hubungan antara tingkat pendidikan...

74
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA DI RW.02 KOMPLEKS TAMAN REMPOA INDAH TAHUN 2010 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Ratna Eka Puspita Sari NIM : 107103002412 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H

Upload: duongthuan

Post on 15-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN

PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

KANKER PAYUDARA DI RW.02 KOMPLEKS TAMAN

REMPOA INDAH

TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Ratna Eka Puspita Sari

NIM : 107103002412

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 September 2010

Ratna Eka Puspita Sari

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

iii

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN

PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

KANKER PAYUDARA DI RW.02 KOMPLEKS TAMAN

REMPOA INDAH

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Ratna Eka Puspita Sari

NIM: 107103002412

Pembimbing

dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan nikmat yang

diberikan sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada berbagai pihak yang telah

membantu penulisan laporan penelitian ini, seperti:

1. Prof. Dr.MK. Tadjudin, SpAnd. selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan

2. DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM selaku Kepala Program Studi

Pendidikan Dokter

3. dr. Fika Ekayanti, M. Med. Ed selaku dosen pembimbing penulisan skripsi

yang selalu siap menyempatkan waktu dan tenaganya untuk membimbing

kami sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini, kami mohon maaf

jika kami sering merepotkan dokter dan mengganggu waktu istirahat dokter.

4. dr. Afrimal Safaruddin, SpB (K) Onk sebagai dosen penguji hasil penulisan

skripsi yang berusaha menjadikan sidang skripsi bukan suatu hal yang

menakutkan, akan tetapi suatu pembelajaran untuk pengalaman penting dalam

membuat suatu penelitian dan memotivasi kami untuk terus maju, ”terima

kasih dok atas saran dan masukannya”.

5. Para dosen yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya, semoga ilmu

kami yang kami peroleh bernanfaat.

6. Direktorat jenderal PK-PONTREN Departemen Agama yang telah

memberikan kesempatan dan mempercayakan kepada saya untuk menjadi

salah satu penerima beasiswa santri berprestasi di PSPD UIN Syarif

Hidayatullah.

7. Teman-teman riset yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan

penelitian ini, terima kasih teman-teman kalian luar biasa.

8. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan do’a dan dukungannya, terutama

ibuku yang tak pernah lelah berjuang dan mengirimkan do’anya untukku.

9. Teman-teman sejawatku tercinta di PSPD UIN Syarif Hidayatullah

terutama angkatan 2007, semoga kita lulus bersama dan di waktu yang

sama.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

vi

10. Seluruh Guru-guruku di SDN Mekarwangi 01, MTs. Al’Imaroh, dan

MA. Al’Imaroh Bekasi yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan

do’anya. Tak lepas berkat bimbingan dan do’a tulus dari guru-guruku

tercinta dapat mengantarkan saya menjadi lebih baik.

11. Teman dan Sahabat-sahabatku tercinta alumni MA. Al’Imaroh periode

2004-2007 serta adik-adik di kosan Bu Nur, terima kasih atas do’a dan

dukungan kalian, canda dan tawa kalian senantiasa menghiasi hari-

hariku. Semoga persahabatan kita selalu dalam ridho-Nya dan tetap

istiqomah di jalan-Nya.

Akhir kata, kami berharap laporan penelitian ini dapat berguna

bagi para pembaca umumnya, khususnya bagi mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, 30 September 2010

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

vii

ABSTRAK

Ratna Eka Puspita Sari. Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Wanita

Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa

Indah. Tahun 2010

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas

yang berasal dari parenchyma dan saat ini di Indonesia kanker payudara

menempati urutan ke dua jenis kanker tersering setelah kanker leher rahim.

Tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan banyak perubahan,

termasuk pengetahuan di bidang kesehatan.. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan

wanita tentang faktor risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa

Indah. Metode yang digunakan peneliti adalah Analitik Observasional dan

dilakukan dengan disain cross sectional.. Alat pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner berbentuk multiple choice. Untuk

mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang

kanker payudara di Rw.02 Kompleks taman Rempoa Indah, teknik analisis yang

digunakan adalah dengan uji hipotesis Chi-square tes. menggunakan spearman’s

rank pada tingkat kepercayaan 95%. Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai

probabilitas p= 0,192 yang berarti nilainya p> 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Semakin tinggi

tingkat pendidikan seseorang tidak menjamin tinggi pengetahuannya tentang

faktor risiko kanker payudara.

Kata kunci: Faktor Risiko Kanker Payudara, Tingkat Pendidikan, Tingkat

Pengetahuan

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

viii

ABSTRACT

Ratna Eka Puspita Sari. Faculty of Medicine State Islamic University Syarif

Hidayatullah. The Relationship Between The Level of Education with The

Knowledge of Women About The Risk Factor of The Breast Cancer in Rw.02

Kompleks Taman Rempoa Indah. 2010

Breast cancer (Carcinoma mammae) is a disease of malignant neoplasms arising

from the parenchyma, it’s the most prevalence cancer of woman and the second

cancer after cervix cancer found in Indonesia. There are many of the risk factors

that increase the incidence of the breast cancer. The level of education can

influence the attitude and knowledge about the health. The purpose of this

research is to know how the relationship between the level of education with the

knowledge of women about the risk factor of the breast cancer in Rw.02

Kompleks Rempoa Indah. The method was observational analytic with design

cross sectional study that have held in September 2010. The samples were women

which age about 15-55 years old who was lived at Rw.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah. Data were collected from the questionnaire test. Data were

analyzed by bivariat analysis with Chi-Square Test. From the results obtained by

statistical analysis of the value of probability p = 0.192, which means that its

value p> 0.05. In conclusion, there is no significant relationship between level of

education with the knowledge of women in Rw.02 Kompleks Taman Rempoa

Indah. The higher one's education level does not guarantee a high knowledge of

risk factors for breast cancer.

Keyword: Risk factor of the breast cancer, level of education , knowledge.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR KEASLIAN KARYA ……………………………………… ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………..... iii

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………… iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………… v

ABSTRAK …………..………………………………………………… vi

DAFTAR ISI ………..…………………………………………………. ix

DAFTAR TABEL ….………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. xiii

DAFTAR ARTI SINGKATAN ……………………………………….. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...…………………………………………..... 1

1.2 Rumusan Masalah ..………………………………………..... 4

1.3 Hipotesis ……………………………………………………. 4

1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………….... 4

1.4.1 Tujuan Umum ……………………………………….... 4

1.4.2 Tujuan Khusus …….………………………………….. 4

1.5 Manfaat Penelitian .…………………………………………. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan ……………………………………….. 6

2.1.1 Pengertian Pengetahuan ...…………………………….. 6

2.2 Anatomi Payudara ………………………………………...... 11

2.2.1 Definisi Payudara ……………………………………... 11

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Payudara .…………………….. 12

2.3 Kanker Payudara ……...…………………………………….. 14

2.3.1 Definisi Kanker Payudara …………………………….. 14

2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara ………………………. 14

2.3.3 Gejala Klinis Kanker Payudara ………………………. 15

2.3.4 Perjalanan Penyakit Kanker Payudara ….…………….. 16

2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara ………………………. 22

2.3.6 Risiko Dini Kanker Payudara …..…………………….. 25

2.3.7 Konsep Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan

Pengetahuan Individu ………………………………… 26

2.4 Kerangka Konsep ……..……………………………………. 27

2.5 Definisi Operasional ….…………………………………….. 28

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

x

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian ……………………………………………. 31

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ……….……………………… 31

3.3 Kerangka Operasional Penelitian .………………………….. 32

3.4 Populasi dan Sampel ..………………………………………. 33

3.5 Kriteria Penelitian ..…………………………………………. 35

3.6 Instrumen Penelitian ..………………………………………. 36

3.7 Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 36

3.8 Teknik Pengolahan Data .…………………………………… 36

3.9 Teknik Analisis Data ..……………………………………… 37

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ..……………………………………………. 39

4.2 Pembahasan …………………………………………………. 42

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ..…………………………………………………... 46

5.2 Saran …….………………………………………………….. 46

5.2.1 Bagi Peneliti .…………………………………………... 47

5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan ………………………………... 47

5.2.3 Bagi Masyarakat ...……………………………………... 47

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 48

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI ……………… 50

LAMPIRAN HASIL ANALISA SPSS 16.0 FOR WINDOWS………... 51

LAMPIRAN INFORMED CONSENT MENJADI RESPONDEN ….. 57

LAMPIRAN KUESIONER …………………………………………… 58

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

xi

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara 23

2.3 Definisi Operasional 29

3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 35

yang Akan Diteliti Tahun 2010

4.4 Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan 40

Tingkat Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah

4.5 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang 41

Di Jawab Oleh Responden

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1 Anatomi Payudara Normal 11

2.2 Anatomi Payudara 12

2.3 Kerangka Konsep Penelitian 27

3.1 Kerangka Operasional Penelitian 32

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 39

Di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 40

Di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti 50

2 Hasil Analisa SPSS 16.o for Windows 51

3 Informed Consent Responden 57

4 Kuesioner 58

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

xiv

DAFTAR ARTI SINGKATAN

RW : Rukun Warga

FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

UINSH : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

CFR : Case Fatality Rate

ICD : International Classification of Disease

DCIS : Ductal Carcinoma In Situ

LCIS : Lobular Carcinoma In Situ

KGB : Kelenjar Getah Bening

WHO : World Health Organisation

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit

neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Kanker payudara

merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita, kanker

payudara pada pria hanya sekitar 1% dari sekian banyak kasus kanker payudara.

