hubungan antara self efficacy dengan pengambilan …

33
HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERKULIAH DI LUAR PULAU PADA SISWA SMA DI TORAJA OLEH FERLI BATORAN 802014080 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERKULIAH DI LUAR

PULAU PADA SISWA SMA DI TORAJA

OLEH

FERLI BATORAN

802014080

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …
Page 3: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …
Page 4: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …
Page 5: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …
Page 6: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …
Page 7: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERKULIAH DI LUAR

PULAU PADA SISWA SMA DI TORAJA

Ferli Batoran

Krismi Diah Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 8: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan positif yang signifikan antara

self efficacy dengan pengambilan keputusan berkuliah di luar pulau pada siswa

SMA di Toraja. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah skala yang

diadaptasi oleh penulis berdasarkan General Self Efficacy Scale yang dibuat oleh

Schwarzer dan Jerusalem (1995) dan skala kedua yaitu skala pengambilan

keputusan yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori pengambilan keputusan

dari Harren (1979). Subjek dalam penelitian ini sebanyak 117 siswa SMA di Tana

Toraja. Pengambilan data menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara self

efficacy dengan pengambilan keputusan berkuliah di luar pulau pada siswa SMA

di Toraja (rxy = 0,227 , p>0,05).

Kata kunci : Self Efficacy, Pengambilan Keputusan, Siswa SMA Toraja

Page 9: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

ii

ABSTRACT

This study aims to find out the significant positive relationship between self

efficacy and decision making to study outside the island at students senior high

school in Toraja. The measuring tool used the study scale adapted by the author

based on General Self Efficacy Scale made by Ralf Scwhwarzer (1995) and the

second scale is the decision making scale made by researcher based on making

decision theory by Harren (1979). Subjects in this study were 117 students in

senior high school in TanaToraja. Sampling purposive are used to collect data.

This result of this study showed a significant positive relationship between self

efficacy and decision making to college in outsidetheisland in the student senior

high school in Toraja (rxy= 0,227 , p>0,05).

Keywords : Self Efficacy, Decision Making, Student Senior High School

Toraja.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

1

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan seseorang ada saatnya individu harus mengambil

keputusan.Masa-masa yang sulit dalam pengambilan keputusan biasanya terjadi

pada masa remaja.Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan

transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,

kognitif, dan sosial-emosional (Santrock, 2013).Hall berpendapat bahwa masa

remaja (adolescence) berusia antara 12-25 tahun, yaitu masa topan badai (strum

und drang), yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat

pertentangaan nilai-nilai (Sarwono, 2000). Dalam kebanyakan budaya, usia

remaja dimulai pada sekitar 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18-22 tahun

(Santrock, 2003).

Masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnya sikap dependent

kepada orangtua ke arah independent, (2) minat seksualitas yang berkembang,

dan (3) kecenderungan untuk merenungkan atau memperhatikan diri sendiri,

nilai-nilai etika, dan isu-isu moral (Pikunas, 1997). Remaja yang berada pada

usia 15-18 tahun merupakan siswa kelas XII SMA. Pada masa ini seorang

remaja mulai memikirkan tentang memasuki dunia perdidikan yang lebih tinggi

yaitu perguruan tinggi. Remaja mulai menentukan dan membuat keputusan

kemana ia akan melanjutkan pendidikannya.

Tana Toraja merupakan suatu kabupaten yang teletak di Sulawesi

Selatan.Siswa kelas XII SMA Tana Toraja pun mulai merencanakan dan

memutuskan mengenai kelanjutan pendidikannya, mereka akan berkuliah di luar

pulau atau di dalam pulau. Siswa Toraja cenderung untuk melanjutkan

Page 11: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

2

pendidikan karena dalam lingkungan masyarakat Toraja pendidikan merupakan

hal yang penting.Orang tua di Toraja, sadar betapa susahnya hidup tanpa

pendidikan maka sejak anak-anak individu didorong untuk bersekolah (Bahfiarti,

2015). Bagi orang di Toraja dampak buruk jika tidak bersekolah individu dapat

menjadi objek pembodohan oleh orang lain, bahkan oleh keluarga sendiri. Oleh

karena itu mereka sangat menekankan anak cucu mereka untuk berpendidikan

setinggi-tinggi mungkin yang bisa di capai, sehingga banyak pelajar-pelajar

Toraja yang menuntut ilmu sampai di luar pulau, meskipun jarak yang jauh

dengan tempat asalnya.Dalam suku Toraja, rasa kekeluargaan sangat kuat

(Patiung, 2015).Budaya nilai kasiuluran (kekeluargaan) telah mengakar dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional Toraja, sehingga muncul rasa

