self-efficacy, dan kualitas pencatatan akuntansi …

47
i PENGETAHUAN AKUNTANSI, BUDAYA ORGANISASI, SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI DITINJAU DARI TEORI KOGNITIF SOSIAL (STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI KOTA SALATIGA) OLEH: MARCIA TABITA SOENTORO 232011003 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

i

PENGETAHUAN AKUNTANSI, BUDAYA ORGANISASI,

SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN

AKUNTANSI DITINJAU DARI TEORI KOGNITIF SOSIAL

(STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI KOTA SALATIGA)

OLEH:

MARCIA TABITA SOENTORO

232011003

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …
Page 3: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …
Page 4: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jl. Diponegoro 52-60

Telp: (0298) 321212, 311881

Telex 322364 ukswsaia

Salatiga 50711-Indonesia

Fax. (0298)-321433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : MARCIA TABITA SOENTORO

NIM : 232011003

Program Studi : AKUNTANSI

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Pengetahuan Akuntansi, Budaya Organisasi, Self-efficacy, dan

Kualitas Pencatatan Akuntansi ditinjau dari Teori Kognitif

Sosial (Studi kasus pada Usaha Kecil di Kota Salatiga).

Pembimbing : Dr. Usil Sis Sucahyo., SE., MBA.

Tanggal diuji : 23 Januari 2015

adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain

yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau

simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan

pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru

tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi

sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 16 Desember 2014

Yang memberi pernyataan,

MARCIA TABITA SOENTORO

Page 5: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

iii

PENGETAHUAN AKUNTANSI, BUDAYA ORGANISASI,

SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN

AKUNTANSI DITINJAU DARI TEORI KOGNITIF SOSIAL

(STUDI KASUS PADA USAHA KECIL DI KOTA SALATIGA)

OLEH:

MARCIA TABITA SOENTORO

232011003

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

Disetujui oleh :

Dr. Usil Sis Sucahyo., SE., MBA.

Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 6: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang membantu dan mendukung penulis

selama proses perkuliahan dan proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan

terselesaikannya penulisan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., MBA. selaku pembimbing yang telah memberikan waktu,

tenaga, dan pikiran selama proses bimbingan sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

Ibu Elisabeth Penti Kurniawati, SE., M.Ak. selaku wali studi yang membimbing dan memberi

saran selama proses perkuliahan.

Keluarga yang tidak tergantikan, terima kasih untuk dukungan, doa dan kasih sayang yang

kalian berikan.

Sahabat yang berharga, Vania Christie K dan Vania Yunita S, terima kasih untuk semua

yang telah kalian lakukan dan berikan selama tiga tahun perkuliahan ini. Suka duka

dalam setiap kebersamaan akan menjadi kenangan manis yang tidak terlupakan.

Terima kasih.

Teman-teman satu angkatan dan seperjuangan, Adinda Ayu, Carolina, Yosua Girisandi,

Redya Purna, Hans Christian, Venny A, Elvina Rosa. Terima kasih untuk

kebersamaan selama tiga tahun ini.

Kakak-kakak angkatan terbaik, Marcellinus Iman, Timotius Agung Wahono, Kenneth A, dan

Dimas Pradipta. Terima kasih untuk saran dan bantuannya selama ini.

Teman-teman Korps Asisten Fakultas Ekonomika dan Bisnis, VCK, FID, AYU, SUA, RED,

ELV, SIL, YES, LYN, FAU, LLA, AGG, KEN, JOO, DEV, CHR. Terima kasih banyak

untuk pengalaman baru, kebersamaan, perjuangan, dan pelajaran berharga selama

penulis berada di Korps tersebut.

Seluruh staf pengajar dan staf TU FEB-UKSW yang turut membantu untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Teman yang selalu membantu dan mendukung hingga saat ini, Anita C, Evelyn Grace,

Stefana Chandra, Ruth Herlin, Gefani Intan, dan Koh Dan. Terima kasih.

Semua teman dan pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih.

Tuhan Yesus Memberkati.

Salatiga, 16 Desember 2014

Penulis

Page 7: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

v

Kupersembahan skripsi ini kepada:

Papahku Trinoto Soentoro, Mamahku Inawati, Oohku Lucas Richard

dan Cicikku April untuk doa, kasih sayang, dan perhatiannya

selama ini.

Sahabat-sahabatku yang berharga, Vania Christie K dan Vania

Yunita S untuk kebersamaan, dukungan, dan semua moment

berharga di masa kuliah.

MOTTO

“Dream, believe, and make it happen.”

-Agnes Monica-

“My life is far from perfect. To be GRATEFUL no matter how imperfect the

life is. That’s what makes it perfect”

-Agnes Monica-

“We don't remember days, we remember moments.”

-Cesare Pavese-

“You don't become what you want, you become what you believe.”

-Oprah Winfrey-

You say, “It’s impossible.”

God says, “All things are possible with me.”

-Matthew 19:26-

Page 8: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

vi

ABSTRACT

This study aims to know whether knowledge of accounting, organizational culture,

and self-efficacy have influence to the quality of accounting records in the small enterprises

in Salatiga from cognitive social theory by Albert Bandura. The study was conducted in the

small enterprises listed in DISPERINDAGKOP and SMEs Salatiga in 2014. The sample is

using purposive sampling technique, and found 40 small enterprises. The result from

bootstraping gains a hypothesis testing by using Smart-PLS software. From the hypothesis

result, this study found that knowledge of accounting has no influence with quality of

accounting records. However, organizational culture and self-efficacy have a influence with

quality of accounting records in the small enterprises in Salatiga.

Keywords: Knowledge of Accounting, Organizational Culture, Self-efficacy, Quality of

Accounting Records, Cognitive Social Theory, Small Enterprises.

Page 9: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

vii

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan akuntansi, budaya

organisasi, dan self-efficacy berpengaruh terhadap kualitas pencatatan akuntansi usaha kecil

di Kota Salatiga jika didasarkan pada teori kognitif sosial Albert Bandura. Penelitian

dilakukan pada usaha kecil yang terdaftar di DISPERINDAGKOP dan UMKM Kota Salatiga

tahun 2014. Sampel menggunakan teknik purposive sampling, dan ditemukan sampel

sebanyak 40 usaha kecil. Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat hasil nilai

bootstraping yang diperoleh dari software Smart-PLS. Dari hasil pengujian hipotesis,

penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh terhadap kualitas

pencatatan akuntansi, sedangkan budaya organisasi dan self-efficacy berpengaruh terhadap

kualitas pencatatan akuntansi usaha kecil di Kota Salatiga.

Kata kunci: Pengetahuan Akuntansi, Budaya Organisasi, Self-efficacy, Kualitas Pencatatan

Akuntansi, Teori Kognitif Sosial, Usaha Kecil.

Page 10: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

viii

KATA PENGANTAR

Usaha kecil merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perekonomian suatu

negara. Kontribusi usaha kecil terhadap perekonomian memang telah terbukti, namun di sisi

lain usaha kecil juga masih menghadapi banyak masalah. Dari banyaknya masalah yang

dihadapi oleh usaha kecil, proses akuntansi menjadi masalah dasar yang dihadapi oleh usaha

kecil. Dikatakan sebagai masalah dasar karena proses akuntansi yaitu pencatatan akuntansi

sangat penting bagi usaha kecil. Pentingnya pencatatan akuntansi bagi usaha kecil diharapkan

membuat para pelaku usaha kecil menghasilkan pencatatan akuntansi yang berkualitas baik.

Akan tetapi, banyak usaha kecil tidak melakukan pencatatan akuntansi atau melakukan

pencatatan akuntansi tetapi hanya secara sederhana.

Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura

menekankan bagaimana faktor-faktor kognitif, perilaku dan lingkungan berinteraksi atau

berpengaruh untuk menentukan motivasi dan perilaku seseorang. Teori ini mengemukakan

bahwa faktor-faktor kognitif, perilaku dan lingkungan akan mempengaruhi seseorang untuk

memberikan hasil yang baik atau tidak baik.

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengetahuan

akuntansi, budaya organisasi, dan self-efficacy berpengaruh terhadap kualitas pencatatan

akuntansi usaha kecil di Kota Salatiga jika didasarkan pada teori kognitif sosial Albert

Bandura. Sehingga, skripsi ini diberi judul: “Pengetahuan Akuntansi, Budaya Organisasi,

Self-efficacy, dan Kualitas Pencatatan Akuntansi ditinjau dari Teori Kognitif Sosial (Studi

kasus pada Usaha Kecil di Kota Salatiga)”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana jenjang Strata

1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya

Wacana. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap skripsi ini dapat

berguna bagi para pembacanya.

Salatiga, 16 Desember 2014

Penulis

Page 11: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................................... i

Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ........................................................................................ ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan ........................................................................................ iii

Ucapan Terima Kasih ........................................................................................................... iv

Halaman Motto dan Persembahan......................................................................................... v

Abstract ................................................................................................................................. vi

Saripati................................................................................................................................... vii

Kata Pengantar ...................................................................................................................... viii

Daftar Isi ............................................................................................................................... ix

Daftar Lampiran .................................................................................................................... x

Daftar Tabel .......................................................................................................................... x

Daftar Gambar ..................................................................................................................... x

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

TINJAUAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ................................................... 3

Usaha Kecil (UK) ..................................................................................................... 3

Teori Kognitif Sosial ................................................................................................ 4

Pengetahuan Akuntansi ............................................................................................ 5

Budaya Organisasi .................................................................................................... 6

Self-efficacy .............................................................................................................. 7

Kualitas Pencatatan Akuntansi ................................................................................ 8

Model Teoritis .......................................................................................................... 9

Model Penelitian dan Kerangka Pikir ....................................................................... 9

METODE PENELITIAN..................................................................................................... 12

Rancangan Penelitian ............................................................................................... 12

Populasi dan Sampel ................................................................................................. 13

Data dan Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 13

Definisi Operasional ................................................................................................. 14

Indikator Variabel..................................................................................................... 15

Teknik Analisis ......................................................................................................... 16

HASIL DAN ANALISIS .................................................................................................... 17

Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................................... 17

Page 12: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

x

Analisis Data ............................................................................................................. 18

Pengujian Hipotesis .................................................................................................. 22

PENUTUP ........................................................................................................................... 29

Kesimpulan .............................................................................................................. 29

Keterbatasan ............................................................................................................. 29

Saran ......................................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ 33

LAMPIRAN ......................................................................................................................... 34

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. KUESIONER PENELITIAN ................................................................... 34

DAFTAR TABEL

TABEL 1. DAFTAR KUESIONER ................................................................................... 17

TABEL 2. PROFIL RESPONDEN .................................................................................... 17

TABEL 3. HASIL PENGUJIAN CV ................................................................................ 21

TABEL 4. NILAI DV ......................................................................................................... 21

TABEL 5. HASIL UJI DV DAN CR ................................................................................. 22

TABEL 6. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS .................................................................. 23

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Permodelan PLS ........................................ 19

GAMBAR 2. Konstruksi Diagram Jalur PLS Setelah Modifikasi Model ........................... 19

GAMBAR 3. Konstruksi Diagram Jalur PLS Hasil Akhir .................................................. 20

Page 13: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

1

PENDAHULUAN

Usaha Kecil (UK) merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perekonomian

suatu negara, khususnya di negara-negara berkembang yang jumlah penduduknya padat,

termasuk Indonesia (Failian, 2011). Dikatakan sebagai bagian yang penting karena usaha

kecil mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebab selain

memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, usaha kecil juga dapat

menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar (Jumingan dan Rosita, 2012).

