hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet ... - rusman efendi · pdf...

128
UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI 4 SMA TERPILIH DI DEPOK TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat YULIANTI KURNIANINGSIH 1005001927 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA REGULER KESEHATAN MASYARAKAT KEKHUSUSAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK JULI 2009 Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Upload: vandan

Post on 13-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET PENURUNAN BERAT BADAN

PADA REMAJA PUTRI DI 4 SMA TERPILIH DI DEPOK TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

YULIANTI KURNIANINGSIH 1005001927

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM SARJANA REGULER KESEHATAN MASYARAKAT

KEKHUSUSAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT DEPOK

JULI 2009

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 2: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Yulianti Kurnianingsih

NPM : 1005001927

Tanda Tangan :

Tanggal : 7 Juli 2009

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 3: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Yulianti Kurnianingsih

NPM : 1005001927

Mahasiswa Program : Sarjana Kesehatan Masyarakat

Tahun Akademik : 2005

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi

saya yang berjudul :

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan

Terhadap Diet Penurunan Berat Badan pada Remaja Putri

di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun 2009

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan

menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Depok, 7 Juli 2009

(Yulianti Kurnianingsih)

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 4: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Yulianti Kurnianingsih NPM : 1005001927 Program Studi : Sarjana Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi : Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan

Terhadap Diet Penurunan Berat Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun 2009

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Triyanti, SKM, MSc. ( ) Penguji : dr. Endang L.Achadi, MPH, Dr.PH. ( ) Penguji : Ida Ruslita, SKM, M.Kes. ( ) Ditetapkan di : Depok Tanggal : 3 Juli 2009

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 5: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

v

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat. Saya menyadari

bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan

sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

kepada:

(1) Triyanti, SKM, MSc., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan, memberi gagasan yang

sangat berharga, mengasah kemampuan saya dalam penyusunan skripsi ini;

(2) dr.Endang L.Achadi, MPH, Dr.PH. dan Ida Ruslita, SKM,M.Kes., yang telah

meluangkan waktu untuk menjadi penguji skripsi saya dan memberikan

kritik, masukan dan saran yang sangat berharga;

(3) Drs.Amas Farmas, selaku Kepala Sekolah SMAN 6 Depok yang telah banyak

membantu saya dalam perijinan maupun kelancaran pengumpulan data dan

senantiasa mendoakan keberhasilan saya;

(4) Drs.H.Sukandi Mustafa, selaku Kepala Sekolah SMAN 2 Depok yang

membantu saya dalam perijinan maupun kelancaran pengumpulan data;

(5) Putut Sujadi S.Si, selaku Kepala Sekolah SMAIT Nurul Fikri Depok yang

membantu saya dalam perijinan maupun kelancaran pengumpulan data;

(6) Agus, S.P.,M.Si, selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Pancoran

Mas yang membantu saya dalam perijinan maupun kelancaran pengumpulan

data;

(7) Muhammad Yasin, selaku orang tua nomor satu yang telah memberikan

dukungan dan kepercayaan seratus persen kepada saya sebagai seorang anak

yang akan berhasil menyelesaikan satu skripsi ini dan sukses di masa yang

akan datang. Sumiyati, selaku mamah yang selalu mendampingi dan

mendukung disetiap waktu dan pilihan anaknya, seorang sederhana yang

komplit dan selalu berhasil membuat saya menangis ketika kita berdua saling

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 6: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

vi

mendoakan. Bapak Adi yang saya yakin mendukung saya habis-habisan,

walau tanpa banyak kata tetapi saya tahu itu;

(8) Anggono Wisnudjati, bagi saya dia seorang motivator terhebat dalam

sepanjang hidup saya;

(9) Putri Wardhani, Ismira Hapsari dan Fikri Wijaya sebagai sahabat yang selalu

seperti oase di tengah gurun. Nabila, Larasati Indrawagita, Pratiwi

Andiningsari, Septa Tri Ratnasari, dan Isni Utami sebagai sahabat yang

saling membentuk dan menerima kepribadian masing-masing dengan toleran

sepanjang masa kuliah dan nantinya;

(10) Wahyu Kunia, sebagai pembimbing skripsi saya yang ilegal dan mau

menyumbangkan ide yang brilian dan membantu memecahkan berbagai

masalah tentang skripsi ini;

(11) Tanjung, Bahria, Dodo, Evi, Mba Evi, Mba Ena, Mba Fitri, Mas Arip, Mas

Oco yang banyak membantu dan mendukung saya dalam menyelesaikan

skripsi ini;

(12) Karin, Mini, Tya, Ambar, Ratih yang berjuang bersama di bidangnya masing-

masing tujuh tahun terakhir ini dan semoga saling mendoakan terus. Amin.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 7 Juli 2009

Penulis

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 7: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Yulianti Kurnianingsih

NPM : 1005001927

Program Studi : Sarjana Kesehatan Masyarakat

Departemen : Gizi Kesehatan Masyarakat

Fakultas : Kesehatan Masyarakat

Jenis karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-Exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan

Terhadap Diet Penurunan Berat Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun 2009

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok Pada tanggal : 7 Juli 2009

Yang menyatakan

(Yulianti Kurnianingsih)

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 8: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ii SURAT PERNYATAAN................................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iv KATA PENGANTAR........................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.........................vii ABSTRAK.........................................................................................................viii ABSTRACT........................................................................................................ix DAFTAR ISI....................................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv 1. PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 5 1.3 Pertanyaan Penelitian........................................................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian................................................................................. 6

1.4.1 Tujuan Umum.......................................................................... 6 1.4.2 Tujuan Khusus......................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian............................................................................... 7 1.6 Ruang Lingkup Penelitian................................................................... 8

2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 9 2.1 Remaja.................................................................................................. 9

2.1.1 Definisi Remaja........................................................................... 9 2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Masa Remaja................ 9

2.1.2.1 Pertumbuhan Fisik........................................................... 9 2.1.2.2 Perkembangan Psikososial............................................... 10

2.1.3 Perilaku Makan Pada Remaja Putri............................................. 11 2.2 Diet Penurunan Berat Badan................................................................ 12

2.2.1 Definisi Diet Penurunan Berat Badan.......................................... 12 2.2.2 Alasan dan Ciri-Ciri Seseorang Melakukan Diet Penurunan Berat Badan....................................................... 13 2.2.3 Praktik Diet Penurunan Berat Badan........................................... 14 2.2.4 Dampak Diet Penurunan Berat Badan......................................... 17

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Diet Penurunan Berat Badan pada Remaja Putri............................................................ 20

2.3.1 Ras............................................................................................ 21 2.3.2 Jenis Kelamin............................................................................ 21 2.3.3 Usia........................................................................................... 22 2.3.4 Status Gizi................................................................................ 23 2.3.5 Citra Tubuh........................ ...................................................... 24

2.3.5.1 Definisi Citra Tubuh.......... ................................................ 24 2.3.5.2 Pengukuran Persepsi Citra Tubuh...................................... 25

2.3.6 Rasa Percaya Diri...................................................................... 27 2.3.7 Pengetahuan tentang Gizi..........................................................28

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 9: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia xi

2.3.8 Pengetahuan tentang Diet..........................................................28 2.3.9 Pengaruh Media Massa............................................................. 29 2.3.10 Pengaruh Tokoh Idola............................................................. 30 2.3.11 Pengaruh Teman Sebaya......................................................... 31 2.3.12 Pengaruh Keluarga.................................................................. 32

2.4 Kerangka Teori..................................................................................... 34

3. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL........................................................................36

3.1 Kerangka Konsep.................................................................................. 36 3.2 Hipotesis............................................................................................... 37 3.3 Definisi Operasional............................................................................. 38

4. METODOLOGI PENELITIAN................................................................. 41 4.1 Jenis Rancangan Penelitian................................................................... 41 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................ 41 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 41 4.4 Pengumpulan Data................................................................................ 43 4.5 Instrumen Penelitian............................................................................. 44 4.6 Manajemen Data................................................................................... 44 4.7 Analisis Data......................................................................................... 47

4.7.1 Analisis Data Univariat............................................................. 47 4.7.2 Analisis Data Bivariat............................................................... 47

5. HASIL PENELITIAN................................................................................. 48 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................................... 48

5.1.1 Gambaran Umum SMAN 2...................................................... 48 5.1.2 Gambaran Umum SMAN 6...................................................... 49 5.1.3 Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 1.............................. 49 5.1.4 Gambaran Umum SMAIT NF.................................................. 50

5.2 Hasil Univariat...................................................................................... 51 5.2.1 Proporsi Responden di 4 SMA Terpilih di Depok.................... 51 5.2.2 Distribusi Umur Responden di 4 SMA Terpilih di Depok....... 51 5.2.3 Perilaku Diet Penurunan Berat Badan...................................... 52 5.2.4 Status Gizi................................................................................. 54 5.2.5 Citra Tubuh............................................................................... 55 5.2.6 Pengetahuan tentang Gizi..........................................................57 5.2.7 Pengetahuan tentang Diet......................................................... 58 5.2.8 Rasa Percaya Diri...................................................................... 59 5.2.9 Pengaruh Media Massa............................................................. 60 5.2.10 Pengaruh Keluarga.................................................................... 60 5.2.11 Pengaruh Teman Sebaya........................................................... 61 5.2.12 Pengaruh Tokoh Idola............................................................... 62

5.3 Hasil Bivariat........................................................................................ 63 5.3.1 Status Gizi................................................................................ 63 5.3.2 Citra Tubuh............................................................................... 64 5.3.3 Pengetahuan tentang Gizi......................................................... 64 5.3.4 Pengetahuan tentang Diet......................................................... 65

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 10: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia xii

5.3.5 Rasa Percaya Diri...................................................................... 65 5.3.6 Pengaruh Keluarga.................................................................... 66 5.3.7 Pengaruh Teman Sebaya........................................................... 66 5.3.8 Pengaruh Media Massa............................................................. 67 5.3.9 Pengaruh Tokoh Idola............................................................... 67

6. PEMBAHASAN........................................................................................... 68 6.1 Keterbatasan Penelitian........................................................................ 68 6.2 Pembahasan Univariat.......................................................................... 68

6.2.1 Diet Penurunan Berat Badan..................................................... 68 6.2.1.1 Cara atau Upaya Diet Penurunan Berat Badan............. 69 6.2.1.2 Alasan Melakukan Diet Penurunan Berat Badan.......... 72 6.2.1.3 Lama Berdiet untuk Menurunkan Berat Badan............ 73

6.2.2 Status Gizi................................................................................. 74 6.2.3 Citra Tubuh............................................................................... 75

6.3 Pembahasan .Bivariat............................................................................ 77 6.3.1 Status Gizi................................................................................. 77 6.3.2 Citra Tubuh .............................................................................. 79 6.3.3 Pengetahuan tentang Gizi......................................................... 80 6.3.4 Pengetahuan tentang Diet ........................................................ 81 6.3.5 Rasa Percaya Diri .................................................................... 82 6.3.6 Pengaruh Keluarga.................................................................... 83 6.3.7 Pengaruh Teman Sebaya........................................................... 84 6.3.8 Pengaruh Media Massa............................................................. 86 6.3.9 Pengaruh Tokoh Idola............................................................... 87

7. PENUTUP.................................................................................................... 88 7.1 Kesimpulan........................................................................................... 88 7.2 Saran..................................................................................................... 89

DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 11: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia xiii

DAFTAR TABEL

No Hal4.1 Besar Minimal Sampel Berdasarkan Penelitian Sebelumnya................................ 425.1 Distribusi Responden Berdasarkan Proporsi di 4 SMA Terpilih di Kota Depok

Tahun 2009............................................................................................................

515.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih

di Kota Depok Tahun 2009...................................................................................

515.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Perilaku Diet Penurunan Berat

Badan Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009...........

535.4 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Status Gizi Pada Remaja Putri di 4

SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009............................................................

555.5 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Citra Tubuh Pada Remaja Putri di

4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009.........................................................

575.6 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan Gizi Pada Remaja

Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009............................................

585.7 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan tentang Diet Pada

Remaja Putri Di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009..............................

585.8 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Rasa Percaya Diri Pada Remaja

Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009............................................

595.9 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Media Massa Pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009...............................

605.10 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Keluarga Pada Remaja

Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009............................................

615.11 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Teman Sebaya Pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009...........................

625.12 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Tokoh Idola Pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009.............................

635.13 Tabulasi Silang antara Status Gizi dengan Diet Penurunan Berat Badan pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009................................

635.14 Tabulasi Silang antara Citra Tubuh dengan Diet Penurunan Berat Badan pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009……………………

645.15 Tabulasi Silang antara Pengetahuan Gizi dengan Diet Penurunan Berat Badan

pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009........................

645.16 Tabulasi Silang antara Pengetahuan tentang Diet dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009………

655.17 Tabulasi Silang antara Rasa Percaya Diri dengan Diet Penurunan Berat Badan

pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009………………

655.18 Tabulasi Silang antara Pengaruh Keluarga dengan Diet Penurunan Berat Badan

pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009………………

665.19 Tabulasi Silang antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009............

665.20 Tabulasi Silang antara Pengaruh Media Massa dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009............

675.21 Tabulasi Silang antara Pengaruh Tokoh Idola dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009............

67

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 12: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia xiv

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 2.1 Siklus Kecemasan Terhadap Berat Badan................................................. 13 2.2 Siklus Persepsi Diri Negatif, diet dan Bingeing, Purging ........................ 26 2.3 Etiologic Cycle for Eating Disorders........................................................ 34 2.4 Modifikasi Kerangka Teori……………………………………………… 35 3.1 Kerangka Konsep Penelitian...................................................................... 36

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Lampiran 1. Kuesioner penelitian perilaku diet penurunan berat badan pada remaja putri

di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun 2009 2. Daftar SMA di Depok berdasarkan Data Dinas Pendidikan Kota Depok 3. Output Hasil tabulasi silang beberapa variabel

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

Page 13: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia viii

ABSTRAK Nama : Yulianti Kurnianingsih Program Studi : Sarjana Kesehatan Masyarakat Judul : Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Diet Penurunan Berat Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Depok Tahun 2009

Skripsi ini membahas tentang perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan remaja putri di 4 SMA terpilih di Depok tahun 2009. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor individu (status gizi, citra tubuh, pengetahuan gizi dan diet, rasa percaya diri) dan faktor lingkungan (pengaruh keluarga, teman sebaya, media massa dan tokoh idola) terhadap diet penurunan berat badan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan alat ukur kuesioner dan menggunakan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 235 responden remaja putri dari 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT NF) di Depok. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37.4% responden berdiet untuk menurunkan berat badan. Faktor status gizi, citra tubuh, pengetahuan gizi, pengaruh keluarga, teman sebaya, media massa dan tokoh idola menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan diet penurunan berat badan. Saran dari peneliti adalah mengembangkan peran Dinas Kesehatan Depok, pihak sekolah dan media massa dalam pelaksanaan program edukasi gizi pada remaja putri tentang perilaku diet, gambaran bentuk tubuh ideal dan pentingnya asupan gizi pada masa remaja. Kata Kunci : citra tubuh, diet penurunan berat badan, perilaku diet, remaja putri

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 14: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia ix

ABSTRACT

Name : Yulianti Kurnianingsih Study Program: Bachelor of Public Health Title : Individual and Environmental Factors in Relation to the Weight-

Loss Dieting Behavior among Adolescent Girls of 4 Selected High Schools in Depok 2009

The focus of this study is the weight-loss dieting behavior among adolescent girls of 4 selected high schools in Depok 2009. The purpose of this study is to understand individual factors (nutritional status, body image, nutritional and dieting knowledge, self esteem) and environmental factors (family, peer, media mass and idol figure influences) to the weight loss dieting behavior. This study is a quantitative and was measured with questionnaire, and using cross-sectional design. The study participants included 235 adolescent girls from 4 selected high schools (SMAN 2, SMAN 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT NF) in Depok. The result shows that 37.4% of the girls dieting to loss weight. Nutritional status, body image, nutritional knowledge, influences of family, peer, media mass and idol figure are significantly related to the weight-loss dieting behavior. The author suggests the Depok Ministry of Health, schools, and mass medias to have a role in implementing the nutrition education for the adolescent girls especially about dieting behavior, body image perception, and the importance of nutrition intake in adolescent age.

Key words: Adolescent girls, body image, dieting behavior, weight loss dieting behavior

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 15: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada remaja khususnya remaja putri kerap kali melakukan perilaku diet

untuk menurunkan berat badannya, hal ini dikarenakan remaja putri lebih

memperhatikan bentuk tubuhnya dibandingkan remaja pria sehingga takut akan

kenaikan berat badan (Krowchuk, et.al.,1998). Berbagai penelitian mengenai

perilaku diet sudah banyak dilakukan di berbagai belahan dunia dan hasil

penelitian pada remaja putri menunjukkan perilaku diet tersebut akan berdampak

pada gangguan pertumbuhan fisik, kekurangan gizi, perkembangan psikososial

pada masa remaja serta meningkatkan risiko timbulnya perilaku makan

menyimpang (eating disorder) seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa

(Neumark-Sztainer, et.al., 2002). Seorang yang berdiet menurunkan berat badan 8

kali lebih berisiko menimbulkan perilaku makan menyimpang tersebut

dibandingkan dengan orang yang tidak berdiet setelah periode setahun (Patton,

et.al dalam Neumark-Sztainer et.al.,2000). Dampak diet penurunan berat badan

yaitu timbulnya perilaku makan menyimpang dapat dibuktikan oleh berbagai

penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Wharton et.al (2008) terhadap mahasiswa

di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dari 5.6% dari remaja putri yang berdiet

dalam jangka waktu lama akan menimbulkan perilaku makan menyimpang dan

penelitian kohort yang dilakukan Fairbun et.al (2005) di Inggris menyebutkan

bahwa seseorang yang berdiet dan saat itu belum mengalami perilaku makan

menyimpang setelah dua tahun dilaporkan akan menunjukkan perilaku makan

menyimpang. Hal serupa juga disebutkan dalam penelitian lainnya yaitu diet

penurunan berat badan yang tidak sehat dan terlalu ekstrim pada remaja putri

berisiko menimbulkan gangguan kebiasaan makan dan berkembang menjadi

perilaku makan menyimpang (French, et.al.,1994). Dampak lain dari diet

penurunan berat badan yang tidak sehat dan ekstrim akan menimbulkan efek

negatif yaitu lemah konsentrasi, gangguan tidur, gangguan periode menstruasi,

retardasi pertumbuhan seksual, gangguan pertumbuhan fisik dan akan

1

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 16: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

2

meningkatkan risiko seseorang dalam konsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan

(French,et.al.,1995). Penelitian di Asia, yang dilakukan di Jepang juga

menunjukkan dampak dari perilaku diet penurunan berat badan, yaitu 72.9%

remaja putri yang berdiet menerapkan perilaku diet yang tidak sehat dan

menyebabkan perilaku makan menyimpang (eating disorder) (Suka, et.al, 2002).

Sebuah penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan sekitar 88.78%

remaja putri yang sedang berdiet akan meningkatkan seseorang mengalami

gangguan kebiasaan makan dan hal tersebut akan berisiko menimbulkan kejadian

perilaku makan menyimpang (Dewi, 2008). Pada penelitian serupa yang

dilakukan oleh Arini pada tahun 2006 di SMPN 1 Surabaya menjelaskan bahwa

sebesar 2.5% remaja putri yang melakukan diet penurunan berat badan menderita

perilaku makan menyimpang. Berdasarkan studi di Jakarta yang dilakukan pada

remaja putri di SMA 70 menunjukkan bahwa dari 99.3% remaja putri yang

berdiet mengalami kecenderungan perilaku penyimpangan makan (Kurnia, 2008).

Remaja putri lebih berisiko melakukan diet penurunan berat badan dan

lebih banyak mempraktikkan berbagai strategi untuk menurunkan berat badannya

dibandingkan remaja pria (Wharton, et.al.,2008). Berbagai penelitian sudah

banyak dilakukan untuk mengetahui prevalensi diet penurunan berat badan yang

dilakukan oleh remaja putri dan hasil penelitian tersebut seluruhnya menunjukkan

tingginya prevalensi diet pada remaja putri. Hasil survey Neumark-Sztainer et.al

di Amerika Serikat dalam Brown (2005) yang dilakukan pada populasi remaja

putri (12-17 tahun) yang berasal dari 4 negara bagian menunjukkan bahwa remaja

putri yang melakukan diet sebesar 44%. Berdasarkan studi Fisher dan rekan,

prevalensi diet penurunan berat badan menunjukkan peningkatan yaitu sebanyak

50-60% remaja putri menganggap diri mereka gemuk dan berusaha diet

(Brown,2005). Menurut penelitian Middleman et.al (1998) yang dilakukan pada

pelajar di Massachusetts menunjukkan bahwa 61.5% remaja putri mencoba untuk

menurunkan berat badannya dengan berdiet. Studi yang dilakukan French et.al

pada tahun 1994 di Minnesota menunjukkan sekitar 77% remaja putri dari 33.393

responden melakukan diet untuk menurunkan berat badannya. Menurut penelitian

French et.al dalam Krowchuk et.al (1998) praktik diet penurunan berat badan

yang dilakukan oleh remaja putri bermacam-macam, sebesar 63% remaja putri

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 17: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

3

yang berdiet hanya sebesar 21.5% yang melakukan praktik diet yang sehat dan

15.2% mengkombinasikan praktik diet yang sehat dan tidak sehat, sisanya

melakukan diet ekstrim (memuntahkan dengan sengaja, penggunaan pil diet, obat

pencahar, enema dan diuretis).

Studi tentang perilaku diet untuk menurunkan berat badan di Asia sendiri

belum banyak dilakukan, namun studi yang dilakukan di Jepang menunjukkan

prevalensi yang sangat tinggi yaitu sebesar 87.2% dari 2.572 responden remaja

putri ingin menjadi lebih kurus dan mereka berusaha melakukan diet untuk

menurunkan berat badan (Suka, et.al, 2002). Remaja putri di Jepang memiliki

motivasi yang tinggi untuk terlihat cantik dan menarik. Hal tersebut yang

mendorong mereka untuk melakukan diet penurunan berat badan, bahkan

berdasarkan studi yang dilakukan di Jepang menunjukkan adanya 37.4% remaja

putri yang berstatus kurus melakukan diet penurunan berat badan (Tomoko,

et.al,2005). Penelitian yang dilakukan Pujiadi di Indonesia pada tahun 1990 juga

menyebutkan bahwa remaja putri lebih memperhatikan penampilannya untuk

terlihat langsing dan tidak menjadi gemuk, hal ini akan menyebabkan mereka

untuk berdiet menurunkan berat badan. Sebuah studi serupa juga dilakukan

terhadap remaja putri di SMPN 1 Surabaya menunjukkan bahwa sebesar 45%

responden melakukan diet dengan tujuan menurunkan berat badan (Arini,2006).

Sebuah penelitian yang dilakukan di Jakarta pada siswi di SMA 70 menunjukkan

sebanyak 51.3 % responden memiliki riwayat diet dalam satu tahun terakhir.

Alasan terbanyak yang menyebabkan mereka berdiet adalah untuk menurunkan

berat badan agar tampil lebih menarik (Kurnia,2008).

Berbagai macam faktor telah coba diidentifikasi untuk mengetahui faktor-

faktor yang meningkatkan risiko pada remaja putri untuk menerapkan diet

penurunan berat badan. Penelitian oleh Neumark-Sztainer dan Hannan (2000)

menunjukkan bahwa remaja putri yang memiliki status gizi lebih cenderung

melakukan perilaku diet untuk menurunkan berat badan dibandingkan remaja

putri dengan status gizi normal, selain faktor status gizi, perilaku diet penurunan

berat badan juga dipengaruhi oleh faktor psikososial (rendahnya percaya diri,

stres, depresi dan keinginan bunuh diri), sosiodemografi (ras dan status sosial

ekonomi) dan faktor perilaku kesehatan (penggunaan obat, alkohol, rokok dan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 18: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

4

aktivitas fisik). Menurut studi yang dilakukan French et.al (1995) menemukan

perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan oleh remaja putri

berhubungan dengan citra tubuh, hubungan dengan teman sebaya, dan hubungan

dengan keluarga. Faktor pengetahuan gizi, khususnya tentang pengetahuan diet

pada remaja putri sangat dipengaruhi oleh media massa. Remaja putri menerapkan

diet untuk menurunkan berat badannya dengan berbagai cara yang menurut

mereka lebih efektif, terkadang diet yang dilakukan membahayakan kesehatan

tubuh mereka. Pengetahuan tentang diet untuk menurunkan berat badan kadang

dipersepsikan salah oleh para remaja tersebut tanpa dikonsultasikan terlebih

dahulu oleh ahli gizi ataupun dokter sehingga mereka tidak dapat membedakan

mana yang benar dan salah. Hal ini mengakibatkan remaja putri melakukan diet

penurunan berat badan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi untuk masa

remaja (www.natural-health-information-centre.com.2009).

Pengaruh media massa, pengaruh keluarga dan pengaruh teman sebaya

(peer group) dinilai secara langsung memberi tekanan pada remaja putri, hal ini

menjadikan mereka tidak puas terhadap bentuk tubuh sehingga menimbulkan

keinginan untuk menjadi kurus dengan cara berdiet. Penelitian Field et.al (2001)

yang dilakukan pada remaja menemukan bahwa pengaruh media massa, pengaruh

penampilan tokoh yang tampil di media massa dan tekanan dari orang tua (ayah

dan ibu) membuat mereka melakukan diet penurunan berat badan untuk menjadi

kurus. Studi Levine et.al dalam Field et.al (2001) menilai adanya hubungan yang

bermakna antara tekanan yang diberikan oleh teman sebaya dengan meningkatnya

risiko perilaku berdiet.

Hal inilah yang mendorong keinginan peneliti untuk meneliti faktor-faktor

yang mempengaruhi remaja putri melakukan diet penurunan berat badan yang

dilakukan di 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA Muhammadiyah 1 dan

SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun 2009. Beberapa hal yang menjadi faktor-

faktor yang mempengaruhi diet penurunan berat badan adalah faktor individu

(status gizi, citra tubuh, rasa percaya diri, pengetahuan gizi dan pengetahuan diet)

dan faktor lingkungan (pengaruh media massa, tokoh idola, teman sebaya dan

keluarga).

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 19: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin

tingginya prevalensi praktik diet penurunan berat badan yang dilakukan oleh

remaja putri di berbagai belahan dunia. Diet penurunan berat badan seharusnya

bertujuan untuk mencapai tubuh yang ideal atau normal, namun hal ini menjadi

masalah karena pada remaja putri dengan status gizi normal dan kurus juga kerap

melakukan perilaku diet yang ekstrim untuk menurunkan berat badannya. Hal ini

akan berdampak sebagai awal berkembangnya perilaku makan menyimpang

(anorexia nervosa dan bulimia nervosa) pada remaja putri.

Di Indonesia tingginya kasus remaja putri yang melakukan diet penurunan

berat badan didasari oleh keinginan mereka supaya terlihat langsing dan menarik.

Semakin meningkatnya prevalensi diet penurunan berat badan di kota-kota besar

di Indonesia, mendorong peneliti ingin mengetahui kasus diet penurunan berat

badan yang terjadi di Kota Depok. Penelitian dilakukan terhadap remaja putri di 4

SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul Fikri)

di Depok tahun 2009, karena Kota Depok merupakan salah satu daerah perkotaan

yang mulai berkembang dan informasi dari berbagai macam media sangat mudah

dan cepat diterima oleh remaja, hal ini membuat mereka lebih terdorong untuk

memperhatikan penampilan fisiknya sehingga rela melakukan diet untuk

menurunkan berat badan. Penelitian dilakukan selama empat bulan pada bulan

Februari sampai dengan Juni tahun 2009.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah gambaran diet penurunan berat badan pada remaja putri di

4 SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT

Nurul Fikri) di Depok tahun 2009?

2. Bagaimanakah gambaran faktor individu (status gizi, citra tubuh, rasa

percaya diri, pengetahuan gizi dan pengetahuan tentang diet) pada remaja

putri di 4 SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan

SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun 2009?

3. Bagaimanakah gambaran faktor lingkungan (pengaruh media massa,

tokoh idola, teman sebaya dan keluarga) pada remaja putri di 4 SMA

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 20: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

6

terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul

Fikri) di Depok tahun 2009?

4. Adakah hubungan antara faktor individu (status gizi, citra tubuh, rasa

percaya diri, pengetahuan gizi dan pengetahuan tentang diet) terhadap diet

penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih (SMA 2, SMA

6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun

2009?

5. Adakah hubungan antara faktor lingkungan (pengaruh media massa, tokoh

idola, teman sebaya dan keluarga) terhadap diet penurunan berat badan

pada remaja putri di 4 SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun 2009?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan

terhadap diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih di

Depok tahun 2009.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya gambaran diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4

SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT

Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

2. Diketahuinya gambaran faktor individu (status gizi, citra tubuh, rasa

percaya diri, pengetahuan gizi dan pengetahuan tentang diet) pada remaja

putri di 4 SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan

SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

3. Diketahuinya gambaran faktor lingkungan (pengaruh media massa, tokoh

idola, teman sebaya dan keluarga) pada remaja putri di 4 SMA terpilih

(SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul Fikri) di

Depok tahun 2009.

4. Diketahuinya hubungan antara faktor individu (status gizi, citra tubuh,

rasa percaya diri, pengetahuan gizi dan pengetahuan tentang diet) terhadap

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 21: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

7

diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih (SMA 2,

SMA 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun

2009.