persaudaraan (Guntara, 2016).Ketika berada di luar wilayah Toraja, orang Toraja

cenderung akan berkumpul dan bersama-sama saling membantu dengan orang

Toraja lainnya, sehingga ada kecenderungan untuk mereka yang akan berkuliah

di luar pulau akan di bantu oleh kakak angkatan sehingga mengurangi

kekhawatiran sebagai mahasiswa baru. Selain itu, masyarakat Toraja hidup

dalam filosofi salah satunya “Barani” beraniyang artinya individu harus berani

mengambil risiko dalam berbagai hal yang dihadapi serta mampu mengambil

keputusan yang tepat (Kobong dalam Tangketasik, 2010).Dari filosofi yang

hidup dalam masyarakat secara tidak langgsung mendorong siswa atau remaja di

Toraja, untuk mempunyai keberanian mengambil keputusan berkuliah di luar

pulau.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

3

Dalam proses pendaftaran ke perguruan tinggi, dapat melalui beberapa

jalur yaitu jalur SNMPTN, SBMPTN, dan jalur-jalur penerimaan mahasiswa

baru di perguruan tinggi swasta. Jalur SNMPTN dan SBMPTN merupakan

seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang dibuka oleh pemerintah untuk semua

siswa SMA. Dengan jalur ini siswa diminta untuk memilih dan menentukan

jurusan di universitas yang mereka inginkan baik didalam pulau maupun diluar

pulau dan seleksi dilakukan dengan berdasarkan nilai UN, lapor (SNMPTN) dan

nilai ujian tertulis (SBMPTN). Selain itu, berbagai perguruan tinggi swasta juga

membuka jalur penerimaan mahasiswa baru, seperti di Universitas Kristen Satya

Wacana (UKSW) jalur pemamik merupakan jalur penerimaan mahasiswa dengan

seleksi nilai lapor.Dengan adanya jalur penerimaan mahasiswa baru ini, maka

siswa diminta untuk mengambil keputusan memilih jurusan dan universitas yang

mereka inginkan.

Dalam memilih universitas dan berkuliah di luar pulau harus

direncanakan dengan baik karena banyak hal yang akan berubah dalam

kehidupan remaja, terutama remaja yang tidak pernah berpisah dari orangtuanya

dan kebutuhan sehari-hari terbiasa disiapkan orangtua (Tjiong, 2014). Pesiapan

seorang anak untuk keluar dari “zona nyaman” bersama orangtua dan berjuang

di lingkungan yang asing menjadi pertimbangan (Sarwono, 2011).Luar pulau

merupakan tempat yang jauh dari tempat asal individu dan ketika di lingkungan

baru, mereka harus beradaptasi.Mahasiswa luar Jawa saat pertama kali tinggal di

pulau Jawa cenderung mengalami kesulitan beradaptasi (verbal namun bahasa

nonverbal) (Niam, 2009). Mereka akan menghadapi hal–hal yang mungkin

Page 13: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

4

berbeda dengan asal mereka, sehingga dalam hal ini terkadang pengambilan

keputusan tersebut menjadi masalah atau tantangan dalam kehidupan remaja

karena sebelumnya selalu bergantung/dependent kepada orang tua menjadi

individu yang diharapkan dapat mandiri/independent dan remaja akan

menghadapi perubahan lingkungan yang besar.