Kontribusi usaha kecil terhadap perekonomian memang telah terbukti, namun di sisi

lain usaha kecil juga masih menghadapi banyak masalah (Sari dan Setyawan, 2012). Masalah

yang sering dihadapi oleh para pelaku usaha kecil antara lain mengenai pemasaran produk,

tekhnologi, pengelolaan keuangan, kualitas sumber daya manusia dan permodalan. Dan dari

sekian banyak masalah tersebut, ada satu masalah yang sering terabaikan oleh para pelaku

bisnis usaha kecil yaitu mengenai pengelolaan keuangan (Ediraras, 2010).

Masalah pengelolaan keuangan ini sangat terkait dengan informasi akuntansi.

Dikatakan terkait karena informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi

modal dasar bagi usaha kecil untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan

usaha (Jumingan dan Rosita, 2012).

Laporan keuangan merupakan hal yang penting karena tanpa adanya laporan

keuangan evaluasi kinerja usaha kecil menjadi tidak mudah untuk dilakukan (Putra dan

Kurniawati, 2012). Oleh sebab itu pengusaha kecil harus memiliki kebiasaan untuk

menyusun laporan keuangan sebagai salah satu cara pengembangan usahanya (Rodhiyah,

2012). Laporan keuangan yang disajikan seharusnya memiliki kualitas yang baik. Dan untuk

menyusun laporan keuangan yang baik diperlukan pencatatan akuntansi (Yuliani, Nadirsyah,

dan Bakar, 2010).

Kewajiban menyelenggarakan pencatatan akuntansi yang baik bagi usaha kecil di

Indonesia sebenarnya telah tersirat dalam Undang-Undang UKM No. 9 Tahun 1995 dan

Undang-Undang Perpajakan No. 2 Tahun 2007 tentang Pengembangan Usaha Kecil

Menengah dan Koperasi (Wahyudi, 2009). Akan tetapi, menghadirkan laporan keuangan

yang menyajikan informasi akuntansi perusahaan sepertinya sulit untuk dilakukan (Mansyur,

2012). Proses akuntansi atau pelaporan keuangan menjadi masalah dasar yang dihadapi oleh

usaha kecil (Rodhiyah, 2012). Pelaku usaha kecil bahkan memandang bahwa proses

akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan (Failian, 2011).

Dalam penelitian terdahulu, dinyatakan bahwa kebanyakan pemilik usaha kecil

memiliki persepsi negatif terhadap informasi akuntansi meskipun ada beberapa diantaranya

Page 14: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

2

yang memiliki persepsi positif. Namun, baik pemilik yang memiliki persepsi negatif maupun

positif secara tidak sadar telah melakukan atau menggunakan akuntansi dalam usaha mereka

meskipun hanya secara sederhana (Failian, 2011).

Selain itu, dalam penelitian lain juga dinyatakan bahwa kebanyakan pemilik usaha

kecil telah melakukan pencatatan akuntansi secara sederhana meskipun mereka tidak

mengetahui akuntansi secara benar (Hermawan dan Kurniawati, 2012). Penelitian yang

dilakukan di wilayah Depok juga mendapatkan hasil bahwa sebagian besar pemilik UKM

sudah melakukan pencatatan transaksi sederhana dalam kegiatan usahanya sehari-hari yaitu

jumlah persentasenya sebesar 87% dengan 39 UKM (Sari dan Setyawan, 2012).

Beberapa penelitian terdahulu lebih berfokus pada hubungan antara pengetahuan

akuntansi dan pencatatan akuntasi. Penelitian terdahulu seringkali hanya melihat apakah

pengetahuan akuntansi atau tingkat pendidikan (faktor kognitif) pemilik usaha kecil

mempengaruhi dalam pencatatan akuntansi. Sehingga, dalam penelitian-penelitian terdahulu

hasil yang dikemukakan adalah apakah usaha kecil melakukan pencatatan akuntansi atau

tidak. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam dengan menambah

faktor lain yaitu faktor lingkungan dan perilaku dan mengetahui apakah faktor-faktor tersebut

berpengaruh terhadap kualitas pencatatan akuntansi yang dilakukan.

Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura

menekankan bagaimana faktor-faktor kognitif, perilaku, dan lingkungan berinteraksi untuk

menentukan motivasi dan perilaku (Crothers, Hughes, & Morine, 2008; dalam Novack,

2013). Selain ketiga faktor tersebut, Bandura juga membahas mengenai konsep self-efficacy.

Self-efficacy tersebut menjadi konsep utama atau fokus utama dalam teori Bandura (Locke

dan Latham, 2002; dalam Novack, 2013).

Mengacu pada teori Bandura, maka dalam penelitian ini, ketika pemilik usaha kecil

memiliki pengetahuan akuntansi (faktor kognitif) serta memiliki budaya organisasi

(lingkungan) yang mendukung tetapi tidak memiliki self-efficacy, maka ia tidak memiliki

motivasi untuk melakukan pencatatan akuntansi atau ia akan melakukan pencatatan akuntansi

tetapi secara sederhana. Sedangkan, ketika pemilik usaha kecil memiliki pengetahuan

akuntansi yang rendah dan memiliki budaya organisasi yang tidak mendukung namun

memiliki self-efficacy yang tinggi maka ia akan memiliki motivasi untuk melakukan

pencatatan akuntansi atau bahkan ia akan berusaha untuk melakukan pencatatan akuntansi

yang baik.

Teori kognitif sosial Bandura tidak hanya melihat pada satu faktor. Selain itu, teori ini

juga menekankan bahwa beberapa faktor saling berinteraksi untuk menghasilkan sesuatu.

Page 15: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

3

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan

akuntansi, budaya organisasi, self-efficacy dan kualitas pencatatan akuntansi pada usaha kecil

di Kota Salatiga ditinjau dari teori kognitif sosial Albert Bandura yang kemudian dapat

dijabarkan dalam judul penelitian berikut: “Pengetahuan Akuntansi, Budaya Organisasi,

Self-Efficacy, dan Kualitas Pencatatan Akuntansi ditinjau dari Teori Kognitif Sosial

(Studi kasus pada Usaha Kecil di Kota Salatiga)”.

Melihat uraian di atas maka, rumusan masalah dan persoalan dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana hubungan antara pengetahuan akuntansi, budaya organisasi, self-efficacy

dan kualitas pencatatan akuntansi di usaha kecil?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana hubungan antara pengetahuan akuntansi, budaya organisasi, self-efficacy dan

kualitas pencatatan akuntansi di usaha kecil.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan

dan pemberdayaan usaha kecil, dengan menunjukkan titik strategis untuk mendorong

penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi serta penyusunan laporan keuangan yang baik

bagi usaha kecil. Dampak lanjutan yang diharapkan adalah terlaksananya pencatatan

akuntansi dan tersedianya laporan keuangan yang baik di usaha kecil, sehingga dapat

mendorong keberhasilan usaha para pengusaha kecil serta dapat memenuhi kewajiban

penyediaan informasi bagi pemerintah dan kreditur.

TINJAUAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Usaha Kecil (UK)

Usaha kecil adalah jenis usaha yang paling banyak jumlahnya di Indonesia, tetapi

sampai saat ini batasan mengenai usaha kecil di Indonesia masih beragam. Pengertian kecil

didalam usaha kecil bersifat relatif, sehingga perlu ada batasannya, yang dapat menimbulkan

definisi-definisi usaha kecil dari beberapa segi.

Beberapa definisi atau pengertian usaha kecil yaitu: Menurut Kementrian Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Usaha Kecil (UK) termasuk Usaha Mikro

(UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp.

200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan

tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000.

Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 99 tahun 1998, pengertian usaha kecil adalah

kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas

merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha

Page 16: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

4

yang tidak sehat. Sedangkan, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil merupakan

entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19 orang. Dan menurut Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM):

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan

jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang ini.

Dalam penelitian ini, usaha yang dilihat adalah usaha kecil dengan kriteria:

1. Berdasarkan total asset, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Berdasarkan total penjualan bersih per tahun, memiliki hasil penjualan tahunan lebih

dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Berdasarkan status kepemilikan, merupakan usaha berbentuk perseorangan, bisa

berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi.

Teori Kognitif Sosial

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (social learning

theory) yang kemudian berkembang menjadi teori kognitif sosial (social cognitive theory).

Teori ini merupakan salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada

komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi (Indryawati, 2011). Teori kognitif

sosial disajikan oleh Bandura sebagai tanggapan terhadap ketidakpuasan atas prinsip-prinsip

behaviorisme dan psikoanalisis (Bandura, 1997).

