pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

88
i PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN DALAM AREA PEKERJAA PADA REMAJA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Oleh : AFIFAH NIM : 207070000127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: nguyenhuong

Post on 30-Dec-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

i

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA

TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN

DALAM AREA PEKERJAA

PADA REMAJA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

AFIFAH

NIM : 207070000127

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 2: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

ii

PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP

ORIENTASI MASA DEPAN DALAM AREA PEKERJAAN

PADA REMAJA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

AFIFAH

NIM : 207070000127

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing 1 Pembimbing II

Drs.Rachmat Mulyono, M.Si, Psi. Gazi, M.Si

NIP: 196502201999031003 NIP: 197112142007011014

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 3: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

iii

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN DALAM AREA PEKERJAAN PADA REMAJA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 23 November 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 23 November 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/Ketua Pembantu Dekan/Sekretaris Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130885522 NIP.195612231983032001

Anggota :

Miftahuddin, M.Si Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi NIP. 197303172006041001 NIP. 196502201999031003

Gazi, M.Si NIP. 197112142007011014

Page 4: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Afifah

NIM : 207070000127

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh dukungan

orang tua terhadap Orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada

Remaja” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan

tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang

ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya

dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-

Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan

dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 2 Oktober 2011

Afifah NIM : 207070000127

Email : [email protected]

Page 5: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

v

MOTOMOTOMOTOMOTO

SatuSatuSatuSatu----satunya cara untuk meramalkan masa depan adalah satunya cara untuk meramalkan masa depan adalah satunya cara untuk meramalkan masa depan adalah satunya cara untuk meramalkan masa depan adalah dengan menciptakannyadengan menciptakannyadengan menciptakannyadengan menciptakannya.... (Alan Kay) (Alan Kay) (Alan Kay) (Alan Kay)

Your futurYour futurYour futurYour future depends on many things, but mostly on you e depends on many things, but mostly on you e depends on many things, but mostly on you e depends on many things, but mostly on you ( frank Tyger)( frank Tyger)( frank Tyger)( frank Tyger)

Karya Karya Karya Karya sederhana ini kusederhana ini kusederhana ini kusederhana ini kupersembahkan persembahkan persembahkan persembahkan

kepada Kedua orang tuaku,kepada Kedua orang tuaku,kepada Kedua orang tuaku,kepada Kedua orang tuaku, Serta sahabatSerta sahabatSerta sahabatSerta sahabat----

sahabat sahabat sahabat sahabat terbaiku.terbaiku.terbaiku.terbaiku.

Page 6: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) 2011

(C) Afifah

(D) Pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada Remaja.

(E) 75 halaman

(F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Dua Mei Ciputat. jumlah sampel sebanyak 140 sisiwa yang diambil dengan cluster sampling. Teknik pengolaan dan analisa data yang diambil dengan analisa statistic dengan menggunakan software SPSS 17. Dan menggunakan multiple regression untuk pengujian hipotesis penelitian.

Jumlah item valid dalam skala orientasi masa depan sebanyak 30 item, sedangkan jumlah item valid dalam skala dukungan orang tua sebanyak 32 item. Dalam pengujian hipotesis didapat nilai R square (R2) sebesar 0,239. Hal ini berarti bahwa 23,9% variabel orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja dapat dijelaskan oleh variasi dari ke 8 variabel yaitu, dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan jaringan, jenis kelamin, sosioekonomi, dan usia. Berdasarkan proporsi varian masing-masing independent variabel, hanya variabel dukungan jaringan yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi para orang tua agar mengambil peran yang besar dalam memberikan dukungan kepada remaja, dan juga diharapkan orang tua bisa memposisikan diri sebagai teman dan rekan diskusi yang baik bagi remaja. Untuk remaja agar lebih menggali dan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai pekerjaan yang diinginkan oleh remaja dimasa depan, terutama kepada orang yang lebih berpengalaman.

(G) Bahan Bacaan : 22; buku 15 + 5 jurnal + 2 Internet.

Page 7: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

vii

KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Wr. Wb Alhamdulillahirobbilalamin. Rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada Remaja”. Salawat serta salam semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jahja Umar, Ph.D. Berkat

bimbingan, arahan, nasihat dan cerita-cerita beliau mengenai hal-hal yang baru bagi penulis, membuat penulis termotivasi untuk terus belajar dan berjuang.

2. Pembimbing Skripsi Bapak, Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi, serta Gazi, M.Si, atas segala bimbingan, saran, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Para dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis.

4. Para staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kerelaan dan kesabaran mau berbagi informasi akademik.

5. Kepala Sekolah SMA dan SMK DUA MEI Yayat Ruhiyat, S.Pd, beserta Drs.E.Kosasih, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di Yayasan Pendidikan Dua Mei.

6. Seluruh Siswa-siswi SMK dan SMA di Yayasan Pendidikan Dua Mei, yang telah memberikan bantuan serta kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di Yayasan Pendidkan dua Mei.

7. Yang paling penulis hormati dan kasihi setelah Allah dan Rasul-Nya, Ayahku, H. Abdullatif, Ibuku tercinta Hj. Nasiyah, kakaku tersayang nida, naïf, anti, aan, wasih, dan nurul, serta seluruh keluarga besarku yang tak pernah putus memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih sayang yang tulus kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat terbaiku dikosan pintu kuning yang berubah menjadi PKW yaitu: ferandut, dyni, utet, maya, angis, tirta, serta teman2 green 2007 ugi, yati, atun, ela, atas hari-hari yang telah kita lalui baik dalam keadaan senang maupun sedih serta kebersamaan kita yang tidak akan pernah penulis lupakan.

Page 8: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

viii

9. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi Non Reguler khususnya angkatan 2007 yang selalu kompak dan solid. Teman seperjuangan skripsiku, mala, sinta, ika, afit, yang tak pernah bosan mengerjakan skripsi dalam Perpustakaan & terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan skripsi penulis.

10. Semua teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih. Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait.

Jakarta, 2 Oktober 2011

Penulis

Page 9: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................. iv

PERSEMBAHAN................................................................................................ v

ABSTRAKSI ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah ............................................. 8

1.2.1 Pembatasan Masalah .......................................................... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ............................................................... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 9

1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................ 10

1.3.2 Manfaat Penelitian .............................................................. 10

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ..................................................... 10

1.3.2.2 Manfaat Praktis ...................................................... 10

1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 11

Page 10: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

x

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Orientasi masa depan .................................................................. 12

2.1.1 Pengertian Orientasi masa depan ..................................... 12

2.1.2 Remaja dan orientasi masa depan ..................................... 14

2.1.3 Perkembangan orientasi masa depan ............................... 15

2.1.4 Proses pembentukan orientasi masa depan ...................... 18

2.1.5 Orientasi sebagai sistem ................................................... 23

2.1.6 Cara mengukur orientasi masa depan .............................. 24

2.1.7 Faktor-faktor yang orientasi masa depan .......................... 25

2.2 Dukungan orang tua ..................................................................... 29

2.2.1 Pengertian dukungan orang tua ........................................ 29

2.2.2 Bentuk-bentuk dukungan orang tua ................................. 30

2.2.3 Sumber-sumber dukungan orang tua ................................ 32

2.3 Kerangka Berfikir ......................................................................... 34

2.4 Hipotesis ....................................................................................... 38

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan sampel .................................................................... 39

3.1.1 teknik pengambilan sampel ............................................. 39

3.2 Variabel penelitian ...................................................................... 40

3.2.1 Definisi Operasional varaibel ........................................... 40

3.3 Teknik pengumpulan data ............................................................ 41

3.3.1 Instrument penelitian ........................................................ 42

3.4 Teknik Uji instrumen .................................................................... 45

3.4.1 Uji instrumen....................................................................... 45

3.4.2 Instrumen Penelitian............................................................ 45

3.5 Uji Validitas ................................................................................... 46

3.6 Uji Reliabilitas ........................................................... 46

Page 11: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

xi

3.6 Metode analisa data................................................................ 50

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian .......................................... 52

4.2. Hasil uji hipotesis penelitian .......................................................... 54

4.2.1 Analisa regresi variabel penelitian ...................................... 54

4.2.2 Pengujian varians masing-masing independen variabel ..... 59

4.3 Uji T ................................................................................................ 62

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .................................................................................. 66

5.2 Diskusi ......................................................................................... 67

5.3 Saran ............................................................................................. 72

5.3.1 Saran Teoritis .................................................................... 72

5.3.2 Saran Praktis ..................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Distribusi skor .................................................................... 46

Tabel 3.2 Blue Print Skala Orientasi Masa Depan ………………………... 48

Tabel 3.3 Blue Print Skala Optimisme kesembuhan ………………………. 49

Tabel 3.4 Klasifikasi koefesiensi Reabilitas ................................................. 53

Tabel 3.5 Blue Print Setelah Try Out Skala Orientasi Masa Depan ............ 54

Tabel 3.6 Blue Print Setelah Try Out Skala Optimisme Kesembuhan ........ 56

Tabel 3.8 Gambaran Umum Subyek Penelitian berdasarkan jenis

kelamin, usia dan sosoioekonomi ................................................ 59

Tabel 4.4 Tabel Model summary .................................................................. 62

Tabel 4.5 Anova ........................................................................................... 63

Tabel 4.6 Coefesien....................................................................................... 64

Table 4.7 Tabel Varians variabel .................................................................. 64

Tabel 4.8 Group statistic ................................................................................ 64

Tabel 4.9 Independent sampel test ................................................................. 68

Tabel 4.10 Uji Anova........................................................................................ 69

Tabel 4.11 Uji Anova........................................................................................ 70

Page 13: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Try Out Orientasi Masa Depan

Lampiran 2 Hasil Try Out Orientasi Masa Depan

Lampiran 3 Field Test Orientasi Masa Depan

Lampiran 4 Field Test Orientasi Masa Depan

Lampiran 5 Kuisioner Penelitian

Lampiran 6 Reabilitas Dan Validitas alat ukur

Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian

Page 14: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah telah banyak mencatat bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka yang

mempunyai tujuan hidup dimasa depan, dan membuat langkah-langkah perencanaan

untuk dapat mencapai tujuan hidupnya tersebut. Mereka yang tidak mempunyai

mimpi atau tujuan hidup beserta perencanaanya akan merasa bingung dan hanya

mengikuti arus kehidupan. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Nurmi

(1991) bahwa secara umum, pikiran dan tingkah laku manusia mengarah pada

kejadian dan hasil yang nanti akan didapatkanya. Apa yang akan terjadi dimasa

depan, memotivasi seseorang untuk melakukan tingkah laku tertentu.

Dalam kenyataanya, tidak sedikit individu yang seolah membiarkan

kehidupanya berjalan seperti air mengalir. Mereka berprinsip bahwa hidup harus

dijalani sebagaimana adanya. Memikirkan masa depan dan membuat perencanaan

pencapaian bukan menjadi suatu hal yang diprioritaskan. Di sisi lain, era globalisasi

menuntut individu untuk bisa menjadi individu yang berprestasi, kompeten, dan

mampu bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat.

Page 15: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

2

Salah satu fenomena yang menunjukan kondisi ini adalah penelitian di

Amerika Serikat mengenai mahasiswa strata I di Amerika Serikat. Hasil penelitian

menunjukan hampir setengah dari calon siswa perguran tinggi mengatakan bahwa

pilihan perguruan tinggi adalah hal yang membingungkan karena tidak ada dasar

yang jelas untuk membuat keputusan, banyak siswa senior SLTA Memilih perguraun

tinggi dengan menutup mata. Ketika mereka masuk kuliah, mereka tidak menjadi

puas dengan pilihanya sehingga memutuskan untuk pindah tempat kuliah yang

terkadang dengan alas an yang salah. Pada akhirnya, kondisi ini berpengaruh pada

poduktivitas mereka dibangku kuliah dan lebih jauh, menambah angka pengangguran.

