................... 98
4.5 Interprestasi Hasil Penelitian ..................................................... 101
4.6 Pembahasan... ........................................................................... 108
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 1
5.1 Kesimpulan................................................................................... 1
5.2 Saran ............................................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi KPPT ...............................................................5
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 46
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPPT Kabupaten Lebak ................................. 67
Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden.............................................................. 70
Gambar 4.3 Tingkat Usia Responden................................................................ 70
Gambar 4.4 Tingkat Pendidikan Responden ..................................................... 71
Gambar 4.5 Jabatan dan Golongan Responden ................................................. 72
Gambar 4.6 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ................................ 101
Gambar 4.7 Grafik Kontinum Tingkat Keyakinan Responden Terhadap
Efektivitas Organisasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
(KPPT) Kabupaten Lebak............................................................ 102
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jenis dan Waktu Proses Perijinan.......................................................6
Tabel 1.2 Status Kepegawaian ..........................................................................8
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................51
Tabel 3.2 Skoring .............................................................................................. 55
Tabel 3.3 Waktu Penelitian ................................................................................ 57
Tabel 4.1 Jenis dan Lama Proses Perijinan ..................................................... 62
Tabel 4.2 Kelompok Sasaran........................................................................... 63
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana ....................................................................... 68
Tabel 4.4 Uji Validitas Efektivitas Organsiasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan
Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak ................................................. 97
Tabel 4.5 Reliability Statistics ......................................................................... 98
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Tanggapan Responden Atas Teknologi Informasi
dan Telekomunikasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan ...................... 74
Diagram 4.2 Tanggapan Responden Mengenai Progam Kerja Dalam
Rangka Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Kinerja Pegawai ......75
Diagram 4.3 Tanggapan Responden Tentang Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Kantor Sebagai Penunjang Kegiatan Operasional ........................ 76
Diagram 4.4 Tanggapan Responden Tentang Kehandalan dan Kualitas Informasi
Dalam Menghadiran Report/ Laporan Sesuai Dengan Kebutuhan
Pemakai (User) ........................................................................... 76
Diagram 4.5 Tanggapan Responden Mengenai kecepatan KPPT Dalam
Memberikan Pelayanan Perijinan Sesuai Dengan Alur mekanisme
Perijinan...................................................................................... 77
Diagram 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Terpenuhinya Harapan/
Kebutuhan Pelanggan.................................................................. 78
Diagram 4.7 Tanggapan Responden Terkait Kinerja KPPT Dalam Memproses
Permohonan Perijinan ................................................................. 79
Diagram 4.8 Tanggapan Responden Terkait Biaya Operasional Kegiatan Serta
Biaya Administrasi Proses Perijinan............................................ 80
Diagram 4.9 Tanggapan Responden Terkait Alur/ Proses Mekanisme Perijinan
Sesuai Dengan Prinsip Efektivitas dan Efisiensi .......................... 81
Diagram 4.10 Tanggapan Responden Terkait Evaluasi Hasil Kerja Dalam
Perumusan Perencanaan Strategik ............................................... 82
Diagram 4.11 Tanggapan Responden Tentang Perubahan Lingkungan Internal
Maupun Eksternal ....................................................................... 83
Diagram 4.12 Tanggapan Responden Atas kebijakan Deregulasi Daerah Lain... 84
Diagram 4.13 Tanggapan Responden Terkait SOTK Sesuai Dengan Kebijakan..85
Diagram 4.14 Tanggapan Responden Tentang Strategi KPPT Dalam Memenuhi
Kepuasan Pelanggan ................................................................... 86
Diagram 4.15 Tanggapan Responden Terkait Kedisiplinan dan Keramahan
Pimpinan Dalam Memberikan Arahan Kepada Pegawai.............. 87
Diagram 4.16 Tanggapan Responden Terkait Hasil Kinerja Dalam Memberikan
Kepuasan Bagi pegawai Sebagai Motivasi Dalam Meningkatkan
Kinerja ........................................................................................ 88
Diagram 4.17 Tanggapan Responden Tentang Letak Geografis KPPT .............. 89
Diagram 4.18 Tanggapan Responden Terkait Dengan Proses Perijinan Secara
Tepat dan Akurat Sesuai Dengan Standarisasi Pelayanan ............ 90
Diagram 4.19 Tanggapan Responden Tentang Proses Perijinan Secara Cepat
Sesuai Dengan Kebijakan KPPT Kabupaten Lebak ..................... 91
Diagram 4.20 Tanggapan Responden Terkait Efektivitas KPPT Dalam Proses
Pelayanan Perijinan yang Dilihat Dari Alur/ Proses Mekanisme
Perijinan...................................................................................... 91
Diagram 4.21 Tanggapan Responden Mengenai Efektivitas Kinerja KPPT Atas
Hasil Kerja yang Dicapai ............................................................ 92
Diagram 4.22 Tanggapan Responden Terkait Struktur Organisasi KPPT Dalam
Melayani Perijinan ...................................................................... 93
Diagram 4.23 Tanggapan Responden Terkait Dengan Pengembangan Sumber
Daya KPPT Sebagai Penunjang Kegiatan Operasional ................ 94
Diagram 4.24 Tanggapan Responden Terkait Realisasi Progam Kerja KPPT..... 95
Diagram 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Koordinasi KPPT Dengan Dinas/
Instansi Terkait Pelayanan Perijinan............................................ 95
Diagram 4.26 Prosentase Indikator .................................................................. 107
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Kuesioner
Lampiran 3. Correlations (Validitas Hasil Kuesioner)
Lampiran 4. Tabel Reliability Statistics.
Lampiran 5. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
Lampiran 6. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
Lampiran 7. Tabel Simpangan Baku
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian “Efektivitas Organisasi Pada Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak”
Lampiran 9. Alur/ Mekanisme Penyelesaian Perijinan KPPT Kabupaten Lebak
Lampiran 10. Daftar Perijinan yang Dilayani KPPT Kabupaten Lebak
Lampiran 11. Laporan Realisasi Pendapatan Retribusi Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak s/d Desember 2010
Lampiran 12. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata kerja Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak
Lampiran 13. Keputusan Bupati Lebak Nomor 53/Kep-308/Org/2005 Tentang
Pedoman Pelayanan Perijinan Terpadu Di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Lebak
Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
Lampiran 16 Lembar Catatan Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberhasilan pembangunan nasional tidak lepas dari peran dan fungsi
organisasi pemerintah yang mengemban tugas-tugas pemerintah, karena
keberhasilan organisasi pemerintah dalam mencapai tujuan sangat mendukung
tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dalam rangka pencapaian tujuan
nasional dan tujuan pembangunan nasional tersebut, tugas pemerintah pusat dan
pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan publik sebaik mungkin kepada
warga masyarakatnya.
Pemberian pelayanan publik oleh unit-unit kerja pemerintah kepada
masyarakat merupakan perwujudan fungsi aparatur negara sebagai abdi
masyarakat. Pelayanan publik diselenggarakan baik oleh Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Propinsi, Kota, dan Kabupaten. Dalam era otonomi daerah,
fungsi pelayanan publik menjadi salah satu fokus perhatian dalam upaya
peningkatan kinerja pemerintah daerah, Dimana pemerintah daerah adalah
aparatur penyelenggara pemerintah yang berada di daerah yang seyogyanya
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. dengan kata lain,
pemerintah dalam hal ini sebagai abdi negara yang bertugas untuk memberikan
dan memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan di segala bidang, karena
dalam mengahadapi era globalisasi seperti sekarang ini kebutuhan masyarakat
dalam segala hal akan terasa semakin kompleks.
Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan manusia. (Sinambela, 2006:3). Hal senada juga dikemukakan oleh
Budiman Rusli yang berpendapat; “bahwa selama hidupnya manusia selalu
membutuhkan pelayanan, dimana pelayanan menurutnya sesuai dengan teori “life
cycle theory of leadership (LCTL)”. Bahwa pada awal kehidupan manusia
pelayanan secara fisik akan sangat tinggi, tetapi seiring dengan usia manusia
pelayanan yang dibutuhkan akan semakin menurun. (Budiman Rusli, 2010
pelayanan publik diera reformasi. www.pikiran-rakyat.com. Edisi 7 juni 2004).
Masyarakat setiap waktu selalu meminta pelayanan publik dari organisasi
pemerintah yang berkualitas dari para birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering
tidak sesuai dengan harapan karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi
sekarag ini mencirikan: berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan.
(Sinambela, 2006:4).
Pada dasarnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh organisasi akan
menciptakan suatu persepsi tersendiri dari masyarakat tentang kualitas pelayanan
yang diberikan kepada mereka. Dengan persepsi tersebut masyarakat akan menilai
apakah organisasi tersebut baik atau buruk dalam memberikan pelayanan.
Persepsi masyarakat tentang pelayanan yang baik biasanya lebih banyak tertuju
pada pelayanan yang diberikan oleh organisasi swasta dibanding dengan
organisasi publik, karena pelayanan yang diberikan oleh pihak swasta cenderung
lebih baik, profesional dan lebih bisa memberikan kepuasan kepada masyarakat.
Sedangkan pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik masih terlihat
berbelit-belit oleh banyaknya birokrasi, kurang efektif dan kurang efisien, serta
kurang memenuhi kepuasan dan kebutuhan pelanggan, hal tersebut dikarenakan
masih banyaknya faktor penghambat yang antara lain yaitu: SDM yang masih
rendah baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sarana dan prasarana yang belum
memadai, serta sistem manajemen pelayanan dan organisasi yang belum begitu
optimal.
Berdasarkan orientasi yang ada, maka semangat desentralisasi
menghendaki pemberian pelayanan publik lebih berorientasi pada kebutuhan
masyarakat, sehingga secara otomatis berbagai fasilitas pelayanan publik harus
lebih didekatkan agar mudah dijangkau oleh masyarakat. Peningkatan kualitas
pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat menjadi fokus utama
suatu organisasi, baik publik maupun swasta. Apalagi sejak era reformasi kian
bergulir, kinerja pemerintah dalam menjalankan tugasnya guna mensejahterakan
masyarakat selalu menjadi sorotan semua pihak khususnya dalam bidang
pelayanan publik.
Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin administrasi publik di
Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan
penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif misalnya,
dapat dengan mudah dibuktikan dimana dalam berbagai tuntutan pelayanan publik
sebagai tanda ketidakpuasan mereka sehari-hari banyak kita lihat. Harus diakui
bahwa pelayanan publik yang diberikan oleh organisasi pemerintah kepada
masyarakat terus mengalami pembaharuan atau reformasi dalam pelayanan baik
dari sisi paradigma, manajemen organisasi, maupun format pelayanan seiring
dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan yang terjadi di dalam
organisasi pemerintahan itu sendiri.
Maka dari itu, salah satu bentuk penyediaan pelayanan publik yaitu
dibentuknya Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak.
Dimana kantor pelayanan perijinan terpadu sebagai lembaga pemberi ijin yang
ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lebak nomor 26 tahun 2004 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Kabupaten Lebak, yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Lebak nomor 3 tahun 2005 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak.
Dengan keberadaan KPPT, visi Kabupaten Lebak diterjemahkan melalui
pelayanan perijinan terpadu yang bervisikan “handal dan profesional dalam
pelayanan perijinan”. Adapun misi dari pelayanan perijinan terpadu yakni :
Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan, Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan melalui pelayanan perijinan, Meningkatkan citra aparatur
pemerintah dengan memberikan pelayanan yang mudah, cepat, aman, dan
transparan, serta meningkatkan kompetisi dan profesionalisme (SDM) dibidang
perijinan. berikut ini adalah struktur organisasi KPPT Kabupaten Lebak.
Gambar 1.1
Struktur Organisasi KPPT
(Sumber : LAKIP KPPT Kabupaten Lebak 2010)
Pelayanan perijinan terpadu adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
perijinan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di lingkungan pemerintah
Kabupaten Lebak dan Lingkup Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang
atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun
dalam rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. KPPT
mempunyai tugas yaitu melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah dibidang
pelayanan perijinan secara terpadu, serta berfungsi merumuskan kebijakan teknis
dibidang pelayanan perijinan terpadu, penyusunan bahan pertimbangan teknis
dibidang pelayanan perijinan, dan pelaksanaan koordinasi progam pelayanan
perijinan.
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Perijinan Seksi Progam dan Informasi
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala Kantor KPPT
Berkaitan dengan tugas KPPT Kabupaten Lebak yaitu melaksanakan
sebagian tugas pemerintah daerah dibidang pelayanan perijinan secara terpadu,
dimana dalam menjalankan tugas dan fungsinya, KPPT merupakan satuan kerja
pemungut pendapatan retribusi daerah dari perijinan yang dilayani oleh KPPT,
namun KPPT tidak terbebani oleh target pencapaian pendapatan asli daerah
(PAD). Target capaian PAD masih merupakan beban teknis dinas, mengingat
dinas teknis masih memiliki tanggung jawab dalam rangka pembinaan,
pergerakan pengawasan dan pengendalian atas objek suatu perijinan.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi KPPT Kabupaten Lebak, maka dari
itu jenis pelayanan yang ada di KPPT Kabupaten Lebak yaitu pelayanan perijinan
yang merupakan pelayanan satu pintu dan satu atap. Adapun jenis dan lamanya
proses perijinan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1
NO Jenis PerijinanLama Proses
1. IPPT (Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah) 7 Hari
2. IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan) 12 Hari
3. SITU/ SIGA ( Surat Ijin Tempat Usaha/ Surat Ijin Ganguan) 6 Hari
4. SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) 6 Hari
5. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 6 Hari
6. TDG (Tanda daftar Gudang) 6 Hari
7. TDI/ IUI (Tanda Daftar Industri/ Ijin Usaha Industri) 6 Hari
8. Ijin Pertambangan Umum 15 Hari
9. Ijin Penyelenggaraan Reklame 6 Hari
10. SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi) 7 Hari
11. Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet 7 Hari12. Ijin Penebangan Kayu 7 Hari13. SIUK ( Surat Ijin Usaha Kepariwisataan) 7 Hari
14. Perijinan Pelayanan Kesehatan 15 Hari
(Sumber : RENSTRA KPPT Kabupaten Lebak 2009-2014).
Kewenangan kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
yaitu melaksanakan kewenangan dibidang perijinan yang meliputi; penerimaan
permohonan, pemrosesan, penertiban dan pencabutan perijinan berdasarkan
rekomendasi dari tim teknis unsur dinas terkait. Dalam hal perijinan, KPPT
Kabupaten Lebak merupakan suatu organisasi pemerintah yang bergerak dalam
bidang jasa pelayanan perijinan, dimana KPPT hanya sebagai pelaksana
administratif dibidang perijinan.
“…….. KPPT Kabupaten Lebak merupakan kantor atau organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang perijinan dan melayani perijinan secara terpadu. Karena dengan keterpaduan dan pelayanan dengan satu pintu, maka pelayanan perijinan yang ada diharapkan akan lebih mudah dan ringkas dalam hal pelaksanaan proses perijinan, akan tetapi KPPT hanya sebagai pelaksana administratif dalam hal permohonan dan proses perijinan. Sedangkan dalam pelaksanaan teknis perijinan itu sendiri, diserahkan pada lembaga/ dinas teknis terkait dengan permohonan perijinan. Maka, penting sekali untuk lebih meningkatkan koordinasi dengan dinas atau instansi yang terkait. Dimana tim teknis itu sendiri terdiri dari pegawai KPPT dan dinas/ instansi lain yang berkaitan dengan perijinan yang ada, misalkan ijin pelayanan kesehatan atau kepariwisataan, maka tim teknisnya pegawai KPPT dan dinas-dinas itu sendiri sebagai pelaksana teknis perijinan yang mengecek dan melaksanakan kegiatan operasional perijinan atas suatu permohonan perijinan. Tim teknis yang menyimpulkan layak atau tidaknya suatu permohonan perijinan yang tentunya sesuai dengan standarisasi yang ada…..” (Sumber : hasil wawancara dengan Rukim, SE sebagai kepala seksi progam dan informasi, Maret 2011 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak).
Adapun jumlah pegawai KPPT Kabupaten Lebak adalah sebanyak 16
orang yang melayani 14 jenis ijin. Pegawai-pegawai tersebut telah diuji
berdasarkan pada bidangnya masing-masing, sehingga telah berpengalaman
dibidang yang akan ditangani. Dengan demikian pegawai yang ditugaskan di
KPPT telah dilakukan penilaian terhadap kinerja sebelumnya. kekuatan pegawai
kantor pelayanan prijinan terpadu Kabupaten Lebak dilihat dari status
kepegawaiannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2
Status Kepegawaian
GolonganJML
Orang
Golongan IV/a 1 orang
Golongan III/d 3 orang
Golongan III/b 4 orang
Golongan III/a 3 orang
Golongan II/d 1 orang
Golongan II/b 1 orang
Golongan II/a 2 orang
TKK 1 orangJumlah 16 orang
(Sumber : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2010)
Seiring dengan tuntutan peningkatan pelayanan terhadap masyarakat dan
tantangan persaingan bebas, kantor pelayanan perijinan terpadu sebagai
penyelenggara pelayanan perijinan yang prima dalam satu pintu dengan
kemudahan dan penyederhanaan perijinan, biaya yang transparan serta ketepatan
waktu penyelesaian yang merupakan suatu keharusan, diharapkan dapat
mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pemberdayaan ekonomi
masyarakat Kabupaten Lebak.
Namun demikian secara umum organisasi publik yang ada pada saat ini
belum begitu optimal dari segi efektivitas dan efisiensi, serta berpedoman pada
pelayanan prima. Dimana hal tersebut dikarenakan adanya hambatan-hambatan
dalam pelaksanaannya, dan masih perlu ditingkatkannya kuallitas
penyelenggaraan tata pemerintahan daerah, serta upaya percepatan reformasi
birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat.
Maka dalam KPPT Kabupaten Lebak pun mempunyai hambatan-hambatan
dalam melaksanakan progam kerja yang menyebabkan kinerja KPPT belum
optimal secara maksimal dalam memberikan pelayanan secara terpadu. Hal
tersebut dikarenakan adanya faktor yang dapat menghambat kinerja KPPT
Kabupaten Lebak, yaitu diantaranya; Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor
(SOTK) yang belum optimal. Hal tersebut dikarenakan KPPT masih dalam tahap
perubahan kearah yang lebih baik untuk kedepannya dalam memberikan
pelayanan perijinan secara terpadu.
Adapun hambatan lainnya yaitu yang masih bersatunya gedung KPPT
Kabupaten Lebak dengan gedung Sekertaris Daerah, yang idealnya KPPT
Kabupaten Lebak sebagai kantor yang mengurusi masalah ijin secara terpadu
harusnya mempunyai gedung sendiri dalam rangka menciptakan pelayanan yang
lebih baik lagi dalam satu pintu (one stop service). Jika dilihat dari fasilitas sarana
dan prasarana yang dibutuhkan dalam suatu organisasi pemerintah, KPPT telah
memenuhi standar akan itu, akan tetapi belum begitu optimal untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang baik. Karena bisa dilihat dari sarana
dan prasarana yang kurang terpenuhi dalam proses pelayanan perijinan. Hal
tersebut dikarenakan masih belum terpenuhinya ketersediaan sarana dan prasarana
dan fasilitas dalam gedung sebagai penunjang kegiatan. Yaitu diantaranya; ruang
tunggu atas pelayanan yang belum optimal, tata ruang kantor yang masih belum
terkoordinir dengan baik, tempat penyimpanan kearsipan yang kurang memadai,
sistem komputerisasi, teknologi dan informatika yang kurang optimal, serta
kendaraan penunjang kegiatan operasional yang kurang memadai dalam hal
pelaksanaan kegiatan, hal tersebut merupakan faktor/ hambatan-hambatan yang
dapat mengurangi kinerja pegawai akan pelayanan perijinan di KPPT Kabupaten
Lebak.
Salah satu contoh faktor penghambat yaitu dalam hal sarana dan prasarana
misalkan tempat penyimpanan kearsipan yang kurang mendukung, dikarenakan
keterbatasan ruang dalam kantor untuk menyimpan arsip dan berkas-berkas atas
permohonan ijin yang telah dilayani. Walaupun data base KPPT atas permohonan
perijinan ada disetiap dinas/ instansi yang terkait dengan unsur perijinan.
“……Dalam hal tempat penyimpanan kearsipan kami sedikit mengalami masalah, hal itu dikarenakan tempat penyimpanan arsip dan berkas terbatas oleh ruang yang ada. Lihat saja……., arsip dan berkas-berkas sebagaian disimpan masing-masing di dalam loker dan sisanya dibawah meja pegawai pada bidangnya tersendiri. Selaknya suatu perusahaan, harusnya tempat penyimpanan dipisahkan dalam ruang-ruang di masing-masing jenis ijin yang ada. Jadi ruang penyimpanan arsip di KPPT belum begitu optimal dan efektif sebagai tempat penyimpanan data-data penting atas permohonan ijin yang telah dilayani dan tengah dilayani……” (Sumber : hasil wawancara dengan Rukim, SE sebagai kasi progam dan informasi, Maret 2011 KPPT Kabupaten Lebak).
Adapun hambatan lain yang dapat mengurangi efektivitas pada kantor
pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak yaitu sumber daya manusia
(SDM) pegawai KPPT, bila dilihat dari segi kemampuan, Kualitas dan kuantitas
masih belum secara maksimal dapat mencukupi tuntutan kebutuhan masyarakat
akan suatu pelayanan perijinan secara terpadu. Hal tersebut juga dipengruhi oleh
kurangnya pegawai KPPT, baik tenaga teknis maupun tenaga pelaksana
adminstrasi dibidang perijinan.
“……Sebaiknya pelayanan itu harusnya ada 2 alur dalam melayani permohonan ijin yang ada. Yang pertama itu front office yaitu pelayanan pertama, atau bisa dikatakan pelayanan didepan yang berfungsi mengurusi persyaratan administrasi atas permohonan ijin yang diminta. Dan yang kedua yaitu back office yaitu pelayanan kedua atau belakang yang mengurusi proses pelayanan perijinan, dan barulah tim teknis yang menilai dan mengecek kelapangan serta berkoordinasi dengan dinas unsur terkait. Jadi, sekarang ini pegawai yang ada masih kurang dan tata ruang kantor atas pelayananpun masih belum menunjang kegiatan pelayanan perijinan di KPPT Kabupaten Lebak…….” (Sumber : hasil wawancara dengan Rukim, SE kasi progam dan informasi).
Selanjutnya faktor yang dapat menghambat efektivitas organisasi pada
KPPT yaitu, belum optimalnya sosialisasi dan informasi akan keberadaan KPPT
Kabupaten Lebak. Selain itu juga hambatan yang ada yaitu, keterbatasan akan
penyediaan kendaraan operasional baik roda dua dan roda empat sebagai
penunjang kegiatan operasional.
Dari uraian yang telah dipaparkan mengenai gambaran umum KPPT
Kabupaten Lebak dan hambatan-hambatan yang ada di dalamnya, dimana KPPT
merupakan suatu organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang pelayanan
perijinan (one stop service). Maka dari itu, peneliti meneliti organisasi tersebut
sebagai penelitian ilmiah dengan judul “Efektivitas Organisasi pada Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak.”
1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah merupakan proses untuk mengenali asumsi-asumsi
berdasarkan observasi maupun studi pendahuluan pada lokus penelitian. Pada
identifikasi masalah dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul ”Efektivitas
Organisasi pada kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak”.
Dimana KPPT Kabupaten Lebak sebagai penyelenggara pelayanan perijinan
dalam satu pintu (one stop sevice) yang memberikan kemudahan dan
penyederhanaan perijinan secara handal dan profesional. Berdasarkan Perda
Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2005, tentang pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak, pada Bab III
pasal (4); bahwa tugas KPPT Kabupaten Lebak adalah sebagai ”Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
pemerintah daerah di bidang pelayanan perijinan secara terpadu”. Berdasarkan
latar belakang di atas dan hasil observasi, maka dalam penelitian ini identifikasi
masalah yang akan dikaji guna mengerucutkan masalah dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya tenaga teknis dan pelaksana administrasi dibidang
perijinan.
2. Kurang memadainya sarana dan prasarana pendukung kegiatan
operasional di KPPT Kabupaten Lebak sebagai organisasi pemerintah
yang bergerak dalam bidang perijinan.
3. Belum tersebarnya informasi tentang keberadaan kantor pelayanan
perijinan terpadu Kabupaten Lebak.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini, dimana peneliti akan
membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak tercipta ruang ambiguitas, sehingga
objek penelitian (masalah yang tengah diteliti), subjek penelitian (unit penelitian),
dan fokus penelitian dapat terurai secara jelas dan implisit serta masalah yang
diteliti tidak melebar luas dari konsep penelitian. Maka dari itu, peneliti telah
menetapkan batasan yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu;
“Efektifitas Organisasi pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak”.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut, untuk mengkaji lebih mendalam
tentang efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten
Lebak. maka peneliti mengarahkan untuk mendapatkan jawaban dari perumusan
masalah yaitu : Seberapa besar efektivitas organisasi pada kantor pelayanan
perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak.
1.4 Tujuan Penelitian
Pada bagian ini, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkapkan
arah dan tujuan umum dari apa yang akan dicapai atau apa yang akan diharapkan.
Berkaitan dengan batasan dan rumusan masalah, peneliti berusaha menganalisis,
mengidentifikasi dan mendeskripsikan dari rumusan masalah penelitian. Maka
dari itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas organisasi pada
kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan buah atau hasil penelitian, yang mana
terdapat manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Dengan demikian
manfaat penelitian memuat pemanfaatan hasil-hasil penelitian yang berupa
manfaat teoritis/ akademis dan manfaat praktis. Maka dari itu manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini antara lain yaitu :
1. Manfaat Teoritis/ Akademis
a) Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
keilmuan dan pengetahuan, karena akan menambah khasanah
keilmuan dan pengetahuan yang ada terutama yang berkaitan dengan
pelayanan publik.
b) Untuk menambah wawasan bagi peneliti khususnya mengenai
Efektifitas Organisasi pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
(KPPT) Kabupaten Lebak.
c) Dapat memberikan informasi yang bermanfaat dibidang pelayanan
perijinan pada lingkungan akademisi.
