hubungan antara orientasi masa depan dengan … fileii halaman pengesahan hubungan antara orientasi...

18
HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100 130 081 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: lequynh

Post on 28-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

1

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

KESIAPAN KERJA SISWA SMK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Psikologi

Oleh:

SAUSAN AFRA NAFISAH

F 100 130 081

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

KESIAPAN KERJA SISWA SMK

PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan oleh:

SAUSAN AFRA NAFISAH

F 100 1230 081

Telah disetujui untuk dipertahankan

Didepan dewan penguji

Oleh :

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Susatyo Yuwono S. Psi, M.Si, Psi Surakarta, 26 Mei 2017

Page 3: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

KESIAPAN KERJA SISWA SMK

Disusun oleh:

SAUSAN AFRA NAFISAH

F 100 130 081

Telah Disetujui untuk Dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 26 Mei 2017

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Penguji Utama

Susatyo Yuwono S.Psi, M.Si, Psi ________________________

Penguji Pendamping I

Usmi Karyani S.Psi, M.Si, Psius. Mohammavv ________________________

Penguji Pendamping II

Dr.Wiwien Dinar Pratisti, M.Si, Psi ________________________

Surakarta,26 Mei 2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Psikologi

Dekan,

HALAMAN PENGESAHAN

(Dr. Moordiningsih, M.Si, Psi)

Page 4: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sausan Afra Nafisah

NIM : F 100 130 081

Fakultas : Psikologi

Judul : HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN

DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK

Saya juga menyatakan bahwa hasil karya ini adalah benar-benar karya

saya pribadi, sama sekali tidak melakukan plagiat ataupun meminta jasa

pembuatan skripsi dari pihak lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan segala kesungguhan

apabila dilain waktu ditemukan hal-hal yang bertentangan dengan pernyataan

saya, maka saya bersedia menerima konsekuensinya. Surat pernyataan ini

merupakan tanggung jawab moral saya sebagai penulis/ peneliti kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Surakarta,26 Mei 2017

Yang menyatakan,

SAUSAN AFRA NAFISAH

F 100 130 081

Page 5: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

1

HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN

KESIAPAN KERJA SISWA SMK

ABSTRAK

Tingkat pengangguran terbuka penduduk di dominasi oleh lulusan SMK

dengan hasil prosentase 12,65%. Hal tersebut terjadi karena adanya kesenjangan

antara kebutuhan dunia kerja dengan penyediaan tenaga kerja dari lembaga

pendidikan kejuruan. Berdasarkan data tersebut menunjukkan masih rendahnya

keterserapan lulusan SMK di dunia kerja. Salah satu penyebabnya adalah

kurangnya kesiapan kerja siswa SMK di dunia usaha dan industri. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara orientasi masa depan dengan

kesiapan kerja siswa SMK. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 154 siswa yang

terdiri dari laki-laki 144 siswa dan perempuan 10 siswa, yang merupakan siswa

kelas XII SMK Muhamadiyah 6 Tirtomoyo. Teknik pengambilan data yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah studi populasi. Metode pengumpulan data

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala orientasi masa depan

dan skala kesiapan kerja. Analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product

moment menggunakan program bantu SPSS for 16 windows. Berdasarkan hasil

analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,657; signifikansi (p) sebesar

0,000 (p < 0,01) yang artinya terdapat hubungan positif yang sangat signifikan

antara orientasi masa depan dengan kesiapan kerja siswa SMK. Sumbangan

efektif atau peranan orientasi masa depan terhadap kesiapan kerja sebesar 43,2 %,

sisanya 56,8 % dipengaruhi oleh faktor lain. Variabel kesiapan kerja memiliki

rerata empirik (RE) sebesar 116,79 sehingga memiliki kategori yang tergolong

sedang, sedangkan variabel orientasi masa depan memiliki rerata empirik (RE)

sebesar 102,38 yang memiliki kategori yang tergolong tinggi.