Page 17: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

5

Teori kognitif social (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh

Bandura mengembangkan model deterministic resiprokal yang terdiri dari tiga faktor utama

yaitu faktor sosial (lingkungan), person (kognitif) serta perilaku. Ketiga faktor ini memainkan

peran penting dalam pembelajaran. Faktor-faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses

pembelajaran (Indryawati, 2011). Faktor lingkungan mempengaruhi kognitif, kognitif

mempengaruhi perilaku, dan faktor perilaku mempengaruhi lingkungan (Bandura, 1986).

Teori kognitif sosial Bandura menekankan bagaimana faktor-faktor kognitif, perilaku,

dan lingkungan berinteraksi untuk menentukan motivasi dan perilaku (Crothers, et al, 2008;

dalam Novack, 2013). Teori ini menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal

balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan (Tarsidi,

2011).

Dalam teori kognitif sosial, Bandura juga membahas mengenai konsep self-efficacy.

Self-efficacy tersebut menjadi konsep utama atau fokus utama dalam teori Bandura (Locke

dan Latham, 2002; dalam Novack, 2013). Prinsip dasar di balik self-efficacy adalah bahwa

individu lebih cenderung untuk terlibat dalam kegiatan ketika mereka memiliki self-efficacy

tinggi untuk kegiatan tersebut dan kurang mungkin untuk terlibat dalam kegiatan ketika

mereka tidak memiliki self-efficacy untuk kegiatan tersebut (Bijl dan Baggett, 2002; dalam

Novack, 2013).

Individu dengan efikasi diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan

masalahnya dan tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang

digunakan itu tidak berhasil. Selain itu, individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan

sangat mudah dalam menghadapi tantangan (Lunenburg, 2011; dalam Novack, 2013).

Individu ini tidak akan merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh dengan

kemampuan dirinya. Individu ini akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari

kegagalan yang ia alami (Bandura, 1989).

Pengetahuan Akuntansi

Pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh manajer atau pemilik perusahaan

dalam menjalankan operasional perusahaan (Fitriyah, 2006). Secara etimologis, definisi

pengetahuan adalah ilmu (Hoetomo, 2005; dalam Siregar, 2009). Pengetahuan juga dapat

didefinisikan sebagai informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Dalam

pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya

untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

Page 18: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

6

sebelumnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003). Pengetahuan adalah suatu fakta atau

kondisi mengetahui sesuatu dengan baik yang didapat lewat pengalaman dan pelatihan

(Ishak, 2011).

Pengertian akuntansi adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi

informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya (Warsono, 2010; dalam Sagoro,

2012). Akuntansi didefinisikan secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting

dari akuntansi yaitu: (1) pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi

keuangan (2) tentang entitas ekonomi (3) kepada pemakai yang berkepentingan (Kieso, 2002;

dalam Fitriyah, 2006). Akuntansi juga diartikan sebagai proses pencatatan, pengelompokan

dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan

tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

(Arens dan Loebbecke, 1997).

Selain itu, akuntansi didefinisikan sebagai seni pencatatan, penggolongan,

peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan

kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya

(American Institute Accounting Of Certified Public Accountants (AICPA); dalam Sucipto dan

Moelyati, 2009). Akuntansi jika ditinjau dari sudut kegiatan adalah proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi

(Yusuf, 2003).

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan mengenai fakta transaksi bisnis dari

suatu organisasi, pengetahuan tentang klasifikasi yang meliputi jurnal dan buku besar serta

pengetahuan tentang segala sesuatu tentang laporan keuangan baik laporan neraca, laba rugi,

arus kas, perubahan modal, maupun laporan keuangan untuk pihak manajemen perusahaan

seperti laporan biaya produksi, anggaran dan lain sebagainya (Wahyu, 2006).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dalam penelitian ini pengetahuan

akuntansi adalah informasi atau fakta mengenai pengidentifikasian, pencatatan, dan

pengkomunikasian informasi keuangan yang menggambarkan kondisi suatu entitas ekonomi

dan digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Budaya Organisasi

Pemahaman para pakar mengenai budaya organisasi sebagai kesepakatan bersama

mengenai nilai-nilai kehidupan yang mengikat semua orang dalam organisasi mendasari arti

penting pemahaman budaya organisasi orang-orang yang tergabung didalamnya (Chasanah,

2008). Untuk menjadi organisasi yang kuat dan sehat, organisasi haruslah memiliki campuran

Page 19: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

7

dari berbagai macam tipe kepribadian. Budaya organisasi yang kuat memberikan para

karyawan suatu pemahaman yang jelas dari tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi

(Robbin, 1996).

Budaya merupakan berbagai interaksi dari ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi

kelompok-kelompok orang dalam lingkungannya (Hofstede, 1986). Kebudayaan merupakan

inti dari apa yang penting dalam organisasi (Beach, 1993).

Budaya dalam suatu organisasi pada hakekatnya mengarah pada perilaku-perilaku

yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu yang ada di dalamnya dan

mengerahkan pada upaya mencari penyelesaian dalam situasi yang ambigu (Turner, 1994).

Budaya organisasi didefinisikan sebagai suatu kerangka kerja kognitif yang memuat sikap-

sikap, nilai-nilai, norma-norma dan pengharapan-pengharapan bersama yang dimiliki oleh

anggota-anggota organisasi (Greenberg dan Baron, 2000).

Budaya organisasi juga merupakan norma-norma dan nilai-nilai organisasi akan

berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya (Luthans,

2003). Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-

anggota organisasi yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain (Robbins,

2006).

Sedangkan dalam penelitian ini, budaya organisasi adalah sistem nilai organisasi yang

dianut oleh anggota organisasi itu sendiri, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan

berperilaku dari para anggota organisasi (Denison, 1990).

Self-efficacy

Self-efficacy diidentifikasikan sebagai “A judgement of one's capability to accomplish

a certain level of performance” yang berarti penilaian tentang kemampuan diri untuk

melaksanakan suatu kinerja pada tingkat tertentu (Bandura, 1986). Selain itu, efikasi diri juga

didefinisikan sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan

memecahkan masalah dengan efektif (Reivich dan Shatté, 2002).

Self-efficacy mempengaruhi seseorang dalam memilih kegiatannya (Dale Schunk,

1995; dalam Chasanah, 2008). Siswa dengan self-efficacy yang rendah mungkin menghindari

pelajaran yang banyak tugasnya, khususnya untuk tugas-tugas yang menantang, sedangkan

siswa dengan self-efficacy yang tinggi mempunyai keinginan yang besar untuk mengerjakan

tugas-tugasnya.

Self-efficacy bukan sekedar mengetahui apa yang harus dilakukan. Tetapi untuk

melaksanakan suatu kinerja secara terampil, seseorang perlu memiliki keterampilan yang

Page 20: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

8

dibutuhkan dan rasa percaya akan kemampuan diri untuk menggunakan keterampilan tersebut

(Tarsidi, 2011). Dalam penelitian ini, self-efficacy adalah penilaian tentang kemampuan diri

untuk melaksanakan suatu kinerja pada tingkat tertentu (Bandura, 1986).

Kualitas Pencatatan Akuntansi

Laporan keuangan merupakan hal yang penting karena tanpa adanya laporan

keuangan evaluasi kinerja usaha kecil menjadi tidak mudah untuk dilakukan (Putra dan

Kurniawati, 2012). Agar suatu laporan keuangan dapat memberi manfaat bagi para

pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi yang

berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan (Yuliani, et al, 2010).

Kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu produk atau jasa

dalam kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau

bersifat laten (Lupiyoadi, 2001). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas

merupakan tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan, Goetsh dan Davis mengemukakan

bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2005).

Secara obyektif, kualitas adalah suatu standar khusus dimana kemampuan, kinerja,

keandalan, kemudahan pemeliharaan, dan karakteristiknya dapat diukur (Juran; dalam Yamit,

2005).

Kualitas dilihat dari sudut pandang yang berbeda dapat diartikan sebagai totalitas

bentuk untuk memuaskan kebutuhan yang nyata atau tersembunyi (Herizer & Renden, 1997).

Keseluruhan definisi tersebut terangkum secara sederhana dalam satu pengertian yaitu

kualitas adalah karakteristik yang melekat (Dale,2003).

Pencatatan akuntansi yang sistematis merupakan suatu kegiatan yang harus dan

sebaiknya dilakukan oleh suatu usaha bisnis, guna menilai kondisi dan potensi usaha. Pola

pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang diterapkan pada usaha kecil dapat

berpedoman kepada pola umum yang telah dikenal dan digunakan oleh berbagai perusahaan

besar, namun jika kurang sesuai dapat dimodifikasi sesuai dengan keperluan dengan tetap

memperhatikan fungsi perencanaan dan pengawasannya (Rodhiyah, 2012). Pencatatan

akuntansi usaha kecil memerlukan minimal 3 jenis buku pencatatan, yaitu : (1) Buku Harian,

(2) Buku Jurnal, dan (3) Buku Besar (Subanar, 2001).

Kualitas pencatatan akuntansi tercermin dari karakteristik kualitatif. Karakteristik

kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam

informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuannya. Prasyarat normatif yang diperlukan agar

Page 21: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

9

dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan

dapat dipahami (Yuliani, et al, 2010).

Kualitas pencatatan akuntansi adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik yang

dinamis dari pencatatan akuntansi dalam kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang

telah ditentukan atau melebihi harapan (Purba, 2013). Dalam penelitian ini, kualitas

pencatatan akuntansi adalah tingkat baik buruknya ukuran-ukuran normatif dalam pencatatan

akuntasi yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami yang perlu diwujudkan

dalam informasi akuntansi agar dapat memenuhi tujuannya.

Model Teoritis

Model Penelitian dan Kerangka Pikir

Bandura menjelaskan bahwa faktor kognitif, perilaku dan lingkungan saling

berinteraksi dalam proses pembelajaran (Indryawati, 2011). Dan dalam penelitian ini, faktor

kognitifnya adalah pengetahuan akuntansi dan self-efficacy, faktor lingkungannya adalah

budaya organisasi dalam usaha kecil, dan faktor perilakunya adalah kualitas pencatatan

akuntansi.

Pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh pemilik usaha kecil memungkinkan pemilik

mempunyai self-efficacy yang kemudian mendorong pemilik untuk melakukan pencatatan

akuntansi. Budaya organisasi yang ada juga memungkinkan pemilik usaha kecil mempunyai

self-efficacy yang kemudian mendorong pemilik untuk melakukan pencatatan akuntansi.

Sehingga, pengetahuan akuntansi dan budaya organisasi yang dimiliki pemilik usaha kecil

menimbulkan self-efficacy dalam diri pemilik yang kemudian mendorongnya untuk

melakukan pencatatan akuntansi.

Page 22: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

10

Akan tetapi, dimungkinkan juga bahwa pengetahuan akuntansi yang dimiliki oleh

pemilik usaha kecil tidak membuat pemilik memiliki self-efficacy namun tetap membuat

pemilik melakukan pencatatan akuntansi. Budaya organisasi yang ada dalam usaha kecil juga

mungkin tidak membuat pemilik memiliki self-efficacy namun tetap membuat pemilik

melakukan pencatatan akuntansi. Sehingga, pengetahuan akuntansi dan budaya organisasi

yang dimiliki oleh pemilik usaha kecil langsung mempengaruhi aksi atau tindakan pemilik

yaitu melakukan pencatatan akuntansi.

Uraian ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian:

Hubungan Pengetahuan Akuntansi terhadap Self-efficacy yang kemudian

mempengaruhi Kualitas Pencatatan Akuntansi

Untuk melaksanakan suatu kinerja secara terampil, orang perlu memiliki keterampilan

yang dibutuhkan dan rasa percaya akan kemampuan diri untuk menggunakan keterampilan

tersebut (Tarsidi, 2011). Keyakinan memiliki self-efficacy dapat mendorong orang untuk

melakukan kegiatan, sedangkan keyakinan tidak memiliki self-efficacy dapat membuat orang

menghindari kegiatan (Tarsidi, 2011).

Pengetahuan akan akuntansi yang baik merupakan keterampilan yang diperlukan

untuk menghasilkan pencatatan akuntansi dengan kualitas yang baik. Seseorang yang

memiliki pengetahuan akuntansi yang baik akan menimbulkan atau mendorong self-efficacy

dalam dirinya. Self-efficacy yang timbul akan mendorong orang tersebut untuk menggunakan

keterampilannya dengan baik.

H1: Terdapat pengaruh positif antara Pengetahuan Akuntansi terhadap Self-Efficacy

yang kemudian menghasilkan Kualitas Pencatatan Akuntansi.

H5

H3

H1

H2

PENGETAHUAN

AKUNTANSI

SELF-

EFFICACY

KUALITAS

PENCATATAN

AKUNTANSI

BUDAYA

ORGANISASI

H4

Page 23: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

11

Hubungan Budaya Organisasi terhadap Self-efficacy yang kemudian mempengaruhi

Kualitas Pencatatan Akuntansi

Individu yang memiliki self-efficacy tinggi akan mencapai suatu kinerja yang lebih

baik karena individu ini memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil

dan kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan sukses

(Bandura, 1991). Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar

sosial seseorang. Contohnya, seseorang yang hidupnyadibesarkan di dalam lingkungan judi,

maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu

adalah tidak baik. Ekspektasi self-efficacy dapat berubah setelah mengamati orang lain dan

melihat konsekuensi positif dan negatif dari perilaku orang itu baginya (Tarsidi, 2011).

Sehingga, budaya organisasi yang ada akan membentuk self-efficacy seseorang.

Budaya organisasi di sekitar orang tersebut akan mempengaruhi tinggi-rendahnya self-

efficacy yang dimilikinya. Self-efficacy yang dimiliki kemudian akan mendorong untuk

melakukan suatu kegiatan. Hasil kegiatan yang dilakukan tersebut tergantung dari tinggi-

rendahnya self-efficacy yang dimiliki.

H2: Terdapat pengaruh positif antara Budaya Organisasi dalam usaha kecil terhadap

Self-Efficacy yang kemudian menghasilkan Kualitas Pencatatan Akuntansi.

Hubungan Pengetahuan Akuntansi terhadap Kualitas Pencatatan Akuntansi

Laporan keuangan merupakan hal yang penting karena tanpa adanya laporan

keuangan evaluasi kinerja usaha kecil menjadi tidak mudah untuk dilakukan (Putra dan

Kurniawati, 2012). Agar suatu laporan keuangan dapat memberi manfaat bagi para

pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus mempunyai nilai informasi yang

berkualitas dan berguna dalam pengambilan keputusan (Yuliani, et al, 2010). Pencatatan

akuntansi yang sistematis merupakan suatu kegiatan yang harus dan sebaiknya dilakukan

oleh suatu usaha bisnis, guna menilai kondisi dan potensi usaha.

Menghasilkan pencatatan akuntansi dengan kualitas yang baik tidak mudah. Untuk

menghasilkan pencatatan akuntansi dengan kualitas yang baik diperlukan pengetahuan

akuntansi yang baik. Ketika seseorang memiliki pengetahuan akuntansi yang baik, maka dia

dapat membuat atau melakukan pencatatan akuntansi yang baik. Seseorang yang memiliki

pengetahuan akuntansi yang baik seharusnya akan menghasilkan pencatatan akuntansi

dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki

pengetahuan akuntansi.

Page 24: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

12

H3: Pengetahuan Akuntansi berpengaruh positif terhadap Kualitas Pencatatan

Akuntansi.

Hubungan Budaya Organisasi terhadap Kualitas Pencatatan Akuntansi

Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan terlepas dari lingkungannya.

Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya (Koesmono, 2005). Sehingga,

seseorang dapat menghasilkan kualitas pencatatan akuntansi yang baik atau buruk tergantung

dari budaya organisasi di sekitar orang tersebut.

H4: Budaya Organisasi dalam usaha kecil berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pencatatan Akuntansi.

Hubungan Self-efficacy terhadap Kualitas Pencatatan Akuntansi

Individu yang memiliki self-efficacy tinggi akan mencapai suatu kinerja yang lebih

baik karena individu ini memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil

dan kemampuannya untuk memberikan kinerja atas aktivitas atau perilaku dengan sukses

(Bandura, 1991).

Untuk melaksanakan suatu kinerja secara terampil, orang perlu memiliki keterampilan

yang dibutuhkan dan rasa percaya akan kemampuan diri untuk menggunakan keterampilan

tersebut (Tarsidi, 2011). Keyakinan memiliki self-efficacy dapat mendorong orang untuk

melakukan kegiatan, sedangkan keyakinan tidak memiliki self-efficacy dapat membuat orang

menghindari kegiatan (Tarsidi, 2011).

Sehingga, jika seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi, maka dimungkinkan dia

akan memberikan hasil yang baik dalam melakukan setiap kegiatannya.

H5: Self-efficay berpengaruh positifterhadap Kualitas Pencatatan Akuntansi.

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan

untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lainnya (Umar,

2003; dalam Siregar, 2009). Berdasarkan hubungan antar variabel, suatu penelitian dapat

dikategorikan sebagai penelitian dengan hubungan sebab akibat (Erlina dan Mulyani, 2007

dalam Siregar, 2009). Penelitian tersebut tercermin ketika variabel terkait dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel bebas tertentu.

Page 25: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

13

Objek dalam penelitian ini adalah usaha kecil di Kota Salatiga. Satuan analisisnya

adalah pemilik atau karyawan usaha kecil di Kota Salatiga dan unit amatannya adalah

individu. Variabel yang ingin diteliti adalah pengetahuan akuntansi, budaya organisasi yang

ada dalam usaha kecil, self-efficacy, dan kualitas pencatatan akuntansi.

Data primer yang diperoleh melalui kuesioner akan digunakan untuk menganalisis ada

atau tidaknya hubungan antara pengetahuan akuntansi, budaya organisasi, self-efficacy, dan

kualitas pencatatan akuntansi pada usaha-usaha kecil yang ada di Kota Salatiga.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah usaha kecil di Kota Salatiga. Dari populasi

tersebut, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik nonprobability sampling yaitu dengan

menggunakan metode purposive sampling, karena sampel telah dipilih berdasarkan kriteria

tertentu. Adapun kriteria yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan total asset, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima

puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Berdasarkan total penjualan bersih per tahun, memiliki hasil penjualan tahunan lebih

dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Memiliki karyawan minimal 5 orang dan maksimal 19 orang.

Kriteria-kriteria tersebut disesuaikan dengan pengertian dan syarat usaha kecil yang

digunakan oleh peneliti. Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah 40 sampel.

Data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari

responden. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik atau karyawan usaha kecil di Kota

Salatiga. Sehingga, data dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan

kepada pemilik atau karyawan usaha kecil di Kota Salatiga.

Penggunaan kuesioner dalam memperoleh data akanmemberikan tanggung jawab

kepada responden untuk membaca dan memberi tanggapan atas pernyataan dari kuesioner.

Dalam prosesnya, peneliti dapat memberikan penjelasan mengenai tujuan survei dan

pernyataan yang kurang dipahami oleh responden.

Page 26: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

14

Teknik yang digunakan peneliti untuk menyebarkan kuesioner kepada responden

adalah teknik survei. Dimana peneliti akan mendatangi langsung ke pemilik atau karyawan

usaha-usaha kecil di Kota Salatiga. Responden diharapkan mengembalikan kembali

kuesioner ini kepada peneliti dalam waktu yang telah ditentukan atau kuesioner dapat

langsung dikembalikan setelah selesai diisi oleh responden.

Dalam penelitian ini, kuesioner yang dibuat menggunakan skala pengukuran likert,

yaitu skala pengukuran yang menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subjek, objek, atau

kejadian tertentu. Setiap pertanyaan disusun sedemikian rupa agar bisa dijawab dalam 5

tingkat jawaban atas pernyataan yang diajukan. Urutan skala ini menggunakan 5 angka

penilaian yaitu:

SS (Sangat

Setuju)

S (Setuju) KS (Kurang

Setuju)

TS (Tidak

Setuju)

STS (Sangat

Tidak Setuju)

5 4 3 2 1

Definisi Operasional

Variabel Pengertian

Pengetahuan Akuntansi Informasi atau fakta mengenai pengidentifikasian,

pencatatan, dan pengkomunikasian informasi

keuangan yang menggambarkan kondisi suatu entitas

ekonomi dan digunakan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan.