5. Diketahuinya hubungan antara faktor lingkungan (pengaruh media massa,

tokoh idola, teman sebaya dan keluarga) terhadap diet penurunan berat

badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan peneliti dan dapat

memberikan informasi mengenai gambaran perilaku diet penurunan berat

badan dan faktor-faktor yang mempengaruhi diet penurunan berat badan

remaja putri di 4 SMA terpilih (SMA 2, SMA 6, SMA Muhammadiyah 1

dan SMAIT Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

informasi mengenai gambaran perilaku diet penurunan berat badan dan

faktor-faktor yang mempengaruhi diet penurunan berat badan remaja putri

di Depok.

3. Bagi pihak sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan terhadap pihak sekolah sehingga memberikan perhatian terhadap

para siswa khususnya remaja putri dengan memberikan edukasi gizi untuk

meningkatkan pengetahuan gizi agar tidak menerapkan perilaku diet yang

tidak sesuai dengan gizi seimbang.

4. Bagi Dinas Kesehatan di Depok sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan kebijakan program penanggulangan gizi pada remaja putri,

sehingga terhindar dari masalah gizi yang diakibatkan perilaku diet

penurunan berat badan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi mereka.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 22: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tentang diet penurunan berat badan dilakukan pada populasi

remaja putri karena populasi ini paling berisiko terhadap masalah tersebut.

Remaja putri lebih memperhatikan berat dan bentuk tubuhnya, perubahan dan

pertambahan berat badan yang terjadi pada masa pertumbuhan akan menimbulkan

kecemasan, hal tersebut mempengaruhi mereka untuk menurunkan berat badan

dengan anggapan supaya tampil lebih cantik dan menarik (Neumark-Sztainer

dalam Worthington,2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

dan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi diet penurunan berat

badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih di Depok (SMA 2, SMA 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMAIT Nurul Fikri). Populasi remaja putri diambil dari

empat sekolah yang berbeda dan dilakukan secara acak dengan tujuan untuk

mewakili berbagai karakteristik populasi remaja putri di Depok.

Berbagai faktor yang ingin diteliti yaitu faktor individu (status gizi, citra

tubuh, rasa percaya diri, pengetahuan gizi dan pengetahuan diet) dan faktor

lingkungan (pengaruh media massa, tokoh idola, teman sebaya dan keluarga).

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2009 sampai bulan Juni 2009.

Rancangan penelitian ini menggunakan design cross sectional dengan pendekatan

kuantitatif yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan data

primer serta penimbangan berat badan dan tinggi badan pada remaja putri.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 23: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Remaja berasal dari kata latin ”adolescere” yang artinya tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa, terjadinya kematangan secara keseluruhan dalam

emosional, mental, sosial dan fisik (Hurlock,1991). Berdasarkan Krummel (1996),

remaja ialah masa kehidupan manusia antara usia 11 sampai dengan 21 tahun.

Masa ini adalah masa seseorang mengalami perubahan dalam hal biologis,

emosional, sosial, dan kognitif. Masa ini juga merupakan masa transisi dari anak-

anak menuju dewasa, terjadinya perkembangan individu dalam mencari identitas

diri, moral dan nilai kehidupan, penghargaan terhadap diri, dan pandangan

terhadap masa depan depan. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1995), ciri-ciri yang

menonjol dari remaja adalah:

• Memiliki keadaan emosi yang labil

• Timbulnya sikap menantang dan menentang orang lain, hal itu

dilakukan sebagai wujud remaja ingin merenggakan hubungan

maupun ikatan dengan orangtuanya

• Memiliki sikap untuk mengeksplorasi atau keinginan untuk

menjelajahi lingkungan alam sekitar

• Memiliki banyak fantasi, khayalan dan bualan

• Remaja cenderung untuk membentuk suatu kelompok.

2.1.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Masa Remaja

2.1.2.1 Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik yang terjadi pada remaja adalah pertambahan berat

badan dan tinggi badan. Pada remaja putri puncak pertambahan berat badan

terjadi selama masa growth spurt (pertumbuhan pesat). Remaja putri mengalami

kenaikan berat badan sekitar 8.3 kg pertahun, umumnya terjadi saat umur 12.5

tahun dan kenaikan berat badan mulai stabil setelah mengalami menarche dan saat

menginjak masa remaja akhir kenaikan berat badan berkisar 6.3 kg. Pada remaja

9 Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 24: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

10

putri mengalami perubahan drastis pada komposisi tubuh sepanjang masa

pubertas. Massa otot mengalami penurunan sebesar 14% sedangkan komposisi

lemak dalam tubuh meningkat sebesar 11%. Meningkatnya komposisi lemak

tubuh ini wajar terjadi pada remaja putri untuk pertumbuhan dan perkembangan

seksualnya. Namun remaja putri memandang negatif dan diikuti dengan

ketidakpuasan terhadap berat badan, sehingga memicu mereka melakukan

perilaku kesehatan yang buruk (Brown,2005).

2.1.2.2 Perkembangan Psikososial

Berdasarkan perkembangan psikososial, remaja dibagi menjadi tiga

periode yaitu remaja awal, remaja menengah dan remaja akhir (Krummel,1996).

1. Remaja awal, usia 10-14 tahun

Karakteristik remaja awal yaitu mengalami percepatan

pertumbuhan fisik dan seksual. Mereka kerap kali membandingkan

sesuatu dengan teman sebaya dan sangat mementingkan penerimaan

oleh teman sebaya, hal ini mengakibatkan timbulnya kemandirian dan

cenderung mulai mengabaikan pengaruh yang berasal dari lingkungan

rumah.

2. Remaja menengah, usia 15-17 tahun

Remaja menengah memiliki karakteristik yaitu berkembangnya

kesadaran terhadap identitas diri. Khususnya pada remaja putri mereka

mulai memperhatikan pertumbuhan fisik dan memiliki citra tubuh

yang cenderung salah. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pada

bentuk tubuh sehingga menyebabkan mereka mulai berusaha merubah

bentuk tubuh yang ideal menurut persepsi mereka. Mereka lebih

mementingkan menghabiskan aktivitas di luar lingkungan rumah dan

lebih terpengaruh oleh teman sebaya. Tekanan sosial yang timbul

untuk menjadi kurus merupakan hal yang sangat sulit dilakukan untuk

sebagian besar remaja putri, hal ini tentu saja akan meningkatkan

risiko perilaku kesehatan yang buruk. Wardlaw dan Kessel (2002)

menyatakan bahwa periode remaja merupakan periode dimana terjadi

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 25: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

11

pergolakan tekanan seksual dan sosial dan mereka berusaha diterima

dan mendapatkan dukungan dari teman sebaya dan orang tua

3. Remaja akhir, usia 18-21 tahun

Remaja akhir ditandai dengan kematangan atau kesiapan menuju tahap

kedewasaan dan lebih fokus pada masa depan baik dalam bidang

pendidikan, pekerjaan, seksual dan individu. Karakteristik remaja akhir

umumnya sudah merasa nyaman dengan nilai dirinya dan pengaruh

teman sebaya sudah berkurang.

Menurut Brown (2005) remaja menengah (15-17 tahun) perkembangan

emosionalnya mulai memisahkan diri dengan orangtua dan secara sosial yaitu

meningkatnya perilaku yang berisiko terhadap kesehatan dan mulai tertarik

dengan hubungan heteroseksual dan mulai memikirkan rencana bekerja.

2.1.3 Perilaku Makan Pada Remaja Putri

Perilaku makan remaja putri umumnya mulai menerapkan diet

sembarangan untuk diterima di lingkungan sosial mereka (fad diets), jarang

makan di rumah dan banyak makan cemilan. Remaja putri mulai memperhatikan

kenaikan berat badan, penampilan dan penerimaan sosial, hal ini membuat mereka

mencoba menurunkan berat badan. Remaja putri mulai menunjukkan perilaku

makan yang berbahaya seperti memilih makanan yang tidak membuat gemuk,

melewatkan waktu makan, penggunaan pil diet dan meningkatnya kejadian

bulimia nervosa menyebabkan perilaku diet penurunan berat badan pada remaja

putri merupakan masalah gizi yang cukup serius (Wardlaw,1999).

Perilaku makan dan pemilihan makanan pada remaja putri sangat

kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai interaksi faktor. Menurut Krummel

(1996) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan pada remaja diantaranya

adalah :

1) Keluarga, selama masa anak-anak pengaruh keluarga memiliki

peranan yang sangat besar dalam sikap tentang makanan dan berat badan,

pemilihan makanan dan pola makan, tetapi ketika sudah menginjak masa

remaja mereka menunjukkan kemandirian. Remaja lebih banyak

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 26: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

12

menghabiskan waktu di luar rumah dan oleh karena itu pengaruh keluarga

terhadap perilaku makan mulai berkurang.

2) Teman sebaya (peer group), merupakan sumber pengaruh terbesar

pada remaja dalam perilaku makan. Remaja putri menginginkan

penerimaan sosial dan pengakuan oleh teman mereka, untuk itu mereka

bereaksi menarik perhatian teman sebaya. Di dalam pergaulan, makan

merupakan salah satu bentuk sosialisasi dan rekreasi. Pemilihan makanan

menjadi penting supaya mereka diterima oleh teman sebayanya.

3) Faktor kognitif, fisik, emosional, sosial dan gaya hidup merubah

perilaku makan remaja. Perilaku makan pada remaja umumnya ditandai

dengan proporsi makan di rumah lebih sedikit dibandingkan di luar

lingkungan rumah, sering mengkonsumsi fast food dan melakukan diet

yang tidak sehat. Hal-hal tersebut akan memicu timbulnya masalah gizi

yang terjadi pada remaja.

2.2 Diet Penurunan Berat Badan

2.2.1 Definisi Diet Penurunan Berat Badan

Pada masa remaja masalah kecemasan terhadap berat badan yang timbul

prevalensinya lebih banyak terjadi dibandingkan masa kehidupan lainnya.

Perubahan fisik yang terjadi khususnya berat badan dan bentuk tubuh

meningkatkan risiko seseorang mencemaskan berat badannya (Neumark-Sztainer

dalam Worthington,2000). Khususnya pada remaja putri mulai berpikir dan lebih

sensitif terhadap perubahan ukuran, bentuk tubuh dan penampilan. Hal ini wajar

terjadi di dalam perkembangan remaja, tetapi menjadi masalah pada remaja putri

disaat persepsi mereka sudah berubah dan timbul suatu tekanan untuk menjadi

kurus Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh tidak dapat dihindarkan lagi,

sehingga meningkatkan risiko remaja putri melakukan praktik diet penurunan

berat badan (Brown,2005).

Definisi diet penurunan berat badan menurut Mcvey et.al (2004)

merupakan perubahan perilaku kebiasaan makan dan meningkatkan frekuensi

latihan fisik untuk mencapai penurunan berat badan. Menurut Neumark-Sztainer

et.al (2002) berdiet menurunkan berat badan adalah perubahan perilaku makan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 27: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

13

dengan tujuan menurunkan berat badan dengan praktek diet sehat, tidak sehat, dan

ekstrim.

Menurut French et.al (1995) perkiraan prevalensi perilaku diet untuk

menurunkan berat badan sekitar 14% sampai dengan 77% dan kejadian paling

banyak terjadi yaitu pada remaja putri, yang patut dicemaskan adalah diet

penurunan berat badan yang dilakukan oleh remaja putri yang memiliki berat

badan normal namun melakukan perilaku diet. Pendapat serupa juga dikemukakan

oleh Brown (2005) bahwa diet penurunan berat badan tidak hanya dilakukan oleh

remaja putri yang gemuk (overweight) atau obesitas saja, namun remaja putri

yang normal dan kurus juga banyak yang melakukan diet penurunan berat badan.

Seseorang melakukan diet sangat dipengaruhi oleh ketidakpuasan terhadap bentuk

tubuh. Perilaku diet yang terus menerus dan ketat akan menimbulkan perilaku

makan menyimpang (eating disorder).

2.2.2 Alasan dan Ciri-Ciri Seseorang Melakukan Diet Penurunan Berat

Badan

Alasan seseorang melakukan diet penurunan berat badan, khususnya pada

remaja putri lebih banyak dilakukan agar tampil lebih menarik, terlihat lebih

bagus, meningkatkan kesehatan. tuntutan pekerjaan, saran atau komentar dari

orang lain (keluarga, dokter, teman atau pelatih) (Neumark-Sztainer dan

Hannan,2000). Berdasarkan penelitian Malinauskas et.al (2006) motivasi remaja

putri menurunkan berat badan adalah agar menjadi kurus dan terlihat menarik,

sehingga mendapatkan perhatian dari lawan jenis, dapat diterima dalam pergaulan

teman sebaya dan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Menurut Krummel

(1996) tren menjadi kurus dikarenakan serangan iklan di media massa yang

gencar sehingga mempengaruhi persepsi tentang bentuk tubuh yang ideal dan

menarik pada remaja putri.

Body dissatisfaction Dieting behaviors Disordered eating Clinically significant eating disorders

Gambar 2.1Siklus kecemasan terhadap berat badan (Brown, 2005)

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 28: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

14

Remaja putri sering memiliki pandangan yang ekstrim dalam melakukan

diet untuk menurunkan berat badannya. Perilaku seseorang melakukan diet yang

salah ditandakan dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Membatasi frekuensi dan intake makanan, menghilangkan kebiasaan

sarapan atau tidak makan malam dengan tujuan untuk menurunkan berat

badan.

2. Tidak makan nasi dengan asumsi berat badan akan turun, padahal

nantinya individu tersebut akan lari ke makanan lain yang kalorinya lebih

besar daripada nasi, seperti mie / kentang.

3. Menganggap makanan yang bentuknya kecil atau ringan seperti keripik,

permen, makanan selingan lainnya dll kandungan kalorinya sedikit

(Mulamawitri, 2005).

2.2.3 Praktik Diet Penurunan Berat Badan

Diet penurunan berat badan yang sesuai dan sehat seharusnya

dikonsultasikan terlebih dahulu pada ahli gizi maupun dokter. Praktik diet

penurunan berat badan yang sehat memiliki tiga komponen yaitu mengontrol

asupan energi, khususnya asupan lemak, meningkatkan pemakaian energi dengan

aktivitas fisik dan mempertahankan kebiasaan tersebut agar berat badan tetap

stabil. Diet penurunan berat yang sehat dapat dikarakteristikan sebagai berikut:

1. Asupan makanan tetap mengikuti pedoman piramida makanan (Food

Guide Pyramid), pemilihan makanan yang rendah lemak atau non-fat

dan kecukupan cairan (6-8 gelas per hari).

2. Frekuensi makan tetap 3 kali sehari dan hindari makan dalam jumlah

banyak dalam satu waktu (binge eating).

3. Penurunan berat badan yang terjadi jangan terlalu cepat atau ekstrim.

Penurunan berat badan yang terjadi tidak boleh lebih dari

2pon/minggunya, karena akan menimbulkan stres pada tubuh.

4. Diet harus sesuai dengan kondisi individu masing-masing, hindari rasa

lapar dan lelah. Kecukupan energi minimal 1200-1500 kkal/hari

supaya tidak terjadi defisiensi vitamin dan mineral.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 29: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

15

5. Konsumsi makanan sehari-hari, hindari produk makanan yang

menjanjikan dapat menurunkan berat badan dengan cepat.

6. Melakukan olahraga yang intensif, istirahat yang cukup dan

mengurangi stres.

7. Setelah penurunan berat badan tercapai hendaknya tetap memelihara

pola makan dan latihan fisik supaya dapat meningkatkan kesehatan

(Sizer dan Whitney,2006).

Diet penurunan berat badan yang sesuai dan sehat bisa dilakukan dengan

cara melakukan latihan fisik untuk mengontrol berat badan, peneliti berpendapat

kemampuan seseorang dalam meningkatkan latihan fisik sehari-hari dapat

mengurangi akumulasi lemak dalam tubuh. Strategi diet dengan meningkatkan

asupan makanan dan aktivitas fisik dengan tujuan mengontrol berat badan dan

supaya lebih sehat bagi perempuan sangat dianjurkan (Malinauskas., et.al.,2006).

Hal di atas merupakan praktik diet yang sesuai dan sehat, namun

berdasarkan studi-studi penelitian yang telah dilakukan menemukan berbagai

macam praktek diet yang banyak dilakukan oleh remaja. Berdasarkan penelitian

Neumark-Sztainer et.al (2002) dan Krowchuk et.al (1998) menyebutkan bahwa

macam-macam praktik diet penurunan berat badan terbagi menjadi tiga kategori,

yaitu :

1. Diet sehat

Perilaku diet yang sehat masih memenuhi kebutuhan gizi seseorang

perharinya dan penurunan berat badan yang terjadi masih dalam batas

normal. Praktek diet yang sehat misalnya perubahan perilaku makan

dengan mengurangi asupan lemak dan membatasi asupan energi,

mengurangi makanan cemilan dan meningkatkan aktivitas

fisik/berolahraga.

2. Diet tidak sehat

Perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan umumnya

dengan cara mengurangi asupan makanan dan mengurangi frekuensi

makan, sehingga kebutuhan zat gizi perharinya tidak terpenuhi. Praktik

diet tidak sehat misalnya dengan melewatkan waktu makan (sarapan,

makan siang dan makan malam) dan berpuasa.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 30: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

16

Remaja putri yang sedang berdiet biasanya melewatkan waktu

makan, survey NASH menemukan bahwa 18% remaja putri (kelas 8-10)

melewatkan sarapan pagi, 7% melewatkan makan siang, dan 1%

melewatkan makan malam sepanjang minggu (Krummel,1996).

Penelitian Koff dan Rierdan dalam Krowchuk (1998) yang dilakukan

terhadap 206 remaja putri di tingkat 6 menyebutkan bahwa 50% yang

berdiet melewatkan waktu makan dan 20% berpuasa. Menurut Brown

(2005), perilaku diet yang tidak sehat seperti melewatkan waktu makan,

asupan energi yang dibatasi ketat akan berhubungan dengan defisiensi

nutrisi penting seperti kalsium.

Kecukupan asupan kalsium selama masa remaja merupakan hal yang

penting bagi pertumbuhan dan perkembangan karena kalsium merupakan

mineral yang dibutuhkan dalam pembentukan massa tulang (peak bone

mass) terjadi pada masa remaja serta kalsium mengurangi risiko

terjadinya osteporosis dan fraktur di masa mendatang (Brown,2005).

Namun Penelitian Macdonald dan rekan dalam Krowchuck et.al (1998)

menemukan remaja putri yang berdiet untuk menurunkan berat badannya

membatasi asupan makanan tertentu seperti susu atau produk susu, yang

merupakan sumber kalsium paling penting.

3. Diet Ekstrim

Diet penurunan berat badan yang ekstrim sangat berbahaya

dampaknya bagi tubuh karena umumnya memakai produk atau substansi

untuk mempercepat proses penurunan berat badan (seperti penggunaan

pil diet, pil pelangsing, pil penurun nafsu nakan, obat pencahar yang

bersifat laksatif dan diuresis dan diikuti dengan perilaku kesehatan yang

buruk misalnya dengan memuntahkan makanan dengan sengaja

(vomiting), olahraga/latihan fisik yang berlebihan. Diet ekstrim yang

dilakukan seseorang biasanya menimbulkan perilaku kesehatan buruk

lainnya. Menurut Krowchuk (1998) remaja putri yang melakukan diet

ekstrim (vomiting dan penggunaan produk laksatif) berhubungan dengan

perilaku merokok dan alkohol, hal ini dilakukan untuk menekan nafsu

makan. Penelitian yang dilakukan oleh Neumark-Sztainer et.al (2002)

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 31: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

17

menemukan bahwa perilaku diet yang tidak sehat maupun yang ekstrim

dilakukan khususnya pada remaja putri yang overweight.

Menurut studi yang dilakukan Wharthon, et.al (2008) macam-macam

praktik penurunan berat badan pada umumnya dilakukan dengan cara melakukan

latihan fisik, berdiet dengan membatasi asupan makanan, menggunakan

kombinasi berdiet dengan latihan fisik, dan perilaku diet yang ekstrim seperti

menggunakan pil diet, berpuasa, menggunakan produk laksatif dan memuntahkan

kembali makanan. Perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan pada

remaja putri biasanya membatasi asupan makanan secara berlebihan dan terus

berkelanjutan, makan banyak disatu waktu dan memuntahkan kembali (binge

eating).

2.2.4 Dampak Diet Penurunan Berat Badan

Diet penurunan berat badan yang dilakukan pada masa remaja akan

menyebabkan terganggunya pertumbuhan fisik, perkembangan psikososial,

ketidakcukupan asupan gizi (seperti kalsium, zat besi), mempengaruhi status

kesehatan, terganggunya kesehatan mental seseorang (capek, cemas, depresi dan

malas), perilaku diet juga merupakan awal indikasi dan berkembangnya perilaku

makan menyimpangan (eating disorder) (Neumark-Sztainer dan Hannan,2000).

Diet mempengaruhi ketidakcukupan asupan zat gizi khususnya kalsium

dan besi. Pada remaja putri yang sedang berdiet banyak yang berhenti minum susu

dan asupan makanan lain juga dibatasi sehingga tubuh mengalami defisiensi

kalsium dan proses pertumbuhan tulang tidak optimal. Wanita muda yang tidak

cukup mengkonsumsi kalsium lebih berisiko mengalami osteoporosis di masa

mendatang. Remaja putri sangat rentan mengalami anemia, karena memiliki siklus

menstruasi. Bagi remaja putri yang melakukan diet penurunan berat badan,

mereka menghindari makanan yang berprotein tinggi, berkalori tinggi dan

berlemak. Hal ini akan memperparah risiko anemia, karena sumber besi yang

paling berkualitas berasal dari daging, biji-bijian dan serealia (Wardlaw, 1999).

Remaja putri yang melakukan diet ekstrim akan menimbulkan gejala

perilaku makan menyimpang, mereka melakukan ini dengan asumsi dapat

mempertahankan berat badan yang sudah turun supaya tidak naik kembali.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 32: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

18

Perilaku diet penurunan berat badan yang tidak sehat akan mempengaruhi

keadaan gizi remaja menjadi buruk, mengalami gangguan metabolisme gizi, dan

akan berdampak panjang pada status kesehatannya di saat remaja tersebut sudah

dewasa bahkan dapat menimbulkan kematian (French, et.al, 1994).

Berdasarkan studi French, et.al (1995) perilaku diet penurunan berat badan

akan berdampak menimbulkan eating disorder yang mengarah pada

meningkatnya risiko kardiovaskular dan kematian, sedangkan diet ekstrim juga

berbahaya karena menyebabkan seseorang lemah konsentrasi, mengalami

gangguan tidur, periode menstruasi terganggu, retardasi pertumbuhan fisik dan

seksual, meningkatnya penggunaan rokok, alkohol dan obat-obatan. McDuffie dan

Kirkley dalam Krummel (1996) menyatakan pembatasan asupan yang berlebihan

(berdiet) akan menimbulkan kekurangan energi dan kelaparan. Apabila dalam

proses diet penurunan berat badan tidak sesuai harapan atau tidak lancar akan

memicu timbulnya stres, depresi, cemas atau rasa tidak sabar, kompensasi

perasaan tersebut umumnya dengan berhenti berdiet dan menjadi obesitas atau

berdiet kronis yang diikuti dengan puasa atau perilaku purging (Kurnia,2008).

Berdasarkan berbagai penelitian dan studi di atas risiko meningkatnya

kasus perilaku makan menyimpang (eating disorder) seperti anorexia nervosa dan

bulimia nervosa merupakan dampak yang banyak terjadi di dalam masalah praktik

diet penurunan berat badan. Menurut Tiemeyer dalam Kurnia (2008) berdiet

merupakan penyebab seseorang memiliki perilaku makan menyimpang.

Seseorang yang berdiet secara moderat memiliki risiko 5 kali lebih besar untuk

mengalami perilaku makan menyimpang dan berdiet sangat ketat memiliki risiko

18 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak berdiet. Patton dan

rekan dalam Brown (2005) menemukan dalam studinya bahwa Relative Risk dari

orang yang berdiet untuk mengalami perilaku makan menyimpang 8 kali lebih

tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berdiet. Kasus perilaku makan

menyimpang yang umum terjadi pada remaja putri adalah :

1. Anorexia Nervosa

Menurut Wardlaw (1999) anorexia nervosa adalah suatu bentuk

perilaku makan menyimpang, umumnya sisi psikologis penderita sudah

mengalami distorsi citra tubuh yang berasal dari berbagai macam tekanan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 33: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

19

sosial sehingga berdampak pada perilaku makan atau tindakan menolak

rasa lapar dan melaparkan diri. Menurut Gilbert dalam Kurnia (2008)

menyatakan bahwa anoreksia nervosa adalah suatu keadaan dimana

penderitanya, biasanya perempuan, menolak untuk makan dalam jumlah

yang cukup untuk memelihara berat badan yang normal sesuai dengan

tinggi badannya.

Berdasarkan American Psychiatric Association dalam Brown

(2005) seseorang dikatakan mengalami anorexia nervosa jika memenuhi

kriteria sebagai berikut :

a. Timbulnya rasa takut jika berat badan mengalami kenaikan,

dan tetap merasa gemuk walaupun tubuhnya dalam kondisi

kurus.

b. Menolak menjaga berat badan pada atau di atas batas minimal

berat badan untuk usia dan tinggi badan, penderita masih

bercita-cita menjadi lebih kurus dari IMT normal.

c. Terjadi gangguan psikologis, menganggap kondisi kurus

merupakan hal yang wajar dan merupakan bentuk tubuh yang

ideal, anggapan seperti ini membuat penderita menyangkal

kondisi kurus merupakan masalah yang serius.

d. Mengalami gangguan haid (amenorrhea), tidak haid selama 3

kali siklus haid, berlaku bagi penderita yang sudah mengalami

haid dan belum memasuki masa menopause.

2. Bulimia Nervosa

Pengertian bulimia nervosa adalah suatu perilaku makan

menyimpang dimana penderitanya makan dengan jumlah yang sangat

banyak yang dimakan dalam satu waktu (binge eating) kemudian diikuti

dengan perilaku purging (dengan memuntahkan makanan, penggunaan

laksatif, diuretis, enema dan perilaku kompensasi lainnya)

(Wardlaw,1999).

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 34: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

20

Menurut American Psychiatric Association dalam Brown (2005),

seseorang dikatakan mengalami bulimia nervosa, jika memenuhi kriteria

sebagai berikut :

a. Mengalami episode binge eating yang berulang kali. Episode

tersebut yaitu makan dengan porsi makan yang lebih banyak

dibandingkan ukuran normal orang lain dengan periode yang

tetap (contoh: setiap 2 jam) dan timbulnya perasaan tidak

dapat mengendalikan nafsu makan atau tidak dapat

menghentikan makan.

b. Melakukan perilaku kompensasi yang tidak sehat (penggunaan

laksatif, diuretis, enema, muntah dengan sengaja, puasa,

latihan fisik berlebihan), hal ini dilakukan secara berulang kali

supaya berat badan tidak naik

c. Rata-rata episode binge eating dan perilaku kompensasi

lainnya dilakukan setidaknya dua kali seminggu dalam tiga

bulan.

d. Penderita lebih cenderung merasa bersalah terkait dengan

berat badan dan bentuk tubuhnya, mereka mengevaluasi diri

dengan memperhatikan bentuk tubuh.

2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri

Berbagai penelitian tentang perilaku diet penurunan berat badan telah

dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut.

Menurut Brown (2005) perilaku diet untuk menurunkan berat badan disebabkan

oleh ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh. Studi lain yang dilakukan Neumark-

Sztainer dan Hannan (2000) mencoba mencari hubungan antara faktor

sosiodemografi (tingkat sekolah, ras dan sosioekonomi), persepsi gemuk,

antropometri , psikososial (percaya diri, depresi, stres dan keinginan bunuh diri)

dan perilaku kesehatan (aktivitas fisik, konsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan

ilegal) yang mempengaruhi remaja putri untuk berdiet menurunkan berat badan.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 35: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

21

Sedangkan studi yang dilakukan Field, et.al (2001) mencoba mencari hubungan

faktor luar individu yaitu pengaruh media massa, teman sebaya dan keluarga.

2.3.1 Ras

Perilaku diet penurunan berat badan banyak terjadi pada remaja putri

dengan ras kulit putih yang bukan Hispanik dan paling rendah terjadi pada ras

kulit hitam yang bukan Hispanik. Pada ras putih umumnya sering mengalami

ketidakpuasan terhadap citra tubuh dibandingkan dengan ras kulit hitam. Tapi hal

ini bukan sebagai indikator bahwa ras kulit hitam tidak cemas terhadap berat

badannya, penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku diet sebesar 53.7%

dilakukan remaja putri dengan ras kulit putih, sedangkan pada remaja kulit hitam

hanya sebesar 14.1% dan untuk remaja putri ras Asia sebesar 4.2% (Neumark-

Sztainer dan Hannan,2000).

Pada penelitian lain dalam Neumark-Sztainer dan Hannan (2000) yang

dilakukan dengan metode kualitatif pada remaja putri yang gemuk dengan ras

kulit putih dan hitam, keduanya mengalami kecemasan terhadap berat badan.

Perempuan ras putih, khususnya ras Caucasian menunjukkan kecemasan yang

besar terhadap berat badan dan bentuk tubuh dibandingkan dengan perempuan ras

kulit hitam (Abrams,et.al dalam Grange,et.al.,1998). Menurut penelitian yang

dilakukan Strauss (1999) remaja putri kulit putih sangat rentan dan lebih

mempersepsikan dirinya gemuk padahal memiliki status gizi yang normal

dibandingkan dengan remaja putri yang berkulit hitam dan remaja putri kulit putih

3 kali lebih banyak yang mempersepsikan status gizi mereka dibawah normal.

