gambaran kepatuhan pembatasan asupan cairan dan diet …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili naskah...

19
GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET RENDAH KALIUM PADA PASIEN HEMODIALISA DI RS PKU AISYIYAH BOYOLALI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: VILLY LIZA AVYANI J210160030 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN

CAIRAN DAN DIET RENDAH KALIUM PADA PASIEN

HEMODIALISA DI RS PKU AISYIYAH BOYOLALI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi

Strata I pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

VILLY LIZA AVYANI

J210160030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

i

Page 3: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

ii

Page 4: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

iii

Page 5: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

1

GAMBARAN KEPATUHAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET

RENDAH KALIUM PADA PASIEN HEMODIALISA DI RS PKU

AISIYIYAH BOYOLALI

Abstrak

Chronic Kidney Disiase (CKD) kegagalan dalam fungsi ginjal untuk

mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan elektrolit akibat

kerusakan struktur ginjal yang progresif. Adapun penatalaksanaan gagal ginjal

kronis adalah dengan melakukan terapi hemodialisa. Keberhasilan Hemodialisa

didukung dengan adanya kepatuhan terhadap asupan cairan dan asupan nutrisi

(diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan, akan mengakibatkan

cairan menumpuk dan akan menimbulkan edema diseluruh tubuh, kondisi ini akan

membuat tekanan darah meningkat dan memperberat kerja jantung dan pada

pasien GGK biasanya hiperkalemia sehingga mengakibatkan distrimia (henti

jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepatuhan asupan cairan

dan untuk mengetahui kepatuhan asupan nutrisi (diet) rendah kalium pada pasien

hemodialisa di RS PKU Aisiyiyah Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian

diskriptif kuantitatif. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total

sampling dengan jumlah responden 38 responden. Metode Pengambilan sampel

menggunakan kuesoner sedangkan intrumen untuk penilaian IGWD pada

penelitian ini menggunakan timbangan berat badan di unit Hemodialisis RS

Aisyiyah Boyolali dan dan peneliti menggunakan lembar pencatatan yang

digunakan untuk mencatat berat badan pasien post hemodialisis sebelumnya dan

pre hemodialisis sekarang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 92% kurang

patuh terhadap asupan cairan dan 89% tidak patuh terhadap asupan nutrisi (diet).

Kesimpulannya pasien GGK yang menjalani terapi hemodilisia di RS PKU

Aisiyah Boyolali Kurang Patuh terhadapa supan cairan dan asupan nutrisi (diet)

rendah kalium.

Kata kunci : Kepatuhan, Hemodialisa, Asupan Cairan, Asupan Diet Rendah

Kalium

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) fails in kidney function to maintain electrolyte

fluid balance which causes progressive damage to the kidney structure.

Management of chronic kidney failure is by doing hemodialysis therapy. The

success of Hemodialysis is supported by contributions to fluid intake and low

potassium nutritional (diet) intake. Without the presence of fluids, will release the

accumulating fluid and will cause edema throughout the body, this condition will

make blood pressure increase and aggravate the work of the heart and in patients

with chronic renal failure, hyperkalemia can cause dystrimia (cardiac arrest. To

find out the need for low potassium nutritional intake in the diet hemodialysis

Page 6: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

2

patients at PKU Aisiyiyah Boyolali Hospital.This study is a quantitative

descriptive study.The sampling method uses a total sampling technique with a

total of 38 respondents.This study uses weight scales in the Hemodialysis unit of

Aisyiyah Boyolali Hospital and the researchers used a recording sheet used to

record post-hemodialysis patients' previous and pre-hemodialysis body weight, ie

92% less adherent to fluid intake and 89% non-adherent to nutrient intake, in

conclusion GGK patients who monitor hemodilisia therapy in PKU Aisiyah

Boyolali Hospital are less Obedient to fluid intake and Low potassium nutrition.