Kata kunci : Kesiapan kerja, Orientasi masa depan, siswa SMK

ABSTRACT

The open unemployment rate of the population is dominated by SMK

graduates with a percentage of 12.65%. This happens because of the gap between

the needs of the world of work with the provision of labor from vocational

education institutions. Based on these data shows the low absorption of SMK

graduates in the world of work. One reason is the lack of readiness of vocational

students in business and industry. This study aims to determine the correlation

between future orientation with the job readiness of vocational high school

students. Hypothesis proposed that there is a positive correlation between future

orientation with the job readiness of vocational high school students. Subjects in

this study amounted to 154, which is the seventh grade students of SMK

Muhamadiyah 6 Tirtomoyo. The sampling technique conducted in this study is

population study. Methods of data collection using a quantitative approach with a

measure of future orientation scale and job readiness scale. While data analysis is

done by product moment correlation analysis using SPSS for 16 windows help

program. Based on the results of data analysis obtained correlation coefficient of

Page 6: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

2

0.657; Significance (p) of 0.000 (p <0.01) which means to a very significant

positive correlation between the future orientation with the job readiness of

vocational high school students. Effective contribution or the role of future

orientation to job readiness of 43.2%, the remaining 56.8% influenced by other

factors. Work preparedness variable has empirical mean (RE) equal to 116,79 so

that have category which is classified, meanwhile future orientation variable has

empirik mean (RE) equal to 102,38 which have high category.

Keyword : Future orientation, Job readiness, Vocational high school students

1. PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan adalah suatu lembaga pendidikan yang

memiliki tujuan untuk memberikan bekal keterampilan dan keahlian khusus

pada siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa

SMK merupakan orang-orang yang diharapkan untuk menjadi tenaga siap

pakai pada dunia industri serta menjadi orang yang professional. Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan lebih menitikberatkan pada keterampilan yang

bersifat praktis dan fungsional yang berisi aspek teori, mengarahkan pada

pemberian bekal kecakapan atau ketrampilan khusus, mengutamakan

kemampuan yang mempersiapkan untuk langsung memasuki dunia kerja

(Utami & Hudaniah, 2013).

Namun pada kenyataannya tingkat pengangguran didominasi penduduk

yang berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan. Suhariyanto, Deputi Neraca

dan Analisis Statistik BPS mengungkapkan bahwa lulusan universitas

memiliki total pengangguran sebesar 6,4 %, dan untuk lulusan diploma

sebesar 7,54%. Hasil prosentase tersebut meningkat dari periode tahun

sebelumnya. Namun angka pengangguran tertinggi berasal dari lulusan SMK

dengan hasil sebesar 12,65%. Lalu untuk pendidikan Sekolah Dasar tercatat

sebesar 2,74%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 6,22%, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,32% (Herianto, 2015)

Untuk tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari lulusan SMK dari

tahun 2013-2015 setiap bulan Februari dan Agustus menunjukkan hasil yang

fluktuatif menurut catatan Badan Pusat Statistik. Pada bulan Februari 2013

sebanyak 864 ribu orang, yang meningkat pada bulan Agustus 2013 menjadi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

3

1,2 juta orang. Kemudian pada bulan Februari 2014 tercatat sebanyak 847 ribu

orang, meningkat bulan Agustus 2014 menjadi 1,3 juta orang. Terakhir pada

Februari 2015 tercatat sebanyak 1,1 juta meningkat menjadi 1,5 juta pada

bulan Agustus 2015. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengangguran lulusan

SMK setiap tahun meningkat.

Winarsih (2016) menyampaikan, tingkat pengangguran pada jenjang SMK

meningkat karena lulusan SMK didorong untuk menjadi seorang wirausaha.

Namun pada kenyataannya, banyak alumni sekolah kejuruan yang belum siap

mengimplementasikan ilmunya sebagai entrepreneur dan memilih untuk

bekerja di perusahaan. Sedangkan dari sisi lapangan usaha atau perusahaan,

perusahaan kian selektif untuk merekrut atau menerima karyawan baru.

Perusahaan mempunyai kriteria tertentu, dan cenderung memilih pekerja yang

mempunyai kompetensi atau keahlian dan pengalaman. Berdasarkan hasil

penelitian dari Sarkar, M., dkk (2016) memberikan bukti untuk lebih fokus

pada pengembangan keterampilan umum sebagai bagian dari persiapan yang

lebih baik bagi siswa untuk bekerja.

