hubungan kepatuhan diet dengan kualitas hidup pada …

21
HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2017 Oleh MEIDARLIN ZAI JOHANSEN HUTAJULU ABSTRAK Penderita diabetes mellitus (DM) penting untuk mematuhi serangkaian pengobatan yang diberikan oleh dokter. Kepatuhan merupakan perilaku atau ketaatan pasien dalam menjalani pengobatan, mengikuti pedoman diet sesuai dengan anjuran medis dan kesehatan untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Kualitas hidup merupakan tingkatan yang menggambarkan keunggulan seseorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka diantaranya kesehatan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kepatuhan diet dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus yang berada di Puskesmas Mandala Medan. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah pasien diabetes mellitus sebanyak 349 orang. Sampel penelitian sebanyak 78 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Teknik analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square Test. Dari Hasil uji statistik menunjukkan kepatuhan diet mayoritas tidak patuh (64,1%), kualitas hidup pasien diabetes mellitus mayoritas kurang baik (46,2), ada hubungan kepatuhan diet dengan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2017 dengan nilai p=0,000(p<0,05). Ketidakpatuhan responden dalam menjalankan diet membuat kualitas hidup semakin kurang baik. Kualitas hidup ditentukan oleh individu itu sendiri. Oleh karena itu diharapkan pada penderita diabetes mellitus untuk mengikuti dan mematuhi pedoman diet atau program kesehatan yang diberikan Puskesmas lewat pendidikan kesehatan untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Kata kunci : Kepatuhan Diet, Kualitas Hidup, Pasien Diabetes Mellitus ABSTRACT Sufferers of diabetes mellitus (DM) is important to comply with a series of treatments provided by doctors. Compliance is a behaviour or obedience in patients undergoing treatment, following the diet guidelines in accordance with the advice of the medical and health care to achieve a better quality of life. Quality of life is the levels that describe the advantages of the individual that can be judged from their life including physical health, psychological, social and environmental. The research purposes was to know the relationship of diet compliance with the quality of life of diabetes mellitus patients in Mandala Clinics. This type of research was using analytical cross-sectional approach. Population research was diabetes mellitus patientsas much as 349 people. Sample research as many as 78 people with sampling techniques using accidental sampling. Technique of data analysis using Chi-Square test Test. The Test Results of statistics showed the majority of diet compliance wayward (64.1%), the quality of life of patients of diabetes mellitus majority unfavourable (46.2), the diet compliance relationship with quality of life in patients of diabetes mellitus Mandala Health Center Medan in the Year 2017 with a value of p = 0.000 (p < 0.05). The Disobedience of respondents in running diet makes quality of life was increasingly unfavourable. Quality of life was determined by the individual themselves. Therefore, it was expected to people with diabetes mellitus to follow and adhere to the guidelines on diet or health program provided health centers through health education to get a better health. Keywords : Compliance Diet, Quality Of Life, Diabetes Mellitus Patient

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA

PASIEN DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS MANDALA

MEDAN TAHUN 2017

Oleh

MEIDARLIN ZAI

JOHANSEN HUTAJULU

ABSTRAK

Penderita diabetes mellitus (DM) penting untuk mematuhi serangkaian pengobatan yang diberikan

oleh dokter. Kepatuhan merupakan perilaku atau ketaatan pasien dalam menjalani pengobatan,

mengikuti pedoman diet sesuai dengan anjuran medis dan kesehatan untuk mencapai kualitas

hidup yang lebih baik. Kualitas hidup merupakan tingkatan yang menggambarkan keunggulan

seseorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka diantaranya kesehatan fisik,

psikologis, sosial dan lingkungan. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

kepatuhan diet dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus yang berada di Puskesmas Mandala

Medan. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Populasi penelitian adalah pasien diabetes mellitus sebanyak 349 orang. Sampel penelitian

sebanyak 78 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Teknik

analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square Test. Dari Hasil uji statistik menunjukkan

kepatuhan diet mayoritas tidak patuh (64,1%), kualitas hidup pasien diabetes mellitus mayoritas

kurang baik (46,2), ada hubungan kepatuhan diet dengan kualitas hidup pada pasien diabetes

mellitus di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2017 dengan nilai p=0,000(p<0,05).

Ketidakpatuhan responden dalam menjalankan diet membuat kualitas hidup semakin kurang baik.

Kualitas hidup ditentukan oleh individu itu sendiri. Oleh karena itu diharapkan pada penderita

diabetes mellitus untuk mengikuti dan mematuhi pedoman diet atau program kesehatan yang

diberikan Puskesmas lewat pendidikan kesehatan untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik.

Kata kunci : Kepatuhan Diet, Kualitas Hidup, Pasien Diabetes Mellitus

ABSTRACT

Sufferers of diabetes mellitus (DM) is important to comply with a series of treatments provided by

doctors. Compliance is a behaviour or obedience in patients undergoing treatment, following

the diet guidelines in accordance with the advice of the medical and health care to achieve a

better quality of life. Quality of life is the levels that describe the advantages of the individual that

can be judged from their life including physical health, psychological, social and

environmental. The research purposes was to know the relationship of diet compliance with the

quality of life of diabetes mellitus patients in Mandala Clinics. This type of research was using

analytical cross-sectional approach. Population research was diabetes mellitus patientsas

much as 349 people. Sample research as many as 78 people with sampling techniques

using accidental sampling. Technique of data analysis using Chi-Square test Test. The Test Results

of statistics showed the majority of diet compliance wayward (64.1%), the quality of life of

patients of diabetes mellitus majority unfavourable (46.2), the diet compliance relationship with

quality of life in patients of diabetes mellitus Mandala Health Center Medan in the Year 2017 with

a value of p = 0.000 (p < 0.05). The Disobedience of respondents in running diet makes quality of

life was increasingly unfavourable. Quality of life was determined by the

individual themselves. Therefore, it was expected to people with diabetes mellitus to follow

and adhere to the guidelines on diet or health program provided health centers through health

education to get a better health.

Keywords : Compliance Diet, Quality Of Life, Diabetes Mellitus Patient

Page 2: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan kebutuhan

dasar dan modal utama untuk

mencapai kualitas hidup yang baik.

Kualitas hidup merupakan salah satu

faktor penting yang dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan

seseorang. Kualitas hidup merupakan

tingkatan yang menggambarkan

keunggulan seseorang individu yang

dapat dinilai dari kehidupan mereka

(Cohen & Lazarus dalam Larasati,

2012). Dalam hal ini kualitas hidup

pasien seharusnya menjadi perhatian

penting bagi para profesional

kesehatan karena dapat menjadi

acuan keberhasilan dari suatu

tindakan, intervensi, atau terapi

(Ayu, 2007 dalam Rohmah, 2012),

karena kualitas hidup yang rendah

dapat memperburuk gangguan

metabolik, baik secara langsung

melalui stres hormonal ataupun

secara tidak langsung melalui

komplikasi (Mandagi, 2010).

