hubungan antara faktor organobiologis
DESCRIPTION
psikiatriTRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR ORGANOBIOLOGIS, PSIKOPATOLOGI DAN
SOSIOKULTURAL PADA GANGGUAN JIWA
Apakah Gangguan Jiwa Itu ?
Gangguan jiwa adalah gangguan dalam : cara berpikir (cognitive), kemauan (volition,
emosi (affective), tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa
gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang
berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam
dua golongan yaitu : gangguan jiwa (Neurosa) dan Sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan
terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan
(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa
(Convulsive), hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran
buruk dsb.
Banyak sekali jenis gangguan dalam cara berpikir (cognitive). Untuk memudahkan
memahaminya para ahli mengelompokan kognisi menjadi 6 bagian seperti sensasi, persepsi,
perhatian, ingatan, asosiasi pikiran kesadaran. Masing-masing memiliki kelainan yang
beraneka ragam. Contoh gangguan kognisi pada persepsi: merasa mendengar
(mempersepsikan) sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh, melempar, naik genting,
membakar rumah dsb. padahal orang di sekitarnya tidak mendengarnya dan suara tersebut
sebenarnya tidak ada hanya muncul dari dalam diri individu sebagai bentuk kecemasan yang
sangat berat diarasakan. Hal ini sering disebut halusinasi, pasien bisa mendengar sesuatu,
melihat sesuatu atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
Contoh gangguan kemauan: pasien memiliki kemauan yang lemah (abulia) susah
membuat keputusan atau memulai tingkah laku. Pasien susah sekali bangun pagi, mandi,
merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor, bau dan acak-acakan. Banyak sekali jenis
gangguan kemauan ini mulai dari sering mencuri barang yang mempunyai arti simbolis
sampai melakukan sesuatu yang bertentangan dengan yang diperintahkan (negativime)
Contoh gangguan emosi: pasien merasa senang, gembira yang berlebihan (Waham
kebesaran). Pasien merasa sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan
Bung karno dsb. Tetapi di lain waktu ia bisa merasa sangat sedih, menangis, tak berdaya
(depresi) sampai ada ide ingin mengakhiri hidupnya.
Contoh gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, pasien melakukan pergerakan yang
berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-loncat, melakukan
apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau
melakukan gerakan aneh. Berdasarkan gejala-gejala yang muncul gangguan jiwa kemudian
dikelompokan menjadi beberapa jenis.
Mengapa terjadi gangguan jiwa ?
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga secara
organobioliologis, psychoeducative, sosiocultural. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa,
maka ketiga unsur ini harus diperhatikan. Yang mengalami sakit dan menderita ialah manusia
seutuhnya dan bukan hanya badannya, jiwanya atau lingkungannya.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, umur,jenis
kelamin, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan
kepercayaan, pekerjaan, pernikahan, kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang
dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar amanusia, dan sebagainya.
Biarpun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur kejiwaan,
tetapi penyebab utamanya mungkin di badan (organobiologis), di lingkungan sosial
(sociokultural) ataupun psikologis dan pendidikan (psychoeducative). Biasanya tidak terdapat
penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu yang
saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu timbulah gangguan badan
ataupun jiwa. Umpamanya seorang dengan depresi, karena kurang makan dan tidur daya
tahan badaniah seorang berkurang sehingga mengalami peradangan tenggorokan atau seorang
dengan mania yang berperilaku sangat aktip mendapat kecelakaan.
Sebaliknya seorang dengan penyakit badaniah umpamanya peradangan yang
melemahkan, maka daya tahan psikologiknya pun menurun sehingga ia mungkin mengalami
depresi. Sudah lama diketahui juga, bahwa penyakit pada otak sering mengakibatkan
gangguan jiwa. Contoh lain ialah seorang anak yang mengalami gangguan otak (karena
trauma kelahiran, peradangan) kemudian menjadi banyak tingkah (hiperkinetik) dan sukar
diasuh. Ia mempengaruhi lingkungannya, terutama orang tua dan anggota lain serumah.
Mereka ini bereaksi terhadapnya dan mereka saling mempengaruhi.
Definisi jiwa yang sehat (mental health)
Seseorang dinyatakan sehat jiwanya, apabila ia memiliki kepribadian sedemikian rupa
sehingga mampu mengadakan adaptasi dan re-adaptasi terhadap berbagai stress yang
dihadapi.
Sehat menurut WHO : the presence of physical and emosional well being.
Ciri – ciri seorang dewasa yang sehat jiwanya :
1. sadar akan diri/identitas dirinya
2. punya tujuan hidup
3. punya rasa mandiri
4. dapat menerima realita
5. mampu menjalin hubungan dengan orang lain
6. dapat memahami kebutuhan – kebutuhan orang lain
7. mampu menjalin hubungan heteroseksual dan mencapai kepuasan bersama
8. aktif dan produktif
9. mampu melaksanakan tugas dengan baik
10. mampu memberikan respon yang fleksibel terhadap stres yang dihadapi
11. mampu menikmati kesenangan dalam hidupnya
12. mampu menerima kekurangan – kekurangan dirinya secara realistik
Bagi seorang individu yang mengalami stres, akan timbul gejala gangguan jiwa atau tidak,
tergantung dari kemampuan adaptasinya.