SMK (2014) juga menggambarkan bahwa ada kesenjangan antara

kebutuhan di dunia kerja dengan penyediaan tenaga kerja dari lembaga

pendidikan kejuruan. Gejala kesenjangan ini disebabkan oleh berbagai hal,

antara lain pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh

sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan

perkembangan dunia kerja, sehingga kesiapan kerja peserta didik menjadi

kurang.

Permasalahaan ini juga terjadi di SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo, yang

merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang cukup diminati oleh

masyarakat Tirtomoyo. Terbukti setiap tahun siswa yang diterima di sekolah

tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dari data yang telah

didapat oleh peneliti diketahui bahwa dari tahun 2012 sampai dengan tahun

2016 siswa yang telah lulus, diantaraanya yang sudah bekerja sekitar 65%, 5%

kuliah dan yang lain belum mendapatkan pekerjaan. Dari hasil survey data

alumni SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo yang diterima kerja pun, dapat

Page 8: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

4

diketahui bahwa beberapa ada yang bekerja tidak sesuai dengan jurusan yang

diambil, selain itu juga ada yang berwirausaha. Jika dilihat dari wawancara

yang dilakukan oleh peneliti kepada 30 siswa juga diketahui bahwa sebagian

siswa tersebut mengatakan cita-cita yang kurang sesuai dengan jurusan yang

diambil. Hal ini membuktikan bahwa kesiapan kerja siswa SMK belum

optimal, karena sebagian besar siswa maupun alumni memilih pekerjaan yang

tidak sesuai dengan bidangnya.

SMK Muhammadiyah 6 Tirtomoyo setiap tahun mengadakan PKL

(Praktek Kerja Lapangan) yang dilaksanakan pada saat kelas XI yang berguna

untuk memberikan bekal keterampilan bagi siswa-siswi nya sebagai bekal

ketika lulus nanti. Mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran wajib

yang harus diikuti semua siswa-siswi kelas XI. Data observasi yang dilakukan

peneliti selama dua minggu yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2017

sampai dengan 3 April 2017 pada pukul 10.00 WIB – 15.00 WIB di Bengkel

Teknik Motor, Tirtomoyo menunjukkan pada saat PKL terlihat jelas bahwa

kemampuan siswa-siswi antara satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

Masalah yang terjadi yaitu sebagian besar siswa saat melakukan PKL di suatu

bengkel tertentu menunjukkan kurangnya tanggungjawab terbukti siswa hanya

sekedar hadir untuk mengisi absensi dan tidak sedikit pula yang datang

terlambat, kurang berfokus terhadap pekerjaan yang mana siswa hanya

bermain HP dan bercanda dengan teman-temannya, kurang memperhatikan

alat-alat yang digunakan.

Rendahnya fleksibilitas terbukti bahwa siswa tidak dapat

menyesuaikan dengan perubahan tuntutan di tempat magang seperti ketika

terdapat perubahan waktu. Kurangnya keterampilan terbukti saat sebagian

besar siswa kurang bisa menerapkan teori di sekolah pada saat praktek seperti

pada saat menangani motor yang rusak sebagian siswa masih bingung untuk

memperbaikinya secara mandiri. Kurangnya komunikasi terbukti sebagian

besar siswa tidak berinteraksi secara aktif dengan pengawai di tempat magang,

para siswa tidak banyak yang bertanya jika terdapat kesulitan dalam

memperbaiki motor pelanggan dan kurangnya kerjasama antar pegawai.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

5

Kurangnya pemahaman diri terbukti sebagian besar siswa kurang

yakin dan percaya diri untuk menyelesaikan pekerjaan yang berada di tempat

magang, mereka masih merasa kurang yakin untuk mengerjakan suatu

pekerjaan seperti ketika ada pelanggan yang datang untuk memperbaiki motor

siswa melimpahkannya pada pegawai tetapnya. Kemudian kurangnya

kebersihan dan keselamatan yaitu siswa kurang memperhatikan tugas yang

sesuai dengan tempat kerja terbukti dari sebagian besar siswa yang tidak

menggunakan seragam yang telah disediakan, selain itu para siswa kurang

mempraktikkan kesehatan dan keselamatan seperti tidak sedikit pula yang

merokok di bengkel.

