hubungan antara trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita demam berdarah dengue

64
HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012 SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh : SUNARYO NPM 61109031 PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BATAM 2013

Upload: humaira-azmi

Post on 25-Nov-2015

275 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

skripsiiiiiiiiiiiiiiiiiii

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA

    HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE

    (DBD)

    DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH

    KOTA BATAM TAHUN 2012

    SKRIPSI

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

    Oleh :

    SUNARYO

    NPM 61109031

    PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS BATAM

    2013

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    Judul SKRIPSI

    HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA

    HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE

    (DBD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH EMBUNG FATIMAH KOTA

    BATAM TAHUN 2012

    Nama : Sunaryo

    NPM : 61109031

    Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar SKRIPSI

    Program Studi Kedokteran Universitas Batam Tahun Akademik 2012/2013

    Batam, 25 Februari 2013

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. Putra Hendra, Sp.PD Rini Susanti, M.Pd

  • UNIVERSITAS BATAM

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    BATAM

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    NAMA : SUNARYO

    NPM : 61109031

    PROGRAM STUDI : S1 KEDOKTERAN

    FAKULTAS : KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    JUDUL SKRIPSI :

    HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA

    HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE

    (DBD) DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012

    Batam, Februari 2013

    Disetujui oleh :

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Dr. Putra Hendra, Sp.PD Rini Susanti, M.Pd

    Mengetahui :

    Ketua Program Studi Dekan Fakultas

    S1 Kedokteran Kedokteran dan Ilm Kesehatan

    Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc dr. Muharso, SKM

  • MOTTO

    Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang,

    tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak di ketahui, dan Anda

    tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-nunggu. (William Feather)

    The way to be ahead is getting started now. If you star now, next year you will

    know a lot of things are unknow right now, and you will not know the future if you

    are waiting. (William Feather)

  • BIODATA PENULIS

    Nama : Sunaryo

    Npm : 61109031

    Tempat & Tanggal Lahir : Palembang, 7 Januari 1991

    Agama : Islam

    Jenis Kelamin : Laki-Laki

    Alamat : Perum. Dotamana Grand Bsi H/25 Batam Center

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    SD (1997-2003) : SD Negeri Telang Rejo

    SMP (2003-2006) : SMP Negeri 1 Muara Telang

    SMU (2006-2009) : Madrasah Aliyah (IPA) PP.Qodratullah

    S1 KEDOKTERAN (2009-2013) : Fakultas Kedokteran Universitas Batam

  • FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

    BATAM

    PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN

    SKRIPSI, 20 FEBRUARI 2013

    NAMA : Sunaryo

    NPM : 61109031

    HUBUNGAN ANTARA TROMBOSITOPENIA DENGAN LAMANYA

    HARI PERAWATAN PADA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE

    (DBD) DI RSUD EMBUNG FATIMAH KOTA BATAM TAHUN 2012

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar

    Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita Demam Berdarah

    Dengue (DBD). Penelitian dilaksanakan di Bagian Poli Anak dan Poli Penyakit

    Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23 Januari 23 Februari 2013.

    Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional analytic.

    Populasi penelitian ini berjumlah 80 orang, sedangkan sampel yang diguanakan

    dalam penelitian sebanyak 60 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah

    purposive random sampling. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

    dengan wawancara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan

    dianalisis menggunakan Uji Chi Square.

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di bagian Poli Anak

    dan Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam pada tanggal 23

    Januari-23 Februari, maka diperoleh jumlah penderita yang mempunyai kadar

    Trombositopenia rendah (di bawah 50.000/ul) adalah (20%) atau 12 orang dimana

    jumlah ini lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penderita Demam Berdarah

    Dengue (DBD) yang mempunyai kadar Trombositopenia tinggi (di atas 50.000/ul)

    adalah (80%) atau 48 orang.

    Dari tabel tersebut menunjukan bahwa persentasi terjadinya Demam

    Berdarah Dengue (DBD) meningkat antara umur 7 tahun-13 tahun, sedangkan dari

    hasil analisis data didapatkan bahwa tidak selalu penderita Demam Berdarah

    Dengue (DBD) yang mempunyai kadar Trombositopenia di bawah 50.000/ul masa

    perawatannya lebih lama di banding yang kadar Trombositopenianya di atas

    50.000/ul. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sacara statistik tidak terdapat

    hubungan antara kadar Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan.

    Kata kunci : kadar trombositopenia demam berdarah dengue

    FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES BATAM

    UNIVERSITY

  • MEDICINE DEPARTMENT

    SKRIPSI, FEBRUARY 23rd

    2013

    NAME : Sunaryo

    NPM : 61109031

    THE CORRELATION BETWEEN THROMBOCYTOPENIA AND THE

    DURATION OF HOSPITALIZATION TOWARDS PATIENTS

    UNDERGOING DENGUE HEMORRHAGIC FEVER AT RSUD EMBUNG

    FATIMAH BATAM CITY IN THE YEAR OF 2012.

    ABSTRACT

    The objectives of this study is to evaluate the correlation between the degree

    of thrombocytopenia and duration of hospitalization to patients who is undergoing

    Dengue Hemorrhagic Fever. This study is conducted in Children Poly and Internist

    Poly at Public Hospital in Batam City from January 23rd

    to February 23rd

    2013.

    This study uses approach called as a cross sectional analytic. The population

    of this study is 80 patients, while the sample that is used consist of 60 patients. The

    technique of sampling in this study is purposive random sampling. Technique of

    collecting the data is by interviewing. The data is presented in form of table and it is

    analyzed by using Chi Square test.

    Based on the result of study which has been conducted in Children Poly and

    Internist Poly at Public Hospital of Batam City started from January 23rd

    to

    February 23rd

    , so it is gained the total of patients who have low degree of

    thrombocytopenia (under 50.000/ul) consist of 20 % of population or 12 patients.

    While, It is less than the total of patients who have high degree of

    thrombocytopenia (up to 50.000/ul) consist of 80 % of population or 48 patients.

    From that table showed that the percentage of occuring Dengue Hemorrhagic

    Fever increases between 7 up to 13 years old, while the result of data analysis

    gained, it doesnt meant that patients who have the degree of thrombocytopenia which is less than 50.000/ul, always have the hospitalization time longer than the

    high degree of thrombocytopenia. Therefore, it can be concluded that there is no

    correlation between degree of thrombocytopenia and duration of hospitalization

    statistically.

    Key words : thrombocytopenia rate incidence of dengue hemorrhagic fever

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan

    Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan SKRIPSI

    ini. Penyelesaian SKRIPSI ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

    oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

    tulus kepada :

    1. Rektor Universitas Batam Prof. Dr. Ir. M. Jemmy Rumengan, SE. MM

    2. Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Batam Dr.

    dr. Muharso, SKM

    3. Ketua Program Studi S1 Ilmu Kedokteran Fakultas Kesehatan Universitas

    Batam Dr. dr. Ibrahim,SH. M.Sc

    4. Dr. Putra Hendra, Sp.PD selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.

    5. Rini Susanti, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.

    6. Kedua Orang Tua saya yang selalu memotivasi sehingga penyelesaian

    SKRIPSI ini bisa terselesaikan tepat waktu.

