hubungan entrepreneurial self-efficacy dengan · 2020. 1. 23. · hubungan entrepreneurial...

107
HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Regina Dyah Irma Larasaty 149114102 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN

OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN

GENERASI MILENIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Regina Dyah Irma Larasaty

149114102

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

iv

HALAMAN MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang

memberi kekuatan kepadaku” Filipi 4:13

TIDAK ADA KESUKSESAN YANG DIRAIH

TANPA PENDERITAAN

“Kami Bisa Sukses Bukan Karena Kami Bekerja Baik Hari Ini, Tapi Karena

Kami Berani Bermimpi

15 Tahun Yang Lalu” – Jack Ma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terimakasih Tuhan atas apa yang selalu kau berikan kepadaku rahmat, anugerah,

dan rejeki yang tak terhingga setiap harinya

Terimakasih untuk orang tuaku pak War dan bu War yang selalu menanyakan

saya kapan lulusnya dan membuat semangat mengerjakan. Tidak lupa untuk adik-

adikku tersayang, yang selalu memberi dukungan dan tawa

Terimakasih sahabat-sahabatku yang selalu ada ketika saya sudah bundet

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai mana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,

Penulis

Regina Dyah Irma Larasaty

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

vii

HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY

DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA

WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL

Regina Dyah Irma Larasaty

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

entrepreneurial self-efficacy dengan opportunity recognition pada wirausahawan

generasi milenial. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 86 wirausahawan yang

berada di Yogyakarta. Alat ukur pengumpulan data yang digunakan diadaptasi

dari Kuckertz, Kollmann, Krell, & Stockmann (2017) untuk opportunity

recognition dan Chen (1998) untuk entrepreneurial self-efficacy. Reliabilitas

skala dalam penelitian ini adalah opportunity recognition sebesar 0.750 dan

entrepreneurial self-efficacy sebesar 0.907. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

uji Product Moment Pearson karena data yang diperoleh berdistribusi normal.

Hasil uji korelasi Product Moment Pearson menunjukkan bahwa terdapat korelasi

yang positif dan signifikan antara entrepreneurial self-efficacy dengan

opportunity recognition (r = 0.353; p = 0.000).

Kata kunci : Opportunity Recognition, Self-Efficay, Entrepreneurial Self-Efficacy,

Generasi Milenial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

viii

CORRELATION BETWEEN ENTREPRENEURIAL SELF-

EFFICACY WITH OPPORTUNITY RECOGNITION IN

MILLENNIAL GENERATION ENTREPRENEURS

Regina Dyah Irma Larasaty

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between

entrepreneurial self-efficacy and opportunity recognition in millennial

entrepreneurs. The subjects in this study are 86 entrepreneurs in Yogyakarta. The

tool for data collection was adapted from Kuckertz, Kollmann, Krell, &

Stockmann (2017) for opportunity recognition and Chen (1998) for

entrepreneurial self-efficacy. Reliability scale in this research was 0.750 for

opportunity recognition and 0.907 for entrepreneurial self-efficacy. Hypothesis

testing was done by Pearson Product Moment test because the data obtained were

normally distributed. The Pearson Product Moment correlation test result showed

that there was a positive and significant correlation between entrepreneurial self-

efficacy and opportunity recognition (r = 0.353; p = 0.000).

Keywords : Opportunity Recognition, Self-Efficay, Entrepreneurial Self-Efficacy,

Millennial Generation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma :

Nama : Regina Dyah Irma Larasaty

NIM : 149114102

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:

“HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN

OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI

MILENIAL”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, serta

mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 21 Januari 2020

Yang Menyatakan

(Regina Dyah Irma Larasaty)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus atas semua yang telah Ia

berikan untuk saya sehingga dapat melewati dan menyelesaikan tugas akhir ini

dengan lancar. Dalam menyusun skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu

saya dalam menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan rasa

terimakasih saya yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Monica Eviandru Madaningrum, M. App. Psch, selaku Kepala

Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Maria Laksmi Anantasari, selaku Dosen Akademik saya yang selalu

menanyakan, memberi masukan dan semangat untuk segera

menyelesaikan studi S1 di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. Minta Istono S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

selalu memberikan kesabaran dan waktunya untuk membimbing saya.

Selalu memberikan semangat dan membuat hati saya lega setelah bertemu

bapak. Terimakasih pak Minto, sudah sangat sabar dengan saya.

5. Ibu dan Bapak Wardoyo, selaku orang tua saya yang selalu memberikan

dukungan. Terimakasih atas semua doa yang tak pernah luput selalu

diberikan untuk saya setiap waktu. Mohon maaf bila masih belum

sempurna menjadi anakmu dan belum dapat membalas semua kebaikan

ibu dan bapak. Semoga Tuhan selalu memberikan rahmat dan anugrah

untuk ibu dan bapak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xi

6. Ratih dan Dhita, adik-adikku yang selalu memberikan canda tawa dan

semangat setiap jenuh mengerjakan skripsi. Selalu memberikan pertanyaan

apa itu skripsi, sehingga saya harus menunjukkan dan menjadikan

semangat mengerjakan skripsi walaupun hari libur.

7. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas semua

ilmu yang sudah diajarkan kepada saya selama saya menempuh

pendidikan di Fakultas Psikologi ini.

8. Seluruh Staff dan Karyawan Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang

selalu memberikan informasi dan melayani saya selama ini.

9. Pengusaha muda dan teman-teman pengusaha di Yogyakarta, yang selalu

memberikan ilmu dan semangat. Maju terus usahanya dan percaya diri lagi

untuk membangun usaha.

10. Nihek dan Kadek sahabatku yang selalu mau menemani saya mengerjakan

skripsi dan membantu saya ketika bundet. Tidak pernah luput memberikan

semangat dan motivasi. Nihek, yang super pintar dan tidak sombong dan

selalu sabar ketika saya lagi stres. Kadek yang super sabar mendengarkan

ceritaku. Umik sahabatku yang sensitif tapi selalu membantuku dalam

perkuliahan. Semoga selalu perhatian dan karma baik selalu bersama

kalian.

11. Nihek, Bugen, dan Dopa sahabat STECE yang selalu mencari waktu di

tengah kesibukannya untuk melupakan segala beban hidup, mencari canda

dan tawa. Selalu senang setiap skripsi saya di acc dosen tiap babnya.

Makasih yo cah, doane di dalam hati aja buat kalian semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xii

12. Teman-teman Psikohanam kelas A 2014, yang selalu menemani

perjalanan perkuliahan dengan dinamikanya. Terimakasih sudah mau

menerima dan memberikan banyak pengalaman selama ini. Semangat

untuk menggapai cita-cita kita.

13. Kakak tingkat 2010-2013 dan AKSI 2015, yang telah memberikan ilmu

dari awal perkuliahan dan selalu memberikan relasi yang hangat sampai

detik ini. Terimakasih.

14. Teman-teman Psychofest 2017 dan Akrab Psikologi 2018 yang

memberikan saya ilmu dan pengalaman dalam melatih kemampuan kerja

saya. Selalu mau mendengar pendapat dan kritikanku. Terimakasih.

15. Segenap teman-teman psikologi lainnya, teman seangkatan 2014, kakak

tingkat dari 2010-2013, adik-adik tingkat, dan teman-teman organisasi di

Psikologi yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih sudah

menerima saya dan menjadi keluarga baru di dalam lingkaran Psikologi

ini. Semoga kita bisa selalu menjadi orang yang berguna bagi orang lain.

16. Semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam penulisan skripsi

ini.

Yogyakarta,

Penulis

Regina Dyah Irma Larasaty

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ....................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9

1. Manfaat Teoritis .......................................................................... 9

2. Manfaat Praktis ........................................................................... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xiv

BAB II : LANDASAN TEORI ........................................................................... 11

A. Opportunity Recognition ................................................................... 11

1. Denifisi Opportunity Recognition ................................................. 11

2. Pengukuran Opportunity Recognition ........................................... 12

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Opportunity Recognition ...... 14

B. Self-Efficacy dan Entrepreneurial self-efficacy ................................. 16

1. Denifisi Self-Efficacy dan Entrepreneurial self-efficacy ............. 16

2. Dimensi dalam Entrepreneurial Self-Efficacy ............................ 18

3. Pengukuran Entrepreneurial Self-Efficacy .................................. 18

4. Dampak Entrepreneurial Self-Efficacy ....................................... 10

C. Milenial dan Entrepreneur ................................................................ 20

1. Karakteristik Milenial ................................................................. 20

2. Definisi Entrepreneur.................................................................. 21

D. Dinamika Entrepreneural Self-Efficacy dengan Opportunity

Recognition pada Generasi Milenial ................................................. 22

E. Skema Hubungan antara Self-Efficacy dengan Opportunity

Recognition ........................................................................................ 28

F. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 29

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 30

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 30

B. Variabel Penelitian ........................................................................... 30

C. Definisi Operasional ......................................................................... 31

D. Subjek Penelitian .............................................................................. 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xv

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................................ 33

1. Skala Opportunity Recognition ................................................... 34

2. Skala Self-Efficacy ...................................................................... 35

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ................................................. 36

1. Validitas ..................................................................................... 36

2. Seleksi Aitem Skala.................................................................... 38

3. Reliabilitas Alat Ukur ................................................................ 40

G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 40

1. Uji Asumsi ................................................................................. 41

a. Uji Normalitas ..................................................................... 41

b. Uji Linearitas ....................................................................... 41

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 42

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44

A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 44

B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 44

C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 45

D. Analisis Data Penelitian ................................................................... 47

1. Uji Asumsi ................................................................................. 47

a. Uji Normalitas ..................................................................... 47

b. Uji Linearitas ....................................................................... 48

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 49

E. Pembahasan ..................................................................................... 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xvi

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 57

A. Kesimpulan .............................................................................................. 57

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 57

C. Saran ........................................................................................................ 57

1. Bagi Generasi Milenial ...................................................................... 57

2. Bagi Pelaku Usaha ............................................................................. 58

3. Bagi Pemerintah ................................................................................. 58

4. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 59

LAMPIRAN ......................................................................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Entrepreneurial Self-Efficacy Sebelum Uji

Coba ...…….................................................................................. 35

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Entrepreneurial Self-Efficacy Setelah Uji

Coba ……………………………................................................. 40

Tabel 3. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ……............. 45

Tabel 4. Deskripsi Statistik Data Penelitian …………...…....................... 45

Tabel 5. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empirik Entrepreneurial Self-

Efficacy ……………..................................................................... 46

Tabel 6. Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empirik Opportunity

Recognition .........................…………….……............................ 46

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian …………………......... 47

Tabel 8. Hasil Test of Linearity ……………...……................................... 49

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis ………………...…........................................ 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Ijin Adaptasi Alat Ukur ……………………………….... 64

Lampiran 2. Back to Translate Skala Alat Ukur ….....……………..... 66

Lampiran 3. Skala Penelitian ………………….......………………..... 70

Lampiran 4. Reliabilitas Skala ……………………………………...... 76

Lampiran 5. Hasil Uji Asumsi ………………………………….…..... 82

Lampiran 6. Hasil Uji Hipotesis …………………………………....... 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian yang baik salah satunya ditandai dengan banyaknya jumlah

wirausahawan. Pemerintah juga menggalakkan pentingnya pertumbuhan

wirausahawan, terlebih pada generasi milenial (Kemenperin, 2018). Di Indonesia,

jumlah wirausahawan hanya sebesar 2% - 3% dari jumlah populasi masyarakat

dan masih dalam jumlah yang sedikit dibandingkan dengan negara tetangga

seperti Singapura yang memiliki persentase 5% dan Malaysia yang memiliki

persentase 7% (Okezone.com, 2018). Generasi milenial sendiri masih sedikit yang

memilih untuk menjadi wirausaha. Hal ini dibuktikan dengan Profil Generasi

Milenial Indonesia, yang menunjukkan bahwa sebagian generasi ini memilih

untuk menjadi buruh/karyawan/pegawai dengan persentase sebesar 52,7%, yang

memilih menjadi pekerja bebas (freelancer) sebesar 9,74%, yang memilih

menjadi bekerja bersama keluarga sebesar 13,22%, sedangkan yang memilih

untuk berwirausaha sebanyak 24,33%, (Kementerian Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak & Badan Pusat Statistik, 2018).

Milenial merupakan generasi yang lahir pada tahun 1981 hingga 1999

(Lancester & Stillman, 2002). Generasi ini diprediksi akan mendominasi 34% dari

penduduk Indonesia pada tahun 2020 dan pada tahun 2045 diprediksi akan ada

sebanyak 67,6% orang yang berada pada usia produktif (IDN Research Institute,

2019). Selain itu, generasi milenial juga merupakan masa depan penerus bangsa,

terlebih dalam sektor perekonomian, sehingga merupakan hal yang penting untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

2

memahami individu pada generasi ini (Guha, 2010, dalam Smith & Nichols,

2015).

Pada kenyataannya, generasi milenial di Indonesia masih memiliki

kemampuan melihat peluang usaha yang rendah. Global Entrepreneur Monitor

(GEM) (Nawangpalupi, Pawitan, Widyarini, Gunawan, Putri, & Iskandarsjah,

2016) memaparkan bahwa kemampuan melihat peluang masyarakat Indonesia

yang sedang melakukan wirausaha, terkhusus generasi milenial yang lahir pada

tahun 1981-1999, masih menunjukkan angka yang rendah. Dalam survei GEM

tersebut, pada usia 18 hingga 24 tahun, kemampuan masyarakat milenial dalam

melihat peluang berkisar pada 13,8 % pada laki-laki dan 17,5% pada perempuan.

Selain itu, pada rentang usia 25 hingga 34 tahun, kemampuan melihat peluang

berkisar pada 30,1% pada laki-laki dan 28,2% pada perempuan. Hal ini

menunjukkan masih rendahnya masyarakat generasi milenial yang sedang

melakukan aktivitas wirausaha di Indonesia dalam melihat peluang usaha (49 %).

Hasil ini juga lebih rendah dibandingkan dengan negara Asia lain seperti Vietnam

(56,8 %) dan Filipina (53,77 %) dalam kemampuan melihat peluang usaha

(Nawangpalupi et al., 2016).

Sebenarnya generasi milenial memiliki karakteristik yang mampu

meningkatkan kemampuan mereka untuk merekognisi peluang. Terdapat tiga

karakter utama dari masyarakat millenial yaitu 3C atau creative, connected, dan

confidence (Ali, Purwandi, Nugroho, Ekoputri, & Halim, 2016). Pertama creative,

yaitu mereka yang biasa berpikir out of the box, yang mana kaya ide dan gagasan.

