dekadensi moral remaja dan peran tokoh …repository.uinjambi.ac.id/4122/1/nadia dewi afrita.pdfnama...

94
DEKADENSI MORAL REMAJA DAN PERAN TOKOH MASYARAKAT DALAM MENGUATKAN PERILAKU KEAGAMAAN DI KELURAHAN DUSUN KEBUN KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana strata satu (S.1) Dalam ilmu pendidikan islam NADIA DEWI AFRITA TP161531 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • DEKADENSI MORAL REMAJA DAN PERAN TOKOH MASYARAKAT

    DALAM MENGUATKAN PERILAKU KEAGAMAAN DI

    KELURAHAN DUSUN KEBUN KECAMATAN

    BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG

    JABUNG BARAT

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana strata satu (S.1) Dalam

    ilmu pendidikan islam

    NADIA DEWI AFRITA

    TP161531

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS

    TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM

    NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • ii

    KEMENTRIAN AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp.Sungai Duren Kab. Muaro Jambi36365

    NOTA DINAS

    Kode

    Dokumen

    Kode Formulir Berlaku

    Tgl

    No Revisi Tgl

    Revisi

    Halaman

    In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 20

    Hal : Persetujuan Skripsi/Nota Dinas

    Lampiran : -

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

    Di Jambi

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Setelah membaca, meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan

    perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:

    Nama : Nadia Dewi Afrita

    NIM : TP 161531

    Judul Skripsi : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Menguatkan

    Perilaku Keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Agama Islam sebagai salah

    satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan.

    Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera

    dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Jambi, April 2019

    Pembimbing I

    Dr. H. Djisman Azizi, M.HI NIP.195602051982031012

  • iii

    KEMENTRIAN AGAMA

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

    SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    Alamat. Jl Jambi-Ma Bulian KM 16 Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36365

    NOTA DINAS

    Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku

    Tgl

    No

    Revisi

    Tgl

    Revisi

    Halaman

    In.08-PS-05 In.08-FM-PS-05-01 25-02-2013 R-0 - 1 dari 20

    Hal : Persetujuan Skripsi/Nota Dinas

    Lampiran : -

    Kepada

    Yth Dekan Fakultas Tarbiyah dan keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi

    Di Jambi.

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Setelah membaca , meneliti memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan

    perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:

    Nama : Nadia Dewi Afrita

    NIM : TP 161531

    Judul Skripsi : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Menguatkan

    Perilaku Keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

    Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi. Program Studi Pendidikan Agama Islam sebagai salah

    satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam dunia pendidikan.

    Dengan ini kami mengharapkan agar skripsi/tugas akhir saudari di atas dapat segera

    dimunaqasahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

    Jambi, April 2019

    Pembimbing II

    Dra. Hj. Huda, M.Pd.I NIP.196810151992012001

  • iv

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman

    In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-06-2021 R-0 - 1 dari 1

    Nomor : B, 165 /D.11/PP.009/V /2020

    Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh

    Masyarakat dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan

    di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Yang dipersiapkan dan disusun oleh

    Nama : Nadia Dewi Afrita

    NIM : TP.161531

    Telah dimunakhasyahkan pada : 06 Mei 2020

    Nilai Munaqosyah : 81,6 (A)

    Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi.

    TIM MUNAQOSYAH

    Ketua Sidang Sekretaris Sidang

    Dr. Yusria, S.Ag M. Pd Yudi Kurniawan, M. Pd

    NIP.196811241997032001 NIP. 198911112019031015

    Penguji I Penguji II

    Dr. H. Constantin, M. Ag Rapiko, M. Pd

    NIP.19571231198503102 NIP. 197810032008012007

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. H. Djisman Aziz, M. HI Dra. Hj. Huda, M.Pd.I

    NIP.195602051982031021 NIP. 196810151992012001

    Jambi, 06 Mei 2020

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam

    Habib Muhammad, M. Ag

    NIP. 196911141994011001

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Segala Puji bagi mu ya Allah,

    Alhamdulillah.. Alhamdulillah .. alhamdulillahhirobbil;alamin..

    Sujud syukurku ku persembahakan kepada Tuhan yang Maha Agung nan Maha

    Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir,

    berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani keberhasilan ini menjadi satu

    langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

    Lantunan Al-fatihah beriringan shalawat dalam silahku merintih, menadahkan doa

    dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu.

    Kupersembahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahhanda dan Ibundaku tercinta,

    yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,

    nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku

    selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada di depanku… Ayah.. Ibu..

    terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua

    pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan

    segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang nyawa hingga segalanya..

    Maafkan anakmu Ayah.. Ibu.. Masih saja ananda menyusahakanmu…

    Dalam silah di 5 waktu mulai terbit fajar hingga terbenam.. seraya tanganku

    menadah “.. ya Allah ya Rahman ya Rahim… terima kasih telah kau tempatkan

    aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku,,

    membimbingku dengan baik.. ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus

    untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api

    nerakamu..

    Untukmu Ayah (TARMIDI) Ibu ( NURHANA)… Terima kasih We Always

    Loving You… ( ttd Anakmu).

    Terima kasih juga untuk teman-temanku terutama PAI 8 C darimu aku belajar

    hidup di tengah-tengah kerasnya dunia dan dari kalian aku belajar jadi kuat

    mandiri dan tanpa kalian teman-temanku aku tak pernah berarti “ tanpamu teman-

    temanku aku bukan siapa-siapa yang takkan jadi apa-apa”

  • vii

    MOTTO

    ِحيم ْحَمِن الره ِ الره بِْسِم َّللاه

    اُْدعُ اِٰلى َسبِْيلِ َرب ِكَ بِاْلِحْكَمةِ َواْلَمْوِعَظةِ اْلَحَسنَةِ َوَجاِدْلُهمْ بِالهتِيْ

    اِنه َربهكَ ُهوَ اَْعلَمُ بَِمنْ َضله َعنْ َسبِْيِله َوُهوَ اَْعلَمُ ِهيَ اَْحَسُن

    بِاْلُمْهتَِدْينَ

    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang

    baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

    Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan

    Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl:

    125).

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis

    ucapkan kehadirat Allah Swt. sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara alam

    semesta ini, dan Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di

    kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul : “Dekadensi

    Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat dalam Menguatkan Perilaku

    Keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat” Shalawat dan salam penulis do’akan

    semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sebagai pembawa

    rahmat bagi semua alam.

    Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana

    program S.I Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN STS jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih

    jauh dari kesempurnaan. Namun berkah dari Allah Swt. serta usaha-usaha penulis,

    skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak halangan

    dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan dan

    dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi. Pada

    kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA,Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan

    Thaha Saifudin Jambi

    2. Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

    3. Bapak Mukhlis, S.Ag., M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

    UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

    4. Bapak Dr. H. Djisman Aziz, M.HI sebagai pembimbing I dan Ibu Drs. Hj.

    Huda, M.Pd.I sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk

    membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan

    rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  • ix

    5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sulthan Thaha

    Saifudin Jambi.

    6. Bapak Sulaiman selaku Ketua Lurah di Keluruhan Dusun Kebun Kecamatan

    Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Jambi April 2020

    Penulis

    Nadia Dewi Afrita

    Tp.161531

  • x

    ABSTRAK

    Nadia Dewi Afrita : Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat

    dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan di Kelurahan

    Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat.

    Pembimbing I : Dr. H. Djisman Aziz, M.HI

    Pembimbing II : Drs. Hj. Huda, M.Pd.I

    Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau

    lingkungan. Sedangkan keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti

    sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban

    yang bertalian dengan kepercayaan itu. Dengan demikian perilaku keagamaan

    berarti segala tindakan itu perbuatan atau ucapan yang dilakukan seseorang

    sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan akan berkaitan dengan agama,

    semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kapada Tuhan dengan ajaran,

    kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

    Penelitian ini secara deskriptif bertujuan (1) Ingin Mengetahui penyebab

    terjadinya kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (2) Ingin Mengetahui Kendala Tokoh

    Masyarakat dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di Kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. (3) Ingin Mengetahui

    Upaya Tokoh Masyarakat dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan Pada Remaja

    di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung

    Barat.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

    deskriktif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian ini

    menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.

    Uji keabsahan menggunakan triangulasi sumber teknik dan waktu.

    Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa, faktor penyebab

    kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

  • xi

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat seperti merokok, bolos sekolah, kebut-kebutan

    di jalan dan tawuran. Mengadakan kerja sama antara tokoh masyarakat dan orang

    tua, dalam menguatkan perilaku keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, seperti membuat

    kegiatan ikatan remaja masjid yang di lakukan setiap satu kali dalam seminggu

    agar para remaja bisa berperilaku positif dan berpengaruh terhadap perubahan

    baik untuk dirinya sendiri maupun bangsa.