Selain itu yang menjadi masalah juga karena remaja belum mempunyai

banyak pengetahuan mengenai berbagai hal menyangkut keputusan yang akan ia

ambil sehingga terkadang remaja tidak mempunyai keyakinan diri untuk

memilih, bahkan remaja mengalami kesulitan dalam pengambilan

keputusan.Ada remaja yang dapat megambil keputusan berdasarkan pemikiran

sendiri, ada yang mengambil keputusan karena tuntutan orangtuanya, dan ada

juga yang mengambil keputusan terburu-buru karena pengaruh teman sebayanya

(Laelatul, 2016). Pengambilan keputusan menurut Baron dan Byrne adalah suatu

proses melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan

informasi yang ada dengan tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan

tindakan (Kusumawardani, dkk, 2013). Pengertian lain, pengambilan keputusan

merupakan cara-cara yang dilakukan individu untuk membuat keputusan dalam

hidupnya yang terkait dengan kondisi, konsep diri serta cara dalam mengelolah

informasi (Harren, 1979). Jadi dapat disimpulkan pengambilan keputusan

merupakan pemilihan suatu pilihan yang ada untuk dapat menyelesaikan

masalah atau tugas tertentu yang dihadapi.

Dalam pengambilan keputusan berkuliah ini remaja akan melalui

beberapa tahapan hingga akhrinya dapat membuat suatu keputusan mengenai

Page 14: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

5

perkuliahan mereka. Menurut Harren (1979) proses pengambilan keputusan ada

4 tahapan yaitu kesadaran, perencanaan komitmen dan implementasi. Pada tahap

kesadaran menyangkut pada keasadaran akan situasi yang sedang dihadapi,

individu melihat situasi dengan mempertimbangkan konsekuensi dan tingkat

keberhasilan dari keputusan yang akan diambil. Pada tahap perencanaan individu

mencari informasi mengenai diri dan keputusan tugas yang akan diambil. Tahap

ini terjadi perencanaan ditandai dengan memperluas dan penyempitan, hingga

akhirnya individu sampai pada menetap alternatif yang spesifik dan bertransisi

ke tahap komitmen. Tahap ketiga, komitmen menyakut mengenai keyakinan

pribadi individu dan kemudian melihat proses umpan balik dari keputusan dan

keempat tahap implementasi individu melaksanakan keputusan yang telah

diambil.

Ada beberapa faktor eksternal (kondisi lingkungan, kondisi ekonomi) dan

faktor internal yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan salah satunya

adalah ciri pribadi individu yaitu self efficacy (Siagian, dalam Tjiong, 2014).

Bandura (dalam Feist & Feist, 2009) menyatakan bahwa self efficacy merupakan

keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mengontrol

fungsi diri dan lingkungannya.Bandura (Sunaryo, 2017) mengungkapkan ada

tiga dimensi self efficacy, yakni level (magnitude) yangberkaitan dengan

derajat/tingkat kesulitan tugas yang dihadapi seseorang. Penerimaan

ataukeyakinan seseorangterhadapsuatutugasberbeda-beda, dan pemilihan

perilaku yang akan dilakukan individu berdasarkan pada pemahamannya

terhadap tingkat kesulitan tugas. Persepsisetiapindividu akan berbeda dalam

Page 15: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

6

memandang tingkat kesulitan dari suatu tugas. Dimensi yang kedua

generality menyakut perasaan yakin akan kemampuan individu dalam berbagai

situasi tugas, dimana perasaan yang ditunjukkan individu pada berbagai

tugas yang berbeda-beda, baik itu melalui tingkahlaku,kognitifdanafektifnya.

Dimensi ketiga strengthyangmerupakan kuatnya keyakinan (kepercayaan

diri) seseorang mengenai kemampuan yang dimiliki dan berkaitan dengan

ketahanan dan keuletan individu dalam pemenuhan tugasnya.

Menurut Bandura self efficacy mempengaruhi tindakan, perasaan, dan

pikiran. Dalam hal berpikir, self efficacy mempengaruhi kognitif, pengambilan

keputusan, keberhasilan akademik, motivasi diri, dan berperilaku.Bandura dan

Jourden (1991) berpendapat bahwa pengambilan keputusan dapat dipermudah

atau dihambat oleh adanya self efficacy (Peilouw & Nursalim, 2013).Dalam hal

ini bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk langkah untuk

menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dan dengan adanya

self efficacy mendukung harapan dari remaja untuk dapat mengambil

keputusan.Semakin baik self efficacy seseorang, maka hasil yang didapatkan

akan semakin baik (Velicer, 1990). Menurut Bandura self efficacy merupakan

faktor kognitif dimana individu memiliki keyakinan dapat menguasai situasi dan

menghasilkan hasil yang positif (Fauziannisa&Tairas, 2013).Individu yang

memiliki self efficacy tinggi akan menilai diri mereka dengan positif dan merasa

mampu menghadapi situasi yang dihadapi sedangkan individu yang memiliki

self efficacy rendah akan menilai diri mereka negatif dan merasa sulit

menghadapi tantangan.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

7

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Peilouw (2013)