    7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan SKRIPSI ini baik secara

    langsung ataupun tidak langsung.

    Semoga SKRIPSI ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca semua.

    Batam, 25 Februari

    2013

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL.. .................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN .. ....................................................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN ... ....................................................................... iii

    MOTTO ............................................................................................................ iv

    BIODATA PENULIS ..................................................................................... v

    ABSTRAK ..................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

    DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

    1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

    1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 5

    1.3.2. Tujuan Khusus ..................................................................... 5

    1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Epidemiologi ................................................................................ 7

    2.2. Teori Pustaka ................................................................................ 8

    2.2.1. Definisi ................................................................................ 8

    2.2.2. Etiologi ................................................................................ 8

    2.2.3. Patogenesis .......................................................................... 9

    2.2.4. Manifestasi Klinis dan Perjalanan Penyakit ........................ 12

    2.2.5. Pemeriksaan Penunjang ...................................................... 13

    2.2.5.1. Laboratorium ........................................................... 13

    2.2.5.2. Pemeriksaan Radiologis .......................................... 14

    2.2.6. Demam Dengue (DD) ......................................................... 15

    2.2.7. Demam Berdarah Dengue (DBD) ....................................... 15

    2.2.8. Diagnosis Banding .............................................................. 16

    2.2.9. Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue .............................. 17

    2.2.10. Penatalaksanaan ................................................................ 17

    2.2.11. Prognosis ........................................................................... 19

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 20

    3.2. Hipotesa ....................................................................................... 20

    3.3. Variabel Penelitian ........................................................................ 20

    3.4. Defenisi Operasional ..................................................................... 21

    3.5. Desain Penelitian .......................................................................... 21

    3.6. Populasi dan Sampel ..................................................................... 22

    3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 23

    3.8. Pengumpulan Data ........................................................................ 23

    3.9. Pengolahan Data............................................................................ 24

    3.10. Analisa Data ................................................................................ 24

    3.11. Jadwal Penelitian ......................................................................... 24

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • 4.1. Hasil Penelitian dan Analisa Data ................................................ 25

    4.1.1. Hasil Penelitian ................................................................... 25

    4.1.2. Analisa Data ........................................................................ 32

    4.2. Pembahasan .................................................................................. 42

    4.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 37

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan .................................................................................. 48

    5.2. Saran ............................................................................................. 48

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50

    LAMPIRAN

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan

    Lampiran 2 Permohonan izin Permintaan data ke RSUD Embung Fatimah Kota

    Batam

    Lampiran 3 Surat Persetujuan Permintaan data dari RSUD Embung Fatimah

    Kota Batam

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue .. 17 Tabel 4.1. Distribusi kejadian demam berdarah dengue menurut jenis kelamin

    ... 25 Tabel 4.2. Distribusi kejadian demam berdarah dengue menurut usia.

    ................................. 26 Tabel 4.3. Distribusi Trombositopenia dengan kejadian demam berdarah dengue

    .............................................................................................................. 26

    Tabel 4.4. Distribusi kadar Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan

    menurut jenis kelamin..... 28 Tabel 4.5. Data Konfirmasi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit

    Tahun 2004-2008... 44

  • DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1. : Proporsi kadar Trombositopenia pada Penderita

    Demam Berdarah Dengue (DBD) ........... 27

    Grafik 4.3. : Angka Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000

    Penduduk di Indonesia Tahun

    2009......... 43

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.Data

    dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempatiurutan pertama dalam jumlah

    penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga

    tahun 2009, WorldHealth Organization (WHO) mencatat negara Indonesia

    sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

    Demam berdarah dengue pada negara-negara tropis, umumnya meningkatan pada

    musim penghujan di mana banyak genangan air bersih yang menjadi tempat

    berkembang biak nyamuk Aedes aegypty. Penyakit Demam Berdarah Dengue

    merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya dan dapat menimbulkan

    kematian dalam waktu singkat bila tidak segera ditangani.Umumnya wabah

    demam berdarah kembali meningkat menjelang awal musim kemarau di daerah

    perkotaan (Suroso & Umar 1999).

    Wabah dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di kepulauan Karibia

    dan selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit yang menyerupai

    Dengue telah digambarkan secara global di daerah tropis dan beriklim sedang.

    Penyakit DBD di Asia Tenggara ditemukan pertama kali di Manila tahun 1954

    dan Bangkok tahun 1958 (Soegijanto S, Sustini F, 2004).Demam Berdarah

    Dengue dilaporkan menjadi epidemic di Hanoi (1958), Malaysia (1962-1964),

    Saigon (1965), dan Calcutta. (1963) (Soedarmo, 2002)

    DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya tahun 1968, tetapi

    konfirmasi virologist baru diperoleh tahun 1970.

  • Kasus pertama di Jakarta dilaporkan tahun 1968, diikuti laporan dari Bandung

    (1972) dan Yogyakarta (1972) (Soedarmo, 2002).

    Epidemic di luar Jawa dilaporkan tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung,

    disusul Riau, Sulawesi Utara, dan Bali (1973), serta Kalimantan Selatan dan

    Nusa Tenggara Barat (1974). DBD telah menyebar ke seluruh propinsi di

    Indonesia sejak tahun 1997 dan telah terjangkit di daerah pedesaan (Suroso T,

    1999).

    Jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2007 mencapai 140.000 kasus dan 1.380

    orang meninggal, dengan CFR (Case Fatality Rate) sebesar 0,98%. Selama tahun

    2008, kasus DBD menurun menjadi 137.469 kasus dan jumlah kematian

    sebanyak 1187 kasus (CFR 0,86%). Tahun 2009 terdapat 77.489 kasus DBD,

    angka kematian mencapai 585 orang dengan CFR sebesar 0,76%. (Rita

    Kusriastuti, 2009).

    Berdasarkan data dari Depkes RI pada tahun 2010, jumlah kasus DBD di

    Indonesia dari Januari s/d Maret 2010 sebanyak 14.875 kasus, dengan angka

    kematian 167 orang dengan CFR sebesar 1,13%.Walaupun menurun secara

    signifikan, angka kematian di beberapa propinsi masih tetap lebih dari 1%.Hal ini

    beberapa bahwa kabupaten/kota belum mencapai target nasional Case Fatality

    Rate (CFR) yaitu

  • Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kota Batam sendiri pada dua tahun

    terakhir terjadi penurunan angka kesakitan DBD. Pada tiga tahun terakhir terjadi

    penurunan yang mana pada tahun 2011 insiden rate( IR ) DBD adalah 60,19 per

    100.000 penduduk. Tahun 2010 adalah 76,78 per 100.000 penduduk,jika

    dibandingkan dengan tahun 2009 ( IR 122,99 per 100.000 penduduk ) terjadi

    penurunan.