2.3.2 Jenis Kelamin

Remaja putri lebih banyak yang mempersepsikan diri mereka overweight

(gemuk) dan lebih mencemaskan berat badan dibandingkan dengan remaja pria,

hal ini akan meningkatkan risiko remaja untuk melakukan diet penurunan berat

badan. Tekanan diri sendiri untuk tidak menjadi gemuk juga lebih banyak dialami

oleh remaja putri dibandingkan pria (Neumark-Sztainer dan Hannan, 2000).

Penelitian yang dilakukan Strauss (1999) menunjukkan bahwa sebesar 52%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 36: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

22

remaja putri salah mempersepsikan status berat badan mereka dibandingkan

dengan hanya 25% remaja pria yang salah mempersepsikan berat badannya.

Berbagai penelitian menunjukkan prevalensi diet penurunan berat badan

lebih banyak terjadi pada remaja putri dibanding pria, seperti hasil penelitian yang

dilakukan di North Carolina terhadap remaja menyebutkan bahwa sebanyak

50.6% remaja putri melakukan diet dan sebanyak 30.5% remaja pria berdiet. Studi

serupa juga dilakukan oleh Serdula et.al dan Middleman et.al dalam Krowchuk

(1998) menemukan sebesar 44% dan 61.5% remaja putri berdiet, dan 15% dan

21.5% remaja putra melakukan diet. Pria lebih sedikit melakukan diet dikarenakan

mereka cenderung digambarkan ideal dengan memiliki tubuh yang kuat dan

bertenaga, sedangkan perempuan cantik adalah yang memiliki bentuk tubuh

langsing, kecil dan kurus. Hal ini membuat remaja putri menjadi rentan

dibandingkan pria untuk mengontrol berat badan dengan berdiet dan membuat diri

kelaparan (ANRED, 2008).

Menjadi kurus merupakan sebuah fenomena bagi perempuan, penampilan

dan menjadi cantik merupakan hal yang esensial bagi perempuan, sehingga

berbagai tekanan sosial untuk menjadi lebih langsing dan kurus meningkat. Laura

Hill dalam publikasinya juga menyatakan bahwa sebuah budaya yang

menyebutkan bahwa salah satu menjadi sukses dan bernilai di mata masyarakat

adalah dengan menjadi kurus, fenomena ini sudah terjadi di Amerika Serikat dan

Eropa Barat. Hal ini menyebabkan banyaknya orang yang berlomba-lomba

menjadi kurus dengan berbagai cara (Wardlaw dan Kessel, 2002).

2.3.3 Usia

Menurut Huon dan Lim dalam Malinauskas et.al (2006) kejadian perilaku

diet yang terjadi pada remaja putri lebih banyak ditemukan dan terjadi pada

remaja umur 13 dan 14 tahun, umumnya perilaku tersebut diterapkan sampai masa

dewasa. Pada usia remaja pengaruh yang diperoleh dari lingkungan luar sangat

besar, pada fase ini terjadi pergolakan tekanan sosial dan seksual sehingga mereka

berusaha untuk tetap diterima di lingkungan sosial mereka, sedangkan bagi

seseorang yang sudah memasuki tahap kedewasaan pada umumnya sudah

memiliki identitas diri dan cenderung tidak terpengaruh lingkungan luar.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 37: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

23

Pada usia remaja terjadi pertambahan berat badan, khususnya pada remaja

putri tidak menerima kondisi tersebut sebagai suatu hal yang wajar terjadi dalam

masa pertumbuhan. Hal ini menyebabkan timbulnya tekanan dalam diri sendiri

dan lingkungan luar untuk menjadi tidak gemuk (Brown,2005). Menurut Wardlaw

(1999) menyebutkan bahwa periode remaja merupakan periode dimana terjadi

pergolakan tekanan seksual dan sosial. Remaja mencari jati diri dan seringkali

mengharapkan untuk memiliki kehidupan yang independen, mereka berusaha

untuk menarik perhatian lawan jenis dan berusaha diterima oleh teman sebaya

dengan memiliki bentuk tubuh yang ideal.

Umumnya persepsi bentuk tubuh ideal dipengaruhi besar oleh lingkungan

luar sedangkan mereka sedang mengalami pertumbuhan dimana berat badan pasti

mengalami kenaikan, sebagai respon mereka akan mengontrol berat badan dengan

melakukan diet. Remaja juga merupakan target yang paling menguntungkan bagi

pengiklan karena sifatnya yang mudah terpengaruh lingkungan luar, menyebabkan

industri gencar mempengaruhi persepsi bentuk tubuh ideal bagi remaja dan

melakukan komersialisasi produk (Krummel,1996).

2.3.4 Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi. Status gizi biasanya dibedakan menjadi gizi kurang, baik

dan lebih (Almatsier,2001). Status gizi pada remaja dapat ditentukan dengan

beberapa cara salah satunya dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT),

untuk remaja pengukuran IMT disesuaikan ke dalam grafik pertumbuhan CDC

BMI-for age percentile. Pengukuran tersebut ideal untuk remaja karena mereka

masih dalam masa pertumbuhan. Pada grafik pertumbuhan kategori status gizi

remaja meliputi kurang, normal, risiko gemuk (overweight) dan obesitas.

Kejadian gizi lebih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang berimplikasi pada kesehatan dan sosial. Gizi lebih pada remaja putri

menunjukkan prevalensi yang tinggi, menurut data NHANES III tahun 2000

dalam Brown (2005) menunjukkan bahwa prevalensi gizi lebih yang terjadi pada

remaja putri (12-17 tahun) ada sebanyak 15.5% responden. Data Riskesdas tahun

2007 yang dilakukan terhadap populasi yang berumur 15 tahun ke atas di provinsi

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 38: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

24

Jawa Barat menunjukkan sebanyak 9.3% responden memiliki status gizi

overweight dan 12.8% responden memiliki status gizi obesitas. Dan penelitian

Lutfah (2004) yang dilakukan pada siswi SMA di Bandung menunjukkan

prevalensi gizi lebih sebesar 14.7% responden.

Diet penurunan berat badan yang dilakukan oleh seseorang merupakan

salah satu cara untuk mengontrol berat badan pada seseorang yang memiliki status

gizi lebih, prevalensi diet juga berhubungan erat dengan status berat badan dan

lemak tubuh. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Dwyer, et.al (1967)

sewaktu tren menjadi kurus bagi remaja putri mulai mewabah, menyebutkan

bahwa remaja putri yang berstatus obese mengontrol berat badannya dengan

melakukan berbagai usaha salah satunya adalah diet.

Tingginya prevalensi perilaku diet penurunan berat badan sangat

mengkhawatirkan, kurang lebih dari 50% populasi yang melakukan diet, remaja

putri yang berstatus overweight lebih banyak yang berdiet dibandingkan yang

tidak berstatus overweight. Studi tentang perilaku diet yang berhubungan dengan

status overweight yang dilakukan pada 4746 remaja Minneapolis juga menemukan

fakta bahwa sebesar 18% remaja putri yang sangat gemuk (dengan IMT ≥95 th

percentile) melakukan praktik diet ekstrim, hal ini tentu saja menjadi pemicu

berkembangnya terjadinya perilaku makan menyimpang (Neumark-Sztainer,

et.al.,2002). Menurut penelitian Calderon et.al dalam Malinauskas et.al (2006)

tentang perilaku diet pada remaja putri mendapatkan prevalensi diet terjadi paling

banyak pada remaja yang berstatus overweight.

2.3.5 Citra Tubuh

2.3.5.1 Definisi Citra Tubuh

Citra tubuh didefinisikan oleh Rice (1995) sebagai gambaran mental yang

dimiliki seseorang mengenai tubuhnya, seperti pikiran individu, perasaan,

pendapat, sensasi, kesadaran, dan tingkah laku. Definisi tersebut menjelaskan

bahwa secara keseluruhan bahwa citra tubuh merupakan gambaran mental

seseorang mengenai tubuhnya, seperti persepsi, perasaan dan tingkah laku

indivdu mengenai ukuran dan bentuk tubuhnya.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 39: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

25

Menurut Allison (1995) definisi citra tubuh adalah suatu konsep yang

multidimensional, karena terdiri dari berbagai dimensi yang mendukung satu

sama lain. Gambaran yang terbentuk berkaitan dengan persepsi keruangan,

pemikiran dan ide atau gagasan tentang hal-hal sekitar tubuhnya akan tetapi juga

gagasan tentang akibat dari bentuk dan ukuran tubuh tersebut bagi individu

tersebut dalam hubungan dengan orang lain. Dan menurut Heinberg et.al (1996)

mengatakan bahwa citra tubuh merupakan gambaran kombinasi tentang

keakuratan satu persepsi mengenai ukuran tubuh, perasaan dan perilaku yang

menerima atau menolak perasaan tersebut.

2.3.5.2 Pengukuran Persepsi Citra Tubuh

Pengukuran komponen persepsi citra tubuh dilakukan dengan cara

membandingkan persepsi seseorang mengenai ukuran tubuhnya dengan kondisi

tubuh sebenarnya melalui pengukuran status gizi orang tersebut. Subjek yang

diteliti diukur antropometri tubuhnya dengan pengukuran antropometri sehingga

dapat dinilai status gizinya kemudian subjek diminta menyebutkan persepsinya

sendiri tentang ukuran tubuhnya (kurus, normal, gemuk, atau obesitas), kemudian

dari kedua hal tersebut dapat dibandingkan antara persepsi dengan status gizi

mereka. Hasil pengukuran dari citra tubuh dibedakan menjadi dua , yaitu tidak

mengalami gangguan dan mengalami gangguan citra tubuh pada komponen

persepsi atau disebut distorsi citra tubuh. Distorsi citra tubuh dibedakan menjadi

dua :

(1) Overestimate, yaitu subjek mempersepsikan ukuran tubuh mereka

lebih besar dibandingkan ukuran sebenarnya.

(2) Underestimate, yaitu subjek mempersepsikan ukuran tubuhnya

lebih kecil dibandingkan ukuran sebenarnya (Kemala, 2000).

Dalam sejarah, standar tubuh perempuan ideal berubah-rubah. Beberapa

ratus tahun yang lalu perempuan yang cantik dan ideal adalah yang berlekuk-

lekuk (body guitar). Pada abad 18 perempuan menjadi lebih memperhatikan

ukuran pinggang dan mulai memakai korset sangat ketat, membuat nafas sesak,

kadang menyebabkan masalah pencernaan demi kecantikan. Menginjak abad 19

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 40: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

26

tubuh yang ideal bergeser menjadi sangat tipis, hal ini yang akan menyebabkan

peningkatan kasus eating disorder (National Eating Disorders,2003). Pernyataan

serupa juga disebutkan oleh Sarafino (1998) persepsi bentuk tubuh ideal

berpuluh-puluh tahun yang lalu adalah perempuan dengan bentuk tubuh yang

lebih bulat dengan ukuran dada dan pinggul yang lebih besar, namun setelah

tahun 1960 bentuk tubuh ideal berubah menjadi bentuk tubuh yang kurus.

Tuntutan untuk menjadi kurus mulai mewabah di budaya Barat dan menghasilkan

ketidakpuasan terhadap berat badan dan bentuk tubuh pada perempuan, karena

bentuk tubuh yang ideal tidak dimiliki oleh kebanyakan perempuan (Stice et.al

dalam Field et.al ,2001)

Menurut Sizer dan Whitney (2006), hal di atas mengakibatkan perempuan

lebih rentan untuk merasa tidak puas dan munculnya perasaan negatif terhadap

bentuk tubuh, khususnya pada remaja putri banyak yang mengatasi masalah ini

dengan melakukan diet untuk mengontrol berat badan sehingga akan

menimbulkan perilaku makan menyimpang (purging dan binge eating).

Gambar 2.2 Siklus Persepsi Diri Negatif, Diet dan Bingeing, Purging

(Sizer dan Whitney, 2006)

Pada remaja putri lebih sering menganggap dirinya overweight (gemuk),

hal ini akan meningkatkan risiko untuk berdiet menurunkan berat badan. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Neumark-Sztainer dan Hannan (2000) remaja putri

yang menganggap dirinya overweight sebesar 26.6% padahal hanya 15.6% yang

memiliki status overweight. Menurut Gingras et.al dalam Malinauskas et.al (2006)

menyebutkan bahwa perempuan yang berdiet kronis memiliki kepuasan terhadap

bentuk tubuh yang sangat rendah dan berpendapat hal ini merupakan awal mula

Persepsi diri negatif

Diet ketat Purging

Binge eating

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 41: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

27

seseorang mengalami distorsi citra tubuh. Sebuah penelitian di Amerika

menyebutkan bahwa 12% remaja putri yang berdiet menganggap diri mereka

overweight sehingga mereka melakukan diet penurunan berat badan dengan

mengkombinasikan diet asupan makanan dengan aktifitas fisik yang berlebihan

dari biasanya (Wharthon, et.al, 2008). Feldman dan kolega dalam Strauss (1999)

juga menyebutkan separuh populasi remaja putri yang diteliti menganggap diri

mereka gemuk, padahal hanya 17% remaja putri yang berstatus overweight.

2.3.6 Rasa percaya diri

Rasa percaya diri adalah persepsi seseorang tentang diri seseorang sebagai

satu kesatuan yang utuh, perasaan seseorang tentang nilai dirinya sebagai seorang

manusia. Secara psikologi rasa percaya diri merupakan refleksi penilaian

seseorang akan dirinya secara utuh yang mencakup kepercayaan dan emosional

Rasa percaya diri erat kaitannya dengan citra tubuh, hal ini menyebabkan jika

remaja putri memiliki rasa percaya diri yang rendah akan berkontribusi pada

penyimpangan pada citra tubuh serta dapat menyebabkan permasalahan dalam

persahabatan, stres, kecemasan, depresi dan akan mempengaruhi perilaku makan

mereka. Remaja memiliki karakteristik menonjol yaitu ingin mendapatkan

pengakuan dan penerimaan oleh lingkungan sekitarnya, hal ini membuat mereka

merasa tertekan supaya sama dengan keberadaan lingkungan sekitar

(http://en.wikipedia.org/wiki/Self-esteem.2008).

Penelitian Neumark-Sztainer dan Hannan (2000) menyebutkan bahwa

remaja putri yang diteliti sebanyak 68.5% memiliki rasa percaya diri yang rendah

dan rasa percaya diri yang rendah tersebut memiliki hubungan yang signifikan

dengan berdiet. Orang dengan rasa percaya diri yang rendah memiliki

kemungkinan 3.74 kali lebih besar untuk berdiet menurunkan berat badannya.

Perilaku berdiet sangat berhubungan dengan aspek psikososial lainnya, khususnya

percaya diri yang rendah, depresi yang tinggi dan keinginan bunuh diri. Gejala ini

timbul karena keadaan yang penuh tekanan dan pengharapan untuk menjadi kurus.

Remaja khususnya remaja putri sangat sadar akan bentuk badannya,

mereka merasa percaya dirinya semakin meningkat apabila memiliki bentuk

tubuh yang ideal. Pada remaja umumnya rasa percaya diri disejajarkan dengan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 42: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

28

penampilan, penampilan secara umum diidentikkan dengan kepribadian

seseorang, hal inilah yang umum melekat pada remaja. Mereka cenderung

menilai orang lain dari penampilan luarnya, sehingga orang yang tidak sesuai

dengan kategori menarik secara penampilan akan dikucilkan. Masalah

penampilan tubuh ini menjadikan remaja tidak percaya diri dan sulit menerima

kondisinya. Menurut Tambunan (2002), remaja beranggapan bahwa kepercayaan

diri akan tumbuh apabila memiliki tubuh yang sempurna (sempurna disini adalah

kurus). Dalam hal ini banyak remaja yang merasa terkucil karena merasa

penampilannya tidak bagus atau tidak menarik. Hal inilah yang mendorong

remaja putri merasa tidak puas pada dirinya sendiri dan memutuskan untuk

menurunkan berat badan (Khomsan,2003).

2.3.7 Pengetahuan tentang Gizi

Pengetahuan mengajak manusia berpikir dengan cara yang kompleks dan

memberi landasan yang kuat bagi keyakinan kita (Calhoun dan Acocella, 1990).

Informasi mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya

sikap, termasuk sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan, sehingga akan

berpengaruh pula pada keadaan gizi individu remaja. Pengetahuan gizi seperti

yang dikatakan oleh Rickert (1996) bahwa remaja kurang memahami seperti apa

tubuh yang gemuk, normal maupun kurus yang sebenarnya akibat pengetahuan

gizi yang kurang akan menimbulkan persepsi yang salah tentang kebutuhan

pangan dan nilai pangan yang seharusnya dikonsumsi dan akan mempengaruhi

dalam kemampuan untuk menerapkan informasi gizi tersebut dalam kehidupan

sehari–hari sehingga perilaku diet yang mereka terapkan salah atau tidak sesuai

dengan menu seimbang.

Dengan demikian seiring meningkatnya pengetahuan gizi pada remaja

akan semakin baik pula keadaan gizinya, karena tahu perilaku mana yang baik

dan salah untuk dilakukan (Karnaeni, 2005). Pengetahuan gizi pada remaja putri

umumnya berkaitan dan menentukan kemampuan seseorang untuk menahan

apapun pilihan program berdiet (Dwyer,et.al,1967).

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 43: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

29

2.3.8 Pengetahuan tentang Diet

Pengetahuan tentang diet pada remaja putri dipengaruhi oleh media massa.

Berbagai media massa memberikan informasi berbagai cara untuk menurunkan

berat badan dengan melakukan berbagai macam diet dan tips-tipsnya. Semua

informasi tersebut mudah diakses dan diserap oleh remaja putri, pengetahuan

tersebut merupakan acuan bagi mereka untuk menerapkan diet penurunan berat

badan. Namun, terkadang macam-macam dan cara-cara diet tersebut

membahayakan bagi kesehatan remaja itu sendiri, hal ini terjadi karena

pengetahuan tentang diet mereka tidak dikonsultasikan terlebih dahulu oleh

dokter maupun ahli gizi. Persepsi remaja tentang pengetahuan diet sangatlah

bersifat subjektif, mereka akan memilih cara yang lebih efektif dan cepat

menurunkan berat badan, hal ini akan mengakibatkan remaja putri tidak tercukupi

kebutuhan gizinya (www.natural-health-information-centre.com.2009).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dwyer,et.al (1967) tentang

pengetahuan yang berkaitan dengan kontrol berat badan, remaja putri yang

berdiet memiliki mean score pengetahuan diet yang lebih tinggi dibandingkan

yang tidak berdiet dan remaja putri yang berstatus obese memiliki mean score

yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya.

2.3.9 Pengaruh Media Massa

Media massa memiliki peran yang sangat besar dalam menyampaikan

informasi mengenai tubuh yang ideal dan memiliki pengaruh yang kuat dalam

masyarakat mengenai standar penampilan dan kecantikan (Heinberg dalam

Asmaradewi, 2001). Perempuan dari masa remaja sangat mencemaskan berat

badan dan sangat mementingkan penampilan yang mana dipengaruhi besar oleh

media, pesan utama yang ditangkap dari semua media massa adalah kebutuhan

untuk menjadi cantik (Malinauskas,et.al.,2006). Media massa dipercaya

mendorong dan memberi tekanan pada remaja putri untuk membentuk tubuh

yang ideal yang tidak masuk akal, hal ini akan mengakibatkan seseorang menjadi

cemas akan berat dan bentuk tubuhnya (Field,et.al.,1999). Penelitian serupa yang

dilakukan oleh Stice,et.al dalam Field,et.al (2001) menunjukkan bahwa

keterpaparan terhadap majalah mode dan majalah kecantikan meningkatkan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 44: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

30

remaja putri yang cemas terhadap berat badannya dan menimbulkan keinginan

menyamakan bentuk tubuh mereka menjadi bentuk tubuh ideal seperti seorang

model yang ”tidak sehat” dan aktris yang sering mereka lihat di media massa

tersebut.

Menurut Field, et.al (1999) gambar wanita di majalah memiliki dampak

yang kuat terhadap remaja putri menyikapi berat dan bentuk tubuhnya, penelitian

menunjukkan 69% remaja putri berpendapat bahwa gambar di majalah

mempengaruhi persepsi mereka terhadap bentuk tubuh yang ideal dan 47%

menginginkan penurunan berat badan setelah melihat gambar tersebut. Survey

yang dilakukan oleh Teen Magazine memperlihatkan bahwa 27% gadis remaja

merasa bahwa media memberi tekanan-tekanan kepada mereka untuk memiliki

tubuh yang sempurna (Issue Briefs, 2000). Berdasarkan penelitian yang pernah

dilakukan menyatakan bahwa model fashion yang bertubuh kurus dipandang

ideal karena pengaruh media massa dan hal ini memberikan efek negatif pada

remaja putri terhadap bentuk tubuh mereka, sebagai contoh pada mahasiswi

Universitas Stanford yang telah dan belum lulus, diketahui 68% dari mahasiswi

tersebut merasa penampilannya buruk setelah membaca majalah wanita, 75%

wanita dengan berat badan normal berpikir bahwa mereka overweight dan 90%

mahasiswi overestimate mengenai ukuran tubuhnya (Issue Briefs, 2000).

Penelitian yang dilakukan oleh Berg (2004) dalam The Associated Press

(2007) di Minnesota menunjukkan membaca artikel diet di majalah juga dapat

mempengaruhi perilaku diet remaja putri. menyebutkan bahwa sebesar 44%

remaja putri kelas menengah yang membaca artikel tentang diet akan

menunjukkan perubahan perilaku makan menjadi ekstrim, lebih ketat, dan tidak

sehat selama lima tahun kedepan setelah mereka membaca artikel diet. Menurut

teori remaja yang sering membaca majalah fashion selain menyebabkan mereka

lebih mencemaskan berat badan juga menimbulkan perilaku makan dan

kesehatan yang salah seperti penggunaan pil diet, laksatif, memuntahkan

makanan dengan sengaja untuk mengontrol berat badan. Menurut Krummel

(1996), hal ini menyebabkan pihak industri dan periklanan gencar mempengaruhi

persepsi bentuk tubuh ideal bagi remaja dan mudah melakukan komersialisasi

produk yang terkait dengan pertumbuhan pada masa remaja.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 45: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

31

2.3.10 Pengaruh Tokoh Idola

Tokoh idola yang banyak digemari oleh para remaja, khususnya remaja

putri mayoritas adalah selebriti, yang setiap saat dapat dimuat keberadaanya di

media massa. Selebriti diharuskan menjaga penampilan mereka agar selalu terlihat

menarik, cantik dan bertubuh ideal. Tubuh ideal pada selebriti digambarkan

dengan tubuh kurus, tinggi dan putih. Hal ini memberikan pengaruh pada remaja

supaya bisa terlihat menarik seperti tokoh idolanya. Pernyataan di atas serupa

dengan penelitian yang dilakukan oleh Mooney,et.al dalam Malinauskas, et.al

(2006) menemukan bahwa pada remaja putri kuat dipengaruhi oleh tokoh atau

profil selebriti dalam memperhatikan bentuk tubuh mereka.

Studi lain tentang perilaku berdiet menyebutkan bahwa pada remaja putri

sangat penting berusaha untuk terlihat sama dengan tokoh perempuan yang ada di

televisi, film dan majalah. Hal ini akan mengakibatkan perkembangan untuk

merasa cemas terhadap berat badan dan menjadi pendiet terus menerus

(Field,et.al.,2001). Pada umumnya model atau artis yang kurus dan tinggi banyak

ditayangkan di media massa, hal ini akan membentuk pengaruh pada pemikiran

yang keliru mengenai standar budaya dan perilaku remaja seperti bentuk tubuh

yang ideal dan berbagai perilaku makan layaknya artis dan para model

(Worthington,2000).

2.3.11 Pengaruh Teman Sebaya

Pada masa remaja merupakan masa untuk mencari jati diri. Mereka mulai

mempunyai pendapat sendiri, cita-cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda

dengan orang lain, mulai berani untuk memperjuangkan pendapat mereka, dan

mereka sering melawan kepada orang lain bahkan orang tua mereka sendiri.

Remaja lebih merasa dekat dengan teman sebaya karena sepaham dan bisa saling

memberi dan mendapat dukungan mental (Brown,2005). Teman sebaya

memberikan kesempatan kepada remaja putri untuk menilai pendapat mereka,

perasaan dan tingkah laku yang bertentangan dengan remaja putri lain dan untuk

memutuskan nilai orang tua yang mana yang akan diterima atau ditolak. Remaja

putri merasa lebih aman dengan temannya karena memberikan keamanan

emosional untuk berbagi masalah yang sama dan memiliki cara yang sama dalam

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 46: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

32

melihat dunia. Teman sebaya juga dapat memberikan banyak tekanan pada remaja

putri untuk menyesuaikan diri dengan standar mereka, karena jika berlawanan

dengan teman-temannya atau terlihat melawan maka remaja putri akan dikucilkan,

dibicarakan dan disindir (Krummel,1996).

Teman sebaya juga dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kebiasaan

yang tidak sehat seperti melakukan upaya penurunan berat badan dan kebiasaan

makan yang salah, dan timbulnya persaingan sekaligus tekanan untuk menjadi

yang terkurus dan terkecil (Davis, 1999). Teman sebaya (peer group) juga akan

berpengaruh dalam perilaku diet pada para remaja, remaja yang sedang mencari

jati diri akan melakukan hal yang serupa dengan teman sebayanya sebagai bentuk

penerimaan sosial dan hal ini memicu pengaruh untuk melakukan perilaku makan

yang sama dalam satu kelompok (Worthington,2000). Menurut Levine et.al dalam

Field et.al (2001) menemukan bahwa perilaku mengontrol berat badan

berhubungan dengan teman sebaya, tekanan yang ditimbulkan oleh teman sebaya

ditemukan dapat meningkatkan risiko terjadinya perilaku makan menyimpang

yang merupakan dampak dari perilaku kontrol berat badan. Studi yang dilakukan

Field et.al (1999) menyebutkan bahwa banyak remaja putri yang mengubah

perilaku makan di lingkungan teman sebaya, hal ini dilakukan sebagai bentuk

perilaku kontrol berat badan yang nantinya akan berdampak meningkatnya risiko

purging setelah satu tahun berikutnya.

2.3.12 Pengaruh Keluarga

Keluarga sebagai faktor lingkungan yang terdekat dengan remaja, orang

tua dan saudara merupakan orang yang dapat mempengaruhi mereka. Pada tingkat

universitas, teman, guru, dan orang tua cenderung mempunyai pengaruh yang

sama terhadap konsep diri seseorang (Health Canada, 1996). Ibu memegang

peranan besar di dalam transmisi atas nilai kultur tentang bentuk dan berat badan.

Berdasarkan Pike,et.al dalam Field et.al (2005) menunjukkan bahwa remaja putri

yang memiliki ibu sedang berdiet dan mencemaskan berat badan serta bentuk

tubuh akan sangat berpengaruh dibandingkan pengaruh teman sebaya untuk

berisiko timbulnya perilaku diet yang tidak sehat. Perilaku mengontrol berat

badan yang dilakukan remaja putri umumnya meniru perilaku ibunya. Mereka

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 47: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

33

bukan hanya meniru perilaku tersebut, melainkan akan menganggap perilaku

tersebut dinilai dan dilihat penting dilakukan untuk orangtua mereka (Levine,et.al

dalam Field, et.al.,2005).

Komentar negatif dan sindiran tentang bentuk badan dan ukuran tubuh

yang dilontarkan oleh keluarga akan menyakiti hati anak dan mengakibatkan anak

tersebut mengembangkan hubungan dan kebiasaan yang tidak sehat dengan

makanan (Ikeda dan Naworski, 1992), hal tersebut memungkinkan anak akan

melakukan diet yang tidak sehat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Davis (1999) komentar negatif yang dilontarkan oleh orang tua maupun anggota

keluarga tentang tubuh mereka sendiri, dan orang tua yang konsisten melakukan

usaha menurunkan berat badan dan selalu berkomentar negatif mengenai berat

badan mereka akan mengirimkan pesan kecemasan tentang berat badan

merupakan hal yang normal dan diinginkan. Schreiber et.al dalam Field et.al

(2005) yang melakukan penelitian pada 2379 remaja putri dengan kategori umur

9-10 tahun, menunjukkan bahwa remaja putri yang memiliki IMT tinggi dan

mendapatkan komentar negatif bahwa mereka sangat gemuk berisiko tinggi

melakukan diet terus menerus. Observasi yang dilakukan oleh Smolak,et.al dalam

Field et.al (2005) menyatakan bahwa komentar yang dilontarkan oleh ibu

memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan ayah. Sedangkan penelitian

GUTS (Growing Up Today Study) dalam Field et.al (2005) menggambarkan

bahwa remaja putri lebih dipengaruhi oleh ayah mereka yang memberikan

tekanan pentingnya menjadi kurus, hal ini membuat mereka mengawali perilaku

diet menurunkan berat badan.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 48: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

34

2.4 Kerangka Teori

Menurut McDuffie dan Kirkley dalam Krummel (1996) perilaku diet pada

seseorang umumnya diawali oleh kejadian gemuk dan persepsi ”merasa gemuk”

yang cenderung banyak terjadi pada perempuan. Faktor-faktor predisposisi yang

mempengaruhi yaitu faktor lingkungan (yang terdiri dari budaya, keluarga, nutrisi

dan sosial dan individual) dan faktor individual (yang terdiri dari biologis,

karakteristik, fisiologis dan psikologis). Perilaku diet tersebut akan berdampak

menimbulkan perilaku makan menyimpang (anorexia nervosa dan bulimia

nervosa).