Keyword : Obedience, Hemodialysis, Fluid Intake, Low Potasium Diet

1. PENDAHULUAN

PTM (Penyakit Tidak Menular) adalah penyakit yang cara penularannya tidak

ditularkan dari manusia kemanusia, dan perkembangan penyakit ini tidak

menular, cenderung lambat dan berdurasi panjang. Penyakit tidak menular

antara lain adalah asma, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), kanker,

stroke, batu ginjal, penyakit sendi, jantung koroner, hipertiroid, hipertensi dan

gagal ginjal kronis (Riskesdas, 2018). Salah satu Penyakit Tidak Menular

(PTM) yang memiliki angka kesakitan cukup tinggi yaitu Gagal Ginjal

Kronis (GGK) (Permatasari & Maliya, 2019).

Penyakit ginjal merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita di

Indonesia. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

oleh Badan Penelitian dan pengembangan masyarakat menunjukan bahwa

penderita penyakit gagal ginjal di Indonesia sebesar 3,8 % naikdari 2.0%

padatahun 2013 .

Prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dengan

peningkatan tajam pada kelompok umur 65-74 tahun (8,23%) dibandingkan

kelompok umur lainnya. Prevenlensi laki-laki (4,17%) lebih tinggi dari pada

perempuan (3.52%), prevelensi lebih tinggi terjadi pada masyarakat

perkotaan (3.85%), tidak bersekolah (5,73%), tidak bekerja (4,76%). Provinsi

dengan prevelensi tertinggi adalah Kalimantan Utara, Maluku Utara dan

diikuti provinsi Sumatera Utara (Risekesdas, 2018).

Menurut Riskesdas 2018 prevalensi penyakit ginjalkronis (permil)

berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun, Jawa Tengah

Page 7: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

3

menduduki posisi ke-15 dengan presentase 4.0%. Penyakit ginjal kronis

didefinisikan sebagai bukti stuktural atau gangguan fungsi ginjal selama 3

bulan atau lebih, umunya progresif dan ireversible, mempengaruhi banyak

jalur metabolisame(Kalantar-zadeh, Ph, Fouque, & Ph, 2017).

Pada penderita Gagal Ginjal tahap akhir memerlukan terapi untuk dapat

menggantikan fungsi ginjal sehingga kehidupan dapat dipertahankan, ada pun

salah satu terapinya adalah hemodialisa (HD),Hemodialisa atau cuci darah

adalah terapi pengganti ginjal untuk membersihkan sisa metabolik yang ada

didalam darah, terapi ini paling sering digunakan pada penderita gagal ginjal

kronik dengn tujuan untuk memperpanjang dan memperbaiki kualitas hidup

penderita gagal ginjal kronik(Permatasari & Maliya, 2019). Faktor

pendukung dalam keberhasilan hemodialisa antara lain membatasi konsumsi

cairan dan juga diet rendah kalium.

Indikasi untuk dialisis meliputi; kegagalan penanganan konservatif, mual,

muntah, nafsu makan hilang, kadar ureum dan kreatinin tinggi, hiperkalemia,

asidosis berat, kelebihan cairan, dan perikarditis (Cahyaningsih, 2014).

Asupan cairan pada penderita Gagal Ginjal yang melakukan terapi

Hemodialisis asupan cairan dan natrium adalah salah satu faktor yang perlu

diperhatikan dalam penatalaksanaan gagal ginjal untuk mencegah komplikasi

akibat kelebihan volume cairan seperti edema, hipertensi, dan penyakit

kardiovaskular (Sudoyo et al., 2009).

Pada pasien Gagal Ginjal Kronik diberikan pengaturan diet, pembatasan

protein karena terjadinya disfusi ginjal atau terjadinya uremia sehingga

terjadinya penumpukan ureum didalam darah, sehingga ginjal tidak mampu

mengeluarkan serta menjadikannya semakin tinggi (Rustiana, EkaDewi.