    Kata Kunci : peran tokoh masyarakat, menguatkan perilaku keagamaan

  • xii

    ABSTRACT

    Nadia Dewi Afrita : Juvenile moral decadence and tole of community leaders

    in strengthening religious behavior in sub-district Garden

    village of Batang Asam west Tanjung Jabung Barat

    Regency

    Supervisor I : Dr. H. Djisman Aziz, M.HI

    Supervisor II : Dra. Hj. Huda, M.Pd.I

    Behavior is an individual’s response or teaction to the stimulus or

    environment. Religious origin is derived from the basic religious word which

    means, principle of trust in the Lord with the teachings of devotionals and

    obligations that are related to that belief. Thus religious behavior means any act or

    speech that is done by a person while deeds or actions and speeches will relate to

    religion, everything is done with the trust in the Lord with the teachings of

    devotionals and obligations that are related to.

    This study is descriptive (1) Want to know the cause of juvenile delinquency

    in village Hamlet Kebun subdistrict Batang Asam Tanjung Jabung Regency (2)

    Want to know the obstacles of the public figure in overcoming juvenile

    delinquency in village Hamlet Kebun subdistrict Batang Asam Tanjung Jabung

    Regency (3) Want to know the efforts of community leaders in strengthening

    religious in Hamlet Kebun subdistrict Batang Asam West Tanjung Jabung

    Regency.

    This study uses a qualitative opproach with a type of qualitative descriptive

    research. This research was conducted in Kelurahan Dusun Kebun subdistrict in

    West Tanjung Jabung Regency. This study used the teachnique of observation

    data collection, Interviews and documentation. The validity test uses the

    triangulation source technique and time.

    From the research results can be concluded that, The cause of juvenile

    delinquency in Kelurahan Dusun Kebun District, Batang Asam West Tanjung

    Jabung Barat Regency like smoking, skip school, bluing on the road, and brawl.

    Conducting cooperation between community leaders and parents, in strengthening

    religious behavior in Kelurahan Dusun Kebun Sub-district, Batang Asam West

    Tanjung Jabung Barat Regency, like to make the mosque’s youth bonding activity

    every once a week so that youth behave positively and affect changes for both

    themselves and the nation.

    Keywords : Role of community leaders, Strengthening religious behavior

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................... i

    NOTA DINAS…………………………………………………..ii

    NOTA DINAS………………………………………………….iii

    PENGESAHAN………………………………………………..iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………......v

    PERSEMBAHAN……………………………………………....vi

    MOTTO………………………………………………………...vii

    KATA PENGANTAR……………………………..………….viii

    ABSTRACK…………………………………………………….x

    ABSTRACT……………………………………….……...……xii

    DAFTAR ISI ................................... …………….……………xiii

    DAFTAR TABEL………………………………………….......xv

    DAFTAR GAMBAR……………………………………….…xvi

    DAFTAR LAMPIRAN………………………………….…....xvii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................. 4

    C. Batasan Masalah.................................................................... 4

    D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.......................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Dekandensi Moral .................................................................. 7

    B. Remaja.................................................................................. 12

    C. Tokoh Masyarakat………………………………………….16

    D. Perilaku Keagamaan……………………………………......18

    E. Studi Relevan……………………………………….....…...23

  • xiv

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekataan Penelitian ......................................... 26

    B. Setting dan Subjek Penelitian .............................................. 27

    C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 27

    D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 29

    E. Teknik Analisis Data ............................................................ 31

    F. Uji Deterpercayaan Data (Trushwortnines) ......................... 32

    G. Jadwal Penelitian .................................................................. 33

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum………………………………………….......35

    B. Temuan Khusus…………………………………………..…42

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan……………………………………………....…63

    B. Saran……………………………………………….….........64

    C. Kata Penutup…………………………………………….….64

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 : Keadaan Formasi Pegawai……………………………….…..38

    Tabel 4.2: Struktur Demografi …………………………………….…….39

    Tabel 4.3 : Jenis Pekerjaan Penduduk…………………………….…..…40

    Tabel 4.4 : Keadaan Sarana Pendidikan Penduduk…………………..…41

    Tabel 4.5 :Keadaan Pemuluk Agama Penduduk…………….….….……41

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 : Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Dusun Kebun.……37

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 3.1. Instrumen Pengumpulan Data

    Lampiran 3.2. Daftar Responden

    Lampiran 3.3. Daftar Informan

  • 1 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pada era globalisasi sekarang ini di mana perkembangan informasi

    tersebar luas yang dapat diakses dengan sangat mudah, hal ini menyebabkan

    berbagai nilai-nilai atau sesuatu dari luar yang berdampak negatif tidak lagi

    dapat di saring sehingga dengan mudah mempengaruhi pemikiran dan karakter

    generasi (generasi masa kini) sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap

    proses pencarian jati diri yang terkait merosotnya keyakinan terhadap nilai-

    nilai keagamaan, nasionalisme, nilai sosial budaya bangsa dan perkembangan

    moralitas individu. Hal ini menimbulkan kecemasan sehingga memerlukan

    suatu pendekatan yang lebih serius dalam memperkokoh jati diri generasi

    muda melalui pendidikan karakter dan budaya bangsa.

    Di negara-negara maju, pembangunan karakter menjadi satu elemen

    penting dalam proses pendidikan guna menerapkan kembali nilai-nilai yang

    baik dan menyaring segala bentuk unsur negatif yang dapat mempengaruhi

    tingkahlaku di kalangan anak-anak dan tidak terkecuali di kalangan remaja

    (Ilham Hudi, 2017: 30-40 ).

    Salah satunya adalah bentuk dekadensi moral remaja (kemerosotan

    moral) yang terjadi di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Di era Globalisasi saat ini banyak budaya dari luar baik itu yang positif

    atau negative masuk ke Negara Indonesia. Budaya ini secara otomatis

    mempengaruhi moral dan perilaku remaja dan bisa mengarah yang dapat

    menimbulkan dekadensi moral, sehingga fenomena dekadensi moral sudah

    menjadi hal yang tidak asing lagi yang hadir di tengah masyarakat dunia sejak

    zaman dahulu hingga sekarang. Kalangan yang sangat rentan mengalami

    dekadensi moral adalah remaja.

    Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satu faktor yang

    mempunyai pengaruh paling besar adalah factor budaya berupa teknologi dan

    media yang tak asing lagi dikalangan pelajar Indonesia. Media tersebut banyak

    memperkenalkan tradisi barat hingga pada akhirnya menumbuhkan jiwa-jiwa

  • 2

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    westernisasi. Tradisi ini dipaparkan melalui banyak media, seperti telivisi,

    internet dan lain sebagainya. Media tersebut memberikan dampak yang luar

    biasa di kalangan remaja saat ini, baik dampak positif ataupun dampak negatif.

    Budaya-budaya lokal saat ini sudah mulai luntur dan bahkan malah

    remaja saat ini tidak tahu budaya asli kita sendiri. Salah satu contoh yang

    sangat ironis yang melanda di kalangan remaja sekarang adalah banyaknya

    remaja yang megikuti budaya luar seperti budaya orang Amerika dan lain

    sebagainya. Hal yang di khawatirkan sekarang adalah mulai berkurangnya

    rasa nasionalisme remaja di karenakan masuknya budaya luar yang lebih

    menarik.

    Hal ini mungkin dinilai sebagai hal kecil dan sepele, namun dekadensi

    moral terjadi di mulai dari hal yang sepele seperti mengikuti budaya asing

    dalam mode berpakaian, berbicara, dan tradisi yang tidak sesuai dengan

    kepribadian remaja bahkan dapat mengurangi keimanan dan akhirnya

    meninggalkan nilai-nilai keagamaan hanya karena ingin mengikuti trend yang

    di adopsi dari budaya asing.

    Kepedulian masyarakat merupakan dorongan yang datang dari luar,

    sehingga apabila masyarakat acuh maka dengan mudahnya dia akan berani

    melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Berbeda ketika

    setiap orang teguh keyakinan terhadap Allah SWT dan menjalankan agama

    dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi pengawasan yang ketat, karena

    setiap orang sudah mampu mengawasi dirinya sendiri, tidak melanggar

    hukum dan ketentuan-ketentuan agama Islam.

    Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan dalam rumah

    tangga, sekolah, maupun masyarakat, dan ketentuan-ketentuan agama yang

    ketat, Pembinaan moral anak selama ini banyak dilakukan dengan cara

    mendidik anak untuk berperilaku yang baik dan tidak melakukan hal buruk,

    sehingga anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu, bukan dengan

    dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk menumbuhkan

    moral anak.

  • 3

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    Merosotnya nilai-nilai moral dan karakter remaja ini dapat dilihat dari

    beberapa bentuk kejadian dan perilaku tindakan dalam berbagai jenis, bentuk,

    dan polanya yang sering dijumpai dalam kehidupan dan media massa.

    Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang ada di Kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu dapat

    berbentuk seperti merokok sebelum waktunya, berkeliaran pada jam sekolah,

    kebut-kebutan di jalan, tawuran antar pelajar, dan perilaku lainnya yang

    melanggar nilai etika dan norma susila di kalangan remaja/pelajar.

    Menurut (Dewi, 2009:61) Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan,

    perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali menghadapi

    resiko-resiko kesehatan. Pada masa ini terjadi perubahan fisik yang ditandai

    dengan munculnya tanda-tanda seks primer dan sekunder serta perubahan

    kejiwaan meliputi perubahan emosi menjadi sensitive dan perilaku ingin

    mencoba hal- hal baru.