Di Eropa Barat, Amerika Utara dan negara maju lain, insiden kanker payudara

menempati posisi pertama dari kanker yang sering menjangkiti kaum wanita.

RRC walaupun tergolong negara berinsiden rendah, tapi insidennya menunjukkan

tren meningkat jelas, di Beijing, Shanghai, Tianjin, dan kota besar lain insiden

kanker payudara telah melonjak menempati posisi pertama dari berbagai kanker

wanita. Menurut statistik, setiap tahun di RRC terdapat 40.000 lebih wanita

meninggal karenanya, maka kanker payudara telah menjadi salah satu penyakit

serius yang mengancam negara kita. (Desen, Wan. 2008)

Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak

berubah. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker

leher rahim di Indonesia. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70%

penderita kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut. Data dari Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa Case

Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit

menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8.

1

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

2

Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang telah

melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-1973,

menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima

secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia adalah sebagai berikut:

1. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih

besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan bertambah

samapi umur 50 tahun.

2. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada wanita yang

menikah dan mempunyai anak.

3. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali

lebih besar.

4. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya kurang

dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan

menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun.

5. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55 tahun,

resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

6. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak payudara,

resikonya 3-9 kali lebih besar.

7. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali lebih

besar.

8. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4 kali lebih

besar.

9. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2-3 kali

lebih tinggi.

10. Wanitapuan, dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara pada

ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

3

Di tengah masyarakat kita yang belum sepenuhnya mengerti tentang faktor

risiko kanker payudara tersebut di atas yang dapat meningkatkan angka kejadian

kanker payudara, oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang bagaimanakah

tingkat pengetahuan wanita usia 15-55 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa

Indah. Mengingat saat ini kanker payudara telah menduduki urutan ke-2 jenis

kanker tersering pada wanita setelah kanker serviks.

Status social ekonomi, walaupun tidak secara langsung berhubungan

dengan terjadinya kanker payudara namun dapat mempengaruhi penderita kanker

payudara, karena berdasarkan tinjauan pustaka dan studi epidemiolgi status

sosioekonomi menengah ke atas merupakan salah satu factor risiko untuk

terjadinya insidens kanker payudara(Price, SA. 2006). Begitu pula dengan tingkat

pengetahuannya, biasanya seseorang dengan tingkat social ekonomi yang lebih

tinggi memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dimana tingkat pendidikan

sering sekali dihubungkan dengan tingkat penghetahuan individu. Status sosio-

ekonomi di kawasan Kompleks Taman Rempoa Indah sebagian besar adalah

berada pada tingkat sosio-ekonomi menengah ke atas, dan sebagian kecil berada

pada tingkat sosioekonomi rendah dan menengah ke bawah. Hal tersebut

berkaitan dengan tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin banyak informasi yang di dapat sehingga semakin tinggi

pengetahuannya (Notoatmodjo, 2001). Individu yang mempunyai banyak

pengetahuan cenderung bersikap dan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan

anatara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara

dan factor risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut, yaitu Apakah terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa

Indah?

1.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diambil hipotesis bahwa

terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang

kanker payudara dan faktor risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

1.4. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah terhadap

faktor risiko penyakit kanker payudara.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini dilakukan sebagai syarat lulus untuk pre-klinik dan untuk

mendapatkan gelar sarjana kedokteran.

Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah terhadap pengertian dan penyebab kanker payudara.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

5

Mengetahui tingkat pengetahuan wanita di Rw.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah terhadap beberapa faktor risiko yang dapat

meningkatkan kejadian kanker payudara.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:

Dasar dalam melaksanakan program-program peningkatan pengetahuan

wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah tentang penyakit kanker

payudara dan fakto risikonya.

Masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa khususnya mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembelajaran bagi peneliti tentang tahap-tahap dalam penyusunan tugas

skripsi, dan tambahan pengetahuan tentang hubungan antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang faktor risiko kanker

payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Syarat dalam memenuhi tugas skripsi dan syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana kedokteran (S. Ked)

Page 20: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bahasan bab ini akan menampilkan penjelesan mengenai definisi

pengetahuan, anatomi dan fisiologi payudara, pengertian kanker payudara,

epidemiologi kanker payudara, penyebab kanker peyudara, gejala klinis,

gambaran patologi, perjalanan penyakit (patogenesis), dan faktor resiko kanker

payudara.

2.1 Konsep Pengetahuan

a. Pengetahuan

Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna

karena mempunyai cita, rasa dan karsa. Manusia memiliki kehendak untuk

mengatahui segala sesuatu yang ada disekitarnya untuk itu manusia selalu

mencari jalan untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Notoatmodjo

(2002 : 94) bahwa pengetahun merupakan hasil tahu dan nilai terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi pada penglihatan, pendengaran, penerimaan, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan (kognitif) merupakan dominan yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Dari pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan

merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang

merupakan hasil dari tahu setelah orang itu melakukan penginderaan

6

Page 21: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

7

terhadap suatu obyek tertentu dan kemudian diproyeksikan oleh orang

tersebut menjadi suatu gambaran, presepsi, pengamatan, konsep dan fakta.

b. Konsep Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002 : 122) pengetahuan mempunyai enam

tingkatan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu yang diberikan / materi yang

telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam penggunaan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata

kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat

sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus-rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

8

4. Analisa (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam sesuatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama yang

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

seperti menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan.

5. Sintesis (Shyntetis)

Sintetis menunjukan suatu kemampuan atau melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagain kedalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

2.1.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Lukman (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu :

a) Umur

Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang

maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi

pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak

secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Abu Ahmadi

(2001), juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah

satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan

bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan

Page 23: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

9

pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau

menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang.

Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa umur merupakan

variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi

yang merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan. Umur

adalah lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan sampai berulang tahun yang terakhir. Masa menopause

merupakan masa peralihan dari masa haid sampai masa berhentinya haid,

berlangsung antara usia 30-46 tahun (Depkes, 2007)

.

b) Pendidikan

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi persepsi seseorang untuk

lebih menerima ide-ide dan teknologi baru (SDKI, 1997). Pendidikan juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.

Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah mengambil keputusan

dan bertindak.

Menurut Notoadmojo (1997) pendidikan adalah suatu kegiatan atau

proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri.

Menurut Wied Hary (1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut

pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi

pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya.

c) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan

sehari-hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi

pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Hurlock, 1998).

Page 24: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

10

d) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan

berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru.

Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari

proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk

berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu

menguasai lingkungan (Khayan, 1997 : 34). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh

pula terhadap tingkat pengetahuan.

e) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi

seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga

hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan

seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada

cara berfikir seseorang. (Nasution, 1999)

f) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang

lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan

memperoleh suatu pengetahuan.

g) Media Informasi

Menurut Wied Hary (1996) informasi akan memberikan pengaruh

pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan

yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai

media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

11

h) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa lalu.(Notoatmodjo, 1997)

2. 2 Anatomi dan Fisiologi Payudara

2.2.1 Definisi Payudara

Payudara atau mammae adalah struktur kulit yang dimodifikasi,

bergranular pada bagina anterior toraks, pada perempuan mengandung

unsur yang mensekresi susu untuk makanan bayi. Mammae atau glandula

mammaria pada wanita merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks yang

terdiri dari 15 sampai 25 lobus yang berjalan radikal ke arah puting susu

dan dipisahkan oleh jaringan ikat dan lemak, setiap lobus mempunyai

duktus ekskretorius (lactiferous) yang bermuara pada putting susu. Tiap

lobus dibagi lagi menjadi lobules, dengan duktus alveolaris dan alveoli

menjadi bagian sekresi dari kelenjar. (Hartanto, 2005)

Gambar 2.1 Anatomi payudara normal (Hall, 2007)

Page 26: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

12

2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Payudara

Struktur histologi kelenjar payudara bervariasi sesuai dengan jenis

kelamin, usia, dan status fisiologisnya. Setiap kelenjar payudara terdiri

atas 15-25 lobus dari jenis tubuloalveolar kompleks, yang berfungsi

mensekresi air susu bagi neonatus. Setiap lobus, yang dipisahkan satu

sama lain oleh jaringan ikat padat dan banyak jaringan lemak,

sesungguhnya merupakan suatu kelenjar tersendiri dengan duktus

ekskretorius laktiferusnya sendiri. Duktus ini, dengan panjang 2-4,5 cm,

bermuara pada papilla mammae, yang memiliki 15-25 muara, masing-

masing berdiameter 0,5 mm.( Carneiro, 2007.)

Gambar 2.2 Anatomi Payudara (Carneiro, 2007)

Sebelum pubertas, kelenjar mammae terdiri atas sinus laktiferus

dan beberapa cabang sinus ini, yakni duktus laktiferus. Pada gadis selama

pubertas, payudara membesar dan membentuk putting susu yang

mencolok. Pada anak laki-laki, kelenjar mammae tetap datar. Pembesaran

payudara selama pubertas terjadi akibat penimbunan jaringan lemak dan

jaringan ikat, dengan meningkatnya pertumbuhan dan percabangan duktus

laktiferus akibat bertambahnya jumlah estrogen ovarium.

