hubungan antara faktor renforcing dan …

12
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN AKSESABILITAS POSYANDU DENGAN KUNJUNGAN IBU MEMBAWA ANAK BALITA KEPOSYANDU DI DESA RASAU JAYA 1 1 Mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, 2013 2,3 Dosen Tetap Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor renforcing dan aksesabilitas posyandu dengan kunjungan ibu membawa anak balita keposyandu di desa rasau jaya 1. Desain dalam penelitian ini adalah observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional kemudian dilakukan analisis dengan uji chi square dengan = 5% (0,05). Tehnik pengambilan sampel Proposional random sampling dengan jumlah responden sebanyak 176 ibu. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ada hubungan antara dukungan keluarga (p = 0,010), dengan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu. Sedangkan dukungan kader posyandu (p = 0,341), dukungan TOMA (p = 0,144) jarak tempat tinggal (p = 0,477 ) dan sumber informasi (p = 0,683) menunjukkan tidak ada hubungan dengan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu. Kata Kunci : Posyandu, Balita, Dukungan Keluarga, kunjungan. ABSTRACT Therefore, this study aims at figuring out the correlation of reinforcing factor, Posyandu accessibility, and maternal and infants visit to the Posyandu in Desa Rasau Jaya 1. An analytic observational design and cross sectional approach were carried out in this study. The samples of 176 mothers were randomly selected by using promotional random sampling. Then, the data gathered were analyzed by employing a chi square test. The study revealed two findings. First, that there was correlation of family support (p=0,010) and maternal and infants visit to the neighborhood health centers (Posyandu). Second, there were no correlation of health workers support (p=0,477), local public figures' support (p=0,144), distance of patients' residence(p=0,477), sources of information (p=0,683), and maternal and infants visit to the neighborhood health centers (Posyandu). Keywords: Posyandu, Infants, family support, visit PENDAHULUAN Latar Belakang Rencana strategis Kementerian Kesehatan RI tahun 2010-2015 bertujuan mewujudkan visi “masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”. Memberi penekanan pada pencapaian sasaran prioritas nasional melalui perhatian pada dinamika epidemiologi penyakit. Epidemiologi gizi sebagai bagian dari ruang lingkup epidemiologi secara umum merupakan salah upaya deteksi dini terhadap masalah 1. kesehatan yang diakibatkan faktor gizi Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna mem- berdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu 2. dan bayi Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang 1 2 3 Fauziah , Mardjan dan Andri Dwi Hernawan 38 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

60 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN AKSESABILITAS POSYANDU

DENGAN KUNJUNGAN IBU MEMBAWA ANAK BALITA KEPOSYANDU

DI DESA RASAU JAYA 1

1 Mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan,

Universitas Muhammadiyah Pontianak, 20132,3 Dosen Tetap Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor renforcing dan aksesabilitas posyandu

dengan kunjungan ibu membawa anak balita keposyandu di desa rasau jaya 1. Desain dalam penelitian ini adalah observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional kemudian dilakukan analisis dengan uji chi square dengan á = 5% (0,05). Tehnik pengambilan sampel Proposional random sampling dengan jumlah responden sebanyak 176 ibu. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ada hubungan antara dukungan keluarga (p = 0,010), dengan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu. Sedangkan dukungan kader posyandu (p = 0,341), dukungan TOMA (p = 0,144) jarak tempat tinggal (p = 0,477 ) dan sumber informasi (p = 0,683) menunjukkan tidak ada hubungan dengan kunjungan ibu membawa balita ke posyandu.

Kata Kunci : Posyandu, Balita, Dukungan Keluarga, kunjungan.

ABSTRACTTherefore, this study aims at figuring out the correlation of reinforcing factor, Posyandu accessibility, and

maternal and infants visit to the Posyandu in Desa Rasau Jaya 1. An analytic observational design and cross sectional approach were carried out in this study. The samples of 176 mothers were randomly selected by using promotional random sampling. Then, the data gathered were analyzed by employing a chi square test. The study revealed two findings. First, that there was correlation of family support (p=0,010) and maternal and infants visit to the neighborhood health centers (Posyandu). Second, there were no correlation of health workers support (p=0,477), local public figures' support (p=0,144), distance of patients' residence(p=0,477), sources of information (p=0,683), and maternal and infants visit to the neighborhood health centers (Posyandu).