mendapatkan hasil bahwa ada hubungan signifikan antara self efficacy dan

pengambilan keputusan. Pada hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Laelatul

(2016) didapatkan adanya korelasi sedang (rxy=0,421) antara self efficacy dengan

pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Majenang.

Selain itu pada penelitian yang dilakukan Tjiong (2014) mendapatkan hasil

bahwa ada hubungan positif antara self efficacy dan pengambilan keputusan

berkuliah di lain kota. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah menggunakan subjek siswa SMA di Tana Toraja yang

mengambil keputusan berkuliah di luar pulau, meskipun tak dapat dipungkiri di

pulau Sulawesi juga terdapat universitas yang bagus dan berkualitas.

HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara self efficacy

dan pengambilan keputusan berkuliah di luarpulau pada siswa SMA di Toraja.

METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif, yang menggunakan desain korelasi untuk mengukur besar dan arah

hubungan 2 variabel. Kemudian didapatkan besar kecilnya hubungan 2 variabel

yang dinyatakan dalam angka, yang disebut koefisien korelasi (Setiasih &

Setyaningrum, 2013). Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai variabel

Page 17: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

8

bebas (X) adalah self efficacy dan yang bertindak sebagai variabel terikat (Y)

adalah pengambilan keputusan berkuliah di luar pulau.

2. Definisi Operasional

a. Self Efficacy

Self efficacy adalah suatu keyakinan seseorang atas kemampuannya untuk

melaksanakan tugas khusus atau bagian dari berbagai komponen tugas

(Bandura, 1997). Schwarzer dan Jerusalem (1995) berpendapat self efficacy

adalah keyakinan diri seseorang dalam menghadapi berbagai tugas dan

mengatasi berbagai kesulitan (dalam Hartono, 2012).

b. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan cara-cara yang dilakukan individu

untuk membuat keputusan dalam hidupnya yang terkait dengan kondisi, konsep

diri serta cara dalam mengelolah informasi (Harren, 1979). Tahap pengambilan

keputusan yaitu kesadaran, perencanaan, komitmen dan implementasi

(Harren,1979).

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA di Toraja.Sampel dalam

penelitian ini merupakan siswa SMA, berusia 16-18 tahun, dan akan

melanjutkan kuliah di luar pulau. Teknik menentukan sampel penelitian

dengan Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel dengan

membertimbangkan kriteria-kriteria, yaitu siswa SMA di Toraja, dengan usia

Page 18: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

9

17-18 tahun dan akan melanjutkan kuliah di luar pulau (telah mendaftar

diuniversitas di luar pulau). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 117 siswa,

yaitu :

Tabel 1

Subjek penelitian

Sekolah Jenis kelamin Jumlah siswa

Laki-laki perempuan

SMA Negeri 1 Tana Toraja 16 22 38

SMA Negeri 2 Tana Toraja 11 14 25

SMA Negeri 4 Tana Toraja 14 13 27

SMA Negeri 7 Tana Toraja 4 7 11

SMA Negeri 8 Tana Toraja 7 9 16

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

dua buah skala yaitu :

a. Skala Self Efficacy

Skala self efficacy menggunakan General Self Efficacy Scale yang

dikembangkan oleh Schwarzer dan Jerussalem (1995) terdiri dari 10

item.Skala pengukuran General Self Efficacy Ralf Scwhwarzer telah diuji

reliabilitas pada 23 negara dan telah diadaptasi kedalam 33 bahasa

Page 19: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

10

dengan nilai rentang Alpha Cronbach 0,76-0,90 (Schwarzer, dalam

Hartono, 2012). General Self Efficacy Scale menggunakan model skala

Likert, tiap item dibagi dalam 4 ketegori yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S),

tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Setiap pernyataan positif

diberi bobot 4, 3, 2, 1, sedangkan pernyataan negatif diberi bobot sebaliknya.