Gambar 2.3 Etiologic Cycle for Eating Disorders (Krummel, 1996)

Faktor Predisposisi

Lingkungan Budaya Keluarga Nutrisi Sosial

Gemuk Atau

Merasa gemuk

Diet untuk

mengontrol kegemukan

Menyangkal

rasa lapar

Purging

Binge Eating

Rasa Lapar Individu

Biologis Karakter Fisiologis Psikologis

Anoreksia Nervosa

Binge Eating Disorder

Bulimia Nervosa

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 49: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

35

Studi yang dilakukan Neumark-Sztainer dan Hannan (2000) menyebutkan

bahwa perilaku yang berdiet timbul disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu status

gizi, sosiodemografi (tingkat sekolah, ras dan sosioekonomi), persepsi gemuk,

psikososial (rasa percaya diri, depresi, stres dan keinginan bunuh diri) dan

perilaku kesehatan (aktivitas fisik, konsumsi alkohol, rokok dan obat-obatan

ilegal). Sedangkan studi yang dilakukan Field, et.al (2001) mencoba mencari

hubungan faktor luar personal yaitu pengaruh media massa, teman sebaya dan

keluarga. Perilaku diet untuk menurunkan berat badan yang cenderung ekstrim

dan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama akan meningkatkan risiko

seseorang memiliki perilaku makan menyimpang.

Gambar 2.4 Modifikasi kerangka teori dari Neumark-Sztainer (2000) dan Field et.al (2001)

Sosiodemografi : - Tingkat sekolah - Etnis - Tingkat pengetahuan

Status Gizi

Psikososial : - Percaya diri - Depresi - Keinginan bunuh diri - Stres

Perilaku Kesehatan: - Konsumsi alkohol - Merokok - Konsumsi obat-obatan - Aktivitas fisik

Perilaku Diet Penurunan

Berat Badan

Perilaku Makan Menyimpang

(eating disorder) Lingkungan : - Keluarga - Teman Sebaya - Media Massa

Kecemasan Terhadap Berat Badan : - Persepsi gemuk - Pentingnya tidak

menjadi gemuk

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 50: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

BAB 3

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan studi pustaka pada penelitian-penelitian sebelumnya dan

dengan segala keterbatasan penulis, maka dibuat kerangka konsep untuk

penelitian sebagai berikut :

Keterangan:

: variabel independen

: variabel dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku diet penurunan berat

badan yang terjadi pada remaja putri dan variabel independen yang diteliti terbagi

menjadi dua faktor, yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor individu dalam

penelitian ini adalah status gizi, citra tubuh, rasa percaya diri, pengetahuan gizi

dan pengetahuan tentang diet sedangkan faktor lingkungannya adalah pengaruh

media massa, pengaruh tokoh idola, pengaruh teman sebaya dan pengaruh

keluarga. Peneliti ingin mencoba melihat hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Di dalam kerangka konsep tidak mengikutsertakan

Faktor Individu :

Status Gizi

Citra Tubuh

Rasa Percaya Diri

Pengetahuan Gizi Remaja

Pengetahuan Diet Remaja

Faktor Lingkungan :

Pengaruh Media Massa

Pengaruh Tokoh Idola

Pengaruh Teman Sebaya

Pengaruh Keluarga

Diet Penurunan Berat

Badan Pada Remaja Putri

36 Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 51: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

37

variabel jenis kelamin, ras dan umur karena dianggap homogen pada populasi

siswa yang ingin diteliti dan akan menghasilkan hipotesis yang tidak bermakna.

3.2 Hipotesis

1. Adanya hubungan antara status gizi dengan diet penurunan berat badan

pada remaja putri di 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

2. Adanya hubungan antara citra tubuh dengan diet penurunan berat badan

pada remaja putri di 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

3. Adanya hubungan antara rasa percaya diri dengan diet penurunan berat

badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

4. Adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan diet penurunan berat

badan pada remaja putri 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

5. Adanya hubungan antara pengetahuan tentang diet dengan diet penurunan

berat badan pada remaja putri 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

6. Adanya hubungan antara pengaruh media massa dengan diet penurunan

berat badan pada remaja putri 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

7. Adanya hubungan antara pengaruh tokoh idola dengan diet penurunan

berat badan pada remaja putri 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

8. Adanya hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan diet penurunan

berat badan pada remaja putri 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

9. Adanya hubungan antara pengaruh keluarga dengan diet penurunan berat

badan pada remaja putri 4 SMA terpilih (SMAN 2, SMAN 6, SMA

Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri) di Depok tahun 2009.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 52: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

3.3 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Diet Penurunan Berat

Badan

Perilaku diet dengan tujuan

menurunkan berat badan

(Neumark-Sztainer, et al.,2002).

Pengisisan kuesioner Kuesioner 1. Diet

2. Tidak diet

(Neumark-Sztainer, et

al.,2002).

Ordinal

Status Gizi Keadaan gizi responden yang diukur

berdasarkan indeks antropometri.

Status gizi dinilai dari perbandingan

IMT menurut umur

(CDC,NCHS,2000).

1. Pengukuran

antropometri :

a. Berat badan

b. Tinggi badan

1. Berat badan diukur

menggunakan timbangan

digital (SECA)

2. Tinggi badan diukur

menggunakan microtoise

1. Gizi kurang

(<5 th persentil)

2. Gizi normal

(5 th-85 thpersentil)

3. Gizi lebih

(85th-95th persentil)

4. Obesitas

(>95th persentil)

( WHO,2005)

Ordinal

Universitas Indonesia

38

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 53: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Citra tubuh

Persepsi responden menilai

penampilan dan bentuk tubuhnya

(Neumark-Sztainer, et al.,2000).

Pengisian kuesioner

Kuesioner 1. Merasa gemuk

2. Tidak merasa gemuk

(Krowchuk,et al.,1998)

Ordinal

Pengetahuan Gizi Tingkat penguasaan responden

terhadap pertanyaan mengenai ilmu

gizi dasar yang meliputi definisi,

sumber dan fungsi zat gizi.

Pengisian kuesioner

Kuesioner

1. Rendah : skor, <60%

2. Sedang: skor 60-80%

3. Tinggi : skor >80%

(Khomsan, 2000)

Ordinal

Pengetahuan tentang

Diet

Tingkat penguasaan responden

terhadap pertanyaan mengenai definisi,

upaya diet dan dampak perilaku diet.

Pengisian kuesioner

Kuesioner 1. Rendah : skor, <60%

2. Sedang: skor 60-80%

3. Tinggi : skor >80%

(Khomsan, 2000)

Ordinal

Rasa percaya diri Perasaan responden tentang nilai

dirinya ketika berada di antara orang

lain.

Pengisian kesioner Kuesioner Menggunakan

Rosenberg 10 item Self Esteem

Scale dengan 4 skala Likert.

1. Rendah, skor < 25

2. Normal, skor 25-34

3. Tinggi, skor > 34

(Neumark-Sztainer, et

al,2000).

Ordinal

Pengaruh Media

Massa

Pengaruh yang diberikan media massa

kepada responden mengenai bentuk

tubuh yang ideal (Puri, 2003)

Pengisian Kuesioner Kuesioner 1. Mempengaruhi, jika

skor; <24

2. Tidak mempengaruhi,

jika skor; ≥ 24

Ordinal

Universitas Indonesia

39

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 54: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Pengaruh Tokoh Idola Pengaruh dari bentuk tubuh tokoh

idola (wanita) yang membuat

responden berusaha mengubah bentuk

tubuhnya sama dengan tokoh idolanya

(Field,et.al,2001).

Pengisian Kuesioner Kuesioner 1. Mempengaruhi

2. Tidak mempengaruhi

(Field,et.al,2001).

Ordinal

Pengaruh Teman

Sebaya

( peer-group )

Anjuran atau tuntutan dari teman

sebaya kepada responden untuk

menurunkan berat badan.

(Field,et.al,2001).

Pengisian Kuesioner Kuesioner 1. Mempengaruhi

2. Tidak mempengaruhi

(Field,et.al,2001).

Ordinal

Pengaruh Keluarga Tuntutan dari anggota keluarga

(ayah,ibu,adik atau kakak) kepada

responden untuk menurunkan berat

badan (Field,et.al,2001).

Pengisian Kuesioner Kuesioner 1. Mempengaruhi

2. Tidak mempengaruhi

(Field,et.al,2001).

Ordinal

Universitas Indonesia

40

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 55: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif, dengan desain

cross sectional dimana pengukuran variabel independen dan variabel dependen

dilakukan pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini menggunakan data primer

untuk mengetahui dan mempelajari gambaran dan beberapa faktor yang

mempengaruhi diet penurunan berat badan pada remaja putri.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di 4 SMA terpilih di Kota Depok, yaitu SMAN 2,

SMAN 6, SMA Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri. Dalam menentukan

lokasi sekolah digunakan cara pengundian dengan menggunakan daftar seluruh

SMA berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Depok. Penelitian dilakukan

pada bulan Februari sampai dengan Juni tahun 2009.

4.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi target dari penelitian ini yaitu remaja putri di Depok.

Sedangkan populasi studi pada penelitian ini yaitu seluruh remaja putri

di 4 SMA terpilih di Depok (SMAN 2, SMAN 6, SMA Muhammadiyah

1 dan SMA Nurul Fikri) yang duduk di kelas X dan XI tahun ajaran

2008-2009.

2. Sampel

Jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditentukan

dengan menggunakan rumus pengujian hipotesis untuk dua proporsi

populasi (Ariawan,1998), yaitu:

n = {Z1-α/2 √[2P(1-P)] + Z1-β √[P1(1-P1) + P2(1-P2)]}2

(P1-P2)2

41 Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 56: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

42

Keterangan:

n = besar sampel yang diharapkan

Z1-α/2 = tingkat kemaknaan pada α = 5% (Z-score = 1,96)

Z1-β = kekuatan uji pada β = 20% (Z-score = 0,84)

P = (P1+P2)/2

P1 = proporsi (+) melakukan diet penurunan berat badan

dengan IMT overweight

P2 = proporsi (+) melakukan diet penurunan berat badan

dengan IMT normal

Tabel 4.1 Besar Minimal Sampel Berdasarkan Penelitian Sebelumnya

Variabel independen

Variabel dependen

P1 P2 ∑ sampel Sumber

IMT Diet penurunan berat badan

0.67 0.481 107 Neumark-Sztainer dan Hannan (2000)

Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh jumlah sampel

sebesar 107 responden. Berhubung rumus yang digunakan adalah rumus

proporsi untuk 2 populasi, maka sampel minimal yang ada, dikalikan dua

menjadi 214 responden untuk mewakili sampel dari tiap-tiap populasi.

Dan peneliti menambah jumlah sampel sebanyak 10% untuk

mengantisipasi kuesioner yang tidak lengkap dan tidak dikembalikan

sehingga jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 235

remaja putri. Penelitian ini dilakukan di empat sekolah yang bervariasi

jumlah remaja putrinya, sehingga untuk menentukan besar sampel di

masing-masing sekolah menggunakan alokasi proporsional.

Setelah mendapatkan jumlah sampel pada masing-masing sekolah,

teknik pemilihan sampel menggunakan teknik sampel acak sederhana

(simple random sampling) berdasarkan kerangka sampling yang telah

dibuat sebelumnya. Kerangka sampling dibuat berdasarkan nama, nomor

induk dan kelas siswa dan diurutkan mulai nomor induk terkecil hingga

terbesar dari tiap sekolah. Kemudian dilakukan pengundian dengan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 57: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

43

menggunakan tabel acak untuk menentukan siswi mana yang terpilih

sebagai sampel hingga memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan.

4.4 Pengumpulan Data

Sebelum pengumpulan data dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan

uji coba kuesioner dengan wawancara langsung terhadap responden. Uji coba

dilakukan terhadap 15 orang siswi SMA dengan tujuan mengetahui daya terima

responden untuk menyempurnakan kuesioner agar lebih mudah dimengerti oleh

responden saat pengumpulan data dan kuesioner dapat dianalisis oleh peneliti.

Pengumpulan data dilakukan selama empat bulan yaitu pada Februari

sampai dengan bulan Juni 2009. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan

merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan

menggunakan alat bantu kuesioner, meliputi data:

• Data antropometri responden (berat badan dan tinggi badan) untuk

mengetahui status gizi responden

• Data tentang perilaku diet penurunan berat badan pada remaja putri

di 4 SMA terpilih di Depok dengan pengisian kuesioner.

• Data tentang gambaran faktor individu lainnya yaitu citra tubuh,

pengetahuan tentang gizi, pengetahuan tentang diet dan rasa

percaya diri.

• Data tentang gambaran faktor lingkungan yaitu pengaruh keluarga,

pengaruh teman sebaya, pengaruh media massa dan pengaruh

tokoh idola.

Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan yaitu gambaran umum atau

profil sekolah keempat SMA yang terpilih di Depok, yaitu SMAN 2, SMAN 6,

SMA Muhammadiyah 1 dan SMA Nurul Fikri. Pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti dan dibantu oleh 4 orang mahasiswa FKM UI Jurusan Gizi yang sudah

memiliki pengalaman dalam melakukan pengambilan data. Sebelum dilakukan

pengambilan data, enumerator sudah diberi pelatihan dan penjelasan terlebih

dahulu mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang akan digunakan.

Bagi responden sebelum mengisi kuesioner juga diberikan penjelasan terlebih

dahulu.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 58: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

44

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain:

• Alat pengukur berat badan dengan menggunakan timbangan Seca

dengan ketelitian 0.1 kg

• Alat pengukur tinggi badan dengan menggunakan pita ukur tinggi

badan (microtoise).

• Kuesioner, kuesioner yang dibuat berisi pertanyaan yang disusun

untuk mencapai tujuan penelitian. Pertanyaan dalam kuesioner

merupakan pertanyaan yang diadaptasi dari berbagai sumber yaitu

penelitian Neumark-Sztainer dan Hannan (2000), Field et.al

(2001) dan Puri (2003). Kuesioner penelitian terdiri dari 10 bagian

yang terdiri dari karakteristik responden, gambaran perilaku diet

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor individu

dan faktor lingkungan.

4.6 Manajemen Data

Data kuesioner penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yang bertujuan

untuk mengetahui kejadian perilaku diet penurunan berat badan pada remaja putri

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, penjelasannya adalah sebagai berikut:

• Responden melakukan diet penurunan berat badan jika menjawab

”ya” pada pertanyaan B1

• Status gizi diukur berdasarkan IMT menurut umur dan persentil

• Citra tubuh sebagai faktor risiko terjadinya perilaku diet penurunan

berat badan adalah responden yang menjawab ”gemuk dan sangat

gemuk” pada pertanyaan C1

• Pertanyaan pengetahuan gizi terdiri dari 11 pertanyaan mengenai

definisi, sumber dan fungsi zat gizi. Tingkat pengetahuan gizi pada

responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

- kurang, jika responden hanya mampu menjawab <60%

pertanyaan

- sedang, jika responden mampu menjawab 60-80%

pertanyaan dan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 59: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

45

- baik, jika responden mampu menjawab >80% pertanyaan

(Khomsan,2000).

• Pertanyaan pengetahuan tentang diet terdiri dari 15 pertanyaan

mengenai definisi, upaya diet yang sehat dan dampak diet

menurunkan berat badan. Kategori tingkat pengetahuan diet sama

dengan pengkategorian pada faktor pengetahuan gizi.

• Rasa percaya diri diukur menggunakan kuesioner baku Rosenberg

10 item Self Esteem Scale, terdiri dari 10 pernyataan dan skoring

menggunakan 4 skala Likert. Skor terbesar diberikan untuk pernyataan

yang positif dan sebaliknya, hasil ukurnya adalah : - rasa percaya diri rendah, jika skor <25

- rasa percaya diri sedang/normal, jika skor 25-34

- rasa percaya diri tinggi, jika skor >34 (Sztainer, et.al.,2000)

• Pengaruh keluarga diukur pada pertanyaan G6, yaitu responden

menjawab ada atau tidaknya anggota keluarga yang memberikan

tuntutan bagi responden untuk memperbaiki bentuk tubuh.

• Pengaruh teman sebaya diukur pada pertanyaan H5, yaitu

responden menjawab ada atau tidaknya teman sebaya yang

memberikan anjuran atau tuntutan bagi responden untuk

memperbaiki bentuk tubuh.

• Pengaruh media massa terdiri dari 8 pernyataan dengan

menggunakan 4 skala Likert. Skor terbesar diberikan untuk pernyataan

yang positif dan sebaliknya, sehingga hasil ukurnya adalah : - Media massa mempengaruhi responden jika skor yang diperoleh

kecil (<24)

- Media massa tidak mempengaruhi responden jika skor yang

diperoleh besar (>24)

• Pengaruh tokoh idola diukur pada pertanyaan J1, yaitu responden

menjawab memiliki atau tidak memiliki tokoh idola yang

menjadikan mereka untuk memperhatikan penampilan dan bentuk

tubuhnya.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 60: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

46

Proses manajemen data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak

(software) komputer yaitu program Epi Info dan pengolah data. Manajemen data

terdiri dari beberapa langkah yaitu:

1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan data untuk kedua kalinya.

2. Mengkode data (data coding)

Dalam tahap ini, masing-masing data yang terkumpul diklasifikasikan

dan diberi kode.

3. Penyuntingan data (data editing)

Peneliti menyunting data sebelum dan setelah diberi kode.

Penyuntingan data dilakukan untuk memeriksa kembali data yang

belum dikode, kesalahan dalam pengkodean dan memeriksa jawaban

responden jika terdapat pertanyaan yang belum diisi oleh responden.

4. Membuat struktur data (data structure)

Mengembangkan struktur data sesuai dengan analisis dan jenis

software yang digunakan yaitu Epidata dan SPSS.

5. Memasukkan data (data entry)

Memasukkan data dari kuesioner ke dalam template data yang telah

dibuat sebelumnya dalam program Epidata dan SPSS.

6. Pembersihan data (data cleaning)

Memeriksa kembali data yang telah dientri apakah masih terdapat

pertanyaan yang belum terisi, jawaban yang belum dikode atau

kesalahan dalam pemberian kode.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 61: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

47

4.6 Analisis Data

4.6.1 Analisis Data Univariat

Digunakan untuk melihat gambaran atau distribusi frekuensi masing-

masing variabel pada penelitian, baik variabel dependen dan variabel independen.

4.6.2 Analisis Data Bivariat

Analisis data bivariat dilakukan dengan cara tabulasi-silang dan digunakan

uji chi-square untuk melihat kemaknaan hubungan secara statistik antara variabel

independen dengan variabel dependen. Derajat kemaknaan yang dipakai adalah p-

value = 0.05. Pada tabulasi silang 2x2 akan dicari nilai OR(Odds Ratio) untuk

mengetahui besarnya risiko dan mengetahui ada tidaknya hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Analisis data bivariat dilakukan terhadap berbagai variabel yang diduga

berhubungan dengan perilaku diet penurunan berat badan pada remaja putri.

Rumus perhitungan Chi-square :

X2 = ∑ (O-E)2

E

Keterangan:

X2 = nilai Chi-square

O = nilai yang diobservasi

E = nilai yang diharapkan

Untuk menginterpretasikan dan melihat hasil kemaknaan

perhitungan statitistik digunakan batas kemaknaan ( p-value = 0.05)

sehingga :

a. Jika p-value ≤ 0.05, maka hasil penghitungan statistik dikatakan

bermakna.

b. Jika p-value > 0.05%, maka hasil perhitungan statistik dikatakan tidak

bermakna.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 62: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum SMAN 2

SMA Negeri 2 Depok yang terletak di Jalan Gede No.177, Sukmajaya,

Depok. SMA Negeri 2 Depok merupakan salah satu rintisan SMA Bertaraf

Internasional, ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Pembinaan SMA,

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen

Pendidikan Nasional Nomor : 802.a/C4/MN/2006. SMA Negeri 2 memiliki tenaga

pendidik yang terdiri dari 54 guru dan seorang tenaga outsourcing.

SMA Negeri 2 Depok merupakan salah satu sekolah negeri di Kota Depok

yang bertaraf internasional, yang umumnya memiliki siswa dengan karakteristik

sosial ekonomi golongan menengah ke atas. Pada tahun ajaran 2008/2009, jumlah

kelas yang ada di SMA Negeri 2 sebanyak kelas 18 kelas dan jumlah siswanya

sebanyak 731 orang dengan rincian sebagai berikut :

1. Kelas X : 6 kelas reguler, 1 kelas diantaranya merupakan kelas

internasional. Jumlah siswa 232 orang dengan 117 orang laki-

laki dan 115 orang perempuan.

2. Kelas XI : 3 kelas ilmu alam, 1 kelas diantaranya merupakan kelas

internasional dan 3 kelas ilmu sosial reguler. Jumlah siswa 251

orang dengan 138 orang laki-laki dan 113 orang perempuan.

3 Kelas XII : 3 kelas ilmu alam dan 3 kelas ilmu sosial. Jumlah siswa 248

orang dengan 116 orang laki-laki dan 132 orang perempuan.

48 Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 63: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

49

5.1.2 Gambaran Umum SMAN 6

SMA Negeri 6 Depok terletak di Jalan Raya Limo No.30 Depok. SMA

Negeri 6 memiliki 20 tenaga pengajar dan memiliki rombongan belajar sebanyak

18 kelas pada tahun ajaran 2008/2009. SMA Negeri 6 Depok merupakan salah

satu sekolah negeri di Kota Depok, yang umumnya memiliki siswa dengan

karakteristik sosial ekonomi golongan menengah ke bawah. Jumlah siswa

keseluruhan SMA Negeri 6 tahun ajaran 2008/2009 adalah sebanyak 733 siswa

dengan rincian sebagai berikut:

1. Kelas X : Terdiri dari 6 kelas rombongan belajar, jumlah keseluruhan

siswa kelas X adalah sebanyak 267 orang dengan jumlah laki-

laki sebanyak 134 orang dan jumlah perempuan sebanyak 133

orang.

2. Kelas XI : Terdiri dari 3 kelas ilmu alam dan 3 kelas ilmu sosial. Jumlah

siswa 245 orang dengan 134 orang laki-laki dan 111 orang

perempuan.

3 Kelas XII : Terdiri dari 3 kelas ilmu alam dan 2 kelas ilmu sosial. Jumlah

siswa 215 orang dengan 114 orang laki-laki dan 101 orang

perempuan.

5.1.3 Gambaran Umum SMA Muhammadiyah 1

SMA Muhammadiyah 1 terletak di Kelurahan Pancoran Mas Depok dan

berdiri pada tahun 1983, SK/Izin pendirian Sekolah dari Kanwil Depdiknas No.

035/I02.5/KEP/E.29 tanggal 13 Februari 1984. SMA Muhammadiyah mulai

menerima siswa peserta didik pada tahun pelajaran 1983/1984. Pada awalnya,

SMA Muhammadiyah Depok beroperasi dengan dasar hukum Izin Operasional.

Pada Tahun 1990, SMA Muhammadiyah mendapat status akreditasi “Diakui”.

Selanjutnya, pada tahun 1997 sampai dengan 2003, SMA Muhammadiyah

mendapat status akreditasi “Disamakan”. Selanjutnya mulai 11 Nopember 2003

SMA Muhammadiyah memperoleh akreditasi dengan peringkat B (Baik).

SMA Muhammadiyah 1 merupakan salah satu sekolah golongan swasta

yang ada di Kota Depok, dan umumnya memiliki siswa dengan karakteristik

sosial ekonomi golongan menengah ke bawah. SMA Muhammadiyah 1 memiliki

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 64: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

50

6 kelas pada tahun ajaran 2008/2009. Jumlah siswa keseluruhan SMA

Muhammadiyah 1 adalah sebanyak 239 siswa dengan rincian sebagai berikut :

1. Kelas X : Terdiri dari 2 kelas, jumlah keseluruhan siswa kelas X adalah

sebanyak 63 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 30 orang

dan jumlah perempuan sebanyak 33 orang.

2. Kelas XI : Terdiri dari 1 kelas ilmu alam dan 1 kelas ilmu sosial. Jumlah

siswa 92 orang dengan 50 orang laki-laki dan 42 orang

perempuan.

3 Kelas XII : Terdiri dari 1 kelas ilmu alam dan 1 kelas ilmu sosial. Jumlah

siswa 84 orang dengan 52 orang laki-laki dan 32 orang

perempuan.

5.1.4 Gambaran Umum SMA Nurul Fikri

SMA Islam Terpadu Nurul Fikri terletak di Kecamatan Cimanggis Kota

Depok, merupakan bagian dari Yayasan Pendidikan Nurul Fikri. SMA Nurul Fikri

mulai berdiri pada Januari tahun 2001 berdasarkan SK Pendirian/Pengukuhan

Sekolah dari Kantor Wilayah Depdiknas Propinsi Jawa Barat Nomor

53/102.1/Kep/OT/2001. SMA Nurul Fikri merupakan salah satu sekolah golongan

swasta, dan umumnya memiliki siswa dengan karakteristik sosial ekonomi

golongan menengah ke atas. SMA Nurul Fikri memiliki 6 kelas/rombongan

belajar dan jumlah guru atau tenaga pendidik yang mengajar sebanyak 11 orang

guru tetap yayasan dan 21 guru tidak tetap.

1. Kelas X : Terdiri dari 4 kelas, jumlah keseluruhan siswa kelas X adalah

sebanyak 124 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 61 orang

dan jumlah perempuan sebanyak 63 orang.

2. Kelas XI : Terdiri dari 2 kelas ilmu alam dan 2 kelas ilmu sosial. Jumlah

siswa 92 orang dengan 44 orang laki-laki dan 48 orang

perempuan.

3. Kelas XII : Terdiri dari 1 kelas ilmu alam dan 2 kelas ilmu sosial. Jumlah

siswa 64 orang dengan 34 orang laki-laki dan 30 orang perempuan.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 65: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

51

5.2 Hasil Univariat

5.2.1 Proporsi Responden di 4 SMA Terpilih di Kota Depok

Berdasarkan Tabel 5.1, dapat dilihat bahwa jumlah keseluruhan responden

remaja putri pada penelitian ini sebanyak 235 responden. Proporsi responden

terbanyak yaitu di SMA 6 sebanyak 37% responden, SMA 2 sebanyak 34.5%

responden, SMA Nurul Fikri sebanyak 17% SMA dan SMA Muhammadiyah 1

sebanyak 11.5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Proporsi di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

5.2.2 Distribusi Umur Responden di 4 SMA Terpilih di Kota Depok

Berdasarkan Tabel 5.2, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

berumur 16 tahun yaitu sebanyak 51.5%. Rata-rata umur responden adalah 15.85

tahun dengan standar deviasi 0.718, umur responden yang termuda adalah 14

tahun (1.7%) dan umur responden tertua adalah 17 tahun (17.4%). Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Remaja Putri di 4 SMA

Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Nama Sekolah n % SMA 2 81 34.5 SMA 6 Muhammadiyah 1

87 27

37.0 11.5

Nurul Fikri 40 17.0 Total 235 100

Umur Responden n % 14 4 1.7 15 69 29.4 16 121 51.5 17 41 17.4 Total Rerata ± (SD)

235

15.85 ± (0.718)

100

Minimum Maksimum

14 17

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 66: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

52

5.2.3 Perilaku Diet Penurunan Berat Badan

Berdasarkan Tabel 5.3, dapat dilihat bahwa sebanyak 37.4% responden

melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Responden dengan status gizi

normal paling banyak yang berdiet (68.1%), sebanyak 29.6% dari responden yang

berdiet memiliki status gizi lebih dan ada 2.3% dari responden yang berdiet

memiliki status gizi kurus. Cara diet yang sehat ’memperbanyak konsumsi buah

dan sayur’ paling banyak dilakukan oleh responden yang berdiet yaitu sebesar

71.6% responden, ’latihan fisik atau berolahraga’ dilakukan oleh 66% responden,

’mengurangi konsumsi lemak’ dilakukan oleh 58% responden, ’mengurangi

karbohidrat’ dan ’mengurangi makanan yang manis’ dilakukan sebanyak 53.4%

responden dan 35.2% responden. Cara diet tidak sehat yang paling banyak

dilakukan adalah ’melewatkan waktu makan’, dilakukan oleh 58% responden.

Sebesar 19.3% responden ’tidak minum susu’ sebagai salah satu cara diet dan ’

berpuasa atau tidak makan’ dilakukan oleh 3.4% responden. Cara diet yang

ekstrim juga dilakukan oleh beberapa responden, yang paling banyak dilakukan

adalah ’menggunakan produk untuk menurunkan berat badan’, dilakukan oleh

17.1% responden. Cara diet ’mengkonsumsi pil diet atau obat pencahar’ dilakukan

oleh 9.1% responden bahkan ada 3 orang responden (3.4%) yang ’memuntahkan

kembali makanan dengan sengaja’.