    Meskipun remaja sudah matang secara organ seksual, tetapi emosi dan

    kepribadiannya masih labil karena masih mencari jati dirinya sehingga rentan

    terhadap berbagai godaan dan lingkungan pergaulannya. Oleh karena itu,

    remaja sangat mudah terpengaruh dengan lingkungannya termasuk pengaruh-

    pengaruh negatif seperti melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dan

    bisa merugikan dirinya dan orang lain.

    Pentingnya pembinaan moral remaja adalah untuk menyadarkan para

    generasi muda sebagai generasi penerus bangsa agar tahu peran dan tanggung

    jawabnya, agar tidak bersifat egois, dapat bertindak dengan bijak, dan menjadi

    ujung tombak kesuksesan bangsa dan negara.

    Dilihat dari aspek regenerasi, maka persoalan pembinaan moral remaja

    menjadi lebih penting. Sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa,

    remaja lebih diarahkan dan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga benar-

    benar merupakan jaminan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara serta

    mempunyai nilai-nilai agama yang luhur.

    Berdasarkan pengamatan awal ( Graand tour) yang di lakukan oleh

    peneliti di Kelurahan Dusun Kebun terlihat bahwa pertama, sejak dahulu

  • 4

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    kemerosotan moral umum terjadi di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan

    Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan tidak heran melihat

    kenakalan remaja di tempat tersebut yang di perlihatkan dengan jelas bahwa

    masih banyak terdapat remaja yang moralnya merosot yang melakukan

    perbuatan menyimpang. Kedua, moral remaja banyak yang merosot seperti

    kurang ajar terhadap orang tua, merokok sebelum waktunya, kebut-kebutan di

    jalan, bolos pada saat jam belajar sedang berlangsung, dan tawuran yang

    membuat masyarakat resah. Ketiga, lambatnya tokoh-tokoh masyarakat dalam

    menanggapi kemerosotan moral remaja di Kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat sehingga dari

    tahun ke tahun peristiwa seperti ini sering terjadi yang mengkhawatirkan akan

    berdampak buruk bagi para remaja kedepanya dan dapat menganggu

    ketertiban masyarkat di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan judul “ Dekadensi

    Moral Remaja Dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam Menguatkan

    Perilaku Keagamaan Di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang

    Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana bentuk kenakalan remaja dan faktor- faktor penyebab

    terjadinya kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan

    Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

    2. Apa kendala yang di hadapi tokoh masyarakat dalam mengatasi kenakalan

    remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat?

    3. Bagaimana peran tokoh masyarakat dalam menguatkan perilaku

    keagamaan pada remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang

    Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

  • 5

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    C. Batasan Masalah

    Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu

    adanya pembatasan masalah yaitu penelitian ini di batasi pada langkah-

    langkah, penyebab terjadinya kenakalan remaja (11-18 tahun) dan upaya tokoh

    masyarakat dalam menguatkan perilaku keagamaan di RT 01-04 Kelurahan

    Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    Secara umum penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan deskripsi

    tentang implementasi pembinaan moral dalam membentuk karakter remaja

    yang adanya perkelahian antar pelajar, banyak berkeliarannya pada jam

    sekolah, kebut-kebutan di jalan raya, dan merokok. Secara khusus, yang

    menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan kegiatan

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Ingin mengetahui faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja di

    Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat.

    b. Ingin mengetahui dampak terjadinya kenakalan remaja di

    Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam Kabupaten

    Tanjung Jabung Barat.

    c. Ingin mengetahui upaya tokoh masyarakat dalam mengatasi

    kenakalan remaja di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang

    Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    2. Kegunaan Penelitian

    Dari penelitian di atas, maka hasil penelitian akan memiliki kegunaan

    bagi penulis maupun pembaca. Adapun kegunaan penelitian tersebut

    sebagai berikut:

    1. Maanfaat secara praktis

  • 6

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    a. Memberikan gambaran tentang upaya tokoh masyarakat dalam

    ikut serta mengatasi kenakalan remaja

    b. Memberikan gambaran tentang faktor pendukung dan

    penghambat upaya tokoh masyarakat dalam meningkatkan sikap

    keagamaan terhadap perilaku remaja.

    c. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan sumbangan

    untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

    d. Bagi lembaga, dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan sebagai

    bahan masukkan serta pertimbangan dalam upaya

    pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.

    2. Manfaat Teoritis

    a. Terumuskan peran tokoh agama secara efektif sebagai seorang

    pemimpin

    dalam melaksanakan tugasnya.

    b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi ilmiah

    terhadap ilmu pengetahuan dan sebagai bahan tambahan

    pengetahuan serta pengembangan pengalaman penulis tentang

    hal-hal yang berkaitan dengan upaya tokoh masyarakat dalam

    menguatkan sikap keberagamaan terhadap perilaku remaja.

    c. Untuk kepentingan studi ilmiah dan sebagai bahan informasi

    serta acuan bagi peneliti lain hendak melakukan penelitian.

    3. Manfaat Penulis

    Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata

    satu (S1) pada jenjang pendidikan tinggi di jurusan Pendidikan

    Guru Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

  • 7 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Dekadensi Moral

    1. Pengertian Dekadensi Moral

    Dekadensi dalam kamus bahasa Indonesia berarti penurunan,

    kemunduran, kemerosotan kebudayaan.

    Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris), yang berarti adat

    istiadat, kebiasaan,peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan (Syamsyu

    YusufLN, 2005:132).

    Akhlak (moral) adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari

    karakter-karakter akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi

    istimewa. Karateristik-karakteristik ini membuat kerangka psikologi

    seseorang dan membuatnya berprilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang

    cocok dengan dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.

    Dalam kamus La Lande, moral memiliki empat makna, yaitu :

    a. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang diterima dalam satu

    zaman atau sekelompok orang. Dengan makna ini moral bisa bersifat

    keras, buruk, atau rendah.

    b. Moral adalah sekumpulan kaidah bagi perilaku yang dianggap baik

    berdasarkan kelayakan bukannya berdasarkan syarat.

    c. Moral adalah teori akal tentang kebaikan dan keburukan, ini menurut

    filsafat.

    d. Tujuan-tujuan kehidupan yang mempunyai warna humanisme yang

    kental yang tercipta dengan adanyahubungan-hubungan sosial (Ali

    Abdul Halim Mahmud 2004 : 26-27).

    Moral merupakan kaidah norma dan pranata yang mengatur perilaku

    individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.

    Moral merupakan standar baik-buruk yang ditentukan bagi individu oleh

    nilai-nilai sosial budaya dimana individu sebagai anggota sosial.

    (Mohammad Ali, Mohammad Asrori, 2012 : 136)

    Secara umum, moralitas dapat dikatakan sebagai kapasitas untuk

    membedakan yang benar dan yang salah, bertindak atas perbuatan tersebut,

  • 8

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    dan mendapatkan penghargaan diri ketika melakukan yang benar dan

    merasa bersalah atau malu ketika melanggar standar tersebut. (Aliah B.

    Purwakania Hasan, 2006 : 261 )

    Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sastrapedja yang dikutip oleh

    Sutarjo Adisusilo mengatakan bahwa moralitas adalah segala hal yang

    terkait dengan moral, terkait dengan perilaku manusia dan norma-norma

    yang dipegang oleh masyarakat yang mendasarinya. Oleh sebab itu,

    moralitas merupakan sistem nilai bagaimana seseorang seharusnya hidup

    secara baik sebagai manusia. (Sutarjo Adisusilo, 2014 : 54).

    Perkembangan teknologi saat ini, yang ditandai hadirnya zaman

    modern, termasuk di Indonesia diikuti oleh gejala dekadensi moral yang

    benar-benar berada pada taraf yang memprihatinkan. Akhlak mulia seperti

    kejujuran, kebenaran, keadilan, tolong menolong, tepo seliro (toleransi), dan

    saling mengasihi sudah mulai terkikis oleh penyelewengan, penipuan,

    permusuhan, penindasan, saling menjatuhkan, menjilat, mengambil hak

    orang lain secara paksa dan sesuka hati, dan perbuatan-perbuatan tercela

    yang lain. Kemerosotan moral atau yang sering kita dengar dengan istilah

    ‘dekadensi moral’ sekarang ini tidak hanya melanda kalangan dewasa,

    melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar yang menjadi generasi

    penerus bangsa. Orang tua, guru, dan beberapa pihak yang berkecimpung

    dalam bidang pendidikan, agama dan sosial banyak mengeluhkan terhadap

    perilaku sebagian pelajar yang berperilaku di luar batas kesopanan dan

    kesusilaan, semisal: perkelahian antar pelajar, banyak berkeliarannya pada

    jam sekolah, kebut-kebutan di jalan raya, dan perilaku lainnya yang

    melanggar nilai etika dan norma susila di kalangan remaja/ pelajar.

    Dengan begitu, bukanlah tanpa bukti untuk mengatakan bahwa

    kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki konsekuensi logis

    terciptanya kondisi yang mencerminkan kemerosotan akhlak (dekadensi

    moral) (Haidar Putra Daulay, 2012:141).