(Santrock, 2003).

Ibrahim (2003), mengungkapkan bahwa salah satu penyebab dari tingginya

tingkat pengangguran adalah karena kalangan terdidik tidak memiliki rencana hidup.

Sejak kecil, mereka belum terlatih untuk merencanakan masa depan sehingga tidak

mampu melihat hubungan antara apa yang dipelajari di bangku pendidikan dengan

masa depan yang di impikan.

Hal ini serupa yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data statistik BPS April

2011 jumlah pengangguran terbuka (open unemployment) di Indonesia sebanyak

9.132.104 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 41% (3.763.971 jiwa) adalah tamatan

SMA, Diploma, Akademi dan Universitas atau “pengangguran terpelajar”. Diantara

jumlah pengangguran tersebut, 2.615 jiwa tergolong hopless job ( merasa tidak yakin

Page 16: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

3

mendapatkan pekerjaan), 436.164 diantaranya adalah tamatan SLTA, Diploma,

Akademi dan Universitas (Sadarojen, 2008).

Data faktual diatas menggambarkan tingginya tingkat pengangguran di

Indonesia di antaranya ialah kaum pelajar. Oleh karena itu, untuk menaggulangi

masalah tersebut perlu adanya perencanaan dan orientasi masa depan yang jelas

dalam hal pekerjaan. Dengan memikirkan gambaran masa depan dengan membuat

pilihan pekerjaan ini adalah wujud antisipasi atas ketidakpastian dunia orang dewasa

serta bagaimana persiapan untuk memasukinya. Serta perencanaan terhadap jenis

pekerjaan yang akan ditekuni oleh remaja menjadi sesuatu yang penting, agar

pekerjaan yang akan ditekuninya sesuai dengan minat, kemampuan, dan peluang

yang mereka miliki. Sehingga masa depan mereka terutama dalam bidang pekerjaan,

akan lebih terarah.

Menurut Nurmi (1991) orientasi masa depan dapat dijelaskan melalui tiga

proses didalamnya yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Ketiga proses ini

merupakan satu kesatuan, bersifat hirarki dan terjadi secara bertahap. Proses motivasi

meliputi pemilihan individu terhadap hal-hal yang diminati dimasa depan. Proses

perencanaan terkait dengan bagaimana individu membuat langkah-langkah

pencapaian dan merealisasikanya sedangkan proses evaluasi menyangkut tingkat

keyakinan dan harapan bahwa tujuan dimasa depan yang direncanakanya terealisasi.

Page 17: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

4

Orientasi masa depan memiliki manfaat lain. Locke dan Lathman (dalam

Strathman, 2005) melaporkan banyak hasil penelitian yang menyimpulkan

bahwa perilaku yang diarahkan oleh tujuan (goal directed behavior) lebih

efektif dibandingkan perilaku yang tidak diarahkan oleh tujuan. Seseorang

yang memiliki tujuan yang jelas, akan lebih memfokuskan dirinya untuk

melakukan hal-hal yang hanya berhubungan dengan apa yang ingin

dicapainya.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, masa remaja merupakan

masa mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Proses mempersiapkan diri

memasuki dunia kerja bukanlah suatu hal yang terjadi dengan sendirinya.

Selain dituntut untuk berprestasi, ternyata banyak faktor yang turut

mempengaruhi kejelasan orientasi masa depan khusunya dalam bidang

pekerjaan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kendawati, dkk (2001) tentang

model pembinaan remaja dalam rangka mempersiapkan diri memasuki dunia

kerja, disebutkan bahwa dalam penelitian tersebut dihasilkan 7 dimensi

orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, yaitu: evaluasi diri,

pencarian informasi, perencanaan, kondisi emosi, dukungan keluarga

,optimism/pesimisme serta kejelasan/ketidakjelasan pekerjaan dan karir

dimasa yang akan datang.

Page 18: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

5

Dukungan keluarga merupakan salah satu dari 7 dimensi orientasi

masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, keluarga merupakan sarana

sosialisasi yang utama. Untuk itu, remaja sangat membutuhkan bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, terutama orang tua. Mengingat banyaknya

remaja di Indonesia yang masih hidup bersama orangtuanya, masih belum

mempunyai nafkah sendiri dan masih berada dibawah otoritas orangtuanya

dalam membuat keputusan yang bersifat jangka panjang, yang penting tetapi

sulit untuk dilaksanakan. Terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang

mereka miliki mengenai dunia pekerjaan mengakibatkan mereka masih

membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orangtuanya.

Hal ini dikarenakan orang tua dapat dijadikan sebagai role model bagi

individu tersebut untuk menentukan minatnya dan pengetahuan tentang

strategi penyelesaian hambatan yang dihadapinya saat mewujudkan minatnya,

dukungan orang tua juga berhubungan dengan optimism dan internalitas

individu tersebut dalam menghadapi masa depanya (Pulkinen et,al, dalam

Nurmi, 1989).

Dengan adanya dukungan orang tua atas keputusan dan rencana yang

disusun oleh individu dapat tercermin dari berbagai perlakuan yang diberikan

orang tua kepada individu tersebut. Misalnya saja, memberikan masukan-

masukan mengenai pilihan mana yang terbaik, serta mengawasi segala usaha

yang anak lakukan untuk meraih pekerjaan yang telah dipilihnya dimasa

Page 19: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

6

depan. Untuk menunjukan penghargaan kepada anak, orang tua memberikan

kepercayaan kepada anak untuk memilih bidang studi yang disukainya setelah

lulus SMA/SMK dan pada giliranya anak diberi kebebasan untuk menentukan

pilihan pekerjaan sesuai dengan basic studinya ketika lulus dari perguruan

tinggi.

Dengan demikian Individu yang merasakan adanya dukungan dari

orangtuanya akan mendorong untuk mentapkan tujuan mengani pekerjaan

dimasa depanya sehingga pemikiran dan persiapannya pun terarah pada tujuan

tersebut. Namun berbeda halnya dengan individu yang tidak merasakan

adanya dukungan dari orangtuanya, ia akan merasa tidak percaya diri akan

kemampuanya dalam menghadapi kehidupan dimasa depan sehingga ia pun

menjadi kurang termotivasi untuk memikirkan dan mempersiapkan berbagai

hal yang menyangkut masa depanya, termasuk mengenai pekerjaan yang

akan ditekuninya dimasa depan. (Trommsdroff dalam desmita, 2005).

Selain itu menurut penelitian Trommsdroff (dalam McCabe & Bernet,

2000) melihat adanya keterlibatan orang tua dan menemukan bahwa remaja

yang memandang adanya dukungan dan keterbukaan dari orang tua mereka

akan mendapatkan orientasi masa depan yang lebih positif dari pada remaja

yang kurang mendapatkan dukungan dari orang tua.

Page 20: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

7

Dengan demikian Remaja yang mendapatkan kasih sayang dan

dukungan dari orang tua nya, akan mengembangkan rasa percaya dan sikap

yang positif terhadap masa depan, percaya akan keberhasilan yang akan

dicapainya, serta lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan dimasa depan. Sebaliknya, remaja yang kurang mendapat

dukungan dari orang tua, akan tumbuh menjadi individu yang kurang optimis,

kurang memiliki harapan tentang masa depan, kurang percaya atas

kemampuannya merencanakan masa depan, dan pemikiranya pun menjadi

kurang sistematis dan kurang terarah.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mempersiapkan masa

depan bagi remaja dibidang pekerjaan ataupun karir dibutuhkan adanya

dukungan dari berbagai pihak, orang tua sebagai institusi awal tempat

individu belajar untuk tumbuh dan berkembang dari sejak masa kanak-kanak

hingga mencapai masa dewasa. Oleh karena itu, sebagai sosok yang masih

berpengaruh dalam kehidupan manusia, keberadaan orang tua masih dirasa

penting dalam menciptakan suatu situasi yang mendukung bagi remaja untuk

dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sedang menghadapi secara

mandiri, dimana salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhinya

adalah memiliki orientasi masa depan area pekerjaan.

Page 21: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

8

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

menganggap perlu adanya penelitian mengenai hal tersebut agar nantinya

hasil dari penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi semua orang,

khusunya orangtua dalam mendampingi remaja dalam menjalani tugas-tugas

perkembanganya. Maka dari itu, untuk merealisasi hal tersebut peneliti

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh dukungan orang tua terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja”

1.2 Pembatasan masalah dan rumusan masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Agar pembahasan dalam permasalahan ini tidak meluas, maka diperlukan pembatasan

masalah mengenai dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area

pekerjaan pada remaja.

1. Dukungan orang tua yang dimaksud dalam penelitian disini merupakan

pemberian perhatian, dorongan, kasih sayang, barang, informasi dan jasa dari

orang tua sehingga penerima dukungan merasa disayangi dan dihargai.

Dukungan orang tua tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan

jaringan. (Sarafino, 2002).

2. Orientasi masa depan dalam area pekerjaan adalah gambaran tentang masa

depan yang terbentuk dari sekumpulan skemata, sikap atau asumsi dari

Page 22: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

9

pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan

untuk membentuk harapan mengenai pekerjaan dimasa depan, membentuk

tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada pekerjaan dimasa

depan. Dalam hal ini orientasi masa depan tersebut meliputi 3 proses, yaitu

motivasi, perencanaan dan evaluasi.

3. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang berusai 15-18 tahun. Hal ini

dikarenakan remaja yang sedang bersekolah di SMA (sekolah menengah

atas).

1.2.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, perumusan masalah yang muncul

dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh dukungan orang tua terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja”?.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana dukungan orang tua (dukungan

emosi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional,

dukungan jaringan), jenis kelamin, sosioekonomi, dan usia, dari variabel dukungan

orang tua terhadap terhadap variabel orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada

remaja.

Page 23: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

10

1.3.1 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wacana

keilmuan psikologi, khusunya mengenai dukungan orang tua kaitanya dengan

orientasi masa depan pada remaja

2. Manfaat Praktis, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan:

Remaja lebih memahami dan memfokuskan diri pada orientasi dan

perencanaan pekerjaan yang tepat dimasa depan, serta menjadi landasan bagi

keluarga khusunya orang tua agar lebih memberikan perhatian yang lebih

pada anak remaja.

Page 24: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

11

1.4. Sistematika Penulisan

Penelitian ini menggunakan tekhnik penulisan American Psychological Association

(APA) Style. Dan secara garis besar sistematika penulisan ini adalah:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan isi skripsi

sebagai dasar pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian

skripsi, yaitu: teori tentang orientasi masa depan, teori tentang dukungan

orang tua, perkembangan orientasi masa depan, factor-faktor orientasi

masa depan, kerangka berfikir, dan Hipotesis penelitian.

BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini, penulis menguraikan tentang metode penelitian ini yaitu:

jenis penelitian, pendekatan penelitian dan metode penelitian, identifikasi

variabel penelitian, definisi operasional, teknik sampling, alat pengumpul

data, prosedur penelitian, serta metode analisis data.

BAB 4: HASIL PENELITIAN

BAB 5: KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Page 25: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

12

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Orientasi Masa Depan

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan

Menurut Ginanjar (2001), orientasi masa depan adalah bagaimana seseorang

merumuskan dan menyusun visi kedepan dengan membagi orientasi jangka

pendek, menengah dan jangka panjang. Sedangkan menurut Trommsdoroff

(2005), mengemukakan bahwa pengertian orientasi masa depan merupakan

fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi

tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan.

Seginer (2002), menyatakan bahwa orientasi masa depan adalah

representasi mental tentang masa depan, yang dibangun oleh individu pada

titik-titik tertentu dalam kehidupan mereka dan mencerminkan pengaruh

kontekstual pribadi dan sosial.

Sedangkan Nurmi (dalam McCabe & Bernett, 2000) mengemukakan

bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran mengenai masa depan yang

terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap dan asumsi dari pengalaman

masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan untuk

membentuk harapan mengenai masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi

serta memberikan makna pribadi pada kejadian di masa depan.

Page 26: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

13

Dari empat definisi diatas, peneliti memilih definisi dari Nurmi

(1989), sebagai definisi paling komprehensif dan sesuai untuk penelitian ini.

yang mengemukakan bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran

mengenai masa depan yang terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap

dan asumsi dari pengalaman masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi

dari lingkungan untuk membentuk harapan mengenai masa depan,

membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan makna pribadi pada

kejadian di masa depan. Ekspektansi, tujuan, inspirasi, dan makna pribadi itu

kemudian akan membentuk tingkah laku berorientasi kedepan seperti

menunda kepuasan, merencanakan tingkah laku berorientasi perstasi(

Trommsdroff, Lam & Schmidt dalam McCabe & Bernett, 2000). Oleh karena

itu, remaja membutuhkan orientasi masa depan karena akan membantu remaja

untuk mengarahkan perilakunya dalam mencapai tujuan masa depan yang

diharapkan.

Ada lima bidang yang seringkali diteliti dalam penelitian-penelitian

orientasi masa depan pada remaja (Metha et, al dalam Nurmi, 1986). Bidang

tersebut adalah pekerjaan, pendidikan, pernikahan, kegaitan waktu luang dan

aktualisasi diri. Dalam penelitian ini, hanya satu bidang yang ditelitia ialah

mengenai pekerjaan.

Page 27: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

14

Oleh karena itu, definisi orientasi masa depan dalam area pekerjaan,

dalam penelitian ini adalah sekumpulan skemata, sikap, asumsi mengenai

pekerjaan yang terbentuk dari pengalaman masa lalu. Skemata, sikap, dan

asumsi tersebut berinteraksi dengan informasi yang berasal dari lingkungan

untuk membentuk ekspektansi tujuan dan aspirasi serta memberikan makna

pribadi pada pekerjaan dimasa mendatang.

2.1.2 Remaja dan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan

Orientasi masa depan atau gagasan seseorang mengenai perencanaan,

motivasi dan perasaan tentang masa depanya merupakan persoalan yang

terjadi dimasa remaja. Greene (dalam McCabe & Bernett,2000) mengatakan

bahwa masa remaja awal merupakan waktu dimana orientasi masa depan

dapat tumbuh dengan cepat serta dapat membedakan dan mengembangkanya.

Dengan kata lain orientasi masa depan sangat erat kaitanya dengan masa

remaja.

Dalam penelitian ini dominan orientasi masa depan yang akan diteliti

adalah dominan pekerjaan. Dominan ini merupakan bagian dari proses

perkembangan remaja. Havighurust (dalam Monks & Knoers, 2002)

menyebutkan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah persiapan

diri secara ekonomis atau persiapan memasuki dunia pekerjaan serta

pemilihan latihan jabatan.

Page 28: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

15

2.1.3 Perkembangan Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan merupakan proses yang kompleks dan bersifat terus

menerus. Ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan (Nurmi, 1991)

1. Orientasi masa depan berkembang dalam konteks budaya dan institusional.

Harapan normatif dan pengetahuan mengenai masa depan menjadi dasar

untuk membentuk minat dan rencana masa depan, dan hubungan antara

atribusi kausal dan afek.

2. Minat, rencana dan keyakinan yang berkaitan dengan masa depan dipelajari

melalui interaksi sosial dengan orang lain.

3. Orientasi masa depan bisa dipengaruhi faktor psikologis seperti

perkembanagn kognitif dan sosial.

Page 29: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

16

Perkembangan orientasi masa depan, dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :

Konteks sosial skema Orientasi Masa Depan

Gambar 2.1 Perkembangan Orientasi Masa Depan dan Proses yang Terdapat di

Dalamnya (Nurmi,1991).

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa lingkungan konteks sosial yang meliputi

persitiwa normatif, kesempatan, standar dan batas waktu untuk evaluasi

mempengaruhi pembentukan skemata mengenai perkembangan kehidupan yang

diantisipasi, perkembangan kontekstual, dan konsep diri.

Rentangkehidupan yang

diatntisipasi

Perkembangankontekstual

Konsep diri

Persitiwa kehidupannormatif

Kesempatan

Standar dan batas waktu

Motivasi

Tujuan

Perencanaan

Rencana

Evaluasi

Atribusi dariefek

Page 30: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

17

Hal ini akan mempengaruhi orientasi masa depan seseorang baik dalam tahapan

motivasi, perencanaan maupun evaluasi. Lebih lanjut, dijelaskan sebagai berikut.

(Nurmi, 1991)

1. Peristiwa normatif berkaitan dengan tugas perkembangan beserta jadwal

pencapaian tugas perkembangan menjadi dasar pembentukan tujuan dan minat

yang berorientasi masa depan.

2. Kesempatan dalam rentang kehidupan seperti usia tertentu untuk

menyelesaika tugas perkembangan, menjadi dasar perkembangan orientasi

masa depan dalam hal rencana dan strategi.

3. Standar dan tenggang waktu dan solusi evaluasi dari tugas perkembangan

dinilai sukses menjadi dasar pembentukan tahap evaluasi dalam orientasi

masa depan.

Lingkungan atau konteks sosial (keluarga, sekolah dan lainnya) ini

berinteraksi dengan skemata yang ada dalam diri individu (internal) sebagai

wujud antisipasi terhadap perkembangan rentang kehidupan, perkembangan

kontekstual dan konsep diri. Skemata yang terbentuk akan berinteraksi dengan

ketiga tahapan orientasi masa depan yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi

yang kemudian membentuk gambaran mengenai masa depan.

Page 31: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

18

2.1.4 Proses pembentukan orientasi masa depan

Orientasi masa depan dilihat sebagai tiga proses psikologis yaitu motivasi,

perencanaan, dan evaluasi. Proses itu berlangsung secara bertahap dan saling

berinteraksi satu sama lainya. Individu menentukan tujuan mereka dengan

mempertimbangkan minat, nilai, dan harapan dimasa depan. Selanjutnya

mereka akan melakukan upaya untuk merealisasikan tujuan tersebut dengan

melakukan berbagai perencanaan yang telah dibuat sebelumnya (Nurmi,

1991). Ketiga proses ini akand dijelaskan lebih detail sebagai berikut:

1. Motivasi

Tahap motivasional merupakan dimensi awal dari hasil proses pembentukan

orientasi masa depan. Tahap ini mencakup motif, minat dan tujuan yang

berkaitan dengan orientasi masa depan. Pada mulanya individu menetapkan

tujuan berdasarkan perbandingan antara motif umum dan penilaian, serta

pengetahuan yang telah dimiliki tentang perkembangan sepanjang rentang

hidup yang dapat di antisipasi. Ketika keadaan masa depan beserta faktor

pendukungnya telah menjadi sesuatu yang diharapkan dapat terwujud, maka

pengetahuan yang menunjang terwujudnya harapan tersebut menjadi dasar

penting bagi perkembangan motivasi dalam orientasi masa depan (Nurmi

dalam Desmita, 2005).

Page 32: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

19

Minat, motif, pencapaian dan tujuan individu merupakan sistem

motivasional yang memiliki hierarki yang kompleks. Hierarki motivasi ini

dibedakan berdasarkan derajat generality dan abstractness dari tujuan yang

dibuat (Emmons; Lazarus dan Folkman dalam Nurmi, 1989).

Dengan kata lain semakin tinggi tingkatan tujuan maka semakin

umum dan abstrak, begitu juga sebaliknya. Prinsip utama dari tingkatan kerja

ini adalah tingkatan motif, nilai atau pencapaian yang semakin tinggi

membutuhkan tingkatan tujuan yang lebih rendah, yang bekerja melalui

beberapa tujuan kecil. Dengan kata lain, untuk mencapai satu tujuan besar

diperlukan tujuan-tujuan kecil (tujuan perantara). Sebelum mencapai tujuan

besar individu terlebih dahulu harus mencapai tujuan perantara dan ini

merupakan strategi merealisasikan tujuan yang lebih besar.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Nurmi (dalam

Desmita 2005), bahwa perkembangan motivasi dari orientasi masa depan

merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan beberapa subtahap,

yaitu:

1) Pertama, munculnya pengetahuan baru yang relevan dengan motif umum atau

penilaian individu yang menimbulkan minat yang lebih spesifik

2) Kedua, individu mulai mengeksplorasi pengetahuannya yang berkaitan

dengan minat baru tersebut

Page 33: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

20

3) Ketiga, menentukan tujuan spesifik, kemudian memutuskan kesiapannya

untuk membuat komitmen yang berisikan tujuan tersebut.

2. Perencanaan

Perencanaan merupakan kedua dari hasil proses pembentukan orientasi

masa depan individu. yaitu bagaimana individu membuat perencanaan tentang

perwujudan minat dan tujuan mereka. Tahap perencanaan menekankan

bagaimana individu merencanakan realisasi dari tujuan dan minat mereka

dalam konteks masa depan (Nurmi, 1989).

Nurmi (1989) menjelaskan bahwa perencanaan dicirikan sebagai suatu proses

yang terdiri dari tiga subtahap, yaitu :

1) Penentuan subtujuan. Individu akan membentuk suatu representasi dari

tujuan-tujuannya dan konteks masa depan di mana tujuan tersebut dapat

terwujud. Kedua hal ini didasari oleh pengetahuan individu tentang konteks

dari aktifitas di masa depan, dan sekaligus menjadi dasar dari subtahap

berikutnya.

2) Penyusunan rencana. Individu membuat rencana dan menetapkan strategi

untuk mencapai tujuan dalam konteks yang dipilih. Dalam menyusun suatu

rencana, individu dituntut menemukan cara-cara yang dapat mengarahkannya

pada pencapaian tujuan dan menentukan cara mana yang paling efisien.

Page 34: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

21

Pengetahuan tentang konteks yang diharapkan dari suatu aktivitas di masa

depan menjadi dasar bagi perencanaan ini.

3) Melaksanakan rencana dan strategi yang telah disusun. Individu dituntut

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Pengawasan

dapat dilakukan dengan membandingkan tujuan yang telah ditetapkan dengan

konteks yang sesungguhnya di masa depan.

Untuk menilai sebuah perencanaan yang dibuat oleh individu, dapat dilihat

dari tiga komponen yang tercakup di dalamnya, yaitu pengetahuan

(knowledge), perencanaan (Plans), dan realisasi (realization) (Nurmi, 1989).

Pengetahuan disini berkaitan dengan proses pembentukan subtujuan dalam

proses perencanaan. Perencanaan ini berkaitan dengan hal-hal yang telah ada

dan akan dilakukan individu dalam usaha untuk merealisasikan tujuan.

3. Evaluasi

Evaluasi merupakan dimensi akhir dari hasil proses pembentukan

orientasi masa depan. Tahap evaluasi ini adalah derajat dimana minat dan

tujuan diharapkan dapat terealisir. Nurmi (1989), memandang evaluasi

sebagai proses yang melibatkan pengamatan dan melakukan penilaian

terhadap tingkah laku yang ditampilkan, serta memberikan penguat bagi diri

sendiri. Jadi, meskipun tujuan dan perencanaan orientasi masa depan belum

diwujudkan, tetapi pada tahap ini individu telah harus melakukan evaluasi

Page 35: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

22

terhadap kemungkinan-kemungkinan terwujudnya tujuan dan rencana

tersebut.

Dalam mewujudkan tujuan dan rencana dari orientasi masa depan, proses

evaluasi melibatkan causal attributions; yang didasari oleh evaluasi kognitif

individu mengenai kesempatan yang dimiliki dalam mengendalikan masa

depannya, dan affects; berkaitan dengan kondisi-kondisi yang muncul sewaktu-

waktu dan tanpa disadari (Nurmi, 1989). Menurut Weiner (dalam Nurmi, 1989)

atribusi terhadap kegagalan dan kesuksesan dengan penyebab tertentu akan

diikuti oleh emosi tertentu.

Model Weiner ini pada dasarnya digunakan untuk mengevaluasi hasil dari

kejadian dimasa lalu. Namun pada kenyataannya model ini juga dapat

dimanfatkan untuk mengevaluasi tujuan dan rencana yang dibuat individu akan

masa depannya (Nurmi, 1989).

Page 36: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

23

2.1.5 Orientasi Masa Depan Sebagai Sistem

Orientasi masa depan merupakan sebuah kesatuan yang terkait dalam satu

sistem dimana tahapan-tahapan orientasi masa depan saling berkaitan. Bandura

(dalam Nurmi, 1991) menjelaskan bahwa suatu pencapaian tujuan dalam

membangun konsep diri yang positif dapat meningkatkan kepercayaan diri,

sehingga berhasil memunculkan sebuah gagasan yang dapat mempengaruhi

pandangannya terhadap orientasi masa depan.

Bandura (dalam Nurmi, 1991) selanjutnya menjelaskan dengan

teorinya bahwa tujuan dan standar pribadi menjadi dasar bagi individu dalam

mengevaluasi kinerja mereka dalam pencapaian tujuan membangun konsep diri

yang positif dan atribusi internal. Selain itu, efektivitas dari rencana yang dibuat

mempengaruhi hasil pencapaian rencana dan pada akhirnya akan mempengaruhi

evaluasi diri. Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

orientasi masa depan sebagai sistem adalah bentuk dasar pemikiran manusia

yang terkait dengan sebuah kesatuan tahapan-tahapan orientasi masa depan.

Page 37: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

24

2.1.6 Cara Mengukur Orientasi Masa Depan

Adapun cara pengukuran orientasi masa depan (dalam Nurmi, 1989) yaitu;

1. Motivasi (motivasional) yaitu suatu dorongan yang terdapat dalam diri

individu untuk mencapai tujuanya. Berkaitan dengan apa yang menjadi

tujuan yang ingin dicapai, waktu pencapaian, dan dorongan/motif

mencapai tujuan dimasa depan.

2. Perencanaan (planning) yaitu strategi yang disusun untuk

merealisasikan tujuan. Perencanaan yang diukur dengan cara melihat :

1. Pengetahuan mengenai bidang yang dicita-citakan

2. Perencanaan yang dibuat

3. Tingkat realisasi atas pelaksanaan rencana

3. Evaluasi (evaluation) yaitu penilaian individu tentang sejauh mana

tujuan ditetapkan dapat direalisasikan. Evaluasi dapat tergambarkan

melalui kontrol yang dimiliki oleh individu, evaluasi emosi (Nurmi,

1989) dan kemungkinan pencapaian tujuan pekerjaan.(optimisme).

1. Keyakinan diri untuk dapat mengontrol realisasi dari harapan

dan tujuan

2. Perkiraan terhadap kemungkinan pencapian tujuan

Page 38: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

25

3. Kondisi emosi yang mengikuti individu ketika mengevaluasi

apa yang dilakukanya untuk masa depan.

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Orientasi Masa Depan.

Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan orientasi masa

depan, kedua faktor itu adalah faktor individu (person related factor) dan faktor

konteks sosial (social contex-related factor).

1. Faktor internal individu

Beberapa faktor ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu

(internal). Faktor-faktor tersebut adalah

Konsep diri

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurmi (1989), menemukan

bahwa konsep diri memberikan pengaruh terhadap orientasi masa depan.

Individu dengan konsep diri yang positif dan percaya dengan kemampuan

mereka cenderung untuk lebih internal dalam pemikiran mereka mengenai

masa depan dibandingkan individu dengan konsep diri yang rendah. Konsep

diri juga dapat mempengaruhi penetapan tujuan. Salah satu bentuk dari

konsep diri yang dapat mempengaruhi orientasi masa depan adalah diri ideal.

Diri ideal terdiri atas konsep individu mengenai diri ideal mereka yang

Page 39: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

26

berhubungan dengan lingkungannya dapat berfungsi sebagai motivator untuk

dapat mencapai tujuan jangka panjang.

Perkembangan kognitif

Penelitian mengenai hubungan kematangan kognitif dan orientasi masa

depan memberikan hasil yang berbeda-beda. Beberapa ahli menjelaskan

perkembangan kognitif dapat mempengaruhi rencana masa depan remaja.Hal

ini karena masa remaja berada dalam tahap formal operation. dalam tahap ini

remaja mampu mengenali berbagai kemungkinan. Selain itu, dalam tahap ini

kemampuan metakognisi remaja berkembang dan kemampuan ini sangat

memungkinkan remaja untuk memikirkan kemungkinan yang terjadi dimasa

depan dalam pencapaian tujuan dan memberikan solusinya. Kematangan

kognitif sangat erat kaitanya dengan kemampuan intelektual menjadi salah

satu faktor individu yang mempengaruhi orientasi masa depan. Keating

(dalam Nurmi, 1991)

2. Faktor Kontekstual

Berikut ini adalah faktor-faktor kontekstual yang dapat mempengaruhi

orientasi masa depan :

Jenis kelamin, berdasarkan tinjauan literatur ditemukan adanya perbedaan

jenis kelamin yang signifikan antara domain-domain pada orientasi masa

depan, tetapi pola perbedaan yang muncul akan berubah seiring

Page 40: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

27

berjalannya waktu. Pada penelitian yang dilakukan oleh Nurmi (1991),

ditemukan bahwa perempuan lebih berorientasi ke arah masa depan

keluarga sedangkan laki-laki lebih berorientasi ke arah masa depan karir.

Status sosial ekonomi. Kemiskinan dan status sosial ekonomi yang rendah

berkaitan dengan perkembangan orientasi masa depan yang

menyebabkannya menjadi terbatas. ( Seginer, 2000)

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Nurmi (dalam

McCabe & Barnet, 2000), menunjukkan bahwa individu yang memiliki

latar belakang status sosial ekonomi yang tinggi cenderung untuk

memiliki pemikiran mengenai masa depan karir yang lebih jauh

dibandingkan individu dengan latar belakang sosial ekonomi rendah.

Usia. Penelitian yang dilakukan oleh Seginer (2000). Pada remaja wanita

yang duduk dibangku sekolah menegah pertama, menengah keatas dan

kuliah menemukan terdapat perbedaan orientasi masa depan beradasrkan

kelompok usia pada semua dominan kehidupan prospektif (karir, keluarga

dan pendidikan).

Teman Sebaya dalam konteks ini, teman sebaya dapat mempengaruhi

orientasi masa depan dengan cara yang bervariasi. Teman sebaya berarti

teman sepermainan dengan jenjang usia yang sama dan berada pada

tingkat perkembangan yang sama, dimana teman sebaya dapat saling

Page 41: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

28

bertukar informasi pada pemikiran mengenai tugas perkembangannya.

Kelompok teman sebaya (peer group) juga memberikan individu

kesempatan untuk membandingkan tingkah lakunya dengan temannya

yang lain (Nurmi, 1991).

Hubungan dengan orang tua. Semakin positif hubungan orang tua dengan

remaja maka akan semakin mendorong remaja memikirkan masa depan.

Keluarga merupakan model bagi remaja dan merupakan wadah yang tepat

dalam menyelesaikan tugas perkembangan yang sedang dihadapi ataupun

akan dihadapi. Asumsi umum dalam teori pembelajaran sosial

menyatakan bahwa orang tua yang memberikan penghargaan positif

terhadap anak-anaknya dan konsisten dalam praktek sosialisasi

mengarahkan anaknya memiliki harapan yang positif mengenai dunia luar,

mempercayai orang lain, yakin akan kemampuanya sendiri dan optimis.

Kondisi keluarga dan interaksi antara orang tua dengan anak

mempengaruhi orientasi masa depan setidak-tidaknya dalam tiga hal

pertama orang tua menetapkan standar normatif, sekaligus mempengaruhi

perkembangan minat, nilai, dan tujuan hidup anaknya. Ketiga, dukungan

orang tua membantu anak untuk mengembangkan sikap optimis dan

internal terhadap masa depan. ( Nurmi, 1991).

Page 42: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

29

2.2 Dukungan Orang tua

2.2.1 Pengertian dukungan orang tua

Keluarga sebagai tempat yang pertama kali dikenal oleh individu, keluarga

mempunyai peran yang cukup penting bagi individu dalam bersosialisasi

didalam masyarakat. Oleh karena itu, dukungan orang tua sangat penting bagi

individu dalam menjalani kehidupanya. Dukungan orang tua itu sendiri

merupakan bagian dari dukungan sosial. Penulis mendefinisikan dukungan

orangtua berdasarkan definisi dukungan sosial. Menurut Cobb (dalam Sarafino,

2002) dukungan sosial diartikan sebagai suatu kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu dari orang-orang atau

kelompok lain.

Hal senada juga disampaikan oleh Taylor (2009), bahwa dukungan

sosial merupakan bentuk pemberian informasi serta merasa dirinya dicintai dan

diperhatikan, terhormat, dan dihargai, serta merupakan bagian dari jaringan

komunikasi dan kewajiban timbal balik bagi orang tua, kekasih, kerabat, teman,

jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat. Sedangkan

Gottlieb (1983), mendefinisikan dukungan sosial sebagai berikut: Dukungan

sosial terdiri dari informasi verbal maupun nonverbal atau nasehat, bantuan

yang nyata atau terlihat, atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang

yang akrab dengan subjek didalam lingkungan sosialnya dan hal-hal yang dapat

Page 43: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

30

memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku

penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa memperoleh dukungan sosial

secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan

yang menyenangkan pada dirinya.

Menurut Saranson (dalam Metha, 1994) menyatakan bahwa fungsi dukungan

orang tua adalah dengan memberikan penguatan moral bagi remaja. Persepsi

adanya dukungan menimbulkan rasa aman dalam melakukan partisipasi aktif,

eksplorasi dan eksperimentasi dalam kehidupan, yang akhirnya akan

meningkatkan percaya diri, keterampilan-keterampilan dan strategi-strategi

koping. Dalam hal ini remaja mempersepsi adanya dukungan dari orang tua

akan merasa aman dan lebih percaya diri untuk menghadapi situasi-situasi atau

tantangan baru.

2.2.2 Bentuk-bentuk dukungan menurut Sarafino (2002) adalah:

Bentuk-bentuk dukungan sosial merupakan suatu cara yang diwujudkan bisa

dalam bentuk ekspresi, ungkapan atau perwujudan bantuan dari individu yang

satu ke individu yang membutuhkan. Sarafino (2002) membagi dukungan sosial

kedalam lima bentuk, yaitu :

a) Dukungan Emosi (Emotional support)

Dukungan emosi adalah suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui

perasaan positif yang berwujud empati, perhatian, dan kepedulian terhadap

Page 44: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

31

individu yang lain. Bentuk dukungan ini dapat menimbulkan perasaan

nyaman, perasaan dilibatkan, dan dicintai oleh individu yang bersangkutan.

b) Dukungan Penghargaan (Esteem support)

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian

yang positif untuk ndividu, dorongan untuk maju dan pemberian semangat,

dan juga perbandingan positif individu dengan orang lain. Dukungan ini

menitik beratkan pada adanya ungkapan penilaian yang positif atas individu

dan penerimaan individu apa adanya. Bentuk dukungan ini membentuk

perasaan dalam diri individu bahwa ia berharga, mampu dan berarti.

c) Dukungan instrumental (Tangible or instrumental support)

Merupakan suatu bentuk dukungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk

bantuan langsung misalnya pemberian dana atau pemberian bantuan berupa

tindakan nyata atau benda.

d) Dukungan informasi (Informational support)

Dukungan ini dapat diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau saran,

pengarahan, pemberian umpan balik mengenai apa yang dilakukan individu.

e) Dukungan jaringan sosial (Network support)

Page 45: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

32

Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa sebagai anggota dari

suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial

dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.

Dari definisi tentang jenis-jenis dukungan sosial, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa dukungan yang diperlukan dan diterima individu

tergantung pada keadaan dan siatusi stres yang dialami.

2.2.3 Sumber dukungan Sosial

Sumber-sumber dukungan soial menurut Gotllieb (1983) berasal dari :

1. Orang-orang sekitar individu yang termasuk kalangan non-profesional.

Seperti: keluarga, teman, dekat, atau rekan. Hubungan dengan kalangan

non professional merupakan hubungan yang menempati bagian terbesar

dari kehidupan seorang individu dan menjadi sumber dukungan sosial

yang sangat potensial.

2. Professional, seperti psikolog, atau dokter.

3. Kelompok-kelompok dukungan sosial (social support group). Sumber

dukungan lain yang juga bermanfaat bagi individu adalah kelompok-

kelompok dukungan sosial. Kelompok pendukung (support group)

merupakan suatu kelompok kecil yang melibatkan interaksi langsung dari

para anggotanya, menekankan pada partisipasi individu yang hadir secara

Page 46: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

33

sukarela yang bertujuan untuk secara bersama-sama mendapatkan

pemecahan masalah dalam menolong anggota-anggota kelompok dalam

menghadapi masalahnya dalam menolong serta menyediakan dukungan

emosi kepada para anggotanya.

Dari banyak jenis-jenis dukungan sosial yang dijelaskan diatas,

ternyata dukungan yang berasal dari keluaarga yang dapat memberikan

efek yang sangat besar bagi fungsi psikologi seseorang (Taylor, 2009).

Page 47: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

34

2.3 Kerangka Berfikir

Setiap individu memiliki keinginan untuk dapat hidup lebih baik dari pada

kehidupanya saat ini. Hal ini memang merupakan manifestasi dari sifat manusia yang

tidak pernah putus asa dengan apa yang sudah dimilikinya. Keinginan-keinginan

inilah yang nantinya berubah menjadi minat, harapan, cita-cita dan tujuan hidup.

Untuk dapat mencapai hal tersebut, dibutuhkan suatu perencanaan untuk masa yang

akan datang. Bagi remaja, perencanaan masa depan ini tidak hanya suatu cara untuk

bisa mencapai hal-hal yang lebih baik, tetapi juga merupakan suatu hasil dari adanya

harapan-harapan ataupun tugas-tugas yang mereka terima dari lingkungan.

Perencanaan merupakan salah satu tahapan dari proses pembentukan orientasi masa

depan.

Salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi remaja adalah memiliki

orientasi masa depan dalam area pekerjaan. Pembentukan orientasi masa depan dalam

area pekerjaan adalah penting karena merupakan persiapan remaja sebelum

memasuki masa dewasa. Meskipun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa

pengalaman dan pengetahuan remaja tentang kehidupan dimasa mendatang sangat

terbatas. Untuk itu, remaja sangat membutuhkan bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak, terutama orang tua.

Page 48: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

35

Dalam hal ini (Nurmi, 1991), menjelaskan bahwa meskipun teman sebaya dan

lingkungan sekolah memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan

remaja, namun sesungguhnya orang tua tetap menjadi bagian yang penting bagi

kehidupan mereka. Orang tua masih sangat dibutuhkan remaja dalam memberikan

saran dan nasehat ketika hendak membuat suatu keputusan yang bersifat jangka

panjang, yang penting tetapi sulit dilakukan, seperti keputusan tentang jenis pekerjaan

yang hendak ditekuninya dimasa depan. Singkatnya, dukungan orang tua masih

sangat dibutuhkan oleh remaja dalam memutuskan rencana masa depanya.

Mengacu pada Pendapat Gottlieb (dalam Desmita, 2005), dukungan orang tua

terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja dapat dilakukan melalui

pemberian informasi atau nasehat verbal dan non-verbal, bantuan nyata atau tindakan

yang mempunyai manfaat emosional bagi remaja. Sementara itu, sesuai dengan

pendapat Sarafino (2002), dukungan orang tua dapat diwujudkan dalam lima bentuk,

yaitu: pertama, dukungan emosional; mencakup ungkapan empati, kepedulain dan

perhatian orang tua terhadap remaja; kedua, dukungan penghargaan; terjadi lewat

ungkapan penghargaan positif terhadap remaja, dorongan untuk maju atau

persetujuan dengan gagasan atau perasaan, dan membangkitkan harga diri remaja;

ketiga, dukungan instrumental; mencakup bantuan langsung secara materi atau

pemberian fasilitas dan pelayanan pada remaja, (seperti: pemberian dana, pemenuhan

buku-buku sarana pendidikan lainya, serta kesediaan orang tua meluangkan wakttu

untuk berdialog atau senantiasa siap memberikan pertolongan ketika dibutuhkan oleh

remaja).

Page 49: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

36

dan keempat, dukungan informative; mencakup pemberian nasehat, petunjuk-

petunjuk, saran-saran atau umpan balik mengenai bagaimana remaja seharusnya

bertindak, mengenali dan menyelesaikan masalah secara lebih mudah, sesuai dengan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh orang tua. Kelima dukungan

jaringan seperti membantu memperluas jaringan relasi dengan orang-orang yang

memiliki minat yang sama.

Seperti yang telah diungkapkan oleh Trommsdroff (dalam Desmita, 2005) telah

menunjukan betapa dukungan dan interaksi sosial yang terbina dalam keluarga akan

memberikan pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan orientasi remaja,

terutama dalam pembentukan sikap optimis dalam memandang masa depanya.

Remaja yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari orang tua nya, akan

mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif terhadap masa depan, percaya

akan keberhasilan yang akan dicapainya, serta lebih termotivasi untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan dimasa depan.

Sebaliknya, remaja yang kurang mendapat dukungan dari orang tua, akan tumbuh

menjadi individu yang kurang optimis, kurang memiliki harapan tentang masa depan,

kurang percaya atas kemampuannya merencanakan masa depan, dan pemikiranya pun

menjadi kurang sistematis dan kurang terarah. Berdasarkan pemahaman diatas, dapat

dilihat bahwa ada kecendrungan pengaruh antara dukungan orang tua terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan.

Page 50: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

37

Hal ini dikarenakan orang tua merupakan lembaga pertama dalam kehidupan remaja

sehingga dukungan orang tua dapat menumbuhkan sikap optimis dalam memandang

masa depanya.

Berdasarkan penjelasan di atas, di bawah ini adalah skema dari kerangka berpikir

pada penelitian ini:

D. Orang tua

Demografis

D. Emosi

D.Penghargaan

D. Instrument

D. Informasi

D. Jaringan

Usia

Jenis kelamin

sosioekonomi

Orientasi masadepan

Page 51: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

38

2.4 HIPOTESIS PENELITIAN

Karena penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji

adalah hipotesis nihil yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:

Hipotesis Mayor: Tidak ada pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa

depan dalam area pekerjaan pada remaja.

Hipotesis Minor:

H01: Tidak pengaruh dukungan emosi terhadap orientasi masa depan dalam area

pekerjaan pada remaja.

H02: Tidak ada pengaruh dukungan penghargaan terhadap orientasi masa depan

dalam area pekerjaan pada remaja.

H03: Tidak ada pengaruh dukungan instrumental terhadap orientasi masa depan

dalam area pekerjaan pada remaja.

H04: Tidak ada pengaruh dukungan insformasional terhadap orientasi masa depan

dalam area pekerjaan pada remaja.

H05: Tidak ada pengaruh dukungan jaringan terhadap orientasi masa depan dalam

area pekerjaan pada remaja.

H06: Tidak ada pengaruh variabel usia terhadap orientasi masa depan dalam area

pekerjaan pada remaja.

H07: Tidak ada pengaruh variabel jenis kelamin terhadap orientasi masa depan dalam

area pekerjaan pada remaja.

H08: Tidak ada pengaruh variabel sosioekonomi terhadap orientasi masa depan dalam

area pekerjaan pada remaja.

Page 52: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA & SMK di Yayasan

Pendidikan Dua Mei yang berjumlah 400 orang yang berusia sekitar

15-18 tahun. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 35%

dari jumlah populasi siswa-siswi SMA & SMK Dua Mei yaitu berjumlah 140

orang.

3.3.1 Teknik Pengambilan sampel

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

probability sampling yaitu semua anggota atau subjek penelitian memiliki

peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Sevilla, 1993). Teknik yang

digunakan adalah cluster sampling. Dimana cluster sampling digunakan

untuk pemilihan wilayah dan random sampling digunakan dalam dua tahap,

yaitu tahap memilih sekolah, dan tahap memilih kelas.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah orientasi masa depan dalam area pekerjaan

pada remaja, dukungan orang tua (terdiri dari 5 aspek), usia, jenis kelamin, dan

sosioekonomi.

Page 53: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

40

Orientasi masa depan dijadikan sebagai dependent variabel, sedangkan

dukungan orang tua dijadikan sebagai independent variabel, yang merupakan

sehimpunan variabel yang digunakan untuk memprediksi atau menjelaskan

mengapa orientasi masa depan itu bervariasi

3.2.1 Definisi Operasional Variabela. Definisi Operasional orientasi masa depan adalah skor yang

diperoleh dari pengukuran skala orientasi masa depan dalam area

pekerjaan yang menjadi dasar untuk menetapkan tujuan, rencana, dan

membuat pilihan, yang dijelaskan dengan tiga proses yaitu motivasi,

perencanaan, dan evaluasi (Nurmi, 1989).

b. Definisi Operasional dukungan orang tua merupakan skor akhir yang

didapatkan dari pengisian skala dukungan orang tua dengan aspek

yang diadaptasi dari bentuk-bentuk dukungan orang tua. (Sarafino,

2002) meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan jaringan.

Page 54: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

41

3.3. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data

didasarkan bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap

sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah skala model Likert dengan

empat alternatif jawaban. Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori

positif atau kesetujuan (favorable) dan item yang disebut negatif atau

ketidaksetujuan (unfavorable) Sevilla, (1993).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert dengan menggunakan 4

pilihan jawaban yakni sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang

dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable atau unfavorable.

Untuk jawaban favorable skornya bergerak dari kanan ke kiri

(SSSTSSTS) dengan nilai (4321). Sedangkan untuk unfavorable

cara skornya bergerak sebaliknya dari kiri ke kanan, (STSTSSSS)

dengan nilai (1234). Jika digambarkan dalam bentuk tabel, maka

hasilnya sebagai berikut:

Page 55: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

42

Tabel 3.1Bobot Nilai

Kategori Respon SS S TS STS

Favorabel 4 3 2 1

Unfavorabel 1 2 3 4

3.3.1 Instrumen penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu:

1. Skala Orientasi masa depan.

Peneliti akan membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai orientasi masa depan

beradasrkan teori Orientasi masa depan yang dikemukakan oleh Jari-Erik

Nurmi (1989). Penelitian ini akan difokuskan pada salah satu prosepective life

dominan dari orientasi masa depan, yaitu dominan pekerjaan.

Table 3.4

Blue Print Try Out Skala Orientasi masa depanNo Aspek Indikator No item Total

F (+) UF (-)1 Motivasi Adanya dorongan dari

individu untuk mencapaitujuanya

Waktu pencapian Tujuan yang ingin dicapai

1,6,11

31,36,41

12,17,

16,21,26

46,2,7

22,27

16

Page 56: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

43

2 Perencanaan Pengetahuan mengenaibidang yang dicita-citakan

Perencanaan yang telahdibuat

Tingkat realisasi atasrencana yang telah dibuat

32,37,4213,18,2343,48,4

47,3,828,33,389.14,19 18

3 Evaluasi Keyakinan diri untukmengontrol realisasi dariharapan dan tujuan

Perkiraan terhadapkemungkinan pencapaiantujuan

Kondisi emosi yangmengikuti individu ketikamengevaluasi apa yangdilakukanya dimasa depan.

24,29,34

10,15

30,35

39,44,5

20,25

40.45 14

Jumlah 24 24 48

Skala orientasi yang akan di uji terdiri dari 48, terdiri dari 24 item favorabel

dan 24 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor responden, penulis

menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

3.3.2 Skala dukungan orang tua

Dalam skala dukungan orang tua, peneliti akan membuat pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan dukungan orang tua. Skala ini berdasarkan teori Sarafino (2002)

yang diukur menggunakan skala Likert.

Page 57: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

44

Tabel 3.3Blue Print Try Out Skala dukungan orangtua

No Aspek Indikator Item Total

F (+) UF (-)1 Dukungan

emosionala. Mendapatkan

Kepedulianb. Mendapatkan kasih

sayang.

29, 49, 10, 58,5630,40,50

39,20,59,6057,17 14

2 Dukunganpenghargaan

a. Mengungkapkanpenghargaan positif

b. Memberikandorongan untukmaju.

c. Membangkitkanharga diri.

15, 25

55, 6, 16, 26, 36

27,37

35, 45

46, 7, 17

47,8

16

3 Dukunganinstrumental a. Bantuan langsung

berupa materib. Bantuan langsung

berupa tindakan.

43, 53,4

5,54

14, 24,34

4

9

4 Dukunganinformasional

a. Memberi nasehatdan saran

b. Memberikanpenghargaan

c. Memberikanfeedback.

1,11,21, 31,4112, 2252, 3

51,232,4, 213,23,33

17

5 Dukunganjaringan a. Memperkenalkan

dgn saudara ataukerabat yangmemiliki minat ygsama.

18,28,9 38,48,19 4

JUMLAH 33 27 60

Page 58: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

45

Skala dukungan orang tua yang akan di uji terdiri dari, 60 item terdiri dari 33

item favorabel dan 27 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor

responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

3.4 Teknik Uji Instrumen

3.4.1 Uji Instrumen

Sebelum dilakukan penelitian sebenarnya, peneliti melakukan pengujian validitas dan

reliabilitas alat (try out) terhadap 40 Remaja di SMK YMJ yang berusia 15-18 tahun.

1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam menyelesaikan

pengisian instrumen.

2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan/item yang diberikan.

3. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor setiap item dikorelasikan dengan

skor total.

4. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengetahui

tingkat reliabilitas skala tersebut.

Page 59: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

46

3.5 Uji Validitas

Validitas sebuah tes menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes itu dapat

mengukur (Anastasi dan Urbina, 2007). Untuk mengetahui apakah skala yang telah

dibuat mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka

diperlukan pengukuran validitas. Oleh karena itu, untuk menguji validitas dari skala

yang telah dibuat dengan menggunakan teknik korelasional Product Moment

Pearson, dalam perhitungannya dilakukan dengan analisa statistik melalui

perhitungan SPSS versi 17.

3.6 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur tentang

pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla (1993) reliabilitas

merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh

instrumen penelitian. Tes dikatakan sebagai reliabilitas tinggi apabila skor tampak tes

itu dikatakan konsisten dan dapat diandalkan. Adapun uji reliabilitas alat tes atau

skala dengan rumus Alpha Cronbach dan perhitungan menggunakan SPSS versi 17.

Table 3.4Klasifikasi Koefesien Reliabilitas

Kriteria KoefesienSangat reliable >0,9

Reliable 0,7-0,9Cukup reliable 0,4-0,7Kuarng reliable 0,2-0,4Tidak reliable <0,2

Page 60: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

47

Table 3.4Hasil Uji Validitas Skala Orientasi masa depan

No Aspek Indikator No item Total

F (+) UF (-)1 Motivasi Adanya dorongan dari

individu untuk mencapaitujuanya.

Waktu pencapian Tujuan yang ingin dicapai

*1, *6,* 1131,*36,*41*12,*17,

16,21,2646, *2,722,*27 16

2 Perencanaan Pengetahuan mengenaibidang yang dicita-citakan

Perencanaan yang dibuat Tingkat realisasi atas

rencana yang telah dibuat

*32,37,*42*13,18, *23*43,*48,4

*47, *3, 8*28,33,*38*9.*14,19

18

3 Evaluasi Keyakinan diri untukmengontrol realisasi dariharapan dan tujuan

Perkiraan terhadapkemungkinan pencapaiantujuan

Kondisi emosi yg mengikutiindividu ketikamengevaluasi apa yangdilakukaunya dimasa depan.

*24,29,*34

*10,15

*30,3*5

*39,44,5

20,*25

*40.4514

Jumlah 24 24 48

Keterangan : * item yang valid

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 48 item skala orientasi masa depan ,

ada 30 item yang valid, yaitu item nomor 1, 2, 3, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 23, 24,

25, 27, 28, 30, 32, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 48, Item-item yang valid

Page 61: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

48

itulah yang dijadikan alat ukur untuk penelitian dari uji reliabilitas. item yang valid

pada skala orientasi masa depan diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar .799

Angka tersebut dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), suatu

kuesioner diaktakan realibel jika nilai Alpha Cronbch >0,60.

Sedangkan pada skala dukungan orang tua , dari 60 item yang di uji cobakan,

terdapat 36 item yang valid sedangkan 24 item lainnya tidak valid. No item yang

valid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Blue Print Try Out Skala dukungan orangtua

No Aspek Indikator Item Total

F (+) UF (-)1 Dukungan

emosional Mendapatkan

Kepedulian Mendapatkan kasih

sayang.

*29, *49,10,*58,*56*30,*40,*50

39,20,*59,*6*57,17 14

2 Dukunganpenghargaan

Mengungkapkanpenghargaan positif

Memberikandorongan untukmaju.

Membangkitkanharga diri

*15,*2555,*6,*16,*2636

*27,3*7

35,*446,*7, 17

47,8

16

Page 62: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

49

3 Dukunganinstrumental Bantuan langsung

berupa materi Bantuan langsung

berupa tindakan

*43,*53,4

*5,*54

14,*24,34

*4

9

4 Dukunganinformasional

Memberi nasehatdan saran.

Memberikanpenghargaan

Memberikanfeedback

*1,11,21,*31,* *4112,*22*52,*3

51,232,4*213,*23,33

16

5 Dukunganjaringan

Memperkenalkandgn saudara ataukerabat

*18,*28,9 38,48,*19 4

JUMLAH 33 27 60

Keterangan : * item yang valid

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 item skala dukungan orang tua ,

ada 36 item yang valid yaitu item nomor 1, 3,4,5,6,7,15,16, 18, 19, 22, 23, 24, 25,

26, 27, 28, 29, 3, 31, 33, 34, 37, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 49, 50, 52, 53, 54, 56, 57, 58,

59, 60, Item-item yang valid itulah yang dijadikan alat ukur untuk penelitian.

Selanjutnya item yang valid pada skala dukungan orang tua , diperoleh

koefisien alpha cronbach sebesar, 844. Hasil tersebut menunjukan bahwa skala

dukungan orang tua dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2000), suatu

kuesioner diaktakan realibel jika nilai Alpha Cronbch >0,60.

Page 63: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

50

3.5 Metode Analisa

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh dari

dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja,

penulis menggunakan metode statistika karena datanya berupa angka-angka yang

merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Dalam hal ini berdasarkan hipotesis

yang akan diukur peneliti menggunakan teknik multiple regression atau analisis

regresi berganda. Adapun persamaan umum analisa berganda ini adalah:

Y= a+b1X1+b2X2+……….+bpXp+e

Dimana :

Y : Dependen variabel (DV) yang dalam hal ini adalah orientasi

Depan dalam area pekerjaan

X1,X2,….Xp : Independen variabel (IV)yang jumlahnya p

p : Jumlah independen variabel (IV)

a : Intercept/konstan

b1,b2,….bp : Koefesien regresi untuk masing-masing IV

e : Residu/sisa (IV yang tidak termasuk dalam persamaan)

Page 64: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

51

Dalam analisa multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi yaitu:

R2 Yang menunjukan proporsi varian (persentase varian) dari dependen

variabel (DV) yang bisa diterangkan oleh independen variabel

Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya ,asing-masing koefesien

regresi. Koefesien yang signifikan menunjukan dampak yang signifikan dari

independen variabel (IV) yang bersangkutan.

Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi

tentang berapa harga Y jika nilai setiap independen variabel (IV) diketahui.

Page 65: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Dalam bab ini akan dibahas hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan

tersebut mencakup gambaran umum responden, serta hasil pengujian hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27-30 September 2011 di SMA&SMK Yayasan

Pendidikan Dua Mei. Berikut ini diuraikan gambaran umum subyek dalam penelitian

ini berdasarkan jenis kelamin, usia, dan sosioekonomi, dengan melibatkan 140 siswa.

4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Presentasi

1 Laki-laki 60 42,9%

2 Perempuan 80 57,1%

140 100%

Dari 140 responden yang diteliti berdasarkan jenis kelmain pada penelitian ini

diketahui terdapat 80 responden perempuan dengan presentase 57,1% dan jumlah

responden laki-laki sebesar 60 responden dengan persentase 42,9%.

Page 66: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

53

4.1.2 Responden berdasarkan Tingkat usia

Tabel 4.2Berdasarkan tingkat usia

No Usia Frekuensi Presentase1 15 34 24%2 16 46 32%3 17 47 33%4 18 13 12%

Total 140 100%

Pada gambaran umum usianya, terdapat 34 siswa yang berusia 15 tahun

dengan persentase sebesar 24%, berikutnya 46 siswa yang berusia 16 tahun dengan

persentase 32%, berikutnya 47 siswa yang berusia 17 tahun dengan presentase 33%

dan yang terakhir sebessar 13 siswa yang berusia 18 tahun dengan persentase 12%.

4.1.3 Responden Berdasarkan Tingkat pendapatan orang tua (sosioekonomi).

Tingkat pendapatan orang tua yang diambil dalam penelitian ini yaitu

berdasarkan UMR 2011 wilayah Jakarta sehingga dapat digambarkan pada tabel

berikut:

Tabel 4.3

Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang tua (sosioekonomi)

No Pendapatan orang tua Frekuensi Presentase1 <1.290.000 58 41%2 >1.290.000 82 58%

Total 140 100%

Page 67: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

54

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, responden yang memiliki

pendapatan orang tua < 1.290.000 berjumlah 58 dengan presentase sebesar 41%.

Sedangkan responden dengan sosioekonomi > 1.290.000 berjumlah 82 responden

dengan presentase sebesar 58%.

4.2 Uji Hipotesis Penelitian

4.2.1 Analisis regresi variabel penelitian

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS

17.00 untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangsih dimensi dukungan orang tua

(seperti dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental,

dukungan informasional, dukunga jaringan), usia, sosioekonomi dan jenis kelamin

terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja. Hasil

perhitungannya akan ditampilkan dibawah ini :

4.4 Tabel SquareModel Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,489a ,239 ,193 6,69477a. . Predictors: (Constant), usia, D.Penghargaan, jenis kelamin, sosioekonomi, D.emosi D.informasional D.jaringansosial, D.instrumental.

Page 68: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

55

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang

didapat adalah sebesar 0,239. Hal ini berarti bahwa kedelapan independent variable

(dimensi dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan

informasional, dukungan jaringan), usia, sosioekonomi, dan jenis kelamin

memberikan sumbangsih sebesar 23,9% terhadap perubahan variabel orientasi masa

depan, sedangkan 76,1 % sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variabel terhadap orientasi masa depan. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

4.5 berikut ini:

Tabel 4.5ANOVAb

ModelSum ofSquares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1844.646 8 230.581 5.145 .000a

Residual 5871.411 131 44.820

Total 7716.058 139

a. Predictors: (Constant), usia, D.Penghargaan, jenis kelamin, sosioekonomi, D.emosiI, D.informasional D.jaringansosial, D.Instrumental

Dari tabel Anova, diperoleh nilai F hitung yang didapat adalah sebesar 5,145.

Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat adalah sebesar

0,000. Karena taraf signifikansi < 0,05 maka persamaan regresi yang dipergunakan

dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti Hipotesis mayor menyebutkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara dimensi dukungan orang tua (seperti

Page 69: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

56

dukungan emosi, penghargaan, instrumental, informasional, jaringan), dan variabel

demografi (seperti usia, jenis kelamin, dan sosioekonomi) terhadap orientasi masa

depan dalam area pekerjaan pada remaja.

Langkah kedua adalah melihat apakah dari 8 IV (minor) berpengaruh secara

positif maupun negative dan signifikan terhadap DV. Adapun penyajiannya pada

tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Koefesien regresiCoefficientsa

Model

Unstandardized CoefficientsStandardizedCoefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 37,767 13,921 2,713 ,008

D.Emosional -,055 ,066 -,068 -,838 ,404

D.Penghargaan ,152 ,081 ,165 1,882 ,062

D.Instrumental ,107 ,089 ,114 1,198 ,233

D.Informasional ,152 ,085 ,157 1,777 ,078

D.jaringansosial ,137 ,065 ,184 2,121 ,030

Jenis kelamin ,994 1,155 ,066 ,860 ,391

Sosioekonomi -,248 ,877 -,022 -,282 ,778

Usia -,758 ,653 -,094 -1,161 ,248

Berdasarkan table diatas, persamaan regresi berasarkan nilai B yaitu:

Orientasi Masa Depan : 37,761 –0,055 D.emosi + 0,152 D.Penghargaan +

0,107 D.instrumental + 0,152 D.informasi + 0,137

D.jaringan sosial + 0,994 Jenis kelamin- 0,248

sosioekonomi-0,758 Usia

Page 70: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

57

Dari tabel 4.6 untuk melihat signifikan atau tidaknya koefesien regresi yang

dihasilkan kita cukup melihat nilai sig pada kolom yang paling kanan (kolom ke-6),

jika P < 0.05, maka koefesien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya

terhadap orientasi masa depan dan sebaliknya. Penjelasan dari nilai koefesien regresi

yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut :

1. Aspek dukungan emosi : diperoleh nilai koefesien regresi sebesar -0,055 yang

berarti bahwa dimensi dukungan emosi secara negatif mempengaruhi orientasi

masa depan dalam area pekerjaan pada remaja tetapi tidak signifikan karena

p=0,404 > 0,05. Jadi semakin tinggi dukungan emosi maka semakin rendah

orientasi masa depan dalam area pekerjaan

2. Aspek dukungan penghargaan : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,152

yang berarti bahwa aspek dukungan penghargaan secara positif mempengaruhi

orientasi masa depan dalam area pekerjaan, tetapi tidak signifikan karena

p=0,062 >0,05. Jadi semakin tinggi skor dukungan penghargaan maka

semakin tinggi orientasi masa depan dalam area pekerjaan.

3. Aspek dukungan instrumental : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,107

yang berarti bahwa aspek dukungan instrumental secara positif mempengaruhi

orientasi masa depan tetapi tidak signifikan karena p= 0,233 > 0,05. Semakin

tinggi dukungan instrumental maka semakin tinggi orientasi masa depan dalam

area pekerjaan.

4. Aspek dukungan informasi: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,152

yang berarti bahwa aspek dukungan informasi secara positif mempengaruhi

Page 71: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

58

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja tetapi tidak signifikan

karena p= 0,078 > 0,05. Semakin tinggi dukungan informasi maka semakin

tinggi orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

5. Aspek dukungan jaringan sosial : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,137 yang berarti bahwa aspek dukungan jaringan sosial secara positif

mempengaruhi orientatasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja dan

signifikan karena p= 0,030 < 0,05. Semakin tinggi dukungan jaringan maka

semakin tinggi orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

6. Variabel jenis kelamin : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,994 yang

berarti bahwa variabel jenis kelamin secara positif mempengaruhi orientasi

masa depan tetapi tidak signifikan karena 0,391 > 0,05

7. Variabel sosioekonomi : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,248 yang

berarti variabel sosioekonomi secara negatif mempengaruhi orientasi masa

depan dan tidak signifikan karena 0,778 > 0,05

8. Variabel usia : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,758 yang berarti

bahwa dimensi usia secara negative mempengaruhi orientasi masa depan

tetapi tidak signifikan karena 0,248 >0,05.

Page 72: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

59

4.2.2 Pengujian Varians masing-masing independen variabel

Berdasarkan hasil dari koefesien regresi, diketahui bahwa pada variabel

dukungan orang tua dan variabel demografi hanya satu dari delapan variabel

yang berpengaruh signifikan. Kemudian langkah yang terakhir penulis ingin

melihat besarnya kontribusi dan signifikansi masing-masing IV terhadap DV.

Tabel 4.7Varians untuk masing-masing independen variabel

Model Summary

IV R2 R2

Change F Change Df Df Sig FChange

X10,024 0,024 3,351 1 138 0,069

X120,134 0,110 17,411 1 137 0,000

X1230,179 0,045 7,458 1 136 0,007

X12340,205 0,026 4,471 1 135 0,036

X123450,228 0,023 3,934 1 134 0,049

X1234560,231 0,003 0,572 1 133 0,451

X1234567,0231 0,000 0,019 1 132 0,891

X123456780,239 0,008 1,348 1 131 0,248

Total0,239

Page 73: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

60

Keterangan :

X1 = Dukungan emosi

X2 = Dukungan penghargaan

X3 = Dukungan informasional

X4 = Dukungan instrumental

X5 = Dukungan jaringan

X6 = Jenis kelamin

X7 = Sosioekonomi

X8 = Usia

Dari tabel diatas disampaikan sebagai berikut :

1. Aspek dukungan emosi memberikan kontribusi sebesar 2,4% terhadap

orientasi masa depan. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistik

karena Sig F Change = 0,069 > 0,05

2. Aspek dukungan penghargaan memberikan kontribusi sebesar 11% terhadap

orientasi masa depan. Kontribusi tersebut signifikan secara statistik karena Sig

F Change = 0,000 < 0,05

3. Aspek dukungan instrumental memberikan kontribusi sebesar 4,5% terhadap

orientasi masa depan. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistik

karena Sig F Change = 0,007 < 0,05

4. Aspek dukungan informasi memberikan kontribusi sebesar 2,6% terhadap

orientasi masa depan. Kontribusi tersebut signifikan secara statistik karena Sig

F Change = 0,036 < 0,05

Page 74: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

61

5. Aspek dukungan jaringan sosial memberikan kontribusi sebesar 2,3%

terhadap orientasi masa depan. Kontribusi tersebut signifikan secara statistik

karena Sig F Change = 0,049 < 0,05

6. Variabel jenis kelamin memberikan kontribusi sebesar 0,3% terhadap

orientasi masa depan. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistik

karena Sig F Change = 0,451> 0,05

7. Variabel sosioekonomi memberikan kontribusi sebesar 0,0% terhadap

orientasi masa depan. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistik

karena Sig F Change = 0,891> 0,05

8. Variabel usia memberikan kontribusi sebesar 0,8% terhadap orientasi masa

depan. Kontribusi tersebut tidak signifikan secara statistik karena Sig F

Change = 0,248>0,05

Page 75: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

62

4.3 Hasil Uji Statistik

4.3.1 Hasil Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan pada dua kelompok antara jenis

kelamin laki-laki dan perempuan. Dalam uji t ini peneliti menggunakan uji

Independent Sample Test dan perhitungannya menggunakan sistem

komputerisasi SPSS versi 17. Hasil uji t ini, didapatkan hasil:

Tabel 4.8

Group statistik

Jenis kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

OM

D

Laki 60 91.0500 6.47400 .83579

Perempuan 80 90.7125 8.11499 .90728

Page 76: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

63

Dari hasil perhitungan diketahui tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

mean skor variabel orientasi masa depan, antara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan dengan taraf signifikansi 0,791 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan

tidak terdapat perbedaan orientasi masa depan yang signifikan antara responden yang

berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis kelamin perempuan. Artinya

responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin

perempuan memiliki orientasi masa depan dalam area pekerjaan yang relative sama.

4.3.2 Hasil Uji Anova berdasarkan Usia

Uji anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan

perhitungannya menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 16.00. Hasil uji t ini,

didapatkan hasil:

Tabel 4.9Independent Samples Test

Levene's Test forEquality ofVariances

t-test for Equality of Means

95% ConfidenceInterval of the

Difference

F Sig. T Df Sig.(2-tailed)

MeanDifference

Std. ErrorDifference Lower Upper

Agresivitas

Equalvariancesassumed

2.151 .145 -.265 138 .791 -.33750 1.27365 -2.85589 2.18089

Equalvariances notassumed

-.274 137.442

.785 -.33750 1.23358 -2.77674 2.10174

Page 77: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

64

Tabel 4.10 (Anova)Orientasi masa depan Berdasarkan Usia

Orientasi masa depan

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 188.813 1 188.813 3.479 .064a

Residual 7490.330 138 54.278

Total 7679.143 139

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui F hitung sebesar 3,479 dengan

taraf signifikansi 0,064 > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

mean skor variabel orientasi masa depan. Dengan demikian dapat dikatakan tidak

terdapat perbedaan orientasi masa depan yang signifikan antara responden yang

berusia 15 tahun, 16 tahun, 17 tahun, 18 tahun, Artinya baik responden yang berusia

15,16,17,18 th, memiliki orientasi masa depan yang sama.

4.3.3 Hasil Uji Anova berdasarkan Sosioekonomi

Tabel 4.11 (Anova)Orientasi masa depanModel Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 74.238 2 37.119 .665 .516

Residual 7641.819 137 55.780

Total 7716.058 139

Page 78: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

65

Dari hasil perhitungan pada tabel diatas diketahui F hitung sebesar 3,479

dengan taraf signifikansi 0,516 > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada mean skor variabel orientasi masa depan antara tingkat sosioekonomi. Dengan

demikian, dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan orientasi masa depan yang

signifikan antara responden dengan tingkat sosioekonomi > 1.290.000 ataupun <

1.290.000.

Page 79: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

66

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang

penelitian serta saran praktis dan secara teoritis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dukungan

orang tua terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

Rincianya ialah sebagai berikut:

a. Dukungan emosi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi

masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

b. Dukungan penghargaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

c. Dukungan instrumental tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

d. Dukungan informasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

e. Dukungan jaringan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi

masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

f. Variabel usia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi

masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

Page 80: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

67

g. Variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

h. Variabel sosioekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

5.2 Diskusi

Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan orang tua memiliki pengaruh yang

signifikan secara posituf terhadap orientasi masa depan pada remaja dalam area

pekerjaan pada remaja.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Trommsdroff (1983) yang menyatakan

bahwa dukungan orang tua dan interaksi sosial yang terbina dalam keluarga akan

memberikan pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan orientasi masa

depan pada remaja, terutama dalam menumbuhkan sikap optimis dalam

memandang masa depanya. Remaja yang mendapat kasih sayang dan dukungan

dari orang tuanya, akan mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif

terhadap masa depan. Percaya akan keberhasilan yang akan dicapainya, serta

lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dimasa depan.

Selain itu Nurmi (1991) juga menjelaskan bahwa interaksi antara orang tua

dan anak memegang peranan penting dalam orientasi masa depan anak. Interaksi

ini memberikan pengaruh dengan cara : (1) penetapan standar normative, orang

tua mempengaruhi perkembangan minat, nilai dan tujuan hidup anak, (2) orang

tua berperan sebagai contoh bagi anak dalam menyelesaikan masalah-masalah

Page 81: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

68

yang timbul dalam tugas perkembangan anak, (3) dukungan orang tua membantu

anak mengembangkan sikap optimis terhadap masa depan anak.

Selanjutnya, variabel lain yang secara signifikan mempengaruhi remaja dalam

area pekerjaan adalah aspek dukungan jaringan sosial. Dukungan jaringan sosial

memiliki nilai koefesien regresi sebesar 0,137 (0,030 < 0,05). Pengaruh pada

dukungan jaringan sosial bernilai positif, artinya semakin tinggi dukungan

jaringan sosial maka semakin tinggi orientasi masa depan dalam area pekerjaan

pada remaja. Seperti yang diungkapkan oleh Cohen & McKay (dalam Sarafino,

2002) yang menyatakan bahwa bentuk dukungan ini akan membuat individu

merasa sebagai anggota dari suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan

aktifitas sosial denganny, sehingga semakin tinggi dukungan jaringan sosial yang

dirasakan oleh remaja maka semakin tinggi pula orientasi masa depan dalam area

pekerjaan pada remaja.

Berikutnya adalah variabel aspek dukungan emosi memperoleh nilai koefisien

regresi sebesar -0,055 (0,404 > 0,05), artinya dukungan emosi secara negatif

mempengaruhi orientasi masa depan. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan remaja

tidak merasakan kenyamanan dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang

disekitarnya. Misalnya, orang-orang yang ada disekitarnya terlalu memberikan

perhatian, khawatir dan terlalu perduli.

Page 82: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

69

Kemudian dukungan instrumental memperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0,107 (0,233 > 0,05), artinya dukungan instrumental secara positif mempengaruhi

orientasi masa depan namun tidak signifikan. Walaupun mungkin dalam aspek Cohen

& McKay (dalam Sarafino, 2002) dukungan instrumental merupakan suatu bentuk

dukungan yang dapat diwujudkan dalam bentuk bantuan langsung misalnya

pemberian dana atau pemberian bantuan berupa tindakan nyata atau benda, namun

dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwasanya remaja bukan saja

memerlukan bantuan berupa barang, materi ataupun benda tetapi lebih kepada hal-hal

yang bisa membuat remaja lebih termotivasi dalam merealisasikan masa depanya.

Dukungan penghargaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan, dengan nilai koefesien regresi sebesar 0,152 (0,062 < 0.05).

Pengaruh pada dukungan penghargaan ini bernilai positif, artinya semakin tinggi

dukungan penghargaan maka semakin tinggi orientasi masa depan, namun tidak

signifikan. Hal ini mungkin dikarenakan remaja tidak menganggap adanya

penghargaan atau penilaian yang positif yang diberikan oleh orang tua, sehingga ia

tidak merasa berarti.

Aspek yang terakhir ialah dukungan informasi, dukungan informasi tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan, dengan nilai

koefesien regresi sebesar 0,152 (0,078 < 0,05). Hal ini mungkin dikarenakan remaja

meluangkan lebih sedikit waktunya bersama orang tua & lebih banyak menghabiskan

waktu untuk berinteraksi dengan dunia yg lebih luas, sehingga remaja lebih banyak

menerima informasi atau saran dari lingkungan sosialnya.

Page 83: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

70

Selanjutnya dari hasil uji T-test untuk variabel jenis kelamin, hasil penelitian

menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin

terhadap orientasi masa depan pada remaja. Dengan kata lain, perbedaan jenis

kelamin tidak secara signifikan mempengaruhi orientasi masa depan dalam area

pekerjaan pada remaja. Artinya responden yang berjenis kelamin laki-laki dan

responden yang berjenis kelamin perempuan memiliki orientasi masa depan dalam

area pekerjaan relatif sama.

Namun, berdasarkan tinjauan literature sebelumnya ada perbedaan jenis

kelamin yang signifikan antara dominan-dominan pada orientasi masa depan, tetapi

pola perbedaan yang muncul akan berubah seiring berjalanya waktu Nurmi (1991,

dalam McCabe & Bernett,2000). Ditemukan bahwa perempuan lebih berorientasi

kearah masa depan pernikahan dan laki-laki berorientasi ke arah masa depan karir.

Berari tidak ada kesesuaian antara hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Pertama, hal ini mungkin dapat dikarenakan oleh jumlah sampel dalam penelitian ini

tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan memiliki proporsi

yang lebih besar.

Kedua Menurut peneliti, faktor budaya Indonesia secara umum, juga

mempengaruhi orientasi masa depan. Contohnya, pada masyarakat Indonesia

sekarang ini, nilai kultural yang berlaku adalah individual autonomy (kemandirian

individu). Nilai ini mengajarkan dan melatih generasi mudanya untuk mandiri dan

merencankan masa depanya sendiri. Ketika nilai kemandirian dan berfikir kemasa

depan menjadi nilai utama yang berlaku dimasyarakat Indonesia. Terkait dengan

Page 84: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

71

peranan budaya dalam orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja ,

peneliti berfikir bahwa persamaan dalam orientasi masa depan dikarenakan adanya

kesetaraan gender yang berlaku di Indonesia seperti sekarang ini.

Untuk variabel usia hasil penelitian menunjukan bahwa usia tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan pada remaja dalam area

pekerjaan. Dengan kata lain tidak ada perbedaan secara signifikan antara remaja yang

berusia 15,16,17,18, terhadap orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada

remaja. Remaja dengan usia yang lebih dewasa belum tentu secara signifikan

memiliki orientasi masa depan yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja dengan

usia yang lebih muda.

Variabel terakhir ialah variabel sosioekonomi, hasil penelitian menunjukan

bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari status sosioekonomi terhadap

orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja. Artinya tidak terdapat

perbedaan tingkat orientasi masa depan antara remaja dengan status sosioekonomi

tinggi, sedang, rendah.

Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Poole dan

Conney (1991) yang menunjukan bahwa individu yang memiliki latar belakang status

sosioekonomi yang tinggi cenderung untuk memiliki pikiran mengenai masa depan

karir yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang memiliki latar belakang

sosioekonomi yang rendah. Perbedaan hasil penelitian diatas dapat dikarenakan oleh

proposisi sampel yang tidak seimbang antara remaja yang memiliki status

sosioekonomi tinggi, sedang, rendah.

Page 85: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

72

5.3 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak

kekurangan dan kelemahanya. Namun hal tersebut merupkan pembelajaran berharga

yang dapat diperoleh. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka

dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

5.3.1 Saran teoritis

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang bersekoloh di Yayasan

Pendidikan Dua Mei Ciputat. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk

memperluas cakupan populasi dan memperbanyak jumlah sampel, agar

diperoleh data yang lebih variatif.

Konstruk orientasi masa depan dapat diaplikasikan pada berbagai dominan

kehidupan. Penelitian ini hanya meneliti orientasi masa depan dalam dominan

pekerjaan. Oleh karena itu, penting kiranya mengadakan penelitian orientasi

masa depan dalam bidang pendidikan, dan pernikahan.

5.3.2 Saran Praktis

Mengingat pentingnya orientasi masa depan dalam proses perkembangan

remaja, maka penulis menyarankan:

Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan bahan masukan yang positif untuk

para orang tua agar mengambil peran yang besar dalam membimbing dan

mengarahkan anak-anaknya, dan mengintensifkan komunikasi antara

orang tua dan anak. Sehingga anak-anak remaja dapat menyelesaikan

Page 86: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

73

perkembangannya dengan baik khusunya dalam memperoleh orientasi

yang baik tentang masa depanya.

Mengingat persaingan hidup yang semakin ketat, peran guru disekolah

juga dapat membantu para remaja dalam memotivasi, merencanakan dan

mengevaluasi orientasi masa depan dalam area pekerjaan pada remaja.

Misalnya bersama remaja dapat mencari pekerjaan yang sesuai dengan

bakat dan minat yang dimiliki oleh remaja.

Selain itu juga pihak sekolah dapat membuat suatu budaya tertentu atau

membuat nilai bersama terkait dengan orientasi masa depan misalnya

dengan mensosialisasikan dan menginternalisasikan falsafah” gagal

berencana, berarti merencanakan kegagalan”, atau falsafah lainya yang

mengedepankan pentingnya merencankan masa depan. Falsafah ini dapat

dipajang dikelas dan ditempat-tempat strategis sehingga dapat dilihat dan

diingat dengan mudah oleh siswa.

Mengadakan career day atau seminar mengenai pekerjaan/karir dari

berbagai profesi sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan mengenai

jenis pekerjaan/karir kepada siswa.

Untuk para remaja agar lebih menggali dan mencari informasi yang

sebanyak-banyaknya mengenai pekerjaan yang diinginkan dimasa depan,

karena dengan informasi yang lebih banyak akan memudahkan

tercapainya pekerjaan yang di inginkan.

Page 87: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

74

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, A.G. (2001). ESQ : Emotional spiritual quotient berdasarkan 6 Rukuniman dan 5 rukun islam. Jakarta : Arga Wijaya Persada

Arikuto,S (2006) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : RinekeCipta

Azwar, S (2005). Tes prestasi Jakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S (2000). Penyusunan skala psikologi. Jakarta : Pustaka pelajar

Desmita.(2005). Psikologi perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Edward,P.S (1994).Biopsychosocial interactions. John Willey & Sons.

Martha, Y. (1991) Dukungan orang tua terhadap keputusan Karirremaja dengan status keputusan karir, Jurnal Phronesis, vol.1 juni 1999

McCabe, Kristen M & Douglas Barnett. (2000). The Relation Between FamilialFactors and Future Orientation of Urban, African American Sixth Graders.Journal of Child and Family Studies Vol. 9, No.4.

McCabe, Kristen M & Douglas Barnett. (2000). First comes work, then comesmarriage future orientation among african american young adolescents.Journal of Interdisiplinary Journal of Applied Vol. 49. No.1

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. (1991) Psikologi perkembangan :pengantar dalam berbagai bagiannya (cetakan ke-7). Yogya: Gajah MadaUniversity Press..

Noviyanti, silvia& Freyani, Lidya (2001).Orientasi masa depan dalam bidangpendidikan dan karir pada siswa SMA program akselerasi. Journal gifted.Universitas Indonesia

Nurmi, J.E (1989). Adolescents’ orientation to the future development ofInterest and Plans, and Related Attributions and Affect, in the Life-SpanContext. Helsinski Societas Scientiarum Fennica.

Page 88: pengaruh dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan

75

Nurmi, J.E (1991). How do adolescents see their future? A review of the developmentof future orientation and planning. Helsinski Academic Press, Inc.

Sadarojen.2008. orientasi masa depan http://www.cetak.kompas.com./read/xml/2008/016/01286/ diunduh pada tanggal 17 maret, 2011

Santrock, J.W (2003) Life span development, Erlangga : Jakarta

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalan, TG., Regala, B. P., Uriarte, G. G. PenerjemahAlimuddin Tuwu. (2006). Pengantar metode penelitian. Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta

Seginer, Rachel & Schlesineger, Ronit. (1998). The case of the Israeli Kibuizinternational. Journal of behavioral development, Vol 22, No.53.page 151-16

Taylor (2009 ) Health Psychology, seven edition. McGraw Hill Companies.