Fenomena terkait tanggungjawab, fleksibilitas, keterampilan,

komunikasi, pandangan diri, kesehatan dan keselamatan menunjukkan adanya

permasalahan. Permasalahan tersebut diungkap menggunakan teori Brady

(2010) yang sesuai dengan indikator-indikator dari kesiapan kerja. Sehingga

dari uraian di atas membuktikan bahwa siswa-siswi SMK Muhammadiyah 6

Tirtomoyo memiliki masalah rendahnya kesiapan kerja.

Uraian di atas menunjukkan bahwa pengangguran yang berlatar belakang

pendidikan SMK belum memiliki kesiapan kerja yang memadai. Sehingga

cukup banyak siswa SMK yang menganggur dan bekerja tidak sesuai dengan

jurusannya di sekolah. Untuk menanggulangi masalah tersebut siswa perlu

mempunyai perencanaan dan orientasi masa depan yang jelas dalam hal

pekerjaan. Dengan memikirkan gambaran masa depan dengan membuat

pilihan pekerjaan ini adalah wujud antisipasi atas ketidakpatian dunia orang

dewasa serta bagaimana persiapan untuk memasukinya. Serta perencanaan

terhadap jenis pekerjaan yang akan ditekuni oleh remaja menjadi sesuatu yang

penting, agar pekerjaan yang akan ditekuni sesuai dengan minat, kemampuan,

dan peluang yang mereka miliki. Sehingga masa depan mereka dalam bidang

pekerjaan lebih terarah (Afifah, 2011).

Parwanti (2014) yang mengacu pada laporan penelitian dari Sugihartono

menyatakan bahwa kesiapan kerja adalah kondisi yang menunjukkan adanya

keserasian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman sehingga

Page 10: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

6

individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu

dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Menurut Coetzee & Schreuder

(2011), kesiapan kerja dianggap menggambarkan individu yang berhasil

meyakinkan dirinya tentang kemungkinan mereka mendapatkan pekerjaan dan

mempertahankan pekerjaan. Menurut Bandaranaike, S., & Willison, J. W

(2015) kesiapan kerja ini bukan hanya tentang mendapatkan pekerjaan tetapi

mengembangkan atribut, teknik atau pengalaman seumur hidup. Potgieter &

Coetzee (2013) kesiapan kerja adalah susunan psikososial yang mewakili

atribut yang berhubungan dengan karir yang mendukung aspek kognisi

adaptif, perilaku dan pengaruhnya, serta meningkatkan kesesuaian seseorang

untuk kesempatan kerja yang tepat dan berkelanjutan.

Adapun aspek-aspek dari kesiapan kerja menurut Brady (2010) meliputi

tanggungjawab, fleksibilitas, keterampilan, komunikasi, pandangan diri,

kebersihan diri dan keselamatan. Menurut Kartono (1991) yaitu terdiri dari

faktor dari dalam diri sendiri (intern) dan faktor dari luar diri (ekstern).

Faktor-faktor dalam diri sendiri meliputi kecerdasan, keterampilan dan

kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan

psikologis, kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Sedangkan faktor

dari luar diri (ekstern) meliputi lingkungan rumah, lingkungan dunia kerja,

rasa aman dalam pekerjaan, kesempatan mendapatkan kemajuan, rekan kerja,

hubungan dengan pemimpin dan gaji. Faktor yang mempengaruhi kesiapan

kerja salah satunya adalah cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Apabila

seseorang sudah memiliki cita-cita dan tujuan dalam bekerja maka ia sudah

memiliki pandangan tentang masa depannya dan ia akan bekerja dengan

sungguh-sungguh tanpa disertai dengan perasaan tertekan yang sangat berguna

bagi kesuksesan kerjanya

Menurut Agustian (2001) orientasi masa depan merupakan cara

seseorang merumuskan dan menyusun visi ke depan dengan membagi

orientasi jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Orientasi masa depan