2015). Selain itu, pasien gagal ginjal kronik diberikan diet rendah kalium,

karena pada pasien GGK biasanya hiperkalemia sehingga mengakibatkan

distrimia (henti jantung), ammonia ginjal menurun, eksresi hydrogen

menurun dan asidosis (Nurlaeli, NindiSuci. 2015).

Asidosis dapat berkaitan dengan pengecilan otot, penyakit tulang,

hipoalbumiemia, peradangan, perkembangan CKD, dan perkembangan

Page 8: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

4

mortalitas (Kraut & Madias, 2016).Asidosis metabolik juga menyebabkan

hiperkalemia yang terjadi melalui perpindahan kalium intraseluler, efek yang

timbul akibat peningkatan kalium bervariasi tergantung dengan penyebab

primer asidosisnya misalnya pada hiperkalemia akibat gagal ginjal pada

asidosis uremik lebih jelas efek hiperkalemianya (Hardisman, 2015).

Bahaya hiperkalemia menyebabkan hemolisis, asidosis, kadar insulin

rendah, penggunan beta blocker, overdosis digoxin, succinyholine, atau

rhabdomyolysis (padila 2012). Selain itu menurut Hardisman (2015) bahaya

terjadinya peningkatan kalium yang sangat tinggi dapat menyebabkan

gangguan irama (aritimia) jantung yang berakibat fatal.

Pentingnya menjaga cairan adalah untuk menjaga aliran darah ke ginjal

juga meningkat yang juga meningkatkan laju filtrasi sehingga produksi urin

juga bertambah banyak (Hardisman 2015). Selain itu tanpa adanya

pembatasan cairan, akan mengakibatkan cairan menumpuk dan akan

menimbulkan edema diseluruh tubuh, kondisi ini akan membuat tekanan

darah meningkat dan memperberat kerja jantung. Penumpukan cairan juga

akan masuk ke paru-paru sehingga membuat pasien mengalami sesak napas,

secara tidak langsung berat badan pasien juga mengalami peningkatan berat

badan yang cukup tajam (Ratnawati, 2016).

Ketidakpatuhan menjadi masalah utama pada pasien yang menjalani terapi

hemodialisa. Secara keseluruhan, bahwa sebanyak 77,1% tidak patuh dalam

pembatasan cairan (Fitriani, Krisnansari, & Winarsi, 2017). Sedangkan

Wulan & Emaliyawatimenyatakan bahwa lebih banyak yang tidak patuh

terhadap pembatasan cairan dan diet rendah garam (natrium) dibandingkan

dengan pasien yang patuh(Wulan & Emaliyawati, 2018).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti data

yang diperoleh dari Rekam Medis Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali

sebanyak 58 pasien melakukan terapi Hemodialisa dari bulan November 2018

sampai bulan November 2019. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan 10

responden peneliti menemukan bahwa 60% Tidak Patuh dan 40% patuh

terhadap pembatasan cairan dan diet rendah kalium.

Page 9: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

5

Berdasarkan data dan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Gambaran Kepatuhan Asupan Cairan dan Diet

Rendah Kalium pada Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit PKU Aisyiyah

Boyolali”.

2. METODE

Penelitian ini merupakan penelitian yang besifat diskriptif kuantitatif.

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunkaan teknik total sampling,

Total sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan

(Sugiono, 2015). Dalam penelitian ini kriteria inklusinya adalah :

a. Pasien yang menjalani terapi Hemodialisa di Rumah Sakit PKU Aisyiyah

Boyolali.

b. Pasien yang mampu diajak berkomunikasi dengan baik.

c. Pasien yang bersedia menjadi responden.

d. Tidak dalam kondisi komplikasi (Penyakit Kardiovaskuler).

e. Pasien dengan kondisi sadar penuh.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan kepatuhan pembatasan asupan cairan dan diet rendah kalium

pada pasien hemodialisa. Penelitian ini dilakukan pada 38 responden pasien

gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RS PKU

AISIYIYAH BOYOLALI. Setelah dilakukan analisis data, maka hasil

penelitian dan pembahasan penelitian adalah sebagai berikut.