Alasan terbanyak yang menyebabkan responden berdiet menurunkan berat

badan adalah agar lebih sehat (59.1%), namun sebanyak 51.1% responden berdiet

supaya tampil lebih menarik dan cantik. Beberapa alasan yang disebutkan oleh

responden yang termasuk ke dalam alasan lainnya adalah sebanyak 4 orang

(4.6%) responden menjawab ”supaya mudah dalam memilih dan memakai

pakaian”, 3 responden menjawab untuk alasan kesehatan, yaitu ”untuk ikut

turnamen liga basket, jauhi penyakit, cegah obesitas” dan satu responden

beralasan melakukan diet karena merasa berat badan dan tinggi badan tidak

proporsional. Lebih dari separuh responden yang berdiet (53.4%) sudah berdiet

selama kurang dari satu bulan, sebanyak 36.3% responden sudah berdiet selama

1-3 bulan, sebanyak 7.9% responden sudah berdiet selama 4-6 bulan, dan masing-

masing satu responden yang sudah berdiet selama 7-9 bulan dan 10-12 bulan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 67: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

53

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Perilaku Diet Penurunan Berat Badan Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

* jawaban lebih dari satu * dalam minggu

Variabel n % Diet Penurunan Berat Badan (n = 235)

Diet 88 37.4 Tidak Diet 147 62.6

Total 235 100

Cara atau upaya Diet (n=88)* Sehat

Latihan fisik/berolahraga 58 66.0 Mengurangi karbohidrat 47 53.4 Mengurangi lemak 51 58.0 Mengurangi makanan manis 31 35.2 Memperbanyak buah dan sayur 63 71.6

Tidak sehat

Melewatkan waktu makan 51 58.0 Tidak makan/berpuasa 3 3.4 Tidak minum susu 17 19.3

Ekstrim

Memuntahkan makanan dengan sengaja 3 3.4 Menggunakan produk untuk menurunkan berat badan 15 17.1 Menggunakan pil diet,obat pencahar 8 9.1

Status Gizi Responden yang Berdiet (n=88) Kurus 2 2.3 Normal 60 68.1 Lebih 19 21.6 Obesitas 7 8 Alasan Melakukan Diet (n=88)*

Agar lebih sehat 52 59.1 Agar lebih menarik dan cantik 45 51.1 Mempertahankan BB 38 43.2 Nasihat orang lain (orangtua,dokter,teman,pelatih) 13 14.8 Lainnya 8 9.1

Lama Berdiet dalam minggu (n=88)

< 1 bulan 47 53.4 1-3 bulan 32 36.3 4-6 bulan 7-9 bulan 10-12 bulan

7 1 1

7.9 1.1 1.1

Total 88 100 Nilai tengah ± (SD) ** Rata-rata**

3± (7.08) 5.6

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 68: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

54

5.2.4 Status Gizi

Berdasarkan Tabel 5.4, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 75.3% responden. Responden dengan

status gizi kurang sebanyak 10.6% responden, responden dengan status gizi lebih

ada 10.6% responden dan responden yang masuk kategori obesitas sebanyak

3.4% responden. Status gizi lebih (overweight dan obesitas) paling banyak terjadi

pada sekolah dengan karakteristik siswi yang berasal dari sosial ekonomi

golongan menengah ke atas, dan paling banyak terjadi pada SMA Nurul Fikri

(32.5%). Pada sekolah dengan karakteristik sosial ekonomi golongan menengah

ke bawah (SMAN 6 dan SMA Muhammadiyah 1) status gizi lebih jarang terjadi

hanya sekitar 6 responden yang memiliki status gizi overweight dan tidak ada

responden yang mengalami obesitas, namun kejadian status gizi kurang paling

banyak terjadi di sekolah dengan karakteristik sosial ekonomi menengah ke

bawah yaitu sebanyak 19 responden.Variabel status gizi akan dikelompokkan

menjadi dua kategori pada hasil bivariat yaitu gizi lebih dan tidak gizi lebih, hal

ini dilakukan untuk mempermudah analisa bivariat dan interpretasi data. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 69: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

55

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Status Gizi Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n % Status Gizi n %

Kurang (<5th persentil) 25 10.6 Normal (5th-85th persentil) 177 75.3 Lebih (85th-95th persentil) 25 10.6 Obesitas (>95th persentil) 8 3.4

Status Gizi berdasarkan sekolah dengan Karakteristik Sosial ekonomi Sekolah dengan Sosek menengah ke atas

SMAN 2 (n=81) Kurang Normal Lebih Obesitas SMA Nurul Fikri (n=40) Kurang Normal Lebih Obesitas Sekolah dengan Sosek menengah ke bawah SMAN 6 (n=87) Kurang Normal Lebih Obesitas SMA Muhammadiyah 1 (n=27)

2

65 11 3

4 23 8 5

13 69 5 0

2.5 80.2 13.6 3.7

10 57.5 20

12.5

14.9 79.3 5.7 0

Kurang 6 22.2 Normal 20 74.1 Lebih 1 3.7 Obesitas 0 0

5.2.5 Citra Tubuh

Berdasarkan Tabel 5.5, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

mempersepsikan dirinya normal (44.3%), tetapi persentase tersebut mengalami

pengurangan yang signifikan jika dibandingkan dengan status gizi yang

sebenarnya bahwa responden yang memiliki status gizi normal ada sebanyak

75.3%. Responden yang memiliki persepsi gemuk terdapat sebanyak 37% padahal

berdasarkan keadaan status gizi yang sebenarnya, responden yang memiliki status

gizi lebih hanya sebanyak 10.6% responden. Sedangkan untuk responden yang

mempersepsikan dirinya sangat gemuk hanya ditemukan sebanyak 3 orang saja

(1.3%) dan responden yang mempersepsikan dirinya kurus terdapat 17.4%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 70: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

56

responden, hal tersebut menunjukkan pada responden terjadi distorsi atau

gangguan citra tubuh.

Distorsi citra tubuh dialami oleh 38.3% responden dan sebanyak 61.7%

responden tidak mengalami distorsi citra tubuh. Jenis distorsi citra tubuh yang

paling banyak terjadi adalah overestimate sebanyak 26.3% responden sedangkan

jenis distorsi underestimate dialami sebanyak 12% responden. Responden yang

mempersepsikan dirinya gemuk padahal keadaan status gizinya normal paling

banyak terjadi (23.8%). Responden yang kurus juga ada yang mempersepsikan

dirinya normal yaitu ditemukan sebanyak 1.7% responden. Dan yang

mengkhawatirkan yaitu ditemukannya satu responden yang kurus tetapi memiliki

persepsi tubuh yang gemuk sama halnya dengan responden yang mempersepsikan

dirinya obesitas padahal status gizinya masih normal (0.4%). Jenis distorsi citra

tubuh underestimate yang paling banyak dialami responden adalah

mempersepsikan dirinya kurus padahal memiliki status gizi yang normal, dan

ditemukan sebanyak 6 responden (2.6%) dengan keadaan status gizi obesitas

mempersepsikan dirinya gemuk. Gambaran bentuk tubuh ideal yang paling

banyak disebutkan oleh responden adalah berat dan tinggi badan sesuai dengan

umur (74.5%), namun sebanyak 20.4% responden menggambarkan bentuk tubuh

ideal adalah seperti model yang tinggi dan langsing. Gambaran tubuh ideal

lainnya yang termasuk ke dalam kategori lainnya disebutkan oleh 9 responden

(3.8%), yaitu ‘berat badan seimbang dengan tinggi badan dan berisi’ disebutkan

oleh 2 responden, ‘enak diliat’, ‘ideal’, ‘sedang’, ‘perut tidak buncit’,’terlihat

sehat’, ‘tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus’, ‘tinggi,seperti atlet tetapi

tidak terlalu kekar’ masing-masing disebutkan oleh satu responden, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5. Variabel citra tubuh akan dikelompokkan

menjadi dua kategori pada hasil bivariat yaitu merasa gemuk dan tidak merasa

gemuk, hal ini dilakukan untuk mempermudah analisa bivariat dan interpretasi

data.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 71: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

57

Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Citra Tubuh Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n %

Persepsi bentuk tubuh responden (n=235) Kurus 41 17.4 Normal 104 44.3 Gemuk 87 37 Sangat gemuk 3 1.3

Keadaan status gizi sebenarnya (n=235) Kurus Normal Gemuk Sangat gemuk Distorsi Citra Tubuh (n=235) Underestimate

Normal menganggap kurus Gemuk menganggap normal Obesitas menganggap gemuk

Total underestimate Overestimate

Kurus menganggap normal Kurus menganggap gemuk Normal menganggap gemuk Normal menganggap obesitas

Total overestimate Tidak mengalami distorsi Total

25 177 25 8

21 1 6

28

4 1

56 1

62

145 235

10.6 75.3 10.6 3.4

9.0 0.4 2.6 12

1.7 0.4

23.8 0.4

26.3

61.7 100

Persepsi tentang bentuk tubuh yang ideal (n=232) Langsing,tinggi.seperti model 48 20.4 Berat badan sesuai tinggi badan dan umur 175 74.5 Kurus dan tinggi 3 1.3 Lainnya 9 3.8

Total 235 100

5.2.6 Pengetahuan tentang Gizi

Berdasarkan Tabel 5.6, dapat dilihat bahwa sebanyak 63.4% responden

memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik, sebanyak 26.8% responden

memiliki pengetahuan gizi sedang dan 9.8% responden memiliki pengetahuan gizi

yang kurang. Rata-rata pengetahuan gizi responden adalah 79.57 dengan standar

deviasi yaitu 15.9, nilai minimal yang diperoleh responden adalah 9.09 dan nilai

maksimum adalah 100, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.6. Variabel

pengetahuan gizi akan dikelompokkan menjadi dua kategori pada hasil bivariat

yaitu pengetahuan gizi kurang dan baik, hal ini dilakukan untuk mempermudah

analisa bivariat dan interpretasi data.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 72: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

58

Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan Gizi Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

5.2.7 Pengetahuan tentang Diet

Berdasarkan Tabel 5.7, dapat dilihat bahwa paling banyak responden

memiliki pengetahuan yang sedang tentang diet (80.4% reponden), sebesar 12.3%

responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang diet dan 7.2%

responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang diet. Rata-rata

tingkat pengetahuan tentang diet responden adalah 71.18 dengan standar deviasi

10.47. Nilai minimal yang diperoleh responden adalah 33.3 dan nilai maksimum

adalah 93.3, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.7. Variabel

pengetahuan tentang diet akan dikelompokkan menjadi dua kategori pada hasil

bivariat yaitu tingkat pengetahuan diet yang tinggi dan kurang, hal ini dilakukan

untuk mempermudah analisa bivariat dan interpretasi data.

Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan tentang Diet Pada

Remaja Putri Di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n % Pengetahuan Diet Responden (n=235) Tinggi 29 12.3 Sedang 189 80.4 Kurang 17 7.2

Total 235 100 Rerata + SD 71.18+ 10.47 Minimum 33.3 Maksimum 93.3

Variabel n % Pengetahuan Gizi Responden (n=235)

Kurang 23 9.8 Sedang 63 26.8 Baik 149 63.4

Total 235 100 Rerata + (SD) 79.57+ (15.9) Minimum 9.09 Maksimum 100

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 73: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

59

5.2.8 Rasa Percaya Diri

Berdasarkan Tabel 5.8, dapat dilihat bahwa responden paling banyak

memiliki rasa percaya diri yang sedang, yaitu sebanyak 86.8% responden.

Responden yang memiliki rasa percaya diri yang rendah hanya dialami oleh

sedikit responden saja (3%) dan responden yang memiliki rasa percaya diri yang

tinggi dialami sebanyak 10.2% responden. Namun pada pertanyaan rasa percaya

diri terhadap bentuk tubuh dapat dilihat bahwa sebanyak 36.6% responden merasa

minder atau rendah diri dengan bentuk tubuhnya dan sebanyak 63.4% responden

tidak minder dengan bentuk tubuhnya. Alasan terbanyak yang disebutkan oleh

responden yang merasa minder dengan bentuk tubuhnya adalah karena merasa

terlalu gemuk (53.5%). Sebanyak 16.3% responden yang minder merasa

penampilan dan bentuk tubuhnya tidak menarik. Alasan yang termasuk ke dalam

alasan lainnya adalah responden ‘merasa kurus’ (15.12%), ‘kurang tinggi’ (7.0%)

dan ‘merasa berat dan perut buncit’ (8.14%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 5.8. Variabel rasa percaya diri akan dikelompokkan menjadi dua

kategori pada hasil bivariat yaitu memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak

rendah, hal ini dilakukan untuk mempermudah analisa bivariat dan interpretasi

data.

Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Rasa Percaya Diri Pada Remaja

Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n % Rasa Percaya Diri (n=235) Rendah 7 3.0 Sedang 204 86.8 Tinggi 24 10.2 Total 235 100 Merasa minder/rendah diri dengan bentuk tubuh (n=235) Minder 86 36.6 Tidak Minder 149 63.4 Total 235 100 Alasan rendah diri (n=86)

Terlalu gemuk 46 53.5 Tidak menarik 14 16.3 Lainnya 26 30.2 Total 86 100

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 74: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

60

5.2.9 Pengaruh Media Massa

Berdasarkan Tabel 5.9, dapat dilihat bahwa lebih dari separuh responden

(77.9%) menyebutkan media massa mempengaruhi mereka tentang bentuk tubuh

yang ideal dan responden yang tidak terpengaruh oleh media massa jumlahnya

lebih kecil yaitu sebesar 22.1% responden. Jenis media massa yang disebutkan

paling mempengaruhi adalah televisi (67.7%), media massa yang lain yaitu media

cetak (23.0%), internet (8.1%) dan radio (1.3%). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Media Massa Pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n % Pengaruh media massa (n=235) Mempengaruhi

183

77.9

Tidak mempengaruhi 52 22.1 Total 235 100 Rerata + SD 21.19 + 3.2 Minimum 12 Maximum 29 Jenis media massa (n=235)

Televisi 159 67.7 Radio 3 1.3 Media cetak (majalah,buku,surat kabar) 54 23.0 Internet 19 8.1

Total 235 100

5.2.10 Pengaruh Keluarga

Berdasarkan Tabel 5.10, dapat dilihat bahwa sebanyak 34% responden

merasa keluarga memberi pengaruh terhadap responden untuk memperbaiki

bentuk tubuhnya. Sebagai gambaran, sebesar 38.7% responden memiliki ibu yang

resah terhadap berat badannya sendiri, sebesar 13.6% responden memiliki ayah

yang resah terhadap berat badan, sebesar 25.5% responden memiliki saudara yang

resah dan tidak nyaman terhadap berat badan. Dan sebesar 40.9% responden

menyebutkan anggota keluarga mereka ada yang melakukan upaya diet. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.10.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 75: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

61

Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Keluarga Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n %

Ibu resah terhadap berat badannya sendiri (n=235) Resah Tidak resah Ayah resah terhadap berat badannnya sendiri (n=235) Resah Tidak resah

91

144

32 203

38.7 61.3

13.6 86.4

Saudara resah terhadap berat badannya sendiri (n=235) Resah Tidak resah Keluarga ada yang berdiet (n=235)

60 175

25.5 74.5

Berdiet 96 40.9 Tidak berdiet 139 59.1 Pengaruh dari keluarga untuk memperbaiki bentuk tubuh (n=235)

Mempengaruhi 80 34.0 Tidak mempengaruhi Total

155 235

66.0 100

5.2.11 Pengaruh Teman Sebaya

Berdasarkan Tabel 5.11, dapat dilihat bahwa sebanyak 48.5% responden

merasa teman sebaya memberi pengaruh terhadap responden untuk memperbaiki

bentuk tubuhnya dan sebesar 33.2% responden menyebutkan mereka sering

mendapat kritik mengenai berat badan. Sebagai gambaran, sebesar 67.7%

responden memiliki teman yang resah terhadap berat badannya sendiri dan

sebesar 56.2% responden memiliki teman yang melakukan diet. Responden paling

banyak menyebutkan ‘tidak ada’ persaingan untuk mendapatkan bentuk tubuh

yang paling ideal dengan teman sebayanya (87.2%), namun sebesar 12.8%

responden menyebutkan bahwa mereka memiliki persaingan dengan teman sebaya

dalam hal meraih bentuk tubuh paling ideal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 5.11.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 76: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

62

Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Teman Sebaya Pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n % Teman resah terhadap berat badannya sendiri (n=235) Resah Tidak resah Teman melakukan diet (n=235) Berdiet Tidak diet

159 76

132 103

67.7 32.3

56.2 43.8

Persaingan mendapat bentuk tubuh ideal (n=235) Bersaing Tidak bersaing Teman mengkritik berat badan (n=235)

30 205

12.8 87.2

Ada 78 33.2 Tidak ada 157 66.8 Pengaruh dari teman untuk memperbaiki bentuk tubuh (n=235)

Mempengaruhi 114 48.5 Tidak mempengaruhi Total

121 235

51.5 100

5.2.12 Pengaruh Tokoh Idola

Berdasarkan Tabel 5.12, dapat dilihat bahwa sebanyak 66.8% responden

tidak memiliki tokoh idola dan sebanyak 33.2% responden memiliki tokoh idola.

Dari responden yang memiliki tokoh idola, sebesar 69.2% responden

menyebutkan bahwa mereka ingin mengubah fisik sama dengan bentuk tubuh

tokoh idola tersebut. Sebagai gambaran, tokoh idola yang paling banyak dikagumi

oleh sebagian besar responden adalah Luna Maya (32.1%) dan Aura Kasih

(12.8%) dan selebihnya adalah artis-artis korea (6.4%), Agnes Monica (3.8%) dll.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 77: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

63

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pengaruh Tokoh Idola Pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok Tahun 2009

Variabel n %

Memiliki tokoh idola yang mempengaruhi untuk memperhatikan bentuk tubuh (n=235) Ya

78

33.2 Tidak 157 66.8 Total 235 100 Tokoh idola (n=78) Luna Maya Aura Kasih Artis korea Lainnya Total Keinginan memiliki tubuh yang sama dengan tokoh idola (n=78) Ya Tidak Total

25 10 5

38 78

54 24 78

32.1 12.8 6.4

48.7 100

69.2 30.8 100

5.3 Hasil Bivariat

5.3.1 Status Gizi

Berdasarkan Tabel 5.13, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dilakukan oleh responden yang memiliki status gizi lebih (78.8%)

dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki status gizi lebih (30.7%).

Hasil uji statistik memperlihatkan adanya hubungan yang sangat bermakna antara

status gizi dengan perilaku diet penurunan berat badan dengan p-value sebesar

0.000. Odds ratio untuk status gizi sebesar 8.4 dengan 95%CI antara 3.5-20.4.

Tabel 5.13 Tabulasi Silang antara Status Gizi dengan Diet Penurunan Berat Badan pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Status Gizi Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Gizi lebih 26 78.8 7 21.2 33 100 8.4

3.5-20.4 0.000*

Tidak Gizi lebih 62 30.7 140 69.3 202 100 Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 78: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

64

5.3.2 Citra Tubuh

Berdasarkan Tabel 5.14, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dilakukan oleh responden yang merasa dirinya gemuk (72.2%)

dibandingkan dengan responden yang tidak merasa dirinya gemuk (15.9%).

Hasil uji statistik memperlihatkan adanya hubungan yang sangat bermakna antara

citra tubuh dengan perilaku diet penurunan berat badan dengan p-value sebesar

0.000. Odds ratio untuk citra tubuh sebesar 13.8 dengan 95%CI antara 7.3-26.2.

Tabel 5.14 Tabulasi Silang antara Citra Tubuh dengan Diet Penurunan Berat Badan pada

Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Citra Tubuh Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Merasa gemuk 65 72.2 25 27.8 90 100 13.8

7.3-26.2 0.000*

Tidak merasa gemuk

23 15.9 122 84.1 145 100

Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

5.3.3 Pengetahuan Gizi

Berdasarkan Tabel 5.15, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dilakukan oleh responden yang memiliki tingkat pengetahuan gizi

kurang (60.9%) dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat

pengetahuan gizi baik (34.9%). Hasil uji statistik memperlihatkan adanya

hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan perilaku diet penurunan

berat badan dengan p-value sebesar 0.027. Odds ratio untuk pengetahuan gizi

sebesar 2.9 dengan 95%CI antara 1.2-7.02. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 5.15.

Tabel 5.15 Tabulasi Silang antara Pengetahuan Gizi dengan Diet Penurunan Berat Badan

pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Pengetahuan Gizi Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Kurang 14 60.9 9 39.1 23 100 2.90

1.20-7.02 0.027*

Baik 74 34.9 138 65.1 212 100 Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 79: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

65

5.3.4 Pengetahuan tentang Diet

Berdasarkan Tabel 5.16, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

hampir sama dilakukan oleh responden yang memiliki tingkat pengetahuan diet

yang tinggi (37.9% responden) dengan responden yang memiliki tingkat

pengetahuan diet yang kurang (37.4% responden). Hasil uji statistik

memperlihatkan p-value sebesar 1.000, hal ini menunjukkan tidak adanya

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang diet dengan diet penurunan

berat badan. Odds ratio untuk pengetahuan diet yaitu sebesar 1.02 dengan 95%CI

antara 0.46-2.28.

Tabel 5.16 Tabulasi Silang antara Pengetahuan tentang Diet dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Pengetahuan tentang Diet

Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Tinggi 11 37.9 18 62.1 29 100 1.02

0.46-2.28 1.000

Kurang 77 37.4 129 62.6 206 100 Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

5.3.5 Rasa Percaya Diri

Berdasarkan Tabel 5.17, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dilakukan oleh responden yang memiliki rasa percaya diri yang

rendah (71.4%) dibandingkan dengan responden yang memiliki rasa percaya diri

tidak rendah (36.4%). Hasil uji statistik memperlihatkan hasil p-value sebesar

0.106, hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara rasa

percaya diri dengan perilaku diet penurunan berat badan. Odds ratio untuk rasa

percaya diri yaitu sebesar 4.367 dengan 95%CI antara 0.83-23.01.

Tabel 5.17 Tabulasi Silang antara Rasa Percaya Diri dengan Diet Penurunan Berat Badan

pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Rasa Percaya Diri Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Rendah 5 71.4 2 28.6 7 100 4.367

0.83-23.01 0.106

Tidak rendah 83 36.4 145 63.6 228 100 Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 80: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

66

5.3.6 Pengaruh Keluarga

Berdasarkan Tabel 5.18, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dilakukan oleh responden yang mendapatkan pengaruh dari keluarga

(51.3%) dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan pengaruh dari

keluarga untuk memperbaiki bentuk tubuhnya (30.3%). Hasil uji statistik

memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh keluarga

dengan perilaku diet penurunan berat badan dengan p-value sebesar 0.003. Odds

ratio untuk pengaruh keluarga yaitu sebesar 2.42 dengan 95%CI antara 1.39-4.21.

Tabel 5.18 Tabulasi Silang antara Pengaruh Keluarga dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Pengaruh Keluarga Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Mempengaruhi 41 51.3 39 48.8 80 100 2.42

1.39-4.21 0.003*

Tidak mempengaruhi

47 30.3 108 69.7 155 100

Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

5.3.7 Pengaruh Teman Sebaya

Berdasarkan Tabel 5.19, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dilakukan oleh responden yang mendapatkan pengaruh dari teman

sebaya (49.1%) dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan

pengaruh dari teman sebayanya untuk memperbaiki bentuk tubuhnya (26.4%).

Hasil uji statistik memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara

pengaruh teman sebaya dengan perilaku diet penurunan berat badan dengan p-

value sebesar 0.001. Odds ratio untuk pengaruh teman sebaya yaitu sebesar 2.69

dengan 95%CI antara 1.56-4.64.

Tabel 5.19 Tabulasi Silang antara Pengaruh Teman Sebaya dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Pengaruh Teman Sebaya

Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Mempengaruhi 56 49.1 58 50.9 114 100 2.69

1.56-4.64 0.001*

Tidak mempengaruhi

32 26.4 89 73.6 121 100

Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 81: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

67

5.3.8 Pengaruh Media Massa

Berdasarkan Tabel 5.20, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dilakukan oleh responden yang mendapatkan pengaruh dari media

massa (42.1%) dibandingkan dengan responden yang tidak terpengaruh oleh

media massa tentang gambaran bentuk tubuh yang ideal (21.2%). Hasil uji

statistik memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengaruh media

massa dengan perilaku diet penurunan berat badan dengan p-value sebesar 0.01.

Odds ratio untuk pengaruh media massa yaitu sebesar 2.71 dengan 95%CI antara

1.31-5.60.

Tabel 5.20 Tabulasi Silang antara Pengaruh Media Massa dengan Diet Penurunan Berat

Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009 Pengaruh Media Massa

Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Mempengaruhi 77 42.1 106 57.9 183 100 2.71

1.31-5.60 0.010*

Tidak mempengaruhi

11 21.2 41 78.8 52 100

Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

5.3.9 Pengaruh Tokoh Idola

Berdasarkan Tabel 5.21, dapat dilihat bahwa diet penurunan berat badan

lebih banyak dialami oleh responden yang memiliki tokoh idola (48.7%)

dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki tokoh idola yang

mempengaruhi untuk memperhatikan penampilan dan bentuk tubuh (31.8%).

Hasil uji statistik memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara

pengaruh tokoh idola dengan perilaku diet penurunan berat badan dengan p-value

sebesar 0.018. Odds ratio untuk tokoh idola yaitu sebesar 2.03 dengan 95%CI

antara 1.17-3.55.

Tabel 5.21 Tabulasi Silang antara Pengaruh Tokoh Idola dengan Diet Penurunan Berat Badan pada Remaja Putri di 4 SMA Terpilih di Kota Depok tahun 2009

Pengaruh Tokoh Idola

Diet Penurunan Berat Badan Total OR (95% CI)

p value Diet Tidak diet

n % n % n % Mempengaruhi 38 48.7 40 51.3 78 100 2.03

1.17-3.55 0.018*

Tidak mempengaruhi

50 31.8 107 68.2 157 100

Jumlah 88 37.4 147 62.6 235 100

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 82: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Di dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang

patut menjadi bahan pertimbangan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut, yaitu:

1. Keterbatasan waktu yang diberikan pihak sekolah, hal tersebut

dikarenakan pihak sekolah sedang dalam proses belajar mengajar yang

padat untuk persiapan ujian sekolah.

2. Kuesioner terdiri dari banyak pertanyaan yang menyebabkan beberapa

responden merasa jenuh saat menjawab.

6.2 Pembahasan Univariat

6.2.1 Diet Penurunan Berat Badan

Perkembangan psikososial yang normal pada remaja putri ditandai dengan

sifat yang sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi pada ukuran, bentuk dan

penampilan fisiknya (Krummel,1996). Perilaku berdiet ketat sudah dianggap

wajar oleh remaja putri untuk dilakukan, hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai

hasil penelitian yang umumnya menunjukkan prevalensi perilaku berdiet yang

tinggi pada populasi remaja putri. Penelitian yang dilakukan oleh Neumark-

Sztainer dan Rock (2000) di Amerika Serikat dalam Brown (2005) menunjukkan

bahwa sebesar 44% remaja putri dengan umur 12-17 tahun melakukan diet untuk

menurunkan berat badannya. Sebuah penelitian yang dilakukan Kurnia (2008)

pada siswi SMA 70 menunjukkan bahwa sebesar 51.3% responden melakukan

diet dalam satu tahun terakhir. Sedangkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa

sebesar 37.4% dari 235 responden remaja putri di 4 SMA terpilih di Depok

melakukan diet untuk menurunkan berat badan (Tabel 5.3). Hal ini sesuai dengan

pernyataan French et.al (1995) bahwa perkiraan prevalensi perilaku diet untuk

menurunkan berat badan sekitar 14% sampai dengan 77% dan kejadian paling

banyak terjadi pada remaja putri.

68 Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 83: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

69

Dari berbagai hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

remaja banyak yang melakukan diet, di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

responden dengan status gizi normal lebih banyak yang berdiet bahkan terdapat 2

orang responden yang memiliki status gizi kurus melakukan diet, hal tersebut

dikarenakan remaja putri yang sedang menginjak masa remaja menengah (15-17

tahun) mulai memperhatikan perubahan fisik yang terjadi dan sebagian besar

memiliki persepsi bentuk tubuh ideal yang cenderung dipengaruhi karena

timbulnya tekanan sosial untuk menjadi kurus oleh lingkungan luar seperti media

massa dan teman sebaya. Hal tersebut bagi mereka adalah sebuah tantangan yang

sulit untuk dicapai sehingga akan menimbulkan ketidakpuasan pada bentuk tubuh

yang mengawali kecemasan terhadap berat badan dan timbulnya perilaku berdiet

ketat sebagai solusi masalah tersebut, sesuai dengan teori Krummel (1996). Hal

tersebut juga dapat dibuktikan di dalam penelitian ini, bahwa sebagian responden

yang berdiet diawali karena merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya sehingga

menimbulkan rasa rendah diri atau minder terhadap bentuk tubuhnya. Responden

yang merasa minder terhadap bentuk tubuhnya lebih berisiko untuk berdiet

dibandingkan dengan yang tidak merasa minder, di dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa sebanyak 46 responden yang merasa minder karena terlalu

gemuk setelah dilakukan tabulasi silang dengan perilaku diet menunjukkan

sebanyak 82.6% (38 responden) akan melakukan diet untuk menurunkan berat

badannya (Lampiran), hal ini sesuai dengan teori Brown (2005) dan Krummel

(1996) bahwa ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh akan berisiko seseorang untuk

menerapkan perilaku diet.

6.2.1.1 Cara atau Upaya Diet Penurunan Berat Badan

Kunci sukses untuk menurunkan berat badan yang sehat adalah

menerapkan tiga komponen, yaitu mengontrol asupan energi (khususnya asupan

lemak), meningkatkan pemakaian energi dengan aktivitas fisik dan

mempertahankan kebiasaan tersebut agar berat badan yang sudah ideal tetap stabil

(Sizer dan Whitney, 2006). Perilaku diet tersebut membutuhkan niat yang kuat

dan kesabaran untuk mencapai berat badan ideal, karena penurunan berat badan

terjadi secara perlahan-lahan tidak turun secara drastis. Hal tersebut yang memicu

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 84: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

70

seorang pendiet putus asa karena tidak bisa konstan dengan prinsip diet sehat

tersebut, dan mereka akan cenderung menerapkan berbagai macam perilaku diet

yang tidak sehat maupun ekstrim. Menurut penelitian yang dilakukan Neumark-

Sztainer dan French et.al dalam Krowchuk et.al (1998) perilaku diet penurunan

berat badan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu diet sehat, tidak sehat dan ekstrim.

Upaya diet yang sehat masih memenuhi kebutuhan zat gizi seseorang perharinya

dan penurunan berat badan tidak akan turun secara drastis, upaya diet yang sehat

misalnya dengan cara melakukan latihan fisik (olahraga) secara teratur,

meningkatkan konsumi buah dan sayur, mengurangi makanan yang manis,

mengurangi konsumsi lemak dan karbohidrat. Namun, masih banyak orang yang

berdiet menerapkan kombinasi upaya diet sehat dan tidak sehat, diet tidak sehat

yang dilakukan umumnya dengan cara mengurangi frekuensi makan, melewatkan

waktu makan, berpuasa dan menghentikan konsumsi susu. Upaya diet yang

ekstrim sangat berbahaya untuk dilakukan, misalnya dengan memuntahkan

kembali makanan dengan sengaja (vomiting), menggunakan pil diet atau produk-

produk untuk menurunkan berat badan.

