pengaruh dukungan sosial, makna hidup, dan...

159
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN VARIABEL DEMOGRAFI TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PADA PENYANDANG TUNA DAKSA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Ulfa Hannani NIM : 1111070000033 Oleh : Fadhila Ajeng Rachmawati NIM : 1111070000077 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: phamcong

Post on 09-May-2019

242 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP,

DAN VARIABEL DEMOGRAFI TERHADAP

ORIENTASI MASA DEPAN PADA PENYANDANG

TUNA DAKSA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Ulfa Hannani

NIM : 1111070000033

Oleh :

Fadhila Ajeng Rachmawati

NIM : 1111070000077

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

ii

Page 3: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 4: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 5: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

v

MOTTO

You Only Live Once, But If

You Do It Right, Once Is

Enough

- Mae West -

Learn From Yesterday, Live

From Today, And Hope For

Tommorow

- Albert Eistein -

Page 6: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) September 2015

C) Fadhila Ajeng Rachmawati

D) Pengaruh dukungan sosial, makna hidup, dan variabel demografi terhadap

orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa

E) xiv + 93 halaman + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dukungan

sosial, makna hidup, dan variabel demografi terhadap orientasi masa depan

pada penyandang tuna daksa

Subjek pada penelitian ini berjumlah 155 penyandang tuna daksa yang

diambil dengan teknik probability sampling. CFA (Confirmatory Factor

Analysis) digunakan untuk menguji validitas alat ukur dan Multiple

Regression Analysis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara bersama-

sama dari pengaruh dukungan sosial, makna hidup, dan variabel demografi

terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Hasil uji

hipotesis minor menunjukkan bahwa integrasi sosial, bimbingan, mencari

makna, dan usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa

depan. Hasil penelitian juga menunjukkan proporsi varians dari Orientasi

Masa depan yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen adalah 57%,

sedangkan 43% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

G) Bahan bacaan : 46 ; 9 buku + 33 jurnal + 4 web internet

Page 7: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) September 2015

C) Fadhila Ajeng Rachmawati

D) The influence of Social Support, Meaning in life, and Demographic Variable

to Future Orientation in Physically disabled

E) xiv + 93 pages + appendix

F) This study was conducted to determine the significance of the influence of

Social Support, Meaning in life, and Demographic Variable to Future

Orientation in Physically disabled.

The subject in this research are 155 Physically disabled who taken

with probability sampling. CFA (Confirmatory Factor Analysis) was used to

test the validity of instrument and Multiple Regression Analysis was used to

test the research hypothesis.

The result showed that there is an effect of Social Support, Meaning

in life, and Demographic Variable to Future Orientation in Physically

disabled. Minor hypothesis test result indicated that social integration,

guidance, Search of meaning, and Age have a significant effect on Future

Orientation. The result also showed the proportion of the variance of Future

Orientation described by all independent variables was 57%, while 43% was

influenced by other variables outside of this research.

G) Reference: 46 ; 9 books + 33 journals + 4 web internet

Page 8: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah swt atas

segala rahmat dan hidayah yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam

semoga tetap Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala

perjuangannya sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup dibawah naungan

Islam.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Wakil Dekan Bidang Akademik Bapak Dr. Abdul

Rahman Saleh, M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Ibu Dra. Diana

Mutiah, M.Si., dan Wakil Dekan Bidang Keuangan Bapak Ikhwan Luthfi,

M.Psi., yang memberikan peneliti kesempatan belajar selama 4 tahun di Fakultas

Psikologi.

2. Bapak Mohamad Avicenna, M.H.Sc.Psy, selaku dosen pembimbing skripsi.

Peneliti mengucapkan Terima kasih atas arahan, masukan, motivasi, kritik, serta

koreksi dalam pengerjaan skripsi ini.

3. Ibu Nia Tresniasari, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik kelas B angkatan

2011 serta seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang selalu memberikan bimbingan, nasihat, semangat, dan masukan kepada

peneliti selama menempuh studi.

Page 9: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

ix

4. Orang tua dan kedua kakak peneliti, Bapak Zaenal Aqli, Ibu Sri Utami Hidayati,

Kakak-kakak, dan keluarga besar peneliti yang selalu memberikan doa, kasih

sayang, pengertian, perhatian, dan dukungan baik moril maupun materiil.

5. Muhammad Dimas Muammar, terima kasih atas segala bantuan, nasihat, kritik,

dukungan dan masukan yang selalu diberikan kepada peneliti. Semoga semua

selalu terus berjalan dengan baik dan sukses dimasa depan.

6. Untuk sahabat peneliti yang memberikan dukungannya, Rahmi, Nelssa, Fitri,

Ola, dan Cheryl. Semoga silaturahmi tetap terjalin dan sukses untuk kedepannya.

7. Keluarga kelas B 2011 Nadiah, Mimid, Nida, Lia, Siescha, Egy, Uti, Dini, Iqbal,

Morin, Nisya, Rahman, Dimas, Ola, Abay, Catur, Pupung, Oi, Ayep, Echa, Icha,

Rully, Ami, Ardy, Tiara, Afifah, Eva, Pipit, Siti, Fuji, Dana, Intan, Daus, Sofa,

Diah, Fara, May, Jane, Echi, Elil, Vira, Baidui, Epet, dan Felix yang

memberikan bantuan, dukungan, canda tawanya kepada peneliti.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berkontribusi

dalam penelitian ini. Pencapaian ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari

kalian semua.

Peneliti menyadari bahwa segala bentuk kekurangan yang disengaja maupun

tidak disengaja akan menjadi bahan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Peneliti

berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada setiap pembaca.

Jakarta, 30 September 2015

Peneliti

Page 10: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................. 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 8

1.2.1 Pembatasan masalah ........................................................ 8

1.2.2 Perumusan masalah ......................................................... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 10

1.3.1 Tujuan penelitian ............................................................. 10

1.3.2 Manfaat penelitian ........................................................... 11

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Orientasi Masa DepanTuna Daksa ............................................. 12

2.1.1 Pengertian orientasi masa depan dan tuna daksa ............. 12

2.1.1.1 Pengertian orientasi masa depan ......................... 12

2.1.1.2 Pengertian tuna daksa .......................................... 13

2.1.2 Proses orientasi masa depan............................................. 13

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan 17

2.1.4 Pengukuran Orientasi Masa Depan .................................. 18

2.2 Dukungan Sosial ........................................................................ 19

2.2.1 Definisi dukungan sosial .................................................. 19

2.2.2 Dimensi dukungan sosial ................................................. 20

2.2.3 Pengukuran dukungan sosial............................................ 24

2.3 Makna Hidup ............................................................................. 26

2.3.1 Definisi makna hidup ....................................................... 26

2.3.2 Sumber-sumber makna hidup .......................................... 27

2.3.3 Dimensi makna hidup ...................................................... 38

2.3.4 Pengukuran makna hidup ................................................. 29

2.4 Kerangka Berpikir ...................................................................... 30

2.6 Hipotesis Penelitian ................................................................... 35

2.6.1 Hipotesis mayor ............................................................... 35

2.6.2 Hipotesis minor ................................................................ 35

Page 11: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

xi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 37

3.1.1 Populasi dan sampel penelitian ........................................ 37

3.1.2 Teknik pengambilan sampel ............................................ 37

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................... 38

3.3 Definisi Operasional Variabel .................................................... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 41

3.4.1 Instrumen penelitian......................................................... 42

3.5 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur .............................................. 46

3.5.1 Uji validitas item orientasi masa depan ........................... 49

3.5.2 Uji validitas item adanya pengakuan ............................... 51

3.5.3 Uji validitas item kelekatan ............................................. 52

3.5.4 Uji validitas item integrasi sosial .................................... 53

3.5.5 Uji validitas item kesempatan merasa dibutuhkan ........... 54

3.5.6 Uji validitas item ketergantungan untuk diandalkan ....... 56

3.5.7 Uji validitas item bimbingan ............................................ 57

3.5.8 Uji validitas item keberadaan makna ............................... 58

3.5.9 Uji validitas item mencari makna .................................... 59

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................. 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .......................................... 65

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ............................................................ 67

4.2.1 Kategorisasi variabel ........................................................ 68

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................. 70

4.3.1 Pengujian proporsi varians independent variable ............ 76

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 80

5.2 Diskusi ....................................................................................... 80

5.3 Saran .......................................................................................... 90

5.3.1 Saran teoritis .................................................................... 90

5.3.2 Saran praktis..................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 94

LAMPIRAN ............................................................................................... 99

Page 12: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Likert .................................................................... 42

Tabel 3.2 Blue Print Skala Orientasi Masa Depan ................................. 43

Tabel 3.3 Blue Print Skala Dukungan Sosial .......................................... 44

Tabel 3.4 Blue Print Skala Makna Hidup ............................................... 45

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Orientasi Masa Depan............................ 50

Tabel 3.6 Muatan Faktor Adanya Pengakuan ......................................... 51

Tabel 3.7 Muatan Faktor Kelekatan ....................................................... 53

Tabel 3.8 Muatan Faktor Integrasi Sosial ............................................... 54

Tabel 3.9 Muatan Faktor Kesempatan untuk merasa dibutuhkan .......... 55

Tabel 3.10 Muatan Faktor Ketergantungan untuk dapat diandalkan ........ 56

Tabel 3.11 Muatan Faktor Bimbingan ...................................................... 58

Tabel 3.12 Muatan Faktor Keberadaan Makna ........................................ 59

Tabel 3.13 Muatan Faktor Mencari Makna .............................................. 60

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden ................................................. 65

Tabel 4.2 Skor Min, Maks, Mean, dan Standar Deviasi Variabel .......... 68

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor ...................................................... 69

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ..................................................... 70

Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi .......................................... 71

Tabel 4.6 Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV .................... 72

Tabel 4.7 Koefisien Regresi.................................................................... 73

Tabel 4.8 Model Summary Proporsi Varians Tiap IV Terhadap DV ..... 76

Page 13: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................... 34

Page 14: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran kuesioner ..................................................................................... 199

Lampiran surat penelitian ............................................................................ 107

Lampiran syntax dan path diagram .............................................................. 115

Lampiran output regresi ............................................................................... 124

Page 15: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa depan pasti dimiliki oleh setiap individu namun tidak diketahui bentuk dari

masa depan tersebut. Masa depan seseorang berkaitan dengan apa yang ingin ia

lakukan dan raih nantinya. Hal ini ditentukan bagaimana ia memiliki strategi

untuk mencapai sebuah tujuan di masa depan. Lunenburg (2011) mengatakan

bahwa tujuan akan memotivasi seseorang untuk mengembangkan strategi yang

akan memungkinkan mereka untuk menghasilkan usaha yang diperlukan.

Masa depan yang sukses dapat diraih dengan mempersiapkan sebaik

mungkin usaha untuk meraihnya, sebaliknya tanpa adanya usaha maka masa

depan yang sukses akan sulit diraih. Usaha yang dijalankan akan searah dengan

tujuan dalam orientasi masa depan individu tersebut. Nurmi (1991) menjelaskan

orientasi masa depan adalah kemampuan seorang individu untuk merencanakan

masa depan yang merupakan salah satu dasar dari pemikiran seorang manusia.

Orientasi masa depan dianggap penting karena berhubungan dengan sukses dan

mendapatkan kesempatan untuk maju (Husman & Shell, 2008).

Menurut Trommsdorff (1986) orientasi masa depan berkaitan dengan

kepuasan kebutuhan subjektif yang lebih optimis dan pesimis atau lebih positif

dan negatif. Terkait dengan pilihan hidup pada periode dewasa, maka ada hal

dalam kehidupan dewasa yang harus dibimbing ke masa depan mereka seperti

pendidikan yang lebih tinggi, mendapatkan profesi, membangun karir, hubungan

Page 16: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

2

romantis dengan lawan jenis dan memulai sebuah keluarga (Nurmi, Poole, &

Seginer, 1995).

Tinjauan mengenai orientasi masa depan telah banyak dilakukan, seperti

penelitian terhadap dukungan sosial (McCabe & Barnett, 2000), makna hidup

(Shterjovska & Achkovska-Leshkovska, 2014), jenis kelamin (Nurmi, Poole &

Kalakoski, 1994), tingkat pendidikan (Padawer, Lawson, Hershey dan Thomas,

2007), usia (Nurmi, 1989), identity development (Dunkel, 2000), self-regulation

(Robbins & Bryan, 2004), optimism (Seginer, 2000), self-efficacy (Pulkkinen dan

Ronka, 1994), dan ekonomi (Nurmi, 1987). Dalam penelitian ini, peneliti

mencoba mengaitkan dan melihat pengaruh antara dukungan sosial, makna hidup

dan variabel demografis terhadap orientasi masa depan.

Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

usia. Di dukung oleh kematangan fisik dan kognisi seseorang, maka

pertumbuhannya tersebut akan membantu mereka menemukan keputusan bagi

kehidupan mereka di masa depan. Namun, dalam kenyataannya tidak semua

individu hidup dengan pertumbuhan kemampuan fisik dan kognisi yang baik,

terdapat individu dengan dissability. Salah satunya dikenal dengan sebutan

penyandang tuna daksa. Kondisi tersebut bisa dialami seseorang sejak lahir atau

akibat dari kecelakaan di usia dewasa.

Para penyandang tuna daksa umumnya mengalami adanya perasaan tidak

berguna, malu, menarik diri, dan rendah percaya diri, sehingga akan berpengaruh

dengan bagaimana ia memandang masa depannya. Dalam lingkungan sosial,

penyandang tuna daksa merasakan tekanan psikis akibat tersisih dari beberapa

Page 17: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

3

peran aktif di dalam masyarakat, serta dijadikan sebagai golongan non-produktif.

Morris (2004) menjelaskan bahwa orang dengan gangguan fisik harus

menghadapi pengalaman sehari-hari di lingkungan yang mengecualikan mereka,

atau terbatas pada bagian tertentu dari suatu tempat.

Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan jumlah tenaga kerja

penyandang disabilitas pada tahun 2010 jumlah tuna daksa sebanyak 1.852.866

orang (poskotanews.com, Maret 2015). Sedangkan dalam Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) tahun 2013, persentase tertinggi adalah masalah penyandang cacat

fisik (Diono, Mujaddid, Prasetyo & Budijanto, 2014). Dalam data dari

Kementerian Sosial tahun 2012, jumlah penyandang tuna daksa memiliki

persentasi tertinggi di Indonesia sebesar 33,74% (slideshare.net, 2013) .

Dalam lapangan pekerjaan di Indonesia terdapat aturan kuota sebesar 1%

pada lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas seperti diamanatkan dalam

UU No.4 Tahun 1997. Menteri Tenaga Kerja Indoensia mengakui bahwa jumlah

perusahaan di Indonesia yang mempekerjakan penyandang cacat masih minim.

Padahal Jumlah idealnya, setiap perusahaan harus mempekerjakan sekurang-

kurangnya 1 (satu) orang penyandang cacat untuk setiap 100 (seratus) orang

pekerja perusahaannya. Ketiadaan sanksi dipandang menyulitkan pencapaian

tersebut (poskotanews.com, Maret 2015).

Selain itu dari segi fasilias masih dinilai kurang oleh Supervisor Yayasan

Peduli Tunadaksa. Kota Jakarta dirasa masih kurang ramah bagi penyandang

disabilitas, dari sisi sisi fasilitas umum dan sosial. Masih banyak fasilitas umum

yang tidak bisa digunakan penyandang disabilitas karena kekurangan fisik yang

Page 18: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

4

dialami, seperti tidak adanya shelter TransJakarta khusus penyandang disabilitas

yang menyulitkan para tuna daksa untuk menggunakan trasnportasi umum

(antaranews.com, Maret 2014).

Data tersebut menggambarkan bahwa penyandang tuna daksa di Indonesia

memiliki persetase tertinggi di Indonesia. Namun belum di dukung oleh

infrastruktur yang memadai atau kurang pro-disabilitas. Sistem transportasi dan

fasilitas hanya sebagian kecil dari dukungan sosial yang dibutuhkan para tuna

daksa dalam mencapai orientasi masa depan. Peningkatan aksesibilitas sistem

transportasi atau infrastruktur publik akan mengurangi hambatan dalam kegiatan

dan partisipasi bagi banyak penyandang cacat (World Health Organization, 2011).

Karena hal inilah peneliti memilih tuna daksa sebagai sampel dalam penelitian

yang dikaitkan dengan dukungan sosial dan makna hidup terhadap orientasi masa

depan.

Penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh McCabe dan Barnett (2000)

yang melakukan penelitian mengenai orientasi masa depan dengan menggunakan

sampel usia remaja dan telah ditemukan hasil bahwa adanya dukungan dan

keterbukaan dari orang disekitar mereka akan memberikan efek pada orientasi

masa depan, sehingga orientasi masa depan yang tercipta menjadi lebih positif

dari pada orang yang kurang mendapatkan dukungan.

Penelitian lainnya juga mendukung bahwa adanya peran orang-orang di

sekitar individu yang ikut menentukan orientasi masa depan. Seginer (2009)

menjelaskan mengenai penelitian orientasi masa depan dengan melihat pengaruh

orang tua, saudara, dan rekan di lingkungan sampel melalui bahasan mengenai

Page 19: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

5

hubungan, kepercayaan, dan interaksi mereka. Ini menunjukkan lingkungan

mempengaruhi bagaimana mereka membangun konsep diri mereka, melakukan

berbagai tugas-tugas sosial dan kognitif, serta menjaga hubungan dengan orang

lain. (Seginer, 2009)

Mihai-Bogdan Iovu (2013) telah melakukan penelitian sebelumnya pada

950 remaja Rumania yang berada di tingkat akhir SMA. Hasil pada penelitian ini

menunjukkan bahwa dukungan sosial dari berbagai sumber dikaitkan dengan

harapan positif di masa depan dan kekhawatiran tentang masa depan. Seperti yang

diharapkan, harapan masa depan yang positif berkorelasi positif dengan dukungan

sosial, sedangkan tingkat kekhawatiran mengenai masa depan berkorelasi negatif

dengan dukungan sosial.

Penelitian lain berkaitan dengan harapan positif dan kekhawatiran yang

negatif pada orientasi masa depan dengan sampel penelitian remaja yang

dibedakan antara perkotaan dan pedesaan, dimana beberapa remaja di pedesaan

hidup dengan keadaan sangat miskin. Temuan yang menarik adalah bahwa

variabel keluarga dan rekan sebaya memiliki kontribusi dalam membentuk

harapan positif mengenai masa depan pada penelitian ini (Iovu, 2014).

Weiss (dalam Cuttrona & Russell, 1987) mengemukakan bahwa ada enam

dimensi yang diperlukan bagi individu. Namun, dalam setiap situasi tertentu

hanya terdapat satu komponen yang lebih berarti atau mendominasi.

Perkembangan orientasi masa depan dipengaruhi oleh dukungan di sekitar

individu tersebut. Mereka akan lebih optimis tentang masa depan mereka

dibanding ketika mereka tidak mendapatkan dukungan sama sekali di tengah

Page 20: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

6

keterbatasan yang dimiliki. Dukungan ini akan menumbuhkan keyakinan pada diri

mereka guna memandang positif tujuan di masa depan.

Dukungan sosial merupakan hal yang berasal dari lingkungan individu,

sedangkan dari diri individu itu sendiri akan di lihat dengan bagaimana ia

memaknai hidupnya. Tanpa adanya makna hidup serta tujuan dalam hidup, maka

hanya ada sedikit alasan untuk melakukan apa yang diperlukan dalam hidup dan

bertahan pada kejadian yang datang dalam kehidupan.