Page 10: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

6

3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Gambar 1 Distribusi Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Dari gambar 1 diperoleh distribusi responden yang melakukan terapi

hemodialisa menurut usia menujukan distribusi tertinggi adalah usia ≥ 50

tahun sebanyak 20 respoden (52,%).

Pada penelitian Ratnawati (2014) presentase pasien yang menjalani

hemodialisa yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gamping

Yogyakarta menunjukan pada usia 20-40 tahun (25%), usia 41-60 tahun

(53,3%) dan pada usia ≥ 60 tahun (21,7%).

3.2 Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin

Gambar 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari gambar 2 diperoleh distribusi responden menurut jenis kelamin

menunjukan distribusi tertinggi adalah perempuan 21 responden (55,3%).

Hasil Penelitian yang di lakukan oleh Anisa(2016) yang dilakukan di

RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo menunjukan hasil yang berbeda yaitu laki

laki lebih banyak menderita GGK dengan terapi hemodialisis sebanyak 20

13%

34%53%

≤ 30 Tahun

31 - 49 Tahun

≥ 50 Tahun

45%

55%

Laki laki

Perempuan

Page 11: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

7

responden atau (64,5%) sedangkan perempuan sebanyak 11 responden

(35,5%).

3.3 Karakteristik Responden Bedasarkan Pendidikan

Gambar 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden bedasarkan

Tingkat Pendidikan

Dari Gambar 3 diperoleh distribusi responden menurut pendidikan

menunjukan ditribusi tertinggi berpendidikan SD sebanyak 17 responden

(44,7%).

Penelitian yang dilakukan Febriantara & Purwanti(2016) mendapatkan

hasil yang sama, yaitu prevelensi pasein GGK yang menjalani terapi

hemodialisa berpendidikan SD (42,4%).

3.4 Karakteristik Responden Bedasarkan Pekerjaan

Gambar 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dari Gambar 4 diperoleh distribusi responden menurut pekerjaan

menunjukkan ditribusi tertinggi tidak bekerja 20 responden (52,6 %).

Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari, Sayuningsih, &

Nuning Marina Pengge (2016) sebanyak (84%) responden tidak bekerja.

45%

7%

37%

11%SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

(S1/Diploma)

53%

47% Bekerja

Tidak Bekerja

Page 12: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

8

3.5 Karakteristik Responden Bedasarkan Peningkatan IGWD

Gambar 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Peningkatan IGWD

Dari Gambar 5 diperoleh distribusi responden menurut

peningkatan IGWD menunjukan distribusi terbanyak pada jumlah

peningkatan IGWD 4 – 6 % menunjukan 23 responden (60,5%).

Penelitian yang dilakukan oleh (Wulan & Emaliyawati, 2018)

sebanyak 31 responden (33,3%) memiliki peningkatan IGWD ≤5%,

sedangkan 62 responden (66,7%) memiliki peningkatan IGWD ≥5%.

3.6 Kepatuhan Asupan Cairan

3.6.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Asupan Cairan

Gambar 6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Asupan Cairan

Berdasarkan Gambar 6 distribusi frekuensi kepatuhan asupan

cairan dapat diketahui dari 38 responden terdapat 35 responden

(92,1 %) responden kurang patuh terhadap asupan cairan, dan 3

responden (7,9 %) responden patuh terhadap asupan cairan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati (2016) diperoleh

distribusi frekuensi responden sebanyak 43 responden (71,70%)

29%

61%

11%

≤ 3 %

4 % - 6 %

≥ 6 %

0%

92%

8%

Tidak Patuh

Kurang Patuh

Patuh

Page 13: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

9

patuh, 17 responden (28,30) kurang patuh dan 0 responden (0%)

tidak patuh terhadap asupan cairan.