    Sedangkan menurut Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf (2000:23)

    berpendapat bahwa saat ini masyarakat tengah mengalami krisis moral dan

  • 9

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    kejiwaan sebagai akibat dari gelombang krisis materialisme. Tradisi hidup

    materialistik tidak menjadikan moralitas sebagai anutan, akan tetapi

    kekayaan yang dijadikan ukuran kemuliaan dan kehormatan.

    Dekadensi moral yang ditunjukkan oleh sebagian generasi muda

    harapan masa depan tersebut, meskipun tidak besar prosentasenya, namun

    menjadi sesuatu yang disayangkan dan bahkan mencoreng kredibilitas dan

    kewibawaan dunia pendidikan. Para pelajar yang seharusnya menunjukkan

    sikap dan perbuatan yang bermuatan akhlak mulia justru menunjukkan

    tingkah laku yang sebaliknya. Tidaklah berlebihan ketika dalam kasus ini

    kita sebagai pihak yang ikut serta dalam dunia pendidikan merasa gelisah

    dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Pendidikan memang mempunyai

    dua fungsi utama, yaitu sebagai transfer nilai (transformation of value) dan

    transfer pengetahuan (transformation of knowledge). Sebagai fungsi transfer

    nilai, dunia pendidikan diharapkan mampu mentransfer nilai-nilai, norma-

    norma, dan budi pekerti luhur (akhlakul karimah). Sebagai fungsi transfer

    pengetahuan, dunia pendidikan diharapkan mampu mentransfer ilmu

    pengetahuan dan teknologi pada anak didik (Nurul Zuriah, 2008:175).

    Persoalan yang muncul kemudian adalah seiring perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi yang diagung-agungkan justru tidak disertai

    dengan perkembangan nilai atau moralitas yang baik, malah justru

    sebaliknya.

    2. Faktor-faktor terjadinya Dekadensi Moral

    Sebelum kita menawarkan solusi terbaik dari kejadian kemerosotan

    moral di kalangan generasi tunas bangsa, alangkah lebih baiknya kita

    mencari sebab atau mengidentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya

    dekadensi moral.

    Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang

    di kalangan remaja. Diantaranya adalah sebagaimana dijelaskan berikut ini.

    Pertama, longgarnya pegangan terhadap agama. Sudah menjadi tragedi di

    dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu

    pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan

  • 10

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    terhadap Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan perintah-perintah

    Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada

    ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada di dalam

    dirinya. Dengan demikian, satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral

    yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturannya.

    Di sinilah yang menurut Abdul Munir Mulkhan (2008:29) sebagai

    “conditioning” terjadinya evolusi budaya masyarakat. Akan tetapi, jika

    setiap orang dengan teguh memegang keyakinannya kepada Tuhan serta

    menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya

    pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya

    sendiri dan mampu menyeleksi pengaruh dari lingkungan (“Structured

    Person” - meminjam istilah yang dipakai A. Munir Mulkhan). Sebaliknya,

    dengan semakin jauhnya masyarakat dan agama (sekuler), semakin susah

    memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah

    suasana karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran hukum dan nilai

    moral. Kedua, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh

    rumah tangga, sekolah, maupun masyarakat.

    Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan

    menurut semestinya (normatif) atau yang sebisanya (objektif). Pembinaan

    moral di rumah tangga misalnya harus dilakukan dan sejak anak masih

    kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Tanpa dibiasakan

    menanamkan sikap yang dianggap baik untuk menumbuhkan moral, anak-

    anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral yang

    dilakukan di rumah tangga bukan dengan menyuruh menghafal rumusan

    tentang baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan.

    Selain rumah tangga dan sekolah, masyarakat juga memiliki peran

    dalam pembinaan moral. Masyarakat dapat sebagai kontrol secara eksternal

    dan bersifat penting dalam pembinaan moral. Hadirnya masyarakat yang

    rusak moralnya akan sangat berpengaruh pada perkembangan moral anak.

    Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam

    pembinaan anak, maka harus segera diatasi. Terjadinya kerusakan moral di

  • 11

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    kalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana dijelaskan di atas, bisa

    dikarenakan tidak efektifnya peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam

    pembinaan moral. Dengan begitu ketiga instansi pendidikan ini harus

    berjalan seiringan dalam pendidikan atau pembinaan moral.

    3. Pendidikan Moral

    Pendidikan sejati merupakan proses pembentukan moral masyarakat

    beradab, masyarakat yang tampil dengan wajah kemanusiaan dan

    pemanusiaan yang normal. Kata lainnya, pendidikan adalah ‘moralisasi

    masyarakat’ terutama peserta didik (Sudarwan Danim, 2006:63-64).

    Pendidikan yang dimaksudkan di sini bukan hanya sekedar sekolah

    (education not only education as schooling), akan tetapi pendidikan sebagai

    jaring-jaring kemasyarakatan (education as community networks). Hal

    senada juga disampaikan Mulyasa (2011:5), bahwa pendidikan merupakan

    sesuatu yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu

    menumbuhkan kemauan, serta membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk

    menggali berbagai potensi, dan mengembangkannya secara optimal bagi

    kepentingan pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh.

    Pengertian ‘moral’ memiliki pengertian yang sama dengan akhlak (khulq),

    character, dispotsition, budi pekerti, dan etika (Muhaimin et al., 2007:226).

    Moralitas, tindakan moral, dan demoralisasi merupakan realitas hidup dan

    ada di sekitar kita (Danim Sudarwan, 2006:65).

    Menurut Ross Poole sebagaimana dikutip Danim Sudarwan (2006:65),

    terkadang konsep moralitas (morality) itu telah disingkirkan, meski tidak

    mungkin akan hilang (raib) di dunia ini. Konsep moralitas itu akan menjadi

    konsep yang bisa kita akui memiliki tempat di dalam suatu cara hidup yang

    koheren, bermakna dan memuaskan bagi kita. Kebermaknaan itu tercermin

    dari keamanan, kenyamanan, kebersahabatan, kebertanggung jawaban,

    ketenangan, tanpa prasangka, kepastian bertindak, memegang kesepakatan,

    dan keceriaan hidup. Dalam Islam moral sering merupakan terjemahan dari

    kata akhlak (Abuddin Nata, 2012:209).

  • 12

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    Berdasarkan definisi-definisi tersebut terlihat bahwa akhlak terkait

    dengan perbuatan yang baik, terpuji, bernilai luhur, berguna bagi orang lain.

    Perbuatan-perbuatan tersebut selanjutnya dijadikan sebagai ukuran atau

    patokan dalam menentukan tingkah laku orang. Dengan dijadikannya akhlak

    tersebut sebagai patokan, maka akhlak menjadi moral. Berdasarkan tujuan

    pendidikan nasional yang tercantum dalam GBHN dan tujuan kelembagaan

    sekolah serta tujuan pendidikan moral yang diberikan pada tingkat sekolah

    dan perguruan tinggi, maka pendidikan moral di Indonesia bisa dirumuskan

    untuk sementara sebagai berikut: “Pendidikan moral adalah suatu program

    pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan dan

    menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan

    memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan” (Nurul

    Zuriah, 2008:22).

    Menurut paham ahli pendidikan moral, sebagaimana disampaikan

    Dreeben dalam Nurul Zuriah (2008:22), jika tujuan pendidikan moral akan

    mengarahkan seseorang menjadi bermoral, yang penting adalah bagaimana

    agar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan tujuan hidup bermasyarakat.

    Oleh karena itu, dalam tahap awal perlu dilakukan pengondisian moral

    (moral conditioning) dan latihan (moral training) untuk pembiasaan. John

    Dewey berpendapat, pendidikan moral hampir sama dengan rasional,

    dimana penalaran moral dipersiapkan, sebagai prinsip berpikir kritis untuk

    sampai pada pilihan dan penilaian moral (moral choice and moral

    judgment) yang dianggap sebagai pikiran dan sikap terbaiknya (Nurul

    Zuriah, 2008:22).

    B. Remaja

    1. Pengertian Remaja

    Tahapan perkembangan remaja menurut Mapiarre (dalam Moh Ali :

    2012:9) berlangsung antara antara umur 12 tahun sampai 22 tahun yaitu

    umur 12 tahun sampai 21tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 bagi

    pria. Rentang usia remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal

    dengan rentan usia antara 12/13 tahun sampai 17/18 tahun dan remaja akhir

  • 13

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    usia 17/18 sampai 21/22 tahun.1Perkembangan masa remaja merupakan

    periode transisi atau peralihan dari kehidupan masa kanak-kanak ke masa

    dewasa. periode dimana individu dalam proses pertumbuhannya (terutama

    pertumbuhan fisik) telah mencapai kematangan, Mereka tidak mau lagi

    diperlakukan sebagai anak-anak namun mereka belum mencapai

    kematangan yang penuh dan belum memasuki tahapan perkembangan

    dewasa. Secara negatif periode ini disebut juga periode “serba tidak” (the

    “un” stage), yaitu ubbalanced = tidak/belum seimbang, unstable =

    tidak/belum stabil dan unpredictable =tidak dapat di ramalkan. Pada periode

    ini terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi psikologis, sosial dan

    intelektual.