Kemampuan adaptasi tidak sama pada setiap orang dan kemampuan ini ada batasnya.
Gangguan jiwa akan tampak pada :
1. ada fiksasi, yaitu adanya keterbatasan dalam aktualisasi diri
2. hilang atau berkurangnya fungsi – fungsi kejiwaan yang telah ada
3. tingkah laku regresif yang berulang
4. adanya afek yang tidak semestinya
Gejala gangguan iwa merupakan proses yang punya tujuan untuk defensif protektif, dan
reparatif terhadap penyebab/akibat gangguan jiwa yang dapat mempengaruhi situasi
kepribadian dan menimbulkan gejala – gejala klinis.
Gejala klinis pada dasarnya merupakan :
1. kemampuan dalam penyesuaian terhadap penyebab gangguan jiwa yang berupa kondisi
fisiologis, psikologis atau sosial
2. ketidakefektivan dalam penyesuaian
Definisi
• Psikiatri : Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari mengenai emosi, persepsi, kognisi
dan perilaku
• Psikologi : Ilmu yang mempelajari perilaku dalam kehidupan sehari-hari
• Gangguan jiwa adalah suatu sindoma yang secara klinis bermakna dan menimbulkan
disfungsi dalam pekerjaan.
• - PPDGJ III, gangguan jiwa adalah pola perilaku atau psikologik yang secara klinis
bermakna dan secara khas berkaitan dengan gejala, penderitaan (distress) serta hendaya
(impairment) dalam fungsi psikososial.
Klasifikasi Gangguan Jiwa menurut PPDGJ III
• Penggolongan diagnosis gangguan jiwa menurut PPDGJ III berdasarkan pada sistem
hierarki penyakit yang tercantum paling atas mempunyai hierarki tertinggi dan mencakup
gejala-gejala pada hierarki yang ada dibawahnya. Selain itu penggunaan hierarki mempunyai
makna bahwa penyakit yang diatas mempunyai kecenderungan lebih berat dan mengancam
jiwa.
PENYEBAB UMUM GANGGUAN JIWA
Manusia bereaksi secara keseluruhan : somato-psiko-sosial
Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia:
- keturunan dan konstitusi
- umur
- sex
- keadaan badaniah
- keadaan psikologik
- keluarga, adat-istiadat
- kebudayaan
- kepercayaan
- pekerjaan
- pernikahan
- kehamilan
- kehilangan dan kematian orang yang dicintai
- agresi
- rasa permusuhan
- hubungan antar amanusia
- dan sebagainya.
Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu :
1. Faktor-faktor somatik (somatogenik)
1.1. Neroanatomi
1.2. Nerofisiologi
1.3. nerokimia
1.4. tingkat kematangan dan perkembangan organik
1.5. faktor-faktor pre dan peri - natal
2. Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) :
2.1. Interaksi ibu –anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal
berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya
dan kebimbangan)
2.2. Peranan ayah
2.3. Persaingan antara saudara kandung
2.4. inteligensi
2.5. hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
2.6. kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah
2.7. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu
2.8. Keterampilan, bakat dan kreativitas
2.9. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
2.10. Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik)
3.1. Kestabilan keluarga
3.2. Pola mengasuh anak
3.3. Tingkat ekonomi
3.4. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
3.5. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan,
pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai
3.6. Pengaruh rasial dan keagamaan
3.7. Nilai-nilai
Epidemiologi Gangguan Jiwa
The World Health Report 2001 : 25% penduduk di dunia pernah mengalami gangguan jiwa
pada suatu masa dalam hidupnya, 40% diantaranya didiagnosis secara tidak tepat.
Hasil penelitian Departemen Kesehatan dan Universitas Indonesia di Jawa Barat (2002): 36%
pasien yang berobat ke puskesmas mengalami gangguan kesehatan jiwa. Gangguan yang
umum terjadi adalah gangguan afektif atau gangguan mood, yaitu kecemasan, depresi dan
mania.
Psikodinamika
Manfaat:
- menentukan gejala dan menentukan diagnosis
- mencapai hasil terapi yang diinginkan
- mengerti dan mamahami pasien melalui keluhan dan gejalanya
- melengkapi tatalaksana pasien secara komprehensif
Psikodinamika adalah pendekatan konseptual yang memandang proses-proses mental sebagai
gerakan dan interaksi kuantitas2 energi psikis yang berlangsung intraindividu dan
interindividu. Psikodinamika mempelajari bahwa semua perilaku manusia ada maknanya.
Mekanisme defensi
Untuk menghadapi masalah, manusia mempunyai seperangkat cara/metode/teknik yang dapat
dikerahkan/digunakan bila dianggap / diperkirakan efektiif (mekanisme defensif/pertahanan).
Arti luas: semua cara penanggulangan:
- rasional / irasional
- sadar/ nirsadar
- realistic & fantastic
Arti sempit: mekanisme ego untuk menyingkirkan ansietas yang mengandung potensi
patogen.