2. Manfaat Praktis
a) Dari hasil penelitian, diharapkan mampu memberikan masukan yang
berguna bagi Pemerintah dan secara khusus bagi pihak yang terkait
dengan pelayanan perijinan yaitu kantor pelayanan perijinan terpadu
Kabupaten Lebak.
b) Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan citra
aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan perijinan yang
mudah, cepat, aman dan terpercaya.
c) Semoga penelitian ini dapat memberikan motivasi dan kontribusi di
lingkungan praktis penelitian dalam meningkatkan kualitas pelayanan
prima kepada masyarakat di bidang pelayanan perijinan secara handal
dan profesional.
d) Selain itu, karya ilmiah ini diharapkan dapat berguna untuk
pengembangan kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah
diperoleh peneliti selama mengikuti program pendidikan di Program
Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum
tentang penelitian yang dilakukan, sistematika penulisan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bagian ini diuraikan apa yang melatarbelakangi dalam
bidang yang menjadi topiknya. Dimana menggambarkan ruang lingkup
dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif, dari lingkup yang paling umum hingga menukik ke masalah
yang paling spesifik, yang relevan dengan judul penelitian.
1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan
dengan tema/ topik/ judul penelitian atau dengan masalah atau variabel
yang akan diteliti. Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi
pendahuluan keobyek yang diteliti, observasi dan wawancara dari
berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat diidentifikasi.
Pembatasan masalah lebih difokuskan terhadap masalah-masalah yang
akan diajukan dalam rumusan masalah yang akan diteliti.
1.3 Rumusan Masalah
Perumusan masalah adalah mendefinisikan permasalahan yang
telah ditetapkan dalam bentuk definisi konsep dan definisi operasioanal
serta disusun dengan memperhatikan maksud dan tujuan penelitian.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan arah dan tujuan umum dari apa
yang akan dicapai atau apa yang akan diharapkan dari penelitian yang
dilakukan, sehingga merupakan lanjutan dari pada perumusan masalah.
1.5 Manfaat Penelitian
Sub bab ini menjelaskan manfaat teoritis atau kegunaan terhadap
dunia akademik dan manfaat praktis (membantu memecahkan dan
mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti) hasil
penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Sub bab terakhir pada bab pendahuluan ini adalah sistematika
penulisan yaitu menjelaskan bab per bab secara singkat dan jelas.
BAB II. DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan dan
variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapih
yang digunakan untuk merumuskan masalah sehingga akan
memperoleh konsep penelitian yang jelas.
2.2 Kerangka Berfikir
Menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari kajian
teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca maksud dari
penelitian yang dilakukan.
2.3 Hipotesis Penelitian
Merupakan jawaban sementara dari penelitian terhadap
permasalahan yang tengah diteliti, yang akan diuji kebenarannya.
BAB III.METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menjelaskan metode yang dipergunakan dalam penelitian. Metode
penelitian antara lain dapat berbentuk : ex post facto, experiment,
survei, descriptive, case study, action research dan sebagainya.
3.2 Instrumen Penelitian
Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpulan data yang digunakan, proses pengumpulan data secara
teknis penentuan kualitas instrument (validitas dan reliabilitasnya).
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menjelaskan wilayah generalisasi dari proposal penelitian.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil serta dapat
mewakili populasi (representatif).
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Menjelaskan teknik analisis dan disertai rasionalisasinya yang
sesuai dengan sifat data yang diteliti.
3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Menjelaskan lokasi dan alasan memilih lokasi penelitian, terkait
tempat dan jadwal penelitian tersebut dilaksanakan.
BAB IV.HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Pada sub bab ini menjelaskan tentang obyek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi
atau sampel yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan
dengan obyek penelitian.
4.2 Deskripsi Data
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan.
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
Dalam hal ini peneliti melakukan pengujian data yang diperoleh
dengan menggunakan uji statistik tertentu.
4.4 Pengujian Hipotesis
Peneliti melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan
menggunakan teknik analisis statistik yang sudah ditentukan, guna
mengetahui efektifitas organisasi dari fokus penelitian.
4.5 Interprestasi Hasil Penelitian
Pada sub bab ini, peneliti melakukan penafsiran terhadap hasil dari
pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya.
4.6 Pembahasan
Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data
untuk kemudian dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan
kesimpulan dan saran.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,
jelas dan mudah dipahami.
5.2 Saran-saran
Berisi rekomendasi peneliti terhadap tindak lanjut dari sumbangan
penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun
praktis.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian daftar pustaka berisikan tentang literatur-literatur yang
digunakan dalam proses penelitian yang dianggap relevan dengan
permasalahan penelitian.
LAMPIRAN
Bagian lampiran berisikan mengenai lampiran-lampiran yang ada
dalam penelitian, seperti : lampiran tabel-tabel, lampiran grafik,
lampiran instrumen penelitian serta lampiran mengenai riwayat hidup
peneliti.
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang
teori dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti, melalui
pendefinisian dan uraian yang lengkap serta mendalam dari berbagai referensi,
yang merupakan suatu landasan teori atau kata kunci dari kegiatan riset atau
penelitian yang diterapkan pada metode ilmiah. Judul dari penelitian yang dikaji
yaitu: ”Efektivitas Organisasi pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak”.
2.1.1 Konsep dan Teori Efektivitas Organisasi
Pengertian dasar dari keefektifan didefinisikan sebagai sejauh mana
sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya. Dimana efektivitas secara
umum menunjukan pada taraf tercapainya hasil, yang sering atau senantiasa
dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara
keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dapat dicapai, sedangkan
efisiensi lebih melihat bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan
(efficient). Dua istilah tersebut saling berkaitan dan patut dihayati dalam upaya
untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Dimana Ducker berpendapat bahwa Efektivitas adalah melakukan
pekerjaan yang benar (doing the right things), sedangkan efisiensi adalah
melakukan pekerjaan dengan benar (doing things right). (Handoko, 2003:7).
Setiap pekerjaan yang efisien tentunya efektif, karena dilihat dari hasil,
tujuan atau akibat yang dikehendaki dengan perbuatan. Hal tersebut telah
mencapai bahkan secara maksimal setiap pekerjaan yang efektif belum tentu
efisien, karena hasil dapat dicapai tapi mungkin dengan penghamburan pikiran,
tenaga, biaya, dan waktu.
Sedangkan menurut Miller dalam manajemen publik (Tangkilisan,
2007:138) mengemukakan bahwa, “efektivinees be define as the degree to which a
social system achieve its goals. Efektivinees must be distinguished from efficiency.
Efficiency is mainly concerned whit goals attainment.”
Adapun definisi efektivitas menurut Handoko yang menyatakan bahwa;
efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan
yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. ( Handoko, 2003:7).
Sedangkan menurut Tangkilisan dalam manajemen publik menyatakan
indikator dari pada efektivitas yakni sebagai berikut:
1. Pencapaian TargetMaksud target disini diartikan sejauh mana target dapat ditetapkan organisasi dan dapat terealisasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Kemampuan Adaptasi (fleksibelitas)Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan luar organisasi.
3. Kepuasan KerjaSuatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kineja organisasi. Yang menjadi fokus elemen ini adalah antara pekerjaan dan kesesuaian imbalan atau sistem insentif yang diberlakukan bagi anggota organisasi yang berprestasi dan telah melakukan pekerjaan melebihi beban kerja yang ada.
4. Tanggung JawabOrganisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaanya.(Tangkilisan, 2007:314).
Secara umum pandangan efektivitas dapat didefinisikan dalam batas-batas
tingkat pencapian tujuan organisasi. Dimana tujuan organisasi administratif
pemerintah adalah sangat luas dan abstrak, yang biasanya dinyatakan secara
implisit untuk melayani kepentingan umum. Efektivitas lebih menekankan pada
hasil yang dapat dicapai dengan baik sebagai suatu derajat pencapaian tujuan atau
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Jadi suatu organisasi yang
berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kenyataannya, sulit sekali memperinci apa yang dimaksud dengan
konsep efektivitas dalam suatu organisasi. Pengertian efektivitas dalam suatu
organisasi mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang, bergantung pada
kerangka acuan yang dipakainya. Bagi sejumlah sarjana ilmu sosial, efektivitas
seringkali ditinjau dari sudut kualitas kehidupan pekerja. Mengingat
keanekaragaman pendapat mengenai efektivitas, sangatlah tidak heran terdapat
sedemikian banyak pertentangan pendapat sehubungan dengan cara-cara
meningkatkan efektivitas dalam suatu organisasi yang sedang berjalan. Hal
tersebut dikarenakan tidak adanya kesesuaian yang disebabkan oleh terbatasnya
pandangan tentang konsep efektivitas.
Dimana menurut Robbins yang berpendapat bahwa; efektivitas suatu organisasi dikatakan efektif apabila organisasi itu mencapai tujuan-tujuannya, dan mencapai dengan mengubah masukan menjadi keluaran dengan biaya paling rendah. (Robbins, 2003:381).
Sesunguhnya sudah cukup banyak teori dan ukuran yang telah
diketengahkan, mulai teori yang sederhana sampai yang cukup kompleks. Teori
yang sederhana ialah teori yang berpendapat bahwa efektivitas organisasi sama
dengan prestasi organisasi secara keseluruhan. Menurut pandangan ini, efektivitas
organisasi dapat diukur berdasarkan seberapa besar keuntungan yang
diperolehnya. Dalam hal ini keuntungan lebih besar, maka berarti organisasi
tersebut makin efektif. Dari sisi lain, suatu organisasi dapat dikatakan efektif, bila
jumlah pengeluaran makin lama makin menurun. Dalam perkataan lain menurut
teori efektivitas organisasi ditentukan oleh efisiennya.
Secara nyatapun Stoner menekankan pada pentingnya efektivitas organisasi yaitu dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi, dimanan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. (Tangkilisan, 2007:138)
Selanjutnya konsep efektivitas sebagai kunci kesuksesan dari sebuah
organisasi juga dikemukakan oleh Miller dalam (Tangkilisan, 2007:138). yang
berpendapat bahwa:
”effectiveness be define as the degree to wich a social system achieve it`s gools. Effectiveness must be distinguished from efficiency. Efficiency is manly concerned with gool attainments.”
Melihat organisasi sebagai suatu sistem, maka membahas efektivitas
organisasi secara lebih komprehensif menjadi lebih mungkin. Pandangan yang
lebih menyakinkan sebagai hasil penelitian tentang efektivitas, sebagian besar dan
sedikit banyak pada akhirnya bertumpu pada pencapaian tujuan.
Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keefektifan sebuah organisasi berdasarkan hasil penelitian yang
menyimpulkan bahwa terdapat 4 (empat) faktor, sebagai mana yang telah
dikemukakan oleh Steers dalam Tangkilisan, (2007:151) yaitu sebagai berikut :
1. Karakteristik organisasi, terdiri dari struktur dan teknologi.Struktur secara singkat diartikan sebagai cara bagaimana orang-orang akan dikelompokan atau menyelesaikan pekerjaan, sedangkan teknologi menyangkut mekanisme suatu organisasi untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi.
2. Karakteristik lingkungan, mencakup 2 (dua) aspek yaitu internal dan eksternal.Lingkungan internal dikenal sebagai iklim organisasi, yang meliputi macam-macam atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan segi-segi efektivitas, khususnya atribut yang diukur pada tingkat individual. Lingkungan ekternal adalah kekuatan yang timbul dari luar batas organisasi yang mempengaruhi keputusan serta tindakan didalam organisasi.
3. Karakteristik pekerja, berkaitan dengan peran perbedaan individu para pekerja dalam hubungannya dengan efektivitas. Peranan tingkah laku dalam efektivitas organisasi harus memenuhi persyaratan, yaitu harus mampu mempertahankan suatu armada kerja yang mantap yang terjadi dari pekerja pria dan wanita yang terampil, serta harus dapat memiliki prestasi peranan yang dapat diandalkan dari para pekerja.
4. Kebijakan dan praktik manajemen.Manajer memerankan peranan sentral dan keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi, dan mempelancar kegiatan kearah yang menjadi sasaran. Kebijakan yang baik adalah kebijakan yang tersebut secara jelas membawa kita kearah tujuan yang diinginkan.
Sedangkan menurut Peters dan Waterman dalam teori organisai (Purtanto,
2001:135). Menyimpulkan bahwa organisasi yang dikelola dengan baik dan
sangat efektif apabila memiliki 8 (delapan) karakteristik, yaitu antara lain :
1. Mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian pekerjaan,2. Selalu dekat dengan masyarakat atau pelanggan yang dilayani,
sehingga dapat mengetahui kebutuhannya,3. Memberikan otonomi yang tinggi kepada pegawai dan memupuk
semangat kewirausahaan,4. Peningkatan produktivitas melalui partisipasi,5. Pegawai mengerti akan kemauan pimpinan serta pimpinan terlibat
aktif pada permasalahan dalam semua tingkat,6. Dekat dengan usaha yang diketahui atau dipahami,7. Memiliki struktur organisasi yang luas dan sederhana dengan staf
pendukung yang berjumlah minimal,8. Penggabungan kontrol yang ketat dengan desentralisasi.
Selanjutnya Robbins juga mengatakan ada beberapa kriteria mengenai
efektivitas organisasi, kriteria tersebut didapatkan berdasarkan studi empiris dari
instansi swasta maupun publik. Yang antara lain yaitu :
1. Produktivitas 2. Efisiensi3. Laba4. Kualitas5. Pertumbuhan6. Kemungkinan7. Pergantian pegawai8. Kepuasan kerja 9. Motivasi10. Moralitas11. Konflik12. Kecelakaan13. Keterampilan manajerial14. Consensus tentang tujuan15. Penekanan pada pelatihan dan pengembangan16. Penekanan pada performa( Robbins, 2003:5).
Adapun menurut Gibson, dkk (Tangkilisan, 2007:158). Kriteria efektivitas
suatu organisasi yang dibagi kedalam tiga indikator berdasarkan pada jangka
waktu, diantaranya :
1. Efektivitas jangka pendeka). Produksi (Production); Menggambarkan kemampuan organisasi
untuk memproduksi jumlah dan mutu out put yang sesuai dengan permintaan lingkungan, ukuran ini berhubungan secara langsung dengan out put yang dikonsumsi oleh pelanggan organisasi.
b). Efisiensi (Efficienci); Sebagai angka perbandingan (rasio) antara out put dan in put, perbandingan antara keuntungan dan biaya atau dengan out put atau dengan waktu merupakan bentuk umum dari ukuran ini.
c). Kepuasan (Satisfaction); Kepuasan dan semangat kerja adalah istilah yang serupa, yang menunjukkan sampai seberapa jauh organisasi atau alat memenuhi kebutuhan para karyawan atau masyarakat.
2. Efektivitas jangka menengaha). Adaptasi (Adaptivenees); Sampai seberapa jauh organisasi dapat
menanggapi perubahan intern dan ekstern. Kriteria ini dihubungkan dengan kemampuan manajemen untuk menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun dalam organisasi itu sendiri.
b). Perkembangan (Development); Usaha pengembangan yang biasa adalah program pelatihan atau sosialisasi bagi tenaga manajemenatau masyarakat dan non-manajemen, tetapi sekarang ini pengembangan organisasi telah bertambah banyak macamnya dan meliputi sejumlah pendekatan psikologi dan sosiologi.
2. Efektivitas jangka panjang; Keberlangsungan atau hidup terus.
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, maka dapat dikatakan
kegiatan tersebut adalah efektif. Selanjutnya secara konseptual efektivitas
organisasi sangatlah komlpeks, demikian juga dengan definisinya dimana
keefektifan organisasi dapat didefinisikan sebagai tindakan pencapaian organisasi
atas tujuan jangka panjang (tujuan) dan jangka pendek (cara). Pemilihan tersebut
mencerminkan konstituensi strategis, minat pengevaluasian dan tingkat kehidupan
organisasi.
Dalam kaitannya dengan efektivitas organisasi Gitosudarmo dan mulyono
(Syarif Makmur, 2008:122) mengemukakan bahwa :
Efektivitas organisasi harus mampu menggambarkan hubungan timbal balik yang harmonis antara organisasi dengan lingkungannya yang lebih luas. Efektivitas organisasi juga adalah apakah suatu organisasi itu mampu bertahan dan hidup terus dalam lingkungannya sehingga kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan merupakan ukuran terakhir atau ukuran jangka panjang mengenai efektivitas organisasi.
Secara umum setiap disiplin ilmu dalam ilmu administrasi negara pasti
memberikan sumbangsihnya dengan satu atau cara lain untuk membantu para
manajer membuat suatu organisasi yang benar-benar efektif. Keefektifan
organisasi sangat bergantung pada struktur organisasi yang tepat dimana
didalamnya terdapat prinsip the right man in the right place.
Adapun hasil penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa antara
tahun 1957 dan 1975, kriteria “adaptability-flexibility-productivity and
satisfaction” yang paling umum dipergunakan. Akibat dari penemuan tersebut,
pengertian efektivitas dalam sebuah organisasi sedikit mengalami pergeseran,
yaitu selain berkaitan dengan aspek intern organisasi, juga berhubungan dengan
aspek luar organisasi yang mana merupakan suatu kemampuan untuk
menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perubahan keadaan sekelilingnya.
Organisasi yang relatif sangatlah penting karena dengan efektifnya
organisasi tersebut, maka tujuan organisasi dapat tercapai dan akhirnya organisasi
tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian dapat
didefinisikan efektivitas organisasi dari beberapa pendekatan menurut (Surtato,
2006:110), diantaranya :
1. Pendekatan pencapaian tujuan2. Pendekatan sistem3. Pendekatan konstituensi strategi4. Pedekatan nilai-nilai bersaing
Menurut Sharma (Tangkilisan, 2007:140) yang memberikan kriteria atau
ukuran efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan
faktor eksternal organisasi, yang meliputi antara lain :
1. Produktivitas organisasi atau output.2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilan menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan didalam dan diluar organisasi.
3. Tidak adanya ketegangan didalam organisasi atau hambatan-hambatan konflik diantara bagian-bagian organisasi.
Konsep Sharma tersebut jelas menyangkut tiga element yang berbicara
mengenai produktivitas sebagai output, kemampuan organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, dan bagaimana organisasi
mengelola dan mengatasi konflik internal yang terjadi.
Selanjutnya Pandangan yang juga penting untuk diperhatikan ialah teori
yang menghubungkan pengertian efektivitas organisasi dengan tingkat kepuasan
para anggotanya. Menurut pandangan teori ini, suatu organisasi dikatakan efektif,
bila para anggotanya merasa puas. Pandangan ini merupakan kelanjutan
pandangan penganut paham hubungan antar-manusia, yang menempatkan
kepuasan anggota sebagai inti persoalan organisasi dan manajemen. Maka
Menurut Agris dalam Siliss (Tangkilisan, 2007:139) menyatakan bahwa :
”Organizational effectiveness then is balanced organization optimal emphasis upon achieving object solving competence and human energy utilization”.
Oleh karena itu dalam mengukur efektivitas organisasi pemerintahan, akan
dilihat sejauh mana atau seberapa besar kemampuan organisasi pemerintahan
dalam melakukan inovasi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan,
kemampuan organisasi dalam mengambil pelajaran, baik dalam segi kegagalan
maupun keberhasilan, dan kapasitas organisasi itu untuk mengatur perubahan-
perubahan yang terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan melalui penerapan
secara optimal fungsi-fungsi organisasi. Dalam kaitannya dengan efektivitas suatu
organisasi, Robbins dalam Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Syarif
Makmur, 2008:123) bependapat :
Dalam menyelenggarakan aktivitas organisasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas, yaitu; (1) adanya tujuan yang jelas, (2) sumber daya manusia, (3) struktur organisasi, (4) adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, (5) adanya sistem nilai yang dianut.
Konsepsi tersebut menunjukan secara jelas adanya pengaruh sumber daya
manusia dan partisipasi masyarakat terhadap efektivitas organisasi. Sumber daya
manusia dan partisipasi merupakan dua variabel yang erat kaitannya dengan
pemberdayaan masyarakat. Tanpa pemberdayaan masyarakat, kualitas sumber
daya manusia dan patisipasi masyarakat akan sulit untuk dapat diwujudkan.
Hal ini dapat dipahami bahwa sebuah organisasi dalam menetapkan berbagai
kebijakan bahkan sampai pada tahap implementasi kebijakan memerlukan
dukungan masyarakat, baik pada saat penyusunan agenda kebijakan, formulasi
kebijakan, implementasi kebijakan hingga evaluasi kebijakan.
Sementara itu menurut Gibson et al. berpendapat bahwa efektivitas dalam konteks prilaku organisasi merupakan hubungan yang optimal yaitu antara; dimensi produksi, kualitas, efesiensi, fkelsibilitas, kepuasan, sifat keunggulan, dan pengembangan. (Syarif Makmur, 2008:125).
Tingkat produktivitas dipilih sebagai indikator pengukuran efektivitas
organisasi, dimana organisasi merupakan suatu wadah usaha kelompok orang
untuk mencapai tujuan yang ditentukannya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang ada dalam organisasi. Pemanfaat sumber daya
sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup organisasi. Untuk itu, produktivitas
yang diartikan sebagai ukuran sampai sejauh mana sumber daya yang ada
disertakan dan dipadukan untuk mencapai suatu hasil tertentu merupakan hal yang
dapat dijadikan tolok ukur efektivitas organisasi, karena pada dasarnya efektivitas
organisasi merupakan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Selanjutnya selain faktor lingkungan dapat mempengaruhi efektivitas
organisasi, begitu pula keadaan politik, perkembangan keadaan ekonomi, sistem
nilai masyarakat terhadap prestasi seseorang dan prestasi organisasi. Dari berbagai
uraian diatas, maka dapat ditarik suatu gambaran secara garis besar bahwa
efektivitas organisasi dalam pelaksaan tugasnya dapat dilihat dari dua dimensi,
yakni :
1. Dimensi produktivitas, yang meliputi penyelesaian pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dan ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan/ tugas.
2. Dimensi kepuasan kerja, yang meliputi perolehan tambahan penghasilan dan penghargaan, serta pemecahan permasalahan pekerjaan dan bantuan yang diberikan oleh teman sejawat didalamorganisasi.
Berdasarkan pembahasan mengenai perkembangan teori, pandangan, dan
konsepsi penilaian efektivitas organisasi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
dengan pernyataan menurut Surtato dalam dasar-dasar organisasi (Surtato,
2006:151). sebagai berikut :
1. Menentukan efektivitas organisasi hanya menurut tingkat prestasi suatu organisasi adalah suatu pandangan yang terlalu menyederhanakan hakekat penilaian efektivitas organisasi. Diketahui bahwa setiap organisasi mempunyai beberapa sasaran dan diantaranya sering terdapatpersaingan. Persoalannya ialah bagaimana caranya mengembangkan suatu rangkaian atau kumpulan sasaran yang dapat dicapai dengan batasan sarana, sumber daya, dan dana yang tersedia.
2. Tidak semua kriteria sekaligus dapat digunakan unutk mengatur efektivitas organisasi. Keinginan untuk meningkatkan keuntunngan umpamanya, dapat menyebabkan seseorang terlalu optimis dalam hal potensi pemasaran. Ini sering menyebabkan timbulnya efek sampingan, yaitu kurangnya perhatian terhadap usaha mempertahankan kelangsungan hidup organisasi.
3. Pengukuran efektivitas organisasi sesungguhnya harus mencakup berbagai kriteria, seperti : efisiensi, kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan adaptasi, integrasi, motivasi, produksi, dan sebagainya. Cara pengukuran ini sering disebut dengan ”Multiple Factor Model” penilaian efektifitas organisasi.
2.1.2 Konsep Pelayanan Publik
Istilah Pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan
pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani
adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang.
Menurut Poerwadarminta berpedapat bahwa; pengertian melayani yaitu
menolong menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain sedangkan
pengertian pelayanan adalah perbuatan (cara, hal, dan sebagainya dalam
melayani). ( Moenir, 2006:13). Pengertian pelayanan menurut Kotler yaitu
“pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan
atau kesatuan dan menawarkan keputusan meskipun hasilnya tidak terkait pada
suatu produk secara fisik.” (Sinambela, 2006:4).
Sedangkan menurut Lukman dalam reformasi pelayanan publik
(Sinambela, 2006:5), Bahwa pelayanan adalah “suatu kegiatan atau urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain
atau masih secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan”. Pengertian lebih
luas juga disampaikan oleh Daviddow dan Utal dalam pelayanan prima (Sutopo
dan Ali Suryanto, 2003:9). Bahwa pelayanan merupakan usaha apa saja yang
mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever en hances custumer satisfaction.)
Pendapat lain menurut Handoko dalam manajemen mengemukakan
bahwa; “pelayanan atau jasa sebagai suatu perbuatan dimana seseorang atau suatu
kelompok menawarkan kepada kelompok atau orang lain yakni yang pada
dasarnya tidak berbentuk produksi yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan
fisik produksi.” (Handoko, 2003:428).
Sementara itu Gronroos dalam manajemen pelayanan (Ratminto dan
Winarsih, 2006:3), Mengemukakan definisi pelayanan yaitu sebagai :
“Suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.”
Disisi lain istilah pelayanan menurut Norman dalam buku pelayanan prima
yang dikutip oleh (Sutopo dan Ali Suryanto, 2003:8) Adalah kegiatan yang
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen (customer atau
pihak yang dilayani) yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki.
Adapun karakteristik pelayanan yakni sebagai berikut :
1. Pelayanan besifat tidak dapat diraba, karena pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan barang jadi.
2. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang sifatnya adalah tindakan sosial.
3. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak dapat dipisahkan secara nyata, karena pada umumnya kejadiannya bersamaan dan terjadi ditempat yang sama.
Jadi pelayanan itu merupakan suatu aktivitas dan juga suatu progam
kepada pelanggan yang terus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga sekarang
ini progam pelayanan telah menjadi salah satu alat utama dalam melaksanakan
strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan kepedulian kepada pelanggan.
Pelayanan berkaitan erat dengan masyarakat, dimana pelayanan lebih
dikenal dengan pelayanan publik. Definisi publik berasal dari bahasa inggris yaitu
pulbic yang berarti masyarakat umum dan Negara, sedangkan publik dalam
bahasa idonesia diartikan sebagai umum/ orang banyak dan ramai. (Sinambela,
2006:5).