Keywords: Posyandu, Infants, family support, visit

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rencana strategis Kementerian

Kesehatan RI tahun 2010-2015 bertujuan

mewujudkan visi “masyarakat sehat yang

mandiri dan berkeadilan”. Memberi

penekanan pada pencapaian sasaran prioritas

nasional melalui perhatian pada dinamika

epidemiologi penyakit. Epidemiologi gizi

sebagai bagian dari ruang lingkup

epidemiologi secara umum merupakan salah

upaya deteksi dini terhadap masalah

1.kesehatan yang diakibatkan faktor gizi

Posyandu merupakan salah satu

bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, dan untuk

masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna mem-

berdayakan masyarakat dalam memperoleh

pe layanan keseha tan dasar un tuk

mempercepat penurunan angka kematian ibu 2.dan bayi

Posyandu adalah pusat pelayanan

keluarga berencana dan kesehatan yang

1 2 3Fauziah , Mardjan dan Andri Dwi Hernawan

38 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 2: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

dikelola dan diselenggarakan dari, untuk dan

oleh masyarakat dengan dukungan teknis

dari petugas kesehatan dalam rangka

pencapaian Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera (NKKBS). Kegiatan posyandu

merupakan kegiatan nyata yang melibatkan

partisipasi masyarakat dalam upaya

pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang

dilaksan oleh kader-kader kesehatan yang

telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan

dari puskesmas mengenai pelayanan

kesehatan dasar (Depkes RI, 2007).

Kegiatan penimbangan di posyandu

dimaksudkan untuk memantau status gizi

balita dan melihat tingkat partisipasi

masyarakat, berdasarkan data Riskesdas,

h a m p i r 7 8 % p e n i m b a n g a n b a l i t a 3

dilaksanakan di Posyandu .

Persentase cakupan penimbangan

balita di kab. Kubu Raya 3 tahun terakhir

terus berfluktuasi, dan cenderung masih

dibawah rata-rata dari jumlah yang

d iharapkan . Tahun 2009 cakupan

penimbangan 25,03% (Dinkes prov Kal-Bar,

2009). Tahun 2010 turun menjadi 22,14%

(Dinkes prov Kal-Bar, 2010). Tahun 2011

cakupan penimbangan hanya 28,31% jumlah

rata-rata yang diharapkan D/S nya 80% 4

mengacu pada MDG'S .

Cakupan penimbangan di wilayah

binaan puskesmas Rasau Jaya tahun 2010

antara lain cakupan penimbangan bayi

20,89% dari 3.337 balita dan cakupan pada

tahun 2011 masih dibawah rata-rata, yaitu

29,3% dari 2.415 balita. Dari 18 puskesmas

di Kab. Kubu Raya cakupan penimbangan

bayi di wilayah binaan puskesmas Rasau

Jaya rendah ke 2 dari Puskesmas Kubu. Data

persentase jumlah balita yang ditimbang di

Desa wilayah kerja Puskesmas Rasau Jaya

bulan Desember 2012, yaitu Desa Rasau Jaya

1, (20,59%), Rasau Jaya II, (58,07%) , Rasau

Jaya III, (43,86%), Rasau Jaya Umum,

(33,05%), Bintang Mas (34,21%), Pematang

Tujuh, (34,78%). Hasil data penimbangan

diatas menunjukkan bahwa Desa Rasau Jaya

1 memiliki jumlah bayi 1250 orang, dan

terdapat 7 posyandu yang tersebar di desa

Rasau Jaya 1, tetapi kenyataanya hanya 257

orang yang datang ke posyandu dan

melakukan penimbangan, pencapaian D/S 5

nya masih rendah hanya 20,59% .

Lawrence Green (dalam Notoadmojo,

2003) mengatakan bahwa seseorang tidak

mau mengimunisasi anaknya diposyandu

dapat disebabkan karena orang (ibu) tersebut

tidak atau belum mengetahui manfaat

imunisasi bagi anaknya (predisposing

factor). tetapi juga karena rumahnya jauh

dengan posyandu atau puskesmas tempat

mengimunisasi nya (enabling factor). Sebab

lain mungkin karena para petugas kesehatan

atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak

p e r n a h m e n g i m u n i s a s i a n a n k n y a

(reinforcing factor). Kesimpulannya bahwa

perilaku seseorang atau masyarakat tentang

kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,

sikap, kepercayaan, tradisi, dan masyrakat

yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas

sikap, dan perilaku para petugas kesehatan

terhadap kesehatan juga mendukung dan 6memperkuat terbentuknya perilaku .

Hasil indepth interview di wilayah

kerja puskesmas Rasau Jaya yaitu dilihat dari

pendidikan pengetahuan ibu tentang manfaat

dari berkunjung ke posyandu masih kurang,

karena ibu hanya datang untuk menimbang

dan mengimunisasi anaknya saja, tanpa

bertanya lebih lanjut manfaat setelah

ditimbang dan diimunisasi, dukungan

39Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 3: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

keluarga juga kurang, karena pekerjaan

suami, jadi tidak memberi informasi kegiatan

posyandu kepada ibu, dan kurangnya

sosialisasi dari petugas kesehatan secara

berkontinyu, untuk memotivasi ibu agar

pergi ke posyandu secara rutin satu bulan 7sekali .

Survei awal yang dilakukan peneliti

dengan mewawancarai 10 orang ibu yang

mempunyai balita di wilayah kerja

Puskesmas Rasau Jaya, 8 orang ibu yang

diwawancarai dapat di l ihat bahwa

lingkungan daerah yang akan diteliti

merupakan dae rah yang ra ta - ra ta

penduduknya berpendidikan rendah dengan

mata pencaharian yang berfariasi.