Kedua connected, mereka adalah pribadi yang pandai bersosialisasi dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

3

komunitas maupun aktif menggunakan sosial media. Selain itu, yang ketiga

adalah confidence, yaitu mereka merupakan orang yang sangat percaya diri dan

berani mengemukakan pendapat serta tidak sungkan untuk berdebat di depan

publik (Ali et al., 2016). Karakteristik-karakteristik seperti kreatif, percaya diri,

dan relasi sosial yang tinggi merupakan karakteristik-karakteristik yang

berhubungan secara positif dengan opportunity recognition. Hills, Lumpkin, &

Singh (1997, dalam Ardichvilia, Cardozob, & Ray, 2003) menemukan dalam

surveinya bahwa kreatifitas memiliki peran yang penting dalam mengindentifikasi

peluang. Krunger dan Dickson (1994, dalam Ardichvilia, Cardozob, & Ray, 2003)

bahwa sikap optimis juga berhubungan secara positif dengan opportunity

recognition. Banyaknya relasi sosial juga akan mempengaruhi individu untuk

merekognisi peluang (DeKoning, 2015).

Tingkat opportunity recognition yang dimiliki oleh generasi milenial

masihlah rendah, seharusnya tingkat opportunity recognition generasi milenial

menunjukkan angka yang tinggi. Hal ini karena karakteristik generasi milenial

yaitu creative, connected, dan confidence (Ali et al., 2016) mampu meningkatkan

kemampuan mereka dalam merekognisi peluang. Selain itu, pemerintah juga telah

mengupayakan usaha agar generasi milenial dapat menemukan peluang usaha

melalui unit badan usaha koperasi disetiap Universitas dan membuat panduan

untuk menyusun peluang bisnis untuk masyarakat.

Pemerintah melalui institusi pendidikan telah melakukan penggalakan bagi

masyarakat untuk dapat lebih melihat peluang usaha. Sebagai contoh, beberapa

Universitas seperti Amikom Yogyakarta, mengajarkan mata kuliah wirausaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

4

yang bertujuan agar mahasiswa mampu melihat peluang (Medcom, 2007) dan

Universitas Pendidikan Indonesia yang memiliki prodi khusus kewirausahaan

yang juga mengajarkan penemuan peluang dalam kurikulumnya (UPI, 2017).

Selain itu, setiap Universitas di Indonesia memiliki unit badan usaha yang juga

dapat digunakan untuk pengembangan peluang bagi mahasiswa. Kementrian

Perindustrian (2017) juga telah menerbitkan buku panduan yang dapat digunakan

masyarakat umum untuk mempelajari peluang bisnis, seperti peluang bisnis untuk

membuat usaha kopi.

Jika membicarakan tentang wirausahawan, hal mendasar yang harus

dimiliki adalah kemampuan untuk mengidentifikasi peluang, atau disebut juga

dengan opportunity recognition. Opportunity recognition merupakan jantung dari

seorang wirausahawan. Stevenson dan Jarillo (1990) mendefinisikan

wirausahawan sebagai sebuah proses dimana individu-individu mengejar peluang

tanpa memperhatikan sumber daya saat ini yang dapat mereka kontrol. Kirzner

(1997, dalam Ucbasaran, Westhead, Wright & Binks, 2003) mendefinisikan

wirausahawan sebagai individu yang waspada untuk menemukan peluang-peluang

bisnis yang sebelumnya belum pernah dieksplorasi oleh orang lain.

Peluang didefinisikan sebagai kesempatan menemukan cara untuk

menghasilkan nilai ekonomis (yaitu keuntungan) yang sebelumnya belum

tereksplorasi dan tidak sedang dieksplorasi oleh orang lain (Baron, 2004). Ketika

individu melihat peluang tersebut, maka peluang akan direkognisi oleh sistem

kognisi yang disebut opportunity recognition. Opportunity recognition merupakan

proses kognitif mengenai bagaimana individu menyimpulkan bahwa mereka telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

5

menemukan kesempatan tersebut (Baron, 2004). Opportunity recognition

didefinisikan juga sebagai ide yang tiba-tiba dapat mengkristal dan menemukan

kemungkinan-kemungkinan baru untuk memperoleh keuntungan melalui karya

yang baru (Dekoning, 2015). Kuckertz, Kollmann, Krell, dan Stockman (2017)

menyimpulkan definisi opportunity recognition dari beberapa definisi. Mereka

menyimpulkan bahwa opportunity recognition adalah kemampuan individu untuk

waspada terhadap peluang usaha, aktif mencari dan mengumpulkan informasi

tentang peluang usaha, berkomunikasi atau berdiskusi mengenai peluang usaha,

menangani kebutuhan konsumen, dan mengevaluasi keberlangsungan kegiatan

kewirausahawan.

Opportunity recognition dipengaruhi berbagai faktor, Baron (2004)

menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang secara kuat mempengaruhi

opportunity recognition yaitu active search, social networking, prior knowledge,

dan alertness. Pertama active search, adalah usaha seseorang untuk mencari

koneksi atau hubungan dari kejadian-kejadian yang didapat dari dunia luar

(seperti tren tertentu) dan menemukan potensi dari hal tersebut. Yang kedua,

social networking mengacu pada ketika individu dengan cepat menyadari

kesempatan ketika stimulus muncul. Yang ketiga adalah prior knowledge atau

pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh individu. Yang terakhir, alertness

adalah ketika individu dengan cepat menyadari kesempatan ketika stimulus

muncul. Relasi sosial juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

opportunity recognition (Baron, 2004; DeKoning, 2015). Semakin banyak

seseorang berelasi dengan orang lain dan dengan siapa mereka berhubungan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

6

maka akan membuat semakin besar peluang yang akan mereka dapatkan. Jaringan

sosial ini merupakan sumber penting untuk mendapatkan informasi. Kreatifitas

dan sikap optimis mampu mempengaruhi opportunity recognition (Hills et al.,

1997; Krunger & Dickson, 1994, dalam Ardichvilia, Cardozob, & Ray, 2003).

Tingginya self-efficacy juga dapat mempengaruhi opportunity recognition (Ozgen

& Baron, 2007; Gibbs, 2009).

Individu memiliki kemampuan untuk mempengaruhi motivasi mereka dan

bertindak melalui interaksi dengan berbagai aspek seperti kognisi, emosi, dan

faktor personal serta lingkungan lainnya (Gibbs, 2009). Hal ini menjelaskan

bahwa individu mampu mempengaruhi motivasi dalam dirinya, sebagaimana self-

efficacy, dapat berkaitan dengan proses kognisi, seperti opportunity recognition.

Self-efficacy dapat berkaitan dengan opportunity recognition melalui informasi.

Pengetahuan dan informasi merupakan faktor yang mampu mempengaruhi

pembentukan peluang (Baron, 2004; DeKoning, 2015; Ozgen & Baron, 2007).

Orang dengan self-efficacy yang tinggi akan merasa yakin dan percaya bahwa

mereka dapat secara sukses menyelesaikan tugas-tugas yang sedang mereka jalani

sehingga mereka akan cenderung proaktif dalam mencari informasi atau

pengetahuan yang akan membantu mereka untuk merekognisi peluang (Gaglio &

Katz, 2001, dalam Ozgen & Baron, 2007). Tingginya self-efficacy mampu

membuat seseorang memiliki jaringan sosial yang besar, yang memungkinkan

mereka untuk mendapatkan informasi-informasi atau pengetahuan dan hal ini

akan membantu mereka untuk merekognisi peluang (Ozgen & Baron, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

7

Self-efficacy diduga dapat mempengaruhi opportunity recognition (Ozgen

& Baron, 2007; Gibbs, 2009), terlebih pada generasi milenial. Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan Pusat Statistik

(2018) memaparkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan generasi milenial

sulit memilih untuk berwirausaha adalah karena takut mengambil resiko. Self-

efficacy didefinisikan sebagai keyakinan individu bahwa mereka dapat secara

sukses atau berhasil untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sedang mereka

kerjakan (Bandura, 1994).

Penelitian-penelitian terdahulu telah menemukan konstruk self-efficacy

yang secara khusus menilai self-efficacy berdasarkan pada tugas-tugas yang

dijalani oleh entrepreneurs dikenal dengan istilah Entrepreneural Self-Efficacy

(Chen, 1998). Entrepreneural Self-efficacy (ESE) mengacu pada kekuatan

keyakinan individu bahwa ia mampu menjalankan peran dan tugas seorang

wirausahawan dengan sukses (Boyd & Vozikis 1994, dalam Gibbs, 2009).

Individu dengan ESE yang tinggi dapat melihat peluang usaha sebagai tantangan

dan individu dengan ESE yang rendah, melihat peluang usaha sebagai tekanan

dan ketakutan akan kegagalan. Individu yang memiliki ESE yang tinggi akan

tidak takut dalam mengambil resiko berwirausaha. Semakin tinggi

entrepreneurial self-efficacy juga disertai dengan tingkat kreatifitas, optimisme,

dan relasi sosial yang tinggi. Ketiga hal ini merupakan karakteristik dari generasi

milenial dan karakteristik-karakteristik ini juga memiliki hubungan yang positif

dengan opportunity recognition.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

8

Hills, Shrader, Baltrusaityte, dan Izberk-Bilgin (2002, dalam Lindsay,

2002) memaparkan bahwa penelitian mengenai opportunity recognition masih

hanya berfokus pada pentingnya opportunity recognition sebagai proses kognisi

dari entrepreneurship. Sangat sedikit penelitian yang membahas terutama tentang

atribut dalam diri wirausahawan seperti proses kognisi yang digunakan untuk

mengidentifikasi peluang dan persepsi diri para wirausahawan sendiri mengenai

fenomena ini. Padahal menurut Singh et al (1999, dalam Wasdani & Wanimal,

2015), persepsi diri mempengaruhi kemampuan seseorang melihat peluang. Hal

ini mendasari bahwa atribut dalam diri dari pelaku usaha juga berhubungan

dengan bagaimana pelaku usaha membentuk opportunity recognition, sehingga

peneliti akan meneliti hubungan antara entrepreneurial self efficacy dengan

opportunity recognition.

Peneliti menemukan dua jurnal yaitu Ozgen dan Baron (2007) dan Gibbs

(2009) yang berkaitan dengan topik tersebut namun, subjek yang digunakan

dalam kedua penelitian tidak secara khusus menggunakan responden kaum

milenial (Ozgen & Baron, 2007; Gibbs, 2009). Di Indonesia sendiri belum

terdapat jurnal yang serupa dengan melibatkan responden dari generasi milenial

terlebih dalam kaitannya dengan merekognisi peluang.

Generasi milenial masih memiliki kemampuan yang rendah dalam melihat

peluang usaha (Nawangpalupi et al., 2016), padahal di lain sisi generasi ini

memiliki karakteristik (Ali et al., 2016) yang membuat mereka mampu

meningkatkan peluang usaha serta adanya peluang usaha yang tersedia di

lapangan. Selain itu, faktor lain seperti entrepreneural self-efficacy mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

9

mempengaruhi opportunity recognition, maka penelitian ini bertujuan untuk

melihat hubungan antara entrepreneural self-efficacy dengan opportunity

recognition pada wirausahawan milenial. Oleh karena itu, apakah entrepreneurial

self-efficacy merupakan variabel yang berhubungan dengan kemampuan individu

untuk merekognisi peluang.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

Apakah terdapat hubungan antara entrepreneural self-efficacy dengan

opportunity recognition pada generasi milenial ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara entrepreneural

self-efficacy pada wirausahawan generasi milenial terhadap opportunity

recognition.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

bidang keilmuan Psikologi Industri dan Organisasi terutama bidang

Psikologi Industri mengenai entrepreneur. Selain itu penelitian ini juga

diharapkan dapat memperkaya kajian ilmiah terutama penelitian yang

berkaitan dengan opportunity recognition, self-efficacy, dan generasi

milenial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

10

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

wirausahawan khususnya generasi milenial untuk lebih berani dalam

mengambil resiko dan kreatif dalam mengembangkan peluang usaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Opportunity Recognition

1. Definisi Opportunity Recognition

Opportunity recognition memiliki berbagai definisi (Baron, 2006;

Dekoning, 1999, dalam Wasnadi & Manimala, 2015; Stevenson & Jarillo,

1990, dalam Wasdani & Manimala, 2015). Dekoning (1999, dalam

Wasnadi & Manimala, 2015) mendefinisikan opportunity recognition

sebagai ide yang tiba-tiba dapat mengkristal dan ketika individu

menemukan kemungkinan-kemungkinan baru untuk memperoleh

keuntungan melalui karya yang baru (Dekoning, 1999, dalam Wasnadi &

Manimala, 2015) dan merupakan jantung dari entrepreneur (Stevenson &

Jarillo, 1990, dalam Wasdani & Manimala, 2015). Selain itu, Baron (2004)

berpendapat bahwa opportunity recognition dipandang sebagai proses

kognitif dimana individu menyimpulkan bahwa mereka telah

mengidentifikasi peluang.

Shane dan Venkataraman (Scoot, 2000, dalam Liem & Xavier,

2015) menemukan bahwa para entrepreneur menggunakan wawasan

kognisi mereka lebih banyak dibandingkan oleh individu-individu yang

bukan merupakan wirausaha untuk mencari informasi yang akan

membawa mereka pada peluang bisnis yang baru. Hal ini menekankan

bahwa opportunity recognition merupakan proses kognisi yang terjadi

didalam wirausaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

12

Banyaknya definisi opportunity recognition membuat Kuckertz,

Kollmann, Krell, dan Stockmann (2017) melakukan penelitian untuk lebih

menjelaskan content domain dalam melihat aspek dari opportunity

recognition, sehingga dapat menyimpulkan definisi opportunity

recognition dengan lebih objektif. Kuckertz, Kollmann, Krell, dan

Stockmann (2017) menyimpulkan opportunity recognition adalah

kewaspadaan individu terhadap peluang usaha, dengan aktif mencari dan

mengumpulkan informasi mengenai peluang usaha, berkomunikasi atau

berdiskusi mengenai peluang-peluang usaha, menangani kebutuhan

konsumen, dan mengevaluasi keberlangsungan kegiatan kewirausahaan.