Budaya Organisasi

(Denison, 1990)

Sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota

organisasi itu sendiri, yang kemudian mempengaruhi

cara bekerja dan berperilaku dari para anggota

organisasi.

Self-Efficacy (Bandura,

1986)

Penilaian tentang kemampuan diri untuk melaksanakan

suatu kinerja pada tingkat tertentu.

Kualitas Pencatatan

Akuntansi

Tingkat baik buruknya ukuran-ukuran normatif dalam

pencatatan akuntasi yaitu relevan, andal, dapat

dibandingkan, dan dapat dipahami yang perlu

diwujudkan dalam informasi akuntansi agar dapat

Page 27: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

15

Indikator Variabel

Teknik Analisis

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian dan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan riset yang diajukan, digunakan metode Partial Least Square (PLS).

Namun, sebelum dilakukan analisis data perlu dilakukan uji instrumen yang berupa uji

validitas dan uji reliabilitas terhadap alat pengumpulan data yang dalam hal ini adalah

kuesioner yang disebarkan untuk diisi oleh responden.

Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kualitas data pada setiap

pertanyaan yang mewakili variabel. Pertanyaan yang telah dianggap valid (sah) dan reliabel

(andal), dapat digunakan untuk proses analisis data selanjutnya. Sementara untuk pertanyaan

yang tidak valid dan tidak reliabel dibuang dan tidak dimasukkan dalam proses analisa

selanjutnya. Uji Validitas adalah pengujian yang dilakukan terhadap alat ukur yang

memenuhi tujuannya.

Variabel Indikator

Pengetahuan Akuntansi

(Siregar, 2009)

a. Aktivitas identifikasi (identifying).

b. Aktivitas pencatatan (recording).

c. Aktivitas komunikasi (communicating).

Budaya Organisasi (Hofstede,

Geert, Michael Harris Bond

dan Chung-Leung Luk, 1993)

a. Profesionalisme.

b. Jarak dari manajemen.

c. Percaya pada rekan sekerja.

d. Keteraturan.

e. Permusuhan.

f. Integrasi.

Self-Efficacy (Jones, 1986) a. Perasaan mampu melakukan pekerjaan.

b. Kemampuan yang lebih baik.

c. Senang pekerjaan yang menantang.

d. Kepuasan terhadap pekerjaan.

Kualitas Pencatatan Akuntansi

(Yuliani, et al, 2010)

a. Tingkat relevansi.

b. Tingkat keandalan.

c. Tingkat keterbandingan.

d. Tingkat keterpahaman

Page 28: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

16

digunakan dalam penelitianuntuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Rahayu, 2005). Uji validitas pada instrument ini

dilakukan dengan menganalisa nilai faktor loading (convergent validity) dengan program

SmartPLS, dimana apabila nilai faktor loading > 0,7, maka indikator dapat dikatakan valid.

Akan tetapi, rule of thumbs interpretasi nilai faktor loading > 0,55 juga dapat dikatakan valid

(Dante, 2006).

Sedangkan reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang

relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi

(Suliyanto, 2005). Uji reliabilitas pada instrumen ini dilakukan dengan menentukan nilai

composite reliability. Dimana apabila nilai composite reliability> 0,8, maka dapat dikatakan

bahwa konstrak memiliki reliabilitas yang tinggi atau reliable (Chin, 1998).

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan PLS. PLS merupakan

pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi

berbasis varian (Ghozali, 2006). SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas

atau teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. Dalam permodelan dengan tujuan

prediksi memiliki konsekuensi bahwa pengujian dapat dilakukan tanpa dasar teori yang kuat,

mengabaikan beberapa asumsi dan parameter ketepatan model prediksi dilihat dari nilai

koefisien determinasi (Jogiyanto dan Willy, 2009). Pengujian model struktural dalam PLS

dilakukan dengan bantuan software SmartPLS ver 3 for windows.

HASIL DAN ANALISIS

Deskripsi objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pemilik atau karyawan usaha kecil di Kota Salatiga.

Populasi usaha kecil di Kota Salatiga ada sebanyak 111 usaha kecil. Dari jumlah populasi

yang ada, diambil sampel sebanyak 40 usaha kecil. Sampel yang diambil merupakan sampel

yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh peneliti. Jumlah kuesioner yang disebar

yaitu 83 kuesioner.

Dari jumlah total kuesioner yang disebar, jumlah kuesioner yang diisi dan

dikembalikan adalah sebanyak 40 kuesioner, jumlah kuesioner yang dikembalikan tetapi

tidak layak digunakan sebanyak 20 kuesioner, dan yang tidak dikembalikan adalah sebanyak

23 kuesioner. Sebanyak 20 kuesioner dianggap tidak layak digunakan karena kuesioner

Page 29: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

17

tersebut kosong (dikembalikan tanpa diisi oleh responden), hanya diisi pada bagian identitas

responden, diisi sebagian atau diisi secara tidak beraturan.

Tabel 1. Daftar kuesioner

Kuesioner Jumlah

Kuesioner yang didistribusikan 83

Kuesioner yang tidak kembali 23

Kuesioner yang tidak layak digunakan untuk keperluan input data 20

Kuesioner yang layak digunakan untuk keperluan input data 40

Tabel 2. Profil Responden

Keterangan Total Presentase

Jumlah Sampel 40 100%

Jenis kelamin:

Pria

Wanita

17

23

42,5%

57,5%

Usia:

20-25 tahun

26-30 tahun

> 30 tahun

10

13

17

25%

32,5%

42,5%

Pendidikan terakhir:

SMA

Diploma

S1

29

3

8

72,5%

7,5%

20%

Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa jumlah responden wanita lebih banyak

dibandingkan responden pria. Jumlah responden wanita ada sebanyak 23 orang (57,5%) dan

jumlah responden pria sebanyak 17 orang (42,5%). Sebagian besar responden berumur di atas

30 tahun yaitu sebanyak 17 orang (42,5%), beberapa responden berumur antara 26-30 tahun

yaitu sebanyak 13 orang (32,5%), dan sedikit responden berumur antara 20-25 tahun yaitu

sebanyak 10 orang (25%). Selain itu, berdasarkan tabel 2 juga dapat diketahui bahwa 29

responden (72,5%) berpendidikan SMA, 8 orang responden (20%) berpendidikan S1 dan 3

responden sisanya (7,5%) berpendidikan Diploma.

Page 30: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

18

Analisis data

Pada bagian ini, peneliti menganalisis diagram jalur mengenai pengaruh dari variabel

pengetahuan akuntansi, budaya organisasi, dan self-efficacy terhadap kualitas pencatatan

akuntansi yang telah dirancang oleh peneliti. Selain itu, analisis ini juga digunakan untuk

mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap kualitas pencatatan akuntansi.

Langkah awal dalam permodelan PLS adalah spesifikasi model pada penelitian yang akan

dilakukan. Spesifikasi model dibagi menjadi dua macam yaitu merancang Inner model dan

Outer model.

Inner model adalah model struktural yang menghubungkan antar variabel laten pada

subtantif teori, yaitu variabel X (eksogen) terhadap variabel Y (endogen). Variabel eksogen

(X) dalam penelitian ini terdiri dari: pengetahuan akuntansi, budaya organisasi, dan self-

efficacy. Variabel endogen (Y) dalam penelitian ini adalah kualitas pencatatan akuntansi.

Diagram jalur hasil pengolahan data dengan bantuan software Smart-PLS (Partial

Least Square) dapat dilihat pada Gambar 1. Dari hasil analisa konstruksi diagram jalur hasil

permodelan PLS pada penelitian ini terdapat indikator yang tidak memenuhi rule of thumb

dari convergent validity yang memiliki nilai loading factor dibawah 0,55 yaitu indikator X21

(0,413), X22 (0,453), dan X23 (-0,215) sehingga dilakukan eleminasi terhadap indikator

tersebut dan dilakukan modifikasi model.

Hasil dari modifikasi model analisa PLS dapat dilihat pada Gambar 2. Dari hasil

modifikasi, kembali terdapat indikator yang tidak memenuhi rule of thumb yaitu X33 (0,544)

sehingga dilakukan eliminasi terhadap indikator tersebut dan dilakukan modifikasi model

yang kedua. Kemudian indikator X11, X12, X34, X44, dan X45 juga dieliminasi. Hasil akhir

dapat dilihat pada Gambar 3.

Dari hasil akhir analisis diagram jalur, dapat diketahui bahwa yang mewakili variabel

pengetahuan akuntansi ada 2 indikator (X13 dan X14), yang mewakili variabel budaya

organisasi ada 3 indikator (X24, X25, dan X26), yang mewakili variabel self-efficacy ada 2

indikator (X31 dan X32), dan yang mewakili variabel kualitas pencatatan akuntansi ada 4

indikator (X41, X42, X43, dan X46).

Masing-masing indikator mewakili pertanyaan yang ada dalam kuesioner penelitian.

Dimana indikator X13 dan X14 mewakili pertanyaan nomor 3 dan 4 pada bagian

pengetahuan akuntansi, indikator X24, X25 dan X26 mewakili pertanyaan nomor 4, 5 dan 6

pada bagian budaya organisasi, kemudian indikator X31 dan X32 mewakili pertanyaan

nomor 1 dan 2 pada bagian self-efficacy dan indikator X41, X42, X43, dan X46 mewakili

pertanyaan nomor 1, 2, 3 dan 6 pada bagian kualitas pencatatan akuntansi.

Page 31: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

19

Jumlah indikator dalam penelitian ini adalah 20 indikator. Dari jumlah tersebut, ada

sebanyak 11 indikator yang valid yaitu, indikator X13, X14, X24, X25, X26, X31, X32, X41,

X42, X43, dan X46. Indikator tersebut adalah aktivitas pencatatan (X13) dan aktivitas

komunikasi (X14) dalam variabel pengetahuan akuntansi. Keteraturan (X24), permusuhan

(X25), dan integrasi (X26) dalam variabel budaya organisasi. Perasaan mampu melakukan

pekerjaan (X31) dan kemampuan yang lebih baik (X32) dalam variabel self-efficacy. Tingkat

relevansi (X41 dan X42), tingkat keandalan (X43), dan tingkat keterpahaman (X46) dalam

variabel kualitas pencatatan akuntansi.