Proses pemenuhan pe layanan

kesehatan oleh masyarakat cenderung jarang

dan lebih bersifat pasif yang artinya kalo

belum mengalami tingkat keparahan yang

tinggi maka tidak melakukan proses

pengobatan, sehingga karena perhatian yang

rendah atas kesehatan tersebut maka jumlah

frekuensi kunjungan jadi fluktuatif.

Intensitas menurunya kunjungan dilihat dari

aktivitas yang disebabkan tuntutan ekonomi

yang menuntut ibu-ibu ikut bekerja

memenuhi kebutuhan yang menjadikan

waktu untuk datang ke Posyandu ter-

lewatkan, dengan pekerjaan mayoritas 8

swasta .

Penelitian Paola juga menyatakan

bahwa pekerjaan ibu mempunyai pengaruh

terhadap partisipasi ibu dalam membawa 9balitanya untuk berkunjung di posyandu .

Posyandu merupakan salah satu bentuk

Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna mem-

berdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar

untuk mempercepat penurunan angka 1

kematian ibu dan bayi .

Manfaat dari posyandu Memperoleh

kemudahan untuk mendapatkan informasi

dan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan Angka 2

Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

Anak balita adalah anak yang telah

menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih

populer dengan pengertian usia anak

dibawah lima tahun. Anak balita juga

merupakan kelompok umur yang rawan gizi

dan rawan penyakit maka dari itu wajib bagi

anak bayi dan balita untuk dibawa ke

posyandu, dimana bisa melihat tumbuh dan 7.

kembang anak setiap bualnnya

Kader posyandu dipilih oleh pengurus

posyandu dari anggota masyarakat yang

bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan posyandu.

Jarak adalah ukuran jauh dekatnya

antara tempat yang satu dengan tempat yang

lain dan diukur dengan satuan meter. Jarak

adalah angka yang menunjukkan suat benda

lainnya melalui lintas tertentu. Untuk Jarak

disini merupakan jarak yang harus ditempuh

oleh ibu dari rumahnya menuju ke 11.posyandu

Pemberian informasi adalah untuk

mengugah kesadaran seseorang terhadap

suatu motivasi yang berpengaruh terhadap 12

pengetahuan .

Keluarga merupakan dua orang atau

lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan dan keintiman. Keluarga

merupakan suatu sistem terbuka yang terdiri

40 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 4: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

dari semua unsur dalam sistem, mempunyai

struktur tujuan atau fungsi dan mempunyai 13

organisasi internal, seperti sistem yang lain .

Keluarga juga mempengaruhi kunjungan ibu

membawa balita ke posyandu, dimana lewat

keluarga apakah ibu bisa berkunjung secara

aktif atau tidak ke posyandu.

Selain keluarga, kader, jarak tempat

tinggal dan sumber informasi keterlibatan

tokoh masyarakat (ketua RW/RT) sebagai

pendukung kegiatan Posyandu sangat 14

dibutuhkan .

Agar sebuah posyandu dapat berjalan

lancar dan lestari maka diperlukan dukungan

atau peran serta dari warga masyarakat yang

berada di wilayah kerja suatu posyandu.

Hal ini lah yang memperkuat peneliti

untuk meneliti hubungan antara faktor

reinforcing dan aksesibilitas posyandu

dengan kunjungan ibu membawa balita ke

posyandu di Desa Rasau Jaya 1.

Metode

Penelitian ini dilakukan di Desa Rasau

Jaya 1, dimana Desa Rasau Jaya 1 merupakan

desa Wilayah binaan Puskesmas Rasau Jaya.

Jarak antara Desa Rasau Jaya 1 dengan

puskesmas Rasau Jaya adalah 500m, mata

pencaharian ekonomi masyarakat di Rasau

Jaya 53,61 % adalah sebagai Petani.

Desain penelitian yang dilaksanakan

adalah penelitian observasional yang bersifat

analitik dengan pendekatan cross sectional,

yaitu untuk mengetahui hubungan antara

faktor reinforcing dan aksesibilitas posyandu

dengan kunjungan ibu membawa balita ke

posyandu di Desa Rasau Jaya 1. Populasi

dalam penelitian ini yaitu semua ibu yang

memiliki anak balita yang terdaftar di

posyandu yang terdapat di Desa Rasau Jaya

1, yaitu berjumlah 618 balita. Dengan jumlah

sampel yang dijadikan responden sebanyak

176 orang. Teknik sampling yang digunakan 10.

adalah Proposional random sampling

Jenis data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini adalah data primer seperti

karakteristik responden dan distribusi

frekuensi tingkat dukungan keluarga, kader,

tokoh masyarakat, jarak tempat tinggal, dan

sumber informasi posyandu. serta data

sekunder seperti Kartu Menuju Sehat (KMS)

atau daftar hadir balita ke Posyandu. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah wawancara langsung dengan alat ukur

kuesioner yang telah diuji validitas dan

reliabilitasnya. Data yang diperoleh dari

responden kemudian dikumpulkan dengan

lengkap, kemudian diolah dengan cara

editing, coding, scoring, entry data dan

tabulating. Setelah semua proses tersebut

baru dilakukan analisis menggunakan

fasilitas program analisis statistik dengan uji 10

Chi-Square .