    2. Perkembangan fisik dan Kognitif

    Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa

    dewasa. Pada masa perkembangan ini, remaja mencapai kematangan fisik,

    mental, sosial dan emosional. Beberapa penelitian mengenai pertumbuhan

    fisik pada remaja menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan pada masa

    remaja lebih cepat bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, dan

    perubahan proporsi tubuh pada remaja wanita terjadi lebih cepat dari pada

    remaja laki-laki, hal ini terlihat dengan jelas bahwa wanita usia 12,13 atau

    14 tahun anak wanita lebih tinggi dari pada laki-laki. Pada masa

    perkembangan remaja juga merupakan tahapan pubertas.

    Tahapan pubertas (puberty) adalah sebuah periode dimana kematangan

    fisik berlangsung cepat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh,

    yang terutama berlangsung dimasa remaja awal.

    Menurut Jean Piaget (dalam Moh Ali : 2012:9) remaja dalam tahapan

    perkembangan kognitifnya memasuki tahap oprasional formal. Tahap

    oprasional formal ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun keatas. Pada

    tahapan oprasional formal ini, anak telah mampu mewujudkan suatu

    keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis.

    Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang.

  • 14

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    Pada tahapan ini menurut piaget (dalam Moh Ali:2012:9), dalam

    tahapan ini remaja mulai berinteraksi dengan lingkungan dan semakin luas

    dari pada tahapan anak-anak, remaja mulai berinteraksi dengan teman

    sebayanya dan bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang

    dewasa. Karena pada tahapan ini anak sudah mulai mampu mengembangkan

    pikiran normalnya, mereka juga mampu mencapai logika dan rasio serta

    dapat menggunakan abstraksi. Arti simbolik dan kiasan dapat mereka

    mengerti. Melibatkan mereka dalam suatu kegiatan akan lebih memberikan

    akaibat positif pada perkembngan kognitifnya.

    3. Ciri-ciri Remaja

    Seperti halnya pada semua periode yang penting, sela rentang

    kehidupan masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya

    dengan periode sebelumnya dan sesudahnya. Masa remaja ini, selalu

    merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orangtuanya.

    Menurut Sidik Jatmika, kesulitan itu berangkat dari fenomena remaja

    sendiri dengan beberapa perilaku khusus; yakni:

    1. Remaja mulai menyampaikan kebebasannya dan haknya untuk

    mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini dapat

    menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan remaja

    dari keluarganya.

    2. Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh teman-temannya dari pada ketika

    mereka masih kanak-kanak. Ini berarti bahwa pengaruh orangtua

    semakin lemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan

    yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan

    keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah dalam hal mode pakaian,

    potongan rambut, kesenangan musik yang kesemuanya harus mutakhir.

    3. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya

    maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa

    menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan

    frustrasi.

  • 15

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    4. Remaja sering menjadi terlalu percaya diri (over confidence) dan ini

    bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat,

    mengakibatkan sulit menerima nasihat dan pengarahan oangtua.

    Selanjutnya, Sidik Jatmika, menjelaskan adanya kesulitan yang sering

    dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan

    orangtua, merupakan bagian yang normal dari perkembangan remaja itu

    sendiri.

    Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja

    antara lain:

    1. Variasi kondisi kejiwaan. Suatu saat mungkin ia terlihat pendiam,

    cemberut, dan mengasingkan diri, tetapi pada saat yang lain terlihat

    sebaliknya, periang, berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sulit ditebak

    dan berubah-ubah ini bukanlah sesuatu yang abnormal. Hal ini hanyalah

    perlu diprihatinkan dan menjadi kewaspadaan bersama manakala telah

    menjerumuskan remaja dalam kesulitan-kesulitan di sekolah atau

    kesulitan dengan teman-temannya.

    2. Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba. Hal ini merupakan sesuatu yang

    normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya rasa birahi

    adalah normal dan sehat. Ingat, perilaku tertarik pada seks sendiri juga

    merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa

    ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku

    seksual.

    3. Membolos.

    4. Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan

    menunjukkan perilaku agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan

    banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang

    mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan pendisiplinan yang salah

    dari orangtua, terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak – dan sering

    tidak ada sama sekali.

  • 16

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    C. Tokoh Masyarakat

    Di dalam kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat menduduki posisi yang

    penting, oleh karena itu ia dianggap orang serba tahu dan mempunyai pengaruh

    yang besar terhadap masyarakat. Sehingga segala tindak-tanduknya merupakan

    pola aturan yang patut diteladani oleh masyarakat. Tokoh masyarakat

    merupakan seseorang yang mempunyai pengaruh besar karena peranannya

    yang penting dalam struktur sosial masyarakat. Oleh karena itu, tokoh

    masyarakat begitu dihormati dilingkungan masyarakat. Menurut Undang-

    Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1987 BAB 1 Ketentuan Umum

    Pasal 1 menyatakan bahwa Tokoh Masyarakat adalah “seseorang yang karena

    kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan/atau

    pemerintah”.

    Tokoh masyarakat merupakan seseorang yang mempunyai pengaruh besar

    karena peranannya yang penting dalam struktur sosial masyarakat. Oleh karena

    itu, tokoh masyarakat begitu dihormati dilingkungan masyarakat. Menurut

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1987 BAB 1 Ketentuan

    Umum Pasal 1 menyatakan bahwa Tokoh Masyarakat adalah “seseorang yang

    karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan dari masyarakat dan/atau

    pemerintah”.

    Kedudukan yang diperoleh tokoh masyarakat ini, bisa karena

    pengetahuannya, kebijaksanaan budi pekertinya, dan kesuksesannya dalam

    menjalani kehidupan dimasyarakat. Kebijaksanaan dan pengetahuan yang

    dimiliki tokoh masyarakat biasanya menjadi panutan bagi orang-orang yang

    sesuai dengan bidangnya masing-masing.

    Keberadaan tokoh masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting

    sebagai pengendali sosial dalam masyarakat. Selain berperan sebagai penjaga

    dan penegak nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, tokoh

    masyarakat juga berperan dalam memecahkan berbagai permasalahan yang

    terjadi. Karena itu peran tokoh masyarakat di dalam lingkungan masyarakat,

    sangat berperan penting dalam mendukung penyelenggaraan pembentukan

    kepribadian di kalangan para remaja. Selain memberikan dukungan dalam

  • 17

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    menyelenggaraan pembentukan kepribadian pada remaja, tokoh masyarakat

    juga mempunyai peranan penting dalam memberikan bimbingan, dan memberi

    pengarahan kepada remaja dalam pembentukan kepribadian ini.

    Menurut Effendi (2013:72) “peran adalah mutlak apabila kita mengemban

    suatu tugas atau fungsi, karena peran adalah amanah yang harus diemban dan

    dipertanggung jawabkan”. Artinya seseorang yang telah diberi amanah harus

    menjalankan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Oleh sebab

    itu, tokoh masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam

    melaksanakan suatu yang telah menjadi kewajibannya.

    Peran merupakan sesuatu yang melekat pada kedudukan manusia sebagai

    makhluk sosial, dan diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan tuntutan

    pada kedukukannya tersebut. Fungsi bimbingan serta pengarahan yang

    diberikan oleh tokoh masyarakat tersebut, harus sesuai dengan kondisi yang

    terjadi di dalam masyarakat. Sebagai pemegang peranan yang sangat penting

    dalam lingkungan masyarakat, tokoh masyarakat menjadi panutan dalam

    memahami serta menerapakan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat

    secara luas.

    Berbagai upaya dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat dalam

    menegakkan nilai dan norma, satu diantaranya dapat memberikan bimbingan

    dan motivasi di dalam pembentukan kepribadian remaja. Upaya dalam

    memberikan bimbingan dalam pergaulan, serta motivasi kepada remaja

    mengenai hal-hal baik yang selayaknya dilakukan, agar dapat terhindar dari

    hal-hal buruk yang tidak selayaknya dilakukan. Hal tersebut dilakukan agar

    remaja terhindar dari kepribadian yang tidak baik.

    Menurut Asmani (2011: 13) “remaja merupakan masa yang paling

    bergejolak dalam kehidupan manusia”. Masa ini berlangsung dari usia sekitar

    12 tahun sampai 20 tahun, dimana seorang anak mulai mengalami transformasi

    dari anak-anak menjadi usia dewasa. Masa ini juga menjadi masa dimana

    remaja belajar dan berkembang dalam mengenali diri dan lingkungan

    sekitarnya.

  • 18

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    Masa remaja adalah masa penuh warna dan dinamika, disertai rangkaian

    gejolak emosi yang menghiasi perjalanan seorang manusia yang hendak

    tumbuh dewasa. Bagi remaja, di masa inilah mereka mulai mengenal

    lingkungan luar. Para remaja akan cenderung semakin memperluas lingkungan

    pergaulannya, baik berinteraksi secara langsung maupun dengan perantara

    teknologi (seperti internet dan telepon genggam).