3.6.2 Crosstabs Kepatuhan Asupan Cairan

Tabel 1 Crosstabs Kepatuhan Asupan Cairan

Karakteristik Kepatuhan Asupan Cairan Total

Patuh Kurang

Patuh

Tidak Patuh

n % n % n % n %

Umur

≤ 30 Tahun

31 – 49 Tahun

≥ 50 Tahun

1

2

0

2,6

5,3

0

3

14

18

7,9

36,8

47,4

0

0

0

0

0

0

4

16

18

10,5

42,1

47,4

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

1

2

2,6

5,3

16

19

42,1

50,0

0

0

0

0

17

21

44,7

53,3

Pendidikan

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

(S1/Diploma)

0

0

2

1

0

0

5,3

2,6

17

3

12

3

44,7

7,9

31,6

7,9

0

0

0

0

0

0

0

0

17

3

14

4

44,7

7,9

36,8

10,5

Pekerjaan

Bekerja

Tidak Bekerja

1

2

2,6

5,3

14

21

36,8

55,3

0

0

0

0

15

23

39,5

60,5

Peningkatan

IGWD

≤ 3 %

4%-5%

2

0

5,3

0

26

8

68,4

21,1

0

0

0

0

28

8

73,7

21,1

Page 14: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

10

≥ 6% 1 2,6 1 2,6 0 0 2 5,3

Crosstabs atau tabulasi silang kepatuhan asupan cairan diperoleh

data karakteristik responden berdasarkan umur bahwa diumur ≤ 30

tahun mayoritas responden kurang patuh terhadap asupan cairan yaitu

sebanyak 3 responden (7,9%), pada umur antara 31 tahun sampai 49

tahun mayoritas responden kurang patuh terhadap asupan cairan yaitu

sebanyak 14 responden (36,8%) dan diumur ≥ 50 tahun sebanyak 18

responden (47,4%) kurang patuh terhadap asupan cairan.

Berdasarkan Jenis Kelamin mayoritas responden laki laki kurang

patuh terhadap asupan cairan yaitu sebanyak 16 reponden (42,1%) dan

mayoritas responden perempuan kurang patuh terhadap asupan cairan

yaitu sebanyak 19 responden (50,0%).

Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden

berpendidikan SD mayoritas kurang patuh terhadap asupan cairan

sebanyak 17 responden (44,7%), pendidikan stara SMP mayoritas

kurang patuh terhadap asupan cairan dan sebanyak 3 reponden (7,9%),

pendidikan stara SMA mayoritas kurang patuh terhadap asupan cairan

dan diet rendah kalium sebanyak 12 reponden (31,6%) dan pendidikan

stara perguruan tinggi mayoritas kurang patuh terhadap asupan cairan

dan diet rendah kalium sebanyak 3 responden (7,9%).

Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden berkerja dan tidak

berkerja kurang patuh terhadap asupan cairan dengan jumlah

responden masing masing 14 responden (3,8%) dan 21 responden

(55,3%).

Berdasarkan Peningkatan Interdialysis Weight Gain (IGWD)

dengan peningkatan ringan (≤ 3%) mayoritas responden kurang patuh

terhadap asupan cairan dengan jumlah reponden 26 responden

(68,4%) sedangkan peningakatan IGWD sedang (4%-6%) mayoritas

responden kurang patuh terhadap asupan cairan dengan 8 responden

(21,1%) dan peningkatan IGWD berat (≥6%) mendapatkan data

Page 15: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

11

dengan 1 reponden (50,0%) patuh terhadap asupan cairan dan 1

responden kuyurang patuh terhadap asupan cairan.

3.7 Kepatuhan Diet Rendah Kalium

Gambar 4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Diet Rendah Kalium

Menurut Tabel 4 distribusi frekuensi kepatuhan diet rendah kalium

dapat diketahui bahwa dari 30 responden terdapat 2 responden (5,3 %)

tidak patuh terhadap asupan cairan, 34 responden (89 %) kurang patuh

terhadap asupan cairan, dan 2 responden (5,3%) patuh terhadap asupan

cairan.

penelitian yang dilakukan oleh Relawati, Kurniawan, Fauzi, &

Hadi (2016) bahwa terdapat 8 responden (61,5%) dari 15 responden

kurang patuh terhadap asupan diet (nutrisi) rendah kalium.