Pada penelitian sebelumnya oleh Steger, Kashdan, Sullivan dan Lorentz,

(2008) melakukan penelitian pada 275 sampel di Midwestern University

membuktikan bahwa hubungan makna hidup yang dibagi menjadi 2 dimensi

antara mencari makna dan keberadaan makna yang berbeda di antara orang-orang

melaporkan penerimaan yang lebih besar (dan lebih rendah dalam penolakan) bagi

masa depan seseorang. Diartikan bahwa lebih banyak orang yang berorientasi

melaporkan hubungan positif antara dimensi makna hidup dan pendekatan pada

orientasi penerimaan-penolakan di masa depannya.

Penelitian pendukung lainnya adalah studi pada kesehatan mental yang

dilakukan guna menambahkan informasi berharga. Terbukti, makna dalam hidup

individu dari mencapai tujuan, memahami ketidakadilan di dunia, menerima

keterbatasan mereka, terlibat dalam intimasi hubungan emosional dengan orang

lain, menjadi mudah bergaul, memiliki hubungan dengan intimasi yang lebih

tinggi, dan mengalami emosi positif. Beberapa area hidup yang lebih konkret

dikutip dari pekerjaan, cinta dan perkawinan, keturunan, dan keterlibatan dalam

kegiatan hobi. Hasil menunjukkan adanya hubungan antara kebermaknaan hidup

Page 21: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

7

yang tinggi dengan harapan masa depan pada hidup, di samping aspek-aspek lain

yang ditambahkan seperti sosial dan karakteristik kepribadian pada penelitian ini.

(Mascaro & Rosen, 2005)

Makna hidup berorientasi pada masa mendatang (future oriented) karena

itu makna hidup harus ditemukan dan hidup yang bermakna harus benar-benar

secara sadar dan sengaja dijadikan tujuan, diarih dan diperjuangkan (Bastaman,

2007). Setiap individu perlu untuk melihat dengan positif dan mencari makna

baru, apakah ia bisa menerima keadaan saat ini. Ini juga menunjukkan bahwa

lebih mudah untuk mencapai kata menerima dalam pencarian makna hidup jika

mereka diberi waktu untuk beradaptasi dengan keadaan diri mereka, dan setiap

bentuk dukungan yang diberikan akan memberikan efek pada hidup individu

tersebut. Pencarian makna dan dukungan akan diperlukan untuk dapat berorientasi

secara lebih positif di masa depan.

Penelitian ini juga memasukan demografis sebagai variabel yang

mempengaruhi orientasi masa depan. Kerpelman dan Mosher (2009) melakukan

penelitian dengan tingkat pendidikan dan pada sampel jenis kelamin yang

berbeda. Ditemukan hasil sampel yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih

tinggi pula orientasi masa depannya dibandingnya dengan sampel yang

berpendidikan lebih rendah. Sedangkan perempuan memiliki orientasi yang lebih

tinggi di masa depan daripada anak laki-laki atau keduanya karir dan pendidikan.

Penelitian lain dari McLoyd, Kaplan dan Purtell (2008) bahwa orientasi

masa depan anak laki-laki tampaknya kurang stabil dibandingkan orientasi masa

depan anak perempuan. Temuan lain dari penelitian Steinberg, Graham, O’Brien,

Page 22: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

8

Woolard, Cauffman dan Banich (2009) mengenai perbedaan antara usia remaja

dan orang dewasa bahwa dalam pengembangan antisipasi konsekuensi masa

depan ke pengembangan perencanaan ke depan. Penelitian menggunakan tugas

perilaku lebih bervariasi ditunjukkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti

merasa perlu adanya penelitian yang berkaitan dengan orientasi masa depan.

Dalam penelitian sebelumnya yang telah dijelaskan, peneliti belum menemukan

adanya penelitian sebelumnya yang menggunakan sampel penyandang disabilitas,

khusunya tuna daksa. maka, peneliti akan melakukan penelitian dengan sampel

yang berbeda dari sebelumnya, yaitu dengan menggunakan penyandang

disabilitas khususnya pada penyandang tuna daksa sebagai sampel. Maka dari itu,

peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh dukungan sosial, makna

hidup dan variabel demografis terhadap orientasi masa depan pada

penyandang tuna daksa”.

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Agar pembahasan dalam permasalahan ini tidak meluas, maka pembatasan

masalah penelitian dibatasi pada orientasi masa depan penyandang tuna daksa

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu dukungan sosial, makna hidup dan

variabel demografis dengan pengertiannya adalah sebagai berikut.

1. Orientasi Masa Depan, menggambarkan bagaimana seorang individu

memandang dirinya sendiri di masa mendatang, gambaran tersebut

Page 23: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

9

membantu individu dalam menempatkan dan mengarahkan dirinya untuk

mencapai apa yang ingin diraihnya. (Nurmi,1991). Dalam penelitian ini

orientasi masa depan meliputi 3 proses, yaitu: motivasi, perencanaan dan

evaluasi.

2. Dukungan Sosial, dikemukakan Weiss (dalam Cutrona & Russel, 1987)

merupakan suatu proses hubungan individu dengan persepsi bahwa

seseorang harus dicintai, dihargai, dan disayang, hal ini untuk memberikan

bantuan kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam

kehidupannya. Dalam penelitian ini meliputi dimensi kelekatan, integrasi

sosial, kesempatan untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk dapat

diandalkan, dan bimbingan.

3. Makna Hidup, merupakan sesuatu yang dianggap penting dan berharga,

serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan menyebabkan

kehidupan ini dirasakan demikian berarti dan berharga (Bastaman, 2007).

Dalam penelitian ini meliputi dimensi mencari makna dan keberadaan

makna.

4. Aspek demografis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin, usia yang terdiri dari kelompok usia remaja akhir dan dewasa

awal, tingkat pendidikan yang terdiri dari tidak sekolah, SD, SMP, SMA,

D3, S1, dan penyebab tuna daksa yang terdiri dari sakit/kecelakaan dan

dari lahir.

5. Tuna daksa diartikan sebagai ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-

fungsi fisik tubuh seperti dalam keadaan normal, baik cacat fisik bawaan

Page 24: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

10

maupun akibat kecelakaan. Penyandang tuna daksa pada penelitian ini

adalah individu yang berusia remaja hingga dewasa awal, dan merupakan

bagian dari asosiasi penyandang disabilitas.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh adanya pengakuan, kelekatan, integrasi sosial,

kesempatan untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk dapat

diandalkan, bimbingan, keberadaan makna, mencari makna, jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, dan penyebab kecacatan terhadap orientasi masa

depan pada penyandang tuna daksa ?

2. Berapa besar sumbangan adanya pengakuan, kelekatan, integrasi sosial,

kesempatan untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk dapat

diandalkan, bimbingan, keberadaan makna mencari makna, jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, dan penyebab kecacatan terhadap orientasi masa

depan pada penyandang tuna daksa ?

3. Prediktor mana yang paling besar pengaruhnya terhadap orientasi masa

depan pada penyandang tuna daksa ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

Page 25: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

11

1. Mengetahui adanya pengaruh antara dukungan sosial, makna hidup, dan

demografis terhadap orientasi masa depan secara signifikan pada

penyandang tuna daksa.

2. Mengetahui besarnya pengaruh aspek-aspek dukungan sosial, makna

hidup dan demografis terhadap orientasi masa depan secara signifikan

pada penyandang tuna daksa.

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk ilmu

psikologi, terutama teori dalam bidang psikologi klinis dengan

menunjukkan bahwa dukungan sosial dan makna hidup berpengaruh

terhadap orientasi masa depan para penyandang tuna daksa.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

menambah wawasan serta sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya

dalam konteks psikologi. Selain itu, diharapkan dapat berguna untuk

seluruh masyarakat umumnya untuk meningkatkan pengetahuan tentang

orientasi masa depan para penyandang disabilitas, agar dapat memberikan

dukungan bagi para penyandang disabilitas.

Page 26: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi mengenai teori-teori dalam penelitian yang meliputi, teori orientasi

masa depan, teori dukungan sosial, teori makna hidup, kerangka berpikir, dan

hipotesis.

2.1 Orientasi Masa Depan Tuna Daksa

2.1.1 Pengertian orientasi masa depan dan tuna daksa

2.1.1.1 Pengertian orientasi masa depan

Trommsdoroff (1983) mengemukakan bahwa pengertian orientasi masa depan

merupakan kognitif individu yang kompleks, yakni berkaitan dengan antisipasi

dan evaluasi tentang diri pada masa depan dalam interaksi di lingkungan.

Orientasi masa depan dianggap sebagai kemampuan untuk melihat ke masa

depan, untuk memahami bagaimana perilaku saat ini berkaitan dengan tujuan

masa depan, dan meramalkan konsekuensi dari perilaku sangat penting untuk

navigasi tahap perkembangan ini berhasil.

Seginer (2009) menyatakan bahwa orientasi masa depan adalah

representasi mental mengenai kehidupan masa depannya, yang individu bangun

pada titik tertentu dalam kehidupan mereka dan mencerminkan pengaruh pribadi

dan sosial individu. Seginer menunjukkan bahwa orientasi masa depan berkaitan

dengan peristiwa kehidupan tertentu dalam domain pendidikan, pekerjaan,

keluarga, persahabatan dan kesejahteraan materi.

Page 27: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

13

Menurut Nurmi (1991) menjelaskan orientasi masa depan sebagai

kemampuan seorang individu untuk merencanakan masa depan yang merupakan

salah satu dasar dari pemikiran seorang manusia. Selain itu orientasi masa depan

ini menggambarkan bagaimana seorang individu memandang dirinya sendiri di

masa mendatang, gambaran tersebut membantu individu dalam menempatkan dan

mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang ingin diraihnya.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, peneliti memilih definisi dari Nurmi

(1991) sebagai definisi yang digunakan dalam penelitian ini.

2.1.1.2 Pengertian tuna daksa

Tuna daksa sering juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat

kegiatan individu sebagai akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot,

sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan

untuk berdiri sendiri (Somantri, 2006).

Menurut Efendi (2008) bahwa tunadaksa adalah ketidakmampuan anggota

tubuh untuk melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan

anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal akibat luka, penyakit,

atau pertumbuhan yang tidak sempurna. Sedangkan menurut Smart (2010) bahwa

tunadaksa merupakan orang-orang yang memiliki kelainan fisik, khususnya

anggota badan, seperti kaki, tangan, atau bentuk tubuh.

2.1.2 Proses orientasi masa depan

Orientasi masa depan menjelaskan tiga macam proses yang dilalui setiap orang

pada umumnya yaitu motivasi (motivation), perencanaan (planning), dan evaluasi

(evaluation) yang berlangsung secara bertahap (Nurmi, 1989). Di dalam model ini

Page 28: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

14

motivasi dijelaskan sebagai apa yang menjadi ketertarikan individu di masa

depan. Perencanaan dijelaskan sebagai cara bagaimana individu merealisasikan

keinginannya di masa depan. Dan evaluasi berkonsentrasi sejauh mana apa yang

ia inginkan dapat direalisasikan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai ketiga

proses tersebut.

1. Motivasi (Motivation)

Dalam Nurmi (1991), untuk menetapkan tujuan yang realistis, motif dan nilai-

nilai harus dibandingkan dengan pengetahuan tentang masa depan. Dengan

mengeksplorasi pengetahuan yang berkaitan dengan motif dan nilai-nilai, orang

dapat membuat kepentingan mereka menjadi lebih spesifik. Sistem motivasi ini

telah dicirikan sebagai hirarki kompleks yang terdiri dari motif, nilai-nilai,

kepentingan, dan tujuan, yang dianggap berbeda sesuai dengan sifat dan niat yang

terlibat. Peristiwa dan tujuan masa depan direpresentasikan sebagai harapan

tentang kehidupan masa depan, pengetahuan dalam harapan ini memainkan peran

penting dalam pengembangan motivasi berorientasi masa depan.

Dengan kata lain motif atau tujuan yang lebih tinggi akan direalisasikan

melalui tujuan yang lebih rendah, yang merupakan sub bagian dari tujuan.

Penyusunan tujuan yang lebih rendah pada kenyataannya merupakan strategi

untuk merealisasikan tingkat motif yang lebih tinggi. Dengan kata lain, tingkat

motif yang lebih tinggi akan terorganisasi dan terintegrasi dalam tingkat tujuan

yang lebih rendah, yang akan membentuk struktur hierarkis. Lebih jauh

diperkirakan hierarki dari minat, usaha dan tujuan remaja menjadi lebih

Page 29: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

15

terstruktur dengan bertambahnya usia dan hubungan antar unit hirarki menjadi

lebih jelas dan stabil.

2. Perencanaan (Planning)

Proses utama kedua yang terlibat dalam orientasi masalah masa depan adalah

bagaimana orang merencanakan realisasi sasaran, kepentingan, dan tujuan

mereka. Dalam Nurmi (1989) ada tiga tahapan yang dapat diterapkan untuk

perencanaan masa depan adalah sebagai berikut.

Pertama, orang harus membangun konsep dari kedua tujuan dan konteks

masa depan di mana tujuannya diharapkan dapat direalisasikan. Keduanya ini

didasarkan pada pengetahuan yang individu miliki mengenai konteks kegiatan

masa depan dan merupakan dasar bagi dua tahap perencanaan berikutnya.

Kedua, orang harus membangun sebuah rencana, proyek, atau strategi

untuk mencapai tujuan dalam konteks yang dipilih. Membangun rencana adalah

bagian dari proses pemecahan masalah. Individu harus menciptakan jalan yang

mengarah pada pencapaian tujuan dan kemudian memutuskan mana dari mereka

yang paling efisien. Perbandingan solusi yang berbeda dapat dilakukan baik oleh

berpikir atau bertindak.

Ketiga, kegiatan pelaksanaan rencana dan strategi pembangunan. Seperti

perencanaan umum, pelaksanaan rencana dan strategi juga dikendalikan dengan

cara membandingkan tujuan dan konteks yang ingin dicapai dan keadaan yang

sebenarnya. Langkah-langkah menuju tujuan masa depan harus disesuaikan

dengan tujuan yang sedang berusaha dicapai agar semuanya tercapai dengan cara

yang sistematis.

Page 30: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

16

3. Evaluasi (Evaluation)

Individu harus mengevaluasi realisasinya dari tujuan yang mereka tetapkan dan

rencana yang mereka bangun. Didalamnya terdapat atribusi kausal dan perasaan

mempengaruhi tentang peristiwa masa depan yang merupakan proses ketiga

orientasi masa depan, karena keduanya termasuk dalam mengevaluasi

kemungkinan mewujudkan tujuan dan rencana orientasi masa depan. Sementara

atribusi kausal didasarkan pada kognitif seberapa mereka menilai bahwa mereka

dapat mengendalikan masa depannya, sedangkan perasaan bertanggung jawab

untuk kesadaran pada masa depannya.

Sedangkan menurut Seginer (2008) menjelaskan bahwa orientasi masa

depan mengalami perubahan yang berfokus terutama pada bagaimana kognitif

individu dalam hal melihat orientasi masa depan mereka sebagai proses multi-

dimensi (pendekatan tiga-komponen) yang berlaku.

1. Komponen motivasi, variabel yang menggambarkan perjalanan individu

untuk berpikir dalam keinginan tertentu di masa mendatang : nilai hasil

perilaku yang diharapkan, dan pengendalian internal atas pemenuhan

harapan pribadi, rencana dan tujuan.

2. Komponen kognitif, berkaitan dengan arti penting dari setiap keinginan

ditunjukkan oleh besarnya frekuensi harapan dalam keinginan dan

ketakutan.

3. Komponen perilaku, terdiri dari variabel yaitu eksplorasi pilihan masa

depan dengan mencari nasihat, mengumpulkan informasi dari orang lain,

Page 31: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

17

menyelidik kesesuaian mereka untuk diri sendiri dan komitmen untuk satu

opsi khusus melalui proses pembuatan pengambilan keputusan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Nurmi (1991) sebagai

dasar dari proses orientasi masa depan. Teori tersebut menjelaskan mengenai tiga

proses dalam orientasi masa depan, yaitu Motivasi (Motivation), Perencanaan

(Planning), dan Evaluasi (Evaluation).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi orientasi masa depan. Faktor-

faktor tersebut antara lain :

a. Social Support. Dalam McCabe dan Barnett (2000) dijelaskan peran orang

tua dan anggota keluarga lainnya akan mempengaruhi orientasi masa

depan melalui berbagai mekanisme termasuk model, sosialisasi langsung

orientasi masa depan, menetapkan norma untuk berprestasi, dan

berkomunikasi mengenai harapan. Selain itu, guru dan teman-teman juga

bisa menjadi agen sosialisasi penting bagi orientasi masa depan.

b. Makna Hidup. Dalam Shterjovska dan Achkovska-Leshkovska (2014),

ungkapan makna hidup akan memungkinkan individu untuk

mengembangkan kerangka kerja yang koheren dalam hidupnya. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa masa lalu positif, masa lalu negatif dan

masa depan secara signifikan berhubungan dengan kedua dimensi makna

dalam hidup.

c. Jenis Kelamin. Pengaruh penting terhadap tujuan-tujuan pembangunan

kehidupan dan masa depan seseorang, seperti etos budaya (negara,

Page 32: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

18

kota/desa), gender juga memainkan peran penting dalam pembangunan

tujuan tersebut. (Nurmi, Poole dan Kalakoski, 1994).

d. Tingkat pendidikan. Orientasi masa depan ditemukan di antara individu

yang lebih berpendidikan. Pria atau wanita yang berpendidikan tinggi pada

akan lebih mungkin untuk dipekerjakan dalam posisi profesional dan

memiliki pembentukan karir masa depan. (Padawer, Lawson, Hershey dan

Thomas, 2007)

e. Status sosial ekonomi. Dalam beberapa penelitian yang berbeda

menyebutkan bahwa status sosial ekonomi mempengaruhi orientasi masa

depan. Beberapa penelitian yang dilakukan tentang pengaruh status sosial

ekonomi pada keinginan menunjukkan bahwa orientasi pada pekerjaan di

masa depan lebih ditekankan pada pemikiran individu kelas bawah,

sedangkan individu kelas menengah cenderung lebih tertarik dalam

pendidikan dan karir. Status sosial ekonomi mempengaruhi kepentingan

masa depan mereka yang mencerminkan perbedaan dalam mengantisipasi

perkembangan masa hidup. (Nurmi, 1987)

f. Usia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurmi (1989) menyatakan

bahwa usia mempengaruhi orientasi masa depan. Dimana ketertarikan

mengenai pekerjaan di masa depan yang lebih mendominasi muncul pada

usia 15 tahun ke atas.

2.1.4 Pengukuran orientasi masa depan

Peneliti menggunakan pengukuran orientasi masa depan dengan skala yang telah

dijelaskan dalam Nurmi (1989). Item-item pada pengukuran tersebut meliputi

Page 33: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

19

aspek motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Adapun ketiga aspek itu menjelaskan

hal sebagai berikut :

a. Motivasi, berkaitan dengan dorongan agar individu dapat mencapai hal

yang diinginkannya di masa depan. Aspek ini berkaitan dengan apa

yang menjadi tujuan yang ingin dicapai, waktu pencapaian, dan

dorongan/motif mencapai tujuan di masa depan.

b. Perencanaan, berkaitan dengan strategi atau cara yang digunakan oleh

individu dalam mencapai hal yang ia inginkan di masa depan.

Perencanaan meliputi pengetahuan bidang yang dicita-citakan,

perencaan yang dibuat dan tingkat realisasi atas pelaksanaan rencana.

c. Evaluasi, berkaitan dengan individu menilai apa yang ia inginkan

dibanding dengan seberapa besar hasil yang ia capai dalam masa

depannya. Evaluasi berkaitan dengan keyakinan diri untuk dapat

mengontrol realisasi dari harapan dan tujuan, kemungkinan pencapaian

tujuan, dan kondisi emosi individu saat mengevaluasi apa yang

dilakukannya untuk masa depan.