Secara umum pelayanan publik diartikan, sebagai pelayanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sendiri dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dimana
menurut (Kepmenpan No 63/KEP/M.PAN/7/2003), “publik adalah segala kegitan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan
peraturan perundang-undangan”. Dengan demikian, pelayanan publik adalah
pemenuhan kegiatan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara Negara.
Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada hakikatnya negara dalam hal
ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masayarakat.
Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau
pelayanan umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh
organisasi publik.
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh
organisasi privat, dimana dibedakan menjadi dua hal yaitu yang
bersifat primer dan sekunder.
Pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai usaha/ kegiatan
yang bersifat jasa. Timbulnya pelayanan umum disebabkan oleh adanya
kepentingan umum masyarakat, dimana pelayanan umum sendiri bukanlah
sasaran suatu kegiatan, melainkan ia merupakan alat untuk mencapai sasaran
tertentu yang telah ditetapkan.
Pelayan publik menurut Sinambela adalah pemenuhan keinginan dan
kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara Negara, dalam hal ini negara didirikan
oleh publik/ umum (masyarakat) dengan tuntutan agar dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. (Sinambela, 2006:5). Sementara itu Moenir
menerangkan bahwa pengertian pelayanan publik/ umum adalah; “suatu kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor
material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha
memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”. (Moenir, 2006:26).
Selanjutnya menurut Ratminto dan Atik Winarsih yang mengemukakan bahwa :
“Pelayan publik/ umum adalah segala bentuk jasa pelayanan.baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggun jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan dilinkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang –undangan”.(Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2006:5).
Pelayanan publik yang profesional yaitu pelayanan yang memiliki
akuntabilitas dan responsibilitas yang tinggi dari pemberi layanan yaitu (aparatur
pemerintah). Efektif; yaitu lebih mengutamakan pada pencapaian tujuan dan
sasaran, Sedangkan efesiensi; mengandung arti persyaratan hanya dibatasi pada
hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan
tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan.
Sederhana; mengandung arti prosedur tata cara pelayanan diselengagaran secara
mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan
oleh masyarakat yang mememinta pelayanan. Transparansi; mengandung arti
adanya kejelasan dan kepastian mengenai prosedur dan tata cara pelayanan,
persyaratan pelayanan baik teknis maupun administratif, unit kerja dan atau
pejabat yang berwenang serta bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan,
rincian biaya atau tarif pelayanan dan tata cara pembayaran serta jadwal waktu
penyelesaian pelayanan. Keterbukaan; mengandung arti semua proses pelayanan
wajib diinformasikan, secara terbuka agar mudah diketaui dan dipahami
masyarakat baik diminta ataupun tidak. Tepat waktu; mengandung arti
pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Responsif; lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi
apa yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi yang dilayani, Adaptif;
mengandung arti cepat menyesuaikan tuntutan apa yang akan tumbuh dan
berkembang dilingkungan sekitarnya.
Instansi pemerintah sebagai sebuah organisasi dalam tugasnya sebagai
pelayan masyarakat (public servicer) dituntut untuk selalu memberikan pelayanan
terbaik/ pelayanan yang bernilai tinggi kepada masyarakat sebagai pengguna jasa
atau pelanggan. Untuk itu, pemberian pelayanan dalam hal ini pemerintah perlu
menyadari akan tugas dan fungsinya sebagai abdi negara yang mana sangat
penting dalam memberikan pelayanan yang baik dan optimal kepada masyarakat.
Dimana menurut Fitrsimmons dalam (Sinambela, 2006:7) terdapat lima
indikator pelayanan publik, yaitu antara lain :
1. Reliability : pemberian pelayanan dengan tepat dan benar.2. Tangibles : penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.3. Resposiviness : keinginan melayani konsumen denga cepat.4. Awarance : tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam
memberikan pelayanan.5. Empathy : tingkat kemampuan untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan bersama.
Selanjutnya konsep standar pelayanan dimana merupakan standar yang
telah ditentukan sebagai suatu pembekuan pelayanan yang baik. Standar
pelayanan berbentuk suatu dokumentasi yang berisi rincian teknis dari sebuah
pelayanan. Rincian yang biasanya tercantum dalam dokumen ini mencakup
pernyataan visi dan misi pelayanan, prosedur pelayanan, sistem alur pelayanan,
ketentuan tarif, prasyarat pelayanan, klasifikasi pelayanan, jenis pelayanan,
jaminan mutu dan janji pelayanan.Dimana terdapat dua manfaat standar pelayanan
yaitu :
1. Merupakan jaminan mutu bagi para pelangganya. Dari standar pelayanan ini, pelanggan mengetahui apa saja yang dapat diharapkan dari sebuah pelayanan.
2. Merupakan ukuran baku mutu yang harus ditampilkan oleh para petugas pelayanan.
Adapun hakikat pelayanan publik menurut MENPAN nomor 63 tahun 2004.
yaitu pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan suatu
perwujudan dan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Secara
teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat
dan untuk mencapai kepuasan itu dituntut adanya kualitas pelayanan prima yang
tercermin dari asas-asas pelayanan publik berdasarkan pada (Surat Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003),
yaitu :
1. Tranparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkanya dan disediakan secara memadai dan mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai denga ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi yang dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yakni pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antar pemberi dan penerima pelayanan publik.
Akhirnya perlu ditegaskan bahwa pelayanan publik adalah pelayanan yang
ditargetkan sebagai kepuasan bagi siapapun yang menerimanya. Sistem
administrasi negara yang efisien dan efektif bukan dicerminkan dari hasil koreksi
dan pengaduan dari publik, tetapi merupakan hasil ciptaan kretif atas dasar
pengelolaan pemerintah yang proaktif terhadap berbagai keperluan publik.
Aparatur pemerintah seharusnya mampu mendorong aktivitas publik pada
berbagai dimensi pembangunan yang meningkatkan kearah yang lebih baik.
Untuk itu, pelayanan publik wajib dikelola oleh aparatur negara dalam
manajemen birokrasi yang bersifat apolitik, mengefektifkan kualifikasi yang
bersifat spesialis, dan mendorong terciptanya jangkar koordinasi yang lebih luas,
efisien dan efektif, sehingga dapat menjadi pusat keunggulan pelayanan publik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh aparatur penyelenggara negara/ instansi
tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat atau
kelompok yang dilayani dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan ini
diberikan kepada seluruh masyarakat atau yang berhak mendapatkan pelayanan
tanpa terkecuali dengan tidak membedakan satu dengan yang lainnya.
2.1.3 Konsep Ijin
Ijin dalam arti luas merupakan salah satu instrument yang paling banyak
digunakan dalam hukum administrasi. Pemerintah menggunakan ijin sebagai
sarana yuridis untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Dimana ijin
merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah untuk keadaan tertentu. Dengan member ijin, penguasa
memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan
tertentu.
Sedangkan dalam arti sempit, ijin adalah pengikatan-pengikatan pada
suatu peraturan ijin yang pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat
undang-undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi
keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya ialah mengatur tindakan-tindakan yang
oleh pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela, namun dimana ia
menginginkan, maka dapat melakukan pengawasan sekedarnya.
Menurut M.M Van Praag mengemukakan bahwa izin merupakan suatu tindakan hukum sepihak (eenzijdige handeling, een overheidshandeling). (Ridwan, 2006:210).
Hal pokok pada ijin ialah bahwa suatu tindakan dilarang, terkecuali
diperkenankan dengan tujuan agar dalam ketentuan-ketentuan yang disangkutkan
dengan perkenan dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu bagi tiap kasus.
Jadi persoalannya bukan untuk hanya memperkenan dalam keadaan-keadaan yang
sangat khusus, tetapi agar tindakan-tindakan yang diperkenankan dilakukan
dengan cara tertentu yaitu dicantumkan dalam ketentuan-ketentuan.
Dimana menurut S.J. Fockema Andreae dalam kamus hukum (Ridwan,
2006:207). Ijin (vergunning) dijelaskan sebagai :
“perkenaan/ ijin dari pemerintah berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk perbuatan yang pada umumnya memerlukan pengawasan khusus, tetapi yang pada umumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak dikehendaki”.
Sedangkan menurut Ateng Syafrudin dalam buku hukum administrasi
negara (Ridwan, 2006:207) mengatakan bahwa; ijin bertujuan dan berarti
mehilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh, atau sebagai peniadaan
ketentuan larangan umum dalam peristiwa konkret. Makna konkret juga
ditanggapai oleh Sjachran Basah dimana ijin adalah perbuatan hokum
administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal
konkret berdasarkan persyaratan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan. (Ridwan, 2006:207).
Jadi secara konseptual bila pembuat peraturan umumnya tidak melarang
suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan secara
yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, keputusan administrasi Negara
yang memperkenankan perbuatan tersebut bersifat suatu ijin (vergunning). Dan
dalam arti luas dapat dikemukakan bahwa ijin berarti suatu persetujuan dari
penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperbolehkan
melakukan tindakan atau perbuatan. Berdasarkan pendapat pakar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ijin adalah perbuatan pemerintah bersegi satu berdasarkan
peraturan perundang-undangan untuk diterapkan pada peristiwa konkret menurut
prosedur dan persyaratan tertentu.
Dalam negara hukum modern, tugas dan kewenangan pemerintah tidak
hanya sekedar menjaga ketertiban dan keamanan (rust en orde), tetapi juga
mengupayakan kesejahteraan umum (bestuurzorg). Tugas dan kewenangan
pemerintah untuk menjaga ketertiban dan keamanan merupakan tugas klasik yang
sampai kini masih tetap dipertahankan. Dalam rangka melaksanakan tugas,
pemerintah diberikan wewenang dalam bidang pengaturan yang dari fungsi
pengaturan ini muncul beberapa instrument yuridis untuk menghadapi peristiwa
individual dan konkret, yaitu dalam bentuk ketetapan. Dimana Ijin merupakan
instrument yuridis yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi para
warga agar mau mengikuti cara yang dianjurkan guna mencapai suatu tujuan
konkret.
Sebagai suatu instrument, ijin berfungsi selaku ujung tombak instrument
hukum sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan
makmur. Hal ini berarti, lewat ijin dapat diketahui bagaimana gambaran
masyarakat yang adil dan makmur itu terwujud. Ini berarti persyaratan-
persyaratan yang terkandung dalam ijin merupakan pengendalian dalam
memfungsikan ijin itu sendiri, dimana ijin diletakan dalam fungsi menertibkan
masyarakat.
Adapun mengenai tujuan perijinan tergantung pada kenyatan konkret yang
dihadapi. Keragaman peristiwa konkret menyebabkan keragaman pula dari tujuan
ijin, yang secara umum dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Keinginan mengarahkan atau mengendalikan (sturen) aktivtas-aktivitas tertentu (misalnya ijin bagunan).
2. Ijin mencegah bahaya bagi lingkungan (ijin-ijin lingkungan).
3. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (ijin terbang, ijin membongkar pada monumen-monumen).
4. Ijin hendak membagi benda-benda yang sedikit (ijin penghuni di daerah padat penduduk).
5. Ijin memberikan pengarahan dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas (ijin berdasarkan “drank en horecawet” dimana pengurus harus memenuhi syarat-syarat tertentu).
Sesuai dengan sifatnya individual dan konkret, ketetapan ini merupakan
ujung tombak dari instrument hukum dalam penyelengaraan pemerintah, atau
sebagai norma penutup dalam rangkaian norma hukum. Dimana salah satu dari
ketetapan ini adalah ijin. Berdasarkan jenis-jenis ketetapan, ijin termasuk sebagai
ketetapan yang bersifat konstitutif, yakni ketetapan yang menimbulkan hak baru
yang sebelumnya tidak dimiliki oleh seseorang yang namanya tercantum dalam
ketetapan itu, atau “beschikkingen welke iest toestaan wat tevoren niet geoorloofd
was.” (ketetapan yang memperkenankan sesuatu yang sebelumnya tidak
diperbolehkan).
Dengan demikian, ijin merupakan instrument yuridis dalam bentuk
ketetapan yang bersifat konstitutif dan yang digunakan oleh pemerintah untuk
menghadapi atau menetapkan peristiwa konkret. Sebagai ketetapan, ijin itu dibuat
dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku berdasarkan ketetapan pada
umumnya.
Pembuatan dan penertiban ketetapan ijin merupakan tindakan hukum
pemerintah. sebagai tindakan hukum, maka harus ada wewenang yang diberikan
oleh peraturan perundang-undangan atau harus berdasarkan asas legalitas. Tanpa
dasar wewenang, tindakan hukum itu menjadi tidak sah. Oleh karena itu, dalam
hal membuat dan menerbitkan ijin haruslah didasarkan pada wewenang yang
diberikan oleh peraturan-perundang-undangan yang berlaku, karena tanpa adanya
dasar wewenang tersebut ketetapan ijin menjadi tidak sah. Dimana pada
umumnya wewenang pemerintah untuk mengeluarkan ijin itu ditentukan secara
tegas dalam peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dari perijinan
tersebut.
Akan tetapi dalam penerapannya, Marcus Lukman dalam hukum
administrasi Negara (Ridwan, 2006:212), berpendapat bahwa; kewenangan
pemerintah dalam bidang ijin itu bersifat diskresionare power yaitu berupa
kewenangan bebas. Jadi pada umumnya, permohonan ijin harus menempuh
prosedur tertentu yang ditentukan oleh pemerintah selaku pemberi ijin. Disamping
harus menempuh prosedur tertentu, pemohon ijin juga harus memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah
atau pemberi ijin. Meskipun demikian, pemerintah tidak membuat atau
menentukan prosedur dan persyaratan menurut kehendaknya sendiri secara
arbitrer (sewenang-wenang), tetapi harus sejalan dengan peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar dari perijinan tersebut. Dengan kata lain,
pemerintah tidak boleh menentukan syarat yang melampaui batas tujuan yang
hendak dicapai oleh peraturan hukum yang menjadi dasar perijinan. Prosedur dan
persyaratan perijinan itu berbeda-beda tergantung jenis perijinan, tujuan ijin, dan
instansi pemberi ijin.
2.2 Kerangka Berfikir
Dari pemaparan mengenai teori-teori, pandangan-pandangan, serta konsep-
konsep yang relevan dengan permasalahan yang tengah diteliti, maka peneliti
membuat alur berfikir sebagai langkah deskriptif untuk menjelaskan variabel
penelitian yang berangkat dari landasan teori. Dalam rangka peningkatan mutu
birokrasi khususnya didinas/ instansi pemerintah daerah, dalam pelayanan
publiknya diperlukan perubahan birokrasi dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Dimana birokrasi harus terus-menerus memperbaiki kinerjanya agar tercipta
birokrasi yang andal, produktif, kompetitif, repressive, dan akuntabel. Oleh karena
itu, birokrasi harus mengoreksi dan mereduksi kelemahan masa lalu dan masa
mendatang secara terus-menerus.
Guna peningkatan dan kelancaran pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan sendi-sendi pelayanan umum, diperlukan adanya lembaga teknis daerah
yang khusus mengelola perijinan di Kabupaten Lebak. Maka dibentuklah Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak yang berdasarkan pada keputusan
Bupati Lebak Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak. Yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2005
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan
Terpadu Kabupaten Lebak, serta ditetapkannya pedoman pelayanan perijinan
terpadu dilingkungan pemerintahan Kabupaten Lebak. Dimana KPPT mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas pemerintahan daerah di bidang pelayanan
perijian secara terpadu dan merupakan satuan kerja pemungut pendapatan
retribusi daerah dari perijinan yang dilayani oleh KPPT.
Pelayanan perijinan terpadu adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
perijinan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di lingkungan pemerintahan
Kabupaten Lebak dan lingkup Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk
barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhunan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kantor pelayanan perijianan terpadu (KPPT) melaksanakan kewenangan
dibidang perijinan yang meliputi : penerima permohonan, pemrosesan, penerbitan
dan pencabutan perijinan berdasarkan rekomendasi dari tim teknis dinas terkait.
Dalam pelaksanan kegiataan operasional, KPPT dalam melayani pelayanan
perijinan tidak lepas dari masalah atau faktor yang dapat menghambat kinerja
KPPT dalam pelayanan secara terpadu. Dimana organisasi akan mencapai tingkat
efektivitas apabila didalamnya terdapat tujuan dan sasaran serta pelaksanaan
fungsi dalam sebuah organisasi, yaitu tujuan, sasaran dan fungsi organisasi yang
telah ditetapkan pada awal pembentukan organisasi.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan konsep efektivitas organisasi
yang merupakan konsep dasar untuk mengukur tingkat efektivitas organisasi yang
menjadi landasan teori dalam kerangka berfikir. Dimana teori dasar yang
digunakan sebagai kerangka acuan dalam alur befikir yaitu konsep efektivitas
organisasi menurut Gibson et al. yang dapat dijadikan alat ukur, yaitu antara lain :
1. Produksi.2. Kualitas.3. Efisiensi.4. Fleksibilitas.5. Kepuasan.6. Sifat keunggulan.7. Pengembangan.(Syarif Makmur, 2008:125).
Kesimpulnya bahwa efektivitas organisasi merujuk pada sejauh mana
organisasi tersebut dapat melaksanakan kegiatan dan fungsinya degan baik dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya serta
saran dan prasarana yang tersedia, dengan demikian efektivitas organisasi akan
tercapai. Dimana efektivitas organisasi merupakan unsur yang sangat vital bagi
suatu pelayanan, karena ketercapaian tujuan organisasi dan sasaran dapat
mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dalam penelitian ini
peneliti akan lebih memfokuskan pada efektivitas organisasi pada kantor
pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak. Dengan melihat tingkat
efektivitas organisasi yang ada pada pelayanan perijinan, maka dapat dilihat
apakah keberadaan KPPT sebagai organisasi publik dan lembaga yang mengurusi
jasa perijinan secara terpadu dapat berfungsi dengan baik dan mencapai tingkat
keefektifan dalam organisasi sesuai dengan standarisasi pelayanan.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tujuan KPPT
1. Mewujudkan pelayanan prima.
2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja aparatur pemerintah Kabupaten lebak khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat.
3. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat yang pada gilirannya masyarakat dapat terdorong ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan.
Indikator Masalah
1. Kurangnya tenaga teknis dan pelaksanaadministrasi dibidang perijinan
2. Sosialisasi yang terbatas tentang keberadaaan KPPT Kabupaten Lebak
3. Kurang memadainya sarana dan prasarana pendukung kegiatan operasional di KPPT Kabupaten Lebak sebagai organisasi pemerintah yang bergerak dalam bidang perijinan.
4. SOTK yang belum optimal
(Sumber : LAKIP 2010 dan Hasil Observasi)
Keputusan Bupati Lebak No. 26 Tahun 2004Peraturan Daerah Kabupaten Lebak
No. 3 Tahun 2005tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja kantor PelayananPerijinan Terpadu
Kabupaten Lebak
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak
Alur/Proses Mekanisme Perijinan KPPT Kabupaten Lebak
Efektivitas OrganisasiPerijinan TerpaduKabupaten Lebak
Indikator Efektivitas Organisasi
menurut Gibson
1. Poduktivitas.2. Kualitas.3. Efiseinsi.4. Fleksibilitas.5. Kepuasan.6. Sifat Keunggulan.7. Pengembangan.(Syarif Makmur, 2008:125)
2.3 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang ada, maka
peneliti mempunyai hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
“Efektifitas organisasi kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak diprediksi lebih dari 75% dari nilai ideal yaitu 100%”.
Dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Ho : ρ ≤ 75% hal ini berarti hipotesis deskriptif atau hipotesis nol dari
penelitian ini adalah efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan
terpadu Kabupaten Lebak yaitu (kurang dari atau sama dengan) 75% dari nilai
ideal.
Ha : ρ > 75% hal ini berarti hipotesis kerja dari penelitian ini adalah
efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak
yaitu (lebih dari) 75% dari nilai ideal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dimana penelitian ini
dimaksudkan untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang
bersifat aktual secara sistematis dan akurat. Penelitian deskriptif kuantitatif dapat
pula diartikan sebagai penelitian yang dapat menggambarkan suatu fenomena
individual, situasi atau kelompok tertentu pada masa sekarang. Dengan kata lain,
tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,
dan untuk mengtahui nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih
(independen).
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, merupakan
sebagai suatu metode primer dikarenakan untuk menjaga nilai keobjektifan hasil
penelitian yang diperoleh pada akhirnya. (Moh. Nazir, 2003:44). Dalam penelitian
ini, peneliti hanya meneliti satu variabel saja (variabel mandiri) yaitu variabel
“Efektivitas Organisasi pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak”.
Adapun dasar kerangka acuan yang digunakan sebagai dasar teori dalam
menguraikan masalah yang tengah diteliti yaitu dengan mengunakan teori dari
Gibson et al. mengenai indikator/ alat ukur untuk mengukur tingkat efektivitas
organisasi yang antara lain yaitu :
8. Produksi.9. Kualitas.10. Efisiensi.11. Fleksibilitas.12. Kepuasan.13. Sifat Keunggulan.14. Pengembangan.(Syarif Makmur, 2008:125).
3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun fenomena sosial yang diamati, dimana secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Nilai variabel yang diteliti yaitu
sebanyak satu variabel, dimana dalam penelitian ini instrumen yang digunakan
oleh peneliti untuk mengukur variabel penelitian yaitu dengan menggunakan
kuesioner yang berupa pertanyaan maupun pernyataan. Sedangkan teknik
pengukuran yang digunakan dalam menjabarkan instrumen penelitian yang
dijadikan sebagai indikator variabel yaitu dengan menggunakan teknik
pengukuran Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai
dengan sangat negatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain yaitu :
1. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data melalui formulir – formulir yang
berisi pertanyaan maupun pernyataan sesuai dengan objek penelitian,
yang kemudian diajukan kepada responden yang telah ditentukan guna
mendapatkan jawaban ataupun tanggapan-tanggapan yang representatif
serta informasi yang diperlukan oleh peneliti.
2. Observasi/ Pengamatan
Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulan
data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dimana merupakan suatu
studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan sosial dengan cara
nonpartisipan yaitu peneliti tidak terlibat langsung dengan suatu kegiatan
yang tengah diteliti hanya sebatas mengamati dan mencatat kegiatan
tersebut, jadi peneliti hanya sebagai pengamat independen.
3. Wawancara
Merupakan suatu proses pengumpulan data untuk memperoleh
keterangan sebagai studi pendahuluan dan untuk menentukkan
permasalahan yang akan diteliti serta pencapaian tujuan penelitian.
Wawancara dilakuakan melalui kegiatan komunikasi verbal, yaitu
percakapan tanya jawab kepada pihak yang menjadi objek penelitian
guna mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
4. Studi Dokumentasi
Suatu studi yang digunakan untuk memperdalam penelitian. Dimana
data diperoleh melalui peraturan perundang-undangan, laporan-laporan,
artikel online, catatan serta dokumen-dokumen yang relevan dengan
permasalahan yang diteliti.
Adapun instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas
organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
yakni sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Yang Diperlukan Untuk Mengukur Tingkat
Efektivitas Oragnisasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak
VariabelPenelitian
IndikatorEfektivitas
No. Item Instrumen
Efe
ktiv
itas
Org
anis
asi
Kan
tor
Pel
ayan
an P
erij
inan
Ter
padu
Kab
upat
en L
ebak
1. Dimensi ProduksiMerupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Dimana produktivitas hanya dapat diwujudkan apabila sumber daya yang ada dalam organisasi diberdayakan.
1,2,3
2. Dimensi KualitasSuatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk/ jasa, dan manusia serta merupakan standarisasi yang harus dicapai oleh organisasi tersebut, dimana kualitas memegang peranan kunci dalam efektivitas
4,5,6
3. Dimensi EfisiensiMerupakan rasio keluaran dibandingkan masukan dan juga pemberdayaan sedikit mungkin sumber daya atau unit untuk menghasilkan sebanyak mungkin output. efisiensi merupakan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dengan biaya, waktu, dan tenaga yang lebih murah.
7,8,9
4. Dimensi FleksibilitasAdanya kemampuan dalam menjawab perubahan lingkungan eksternal. Kemampuan individu dan kelompok dalam organisasi untuk menjawab perubahan individu dan kelompok dalam organisasi. Kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan praktik perencanan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, serta kebijakan untuk menjawab perubahan yang ada.
10,11,
12,13
5. Dimensi KepuasanKepuasan ditunjukan pada seberapa besar oganisasi memuaskan kebutuhan karyawan dan pelanggan terhadap kinerja dan hasil yang dirasakan.
14,15,16
6. Dimensi Sifat KeunggulanKeunggulan organisasi merupakan kemampuan bersaing dari organisasi dan anggota organisasi terhadap perubahan-perubahan yang ada. Kemampuan bersaing menunjukan kemampuan organisasi untuk tetap menjadi pemain yang dapat diperhitungkan di pasar yang telah ditetapkan.
17,18,19,
20,21
7. Dimensi PengembanganPengembangan menjamin efektivitas organisasi melalui investasi sumber daya guna memenuhi permintaan lingkungan mendatang. Dimana pengembangan merupakan strategi intervensi yang memanfaatkan proses kelompok untuk fokus pada budaya suatu organisasi secara menyeluruh dalam rangka melaksanakan perubahan-perubahan yang diinginkan.
22,23,
24,25
(Sumber : Hasil Analisis Konsep, 2011)
3.2.1 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan sebagai alat ukur untuk mendapatkan data-data
yang valid. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen
benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan di ukur dalam
penelitian, serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian konsep dan hasil
pengukuran. Dengan menggunakan instrumen yang valid dalam pengolahan data,
maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid yang merupakan syarat
mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
Data yang valid dilihat jika koefisien korelasi tiap faktor tersebut positif
yaitu (r) > 0,3 dimana faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Pengujian
validitas dilakukan dari kuesioner dengan skor total menggunakan korelasi
product moment.
3.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian reliabilitas adalah derajat ketetapan atau tingkat persisi,
ketelitian dan keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran.
(Moh.Nazir, 2003:134). Dikatakan reliable jika nilai alpha > r tabel. Pengujian
reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbachs dengan bantuan software SPSS
15.0 for windows.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Sedangkan sampel adalah
bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dimana
merupakan subset dari populasi.