Struktur khas kelenjar -lobus-pada wanita dewasa berkembang

pada duktus ujung terkecil. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang

bermuara ke dalam satu duktus terminal. Setiap lobus terdapat dalam

jaringan ikat longgar. Suatu jaringan ikat yang kurang padat dan kurang

Page 27: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

13

banyak mengandung sel, memisahkan lobus-lobus. Dekat dengan muara

papilla mammae, Duktus laktiferus menjadi lebar dan menjadi sinus

laktiferus. Sinus laktiferus dilapisi epitel selapis gepeng pada muara

luarnya. Epitel ini berubah menjadi epitel berlapis silindris atau berlapis

kuboid. Lapisan duktus laktiferus dan duktus terminal merupakan epitel

selapis kuboid dan dibungkus sel mioepitel yang berhimpitan. Jaringan

ikat yang mengelilingi alveoli mengandung banyak sel limfosit dan sel

plasma. Populasi sel plasma bertambah nyata menjelang akhir kehamilan,

sel ini berfungsi menyekresi immunoglobulin (IgA sekretorik) yang

memberikan kekebalan pasif pada neonatus.( Carneiro, 2007 )

Struktur histology kelenjar ini mengalami sedikit perubahan

selama siklus menstrulasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitar masa

ovulasi. Perubahan ini bertepatan saat ketika kadar estrogen yang beredar

mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pra-

menstrulasi menambah besar payudara.( Carneiro, 2007).

Papilla mammae (puting susu) berbentuk kerucut dan warnanya

mungkin merah muda, coklat muda, atau coklat tua. Bagian luar papilla

ini, ditutupi epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk yang

berhubungan langsung dengan kulit didekatnya. Kulit disekitar puting susu

membentuk areola mammae. Warna areola menjadi gelap selama

kehamilan, akibat akumulasi melanin setempat. Setelah melahirkan, areola

menjadi putih kembali namun jarang mencapai warna aslinya. Epitel

puting susu berada di atas selapis jaringan ikat yang banyak mengandung

serabut otot polos. Serabut-serabut ini tersusun melingkari duktus

laktiferus yang lebih dalam dan tersusun sejajar terhadap duktus ini di

tempat masuknya duktus pada puting susu. Puting susu ini banyak di

persarafi oleh ujung saraf sensorik.( Carneiro, 2007)

Page 28: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

14

2. 3 Kanker Payudara

2.3.1 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah

sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ganas

ini dapat berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, jaringan lemak maupun

jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat

namun berbahaya. Kanker ini juga termasuk dalam catatan WHO di

masukkan kedalam International Classification of Diseases (ICD) dengan

kode nomor 17.( Suryaningsih, 2009)

2.3.2 Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang terdapat

pada wanita dan masih merupakan masalah kesehatan pada wanita, karena

selain merupakan salah satu penyakit keganasan kedua terbanyak juga

sering menyebabkan kematian. Kanker payudara berasal dari parenkim

atau dari stroma mamma. Penyakit ini oleh WHO dimasukkan dalam

international classification of disease (ICD) dengan nomor kode 174

(Tjahyadi, dkk. 1986).

Insidens kanker payudara bervariasi pada setiap negara. Di

Indonesia, insidens kanker payudar ada 22,2/100.000 setiap tahunnya. Di

amerika insidensnya paling tinggi yaitu 71,7/100.000, di Autralia

55,6/100.000, dan di jepang insidensnya rendah yaitu 12,1/100.000

(Tjindarbumi dkk, 1995).

Umur merupakan faktor penting yang ikut menentukan insidens

atau frekuensi kanker payudara. Di indonesia frekuensi kanker payudara

yang tertinggi ditemukan pada umur wanita yang produktif yaitu 40-49

Page 29: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

15

tahun dan tersering adalah pada usia 40 tahun ke atas (Ramli, 1995). Di

Amerika frekuensi kanker payudara tertinggi ditemukan pada umur 40-50

tahun. Umur rata-rata penderita kanker payudara yang ditemukan di

jakarta ialah 46 tahun, di Surabaya 47 tahun dan di Bombay India 53

tahun. Umur termuda penderita kanker payudara di surabaya ialah 14

tahun yang tertua 91 tahun (Sukardja, 1998).

Beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah diterima

secara luas oleh kalangan oncologist di dunia adalah.

a. Umur lebih tua dari 39 tahun (cancer age)

b. Anak pertama lahir setelah usia 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar

c. Tidak menikah (mullipara) mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi

daripada wanita yang menikah dan punya anak.

d. Menarche (haid pertama) kurang dari 12 tahun mempunyai risiko 1,7 –

3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia

normal yaitu lebih dari 12 tahun.

e. Menopause datang terlambat (lebih dari 55 tahun) risikonya 2,5 – 5 kali

lebih tinggi.

f. Pernah operasi tumor jinak payudara risikonya 2,5 kali lebih tinggi.

2.3.3. Gejala Klinis

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada

payudara, erosi atau eksema puting susu, atau berupa perdarahan pada

puting susu. Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.

Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada

Page 30: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

16

kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada putting

susu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),

berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema

hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d’orange), menjadi

mengkerut atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama

makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh

payudara, sering berbau busuk dan mudah berdarah. Rasa sakit atau nyeri

pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok,

atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul

pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan

dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. (Handoyo, 1990)

2.3.4 Perjalanan Penyakit

2.3.4.1 Tahap-tahap perkembangan sel normal menjadi sel kanker

Sejarah perkembangan tumor ganas dibagi dalam empat fase:

perubahan yang besar pada sel target (transformasi), pertumbuhan sel yang

bertransformasi tadi, invasi local dan metastasis ke seluruh tubuh. Inilah

karakteristik perbedaan antara tumor jinak dan tumor ganas.

2.3.4.2 Diferensiasi dan anaplasia

Diferensiasi adalah sel neoplastik yang bila dibandngkan dengan

sel normal berbeda secara fungsional dan morfologi, disebut anaplasia bila

sel tersebut sudah sangat berbeda dengan sel normalnya.

Anaplasia ditandai dengan beberapa perubahan morfologi:

Page 31: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

17

1. Pleomorfisme. Sel ditemukan beberapa kali lebih besar dari sel

tetangganya dan kadang beberapa sel juga kadang-kadang lebih kecil

2. Morfologi inti sel yang abnormal. Nucleus membesar dan hiperkromatik

sehingga rasio terhadap sitoplasma menjadi 1:1.Terdapat anak inti yang

besar di dalam inti.

3. Mitosis. Menggambarkan aktivitas sel dalam membelah diri, biarpun

adanya mitosis tidak dapat menggambarkan bahwa sel tersebut telah ganas

apa tidak tetapi ada perubahan yang morfologi yang menggambarkan sel

ganas apa tidak seperti atipik, mitosis aneh yang meproduksi tripolar atau

quadripolar spindle.

4. Perubahan lain. Terbentuknya sel-sel tumor raksasa yang mempunyai inti

yang sangat besar atau mempunyai beberapa inti sel. Di bagian tengah sel

tumor tersebut biasanya mengalami nekrosis karena tidak mendapat suplai

darah yang adekuat.

2.3.4.3 Kecepatan pertumbuhan sel

Kecepatan pertumbuhan sel biasanya ditandai dengan 3 factor

utama: pertumbuhan sel dua kali lebih cepat dari normal, fraksi sel tumor

yang berada di kolam replikasi, dan kecepatan dimana sel tumor

bertumpuk. Umumnya, kecepatan pertumbuhan sel tumor sangat

berkorelasi dengan tingkat diferensiasi mereka dan tumor ganas biasanya

tumbuh lebih cepat dari tumor jinak. Biasanya sel tumor terhenti di fase

G0 atau G1.

2.3.4.4 Invasi lokal

Semua tumor jinak tumbuh lambat dan biasanya local karena dia

tidak mempunyai kemapuan untuk infiltrasi, invasi atau metastasis.

Mereka membentuk kapsula fibrosa yang memisahkannya dari jaringan

host. Biarpun dilindungi oleh jaringan kapsul tetapi dapat terjadi

Page 32: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

18

hemangioma (neoplasma yang terbentuk dari pembuluh darah yang

terbentuk di sekitar tumor) biasanya manifestasinya terlihat di kulit.

Pertumbuhan kanker bersamaan dengan infiltrasi yang progresif,

invasi, dan penghancuran jaringan sekitar. Umumnya tumor ganas sangat

tidak bisa membatasi geraknya dalam menyerang sel yang sehat. Pelan-

pelan tumor yang ganas tersebut tumbuh mendekati jaringan kapsul dan

mendorong menuju jaringan yang sehat. Pemerikaan histology massa

kapsul menunjukkan barisan sel yang penetrasi dan infiltrasi ke sel yang

terdekat membentuk struktur yang tidak teratur seperti kepiting yang

menggambarkan sel kanker.

2.3.4.5 Metastasis

Adalah penyebaran tumor ganas menuju ke rongga-rongga tubuh,

pembuluh darah dan saluran limfatik akibat sifat invasive dari tumor ganas

tersebut.