2.2 Dukungan Sosial

2.2.1 Definisi dukungan sosial

Cohen (1988) menyebutkan bahwa dukungan sosial mengarah pada keadaan

pribadi individu, dimana seseorang membantu orang lain untuk dapat

meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan mereka.

Page 34: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

20

Weiss (dalam Cutrona, 1987) menyatakan bahwa dukungan sosial

merupakan suatu proses hubungan individu dengan persepsi bahwa seseorang

harus dicintai, dihargai, dan disayang, hal ini untuk memberikan bantuan kepada

individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.

Taylor (2003) dukungan sosial telah didefinisikan sebagai informasi dari

orang lain bahwa ia dicintai dan dirawat, dihormati dan dihargai, menjadi bagian

dari jaringan komunikasi dan ini adalah hal yang menjadi kewajiban bersama dari

orang tua, pasangan atau kekasih, kerabat lain, teman-teman, sosial dan

masyarakat.

Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan di atas, peneliti

menggunakan definisi dukungan sosial menurut Weiss (dalam Cutrona, 1987)

untuk digunakan dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa dukungan sosial

merupakan suatu proses hubungan individu dengan persepsi bahwa seseorang

harus dicintai, dihargai, dan disayang, hal ini untuk memberikan bantuan kepada

individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.

2.2.2 Dimensi dukungan sosial

Menurut Weiss (dalam Cutrona & Russell, 1987) menjelaskan bahwa ada enam

aspek dalam dukungan sosial. Aspek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Adanya Pengakuan (Reassurance of Worth)

Pada dukungan sosial jenis ini seseorang mendapat pengakuan atas

kemampuan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau

lembaga. Sumber dukungan sosial semacam ini dapat berasal dari keluarga

atau lembaga/instansi atau sekolah/organisasi.

Page 35: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

21

2. Kelekatan (Attachment)

Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang memperoleh

kelekatan (kedekatan) emosional sehingga menimbulkan rasa aman bagi

yang menerima. Orang yang menerima dukungan sosial semacam ini

merasa tentram, aman, dan damai yang ditunjukkan dengan sikap tenang

dan bahagia. Sumber dukungan sosial semacam ini yang paling sering dan

umum adalah diperoleh dari pasangan hidup, anggota keluarga, teman

dekat atau sanak keluarga yang akrab dan memiliki hubungan yang dekat.

3. Integrasi Sosial (Social Integration)

Jenis dukungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang untuk

memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya

untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya

rekreatif secara bersama-sama dan bisa menghilangkan perasaan

kecemasan walaupun hanya sesaat.

4. Kesempatan untuk merasa dibutuhkan (Opportunity for Nurturance)

Suatu aspek paling penting dalam hubungan interpersonal akan perasaan

dibutuhkan oleh orang lain.

5. Ketergantungan untuk dapat diandalkan (Reliable Alliance)

Dalam dukungan sosial jenis ini, seseorang mendapat dukungan sosial

berupa bahwa nanti akan ada yang bisa diandalkan baik itu diri sendiri

maupun guru atau teman sebaya yang akan menolong ketika ada kesulitan.

Page 36: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

22

6. Bimbingan (Guidance)

Dukungan sosial jenis ini adalah berupa adanya hubungan kerja ataupun

hubungan sosial yang memungkinkan orang mendapatkan informasi,

saran, atau nasihat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis dukungan sosial ini

bersumber dari guru, tokoh dalam masyarakat, figur yang dituakan dan

juga orang tua.

Menurut Sarafino juga (2011) menjelaskan bahwa dukungan sosial terdiri dari 4

aspek, yaitu :

1. Dukungan Emosional (Emotional Support)

Dukungan ini untuk menyampaikan empati, peduli, perhatian, hal positif,

dan dorongan ke arah orang tersebut. Dukungan emosional akan

memberikan kenyamanan dan kepastian dengan rasa dimiliki dan dicintai

pada saat stres, seperti

2. Dukungan Instrumental (Instrumental Support)

Dukungan ini melibatkan bantuan langsung, seperti pada saat orang

memberikan atau meminjamkan uang atau membantu menyelesaikan

tugas-tugas pada saat stres.

3. Dukungan Informasi (Informational Support)

Dukungan ini termasuk memberikan nasihat, arah, saran, atau umpan balik

tentang bagaimana orang melakukan. Misalnya, seseorang yang sakit bisa

mendapatkan informasi dari keluarga atau dokter tentang cara untuk

mengobati penyakit.

Page 37: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

23

4. Dukungan Pertemanan (Companionship Support)

Dukungan ini mengacu pada keberadaan seseorang untuk menghabiskan

waktu bersama, sehingga memberikan perasaan adanya keanggotaan

dalam kelompok orang yang memiliki kesamaan dalam minat dan kegiatan

sosial.

Menurut Taylor (2003) menjelaskan bahwa dukungan sosial teridiri dari 4 aspek,

yaitu :

1. Dukungan Penilaian (Appraisal Support)

Dukungan ini termasuk membantu individu dalam memahami peristiwa

stres agar menjadi lebih baik dan memberikan sumber daya dan strategi

yang dapat dikerahkan untuk menghadapi stress. Dukungan ini didapat

melalui pertukaran penilaian, individu menghadapi peristiwa stres agar

dapat menentukan bagaimana kecenderungan stress dan dapat keuntungan

dari saran tentang bagaimana mengelola stress tersebut.

2. Bantuan Berwujud (Tangible Assistance)

Dukungan ini melibatkan penyediaan dukungan material, seperti jasa,

bantuan keuangan, atau barang. Misalnya, anggota keluarga yang

ditinggalkan tidak perlu memasak sendiri dan mengunjungi kerabat di saat

sedang kesulitan.

3. Dukungan Informasi (Information Support)

Dukungan ini diberikan tentang perasaan stres. Misalnya, jika seorang

individu menghadapi tes medis dan merasa tidak nyaman, maka seorang

teman yang mengalami hal yang sama bisa memberikan informasi tentang

Page 38: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

24

prosedur yang tepat, berapa lama ketidaknyamanan akan berlangsung, dan

sejenisnya. Seorang individu yang mengalami masalah pada pekerjaan

dapat mendapatkan informasi dari rekan kerja tentang cara terbaik atau

bagaimana mendekati atasannya dalam mengubah aspek pekerjaan.

4. Dukungan Emosional (Emotional Support)

Dukungan ini disediakan dengan meyakinkan orang bahwa ia adalah

individu yang berharga. Kehangatan dan pengasuhan yang diberikan oleh

orang lain dapat memungkinkan seseorang yang sedang berada di bawah

tekanan untuk mendekat.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti mengambil aspek dari Weiss

(dalam Cutrona & Russell, 1987) untuk digunakan sebagai aspek yang ada dalam

pengukuran Dukungan Sosial pada penelitian ini, dimana ia menjelaskan bahwa di

dalam dukungan sosial terdapat enam aspek. Adapaun aspek tersebut adalah

adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment), integrasi sosial

(social integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for

nurturance), ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance), dan

bimbingan (guidance).

2.2.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, peneliti menemukan beberapa alat

ukur yang mengukur dukungan sosial, diantaranya adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Sarason, Irwin G., Henry M. Levine, Robert B. Bashdam, Barbara R.

Sarason. (1983) Social Support Questionnaire (SSQ). SSQ merupakan

Page 39: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

25

sebuah pengukuran dengan menggunakan kuesioner sebanyak 27 item

dengan realibilitas 0.97, yang dirancang untuk mengukur persepsi

dukungan sosial dan kepuasan dengan dukungan sosial. Item terdiri dari

dua bagian, yaitu : Bagian pertama meminta peserta untuk membuat daftar

semua orang yang sesuai dengan deskripsi pertanyaan, dan bagian kedua

meminta peserta untuk menunjukkan seberapa puas mereka, secara umum,

dengan orang-orang.

2. Cohen, S., & Hoberman, H. (1983) membuat alat ukur yang dinamakan

Interpersonal Support Evaluation List (ISEL). Terdiri dari 24 item denga

realibilitas 0.883 yang terbagi dalam empat sub skala. Sub skala tersebut

yaitu : tangible support, belonging support, self-esteem support, dan

appraisal support. Peserta menilai pernyataan setiap item tentang

bagaimana benar atau salah, mereka melihat item dengan melihat diri

mereka sendiri. Semua jawaban terdiri dari empat skala mulai dari "Pasti

Benar" ke "Pasti Salah".

3. Weiss (dalam Cutrona, 1987) mengemukakan Alat ukur dengan komponen

dukungan sosial yang disebut sebagai “The Social Provision Scale”

dengan nilai reliabilitas dari alat ukur ini berkisar dari 0.370 sampai 0.660

dengan menggunakan metode test-retest. Adapun komponen-komponen

tersebut adalah: adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan

(attachment), integrasi sosial (social integration), kesempatan untuk

merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance), ketergantungan untuk

dapat diandalkan (reliable alliance), dan bimbingan (guidance). Alat ukur

Page 40: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

26

ini berjumlah 24 item dimana masing-masing aspek dari dukungan sosial

diukur oleh empat item. Pengukuran menggunakan skala Likert yang

terdiri dari empat skala, dari skala “Sangat tidak setuju”, “Tidak setuju”,

“Setuju”, dan “Sangat setuju”.

Dalam penelitian ini peneliti mengukur dukungan sosial dengan

menggunakan alat ukur yang dimodifikasi dari Weiss (dalam Cutrona, 1987).

Paneliti menambahkan tiga item pada masing-masing aspek dalam alat ukur.

Setelah dimodifikasi maka alat ukur ini berjumlah 36 item dimana masing-masing

aspek dari dukungan sosial diukur oleh enam item, peneliti menambahkan dua

item di masing-masing aspek. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi

kemungkinan jika item akan berkurang jumlahnya akibat tidak valid, maka jumlah

item masih tetap mencukupi.

2.3 Makna Hidup

2.3.1 Definisi makna hidup

Bastaman (2007) menjelaskan bahwa makna hidup adalah hal-hal yang dianggap

sangat penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang,

sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan. Bila hal itu berhasil dipenuhi

akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan yang berarti dan pada

akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia.

Frankl (1988) menjelaskan bahwa makna hidup adalah hal dalam diri

manusia yang bersifat unik dan spesifik dan menyebabkan individu itu mencapai

tahap yang memuaskan pada hidupnya.

Page 41: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

27

Steger dan Frazier (2005) mendefinisikan makna hidup sebagai hal yang

ada pada hidup seseorang sebagai hasil dari hubungan antara religiusitas dan

kesehatan psikologisnya.

Berdasarkan definisi yang telah dielaskan di atas, peneliti menggunakan

definisi makna hidup menurut Steger dan Frazier (2005).

2.3.2 Sumber-sumber makna hidup

Dalam kehidupan ini terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial

mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidup

di dalamnya apabila nilai-nilai itu diterapkan dan dipenuhi, adapun nilai tersebut

yaitu :

a. Creative values (nilai-nilai kreatif). Nilai ini berkaitan dengan kegiatan

berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban

sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Menekuni suatu pekerjaan

dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas serta berusaha untuk

mengerjakannya dengan sebaik-baiknya merupakan salah satu contoh dari

kegiatan berkarya. Makna hidup tidak terletak pada pekerjaan, tetapi lebih

bergantung pada pribadi yang bersangkutan, dalam hal ini sikap positif

dan mencintai pekerjaan itu serta cara bekerja yang mencerminkan

keterlibatan pribadi pada pekerjaannya.

b. Experiential values (nilai-nilai penghayatan). Nilai ini meliputi keyakinan

dan pengahayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, kaindahan,

keimanan dan keagamaan, serta cinta kasih. Menghayati dan meyakini

suatu nilai dapat menjadikan seseorang berarti hidupnya. Tidak sedikit

Page 42: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

28

orang-orang yang merasa menemukan arti hidup dari agama yang

diyakininya, atau ada orang-orang yang menghabiskan sebagian besar

usianya untuk menekuni suatu cabang seni tertentu.

c. Attitudinal values (nilai-nilai bersikap), nilai ini menerima dengan penuh

ketabahan, kesabaran dan keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak

mungkin dielakkan lagi, seperti sakit yang tidak dapat disembuhkan,

kematian dan menjelang kematian, setelah segala upaya dilakukan. Sikap

menerima dengan ikhlas dan tabah mengenai hal-hal tragis dapat

mengubah pandangan kita dari yang semula diwarnai penderitaan menjadi

pandangan yang mampu melihat makna dan hikmah dari penderitaan itu.

2.3.3 Dimensi makna hidup

Steger, Kashdan, Sullivan dan Lorentz (2008) menjelaskan terdapat dua dimensi

dalam makna hidup, yaitu pencarian makna (search of meaning) dan keberadaan

makna (presence of meaning).

Pencarian makna (Search of meaning) adalah dimensi yang unik dalam

diri manusia. Pencarian makna muncul dengan adanya persepsi negatif tentang

diri dimana belum ada ide-ide tentang kehidupan, dan menunjukkan bahwa hal

tersebut kurang baik bagi kehidupan seseorang. Hal ini juga tampak bahwa orang

didorong untuk mencari makna ketika rasa kebermaknaan hidup mulai berkurang.

Keberadaan makna (presence of meaning) akan menjadi pelindung

terhadap hasil negatif ketika seseorang mencari makna. Makna berasal dari tujuan

yang berkaitan dengan keintiman dan spiritualitas yang telah ditemukan untuk

memprediksi kesejahteraan seseorang.

Page 43: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

29

2.3.4 Pengukuran makna hidup

Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, peneliti menemukan beberapa alat

ukur yang mengukur makna hidup, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Meaning In Life Questionner (MLQ) yang dikembangkan oleh Steger, M.

F., Frazier, P., Oishi, S., & Kaler, M. (2006). Alat ukur ini merupakan

kuesioner berisi 10 item dengan dua dimensi makna hidup: (1) keberadaan

makna (berapa banyak responden merasa hidup mereka memiliki makna),

dan (2) mencari makna (berapa banyak responden berusaha untuk

menemukan makna dan pemahaman hidup mereka). Responden menjawab

setiap item pada tujuh titik skala Likert mulai dari skala satu (sangat amat

benar) sampai skala tujuh (sangat amat tidak benar).

b. Meaning In Life Scale (MiLS) adalah 25-item pengukuran multidimensi

seseorang dari makna hidup. Konseptualisasi makna dalam hidup dibahas

dalam literatur yang dikaji dan terdiri dari 39 item. Alat ukur ini memiliki

empat dimensi, yaitu harmoni dan kedamaian; perspektif, tujuan, dan

sasaran hidup; kebingungan dan makna yang kecil; dan manfaat

spiritualitas.

c. Purpose In Life (PIL) adalah alat ukur yang dikembangkan oleh

Crumbaugh dan Maholick (1964) untuk mengukur atau menilai konstruk

makna hidup dari Frankl dan neurosis noogenic. Tes ini terdiri dari 20

item, masing-masing dinilai secara terpisah dengan tujuh poin skala

semantik diferensial sendiri. Skor yang didapat berkisar 20-140, yang

mewakili rendah dan tinggi tujuan dalam hidup.

Page 44: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

30

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur Meaning In Life

Questionner (MLQ) yang akan di modifikasi oleh peneliti.

2.4 Kerangka Berpikir

Orientasi masa depan dipengaruhi oleh dukungan sosial dan makna hidup dari

masing-masing individu. Individu yang mendapatkan dukungan sosial dengan

baik dari lingkungan disekitarnya akan memudahkan dirinya untuk menemukan

orientasi masa depan yang lebih baik. Individu yang memiliki makna hidup tinggi

akan berjuang lebih keras untuk mencapai masa depan yang lebih baik lagi.

Orientasi masa depan akan sangat dipengaruhi dengan kemampuan fisik

dan mental seseorang. Jika hilang salah satunya, maka akan sangat mempengaruhi

kondisi seseorang. Hal ini bisa terjadi pada penyandang tuna daksa, baik yang

merupakan bawaan sejak lahir ataupun akibat kecelakaan.

Penyandang tuna daksa yang memiliki dukungan sosial dalam bentuk

fasilitas, informasi ataupun bantuan yang mereka butuhkan akan sangat membantu

dirinya dalam memiliki orientasi masa depan yang baik. Menurut Weiss (dalam

Cutona & Russel, 1987) dukungan sosial memiliki 6 dimensi yaitu, adanya

pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment), integrasi sosial (social

integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance),

ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance), dan bimbingan

(guidance).

Penyandang tuna daksa yang mendapatkan dukungan sosial dalam bentuk

adanya pengakuan (reassurance of worth) dari lingkungannya akan merasa

dihargai oleh orang lain meskipun mereka memiliki kekurangan pada fisiknya.

Page 45: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

31

Hal ini akan membangkitkan pikiran positif dari dalam diri penyandang tuna

daksa sehingga mereka akan lebih mudah memiliki orientasi masa depan yang

positif.

Penyandang tuna daksa yang mendapatkan dukungan sosial kelekatan

(attachment) akan merasakan rasa aman dan tenang dalam dirinya karena ia

memiliki seseorang yang dekat dengannya. Hal yang ia rasakan akan membantu ia

untuk lebih mudah menentukan apa yang ingin ia capai dan menimbulkan rasa

yakin atau percaya diri dalam meraih impiannya di masa depan.

Penyandang tuna daksa yang mendapatkan dukungan sosial dalam bentuk

integrasi sosial (social integration) mampu menghilangkan perasaan cemas akan

masa depan mereka. Karena, bentuk dukungan sosial ini memungkinkan individu

untuk memiliki kelompok sebagai tempat bertukar informasi atau pikiran dan

menyelesaikan masalah secara bersama-sama.

Penyandang tuna daksa yang mendapatkan dukungan sosial dalam bentuk

kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance) akan

membantu individu untuk meningkatkan kepercayaan diri sebagai seorang tuna

daksa. Bentuk dukungan sosial ini memungkinkan individu untuk memberi

bantuan kepada lingkungannya dalam bentuk bantuan besar atau kecil sesuai

kemampuan dari individu. Perasaan bahwa dirinya berguna bagi orang lain akan

tumbuh dan lebih percaya diri dalam menentukan orientasi masa depannya.

Penyandang tuna daksa yang mendapatkan dukungan sosial dalam bentuk

ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance) akan memungkinkan

dirinya untuk merasa lebih tenang dan aman. Dalam kondisi keterbatasan fisik

Page 46: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

32

akan membuat seseorang terhambat dalam menyelesaikan suatu permasalahan

atau kesulitannya. Bentuk dukungan ini akan menghadirkan seseorang yang dapat

membantu penyandang tuna daksa untuk menyelesaikan masalahnya, atau

membantu jika berada dalam kondisi kesulitan dalam menentukan arah hidup dan

tujuan masa depannya.

Penyandang tuna daksa yang mendapatkan dukungan sosial dalam bentuk

bimbingan (guidance), yang memungkinkan individu memperoleh nasihat atau

arahan dalam pemenuhan kebutuhannya. Hal ini akan sangat berguna bagi

penyandang tuna daksa karena keterbatasan yang mereka miliki menjadi

hambatan dalam pemenuhan kebutuhan untuk orientasi masa depannya.

Orientasi masa depan juga dipengaruhi oleh makna hidup seseorang.

makna hidup akan menjadikan kehidupan seseorang dianggap lebih berarti atau

berharga, sehingga ia akan memperjuangkan hidupnya untuk meraih apa yang ia

cita-citakan di masa depannya. Makna hidup memliki dua dimensi yaitu

keberadaan makna dan mencari makna (Steger, M. F., Frazier, P., Oishi, S., &

Kaler, M., 2006).

Penyandang tuna daksa yang memiliki makna hidup dalam bentuk

keberadaan makna akan memunculkan rasa seberapa besar hidup mereka

bermakna. Individu yang merasakan bahwa hidupnya bermakna maka ia berusaha

untuk mencapai hal yang terbaik dalam hidupnya, terutama dalam masa depannya.