    Melihat kejadian kasus DBD setiap bulannya pada tahun 2010 dan 2011 di kota

    Batam terdapat perbedaan pola musim penularan,akan tetapi terdapat persamaan

    puncak kasus yang terjadi pada bulan Desember. Penyakit DBD menyerang

    hampir seluruh wilayah di kota Batam termasuk daerah pedalaman.

    Kejadian DBD banyak terjadi di daerah Kecamatan Sekupang dengan proporsi

    sekitar 20% dari kerjadian DBD di kota Batam tahun 2011. Pada daerah lainnya

    di Kota Batam kejadian DBD berkisar 40-70 kasus dan bahkan daerah Bulang

    tidak terdapat kasus DBD. (Dinas Kesehatan Kota Batam, 2011)

    Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic

    fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan

    manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,

    ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik. (Suhendro,

    Nainggolan, Chen, 2006).

    Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya

    kebocoran plasma.(WHO, 1997).Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue

    dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.DBD ditularkan ke manusia melalui

    gigitan nyamukAedes yang terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab

    Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan DengueShock

    Syndrome (DSS) termasuk dalam kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis)

  • yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus,famili Flaviviride, dan

    mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4.(Suhendro,

    Nainggolan, Chen, 2006).

    Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari

    100.000/mm3.Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan akibat berkurangnya

    produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.Namun, umumnya tidak

    ada manifestasi klinis hingga jumlahnnya kurang dari 100.000/mm3

    dan lebih

    lanjut dipengaruhi keadaan-keadaan lain yang mendasari atau yang menyertai,

    seperti leukemia atau penyakit hati.(Patofisiologi, Edisi 6, Price, Sylvia A. and

    Lorraine M. Wilson).

    Survei awal yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Embung

    Fatimah Kota Batam menunjukkan bahwa kasus demam berdarah dengue pada

    tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, kasus

    terbanyak terjadi pada anak-anak antara umur 3 bulan 13 tahun.

    Pada studi epidemiologi belum di jelaskan dengan pasti adanya hubungan kadar

    Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan lamanya hari

    perawatan. Belum adanya data yang pasti mengenai hubungan antara kadar

    Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue dengan lamanya hari

    perawatan, menjadi dasar bagi peneliti untuk mengevaluasi antara Hubungan

    antara Trombositopenia dengan Lamanya Hari Perawatan pada Penderita Demam

    Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.

    1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimana Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan

    pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah

    Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012?

  • 1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Secara umum, penelitian ini di bertujuan untuk mengetahui hubungan

    antara Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada Penderita

    DemamBerdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Embung

    Fatimah Kota Batam Tahun 2012.

    1.3.2. Adapun tujuan khusus dari Penelitian ini adalah :

    1.3.2.1. Mengidentifikasi apakah terdapat kadar Trombositopenia yang

    rendahatau di bawah 50.000/ul pada Penderita Demam Berdarah

    Dengue (DBD) di RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun

    2012.

    1.3.2.2. Mengidentifikasi angka kejadian Demam Berdarah Dengue di

    RSUD Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1. Bagi Peneliti

    Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat mengaplikasikannya secara

    langsung serta mengetahui secara keilmuan tentangHubungan antara

    Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada Penderita Demam

    Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah Embung

    Fatimah Kota Batam Tahun 2012.

  • 1.4.2. Bagi Masyarakat

    Sebagai bahan bacaan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi masyarakat

    tentang Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya hari

    perawatan pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

    1.4.3 Bagi Peneliti lain

    Diharapkan dapat menjadi bahan kajian serta motivasi untuk penelitian

    lebih lanjut.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Epidemiologi

    Demam berdarah dengue (DBD) tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik

    Barat dan Karibia.Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di

    seluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per

    100.000 penduduk (1989 hingga 1995), dan pernah meningkat tajam saat

    kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998,

    sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada tahun

    1999.

    Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vector nyamuk Genus Aedes

    (terutama A. aegypti dan A. albapictus).Peningkatan kasus setiap tahunnya

    berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan

    bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas

    dan tempat penampungan air lainnya).

    Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue

    yaitu :

    1). Vektor: perkembang biakan vector, kebiasaan menggigit, kepadatan vector

    dilingkungan, transportasi vector dilingkungan, transportasi vector dari satu

    tempat ke tempat lain.

    2). Pejamu: terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan

    paparan terhadap nyamuk, usis dan jenis kelamin.

    3). Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.

    (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

  • 2.2. Teori Pustaka

    2.2.1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

    haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

    virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri

    sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan

    diathesis hemoragik.Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai

    oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan

    di rongga tubuh.Sindrom renjatan dengue (dengue syok syndrome) adalah

    demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok (Suhendro,

    Nainggolan, Chen, 2006).

    2.2.2. Etiologi Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus

    dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae.

    Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30mm terdiri dari asam

    ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x 10.

    Terdapat 4 serotype yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang

    semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah

    dengue, keempat serotype ditemukan di Indonesia dengan DEN-3

    merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype

    dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese

    encephalitis dan West Nile virus (Suhendro, Nainggolan, Chen 2006).

  • 2.2.3 Patogenesis Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih

    diperdebatkan.Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang kuat bahwa

    mekanisme immunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah

    dengue dan sindrom renjatan dengue.

    Secondary heterologus dengue infection

    Virus replication Anamnestic antibody response

    Virus antibody complex

    Platelet aggregation Coagulation activation Complement

    Impaired platelet Platelet factor Plasmin activation

    function III release Activated Hagemen Anaphylatoxi

    Platelet removal by RES Consumptive Kinin

    Thrombocytopenia Cloting factors Kini

    Vascular permeability

    Excessive FDP Shock

    Gambar 1. Hipotesis secondary heterologous infection

    (Sumber: Suvatt 1977-dikutip dari Sumarmo)

    Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah :

    a) Respon humoral berupa pembentukan antibody yang berperan dalam proses

    netralisasi virus, sitolisis yang dimensi komplemen dan sitotoksisitas yang

    dimediasi antibody. Antibody terhadap virus dengue berperan dalam

    mempercepat replikasi virus pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini

    disebut antibody dependent enhancement (ADE).

    b) Limfosit T bai T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam

    respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu THI

    akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan limfokin, sedangkan TH2

    memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10.

  • c) Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis ini menyebabkan virus

    dengan opsonisasi antibody. Namun proses ini menyebabkan peningkatan

    replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag.

    d) Selain itu aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan

    terbentuknya C3a dan C5a.

    Halstead pada tahun 1973 mengajukan hipotesis secondary heterologous

    infection yang menyatakan bahwa DHF terjadi bila seseorang terinfeksi ulang

    virus dengue dengan tipe yang berbeda.Re-infeksi menyebabkan reaksi

    anamnestik antibody sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks imun

    yang tinggi.

    Kurang dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan peneliti

    lain, menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag

    yang me-fagositosis kompleks virus-antibody non netralisasi sehingga virus

    bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue

    menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga disekresi berbagai

    mediator inflamasi seperti TNF-a, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6

    dan histamine yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi

    kebocoran plasma.Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh

    kompleks virus-antibody yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran

    plasma.

    Tombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme :

    1) Supresi sumsum tulang

    2) Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.

    Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi (

  • Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan proses hematopoiesis

    termasuk megakariopoiesis. Kadar trombopoietin dalam darah pada saat terjadi

    trombositopenia justru menunjukkan kenaikkan, hal ini menunjukkan

    terjadinya stimulasi trombositopenia. Destruksi trombosit terjadi melalui

    pengikatan fragmen C3g, terdapatnya antibody VD, konsumsi trombosit

    selama proses koagulopati dan sekuestrasi di perifer. Gangguan fungsi

    trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP, peningkatan

    kadar b-tromboglobulin dan PF4 yang merupakan petanda degranulasi

    trombosit.

    Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengue endotel yang

    menyebabkan disfungsi endotel.Berbagai penelitian menunjukkan

    terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue stadium

  • III dan IV.Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi melalui

    aktivasi jalur akstrinsik (tissue factor pathway). Jalur intrinsic juga

    berperan melalui aktivasi factor Xia namun tidak melalui aktivasi kontak

    (kalikrein CI-inhibitor complex). (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

    2.2.4 Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit

    Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat

    berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau

    sindrom syok dengue (SSD).

    Pada umumnya pasien mengalami fase demam 2-7 hari, yang diikuti oleh fase

    kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan

    tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan

    adekuat (Kabra, Jain, Singhal, 1999).

    Dengue Virus Infection

    Asymtomatic Symptomatic

    Undifferentiated Dengue fever Dengue Haemorrhagic

    fever syndrome fever

    Without With Unussual No shock Dengue Shock

    Haemorrhage haemorrahage Syndrome

    Dengue Dengue

    Fever Haemorrhagic fever

    Gambar 3.Manifestasi klinis infeksi virus dengue (Sumber : Monograph on

    Dengue/Dengue Haemorragic fever, WHO 1993)

  • 2.2.5 Pemeriksaan Penunjang Demam Berdarah Dengue (DBD)

    2.2.5.1 Laboratorium

    Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien

    tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar

    hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi

    untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit

    plasma biru.

    Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture)

    ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR

    (Reserve Transcriptase polymerase Chain Reaction), namun karena

    teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya

    antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody IgM maupun IgG.

    Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :

    Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui

    limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya

    limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang

    pada fase syok akan meningkat.

    Trombosit : umumnya dapat trombositopenia pada hari ke 3-8.

    Hematokrit : kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya

    peningkatan hematokrit > 20% dari hematokrit awal, umumnya pada

    hari ke-3 demam.

    Hemostasis : dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-

    Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan

    atau kelainan pembekuan darah.

  • Protein/albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran

    plasma.

    SGOT/SGPT (serum alanin aminotransferase) : dapat meningkat.

    Ureum, Kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal.

    Elektrolit : sebagai parameter pemantauan pemberian cairan.

    Golongan darah : dan cross match (uji cocok serasi): bila akan

    diberikan transfuse darah atau komponen darah.

    Immune serologi dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap

    dengue.

    IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,

    menghilang setelah 60-90 hari.

    IgG : pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada

    infeksi sekuder IgG mulai terdeteksi hari ke-2.

    Uji HI : dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat

    pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan

    surveilans. (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

    2.2.5.2 Pemeriksaan Radiologis

    Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks

    kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura

    dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen

    dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur

    pada sisi badan sebelah kanan). Asietes dan efusi pleura dapat pula

    dideteksi dengan pemeriksaan USG.

  • Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14

    hari), timbul gejala prodromal yang tidak khas seperti : nyeri kepala,

    nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.(Suhendro, Nainggolan,

    Chen, 2006).

    2.2.6 Demam Dengue (DD)

    Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua

    atau lebih fase manifestasi klinis sebagai berikut :

    Nyeri kepala

    Nyeri retro-orbital

    Mialgia / artralgia

    Ruam kulit

    Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bending positif).

    Leukopenia

    Dan pemeriksaan serologi dengue positif, atau ditemukan pasien

    DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.

    2.2.7 Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua

    hal di bawah ini dipenuhi :

    Demam atau riwayat dema akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik.

    Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarah berikut :

    Uji bending positif

    Petekie, ekimosis, atau purpura.

    Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarah gusi), atau

    perdarahan dari tempat lain.

    Hematemesis atau melena

  • Trombositopenia (jumlah trombosit 20% dibandingkan standar sesuai dengan

    umur dan jenis kelamin

    Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,

    dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya

    Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau

    hipoproteinemia

    Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD

    dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran

    plasma.(WHO, 1997).

    2.2.8 Diagnosis Banding

    Diagnosis banding perlu dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian

    klinis dengan demam tiroid, campak, influenza, chikungunya dan

    leptospirosis.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

    Seluruh kriteria di atas untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan

    manifestasi nadi yang cepat dan lemah, tekanan darah turun (

  • 2.2.9 Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

    Untuk menentukan penatalaksanaan pasien infeksi virus dengue, perlu

    diketahui klasifikasi derajat penyakit seperti tertera pada table 1.

    Tabel 1. Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue

    DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium

    DD Demam disertai 2 atau lebih tanda:

    sakit kepala, nyeri retro-orbital,

    mialgia, atralgia

    Leukopenia

    Trombositopenia, tidak

    ditemukan bukti

    kebocoran plasma

    Serologi

    Dengue

    Positif

    DBD I Gejala di atas ditambah uji bending

    positif

    Trombositopenia

    (

  • Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling

    penting dalam penanganan kasus DBD.Asupan cairan pasien harus tetap

    dijaga, terutama cairan oral.Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu

    dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena

    untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi secara bermakna.

    Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah :

    1. Tirah baring

    2. Makan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter

    dalam 24 jam (susu, air dengan gula, atau sirop) atau air tawar

    ditambah garam.

    3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat

    diberi kompres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin, atau

    dipiron dan jangan diberikan asetosal karena bahaya perdarahan.

    4. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi

    sekunder.

    Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :

    1. Pemasangan infuse dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah

    renjatan terjadi diatasi.

    2. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan

    pernapasan tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari

    pertama selanjutnya tiap 24 jam.

    Pada pasien Dengue Syok Syndrome (DSS) diberi cairan intravena yang

    diberikan dengan diguyur, seperti NaCl, laktat Ringer yang dipertahankan

    selama 12-48 jam setelah renjatan teratasi.

  • Bila tidak tampak adanya perbaikkan dapat diberikan plasma atau plasma

    ekspanser atau dekstran atau preparat hemasel sejumlah 15-29 ml/kg berat

    badan dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila pada

    pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi transfuse

    darah.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

    2.2.11 Prognosis

    Kematian karena demam dengue hampir tidak ada.Pada DBD/DSS

    mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya,

    Semarang, dan Jakarta Menunjukkan bahwa prognosis dan perjalanan

    penyakit umumnya lebih ringan dari pada anak-anak.(Suhendro, Nainggolan,

    Chen, 2006).

  • BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Kerangka Kerja Penelitian

    Kerangka Kerja Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan

    pada Penderita Demam Berdarah Dengue di RSUD Embung Fatimah

    Kota Batam Tahun 2012

    3.2. Hipotesa

    Ada Hubungan antara Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada

    Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah

    Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.

    3.3. Variable Penelitian

    1. Variable Independen : Kadar Trombositopenia

    2. Variable Dependen : Demam Berdarah Dengue

    3. Variable luar :

    a. terkendali : umur, jenis kelamin

    Lama Hari

    Perawatan

    Lama Hari

    Perawatan

    Trombosit di

    bawah 50.000/ul

    Trombosit di

    atas 50.000/ul

    Trombositopenia Demam Berdarah

    Dengue (DBD)

  • b. tak terkendali : kepadatan penduduk, lingkungan, musim

    penghujan

    3.4. Definisi Operasional

    1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

    haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

    dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi

    yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis

    hemoragik.(Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

    Perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya

    kebocoran plasma.(WHO, 1997).

    2. Trombositopenia

    Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari

    100.000/mm3.Jumlah trombosit rendah ini dapat merupakan akibat

    berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.Namun,

    umumnya tidak ada manifestasi klinis hingga jumlahnnya kurang dari

    100.000/mm3

    dan lebih lanjut dipengaruhi keadaan-keadaan lain yang

    mendasari atau yang menyertai, seperti leukemia atau penyakit

    hati.(Patofisiologi, Edisi 6, Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson).

    3.5 Desain Penelitian

    Penelitian yang digunakan adalah penelitian studi korelasi dimanapenelitian

    hubungan antara dua variabel pada suatu situasi ataukelompok subjek dengan

    pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variable bebas dan

  • variable terikat dikumpulkan dalam waktuyang sama (Dr. Soekidjo

    Notoadmojo,2002).

    3.6 Populasi dan Sampel

    3.6.1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

    obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

    yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil simpulan.

    Populasi Penelitian ini adalah seluruh penderita Demam Berdarah Dengue

    (DBD) yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota

    Batam tahun 2012 dengan jumlah penderita sebanyak 80 orang.

    3.6.2. Sampel

    Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

    populasi.Sedangkan untuk sampel penelitian ini adalah seluruh dari

    penderita demam berdarah dengue yang pernah di rawat inap di Rumah

    Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam tahun 2012.

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Random Sampling

    yaitu Pengambilan sampel secara random atau acak.Teknik pengambilan

    sampel dari populasi mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu kriteria inklusi dan

    kriteria eksklusi (Notoatmodjo, 2010). Sebagai berikut:

    a. Kriteria inklusi

    Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

    setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria

    inklusi dalam penelitian ini adalah:

  • 1. Pasien demam berdarah dengue yang ada di Rumah Sakit Umum

    Daerah Embung Fatimah Kota Batam Tahun 2012.

    2. Pasien demam berdarah dengue yang di diperiksa kadar

    Trombositnya.

    3. Dapat memebaca dan menulis

    4. Sehat jiwa

    5. Mampu mendengar

    b. Kriteria eksklusi

    Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

    sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

    1.Menderita gangguan kesehatan jiwa

    2.Tidak mampu mendengar dan membaca

    3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian di lakukan di bagian Rekam Medis RSUD Embung Fatimah Kota

    Batam pada bulan Januari-Februari 2013.

    3.8 Pengumpulan Data

    Catatan Rekam Medis pasien Demam Berdarah Dengue di bagian Poli Anak dan

    Penyakit Dalam RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada bulan April 2012

    Januari 2013.

  • 3.9 Pengolahan Data

    Pengukuran kadar Trombositopenia pada Penderita Demam Berdarah Dengue

    oleh ahli laboratorium klinik RSUD Embung Fatimah Kota Batam. Untuk

    selanjutnya data yang terkumpul diolah sesuai masalah penelitian yang pada

    akhirnya dapat mengetahui hubungan antara trombositopenia dengue dengan

    lamanya hari perawatan pada penderita demam berdarah dengue.

    3.10. Analisa Data

    Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan histogram, dengan

    menggunakan rumus chi kuadrat menggunakan program SPSS 16.0 for

    window.

    3.11. Jadwal Penelitian

    Penelitian di lakukan pada tanggal 23 Januari 23 Februari 2013

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian dan Analisa

    Telah dilaksanakan penelitian di RSUD Embung Fatimah Kota Batam pada

    tanggal 23 Januari 23 Februari 2013. Dari penelitian didapatkan 80 orang yang

    memenuhi kriteria inklusi sebagai subjek penelitian, kemudian di tentukan

    besarnya sampel penelitian sebanyak 60 sampel berdasarkan rumus penentuan

    besar sampel. Penentuan sampel menggunakan cara random sampling yang di

    sajikan sebagai berikut.

    Tabel 4.1.

    Distribusi kejadian demam berdarah denguemenurut jenis kelamin.

    Jenis Kelamin Demam Berdarah Dengue (DBD) %

    Laki-Laki 38 63,3

    Perempuan 22 36,7

    Jumlah 60 100

    Berdasarkan tabel 1 di atas tampak bahwa menurut jenis kelamin didapatkan

    kejadian demam berdarah dengue pada laki-laki sebanyak 38 sampel (63,3%) dan

    pada perempuan sebanyak 22 sampel (36,7%).

  • Tabel 4.2.

    Distribusi kejadian demam berdarah dengue menurut usia.

    Usia Demam Berdarah Dengue (DBD) %

    3 Bulan 2 Tahun 10 16,7

    3 Tahun 6 Tahun 20 33,3

    7 Tahun 13 Tahun 29 48,3

    14 Tahun 41 Tahun 1 1,7

    Jumlah 60 100

    Berdasarkan tabel 2 di atas maka tampak bahwa kejadian demam berdarah dengue

    pada umur 3 bulan2 tahun sebanyak 10 sampel (16,7%), pada umur 3 tahun6

    tahun sebanyak 20 sampel (33,3%), terbanyak pada kelompok 7-13 tahun dengan

    presentase (48,3%) dan paling sedikit pada kelompok usia 14-41 tahun dengan

    presentase (1,7%).

    Tabel 4.3.

    Distribusi Trombositopenia dengan kejadian demam berdarah dengue

    Kadar Trombositopenia Demam Berdarah Dengue

    (DBD)

    %

    Rendah 12 (Di Bawah 50.000/ul) 20

    Tinggi 48 (Di Atas 50.000/ul) 80

    Jumlah 60 100

  • Berdasarkan tabel 3 di atas, sebagian besar kejadian demam berdarah dengue

    memiliki kadar trombositopenia rendah atau di bawah 50.000/ul sebanyak 12

    sampel (20%) dan sisanya dengan kadar trombositopenia tinggi atau di atas

    50.000/ul sebanyak 48 sampel (80%).