    Peran tokoh masyarakat sangat penting sebagai motivator dan

    pembimbing. Dalam peranannnya sebagai motivator, tokoh masyarakat

    memberikan motivasimotivasi yang dapat membangun dan membentuk remaja

    ke arah kepribadian yang baik. Remaja juga akan merasa lebih memiliki

    harapan akan kehidupan yang baik dari motivasi yang telah diberikan. Sebagai

    pembimbing, tokoh masyarakat juga dapat membentuk kepribadian remaja

    melalui bimbingan secara terusmenerus hingga mencapai titik keberhasilan.

    D. Perilaku Keagamaan

    1. Pengertian Perilaku Keagamaan

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan, 2004 :755) Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu

    terhadap rangsangan. Menurut Hasan Langgulung (2008 :139) Perilaku

    adalah segala aktivitas seseorang yang dapat diamati.

    Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara

    mengartikan perkata. Kata perilaku dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

    Pusat Bahasa yaitu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau

    perilaku. (Departemen Pendidikan Nasional 2005 : 859).

    Menurut Bimo Walgito (2010 : 11) Perilaku merupakan seperangkat

    perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap

    sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang

    diyakini. Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme

    tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus

    atau rangsangan yang mengenainya, yaitu dorongan untuk bertindak dalam

    rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.

  • 19

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    Sedangkan menurut (W.J.S. Poerwadaminta 2001 : 7), perilaku adalah

    tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan dan sikap yang

    muncul dalam perbuatan yang nyata atau ucapan.

    Sedangkan dalam bukunya Hasan Langgulung (2000 : 306) yang

    berjudul “Asas-asas Pendidikan Islam” Al-Ghozali berpendapat bahwa

    perilaku atau tingkah laku adalah sebagai berikut:

    1. Tingkah laku mempunyai penggerak (motivasi), pendorong dan

    tujuan.

    2. Motivasi itu bersifat dari dalam yang muncul dari diri manusia itu

    sendiri, tetapi ia rangsang dengan rangsangan-rangsangan dari luar

    atau rangsangan-rangsangan dari dalam yang berhubungan dengan

    kebutuhan-kebutuhan jasmani dan kecenderungan-kecenderungan

    alamiah, seperti rasa lapar, cinta dan takut kepada Allah.

    3. Motivasi-motivasi manusia mendapati dirinya terdorong untuk

    mengerjakan sesuatu.

    4. Tingkah laku ini mengandung rasa kebutuhan dengan perasaan

    tertentu dan kesadaran akal terhadap suasanatersebut. Ini semua

    disertai oleh aktivitas jenis tertentu yang tidak terpisah dari rasa,

    perasaan dan kesadaran dari suasana itu.

    5. Kehidupan psikologi adalah suatu perbuatandinamis, dimana perilaku

    interaksi terus menerus antara tujuan atau motivasi dengan tingkah

    laku.

    6. Tingkah laku itu bersifat individual yang berada menurut perbedaan

    faktor-faktor keturunan dan perolehan atau proses belajar.

    7. Tingkah laku ada dua tingkatan.Tingkatan pertama manusia

    berdekatan dengan semua makhluk hidup, yang dikuasai oleh

    motivasi-motivasi sedangkan pada tingkatan yang kedua ia mencapai

    cita-cita idealnya dan mendekatkan pada makna-makna ke-Tuhanan

    dengan tingkah laku malaikat, tingkat ini dikuasai oleh keimanan

    dan akal.

  • 20

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    Sedangkan keagamaan dapat dikemukakan beberapa pendapat yaitu

    Menurut Muhaimin (2004 : 297). Keagamaan atau religiusitas menurut

    Islam adalah“melaksanakan ajaran agama atau ber-Islam secara

    menyeluruh,karena itu setiap muslim baik dalam berpikir maupun bertindak

    perintahkan untuk ber-Islam”.

    Yang bermakna keagamaan adalah banyak atau sedikitnya kesadaran

    akan ketergantungan pada seorang dewa atau Tuhan.Ketergantungan atau

    komitmen ini dibuktikan pada diri pribadi seorang, pengalaman-

    pengalaman, keyakinan-keyakinan dan angan-angan dan mendorong

    seseorang melaksanakan kebaktian keagamaandan bertingkah laku yang

    susila dan aktivitas lainnya.

    Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa perilaku keagamaan

    adalah perilaku atau tingkah laku seseorang yang diwujudkan dengan

    perbuatan dan menjadi kebiasaan dalam rangka menjalankan ajaran agama

    yang didasari nash al-Qur’an dan al-Hadits. Perilaku-perilaku ini antara lain

    dibentuk melalui pendidikan agama. Pendidikan agama dimaksudkan untuk

    peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi

    manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

    berakhlak mulia. (Subyantoro, 2010 : 46 ).

    Agar setiap satuan pendidikan dapat menjalankan fungsi sosialisasinya

    sebagai tempat mendidik manusia muslim sesuai dengan tujuan pendidikan

    nasional, maka hendaknya pendidikan mampu menciptakan suasana

    kondusif yang memberikan peluang kepada pesertadidik untuk

    mengamalkan ajaran agamanya. Dengan demikian setiap peserta didik,

    pendidik, dan semua yang berada di dalam lingkungan pendidikan harus

    menunjukkan perilaku yang mencerminkan ajaranagamanya yakni perilaku

    keagamaan atau religiusitas.

    Keagamaan atau religusitas dapat diwujudkan dalam berbagai sisi

    kehidupan manusia. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi ketika seseorang

    melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan

    aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang

  • 21

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapatdilihat dengan mata, tetapi

    juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena

    itu, keagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisiatau dimensi.

    Menurut Glock & Stark sebagaimana yang dikutip oleh Muhaimin

    menjelaskan bahwa agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan,sistem

    nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat

    pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi

    (ultimate meaning).

    Ada lima macam dimensi keagamaan ,yaitu :

    a. Dimensi keyakinan

    b. Dimensi praktik agama

    c. Dimensi pengalaman

    d. Dimensi pengetahuan agama

    e. Dimensi pengamalan atau konsekuensi

    Secara garis besar, kelima dimensi tersebut dapat dijelaskan sebagai

    berikut :

    a. Dimensi keyakinan

    Dimensi ini berisikan pengharapan-pengharapan dimana orang

    yang religius berpegang teguh pada pandangan teologi

    tertentu,mengakui keberadaan doktrin-doktrin tersebut, setiap agama

    mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para

    penganutdiharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi ruang

    lingkupkeyakinan itu bervariasi, tidak hanya diantara agama-agama,

    tapiseringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.

    (Djamaludin Ancok, 2003 : 77).

    b. Dimensi praktik agama

    Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal

    yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap

    agamayang dianutnya. 17 Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua

    kelas penting, yaitu :

  • 22

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    1. Ritual mengacu pada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formaldan

    praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para penganutnya

    melaksanakannya.

    2. Ketaatan mempunyai perangkat tindakan persembahan yang relative

    spontan, informal, dan khas pribadi. Dalam agama Islam, perintah-

    perintah yang harus dilaksanakan diantaranya yaitu :

    a. Sholat

    b. Puasa Ramadhan

    c. Zakat

    d. Dimensi pengalaman

    Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua

    agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak

    tepat jika dikatakan seseorang beragama dengan baik pada suatu

    waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai

    kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan

    kekuatan super natural. Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman

    keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi dan sensasi-sensasi

    yang dialami seseorang. Salah satu pengalaman agama adalah

    perasaan sabar ketika mendapat ujian dari Allah.

    e. Dimensi pengetahuan agama

    Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang

    beragama paling tidak mempunyai jumlah minimal pengetahuan

    mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi.

    Dimensi pengetahuan agama pada peserta didik meliputi

    pengetahuan maupun materi pendidikan agama Islam yang

    nantinyaakan menjadi bekal dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

    bisa berperilaku sesuai dengan ajaran agama. Adapun materi

    pendidikan agama Islam di pendidikan lebih cenderung bersifat teori

    atau pengetahuan, namun tidak sedikit pula pendidikan yang

    menekankan pada penanaman jiwa agama dengan membiasakan

    sifat-sifat dan perilaku yang baik sesuai ajaran agama Islam.Materi

  • 23

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    pendidikan Islam adalah ajaran Islam yang terdiri atas seluruh dasar-

    dasar atau pokok-pokok ajaran Islam.

    Dalam hal ini,penulis akan sedikit membahas tentang materi

    pendidikan Agama Islam diantaranya yaitu:

    a). Aqidah

    b). Syari’ah

    c). Akhlak

    f. Dimensi pengamalan atau konsekuensi

    Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat

    keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan

    seseorang dari hari ke hari.30Dimensi ini berkaitan dengan perilaku

    seseorang yang dimotivasi oleh ajaran agamanya atau bagaimana

    seseorang mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari –

    hari. Dalamhal ini, misalnya suka menolong, menegakan kebenaran

    dan keadilan,berlaku jujur, memaafkan, menjaga amanat, menjaga

    lingkungan,tidak mencuri, tidak berjudi.