Hasil

Tabel 1 Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur, Pendidikan dan

Pekerjaan di Desa Rasau Jaya 1

Karakteristik

Remaja

Dewasa

Lansia

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

PT

Ibu Rumah Tangga

Petani/ Buruh

Wiraswasta

PNS

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

frekuensi

56

114

6

34

29

51

45

17

118

27

23

8

%

31,8

64.8

3,4

19,3

16,5

29,0

25,6

9,7

67,0

15,3

13,1

4,5

Sumber: Data Primer, 2013

41Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 5: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

Berdasarkan tabel di atas didapat

bahwa umur responden terbanyak yaitu (26-

35th) berjumlah 114 orang (64,8%),

berdasarkan tingkat pendidikan ibu desa

Rasau Jaya 1 paling banyak adalah SMP

yaitu berjumlah 51 orang (29,0%),

berdasarkan pekerjaan responden sebagian

besar responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga berjumlah 118 orang (67,0%).

Tabel 2 Analisis Univariat Dukungan

keluarga, Kader, TOMA, Tempat Tinggal,

Sumber informasi dan Kunjungan ibu

ke posyandu di Desa Rasau Jaya 1

Dukungan Keluarga

Dukungan Kader

Dukungan TOMA

Jarak Tempat Tinggal

Sumber Informasi

Kunjungan

Mendukung

Kurang

Mendukung

Kurang

Mendukung

Kurang

Dekat

Jauh

Pernah

Tidak Pernah

Aktif

Tidak aktif

54

122

16

160

25

151

119

57

152

24

107

69

30,7

69,3

9,1

90,9

14,2

85,8

67,6

32,4

86,4

13,6

60,8

39,2

frekuensi % Distribusi Frekuensi

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel diatas diketahui

bahwa responden sebagian besar kurang

mendapat dukungan keluarga berjumlah

122orang (69,3%). Berdasarkan Dukungan

kader diketahui bahwa responden sebagian

besar kurang mendapat dukungan kader

berjumlah 160orang (90,9%). Berdasarkan

Dukungan TOMA diketahui bahwa

responden sebagian besar kurang mendapat

dukungan TOMA berjumlah 151orang

(85,8%). Berdasarkan Jarak tempat tinggal

diketahui bahwa responden sebagian besar

mempunyai tempat tinggal dekat berjumlah

119orang (67,6%). Berdasarkan Sumber

informasi diketahui bahwa responden

sebagian besar pernah mendapat sumber

informasi berjumlah 154 orang (86,4%).

Tabel 3 Analisis Bivariat Dukungan

keluarga, Kader, TOMA, Tempat Tinggal,

Sumber informasi dan Kunjungan ibu ke

posyandu di Desa Rasau Jaya 1

Variabel

Kategori Kunjungan

RP

95% CI p valueMendukung

Kurang

mendukung Total

n % n % N %

42 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 6: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

Dukungan Keluarga

Mendukung 41 75,9 13 24,1 54 100 1,403 0,010

Kurang Mendukukng 66 54,1 56 45,9 122 100

Total 107 60,8 69 39,2 176 100

Dukungan Kader

Mendukung 12 75,0 4 25,0 16 100 1,263 0,341

Kurang Mendukung 95 59,4 65 40,6 160 100

Total 107 60,8 69 39,2 176 100

Dukungan TOMA

Mendukung 19 76,0 6 24,0 25 100 1,304 0,144

Kurang Mendukung 88 58,3 63 41,7 151 100

Total 107 60,8 69 39,2 176 100

Jarak Tempat Tinggal

Dekat 75 63,0 44 37,0 119 100 0,477 1,332

Jauh 32 56,1 25 43,9 57 100

Total 107 60,8 69 39,2 176 100

Sumber Informasi

Pernah 91 59,9 61 40,1 152 100 0,683 0,746

Tidak Pernah 16 66,7 8 33,3 24 100

Total 107 60,8 69 39,2 176 100

Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan tabel di atas diketahui

bahwa reponden yang mendapat dukungan

keluarga dengan kunjungan ibu aktif

s e b a n y a k ( 7 5 , 9 % ) l e b i h b a n y a k

dibandingkan dengan yang kurang mendapat

dukungan keluarga yaitu (54,1%). Hasil uji

statistik Chi Square diperoleh p value=0,010

(p = 0,05) sehingga Ho ditolak. Dengan

demikian maka dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan kunjungan ibu ke posyandu. Hasil

analisis diperoleh nilai Ratio Prevalensi =

1,403 artinya dukungan keluarga merupakan

faktor risiko. Hal ini berarti bahwa responden

yang mendapat dukungan keluarga

mempunyai peluang 1,403 kali untuk

berkunjung ke posyandu dibandingkan

dengan responden yang kurang mendapatkan 7

dukungan keluarga .