Semakin tinggi makna yang ia miliki maka semakin besar pula keinginan untuk

memperjuangkan hidup demi masa depan yang lebih baik.

Page 47: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

33

Penyandang tuna daksa yang memiliki makna hidup dalam bentuk mencari

makna akan membuat individu untuk berusaha menemukan makna dan

pemahanan dari hidup mereka. Individu yang berusaha untuk mencari makna dan

paham akan tujuan hidupnya akan membuat mereka lebih mudah untuk tahu apa

yang harus mereka lakukan dalam hidup. Dengan hal ini pula, akan membuat

individu lebih mudah meraih apa yang mereka inginkan di masa depannya.

Variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan

penyebab tuna daksa juga dapat mempengaruhi orientasi masa depan. Usia yang

lebih tua akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang berusia lebih muda. Pada

usia dewasa orang akan memiliki perencanaan dan konsekuensi yang lebih baik

mengenai masa depannya. Sehingga individu akan lebih mudah pula untuk

menentukan orientasi masa depannya.

Jenis kelamin juga memiliki pengaruh terhadap orientasi masa depan.

Sesuai dengan penelitian sebelumnya (Kerpelman & Mosher, 2009; McLoyd,

Kaplan & Purtell, 2008) yang telah peneliti paparkan pada bab satu bahwa

perempuan memiliki orientasi yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki.

Terutama pada aspek pendidikan atau pekerjaan di masa depan.

Tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap orientasi masa depan.

Tingginya tingkat pendidikan akan memberikan informasi yang lebih banyak

mengenai pengetahuan yang diperlukan. Karena itu hal ini akan memudahkan

seseorang untuk menentukan orientasi masa depan dengan terpenuhinya

pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan.

Page 48: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

34

Sedangkan penyebab tuna daksa akan memberikan dampak yang berbeda

pada orientasi masa depan seseorang, jika ia telah mengalami dari lahir tentu

penerimaannya akan jauh lebih besar dibandingkan dengan orang yang menjadi

tuna daksa akibat kecelakaan. Dengan penerimaan yang lebih besar maka akan

membuat ia lebih mudah dalam menerima keadaan dan dalam merencanakan

masa depannya.

Dukungan Sosial

Makna Hidup

Demografi

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

ORIENTASI

MASA DEPAN

Adanya Pengakuan

Kelekatan

Keberadaan Makna

Bimbingan

Integrasi Sosial

Kesempatan untuk merasa dibutuhkan

Ketergantungan untuk dapat diandalkan

Mencari Makna

Jenis Kelamin

Usia

Tingkat Pendidikan

Penyebab Tuna Daksa

Page 49: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

35

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Hipotesis mayor

Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi adanya pengakuan, kelekatan,

integrasi sosial, kesempatan untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk

dapat diandalkan, bimbingan, keberadaan makna, mencari makna, jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan, dan penyebab tuna daksa terhadap orientasi masa depan

pada penyandang tuna daksa.

2.5.2 Hipotesis minor

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari pengakuan (reassurance of worth)

terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari kelekatan (attachment) terhadap

orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan dari integrasi sosial (social integration)

terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa..

H4 : Ada pengaruh yang signifikan dari kesempatan untuk merasa

dibutuhkan (opportunity for nurturance) terhadap orientasi masa depan

pada penyandang tuna daksa.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan dari ketergantungan untuk dapat

diandalkan (reliable alliance) terhadap orientasi masa depan pada

penyandang tuna daksa.

Page 50: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

36

H6 : Ada pengaruh yang signifikan dari bimbingan (guidance) terhadap

orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa..

H7 : Ada pengaruh yang signifikan dari keberadaan makna (presence of

meaning) terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa.

H8 : Ada pengaruh yang signifikan dari mencari makna (search for meaning)

terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa.

H9 : Ada pengaruh yang signifikan dari jenis kelamin terhadap orientasi

masa depan pada penyandang tuna daksa.

H10 : Ada pengaruh yang signifikan dari usia terhadap orientasi masa depan

pada penyandang tuna daksa.

H11 : Ada pengaruh yang signifikan dari tingkat pendidikan terhadap orientasi

masa depan pada penyandang tuna daksa.

H12 : Ada pengaruh yang signifikan dari penyebab tuna daksa terhadap

orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa.

Page 51: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

37

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel penelitian, variabel

penelitian, definisi operasional dari masing-masing variabel, instrumen penelitian,

prosedur pengumpulan data dan metode analisis data.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1 Populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah penyandang tuna daksa di daerah Jakarta dan

Bogor. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 155 orang.

Peneliti memilih populasi penyandang tuna daksa yang mendapatkan pelatihan

khusus di panti sosial atau rehabilitasi.

3.1.2 Teknik pengambilan sampel

Peneliti menggunakan seluruh anggota penyandang tuna daksa yang tergabung

dalam dua panti sosial di bawah naungan dinas sosial, satu pusat rehabilitasi

dibawah kementerian soaial, dan satu yayasan tuna daksa milik swasta.

Berkaitan dengan pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik

probability sampling. Teknik ini dipilih karena populasi dalam penelitian ini

seluruhnya dijadikan sampel, sehingga dapat dikatakan kemungkinan terambilnya

tiap-tiap anggota populasi adalah sama (setiap orang memiliki

kemungkinan/probabilitas 1 untuk dijadikan sampel).

Page 52: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

38

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang bervariasi dari satu kasus ke kasus yang lain.

Adapun penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel Terikat (Dependent Variable) dalam penelitian ini adalah

Orientasi masa depan (Y).

2. Variabel bebas (Independent Variable) dalah penelitian ini adalah :

Dukungan Sosial

X1 = Adanya pengakuan (Reassurance of Worth)

X2 = Kelekatan (Attachment)

X3 = Integrasi sosial (Social Integration)

X4 = Kesempatan untuk merasa dibutuhkan (Opportunity for Nurturance)

X5 = Ketergantungan untuk dapat diandalkan (Reliable Alliance)

X6 = Bimbingan (Guidance)

Makna Hidup

X7 = Keberadaan makna

X8 = Mencari makna

Demografis

X9 = Jenis kelamin

X10 = Usia

X11 = Tingkat pendidikan

X12 = Penyebab tuna daksa

Page 53: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

39

3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Variabel terikat (dependent variabel)

Definisi operasional orientasi masa depan adalah kemampuan dalam diri

individu dalam merencanakan masa depannya, dimana hal ini menjadi

salah satu dasar dari pemikiran seorang manusia berdasarkan teori Nurmi

(1991) yang meliputi 3 aspek yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi.

2. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang akan dilihat pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Definisi operasional dari variabel bebas pada

penelitian ini adalah :

a. Adanya pengakuan (Reassurance of worth)

Definisi operasional adanya pengakuan (reassurance of worth) adalah

kesempatan seseorang mendapat pengakuan atas kemampuan dan

keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau

lembaga.

b. Kelekatan (Attachment)

Definisi operasional kelekatan (attachment) adalah kesempatan

seseorang memperoleh kelekatan emosional sehingga menimbulkan

rasa aman bagi yang menerima .

c. Integrasi sosial (Social integration)

Definisi operasional integrasi sosial (social integration) adalah

kesempatan seseorang untuk memperoleh perasaan memiliki suatu

kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian

Page 54: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

40

serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama

dan bisa menghilangkan perasaan kecemasan walaupun hanya sesaat.

d. Kesempatan untuk merasa dibutuhkan (Opportunity for nurturance)

Definisi operasional kesempatan untuk merasa dibutuhkan

(opportunity for nurturance) adalah suatu aspek dalam hubungan

interpersonal akan perasaan dibutuhkan oleh orang lain.

e. Ketergantungan untuk dapat diandalkan (Reliable alliance)

Definisi operasional ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable

alliance) adalah kesempatan seseorang mendapat dukungan sosial

berupa bahwa nanti akan ada yang bisa diandalkan baik itu diri sendiri

maupun guru atau teman sebaya yang akan menolong ketika ada

kesulitan.

f. Bimbingan (Guidance)

Definisi operasional bimbingan (guidance) adalah hubungan kerja

ataupun hubungan sosial yang memungkinkan orang mendapatkan

informasi, saran, atau nasihat yang diperlukan dalam memenuhi

kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Jenis

dukungan sosial ini bersumber dari guru, tokoh dalam masyarakat,

figur yang dituakan dan juga orang tua.

g. Keberadaan makna

Definisi operasional keberadaan makna adalah seberapa banyak

responden merasa hidup mereka memiliki makna.

Page 55: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

41

h. Mencari makna

Definisi operasional mencari makna adalah seberapa banyak

responden berusaha untuk menemukan makna dan pemahaman hidup

mereka.

i. Jenis kelamin

Terdiri dari pilihan laki-laki atau perempuan dan diukur dari data

identitas sampel yang diperoleh.

j. Usia

Diukur dari data identitas sampel pada usia 17 tahun ke atas.

k. Tingkat pendidikan

Terbagi atas pilihan pendidikan, Tidak sekolah, SD, SMP, SMA, D3,

atau S1 dan diukur dari data identitas sampel yang diperoleh.

l. Penyebab tuna daksa

Terbagi atas pilihan kecelakaan, dari lahir, atau sakit dan diukur dari

data identitas sampel yang diperoleh.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yatu dengan menggunakan skala

sebagai alat ukur pengumpulan data. Skala yang digunakan adalah model skala

Likert yaitu pernyataan berupa pendapat yang disajikan kepada responden dengan

memberikan indikasi pernyataan dari penyataan setuju hingga pernyataan tidak

setuju. Adapun subyek memberikan jawaban terhadap model Likert dengan

memberikan tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban. Setiap item

diukur melalui empat kategori alternatif jawaban, yaitu “Sangat Setruju (SS)”,

Page 56: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

42

“Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, dan “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Peneliti

hanya menggunakan empat kategori agar menghindarkan respon yang bersifat

netral (central tendency).

Adapun perolehan skor dari item-item dalam alat ukur ini sesuai dengan

jenis pernyataan yakni dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable). Dalam pernyataan favorable, skor tertingi diberikan pada jawaban

sangat setuju dan skor jawaban terendah pada pilihan jawaban sangat tidak setuju.

Sedangkan untuk pernyataan unfavorable, skor tertinggi diberikan pada

jawaban sangat tidak setuju dan skor jawaban terendah diberikan pada pilihan

jawaban sangat setuju.

Tabel 3.1

Skor Skala Likert

Skala Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3.4.1 Instrumen penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan tiga skala, yaitu :

1. Skala Orientasi Masa Depan

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur orientasi masa depan berdasarkan teori

orientasi masa depan yang dikemukakan oleh Nurmi (1989).

Page 57: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

43

Tabel 3.2

Blue Print Skala Orientasi Masa Depan

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Motivasi Tujuan yang ingin dicapai

Waktu Pencapaian

Dorongan/motif

1, 2, 3, 9

4, 5

6, 7

8

9

2 Perencanaan Pengetahuan terkait tujuan

masa depan

Perencanaan yang dibuat

Tingkat realisasi

10, 12

13

14, 15

16

17

18, 11

9

3 Evaluasi Keyakinan diri untuk dapat

mengontrol realisasi dari

harapan dan tujuan

Kemungkinan pencapaian

tujuan

kondisi emosi individu saat

mengevaluasi apa yang

dilakukannya untuk masa

depan.

19

20, 21

22, 23

24

25

26

8

Skala orientasi yang akan diuji terdiri dari 26 item, dimana 16 item

termasuk dalam favorable dan 10 item termasuk dalam item unfavorable.

Selanjutnya, peneliti menentukan empat ketegori alternatif jawaban, yaitu : Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Skala dukungan sosial

Dalam penelitian ini peneliti mengukur dukungan sosial dengan menggunakan

alat ukur yang dimodifikasi dari Weiss (dalam Cutrona, 1987). Alat ukur ini

mengemukakan komponen dukungan sosial yang disebut sebagai “The Social

Provision Scale”. Adapun komponen-komponen tersebut adalah: adanya

pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment), integrasi sosial (social

Page 58: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

44

integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance),

ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance), dan bimbingan

(guidance).

Tabel 3.3

Blue Print Skala Dukungan Sosial

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Adanya

pengakuan

(reassurance of

worth)

Pengakuan atas kemampuan

yang dimiliki

Penghargaan atas

kemampuan yang dimiliki

13, 20

27

6, 9

5

2 Kelekatan

(attachment) Memiliki hubugan yang

dekat dengan orang lain.

Ikatan emosional yang kuat

11

17, 25

2, 21 5

3 Integrasi sosial

(social

integration)

Peran dalam lingkungan

sosial

Memiliki kelompok dengan

kesamaan minat dan

keyakinan.

5

8

22

14, 26

5

4 Kesempatan

untuk merasa

dibutuhkan

(opportunity

for nurturance)

Merasa dibutuhkan oleh

orang lain.

Bertanggung jawab bagi

orang lain.

4

7, 30

24, 15 5

5 Ketergantungan

untuk dapat

diandalkan

(reliable

alliance)

Memiliki seseorang yang

dapat diandalkan

Menjadi seseorang yang

dapat diandalkan

1, 23

28

18

10

5

6 Bimbingan

(guidance) Memiliki orang lain yang

dapat dipercaya

Adanya pembimbing

12, 16

29

19

3

5

Setelah dimodifikasi maka alat ukur ini berjumlah 30 item dimana masing-

masing aspek dari dukungan sosial diukur oleh enam item, peneliti menambahkan

dua item di masing-masing aspek. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor

Page 59: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

45

responden, peneliti menentukan empat ketegori alternatif jawaban, yaitu : Sangat

Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

3. Skala makna hidup

Alat ukur yang dugunakan untuk mengukur makna hidup adalah

modifikasi dari Meaning In Life Questionner (MLQ) yang dikembangkan oleh

Steger, M. F., Frazier, P., Oishi, S., & Kaler, M. (2006). Alat ukur ini merupakan

kuesioner yang dirancang untuk mengukur dua dimensi makna hidup: (1)

keberadaan makna (presence of meaning) meliputi berapa banyak responden

merasa hidup mereka memiliki makna, dan (2) mencari makna (search of

meaning) meliputi berapa banyak responden berusaha untuk menemukan makna

dan pemahaman hidup mereka.

Tabel 3.4

Blue Print Skala Makna Hidup

No Dimensi Indikator Fav Unfav Total

1 Keberadaan

makna (presence

of meaning)

Seberapa besar merasa

hidup mereka memiliki

arti

1, 4, 5

,6, 14

9,11 7

2 Mencari makna

(search of

meaning)

Seberapa besar usaha

untuk menemukan makna

dan pemahaman dalam

kehidupan mereka

2, 3, 7,

8, 10,

13

12 7

Setelah dimodifikasi skala dukungan sosial ini terdiri dari 14 item, dimana

11 item termasuk dalam favorable dan 3 item termasuk dalam unfavorable.

Page 60: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

46

Selanjutnya untuk menginterpretasi skor responden, peneliti menentukan empat

ketegori alternatif jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju

(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

3.5 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

Peneliti melakukan uji instrumen dengan sejumlah item dari tiga skala, yaitu skala

orientasi masa depan, skala dukungan sosial dan skala makna hidup. Uji

instrumen ini diberikan kepada seluruh sampel. Untuk menguji validitas alat ukur

yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor

Analysis (CFA). Adapun prosedur uji validitas konstruk dengan CFA adalah

sebagai berikut :

1. Dibuat atau disusun suatu definisi operasional tentang konsep atau trait

yang hendak diukur. Untuk mengukur trait atau faktor tersebut

diperlukan item sebagai indikatornya.

2. Disusun hipotesis/teori bahwa seluruh item yang disusun (dibuat)

adalah valid mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain

diteorikan (hipotesis) bahwa hanya ada 1 faktor yang diukur yaitu

konstruk yang didefinisikan (model unidimensional).

3. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi

antar item, yang disebut matriks S.

4. Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi yang seharusnya terjadi menurut teori/model yang ditetapkan.

Page 61: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

47

Jika teori/hipotesis pada butir 2 adalah benar, maka semestinya semua

item hanya mengukur satu faktor saja (unidimensional).

5. Adapun langkah-langkahnya adalah :

a. Dihitung (diestimasi) parameter dari model/teori yang diuji yang

dalam hal ini terdiri dari dari koefisien muatan faktor dan varian

kesalahan pengukuran (residual)

b. Setelah nilai parameter diperoleh kemudian di estimasi (dihitung)

korelasi antar setiap item sehingga diperoleh matriks korelasi antar

item berdasarkan hipotesis/teori yang diuji (matriks korelasi ini

disebut sigma).

6. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S=Σ

atau dapat dituliskan Ho : S - Σ = 0. Uji hipotesis ini misalnya

dilakukan menggunakan uji chi square, dimana jika chi square tidak

signifikan (p>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho)

tidak ditolak. Artinya, teori yang mengatakan bahwa semua item hanya

mengukur satu konstruk saja terbukti sesuai (fit) dengan data.

7. Jika telah terbukti model unidimensional (satu faktor) fit dengan data

maka dapat dilakukan seleksi terhadap item dengan menggunakan 3

kriteria, yaitu :

a. Item yang koefisien muatan faktornya tidak signifikan di drop

karena tidak memberikan informasi yang secara statistik bermakna.

Page 62: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

48

b. Item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif juga didrop

karena mengukur hal yang berlawanan dengan konsep yang

didefinisikan. Namun demikian, harus diperiksa dahulu apakah item

yang pernyataannya unfavorable atau negatif sudah disesuaikan (di

reverse) skornya sehingga menjadi positif. Hal ini berlaku khusus

untuk item dimana tidak ada jawaban yang benar ataupun salah

(misalnya, alat ukur personality atau motivasi).

c. Item dapat juga di drop jika residualnya (kesalahan pengukuran)

berkorelasi dengan banyak residual item yang lainnya, karena ini

berarti bahwa item tersebut mengukur juga hal lain selain konstruk

yang hendak diukur.

Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item

yang valid untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, peneliti

tidak menggunakan raw score/skor mentah (hasil menjumlahkan skor item). Item-

item inilah yang diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan

demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam mengukur apa yang

hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (True score). True

score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.

Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka peneliti

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak

ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus T score adalah :

Page 63: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

49

Rumus 3.1

T score = (10 x skor faktor) + 50

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software LISREL

8.70.

3.5.1 Uji validitas item orientasi masa depan

Peneliti menguji apakah 26 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur Orientasi Masa Depan. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 11192.38, df =

299, Pvalue = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.139, oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chisquare = 231.10, df = 200, P-value = 0.06503, RMSEA = 0.032.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu Orientasi Masa Depan. Kemudian peneliti melihat apakah item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.5

dibawah ini.