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa upaya diet sehat

’memperbanyak konsumsi buah dan sayur’ paling banyak diterapkan oleh

responden yang berdiet (71.6%), ’latihan fisik atau olahraga’ dilakukan oleh 66%

responden, ’mengurangi lemak’ dilakukan oleh 58% responden, ’mengurangi

karbohidrat’ dilakukan oleh 53.4% responden dan sebanyak 35.2% responden

yang berdiet ’mengurangi makanan yang manis dan cemilan’ untuk menurunkan

berat badannya (Tabel 5.3). Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan

penelitian yang dilakukan Neumark-Sztainer et.al (2002), di dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa perilaku diet sehat lebih banyak dilakukan oleh sebagian

besar responden dibandingkan dengan perilaku diet tidak sehat dan ekstrim.

Perilaku diet yang sehat lebih banyak dilakukan oleh responden dibandingkan

dengan perilaku diet tidak sehat dan ekstrim, hal ini mungkin dikarenakan tingkat

pengetahuan tentang diet sehat yang cukup tinggi pada responden. Berdasarkan

hasil tabulasi silang antara pengetahuan tentang diet dengan kategori diet,

menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan diet yang

tinggi dan sedang memiliki kecenderungan untuk menerapkan perilaku diet yang

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 85: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

71

sehat jika dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan

tentang diet yang rendah (Lampiran).

Meskipun upaya diet sehat banyak dilakukan oleh responden namun yang

perlu diperhatikan di dalam penelitian ini adalah banyaknya responden yang tidak

gizi lebih dan gizi lebih yang berdiet melakukan upaya tidak sehat dan ekstrim

untuk mengontrol berat badannya, sebagai tambahan tingginya persentase

sebagian responden yang mempersepsikan dirinya gemuk dan menunjukkan rasa

tidak puas terhadap bentuk tubuh akan memicu mereka untuk berdiet. Dan pada

penelitian ini responden yang benar-benar hanya melakukan upaya diet sehat

hanya sebesar 31.8% dan sisanya sebesar 68.2% dari responden yang berdiet

menerapkan kombinasi antara upaya diet sehat, tidak sehat atau ekstrim untuk

menurunkan berat badannya (Lampiran).

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa upaya diet yang tidak sehat

seperti melewatkan waktu makan dilakukan lebih dari separuh responden yang

berdiet (58% responden) dan 3.4% responden tidak makan atau berpuasa (Tabel

5.3), hasil ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Koff dan

Rierdan dalam Krowchuk et.al (1998) menunjukkan bahwa hampir separuh

responden yang berdiet melewatkan waktu makan dan ada yang berpuasa. Upaya

diet yang tidak sehat tersebut akan berdampak mengurangi jumlah asupan zat gizi

di dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi energi, lemak,

protein, vitamin dan mineral. Sedangkan responden yang berdiet dalam penelitian

ini berupaya menurunkan berat badan dengan tidak minum susu, dilakukan oleh

19.3% responden (Tabel 5.3). Penelitian Macdonald dan rekan dalam Krowchuck

et.al (1998) menemukan remaja putri yang berdiet membatasi asupan makanan

tertentu seperti susu, produk susu, buah dan sayuran untuk menurunkan berat

badan. Perilaku tidak minum susu yang terjadi di dalam penelitian ini dan

penelitian-penelitian sebelumnya akan berpengaruh pada kecukupan kalsium di

dalam tubuh, karena susu merupakan salah satu sumber kalsium yang baik.

Terjadinya pengurangan asupan kalsium pada remaja putri sangat

mengkhawatirkan karena selain akan menganggu proses metabolisme tulang yang

terjadi pesat pada masa remaja (peak bone mass) juga akan meningkatkan risiko

osteoporosis di kemudian hari.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 86: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

72

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 17.1% responden

menggunakan produk pelangsing, 9.1% responden mengkonsumsi pil diet atau

obat pencahar dan 3.4% responden memuntahkan kembali makanan dengan

sengaja (Tabel 5.3). Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Krowchuk et.al (1998) menemukan sebesar 12.7% responden

menggunakan pil diet dan memuntahkan makanan dengan sengaja. Penggunaan

pil diet, pil pelangsing maupun produk penurun berat badan badan bertujuan

untuk menekan nafsu makan supaya tidak lapar mengakibatkan asupan nutrisi

otomatis berkurang dan mempengaruhi keadaan status gizi dan kesehatan pada

remaja. Dampak lain dari penggunaan pil diet dan produk pelangsing adalah

umumnya menimbulkan efek kesehatan karena umumnya substansi tersebut

banyak mengandung zat kimia yang bahkan bersifat toksik jika dikonsumsi dalam

jangka waktu yang lama, sedangkan upaya memuntahkan makanan dengan

sengaja dilakukan dengan tujuan supaya berat badan tidak naik atau sebagai

perilaku kompensasi dari rasa bersalah karena sudah makan. Diet ekstrim tersebut

juga memberikan dampak meningkatkan risiko perilaku makan menyimpang pada

seseorang. Di dalam penelitian ini menunjukkan sebanyak 22.7% melakukan

perilaku purging (memuntahkan makanan, penggunaan obat pencahar (laksatif)

dll), perilaku tersebut adalah salah satu gejala bulimia nervosa. Walaupun belum

terdiagnosa mengalami bulimia nervosa namun akan meningkatkan risiko bagi

mereka untuk mengalami perilaku makan menyimpang lainnya, hal tersebut

sesuai Patton et.al dalam Brown (2005) jika perilaku diet ekstrim yang ketat

diteruskan dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko seseorang

memiliki perilaku makan menyimpang 8 kali lebih besar dibandingkan dengan

seseorang yang tidak berdiet ketat.

6.2.1.2 Alasan Melakukan Diet Penurunan Berat Badan

Lebih dari separuh responden yang berdiet (59.1%) beralasan melakukan

diet penurunan berat badan supaya lebih sehat (Tabel 5.3), hal ini merupakan hal

yang wajar dilakukan responden, karena dengan mengontrol berat badan akan

menghindari remaja dari status gizi lebih yang memiliki risiko terjadinya berbagai

penyakit, sesuai dengan Krummel (1996) yaitu status gizi lebih pada remaja akan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 87: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

73

menyebabkan penyakti degeneratif seperti hipertensi, hiperkolesterol dan diabetes

mellitus. Dalam penelitian ini yang mesti diperhatikan adalah sebanyak 51.1%

responden yang berdiet beralasan supaya tampil lebih menarik dan cantik. Alasan

lainnya adalah responden lebih cenderung memperhatikan penampilannya, seperti

yang disebutkan beberapa responden yang berdiet dengan alasan supaya tidak

susah mencari pakaian yang sesuai dan cukup di badannya.

Lebih dari separuh responden beralasan untuk tampil lebih cantik dan

menarik, hal ini dilakukan mereka supaya mudah diterima dalam pergaulan,

sehingga mereka beranggapan bahwa berdiet adalah sebagai salah satu upaya

untuk mencapai penampilan fisik yang ideal menurut persepsi mereka.

Karakteristik remaja yang disebutkan oleh Krummel (1996) adalah bahwa pada

remaja menengah (15-17 tahun) remaja putri lebih terpengaruh oleh teman sebaya

supaya diterima di lingkungan tersebut dan hal tersebut akan menimbulkan

tekanan sosial untuk menjadi kurus, selain itu mereka lebih memperhatikan

penampilan fisik dan bentuk tubuh dengan tujuan untuk meningkatkan rasa

percaya diri ketika berada di lingkungan tersebut. Tampil cantik dan menarik

adalah impian semua perempuan khususnya remaja putri menengah, karena pada

masa itu timbul ketertarikan fisik terhadap lawan jenis dan terjadi tekanan seksual

untuk menarik perhatian lawan jenis, hal inilah yang mendasari sebagian besar

responden melakukan diet, sesuai dengan pernyataan Wardlaw dan Kessel (2002)

bahwa periode remaja merupakan periode terjadinya pergolakan tekanan seksual

dan sosial.

6.2.1.3 Lama Berdiet untuk Menurunkan Berat Badan

Lebih dari separuh responden yang berdiet (53.4%), sudah melakukan diet

selama kurang dari satu bulan, sebanyak 36.3% responden sudah berdiet selama

1-3 bulan, sebanyak 7.9% responden sudah berdiet selama 4-6 bulan, dan masing-

masing satu responden yang sudah berdiet selama 7-9 bulan dan 10-12 bulan

(Tabel 5.3). Responden yang memiliki gizi lebih cenderung melakukan diet lebih

lama dibandingkan dengan responden dengan status gizi normal maupun kurus, di

dalam penelitian ini responden dengan status gizi lebih rata-rata melakukan diet

untuk menurunkan berat badan selama 1-5 bulan.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 88: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

74

Pada seorang responden dalam penelitian ini yang sudah berdiet selama

7-9 bulan menunjukkan perilaku kombinasi antara diet yang sehat dan tidak sehat,

seperti mengurangi karbohidrat dan lemak, memperbanyak konsumsi buah dan

sayur dan melewatkan waktu makan. Dan pada responden yang sudah berdiet

selama satu tahun menunjukkan di samping melakukan upaya diet yang sehat

(mengurangi makanan manis, lemak dan memperbanyak konsumsi buah dan

sayur) responden juga menerapkan perilaku diet yang ekstrim (mengkonsumsi

produk pelangsing dan menggunakan pil diet). Berdasarkan Patton et.al dalam

Brown (2005) jika perilaku berdiet ketat dilakukan dalam jangka waktu yang lama

akan meningkatkan risiko seseorang untuk menimbulkan perilaku makan

menyimpang.

6.2.2 Status Gizi

Gizi lebih pada umumnya terjadi jika suplai energi melebihi kecukupan

zat gizi yang dianjurkan Recommended Dietary Intake Allowance (Lutfah,2004).

Data Riskesdas tahun 2007 yang dilakukan terhadap populasi yang berumur 15

tahun ke atas di provinsi Jawa Barat menunjukkan sebanyak 9.3% responden

memiliki status gizi overweight dan 12.8% responden memiliki status gizi

obesitas. Di dalam penelitian ini menunjukkan prevalensi responden yang

memiliki status gizi overweight ada sebanyak 10.6% responden dan responden

yang memiliki status gizi obesitas ada sebanyak 3.4% responden (Tabel 5.4). Dari

penelitian di atas, keduanya menunjukkan prevalensi gizi lebih yang tinggi namun

pada data Riskesdas menunjukkan kejadian obesitas yang lebih banyak

dibandingkan dengan penelitian ini, hal tersebut dikarenakan perbedaan populasi

dan umur. Penelitian Riskesdas dilakukan pada seluruh populasi di Jawa Barat

dengan umur sampel 15 tahun ke atas dan pada penelitian ini hanya diambil

sampel remaja putri dengan umur 14-17 tahun, menurut Brown (2005) kejadian

gizi lebih meningkat sebanding dengan umur.

Kejadian gizi lebih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat

yang berimplikasi pada kesehatan dan sosial. Gizi lebih pada remaja putri

menunjukkan prevalensi yang tinggi, menurut data NHANES III tahun 2000

dalam Brown (2005) menunjukkan bahwa prevalensi gizi lebih yang terjadi pada

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 89: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

75

remaja putri (12-17 tahun) ada sebanyak 15.5% responden. Keadaan gizi lebih

pada remaja telah muncul sebagai masalah klinis di berbagai kota besar di

Indonesia. Penelitian Lutfah (2004) yang dilakukan pada siswi SMA di Bandung

menunjukkan prevalensi gizi lebih sebesar 14.7% responden, prevalensi tersebut

sama dengan prevalensi di dalam penelitian ini yaitu sebesar 14% responden.

Kejadian gizi lebih umumnya banyak terjadi di kota-kota besar mungkin karena

masukan energi makanan yang berlebihan atau pengeluaran energi yang kurang

atau interaksi antara keduanya, sebagaimana sering ditemukan pada anak-anak

dalam keluarga dengan sosial ekonomi yang baik serta gaya hidup santai

(sedentary life style). Hal ini juga dapat dibuktikan dalam penelitian ini, yaitu

kejadian gizi lebih terjadi lebih banyak pada responden yang bersekolah di SMAN

2 dan SMAIT NF (Lampiran), kedua sekolah tersebut sebagian besar memiliki

karakteristik siswa yang berasal dari golongan menengah ke atas.

Remaja putri yang memiliki status gizi lebih akan meningkatkan risiko

penyakit degeneratif di masa mendatang, seperti hipertensi, hiperkolesterol dan

diabetes mellitus, status gizi lebih yang terjadi pada masa remaja umumnya akan

berlangsung sampai masa dewasa. Walaupun nantinya memiliki berat badan yang

ideal, remaja putri yang berstatus gizi lebih 2 kali lebih berisiko untuk terkena

penyakit degeneratif dibandingkan remaja putri yang kurus. Dalam penelitian ini

juga menunjukkan seseorang yang memiliki status gizi lebih, cenderung lebih

banyak yang memiliki rasa percaya diri rendah dibandingkan dengan responden

yang tidak gizi lebih (Lampiran), hal ini sesuai dengan pernyataan Krummel

(1996) yang menyebutkan bahwa akibat perkembangan psikosial bagi remaja

putri yang gizi lebih adalah timbulnya perasaan terisolasi, ditolak dan rasa percaya

diri yang rendah. Remaja putri yang memiliki rasa percaya diri rendah akan

meningkatkan risiko untuk berperilaku diet untuk menurunkan berat badan, sesuai

dengan pernyataan Neumark-Sztainer dan Hannan (2000).

6.2.3 Citra Tubuh

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempersepsikan bentuk tubuhnya normal (44.3%), sebanyak 37% responden

mempersepsikan dirinya gemuk, sebanyak 17.3% responden mempersepsikan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 90: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

76

dirinya kurus dan ada 1.3% responden mempersepsikan dirinya sangat gemuk

(Tabel 5.5). Padahal jika dibandingkan dengan keadaan status gizi yang

sebenarnya responden yang memiliki status gizi lebih hanya sebanyak 10.6%

responden dan ada sebanyak 3.4% responden memiliki status gizi obesitas (Tabel

5.4). Hal ini menunjukkan adanya gangguan atau distorsi citra tubuh tipe

overestimate dan underestimate yang dialami oleh sebagian besar responden.

Menurut Kemala (2000) overestimate adalah responden mempersepsikan

tubuhnya lebih besar dibandingkan dengan ukuran sebenarnya begitu juga

kebalikannya dengan underestimate. Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

sebanyak 38.3% responden mengalami distorsi citra tubuh.

Distorsi citra tubuh tipe underestimate yang paling banyak terjadi adalah

pada golongan remaja dengan keadaan status gizi normal tetapi menganggap

dirinya kurus (9%), sebanyak 2.6% responden yang berstatus obesitas

menganggap dirinya gemuk dan sebanyak 0.4% responden yang berstatus gemuk

tetapi menganggap dirinya normal. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian

Davis dan Gergen dalam Neumark-Sztainer dan Hannan (2000) menyebutkan

bahwa seseorang dengan gizi lebih cenderung mengalami underestimate terhadap

berat badannya dan mereka tidak menyukai untuk menyebutkan berat badan dan

tinggi badan yang sebenarnya mungkin dikarenakan takut diejek, disindir maupun

dikucilkan. Penelitian yang dilakukan Krowchuk et.al (1998) menunjukkan bahwa

sebesar 25.8% responden mempersepsikan dirinya gemuk dan sebesar 50.6%

responden melakukan diet untuk menurunkan berat badan.

Tipe distorsi overestimate yang paling banyak terjadi adalah pada

golongan responden dengan keadaan status gizi normal tetapi menganggap diri

mereka overweight (23.8%), ada satu responden yang kurus tetapi

mempersepsikan dirinya gemuk dan ada satu orang yang memiliki status gizi

normal tetapi mempersepsikan dirinya obesitas (Tabel 5.5). Hal ini sesuai dengan

penelitian Neumark-Sztainer (2000) menyebutkan bahwa remaja putri lebih suka

mempersepsikan overweight terhadap diri mereka. Sebagian besar responden

dalam penelitian ini lebih memperhatikan penampilan fisik dan memiliki standar

bentuk tubuh ideal yang cenderung kurus. Banyaknya responden yang mengalami

distorsi citra tubuh tipe overestimate disebabkan oleh bergesernya persepsi

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 91: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

77

tentang bentuk tubuh ideal yang mengarah pada bentuk model. Hal ini

berdasarkan gambaran bentuk tubuh ideal adalah kurus, tinggi, langsing dan

seperti model, yang disebutkan oleh 21.7% responden. Gambaran atau persepsi

bentuk tubuh ideal pada remaja putri sangat dipengaruhi oleh pesan dari media

massa yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung, industri periklanan

juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi persepsi cantik dan bentuk tubuh

yang ideal, keterpaparan terhadap media massa setiap harinya membuat remaja

putri semakin mencemaskan berat dan bentuk tubuh, sesuai dengan Krummel

(1996). Pada sebagian besar responden di dalam penelitian ini menyebutkan

bahwa media massa yang paling mempengaruhi mereka dalam memperhatikan

penampilan fisik atau bentuk tubuh adalah televisi (67.7%) (Tabel 5.9). Acara di

televisi pada umumnya selalu menampilkan artis wanita yang bertubuh tinggi,

langsing dan cantik, pesan tidak langsung seperti ini akan mempengaruhi remaja

putri untuk mencemaskan penampilan dan bentuk tubuh. Hal ini dapat dibuktikan

di dalam penelitian ini, yaitu sebagian besar responden merasa terpengaruh oleh

beberapa artis seperti Luna Maya dan Aura Kasih sehingga ingin memiliki tubuh

yang sama dengan artis atau idola mereka (Tabel 5.12). Remaja putri yang

mencemaskan bentuk tubuh dan mulai mempersepsikan dirinya gemuk akan

meningkatkan risiko seseorang untuk berdiet, sesuai dengan Brown (2005).

6.3 Pembahasan Bivariat

6.3.1 Status Gizi

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 14% responden

memiliki status gizi lebih (overweight dan obese) dan sebanyak 86% responden

tidak memiliki status gizi lebih (underweight dan normal) (Tabel 5.4).

Berdasarkan hasil bivariat dalam penelitian, responden yang memiliki status gizi

lebih, lebih banyak melakukan diet penurunan berat badan (78.8%) dibandingkan

dengan responden yang tidak gizi lebih (30.7%) (Tabel 5.13). Responden dengan

status gizi lebih memiliki risiko 8.4 kali lebih besar untuk melakukan diet

penurunan berat badan dibandingkan dengan seseorang yang tidak gizi lebih dan

terdapat hubungan yang sangat bermakna antara status gizi lebih dengan diet

penurunan berat badan (p-value=0.000). Penelitian sebelumnya yang dilakukan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 92: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

78

oleh Neumark-Sztainer dan Hannan (2000) menunjukkan hal yang serupa, yaitu

responden yang memiliki status gizi lebih ternyata lebih banyak melakukan diet

(73.8%) dibandingkan dengan responden yang tidak gizi lebih (48.1%).

Diet penurunan berat badan sangat dianjurkan untuk seseorang dengan

status gizi lebih supaya derajat kesehatan mereka lebih baik, hal ini juga sesuai

dengan alasan berdiet yang paling banyak disebutkan adalah supaya lebih sehat

(59.1%) (Tabel 5.1). Responden yang memiliki status gizi lebih melakukan diet

sebagai salah satu cara untuk mengontrol berat badan, sesuai dengan Dwyer et.al

(1967). Dan responden yang berstatus gizi lebih kemungkinan merasa tertekan

secara sosial untuk menjadi kurus karena mereka tidak memiliki bentuk tubuh

yang ideal seperti teman-teman sebayanya, hal ini sesuai dengan alasan berdiet

untuk tampil cantik dan menarik yang disebutkan sebagian besar responden

(51.1%). Seperti yang dijelaskan oleh Krummel (1996) bahwa masa remaja

merupakan periode dimana teman sebaya sangat mempengaruhi dibandingkan

dengan keluarga dan persepsi mereka terhadap bentuk tubuh cenderung salah.

Pada remaja putri dengan status gizi lebih cenderung merasa terisolasi, merasa

ditolak dan rendah percaya dirinya, hal inilah yang menimbulkan tekanan sosial

untuk menjadi kurus dan berdiet adalah salah satu jalan keluar. Hal lain yang

perlu diperhatikan adalah memperoleh bentuk tubuh ideal merupakan hal yang

sulit dicapai oleh mereka yang memiliki status gizi lebih jika tidak menerapkan

perilaku diet yang sehat dan sesuai anjuran ahli gizi ataupun dokter, hal ini

mengakibatkan mereka melakukan berbagai cara demi kurus dan akan

meningkatkan risiko perilaku kesehatan yang buruk dan mereka menganggap hal

ini wajar, sesuai dengan Brown (2005). Di dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa responden dengan status gizi lebih cenderung menerapkan perilaku diet

yang tidak sehat dan ekstrim (84.6%) dibandingkan dengan responden yang

berdiet dengan tidak memiliki status gizi lebih (61.3%) (Lampiran).

Perilaku diet yang tidak sehat yang paling banyak dilakukan oleh

responden dengan status gizi lebih yang berdiet adalah melewatkan waktu makan

dan perilaku ekstrim yang paling banyak dilakukan adalah mengkonsumsi produk

pelangsing dan pil diet atau obat pencahar. Penelitian yang dilakukan oleh

Neumark-Sztainer et.al (2002) juga menunjukkan hal yang sama bahwa sebesar

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 93: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

79

18% remaja putri dengan status gizi lebih melakukan perilaku diet yang ekstrim.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa perilaku diet tidak sehat dan ekstrim

akan meningkatkan risiko seseorang memiliki perilaku makan menyimpang. Di

dalam penelitian ini responden yang memiliki status gizi lebih memiliki

kecenderungan lebih besar dibandingkan responden yang tidak gizi lebih untuk

melakukan diet ekstrim. Kemungkinan mereka melakukan diet ekstrim

dikarenakan rasa yang tidak puas terhadap bentuk tubuh dan supaya berat badan

turun dengan cepat, sesuai dengan bentuk tubuh ideal yang mereka inginkan.

6.3.2 Citra Tubuh

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 38.3% responden

merasa dirinya gemuk atau sangat gemuk (Tabel 5.5). Padahal jika dibandingkan

dengan keadaan status gizi yang sebenarnya responden yang memiliki status gizi

lebih (overweight dan obese) hanya sebanyak 14% responden (Tabel 5.4). Dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang merasa dirinya gemuk lebih

banyak melakukan diet penurunan badan (72.2%) dibandingkan dengan

responden yang tidak merasa gemuk (15.9%). Responden yang merasa gemuk

13.8 kali lebih berisiko untuk melakukan diet penurunan berat badan

dibandingkan dengan responden yang tidak merasa gemuk, dan terdapat hubungan

yang sangat bermakna antara citra tubuh dengan diet penurunan berat badan (p-

value =0.000) (Tabel 5.14). Hal ini sejalan dengan sebuah penelitian yang

dilakukan di Amerika dalam Wharthon et.al (2008) menyebutkan bahwa sebesar

12% remaja putri yang menganggap diri mereka gemuk akan berdiet untuk

menurunkan berat badan. Tipe distorsi citra tubuh yang paling banyak terjadi pada

penelitian ini adalah tipe overestimate (26.3%) (Tabel 5.5). Hasil tabulasi silang

antara distorsi overestimate dengan perilaku diet penurunan berat badan

menunjukkan bahwa responden yang overestimate lebih banyak yang berdiet

(38.6%) dibandingkan dengan responden yang tidak overestimate (28.6%)

(Lampiran), hal ini sesuai dengan penelitian Neumark-Sztainer dan Hannan

(2000) yang menyebutkan bahwa remaja putri lebih suka mempersepsikan

overweight terhadap diri mereka, hal ini merupakan salah satu faktor yang paling

mempengaruhi seseorang untuk berdiet.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 94: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

80

Persepsi bentuk tubuh yang ideal lebih dipengaruhi oleh lingkungan luar

baik keluarga, teman sebaya maupun media massa. Menurut Sarafino dalam

Kurnia (2008) bentuk tubuh ideal pada wanita adalah perempuan yang memiliki

tubuh lebih bulat dengan ukuran dada dan pinggul yang lebih besar, namun

setelah tahun 1960 bentuk tubuh ideal tersebut berubah menjadi bentuk tubuh

yang cenderung kurus. Hal itu dapat dibuktikan di dalam penelitian ini, yaitu

banyaknya responden yang menggambarkan bentuk tubuh ideal adalah yang

kurus, tinggi dan langsing seperti model (21.7%). Hasil tabulasi silang antara

gambaran bentuk tubuh ideal dengan perilaku diet di dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa responden yang memiliki gambaran bentuk tubuh ideal

kurus, tinggi dan langsing seperti model cenderung lebih banyak yang melakukan

diet (43.1%) dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi bentuk

tubuh ideal yang benar, yaitu berat badan dan tinggi badan sesuai dengan umur

(35.4%) (Lampiran). Persepsi yang salah tentang bentuk tubuh ideal banyak

dipengaruhi oleh media massa, baik langsung maupun tidak langsung, hal tersebut

akan menimbulkan persepsi negatif terhadap bentuk tubuh diri sendiri karena

tidak memiliki bentuk tubuh ideal yang diidamkan dan pada banyak responden

untuk mengatasi masalah tesebut banyak yang melakukan diet penurunan berat

badan, sesuai dengan Sizer dan Whitney (2006).

6.3.3 Pengetahuan tentang Gizi

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 9.8% responden

memiliki tingkat pengetahuan tentang gizi yang kurang dan responden yang

memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik ada sebanyak 90.2% (Tabel 5.6). Di

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat

pengetahuan gizi yang kurang memiliki kecenderungan 2.9 kali lebih berisiko

untuk melakukan diet penurunan berat badan dibandingkan dengan responden

yang memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik, hasil penelitian bivariat ini

menunjukkan hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi kurang dengan

diet penurunan berat badan (p-value = 0.027) (Tabel 5.15).

Berdasarkan Rickert (1996) bahwa pengetahuan gizi merupakan suatu

landasan kognitif untuk terbentuknya sikap, termasuk sikap dan perilaku

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 95: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

81

seseorang dalam pemilihan makanan. Faktor pengetahuan gizi yang kurang akan

menyebabkan seseorang cenderung memiliki persepsi yang salah tentang asupan

gizi yang penting untuk dikonsumsi seseorang dan mempengaruhi keadaan gizi

seseorang. Kecenderungan seseorang memiliki status gizi lebih umumnya

dikarenakan pengetahuan gizi yang kurang, hal ini dapat ditunjukkan dalam

penelitian ini bahwa responden yang memiliki pengetahuan gizi kurang cenderung

lebih banyak memiliki status gizi lebih (21.7%) dibandingkan dengan responden

yang memiliki pengetahuan gizi baik (13.2%) (Lampiran). Berdasarkan

pembahasan sebelumnya menyatakan bahwa remaja putri dengan gizi lebih akan

meningkatkan risiko seseorang untuk melakukan diet.

6.3.4 Pengetahuan tentang diet

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 12.3% responden

memiliki tingkat pengetahuan diet yang tinggi sedangkan responden yang

memiliki tingkat pengetahuan diet yang kurang ada sebanyak 87.7% (Tabel 5.7).

Menurut Dwyer et.al remaja putri yang berdiet memiliki pengetahuan diet yang

tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak berdiet. Pada penelitian ini tidak

menunjukkan kecenderungan seperti penelitian Dwyer sebelumnya karena pada

responden yang berdiet dan tidak berdiet menunjukkan tingkat pengetahuan diet

yang hampir sama dan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan

p-value = 1.000 (Tabel 5.16). Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dari

responden yang berdiet, yang memiliki tingkat pengetahuan diet tinggi lebih

memilih perilaku diet yang sehat dibandingkan dengan diet tidak sehat dan

responden yang berdiet yang memiliki tingkat pengetahuan kurang memiliki

kecenderungan untuk menerapkan perilaku diet tidak sehat (Lampiran). Hal ini

menunjukkan bahwa bagi responden yang berdiet, pengetahuan diet tersebut

menjadi modal dan acuan untuk menerapkan perilaku diet yang sehat.

Penelitian ini menunjukkan bahwa media massa baik cetak maupun

elektronik mempengaruhi dan memberikan informasi kepada seluruh responden

sehingga tingkat pengetahuan diet mereka hampir sama. Hal tersebut berdasarkan

sebagian besar responden menjawab jenis media massa yang paling

mempengaruhi mereka untuk memperhatikan penampilan fisik adalah televisi dan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 96: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

82

media cetak (Tabel 5.9), media massa tersebut memberikan informasi yang mudah

didapatkan dan diserap oleh mereka sehingga akan meningkatkan pengetahuan

diet mereka. Namun yang perlu diperhatikan adalah tidak semua cara-cara diet

yang diinformasikan di media massa sesuai dan sehat untuk diterapkan, terkadang

remaja akan memilih dan menerapkan cara-cara diet yang paling cepat prosesnya

untuk menurunkan berat badan sehingga akan membahayakan kesehatan remaja

itu sendiri.