Gambar 1. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Permodelan PLS

Page 32: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

20

Gambar 2. Konstruksi Diagram Jalur PLS Setelah Modifikasi Model

Gambar 3. Konstruksi Diagram Jalur PLS Hasil Akhir

Evaluasi Goodness Of Fit

Evaluasi Goodnes Of Fit Model Pengukuran (Outer Model)

Evaluasi Goodness Of Fit pada outer model dengan indikator reflektif dievaluasi

dengan convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Convergent

validity di dalam PLS dilihat berdasarkan nilai loading factor yaitu korelasi antara skor

komponen dengan skor konstruk (Jogiyanto dan Willy, 2009). Nilai convergent validity

dikatakan valid jika nilai faktor loading > 0,7. Akan tetapi, rule of thumbs interpretasi nilai

faktor loading > 0,55 juga dapat dikatakan valid (Pirouz, 2006). Hasil output convergent

validity dapat dilihat pada Tabel 3.

Discriminant Validity atau validitas diskriminan dalam model pengukuran reflektif

indikator dinilai berdasarkan nilai dari cross loading, nilai square root of average variance

extracted (AVE) dan composite reliability. Discriminant validity dilakukan untuk

memastikan bahwa setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel

lainnya.

Model mempunyai discriminant validity yang baik jika setiap nilai loading dari setiap

indikator dari sebuah variabel laten memiliki nilai loading yang paling besar dibandingkan

Page 33: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

21

dengan nilai loading lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian discriminant

validity dari cross loading dapat dilihat pada tabel 4.

Evaluasi model pengukuran dengan square root of AVE adalah membandingkan nilai

akar AVE dengan korelasi antar konstrak. Selain itu, nilai AVE > 0,5 sangat

direkomendasikan (Fornell & Lacker, 1981). Hasil output pengujian discriminant validity

dari AVE dapat dilihat pada Tabel 5.

Composite reliability merupakan uji reliabilitas dalam PLS yang menunjukkan

akurasi dan konsistensi dari ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan pengukuran

(Jogiyanto dan Willy, 2009). Composite reliability dikatakan baik apabila memiliki nilai

lebih dari 0,7. Hasil dari composite reliability dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 3. Hasil Pengujian Convergent Validity

Variabel Indikator Loading factor Keterangan

Pengetahuan Akuntansi

(PA)

X13

X14

0,852

0,943

Valid

Valid

Budaya Organisasi (B) X24

X25

X26

0,733

0,780

0,621

Valid

Valid

Valid

Self-efficacy (SE) X31

X32

0,921

0,891

Valid

Valid

Kualitas Pencatatan

Akuntansi (KPA)

X41

X42

X43

X46

0,638

0,839

0,827

0,775

Valid

Valid

Valid

Valid

Tabel 4. Nilai Discriminant Validity (Cross Loading)

PA B Self-efficacy KPA

X13

X14

0,852

0,943

0,260

0,096

0,043

0,308

0,309

0,330

X24

X25

X26

-0,058

0,210

0,267

0,733

0,780

0,621

0,130

0,051

0,151

0,339

0,245

0,284

X31 0,271 0,127 0,921 0,553

Page 34: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

22

X32 0,128 0,175 0,891 0,496

X41

X42

X43

X46

0,155

0,339

0,308

0,263

0,088

0,496

0,369

0,260

0,427

0,466

0,352

0,548

0,638

0,839

0,827

0,775

Tabel 5. Hasil Uji Discriminant Validity dan Composite Reliability

Variabel AVE Composite Reliability

Pengetahuan Akuntansi 0,808 0,893

Budaya Organisasi 0,511 0,756

Self-efficacy 0,821 0,902

Kualitas Pencatatan Akuntansi 0,599 0,855

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa semua nilai faktor loading dari indikator

pengetahuan akuntansi, budaya organisasi, self-efficacy, dan kualitas pencatatan akuntansi >

0,55. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut valid. Sedangkan dari tabel 4,

diketahui bahwa korelasi konstruk dengan setiap indikatornya lebih besar daripada ukuran

konstrak lainnya dan juga > 0,60. Dan dari tabel 5, dapat disimpulkan bahwa semua konstruk

memiliki nilai > 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa semua konstruk sangat direkomendasikan.

Selain itu, semua konstruk memenuhi kriteria reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

composite reliability semua konstruk yang > 0,70.

Evaluasi Goodnes of Fit Model Struktural (Inner Model)

Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square (R²) untuk konstrak

dependen. R² dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel laten idependen terhadap

variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif.

Nilai R-square dari hasil analisis dengan menggunakan software Smart-PLS diperoleh

sebesar 0,478 dan 0,067. Hal ini berarti kebaikan pembentukan model dari penelitian kualitas

pencatatan akuntansi dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel pengetahuan akuntansi dan

budaya organisasi dengan nilai sebesar 47,8% dan oleh variabel self-efficacy sebesar 6,7%

sedangkan 45,5% sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.

Pengujian Hipotesis

Page 35: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

23

Uji hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel eksogen (X)

terhadap variabel endogen (Y) dengan melihat nilai t-values pada masing-masing path. Nilai

t-hitung diperoleh dari hasil bootstraping dengan software Smart-PLS. Pengujian dengan

bootstrap juga bertujuan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian

(Ghozali, 2006).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas

ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05, dan menghasilkan nilai t-tabel sebesar 1.96. Nilai

koefisien inner weight dari model struktural dikatakan signifikan dengan syarat nilai t-hitung

> dari t-tabel (Jogiyanto dan Willy, 2009). Sehingga, jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai

t-tabel (t-hitung > 1.96), maka hipotesis diterima. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengujian Hipotesis

Dari tabel 6, dapat diketahui bahwa t-statistics atau t-hitung yang lebih besar dari 1,96

adalah B KPA (2,000) dan SE KPA (2,810). Dalam PLS, pengujian secara statistik

setiap hubungan yang dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini

dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap juga dimaksudkan

untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian. Hasil pengujian dengan

bootstrapping dari analisis PLS adalah sebagai berikut:

Pengujian hipotesis pertama (H1: Terdapat pengaruh positif antara Pengetahuan

Akuntansi terhadap Self-Efficacy yang kemudian menghasilkan Kualitas Pencatatan

Akuntansi)

Original

Sample (O)

Sample

Mean (M)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(O/STERR)

PA SE 0,203 0,165 0,231 0.881

PA KPA 0,191 0,209 0,136 1,401

B SE 0,128 0,144 0,224 0,574

B KPA 0,304 0,328 0,152 2,000*

SE KPA 0,488 0,456 0,174 2,810*

Page 36: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

24

Pengujian hipotesis pertama untuk pengujian pengaruh tidak langsung variabel

pengetahuan akuntansi terhadap kualitas pencatatan akuntansi melalui self-efficacy dilakukan

dengan terlebih dahulu mengetahui hasil pengujian pengaruh self-efficacy terhadap kualitas

pencatatan akuntansi. Pengujian pengaruh mediasi dilakukan dengan menggunakan rumus

Sobel.

Hasil pengujian pengaruh self-efficacy terhadap kualitas pencatatan akuntansi

menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,488 dengan nilai t-hitung sebesar 2,810. Nilai

tersebut lebih besar dari t-tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan bahwa self-efficacy memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap kualitas pencatatan akuntansi.

Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening dengan variabel

dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel. Hasil dari kedua pengujian diringkas

sebagai berikut:

P1 = 0,203 Se1 = 0,231

P2 = 0,488 Se2 = 0,174

Besarnya koefisien tidak langsung variabel pengetahuan akuntansi terhadap kualitas

pencatatan akuntansi merupakan perkalian dari pengaruh variabel pengetahuan akuntansi

terhadap variabel self-efficacy dengan self-efficacy terhadap kualitas pencatatan akuntansi,

sehingga diperoleh sebagai berikut:

P12 = P1× P2 = (0,203) (0,488) = 0,099.

Besarnya standard error tidak langsung variabel pengetahuan akuntansi terhadap

kualitas pencatatan akuntansi merupakan perkalian dari pengaruh variabel pengetahuan

akuntansi terhadap variabel self-efficacy dengan self-efficacy terhadap kualitas pencatatan

akuntansi, sehingga diperoleh sebagai berikut:

Se12 = P12.Se2

2+ P2

2.Se1

2+ Se1

2.Se2

2

= (0,203)2. (0,174)

2 + (0,488)

2 . (0,231)

2 + (0,231)

2 . (0,174)

2

= 0,0012 + 0,0127 + 0,0016

= √ 0,0155 = 0,124.

Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut:

t = P12/ Se12 = 0,099 / 0,124 = 0,798.

Nilai t sebesar 0,798 tersebut lebih kecil dari 1,96 yang berarti bahwa parameter

mediasi tersebut tidak signifikan. Maka dengan demikian model pengaruh tidak langsung dari

variabel pengetahuan akuntansi terhadap kualitas pencatatan akuntansi melalui self-efficacy

tidak dapat diterima. Dengan demikian H1 ditolak.

Page 37: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

25

Alasan penolakan hipotesis ini diduga karena tingkat pengetahuan akuntansi yang

dimiliki seseorang tidak selalu mempengaruhi self-efficacy seseorang. Ketika seseorang

memiliki pengetahuan akuntansi tetapi tidak menganggapnya sebagai keterampilan yang

dimiliki, maka pengetahuan akuntansi yang dimilikinya tidak akan mempengaruhi self-

efficacy. Hal ini dikarenakan sulitnya membangun self-efficacy dalam diri seseorang. Selain

itu, ketidakpedulian dan sifat lain dalam diri seseorang juga dapat mempersulit timbulnya

self-efficacy.

Pengujian hipotesis kedua (H2: Terdapat pengaruh positif antara Budaya Organisasi

dalam usaha kecil terhadap Self-Efficacy yang kemudian menghasilkan Kualitas

Pencatatan Akuntansi)

Pengujian hipotesis kedua untuk pengujian pengaruh tidak langsung variabel budaya

organisasi terhadap kualitas pencatatan akuntansi melalui self-efficacy dilakukan dengan

terlebih dahulu mengetahui hasil pengujian pengaruh self-efficacy terhadap kualitas

pencatatan akuntansi. Pengujian pengaruh mediasi dilakukan dengan menggunakan rumus

Sobel.