Dari hasil analisis item jumlah item yang gugur sebanyak 3 item sehingga

yang tersisa 7 item dengan koefisien korelasi item total bergerak dari 0,306 –

0,651. Uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach diperoleh hasil α = 0,701.

b. Skala Pengambilan Keputusan

Skala pengambilan keputusan disusun berdasarkan tahap-tahap pengambilan

teori Harren (1979) yang berkaitan dengan berkuliah di luar pulau.Ada 4

tahap yaitu kesadaran, perencanaan, komitmen dan implementasi. Instrumen

yang digunakan berdasarkan pada skala Guttman, terdapat beberapa

penyataan yang akan dijawab oleh responden. Tiap item memiliki 2 pilihan

jawaban yaitu YA dan TIDAK, dimana penyataan dijawab ya jika sesuai

dengan rensponden dan tidak jika sebaliknya.Jawaban Ya diberi bobot 1 dan

Tidak diberi bobot 0. Skala ini terdiri dari 23 item dengan jumlah item yang

gugur adalah 6 item sehingga yang tersisa 17 item dengan koefisien korelasi

item total bergerak dari 0,321 – 0,552. Uji reliabilitas dengan Alpha

Cronbach diperoleh hasil α = 0,850.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

11

HASIL PENELITIAN

a. Uji Deskriptif

1. Variabel Self Efficacy

Tabel 2

Kategorisasi Self Efficacy

No. Interval Kategori Frekuensi % Mean

1. 21<X≤28 Tinggi 52 44

2. 14<X≤21 Sedang 58 50 19,8

3. 7≤X≤14 Rendah 7 6

Jumlah 117 100%

Max=28 Min=7 SD =3,9925

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa 52 subjek memiliki skor tinggi

dengan persentase 44%, 58 subjek memiliki skor sedang dengan persentase

50%, dan 7 subjek yang berada pada skor rendah dngan persentase 6%.

Berdasarkan rata-rata sebesar 19,8 dapat dikatakan bahwa rata-rata self

efficacy berada pada kategori sedang. Skor yang diperoleh subjek bergerak

dari skor minimum sebesar 7 sampai dengan skor maksimum sebesar 28

dengan standard deviasi 3,9925.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

12

2. Variabel Pengambilan Keputusan

Tabel 3

Kategorisasi Pengambilan Keputusan

No. Interval Kategori Frekuensi % Mean

1. 12<X≤18 Baik 67 58 13,54

2. 6<X≤12 Cukup 34 29

3. 0≤X≤6 Buruk 16 13

Jumlah 117 100%

Max=18 Min=0 SD=3,22569

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa 67 subjek memiliki skor baik

dengan persentase 58%, 34 subjek memiliki skor cukup dengan persentase

29%, dan 16 subjek yang berada pada skor buruk dengan persentase 13%.

Berdasarkan rata-rata sebesar 13,54 dapat dikatakan bahwa rata-rata

pengambilan berada pada kategori baik. Skor yang diperoleh subjek bergerak

dari skor minimum sebesar 0 sampai dengan skor maksimum sebesar 18

dengan standard deviasi 3,22569.

b. Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji

linearitas, yaitu:

1. Uji Normalitas

Page 22: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

13

Hasil uji normalitas yang dilakukan didapatkan skor pada skala self

efficacy memiliki nilai signifikansi sebesar 0,589 (p>0,05), maka skala

dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan, pada skala pengambilan

keputusan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05) maka skala

tidak berdistribusi normal.

Tabel 4

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Self

Efficacy

Pengambilan

Keputusan

N 117 117

Normal Parametersa Mean 19.87 13.55

Std.

Deviation 3.993 3.226

Most Extreme

Differences

Absolute .071 .178

Positive .057 .142

Negative -.071 -.178

Kolmogorov-Smirnov Z .773 1.928

Asymp. Sig. (2-tailed) .589 .001

a. Test distribution is Normal.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

14

2. Uji Linearitas

Hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,130 dengan sig.=

0,338 (p>0,05) yang menunjukkan variabel self efficacy dan pengambilan

keputusan adalah linear.

