hubungan ispa

Upload: rio-surya-christian

Post on 10-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hubungan ispa

TRANSCRIPT

Tugas Pengantar Gizi MasyarakatHubunagn Gizi Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

Oleh :Rio Surya Christian 101311133210 / IKMB 2013

UNIVERSITAS AIRLANGGAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATSURABAYA2015

BAB IPENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau yang dikenal dengan ISPA menurut WHO (2007) adalah penyakit saluran pernafasan atas atau bawah, biasanya menular yang dapat menimbulakn berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan tergantung patogen penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pajanan. ISPA juga merupakan salah satu infeksi yang sering diderita oleh masyarakat yang rentan seperti anak/balita dikarenakan daya tahan tubuh belum kuat sehingga risiko anak menderita penyakit infeksi lebih tinggi seperti ISPA. Menurut WHO (2005) kematian balita disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sebesar 19% yang merupakan urutan kedua penyebab kematian balita. Gizi sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan aktifitas tubuh tanpa asupan gizi yang cukup, maka tubuh akan mudah terkena penyakit infeksi. Gizi kurang tidak hanya dari asupan makanannya yang kurang tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat cukup makanan tetapi sering sakit dan akhirnya menderita gizi kurang sedangkan anak yang tidak cukup asupan makanannya maka daya tahan tubuhnya lemah sehingga mudah terkena penyakit infeksi sering dikaitkan dengan status gizi yang kurang pada anak, zat gizi tersebut diantaranya vitamin E, zinc dan vitamin A. Apabila anak kekurangan ketiga zat gizi tersebut maka risiko terkena ISPA meningkat karena zat gizi tersebut merupakan zat pembangun daya tahan tubuh. Dalam Gizi Infeksi terdapat dua hubungan yaitu sinergistik dan antagonistik. Sinergistik merupakan hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi yang saling memberatkan, jika ada gizi kurang maka penyakit infeksinya semakin parah atau sebaliknya. Dalam hal ini kuman hidup diluar sel seperti (bakteri, cacing, protozoa) mudah untuk di fagotositosis oleh sel darah putih karena itu sinergistik dikaitkan dengan defisiensi vitamin A walaupun defisiensi vitamin B ada tetapi sangat sedikit, apabila kekurangan vitamin A maka sel imun dalam tubuh menurun dan menyebabkan penyakit penderita lebih berat. Antagonistik merupakan hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi yang saling berlawanan, jika penderita sudah terkena malnutrisi maka penyakit infeksi tersebut akan ringan sedangkan kalau penderita menderita penyakit infeksi maka akan terjadi malnutrisi karena penyakit tersebut memakan zat gizi yang ada dalam tubuh penderita

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Hubungan Penyakit Infeksi (ISPA) dengan Status Gizi Penyakit ISPA sering dikaitkan dengan status gizi yang kurang karena ISPA sering menyerang pada balita yang status gizinya kurang sehingga mempermudah penyakit infeksi itu ada dalam tubuh balita. Keadaan gizi kurang dapat disebabkan oleh pengetahuan ibu yang kurang sehingga asupan gizi kepada anaknya juga kurang yang akan berdampak terkena penyakit infeksi seperti ISPA padahal seorang ibu harus memberikan makanan yang kandungan gizinya cukup dan berkualitas atau juga dari segi ekonomi merupakan penyebab kurang gizi pada anak karena daya beli keluarga kurang maka anak juga jarang makan sehingga dapat terkena penyakit infeksi. Jika balita sudah menurun nafsu makannya maka akan mengalami kekurangan zat gizi maka akan memperparah penyakit infeksi

2.2 Hubungan Malnutrisi dengan Penyakit Infeksi (ISPA)Pada hubungan ini erat sekali dengan namanya sistem kekebalan tubuh atau sel imun tubuh. Zat gizi yang berhubungan dengan sel imun yaitu protein (terutama yang hewani), vitamin A, vitamin C, Vutamin E, Vitamin B2, Vitamin B1, dll. Jika zat gizi yang berhubungan sel imun itu kurang maka sistem kekebalan tubuh penderita akan menjadi lemah dan mudah terserang oleh penyakit infeksi. Apabila sel imun turun maka aktifitas fagositosis di leukosit juga akan menurun sehingga benda asing seperti kuman, bakteri penyebab penyakit akan hidup dan berkembangbiak sehingga penyakit infeksi dapat memperparah bila diikuti dengan malnutrisi. Pada penderita malnutrisi, barrier untuk mencegah penyakit masuk lewat hidung yaitu silia pun fungsinya juga menurun