1. Penyebaran ke rongga-rongga dan permukaan tubuh

Terjadi ketika tumor ganas menyerang tempat-tempat rongga tubuh

yang natural. Biasanya menyerang ke kavitas peritoneal, tetapi

kavitas yang lain seperti pleural, pericardial, subarachnoid, dan

persendian dapat juga terkena penyebaran dari tumor ganas.

2. Penyebaran limfatik

Penyebaran melalui limfatik adalah jalan yang paling sering

ditempuh oleh tumor ganas. Pada kanker payudara melakukan

pemeriksaan kelenjar limfatik aksilla sangat penting untuk

mengetahui progresifitas tumor dan perencanaan tata laksana

3. Penyebaran hematogen

Arteri dengan dinding yang lebih tebal dari vena lebih kuat dari

penetrasi yang dilakukan oleh tumor ganas, tumor ganas yang

melewati kapiler pulmoner atau arteri pulmoner dapat

meningkatkan risiko terjadinya emboli. Paru-paru dan liver

Page 33: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

19

merupakan yang apling lsering terkena metastasis akibat persebaran

hematogen.

Seperti kanker lainnya, penyebab kanker payudara masih belum

diketahui. Namun, hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat

diantaranya 3 faktor yang tampaknya penting dalam peningkatan risiko

kanker payudara yaitu; 1) perubahan genetic, 2) pengaruh hormon, 3)

factor lingkungan.

1) Perubahan Genetik

Perubahan genetic juga berperan dalam timbulnya kanker payudara

sporadic. Seperti pada sebagian besar kanker lainnya, mutasi yang

mempengaruhi protoonkogen dan gen penekan tumor di epitel

payudara ikut serta dalam proses transformasi onkogenik. Di antara

berbagai mutasi tersebut, yang paling banyak dipelajari adalah ekspresi

berlebihan protoonkogen ERBB2 (HER2/NEU), yang diketahui

mengalami amplifikasi hampir 30% kanker payudara. Gen ini adalah

anggota dari family reseptorfaktor pertumbuhan epidermis, dan

ekspresi berlebihannya berkaitan dengan prognosis yang buruk.

(Kumar, 2007)

Underwood (2006) mengatakan bahwa hasil penelitian lain juga

menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2

dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal

yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya

kanker payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya

memainkan peranan penting.

2) Pengaruh Hormon

Kelebihan estrogen endogen, atau yang lebih tepat

ketdakseimbangan hormone, jelas berperan penting. Banyak factor

risiko yang telah disebutkan ; usia subur yang lama, nuliparitas, dan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

20

usia lanjut saat memiliki anak pertama mengisyaratkan peningkatan

pajanan ke kadar estrogen yang tinggi saat daur haid .

Estrogen merangsang pembentukan factor pertumbuhan oleh sel

epitel payudara normal dan oleh sel kanker. Dihipotesiskan bahwa

reseptor estrogen dan progesterone yang secara normalterdapat di

epitel payudara, mungkin berinteraksi dengan promoter pertumbuhan,

seperti Transforming growth factor α (berkaitan dengan factor

pertumbuhan epitel), platelet derived growth factor, dan factor

pertumbuhan fibroblast yang dikeluarkan oleh sel kanker payudara,

untuk menciptakan suatu mekanisme autokrin perkembangan tumor.

(Kumar, 2007)

3) Faktor Lingkungan

Pengaruh lingkungan diisyaratkan oleh insidensi kanker payudara yang

berbeda-beda dalam kelompok yang secara genetis homogen dan

perbedaan geografik dalam prevalensi. faktor lingkungan lain yang

penting adalah iradiasi dan estrogen eksogen. (Kumar, 2007)

2.3.4.6 Penyebaran Kanker Payudara.

Akhirnya, terjadi penyebaran melalui saluran limf dan darah.

Metastasis ke kelenjar getah bening ditemukan pada sekitar 40%

kanker yang bermanifestasi sebagai massa yang dapat dipalpasi,

tetapi pada kurang dari 15% kasus yang ditemukan dengan

mamografi. Lesi yang terletak di tengah atau kuadran luar biasanya

mula-mula menyebar ke kelenjar aksila. Tumor yang terletak di

kuadran dalam sering mengenai kelenjar getah bening di sepanjang

arteria mamaria interna. Kelenjar supraklavikula kadang-kadang

menjadi tempat utama penyebaran, tetapi kelenjar ini baru terkena

hanya setelah kelenjar aksilaris dan mamaria interna terkena.

Akhirnya, terjadi penyebaran ke tempat yang lebih distal, dengan

kelainan metastatik di hampir semua organ atau jaringan di tubuh.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

21

Lokasi yang disukai adalah pam, tulang, hati, dan kelenjar serta (yang

lebih jarang) otak, limpa, dan hipofisis. Namun, tidak ada tempat yang

dapat lolos. Metastasis mungkin timbul bertahun-tahun setelah lesi

primer tampaknya telah terkontrol oleh terapi, kadang-kadang 15 tahun

kemudian.

Penentuan Stadium Kanker Payudara. Faktor prognostik

terpenting untuk kanker payudara adalah ukuran tumor primer,

metastasis ke kelenjar getah bening, dan adanya lesi di tempat jauh.

Faktor prognostik lokal yang buruk adalah invasi ke dinding dada,

ulserasi kulit, dan gambaran klinis karsinoma peradangan. Gambaran

ini digunakan untuk mengklasifikasikan perempuan ke dalam

kelompok prognostik demi kepentingan pengobatan, konseling, dan uji

klinis. Sistem penentuan stadium yang tersering digunakan telah

dirancang oleh American Joint Committee on Cancer Staging dan

International Union Against Cancer, seperti terlihat berikut ini.

Harapan hidup 5 tahun untuk perempuan berkisar dari 92% untuk

penyakit stadium a hingga 13% untuk penyakit stadium IV.

American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma

Stadium 0 : DCIS (termasuk penyakit Paget pada puting payudara)

dan LCIS

Stadium I : Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang

serta kelenjar getah bening negatif

Stadium IIA : Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang

disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau

karsinoma invasif lebih dari 2 cm, tetapi kurang dari 5

cm dengan kelenjar getah bening negatif

Stadium IIIA : Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2

cm, tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah

bening positif atau karsinoma invasif berukuran lebih

dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening

Page 36: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

22

Stadium IlIA : Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar

getah bening terfiksasi (yaitu invasi ekstranodus yang

meluas di antara kelenjar getah bening atau menginvasi

ke dalam struktur lain) atau karsinoma berukuran garis

tengah lebih dari 5 cm dengan metastasis kelenjar

getah bening nonfiksasi

Stadium IIIB : Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi

dinding dada, karsinoma yang menginvasi kulit,

karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap

karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening

mamaria intema ipsilateral

Stadium IIIC : Karsinoma invasive ukuran berapapun dengan

kelenjar getah bening terfiksasi dan supraklavikuler

homolateral, tanpa metastasis ke tempat jauh.

Stadium IV : Metastasis ke tempat jauh.

2.3.5 Faktor Risiko Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara belum dapat ditentukan namun terdapat

beberapa factor resiko yang telah ditetapkan, keduanya adalah lingkungan

dan genetic (Tabel 2.2). factor-faktor yang berkaitan dengan peningkatan

resiko kanker payudara adalah tempat tinggal di Negara berkembang

bagian barat, keadaan sosioekonomi yang rendah, ras, riwayat penyakit

payudara proliferative, awitan dini menarke, terlambatnya kelahiran anak

pertama, menopause yang terlambat, keadaan nulipara, terapi hormone

eksogen, terpajan radiasi, dan faktor-faktor makanan (obesitas dan asupan

alcohol yang tinggi). (Price, SA. 2006 vol2)

Page 37: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

23

Tabel 2.2 Faktor Risiko dan Insidens untuk Kanker Payudara

Faktor Risiko Insidens Tinggi Insidens Rendah

Usia Usia 30-50 tahun Menurun saat menopause

Lokasi

geografis

Eropa barat dan amerika utara:

lebih dari 6-10 kali keturunan

amerika, perempuan afrika-

ameria sebelum usia 40 tahun

Jepang, sebagian besar

Asia, Afrika

Perempuan kaukasian

sebelum usia 40 tahun.

Status

sosioekonomi

Kelompok sosioekonomi

menengah ke atas

Kelompok sosioekonomi

rendah

Status

perkawinan

Perempuan tidak menikah 50%

lebih sering terkena kanker

payudara

Perempuan yang menikah

Paritas Nullipara

Kelahiran pertama setelah usia

30 tahun

Multipara (menurun dengan

setiap kelahiran)

Paritas tinggi (4 atau lebih

kelahiran)

Riwayat

menstruasi

Abortus spontan sebelum

kelahiran pertama

Menarke usia dini

Menopause lambat setelah usia

50 tahun

Kelahiran pertama sebelum

usia 20 tahun, penurunan

risiko setiap tahun

kelambatan

Awitan awal menopause

Page 38: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

24

sebelum usia 45 tahun

Riwayat

keluarga

Keluarga perempuan tingkat

pertama (keluarga maternal atau

paternal ) dengan kanker

payudara: 2-3 kali lebih besar

terkena kanker payudara.