Hasil pengujian pengaruh self-efficacy terhadap kualitas pencatatan akuntansi

menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,488 dengan nilai t-hitung sebesar 2,810. Nilai

tersebut lebih besar dari t-tabel (1,960). Hasil ini menunjukkan bahwa self-efficacy memiliki

pengaruh positif signifikan terhadap kualitas pencatatan akuntansi.

Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening dengan variabel

dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel. Hasil dari kedua pengujian diringkas

sebagai berikut:

P1 = 0,128 Se1 = 0,224

P2 = 0,488 Se2 = 0,174

Besarnya koefisien tidak langsung variabel budaya organisasi terhadap kualitas

pencatatan akuntansi merupakan perkalian dari pengaruh variabel budaya organisasi terhadap

variabel self-efficacy dengan self-efficacy terhadap kualitas pencatatan akuntansi, sehingga

diperoleh sebagai berikut:

P12 = P1× P2 = (0,128) (0,488) = 0,062.

Besarnya standard error tidak langsung variabel budaya organisasi terhadap kualitas

pencatatan akuntansi merupakan perkalian dari pengaruh variabel budaya organisasi terhadap

variabel self-efficacy dengan self-efficacy terhadap kualitas pencatatan akuntansi, sehingga

diperoleh sebagai berikut:

Page 38: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

26

Se12 = P12 . Se2

2 + P2

2 . Se1

2 + Se1

2 . Se2

2

= (0,128)2

. (0,174)2 + (0,488)

2 . (0,224)

2 + (0,224)

2 . (0,174)

2

= 0,0004 + 0,0119 + 0,0015

= √ 0,0138= 0,117.

Dengan demikian nilai uji t diperoleh sebagai berikut:

t = P12 / Se12 = 0,062 / 0,117 = 0,529.

Nilai t sebesar 0,529 tersebut lebih kecil dari 1,96 yang berarti bahwa parameter

mediasi tersebut tidak signifikan. Maka dengan demikian model pengaruh tidak langsung dari

variabel budaya organisasi terhadap kualitas pencatatan akuntansi melalui self-efficacy tidak

dapat diterima. Dengan demikian H2 ditolak.

Alasan penolakan hipotesis ini diduga karena budaya organisasi dalam suatu

organisasi tidak selalu mempengaruhi self-efficacy orang-orang yang ada dalam organisasi

tersebut. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kemungkinan untuk menerima ataupun

menolak budaya tersebut. Adanya pendirian yang berbeda-beda antar individu juga

memungkinkan sulitnya budaya organisasi untuk mempengaruhi self-efficacy seseorang.

Sehingga, apabila terdapat aturan atau budaya organisasi apapun di dalam organisasi yang

tidak sesuai dengan pendirian yang dia pegang, maka tidak akan mudah bagi orang tersebut

untuk berkomitmen atau taat terhadap budaya organisasinya.

Pengujian hipotesis ketiga (H3: Pengetahuan Akuntansi berpengaruh positif terhadap

Kualitas Pencatatan Akuntansi)

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hubungan variabel pengetahuan

akuntansi dengan kualitas pencatatan akuntansi menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar

0,191 dengan nilai t-hitung sebesar 1,401. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel (1,960). Hasil

ini menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi tidak berpengaruh positif terhadap kualitas

pencatatan akuntansi. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis ketiga sehingga H3 ditolak.

Alasan penolakan hipotesis ini diduga karena tingkat pengetahuan akuntansi yang

dimiliki seseorang berbeda dengan tingkat pengetahuan akuntansi yang dimiliki orang lain.

Selain itu, meskipun orang tersebut memiliki pengetahuan akuntansi yang tinggi tetapi jika ia

tidak pernah melakukan atau mempraktekannya, maka kualitas yang dihasilkan juga tidak

akan baik. Sehingga, seseorang yang memiliki pengetahuan akuntansi tidak selalu bisa

menghasilkan kualitas pencatatan akuntansi yang baik.

Page 39: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

27

Pengujian hipotesis keempat (H4: Budaya Organisasi dalam usaha kecil berpengaruh

positif terhadap Kualitas Pencatatan Akuntansi)

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa hubungan variabel budaya

organisasi dengan kualitas pencatatan akuntansi menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar

0,304 dengan nilai t-hitung sebesar 2,000. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel (1,960). Hasil

ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kualitas pencatatan

akuntansi. Hal ini sesuai dengan hipotesis keempat sehingga H4 diterima.

Alasan penerimaan hipotesis ini dikarenakan pada dasarnya kebanyakan orang akan

taat atau tunduk pada aturan yang berlaku di tempat dimana orang tersebut berada. Selain itu,

hampir di setiap tempat ada aturan yang berlaku. Bahkan ada beberapa tempat yang akan

memberikan sanksi jika aturan yang ada tidak ditaati. Sehingga, seseorang akan taat pada

aturan atau budaya organisasi di organisasinya meskipun dia tidak setuju pada budaya

organisasi tersebut.

Pengujian hipotesis kelima (H5: Self-efficacy berpengaruh positif terhadap Kualitas

Pencatatan Akuntansi)

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa hubungan variabel self-efficacy

dengan kualitas pencatatan akuntansi menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,488 dengan

nilai t-hitung sebesar 2,810. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel (1,960). Hasil ini

menunjukkan bahwa self-efficacy berpengaruh positif terhadap kualitas pencatatan akuntansi.

Hal ini sesuai dengan hipotesis kelima sehingga H5 diterima.

Alasan penerimaan hipotesis ini dikarenakan orang yang memiliki self-efficacy

memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang jelas, emosi yang stabil dan kemampuan untuk

memberikan kinerja dengan baik atau sukses. Sehingga, orang-orang yang memiliki self-

efficacy dapat melakukan pencatatan akuntansi dengan baik.

Pembahasan dari hasil dan analisis

Teori konitif sosial Bandura menjelaskan bahwa faktor kognitif, perilaku dan

lingkungan saling berinteraksi dalam proses pembelajaran (Indryawati, 2011). Dan dalam

penelitian ini, faktor kognitifnya adalah pengetahuan akuntansi dan self-efficacy, faktor

lingkungannya adalah budaya organisasi dalam usaha kecil, dan faktor perilakunya adalah

kualitas pencatatan akuntansi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi tidak mempengaruhi

kualitas pencatatan akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari teori kognitif sosial yang memandang

Page 40: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

28

belajar melalui konsekuensi respon sebagai suatu proses kognitif. Melalui pengalaman, orang

menyadari konsekuensi positif dan negatif dari tindakannya. Terdapat perbedaan antara

pengetahuan dan keterampilan. Orang perlu melampaui struktur pengetahuannya untuk

mengembangkan tindakan yang terampil. Pengalaman merupakan kendaraan untuk

menerjemahkan pengetahuan menjadi keterampilan. Sehingga, seseorang yang memiliki

pengetahuan akuntansi tetapi tidak mempraktekannya, tidak akan menghasilkan kualitas

pencatatan akuntansi yang baik.

Sedangkan self-efficacy tidak dipengaruhi oleh pengetahuan akuntansi maupun

budaya organisasi dikarenakan keadaan psikologis atau emosi seseorang. Biasanya, dalam

situasi yang penuh tekanan, umumnya orang menunjukkan tanda susah, guncang, sakit, lelah,

takut, muak. Persepsi seseorang atas respon ini dapat dengan jelas mengubah self-efficacy

seseorang. Keputusan self-efficacy pribadi seseorang dipengaruhi oleh perasaan dibanding

dengan penggerakan yang sebenarnya atas pemunculan dalam situasi yang mengandung

risiko. Sehingga, seseorang yang memiliki pengetahuan akuntansi dan mendapat budaya

organisasi yang baik belum tentu menimbulkan kepercayaan diri seseorang. Ketika seseorang

yang memiliki pengetahuan tidak merasa pengetahuan tersebut sebagai kemapuannya, maka

orang tersebut tidak akan memiliki self-efficacy. Begitu juga pada budaya organisasi, ketika

seseorang memiliki pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan budaya organisasi yang

berlaku, orang tersebut dapat menolak budaya organisasi tersebut.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kualitas

pencatatan akuntansi di usaha kecil adalah variabel budaya organisasi dan self-efficacy.

Kedua variabel ini masing-masing mempengaruhi kualitas pencatatan akuntansi secara

langsung tanpa melalui suatu media tertentu. Hal ini sesuai dengan teori Bandura yang

menyatakan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan mengenai

kemampuan dirinya untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan,

menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan

tertentu (Bandura, 1997). Keyakinan ini akan mengarahkan dalam pemilihan tindakan,

pergerakan usaha, serta keuletan seseorang (Prakosa, 1996). Begitu juga pada budaya

organisasi, kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial

seseorang. Contohnya, seseorang yang hidupnya dibesarkan di dalam lingkungan judi, maka

dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya menganggap bahwa judi itu

adalah tidak baik. Sehingga, seseorang yang memiliki self-efficacy akan menghasilkan

kualitas pencatatan akuntansi yang baik dan seseorang yang tinggal dalam budaya organisasi

yang baik juga akan menghasilkan kualitas pencatatan akuntansi yang baik.

Page 41: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

29

PENUTUP

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan akuntansi, budaya

organisasi, self-efficacy terhadap kualitas pencatatan akuntansi. Untuk menganalisis

hubungan antar variabel tersebut, penelitian ini menggunakan Partial Least Square (PLS).

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa hipotesis peneliti yang diterima hanya Hipotesis 4 dan 5, sedangkan

Hipotesis 1, 2, dan 3 ditolak karena nilai t hitung lebih kecil daripada nilai t tabel.