2.3 Zat Gizi Yang Berperan Dalam Terjadinya Penyakit ISPAMasa balita sangat membutuhkan banyak zat gizi karena dalam proses pertumbuhan dan perkembangan terutama pada pertumbuhan daya imun agar balita tersebut menjadi kuat sehingga penyakit yang akan masuk akan dihalang oleh sistem kekebalan tubuh (imunitas) dalam tubuh maka dari itu zat gizi yang berperan dalam membangun sistem kekebalan tubuh yaitu vitamin A, vitamin E dan zink apabila kekurangan zat gizi ini maka sistem kekebalan tubuh akan menurun dan menyebabkan penyakit infeksi seperti ISPA menyerang balita a. Vitamin A Vitamin A merupakan salah satu mikronutrien yang memiliki peran dalam regulator sistem imun dan sebagai anti infeksi (Charles BS, 2004). Vitamin A terutama yang esensial untuk menjada kesehatan dan kelangsungan hidup karena dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhdaoa penyakit infeksi. Jika penderita tersebut mengalami kekurangan vitamin A (KVA), pada tahap awal terjadi gangguan integritas sel epitel kemudian mengganggu sistem kekebalan tubuh dan mukus membran sel yang ada pada saluran pernafasan yang befungsi dalam melindungi diri dari mikroorganisme dengan cara di fagositosis juga akan menurun fungsinya. Kekurangan ini dapat merupakan kekurangan primer yang disebabkan oleh kurangnya vitamin A atau kekurangan vitamin A sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaan di dalam tubuh, kebutuhan meningkat, dan karena gangguan pada konversi beta karoten menjadi vitamin A. Vitamin A disimpan di hati, apabila vitamin A ini terkuras habis maka akan mengakibatkan perubahan pada jaringan epitel paru-paru sehingga menjadi keratinisasi dalam keadaan inilah kuman penyebab ISPA masuk. Untuk memenuhi kebutuhan anak agar tidak terkena penyakit infeksi khususnya ISPA, balita harus mendapatkan asupan gizi vitamin A yang cukup dengan memakan makanan yang tinggi vitamin A, seperti : hati, ikan, wortel, brokoli, susu, telur, dsb dikarenakan balita merupakan masa-masa dimana pertumbuhan dan perkembangan terjadi termasuk pembentukkan daya tahan tubuh

b. Vitamin EVitamin E atau -tokoferol merupakan vitamin larut lemak yang memiliki fungsi sebagai antioksidan yang mampu mempertahankan integritas membran sel sehingga sangat mempengaruhi fungsi imunitas terutama pada sel imun utamanya T helper dan dapat meningkatkan proliferasi sel T. Vitamin E kaya antioksidan dikarenakan memiliki cincin fenol yang mampu memberikan ion hidrogen pada radikal bebas. Jadi penderita ISPA juga diharapkan mengkonsumsi vitamin E karena berguna untuk antioksidan dan mempengaruhi sistem imunitas tubuh utamanya pada sel T helper

c. Mineral ZinkZink merupakan mineral yang penting dalam tubuh untuk menjadi tubuh agar sehat. Zink dapat ditemukan di setiap sel yang ada dalam tubuh yang diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Zink juga berperan dalam perkembangan limfosit T, reaksi antigen antibodi dan mempengaruhi fungsi limfosit dan fagositosis untuk menyerang benda asing termasuk mikroorganisme pembawa penyakit. Oleh sebab itu penderita penyakit infeksi terutama ISPA juga harus banyak mendapatkan asupan zat gizi berupa zink agar sistem kekebalan tubuh penderita pulih kembali. Bahan makanan sumber zink adalah makanan yang biasanya kaya akan protein seperti daging, hasil laut, telur, susu, dsb.

BAB IIIKESIMPULAN

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian balita di Indonesia. Faktor penyebab balita terkena ISPA yaitu daya beli keluarga akan makanan rendah dikarenakan ekonominya rendah, dan yang utama yaitu status gizi yang rendah sehingga balita mudah sekali terkena penyakit ISPA. Hubungan ISPA dengan penyakit infeksi yaitu sifatnya sinergistik yang memiliki hubungan saling memberatkan bila seorang balita mengalami malnutrisi maka penyakit ISPA ini semakin berat atau sebaliknya.Balita merupakan proses dimana pertumbuhan dan perkembangan berjalan cepat terutamanya pada sistem kekebalan tubuh, ISPA menyerang balita yang status gizinya rendah terutama balita yang sedang kekurangan zat gizi seperti vitamin A, vitamin E dan Zinc. Zat gizi ini adalah pembentuk terjadinya sistem kekebalan tubuh yang kuat, apabila sistem kekebalan tubuh kuat maka fagositosis dan sel imun dalam tubuh bekerja dengan baik sehingga mikroorganisme pembawa penyakit ISPA dapat dicegah dan dilawan oleh sel imun

DAFTAR PUSTAKA

Evert, Alison. 2012. Zinc In Diet. [Online] Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002416.htm [Accessed 19 Juni, 2015]Nuryanto. 2012. Hubungan Status Gizi Terhadap Terjadinya Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita. Sumatera Selatan: BalitbangnovdaRyadinency, Resty. 2012. Asupan Gizi Makro, Penyakit Infeksi Dan Status Pertumbuhan Anak Usia 6-7 Tahun Di Kawasan Pembuangan Akhir Makassar. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas HasanuddinSiswanto, dkk. 2013. Peran Beberapa Zat Gizi Mikro Dalam Sitem Imunitas. Jakarta: Badan litbang KesehatanWHO. 2007. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Yang Cenderung Menjadi Epidemi Dan Pandemi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jenewa: WHO