2. Pengukuran Opportunity Recognition

Kuckertz, Kollmann, Krell, dan Stockmann (2017) menggunakan

pengukuran dengan konstruk unidimensional untuk mengukur opportunity

recognition. Penelitian ini menggunakan satu indikator yang telah

disimpulkan oleh Kuckertz, Kollmann, Krell, dan Stockmann (2017) dari

menyimpulkan enam aktivitas penting dalam opportunity recognition yaitu

kewaspadaan (alertness), mencari informasi (searching), mengumpulkan

informasi (gathering information), komunikasi (communicating),

menangani kebutuhan konsumen (addressing custumers needs), dan

mengevaluasi (evaluating).

Kewaspadaan (alertness) mengacu pada kemampuan berpikir

kreatif dan strategis yang mampu menumbuhkan opportunity recognition

(Shane & Nicolaou, 2015, dalam Kuckertz, Kollmann, Krell, &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

13

Stockmann, 2017). Selain itu, kewaspadaan juga mengacu pada

kemampuan individu untuk memiliki pemikiran yang luas terkait dengan

peluang-peluang bisnis (Tang et al., 2012, dalam Kuckertz, Kollmann,

Krell, & Stockmann, 2017). Mencari informasi (searching) mengacu pada

analisis lingkungan dan mencari peluang bisnis secara terus menerus, atau

mencari informasi di pasar untuk mengidentifikasi peluang-peluang usaha

(Fiet, 2002, dalam Kuckertz, Kollmann, Krell, & Stockmann, 2017).

Mengumpulkan informasi (gathering information) mengacu pada aktifitas

untuk memperoleh pengetahuan dan informasi pada peluang-peluang

usaha atau mencari ide-ide baru pada produk atau jasa (Ozgen & Baron,

2007, dalam Kuckertz, Kollmann, Krell, & Stockmann, 2017).

Komunikasi (communicating) mengacu pada berdiskusi dengan

teman, rekan, target konsumen, atau orang-orang profesional tentang

peluang-peluang usaha (Dimov, 2007, dalam Kuckertz, Kollmann, Krell,

& Stockmann, 2017). Menangani kebutuhan konsumen (addressing

custumers needs) mengacu pada peluang-peluang bisnis yang

dikembangkan berdasarkan pada permasalahan yang dirasakan oleh

konsumen (Ardichvili et al., 2003, dalam Kuckertz, Kollmann, Krell, &

Stockmann, 2017). Mengevaluasi (evaluating) mengacu pada menilai

kemungkinan-kemungkinan dari ide-ide bisnis, apakah peluang-peluang

bisnis yang dikemukakan sesuai dengan pengalaman, kemampuan, dan

pengetahuan yang dimiliki oleh individu (McMullen & Shepherd, 2006,

dalam Kuckertz, Kollmann, Krell, & Stockmann, 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

14

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opportunity Recognition

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi opportunity recognition

yaitu: prior knowledge dan jaringan sosial (Baron, 2003; DeKoning,

1999).

3.1 Pengetahuan Sebelumnya (Prior Knowledge)

Pengetahuan sebelumnya mengacu pada informasi yang

didapat melalui pasar, industri, beragam kostumer, dan lain

sebagainya. pengetahuan ini akan membantu wirausahawan untuk

mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk membuat kesempatan

bisnis. Individu dengan pengalaman kerja yang luas akan memiliki

pengetahuan yang besar terhadap beberapa industri, pasar, teknologi,

regulasi pemerintahan, dan kompetisi yang sedang terjadi dari pada

individu dengan pengalaman yang sedikit (Baron, 2003).

Pengetahuan-pengetahuan ini akan mampu membuat mereka

mengembangkan sistem awal usaha (prototypes) secara lebih akurat,

lebih layak, dan akan lebih memiliki skenario kesempatan usaha yang

lebih luas. Pengetahuan ini juga dapat memfasilitasi individu untuk

dapat mengidentifikasi peluang usaha yang baru.

3.2 Jaringan Sosial (Social Network)

Jaringan sosial mengacu pada seberapa banyak orang yang

individu kenal dan dengan siapa saja individu tersebut menjalin

hubungan. Jaringan sosial merupakan sumber penting untuk

mendapatkan informasi. Informasi dapat berkontribusi pada kekayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

15

akan pengetahuan dan mampu mengembangkan kerangka kognitif

seseorang.

Dengan berdiskusi mengenai peluang-peluang bisnis yang

telah mereka ketahui dengan keluarga, teman, dan orang lainnya,

individu dapat mendapat informasi akurat untuk mendukung sistem

awal dari rencana usaha yang telah dirancang. Hal ini dapat menjadi

keuntungan karena dapat digunakan untuk semakin memahami pola-

pola dari kerangka peluang usaha.

Kerangka sosio-kognitif De Koning (1999, dalam Ardichvilia,

Cardozob, & Rayc, 2003) menunjukkan bahwa wirausahawan dapat

mengindentifikasi peluang-peluang melalui tiga aktifitas kognitif yaitu

menggali informasi, berfikir melalui berbicara, dan menilai sumber

daya melalui interaksi aktif dengan beberapa jaringan individu secara

luas. Jaringan sosial yang dimiliki oleh wirausahawan dapat berupa:

(1) individu yang berasal dari „lingkaran dalam‟ yang memiliki

hubungan yang sudah lama dan stabil; (2) „action set‟ (orang-orang

yang direkuit karena merupakan sumber daya yang dibutuhkan untuk

mencapai peluang); (3) partnerships (anggota tim start-up); (4) dan

jaringan sosial yang lemah (sebuah jaringan berisi individu-individu

yang digunakan oleh wirausahawan untuk menggali informasi umum

yang dapat mengindentifikasi peluang yang akan dicapai).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

16

B. Self-efficacy dan Entrepreneurial Self-efficacy

1. Definisi Self-efficacy dan Entrepreneurial Self-efficacy

Self-efficacy adalah asumsi kognitif seseorang tentang

kemampuannya untuk mengerahkan motivasi, sumber daya kognitif, dan

tindakan yang diperlukan untuk melakukan kontrol atas peristiwa dalam

hidup mereka. Bandura (1986, dalam Chen, 1998) membedakan teori

pembelajaran sosialnya dari banyak teori psikologi tradisional dengan

menekankan hubungan timbal balik antara kognisi, perilaku, dan

lingkungan. Sedangkan teori searah tradisional menggambarkan perilaku

manusia yang disebabkan oleh peristiwa lingkungan atau disposisi

internal, teori pembelajaran sosial menjelaskan perilaku manusia dalam

hal sebab timbal balik antara perilaku, faktor pribadi dan faktor pribadi

lainnya, dan peristiwa lingkungan. Masing-masing dari tiga faktor

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dua lainnya. Misalnya, di satu sisi,

tindakan seseorang dapat mengubah lingkungannya serta cara dia

memandang diri dan lingkungannya; di sisi lain, lingkungan dan

persepsinya tentang diri dan lingkungan juga dapat mengubah perilakunya.

Namun, pada waktu tertentu, sumber pengaruh yang berbeda mungkin

memiliki efek yang kurang lebih berbeda, dan pengaruh tidak terjadi

secara bersamaan (Wood dan Bandura 1989, dalam Chen, 1998).

Berdasarkan literatur sebelumnya, self-efficacy banyak dikaitkan

pada bidang klinis dan kesehatan dan jarang yang mengaitkan self-efficacy

dengan organisasi, manajemen secara umum dan entrepreneurship (Chen,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

17

1998). Chen (1998) memaparkan tiga argumen bahwa konstruk ini

berkaitan dengan penelitian terkait dengan entrepreneurship. Pertama,

self-efficacy merupakan konstruk yang berbasis tugas (task-specific).

Karena hal tersebut, teori self-efficacy dapat membantu untuk

mengeksplorasi kepribadian entrepreneural dimana penelitian terkait

kepribadian entrepreneural masih jarang dikaji. (Brockhaus and Horwitz

l986, dalam Chen, 1998). Yang kedua, konstruk ini relatif stabil dan tidak

berubah karena konstruk ini merupakan sebuah keyakinan terkait dengan

kapasitas pekerjaan seseorang. Hal ini dapat membuat wirausaha dapat

memperoleh, memodifikasi, dan meningkatkan self-efficacy untuk

berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Yang terakhir, self-efficacy dapat

digunakan untuk memprediksi perilaku, kegigihan, dan keefektifan

wirausaha.

Penelitian istilah entrepreneurial self-efficacy di kembangkan

oleh Boyd & Vozikiz (1994, dalam Chen 1998) dan Chrerer et al. (1989,

Chen 1998) yang mendefinisikan Entrepreneurial Self-Efficacy sebagai

keyakinan individu bahwa ia mampu menjalankan peran dan tugas

seorang wirausahawan dengan sukses. Boyd dan Vozikis (1994, dalam

Chen 1998) mengatakan bahwa Entrepreneurial Self-Efficacy merupakan

“variabel penjelas yang penting dalam menentukan kekuatan niat

wirausaha dan kemungkinan bahwa niat tersebut akan menghasilkan

tindakan wirausaha”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

18

2. Dimensi dalam Entrepreneurial Self-Efficacy

Chen (1998, dalam Gibbs, 2009) memaparkan bahwa terdapat

lima dimensi dalam Self-Efficacy yang dirangkum dari 26 tugas

entrepreneur. Kelima dimensi tersebut adalah:

2.1 Marketing

Mengacu pada keyakinan individu untuk menentukan tujuan

marketing dan perkembangan bisnis.

2.2 Inovasi

Mengacu pada keyakinan individu untuk menemukan ide baru

dan pengalaman baru.

2.3 Manajemen

Mengacu pada keyakinana individu untuk mengatur,

meminimalisir resiko dan ketidak jelasan dalam usaha.

2.4 Mengambil Resiko

Mengacu pada keyakinan individu untuk membuat keputusan

dibawah ketidak pastian dan resiko.

2.5 Mengontrol Keuangan

Mengacu pada keyakinan individu untuk mampu untuk

mengembangkan sistem keuangan dan kontrol internal.

3. Pengukuran Entrepreneurial Self-Efficacy

Entrepreneurial Self-Efficacy diukur dengan mengadaptasi skala

Chen (1998) dengan konstruk unidimensional untuk mengukur variabel

entrepreneurial self-efficacy yang terdiri dari 22 aitem berdasarkan lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

19

dimensi yaitu, marketing, inovasi, manajemen, mengambil resiko, dan

mengontrol keuangan. Semakin tinggi skor pada skala entrepreneurial

self-efficacy yang direspon oleh subjek pada setiap aitem, menandakan

semakin tinggi pula keyakinan generasi milenial tentang kemampuannya

menjalani peran dan tugas kewirausahawan.

4. Dampak Entrepreneurial Self-Efficacy

Self-efficacy memiliki pengaruh terhadap individu yang dipaparkan

dalam berbagai dampak, yaitu kognitif, motivasi, afeksi, dan selektif

(Bandura, 1994). Bandura (1994) mengatakan bahwa pengaruh dari efikasi

diri pada proses kognitif seseorang sangat bervariasi. Efikasi diri yang

kuat akan mempengaruhi tujuan pribadinya, di mana semakin kuat efikasi

diri maka semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya

sendiri. Individu dengan efikasi diri yang kuat akan memiliki cita-cita

yang tinggi, mengatur rencana, dan komitmen pada dirinya untuk

mencapai tujuan. Selain itu, individu yang memiliki efikasi diri yang kuat

akan lebih menyiapkan antisipasi bila usahanya yang pertama gagal

dilakukan. Hal ini juga diterapkan pada konstruk self-efficacy yang lebih

terspesifik pada tugas tertentu yaitu entrepreneurial self-efficacy.

Motivasi diri dipengaruhi oleh efikasi diri dalam menuntun

tindakan-tindakan melalui proses kognitif, sehingga individu tersebut akan

membentuk kepercayaan mengenai apa yang dapat dilakukan. Melalui

motivasi individu dapat menciptakan tujuan bagi dirinya dan

merencanakan bagian dari tindakan-tindakan untuk mewujudkan masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

20

depan yang berharga. Selain itu, efikasi diri mendukung motivasi dalam

seberapa besar ketahanan individu terhadap kegagalan. Kegigihan dan

ketekunan yang kuat akan mendukung pencapaian suatu performansi yang

optimal dalam mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

Bandura (1994) menyatakan bahwa efikasi diri mengatur perilaku

seseorang untuk menghindari suatu kecemasan. Efikasi diri yang kuat

akan membantu individu untuk semakin berani menghadapi tindakan yang

menekan dan mengancam. Sedangkan individu yang memiliki efikasi

rendah, cenderung tidak dapat mengatur situasi yang mengancam ketika

mengalami kecemasan yang tinggi. Ketika individu memiliki pemikiran

akan ketidak mampuan dalam mengatasi stres, maka ia akan memandang

lingkungannya sebagai situasi yang mengancam dan penuh bahaya. Jika

situasi tersebut tidak dapat dikontrol akan menimbulkan kekhawatiran

terhadap hal-hal yang sangat jarang terjadi. Pikiran-pikiran tersebut,

membuat individu meremehkan atau merendahkan kemampuan dirinya.

Individu akan menghindari situasi yang mengancam dan memilih

situasi yang dinilai mampu ia atasi. Hal ini merupakan fungsi selektif

dalam pemilihan aktivitas atau tujuan yang akan diambil oleh individu.

C. Milenial dan Entrepreneur

1. Karakteristik Milenial

Menurut Ali et al. (2016), generasi milenial atau generasi Y

adalah generasi yang lahir antara tahun 1981-1999, di mana saat ini

berusia 20 tahun hingga 38 tahun. Generasi milenial di tahun 2020 akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

21

berada pada rentang usia 20 tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut

merupakan usia produktif yang akan menjadi tulang punggung

perekenomian Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),

jumlah penduduk Indonesia generasi milenial diduga berjumlah 83 juta

jiwa atau 34% dari total penduduk Indonesia.

Menurut Ali et al. (2016), terdapat perbedaan antara generasi

milenial dengan generasi lain. Hal ini dipengaruhi oleh munculnya

smartphone, dan jejaring sosial media yang dapat mempengaruhi pola

pikir, nilai-nilai, dan perilaku yang dianut. Terdapat tiga karakter utama

dari masyarakat millenial yaitu 3C atau creative, connected, dan

confidence. Pertama, creative adalah mereka yang biasa berpikir out of

the box, yang mana kaya ide dan gagasan. Salah satu bukti yang

menunjukkan adalah tumbuh pesatnya industri start-up dan industri

kreatif yang dimotori oleh anak muda, contohnya Go-Jek. Kedua,

connected adalah mereka pribadi yang pandai bersosialisasi dalam

komunitas maupun aktif menggunakan sosial media. Selain itu, yang

ketiga adalah confidence, di mana mereka merupakan orang yang sangat

percaya diri dan berani mengemukakan pendapat serta tidak sungkan

untuk berdebat di depan publik.