Berdasarkan tabel di atas diketahui

bahwa responden yang mendapat dukungan

kader posyandu dengan kunjungan ibu aktif

s e b a n y a k ( 7 5 , 0 % ) l e b i h b a n y a k

dibandingkan dengan yang kurang mendapat

dukungan kader yaitu (59,4%). Hasil uji

statistik Chi Square diperoleh p value=0,341

(p > 0,05) sehingga Ho diterima. Dengan

demikian maka dapat disimpulkan bahwa

43Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 7: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

tidak ada hubungan antara dukungan kader

posyandu dengan kunjungan ke posyandu.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa

responden yang mendapat dukungan TOMA

dengan kunjungan ibu aktif sebanyak

(76,0%) lebih banyak dibandingkan yang

kurang mendapatkan dukungan TOMA

(58,3%). Hasil uji statistik Chi Square

diperoleh p value=0,144 (p > 0,05) sehingga

Ho diterima. Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

antara dukungan TOMA dengan kunjungan

ibu ke posyandu.

Berdasarkan tabel di atas diketahui

bahwa responden lebih banyak yang jarak

tempat tinggalnya dekat dengan posyandu

(63,0%) dibandingkan dengan yang jarak

tempat tinggal jauh dari posyandu yaitu

(56,1%). Hasil uji statistik Chi Square

diperoleh p value=1,332 (p > 0,05) sehingga

Ho diterima. Dengan demikian maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan

antara jarak tempat tinggal dengan

kunjungan ibu ke posyandu.

Berdasarkan tabel di atas diketahui

bahwa responden yang tidak pernah

mendapatkan sumber informasi tentang

posyandu sebanyak (66,7%) lebih banyak

dibandingkan yang pernah mendapat sumber

informasi (59,9%). Hasil uji statistik Chi

Square diperoleh p value=0,746 (p > 0,05)

sehingga Ho diterima. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan antara sumber informasi dengan

kunjungan ke posyandu.

PEMBAHASAN

Hubungan Antara Dukungan Keluarga

Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita

Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.

Hasil uji statistik Chi Square

menunjukkan ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan ibu membawa

balita ke posyandu di desa rasau jaya 1.

Dengan p value sebesar = 0,010. Individu

sejak lahir berada di dalam suatu kelompok

terutama kelompok keluarga, perilaku

individu dalam pemanfaatan pelayanan

kesehatan termasuk posyandu dipengaruhi

atau memengaruhi setiap anggota dalam

keluarga. Suami sebagai kepala keluarga

memberi kontribusi kepada perilaku ibu 6

dalam memanfaatkan posyandu .

Berdasarkan hasil penelitian terbukti

bahwa dukungan keluarga mempengaruhi

kunjungan ibu membawa balita ke Posyandu.

Hal ini berarti keluarga harus mendukung

dalam memberitahukan ibu tentang

informasi posyandu, keluarga mengerti

manfaat ibu membawa balita ke posyandu,

dan keluarga mendampingi ibu saat

berkunjung ke posyandu supaya ibu tidak

mempunyai persepsi seperti hasil penelitian

diatas. Berdasarkan analisa per item variabel

dukungan keluarga diketahui bahwa

pertanyaan yang dijawab benar terbanyak

oleh responden adalah pertanyaan nomor 2

sebesar (50.6%) yaitu mengenai “keluarga

memot ivas i agar ibu menimbang,

mengimunisasi dan mengikuti kegiatan

posyandu lainnya setiap bulannya”

sedangkan pertanyaan yang dijawab salah

terbanyak oleh responden adalah pertanyaan

nomor 3 sebesar (70,5%) yaitu mengenai

“keluarga kurang mengetahui manfaat dari

ibu membawa anak balita keposyandu”. Hal

ini berarti bahwa responden masih kurang

mengetahui manfaat dari ibu yang

44 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 8: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

mempunyai balita berkunjung ke posyandu.

Berdasarkan hasil analisa univariat,

diketahui bahwa responden terbanyak adalah

responden yang kurang mendapat dukungan

keluarga berjumlah 122 orang (69,3%). Hal

ini berarti sebagian responden kurang

mengetahui manfaat dari ibu membawa anak

balita ke posyandu, kurang memotivasi ibu

dan keluarga jarang mendampingi ibu untuk

berkunjung ke posyandu.

Untuk itu disarankan kepada keluarga

yang memilki bal i ta untuk dapat

memberikan motivasi, dukungan dan

perhatiannya kepada ibu, serta mengetahui

manfaat ibu berkunjung ke posyandu.

Hubungan Antara Dukungan Kader

Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita

Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.

Hasil Uji statistik Chi Square

menunjukkan tidak ada hubungan antara

dukungan kader dengan ibu membawa balita

ke posyandu di desa rasau jaya 1.

Kader selain mempunyai tugas dan

fungsinya ia juga harus mampu ber-

komunikasi dengan efektif baik dengan

individu, kelompok maupun masyarakat,

pelaksanaan posyandu, serta dapat

memantau pertumbuhan dan perkembangan 15anak balita . Berdasarkan hasil analisa

univariat, diketahui bahwa responden

terbanyak adalah responden yang kurang

mendapat dukungan kader berjumlah 160

orang (90,9%).

