hubungan ht dan dm

14
Hipertensi dan Diabetes Melitus Nurshawina Kamaludin, Cecillia Halim, Nofanny Felicia, Novi Kaban, Asher Juniar,Lanny Ardiany, Jimmy, Liza Amanda Saphira,Baby Ventisa Kenenbudi, Teguh Oky Fachrozy, Suzanna Ndraha Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana ______________________________________________________________ _____________ Abstrak Hubungan hipertensi dan diabetes melitus sangat kuat, dilihat kriteria yang terdapat pada pasien hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah, obesitas, dislipidemia dan peningkatan glukosa darah. Peluang terjadinya hipertensi pada pasien diabetes melitus 1,5-3x lipat lebih sering dari pasien non diabetes. Pada diabetes tipe 1, hipertensi sering dikaitkan dengan diabetes nefropati. Penurunan tekanan darah dan angiotensin converting enzym dapat menghambat kemunduran pada fungsi ginjal. Pada diabetes tipe 2, hipertensi disajikan sebagai sindrom metabolit yaitu obesitas, hiperglikemia, dyslipidemia disertai tingginya angka penyakit kardiovaskular. 1 Umumnya target tekanan darah pada orang penderita diabetes melitus adalah <130/90 mmHg, tetapi jika proteinuria lebih berat >1gr/24jam maka target perlu lebih rendah yaitu <125/75 mmHg. Memberikan kombinasi obat Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-I) dan Angiotensin receptor blocker (ARB) dikenal 1

Upload: clare-halim

Post on 14-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kartul

TRANSCRIPT

Hipertensi dan Diabetes Melitus9

Nurshawina Kamaludin, Cecillia Halim, Nofanny Felicia, Novi Kaban, Asher Juniar,Lanny Ardiany, Jimmy, Liza Amanda Saphira,Baby Ventisa Kenenbudi, Teguh Oky Fachrozy, Suzanna Ndraha

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana___________________________________________________________________________AbstrakHubungan hipertensi dan diabetes melitus sangat kuat, dilihat kriteria yang terdapat pada pasien hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah, obesitas, dislipidemia dan peningkatan glukosa darah. Peluang terjadinya hipertensi pada pasien diabetes melitus 1,5-3x lipat lebih sering dari pasien non diabetes.Pada diabetes tipe 1, hipertensi sering dikaitkan dengan diabetes nefropati. Penurunan tekanan darah dan angiotensin converting enzym dapat menghambat kemunduran pada fungsi ginjal. Pada diabetes tipe 2, hipertensi disajikan sebagai sindrom metabolit yaitu obesitas, hiperglikemia, dyslipidemia disertai tingginya angka penyakit kardiovaskular.1Umumnya target tekanan darah pada orang penderita diabetes melitus adalah 1gr/24jam maka target perlu lebih rendah yaitu 126 mg/dL.5

Patofisiologi Hipertensi dengan Diabetes MelitusHipertensi adalah suatu faktor resiko yang utama untuk penyakitkardiovaskular dan komplikasi mikrovaskular seperti nefropati dan retinopatiPrevalensi populasi hipertensi pada diabetes adalah 1,5-3 kali lebihtinggi daripada kelompok pada non diabetes. Diagnosis dan terapi hipertensi sangatpenting untuk mencegah penyakit kardiovaskular pada individu dengan diabetes.Pada diabetes tipe 1, adanya hipertensi sering diindikasikan adanyadiabetes nefropati. Pada kelompok ini, penurunan tekanan darah dan angiotensinconverting enzym menghambat kemunduran pada fungsi ginjal.Pada diabetes tipe 2, hipertensi disajikan sebagai sindrom metabolit (yaitu obesitas,hiperglikemia, dyslipidemia) yang disertai oleh tingginya angka penyakitkardiovaskular. Pada orang dengan diabetes mellitus, hipertensi berhubungan denganresistensi insulin dan abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensimetabolik yang meningkatkan morbiditas.3,4Abnormalitas metabolik berhubungan dengan peningkatan diabetes mellitus pada kelainan fungsi tubuh/ disfungsi endothelial. Sel endotelial mensintesis beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah. Substansi ini termasuk nitrit oksida, spesies reaktif lain, prostaglandin, endothelin, dan angiotensin II. Pada individu tanpa diabetes, nitrit oksida membantu menghambatatherogenesis dan melindungi pembuluh darah. Namun bioavailabilitas pada endothelium yang diperoleh dari nitrit oksida diturunkan pada individu dengan diabetes melitus.Hiperglikemia menghambat produksi endothelium, mesintesis aktivasi danmeningkatkan produksi superoksid anion yaitu sebuah spesies oksigen reaktif yangmerusak formasi nitrit oksida. Produksi nitrit oksida dihambat lebih lanjut olehresistensi insulin, yang menyebabkan pelepasan asam lemak berlebih dari jaringanadipose. Asam lemak bebas, aktivasi protein kinase C, menghambatphosphatidylinositol-3 dan meningkatkan produksi spesies oksigen reaktif.Semua mekanisme ini secara langsung mengurangi bioavailabilitas.3,4

Terapi dan pencegahanTerapi dasar adalah kendalikan gula darah, tekanan darah dan lemak darah. Selain itu diperlukan upaya mengubah gaya hidup seperti pengaturan diet, menurunkan berat badan bila berlebih, latihan fisik, menghentikan kebiasaan merokok, dll.Pengendalian kadar gula darahBerbagai penelitian klinik jangka panjang menunjukan bahwa pengendalian kadar gula darah secara intensif akan mencegah progresivitas dan mencegah timbulnya penyulit kardiovaskular, baik pada DM tipe 1 ataupun tipe 2.6Saat ini obat golongan biguanid yang banyak dipakai adalah metformin. Metformin terdapat dalam kosentrasi yang tinggi didalam usus dan hati, tidak dimetabolisme tetapi secara cepat dikeluarkan melalui ginjal. Proses itu berjalan dengan cepat sehingga metformin biasanya diberikan dua sampai tiga kali sehari kecuali dalam bentuk extended release. Setelah dimakan secara oral, metformin akan mencapai kadar tertinggi dalam darah setelah 2 jam dan diekskresi lewat urin dalam keadaan utuh dengan paruh waktu 2,5 jam. Metformin juga dapat menekan ekskresi enzim lipogenik dan menekan fungsi sel alfa pankreas sehingga menurunkan glucagon serum dan mengurangi hiperglikemi saat puasa.6Disamping mempengaruhi kadar glukosa darah, metformin juga berpengaruh terhadap komponen lain resistensi insulin yaitu lipid yaitu mencegah penambahan berat badan dan tekanan darah.Metformin di kontraindikasikan pada gangguan fungsi hati, infeksi berat, gangguan alcohol berlebihan, serta gagal jantung yang memerlukan terapi. Metformin juga mengganggu absorbsi vitamin B12 oleh karena itu disarankan untuk monitoring hematologi.6

Pengendalian tekanan darahPengendalian tekanan darah juga ditunjukan memberi efek perlindungan yang besar, baik terhadap ginjal, renoprokteksi, maupun terharap organ kardiovaskular. Pada umumnya target tekanan darah pada orang penderita diabetes mellitus adalah 1gr/24jam maka target perlu lebih rendah yaitu