Ibu dan saudara perempuan, atau

2 saudara perempuan terkena

kanker payudara: 6 kali lebih

besar terkena kanker payudara

Bentuk tubuh Obesitas (setiap penambahan 10

kg): 80% lebih besar terkena

kanker payudara

Penyakit

payudara lain

Hyperplasia duktus dan lobulus

dengan atipia: 8 kali lebih besar

terkena kanker payudara

Terpajan

radiasi

Peningkatan risiko untuk setiap

radiasi pada perempuan muda

dan anak-anak, bermanifestasi

setelah usia 30 tahun; periode

laten minimum: 10-15 tahun

Kanker

primer kedua

Dengan kanker ovarium primer;

risiko kanker payudara 3-4 kali

lebih besar.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

25

2.3.6 Resiko Dini Kanker Payudara

Tjindarbumi D (2003) menyatakan bahwa epidemiologi dari

kanker payudara telah diselidiki lebih mendalam pada binatang dan

manusia daripada penyakit kanker lainnya. Penelitian genetik dari penyakit

ini telah berulanag kali menunjukkan suatu kenaikan 2 atau 3 kali lipat

dalam resiko mendapatkan kanker payudara yang “site spesific” yang

berhubungan dengan keluarga kanker payudara tingkat 1. Resiko ini

menunjukkan jelas suatu kenaikkan, bila permulaan dari penyakit kanker

payudara terjadi pada masa menopause atau bila terjadi bilateral.

Selanjutnya Tjindarbumi D. (2003) menyatakan bahwa kanker

payudara dapat juga ditemukan pada keluarga yang mempunyai hubungan

dengan penyakit kanker lainnya, termasuk kanker dari:

a. Kanker saluran pencernaan (Gastrointestinal cancer)

b. Kanker indung telur dan rahim (ovarium and endometrium cancer)

c. Tumor-tumor otak (Brain cncer)

d. Kanker darah (leukimia)

e. Sarkoma

Berdasarkan hasil penelitian dari Simanjuntak T.M (1977) yang

telah melakukan penelitiannya di bagian bedah FKUI/RSCM periode 1971-

1973, menemukan beberapa faktor resiko pada kanker payudara yang sudah

diterima secara luas oleh kalangan pakar kanker (oncologist) di dunia adalah

sebagai berikut:

Page 40: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

26

11. Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang

lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara dan resiko ini akan

bertambah samapi umur 50 tahun.

12. Wanita yang tidak menikah resikonya 2-4 kali ebih tinggi daripada wanita

yang menikah dan mempunyai anak.

13. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun

resikonya 2 kali lebih besar.

14. Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) yang usianya

kurang dari 12 tahun resikonya 1,7 – 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita

dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun.

15. Wanita yang mengalami masa menopousenya terlambat lebih dari 55

tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi.

16. Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak

payudara, resikonya 3-9 kali lebih besar.

17. Wanita dengan kanker pada payudara kontralateral, resikonya 3-9 kali

lebih besar.

18. Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3-4 kali

lebih besar.

19. Wanita yang mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya

2-3 kali lebih tinggi.

20. Wanitapuan, dengan riwayat keluarga ada yang menderita kaner payudara

pada ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2-3 kali lebih tinggi.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

27

21. Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara

jinak akan meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker payudara 11

kali lebih tinggi.

2.4 Konsep Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Dengan Tingkat

Pengetahuan Individu

Status social ekonomi, walaupun tidak secara langsung

berhubungan dengan terjadinya kanker payudara namun dapat

mempengaruhi penderita kanker payudara, karena berdasarkan tinjauan

pustaka dan studi epidemiolgi status sosioekonomi menengah ke atas

merupakan salah satu factor risiko untuk terjadinya insidens kanker

payudara(Price, SA. 2006). Begitu pula dengan tingkat pengetahuannya,

biasanya seseorang dengan tingkat social ekonomi yang lebih tinggi

memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dimana tingkat pendidikan

sering sekali dihubungkan dengan tingkat penghetahuan individu. Individu

yang mempunyai banyak pengetahuan cenderung bersikap dan berperilaku

sesuai dengan pengetahuannya. Begitu juga halnya dengan perilaku

kesehatan terutama dalam menanggapi penyakit tersebut. Berbeda dengan

mereka yang status social ekonominya menengah ke bawah, biasanya

mereka lebih sering mengabaikan status kesehatannya.

Menurut Rosentoc (1974) dalam Notoatmodjo (1993) seseorang

akan melakukan pencegahan terhadap suatu penyakit jika ia benar-benar

merasa terancam oleh penyakit tersebut. Jika tidak maka ia tidak akan

melakukan apa-apa. Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan

Page 42: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

28

informasi yang banyak tentang suatu penyakit tertentu akan melakukan

tindakan yang positif dalam menanggapi kesehatannya seperti cepatnya

mencari pengobatan dan mengobati penyakitnya sesuai dengan metode

kesehatan yang berlaku.

2.5 Kerangka Konsep

Dari studi literature, pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang kanker

payudara dan factor-faktor yang mempengaruhinya dapat dipengaruhi oleh

banyak hal. Akan tetapi karena keterbatasan peneliti baik dalam dana, tenaga,

maupun waktu, maka peneliti membatasi penelittian hanya pada tingkat

pengetahuan wanita usia 20-40 tahun di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah

seperti dipaparkan:

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Kata yang dicetak tebal variabel yang diteliti

Pengetahuan Wanita Tentang

Faktor Risiko Kanker Payudara

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Intelegensi

Sosial-Budaya

Media Informasi

Pengalaman

pengalaman

Rendah Sedang Tinggi

Page 43: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

29

2. 6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah yang

akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian. (Setiadi, 2007)

Tabel.2.3 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Cara

Ukur

Alat Ukur Skala Hasil

ukur

1. Pengetahu

an tentang

kanker

payudara

Jumlah jawaban

responden yang

benar terhadap

10 pertanyaan

mengenai

pengertian, dan

factor risiko dari

kanker payudara

Menjawab

pertanyaan

Kuesioner Ordinal Jawaban

Benar

nilai= 3

Jawaban

Mendeka

ti

Benar/ra

gu-ragu

nilai= 2

Jawaban

salah

nilai= 1

Rendah:

76-100%

Page 44: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

30

Sedang:

55-75%

Tinggi:

< 55%

2. Pendidika

n

Tingkatan

sekolah formal

yang

dicapaiseseoran

g berdasarkan

pengakuan

responden

1. Dasar

(SD,

SLTP)

2. Menenga

h (SMA)

3. Tinggi

(Akadem

i, S1)

Kuesioner Ordinal 1. Dasar

(SD,SL

TP)

2. Menen

gah

(SMA)

3. Tinggi

(Akade

mi, S1)

3. Faktor

risiko

kanker

payudara

Factor internal

maupun

eksternal yang

dapat

meningkatkan

angka kejadian

kanker payudara

- - - -

Page 45: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

31

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Disain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik Observasional

dengan menggunakan desain cross sectional melalui kuisioner yang diberikan

untuk meneliti tingkat pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor

risikonya di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah. Dimana metode penelitian

deskriptif adalah metode penilitian terhadap sekumpulan objek yang biasanya

cukup banyak dalam jangka waktu tertentu, dimana informasi yang disediakan

biasanya berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel

dalam suatu populasi (Setiadi, 2007:131).

3. 2 Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Rw. 02 Kompleks Taman Rempoa Indah

sedangkan waktu penelitiannya dilakukan pada bulan September 2010.

31

Page 46: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

32

3. 3 Kerangka Operasional Penelitian (Frame Work)

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian

Penentuan Populasi Penentuan sampel dengan

ktiteria inklusi

Sampling

Pengumpulan data:

Membagikan Questionare

kepada responden

Meminta responden untuk

menjawab pertanyaan pada

lembar Questionare

Pengolahan dan analisa data:

Editing

Koding

Sorting

Entry data

Cleaning

Penyajian data

Laporan awal

Seminar hasil

Pembuatan laporan akhir

Page 47: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

33

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1998:57).

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah semua wanita 15-55

tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa Indah, dengan jumlah populasi

357 orang.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 1998:57). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah

semua wanita yang berusia 15-55 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik sample Random sampling, untuk

menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai

berikut :

n = Z2

.p.q

L2

n : Jumlah sampel

Z : Tingkat Kemaknaan (1.96)

P : Keadaan yang akan dicari = 0.50

q : 100%-p = 100%-50% = 50% = 0.50

L : Tingkat ketepatan absolute yang dapat diterima = 10 %

Page 48: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

34

n = Z2

.p.q

L2

= (1,96)2 x 0,5 x 0,5

(0,1)2

= 96,04 = 96 sampel

Jumlah sampel di atas perlu dikoreksi terhadap jumlah populasi yang ada

untuk menjaga adanya kemungkinan responden yang tidak berhasil

ditemui, maka jumlah responden ditambah menjadi 100 orang untuk

mengindari adanya data yang kurang valid.

Dari 100 responden yang didapat dialokasikan dalam 2 lokal dengan

menggunakan rumus (Sugiono, 1997) :

nh = NH n

N

Keterangan :

nh : sampel terpilih

N : total sampel yang terpilih

NH : jumlah warga terpilih

n : total sampel

Page 49: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

35

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Setiap Rt di Wilayah Rw.02 yang Akan Diteliti

Tahun 2010

No. Data Jumlah Warga

Wanita

Jumlah sampel

1. Rt. 06 209 orang 59 orang

2. Rt. 07 148 orang 41orang

Jumlah 357 orang 100 orang

3.5 Kriteria Penelitian

Kriteria responden yang layak untuk diteliti:

a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk

diteliti. Criteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Wanita usia 15-55 tahun yang tinggal di Kompleks Taman Rempoa

Indah

2. Bisa membaca dan menulis

3. Bersedia untuk menjadi responden

4. Kooperatif

b) Kriteria Ekslusi

1. Wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks taman Rempoa Indah yang

tidak bersedia menjadi responden dengan berbagai alasan.

2. Wanita usia di bawah 15 tahun yang tinggal di Rw.02 Kompleks

Taman Rempoa Indah.

3. Wanita usia di atas 55 tahun yang tinggal di Rw. 02 Kompleks Taman

Rempoa Indah

4. Wanita usia 15-55 tahun yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak

menjawab 50% pertanyaan dalam kuesioner atau memberikan lebih

dari satu jawaban dari pertanyaan dalam kuesioner.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

36

5. Besar Sampel

Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki peneliti,

sehingga tidak memungkinkan mengambil semua populasi terjangkau.

Oleh karena itu peneliti mengambil sampel dalam penelitian ini 100

orang.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat pada waktu peneliti menggunakan

suatu metode (Arikunto, 1998). Dalam penelitian kali ini peneliti

menggunakan keusioner sebagai instrument penelitian. Pada jenis

pengukuran ini peneliti melakukan pengumpulan data secara formal

kepada subyek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan

dapat diaujukan secara langsung atau disampaikan secara lisan oleh

peneliti dari daftar pertanyaan yang sudah ditulis (Nursalam, 2003).

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulam data yang digunakan dalam penelitian ini

dengan menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepada

responden. Pada jenis pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara

formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara tertulis.

3.8 Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah secara manual melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Pengkodean (coding)

Memberi kode jawaban atau hasil pernyataan pada lembar kuesioner.

b. Pengolahan data (editing)

Isian lembaran kuesioner diteliti kembali

c. Pemasukan data (entry)

Data yang telah di coding kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

d. Pembersihan data (cleaning)

Data diperiksa kembali sehingga benar-benar bebas dari kesalahan.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

37

3.9 Teknik Analisa Data

Selanjutnya setelah data diolah maka dilakukan analisis data yaitu dengan

analisis Deskriptif Univariabel dengan menggunakan distribusi frekuensi

terhadap hasil kuesioner dan dijadikan dalam bentuk tabel atau grafik.

3.9.1 Untuk pengetahuan

Untuk variabel pengetahuan peneliti mebaginya ke dalam 3

kategori yaitu; rendah (< 55% mampu menjawab pertanyaan dengan

benar), sedang (55-75% mampu menjawab pertanyaan dengan

benar), dan tinggi (76-100% mampu menjawab pertanyaan dengan

benar). Pengolahan data untuk tingkat pengetahuan peneliti

menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Pemberian skor 3 untuk setiap jawaban yang benar dan pemberian

skor 2 untuk jawaban yang mendekati benar atau ragu-ragu dan skor 1

untuk jawaban yang salah.

3.9.2 Untuk Pendidikan

Untuk tingkat pendidikan peneliti mengkategorikan variabel ini

menjadi 3 kategori yaitu Dasar (SD, SMP), Menengah (SMA) dan

Tinggi (S1). Pengolahan data untuk variable pendidikan peneliti

menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

38

3.9.3 Uji Hipotesis

Pada penelitian ini data hasil penelitian diolah menggunakan rumus

Chi-Square Test untuk pengujian hipotesis, karena pada penelitian

ini peneliti mengkategorikan kedua variable tersebut menjadi 3

kategori yaitu rendah sedang tinggi. Uji hipotesis dengan Chi Square

test ini dioperasikan dengan menggunakan SPSS for windows versi

16.0.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

39

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian mengenai tingkat

pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan factor risikonya di Rw. 02

Kompleks Taman Rempoa Indah Ciputat Tangerang. Berdasarkan hasil

pengumpulan data yang dilakukan pada bulan September tahun 2010.

4.1. Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan membahas distribusi dari 100 responden

yang meliputi tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan, persentase pertanyaan

dalam kuisioner yang dijawab benar dan salah, serta hubungan antara tingkat

pendidikan dan pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di

Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah.

Gambar 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat Pendidikan

Dari gambar 4.1 di atas, diketahui responden yang berpendidikan dasar

(SD dan SMP) adalah berjumlah 18 orang atau 18 %, yang berpendidikan

39

Page 54: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

40

menengah sejumlah 46 atau 46%, dan yang berpendidikan tinggi sejumlah

36 orang atau 36%.

Gambar 4.2 Dirtribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat Pengetahuan

Dari gambar 4.2 di atas, diketahui bahwa tidak ada responden

dengan tingkat pengetahuan rendah, responden dengan tingkat pendidikan

sedang berjumlah 29 orang atau 29%, responden dengan tingkat

pengetahuan tinggi berjumlah 71 orang atau 71%.

Tabel 4.4 Distribusi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat

Pengetahuan di RW.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Tingkat

pendidikan

Pengetahuan Total OR

95

%

CI

P

value Rendah Sedang Tinggi

N % N % N % N %

Dasar 0 0 8 44.4 10 55.6 18 100 - 0.192

Menengah 0 0 10 21.7 36 78.3 46 100

Tinggi 0 11 10.6 25 69.4 36 100

TOTAL 0 0 29 29.0 71 71.0 100 100

Page 55: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

41

Dari tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa tidak ada responden

berpendidikan dasar yang berpengetahuan rendah, responden

berpendidikan dasar dengan berpengetahuan sedang berjumlah 8 orang

atau 44%, responden berpendidikan dasar dengan tingkat pengetahuan

tinggi berjumlah 10 orang atau 55.6%. dari data di atas juga dapat di

ketahui bahwa tidak ada responden berpendidikan menengah dengan

tingkat pengetahuan rendah, responden berpendidikan menengah dengan

tingkat pengetahuan sedang berjumlah 10 orang atau 21.7%, responden

berpendidikan menengah dengan tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 36

orang atau 78.3%. Tidak terdapat responden berpendidikan tinggi dengan

tingkat pengetahuan rendah, responden berpendidikan tinggi dengan

tingkat pengetahuan sedang berjumlah 11 orang atau 10.6%, responden

berpendidikan tinggi dengan tingkat pendidikan tinggi berjumlah 25 orang

atau 69.4%.

Dari hasil uji statistik, diperoleh nilai probabilitas 0.192 artinya,

pada α 5% tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan

tingkat pengetahuan.

Tabel 4.5 Distribusi Pertanyaan Dalam Kuesioner yang Di Jawab Oleh

Responden

No. Soal

Benar Mendekati benar/ragu-ragu

Salah TOTAL

N % N % N % N %

1. 61 61.0 31 31.0 8 8.0 100 100

2. 62 62.0 22 22.0 16 16.0 100 100

3. 55 55.0 37 37.0 8 8.0 100 100

4. 34 34.0 25 25.0 39 39.0 100 100

5. 46 46.0 33 33.0 21 21.0 100 100

6. 29 29.0 45 45.0 26 26.0 100 100

7. 35 35.0 46 46.0 18 18.0 100 100

8. 66 66.0 25 25.0 15 15.0 100 100

9. 51 51.0 32 32.0 17 17.0 100 100

10. 20 20.0 14 14.0 65 65.0 100 100

Page 56: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

42

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa dari kuesioner yang telah diberikan

untuk pertanyaan pertama tentang pengertian kanker terdapat 21 atau 21%

responden yang menjawab benar, 14 atau 14% responden yang menjawab

mendekati benar/ragu-ragu, dan 65 atau 65% responden yang menjawab

salah. Pertanyaan kedua tentang usia tersering yang terkena kanker

payudara terdapat 62 atau 62% responden yang menjawab benar, 22 atau

22% responden yang menjawab mendekati benar, dan 16 atau 16%

responden yang menjawab salah. Untuk prtanyaan ketiga tentang etiologi

tersering kanker payudara terdapat 55 atau 55% responden yang menjawab

benar, 37 atau 37% responden yang menjawab mendekati benar, dan 8

atau 8% responden yang menjawab salah. Pertanyaan keempat sampai

pertanyaan kedelapan tentang pengetahuan responden tentang factor risiko

kanker payudara rata-rata 25% responden menjawab dengan ragu-ragu.

Pertanyaan kesembilan tentang pengaruh kanker payudara terhadap berat

badan terdapat 66 atau 66% responden menjawab dengan benar, 25 atau

25% menjawab mendekati benar, dan 9 atau 9% responden menjawab

salah. Pertanyaan kesepuluh terdapat 20 atau 20% responden menjawab

benar, 14 atau 14% responden menjawab ragu-ragu, dan 66 atau 66%

responden menjawab salah.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas tentang Hubungan antara tingkat

pendidikan dengan tingkat pengetahuan wanita tentang kanker payudara dan

factor risikonya di Rw.02 di Kompleks Taman Rempoa Indah pada Tahun 2010,

dimana dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Analitik

Observasional dengan menggunakan disain cross sectional melalui uji kuesioner

yang diberikan kepada wanita usia 15-55 tahun di Rw.02 Kompleks Taman

Rempoa Indah. Dengan jumlah populasi sebanyak 357 orang, didapatkan jumlah

sampel sebanyak 100 orang dengan metode pengambilan teknik random sampling,

Page 57: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

43

peneliti akan menguraikan tingkat pengetahuan wanita usia 15-55 tahun di

Kompeks Taman Rempoa Indah dan kaitannya dengan tingkat pendidikan.

4.2.1 Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Factor Risikonya

Dari hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan yaitu pengetahuan

tentang kanker payudara dan factor risikonya yang telah dilakukan peneliti di

Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah didapatkan data bahwa responden yang

berpengetahuan tinggi sejumlah 71 orang atau 71%. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar warga Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah khususnya wanita

telah mengetahui tentang apa yang dimaksud dengan kanker payudara dan faktor

yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya kanker payudara pada seseorang

Menurut Notoatmodjo (2003) dan Nursalam (2001), pengetahuan adalah

hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap

objek tertentu, yang pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikannya

semakin banyak pula informasi yang diterimanya maka semakin tinggi pula

tingkat pengetahuannya, Hal tersebut merupakan domain untuk terbentuknya

sikap seseorang, pengetahuan yang baik akan berdampak dengan sikap yang baik

atau positif.

4.3 Identifikasi Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan

Wanita di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan wanita tentang kanker

payudara dan factor risikonya yang dilakukan di Rw. 02 Kompleks Taman

Rempoa Indah berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan bahwa dari 100

responden yang diteliti kelompok responden yang berpengetahuan tinggi berasal

dari tingkat pendidikan menengah yaitu sebesar 36 orang atau 78.4% (Diagram.

4.3). Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok responden

yang berpengetahuan tinggi sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan

menengah. Sedang kelompok responden dengan tingkat pendidikan tinggi dengan

Page 58: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

44

pengetahuan tinggi hanya berjumlah 25 orang atau 69.4%, hasil menunjukkan

lebih rendah dibanding kelompok responden dengan tingkat pendidikan menengah

dengan pengetahuan tinggi.

Menurut Nursalam (2001) bahwa semakin tinggi tigkat pendidikan

seseorang maka semakin banyak informasi yang diterimanya, maka akan semakin

tinggi tingkat pengetahuannya. Sehingga seseorang dengan tingkat pendidikan

lebih tinggi akan berpengetahuan lebih baik dibanding mereka dengan tingkat

pendidikan yang lebih rendah.

Melalui uji hipotesis dengan chi-square test melalui pogram SPSS for

windows versi 16.0 didapatkan hasil nilai probabilitas sebesar 0.192 antara tingkat

pendidikan dengan pengetahuan wanita Rw.02 di Kompleks Taman Rempoa

Indah, nilai probabilitas tersebut menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan wanita tentang factor

risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman rempoa Indah.

Hasil penelitian yang dilakukan pada wanita di Rw. 02 Kompleks Taman

Rempoa Indah tentang Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan

Pengetahuan Tentang Faktor Risiko Kanker Payudara berbeda dengan teori yang

ada bahwa ternyata didapatkan hasil tidak terdapat hubungan bermakna antara

tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan seseorang, berbeda pula dengan

hasil penelitian yang hampir serupa yang telah dilakukan oleh Nanik Widiawaty

(2005) tentang Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Dengan Pengetahuan

wanita Tentang Kanker Payudara Di Dukuh Ngambak Lipuro Bekonang

Sukoharjo adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat

pendidikan formal dengan pengetahuan wanita tentang kanker payudara di Dukuh

Ngambak Lipuro Bekonang Sukoharjo. Hasil penelitian ini bertolak belakang

dengan landasan teori dan hasil penelitian yang hampir serupa sebelumnya karena

berdasarkan teori Lukman (2006) terdapat banyak factor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan diantaranya pekerjaan dan media informasi bukan hanya

tingkat pendidikan saja. Seseorang yang bekerja dengan profesi tertentu akan

tinggi tingkat pengetahuannya tentang segala hal yang berkaitan dengan

profesinya, dan tidak menjamin seseorang tersebut akan mengetahui banyak hal

Page 59: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

45

di luar profesinya. Sama halnya pengetahuan tentang dunia kesehatan dan

kedokteran, bagi mereka yang tidak bergelut di dunia kesehatan atau tidak

berprofesi sebagai tenaga kesehatan mereka dapat disebut sebagai orang awam

dalam dunia kesehatan yang tidak sepenuhnya mengerti tentang hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan termasuk tentang kanker payudara dan factor

risikonya. Oleh karena itu, factor pekerjaan juga memegang peranan penting

dalam mengukur tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya tingkat pendidikan

saja.

Begitu pula dengan media informasi, Menurut Wied Hary (1996)

informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan. Meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik

dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang. Maka tidak menutup kemungkinan wanita

yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dengan tingkat

pendidikan menengah memiliki pengetahuan tinggi tentang factor risiko kanker

payudara lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan wanita dengan tingkat

pendidikan tinggi berpengetahuan tinggi tentang factor risiko kanker payudara.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini yang berupa tidak adanya hubungan

bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan wanita tentang factor

risiko kanker payudara di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah dapat

dipertanggung jawabkan mengapa tidak sesuai dengan landasan teori dan hasil

penelitian terdahulu, karena berdasarkan teori Lukman (2006) yang telah

dijelaskan sebelumnya bahwa selain tingkat pendidikan terdapat banyak factor

yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, dimana dalam

penelitian ini yang sangat berkaitan menurut peneliti adalah pekerjaan dan media

informasi.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

46

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan

Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara dan Faktor Risikonya di Rw.02

Kompleks Taman Rempoa Indah Tahun 2010 terhadap 100 responden dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

1. 46% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

memiliki tingkat pendidikan menengah.

2. 71% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

memiliki tingkat pengetahuan tinggi tentang Faktor Risiko Kanker

Payudara.

3. 78.3% wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

dengan tingkat pendidikan menengah memiliki pengetahuan tinggi

terhadap faktor risiko kanker payudara .

4. Presentase wanita yang tinggal di Rw.02 Kompleks Taman Rempoa Indah

dengan tingkat pendidikan tinggi dan berpengetahuan tinggi terhadap

factor risiko kanker payudara (69.4%) lebih rendah dibanding wanita

dengan tingkat pendidikan menengah berpengetahuan tinggi (78.3%).

5. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dan

pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02

Kompleks Taman Rempoa Indah, karena menurut Lukman (2006) selain

tingkat pendidikan terdapat factor lain yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang diantaranya adalah pekerjaan dan media informasi.

46

Page 61: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

47

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Peneliti

Peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

untuk mencari bagaimanakah hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan wanita tentang factor risiko kanker payudara di Rw.02

Kompleks Taman Rempoa Indah.

5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan khususnya kami sebagai mahasiswa kedokteran

agar termotivasi untuk berperan dalam meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang kanker payudara dan factor risikonya, karena

mengingat saat ini kanker payudara telah menduduki urutan ke-2 dari

kanker tersering yang terjadi pada wanita. Salah satu caranya dapat

melalui kegiatan penyuluhan.

5.2.3 Bagi Masyarakat

Bagi responden yaitu wanita usia 15-55 tahun yang tinggal di

Kompleks Taman Rempoa Indah khusunya bagi mereka dengan

pengetahuan sedang agar lebih termotivasi untuk menggali informasi

lebih tentang kanker payudara dan factor risikonya dari berbagai

sumber baik itu dari media massa seperti TV, radio, koran dan majalah

ataupun dari berbagai program penyuluhan.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

48

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi V , Rineka

Cipta, Jakarta, 2002, p 25, 37

Arthur, CG. John, EH: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC, Jakarta,

2007, p 365-8

CDC.Risk Factor of The Breast Cancer. Last Revised On September 17th

2010

diunduh dari:

http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-

risk-factors. diakses pada: 19 September 2010

CDC. Causes and Risk factor For The Breast Cancer. Last Revised On August

20th

2010, diunduh dari:

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://w

ww.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast-cancer-risk-

factors. Diakses pada: 02 September 2010

Desen, Wan: Buku Ajar Onkologi Klinis, edisi 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta,

2008, p 366-72

EMEDICINE. Breast cancer. Cited december 2010 diunduh dari ;

http://emedicine.medscape.com/article/263733-overview. diakses pada : 18

agustus 2010

Garcia, Closas: Breast Cancer Risk and Risk Factor, diunduh dari:

http://info.cancerresearchuk.org/cancerstats/types/breast/riskfactors/, diakses

pada: 20 September 2010

Hartanto, Huriawati: Kamus Kedokteran Dorlan, EGC, Jakart, 2005.

Junquera LC,Carneiro J:.Histologi Dasar Teks dan Atlas, Edisi 10, EGC, Jakarta,

2007, p447-50

King, Judy: Breast Cancer Answer, The Career Press, USA, 2004, p 13-19

Kumar,V. Abbas: Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease, 7th

edition.

Elseviers Saunders, China, 2006, p 75

Medicine Net: Breast Cancer, Disease and Conditions. 2010. Diunduh dari:

http://www.medicinenet.com/breast_cancer/article.htm diakses pada: 02

September 2010

Page 63: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

49

NCCN. Clinical Practice Guideline in Oncology. Breast Cancer, v.2. 2008,

diunduh dari; http:// www.nccn.org.id. Taken: 06 October 2010

Notoatmodjo, S: Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, p

32, 65

Notoatmodjo, S: Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

2002, p 27

Nursalam, S: Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, CV. Sagung

Seto, Jakarta, 2001, p 32, 113

Prawirohardjo, S: Ilmu Kandungan, Edisi. 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo, Jakarta, 2008, p486

Price, SA: Patofisiologi konsep klinis proses-proses perjalanan penyakit, edisi 6,

Volume 2, EGC, Jakarta, 2006, p 1303

Ramli, M: Deteksi Dini Kanker, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, p34

Sjamsuhidajat, Wim de Jong: Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi revisi, EGC, Jakarta,

1997, p542-7.

Underwood, JCO: Patologi Umum dan Sistematik, edisi 2, EGC, Jakarta, 1999.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

50

Lampiran No.1 Daftar Riwayatt Hidup Peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Ratna Eka Puspita Sari

Tempat, Tgl Lahir : Bekasi, 05 Agustus 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln. Raya Setu, Rawa Banteng Rt. 05/01 Des.

Mekarwangi, Kec. Cikarang Barat – Bekasi 17520

Email : [email protected]

Contact person : 085284072460

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Mekarwangi 01 (1996-2002)

2. MTs Al’imaroh (2002-2004)

3. MA Al’imaroh (2004-2007)

4. S1 Pendidikan Dokter UINSH (2007-Sekarang)

Page 65: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

51

Lampiran No. 2 Hasil Analisa SPSS

RECODE PENDIDIKAN ('SD'='1') ('SMP'='2') ('SMA'='3') ('PT'='4').

EXECUTE.

RECODE PENDIDIKAN (3=2) (4=3) (1 thru 2=1) INTO PENDIDIKAN1.

EXECUTE.

FREQUENCIES VARIABLES=PENDIDIKAN1

/ORDER=ANALYSIS.

PENDIDIKAN1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid DASAR 18 18.0 18.0 18.0

MENENGAH 46 46.0 46.0 64.0

TINGGI 36 36.0 36.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=SKOR1

/ORDER=ANALYSIS.

SKOR1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SEDANG 29 29.0 29.0 29.0

TINGGI 71 71.0 71.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

CROSSTABS

/TABLES=PENDIDIKAN1 BY SKOR1

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

52

(Lanjutan)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENDIDIKAN1 * SKOR1 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

PENDIDIKAN1 * SKOR1 Crosstabulation

SKOR1

Total SEDANG TINGGI

PENDIDIKAN1 DASAR Count 8 10 18

% within PENDIDIKAN1 44.4% 55.6% 100.0%

MENENGAH Count 10 36 46

% within PENDIDIKAN1 21.7% 78.3% 100.0%

TINGGI Count 11 25 36

% within PENDIDIKAN1 30.6% 69.4% 100.0%

Total Count 29 71 100

% within PENDIDIKAN1 29.0% 71.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.305a 2 .192

Likelihood Ratio 3.214 2 .200

Linear-by-Linear Association .467 1 .494

N of Valid Cases 100

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 5.22.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

53

(Lanjutan)

soal1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 8 8.0 8.0 8.0

Mendekati benar/ragu-ragu 31 31.0 31.0 39.0

Bnar 61 61.0 61.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 16 16.0 16.0 16.0

mendekati benar/ragu-ragu 22 22.0 22.0 38.0

benar 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 8 8.0 8.0 8.0

mendekati benar/ragu-ragu 37 37.0 37.0 45.0

benar 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 68: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

54

(Lanjutan)

soal4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 2 2.0 2.0 2.0

salah 39 39.0 39.0 41.0

mendekati benar/ragu-ragu 25 25.0 25.0 66.0

benar 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 21 21.0 21.0 21.0

mendekati benar/ragu-ragu 33 33.0 33.0 54.0

benar 46 46.0 46.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 25 25.0 25.0 26.0

mendekati benar/ragu-ragu 45 45.0 45.0 71.0

benar 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 69: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

55

(Lanjutan)

soal7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 18 18.0 18.0 19.0

mendekati benar/ragu-ragu 46 46.0 46.0 65.0

benar 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 15 15.0 15.0 15.0

mendekati benar/ragu-ragu 25 25.0 25.0 40.0

benar 60 60.0 60.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

soal9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid salah 17 17.0 17.0 17.0

mendekati benar/ragu-ragu 32 32.0 32.0 49.0

benar 51 51.0 51.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 70: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

56

(Lanjutan)

soal10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 1 1.0 1.0 1.0

salah 65 65.0 65.0 66.0

mendekati benar/ragu-ragu 14 14.0 14.0 80.0

benar 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 71: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

57

Lampiran No.3 Informed Consent Responden

No. formulir :

LEMBAR PERNYATAAN KESEDIAAN MENGISI KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA DI KOMPLEKS TAMAN

REMPOA INDAH Rw.02 TENTANG FAKTOR RISIKO KANKER

PAYUDARA, PEMERIKSAAN DINI SERTA TANDA DAN GEJALANYA.

Bersamaan lembar pernyataan ini, kami mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (Program Studi Pendidikan Dokter), sedang melakukan penelitian

mengenai tingkat pengetahuan wanita di kompleks taman rempoa indah Rw.02

tentang factor risiko kanker payudara , pemeriksaan dini, tanda dan gejalanya.

Untuk mendapatkan data penelitian ini, kami mengharapkan kesediaannya dalam

menjawab pertanyaan/kuisioner di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai

dengan pengetahuan dan pengalaman Anda. Semua yang tercantum akan tertulis

dalam kuesioner ini dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk

kepentingan penelitian ini.

Atas kesediaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Ciputat, September 2010

( Nama Responden )

Page 72: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

58

(Lanjutan)

IDENTITAS RESPONDEN

Nama

Umur

Alamat

Status Pernikahan

Jumlah anak

Pendidikan 1. Tidak pernah

sekolah

3. Tamat SD

4. Tamat SMP

4. Tamat SMU

5. Tamat Perguruan Tinggi

6. .....................................

Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga

2. Karyawan

3. Guru/Dosen

4. Bidan/petugas kesehatan

5. Wiraswasta

6. .........................................

Pengahasilan

keluarga/bulan

1. Di bawah Rp.

500.000

2. Rp 1- 2 Juta

3. Rp 2- 5 Juta

4. Rp 5-10 juta

5. Di atas Rp 10 juta

6. .......................................

Pengahasilan

keluarga/bulan

1. Suami

2. Istri

3. Anggota keluaraga

lain

Page 73: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

59

Lampiran No. 3 Lembar Kuesioner

A. Pengertian dan penyebab kanker Payudara

1. Pengertian kanker adalah..

a. Tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan organ tertentu yang tidak

terkendali

b. Tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan organ tertentu

c. Sel-sel abnormal akan berhenti tumbuh dengan sendirinya

2. Menurut anda, bagaimana kanker payudara ini dapat terjadi?

a. Faktor Keturunan

b. Adanya Pengaruh Hormon (zat tertentu dalam tubuh)

c. Tertular oleh penderita lain

B. Faktor-faktor yang mendukung terjadinya peningkatan resiko terkena

kanker payudara.

3. Apakah ibu sudah tahu tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan

kanker

payudara?

a. Ya

b. Tidak

c. Ragu-ragu

4. Pada usia berapakah kanker payudara biasa terjadi?

a. Usia > 30 Tahun

b. Usia < 20 Tahun

c. Usia Lanjut

(Lanjutan)

Page 74: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25639...HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN WANITA TENTANG FAKTOR RISIKO

60

5. Apakah memiliki keluarga yang menderita/pernah menderita kanker

payudara dapat menjadi faktor yang menimbulkan kanker payudara?

a. Ya

b. Tidak

c. Ragu-ragu

6. Apakah wanita yang mendapat haid pertama pada usia muda (di bawah 10

tahun) dapat menjadi faktor yang menimbulkan kanker payudara?

a. Ya

b. Tidak

c. Ragu-ragu

7. Apakah wanita yang tidak memiliki anak/ anak pertama lahir sesudah usia

30 tahun memiliki resiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi?

a. Ya

b. Tidak

c. Ragu-ragu

8. Golongan usia manakah yang tersering menderita kanker payudara?

a. Menengah (antara 30-50 tahun )

b. Muda (di bawah 30 tahun)

c. Tua (di atas 50 tahun)

9. Menurut anda, apakah kanker payudara dapat mempengaruhi berat badan?

a. Iya, berat badan menurun

b. Iya, berat badan meningkat

c. Tidak mempengaruhi berat badan

10. Status sosial ekonomi manakah yang lebih sering terkena penyakit kanker

payudara?

a. Sosial ekonomi menengah ke atas

b. Sosial ekonomi menengah ke bawah

c. Semua golongan

ATAS PERHATIAN DAN KERJASAMANYA KAMI UCAPKAN

TERIMA KASIH