    E. Studi Relevan

    Permasalahan yang akan penulis paparkan ini sudah pernah di teliti oleh

    beberapa orang/sebelumnya, yaitu:

    1. Tariayah, Nim. 952 9818, tahun 2000 dengan judul “ Upaya

    Masyarakat Menanggulangi Kenakalan Remaja Di Desa Tirta

    Kencana Kecamatan Rimbo Bujang”. Dengan pokok pembahasan

    sebagai berikut:

    a). Faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja

    1. Kurangnya pendidikan agama

    2. Pengaruh lingkungan

    3. Kemajuan teknologi

    b). Upaya Orang Tua dan Tokoh Masyarakat Dalam Menanggulangi

    Kenakalan Remaja

    1. Memberikan Pendidikan Agama

  • 24

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    2. Memberikan Keterampilan Khusus

    3. Mengikut Sertakan Remaja Dalam Organisasi Kepemudaan

    c). Kendala yang di hadapi dan hasil yang di capai Orang Tua dan

    Tokoh Masyarakat dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja

    1. Masih kurangnya tingkat kepedulian Orang Tua terhadapa

    Pendidikan Akhlak bagi Anak-anaknya.

    2. Kurangnya kerja sama yang baik antara Orang Tua dengan tokoh

    masyarakat dalam menanggulangi kenakalan Remaja

    3. Kurangnya Sarana dan Prasarana yang dapat menunjang usaha

    rehabilitas mental anak Remaja Nakal

    Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa faktor yang menyebabkan

    kenakalan remaja di sebabkan kurangnya pendidikan agama terhadap anak

    remaja.

    2. Siti Aminah Nim: Tp. 060 271, tahun 2011, Dengan judul Skripsi “

    Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya di Desa Bakti Idaman

    Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur”

    Dengan pokok pembahasan sebagai berikut :

    a). Keadaan Kenakalan Remaja di Desa Bakti Idaman

    1. Berkelahi

    2. Minuman-minuman Keras

    3. Berjudi

    b). Bentuk Pelaksanaan Pendidikan Luar Sekolah di Desa Bukti Idaman

    untuk Menanggulangi Kenakalan Remaja

    1. Remaja Masjid

    2. Pengajian antara masjid dan Isya (PAMI)

    3. Majlis Taklim

    c). Penanggulangan Kenakalan Remaja di Desa Bukit Idaman dan

    Kendala yang di hadapi.

    1. Kurangnya perhatian Orang Tua

    2. Lemahnya Keadaan Ekonomi

  • 25

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sts Jambi

    Dari hasil penelitian ini dapat di lihat bahwa penyebab terjadinya

    kenakalan remaja adalah, masih kurangnya perhatian orang tua terhadap

    aktivitas anak-anak mereka yang ikut-ikutan terhadap kawan mereka yang

    sudah dahulu terpengaruh oleh minuman keras.

    3. Solihin Nim: TP.130755, tahun 2018 dengan judul ‘’ Peran Orang Tua

    Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Di Desa Tarikan Kecamatan

    Kumpeh Ulu Kabupaten Muara Jambi’’ kenakalan remaja yang terjadi di

    Desa Tarikan Kecamatan Kumpeh Ulu Kebupaten Muara Jambi sudah

    sangat mengkhawatirkan karena remaja sering melakukan perbuatan yang

    melanggar norma-norma seperti:

    a). Keadaan Kenakalaan Remaja Di Desa Tarikan

    1. Minum-minuman keras

    2. Berjudi,dan

    3. Kebut-kebutan di jalan raya

    b). Faktor yang penyebab kenakalan remaja:

    1. Kurangnya perhatian orangtua

    2. Pergaulan bebas

    c). Solusi mengatasi kenakanal remaja:

    1. Pengawasan yang ketat dari orangtua

    2. Penanaman nilai agama sedari dini

    Dari ketiga skripsi/penelitian di atas mempunyai kemiripan di bagian judul

    saja, pada skripsi Tariayah 2000 lebih memfokuskan penelitian pada peran

    tokoh masyarakat. Sedangkan Siti Aminah 2011 dan Sholihin 2018 lebih

    memfokuskan pada peran Orang tua. Sedangkan penelitian ini lebih

    memfokuskan kepada Dekadensi Moral Remaja dan Peran Tokoh Masyarakat

    dalam Menguatkan Perilaku Keagamaan di Keluran Dusun Kebun Kecamatan

    Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Settingnya berbeda.

  • 26 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian

    Berdasarkan dengan judul yang penulis ambil, Kirk dan Miller dalam

    Moleong mendefinisikan bahwa ”penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

    dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

    pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

    orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya. (Lexy J

    Moleong, 2011: 3) Metode deskriptif juga dapat didefinisikan sebagai suatu

    metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

    kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa

    sekarang.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sebagai upaya untuk

    memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dibentangkan, karena

    sifatnya menggunakan penekatan analisis deskriptif. Dengan kata lain

    penelitian ini berupaya menggambarkan, menguraikan suatu keadaan yang

    sedang berlangsung berdasarkan fakta dan informasi yang diperoleh dari

    lapangan dan kemudian dianalisis beradasarkan variable yang satu dengan

    lainnya sebagai upaya untuk memberikan solusi tentang menanamkan nilai-

    nilai keagamaan, yang dimana lokasi Penelitian ini dilakukan di Kelurahan

    dusun kebun Kecamatan Batang asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    Pemilihan metode ini didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama,

    menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan

    kenyataan ganda; kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

    hubungan antara peneliti dengan responden; ketiga, metode ini lebih peka dan

    lebih bisa menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan

    terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Lexy J Moleong, 2011: 5)

  • 27

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    B. Setting dan Subjek Penelitian

    1. Setting Penelitian

    Penelitian ini akan di lakukan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan

    Batang Asam, atas berbagai pertimbangan banyaknya fenomena-fenomena

    yang terjadi pada remaja di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang

    Asam baik dari sering meninggalkan sholat, ketika waktu sholat maghrib

    sudah mau tiba masih asik bermain, dan masalah-masalah kenakalan remaja

    yang terjadi di sana.

    2. Subjek Penelitian

    Atas berbagai pertimbangan sebagaimana dikemukakan di atas maka

    yang akan dijadikan sebagai informan (Subjek penelitian) ini adalah:

    a). Tokoh Masyarakat di kelurahan Dusun Kebun

    b). Remaja di kelurahan Dusun Kebun

    Adapun teknik pengambilan sample dan informan dalam penelitian ini

    menggunakan cara snow ball sampling. Snow ball sampling adalah “proses

    penyebaran sample yang seibarat bola salju, yang mulanya kecil, kemudian

    semakin membesar dalam proses “Bergulir menggelindir”. (Sanafiah Faisal,

    1990: 38) Sebagai subjek utama yaitu orang tua di Kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam. Adapun sebagai sumber informasi untuk

    memperoleh data tentang realita permasalahan remaja, metode-metode yang

    diterapkan oleh tokoh masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan

    pada remaja.

    C. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

    primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung

    dari sumber utama melalui observasi dan wawancara di lapangan.

    Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari bacaan literatur-

    literatur serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini,

    dengan kata lain data sekunder dapat diperoleh dari sumber kedua berupa

  • 28

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    dokumentasi serta peristiwa yang bersifat lisan atau tulisan. Data sekunder

    ini digunakan sebagai data pelengkap atau data pendukung dari data primer.

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diambil langsung dari peneliti kepada

    sumbernya, tanpa adanya perantara. (Mukhtar, 2010: 86) Yakni data yang

    diperoleh secara langsung melalui wawancara dan pengamatan

    (observasi) terhadap perkembangan permasalahan di kelurahan Dusun

    Kebun Kecamatan Batang Asam.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder ialah data yang bukan diusahakan sendiri

    pengumpulannya oleh peneliti misalnya dari dokumentasi (profil sekolah

    dan struktur organisasi) atau publikasi lainnya. (Mukhtar, 2010: 90) Data

    sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi yang meliputi

    profil kelurahan dan struktur organisasi kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam.

    2. Sumber Data

    Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek

    dari mana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 207) Sedangkan

    menurut Suharsimi Arikunto, yang dimaksud dengan sumber data adalah

    subyek dari mana data-data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 2002: 106)

    Sumber data yaitu berbentuk perkataan maupun tindakan, yang didapat

    melalui wawancara. Sumber data peristiwa (situasi) yang didapat melalui

    observasi. Dan sumber data dari dokumen didapat dari instansi terkait.

    “menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

    kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

    dan lain-lain.(Jam’an Satori, 2009: 105).

    Sumber data di sini merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh

    yaitu :

    a. Sumber data berupa manusia, yakni tokoh masyarakat sekitar dan para

    remaja.

  • 29

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    b. Sumber data berupa suasana, dan kondisi di kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam.

    c. Sumber data berupa dokumentasi, berupa foto kegiatan, arsip

    dokumentasi resmi yang berhubungan dengan keberadaan remaja, baik

    jumlah remaja, dan bentuk kehidupan para remaja di kelurahan Dusun

    Kebun Kecamatan Batang Asam.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk mendapatkan

    data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh data yang

    valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui metode

    observasi, wawancara, dokumentasi.

    1. Metode Observasi

    Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung,

    (Lexy J Moleong, 2011: 125) Metode ini dilakukan dengan jalan terjun

    langsung kedalam lingkungan dimana penelitian itu dilakukan disertai

    dengan pencatatan terhadap hal-hal yang muncul terkait dengan informasi

    data yang dibutuhkan. Penulis menggunakan metode ini untuk mengamati

    secara langsung data yang ada di lapangan, terutama tentang data yang ada

    di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam kabupaten tanjung

    jabung barat.

    Metode ini digunakan untuk mengungkapkan data yang mana secara

    langsung dapat mengamati hal-hal yang berhubungan dengan menanamkan

    nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekitar.

    Langkah-langkah yang dilakukan:

    a). Mengamati upaya yang di lakukan tokoh masyarakat dalam menerapkan

    nilai-nilai keagamaan di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang

    Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

    b). Mengamati bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam menanamkan nilai-

    nilai keagamaan di Kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam

    Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

  • 30

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    c). Memperhatikan metode-metode yang diterapkan oleh tokoh masyarakat

    dalam mengatasi kenakalan remaja di Desa Dusun Kebun Kecamatan

    Batang Asam.

    d). Memperhatikan tanggapan tokoh masyarakat terhadap permasalahan-

    permasalahan remaja yang terjadi di kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam.

    2. Metode Wawancara / interview

    “interview atau wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal

    semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi”(Nasution,

    2006: 113) Metode wawancara ini penulis melakukan untuk mengambil

    data, dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden

    dan mendengarkan langsung serta mencatat dengan teliti apa yang

    diterangkan oleh responden, Metode ini digunakan untuk memperoleh data

    atau informasi dari beberapa sumber data yang bersangkutan yaitu, Tokoh

    masyarakat, remaja dan masyarakat sekitar. Sebelum penulis melalukan

    wawancara, penulis sudah mempersiapkan seperangkat pertanyaan yang

    berkaitan dengan penelitian.

    Adapun datanya meliputi:

    a). Metode yang digunakan dalam bentuk pelaksanaan dan kegiatan dalam

    menanamkan nilai-nilai keagamaan di kelurahan Dusun Kebun

    Kecamatan Batang Asam.

    b). Cara yang digunakan di dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan di

    kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam.

    c). Upaya-upaya tokoh masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai

    keagamaan di kelurahan Dusun Kebun Kecamatan Batang Asam.

    d). Sejauh mana pencapaian yang diperoleh dari bentuk metode yang

    digunakan.

    Interview ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan menjadi:

  • 31

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    a). Interview bebas (inguided interview) dimana pewawancara bebas

    menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan

    dikumpulkan.

    b). Interview terpimpin (guided interview) yaitu interview yang dilakukan

    oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan

    terperinci seperti, yang dimaksud dalam interview terstruktur.

    c). Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan

    interview terpimpin. (Suharsimi Arikunto, 2002: 132)

    3. Metode Dokumentasi

    Metode Dokumentasi adalah suatu cara mencari data terhadap hal-hal

    seluk beluk penelitian baik berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

    prasasti, majalah, agenda dan lain sebagainya. (Sugiono, 2012: 138) Data

    tersebut antara lain :

    1). Historis dan geografis

    2). Struktur Organisasi

    3). Keadaan masyarakat

    4). Keadaan sarana dan prasarana

    E. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan

    kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. Deduktif adalah suatu proses

    berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian

    dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus. Analisis data meliputi :

    1. Reduksi Data

    “Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

    tersedia dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, observasi, dan

    dokumentasi”. (Jam’an Satori, 2009: 219) Setelah dibaca, dipelajari, maka

    langkah selanjutnya adalah reduksi data.

    Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

    penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data-data kasar yang

  • 32

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data

    dilakukan selama penelitian berlangsung.

    2. Penyajian Data

    Setelah melalui reduksi data langkah selanjutnya dalam analisa data

    adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan

    peneliti melalukan penarikan kesimpulan.

    3. Verifikasi / Penarikan Kesimpulan

    Setelah data terkumpul direduksi yang selanjutnya disajikan. Maka

    langkah terakhir dalam penganalisa data adalah menarik kesimpulan atau

    verifikasi dan analisanya menggunakan analisa model interaktif, artinya

    analisa ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama

    tersebut.

    F. Uji Keterpercayaan Data (Trushwortnines)

    Untuk menetapkan keterpercayaan data, maka diperlukan tehnik

    pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

    tertentu, ada beberapa tehnik yang digunakan dalam pengecekan keabsahan

    temuan, diantaranya :

    1. Perpanjang Keikutsertaan

    Perpanjang keikutsertaan dalam artian memperpanjang waktu di

    lapangan sehingga kejenuhan pengumpilan data tercapai. Jika hal ini

    dilakukan maka membatasi-membatasi gangguan dari dampak peneliti pada

    konteks, membatasi kekeliruan peneliti, dan mengkonpensasikan pengaruh

    dari kejadian atau peristiwa yang memiliki pengaruh sesaat. Perpanjangan

    waktu di lapangan akan memungkinkan penungkatan derajat kepercayaan

    data yang dikumpul. (Sugiono, 2012: 219) .

    2. Ketekunan Pengamatan

    Ketekunan dalam pengamatan berarti menemukan ciri-ciri dan unsur-

    unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

    sedang dicari dan kemudian memusatkan diri terhadap hal-hal tersebut

    secara rinci berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol.

  • 33

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    (Sugiono, 2012: 99) Hal ini diharapkan dapat mengurangi distorsi data yang

    timbul akibat peneliti terburu-buru dalam menilai suatu persoalaan, ataupun

    kesalahan responden yang tidak benar dalam memberikan informasi.

    3. Triangulasi

    Trianggulasi merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu diluar data pokok. Untuk keperluan pengecekan atau

    sebagai pembanding terhadap data itu, terdapat empat macam teknik

    pemerikasaan menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. (Lexy J

    Moleong, 2011: 178) .

    Hal ini dapat dicapai dengan jalan:

    a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

    b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

    yang dikatakannya secara pribadi

    c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

    penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

    d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

    pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, dan orang

    berpendidikan.

    e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

    berkaitan.

    G. Jadwal Penelitian

    Penelitian ini akan dilaksanakan selama (lima) bulan, mulai dari Maret

    2019 sampai Maret 2020, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

    Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

    No Kegiatan

    Bulan Ke, Tahun 2020

    Maret September Januari Februari April

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Persiapan penelitian

    X

    2 Menyusun atau

    menulis konsep

    x

  • 34

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    proposal

    3 Mengajukan judul ke

    Fakultas untuk

    persetujuan judul

    x

    4 Konsultasi dengan

    dosen pembimbing

    x X x X

    5 Seminar proposal

    x

    6 Izin atau perintah

    riset

    x

    7 Pelaksanaan riset

    X

    8 Penulisan konsep

    skripsi

    X X x

    9 Konsultasi kepada

    dosen pembimbing

    x

    10 Penggandaan skripsi

    X

    11 Munaqasah dan

    perbaikan

    12 Penggandaan skripsi

    dan penyampaian

    skripsi kepada tim

    Penguji dan Fakultas

    Catatan : Jadwal sewaktu-waktu dapat berubah

  • 35 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

    BAB IV

    TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umun

    1. Historis dan Geografis

    a. Historis

    Asal nama Desa Dusun Kebun menurut tokoh masyarakat setempat

    ( Pak Sulbani Orang perintis periode orde baru Kelurahan Dusun Kebun

    sekaligus pemuka agama) mulanya berasal dari Desa Tanjung Bojo

    setalah adanya perkembangan masyarakat, masyarakat berkebun

    dengan berjarak 2 km dari Desa Tanjung Bojo kemudian di bangunlah

    sebuah Desa yang di beri nama Desa Dusun Kebun karena

    penduduknya rajin berkebun.

    Pada tahun 2008 adanya pemekaran kecamatan, yaitu Kecamatan

    Batang Asam. Kecamatan Batang Asam merupakan salah satu dari 13

    Kecamatan yang ada dalam Wilayah Pemerintahan Kabupaten Tanjung

    Jabung Barat. Pusat Pemerintahan Kecamatan Batang Asam terletak di

    Kelurahan Dusun Kebun. Kelurahan Dusun Kebun di bagi menjadi dua

    bagian. Pertama, Kelurahan Dusun Kebun Induk penduduk Melayu Asli

    Jambi yang terdiri dari 9 RT. Kedua, Keluruhan Dusun Kebun Sosial

    Tayas karena di Kelurahan Dusun Kebun Sosial Tayas banyak orang

    jawa yang bertransmigrasi ke Kelurahan Dusun Kebun yang terdiri dari

    4 RT, setiap RT berjumlah 35 KK.

    Sebelum menjadi Kecamatan Batang Asam Kecamatan Batang

    Asam adalah Kecamatan Tungkal Ulu. Pada tahun 2008 terjadilah

    pemekaran yang menjadikan