    Histogram

    Proporsi kadar Trombositopenia pada Penderita

    Demam Berdarah Dengue (DBD)

    Berdasarkan histogram di atas menunjukkan bahwa kadar trombositopenia pada

    penderita demam berdarah dengue di atas 50.000/ul sebanyak 48 sampel (80%)

    dan kadar trombositopenia di bawah 50.000/ul sebanyak 12 sampel atau (20%).

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Trombositopenia di atas50.000/ul

    Trombositopenia di bawah50.000/ul

  • Tabel 4.4.

    Distribusi kadar Trombositopenia dengan lamanya hari perawatan

    menurut jenis kelamin

    Laki-Laki

    Di Atas 50.000/ul Lama Hari

    Perawatan

    Di Bawah 50.000/ul Lama Hari

    Perawatan

    Alif, 9 Tahun

    (71.000/ul)

    4 Arif, 10 Tahun 9

    Bulan (37.000/ul)

    8

    Naufal, 10 Tahun

    (53.000/ul)

    5 Ragil, 4 Tahun 1

    Bulan (48.000/ul)

    6

    Ridho, 8 Tahun

    (97.000/ul)

    3 Dimas, 11 Tahun

    (41.000/ul)

    4

    Ramadhan, 6 Tahun

    (71.000/ul)

    2 Azril, 2 Tahun 6

    Bulan (42.000/ul)

    3

    Faiz, 3 Tahun

    (60.000/ul)

    3 Hariansyah, 9

    Tahun (47.000/ul)

    6

    Niko, 2 Tahun

    (69.000/ul)

    2 Daniel, 11 Tahun 6

    Bulan (45.000/ul)

    4

    Afif, 2 Tahun

    (77.000/ul)

    3 Zaki, 4 Bulan

    (37.000/ul)

    4

    Danu, 5 Tahun

    (96.000/ul)

    3

    Hafiz, 5 Tahun

    (53.000/ul)

    6

    Zainul 5 Tahun 1

  • (50.000/ul)

    Fahri, 7 Tahun

    (98.000/ul)

    3

    Riandi, 6 Tahun

    (66.000/ul)

    3

    Fajar, 7 Tahun

    (135.000/ul)

    2

    Doli, 2 Tahun

    (57.000/ul)

    4

    Haidir, 2 Tahun

    (63.000/ul)

    4

    Rifki, 13 Tahun

    (133.000/ul)

    3

    Bima, 3 Bulan

    (50.000/ul)

    4

    Gilang 11 Tahun 5

    Bulan (69.000/ul)

    3

    Rut, 10 Tahun

    (83.000/ul)

    6

    Yeremia, 13 Tahun

    (81.000/ul)

    3

    Dimas, 5 Tahun 8

    Bulan (69.000/ul)

    3

    Angga, 4 Tahun

    (50.000/ul)

    2

  • Andeswa, 10 Tahun

    (80.000/ul)

    4

    Rizki, 5 Tahun

    (67.000/ul)

    2

    Julius, 7 Tahun

    (93.000/ul)

    3

    Edo, 12 Tahun

    (131.000/ul)

    5

    Fajar, 12 Tahun 4

    Bulan (115.000/ul)

    6

    Zidan, 6 Tahun

    (115.000/ul)

    6

    Aditya, 7 Tahun 5

    Bulan (50.000/ul)

    4

    Luthfy, 8 Tahun

    (55.000/ul)

    5

    Tengku, 6 Tahun 6

    Bulan(58.000/ul)

    4

  • Perempuan

    Di Atas 50.000/ul Lama Hari

    Perawatan

    Di Bawah 50.000/ul Lama Hari

    Perawatan

    Gusneli, 41 Tahun

    (128.000/ul)

    2 Pingkan, 4 Tahun

    (43.000/ul)

    5

    Sabrina, 10 Tahun

    (134.000/ul)4

    5 Tasya, 7 Tahun

    (40.000/ul)

    6

    Daniar, 6 Tah4un

    (75.000/ul)

    2 Marini, 8 Tahun

    (40.000/ul)

    4

    Cindy, 8 Tahun

    (70.000/ul)

    3 Jilian, 8 Tahun

    (32.000/ul)

    4

    Ulya, 4 Bulan

    (93.000/ul)

    3 Elsa, 7 Bulan

    (47.000/ul)

    4

    Siti, 5 Tahun 10

    Bulan (63.000/ul)

    9

    Serin 6 Tahun

    (121.000/ul)

    4

    Natasya, 12 Tahun

    (54.000/ul)

    5

    Tabina, 7 Tahun

    (50.000/ul)

    7

    Nida, 1 Tahun 7

    Bulan (50.000/ul)

    4

    Robeka, 5 Tahun

    (84.000/ul)

    6

  • Desi, 10 Tahun

    (95.000/ul)

    2

    Muaminatul, 7

    Tahun (88.000/ul)

    4

    Tisa, 1 Tahun

    (64.000/ul)

    8

    Enjelina, 13 Tahun

    (81.000/ul)

    3

    Nadya, 6 Tahun

    (77.000/ul)

    4

    Amara, 3 Tahun 3

    Bulan (61.000/ul)

    3

    Berdasarkan tabel 4 di atas, distribusi kejadian kadar Trombositopenia dengan

    lamanya hari perawatan menurut jenis kelamin di peroleh hasil bahwa pada

    4.2 Analisa Data

    Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan menggunakan uji Chi

    Square dengan nilai : 0,05 didapatkan nilai : 0,278 < (0,05). Jadi Ho

    diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji asosiasi Coefficient Contingency

    didapatkan value 0,375.Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara

    trombositopenia dengan lamanya hari perawatan pada penderita demam berdarah

    dengue di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam Tahun 2012.

  • FREQUENCIES VARIABLES=LamanyaHariPerawatan Trombositopenia

    /ORDER=ANALYSIS.

    Frequencies

    [DataSet0]

    Statistics

    Lamanya HariPerawatan Trombositopenia

    N Valid 60 60

    Missing 0 0

  • Frequency Table

    Lamanya Hari Perawatan

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Satu Hari 1 1.7 1.7 1.7

    Dua Hari 8 13.3 13.3 15.0

    Tiga Hari 16 26.7 26.7 41.7

    Empat Hari 17 28.3 28.3 70.0

    Lima Hari 6 10.0 10.0 80.0

    Enam Hari 8 13.3 13.3 93.3

    Tujuh Hari 1 1.7 1.7 95.0

    Delapan Hari 2 3.3 3.3 98.3

    Sembilan Hari 1 1.7 1.7 100.0

    Total 60 100.0 100.0

  • Trombositopenia

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Di Atas 48 80.0 80.0 80.0

    Di Bawah 12 20.0 20.0 100.0

    Total 60 100.0 100.0

  • CROSSTABS

    /TABLES=LamanyaHariPerawatan BY Trombositopenia

    /FORMAT=AVALUE TABLES

    /STATISTICS=CHISQ CC

    /CELLS=COUNT

    /COUNT ROUND CELL.