Tabel 5

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Pengambilan

Keputusan *

SelfEfficacy

Between

Groups

(Combined) 261.476 18 14.526 1.506 .104

Linearity 76.135 1 76.135 7.891 .006

Deviation

from

Linearity

185.341 17 10.902 1.130 .338

Within Groups 945.515 98 9.648

Total 1206.99

1 116

Page 24: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

15

c. Uji Korelasi

Dari perhitungan uji korelasi antara variabel bebas dan terikat, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Correlations

SelfEfficacy

Pengambilan

Keputusan

Spearman's

rho

SelfEfficacy Correlation Coefficient 1.000 .227**

Sig. (1-tailed) . .007

N 117 117

Pengambilan

Keputusan

Correlation Coefficient .227**

1.000

Sig. (1-tailed) .007 .

N 117 117

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi Spearman antara self efficacy

dengan pengambilan keputusan siswa berkuliah di luar pulau, didapatkan nilai

rxy=0,227 dan signifikansi adalah 0,007(p < 0.05) yang berarti ada hubungan

positif signifikan antara self efficacy dengan pengambilan keputusan siswa

berkuliah di luar pulau. Dalam hasil penelitian didapatkan juga sumbangan efektif

self efficacy sebesar 5,15% pada pengambilan keputusan siswa berkuliah di luar

pulau, sehingga 94,85% pengambilan keputusan siswa berkuliah di luar pulau

masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

16

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, didapatkan kesimpulan

bahwa ada hubungan positif signifikan antara self efficacy dengan pengambilan

keputusan berkuliah di luar pulau pada siswa SMA di Toraja, yang berarti

semakin tinggi self efficacy yang dimiliki individu, semakin baik siswa dapat

mengambil keputusan untuk berkuliah di luar pulau.

Pada penelitian ini, subjek merupakan siswa SMA yang mereka

berada pada usia 16-18 tahun, yang berada pada periode perkembangan remaja

(Santrock, 2003). Pada masa ini remaja diharapkan dapat memilih dan

mempersiapkan masa depannya, salah satunya adalah melanjutkan pendidikan

ke perguruan tinggi (Havighurs, 2009). Pengambilan keputusan berkuliah

merupakan langkah awal yang penting bagi siswa untuk menentukan tempat

mereka melanjutkan kuliah dan masa depannya.Dalam pengambilan keputusan

seorang remaja dapat mengambil keputusan berdasarkan pada pemikiran sendiri

atau dipengaruhi oleh tuntutan orangtuanya, dan juga karena pengaruh teman

sebayanya (Laelatul, 2016).

Menurut Kotler dalam Isnaini (2013) faktor yang memengaruhi

pengambilan keputusan yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan

faktor psikologis.Faktor budaya yang merupakan faktor yang muncul dari

kebiasaan dalam masyarakat yang meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas

sosial. Faktor sosial yang muncul dari relasi atau hubungan yang dilakukan oleh

individu yang meliputi kelompok acuan, keluarga, teman sebaya, peran dan

status. Faktor pribadi meliputi keadaan dari individu yang menyangkut usia dan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

17

tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri.

Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan diri

individu.Keyakinan diri (self efficacy) merupakan keyakinan seseorang terhadap

kemampuan untuk dapat melakukan tugas yang dihadapi.

Salah satu faktor dalam diri individu yaitu self efficacy. Ketika

seseorang memiliki self efficacy maka ia mampu mengambil keputusan dengan

baik begitu pun sebaliknya. Bandura (1994) menyatakan bahwa individu yang

memiliki keyakinan diri tinggi terhadap kemampuan yang dimiliki ketika

menghadapi tugas-tugas yang sulit akan menganggap hal tersebut sebagai

tantangan yang harus dikuasai, mempertahankan komitmen diri dalam mencapai

tujuan, memperoleh kembali upaya-upaya ketika menghadapi kegagalan, ketika

menghadapi situasi yang mengancam mampu mengontrol dirinya, sehingga

dapat menghasilkan pencapaian diri serta dapat mengurangi stres dan tidak

mudah depresi. Dalam hal ini, pengambilan keputusan berkuliah sebagai suatu

tugas atau tantangan yang dihadapi oleh seorang remaja, dengan adanya self

efficacy dapat mendukung individu untuk mampu dan mempunyai keyakinan

dalam dirinya untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan kategorisasi data, diketahui