2. Definisi Entrepreneur

Frinces (2010), memaparkan bahwa entrepreneur diambil dari

bahasa Prancis, yaitu entreprendre yang berarti berusaha atau melakukan

suatu pekerjaan. Kuratko & Hodgets (1996, dalam Frinces, 2010)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

22

mendefinisikan wirausaha sebagai individu yang melakukan tugas untuk

mengorganisir, mengelola, dan menerima resiko-resiko bisnis. Kizner

(1979, dalam Frinces, 2010) mendefinisikan wirausaha sebagai seorang

individu yang waspada untuk menemukan peluang-peluang bisnis yang

sebelumnya belum pernah di eksplorasi oleh orang lain. Frinces (2010)

menyimpulkan bahwa wirausaha adalah orang yang kreatif, dinamis, dan

inovatif, serta berani untuk mengambil resiko dan berani menghadapi

tantangan yang di kerjakan melalui kreativitas dan kemauan untuk

mencapai sukses.

D. Dinamika Hubungan Entrepreneural Self-efficacy dengan Opportunity

Recognition pada Wirausahawan Generasi Milenial

Self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa mereka dapat

secara sukses atau berhasil untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sedang

mereka kerjakan (Bandura, 1994). Self-efficacy memiliki pernan penting

dalam pembentukan perilaku, termasuk dalam dunia entrepreneurship.

Bandura (1994) memaparkan self-efficacy mampu berhubungan dengan

individu melalui beberapa fungsi yaitu fungsi kognitif, motivasi, afeksi, dan

selektif. Yang pertama, melalui fungsi kognisi, individu dengan efikasi diri

kuat akan lebih berusaha untuk mewujudkan tujuan pribadinya. Yang kedua,

sebagai fungsi motivasi, individu dengan self-efficacy tinggi cenderung lebih

gigih dan tekun dan lebih memiliki ketahanan saat menghadapi kegagalan.

Yang ketiga, melalui fungsi afeksi, individu dengan self-efficacy tinggi akan

berani dalam menghadapi kecemasan. Sedangkan individu yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

23

efikasi rendah, cenderung tidak dapat mengatur situasi yang mengancam

ketika mengalami kecemasan yang tinggi. Ketika individu memiliki

pemikiran akan ketidak mampuan dalam mengatasi stres, maka ia akan

memandang lingkungannya sebagai situasi yang mengancam dan penuh

bahaya. Yang terakhir, sebagai fungsi selektif, individu dengan self-efficacy

tinggi akan mampu lebih menilai manakah situasi yang menyulitkan bagi

dirinya dan yang dapat diatasi.

Orang dengan self-efficacy yang tinggi cenderung akan lebih percaya

diri yang akan membuat mereka juga memiliki jaringan sosial yang besar. Hal

ini dapat membuat seseorang dapat mendapatkan informasi yang akan

membantu mereka untuk merekognisi peluang (Ozgen & Baron, 2007).

Orang dengan self-efficacy yang tinggi juga merasa yakin dan percaya bahwa

mereka dapat secara sukses mengembangkan peluang yang membuat mereka

proaktif dalam mencari informasi yang akan pula membantu mereka untuk

merekognisi peluang (Gaglio & Katz, 2001, dalam Ozgen & Baron, 2007).

Berdasarkan hal tersebut, tingginya self-efficacy akan membuat individu lebih

dapat mencari dan mendapatkan informasi terkait peluang usaha dan

informasi ini merupakan sumber pengetahuan yang merupakan salah satu

faktor yang mampu berhubungan dengan opportunity recognition.

Sedangkan terkait dengan Entrepreneural Self-efficacy (ESE), individu

dengan ESE yang tinggi cenderung mengasosiasikan situasi yang menantang

dengan imbalan seperti keuntungan, pengakuan masyarakat, dan pemenuhan

psikologis (Hisrich dan Brush 1986, dalam Chen, 1998), sedangkan individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

24

dengan ESE yang rendah cenderung menganggap situasi dengan kegagalan,

seperti kebangkrutan, aib, dan tekanan psikologis.

Pengumpulan informasi merupakan sumber penting dalam

pembentukan opportunity recognition (Ozgen & Baron, 2007; Gibbs, 2009).

Baron (2004) mendefinisikan opportunity recognition sebagai proses kognitif

mengenai bagaimana individu menyimpulkan bahwa mereka telah

menemukan kesempatan tersebut. Individu yang mampu merekognisi

peluang, juga memiliki inovasi. Ketika individu telah menyadari peluang

bisnis, mereka akan melakukan verifikasi atas ide tersebut. Kognisi akan

membentuk sebuah sistem alarm atau disebut dengan signal detection theory.

Teori ini menjelaskan bahwa stimulus akan mendorong mereka untuk

menyeleksi informasi dan kemudian mendorong individu untuk memutuskan

bahwa mereka telah menemukan opportunity recognition. Baron (2004) juga

memaparkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi adalah

pengetahuan sebelumnya yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan ini akan

memberikan informasi yang mampu membuat individu memiliki koneksi

untuk memahami peluang usaha.

Secara proses sosio-kognisi, DeKoning (2015) mendefinisikan

opportunity recognition sebagai sebagai ide yang tiba-tiba dapat mengkristal

dan menemukan kemungkinan-kemungkinan baru untuk memperoleh

keuntungan melalui karya yang baru. Untuk mengembangkan ide-ide

tersebut, wirausaha menggunakan sumber sosial untuk mendapatkan

informasi yang dapat diperoleh dari relasi sosial. Kedua pandangan ini sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

25

lagi menekankan pentingnya usaha untuk memperoleh informasi dalam

proses pembentukan opportunity recognition.

Bagaimana generasi milenial dapat mengidentifikasi peluang dapat

dilihat berdasarkan karakteristik generasi ini. Terdapat tiga karakter utama

dari masyarakat millenial yaitu 3C atau creative, connected, dan confidence

(Ali et al., 2016). Pertama, creative adalah mereka yang biasa berpikir out of

the box, yang mana kaya ide dan gagasan. Kedua, connected adalah mereka

pribadi yang pandai bersosialisasi dalam komunitas maupun aktif

menggunakan sosial media. Ketiga adalah confidence, di mana mereka

merupakan orang yang sangat percaya diri dan berani mengemukakan

pendapat serta tidak sungkan untuk berdebat di depan publik (Ali et al.,

2016). Karakteristik-karakteristik seperti kreatif, percaya diri, dan relasi

sosial yang tinggi merupakan karakteristik-karakteristik yang berhubungan

secara positif dengan oppotunity recognition. Hills et al. (1997, dalam

Ardichvilia, Cardozob, & Sourav, 2003) menemukan dalam surveinya bahwa

kreatifitas memiliki peran yang penting dalam mengindentifikasi peluang.

Krunger & Dickson (1994, dalam Ardichvilia, Cardozob, & Sourav, 2003)

bahwa sikap optimis juga berhubungan secara positif dengan oppotunity

recognition. Banyaknya relasi sosial juga akan mempengaruhi individu untuk

merekognisi peluang (DeKoning, 2015). Akan tetapi, seperti yang telah

dipaparkan sebelumnya, generasi milenial memiliki kemampuan dalam

melihat peluang usaha yang rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

26

Self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa mereka dapat

secara sukses atau berhasil untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sedang

mereka kerjakan (Bandura, 1994). Self-efficacy memiliki pernan penting

dalam pembentukan perilaku, termasuk dalam dunia entrepreneurship.

Bandura (1994) memaparkan self-efficacy mampu berhubungan dengan

individu melalui beberapa fungsi yaitu fungsi kognitif, motivasi, afeksi, dan

selektif. Yang pertama, melalui fungsi kognisi, individu dengan efikasi diri

kuat akan lebih berusaha untuk mewujudkan tujuan pribadinya. Yang kedua,

sebagai fungsi motivasi, individu dengan self-efficacy tinggi cenderung lebih

gigih dan tekun dan lebih memiliki ketahanan saat menghadapi kegagalan.

Yang ketiga, melalui fungsi afeksi, individu dengan self-efficacy tinggi akan

berani dalam menghadapi kecemasan. Sedangkan individu yang memiliki

efikasi rendah, cenderung tidak dapat mengatur situasi yang mengancam

ketika mengalami kecemasan yang tinggi. Ketika individu memiliki

pemikiran akan ketidak mampuan dalam mengatasi stres, maka ia akan

memandang lingkungannya sebagai situasi yang mengancam dan penuh

bahaya. Yang terakhir, sebagai fungsi selektif, individu dengan self-efficacy

tinggi akan mampu lebih menilai manakah situasi yang menyulitkan bagi

dirinya dan yang dapat diatasi.

Orang dengan self-efficacy yang tinggi cenderung akan lebih percaya

diri yang akan membuat mereka juga memiliki jaringan sosial yang besar. Hal

ini dapat membuat seseorang dapat mendapatkan informasi yang akan

membantu mereka untuk merekognisi peluang (Ozgen & Baron, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

27

Orang dengan self-efficacy yang tinggi juga merasa yakin dan percaya bahwa

mereka dapat secara sukses mengembangkan peluang yang membuat mereka

proaktif dalam mencari informasi yang akan pula membantu mereka untuk

merekognisi peluang (Gaglio & Katz, 2001, dalam Ozgen & Baron, 2007).

Berdasarkan hal tersebut, tingginya self-efficacy akan membuat individu lebih

dapat mencari dan mendapatkan informasi terkait peluang usaha dan

informasi ini merupakan sumber pengetahuan yang merupakan salah satu

faktor yang mampu berhubungan dengan opportunity recognition.

Sedangkan terkait dengan Entrepreneural Self-efficacy (ESE), individu

dengan ESE yang tinggi cenderung mengasosiasikan situasi yang menantang

dengan imbalan seperti keuntungan, pengakuan masyarakat, dan pemenuhan

psikologis (Hisrich dan Brush 1986, dalam Chen, 1998), sedangkan individu

dengan ESE yang rendah cenderung menganggap situasi dengan kegagalan,

seperti kebangkrutan, aib, dan tekanan psikologis. Peneliti menduga bahwa

individu dengan ESE yang tinggi melihat peluang sebagai situasi yang penuh

tantangan sehingga individu dengan ESE yang tinggi mampu lebih tinggi

dalam merekognisi peluang dan individu dengan ESE yang rendah melihat

peluang sebagai situasi yang menekan dan membuat mereka merasa hal

tersebut mengancam sehingga akan lebih rendah dalam merekognisi peluang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

28

E. Skema Hubungan antara Entrepreneurial Self-efficacy dengan

Opportunity Recognition

Gambar 1.Skema hubungan antara Entrepreneurial Self-Efficacy dengan

Opportunity Recognition

ENTREPRENEURIAL

SELF-EFFICACY

TINGGI RENDAH

- Proaktif

- Percaya diri akan

kemampuan

- Mampu menganalisis

situasi yang baik

- Berani

- Gigih dan tekun

- Jaringan sosial tinggi

- Tidak takut gagal

- Kurang proaktif

- Kurang percaya diri

akan kemampuan

- Kurang mampu

menganalisis situasi

yang baik

- Kurang berani

- Kurang gigih dan

tekun

- Jaringan sosial sedikit

- Takut gagal

Memiliki jaringan sosial yang

besar sehingga mampu

mencari dan mendapatkan

informasi mengenai peluang

usaha

Opportunity recognition

tinggi

Opportunity recognition

rendah

Memiliki jaringan sosial yang

besar sehingga kurang

mampu mencari dan

mendapatkan informasi

mengenai peluang usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

29

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis dalam penelitian ini

adalah terdapat hubungan yang positif dan signitifikan antara

entrepreneurial self-efficacy dan opportunity recognition pada

generasi milenial. Semakin tinggi skor entrepreneural self efficacy

pada generasi milenial, maka semakin tinggi skor opportunity

recognition. Sebaliknya, semakin rendah skor entrepreneural self

efficacy pada kaum milenial maka semakin rendah skor opportunity

recognition.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain

survei. Creswell (2009, dalam Supratiknya, 2015) memaparkan bahwa

penelitian dengan jenis kuantitatif secara umum menguji teori secara objektif

dengan cara mengukur atau meneliti hubungan antar variabel secara numerik

dan menganalisa secara statistik. Sedangkan desain survei memiliki tujuan

mengumpulkan informasi tentang satu atau lebih kelompok orang dengan

atribut tertentu seperti, sikap, sifat, keyakinan mereka tentang sesuatu atau

pengalaman mereka, dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

menabulasikan jawaban mereka (Leedy & Ormrod, 2005, dalam Supratiknya,

2015).

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010), studi korelasional digunakan

dengan tujuan mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel. Peneliti

akan mengukur hubungan antara variabel efikasi diri kewirausahaan

(entrepreneurial self-efficacy) dengan variabel identifikasi peluang usaha

(opportunity recognition).

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan yaitu variabel tergantung (DV) dan

variabel bebas (IV).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

31

1. Variabel Tergantung (DV)

Variabel tergantung adalah variabel yang diduga merupakan hasil

dari akibat pengaruh variabel independen (Supratiknya, 2015). Dalam

penelitian ini, variabel tergantung adalah identifikasi peluang usaha

(opportunity recognition).

2. Variabel Bebas (IV)

Variabel bebas adalah variabel yang memiliki kemungkinan dapat

menyebabkan, mempengaruhi atau berdampak pada hasil tertentu

(Supratiknya, 2015). Dalam penelitian ini, variabel bebas adalah efikasi

diri kewirausahaan (entrepreneurial self-efficacy).

C. Definisi Operasional

1. Identifikasi Peluang Usaha (Opportunity Recognition)

Opportunity recognition didefinisikan sebagai kewaspadaan

individu terhadap peluang usaha, dengan aktif mencari dan

mengumpulkan informasi mengenai peluang usaha, berkomunikasi atau

berdiskusi mengenai peluang-peluang usaha, menangani kebutuhan

konsumen, dan mengevaluasi keberlangsungan kegiatan kewirausahaan.