Menurut World Health Organization

(WHO) tahun 2010 dalam Gustiasari

(2015) memperlihatkan bahwa

penyakit degeneratif seperti jantung,

stroke, kanker, diabetes mellitus

(DM), dan penyakit paru obstruktif

kronik merupakan 63% penyebab

kematian di seluruh dunia. Dari

beberapa penyakit generatif yang ada

penyakit DM merupakan salah satu

penyakit yang mengalami

peningkatan jumlah penderita yang

cukup tinggi (Kemenkes RI, 2013).

Diabetes mellitus merupakan

penyakit kronis, yang terjadi ketika

pankreas tidak memproduksi insulin

yang cukup, atau ketika tubuh tidak

dapat secara efektif menggunakan

insulin yang dihasilkan, hal ini

menyebabkan peningkatan

konsentrasi glukosa dalam darah

(WHO, 2013). Salah satu sasaran

terapi pada diabetes DM adalah

peningkatan kualitas hidup (Larasati,

2012).

Global status report on non

communicable diseases tahun 2014

yang dikeluarkan oleh World Health

Organization (WHO) menyatakan

bahwa prevalensi DM di seluruh

dunia diperkirakan sebesar 9%.

Dalam Diabetes Atlas edisi ke enam

tahun 2014 yang dikeluarkan oleh

International Diabetes Federation

(IDF), jumlah penderita DM semakin

bertambah. Menurut estimasi IDF

(2014) 8,3% penduduk di seluruh

dunia mengalami DM, prevalensi ini

meningkat dari tahun 2011 yaitu

7,0% dan diprediksikan pada tahun

2035 prevalensi DM akan meningkat

menjadi 10,0%. Diperkirakan

proporsi penderita DM yang tidak

terdiagnosis adalah sebesar 46,3%.

Satu dari dua penderita diabetes tidak

mengetahui bahwa mereka telah

terkena penyakit tersebut.

WHO memperkirakan Indonesia

menduduki urutan ke 4 di dunia

dengan kejadian DM tertinggi

dengan pertumbuhan sebesar 8,5 juta

orang pada tahun 2.000 menjadi 21,3

juta orang di tahun 2030 setelah

India berjumlah 31,8 juta orang

menjadi 79,5 juta orang, China

berjumlah 20,8 juta orang menjadi

42,3 juta orang, dan Amerika

berjumlah 17,7 juta menjadi 30,3 juta

orang (WHO, 2014). Hasil penelitian

yang telah dilakukan Tamara, dkk

(2014) di Provinsi Riau dari 23

responden memiliki kualitas hidup

yang rendah 50%. Ada bebarapa hal

yang dapat mempengaruhi kualitas

hidup diantaranya adalah kesehatan

fisik, psikologis, tingkat

kemandirian, sosial, keyakinan

pribadi, dan status ekonomi (CDC,

2011).

Page 3: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

Provinsi Sumatera Utara menjadi

salah satu provinsi dengan prevalensi

penderita DM tertinggi di Indonesia

yaitu 2,3% yang di diagnosa dokter

berdasarkan gejala (Kemenkes RI,

2013). Tingginya prevalensi pasien

DM di Sumatera Utara tidak terlepas

dari masih banyaknya pasien yang

tidak mengetahui secara benar

tentang penyakit DM, gaya hidup

yang buruk dan pola diet yang benar

(Gustiasari, 2015). Kebanyakan

penderita menganggap bahwa

penyakit DM bukan termasuk

masalah yang serius, sehingga

penderita tidak mempunyai

keinginan untuk melaksanakan

program diet, hal ini menyebabkan

peningkatan jumlah penderita DM

(Smeltzer & Bare, 2002 dalam Silaban, 2013).

Berdasarkan data rekam medis di

Puskesmas Mandala Medan tahun

2017, didapatkan pasien DM dalam 2

tahun terakhir terjadi peningkatan

yaitu pada tahun 2015 rata-rata

penderita DM yang menjalani

pengobatan setiap bulan sebanyak

328 orang, sedangkan pada tahun

2016 mengalami peningkatan dengan

rata-rata perbulan menjadi 337

orang. Oleh karena itu, penyakit DM

ini memerlukan kepatuhan dalam

menjalankan diet guna membantu

meningkatkan kualitas hidup

penderitanya.

Kepatuhan merupakan cara

melaksanakan pengobatan dan

perilaku yang diberikan dalam

bentuk terapi, baik diet, latihan dan

pengobatan sesuai disarankan oleh

dokter (Pratita, 2012). Kepatuhan

diet merupakan keinginan melakukan

perubahan pada pola makannya dari

yang teratur menjadi diet yang

terencana. Penatalaksanaan diet DM

sangatlah penting untuk

mempertahankan gula darah pada

pasien DM agar pasien dapat hidup

secara normal dan apabila pasien

patuh akan diet maka dapat

meningkatkan kualitas hidup

penderita DM (Sugiyarti, dkk, 2011).

Menurut penelitian Hartanto (2016),

terdapat hubungan kepatuhan diet

dengan kualitas hidup pada penderita

diabetes mellitus dengan p= 0,014

(<0,05). Penelitian ini menggunakan

metode korelasional dengan

pendekatan cross sectional. Sampel

berjumlah 30 orang yang diambil

accidental. Data dianalisa

menggunakan analisa deskriptif dan

korelasi menggunakan uji kendal tau.

Pemantauan gula darah merupakan

indikator dalam diagnosa DM.

Menurut Suyono (2009), meskipun

majunya riset di bidang pengelolaan

DM dengan ditemukankannya

berbagai jenis insulin dan obat oral

mutakhir, diet masih tetap

merupakan pengobatan yang utama

pada penatalaksanaan diabetes.

Pemberian diet diusahakan untuk

dapat memenuhi kebutuhan pasien

DM, sehingga pelaksanaan diet DM

hendaknya diikuti pedoman 3J yaitu

Jumlah, Jadwal, dan Jenis (Susanti &

Sulistryarini, 2013). Namun sering

pasien mengabaikan diet, pasien

merasa jenuh dalam mengikuti terapi

diet yang sangat diperlukan untuk

keberhasilan. Menurut penelitian

Lestari (2011) dalam Ayu (2016) di

Semarang ada 75% pasien DM tidak

mentaati diet yang dianjurkan.

Beberapa studi melaporkan seperti

Health Related Quality of Life

(HRQOL) bahwa penderita DM

lebih rendah dibandingkan dengan

tanpa riwayat DM (Mandagi, 2010).