Page 64: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

50

Tabel 3.5

Muatan Faktor Orientasi Masa Depan

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.48 0.82 5.87 V

2 0.49 0.85 5.89 V

3 0.60 0.75 7.70 V

4 0.49 0.91 5.83 V

5 0.76 0.50 10.37 V

6 0.44 0.90 5.24 V

7 0.43 0.91 5.12 V

8 0.49 0.88 6.09 V

9 0.41 0.93 4.85 V

10 0.57 0.75 7.04 V

11 0.73 0.56 9.80 V

12 0.46 0.86 5.73 V

13 0.49 0.89 5.85 V

14 0.60 0.82 7.13 V

15 0.49 0.87 5.88 V

16 0.54 0.85 6.47 V

17 0.70 0.61 9.06 V

18 0.37 0.95 4.42 V

19 0.53 0.83 6.40 V

20 0.37 0.99 4.34 V

21 0.62 0.74 7.59 V

22 0.55 0.88 6.41 V

23 0.61 0.70 7.95 V

24 0.27 1.04 3.09 V

25 0.32 0.96 3.71 V

26 0.56 0.79 6.95 V

Berdasarkan tabel 3.5, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Page 65: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

51

3.5.2 Uji validitas item adanya pengakuan (reassurance of worth)

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur adanya pengakuan. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 28.64,

df = 5, Pvalue = 0.00003, dan nilai RMSEA = 0.175, oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan

Chisquare = 6.33, df = 3, P-value = 0.09681, RMSEA = 0.085.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu adanya pengakuan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.6 dibawah ini.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Adanya Pengakuan

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

Item 6 0.32 0.08 3.72 V

Item 9 0.22 0.09 2.58 V

Item 13 0.65 0.08 7.83 V

Item 20 0.93 0.08 11.49 V

Item 27 0.60 0.08 7.39 V

Berdasarkan tabel 3.6, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

Page 66: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

52

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.3 Uji validitas item kelekatan (attachment)

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur kelekatan (attachment). Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 44.70,

df = 5, Pvalue = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.227, oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chisquare = 6.49, df = 4, P-value = 0.16569, RMSEA = 0.064

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu Kelekatan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.7 dibawah ini.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Kelekatan

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

Item2 0.93 0.10 9.36 V

Item11 0.58 0.08 7.18 V

Item17 0.30 0.07 4.18 V

Item21 0.51 0.08 6.33 V

Item25 0.93 0.10 9.46 V

Page 67: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

53

Berdasarkan tabel 3.7, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.4 Uji validitas item integrasi sosial (social integration)

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur integrasi sosial (social integration). Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

square = 19.28, df = 5, Pvalue = 0.00171, dan nilai RMSEA = 0.136, oleh sebab

itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chisquare = 6.95, df = 4, P-value =0.13870, RMSEA = 0.069.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu integrasi sosial. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.8 dibawah ini.

Page 68: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

54

Tabel 3.8

Muatan Faktor Integrasi Sosial

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.5 Uji validitas item kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity

for nurturance)

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur kesempatan untuk merasa dibutuhkan. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor didapat hasil Chi-square = 32.51,

df = 5, Pvalue = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.189, oleh sebab itu, Peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chisquare = 1.18, df = 3, P-value =0.75709, RMSEA = 0.000.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

ITEM5 0.75 0.09 8.14 V

ITEM8 0.62 0.09 6.92 V

ITEM14 0.47 0.09 5.15 V

ITEM22 0.35 0.09 3.73 V

ITEM26 0.52 0.09 5.83 V

Page 69: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

55

faktor yaitu kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance).

Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.9 dibawah ini.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Kesempatan untuk merasa dibutuhkan

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

Item 4 0.42 0.10 4.28 V

Item 7 0.78 0.12 6.41 V

Item 15 0.47 0.09 5.18 V

Item 24 0.78 0.16 4.80 V

Item 30 0.38 0.09 4.42 V

Berdasarkan tabel 3.9, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.6 Uji validitas item ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable

alliance)

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance).

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit, dengan Chi-square = 46.87, df = 5, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA =

0.233, oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka

Page 70: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

56

diperoleh model fit dengan Chisquare = 5.61, df = 3, P-value = 0.13234, RMSEA

= 0.075.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu Ketergantungan untuk dapat diandalkan (Reliable Alliance).

Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang hendak

diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.10 dibawah ini.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Ketergantungan untuk dapat diandalkan

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

ITEM1 0.40 0.08 4.77 V

ITEM10 0.06 0.07 0.78 X

ITEM18 0.43 0.08 5.07 V

ITEM23 1.09 0.11 9.57 V

ITEM28 0.44 0.09 5.14 V

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor item 10 tidak

memenuhi signifikansi sehingga harus di drop. Dan ke empat item lainnya

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, keempat item lainnya

item valid untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Page 71: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

57

3.5.7 Uji validitas item bimbingan (guidance)

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur bimbingan (guidance). Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

72.11, df = 5, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.295, oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 6.04, df = 3, P-value = 0.10961, RMSEA = 0.081.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu bimbingan (guidance). Kemudian peneliti melihat apakah item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.11

dibawah ini.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Bimbingan

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

Item 3 0.97 0.16 6.06 V

Item 12 0.45 0.09 4.83 V

Item 16 0.44 0.09 4.81 V

Item 19 0.43 0.09 4.54 V

Item 29 0.96 0.16 6.04 V

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

Page 72: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

58

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.8 Uji validitas item keberadaan makna

Peneliti menguji apakah ketujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur keberadaan makna. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square =

185.66, df = 14, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.282, oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square = 9.07, df = 6, P-value = 0.16983, RMSEA = 0.058.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor dan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.12 dibawah ini.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Keberadaan Makna

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

Item 1 0.30 0.08 3.51 V

Item 4 0.32 0.09 3.79 V

Item 5 0.97 0.10 9.96 V

Item 6 0.57 0.09 6.42 V

Item 9 0.52 0.08 6.17 V

Item 11 0.56 0.09 6.43 V

Item 14 1.14 0.14 8.27 V

Page 73: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

59

Berdasarkan tabel 3.12, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.9 Uji validitas item mencari makna

Peneliti menguji apakah ketujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur Mencari Makna. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 109.46, df = 14,

Pvalue = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.210, oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

Chisquare = 11.12, df = 9, P-value =0.26780, RMSEA = 0.039.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu mencari makna. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.13 dibawah ini.

Page 74: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

60

Tabel 3.13

Muatan Faktor Mencari Makna

Berdasarkan tabel 3.13, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.6 Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, digunakan Confirmatory Factor Analysis

(CFA) untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji struktur faktor

yang diturunkan secara teoritis. Analisis faktor adalah metode analisis statistik

yang digunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel

menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti.

Melalui analisis faktor akan didapatkan data variabel konstruk (skor faktor)

sebagai data input analisis lebih lanjut atau sebagai data penelitian.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis

statistik, maka hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis nihil.

NO ITEM LAMDA ERROR T-VALUE SIGNIFIKAN

Item 2 0.84 0.07 12.70 V

Item 3 0.90 0.06 14.02 V

Item 7 0.60 0.07 8.06 V

Item 8 0.79 0.07 11.39 V

Item 10 0.67 0.07 9.09 V

Item 12 0.30 0.08 3.78 V

Item 13 0.87 0.06 13.42 V

Page 75: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

61

Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada

penelitian ini digunakan multiple regression analysis di mana terdapat lebih dari

satu independent variable untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dependent

variable. Pada penelitian ini terdapat delapan independent variable dan satu

dependent variable. Dengan menggunakan rumus persamaan garis regresi, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + b11X11 + b12X12+ e

Keterangan:

Y = Orientasi masa depan

a = Konstan

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Adanya pengakuan (reassurance of worth)

X2 = Kelekatan (attachment)

X3 = Integrasi sosial (social integration)

X4 = Kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance)

X5 = Ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance)

X6 = Bimbingan (guidance)

X7 = Keberadaan makna

X8 = Mencari makna

X9 = Jenis kelamin

X10 = Usia

X11 = Tingkat pendidikan

Page 76: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

62

X12 = Penyebab tuna daksa

e = Residual

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara orientasi masa depan sebagai DV dengan adanya

pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment), integrasi sosial (social

integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for nurturance),

ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance), bimbingan (guidance),

keberadaan makna (presence of meaning), mencari makna (search for meaning),

jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan penyebab tuna daksa sebagai IV.

Besarnya orientasi masa depan yang disebabkan faktor-faktor yang telah

disebutkan ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2.

R2 menunjukkan variasi atau perubahan dependent variable (Y)

disebabkan independent variable (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) atau

merupakan perkiraan proporsi varians dari orientasi masa depan yang dijelaskan

oleh adanya pengakuan (reassurance of worth), kelekatan (attachment), integrasi

sosial (social integration), kesempatan untuk merasa dibutuhkan (opportunity for

nurturance), ketergantungan untuk dapat diandalkan (reliable alliance),

bimbingan (guidance), keberadaan makna (presence of meaning), mencari makna

(search for meaning), jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan penyebab tuna

daksa. Untuk mendapatkan nilai R2, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Page 77: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

63

Rumus 3.2

SSreg

R2 =

SSy

Keterangan :

R2 = Proporsi varians

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikansi pada

Ftest. Selain itu juga, uji signifikansi bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat

apakah pengaruh dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah

R2 itu sendiri dengan df-nya (dilambangkan „k‟), yaitu sejumlah IV yang

dianalisis sedangkan penyebutnya (1-R2) dibagi dengan df-nya (N-k-1) dimana N

adalah total sampel. Untuk df dari pembagi sebagai numerator sedangkan df

penyebut sebagai denumerator. Jika dirumuskan, maka:

Rumus 3.3

R2/k

F =

(1-R2)/(N-k-1)

Keterangan:

R2 = Proporsi varians

k = Banyaknya independent variable

N = Ukuran sampel

Page 78: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

64

Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap IV

yang di analisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang

diberikan IV signifikan terhadap DV secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini

digunakan untuk menguji apakah sebuah IV benar-benar memberikan kontribusi

terhadap DV. Sebelum di dapat nilai t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai

standart error estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar

MSres dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t,

yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Dapat

dirumuskan:

Rumus 3.4

bi

ti =

sbi

Keterangan:

bi = Koefisien regresi ke-i

Sbi = Standart Error Estimate dari bi

Page 79: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

65

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, dipaparkan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil pengujian hipotesis dan proporsi varians.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Berikut ini akan diuraikan gambaran umum responden pada penelitian ini

sebanyak 155 tuna daksa.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden

Demografis Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 105 68 %

Perempuan 50 32 %

Usia 17-21 tahun 24 15.4 %

22-35 tahun 131 84.6 %

Tingkat

Pendidikan

Tidak Sekolah 5 3 %

SD 23 15 %

SMP 45 29%

SMA 75 48%

D3 3 3%

S1 4 3%

Penyebab Tuna

Daksa

Kecelakaaan/Sakit 97 63%

Dari lahir 58 37%

Page 80: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

66

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden laki-laki berjumlah 105 orang (68%) dan responden perempuan

berjumlah 50 orang (32%). Dengan demikian, responden yang terdapat dalam

penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden yang berusia 17-21 tahun berjumlah 24 orang (15.4%) dan responden

yang berusia 22-35 tahun berjumlah 131 orang (84.6%). Responden yang berusia

17-21 tahun termasuk pada masa remaja akhir, dengan kriteria pencapaian masa

depan yang tertarik mencoba banyak peran yang berbeda, fokus terbagi antara dan

pendidikan dan mencari alternatif pekerjaan, berpikir tentang gaya hidup dan

mempertimbangkan berbagai hubungan yang ada. Sedangkan pada usia 22-35

tahun termasuk pada masa dewasa awal, dimana masa ini untuk mencapai puncak

prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mencari

pekerjaan tetap, bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok

yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja, serta membentuk sebuah

hubungan keluarga dengan lawan jenis (Santrock, 2002). Dengan demikian,

mayoritas responden dalam penelitian ini adalah responden yang usianya berkisar

antara 22-35 tahun yaitu termasuk dalam usia dewasa awal.

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden yang tidak sekolah berjumlah 5 orang (3%), lulusan SD berjumlah 23

orang (15%), SMP berjumlah 45 orang (29%), SMA berjumlah 75 orang (48%),

D3 berjumlah 3 orang (3%), dan S1 berjumlah 4 orang (3%). Dengan demikian,

mayoritas responden adalah responden yang lulusan SMA/sederajat.

Page 81: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

67

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden yang mengalami tuna daksa sejak lahir berjumlah 58 (37%) dan tuna

daksa yang mengalami kecelakaan/sakit berjumlah 97 (63%) . Dengan demikian,

mayoritas responden dalam penelitian ini adalah tuna daksa dengan penyebab

akibat kecelakaan/sakit.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, maksimum,

mean dan standar deviasi variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor

variabel penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.2

Skor Minimum, Maksimum, Mean, dan Standar Deviasi Variabel

N Min Max Mean Std. Deviation

Orientasi masa depan 155 19.96 80.65 50.00 15.00018

Adanya pengakuan 155 13.82 86.60 50.00 14.99916

Kelekatan 155 19.46 88.42 50.00 15.00070

Integrasi sosial 155 25.16 93.86 50.00 14.99795

Kesempatan merasa

dibutuhkan

155 11.24 87.66 50.00 15.00032

Ketergantungan untuk

Diandalkan

155 12.27 89.87 50.00 14.99983

Bimbingan 155 16.82 86.28 50.00 14.99881

Keberadaan makna 155 24.80 76.38 50.00 15.00021

Mencari makna 155 17.14 77.59 50.00 14.99980

Jenis kelamin 155 0 1 .32 .469

Usia 155 17 36 28.32 6.996

Pendidikan 155 1 6 3.39 .963

Penyebab Tuna daksa 155 1 3 1.61 .707

Valid N (listwise) 155

Page 82: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

68

Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa nilai

minimum dari variabel Orientasi masa depan adalah 19.96 dengan nilai

maksimum = 80.65, mean = 50.00 dan SD = 15.00018. Adanya pengakuan

memiliki nilai minimum = 13.82 dan nilai maksimum = 86.60, mean = 50.00, dan

SD = 14.99916. Kelekatan memiliki nilai minimum = 19.46 dan nilai maksimum

= 88.42, mean = 50.00, SD = 15.00070. Integrasi sosial memiliki nilai minimum =

25.16 dan nilai maksimum = 93.86, mean = 50.00, SD = 14.99795. Kesempatan

untuk Merasa Dibutuhkan memiliki nilai minimum = 11.24 dan nilai maksimum =

87.66, mean = 50.00, SD = 15.00032. Ketergantungan untuk Dapat Diandalkan

memiliki nilai minimum = 12.27 dan nilai maksimum = 89.87, mean = 50.00, SD

= 14.99983. Bimbingan memiliki nilai minimum = 16.82 dan nilai maksimum =

86.28, mean = 50.00, SD = 14.99881. Keberadaan makna memiliki nilai minimum

= 24.80 dan nilai maksimum = 76.38, mean = 50.00, SD = 15.00021. Mencari

Makna memiliki nilai minimum = 17.14 dan nilai maksimum = 77.59, mean =

50.00, SD = 14.99980. Jenis kelamin memiliki nilai minimum = 0 dan nilai

maksimum = 1, mean = 0.32, SD = 0.469. Usia memiliki nilai minimum = 17 dan

nilai maksimum = 36, mean = 28.32, SD = 6.996. Tingkat pendidikan memiliki

nilai minimum = 1 dan nilai maksimum = 6, mean = 3.39, SD = 0.963. Penyebab

tuna daksa memiliki nilai minimum = 1 dan nilai maksimum = 3, mean = 1.61,

SD = 0.707.

4.2.1 Kategorisasi variabel

Peneliti menggunakan informasi tersebut sebagai acuan untuk membuat norma

kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan raw score

Page 83: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

69

tetapi merupakan true score yang skalanya telah dipindah menggunakan rumus T

score yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nilai tersebut menjadi batas

peneliti untuk menentukan kategorisasi rendah dan tinggi dari masing-masing

variabel penelitian. Pedoman interpretasi skor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi %

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Orientasi masa depan 76 79 49.03 50.96

Adanya pengakuan 90 65 58.06 41.93

Kelekatan 94 61 60.64 39.35

Integrasi sosial 97 58 62.58 37.41

Kesempatan merasa dibutuhkan 78 77 50.32 49.67

Ketergantungan dapat diandalkan 77 78 49.67 50.32

Bimbingan 93 62 60.00 40.00

Keberadaan makna 78 77 50.32 49.67

Mencari makna 86 69 55.48 44.51

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 155 jumlah subjek

penelitian, terlihat pada variabel orientasi masa depan skor rendah sebanyak

49.03% dan skor tinggi sebanyak 50.96%. Pada variabel adanya pengakuan skor

rendah sebanyak 58.06% dan skor tinggi sebanyak 41.93%. Pada variabel

Kategori Rumus

Tinggi X ≥ Mean

Rendah X ≤ Mean

Page 84: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

70

kelekatan skor rendah sebanyak 60.64% dan skor tinggi sebanyak 39.35%. Pada

variabel integrasi sosial skor rendah sebanyak 62.58% dan skor tinggi sebanyak

37.41%. Pada variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan skor rendah

sebanyak 50.32% dan skor tinggi sebanyak 49.67%. Pada variabel ketergantungan

untuk dapat diandalkan skor rendah sebanyak 49.67% dan skor tinggi sebanyak

50.32%. Pada variabel bimbingan skor rendah sebanyak 60.00% dan skor tinggi

sebanyak 40.00%. Pada variabel keberadaan makna skor rendah sebanyak 50.32%

dan skor tinggi sebanyak 49.67%. Pada variabel mencari makna skor rendah

sebanyak 55.48% dan skor tinggi sebanyak 44.51 %.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap

DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan Multiple Regression

Analysis. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari

hasil analisis faktor. Lalu peneliti memindahkan skala faktor skor tersebut

menjadi T score. Dalam melakukan analisis regresi, ada 3 hal yang dilihat, yaitu

melihat besaran R square, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh

secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing IV.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, peneliti

melihat besaran R2

untuk mengetahui berapa persen varians DV yang dijelaskan

oleh IV. Selanjutnya untuk tabel yang berisi R2, dapat dilihat pada tabel 4.5

berikut ini :

Page 85: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

71

Tabel 4.5

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Standars Error of the

Estimate

1 .755a .570 .533 10.24701

a. Predictors: (Constant), Penyebab Tuna Daksa, Kelekatan, Jenis Kelamin, Tingkat

Pendidikan, Usia, Kesempatan untuk Merasa Dibutuhkan, Keberadaan makna, Adanya

Pengakuan, Ketergantungan untuk Dapat Diandalkan, Integrasi Sosial, Bimbingan,

Mencari Makna

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diketahui bahwa perolehan R2 sebesar

0.570 atau 57.0%. Artinya proporsi varians dari Orientasi masa depan yang

dijelaskan oleh adanya pengakuan, kelekatan, integrasi sosial, kesempatan untuk

merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk dapat diandalkan, bimbingan,

keberadaan makna, mencari makna, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

penyebab tuna daksa dalam penelitian ini adalah sebesar 57.0 %, sedangkan 43.0

% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Langkah kedua

peneliti menganalisis dampak dari seluruh Independent Variable terhadap

orientasi masa depan. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 19740.663 12 1645.055 15.667 .000a

Residual 14910.170 142 105.001

Total 34650.833 154

a. Predictors: (Constant), penyebab tuna daksa, kelekatan, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

usia, kesempatan untuk merasa dibutuhkan, keberadaan makna, adanya pengakuan,

ketergantungan untuk dapat diandalkan, integrasi sosial, bimbingan, mencari makna

b. Dependent Variable : Orientasi masa depan

Page 86: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

72

Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. pada kolom

paling kanan adalah sebesar 0.000. Dengan demikian diketahui bahwa nilai Sig. <

0.05, maka hipotesis nihil mayor yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan dari dimensi dukungan sosial (adanya pengakuan, kelekatan, integrasi

sosial, kesempatan untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk dapat

diandalkan, bimbingan), dimensi makna hidup (keberadaan makna dan mencari

makna), demografis (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan penyebab tuna

daksa) terhadap orientasi masa depan ditolak.

Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari adanya pengakuan, kelekatan,

integrasi sosial, kesempatan untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk

dapat diandalkan, bimbingan, keberadaan makna, mencari makna, jenis kelamin,

usia, tingkat pendidikan dan penyebab tuna daksa terhadap orientasi masa depan

pada penyandang tuna daksa.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing IV.

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan,

dapat dilihat melalui kolom Sig. (Sig < 0.05). Adapun besarnya koefisien regresi

dari masing-masing IV terhadap orientasi masa depan dapat dilihat pada tabel 4.7

berikut ini.