Seorang wirausahawan dikatakan memiliki opportunity recognition yang

tinggi jika waspada terhadap peluang usaha dan aktif mencari serta

mengumpulkan informasi mengenai peluang usaha. Selain itu, mampu

berkomunikasi dan menangani kebutuhan konsumen serta melakukan

evaluasi terhadap keberlangsungan kegiatan berwirausaha. Opportunity

recognition diukur dengan mengadaptasi skala Kuckertz, Kollmann, Krell,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

32

dan Stockmann (2017) yang terdiri dari 5 aitem dari enam aktivitas

kewirausahaan yang dirangkum menjadi satu indikator yaitu, kewaspadaan

individu terhadap peluang usaha dapat dicari dengan aktif mengumpulkan

informasi mengenai peluang usaha, berkomunikasi atau berdiskusi

mengenai peluang-peluang usaha, menangani kebutuhan konsumen, dan

mengevaluasi keberlangsungan kegiatan kewirausahaan. Semakin tinggi

skor pada skala opportunity recognition yang direspon oleh subjek pada

setiap aitem, menandakan semakin tinggi pula generasi milenial dalam

melihat peluang.

2. Efikasi Diri Kewirausahaan (Entrepreneurial Self-Efficacy)

Entrepreneurial Self-Efficacy adalah keyakinan individu tentang

kemampuan dirinya dalam menjalankan peran dan tugas dengan sukses

khususnya dalam bidang wirausaha. Seorang wirausahawan memiliki

entrepreneurial self-efficacy yang tinggi ketika ia merasa mampu dalam

menjalankan peran dan tugas dalam bidang wirausaha yaitu, marketing,

inovasi, manajemen, mengambil resiko, dan mengontrol keuangan.

Entrepreneurial Self-Efficacy diukur dengan mengadaptasi skala Chen

(1998) yang terdiri dari 22 aitem berdasarkan lima dimensi yaitu,

marketing, inovasi, manajemen, mengambil resiko, dan mengontrol

keuangan. Semakin tinggi skor pada skala entrepreneurial self-efficacy

yang direspon oleh subjek pada setiap aitem, menandakan semakin tinggi

pula keyakinan generasi milenial tentang kemampuannya menjalani peran

dan tugas kewirausahawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

33

D. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek yang dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Menurut Siregar (2013), teknik purposive sampling adalah

teknik penentuan subjek yang dijadikan sampel penelitian berdasarkan kriteria

tertentu. Subjek penelitian termasuk wirausahawan laki-laki dan perempuan

yang termasuk dalam usia generasi milenial dengan tahun kelahiran 1981–

1999. Generasi milenial pada tahun ini termasuk dalam rentang usia 20-38

tahun. Selain itu, wirausahawan yang dimaksud adalah subjek yang telah

menjalankan dan sedang mengembangkan sebuah usaha minimal 1 tahun

lamanya. Hal ini dikarenakan skala pengukuran membutuhkan jawaban dari

pengalaman subjek dalam berwirausaha. Peneliti juga tidak memberikan

batasan kriteria jenis usaha yang sedang subjek jalankan.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Pengambilan data yang dilakukan dengan menyebarkan skala kepada

wirausahawan dengan usia yang termasuk dalam kriteria generasi milenial atau

yang berusia antara 20 – 38 tahun. Penelitian ini menggunakan skala likert

pada kedua variabel. Subjek diminta untuk memberikan respon terhadap

sebuah kontinum yang terdiri dari beberapa respon (Supratiknya, 2014).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner

atau angket tertutup. Menurut Azwar (2012), dalam kuesioner tertutup

pernyataan yang diberikan kepada responden dalam bentuk pilihan ganda

sehingga responden tidak diberikan kesempatan untuk berpendapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

34

Peneliti menggunakan kontimun skala likert sesuai dengan skala asli

dari kedua alat ukur. Kedua variabel ini memiliki perbedaan jumlah pilihan

dimana alat ukur opportunity recognition menggunakan 7 pilihan dan

entrepreneurial self-efficacy menggunakan 5 pilihan. Menurut Colman (1997),

ia meneliti bahwa tidak ada banyak perbedaan skor reliabilitas alat ukur baik

yang menggunakan 7 pilihan kontinum ataupun 5 pilihan kontinum. Peneliti

akan tetap menggunakan kontinum sesuai dengan alat ukur asli dari kedua

variabel.

1. Skala Opportunity Recognition

Variabel opportunity recognition diukur menggunakan skala yang

dibuat oleh Kuckertz, Kollmann, Krell, dan Stockmann (2017)

berdasarkan enam aktivitas yaitu, waspada, mencari informasi,

mengumpulkan informasi, berkomunikasi mengenai peluang usaha,

memecahkan masalah, dan mengevaluasi potensi kewirausahaan. Dari

enam aktivitas tersebut, Kuckertz, Kollmann, Krell, dan Stockmann (2017)

merangkum menjadi satu indikator yaitu, kewaspadaan individu terhadap

peluang usaha dapat dicari dengan aktif mengumpulkan informasi

mengenai peluang usaha, berkomunikasi atau berdiskusi mengenai

peluang-peluang usaha, menangani kebutuhan konsumen, dan

mengevaluasi keberlangsungan kegiatan kewirausahaan untuk mengukur

variabel opportunity recognition dengan total 5 aitem.

Pada skala opportunity recognition, setiap aitem memiliki 7

alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden yaitu, “Sangat Tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

35

Setuju”, “Tidak Setuju”, “Agak Tidak Setuju”, “Netral”, “Agak Setuju”,

“Setuju”, “Sangat Setuju”. Pada pernyataan ini,, nilai tertinggi 7 diberikan

untuk jawaban Sangat Setuju, nilai 6 diberikan untuk jawaban Setuju, nilai

5 diberikan pada jawaban Agak Setuju, nilai 4 diberikan pada jawaban

Netral, nilai 3 diberikan untuk jawaban Agak Tidak Setuju, nilai 2

diberikan untuk jawaban Tidak Setuju, dan nilai 1 diberikan untuk

jawaban Sangat Tidak Setuju.

2. Skala Entreprenurial Self-Efficacy

Variabel entreprenurial self-efficacy diukur menggunakan skala

yang dibuat oleh Chen (1998) yang terdiri dari 24 aitem berdasarkan lima

dimensi yaitu, marketing, inovasi, manajemen, mengambil resiko, dan

mengontrol keuangan. Distribusi aitem pada skala entreprenurial self-

efficacy dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Entreprenurial Self-Efficacy Sebelum Uji Coba

Dimensi Sebaran Aitem Jumlah Aitem

Marketing 3, 8, 13, 19, 22, 23 6

Inovasi 10, 14, 16, 17, 21, 24 6

Manajemen 1, 7, 9, 11, 20 5

Mengambil resiko 2, 5, 12, 18 4

Mengontrol Keuangan 4, 6, 15 3

Jumlah 24 Aitem

Pada skala entreprenurial self-efficacy, setiap aitem memiliki 5

alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden yaitu, “Sangat Tidak

Setuju”, “Tidak Setuju”, “Netral”, “Setuju”, “Sangat Setuju”. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

36

pernyataan ini,, nilai tertinggi 5 diberikan untuk jawaban Sangat Setuju,

nilai 4 diberikan untuk jawaban Setuju, nilai 3 diberikan untuk jawaban

Netral, nilai 2 diberikan untuk jawaban Tidak Setuju, dan nilai 1 diberikan

untuk jawaban Sangat Tidak Setuju.

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Menurut Supratiknya (2014), uji validitas bertujuan untuk

mengetahui kesesuaian alat ukur dalam mengukur atribut psikologis yang

hendak diukur. Azwar (2010) menyatakan bahwa alat ukur dapat dikatakan

memiliki validitas yang tinggi jika dapat menjalankan fungsi ukur dan

berakurat dalam melakukan pengukuran pada variabel yang ingin diukur.

Peneliti menggunakan uji validitas isi untuk menguji kesesuaian antara isi

tes dengan suatu atribut yang akan diukur oleh tes tersebut (Supratiknya,

2014). Validitas yang digunakan peneliti adalah validitas isi. Menurut

Supratiknya (2014) validitas isi adalah validitas yang melihat kesesuaian isi

dan konstruk yang diukur dalam suatu tes diuji dengan analisis logis dan

empiris. Peneliti menggunakan analisis dari expert judgment atau individu

yang berkompeten dalam bidangnya. Peneliti meminta bantuan Dosen

Pembimbing Skripsi untuk memberikan masukan terkait kesesuaian

konstruk dan meminta bantuan penerjemah untuk melakukan proses

translation.

Skala opportunity recognition dan entrepreneurial self-efficacy

merupakan skala dalam bahasa asing yang diadaptasi oleh peneliti ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

37

dalam bahasa Indonesia. Pada tahap pertama, peneliti menerjemahkan skala

tersebut ke dalam bahasa Indonesia dengan bantuan penerjemah sarjana

lulusan Sanata Dharma dibidang Pendidikan Bahasa Inggris. Selanjutnya,

peneliti akan melaksanakan back translation (Supratiknya, 2018), di mana

terjemahan dalam bahasa Indonesia akan kembali diterjemahkan ke dalam

bahasa Inggris dengan bantuan penerjemah sarjana lulusan Atmajaya

Yogyakarta dibidang Manajemen Internasional. Peneliti selanjutnya

meminta bantuan dosen pembimbing untuk memberikan masukan terkait

kesesuaian konstruk.

Proses penerjemahan skala yang telah dilakukan dilanjutkan dengan

pengujian validitas isi. Menurut Siregar (2013), validitas isi berkaitan

dengan kemampuan suatu instrumen alat ukur untuk mengukur konsep

yang harus diukur. Validitas isi dapat diperoleh melalui analisis logis atau

empiris terhadap seberapa memadai isi alat ukur mewakili ranah isi dan

kontstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Pada penelitian ini, peneliti

melakukan pengujian validitas isi dengan bantuan dari expert judgement, di

mana seseorang tersebut adalah yang lebih ahli dalam memberikan

penilaian atas konten dari setiap aitem agar dapat sesuai dengan tujuan

konstruk yang akan diukur. Peneliti meminta bantuan dosen pembimbing

skripsi untuk menjadi expert judgement, dimana dosen pembimbing dapat

memberikan penilaian pada seluruh aitem skala.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

38

2. Seleksi Aitem Skala

Uji coba kesahihan aitem skala dilakukan untuk menguji kualitas

aitem dalam mengukur suatu variabel untuk memastikan setiap aitem

dengan aitem lainnya memiliki korelasi yang kuat sehingga skala yang

terbentuk bersifat homogen dengan daya diskriminasi yang baik

(Supraktiknya, 2014). Peneliti akan menguji cobakan skala pada Generasi

Milenial yang memiliki usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta. Uji coba

skala opportunity recognition dan entrepreneurial self-efficacy

dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2019. Metode penyebaran skala online

melalui Google Form (https://forms.gle/DRgLhC1XNSE4n4Pr7) dilakukan

dengan peneliti menyebarkan link tersebut di komunitas wirausahawan.

Selain itu, peneliti juga mendatangi langsung beberapa subjek untuk

mengisi kuesioner online. Subjek yang dikumpulkan berjumlah 86 orang.

Uji seleksi aitem skala dapat dilakukan dengan menghitung koefisian

korelasi aitem total dan kemudian diuji menggunakan SPSS for windows

versi 22.0 (Azwar, 2010; Supratiknya, 2014).

Daya diskriminasi yang baik dapat dilihat melalui skor koefisien

korelasi aitem-total (rix), jika nilainya tinggi maka aitem tersebut akan lolos

atau tidak digugurkan. Menurut Supratiknya (2014), aitem yang memiliki

skor koefisien korelasi aitem-total (rix) lebih besar dari 0.30 akan memiliki

daya diskriminasi yang baik. Sebaliknya, jika aitem memiliki skor di

bawah 0.30 maka aitem tersebut dapat dikatakan kurang baik dan

diperlukan perbaikan aitem. Namun, menurut Azwar (2012) aitem masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

39

dapat dipandang ideal apabila memiliki skor korelasi aitem-total (rix) ≥

0,25 karena masih memiliki daya diskriminasi yang cukup baik. Semakin

baik daya diskriminasi aitem maka nilai koefisien korelasi aitem-total (rix)

semakin mendekati 1.00 (Azwar, 2012).

a. Skala Opportunity Recognition

Pada skala Opportunity Recognition semua aitem memiliki nilai

koefisien korelasi aitem-total (rix) ≥ 0.30.

b. Skala Entrepreneurial Self-Efficacy

Pada skala Entrepreneurial Self-Efficacy, terdapat satu aitem yang

memiliki nilai rix ≤ 0.30. Namun, peneliti tidak menggugurkan

aitem yang memiliki nilai rix = 0.265 karena terdapat toleransi jika

memiliki rentang nilai rix ≥ 0.25 – 0.30 (Azwar, 2012). Sehingga

peneliti akan melakukan perbaikan kalimat pada aitem tersebut

agar lebih mudah dipahami. Tujuannya agar dimensi yang

memiliki aitem tersebut dapat seimbang dengan dimensi lainnya.

Tabel 2

Distribusi Aitem Skala Entrepreneurial Self-Efficacy Setelah

Uji Coba

Dimensi Sebaran Aitem Jumlah

Aitem

Presentase

Marketing 3, 8, 13, 19, 22, 23 6 25 %

Inovasi 10, 14, 16, 17, 21, 24 6 25 %

Manajemen 1, 7, 9, 11, 20 5 20 %

Mengambil resiko 2, 5, 12, 18 4 16 %

Mengontrol

Keuangan

4, 6, 15 3 14 %

Jumlah 24

Aitem

100 %

Ket : Tidak ada aitem yang gugur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

40

3. Reliabilitas Alat Ukur

Menurut Siregar (2013), reliabilitas digunakan untuk mengetahui

sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten sehingga ketika dilakukan

replikasi terhadap gejala dan alat ukur yang sama akan menghasilkan

pengukuran yang tetap konsisten. Pada penelitian ini, teknik yang

digunakan untuk mengukur estimasi reliabilitas konsistensi internal adalah

teknik Alpha Cronbach (Supratiknya, 2014). Instrumen penelitian

dikatakan reliabel jika koefisien minimum reliabilitasnya α > 0.6 (Siregar,

2013). Hal ini berarti jika instrumen penelitian memiliki koefisien

reliabilitas di bawah 0.6 maka instrumen penelitian tersebut dapat

dikatakan kurang memadai untuk digunakan.