Dorongan adalah dukungan dari diri

manusia untuk bertindak atau berprilaku.

dorongan dapat ditimbulkan oleh berbagai

sumber seperti lingkungan dan peran kader.

faktor lingkungan yang mempengaruhi jarak

rumah ke Posyandu dan adanya peran kader

seperti pemberian informasi kesehatan yaitu

mengenal imunisasi kepada ibu-ibu tentang

manfaat dan tujuan dari imunisasi akan

membangkitkan motivasi ibu untuk

membawa bayinya imunisasi dasar ke 6Posyandu . Berdasarkan analisa per item

variabel dukungan kader diketahui bahwa

pertanyaan yang dijawab benar terbanyak

oleh responden adalah pertanyaan nomor 1

sebesar (56,3%) yang mengenai “kader

posyandu memberikan informasi kepada ibu

yang mempunyai balita untuk datang ke

posyandu” sedangkan pertanyaan yang

dijawab tidak benar oleh responden adalah

pertanyaan nomor 3 sebesar (75,0%) yaitu

mengenai “kader posyandu mengingatkan

ibu untuk selalu membawa balita setiap

bulannya ke posyandu”.

Untuk menumbuhkan kesadaran

masyarakat atau responden membawa

anaknya berkunjung ke posyandu diperlukan

peran serta kader dan tenaga kesehatan,

penyuluh kesehatan dalam penyebaran

informasi baik melalui media cetak ataupun

media elektronik, kunjungan rumah door to

door dan pendekatan langsung kepada

keluarga responden.

Hubungan Antara Dukungan TOMA

Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita

Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.

Hasil Uji statistik Chi Square

menunjukkan tidak ada hubungan antara

dukungan TOMA ibu membawa balita ke

posyandu di desa rasau jaya 1.

Dukungan tokoh masyarakat (TOMA)

merupakan faktor (reinforcing) atau

mendukung dan memperkuat terbentuknya 7

perilaku tanggap atau ikut berperan serta .

Berdasarkan hasil analisa univariat,

45Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 9: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

diketahui bahwa responden terbanyak adalah

responden yang kurang mendapat dukungan

TOMA berjumlah 151 orang (85,5%). Hasil

pertanyaan terbuka, ibu yang kurang aktif

berkunjung ke posyandu dikarenakan kurang

mendapatkan dukungan keluarga 56,8%,

70% karena pekerjaan, dan kurang

mendapatkan informasi dari tokoh

masyarakat 39,8%. Berdasarkan analisa per

item variabel dukungan TOMA diketahui

bahwa pertanyaan yang dijawab benar

terbanyak oleh responden adalah pertanyaan

nomor 1 sebesar (60,2%) yaitu mengenai

“TOMA menghimbau keluarga agar

menyampaikan informasi posyandu, supaya

ibu balita berkunjung ke posyandu

“sedangkan pertanyaan yang dijawab tidak

benar oleh responden adalah pertanyaan

nomor 4 sebesar (71.0%) mengenai “TOMA

t idak memban tu posyandu da l am

menyediakan tempat yang nyaman bagi ibu

yang datang ke posyandu”.

Oleh karena itu perlu adanya dukungan

TOMA kepada responden yang memiliki

balita, agar rajin dan giat mengikuti kegiatan-

kegiatan posyandu, dan TOMA juga

melengkapi fasilitas posyandu demi

kelancaran kegiatan posyandu.

Hubungan Antara Jarak Tempat Tinggal

Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita

Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.

Hasil uji statistik Chi Square

menunjukkan tidak ada hubungan antara

jarak tempat tinggal dengan kunjungan ibu

membawa balita ke posyandu di desa rasau

jaya 1.

Jarak tempat tinggal mengindikasikan

keterjangkauan posyandu. Keterjangkauan

yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu

tempat dengan menggunakan perhitungan

jarak absolute dan jarak relatif. Jarak

absolute merupakan jarak sebenarnya dari

suatu tempat lainnya, sedangkan jarak relatif

diukur dari pertimbangan tertentu misalnya 1 2

rute, waktu, biaya, kenyamanan .

Berdasarkan hasil analisa univariat,

diketahui bahwa responden terbanyak adalah

responden yang jarak tempat tinggalnya

dekat sebesar (67,6% ).

Berdasarkan pertanyaan terbuka ibu

yang kurang aktif ke posyandu tidak

mengeluhkan jarak tempat tinggal yang jauh,

tetapi mereka sibuk bekrja, dan mengurusi

keluarga, sehingga tidak ada waktu untuk

mengantarkan anaknya ke posyandu. Jika

ada waktu itu pun tidak setiap bulan ibu ibu

ke posyandu, hanya pada waktu waktu

tertentu saja seperti pembagian Vitamin dan

makanan tambahan serta ada faktor-faktor

lain yang kurang mendukung ibu berkunjung

ke posyandu.