Tabel 3 Crosstabs Kepatuhan Diet Rendah Kalium

6%

89%

5%

Tidak Patuh

Kurang Patuh

Patuh

Karakteristik Kepatuhan Diet Rendah Kalium Total

Patuh Kurang

Patuh

Tidak

Patuh

n % n % n % n %

Umur

≤ 30 Tahun

31-49 Tahun

≥ 50 Tahun

0

1

1

0

2,6

2,6

4

14

15

10,5

36,8

39,5

0

1

2

0

2,6

5,3

4

16

18

10,5

42,1

47,4

Page 16: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

12

Crosstabd atau tabulasi silang berdasarkan Tabel 3 berdasarkan karateristik

responden menurut umur mayoritas umur ≤ 30 tahun kurang patuh terhadap

diet rendah kalium dengan 4 responden (10,5%), dengan umur 31 tahun dan

49 tahun mayoritas responden kurang patuh terhadap diet rendah kalium

dengan 14 responden (36,8%) dan mayoritas responden berumur ≥ 50 tahun

kurang patuh terhadap asupan cairan dengan 15 responden (39,5%).

Berdasarkan jenis kelamin mayoritas jenis kelamin laki laki dengan 14

responden (36,8%) dan perempuan 19 responden (50%) kurang patuh

terhadap diet rendah kalium.

Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan SD

kurang patuh terhadap diet rendah kalium dengan 14 responden (36,8%),

sedangkan stara SMP dengan 2 responden (5,3%) kurang patuh terhadap

asupan deit reddah kalium, stara pendidikan SMA dengan 13 reponden

(34,2%) kurang patuh terhadap asupan diet rendah kalium, dan pendidikan

stara Perguruan tinggi mayoritas kurang patuh terhadap asupan cairan dan

diet rendah kalium.

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

1

1

2,6

2,6

14

19

36,8

50,0

2

1

5,3

2,6

17

21

44,7

55,3

Pendidikan

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

(S1/Diploma)

1

0

1

0

2,6

0

2,6

0

14

2

13

4

36,8

5,3

34,2

10,5

2

1

0

0

5,3

2,6

0

0

17

3

14

4

44,7

7,9

36,8

10,5

Pekerjaan

Bekerja

Tidak Bekerja

1

1

2,6

2,6

11

22

28,9

57,9

3

0

7,9

0

15

23

39,5

60,5

Page 17: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

13

Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja dan tidak bekerja

dengan masing masing jumlah responden 11 responden (28,9%) dan 22

responden (57,9%) kurang patuh terhadap diet rendah kalium.

4. PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang hemodialisa di RS

PKU Aisiyiyah Boyolali, dapat disimpulka bahwa pasien penderita Gagal

Ginjal Kronis yang menjalni terapi Hemodialisa adalah perempuan,

sebagian besar responden sudah lansia dan sudah tidak bekerja, yakni usia

≥ 50 tahun. Responden yang menjalani terapi hemodialisa yaitu

berpendidikan stara SD.

Gambaran kepatuhan asupan cairan pada pasien penderita Gagal Ginjal

Kronis yang menjalani terapi Hemodialisa di RS PKU Aisiyiyah Boyolali

kurang patuh terhadap asupan cairan. Sedangkan gambaran kepatuhan

asipan nutrisi (diet) rendah kalium pada pasien penderita Gagal Ginjal

Kronis di RS PKU Aisiyiyah Boyolali kurang patuh terhadap asupan

nutrisi (diet) rendah kalium.

b. Saran

Berdasarakan analisa dan pembahasan dari penelitian ini, peneliti ingin

menyampaikan beberapa saran yang bisa dijadikan program selanjutnya

yaitu sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Bagi peneliti yang akan datang, diharapkan mampu untuk

menyempunakan penelitian ini, dengan memberikan edukasi

mengenai asupan cairan dan gizi penderita Gagal Ginjal Kronis.