Skala Opportunity Recognition diuji menggunakan Alpha

Cronbach dan mendapati nilai α = 0.750 yang menandakan bahwa skala

opportunity recognition memadai untuk digunakan. Sedangkan skala

entrepreneurial self-efficacy memiliki nilai reliabilitas α = 0.907. Dari

kedua skala tersebut dapat disimpulkan bahwa skala opportunity

recognition dan skala entrepreneurial self-efficacy memadai untuk

digunakan dalam penelitian.

G. Teknis Analisis Data

Penelitian ini akan diolah menggunakan IBM SPSS versi 22.0 dengan

teknik korelasi Product Moment Pearson untuk mengukur mengenai kekuatan

hubungan antara dua variabel yaitu variabel opportunity recognition dan

entrepreneurial self-efficacy.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

41

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan karena semua perhitungan

statistik parametrik memiliki asumsi normalitas sebaran (Santoso,

2010). Sehingga dapat melihat apakah data penelitian berasal dari

populasi dengan sebaran data yang normal. Pada penelitian ini, uji

normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov pada SPSS

22.0 for Windows dengan melihat signifikansi data. Data dengan

hasil uji normalitas di bawah 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

data tersebut berbeda secara signifikan dengan data normal, dalam

hal ini berarti data yang telah dikumpulkan memiliki sebaran data

yang tidak normal. Sebaliknya, jika hasil uji normalitas di atas 0.05

maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berbeda secara

signifikan dengan data normal. Hal ini berarti data yang

dikumpulkan memiliki sebaran data yang normal.

b. Uji Linearitas

Menurut Santoso (2014), linear dapat diartikan bahwa

kedua variabel yang diukur memiliki hubungan yang bersifat

positif atau negatif. Uji linearitas menyatakan bahwa hubungan

antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus, sehingga

penurunan atau peningkatan disatu variabel akan diikuti secara

linear oleh penurunan atau peningkatan kuantitas di variabel

lainnya. Pada penelitian ini, uji linearitas menggunakan Test of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

42

Linearity pada SPSS 22.0 for Windows. Jika nilai signifikansi atau

p > 0.05 maka terdapat hubungan yang tidak linear atau hubungan

antara dua variabel lemah. Sebaliknya, data dapat dikatakan linear

jika memiliki nilai p < 0.05 (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

self-efficacy dengan opportunity recognition pada generasi milenial

yang sedang berwirausaha. Metode analisis data penelitian

menggunakan analisis korelasi yang digunakan untuk melihat

kecenderungan pola dalam satu variabel berdasarkan kecenderungan

pola dalam variabel lain. Jika kecenderungan dalam satu variabel

selalu diikuti oleh kecenderungan dalam variabel lain, maka dapat

diasumsikan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan.

Dalam penelitian koresional kuantitatif, data penelitian yang

terdistribusi normal akan menggunakan teknik uji korelasi Product-

Moment Pearson untuk mengukur kuat-lemahnya hubungan antara dua

variabel yang dikur (Rea & Parker, dalam Supratiknya, 2015). Data

yang tidak terdistribusi normal maka peneliti melakukan uji korelasi

dengan menggunakan teknik Spearman Rho.

Menurut Pallant (2001), jika nilai signifikansi atau p ≤ 0.05 maka

hipotesis nol ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara dua

variabel. Akan tetapi, jika nilai signifikansi atau p ≥ 0.05 maka

hipotesis nol diterima atau tidak ada hubungan uang signifikan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

43

dua variabel. Budi (2006), membagi kriteria koefisien korelasi sebagai

berikut:

Koefisien Korelasi Kategori

0.001 – 0.200 Sangat Lemah

0.201 – 0.400 Lemah

0.401 – 0.600 Cukup Kuat

0.601 – 0.800 Kuat

0.801 - 1 Sangat Kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 25 Juni – 5 Juli 2019 dengan cara

penyebaran skala online melalui Google Form dilakukan dengan peneliti

menyebarkan link tersebut di komunitas wirausahawan untuk menyebarkan dan

menggumpulkan data. Selain itu, peneliti juga mendatangi langsung beberapa

subjek untuk mengisi kuesioner online. Penelitian ini menggunakan subjek

generasi milenial yang memiliki usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta. Skala

online terdiri dari dua bagian yaitu, pernyataan-pernyataan yang terkait dengan

identifikasi peluang usaha (opportunity recognition) dan entrepreneurial self-

efficacy. Skala yang disebarkan berbentuk skala Likert. Peneliti meminta

bantuan kepada saudara dan teman-teman yang termasuk dalam kriteria

penelitian, kemudian meminta bantuan mereka untuk menyebarkannya. Subjek

yang telah terkumpul dari penyebaran data secara online sebanyak 86 orang.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data dari 86 orang yang

termasuk dalam golongan generasi milenial dan sedang melakukan kegiatan

berwirausaha di Yogyakarta. Golongan generasi milenial termasuk pada tahap

dewasa awal yaitu dengan rentang usia 20-38 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

45

Tabel 3

Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

Laki-laki 49 57 %

Perempuan 37 43 %

Jumlah 86 100 %

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini

terdiri dari 49 laki-laki dengan persentase 57 %. Sedangkan, jumlah perempuan

adalah 37 dengan presentasi 43 %.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi

entrepreneurial self-efficacy dan opportunity recognition. Deskripsi data

dilakukan dengan mencari mean empiris dan mean teoritik. Mean teoritik

dihitung dengan perhitungan manual yang bertujuan mendapatkan hasil rata-

rata skor alat ukur penelitian. Sedangkan, mean empiris dihitung dengan

bantuan program SPSS version 22.0 for Windows. Deskripsi data penelitian

menggunakan uji one sample t-test yang bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoritik.

Tabel 4

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Variabel N Min Max Mean

Empirik

SD Min Max Mean

Teoritik

Sig.

Entreprenurial

Self-Efficacy

86 67 118 96.41 10.83 24 120 72 0.000

Opportunity

Recognition

86 21 35 30.17 3.22 5 35 20 0.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

46

Tabel 5

Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empirik Entrepreneurial Self-Efficacy

One-Sample Test

Test Value = 72

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Entreprenurial Self-

efficacy 21.74 85 .000 24.41 23.09 27.74

Berdasarkan tabel 4 dan 5, hasil uji data dari one sample t-test variable

entrepreneurial self-efficacy diperoleh mean teoritik sebesar 72. Sedangkan,

mean empirik dari variabel tersebut sebesar 96.41. Nilai signifikansi dari

variabel entrepreneurial self-efficacy adalah sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal

tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean

teoritis dan mean empirik, hasil ini menunjukkan bahwa subjek dalam

penelitian ini memiliki tingkat entrepreneurial self-efficacy yang tinggi dan

signifikan.

Tabel 6

Uji Beda Mean Teoritik dan Mean Empirik Opportunity Recognition

One-Sample Test

Test Value = 20

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Opportunity

Recognition 29.25 85 .000 10.17 9.48 10.86

Berdasarkan tabel 4 dan 6, hasil uji data dari one sample t-test variabel

opportunity recognition diperoleh mean teoritik sebesar 20. Sedangkan, mean

empirik dari variabel tersebut sebesar 30.17. Nilai signifikansi dari variabel

opportunity recognition adalah sebesar 0.000 (p < 0.05). self-efficacy yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

47

tinggi dan signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara mean teoritis dan mean empirik, hasil ini menunjukkan

bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat opportunity recognition

yang tinggi dan signifikan.

D. Analisis Data Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Menurut Santoso (2010), uji normalitas dilakukan untuk

mengetahui apakah sampel yang diambi berasal dari populasi yang

memiliki sebaran data normal atau tidak. Pada umumnya, sebaran

data dikatakan normal apabila hasil uji normalitas memiliki nilai p

> 0.05 dan data dapat dikatakan tidak normal jika hasil uji

normalitas memiliki p < 0.05. Pada penelitian ini, uji normalitas

menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS

versi 22.0.

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian

Variabel Kolmogorov-Smirnov (Sig.) Keterangan

Opportunity

Recognition

0.090 Normal

Entrepreneurial

Self-Efficacy

0.200 Normal

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada

variabel opportunity recognition sebesar 0.090 dan variabel

entrepreneurial self-efficacy sebesar 0.200. Hasil tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

48

menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut termasuk dalam

distribusi normal karena memiliki nilai signifikansi lebih besar dari

0.05. Hal ini membuat peneliti menggunakan uji statiska

parametrik.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas diperlukan untuk melihat apakah variabel

dependent dan variabel independent memiliki hubungan yang

linear atau berbeda dalam satu garis lurus (Siregar, 2013). Pada

penelitian ini, uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah

entrepreneurial self-efficacy sebagai variabel bebas memiliki

hubungan yang linear dengan identifikasi peluang usaha

(opportunity recognition) sebagai variabel tergantung. Uji

linearitas dilakukan dengan menggunakan test for linearity dengan

SPSS version 22.0 for Windows. Dari hasil uji linearitas dapat

dikatakan linear jika nilai signifikansi lebih kecil atau p < 0.05.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka

terdapat hubungan yang tidak linear atau hubungan kedua variabel

lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

49

Tabel 8

Hasil Test for Linearity

Variabel F Linearity Sig

Opportunity

Recognition

Entreprenurial

Self-Efficacy

Between

groups

(combined)

Linearity

Deviation

from

Linearity

0.913

10.209

0.640

0.606

0.002

0.914

Berdasarkan tabel 8, hasil uji linearitas yang telah

dilakukan dapat diasumsikan bahwa variabel entrepreneurial self-

efficacy dengan identifikasi peluang usaha (opportunity

recognition) memiliki nilai signifikansi 0.002 (p < 0.05). Hal ini

menjelaskan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang linear.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan analisis parametrik dengan

uji Product Moment Pearson pada SPSS version 22.0 for Windows, karena

data yang diperoleh berdistribusi normal (Santoso, 2010). Menurut Pallant

(2001), jika nilai signifikansi atau p ≤ 0.05 maka hipotesis nol ditolak atau

ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Akan tetapi, jika nilai

signifikansi atau p ≥ 0.05 maka hipotesis nol diterima atau tidak ada

hubungan uang signifikan antara dua variabel. Budi (2006), membagi

kriteria koefisien korelasi sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

50

Koefisien Korelasi Kategori

0.001 – 0.200 Sangat Lemah

0.201 – 0.400 Lemah

0.401 – 0.600 Cukup Kuat

0.601 – 0.800 Kuat

0.801 - 1 Sangat Kuat

Tabel 9

Hasil Uji Hipotesis

Opportunity

Recognition

Entrepreneurial

Self-Efficacy

Opportunity

Recognition

Pearson

Correlation 1 .353

Sig. (1-tailed) .000

N 86 86

Entrepreneurial

Self-Efficacy

Pearson

Correlation .353 1

Sig. (1-tailed) .000

N 86 86

Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa variabel identifikasi

peluang (opportunity recognition) dan entreprenurial self-efficacy

menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan (n = 86; r = 0.353; p =

0.000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi entrepreneurial self-

efficacy pada generasi milenial maka identifikasi peluang usaha

(opportunity recognition) akan semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya,

semakin rendah entrepreneurial self-efficacy pada generasi milenial maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

51

identifikasi peluang usaha (opportunity recognition) akan semakin rendah.

Berdasarkan kriteria koefisien korelasi, hubungan antara kedua variabel

termasuk dalam korelasi lemah (r = 0.353).

E. Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

entrepreneurial self-efficacy dengan opportunity recognition pada

wirausahawan milenial. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,

ditemukan bahwa terdapat hubungan yang lemah, positif dan signifikan antara

entrepreneurial self-efficacy dengan opportunity recognition pada

wirausahawan milenial (r = 0. 353 dan p = 0.000). Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat entrepreneurial self-efficacy maka semakin tinggi pula

tingkat opportunity recognition pada wirausahawan generasi milenial.

Sebaliknya, semakin rendah tingkat tingkat entrepreneurial self-efficacy maka

semakin rendah pula tingkat opportunity recognition pada wirausahawan

generasi milenial. Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara antara entrepreneurial self-

efficacy dengan opportunity recognition pada wirausahawan milenial.

Tingginya entrepreneurial self-efficacy mampu meningkatkan generasi

milenial dalam mengidentifikasi peluang usaha atau opportunity recognition.

Seperti penelitian Ozgen dan Baron (2007), bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara self-efficacy dengan opportunity recognition. Generasi

milenial memiliki karakteristik sebagai individu yang percaya diri (Ali et al.,

2016). Individu dengan self-efficacy yang tinggi akan lebih percaya diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

52

akan membentuk jaringan sosial yang besar. Hal ini dapat membuat individu

mendapatkan informasi yang akan membantu mereka untuk merekognisi

peluang usaha. Selain itu, orang dengan self-efficacy yang tinggi akan merasa

yakin dan percaya bahwa mereka dapat dengan sukses mengembangkan

peluang yang telah mereka rencanakan dan hal ini akan membuat mereka

menjadi proaktif dalam mencari informasi yang juga akan membantu mereka

untuk merekognisi peluang (Gaglio & Katz, 2001, dalam Ozgen & baron,

2007).

Tingginya tingkat entrepreneurial self-efficacy dapat membuat individu

cenderung mengasosiasikan situasi sebagai sesuatu yang menantang, yang

membuat mereka mendapatkan imbalan seperti keuntungan, pengakuan

masyarakat, dan pemenuhan psikologis (Chen, 1999). Selain itu, Chen et al.,

(1998, dalam Gibbs, 2009) juga berpendapat bahwa individu dengan self-

efficacy yang tinggi akan lebih mampu untuk menemukan peluang-peluang

karena aktivitas kewirausahaan membutuhkan kepercayaan diri dari individu

agar berhasil dalam menjalankan peluang usaha. Hal ini didukung dengan

penelitian oleh Gibbs (2009) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

entrepreneurial self-efficacy dengan opportunity recognition.

Pada penelitian ini, tingkat entrepreneurial self-efficacy pada generasi

milenial tergolong tinggi. Hal ini dilihat dari data mean empirik dan mean

teoritik. Data tersebut menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar

dibandingkan dengan mean teoritik (96,41 > 71) dengan signifikansi sebesar

0,000. Hasil ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

53

teoritik dan mean empirik pada variabel entrepreneurial self-efficacy. Pada

penelitian ini, generasi milenial cenderung memiliki tingkat entrepreneurial

self-efficacy yang tinggi. Hal ini terjadi karena generasi milenial cenderung

sangat percaya diri (Ali et al., 2016). Chen et al. (1999) memaparkan bahwa

individu dengan tingkat entrepreneurial self-efficacy merupakan individu yang

cenderung percaya diri sehingga merasa yakin untuk melakukan tugas-tugas

kewirausahaan.