Penelitian ini dilaksanakan di kantor pelayanan perijinan terpadu
Kabupaten Lebak, dimana populasi pada penelitian ini adalah pegawai yang ada
pada kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak. Yang merupakan
organisasi pemerintah yang dalam melakukan aktivitasnya memberikan pelayanan
perijinan pada masyarakat yang ingin menggunakan jasa pelayanan perijinan
secara terpadu.
Adapun teknik penentuan sampel yaitu dengan menggunakan teknik
sampling jenuh, dimana merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Sampel yang diambil yaitu seluruh pegawai
yang ada dalam kantor pelayanan perijinan terpadu, dengan jumlah sampel
sebanyak 16 orang pegawai yang melayani 14 jenis perijinan. Sampel jenuh
digunakan karena lingkup yang diteliti jumlah populasinya relatif kecil dan
penelitian ini memfokuskan pada efektivitas organisasi yang ada pada kantor
pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisa data dan merupakan
tahapan-tahapan dimana data dipersiapkan, diklasifikasikan dan diformat menurut
aturan untuk keperluan proses berikutnya. Yang selanjutnya analisa data
merupakan kegiatan yang tadi dilakukan tersebut untuk dianalisis setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lainya terkumpul. Dimana analisis data
merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan
analisislah data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian.
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Editing/ Memeriksa
Yaitu proses pemeriksaan kembali mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sumber informasi yang didapat yaitu mengenai catatan, berkas-berkas, kelengkapan dan kejelasan dari isi, serta kerelevanan semua pertanyaan dan pernyataan kuesioner agar dapat meningkatkan kehandalan data. Dimana dalam pengeditan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu, kelengkapan tulisan yang cukup jelas agar mudah dibaca, catatan dapat dipahami, keseluruhan data cukup konsisten, data cukup uniform, dan kesesuaian responsi, juga jawaban harus relevan dengan pertanyaan, serta pengecekan instruksi dalam daftar pertanyaan secara seksama apa telah dilakukan.
2. Coding/ Memberi Tanda Kode dan Scoring
Merupakan usaha mengklasifikasi/ mengelompokan jawaban responden berdasarkan macamnya, dengan cara memberi kode terhadap jawaban responden sesuai dengan kategori masing-masing, serta kemudian diberikan skor pada setiap indikator variabel dengan menggunakan teknik Skala Likert. Adapun skoring yang digunakan dalam penelitian ini yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif yang berupa kata-kata, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2Skoring
Jawaban Skor
Sangat baikBaikTidak baikSangat tidak baik
4321
(Sugiyono, 2005)
3. Tabulating/ Tabulasi data
Merupakan kegiatan memproses data yaitu memasukan data kedalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori. Tahap ini dilakukan jika tahap editing dan coding telah diselesaikan, artinya ketika tidak ada lagi permasalahan yang timbul dalam pengeditan dan pengkodean serta pemberian skor atau semua telah selesai, dimana dalam tabulasi data ini hasil keseluruhan kuesioner dijumlahkan dan dicari nilainya dengan menggunakan tabel frekuensi sebagai dasar untuk menganalisa data.
Setelah data diolah maka tahap selanjutnya adalah analisa data, yang
merupakan upaya peneliti untuk menyederhanakan dan menyajikan data dengan
mengelompokan dalam suatu bentuk yang berarti sehingga mudah dipahami dan
diinterprestasikan oleh pembaca atau penguji. Teknik analisa data dalam
penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif, dimana memerlukan
perhitungan secara matematis atau menggunakan teknik statistik sebagai alat
bantu dalam menganalisis.
Adapun teknik analisa yang digunakan dalam pengujian hipotesis
deskriptif yang diajukan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus T- Test
(uji T) yaitu untuk satu sampel. (Sugiyono, 2005:207).
Keterangan :t = Nilai t yang di hitung
x = Nilai rata-rata
o = Nilai yang dihipotesiskan
s = Simpangan baku sampeln = Jumlah anggota sampel
Karena hipotesis deskriptif dalam penelitian ini yaitu hipotesis nol (Ho)
kurang dari atau sama dengan (≤ ) dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu lebih dari (>)
maka untuk menguji hipotesis ini menggunakan uji hipotesis pihak kanan yang
pernyataannya yaitu :
Apabila thitung < ttabel Ho diterima/ Ha ditolak
Apabila thitung > ttabel Ho ditolak/ Ha diterima
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokus atau tempat dilakukannya penelitian ini yaitu di kantor
pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak, yang beralamat di Jln.
Abdi Negara no. 3 Rangkasbitung 42312.
n
sx
t o
Tabel 3.3
Waktu Penelitian
KegiatanTahun 2010-2011
November Desember Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli
Perijinan,ObservasiAwal
Penentuan Indikator danPerumusanMasalah
PenentuanSampelPenelitian
PengumpulanData
Pengolahan Dan Analisa Data
Pembuatan Laporan Penelitian
Seminar hasil Peneitian
Revisi Hasil Penelitian
Peyebaran Kuesioner PenelitianPengolahan Data Hasil PenelitianPembuatan Laporan Hasil Penelitian
Sidang Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambar Umum Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
Kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak adalah unsur
pelaksana pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan perijinan kepada
masyarakat. Alamat kantor yaitu Jl. Abdi Negara nomor 3 Rangkasbitung 42312.
Kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak dibentuk berdasarkan
Keputusan Bupati Lebak Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2005
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perijinan
Terpadu Kabupaten Lebak. KPPT Kabupaten Lebak berada dalam satu gedung
dilingkup gedung seketariat daerah Kabupaten Lebak, dimana kantor pelayanan
perijinan terpadu belum mempunyai gedung atau kantor tersendiri dalam
menjalankan kegiatan operasional. KPPT Kabupaten Lebak memulai kegiatan
operasionalnya dalam pemberian pelayanan perijinan secara terpadu pada awal
januari 2006. KPPT pun memiliki pegawai yang handal yang direkrut dari
beberapa instansi terutama instansi dimana perijinan tersebut sebelumnya
dilaksanakan.
4.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi KPPT Kabupaten Lebak
1. Tugas Pokok
Kantor pelayanan perijinan terpadu mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas pemerintah daerah dibidang pelayanan perijinan secara
terpadu.
2. Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, kantor pelayanan perijinan
terpadu mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang perijinan terpadu
b. Penyusunan bahan pertimbangan teknis dibidang pelayanan perijinan
c. Pelaksanaan koordinasi progam pelayanan perijinan
4.1.3. Visi dan Misi KPPT Kabupaten Lebak
Dalam rangka menunjang visi Kabupaten Lebak, maka KPPT Kabupaten
Lebak menetapkan visi “Handal dan Profesional Dalam Pelayanan Perijinan”.
Makna dari perumusan visi tersebut adalah untuk mewujudkan visi
Kabupaten Lebak dimana kantor pelayanan perijinan terpadu berupaya
menjadikan Kabupaten Lebak sebagai daerah yang menarik untuk berinvestasi
yaitu dengan adanya deregulasi pelayanan perijinan sehingga dapat meningkatkan
pelayanan perijinan dengan mengedepankan kemudahan dan transparansi serta
memberikan pelayanan dibidang perijinan kepada dunia usaha dan masyarakat
dengan lebih sederhana, cepat, dan tepat. Selain itu berupaya untuk mendorong
kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat yang pada gilirannya masyarakat
dapat terdorong ikut berpatisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan sehingga
dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang didukung
oleh kualitas aparatur yang handal, professional dan bertanggung jawab serta
dapat meningkatkan Penghasilan Asli Daerah (PAD).
Atas dasar visi tersebut, maka dirumuskan misi kantor pelayanan perijinan
terpadu ( KPPT) Kabupaten Lebak sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan perijinan kepada masyarakat.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui
pelayanan perijinan.
3. Meningkatkan citra aparatur pemerintah dengan memberikan pelayanan
yang mudah, cepat, aman, dan transparan.
4. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme (SDM) dibidang
perijinan.
Makna dari perumusan misi tersebut yaitu untuk mewujudkan pelayanan
prima, meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja aparatur pemerintah
Kabupaten Lebak khususnya yang terlibat langsung dengan pelayanan masyarakat
dan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya yang tersedia baik sumber
daya manusia maupun sumber daya lainnya, terutama dunia usaha.
4.1.4 . Tujuan dan Sasaran KPPT Kabupaten Lebak
1. Tujuan
a. Mewujudkan pelayanan prima.
b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja aparatur pemerintah
Kabupaten Lebak khususnya yang terlibat langsung dengan
pelayanan masyarakat.
c. Mendorong kelancaran pemberdayaan ekonomi masyarakat yang
pada gilirannya masyarakat dapat terdorong ikut berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembangunan.
2. Sasaran
Terwujudnya pelayanan yang baik sehingga bisa memberikan kepuasan
pemohon dibidang perijinan yang mudah, cepat, transparan, pasti dari
sisi waktu dan biaya.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran dari visi dan misi kantor yang telah
ditetapkan, maka KPPT mempunyai strategi dalam kebijakan progam
penyelenggaraan pemerintah umum daerah yang ditetapkan sebagai berikut :
1. Isu strategis; optimalisasi kinerja pemerintah daerah.
2. Arah kebijakan umum; mewujudkan pelayanan terpadu yang lebih
sederhana, tepat dan transparan.
3. Indikator sasaran progam yaitu :
a. Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan dalam penyelenggaraan
pemerintahan umum.
b. Meningkatkan kemampuan penyelenggara pemerintahan daerah,
baik di tingkat Kabupaten, tingkat Kecamatan, maupun tingkat
Kelurahan dan Desa serta peningkatan kualitas pelayanan publik.
c. Pembentukan Kecamatan baru sebanyak 7 Kecamatan dan Desa baru
sebanyak 40 Desa.
d. Tersedianya sarana dan prasarana penyelenggara pemerintahan di
tingkat Kabupaten, tingkat Kecamatan dan tingkat Desa.
4.1.5. Wewenang
Kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) melaksanakan kewenangan
dibidang perijinan yang meliputi; penerimaan permohonan, pemrosesan,
penertiban dan pencabutan perijinan berdasarkan rekomendasi dari tim teknis
unsur dinas terkait. Adapun perijinan yang merupakan kewenangan kantor
pelayanan perijinan terpadu dilihat dari jenis dan lamanya proses perijinan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1
Jenis dan Lama Proses Perijinan
No. Jenis PerijinanLama Proses
1. IPPT (Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah) 7 Hari
2. IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan) 12 Hari
3. SITU/ SIGA ( Surat Ijin Tempat Usaha/ Surat Ijin Ganguan) 6 Hari
4. SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) 6 Hari
5. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 6 Hari
6. TDG (Tanda Daftar Gudang) 6 Hari
7. TDI/ IUI (Tanda Daftar Industri/ Ijin Usaha Industri) 6 Hari
8. Ijin Pertambangan Umum 15 Hari
9. Ijin Penyelenggaraan Reklame 6 Hari
10. SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi) 7 Hari
11. Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet 7 Hari
12. Ijin Penebangan Kayu 7 Hari
13. SIUK ( Surat Ijin Usaha Kepariwisataan) 7 Hari
14. Perijinan Pelayanan Kesehatan 15 Hari
(Sumber : RENSTRA KPPT Kabupaten Lebak 2009-2014).
4.1.6. Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran dari pelayanan perijinan adalah masyarakat umum,
kelompok usaha atau para pengusaha/ investor, kelompok profesi dan kelompok
organisasi/ sosial dan kemasyarakatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.2
Kelompok Sasaran
No. Jenis Pelayanan Kelompok Sasaran
1Pelayanan Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT)
Masyarakat umum, kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
2 Pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Masyarakat umum, kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
3Pelayanan Surat Ijin Tempat Usaha (SITU)/ Surat Ijin Ganguan (SIGA)
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
4Pelayanan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
5 Pelayanan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
6 Pelayanan Tanda Daftar Gudang (TDG)
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
7Pelayanan Tanda Daftar Industri (TDI)/ Ijin usaha Industri (IUI)
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
8 Pelayanan Ijin Pertambangan UmumMasyarakat umum, Kelompok usaha/ pengusaha/ investor
9 Pelayanan Ijin Penyelenggaraan Reklame
Masyarakat umum, kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
10Pelayanan Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor
11Pelayanan Ijin Pengusahaan Sarang Burung Walet
Masyarakat umum, kelompok usaha/ pengusaha/ investor
12 Pelayanan Ijin Penebangan KayuMasyarakat umum, kelompok usaha/ pengusaha/ investor
13Pelayanan Surat Ijin Usaha Kepariwisataan (SIUK)
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor
14Pelayanan ijin Pelayanan Kesehatan
Kelompok usaha/ pengusaha/ investor, kelompok profesi, kelompok organisasi/ sosial dan kemasyarakatan
(Sumber : RENSTRA KPPT Kabupaten Lebak 2009-2014).
4.1.7 Hakekat Pelayanan Perijinan Terpadu
Hakekat pelayanan perijinan terpadu adalah pemberian pelayanan prima
kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat yang antara lain yaitu :
1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi
instansi pemerintah dibidang pelayanan perijinan.
2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tatalaksana pelayanan,
sehingga pelayanan perijinan dapat diselenggarakan secara lebih
berdayaguna dan berhasil guna.
3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakasa dan peran serta masyarakat
dalam pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas
4.1.8. Asas Pelayanan Perijinan Terpadu
Pelaksanaan pelayanan perijinan terpadu dalam suatu kegiatan terpadu
yang bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau.
Oleh karena itu harus mengandung unsur-unsur dasar sebagai berikut :
1. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima harus jelas dan
diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.
2. Pengaturan setiap bentuk pelayanan perijinan terpadu harus disesuaikan
dengan kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk
membayar berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan tetap berperan pada efisiensi dan efektivitas.
3. Mutu proses dan hasil pelayanan perijinan harus diupayakan agar dapat
memberikan keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan kepastian hukum
yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Apabila pelayanan perijinan yang diselenggarakan oleh instansi
pemerintah terpaksa harus mahal, maka instansi pemerintah yang
bersangkutan berkewajiban memberikan peluang kepada masyarakat
untuk ikut menyelenggrakannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Untuk memperoleh bentuk ideal sebagai suatu organisasi yang khusus
melayani masyarakat dalam pemberian perijinan, maka bentuk organisasi kantor
pelayanan perijinan terpadu direkomendasikan terdiri dari satu sub bagian tata
usaha dan tiga seksi; yaitu seksi perijinan, seksi progam dan informasi serta
kelompok jabatan funsional. Maka dari itu struktur organisasi dapat dilihat pada
gambar dibawah ini sebagai berikut :
Gambar 4.1Struktur Organisasi
Kantor Pelayanan Perijinan TerpaduKabupaten Lebak
H. Hari Stiono, S.si,
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KASI KASI PROGAM & INFORMASI
KASUBAG
Rukim, SEIrianto
Hj. Hamamah
KEPALA KANTOR
4.1.9. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana kantor merupakan salah satu daya dukung
pelaksanaan kinerja dinas secara optimal, hingga saat ini kantor pelayanan
perijinan terpadu Kabupaten Lebak telah memiliki sarana dan prasarana kantor
yang meliputi :
Tabel 4.3Sarana dan Prasarana
No. Nama Barang Volume Keterangan1 Gedung -- Pemda Lebak2 Tanah -- Pemda Lebak3 Kendaraan Roda Empat 1 buah Pemda Lebak4 Kendaraan Roda Dua 4 buah Pemda Lebak5 Meja Tulis/ Biro Executive 1 buah --6 Meja Tulis 1/2 Biro Kerja 1 buah --7 Meja 1 Biro Standar Staf 12 buah --8 Kursi Putar 1 buah --9 Kursi Putar Standar 1 buah --10 Kursi Putar Standar Staf 15 buah --11 Kursi Tamu Kepala 1 set --12 Kursi Tunggu 1 set --13 Kursi Lipat 6 buah --14 Filling Cabinet Brother 12 buah --15 Lemari/ Rak Buku 1 buah16 Meja Komputer 5 buah --17 Komputer 8 unit --18 Laptop 2 unit --19 Printer 7 unit --20 Flashdiks 4 buah --21 Screen Filter Monitor 4 buah --22 UPS 4 buah --23 Charger Baterai Kamera Digital 1 buah --24 Faksimili 1 buah --25 Brankas 1 buah --26 Scanner 1 buah --27 Kamera Digital 1 buah --28 Pesawat Telepon 1 buah --29 Barnner 3 buah --30 Billboard KPPT 3 buah --
31 White Board Pengumuman 1 buah --33 White Board Struktur Organisasi 1 buah --34 White Board Prosedur Perijinan KPPT 1 buah --35 Lemari Arsip 4 buah --36 Dispenser 1 buah --37 Plang KPPT 2 buah --38 Mesin Tik 1 buah --39 Gorden 1 set --40 Handycam 1 unit --41 Proyektor 1 unit --42 GPS 1 unit --43 Rak Arsip Besar 1 buah --44 Sapu 2 buah --45 Ember 2 buah --46 Kemoceng 1 buah --47 Lap Kaca/ Kanebo 1 buah --48 Lap Pel 1 buah --
(Sumber : LAKIP KPPT Kabupaten Lebak 2010)
4.2 Deskripsi Data
4.2.1. Identitas Responden
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh pegawai
kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak yang berjumlah 16 orang
pegawai, dimana peneliti menggunakan teknik sampel jenuh yaitu sampel yang
digunakan bila seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Untuk
memudahkan peneliti dalam mengelompokkan dan mengolah data hasil
penelitian, maka peneliti mengajukan kuesioner kepada para responden. Dalam
pengisian kuesioner tersebut, peneliti meminta responden untuk memberikan data
identitas diri sebagai penunjang data. Adapun data identitas diri responden yang
diminta adalah jenis kelamin, tingkat usia, pendidikan terakhir, jabatan dan
golongan. Berikut dibawah ini adalah pemaparan data identitas diri responden
yang didapat dalam kuesioner.
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2011
Berdasarkan pada gambar 4.2
maka dapat diketahui bahwa pegawai laki
pegawai perempuan. Jumlah pegawai laki
persentase sebanyak 56% sedangkan pegawai perempuan berjumlah 7 orang
dengan persentase 44%. Keseluruhan pegawai tersebut adalah pegawai yang
berkualitas dan telah mendapatkan pelatihan pada dinas/ instansi yang terkait
dengan pelayanan perijinan sebelumnya.
(Sumber :
Perempuan
44%
40-49 Tahun5
31%
Gambar 4.2Jenis Kelamin Responden
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2011)
Berdasarkan pada gambar 4.2 tersebut mengenai jenis kelamin respoden,
maka dapat diketahui bahwa pegawai laki-laki lebih mendominasi dari pada
pegawai perempuan. Jumlah pegawai laki-laki berjumlah 9 orang yaitu dengan
persentase sebanyak 56% sedangkan pegawai perempuan berjumlah 7 orang
an persentase 44%. Keseluruhan pegawai tersebut adalah pegawai yang
berkualitas dan telah mendapatkan pelatihan pada dinas/ instansi yang terkait
dengan pelayanan perijinan sebelumnya.
Gambar 4.3Tingkat Usia Responden
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2011)
Laki-laki
956%
Perempuan
744%
20-29 Tahun4
25%
30-39 Tahun5
31%
49 Tahun
31%
≥ 50 Tahun2
13%
mengenai jenis kelamin respoden,
laki lebih mendominasi dari pada
laki berjumlah 9 orang yaitu dengan
persentase sebanyak 56% sedangkan pegawai perempuan berjumlah 7 orang
an persentase 44%. Keseluruhan pegawai tersebut adalah pegawai yang
berkualitas dan telah mendapatkan pelatihan pada dinas/ instansi yang terkait
39 Tahun
Berdasarka pada gambar 4.3 terlihat bahwa tingkat usia pegawai di KPPT
Kabupaten Lebak cukup bervariasi dengan rincian tingkat usia dari 20
sebanyak 4 orang (25%), usia 30
tahun sebanyak 5 orang (31%), dan usia
Rincian tersebut merupakan keseluruhan pegawai KPPT yang memberikan
pelayanan perijinan secara terpadu kepada masyarakat pada umumnya.
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2011)
Berdasarkan pada gambar 4.4
belakang tingkat pendidikan yang berbeda yakni tingkat pendidikan SMA
sebanyak 7 orang (44%), tingkat pendidikan DIPLOMA sebanyak 1orang (6%),
tingkat pendidikan S1 sebanyak 6 orang (37%), tingkat pendidikan S2 seban
orang (13%), dan lainya tidak ada (0%). Dari tingkat pendidikan yang berbeda,
pegawai KPPT sudah cukup mampu untuk memberikan pelayanan perijinan
kepada masayakat.
S16
37%
Berdasarka pada gambar 4.3 terlihat bahwa tingkat usia pegawai di KPPT
Kabupaten Lebak cukup bervariasi dengan rincian tingkat usia dari 20
sebanyak 4 orang (25%), usia 30-39 tahun sebanyak 5 orang (31%), us
tahun sebanyak 5 orang (31%), dan usia ≥ 50 tahun sebanyak 2 orang (13%).
Rincian tersebut merupakan keseluruhan pegawai KPPT yang memberikan
pelayanan perijinan secara terpadu kepada masyarakat pada umumnya.
Gambar 4.4
Tingkat Pendidikan Responden
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2011)
Berdasarkan pada gambar 4.4 terlihat bahwa responden memiliki latar
belakang tingkat pendidikan yang berbeda yakni tingkat pendidikan SMA
sebanyak 7 orang (44%), tingkat pendidikan DIPLOMA sebanyak 1orang (6%),
tingkat pendidikan S1 sebanyak 6 orang (37%), tingkat pendidikan S2 seban
orang (13%), dan lainya tidak ada (0%). Dari tingkat pendidikan yang berbeda,
pegawai KPPT sudah cukup mampu untuk memberikan pelayanan perijinan
DIPLOMA1
6%
S22
13%
Lainnya0
0%
Berdasarka pada gambar 4.3 terlihat bahwa tingkat usia pegawai di KPPT
Kabupaten Lebak cukup bervariasi dengan rincian tingkat usia dari 20-29 tahun
39 tahun sebanyak 5 orang (31%), usia 40-49
≥ 50 tahun sebanyak 2 orang (13%).
Rincian tersebut merupakan keseluruhan pegawai KPPT yang memberikan
terlihat bahwa responden memiliki latar
belakang tingkat pendidikan yang berbeda yakni tingkat pendidikan SMA
sebanyak 7 orang (44%), tingkat pendidikan DIPLOMA sebanyak 1orang (6%),
tingkat pendidikan S1 sebanyak 6 orang (37%), tingkat pendidikan S2 sebanyak 2
orang (13%), dan lainya tidak ada (0%). Dari tingkat pendidikan yang berbeda,
pegawai KPPT sudah cukup mampu untuk memberikan pelayanan perijinan
SMA7
44%
Jabatan dan Golongan Responden
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahu
Berdasarkan data gambar 4.5 tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa
jabatan dan golongan responden pada kantor pelayanan perijinan terpadu
Kabupaten Lebak terdiri dari 1 orang kepala kantor,1 orang kasubag TU, 3 orang
kepala seksi, 10 orang pelaksa
responden yaitu IV/a 1 0rang, III/d 3 orang, III/b 4 orang, III/a 3 orang, II/d 1
orang, II/b 1 orang, dan II/a 2 orang, serta lainya yaitu TKK 1 orang. Hal tersebut
sesuai dengan kebutuhan oraganisasi yang ad
dalam pengadaan tenaga teknis dan pelaksana administrasi dalam memberikan
pelayanan perijinan yang prima kepada masyarakat.
1 13
0
2
4
6
8
10
12
Jabatan
Gambar 4.5
Jabatan dan Golongan Responden
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2011)
Berdasarkan data gambar 4.5 tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa
jabatan dan golongan responden pada kantor pelayanan perijinan terpadu
Kabupaten Lebak terdiri dari 1 orang kepala kantor,1 orang kasubag TU, 3 orang
kepala seksi, 10 orang pelaksana, dan TKK 1 orang. Adapun golongan dari pada
responden yaitu IV/a 1 0rang, III/d 3 orang, III/b 4 orang, III/a 3 orang, II/d 1
orang, II/b 1 orang, dan II/a 2 orang, serta lainya yaitu TKK 1 orang. Hal tersebut
sesuai dengan kebutuhan oraganisasi yang ada walaupun KPPT masih kekurangan
dalam pengadaan tenaga teknis dan pelaksana administrasi dalam memberikan
pelayanan perijinan yang prima kepada masyarakat.
10
1
Jabatan
1
3
4
3
1 10
0.51
1.52
2.53
3.54
4.5
Golongan
Berdasarkan data gambar 4.5 tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa
jabatan dan golongan responden pada kantor pelayanan perijinan terpadu
Kabupaten Lebak terdiri dari 1 orang kepala kantor,1 orang kasubag TU, 3 orang
na, dan TKK 1 orang. Adapun golongan dari pada
responden yaitu IV/a 1 0rang, III/d 3 orang, III/b 4 orang, III/a 3 orang, II/d 1
orang, II/b 1 orang, dan II/a 2 orang, serta lainya yaitu TKK 1 orang. Hal tersebut
a walaupun KPPT masih kekurangan
dalam pengadaan tenaga teknis dan pelaksana administrasi dalam memberikan
2
1
4.2.2. Analisa Data
Dalam tahap ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil penelitian
yang dilakukan melalui peyebaran kuesioner, dimana yang menjadi responden
adalah seluruh pegawai yang ada di kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak yang berjumlah sebanyak 16 responden. Penyebaran kuesioner
dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui penilaian terhadap kinerja pegawai
mengenai efektivitas organisasi kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak dalam memberikan pelayanan perijinan secara terpadu kepada
masyarakat.
Dalam melakukan analisa data, peneliti menggunkan teori dari Gibson.
Dalam teori tersebut Gibson mengemukakan 7 indikator untuk mengukur tingkat
efektivitas organisasi, yang mana indikator-indikator tersebut diuraikan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Teknik pengukuran yang
digunakan dalam penilaian kuesioner menggunakan teknik skala likert, dimana
pilihan jawaban terdiri dari 4 item yaitu : sangat baik bernilai 4, baik bernilai 3,
tidak baik bernilai 2, sangat tidak baik bernilai 1. Denagn tingginya nilai yang
diperoleh dari setiap butir kuesioner, maka semakin baik pula efektivitas
organisasi KPPT Kabupaten Lebak dalam melayani perijinan secara terpadu
kepada masyarakat. Adapun jawaban-jawaban responden atas kuesioner akan
dipaparkan dalam bentuk diagram disertai penjelasan dan kesimpulannya, yakni
sebagai berikut :
4.2.2.1. Dimensi Produksi
Tanggapan Responden Atas Penguasaan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 1
Berdasarkan pada diagram 4.1 terlihat bahwa penguasaan pegawai akan
teknologi informasi dan telekomunikasi dalam pelaksanaan kegiatan pada
umumnya sudah memenuhi standar kualitas kinerja pegawai dalam memberikan
pelayanan perijinan secara terpadu kepada ma
jawaban responden yang menjawab sangat baik yaitu sebanyak 7 orang
(43,75%) dan yang menjawab baik sebanyak 9 orang
menjawab tidak baik dan sangat tidak baik yaitu tidak ada (0
pelaksanan kegiatan pada suatu organisasi teknologi infomasi dan telekomunikasi
sangat penting peranannya dalam hal koordinasi dan menjalankan kegiatan
operasional. ketersedian prasarana yang ada apabila ditunjang dengan sumberdaya
manusia yang mendukung
pelaksanaan kegiatan.
0
2
4
6
8
1043,75%
Dimensi Produksi
Diagram 4.1Tanggapan Responden Atas Penguasaan Teknologi Informasi dan
Telekomunikasi Dalam Pelaksanaan Kegiatan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 1)
Berdasarkan pada diagram 4.1 terlihat bahwa penguasaan pegawai akan
teknologi informasi dan telekomunikasi dalam pelaksanaan kegiatan pada
umumnya sudah memenuhi standar kualitas kinerja pegawai dalam memberikan
pelayanan perijinan secara terpadu kepada masyarakat. hal tesebut dilihat dari
jawaban responden yang menjawab sangat baik yaitu sebanyak 7 orang
dan yang menjawab baik sebanyak 9 orang atau (56,25%)
menjawab tidak baik dan sangat tidak baik yaitu tidak ada (0%). Dimana dala
pelaksanan kegiatan pada suatu organisasi teknologi infomasi dan telekomunikasi
sangat penting peranannya dalam hal koordinasi dan menjalankan kegiatan
ketersedian prasarana yang ada apabila ditunjang dengan sumberdaya
manusia yang mendukung akan mendapatkan optimalisasi dan kelancaran dalam
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Atas Penguasaan Teknologi Informasi dan
Berdasarkan pada diagram 4.1 terlihat bahwa penguasaan pegawai akan
teknologi informasi dan telekomunikasi dalam pelaksanaan kegiatan pada
umumnya sudah memenuhi standar kualitas kinerja pegawai dalam memberikan
syarakat. hal tesebut dilihat dari
jawaban responden yang menjawab sangat baik yaitu sebanyak 7 orang atau
atau (56,25%) serta yang
). Dimana dalam
pelaksanan kegiatan pada suatu organisasi teknologi infomasi dan telekomunikasi
sangat penting peranannya dalam hal koordinasi dan menjalankan kegiatan
ketersedian prasarana yang ada apabila ditunjang dengan sumberdaya
akan mendapatkan optimalisasi dan kelancaran dalam
Tanggapan Responden Mengenai Progam Kerja Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Kinerja Pegawai
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan data pada diagram 4.2 diatas, menunjukan bahwa responden
yang menjawab sangat baik yaitu 7 orang
(56,25%) dan yang menjawab tidak baik dan sangat tidak baik yaitu tidak ada
(0%). Progam kerja yang ada dalam pela
hasil data dilapangan secara umum menunjukan progam yang ada dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja pegawai KPPT dalam memberikan
pelayanan perijinan secara terpadu.
selalu dievaluasi untuk dijadikan analisa bagi progam kerja berikutnya. dan hal ini
tidak lepas dari peran dan fungsi kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
perijinan kepada masyarakat. dengan adanya progam kerja jangka pendek dan
jangka panjang, maka kinerja pegawai terhadap kualitas dan kuatitas dapat
meningkat seiring dengan pengalaman dan beban kerja yang ada dalam
pelaksanaan progam kerja.
0
2
4
6
8
1043,75%
Diagram 4.2Tanggapan Responden Mengenai Progam Kerja
Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Kinerja Pegawai
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 2)
Berdasarkan data pada diagram 4.2 diatas, menunjukan bahwa responden
yang menjawab sangat baik yaitu 7 orang atau (43,75%), baik 9 orang
dan yang menjawab tidak baik dan sangat tidak baik yaitu tidak ada
Progam kerja yang ada dalam pelayanan perijinan di KPPT, bila dilihat dari
hasil data dilapangan secara umum menunjukan progam yang ada dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja pegawai KPPT dalam memberikan
pelayanan perijinan secara terpadu. Dimana progam kerja yang telah dilak
selalu dievaluasi untuk dijadikan analisa bagi progam kerja berikutnya. dan hal ini
tidak lepas dari peran dan fungsi kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
perijinan kepada masyarakat. dengan adanya progam kerja jangka pendek dan
g, maka kinerja pegawai terhadap kualitas dan kuatitas dapat
meningkat seiring dengan pengalaman dan beban kerja yang ada dalam
pelaksanaan progam kerja.
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat BaikBaikTidak BaikSangat Tidak Baik
Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Kinerja Pegawai
Berdasarkan data pada diagram 4.2 diatas, menunjukan bahwa responden
, baik 9 orang atau
dan yang menjawab tidak baik dan sangat tidak baik yaitu tidak ada
yanan perijinan di KPPT, bila dilihat dari
hasil data dilapangan secara umum menunjukan progam yang ada dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja pegawai KPPT dalam memberikan
Dimana progam kerja yang telah dilaksanakan
selalu dievaluasi untuk dijadikan analisa bagi progam kerja berikutnya. dan hal ini
tidak lepas dari peran dan fungsi kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan
perijinan kepada masyarakat. dengan adanya progam kerja jangka pendek dan
g, maka kinerja pegawai terhadap kualitas dan kuatitas dapat
meningkat seiring dengan pengalaman dan beban kerja yang ada dalam
Tanggapan Responden Tentang Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kantor
Sebagai Penunjang
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan pada diagram 4.3 didapatkan jawaban responden yang
menjawab sangat baik 7 orang
yang menjawab tidak baik serta sangat
sarana dan prasarana yang ada sudah cukup menunjang dalam kegiatan
operasional di KPPT. Ketersediaan sarana dan prasarana sangat penting perannya
dalam penunjang kegiatan operasional, dimana merupakan salah satu f
menjalankan roda organisasi.
4.2.2.2 Dimensi Kualitas
Tanggapan Responden Tentang Kehandalan dan Kualitas Informasi Dalam Menghadirkan Report/ Laporan Sesuai Dengan Kebutuhan Pemakai (
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kue
0
2
4
6
8
1043,75%
0
5
10 43,75%
Diagram 4.3Tanggapan Responden Tentang
Ketersediaan Sarana dan Prasarana KantorSebagai Penunjang Kegiatan Operasional
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 3)
Berdasarkan pada diagram 4.3 didapatkan jawaban responden yang
menjawab sangat baik 7 orang atau (43,75%), baik 9 orang atau (56,25%)
yang menjawab tidak baik serta sangat tidak baik yaitu 0%. Data tersebut berarti
sarana dan prasarana yang ada sudah cukup menunjang dalam kegiatan
operasional di KPPT. Ketersediaan sarana dan prasarana sangat penting perannya
dalam penunjang kegiatan operasional, dimana merupakan salah satu faktor dalam
menjalankan roda organisasi.
Dimensi Kualitas
Diagram 4.4Tanggapan Responden Tentang Kehandalan dan Kualitas Informasi Dalam Menghadirkan Report/ Laporan Sesuai Dengan Kebutuhan Pemakai (
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 4)
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat BaikBaikTidak BaikSangat Tidak Baik
Berdasarkan pada diagram 4.3 didapatkan jawaban responden yang
atau (56,25%) dan
. Data tersebut berarti
sarana dan prasarana yang ada sudah cukup menunjang dalam kegiatan
operasional di KPPT. Ketersediaan sarana dan prasarana sangat penting perannya
aktor dalam
Tanggapan Responden Tentang Kehandalan dan Kualitas Informasi Dalam Menghadirkan Report/ Laporan Sesuai Dengan Kebutuhan Pemakai (User)
Dari diagram 4.4 terlihat bahwa kehandalan dan kualitas informasi
didalam menghadirkan
kebutuhan pemakai/ user. Dimana dalam ketersediaan laporan yang baik maka
kelancaran pelaksanaan tugas pu
dijabarkan bahwa yang menjawab sangat baik yaitu 7 orang
yang menjawab baik sebanyak 9 orang
menjawab tidak baik dan sangat tidak baik yaitu tidak ada (0
data yang akurat apabila diperlukan sebagai laporan dalam hal permohonan
merupakan suatu kehandalan dalam menghadirkan laporan yang sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Dimana kualitas informasi menjadi hal yang sangat penting
bagi pemrosesan permohonan yang diminta sesuai dengan aturan yang ada.
Tanggapan Responden Mengenai Kecepatan KPPT Dalam Memberikan Pelayanan Perijinan Sesuai Dengan Alur Mekanisme Perijinan
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan pada diagram 4.5
yang menjawab sangat baik sebanyak 7 orang
orang (56,25%), dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik atau sangat
tidak baik. Mayoritas responden men
0
2
4
6
8
10
Dari diagram 4.4 terlihat bahwa kehandalan dan kualitas informasi
didalam menghadirkan report/ laporan, secara umum sudah sesuai dengan
kebutuhan pemakai/ user. Dimana dalam ketersediaan laporan yang baik maka
kelancaran pelaksanaan tugas pun akan berorentasi lebih baik. Dari data diatas
dijabarkan bahwa yang menjawab sangat baik yaitu 7 orang atau (43,75%)
yang menjawab baik sebanyak 9 orang atau sekitar (56,25%), serta yang
menjawab tidak baik dan sangat tidak baik yaitu tidak ada (0%). Adanya akses
data yang akurat apabila diperlukan sebagai laporan dalam hal permohonan
merupakan suatu kehandalan dalam menghadirkan laporan yang sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Dimana kualitas informasi menjadi hal yang sangat penting
mohonan yang diminta sesuai dengan aturan yang ada.
Diagram 4.5Tanggapan Responden Mengenai Kecepatan KPPT Dalam Memberikan
Pelayanan Perijinan Sesuai Dengan Alur Mekanisme Perijinan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 5)
Berdasarkan pada diagram 4.5 tersebut, didapatkan jawaban responden
yang menjawab sangat baik sebanyak 7 orang yaitu (43,75%) , baik sebanyak 9
, dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik atau sangat
tidak baik. Mayoritas responden menjawab baik sebanyak 9 orang. Hal tersebut
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Dari diagram 4.4 terlihat bahwa kehandalan dan kualitas informasi
laporan, secara umum sudah sesuai dengan
kebutuhan pemakai/ user. Dimana dalam ketersediaan laporan yang baik maka
n akan berorentasi lebih baik. Dari data diatas
atau (43,75%) dan
, serta yang
Adanya akses
data yang akurat apabila diperlukan sebagai laporan dalam hal permohonan
merupakan suatu kehandalan dalam menghadirkan laporan yang sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Dimana kualitas informasi menjadi hal yang sangat penting
mohonan yang diminta sesuai dengan aturan yang ada.
Tanggapan Responden Mengenai Kecepatan KPPT Dalam Memberikan Pelayanan Perijinan Sesuai Dengan Alur Mekanisme Perijinan
, didapatkan jawaban responden
, baik sebanyak 9
, dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik atau sangat
jawab baik sebanyak 9 orang. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa KPPT dalam memberikan pelayanan perijinan kepada
pemohon terhitung cepat dari segi waktu karena sesuai dengan alur mekanisme
perijinan terpadu. dimanana kecepatan dalam pelayanan merupakan sua
lebih dalam suatu organisasi yang berprinsip pada dimensi efektivitas dan
efisiensi. memberikan pelayanan yang sesuai dengan alur mekanisme yang ada
merupakan suatu keharusan yang sesuai dengan peraturan yang ada. maka dari itu
kecepatan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
pencitraan suatu organisasi.
Tanggapan Responden Terhadap Terpenuhinya Harapan/ Kebutuhan Pelanggan
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan data diagram 4.6
menjawab sangat baik sebanyak 4 orang
atau(75%), dan tidak ada yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik. Dalam
pertanyaan no. 6 mayoritas responden menjawab baik, dimana KPPT
memenuhi harapan/ kebutuhan pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan
perijinan di KPPT Kabupaten Lebak.
0
2
4
6
8
10
12
25%
dapat diartikan bahwa KPPT dalam memberikan pelayanan perijinan kepada
pemohon terhitung cepat dari segi waktu karena sesuai dengan alur mekanisme
dimanana kecepatan dalam pelayanan merupakan sua
lebih dalam suatu organisasi yang berprinsip pada dimensi efektivitas dan
efisiensi. memberikan pelayanan yang sesuai dengan alur mekanisme yang ada
merupakan suatu keharusan yang sesuai dengan peraturan yang ada. maka dari itu
berikan pelayanan kepada masyarakat sangat penting bagi
pencitraan suatu organisasi.
Diagram 4.6Tanggapan Responden Terhadap Terpenuhinya
Harapan/ Kebutuhan Pelanggan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 6)
Berdasarkan data diagram 4.6 didapatkan jawaban responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 4 orang sekitar 25%, baik sebanyak 12 orang
, dan tidak ada yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik. Dalam
6 mayoritas responden menjawab baik, dimana KPPT
kebutuhan pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan
perijinan di KPPT Kabupaten Lebak.
25%
75%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
dapat diartikan bahwa KPPT dalam memberikan pelayanan perijinan kepada
pemohon terhitung cepat dari segi waktu karena sesuai dengan alur mekanisme
dimanana kecepatan dalam pelayanan merupakan suatu nilai
lebih dalam suatu organisasi yang berprinsip pada dimensi efektivitas dan
efisiensi. memberikan pelayanan yang sesuai dengan alur mekanisme yang ada
merupakan suatu keharusan yang sesuai dengan peraturan yang ada. maka dari itu
sangat penting bagi
didapatkan jawaban responden yang
, baik sebanyak 12 orang
, dan tidak ada yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik. Dalam
6 mayoritas responden menjawab baik, dimana KPPT dapat
kebutuhan pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan
4.2.2.3. Dimensi Efisiensi
Tanggapan Responden Terkait Kinerja KPPT Dalam Memproses Permohonan Perijinan
(Sumber :
Dari data diagram 4.7 diatas, terlihat bahwa mayoritas responden
menjawab sangat baik yaitu sebanyak 10 orang
sebanyak 6 orang atau (37,5%)
sangat tidak baik (0%). Hal tersebut berarti, dari segi waktu kinerja KPPT sangat
baik dalam memproses permohonan perijinan yang ada, sebagai upaya memenuhi
kebutuhan pelanggan akan pelayanan perijinan yang prima sesuai dengan
standarisasi pelayanan umum.
yang baik dalam tugas dan fungsi dimana suatu organisasi akan terlihat baik
apabila dalam memberikan
memberikan pelayanan yang baik dan terukur dari segi kinerja
memproses pelayanan perijinan yang ada. maka dari itu kinerja pegawai akan
selalu meningkat seiring dengan tuntutan akan suatu pelayanan.
0
2
4
6
8
10
Dimensi Efisiensi
Diagram 4.7Tanggapan Responden Terkait Kinerja KPPT
Dalam Memproses Permohonan Perijinan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 7)
Dari data diagram 4.7 diatas, terlihat bahwa mayoritas responden
menjawab sangat baik yaitu sebanyak 10 orang atau (62,5%), menjawab baik
atau (37,5%), dan tidak ada yang menjawab tidak baik a
. Hal tersebut berarti, dari segi waktu kinerja KPPT sangat
baik dalam memproses permohonan perijinan yang ada, sebagai upaya memenuhi
kebutuhan pelanggan akan pelayanan perijinan yang prima sesuai dengan
umum. Setiap pegawai dituntut untuk memberikan kinerja
yang baik dalam tugas dan fungsi dimana suatu organisasi akan terlihat baik
apabila dalam memberikan service kepada pelanggan pegawai mampu
memberikan pelayanan yang baik dan terukur dari segi kinerja pegawai dalam
memproses pelayanan perijinan yang ada. maka dari itu kinerja pegawai akan
selalu meningkat seiring dengan tuntutan akan suatu pelayanan.
62,5%
37,5%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Dari data diagram 4.7 diatas, terlihat bahwa mayoritas responden
, menjawab baik
, dan tidak ada yang menjawab tidak baik ataupun
. Hal tersebut berarti, dari segi waktu kinerja KPPT sangat
baik dalam memproses permohonan perijinan yang ada, sebagai upaya memenuhi
kebutuhan pelanggan akan pelayanan perijinan yang prima sesuai dengan
Setiap pegawai dituntut untuk memberikan kinerja
yang baik dalam tugas dan fungsi dimana suatu organisasi akan terlihat baik
kepada pelanggan pegawai mampu
pegawai dalam
memproses pelayanan perijinan yang ada. maka dari itu kinerja pegawai akan
Tanggapan Responden Terkait Biaya Operasional Kegiatan
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan pada diagram 4.8 didapatkan jawaban dari responden yang
menjawab baik yaitu 11 orang
mayoritas atas pertanyaan no. 8, selanjutnya yang
orang atau (31,25%) dan tidak ada yang menjawab tidak baik ataupun sangat tidak
baik (0%). Data tersebut merupakan jawaban atas tanggapan responden mengenai
biaya operasional yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan di KPPT
secara umum biaya yang keluar dengan hasil yang didapat sesuai dengan
perencanan. Sedangkan biaya administrasi dalam memproses perijinan yang
dikenakan bagi pelanggan
undangan yang ada dan sesuai dengan sta
jenis dan waktu proses perijinan.
yang ada diperuntukan bagi kelancaran dalam memproses perijinan yang diminta.
0
2
4
6
8
10
12
Diagram 4.8Tanggapan Responden Terkait Biaya Operasional Kegiatan
Serta Biaya Admnistrasi Proses Perijinan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan pada diagram 4.8 didapatkan jawaban dari responden yang
menjawab baik yaitu 11 orang atau (68,75%), dimana merupakan jawaban
mayoritas atas pertanyaan no. 8, selanjutnya yang menjawab sangat baik ada 5
dan tidak ada yang menjawab tidak baik ataupun sangat tidak
. Data tersebut merupakan jawaban atas tanggapan responden mengenai
biaya operasional yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan di KPPT
secara umum biaya yang keluar dengan hasil yang didapat sesuai dengan
perencanan. Sedangkan biaya administrasi dalam memproses perijinan yang
dikenakan bagi pelanggan yang sudah sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang ada dan sesuai dengan standar pelayan, serta disesuaikan dengan
jenis dan waktu proses perijinan. Dimana biaya operasional dan biaya adminstrasi
yang ada diperuntukan bagi kelancaran dalam memproses perijinan yang diminta.
31,25%
68,75%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Terkait Biaya Operasional Kegiatan
8)
Berdasarkan pada diagram 4.8 didapatkan jawaban dari responden yang
, dimana merupakan jawaban
menjawab sangat baik ada 5
dan tidak ada yang menjawab tidak baik ataupun sangat tidak
. Data tersebut merupakan jawaban atas tanggapan responden mengenai
biaya operasional yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan di KPPT yang
secara umum biaya yang keluar dengan hasil yang didapat sesuai dengan
perencanan. Sedangkan biaya administrasi dalam memproses perijinan yang
sudah sesuai dengan peraturan perundang-
ndar pelayan, serta disesuaikan dengan
Dimana biaya operasional dan biaya adminstrasi
yang ada diperuntukan bagi kelancaran dalam memproses perijinan yang diminta.
Tanggapan Responden Terkait Alur/ Proses MeSesuai Dengan Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan diagram 4.9 dijelaskan bahwa sebagian besar responden
menjawab baik yaitu sebanyak 11 orang
porses mekanisme perijinan yang ada di KPPT didalam memproses suatu
perijinan sudah berjalan dengan baik. Dimana alur/ proses mekanisme perijinan
telah disesuaikan dengan peraturan yang ada serta sesuai dengan prinsif
efektivitas dan efisiensi di dalam memberikan pelayanan perijinan secara terpadu
kepada masyarakat. kesesuaian antara alur/ proses mekanisme perijinan dengan
prinsip efektivitas dan efisiensi dalam hal memproses suatu perijinan, dilihat dari
sistem yang ada di KPPT dan waktu
proses perijinan yang cukup baik. Dari segi waktu dan biaya administrasi dalam
memproses suatu perijinan telah disesuaikan dengan jenis perijinan yang ada dan
perundangan-undangan yang berlaku. Adapun responden yan
baik sebanyak 5 orang
ataupun sangat tidak baik yaitu (0
0
2
4
6
8
10
12
Diagram 4.9Tanggapan Responden Terkait Alur/ Proses Mekanisme Perijinan
Sesuai Dengan Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 9)
Berdasarkan diagram 4.9 dijelaskan bahwa sebagian besar responden
menjawab baik yaitu sebanyak 11 orang atau sekitar 68,75%. hal ini berarti alur/
porses mekanisme perijinan yang ada di KPPT didalam memproses suatu
perijinan sudah berjalan dengan baik. Dimana alur/ proses mekanisme perijinan
telah disesuaikan dengan peraturan yang ada serta sesuai dengan prinsif
iensi di dalam memberikan pelayanan perijinan secara terpadu
kepada masyarakat. kesesuaian antara alur/ proses mekanisme perijinan dengan
prinsip efektivitas dan efisiensi dalam hal memproses suatu perijinan, dilihat dari
sistem yang ada di KPPT dan waktu serta biaya pelaksanaan kegiatan dan juga
proses perijinan yang cukup baik. Dari segi waktu dan biaya administrasi dalam
memproses suatu perijinan telah disesuaikan dengan jenis perijinan yang ada dan
undangan yang berlaku. Adapun responden yang menjawab sangat
baik sebanyak 5 orang atau sekitar (31,25%) dan yang menjawab tidak baik
ataupun sangat tidak baik yaitu (0%).
31,25%
68.75%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
kanisme Perijinan
Berdasarkan diagram 4.9 dijelaskan bahwa sebagian besar responden
ini berarti alur/
porses mekanisme perijinan yang ada di KPPT didalam memproses suatu
perijinan sudah berjalan dengan baik. Dimana alur/ proses mekanisme perijinan
telah disesuaikan dengan peraturan yang ada serta sesuai dengan prinsif
iensi di dalam memberikan pelayanan perijinan secara terpadu
kepada masyarakat. kesesuaian antara alur/ proses mekanisme perijinan dengan
prinsip efektivitas dan efisiensi dalam hal memproses suatu perijinan, dilihat dari
serta biaya pelaksanaan kegiatan dan juga
proses perijinan yang cukup baik. Dari segi waktu dan biaya administrasi dalam
memproses suatu perijinan telah disesuaikan dengan jenis perijinan yang ada dan
g menjawab sangat
dan yang menjawab tidak baik
4.2.2.4. Dimensi Fleksibilitas
Tanggapan Responden Terkait Evaluasi Hasil KerjaDalam Perumusan Perencanaan
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Dari data diagram 4.10 diatas, dipaparkan bahwa mayoritas responden
menjawab baik sebanyak 9 orang
ataupun sangat tidak baik yaitu tidak ada
sebanyak 7 orang atau sekitar (43,75%)
dalam merumuskan perencanaan strategik, KPPT selalu mengevaluasi hasil kerja
sebelumnya dengan maksud menilai hasil kerja yang didapat apakah ha
memuaskan atau sebaliknya. Yang selanjutnya hasil evaluasi tersebut dijadikan
panduan dalam memformulasikan perencanaan progam kerja selanjutnya agar
menjadi lebih baik. Pengevaluasian dilakukan dengan melihat hasil kerja
sebelumnya apakah telah ses
sebelumnya atau tidak, dan hasil apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan. Jadi secara umum, kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak
sudah cukup baik dalam mengevaluasi hasil progam k
kegiatan operasional dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
0
2
4
6
8
10
Dimensi Fleksibilitas
Diagram 4.10Tanggapan Responden Terkait Evaluasi Hasil Kerja
Dalam Perumusan Perencanaan Strategik
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 10
Dari data diagram 4.10 diatas, dipaparkan bahwa mayoritas responden
menjawab baik sebanyak 9 orang (56,25%), responden yang menjawab tidak baik
ataupun sangat tidak baik yaitu tidak ada (0%), dan yang menjawab sangat baik
atau sekitar (43,75%). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam merumuskan perencanaan strategik, KPPT selalu mengevaluasi hasil kerja
sebelumnya dengan maksud menilai hasil kerja yang didapat apakah ha
memuaskan atau sebaliknya. Yang selanjutnya hasil evaluasi tersebut dijadikan
panduan dalam memformulasikan perencanaan progam kerja selanjutnya agar
Pengevaluasian dilakukan dengan melihat hasil kerja
sebelumnya apakah telah sesuai dengan perencaan strategik yang telah disepakati
sebelumnya atau tidak, dan hasil apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan. Jadi secara umum, kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak
sudah cukup baik dalam mengevaluasi hasil progam kerja dari pelaksanaan
dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
0
2
4
6
8
1043,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Terkait Evaluasi Hasil Kerja
10)
Dari data diagram 4.10 diatas, dipaparkan bahwa mayoritas responden
, responden yang menjawab tidak baik
, dan yang menjawab sangat baik
. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam merumuskan perencanaan strategik, KPPT selalu mengevaluasi hasil kerja
sebelumnya dengan maksud menilai hasil kerja yang didapat apakah hasilnya
memuaskan atau sebaliknya. Yang selanjutnya hasil evaluasi tersebut dijadikan
panduan dalam memformulasikan perencanaan progam kerja selanjutnya agar
Pengevaluasian dilakukan dengan melihat hasil kerja
uai dengan perencaan strategik yang telah disepakati
sebelumnya atau tidak, dan hasil apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan. Jadi secara umum, kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak
erja dari pelaksanaan
Tanggapan Responden Tentang Perubahan Lingkungan
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan data pada
responden menjawab baik, dengan jumlah sebanyak 12 orang
Sedangkan responden yang menjawab sangat baik sebanyak 4 orang
(25%), dan item tidak baik ataupun sangat tidak baik yaitu 0
disimpulkan bahwa KPPT mampu dalam menghadapi perubahan lingkungan yang
ada, baik itu dari internal organisai seperti prilaku pegawai yang berbeda, jalur
koordinasi atas beban tugas dan tanggung jawab yang ada di masing
pegawai maupun dari luar/ eksternal organisasi itu sendiri, seperti jalur koordinasi
dengan dinas/ instansi yang terkait dengan perijinan, deregulasi daerah lain,
permohonan atas perijinan, kebijakan yang ada disekitar masyarakat yang berbeda
di setiap daerah serta ham
menghambat kinerja organisasi di KPPT Kabupaten Lebak.
apaila ingin bertahan maka harus mampu menghadapi berbagai perubahan
lingkungan yang ada di dalam maupun diluar organisasi itu sendi
0
2
4
6
8
10
12
Diagram 4.11Tanggapan Responden Tentang Perubahan Lingkungan
Internal Maupun Eksternal
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 11)
Berdasarkan data pada diagram 4.11 terlihat bahwa sebagian besar
responden menjawab baik, dengan jumlah sebanyak 12 orang yaitu (75%)
Sedangkan responden yang menjawab sangat baik sebanyak 4 orang atau sekitar
, dan item tidak baik ataupun sangat tidak baik yaitu 0%. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa KPPT mampu dalam menghadapi perubahan lingkungan yang
ada, baik itu dari internal organisai seperti prilaku pegawai yang berbeda, jalur
koordinasi atas beban tugas dan tanggung jawab yang ada di masing
n dari luar/ eksternal organisasi itu sendiri, seperti jalur koordinasi
dengan dinas/ instansi yang terkait dengan perijinan, deregulasi daerah lain,
permohonan atas perijinan, kebijakan yang ada disekitar masyarakat yang berbeda
di setiap daerah serta hambatan-hambatan lain dari luar organisasi yang dapat
menghambat kinerja organisasi di KPPT Kabupaten Lebak. Suatu organisasi
apaila ingin bertahan maka harus mampu menghadapi berbagai perubahan
lingkungan yang ada di dalam maupun diluar organisasi itu sendiri.
25%
75%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Tentang Perubahan Lingkungan
)
diagram 4.11 terlihat bahwa sebagian besar
yaitu (75%).
atau sekitar
tersebut dapat
disimpulkan bahwa KPPT mampu dalam menghadapi perubahan lingkungan yang
ada, baik itu dari internal organisai seperti prilaku pegawai yang berbeda, jalur
koordinasi atas beban tugas dan tanggung jawab yang ada di masing-masing
n dari luar/ eksternal organisasi itu sendiri, seperti jalur koordinasi
dengan dinas/ instansi yang terkait dengan perijinan, deregulasi daerah lain,
permohonan atas perijinan, kebijakan yang ada disekitar masyarakat yang berbeda
hambatan lain dari luar organisasi yang dapat
Suatu organisasi
apaila ingin bertahan maka harus mampu menghadapi berbagai perubahan
Tanggapan Responden Atas Kebijakan Deregulasi Daerah Lain
(Sumber : Hasil Pe
Dari data diagram 4.12 diatas, dapat dipaparkan bahwa jawaban
responden atas pertanyaan no. 12
mayoritas baik yaitu sebanyak 9 orang
baik yaitu ada 7 orang
menjawab tidak baik atau sangat tidak baik.
memberikan pelayanan perijinan kepada masyarakat mampu menangani kebijakan
deregulasi dari daerah lain sesuai dengan undang
dan kesepakatan diantara pihak yang terkait
kegiatan dalam penyelesaian pek
masing-masing dalam hal pemberian ijin, dimana terdapat adat istiadat yang
berbeda serta pemahaman yang berbeda dari segi manfaat atas ijin yang didapat.
akan tetapi dengan kerjasama dengan dinas/ instansi dan piha
dengan perijinan maka pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati bersama agar tidak ada yang dirugikan dan dapat
memberikan manfaat atas ijin tersebut bagi masyarakat.
0
2
4
6
8
1043,75%
Diagram 4.12Tanggapan Responden Atas Kebijakan Deregulasi Daerah Lain
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 12)
Dari data diagram 4.12 diatas, dapat dipaparkan bahwa jawaban
responden atas pertanyaan no. 12 tentang kebijakan deregulasi daerah lain
mayoritas baik yaitu sebanyak 9 orang atau (56,25%), dan yang menjawab sangat
baik yaitu ada 7 orang sekitar (43,75%), sedangkan tidak ada responden yang
menjawab tidak baik atau sangat tidak baik. Hal ini berarti KPPT dalam
an pelayanan perijinan kepada masyarakat mampu menangani kebijakan
deregulasi dari daerah lain sesuai dengan undang-undang sebagai payung hukum,
dan kesepakatan diantara pihak yang terkait dengan perijinan sebagai salah satu
kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan. Setiap daerah mempunyai kebijakan
masing dalam hal pemberian ijin, dimana terdapat adat istiadat yang
berbeda serta pemahaman yang berbeda dari segi manfaat atas ijin yang didapat.
akan tetapi dengan kerjasama dengan dinas/ instansi dan pihak yang terkait
dengan perijinan maka pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati bersama agar tidak ada yang dirugikan dan dapat
memberikan manfaat atas ijin tersebut bagi masyarakat.
43,75%
56,25%
0 0
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Atas Kebijakan Deregulasi Daerah Lain
Dari data diagram 4.12 diatas, dapat dipaparkan bahwa jawaban
deregulasi daerah lain
, dan yang menjawab sangat
, sedangkan tidak ada responden yang
Hal ini berarti KPPT dalam
an pelayanan perijinan kepada masyarakat mampu menangani kebijakan
undang sebagai payung hukum,
perijinan sebagai salah satu
Setiap daerah mempunyai kebijakan
masing dalam hal pemberian ijin, dimana terdapat adat istiadat yang
berbeda serta pemahaman yang berbeda dari segi manfaat atas ijin yang didapat.
k yang terkait
dengan perijinan maka pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati bersama agar tidak ada yang dirugikan dan dapat
Tanggapan Responden Te
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan pada diagram 4.13
jawaban responden yang menjawab sangat baik yaitu sebanyak 10 orang
(62,5%), dan yang menjawab baik sebanyak 5 orang
menjawab tidak baik yaitu 1 orang
tidak baik (0%). Penjelasan dari hal tersebut yaitu,
melaksanakan kegiatan operasionalnya berlandaskan pad
tata kerja kantor (SOTK) yang ada dan sesuai dengan kebijakan yang telah
mengatur, tekait pelayanan perijinan secara terpadu di KPPT Kabupaten Lebak.
Dimana struktur organisasi dan tata kerja kantor telah disesuaikan dengan strukt
organisasi yang ada sesuai kondisi yang ada pada organisasi tersebut. Jadi tugas
fungsi pegawai telah diatur oleh peraturan dan struktur organisasi dan tata kerja
kantor yang ada, sebagai landasan dalam memberikan pelayanan perijinan secara
terpadu kepada masyarakat.
0
2
4
6
8
1062,5%
Diagram 4.13Tanggapan Responden Terkait SOTK Sesuai Dengan kebijakan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 13)
Berdasarkan pada diagram 4.13 tersebut, maka dari hasil data
jawaban responden yang menjawab sangat baik yaitu sebanyak 10 orang
menjawab baik sebanyak 5 orang atau sekitar (31,25%)
menjawab tidak baik yaitu 1 orang (6,25%), serta tidak ada yang menjawab sangat
Penjelasan dari hal tersebut yaitu, bahwa KPPT dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya berlandaskan pada strukrur organisasi dan
tata kerja kantor (SOTK) yang ada dan sesuai dengan kebijakan yang telah
mengatur, tekait pelayanan perijinan secara terpadu di KPPT Kabupaten Lebak.
Dimana struktur organisasi dan tata kerja kantor telah disesuaikan dengan strukt
organisasi yang ada sesuai kondisi yang ada pada organisasi tersebut. Jadi tugas
fungsi pegawai telah diatur oleh peraturan dan struktur organisasi dan tata kerja
kantor yang ada, sebagai landasan dalam memberikan pelayanan perijinan secara
da masyarakat.
62,5%
31,25%
6,25%0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
rkait SOTK Sesuai Dengan kebijakan
, maka dari hasil data didapat
jawaban responden yang menjawab sangat baik yaitu sebanyak 10 orang atau
atau sekitar (31,25%)
, serta tidak ada yang menjawab sangat
bahwa KPPT dalam
a strukrur organisasi dan
tata kerja kantor (SOTK) yang ada dan sesuai dengan kebijakan yang telah
mengatur, tekait pelayanan perijinan secara terpadu di KPPT Kabupaten Lebak.
Dimana struktur organisasi dan tata kerja kantor telah disesuaikan dengan struktur
organisasi yang ada sesuai kondisi yang ada pada organisasi tersebut. Jadi tugas
fungsi pegawai telah diatur oleh peraturan dan struktur organisasi dan tata kerja
kantor yang ada, sebagai landasan dalam memberikan pelayanan perijinan secara
4.2.2.5. Dimensi kepuasan
Tanggapan RespondenDalam Memenuhi Kepuasan Pelanggan
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan data diagram 4.14 terlihat bahwa responden yang menj
sangat baik berjumlah 7 orang
atau sekitar 56,25%, serta tidak ada responden yang menjawab tidak baik atau
sangat tidak baik (0%).
dalam memenuhi kepu
cukup baik dan sesuai dengan alur proses pelayanan perijinan. Dimana strategi
tersebut disesuaikan dengan waktu dan biaya perijinan, jadi pelanggan tahu akan
prosedur perijinan yang ada dan jelas dari kep
perijinan itu sendiri. Strategi merupakan langkah perencanaan yang sangat penting
dalam pelaksanaan kegiatan operasional.
merupakan langkah-langkah potensial yang telah direncanakan seba
mencapai suatu tujuan suatu organisasi, dimana salah satu tujuan tersebut adalah
memenuhi kepuasaan kepada pelanggan dalam memberikan pelayanan yang
diminta. Maka strategi bisa menjadi cara untuk memenuhi kepuasaan pelanggan
dan pencapaian tujuan organisasi.
0
2
4
6
8
1043,75
Dimensi kepuasan
Diagram 4.14Tanggapan Responden Tentang Strategi KPPT
Dalam Memenuhi Kepuasan Pelanggan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 14)
Berdasarkan data diagram 4.14 terlihat bahwa responden yang menj
sangat baik berjumlah 7 orang (43,75%), dan yang menjawab baik yaitu 9 orang
, serta tidak ada responden yang menjawab tidak baik atau
Maka dapat dijelaskan bahwa secara umum strategi KPPT
dalam memenuhi kepuasan pelanggan sesuai dengan perijinan yang dimohon
cukup baik dan sesuai dengan alur proses pelayanan perijinan. Dimana strategi
tersebut disesuaikan dengan waktu dan biaya perijinan, jadi pelanggan tahu akan
prosedur perijinan yang ada dan jelas dari kepastian waktu dan biaya serta proses
Strategi merupakan langkah perencanaan yang sangat penting
dalam pelaksanaan kegiatan operasional. Didalam suatu organisasi strategi
langkah potensial yang telah direncanakan sebagai cara dalam
mencapai suatu tujuan suatu organisasi, dimana salah satu tujuan tersebut adalah
memenuhi kepuasaan kepada pelanggan dalam memberikan pelayanan yang
diminta. Maka strategi bisa menjadi cara untuk memenuhi kepuasaan pelanggan
ujuan organisasi.
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Berdasarkan data diagram 4.14 terlihat bahwa responden yang menjawab
, dan yang menjawab baik yaitu 9 orang
, serta tidak ada responden yang menjawab tidak baik atau
Maka dapat dijelaskan bahwa secara umum strategi KPPT
asan pelanggan sesuai dengan perijinan yang dimohon
cukup baik dan sesuai dengan alur proses pelayanan perijinan. Dimana strategi
tersebut disesuaikan dengan waktu dan biaya perijinan, jadi pelanggan tahu akan
astian waktu dan biaya serta proses
Strategi merupakan langkah perencanaan yang sangat penting
Didalam suatu organisasi strategi
gai cara dalam
mencapai suatu tujuan suatu organisasi, dimana salah satu tujuan tersebut adalah
memenuhi kepuasaan kepada pelanggan dalam memberikan pelayanan yang
diminta. Maka strategi bisa menjadi cara untuk memenuhi kepuasaan pelanggan
Tanggapan Responden Terkait Kedisiplinan dan Keramahan Pimpinan Dalam Memberikan Arahan Kepada Pegawai
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No.
Berdasarkan pada diagram 4.15 diatas, didapatkan jawaban responden
yang menjawab baik yaitu
sebanyak 12 orang (75%),
serta sangat tidak baik
dan keramahan pimpinan dalam memberikan arahan kepada pegawai dari data di
atas dapat dikatakan sangat baik karena pimpinan sebagai ujung tombak dari suatu
organisasi mampu memberikan arahan. Dan semua itu dapat menjadi c
sebagai peningkatan kinerja pegawai serta hubungan kerja yang baik pula.
organisasi pimpinan adalah panutan dan contoh bagi para anggotanya, arahan
yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai dan kedisplinan dan keramahan
pimpinan dapat member
bekerja dengan disiplin yang tinggin dan keramahan dapat memotivasi pegawai
dalam bekerja karena adanya suatu kedekatan dalam pekerjaan.
0
2
4
6
8
10
12
Diagram 4.15Tanggapan Responden Terkait Kedisiplinan dan Keramahan Pimpinan
Dalam Memberikan Arahan Kepada Pegawai
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 15)
Berdasarkan pada diagram 4.15 diatas, didapatkan jawaban responden
yang menjawab baik yaitu 4 orang (25%), yang menjawab sangat baik
(75%), dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik
yaitu 0%. Maka dapat disimpulkan bahwa, kedisiplinan
dan keramahan pimpinan dalam memberikan arahan kepada pegawai dari data di
atas dapat dikatakan sangat baik karena pimpinan sebagai ujung tombak dari suatu
organisasi mampu memberikan arahan. Dan semua itu dapat menjadi c
sebagai peningkatan kinerja pegawai serta hubungan kerja yang baik pula.
organisasi pimpinan adalah panutan dan contoh bagi para anggotanya, arahan
yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai dan kedisplinan dan keramahan
pimpinan dapat memberikan contah displin yang baik kepada pegawai agar dapat
bekerja dengan disiplin yang tinggin dan keramahan dapat memotivasi pegawai
dalam bekerja karena adanya suatu kedekatan dalam pekerjaan.
75%
25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Terkait Kedisiplinan dan Keramahan Pimpinan
Berdasarkan pada diagram 4.15 diatas, didapatkan jawaban responden
baik yaitu
dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik
at disimpulkan bahwa, kedisiplinan
dan keramahan pimpinan dalam memberikan arahan kepada pegawai dari data di
atas dapat dikatakan sangat baik karena pimpinan sebagai ujung tombak dari suatu
organisasi mampu memberikan arahan. Dan semua itu dapat menjadi contoh
sebagai peningkatan kinerja pegawai serta hubungan kerja yang baik pula. Dalam
organisasi pimpinan adalah panutan dan contoh bagi para anggotanya, arahan
yang baik dapat meningkatkan kinerja pegawai dan kedisplinan dan keramahan
ikan contah displin yang baik kepada pegawai agar dapat
bekerja dengan disiplin yang tinggin dan keramahan dapat memotivasi pegawai
Tanggapan Responden Terkait Hasil KDalam M
Sebagai Motivasi Dalam Meningkatkan Kinerja
(Sumber : Hasil Pe
Berdasarkan data pada diagram 4.16 responden yang menjawab sangat
baik yaitu sebanyak 10 orang
orang (37,5%), dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik serta sangat
tidak baik. Mayoritas jawaban responden ialah sangat baik. Dimana dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, KPPT selalu mengevaluasi hasil kinerja
yang telah dilaksanakan, dan sebagai salah satu cara dalam peningkatan kinerja
pegawai yaitu dengan meningkatkan motivasi kerja pegawai dengan cara
memberikan kepuasan atas hasil kerja yang didapat oleh para pegawai dalam
menjalankan tugas masing
yang berprestasi dan mampu dalam mejalankan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik, upah/ gaji, serta kepuasan dan penghargaan lain sebagai motivasi
dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam melayani perijinan secara terpadu
KPPT Kabupaten Lebak.
0
2
4
6
8
10
62,5%
Diagram 4.16Tanggapan Responden Terkait Hasil KinerjaDalam Memberikan Kepuasan Bagi pegawai
Sebagai Motivasi Dalam Meningkatkan Kinerja
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 16)
Berdasarkan data pada diagram 4.16 responden yang menjawab sangat
baik yaitu sebanyak 10 orang atau sekitar (62,5%), yang menjawab baik yaitu 6
, dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik serta sangat
tidak baik. Mayoritas jawaban responden ialah sangat baik. Dimana dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, KPPT selalu mengevaluasi hasil kinerja
ah dilaksanakan, dan sebagai salah satu cara dalam peningkatan kinerja
pegawai yaitu dengan meningkatkan motivasi kerja pegawai dengan cara
memberikan kepuasan atas hasil kerja yang didapat oleh para pegawai dalam
menjalankan tugas masing-masing dibidangnya, yaitu pemberian citra pegawai
yang berprestasi dan mampu dalam mejalankan tugas dan tanggungjawabnya
gaji, serta kepuasan dan penghargaan lain sebagai motivasi
dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam melayani perijinan secara terpadu
KPPT Kabupaten Lebak.
62,5%
37,5%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Berdasarkan data pada diagram 4.16 responden yang menjawab sangat
menjawab baik yaitu 6
, dan tidak ada responden yang menjawab tidak baik serta sangat
tidak baik. Mayoritas jawaban responden ialah sangat baik. Dimana dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, KPPT selalu mengevaluasi hasil kinerja
ah dilaksanakan, dan sebagai salah satu cara dalam peningkatan kinerja
pegawai yaitu dengan meningkatkan motivasi kerja pegawai dengan cara
memberikan kepuasan atas hasil kerja yang didapat oleh para pegawai dalam
a, yaitu pemberian citra pegawai
yang berprestasi dan mampu dalam mejalankan tugas dan tanggungjawabnya
gaji, serta kepuasan dan penghargaan lain sebagai motivasi
dalam meningkatkan kinerja pegawai dalam melayani perijinan secara terpadu di
4.2.2.6. Dimensi Sifat Keunggulan
Tanggapan Responden Tentang Letak Geografis KPPT
(Sumber : Hasil Pe
Dari data pada diagram 4.17 diatas, terlihat bahwa responden yang
menjawab baik hanya 6 orang
menjawab sangat baik yaitu sebanyak 10 orang
tidak satupun responden yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik
Jadi penjelasan dari data diat
sebagai suatu organisasi pemerintah, sudah
dalam bidang jasa pelayanan perijinan. Dimana letak geografis merupakan unsur
yang penting sebagai langkah strategi dalam melay
Letak yang strategis dilihat dari posisi organisasi tersebut berada, dan mampu
menjangkau wilayah dalam pemberian pelayanan. Karena letak geografis yang
mendukung dapat memperlancar kegiatan operasional kerja dalam memberik
pelayanan.
0
2
4
6
8
10
62,5%
Dimensi Sifat Keunggulan
Diagram 4.17Tanggapan Responden Tentang Letak Geografis KPPT
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 17)
Dari data pada diagram 4.17 diatas, terlihat bahwa responden yang
menjawab baik hanya 6 orang atau sekitar (37,5%). Mayoritas responden
menjawab sangat baik yaitu sebanyak 10 orang yaitu sekitar (62,5%), sedangkan
tidak satupun responden yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik
Jadi penjelasan dari data diatas tersebut adalah, bahwa letak geografis KPPT
sebagai suatu organisasi pemerintah, sudah baik sebagai organisasi yang bergerak
jasa pelayanan perijinan. Dimana letak geografis merupakan unsur
yang penting sebagai langkah strategi dalam melayangkan jasa dibidang perijinan.
Letak yang strategis dilihat dari posisi organisasi tersebut berada, dan mampu
menjangkau wilayah dalam pemberian pelayanan. Karena letak geografis yang
mendukung dapat memperlancar kegiatan operasional kerja dalam memberik
62,5%
37,5%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Dari data pada diagram 4.17 diatas, terlihat bahwa responden yang
. Mayoritas responden
, sedangkan
tidak satupun responden yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik (0%).
as tersebut adalah, bahwa letak geografis KPPT
baik sebagai organisasi yang bergerak
jasa pelayanan perijinan. Dimana letak geografis merupakan unsur
angkan jasa dibidang perijinan.
Letak yang strategis dilihat dari posisi organisasi tersebut berada, dan mampu
menjangkau wilayah dalam pemberian pelayanan. Karena letak geografis yang
mendukung dapat memperlancar kegiatan operasional kerja dalam memberikan
Tanggapan Responden Terkait Dengan Proses Perijinan Secara Akurat Sesuai Dengan Standarisasi Pelayanan
(Sumber : Hasil Pe
Berdasarkan pada diagram 4.18 diatas, terlihat bahwa
responden menjawab baik yaitu sebanyak
responden yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik, serta responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 7 orang
maka dapat disimpulkan bahwa, dalam melakukan proses
melakukan proses tersebut secara tepat dan akurat sesuai dengan standarisai
pelayanan yang ada.
memformulasikan permohonan perijinan yang sesuai de
berlaku. ketepatan dan keakuran proses perijinan harus sesuai dengan standarisasi
pelayanan secara umum, dimana akan mencitrakan hasil yang baik bagi organisasi
yang memproses suatu pelayana perijinan yang tepat dan akurat dari segi
penyelesaian pemrosesan dan keakuratan data/ berkas atas permohonan yang
diminta oleh pelanggan.
0
2
4
6
8
10
43,75%
Diagram 4.18Tanggapan Responden Terkait Dengan Proses Perijinan Secara T
Akurat Sesuai Dengan Standarisasi Pelayanan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 18)
Berdasarkan pada diagram 4.18 diatas, terlihat bahwa
responden menjawab baik yaitu sebanyak 9 orang atau (56,25%), dan tidak ada
responden yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik, serta responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 7 orang atau (43,75%). Dari penjelasan diatas
impulkan bahwa, dalam melakukan proses suatu perijinan KPPT
melakukan proses tersebut secara tepat dan akurat sesuai dengan standarisai
Proses perijinan dilakukan sebagai tahapan dalam
memformulasikan permohonan perijinan yang sesuai dengan mekanisme yang
berlaku. ketepatan dan keakuran proses perijinan harus sesuai dengan standarisasi
pelayanan secara umum, dimana akan mencitrakan hasil yang baik bagi organisasi
yang memproses suatu pelayana perijinan yang tepat dan akurat dari segi
yelesaian pemrosesan dan keakuratan data/ berkas atas permohonan yang
diminta oleh pelanggan.
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tepat dan
Berdasarkan pada diagram 4.18 diatas, terlihat bahwa mayoritas
, dan tidak ada
responden yang menjawab tidak baik atau sangat tidak baik, serta responden yang
Dari penjelasan diatas
suatu perijinan KPPT
melakukan proses tersebut secara tepat dan akurat sesuai dengan standarisai
Proses perijinan dilakukan sebagai tahapan dalam
ngan mekanisme yang
berlaku. ketepatan dan keakuran proses perijinan harus sesuai dengan standarisasi
pelayanan secara umum, dimana akan mencitrakan hasil yang baik bagi organisasi
yang memproses suatu pelayana perijinan yang tepat dan akurat dari segi
yelesaian pemrosesan dan keakuratan data/ berkas atas permohonan yang
Tanggapan Responden Tentang Proses Perijinan SecarDengan Kebijakan
(Sumber : Hasil Pe
Dari data pada diagram 4.19 responden yang menjawab sangat baik yaitu
7 orang (43,75%), dan tidak ada resonden yang menjawab tidak baik atau sangat
tidak baik, karena mayoritas responden menjawab baik yaitu sebanyak 9 orang
atau sekitar (56,25%). Hal tersebut berarti dalam memproses suatu perijinan,
kantor pelayanan perijinan terpadu melaksanakan kegiatan perijinan dengan cepat
sesuai dengan kebijakan yang ada di KPPT Kabupaten Lebak.
Tanggapan Responden Terkait Efektivitas KPPT Dalam Proses Pelayanan Perijinan
Yang Dilihat Dari Alur/ Proses Mekanisme Perijinan
(Sumber : Hasil Pe
0
2
4
6
8
10
43,75%
0
5
10
15
Diagram 4.19Tanggapan Responden Tentang Proses Perijinan Secara Cepat Sesuai
Dengan Kebijakan KPPT Kabupaten Lebak
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 19)
Dari data pada diagram 4.19 responden yang menjawab sangat baik yaitu
, dan tidak ada resonden yang menjawab tidak baik atau sangat
tidak baik, karena mayoritas responden menjawab baik yaitu sebanyak 9 orang
. Hal tersebut berarti dalam memproses suatu perijinan,
kantor pelayanan perijinan terpadu melaksanakan kegiatan perijinan dengan cepat
sesuai dengan kebijakan yang ada di KPPT Kabupaten Lebak.
Diagram 4.20Tanggapan Responden Terkait Efektivitas KPPT
Dalam Proses Pelayanan Perijinan Yang Dilihat Dari Alur/ Proses Mekanisme Perijinan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 20)
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
75%
25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
a Cepat Sesuai
Dari data pada diagram 4.19 responden yang menjawab sangat baik yaitu
, dan tidak ada resonden yang menjawab tidak baik atau sangat
tidak baik, karena mayoritas responden menjawab baik yaitu sebanyak 9 orang
. Hal tersebut berarti dalam memproses suatu perijinan,
kantor pelayanan perijinan terpadu melaksanakan kegiatan perijinan dengan cepat
Berdasarkan pada diagram 4.20 terlihat bahwa mayoritas responden
menjawab sangat baik yaitu sebanyak 12 orang
baik yaitu 4 orang atau (25%)
baik ataupun sangat tidak baik. dari data tersebut terlihat bahwa, KPPT sangat
efektif dalam memproses perijinan sesuai dengan alur/ proses mekanisme
perijinan. karena mekanisme perijinan memuat waktu dan aturan dalam
memproses suatu perijinan, apakah perijinan tersebut layak atau tidak
diberlakukan serta diproses sesuai dengan kebijakan yang ada di
Lebak.
Tanggapan Responden Mengenai Efektivtas Kinerja KPPT
(Sumber : Hasil Pe
Berdasarkan data diagram 4.21 diatas, maka didapat jawaban responden
yang menjawab baik yaitu sebanyak 3 orang
sangat tidak baik yaitu 0
sebanyak 13 orang sekitar (81,25%)
kinerja KPPT dalam melaksanakan keg
dilihat atas hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksankan kegiatan.
0
5
10
15 81,25%
Berdasarkan pada diagram 4.20 terlihat bahwa mayoritas responden
menjawab sangat baik yaitu sebanyak 12 orang sekitar (75%), dan yang menjawab
atau (25%), serta tidak ada responden yang menjawab tidak
baik ataupun sangat tidak baik. dari data tersebut terlihat bahwa, KPPT sangat
proses perijinan sesuai dengan alur/ proses mekanisme
perijinan. karena mekanisme perijinan memuat waktu dan aturan dalam
memproses suatu perijinan, apakah perijinan tersebut layak atau tidak
diberlakukan serta diproses sesuai dengan kebijakan yang ada di KPPT Kabupaten
Diagram 4.21Tanggapan Responden Mengenai Efektivtas Kinerja KPPT
Atas Hasil Kerja Yang dicapai
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 21)
Berdasarkan data diagram 4.21 diatas, maka didapat jawaban responden
awab baik yaitu sebanyak 3 orang atau (18,75%), tidak baik ataupun
sangat tidak baik yaitu 0%, dan mayoritas responden menjawab sangat baik yaitu
sekitar (81,25%). Dari penjelasan tersebut didapat bahwa
kinerja KPPT dalam melaksanakan kegiatan operasional sangat efektif, karena
dilihat atas hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksankan kegiatan.
81,25%
18,75%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Berdasarkan pada diagram 4.20 terlihat bahwa mayoritas responden yang
, dan yang menjawab
, serta tidak ada responden yang menjawab tidak
baik ataupun sangat tidak baik. dari data tersebut terlihat bahwa, KPPT sangat
proses perijinan sesuai dengan alur/ proses mekanisme
perijinan. karena mekanisme perijinan memuat waktu dan aturan dalam
memproses suatu perijinan, apakah perijinan tersebut layak atau tidak
KPPT Kabupaten
Tanggapan Responden Mengenai Efektivtas Kinerja KPPT
Berdasarkan data diagram 4.21 diatas, maka didapat jawaban responden
tidak baik ataupun
, dan mayoritas responden menjawab sangat baik yaitu
. Dari penjelasan tersebut didapat bahwa
iatan operasional sangat efektif, karena
dilihat atas hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksankan kegiatan.
4.2.2.7. Dimensi Pengembangan
Tanggapan Responden Terkait Struktur Organisasi KPPT
(Sumber : Hasil Pe
Berdasarkan diagram 4.22 diatas, terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat baik sekitar 7 orang, dan tidak ada responden yang menjawab
tidak baik serta sangat tidak baik, sedangkan yang menjawab baik yait
9 orang. maka penjelasan dari data diatas adalah, dengan struktur organisasi yang
ada di KPPT Kabupaten Lebak, yang terdiri dari 1 Pimpinan 1 Kasubag TU dan 3
Kasi yang dapat mengkooridinir bawahannya sesuai dengan tupoksi yang ada.
Maka dari itu KPPT mampu dan handal dalam melayani segala jenis pelayanan
akan suatu perijinan.
0
2
4
6
8
1043,75%
Dimensi Pengembangan
Diagram 4.22Tanggapan Responden Terkait Struktur Organisasi KPPT
Dalam Melayani Perijinan
Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 22)
Berdasarkan diagram 4.22 diatas, terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat baik sekitar 7 orang, dan tidak ada responden yang menjawab
tidak baik serta sangat tidak baik, sedangkan yang menjawab baik yaitu sebanyak
9 orang. maka penjelasan dari data diatas adalah, dengan struktur organisasi yang
ada di KPPT Kabupaten Lebak, yang terdiri dari 1 Pimpinan 1 Kasubag TU dan 3
Kasi yang dapat mengkooridinir bawahannya sesuai dengan tupoksi yang ada.
u KPPT mampu dan handal dalam melayani segala jenis pelayanan
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Terkait Struktur Organisasi KPPT
Berdasarkan diagram 4.22 diatas, terlihat bahwa responden yang
menjawab sangat baik sekitar 7 orang, dan tidak ada responden yang menjawab
u sebanyak
9 orang. maka penjelasan dari data diatas adalah, dengan struktur organisasi yang
ada di KPPT Kabupaten Lebak, yang terdiri dari 1 Pimpinan 1 Kasubag TU dan 3
Kasi yang dapat mengkooridinir bawahannya sesuai dengan tupoksi yang ada.
u KPPT mampu dan handal dalam melayani segala jenis pelayanan
Tanggapan Responden Terkait Sebagai Penunjang Kegiatan Operasional
(Sumber : Hasil Pe
Berdasarkan pada diagram 4.23 diatas, didapat jawaban responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 5 orang, responden yang menjawab baik
sebanyak 11 orang, dan tidak ada responden yang menjawab baik serta sangat
tidak baik. dari penjelasan diatas yaitu, pengembangan sumber daya di KPPT
terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan akan pelayanan perijinan yang
diminta. pengembangan sumber daya meliputi peningkatan kinerja pegawai baik
kualitas maupun kuantitas, peningkatan citra peg
kerja, pengembangan organisasi KPPT, serta pengembanngan akan peningkatan
sarana dan prasana yang dibutuhkan. pengembangan sumber daya tersebut sebagai
upaya penunjang dalam melaksanakan kegiatan operasional di KPPT.
0
2
4
6
8
10
12
31,25%
Diagram 4.23Tanggapan Responden Terkait Dengan Pengembangan Sumber Daya KPPT
Sebagai Penunjang Kegiatan Operasional
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 23)
Berdasarkan pada diagram 4.23 diatas, didapat jawaban responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 5 orang, responden yang menjawab baik
sebanyak 11 orang, dan tidak ada responden yang menjawab baik serta sangat
penjelasan diatas yaitu, pengembangan sumber daya di KPPT
terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan akan pelayanan perijinan yang
diminta. pengembangan sumber daya meliputi peningkatan kinerja pegawai baik
kualitas maupun kuantitas, peningkatan citra pegawai KPPT dalam profesionalitas
kerja, pengembangan organisasi KPPT, serta pengembanngan akan peningkatan
sarana dan prasana yang dibutuhkan. pengembangan sumber daya tersebut sebagai
upaya penunjang dalam melaksanakan kegiatan operasional di KPPT.
31,25%
68,75%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Pengembangan Sumber Daya KPPT
Berdasarkan pada diagram 4.23 diatas, didapat jawaban responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 5 orang, responden yang menjawab baik
sebanyak 11 orang, dan tidak ada responden yang menjawab baik serta sangat
penjelasan diatas yaitu, pengembangan sumber daya di KPPT
terus ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan akan pelayanan perijinan yang
diminta. pengembangan sumber daya meliputi peningkatan kinerja pegawai baik
awai KPPT dalam profesionalitas
kerja, pengembangan organisasi KPPT, serta pengembanngan akan peningkatan
sarana dan prasana yang dibutuhkan. pengembangan sumber daya tersebut sebagai
Tanggapan Responden Terkait Realisasi Progam kerja KPPT
(Sumber : Hasil Pe
Berdasarkan pada diagram 4.24 terlihat bahwa mayoritas responden
menjawab baik yaitu sebanyak 9 orang. Tidak ada responden yang
tidak baik maupun sangat tidak baik, dan responden yang menjawab sangat baik
yaitu sebanyak 7 orang. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, realisasi
progam kejra yang dilaksanakan oleh KPPT Kabupaten Lebak sudah baik, hal ini
merupakan hasil kerja yang terencana dengan baik dan strategi yang baik pula
dalam menjalankan progam kerja yang telah terencana sebelumnya.
Tanggapan Responden Mengenai Koordinasi KPPT Dengan Dinas/ Instasi Terkait Pelayanan Perijinan
(Sumber : Hasil Pe
0
2
4
6
8
10
43,75%
0
2
4
6
8
10
12
31,25%
Diagram 4.24Tanggapan Responden Terkait Realisasi Progam kerja KPPT
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 24)
Berdasarkan pada diagram 4.24 terlihat bahwa mayoritas responden
menjawab baik yaitu sebanyak 9 orang. Tidak ada responden yang
tidak baik maupun sangat tidak baik, dan responden yang menjawab sangat baik
yaitu sebanyak 7 orang. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, realisasi
progam kejra yang dilaksanakan oleh KPPT Kabupaten Lebak sudah baik, hal ini
erja yang terencana dengan baik dan strategi yang baik pula
dalam menjalankan progam kerja yang telah terencana sebelumnya.
Diagram 4.25Tanggapan Responden Mengenai Koordinasi KPPT Dengan Dinas/ Instasi Terkait Pelayanan Perijinan
Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Kuesioner No. 25)
43,75%
56,25%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
31,25%
68,75%
0% 0%
Sangat Baik
Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
Tanggapan Responden Terkait Realisasi Progam kerja KPPT
Berdasarkan pada diagram 4.24 terlihat bahwa mayoritas responden
menjawab baik yaitu sebanyak 9 orang. Tidak ada responden yang menjawab
tidak baik maupun sangat tidak baik, dan responden yang menjawab sangat baik
yaitu sebanyak 7 orang. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, realisasi
progam kejra yang dilaksanakan oleh KPPT Kabupaten Lebak sudah baik, hal ini
erja yang terencana dengan baik dan strategi yang baik pula
Berdasarkan pada diagram 4.25 didapat jawaban responden yang
menjawab sangat baik sebanyak 5 orang, dan tidak ada responden yang menjawab
tidak baik ataupun sangat tidak baik, mayoritas responden menjawab baik yaitu
sebanyak 11 orang. Pada data diatas dapat dijelaskan bahwa, koordinasi kantor
pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak dengan dinas/ instansi terkait,
khususnya dengan tim teknis dinas/ instansi yang terkait dengan perijinan berjalan
dengan baik dan lancar dalam menjalankan kegiatan serta proses dibidang jasa
pelayanan perijinan. Koordinasi merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan kegiatan, karena dengan koordinasi yang baik dan lancar pelaksanaan
kegiatan akan memcapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik
4.3.1. Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur ketepatan suatu alat ukur
yang digunakan dalam menguji validitas dari setiap butir pertanyaan pada
instrument penelitian. Dimana kevalidan atas instrument dapat menggambarkan
bahwa suatu instrument benar-benar mampu menunjukan tingkat kesesuaian
antara konsep dan hasil penelitian. Pengujian validitas instrument dilakukan dari
kuesioner dengan skor total yaitu mengunakan korelasi product moment,
pengukuran dibantu dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.4Uji Validitas Efektivitas Organisasi Pada kantor Pelayanan Perijinan
Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
No. Item Nilai r sig. (1-tailed) r tabel Keterangan
1. 0,648 0,003 0.497 Valid2. 0,796 0,000 0.497 Valid3. 0.615 0,006 0.497 Valid4. 0,632 0,004 0.497 Valid5. 0,533 0,017 0.497 Valid6. 0,543 0,015 0.497 Valid7. 0.589 0,008 0.497 Valid8. 0,652 0,003 0.497 Valid9. 0,669 0,002 0.497 Valid
10. 0,648 0,003 0.497 Valid11. 0,543 0,005 0.497 Valid12. 0,796 0,000 0.497 Valid13. 0,640 0,004 0.497 Valid14. 0,599 0,000 0.497 Valid15. 0,763 0,000 0.497 Valid16. 0,674 0,002 0.497 Valid17. 0,589 0,008 0.497 Valid18. 0,599 0,007 0.497 Valid19. 0,615 0,006 0.497 Valid20. 0,534 0,017 0.497 Valid21. 0,763 0,000 0.497 Valid22. 0,599 0,007 0.497 Valid23. 0,699 0,002 0.497 Valid24. 0,632 0,004 0.497 Valid25. 0,699 0,002 0.497 Valid
(Sumber : Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2011)
4.3.2. Uji Reliabilitas Instrument
Pengujian reliabilitas adalah derajat ketetapan atau tingkat presisi,
ketelitian dan keakuratan yang ditunjukan oleh instrument pengukuran. Dimana
untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka peneliti
melakukan uji reliabilitas. Dikatakan reliable jika nilai alpha > r tabel dan
Pengujian reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach’s. Adapun hasil dari uji
reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah nilai Alpha
Cronbach’s sebesar 0,939. Jika kita mengacu pada Siegle yang menggunakan
pedoman reliability instrumen adalah sebesar 0.3 yang artinya 0.939 > dari 0.3
sehingga instrumen yang diuji dikatakan reliabel. Berikut ini hasil uji reliabilitas
instrument dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for windows.
Tabel 4.5Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.939 25
(Sumber : Data Primer Yang Diolah, 2011)
4.4 Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini berjudul “Efektivitas
Organisasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Lebak”.
dimana peneliti mempunyai hipotesis sebagai berikut :
“Efektivitas Organisasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
(KPPT) Kabupaten Lebak diprediksi yaitu lebih dari 75% dari nilai ideal
yaitu 100%”.
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari
hipotesis yang diajukan, dimana hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
rumus t-test satu sampel. Adapun penghitungan pengujian hipotesis adalah
melalui tahap-tahap sebagai berikut :
Berdasarkan data yang diperoleh, maka skor ideal dari pertanyaan-
pertanyaan dalam penelitian untuk mengetahui efektivitas pada kantor pelayanan
perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :
4 × 16 × 25 = 1600
Keterangannya adalah : 4 (nilai tertinggi dari setiap pilihan jawaban
pertanyaan yang diajukan pada responden, dimana kriteria penilaian skor ini
berdasarkan pada teknik pengukuran skala Likert). 16 (jumlah sampel yang
dijadikan responden dalam penelitian. 25 (jumlah pertanyaan yang diajukan
kepada responden dalam bentuk kuesioner/ jumlah item instumen). Sedangkan
rata-rata skor ideal dari penelitian ini adalah 1.600 : 16 = 100. Dan untuk skor
penelitian yaitu sebesar 1.389. Dengan demikian nilai “efektivitas organisasi pada
kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak” yaitu sebesar :
1.389 : 1.600 = 0,868 (dibulatkan menjadi 0,87) maka dalam prosentase menjadi
87%. sehingga efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu
(KPPT) Kabupaten Lebak mencapai 87% dari nilai ideal yaitu 100%.
Selanjutnya untuk menguji hipotesis tentang efektivitas organisasi pada
kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak nilai yang
dihipotesiskan yaitu lebih dari 75% dari nilai ideal. Perhitungannya yaitu 0,75 ×
100 = 75 dimana hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Ho untuk memprediksi µo kurang dari atau sama dengan 75% dari nilai
ideal.
Ha untuk memprediksi µo lebih dari 75% dari nilai ideal.
Dari hal tersebut, maka dapat diartikan :
Ho : µ ≤ 75% ≤0,75 × 100 = 75
Ha : µ > 75% > 0,75 × 100 = 75
Pengujian hipotesis mengunakan rumus t-test satu sampel dengan uji pihak
kanan yaitu sebagai berikut :
Diketahui :
x : 13891389
: 86,816
xx
n
n : 16 µ : 75
S : 2
934, 44 934, 4462, 29 7,89
1 (16 1) 15
x x
n
Ditanya : t ?
Jawab : t =
n
sx
t = 86,8 75
7,89
16
t = 11,8
1,972
t = 5,98
Selanjutnya harga thitung tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan
derajat kebebasan ( dk ) yaitu : n-1 = 16-1 = 15 dan taraf kesalahan α = 5% untuk
uji pihak kanan karena harga thitung lebih besar dari pada haraga ttabel yaitu (5,98 >
1,340) atau jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
dimana harga ttabel untuk dk 15 berharga 1,340. harga tersebut dapat dilihat
padagambar 4.5 dan harga 5,98 teletak pada daerah penerimaan Ha, berikut adalah
gambar kurva daerah penerimaannya :
Gambar 4.5Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4.5 Interprestasi hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah
deskriptif yang sebelumnya telah dirumuskan peneliti. Dimana rumusan masalah
yang harus dijawab adalah sebagai berikut : seberapa besar efektivitas organisasi
pada kantor pelayaan perijinan terpadu Kabupaten Lebak !
Untuk menjawab rumusan masalah, terdapat beberapa langkah yang
dilakukan sebagai penjelasan jawaban dari rumusan masalah tersebut. langkah
pertama yaitu menentukan skor ideal dan menghitung skor hasil penelitian,
dimana skor ideal variabel adalah 4 × 16 × 25 = 1600 (4 yaitu nilai tertinggi dari
setiap pilihan jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, kriteria
penilaian skor ini berdasarkan pada teknik pengukuran skala Likert. 16 yaitu
jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini. sedangkan 25 yaitu
jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner.
5,98
87%
Daerah Penerimaa
n Ha
Daerah Penolakan
Ho
Sementara itu untuk skor hasil penelitian yaitu 1389). Dengan demikian nilai
efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu Kabupaten Lebak
yaitu sebesar 1389 : 1600 = 0,868 (dibulatkan menjadi 0,87) maka dalam
prosentase menjadi 87%.
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jawaban dari rumusan masalah
deskriptif yang menjadi tujuan penelitian yaitu, efektivitas organisasi pada kantor
pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak sebesar 87% dari nilai
ideal yakni 100%. Dimana nilai tersebut didapat dari hasil perhitungan, dengan
demikian efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak dapat dikatakan efektif dalam melayani perijinan secara
terpadu.
Gambar 4.3Grafik Kontinum Tingkat Keyakinan Responden
Terhadap Efektivitas Organisasi Pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak
0% 25% 50% 75% 87% 100%
STE TE CE E SE
(Sumber : Diolah Dari Data Yang Diperoleh Dalam Penelitian)
Selanjutnya peneliti melihat kembali kepada indikator efektivitas organisasi
menurut Gibson (Syarif Makmur, 2008:125) yaitu :
1. Dimensi ProduksiMerupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Dimana produktivitas hanya dapat diwujudkan apabila sumber daya yang ada dalam organisasi diberdayakan.
2. Dimensi KualitasSuatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk/ jasa, dan
manusia serta merupakan standarisasi yang harus dicapai oleh organisasi tersebut, dimana kualitas memegang peranan kunci dalam efektivitas.
3. Dimensi EfisiensiMerupakan rasio keluaran dibandingkan masukan dan juga
pemberdayaan sedikit mungkin sumber daya atau unit untuk menghasilkan sebanyak mungkin output. efisiensi merupakan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dengan biaya, waktu, dan tenaga yang lebih murah.
4. Dimensi FeksibilitasAdanya kemampuan dalam menjawab perubahan lingkungan
eksternal. Kemampuan individu dan kelompok dalam organisasi untuk menjawab perubahan individu dan kelompok dalam organisasi. Kemampuan organisasi dalam mengadaptasikan praktik perencanan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, serta kebijakan untuk menjawab perubahan yang ada.
5. Dimensi KepuasanKepuasan ditunjukan pada seberapa besar oganisasi memuaskan
kebutuhan karyawan dan pelanggan terhadap kinerja dan hasil yang dirasakan.
6. Dimensi Sifat keunggulanKeunggulan organisasi merupakan kemampuan bersaing dari
organisasi dan anggota organisasi terhadap perubahan-perubahan yang ada. Kemampuan bersaing menunjukan kemampuan organisasi untuk tetap menjadi pemain yang dapat diperhitungkan di pasar yang telah ditetapkan.
7. Dimensi PengembanganPengembangan menjamin efektivitas organisasi melalui investasi
sumber daya guna memenuhi permintaan lingkungan mendatang. Dimana pengembangan merupakan strategi intervensi yang memanfaatkan proses kelompok untuk fokus pada budaya suatu organisasi secara menyeluruh dalam rangka melaksanakan perubahan-perubahan yang diinginkan
Dari hasil penelitian lapangan diperoleh data yang menggambarkan harga
tingkat indikator penelitian. Dimana untuk mengetahui harga tingkat indikator
tersebut, terlebih dahulu harus mengetahui skor ideal dari setiap indikator. Untuk
itu dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
1. Nomor butir untuk indikator dimensi produksi ada 3 butir, yaitu No 1,
2, 3 jumlah untuk butir tersebut adalah 55 + 55 + 55 = 165. Skor
idealnya yaitu 4 × 16 × 3 = 192 (4 yaitu nilai tertinggi dari setiap
pilihan jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, kriteria
penilaian skor ini adalah berdasarkan pada skala Likert; 16 yaitu jumlah
sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 3 yaitu jumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner).
Jadi tingkat persetujuan dari indikator dimensi produksi yaitu 165 : 192
= 0,85 jika diprosentasikan menjadi 85% maka untuk indikator dimensi
produksi masuk dalam kategori efektif.
2. Nomor butir untuk indikator dimensi kualitas ada 3 butir, yaitu No 4, 5,
6 jumlah untuk butir tersebut adalah 55 + 55 + 52 = 162. Skor idealnya
yaitu 4 × 16 × 3 = 192 (4 yaitu nilai tertinggi dari setiap pilihan
jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, kriteria penilaian
skor ini adalah berdasarkan pada skala Likert; 16 yaitu jumlah sampel
yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 3 yaitu jumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner).
Jadi tingkat persetujuan dari indikator dimensi kualitas yaitu 162 : 192
= 0,84 diprosentasikan menjadi 84% maka untuk indikator dimensi
kualitas masuk dalam kategori efektif.
3. Nomor butir untuk indikator dimensi efisiensi ada 3 butir, yaitu No 7,
8, 9 jumlah untuk butir tersebut adalah 58 + 53 + 53 = 164. Skor
idealnya yaitu 4 × 16 × 3 = 192 (4 yaitu nilai tertinggi dari setiap
pilihan jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, kriteria
penilaian skor ini adalah berdasarkan pada skala Likert; 16 yaitu jumlah
sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 3 yaitu jumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner).
Jadi tingkat persetujuan dari indikator dimensi efisiensi yaitu 164 : 192
= 0,85 diprosentasikan menjadi 85% maka untuk indikator dimensi
efisiensi masuk dalam kategori efektif.
4. Nomor butir untuk indikator dimensi fleksibilitas ada 4 butir, yaitu 10,
11, 12, 13 jumlah untuk butir tersebut adalah 55 + 52 + 55 + 57 = 219.
Skor idealnya yaitu 4 × 16 × 4 = 256 (4 yaitu nilai tertinggi dari setiap
pilihan jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, kriteria
penilaian skor ini adalah berdasarkan pada skala Likert; 16 yaitu jumlah
sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 4 yaitu jumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner).
Jadi tingkat persetujuan dari indikator dimensi fleksibilitas yaitu 219 :
256 = 0,85 diprosentasikan menjadi 85% maka untuk indikator dimensi
fleksibilitas masuk dalam kategori efektif.
5. Nomor butir untuk indikator dimensi kepuasan ada 3 butir. yaitu 14, 15,
16 jumlah untuk butir tersebut adalah 55 + 61 + 58 = 174. Skor
idealnya yaitu 4 × 16 × 3 = 192 (4 yaitu nilai tertinggi dari setiap
pilihan jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden, kriteria
penilaian skor ini adalah berdasarkan pada skala Likert; 16 yaitu jumlah
sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 3 yaitu jumlah
pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner).
Jadi tingkat persetujuan dari indikator dimensi kepuasan yaitu 174 : 192
= 0,90 diprosentasikan menjadi 90% maka untuk indikator dimensi
kepuasan masuk dalam kategori efektif.
6. Nomor butir untuk indikator dimensi sifat keunggulan ada 5 butir, yaitu
17, 18, 19, 20, 21 jumlah untuk butir tersebut adalah 58 + 55 + 55 + 60
+61 = 289. Skor idealnya yaitu 4 × 16 × 5 = 320 (4 yaitu nilai tertinggi
dari setiap pilihan jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden,
kriteria penilaian skor ini adalah berdasarkan pada skala Likert; 16
yaitu jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 5
yaitu jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
kuesioner). Jadi tingkat persetujuan dari indikator dimensi sifat
keunggulan yaitu 289 : 320 = 0,90 diprosentasikan menjadi 90% maka
untuk indikator dimensi sifat keunggulan masuk dalam kategori efektif.
7. Nomor butir untuk indikator dimensi pengembangan ada 4 butir, yaitu
22, 23, 24, 25 jumlah untuk butir tersebut adalah 55 + 53 + 55 + 53 =
216. Skor idealnya yaitu 4 × 16 × 4 = 256 (4 yaitu nilai tertinggi dari
setiap pilihan jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden,
kriteria penilaian skor ini adalah berdasarkan pada skala Likert; 16
yaitu jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini; 4
yaitu jumlah pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk
kuesioner). Jadi tingkat persetujuan dari indikator dimensi
pengembangan yaitu 216 : 256 = 0,84 diprosentasikan menjadi 84%
maka untuk indikator dimensi pengembangan masuk dalam kategori
efektif.
Berikut dibawah ini adalah diagram tingkat persetujuan dari tiap-tiap
indikator penelitian.
(Sumber : hasil Penelitian Lapangan, Mei
Berdasarkan diagram 4.2
responden terhadap indikator penelitian
85%, indikator dimensi kualitas sebesar 84%, indikator dimensi efisiensi sebesar
85%, indikator dimensi fleksibilitas sebesar 85%, indikator dimensi kepuasan
sebesar 90%, indikator dimensi sifat keunggulan sebesa
dimensi pengembangan sebesar 84%, sementara itu
tinggi ditunjukkan pada indikator
sebesar 90% dari nilai ideal.
Maka dari ketujuh tingkat persetujuan terhadap tiap
penelitian menunjukan bahwa hipotesis yang menyatakan “Efektivitas Organisasi
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak lebih dari atau
sama dengan 75% dari nilai ideal” dap
hipotesis adalah sebesar 87%, hal ini berati menjelaskan bahwa efektivitas
organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
efektif dalam melayani perijinan secara terpadu.
80%
82%
84%
86%
88%
90%
Diagram 4.26Prosentase Indikator
Sumber : hasil Penelitian Lapangan, Mei 2011)
diagram 4.26 dapat digambarkan bahwa tingkat persetujuan
responden terhadap indikator penelitian yaitu : indikator dimensi produksi sebesar
85%, indikator dimensi kualitas sebesar 84%, indikator dimensi efisiensi sebesar
85%, indikator dimensi fleksibilitas sebesar 85%, indikator dimensi kepuasan
sebesar 90%, indikator dimensi sifat keunggulan sebesar 90%, dan indikator
dimensi pengembangan sebesar 84%, sementara itu tingkat persetujuan paling
tinggi ditunjukkan pada indikator dimensi kepuasan dan sifat keunggulan yakni
sebesar 90% dari nilai ideal.
Maka dari ketujuh tingkat persetujuan terhadap tiap-tiap indikator
penelitian menunjukan bahwa hipotesis yang menyatakan “Efektivitas Organisasi
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak lebih dari atau
sama dengan 75% dari nilai ideal” dapat diterima. Dalam hal ini untuk uji
hipotesis adalah sebesar 87%, hal ini berati menjelaskan bahwa efektivitas
organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
efektif dalam melayani perijinan secara terpadu.
Produksi
Kualitas
Efisiensi
Fleksibilitas
Kepuasan
Sifat Keungulan
Pengembangan
dapat digambarkan bahwa tingkat persetujuan
yaitu : indikator dimensi produksi sebesar
85%, indikator dimensi kualitas sebesar 84%, indikator dimensi efisiensi sebesar
85%, indikator dimensi fleksibilitas sebesar 85%, indikator dimensi kepuasan
r 90%, dan indikator
tingkat persetujuan paling
dimensi kepuasan dan sifat keunggulan yakni
tiap indikator
penelitian menunjukan bahwa hipotesis yang menyatakan “Efektivitas Organisasi
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak lebih dari atau
at diterima. Dalam hal ini untuk uji
hipotesis adalah sebesar 87%, hal ini berati menjelaskan bahwa efektivitas
organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
Sifat Keungulan
Pengembangan
4.6 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dan penghitungan serta pengujian hipotesis
berdasarkan uji hipotesis pihak kanan yang menunjukkan bahwa Ha diterima dan
Ho ditolak, maka dapat diketahui jawaban dari rumusan masalah deskriptif yang
diajukan. Jawaban tersebut adalah sebagai berikut; Efektivitas Organisasi Pada
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak mencapai 87%
dari nilai ideal. hal ini berarti KPPT Kabupaten Lebak efektif dalam
penyelenggaraan pelayanan perijinan secara terpadu karena mencapai tingkat 87%
dari tingkat yang dihipotesiskan yaitu lebih dari 75% dari nilai ideal, maka
hipotesis penelitian dapat diterima. Dimana efektivitas organisasi dikatakan
efektif karena berada pada tingkat antara 75%-100%. Kendati demikian KPPT
Kabupaten Lebak belum mencapai hasil secara maksimal dalam menjalankan
kegiatan operasional, hal tersebut dikarenakan adanya hambatan-hambatan yang
ada didalam organisasi maupun luar organisasi dalam pelaksanaan kegiatan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan sebelumnya dalam
penelitian ini, dimana meneliti tentang efektivitas organisasi pada kantor
pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan teori efektivitas organisasi dari Gibson, yang mana terdapat tujuh
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas organisasi di KPPT
Kabupaten Lebak yaitu; dimensi produksi, dimensi kualitas, dimensi efisiensi,
dimensi fleksibilitas, dimensi kepuasan, dimensi sifat keunggulan, serta dimensi
pengembangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan oleh
peneliti serta penjabaran dari teori yang dipakai, maka dapat disimpulakan bahwa
efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten
Lebak dikategorikan efektif, karena mencapai tingkat angka 87% dari nilai ideal
yakni 100%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa efektivitas
organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak
lebih dari atau sama dengan 75% dapat diterima.
Efektivitas organisasi pada kantor pelayanan perijinan terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak dapat dikatakan baik, walaupun demikian terdapat beberapa
masalah maupun hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan operasional.
kendala tersebut antara lain yaitu belum maksimalnya ketersedian sarana dan
prasarana penunjang kegiatan operasional seperti kendaraan operasional yang
belum memadai, Tempat penyimpanan kearsipan yang belum maksimal, SOTK
yang belum optimal, sistem komputerisasi, teknologi dan informatika yang belum
optimal, serta sumber daya manusia (SDM) pegawai KPPT bila dilihat dari segi
kemampuan, Kualitas maupun kuantitas masih belum secara maksimal dapat
mencukupi tuntutan kebutuhan masyarakat akan suatu pelayanan perijinan secara
terpadu. Hal tersebut juga dipengruhi oleh kurangnya pegawai KPPT, baik tenaga
teknis maupun tenaga pelaksana adminstrasi dibidang perijinan.
Secara umum efektivitas organisasi merujuk pada sejauh mana organisasi
tersebut dapat melaksanakan kegiatan dan fungsinya dengan baik dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya serta sarana dan
prasarana yang tersedia, dengan demikian efektivitas suatu organisasi akan
tercapai. Dimana efektivitas organisasi merupakan unsur yang sangat vital bagi
suatu pelayanan, karena ketercapaian tujuan organisasi dan sasaran dapat
mempertahankan kelangsungan hidup organisasi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas organisasi pada kantor
pelayanan perijinan terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut :
1. Mengoptimalisasikan SOTK sebagai acuan dalam melaksanakan
progam kerja dan pelaksanaan kegiatan operasional serta
mengoptimalkan koordinasi dengan dinas/ instansi yang terkait dengan
perijinan sebagai langkah perubahan menuju pelayanan yang prima.
2. Peningkatan sumber daya pegawai baik kuantitas maupun kualitas agar
organisasi KPPT lebih profesional dalam memberikan perijinan secara
terpadu, serta peningkatan ketersedian sarana dan prasarana penunjang
kegiatan operasional agar lebih berdaya guna.
3. Agar terciptanya pelayanan perijinan yang berkualitas, maka kiranya
KPPT lebih memaksimalkan pelayanan dibidang perijinan secara
terpadu dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan perijinan.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Pribadi
Nama : Dwi Akhmad
NIM : 041059
Tepat Tanggal Lahir : Bengkulu, 24 November 1985
Agama : Islam
Alamat : Jln. Sentral No. 28 Rt 02 Rw 04 Rangkasbitung 42312
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Jumhana
Nama Ibu : R.A. Asiah
3. Riwayat Pendidikan
SD : SD Negeri Kejaksaan Rangkasbitung (1991-1998)
SLTP : SLTP Negeri 4 Rangkasbitung (1998-2001)
SMU : SMU Negeri 3 Rangkasbitung (2001-2004)
Perguruan Tinggi (S1) : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (2004-2011)
Tabel Tabulasi Data Hasil Kuesioner
No. RES.
Jawaban Responden Untuk Item No. Skor1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1. 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 882. 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 893. 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 794. 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 895. 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 866. 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 877. 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 988. 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 969. 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 8210. 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 9511. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 7512. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 7513. 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 9514. 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 8715. 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 9416. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
SkorTotal
55 55 55 55 55 52 58 53 53 55 52 55 57 55 61 58 58 55 55 60 61 55 53 55 53 1389
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 16 94,1
Excludeda 1 5,9
Total 17 100,0a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
ItemsN of Items
,939 ,940 25
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
86,81 62,296 7,893 25
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Variance Skewness KurtosisStatistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
p1 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p2 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p3 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p4 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p5 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p6 16 1 3 4 52 3.25 .112 .447 .200 1.278 .564 -.440 1.091p7 16 1 3 4 58 3.63 .125 .500 .250 -.571 .564 -1.934 1.091p8 16 1 3 4 53 3.31 .120 .479 .229 .895 .564 -1.391 1.091p9 16 1 3 4 53 3.31 .120 .479 .229 .895 .564 -1.391 1.091p10 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p11 16 1 3 4 52 3.25 .112 .447 .200 1.278 .564 -.440 1.091p12 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p13 16 2 2 4 57 3.56 .157 .629 .396 -1.183 .564 .633 1.091p14 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p15 16 1 3 4 61 3.81 .101 .403 .163 -1.772 .564 1.285 1.091p16 16 1 3 4 58 3.63 .125 .500 .250 -.571 .564 -1.934 1.091p17 16 1 3 4 58 3.63 .125 .500 .250 -.571 .564 -1.934 1.091p18 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p19 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p20 16 1 3 4 60 3.75 .112 .447 .200 -1.278 .564 -.440 1.091p21 16 1 3 4 61 3.81 .101 .403 .163 -1.772 .564 1.285 1.091p22 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p23 16 1 3 4 53 3.31 .120 .479 .229 .895 .564 -1.391 1.091p24 16 1 3 4 55 3.44 .128 .512 .263 .279 .564 -2.219 1.091p25 16 1 3 4 53 3.31 .120 .479 .229 .895 .564 -1.391 1.091Valid N (listwise) 16
TabelSimpangan Baku
No. x x ( )x x 2( )x x1. 88 86.8 1.2 1.442. 89 86.8 2.2 4.843. 79 86.8 -7.8 60.844. 89 86.8 2.2 4.845. 86 86.8 -0.8 0.646. 87 86.8 0.2 0.047. 98 86.8 11.2 125.448. 96 86.8 9.2 48.649 82 86.8 -4.8 23.04
10. 95 86.8 8.2 67.2411. 75 86.8 -11.8 139.2412. 75 86.8 -11.8 139.2413. 95 86.8 8.2 67.2414. 87 86.8 0.2 0.0415. 94 86.8 7.2 51.8416. 74 86.8 -12.8 163.84 1389 0.2 934.44
Tabel Nilai-Nilai r Product Moment
NTaraf Signifikan
NTaraf Signifikan
NTaraf Signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1%
34567891011121314151617181920212223242526
0,9970,9500,8780,8110,7540,7070,6660,6320,6020,5760,5530,5320,5140,4970,4820,4680,4560,4440,4330,4230,4130,4040,3960,388
0,9990,9900,9590,9170,8740,8340,7980,7650,7350,7080,6840,6610,6410,6230,6060,5900,5750,5610,5490,5370,5260,5150,5050,496
272829303132333435363738394041424344454647484950
0,3810,3740,3670,3610,3550,3490,3440,3390,3340,3290,3250,3200,3160,3120,3080,3040,3010,2970,2940,2910,2880,2840,2610,279
0,4870,4780,4700,4630,4560,4490,4420,4360,4300,4240,4180,4130,4080,4030,3980,3930,3890,3840,3800,3760,3720,3680,3640,361
5560657072737580859095100125150175200300400500600700800900
1000
0,2660,2540,2440,2350,2320,2300,2270,2200,2130,2070,2020,1950,1760,1590,1480,1380,1130,0980,0880,0800,0740,0700,0650,062
0,3450,3300,3170,3060,3020,3000,2960,2860,2780,2700,2630,2560,2300,2100,1940,1810,1480,1280,1150,1050,0970,0910,0860,081
TabelNilai-nilai dalam Distribusi t
df
Tingkat Signifikansi (one-tailed)
df
Tingkat Signifikansi (one-tailed),10 ,05 ,025 ,01 ,005 ,0005 ,10 ,05 ,025 ,01 ,005 ,0005
Tingkat Signifikansi (two-tailed) Tingkat Signifikansi (two-tailed),20 ,10 ,05 ,02 ,01 ,001 ,20 ,10 ,05 ,02 ,01 ,001
1 3.0777 6.3138 12.7062 31.8205 63.6567 636.619 53 1.2977 1.6741 2.0057 2.3988 2.6718 3.48382 1.8856 2.92 4.3027 6.9646 9.9248 31.5991 54 1.2974 1.6736 2.0049 2.3974 2.67 3.483 1.6377 2.3534 3.1824 4.5407 5.8409 12.924 55 1.2971 1.673 2.004 2.3961 2.6682 3.47644 1.5332 2.1318 2.7764 3.7469 4.6041 8.6103 56 1.2969 1.6725 2.0032 2.3948 2.6665 3.47295 1.4759 2.015 2.5706 3.3649 4.0321 6.8688 57 1.2966 1.672 2.0025 2.3936 2.6649 3.46966 1.4398 1.9432 2.4469 3.1427 3.7074 5.9588 58 1.2963 1.6716 2.0017 2.3924 2.6633 3.46637 1.4149 1.8946 2.3646 2.998 3.4995 5.4079 59 1.2961 1.6711 2.001 2.3912 2.6618 3.46328 1.3968 1.8595 2.306 2.8965 3.3554 5.0413 60 1.2958 1.6706 2.0003 2.3901 2.6603 3.46029 1.383 1.8331 2.2622 2.8214 3.2498 4.7809 61 1.2956 1.6702 1.9996 2.389 2.6589 3.457310 1.3722 1.8125 2.2281 2.7638 3.1693 4.5869 62 1.2954 1.6698 1.999 2.388 2.6575 3.454511 1.3634 1.7959 2.201 2.7181 3.1058 4.437 63 1.2951 1.6694 1.9983 2.387 2.6561 3.451812 1.3562 1.7823 2.1788 2.681 3.0545 4.3178 64 1.2949 1.669 1.9977 2.386 2.6549 3.449113 1.3502 1.7709 2.1604 2.6503 3.0123 4.2208 65 1.2947 1.6686 1.9971 2.3851 2.6536 3.446614 1.345 1.7613 2.1448 2.6245 2.9768 4.1405 66 1.2945 1.6683 1.9966 2.3842 2.6524 3.444115 1.3406 1.7531 2.1314 2.6025 2.9467 4.0728 67 1.2943 1.6679 1.996 2.3833 2.6512 3.441716 1.3368 1.7459 2.1199 2.5835 2.9208 4.015 68 1.2941 1.6676 1.9955 2.3824 2.6501 3.439417 1.3334 1.7396 2.1098 2.5669 2.8982 3.9651 69 1.2939 1.6672 1.9949 2.3816 2.649 3.437218 1.3304 1.7341 2.1009 2.5524 2.8784 3.9216 70 1.2938 1.6669 1.9944 2.3808 2.6479 3.43519 1.3277 1.7291 2.093 2.5395 2.8609 3.8834 71 1.2936 1.6666 1.9939 2.38 2.6469 3.432920 1.3253 1.7247 2.086 2.528 2.8453 3.8495 72 1.2934 1.6663 1.9935 2.3793 2.6459 3.430821 1.3232 1.7207 2.0796 2.5176 2.8314 3.8193 73 1.2933 1.666 1.993 2.3785 2.6449 3.428922 1.3212 1.7171 2.0739 2.5083 2.8188 3.7921 74 1.2931 1.6657 1.9925 2.3778 2.6439 3.426923 1.3195 1.7139 2.0687 2.4999 2.8073 3.7676 75 1.2929 1.6654 1.9921 2.3771 2.643 3.42524 1.3178 1.7109 2.0639 2.4922 2.7969 3.7454 76 1.2928 1.6652 1.9917 2.3764 2.6421 3.423225 1.3163 1.7081 2.0595 2.4851 2.7874 3.7251 77 1.2926 1.6649 1.9913 2.3758 2.6412 3.421426 1.315 1.7056 2.0555 2.4786 2.7787 3.7066 78 1.2925 1.6646 1.9908 2.3751 2.6403 3.419727 1.3137 1.7033 2.0518 2.4727 2.7707 3.6896 79 1.2924 1.6644 1.9905 2.3745 2.6395 3.41828 1.3125 1.7011 2.0484 2.4671 2.7633 3.6739 80 1.2922 1.6641 1.9901 2.3739 2.6387 3.416329 1.3114 1.6991 2.0452 2.462 2.7564 3.6594 81 1.2921 1.6639 1.9897 2.3733 2.6379 3.414730 1.3104 1.6973 2.0423 2.4573 2.75 3.646 82 1.292 1.6636 1.9893 2.3727 2.6371 3.413231 1.3095 1.6955 2.0395 2.4528 2.744 3.6335 83 1.2918 1.6634 1.989 2.3721 2.6364 3.411632 1.3086 1.6939 2.0369 2.4487 2.7385 3.6218 84 1.2917 1.6632 1.9886 2.3716 2.6356 3.410233 1.3077 1.6924 2.0345 2.4448 2.7333 3.6109 85 1.2916 1.663 1.9883 2.371 2.6349 3.408734 1.307 1.6909 2.0322 2.4411 2.7284 3.6007 86 1.2915 1.6628 1.9879 2.3705 2.6342 3.407335 1.3062 1.6896 2.0301 2.4377 2.7238 3.5911 87 1.2914 1.6626 1.9876 2.37 2.6335 3.405936 1.3055 1.6883 2.0281 2.4345 2.7195 3.5821 88 1.2912 1.6624 1.9873 2.3695 2.6329 3.404537 1.3049 1.6871 2.0262 2.4314 2.7154 3.5737 89 1.2911 1.6622 1.987 2.369 2.6322 3.403238 1.3042 1.686 2.0244 2.4286 2.7116 3.5657 90 1.291 1.662 1.9867 2.3685 2.6316 3.401939 1.3036 1.6849 2.0227 2.4258 2.7079 3.5581 91 1.2909 1.6618 1.9864 2.368 2.6309 3.400740 1.3031 1.6839 2.0211 2.4233 2.7045 3.551 92 1.2908 1.6616 1.9861 2.3676 2.6303 3.399441 1.3025 1.6829 2.0195 2.4208 2.7012 3.5442 93 1.2907 1.6614 1.9858 2.3671 2.6297 3.398242 1.302 1.682 2.0181 2.4185 2.6981 3.5377 94 1.2906 1.6612 1.9855 2.3667 2.6291 3.397143 1.3016 1.6811 2.0167 2.4163 2.6951 3.5316 95 1.2905 1.6611 1.9853 2.3662 2.6286 3.395944 1.3011 1.6802 2.0154 2.4141 2.6923 3.5258 96 1.2904 1.6609 1.985 2.3658 2.628 3.394845 1.3006 1.6794 2.0141 2.4121 2.6896 3.5203 97 1.2903 1.6607 1.9847 2.3654 2.6275 3.393746 1.3002 1.6787 2.0129 2.4102 2.687 3.515 98 1.2902 1.6606 1.9845 2.365 2.6269 3.392647 1.2998 1.6779 2.0117 2.4083 2.6846 3.5099 99 1.2902 1.6604 1.9842 2.3646 2.6264 3.391548 1.2994 1.6772 2.0106 2.4066 2.6822 3.5051 100 1.2901 1.6602 1.984 2.3642 2.6259 3.390549 1.2991 1.6766 2.0096 2.4049 2.68 3.5004 101 1.29 1.6601 1.9837 2.3638 2.6254 3.389550 1.2987 1.6759 2.0086 2.4033 2.6778 3.496 102 1.2899 1.6599 1.9835 2.3635 2.6249 3.388551 1.2984 1.6753 2.0076 2.4017 2.6757 3.4918 103 1.2898 1.6598 1.9833 2.3631 2.6244 3.387552 1.298 1.6747 2.0066 2.4002 2.6737 3.4877 104 1.2897 1.6596 1.983 2.3627 2.6239 3.3865
Kepada Yth.Bapak/Ibu/Saudara/iDiTempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam Sejahtera
Dengan hormat,
Dalam rangka penyelesaian studi pada Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
yang berupa penelitian ilmiah (SKRIPSI), maka saya mengharapkan bantuan dan
kesediannya dari Bapak/Ibu/Saudara/i dalam memberikan sejumlah informasi/data
yang diperlukan oleh peneliti, yaitu berkaitan dengan Efektivitas Organisasi pada
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kabupaten Lebak. Sehubungan dengan
hal tersebut saya memohon waktu dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk dapat
memberikan keterangan dengan mengisi kuesioner yang saya berikan sesuai dengan
keadaan yang sebenar-benarnya dan relevan dengan situasi serta kondisi yang ada.
Pemberian jawaban yang objektif merupakan suatu hal yang sangat bernilai dan
penting untuk keperluan penelitian ilmiah ini dan akan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti.
Atas bantuan dan kerjasama yang diberikan, saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu/Saudara/i.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Serang, Mei 2011Peneliti
DWI AKHMADNIM. 041059
KUESIONER PENELITIAN
Efektivitas Organisasi Pada Kantor Pelayanan Perijianan Terpadu (KPPT)
Kabupaten Lebak
I. Petunjuk :a. Mohon bapak/ibu/saudara/i membaca pertanyaan dengan seksama.b. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan memberikan tanda (√) pada
jawaban yang anda pilih.c. Kejujuran atau objektivitas jawaban bapak/ibu/saudara/i sangat saya harapkan
dan saya ucapkan terima kasih atas waktu dan partisipasinya.
2. Identitas Responden :a. No. Responden (diisi Peneliti) :b. Jenis Kelamin :
i. Laki-lakiii. Perempuan
c. Usia :i. 20-29 Tahunii. 30-39 Tahuniii. 40-49 Tahuniv. ≥ 50 Tahun
d. Pendidikan terakhir :i. SMAii. Diplomaiii. S1iv. S2v. Lainnya …………………
e. Jabatan dan Golongan : ……………………………….
3. Keterangan dan Skoring :SB : Sangat Baik : Skor 4B : Baik : Skor 3TB : Tidak Baik : Skor 2STB : Sangat Tidak Baik : Skor 1
4. Berilah jawaban pada pertanyaan berikut dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan pendapat yang anda pilih.
A. Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Dimensi Produksi
No PertanyaanJawaban
SB B TB STB
1.Seberapa baik penguasaan pegawai akan teknologi informasi dan telekomunikasi, dalam pelaksaan kegiatan ?
2.Bagaimanakah progam yang ada, dalam rangka peningkatan kualitas dan kuantitas kinerja pegawai ?
3.
Bagaimanakah ketersediaan sarana dan prasarana kantor perijinan terpadu, sebagai penunjang kegiatan operasional seperti; computer, alat tulis kantor, alat komunikasi, fasilitas dalam kantor, kendaraan operasional, dsb ?
B. Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Dimensi Kualitas
No PertanyaanJawaban
SB B TB STB
4.Bagaimanakah kehandalan dan kualitas informasi, didalam menghadirkan report/ laporan sesuai dengan kebutuhan pemakai (user) ?
5.Seberapa cepat KPPT dalam memberikan pelayanan perijinan kepada pemohon, sesuai dengan alur/ proses mekanisme perijinan terpadu ?
6.Seberapa baik KPPT dalam memenuhi harapan/kebutuhan pelanggan, yang menggunakan jasa pelayanan perijinan KPPT Kabupaten Lebak ?
C. Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Dimensi Efisiensi
No PertanyaanJawaban
SB B TB STB
7.Dalam segi waktu, bagaimanakah kinerja KPPT dalam memproses permohonan perijinan ?
8.
Bagaimanakah pendapat anda, mengenai biaya operasional yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan KPPT, serta kesesuaian biaya administrasi dalam memproses perijinan bagi pelanggan ?
9.
Bagaimanakah alur/ proses mekanisme pelayanan perijinan terpadu KKPT Kabupaten Lebak, dalam memproses perijinan sesuai dengan prinsif efektivitas dan efisiensi ?
D. Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Dimensi Fleksibilitas
No PertanyaanJawaban
SB B TB STB
10.Apakah dalam merumuskan perencanaan strategik, KPPT selalu mengevaluasi hasil kerja guna merencanakan progam selanjutnya ?
11.Seberapa baik KPPT dalam mengatasi perubahan lingkungan internal maupun eksternal ?
12.Seberapa baik KPPT dalam mengatasi kebijakan deregulasi daerah lain ?
13.Apakah stuktur organisasi dan tata kerja kantor (SOTK) berjalan sesuai dengan kebijakan, dalam melaksanakan kegiatan operasional ?
E. Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Dimensi Kepuasan
No PertanyaanJawaban
SB B TB STB
14.Dalam hal pelayanan perijinan, bagaimanakah strategi KPPT dalam memenuhi kepuasan pelanggan sesuai dengan perijinan yang dimohon ?
15. Bagaimanakah kedisiplinan dan keramahan pimpinan dalam dalam memberikan arahan kepada pegawai ?
16.
Apakah hasil kinerja yang dilaksanakan oleh KPPT, mampu memberikan kepuasan bagi pegawai seperti; citra pegawai KPPT, upah/ gaji, keluh kesah pegawai, serta kepuasan lain yang dirasakan pegawai, sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan kinerja ?
F. Pertanyaan Yang berkaitan Dengan Dimensi Sifat Keunggulan
No PertanyaanJawaban
SB B TB STB
17.Bagaimanakah letak geografis KPPT sebagai organisasi pemerintah, yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan perijinan ?
18.Apakah proses perijinan dilakukan secara tepat dan akurat sesuai dengan standarisasi pelayanan ?
19.Apakah proses perijinan dilakukan secara cepat sesuai dengan kebijakan yang ada di KPPT Kabupaten Lebak ?
20.Sebarapa efektifkah KPPT dalam memproses pelayanan perijinan, dari segi alur/ proses mekanisme perijinan ?
21.Seberapa efektifkah kinerja KPPT atas hasil kerja yang dicapai ?
G. Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Pengembangan
No PertanyaanJawaban
SB B TB STB
22.Dengan struktur organisasi yang ada, seberapa handalkah KPPT dalam melayani segala jenis perijinan ?
23.Bagaimanakah pengembangan sumber daya KPPT sebagai penunjang kegiatan operasional ?
24.Bagaimana realisasi progam kerja yang dilaksanakan oleh KPPT Kabupaten Lebak ?
25.Seberapa baik koordinasi KPPT dengan dinas/ instansi terkait, khususnya dengan tim teknis dinas/ instansi yang terkait dengan perijinan ?