2) Bagi Institusi

Intitusi pendidikan diharapkan mampu menjaga dan meningkatkan

proses belajar mengajar, sehingga mampu mencetak generasi yang

bisa membawa nama baik almamater melalui prestasi mahasiswa.

3) Bagi Rumah Sakit

Page 18: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

14

Dengan adanya penelitian ini, diharapakan bisa menjadi bahan

evaluasi untuk meningkatkan pelayanan Rumah Sakit.

4) Bagi Masyarakat

Berdasarkan penelitian ini diharapkan masyarakat mampu

mengenali tanda dan gejala terkena penyakit Gagal Ginjal Kronis

dan juga asupan cairan dan nutrisi (diet) rendah kalium.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, H., & W, E. N. (2016). Hubungan Kepatuhan Diet Dan Asupan Kalium

Dengan Kadar Kalium Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisa Rawat Jalan Di Rsud Kabupaten Sukoharjo.

Cahyaningsih, N.D. (2014). Hemodialisis (Cuci Darah).Yogyakarta: Mitra

Cendikia Press.

Febriantara, A., & Purwanti, O. S. (2016). Hubungan Antara Kepatuhan

Menjalani Terapi Hemodialisa dan Kualitas Hidup Pasien Chronik Kidney

Disiase (CKD) di RSUD Dr. Moewardi. Eprint.ums.

Fitriani, E., Krisnansari, D., & Winarsi, H. (2017). Factors Affecting Fluid And

Natrium Intake In Chronic Kidney disease. Jurnal Gizi Dan Pangan

Soedirman, 1(1), 93–104.

Hardisman. (2015). Fisiologi dan Aspek Klinis Cairan Tubuh dan Elektrolit

Disertai dengan Soal-soal dan Pembahasan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Kalantar-zadeh, K., Ph, D., Fouque, D., & Ph, D. (2017). Supplementary

Appendix Nutritional Management of Chronic Kidney Disease. 1765–1776.

https://doi.org/10.1056/NEJMra1700312

Kraut, J. A., & Madias, N. E. (2016). Metabolic Acidosis of CKD: An Update.

American Journal of Kidney Diseases, 67(2), 307–317.

https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2015.08.028

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Permatasari, L. F., &Maliya, A.(2019). Hubungan lamanya menjalani

Page 19: GAMBARAN KEPATUHAN PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN DIET …eprints.ums.ac.id/81777/13/vili NASKAH PUBLIKASI-dikonversi(3).pdf · (diet) rendah kalium. Tanpa adanya pembatasan cairan,

15

hemodialisis dengan status zat besi pada penderita gagal ginjal

kronik.http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/71743

Puspitasari, B., Sayuningsih, E., & Nuning Marina Pengge. (2016). Hubungan

Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pasien. Retrieved from

http://journal.poltekkesdepkes-

sby.ac.id/index.php/GZ/article/viewFile/370/303

Ratnawati. (2014). Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan Terhadap Lama

Menjalani. 104–

112.https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/2280

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Utama Riskedas 2018.

http://litbag.depkes.go.id. Diakses tanggal 19 September 2019

Relawati, A., Kurniawan, R., Fauzi, I., & Hadi, R. (2016). Gambaran Kepatuhan

Diet pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RSUD Tjitrowardoyo Purworejo.

In ثثثثثث (Vol. 2002). https://doi.org/10.1109/ciced.2018.8592188

Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid II, edisi V. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam,

Jakarta, 946-1093

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Wulan, S. N., & Emaliyawati, E. (2018). Kepatuhan Pembatasan Cairan dan Diet

Rendah Garam (Natrium) pada Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa.

Faletehan Health Journal, 5(3), 99–106.https://doi.org/10.33746/fhj.v5i3.15