hubungan antara pendidikan formal

5

Click here to load reader

Upload: codanang

Post on 09-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hubungan pendidikan formal

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN FORMALDALAM MEMPERSIAPKAN TENAGA KERJA FORMALAnggota:1. Anang Dewantara(XII IS 2/01)

2. Herdian Dedy D(XII IS 2/09)

3. Anugrah Januriansyah(XII IS 2/ )4. Sulistyo Windu

(XII IS 2/36)A. Pengertian

DI muka telah dibicarakan tentang adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu (1) sebagai partner masyarakat dan (2) sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Pengalarnan pada berbagai kelompok masyarakat, jenis bacaan, tontonan serta aktivitas-aktivitas lainnya dalam masyarakat dapat mempengaruhi fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah. Sekolah juga berkepentingan terhadap perubahan lingkungan seseorang di dalam masyarakat. Perubahan lingkungan itu antara lain dapat dilakukan melalui fungsi layanan bimbingan, penyediaan forum komunikasi antara sekolah dengan lembaga sosial lain dalam masyarakat. Sebaliknya partisipasi sadar seseorang untuk selalu belajar dari lingkungan masyarakat, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilaksanakan di sekolah.

Fungsi sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi pula oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya pendayagunaan sumber-sumber belajar di masyarakat. Kekayaan sumber belajar dalam masyarakat seperti adanya orang-orang sumber, perpustakaan, museum, surat kabar, majalah dan sebagainya dapat digunakan oleh sekolah dalam menunaikan fungsi pendidikan.

Sebagai produser kebutuhan pendidikan masyarakat sekolah dan masyarakat memiliki ikatan hubungan rasional di antara keduanya. Pertama, adanya kesesuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, ketepatan sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga persekolahan akan ditentukan pula o!eh kejelasan perumusan kontrak antara sekolah selaku pelayan dengan masyarakat selaku pemesan. Ketiga, keberhasilan penunaian fungsi sekolah sebagai layanan pesanan masyarakat sebagian akan dipengaruhi oleh ikatan objektif di antara keduanya.Ikatan objektif ini dapat berupa perhatian, penghargaan dan tunjangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan objektif lainnya yang memberikan makna penting eksistensi dan produk sekolahan.

proses pendidikan formal sistem persekolahan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Pendidikan lebih menekankan pada proses pembelajaran (learning) dari pada mengajar (teaching), 2) Pendidikan diorganisir dalam suatu struktur yang fleksibel; 3) Pendidikan memperlakukan peserta didik sebagai individu yang memiliki karakteristik khusus dan mandiri, dan, 4) Pendidikan merupakan proses yang berkesinambungan dan senantiasa berinteraksi dengan lingkungan.

Sekarang ini,Indonesia membutuhkan tenaga kerja formal yang berkualitas sehingga dapat menjalankan pekerjaan dengan baik.

Salah satu cara mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas adalah dengan pendidikan formal. Melalui pendidikan formal terbentuklah SDM (Sumber Daya Manusia) calon tenaga kerja yang berkualitas.Jika sesoerang mendapatkan pendidikan melalui pendidikan formal secara tidak langsung telah mendapat nilai plus sendiri untuk mencari pekerjaan,khususnya dalam tenga kerja formal.

Dengan kata lain melalui pendidikan formal,orang lebih percaya akan kemampuan dan kualiitas seseorang dalam mencari tenaga kerja formal .B. Masalah-Masalah

1. Di Indonesia tenga kerja formal lebih sedikit dibutuhkan dibandingkan tenaga kerja informal,sehingga persaingan dalam mencari pekerjaan di lingkungan tenaga kerja formal sangat ketat.

2. Mahalnya biaya pendidikan formal sehingga tidak semua orang bisa menikmati pendidikan formal.

3. Kebanyakan tenaga kerja formal lebih dibutuhkan di luar negeri daripada di Indonesia sendiri sehingga pengawasan dalam jaminan sosialnya kurang teliti.