menurut Triana (2013) yang mengacu pada teori Nurmi menyatakan bahwa

orientasi masa depan ini sangat erat kaitannya dengan harapan-harapan,

Page 11: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

7

tujuan, standar serta rencana dan strategi yang dilakukan untuk mencapai

sebuah tujuan, mimpi-mimpi dan cita-cita. Menurut Mazibuko, M. E., &

Tlale, D. N (2014) yang mengacu pada teori Nurmi menyatakan bahwa

bagaimana remaja melihat masa depan mereka memainkan peranan penting

dalam pembentukan identitas mereka, yang sering didefinisikan dalam

eksplorasi tujuan dan komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Oppenheimer (dalam Syahrina & Sari, 2015),

mengartikan orientasi masa depan sebagai cara pandang seseorang terhadap

masa depannya. Agar orientasi berkembang dengan baik, maka penting

adanya pengetahuan bagi individu mengenai konteks masa depan tersebut.

Adapun aspek-aspek dari orientasi masa depan menurut Nurmi (2004)

meliputi motivasi, perencanaan dan evaluasi. Sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhi orientasi masa depan menurut menurut Nurmi (1898) yaitu

terdiri dari faktor internal dan faktor konteks sosial. Faktor internal individu

meliputi konsep diri, perkembangan kognitif. Kemudian faktor konteks sosial

meliputi jenis kelamin, usia, status sosial ekonomi, teman sebaya dan

hubungan dengan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti

yaitu hubungan antara orientasi masa depan dengan kesiapan kerja siswa

SMK. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara

orientasi masa depan dengan kesiapan kerja siswa SMK. Hipotesis dari

penelitian ini yaitu ada hubungan positif antara orientasi masa depan dengan

kesiapan kerja siswa SMK. Semakin tinggi orientasi masa depan maka

semakin tinggi pula kesiapan kerja siswa SMK, begitu sebaliknya.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Karakteristik sampel

Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa siswi SMK

Muhammadiyah 6 Tirtomoyo yang berjumlah sebanyak 154 subjek.

2.2 Metode dan alat pengumpul data

Pengampilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan studi

populasi, yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian. Metode

Page 12: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

8

pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala. Skala

ini terdiri dari skala kesiapan kerja dan skala orientasi masa depan. Skala

kesiapan kerja terdiri dari 43 aitem berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Brady (2009) dan skala orientasi masa depan yang

terdiri dari 36 aitem berdasarkan aspek-aspek dari Nurmi (2004). Sistem

penilaian skala menggunakan penegukuran yang terdiri dari empat

altenatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada aitem favorable skor jawaban

bergerak dari skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai, skor 3 untuk jawaban

Sesuai, skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai, dan skor 1 untuk jawaban

Sangat Tidak Sesuai. Untuk aitem yang bersifat unfavorable skor 4 untuk

jawaban Sangat Tidak Sesuai, skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai, skor 2

untuk jawaban Sesuai, skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai.

2.3 Analisis Data

2.3.1 Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi dengan normal atau tidak. Metode pengambilan

keputusan uji normalitas yaitu p > 0,05 maka data terdistribusi

normal dan jika p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal

(Priyanto, 2010).

2.3.2 Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

yang akan dikenai prosedur analisis statistik korelasional

menunjukkan hubungan yang linier atau tidak. Hubungan anatara

dua variabel dinyatakan linier apabila p< 0,05 (Priyanto, 2010).

2.3.3 Uji hipotesis

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara

orientasi masa depan dengana kesiapan kerja siswa SMK. Oleh

karena itu, teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi

Product Moment dari Pearson. Uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan prograam SPSS Windows Versi 16.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

9

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis Product Moment dari Carl Pearson dengan bantuan SPSS

16 for windows dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r) sebesar

0,657; signifikansi (p) sebesar 0,000 (p < 0,001) yang berarti terdapat

hubungan positif yang sangat signifikan antara orientasi masa depan dengan

kesiapan kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh

peneliti bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara orientasi masa

depan dengan kesiapan kerja. Semakin tinggi orientasi masa depan maka akan

semakin tinggi pula tingkat kesiapan kerja, begitu pula sebaliknya semakin

rendah orientasi masa depan maka akan semakin rendah pula tingkat kesiapan

kerja. Hal ini dapat diartikan bahwa orientasi masa depan mempengaruhi

kesiapan kerja siswa SMK. Tingkat orientasi masa depan siswa dalam

penelitian ini tergolong tinggi, dan tingkat kesiapan kerja siswa SMK

tergolong sedang.

Siswa yang memiliki orientasi masa depan yang tinggi menjadikan

siswa tersebut memiliki keinginan dan tujuan di masa depan mengenai

pekerjaan yang diinginkannya, memiliki pengetahuan dan perencanaan untuk

masa depan tentang minat pekerjaan yang diinginkan dan mencari informasi

untuk membuka wawasan mengenai pekerjaan. Hal ini serupa dengan

pendapat Nurmi (2004) yang mengungkapkan bahwa pembentukan orientasi

masa depan memerlukan motivasi pada diri individu yang bertujuan untuk

mengarahkan individu tersebut dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai

pada masa yang akan datang.

Sedangkan siswa yang memiliki kesiapan kerja yang tergolong sedang,

mereka sudah memahami tentang dunia kerja dengan kemampuan sesuai

bidangnya dan memiliki pengetahuan yang cukup terkait dengan pekerjaan.

Namun, siswa masih kurang memiliki percaya diri untuk menghadapi dunia

kerja karena kurangnya pengalaman dan keterampilan. Keadaan tersebut

menunjukkan bahwa tidak semua siswa kelas XII memiliki kesiapan kerja

yang tinggi. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya tertentu untuk

meningkatkan kesiapan kerja siswa kelas XII. Hal ini sesuai dengan pendapat

Page 14: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

10

Santrock (2003) yang menyatakan bahwa pentingnya memiliki kesiapan kerja

bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja yang akan dijalaninya nanti.

Kesiapan kerja yang sedang dapat ditingkatkan dengan memiliki pandangan

tentang masa depan dan memiliki kemampuan yang baik. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kendawati dan Jatnika (2010) bahwa

untuk meningkatkan kesiapan kerja pada siswa agar mampu bersaing dalam

dunia kerja harus memiliki orientasi masa depan, kemampuan yang baik, dan

kepercayaan diri yang tinggi.

Siswa yang memiliki orientasi masa depan yang tinggi dengan

kesiapan kerja yang sedang mengartikan bahwa seorang siswa memiliki

pandangan terhadap masa depan, memiliki perencanaan dan motivasi untuk

menggapai masa depannya serta cukup siap untuk memasuki dunia kerja.

Namun, siswa terkadang masih kurang memiliki percaya diri untuk memasuki

dunia kerja karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan sehingga siswa

berusaha untuk menambah pengetahuan dan pengalamannya dengan

mengikuti prakerin yang termasuk sebagai mata pelajaran praktek. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Noviyanti dan

Freyani (2001) bahwa semakin seseorang memikirkan tentang masa depannya,

maka semakin mereka berusaha untuk mempertimbangkan pengetahuan dan

pengalamannya, untuk mempersiapkan karir agar memperoleh pekerjaan yang

diinginkan.

Sumbangan efektif (SE) antara variabel orientasi masa depan dengan

variabel kesiapan kerja sebesar 43,2 % ditunjuukan oleh koefisien determinan

(r²)= 0,432. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat 56,8 % variabel

lain yang mempengaruhi kesiapan kerja di luar variabel orientasi masa depan.

Variabel lain yang mempengaruhi kesiapan kerja menurut Kartono (1991)

yaitu terdiri dari faktor dari dalam diri sendiri (intern) dan faktor dari luar diri

(ekstern). Faktor-faktor dalam diri sendiri meliputi kecerdasan, keterampilan

dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan

psikologis, kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Sedangkan faktor

dari luar diri (ekstern) meliputi lingkungan rumah, lingkungan dunia kerja,

Page 15: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

11

rasa aman dalam pekerjaan, kesempatan mendapatkan kemajuan, rekan kerja,

hubungan dengan pemimpin dan gaji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

orientasi masa depan dengan segala aspek yang terkandung didalamnya cukup

memberikan kontribusi terhadap kesiapan kerja siswa SMK.

Hasil analisis variabel orientasi masa depan diketahui bahwa rerata

empirik (RE) sebesar 102,38 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 90 yang berarti

variabel orientasi masa depan tergolong tinggi. Berdasarkan kategorisasi skala

orientasi masa depan diketahui bahwa 42,21 % (65 orang) termasuk kategori

sedang, 54,54 % (85 orang) termasuk kategori tinggi, dan 3,25 % (5 orang)

termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase

dengan jumlah terbanyak berada pada posisi tinggi. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa siswa kelas SMK XII sudah memenuhi aspek-aspek orientasi

masa depan seperti yang dikemukakan oleh Nurmi (2004) yaitu motivasi,

perencanaan dan evaluasi.

Variabel kesiapan kerja memiliki rerata empirik (RE) sebesar 116,79

dan rerata hipotetik (RH) sebesar 107,5 yang berarti variabel kesiapan kerja

tergolong kategori sedang. Berdasarkan kategorisasi skala kesiapan kerja

diketahui bahwa terdapat 0,65 % (1 orang) termasuk kategori rendah, 62,34 %

(96 orang) termasuk kategori sedang, dan 37,01 % (57 orang) termasuk

kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase dengan jumlah

terbanyak berada pada kategori sedang. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

siswa SMK kelas XII cukup memenuhi aspek-aspek kesiapan kerja yang

dikemukakan oleh Brady (2009) yaitu tanggung jawab, fleksibilitas,

keterampilan, komunikasi, pandangan diri, juga kebersihan dan keselamatan.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara orientasi masa

depan dengan kesiapan kerja siswa SMK. Subjek penelitian memiliki orientasi

masa depan yang tergolong tinggi dan memiliki kesiapan kerja yang tergolong

sedang. Sumbangan efektif antara variabel orientasi masa depan dengan

kesiapan kerja sebesar 43,2 %, hal tersebut berarti masih terdapat 56,8 %

Page 16: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

12

variabel lain yang mempengaruhi kesiapan kerja di luar variabel orientasi

masa depan.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang

diperoleh penulis selama melakukan penelitian, maka penulis memberikan

saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: 1) Bagi subjek disarankan agar

lebih meningkatkan kesiapan kerjanya terutama pada aspek keterampilan.

Salah satu cara siswa yang harus dilakukan yaitu siswa harus lebih membekali

diri untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan tersebut dengan selalu

mengikuti mata pelajaran yang berbasis praktek guna mendukung kesiapan

kerja. 2) Bagi sekolah disarankan hendaknya pihak sekolah menciptakan

pembelajaran yang lebih berbasis pada soft skill dan menambah muatan-

muatan yang bersifat praktis, agar siswa memiliki semangat dan percaya diri

untuk siap mengahadapi dunia kerja demi kelangsungan masa depan yang

baik, memberikan pelatihan-pelatihan di sekolah agar siswa memiliki

keterampilan untuk bekal masa yang akan datang. 3) Bagi peneliti selanjutnya

disarankan untuk mengembangkan penelitian dengan melakukan penelitian

terkait kesiapan kerja dengan faktor-faktor lain yang belum diungkap dalam

penelitian ini. Sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru

mengenai kesiapan kerja siswa SMK. Selain itu, peneliti selanjutnya

disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode

pengumpulan data seperti skala dan wawancara agar data yang diperoleh lebih

mendalam. Kemudian peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan

random pada saat pemilihan subjek penelitian agar hasilnya dapat

digeneralisasikan pada populasi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah. (2011). Pengaruh Dukungan Orang Tua terhadap Orientasi Masa Depan

dalam Area Pekerjaan pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Agustian, A. G. (2001). ESQ : Emotional Spiritual Quotient Berdadsarkan Rukun

Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: Arga Wijaya Persada.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

13

Badan Pusat Statistik. (2016). Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Tertinggi yang Ditamatkan. Retrieved Oktober 07, 2016, from

http://www.bps.go.id/website

Bandaranaike, S., & Willison, J. W. (2015). Building Capacity For Work-

Readiness: Bridging The Cognitive and Affective Domains. Journal of

Cooperative Education, 16(3):223-233

Brady, R.P. (2010). Work Readiness Inventory, an Administrator’s Guide.

Published by JIST Works, an imprint of JIST Publishing. Diakses

10:35:11, From jist.com/wp-content/uploads/.../work-

readiness-inventory-administrators-guide.pdf

Coetzee, M., & Schreuder, D. (2011). The Relation Between Career Anchors,

Emotional Intelligence and Employability Satisfaction Among Workers In

The Service Industry. Southern African Business Review, 15(3): 76–97

Herianto. (2015, November 06). Lulusan SMK Paling Banyak Menganggur,

Kenapa? Retrieved Oktober 7, 2016, from

http://news.detik.com/berita/3063722/lulusan-smk-paling-banyak-

menganggur-kenapa

Kartono, K. (1991). Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: Rajawali Pers.

Kendhawati dan Jatnika, R. (2010). Model Pembinaan Remaja Dalam Rangka

Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja. Journal Psychology. Vol

6(3): 201-210

Mazi u M. E. & Tlal D. N. ( 4). Fac s ha Shap h Ad l sc n ’s

Future Orientation: Analysing Qualitative Data. Mediterranean Journal of

Social Sciences, 5(2), 237-246

Noviyanti, S dan Freyani, L. 2001. Orientasi Masa Depan Dalam Bidang

Pendidikan Dan Karir Pada Mahasiswa Pada Siswa SMA Program

Akselerasi. Journal Gifted Universitas Indonesia. 22(53): 369-381

Nurmi, E. (2004). “Age, Sex, Social Class, and Quality of Family Interaction AS

Determinants of Adolescent’s Future Orientation : A Developmental Task

Interpretation. Adolescence”. Vol XXII No. 88. San Diego, California:

Libra Publishers.Inc

Nurmi, J. (1989). Development of Orientation To The Future During Early

Adolescence: A Four-Year Longitudinal Study And Two Cross Sectional

Comparisons. International Journal of Psychology, 24(2): 195-214.

Parwanti. (2014). Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Motivasi

Memasuki Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII

Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK PGRI 1 Sentolo.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN … fileii HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK Disusun oleh: SAUSAN AFRA NAFISAH F 100

14

Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta, Yogyakarta.

Potgieter, I.L., & Coetzee, M. (2013). Employability Attributes and Personality

Preference Of Postgraduate Business Management Students. SA Journal of

Industrial Psychology, 39(1): 01-10

Priyatno, D. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.Yogyakarta:

Gava Media.

Sarkar, M., Overton, T., Thompson, C., & Rayner, G. (2016). Graduate

Employability: Views of Recent Science Graduates and

Employers.International. Journal of Innovation in Science and

Mathematics Education (formerly CAL-laborate International), 24(3): 31-

48

SMK “Siswa M n al K ja”. ( 4 Agus us ). J gl s ma . R i v d

September 29, 2016, from

http://dok.joglosemar.com/baca/2014/08/22/smk-sekolah-mental-

kerja.html

Syahrina, I. A., & Sari, W. M. (2015). Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan

dengan Motivasi Berprestasi Remaja Atlet Sepakbola. Jurnal RAP UNP,

6(2): 157-168.

Triana, K.A. (2013). Hubungan Antara Orientasi Masa Depan Dengan

Prokrastinasi Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman Samarinda.

eJournal Psikologi. 1 (3): 280-291

Utami, Y.G.D., & Hudaniah. (2013). Self Efficacy dengan Kesiapan Kerja Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 01(1): 41-

52

Winarsih, W. (2016, Mei 04). Penganggur Lulusan SMK dan Universitas Naik,

Ini Penyebabnya. Retrieved Oktober 7, 2016, from

http://bisnis.liputan6.com