Page 87: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

73

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.726 6.930 1.548 .124

Adanya pengakuan .133 .074 .133 1.807 .073

Kelekatan .084 .081 .084 1.032 .304

Integrasi sosial .161 .078 .161 2.061 .041

Kesempatan merasa

dibutuhkan -.062 .065 -.062 -.945 .346

Ketergantungan dapat

diandalkan .027 .078 .027 .340 .735

Bimbingan .225 .086 .225 2.617 .010

Keberadaan makna .081 .084 .081 .962 .338

Mencari makna .288 .089 .288 3.256 .001

Jenis kelamin -2.643 1.874 -.083 -1.411 .160

Usia -.306 .127 -.143 -2.409 .017

Pendidikan 1.354 .962 .087 1.408 .161

Penyebab tuna daksa -1.629 1.290 -.077 -1.263 .209

a. Dependent Variable: Orientasi masa depan

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut :

orientasi masa depan = 10.726 + 0.133 (adanya pengakuan) + 0.084 (kelekatan) +

0.161 (integrasi sosial) – 0.062 (kesempatan untuk merasa dibutuhkan) + 0.027

(ketergantungan untuk dapat diandalkan) + 0.225 (bimbingan) + 0.081

(keberadaan makna) + 0.288 (mencari makna) – 2.643 (jenis kelamin) – 0.306

(usia) + 1.354 (tingkat pendidikan) – 1.629 (penyebab tuna daksa).

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan bahwa dari tiga belas

independent variable hanya integrasi sosial, bimbingan, mencari makna, dan usia

yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada

masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel adanya pengakuan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.133

dengan Sig. sebesar 0.073 (Sig. > 0.05), dengan demikian adanya

Page 88: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

74

pengakuan secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan.

2. Variabel kelekatan : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.084 dengan

Sig. sebesar 0.304 (Sig. > 0.05), dengan demikian kelekatan secara positif

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan.

3. Variabel integrasi sosial: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.161

dengan Sig. sebesar 0.041 (Sig. < 0.05), dengan demikian integrasi sosial

secara positif memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap orientasi

masa depan. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan arah

hubungan yang positif antara integrasi sosial dan orientasi masa depan.

Dari arah hubungan tersebut diartikan jika skor integrasi sosial seseorang

itu tinggi maka skor orientasi masa depannya akan tinggi atau sebaliknya.

4. Variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan : diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar -0.062 dengan Sig. sebesar 0.346 (Sig. > 0.05), dengan

demikian kesempatan untuk merasa dibutuhkan secara negatif tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan.

5. Variabel ketergantungan untuk dapat diandalkan : diperoleh nilai koefisien

regresi sebesar 0.027 dengan Sig. sebesar 0.735 (Sig. > 0.05), dengan

demikian ketergantungan untuk dapat diandalkan secara positif tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan.

6. Variabel bimbingan : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.225

dengan Sig. sebesar 0.010 (Sig. < 0.05), dengan bimbingan secara positif

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap orientasi masa depan.

Page 89: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

75

Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan arah hubungan yang

positif antara Bimbingan dan orientasi masa depan. Dari arah hubungan

tersebut dapat diartikan jika skor bimbingan seseorang itu tinggi maka skor

orientasi masa depannya akan tinggi ataupun sebaliknya.

7. Variabel keberadaan makna : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.81

dengan Sig. sebesar 0.338 (Sig. > 0.05), dengan demikian keberadaan

makna secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

orientasi masa depan.

8. Variabel mencari makna: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.288

dengan Sig. sebesar 0.001 (Sig. < 0.05), dengan demikian mencari makna

secara positif ini memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

orientasi masa depan.

9. Variabel jenis kelamin : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.2643

dengan Sig. sebesar 0.160 (Sig. > 0.05), dengan demikian jenis kelamin

secara negatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap orientasi

masa depan.

10. Variabel usia : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.306 dengan Sig.

sebesar 0.017 (Sig. < 0.05), dengan demikian usia secara negatif memiliki

pengaruh signifikan dengan arah yang negatif terhadap orientasi masa

depan. Dari arah yang negatif tersebut diartikan jika skor usia seseorang

tinggi maka skor orientasi masa depannya akan rendah atau sebaliknya.

11. Variabel tingkat pendidikan : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

1.354 dengan Sig. sebesar 0.161 (Sig. > 0.05), dengan demikian tingkat

Page 90: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

76

pendidikan secara positif tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap orientasi masa depan.

12. Variabel penyebab tuna daksa : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

1.629 dengan Sig. sebesar 0.209 (Sig. > 0.05), dengan demikian penyebab

tuna daksa secara negatif tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap orientasi masa depan.

4.3.1 Pengujian proporsi varians independent variable

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-

masing independent variable terhadap orientasi masa depan. Maka dari itu,

peneliti melakukan analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu

independent variable setiap melakukan regresi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7

berikut :

Tabel 4.8

Model Summary Proporsi Varians Tiap IV Terhadap D

Model Summary

Model R R Square

R Square

Change F Change Sig. F Change

Adanya Pengakuan .445a .198 .198 37.832 .000

Kelekatan .599b .358 .160 37.931 .000

Integrasi Sosial .624c .389 .031 7.591 .007

Kesempatan Dibutuhkan .624d .390 .001 .132 .717

Ketergantungan Dapat

Diandalkan .634

e .402 .012 3.100 .080

Bimbingan .668f .446 .044 11.731 .001

Keberadaan makna .698g .487 .041 11.651 .001

Mencari Makna .730h .532 .046 14.254 .000

Jenis Kelamin 734i .538 .006 1.900 .170

Usia 747j .558 .020 6.516 .012

Pendidikan .752k .565 .007 2.144 .145

Penyebab Tuna Daksa .755l .570 .005 1.595 .209

Page 91: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

77

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat disampaikan informasi sebagai berikut :

1. Variabel adanya pengakuan memberikan sumbangan sebesar 19,8 %

terhadap varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F change = 37.832 dan df1 = 1 dan df2 = 153 dengan Sig. F

Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).

2. Variabel kelekatan memberikan sumbangan sebesar 16,0 % terhadap

varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

change = 37.931 dan df1 = 1 dan df2 = 152 dengan Sig. F Change = 0.000

(Sig. F Change < 0.05).

3. Variabel integrasi sosial memberikan sumbangan sebesar 3,1 % terhadap

varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

change = 7.591 dan df1 = 1 dan df2 = 151 dengan Sig. F Change = 0.007

(Sig. F Change < 0.05).

4. Variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan memberikan sumbangan

sebesar 0,1 % terhadap varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan F change = 0.132 dan df1 = 1 dan df2 = 150

dengan Sig. F Change = 0.717 (Sig. F Change > 0.05).

5. Variabel ketergantungan untuk dapat diandalkan memberikan sumbangan

sebesar 1,2 % terhadap varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut

tidak signifikan dengan F change = 3.100 dan df1 = 1 dan df2 = 149

dengan Sig. F Change = 0.080 (Sig. F Change > 0.05).

6. Variabel bimbingan memberikan sumbangan sebesar 4,4% terhadap

varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

Page 92: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

78

change = 11.731 dan df1 = 1 dan df2 = 148 dengan Sig. F Change = 0.001

(Sig. F Change < 0.05).

7. Variabel keberadaan makna memberikan sumbangan sebesar 4,1 %

terhadap varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F change = 11.651 dan df1 = 1 dan df2 = 147 dengan Sig. F

Change = 0.001 (Sig. F Change < 0.05).

8. Variabel mencari makna memberikan sumbangan sebesar 4,6 % terhadap

varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

change = 14.254 dan df1 = 1 dan df2 = 146 dengan Sig. F Change = 0.000

(Sig. F Change < 0.05).

9. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan sebesar 0,6 % terhadap

varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

F change = 1.900 dan df1 = 1 dan df2 = 145 dengan Sig. F Change = 0.170

(Sig. F Change > 0.05).

10. Variabel usia memberikan sumbangan sebesar 2,0 % terhadap varians

orientasi masa depan. Sumbangan tersebut signifikan dengan F change =

6.516 dan df1 = 1 dan df2 = 144 dengan Sig. F Change = 0.012 (Sig. F

Change < 0.05).

11. Variabel tingkat pendidikan memberikan sumbangan sebesar 0,7 %

terhadap varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F change = 2.144 dan df1 = 1 dan df2 = 143 dengan Sig.

F Change = 0.145 (Sig. F Change > 0.05).

Page 93: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

79

12. Variabel penyebab tuna daksa memberikan sumbangan sebesar 0,5 %

terhadap varians orientasi masa depan. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F change = 1.595 dan df1 = 1 dan df2 = 142 dengan Sig.

F Change = 0.209 (Sig. F Change > 0.05)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh

IV yaitu adanya pengakuan, kelekatan, integrasi sosial, bimbingan, keberadaan

makna, mencari makna, dan usia yang memberikan sumbangan terhadap varians

orientasi masa depan secara signifikan jika dilihat dari besarnya R2 yang

dihasilkan.

Page 94: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

80

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab lima peneliti akan memaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang

telah dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi, dan

saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka dapat disimpulkan ada pengaruh

yang signifikan dari adanya pengakuan, kelekatan, integrasi sosial, kesempatan

untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk dapat diandalkan, bimbingan,

keberadaan makna dan mencari makna, jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan,

dan penyebab kecacatan terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna

daksa. Dari hasil proporsi varians besar sumbangan keseluruhan yaitu 57%.

Berdasarkan hasil dari uji hipotesis yang telah dilakukan, terdapat empat

variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap orientasi masa depan yaitu hanya

integrasi sosial, bimbingan, mencari makna dan usia. Artinya keempat variabel

tersebut memberi pengaruh yang signifikan terhadap orientasi masa depan.

5.2 Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi sosial, bimbingan,

mencari makna, dan usia memberi pengaruh yang signifikan terhadap orientasi

masa depan yang memiliki nilai koefisien regresi dengan Sig. < 0.05, yang berarti

bahwa variabel-variabel tersebut mempengaruhi orientasi masa depan dan dalam

hal ini secara signifikan.

Page 95: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

81

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya, dukungan sosial berhubungan

positif atau mempengaruhi orientasi masa depan, tetapi dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dimensi dukungan sosial sebagai Independent Variable,

bukan dukungan sosial secara keseluruhan. Hal tersebut seperti yang telah peneliti

jelaskan sebelumnya pada bab teori dalam orientasi masa depan.

Variabel integrasi sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap orientasi

masa depan pada penyandang tuna daksa dengan arah hubungan yang positif

antara integrasi sosial dan orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Dari

arah hubungan tersebut dapat diartikan jika skor integrasi sosial seseorang itu

tinggi maka skor orientasi masa depannya akan tinggi ataupun sebaliknya.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mihai-

Bogdan Iovu (2013) yang menunjukkan bahwa dukungan sosial dari berbagai

sumber (keluarga atau lingkungan) dikaitkan dengan harapan positif di masa

depan dan kekhawatiran tentang masa depan.

Hal ini dapat terjadi karena integrasi sosial dalam konteks penyandang

tuna daksa lebih banyak terpengaruh oleh lingkungan. Para penyandang tuna

daksa lebih sering melakukan kegiatan secara bersama-sama, seperti dalam bentuk

komunitas atau kesamaan minat dalam kegiatan sehingga muncul dukungan dari

sesama anggota kelompoknya.

Dukungan sosial dalam bentuk integrasi sosial menjadi penting bagi para

penyandang tuna daksa yang tinggal di panti atau rehabilitasi khusus tuna daksa.

Bentuk integrasi sosial ini memberikan efek positif dimana para tuna daksa saling

bertukar informasi mengenai kesamaan minat atau pekerjaan yang mereka jalani.

Page 96: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

82

Dalam kesehariannya di panti rehabilitasi menjadi sangat penting untuk mereka

para penyandang tuna daksa membagi minat dan perhatian, serta melakukan

kegiatan yang sifatnya rekreatif secara bersama-sama dan bisa menghilangkan

perasaan kecemasan walaupun hanya sesaat.

Variabel bimbingan memiliki pengaruh signifikan terhadap orientasi masa

depan pada penyandang tuna daksa dengan arah hubungan yang positif antara

bimbingan dan orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Dari arah

hubungan tersebut dapat diartikan jika skor bimbingan seseorang itu tinggi maka

skor orientasi masa depannya akan tinggi ataupun sebaliknya. Temuan ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh McCabe dan Barnett (2000)

yang mengemukakan bahwa adanya dukungan dari orang tua mereka akan

memberikan efek pada orientasi masa depan, sehingga orientasi masa depan yang

tercipta menjadi lebih positif dari pada mereka yang kurang mendapatkan

dukungan dari orang tua.

Bimbingan pada para penyandang tuna daksa berupa adanya hubungan

kerja ataupun hubungan sosial yang memungkinkan mereka mendapatkan

informasi, saran, atau nasihat yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan

mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dalam subjek penelitian ini, para tuna

daksa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan dari pihak panti atau rehabilitasi

tempat mereka tinggal. Bagi mereka yang memiliki keterbatasan dalam fisiknya,

bimbingan akan sangat berguna untuk hidup mereka kedepannya.

Bimbingan yang mereka dapatkan ini bentuknya beragam. Di panti-panti

mereka mendapatkan bimbingan dalam pelatihan non akademis yang

Page 97: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

83

memungkinkan mereka untuk siap kembali ke masyarakat dengan keahlian baru

yang mereka telah pelajari. Selain itu, mereka juga mendapatkan berbagai

informasi dalam bidang perkejaan, dimana ada salah satu tempat yang bekerja

sama dengan balai rehabilitasi untuk memberikan kesempatan kepada mereka agar

dapat magang sebagai hasil dari proses pelatihan mereka di tempat tersebut.

Bimbingan ini dapat mengatasi permasalahan yang umumnya terjadi di

kalangan penyandang tuna daksa. Keterbatasan yang mereka miliki mungkin

menjadi hambatan untuk mereka bekerja atau bersosialisasi di masyarakat.

Namun, dengan bimbingan yang mereka dapatkan di panti atau rehabiliasi ini,

maka akan dapat mempersiapkan diri mereka lebih baik di masa depannya.

Variabel mencari makna memiliki pengaruh signifikan terhadap orientasi

masa depan pada penyandang tuna daksa dengan arah hubungan yang positif

antara mencari makna dan orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa.

Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan jika skor mencari makna seseorang

itu tinggi maka skor orientasi masa depannya akan tinggi ataupun sebaliknya.

Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mascaro

dan Rosen (2005) dengan hasil yang menunjukkan adanya hubungan antara

kebermaknaan hidup yang tinggi dengan harapan masa depan pada hidup.

Variabel mencari makna menunjukkan berapa besar penyandang tuna

daksa berusaha untuk menemukan makna dan pemahaman hidup mereka. Seperti

keadaan yang peneliti temukan, menerima keterbatasan dalam hidup memang

bukan hal mudah bagi mereka. Banyak dari penyandang tuna daksa yang terus

Page 98: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

84

mencari apa makna dari kehidupan mereka, atau berusaha memahami apa tujuan

dari hidup mereka. Tidak hanya memahami tujuan dari hidup tetapi juga mencari

cara agar meraih apa yang mereka inginkan di masa depan.

Mencari makna akan membantu mereka dalam memahami pengalaman

dan merumuskan rencana hidup dengan mengarahkan diri mereka untuk mencapai

masa depan yang diinginkan. Peneliti menemukan bahwa para penyandang tuna

daksa dalam penelitian ini paham bahwa hidup ini harus diperjuangkan, dan

namun memang sebagian dari mereka mungkin belum mencapai tujuan yang

mereka inginkan. Tetapi telah terlihat adanya usaha mereka untuk mencapai

tujuan dalam hidup yang diinginkan. Dan hal ini menggambarkan adanya makna

dari hidup yang mereka cari dan berusaha untuk dicapai.

Variabel usia memiliki pengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap

orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Dari arah hubungan tersebut

dapat diartikan jika skor usia seseorang itu tinggi maka skor orientasi masa

depannya akan tinggi ataupun sebaliknya. Temuan ini tidak sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurmi (1989) yang menyatakan

bahwa usia mempengaruhi orientasi masa depan. Dimana ketertarikan mengenai

pekerjaan di masa depan yang lebih mendominasi muncul pada usia 15 tahun ke

atas.

Semakin tinggi usia maka semakin kecil pula orientasi masa depan yang

dimilikinya, karena pada penelitian ini tingginya usia membuat mereka cenderung

Page 99: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

85

lebih menerima apa yang telah ada dibanding tertarik mencoba banyak hal seperti

pada masa remaja.

Sedangkan, variabel lain yang tidak signifikan adalah adanya pengakuan,

kelekatan, kesempatan untuk merasa dibutuhkan, ketergantungan untuk dapat

diandalkan, keberadaaan makna, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan penyebab

kecacatan.

Variabel adanya pengakuan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Temuan ini tidak sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Trommsdorff (1983) bahwa

ekspektasi diri sendiri yang didapat dari lingkungan sosialnya akan

mempengaruhi orientasi masa depan yang dibentuk oleh individu.

Variabel adanya pengakuan menunjukkan adanya penghargaan atau

pengakuan dari orang lain. Namun, berdasarkan apa yang peneliti temukan bahwa

sebagian besar subjek dalam penelitian ini merasa bahwa kurangnya mendapat

penghargaan dari orang-orang disekitarnya. Secara umum, mereka memiliki

kemampuan yang setara antara satu dengan yang lainnya, karena itu mereka tidak

merasa adanya pengakuan yang lebih dari sesama mengenai kemampuan yang

dimiliki. Orang yang diakui akan berhasil di masa depan oleh lingkungan maka

akan membentuk optimisme dalam orientasi masa depan mereka serta memiliki

keyakinan untuk mengontrol dan membantu dirinya menghadapai masa depan,

namun pada penelitian ini berbanding terbalik.

Page 100: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

86

Variabel kelekatan tidak memiliki pengaruh signifikan dengan arah positif

terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Temuan ini tidak

sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iovu (2014) yang

menjelaskan bahwa dukungan sosial yang lebih tinggi berkorelasi dengan

pemikiran yang positif tentang masa depan. Temuan yang menarik adalah bahwa

variabel keluarga dan rekan sebaya memiliki kontribusi dalam membentuk

harapan positif mengenai masa depan pada penelitian ini.

Variabel kelekatan menunjukkan seseorang memiliki emosional yang kuat

dengan orang-orang di sekitarnya. Namun, berdasarkan observasi peneliti bahwa

para tuna daksa ini merasa belum memiliki kedekatan dengan teman-teman di

sekitarnya. Banyak dari mereka yang kurang percaya antara satu dengan yang

lain. Para tuna daksa ini berasal dari tempat yang berbeda dan disatukan pada satu

tempat secara bersama-sama. Waktu yang mereka miliki belum cukup untuk

membuat kelekatan antara satu dengan yang lain. Sedangkan para daksa yang

seharusnya dekat dengan para keluarga tersebut menjadi jauh selama proses

rehabilitasi atau tinggal di panti. Sehingga kelekatan mereka dengan orang-orang

terdekat di keluarga pun menjadi renggang.

Variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan tidak memiliki pengaruh

signifikan dengan arah positif terhadap orientasi masa depan pada penyandang

tuna daksa. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Daviss dan Diler (2012) menunjukkan bahwa rekan-rekan

mungkin juga agen sosialisasi penting untuk orientasi masa depan. Mereka bisa

Page 101: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

87

berpengaruh dalam menentukan tujuan dengan saling berkompetisi secara

normatif dan inspiratif sehingga mampu menentukan tujuan dengan lebih baik.