    Crosstabs

    [DataSet0]

    Case Processing Summary

    Cases

    Valid Missing Total

    N Percent N Percent N Percent

    LamanyaHariPerawatan *

    Trombositopenia

    60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

  • Lamanya Hari Perawatan * Trombositopenia Crosstabulation

    Count

    Trombositopenia

    Total Di Atas Di Bawah

    - LamanyaHariPerawatan Satu Hari 1 0 1

    Dua Hari 8 0 8

    Tiga Hari 15 1 16

    Empat Hari 11 6 17

    Lima Hari 5 1 6

    Enam Hari 5 3 8

    Tujuh Hari 1 0 1

    Delapan Hari 1 1 2

    Sembilan Hari 1 0 1

    Total 48 12 60

  • Chi-Square Tests

    Value df Asymp. Sig. (2-sided)

    Pearson Chi-Square 9.824a 8 .278

    Likelihood Ratio 11.728 8 .164

    Linear-by-Linear

    Association

    3.376 1 .066

    N of Valid Cases 60

    a. 14 cells (77.8%) have expected count less than 5. The minimum expected

    count is .20.

    Symmetric Measures

    Value Approx. Sig.

    Nominal by Nominal Contingency Coefficient .375 .278

    N of Valid Cases 60

  • NPAR TEST

    /CHISQUARE = Lamanya Hari Perawatan Trombositopenia

    /EXPECTED=EQUAL /MISSING ANALYSIS.

    NPar Tests [DataSet0]

    Chi-Square Test

    Frequencies

    Lamanya Hari Perawatan

    Observed N Expected N Residual

    Satu Hari 1 6.7 -5.7

    Dua Hari 8 6.7 1.3

    Tiga Hari 16 6.7 9.3

    Empat Hari 17 6.7 10.3

    Lima Hari 6 6.7 -.7

    Enam Hari 8 6.7 1.3

    Tujuh Hari 1 6.7 -5.7

    Delapan Hari 2 6.7 -4.7

    Sembilan Hari 1 6.7 -5.7

  • Lamanya Hari Perawatan

    Observed N Expected N Residual

    Satu Hari 1 6.7 -5.7

    Dua Hari 8 6.7 1.3

    Tiga Hari 16 6.7 9.3

    Empat Hari 17 6.7 10.3

    Lima Hari 6 6.7 -.7

    Enam Hari 8 6.7 1.3

    Tujuh Hari 1 6.7 -5.7

    Delapan Hari 2 6.7 -4.7

    Sembilan Hari 1 6.7 -5.7

    Total 60

  • Trombositopenia

    Observed N Expected N Residual

    Di Atas 48 30.0 18.0

    Di Bawah 12 30.0 -18.0

    Total 60

    Test Statistics

    Lamanya Hari Perawatan Trombositopenia

    Chi-Square 47.400a 21.600

    b

    df 8 1

    Asymp. Sig. .000 .000

    a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The

    minimum expected cell frequency is 6.7.

    b. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The

    minimum expected cell frequency is 30.0.

  • 4.2 Pembahasan

    Secara umum dari hasil penelitian didapatkan bahwa kadar trombositopenia

    rendah atau di bawah 50.000/ul tidak selalu masa perawatannya lebih lama di

    bandingkan yang kadar trombositopenia di atas 50.000/ul.

    Setelah dilakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Batam

    menujukkan bahwa data yang diperoleh pada pasien demam berdarah dengue

    pada tahun 2012 mengalami peningkatan di bandingkan tahun sebelumnya.

    Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic

    fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan

    manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia,

    ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik.Pada DBD terjadi

    perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan

    hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.Sindrom renjatan dengue

    (dengue syok syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh

    renjatan/syok (Suhendro, Nainggolan, Chen, 2006).

  • Gambar 4.3

    Angka Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk

    di Indonesia Tahun 2009

    (Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009)

    Pada tahun 2009 tampak provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan Angka

    Insiden (AI) Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi (313 kasus per 100.000

    penduduk), sedangkan Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi dengan Angka

    Insiden (AI) Demam Berdarah Dengue (DBD) terendah (8 kasus per 100.000

    penduduk). Terdapat 11 (33%) provinsi termasuk dalam daerah resiko tinggi (AI >

    55 kasus per 100.000 penduduk). Sedangkan untuk provinsi Kepulauan Riau

    menduduki peringkat ke 5 Angka Insiden (AI) Demam Berdarah Dengue (DBD)

    (115 kasus per 100.000 penduduk).

  • Tabel 4.5

    Data Konfirmasi Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Tahun 2004-2008

    No Tahun Rawat Jalan Rawat Inap 50

    Peringkat

    Kematian

    Laki-

    Laki

    Perempuan Total Laki-

    Laki

    Perempuan Total

    1 2004 13.960 12.536 26.496 26.420 23.321 49.741 19

    2 2005 23.041 19.866 42.907 40.913 36.626 77.539 30

    3 2006 22.699 20.905 43.604 42.312 39.080 81.392 30

    4 2007 27.226 28.120 55.346 42.603 38.172 80.775 19

    5 2008 4.467 4.214 8.681 47.334 43.132 90.466

    (Sumber : Ditjen Yanmed Depkes RI, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009)

    Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit

    Laporan kasus rawat inap dan kasus rawat jalan pasien Demam Berdarah Dengue

    (DBD) di Rumah Sakit dari tahun 2004-2008 (Tabel 4.5) tidak diketahui jumlah

    rumah sakit yang melaporkan dari tahun ke tahun, sehingga sulit menganalisis atau

    menginterpretasi data tersebut. Dari data ini tampak cukup banyak pasien Demam

    Berdarah Dengue (DBD) yang di rawat jalan, sehingga perlu dilakukan validasi data

    apakah pasien rawat jalan adalah pasien control pasca rawat inap saja atau pasien

    lama ditambah dengan pasien baru. Dari data ini tampak peringkat kematian Demam

    Berdarah Dengue (menurut 50 peringkat kematian), tidak termasuk dalam 10 besar

    penyebab kematian.

  • Pemeriksaa laboratorium standar yang diajukan oleh World Health Organization

    (1997) yang di adaptasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia untuk

    Demam Berdarah Dengue adalah Trombositopenia dan Uji Torniquet (Thomas

    Suroso dkk, 2000).

    Pemeriksaan laboratorium yang lazim dilakukan, selain pemeriksaan standar

    World Health Organization (WHO) pada penderita Demam Berdarah Dengue

    (DBD) :

    Pemeriksaan Darah Tepi

    Pemeriksaan darah tepi dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan yang

    terjadi dalam darah baik secara seluler maupun perubahan komposisi darah.