Tingginya tingkat entrepreneurial self-efficacy dapat dilihat dalam

pernyataan berikut: “Mempertanggung jawabkan ide dan keputusan”. Dalam

pernyataan ini, kebanyakan sampel menjawab dengan jawaban yakin (66,3%)

dan diikuti dengan jawaban sangat yakin (32,6%). Selain itu, pada pernyataan:

“Mengembangkan ide baru”. Dalam pernyataan ini, kebanyakan sampel

menjawab dengan jawaban yakin (50%) diikuti dengan jawaban sangat yakin

(40,7%). Kedua, pada pernyataan: “Tetap membuat keputusan walaupun

berada di situasi yang beresiko”, kebanyakan sampel menjawab dengan

jawaban yakin (52,3%) diikuti dengan jawaban sangat yakin (24,4%). Ketiga,

pada pertanyaan: “Merencanakan strategi dan mengembangkan sistem

informasi”, kebanyakan sampel menjawab dengan jawaban yakin (45,3%)

disertai dengan jawaban sangat yakin (37,2%).

Generasi milenial merupakan generasi yang lebih percaya diri dan hal

tersebut mampu meningkatkan entrepreneurial self-efficacy (Ali et al., 2016).

Selain itu, terdapat tiga pernyataan dari hasil penelitiaan yang juga sesuai

dengan karakteristik generasi milenial yang lain. Pernyataan pertama mengacu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

54

pada keyakinan individu dalam menemukan ide baru, pernyataan kedua

mengacu pada keyakinan individu dalam mengambil resiko, dan pernyataan

ketiga mengacu pada keyakinan individu dalam menentukan strategi dan juga

mengembangkan sistem informasi ketika menjalankan kewirausahaan. Melalui

ketiga pernyataan ini didapatkan dominasi jawaban yakin dan sangat yakin.

Hal ini terjadi karena sampel dalam penelitian ini adalah generasi milenial,

yang memiliki karakteristik sebagai generasi yang cenderung kreatif, kaya ide

dan gagasan. Selain itu, generasi ini juga cenderung berani dalam mengambil

resiko. Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pada dunia digital dan

sosial media, sehingga generasi ini akan lebih mengembangkan sistem

informasi, contohnya dalam media online dalam menjalankan kewirausahawan

(Ali et al., 2016).

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat opportunity recognition

yang dimiliki oleh generasi milenial tergolong tinggi. Hal ini dibuktikan

dengan perbandingan antara mean teoritik dengan mean empiris. Data dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa mean empirik lebih besar dibandingkan

dengan mean teoritik (30,17 > 20) dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini

menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan

mean empirik pada variabel opportunity recognition. Kuckertz, Kollmann,

Krell, & Stockmann (2017) mendefinisikan opportunity recognition sebagai

waspada terhadap peluang usaha, dengan aktif mencari dan mengumpulkan

informasi mengenai peluang usaha, berkomunikasi atau berdiskusi mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

55

peluang-peluang usaha, menangani kebutuhan konsumen, dan mengevaluasi

keberlangsungan kegiatan kewirausahaan.

Dalam penelitian ini, opportunity recognition yang dimiliki oleh subjek

generasi milenial tergolong tinggi. Generasi ini memiliki karakteristik sebagai

individu yang kreatif (Ali et al., 2016). Pemikiran generasi milenial yang

kreatif dapat dikaitkan dengan tingginya opportunity recognition. Menurut

Park (2005, dalam Gibbs, 2009), dalam merekognisi peluang, wirausahawan

terlebih dulu harus melalui pemikiran kreatif agar dapat membuat sebuah

inovasi baru yang dapat mempengaruhi pasar. Generasi milenial juga memiliki

karakteristik sebagaia generasi yang pandai bersosialisasi dalam komunitas dan

aktif menggunakan sosial media (Ali et al., 2016). Hal ini membuat generasi

milenial memiliki jaringan sosial yang luas. Jaringan sosial yang luas mampu

untuk meningkatkan kemampuan individu dalam mengidentifikasi peluang

(DeKoning, 2015). Hal ini dapat dilihat dari jawaban-jawaban yang dipilih

oleh subjek. Yang pertama, “Saya mencari informasi tentang ide-ide baru suatu

produk atau layanan”. Hal ini dilihat dari jawaban subjek yang menjawab

sangat setuju (45,3%) dan setuju (44,2%). Kedua, “Saya selalu mengamati

lingkungan untuk mencari peluang usaha”. Hal ini dilihat dari jawaban subjek

yang menjawab sangat setuju (43%) dan setuju (43%). Yang ketiga, “Saya

mencari informasi yang berpotensi untuk menentukan usaha”. Hal ini dilihat

dari jawaban subjek yang menjawab setuju (54,7%) dan diikuti dengan

jawaban sangat setuju (32,6%). Pernyataan-pernyataan tersebut adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

56

pernyataan yang mencerminkan tingkat opportunity recognition seperti

bersikap waspada, mencari informasi dan mengumpulkan informasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial

self-efficacy (r = 0. 353 dan p = 0.000) memiliki hubungan yang signifikan

dengan opportunity recognition pada wirausahawan generasi milenial. Selain

itu, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wirausahawan generasi milenial

memiliki entrepreneurial self-efficacy yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh

mean empiris yang lebih besar dibandingkan mean teoritis (96,41 > 71).

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa wirausahawan generasi milenial

memiliki opportunity recognition yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh mean

empiris yang lebih besar dibandingkan mean teoritik (96,41 > 71).

B. Keterbatasan Penelitian

Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak dapat mengontrol

situasi dan kondisi subjek karena data yang terkumpul menggunakan metode

survey online. Hal tersebut dapat menyebabkan bias pada subjek ketika

mengerjakan survey.

C. Saran

1. Bagi Generasi Milenial

Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi entrepreneurial

self-efficacy memiliki hubungan yang signifikan pada opportunity

recognition pada wirausahawan generasi milenial. Generasi milenial

memiliki ciri-ciri seperti, kreatif, percaya diri, dan memiliki relasi sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

58

baik di lingkungan maupun di media sosial. Hal tersebut mampu

meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi peluang usaha.

2. Bagi Pelaku Usaha

Bagi pelaku usaha, untuk meningkatkan atau mengembangkan

peluang usaha maka pelaku usaha perlu mempertimbangkan faktor

psikologis seperti self-efficacy. Faktor seperti self-efficacy ini, mampu

meningkatkan kemampuan para pelaku usaha untuk mengidentifikasi

peluang usaha.

3. Bagi Pemerintah

Jika pemerintah ingin meningkatkan jumlah wirausahawan muda,

maka pemerintah dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini untuk

membuat program yang melihat faktor psikologis seperti self-efficacy.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, adanya penelitian ini diharapkan peneliti

dapat menggunakan jumlah subjek yang lebih banyak dan

mempertimbangkan pengambilan data selain survey online seperti

kuesioner terbuka dengan menggunakan paper and pencil. Sehingga hasil

penelitian dapat lebih representatif dan tidak bias serta mendapatkan hasil

yang lebih kaya seperti faktor lain yang memiliki hubungan dengan

opportunity recognition.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

59

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H., Purwandi, L., Nugroho, H., Ekoputri, A, W., & Halim, T. (2016).

Indonesia 2020: The urban middle class millenials. Alvara Research

Center, 1-32.

Ardichvili, A., Cradozo, R., & Ray, S. (2003). A theory of entrepreneurial

opportunity identification and development. Journal of Business

Venturing, 18, 105-123.

Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Belajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Belajar.

Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of

human behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.

(Reprinted in H. Friedman [Ed.], Encyclopedia of mental health. San

Diego: Academic Press, 1998

Baron, R. A. (2004). Opportunity recognition; A cognitive perspective. Academy

of Management Best Coference Paper.

Baron, R. A., Ensley, M. D. (2006). Opportunity recognition as the detection of

meaningful patterns: Evidence from comparisons novice and

experienced entrepreneurs. Management Science, 52(9), 1331-1344.

Bisnis Tempo. (Oktober, 2018). Sandiaga dorong milenial jadi pengusaha ini

sebabnya. Diunduh dari:

https://bisnis.tempo.co/read/1140826/sandiaga-dorong-milenial-jadi-

pengusaha-ini-sebabnya

Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan: Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta:

ANDI-CV Andi Offset.

Chen, C. C., & Greene, P, G., & Crick, A. (1998). Does entrepreneurial self-

efficacy distinguish entrepreneurs from managers? Journal of

Business Venturing, 13, 295-316.

DeKoning, A. (2015). Opportunity development: A socio-cognitive perspective,

in Jerome A. Katz, Dean A. Shepherd (ed.) Cognitive approaches to

entrepreneurship research (Advances in Entrepreneurship, Firm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

60

Emergence and Growth, 8, Emerald Group Publishing Limited, 265-

314.

Dempsey, D., & Jennings, J. (2014). Gender and entrepreneurial self-efficacy: A

learning perspective. Journal of Gender and Entrepreneurship, 6(1),

28-49.

Economy Okezone. (Maret, 2018). Jumlah wirausahawan indonesia baru 3%,

kalah dengan malaysia hingga singapura. Diunduh dari:

https://www.google.com/amp/s/economy.okezone.com/amp/2018/03/

08/320/1869496/jumlah-wirausaha-indonesia-baru-3-kalah-dengan-

malaysia-hingga-singapura

Feist, J., & Feist, G, J. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Selemba Humanika.

Frinces, Z, H. (2016). Pentingnya profesi wirausaha di indonesia. Jurnal Ekonomi

& Pendidikan, 7(1), 34-57.

Gibbs, S, R. (2009). Exploring the influence of task-specific self-efficacy on

opportunity recognition perceptions and behaviours. Frontiers of

Entrepreneurship Research, (29)6, 1-15.

IDN Research Institute. (2019). Indonesia millennial report 2019. Jakarta: IDN.

Indonesia, K. P. P. P. A.., & Badan Pusat Statistik (2018). Profil Generasi

Milenial Indonesia. Kerjasama Kementrian Pemberdayaan Perempuan

dan Perlindungan Anak dengan Badan Pusat Statistik.

Indonesia, K. P. (2017). Peluang Usaha IKM Kopi. Kementrian Perindustrian.

https://www.kemenperin.go.id/artikel/19119/Menperin:-Ekonomi-

Kuat-Jika-Wirausaha-Banyak

Krackhardt, D. (1995). Entrepreneurial opportunities in an entrepreneurial firm: A

structural approach. Baylor University, United State of America.

Kuckertz, A., Kollmann, T., Krell, Patrick., & Stockmann, C. (2017).

Understanding, differentiating, and measuring opportunity recognition

and opportunity explorer. Journal of Entrepreneurial Behaviour &

Research, 23(1), 78-97.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

61

Lancaster, L, C., & Stillman, D. (2002). When generations collide: Traditionalist,

baby boomers, generation xers, millennials: Who they are, why thet

clash, how to solve the generational puzzle at work. New York:

Harper Business.

Lim, W. L., & Xavier, S. R. (2015). Opportunity recognition framework:

Exploring technology entrepreneurs. American Journal of Economics,

5(2), 105-111.

Lindsay, N, J., & craig, J. (2002). A framework for understanding opportunity

recognition: Entrepreneurs versus private equity financiers. The

Journal of Private Equity.

Nawangpalupi, C.B., Pawitan, G., Widyarini, M., Gunawan, A., Putri, F. E., &

Iskandarsjah, T. (2016). Entrepreneurship in Indonesia: Condition and

opportunities for growth and sustainabillity. Bandung: UNPAR Press.

Noor, J. (2011). Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Medcom. (April, 2007). Kurikulum wirausaha ajarkan mahasiswa membuka

peluang bisnis. Diunduh dari:

https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/9K5jBqBN-kurikulum-

wirausaha-ajarkan-mahasiswa-membuka-peluang-bisnis

Ozgen, E., & Baron, R. A. (2007). Social sources of information in opportunity

recognition: Effects of mentors, industry networks and professional

forums. Journal of Business Vneturing, 22, 174-192.

Pallant, J. (2001). SPSS Survival Manual: A step by step guide to data analysis

using SPSS for Windows. Buckingham: Open University Press.

Republika. (Januari, 2015). Generasi milenial perlu terjun ke dunia

entrepreneurship. Diunduh dari:

https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/19/01/15/pldspy31

3-generasi-milenial-perlu-terjun-ke-dunia-entrepreneurship

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

62

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Kencana

Smith, T., J., & Nichols, T. (2015). Understanding the millennial generation.

Journal of Business Diversity, 15(1), 39-47.

Stevenson, H. H. & Jarillo, J. C. (1990). A paradigm of entrepreneurship:

Entrepreneurial Management. Strategic Management Journal, 11, 17-

27.

Supraktiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit

Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam

psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Ucbasaran, D., Westhead, P., Wright, M., & Binks, M. (2003). Does

entrepreneurial experience influence opportunity identification? The

Journal of Private Equity, 7(1), 7-14.

Universitas Pendidikan Indonesia. (Desember, 2017). Program studi baru S1

kewirausahaan di UPI kampus tasikmalaya. Diunduh dari: http://kd-

tasikmalaya.upi.edu/artikel_program-studi-baru-s1-kewirausahaan-di-

upi-kampus-tasikmalaya_id-103.html

Wasnadi, K, P., & Manimala, M, J. (2015). Opportunity recognition skill of

entrepreneurs and its association their path to entrepreneurship and

types of innovations: An empirical investigation of SME firms. Kindai

Management Review, 3, 25-35.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

63

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

64

Lampiran 1

Ijin Adaptasi Alat Ukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

65

A. Ijin Adaptasi Alat Ukur Opportunity Recognition

B. Ijin Adaptasi Alat Ukur Entrepreneurial Self-Efficacy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

66

Lampiran 2

Back to Translate Skala Alat Ukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

67

A. Back to Translate Skala Alat Ukur Opportunity Recogition

Skala Asli Translate ke B.