Variabel kesempatan untuk merasa dibutuhkan tidak signifikan pada

subjek tuna daksa karena mereka merasa dengan keadaan yang dimiliki maka

tidak ada orang yang membutuhkan bantuan mereka. Meskipun, dalam kehidupan

di panti atau rehabilitasi mereka sering membantu satu sama lain, namun mereka

merasa bahwa dalam hal yang besar mereka tidak mampu untuk membantu orang

lain. Karena itu, sedikit sekali kesempatan untuk merasa dibutuhkan yang

diberikan antar sesama di panti atau rehabilitasi tuna daksa.

Variabel ketergantungan untuk dapat diandalkan tidak memiliki pengaruh

signifikan dengan arah positif terhadap orientasi masa depan pada penyandang

tuna daksa. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh McCabe dan Barnett (2000) penelitian terdahulu yang

menunjukkan bahwa remaja memiliki pandangan lebih optimis tentang masa

depan mereka ketika mereka menerima dukungan lingkungan disekitarnya.

Para tuna daksa merasa tidak adanya ketergantungan untuk dapat

diandalkan. Ketergantungan ini bisa ditujukan pada dirinya sendiri atau orang

lain. Namun, sesuai dengan adanya kondisi keterbatasan dalam sesama di

lingkungan maka membuat mereka merasa tidak ada yang dapat diandalkan dan

bergantung dengan diri sendiri atau orang lain. Selain itu kodisi tuna daksa yang

tidak tinggal bersama dengan pihak keluarga yang seharusnya menjadi peran

Page 102: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

88

penting dalam hidup para tuna daksa, sehingga membuat mereka kehilangan

sosok yang dijadikan tempat bergantung pada sehari-hari.

Variabel Keberadaan Makna tidak memiliki pengaruh signifikan dengan

arah positif terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Temuan

ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mascaro dan

Rosen (2005) mengenai hubungan antara kebermaknaan hidup yang tinggi dengan

harapan positif masa depan pada hidup seseorang.

Keberadaan makna adalah keadaan dimana mereka memiliki makna yang

dapat diambil dari hidupnya. Ini membuat para tuna daksa menerima dan

mengetahui dengan jelas apa tujuan dalam hidup mereka. Namun, banyak dari

mereka belum menemukan dan masih mencari apa tujuan dalam hidup mereka

kedepannya. Banyak dari mereka yang menjadi tuna daksa akibat dari kecelakaan,

ini bisa juga membuat mereka yang awalnya telah siap dengan tujuan-tujuan

dalam hidupnya menjadi terputus dan mencari lagi arti dari hidup mereka sebagai

seorang tuna daksa. Karena itu, variabel ini tidak menjadi signifikan terhadap

orientasi masa depan.

Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak signifikannya jenis

kelamin dengan arah negatif terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna

daksa. Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh McLoyd, Kaplan dan Purtell (2008) bahwa orientasi masa depan anak laki-

laki tampaknya kurang stabil dibandingkan orientasi masa depan anak perempuan.

Hal ini terjadi karena kurang meratanya jumlah jenis kelamin pada sampel

Page 103: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

89

penelitian ini. Sehingga, perbedaan orientasi pada laki-laki dan perempuan pada

penelitian ini tidak signifikan.

Variabel tingkat pendidikan menunjukkan tidak signifikan dengan arah

positif terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Temuan ini

tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kerpelman dan

Mosher (2009) dengan hasil sampel yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih

tinggi pula orientasi masa depannya dibandingnya dengan sampel yang

berpendidikan lebih rendah. Pada penelitian ini, sampel didominasi oleh

pendidikan tingkat SMP/sederajat dan SMA/sederajat, sedangkan sampel dengan

pendidikan yang lebih tinggi jauh lebih sedikit jumlahnya. Sehingga

menyebabkan variabel tingkat pendidikan tidak singnifikan pada orientasi masa

depan.

Variabel penyebab tuna daksa menunjukkan tidak signifikan dengan arah

positif terhadap orientasi masa depan pada penyandang tuna daksa. Hal ini

memberikan informasi baru sebagai pertimbangan penelitian selanjutnya untuk

mengikutsertakan variabel tersebut dalam menguji pengaruhnya terhadap kinerja.

Pada penelitian ini, sampel di dominasi oleh tuna daksa dengan penyebab

kecelakaan/sakit yang memungkinkan bahwa mereka mengalami perubahan besar

pada hidupnya akibat peristiwa kecelakaan atau sakit tersebut, sehingga

menyebabkan sebagian besar tuna daksa mengalami kesulitan dalam membangun

orientasi masa depannya.

Page 104: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

90

5.3 Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan

pertimbangan untuk dapat melengkapi penelitian selanjutnya, baik berupa

saran teoritis maupun saran praktis.

5.2.1 Saran teoritis

1. Penelitian berikutnya diharapkan untuk dapat menyeimbangkan jumlah

antar gambaran sampel. Hal ini agar dapat melihat pengaruh dari

gambaran sampel terhadap orientasi masa depan.

2. Seperti diketahui dalam penelitian ini besar pengaruh IV terhadap DV

sebesar 57% sehingga masih banyak variabel terkait lainnya yang

mempengaruhi orientasi masa depan namun belum diteliti dalam

penelitian ini.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat diperkaya dengan membandingkan

antara orientasi masa depan pada kelompok tuna daksa dengan cacat fisik

dari lahir dan tuna daksa dengan cacat fisik akibat kecelakaan atau sakit.

5.2.2 Saran praktis

Peneliti sertakan saran praktis yang dapat diaplikasikan secara nyata oleh

pihak-pihak terkait.

Page 105: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

91

a. Panti sosial, yayasan dan rehabilitasi

a) Dalam meningkatkan dukungan sosial, diharapkan panti sosial,

yayasan dan rehabilitasi memberikan kesempatan yang lebih

banyak untuk bertatap muka dengan pihak keluarga. Karena,

keluarga merupakan salah satu peran penting dalam dukungan

sosial yang dibutuhkan oleh para tuna daksa.

b) Diharapkan panti sosial, yayasan dan rehabilitasi melakukan

penyediaan psikolog untuk melakukan kegiatan sesi konseling atau

tatap muka minimal 2 kali dalam sebulan, sebagai salah satu cara

untuk mengurangi keluh kesah dari para tuna daksa selama

melakukan kegiatan sehingga hambatan-hambatan yang masih

dialami penyandang tuna daksa dapat terselesaikan dengan lebih

mudah.

c) Diharapkan panti sosial, yayasan dan rehabilitasi bekerja sama

dengan masyarakat sekitar, untuk mengadakan kegiatan yang

sifatnya membuat para tuna daksa dapat bekerja dan bergabung

dengan para masyarakat. Langkah ini sebagai persiapan untuk

mereka kembali ke masyarakat, dan juga untuk menambahkan

percaya diri para tuna daksa.

d) Mengadakan kegiatan yang sifatnya keagamaan secara rutin. Hal

ini dimaksudkan untuk membantu tuna daksa dalam bersyukur dan

mengambil hikmah dari keadaan diri yang dialami. Hal ini juga

Page 106: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

92

membantu tuna daksa untuk menemukan makna hidupnya agar

lebih baik dalam menjalani hari-harinya.

b. Keluarga para penyandang tuna daksa

a) Kepada keluarga atau saudara dari tuna daksa di rehabilitasi, panti

sosial, dan wisma tuna daksa memberikan waktunya sekali dalam satu

minggu untuk menjenguk agar kelekatan dengan pihak keluarga tetap

terjaga dan memberikan rasa nyaman dengan kehadiran pihak

keluarga.

b) Memenuhi kebutuhan khusus yang diperlukan para penyandang tuna

daksa, seperti tongkat atau kursi roda yang dibutuhkan selama mereka

berada di luar panti, yayasan atau rehabilitasi.

c) Memberikan semangat dan selalu berkomunikasi dengan para tuna

daksa, baik melalui tatap langsung atau alat komunikasi agar mereka

mearasa lebih ringan dalam melalui masa sulitnya.

d) Ikut memberikan keterampilan atau pelajaran khusus yang diperlukan

agar mereka dapat memulai usaha/pekerjaan baru dan tidak perlu

banyak menggantungkan diri dengan orang lain.

c. Penyandang tuna daksa

a) Diharapkan para tuna daksa lebih meningkatkan hubungan komunikasi

antar sesama warga di panti sosial, yayasan dan rehabilitasi. Hal ini

dapat menumbuhkan rasa kepercayaan, kelekatan dan tanggung jawab

secara bersama-sama antara sesama tuna daksa.

Page 107: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

93

b) Diharapkan untuk dapat menggunakan keterampilan yang dimiliki atau

di pelajari secara maksimal, agar menjadi lahan pekerjaan yang baru

bagi para tuna daksa.

d. Pemerintah (Dinas Sosial atau Kementerian Sosial)

Diharapkan memberikan fasilitas yang jauh lebih mendukung para tuna

daksa untuk beraktivitas. Fasilitas ini tidak hanya berlaku untuk tuna daksa

di panti tetapi juga tuna daksa yang berada di luar panti. Banyaknya

hambatan yang dialami membuat para tuna daksa membutuhkan fasilitas

yang sesuai, seperti adanya transportasi umum bagi para penyandang

disabilitas atau fasilitas di dalam gedung yang pro-disabilitas.

Page 108: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

94

Daftar Pustaka

Bahri, S. Habibie, Penyandang difabel sukses bergaji dolar. Dipublikasi pada

Maret 2014 dari http://www.dakwatuna.com / 2014 / 03 / 11 / 47580 /

habibie-penyandang-difabel-sukses-bergaji-dolar/#axzz3jvMCeGB0

Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi psikologi untuk menemukan makna hidup dan

meraih hidup bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cohen, S. (1988). Psychosocial models of the role of social support in the etiology

of physical disease. Health Psychology. 7, 269-297.

Cohen, S., & Hoberman, H. (1983). Positive events and social supports as buffers

of life change stress. Journal of Applied Social Psychology. 13, 99-125.

Crumbaugh, J. C. & Maholick, L. T. (1964). An experimental study in

existentialism: The psychometric approach to Frankl’s concept of

noogenic neurosis. Journal of Clinical Psychology. 20, 200-207.

Cutrona, C. E. & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationships and

adaptation to stress. Advances in personal relationships. 1, 37-67.

Diono A., Mujaddid, Prasetyo F A., Budijanto D. (2014). Situasi penyandang

disbilitas. Buletin Kementerian Kesehatan RI. 1-56.

Dunkel, C. (2000). Possible selves as a mechanism for identity exploration.

Journal of Adolescence. 23, 519-529.

Efendi, M. (2008). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Frankl, Viktor E. (1988). Man’s search for meaning, revised and updated. New

York : Washington Square Press.

Gottlieb, B. H. (1983). Social support as a focus for integrative reasearch in

psychology. American Psychologist Association. 1, 278-287.

Page 109: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

95

Husman, J. & Duane F. (2008). Shell beliefs and perceptions about the future: A

measurement of future time perspective. Learning and Individual

Differences. 18, 166–175.

Iovu, Mihai-Bogdan. (2013). Future expectations of senior high schoolers in

Romania. International Journal of Adolescence and Youth. 1, 1-10.

Iovu, Mihai-Bogdan. (2014). Adolescents positive expectations and future worries

on their transition to adulthood. Social and Behavioral Sciences. 149, 433

– 437.

Kartika, D. Kementerian sosial dalam angka pembangunan kesejahteraan sosial.

Dipublikasi pada April 2013 dari http://www.slideshare.net/ Dewi Kartika

2 / data-kementerian-sosial-dalam-angka-13

Kerpelman, Jennifer L. & Lauren S. Mosher. (2009). Rural african american

adolescents future orientation: The importance of self-efficacy, control and

responsibility, and identity development. An International Journal of

Theory and Research. 4, 187–208.

Lunenburg, Fred C. (2011). Goal-setting theory of motivation. International

Journal Of Management, Business, And Administration. 15, 1-6.

Mascaro, N., & Rosen, D. H. (2005). Existential meaning's role in the

enhancement of hope and prevention of depressive symptoms. Journal of

Personality. 73, 985-1014.

McCabe, K.M. & Barnett, D. (2000). First comes work, then comes marriage

future orientation among african american young adolescents. Journal of

interdisciplinary journal of applied. 49, 63-70.

Morris, J. (2004). People with physical impairments and mental health support

needs. New York: Joseph Rowntree Foundation.

Nurmi, J. E. (1989). Development of orientation to the future during early

adolescence: a four year longitudinal study and two cross sectional

comaparations. International journal of psychology. 24, 195-214.

Page 110: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

96

Nurmi, J. E. (1989). Planning, motivation and evaluation in orientation to the

future: A latent structure analysis. Scandinavian journal of psychology. 30,

64-71.

Nurmi, J. E. (1991). How do adolescents see their future? A review of

development of future orientation and planning development review.

Developmental Review. 11, 1-59.

Nurmi, J.E., Poole, M & Kalakoski. (1994). Age differences in adolescent future-

oriented goals, concerns, and related temporal extension in different

sociocultural contexts. Journal of Youth and Adolescence. 23, 1-14.

Nurmi, J. E., Poole, M. & Seginer. (1995). Tracks and trasition—A comparison of

adolescent future-oriented goals, explorations and commitments in

Australia, Israel and Finland. International Journal of Psychology. 30,

355-375.

Padawer, E.A., Lawson, J.M.J., Hershey, D.A. and Thomas, D.G. (2007).

Demographic indicators as predictors of future time perspective. Curr

Psychol. 26, 102–108.

Pulkkinen, L., & Rönkä, A. (1994). Personal control over development, identity

formation, and future orientation as components of life orientation: A

developmental approach. Developmental Psychology. 30, 260-271.

Robbins, R.N., & Bryan, A. (2004). Relationships between future orientation,

impulsive sensation seeking, and risk behavior among adjudicated

adolescents. Journal of Adolescent Research. 19, 428-445.

Samodro, D. Jakarta dinilai kurang ramah bagi penyandang disabilitas.

Dipublikasi pada Maret 2014 dari http: //www .antaranews. com / berita /

423387/jakarta-dinilai-kurang-ramah-bagi-penyandang-disabilitas Jakarta

dinilai kurang ramah bagi penyandang disabilitas

Santrock, J. W. (2002). Life—span development: Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Sarafino, E. P., Timothy W. S. (2011). Health psychology : Biopsychosocial

interactions seventh edition. United States of America: John Wiley &

Sons, Inc.

Page 111: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

97

Sarason, I.G., Levine, H.M., Basham, R.B., Sarason, Barbara R. (1983).

Assessing social support: The social support questionnaire. Journal of

Personality and Social Psychology. 44, 127-139.

Seginer, R. (2000). Defensive pessimism and optimism correlates of adolescent

future orientation: A domain-specific analysis. Journal of Adolescent

Research. 15, 307-326.

Seginer, R. (2008). Future orientation in times of threat and challenge: How

resilient adolescents construct their future. International Journal of

Behavioral Development. 32, 272–282.

Seginer, R. (2009). Future orientation: Developmental and ecological

perspective, New York: Springer.

Shterjovska, Marija, Elena Achkovska-Leshkovska (2014). Time perspective as

predictor of meaning in life. International Journal of Cognitive Research

in Science, Engineering and Education, 2, 1.

Smart, A. (2010). Anak cacat bukan kiamat (metode pembelajaran & terapi untuk

anak berkebutuhan khusus). Yogyakarta : Kata Hati.

Somantri, S. (2006). Psikologi anak luar biasa. Bandung: PT. Refika Aditama.

Steger, M. F., Frazier, P., Oishi, S., & Kaler, M. (2006). The meaning in life

questionnaire: Assessing the presence of and search for meaning in life.

Journal of Counseling Psychology. 53, 80-93.

Steger, M. F., Kashdan, T. B., Sullivan, B. A., & Lorentz, D. (2008).

Understanding the search for meaning in life: Personality, cognitive style,

and the dynamic between seeking and experiencing meaning. Journal of

Personality. 76, 199-228.

Taylor, S. E. (2003). Health psychology (5th

Edition). New York: McGraw Hill,

Inc.

Tri, Menaker: Beri pekerjaan kepada penyandang disabilitas!. Dipublikasi pada

Maret 2015 dari http://poskotanews.com/2015/03/12/menaker-beri-

pekerjaan-kepada-penyandang-disabilitas/

Page 112: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

98

Trommsdorff, G. (1983). Future orientation and socialization. International

Journal of Psychology. 1, 381-406.

Trommsdorff, G. (1986). Future time orientation and its relevance for

development as Action. Berlin: Springer.

World Report On Disability (2011). World health organization cataloguing-in-

publication data. 1-311.

Page 113: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

LAMPIRAN

Page 114: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 115: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

100

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian sebagai syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Psikologi. Maka saya membutuhkan sejumlah data dengan menggunakan data

jawaban Anda pada kuesioner ini.

Pada penelitian ini, terdapat 3 buah skala. Anda diminta untuk memilih pernyataan

yang paling sesuai dengan diri Anda. Dalam mengisi skala, tidak ada jawaban salah. Semua

jawaban dan identitas Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk

kepentingan penelitian ini.

Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan pada skala ini sangat penting dan berrarti

bagi keberhasilan penelitian ini. Atas kerjasama Anda, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Agustus 2015

Hormat saya,

Peneliti

Page 116: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

101

DATA RESPONDEN

Nama / inisial :

Usia :

Jenis kelamin :

Pendidikan terakhir :

*Apakah Anda aktif dalam organisasi/kelompok : [........] Ya [........] Tidak

Jumlah teman dekat : .................. orang.

*Mengalami kecacatan (Tuna daksa) : [.........] dari lahir [.........] kecelakaan/sakit

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian sebagai responden.

Tanda Tangan

(................................................)

*Pilih/beri tanda ceklis (√) pada salah satu pilihan.

Page 117: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

102

SKALA I

PETUNJUK CARA PENGISIAN KUESIONER

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, dan Anda diminta untuk memilih

pertanyaan yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda ceklis (√) .

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Contoh :

No PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya bekerja keras setiap hari. √

No PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya percaya suatu saat nanti saya dapat hidup bahagia.

2. Saya mengalami kesulitan mencari informasi mengenai

pekerjaan yang ingin saya lakukan kelak.

3. Saya senang melakukan introspeksi diri atas hal yang saya

kerjakan.

4. Menurut saya, masa depan itu tidak memiliki arti yang

penting.

5. Menurut saya perencanaan tentang masa depan itu adalah

hal yang penting.

6. Saya tidak yakin kepada diri saya saat mencapai cita-cita.

7. Saya ingin membahagiakan orang-orang yang saya

sayangi.

8. Apa yang saya cita-citakan akan tercapai di masa depan.

9. Saya belum menetapkan target usia untuk mulai bekerja.

10. Keluarga memotivasi saya untuk dapat berhasil dalam

mencapai apa yang diinginkan.

11. Saya yakin dengan usaha yang maksimal, maka cita-cita

yang saya inginkan akan berhasil dicapai.

12. Saya tidak berusaha untuk mewujudkan tujuan yang telah

saya buat.

Page 118: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

103

13. Saya tidak yakin dapat mencapai cita-cita di masa depan.

14. Saya yakin akan sukses di masa depan.

15. Saya memiliki dorongan yang kuat untuk menjadi sukses

di masa depan.

16. Saya tidak memiliki tujuan dalam hidup yang ingin

dicapai.

17. Saya termasuk orang yang kurang beruntung sehingga

saya selalu gagal dalam hal yang telah direncanakan.

18. Saya dapat mencapai hal yang saya inginkan dalam waktu

yang cepat.

19. Saya mencari tahu hal-hal yang diperlukan untuk

mencapai masa depan yang lebih baik.

20. Saya tidak yakin dengan apa yang saya inginkan.

21. Saya menetapkan target yang ingin dicapai dalam waktu

dekat ini.

22. Saya mencoba banayak hal untuk mencapai apa yang saya

cita-citakan.

23. Saya tidak memiliki dorongan yang kuat dikarenakan

keadaan yang tidak mendukung.