    Jenis pemeriksaan yang dilakukan salah satunya adalah :

    Pemeriksaan Hematokrit (Ht)

    Tujuannya, untuk mengetahui adanya hemokonsentrasi yang terjadi pada

    penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Nilai Hematokrit adalah : besarnya

    volume total sel-sel darah, khususnya eritrosit dibandingkan volume keseluruhan

    darah dan dinyatakan dalam %. prinsip pemeriksaannya adalah darah dengan

    antikoagulan diputar atau disentrifuge kemudian dibandingkan panjang kolom

    total cairan. Ada 2 metode pemeriksaan, yaitu makrohematokrit menggunakan

    tabung wintrobe dan pemeriksaan mikrohematokrit menggunakan tabung

    hematokrit. (Riadi Wirawan, Erwin Silman, 1998)

    Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di bagian Rekam Medis Rumah

    Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam pada tanggal 23 Januari-23

    Februari 2013 diperoleh hasil seperti pada (Tabel 1) Distribusi kejadian demam

    berdarah dengue menurut jenis kelamin. Dapat terlihat bahwa pada laki-laki

    sebanyak 38 sampel (63,3%) dan pada perempuan sebanyak 22 sampel (36,7%).

  • Pada (tabel 2) tampak bahwa kejadian demam berdarah dengue terbanyak pada

    kelompok 7-13 tahun dengan presentase (48,3%) dan paling sedikit pada

    kelompok usia 14-41 tahun dengan presentase (1,7%). Sedangkan pada (tabel 3)

    sebagian besar kejadian demam berdarah dengue memiliki kadar

    trombositopenia rendah atau di bawah 50.000/ul sebanyak 12 sampel (20%) dan

    sisanya dengan kadar trombositopenia tinggi atau di atas 50.000/ul sebanyak 48

    sampel (80%).

    Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa secara statistik

    tidak terdapat hubungan antara kadar Trombositopenia dengan lamanya hari

    perawatan pada Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Hasil dari penelitian

    ini sendiri tidak signifikan yang kemungkinan disebabkan oleh jumlah populasi

    yang diambil tidak selektif dan bersifat hanya pada satu Rumah Sakit atau tidak

    bervariasi.

    Halstead pada tahun 1973 mengajukan hipotesis secondary heterologous

    infection yang menyatakan bahwa DHF terjadi bila seseorang terinfeksi ulang

    virus dengue dengan tipe yang berbeda.Re-infeksi menyebabkan reaksi

    anamnestik antibody sehingga mengakibatkan konsentrasi kompleks imun yang

    tinggi.

    Kurang dan Ennis pada tahun 1994 merangkum pendapat Halstead dan peneliti

    lain, menyatakan bahwa infeksi virus dengue menyebabkan aktivasi makrofag

    yang me-fagositosis kompleks virus-antibody non netralisasi sehingga virus

    bereplikasi di makrofag. Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue

    menyebabkan aktivasi T helper dan T sitotoksik sehingga disekresi berbagai

    mediator inflamasi seperti TNF-a, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL-6

    dan histamine yang mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi

  • kebocoran plasma.Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh

    kompleks virus-antibody yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.

    4.3. KeterbatasanPenelitian

    Meskipun telah mendapatkan gambaran tentang kadar trombositopenia, umur,

    dan jenis kelamin pada penderita demam berdarah dengue. Namun dalam

    penelitian ini masih memiliki keterbatasan yaitu : penelitian ini tidak

    memfokuskan pada semua hasil uji laboratorium pada penderita demam

    berdarah dengue, keterbatasan sampel, dan hanya memfokuskan pada satu

    Rumah Sakit sehingga penelitian ini masih diperlukan adanya penelitian lanjut.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    5.1.1. Pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang signifikan, pada penderita

    Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan kadar Trombositopenia rendah

    atau di bawah 50.000/ul tidak selalu mengalami masa perawatan lebih lama

    di bandingkan dengan kadar Trombositopenia di atas 50.000/ul.

    5.1.2. Jumlah pasien demam berdarah dengue di RSUD Embung Fatimah pada

    tahun 2012 mengalami peningkatan di bandingkan tahun sebelumnya.

    5.1.3. Uji statistikChi Square dengan nilai : 0,05 didapatkan nilai : 0,278 <

    (0,05). Jadi Ho diterima dan H1 ditolak. Hasil dari uji asosiasi Coefficient

    Contingency didapatkan value 0,375. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada

    hubungan antara trombositopenia dengan lamanya hari perawatan.

    5.2. Saran

    5.2.1. Bagi Peneliti Lain

    5.2.1.1. Perlu diadakan penelitian lanjutan karena dari hasil yang didapatkan

    menunjukkan bahwa kadar trombositopenia rendah atau di bawah

    50.000/ul tidak selalu masa perawatannya lebih lama di bandingkan

    yang kadar trombositopenia di atas 50.000/ul.

    5.2.1.1. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang Uji Pemeriksaan

    Laboratorium Hematokrit.

    5.2.2. Bagi RSUD Embung Fatimah

    Meningkatkan mutu pelayanan terkait masalah penyakit demam berdarah

    dengue karena Setelah dilakukan penelitian di RSUD Embung Fatimah Kota

  • Batam menujukkan bahwa data yang diperoleh pada pasien demam berdarah

    dengue pada tahun 2012 mengalami peningkatan di bandingkan tahun

    sebelumnya.

    5.2.3. Bagi Masyarakat

    Menjaga Pola Hidup Bersih dan Sehat agar terhindar dari penyakit Demam

    Berdarah Dengue (DBD).

  • DAFTAR PUSTAKA

    Katzung. 2002. Farmakologi: Dasar dan Kinik Buku-2 Edisi-8. alih bahasa oleh

    BagianFarmakologi FKUI. Jakarta: Salemba medika. Hal. 449-454, 464-465

    Nainggolan F. (2007). Epidemiology and Clinical Pathogenesis of Dengue in

    Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue Outbreaks; University of

    Indonesia; Jakarta; November 22

    Partakusuma L. (2007); Diagnostic for Dengue; presented at Seminar for

    Dengue Management; Borobudur Hotel; Jakarta, June 20.

    Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu

    PenyakitDalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit

    Dalam FKUI

    Polson, A.K., Chris C., Chang M.S., James G.O., Ngan C., and Sam C. R.,.

    Susceptibility of Two Cambodian Population of Aedesaegypti Mosquitos Larvae to

    Temephos During 2001. Dengue Buletin. 2001, 25 : 79-83.

    Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis

    Proses-Proses Penyakit Volume 2 Edisi 6.Jakarta : EGC

    Pudjihardjo, dkk. 1993. Metode penelitian dan Statistik terapan. Surabaya:

    AirlanggaUniversity Press. Hal. 57-58

    Subdirektorat Arbovirosis, Database kasus DBD di Indonersia Tahun 1968

    2009, Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan RI

    Subdirektorat Arbovirosis, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue Di Indonesia,

    Ditjen PP&PL Departemen Kesehatan, 2006

  • Suroso T. Anti Larvae (Aedes aegypti) Programmes Through Community

    Participation in Indonesia.Dengue Newsletter, 1982. 8 (no1 & 2): 12-15.

    Suwandono et al. (2007.)Dengue Virus epidemiology in major cities of

    Indonesia; presented at Seminar on Management ofDengue Outbreaks; University of

    Indonesia; Jakarta; November 22.

    WHO (1999).Guideline of treatment of Dengue Fever / Dengue Hemorrhagic

    Fever in Small Hospitals; New Delhi.

    World Health Organization.Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment,

    Prevention and Control.New edition. Geneva. 2009.