Penelitian tersebut didukung oleh

Page 4: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

penelitian Zainuddin (2015) yang

berjudul “stres dengan kualitas hidup

penderita diabetes mellitus tipe 2”,

kesimpulan penelitian ini terdapat

hubungan stres dengan kualitas

hidup pada penderita diabetes

mellitus dengan p= 0,024 (<0,05).

Penelitian oleh Tamara, dkk (2014)

yang berjudul “Dukungan keluarga

dan kualitas hidup pasien diabetes

mellitus tipe II di RSUD Arifin

Achmad Provinsi Riau”

menghasilkan adanya hubungan

dukungan keluarga dan kualitas

hidup pasien DM Tipe 2 dengan

p=0,030 (p<0,05).

Berdasarkan hasil survei terhadap 10

orang penderita DM tentang

kepatuhan diet dan kualitas hidup,

melalui wawancara secara langsung,

penulis menemukan bahwa

kepatuhan diet dan kulitas hidup

penderita DM kuang baik dimana

pasien mengatakan kemampuan

dalam bergaul dan aktivitas sehari-

hari mereka terganggu setelah

menderita penyakit DM, sulit

berkonsentrasi, dan kesempatan

untuk bersenang-senang/rekreasi

sedikit. Didapatkan 6 orang pasien

kualitas hidup kurang baik karena

ketidakpatuhan diet, 1 orang pasien

patuh dengan kualitas hidup kurang

baik karena pelaksanaan diet

dilakukan 1 tahun terakhir setelah

penderita mengalami banyak

penyakit dan ketergantungan insulin,

dan 3 orang pasien kualitas hidup

baik karena patuh akan diet. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan kepatuhan diet dengan

kualitas hidup pada pasien Diabetes

Mellitus di Puskesmas Mandala

Medan Tahun 2017”.

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Jenis penelitian ini adalah

analitik dengan rancangan study

cross sectional yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan

kepatuhan diet dengan kualitas

hidup pasien diabetes mellitus di

Puskesmas Mandala Medan

Tahun 2017.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah

penderita diabetes mellitus

(DM). Berdasarkan data MR

(Medical Record), penderita

DM berjumlah 349 orang

pada bulan Maret 2017 yang

berobat di Puskesmas

Mandala Medan.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah

sebagian dari populasi, yakni

Penderita DM yang datang

pertama kali berobat ataupun

sudah berulang ke Puskesmas

Mandala Medan dan

terdiagnosa DM oleh dokter.

Besar sampel dihitung

dengan rumus Notoatmodjo

(2010) sebagai berikut :

Keterangan :

n=

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d = Limit dari error 10%

(0,1)

n=

n=

n=

n=

n= 77.72 (78 orang)

Page 5: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

Jadi jumlah sampel penelitian

adalah 78 orang. Teknik

pengambilan sampel

dilakukan dengan cara

accidental sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel

dengan memilih siapa yang

kebetulan ada/dijumpai.

C. Definisi Operasional Penelitian

Tabel 1.

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur

Variabel Idependen:

Kepatuhan diet

Ketaatan pasien dalam menjalankan diet

dengan baik/teratur sesuai jumlah,

jadwal dan jenis diet.

Kuisoner 1. Patuh 2. Tidak

Patuh

Ordinal

Variabel Dependen:

Kualitas hidup pasien diabetes mellitus

Perasaan penderita DM terhadap kepuasan yang

dirasakan, meliputi : kemampuan fisik, psikologis,

hubungan sosial dan lingkungan .

Kuisoner 1. Baik 2. Cuku

p baik

3. Kura

ng baik

Ordinal

D. Pengolahan Data dan Analisa

Data

1. Pengolahan data

Menurut Saryono (2011)

setelah data dikumpulkan,

langkah selanjutnya adalah

mengolah data menggunakan

program komputer, langkah-

langkah pengolahan tersebut,

yaitu:

a. Editing

Memeriksa seluruh daftar

pertanyaan antara lain

kelengkapan pengisian

serta kesesuaian jawaban

dari data demografi dan

kuesioner yang diisi oleh

responden, hal ini

dilakukan untuk

menghindari

pengumpulan data

berulang.

b. Coding

Data yang sudah di edit

diberikan kode numerik

terhadap data atau simbol

tertentu untuk setiap

jawaban. Untuk umur 45-

49 tahun diberi kode “1”,

umur 50-59 tahun diberi

kode “2”. Pendidikan

responden untuk SD

diberi kode “1”, SMP

diberi kode “2”, SMA

diberi kode “3”, S1 diberi

kode “4”, S3 diberi kode

“5”. Pada pekerjaan

responden, tidak bekerja

diberi kode “1”, PNS

diberi kode “2”,

wiraswasta diberi kode

“3”, hakim diberi kode

“4”. Lama menderita DM

2-5 tahun diberi kode “1”,

6-10 tahun diberi kode

“2”, dan >10 tahun diberi

kode “3”. Pada

Page 6: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

kepatuhan, responden

yang patuh diberi kode

“1” dengan rentang skor

26-40, tidak patuh diberi

kode “2” dengan rentang

skor 10-25. Pada kualitas

hidup baik diberi kode

“1” dengan rentang skor

89-120, cukup baik diberi

kode “2” dengan rentang

skor 57-88 dan kurang

baik diberi kode “3”

dengan rentang skor 24-

56.

c. Entry

Setelah dilakukan

pengelompokkan data,

maka data umur,

pendidikan, pekerjaan,

lama menderita DM, dan

hasil jawaban kuesioner

dimasukkan dalam

computer dengan

menggunakan Excel dan

diolah dengan

menggunakan uji statistik

chi-square dengan

program SPSS.

d. Tabulating

Memasukkan data ke

dalam tabel distribusi

frekuensi statistik untuk

mempermudah

pengolahan dan analisa

data lalu

diinterpretasikan.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat

digunakan untuk

mendeskripsikan

karakteristik masing-

masing variabel yang

diteliti. Data yang

dianalisis univariat pada

penelitian ini adalah

umur, pendidikan,

pekerjaan, lama

menderita penyakit DM,

kepatuhan diet dan

kualitas hidup pasien

diabetes mellitus.

b. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakuka n untuk menjelaskan

hubungan dua variabel

yaitu variabel independen

yang diduga kuat

mempunyai hubungan

bermakna dengan

variabel dependen.

Analisa ini menggunakan

uji Chi-Square Test

karena kedua data

berbentuk kategorik.

Penulis menggunakan

tingkat kepercayaan 90%

dengan α 10%. Untuk

menetapkan apakah ada

hubungan antara variabel

independen dan variabel

dependen maka

menggunakan p value

yang dibandingkan

dengan tingkat kesalahan

yang digunakan yaitu 10

% atau 0.1.