24. Saya ingin memiliki tempat tinggal atau kendaraan

sendiri.

25. Menurut saya, perencanaan adalah awal dari kesuksesan.

26. Saya merasa puas dengan usaha yang telah saya lakukan.

SKALA II

PETUNJUK CARA PENGISIAN KUESIONER

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, dan Anda diminta untuk memilih

pertanyaan yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda ceklis (√) .

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

Contoh :

Page 119: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

104

No PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya bekerja keras setiap hari. √

No PERNYATAAN SS S TS STS

1. Ada orang yang dapat diandalkan untuk membantu saya

jika saya benar-benar membutuhkannya.

2. Saya merasa bahwa saya tidak memiliki hubungan

pribadi yang dekat dengan orang lain.

3. Tidak ada seorangpun yang saya bisa menjadi tempat

untuk meminta bimbingan pada saat stres.

4. Ada orang-orang yang bergantung pada saya untuk

dibantu.

5. Ada orang-orang yang menyukai kegiatan yang sama

dengan saya.

6. Orang lain tidak melihat saya sebagai orang yang

kompeten.

7. Saya merasa secara pribadi bertanggung jawab atas

kesejahteraan orang lain.

8. Saya memiliki kelompok dimana saya belajar untuk

saling menghormati.

9. Saya tidak berpikir orang lain menghormati

keterampilan dan kemampuan saya.

10. Jika ada hal yang buruk terjadi, maka tidak ada yang

akan datang untuk membantu saya.

11. Saya mempunyai hubungan dekat yang memberikan

saya perasaan aman dan sejahtera.

12. Ada seseorang yang saya bisa ajak berbicara mengenai

keputusan penting dalam hidup saya.

13. Di dalam hubungan pertemanan, kemampuan dan

keterampilan saya diakui.

14. Tidak ada orang yang menjadi tempat berbagi

kesenangan dan kekhawatiran saya.

15. Tidak ada orang yang bergantung pada saya untuk

kesejahteraan mereka.

16. Ada orang yang dapat saya percaya untuk diminta

nasihat jika saya sedang mengalami masalah.

17. Saya merasakan ikatan emosional yang kuat dengan

orang lain.

18. Tidak ada seorangpun yang saya dapat andalkan untuk

membantu jika saya benar-benar membutuhkannya.

Page 120: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

105

19. Tidak ada seorang pun yang membuat saya nyaman

untuk membicarakan masalah saya.

20. Ada orang yang mengagumi bakat dan kemampuan

saya.

21. Saya tidak memiliki kedekatan dengan orang lain.

22. Tidak ada orang yang suka melakukan hal-hal seperti

yang saya lakukan.

23. Ada orang yang saya dapat andalkan dalam keadaan

darurat.

24. Tidak seorang pun membutuhkan saya.

25. Saya memiliki seseorang yang dekat dengan saya.

26. Saya memiliki kelompok dengan kesamaan minat dalam

suatu kegiatan.

27. Orang-orang di sekitar saya menghargai kemampuan

yang saya memiliki.

28. Saya membantu orang-orang disekitar saya dalam

beberapa hal yang tidak dapat mereka selesaikan.

29. Teman-teman saya memberikan arahan ketika saya

membutuhkan bantuan mereka.

30. Pekerjaan yang saya kerjakan akan saya

pertanggungjawabkan dengan baik.

SKALA III

PETUNJUK CARA PENGISIAN KUESIONER

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, dan Anda diminta untuk memilih

pertanyaan yang paling sesuai dengan diri Anda dengan memberikan tanda ceklis (√) .

Sangat Sesuai (SS)

Sesuai (S)

Tidak Sesuai (TS)

Sangat Tidak Sesuai (STS)

Contoh :

No PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya bekerja keras setiap hari. √

No PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya mengerti makna kehidupan saya.

2. Saya mencari sesuatu yang membuat saya merasa hidup

Page 121: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

106

ini bermakna.

3. Saya berusaha untuk menemukan tujuan dari hidup saya.

4. Hidup saya memiliki tujuan yang jelas.

5. Saya memiliki keyakinan yang membuat hidup saya

bermakna.

6. Saya telah menemukan tujuan hidup yang jelas.

7. Saya mencari sesuatu yang membuat hidup saya merasa

penting

8. Saya mencari tujuan atau misi dalam hidup saya.

9. Hidup saya tidak memiliki tujuan yang jelas.

10. Saya mencari makna dalam hidup saya

11. Saya merasa hidup ini tidak bermakna.

12. Saya tidak menemukan sesuatu yang membuat saya

merasa hidup ini berharga.

13. Saya berusaha memahami tujuan hidup dan cara

meraihnya.

14. Saya percaya bahwa hidup memiliki makna sehingga

harus diperjuangkan.

TERIMA KASIH

Page 122: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 123: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 124: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 125: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

110

Page 126: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 127: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 128: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 129: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

114

Page 130: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 131: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 132: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 133: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 134: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 135: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 136: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 137: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 138: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya
Page 139: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

124

OUTPUT REGRESI BERGANDA

Regression

[DataSet1] D:\SKRIPSI LENGKAP\OLAH DATA\regresi 2\data.sav

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 V2a . Enter

2 V3a . Enter

3 V4a . Enter

4 V5a . Enter

5 V6a . Enter

6 V7a . Enter

7 V8a . Enter

8 V9a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: V1

Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Page 140: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

125

1 .445a .198 .193 13.47506

2 .599b .358 .350 12.09423

3 .624c .389 .377 11.84026

4 .624d .390 .373 11.87445

5 .634e .402 .382 11.79221

6 .668f .446 .424 11.38921

7 .698g .487 .462 11.00028

8 .730h .532 .507 10.53557

a. Predictors: (Constant), V2

b. Predictors: (Constant), V2, V3

c. Predictors: (Constant), V2, V3, V4

d. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5

e. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6

f. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7

g. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7, V8

h. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7, V8,

V9

Model Summary

Model

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .198 37.832 1 153 .000

2 .160 37.931 1 152 .000

Page 141: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

126

3 .031 7.591 1 151 .007

4 .001 .132 1 150 .717

5 .012 3.100 1 149 .080

6 .044 11.731 1 148 .001

7 .041 11.651 1 147 .001

8 .046 14.254 1 146 .000

ANOVAi

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio

n

6869.505 1 6869.505 37.832 .000a

Residual 27781.328 153 181.577

Total 34650.833 154

2 Regressio

n

12417.730 2 6208.865 42.448 .000b

Residual 22233.103 152 146.270

Total 34650.833 154

3 Regressio

n

13481.874 3 4493.958 32.056 .000c

Residual 21168.959 151 140.192

Total 34650.833 154

4 Regressio

n

13500.457 4 3375.114 23.937 .000d

Page 142: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

127

Residual 21150.376 150 141.003

Total 34650.833 154

5 Regressio

n

13931.474 5 2786.295 20.037 .000e

Residual 20719.359 149 139.056

Total 34650.833 154

6 Regressio

n

15453.139 6 2575.523 19.855 .000f

Residual 19197.694 148 129.714

Total 34650.833 154

7 Regressio

n

16862.927 7 2408.990 19.908 .000g

Residual 17787.906 147 121.006

Total 34650.833 154

8 Regressio

n

18445.091 8 2305.636 20.772 .000h

Residual 16205.742 146 110.998

Total 34650.833 154

a. Predictors: (Constant), V2

b. Predictors: (Constant), V2, V3

c. Predictors: (Constant), V2, V3, V4

d. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5

e. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6

f. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7

g. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7, V8

Page 143: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

128

h. Predictors: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7, V8, V9

i. Dependent Variable: V1

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant

)

27.736 3.778

7.341 .000

V2 .445 .072 .445 6.151 .000

2 (Constant

)

14.420 4.022

3.586 .000

V2 .278 .070 .278 3.946 .000

V3 .434 .070 .434 6.159 .000

3 (Constant

)

11.585 4.069

2.847 .005

V2 .218 .072 .218 3.014 .003

V3 .323 .080 .323 4.047 .000

V4 .227 .083 .227 2.755 .007

4 (Constant

)

12.173 4.391

2.772 .006

V2 .222 .074 .222 3.024 .003

V3 .328 .081 .328 4.034 .000

Page 144: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

129

V4 .232 .084 .232 2.771 .006

V5 -.026 .071 -.026 -.363 .717

5 (Constant

)

10.846 4.425

2.451 .015

V2 .193 .075 .192 2.567 .011

V3 .296 .083 .296 3.569 .000

V4 .186 .087 .186 2.141 .034

V5 -.037 .071 -.037 -.519 .604

V6 .145 .083 .145 1.761 .080

6 (Constant

)

10.199 4.278

2.384 .018

V2 .171 .073 .171 2.356 .020

V3 .181 .087 .181 2.092 .038

V4 .161 .084 .161 1.906 .059

V5 -.082 .070 -.082 -1.182 .239

V6 .050 .084 .050 .592 .555

V7 .315 .092 .315 3.425 .001

7 (Constant

)

6.105 4.303

1.419 .158

V2 .157 .070 .157 2.234 .027

V3 .146 .084 .146 1.732 .085

V4 .155 .081 .155 1.909 .058

V5 -.108 .068 -.108 -1.593 .113

V6 .050 .082 .050 .612 .541

Page 145: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

130

V7 .239 .092 .239 2.604 .010

V8 .238 .070 .238 3.413 .001

8 (Constant

)

5.136 4.129

1.244 .216

V2 .070 .071 .070 .981 .328

V3 .101 .082 .101 1.238 .218

V4 .171 .078 .171 2.191 .030

V5 -.091 .065 -.091 -1.405 .162

V6 .040 .078 .040 .517 .606

V7 .228 .088 .228 2.597 .010

V8 .040 .085 .040 .466 .642

V9 .338 .090 .338 3.775 .000

a. Dependent Variable: V1

Excluded Variablesh

Model

Collinearity

Statistics

Beta In t Sig.

Partial

Correlation Tolerance

1 V3 .434a 6.159 .000 .447 .851

V4 .396a 5.288 .000 .394 .796

V5 .120a 1.574 .118 .127 .893

V6 .347a 4.532 .000 .345 .790

Page 146: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

131

V7 .488a 6.966 .000 .492 .815

V8 .407a 5.942 .000 .434 .911

V9 .519a 7.320 .000 .511 .775

2 V4 .227b 2.755 .007 .219 .594

V5 .002b .023 .982 .002 .823

V6 .195b 2.472 .015 .197 .656

V7 .348b 4.157 .000 .320 .544

V8 .295b 4.272 .000 .328 .794

V9 .409b 5.674 .000 .419 .675

3 V5 -.026c -.363 .717 -.030 .807

V6 .142c 1.726 .086 .140 .593

V7 .312c 3.674 .000 .287 .519

V8 .280c 4.102 .000 .318 .788

V9 .404c 5.750 .000 .425 .675

4 V6 .145d 1.761 .080 .143 .588

V7 .333d 3.843 .000 .300 .497

V8 .292d 4.223 .000 .327 .767

V9 .407d 5.774 .000 .428 .672

5 V7 .315e 3.425 .001 .271 .443

V8 .283e 4.097 .000 .319 .761

V9 .398e 5.644 .000 .421 .667

6 V8 .238f 3.413 .001 .271 .716

V9 .364f 5.185 .000 .393 .646

Page 147: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

132

7 V9 .338g 3.775 .000 .298 .399

a. Predictors in the Model: (Constant), V2

b. Predictors in the Model: (Constant), V2, V3

c. Predictors in the Model: (Constant), V2, V3, V4

d. Predictors in the Model: (Constant), V2, V3, V4, V5

e. Predictors in the Model: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6

f. Predictors in the Model: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7

g. Predictors in the Model: (Constant), V2, V3, V4, V5, V6, V7, V8

h. Dependent Variable: V1

REGRESSION /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT V1 /METHOD=ENTER V2 V3 V4

V5 V6 V7 V8 V9 /METHOD=ENTER V10 /METHOD=ENTER V11 /METHOD=ENTER V12

/METHOD=ENTER V13.

Regression

Notes

Output Created 28-Aug-2015 23:55:09

Comments

Input Data D:\SKRIPSI LENGKAP\OLAH

DATA\regresi 2\data.sav

Page 148: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

133

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File

155

Missing Value

Handling

Definition of Missing User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on cases

with no missing values for any

variable used.

Syntax REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS

R ANOVA CHANGE

/CRITERIA=PIN(.05)

POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT V1

/METHOD=ENTER V2 V3

V4 V5 V6 V7 V8 V9

/METHOD=ENTER V10

/METHOD=ENTER V11

/METHOD=ENTER V12

/METHOD=ENTER V13.

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.031

Page 149: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

134

Memory Required 6436 bytes

Additional Memory

Required for Residual

Plots

0 bytes

[DataSet1] D:\SKRIPSI LENGKAP\OLAH DATA\regresi 2\data.sav

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 V9, V5, V4,

V2, V6, V3,

V8, V7a

. Enter

2 V10a . Enter

3 V11a . Enter

4 V12a . Enter

5 V13a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: V1

Model Summary

Model

Page 150: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

135

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .730a .532 .507 10.53557

2 .734b .538 .510 10.50325

3 .747c .558 .528 10.30899

4 .752d .565 .531 10.26829

5 .755e .570 .533 10.24701

a. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7

b. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7, V10

c. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7, V10, V11

d. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7, V10, V11, V12

e. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7, V10, V11, V12, V13

Model Summary

Model

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .532 20.772 8 146 .000

2 .006 1.900 1 145 .170

3 .020 6.516 1 144 .012

4 .007 2.144 1 143 .145

Page 151: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

136

5 .005 1.595 1 142 .209

ANOVAf

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regressio

n

18445.091 8 2305.636 20.772 .000a

Residual 16205.742 146 110.998

Total 34650.833 154

2 Regressio

n

18654.678 9 2072.742 18.789 .000b

Residual 15996.155 145 110.318

Total 34650.833 154

3 Regressio

n

19347.191 10 1934.719 18.205 .000c

Residual 15303.643 144 106.275

Total 34650.833 154

4 Regressio

n

19573.230 11 1779.385 16.876 .000d

Residual 15077.604 143 105.438

Total 34650.833 154

5 Regressio

n

19740.663 12 1645.055 15.667 .000e

Page 152: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

137

Residual 14910.170 142 105.001

Total 34650.833 154

a. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8, V7

b. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8, V7, V10

c. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8, V7, V10, V11

d. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8, V7, V10, V11, V12

e. Predictors: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8, V7, V10, V11, V12,

V13

f. Dependent Variable: V1

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant

)

5.136 4.129

1.244 .216

V2 .070 .071 .070 .981 .328

V3 .101 .082 .101 1.238 .218

V4 .171 .078 .171 2.191 .030

V5 -.091 .065 -.091 -1.405 .162

V6 .040 .078 .040 .517 .606

V7 .228 .088 .228 2.597 .010

Page 153: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

138

V8 .040 .085 .040 .466 .642

V9 .338 .090 .338 3.775 .000

2 (Constant

)

5.228 4.117

1.270 .206

V2 .095 .073 .095 1.297 .197

V3 .098 .082 .098 1.197 .233

V4 .159 .078 .159 2.036 .044

V5 -.086 .065 -.086 -1.328 .186

V6 .033 .078 .033 .424 .672

V7 .235 .088 .235 2.678 .008

V8 .040 .085 .040 .466 .642

V9 .339 .089 .339 3.794 .000

V10 -2.605 1.890 -.081 -1.378 .170

3 (Constant

)

13.941 5.289

2.636 .009

V2 .101 .072 .101 1.410 .161

V3 .111 .080 .111 1.382 .169

V4 .146 .077 .146 1.900 .059

V5 -.087 .064 -.087 -1.363 .175

V6 .048 .077 .048 .628 .531

V7 .234 .086 .234 2.717 .007

V8 .060 .084 .060 .715 .476

V9 .304 .089 .304 3.418 .001

V10 -3.140 1.867 -.098 -1.682 .095

Page 154: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

139

V11 -.310 .122 -.145 -2.553 .012

4 (Constant

)

8.076 6.619

1.220 .224

V2 .114 .072 .114 1.583 .116

V3 .094 .081 .094 1.161 .247

V4 .142 .077 .142 1.851 .066

V5 -.064 .065 -.064 -.981 .328

V6 .023 .079 .023 .289 .773

V7 .235 .086 .235 2.746 .007

V8 .075 .084 .075 .890 .375

V9 .296 .089 .296 3.335 .001

V10 -2.832 1.871 -.089 -1.513 .132

V11 -.271 .124 -.126 -2.179 .031

V12 1.409 .963 .090 1.464 .145

5 (Constant

)

10.726 6.930

1.548 .124

V2 .133 .074 .133 1.807 .073

V3 .084 .081 .084 1.032 .304

V4 .161 .078 .161 2.061 .041

V5 -.062 .065 -.062 -.945 .346

V6 .027 .078 .027 .340 .735

V7 .225 .086 .225 2.617 .010

V8 .081 .084 .081 .962 .338

V9 .288 .089 .288 3.256 .001

Page 155: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

140

V10 -2.643 1.874 -.083 -1.411 .160

V11 -.306 .127 -.143 -2.409 .017

V12 1.354 .962 .087 1.408 .161

V13 -1.629 1.290 -.077 -1.263 .209

a. Dependent Variable: V1

Excluded Variablese

Model

Collinearity

Statistics

Beta In t Sig.

Partial

Correlation Tolerance

1 V10 -.081a -1.378 .170 -.114 .912

V11 -.134a -2.364 .019 -.193 .965

V12 .126a 2.074 .040 .170 .844

V13 -.052a -.864 .389 -.072 .872

2 V11 -.145b -2.553 .012 -.208 .953

V12 .120b 1.965 .051 .162 .837

V13 -.044b -.722 .471 -.060 .862

3 V12 .090c 1.464 .145 .122 .797

V13 -.081c -1.324 .188 -.110 .821

4 V13 -.077d -1.263 .209 -.105 .819

a. Predictors in the Model: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7

Page 156: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

141

b. Predictors in the Model: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7, V10

c. Predictors in the Model: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7, V10, V11

d. Predictors in the Model: (Constant), V9, V5, V4, V2, V6, V3, V8,

V7, V10, V11, V12

e. Dependent Variable: V1

Page 157: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

142

Output Regresi Stepwise

Regression

[DataSet1] D:\SKRIPSI LENGKAP\OLAH DATA\regresi 2\data.sav

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 V13, V3, V10,

V12, V11, V5,

V8, V2, V6, V4,

V7, V9a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .755a .570 .533 10.24701

a. Predictors: (Constant), V13, V3, V10, V12, V11, V5, V8, V2, V6, V4,

V7, V9

Model Summary

Model Change Statistics

Page 158: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

143

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .570 15.667 12 142 .000

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19740.663 12 1645.055 15.667 .000a

Residual 14910.170 142 105.001

Total 34650.833 154

a. Predictors: (Constant), V13, V3, V10, V12, V11, V5, V8, V2, V6, V4, V7, V9

b. Dependent Variable: V1

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 10.726 6.930 1.548 .124

V2 .133 .074 .133 1.807 .073

V3 .084 .081 .084 1.032 .304

V4 .161 .078 .161 2.061 .041

Page 159: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL, MAKNA HIDUP, DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36962/2/FADHILA... · Orientasi masa depan ini semakin terbentuk seiring dengan bertambahnya

144

V5 -.062 .065 -.062 -.945 .346

V6 .027 .078 .027 .340 .735

V7 .225 .086 .225 2.617 .010

V8 .081 .084 .081 .962 .338

V9 .288 .089 .288 3.256 .001

V10 -2.643 1.874 -.083 -1.411 .160

V11 -.306 .127 -.143 -2.409 .017

V12 1.354 .962 .087 1.408 .161

V13 -1.629 1.290 -.077 -1.263 .209

a. Dependent Variable: V1