Hubungan Antara Sumber Informasi

Dengan Kunjungan Ibu Membawa Balita

Ke Posyandu Di Desa Rasau Jaya 1.

Hasil uji statistik Chi Square

menunjukkan tidak ada hubungan antara

sumber informasi dengan kunjungan ibu

membawa balita ke posyandu di desa rasau

jaya 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar (86,4) responden pernah

mendapatkan informasi posyandu. Sumber

informasi adalah segala hal yang dapat

digunakan oleh seseorang sehingga

mengetahui tentang hal yang baru,dan

mempunyai ciri-ciri yaitu, (1) dapat dilihat,

dibaca dan dipelajari, (2) diteliti, dikaji dan

d i a n a l i s i s ( 3 ) d i m a n f a a t k a n d a n

dikembangkan didalam kegiatan-kegiatan

46 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 10: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

pendidikan, penelitian, laboratorium, (4) 14

ditransformasikan kepada orang lain .

Berdasarkan pertanyaan terbuka yang

dijawab oleh ibu, ada beberapa alasan kenapa

ibu tidak aktif lagi ke posyandu yaitu karena

pekerjaan rumah tangga dan mengurusi anak

yang banyak, selain itu informasi dari kader,

dan tokoh masyarakat kurang didapatkan

ibu. Ibu kurang aktif berkunjung keposyandu

bukan disebabkan kurangnya informasi yang

didapat, tetapi pekerjaan, pengetahuan, dan

pemanfaatan dari posyandu itu sendiri ibu

kurang paham dan kurang mengerti.

Kurangnya dukungan keluarga, dukungan

kader, dan dukungan TOMA mempengaruhi

ibu untuk pergi ke posyandu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka

peneliti menarik simpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar keluarga kurang

mendukung (69,3%) kepada ibu yang

memil iki bal i ta berkunjung ke

Posyandu.

2. Sebagian besar kader posyandu kurang

mendukung (90,9%) kepada ibu yang

memil iki bal i ta berkunjung ke

Posyandu.

3. Sebagian besar tokoh masyarakat kurang

mendukung (85,8%) kepada ibu yang

memiliki balita berkunjung ke Posyandu

4. Sebagian jarak tempat t inggal

masyarakat dekat (67,6%).

5. Sebagian masyarakat yang mempunyai

balita pernah mendapat sumber

informasi posyandu sebesar (86,4%).

6. Sebagian besar ibu aktif berkunjung

keposyandu (60,8%).

7. Terdapat hubungan antara dukungan

keluarga dengan kunjungan ibu

membawa balita ke Posyandu (p = 0,010;

PR = 1,403).

8. Tidak ada hubungan antara dukungan

kader Posyandu dengan kunjungan ibu

membawa balita ke Posyandu (p =0,341;

PR =1,263).

9. Tidak ada hubungan antara dukungan

tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu

membawa balita ke Posyandu (p = 0,144;

PR = 1,304).

10. Tidak ada hubungan anatara jarak tempat

tinggal dengan kunjungan ibu membawa

balita (P=0,477).

11. Tidak ada hubungana natara sumber

Informasi dengan kunjungan ibu

membawa balita (P=0,683)

Berdasarkan simpulan diatas, maka

pada bagian terakhir dari penulisan skripsi ini

ada beberapa saran yang akan peneliti

sampaikan, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk Puskesmas

a. Puskesmas diharapkan senantiasa

memberikan pelatihan kepada kader

posyandu secara kontiyu minimal 1

tahun sekali, sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan kader

tentang sasaran, fungsi, program dan

tingkat perkembangan posyandu,

dengan demikian diharapkan dapat

menumbuhkan sikap mendukung

kader dalam kegiatan posyandu dan

memberikan partisipasi kepada ibu

yang memil iki bal i ta untuk

berkunjung keposyandu.

b. Puskesmas me la lu i pe tugas

kesehatan hendaknya selalu mem-

47Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 11: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

berikan dukungan kepada keluarga,

dalam mempartisipasiibu yang

memiliki balita untuk berkunjung

keposyandu setiap bulannya.

c. Puskesmas melakukan pendekatan

dengan tokoh masyarakat dan

bersama sama mengadakan

musyawarah masyarakat desa untuk

membahas masalah-masalah yang

ada di posyandu dan menyumbang-

kan dana untuk melengkapi fasilitas

yang ada di posyandu.

d . Puskesmas secara kont inyu

mengadakan kegiatan penyuluhan

keseha tan kepada ibu yang

mempunyai balita untuk selalu

berkunjung keposyandu setiap

bulannya agar mengetahui tumbuh

kembang anaknya.

2. Untuk Keluarga

a. Keluarga baik itu suami maupun

orang tua senantiasa memberikan

motivasi baik itu berupa dukungan

maupun informasi kesehatan kepada

ibu yang memiliki balita untuk rajin

membawa anaknya ke posyandu.

b. Keluarga baik itu suami maupun

orang tua senantiasa memberikan

perhatian kepada ibu yang memiliki

balita, agar memperhatikan tumbuh

kembang anak nya setiap bulannya

dengan mengikuti kegiatan-kegiatan

yang ada di posyandu.

c. Keluarga baik itu suami maupun

orang tua hendaknya selalu aktif

menginggatkan jadwal ke posyandu

kepada ibu, agar ibu tetap aktif

berkunjung ke Posyandu.