bahwa sebesar 58% subjek tergolong dalam kategori pengambilan keputusan

yang baik, sebesar 29% tergolong dalam kategori pengambilan keputusan yang

cukup, dan 13% tergolong dalam kategorisasi pengambilan keputusan yang

buruk. Untuk self efficacy, sebesar 44% subjek tergolong dalam kategoriself

Page 27: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

18

efficacy yang tinggi, sebesar 50% tergolong dalam kategori self efficacy sedang,

dan sebesar 6% subjek tergolong dalam kategoriself efficacy yang rendah.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Tjiong

tahun 2014 yang berjudul Hubungan antara Self efficacy dan Pengambilan

Keputusan Berkuliah di Lain Kota yang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan

positif antara self efficacy dan pengambilan keputusan berkuliah di lain kota.

Dalam penelitian ini sumbangan self efficacy terhadap pengambilan keputusan

berkuliah di luar pulau pada siswa SMA di Toraja sebesar 5,15% dan 94,85%

merupakan faktor lain. Menurut Kotler (dalam Isnaini, 2013) faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan selain self efficacy yaitu faktor budaya

yang berkaitan dengan kelompok acuan, keluarga, peran dan status, faktor

pribadi seperti usia, keadaan ekonomi, gaya hidup dan konsep diri dan faktor

psikologis meliputi motivasi, persepsi individu.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

19

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa

ada hubungan positif signifikan antara self efficacy dengan pengambilan

keputusan berkuliah di luar pulau pada siswa SMA di Toraja, yang berarti

semakin tinggi self efficacy yang dimiliki individu, semakin baik siswa

dapat mengambil keputusan untuk berkuliah di luar pulau.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka terdapat

beberapa saran yang diajukan oleh penulis untuk pihak-pihak terkait, sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

Berdasarkan hasil penelitian, siswa memiliki self efficacy yang cukup

untuk mengambil keputusan berkuliah di luar pulau, dengan demikian

siswa diharapakan dapat mempertahankan keyakinan diri mereka

sehingga dapat mengambil keputusan dengan lebih baik dalam berbagai

area dengan memotivasi diri dan mempercayai kemampuan mereka.

2. Bagi Guru

Pihak guru diharapkan untuk selalu memberi pandangan dan gambaran

mengenai berkuliah baik diluar maupun didalam pulau sehingga siswa

dapat memiliki bayangan mengenai perkuliahan.Selain itu, guru

diharapkan memberikan dukungan terhadap siswa/siswi SMA, agar

Page 29: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

20

mereka dapat termotivasi. Pada masa SMA, pemilihan perkuliahan

akanberdampak pada masa depan siswa maka diharapkan bagi guru

untuk memberikan perhatian akan hal tersebut.

3. Orang Tua

Pihak orang tua diharapkan untuk selalu mendukung kepada siswa.Selain

itu, orang tua juga harus memberikan pandangan dan gambaran pada

siswa mengenai berkuliah di luar pulau.Selain itu, orang tua harus

mengetahui dan mempersiapkan biaya yang dibutuhkan oleh siswa, dan

juga komunikasi antara siswa dan orang tua harus terjalin.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memperluas ruang lingkup penelitian untuk melihat faktor-faktor lain,

seperti faktor budaya (kebiasaan dalam masyarakat), faktor sosial yaitu

kelompok acuan, keluarga, peran dan status individu. Selain itu, faktor

pribadi yaitu usia, gaya hidup dan konsep diri pada siswa. Faktor

psikologis lainnya meliputi motivasi dan persepsi individu.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

21

DAFTAR PUSTAKA

Artha, I. N. M. W., & Supriyadi. (2013). Hubungan antara kecerdasan emosi dan

self efficacy dalam pemecahan masalah penyesuaian diri remaja awal.Jurnal

Psikologi Udayana,1(1), 190-202.