Page 7: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Puskesmas

Mandala Medan Tahun 2017 (n=78)

Karakteristik

Responden

Jumlah

(n)

Persentase

%

Umur

45-49 tahun 50-59 tahun

36

42

46,2

53,8

Pendidikan

SD

SMP

SMA

S1

S3

9

28

35

5 1

11,5

35,9

44,9

6,4 1,3

Pekerjaan

Tidak Bekerja

PNS

Wiraswasta

Hakim

19

5

53 1

24,4

6,4

67,9 1,3

Lama Menderita DM

2-5 tahun 6-10 tahun

>10 tahun

55

19

4

70,5

24,4

5,1

Sumber : Data Olah Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berusia

50-59 tahun yaitu 53,8%, pendidikan SMA yaitu 44,9%, pekerjaan

wiraswasta yaitu 67,9% dan lama menderita DM 2-5 tahun yaitu

70,5%.

b. Kepatuhan Diet

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet di Puskesmas Mandala

Medan Tahun 2017 (n=78)

Kepatuhan Diet Jumlah

(n)

Persentase %

Patuh Tidak Patuh

28 50

35,9 64,1

Sumber : Data Olah Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa kepatuhan diet responden

penderita diabetes mellitus mayoritas tidak patuh yaitu 64,1%.

Page 8: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

c. Kualitas Hidup Pasien

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus di

Puskesmas Mandala Medan Tahun 2017 (n=78)

Kualitas Hidup Jumlah

(n)

Persentase %

Baik

Cukup Baik Kurang Baik

19 23

36

24,4 29,5

46,2

Sumber : Data Olah Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kualitas hidup responden

mayoritas kurang baik yaitu 46,2%.

3. Analisa Bivariat

Tabel 5

Tabulasi Silang Hubungan Kepatuhan Diet dengan Kualitas

Hidup Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Mandala Medan

Tahun 2017 (n=78)

Kepatuhan

Diet

Kualitas Hidu p

Baik Cukup

Baik

Kurang

Baik

Total p value

n % N % n % n %

Patuh

Tidak Patuh

17 2

21,8 2,6

9 14

11,5 17,9

2 34

2,6 43,6

28 50

35,9 64,1 0,000

Jumlah 19 24,4 23 29,5 36 46,2 78 100

Sumber : Data Olah Primer, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 35,9% pasien Diabetes

Mellitus yang patuh menjalani diet, kualitas hidup yang baik sebanyak

21,8%, cukup baik sebanyak 11,5% dan kurang baik sebanyak 2,6%.

Pasien Diabetes Mellitus dari 64,1 % yang tidak patuh menjalani diet,

kualitas hidup yang baik sebanyak 2,6%, cukup baik sebanyak 17,9%

dan kurang baik sebanyak 43,6%.

Dari hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa nilai p=0,000

artinya “Ada hubungan signifikan kepatuhan diet dengan kualitas hidup

pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Mandala Medan”.

B. Pembahasan

1. Interprestasi dan Diskusi

Hasil.

a. Kepatuhan Diet

Pasien Diabetes

Mellitus

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di Puskesmas

Mandala Medan tahun

2017 menunjukkan

bahwa mayoritas

responden tidak patuh

dalam menjalankan diet

sebanyak 64,1%.

Hal ini diperoleh dari

hasil jawaban

responden yang

Page 9: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

cenderung tidak makan

sesuai jadwal/sesuai

yang sudah dikonsulkan

oleh dokter atau

petugas kesehatan,

tidak membatasi jumlah

asupan nutrisi seperti

nasi karena bagi mereka

itu menyusahkan disaat

lapar dan tidak pernah

memperhatikan jumlah

kalori snack yang

dimakan. Sering makan

dalam jumlah yang

banyak, tidak pernah

memilih makanan yang

tepat karena selalu

sibuk dengan pekerjaan.

Tidak mengkonsumsi

sayuran dan buah-

buahan, dan sering

mengkonsumsi

makanan dan minum

yang

manis/mengandung

gula, jarang memasak

makanan dengan

dikukus atau rebus, dan

tidak pernah

memperhatikan

makanan yang baik

untuk mereka karena

merasa bosan menjalani

diet.

Permasalahan ini terjadi

karena kurangnya

pengetahuan tentang

kesehatan dan perilaku

pencegahan penyakit.

Hasil penelitian

didapatkan bahwa

lebih dari setengah

responden

berpendidikan SMA

dan SMP. Kurangnya

pengetahuan tentang

penyakit yang diderita

akan mengakibatkan

tidak terkendalinya

proses perkembangan

penyakit, termasuk

deteksi dini adanya

komplikasi penyakit.

Hal ini menjadi salah

satu faktor resiko

memperberat terjadinya

gangguan metabolisme

tubuh sehingga

berdampak terhadap

keberlansungan hidup

penderita diabets

mellitus (Suyono, 2007

dalam Unik, 2013).

Berdasarkan studi kasus

yang dilakukan oleh

Rusimah (2010) dalam

Unik (2013) dapat

diketahui bahwa

responden dengan

tingkat pengetahuan

tinggi sebanyak 32,1%

patuh dengan dietnya.

Sedangkan responden

dengan tingkat

pendidikan rendah

sebanyak 44,4% tidak

patuh dengan dietnya.

Hal ini menggambarkan

bahwa semakin rendah

tingkat pengetahuan

maka semakin rendah

pula persentase

responden yang patuh

terhadap dietnya.

Salah satu cara yang

bisa dilakukan oleh

penderita DM dengan

mengontrol kadar gula

darah tetap stabil dan

tidak melebihi batas

normal (Sugiarto, 2010

dalam Niat 2016).

Pencegahan perlu

dilakukan oleh

Page 10: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

penderita supaya tidak

terjadi komplikasi dan

kematian. Guna

mencegah dan

menghindari kejadian di

atas, penderita DM

harus patuh terhadap

pola diet yang

dianjurkan dokter.

Kepatuhan (adherence)

merupakan tingkatan

perilaku seseorang yang

mendapatkan

pengobatan, mengikuti

diet, dan melaksanakan

gaya hidup sesuai

dengan rekomendasi

pemberi pelayanan

kesehatan (WHO,

2014).

Perilaku tidak patuh

pada umumnya akan

meningkatkan masalah

dalam kesehatan dan

semakin memperburuk

penyakit yang sedang

diderita. Banyaknya

pasien dirumah sakit

merupakan akibat dari

ketidakpatuhan pasien

dalam menjalankan

aturan yang dianjurkan

tenaga medis (Pratita,

2012). Menurut Suyono

(2009), meskipun

majunya riset di bidang

pengelolaan DM

dengan

ditemukankannya

berbagai jenis insulin

dan obat oral mutakhir,

diet masih tetap

merupakan pengobatan

yang utama pada

penatalaksanaan

diabetes. Pemberian

diet diusahakan untuk

dapat memenuhi

kebutuhan pasien DM,

sehingga pelaksanaan

diet DM hendaknya

diikuti pedoman 3J

yaitu Jumlah, Jadwal,

dan Jenis (Susanti &

Sulistryarini, 2013).