Hasil tersebut menunjukan bahwa dari 3 variabel yang digunakan (pengetahuan

akuntansi, budaya organisasi, dan self-efficacy) hanya 2 variabel (budaya organisasi dan self-

efficacy) yang mempengaruhi kualitas pencatatan akuntansi pada usaha kecil di Kota

Salatiga. Dimana kedua variabel tersebut masing-masing berpengaruh secara langsung

terhadap kualitas pencatatan akuntasi tanpa melalui mediasi. Dari hasil tersebut juga dapat

diketahui bahwa teori kognitif sosial yang digunakan oleh peneliti dapat menjawab persoalan

penelitian dengan cukup baik.

Keterbatasan

Pelaksanaan penelitian masih memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Beberapa kuesioner disampaikan kepada responden kemudian responden diharapkan

mengembalikan kembali kuesioner ini kepada peneliti dalam waktu yang telah

ditentukan. Sehingga, peneliti tidak mengetahui apakah yang mengisi kuesioner

benar-benar responden yang bersangkutan. Selain itu, ada kemungkinan responden

kurang memahami maksud dari pernyataan-pernyataan yang ada di dalam kuesioner

sehingga akan memberikan jawaban yang kurang sesuai dengan maksud pernyataan

kuesioner.

2. Adanya kuesioner yang tidak diisi oleh responden dan kuesioner yang tidak

dikembalikan menyebabkan hasil penelitian kurang maksimal.

3. Cakupan objek penelitian yang terlalu luas, dimana peneliti tidak membatasi atau

tidak memperhatikan variasi usaha dan besaran usaha dari objek penelitian.

Saran

Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan:

Page 42: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

30

1. Proses penyebaran kuesioner akan lebih baik jika dapat didampingi sehingga

memperkecil kemungkinan adanya kuesioner yang tidak diisi, tidak dikembalikan,

dan ketidakpahaman responden terhadap pertanyaan.

2. Penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain sebagai faktor yang

mempengaruhi kualitas pencatatan akuntansi sehingga dapat membantu usaha-usaha

kecil untuk meningkatkan kualitas pencatatan akuntansinya.

3. Mempersempit cakupan objek penelitian sehingga dapat lebih terfokus dan dapat

memberikan hasil yang maksimal dengan mempertimbangkan variasi serta besaran

usaha dari objek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A.A., and J.K. Loebbecke. 1997. Auditing An Integrated Approach, 7 edn. New

Jersey: Prentice-Hall.

Bandura, A. 1986. The Explanatory and Predictive Scope of Self-Efficacy Theory. Journal of

Social and Clinical Psychology 4. Special Issue: Self-Efficacy Theory in

Contemporary Psychology.

Bandura, A. 1989. Social Cognitive Theory. Stanford University.

Bandura, A. 1991. Social Cognitive Theory of Moral Thought and Action.

Bandura, A. 1997. Self-Efficacy: The exercise of control. New York: Freeman.

Chasanah, N. 2008. Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficacy dan Budaya Organisasi

terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Empiris

pada Karyawan PT. Mayora Tbk Regional Jateng dan DIY). Tesis Program Studi

Magister Manajemen Universitas Diponergoro Semarang.

Darsono, V. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Ediraras, T. D. 2010. Akuntansi dan Kinerja UKM. Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2.

Failian, A. 2011. Analisis Manfaat Informasi Akuntansi pada UKM di Wilayah

Tanggulangin. Surabaya: Rangkuman Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Perbanas Surabaya.

Fitriyah, H. 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi

Akuntansi Pada Usaha Menengah Kabupaten Sidoarjo. Tesis Magister. Universitas

Negeri Jakarta.

Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling metode alternative dengan Partial Least

Square (PLS), Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Page 43: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

31

Heriyanti, D. 2007. Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen Organisasional

sebagai Variabel Intervening (Studi PT. PLN (Persero) APJ Semarang). Tesis

Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponergoro Semarang.

Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra Pelajar.

Hofstede, G., M. H. Bond, dan C. L. Luk. 1986. Individual Perceptions of Organizational

Cultures: A Methodological Treatise on Levels of Analysis.

Indryawati, R. 2011. Teori Kepribadian Albert Bandura.

Jumingan, dan Rosita. 2012. Analisis Manfaat Informasi Akuntansi pada UKM di wilayah

Kabupaten Sukoharjo. Jurnal STIE Surakarta.

Koesmono, T. H. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja

serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah

Di Jawa Timur. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7 No. 2

Kurniawati, P. E., dan Hermawan, P. E. F. 2012. Accounting for small and medium

enterprises (SMEs). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Mansyur, P. I. D. 2012. Persepsi Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah atas Penggunaan

Laporan Keuangan (Studi Empiris pada UMKM Mitra Binaan PT. Telkom

Indonesia, Tbk Wilayah VII KTI). Hasanuddin University.

Novack, L. D. 2013. Self-efficacy & Social Cognitive Theories – PSYCH 489: Work

Attitudes & Job Motivation – Confluence.

Permadi, A. D. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah

terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Dinas

Bina Marga Provinsi Jawa Barat). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama

Bandung.

Purba, E. F., dan P. Simanjuntak. 2013. Akses Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

terhadap Kredit Bank: Suatu Penelitian di Kabupaten Simalungun.

Putra, A. H., & Kurniawati, P. E. 2012. Penyusunan Laporan Keuangan untuk Usaha Kecil

dan Menengah (UKM) Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Skripsi Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Rahayu, S. 2005. SPSS Versi 12.00 Dalam Riset Pemasaran. Bandung.

Robbin, S. P. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Terjemahan

Hadyana Pujaatmaka. Edisi Keenam. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Page 44: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

32

Rodhiyah. 2012. Kajian Tentang Akuntabilitas Usaha Kecil Menengah Melalui Laporan

Keuangan (Studi Kasus Pada UKM Konveksi di Semarang). Jurnal UNDIP.

Sagoro, M. E. 2012. Analisis transaksi dan Pencatatan Akuntansi UMKM. Yogyakarta: AB

Publisher.

Sari, N. R., & Setyawan, B. A. 2012. Persepsi Pemilik dan Pengetahuan Akuntansi Pelaku

Usaha Kecil dan Menengah atas Penggunaan Informasi Akuntansi. Perpustakaan

Universitas Gunadharma.

Siregar, A. F. 2009. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha terhadap

Kinerja Manajerial pada Perusahaan Jasa di Kota Medan. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Sucipto, T., Moelyati, dan Sumardi. 2009. Akuntansi 2 untuk SMK Kelas XI. Jakarta:

Yudhistira.

Tarsidi, D. 2011. Teori Kognitif Sosial Albert Bandura. Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahyudi, M. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Informasi

Akuntansi pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Yogyakarta. Jurnal UNDIP.

Yuliani, S., Nadirsyah, dan U. Bakar. 2010. Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan

Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal Audit terhadap

Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kota Banda

Aceh). Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2.

Page 45: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

1

LAMPIRAN

KUESIONER

“Pengetahuan Akuntansi, Budaya Organisasi, Self-Efficacy, dan Kualitas

Pencatatan Akuntansi ditinjau dari Teori Kognitif Sosial (Studi kasus pada Usaha

Kecil di Kota Salatiga)”.

Bapak/Ibu yang kami hormati, mohon kiranya Bapak/Ibu dapat meluangkan

waktu untuk mengisi angket (kuesioner) ini. Saya berharap Bapak/Ibu mengisi

kuesioner di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan menjawab setiap

pertanyaan dengan jujur dan terbuka.

Kuesioner ini disebarkan dalam rangka penelitian skripsi akuntansi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu

untuk mengisi lembar kuesioner penelitian ini.

Petunjuk pengisian.

Berilah tanda silang (X) pada kolom yang telah tersedia dengan memilih keadaan yang

sebenarnya.

Terdapat lima (5) pilihan yang semuanya merupakan jawaban yang benar.

5 = (SS = Sangat Setuju)

4 = (S = Setuju)

3 = (KS = Kurang Setuju)

2 = (TS = Tidak Setuju)

1 = (STS = Sangat Tidak Setuju)

A. Data Responden

Jenis Kelamin : .....................

Usia : .....................

Pendidikan Terakhir : .....................

Page 46: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

2

B. Pengetahuan Akuntansi

NO PERTANYAAN/PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Kas merupakan aktiva yang paling lancar.

2. Pemasukan dan pengeluaran merupakan item dalam laporan laba rugi.

3. Penjualan, pembelian, hutang, dan semua transaksi yang terjadi selalu dicatat.

4. Hasil dari pencatatan akuntansi diberikan dan digunakan oleh pemilik untuk kepentingan usaha.

C. Budaya Organisasi

NO PERTANYAAN/PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Pemilik dan karyawan memberikan seluruh kemampuannya untuk bekerja.

2. Pemilik tidak ikut campur dalam kehidupan pribadi karyawan.

3. Pemilik maupun karyawan bersikap terbuka kepada satu sama lain.

4. Diadakan pertemuan yang membahas tentang pekerjaan setiap harinya.

5. Karyawan merasa nyaman dalam bekerja.

6. Terdapat kesetiaan antara karyawan dan pemilik.

D. Self-efficacy

NO PERTANYAAN/PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya sangat mampu melakukan pencatatan akuntansi.

2. Saya yakin bahwa ketrampilan dan kemampuan saya dalam melakukan pencatatan akuntansi sama atau melebihi teman-teman sekerja saya.

3. Dalam bekerja saya akan menyukai pekerjaan yang menantang.

4. Saya merasa puas dengan hasil pencatatan akuntansi yang saya lakukan.

Page 47: SELF-EFFICACY, DAN KUALITAS PENCATATAN AKUNTANSI …

3

E. Kualitas Pencatatan Akuntansi

NO PERTANYAAN/PERNYATAAN SS S KS TS STS

1. Saya tidak pernah melakukan kesalahan dalam membuat catatan akuntansi.

2. Saya membuat catatan akuntasi setiap hari atau setiap terjadi transaksi.

3. Pencatatan akuntansi yang saya lakukan sesuai dengan transaksi yang terjadi tanpa tambahan atau perubahan apapun.

4. Saya mencatat jumlah kekayaan yang saya gunakan untuk usaha sesuai dengan jumlah yang sebenarnya.

5. Saya dapat membandingkan catatan akuntansi periode sekarang dengan catatan akuntansi periode sebelumnya.

6. Hasil dari catatan akuntansi yang saya buat dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain.