hubungan antara keterampilan sosial dan …/hubungan...hubungan antara keterampilan sosial dan...

114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS XI.IPS SMA NEGERI 2 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ANIK SRI MURYANI NIM K8408025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: lehanh

Post on 10-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL

DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS XI.IPS SMA NEGERI 2 WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

ANIK SRI MURYANI

NIM K8408025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL

DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS XI.IPS SMA NEGERI 2 WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

ANIK SRI MURYANI

NIM K8408025

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Anik Sri Muryani, HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN

KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA

KELAS XI.IPS SMA NEGERI 2 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

2011/2012. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara

keterampilan sosial dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2

Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. (2) Hubungan antara kecerdasan emosional

dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2011/2012. (3) Hubungan antara keterampilan sosial dan kecerdasan

emosional dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri

Tahun Pelajaran 2011/2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

korelasional. Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2

Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012., sebanyak 138 siswa. Sampel diambil dengan

teknik random sampling type undian dengan pengembalian sejumlah 50 siswa.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis statistik dengan

teknik regresi ganda.

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) hipotesis 1 “ Ada hubungan

positif yang signifikan antara keterampilan sosial dengan penyesuaian diri siswa kelas

XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”, diterima. Hal ini dapat

dilihat dari hasil analisis dara yang menunjukkan rx1y=0,687 dan ρ=0,000. (2)

hipotesis 2 “ Ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2011/2012”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang

menunjukkan rx2y=0,667 dan ρ=0,000. (3) hipotesis 3 “ Ada hubungan positif yang

signifikan antara keterampilan sosial dan kecerdasan emosional dengan penyesuaian

diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”,

diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan Ry(x1,2) =

0,859, ρ = 0,000, dan F=22,990.

Kata Kunci : Keterampilan sosial, kecerdasan emosional, penyesuaian diri

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Anik Sri Muryani, THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL SKILL AND

EMOTIONAL INTELLIGENCE WITH SELF ADAPTATION OF XI CLASS

SOCIAL STUDENTS ON SMA NEGERI 2 WONOGIRI ACADEMIC YEAR

OF 2011/2012. Thesis. Education and Teachers Training Faculty Sebelas Maret

University.

The aim of this research is to know: (1) the correlation between social skill

and self adaptation of XI class social students on SMA NEGERI 2 WONOGIRI in

the academic year of 2011/2012. (2) The correlation between emotional intelligence

and self adaptation of XI class social students on SMA NEGERI 2 WONOGIRI in

the academic year of 2011/2012. (3) The correlation between social skill and

emotional intelligence with self adaptation of XI class social students on SMA

NEGERI 2 WONOGIRI in the academic year of 2011/2012.

Method used in this research is correlation quantitative descriptive. The

research population is the whole students of XI class social students on SMA

NEGERI 2 WONOGIRI in the academic year of 2011/2012, they are 138 students.

Sample taken by using random sampling technique lottery type with return are 50

students. The data collecting used is questionnaire and documentation. The data

analyzing technique used is statistic analysis with double regression.

Based on the result can be concluded: (1) hypothesis 1 “there is significant

positive correlation between social skill and self adaptation of XI class social students

on SMA NEGERI 2 WONOGIRI in the academic year of 2011/2012” is accepted, it

can be seen from the analysis which shows rx1y=0.687 and p=0,000. (2) Hypothesis

2”there is significant positive correlation between emotional intelligence and self

adaptation of XI class social students on SMA NEGERI 2 WONOGIRI academic

year of 2011/2012” is accepted. It shows rx2y=0.667 and p=0,000. (3) Hypothesis

3”there is significant positive correlation between social skill and emotional

intelligence with self adaptation of XI class social students on SMA NEGERI 2

WONOGIRI academic year of 2011/2012” is accepted. It can be seen from the data

analysis showing Ry(x1,2)=0.859, p=0,000, and F=22,990.

Key words: Social skill, emotional intelligence, and self adaptation.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“ Hidup adalah kegelapan jika tanpa hasrat dan keinginan.

Dan semua hasrat –keinginan adalah buta, jika tidak disertai pengetahuan.

Dan pengetahuan adalah hampa jika tidak diikuti pelajaran.

Dan setiap pelajaran akan sia-sia jika tidak disertai cinta.”

(Kahlil Gibran)

“ Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang meragukan dan

yang tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya.”

(Nabi Muhammad SAW)

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukurku yang teramat besar kepada Tuhan, kupersembahkan

skripsi ini untuk:

Bapak Hadi Suroso dan Ibu Siti Rohani yang

selalu mendukungku dengan untaian doa yang

tak pernah henti-hentinya terucap, dan dengan

semua rasa kasih sayang serta pengorbanan

yang telah diberikan. Aku bangga menjadi

putri kalian.

Anshor Roslana Fakhru Rozy, terima kasih

atas semua doa, dukungan, dan semangatnya

untukku.

Dina Fitriani Pratiwi, terima kasih sudah

menjadi sahabat terbaikku dan sudah

mendukungku selama ini.

Teman-teman Pendidikan Sos-Ant ’08,

kebersamaan dengan kalian tak kan

terlupakan.

Almamater.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan limpahan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga peneliti

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar guna memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tentu saja tidak terhindarkan dari

berbagai macam hambatan. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak maka

hambatan tersebut dapat peneliti atasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan yang

telah diberikan, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. MH. Sukarno, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. AY Djoko Darmono, M.Pd, Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, dorongan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. HM. Haryono, M.Si, Pembimbing II yang telah memberikan semangat,

bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Sardito, M.Pd, Kepala SMA Negeri 2 Wonogiri yang telah memberikan

ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Drs. Suwito, guru pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan

dan semangat kepada peneliti.

8. Ayah dan Bunda tercinta, terima kasih atas bimbingan, do’a, kasih sayang,

dan dukungannya selama ini.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan peneliti. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga penulisan skripsi

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait khususnya bagi kepentingan

pendidikan terutama bidang pengajaran Sosiologi Antropologi.

Surakarta,

Peneliti

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………. i

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………….. ii

HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………………. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………….. iv

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………... v

HALAMAN ABSTRAK ………………………………………………………... vi

HALAMAN MOTTO …………………………………………………………... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………... ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. x

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xiv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………... 7

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ……………………………………………………... 9

B. Penelitian yang Relevan ………………………………………… 36

C. Kerangka Berpikir ..…………………………………………….. 38

D. Perumusan Hipotesis ……………………………………………. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………... 41

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ………………………………….. 42

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………. 48

D. Teknik Pengambilan Sampel ……………………………………. 50

E. Pengumpulan Data ……………………………………………… 58

F. Validasi Instrumen Data ………………………………………… 65

G. Analisis Data ……………………………………………………. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data …………………………………………………... 74

B. Pengujian Persyaratan Analisis …………………………………. 80

C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………... 84

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ………………………………... 90

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………… 96

B. Implikasi ………………………………………………………… 97

C. Saran ……………………………………………………………. 98

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 99

LAMPIRAN …………………………………………………………………….. 101

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

1. Kerangka Berfikir ……………………………………………………. 39

2. Grafik Histogram Keterampilan Sosial (X1) ………………………… 76

3. Grafik Histogram Kecerdasan Emosional (X2) ……………………… 78

4. Grafik Histogram Penyesuaian Diri Siswa (Y) ……………………… 80

5. Garis Regresi antara Keterampilan Sosial (X1) dengan Penyesuaian

Diri Siswa (Y) ………………………………………………………...

88

6. Garis Regresi antara Kecerdasan Emosional (X2) dengan

Penyesuaian Diri Siswa (Y) …………………………………………..

89

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ………………………………….. 42

2. Tabel Frekuensi Nomor yang Keluar Ulang dalam Pengundian ……….. 56

3. Hasil Pengundian Sampel Penelitian …………………………………… 57

4. Persebaran Sampel di Masing-masing Kelas …………………………… 58

5. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian ………………………………….. 74

6. Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Sosial (X1) …………………… 75

7. Deskriptif Data Keterampilan Sosial (X2) ……………………………… 75

8. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional (X2) ………………… 77

9. Deskriptif Data Kecerdasan Emosional (X2) …………………………… 77

10. Distribusi Frekuensi Data Penyesuaian Diri Siswa (Y) ………………… 78

11. Deskriptif Data Penyesuaian Diri Siswa (Y) …………………………… 78

12. Uji Normalitas Variabel Keterampilan Sosial, Kecerdasan Emosional,

dan Penyesuaian Diri …………………………………………………….

81

13. Rangkuman Uji Linieritas X1 dengan Y ………………………………... 83

14. Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y ………………………………... 83

15. Rangkuman Analisis Uji Homosedastis ………………………………… 84

16. Rangkuman Matriks Interkorelasi ………………………………………. 85

17. Coefficients ……………………………………………………………... 87

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Angket ……………………………………………………... 101

2. Soal-Soal Angket …………………………………………………….. 121

3. Validitas ……………………………………………………………… 143

4. Data Hasil Penelitian ………………………………………………… 146

5. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian ………………………………. 148

6. Deskripsi Data Keterampilan Sosial (X1) ……………………………. 149

7. Deskripsi Data Kecerdasan Emosional (X2) …………………………. 150

8. Deskripsi Data Penyesuaian Diri (Y) ………………………………... 151

9. Uji Normalitas Variabel …………………………………………….. 152

10. Uji Linieritas X1 dan Y, X2 dan Y ………………………………….. 153

11. Homogenitas Data …………………………………………………… 154

12. Rangkuman Matriks Interkorelasi antara X1, X2, dan Y …………….. 155

13. Koefisiensi Regresi ………………………………………………….. 156

14. Regresi antara X1 dan Y …………………………………………….. 157

15. Regresi antara X2 dan Y …………………………………………….. 159

16. Daftar Siswa ………………………………………………………… 161

17. Surat Permohonan Izin Penyususnan Skripsi ……………………….. 165

18. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ……. 166

19. Surat Permohonan Izin Observasi …………………………………… 167

20. Surat Permohonan Izin Penelitian …………………………………… 168

21. Surat Keterangan Penelitian …………………………………………. 169

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Individu selama hidupnya selalu mengalami masa tumbuh dan berkembang ,

hal ini terjadi semenjak individu terbentuk sebagai organisme pada proses terjadinya

pembuahan sel telur yang terjadi dalam kandungan ibu sampai individu tersebut

mengakhiri hayatnya. Proses pertumbuhan dan perkembangan akan berlangsung

dengan cepat terutama saat individu tersebut memasuki masa kanak-kanak, masa

sekolah dan masa remaja serta permulaan masa dewasa. Proses pertumbuhan sendiri

berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan

struktur biologis pada individu. Sunarto dan Agung Hartono (2006:35) berpendapat

bahwa “Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses

kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat

dalam waktu tertentu”. Hasil dari pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya

ukuran yang bersifat kuantitatif pada anak, seperti panjang, berat, dan kekuatan

badan. Berbeda dengan pertumbuhan, proses perkembangan berlangsung pada aspek-

aspek yang bersifat kualitatif.

Perkembangan yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang

bersifat kualitatif atau untuk fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus

kearah yang lebih baik/ progresif yang disebut dengan kematangan. Dalam proses

tumbuh kembang seorang individu, dipastikan bahwa juga akan terjadi suatu

perkembangan kepribadian dan sosial. Pada proses ini akan terjadi suatu perubahan

cara individu berhubungan dengan dunia dan dengan orang lain di sekitarnya serta

menyatakan berbagai emosi yang dia rasakan. Dapat dipahami bahwa perkembangan

mengandung arti sebagai perubahan fungsi psikologis atau perubahan yang bersifat

kualitatif, artinya perubahan dapat dilahat dari kemempuan bertingkah laku lebih

matang, baik tingkah laku sosial, emosional, moral maupun intelektual. Perubahan

pada diri individu sendiri merupakan proses yang bersikenambungan dan terus

menerus. Ini berarti bahwa perubahan pada perkembangan bukan terjadi secara tiba –

1

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

tiba dalam waktu yang singkat tetapi perubahan yang terjadi terus menerus dan

berkelanjutan serta bertahap-tahap sepanjang hidup manusia. Perubahan yang

mengarah kepada pencapaian kematangan, diartikan sebagai tercapainya kemampuan

bertingkah laku secara fisik, sosial emosional, moral dan intelelektual secara

sempurna sesuai dengan tugas perkembangan tertentu.

Tujuan dari proses pertumbuhan dan perkembangan ini adalah mencapai

kedewasaan yang sempurna. Perkembangan pada dasarnya merupakan proses untuk

mencapai kematangan dalam berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan.

Dalam konsepsi tentang tugas perkembangan dikatakan bahwa pada setiap periode

tertentu terdapat sejumlah tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan.

Berhasil tidaknya individu dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut akan

berpengaruh bagi perkembangan selanjutnya. Sejalan dengan perubahan-perubahan

yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang

berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase

perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas

perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil

diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan

dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan

menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase

berikutnya.

Sebagai hasil dari terlaksananya proses pertumbuhan dan perkembangan,

seorang individu diharapkan memiliki sikap yang menunjukkan kedewasaannya.

Seseorang dikatakan dewasa apabila dia memiliki kematangan dan perubahan yang

lebih baik dalam aspek pola pikir serta perilaku dalam dirinya. Kedewasaan

seseorang diantaranya dapat ditandai dengan kemampuan seseorang untuk dapat

bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, dapat berpikir bijak, dapat mengontrol

amarah dan emosi dengan baik, selalu berpikir matang dan tidak gegabah dalam

melakukan tindakan, mampu menghadapi tantangan, serta mampu menyesuaikan diri

secara baik dengan lingkungan di sekitarnya.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Dalam menjalani kehidupannya, seorang individu pasti tidak dapat terlepas

dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Karena telah kita ketahui bersama bahwa

manusia merupakan makhluk sosial, yang berarti manusia tidak dapat hidup tanpa

bantuan dari orang-orang di sekitar lingkungan sosialnya. Dan untuk dapat diterima

ke dalam lingkungan sosialnya tersebut, individu pasti membutuhkan suatu

kemampuan yang dipergunakannya untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik

sehingga dapaat diterima sebagai salah satu bagian dari lingkungan sosial tersebut.

Kehidupan individu pada dasarnya merupakan suatu rangkaian pembelajaran dan

pematangan kemampuan mereka yang didapat dari hasil interaksinya dengan

lingkungan di sekitarnya. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor keterampilan

diri dan kecerdasan pada segi emosional mengambil peranan yang sangat penting.

Kebutuhan bergaul dan berhubungan dengan orang lain telah mulai

dirasakan seorang individu sejak ketika dia berada pada masa kanak-kanak dan telah

mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarga lain. Manusia

sebagai makhluk sosial senantiasa berhubungan dengan anggota manusia lainnya di

dalam masyarakat. Proses penyesuaian diri seorang individu terhadap lingkungan

kehidupan sosialnya pada dasarnya merupakan suatu proses yang mengharuskan

seseorang hidup di dalam kelompoknya baik dalam kelompok kecil maupun

kelompok besar di masyarakat luas. Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk

mampu mengatasi segala permasalahannya yang timbul sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau

norma yang berlaku. Oleh karena itu, setiap individu, termasuk remaja di dalamnya,

dituntut untuk menguasai keterampilan-keterampilan sosial dan kemampuan yang

baik dalam aspek emosionalitasnya agar dapat melakukan penyesuaian diri terhadap

lingkungan sekitarnya.

Keterampilan sosial menjadi salah satu factor sangat penting ketika seorang

individu dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian diri. Menjadi semakin

penting ketika anak sudah memasuki masa remaja karena pada masa remaja individu

sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas di mana pengaruh teman-teman dan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

lingkungan akan sangat menentukan. Jika seorang individu di masa awal dan saat

berjalan proses penyesuaian dirinya dapat menempatkan dirinya secara baik dan tepat

sesuai dengan bagaimana kondisi serta iklim yang ada di dalam lingkungan di mana

dia berada, dapat membaur dengan baik kepada semua anggota yang ada di

dalamnya, serta berusaha untuk tidak memunculkan berbagai permasalahan selama

penyesuaian dirinya berlangsung, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut

memiliki suatu keterampilan diri yang cukup untuk dapat menyelesaikan penyesuaian

dirinya dengan sempurna. Syamsul Bachri (2010: 159) menyatakan bahwa

“Keterampilan sosial adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang

individu agar mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan

aturan atau norma yang berlaku”.

Individu dengan keterampilan sosial yang baik mengalami berbagai

keberhasilan selama hidup mereka serta dapat mengatasi situasi sosial dan masalah

yang mereka hadapi dengan baik . Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan

sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya

sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung

berperilaku yang kurang normatif, bahkan dapat menyebabkan terjadinya gangguan

kejiwaan serta berbagai macam perilaku negatif. Keterampilan sosial meliputi

kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri

sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain,

bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan sebagainya.

Kemudian faktor kedua yang juga memegang peranan penting selama proses

penyesuaian diri adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient yang terdapat

dalam diri masing-masing individu. Selama masa perkembangannya, sebagai bagian

dari perkembangan aspek emosi, remaja juga semakin menyadari tentang bagaimana

keadaan dirinya dan keadaan orang lain. Hal semacam ini mendorong

berkembangnya perasaan-perasaan afektif terhadap orang lain, termasuk

pemahamannya terhadap nilai-nilai, dan perasaan-perasaan idealistic lainnya. Emosi

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

sebagai salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah afektif. Aspek psikologis ini

sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan dalam

hubungan dengan orang lain pada khususnya. Emosi pun memiliki pengaruh yang

sangat besar terhadap aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti sikap, perilaku, serta

penyesuaian terhadap pribadi dan sosial yang dilakukan.

Kemampuan dan upaya yang dilakukan untuk mengenal emosi yang dialami

merupakan langkah penting bagi remaja sebab kesadaran akan perasaan yang dialami

akan mengembangkan tipe perilaku adaptif yang dapat memfasilitasi terciptanya

interaksi sosial yang bersifat positif. Dalam konteks seorang remaja, hubungan

interpersonal yang kurang baik, seperti dengan orang tua, teman, dan guru, dan

ditambah lagi dengan konflik internal dari dalam diri remaja maka akan membentuk

kurangnya kesadaran emosi yang pada akhirnya akan mengganggu hubungan antara

remaja dan lingkungan sehingga berakibat pada remaja yang sulit menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Sebaliknya, seorang remaja yang mempunyai kemampuan

penyesuaian diri yang baik, kemungkinan besar dapat dipastikan akan mempunyai

hubungan harmonis dengan orang disekelilingnya. Jika saja seorang individu tidak

bisa memahami apa yang menjadi perasaan orang-orang yang ada di sekitarnya maka

dapat dipastikan bahwa individu tersebut tidak akan mampu melakukan berbagai

macam tindakan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh lingkungan yang ada di

sekitarnya. Begitu pula jika individu tersebut kurang mampu untuk dapat mengontrol

apa yang terjadi di dalam dirinya maka akan sulit baginya untuk dapat menjadi

seseorang yang diterima oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Bukankah

seseorang dengan sikap dan perilaku yang baik serta mampu berperilaku sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh manusia di sekelilingnya akan jauh lebih mudah

untuk diterima dibandingkan dengan seseorang yang kaku, emosional, dan bertindak

sesuka hati tanpa memikirkan perasaan orang-orang di sekitarnya.

Kurangnya kesadaran emosi juga akan menyebabkan individu mengalami

gangguan pada penyesuaian yang dilakukan dengan lingkungannya. Thorndike dalam

Goleman (Hermaya,2003:56) menerangkan bahwa:

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami dan mengatur

orang lain untuk bertindak bijaksana dalam menjalin hubungan, meliputi

kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan

interprersonal adalah kecerdasan untuk kemampuan untuk memahami orang

lain, sedangkan kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengelola diri

sendiri.

Dengan dikuasainya keterampilan sosial oleh seorang remaja, serta

pengembangan emosinya yang terbentuk dengan baik, diharapkan seorang remaja

dapat menyesuaiakan dirinya dengan lingkungan sosialnya secara baik. Salah satu

masalah yang kerap kali muncul dan mungkin kurang disadari adalah

ketidakmampuan seorang remaja untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan baik

terhadap lingkungan di sekitarnya, entah itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun

masyarakat. Bisa saja seorang remaja mempunyai kemampuan yang baik untuk

melakukan penyesuaian di tengah lingkungan keluarganya, namun tidak demikian

ketika dia berada di antara teman ataupun gurunya di sekolah dan masyarakat yang

ada di sekitarnya. Atau bahkan yang terjadi adalah sebaliknya, ketika seorang remaja

dapat dikatakan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan begitu baik

ketika dia berada di antara teman-temannya di sekolah tapi dia kurang memiliki

hubungan yang baik dengan anggota keluarganya di rumah.

Pentingnya penelitian ini yaitu agar didapat suatu pengetahuan dan wawasan

mengenai hubungan keterampilan sosial dan kecerdasan emosional dengan

penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu

diadakan penelitian agar dapat mengetahui kendala dan cara mengatasi masalah-

masalah yang mungkin terdapat pada kajian tersebut. Berdasarkan latar belakang

masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan antara Keterampilan Sosial dan Kecerdasan Emosional dengan

Penyesuaian Diri Siswa Kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran

2011/2012”.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti

adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial dengan

penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012?

2. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa

dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial dan

kecerdasan emosional siswa dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA

Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial dengan

penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012?.

2. Mengetahui hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012.

3. Mengetahui hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial dan

kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa kelas X.IPS SMA Negeri 2

Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi kepentingan berbagai pihak,

antara lain :

1. Manfaat teoritis

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan dapat menjadi input dalam pengembangan teori hubungan

keterampilan sosial dan kecerdasan emosional serta kemampuan

penyesuaian diri seorang individu terhadap lingkungan yang ada di

sekitarnya.

b. Memberi masukan dan sumbangan pemikiran bagi para peneliti lain untuk

mengembangkan penelitian lain yang sejenis di kemudian hari.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Memberikan masukan tentang pentingnya meningkatkan kemampuan dalam

kecerdasan emosional agar memiliki kemampuan penyesuaian diri yang

baik.

b. Bagi orang tua

Memberikan masukan positif agar orangtua dapat menciptakan interaksi

edukatif yang membuat anak mengaktualisasikan dirinya dengan baik

sehingga dapat menyesuaikan diri di lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

c. Bagi SMA Negeri 2 Wonogiri

Menjadi masukan bagi pihak sekolah dalam mengambil kebijakan yang

berguna bagi pengembangan siswa khususnya agar siswa mampu

menyesuaikan diri dengan baik di manapun dia berada.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penyesuaian Diri

a. Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya

kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu

mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam

menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam

masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami

stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri

dengan kondisi yang penuh tekanan.

James dan Joan (Satmoko, 2008:14) mendefinisikan “Penyesuaian sebagai

interaksi individu yang kontinyu dengan dirinya sendiri, dengan orang lain, dan

dengan dunia yang ada di sekitarnya”. Ketiga factor tersebut bersifat konstan dalam

mempengaruhi diri seorang manusia dan hubungan ketiganya bersifat imbal balik

atau saling mempengaruhi. Semua yang ada pada diri individu seperti tubuh, perilaku,

serta pemikirannya menjadi hal yang dihadapi setiap detiknya. Sedangkan berkaitan

dengan individu lain yang ada di sekitar kita, jelas bahwa mereka berpengaruh besar

terhadap apa yang terjadi pada diri kita. Begitu pula dengan dunia luar yang ada di

sekitar individu, individu tersebut harus bisa menyesuaikan dirinya secara baik agar

dapat menjalani hidup dan diterima dengan baik pula oleh lingkungan yang

mengelilinginya.

Davidoff (Jumiati, 1991:176) mengatakan bahwa “Penyesuaian diri

merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri

dantuntutan lingkungan”. Penyesuaian diri dengan diri sendiri adalah bagaimana

individu mempersepsi dirinya sendiri, potensi-potensi yang dimiliki dan tingkat

kepuasan akan hasil atau pengalaman yang diperoleh. Penyesuaian diri dengan

lingkungan adalah bagaimana individu mempersepsi dan bersikap terhadap realitas

9

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang ada. Individu yang mempunyai penyesuaian diri yang baik dapat mengendalikan

perasaan cemas, khawatir dan marah apabila mendapat suatu tekanan dari

lingkungan. Hal ini disebabkan oleh adanya dorongan untuk mengatasi hambatan-

hambatan dalam mengaktualisasikan diri di lingkungan. Dapat diketahui bahwa yang

dimaksudkan dengan penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk

menyesuaikan diri terhadap situasi didalam dirinya sendiri serta dalam lingkungan

sosial sesuai dengan norma-norma yang ada tanpa menimbulkan konflik bagi dirinya

maupun lingkungan.

Gerungan (2009:59) mempunyai pendapat bahwa “Penyesuaian diri dapat

berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah

lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri”. Dengan mekanisme penyesuaian

diri semacam ini, seorang individu dapat melakukan proses penyesuaian diri melalui

dua cara. Cara tersebut dapat dilakukan dengan menyesuaikan keadaan diri sesuai

dengan kondisi lingkungan ataupun mengubah lingkungan agar sesuai dengan apa

yang ia inginkan. Jika dilakukan dengan menyesuaikan diri dengan lingkungan, maka

ia harus mau untuk merubah dirinya sesuai dengan peraturan serta ketetapan yang

telah di jalankan di lingkungan barunya. Sedangkan apabila ia berkeinginan untuk

mengubah lingkungan sesuai yang ia inginkan, dapat dilakukan dengan menanamkan

norma, aturan, ide, ataupun kepribadian yang dimilikinya kepada lingkungan yang

baru.

Dari pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa penyesuaian diri

merupakan suatu proses yang mencakup hubungan atau interaksi individu dengan

dirinya sendiri ataupun dengan lingkungan di sekitarnya, serta merupakan proses

dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang

lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian diri tersebut

dapat dilakukan dengan menyesuaikan diri sesuai dengan keadaan lingkungan ataupun

mengubah kondisi lingkungan sekitar sesuai dengan apa yang individu inginkan. Dengan

memahami bagaimana keadaan dari lingkungan sosial yang ada di sekitarnya maka

diharapkan seorang individu akan dapat berpeilaku sesuai dengan apa yang diharapkan

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

oleh lingkungan tersebut sehingga akan timbul suatu kemampuan di mana manusia

sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara dirinya sendiri

dengan lingkungannya.

b. Aspek Penyesuaian Diri

Pada penyesuaian diri terdapat beberapa aspek yang tercakup di dalamnya,

dan apabila kesemua aspek tersebut dapat dipenuhi oleh seorang individu maka dapat

dikatakan bahwa proses penyesuaian diri yang dilakukannya telah berhasil secara

baik. Antara satu aspek dengan aspek yang lain memberikan sumbangan yang saling

menguatkan guna memberikan daya yang maksimal pada proses penyesuaian diri

individu.

Kartono (2000:270-271), mengungkapkan aspek-aspek penyesuaian diri yang

meliputi:

1) Perasaan afeksi yang kuat, harmonis, dan seimbang;

2) Berkepribadian matang dan terintegrasi baik terhadap diri sendiri maupun

orang lain;

3) Mempunyai relasi sosial yang memuaskan;

4) Mempunyai struktur system syaraf yang sehat untuk mengadakan adaptasi.

Hal tersebut dijelaskan penulis sebagai berikut:

1) Perasaan afeksi yang kuat, harmonis, dan seimbang;

Dengan perasaan afeksi yang kuat seorang individu akan mempunyai tingkat

tanggung jawab yang tinggi atas apa yang dia lakukan. Semua hal yang telah

menjadi keputusannya akan dipikirkan secara matang dan tidak hanya menuruti

perasaan ataupun emosi sesaat.

2) Berkepribadian matang dan terintegrasi baik terhadap diri sendiri maupun orang

lain. Control diri yang baik menjadikan individu akan berhati-hati dalam bersikap

ataupun berbuat. Apapun hal yang ia lakukan akan dipikirkan secara matang dan

tidak hanya menuruti emosi ataupun perasaan dalam bertindak, tetapi cenderung

menggunakan logika dan akal sehat.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3) Mempunyai relasi sosial yang memuaskan

Kemampuannya untuk berinteraksi secara baik dengan orang di sekitarnya

membuat individu tersebut memiliki relasi serta koneksi yang kuat dengan

lingkungan sosialnya. hubungan tersebut diperoleh melalui proses adaptasi dan

penyesuaian diri yang baik sehingga dapat diterima oleh individu di lingkungan

sosialnya.

4) Mempunyai struktur system syaraf yang sehat untuk mengadakan adaptasi

Salah satu syarat utama dan terpenting bagi seorang individu untuk dapat

melakukan penyesuaian diri adalah keadaan jasmani serta rohani yang sehat. Jika

kedua hal tersebut tidak ada maka dapat dipastika individu tidak dapat

melakukan proses penyesuaian diri. Kondisi jasmani yang sehat mendorong

individu dapat berinteraksi secara fisik dengan individu lain, sedangkan dengan

kondisi rohani ataupun mental yang sehat individu dapat berinteraksi secara

psikologis dengan orang di sekitarnya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Proses penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa factor, secara garis besar

factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri tersebut di bagi menjadi factor

eksternal dan factor internal. Hariyadi, dkk(1995:110-112) mengelompokkan factor-

faktor tersebut sebagai berikut:

1) Faktor internal

a) Motif

b) Konsep diri

c) Persepsi

d) Sikap

e) Intelegensi

f) Kepribadian

2) Faktor eksternal

a) Keluarga

b) Sekolah

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c) Teman sebaya

d) Prasangka sosial

e) Hukum dan norma sosial

Hal tersebut akan dijelaskan penulis sebagai berikut:

1) Faktor internal penyesuaian diri

a) Motif

Motif merupaka suatu bentuk dorongan yang berasal dari dalam diri individu

untuk melakukan sesuatu. Motif ini juga berpengaruh dalam proses

penyesuaian diri individu, yang mana dalam menjalani hidup kesehariannya

dengan individu lain dalam masyarakat, pastilah individu tersebut mempunyai

keinginan untuk dapat menjalin hubungan dan interaksi dengan mereka. Motif

atau dorongan ini lah yang menjadikan individu memiliki kekuatan

menggerakkan dirinya untuk memulai melakukan adaptasi dengan lingkungan

sosialnya dan kemudian diteruskan dengan terbentuknya hubungan yang

berlanjut.

b) Konsep diri

Konsep diri merupakan bagian terpentingan dari seorang individu. Diri

individu berisi ide-ide, persepsi dan nilai-nilai, yang kemudian semua hal

tersebut direpresentasikan menjadi suatu identitas diri yang mencakup

karakteristik personal, pengalaman, peran, dan status sosial. Hasil rpresentasi

inilah yang disebut sebagai suatu konsep diri. Dengan adanya konsep diri

akan dapat semakin mempertegas bagaimana posisi dan peran individu dalam

lingkungannya. Hal tersebut akan memudahkan terjadinya proses penyesuaian

diri, karena seseorang yang memiliki identitas yang jelas dalam masyarakat

akan jauh lebih mudah untuk diterima keberadaannya.

c) Persepsi

Persepsi merupakan pandangan yang dimiliki oleh seorang individu terhadap

orang atau keadaan yang ada di sekitarnya. jika individu mempunyai persepsi

negative atau buruk terhadap hal tersebut, akan menjadikan individu enggan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

atau tidak memiliki keinginan untuk melakukan pembauran/ penyesuaian diri.

Begitu pula sebaliknya, jika ia berpikiran positif kepada orang yang ada di

sekitarnya maka ia akan cenderung lebih berkeinginan dan lebih mudah untuk

melakukan adaptasi.

d) Sikap

Sikap merupakan suatu pola tindakan atau kemauan untuk bereaksi terhadap

suatu hal dan terbentuk di sepanjang perjalanan perkembangan manusia.

Sikap berperan besar terhadap kehidupan manusia, suatu sikap apabila sudah

terbentuk pada diri manusia akan turut serta dalam menentukan tingkah

lakunya terhadap objek-objek yang ada di sekitarnya. Sikap ini bisa saja

ditunjukkan dengan reaksi suka ataupun tidak suka terhadap lingkungannya.

Reaksi ini lah yang pada akhirnya menentukan apakah seorang individu akan

mampu atau tidak mampu menerima keadaan lingkungan sekitarnya, serta

berkemauan untuk menyesuaikan diri ataupun tidak.

e) Intelegensi

Intelegensi merupakan tingkat kecerdasan atau kepandaian pada seorang

individu. Individu dengan tingkat intelegensi yang tinggi, atau berada di atas

normal, akan mampu melakukan proses penyesuaian diri lebih baik daripada

individu yang memiliki tingkat kecerdasan yang kurang. Individu dengan

intelegensi tinggi akan lebih mampu memahami bagaiman keadaan yang ada

di sekitarnya, melakukan komunikasi secara baik, dan kemudian merespon

dan bertindak berdasar keadaan tersebut dengan efektif dan tepat.

f) Kepribadian

Kepribadian merupakan sifat dasar yang ada pada seorang individu. Apabila

seorang individu memiliki kepribadian yang baik, maka ia akan cenderung

berperilaku dan berpandangan positif terhadap lingkungan sekitarnya

sehingga mampu menyesuaikan diri dan diterima dengan lebih baik pulan

oleh lingkungannya.

2) Faktor eksternal penyesuaian diri

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a) Keluarga

Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila

individu dibesarkan dalam keluarga dimana terdapat keamanan, cinta, respek,

toleransi dan kehangatan. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi

lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya

berarti. Rasa dekat dengan keluarga adalah salah satu kebutuhan pokok bagi

perkembangan jiwa seorang individu. Dalam keluarga individu juga belajar

agar tidak menjadi egois, ia diharapkan dapat berbagi dengan anggota

keluarga yang lain. Individu belajar untuk menghargai hak orang lain dan cara

penyesuaian diri dengan anggota keluarga.

b) Sekolah

Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah

pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggungjawab

pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya

mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk

masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang

menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

Pendidikan modern menuntut guru atau pendidik untuk mengamati

perkembangan individu dan mampu menyusun sistem pendidikan sesuai

dengan perkembangan tersebut. Dalam pengertian ini berarti proses

pendidikan merupakan penciptaan penyesuaian antara individu dengan nilai-

nilai yang diharuskan oleh lingkungan menurut kepentingan perkembangan

dan spiritual individu. Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada cara

kerja dan metode yang digunakan oleh pendidik dalam penyesuaian tersebut.

Jadi disini peran guru sangat berperan penting dalam pembentukan

kemampuan penyesuaian diri individu.

c) Teman sebaya

Pembentukan hubungan yang erat diantara kawan-kawan semakin penting

pada masa remaja dibandingkan masa-masa lainnya. Suatu hal yang sulit bagi

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

remaja menjauh dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-

temannya apa yang tersimpan di dalam hatinya, dari angan-angan, pemikiran

dan perasaan. Dengan demikian akan membantu dirinya dalam penerimaan

terhadap keadaan dirinya sendiri, ini sangat membantu diri individu dalam

memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang

lain. Melalui hal tersebut ia akan menemukan cara penyesuaian diri yang tepat

sessuai dengan potensi yang dimilikinya.

d) Prasangka sosial

Prasangka sosial merupakan sikap perasaan individu terhadap individu lain

yang memiliki keadaan atau berada dalam golongan yang berbeda dengan

dirinya. Prasangka sosial yang pada awalnya hanya merupakan sikap tidak

suka atau perasaan negative, lama kelamaan akan berubah menjadi tindakan

diskriminatif. Tindakan itu bisa saja berupa hal yang merugikan,

menghambat, dan atau bahkan mengancam kehidupan pribadi dari individu

lain tersebut. Jika seseorang mempunyai prasangka semacam itu, maka ia

tidak akan dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan

sekitarnya.

e) Hukum dan norma sosial

Dalam suatu lingkungan sosial ataupun masyarakat pasti terdapat norma,

aturan, ataupun hukum yang mengatur keberlangsungan hidup individu yang

ada di dalamnya. Jika seorang individu hidup di dalam lingkungan sosial

tersebut, maka mau tidak mau ia harus dapat menyesuaikan dirinya terhadap

segala macam bentuk norma ataupun peraturan yang berlaku. Karena jika

tidak maka ia akan dipandang sebagai individu yang amoral sehingga tidak

dapat menjalani hubungan yang baik dengan orang yang ada di sekitarnya.

d. Karakteristik Penyesuaian Diri

Respons penyesuaian, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang

sebagai sutau upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk

memelihara kondisi-kondisi keseimbangan sutau proses kearah hubungan yang

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian

diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi dan individu didorong meneliti

berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari tegangan. Individu

dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi

kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau apabila dapat diterima oleh

lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.

Menurut Hariyadi, dkk (1995:106-109), terdapat beberapa

karakteristik penyesuaian diri yang positif, diantaranya :

1) Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya.

2) Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya

secara objektif.

3) Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada

dirinya dan kenyataan objektif di luar dirinya.

4) Memiliki perasaan yang aman dan memadai.

5) Rasa hormat pada manusia dan mampu bertindak toleran. Karakteristik ini

ditandai oleh adanya pengertian dan penerimaan keadaandi luar dirinya

walaupun sebenarnya kurang sesuai dengan harapan atau keinginannya.

6) Terbuka dan sanggup menerima umpan balik.

7) Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi.

8) Mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras dengan

hak dan kewajibannya.

Hal tersebut akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut:

1) Kemampuan menerima dan memahami diri sebagaimana adanya.

Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa orang mampu melakukan

penyesuaian diri yang positif adalah orang yang sanggup menerima kelemahan

yang ada pada dirinya, sehingga menjadikannya mampu menghayati kepuasan

akan dirinya sendiri dan menghindari suatu kondisi yang menjadikannya

melakukan hal yang tidak diinginkan.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2) Kemampuan menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara

objektif.

Individu tersebut akan mampu memandang kenyataan yang ada secara objektif

dan memperlakukannya secara wajar untuk memenuhi kebutuhan yang ia miliki.

Ia selalu akan berperilaku dan bersikap sesuai dengan keadaan lingkungan, serta

mau belajar dari orang lain yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadikannya mau

untuk terbuka dan menerima saran ataupun masukan dari orang lain.

3) Kemampuan bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada dirinya

dan kenyataan objektif di luar dirinya.

Karakteristik ini ditandai oleh kecenderungan individu untuk tidak menyia-

nyiakan kekuatan yang ada pada dirinya dan akan melakukan sesuatu hal yang

mungkin jauh di luar jangkauannya. Hal ini sesuai dengan pertimbangan rasional

antara energy yang dikeluarkan dengan hasil yang akan didapatkan, sehingga

timbul suatu kepercayaan terhadap dirinya sendiri maupun terhadap

lingkungannya.

4) Memiliki perasaan yang aman dan memadai.

Individu yang tidak lagi dihantui oleh rasa cemas dan ketakutan, hidupnya tidak

akan mudah dikecewakan oleh keadaan di sekitarnya. Perasaan aman

mengandung arti pula bahwa orang tersebut mampu memiliki harga diri yang

mantap, tidak lagi merasa terancam oleh lingkungan di mana ia berada, dapat

menaruh kepercayaan terhadap lingkungan dan dapat menerima kenyataan

terhadap keterbatasan maupun kekurangan dari lingkungannya tersebut.

5) Rasa hormat pada manusia dan mampu bertindak toleran.

Karakteristik ini ditandai oleh adanya pengertian dan penerimaan keadaan di luar

dirinya walaupun sebenarnya kurang sesuai dengan harapan atau keinginannya.

6) Terbuka dan sanggup menerima umpan balik.

Karakteristik ini ditandai oleh kemampuan bersikap dan berbbicara dengan dasar

kenyataan yang sebenarnya, serta ada kemauan untuk belajar dari keadaan sekitar

khusunya belajar mengenai reaksi orang lain terhadap perilakunya.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

7) Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi.

Hal ini tercermin dalam memelihara tata hubungan dengan orang lain yaitu tata

hubungan yang hangat, penuh perasaan, mempunyai pengertian yang dalam, dan

mampu untuk bersikap secara wajar.

8) Mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras dengan hak

dan kewajibannya.

Individu mampu mematuhi dan melaksanakan norma yang berlaku tanpa adanya

paksaan dalam setiap perilakunya tersebut. Sikap dan perilakunya selalu

didasarkan atas kesadaran akan kebutuhannya terhadap norma, dan atas

kesadaran dirinya sendirir.

e. Macam-macam Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri yang baik selalu ingin diraih oleh setiap individu, tapi hal

tersebut tentu tidak akan tercapai kecuali bila kehidupan yang dimilikinya benar-

benar terhindar daro berbagai macam tekanan, keguncangan, ketegangan jiwa, serta

individu tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran yang ada dengan cara objektif

serta berpengaruh bagi kehidupannya dengan stabil dan tenang. Penyesuaian diri

tersebut terbagi ke dalam beberapa ranah atau cakupan wilayah yang ada di sekitar

individu dan di setiap cakupan tersebut menuntut suatu keterampilan dan kemampuan

agar dapat terlaksana dengan baik sehingga individu mampu menyesuaikan dirinya

secara optimal di semua wilayah yang ada.

Gerungan (1996: 59), menyebutkan ada dua macam bentuk penyesuaian diri,

yaitu:

1) Penyesuaian diri yang bersifat autoplastis.

2) Penyesuaian diri yang bersifat aloplastis.

Hal tersebut akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut:

1) Penyesuaian diri yang bersifat autoplastis.

Penyesuaian diri yang bersifat autoplastis dapat diartikan sebagai suatu bentuk

penyesuaian diri dengan mengubah keadaan diri sesuai dengan keadaan

lingkungan. Penyesuaian diri autoplastis lebih cenderung membuat seorang

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

individu untuk pasif, di mana kondisi dan kegiatan individu tersebut ditentukan

oleh lingkungan. Hal ini misalnya saja jika seorang individu berada pada

lingkungan atau tempat yang baru, dan lingkungan baru tersebut memiliki

keadaan yang berbeda dengan keadaan di lingkungan yang dia tempati

sebelumnya. Untuk dapat hidup dan menjalani kehidupannya dengan baik, maka

individu tersebut harus bisa mengubah keadaan dirinya sesuai dengan keadaan di

sekitarnya. Dapat dilakukan dengan menyesuaikan diri dengan iklim ilmiah yang

ada di lingkungan barunya, beradaptasi dengan peraturan serta norma yang ada,

dan berperilaku sesuaai dengan apa yang telah ditetapkan oleh individu-individu

di lingkungan tersebut.

2) Penyesuaian diri yang bersifat aloplastis.

Jenis penyesuaian diri yang bersifat aloplastis ini diartikan sebagai suatu bentuk

penyesuaian diri yang dilakukan dengan cara mengubah kondisi atau keadaan

lingkungan dengan keadaan dan keinginan individu. Penyesuaian diri aloplastis

membuat individu menjadi berada pada kubu yang aktif, di mana ia yang

bertindak untuk mempengaruhi lingkungan. Individu tersebut dapat mengubah

keadaan lingkungan di mana ia berada sesuai dengan apa yang ia inginkan, sesuai

dengan norma serta apa yang yang menjadi kebutuhan dirinya. Lingkungan yang

di ubah bisa saja yang termasuk ke dalam lingkungan alamiah ataupun

lingkungan sosial dan psikis. Lingkungan alamiah mencakup keadaan atau

kondisi lingkungan fisik, seperti tata letak bangungan, tata letak dalam suatu

ruangan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial dan psikis mencakup

hubungan individu tersebut dengan orang-orang yang ada di sekitarnya.

2. Keterampilan Sosial

a. Pengertian Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial merupakan kebutuhan primer yang perlu dimiliki

individu sebagai bekal bagi kemandirian pada jenjang kehidupan selanjutnya, hal ini

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga maupun

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

lingkungan sekitar individu tersebut. Saat dilahirkan individu dilahirkan dengan

berbagai macam potensi diri yang mana salah satu potensi tersebut mencakup pada

kemampuan seorang individu dalam aspek sosial. Namun, tentu saja ketika dilahirkan

dan dalam masa awal tumbuh kembangnya seorang anak belum mampu

mengembangkan sosialitasnya dalam kehidupan dirinya. Selanjutnya untuk mencapai

kematangan penyesuaian sosial, anak harus belajar tentang cara-cara penyesuaian diri

dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau

pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua, saudara,

teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Salah satunya hal yang harus dimiliki oleh

seorang individu adalah kemampuannya dalam hal keterampilan sosial.

Pengertian keterampilan sosial menurut Syamsul Bachri (2010: 159),

“Keterampilan sosial adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang

individu agar mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan

aturan atau norma yang berlaku”. Dalam menjalani hubungan dengan lingkungan

sosial yang ada di sekitarnya pastilah seorang individu tidak mungkin terlepas dari

permasalahan, sekecil apapun, yang menyangkut proses interaksi tersebut, Dan agar

dapat menyelesaikan segala macam permasalahan yang timbul seorang indiividu

diharuskan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain pada konteks

hubungan sosialnya melalui cara-cara positif yang secara sosial dapat diterima dan

bernilai oleh individu di sekitarnya sehingga menciptakan keuntungan baik untuk

pribadi individu tersebut dan orang lain.

Menurut Ahmad (dalam Eliza, 2008:39), “Keterampilan sosial adalah

kemampuan siswa untuk mereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap lingkungan

sosial yang merupakan persyaratan bagi penyesuaian sosial yang baik, kehidupan

yang memuaskan, dan dapat diterima oleh masyarakat”. Dalam lingkungan pergaulan

di sekolah, seorang siswa dalam kedudukannya sebagai pelajar pasti akan menjalani

interaksi dengan sesama siswa, guru, dan individu lain yang ada di sekolah tersebut.

Hubungan timbal balik yang ada di dalam interaksi tersebut di atas membutuhkan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

suatu kemampuan dari individu untuk dapat melakukan berbagai macam perilaku dan

tindakan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang yang ada di sekitarnya.

Dengan adanya keterampilan sosial ini, seorang individu / siswa dipastikan akan

mampu memahami bagaimana situasi yang sedang terjadi dan dialami oleh individu

lain yang ada di sekitarnya serta mampu untk mengungkapkan apapun yang ada pada

dirinya, baik yang bersifat positif atau negatif, tanpa harus menimbulkan masalah dan

melukai individu lain. Sehingga diharapkan akan timbul suatu kondisi yang kondusif

yang menjadikan individu tersebut serta orang yang ada di sekitarnya dapat menjalani

kehidupannya dengan tanpa gangguan.

Nasution (2010: 18) menjelaskan, “Keterampilan sosial anak adalah cara anak

melakukan interaksi, baik dalam bertingkah laku maupun berkomunikasi dengan

orang lain”. Seiring dengan pertumbuhan usia. Keterampilan sosial merupakan

keterampilan yang perlu dimiliki individu termasuk anak-anak karena keterampilan

sosial menjadi dasar dari kebutuhan anak untuk melakukan hubungan dengan orang

lain. Memasuki lingkungan masyarakat di luar lingkungan keluarganya, seorang anak

pasti akan menemui banyak orang dengan berbagai macam karakter. Agar dapat

berinteraksi dan berhubungan secara baik dengan kesemuanya seorang anak harus

memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan menghargai keberadaan orang lain.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

sosial merupakan keterampilan yang harus dimiliki seorang individu agar mampu

mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma

yang berlaku. Serta kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat berkomunikasi

dengan baik, berani untuk berbicara mengungkapkan setiap perasaan atau

permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif,

memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi dalam segala hal, penuh pertimbangan

sebelum melakukan sesuatu, mampu menolak dan menyatakan ketidak setujuannya

terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan. Keterampilan sosial merupakan

satu keterampilan yang diperoleh individu melalui proses belajar, mengenai cara-cara

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

mengatasi dan melakukan hubungan sosial dengan tepat dan baik, di mana

pembelajaran tersebut juga merupakan hasil dari interaksinya dengan lingkungan

sosial yang ada di sekitarnya.

b. Faktor Penentu Keterampilan Sosial

Dalam proses perkembangan seorang individu, tentu terdapat berbagai aspek

yang secara langsung ataupun tidak langsung menjadi factor pendukung

berlangsungnya proses tersebut. Begitu pula yang terjadi pada proses keterampilan

sosial seorang individu. Kaitannya dengan keterampilan sosial yang dimiliki oleh

seorang remaja, yang perlu diperhatikan adalah mereka yang berada pada usia ini

masih berada pada taraf pencarian jati diri sehingga memerlukan bimbingan dan

landasan yang benar. Dalam perkembangan aspek psikososial seorang remaja

terdapat beberapa aspek yang harus dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga

dapat memberikan kondisi yang kondusif demi terciptanya kemampuan dalam

penguasaan keterampilan sosial secara optimal.

Syamsul Bachri (2010:160-162) mengungkapkan ada beberapa factor yang

menjadi faktor penentu keterampilan sosial. Faktor tersebut di antaranya adalah:

1) Keluarga

2) Sekolah

3) Lingkungan yang ada di sekitar individu.

Hal tersebut akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut:

1) Keluarga sebagai Faktor Penentu Keterampilan Sosial

Keluarga menjadi tempat pertama dan utama bagi seorang individu dalam

mendapatkan pendidikannya, kepuasan psikis yang diperoleh seorang anak dalam

keluarga akan sangat menentukan reaksinya terhadap lingkungan. Anak yang

berkembang dalam keluarga yang tidak harmonis tidak akan mendapatkan

kepuasan dan masukan positif psikis yang cukup. Hal semacam ini membawa

dampak negatif terhadap hubungan anak tersebut dengan lingkungan di

sekitarnya. Dampak negatif tersebut antara lain menjadikan anak sulit untuk

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mengembangkan keterampilan sosialnya, kurang bisa mengerti dan memahami

apa yang dirasakan oleh individu lain di sekitarnya, tidak mampu berkomunikasi

dengan baik, serta kurang mampu mengadakan hubungan yang baik dengan

lingkungan. Berbeda dengan seorang anak yang lahir dan tumbuh di dalam

keluarga yang harmonis, di mana komunikasi dan hubungan di dalamnya terjaga

dengan baik, menjadikan seorang anak tidak mengalami kesulitan yang berarti

dalam proses interaksinya dengan lingkungan yang ada di dalam ataupun di luar

keluarga.

2) Sekolah sebagai Faktor Penentu Keterampilan Sosial

Sekolah menjadi tempat diajarkannya berbagai macam ilmu dan keterampilan

kepada seorang anak. Salah satu bagian dari keterampilan itu adalah

keterampilan-keterampilan sosial yang dikaitkan dengan cara-cara belajar yang

efisien dan berbagai macam teknik belajar sesuai dengan jenis pelajaran yang

diterima. Selain itu anak juga diajarkan bagaimana caranya untuk bisa

berinteraksi secara baik dengan orang-orang yang ada disekitarnya, terutama

mereka yang ada di lingkungan sekolah, seperti dengan guru dan sesama siswa.

Di sekolah, seorang anak juga diajarkan bagaimana mereka menentukan

lapangan pekerjaannya kelak. Sejak berada di bangku sekolah dasar, melalui

berbagai macam pelajaran, seorang anak telah diajarkan untuk mengenal

berbagai lapangan pekerjaan yang ada di masyarakat. Kemudian setelah masuk

ke jenjang Sekolah Menengah Atas, mereka akan mendapat semacam bimbingan

karier untuk dapat mengarahkan masa depan mereka. Jadi sekolah tidak hanya

memberikan bimbingan dan arahan agar seorang anak dapat sukses di dalam

kehidupan sosialnya, tetapi juga sukses di dalam kehidupan pribadinya.

3) Lingkungan sebagai Faktor Penentu Keterampilan Sosial

Selain keluarga dan sekolah, proses perkembangan anak akan sangat dipengaruhi

oleh lingkungan di mana dia berada. Saat memasuki masa remaja peran

kelompok dan teman amatlah besar, lingkungan sosial ini sangat berpengaruh

dalam pembentukan kepribadian serta perilaku remaja tersebut. Terkadang

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kepribadian seorang anak akan sangat tergantung kepada bagaimana iklim atau

keadaan lingkungan sosial di sekitarnya. Bahkan sering kali bahkan seorang anak

/ remaja akan lebih mementingkan urusan yang berkaitan dengan kelompoknya

daripada urusan yang berkaitan dengan keluarga. Jika seorang anak tumbuh dan

berkembang di tengah lingkungan yang beriklim positif, maka dapat dipastikan

bahwa anak tersebut akan memiliki kepribadian yang baik. Begitu pula

sebaliknya, jika seorang anak dibiarkan tumbuh dan berkembang di tengah

lingkungan yang memberi pengaruh buruk maka kepribadiannya pun akan

cenderung kurang baik.

c. Ciri-ciri Keterampilan Sosial

Kemampuan keterampilan sosial yang dimiliki oleh seorang individu

mempunyai berbagai macam ciri yang terkandung di dalamnya. Elksnin & Elksnin

(dalam Adiyanti, 1999:67) menyebutkan ciri keterampilan sosial sebagai berikut:

1) Perilaku interpersonal

2) Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri

3) Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis

4) Peer acceptance

5) Keterampilan komunikasi

Hal tersebut akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut:

1) Perilaku interpersonal

Perilaku interpersonal adalah perilaku yang menyangkut keterampilan yang

digunakan selama melakukan interaksi sosial yang disebut dengan keterampilan

menjalin hubungan. Perilaku interpersonal merupakan bentuk perilaku yang

menunjukkan tingkah laku sosial individu dalam mengenal dan mengadakan

hubungan dengan sesama individu lain. Dalam menjalani hubungan tersebut

seorang individu harus memiliki berbagai kemampuan yang mendukung

hubungan tersebut terlaksana dan terjaga dengan baik. Kemampuan ini

merupakan kemampuan yang terarah di dalam diri individu yang digunakan

untuk membentuk suatu konsep diri serta kemampuan untuk menggunakan

segala potensi yang dimiliki untuk menjalani kehidupan secara efektif.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri

Perilaku ini merupakan ciri dari seorang yang dapat mengatur dirinya sendiri

dalam situasi sosial, seperti: keterampilan menghadapi stress, memahami

perasaan orang lain, mengontrol emosi, mengontrol kemarahan, dan sebagainya.

Jika seorang individu tidak dapat memahami dirinya, maka mustahil kiranya ia

dapat memahami apa yang terjadi atas orang lain dengan baik. Selain itu jika

individu tidak dapat mengontrol emosi yang ada dalam dirinya pastilah ia tidak

dapat menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya, dikarenakan

mungkin saja akan dikenal sebagai sosok individu yang berperangai buruk

sehingga menjadikan orang lain enggan untuk berinteraksi dengannya.

3) Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis

Perilaku ini berhubungan dengan hal-hal yang mendukung prestasi belajar

seorang individu di sekolah ataupun lingkungan akademis lainnya. Perilaku ini

meliputi hal-hal seperti kesadaran untuk mendengarkan penjelasan serta arahan

dari guru, mengerjakan pekerjaan ataupun tugas yang diberikan dengan baik, dan

mengikuti aturan-aturan yang berlaku di sekolah.

4) Peer acceptance

Hal ini didasarkan bahwa individu yang mempunyai keterampilan sosial yang

rendah akan cenderung ditolak oleh teman-temannya, karena mereka tidak dapat

bergaul dengan baik. Sedangkan individu yang mempunyai keterampilan sosial

yang baik tentu saja akan diterima oleh teman-teman ataupun lingkungan

sosialnya di mana pun ia berada. Beberapa bentuk perilaku yang dimaksud di sini

adalah kemauan dan kesadaran untuk memberi dan menerima informasi, dapat

menangkap dengan tepat emosi orang lain, dan sebagainya.

5) Keterampilan komunikasi

Komunikasi merupakan syarat utama agar seorang individu dapat berhubungan

dengan individu lain. Keterampilan berkomunikasi yang baik sangat diperlukan

untuk menjalin hubungan sosial yang baik, berupa pemberian umpan balik dan

perhatian terhadap lawan bicara, dan menjadi pendengar yang responsif. Jika

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

melakukan komunikasi ataupun percakapan dengan individu lain, pastilah

kiranya mereka akan sangat senang jika apa yang mereka katakan di dengarkan

dan di respon secara positif. Dengan demikian, hal semacam itu akan menjadikan

individu dapat diterima dengan baik oleh orang yang ada di sekitarnya.

d. Kategori Keterampilan Sosial

Ada beberapa jenis perilaku yang menunjukkan pembagian kategori dalam

keterampilan sosial, perilaku tersebut mencakup suatu bentuk perlakuan individu baik

terhadap dirinya sendiri ataupun lingkungan di sekitarnya. Hal ini dapat dikaitkan

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Stephen (Cartledge & Milburn, 1992: 355-

359) yang membagi keterampilan sosial ke dalam beberapa kategori, seperti:

1) Environmental Behavior

2) Interpersonal Behavior

3) Self-related Behavior

4) Task-related Behavior

Hal tersebut akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut:

1) Environmental Behavior

Environmental behavior dapat diartikan sebagai perilaku terhadap lingkungan.

Hubungannya dengan lingkungan hidup yang ada di sekitarnya, seorang individu

pasti memiliki suatu bentuk perilaku yang menunjukkan tingkah laku sosialnya

dalam mengenal dan memperlakukan lingkungan hidup tersebut. Contoh

sederhana dari bentuk perilaku ini adalah berusaha menjaga kebersihan

lingkungan sekitar dengan membuang sampah pada tempat yang telah

disediakan.

2) Interpersonal Behavior

Interpersonal behavior berarti perilaku interpersonal. Perilaku ini terwujud ke

dalam bentuk perilaku yang menunjukkan tingkah laku sosial individu dalam

mengenal dan mengadakan hubungan dengan sesama individu lain.

Pengaplikasian bentuk perilaku ini dapat dicontohkan dengan mengikuti

permintaan atau perintah dari orang tua, atau mengikuti aturan yang berlaku.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3) Self-related Behavior

Dapat diartikan sebagai perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri. Lebih

jauh lagi perilaku ini merupakan suatu bentuk perilaku yang menunjukkan

tingkah laku sosial individu dengan dirinya sendiri. Dengan perilaku ini seorang

individu akan dapat mengontrol dirinya sehingga bertindak dan berperilaku

sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dapat dicontohkan dengan seorang individu

yang akan langsung meminta maaf ketika ia melakukan kesalahan, dan

mengucapkan terima kasih ketika diberi sesuatu atau pun mendapatkan pujian.

4) Task-related Behavior

Task-related behavior, atau perilaku yang berkaitan dengan tugas adalah

merupakan suatu bentuk perilaku atau respon individu yang berhubungan dengan

sejumlah tugas akademis. Ditunjukkan dengan bentuk perilaku seperti berusaha

menjawab ketika mendapat pertanyaan dari guru, memperhatikan ketika guru

menjelaskan, kemauan dan kesadaran untuk menyelesaikan tugas yang diberikan,

dan sebagainya. Hal ini secara tidak langsung akan melatih individu untuk

bertanggung jawab terhadap kewajiban yang dimiliki.

e. Dimensi Keterampilan Sosial

Caldarella dan Merrell dalam Gimpel & Merrell (Mu’tadin,1998:59)

mengemukakan 5 lima) dimensi paling umum yang terdapat dalam keterampilan

sosial, yaitu :

1) Hubungan dengan teman sebaya

2) Manajemen diri

3) Kemampuan akademis

4) Kepatuhan

5) Perilaku assertive

Hal tersebut akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut:

1) Hubungan dengan Teman Sebaya sebagai Dimensi Keterampilan Sosial.

Dimensi ini ditunjukkan seorang individu melalui perilaku yang positif terhadap

teman sebaya seperti memuji atau menasehati orang lain, menawarkan bantuan

kepada orang lain, dan bermain bersama orang lain.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2) Manajemen Diri sebagai Dimensi Keterampilan Sosial.

Manajemen diri merefleksikan diri seorang remaja yang memiliki emosional

yang baik, yang mampu untuk mengontrol emosinya, mengikuti peraturan dan

batasan-batasan yang ada, serta dapat menerima kritikan dan masukan dari orang

lain dengan baik.

3) Kemampuan Akademis sebagai Dimensi Keterampilan Sosial.

Kemampuan akademis seorang individu berkaitan dengan segala kegiatan yang

berkaitan dengan lingkup dunia akademisnya. Dimensi ini ditunjukkan melalui

kesadara individu dalam pemenuhan tugas secara mandiri, menyelesaikan tugas

individual, serta menjalankan arahan guru dengan baik.

4) Kepatuhan sebagai Dimensi Keterampilan Sosial.

Dimensi kepatuhan menunjukkan kemampuan seorang individu atau remaja

untuk dapat mengikuti peraturan yang diterapkan oleh lingkungannya,

berperilaku sesuai harapan orang-orang yang ada di sekitarnya, menggunakan

waktu yang dimiliki secara optimal/ dengan baik, serta menjalani segala

sesuatunya dengan disiplin.

5) Perilaku Assertif sebagai Dimensi Keterampilan Sosial.

Perilaku assertif merupakan perilaku yang ada di dalam diri individu dan

didominasi oleh kemampuan-kemampuannya yang dapat membuat seorang

individu/ remaja menampilkan perilaku yang tepat dalam situasi yang

diharapkan.

3. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

Deskripsi kecerdasan emosional sudah ada sejak dikenalnya perilaku

manusia. Mereka yang mengasah kecerdasan emosionalnya meiliki kemampuan unik

untuk berkembang. Kecerdasan emosional merupakan sesuatu ysng ada dalam diri

setiap manusia yang dapat menjelaskan bagaimana cara kita mengelola perilaku,

mengarahkan kompleksitas sosial dan mengambil keputusan personal dalam meraih

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

hasil yang positif. Istilah kecerdasan emosi pertama kali berasal dari konsep

kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Thorndike dengan membagi 3 bidang

kecerdasan yaitu kecerdasan abstrak (seperti kemampuan memahami dan

memanipulasi simbol verbal dan matematika), kecerdasan konkrit seperti kemampuan

memahami dan memanipulasi objek, dan kecerdasan sosial seperti kemampuan

berhubungan dengan orang lain.

Teori mengenai kecerdasan emosional pertama kali dicetuskan oleh Salovey

dan Mayer tahun 1990. Solovey&Mayer dalam Goleman (Hermaya, 2003:57)

mendefinisikan kecerdasan eomosional ebagai “Kemampuan untuk memahami

perasaan diri sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan untuk

mengatur emosi, yang secara bersama berperan dalam peningkatan taraf hidup

seseorang”. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan dapat

memahami perasaan apa yang sedang dirasakan serta mengontrol emosi agar tidak

melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Selain dapat memahami perasaannya

sendiri, individu dengan kecerdasan emosional akan lebih mudah dalam memahami

perasaan yang sedang dirasakan oleh orang lain di sekitarnya sehingga apa pun yang

dilakukan tidak akan menimbulkan benih perselisihan dengan orang lain tersebut.

Empati atau kepeduliannya dengan individu lain sangat tinggi, sehingga mempunyai

hubungan yang terbina dengan baik.

Menurut Goleman (Hermaya, 2002 : 512),

Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan

emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence);

menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of

emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian

diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Dalam mengatur emosi yang ada dalam dirinya, seorang individu

membutuhkan aspek lain seperti inteligensi. Dengan inteligensi tersebut seorang

individu akan memiliki pemahaman yang lebih mengenai bagaimana cara untuk

mengatur, mengontrol, serta menunjukkan emosi yang ada di dirinya. Dengan tanpa

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

adanya inteligensi bisa saja seorang individu menjadi sosok yang liar dan beringas

dikarenakan ia hanya bertindak berdasar naluri tanpa rasio.

Travis & Jean (Anas, 2007:54) mengungkapkan “Kecerdasan emosional

merupakan sesuatu yang ada dalam diri setiap kita yang sedikit sulit diraba. Ia

menjelaskan cara bagaimana kita mengelola perilaku, mengarahkan kompleksitas

sosial dan mengambil keputusan personal dalam meraih hasil yang positif”.

Kecerdasan emosional menjadikan individu mampu untuk mengenali dan kemudian

menginterpretasikan apa yang ia rasakan melalui cara yang tepat tanpa harus

merugikan dirinya ataupun orang lain. Serta bagaimana individu tersebut

menjalankan perannya sebagai makhluk sosial, dengan segala permasalahan yang ada

di dalamnya guna mencapai suatu bentuk kesuksesan dalam hidup.

Dari berbagai macam pendapat di atas dapat dismpulkan bahwa kecerdasan

emosional adalah suatu bentuk kecerdasan yang berkaitan dengan sisi kehidupan

emosi, seperti kemampuan untuk menghargai dan mengelola emosi diri dan orang

lain, untuk memotivasi diri seseorang, dan untuk mengatasi hubungan interpersonal

secara efektif. Kecerdasan emosional merupakan suatu bentuk kecerdasan yang

dimiliki oleh seorang individu untuk mengenali perasaan dan emosi yang sedang ia

rasakan kemudian menginterpretasikannya melalui cara yang tepat, dan juga

kemampuan individu untuk memahami perasaan orang lain sehingga memiliki empati

yang tinggi guna membina suatu hubungan yang berkualitas dalam lingkungan

sosialnya. Dengan kecerdasan emosional menjadikan individu berkemampuan untuk

untuk bertindak bijaksana dalam menjalin hubungan, memahami dan mengelola diri

sendiri serta kemampuan untuk memahami orang lain.

b. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional

Dalam diri seorang individu ada semacam konsep yang meletakkan aspek

kecerdasan yang lebih luas dibandingkan hanya sekedar kecerdasan intelegensi.

Kecerdaan tersebut mencakup hal-hal apa saja yang dibutuhkan seorang individu

untuk dapat meraih berbagai macam keberhasilan dan kesuksesan di dalam hidupnya

yang dikenal sebagai kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional sendiri tentu saja

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

mempunyai cakupan wilayah yang luas dalam diri seorang manusia, yang mana

apabila kesemua aspek tersebut dapat dipenuhi oleh seorang individu maka dapat

dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai kemampuan optimal dalam ranah

kecerdasan emosional yang ia miliki.

Menurut Salavey dan Mayer dalam Goleman (Hermaya, 2003:57-59), ada lima aspek

wilayah utama dalam kecerdasan emosional yaitu :

1) Mengenali emosi diri.

2) Mengelola emosi.

3) Memotivasi diri sendiri.

4) Mengenali emosi orang lain.

5) Membina hubungan.

Hal tersebut akan dijelaskan penulis sebagai berikut:

1) Mengenali Emosi Diri sebagai Aspek Kecerdasan Emosional

Kemampuan seseorang untuk mengenali perasaan dari waktu ke waktu

merupakan hal yang penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri.

Ketidakmampuan dalam mencermati perasaan sebenarnya hanya akan membawa

individu pada suatu keadaan di mana dia akan mengalami suatu kekacauan

perasaan. Individu yang memiliki keyakinan yang lebih tentang perasaannya

akan menjadi pemimpin yang handal bagi kehidupannya sendiri.

2) Mengelola Emosi sebagai Aspek Kecerdasan Emosional

Menangani perasaan agar dapat diungkapkan secara tepat menjadi suatu

kecakapan yang bergantung pada kesadaran diri. Orang yang kurang mampu

mengelola emosinya akan terus merasa terpuruk, sedangkan mereka yang pintar

mengatur emosinya akan jauh lebih cepat bangkit dari keterpurukannya.

3) Memotivasi Diri Sendiri sebagai Aspek Kecerdasan Emosional

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting

dalam kaitannya untuk memotivasi diri dan menguasai diri sendiri. Kendali

emosional termasuk di dalamnya menahan diri dan mengendalikan dorongan

hati, akan membuat individu berhasil dalam berbagai bidang. Individu yang

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

memiliki keterampilan ini akan cenderung lebih produktif dan efektif dalam hal

apapun yang ia kerjakan.

4) Mengenali Emosi Orang Lain sebagai Aspek Kecerdasan Emosional

Yang tidak kalah penting selain mengenali dan mengatur emosi serta perasaan

sendiri adalah mengetahui dan memahami emosi yang dirasakan oleh orang lain.

Individu yang empatik mampu menangkap tanda yang dimiliki dan diberikan

oleh orang lain yang ada di sekitarnya sehingga mampu menangkap isyarat apa

saja yang dikehendaki oleh orang tersebut.

5) Membina Hubungan sebagai Aspek Kecerdasan Emosional

Dalam membina hubungan, sebagian besar merupakan suatu keterampilan dalam

mengelola emosi orang lain. Kemampuan ini merupakan keterampilan yang

menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan hubungan antarpribadi.

Orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apa pun

yang mengendalikan pergaulan yang baik dengan orang lain.

c. Komponen Kecerdasan Emosional

Dalam kecerdasan emosional terdapat beberapa komponen yang terkandung

di dalamnya. Jika kesemua komponen tersebut dapat dipenuhi atau di miliki oleh

seorang individu maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut adalah benar

memang seseorang yang mempunyai kepedulian dan empati yang tinggi baik

terhadap dirinya sendiri ataupun terhadap orang lain.

Goleman (Hermaya, 2002:513-514) membagi kecerdasan emosional kedalam 5 (lima)

komponen, yaitu:

1) Kesadaran diri

2) Pengaturan diri

3) Motivasi

4) Empati

5) Keterampilan sosial

Hal tersebut akan dijelaskan penulis sebagai berikut:

a. Kesadaran Diri sebagai Komponen dalam Kecerdasan Emosional

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kesadaran diri adalah mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat dan

menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri. Selain itu

kesadaran diri juga berarti menetapkan tolak ukur yang realistis atas kemampuan

diri dan kepercayaan diri yang kuat.

b. Pengaturan Diri sebagai Komponen dalam Kecerdasan Emosional

Pengaturan diri adalah menguasai emosi diri sedemikian sehingga berdampak

positif, kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda

kenikmatan sebelum tercapainya sesuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari

tekanan emosi.

c. Motivasi sebagai Komponen dalam Kecerdasan Emosional

Motivasi menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan

menuntun seseorang menuju sasaran. Motivasi membantu seseorang mengambil

inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan

dan frustasi.

d. Empati sebagai Komponen dalam Kecerdasan Emosional

Empati adalah merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami

persepektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan

menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang.

5) Keterampilan sosial sebagai Komponen dalam Kecerdasan Emosional

Keterampilan social adalah dapat menangani emosi dengan baik ketika

berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan

sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan keterampilan-keterampilan ini

untuk mempengaruhi dan memimpin, dan menyelesaikan perselisihan dan untuk

bekerja sama dan bekerja dalam tim.

d. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

Ada beberapa ciri yang dimiliki oleh individu yang memiliki kecerdasan

emosional. Goleman (Hermaya, 2003:45) mengungkapkan beberapa ciri kecerdasan

emosional tersebut, meliputi:

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

1) Kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan

bertahan menghadapi frustasi.

2) Mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan.

3) Mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan

kemampuan berpikir.

4) Berempati dan berdoa.

Hal tersebut akan dijelaskan penulis sebagai berikut:

1) Kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan

menghadapi frustasi.

Dengan motivasi, seorang individu dapat terbantu untuk menggerakkan dan

menuntun dirinya ataupun orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi

membantu seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif. Segala

macam usaha yang dilakukan oleh seorang manusia pasti tidak terlepas oleh

berbagai masalah dan resiko kegagalan di dalamnya, dengan kemampuan untuk

memotivasi diri inilah yang menjadikan individu mampu untuk bertahan

menghadapi kegagalan dan frustasi yang mungkin saja terjadi.

2) Mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan.

Dengan kecerdasan emosional yang dimiliki, seorang individu pasti mempunyai

kemampuan untuk dapat mengelola emosi dan perasaan yang ada dalam dirinya

dengan baik. Jika ia memiliki suatu keinginan dan dorongan dari dalam hatinya,

hal tersebut tidak serta merta membuatnya tergopoh untuk menuruti hal tersebut.

Tetapi cenderung untuk bisa memilah dan memikirkannya secara logis, tidak

hanya sebatas menuruti hawa nafsu yang ada.

3) Mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan

kemampuan berpikir.

Dengan kemampuan untuk mengatur suasana hati, seorang individu dapat

menguasai emosi diri sedemikian sehingga berdampak positif, kepada

pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan

sebelum tercapainya sesuatu sasaran dan mampu pulih kembali dari tekanan

emosi. Jika ia mengalami permasalahan ataupun tekanan, maka ia akan dapat

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

bangkit dengan segera dan menjadikan hal tersebut sebagai batu loncatan agar

dapat mendapatkan yang lebih baik lagi.

4) Berempati dan berdoa.

Dengan empati individu akan mampu merasakan yang dirasakan orang lain,

mampu memahami persepektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling

percaya dan menyelaraskan diri dengan berbagai macam orang. Selain itu

sebagai makhluk yang ber-Tuhan, patilah kiranya jika semua yang dilakukan

tidak lepas dari kuasa-Nya. Hal ini menjadikan individu senantiasa mengingat

Tuhannya sebagai penguasa diri dan semua yang ada di sekitarnya.

2. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dan dapat dijadikan sebagai pendukung dalam sebuah penelitian baru.

Berikut ini penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang

peneliti ungkapkan:

Penelitian I, dengan judul “Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan

Penyesuaian Diri Siswa Baru di MAN Tempursari Ngawi”. Hasil dari korelasi

kecerdasan emosional siswa MAN Tempursari Ngawi menunjukkan nilai rhit 0,198.

Dari tabel yang terdapat dalam penelitian tersebut, diketahui nilai N adalah 51 dan

nilai rtabel adalah 0.163. Dikatakan signifikan atau mempunyai hubungan

apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel. R hitung dari hasil korelasi memiliki

nilai rhit 0,198 < rtabel adalah 0.163, berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif yang siginifikan

antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa. Berdasar hasil

perhitungan analisis regresi, hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini

tidak dapat diterima atau ditolak yaitu karena tidak terdapat hubungan positif yang

signifikan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa. Artinya

kecerdasan emosional pada siswa tidak memiliki hubungan (tidak berkorelasi) dengan

penyesuaian diri. (Hanum Rohmatul Laily Amar, 2009 “Hubungan Antara

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Kecerdasan Emosional dengan Penyesuaian Diri Siswa Baru di MAN Tempursari

Ngawi” halaman 106).

Penelitian II, dengan judul “Hubungan Kecerdasan Emosi dan Interaksi

Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial pada Siswa Kelas VIII Program Akselerasi

di SMP Negeri 9 Surakarta”. Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini, diperoleh

koefisien determinasi sebesar 0,692 atau 62,9% dan hasil uji simultan p-value

0,000<0,05, artinya signifikan. Sedangkan F hitung 39,924 > hasil F table 3,25

artinya signifikan. Berdasar hasil perhitungan analisi regresi tersebut maka hipotesis

pertama yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima yaitu terdapat hubungan

antara kecerdasan emosi dan interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial. Hal

ini berarti kecerdasan emosi dan interaksi teman sebaya dapat digunakan sebagai

predictor untuk memprediksi penyesuaian sosial. Hasil analisi hipotesis kedua

menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara variabel kecerdasan emosi dengan

penyesuaian sosial menyatakan adanya hubungan (rxIy) sebesar 0,756 dan p < 0,05.

Jadi hipotesis kedua yang menyatakan terdapat hubungan antara kecerdasan emosi

dengan penyesuaian sosial dapat diterima. Hasil analisis hipotesis ketiga

menunjukkan nilai korelasi antara variabel interaksi teman sebaya dengan

penyesuaian sosial (rx2y) menyatakan adanya hubungan antara interaksi teman sebaya

dengan penyesuaian sosial dapat diterima. Secara umum hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi

dengan penyesuaian sosial siswa, ada hubungan positif yang signifikan antara

interaksi teman sebaya dengan penyesuaian sosial siswa, ada hubungan positif yang

signifikan antara kecerdasan emosi dan interaksi teman sebaya dengan penyesuaian

sosial siswa. Artinya, kecerdasan emosi dan interaksi teman sebaya mempunyai

hubungan dengan penyesuaian sosial pada siswa. (Ahmad Asrori,2009 “Hubungan

Kecerdasan Emosi dan Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian Sosial pada

Siswa Kelas VIII Program Akselerasi di SMP Negeri 9 Surakarta” halaman 105-107).

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah alur berpikir yang dipakai untuk menjelaskan

kejadian-kejadian yang diteliti dan diamati. Kerangka pemikiran merupakan arahan

untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang

dirumuskan, karena kerangka penelitian merupakan alur pikir yang digunakan

peneliti yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis.

Keterampilan Sosial (X1) sebagai variabel independen atau variabel bebas

diperkirakan mempunyai hubungan dalam Penyesuaian Diri (Y) siswa kelas XI.IPS

SMA N 2 Wonogiri. Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor sangat penting

ketika seorang individu dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian diri. Jika

seorang individu di masa awal dan saat berjalan proses penyesuaian dirinya dapat

menempatkan dirinya secara baik dan tepat sesuai dengan bagaimana kondisi serta

iklim yang ada di dalam lingkungan di mana dia berada, dapat membaur dengan baik

kepada semua anggota yang ada di dalamnya, serta berusaha untuk tidak

memunculkan berbagai permasalahan selama penyesuaian dirinya berlangsung, maka

dapat dikatakan bahwa individu tersebut memiliki suatu keterampilan diri yang cukup

untuk dapat menyelesaikan penyesuaian dirinya dengan sempurna.

Kecerdasan Emosional (X2) sebagai variabel independen atau variabel bebas

diperkirakan mempunyai hubungan dalam Penyesuaian Diri (Y) Siswa kelas XI.IPS

SMA N 2 Wonogiri. Selama masa perkembangannya, sebagai bagian dari

perkembangan aspek emosi, remaja juga semakin menyadari tentang bagaimana

keadaan dirinya dan keadaan orang lain. Hal semacam ini mendorong

berkembangnya perasaan-perasaan afektif terhadap orang lain, termasuk

pemahamannya terhadap nilai-nilai, dan perasaan-perasaan idealistik lainnya. Emosi

sebagai salah satu aspek psikologis manusia dalam ranah afektif. Aspek psikologis ini

sangat berperan penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan dalam

hubungan dengan orang lain pada khususnya. Emosi pun memiliki hubungan yang

sangat besar terhadap aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti sikap, perilaku, serta

penyesuaian terhadap pribadi dan sosial yang dilakukan.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Keterampilan Sosial (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) secara bersama-

sama diperkirakan mempunyai hubungan dalam Penyesuaian Diri (Y) siswa. Dengan

adanya kemampuan seorang individu dalam penguasaan keterampilan sosial dan

kecerdasan emosional, maka dipastikan individu tersebut selain dapat memahami

bagaimana dia harus berperilaku sesuai dengan keadaan lingkungan sekitarnya,

individu tersebut juga mempunyai kemampuan untuk dapat mengerti apa yang

sebenarnya di inginkan oleh lingkungan sosial di mana dia berada. Hal demikian

menjadikan individu mampu untuk mengatur emosi dan keadaan dirinya sehingga apa

yang dilakukannya tidak bertentangan dengan kaidah atau ketetapan yang berlaku.

Dengan demikian akan menciptakan suatu kondisi di mana terbentuk suasana yang

kondusif dan sehingga individu tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya

secara baik.

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

4. Perumusan Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji melalui kegiatan

penelitian. Perumusan hipotesis yang peneliti kemukakan sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial dengan

penyesuaian diri siswa pada kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun

pelajaran 2011/2012.

Kecerdasan

emosional (X2)

Penyesuaian diri

(Y)

Keterampilan

Sosial (X1)

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012.

3. Ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial dan

kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri

2 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2

Wonogiri. Sekolah tersebut bertempat di Jl. Nakula V, Kecamatan Wonokarto,

Kabupaten Wonogiri. Adapun alasan yang melatar belakangi peneliti di dalam

memutuskan sekolah tersebut menjadi lokasi penelitian adalah:

a. Tersedianya data yang diperlukan dalam penelitian ini.

b. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah sehingga memperlancar peneliti dalam

mengumpulkan data yang dipergunakan dan sesuai dengan masalah yang diteliti.

c. Di SMA Negeri 2 Wonogiri belum pernah diadakan penelitian dengan masalah

yang sama.

d. SMA Negeri 2 Wonogiri adalah tempat peneliti menempuh jenjang pendidikan

Sekolah Menengah Atas selama 3 tahun sehingga diharapkan dapat memperlancar

dalam proses pengambilan data.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan dalam waktu lebih kurang enam bulan,

yaitu dimulai dari bulan Februari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Waktu

penelitian terbagi dalam tahap persiapan, pelaksanan dan penyusunan laporan

penelitian. Tahap persiapan antara lain terdiri dari proses penyusunan proposal dan

pengurusan perizinan. Dalam tahap pelaksanaan peneliti melakukan eksperimen

dengan pengumpulan data yang dibutuhkan serta melakukan analisis terhadap data

tersebut, dan kemudian dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian. Adapun

jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian secara lebih terperinci adalah sebagai berikut:

41

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 3.1. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ilmiah merupakan kegiatan untuk memperoleh kebenaran secara

ilmiah yang dilakukan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran

Kegiatan Bulan

Feb „12 Mar „12 Apr „12 Mei „12 Juni „12 Juli „12

Proposal

Revisi Proposal

Mengurus perizinan

Konsultasi Bab

I,II,III

Penyusunan

instrument dan

angket penelitian

Melakukan try out

angket

Menganalisis hasil

try out dan merevisi

angket

Penyusunan hasil

akhir angket

penelitian

Pelaksanaan

eksperimen

Analisis data hasil

eksperimen

Penyusunan laporan

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

suatu pengetahuan. Untuk memperoleh kebenaran tersebut, suatu penelitian perlu

menggunakan metode ilmiah yang tepat agar hasil penelitian yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan. Metode/ metodologi berasal dari kata “metode” yang berarti

cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan „logos” yang berarti ilmu atau

pengetahuan.

Hadari Nawawi (1995:24) menjelaskan bahwa “Ilmu yang

memperbincangkan tentang metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran

pengetahuan disebut metodologi penelitian atau metodologi research”. Pengertian

tersebut mengandung pengertian bahwa metodologi penelitian merupakan sebutan

bagi semua ilmu yang mempelajari tentang cara atau metode ilmiah yang digunakan

oleh peneliti untuk menggali kebenaran dari sebuah pengetahuan. Jadi setiap jenis

penelitian yang dilakukan pada dasarnya memiliki teknik atau metode tersendiri dan

berbeda antara satu dengan yang lainnya guna menemukan hasil penelitian yang

benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sumadi Suryabrata (2004:73-94), membagi berbagai macam metode atau

rancangan penelitian ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Penelitian Historis (Historical Research)

2. Penelitian Deskriptif (Descriptive Research)

3. Penelitian Perkembangan (developmental research)

4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study And Field Research)

5. Penelitian Korelasional (Correlational Research)

6. Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-comparative Research)

7. Penelitian Eksperimental-Sungguhan (True-Experimental Research)

Hal tersebut akan dijelaskan oleh penulis sebagai berikut:

1. Penelitian Historis (Historical Research)

Tujuan penelitian histonis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau

secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,

memverifisi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan

memperoleh kesimpulan yang kuat.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Penelitian Deskriptif (Descriptive Research)

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat suatu pendeskripsian

dalam suatu penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-

fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

3. Penelitian Perkembangan (developmental research)

Tujuan penelitian perkembangan adalah untuk menyelidiki pola dan

perurutan pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu.

4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study And Field Research).

Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari

secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi

lingkungan sesuatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau

masyarakat.

5. Penelitian Korelasional (Correlational Research)

Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-

variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau

lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.

6. Penelitian Kausal-Komparatif (Causal-comparative Research)

Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan

hubungan sebab-akibat dengan cara: berdasar atas pengamatan terhadap

akibat yang ada mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab

melalui data tertentu. Hal ini berlainan dengan metode eksperimental yang

mengumpulkan datanya pada waktu kini dalam kondisi yang dikontrol.

7. Penelitian Eksperimental-Sungguhan (True-Experimental Research)

Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki

kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan

kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi

perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok

kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

8. Penelitian Eksperimental-Semu (Quasi-Experimental Research)

Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh informasi

yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan

eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan

untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.

9. Penelitian Tindakan (Action Research)

Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan

baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan

penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.

Sukardi (2007;157-214), membagi penelitian menjadi beberapa jenis, yaitu;

1. Penelitian Deskriptif

2. Penelitian Ex-posfacto

3. Penelitian Eksperimen

4. Penelitian Survei

5. Penelitian Sejarah

6. Penelitian Tindakan

Hal tersebut akan penulis jelaskan sebagai berikut:

1. Penelitian Deskriptif

Merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan suatu objek

sesuai dengan keadaannya yang apa adanya. Pada umumnya bertujuan untuk

melakukan penggambaran secara sistematis fakta serta karakteristik objek

penelitian secara tepat.

2. Penelitian Ex-posfacto

Sesuai dengan namanya ex-posfacto, yang berarti dari apa dikerjakan setelah

kenyataan”, penelitian ini bertujuan meneliti variabel-variabel bebas yang

telah terjadi ketika peneliti memulai pengamatan terhadap variabel terikat di

dalam suatu penelitian. Penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Penelitian korelasi

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

guna menentukan apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau

lebih.

b. Penelitian kausal komparatif

Pada penelitian ini variabel yang diteliti, baik variabel penyebab dan

variabel yang dipengaruhi diteliti dan kemudian diselidiki dengan cara

dirunut kembali.

3. Penelitian Eksperimen

Pada dasarnya penelitian eksperimen merupakan penelitian dengan metode

yang sistematis guna membangun hubungan yang mengandung hubungan

sebab akibat. Dalam penelitian ini variabel yang ada, baik variabel bebas

atau terikat, sudah ditentukan oleh peneliti sejak awal penelitian secara

tegas.

4. Penelitian Survei

Merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan mengumpulkan data pada

waktu tertentu dengan mendeskripsikan keadaan objek penelitian pada

waktu tertentu, mengidentifikasikan keadaan yang sedang terjad serta

menentukan hubungan pada sesuatu yang hidup di antara keadaan spesifik

yang terjadi.

5. Penelitian Sejarah

Merupakan jenis penelitian yang menggambarkan dan mendeskripsikan

suatu keadaan atau kejadian di masa lampau yang kemudian digunakan

sebagai suatu bahan pembelajaran pada masa sekarang.

6. Penelitian Tindakan

Adalah suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok

dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari dan

melakukan pengamatan terhadap pengalaman yang mereka lalui.

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian

korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain

berdasarkan pada koefisien korelasi. Adanya hubungan dan tingkat variasi pada

variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti

akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini

berkaitan dengan informasi tentang objek atau subjek penelitian mengenai hubungan

antar variabel yaitu keterampilan sosial dan kecerdasan emosional dan penyesuaian

diri dengan menggunakan teknik angket dan dokumentasi.

Peneliti menggunakan metode penelitian korelasional ini dikarenakan

metode jenis ini cocok dilakukan mengingat dalam penelitian ini terdapat variabel

yang tak dapat diteliti dengan metode eksperimental seta data-data yang digunakan

kemungkinan tidak dapat dimanipulasikan. Metode korelasional memungkinkan

pengukuran beberapa variabel dan dapat menunjukkan berhubungan yang ada di

dalamnya secara serentak serta sesuai dengan keadaan realistiknya. Kemudian hasil

yang didapat diharapkan benar-benar menunjukkan taraf atau tinggi rendahnya

hubungan dan keterkaitan antar variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini,

yaitu variabel keterampilan sosial, kecerdasan emosional, dan penyesuaian diri siswa.

Langkah pokok yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan metode

penelitian korelasional tersebut adalah;

1. Mendefinisikan masalah.

2. Melakukan penelaahan kepustakaan.

3. Rancangkan cara pendekatannya:

4. Indentifikasikan variabel-variabel yang relevan;

5. Tentukan subyek yang sebaik-baiknya;

6. Pilih atau susun alat pengukur yang cocok;

7. Pilih metode korelasional yang cocok untuk masalah yang sedang digarap.

8. Pengumpulan data.

9. Analisis data yang telah terkumpul dan buat interpretasinya.

10. Menuliskan laporan.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Di dalam suatu penelitian, pengambilan individu sebagai subjek yang diteliti

menjadi hal yang sangat penting. Populasi di dalam suatu penelitian merupakan

sekumpulan individu yang menjadi objek yang diteliti mengenai aspek-aspek yang

ada di dalam kelompok tersebut. Aspek-aspek yang akan diungkapkan dalam

penelitian ini adalah aspek keterampilan sosial, aspek kecerdasan emosional, dan

aspek penyesuaian diri. Berikut pengertian populasi yang disampaikan oleh beberapa

ahli:

Hadari Nawawi (1995:141) menyatakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik yang tertentu di dalam suatu penelitian”. Menurut pendapat

tersebut dapat diartikan bahwa populasi merupakan keseluruhan unit baik manusia,

hewan, serta benda lainnya yang dapat dianalisis dan mempunyai ciri-ciri khusus

tertentu dan dapat digunakan sebagai sumber data dalam suatu penelitian. Jadi dengan

demikian peneliti harus berhati-hati dalam memasukkan populasi yang hendak diteliti

dalam spesifikasi-spesifikasi tertentu.

Sukardi (2007:53), menjelaskan bahwa “Populasi pada prinsipnya adalah

semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal

bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil

akhir suatu penelitian”. Pendapat tersebut mengandung makna bahwa populasi

merupakan keseluruhan subjek penelitian, baik yang terdiri dari manusia, hewan,

ataupun benda yang digunakan sebagai target dari suatu penelitian dan kesemua

subjek penelitian tersebut berada di dalam suatu wilayah atau satu tempat tertentu

secara bersamaan serta nantinya akan menjadi hasil penarikan kesimpulan akhir dari

penelitian yang dilakukan.

Sudjana dalam Purwanto (2008:241) mengatakan bahwa “Populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang

lengkap dan jelas”. Yang dimaksudkan populasi dalam hal ini adalah keseluruhan

dari sekelompok objek yang ditentukan oleh peneliti sebagai objek penelitian yang

memiliki karakteristik tertentu yang sama dan jelas dan dianggap memiliki syarat

yang memadai untuk digunakan sebagai sumber data dalam suatu penelitian, baik

penelitian yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan obyek baik manusia, hewan, tumbuhan, ataupun benda lainnya yang

berada dalam satu wilayah tertentu yang mempunyai karakteristik dan ciri khusus

serta sifat yang sama dan dapat digunakan sebagai sumber data dalam suatu

penelitian baik penelitian tersebut bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri

tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 138 siswa yang terbagi ke dalam empat

kelas yaitu XI.IPS 1, XI.IPS 2, XI.IPS 3, dan XI.IPS 4. Peneliti memilih kelas XI

sebagai populasi penelitian dikarenakan siswa siswi di kelas tersebut memiliki

kondisi yang relatif stabil dalam artian mereka telah melakukan suatu proses interaksi

dan adaptasi dalam jangka waktu yang dirasa cukup dengan lingkungannya, baik di

rumah, masyarakat, dan terutama di sekolah. Serta dimungkinkan mereka dapat

menjadi gambaran dari variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Sampel

Dalam suatu penelitian ada kalanya tidak semua anggota dari populasi dapat

diamati. Hal ini dikarenakan jumlah pupolasi yang sangat banyak, serta keterbatasan

dalam hal biaya, waktu dan tenaga. Untuk itu perlu adanya suatu pembatasan dengan

menetapkan jumlah sampel yang representatif yang dapat mewakili populasi.

Sugiyono (2005:56), menyatakan bahwa “Sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dari pendapat tersebut

peneliti mengambil kesimpulan bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah

populasi yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat mewakili populasi tersebut.

Jadi dari keseluruhan jumlah populasi yang ada di dalam penelitian di ambil sebagian

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

atau beberapa yang dianggap dapat mewakili karakter atau sifat dari populasi tersebut

dan kemudian sampel ini nantinya akan menjadi sumber data dalam penelitian yang

dilakukan.

Hadari Nawawi (1995:144) berpendapat “Sampel secara sederhana diartikan

sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu

penelitian”. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa sampel merupakan

sebagian kecil dari keseluruhan jumlah populasi, yakni bahwa tidak semua jumlah

anggota dari populasi tersebut akan digunakan atau diteliti dalam suatu penelitian

melainkan hanya sebagian atau beberapa saja dari jumlah populasi yang ada dan

kemudian digunakan sebagai sumber data pada penelitian tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

sebagian dari jumlah anggota di dalam suatu populasi yang digunakan untuk

mewakili populasi tersebut dan dijadikan sebagai objek serta sumber data dalam

penelitian dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam hal ini sampel

penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IPS SMA N 2 Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012 sebanyak 50 orang. Peneliti mengambil sampel tersebut dikarenakan

menurut peneliti sampel yang diambil sudah sesuai dengan jumlah populasi yang ada,

bersifat representatif dan dapat mewakili serta menggambarkan karakteristik populasi

yang ada dalam penelitian ini.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk memperoleh sampel dalam penelitian, maka digunakan teknik

sampling agar jumlah sampel sesuai dengan jumlah populasi yang ada. Besar

kecilnya pengambilan sampel, pada prinsipnya tidak ada peraturan yang mutlak untuk

menentukan ukuran sampel. Jumlah sampel juga banyak tergantung pada faktor-

faktor seperti biaya, fasilitas, waktu yang tersedia, jumlah populasi yang ada atau

bersedia untuk dijadikan sampel serta tujuan dari penelitian.

Sutrisno Hadi (2000:75) menyatakan bahwa “Sampling adalah cara yang

digunakan untuk mengambil sampel”. Hal tersebut berarti bahwa teknik sampling

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

merupakan cara-cara yang digunakan untuk mengambil atau menentukan jumlah

sampel yang akan diteliti. Hal ini dikarenakan dalam sebuah penelitian, jumlah

populasi biasanya tidak dikenai penelitian secara keseluruhan, tapi hanya sebagian

saja yang sering disebut sebagai sampel.

Dari pendapat tersebut di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sampling

merupakan sebuah teknik atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan

jumlah sampel yang akan mewakili jumlah populasi dalam sebuah penelitian. Dalam

pengambilan sampel hal yang perlu diperhatikan adalah sifat dan penyebaran

populasi agar nantinya diperoleh sampel yang representative. Dengan demikian,

diharapkan sampel yang didapat dapat mewakili populasi yang ada karena nantinya

hasil penelitian ini yang akan ditarik kesimpulannya dan dapat menggambarkan

keadaan dari populasi tersebut.

Sampel yang representative diperoleh dengan teknik tertentu yang

dinamakan teknik sampling. Menurut Sutrisno Hadi (2004:183-189) pada dasarnya

teknik sampling dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Teknik Random Sampling

Dengan randomisasi dimaksudkan mengambil individu sebagai sampel dari

suatu populasi secara random. Dalam teknik random ini setiap individu di

dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi bagian dari

sampel. Cara-cara yang digunakan dalam teknik random sampling ini

adalah:

a) Cara undian

Cara undian ini juga disebut dengan cara mekanik. Seperti namanya,

teknik sampling ini dilakukan dengan cara melakukan undian. Dengan

cara pengundian ini memungkinkan tidak akan terjadi kemunculan nama

yang sama untuk kedua kalinya. Namun, cara ini akan sulit dilakukan

jika jumlah subjek dalam populasi terlalu banyak dan / atau peneliti

tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah individu dalam populasi

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

yang ditelitinya tersebut. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam

proses pengambilan sampel secara undian ini, yaitu;

(1) Undian dengan pengembalian

Teknik undian dengan pengembalian dilakukan dengan cara

mengundi seluruh anggota populasi penelitian sehingga akan

didapatkan salah satu sampel, dan kemudian sampel yang sudah

keluar tersebut dikembalikan lagi dan diikutsertakan kembali dalam

proses pengundian selanjutnya. Proses pengundian dengan cara

pengembalian ini lebih baik digunakan karena dengan teknik ini

akan diperoleh hasil dengan intensitas ketetapan pengembalian

sampel yang tetap.

(2) Undian tanpa pengembalian

Teknik undian tanpa pengembalian disebut juga dengan simpel

random sampling, dalam teknik ini individu yang telah keluar dalam

proses undian tidak akan diikutkan lagi dalam proses pengundian

selanjutnya, maka dari itu tidak akan ada kemungkinan muncul

nama yang sama untuk kedua kali. Dalam teknik ini setiap sampel

dalam populasi mempunyai satu kali kesempatan untuk di jadikan

sampel.

b) Cara ordinal

Cara ini dilakukan dengan menyusun subjek ke dalam suatu daftar dan

kemudian mengambil nama-nama individu yang berada pada urutan

dengan nomor ganjil ataupun genap, dengan nomor kelipatan angka tiga,

kelipatan angka lima dan sebagainya, sebagai sampel dalam penelitian

tersebut.

c) Randomisasi dari tabel bilangan random

Cara ini adalah cara yang paling banyak digunakan oleh para ahli

statistik dan peneliti, dikarenakan prosedurnya yang sangat sederhana

dan juga mempunyai resiko penyelewengan yang sangat kecil.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Dilakukan dengan membuat daftar subjek dengan nomor urut dan

kemudian peneliti menjatuhkan ujung pensil secara sembarang pada

tabel bilangan random. Selanjutnya diambil dua angka yang berdekatan

dengan jatuhnya ujung pensil untuk mengidentifikasi sampel yang

pertama.

2) Teknik Non Random Sampling

Dalam teknik non random sampling, tidak semua individu dalam populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel

penelitian. Teknik ini dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, antara lain;

a) Stratified Sampling

Digunakan jika populasi terdiri dari golongan-golongan yang

mempunyai susunan bertingkat. Yang perlu diperhatikan adalah berapa

banyak strata yang ada di dalam populasi tersebut dan selanjutnya tiap

strata harus mempunyai perwakilan dalam sampel penelitian.

b) Purposive Sampling

Dalam teknik purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek

dialkukan dengan memperhatikan ciri atau sifat-sifat tertentu yang

dipandang memiliki hubungan dengan ciri dan sifat populasi yang telah

diketahui sebelumnya.

c) Quota Sampling

Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan quota sampling adalah

penetapan jumlah subjek yang akan diteliti dan siapa yang akan

diinterview atau yang menjadi responden dalam penelitian. Selanjutnya

data tersebut akan diserahakan kepada sebuah tim yang bertugas untuk

mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan dalm penelitian.

d) Incidental Sampling

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara memilih

anggota sampel berdasarkan siapa saja atau apa saja yang secara

kebetulan ditemui pada tempat dan waktu tertentu.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

e) Proportional Sampling

Proportional Sampling adalah teknik yang dilakukan dengan

mengambil sampel yang terdiri dari sub-sub sampel yang

pertimbangannya mengikuti pertimbangan sub-sub populasi. Dalam

artian bahwa besarnya sampel ditentukan atau tergantung dari besar

kecilnya tiap sub populasi.

f) Area Sampling

Teknik ini dilakukan dengan membagi daerah-daerah populasi menjadi

sub-sub populasi, dan sub populasi ini dibagi lagi kedalam daerah yang

lebih kecil yang apabila diperlukan maka daerah kecil ini dapat dibagi

lagi kedalam daerah-daerah yang lebih kecil lagi. Adapun besarnya

subjek yang akan diteliti dari masing-masing daerah tersebut tidak

dapat ditetapkan secara umum melainkan tergantung kepada situasi

yang sedang dialami oleh peneliti.

g) Cluster Sampling

Merupakan teknik atau cara memilih sampel bukan berdasar pada sifat

individual, melainkan lebih cenderung didasarkan pada kelompok atau

daerah yang secara alami terkumpul secara bersama.

h) Double Sampling

Teknik ini digunakan apabila penelitian menggunakan angket yang

dikirimkan dengan menggunakan jasa pos sebagai usaha penampungan

bagi mereka yang tidak mengembalikan angket. Responden yang telah

mengembalikan daftar angket dimasukkan kedalam sampel pertama,

sedangkan responden yang tidak mengembalikan daftar angket

dimasukkan ke dalam sampel kedua. Pengumpulan data dari sampel

kedua dapat ditempuh dengan jalan interview.

i) Combined Sampling

Beberapa dari keseluruhan teknik sampling di atas, dapat

dikombinasikan sehingga menjadi sampling kombinasi. Semisal

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

stratified sampling memperhatikan proporsi dari tiap strata,

samplingnya menjadi proporsional stratified sampling. Jika seterusnya

pemilihan subjek dalam setiap strata dilakukan dengan teknik random

sampling, nama samplingnya menjadi proportional stratified random

sampling.

Peneliti menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 35%

dari jumlah populasi karena menyesuaikan dengan jumlah populasi sebanyak 138

responden. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini didapat sebanyak 48,3 yang

kemudian dibulatkan menjadi 50 orang siswa. Perhitungan tersebut berdasarkan teori

dari Suharsimi Arikunto (2006:134), yang menyatakan bahwa pengambilan sampel

untuk populasi di atas 100 maka sampelnya diambil antara 10%-15% atau 20%-25%,

atau lebih. Maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 35% atau

50 orang.

Untuk mendapatkan sampel tersebut, dalam penelitian ini digunakan teknik

random sampling type undian dengan pengembalian. Seperti yang telah diuraikan

sebelumnya, dalam teknik dengan randomisasi ini dilakukan dengan mengambil

individu sebagai sampel dari suatu populasi secara random. Dalam teknik random ini

setiap individu di dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi

bagian dari sampel. Peneliti menggunakan teknik random sampling ini dikarenakan

diharapkan keseluruhan individu yang diteliti merupakan individu yang termasuk ke

dalam populasi, serta kesemuanya memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel. Sampel yang nantinya diperoleh merupakan perwakilan dari keseluruhan

populasi yang ada yang tersebar rata dalam kelas-kelas yang menjadi objek dalam

penelitian ini. Selain itu peneliti menggunakan teknik tersebut dikarenakan dengan

teknik ini diperoleh hasil dengan intensitas ketetapan pengembalian sampel yang

tetap serta akan diperoleh hasil penelitian dengan keakurasian yang tinggi.

Cara yang dilakukan peneliti dalam melakukan teknik ini adalah:

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

1. Menentukan jumlah populasi yang dapat ditemui dalam penelitian, yaitu

keseluruhan siswa kelas XI.IPS 1, XI.IPS 2, XI.IPS 3, dan XI.IPS 4 sejumlah

138 orang.

2. Membuat daftar semua anggota populasi yang diurutkan dari siswa pertama

di kelas XI.IPS 1 dengan nomor urut 1 sampai dengan siswa terakhir di kelas

XI.IPS 4 dengan nomor urut 138.

3. Menuliskan nomor urut 1 sampai dengan 138 tersebut masing-masing dalam

selembar kertas kecil, digulung, dan kemudian masukkan ke dalam kotak

yang telah diberi lubang penarikan.

4. Kotak berisi nomor tersebut kemudian di kocok sampai gulungan kertas

keluar.

5. Ambil gulungan kertas yang keluar kemudian catat nomornya pada kertas

ataupun kolom yang telah disediakan, nomor anggota yang keluar adalah

mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian. Setelah dicatat kembalikan

lagi gulungan kertas tersebut ke dalam kotak dan proses pengocokan

kembali dilakukan.

6. Jika nomor yang sudah keluar sebelumnya kemudian muncul lagi pada

proses pengundian selanjutnya, nomor tersebut dikembalikan lagi ke dalam

kotak dan tidak dimasukkan ke dalam daftar sampel. Dalam proses

pengundian ini ada beberapa nomor yang keluar beberapa kali, yaitu:

Nomor Urut Frekuensi kemunculan

86 4

12 3

28 4

65 2

87 2

111 2

102 2

77 2

52 2

69 2

129 2

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

109 2

68 2

Tabel 3.2 Tabel Frekuensi Nomor yang Keluar Ulang dalam Pengundian

7. Keseluruhan jumlah pengundian pada teknik sampling yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah 69 kali pengundian. Namun, dikarenakan ada beberapa

nomor yang keluar beberapa kali, proses pengundian dilakukan sampai

jumlah yang dibutuhkan terpenuhi yaitu sejumlah 50 nomor yang

selanjutnya digunakan sebagai sampel penelitian.

Berdasar hasil dalam pengambilan sampel secara random dengan prosedur

pengundian tersebut, didapatkan hasil sebagai berikut:

Undian ke- Hasil urutan

nomor

Undian ke- Hasil urutan

nomor

1 86 26 77

2 81 27 135

3 80 28 52

4 12 29 69

5 68 30 14

6 28 31 103

7 7 32 122

8 132 33 17

9 65 34 25

10 87 35 129

11 82 36 106

12 111 37 96

13 43 38 57

14 91 39 120

15 102 40 3

16 92 41 92

17 88 42 101

18 10 43 8

19 128 44 24

20 78 45 30

21 53 46 40

22 109 47 9

23 19 48 30

24 22 49 42

25 33 50 108

Tabel 3.3. Hasil Pengundian Sampel Penelitian

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Persebaran sampel yang diperoleh dalam pengundian tersebut di atas, dapat

disajikan sebagai berikut:

Kelas Jumlah Sampel

XI.IPS 1 16

XI.IPS 2 9

XI.IPS 3 14

XI.IPS 4 11

Jumlah 50

Tabel 3.4. Persebaran Sampel di Masing-masing Kelas

E. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Dalam penelitian ini data mengenai keterampilan sosial, kecerdasan

emosional dan penyesuaian diri diambil dari siswa kelas XI IPS SMA N 2 Wonogiri

Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh peneliti guna

memperoleh data yang diinginkan dan diburuhkan dalam suatu penelitian dengan

menggunakan alat tertentu. Pengumpulan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan

informasi atau keterangan yang benar dan dapat dipercaya.

Menurut Suhasmi Arikunto (2006:223) teknik pengumpulan data dapat

digolongkan menjadi dua yaitu:

1. Test

Instrument berupa tes ini dapat digunakan untukmengukur kemampuan dasar

dan pencapaian atau prestasi.

2. Non Test terdiri atas;

a. Angket atau kuesioner.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Merupakan teknik pengumpulan data melalui pertanyaan yang harus

dijawab secara tertulis oleh responden.

b. Interview

Suatu bentuk pengumpulan data dengan melakukan proses Tanya jawab

secara langsung dengan responden.

c. Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat nonverbal dengan

mengoptimalkan penggunaan indera visual dan indera lainnya seperti

pendengaran, rabaan, dan penciuman sebagai pendukung.

d. Dokumentasi

Merupakan metode pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan

sebagainya.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

sehubungan dengan masalah penelitian yang diangkat oleh penulis, maka metode

angket dipakai sebagai metode pokok dan metode dokumentasi digunakan sebagai

metode bantu.

a. Teknik angket atau kuesioner

1) Pengertian Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui

pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Beberapa

pengertian angket menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a) Burhan Bungin (2005:123) berpendapat bahwa “Angket merupakan

serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian

dikirim untuk diisi oleh responden”. Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa angket atau kuesioner adalah merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan serangkaian

daftar pertanyaan yang kemudian diberikan kepada responden sehingga

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

kemudian didapatkan jawaban dari responden atas pertanyaan yang diajukan

tersebut.

b) Y. Slamet (2006:94) menjelaskan bahwa “Kuesioner adalah daftar

pertanyaan yang digunakan untuk mengukur suatu gejala tertentu atau

konsep tertentu yang langsung diisi oleh responden”. Maksud dari

pengertian tersebut adalah bahwa kuesioner merupakan suatu cara atau

teknik mengumpulkan data di dalam penenlitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data yang berisi daftar pertanyaan tertulis dan diberikan

kepada responden, sehingga data yang berhasil dikumpulkan adalah berupa

jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa angket adalah

suatu teknik atau cara pengumpulan data dalam suatu penelitian penyelidikan

suatu masalah dengan memberikan pertanyaan kepada responden atau subjek

penelitian untuk mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan atau hal lain

yang diketahui secara tertulis yang terkumpul melalui angket dan merupakan

jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

2) Jenis-jenis Angket

Angket atau koesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang diajukan

secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan data atau jawaban dari

pertanyaan tersebut. Secara umum, angket menghendaki suatu bentuk keterangan

atau jawaban berupa fakta yang diberikan oleh responden.

Angket atau kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis

tergantung pada sudut pandangnya. Jenis-jenis angket menurut Suharsimi

Arikunto (2002:142) adalah:

a) Dipandang dari cara menjawab.

(1) Kuesioner terbuka yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian

rupa sehingga member kesempatan kepada responden untuk menjawab

dengan jawaban responden sendiri.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

(2) Kuesioner tertutup yaitu angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga

responden tinggal memberikan tanda check (√) pada kolom yang tersedia

sehingga responden tinggal memilih.

b) Dipandang dari jawaban yang diberikan.

(1) Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.

(2) Kuesioner tidak langsung yaitu apabila responden menjawab tentang

orang lain.

c) Dipandang dari bentuknya.

(1) Kuesioner pilihan ganda yaitu kuesioner yang sama dengan model

kuesioner tertutup.

(2) Kuesioner isian yaitu kuesioner yang sama dengan kuesioner terbuka.

(3) Check list dengan sebuah daftar sehingga responden tinggal

menumbuhkan tenda check (√) pada kolom yang sesuai.

(4) Rating scale (scala bertingkat) yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukan tingkatan. Misalnya mulai dari tingkat

setuju sampai ke tingkat tidak setuju.

Dalam penelitian ini jenis angket atau kuesioner yang digunakan

adalah angket tertutup. Diharapkan dengan menggunakan angket jenis

tersebut dapat memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan dari

peneliti, karena responden tinggal memilih jawaban dari opsi pertanyaan yang

diungkap oleh peneliti.

3) Langkah-Langkah Menyusun Angket

Di dalam suatu penenlitian, penyusunan angket tentu saja harus dilakukan

secara sistematis atau berurutan. Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti

dalam menyusun angket sebagai berikut:

a) Menyusun Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan di dalam penelitian ini adalah angket, dan jenis

angket yang digunakan adalah angket langsung yang sifatnya tertutup. Angket

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

akan diberikan langsung kepada responden dan disediakan beberapa pilihan

jawaban yang harus dijawab oleh responden tersebut.

b) Menyusun kisi-kisi angket

Penyususnan kisi-kisi instrument diperlukan untuk memeperjelas

permasalahan yang akan dituangkan dalam angket untuk memepermudah

pembuatan butir-butir pertanyaan dalam angket.

c) Menyusun angket

Angket yang akan dibagikan kepada responden dapat disusun dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Menetapkan tujuan dari penyusunan angket.

Di dalam penelitian ini tujuan penyusunan angket bertujuan untuk

memperoleh data tentang keterampilan sosial, kecerdasan emosional, dan

penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri.

(2) Menetapkan aspek yang ingin diungkap.

Di dalam penelitian, dalam melakukan hal ini maka diperlukan adanya

kisi-kisi di dalam angket. Kisi-kisi dibuat berdasarkan indicator yang

telah dibuat sebelumnya dan kemudian disesuaikan dengan lingkup

permasalahan yang akan dikaji atau tujuan yang ingin dicapai.

(3) Menentukan jenis dan bentuk angket.

Di dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah bentuk angket

langsung yang sifatnya tertutup. Angket akan langsung diberikan kepada

responden dan di dalam angket telah disediakan pilihan jawaban,

sehingga hal ini akan memudahkan responden dalam memberikan

jawabannya.

(4) Membuat butir pertanyaan yang diberikan dan sekaligus disertai alternatif

jawaban.

Pembuatan angket yang terdiri dari pertanyaan dan pilihan jawaban tetap

mengacu pada kisi-kisi angket. Adapun bentuk instrument yang diberikan

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kepada responden diantaranya berisi item-item pertanyaan, surat

pengantar angket, dan petunjuk serta pedoman pengisian angket.

(5) Membuat scoring atau penilaian angket.

Dalam penyusunan angket ini menggunakan skala likert. Skala ini menilai

sikap atau tingkah laku yang diinginkan peneliti dari objek penelitian

dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden. Dan kemudian

responden diminta untuk memberikan jawaban dalam skala yang telah

ditentukan. Misalnya saja dengan pernyataan sangat setuju, setuju, tidak

setuju, dan sangat tidak setuju. Sukardi (2007:147-148) menjelaskan cara

pemberian bobot nilai sebagai berikut:

Bentuk item positif;

(a) Alternatif jawaban A, mempunyai bobot nilai 4

(b) Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 3

(c) Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 2

(d) Alternatif jawaban D, mempunyai bobot nilai 1

Bentuk item negatif:

(a) Alternatif jawaban A, mempunyai bobot nilai 1

(b) Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 2

(c) Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 3

(d) Alternatif jawaban D, mempunyai bobot nilai 4

4) Uji Coba (Try Out) Angket

Setelah angket selesai disusun, maka langkah selanjutnya adalah menguji

cobakan angket tersebut melalui try out guna mengetahui validitas dan

reliabilitasnya. Tujuan dari dilakukannya try out atau uji coba ini adalah untuk

mendapatkan angket yang benar-benar valid. Di dalam penelitian ini, try out

akan dilakukan di SMA N 2 Wonogiri, pada kelas XI IPS tahun ajaran

2011/2012 dengan responden sebanyak 36 siswa.

Sutrisno Hadi (2006:166), menjelaskan bahwa tujuan diadakannya try out

adalah;

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

a) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya.

b) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu

akademik, atau kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.

c) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya

menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.

d) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang

ternyata tidak relevan dengan tujuan research.

b. Teknik Dokumentasi

Dalam penelitian ini selain menggunakan teknik angket, peneliti juga

menggunakan teknik analisis dokumentasi. Teknik dokumentasi merupakan teknik

pencarian data yang menelaah catatan atau dokumentasi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Suharsimi Arikunto (1998:148) yang mengemukakan bahwa “Metode

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa

catatan, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulel rapat, legger, agenda dan

sebagainya”.

Metode dokumentasi memiliki kelebihan antara lain:

1) Sumber data dapat diperoleh dengan mudah melalui catatan yang ada.

2) Dapat membantu pelaksanaan metode yang lain.

3) Dengan biaya,tenaga dan waktu yang sedikit dapat memperoleh datayang

diperlukan.

Metode dokumentasi memiliki kekurangan antara lain:

1) Data yang diperoleh ada kemungkinan bukan data yang sebenarnya karena

catatan itu dapat dipengaruhi oleh si pencatat.

2) Kejadian yang lalu belum tentu sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi adalah:

1) Lebih mudah mendapatkan data karena data sudah tersedia dan menghemat

waktu.

2) Data yang diperoleh dapat dipercaya dan mudah menggunakannya.

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3) Pada waktu yang relatif singkat dapat diperoleh data yang diinginkan, data dapat

ditinjau kembali jika diperlukan.

Jadi teknik dokumentasi dalam penelitian ini merupakan metode yang

digunakan untuk memperoleh data yang berupa nama-nama siswa sebagai sampel

dalam penelitian ini.

F. Validasi Instrumen Data

1. Uji Validitas Angket

Suharsimi (2006:168), menjelaskan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.

Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya

instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”. Dengan demikian

suatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang berhasil terkumpul tidak

menyimpang dari batas validitas yang dimaksud.Dalam penelitian ini untuk menguji

kevalidan digunakan rumus product moment :

(Suharsimi, 2006:170)

Keterangan:

: koefisien korelasi antara x dan y

n : jumlah subjek uji coba

∑X : jumlah skor butir angket untuk variable x

∑Y : jumlah skor butir angket untuk variable y

∑XY : jumlah perkalian antara skor X dan Y

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

: jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran variabel X

∑Y2 :

jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran variabel Y

Kriteria uji validitas tersebut adalah jika p>0,5 maka dapat disimpulkan

bahwa item soal pengujian adalah valid, sebaliknya jika p<0,5 maka item soal

pengujian dinyatakan tidak valid. Adapun hasil dari uji validitas dan reliabilitas

adalah sebagai berikut:

a) Variabel Keterampilan Sosial (X1)

Dari hasil analisis butir (item) soal pada angket yang diujicobakan menunjukkan

bahwa dari 40 item soal didapat 35 soal valid dan 5 soal tidak valid. Soal yang

dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40.

Sedangkan item yang dinyatakan tidak valid adalah soal nomor 6, 15, 22, 28, 35.

b) Variabel Kecerdasan Emosional (X2)

Dari hasil analisis butir (item) soal pada angket yang diujicobakan menunjukkan

bahwa dari 40 item soal didapat 38 soal valid dan 2 soal tidak valid. Soal yang

dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37,

38, 39, 40. Sedangkan item yang dinyatakan tidak valid adalah soal nomor 8 dan

27.

c) Variabel Penyesuaian Diri (Y)

Dari hasil analisis butir (item) soal pada angket yang diujicobakan menunjukkan

bahwa dari 40 item soal didapat 33 soal valid dan 7 soal tidak valid. Soal yang

dinyatakan valid adalah soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 36, 38, 39, 40.

Sedangkan item yang dinyatakan tidak valid adalah soal nomor5, 9, 14, 22, 28,

34, 37.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2. Uji reliabilitas

Selain harus valid, suatu kuesioner juga harus reliable. Reliable menunjukan

kemampuan memberikan hasil pengukuran yang relative tetap. Menurut Suharsmi

Arikunto (2002:154) “Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrument itu sudah baik”. Suatu instrument dikatakan reliable apabila hasil

pengukuran yang didapatkan dengan instrument tersebut menunjukkan hasil yang

sama jika dilakukan pada orang-orang yang berbeda, baik dalam waktu yang

bersamaan ataupun dalam waktu yang berbeda.

Menurut Sukardi (2007:354) uji realibilitas dibagi menjadi:

a) Realibilitas Test-Retest

Merupakan derajat yang menunjukkan suatu konsistensi hasil dari sebuah

test dari waktu ke waktu. Test-retest menunjukkan suatu variasi skor yang

diperoleh dari penyelenggaraan suatu test yang dilakukan dua kali atau lebih,

sebagai akibat kemungkinan terjadinya suatu kesalahan dalam pengukuran.

Reliabilitas diukur dari koefisien antara percobaan pertama dengan yang

berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument

tersebut sudah dinyatakan reliable.

b) Realibilitas Ekuivalen

Reliabilitas ekuivalen pada umumnya menggambarkan suatu bentuk

konsistensi alternative yang dapat menunjukkan variasi skor yang terjadi dari

bentuk test satu dengan bentuk lainnya. Realibilitas instrument dihitung

dengan cara mengkorelasikan antara data instrument yang satu dengan data

instrument yang dijadikan ekuivalen. Jika hasil koefisien ekuivalen tinggi,

berarti test memiliki reliabilitas ekuivalen baik, sebaliknya apabila

koefisiennya rendah maka realibilitas ekuivalen tes rendah.

c) Reliabilitas Belah Dua

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Reliabilitas belah dua ini termasuk reliabilitas yang mengukur konsistensi

internal, yang dimaksud konsistensi internal adalah salah satu tipe reliabilitas

yang didasarkan pada keajegan dalam tes. Reliabilitas belah dua ini

pelaksanaannya hanya memerlukan waktu satu kali. Jika hasil koefisien

korelasi tinggi maka tes mempunyai tingkat relabilitas baik, dan begitu pula

sebaliknya jika hasil koefisien rendah maka tes mempunyai tingkat

reliabilitas kurang.

Untuk mengukur atau menghitung tingkat reliabilitas instrument dalam

penelitian ini digunakan rumus alpha belah dua konsistensi interval rumus KR21

sebagai berikut:

{

} {

}

(Suharsimi, 2006:189)

Keterangan:

: reliabilitas instrument

: banyaknya butir pertanyaan / soal

: mean skor total

: variants total

Jika ρ < 0,050 maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran reliable

sebaliknya jika ρ > 0,050 maka hasil pengukuran adalah tidak reliable. Batas

koefisien korelasi reliable adalah sebagai berikut:

0,00 Sampai 0,20 : korelasi yang rendah sekali

0,20 – 0,40 : korelasi yang rendah tapi ada

0,40 – 0,70 : korelasi yang sedang

0,70 – 0,90 : korelasi yang tinggi

0,90 – 1,00 : korelasi yang tinggi

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

G. Analisis Data

Analisis dapat dilakukan dengan tujuan menyederhanakan data yang sudah

diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisa

data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Untuk menganalisa data

yang terkumpul digunakan teknik analisis statistik. Dalam penelitian ini teknik

analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi ganda.

(Sugiyono, 2009:275), menyatakan bahwa analisa regresi ganda digunakan

oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik

turunnya) variable dependen (kriterium),bila dua atau lebih variable independen

sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya), jadi analisis regresi

ganda akan dilakukan bila jumlah variable independennya minimal 2.

Peneliti menggunakan teknik analisis regresi ganda ini dikarenakan;

1. Karena di dalam penelitian ini terdapat dua variabel predictor dan satu variabel

kriterium.

2. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan antar prediktor dengan

kriterium, dan sekaligus dapat mengetahui taraf signifikansi di dalam hubungan

tersebut.

1. Uji Prasyarat Analisis

Langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian ini untuk menguji

persyaratan analisis regresi ganda meliputi:

a. Pengambilan Sampel secara Random

Penelitian atau observasi lapangan harus independen, dan independensi dilakukan

melalui pengambilan sampel secara random atau acak. Di dalam penelitian ini

metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode random sampling

dengan cara undian type undian dengan pengembalian.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran suatu variabel acak

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(Sutrisno Hadi, 2001:346)

Keterangan:

X2 ; koefisien chi kuadrat

fo : jumlah frekuensi yang telah diperoleh

fh : jumlah frekuensi yang diharapkan

Jika p>0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal, sebaliknya jika p<0,05

maka data yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

c. Uji Linieritas

Uji liniearitas regresi merupakan uji signifikansi perbedaan garis regresi yang

sebenarnya (didukung dari data yang diperoleh) dengan garis regresi teoritis.

Untuk mengujinya dapat menggunakan uji F yang didasari pendekatan variansi.

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apa ada hubungan antara variable bebas

dengan variable terikat. Rumus yang digunakan adalah;

(Rochman Natawidjaja, 1988:48-49)

Keterangan :

n : banyak sampel yang digunakan

k : banyak baris atau lajur skor / kelas interval yang digunakan

r : koefisien korelasi antara kedua perangkat skor yang bersangkutan

Untuk menguji F digunakan derajat kebebasan (dk) sebesar (k-2) dan (n-k),

sedangkan dihitung dengan rumus:

yx = Sy 1/Sy (Untuk regresi Y atas X)

atau

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

xy = Sx 1/Sx (Untuk regresi X atas Y)

Keterangan :

Sy 1 : simpangan baku skor-skor Y yang diperkirakan berdasarkan skor-skor X

Sx 1 : simpangan baku skor-skor X yang diperkirakan berdasar skor-skor Y

Sy dan Sx : simpangan baku skor-skor Y dan simpangan baku skor-skor X

d. Uji Homosedastisitas

Duwi Priyatno (2010:83), menyatakan bahwa “Heterosedastisitas adalah keadaan

di mana tidak terjadi kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada

model regresi”. Uji Heterosedastisitas ini digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya kesamaan varian pada residual yang terdapat dalam model regresi

tersebut. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi ini adalah ada

tidaknya masalah heterosedastisitas. Metode yang biasa digunakan dalam

pengujian antara lain adalah Uji Spearman Rho, Uji Gletjer, Uji Park, dan melihat

pola grafik regresi.

e. Data Harus Berskala Interval

Yang dimaksudkan di sini adalah data yang terdapat di dalam penelitian ini

menunjukkan adanya jarak antara data satu dengan data lainnya, serta tidak

memiliki nilai nol mutlak.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji regresi ganda. Adapun langkah

yang dilakukan dalam pengujian hipotesis penelitian ini adalah:

a. Uji hipotesis antara X dengan Y digunakan rumus:

√{

}

(Sutrisno Hadi, 2001:25)

Keterangan:

N : jumlah data observasi

x : variabel predictor

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

y : variabel kriterium

rx1.y : koefisien korelasi x1 dan y

b. Uji hipotesis antara X2 dengan Y digunakan rumus:

√{ }

(Sutrisno Hadi, 2001:25)

Keterangan:

N : jumlah data observasi

x : variabel predictor

y : variabel kriterium

rx2.y : koefisien korelasi x1 dan y

c. Uji hipotesis antara X dan X₂ terhadap Y dengan rumus regresi ganda

menggunakan rumus berikut ini:

(Sutrisno Hadi, 2001:25)

Keterangan :

: koefisien korelasi antara Y dengan X dan X₂

: koefisien predictor X

: koefisien predictor X₂

: jumlah produk antara X dengan Y

: jumlah produk antara X₂ dengan Y

: jumlah kuadrat kriterium Y

Jika p (probabilitas) <0,01 = disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat

signifikan.

Jika p (probabilitas) <0,05 = disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan.

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Jika p (probabilitas) <0,15 = disimpulkan bahwa ada hubungan yang cukup

signifikan.

Jika p (probabilitas) <0,30 = disimpulkan bahwa ada hubungan yang kurang

signifikan.

Jika p (probabilitas) >0,30 = disimpulkan bahwa ada hubungan yang tidak

signifikan.

d. Persamaan Garis Regresi

1) Persamaan Regresi Linier Sederhana;

Rumus persamaan regresi linier sederhana antara X1 dengan Y

Y‟ = bo + b1X1

Rumus persamaan regresi linier sederhana antara X2 dengan Y

Y‟ = bo + b2X2

2) Persamaan regresi Linier Ganda

Rumus persamaan regresi untuk dua predictor adalah;

Y‟ = bo+b1X1+b2X2

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Penelitian tentang hubungan antara Keterampilan Sosial (X1) dan

Kecerdasan Emosional (X2) dengan Penyesuaian Diri Siswa (Y) Kelas XI.IPS SMA

Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012, meliputi tiga macam data, yaitu:

1. Keterampilan Sosial yang berasal dari data skor angket responden.

2. Kecerdasan Emosional yang berasal dari skor angket responden.

3. Penyesuaian Diri Siswa yang berasal dari skor angket responden

Penelitian ini mengandung 3 variabel data. Data tersebut dapat dilihat

sebagai berikut:

Uraian Keterampilan

Sosial

Kecerdasan

Emosional

Penyesuaian

diri

N Valid 50 50 50

Missing 0 0 0

Mean 110.58 115.56 98.10

Median 109.00 114.00 96.00

Mode 110.00 114.00 95.00

Std. Deviation 9.76267 9.34412 9.51315

Range/ interval 43.00 43.00 40.00

Minimum 94.00 99.00 83.00

Maximum 137.00 142.00 123.00

. Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Data Penelitian

( Skor data yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 146).

Ketiga data tersebut, berdasar hasil yang diperoleh dalam penelitian akan

dijelaskan sebagai berikut;

1. Deskripsi Data tentang Keterampilan Sosial

Keterampilan Sosial dalam keluarga dalam penelitian ini adalah variabel

bebas (X1). Dari perhitungan analisis deskriptif dengan bantuan program SPSS

74

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

versi 15.0 for windows diperoleh hasil distribusi data statistic yang dapat disajikan

sebagai berikut:

a. Mean : 110,58

b. Median : 109,00

c. Modus : 110,00

d. SB : 9,76

e. SR : 43,00

f. Nilai terendah : 94,00

g. Nilai tertinggi : 137,00

( Skor data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 146).

Distribusi frekuensi data Keterampilan Sosial disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

Variant f Fx fx2

f% fk%-naik

130-138 3 402,00 53.868,00 6,00 100,00

121-129 4 500,00 62.500,00 8,00 94,00

112-120 9 1.044,00 121.104,00 18,00 86,00

103-111 25 2.675,00 286.225,00 50,00 68,00

94-102 9 882,00 86.436,00 18,00 18,00

Total 50 5503,00 610.133,00 100,00 -

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Keterampilan Sosial (X1)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai

berikut:

Variabel Mean Median Modus SB SR Min Max

Keterampilan

Sosial

110,58 109,00 107,00 9,76 43,00 94,00 137,00

Tabel 4.3. Deskriptif Data Keterampilan Sosial (X1)

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 149).

Berdasar tabel sebaran frekuensi variabel keterampilan sosial, dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-4 pada interval 103-

111. Dengan jumlah prosentase sebesar 50%. Selanjutnya diikuti kelas ke-3 dan ke-5

pada interval 112-120 dan 94-102 dengan prosentase masing-masing 18%. Kemudian

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

diikuti oleh kelas ke-2 pada interval 121-129 dengan prosentase sebesar 8%. Dan

sedangkan responden paling sedikit berada pada kelas ke-1 pada interval 130-138

dengan jumlah prosentase 3%. Penyebaran data disajikan dalam grafik sebagai

berikut:

Grafik 4.1. Grafik Histogram Keterampilan Sosial (X1)

2. Deskripsi Data tentang Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X2).

Dari perhitungan analisis deskriptif dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for

windows diperoleh hasil distribusi data statistik yang dapat disajikan sebagai

berikut;

a. Mean : 115,56

b. Median : 114,00

c. Modus : 114,00

d. SB : 9,34

e. SR : 43,00

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

f. Nilai terendah : 99,00

g. Nilai tertinggi : 142,00

( Skor data dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 146).

Distribusi frekuensi data Kecerdasan Emosional disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Variant f Fx fx2

f% fk%-naik

135-143 3 417,00 57.963,00 6,00 100,00

126-134 5 650,00 84.500,00 10,00 94,00

117-125 9 1.089,00 131.769,00 18,00 84,00

108-116 23 2.576,00 288.512,00 46,00 66,00

99-107 10 1.030,00 106.090,00 20,00 20,00

Jumlah 50 5.762,00 668.834,00 100,00 -

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional (X2)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai

berikut:

Variabel Mean Median Modus SB SR Min Max

Kecerdasan

Emosional

115,56 114,00 114,00 9,34 43,00 99,00 142,00

Tabel 4.5. Deskriptif Data Kecerdasan Emosional (X2)

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 150).

Berdasar tabel sebaran frekuensi variabel kecerdasan emosional, dapat

diketahui bahwa responden paling banyak berada di kelas ke-4 pada interval 108-116

dengan prosentase sebanyak 46%. Kemudian diikuti oleh kelas ke-5 pada interval 99-

107 dengan jumlah prosentase 20%. Selanjutnya diikuti responden pada kelas ke-3

pada interval 117-125 dengan prosentase 18%, kemudian diikuti oleh kelas ke-2 pada

interval 126-134 dengan jumlah prosentase 10%. Responden paling sedikit berada

pada kelas ke-1 pada interval 135-143 dengan prosentase sebesar 3%. Penyebaran

datanya dapat dilihat dalam histogram sebagai berikut:

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Grafik 4.2. Grafik Histogram Kecerdasan Emosional (X2)

3. Deskripsi Data tentang Penyesuaian Diri Siswa

Penyesuaian Diri Siswa dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Y).

Dari perhitungan analisis deskriptif dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for

windows diperoleh hasil distribusi data statistik yang dapat disajikan sebagai

berikut:

a. Mean : 98,10

b. Median : 96,00

c. Modus : 95,00

d. SB : 9,51

e. SR : 40,00

f. Nilai terendah : 83,00

g. Nilai tertinggi : 123,00

( Skor data dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 146).

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Distribusi frekuensi data Penyesuaian Diri disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

Variant f fx fx2

f% fk%-naik

118-124 1 121,00 14.641,00 2,00 100,00

111-117 7 798,00 90.972,00 14,00 98,00

104-110 2 214,00 22.898,00 4,00 84,00

97-103 15 1.605,00 129.735,00 30,00 80,00

90-96 17 1.581,00 147.033,00 34,00 50,00

83-89 8 688,00 59.168,00 16,00 16,00

Jumlah 50 5007,00 464.447,00 100,00 -

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Penyesuaian Diri Siswa (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai

berikut:

Variabel Mean Median Modus SB SR Min Max

Penyesuaian

Diri

98,10 96,00 95,00 9,51 40,00 83,00 123,00

Tabel 4.7. Deskriptif Data Penyesuaian Diri Siswa (Y)

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 151).

Berdasar tabel sebaran frekuensi variabel penyesuaian diri siswa, maka dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-5 yaitu pada interval

90-96 dengan prosentase sebesar 34% selanjutnya diikuti oleh kelas ke-4 pada

interval 97-103 dengan jumlah prosentase 30%. Kemudian diikuti kelas ke-6 pada

interval 83-89 dengan prosentase 16%. Selanjutnya diikuti oleh kelas ke-2 pada

interval 111-117 dengan prosentase 14%, dan selanjutnya diikuti kelas ke-3 pada

interval 104-110 dengan jumlah prosentase 4%. Sedangkan responden paling sedikit

berada pada kelas ke-1 pada interval 118-124 dengan prosentase sebesar 2%.

Penyebaran datanya dapat dilihat dalam histogram berikut:

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Grafik 4.3. Grafik Histogram Penyesuaian Diri Siswa (Y)

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Uji regresi mempersyaratkan dipenuhinya asumsi-asumsi, asumsi yang harus

dipenuhi di dalam uji regresi di antaranya meliputi:

1. Penelitian dan obeservasi lapangan harus independen. Independensi

dilakukan dengan melalui pengambilan sampel secara random.

2. Data hasil penelitian harus berdistribusi normal, untuk itu dilakukan uji

normalitas data.

3. Hubungan antara variabel bebas dan variabel taut harus linier, untuk itu

perlu dilakukan uji linieritas hubungan antara variabel bebas dengan

variabel taut.

4. Populasi dari distribusi normal harus memiliki mean yang Homosedastis.

5. Datanya minimal harus berskala interval.

Asumsi-asumsi ini akan dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:

1. Pengambilan Sampel secara Random

Untuk pengambilan sampel secara random telah dijelaskan di Bab

sebelumnya yaitu di Bab III, Subbab D.

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Test Statistics

18.040 18.040 25.000

26 26 24

.874 .874 .406

Chi-Square a,b

df

Asymp. Sig.

x1 x2 y

.

.

2. Uji Normalitas

Ho : Sebaran data berdistribusi normal.

Ha : Sebaran data berdistribusi tidak normal.

Kriteria uji jika p > 0,05 Ho diterima maka sebaran data yang diperoleh

berdistribusi normal. Sedangkan apabila p < 0,05 Ho ditolak maka data yang

diperoleh berdistribusi tidak normal.

Berikut tabel uji normalitas data X1, X2, dan Y:

Tabel 4.8. Uji Normalitas Variabel Keterampilan Sosial, Kecerdasan

Emosional, dan Penyesuaian Diri

a. Uji Normalitas Variabel X1

Pada uji normalitas X1 (keterampilan sosial) dari hasil perhitungan

diperoleh hasil sebagai berikut:

x2

= 18,040

p = 0,874

Hasil tersebut menunjukkan bahwa p > 0,50 yaitu 0,874 > 0,50 maka

Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil

dari populasi data tersebut berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran 9 halaman 152).

b. Uji Normalitas Variabel X2

Pada uji normalitas X2 (Kecerdasan Emosional), dilakukan

perhitungan sesuai dengan rumus dan dari perhitungan tersebut diperoleh

hasil:

x2

= 18,040

p = 0,874

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Hasil tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yaitu 0,874 > 0,050

maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang

diambil dari populasi data tersebut berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 152).

c. Uji Normalitas Variabel Y

Pada uji normalitas Y (Penyesuaian Diri) dari hasil perhitungan

diperoleh hasil sebagai berikut:

x2 = 25,000

p = 0,406

Hasil tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yaitu 0,406 > 0,050

maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang

diambil dari populasi data tersebut berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 152).

3. Uji Linieritas dan Keberartian

Dengan adanya hasil uji linieritas maka dapat diketahui apakah ada

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun dalam hal ini

pengujian meliputi:

a. Kriteria Pengujian Persyaratan Linieritas

Sebelum menguji liniertas dari masing-masing variabel, perlu membuat kriteria

persyaratan linieritas sebagai berikut;

Ho : bentuk hubungan garis regresi antara variabel bebas dan

variabel terikat adalah linier.

Ha : bentuk hubungan garis regresi antara variabel bebas dan

variabel terikat adalah tidak linier.

Untuk menetapkan linier atau tidaknya distribusi data, digunakan

kriteria sebagai berikut:

Jika p > 0,05 maka data dalam penelitian memiliki korelasi yang linier.

Jika p < 0,05 maka data dalam penelitian korelasinya tidak linier.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

b. Uji Linieritas Variabel Keterampilan Sosial (X1) dengan Penyesuaian Diri

Siswa (Y)

Berdasar hasil uji linieritas antara keterampilan sosial dengan

penyesuaian diri siswa, diperoleh p = 0,505 karena p > 0,05 maka diambil

kesimpulan bahwa keterampilan sosial dan penyesuaian diri siswa mempunyai

korelasi yang linier. Hasil uji linieritas keterampilan sosial dan penyesuaian diri

siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9. Rangkuman Uji Linieritas X1 dengan Y

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 153).

c. Uji Linieritas Variabel Kecerdasan Emosional (X2) dengan Penyesuaian Diri

Siswa (Y)

Berdasar hasil uji linieritas antara keterampilan sosial dengan

penyesuaian diri siswa, diperoleh p = 0,266 karena p > 0,05 maka diambil

kesimpulan bahwa kecerdasan emosional dan penyesuaian diri siswa

mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas keterampilan sosial dan

penyesuaian diri siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10 Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y

ANOVA Table

3311.167 26 127.353 2.608 .012

2093.871 1 2093.871 42.872 .000

1217.296 25 48.692 .997 .505

1123.333 23 48.841

4434.500 49

(Combined)

Linearity

Deviation f rom Linearity

Between

Groups

Within Groups

Total

y * x1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

ANOVA Table

3413.283 26 131.280 2.957 .005

1972.781 1 1972.781 44.431 .000

1440.503 25 57.620 1.298 .266

1021.217 23 44.401

4434.500 49

(Combined)

Linearity

Deviation f rom Linearity

Between

Groups

Within Groups

Total

y * x2

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

ANOVA b

27.038 2 13.519 .629 .538 a

1010.862 47 21.508

1037.900 49

Regression

Residual Total

Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

.

.

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 153).

4. Mean yang Homosedastisitas

Ho : varian antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat

homosedastis.

Ha : varian antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat

heterosedastis.

Kriteria uji, Ho diterima jika p > 0,05 dan Ho ditolak jika p < 0,05. Rangkuman

hasil analisis Homosedasitas Rho Spearman diperoleh hasil yang ditunjukkan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.11. Rangkuman Analisis Uji Homosedastis

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 154).

5. Data Harus Berskala Interval

Deskripsi data penelitian ini masing-masing variabel disajikan dalam skala

interval. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam sajian deskripsi data hasil

penelitian.

C. Pengujian Hipotesis

Dari uji asumsi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, diketahui bahwa

data hasil penelitian memenuhi syarat untuk dilakukan uji regresi. Berikut ini akan

dijelaskan mengenai uji regresi yang telah dilakukan :

1. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana antara X1 dan Y ; X2 dan Y

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat tabel kerja

matriks interkorelasional, sebagai berikut:

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

r X1 X2 Y

X1

p

1,000

0,000

0,859

0,000

0,687

0,000

X2

p

0,859

0,000

1,000

0,000

0,667

0,000

Y

p

0,687

0,000

0,667

0,000

1,000

0,000

Tabel 4.12. Rangkuman Matriks Interkorelasi

a. Koefisien Korelasi sederhana antara Keterampilan Sosial (X1) dengan

Penyesuaian diri (Y)

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan

sosial dengan penyesuaian diri siswa.

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial

dengan penyesuaian diri siswa.

Setelah membuat tabel kerja selanjutnya diperoleh hasil sebagai berikut:

rx1y = 0,687

p = 0,000

( Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 155).

Karena nilai probabilitas < 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis pertama dalam

penelitian ini terbukti bahwa ”Ada hubungan positif yang signifikan antara

keterampilan sosial dengan penyesuaian diri, pada kelas XI.IPS SMA

Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012” dinyatakan diterima. Dan

bahkan hubungan antara variabel keterampilan sosial dengan penyesuaian

diri hasilnya sangat signifikan, hal ini dikarenakan hasil p<0,01.

b. Koefisien Korelasi sederhana antara Kecerdasan Emosional (X2)

dengan Penyesuaian diri (Y)

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan

emosional dengan penyesuaian diri siswa.

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional

dengan penyesuaian diri siswa.

Setelah membuat tabel kerja selanjutnya diperoleh hasil sebagai berikut:

rx2y = 0,667

p = 0,000

( Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 155).

Karena nilai probabilitas < 0,01, maka dapat disimpulkan bahwa Ha

diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis pertama dalam

penelitian ini terbukti bahwa ”Ada hubungan positif yang signifikan antara

kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA

Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012” dinyatakan diterima. Dan

bahkan hubungan antara variabel kecerdasan emosional dengan

penyesuaian diri hasilnya sangat signifikan, hal ini dikarenakan hasil

p<0,01.

2. Koefisien Korelasi Berganda antara Keterampilan Sosial (X1) dan

Kecerdasan Emosional (X2) dengan Penyesuaian diri (Y)

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial

dan kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa.

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara keterampilan sosial dan

kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa.

Setelah membuat tabel kerja selanjutnya diperoleh hasil sebagai berikut:

R = 0,859

( Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 155)

Karena nilai R sebesar 0,859 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi antara

keterampilan sosial dan kecerdasan emosional secara bersama-sama pada

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

penyesuaian diri siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran

2011/2012 sebesar 0,859.

3. Persamaan Garis Regresi

Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat tabel koefisien sebagai

berikut:

Tabel 4.13. Coefficients

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 156).

Setelah itu diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi Linier Sederhana

1) Persamaan Regresi Linier Sederhana antara Keterampilan Sosial (X1)

dengan Penyesuaian diri (Y).

Y’ = bo + b1X1

Y’ = 16,736 + 0,426 (X1)

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 156).

Artinya bahwa:

a) Konstanta 16,736 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada

Keterampilan Sosial (X1), maka Penyesuaian Diri Siswa (Y) yang

dicapai siswa sebesar 16,736.

Coefficientsa

16.736 12.314 1.359 .181

.425 .198 .436 2.149 .037

.298 .207 .292 1.441 .156

(Constant)

x1

x2

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: ya.

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

b) Koefisien regresi 0,426 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu

unit Keterampilan Sosial (X1) maka akan meningkatkan

Penyesuaian Diri Siswa (Y) sebesar 0,426.

Adapun garis regresi yang menunjukkan hubungan antara

Keterampilan Sosial (X1) dengan Penyesuaian Diri Siswa (Y)

ditunjukkan sebagai berikut:

Grafik 4.4 Garis Regresi antara Keterampilan Sosial (X1) dengan

Penyesuaian Diri Siswa (Y)

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 157).

2) Persamaan Regresi Linier Sederhana antara Kecerdasan Emosional

(X2) dengan Penyesuaian diri (Y).

Y’ = bo + b2X2

Y’ = 16,738 + 0,298 (X2)

( Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 156).

Artinya :

PENYESUAIAN DIRI

KETERAMPILAN SOSIAL

14013012011010090

130

120

110

100

90

80

Observed

Linear

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

a) Konstanta 16,736 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada

Kecerdasan Emosional (X2) maka Penyesuaian Diri Siswa (Y) yang

dicapai siswa sebesar 16,736.

b) Koefisien regresi 0,298 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu

unit Kecerdasan Emosional (X2) maka akan meningkatkan

Penyesuaian Diri Siswa (Y) sebesar 0,298.

Adapun garis regresi yang menunjukkan hubungan antara

Kecerdasan Emosional (X2) dengan Penyesuaian Diri Siswa (Y)

ditunjukkan sebagai berikut:

Grafik 4.5 Garis Regresi antara Kecerdasan Emosional (X2) dengan

Penyesuaian Diri Siswa (Y)

(Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 159).

b. Persamaan Regresi Linier Ganda

Analisis ini digunakan dan dimaksudkan untuk mengetahui kontribusi

variabel keterampilan sosial, kecerdasan emosional, dan penyesuaian diri

siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

PENYESUAIAN DIRI

KECERDASAN EMOSIONAL

15014013012011010090

130

120

110

100

90

80

Observed

Linear

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Y’ = bo+b1X1+b2X2

Y’ = 16,736+0,426(X1)+0,298(X2)

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan beberapa hal, sebagai berikut:

a) Koefisien 16,736 menyatakan bahwa apabila tidak ada Keterampilan

Sosial (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) yang tinggi, maka

Penyesuaian Diri Siswa (Y) sebesar 16,736.

b) Koefisien regresi X1=0,426 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

unit Keterampilan Sosial (X1) akan meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa

(Y) sebesar 0,426.

c) Koefisien regresi X2=0,298 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

unit Kecerdasan Emosional (X2) akan meningkatkan Penyesuaian Diri

Siswa (Y) sebesar 0,298.

Berdasar pernyataan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

rata-rata Penyesuaian Diri Siswa (Y) akan meningkat atau menurun sebesar

16,736. Dalam hal ini untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit

Keterampilan Sosial (X1) akan meningkatkan atau menurunkan Penyesuaian

Diri Siswa sebesar 0,426. Demikian pula halnya dengan Kecerdasan

Emosional, setiap terjadi peningkatan atau penurunan satu unit Kecerdasan

Emosional (X2) akan meningkatkan atau menurunkan Penyesuaian Diri Siswa

(Y) sebesar 0,298.

D. Pembahasan Analisis Data

Setelah dilakukan analisi data untuk pengujian hipotesis maka pembahasan

analisis data adalah sebagai berikut:

1. Hubungan antara keterampilan sosial (X1) dengan penyesuaian diri siswa

(Y).

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

2. Hubungan antara kecerdasan emosional (X2) dengan penyesuaian diri

siswa (Y).

3. Hubungan antara keterampilan sosial (X1) dan kecerdasan emosional

(X2) dengan penyesuaian diri siswa (Y).

Adapun penjelasan dari masing-masing pembahasan hasil analisis data

tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Hubungan antara keterampilan sosial (X1) dengan penyesuaian diri

siswa (Y).

Hipotesis yang berbunyi ”Ada hubungan positif yang signifikan

antara keterampilan sosial dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA

Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012” diterima, karena variabel

keterampilan sosial diperoleh rx1y = 0,687 dengan nilai signifikansi (ρ)

sebesar 0,000. Dan sesuai dengan kriteria pengujian menunjukkan hasilnya

bahkan sangat signifikan dikarenakan hasil p<0,01. Dengan memiliki

kemampuan yang tinggi dalam penguasaan keterampilan sosial, akan

menjadikan seorang individu mudah melakukan proses penyesuaian diri di

manapun dia berada.

Saat terjun ke dalam lingkungan sosialnya, kemampuan untuk dapat

memahami bagaimana kondisi di sekitarnya serta bagaimana harus bertindak

sesuai dengan keadaan tersebut akan menjadi sangat penting untuk dimiliki.

Hal tersebut termasuk ke dalam keharusan seorang individu untuk dapat

beradaptasi sehingga dapat diterima oleh orang-orang di tempat di mana dia

sedang berada. Dalam melakukan interaksi dengan orang di sekitarnya, tentu

saja seorang individu tidak akan lepas dari berbagai macam konflik yang

mungkin saja muncul. Selain itu pastilah kiranya jika lingkungan yang

sedang ia tempati pada satu waktu memiliki berbagai macam nilai, norma,

serta peraturan yang harus ditaati siapapun yang ingin diterima menjadi

salah satu anggota di dalamnya. Oleh karena itu penguasaan terhadap

keterampilan sosial sangatlah penting dalam proses adaptasi seorang

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

individu, sehingga ia dapat berlaku dengan baik dan benar serta pada

akhirnya akan membawanya pada suatu posisi di mana ia akan diterima

dengan baik oleh lingkungan sosialnya.

Keterampilan sosial seakan menjadi suatu kebutuhan dasar bagi

seorang individu untuk melakukan hubungan dengan orang lain. Memasuki

lingkungan masyarakat di luar lingkungan keluarganya, seorang individu

pasti akan menemui banyak orang dengan berbagai macam karakter yang

mereka miliki. Agar dapat berinteraksi dan berhubungan secara baik dengan

kesemuanya seorang anak harus memiliki beberapa kemampuan, di

antaranya adalah kemampuan untuk berkomunikasi, penyelesaian masalah

yang adaptif, tanggung jawab tinggi, dan menghargai keberadaan orang lain.

Jika kesemua hal tersebut dimiliki oleh seorang individu dalam melakukan

interaksi dengan orang lain, pastilah ia dapat diterima dengan baik yang

artinya proses penyesuaian dirinya mengalami keberhasilan. Jadi,

keterampilan sosial memiliki hubungan yang positif dengan penyesuaian diri

siswa.

2. Hubungan antara kecerdasan emosional (X2) dengan penyesuaian diri

siswa (Y).

Hipotesis yang berbunyi ”Ada hubungan positif yang signifikan

antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS

SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012” diterima, karena

variabel kecerdasan emosional diperoleh rx2y = 0,667 dengan nilai

signifikansi (ρ) sebesar 0,000. Dan sesuai dengan kriteria pengujian

menunjukkan hasilnya bahkan sangat signifikan dikarenakan hasil p<0,01.

Seseorang dengan kecerdasan emosional yang baik dipastikan akan dapat

melakukan proses adaptasi terhadap lingkungannya lebih dibandingkan

dengan mereka yang kurang memiliki kecerdasan dalam emosionalitasnya.

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan

dapat memahami perasaan apa yang sedang dirasakan serta mengontrol

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

emosi agar tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Selain dapat

memahami perasaannya sendiri, individu dengan kecerdasan emosional akan

lebih mudah dalam memahami perasaan yang sedang dirasakan oleh orang

lain di sekitarnya sehingga apa pun yang dilakukan tidak akan menimbulkan

benih perselisihan dengan orang lain tersebut. Empati atau kepeduliannya

dengan individu lain sangat tinggi, sehingga mempunyai hubungan yang

terbina dengan baik. Kecerdasan emosional menjadikan individu mampu

untuk mengenali dan kemudian menginterpretasikan apa yang ia rasakan

melalui cara yang tepat tanpa harus merugikan dirinya ataupun orang lain.

Serta bagaimana individu tersebut menjalankan perannya sebagai makhluk

sosial, dengan segala permasalahan yang ada di dalamnya guna mencapai

suatu bentuk kesuksesan dalam hidup.

Peranan orang tua sangat penting dalam hal ini, karena jika orang

tua dapat menciptakan suatu bentuk pola asuh yang tepat bagi anak-anaknya

pasti proses pertumbuhan dan perkembangan yang mereka alami akan

berjalan dengan baik, termasuk di dalamnya adalah perkembangan

psikologis yang berkaitan dengan kecerdasan emosionalnya. Dengan

kemampuan emosionalnya tersebut, seorang siswa dengan kecerdasan

emosional yang tinggi, pasti akan dapat menyesuaikan dirinya dengan baik.

Tidak hanya pada saat ia sedang berada di rumah bersama dengan keluarga,

tetapi juga pada saat ia berada di sekolah dan di tengah-tengah masyarakat.

Jadi, kecerdasan emosional memiliki hubungan positif dengan penyesuaian

diri siswa.

3. Hubungan antara keterampilan sosial (X1) dan kecerdasan emosional

(X2) dengan penyesuaian diri siswa (Y).

Hipotesis yang berbunyi ”Ada hubungan positif yang signifikan

antara keterampilan sosial (X1) dan kecerdasan emosional (X2) dengan

penyesuaian diri siswa (Y) kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun

Pelajaran 2011/2012” diterima, karena variabel kecerdasan emosional

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

diperoleh rx2y = 0,859 dengan nilai signifikansi (ρ) sebesar 0,000 dan F =

22,990. Sesuai dengan kriteria pengujian menunjukkan hasilnya bahkan

sangat signifikan dikarenakan hasil p<0,01. Kedua faktor tersebut sangat

berpengaruh terhadap tingkat kemampuan seseorang untuk menyesuaikan

diri dengan lingkungan sekitarnya.

Keterampilan sosial bermanfaat bagi proses adaptasi seorang

individu. Penguasaan terhadap keterampilan sosial sangat berguna

dikarenakan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan, seorang

individu diharuskan mampu berlaku sesuai dengan apa yang menjadi

keinginan dari lingkungan sosialnya tersebut. Jika individu memahami betul

bagaimana keadaan yang ada di sekitarnya, maka secara otomatis ia pasti

akan mengerti perlakuan apa yang harus ia lakukan agar sesuai dengan

semua peraturan, norma, dan nilai yang berlaku. Kemampuan untuk

memahami tersebut lah yang di sebut dengan keterampilan sosial seorang

individu dalam beradaptasi.

Keterampilan sosial dan kecerdasan emosional dapat menjadi suatu

bentuk faktor pendukung untuk meningkatkan kemampuan seorang individu

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam penyesuaian diri,

kecerdasan emosional sangat diperlukan dikarenakan dengan mempunyai

kecerdasan tersebut seorang individu pasti akan mampu diterima dengan

baik oleh lingkungan sosialnya. Dengan kecerdasan emosional seorang

individu pasti akan memiliki kemampuan untuk memahami bagaimana

perasaan yang sedang ia rasakan, memahami bagaimana keadaan orang lain,

dan berlaku sesuai dengan apa yang ia ketahui tersebut. Jika seorang

individu memiliki kecerdasan emosional yang baik, maka secara tidak

langsung ia akan menjadi pribadi / individu yang baik dan pasti orang-orang

di sekitarnya pasti akan mau menerimanya dengan baik pula.

Penyesuaian diri atau proses adaptasi pasti tidak akan pernah bisa

terlepas dari kehidupan sosial seorang individu. Dalam menjalani

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

kehidupannya sebagai makhluk sosial pasti individu tidak akan pernah

terlepas dari keberadaan individu yang lain. Dan agar dapat diterima oleh

individu lain di sekitarnya, individu tersebut harus bisa melakukan adaptasi

atau penyesuaian diri di manapun ia berada. Dengan demikian dua faktor

tersebut yaitu antara keterampilan sosial dan kecerdasan emosional secara

bersama-sama mempunyai korelasi yang positif dengan penyesuaian diri

siswa.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa rx1y = 0,687 dan ρ = 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang sangat signifikan antara keterampilan sosial dengan penyesuaian

diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

Siswa yang memiliki keterampilan sosial yang baik, maka dipastikan dia mampu

untuk melakukan penyesuaian dirinya dengan baik pula.

2. Dari hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa rx2y = 0,667 dan ρ = 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian

diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

Dengan tingkat kecerdasan emosional yang baik, menjadikan seorang siswa

mampu untuk menyesuaikan dirinya dengan baik pula di manapun ia berada.

3. Dari hasil perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa Ry(x1,2) = 0,859 dan ρ = 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang sangat signifikan antara keterampilan sosial dan kecerdasan

emosional dengan penyesuaian diri siswa kelas XI.IPS SMA Negeri 2 Wonogiri

Tahun Pelajaran 2011/2012. Siswa yang memiliki keterampilan sosial yang baik

dan didukung dengan kecerdasan emosional, pasti mampu melakukan adaptasi

atau penyesuaian diri dengan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di

masyarakat.

96

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

B. IMPLIKASI PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dikemukakan

beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Keterampilan Sosial secara empiris memiliki hubungan dengan penyesuaian diri

siswa. Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor sangat penting ketika

seorang individu dituntut untuk memiliki kemampuan penyesuaian diri atau

beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Jika seorang individu di masa awal

dan saat berjalan proses penyesuaian dirinya dapat menempatkan dirinya secara

baik dan tepat sesuai dengan bagaimana kondisi serta iklim yang ada di dalam

lingkungan di mana dia berada, dapat membaur dengan baik kepada semua

anggota yang ada di dalamnya, serta berusaha untuk tidak memunculkan berbagai

permasalahan selama penyesuaian dirinya berlangsung, maka dapat dikatakan

bahwa individu tersebut memiliki suatu keterampilan diri yang cukup untuk dapat

menyelesaikan penyesuaian dirinya dengan sempurna.

2. Kecerdasan Emosional yang ada di dalam diri siswa secara empiris memiliki

hubungan dengan penyesuaian diri yang dilakukan oleh siswa. Selama masa

perkembangan yang terjadi pada diri remaja tersebut, salah satu aspek yang pasti

akan terjadi adalah perkembangan emosi. Sebagai bagian dari perkembangan

aspek emosi, remaja juga semakin menyadari tentang bagaimana keadaan dirinya

dan keadaan orang lain. Hal semacam ini mendorong berkembangnya perasaan-

perasaan afektif terhadap orang lain, termasuk pemahamannya terhadap nilai-

nilai, dan perasaan-perasaan idealistik lainnya. Emosi sebagai salah satu aspek

psikologis manusia dalam ranah afektif. Aspek psikologis ini sangat berperan

penting dalam kehidupan manusia pada umumnya dan dalam hubungan dengan

orang lain pada khususnya. Emosi pun memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap aspek-aspek kehidupan yang lain, seperti sikap, perilaku, serta

penyesuaian terhadap pribadi dan sosial yang dilakukan. Dengan memiliki

penguasaan yang baik terhadap emosinya diartikan pula bahwa remaja tersebut

memiliki kemampuan yang baik dalam aspek kecerdasan emosionalnya. Sehingga

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN …/Hubungan...HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECERDASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dengan demikian remaja dapat melakukan proses penyesuaian diri dengan baik.

Dengan adanya kemampuan seorang individu dalam penguasaan keterampilan

sosial dan kecerdasan emosional, maka dipastikan individu tersebut selain dapat

memahami bagaimana dia harus berperilaku sesuai dengan keadaan lingkungan

sekitarnya, individu tersebut juga mempunyai kemampuan untuk dapat mengerti

apa yang sebenarnya di inginkan oleh lingkungan sosial di mana dia berada. Hal

demikian menjadikan individu mampu untuk mengatur emosi dan keadaan

dirinya sehingga apa yang dilakukannya tidak bertentangan dengan kaidah atau

ketetapan yang berlaku. Dengan demikian akan menciptakan suatu kondisi di

mana terbentuk suasana yang kondusif dan sehinggan individu tersebut dapat

beradaptasi dengan lingkungannya secara baik.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah peneliti uraikan diatas,

maka saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Orang Tua

a. Orang tua diharapkan mampu menciptakan iklim yang tepat bagi kelancaran

perkembangan anak, terutama bagi perkembangan kecerdasan emosionalnya,

sehingga anak dapat menyesuaikan diri dengan baik di manapun dia berada.

2. Bagi Guru

a. Guru diharapkan mampu mengembangkan keterampilan sosial siswa serta

memberikan bimbingan yang sesuai untuk memecahkan permasalahan yang

mungkin saja dialami siswa dalam proses adaptasi mereka dengan

lingkungan sekitarnya.

3. Bagi Sekolah

a. Pihak sekolah sebaiknya dapat mengambil suatu tindakan atau kebijakan

yang berguna bagi pengembangan siswa khususnya keterampilan sosial agar

dapat membantu siswa menyesuaikan diri dengan baik di manapun dia berad