Keberhasilan suatu

pengobatan, sangat

dipengaruhi oleh

kepatuhan penderita

diabetes mellitus untuk

menjaga kesehatannya.

Dengan kepatuhan yang

baik, pengobatan dapat

terlaksana secara

optimal dan kualitas

kesehatan bisa tetap

dirasakan. Sebabnya

apabila penderita

diabetes melitus tidak

mempunyai kesadaran

diri untuk bersikap

patuh maka hal tersebut

dapat menyebabkan

kegagalan dalam

pengobatan yang

berakibat pada

menurunya kesehatan.

Bahkan akibat

ketidakpatuhan dalam

menjaga kesehatan,

dapat berdampak pada

komplikasi penyakit

diabetes mellitus dan

bisa berujung pada

kematian

(Saifunurmazah, 2013).

Penelitian ini

bertentangan dengan

penelitian Susanti &

Sulistryarini (2013)

hasil penelian

menunjukkan dari 25

responden lebih dari

Page 11: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

setengah penderita

patuh terhadap dietnya

yaitu 20 orang (80%) ;

Senuk (2013)

menunjukkan

kepatuhan responden

dalam menjalankan diet

pada kategori patuh

yaitu 53,6%. Penelitian

ini sejalan dengan yang

dilakukan

Widyaningsih & fitri

(2012) hasil penelian

menunjukkan dari 30

responden ditemukan

19 orang tidak patuh

terhadap diet sebanyak

63,3% ; Unik (2013)

menunjukkan

kepatuhan responden

dalam menjalankan diet

pada kategori tidak

patuh yaitu 54,7%.

Menurut Widiyaningsih

& Fitri (2012),

penderita diabetes

mellitus seharusnya

menerapkan pola

makan seimbang untuk

menyesuaikan

kebutuhan glukosa

sesuai dengan

kebutuhan tubuh

melalui pola makan

sehat. Pada penelitian

ini penderita

menerangkan bahwa

mereka kadang-kadang

mengkonsumsi

makanan yang

mengandung gula,

minyak, dan terlambat/tidak tepat

waktu dalam

mengkonsumsi obat

yang dianjurkan oleh

dokter.

Menurut asumsi peneliti

berdasarkan penelitian

yang dilakukan, bahwa

kepatuhan pasien

diabetes mellitus di

Puskesmas Mandala

Medan mayoritas

berada pada kategori

tidak patuh. Kepatuhan

diet merupakan sejauh

mana perilaku pasien

taat dengan ketentuan

yang diberikan oleh

profesional kesehatan

sesuai pedoman diet

meliputi jadwal, jumlah

dan jenis. Apabila

penderita patuh dalam

menjalankan diet maka

dapat mencapai kualitas hidup yang baik.

b. Kualitas Hidup Pada

Pasien Diabetes

Mellitus

Dari hasil penelitian

yang telah dilakukan

pada pasien diabetes

mellitus di Puskesmas

Mandala Medan

diketahui bahwa

kualitas hidup

mayoritas dalam

kategori kurang baik

sebanyak 46.2%.

Hal ini diperoleh dari

hasil jawaban

responden yang

cenderung terganggu

dalam beraktivitas

dikerenakan rasa sakit

fisik yang dialami,

jarang menikmati

hidup. Selain itu,

kurang mampu dalam

berkonsentrasi, sarana

dan prasarana

Page 12: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

lingkungan responden

tidak terlalu

mendukung. Sedikit

memiliki vitalitas yang

cukup untuk

beraktivitas, dan

ekonomi yang kurang

untuk memenuhi

kebutuhan. Selain itu,

sedikit responden

mendapatkan informasi

bagi kehidupan dari

hari ke hari, sedikit

memiliki kesempatan

untuk bersenang-

senang/rekreasi, biasa-

biasa saja responden

dalam bergaul. Tidak

memuaskan dengan

pola tidur karena sering

bangun di malam hari.

Biasa-biasa saja dengan

kemampuan untuk

beraktivitas dan juga

tidak memuaskan

dengan kemampuan

untuk bekerja.

Responden biasa-biasa

saja terhadap diri

sendiri dan hubungan

sosial. Tidak

memuaskan dengan

kehidupan seksual,

biasa-biasa saja dengan

dukungan yang

diperoleh dari teman,

biasa-biasa saja dengan

kondisi tempat tinggal

dan akses layanan

kesehatan, dan tidak

memuaskan dengan

transportasi yang

dijalani. Serta cukup

sering memiliki

perasaan negatif seperti

putus asa dan cemas.

Hasil penelitian

didapatkan bahwa lebih

dari setengah responden

berumur >50 tahun.

Yusra (2010)

menyatakan secara

normal seiring

bertambahnya usia

seseorang akan terjadi

perubahan baik fisik,

psikologis, bahkan

intelektual. Perubahan

yang terjadi dapat

menyebabkan

kerentanan pada

berbagai penyakit serta

dapat menimbulkan

kegagalan dalam

mempertahankan

homeostasis terhadap

stress. DM tipe 2

merupakan suatu

kondisi gangguan

metabolik yang dapat

muncul seiring

bertambahnya usia. Hal

ini tentunya akan

menimbulkan berbagai

keterbatasan yang akan

bermuara kepada

penurunan kualitas

hidup.

Kualitas hidup menurut

Yusra (2010) adalah

persepsi atau

pandangan subjektif

individu terhadap

kehidupannya dalam

konteks budaya dan

nilai yang dianut

individu dalam

hubungannya dengan

tujuan personal,

harapan, standar hidup

dan perhatian yang

mempengaruhi

kemampuan fisik,

Page 13: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

psikologis, tingkat

kemandirian, hubungan

sosial dan lingkungan.

Pendapat lain tentang

kualitas hidup menurut

Larasati (2012) adalah

tingkatan yang

menggambarkan

keunggulan seorang

individu yang dapat

dinilai dari kehidupan

mereka.

Ada banyak faktor yang

mempengaruhi kualitas

hidup pada penderita

diabetes mellitus,

diantaranya

ketidakpatuhan dan

komplikasi penyakit

yang dialami oleh

penderita. Menurut

Indarwati, dkk (2012)

dalam Sari (2015)

kepatuhan pasien

diabetes mellitus dalam

melaksanakan diet

merupakan salah satu

hal terpenting dalam

pengendalian diabetes

melitus. Penderita

diabetes mellitus harus

bisa mengatur pola

makannya sesuai

dengan prinsip diet

diabetes mellitus yang

dianjurkan oleh tenaga

kesehatan, karena

dengan mengatur pola

makan pasien bisa

mempertahankan gula

darah mereka agar tetap

terkontrol. Komplikasi

yang dialami pasien

menimbulkan dampak

yang dapat berpengaruh

negatif terhadap

kualitas hidup pasien

dan kualitas hidup yang

rendah dapat

memperburuk

gangguan metabolik,

baik secara langsung

melalui stress hormonal

ataupun secara tidak

langsung melalui

komplikasi (Mandagi,

2010).

Ada beberapa domain

yang merupakan bagian

penting untuk

mengetahui kualitas

hidup individu, yaitu :

kesehatan fisik,

psikologis, sosial, dan

lingkungan.

Penatalaksanaan diet

DM sangatlah penting

untuk mempertahankan

gula darah pada pasien

DM agar pasien dapat

hidup secara normal

dan apabila pasien

patuh akan diet maka

dapat meningkatkan

kualitas hidup penderita

DM (Sugiyarti, dkk,

2011).

Dalam hal ini kualitas

hidup pasien

seharusnya menjadi

perhatian penting bagi

para profesional

kesehatan karena dapat

menjadi acuan

keberhasilan dari suatu

tindakan, intervensi,

atau terapi (Ayu, 2007),

karena kualitas hidup

yang rendah dapat

memperburuk

gangguan metabolik,

baik secara langsung

melalui stres hormonal

Page 14: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

ataupun secara tidak

langsung melalui

komplikasi (Mandagi,

2010).

Penelitian ini

bertentangan dengan

penelitian yang

dilakukan oleh Laoh,

dkk (2015)

menunjukkan kualitas

hidup penderita DM

pada kategori baik yaitu

63,3%. Penelitian ini

sejalan dengan

penelitian yang

dilakukan oleh

Zainuddin (2015)

menunjukkan tingkat

kualitas hidup pada DM

pada kategori kurang

baik yaitu 53,3%.

Menurut asumsi peneliti

berdasarkan penelitian

yang dilakukan, bahwa

kualitas hidup penderita

diabetes mellitus di

Puskesmas Mandala

mayoritas berada pada

kategori kurang baik.

Hal ini disebabkan

karena ketidakpatuhan

terhadap diet yang

dianjurkan oleh petugas

kesehatan dan keluarga.

Kesehatan merupakan

kebutuhan dasar dan

modal utama untuk

mencapai kualitas hidup

yang baik. Kualitas

hidup merupakan salah

satu faktor penting yang

dapat mempengaruhi

kondisi kesehatan

seseorang.

c. Hubungan Kepatuhan

Diet Dengan Kulitas

Hidup Pasien Diabetes

Mellitus

Berdasarkan hasil uji

statistik Chi-Square

Test menunjukkan

bahwa nilai p=0,000

artinya penelitian

hubungan kepatuhan

diet dengan kualitas

hidup pasien diabetes

mellitus di Puskesmas

Mandala Medan

menunjukkan ada

hubungan sigfinikan

antara kepatuhan diet

dengan kualitas hidup

pasien diabetes

mellitus.

Hasil penelitian

didapatkan bahwa ada

sebagian penderita

patuh terhadap dietnya,

namun kualitas

hidupnya dalam

kategori kurang baik

hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor seperti

komplikasi dan usia.

Yusra (2010)

menyatakan secara

normal seiring

bertambahnya usia

seseorang akan terjadi

perubahan baik fisik,

psikologis, bahkan

intelektual. Komplikasi

yang dialami pasien

menimbulkan dampak

yang dapat berpengaruh

negatif terhadap

kualitas hidup pasien

dan kualitas hidup yang

rendah dapat

memperburuk

gangguan metabolik,

Page 15: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

baik secara langsung

melalui stress hormonal

ataupun secara tidak

langsung melalui

komplikasi (Mandagi,

2010).

Salah satu cara yang

bisa dilakukan oleh

penderita DM dengan

mengontrol kadar gula

darah tetap stabil dan

tidak melebihi batas

normal (Sugiarto, 2010

dalam Niat 2016).

Pencegahan perlu

dilakukan oleh

penderita supaya tidak

terjadi komplikasi dan

kematian. Guna

mencegah dan

menghindari kejadian di

atas, penderita DM

harus patuh terhadap

pola diet yang

dianjurkan dokter.

Kepatuhan merupakan

ketaatan pasien

mengikuti petunjuk

yang diberikan dalam

bentuk terapi, baik diet,

latihan dan pengobatan

sesuai rekomendasi dari

dokter maupun dari

pemberi pelayanan

kesehatan (Nur W. &

Yusuf B., 2013).

Kepatuhan diet

merupakan keinginan

melakukan perubahan

pada pola makannya

dari yang teratur

menjadi diet yang

terencana dan

kepatuhan diet adalah

penatalaksanaan paling

penting pada penderi

diabetes mellitus

(Perkeni, 2011).

Penatalaksanaan diet

DM sangatlah penting

untuk mempertahankan

gula darah pada pasien

DM agar pasien dapat

hidup secara normal

dan apabila pasien

patuh akan diet maka

dapat meningkatkan

kualitas hidup penderita

DM (Sugiyarti, dkk,

2011).

Kualitas hidup menurut

Yusra (2010) adalah

persepsi atau

pandangan subjektif

individu terhadap

kehidupannya dalam

konteks budaya dan

nilai yang dianut

individu dalam

hubungannya dengan

tujuan personal,

harapan, standar hidup

dan perhatian yang

mempengaruhi

kemampuan fisik,

psikologis, tingkat

kemandirian, hubungan

sosial dan lingkungan.

Kualitas hidup adalah

tingkatan yang

menggambarkan

keunggulan seorang

individu yang dapat

dinilai dari kehidupan

mereka (Larasati,

2012).

Menurut Mandagi

(2010) diabetes mellitus

merupakan penyakit

yang tidak dapat

disembuhkan. Penyakit

tersebut membutuhkan

pengelolaan dan

Page 16: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

perawatan secara tepat

agar kualitas hidup

penderita diabetes

mellitus terpelihara

dengan baik, sehingga

ia dapat

mempertahankan rasa

nyaman dan sehat.

Kualitas hidup yang

rendah dapat

memperburuk

komplikasi dan dapat

berkhir kecacatan dan

kematian.

Diabetes mellitus

merupakan penyakit

degeneratif. Dengan

demikian, tidak ada

obat yang dapat

menyembuhkan

penyakit tersebut. Oleh

karena itu, tujuan

umum pengobatan pada

diabetes mellitus adalah

mengendalikan kadar

gula darah dan

meningkatkan kualitas

hidup penderita. Salah

satu caranya dengan

pengaturan diet

(Krisnatuti, Yenrina, &

Rasjmida, 2014).

Apabila patuh terhadap

diet maka penyakit DM

terkendali sehingga

kualitas hidup pasien

DM baik dan jika tidak

patuh terhadap diet

maka kualitas hidup

pasien DM kurang baik

(Hartanto, 2016).

Penelitian ini didukung

oleh penelitian yang

dilakukan oleh Sari

(2015) menunjukkan

terdapat hubungan yang

bermakna antara

kepatuhan diet dengan

kualitas hidup penderita

diabetes mellitus

dengan nilai p=0,006

(p<0,05).

Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa

seseorang yang kurang

patuh terhadap diet baik

jadwal, jumlah dan

jenis, hal ini akan

membuat pasien

semakin kurang baik

kualitas hidupnya oleh

karena penderita tidak

patuh dengan pedoman

diet yang dianjurkan

pada dirinya sendiri.

Hasil analisa data

memiliki nilai

signifikan antara kedua

variabel yaitu

(p=0,000). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa ada

hubungan signifikan

antara kepatuhan diet

dengan kualitas hidup

pasien diabetes

mellitus.

d. Keterbatasan

Penelitian

Setelah melakukan

penelitian dengan judul

Hubungan Kepatuhan

Diet dengan Kualitas

Hidup Pada Pasien DM,

peneliti memiliki

keterbatasan dimana

pada penelitian ini

belum dipisah

responden yang

memiliki penyakit

penyerta, komplikasi

dan lama menderita DM

Page 17: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

sehingga peneliti tidak

bisa menggali lagi

apakah kualitas hidup

dipengaruhi oleh

penyakit penyerta,

komplikasi dan lama

menderita DM.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

tentang kepatuhan diet dengan

kualitas hidup pasien diabetes

mellitus di Puskesmas Mandala

Medan, dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Kepatuhan diet pada pasien

diabetes mellitus di

Puskesmas Mandala Tahun

2017 mayoritas tidak patuh

yaitu 64,1%

2. Kualitas hidup pasien

diabetes mellitus di

Puskesmas Mandala Medan

Tahun 2017 mayoritas

kurang baik yaitu 46,2%

3. Ada hubungan signifikan

kepatuhan diet dengan

kualitas hidup pada pasien

diabetes mellitus di

Puskesmas Mandala Medan

2017 dengan nilai p=0.000.

B. Saran

1. Bagi Pasien

Diharapkan kepada

penderita DM untuk lebih

patuh terhadap pedoman

diet sesuai anjuran dokter

(Jadwal, Jumlah dan Jenis)

untuk meningkatkan

kualitas hidup yang lebih

baik. Makan tepat waktu

sesuai aturan diet serta

beberapa cemilan diantara

jadwal makan pokok,

membatasi jumlah asupan

nutrisi seperti nasi,

mengkonsumsi makanan

yang kaya serat seperti

sayuran dan buah-buahan

serta menghindari jenis

makanan yang cepat

menaikkan kadar gula darah

seperti gula, madu, roti,

sirup, dan lain-lain.

2. Bagi Petugas Puskesmas

Kepada petugas puskesmas

perlu menyusun program

untuk memberi edukasi

pada penderita diabetes

mellitus dan memotivasi

pasien untuk lebih patuh

dalam menjalankan diet.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya

menggunakan teknik

penelitian yang berbeda dan

mengambil sampel

berdasarkan lama menderita

DM serta meneliti tentang

faktor-faktor yang

berhubungan dengan

peningkatan kualitas hidup

penderita DM.

DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2014). Standards of Medical

Care in Diabetes. Vol 36 (1) :

11-66

Almatsier, S. (2007). Penuntun Diet.

Penerbit PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Ayu, M.D.K. (2016). Hubungan

Kepatuhan Diit Dengan Kadar

Glukosa Darah Sewaktu Pada

Pasien Diabetes Mellitus Tipe

2 Di Klinik Pratama Gracia

Page 18: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

Ungaran Kabupaten

Semarang.

http://puslit2.petra.ac.id/

ejournal/

index.php/18840/18537

(diakses pada tanggal 25

Februari 2017).

CDC. (2011). HRQOL concepts.

http://www.cdc.gov/hrqol/con

cept.htm.

Daud. (2015). 1001 Tentang

Diabetes. Bandung : Nexx

media

Faktul. (2009). Faktor Kepatuhan

Pasien.

http://www.Bidanlia.kepatuha

n pasien.html.

Gustiasari, W. (2015). Determinan

Pemanfaatan Ulang Klinik

Diabetes Mellitus di

Puskesmas Sering Medan

Tembung.

http://repository.usu. ac.id.pdf

Hartanto, D. (2016). Hubungan

Kepatuhan Diet Dengan

Kualitas Hidup Pada

Penderita Diabetes Mellitus

Di Rs Pku Muhammadiyah

Gombong.

Hasdianah. (2012). Mengenal

Diabetes Mellitus Pada Orang

Dewasa Dan Anak-Anak

Dengan Solusi Herbal. Nuha

medika : Jogjakarta.

Hastono, S. (2011). Statistik

Kesehatan. Raja Grafindo

Persada : Jakarta Utara.

IDF. (2014). IDF Diabetes Atlas

Sixth Edition.

http://www.idf.org.

Kemenkes RI. (2013). Hasil

Riskesdas. Balitbangkes :

Jakarta

Kusumadewi, Dian Melina. (2011).

Peran Stressor Harian,

Optimisme Dan Regulasi Diri

Terhadap Kualitas Hidup

Individu Dengan DM. Jurnal

Psikologi. Vol.8.

http://ejournal.uin-

malang.ac.id.

Laoh, Joice M., Tampongangoy.

(2015). Gambaran Kualitas

Hidup Pasien Diabetes

Mellitus di Poliklinik Endokrin

RSUP Dr. R.D. Kandou

Manado. Jurnal Keperawatan.

Vol.4 (1).

Larasati, T. (2012). Kualitas Hidup

Pasien Diabete Mellitus Tipe

2 di RS Abdul Moeloek

Provinsi Lampung. Vol2. Hlm

17 – 20.

http://www.gunadarma.

ac.id/library/psychology/2009/

1050412pdf. (diperoleh tgl 24

Feb 2017).

Mandagi, A.M. (2010). Faktor Yang

Berhubungan Dengan Status

Kualitas Hidup Penderita

Diabetes Mellitus di

Puskesmas Pakis Kecamatan

Sawahan Surabaya.

http://alumni.unair.ac/id/kump

ulanfile/ 419383 6343_

abs.pdf. (diperoleh pada

tanggal 7 Februari 2017).

Masriadi, H. (2016). Epidemiologi

Penyakit Tidak Menular.

Jakarta : Trans Info Media.

Page 19: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

Niat, M. (2016). Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan

Kepatuhan Diet DM Dalam

Menjalankan Diet. USMI.

(diperoleh pada tanggal 7

Januari 2017).

Noerhayati. (2014). Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan

Partisipasi Keluarga Dalam

Program Eliminasi Di

Malasetra Kabupaten

Bandung. The soedirman

journal of nursing, 6 (1), 47-

55.

Notoatmodjo. (2010). Penelitian

Cross-sectional, Pengambilan

Sampel. http://

digilib.unimus.ac.id/download

.phpid=7014/bab3pdf.

(diambil 17Mar 2017)

Potter & Perry. (2009). Fundamental

Keperawatan: Konsep. Edisi

7. Jakarta : EGC.

Pratita, Nurina Dewi. (2012).

Hubungan Dukungan

Pasangan Dan Health Locus

Of Control Dengan Kepatuhan

Dalam Menjalani Proses

Pengobatan Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe-2.

http://alumni.unair.ac/id/

413836_pdf.

Rahmat, W.P. (2010). Pengaruh

Konseling Terhadap

Kecemasan Dan Kualitas

Hidup Pasien Dm Di

Kecamatan Kebakkramat.

Tesis. http:// eprints.uns.ac.id.

Raudatussalamah & Fitri, A.R.

(2012). Psikologi Kesehatan.

Pekanbaru : Al-Mujtahadah

Press.

Rohmah, Anis Ika Nur.,

Purwaningsih., Bariyah, K.

(2012). Kualitas Hidup Lanjut

Usia. Jurnal Keperawatan. http://ejournal.umm.ac.id/

index.php/

keperawatan/article/view/2589.

(diperoleh pada tanggal 5

Februari 2017).

Saifunurmazah, D. (2013).

Kepatuhan Penderita Diabetes

Mellitus Dalam Menjalani

Terapi Olahraga Dan Diet.

Universitas Negeri Semarang.

Skripsi

Sari, Diana Novita. (2015).

Hubungan Kepatuhan Diet

dengan Kualitas Hidup pada

Penderita Diabetes Melitus di

RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Skripsi. Universitas USU.

http://repository.usu.ac.id/bitst

ream/ 123456789/49691/7/

Kuesioner.pdf.

Saryono. (2011). Metodologi

Penelitian Keperawatan. UPT

Percetakan dan Penerbitan

Unsoed : Purwokerto

Senuk, A. (2013). Hubungan

Pengetahuan Dan Dukungan

Keluarga Dengan Kepatuhan

Menjalani Diet Diabetes

Melitus Di Poliklinik RSUD

Kota Tidore Kepulauan

Provinsi Maluku Utara.

Tersedia http://ejournal.unsrat.ac.id/ind

ex.php/jkp/article/viewFile/21

59/1717.

Silaban, R.L. (2013). Kualitas Hidup

Pasien Diabetes Mellitus di

Page 20: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

Poliklinik Endokrin RSUD Dr.

Pirngadi Medan. Skripsi.

Fakultas Keperawatan USU.

Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda

G. (2002). Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah.

Edisi Volume 2. Jakarta :

EGC.

Stanley, M. (2007). Buku Ajar

Keperawatan Gerontik. Edisi

2. Jakarta.

Sudoyo, A.W & Setiyohadi, B.

(2009). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi

5. Jakarta : Internet

Publishing.

Sugiyarti., Meikawati, W., Salawati,

T. (2011). Hubungan Ketaatan

Diet Dan Kebiasaan Olahraga

Dengan Kadar Gula Darah

Pasien DM Yang Berobat Di

Puskesmas Ngembal. Jurnal.

Vol. 7(1). http://jurnal.

unimus. ac. id.

Suryono, Epi. (2013). Bersahabat

Dengan Diabetes. Bandung :

Yrama Widya.

Susanti, M.L & Sulistryarini, T.

(2013). Dukungan Keluarga

Meningkatkan Kepatuhan Diet

Pasien Diabetes Melitus Di

Ruangan Rawat Inap

Rs.Baptis Kediri.

http://puslit2.petra.ac.id/ejourn

al/index/view/ 18840.pdf.

Sutedjo, Y.A. (2010). 5strategi

Penderita Diabetes Mellitus

Berusia Panjang. Yogyakarta

: Kanisius.

Suyono, S. (2009). Patofisiologi

Diabetes Mellitus. Cetakan ke-

5. Jakarta : FKUI.

Tamara, Ervy., Bayhakki., Nauli,

F.A. (2014). Hubungan

Antara Dukungan Keluarga

Dan Kualitas Hidup Pasien

Diabetes Mellitus Tipe II Di

RSUD Arifin Achmad Provinsi

Riau. Jurnal. Vol. 1 (2). http://

download.portalgaruda.org.

(diperoleh pada tanggal 16

Maret 2017).

Tandra, H. (2008). Segala Sesuatu

Yang Harus Anda Ketahui

Tentang Diabetes. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Utami, T.D., Karim, D., Agrina.

(2014). Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kualitas

Hidup Pasien Diabetes

Mellitus Dengan Ulkus

Diabetikum. Jurnal. Vol. 1 (2).

http:// down.portalgaruda.org.

(diakses tgl 16 Mrt 2017).

Waspadji, S.S. (2007). Pedoman

Diet Diabetes Melitus. Jakarta

: FKUI.

WHO. (2014). Global Status Report

On Non Communicable Diseases.

Geneva.

Sutanto, Teguh. (2015). Diabetes . (2014). Data Statistik

Deteksi, Pencegahan,

Pengobatan. Yogyakarta :

Buku Pintar.

Jumlah Penderita Diabetes di

Dunia : WHO.

http://indodiabetes.com/data-

statistik-jumlah-penderita-

Page 21: HUBUNGAN KEPATUHAN DIET DENGAN KUALITAS HIDUP PADA …

diabetes-di-dunia-versi-

who.html

Yusra, A. 2010. Hubungan Antara

Dukungan Keluarga Dengan

Kualitas Hidup Pasien DM

tipe 2 di poliklinik penyakit

dalam RSUP Fatmawati

Jakarta. Tesis.

http://www.lontar.ui.ac.id.

(diperoleh pada tanggal 2

Maret 2017).

Zainuddin, Mhd., Utomo, W.,

Herlina. (2015). Hubungan

Stres Dengan Kualitas Hidup

Penderita Diabetes Mellitus

Tipe 2. JOM, Vol. 2 (1).

Tersedia pada web : http://

down.portalgaruda.org

(diperoleh pada tanggal 25

Feb 2017).