6.3.5 Rasa Percaya Diri

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebesar 3% responden

memiliki rasa percaya diri yang rendah, dan selebihnya memiliki rasa percaya diri

yang normal. Hal ini menunjukkan bahwa responden merasa percaya diri di dalam

kesehariannya. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Neumark-

Sztainer dan Hannan (2000) yang menyebutkan bahwa remaja putri yang diteliti

sebagian besar (68.5%) memiliki rasa percaya diri yang rendah. Hal ini mungkin

terjadi karena alat ukur yang digunakan untuk melihat rasa percaya diri kurang

sesuai digunakan di dalam penelitian ini, karena pernyataan yang ada dalam alat

ukur ini kurang mengarah pada rasa percaya diri terhadap bentuk tubuh. Namun,

hasil tabulasi silang antara rasa percaya diri dan diet penurunan berat badan di

dalam penelitian ini menunjukkan kecenderungan yang sama dengan penelitian

Neumark-Sztainer tersebut bahwa seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang

rendah 4.4 kali lebih berisiko melakukan diet penurunan berat badan

dibandingkan dengan responden yang merasa percaya diri dengan p-value = 0.106

sehingga dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara rasa percaya diri

dengan perilaku diet penurunan berat badan (Tabel 5.17).

Selain meneliti rasa percaya diri secara umum, peneliti juga ingin

mengetahui rasa percaya diri terhadap bentuk tubuh dan menunjukkan bahwa

sebanyak 36.6% merasa rendah diri terhadap bentuk tubuhnya. Dari responden

yang merasa rendah diri, sebanyak 53.5% atau sebanyak 46 responden merasa

rendah diri atau minder karena badannya terlalu gemuk (Tabel 5.8). Berdasarkan

hal tersebut menunjukkan bahwa responden yang berdiet lebih dipengaruhi karena

merasa rendah diri pada bentuk tubuhnya dibandingkan dengan rasa percaya diri

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 97: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

83

secara umum, ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh membuat responden merasa

harus memiliki tubuh yang sempurna dan menarik sehingga mereka lebih

cenderung melakukan perilaku diet penurunan berat badan untuk mengatasinya.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tabulasi silang antara responden yang

merasa rendah diri atau minder terhadap bentuk tubuhnya dengan perilaku diet

penurunan berat badan, menunjukkan bahwa responden yang merasa minder

terhadap bentuk tubuh lebih banyak dan lebih berisiko sebesar 3.74 kali untuk

melakukan diet penurunan berat badan dibandingkan dengan responden yang

tidak minder (Lampiran), sehingga dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri

terhadap bentuk tubuh lebih berisiko pada remaja putri untuk berdiet.

6.3.6 Pengaruh Keluarga

Pada penelitian ini menunjukkan sebesar 34% responden mendapatkan

pengaruh keluarga dalam bentuk tuntutan yang diberikan anggota keluarga

mereka (ayah, ibu atau saudara) sehingga mereka melakukan upaya untuk

mendapatkan bentuk badan yang ideal (Tabel 5.10). Responden yang

mendapatkan pengaruh dari keluarga (51.3%) lebih banyak yang melakukan diet

penurunan berat badan dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan

pengaruh dari keluarga (30.3%) dan 2.42 kali lebih berisiko untuk melakukan diet

penurunan berat badan dengan p-value sebesar 0.003 sehingga dikatakan ada

hubungan yang bermakna (Tabel 5.18). Hal ini sesuai dengan penelitian Field et.al

(2005) menunjukkan bahwa ayah dan ibu yang mengkritik berat badan anak dan

menyatakan penting bagi anaknya untuk menjadi lebih kurus akan meningkatkan

kejadian anak menurunkan berat badannya.

Selain tuntutan dari keluarga untuk menjadi kurus seperti yang disebutkan

di atas, hal lain yang mempengaruhi anak menurunkan berat badan adalah rasa

cemas yang timbul pada anggota keluarga mereka terhadap berat badan dan ada

anggota keluarga mereka yang melakukan diet penurunan berat badan serta kritik

atau sindiran yang dilontarkan oleh anggota keluarga. Hal tersebut akan

mengubah persepsi responden dan mengirimkan pesan kepada responden terhadap

bentuk tubuh ideal dan mereka akan merasa memiliki tubuh ideal adalah satu

keharusan yang mesti dicapai untuk diterima dalam lingkungan keluarga maupun

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 98: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

84

sosial lainnya. Hal tersebut diperkuat dengan menyilangkan semua variabel

tentang pengaruh keluarga dengan perilaku diet penurunan berat badan. Dan

hasilnya menunjukkan bahwa responden yang memiliki ibu yang resah terhadap

berat badan lebih banyak dan 1.69 kali lebih berisiko untuk mengalami diet

penurunan berat badan dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki ibu

yang resah terhadap berat badan. Pengaruh ayah yang resah terhadap berat badan

dan adanya anggota keluarga yang berdiet juga sama hasilnya dengan pengaruh di

atas, responden yang memiliki ayah yang resah terhadap berat badan lebih

berisiko 1.57 kali dan adanya keluarga yang melakukan diet meningkatkan risiko

sebesar 1.8 kali untuk melakukan diet penurunan berat badan (Lampiran).

Sindiran atau kritik yang dilontarkan oleh anggota keluarga mempengaruhi

responden untuk melakukan diet penurunan berat badan, seperti pendapat Ikeda

dan Naworski (1999) bahwa hal tersebut akan memungkinkan seseorang

melakukan diet yang tidak sehat. Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

responden yang mendapatkan kritik atau sindiran dari keluarga 2 kali lebih

berisiko untuk menurunkan berat badan (Lampiran). Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Schreiber et.al dalam Field et.al (2005) yang

menunjukkan bahwa pendiet konstan diawali karena kecemasan-kecemasan yang

timbul dan kritik terhadap berat badan.

6.3.7 Pengaruh Teman Sebaya

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 48.5% responden

merasa teman sebaya memberi pengaruh terhadap responden untuk memperbaiki

bentuk tubuh (Tabel 5.11) dan pada hasil bivariat menunjukkan responden yang

mendapatkan pengaruh teman dalam bentuk anjuran dalam memperbaiki bentuk

tubuh lebih banyak dan 2.7 kali lebih berisiko untuk melakukan diet penurunan

berat badan dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan pengaruh

teman sebaya dengan p-value sebesar 0.001 sehingga dikatakan adanya hubungan

yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan diet penurunan berat badan

(Tabel 5.19).

Pengaruh teman sebaya di dalam penelitian ini ternyata lebih besar jika

dibandingkan dengan besarnya pengaruh keluarga. Hal ini sesuai dengan

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 99: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

85

pernyataan Brown (2005) yang menyebutkan bahwa perkembangan psikososial

pada masa remaja menengah (15-17tahun) lebih dipengaruhi oleh teman

sebayanya dibandingkan dengan pengaruh keluarga, hal ini terjadi dikarenakan

remaja memang lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan merasa

sepaham dengan teman sebaya. Namun pengaruh yang ditimbulkan oleh teman

sebaya cenderung negatif karena menimbulkan tekanan sosial dalam hal apapun

termasuk tekanan menjadi kurus. Dugaan ini diperkuat dengan adanya 12.8%

responden yang merasa memiliki persaingan dengan teman sebayanya untuk

memperoleh bentuk tubuh yang ideal dan adanya persaingan akan meningkatkan

risiko 2 kali lebih besar untuk menerapkan perilaku diet penurunan berat badan

(Lampiran). Pendapat Krummel (1996) yang menyebutkan bahwa supaya tidak

dikucilkan, disindir dan dibicarakan oleh teman sebaya mereka harus

menyesuaikan diri dengan standar lingkungan teman sebaya sehingga remaja

tersebut mengatasi masalah salah satunya dengan berdiet. Hal yang sama juga

terjadi dalam penelitian ini yaitu responden yang mendapatkan kritik dari teman

sebaya lebih banyak dan 2.4 kali lebih berisiko untuk melakukan diet penurunan

berat badan dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan kritik oleh

teman sebayanya (Lampiran).

Menurut Sarafino dalam Kurnia (2008) dahulu bentuk tubuh ideal adalah

perempuan yang memiliki tubuh lebih bulat dengan ukuran dada dan pinggul yang

lebih besar, namun setelah tahun 1960 bentuk tubuh ideal tersebut berubah

menjadi bentuk tubuh yang cenderung kurus, hal ini banyak dipengaruhi oleh

media massa dan sudah terjadi internalisasi, khususnya pada remaja putri tentang

persepsi bentuk tubuh ideal tersebut. Pengaruh teman sebaya dalam melakukan

diet penurunan berat badan sangat mengkhawatirkan karena persepsi mereka

tentang bentuk tubuh yang ideal sudah bergeser ke arah bentuk tubuh yang kurus.

Teman sebaya sangat mempengaruhi responden untuk menyamakan persepsi

tentang bentuk tubuh yang ideal sehingga timbulnya suatu upaya maupun

persaingan untuk menjadi yang terkurus dan terkecil di antara teman sebaya dan

peneliti beranggapan hal ini merupakan hal yang menurut mereka wajar terjadi di

lingkungan pertemanan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Field et.al bahwa

perspesi bentuk tubuh ideal yang sama terhadap teman sebaya akan merubah

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 100: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

86

perilaku makan di lingkungan teman sebaya, hal ini dilakukan sebagai bentuk

mengontrol berat badan agar tidak gemuk dan lama kelamaan perilaku tersebut

berkembang menjadi perilaku makan menyimpang.

6.3.8 Pengaruh Media Massa

Sebagian besar responden dipengaruhi oleh media massa tentang bentuk

tubuh yang ideal dan penggunaan produk dan pil yang bertujuan menurunkan

berat badan, yaitu sebanyak 77.9% (Tabel 5.9) dan responden yang terpengaruh

oleh media massa tersebut lebih banyak dan 2.7 kali lebih berisiko untuk

melakukan diet penurunan berat badan jika dibandingkan dengan responden yang

tidak terpengaruh oleh media massa dengan p-value sebesar 0.01 sehingga

dikatakan adanya hubungan yang bermakna (Tabel 5.20).

Pada responden persepsi bentuk tubuh yang ideal ditimbulkan oleh media

massa yang selalu menampilkan artis-artis cantik dengan tubuh kurus, langsing

dan tinggi sehingga responden menangkap pesan tersebut sebagai kebutuhan

seorang perempuan untuk menjadi cantik dan kurus. Hal tersebut akan

menimbulkan suatu kecemasan dan membuat mereka merasa penampilannya

sangat buruk dan mulai berpikir bahwa tubuh yang ideal adalah tubuh yang seperti

model dan artis yang ada di media massa, dan mereka mulai menganggap dirinya

mengalami kegemukan. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh

Field et.al (1999) bahwa sebanyak 47% responden merasa terpengaruh untuk

berdiet setelah melihat gambar di majalah karena mereka berpendapat bahwa

gambar di majalah merupakan bentuk tubuh yang ideal dan mereka menginginkan

tubuh yang seperti itu.

Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden

(67.7%) menyebutkan jenis media massa yang paling mempengaruhi terhadap

penampilan dan bentuk tubuhnya adalah televisi dan sebanyak 23% responden

menyebutkan media cetak. Menurut Krummel (1996), produsen atau pihak

industri gencar merubah persepsi bentuk tubuh yang ideal pada remaja supaya

mudah melakukan komersialisasi produk yang terkait dengan pertumbuhan pada

masa remaja. Peneliti berpendapat bahwa responden yang menggunakan produk

maupun pil untuk menurunkan berat badan dikarenakan media massa gencar

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 101: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

87

melakukan iklan. Media massa yang paling banyak melakukan promosi tiada

henti adalah televisi kemudian media cetak sehingga responden merasa

terpengaruh dalam memperhatikan penampilan fisiknya sampai melakukan diet

penurunan berat badan.

6.3.9 Pengaruh Tokoh Idola

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 33.2% responden

memiliki tokoh idola (wanita) yang mempengaruhi mereka terhadap penampilan

dan bentuk tubuhnya (Tabel 5.12). Tokoh idola menurut Mooney et.al dalam

Malinauskas et.al (2006) mempengaruhi remaja putri dalam memperhatikan

bentuk tubuh mereka. Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden

yang memiliki tokoh idola lebih banyak dan 2.03 kali lebih berisiko untuk

melakukan diet penurunan berat badan dibandingkan dengan responden yang

tidak memiliki tokoh idola dengan p-value sebesar 0.018 sehingga dikatakan

adanya hubungan yang bermakna (Tabel 5.21).

Menurut Worthington (2000) pengaruh tokoh idola yang terdapat di media

massa akan melahirkan pemikiran yang keliru mengenai standar budaya dan

perilaku remaja seperti persepsi bentuk tubuh ideal dan berbagai perilaku makan

layaknya artis dan para model. Semakin lama responden yang memiliki tokoh

idola akan menimbulkan kecemasan terhadap berat badan mereka sendiri, karena

mereka menginginkan tubuh yang sama dengan bentuk tubuh tokoh idolanya

sehingga menyebabkan mereka berdiet. Hal ini diperkuat dengan hasil tabulasi

silang antara responden yang memiliki tokoh idola dengan perilaku diet

penurunan berat badan, hasilnya menunjukkan bahwa responden yang

berkeinginan memiliki bentuk tubuh yang sama dengan bentuk tubuh idola lebih

banyak dan 2.5 kali lebih berisiko untuk melakukan diet penurunan berat badan

dibandingkan dengan responden yang memiliki tokoh idola namun tidak

berkeinginan memiliki bentuk tubuh yang sama dengan tokoh idola (Lampiran).

Dan sebanyak 32.1% responden menyebutkan Luna Maya dan sebanyak 12.8%

responden menyebutkan Aura Kasih sebagai tokoh idola mereka. Kedua artis ini

memiliki tubuh yang tinggi semampai dan cenderung kurus karena timbulnya

tuntutan profesi sebagai artis maupun model.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 102: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

1. Sepertiga dari responden melakukan diet penurunan berat badan pada saat

penelitian dilakukan. Hanya sepertiga dari responden yang berdiet, melakukan

upaya diet yang sehat sedangkan sisanya melakukan kombinasi antara upaya

diet sehat, tidak sehat atau ekstrim.

2. Gambaran faktor individu dari responden adalah lebih dari sepertiga

responden memiliki persepsi tubuh gemuk atau sangat gemuk terhadap bentuk

tubuhnya (38.3%), beberapa responden memiliki status gizi lebih (overweight

dan obese) (14%), sedikit sekali responden yang memiliki rasa percaya diri

yang rendah (3%), hanya sedikit responden memiliki tingkat pengetahuan gizi

yang kurang (9.8%) dan lebih dari separuh responden memiliki tingkat

pengetahuan tentang diet yang kurang (87.6%).

3. Gambaran faktor lingkungan dari responden adalah lebih dari separuh

responden dipengaruhi oleh media massa dalam memperhatikan bentuk

tubuhnya (77.9%), beberapa responden dipengaruhi oleh keluarga (34%) dan

dipengaruhi teman sebaya (48.5%) dalam memperbaiki bentuk tubuhnya.

Sepertiga responden memiliki tokoh idola yang mempengaruhi mereka dalam

memperhatikan bentuk tubuhnya.

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi (OR 8.4), citra tubuh

(OR 13.8), pengetahuan tentang gizi (OR 2.9), pengaruh keluarga (OR 2.42),

pengaruh teman sebaya (OR 2.69), pengaruh media massa (OR 2.71) dan

pengaruh tokoh idola (OR 2.03) dengan diet penurunan berat badan.

5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara rasa percaya diri dan

pengetahuan tentang diet dengan diet penurunan berat badan.

88

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 103: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Universitas Indonesia

89

7.2 Saran

Bagi Dinas Kesehatan di Depok:

1. Diharapkan untuk membuat program gizi seperti mengadakan

penyuluhan atau pelatihan kepada petugas UKS dan guru bimbingan

konseling di seluruh SMA yang ada di Depok dengan materi perilaku

diet pada remaja putri, gambaran bentuk tubuh ideal yang sesuai pada

masa remaja, pentingnya asupan gizi yang cukup dan seimbang dan

latihan fisik untuk mencapai pertumbuhan yang optimal pada masa

remaja.

2. Diharapkan peran Dinas Kesehatan untuk melibatkan peran media

massa sebagai salah satu promotor untuk menyampaikan materi

program tentang perilaku diet yang sehat dan bahaya pencitraan tubuh

yang kurus pada remaja putri, supaya dapat ditindaklanjuti dengan

memakai artis dan model yang tidak terlihat sangat kurus.

Bagi Sekolah:

1. Perlunya diadakan penyuluhan atau edukasi gizi khususnya pada siswi

dengan melibatkan peran guru bimbingan konseling dan peran tenaga

UKS dengan tujuan menambah pengetahuan dan kewaspadaan para

siswi tentang dampak diet yang akan menimbulkan perilaku makan

menyimpang dan mempengaruhi keadaan gizi dan kesehatan mereka.

2. Materi yang perlu disampaikan di dalam penyuluhan atau edukasi gizi

adalah materi perilaku diet pada remaja putri, gambaran bentuk tubuh

ideal yang sesuai pada masa remaja, pentingnya asupan gizi yang

cukup dan seimbang dan latihan fisik untuk mencapai pertumbuhan

yang optimal pada masa remaja.

3. Diharapkan peran guru olahraga untuk menyampaikan dan melakukan

perilaku diet sehat salah satunya dengan cara meningkatkan latihan

fisik dan dilakukan secara teratur.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 104: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

DAFTAR REFERENSI

Allison, D.B. (1995). Handbook of Assesment Methods for Eating Behaviors and Weight-Related Problem, Measure, Theory and Research. London:Sage Publ.

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka

Utama. ANRED. (2008). “Statistics: How Many People Have Eating Disorders?”,

http://www.anred.com/stats.html. Maret 24, 2008. Arini, F.A. (2006, Oktober). Studi tentang Upaya Penurunan Berat Badan pada

Remaja Putri: Studi pada Siswi SMP di Surabaya. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Surabaya. Februari 3, 2009. http://www.unair.ac.id.

Asmaradewi, M.D. (2001). Perbedaan Harga Diri dan Kepuasan Citra Tubuh

pada Remaja Putri dan Putra yang Kegemukan. Skripsi Mahasiswa Fakultas Psikologi. Universitas Indonesia. Depok.

Brown, J.E., et.al. (2005). Nutrition Through the Life Cycle 2nd edition. United

States of America: Thomson Wadsworth. Calhoun, J.F & Acocella. (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan

Kemanusiaan Edisi Ke-3 (R.S Satmoko, Penterjemah). USA: Mc Graw-Hill. Data Riskesdas. (2007). Davis, B. (1999). What’s Real, What’s Ideal: Overcoming a Negative Body

Image. New York: Rosen Publishing Group, Inc. Dwyer, J.T., Feldman, J.J., Mayer, J. (1967, Oktober). Adolescent Dieters: Who

Are They? Physical Characteristics, Attitudes and Dieting Practices of Adolescent Girls. The American Journal of Clinical Nutrition, 20,1045-1056.

Fairburn, C.G., et.al. (1998). Risk Factors for Binge Eating Disorder. Archives

General Psychiatry, 55,425-432. http://www.archgenpsychiatry.com. Field, A.E. et al. (1999). Relation of Peer and Media Influences to the

Development of Purging Behaviors Among Preadolescent and Adolescent Girls. Archives Pediatrics Adolescent Medicine, 153, 1184-1189. April 1, 2008. http://www.archpediatrics.com

Field, A.E., et.al. (2001, Januari). Peer, Parent, and Media Influences on the

Development of Weight Concerns and Frequent Dieting Among Preadolescent and Adolescent Girls and Boys. Pediatrics, 107,54-60. April 3, 2008. http://www.pediatrics.org

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 105: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Field, A.E., et.al. (2005, Desember). Weight Concerns and Weight Control Behaviors of Adolescents and Their Mothers. Arch Pediatr Adolesc Med,159, 1121-1126. April 2, 2008. http://www.archpediatrics.com

French, S.A., Perry, C.L., Leon,G.R., Fulkerson, J.A. (1994). Weight Concerns,Dieting Behavior and Smoking Initiation Among Adolescents: A Prospective Study. The American Journal of Public Health, 84, 1818-1820.

French, S.A., Story, M., Downes, B., Resnick, M.D., Blum, R.W. (1995, May). Frequent Dieting among Adolescents Psychosocial and Health Behavior Correlates. American Journal of Public Health, 85, 695-701. April 2, 2008.

Grange, D., Telch, C.F., Tibbs, J. (1998, Februari). Eating Attitudes and Behaviors in 1,435 South African Caucasian and Non-Caucasian College Students. American Journal Psychiatry, 155:250-254. April 3, 2008.

Gunarsa, S.A dan Gunarsa, Y.S.A. (1995). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Heinberg, et.al. (1996). Body Image. In Rickets,VI (Ed). Adolescent Nutrition Assesment and Management . New York : Chapman and Hall.

Hurlock, E,B. (1991). Psikologi Perkembangan:Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi ke 5. Jakarta:Erlangga.

Issue Briefs. (2000). Body Image & Advertising. Mediascope Press. California: Studio City. http://www.mediascope.org/pubs/ibriefs/bia.htm

Karnaeni, Heny.2000. Kepuasan Citra Tubuh Pada Wanita Peserta Senam Body Language (Perbedaan Antara Peserta Lama dan Peserta Baru). Skripsi Mahasiswa Psikologi. Universitas Indonesia. Depok.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan.. Jakarta: UI Press.

Krowchuk, D.P., Kreiter, S.R., Woods, C.R., Sinal, S.H., DuRant, R.H. (1998, September). Problem Dieting Behaviors Among Young Adolescents. Arch Pediatr Adolesc Med, 152, 884-888. April 1, 2008. http://www.archpediatrics.com

Krummel, D.M & Penny, M.K. (1996). Nutrition in Women’s Health. Maryland: Aspen Publisher’s Inc.

Kurnia, W. (2008). Gambaran dan Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan Pada Siswi SMAN 70 Jakarta Selatan Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 106: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Lutfah, M. (2004). Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan Siap Saji Modern dengan Status Gizi pada Remaja SMA terpilih di Kota Bandung. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok.

Malinauskas, B.M., Raedeke, T.D., Aeby, V.G., Smith, J.L., Dallas, M.B. (2006,

Maret). Dieting Practices, weight perceptions, and body composition: A comparison of normal weight, overweight and obese college females. Maret 27, 2008.

McVey. G., Tweed,S., Blackmore. E. (2004, Mei). Dieting among preadolescent and young adolescent females. Canadian Medical Association, 170 (10), 1559-1561.

Neumark-Sztainer, D., Hannan, P.J. (2000, Juni). Weight-Related Behaviors

Among Adolescent Girls and Boys. Arch Pediatr Adolesc Med, 154,569-577. April 2, 2008. http://www.archpediatrics.com

Neumark-Sztainer, D., Story, M., Hannan, P.J., Perry, C.L., Irving, L.M. (2002,

Februari). Weight-Related Concerns and Behaviors Among Overweight and Nonoverweight Adolescents. Arch Pediatr Adolesc Med, 156, 171-178. April 2, 2008. http://www.archpediatrics.com

Puri, R.R. (2003). Citra Tubuh Remaja Pada Siswa Kelas 2 SMUN I Bekasi tahun

2003. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Depok. Rice,C. (1995). Body Image Table of Contents, Promoting Healthy Body Image.

http://www.opc.on.ca/beststart/bodyimg/httoc.html/ Rickert, V.I. (1996). Adolescent Nutrition Assesment and Management. USA:.

Chapman & Hall. Sarafino, E.P. (1998). Health Psychology Biopsychosocial Interaction 3rd edition,.

New York : John Wiley & Sons, Inc. Sizer, F.S. & Witney, E. (2006). Nutrition Concepts & Controversies 10th edition.

Belmont: Thomson-Wadsworth. Strauss, R.S. (1999, Juli). Self-Reported Weight Status and Dieting in a Cross-

sectional Sample of Young Adolescents. Arch Pediatr Adolesc Med, 153,741-747. April 1, 2008. http://www.archpediatrics.com

Suka, Machi et.al. (2006). Body Image, Body Satisfaction and Dieting Behavior

in Japanese Preadolescents:The Toyama Birth Cohort Study. Environmental Health and Preventive Medicine, 11, 24-30.

Tambunan, Raymond (2002, Januari). Anorexia Nervosa. http://www.e-

psikologi.com/remaja/180102.htm.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 107: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

The Associated Press. (2007). Diet Articles Trigger Unhealthy Behavior in Girls: Study. http://www.cbc.ca.htm

Tomoko, I., Keiko.N., Akira.T. (2005). Dieting Behavior of Female Adolescents-From the Survey of Health Behavior. Journal of Nishikyushu University & Saga Junior College, 35,35-43.

Wardlaw, G.M & Kessel, M.W. (2002). Perspectives in Nutrition fifth edition. New York: McGraw-Hill Companies.

Wardlaw, G.M. (1999). Perspectives in Nutrition fourth edition. New York: McGraw-Hill Companies.

Wharton, C.M., Adams, T., Hampl, J.S. (2008, Maret). Weight Loss Practices and Body Weight Perceptions Among US College Students. Journal of American College Health, 56, 579-585.

Worthington, B.S dan Sue R.W. (2000). Nutrition Througout The Life Cycle 4th edition. Singapore: Mc Graw Hill.

http:// www.natural-health-information-centre.com.2009 .

”Self-esteem”, http://en.wikipedia.org/wiki/Self-esteem. 2008. April 11,2008.

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 108: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

DATA DINAS PENDIDIKAN KOTA DEPOK NAMA KEPALA SEKOLAH DAN ALAMAT SMA DI KOTA DEPOK

No Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah Alamat

1 SMA Negeri 1 Drs.M.Achmadi Jl.Nusantara Raya No 317 2 SMA Negeri 2 Drs.H.Sukandi Mustafa Jl.Gede No.177 Depok II Timur 3 SMA Negeri 3 Drs.Jasni Evawati Jl Raden Saleh Studio Alam No.45 4 SMA Negeri 4 Drs.Jumait Jl.Jeruk rya Sukatani Permai No.1 5 SMA Negeri 5 Drs.Wartini Perumahan Bukit Rivaria Sektor IV 6 SMA Negeri 6 Drs.Amas Farmas Jl.Raya Limo 7 SMA Al-Hasra Dra.Helmidar Jl.Raya Ciputat Parung Km 24 Bojongsari 8 SMA Arrahman Drs.Memed Karmedi Jl.Masjid Al Ijtihad No.35 Pondok Terong 9 SMA Bintara Drs Sukiman Jl.Raya Sawangan No.19

10 SMA Budi Bhakti Bayu Sukma Saputra SH Jl.Pedati Poncol 11 SMA Budi Utomo Dra,Renata Parhusip Jl.Agung Ujung Depok II Timur 12 SMA Cakrabuana Dra.Siti F.,MM Jl.Raya Sawangan No.91 13 SMA Depok Drs.Ahmad Syamsuri Jl Jawa Depok Utara No 1A Beji 14 SMA Eka Prasetia Ny.Agustina A.F, S.Pd Jl Reni Jaya 15 SMA I An Nizhomiyah Drs.Jahrudin Yusup Jl.Madrasah No.14 Kel.kalibaru Sukmajaya

16 SMA I Cakra Nusantara St.Nurhaidah, S.Pd Komp.Perumahan Wisma Cakra No.5a Limo

17 SMA I Darussalam H.Solihin S.Ag Jl.L.Nanggung Kebayunan Tapos CMGS 18 SMA LABSCHOOL Drs.H.Abdul Kohar Jl.Flamboyan Blok F Cinere Limo 19 SMA IT Nurul Fikri Dr.H.Martarizal Jl.H.Sairi No.145 KelapaDua Cimanggis 20 SMA Islam Yapkum Drs.H.Bachrudin Jl.Nusantara Raya No.317 21 SMA Islamiyah Sawangan Drs.Irmansyah Jl.Raya Muhtar No.136 Sawangan 22 SMA Kasih Dra.Irawati S.Bacas Jl.Pemuda No.59 23 SMA Kharismawita Ir.Muhammad Subhan Jl.Ciputat-Parung No.462 Serua Sawangan 24 SMA Lazuardi Hasanudin, S.Ag Jl.Kampus/Pakis Rangkapan Jaya Panmas 25 SMA Mardiyuana Dra.Elisabeth Maria Jl Raya Cempaka No.4 26 SMA Mawadah Drs.Sanusi,HZ Jl Utan Jaya RT 8/3 Pondok Jaya 27 SMA Muhammadiyah 7 Mahyudin Muarof, S.Ag Jl Abdul Wahab No.19 Sawangan 28 SMA Muhammadiyah 1 Drs.Iskandar Jl.raya Sawangan No.112 29 SMA Pelita Drs.M.Lukman Effendi Jl.Kenanga No4 Depok 30 SMA Pemuka Drs. Puji Heryanto Jl.Angin Mamiri No.1 Depok II 31 SMA PGRI Drs.Sugiharto Jl.Arief Rahman Hakim No.28 32 SMA Pribadi Jl.Margonda Raya No.229 33 SMA PSKD VII Efrodina E.Mustamu Jl.Pitara No.19 Panmas 34 SMA Putra Bangsa Karyono, S.E Jl.Margonda Raya Gg Kedongdong 35 SMA Sejahtera 1 Sunarko, S.Pd Jl.Raya Anyelir No.68 Depok 36 SMA Tadika Pertiwi Dra.Surtiasih K.,BSC Jl.H.Jairan No.1 Cinere 37 SMA Tarbiyah Islamiyah Drs. MH.Syafruddin Q. Jl.Kembang Beji No.55 Beji 38 SMA Terpadu Al Manar Didi Suhadi S.Ag Jl.Nusantara Raya No.317 39 SMA Tride Cicilia. M.ES Jl.Nilam Raya F8 No I a Cimanggis 40 SMA Tritura Siti Rubiah, S.Pd Jl.Kelurahan Cilangkap 41 SMA YAPAN Indonesia Dra. Ida Faidah Jl.Muhtar No.50 Sawangan 42 SMA Yapemri Hj.Tetty Rochaety Jl.Agung Ujung Depok II Timur 43 SMA Tugu Ibu Sri Partiwi, BA Jl.Sentosa Raya Depok 44 SMA Tb.Pangeling H.Dana Sidik, S.Ag Jl.Raya Tapos Kel Tapos Kec Cimanggis 45 SMA YPPD Dra. Erni Yuliana Jl Pemuda No17 B 46 SMA Muhammadiyah 2 Dra.Ratna Ningsih Jl Nusantara Raya No 317 47 SMA Bina Taqwa Arya Sukarya S.Pd Jl Raden Saleh Studio Alam No45 48 SMA Pondok Daun 49 SMA Islam Dian Didaktida Drs.Budiyanto, M.Pd Jl.Rajawali Blok F No 16 Cinere 50 SMA IT Raflessia Drs. Dedi Suardi Jl Mahkota Raya Pondok Duta Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 109: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

No Responden : ________

DEPARTEMEN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS INDONESIA

KUESIONER PENELITIAN

Perkenalkan nama saya Yulianti Kurnianingsih, mahasiswi jurusan Gizi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian skripsi, penelitian skripsi ini mengambil tema tentang diet penurunan

berat badan dan bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor-faktor yang mempenga-

ruhi diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA terpilih di Kota Depok.