Sikap manusia dalam menghadapi masalah
Equilibrium terganggu : stress
: Kerahkan semua cara penanggulangan:
- rasional / irasional
- sadar/ nirsadar
- realistic & fantastic
: Perubahan (fisik & mental)
: Penyesuaian baru
-berhasil : adaptasi baru
- tidak : stress
Jenis-jenis mekanisme defensi (yang potensial patogenik)
- penyengkalan
- proyeksi
- introyeksi
- represi
- reaction formation
- undoing (peniadaaan)
- isolasi
- blocking
- regresi
- displacement
- intelektualisasi
- rasionalisasi
- somatisasi
Mekanisme defense yang matur:
- supresi
- altruisme
- sublimasi
- humor
- antisipasi
Psikopatologi
Psikopatologi adalah lapangan psikologi yang berhubungan kelainan atau hambatan
kepribadian yang menyangkut proses dan isi kejiwaan. Dalam psikopatologi dikenal tiga
golongan besar kelainan atau hambatan kepribadian yaitu:
1. Psikosa
Psikosa ialah gangguan kejiwaan yang meliputi keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga
orang yang mengalami tidak bisa lagi menyesuaikan diri dalam norma-norma yang wajar dan
berlaku umum. Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a. Psikosa fungsional
i. Faktor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu
yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau
penglaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang.
b. Psikosa organik
Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab
dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang.
2. Psikoneurosa
Psikoneurosa atau dengan singkat dapat disebutkan neurosa saja, adalah gangguan
yang terjadi hanya pada sebagian daripada kepribadian, sehingga orang-orang yang
mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa atau masih bisa belajar dan
jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
3. Psikopat
Golongan ketiga ini merupakan hambatan kejiwaan yang menyebabkan kesulitan
penyesuaian diri atau timbul ketidakmauan untuk mengikuti norma-norma yang ada di
lingkungan. Karena itu istilah psikopati sering disinonimkan sosiopsikopati. Penderita
memperlihatkan adanya sikap egosentris yang besar, seolah-olah patokan untuk semua
perbuatan adalah dirinya sendiri saja. Ciri lain adalah keinginan untuk menguntungkan diri
sendiri tanpa memperdulikan oleh pihak lain. Dalam bentuk yang ringan, gangguan kejiwaan
seperti di atas disebut character disorder yang dapat kita lihat misalnya pada seseorang yang
eksentrik yang berdandan sesuai dengan selerany sendiri tanpa memerlukan apakah
dandannya itu akan menjadi bahan tertawaan atau tidak.
Diagnosis Gangguan Jiwa
- diagnosis harus mengacu pada DSM IV dan didukung oleh penemuan pada hasil
pemeriksaan
- Apabila diagnosis berubah, maka harus dijelaskan progresi dari diagnosis awal atau
pembentukan dari kondisi baru
- Jika terdapat gangguan jiwa multipel, pikirkan kemungkinan adanya hubungan antara gejala
dengan kondisi sosialnya (relationship).
- Evaluasi didasarkan pada efek gejala klinik pada fungsi sosialnya.
Klasifikasi diagnostik dibuat menurut DSM IV
- Aksis I
o Semua sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi pusat perhatian
- Aksis II
o Gangguan kepribadian dan retardasi mental
- Aksis III
o Terdiri dari tiap penyakit medis (fisik)
- Aksis IV
o Masalah psikososial dan lingkungan yang relevan dengan penyakitnya
- Aksis V
o Berhubungan dengan penilaian fungsi secara global yang ditunjukkan pasien. Dinilai
dengan menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning)
KOORDINAT PSIKIATRI
Dalam bidang psikiatri, tugas seorang dokter adalah memeriksa pasien dan kemudian
menyimpulkan apakah pasien itu sehat atau terganggu jiwanya. Untuk itu, perlu dipelajari
tentang: metode, alat dan bahan yang harus diperiksa. Alat yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan psikiatri adalah kepribadian si pemeriksa sendiri. Metode / cara yang digunakan
adalah : wawancara dan observasi. Dengan wawancara dan observasi dilakukan pemeriksaan
terhadap koordinat psikiatri yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar dalam kesimpulan
pemeriksaan.
Koordinat psikiatri terdiri atas :
1. kesadaran
2. alam perasaan
3. pikiran
4. perbuatan / tingkah laku
Penatalaksanaan gangguan jiwa
- Somatoterapi
o Medikamentosa
- Antidepresan
- Ansiolitik
- Mood stabilizer
- Antipsikotik
- Stimulan
o Shock therapy
- Insulin shock therapy
- Electroconvulsive therapy
o Psychosurgery
- Leukotomy
- Bilateral cingulotomy
- Deep brain stimulation
- Psikoterapi
o Cognitive Behavioral Therapy (CBT) : dilakukan pada gangguan jiwa secara luas.
Didasarkan pada modifikasi bentuk pikiran dan sikap pasien.
o Psikoanalisis : menilai penyebab konflik psikis dan defensi
o Interpersonal psychotherapy
o Gestalt therapy
o EMDR (Eye movement desensitization and reprocessing)
o Behavior Therapy