3. Untuk Kader Posyandu

a. Kader Posyandu senantiasa mem-

berikan dorongan kepada ibu-ibu

yang memiliki balita untuk aktif

berkunjung ke posyandu.

b. Kader Posyandu melalakukan pen-

dekatan kepada keluargaibu yang

memilki balita agar setiap bulan nya

ibu membawa balita berkunjung ke

posyandu.

c. Kader Posyandu memberikan

penjelasan kepada ibu secara garis

besar manfaat ibu berkunjung ke

Posyandu.

4. Untuk Tokoh Masyarakat

a. Tokoh masyarakat memberikan

motivasi berupa dukungan dan

sumber informasi posyandu kepada

keluarga yang memilki balita agar

aktif berkunjung ke posyandu.

b. Tokoh masyarakat melakukan

pendekatan kepada keluarga yang

ber tempat t inggal jauh dar i

posyandu, berupa informas i

posyandu agar setiap bulan nya ibu

aktif berkunjung keposyandu dan

tidak ketinggalan informasi.

c. Tokoh masyarakat memberi bantuan

kepada posyandu berupa dana untuk

meningkatkan kinerja kader dan

memberi fasilitas yang baik kepada

ibu yang aktif keposyandu, berupa

tempat posyandu yang disediakan

nyaman dan tenang.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Kurikulum

dan Modul Pelatihan Fasilitator

48 Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik

Page 12: HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RENFORCING DAN …

Pemberdayaan Kader Posyandu.

Jakarta : Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman

Umum Pengelolaan Posyandu .

Jakarta: Kemenkes RI.

Dinkes prov Kal-Bar. 2009. Profil dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

2009. Pontianak: Dinkes prov Kal-Bar.

_______. 2010. Profil dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Barat 2010.

Pontianak : Dinkes prov Kal-Bar.

_______. 2011. Profil dinas Kesehatan

Provinsi Kalimantan Barat 2011.

Pontianak : Dinkes prov Kal-Bar.

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan

dan Perilaku Kesehatan. Rineka

Cipta. Jakarta.

Noor'afni. 2008. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Ketidaksertaan Ibu

Mengikuti Posyandu di Kelurahan

Binjai Estate Tahun 2008. Medan :

Un ive r s i t a s Suma te ra U ta ra .

http://repository.usu.ac.id. diakses

tanggal 6 Juni 2013.

Purba Netsy Paola. 2011. Pengaruh

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita

Serta Peran Bidan Desa Terhadap

Pemanfaatan Posyandu Di Wilayah

Kerja Puskesmas Bosar Maligas

Kabupaten Simalungun. Medan; USU.

http://repository.usu.ac.id. diakses

tanggal 31 Mei 2013.

_______. 2007. Promosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.

Riyanto, Agus. 2011. Pengolahan dan

analisis data kesehatan. Nuha Medika.

Yogjakarta.

Jannah, Musyrifatul. 2012. Pengaruh

Tingkat Pendidikan, Pengetahuan,

Jarak Tempat Tinggal Dan Sikap Ibu

K e p a d a P e l a y a n a n P e t u g a s

Puskesmas Terhadap Frekuensi

Kunjungan Ibu Ke Posyandu Di

Kabupaten Lamongan. Universitas

Negeri Surabaya (UNESA). diakses

tanggal 7 juni 2013.

Fitriani, Idil. 2010. Hubungan Pendidikan

Ibu Dengan Kunjungan Balita Ke

Posyandu Di Kecamatan Pemulutan

Selatan Kabupaten Ogan Ilir. Jakarta:

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia. ILMIAH

Volume II1 No.2.

Juwariah. 2009. Dukungan Sosial Keluarga

terhadap Anak Down Sindrom di

Yayasan Pembina Anak Cacat (YPAC)

M e d a n . M e d a n : U S U

http://repository.usu.ac.id. diakses

tanggal 10 Juni 2013.

Maretha, Fitri. 2011. Tanggapan Kader

Terhadap Kunjungan Masyarakat di

Posyandu Serta Faktor-faktor yang

Berhubungan Di Puskesmas Jatimulya

K e c a m a t a n Ta m b u n S e l a t a n

Kabupaten Bekasi Tahun 2011. Depok;

FKM UI.

Farhat, Yasir. 2012. Hubungan Dukungan

Lurah Dan Insentif Dengan Keaktifan

Kader Posyandu Wilayah Kerja

Puskesmas Sei Jinggah (D/S Tinggi)

Dan Puskesmas Pelambuan (D/S

Rendah) Kota Banjarmasin. Jurnal

Skala Kesehatan Politeknik Kesehatan

Banjarmasin vol. 3 No. 1; Januari

2012.

49Jurnal Mahasiswa dan Penelitian Kesehatan - JuManTik