Penelitian ini dibagi atas 2 bagian, yaitu pengisian kuesioner dan pengukuran berat badan

dan tinggi badan.

Saya membutuhkan informasi ini sebagai data penelitian, untuk itu saya

mengharapkan kesediaan anda untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Jawaban

anda tidak akan mempengaruhi nilai di sekolah dan kerahasiaan jawaban akan terjamin.

Oleh karena itu saya mohon untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan sebenar-

benarnya sesuai dengan keadaan anda saat ini. Atas kesediaan, kerjasama dan bantuannya,

saya mengucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Yulianti Kurnianingsih

(085697047849)

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 110: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

A. Data Umum Responden A1. Nama : ____________________________ A2. TTL : _________________, ____/____/________ A3. Umur : ______ Tahun A4. Sekolah : SMA _______________________ A5. Kelas : ____________________________ A6. Berat Badan : ______ Kg A7. Tinggi Badan : ______Cm A8. No. Telepon : ____________________________

B. Pertanyaan Mengenai Diet Penurunan Berat Badan B1. Apakah saat ini anda sedang berdiet atau melakukan upaya untuk menurunkan berat

badan? 1. Ya 2. Tidak (langsung ke pertanyaan C1)

Petunjuk : Berilah tanda check list (V) di salah satu kolom yang sesuai dengan keadaan atau kondisi Anda)

B2. Bagaimana upaya atau cara anda dalam melakukan diet menurunkan berat badan?

Upaya Diet Ya Tidak

Latihan fisik/berolahraga

Mengurangi frekuensi makan setiap harinya (tidak sarapan pagi, makan

malam dll)

Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat

Mengurangi konsumsi makanan manis (permen, kue, cake dll)

Mengurangi konsumsi makanan yang berlemak

Memperbanyak konsumsi sayur dan buah

Tidak makan sama sekali/berpuasa

Tidak minum susu

Memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan

Mengonsumsi produk pelangsing (seperti WRP, slimming tea, minuman

berserat dll.)

Mengonsumsi pil diet (pil pelangsing, pil peluntur lemak, dll)

Merokok

No

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13 Lainnya, sebutkan ..................................................

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 111: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

B3. Alasan apakah yang mendorong anda untuk diet menurunkan berat badan? 1. Agar lebih sehat 2. Agar lebih menarik dan terlihat lebih cantik 3. Mencegah kenaikan berat badan 4. Nasihat orang tua, dokter, teman dll. 5. Lainnya, sebutkan _________________________

B4. Sudah berapa lama anda melakukan diet untuk menurunkan berat badan? 1. .........minggu 2. ........ bulan 3. .........tahun

Petunjuk : Lingkari jawaban yang paling sesuai dengan keadaan/kondisi Anda saat ini.

C. Pertanyaan Mengenai Citra Tubuh C1. Menurut anda, secara keseluruhan bagaimanakah gambaran penampilan fisik/

tubuh anda ? 1. Sangat gemuk 2. Gemuk 3. Normal/Sedang 4. Kurus

C2. Menurut anda, bagaimanakah berat badan anda sekarang ? 1. Berlebih 2. Ideal 3. Kurang

C3. Menurut anda, bagaimanakah tinggi badan anda sekarang ? 1. Terlalu tinggi 2. Cukup tinggi 3. Kurang Tinggi

C4. Menurut Anda, bagaimana gambaran penampilan fisik/tubuh wanita yang ideal? 1. Langsing, tinggi seperti artis/model 2. Berat badannya sesuai dengan tinggi badan 3. Kurus dan tinggi 4. Lainnya,_______________________

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 112: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Petunjuk Pengisian : Pilihlah satu jawaban saja yang menurut anda paling sesuai. D. Pertanyaan Tentang Pengetahuan Gizi

D1. Apakah yang dimaksud dengan makanan sehat ? 1. makanan mahal 2. makanan yang bersih 3. makanan yang mengandung zat gizi seimbang 4. makanan yang lezat

99. Tidak tahu/lupa D2. Zat gizi penghasil energi/tenaga adalah?

1. Karbohidrat 4. Vitamin 2. Protein 99. Tidak tahu/lupa 3. Lemak

D3. Makanan yang banyak mengandung sumber energi utama adalah ? 1. Nasi, mie, jagung, roti, kentang dan singkong 2. Tempe, tahu dan kacang-kacang 3. Ikan, daging, udang dan telur 4. Sayuran dan buah-buahan 99. Tidak tahu/lupa

D4. Apakah fungsi dari zat gizi protein di dalam tubuh ? 1. Mengatur metabolisme di dalam tubuh 2. Pertumbuhan dan pemeliharaan sel, jaringan dan organ 3. Memelihara suhu tubuh 4. Pelindung organ tubuh 99. Tidak tahu/lupa

D5. Makanan yang banyak mengandung zat gizi protein adalah ? 1. Nasi, mie, jagung, roti, kentang dan singkong 2. Tempe, tahu dan kacang-kacang 3. Ikan, daging, udang dan telur 4. Sayuran dan buah-buahan 99. Tidak tahu/lupa

D6. Apakah fungsi dari zat gizi vitamin di dalam tubuh?

1. Mengatur metabolisme di dalam tubuh

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan sel, jaringan dan organ

3. Memelihara suhu tubuh

4. Pelindung organ tubuh

99. Tidak tahu/lupa

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 113: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

D7. Makanan yang banyak mengandung zat gizi vitamin adalah?

1. Nasi, mie, jagung, roti, kentang dan singkong

2. Tempe, tahu dan kacang-kacang

3. Ikan, daging, udang dan telur

4. Sayuran dan buah-buahan

99. Tidak tahu/lupa

D8. Apakah fungsi dari zat gizi lemak di dalam tubuh ?

1. Mengatur metabolisme di dalam tubuh

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan sel, jaringan dan organ

3. Memelihara suhu tubuh dan cadangan energi dalam tubuh

4. Sumber energi utama

99. Tidak tahu/lupa

D9. Makanan yang banyak mengandung zat gizi lemak adalah ?

1. Nasi, roti, kentang, jagung

2. Daging, goreng-gorengan, sayur bersantan

3. Sayuran dan buah-buahan

4. Tempe,tahu,kedelai

99. Tidak tahu/lupa

D10. Apakah fungsi serat di dalam tubuh?

1. Mengatur metabolisme di dalam tubuh

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan sel, jaringan dan organ

3. Menurunkan kadar kolesterol di dalam darah

4. Sumber energi utama

99. Tidak tahu/lupa

D11. Makanan yang banyak mengandung serat adalah ?

1. Nasi, roti, kentang, jagung

2. Daging, goreng-gorengan, sayur bersantan

3. Sayuran dan buah-buahan

4. Tempe,tahu,kedelai

99. Tidak tahu/lupa

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 114: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Petunjuk Pengisian : Pilihlah satu jawaban saja yang menurut anda paling sesuai. E. Pertanyaan Pengetahuan Diet

E1. Pengertian diet untuk menurunkan berat badan adalah? 1. Membatasi makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi

kerusakan jaringan tubuh. 2. Upaya untuk menurunkan berat badan dengan cara membatasi asupan

makanan dan meningkatkan aktivitas fisik. 3. Upaya mempertahankan berat badan dengan memberikan makanan yang

banyak mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. 4. Upaya membatasi asupan makanan yang mengandung lemak tinggi dan

karbohidrat. 99. Tidak tahu/lupa

E2. Diet menurunkan berat badan diterapkan pada orang yang memiliki tubuh dengan kategori ?

1. Kurus 3. Gemuk/obesitas 2. Normal 99. Tidak tahu/lupa

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda check list (V) pada satu jawaban saja yang menurut anda paling sesuai. Menurut anda, dari berbagai macam upaya diet di bawah ini manakah yang merupakan upaya diet menurunkan badan yang sehat.

No Upaya Diet Ya Tidak E3 Membatasi frekuensi dan asupan makanan (menghilangkan kebiasaan

sarapan/tidak makan malam) setiap harinya

E4 Mengurangi makan sumber karbohidrat (nasi,mie,kentang,dll) dan meningkatkan konsumsi sumber protein (ikan,daging,telur dll)

E5 Mengkonsumsi produk pelangsing (seperti WRP, slimming tea, minuman berserat dll.)

E6 Mengkonsumsi pil diet (pil pelangsing, pil peluntur lemak) selama penurunan berat badan

E7 Berpuasa (tidak makan sama sekali) dengan frekuensi yang sering E8 Memuntahkan kembali makanan secara sengaja E9 Berolahraga lebih dari satu jam setiap hari/lebih berat/lebih lama/lebih

sering dari biasanya

E10 Berolahraga teratur 30-60 menit setiap hari E11 Memperbanyak konsumsi buah dan sayur, serta mengurangi konsumsi

lemak

E12 Kombinasi latihan fisik/berolahraga yang teratur dan membatasi asupan makanan dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori per harinya

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 115: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

E13. Apakah makanan kecil atau ringan (cake, cokelat, makanan selingan) nilai kalorinya selalu lebih sedikit dibandingkan sumber karbohidrat lainnya?

1. Ya 2. Tidak E14. Salah satu dampak dari perilaku diet menurunkan berat badan yang terlalu ekstrim

dan tidak sehat pada masa remaja adalah ? 1. Gangguan reproduksi 2. Gangguan hormonal dalam tubuh 3. Gangguan perilaku penyimpangan makanan (anorexia dan bulimia) 4. Gangguan kecerdasan otak 99. Tidak tahu/lupa

E15. Apakah yang dimaksud dengan penyimpangan perilaku makan anorexia? 1. Tidak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak 2. Tidak memiliki nafsu makan/menolak makan supaya berat badan tidak naik 3. Makan rakus atau banyak sekali, kemudian dimuntahkan kembali 4. Berpuasa atau latihan fisik secara berlebihan 99. Tidak tahu/lupa

E16. Apakah yang dimaksud dengan penyimpangan perilaku makan bulimia? 1. Tidak mengkonsumsi karbohidrat dan lemak 2. Tidak memiliki nafsu makan/menolak makan supaya berat badan tidak naik 3. Makan rakus atau banyak sekali, kemudian dimuntahkan kembali 4. Takut dengan kenaikan berat badan 99. Tidak tahu/lupa

F. Pertanyaan Tentang Rasa Percaya Diri F1. Apakah anda merasa minder/rendah diri dengan bentuk tubuh yang anda miliki

sekarang? 1. Ya 2. Tidak (langsung ke pernyataan F4)

F2. Apa yang menyebabkan anda merasa rendah diri dengan bentuk tubuh yang anda miliki sekarang?

1. terlalu gemuk 3. memiliki cacat 2. tidak menarik 4. Lainnya, __________________

F3. Apakah anda pernah berusaha untuk mengatasi rendah diri/minder tersebut? 1. Ya 2. Tidak

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 116: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

F4. Pernyataan Tentang Rasa Percaya Diri Petunjuk : Di bawah ini terdapat 10 pernyataan tentang rasa percaya diri, di setiap pernyataan berilah tanda check list (V) di salah satu kolom yang sesuai dengan keadaan atau kondisi anda.

G.Pertanyaan Pengaruh Keluarga Petunjuk : Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan, berilah tanda check list (V) pada kolom yang sesuai dengan keadaan atau kondisi anda.

PERNYATAAN Sangat

Setuju Setuju

Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

F4 Saya merasa bahwa saya orang yang berharga. Setidaknya sama berharganya dengan orang lain

F5 Saya merasa memiliki kualitas yang bagus dibandingkan yang lain.

F6 Saya sering merasa, bahwa saya orang yang gagal

F7 Saya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu sebaik orang lain lakukan.

F8 Saya merasa tidak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan.

F9 Saya mengaplikasikan sikap yang positif untuk diri saya.

F10 Secara keseluruhan, saya puas terhadap diri sendiri.

F11 Saya berharap, saya dapat lebih menghormati diri saya sendiri.

F12 Saya merasa tidak berguna sama sekali saat ini

F13 Pada saat ini, saya berpikir saya tidak bagus dalam segala hal.

No PERTANYAAN Ya Tidak

G1 Apakah Ibu anda sering merasa resah dan tidak nyaman dengan berat badannya sendiri?

G2 Apakah Ayah anda sering merasa resah dan tidak nyaman dengan berat badannya sendiri?

G3 Apakah saudara perempuan/laki-laki anda sering merasa resah dan tidak nyaman dengan berat badannya sendiri? (jika tidak punya saudara laki-laki/perempuan langsung ke pertanyaan G4)?

G4 Apakah keluarga anda ada yang melakukan usaha-usaha untuk menurunkan berat badan (misalnya dengan membatasi asupan makanan, mengurangi frekuensi makan, berolahraga, mengkonsumsi produk-produk makanan/minuman yang bersifat laksatif, pil diet dan makanan rendah kalori/rendah gula, memuntahkan kembali makanan dll.)?

G5 Apakah keluarga anda sering memberikan kritik mengenai berat badan Anda?

G6 Apakah keluarga anda menuntut anda untuk memperbaiki penampilan tubuh anda?

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 117: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

H. Pertanyaan Pengaruh Teman Sebaya Petunjuk : Di bawah ini terdapat beberapa pertanyaan, berilah tanda check list (V) pada kolom yang sesuai dengan keadaan atau kondisi anda.

I. Pengaruh Media Massa Petunjuk : Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, berilah tanda check list (V) pada kolom yang sesuai dengan keadaan atau kondisi anda.

No PERTANYAAN Ya Tidak

H1 Apakah anda memiliki teman yang merasa tidak nyaman dan merasa resah dengan berat badan mereka? (Jika tidak, langsung ke pertanyaan H3)

H2 Apakah teman anda tersebut melakukan usaha-usaha untuk menurunkan berat badannya (misalnya dengan membatasi asupan makanan, mengurangi frekuensi makan, berolahraga, mengkonsumsi produk-produk makanan/minuman yang bersifat laksatif, pil diet dan makanan rendah kalori/rendah gula, memuntahkan kembali makanan dll.)?

H3 Apakah anda dan teman anda bersaing untuk mendapatkan tubuh yang paling ideal?

H4 Apakah teman anda sering mengkritik berat badan anda?

H5 Apakah teman anda sering mendorong dan memberi masukkan untuk memperbaiki penampilan tubuh anda?

No PERNYATAAN Sangat

Setuju

Setuju Tidak

Setuju

Sangat

Tidak

Setuju I1. Penampilan para model di media massa (majalah mode, TV

dll) yang bertubuh kurus kelihatan lebih menarik, cantik dan bergaya

I2. Tubuh model yang kurus tersebut, terlihat tidak bertenaga dan tidak sehat

I3. Model dengan tubuh kurus di majalah dan TV adalah bentuk tubuh ideal dan sempurna

I4. Majalah mode mempengaruhi pemikiran saya tentang bentuk tubuh ideal dan sempurna

I5. Penampilan para model di media massa (majalah mode dan TV) tidak mempengaruhi saya untuk berpenampilan seperti mereka

I6. Melihat penampilan model dengan tubuh kurus membuat saya gelisah dan tidak puas dengan tubuh saya

I7. Iklan produk-produk untuk menurunkan berat badan (seperti minuman berserat, pil pelangsing, pil peluntur lemak, makanan/minuman rendah kalori dll.) membuat saya ingin menurunkan berat badan saya

I8. Saya tidak tertarik untuk membeli produk-produk untuk menurunkan berat badan karena belum tentu benar dan sehat

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 118: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

I9. Jenis media massa yang paling mempengaruhi anda untuk melakukan diet penurunan berat badan adalah? (pilih salah satu saja)

1. Televisi 2. Radio 3. Media cetak ( misalnya surat kabar, majalah, buku) Sebutkan namanya __________________________ 4. Internet

J. Pengaruh Tokoh Idola J1. Apakah anda memiliki tokoh idola yang mempengaruhi anda untuk memperhatikan

penampilan dan bentuk tubuh anda? 1. Ya,sebutkan siapa namanya _______________________________ 2. Tidak (pertanyaan cukup sampai disini)

J2. Bagaimanakah penampilan dan bentuk tubuh tokoh idola anda tersebut? 1. Ideal 2. Tidak Ideal

J3. Apakah anda merasa terpengaruh dan ingin sekali mengubah fisik anda seperti tokoh idola tersebut?

1. Ya 2. Tidak

TOLONG PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA SAYA SANGAT MENGHARAPKAN SEMUA PERTANYAAN

DIISI DENGAN LENGKAP DAN SEBENAR-BENARNYA

TERIMA KASIH BANYAK ATAS KERJASAMANYA

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 119: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

LAMPIRAN OUTPUT HASIL TABULASI SILANG ANTAR VARIABEL Alasan rendah diri * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet alasan rendah diri

terlalu gemuk Count 38 8 46 % within alasan rendah diri 82.6% 17.4% 100.0%

tidak menarik Count 3 11 14 % within alasan rendah diri 21.4% 78.6% 100.0%

4 Count 8 18 26 % within alasan rendah diri 30.8% 69.2% 100.0%

Total Count 49 37 86 % within alasan rendah diri 57.0% 43.0% 100.0%

Pengetahuan diet 3 kategori * kategori diet sehat dan tidak sehat Crosstabulation

kategori diet sehat dan tidak sehat Total

diet sehat tidak sehat diet sehat Pengetahuan diet 3 kategori

Tinggi Count 6 5 11% within Pengetahuan diet 3 kategori 54.5% 45.5% 100.0%

Sedang Count 20 47 67% within Pengetahuan diet 3 kategori 29.9% 70.1% 100.0%

Kurang Count 2 8 10% within Pengetahuan diet 3 kategori 20.0% 80.0% 100.0%

Total Count 28 60 88% within Pengetahuan diet 3 kategori 31.8% 68.2% 100.0%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 120: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Kategori diet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid diet sehat 28 11.9 31.8 31.8

diet tidak sehat 4 1.7 4.5 36.4diet ekstrim 2 .9 2.3 38.6diet sehat dan tidak sehat 36 15.3 40.9 79.5diet tidak sehat dan ekstrim

2 .9 2.3 81.8

diet sehat dan ekstrim 5 2.1 5.7 87.5diet sehat,tidak sehat dan ekstrim 11 4.7 12.5 100.0

Total 88 37.4 100.0 Missing System 147 62.6 Total 235 100.0

SMA * Status Gizi 2 Kategori Crosstabulation

Indeks Massa Tubuh 2

Kategori Total

Gizi Lebih Bukan Gizi

Lebih Sekolah : SMA

MUHAMMADIYAH 1 Count 1 26 27

% within Sekolah : SMA 3.7% 96.3% 100.0%

SMA 2 Count 14 67 81 % within Sekolah

: SMA 17.3% 82.7% 100.0%

SMA 6 Count 5 82 87 % within Sekolah

: SMA 5.7% 94.3% 100.0%

Nurul Fikri Count 13 27 40 % within Sekolah

: SMA 32.5% 67.5% 100.0%

Total Count 33 202 235 % within Sekolah

: SMA 14.0% 86.0% 100.0%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 121: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Rasa Percaya Diri 2 Kategori * Status Gizi 2 Kategori Crosstabulation

Indeks Massa Tubuh 2 Kategori Total

Gizi Lebih Bukan Gizi

Lebih Rasa Percaya Diri 2 Kategori

Rendah Count 4 3 7% within Rasa Percaya Diri 2 Kategori 57.1% 42.9% 100.0%

TIDAK RENDAH Count 29 199 228% within Rasa Percaya Diri 2 Kategori 12.7% 87.3% 100.0%

Total Count 33 202 235% within Rasa Percaya Diri 2 Kategori 14.0% 86.0% 100.0%

kategori diet sehat dan tidak sehat * Status Gizi 2 Kategori Crosstabulation

Indeks Massa Tubuh 2 Kategori Total

Gizi Lebih Bukan Gizi

Lebih kategori diet sehat dan tidak sehat

diet sehat Count 4 24 28% within kategori diet sehat dan tidak sehat 14.3% 85.7% 100.0%

tidak sehat Count 22 38 60% within kategori diet sehat dan tidak sehat 36.7% 63.3% 100.0%

Total Count 26 62 88% within kategori diet sehat dan tidak sehat 29.5% 70.5% 100.0%

Distorsi citra tubuh* Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet distor2kate overestimate Count 80 127 207

% within distor2kate 38.6% 61.4% 100.0%tidak overestimate Count 8 20 28

% within distor2kate 28.6% 71.4% 100.0%Total Count 88 147 235

% within distor2kate 37.4% 62.6% 100.0%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 122: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Gambaranbentuk tubuh ideal * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet gambaranbentuk kurus,tingggi,langsing

seperti model Count 22 29 51% within gambaranbentuk 43.1% 56.9% 100.0%

bb,tb, sesuai umur Count 62 113 175% within gambaranbentuk 35.4% 64.6% 100.0%

Lainnya Count 4 5 9% within gambaranbentuk 44.4% 55.6% 100.0%

Total Count 88 147 235% within gambaranbentuk 37.4% 62.6% 100.0%

Pengetahuan Gizi 2 Kategori * Status Gizi 2 Kategori Crosstabulation

Indeks Massa Tubuh 2 Kategori Total

Gizi Lebih Bukan Gizi

Lebih Gizi Lebih Pengetahuan Gizi 2 Kategori

Kurang Count 5 18 23% within Pengetahuan Gizi 2 Kategori 21.7% 78.3% 100.0%

Sedang Count 28 184 212% within Pengetahuan Gizi 2 Kategori 13.2% 86.8% 100.0%

Total Count 33 202 235% within Pengetahuan Gizi 2 Kategori 14.0% 86.0% 100.0%

Pengetahuan diet 3 kategori * kategori diet sehat dan tidak sehat Crosstabulation

kategori diet sehat dan tidak sehat Total

diet sehat tidak sehat diet sehat Pengetahuan diet 3 kategori

Tinggi Count 6 5 11% within Pengetahuan diet 3 kategori 54.5% 45.5% 100.0%

Kurang Count 22 55 77% within Pengetahuan diet 3 kategori 28.6% 71.4% 100.0%

Total Count 28 60 88% within Pengetahuan diet 3 kategori 31.8% 68.2% 100.0%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 123: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Rasa Percaya Diri (Bentuk Tubuh) * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Rasa Percaya Diri (Bentuk Tubuh)

Minder Count 49 37 86% within Rasa Percaya Diri (Bentuk Tubuh) 57.0% 43.0% 100.0%

Tidak Minder Count 39 110 149% within Rasa Percaya Diri (Bentuk Tubuh) 26.2% 73.8% 100.0%

Total Count 88 147 235% within Rasa Percaya Diri (Bentuk Tubuh) 37.4% 62.6% 100.0%

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for Rasa Percaya Diri (Bentuk Tubuh) (Minder / Tidak Minder)

3.735 2.130 6.551

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Diet

2.177 1.571 3.017

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Tidak Diet

.583 .449 .757

N of Valid Cases 235

Ibu resah pada BBnya * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Ibu resah pada BBnya

ya Count 41 50 91 % within Ibu resah pada BBnya 45.1% 54.9% 100.0%

tidak Count 47 97 144 % within Ibu resah pada BBnya 32.6% 67.4% 100.0%

Total Count 88 147 235 % within Ibu resah pada BBnya 37.4% 62.6% 100.0%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 124: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for Ibu resah pada BBnya (ya / tidak) 1.692 .986 2.905

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Diet 1.380 .996 1.913

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Tidak Diet .816 .656 1.014

N of Valid Cases 235 Ayah resah pada BBnya * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Ayah resah pada BBnya

ya Count 15 17 32 % within Ayah resah pada BBnya 46.9% 53.1% 100.0%

tidak Count 73 130 203 % within Ayah resah pada BBnya 36.0% 64.0% 100.0%

Total Count 88 147 235 % within Ayah resah pada BBnya 37.4% 62.6% 100.0%

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for Ayah resah pada BBnya (ya / tidak)

1.571 .741 3.330

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Diet

1.304 .863 1.968

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Tidak Diet

.830 .590 1.167

N of Valid Cases 235

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 125: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Keluarga diet * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Keluarga diet

ya Count 44 52 96 % within Keluarga diet 45.8% 54.2% 100.0%

tidak Count 44 95 139 % within Keluarga diet 31.7% 68.3% 100.0%

Total Count 88 147 235 % within Keluarga diet 37.4% 62.6% 100.0%

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for Keluarga diet (ya / tidak) 1.827 1.067 3.127

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Diet

1.448 1.044 2.008

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Tidak Diet

.793 .639 .984

N of Valid Cases 235

Kritik keluarga terhadap BB responden * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Kritik keluarga terhadap BB responden

ya Count 55 67 122% within Kritik keluarga terhadap BB responden 45.1% 54.9% 100.0%

tidak Count 33 80 113% within Kritik keluarga terhadap BB responden 29.2% 70.8% 100.0%

Total Count 88 147 235% within Kritik keluarga terhadap BB responden 37.4% 62.6% 100.0%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 126: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for Kritik keluarga terhadap BB responden (ya / tidak)

1.990 1.160 3.415

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Diet

1.544 1.091 2.185

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Tidak Diet

.776 .635 .947

N of Valid Cases 235 Persaingan memiliki bentuk tbh ideal dengan teman sebaya. * Diet Penurunan Berat Badan

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Persaingan memiliki bentuk tbh ideal dengan resp.

ya Count 16 14 30% within Persaingan memiliki bentuk tbh ideal dengan resp.

53.3% 46.7% 100.0%

tidak Count 72 133 205% within Persaingan memiliki bentuk tbh ideal dengan resp.

35.1% 64.9% 100.0%

Total Count 88 147 235% within Persaingan memiliki bentuk tbh ideal dengan resp.

37.4% 62.6% 100.0%

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for Persaingan memiliki bentuk tbh ideal dengan resp. (ya / tidak)

2.111 .975 4.571

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Diet

1.519 1.035 2.227

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Tidak Diet

.719 .484 1.068

N of Valid Cases 235

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 127: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Kritik teman terhadap BB responden * Diet Penurunan Berat Badan Crosstabulation

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Kritik teman terhadap BB responden

ya Count 40 38 78% within Kritik teman terhadap BB responden 51.3% 48.7% 100.0%

tidak Count 48 109 157% within Kritik teman terhadap BB responden 30.6% 69.4% 100.0%

Total Count 88 147 235% within Kritik teman terhadap BB responden 37.4% 62.6% 100.0%

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower Odds Ratio for Kritik teman terhadap BB responden (ya / tidak)

2.390 1.367 4.180

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Diet

1.677 1.218 2.310

For cohort Diet Penurunan Berat Badan = Tidak Diet

.702 .546 .901

N of Valid Cases 235

Pengaruh Tokoh Idola untuk memperoleh bentuk tubuh sama * Diet Penurunan Berat Badan

Diet Penurunan Berat Badan Total

Diet Tidak Diet Diet Pengaruh Tokoh Idola

Mempengaruhi Count 30 24 54% within Pengaruh Tokoh Idola 55.6% 44.4% 100.0%

Tidak Mempengaruhi Count 8 16 24% within Pengaruh Tokoh Idola 33.3% 66.7% 100.0%

Total Count 38 40 78% within Pengaruh Tokoh Idola 48.7% 51.3% 100.0%

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm

Page 128: HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN LINGKUNGAN TERHADAP DIET ... - Rusman Efendi · PDF fileuniversitas indonesia hubungan faktor individu dan lingkungan terhadap diet penurunan berat badan

Indeks Massa Tubuh 2 Kategori * lama diet dalam bulan Crosstabulation

12 5 4 1 3 1 0 0 26

46.2% 19.2% 15.4% 3.8% 11.5% 3.8% .0% .0% 100.0%

35 9 9 4 2 1 1 1 62

56.5% 14.5% 14.5% 6.5% 3.2% 1.6% 1.6% 1.6% 100.0%

47 14 13 5 5 2 1 1 88

53.4% 15.9% 14.8% 5.7% 5.7% 2.3% 1.1% 1.1% 100.0%

Count% within Indeks MassaTubuh 2 KategoriCount% within Indeks MassaTubuh 2 KategoriCount% within Indeks MassaTubuh 2 Kategori

Gizi Lebih

Bukan Gizi Lebih

Indeks Massa Tubuh2 Kategori

Total

0 1 2 3 4 5 7 12lama diet dalam bulan

Total

Hubungan faktor..., Yulianti Kurnianingsih, FKM UI, 2009

This document has been edited with Infix PDF Editor - free for non-commercial use.

To remove this notice, visit: www.iceni.com/unlock.htm