Bahfiarti.T. (2015). Cultivation cultural values Toraja parents and children

through family communication in Makassar city. Jurnal sosial

hukum,1(2),209-217.

Feist, J., & Feist, J. G. (2009). Teori kepribadian jilid 7. Jakarta: Salemba

Humanika.

Fauziannisa, M., Tairas, W.M.M. (2013). Hubungan antara strategi coping dengan

self efficacy pada penyalahguna narkoba pada masa pemulihan. Jurnal

Psikologi Kepribadian dan Sosial,02(03), 136-140.

Guntara.F., Fatchan. A.,& Ruja N.I. (2016). Kajian sosial-budaya rambu solo’

dalam pembentukan karakter peserta didik. Jurnal Pendidikan,1(2), 154-

158.

Harren, A.V. (1979). A model of career decision making for college

students.Journal of Vocational Behavior 14, 119-133.

Hartono, R. D. (2012). Pengaruh self-efficacy (efikasi diri) terhadap tingkat

kecemasan mahasiswa fakultas kedokteran universitas sebelas maret. Skripsi

(tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret.

Isnaini, J. (2013). Pengambilan keputusan menikah muda. Skripsi (tidak

diterbitkan). Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

22

Johnson, B. S. (1994). Decision style and information gathering adolescent

decision making styles and "fact finding".Paper Presented at Australian

Association for Research in Education.

Kusumawardani, N. D., dkk. (2013). Pengaruh group size terhadap pengambilan

keputusan kelompok. Humanitas,X(2), 87-100.

Khaysin, K. (2015). Kajian Antropologis Suku Toraja Sebuah Makalah. Diunduh

dari:http://www.torajaparadise.com/2015/02/kajian-antropologis-suku-

toraja-sebuah.html.

Laelatul, N. (2016). Hubungan antara self efficacy dengan pengambilan keputusan

karier pada siswa kelas XII SMA Negeri Majenang. Skripisi yang

diterbikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Niam, E. K. (2009). Koping terhadap stres pada mahasiswa luar jawa yang

mengalami culture shock di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Indegenius:Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi,11(1), 69-77.

Papalia., Old., & Feldman. (2004). Human development (Terjemahan). Jakarta:

Kencana.

Peilouw, F. J., & Nursalim, M. (2013). Hubungan antara pengambilan keputusan

dengan kematangan emosi dan self efficacy pada remaja. Jurnal

Psikologi,1(2), 1-6.

Pikunas.(1997). Human development an emergent science. Tokyo: MacGraw Hill

Kogakusha Ltd.

Santrock, J. W. (2003). Adolesence perkembangan remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. (2011). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

23

Schwarzer, R., & Jerusalem, M. (1996).The general self efficacy scale(GSE).

Diunduh dari: http://userpage.fu-berlin.de/health/engscal/htm/

Setiasih & Setuaningrum. (2013). Statistik psikologi: penyelesaian masalah

psikologi dengan stasistik. Surabaya: Surabaya Intellectual Club.

Tangketasik, J. 2010. Hubungan antara negara dan Tongkonan: ruang-ruang

negosiasi dalam penguasaan sumber daya hutan di Kabupaten Tana Toraja,

Sulawesi Selatan. Disertasi (tidak diterbitkan). Depok: Universitas

Indonesia.

Tjiong, W. Y. (2014). Hubungan self efficacy dan pengambilan keputusan

berkuliah di lain kota. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 3(1),

1-16.

Velicer,W., dkk. (1990). Relapse situations and self-efficacy: An integrative

model. Addictive Behaviors 15, 271-283.

Yuhysod. (2014). Hubungan antara kemantapan pengangambilan keputusan

pemilihan program studi dengan kemandirian belajar mahasiswa angkatan

2012 program studi bimbingan dan konseling universitas satya wancana

salatiga. Skripsi (tidak diterbitkan).Salatiga: Universitas Kristen Satya

Wacana.

Zhou, M. 2015. A Revisit Of general self-efficacy scale: uni- or multi-dimensional?.Curr

Psychol. Diunduh dari : http://www.umac.mo/fed/erc/journal/A Revisit of General

Self-Efficacy Scale Uni- or Multi-dimensional.pdf.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PENGAMBILAN …

24