Indonesia

Translate ke B. Inggris

1. I am always alert

to business

opportunities

1. Saya selalu waspada

terhadap peluang

usaha

1. I always aware to

bussinis

opportunity

2. I research

potential markets

to identify

business

opportunities

2. Saya mencari

informasi pasar

yang berpotensi

untuk menentukan

usaha

2. I always looking for

the market

information to

determine my

business

3. I search

systematically for

business

opportunities

3. Saya mencari

peluang usaha

secara terus-

menerus

3. I always seek for

market information

4. I look for

information about

new ideas on

products or

services

4. Saya mencari

informasi tentang

ide-ide baru suatu

produk atau layanan

4. I always seek for

information about

new idea of the

product and the

service

5. I regularly scan

the environment

for business

opportunities

5. Saya selalu

mengamati

lingkungan untuk

mencari peluang

usaha

5. I always looking the

environment to

seeking bussinis

opportunity

B. Back to Translate Skala Alat Ukur Entrepreneurial Self-Efficacy

Skala Asli Translate ke B.

Indonesia

Translate ke B. Inggris

1. Setting and

meeting

market share

1. Menetapkan dan

memenuhi

tujuan pasar

1. Setting and

meeting the

objectives of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

68

goals

2. Setting and

meeting sales

goals

3. Setting and

meeting profit

goals

4. Establishing

product

position in the

market

5. Conducting a

market

analysis

6. Expanding

business

7. Creating new

venture and

developing

new ideas

8. Creating new

products and

services

9. Creating new

markets and

geographic

territories

10. Creating new

methods of

production,

marketing and

management

11. Reducing risk

and

uncertainty

12. Strategic

planning and

develop

information

systems

saham

2. Menetapkan dan

memenuhi

tujuan penjualan

3. Menetapkan dan

memenuhi

tujuan

pendapatan

4. Menentukan

posisi produk di

dalam pasar

5. Melakukan

analisis

pemasaran

6. Mengembangka

n bisnis

7. Menciptakan

usaha baru dan

mengembangkan

ide baru

8. Menciptakan

produk dan

pelayanan baru

9. Menciptakan

pasar dan

wilayah

geografis baru

10. Menciptakan

metode

produksi,

pemasaran dan

pengelolaan

yang baru)

11. Menurunkan

resiko dan

ketidakpastian

12. Merencanakan

strategi dan

mengembangkan

jaringan

the stock

market

2. Setting and

meeting sales

goals

3. Setting and

meeting income

goals

4. Determine the

position of the

product in the

market

5. Do marketing

analysis

6. Developing a

business

7. Creating new

business and

developing new

ideas

8. Creating new

products and

services

9. Creating new

markets and

geographical

regions

10. Creating new

production,

marketing and

management

methods

11. Reduce risk

and uncertainty

12. Planning

strategies and

developing

information

networks

13. Managing time

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

69

13. Managing

time by

setting goals

14. Establishing

and achieving

goals and

objective

15. Defining

organizational

roles,

responsibilitie

s, and polices

16. Taking

calculated

risks

17. Making

decisions

under

uncertainty

18. Taking

responsibility

for ideas and

decisions

19. Working

under pressure

and conflict

20. Performing

financial

analysis

21. Developing

financial

systems and

internal

controls

22. Controlling

cost

informasi

13. Mengelola

waktu dengan

menetapkan

tujuan

14. Menentukan

tujuan

pencapaian dan

sasaran

15. Menentukan

peran organisasi,

tanggung jawab

16. Memperhitungka

n resiko

17. Membuat

keputusan

dibawah

ketidakpastian

18. Mempertanggun

g jawabkan ide

dan keputusan

19. Bekerja di

bawah tekanan

dan konflik

20. Melaksanakan

susunan

keuangan dan

control internal

21. Mengembangka

n susunan

keuangan dan

kontrol internal

22. Mengontrol

biaya

by setting goals

14. Determine the

goals of

achievement

and goals

15. Determine

organizational

roles,

responsibilities

and policies

16. Taking into

account risks

17. Make a

decision under

uncertainty

18. Taking

responsibility

for ideas and

decisions

19. Working under

pressure and

conflict

20. Implementing

financial

arrangements

and internal

control

21. Develop

financial

arrangements

and internal

controls

22. Control cost

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

70

Lampiran 3

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

71

SKALA PENELITIAN TUGAS AKHIR

Dengan Hormat,

Perkenalkan saya Regina Dyah Irma Larasaty merupakan mahasiswa tingkat akhir

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang

melakukan penelitian guna memenuhi syarat kelulusan. Oleh sebab itu, saya

meminta kesediaannya untuk mengisi skala penelitian ini.

Skala ini terdiri dari 2 (dua) bagian, masing-masing bagian memiliki pernyataan.

Saudara/i dimohon untuk mengisi pernyataan tersebut secara jujur dan sesuai

dengan keadaan yang saudara/i alami.

1. Data Peneliti

Nama : Regina Dyah Irma Larasaty

Email : [email protected]

2. Kriteria Partisipan

a. Berusia 20-38 tahun (1981-1999)

b. Sedang melakukan kegiatan berwirausaha di Yogyakarta

c. Minimal telah berwirausaha selama 1 (satu) tahun

3. Kerahasiaan Data

Setiap data diri dan jawaban yang telah diberikan akan dijaga

kerahasiaannya dengan kode etik psikologi dan data hanya akan digunakan

untuk kepentingan penelitian tanpa ditampilkan atau dipublikasikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

72

*Required

Nama Inisial*

............................

Usia*

............................

Jenis Kelamin*

............................

Jenis Usaha (food, beverages, clothing, digital, pertanian, dll)

............................

Tahun Berdiri Usaha

............................

Nomor Telepon

............................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

73

BAGIAN PERTAMA

Berikut adalah 5 pernyataan-pernyataan mengenai wirausaha. Mohon

saudara/i memilih salah satu jawaban yang mewakili keadaan saudara/i

yang sesungguhnya dan menjawab secara spontan dan jujur.

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Agak

Tidak

Setuju

Netral Agak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

6. Saya selalu waspada

terhadap peluang

usaha

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5 ❑6 ❑7

7. Saya mencari

informasi pasar yang

berpotensi untuk

menentukan usaha

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5 ❑6 ❑7

8. Saya mencari

peluang usaha secara

terus-menerus

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5 ❑6 ❑7

9. Saya mencari

informasi tentang

ide-ide baru suatu

produk atau layanan

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5 ❑6 ❑7

10. Saya selalu

mengamati

lingkungan untuk

mencari peluang

usaha

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5 ❑6 ❑7

BAGIAN KEDUA

Berikut ini adalah peran-peran dan tugas-tugas yang kebanyakan pemilik

usaha atau manajer sering lakukan. Akan tetapi setiap individu mungkin

merasakan perbedaan derajat kenyamanan dalam melakukan peran-peran

dan tugas-tugas dibawah ini. Mohon nilai seberapa yakin anda melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

74

secara baik peran-peran dan tugas-tugas yang tertera dibawah ini.

Sangat

Tidak

Yakin

Tidak

Yakin Netral Yakin

Sangat

Yakin

1. Menetapkan dan

memenuhi tujuan target

pasar ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

2. Menetapkan dan

memenuhi target

penjualan

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

3. Menetapkan dan

memenuhi target

keuntungan

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

4. Menentukan posisi

produk di dalam pasar ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

5. Melakukan analisis

pemasaran ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

6. Melakukan

pengembangan bisnis ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

7. Menciptakan usaha baru ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

8. Mengembangkan ide

baru ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

9. Menciptakan produk dan

pelayanan baru ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

10. Menciptakan pasar ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

11. Menciptakan wilayah

pemasaran baru ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

12. Menciptakan pengelolaan

metode produksi ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

13. Menurunkan resiko dan

ketidakpastian ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

14. Merencanakan strategi

dan mengembangkan

sistem informasi

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

15. Mengelola waktu dengan

menetapkan target ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

75

16. Menentukan target

pencapaian dan sasaran ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

17. Menentukan jabatan,

tanggung jawab dan

kebijakan dalam usaha

saya

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

18. Memperhitungkan

resiko-resiko yang

mungkin muncul

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

19. Dalam situasi yang tidak

pasti dan beresiko, tetap

membuat keputusan

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

20. Mempertanggung

jawabkan ide dan

keputusan

❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

21. Bekerja di bawah

tekanan dan konflik ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

22. Melakukan analisis

keuangan ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

23. Mengembangkan sistem

dan kontrol keuangan ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

24. Mengontrol biaya

pengeluaran ❑1 ❑2 ❑3 ❑4 ❑5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

76

Lampiran 4

Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

77

A. Tabel Uji Reliabilitas Skala Opportunity Recognition Sebelum Uji Coba

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Aitems

,750 5

Aitem-Total Statistics

Scale Mean if

Aitem Deleted

Scale

Variance if

Aitem Deleted

Corrected

Aitem-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Aitem Deleted

aitem

1 24,0952 7,475 ,552 ,695

aitem

2 23,8413 8,910 ,657 ,675

aitem

3 23,7460 9,386 ,469 ,724

aitem

4 23,7937 9,070 ,534 ,704

aitem

5 24,7778 7,369 ,484 ,735

B. Tabel Uji Reliabilitas Skala Entrepreneurial Self-Efficacy Sebelum Uji

Coba

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Aitems

,907 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

78

Aitem-Total Statistics

Scale Mean

if Aitem

Deleted

Scale

Variance if

Aitem

Deleted

Corrected

Aitem-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Aitem

Deleted

aitem1 90,9683 117,580 ,372 ,906

aitem2 90,5873 120,698 ,326 ,906

aitem3 91,0476 115,143 ,481 ,903

aitem4 90,9365 115,189 ,420 ,905

aitem5 90,6508 117,715 ,481 ,904

aitem6 90,8889 114,713 ,526 ,903

aitem7 91,1111 117,358 ,370 ,906

aitem8 91,0000 115,774 ,473 ,904

aitem9 91,1746 111,695 ,591 ,901

aitem10 90,7619 115,378 ,467 ,904

aitem11 90,7778 114,369 ,622 ,901

aitem12 91,3016 114,859 ,321 ,909

aitem13 90,9683 113,418 ,679 ,900

aitem14 90,9683 115,031 ,501 ,903

aitem15 91,1587 116,426 ,364 ,906

aitem16 91,1746 108,695 ,684 ,899

aitem17 90,6508 113,747 ,595 ,901

aitem18 90,9365 118,706 ,265 ,908

aitem19 91,0159 113,048 ,636 ,900

aitem20 90,8254 113,824 ,584 ,901

aitem21 91,1111 111,358 ,637 ,900

aitem22 90,9365 110,222 ,796 ,897

aitem23 90,7937 113,683 ,596 ,901

aitem24 91,0635 111,867 ,637 ,900

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

79

C. Tabel Uji Reliabilitas Skala Opportunity Recognition Sesudah Uji Coba

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Aitems

.726 5

Aitem-Total Statistics

Scale Mean

if Aitem

Deleted

Scale

Variance if

Aitem

Deleted

Corrected

Aitem-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Aitem

Deleted

aitem

1 24.2209 6.598 .501 .675

aitem

2 23.9884 7.565 .577 .658

aitem

3 23.8488 7.871 .446 .696

aitem

4 23.9419 7.397 .522 .669

aitem

5 24.6977 6.143 .470 .702

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

80

D. Tabel Uji Reliabilitas Skala Entrepreneurial Self-Efficacy Sesudah Uji

Coba

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Aitems

.906 24

Aitem-Total Statistics

Scale Mean

if Aitem

Deleted

Scale

Variance if

Aitem

Deleted

Corrected

Aitem-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Aitem

Deleted

aitem1 92.4884 111.382 .373 .905

aitem2 92.1047 114.283 .289 .906

aitem3 92.5581 108.908 .487 .903

aitem4 92.3953 107.865 .480 .904

aitem5 92.2558 111.487 .421 .904

aitem6 92.3837 108.898 .490 .903

aitem7 92.5116 108.512 .487 .903

aitem8 92.4884 108.347 .518 .903

aitem9 92.5814 106.858 .515 .903

aitem10 92.2791 108.321 .522 .902

aitem11 92.3256 109.352 .536 .902

aitem12 92.6744 109.069 .313 .909

aitem13 92.5349 108.158 .585 .901

aitem14 92.4535 107.263 .568 .901

aitem15 92.5930 108.715 .441 .904

aitem16 92.6860 104.006 .645 .899

aitem17 92.1977 107.525 .600 .901

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

81

aitem18 92.4302 112.272 .284 .907

aitem19 92.5000 106.912 .616 .901

aitem20 92.3140 108.877 .510 .903

aitem21 92.5116 106.841 .557 .902

aitem22 92.4302 104.460 .776 .897

aitem23 92.2674 106.716 .635 .900

aitem24 92.4651 104.840 .675 .899

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

82

Lampiran 5

Hasil Uji Asumsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

83

0

2

4

6

8

10

12

Fre

ku

ensi

A. Uji Normalitas Entrepreneurial Self-Efficacy dengan Opportunity

Recognition

Test of Normality

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

opportunityreg .113 86 .090

eselfefficacy .074 86 .200*

20.00 22.50 25.00 27.50 30.00 32.50 35.00

Opportunity Recognition

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

84

Fre

ku

ensi

0

B. Uji Linearitas Entrepreneurial Self-Efficacy dengan Opportunity

Recognition

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Opportunity

Recognition

Entrepreneurial

Self-Efficacy

Between

Groups

(Combine

d) 311,413 32 9,732 ,913 ,606

Linearity 76,623 1 76,623

10,2

09 ,002

Deviation

from

Linearity

234,790 31 7,574 ,640 ,914

Within Groups 458,333 30 15,278

Total 769,746 62

70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 120.00

Entreprenurial Self-Efficacy

5

10

15

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

86

Lampiran 6

Hasil Uji Hipotesis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

87

Uji Hipotesis Entrepreneurial Self-Efficacy dengan Opportunity Recognition

Opportunity

regconition

Entreprene

urial Self-

Efficacy

Opportunity

regconition

Pearson

Correlation 1 .353

**

Sig. (1-tailed) .000

N 86 86

Entrepreneur

ial Self-

Efficacy

Pearson

Correlation .353

** 1

Sig. (1-tailed) .000

N 86 86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

88

Lampiran 7

Analisis Tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN · 2020. 1. 23. · HUBUNGAN ENTREPRENEURIAL SELF-EFFICACY DENGAN OPPORTUNITY RECOGNITION PADA WIRAUSAHAWAN GENERASI MILENIAL SKRIPSI

89

Analisis Data Tambahan Lama Usaha Berdiri

One-Sample Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

opr 86 30.1744 3.22560 .34783

lamausaha 86 2.3256 2.19326 .23651

One-Sample Test

Test Value = 0

t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

opr 86.752 85 .000 30.17442 29.4828 30.8660

Lama

usaha 9.833 85 .000 2.32558 1.8553 2.7958

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI