orientasi masa depan tokoh remaja dalam naskah...

163
ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON AAIIUU KARYA ARIFIN C. NOER DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) oleh IRMALIA NIM 1111013000055 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

Upload: hanga

Post on 24-Mar-2019

289 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA

DALAM NASKAH LAKON AAIIUU KARYA ARIFIN C. NOER

DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

oleh

IRMALIA

NIM 1111013000055

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

LE11BAR PERSETUJUAN PEMBI]\IBING SKRIPSI

ORIENTASIMASA DEPAN TOKOH REMAJA

DALAM NASKAH LAKON AAIIUU KARYA ARIFIN C. NOER

DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBEL4JARAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII

S KRIP S I

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Irma ha 1111013000055

Mengetahui

Hum.

NIP. 19771030 2008012 009

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UN! VERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 HI 2016M

Page 3: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul "Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer clan Implikasinya Pada Pembelajaran

Bahasa clan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII" diajukan kepada Fakultas Tarbiyah clan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, clan telah dinyatakan lulus dalam ujian

niunaqasah pada tangga 15 September 2016 di hadapan dewan penguji, karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 19 September 2016

PanitiaUjianMunaqasah

Ketua Panitia (Ketua.JurusanlProdi) Makyun Subuki, M. Hum. NIP. 19800305 200901 1 015

Penguji 1 Nuryati Dj ihadah, M.Pd., M.A. NIP. 19660829 199903 2 003

Penguji 2 Novi Diah Haryanti, M.Hum. NIP. 198411262015032007

Tanggal TandaTangan

22-er aO IC --- - -

-

i Scp'frrt'- 2-01 G --

~4~Ltr 24

Mengetahui

Dekan Ilmu Tarbiyah

Prof. Dr bRava.M.A.

NIP. 19542l\1203 1 007

Page 4: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

KEMENTERIAN AGAJIA UN JAKARTA FITK .11. In H. Juanda No 93 cipulal 15412 Indonesia

FORM (1) -

I No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

I Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

I No. Revisi: : 01 Hal 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRL

Saya yang bertanda tangan di bawah mi,

Nama : Irmalia

TempatiTgl.Lahir : Indramayu, 16 Mei 1993

NIM : 1111013000055

Jurusan / Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam

Naskah Lakon AAIJUU Karya Arifin C. Noer dan

Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Ihdonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas

XII .

Dosen Pembimbing Rosida Erowati, M.Hum

NIP : 19771030 2008012 009

Dengan mi menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pemyataan mi dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,

ahasiswa Ybs.

NIM. 1111013000055

Page 5: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

i

ABSTRAK

Irmalia, 1111013000055, “Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam

Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Kelas XII”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Dosen

Pembimbing: Rosida Erowati, M.Hum.

Naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer merupakan salah satu naskah

lakon yang menggambarkan orientasi masa depan tokoh remaja. Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan tentang orientasi masa depan tokoh remaja dalam

naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer yang diharapkan menjadi referensi

tambahan dalam kegiatan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah

Menengah Atas (SMA) kelas XII. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kualitatif deskripstif.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dalam proses orientasi masa depan tokoh remaja terdapat

tiga proses yakni motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Selain itu adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan dipengaruhi oleh faktor internal

(konsep diri dan kognitif) dan faktor eksternal (jenis kelamin, status sosial

ekonomi, usia, teman sebaya, hubungan dengan orang tua), serta adanya peranan

sosial keluarga. Dalam pembelajaran naskah lakon ini dapat diajarkan sebagai

pembelajaran karya sastra, berdasarkan standar kompetensi yaknimemahami

pembacaan naskah drama dan berdasarkan kompetensi dasar yakni menemukan

unsur-unsur intrinsik naskah drama yang didengar melalui pembacaan, diharapkan

dapat menambah wawasan kepada guru, pembaca, khususnya dunia sastra dan

orientasi masa depan tersebut dapat diimplikasikan kepada siswa dalam tindakan

nyata.

Kata kunci: Orientasi masa depan, Tokoh remaja, Naskah lakon AAIIUU, Arifin

C. Noer.

Page 6: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

ii

ABSTRACT

Irmalia, 1111013000055, "Future Orientation of adolescent character in

the script of AAIIUU drama created by Arifin C. Noer and its implication in the

learning of Indonesian language and literature in senior high school Class of XII".

Department of Indonesian Language and Literature Education, Faculty of

Teaching and Tarbiyah Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University.

Supervisor: Rosida Erowati, M.Hum.

AAIIUU drama script created by Arifin C. Noer is one drama that describe

the future orientation of adolescent characters. The purpose of this study is to

describe the future orientation of adolescent characters in the script of AAIIUU

which is expected to be an additional reference in the learning of Indonesian

language and literature in senior high school class of XII. The method used in this

study is descriptive qualitative.

Based on the analysis that has been done, the results of this study show

that in the process of future orientation of adolescent character there are three

processes namely motivation, planning, and evaluation. In addition, the factors

that affect the future orientation areaffected by internal factors (self-concept and

cognitive) and external factors (gender, socioeconomic status, age, peers,

relationship with parents), as well the role of family social. In learning. This

drama script can be taught as literature learning, by competency standar is

understand the drama script reading and basic comperency is found the intrinsic

elements of the play that was heard through reading, is expected to add the insight

to the teachers, readers, especially to the literature field and future orientation can

be implemented to students in real action.

Keywords: Future orientation, Adolescent character, AAIIUU drama script, Arifin

C. Noer.

Page 7: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

iii

Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, serta kesehatan jasmani dan rohani

kepada penulis sehingga diberi kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU

Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII”. Shalawat serta salam

semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. beserta para

keluarga dan sahabatnya.

Penulisan skripsi ini ditujukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi

ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pembacanya.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai

hambatan dan rintangan. Tanpa bantuan dan peran seta berbagai pihak, skripsi ini

tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang memudahkan dalam segala proses baik formal

maupun informal;

3. Dona Aji Karunia Putra, M.A., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia yang memudahkan dalam segala proses administrasi;

4. Rosida Erowati, M.Hum., selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu

berusaha meluangkan waktu untuk penulis dalam proses bimbingan skripsi,

sabar dalam membimbing dan memberikan masukan untuk referensi tulisan

hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik;

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya

dan dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya yang telah

Page 8: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

iv

memberikan ilmu dalam menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta;

6. Ucapan teristimewa ditujukan kepada kedua orang tua tercinta yaitu

ayahanda Hamim Aminuddin dan ibunda Warniti yang telah merawat,

membimbing, tidak henti-hentinya memberikan doa dan dorongan baik

moril, materil, dan ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

sebagai tanda bakti;

7. Ucapan teristimewa juga ditujukan kepada kakak dan adik tersayang yaitu

Deris Ade Fani, S.H., Yofie Andriansyah dan Nurfatihah yang telah

memberikan motivasi, keceriaan, kehangatan di tengah perjalanan hidup

hingga saat selesainya skripsi ini;

8. Ucapan teristimewa juga ditunjukkan untuk yang terkasih penuh kisah yaitu

Anggi Meiri, S.E., M.Si., yang selalu memberikan komentar, sabar dan

memberikan semangat kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini;

9. Keluarga Besar Kalacitra yang telah memberikan ruang berkreativitas

bahkan ruang emosional, sehingga penulis selalu bersemangat dalam

menjalani seluruh aktifitas di kampus UIN tercinta;

10. Seluruh mahasiswa/i PBSI kelas A, B, dan C, terutama untuk Syifa

Fauziyah Sholihah, Amalia Rosyidah, Nova Liana, Madhensia Putri Pertiwi,

Astri Pertiwi, Sukaesih, terima kasih atas pengalaman dan pembelajaran

berharga yang penulis dapatkan selama ini;

11. Keluarga besar SMP Islam Cikal Harapan yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk praktik mengajar, menambah pengalaman

dan ilmu untuk bekal di masa depan.

Page 9: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

v

Terima kasih pula kepada pihak-pihak yang telah memudahkan penulis

dalam mempermudah penyelesaian skripsi ini, baik secara struktural ataupun

kultural. Semoga limpahan rahmat Allah, Tuhan yang Maha Kuasa, terhikmat

kepada kita semua. Tentunya sangat besar harapan penulis agar penelitian ini

dapat bermanfaat baik secara pribadi maupun pembaca.

Jakarta, 27 Juli 2016

Penulis

Irmalia

Page 10: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 5

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 6

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

1.7 Metode Penelitian ............................................................................ 7

1. Fokus Penelitian .......................................................................... 7

2. Objek Penelitian .......................................................................... 8

3. Data dan Sumber Data Penelitian .............................................. 8

4. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 8

5. Teknik Analisis Data ................................................................... 9

1.8 Penelitian yang Relevan ................................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 13

2.1 Orientasi Masa Depan ....................................................................... 13

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan ........................................... 13

2.1.2 Remaja dan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan . 14

2.1.3 Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan .......................... 16

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan 20

2.1.5 Peranan Sosia Keluarga .......................................................... 25

2.2 Hakikat Lakon/Drama ...................................................................... 26

2.2.1 Pengertian Lakon/Drama ........................................................ 26

2.2.2 Unsur Intrinsik dalam Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C.

Noer ........................................................................................ 32

2.3 Pendekatan Psikologi Sastra ............................................................. 39

Page 11: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

vii

2.4 Pembelajaran Sastra .......................................................................... 41

BAB III PROFIL ARIFIN C. NOER .................................................................... 45

3.1 Biografi Arifin C. Noer .................................................................... 45

3.2 Karya Arifin C. Noer ........................................................................ 46

3.3 Pemikiran Arifin C.. Noer ................................................................. 48

BAB IV ANALISIS dan PEMBAHASAN NASKAH LAKON AAIIUU ............ 51

4.1 Unsur Intrinsik Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer ........ 51

4.2 Analisi Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon

AAIIUU Karya Arifin C. Noer ......................................................... 88

4.3 Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di

Sekolah Menengah Atas kelas XII ................................................... 109

BAB V PENUTUP............................................................................................... 112

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 112

5.2 Saran ................................................................................................. 113

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... viii

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Sinopsi Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer

Lampiran 2 : RPP Bahasa Indonesia SMA/SMK Kelas XII

PROFIL PENULIS

Page 12: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa mempersiapkan diri memasuki

dunia kerja. Proses mempersiapkan diri memasuki dunia kerja bukanlah

suatu hal yang terjadi dengan sendirinya. Selain dituntut untuk berprestasi,

ternyata banyak faktor yang turut mempengaruhi kejelasan orientasi masa

depan khususnya dalam bidang pekerjaan.

Dalam hal ini dukungan keluarga merupakan salah satu dimensi

orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Keluarga

merupakan sarana sosialisasi yang utama. Untuk itu, remaja sangat

membutuhkan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, terutama

orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua dapat dijadikan sebagai role

model bagi individu tersebut untuk menentukan minat dan pengetahuannya

tentang penyelesaian hambatan yang dihadapinya saat mewujudkan minat

tersebut. Dukungan orang tua juga dapat mempengaruhi rasa optimis dan

internalitas anak dalam menghadapi masa depannya.

Dukungan orang tua atas keputusan dan rencana yang disusun oleh

anak dapat tercermin dari berbagai perlakuan yang diberikan orang tua

kepada anak tersebut. Misalnya saja, memberikan masukan-masukan

mengenai pilihan mana yang terbaik, serta mengawasi segala usaha yang

anak lakukan untuk meraih pekerjaan yang akan dipilihnya di masa depan.

Untuk menunjukan penghargaan kepada anak, orang tua memberikan

kepercayaan kepada anak untuk memilih bidang studi yang disukainya

setelah lulus SMA/SMK dan pada gilirannya anak diberi kebebasan untuk

menentukan pilihan pekerjaan sesuai dengan latar belakang studinya ketika

lulus dari perguruan tinggi. Dengan demikian anak merasakan adanya

dukungan dari orang tuanya akan mendorong untuk memantapkan tujuan

mengenai pekerjaan dimasa depan, sehingga pemikiran dan persiapan pun

terarah pada tujuan tersebut.

1

Page 13: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

2

Berbeda halnya dengan anak yang tidak merasakan adanya

dukungan dari orang tuanya, ia akan merasa tidak percaya diri akan

kemampuan dalam menghadapi kehidupan dimasa depan sehingga ia pun

menjadi kurang termotivasi untuk memikirkan dan mempersiapkan

berbagai hal yang menyangkut masa depan, termasuk mengenai pekerjaan

yang akan ditekuninya di masa depan.

Dalam kenyataan, tidak sedikit remaja yang seolah membiarkan

kehidupannya berjalan seperti air mengalir. Mereka berprinsip bahwa

hidup harus dijalani sebagaimana adanya, sehingga untuk memikirkan

masa depan dan membuat perencanaan pencapaian bukan suatu hal yang

diprioritaskan. Padahal seorang remaja harus sudah membuat perencanaan

yang teratur semenjak sebelum memasuki sekolah jenjang SMA/SMK

dengan memilih jurusan atau program studi yang tepat, karena merupakan

sebuah keputusan penting bagi remaja untuk menentukan masa depan

pekerjaan dan karir.

Bekerja atau belajar pada bidang-bidang yang diminati, apalagi

didukung dengan bakat yang sesuai sudah barang tentu akan memberi

gairah dan kenikmatan dalam melakukannya, sehingga tidak akan terjadi

missing link. Missing link merupakan istilah yang digunakan untuk

melukiskan tidak bersinerginya dunia pendidikan yang ditemukan pada

dunia kerja saat ini. Sebagai fenomena yang muncul yakni seorang yang

bergelar dokter memiliki profesi musisi, atau seseorang yang bergelar

insinyur memiliki profesi sebagai penyanyi, sehingga menimbulkan

dampak yang besar seperti pengangguran.

Badan Pusat Statistik mencatat bahwa dampak dari missing link

tersebut mengakibatkan jumlah pengangguran di Indonesia (Februari

2014-Februari 2015) meningkat 300 ribu orang, sehingga total mencapai

7,45 juta orang.1 Salah satu penyebab dari tingginya tingkat pengangguran

adalah karena kalangan terdidik tidak memiliki rencana hidup. Sejak kecil

1 Sindonews.com, Disfiyant Glienmourinsie, diakses dari

http://ekbis.sindonews.com/read/997601/34/jumlah-pengangguran-bertambah-jadi-7-45-juta-

orang-1430816593,diunduh Selasa, 5 Januari 2016 pukul 15.00 WIB

Page 14: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

3

mereka belum terlatih untuk merencanakan masa depan sehingga tidak

mampu melihat hubungan antara apa yang dipelajari di bangku pendidikan

dengan masa depan yang di impikan.

Data BPS juga menjabarkan bahwa tingkat pengangguran terbuka

(TPT) didominasi penduduk berpendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) sebesar 9,05% disusul jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)

8,17%, dan Diploma I/II/III sebesar 7,49%.2

Permasalahan inilah yang diangkat Arifin C. Noer melalui naskah

lakonnya berjudul AA II UU yang terbit tahun 1994.Naskah ini secara

tidak langsung memiliki muatan kritik sosial, dimana naskah lakon ini

menggambarkan tentang sikap orang tua yang sering kali memaksakan

kehendaknya pada anak-anak, termasuk dalam hal pendidikan dan

menentukan masa depan. Lakon yang menggambarkan seorang anak yang

dijadikan robot oleh orang tuanya, direbut hak serta dibatasi

kreativitasnya, sehingga menjadikan anak tidak berkembang dengan

kemampuan yang ia miliki. Perlu diingat bahwa memahami pendidikan

adalah memahami tentang manusia dengan segala potensi yang

dimilikinya. Jika potensi yang dimiliki anak itu dibatasi oleh orang tua, si

anak itu akan sulit berproses menjadi manusia. Mereka akan tumbuh

menjadi anak yang tidak percaya diri dan senang menyendiri.

Lakon AAIIUU juga mencerminkan pandangan Arifin C. Noer

terhadap kondisi sosial di Indonesia pada tahun 1990 an. Dijelaskan dalam

penelitian Eka Sri Wahyuningsih bahwa krisis multidimensi yang melanda

Indonesia dalam kurun waktu tahun 1997 sampai 1998 memberikan

dampak yang besar terhadap dinamika kehidupan ekonomi, politik, dan

sosial bangsa. Dimulai dari krisis ekonomi yang menghantam Indonesia

pada tahun 1997, efek domino pun langsung mendera masyarakat

Indonesia. Penurunan tingkat daya beli, munculnya krisis sosial dan

meningkatnya pengangguran karena PHK menjadi permasalahan sosial

2Ibid.

Page 15: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

4

yang krusial. Krisis politik, krisis sosial dan krisis legitimasi atas

pemerintahan Orde Baru kemudian bermunculan sebagai reaksi utama.3

Situasi di atas mengakibatkan pola pikir masyarakatpada saat itu,

khususnya para orang tua, memandang bahwa pendidikan yang mampu

menghasilkan pekerjaan dengan nilai komersial tinggi lebih baik

dibandingkan dengan pendidikan humaniora. Dalam konteks yang lebih

luas adanya pemaksaan kehendak dalam naskah lakonAAIIUU

menyimbolkan pemaksaan kehendak dari penguasa pada saat itu. Bentuk

pemaksaan tersebut adalah adanya penindasan terhadap mereka-mereka

yang dianggap mempunyai pandangan yang berbeda dengan penguasa.

Pandangan seperti inilah yang dikritisi oleh Arifin C. Noer melalui tokoh

“Uu”.

Sebagai seorang seniman, Arifin C. Noer adalah seorang saksi. Ia

menjadi saksi zaman atas segala persoalan, perkembangan, dan perubahan

yang muncul dalam masyarakat. Kesaksiannya itu, lebih tepat jika disebut

sebagai sebuah reaksi, ia tuliskan dalam bentuk puisi dan lakon. Selain itu

ia wujudkan pula melalui pementasan lakon-lakon karyanya.

Dalam pemaparannya di sebuah majalah Panji Masyarakat rubrik

Seni dan Budaya, ia mengaku bahwa lakon yang dipentaskan berdasarkan

atas pengalaman yang ia lihat di sekitarnya dan dituangkan dalam bentuk

lakon. “Saya dengan kesenian saya, dengan teater saya. Saya bagian

pengalaman-pengalaman kemanusiaan saya. Saya juga realistis, bahwa

saya dengan teater saya tentu mempunyai kekuatan yang sangat terbatas

untuk bisa mempengaruhi masyarakat atau dunia. Atau setidaknya, saya

telah menyampaikan pengalaman-pengalaman kepada semua pihak”.4

Pada kenyataannya teater merupakan alat yang digunakan pengarang untuk

menggambarkan apa yang telah terjadi dalam masyarakat pada masa

tertentu.

3 Ekasriwahyuningsih.blogspot.com, Perekonomian di Era Reformasi, diakses dari

http://ekasriwahyuningsih.blogspot.co.id/2012/04/perekonomian-indonesia-di-era-

reformasi.html.diunduh 5 Januari 2015 pukul 15.00 WIB. 4Panji Masyarakat, Jakarta. No. 646, Tahun xxx, 6 – 16 Syawal 1410 H, 1 -10 Mei 1990. H. 38

Page 16: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

5

Itu sebabnya pembelajaran sastra yang bersumber dari analisis

naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer dapat manfaatkan oleh guru

untuk membangun kreativitas dan motivasi siswa siswa dalam menghadapi

masa depannya. Dengan mengetahui orientasi tentang pekerjaan apa yang

akan digeluti di masa yang akan datang dengan minat dan bakat yang

mereka miliki, orang tua dan lingkungan memberikan dukungan penuh

kepada masa depan yang anak cita-citakan.

Sehubungan dengan permasalahan yang telah diuraikan di atas,

peneliti tertarik untuk meneliti naskah lakon AAIIUUkarya Arifin C. Noer

yang menggambarkan keegoisan orang tua terhadap anaknya, dengan

mengambil judul “Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah

LakonAAIIUU karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas

XII”. Penelitian tersebut dapat menjadi acuan bagi semua orang,

khususnya orang tua dalam mendampingi remaja dalam menjalani tugas-

tugas perkembangannya.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang menjadi pembahasan mencakup seluruh

variabel sastra yang memungkinkan untuk diteliti:

1. Kurangnya persiapan remaja dalam menghadapi orientasi masa depan

2. Kurangnya dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan anak

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas,

peneliti membatasi masalah hanya pada orientasi masa depan tokoh remaja

dalam naskah lakonAAIIUU karya Arifin C. Noer dan implikasinya

terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di Sekolah Menengah Atas kelas

XII.

1.4 Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus dan terarah maka penulis

merumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

Page 17: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

6

1. Bagaimana orientasi masa depan tokoh remaja dalam naskah

lakonAAIIUU karya Arifin C. Noer?

2. Bagaimana implikasi pembahasan orientasi masa depan dalam naskah

lakonAAIIUU karya Arifin C. Noer dan implikasinya pada

pembelajaran sastra di SMA?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan orientasi masa depan tokoh remaja dalam naskah lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer.

2. Menjelaskan implikasi pembahasan orientasi masa depan tokoh

remaja dalam naskah lakonAAIIUU karya Arifin C. Noer pada

pembelajaran sastra di SMA kelas XII.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat, baik manfaat dari

segi teoretis maupun praktik. Manfaat teori dari penelitian ini diharapkan

dapat meningkatkan pengetahuan dan memperkaya wawsan terkait sastra

Indonesia, khususnya pembelajaran sastra di sekolah. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terkait penelitian

lintas ilmu yakni psikolog sastra serta memberi sumbangan dalam

mengkaji lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer.

Sedangkan manfaat secara praktik, diharapkan penelitian ini dapat

membantu pembaca untuk lebih memahami isi cerita dalam lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer terutama menguraikan cara pandang

pengarang yang terdapat dalam karya terkait perilaku anak dan orang tua

dengan menggunakan lintas disiplin ilmu yaitu psikologi dan sastra.

1.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

deskriptif dengan teknik analisis isi. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang

Page 18: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

7

secara individual maupun kelompok.5 Dengan analisis kualitatif akan

diperoleh gambaran mengenai isi naskah lakon. Naskah lakon tersebut

diteliti isinya kemudian diklasifikasikan menurut kriteria atau pola

tertentu. Tujuan yang hendak dicapai adalah menjelaskan pokok-pokok

penting dalam sebuah manuskrip.

Analisis terdiri atas sekumpulan teknik untuk analisis teks secara

sistematis. 6 Analisis isi dapat diartikan sebagai analisis yang digunakan

untuk mengungkapkan, memahami, dan menangkap isi karya sastra. Isi

yang dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui

karyanya.

Penelitian kualitatif bertujuan membangun persepsi alamiah sebuah

objek, jadi peneliti mendekatkan diri kepada objek secara utuh.7 Penelitan

kualitatif juga cenderung menekankan pada kontekstual. Penelitian ini

mengandung keseksamaan dan kesungguhan, dilakukan secara terus

menerus dan berkepanjangan, yang membuat seseorang memiliki ciri-ciri

perilaku tertentu sebagai bagian dari sebuah kelompok akademisi:

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada orientasi masa depan tokoh

remaja dalam skenario film AAIIUU karya Arifin C. Noer dan

Implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra di SMA.

Adapun orientasi masa depan yang akan diteliti adalah motivasi,

perencanaan, evaluasi dan faktor-faktor pendukung orientasi masa

depan. Fokus penelitian ini dilakukan agar pembahasan lebih fokus

dan terarah, sehingga dapat dengan mudah diteliti dan dipahami oleh

pembaca.

5Nana Syaodi Sumadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005), h. 60 6 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2010), h. 284 7 Rachmat Djoko Pradopo, dkk.,Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Hanindita Graha

Widya, 2002), h. 32

Page 19: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

8

2. Objek Penelitian

Skripsi ini menggunakan objek penelitian berupa naskah

lakonAAIIUU karya Arifin C. Noer dengan mengkaji “Orientasi Masa

Depan Tokoh Remaja dalam Naskah LakonAAIIUUKarya Arifin C.

Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas XII”.

3. Data dan Sumber Data Penelitian

a. Data

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga

menghasilkan informasi atau keterangan.8 Data juga merupakan

keterangan yang telah dikumpulkan oleh peneliti guna

mempermudah proses analisis. Data penelitian ini berupa kutipan

kata, kalimat serta dialog yang terdapat dalam lakon AAI UU

karya Arifin C. Noer.

b. Sumber Data

Sumber data penelitian terbagi menjadi dua, yakni sumber

data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber data primer

Penelitian ini adalah naskah lakon AAIIUU karya Arifin

C. Noer yang diterbitkan oleh Pustaka Utama Grafiti tahun

2006.

2. Sumber data sekunder

Penelitian ini yaitu buku-buku, jurnal maupun artikel yang

berkaitan dengan penelitian dan karya-karya Arifin C.

Noer.

4. Teknik Pengumpulan Data

Skripsi menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan

kajian kepustakaan (library reserch) dengan mengacu pada buku-

buku, artikel, jurnal, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan

dengan naskah lakon dan orientasi masa depan tokoh remaja. Dalam

8 Riduwan, Metode dan Teknis Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 106

Page 20: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

9

hal ini kajian terhadap naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

menjadi sumber primer dalam penelitian ini. Data sekunder atau data

penunjang yang dijadikan alat penunjang penelitian yaitu berupa

buku-buku atau sumber-sumber dari penulis lain yang berbicara

tentang orientasi masa depan, teori skenario film, dan pembelajaran

sastra. Penulis menggunakan teknik inventarisasi, teknik baca simak,

dan teknik pencatatan.

a. Teknik Inventarisasi

Teknik inventarisasi dilakukan dengan cara mencari dan

mengumpulkan sejumlah data dalam hal ini adalah naskah lakon

AAIIUU yang menjadi sumber data penelitian.

b. Teknik Baca Simak

Teknik baca simak dilakukan secara seksama terhadap

naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer yang menjadi subjek

penelitian. Teknik ini dilakukan berulang-ulang untuk memperoleh

informasi yang akurat. Informasi ini berkenaan dengan seluruh isi

naska lakon yang berkaitan dengan orientasi masa depan dalam

naskah lakonAAIIUU.

c. Teknik Pencatatan

Setelah melakukan teknik baca simak. Hasil yang diperoleh

dicatat dalam buku. Pencatatan dilakukan mulai dari bagian-bagian

dalam tiap kalimat hingga kebagian-bagian terbesar secara

keseluruhan isi naskah lakon. Fokus data yang dicatat berupa unsur

intrinsik dan orientasi masa depan dalam naskah lakonAAIIUU.

5. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk menganalisis

data adalah:

a. Menganalisis data yakni lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

berdasarkan struktur naskah meliputi tema, tokoh dan penokohan,

alur, latar cerita, dan gaya bahasa.

Page 21: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

10

b. Analisis dalam penelitian ini menggunakan tinjauan ilmu

psikologi sastra. Analisis ini dilakukan dengan membaca dan

memahami buku yang berkaitan dengan penelitian dan

mengumpulkan berbagai teks berkaitan dengan orientasi masa

depan tokoh remaja kemudian menganalisisnya sesuai rumusan

yakni orienntasi masa depan tokoh remaja dalam lakon AAIIUU

karya Arifin C. Noer.

c. Mengimplikasikan naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

dalam pembelajaran sastra di sekolah dilakukan dengan cara

menghubungkannya dengan materi pembelajaran sastra di SMA.

1.8 Penelitian yang Relevan

Dalam melakukan Penelitian ini, penulis menggunakan

penelitian yang relevan dengan judul skripsi “Perwatakan dan watak

tokoh yang didasarkan pada pendekatan psikologis dalam naskah

AAIIUU karya Arifin C. Noer” karya Elisabeth mahasiswi Universitas

Negeri Jakarta. Dari hasil penelitiannya Elisabeth menemukan 3,1%

perwatakan tokoh melalui pemerian atau deskripsi bentuk lahir serta

tempramen pelaku, 9,2% melukiskan jalan pikiran atau apa yang

terlintas di dalam pikiran pelaku, 29,9% melukiskan reaksi pelaku

terhadap peristiwa tertentu, 27,8% secara langsung menganalisis atau

melukiskan watak pelaku, 15,5% melukiskan keadaan sekitar pelaku

sehingga pembaca dapat menyimpulkan watak pelaku tersebut, 7,2%

melukiskan pandangan-pandangan tokoh atau pelaku lain tentang

pelaku utama, 7,2% melukiskan watak pelaku utama melalui

perbincangan atau dialog dengan para pelaku lainnya. Dapat dilihat

perwatakan yang palinng domian dalam naskah drama ini adalah

melukiskan reaksi pelaku terhadap peristiwa tertentu sebanyak 29,9%.

Watak tokoh yang ditemukan yaitu 16% manusia ekonomis, 18%

manusia teoretis, 10% manusia estetis, 18% manusia religi, 24%

Page 22: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

11

manusia berkuasa, dan 14% manusia sosial. Watak yang paling

dominan adalah manusia berkuasa berjumlah 24%.9

Penelitian kedua yang relevan dengan judul skripsi “Nilai

Akhlak Karimah dalam Naskah Drama Telah Pergi Ia Telah Kembali

Ia Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra

di SMA” karya Nandya Ratna Prihatiningsih Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi nilai akhlak

karimah yang ada dalam naskah drama Telah Pergi Ia Telah Kembali

Ia karya Arifin C. Noer yang diharapkan digunakan sebagai bahan

pembelajaran di sekolah nantinya. Hasil dari penelitian tersebut

meliputi: 1) akhlak terhadap Allah, 2) akhlak terhadap Rasulullah

Saw, meliputi: mengucapkan salawat dan salam, mencintai dan

memuliakan rasul, dan mengikuti dan menaati rasul, 3) akhlak

terhadap manusia, meliputi jujur, tawaduk, sabar, penolong, berani,

sederhana, dermawan dan istikamah, 4) akhlak bernegara, meliputi

musyawarah, adil, dan hubungan pemimpin dan yang dipimpin.10

Penelitian ketigayang relevan dengan judul skripsi “Perilaku

Masyarakat Urban dalam Drama Mega, Mega Karya Arifin C. Noer

dan Implikasinya Pada Pembelajaran Sastra Di SMA” karya Yunia

Ria Rahayu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islan Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2014. Penelitian tersebut bertujuan

mendeskripsikan perilaku masyarakat urban dalam drama Mega,

Mega karya Arifin C. Noer yang diharapkan digunakan sebagai bahan

pembelajaran di sekolah nantinya. Hasil dari penelitian tersebut

9Elisabeth, Skripsi berjudul “Perwatakan dan Watak Tokoh yang didasarkan pada Pendekatan

Psikologis dalam Naskah Drama AAIIUU karya Arifin C. Noer”, Universitas Negeri Jakarta.

2003. h.i 10

Nandya Ratna Prihatiningsih, Skripsi berjudul “Nilai Akhlak Karimah dalam Naskah Drama

Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya dalam Pembelajaran

Sastra di SMA” . UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. PBSI. 2013. h.i

Page 23: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

12

menunjukkan bahwa kemiskinan sangat berpengaruh terhadap

perilaku masyarakat urban. Kemiskinan tersebut disebabkan dari

berbagai unsur antara lain: kemiskinan yang disebabkan aspek

badaniah atau mental seseorang, kemiskinan yang disebabkan oleh

bencana alam dan kemiskinan buatan serta struktural. Akibat

kemiskinan tersebut maka muncullah perilaku-perilaku negatif

masyarakat urban disebabkan tekanan untuk pemenuhan kebutuhan

mereka, akan tetapi kesempatan untuk mendapat pekerjaan tidak ada.

Perilaku negatif tersebut antara lain: menjadi pengemis, mencuri dan

menjadi wanita tunasusila.11

Berdasarkan penelitian relevan tersebut dapat diketahui adanya

perbedaan dan kesamaan dari hasil analisis yang telah dilakukan dari

masing-masing penulis. Perbedaan terletak pada masing-masing objek

yang dianalisis oleh para penulis dan sumber data yang digunakan.

Sedangkan persamaannya yaitu para penulis menganalisis karya sastra

dari pengarang yang sama yakni drama karya Arifin C. Noer.

11

Yunia Ria Rahayu, Skripsi berjudul “Perilaku Masyarakat Urban dalam Drama Mega, Mega

Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya Pada Pembalajaran Sastra Di SMA”. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. PBSI. 2014. h.i

Page 24: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

13

BAB II

Kajian Teori

2.1 Orientasi Masa Depan

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan merupakan bagaimana seseorang

merumuskan dan menyusun visi ke depan dengan membagi orientasi

jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Di mana representasi

mental tentang masa depan, yang dibangun oleh individu pada titik-titik

tertentu dalam kehidupan mereka dan mencerminkan pengaruh kontekstual

pribadi sosial.

Menurut Nurmi (2004), ia memaparkan “future orientation during

this second decade of life is important because crucial decisions

concerning education and occupation must be made. Although young

people usually make these decisions during late adolescence or early

adulthood, much of their earlier preoccupation relates to similar concerns,

e.g., school work and their parent lifestyle.”1 Orientasi masa depan

merupakan kemampuan seorang individu untuk merencanakan masa depan

yang merupakan salah satu dasar dari pemikiran manusia. Orientasi masa

depan menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya di masa

yang akan datang, gambaran tersebut membantu individu dalam

menempatkan dan mengambil keputusan karirnya. Orientasi tentang

pekerjaan apa yang akan digeluti di masa yang akan datang merupakan

faktor penting yang harus dimiliki remaja karena hal ini berhubungan

dengan pemilihan bidang pendidikan yang akan dipilih. Oleh karena itu

remaja membutuhkan orientasi masa depan karena akan membantu remaja

untuk mengarahkan perilakunya dalam mencapai tujuan masa depan yang

diharapkan.

1 J.E. Nurmi, Age, Sex, Social Class,and Quality of Family Interaction as Determinant’s Future

Orientation: A Developmental Task Interpretation. Adolescence, Vol. XXII No.88, Libra

Publishers Inc, h. 976

13

Page 25: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

14

Dalam jurnal Nurmi (1989) yang berjudul Adolescent’s Orientation

To The Future: Development Of Interest and Plant, Related Atributions

and Effects in the Life Span Context. Helsinski: Finish Society of Science,

pada penelitian Sri Maslihah memaparkan pada umumnya orientasi masa

depan remaja berkisar pada tugas-tugas perkembangan yang dihadapi pada

masa remaja dan dewasa awal yang mencakup berbagai lapangan

kehidupan terutama bidang pendidikan, pekerjaan dan perkawinan.2 Dalam

penelitian ini hanya satu bidang yang diteliti ialah mengenai pekerjaan.

Oleh karena itu, definisi orientasi masa depan dalam area pekerjaan

dalam penelitian ini adalah sikap, asumsi mengenai pekerjaan yang

terbentuk dari pengalaman masa lalu. Sikap, dan asumsi tersebut

berinteraksi dengan informasi yangberasal dari lingkungan untuk

membentuk ekspektansi tujuan dan aspirasi serta memberikan makna

pribadi pada pekerjaan di masa mendatang.

2.1.2 Remaja dan Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan

Secara psikologis masa remaja adalah usia di mana individu

berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi

merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada

dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.3

Sebagai kelanjutan langsung dari masa anak akhir, maka remaja

merupakan masa transisi untuk menuju masa dewasa. Masa remaja

memiliki ciri pertumbuhan fisik yang relatif cepat. Sementara itu, remaja

mulai merasa tak mau dikekang atau dibatasi secara kaku oleh aturan

keluarga. Mereka ingin memperoleh kesempatan untuk mengembangkan

diri guna mewujudkan jati diri, hanya saja cara berpikir mereka cenderung

egosentris dan sulit untuk memahami pola pikir orang lain.

Secara umum yang tergolong remaja adalah mereka yang berada

pada usia 13-21 tahun. Ciri lain yang cukup menonjol pada diri remaja

2 Sri Maslihah, Pelatihan Orientasi Masa Depan untuk Meningkatkan Kemampuan Remaja dalam

Menyusun Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011,

h. 2 3 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga), h. 206

Page 26: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

15

ialah sifat revolusioner, pemberontak, progresif yang cenderung ingin

mengubah kondisi yang mapan.4 Apabila ini terarah dengan baik, maka

mereka dapat menjadi pemimpin yang baik di masa depan, sebaliknya bila

tidak terbimbing dengan baik, mereka cenderung akan merusak tatanan

dan nilai-nilai sosial masyarakat.

Identitas yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa

dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Dalam usaha mencari perasaan

kesinambungan dan kesamaan yang baru, para remaja harus

memperjuangkan kembali perjuangan tahun-tahun lalu, meskipun untuk

melakukannya mereka harus menunjuk secara artifisial orang-orang yang

baik hati untuk berperan sebagai musuh, dan mereka selalu siap untuk

menempatkan idola mereka sebagai pembimbing dalam mencapai identitas

akhir. Identitas yang sekarang terjadi dalam bentuk identitas ego adalah

lebih dari sekedar penjumlahan identifikasi masa kanak-kanak.

Peningkatan kesadaran diri pada masa remaja sering disebut

egosentrisme remaja, dibagi menjadi 2 bagian yakni imaginary audience

dan personal fable.5 Imaginary audience adalah keyakinan remaja bahwa

orang lain tertarik terhadap mereka sebagaimana mereka tertarik pada diri

mereka sendiri, dan perilaku untuk menarik perhatian. Sedangkan personal

fable adalah bagian dari egosentrisme remaja yang melibatkan rasa

keunikan dan tidak terkalahkan.6 Perasaan tidak terkalahkan dapat

menyebabkan remaja untuk percaya bahwa mereka sendiri kebal terhadap

bahaya dan bencana yang terjadi pada orang lain. Akibatnya beberapa

remaja melakukan perilaku berisiko seperti balapan, menggunakan

narkoba dan berhubungan seks tanpa menggunakan kontrasepsi atau

pelindung terhadap infeksi menular seksual.

Dalam masa remaja, minat yang dibawa dari masa kanak-kanak

cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang. Juga

4 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Usia Tiga Tahun Pertama, (Bandung: Refika

Aditama. 2011), h. 40 5 John W. Santrock, Masa Perkembangan Anak, (Jakarta: Salemba Humanika. 2011), h. 348

6 Ibid., h. 348

Page 27: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

16

karena tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipikul oleh remaja

yang lebih tua dan berkurangnya waktu yang dapat digunakan sesuka hati,

maka remaja yang lebih besar terpaksa harus membatasi minatnya.

Semua remaja muda sedikit banyak memiliki minat dan ia juga

memiliki minat-minat khusus tertentu yang terdiri dari berbagai kategori,

yang terpenting di antaranya adalah minat rekreasi, minat sosial, minat

pribadi, minat pada pendidikan, minat pada pekerjaan, minat pada agama,

dan minat pada simbol status. Besarnya minat remaja terhadap pendidikan

sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada pekerjaan. Kalau remaja

mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi maka

pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya remaja lebih

menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna

dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya. Pada akhir masa remaja, minat

pada karier seringkali menjadi sumber pikiran. Remaja belajar

membedakan antara pilihan pekerjaan yang lebih disukai dan pekerjaan

yang dicita-citakan.7

2.1.3 Proses pembentukan orientasi masa depan

Menurut Jurnal Nurmi tahun 1991 yang berjudul The Development

of Future Orientation In Life Span Contect. Helsinski: Finish Society of

Science pada penelitian Laura dan Sonja dijelaskan orientasi masa depan

dilihat sebagai tiga proses psikologis yaitu:

“Described future orientation through three basic proceses:

motivation, planning, and evaluation.”8 .

Proses itu berlangsung secara bertahap dan saling berinteraksi satu

sama lainnya. Individu menentukan tujuan mereka dengan

mempertimbangkan minat, nilai dan harapan masa depan. Selanjutnya

mereka akan melakukan upaya untuk merealisasikan tujuan tersebut

dengan melakukan berbagai perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

Ketiga proses ini akan dijelaskan lebih detail sebagai berikut:

7 Elizabeth B. Hurlock, op.cit, h. 221

8Laura Holopalnen dan Sonja Sulinto, Adolescents’ Health Behaviour and Future

Orientation.Department of Psychology, University of Jyvaskyla, Spring 2005, h. 4

Page 28: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

17

1. Motivasi

Wlodkowski (1985) dalam Eveline Siregar & Hartini Nara

menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau

menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta

ketahanan (persistence).9 Tahap motivasi merupakan dimensi awal

dari proses pembentukan orientasi masa depan. Mencakup motif,

minat dan tujuan yang berkaitan dengan orientasi masa depan. Pada

mulanya individu menetapkan tujuan berdasarkan perbandingan antara

motif umum dan penilaian, serta pengetahuan yang telah dimiliki

tentang perkembangan sepanjang rentang hidup yang dapat

diantisipasi. Ketika keadaan masa depan beserta faktor pendukungnya

telah menjadi sesuatu yang diharapkan dapat terwujud, maka

pengetahuan yang menunjang terwujudnya harapan tersebut menjadi

dasar penting bagi perkembangan motivasi dalam orientasi masa

depan.

Dengan kata lain semakin tinggi tingkatan tujuan maka

semakin umum dan abstrak, begitu juga sebaliknya. Prinsip utama dari

tingkatan kerja ini adalah tingkatan motif, nilai atau pencapaian yang

semakin tingggi membutuhkan tingkatan tujuan yang lebih rendah,

yang bekerja melalui beberapa tujuan kecil. Dengan kata lain, untuk

mencapai satu tujuan besar diperlukan tujuan-tujuan kecil (tujuan

perantara). Sebelum mencapai tuuan besar individu terlebih dahulu

harus mencapai tujuan perantara dan ini merupakan strategi

merealisasikan tujuan yang lebih besar.

Motivasi juga melibatkan proses yang memberikan energi,

mengarahkan, dan mempertahankan perilaku.10

Dengan demikian,

perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi,

memiliki arah, dan dapat dipertahankan. Ada tiga komponen utama

dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan

9 Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia.

2010), h. 49 10

John. W. Santrock, Psikologi Pendiidkan Edisi 3, (Jakarta: Salemba Humanika. 2009), h.199

Page 29: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

18

terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia

miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan mental

untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan serta

kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau

pencapaian tujuan. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang

individu.11

Perkembangan motivasi dari orientasi masa depan merupakan

suatu proses yang kompleks yang melibatkan beberapa subtahap,

yaitu:

1. Pertama, munculnya pengetahuan baru yang relevaan dengan

motif umum atau penilaian individu yang menimbulkan minat

yang lebih spesifik.

2. Kedua, individu mulai mengeksplorasi pengetahuannya yang

berkaitan dengan minat baru tersebut

3. Ketiga, menentukan tujuan spesifik, kemudian memutuskan

kesiapannya untuk membuat komitmen yang berisikan tujuan.

2. Perencanaan

Perencanaan merupakan kedua dari hasil proses pembentukan

orientasi masa depan individu, yaitu bagaimana individu membuat

perencanaan tentang perwujudan minat dan tujuan mereka. Tahap

perencanan menekankan bagaimana individu merencanakan realisasi

dari tujuan dan minat mereka dalam konteks masa depan.

Pada tahap ini individu membuat sejumlah rencana untuk

merealisasikan minat dan tujuan. Berdasarkan psikologi kognitif dan

action theory karakteristik perencanaan adalah proses menentukan

sub-sub tujuan, menyusun rencana atau strategi, dan merealisasikan

rencana-rencana yang telah dibuat.12

Kemudian ketiga tahap di atas

dapat diaplikasikan dengan cara sebagai berikut:

11

Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta. 2006), h.80-81 12

Rosleny Marliani, Hubungan Antara Religiustas dengan Orientasi Masa Depan Bidang

Pekerjaan pada Mahasiswa Tingkat Akhir, (Jurnal Psikologi, Volume 9 Nomor 2, Desember

2013), h. 134

Page 30: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

19

a) Individu membuat gambaran mengenai tujuan yang akan

diwujudkan dan konteks masa depan, di mana tujuan ingin

direalisasikan. Antisipasi terhadap realisasi tujuan dalam konteks

aktivitas yang dilakukan di masa depan.

b) Membuat perencanaan, proyek atau strategi untuk merealisasikan

tujuan. Selain itu, mencari dan menentukan cara yang paling

efisien dalam mewujudkan tujuan tersebut, melihat apakah tujuan

yang ditetapkannya sesuai dengan kondisi nyata yang dihadapi

atau tidak, dan menyiapkan berbagai solusi atau strategi apabila

menemui kondisi yang tidak mendukung terealisasinya tujuan.

c) Pelaksanaan rencana dan strategi yang telah dibuat, pelaksanaan

perencanaan ini dikontrol dengan membandingkan refresentasi

tujuan dengan kenyataan yang ada. Dengan kata lain, dalam

menetapkan tahap perencanaan tersebut individu harus meninjau

kembali bahwa tujuan sebenarnya akan tercapai melalui cara yang

tersusun secara sistematis.13

Untuk menilai sebuah perencanaan yang dibuat oleh individu,

dapat dilihat dari tiga komponen yang tercakup di dalamnya, yaitu

pengetahuan (Knowledge), perencanaan (Plans), dan realisasi

(Realization). Pengetahuan disini berkaitan dengan proses

pembentukan subtujuan dalam proses perencanaan. Perencanaan ini

berkaitan dengan hal-hal yang telah ada dan akan dilakukan individu

dalam usaha untuk merealisasikan tujuan.

3. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian individu terhadap kemungkinan

tercapai tidaknya tujuan.14

Evaluasi merupakan dimensi akhir dari

hasil proses pembentukan orientasi masa depan. Tahap evaluasi ini

adalah derajat dimana minat dan tujuan diharapkan dapat terealisir.

Evaluasi sebagai proses yang melibatkan pengamatan dan melakukan

13

Ibid., h. 135 14

Ibid., h. 135

Page 31: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

20

penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan, serta memberikan

penguat bagi diri sendiri. Jadi, meskipun tujuan dan perencanaan

orientasi masa depan belum diwujudkan, tetapi pada tahap ini individu

telah harus melakukan evaluasi terhadap kemungkinan-kemungkinan

terwujudnya tujuan dan rencana tersebut.

Evaluasi dipengaruhi oleh faktor emosi yang diikuti perasaan

spesifik. Hal ini biasanya didasari oleh penghayatan individu terhadap

pengalaman akan kesuksesan dan kegagalan yang pernah dialami,

sehingga mempengaruhi keyakinan (optimisme) individu terhadap

kemungkinan tercapai tujuan tersebut.15

Hasil dari evaluasi ini akan

menjadi umpan balik terhadap tujuan yang telah ditetapkan, sehingga

dapat memperkuat atau melemahkan tujuan.

Pada dasarnya digunakan mengevaluasi hasil dari kejadian

dimasa lalu. namun pada kenyataannya model ini juga dapat

dimanfaatkan untuk mengevaluasi tujuan dan rencana yang dibuat

individu akan masa depannya.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Orientasi Masa Depan

Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi

perkembangan orientasi masa depan, kedua faktor itu adalah faktor

internal individu (person related factor) dan faktor konteks sosial (social

contex-related factor).

1. Faktor intenal individu

Beberapa faktor ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri

individu (internal). Faktor-faktor tersebut adalah:

- Konsep diri

Konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki

seseorang mengenai dirinya sendiri.16

Konsep ini merupakan suatu

kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit

diubah. Konsep diri tumbuh dari interakksi seseorang dengan

15

Ibid., h. 135 16

Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 182

Page 32: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

21

orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya, biasanya

orang tua, guru, dan teman-teman.

G.H. Mead (1934) dalam bukunya Slameto menyebut

konsep diri sebagai suatu produk sosial yang dibentuk melalui

proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman

psikologis. Pengalaman-pengalaman psikologis ini merupakan

hasil eksplorasi individu terhadap lingkuungan fisiknya dan

refleksi dari”dirinya sendiri” yang diterima dari orang-orang yang

berpengaruh pada dirinya.17

Konsep diri tumbuh dari interkasi

seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam

kehidupannya.

William H. Fitts (1971) dalam buku Hendriati Agustiani

mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam

diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka

acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan.18

Ketika individu bereaksi terhadap dirinya, memebrikan arti dan

penilaian tentang dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesadaran

diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk

melihat dirinya. Konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah

laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita

akan lebih mudah meramalkan dan memahami tingkah laku orang

tersebut. Pada umumnya tingkah laku individu berkaitan dengan

gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri.

Fitts juga menerangkan bahwa konsep diri seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

- Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal yang

memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga.

- Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang

lain,

17

Ibid., h. 182 18

Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Refika Aditama. 2009), h. 138

Page 33: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

22

- Aktualisasi diri atau implementasi dan realisasi dari potensi

pribadi yang sebenarnya.19

Hendriati dalam bukunya menjelaskan bahwa konsep diri

bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari

pengalaman yang terus menerus dan terdiferensiasi.20

Dasar dari

konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan

anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah lakunya di

kemudian hari. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan

gambaran yang dimiliki tentang dirinya, yang dibentuk melalui

pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan

lingkungan.

- Perkembangan kognitif

Kognisi merupakan aktivitas dan tingkah laku mental

sebagai sarana yang digunakan manusia untuk mendapatkan dan

memproses segala pengetahuan tentang dunia.21

Teori

perkembangan kognitif Piaget mencoba menjelaskan bagaimana

seorang anak beradaptasi dan menginterprestasikan objek-objek

dan kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya.22

Manusia

mempunyai kebutuhan dalam dirinya untuk mengetahui bagaimana

dunia bekerja dan mendapatkan jawaban atas urutan, struktur serta

prediksi tentang keberadaan dunia ini.

Piaget mengatakan bahwa anak memegang peranan aktif

dalam mengkonstruksikan pengetahuannya tentang realitas.23

Mereka secara aktif mencari informasi dan menginterpetasikan

informasi yang didapat dari pengalamannya yang kemudian

mengadaptasikan informasi tersebut ke dalam khasanah

pengetahuan dan konsep yang sudah dimiliki sebelumnya. Kuhn

19

Ibid., h. 139 20

Ibid., h. 138 21

Fadhilah Suralaga & Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2010), h. 16 22

Ibid., h. 16 23

Ibid., h. 17

Page 34: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

23

(2009) menyatakan lebih lanjut bahwa perubahan kognitif yang

paling penting pada masa remaja adalah peningkatan pemfungsian

eksekutif yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi seperti

penalaran, pengambilan keputusan, pemantauan berpikir kritis dan

memantau perkembangan kognitif orang.24

Beberapa ahli menjelaskan perkembangan kognitif dapat

mempengaruhi rencana masa depan remaja. Hal ini karena masa

remaja berada dalam tahap formal operation. Dalam tahap ini

remaja kemampuan metakognisi remaja berkembang dan

kemampuan ini sangat memungkinkan remaja untuk memikirkan

kemungkinan yang terjadi dimasa depan dalam pencapaian tujuan

dan memberikan solusinya. Kematangan kognitif sangat erat

kaitannya dengan kemampuan intelektual menjadi salah satu faktor

individu yang mempengauhi orientasi masa depan.

2. Faktor Eksternal

Berikut ini adalah faktor-faktor keksternal yang dapat mempengaruhi

orientasi masa depan:

- Jenis kelamin, berdasarkan tinjauan literatur ditemukan adanya

perbedaan jenis kelamin yaang signifikan antara domain-domain

pada orientasi masa depan, tetapi pola perbedaan yang muncul

akan berubah seiring berjalannya waktu. Perempuan lebih

berorientasi ke arah masa depan keluarga sedangkan laki-laki lebih

berorieentasi ke arah masa depan karir.

- Status sosial ekonomi. Kemiskinan dan status sosial ekonomi yang

rendah berkaitan dengan perkembangan orientasi masa depan yang

menyebabkannya menjadi terbatas. Individu yang memiliki latar

belakang status sosial ekonomi yang tinggi cenderung untuk

memiliki pemikiran mengenai masa depan karir yang lebih jauh

dibandingkan individu dengan latar belaang sosial ekonomi rendah.

24

John. W. Santrock, op.cit, h. 349

Page 35: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

24

- Usia. Pada remaja wanita yang duduk dibangku sekolah menengah

pertama, menengah ke atas dan kuliah menemukan terdapat

perbedaan orientasi masa depan berdasarkan kelompok usia pada

semua dominan kehidupan prospektif (karir, keluarga dan

pendidikan).

- Teman sebaya dalam konteks ini, teman sebaya dapat

mempengaruhi orientasi masa depan dengan cara yang bervariasi.

Teman sebaya berarti teman sepermainan dengan jenjang usia yang

sama dan berada pada tingkat perkembangan yang sama, dimana

teman sebaya dapat saling bertukar informasi pada pemikiran

mengenai tugas perkembangannya. Kelompok teman sebaya (peer

group) juga memberikan individu kesempatan untuk

membandingkan tingkah lakunya dengan temannya yang lain.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kehadiran teman sebaya

dalam situasi pengambilan risiko meningkatkan kemungkinan

bahwa remaja akan membuat keputusan berisiko. Salah satu

pandangan menyatakan bahwa kehadiran teman sebaya

mengaktifkan sistem reward otak, terutama jalur dopaminnya.25

Remaja perlu lebih banyak kesempatan untuk melatih dan

mendiskusikan pengambilan keputusan yang tealistis. Banyak

keputusan duia nyata mengenai hal-hal seperti seks, narkoba, dan

mengemudi ugal-ugalan terjadi dalam suasanayang menekan yang

mencakup pembatasan waktu dan keterlibatan emosional. Salah

satu strategi untuk meningkatkan pengambilan keputusan remaja

dalam keadaan seperti itu adalah untuk memberi lebih banyak

kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam permainan peran dan

pemecahan masalah kelompok.

- Hubungan dengan orang tua. Semakin positif hubungan orang tua

dengan remaja maka akan semakin mendorong remaja memikirkan

masa depan. Keluarga merupakan model bagi remaja dan

25

Ibid., h. 353

Page 36: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

25

merupakan wadah yang tepat dalam menyelesaikan tugas

perkembangan yang sedang dihadapi ataupun akandihadapi.

Asumsi umum dalam teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa

orang tua yang memberikan penghargaan positif terhadap anak-

anaknya dan konsisten dalam praktek sosialisasi mengarahkan

anaknya memiliki harapan yang positif mengenai dunia luar,

mempercayai orang lain, yakin akan kemampuannya sendii

danoptimis. Kondisi keluarga dan interaksi antara orang tua dengan

anak mempengaruhi orientasi masa depan setidak-tidaknya dalam

tiga hal pertama orang tua menetapkan standar normatif, sekaligus

mempengaruhi perkembangan minat, nilai, dan tujuan hidup

anaknya. Ketiga dukungan orang tua membantu anak untuk

mengembangkan sikap optimis dan internal terhadap masa depan.

2.1.5 Peranan Sosial Keluarga

Dalam suatu keluarga biasanya terdapat tipe yang berbeda-beda.

Misalnya dalam keluarga Jerman, seorang ayah adalah yang berkuasa.

Sedangkan keluarga Negro seorang ibulah yang berkuasa. Demikian juga

di dalam hubungan kulturnya terdapat perbedaan-perbedaan. Contohnya

dalam keluarga Katholik berbeda dengan keluarga Protestan dalam

pengajarannya. Begitupun Orang Jawa mengajar anaknya dengan bahasa

Jawa, sedangkan orang Perancis mengajarnya anak dengan bahasa

Perancis, dan sebagainya.

Masyarakat bermula terdiri atas keluarga kecil yakni suatu keluarga

yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Pada keluarga kecil ini anak-anak

lebih banyak menikmati segi sosial ekonomi, dan lebih banyak

diperhatikan oleh orang tuanya dan yang terpenting adalah agar anak

mendapatkan kualitas yang baik. Probbins dalam buku Abu Ahmadi

membagi susunan keluarga menjadi 3 bagian, yakni:

1. Keluarga yang bersifat otoriter : Perkembangan anak itu semata-mata

ditentukan oleh orang tuanya. Sifat pribai anak yang otoriter biasanya

Page 37: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

26

suka menyendiri, mengalami kemunduran kematangannya, ragu-ragu

di dalam semua tindakan, serta lambat berinisiatif.

2. Keluarga demokrasi : Sikap pribadi anak lebih dapat menyesuaikan

diri, sifatnya fleksibel, dapat menguasai diri, mau menghargai

pekerjaan orang lain, menerima kritik dengan terbuka, aktif di dalam

hidupnya, emosi lebih stabil, serta mempunyai rasa tanggung jawab.

3. Keluarga yang liberal : Anak-anak bebas bertindak dan berbuat. Sifat-

sifat dari keluarga ini biasanya agresif, tak dapat bekerja sama dengan

orang lain, sukar menyesuaikan doro, emosi kurang stabil serta

mempunyai sifat selalu curiga.26

2.2 HAKIKAT LAKON/DRAMA

2.2.1 Pengertian Lakon/Drama

Istilah drama berasal dari kata drame (Perancis) yang digunakan

untuk menjelaskan lakon-lakon tentang kehiduoan kelas menengah. Drama

adalah salah satu bentuk seni yang bercerita melalui percakapan dan action

tokoh-tokohnya. Percakapan atau dialog itu sendiri bisa diartikan sebagai

action.27

Pendapat mengenai pengertian drama menurut Sudjiman dalam

Wahyudi Siswanto menyatakan bahwa drama adalah karya sastra yang

bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan

emosi lewat lakuan dan dialog.28

Sebagai sebuah bentuk karya sastra, penyajian drama berbeda

dengan bentuk kesusastraan lainnya, misalnya cerpen dan novel. Novel

dan cerpen masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-

tokoh melalui kombinasi antara dialog dan narasi dan merrupakan karya

yang dicetak. Sebuah drama pada hakikatnya hanya terdiri atas dialog.

Mungkin dalam drama ada pertunjuk pementasan, namun petunjuk ini

sebenarnya hanya dijadikan pedoman oleh sutradara dan pemain. Oleh

26

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 112 27

Endah Tri Priyatni, Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis, (Jakarta: Bumi Aksara.

2010), h. 182 28

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo:2008), h. 163

Page 38: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

27

karena itu, dialog para tokoh dalam drama disebut sebagai teks utama dan

petunjuk lakuannya disebut teks sampingan.

Jika dicermati secara seksama, drama mempunyai dua aspek

esensial, yaitu aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan

dengan seni lakon atau teater. Apabila dirinci lebih dalam lagi, sebenarnya

drama memiliki tiga dimensi, yaitu sastra, gerakan, dan ujaran. Oleh

sebab itu, naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti novel

atau cerpen, tetapi lebih dari itu dalam penciptaan naskah drama sudah

dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya.

Di samping istilah drama ditemukan juga istilah teater atau

theatre (bahasa Inggris). Meskipun kedua istilah tersebut dari asal katanya

berbeda, namun dalam bahasa Indonesia, kedua istilah tersebut tidak

dibedakan. Drama dan teater adalah sebuah lakon yang dipentaskan baik

dengan naskah atau tanpa naskah.29

Dalam kenyataan tidak semua karya drama ternyata

berkesempatan untuk dipentaskan. Kesempatan dan di berbagai tempat.

Sebaliknya, banyak pula karya drama yang berhenti sebagai semata-mata

bacaan, tanpa pernah dipentaskan sama sekali. Drama cenderung lebih

tepat untuk dibaca saja, meskipun secara verbal juga memperlihatkan

adanya cakapan dan petunjuk pemanggungan, lazim disebut sebagai closet

drama atau “drama baca” dalam istilah Indonesia.

Sebagai istilah “drama” dan “teater” ini datang atau kita pinjam

dari khazanah kebudayaan Barat. Secara lebih khusus, asal kedua istilah

ini adalah dari kebudayaan atau tradisi bersastra di Yunani. Pada Awalnya

di Yunani baik “drama” maupun “teater” muncul dari rangkaian upacara

keagamaan, suatu ritual pemujaan terhadap para dewa.30

Banyak pementasan drama yang tidak didasarkan pada karya

drama tertentu, melainkan berdasaran novel, cerpen, puisi, atau bahkan

lagu. Namun demikian, jika kembali kepada pengertian umum yang

29

Endah Tri Priyatni, op.cit., h. 185 30

Melani Budianta, dkk., Memabaca Sastra, (Magelang: Indonesia Tera. 2003), h. 99

Page 39: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

28

bahkan kemudian juga menjadi semacam pembeda dengan genre prosa

dan puisi misalnya, maka niscaya akan diperoleh jatidiri dari drama itu,

bahwa drama telah diniatkan dari awal oleh penulisnya sebagai karya

sastra yang sesungguhnya dimaksudkan untuk dipertunjukkan.

Drama tidak dapat diperlukan sebagai puisi ketika mencoba

mendekatinya, karena puisi penekanannya sebagai suatu hasil cipta intuisi

imajnasi penyair. 31

Kekhususan drama disebabkan tujuan drama ditulis

pengarangnya tidak hanya berhenti sampai pada tahap pembeberan

peristiwa untuk dinikmati secara artistik imajinatif oleh para pembacanya,

namun mesti diteruskan untuk kemungkinan dapat dipertontonkan dalam

suatu penampilan gerak dan perilaku konkret yang dapat disaksikan.

Kekhususan drama inilah yang kemudian menyebabkan pengertian drama

sebagai suatu genre sastra lebih terfokus sebagai suatu karya yang lebih

berorientasi kepada seni pertunjukan, dibandingkan sebagai genre sastra.

Sebagai sebuah genre sastra, drama memungkinkan ditulis dalam

bahasa yang memikat dan mengesankan. Drama dapat ditulis oleh

pengarangnya dengan mempergunakan bahasa seagaimana sebuah sajak.

Penuh iramaa dan kaya akan bunyi yang indah, namun sekkaligus

menggambarkan watak-watak manusia secara tajam, serta menampilkan

peristiwa yang penuh kesuspenan. 32

Satu hal yang tetap menjadi ciri lakon/drama adalah bahwa

kemungkinan itu harus disampaikan dalam bentuk dialog-dialog dari para

tokoh. Akibat dari hal inilah maka seandainya seorang pembaca yang

membaca suatu teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut

mau tidak mau harus membayangkan jalur peristiwa di atas pentas.

Pementasan sebagai satu dimensi lain dari drama, memberikan kekuatan

sekaligus kelemahan bagipenikmat untuk menangkap makna yang terdapat

pada teks. Kekuatannya terletak pada visualisasi langsung, kelemahannya

31

Hassanuddin, WS, Drama Karya Dalam Dua Dimensi, (Bandung: Angkasa. 1996), h. 1 32

Ibid., h. 5

Page 40: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

29

tidak ada pementasan yang sama untuk suatu teks drama meskipun oleh

sutradara yang sama dan sutradara itu pengarang drama itu sendiri.

Mengenai peristilahan, misalnya istilah sandiwara, drama atau

juga teaterr dapat dijelaskan sebagai berikut. Istilah sandiwara merupakan

istilah yang lebih dikenal pada awal perkembangan drama sampai dengan

masa penjajahan Jepang. Sedangkan untuk masa-masa selanjutnya, istilah

drama dan teater lebih sering dipergunakan oleh banyak pihak. Istilah

drama untuk lebih memfokuskan drama sebagai genre sastra

(permasalahan naskah, teks, unsur cerita), dan istilah teater untuk

menunjukkan persoalan pementasan (tentang seni pertunjukkan, seni

peran). Dari beberapa pengertian drama yang dimaksudkan dapatlah

disebutkan bahwa drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam

bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni

pertunjukkan.

Naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer ditunjukkan untuk

skenario film, maka ada beberapa istilah yang terdapat dalam

penyutradaraan sebuah film. Pengertian skenario adalah media yang

menyampaikan pesan berupa dialog-dialog, dari penulis skenario ke awak

pembuat film dan disampaikan ke khalayak. Menurut Syd Field (The

Foundations of Screenwriting, 1994) dalam jurnal Nahdliyah Rahmawati

mengungkapkan “A screenplay is a story told with picture, in dialogue

and placed within the context of dramatic structure. A Screenplay is a

noun – it is about a person, or persons, in a place or places, doing his or

her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person

is the character, and doing his or her thing is the action (1994, 8)”33

Sedangkan menurut lewis Herman (1952) dalam jurnal Nahdliyah

Rahmawati, skenario film adalah komposisi tertulis yang dirancang sebagai

panduan bagi seorang sutradara film. Berdasarkan pengertian-pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa skenario film adalah sebuah naskah cerita

33

Nahdliyah Rachmawati, Wacana Gay dalam Skenario Film Arisan. Commonline, Jurnal Online

Departemen Komunikasi FISIP Unair, Vol.2 No.3/2013-06, h. 147

Page 41: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

30

yang menguraikan adegan-adegan, tempat, keadaan, dan dialog yang

disusun dalam konteks struktur dinamik. Skenario merupakan naskah cerita

yang harus dilakonkan oleh para pelakon dalam bentuk tertulis menjadi

bentuk visual audio.

Skenario menjadi dasar dan rancangan dalam perbuatan sebuah film.

Menurut Herman (1952) dalam jurnal Nahdliyah Rahmawati menjelaskan

bahwa dalam sebuah skenario terdapat unsur-unsur sebuah film, seperti

dramaturgi, konsep visual, montase, karakterisasi, pengadeganan, dialog,

dan tata suara.34

Skenario film merupakan salah satu karya sastra yang

memiliki kesamaan struktur dengan drama. Sebuah skenario film juga

memiliki plot, latar, penokohan, dan tema. Hanya saja teknik penulisan

berbeda dengan penulisan drama. Dalam sebuah skenario film tidak terlalu

banyak monolog dan penokohan lebih banyak digambarkan dengan dialog-

dialog antar tokoh dalam skenario tersebut.

Skenario menjadi dasar dalam pembuatan sebuah film. Jika skenario

itu buruk, maka tidak mungkin menhasilkan film yang baik. Namun jika

skenario itu baik, besar kemungkinan filmnya pun akan baik. Hal ini

membuktikan bahwa betapa pentingnya skenario bagi kualitas sebuah film.

Seperti halnya sebuah karya literature yang dapat dipecah menjadi

bab (chapter), alinea dan kalimat, film jenis apapun, panjang atau pendek

juga memiliki struktur fisik. Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi

unsur-unsur yakni Shot, scene (adegan), dan sekuen. Pemahaman tentang

shot, scene, sekuen nantinya banyak berguna ntuk membagi urut-urutan

(segmentasi) plot sebuah film secara sistematik. Segmentasi plot akan

banyak membantu kita melihat perekmbangan plot sebuah film secara

menyeluruh dari awal hingga akhir.

a. Shot

Shot merupakan unsur terkecil dari film.35

Dalam novel shot bisa

diibaratkan satu kalimat. Sekumpulan beberapa shot biasanya dapat

34

Ibid., h. 147 35

Himawan Pratista, Memahami film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka. 2008), h. 29

Page 42: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

31

dikelompokkan menjadi sebuah adegan. Shot selama produksi film

memiliki arti proses perekaman gambar sejak kamera diaktifkan (on)

hingga kamera dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan satu kali take

(pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi (pasca

produksi) memiliki arti satu rangkaian gambar utuh yang tidak

terinterupsi oleh potongan gambar (editing).

b. Scene (Adegan)

Scene adalah satu segmen pendek dari keseluruhan cerita yang

memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang,

waktu, isi (cerita), tema, karakter, atau motif.36

Satu adegan umumnya

terdiri dari beberapa shot yang berhubungan. Biasanya film cerita terdiri

dari tiga puluh sampai lima puluh buah adegan. Adegan adalah yang

paling mudah kita kenali sewakttu kita menonton film. Kita biasanya

lebih mengingat sebuah adegan ketimbang shot atau sekuen.

c. Sekuen (Sequence)

Sekuen adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu

rangkaian peristiwa yang utuh.37

Satu sekuen umumnya terdiri dari

beberapa adegan yang saling berhubungan. Dalam karya literatur, sekuen

bisa diibaratkan seperti sebuah bab atau sekumpulan bab. Dalam

pertunjukkan teater, sekuen bisa dinamakan dengan satu babak. Satu

sekuen biasanya dikelompokkan berdasarkan satu periode (waktu),

lokasi, atau satu rangkaian aksi panjang. Biasanya film cerita terdiri

delapan sampai lima belas sekuen. Dalam beberapa kasus film, sekuen

dapat dibagi berdasarkan usia karakter utama, yakni masa balita, kanak-

kanak, remaja, dewasa, serta lanjut usia. Dalam film-film petualangan

yang umumnya mengambil banyak tempat, sekuen biasanya dibagi

berdasarkan lokasi cerita.

36

Ibid., h. 29 37

Ibid., h. 29

Page 43: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

32

2.2.2 Unsur Intrinsik dalam Naskah Lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri.38

Tidak hanya dalam novel dan puisi, dalam naskah lakon pun

terdapat unsur intrinsik yang turut serta membangun cerita dalam naskah

lakon tersebut. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir

sebagai karya sastra. Unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika

orang membaca karya sastra. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah

membuat sebuah cerita berwujud. Dalam penelitian ini unsur intrinsik yang

akan dibahas adalah judul, tema, tokoh dan penokohan, alur/plot, latar, dan

gaya bahasa.

1. Judul

Ketika membaca sebuah karya sastra baik itu novel, cerpen, puisi,

naskah drama, ataupun naskah skenario film, aspek pertama yang selalu

ingin kita temukan pertama kali adalah judul. Hampir tidak pernah

ditemukan karya sastra yang tanpa judul. Judul bukan sekadar pelengkap

karya sastra karena dari judul inilah secara eksplisit akan mengetahui

karya sastra itu berbicara tentang apa dan mengekspresikan atau

menyuarakan tentang apa.

Judul yang baik adalah judul yang bisa menggambarkan

keseluruhan isi. Ini berarti bahwa judul dan isi memiliki kesatuan atau

keutuhan makna.39

Biasanya judul pada karya karya sastra bersifat mana

suka, dapat diambil dari nama salah satu tempat atau tokoh dalam cerita,

dengan syarat sebaiknya melambangkan isi cerita untuk menarik

perhatian.

2. Tema

Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan

pengarang dalam karyanya.40

Oleh sebab itu tema merupakan hasil

konklusi dari berbagai peristiwa yang terkait dengan penokohan dan

38

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

2012), h. 23 39

Endah Tri Priyatni, op.cit, h. 186 40

Hasanuddin WS, op.cit, 103

Page 44: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

33

latar. Dalam sebuah drama terdapat banyak peristiwa yang masing-

masingnya mengemban permasalahan, tetapi hanya ada sebuah tema

sebagai intisari dari permasalahan-permasalahan tersebut.

Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun

bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema terletak di balik pokok

cerita tersebut. Itulah sebabnya dapat dikatakan bahwa tema adalah

pokok pikiran atau pokok persoalan di balik pokok cerita.41

Sehubungan

dengan pengertian di atas maka tema cerita hanya dapat diketahui dan

ditafsirkan setelah membaca cerita serta menganalisisnya. Hal ini dapat

dilakukan dengan mengetahui alur cerita serta penokohan dan dialog-

dialognya. Dapat disimpulkan bahwa tema merupakan ide gagasan

utama atau sentral dalam sebuah cerita. Menentukan tema merupakan

aktivitas memilih, mempertimbangkan dan menilai di antara sejumlah

makna yang ditafsirkan ada dalam karya sastra yang bersangkutan.

3. Setting atau Latar

Latar merupakan identitas permasalahan drama sebagai karya

fiksionalitas yang secara samar diperlihatkan penokohan dan alur.42

Latar memperjelas suasana, tempat serta waktu peristiwa itu berlaku.

Latar di dalam drma memeperjelas pembaca untuk mengidentifikasikan

permasalah drama.

Latar ikut membangun permasalahan drama dan menciptakan

konflik. Latar memeperjelas keadaan suasana, tempat, dan waktu

terjadinya peristiwa. Hakikat drama yang ditulis dengan tujuan untuk

dipentaskan menyebabkan latar pada drama berbeda dengan latar pada

cerpen dan novel. Pada cerpen atau novel, ada banyak cara yang

dimanfaatkan pengarang dalam menjelaskan waktu terjadinya peristiwa,

demikian pula mengenai tempat dan ruang. Di dalam drama umumnya

tidak demikian, keterbatasan karena peristiwa harus dipentaskan,

menyebabkan biasanya sebuah cerita pada drama atau deretan peristiwa

41

Suroto, Apresiasi Sastra Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 88 42

Endah Tri Priyatni, op.cit, h. 94

Page 45: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

34

dinyatakan dalam suatu latar tertentu. Misalnya penggarapan waktu di

dalam drama biasanya bersifat kronologis

Menurut Hasanuddin dijelaskan latar merupakan identitas

permasalahan drama seagai karya fiksionalitas yang secara samar

diperlihatkan penokohan dan alur. Jika permasalahan drama sudah

diketahui melalui alur atau penokohan, maka latar dan ruang

memperjelas suasana, tempat, serta waktu peristiwa itu berlaku. Latar

dan ruang di dalam drama memperjelas pembaca untuk

mengidentifikasikan permsalahan drama.43

Fungsi utama setting atau latar adalah sebuah penunjuk ruang dan

waktu untuk memberikan informasi yang kuat dalam mendukung cerita.44

Selain berfungsi sebagai latar cerita, setting juga mampu membangun

mood sesuai dengan tuntutan cerita. Diantara fungsi utama setting adalah

sebagai penunjuk ruang dan wilayah, penunjuk waktu, penunjuk status

sosial.

a. Penunjuk ruang dan wilayah, salah satu fungsi utama setting adalah

untuk menentukan ruang. Setting yang sempurna adalah setting yang

sesuai dengan konteks ceritanya.45

Setting yang digunakan harus

mampu meyakinkan penonton bahwa seluruh peristiwa dalam cerita

benar-benar terjadi dalam lokasi cerita yang sesungguhnya. Lokasi

cerita di rumah tinggal tentu berbeda dengan apartemen, kantor,

hotel, restoran dan lain sebagainya.

b. Penunjuk waktu, setting mampu memberikan informasi waktu. era,

atau musim sesuai konteks naratifnya.46

Unsur waktu keseharian,

yakni pagi, siang, petang, dan malam mutlak harus dipenuhi untuk

menjelaskan konteks cerita. Setting juga mampu memberi informasi

tentang masa atau periode kapan cerita film berlangsung.

43

Hasanuddin, WS, op.cit. h. 94 44

Himawan, op.cit, h. 66 45

Ibid., h. 66 46

Ibid., h. 67

Page 46: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

35

c. Penunjuk status sosial, dekor setting dapat menentukan status sosial

para pelaku ceritanya.47

Setting untuk kalangan atas (bangsawan)

pasti sangat kontras dengan setting kalangan bawah. Setting

kalangan atas lazimnnya memiliki wujud megah, luas, terang,

mewah, properti (perabot) yang lengkap, serta ornamen-ornamen

yang sangat detil (untuk setting masa lalu). Sedangkan setting untuk

kalangan bawah umumnya kecil, sempit, gelap dengan properti yang

minim dan sederhana.

4. Alur/Plot

Alur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan

sebab-akibat. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa peristiwa

adalah unsur utama alur.48

Sebagai rangkaian peristiwa-peristiwa

yang saling berhubungan akan menunjukkan kaitan sebab-akibat.

Jika hubungan peristiwa terputus dengan peristiwa yang lain maka

dapat dikatakan bahwa alur tersebut kurang baik. Alur yang baik

adalah alur yang memiliki hubungan sebab-akibat sesama peristiwa

yang ada di dalam sebuah teks drama.

Berdasarkan urutan waktu menunjuk pada pola berjalannya

waktu cerita. Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang

bersangkutan. Atau lebih tepatnya, urutan penceritaan peristiwa-

peristiwa yang ditampilkan. Urutan waku, dalam hal ini berkaitan

dengan logika cerita. Dengan demikian urutan waktu kejadian ini

ada kaitannya dengan tahap-tahap pemplotan di atas. Oleh karena

pengarang memiliki kebebasan kreativitas, dapat memanipulasi

urutan waktu kejadian sekreatif mungkin, tidak harus bersifat linear

kronologis.

Dari sinilah secara teoretis kita dapat membedakan plot ke

dalam dua kategori: kronologis dan tak kronologis. Yang pertama

47

Ibid., h. 68 48

Endah Tri Priyatni, op.cit, h. 112

Page 47: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

36

disebut sebagai plot lurus, maju atau juga dinamakanprogresif,

sedang yang kedua adalah sorot-balik, mundur, flash-back, atau

dapat juga disebut sebagai regresif.49

Plot lurus, progresif. Plot

sebuah dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan

bersifat kronologis. Plot sorot-balik, flash-back. Urutan kejadian

yang dikisahkan dalam karya fiksi yang berplot regresif tidak

bersifat kronologis. Pola struktur naratif dalam naskah lakon secara

umum dibagi menjadi tiga tahapan yakni permulaan, pertengahan,

serta penutupan.

1. Tahap Permulaan

Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling

kritis dalam sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya

bermula. Pada titik inilah ditentukan aturan permainan cerita film.

Pada tahap ini biasanya telah ditetapkan pelaku utama dan

pendukung, pihak protagonis dan antagonis, masalah dan tujuan,

serta aspek ruang dan waktu cerita (eksposisi).50

Jika seorang

pelaku cerita baik protagonis maupun antagonis membutuhkan

apapun, pada tahap inilah tuntutan tersebut biasanya dipenuhi.

Kadang pada tahap ini terdapat sekuen pendahuluan atau

prolog yang merupakan latar belakang cerita film. Prolog bukan

merupakan bagian dari alur cerita utama namun adalah peristiwa

yang terjadi sebelum cerita sebenarnya terjadi. Prolog sering ali

digunakan untuk memperkuat figur sosok protagonis atau bisa

pula antagonis.

2. Tahap Pertengahan

Tahap pertengahan sebagian besar berisi usaha dari tokoh

utama atau protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah

yang telah ditentukan pada tahap permulaan. Pada tahap inilah

alur cerita mulai berubah arah dan biasanya disebabkan oleh aksi

49

Burhan Nurgiyantoro, op.cit, h. 153 50

Himawan, op.cit, h. 45

Page 48: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

37

di luar perkiraan yang dilakukan oleh karakter utama atau

pendukung.51

Tindakan inilah yang nantinya memicu munculnya

konflik.

Konflik sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara pihak

protagonis dengan antagonis. Pada tahap ini juga umumnya

karakter utama tidak mampu begitu saja menyelesaikan

masalahnya karena terdapat elemen-elemen kejutan yang

membuat masalah menjadi lebih sulit atau kompleks dari

sebelumnya. Pada tahap inilah tempo cerita semakin meningkat

hingga klimaks cerita. Pada tahap ini hinggga menjelang klimaks,

tokoh utama sering kali mengalami titik terendah (putus asa) baik

dari segi fisik maupun mental.

3. Tahap Penutupan

Tahap penutupan adalah klimaks cerita, yakni puncak dari

konflik atau konfrontasi akhir. Pada titik inilah cerita film

mencapai titik ketegangan tertinggi. Setelah konflik berakhir

maka tercapailah penyelesaian masalah, kesimpulan cerita, atau

resolusi. Tokoh utama berhasil mencapai tujuannya dan bisa pula

tidak. Mulai titik inilah tempo cerita makin menurun hingga cerita

berakhir.

5. Tokoh dan Penokohan

Dalam hal penokohan, di dalamnya termasuk hal-hal yang

berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaan fisik tokoh (aspek

psikologis_, keadaan sosial tokoh (aspek sosialogi), serta karakter

tokoh.52

Hal-hal yang termasuk di dalam permasalahan penokohan

ini saling berhubungan dalam upaya membangun permasalahan-

permasalahan atau konflik-konflik kemanusiaan yang merupakan

persyaratan utama drama.

51

Ibid., h. 45 52

Hassanuddin WS, op.cit, h. 76

Page 49: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

38

Berdasarkan kriteria berkembang atau tidaknya perwatakan

tokoh-tokoh cerita, tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh statis (tak

berkembang) dan tokoh berkembang. 53

Tokoh-tokoh di dalam

drama telah dipersiapkan sebelumnya, maka hal-hal yang melekat

pada seorang tokoh dapat dijadikan sumber data atau sinyal

informasi guna membuka selubung makna drama secara

keseluruhan. Aspek-aspek penokohan ini akan saling berhubungan

dan berkaitan dalam upaya membentuk dan membangun

permasalahan dan konflik di dalam drama.

Dalam penggambaran watak tokoh, seorang pengarang dapat

melakukannya dengan dua cara; cara eksposisi dan cara dramatik.

Cara penggambaran dikatakan eksposisi apabila pengarang

menerangkam secara langsung sifat-sifat watak itu baik yang bersifat

batiniah maupun lahiriah. Pengarang menggambarkan secara

langsung kondisi badannya, umurnya, kesukaannya, kesopanannya,

dan sebagainya. Cara penggambaran dikatakan dramatik apabila

pengarang tidak secara langsung menjelaskan secara langsung sifat-

sifat watak tokoh, tetapi hanya memberikan gambaran tindakan-

tindakan atau gerak-gerak setiap tokoh.54

Dengan penggambaran

gerak dapat disimpulkan bagaimana sifat watak tokoh, karena cara

ini merupakan gambaran watak secara tidak langsung. Maka cara

inilah yang paling sukar dikerjakan oleh pengarang.

6. Gaya Bahasa

Bahasa adalah bahan mentah sastrawan.55

Pembicaraan

tentang gaya bahasa menyangkut kemahiran pengarang

mempergunakan bahasa sebagai medium drama. Bahasa dapat

menimbulkan suasana yang tepat guna adegan yang seram, adegan

53

Burhan Nurgiyantoro, op.cit. h. 188 54

A. Hayati dan Winarno Adiwardoyo, Latihan Apresiasi Sastra, (Malang: Yayasan Asih Asah

Asuh, 1990), h. 12 55

Rene Wellek & Austin Warren, Teori Kesusastraan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993),

h. 217

Page 50: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

39

cinta, ataupun peperangan, keputusan maupun harapan. Bahasa dapat

pula digunakan pengarang adalah untuk menandai karakter

seseorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat digambarkan dengan

jelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan

tokoh anak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata

ataupun struktur kalimat yang digunakan oleh tokoh-tokoh yang

bersangkutan.56

Gaya bahasa sebenarnya bagian dari pilihan kata atau diksi

yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata. Menurut

Gorys Keraf 1981 dalam buku Soediro Satoto mensyaratkan bahwa

sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur dasar:

kejujuran, sopan-santun, dan menarik.57

Gaya bahasa cenderung

dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu penegasan, pertentangan,

perbandingan, dan sindiran. Sebagaimana di dalam karya sastra

lainnya, di dalam drama para pengarang pun memanfaatkan hal ini.

Masing-masing jenis itu dapat pula diperinci lebih lanjut,

misalnya metafora, personifikasi, asosiasi, paralel, dan lain-lain

untuk jenis bahasa perbandingan, ironis, sarkas, dan sinis, untuk

jenis gaya bahasa sindiran;pleonasme, repetisi, klimaks, retoris, dan

lain-lain untuk jenis gaya penegasan dan paradoks, antitesis, dan

lain-lain, untuk jenis gaya bahasa pertentangan. Penggunaan jenis

gaya bahasa ini akan membantu pembaca mengidentifikasi

perwatakan tokoh.

2.3 Pendekatan Psikologi Sastra

Psikologi sastra adalah kajian yang memandang karya sebagai

aktivitas kejiwaan.58

Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya

dalam berkarya. Pengarang juga akan menangkap gejala jiwa kemudian

diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi

56

E. Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra, (Bandung: Yrama Widya, 2012), h. 72 57

Soediro Satoto, Stilistika, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), h. 151 58

Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Sastra,(Yogyakarta: Caps. 2013), h. 96

Page 51: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

40

pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang, akan

terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra.

Karya sastra yang dipandang sebagai fenomena psikologis, akan

menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokoh jika kebetulan

teks berupa drama. film maupun prosa. Jatman dalam bukunya Suwardi

Endaswara berpendapat bahwa karya sastra dan psikologi memang

memiliki pertautan yang erat, secara tak langsung dan fungsional.59

Psikologi dan sastra memiliki hubungan fungsional karena sama-sama

untuk mempelajari keadaan kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi

gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif.

Pada dasarnya psikologi sastra dibangun atas dasar asumsi-asumsi

genesis, dalam kaitannya dengan asal-usulnya karya, artinya psikologi

sastra dianalisis dalam kaitannya dengan psiko dengan aspek-aspek

kejiwaan pengarang. Secara definitif tujuan psikologi sastra adalah

memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung di dalam suatu karya

melalui pemahaman terhadap para tokoh, misalnya masyarakat dapat

memahami perubahan, kontradiksi dan penyimpangan-penyimpangan lain

yang terjadi di masyarakat, khususnya yang terkait dengan psike.

Ada tiga cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara

psikologi dengan sastra, yaitu: a) memahami unsur-unsur kejiwaan

pengarang sebagai penulis, biasa disebut dengan pendekatan ekspresif. b)

memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra,

biasa disebut pendekatan tekstual. c) memahami unsur-unsur kejiwaan

pembaca, biasa disebut pendekatan reseptif-pragmatik.60

Daya tarik psikologi sastra ialah masalah pada masalah manusia

yang melukiskan potret jiwa. Tidak hanya jiwa sendiri yang muncul dalam

sastra, tetapi juga bisa mewakili jiwa orang lain. Setiap pengarang kerap

menambahkan pengalaman sendiri dalam karyanya dan pengalaman

pengarang itu sering pula dialami oleh orang lain.

59

Ibid., h. 97 60

Albertine Minderop, Psikologi Sastra (karya sastra, metode, teori dan contoh kasus), Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011, h. 54

Page 52: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

41

Tanpa kehadiran psikologi sastra dengan berbagai acuan kejiwaan,

kemungkinan pemahaman sastra akan timpang. Kecerdasan sastrawan yang

sering melampaui batas kewajaran mungkin bisa dideteksi lewat psikologi

sastra. Itulah sebabnya pemunculan psikologi sastra perlu mendapat

sambutan. Setidaknya sisi lain dari sastra akan terpahami secara

proporsional dengan penelitian psikologi sastra.

Naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer sarat dengan

masalah-masalah psikologi, terutama konsep tokoh remaja UU dan naluri

kehidupan sebagai ungkapan untuk mempertahankan hidup. Analisis

psikologis sastra dalam naskah lakon ini menggunakan pendekatan tekstual

yakni memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam

skenario. Pemaparan perwatakan para tokoh disampaikan melalui metode

showing yakni memperlihatkan pengarang menempatkkan diri di luar

kisahan dengan memberikan kesempatan kepada para tokoh untuk

menampilkan perwatakan mereka melalui dialog dan action.61

2.4 Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra sudah diterapkan di jenjang pendidikan SD,

SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi dan tentunya harus disesuaikan

dengan kompetensi yang hendak dicapai. Pendidikan sastra adalah

pendidikan yang mencoba untuk mengembangkan kompetensi apresiasi

sastra, kritik sastra, dan proses kreatif sasttra.62

Kompetensi apresiasi

sastra yang diasah dalam pendidikan ini adalah kemampuan menikmati

dan menghargai karya sastra. Dengan pendidikan semacam ini, peserta

didik diajak unuk langsung membaca, memhami, menganalisis, dan

menikmati karya sastra secara langsung. Tidak hanya itu saja, peserta

didik diajak untuk memahami dan menganalisis berdasarkan bukti nyata

yang ada di dalam karya sastra dan kenyataan yang ada di luar sastra,

tetapi juga diajak untuk mengembangkan sikap posistif karya sastra.

61

Ibid., h. 77 62

Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo. 2008), h. 168

Page 53: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

42

Kegunaan sastra termasuk drama tidak perlu ditawar-tawar lagi,

antara lain mendidik manusia agar memahami kehidupan lebih baik.63

Secara umum tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia bidang sastra dalam kurikulum 2004 agar peserta didik mampu

menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memeperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta peserta didik menghargai

dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

inteletual manusia Indonesia.64

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok

pengajaran sastra adalah untuk mencapai kemampuan apresiasi kreatif.

Respon ini menyangkut aspek kejiwaan, terutama berupa perasaan,

imajinasi, dan daya kritis. Dengan memiliki respon sastra siswa

diharapkan mempunyai bekal untuk mampu merespon kehidupan ini

secara artistik imajinatif, karena sastra itu sendiri dari pengolahan tentang

kehidupan kehidupan secara artistik dan imajinatif dengan menggunakan

bahasa sebagai mediumnya.

Apresiasi kreatif yang menjadi tujuan pengajaran sastra itu dalam

wujud kegiatan belajar sastra terdiri dari tiga tingkatan:

a. Penerimaan : siswa memperlihatkan bahwa dia mau belajar, mau

bekerja sama, dan menyelesaikan tugas membaca dan tugas-tugas

lain yang berkaitan dengan itu.

b. memberi respon: suka terlibat dalam kegiatan membaca dan

menunjukkan minat pada kegiatan penelaahan sastra.

c. Apresiasi: menyadari kemanfaatan pengajaran, sehingga dengan

kemauan sendiri ingin menambah pengalamnnya, ingin membaca

karya sastra baik dianjurkan atau tidak, ingin berpartisipasi dalam

63

Suwardi Endraswara, op.cit, h.288 64

Ibid., h. 170

Page 54: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

43

kegiatan diskusi, memeberikan ulasan, dan bahkan berkeinginan

untuk dapat menghasilkan karya sastra65

.

Sastra itu benda budaya yang bisa dijadikan tauladan, di

dalamnya terungkap nilai-nilai, kaidah-kaidah, tindak-tanduk yang baik

dan buruk. Dalam hal ini sastra dianggap sebagai alat pendiidkan. Sastra

ditulis berdasarkan tata nilai tertentu. Nilai itu bergeser tiap zaman,

dengan demikian mencermati drama akan dapat memetik nilai didik

tertentu. Dan secara umum kajian sastra mempunyai peranan yang sangat

penting dalam dunia pendidikan.

Studi sastra dalam hubungannya dengan pengajaran sastra telah

melahirkan berbagai macam pendekatan, antara lain sebagai berikut:66

a. Pendekatan kesejarahan yakni pendekatan pengajaran yang

memusatkan perhatian kepada aspek sejarah kehadiran sastra,

priodisasi sastra, dan ciri-ciri khas yang menandai perkembangan

sastra dari zaman ke zaman. Diharapkan siswa memeperoleh

pengetahuan mengenai proses kejadian suatu karya sastra, latar

belakang yang mewarnai karya sastra tersebut, dan perkembangan

sastra dari masa ke masa.

b. Pendekatan sosiopsikologis yakni pendekatan yang memusatkan

perhatian kepada masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang ada di

dalam karya sastra. Diharapkan siswa memahami sastra dalam

konteks kemasyarakatan tempat sastra tersebut dilahirkan.

c. Pendekatan emotif yakni dalam pengajaran sastra berupa upaya guru

manipulasi emosi tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk

menentukan sendiri atau menikmati sendiri karya tersebut.

Diharapkan siswa mampu menggunakan suatu sikap emosi.

d. Pendekatan didaktif yakni memusatkan perhatian kepada aspek

pendiidkan dan moral yang terdapat dalam suatu karya sastra.

65

Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya.1998), h. 195 66

Ibid., h. 196

Page 55: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

44

e. Pendekatan analisis yakni memusatkan perhatian kepada analisis

segi-segi intrinsik karya sastra. Dengan pendekatan ini guru

cenderung untuk menunjukkan komponen-komponen yang terdapat

dalam suatu karya sastra. Drama menjadi wahana pendidikan

bangsa.

Kajian drama dan pendidikan dapat diarahkan dengan pendekatan

ekstrinsik drama. Pendidikan terbagi mejadi dua hal setidak-tidaknya,

yaitu: a) pendidikan akhlak dan b) pendidikan kecerdasan. Keduanya ada

dalam pentas drama67

.

Dapat disimpulkan bahwa pengajaran sastra memiliki 4 manfaat,

diantaranya: membantu ketrampilan berbahasa, meningkatkan

pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang

pembentukan watak.

67

Suwardi Endraswara, op.cit, h. 289

Page 56: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

45

BAB III

PROFIL ARIFIN C. NOER

3.1 Biografi Arifin C. Noer

Bernama lengkap Arifin Chairin Noer, ia seorang dramawan, penulis

sajak, penulis skenario, serta sutradara film dan sinetron. Orang tuanya hanya

penjagal kambing dan ahli memasak daging tersebut menjadi sate dan gulai

kambing. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat Arifin menjadi

terbelakang dan tertinggal pendidikannya dari teman-teman seangkatannya.

Satu dari delapan bersaudara, Arifin lahir di Cirebon 10 Maret 1941.

Anak kedua dari Mohammad Adnan, penjual sate, dari keturunan kiai.

Pekerja seni yang tekun menangkap perjalanan hidup manusia di dalam

melakoni hidup ini. Dia meninggal di Jakarta 28 Mei 1995.1

Sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama diselesaikan di kota

kelahirannya Cirebon (1957). Minatnya kepada kesenian telah tumbuh sejak

masih duduk di bangku SMP. Ia mengarang cerpen dan puisi, lalu

mengirimkannya ke majalah mingguan yang terbit di Cirebon dan Bandung.

Honor yang diperoleh dari menulis ia pergunakan untuk membeli buku-buku

sastra, terutama kisah petualangan yang sangat disukainya. Mat Ipin sapaan

kecil Arifin, pernah menulis naskah dan menyutradarai dramanya yang

pertama, Dunia jang retak, ketika masih sekolah di SMP Muhammadiyah,

Cirebon pada tahun 1957.

SMA Negeri di kotanya ditinggalkannya tanpa lulus. Dunia sastra

menyeretnya ke Surakarta, ke SMA Jurnalistik. Lalu meneruskan kuliah ke

Yogyakarta, pada 1960, di Fakultas Sosial Politik Universitas Cokroaminoto.

Di kota inilah dia mengenal dunia teater dan bergabung dengan teater muslim

pimpinan Mohammad Diponegoro dan kemudian bergabung dengan “bengkel

teater” pimpinan WS. Rendra. Dia menulis sajaknya yang pertama Langgar

Purwodiningratan, tentang masjid kecil tempatnya sering melakukan tafakur.

1 Ali Said, “Arifin C. Noer: dari Teater Muslim hingga Sinetron” Republika. Jakarta, Senin, 29

Mei 1995. Tahun III No. 138, h. 5

45

Page 57: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

46

Pada 1967 dia mendapat dua gelar sekaligus. Gelar sarjana dari

universitasnya, dan memenangkan sayembara penulisan naskha drama yang

diselenggarakan oleh Teater Muslim pimpinan Mohammad Diponegoro,

Judul karyanya: Nenek Tertjinta atau Lampu Neon.2 Pada 1968 dia hijrah ke

Jakarta dan mendirikan kelompok dramanya sendiri bernama teater kecil.

Sempat mengikuti Program Penulisan Internasional di Universitas Iowa,

Amerika Serikat, pada 1972. Sekembalinya dari Amerika ia terus melahirkan

naskah naskah seperti Madekur dan Tarkeni (1974), Orkes Madun (1974),

Umang-umang (1976), Sandek Pemuda Pekerja (1979), dan Dalam

Bayangan Tuhan atawa Interogasi (1984).3

Arifin menggubah dan mementaskan enam naskah drama selama

dasawarsa 1970-an. Kapai-kapai (1970) adalah salah satu yang paling

istimewa. Naskah ini pernah dimainkan orang dalam bahasa Inggris dan

Belanda di Amerika Serikat, Belgia, dan Australia. Kritikus sastra dan drama

menganggap Arifin merupakan salah satu pembaharu dunia drama Indonesia

dan antara karya-karya dramanya dengan puisi-puisinya terdapat jalinan

hubungan yang erat. Puisi-puisinya kuat dengan unsur-unsur dramatik

sedangkan drama-dramanya puitis sekali.

3.2 Karya Arifin C. Noer

Sejak masih sekolah SMP ia sudah menggeluti bidang ini, tak kurang

dari 21 lakon sandiwara telah ia tulis. Beberapa naskahnya belum disiarkkan

tapi hampir seluruhnya pernah dipentaskan. Aminah (1961), Sepasang

pengantin (1962), Nenek Tercinta (1963), Mega-Mega (1964-1966), Karir

Kita (One man play 1964), Sumur Tanpa Dasar (1963-1971), Kapai-kapai

(1968-1970), dll4.

Beberapa di antaranya memenangkan hadiah misalnya dari : Panitia

Sayembara Penulisan Drama Nasional (Teater Muslim 1964), Badan Pembina

Teater Nasional Indonesia (BPTNI 1967). Pada tahun 1971 ia juga

2 Ibid., h.5

3 Majalah Femina, Jakarta: 2-8 November 1995, h. 78-83

4 Sinar Harapan, Jakarta: Sabtu 24 Maret 1984, Tahun ke :XXII No. 7455, h. 8

Page 58: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

47

mendapatkan Anugerah Seni dari Pemerintah kita untuk naskah Kapai-Kapai.

Selain itu telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Harry Aveling

(dosen Monash University Australia) maupun diterbitkan oleh Oxford

University Press.5

Selain menulis sajak dan naskah lakon, Arifin berhasil menulis banyak

skenario film dan dan sinetron serta kritik dan esai drama dan seni pentas

yang lain. Adapun buku kumpulan sajak karyanya adalah: Nurul Aini (1963),

Siti Aisyah (1964), Puisi-puisi yang Kehilangan Puisi (1967), Selamat Pagi,

Jajang (1979), dan Nyanyian Sepi (1995). Buku dramanya adalah Lampu

Neon (1960), Matahari di Sebuah Djalan Ketjil (1963), Nenek Tertjinta

(1963), Prita Istri Kita (1967), Mega, Mega (1967), Sepasang Pengantin

(1968), Kapai-Kapai (1970), Sumur Tanpa Dasar ( 1971), Kasir Kita (1972),

Tengul (1973), Orkes Madun 1atawa Madekur dan Tarkeni (1974), Umang-

Umang (1976), Sondek, Pemuda Pekerja (1979), Dalam Bayangan Tuhan

atawa Interogasi 1(1984), Ari-Ari atawa Interogasi II (1986), dan Ozon

atawa Orkes Madun IV (1989)

Sukses di teater, sepanjang dasawarsa 1970-an Arifin juga mulai

melirik dunia film. Mengaku otodidak di bidang sinematografi, dia menulis

sembilan skenario film antara 1971-1977. Pemberang (1972), Rio Anakku

(1973), Melawan Badai (1974), Petualang-Petualang (1974), Suci Sang

Primadona (1978), Harmoniku (1979), Lingkaran-Lingkaran (1980),

Serangan Fajar (1981), Pengkhianatan G.30 S/PKI (1983), Matahari-

Matahari (1985), Sumur Tanpa Dasar (1989), Taksi (1990), dan Keris

(1995).6

Lewat film Pemberang, Arifin dinyatakan sebagai penulis skenario

terbaik di Festival Film Asia 1972, dan mendapatkan piala The Golden

Harvest. Dia memperoleh Piala Citra Festival Film Indonesia untuk penulisan

skenario terbaik dalam Rio Anakku (1973) dan Melawan Badai (1974).

5 Ibid., h. 8

6 Puji Sentosa.,Biografi Arifin C. Noer, diakses melalui http://pujies-

pujies.blogspot.com/2010/com/2010/01/arifin-c-noer.html, diunduh Desember 2015 Pukul.15.00

Wib.

Page 59: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

48

Arifin akhirnya mencebur lebih dalam ke dunia film menjadi

sutradara. Film perdananya Suci Sang Primadona (1977), melahirkan

pendatang baru: Joice Erna, yang memenangkan Piala Citra sebagai Aktris

Terbaik FFI 1978. Sekitar 10 film disutradarai setelah itu. Tiga di antaranya

merupakan doku-drama yang diangkat dari kisah nyata: Serangan Fajar

(tentang Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta), Pengkhianatan G-30-

S/PKI (Kudeta PKI yang gagal) dan Jakarta 66 (demonstrasi mahasiswa

1966). Serangan Fajar memperoleh gelar film terbaik pada 1982.

Pengkhianatan yang hampir setiap tahun diputar di televisi, memperoleh

Citra untuk penulisan skenario terbaik pada 1985.7

Seperti karya-karya teaternya hampir semua film Arifin kental

bernuansakan ke-Indonesiaan. Dalam arti selalu menggali nilai-nilai

tradisional milik bangsa untuk dipentaskan dalam sebuah film, selalu

menggali idiom-idiom yang berbau tradisi.

3.3 Pemikiran Arifin C. Noer

Kesenian yang diusung Arifin C. Noer lebih membeberkan persoalan-

persoalan, membuka persoalan dan jarang sekali secara global menunjukkan

jalan keluar, membeberkan kebenaran-kebenaran, pengalaman-pengalaman,

memeberikan kebaktiannya kepada hidup dan kepada masyarakat.

Lakon-lakon yang ditawarkan penuh dengan isyarat pemecahannya.

Semua naskah drama Arifin selalu berbicara tentang kaum marjinal.

Contohnya Ozone, kritiknya terhadap abad ke-20 memang tidak bicara

langsung. Dia perlakukan Ozone sebagai isu, dia menjelaskan bahwa akibat

dari peperangan, lingkungan hidup, bumi jadi melepuh. Pada abad ke-20

“Ozone” itu baru isyarat-isyarat tentu saja isyarat-isyarat yang ia berikan ini

harapan akan direspon berupa penelitian-penelitian akan berupa lanjutan dari

pikiran-pikirannnya, mungkin jauh lebih lengkap apa yang ia sajikan.

Sesuatu yang ingin ia sampaikan bagaimana dengan teater, ia ingin

membagi pengalaman-pengalaman manusiawi untuk orang lain dalam bahasa

keindahan lewat bahasa teater. Merupakan sebagian pegalaman kemanusiaan

7 Republika, Op.Cit, h. 6

Page 60: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

49

yang ia tuangkan di dalam lakon-lakonnya, misalnya pengalaman ekonomi

yang kemudian ia tuangkan ke dalam karya-karyanya.

Ia juga seorang realistik, bahwa ia dan teaternya tentu saja mempunyai

kekuatan yang sangat terbatas untuk bisa mempengaruhi masyarakat atau

dunia. Naskah dama protes sosialnya yang ber-setting kehidupan orang susah

dan tersingkir, seperti pencopet, pelacur, orang-orang kolong, buruh pabrik,

dikemasnya dalam pementasan yang satire dan kocak. Betapa timpang

masyarakat Indonesia yang visinya adalah visi ekonomi melulu. Skala

prioritas pembangunan harus diselaraskan kembali dengan memperhatikan

dasar politik kebudayaan Indonesia.

Arifin mengawinkan lenong, stambul, boneka (marionet), wayang

kulit maupun golek, serta melodi pesisiran pantai Jawa, ke dalam teater

modern. Tak aneh pula jika kemudian karya Arifin sangat kuat dalam bentuk.

Baginya kesenian itu sendiri ataupun karya seni itu sendiri diciptakan bukan

berdasarkan pada kebohongan, tetapi berdasar pada pemahaman atas

kehidupan yang dialami si pengkarya seni tersebut.

Arifin memiliki dua profil yang terpenting. Pertama ia pecinta

masyarakat dimana ia hidup, kedua ia suka sekali bergulat dengan persoalan

keagamaan, ke Tuhanan. Tercium sekali jiwa ke-Tuhanan Arifin mulai

dengan karyanya yangg berjudul “Sumur Tanpa Dasar”.

Menurut Sides Sudyarto dalam Dokumentasi HB. Jassin

mengemukakan bahwa karya Arifin ini adalah suatu realisme Sosial, tetapi

juga realisme relijius. Sebab teater telah dipilih oleh Arifin untuk tempat

khotbah. Hanya Arifin tidak mau khotbah yang terlalu memuakkan, karena

tidak bisa atau sulit dimengerti. Arifin pilih dakwah dengan bahasa awam,

namun manusiawi.8

Arifin telah menemukan cara dakwah yang tersendiri. Dakwah yang

akan mendekatkan para pemeluk agama dengan agamanya, para Insan dengan

Allahnya. Kiranya bisa dikemmbalikan kepada latar belakang di mana Arifin

dibesarkan. Alam pikiran yang meliputi daerah Arifin besar adalah alam

8 Sides Sudyarto, Teater sebagai Kebaktiann, Dokumen HB. Jassin, Jakarta: Siwalan 3

Page 61: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

50

pikiran yang percaya kepada anutan Taqlid sambil tidak menutup

kemungkinan untuk berijtihad.

“Dalam bidang pemikiran barangkali saya termasuk agak

terbelakang. Setidak-tidaknya saya tidak termasuk orang yang

tangkas dalam mengungkapkan fikiran-fikiran. Sejak 1972 setahun

setelah saya menulis Kapai-Kapai, saya mulai betul-betul menyadari

bahwa teater yang saya bangga-banggakan sebenarnya teater

pinjaman atau teater cangkokan. Memang bagaimanapun juga saya

tidak akan pernah mengingkari keadan ini , namun sebagai orang

yang berfikir sehat saya harus memikirkan dan merenungkannya

secara seksama. Paling tidak saya harus selalu mempelajarinya

sejauh mana teater semacam ini mampu merefleksikan

masyarakatnya.”9

Dari ungkapannya di atas jelas bahwa Arifin adalah orang yang peduli

dengan sekitarnya. Bahkan hampir semua karyanya berlandaskan kehidupan

asli masyarakat di Indonesia. Protes sosialnya yang bersetting kehidupan

orang susah dan tersingkir, seperti pencopet, pelacur, orang-orang kolong,

buruh pabrik, namun dikemasnya dalam pementasan yang satire dan kocak.

Teaternya juga akrab dengan publik. Ia masukkan unsur-unsur lenong,

stambul, boneka (marionet), wayang kulit maupun golek, dan melodi pesisir

untuk mencuatkan protes sosial secara transendental, kocak, dan religius.

Arifin adalah salah satu ujung tombak perangkat lunak dalam peta teater

Indonesia modern. Ia sudah membawa pembaharuan dalam penulisan lakon

dan pencarian idiom pengucapan panggung. Karya-karyanya bahkan sudah

keluar dari konvensi penulisan teater Barat dan idiom-idiom pentasnya

merupakan usaha pencarian celah-celah baru yang berkiblat pada tradisi teater

Indonesia.

9 Sinar Harapan, op.cit, h. 8

Page 62: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

51

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Unsur Intrinsik Naskah Lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

1. Judul

Lakon karya Arifrin C. Noer berjudul AAIIUU. Kata AAIIUU

bukan sekedar huruf vokal AIUEO, namun AAIIUU merupakan nama

anak-anak dari keluarga Rustam. Aamerupakan anak pertama berjenis

kelaminlaki-laki, Ii anak kedua berjenis kelamin perempuan, dan Uu anak

ketiga berjenis kelamin perempuan. Jika ditilik dari pengertian dalam kbbi

online anak berarti seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa

atau belum mengalami masa pubertas. Namun kenyataanya seorang anak

harus menuruti semua keinginan dan kehendak orang tua, mulai dari

pendidikan, pekerjaan, sampai dengan jodoh.

Kata AAIIUU yang tertera pada naskah lakon ini memang hendak

menyuarakan masalah dukungan orang tua terhadap anak, terhadap minat

dan bakat anak, khususnya terhadap masa depan si anak. Tentunya dalam

perkembangannya, anak harus mendapat dukungan dan kasih sayang orang

tua, agar lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan

di masa depan.

Secara kodrat, pada hakikatnya anak lelaki dan perempuan itu

berbeda, begitu pun dengan pola asuh yang didapat. Biasanya orang tua

akan lebih mengarahkan dan mengatur anak perempuan dibandingkan

dengan anak laki-laki, yang lebih dibebaskan dalam membuat keputusan

termasuk memilih masa depannya. Hal ini tercermin secara jelas dalam

lakon yang berjudul AAIIUU berikut:

“ Ibu : Terserah kamu mau ngomong apa. Tapi saya tetap

berpihak kepada Uu.

Rustam : Artinya membiarkan Uu jatuh kepada pilihan yang

keliru! Semua orang mengejar uang dan kamu biarkan

Uu mengejar angin yang bernama lamunan sejarah.

Sebagai Ibu seharusnya kamu menyadarkan Uu yang

baru tahu AIUEO itu bahwa sejarah tidak akan

menyelesaikan hidup ini. Hanya uang yang punya

51

Page 63: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

52

kemampuan tidak terbatas untuk menyelesaikan apa saja.”1

Dalam percakapan tersebut terlihat bahwa orang tua tidak

memberikan dorongan terhadap anak tentang bakat dan minat anak, juga

atas pilihan-pilihan yang sebenarnya anak cita-citakan sampai mengenai

pekerjaan yang Uusendiri inginkan menjadi ahli sejarah. Jika dilihat dari

judul naskah lakon ini memang sangat unik. Arifin mengambil sebagian

ejaan dari huruf vokal yakni AIU. Pilihannya menggunakan huruf vokal

pastilah memiliki maksud dan tujuan. Pertama, dengan menggunakan judul

yang unik, orang yang membacanya akan penasaran dan tentunya mudah

diingat. Kedua, orang-orang sudah tidak asing lagi mendengar huruf

vokal.

Huruf vokal memiliki arti yakni huruf hidup yang memberikan

suara. Dari pengertian tersebut Arifin menyimbolkan dari setiap ejaan

yang dipakai AIU sebagai makhluk hidup yang hendak menyuarakan

tentang kritik sosial yang terjadi pada tahun 1994 di Indonesia. Arifin

melihat pada zaman itu semua masyarakat harus nurut dan manut terhadap

pemerintahan Orde Baru, di mana masyarakat tidak diperbolehkan

menyuarakan suaranya sedikitpun dan dari peristiwa tersebut membawa

dampak terhadap pemikiran masyarakatnya sendiri. Arifin sangat jeli

melihat kondisi ini lewat lakonnya dan mengambil potret sebuah keluarga

serta permasalahannya, sehingga secara tidak langsung menggambarkan

kondisi Indonesia pada masa itu.

Jika diperhatikan huruf vokal ejaan dalam judul lakon Arifin C.

Noer AAIIUU, bila dilafalkan terkesan seperti terbata-bata. Terbata-bata

atau gugup diartikan gangguan bicara dari proses keluarnya suara. Orang

yang mengalaminya biasanya akan memperpanjang atau mengulang suku

kata dalam berbicara, misalnya “aa..aa..apa”. Terdapat beberapa faktor

penyebab seseorang berbicara terbata-bata di antaranya kelainan medis,

faktor genetik, faktor psikis salah satunya stress, takut, memiliki terlalu

1 Arifin C. Noer, AA II UU, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 2006), h.11

Page 64: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

53

banyak ide dan kelainan neurologi. Bicara gagap menjadi sebuah masalah

yang begitu berat bagi seseorang yang mengalaminya, karena menjadi

ketakutan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Melalui judul lakon AA,II,UU yang jika dilafalkan seperti terbata-

bata, Arifin memberikan pesan tersirat bahwa hal yang terjadi pada tokoh-

tokoh dalam naskah mengalami gangguan dalam proses mengeluarkan

suara. Maksud dari proses mengeluarkan suara di sini adalah si tokoh tidak

memiliki daya untuk menyuarakan pendapatnya. Terutama digambarkan

jelas oleh Arifin bahwa tokoh UU tidak mendapatkan tempat di

lingkungan keluarganya untuk menyuarakan apa yang ingin menjadi

minat dan cita-citanya. Selain itu juga tokoh Ibu yang selalu disela oleh

ayah jika ia memberikan pendapatnya. Selain itu hal ini juga

menggambarkan kondisi pada masa pemerintahan Orde Baru, di mana

masyarakat merasa takut untuk menyuarakan pendapatnya, dikarenakan

tidak diberikan ruang untuk bersuara.

2. Tema

Setiap karya sastra memiliki tema yang merupakan hasil konklusi

dari berbagai peristiwa yang terkait dengan penokohan dan latar. Tema

adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam

karyanya. Dapat disimpulkan bahwa tema adalah inti dari berbagai

peristiwa dalam suatu karya sastra.

Seperti sudah dijelaskan dalam judul skenario filmAAIIUU karya

Arifin C. Noer, tema yang diangkat secaratersurat jelas bahwa pengarang

hendak menyuarakan perlunya dukungan orang tua terhadap anak akan

mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif terhadap masa depan,

percaya akan keberhasilan yang akan dicapainya serta termotivasi untuk

mencapai tujuan yang telah direncanakan di masa depan. Kurangnya

dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan remaja tersurat jelas

dari dialog dalam skenario filmAAIIUU. Anak diharuskan lebih memilih

pilihan orang tua, dan tidak dapat menentukan pendidikan sampai nantinya

Page 65: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

54

akan bekerja di mana dan akan menjadi apa. Hal itu dapat dilihat pada

dialog berikut,

“Rustam : Mau jadi ahli sejarah?

Ibu : Yaa.. kan nanti sama-sama jadi dokteranda kalau

selesai kelak.

Rustam :Kamu betul-betul kurang memahami jaman sekarang.

Dokteranda apapun memang sama, tapi nilai

komersilnya berbeda-beda. Insinyur juga macam-

macam dan boleh dikatakannya satu sama lain, tapi

tetap saja masing-masing memiliki nilai komersil yang

berbeda-beda!”2

Gambaran secara jelas bahwa orang tua, terutama ayah tidak

mendukung Uu untuk mencapai cita-citanya melanjutkan kuliah di jurusan

sejarah dan bekerja sebagai ahli sejarah. Sang ayah berpikir bahwa kuliah

di jurusan sejarah akan membuang-buang waktu karena dinilai masa

depannya tidak akan jelas misalnya ketika lulus nanti tidak akan ada

perusahaan yang mau memperkerjakan lulusan sejarah. Di samping itu,

dilihat dari nilai komersialnya lulusan sejarah akan susah untuk

mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan lulusan kedokteran ataupun

lulusan teknik, yang secara otomatis akan mempengaruhi tingkat strata

sosial di lingkungan masyarakat. Bahkan tidak hanya ayahnya yang tidak

mendukung Uu, melainkan teman-teman Uupun malah mentertawakan

atas sikap Uu yang ingin melanjutkan jurusan sejarah. Menurut mereka,

itu akan menambah jumlah pengangguran dan orang miskin di Indonesia.

Hal ini tercantum dalam dialog berikut,

“ Uu : Semua sudah menjadi pedagang. (melihat pada AA dan II)

Masa mereka ngetawain UU.

Ibu :Kenapa memangnya?

Uu :UU ditanya sama si Chandra, UU mau daftar kemana, lalu

UU bilang ke jurusan sejarah. Eh, semua kawan-kawan

ketawa. UU sama sekali tidak mengerti. Apa yang lucu?”3

Uu merasa kesal dan kecewa atas sikap teman-temannya yang

mentertawakan keputusannya untuk melanjutkan ke jurusan sejarah.

2Ibid., h.5-6

3Ibid., h. 14

Page 66: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

55

Dalam percakapannya dengan ibu, ketika dia bilang “semua sudah menjadi

pedagang” secara tidak langsung Uu mengkritik dan menyindir kondisi

masyarakat pada saat itu di mana pemikiran mereka tidak lebih dari

berniaga yang selalu memikirkan untung dan rugi, semua yang dilakukan

haruslah memiliki nilai untung yang tinggi. Dan hal tersebut juga dialami

termasuk keluarganya sendiri dan juga teman-temannya.

Selain menyuarakan tentang kurangnya dukungan orang tua

terhadap minat dan bakat anak, lewat lakon ini Arifin juga hendak

menyuarakan tentang sebuah keluarga yang menganggap diri sebagai

keluarga modern. Mereka bertempat tinggal di pusat kota Jakarta, bekerja

di gedung perkantoran tinggi namun mereka masih kolot. Kolot yang

dimaksud bukan berarti tidak berpendidikan, namun masih bersikap

mempercayai dukun atau masih mempercayai hal-hal mistis yang konon

hanya dilakukan oleh mereka yang tidak melek sekolah. Hal ini terlihat

dari cara pemikiran keluarga tersebut, sebuah keluarga yang tidak

demokratis, yang mana tidak memberikan kebebasan dan kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan bakat dan minat anak-anaknya.

Cerminan tersebut persis seperti pemerintahan pada masa itu, yang kerap

membungkam kritik.

Dibungkamnya pers dapat dilihat dalam jurnalnya Dwi Wahyono

dan Gayung Kasuma.4 Selain dibungkamnya pers, pada masa itu juga

keadaan perekonomian mengalami pasang surut. Indonesia mengalami

krisis yang diakibatkan besarnya hutang luar negeri, hingga akhir masa

pemerintahannya terjadi krisis berkpanjangan, krisisnya perekonomian

Indonesia dapat dilihat dalam jurnal Muhammad Ihsan Syahaf Nasution.5

Jadi dalam naskah lakonAAIIUU secara langsung menjadi cermin untuk

menggambarkan kondisi sosial Indonesia.

4 Dwi Wahyono Hadi dan Gayung Kasuma., Propaganda Orde Baru, (Jurnal politik. Verleden,

vol.1 No.1, Desember 2012:1-109) 5 Muhammad Ihsan Syahaf Nasution, Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Perekonomian

di Indonesia Pada Masa Pemerintahan Presiden Soeharto (1968-1998), ( Jurusan Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2013).

Page 67: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

56

Dapat disimpulkan bahwa tema utama dalam lakon ini adalah

tentang mengkritisi hak-hak dasar manusia yakni hak mengembangkan

diri, hak atas kebebasan pribadi, hak memperoleh keadilan, serta hak anak

untuk menentukan cita-cita dan masa depan. Penghargaan terhadap anak

hanya bisa dicapai apabila semua orang, termasuk anak-anak sendiri,

mengakui bahwa setiap orang memiliki hak yang sama, dan

menerapkannya dalam sikap dan perilaku yang menghormati,

mengikutsertakan dan menerima orang lain.

3. Tokoh dan Penokohan

Gambaran tokoh tercermin lewat dialog dalam naskah lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer, tergambar tokoh beserta wataknya. Tokoh

biasanya ditandai dengan nama sedangkan penokohan atau karakter

biasanya ditandai dengan sikap dan watak. Terdapat tujuh tokoh dalam

cerita AA II UU karya Arifin C. Noer yaitu: Aa, Ii,Uu, Rustam, ibu, tante,

oom, serta beberapa tokoh tambahan yakni Berlin, ketua, yang lain-lain,

Pembantu, dan dukun. Masing-masing dari ketujuh tokoh tersebut

memiliki peranan yang berbeda serta karakter yang kuat dalam setiap

cerita yang ditampilkan.

Berdasarkan peran dan pentingnya seorang tokoh dalam cerita

secara keseluruhan, tokoh dibedakan ke dalam tokoh utama: tokoh utama

yang utama dan tokoh utama tambahan serta tokoh tambahan: tokoh

tambahan utama dan tokoh tambahan yang tambahan.

1) Uu

Dilihat dari awal kemunculan tokoh UU masuk ke dalam tokoh

utama yang utama. Dia adalah anak ketiga dari bapak Rustam dan Ibu

Rustam. Diperkirakan Uu berumur menjelang 18 tahun. Di dalam lakon

AAIIUU tokoh Uu diceritakan masih sekolah dibangku SMA kelas 3 yang

sedang mengikuti ujian akhir sekolah. Uu memiliki keinginan untuk

meneruskan kuliah di jurusan sejarah dan bekerja menjadi ahli sejarah.

Namun dilarang oleh keluarganya terutama oleh ayahnya. Ketika Uu

mengetahui hal itu, ia langsung pergi meninggalkan mereka dan langsung

Page 68: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

57

pergi mengunci diri di kamar. Hal tersebut dibuktikan pada kutipan di

bawah ini:

“Uu : Kalau semua tidak setuju Uu akan mengunci diri dalam

kamar dan mogok makan!”6

Kutipan di atas menunjukkan jika Uu memiliki sifat keras kepala.

Demi mempertahankan keinginannya, ia sampai berani mengunci diri di

kamar, hal yang tidak pernah dilakukan oleh kedua kakaknya. Bentuk

pengancaman seperti itu tidak lain hanya gertakan agar mendapat simpati

dari orang lain, dan hanya akan dilakukan oleh orang yang belum bisa

berpikir dewasa. Berhubung sudah tidak ada cara untuk mendapatkan izin

dari keluarganya. Maka yang dapat dilakukan Uu adalah mengancam

keluarganya, karena dengan begitu ia beranggapan akan berhasil mengajak

keluarga menyetujui keinginannya.

Keputusannya untuk mengunci diri bukan berarti sikap atau

karakter Uu yang manja. Namun lebih kepada sikap pemberontakan untuk

mempertahankan haknya sebagai anak. Di antara hak-hak anak antara lain

adalah hak mendapat kehidupan, hak berhak mendapatkan nama dan

kewarganegaraan, hak berkarya dan berpendapat, hak berpikir dan

beragama, hak mendapat perlindungan dari tindakan kekerasan dan

perlakuan yang seenaknya.

“Uu : Setuju dulu dong Uu masuk jurusan sejarah.

Tante : Dilemma. Dilemma. Itu tidak mungkin sayang. Itu akan

mencelakakan masa depan.

Uu : Ini masalah hak azasi.”7

Lewat percakapannya dengan tante, Uu menyampaikan bahwa apa

yang dilakukannya bukan semata-mata memunculkan bentuk kekanak-

kanakan yang keras kepala. Akibat keegoisan orangtuanyalah, ia merasa

tidak memperoleh hak-hak sebagai anak. Setelah menyadari hak-haknya,

ia melakukan pemberontakan kepada keluarganya.

6Arifin C. Noer. op.cit. h.18

7Ibid., h. 32

Page 69: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

58

Meski demikian tokoh Uu tidak melulu digambarkan negatif, ada

satu hal yang dapat dicermati dari sifat Uu yakni sifat berani dalam

mempertahankan haknya untuk melanjutkan kuliah di jurusan sejarah.

Keinginan yang dipertahankan Uu tidak lain adalah sikap yang sepatutnya

dilakukan oleh individu sebagai makhluk sosial dalam memperoleh hak-

hak dasar manusia antara lain hak mengembangkan diri, hak memperoleh

keadilan, dan hak atas kebebasan pribadi.

Berdasarkan pemaparan di atas terlihat bahwa tokoh Uu

merupakan tokoh protagonis dan mengalami konflik baik dengan tokoh

lain maupun dengan dirinya sendiri. Tokoh Uu termasuk tokoh statis

karena tidak mengalami perubahan karakter dengan perkembangan

peristiwa yang dikisahkan. Dari awal cerita sampai akhir cerita Uu tetap

mempertahankan pilihannya kuliah di jurusan sejarah dan akan menjadi

ahli sejarah. Lewat penokohan Uu, Arifin menyampaikan bahwa setiap

anak memiliki hak-hak atas dirinya dan orang tua seharusnya menyadari

akan hak-hak anaknya.

2) Aa

Kakak laki-laki Uu yang pertama, termasuk ke dalam tokoh utama

yang tambahan. Aa digambarkan sebagai anak laki-laki dan anak pertama

dari keluarga Rustam. Usianya diperkirakan 22 tahun. Ia dituntut ketika

dewasa nanti dapat menggantikan ayahnya bekerja di kantor dagang. Maka

dari itu Aa kuliah mengambil jurusan ekonomi. Akibat bentuk didikan

Rustam yang otoriter menjadikan Aa tumbuh menjadi anak yang memiliki

sifat realistis. Sifat realistis Aa digambarkan pada dialog di bawah ini,

“Aa : Pertama karena Lydia cantik.

Rustam : Bagus. Jawaban yang jujur.

Aa : Kedua.. karena dia pintar.

Rustam : Kamu mencintainya?

Aa : Sangat.

Rustam : Kenapa?

Aa : Karena ukuran-ukuran tadi.

Rustam : Tepat. Karena ukuran-ukuran yang menguntungkan.

Karena kepintaran Lydia yang diharapkan untuk bisa

Page 70: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

59

menguntungkan rumah tangga kalian secara ekonomis.

Begitu kan?

Aa : Saya kira begitu.

Rustam : Kamu betul-betul seorang realis yang mengagumkan!

Tidak sia-sia kamu jadi anak saya. Sekarang Ii.”8

Dalam dialog di atas menunjukkan bahwa Aa memiliki sifat yang

realistis. Terlihat dari ukuran-ukuran Aa untuk memilih calon istri. Tidak

dipungkiri bahwa hal yang pertama kali dilihat dari seorang laki-laki

terhadap perempuan adalah kecantikan. Kemudian barulah merujuk

kepada sifat dan karakter si perempuan. Sifat realistis Aa juga ditunjukkan

pada saat ia bercakap dengan ibu.

“Ibu : Tapi dia telah menyiapkan dirinya untuk segala risiko atas

pilihannya. Dengarkan mama. Kalian terbalik. Yang

seharusnya kalian lakukan bukan membujuk Uu tapi

meyakinkan Papa bahwa Uu tidak salah pilih.

Aa : Tapi Papa benar, Ma. Yang kita perlukan sekarang

adalah lapangan yang sebanyak mungkin untuk

memberikan keuntungan materil.”9

Seperti halnya Rustam, Aa juga keberatan dengan pilihan Uu yang

menginginkan kuliah di jurusan sejarah dan menjadi ahli sejarah. Ia

menganggap bahwa hal yang harus dicari sekarang adalah pendidikan

yang sekiranya ketika lulus nanti tidak menyusahkan untuk mencari

pekerjaan dan banyak peluang untuk bekerja. Alasannya sangat realistis

karena pada zaman itu sedang terjadi krisis moneter yang mengakibatkan

ratusan perusahaan baik skala kecil dan besar bertumbangan, PHK tak

terelakkan dan ratusan ribu orang menjadi pengangguran. Dengan

demikian maka tidak salah jika Aa memiliki pandangan bahwa pendidikan

harus memberikan keuntungan materil.

Berdasarkan pemaparan di atas, tokoh Aa merupakan tokoh

antagonis dan termasuk tokoh yang berkembang karena seiring

berjalannya cerita mengalami perkembangan karakter dari awal sampai

akhir cerita. Pada awalnya Aa digambarkan tidak mendukung keinginan

8Ibid., h. 8-9

9Ibid., h. 23

Page 71: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

60

Uu, namun pada akhirnya ia sadar bahwa Uu memiliki hak atas masa

depannya dan mengembangkan minat dan bakat.

3) Ii

Ii adalah Kakak perempuan Uu, dan termasuk tokoh utama yang

tambahan. Dalam lakon ini Ii digambarkan seorang mahasiswi jurusan

farmasi, yang diperkirakan berumur 20 tahun. Selain itu ia juga

digambarkan sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dan perannya

sebagai penengah keluarga dan menjadi titik harmonisasi keluarga di mana

penyatuan keluarga tergantung padanya. Oleh karena itu Ii membantu

meringankan beban ayahnya untuk berusaha membujuk Uu yang mulai

melakukan mogok mengunci diri di kamar.

“Ii :Saya akan membujuknya untuk yang pertama kalinya

sebagai kakaknya. Barangkali saya akan mendapat tempat

yang istimewa di hatinya.”10

Dalam kutipan tersebut Ii menunjukkan tanggung jawabnya

sebagai seorang kakak, khususnya kakak perempuan. Ia mencoba untuk

membujuk Uu pertama kali agar mengurungkan niatnya untuk mengunci

diri di kamar. ia berangggapan bahwa dengan dia yang pertama kali

membujuk akan mendapatkan tempat di hati Uu dan meluluhkan hati Uu.

Ii juga digambarkan tidak jauh berbeda dengan tokoh Aa yakni memiliki

sifat yang realistis. Sifat realistis itu ia tunjukkan dalam dialognya bersama

ibu.

“Ibu : Dia tidak mau mendengarkan pendapat siapapun karena

dia tidak melakukan kesalahan apapun dalam pilihannya.

Ii : Mama tahu dia akan mendapat kesukaran kelak kalau cari

kerja.”11

Pada dialog di atas menunjukkan bahwa Ii juga keberatan atas

pilihan Uu yang menginginkan menjadi ahli sejarah. Dengan menjadi ahli

sejarah tidak akan ada orang yang menerima jasanya, dan pada akhirnya

akan menyusahkan Uu mendapatkan pekerjaan.

10

Ibid., h.19 11

Ibid., h. 23

Page 72: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

61

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa tokoh Ii merupakan

tokoh antagonis dan termasuk ke dalam tokoh berkembang karena

mengalami perubahan karakter sejalan dengan perkembangan peristiwa

yang dikisahkan. Pada awalnya Ii digambarkan keberatan atas pilihan Uu,

namun pada akhirnya Ii menyadari bahwa Uu berhak untuk meningkatkan

minat dan bakat.

4. Rustam

Rustam merupakan ayah dari Aa, Ii, Uu. Usianya diperkirakan 50

tahun. Ia digambarkan sebagai seorang yang bekerja di kantor dagang

yang bertempat di pusat kota Jakarta. Ia merupakan tokoh tambahan yang

utama, digambarkan memiliki watak yang keras kepala, materialistis,

egois serta realistis. Hal ini tercermin ketika dia menentang Uu untuk

kuliah mengambil jurusan sejarah dan menjadi ahli sejarah.

“Rustam : Artinya membiarkan Uu jatuh kepada pilihan yang

keliru! semua orang mengejar uang dan kamu biarkan

UU mengejar angin yang bernama lamunan sejarah.

Sebagai Ibu seharusnya kamu menyadarkan UU yang

baru tahu AIUEO itu bahwa sejarah tidak akan

menyelesaikan hidup ini. Hanya uang yang punya

kemampuan tidak terbatas untuk menyelesaikan apa

saja”12

Dalam kutipan di atas membuktikan bahwa ayah seorang yang

bersifat materialistis. Sifat tersebut ia tunjukkan ketika mengatakan bahwa

hanya uanglah yang mampu menyelesaikan semua masalah, apalagi di

zaman ketika semua sudah menjadi pedagang dan zaman di mana nilai

pendidikan dikesampingkan. Orang tua lebih memilih pendidikan yang

kesempatan kerjanya lebih besar ketika lulus nanti dan tentunya memiliki

pendapatan yang besar.

“Rustam : Ii! Ini bukan diskusi kosong. Ini menyangkut masa

adikmu, Uu! Coba kita bicara terang-terangan saja.

Mana yang lebih menguntungkan buat UU, jurusan

12

Ibid., h. 11

Page 73: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

62

sejarah atau jurusan ekonomi. Misalnya ini dipandang

dari segi keuntungan dagang”13

Pada kutipan di atas menunjukkan sifat ayah yang realistis. Sifat

realistis ia tunjukkan melalui pemikirannya bahwa pada saat itu zamannya

berlomba-lomba mengejar uang, dikarenakan semua bahan-bahan pokok

mahal dan ekonomi sedang melemah, tanpa uang maka tidak akan hidup.

Pemikiran realistis ayah tidak dapat dipungkiri, karena latar belakang ayah

yang bekerja di kantor dagang sehingga menjadikan pemikirannya hanya

memikirkan untung dan rugi, memikirkan bagaimana mendapat untung

yang besar di saat persaingan dagang semakin ketat. Rustam memiliki

pemikiran yang kosisten dengan sifatnya yang egois dan keras kepala.

Sifat egois ayah menjadikannya ingin menang sendiri, tidak

menghargai pendapat orang lain. Ditambah sifat keras kepala, kukuh

terhadap pendiriannya tanpa bermusyawarah terlebih dahulu dengan orang

lain. Sifat keegoisan dan keras kepala ayah juga tercermin dalam dialog

berikut:

“Rustam : Makin banyak kamu bicara, makin kelihatan bahwa

kamu itu bodoh!”14

“Rustam :Prinsip Papa setuju, tapi Papa tidak akan

mengizinkan”15

Dari dialog tersebut terlihat bagaimana watak ayah sangat egois

dan keras kepala. Semua anak-anaknya termasuk istrinya harus

mendengarkan dan menuruti apa yang dikatakannya, sehingga tidak

memberikan kesempatan orang lain untuk memberikan pendapatnya.

Rustam menganggap dirinya lebih pandai dan berpengalaman dalam

hidup.

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa Rustam merupakan

tokoh antagonis dan termasuk tokoh berkembang karena mengalami

perubahan karakter sejalan dengan perkembangan peristiwa yang

13

Ibid., h.12 14

Ibid., h. 6 15

Ibid., h. 18

Page 74: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

63

dikisahkan. Pada awalnya ia digambarkan tokoh yang egois, keras kepala

dan memiliki pemikiran yang materialistis. Namun ketika mendapat

teguran dan sindiran dari seorang dukun, ia menyadari bahwa seorang

anak hendaklah tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya.

Lewat tokoh Rustam, Arifin ingin menyampaikan kepada semua orang tua

untuk mengakui hak-hak anaknya, tidak menghalangi atau menghambat

cita-cita anak.

5. Ibu Rustam

Ibu Rustam merupakan ibu dari Aa, Ii, Uu. Usianya diperkirakan

46 tahun.Ia merupakan tokoh tritagonis dan termasuk ke dalam tokoh

tambahan yang utama. Dalam naskah ibu digambarkan sebagai ibu rumah

tangga yang mengurusi suami dan ketiga anaknya.Sebagai seorang ibu

yang telah melahirkan, merawat, dan membesarkan ketiga anaknya yakni

Aa, Ii, Uu. Sebenarnya tokoh ibu selalu memberikan kebebasan terhadap

minat dan bakat anak-anaknya, namun di lain sisi dia juga harus

mendengarkan dan menuruti ayah, sebagai bukti taat terhadap suami.

“Ibu : Kamu tidak sendirian U. Mama juga akan berusaha sekuat

tenaga untuk meyakinkan mereka bahwa kamu berhak

mewujudkan impian kamu.”16

Kutipan di atas membuktikan bahwa ibu memberikan dukungan

terhadap minat dan bakat anaknya, yang ditunjukkan dengan memberi

pembelaan terhadap anaknya ketika ayah tidak memberikan dukungan

terhadap keinginan Uu. Kebebasan dan kebaikan yang dilakukan oleh ibu

selama ini hanyalah kamuflase agar anak-anaknya tidak lepas dari

pengawasannya. Namun berbeda dengan ayah, seorang ibu pandai

mendekatkan diri dengan anak-anaknya. Seorang ibu tentunya lebih

menggunakan perasaan untuk bisa mempengaruhi anak-anak agar mau

menuruti perkataannya.

“Ibu : Tapi perasaan juga tidak boleh ditinggalkan!17

16

Ibid., h. 20 17

Ibid., h. 35

Page 75: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

64

Tante : Jelaskan! Siapapun akan sependapat bahwa masalah

perasaan memang benar sekali”18

Dalam dialog di atas, ibu dan tante menegaskan bahwa melalui

perasaan adalah salah satu cara untuk menyelesaikan masalah yang sedang

terjadi. Hati merupakan sumber kemanusiaan bagi seseorang dan dengan

hati, manusia dapat merasakan pilihan mana yang harus dijalani dan mana

yang harus ditinggalkan. Jadi memang tepat rasanya jika seorang ibu harus

bersikap lemah lembut, karena melalui perasaanlah hati anak akan luluh.

Maka dari itu ibu mempengaruhi UU dengan dongeng yang dibacakannya

sebelum tidur berharap dia terpengaruh dalam cerita yang dibacakannya.

Dalam dongengnya ia bercerita bahwa ada seorang gadis manis yang

sangat patuh terhadap orang tuanya, dan semakin manis jika mengatakan

“ya ma” kepada ibunya. Ibu bermaksud mempengaruhi bahwa gadis yang

dimaksud adalah Uu.

Sebagai ibu, ia harus mampu memberikan keturunan sekaligus

mendidik anak-anak agar berguna. Segala ketidakberhasilan dalam rumah

tangga akan ditimpakan kesalahannya pada perempuan.

“Bapak : Kamu yang harus bertanggung jawab jika ada apa-apa.

Ibu : Kok saya?

Bapak :Lalu siapa? Saya? Atau AA II? Kamu sebagai Mamanya

yang seharusnya bertindak bijaksana.”19

Dari dialog bapak dan ibu di atas menunjukkan bahwa peran

sebagai ibu berpengaruh besar terhadap semua perkembangan yang ada di

dalam rumah, termasuk masalah yang terjadi kepada anak. Seorang ibu

bagaikan soko guru di dalam rumah, ia sangat penting untuk membangun

rumah tangga yang sakinah yaitu keluarga yang sehat dan bahagia. Dari

segi kejiwaan dan kependidikan ibu harus bekerja keras mendidik anak

dan mengawasi tingkah laku mereka, serta mengajarkan berbagai perilaku

terpuji dan tujuan-tujuan mulia. Maka jika terjadi sesuatu di dalam rumah

18

Ibid. h. 37 19

Ibid., h. 31

Page 76: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

65

ataupun terjadi sesuatu kepada anak-anak, biasanya ibu lebih sering

disalahkan.

Ayah cenderung menyalahan ibu, seolah masalah Uu adalah

kesalahan ibu. Ibu memang soko guru di rumah, namun tanggung jawab

pengasuhan itu seharusnya ada di ayah dan ibu. Akibat ideologi patriarki

berlaku di dalamnya berupa keberadaan kepemimpinan di sektor ini pada

tangan laki-laki. Kontruksi sosial selama ini dianggap sangat berpihak

kepada laki-laki dan pada saat yang sama sangat menyudutkan kaum

perempuan.

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa ibu termasuk tokoh

berkembang karena seiring berjalannya cerita mengalami perkembangan

karakter dari awal hingga akhir cerita. Pada awalnya digambarkan sebagai

tokoh yang kurang setuju atas pilihan Uu yang ingin menjadi seorang ahli

sejarah, meskipun ibu memberikan kebebasan namun ada rasa ketakutan

dalam dirinya. Namun, akhirnya ibu sadar dan memberikan kesempatan

kepada Uu untuk mengembangkan dirinya.

6. Tante

Tante adalah tante dari Aa,Ii,Uu. Ia merupakan tokoh antagonis dan

termasuk tokoh tambahan yang utama. Usianya diperkirakan 40 tahun.

Tante digambarkan tidak memiliki anak, maka ia sudah menganggap

ketiga keponakannya seperti anak kandung sendiri. Ia sangat sayang dan

peduli terhadap ketiga ponakannya, terutama kepada Uu karena ia anak

terakhir. Ketika ada masalah dengan ketiga keponakannya, tante ikut andil

dalam menyelesaikan masalah itu. Sifat tante sangat protektif dan

pemikirannya terlalu sempit sehingga masalah yang kecil menjadi dibesar-

besarkan. Sifat protektif tante ditunjukkan ketika membujuk Uu untuk

keluar dari kamar, sebagaimana tercantum dalam percakapan berikut,

“Tante : Sebaiknya kita siapkan satu tabung besar zat asam

murni udara dalam kamarnya. Nanti lama-lama pasti

kotor dan Uu pasti kepayahan”20

20

Ibid., h. 29

Page 77: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

66

Tante menunjukkan seberapa besar kasih sayangnya terhadap Uu

yang sedari tadi mengurung diri terus di kamar. Ia takut terjadi sesuatu

terhadap keponakan kesayangannya. Ia berinisiatif agar segera

mempersiapkan tabung berisi zat asam murni supaya Uu di kamar tidak

kehabisan udara. Sifat protektif yang dimiliki tante dapat dimaknai sebagai

salah satu bentuk kasih sayang tante terhadap keponakannya. Di samping

sifat tante yang protektif, ia juga termasuk orang yang mudah panik.

Terlihat ketika Uu sudah tidak lagi terdengar suaranya di kamar, tante

dengan paniknya memikirkan terjadi sesuatu sama Uu.

“Bapak : Kalian jangan menambah gugup dong. Kalian kuminta

datang mengendorkan ketegangan ini dan bukan

menambah kepanikan. Pikir! Cari akal buat suasana ini.

Dia selamat, kita senang.

Tante : Sama sekali dia tidak menyahut. Jangan-jangan sudah

pingsan.”21

Kepanikan yang dilakukan tante justru membuat masalah yang

terjadi semakin runyam. Ia berpikir bahwa keponakannya sudah terkapar

di kamarnya, karena sedari tadi Uu tidak menunjukkan respon dari balik

kamarnya. Ada satu hal yang menjadi ciri khas tante dalam naskah

tersebut, dia selalu mengulang-ngulang kata “dilema” sebagaimana

tercantum dalam percakapannya dengan beberapa tokoh.

“Uu : Setuju dulu dong Uu masuk juruan sejarah.

Tante : Dilemma. Dilemma. Itu tidak ungkin sayang. Itu akan

mencelakakan masa depan.”22

“Tante : Dilemma.. Dilemma..

Bapak : Tentu saja pikiran!

Ibu : Tapi perasaan juga tidak boleh ditinggalkan!

Tante : Dilemma.. Dilemma...”23

Kata dilema yang diucapkan tante bukan berarti sekedar ungkapan

kosong. Tante merasa dalam situasi tersebut, membuatnya dilanda dilema.

Ia bingung antara memilih untuk menuruti permintaan Uu atau mencegah

keinginan Uu. Di satu sisi tante merasa tidak tega jika permintaan

21

Ibid., h.30 22

Ibid., h. 32 23

Ibid., h.36

Page 78: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

67

keponakannya itu tidak dipenuhi, namun jika dipenuhi itu sama saja

membawa Uu masuk ke dalam jurang kesengsaraan ketika dewasa nanti.

Suatu masalah yang harus dipikirkan dengan matang, tidak bisa

mengambil keputusan dengan terburu-buru. Sebagai seorang tante yang

sudah menganggap Uu layaknya anak kandung sendiri, membujuk Uu

dengan berbicara lemah lembut menjadi salah satu cara untuk meluluhkan

Uu agar melupakan keinginannya tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa tante termasuk

dalam tokoh berkembang karena mengalami perubahan sejalan dengan

perkembangan peristiwa yang dikisahkan. Pada awalnya ia digambarkan

keberatan atas pilihan Uu yang ingin melanjutkan kuliah di jurusan sejarah

dan menjadi ahli sejarah, namun pada akhirnya ia menyadari bahwa

pilihan ponakannya tidaklah salah dan merupakan hak bagi Uu untuk

menentukan masa depannya.

7. Bahar

Bahar adalah Oom dari Aa,Ii,Uu. Usianya diperkirakan 43 tahun. Ia

merupakan tokoh antagonis dan termasuk tokoh tambahan yang utama. Ia

digambarkan memiliki karakter yang rumit atau bisa dibilang banyak

pertimbangan. Sebagaimana terdapat dalam kutipan di bawah ini ketika ia

memberikan pendapatnya untuk menyelesaikan masalah Uu.

“Oom : Dalam filsafatnya adalah , „kebenaran rupanya lebih

betah di rumah tetangga, karena kita sendiri sebenarnya

lebih betah di rumah tetangga‟ (sebentar menelan wafer

atau apalah). Lalu pertanyaannya adalah apa yang akan

digunakan sebagai landasan usaha kita dalam

memecahkan persoalan. Perasaankah? pikirankah?”24

Dalam kutipan di atas, menunjukkan jika oom memiliki sifat yang

terlalu banyak pertimbangan.Meski begitu ia berusaha untuk memberikan

masukan untuk memecahkan masalah yang ada. Ia berpikir bahwa dalam

menyelesaikan sebuah masalah harus dengan sebuah landasan, antara

menggunakan perasaan atau pikiran. Ia tidak memandang suatu masalah

24

Ibid., h.35

Page 79: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

68

secara hitam putih, setiap pilihan tindakan memiliki penalaran dan

landasan etik. Jika penyelesaiannya menggunakan perasaan maka

sebaiknya harus menurunkan ego, tidak ada paksaan, berbicara dari hati ke

hati, dan memberikan nasihat-nasihat dengan lemah lembut. Jika dilakukan

dengan landasan yang mengaitkan pikiran, maka yang dilakukan adalah

memutuskan secara logika misalnya bersikap secara realistis. Berhubung

Uu anak terakhir dan anak terakhir diidentikkan dengan sifat yang manja,

maka landasan yang menggunakan perasaan dirasa tepat untuk

mempengaruhi Uu agar mengurungkan niatnya untuk kuliah di jurusan

sejarah dan menjadi seorang ahli sejarah.

Seperti halnya dengan Rustam, Aa, Ii, ibu dan tante. Ia pun

memiliki pemikiran yang realistis maka dari itu ia pun keberatan atas

pilihan Uu. Baginya menjadi seorang ahli sejarah adalah sebagai sampah

masyarakat. Sebagaimana dalam kutipan di bawah ini.

“Oom : Semua Pintu! Ahli sejarah dan sejenisnya telah dianggap

penderita sampah dan dijauhi masyarakat.”25

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Oom keberatan atas pilihan

Uu. Ia beranggapan bahwa Uu telah salah menafsirkan zamannya. Saat

orang-orang telah berlomba-lomba untuk mencari pekerjaan namun Uu

malah memilih pekerjaan yang justru dijauhi masyarakat. Semua

perusahaan tidak akan membukakan pintu untuk menerima Uu bekerja,

bahkan pintu belakang dan pintu wc-nya pun tidak dibuka. Ini

menandakan bahwa pekerjaan ahli sejarah hanya dianggap sampah di

Indonesia.

Berdasarkan pemaparan di atas, Oom termasuk dalam tokoh

berkembang karena mengalami perubahan karakter sejalan dengan

perkembangan peristiwa yang dikisahkan. Pada awalnya Oom memandang

negatif terhadap pekerjaan sebagai ahli sejarah. Namun pada akhirnya

Oom menyadari bahwa Uu memiliki potensi dalam bidang sejarah dan

pilihan Uu merupakan haknya untuk menentukan masa depannya.

25

Ibid., h. 42

Page 80: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

69

8. Berlin, Ketua, yang lain dan lain lagi.

Mereka adalah teman sekolah Uu. Usia mereka diperkirakan 17-18

tahun, sama seperti usia Uu. Mereka merupakan tokoh antagonis, dan

termasuk tokoh tambahan yang tambahan. Dalam naskah digambarkan

mereka memiliki sifat materialistis. Terbukti ketika mereka dengan

mudahnya mentertawakan dan meremehkan Uu di pesta perpisahan

sekolah. Mereka menganggap jika pilihan Uu itu akan sia-sia saja dan akan

menambah jumlah orang miskin di Indonesia. Di bawah ini percakapan

mereka bersama Uu ketika berada di pesta:

“ Uu : Kalau saya mau pilih jurusan sejarah

memangnya kenapa? Yang penting kan

mau.

Berlin : Mau sih boleh saja. Saya juga banyak

maunya.

Ketua : Sebentar Uu, bagaimanapun saya tetap dan

akan selalu menjadi bekas ketua kelas kita.

Jadi sedikit banyak saya punya saran pasti

akan berharga. Begini

Seseorang : Mudah-mudahan dia insyaf.

Yang lain : Milih kok daerah gundul.

Lain lagi : Tenang. Ketua sedang bicara.

Ketua : Betul kamu mau masuk jurusan sejarah

Uu : Iya.

Ketua : Kamu tahu kenapa kita ketawa?

Uu : Nggak.

Ketua : Karena tidak setuju. Kita semua tidak rela

kamu sebagai teman akan meningkatkan

jumlah orang-orang miskin di negeri kita.

Uu : Kok!

“Ketua : Memasuki jurusan sejarah atau jurusan

fakultas-fakultas lainnya yang sejenis

adalah sia-sia. Karena ditinjau dari segi

lapangan kerja sangat sempit. Di republik

ini tidak perlu banyak-banyak ahli sejarah.

Cukup seorang saja untuk mengepalai satu

departemen dengan seorang pelayan

sebagai pembantunya. Jelas? Yang

dibutuhkan sekarang adalah tenaga-tenaga

yang terampil laksana komputer untuk

perputaran roda ekonomi.”26

26

Ibid., h. 15-16

Page 81: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

70

Percakapan-percakapan di atas jelas menunjukkan bahwa sifat

mereka memang realistis, terlihat dari pemikiran ketua bahwa sebagai

generasi penerus bangsa yang masih memiliki semangat yang tinggi untuk

meneruskan pendidikan, namun dalam hal ini untuk memasuki jurusan

yang diinginkan dan dicita-citakan harus menimbang dengan seksama.

Apakah jurusan yangdiambil memiliki profit yang bagus untuk ke

depannya atau malah semakin buruk dan akan menambah beban negara

seperti semakin bertambahnya tingkat pengangguran. Dengan usaha

menjelaskan seperti ini mereka berharap Uu terbuka pikirannya dan tidak

akan menjadi domba kecil yang sedang tersesat, seperti apa yang

dikatakan Berlin untuknya.

Berdasarkan pemaparan di atas, Berlin, ketua serta teman yang lain

termasuk dalam tokoh statis karena memiliki sikap dan watak yang sama.

Mereka tidak mengalami perubahan karakter selama jalannya cerita. Pada

awal kemunculan mereka tidak mendukung atas pilihan Uu. Mereka tidak

mempengaruhi alur secara keseluruhan, namun berpengaruh terhadap

sikap Uu yang semakin kesal dengan jalan pemikiran mereka yang sudah

menjadi pedagang.

9. Pembantu

Ia adalah asisten rumah tangga di rumah Rustam. Usianya

diperkirakan 55 tahun karena lebih tua dari semua tokoh. Ia merupakan

tokoh protagonis dan tokoh tambahan yang tambahan. Dalam naskah ia

digambarkan memiliki sifat yang lucu. Sifat si mbok yang lucu bukan

berarti si mbok suka melawak, melainkan melalui celotehan-celotehannya

secara tidak langsung terdapat pesan yang ingin disampaikan oleh penulis

naskah. Inilah yang menjadi keunikan Arifin C. Noer dalam membentuk

karakter setiap tokoh dalam naskahnya. Dari tokoh yang dianggap tidak

begitu penting seperti asisten rumah tangga, justru banyak mengandung

pesan dari inti cerita yang dibuat. Sebagaimana terdapat dalam kutipan di

bawah ini,

Page 82: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

71

“Pembantu : Coba? Apa yang terjadi barusan? Ngomong marah-

marah lalu pergi. Ndak jelas semuanya. Ini yang

namanya pemborosan terselubung. Dan kalau boleh

kasar simbok bisa bilang ini pembunuhan tanpa

jejak. Nah, makanlah.”27

Kutipan di atas, si mbok menyayangkan sikap yang dilakukan

majikannya yakni Rustam dan istrinya. Mereka hanya mampu marah-

marah. Dalam menyelesaikan sesuatu masalah haruslah dengan hati yang

tenang dan pikiran yang jernih sehingga tidak akan menimbulkan

kemarahan. Kemarahan yang membuat anak akan semakin membangkang.

Kalau tidak dengan itu, orang lain yang tidak bersalah akan ikut kena

imbas dari kemarahan tersebut. Hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang

tua kepada anaknya, karena bagaimanapun orang tua haruslah bersikap

lemah lembut dalam mendidik anak.

Si mbok mengatakan jika perbuatan yang dilakukan majikannya

merupakan pemborosan terselubung karena sia-sia saja jika orang tua

selalu marah-marah, orang yang di sekitarnya menjadi imbas kemarahan

dan tidak juga akan menyelesaikan masalah jika hanya dengan banyak

bicara dan marah-marah. Selain itu, ia juga menyindir bahwa masalah

yang terjadi di rumah itu bisa dikatakan pembunuhan tanpa jejak, karena

secara tidak langsung Rustam sebagai orang tua telah membunuh anak-

anaknya, dalam artian membunuh karakter anak, cita-citanya, bakatnya,

masa depannya, serta kepercayaan dirinya. Hal ini juga berakibat akan

keharmonisan si anak dengan orang tua. Membunuh bukan hanya berarti

mematikan jasad manusia, melainkan membunuh sifat dan karakater si

anak. Sikap anak untuk menghargai orang tua akan berkurang, karena akan

selalu melawan dan membangkang orang tua, sehingga kepercayaan

terhadap orang tua menghilang.

Di samping memiliki sifat lucu, si mbok juga memiliki sifat yang

penyayang. Terbukti ketika Aa,Ii,Uu sudah mulai “tidak beres” yakni

ketika si Uu selalu mengatakan “ya ma”, dan si Aa,Ii selalu menuruti apa

27

Ibid., h. 62

Page 83: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

72

yang dikatakan lawan bicara. Ia merasakan jika di rumah sudah tidak

ramai lagi dan keceriaan anak-anak menghilang. Si mbok sudah mengasuh

Aa,Ii,Uu sedari kecil, sehingga ia sudah menganggap mereka sebagai

anak kandungnya sendiri. Tidak heran jika si mbok sangat menyayangi

mereka, dan ketika ada sesuatu yang terjadi dari ketiga anak tersebut, si

mbok merasa sedih melihatnya.

“Pembantu : Tapi mereka sekarang lenyap?

Bapak : Lenyap? Apa nggak lihat mereka seger buger seperti

ini?

Pembantu : Mereka nggak lucu lagi. Ada yang macet mesinnya.

Mereka Cuma bisa bilang ya saja. Uu juga.”28

Kesedihan yang dirasakan si mbok bukan tanpa alasan. Si mbok

yang setiap harinya mendengar keceriaan kini sepi yang dirasa. Kegiatan

rutin yang dilakukan si mbok ketika menyiapkan sarapan sebelum

berangkat ke sekolah dirasakannya hambar. Semua itu karena sudah tidak

ada lagi kegiatan di meja yang hangat penuh kekeluargaan. Majikannya

sibuk saling menyalahkan satu sama lain tanpa memikirkan bahwa akar

dari permasalahan yang terjadi adalah sikap dirinya sendiri yang sangat

mengekang anaknya.

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa si mbok termasuk

tokoh statis karena memiliki sikap dan watak yang tetap, cenderung tidak

berkembang sejak awal hingga akhir cerita. Sejak awal hingga akhir

kemunculannya si mbok mendukung pilihan Uu memilih jurusan sejarah

bahkan membela Uu di saat keluarga besarnya tidak menyetujui

keinginannya.

10. Dukun

Ia adalah dukun yang membantu mencari hilangnya Aa,Ii, Uu.

Usianya diperkirakan 60 tahun. Ia merupakan tokoh protagonis dan

termasuk dalam tokoh tambahan yang tambahan. Dalam naskah

digambarkan memiliki sifat yang bijaksana. Melalui tokoh dukun juga

28

Ibid., h. 77

Page 84: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

73

Arifin menyampaikan kritik kepada pembaca tentang bagaimana

sebenarnya peran orang tua yang baik.

“Dukun : Kalian tidak akan menemukan mereka karena mereka

begitu dekat dengan kalian. Hanya saja dengan sikap

kalian telah melenyapkan Uu. Kalian sendirilah yang

melenyapkan Uu, maka hanya kalian sendiri yang

mampu memunculkan Uu kembali.”29

Perkataan dukun di atas memperingatkan kepada semua orang tua,

bahwa tidak semua kehendak dan keinginan orang tua harus dituruti oleh

anak, jika anak memiliki bakat dan minat sendiri seharusnya orang tua

mendukung. Orang tua memberikan kepercayaan kepada anak sehingga

anak mendapatkan haknya. Anak juga tidak merasa terasingkan dalam

keluarga jika orang tua memberikan perhatian tanpa harus menuntut yang

sekiranya anak tidak mampu. Ketika anak sudah mulai pergi menjauhi

dekapan orang tua karena merasa tidak nyaman dengan orang tuanya

sendiri serta merasa tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari

orang tua, maka orang tuanyalah yang harus memperbaiki sikapnya itu

sehingga anak kembali mendapatkan kasih sayang orang tua yang

sesungguhnya.

“Dukun : Jangan sok tahu tentang kebahagiaan seseorang, Tuan.

Tapi sudahlah jangan kita berdebat terlalu panjang.

Saya takut kita akan kehabisan waktu. Ketahuilah UU

dan kakak-kakaknya tanpa mereka sadari sedang

membuat lubang kuburan mereka sendiri”30

Dialog di atas memperlihatkan sisi bijaksana si dukun, bahwa kita

semua tidak mengetahui masa depan dan kebahagiaan seseorang, termasuk

anak kita sendiri. Yang dapat menentukan masa depan dan kebahagiaan

adalah anak itu sendiri. Sebagai orang tua tugasnya hanya mengawasi dan

meluruskan jika ada yang melenceng dari si anak. Si dukun juga

mengatakan bahwa Uu dan kakak-kakaknya sedang membuat lubang

kuburan mereka sendiri, yang berarti secara tidak sadar akan masuk ke

29

Ibid., h. 103 30

Ibid., h. 104

Page 85: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

74

dalam keterpurukan karena menjadi korban dari keegoisan orang tuanya.

Semua akan kembali seperti sedia kala jika orang tua yang bersangkutan

tidak lagi menghalangi keinginan anak dan tidak lagi egois yang hanya

mementingkan kepentingan pribadi.

Berdasarkan pemaparan di atas, terlihat bahwa si dukun termasuk

tokoh statis karena memiliki sikap dan watak yang tetap, cenderung tidak

berkembang sejak awal hingga akhir kemunculannya. Si dukun

mendukunng Uu memilih jurusan sejarah, karena baginya anak harus

tumbuh sesuai dengan minat dan bakatnya.

Lewat karakter tokoh-tokoh dari setiap lakon AAIIUUkarya Arifin

C. Noer menggambarkan sebuah keluarga yang mencoba mempertahankan

nilai-nilai keluarga yang sudah tertanam sejak dulu dalam keluarga

tersebut. Keluarga merupakan unit terkecil dari bagian masyarakat yang

terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal di bawah satu

atap dengan saling ketergantungan satu sama lain. Nilai kekeluargaan

adalah hubungan yang terbentuk dalam suatu keluarga yang bertujuan

menanamkan bentuk kebaikan yang akan menjadi sarana penyatuan dalam

sebuah keluarga. Nilai-nilai itu seperti nilai keagamaan, kejujuran, saling

menghargai, kesusilaan dan sopan santun. Meskipun kadang kala

penerapan nilai itu mengalami kesulitan atau hambatan, akan tetapi nilai-

nilai itu kiranya sangat mendukung suatu keluarga dalam mempersiapkan

dan mewujudkan sumber daya yang berkualitas.

Keluarga memegang peranan penting dalam mendukung minat

anak. Namun kadang masih ada keluarga yang tidak memberikan

kebabasan kepada anaknya. Di sinilah nilai-nilai keluarga harus

dipertahankan. Sebuah perbedaan karakter dalam setiap tokoh lakon

AAIIUU disatukan lewat nilai-nilai keluarga yang diterapkan dalam

keluarga Rustam yakni nilai saling menghargai satu sama lain, sehingga

yang awalnya orang tua maupun keluarga besar Uu tidak menyetujui apa

yang dicita-citakan Uu, namun karena adanya nillai saling menghargai

maka masalah yang terjadi pada keluarga Rustam dapat terselesaikan.

Page 86: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

75

4) Alur/Plot

Naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer menggunakan alur non

linier. Rangkaian peristiwa cerita yang ditampilkan dimulai dari percakapan

Uudan Ibu di kamar, ketika Uu telah selesai belajar dan membereskan buku-

bukunya, sementara ibu sedang menyiapkan tempat tidurnya. Kemudian cerita

pun ditutup dengan ibu berada di kamar Uuyang sedangmendekap Uu.

Tahapan alur tersebut dipaparkan sesuai dengan pola struktur naratif dalam

film yakni tahap permulaan, tahap pertengahan, dan tahap penutupan.

1) Tahap Permulaan

Tahap yang memberi pelukisan situasi latar, tokoh-tokoh utama serta

memberi pengenalan terhadap permulaan konflik. Tahap ini merupakan tahap

pembukaan cerita berfungsi melandastumpui cerita yang dikisahkan pada

tahap berikutnya.

Dalam naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer ini dimulai dari

pembukaan bagian pertama. Pada tahap awal ini dibuka dengan percakapan

dua tokoh perempuan yaitu tokoh Uudan Ibu yang berlatar di sebuah kamar

menjelang tidur malam. Kemudian situasi selanjutnya adegan yang melukiskan

beberapa murid-murid yang sedang ujian akhir, mereka diantaranya termasuk

Uu. Mereka lantas membaca hasil ujian, Uu senang karena ia pun lulus dengan

hasil yang memuaskan.

Adegan selanjutnya terjadi saat bapak dan ibu selesai makan malam dan

minum kopi. Ibu menceritakan tentang keinginan Uu yang ingin melanjutkan

kuliah di jurusan sejarah dan bekerja menjadi ahli sejarah. Tentunya bapak

tidak setuju akan hal itu. Mengingat sifat keras kepala bapak dengan latar

belakang seorang yang bekerja di kantor dagang yang otomatis pemikirannya

sangatlah realistis. Tidak ada dunia khayalan di kamus bapak, baginya hidup

itu bagaikan neraca dagang harus melihat untung dan ruginya.

kemudian datanglah Aa dan Ii ke ruang tengah. Rustam menyuruh

mereka berdua untuk mengikuti diskusi untuk mendapatkan jalan keluar agar

keinginan Uu yang dianggap ia sangat konyol dan tidak masuk akal dibatalkan.

Pada tahap ini berisi sejumlah informasi yang berkaitan dengan hal yang akan

Page 87: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

76

dikisahkan pada tahap selanjutnya. Tahap ini memberikan penjelasan khusunya

berkaitan dengan pelataran dan penokohan. Bahwa latar yang dikisahkan

adalah di sebuah rumah dan tokoh-tokoh yang muncul pada tahap permulaan

merupakan tokoh utama yang utama seperti Ii, dan tokoh utama yang tambahan

yakni Aa, Ii, Bapak, dan Ibu. Pada tahap ini juga menjadi pengenalan masalah

yang terjadi dalam cerita naskah tersebut.

2) Tahap Pertengahan

Tahap ini merupakan tahap pertikaian, memampilkan pertentangan

atau konflik yang sudah dimunculkan pada tahap sebelumnya. Munculnya

konflik dan pelaku cerita mulai terlibat dalam suatu masalah pokok. Masalah

itu sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi masalah-masalah

pada tahap selanjutnya. Sebagian besar isi cerita berisi usaha dari tokoh utama

untuk menyelesaikan solusi dari masalah.

Konflik pertama, tahap pemunculan masalah yang terjadi pada naskah

lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer adalah terjadi ketika adeganUu baru saja

datang dari pesta perpisahan sekolah, dan Uu bercerita jika dia ditertawakan

oleh teman-temannya hanya karena akan melanjutkan sekolah di jurusan

sejarah. Mereka menganggap Uu sudah gila dalam mengambil keputusan untuk

memilih jurusan sejarah, yang nantinya akan menambah jumlah penduduk

miskin di Indonesia.

Konflik kedua,konflik mulai terlihat ketika adeganBapak menasihati

dan mencoba mengajak berdiskusi tentang rencana Uu. Bapak mencoba untuk

membuka pikiran Uu bahwa apa yang menjadi kesukaannya yakni suka

membaca dongeng-dongeng telah mempengaruhi dan menggelapkan

pikirannya. Perdebatan pun terjadi tat kala Uu mengetahui jika bapak tidak

setuju dengan pilihan jurusan yang Uu pilih. Sebenarnya bapak tidak keberatan

dengan Uu menyukai dongeng-dongeng ataupun pelajaran sejarah, namun

bapak keberatan jika hal disukai itu menjadi pilihan Uu untuk menentukan

masa depannya.

Konflik ketiga, melihat semua keluarga tidak ada yang mendukung

dengan keinginan Uu. Ia mengancam akan mengurung diri kalau semua tidak

Page 88: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

77

ada setuju dengan pilihannya. Ia mengunci diri di kamar dan melakukakn

mogok makan. Melihat tidak ada yang berhasil untuk membujuk Uu, akhirnya

Bapak, Ibu, Tante dan Oom melakukan diskusi untuk mencari jalan keluar

masalah ini. Langkah selanjutnya adalah membujuk ibu agar mau

mempengaruhi Uu dengan membacakan dongeng-dongeng. Segera ibu

menemui Uu di kamar dan segera membacakan dongeng itu.

Mulailah ibu mendongeng mengantarkan Uu sebelum tidur. Ibu

bercerita jika ada seorang gadis sangat penurut terhadap keluarganya terutama

terhadap ibunya. Ibu mempengaruhi Uu dengan cerita yang dikarangnya bahwa

seorang gadis itu semakin manis dan cantik jika selalu berkata “ya ma”. Dari

cerita itu akhirnya Uu mulai terpengaruh, sehingga ia ingin seperti gadis yang

diceritakan ibu. Akhirnya ibu pun menyakinkan jika Uu pun bisa menjadi

seperti gadis itu. Ibu mengarahkan Uu bahwa Ia akan menjadi gadis yang

menuruti permintaannya, akan meninggalkan jurusan sejarah dan tidak akan

mengunci diri di kamar. Uu pun mengiyakan semua perkataan ibu dengan

selalu berkata “ya ma”. Dari sinilah puncak permasalahan bermula.

Kemudian terjadinya peningkatan konflik di mana peristiwa yang

muncul sebelumnya semakin berkembang intentitasnya. Terjadinya persoalan

baru dalam cerita, beberapa watak mulai memperlihatkan pertentangan saling

memengaruhi dan berkeinginginan membawa kebenaran ke pihak masing-

masing sehingga terjadilah krisis demi krisis. Setiap krisis kecenderungan

melampaui yang lain, namun satu krisis lahir disebabkan oleh yang lain, cerita

pun semakin mencekam dan menegangkan.

Peningkatan konflik terlihat setalah Ibu mempengaruhi Uu dengan

dongeng yang dibacakannya. Dengan memberikan dongeng seperti itu, mereka

berpikir Uu akan melupakan niatnya untuk kuliah jurusan sejarah dan semua

persoalan akan beres. Namun nyatanya justru menimbulkan masalah yang lebih

rumit. Uu terus-menerus mengatakan “ya ma” setiap ditanya bahkan mereka

menganggap bahwa Uu kesurupan.

Situasi semakin kacau kala si mbok memberitahu bahwa Uu

menghilang. Ketika mendengar kabar bahwa Uu menghilang, mereka langsung

Page 89: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

78

menuju ke kamar Uu. Namun alangkah terkejutnya ketika yang berada dibalik

selimut itu adalah Aa, dan Ii. Bapak semakin marah melihat yang ada di

depannya sekarang bukanlah Uu. Namun terlihat ada yang aneh dari Aa dan Ii,

mereka berubah bagaikan robot. Hanya berbicara sesuai dengan siapa yang

memanggil seperti “ya ma”, “ya pa”, “ya oom”, “ya tante”, dan melakukan

sesuatu sesuai dengan yang diperintah.

Sementara itu Aa dan Ii masih seperti robot yang kaku. Mereka akan

menuruti semua yang diperintahkan, misalnya jika disuruh pukul mereka akan

memukul, jika disuruh menangis mereka akan menangis, jika disuruh

menyanyi mereka akan menyanyi, jika disuruh tertawa mereka akan tertawa,

dan seterusnya. Tiba-tiba Aa dan Ii bangkit berdiri laksana robot dan

melangkah keluar. Mereka seperti kena sihir, tidak lama bapak pun

mengejarnya.

Berdasarkan pemaparan konflik-konflik yang terjadi dalam naskah di

atas, kejadian dan konflik yang dialami Uu, lebih bersifat eksternal. Kejadian

dan konflik lebih banyak berhubungan oleh adanya kontak sosial antar manusia

seperti penindasan oleh teman-temannya dan keluarganya yang tidak

mendukung cita-cita Uu, sehingga menimbulkan konflik batin

3) Tahap Penutupan

Pada tahap ini konflik yang telah mencapai klimaks diadakan

penyelesaian dan dicarikan jalan keluar. Tahap ini berisi bagaimana kesudahan

cerita atau menyaran pada hal bagaimanakah akhir sebuah cerita. Penyelesaian

bisa sedih bisa juga menggembirakan.

Mengingat masalah awal keluarga ini adalah keingingan Uu yang

ditentang oleh keluarganya terutama oleh ayah yang akhirnya Uu memutuskan

untuk mengurung diri di kamar. Lalu ditambah dengan keanehan Aa dan Ii.

Bapak, Ibu, Tante, dan Oom akhirnya menuruti pendapat si mbok untuk

meminta bantuan ke dukun agar bisa mengembalikan anak-anaknya yang

hilang. Dukun mengatakan bahwa hilangnya anak-anaknya adalah kesalahan

mereka dan akan kembali tergantung pada sikap bapak dan semuanya.

Kemudian mereka menuju ke kamar terakhir anak-anak menghilang.

Page 90: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

79

Cerita pun berakhir dengan kebahagiaan yakni ketika Uu berada di

dekapan ibu yang berlatar di kamar Uu. Semua keluarga menyetujui apa yang

menjadi keinginan dan cita-cita Uu, karena memang seharusnya tugas orang

tua adalah mendukung apa yang menjadi dicita-citakan anak. Bukan malah

menghambat minat dan bakat mereka sehingga apa yang dicita-citakan si anak

akan sirna begitu saja. Kebahagiaan anak bukan dari seberapa besar materi

yang orang tua berikan, namun memberikan kepercayaan diri menjadi satu hal

yang penting untuk memebntuk karakter anak yang bertanggung jawab.

Berdasarkan pemaparan alur di atas, alur naskah lakon AAIIUU karya

Arifin C. Noer berdasarkan kriteria urutan waktu alur di atas tergolong kepada

alur sorot-balik. Cerita keseluruhan dalam naskah lakonAAIIUUberlangsung

secara progresif, namun di dalamnya terdapat adegan cerita flasback dan hanya

terjadi sekali. Adegan flasback terjadi saat Uu menceritakan kembali atau flash

back kejadian di pesta perpisahan sekolah saat ditertawakan oleh teman-

temannya atas pilihannya yang tidak umum.

Berdasarkan kriteria kepadatan naskah lakon AAIIUU karya Arifini C.

Noer tergolong plot padat. Karena setiap peristiwa yang ditampikan terasa

penting dan berperanan menentukan dalam rangkaian cerita itu.

4) Latar

Pada hakikatnya sebuah cerita baik dalam cerita fiksi maupun drama

berhadapan dengan sebuah dunia yang sudah dilengkkapi dengan tokoh

penghubung dan permasalahan. Namun tentu hal itu tidak lengkap sebab tokoh

degan berbagai pengalaman kehidupannya itu memerlukam ruang lingkup,

tempat dan waktu. Latar memeberikan pijakan secara konkret dan jelas, hal ini

penting untuk memberikan kesan realistis. Dibawah ini latar lakon AAIIUU

akan dianalisis sesuai dengan teori Burhan Nurgiyantoro.

a. Penunjuk tempat

Secara garis besar latar tempat yang digunakan dalam naskah lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer adalah di pusat kota Jakarta. Hal ini dibuktikan

ketika di kantor Rustam, digambarkan tentang suasana kota besar yang ramai

dengan padat penduduk dan gedung-gedung perkantoran.

Page 91: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

80

“Ext. Jalan Thamrin, Siang

Lalu lintas yang ramai sekali! dan cepat sekali! dan pencakar-pencakar

langit. Dan salah satunya adalah kantor Tokoh kita. Zoom in

jendelanya!”31

Kutipan di atas membuktikkan secara garis besar latar lakon karya

Arifin ini berpusat di ibu kota Jakarta. Nama jalan Thamrin yang penuh dengan

gedung-gedung pencakar langit serta penuh dengan keramaian lalu lintas, di

mana lagi kalau bukan berada di pusat kota Jakarta. Orang yang tinggal di kota

besar cenderung bersifat egois, kurang memperdulikan orang lain, selain itu

juga mudah emosi. Hal ini tercermin hampir seluruh tokoh dalam lakon

AAIIUU seperti ayah, Aa, Ii, Uu, oom, tante, teman-teman Uu, pembantu.

Namun selain di Jalan Thamrin, terdapat latar tempat yang lainnya yakni di

rumah Rustam. Di antaranya kamar UU, ruang tengah, ruang makan, ruang

tamu, dan kompleks kuburan yang sudah dijelaskan di alur.

Arifin memiliki alasan tersendiri kenapa latar naskah lakon AAIIUU di

rumah. Rumah merupakan simbol dan pencerminan tata nilai selera pribadi

penghuninya atau dengan kata lain sebagai pengejawantahan jati diri, sebagai

wadah keakraban dimana rasa memiliki, kebersamaan, kehangatan, kasih dan

rasa aman tercipta didalamnya, tempat untuk kembali pada akar dan

menumbuhkan rasa kesinambungan dalam untaian proses ke masa depan. Jika

ditinjau dari segi psikologis sebagai tempat untuk berlindung dari pengaruh

keadaan alam sekitar dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan

bagi penghuninya. Berhubung masalah di dalam naskah ini terjadi pada

seorang anak yang tidak memiliki dukungan dari orang tuanya dalam

menentukan masa depannya, maka sangatlah tepat latar tempat berada di

rumah untuk menyelesaikan masalah.

Di antara ruang bangunan di rumah yang lebih dominan diceritakan

adalah di kamar Uu. Dari awal cerita diceritakan di kamar Uu hingga akhir

cerita berlatar diceritakan di kamar Uu pula. Kamar yang seharusnya ruang

tempat privasi individu justru dalam lakon ini menjadi tempat memecahkan

31

Ibid., h. 50

Page 92: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

81

permasalahan. Padahal dalam lakon diceritakan pula berlatar di ruang tengah

yang seharusnya menjadi tempat untuk berkumpulnya keluarga dan juga untuk

memecahkan masalah jika ada sesuatu yang terjadi. Dalam hal ini tentunya ada

yang salah di dalam nilai-nilai yang terdapat dalam keluarga Rustam, sehingga

di ruang tengah menemukan jalan buntu sehingga tidak mampu untuk

menyelesaikan masalah Uu.

b. Penunjuk Waktu

Latar waktu yang terdapat dalam lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

diperkirakan tahun 1994, sesuai dengan pembuatan naskah. Di mana pada

tahun tersebut telah terjadi krisis moneter. Sebagian besar produksi terhenti dan

buruknya ekonomi Indonesia masa transisi juga disebabkan oleh besarnya

defisit neraca perdagangan dan utang luar negeri. Selain itu perekonomian

Indonesia cukup terganggu dengan adanya aruspembelian dollar Amerika yang

bersifat spekulatif karena beredar isu akan adanya devaluasi rupiah. Hal inilah

yang menjadikan pemikiran masyarakat pada saat itu memiliki pandangan

bahwa semuanya harus ditilik dari segi keuntungan. Entah itu dari segi

pendidikan, pekerjaan, bahkan jodoh sekalipun. Terlihat dalam kutipan di

bawah ini:

“Rustam : Ii! Ini bukan diskusi kosong. Ini menyangkut masa depan

adikmu, Uu! Coba kita bicara terang-terangann saja. Mana

yang lebih menguntungkan buat Uu, jurusan sejarah atau

jurusan ekonomi. Misalnya ini dipandang dari segi

keuntungan dagang.”32

Dalam naskah juga digambarkan waktu pada saat ujian nasional sampai

dengan perpisahan sekolah yang diperkirakan terjadi sekitar bulan April

sampai Mei. Situasi tersebut tergambar pada kutipan di bawah ini:

“Shot-shot pendek ini sekaligus sebaga latar kredit taitel. beberapa

shot yang melukiskan murid-murid sedang ujian akhir, diantara mereka

adalah Uu. Beberapa shot ketia mereka membaca pengumuman hasil

ujian. Uu lulus, dia senang sekali. Shot-shot tersebut akan diiringi

dengan sebuah nyanyian. Adegan tersebut harus merupakan adegan

sekolahan yang mulus namun hening menyimpan banyak harapan”33

32

Ibid., h. 12 33

Ibid., h. 5

Page 93: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

82

Selain terjadi pada tahun 1994, tergambarkan secara gamblang waktu

yang terjadi melalui prolog. Dalan naskah diceritakan waktunya terjadi pada

malam hari dan siang hari. Penggambaran latar waktu ini berfungsi memberi

kesan dan memperkuat isi cerita. Waktu siang hari menandakan waktunya

orang-orang yang sibuk bekerja, sibuk dengan segudang aktivitas. Maka dari

itu dalam naskah digambarkan bahwa watak dan karakter tokoh dalam naskah

penuh dengan keegoisan dan tiak perduli dengan lingkungan. Terdapat dalam

kutipan di bawah ini:

“11. Int. Kantor Rustam, Ruang Administrasi, Siang.

Shot-shot dalam scene ini harus melukiskan dan sekaligus

melambangkan kehidupan sekarang yang bagaikan mesin rapi dan

dingin. Tersusun namun kehilangan perasaan”34

Begitu pun dengan malam hari, waktu ini menandakan waktuya orang-

orang untuk beristirahat dan tidur untuk bermimpi. Bermimpi tentang cita-cita

dan masa depan yanng diinginkan. Berikut seperti halnya dikatakan oleh si

Oom:

“Oom : Sekarang marilah kita tidur dan bermimpi merancang masa

depan”35

Dalam kutipan di atas bahwa dalam naskah digambarkan bahwa setiap

tokoh digambarkan memiliki mimpi di antaranya Uu yang memiliki mimpi

untuk menjadi ahli sejarah, sedangkan tokoh lain bertolak berlakang dengan

mimpi Uu.

c. Penunjuk Status Sosial

Latar sosial budaya menunjuk pada hal yang berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial masyarakat. Latar sosial yang terdapat pada lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer menggambarkan kehidupan masyarakat pusat

perkotaan di Jakarta. Latar sosial yang menjadi sorotan adalah kebiasaan hidup,

tradisi, serta cara berpikir dan bersikap. Mata pencaharian masyarakat di pusat

perkotaan Jakarta pada umumnya bekerja di gedung-gedung perkantoran,

34

Ibid., h. 51 35

Ibid., h. 50

Page 94: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

83

seperti halnya tokoh Rustam yang bekerja di kantor dagang. Penggambaran

kebiasaan masyarakat kota pusat Jakarta tercantum dalam kutipan di bawah ini:

“Int. Kantor Rustam. Ruang administrasi. Siang.

Shot-shot dalam scene ini harus melukiskan dan sekaligus

melambangkan kehidupan sekarang yang bagaikan mesin, rapi dan

dingin. Tersusun namun kehilanga perasaan.”36

Secara fisik penggambaran sebuah pusat kota Jakarta dipenuhi dengan

gedung-gedung perkantoran tinggi, lalu lintas yang ramai dan penuh dengan

kemacetan. Penggambaran secara fisik tersebut diperlihatkan dalam kutipan di

bawah ini:

“Ext. Jalan Thamrin. Siang

Lalu lintas yang ramai sekali! dan cepat sekali!

Dan pencakar-pencakar langit, dan salah satunya adalah kantor tokoh

kita zoom in jendelanya!”37

Di samping riuhnya pemandangan pusat kota Jakarta, dalam lakon

digambarkan cara bersikap dan berpikir masyarakatnya yang cenderung egois.

Masyarakat yang memiliki pemikiran Kehidupan yang melukiskan bagai mesin

dan robot dan memiliki sikap yang dingin. Tidak pernah adanya bersosialisasi,

mereka hidup sendiri-sendiri bahkan mereka memiliki penilaian bahwa semua

diukur dengan uang. Mereka mengagungkan uang, bahwa dengan adanya uang

semua masalah akan cepat terselesaikan dan mereka semua mengukur sesuatu

sesuai dengan nilai keuntungan yang besar, termasuk tentang pendidikan.

Mereka tega menggadaikan kebahagiaan anak dan cita-cita anak demi

kepuasaan sendiri. Hal tersebut terlihat ketika Rustam tidak setuju Uu masuk

jurusan sejarah dan ingin menjadi seorang ahli sejarah, karena hal itu tidak ada

nilai komersil yang tinggi untuk masa depan.

“Ibu : Pokoknya dagang seperti kamu.

Bapak : Yak! Jaman sekarang memnag jamannya pedagang. Dan

jaman yang akan datang..

Ibu : - Jamannya robot-robot dan angka-angka. Menjijikkan sekali.

Bapak : Kamu boleh bilang menjijikkan, tapi yang pasti bukan

jamannya pengkhayal”38

36

Ibid., h. 51 37

Ibid., h. 50 38

Ibid., h. 10-11

Page 95: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

84

Dari dialog di atas jelas menggambarkan pemikiran masyarakat

perkotaan yang sudah termakan zaman. Semuanya dinilai hanya dari segi

keuntungan tanpa memikirkan kebahagiaan dan cita-cita yang diinginkan anak.

Hal lain yang menunjukkan bahwa lakon ini merupakan gambaran masyarakat

kota Jakarta yang penuh berfikiran dengan otak dagang dan lebih bersifat

realistis.

Selain dari pemikiran masyarakatnya, bisa dilihat dari tingkat status

sosial ekonomi dari keluarga Rustam. Status sosial ekonomi dalam suatu

keluarga dapat mempengaruhi dalam mendidik anak. Dalam lakon

AAIIUUterlihat bahwa latar keluarga dari keluarga upper class, yang mana

orang tua menaruh harapan terhadap anak agar dapat menjungjung nama baik

keluarga. Terlihat bahwa ayah Uu menaruh harapan besar terhadap Uu untuk

bisa melanjutkan kuliah di jurusan yang memiliki nilai komersialnya lebih

tinggi, contohnya jurusan ekonomi ataupun kedokteran.

Dilihat dari pemilihan nama dan bahasa yang digunakan dalam naskah

lakonAAIIUU memakai bahasa nasional yakni bahasa Indonesia. Bahasa

Indonesia yang pada umumnya dipakai oleh masyarakat pusat kota Jakarta,

seperti halnya panggilan orang tua di dalam skenario menggunakan kata

mamah, papah, tante dan oom. Panggilan tersebut menjadi panggilan khas

masyarakat pusat kota Jakarta.

5) Gaya Bahasa

Penggunaan bahasa dalam naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

terlihat menggunakan bahasa nasional yakni bahasa Indonesia. Berbeda dengan

karyanya yang lain seperti Mega, Mega Arifin menyelipkan bahasa Jawa

karena latar tempatnya berada di Yogyakarta, Jawa Tengah. Hampir seluruh

naskah lakon AAIIUU tokoh-tokohnya berbicara menggunakan bahasa

Indonesia, dikarenakan latar tempat berada di pusat kota Jakarta. Seperti

diketahui kota Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia, maka dari itu Arifin

dalam lakon ini menggunakan bahasa Indonesia. Selain penggunaan bahasa

Page 96: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

85

Indonesia, dalam naskah terdapat beberapa gaya bahasa yang digunakan dalam

naskah lakon AAIIUUkarya Arifin C. Noer antara lain : retoris, dan simbolik.

Retoris

Retoris merupakan semacam pertanyaan yang digunakan dalam tulisan

dengan tujuan mendapat efek penekanan yang lebih mendalam dan sama sekali

tidak memerlukan jawaban.39

Penggunaan retoris dapat dilihat dalam kutipan:

“Oom : Dalam filsafatnya adalah, “kebenaran rupanya lebih betah di

rumah tetangga, karena kita sendiri sebenarnya lebih betah di

rumah tetangga” (sebentar menelan wafer atau apalah). Lalu

pertanyaannya adalah apa yang akan digunakan sebagai

landasan usaha kita dalam memecahkan persoalan.

Perasaankah? Pikirankah?”40

Melalui majas retoris menggambarkan kegelisahan hati Oom dalam

memecahkan permasalahan Uu. Lewat gaya bahsa ini terlihat sifat Oom yang

terlalu banyak pertimbangan.

Simbolik

Majas simbolik merupakan sesuatu yang abstrak bisa dijadikan lebih

konkrit, dan dengan simbolik dapat pula memberikan kesan yang dalam dan

pengalaman luas tentang sesuatu keadaan atau hal yang mempunyai sifat

bermacam-macam. Simbolik pada dasarnya ialah kiasan, tapi isinya lebih luas,

tidak hanya menggantikan benda atau hal yang disimbolkan saja, tetapi juga

memberi tambahan konotasi.41

Majas simbolik ini terdapat pada bagian scene 3

dalam dialog Rustam dan tiba-tiba datanglah Aa, Iiyang kemudian diajak untuk

ikut berdiskusi.

“Rustam : Kebetulan sekali! Benih-benih masa depan muncul pada

saatnya.42

Berdasarkan kutipan tersebut terlihat bagaimana seorang ayah yang

terlihat bangga kepada anak-anaknya yakni Aa dan Ii yang memasuki jurusan

ekonomi dan jurusan farmasi yang akan memiliki masa depan yang cerah.

39

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 134. 40

Arifin C. Noer, op.cit. h. 35 41

Atar Semi, op.cit. h. 133 42

Arifin C. Noer, op.cit, h. 7

Page 97: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

86

Ayah menggunakan kata benih-benih masa depan sebagai kata kiasan untuk

menggambarkan kebanggaan dan penuh harapan terhadap Aa dan Ii. Majas

metafora menguatkan tokoh dan penokohan Ayah yang memang sangat

komersial dan melihat sesuatu dari segi keuntungan dan kerugian. Maka dari

itu ia bangga terhadap Aa dan Ii karena mereka berdua kuliah di jurusan yang

ketika lulus nanti bisa mendapatkan gaji besar. Selain itu majas simbolik juga

terdapat dalam dialog Rustam saat berdebat dengan ibu.

“Rustam : Yak! Jaman sekarang memang jamannya pedagang. Dan

jaman yang akan datang.”43

“Ibu : -Jamannya robot-robot dan angka-angka. Menjijikkan

sekali!”44

Rustam dan ibu menggambarkan bahwa zaman yang terjadi merupakan

zaman pedagang, zaman robot dan zaman angka. Artinya semua orang hanya

memikirkan keuntungan untung dan rugi, selain itu kehidupan orang-orang

bagaikan robot dalam menjalani hidupnya sehari-hari. Pagi berangkat kerja,

bekerja hampir seluruh waktunya di depan komputer, kemudian pulang kerja

tengah malam dan itu dilakukan setiap hari demi mengejar angka-angka rupiah.

Berlin yang tidak lain adalah teman sekolah Uu, dalam dialognya yang terjadi

saat di pesta perpisahan sekolah sempat menyindir Uu.

“Berlin : Sebagai penutup, marilah kita berdoa agar malam ini Tuhan

memberi petunjuk bagi domba kecil yang sesat ini.”45

Berlin menggambarkan Uu sebagai domba kecil yang maknanya

sebagai anak kecil bodoh yang sedang tersesat di jalan dan tidak tahu arah.

Berbeda dengan tante yang menyimbolkan Uu dengan kata permata dan bunga,

yang mana memiliki makna anak yang manis dan penuh dengan kebanggaan.

“Tante : Permataku.. Bungaku. Jangan mogok dong.”46

Gaya bahasa simbolik menguatkan tokoh dan penokohan Rustam,

Berlin, Tante, dan Ibu. Simbolik menguatkan sifat ayah dan Berlin yang

materialistis, mereka berpikir bahwa segala sesuatu harus dipertimbangkan

43

Ibid., h. 11 44

Ibid., h. 11 45

Ibid., h. 16-17 46

Ibid., h.29

Page 98: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

87

untung dan rugi baik dari segi pekerjaan hingga segi pendidikan, sedangkan

sifat Ibu dan Tante yang mengayomi Uu. Simbolik juga menguatkan latar

cerita pada skenario film itu, bahwa pada tahun 1994 perekonomian Indonesia

sedang terpuruk sehingga mempengaruhi pemikiran masyarakatnya yang

semua selalu diperhitungkann untung dan rugi.

Page 99: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

88

4.2 Analisis Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon

AAIIUU Karya Arifin C. Noer

Analisis berikutnya digunakan penulis untuk menemukan bentuk

orientasi masa depan tokoh remaja dalam naskah lakonAAIIUUkarya

Arifin C. Noer. Dalam analisis ini orientasi masa depan hanya terfokus

pada bidang pekerjaan dan tokoh remaja yang dianalisis dalam naskah

yakni tokoh Uu. Penulis menggunakan pendekatan psikologi sastra dalam

upaya menemukan orientasi masa depan. Orientasi masa depan tersebut

dianalisis berdasarkan teori proses pembentukan orientasi masa depan oleh

Nurmi.

4.2.1 Proses PembentukanOrientasi Masa Depan Tokoh Remaja

a. Motivasi

Tahap motivasi merupakan awal dari proses pembentukan

orientasi masa depan.Suatu dorongan yang terdapat dalam diri individu

untuk mencapai tujuannya. Berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan

yang ingin dicapai,waktu pencapaian, dan dorongan/motif mencapai

tujuan dimasa depan. Bahwa hal yang menjadi dasar motivasi Uu ingin

mengambil kuliah jurusan sejarah danbekerja sebagai ahli sejarah

disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal didorong karena Uu memiliki minat besar di

bidang literasi (baca-tulis), maka dari itu Uu menyukai pelajaran

sejarah. Sejarah membuatnya tekun membaca dan memberi inspirasi

menulis. Ilmu sejarah memberikan dasar dan latar belakang yang bagus

untuk minat Uu. Literasi secara sederhana adalah kemampuan untuk

mencari, memilah, memahami, dan menggunakan informasi atau

pengetahuan. Jadi intinya hal positif dari jurusan sejarah dapat

mengasah dan mengembangkan daya nalar secara ilmiah. Kemampuan

ini penting untuk diasah. Selain itu dalam diri Uu memiliki jiwa kritis,

teliti, tekun, dan terampil berliterasi, potensi-potensi itulah yang

menjadi modal Uu masuk kuliah sejarah.

Page 100: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

89

Disamping didorong oleh faktor internal, motivasi Uu juga

didorong oleh faktor eksternal diantaranya karena Uu sedari kecil sudah

akrab dengan dongeng-dongeng. Ia terlalu dipengaruhi oleh cerita-cerita

dongeng sehingga menjadikan pemikirannya terlalu jauh memikirkan

hal berat, yang tidak pernah dipikirkan oleh orang pada umumnya.

Seperti pada kutipan di bawah ini:

“Uu : Atau cobalah sedikit menghayal. Apakah mungkin

pertempuran pertama akan meletus di sebuah desa kecil

di Benua Afrika.”47

Kutipan di atas menunjukkan bahwa pemikiran Uu memang

berbeda dengan pemikiran masyarakat pada umumnya. Ia memiliki

daya khayal bahwa perang pertempuran pertama akan terjadi di Benua

Afrika, sebuah pemikiran yang orang lain mungkin tidak pernah

terlintas seperti pemikiran Uu tersebut. Hal ini juga diperkuat oleh

pernyataan Ayah dalam percakapannya dengan Uu.

“Bapak : Uu suka dongeng-dongeng?

Uu : Suka. Papa juga tahu Uu suka sekali baca buku-buku

cerita sejak dulu.

Bapak : Tuh! Itulah sebabnya kenapa Uu ingin masuk jurusan

sejarah. Uu sangat dipengaruhi dongeng-dongeng!

Otak Uu bagaikan diliputi kabut yang menggelapi

istana-istana jaman dahulu”48

Dialog di atas menegaskan bahwa motivasi Uu kuliah jurusan

sejarah dikarenakan Uu sudah dekat dengan yang namanya dongeng. Ia

juga sudah terbiasa membaca buku-buku cerita, sehingga ayah

menyimpulkan bahwa motivasi Uu masuk jurusan dikarenakan

pemikiran Uu yang penuh diliputi oleh dunia khayal.

Akhirnya kembali lagi pada satu hal yang mendasar, yakni

minat besar. Bermula dari minat dan niat itulah Uu untuk melangkah ke

masa depan. Dia ingin membuktikan dengan usaha-usaha

mengembangkan passion itu berbekal ilmu sejarah, maka yang nantinya

47

Ibid., h.3 48

Ibid., h. 18

Page 101: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

90

akan menjadi bukti bahwa lulusan sejarah tak cuma jadi sejarawan.

Bahwa lulusan sejarah bisa berkarya dan sukses di mana pun.

b. Perencanaan

Dalam perencanaan ini berkaitan dengan hal-hal yang telah ada

dan akan dilakukan individu dalam usaha untuk merealisasikan tujuan,

menekankan bagaimana individu merencanaan realisasi dari tujuan dan

minat dalam konteks masa depan. Dalam proses Uu mempersiapkan

tentang masa depan, sesuai dengan keinginannya untuk menjadi

seorang ahli sejarah, dia sudah menyusun strategi dengan matang.

Terdapat dua perencanaan yang dilakukan Uu yakni perencanaan positif

dan perencanaan negatif.

Adapun perencanaan positif itu ia tunjukkan ketika hendak

mengikuti ujian sekolah. Pada malam harinya ia belajar dengan

sungguh-sungguh hingga larut malam. Tercantum dalam kutipan di

bawah ini:

“Int. Rumah Rustam, kamar, malam

Uu sedang membereskan buku-bukunya, sementara ibunya

sedang menyiapkan tempat tidurnya. Malam sudah lewat jam

dua belas.”49

Kutipan di atas menunjukkan jika Uu telah usai belajar untuk

persiapan mengikuti ujian sekolah. Ia belajar hingga lewat jam 12

malam berharap ketika besok mengerjakan soal-soal ujian tidak

mendapatkan kesukaran dalam menjawabnya. Ia sudah bertekad akan

mengikuti ujian dengan sebaik-baiknya agar terwujud cita-citanya

menjadi ahli sejarah. Hal demikian tercantum pada kutipan di bawah

ini:

“Uu : Ya, suatu hari Uu jadi ahli sejarah, sebab itu besok Uu

akan ujian sebaik-baiknya dan begitu lulus Uu akan

masuk jurusan sejarah.”50

49

Ibid., h.3 50

Ibid., h. 4

Page 102: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

91

Kutipan di atas memperlihatkan tekad Uu yang berkeinginan

menjadi ahli sejarah. Ia sudah merencakan dengan matang tentang masa

depannya, perencanaan itu ia rencanakan dari sebelum mengikuti ujian.

Mulai dari belajar dan sampai mengikuti ujian sekolah dengan sebaik-

baiknya. Hal tersebut tercantum pada kutipan berikut:

“Flashes

Shot-shot pendek ini sekaligus sebagai latar kredit taitel.

Beberapa shot yang melukiskan murid-murid sedang ujian

akhir, diantara mereka adalah Uu. Beberapa shot ketika mereka

membaca pengumumam hasil ujian. Uu lulus, dia senang sekali.

Shot-shot tersebut akan diiringi dengan sebuah nyanyian yang

segera liriknya akan disusulkan. Yang penting adegan tersebut

harus.”51

Kutipan di atas memperlihatkan Uu yang sedang mengikuti

ujian sekolah. Betapa senang Uu ketika melihat pengumuman bahwa ia

dinyatakan lulus, yang berarti pertanda ia akan segera mewujudkan

keinginannya untuk kuliah di jurusan sejarah. Namun perencanaan-

perencanaan yang dilakukan Uu tidak selamanya berjalan lancar.

Rustam, ayah Uu tidak mendukung keinginannya, sehingga

perencanaan-perencanaan yang sudah ia susun dengan matang tidak

berjalan sesuai dengan yang ia rencanakan.

Demi tercapai keinginannya itu, maka timbullah perencanaan

negatif yang direncanakan Uu. Adapun perencanaan negatif itu, ia

mengancam akan merencanakan mogok makan dan mengurung diri di

kamar jika semua keluarganya tidak mendukung atas cita-citanya. Hal

ini tercantum dalam kutipan di bawah ini:

“ Uu : Kalau semua tidak setuju Uu akan mengunci diri dalam

kamar dan mogok makan!”52

Perencanaan negatif yang dilakukan Uu bukan tanpa alasan.

Untuk tercapainya suatu cita-cita yang ia inginkan dan sudah

direncanakan, ia sudah tidak ada pilihan lagi untuk mendapatkan

51

Ibid., h. 5 52

Ibid., h. 18

Page 103: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

92

dukungan dari orang tuanya. Selain itu juga ia melakukan hal itu karena

ia sadar hak-haknya sebagai anak.

c. Evaluasi

Berdasarkan kondisi tersebut perencanaan perlu adanya kegiatan

evaluasi untuk menilai penyebab tidak tercapainya target sesuai dengan

waktu yang ditetapkan dan apakah target yang telah ditetapkan masih

relevan dengan kondisi yang telah berkembang. Dalam naskah lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer, digambarkan proses evaluasi tokoh Uu

melibatkan casual atribution yakni mengenai kesempatan yang dimiliki

tokoh dalam mewujudkan keinginannya.

Dalam naskah terlihat bahwa Uu banyak mendapat pertentangan

dari keluarganya atas pilihannya untuk memasuki jurusan sejarah dan

menjadi ahli sejarah, terutama oleh ayahnya, yang menimbang bahwa

pekerjaan seorang ahli sejarah tidak memiliki nilai komersial tinggi dan

tentunya akan menyusahkan putrinya dalam mencari pekerjaan. Dengan

pertimbangan itu maka tokoh Uu tidak memiliki kesempatan dan

dukungan penuh dalam mewujudkan cita-citanya. Hal ini tercantum

pada dialog di bawah ini:

“Rustam : Mau jadi ahli sejarah?

Ibu : Yaa.. kan nantinya sama-sama jadi dokteranda

kalau selesai kelak.

Rustam :Kamu betul-betul kurang memahami jaman

sekarang. dokteranda apapun memang sama, tapi

nilai komersilnya berbeda-beda. Insiyur juga

macam-macam dan boleh dikatakan sama

tingkatannya satu sama lain, tapi tetap saja masing-

masing memiliki nilai komersil yang berbeda-

beda!”53

Pada dialog di atas memperlihatkan tidak adanya kesempatan

yang penuh untuk Uu mewujudkan cita-citanya menjadi ahli sejarah.

Hanya karena pemikiran orang tua yang masih menilai sesuatu dengan

uang, makacita-cita serta bakat anak harus tergadaikan.

53

Ibid., 5-6

Page 104: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

93

4.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Orientasi Masa Depan

Faktor Internal

a. Konsep Diri

Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk

berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan

keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut

kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang

bersangkutan.Konsep diri biasanya bertambah stabil dalam periode

masa remaja. Hal ini memberi perasaan kesinambungan dan

memungkinkan remaja memandang diri sendiri dalam cara yang

konsisten, tidak memandang diri hari ini berbeda dengan hari lain. Hal

ini juga meningkatkan harga diri dan memperkecil perasaan tidak

mampu.

Saat membuat keputusan mengenai apa yang akan dilakukan,

hal yang pertama dilakukan adalah biasanya menilai kemampuan diri

sendiri. Secara keseluruhan, konsep diri terdiri dari:54

1. Extant self: siapa saya pada saat ini.

2. Desired self: diri yang saya inginkan.

3. Presenting self: diri yang saya tampilkan dilingkungan.

Saat seseorang manusia lahir, manusia tidak memiliki konsep

dri karena tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak ada

harapan, dan tidak ada evaluasi terhadap dirinya sendiri. Terdapat

hubungan antara extant self dan desire self pada remaja. Remaja

adalah masa dimana seseorang memiliki idola tertentu atau memiliki

gambaran yang ideal mengenai sesuatu yang akhirnya membentuk

desired self.

Ada 3 kemungkinan yang muncul jika kita menghubungkan

antara extant self dan desired self. 1) Bila kesenjangan antara extant

self dan desire self kecil, berarti seseorang merasa puas pada dirinya

54

PKBI Daerah Istimewa Yogyakarta. Mengenal dan menemukan konsep diri. diakses dari

http://pkbi-diy.info/?page_id=3558., Pada Minggu,17 September 2016 pukul 14.00 WIB.

Page 105: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

94

dan mungkin tidak ingin mengembangkan diri untuk menjadi lebih

baik. 2) Bila kesenjangan antara extant self dan desired self besar,

berarti bahwa seseorang mempunyai keinginan yng sangat tinggi

untuk berubah dan mungkin tidak realistik. 3) Bila kesenjangan antara

extant self dan desire self moderat (sedang-sedang saja). Kondisi ini

adalah yang paling bagus, karena orang itu menyadari keadaan dirinya

sekarang dan menentukan tujuan yang masuk akal sehingga

membuatnya terpacu untuk mengembangkan dirinya.

Dalam naskah lakon AAIIUUkarya Arifin C. Noer tokoh UU

memiliki kesenjangan antara extant self dan desire self besar,

dikarenakan dia memiliki keinginan yang kuat dan besar dalam

dirinya yang memiliki cita-cita sebagai seorang ahli sejarah, sehingga

setelah lulus sekolah nanti dia ingin melanjutkan ke jurusan sejarah.

Terdapat dalam kutipan berikut ini:

“Uu : Ya, suatu hari Uu akan jadi ahli sejarah. Sebab itu

besok UU akan ujian sebaik-baiknya dan begitu lulus

UU akan masuk jurusan sejarah.”55

Tokoh Uu juga ternyata menanamkan sikap konsep diri yang

positif sehingga dia lebih percaya diri dan lebih bersemangat untuk

mencapai segala tujuannya yakni menjadi ahli sejarah. Meskipun dia

dengan bersikap berontak kepada keluarganya dengan melakukan

mengunci diri di kamar dan mogok makan, namun itulah bentuk

semangatnya untuk mempertahankan cita-citanya. Terdapat dalam

dialog berikut,

“Bapak : Ma, lama-lama Uu juga akan insyaf. dengar Uu!

Uu : Pokoknya Papa tidak setuju, begitu kan?

Bapak : Prinsip Papa setuju, tapi Papa tidak akan

mengizinkan.

Uu :Kalau semua tidak setuju UU akan mengunci diri

dalam kamar dan mogok makan!”56

Dalam dialog di atas Uu mencoba mempertahankan haknya

untuk mencapai cita-cita sebagai ahli sejarah. Sikap lebih percaya diri

55

Ibid., h. 4 56

Ibid., h.18

Page 106: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

95

dan bersemangat Uu juga terlihat ketika dia ditanya oleh teman-

temannya dan ditertawakan karena dia akan melanjutkan kuliah di

jurusan sejarah dan akan menjadi seorang ahli sejarah.

Konsep diri terbagi menjadi konsep diri positif dan konsep diri

negatif. Remaja yang meiliki konsep positif akan sangat memiliki

konsep diri positif akan sangat mengenali dirinya, kelebihan dan juga

kelemahannya disamping itu ia tidak terpaku pada kelemahannya. Ia

dapat mengakui dan menerima kelemahannya tersebut tanpa rasa

rendah diri dan hal itu justru memacunya untuk menjadi individu yang

lebih baik dengan cara mengembangkan kelebihannya, dan remaja

dengan konsep diri positif akan lebih percaya diri dan merasa yakin

bahwa dirinya memiliki andil terhadap segala sesuatu yang terjadi

pada dirinya. Akibatnya akan lebih bersemangat untuk berusaha

mencapai segala tujuaannya.

Sedangkan pada remaja yang memiliki konsep diri negatif, ia

hanya akan terpaku pada kelemahannya dan menjadi rendah diri.

Konsep diri yang negatif membuat remaja cenderung memusatkan

perhatian pada hal-hal yang negatif dalam dirinya, sehingga sulit

menemukan hal-hal positif dan pantas dihargai dalam dirinya.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa konsep diri mempunyai

pengaruh besar dalam kehidupan remaja. Konsep diri yang baik dapat

berakibat baik pada diri yang buru dapat berdampak negatif pada diri

remaja.

b. Perkembangan Kognitif

Kematangan kognitif sangat erat kaitannya dengan

kemampuan intelektual menjadi salah satu faktor individu yang

mempengauhi orientasi masa depan. Perkembangan kognitif juga

berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berpikir,

memecahkan masalah, mengambil keputusan, kecerdasan, serta

bakat. Dalam tahap ini kemampuan metakognisi Uu berkembang dan

kemampuan ini sangat memungkinkan Uu untuk memikirkan

Page 107: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

96

kemungkinan yang terjadi dimasa depan dalam pencapaian tujuan dan

memberikan solusi.

Perubahan kemampuan Uu telah memiliki kemampuan yang

lebih baik dalam berpikir mengenai situasi secara hipotesis,

memikirkan sesuatu yang belum terjadi tetapi akan terjadi. Ia pun

telah mampu berpikir tentang konsep-konsep yang abstrak seperti

pertemanan, demokrasi, moral. Ia pun telah mampu berpikir secara

logis tentang kehidupannya seperti kehidupan apa yang akan ia

tempuh dikemudian hari. Ia sudah merencanakan dengan matang

ketika lulus sekolah, ia akan melanjutkan kuliah jurusan sejarah dan

akan menjadi seorang ahli sejarah. Hal ini dibuktikan dalam kutipan di

bawah ini:

“Uu : Ya. Suatu hari Uu jadi ahli sejarah. Sebab itu besok

Uu akan ujian baik-baik. Dan begitu lulus Uu akan

masuk Jurusan Sejarah.”57

Minat ini berfokus pada gagasan motivasi internal Uu untuk

menjadi seorang ahli sejarah. Persepsi mengenai penyebab

keberhasilan atau kegagalan, khususnya persepsi bahwa usaha

merupakan faktor penting. Kemampuan Uu untuk berpikir secara

hipotesis dan untuk mengevaluasi apa yang ideal mengarahkan Uu

untuk melakukan protes karena keinginan ia tidak didukung oleh

keluarga besar terutama oleh ayah.

Faktor Eksternal

a. Jenis Kelamin

Faktor eksternal yang memepengaruhi orientasi masa depan

adalah jenis kelamin. Jelas terlihat antara laki-laki dan perempuan

berbeda, baik dari perubahan fisik sampai perubahan sosial. Begitu

pun dilihat dari minat masing-masing yakni minat teman sebaya,

minat rekreasi, minat pekerjaan,minat pendidian, dan masih bnyak

faktor lain. Karena anak perempuan diharapkan berperilaku feminin

57

Ibid., h. 4

Page 108: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

97

dan anak laki-laki diharapkan maskulin, tidaklah mengherankan

bahwa minat anak perempuan sangat berbeda dari minat anak laki-laki

selama masa remaja.

Penulis akan lebih fokus membahas tentang minat pekerjaan

antara laki-laki dan perempuan.Anak laki-laki menginginkan

pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa memperhatikan

kemampuan yang dituntut oleh pekerjaan atau oleh kesempatan yang

ada untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga menginginkan

pekerjaan yang bermartabat tinggi, sekalipun bayarannya lebih sedikit

dari pada pelbagai pekerjaan yang tidak terlampau bergengsi. Banyak

anak laki-laki dari keluarga yang statusnya rendah berharap mencapai

status sosial yang lebih tinggi melalui pekerjaan. Pada umumnya anak

perempuan memilih pekerjaan yang memberikan rasa aman dan yang

tidak banyak menuntut waktu.

“Bapak: Zaman sekarang tidak mau membedakan lagi mana

perempuan mana laki-laki, palagi soal pendidikan.

Jangan berpikiran kolot dong.

Ibu : Saya kira saya tidak kolot! Coba saja misalnya Uu

betul-betul jadi ahli sejarah, yang kata kamu tidak

komersil dan tidak menghasilkan uang itu, apa akan

merubah nasibnya sebagai seorang istri kelak?”58

Dalam dialog di atas menjelaskan meskipun Uu sebagai

perempuan dan memilih menjadi seorang ahli sejarah, itu tidak akan

merubah nasibnya sebagai perempuan dan istri kelak ketika dia

dewasa. Dan bahwa pekerjaan apapun dan setinggi apapunn

pendidikannya tidak akan merubah nasib kodrat sebagai perempuan,

dia akan tetap menjadi istri, mengandung, melahirkan, mengurus anak,

dan melakukan pekerjaan ibu rumah tangga lainnya.

Pada masa remaja minat pada karir seringkali menjadi sumber

pikiran. Begitu juga bagi Uu¸ namun karena dia berjenis kelamin

perempuan lebih memilih pekerjaan yang tidak banyak menuntut

58

Ibid., h. 6

Page 109: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

98

waktu dan memberikan rasa aman, menurutnya pekerjaan itu adalah

sebagai ahli sejarah. Dia berpikir dengan menjadi seorang ahli sejarah

tidak akan banyak merugikan orang lain dan karena sesuai dengan

minat pada pelajaran yang dia sukai yakni pelajaran sejarah,

disamping itu juga UU sangat suka dengan dongeng-dongeng.

b. Status Sosial Ekonomi

Keluarga sebagai institusi merupakan kelompok sosial kecil

yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan anak. Namun kerap kali

keluarga itu tidak hanya terdiri atas suami istri dan anak-anak,

melainkan juga nenek, kakek, paman, bibi, kemenakan dan saudara-

saudara. Dalam tiap keluarga biasanya terdapat tipe yang berbeda-

beda. Tipe keluarga Jerman misalnya Ayah adalah yang berkuasa,

sedangkan keluarga negro ibulah yang berkuasa. Begitu juga di

Indonesia, peran ayah yang berkuasa dalam keluarga.

Masyarakat pada mulanya terdiri keluarga kecil, yaitu suatu

keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anaknya. Pada keluarga kecil ini

anak-anak lebih banyak menikmati segi sosial ekonomi, dan lebih

banyak diperhatikan oleh orang tuanya. Bossard mempelajari kelas-

kelas sosial yang ada hubungannya dengan cara mendidik anak.

Bahwa kelas-kelas sosial dapat dibedakan menjadi 3 macam:59

1. Upper class : dalam kelas ini sikap terhadap anak adalah bangga

dan menaruh penghargaan. Anak diharapkan untuk

membantu keluarganya, mereka berjuang agar

mereka dapat mendidik anak sebaik mungkin, baik

secara jasmani, sosial maupun intelektual.

2. Middle class : di sini tidak diadakan penyelidikan.

3. Lower class : di sini keinginan-keinginan seperti upper class itu

kurang karena alasan-alasan ekonomi dan sosial.

Anak-anak dari lower class biasanya disiplinnya itu ditandai

dengan ciri fisik, jika marah biasanya bersifat badaniah yaitu

59

Abu Ahmadi, Sosilogi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h. 110

Page 110: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

99

memukul atau meninju. Sedangkan pada midle class tidak dengan cara

fisik, tetapi dengan cara kompetisi misalnya dalam pertandingan olah

raga.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

kedudukan keluarga di masyarakat, maka orang tua lebih banyak

berharap terhadap anak terutama dalam segi pendidikan. Pada

keluarga Upper class, orang tua akan lebih banyak ikut andil dalam

pendidikan anak dan masa depan anak, tujuannya agar meingkatkan

nilai sosial strata keluarga. Dibandingkan dengan keluarga lower

class, biasanya orang tua akan menyerahkan sepenuhnya kepada anak.

Anak dibebaskan untuk memilih pendidikannya bahkan bebas

menentukan masa depannya, karena dalam keluarga lower class orang

tua tidak akan mempermasalahkan minat dan bakat anak.

Dalam naskah lakon AAIIUU terlihat bahwa latar keluarga

dari keluarga upper class, dimana orang tua menaruh harapan terhadap

anak agar dapat menjungjung nama baik keluarga. Terlihat bahwa

ayah Uu menaruh harapan besar terhadap Uu untuk bisa melanjutkan

kuliah di jurusan yang memiliki nilai komersialnya lebih tinggi,

contohnya jurusan ekonomi ataupun kedokteran. Ayah Uu

menganggap bahwa di zaman sekarang adalah jamannya pedagang.

Jika dilihat jurusan sejarah dengan jurusan ekonomi, jurusan ekonomi

dinilai memiliki keuntungan komersil lebih tinggi dibandingkan

jurusan sejarah yang hanya dianggap sebagai tukang khayal.

Posisi kelas seseorang mungkin juga dievaluasi secara berbeda

oleh para tetangga, rekan sekerja, kerabat, dan lain-lain. Masyarakat

memiliki pemahaman sendiri mengenai sistem kelas, mengenai

jenjang prestis dan mengenai cara kekuasaan.

“10.Ext. Jalan Thamrin, siang

Lalu lintas yang ramai sekali1 dan cepat sekali!

Dan pencakar-pencakar langit. Dan salah satunya adalah

kantor tokoh kita zoom in jendelanya!”

“11. Int. Kantor Rustam, ruang administrasi, siang.

Page 111: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

100

Shot-shot scene ini harus melukiskan dan sekaligus

melambangkan kehidupan sekarang yang bagaikan mesin rapi

dan dingin. Tersusun namun kehilangan perasaan”60

Kutipan-kutipan di atas pada naskah lakon

AAIIUUmencerminkan masyarakat Indonesia secara tidak langsung

tertindas zaman. Melalui naskah ini Arifin mencerminkan pandangan

terhadap kondisi sosial di Indonesia pada tahun 1990-an. Pada saat itu

pemikiran masyarakat, khususnya para orang tua memandang bahwa

pendidikan yang mampu mengahasilkan pekerjaan dengan nilai

komersial tinggi lebih baik dibandingkan dengan pendidikan

humaniora maupun sejarah. Dan kelas sosial mempengaruhi

pemikiran orang tua terhadap masa depan serta pendidikan anak.

Terlihat dari ayah Uu yang seorang pedagang, maka ia berpandangan

bahwa anak-anaknya harus memiliki pendidikan yang memiliki nilai

komersil atau keuntungan lebih tinggi sama halnya dengan

berdagang, karena ia menganggap hanya uang yang memiliki

kemampuan tidak terbatas untuk menyelesaikan apa saja dan segi

pendidikan akan dipandang dari segi keuntungan dagang. Pandangan

keliru inilah yang dikritis oleh Arifin C. Noer melalui tokoh “Uu”

dalam karyanya yang dibuat pada tahun 1994 tersebut.

c. Usia

Awal masa remaja remaja berlangsung kira-kira tiga belas

sampai tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 17

tahun sampai delapan belas tahun, yaitu usia matang secara hukum.

Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat

singkat.

Awal masa remaja biasanya disebut sebagai “usia belasan”

kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak menyenangkan”.

Meskipun remaja yang lebih tua biasanya masih tergolong “anak

belasan tahun” sampai ia mencapai usia dua puluh satu tahun, namun

60

Arifin C. Noer, op.cit. h. 50-51

Page 112: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

101

istilah belasan tahun yang secara populer dihubungkan dengan pola

perilaku khas remaja muda jarang dikenakan pada remaja yang lebih

tua. Biasanya disebut pemuda atau pemudi atau malah disebut kawula

muda yang menunjukkan bahwa masyarakat saat belum adanya

perilaku yang matang selama awal masa remaja.

“Bapak : Uu.. umur kamu berapa?

Uu : (heran) Jalan delapan belas tahun. Papa kan tahu.

Bapak : Uu suka dongeng-dongen?

Uu : Suka. Papa juga tahu Uu suka sekali baca buku-

buku cerita sejak dulu.

Bapak : Tuh! Itulah sebabnya kenapa Uu ingin masuk

jurusan sejarah. Uu sangat dupengaruhi dongeng-

dongeng! Otak UU bagaikan diliputikabut yang

menggelapi istana-istana jaman dahulu.”61

Usia Uudalam naskah lakonAAIIUU karya Arifin C. Noer

digambarkan usia 17 tahun sedang jalan 18 tahun, usia yang terbilang

remaja. Usia dimana sebagai masa periode perubahan. Perubahan

terhadap minat, peran, emosi, sampai ke dalam bentuk fisik. Bagi

sebagian besar anak muda berependapat merupakan tahun kehidupan

yang penuh kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan

perkembangan.

“Uu : Ya, suatu hari UU akan jadi ahli sejarah. Sebab itu

besok UU akan ujian sebaik-baiknya dan begitu lulus

UU akan masuk jurusan sejarah.”62

Minat Uu terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat

pada pekerjaan. Karena memang anak sekolah menengah atas mulai

memikirkan masa depan mereka secara bersungguh-sungguh, terbukti

tokoh Uu sangat kekeh dalam pendiriannya dan dia akan bersungguh-

sungguh melakukan segala apapun agar cita-citanya tercapai. Disebut

jg sebagai masa mencari identitas, sama halnya dengan tokoh Uu yang

sedang mencari jati dirinya di usianya yang sudah menginjak masa

61

Ibid., h. 18 62

Ibid., h. 3

Page 113: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

102

dewasa. Dia memikirkan cara untuk memperoleh pekerjaan yang

diinginkan.

Dengan Ia berminat pada mata pelajaran sejarah dan

relevansinya mata pelajaran tersebut ketika masa depan. Karena Uu

suka dengan dongeng-dongen sedari kecil, dia pun berniat ingin

melanjutkan kuliah ke jurusan sejarah agar cita-cita menjadi seorang

ahli sejarah dapat terwujud, karena dengan berfikir dia masuk ke

jurusan itu maka pekerjaan yang dia inginkan akan terwujud.

Termaasuk dimulai dia sangat bersungguh-sungguh dalam menjalani

ujian dan dia lulus, lalu melanjutkan kuliah di jurusan yang dia

anggap sebagai jembatan masa depan dia. Pada umumnya anak

perempuan memilih pekerjaan yang memeberikan rasa aman dan yang

tidak banyak menuntut waktu.

d. Teman Sebaya

Remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan

teman-teman sebaya sebagai kelompok. Maka dapatlah dimengerti

bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan,

minat, penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh

keluarga. Kelompok sebaya merupakan dunia nyata kawula muda,

yang menyiapkan panggung di mana ia dapat menguji diri sendiri dan

orang lain. Di dalam kelompok sebaya ia merumuskan dan

memperbaiki konsep dirinya, di sinilah ia dinilai oleh orang lain yang

sejajar dengan dirinya dan yang tidak dapat memaksakan sanksi-

sanksi dunia dewasa yang justru ingin dihindari.

“Ketua : Kamu tahu kenapa kita ketawa?

UU : Nggak.

Ketua : Karena tidak setuju. Kita semua tidak rela kamu

sebagai teman akan meningkatkan jumlah orang-

orang miskin di negeri kita.”63

Di dalam masyarakat sebaya inilah remaja memperoleh

dukungan untuk memperjuangkan emansipasi dan di situ pulalah ia

63

Ibid., h. 16

Page 114: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

103

dapat menemukan dunia yang memungkinkannya bertindak sebagai

pemimpin apabila ia mampu melakukannya bertinndak sebagai

pemimpin apabila ia mampu melakukannya. Namun dalam naskah

lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer tokoh Uu tidak mendapatkan

dukungan oleh teman sebayanya tentang pilihannya. Uu dicibir dan

dikatakan gila oleh teman-temannya. Seorang teman yang seharusnya

memberikan dukungan, mereka justru menghakimi Uu bahwa

pilihannya adalah pilihan yang gundul dan menambah orang miskin

di Indonesia.

e. Hubungan dengan Orang Tua

Orang tua tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan sehubungan

dengan pertentangan yang berkembang antara mereka dan anak

remaja mereka. Remaja muda adalah anak yang paling tidak

bertanggung jawab, paling sulit dihadapi, paling tidak dapat diramal

dan paling menjengkelkan. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi

dengan orang tua semakin memperbesar kesenjangan antara mereka.

Orang tua sulit menerima keengganan remaja untuk mengikuti

larangan-larangan yang dipandang penting, dan mereka tidak sabar

menghadapi kegagalan remaja memikul tanggung jawab yang sesuai

dengan usia remaja. Sumber-sumber kejengkelan ini biasanya

mencapai puncaknya antara usia empat belas dan lima belas tahun,

setelah itu biasanya hubungan orang tua mulai membaik.

“Ibu :Pa...

Bapak : Ma, lama-lama Uu juga akan insyaf. Dengar Uu!

Uu : Pokoknya Papa tidak setuju, begitu kan?

Bapak :Prinsip Papa setuju, tapi Papa tidak akan

mengizinkan.

Uu : Kalau semua tidak setuju Uu akan mengunci diri

dalam kamar dan mogok makan!”64

Pada dialog lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer di atas

menjelaskan bahwa banyak remaja merasa bahwa orang tua tidak

64

Ibid., h. 18

Page 115: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

104

“mengerti mereka” dan bahwa standar perilaku orang tua dianggap

kuno. Hal ini lebih disebabkan karena kesenjangan budaya, seperti

sudah dijelaskan dan bukan karena perbedaan dalam usia.

“Bapak : Uu. Ini suara Papa. Dengar tidak, Uu?

Uu : (os) Dengar.

Bapak : Kalau begitu buka pintunya dong.

Uu : (os) Tidak mau. Kecuali kalau Papa setuju Uu

masuk jurusan sejarah.

Bapak : Kita berunding dulu sayang.

Uu : (os)Tidak ada perundingan. Soalnya kita sama-

sama keras kepala.

Bapak : Betul-betul kartu mati dia. Penyakit keras kepala

itu betul-betul gampang menular.”65

Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang

ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota keluarga,

terutama sama anak. Kalau hubungan keluarga ditandai dengan

pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan

remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangankan pola

perilaku yang tenang dan lebih matang. Terlihat adanya pertentangan

antara Uu dan ayah, yang mengakibatkan Uu tidak merasa aman pada

keluarganya sendiri. Seorang anak memerlukan bimbingan dan

bantuan dalam menguasai tugas perkembangan masa remaja, agar

dapat lebih bisa mengontrol emosi dan lebih matang dalam

mengambil sikap.

“Tante : Uu sayang

Uu : Ya tante

Tante : Keluar dong

Uu : Setuju dulu dong Uu masuk jurusan sejarah.

Tante : Dilemma. Dilemma. Itu tidak mungkin

sayang.Itu akan mencelakakan masa depan.

Uu : Ini masalah hak azazi.”66

“Ibu : Uu! Uu! Bangun, sayang!

Uu : (terjaga) Ogah! UU tetap mau jurusan sejarah!

65

Ibid., h. 24-25 66

Ibid., h. 32

Page 116: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

105

Ibu : Iyaa sayang. Semua sekarang setuju UU masuk

jurusan sejarah, jurusan apapun asal UU emmang

punya cita-cita.

Uu : Papa?

Ibu : Semua!

Uu : Ma!

Ibu : Sayang!

Lalu mereka berpelukan dan selesai.”67

Dalam dialog di atas mencerminkan hubungan remaja dan

orang tua yang membaik bermula ketika orang tua mulai menyadari

bahwa anak-anak mereka bukan anak kecil lagi. Meskipun awalnya

ada pertentangan dengan keluarga, dalam naskah lakon AAIIUU karya

Arifin. C. Noer terlihat Uu dan tante beradu keinginan namun setelah

itu mereka menyadari sikap mereka terlalu mengekang anak dan

membatasi kreatifitas anak. Orang tua memberi lebih banyak

keistimewaan kepada anak dan sekaligus mengharapkan tanggung

jawab yang lebih besar sertaprestasi kerja yang lebih baik. Selanjutnya

hubungan orang tua dan anak lebih menyenangkan pada saat orang tua

berusaha untuk mengerti remaja dan nilai budaya-budaya baru dari

kelompok remaja. Hubungan antara remaja dengan anggota-anggota

keluarga cenderung merosot pada awal masa remaja meskipun

hubungan-hubungan ini seringkali membaik menjelang berakhirnya

masa remaja, terutama hubungan remaja-remaja putri dengan

keluarganya.

4.2.3 Peranan sosial keluarga

Keluarga merupakan institusi yang paling penting pengaruhnya

terhadap proses sosialisasi manusia. Oleh karenanya pentingnya peranan

keluarga dalam proses berfikir dan sosialisasi anak. Orang tua memberikan

kesempatan yang unik kepada anak untuk menyadari dan memperkuat

nilai kepribadiannya. Dalam keluarga individu memproleh kebebasan yang

luas untuk menampakkan kepribadiannya.

67

Ibid., h. 107

Page 117: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

106

Institusi sosial pada hakikatnya kumpulan dari norma atau struktur

sosial yang telah diciptakan untuk melaksanakan suatu fungsi dari

masyarakat. Banyak yang memandang keluarga sebagai suatu kelompok

sosial tetapi tidak boleh mengacaukan konsep ini dengan keluarga, sebagai

suatu institusi sosial. Sebagai institusi sosial keluarga bukanlah sebuah

kelompok melainkan serangkaian pola tingkah laku yang berhubungan

dengan fungsi untuk melahirkan keturunan dan berfungsi sebagai

perlengkapan masyarakat di dalam membentuk warga yang mencerminkan

identitas setempat. Keluarga sebagai sebuah kelompok sosial menjalankan

banyak fungsi institusi yang berhubungan dengan institusi sosial di luar

keluarga.

Adapun mengenai susunan keluarga, Probbins membagikan

menjadi 3 macam, yaitu:68

1. Keluarga yang bersifat otoriter: di sini perkembangan anak semata-mata

ditentukan oleh orang tuanya. Sifat pribadi anak yang otoriter biasanya

suka menyendiri, mengalami kemunduran kematangannya, ragu-ragu di

dalam semua tindakan, serta lambat berinisiatif.

2. Keluarga demokrasi: di sini sikap pribadi anak lebih dapat

menyesuaikan diri, sifatnya fleksibel, dapat menguasai diri, mau

menghargai pekerjaan orang lain, menerima kritik dengan terbuka, aktif

di dalam hidupnya, emosi lebih stabil, serta mempunyai rasa tanggung

jawab.

3. Keluarga yang liberal: di sini anak-anak bebsa bertindak dan berbuat.

Sifat-sifat dari keluarga ini biasanya agressif, tak dapat bekerja sama

dengan orang lain, sukar menyesuaikan diri, emosi kuran gstabil serta

mempunyai sifat selalu curiga.

Dalam naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer digambarkan

bentuk keluarga yang otoriter, yakni keinginan anak semua ditentukan oleh

orang tua. Mulai dari perkawinan, pergaulan, pendidikan, sampai

pekerjaan. Tokoh Uu dalam menentukan masa depannya ditentukan oleh

68

Abu Ahmadi, op.cit, h. 112

Page 118: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

107

orang tuanya terutama oleh ayahnya. Padahal Uu memliki harapan sendiri,

dia ingin melanjutkan kuliah di jurusan sejarah karena dia bercita-cita

ingin menjadi ahli sejarah, namun itu ditentang oleh ayahnya karena dia

berpikir dengan Uu kuliah dijurusan sejarah akan menyengsarakan

hidupnya kelak di masa depan.

Dari perilaku orang tuanya seperti itu, mengakibatkan si Uu

menjadi kemunduran dalam kematangan emosinya, terbukti dia menjadi

tidak mampu mengendalikan emosinya. Dia memutuskan untuk mengunci

diri di kamar dan mogok makan, dan tidak mendengarkan nasihat apapun.

Dialog yang menunjukkan keluarga Rustam merupakan keluarga

yang otoriter terbukti dalam dialog di bawah ini:

“Bapak : Tuh! Itulah sebabnya kenapa Uu ingin masuk jurusan

sejarah. Uu sangat dipengaruhi dongeng-dongeng! Otak

Uu bagaikan diliputi kabut yang menggelapi istana-

istana jaman dahulu.

Ibu : Pa..

Bapak : Ma, lama-lama Uu juga akan insyaf. Dengar Uu!

Uu : Pokoknya Papa tidak setuju, begitu kan?

Bapak : Prinsip Papa setuju, tapi Papa tidak akan mengizinkan.

Uu : Kalau semua tidak setuju UU akan mengunci ciri dalam

kamar dan mogok makan!”69

Perlawanan dilakukan Arifin C. Noer terhadap pola asuh yang yang

otoriter dalam mengasuh anak. Pola asuh yang didasari pada otoritarisasi

orang tua, bukan didasarkan pada pemikiran dan perasaan juga logika dan

naluri orang tua. Pola asuh yang yang didasarkan pada materi. Hal ini

menunjukkan bahwa kasih sayang yang dicurahkan orang tua terhadap

anaknya atas dasar hitung-hitungan untung rugi. Biaya yang dikeluarkan

orang tua untuk menyekolahkan anak harus sebanding dengan pendapatan

yang nanti diperoleh setelah selesai sekolah.

Keluarga yang seharusnya selalu menjadi entitas yang di dalamnya

berlangsung banyak aktivitas diantaranya produksi ekonomi, konsumsi

bersama, berketurunan, sosiali anak dan kegiatan rekreasi. Keluarga

69

Ibid., h. 18

Page 119: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

108

sebuah sistem tindakan yang terdiri dari pelaku-pelaku purposif yang

saling berhubungan. Namun, dalam beberapa kapasitas keluarga boleh

dianggap sebagai pelaku purposif, karena keluarga adalah entitas dalam

hal mempunyai kepentingan-kepentingan yang dirasakan sebagai dasar

tindakan pelaku orang. Misalnya ada kalanya orang berkata dirinya sedang

bertindak untuk “menegakkan kehormatan keluarga” dan dalam kasus

tertentu keluarga memang bertindak sebagai satu unit untuk mencapai

tujuan-tujuan yang dapat disebut sebagai tujuan atau sasaran keluarga itu.

Page 120: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

109

4.3 Implikasi Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra di Sekolah

Menengah Atas Kelas XII

Analisis orientasi masa depan tokoh remaja dalam naskah lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer dapat diimplikasikan ke dalam pembelajaran

bahasa dan sastra di sekolah yaitu melalui materi unsur intrinsik dan

ekstrinsik lakon/drama. Melalui pembelajaran unsur-unsur tersebut maka

siswa akan mempelajari apa saja yang terdapat dalam lakon/drama yang

ditujukan untuk skenario film. Tujuan pengajaran sastra tentulah merupakan

bagian dari tujuan pendidikan keseluruhannya, karena proses belajar dan

mengajarkan sastra merupakan bagian dari proses pendidikan agar si terdidik

dapat menghayati nilai-nilai luhur. Si terdidik siap melihat dan mengenal

nilai dengan tepat dan menjawabnya dengan hangat dan simpatik.

Secara umum tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia bidang sastra dalam kurikulum 2013, yaitu: 1) agar peserta didik

mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa, 2) peserta didik menghargai dan

mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia.70

Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, peserta didik

diharapkan dapat memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuannya. Jika

peserta didik dapat menghargai kebudayaan dan warisan intelektual berupa

karya sastra.

Dalam pembelajaran sastra, peserta didik tidak hanya diberikan ilmu

begitu saja, tetapi dituntut untuk mengapresiasikan berbagai jenis karya

sastra baik puisi, novel, drama, maupun film. Melalui media karya sastra,

guru dapat menyelipkan pembelajaran mengenai kepribadian dan watak

sekaligus menanamkan nilai-nilai luhur yang terdapat dalam karya sastra

tersebut pada dirinya. Melalui keterampilan berbahasa yang terdiri dari

keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Guru harus

70

Wahyudi Siswanto, op.cit, h. 170

Page 121: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

110

berperan aktif untuk menumbuhkan kecintaan terhadap pembelajaran sastra

dengan metode bervariasi. Hal ini agar memudahkan siswa menangkap

pesan-pesan positif dalam karya sastra yang ia baca atau pelajari.

Naskah lakonAAIIUU karya Arifin C. Noer ini dijadikan sebagai

sumber untuk pembelajaran di SMA kelas XII semester 2. Dalam silabus

terdapat SK yang harus dikuasai oleh peserta didik yaknimemahami

pembacaan naskah drama. Kemudian KD yang harus dicapai ialah

menemukan unsur-unsur intrinsik naskah lakon yang didengar melalui

pembacaan. Guru bahasa dan sastra Indonesia dituntut untuk kreatif

menggunakan berbagai strategi, pendekatan dan metode dalam

menyampaikan materi pelajaran. Semua ini harus diupayakan dengan baik

agar siswa menguasai materi tersebut dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Jika dikaitkan dengan kompetensi dasar, naskah lakon AAIIUU karya

Arifin C. Noer dapat dijadikan bahan pembelajaran dari setiap dialog yang

dihadirkan tiap tokoh. Selain itu lakon AAIIUU juga menceritakan tentang

tokoh ramaja yakni Uu yang tidak mengenal putus asa untuk mencapai cita-

citanya sebagai ahli sejarah. Meski banyak yang menentang dengan

keputusannya, namun Uu tetap meyakinkan orang tua serta keluarga besarnya

bahwa apa yang menjadi pilihannya tidak salah. Karena semua ilmu

pengetahuan memiliki kelebihan masing-masing dan janganlah mengukur

nilai pendidikan dari segi komersil. Siswa diharapkan dapat terus

bersemangat dalam menuntut ilmu setinggi mungkin, dan bekerja keras dalam

mencapai cita-cita.

Dalam lakon ini, bukan hanya memberikan pesan terhadap siswa,

melainkan terhadap para orang tua atau guru agar memberikan dukungan

terhadap anak untuk menggapai cita-citanya selama impian mereka tidak

merugikan banyak orang.Guru juga harus dapat menggunakan metode

pembelajaran bervariatif agar siswa tidak merasa bosan di setiap pertemuan.

Dengan adanya variasi metode ini diharapkan siswa dapat lebih nyaman dan

antusias dalam menerima pelajaran, sehingga pesan yang disampaikan oleh

guru dalam pembelajaran dapat ditangkap dengan baik oleh siswa.

Page 122: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

111

Jika dikaitkan pula dengan indikator pencapaian kompetensi yakni

menemukan unsur-unsur instrinsik teks drama yang didengar melalui

pembacaan dan mendiskusikan unsur instrinsik teks drama yang didengar.

Guru dapat mendeskripsikan perilaku tokoh, materi tersebut terdapat dalam

pembahasan unsur intrinsik. Guru dapat mengajarkan bagaimana tokoh

remaja berjuang demi mencapai cita-cita meskipun ditentang oleh kedua

orang tua. Guru juga dapat mengajarkan kepada peserta didik bahwa untuk

mencapai suatu cita-cita tidaklah semudah membalikkan kedua tangan,

banyak terjadi rintangan. Maka sebagai seorang guru sudah seharusnya

memberikan semangat siswa untuk terus berusaha mewujudkan setiap mimpi

dan cita-cita yang diinginkan agar menuai kesuksesan di masa depan. Melalui

lakonini guru juga dapat menceritakan bagaimana keadaan masyarakat di

perkotaan besar pada tahun 1994-an khususnya pemikiran orang tua terhadap

orientasi masa depan anak terutama dalam bidang pekerjaan.

Page 123: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

112

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dianalisis, dari lakon AAIIUU karya Arifin C.

Noer , maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut,

1. Penjabaran orientasi masa depan pada tokoh remaja dalam naskah

lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer, bahwa proses pembentukan orientasi

masa depan pada tokoh Uu meliputi 3 tahap, yakni pertama motivasi internal

dan eksternal. Motivasi internal didorong karena Uu memiliki minat besar di

bidang literasi (baca-tulis), maka dari itu Uu menyukai pelajaran sejarah.

Motivasi eksternal di antaranya karena Uu sedari kecil sudah akrab dengan

dongeng-dongeng. Kedua perencanaan positif dan negatif. Perencanaan positif

itu ia tunjukkan ketika hendak mengikuti ujian sekolah. Pada malam harinya ia

belajar dengan sungguh-sungguh hingga larut malam. perencanaan negatif itu,

ia mengancam akan merencanakan mogok makan dan mengurung diri di kamar

jika semua keluarganya tidak mendukung atas cita-citanya. Ketiga Evaluasi,

proses evaluasi tokoh Uu melibatkan casual atribution yakni mengenai

kesempatan yang dimiliki tokoh dalam mewujudkan keinginannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan terdiri dari

faktor internal meliputi konsep diri dan kognitif. Konsep diri dalam tokoh Uu

memiliki kesenjangan antara extant self dan desire self besar, dikarenakan dia

memiliki keinginan yang kuat dan besar dalam dirinya yang memiliki cita-cita

sebagai seorang ahli sejarah, sehingga setelah lulus sekolah nanti dia ingin

melanjutkan ke jurusan sejarah. Kognitif, kemampuan metakognisi Uu

berkembang dan kemampuan ini sangat memungkinkan Uu untuk memikirkan

kemungkinan yang terjadi dimasa depan dalam pencapaian tujuan dan

memberikan solusi. faktor eksternal meliputi jenis kelamin, karena Uu berjenis

kelamin perempuan sehingga lebih memilih pekerjaan yang tidak banyak

menuntut waktu dan memberikan rasa aman, menurutnya pekerjaan itu adalah

sebagai ahli sejarah. Kedua status sosial ekonomi, dalam naskah lakon AAIIUU

terlihat bahwa latar keluarga dari keluarga upper class, dimana orang tua

112

Page 124: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

113

menaruh harapan terhadap anak agar dapat menjungjung nama baik keluarga.

Ketiga usia, teman sebaya, hubungan dengan orang tua.

Peranan sosial keluarga, dalam naskah lakon AAIIUU karya Arifin C.

Noer digambarkan bentuk keluarga yang otoriter, yakni keinginan anak semua

ditentukan oleh orang tua. Namun dengan kesungguhan Uu dalam

mempertahankan cit-citanya, Uu mampu menyakinkan kedua orang tua dan

keluarga besarnya bahwa pilihannya sebagai ahli sejarah adalah tepat.

2. Adapun implikasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, Naskah

lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer ini dijadikan sebagai sumber untuk

pembelajaran di SMA kelas XII semester 2. Dalam silabus terdapat SK yang

harus dikuasai oleh peserta didik yakni memahami pembacaan naskah drama.

Kemudian KD yang harus dicapai ialah menemukan unsur-unsur intrinsik

naskah lakon yang didengar melalui pembacaan. Jika dikaitkan dengan

kompetensi dasar, naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer dapat dijadikan

bahan pembelajaran dari setiap dialog yang dihadirkan tiap tokoh. Guru dapat

mendeskripsikan perilaku tokoh, materi tersebut terdapat dalam pembahasan

unsur intrinsik. Guru dapat mengajarkan bagaimana tokoh remaja berjuang

demi mencapai cita-cita meskipun ditentang oleh kedua orang tua. Guru juga

dapat mengajarkan kepada peserta didik bahwa untuk mencapai suatu cita-cita

tidaklah semudah membalikkan kedua tangan, banyak terjadi rintangan.

5.2 Saran

Berdasarkan beberapa simpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa saran

yang diajukan oleh penulis, yakni:

1. Diharapkan naskah lakon AAIIUU ini dapat dijadikan sebagai bahan

pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan bagi pendidik untuk

dapat memanfaatkan naskah lakon ini sebagai media pembelajaran sastra

nantinya.

2. Pembelajaran tentang orientasi masa depan tokoh remaja yang telah didapat

dalam naskah lakon diharapkan dapat menjadi bekal dan pegangan dalam

mewujudkan cita-cita peserta didik, sehingga peserta didik lebih bijaksana

dalam menghadapi rintangan-rintangan yang akan mereka hadapi.

Page 125: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

viii

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama. 2009

Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendiidkan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007

Ali Said, “Arifin C. Noer: dari Teater Muslim hingga Sinetron” Republika.

Jakarta, Senin, 29 Mei 1995. Tahun III No. 138

Budianta, Melani dkk. Memabaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera. 2003

Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Anak Usia Tiga Tahun Pertama.

Bandung: Refika Aditama. 2011

Dimyati & Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006

Djoko Pradopo, Rachmat, dkk. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta:

Hanindita Graha Widya, 2002

E. Kosasih. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya, 2012

Ekasriwahyuningsih.blogspot.com. Perekonomian di Era Reformasi. Diakses dari

http://ekasriwahyuningsih.blogspot.co.id/2012/04/perekonomian-

indonesia-di-era-reformasi.html. Diunduh 5 Januari 2015 pukul 15.00 wib.

Elisabeth. Skripsi berjudul “Perwatakan dan Watak tokoh yang didasarkan pada

pendekatan psikologis dalam naskah AAIIUU karya Arifin C. Noer”.

Universitas Negeri Jakarta. 2003

Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2010

Endraswara, Suwardi. Metodologi Pembelajaran Drama. Yogyakarta: Caps.

2011

Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Caps. 2013

Hassanuddin, WS. Drama Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung: Angkasa. 1996

Hayati, A dan Winarno Adiwardoyo. Latihan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan

Asih Asah Asuh, 1990

Holopalnen, Laura dan Sonja Sulinto. Adolescents’ Health Behaviour and Future

Orientation.Department of Psychology. University of Jyvaskyla. Spring

2005.

Hurlock , Elizabeth B.. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Page 126: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

ix

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004

Majalah Femina. Jakarta. 2-8 November 1995

Marliani, Rosleny. Hubungan Antara Religiustas dengan Orientasi Masa Depan

Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Jurnal Psikologi,

Volume 9 Nomor 2, Desember 2013

Maslihah, Sri. Pelatihan Orientasi Masa Depan untuk Meningkatkan Kemampuan

Remaja dalam Menyusun Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Bidang Keahlian: Psikologi

Klinis dan Remaja

Minderop, Albertine. Psikologi Sastra (karya sastra, metode, teori dan contoh

kasus). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2011

Noer, Arifin C. AAIIUU. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 2006

Nurmi, J.E. Age, Sex, Social Class,and Quality of Family Interaction as

Determinant’s Future Orientation: A Developmental Task Interpretation.

Adolescence, Vol. XXII No.88, Libra Publishers Inc.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 2012

Pratista, Himawan. Memahami film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. 2008

Prihatiningsih, Nandya Ratna. Skripsi berjudul “Nilai Akhlak Karimah dalam

Naskah Drama Telah Pergi Ia Telah Kembali Ia Karya Arifin C. Noer dan

Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA”. UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. PBSI. 2013

Priyatni, Endah Tri. Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:

Bumi Aksara. 2010

Puji Sentosa. Biografi Arifin C. Noer. http://pujies-

pujies.blogspot.com/2010/01/arifin-c-noer.html.diunduh 30 Desember

2015 Pukul.15.00 Wib.

Purba, Johana. Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Burnout pada Guru. Jurnal

Psikologi Vol. 5 No. 1 Juni 2007 (Dosen Fakultas Psikologi Universitas

Indonusa Esa Unggul, Jakarta)

Page 127: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

x

Rachmawati, Nahdliyah. Wacana Gay dalam Skenario Film Arisan.

Commonline, Jurnal Online Departemen Komunikasi FISIP Unair.Vol.2

No.3/2013-06.

Rahayu, Yunia Ria. Skripsi berjudul “Perilaku Masyarakat Urban dalam Drama

Mega, Mega Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya Pada Pembalajaran

Sastra Di SMA”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. PBSI. 2014

Riduwan. Metode dan Teknis Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta, 2010

Rufaidah, Izzah Pengaruh Iklim Sosial Keluarga terhadap Orientasi Masa Depan

dalam Bidang Pekerjaan dan Karir pada Remaja. Skripsi. 2010.

Santrock , John. W. Psikologi Pendiidkan Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika.

2009

Santrock, John W. Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika. 2011.

Satoto, Soediro. Stilistika. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012

Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.1998

Sides Sudyarto. Teater sebagai Kebaktiann. Dokumen HB. Jassin. Jakarta:

Siwalan 3

Sinar Harapan. Jakarta. Sabtu, 24 Maret 1984. Tahun ke :XXII h. 8 kolom 1-6.

No. 7455

Sindonews.com. Disfiyant Glienmourinsie. Diakses dari

http://ekbis.sindonews.com/read/997601/34/jumlah-pengangguran-

bertambah-jadi-7-45-juta-orang-1430816593. Diunduh Selasa, 5 januari

2016 pukul 15.00 WIB

Siregar, Eveline & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia. 2010.

Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008

Slameto. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

2010

Sobandi. Mamdiri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

2012

Sumadinata, Nana Syaodi. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005

Page 128: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

xi

Suralaga, Fadhilah & Solicha. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010

Suroto. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1989

Tarigan, Henry Gunur., Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. 2011

Wellek, Rene & Austin Warren. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 1993

Page 129: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Sinopsis Naskah Lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer

Dalam naskah Lakon AAIIUU karya Arifin C.Noer bercerita tentang keluarga Rustam

yang kaya dan terhormat bertempat tinggal di pusat kota Jakarta. Rustam memiliki istri dan 3

orang anak yakni Aa, Ii dan Uu. Si sulung bernama Aa kuliah mengambil jurusan ekonomi

dengan harapan dapat menggantikan Rustam di kantor dagang, dan Ii mengambil jurusan

farmasi, sedangkan anak bungsu Rustam yakni Uu yang berbeda dengan kedua kakaknya, ia

berniat masuk kuliah jurusan sejarah karena ingin menjadi ahli sejarah. Kehidupan keluarga

Rustam dibilang harmonis, namun karena pemikiran Rustam yang menilai sesuatu

berdasarkan hukum dagang untung dan rugi, maka hal ini menjadi masalah.

Suatu malam Uu mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin menjadi Ahli Sejarah dan

masuk perguruan tinggi mengambil Jurusan Sejarah. Mendengar pernyataan anak bungsunya

tersebut ibu kaget, namun ia tidak juga menentang cita-cita anaknya tersebut, ia hanya

bertanya lalu menyuruh Uu untuk beristirahat. Akhirnya ibu memberitahukan suaminya

tentang keinginan anak bungsunya tersebut. Rustam langsung marah dan memicu pedebatan

antara Ibu Rustam dan Bapak Rustam. Bapak dengan tegas menentang cita-cita UU yang

ingin menjadi ahli sejarah, dengan pertimbangan bahwa bidang pekerjaan tersebut dari segi

material tidak menjamin kehidupan anaknya. Namun berbeda dengan Ibu yang mendukung

dan memberi kebebasan terhadap Uu untuk memilih jalan hidupnya, termasuk cita-cita yang

Uu pilih. Ibu berasumsi bahwa setiap manusia berhak menentukan jalan hidupnya masing-

masing, dan sebagai orangtua tidak berhak memaksakan kehendak bahwa seorang anak harus

menjadi apa. Rupanya keluarga ini merupakan keluarga yang keras kepala, baik ibu, Rustam,

Aa, Ii, dan Uu sama-sama memiliki watak keras kepala. Oleh karena itu masing-masing tetap

pada pendiriannya.

Aa dan Ii yang merupakan kakak Uu walaupun tidak secara tegas menentang Uu

yang memilih jurusan sejarah, namun sesungguhnya watak mereka berdua sama seperti

ayahnya yang memandang sesuatu selalu dari segi materil uang. Teman-teman sekolah Uu

semasa SMA juga ternyata memandang rendah profesi ahli sejarah. Sampai akhirnya Uu

mengadu pada ayah dan ibunya. Namun tidak disangka, bukannya mendapat dukungan dari

ayahnya. Ayah lebih berpihak pada teman-teman Uu. Uu kesal, sampai akhirnya ia

memutuskan untuk mengurung diri di kamar dan mogok makan sampai ayah mengizinkannya

untuk mengambil Jurusan Sejarah. Segala upaya telah ayah, Aa, dan Ii lakukan untuk

membujuk Uu agar tidak mengambil Jurusan Sejarah. Namun Uu tetap pada pendiriannya

bahwa ia akan tetap mengambil Jurusan Sejarah bagaimanapun konsekuensinya. Sampai

akhirnya Rustam menghubungi meminta bantuan Oom dan Tante untuk datang ke rumahnya

Page 130: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

dan membujuk Uu agar mau nurut dengan ayahnya. Segala upaya juga dilakukan oleh Oom

dan Tante, namun sia-sia

Keadaaan semakin kacau tatkala Uu hilang dari kamarnya dan disusul oleh hilangnya

Aa dan Ii. Seorang pembantu menyarankan untuk memanggil dukun. Sempat terjadi

perdebatan antar tokoh, baik itu Rustam dengan Oom, Rustam dengan Dukun, Rustam

dengan Pembantu, dan lainnya. Dukun menyarankan agar Rustam dapat dengan lapang dada

mengabulkan keinginan anak-anaknya, terutama keinginan Uu yang ingin masuk Jurusan

Sejarah. Awalnya Rustam tetap pada pendiriannya menolak saran dari Dukun, sampai pada

akhirnya ia menyerah lalu merelakan Uu mengambil Jurusan Sejarah. Tidak lama kemudian

Uu terbangun dari igauannya, lalu ibu berkata kepada Uu bahwa semua mengizinkan ia

mengambil Jurusan Sejarah. Lalu mereka saling berpelukan, hidup dengan bahagia.

Page 131: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

NAMA SEKOLAH SMA/MA .......................

MATA PELAJARAN Bahasa dan Sastra Indonesia

KELAS /SEMESTER XII (dua belas) / 2 (satu)

PROGRAM IPA/IPS/Bahasa

ASPEK

PEMBELAJARAN

Mendengarkan

STANDAR

KOMPETENSI

13. Memahami pembacaan naskah drama

KOMPETENSI DASAR 13.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik naskah drama yang

dididengar melalui pembacaan

Indikator Pencapaian Kompetensi

Nilai Budaya

Dan Karakter

Bangsa

Kewirausahaan/

Ekonomi Kreatif

Menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama

yang didengar melalui pembacaan

Mendiskusikan unsur intrinsik teks drama yang

didengar

Mandiri

Kreatif

Bersahabat/

komunikatif

Kepemimpinan

Percaya diri

ALOKASI WAKTU 3 x 45 menit ( 1 pertemuan)

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN Siswa mampu menemukan unsur-unsur intrinsik teks drama

yang dididengar melalui pembacaan dengan bukti yang

meyakinkan

MATERI POKOK

PEMBELAJARAN

Pengertian naskah drama

Unsur-unsur intrinsik dalam naskah drama

Pembacaan naskah drama dengan intonasi dan ekspresi

sesuai karakter

METODE PEMBELAJARAN

V Ceramah

V Diskusi Kelompok

V Tanya Jawab

V Penugasan

V Presentasi

V Peragaan model

Page 132: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAP KEGIATAN PEMBELAJARAN Alokasi Waktu Nilai Budaya Dan

Karakter Bangsa

PEMBUKA

(Apersepsi)

Guru mengucapkan salam dan

menanyakan kabar peserta didik.

Guru dan peserta didik berdoa

bersama sebelum pembelajaran.

Guru melakukan absensi kelas.

Guru memberikan informasi

kompetensi, meteri, tujuan,

manfaat, dan langkah

pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Guru memutar rekaman cuplikan

lakon AAIIUU.

Guru menanyakan siapa saja

siswa yang mengikuti cerita film

tersebut. Kepada siswa yang

menonton, guru mengajukan

sejumlah pertanyaan seputar isi

ceritanya: siapa tokoh utama,

karakternya, tema, amanat, latar

cerita, dsb.

Guru menyatakan bahwa dalam

cerita sinetron, film, drama, dan

cerita fiksi lain selalu memiliki

unsur intrinsik dan ekstrinsik.

25 menit Mandiri

INTI Eksplorasi

Guru menyiapkan konsentrasi

siswa untuk mendengarkan

pembacaan naskah lakon

40 menit Kreatif

Page 133: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

AAIIUU dan difokuskan pada

unsur intrinsik yang akan

dibahas

Siswa menyimak pembacaan

naskah lakon AAIIUU yang

dilakukan oleh beberapa siswa

yang ditunjuk Guru.

Siswa menjawab pertanyaan-

pertanyaan pemahaman isi

cerita naskah lakon AAIIUU

yang disampaikan secara lisan

oleh Guru.

Siswa saling menukarkan

pekerjaan /jawabannya untuk

diperiksa secara silang di

bawah bimbingan Guru

Elaborasi

Guru mengulas lebih

mendalam dua unsur intrinsik,

yaitu alur dan konflik.

Siswa berdiskusi kelompok

untuk mengungkap alur dan

jenis konflik yang ada dalam

naskah lakon AAIIUU yang

didengarkan.

Guru mengamati kinerja siswa

dalam mengikuti diskusi

kelompok dan membuat

catatan penilaian

Secara bergiliran, setiap

kelompok ke depan kelas

untuk mempresentasikan

hasil diskusinya. Kelompok

40 menit

Page 134: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

lain diwajibkan untuk

memberikan tanggapan kritis

atas isi presentasi.

Guru memberikan ulasan dan

komentar terhadap hasil

presentasi semua kelompok.

Guru juga mengomentari

kinerja individu dalam

memberikan tanggapan.

Ditunjukkan tanggapan yang

bagus berikut alasannya.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi,

Siswa:

Menyimpulkan tentang hal-

hal yang belum diketahui

Menjelaskan tentang hal-hal

yang belum diketahui.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Memberikan umpan balik

positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat,

maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik.

Memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber.

Memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman

belajar yang telah dilakukan.

Memfasilitasi peserta didik

20 menit

Page 135: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna

dalam mencapai kompetensi

dasar:

⁻ Berfungsi sebagai

narasumber dan fasilitator

dalam menjawab

pertanyaan peserta didik

yang menghadapi

kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang

baku dan benar.

⁻ Membantu menyelesaikan

masalah.

⁻ Memberi acuan agar

peserta didik dapat

melakukan pengecekan

hasil eksplorasi.

⁻ Memberi informasi untuk

bereksplorasi lebih jauh.

⁻ Memberikan motivasi

kepada peserta didik yang

kurang atau belum

berpartisipasi aktif.

Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang belum diktahui

siswa.

Guru bersama siswa bertanya

jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan.

PENUTUP

(Internalisasi

dan refleksi)

Dalam kegiatan penutup, guru:

Bersama-sama dengan peserta

10 menit Bersahabat/

komunikatif

Page 136: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

didik dan/atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran.

Melakukan penilaian dan/atau

refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara

konsisten dan terprogram.

Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran.

Merencanakan kegiatan tindak

lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi, program

pengayaan, layanan konseling

dan/atau memberikan tugas baik

tugas individual maupun

kelompok sesuai dengan hasil

belajar peserta didik.

Guru menyimpulkan hasil

pembelajaran dan

menyampaikan tugas mandiri

untuk menyaksikan suatu cerita

sinetron/drama di radio atau

televisi dan mengungkap unsur-

unsur intrinsiknya

Guru meminta ketua kelas

memimpin doa

SUMBER BELAJAR

V Pustaka rujukan Mandiri Mengasah Kemampuan Diri Bahasa Indonesia untuk

SMA/MA Kelas XII karya Sobandi terbitan Erlangga tahun

2006 h. 144-152

Endah Tri Priyatni. Membaca Sastra Dengan Ancangan

Literasi Kritis. (Jakarta: Bumi Aksara. 2010). h. 182

Budianta, Melani dkk. Memabaca Sastra.(Magelang:

Indonesia Tera. 2003). h. 99

Suroto., Apresiasi Sastra Indonesia. (Jakarta: Erlangga, 1989).

h. 88

Page 137: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Burhan Nurgiyantoro., Teori Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta:

UGM Press. 2012). h. 45

V Material: VCD VCD cuplikan drama/sinetron tv yang sedang digemari

V Media cetak Naskah Lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer. (Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti, 2006)

V Model peraga Siswa peraga pembaca naskah lakon AAIIUU

PENILAIAN

TEKNIK dan BENTUK V Tes Tertulis

Peserta didik menjawab “Kuis Uji Teori” untuk

mengukur pemahaman mengenai konsep-konsep yang

telah dipelajari.

V Observasi Kinerja/Demontrasi

Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara

bergantian.

Kelompok lain menyimak dan menanggapi setiap hasil

presentasi kelompok.

V Pengukuran Sikap

V Tugas

Peserta didik diminta mendengarkan naskah lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer

Peserta didik diminta berdiskusi untuk memahami

unsur intrinsik (karakter tokoh, alur cerita, tema dan

latar) dalam naskah lakon AAIIUU karya Arifin C.

Noer

Secara kelompok peserta didik diminta untuk

mengidentifikasi dan menganalisis keterkaitan unsur

intrinsik (karakter tokoh, alur cerita, tema dan latar)

dalam naskah lakon AIIUU karya Arifin C. Noer

INSTRUMEN /SOAL

Tugas untuk mendengarkan pembacaan teks drama

Tugas untuk menganalisis dan mengidentifikasi unsur-unsur

intrinsik cerita drama

Daftar pertanyaan Kuis Uji Teori untuk mengukur

pemahaman siswa atau konsep-konsep yang telah dipelajari

Page 138: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Ciputat, 16 Mei 2016

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

--------------------------------- ------------------------------

NIP : NIP :

Page 139: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

URAIAN MATERI

A. Hakikat Drama/Lakon

1. Pengertian drama/lakon

Istilah drama berasal dari kata drame (Perancis) yang digunakan untuk

menjelaskan lakon-lakon tentang kehiduoan kelas menengah. Drama adalah salah satu

bentuk seni yang bercerita melalui percakapan dan action tokoh-tokohnya. Percakapan

atau dialog itu sendiri bisa diartikan sebagai action.1 Sebuah drama pada hakikatnya hanya

terdiri atas dialog. Mungkin dalam drama ada pertunjuk pementasan, namun petunjuk ini

sebenarnya hanya dijadikan pedoman oleh sutradara dan pemain. Oleh karena itu, dialog

para tokoh dalam drama disebut sebagai teks utama dan petunjuk lakuannya disebut teks

sampingan.

Di samping istilah drama ditemukan juga istilah teater atau theatre (bahasa

Inggris). Meskipun kedua istilah tersebut dari asal katanya berbeda, namun dalam bahasa

Indonesia, kedua istilah tersebut tidak dibedakan. Drama dan teater adalah sebuah lakon

yang dipentaskan baik dengan naskah atau tanpa naskah.2 Sebagai istilah “drama” dan

“teater” ini datang atau kita pinjam dari khazanah kebudayaan Barat. Secara lebih khusus,

asal kedua istilah ini adalah dari kebudayaan atau tradisi bersastra di Yunani. Pada

Awalnya di Yunani baik “drama” maupun “teater” muncul dari rangkaian upacara

keagamaan, suatu ritual pemujaan terhadap para dewa.3

Satu hal yang tetap menjadi ciri lakon/drama adalah bahwa kemungkinan itu harus

disampaikan dalam bentuk dialog-dialog dari para tokoh. Akibat dari hal inilah maka

seandainya seorang pembaca yang membaca suatu teks drama tanpa menyaksikan

pementasan drama tersebut mau tidak mau harus membayangkan jalur peristiwa di atas

pentas. Dari beberapa pengertian drama yang dimaksudkan dapatlah disebutkan bahwa

drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog dengan

tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni pertunjukkan.

2. Menemukan unsur-unsur intrinsik drama/lakon

Secara garis besar, benuk sastra terdiri atasprosa, puis, dan drama. Prosa ditulis ke

dalam bentuk paragraf, puisi ditulis ke dalam bentuk bait, dan drama ditulis ke dalam

bentuk dialog. Ketiganya memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Dalam drama terdapat

unsur tema, amanat, latar, alur, dan penokohan.

1 Endah Tri Priyatni. Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis. (Jakarta: Bumi Aksara. 2010). h. 182

2 Ibid. h. 185

3 Budianta, Melani dkk. Memabaca Sastra.(Magelang: Indonesia Tera. 2003). h. 99

Page 140: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Tema adalah pokok pikiran atau ide yang melandasi suatu cerita.4 Tema

menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai seluruh

bagian cerita itu. Tema terletak di balik pokok cerita tersebut. Itulah sebabnya dapat

dikatakan bahwa tema adalah pokok pikiran atau pokok persoalan di balik pokok

cerita.5 Sehubungan dengan pengertian di atas maka tema cerita hanya dapat

diketahui dan ditafsirkan setelah membaca cerita serta menganalisisnya. Hal ini

dapat dilakukan dengan mengetahui alur cerita serta penokohan dan dialog-

dialognya.

Latar adalah segala keterangan yang berhubungan dengan waktu, tempat,

dan suasana yang tergambar ketika peristiwa berlangsung.6 Hakikat drama yang

ditulis dengan tujuan untuk dipentaskan menyebabkan latar pada drama berbeda

dengan latar pada cerpen dan novel. Pada cerpen atau novel, ada banyak cara yang

dimanfaatkan pengarang dalam menjelaskan waktu terjadinya peristiwa, demikian

pula mengenai tempat dan ruang. Di dalam drama umumnya tidak demikian,

keterbatasan karena peristiwa harus dipentaskan, menyebabkan biasanya sebuah

cerita pada drama atau deretan peristiwa dinyatakan dalam suatu latar tertentu.

Misalnya penggarapan waktu di dalam drama biasanya bersifat kronologis.

Alur disebut juga plot atau jalan cerita adalah rangkaian peristiwa atau urutan

bagian-bagian dalam keseluruhan cerita.7 Peristiwa dalam sebuah drama adalah

kejadian yang berlangsung dalam suatu adegan. Suatu peristiwa dapat diamati

melalui kehadiran tokoh, dialog, dan gerak tokoh, perpindahan latar, atau pergantian

kostum tokoh. Rangkaian alur dapat disusun dengan pola permulaan, pertengahan,

serta penutupan.

1. Tahap Permulaan

Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis dalam

sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya bermula. Pada titik inilah

ditentukan aturan permainan cerita film. Pada tahap ini biasanya telah

ditetapkan pelaku utama dan pendukung, pihak protagonis dan antagonis,

masalah dan tujuan, serta aspek ruang dan waktu cerita (eksposisi).8 Jika

4 Sobandi. Mandiri Mengasah Kemampuan Diri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII. (Jakarta:

Erlangga. 2006). h. 144 5 Suroto., Apresiasi Sastra Indonesia. (Jakarta: Erlangga, 1989). h. 88

6 Sobandi.Op.Cit. h. 144

7 Ibid., h. 144

8 Burhan Nurgiyantoro., Teori Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta: UGM Press. 2012). h. 45

Page 141: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

seorang pelaku cerita baik protagonis maupun antagonis membutuhkan

apapun, pada tahap inilah tuntutan tersebut biasanya dipenuhi.

2. Tahap Pertengahan

Tahap pertengahan sebagian besar berisi usaha dari tokoh utama atau

protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah yang telah ditentukan

pada tahap permulaan. Pada tahap inilah alur cerita mulai berubah arah dan

biasanya disebabkan oleh aksi di luar perkiraan yang dilakukan oleh karakter

utama atau pendukung.9 Tindakan inilah yang nantinya memicu munculnya

konflik.

Konflik sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara pihak protagonis

dengan antagonis. Pada tahap ini juga umumnya karakter utama tidak mampu

begitu saja menyelesaikan masalahnya karena terdapat elemen-elemen

kejutan yang membuat masalah menjadi lebih sulit atau kompleks dari

sebelumnya. Pada tahap inilah tempo cerita semakin meningkat hingga

klimaks cerita. Pada tahap ini hinggga menjelang klimaks, tokoh utama

sering kali mengalami titik terendah (putus asa) baik dari segi fisik maupun

mental.

3. Tahap Penutupan

Tahap penutupan adalah klimaks cerita, yakni puncak dari konflik

atau konfrontasi akhir. Pada titik inilah cerita film mencapai titik ketegangan

tertinggi. Setelah konflik berakhir maka tercapailah penyelesaian masalah,

kesimpulan cerita, atau resolusi. Tokoh utama berhasil mencapai tujuannya

dan bisa pula tidak. Mulai titik inilah tempo cerita makin menurun hingga

cerita berakhir.

Tokoh dan Penokohan adalah penciptaan citra tokoh dalam drama.10

Ini

berkaitan dengan perwatakan atau karakterisasi, yaitu cara sutradara

mendeskripsikan tokoh-tokohnya. Seorang tokoh dapat dideskripsikkan berwatak

baik, jahat, pemberani, pemarah, penakt, dan lain-lain. Karakter tokoh dalam drama

dapat diamati melalui dialog, gerakan, kostum, pikiran (monolog), dan cara

menghadapi masalah.

9 Ibid., h. 45

10 Sobandi.Op.Cit h. 145

Page 142: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Lembar Pengamatan Sikap

No. Aspek yang Dinilai Skor

Keterangan 1 2 3 4

1. Memulai aktivitas belajar

dengan berdoa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

2. Menunjukkan rasa

bersyukur atas anugerah

yang telah diberikan oleh

Tuhan Yang Maha Esa

3. Menghormati sesama

walaupun memiliki

keyakinan agama yang

berbeda

*) Aspek yang dinilai dapat ditambahkan sesuai dengan sikap yang diharapkan dalam

proses pembelajaran.

Petunjuk:

a) 4 = selalu, apabila selalu melakukan dalam aktivitas,

b) 3 = sering, apabila sering melakukan dalam aktivitas dan kadang-kadang tidak melakukan,

c) 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dalam aktivitas dan sering tidak

melakukan,

d) 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Pedoman Observasi Sikap Tanggung Jawab

Petunjuk:

Lembaran penilaian ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam bertanggung

jawab. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditunjukkan

siswa, yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

a) 4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan,

b)3 =sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan,

c) 2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan,

d) 1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Page 143: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Nama Siswa : ....................................

Kelas dan NIS : ....................................

Tanggal Pengamatan : ....................................

Materi Pokok : ....................................

No. Aspek

Pengamatan

Skor Keterangan

1 2 3 4

1. Melaksanakan

tugas individu

dan kelompok

dengan baik

2. Menyelesaikan

tugas secara

mandiri

3. Menyelesaikan

soal ujian atau

tes dalam proses

pembelajaran

dengan mandiri

4. Meminta maaf

jika melakukan

kesalahan

5. Melaksanakan

proses belajar

mengajar

dengan tertib

Jumlah Skor

Petunjuk:

Siswa memperoleh nilai:

baik sekali : apabila memperoleh skor 16-20

baik : apabila memperoleh skor 11-15

cukup : apabila memperoleh skor 6-10

kurang : apabila memperoleh skor 1-5

Page 144: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Lembar Pengamatan Observasi

Kelompok ke- :

Anggota kelompok :

Kelas :

Tanggal penilaian :

No. Aspek-aspek yang dinilai Nilai

A B C D

1. Antusiasme peserta kelompok dalam

penyusunan tugas.

2. Kemampuan bekerjasama atau berdiskusi.

3. Ketuntasan menyelesaikan tugas.

4. Keberanian dalam mengemukakan pendapat.

5. Tingkat perhatian pada kelompok lain yang

sedang mempresentasikan hasil diskusi.

Petunjuk:

Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai kelompok dalam menyelesaikan tugas dan

mengemukakan pendapat. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan sikap

sosial yang ditunjukkan oleh peserta didik dalam kelompok dengan kriteria sebagai berikut:

Baik sekali (A) : skor 81-90

Baik (B) : skor 71-80

Cukup (C) : skor 61-70

Kurang (D) : skor 51-60

Page 145: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Tes Tulis

Soal

1. Apa yang dimaksud dengan drama?

2. Jelaskan unsur-unsur yang membangun sebuah drama?

3. Apa yang membedakan drama dengan karya lain, seperti cerpen dan novel?

4. Jelaskan perbedaan prolog, dialog, monolog, dan epilog?

5. Apa yang dimaksud dengan babak atau adegan?

Jawaban

1. Drama merupakan karya sastra yang mengisahkan kehidupan manusiaa melalui dialog dan

gerak di atas pentas.

2. Naskah, pelaku, pentas, kostum, prolog, dialog, epilog, adegan, babak, akting, mimik.

3. Dalam naskah drama terdapat petunjuk pemanggungan.

4. Prolog : pengantar cerita

Dialog : percakapan antar tokoh

Monolog : percakapan tokoh dengan dirinya sendiri

Epilog : penutup cerita

5. Babak/adegan : bagian cerita atau gerakan

Page 146: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Pengamatan Penilaian Tes Tulis

PENILAIAN KEGIATAN SISWA DALAM PELAJARAN NASKAH DRAMA/LAKON

Nama:

Tanggal:

ISI

Skor Kriteria Keterangan

27—30 Sangat baik—sempurna: menguasai topik tulisan;

substansif; relevan dengan topik yang dibahas

22—26

Cukup—baik: cukup menguasai permasalahan;

cukup memadai; pengembangan tesis terbatas;

relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci

17—21

Sedang—cukup: penguasaan permasalahan

terbatas; substansi kurang; pengembangan topik

tidak memadai

13—16

Sangat kurang—kurang: tidak menguasai

permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan;

tidak layak dinilai

ST

RU

KT

UR

TE

KS

18—20

Sangat baik—sempurna: ekspresi lancar; gagasan

terungkap padat, dengan jelas; tertata dengan baik;

urutan logis; kohesif

14—17

Cukup—baik: kurang lancar; kurang terorganisasi,

tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas;

logis, tetapi tidak lengkap

10—13 Sedang—cukup: tidak lancar; gagasan kacau atau

tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis

7—9 Sangat kurang—kurang: tidak komunikatif; tidak

terorganisasi; tidak layak dinilai

KO

SA

KA

TA

18—20

Sangat baik—sempurna: penguasaan kata canggih;

pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai

pembentukan kata; penggunaan register tepat

14—17

Cukup—baik: penguasaan kata memadai; pilihan,

bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-

kadang salah, tetapi tidak mengganggu

10—13

Sedang—cukup: penguasaan kata terbatas; sering

terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan

kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau

tidak jelas

7—9

Sangat kurang—kurang: pengetahuan tentang

kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah;

tidak layak nilai

KA

LIM

AT

18—20

Sangat baik—sempurna: konstruksi kompleks dan

efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan

bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina,

preposisi)

14—17

Cukup—baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif;

terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks;

terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa

(fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi)

tetapi makna cukup jelas

Page 147: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

10—13

Sedang—cukup: terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi

kesalahan pada kalimat, urutan/fungsi kata, artikel,

pronomina, makna membingungkan atau kabur

7—9

Sangat kurang—kurang: tidak menguasai tata

kalimat; terdapat banyak kesalahan; tidak

komunikatif; tidak layak nilai

ME

KA

NIK

9—10

Sangat baik—sempurna: menguasai aturan

penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan

paragraf

7—8

Cukup—baik: kadang-kadang terjadi kesalahan

ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna

4—6

Sedang—cukup: sering terjadi kesalahan ejaan,

tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan

paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna

membingungkan atau kabur

1—3

Sangat kurang—kurang: tidak menguasai aturan

penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan

paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai

Lembar Tes Tertulis

Buku Siswa “Mandiri Mengasah Kemampuan Diri Bahasa Indonesia”, untuk SMA/MA

Kelas XII. Penerbit Erlangga

Page 148: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Tugas Kelompok

SOAL

Analisislah unsur intrinsik tema, alur, latar, tokoh dan penokohan dari naskah lakon AAIIUU

karya Arifin C. Noer!

Unsur Intrinsik Jawaban Bukti

Tema

Alur

Latar

Tokoh dan Penokohan

Jawaban

Unsur Intrinsik Jawaban Bukti

Tema tema yang diangkat secara

tersurat jelas bahwa

pengarang hendak

menyuarakan perlunya

dukungan orang tua terhadap

anak akan mengembangkan

rasa percaya dan sikap yang

positif terhadap masa depan,

percaya akan keberhasilan

yang akan dicapainya serta

termotivasi untuk mencapai

tujuan yang telah

direncanakan di masa depan.

Kurangnya dukungan orang

tua terhadap orientasi masa

depan remaja tersurat jelas

dari dialog dalam skenario

film AAIIUU. Anak

diharuskan lebih memilih

pilihan orang tua, dan tidak

dapat menentukan

pendidikan sampai nantinya

akan bekerja di mana dan

akan menjadi apa

“Rustam : Mau jadi ahli

sejarah?

Ibu : Yaa.. kan nanti

sama-sama jadi

dokteranda

kalau selesai

kelak.

Rustam :Kamu betul-

betul kurang

memahami

jaman sekarang.

Dokteranda

apapun memang

sama, tapi nilai

komersilnya

berbeda-beda.

Insinyur juga

macam-macam

dan boleh

dikatakannya

satu sama lain,

tapi tetap saja

masing-masing

memiliki nilai

komersil yang

berbeda-beda!”

(Arifin .C. Noer,

h. 5-6)

Alur Tahap Permulaan

Dalam naskah lakon

Page 149: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

AAIIUU karya Arifin C. Noer

ini dimulai dari pembukaan

bagian pertama. Pada tahap

awal ini dibuka dengan

percakapan dua tokoh

perempuan yaitu tokoh Uu

dan Ibu yang berlatar di

sebuah kamar menjelang

tidur malam

Tahap Pertengahan

Konflik pertama, tahap

pemunculan masalah yang

terjadi pada naskah lakon

AAIIUU karya Arifin C. Noer

adalah terjadi ketika scene

Uu baru saja datang dari

pesta perpisahan sekolah, dan

Uu bercerita jika dia

ditertawakan oleh teman-

temannya hanya karena akan

melanjutkan sekolah di

jurusan sejarah. Mereka

menganggap Uu sudah gila

dalam mengambil keputusan

untuk memilih jurusan

sejarah, yang nantinya akan

menambah jumlah penduduk

miskin di Indonesia

Konflik kedua, konflik mulai

terlihat ketika scene Bapak

menasihati dan mencoba

mengajak berdiskusi tentang

rencana Uu. Bapak mencoba

untuk membuka pikiran Uu

Page 150: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

bahwa apa yang menjadi

kesukaannya yakni suka

membaca dongeng-dongeng

telah mempengaruhi dan

menggelapkan pikirannya.

Perdebatan pun terjadi tat

kala Uu mengetahui jika

bapak tidak setuju dengan

pilihan jurusan yang Uu

pilih. Sebenarnya bapak tidak

keberatan dengan Uu

menyukai dongeng-dongeng

ataupun pelajaran sejarah,

namun bapak keberatan jika

hal disukai itu menjadi

pilihan Uu untuk menentukan

masa depannya.

Konflik ketiga, melihat

semua keluarga tidak ada

yang mendukung dengan

keinginan Uu. Scene ketiga

terlihat jika Uu mengancam

akan mengurung diri kalau

semua tidak ada setuju

dengan pilihan Uu. Ia

mengunci diri di kamar dan

melakukakn mogok makan.

Melihat tidak ada yang

berhasil untuk membujuk

Uu, akhirnya Bapak, Ibu,

Tante dan Oom melakukan

diskusi untuk mencari jalan

Page 151: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

keluar masalah ini. Langkah

selanjutnya adalah

membujuk ibu agar mau

mempengaruhi Uu dengan

membacakan dongeng-

dongeng. Segera ibu

menemui Uu di kamar dan

segera membacakan

dongeng itu.

Tahap Penutupan

Cerita pun berakhir dengan

kebahagiaan yakni ketika Uu

berada di dekapan ibu yang

berlatar di kamar UU. Semua

keluarga menyetujui apa

yang menjadi keinginan dan

cita-cita Uu, karena memang

seharusnya tugas orang tua

adalah mendukung apa yang

menjadi dicita-citakan anak.

Bukan malah menghambat

minat dan bakat mereka

sehingga apa yang dicita-

citakan si anak akan sirna

begitu saja

Latar a. Penunjuk tempat

Secara garis besar latar

tempat yang digunakan

dalam lakon AAIIUU

karya Arifin C. Noer

adalah di pusat kota

Jakarta. Hal ini

dibuktikan ketika di

“Ext. Jalan Thamrin, Siang

Lalu lintas yang ramai

sekali! dan cepat sekali! dan

pencakar-pencakar lanagit.

Dan salah satunya adalah

kantor Tokoh”(Arifin C.

Noer, h. 50)

Page 152: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

kantor Rustam,

digambarkan tentang

suasana kota besar yang

ramai dengan padat

penduduk dan gedung-

gedung perkantoran.

b. Penunjuk Waktu

Latar waktu yang terdapat

dalam lakon AAIIUU

karya Arifin C. Noer

diperkirakan tahun 1994,

sesuai dengan pembuatan

naskah. Di mana pada

tahun tersebut telah

terjadi krisis moneter.

Sebagian besar produksi

terhenti dan buruknya

ekonomi Indonesia masa

transisi juga disebabkan

oleh besarnya defisit

neraca perdagangan dan

utang luar negeri. Selain

itu perekonomian

Indonesia cukup

terganggu dengan adanya

aruspembelian dollar

Amerika yang bersifat

spekulatif karena beredar

isu akan adanya devaluasi

rupiah. Hal inilah yang

menjadikan pemikiran

masyarakat pada saat itu

memiliki pandangan

“Rustam : Ii! Ini bukan

diskusi kosong. Ini

menyangkut masa depan

adikmu, Uu! Coba kita

bicara terang-terangann

saja. Mana yang lebih

menguntungkan buat Uu,

jurusan sejarah atau

jurusan ekonomi. Misalnya

ini dipandang dari segi

keuntungan dagang”(Arifin

C. Noer, h. 12)

Page 153: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

bahwa semuanya harus

ditilik dari segi

keuntungan. Entah itu

dari segi pendidikan,

pekerjaan, bahkan jodoh

sekalipun.

c. Penunjuk Status Sosial

Latar sosial budaya

menunjuk pada hal yang

berhubungan dengan

perilaku kehidupan sosial

masyarakat. Latar sosial

yang terdapat pada lakon

AAIIUU karya Arifin C.

Noer menggambarkan

kehidupan masyarakat

pusat perkotaan di

Jakarta. Latar sosial yang

menjadi sorotan adalah

kebiasaan hidup, tradisi,

serta cara berpikir dan

bersikap. Mata

pencaharian masyarakat

di pusat perkotaan Jakarta

pada umumnya bekerja di

gedung-gedung

perkantoran, seperti

halnya tokoh Rustam

yang bekerja di kantor

dagang.

“Int. Kantor Rustam. Ruang

administrasi. Siang.

Shot-shot dalam scene ini

harus melukiskan dan

sekaligus melambangkan

kehidupan sekarang yang

bagaikan mesin, rapi dan

dingin. Tersusun namun

kehilanga perasaan” (Arifin

C. Noer, h. 51)

Tokoh dan Penokohan Uu

Uu memiliki sifat keras

kepala. Demi

mempertahankan

“Uu : Kalau semua tidak

setuju Uu akan mengunci diri

dalam kamar dan mogok

Page 154: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

keinginannya, ia sampai

berani mengunci diri di

kamar, hal yang tidak pernah

dilakukan oleh kedua

kakaknya.

Keputusannya untuk

mengunci diri bukan berarti

sikap atau karakter Uu yang

manja. Namun lebih kepada

sikap pemberontakan untuk

mempertahankan haknya

sebagai anak. Di antara hak-

hak anak antara lain adalah

hak mendapat kehidupan,

hak berhak mendapatkan

nama dan kewarganegaraan,

hak berkarya dan

berpendapat, hak berpikir

dan beragama, hak mendapat

perlindungan dari tindakan

kekerasan dan perlakuan

yang seenaknya.

makan”(Arifin C. Noer, h.

18)

“Uu :Setuju dulu dong Uu

masuk jurusan

sejarah.

Tante : Dilemma. Dilemma.

Itu tidak mungkin

sayang. Itu akan

mencelakakan

masa depan.

Uu :Ini masalah hak

azasi” (Arifin C.

Noer, h. 32)

Aa

Ia dituntut ketika dewasa

nanti dapat menggantikan

ayahnya bekerja di kantor

dagang. Maka dari itu Aa

kuliah mengambil jurusan

ekonomi. Akibat bentuk

didikan Rustam yang otoriter

menjadikan menjadi anak

yang memiliki sifat realistis

“Ibu :Kalian keliru. Yang

seharusnya kalian

lakukan bukan

membujuk UU tapi

meyakinkan Papa

bahwa UU tidak salah

pilih.

AA : Tapi Papa benar, Ma.

Yang kita perlukan

sekarang adalah

lapangan yang

sebanyak mungkin

untuk memberikan

Page 155: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

keuntungan

materil.(Arifin C.

Noer, h. 23)

Ii

Ii memiliki rasa tanggung

jawabnya sebagai seorang

kakak, khususnya kakak

perempuan. Ia mencoba

untuk membujuk Uu pertama

kali agar mengurungkan

niatnya untuk mengunci diri

di kamar

Ii :Saya akan membujuknya

untuk yang pertama

kalinya sebagai

kakaknya. Barangkali

saya akan mendapat

tempat yang istimewa di

hatinya. (Arifin C. Noer,

h. 19)

Rustam

digambarkan memiliki watak

yang keras kepala,

materialistis, egois serta

realistis

“Rustam : Artinya

membiarkan Uu jatuh kepada

pilihan yang keliru! semua

orang mengejar uang dan

kamu biarkan Uu mengejar

angin yang bernama

lamunan sejarah. Sebagai

Ibu seharusnya kamu

menyadarkan Uu yang baru

tahu AIUEO itu bahwa

sejarah tidak akan

menyelesaikan hidup ini.

Hanya uang yang punya

kemampuan tidak terbatas

untuk menyelesaikan apa

saja” (Arifin C. Noer, h. 11)

Ibu

selalu memberikan

kebebasan terhadap minat

dan bakat anak-anaknya

“Ibu : Kamu tidak

sendirian U. Mama juga

akan berusaha sekuat tenaga

untuk meyakinkan mereka

bahwa kamu berhak

mewujudkan impian kamu”

(Arifin C. Noer, h. 20)

Tante

Sifat tante sangat protektif

dan pemikirannya terlalu

sempit sehingga masalah

yang kecil menjadi dibesar-

besarkan.

“Tante : Sebaiknya kita

siapkan satu tabung besar

zat asam murni udara dalam

kamarnya. Nanti lama-lama

pasti kotor dan UU pasti

kepayahan”(Arifin C. Noer,

Page 156: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

h. 29)

Oom

memiliki karakter yang rumit

atau bisa dibilang banyak

pertimbangan.

“Oom : Dalam filsafatnya

adalah , „kebenaran rupanya

lebih betah di rumah

tetangga, karena kita sendiri

sebenarnya lebih betah di

rumah tetangga‟ (sebentar

menelan wafer atau apalah).

Lalu pertanyaannya adalah

apa yang akan digunakan

sebagai landasan usaha kita

dalam memecahkan

persoalan. Perasaankah?

pikirankah?” (Arifin C.

Noer, h. 35)

Berlin, Ketua, dan teman lain-

lain

digambarkan mereka

memiliki sifat materialistis.

“Ketua: Memasuki jurusan

sejarah atau jurusan

fakultas-fakultas lainnya

yang sejenis adalah sia-sia.

Karena ditinjau dari segi

lapangan kerja sangat

sempit. Di republik ini tidak

perlu banyak-banyak ahli

sejarah. Cukup seorang saja

untuk mengepalai satu

departemen dengan seorang

pelayan sebagai

pembantunya. Jelas? Yang

dibutuhkan sekarang adalah

tenaga-tenaga yang terampil

laksana komputer untuk

perputaran roda ekonomi”

(Arifin C. Noer, h. 16)

Pembantu

digambarkan memiliki sifat

yang lucu. Sifat si mbok

yang lucu bukan berarti si

mbok suka melawak,

melainkan melalui celotehan-

celotehannya secara tidak

langsung terdapat pesan yang

ingin disampaikan

“Pembantu : Coba? Apa

yang terjadi barusan?

Ngomong marah-marah lalu

pergi. Ndak jelas semuanya.

Ini yang namanya

pemborosan terselubung.

Dan kalau boleh kasar

simbok bisa bilang ini

pembunuhan tanpa jejak.

Page 157: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

Nah, makanlah” (Arifin C.

Noer, h. 62)

Dukun

memiliki sifat yang bijaksana

“Dukun : Kalian tidak

akan menemukan mereka

karena mereka begitu dekat

dengan kalian. Hanya saja

dengan sikap kalian telah

melenyapkan UU. Kalian

sendirilah yang melenyapkan

Uu, maka hanya kalian

sendiri yang mampu

memunculkan Uu kembali”

(Arifin C. Noer, h.103)

Rubrik penilaian

No. Aspek yang dinilai Penskoran

3 2 1

1. Penentuan tema

2. Penentuan latar

3. Penentuan penokohan

4 Penentuan alur

5 Penentuan amanat

Jumlah skor maksimum 15

Keterangan:

3 = jelas/tepat/kuat 2 = kurang jelas/kurang tepat/kurang 1 = tidak jelas/tidak tepat/tidak

Penghitungan nilai akhir

Skor yang diperoleh

Nilai = ------------------------ X 100 =

Skor Maksimum

Page 158: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

UJI REFERENSI

Nama : 1na1ia

Nll4 :1111013000055

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Orientasi Masa Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Kelas XII

Dosen Pernbiinbing : Rosida Erowati, M. Hum

No. Judul Buku dan Pengarang Paraf

1. Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama. 2009

2. Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendiidkan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007

3. Ali Said, "Ar/In C. Noer: dari Teater Muslim hingga Sinetron"

Republika. Jakarta, Senin, 29 Mel 1995. Tahun III No. 138

4. Budianta, Melani dkk. Membaca Sastra. Magelang: Indonesia Tera.

- 2003

5. Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Anak Usia Tiga Tahun

Pertania. Bandung: Refika Aditama. 2011

6. Dimyati & Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006

7. Djoko Pradopo, Rachmat, dkk. Metodologi Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Hanindita Graha Widya, 2002

8. E. Kosasih. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Bandung:

YramaWidya, 2012

9. Ekasriwahyuningsih.blogspot.com . Perekonomian di Era

Reformasi. diakses dan

http://ekasriwahyuningsih.b1ogspot.co.id/201 2/04/perekonomian-i

ndonesia-di-era-reformasi.html. Diunduh 5 Januari 2015 pukul

Page 159: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

15.00 wib.

10. Elisabeth, skripsi berjudul "Perwatakan dan Watak watak tokoh yang didasarkan pada pendekatan psikologis dalam naskah AA II

CP UU karya Arifin C. Noer dalam Drama AA II UU Karya Arifin C. Noer" Universitas Negeri Jakarta. 2003, tidak dipublikasikan.

11. Emzir. Metodologi Penelitian KualitatifAnalisis Data. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2010

12 Endraswara, Suwardi. Metodologi Pembelajaran Drama.

Yogyakarta: Caps. 2011

13. Hasanuddin, WS. Drama Karya Dalam Dua Dimensi. Bandung:

Angkasa. 1996

14. Hayati, A dan Winamo Adiwardoyo. Latilian Apresiasi Sastra.

Malang: Yayasan Asih Asah Asuh, 1990

15. Holopalnen, Laura dan Sonja Sulinto. Adolescents' Health

Behaviour and Future Orientation. Department of Psychology.

University of Jyvaskyla. Spring 2005

16. Hurlock, Elizabeth B.. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

17. Keraf, CIorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2004

18. MajalahFemina. Jakarta. 2-8 November 1995

19. Marliani, Rosleny . Hubungan Antara Religiustas dengan

Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Tingkat

Akhir. Jurnal Psikologi, Volume 9 Nomor 2, Desember 2013

20. Maslihah, Sri. Pelatihan Orientasi Masa Depan untuk

Meningkatkan Kemampuan Remaja dalam Menyusun Orientasi

Masa Depan Bidang Pekerjaan. Universitas Pendidikan Indonesia.

2011. Bidang Keahlian: Psikologi Klinis dan Remaja

21. Albertine Minderop. Psikologi Sastra (karya sastra, metode, teori

dan contoh kasus). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2011

22. Noer, Arifin C. AA II UU. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 2006 q9l 23. Nurmi, J.E. Age, Sex, Social Class,and Quality of Family

Interaction as Determinant's Future Orientation: A Developmental Task Interpretation. Adolescence, Vol. XXII No.88, Libra

____ Publishers Inc.

Page 160: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

24. Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press. 2012 CV 25. Pratista, Himawan. Memahami film. Yogyakarta: Homerian

Pustaka. 2008

26. Prihatiningsih, Nandya Ratna, skripsi berjudul "Nilai Akhlak

Karimah dalam Naskah Drama Telah Pergi la Telah Kembali la

Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra

di SMA". UN SyarifHidayatullah Jakarta. PBSI. 2013

27. Priyatni, Endah Tn. Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi

Kritis. Jakarta: Bumi Aksara. 2010

28. Puji Sentosa.,Biografi ArfIn C. Noer.

http://pulies-puiies.blogspot.com/2Ol0/0l/arifn-c-_noer.htmLdiund

uh 30 Desember 2015 Pukul. 15.00 Wib.

29. Purba, Johana. Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Burnout pada

Guru. Jumal Psikologi Vol. 5 No. 1 Juni 2007 (Dosen Fakultas

Psikologi Universitas Indonusa Esa Unggul, Jakarta)

30. Rachmawati, Nandliyah. Wacana Gay dalam Skenario Film

Arisan. Commonline, Junnal Online Departemen Komunikasi FISIP

Unair.Vol.2 No.3/2013-06

31. Rahayu, Yuma Ria. skripsi berjudul "Penilaku Masyarakat Urban

dalam Drama Mega, Mega Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya

Pada Pembalajaran Sastra Di SMA". UN Syarif Hidayatullah

Jakarta. PBSI. 2014

32. Riduwan. Metode dan Teknis Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta,

2010

33. Rufaidah, Izzah Pengaruh Iklim Sosial Keluarga terhadap

Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan dan Karir pada

Remaja. Skripsi. 2010. UN SyarifHidayatullah Jakarta. PsikOlogi

34. Santrock, John. W. Psikologi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Salemba

Humanika. 2009

35. Santrock, John W. Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba

Humanika. 2011

36. Satoto, Soediro. Stilistika. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012

Page 161: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

37. Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. 1998

39. Sides Sudyarto. Teater sebagai Kebaktian. Dokumen HB. Jassin.

Jakarta: Siwalan 3

40. SinarHarapan. Jakarta. Sabtu, 24 Maret 1984. Tahun ke :XXII h. 8

kolom 1-6. No. 7455

41. Sindonews.com . Disfiyant Glienmourinsie. Diakses dan

http://ekbis.sindonews.com/read/997601/34/-jumlah-pengangguran

-bertambah-i adi-7-45-iuta-orang- 1430816593. Diunduh Selasa, 5

Januari 2016 pukul 15.00 WIB

42. Siregar. Eveline & Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: Ghalia Indonesia. 2010

43. Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

2008

44. Slameto. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010

45. Sobandi. Mandiri Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII.

Jakarta: Erlangga. 2012

46. Sumadinata, Nana Syaodi. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005

47. Suralaga, Fadhilah & Solicha. Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN SyanfHidayatullah Jakarta. 2010

48. Suroto. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1989

49. Tarigan, Henry Guntur., Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:

Angkasa. 2011

50. Wellek, Rene & Austin Warren. Teori Kesusastraan. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama. 1993

Page 162: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

LEMBAR UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi berjudul "Orientasi Masa

Depan Tokoh Remaja dalam Naskah Lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer dan

Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah

Menengah Atas (SMA) Kelas XII" yang disusun oleh IRMALIA, NIM

1111013000055, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah

disetujui kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada 17 Juli 2016

Jakarta, 18 Juli 2016

Dosen Pe1pb1mbing

alErowati. M. Hum

NIP. 19771030 2008012 009

Page 163: ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33421/1/Skripsi...ORIENTASI MASA DEPAN TOKOH REMAJA DALAM NASKAH LAKON ...Author:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IRMALIA lahir di Indramayu 16 Mei 1993. Anak

pertama dari Bapak Hamim Aminuddin dan Ibu Warniti

ini memulai pendidikan dasar di SD Negeri 3 Anjatan,

lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP

Negeri 1 Anjatan. Setelah lulus, ia kembali melanjutkan

pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Anjatan.

Kecintaannya terhadap sastra memutuskan ia untuk

melanjutkan pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis termasuk orang yang menyukai kesenian, hal ini terlihat dari bangku

sekolah pertama ia sering bermain teater dan mengikuti sanggar seni teater ketika

duduk di bangku sekolah menengah atas. Hingga akhirnya keinginan untuk

mementaskan naskah besar terwujud, penulis memerankan tokoh Mae dalam naskah

Mega, Mega karya Arifin C. Noer yang diselenggarakan oleh Jurusan PBSI. Selain

menyukai kesenian, penulis juga meyukai dunia fotografi dan sempat mengikuti

pendidikan fotografi di UKM Kalacitra. Baginya kesenian dan fotografi adalah satu

kesatuan yang tak bisa terpisahkan.