hubungan antara opini dan temuan audit dengan …repository.stieykpn.ac.id/139/1/ringkasan skripsi...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA OPINI DAN TEMUAN AUDIT DENGAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI
PROVINSI JAWA TENGAH
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Rangka Penyelesaian
Studi Strata Satu untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
SIGIT SAHRUL AKROM
111426811
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2018
2
3
HUBUNGAN ANTARA OPINI DAN TEMUAN AUDIT DENGAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH
Sigit Sahrul Akrom
Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta
ABSTRAK
Penelitian ini menguji hubungan antara opini dan temuan audit dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013. Opini dan temuan audit diperoleh melalui Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK. Sedangkan kinerja Pemerintah Daerah menggunakan hasil penilaian Kementerian Dalam Negeri dalam Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD). Sumber utama penilaian kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD). Berdasarkan uji regresi berganda terhadap 105 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa opini audit berpengaruh positif terhadap kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Serta jumlah kasus temuan audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Kata kunci: Opini audit, temuan audit, kinerja penyelenggaraan Pemeintah Daerah, Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD).
ABSTRACT
This research examined the relations between opinion and audit with the performance of Local Government in Central Java Province year 2011-2013. Opinion and audit findings obtained from the Overview of The Semester Examination Result (IHPS). While the Local Government’s performance using Local Government Performance Evaluation (EKPPD). The main source of performance evaluation is Local Government Performance Reporting (LPPD). Based on the result of multiple regression method over 105 Local Government in Central Java Province year 2011-2013 shows that audit opinion has positive effect on Local Government performance. And the amount of cases audit findings has not effect significantly on Local Government performance.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
4
Keywords: Audit opinion, audit findings, Local Government performance, Local Government Performance Evaluation (EKPPD).
PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada awal tahun 1997 menyebabkan
terjadinya pengalihan pengelolaan keuangan. Pengalihan tersebut merupakan
pengalihan wewenang serta tanggung jawab dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah
Daerah. Berlakunya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah menjadi awal mula Indonesia menetapkan penggunaan sistem otonomi
daerah. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah menyebutkan bahwa “Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah
dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, Pemerintah Daerah
diberikan wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Tujuan diberikannya wewenang
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya
saing daerah. Pemerintah Daerah diberikan wewenang untuk mengatur keuangan,
pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
Salah satu wewenang yang sering menjadi sorotan masyarakat yaitu
pengelolaan keuangan daerah. Keuangan daerah berdasarkan Undang-Undang No.
23 Tahun 2014 adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan
uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 58 Bagian Ketiga Tahun 2005, tugas pengelolaan
keuangan daerah meliputi:
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;
2. Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan ABPD;
3. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan
peraturan daerah;
4. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
5
5. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD;
6. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala
daerah.
Pemerintah Daerah wajib mempertanggungjawabkan setiap wewenang
yang dilakukannya. Bentuk tanggung jawab dari pemerintah daerah dalam
pengelolaan keuangan daerah adalah dengan menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD). Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 mengatur
bahwa penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk
menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual. Laporan keuangan
yang disusun harus sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara,
pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
dalam bentuk laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Pada Undang-Undang No. 15 Pasal 4 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara menjelaskan
bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK yaitu meliputi pemeriksaan
keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Laporan
Hasil Pemeriksaan yang disampaikan oleh BPK menghasilkan opini, temuan,
kesimpulan serta rekomendasi.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan BPK atas dasar LKPD Kabupaten/Kota
di Jawa Tengah selama periode 2011-2013 ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 1 Opini LKPD Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Tahun 2011-2013 WTP WDP TW TMP Total
2011 7 28 0 0 35 20% 80% 0% 0% 100%
2012 10 25 0 0 35 29% 71% 0% 0% 100%
2013 11 24 0 0 35 31% 69% 0% 0% 100%
Sumber: Laporan Hasil Pemeriksaan LKPD Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
Berdasarkan opini yang ditunjukkan dalam Tabel 1, hasil pemeriksaan BPK
terhadap LKPD Kabupaten/Kota di Jawa Tengah selama periode 2011-2013
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
6
terdapat peningkatan pada opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) serta terdapat
penurunan pada opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Tahun 2011 terdapat 7
daerah yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada tahun
2012 meningkat menjadi 10 daerah yang mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WDP) dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 11
daerah. Sedangkan untuk opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), pada tahun
2011 terdapat 28 daerah dan terdapat penurunan pada tahun 2012 menjadi 25
daerah. Serta terdapat penurunan kembali pada tahun 2013 menjadi 24 daerah.
Selain opini audit, hasil pemeriksaan BPK juga berbentuk temuan audit.
Temuan audit terbagi menjadi dua jenis, yaitu temuan audit atas Sistem
Pengendalian Internal (SPI) dan temuan audit atas ketidakpatuhan terhadap
perundang-undangan. Selama tahun 2011-2013 perkembangan temuan audit BPK
terhadap temuan kelemahan Sistem Pengendalian Internal (SPI).
Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014, kepala daerah
diwajibkan untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(LPPD) ke Pemerintah Pusat. Ruang lingkup LPPD berdasarkan PP No. 3 Tahun
2007 yaitu urusan desentralisasi, tugas pembantuan, serta tugas umum
pemerintahan. Tujuan dari pembuatan LPPD adalah untuk mewujudkan
pelaksanaan otonomi daerah yang sejalan dengan upaya menciptakan pemerintahan
yang bersih dan bertanggungjawab. Bagi Pemerintah, LPPD dapat dijadikan
sebagai salah satu bahan evaluasi untuk keperluan pembinaan terhadap Pemerintah
Daerah. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD) dibuat
menggunakan LPPD sebagai sumber utamanya. Pengertian dari EKPPD
berdasarkan Permendagri No. 73 Tahun 2009 adalah suatu proses pengumpulan dan
analisis data secara sistematis terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah, kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, dan kelengkapan aspek-
aspek penyelengaraan pemeritahan pada daerah yang baru dibentuk.
Hasil EKPPD pada tahun 2011-2013 yang dikeluarkan oleh Kementerian
Dalam Negeri terhadap 29 Kabupaten dan 6 Kota di Provinsi Jawa Tengah
menunjukkan bahwa kinerja yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
memperoleh rata-rata kinerja dengan status tinggi. Selama tahun 2011-2013
terdapat 7 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang memperoleh peringkat 10
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
7
besar secara nasional. Peringkat kinerja 10 besar yang diperoleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada tahun 2011-2013 disajikan dalam tabel 1.1
berikut ini.
Tabel 2 Peringkat 10 Besar Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
No. Kabupaten/Kota Peringkat
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1 Kabupaten Purbalingga 5 6 3 2 Kabupaten Semarang 6 - - 3 Kabupaten Jepara 9 3 - 4 Kota Surakarta 7 3 - 5 Kota Tegal 9 7 - 6 Kota Semarang - 1 7 7 Kota Salatiga - 10 -
Sumber: www.otda.kemendagri.go.id
Pada informasi tersebut menunjukkan bahwa hanya sedikit Pemerintah
Daerah di Jawa Tengah yang masuk peringkat 10 besar nasional selama tiga tahun
terakhir bahkan prestasinya cenderung menurun tiap tahunnya, sehingga kinerjanya
masih belum maksimal dan perlu adanya peningkatan agar daya saing pemerintah
daerah menjadi lebih tinggi. Pemerintah Daerah tidak menjadi satu-satunya pelaku
dalam menjalankan program tersebut. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik
atau berhasil harus melibatkan berbagai kalangan seperti pemerintah, masyarakat,
dan sektor swasta. Kinerja pemerintah berarti mengindikasikan bahwa penting
untuk dikaji lebih lanjut.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan antara Opini dan Temuan Audit dengan
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah”.
Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah opini BPK berhubungan dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah?
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
8
2. Apakah temuan BPK berhubungan dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara opini dan
temuan BPK dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
di Jawa Tengah.
Banyak penelitian yang dilakukan terhadap kinerja penyelenggaraan
daerah. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani
(2015) tentang pengaruh opini dan temuan audit BPK terhadap kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi di Indonesia tahun 2011-2013.
Perbedaannya dengan penelitian ini adalah menguji hubungan antara opini serta
temuan audit. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, serta perbedaan terhadap
variabel temuan audit yang menggunakan jumlah kasus temuan audit.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat berguna untuk
semua pihak yang membutuhkan informasi tentang hubungan antara opini dan
temuan audit dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
di Jawa Tengah. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Pemerintah Pusat, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil suatu
kebijakan dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja penyelenggaraan pemerintah di Indonesia.
2. Pemerintah Daerah, penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi serta bahan
pertimbangan mengenai kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah agar dapat
meningkatkan kinerja pemerintah daerah tersebut.
3. BPK, sebagai bahan evaluasi mengenai dampak hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh BPK terhadap kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
4. Masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pemerintah daerah sehingga dapat digunakan sebagai alat pengawasan atas
kinerja pemerintah.
5. Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
referensi untuk pengembangan penelitian dikemudian hari.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
9
KAJIAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Keagenan
Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders)
sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang
dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.
Karena mereka dipilih, maka pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan
semua pekerjaannya kepada pemegang saham. Jensen dan Meckling (1976)
menjelaskan hubungan keagenan sebagai “agency relationship as a contract
under which one or more person (the principals) engage another person (the agent)
to perform some service on their behalf which involves delegating some decision
making authority to the agent”.
Prinsipal
Prinsipal (Principal) adalah badan atau perseorangan yang dalam suatu perjanjian
memberikan amanat kepada pihak lain untuk melaksanakan kegiatan transaksi atau
aktivitas perekonomian.
Investor, pengguna laporan keuangan pemerintah, serta masyarakat di
Indonesia merupakan prinsipal dalam penelitian ini. Para pengguna laporan
keuangan pemerintah menginginkan laporan keuangan yang disajikan secara wajar
dan sesuai dengan standar yang berlaku. Investor menginginkan apa yang ia
berikan/keluarkan untuk suatu daerah dapat kembali sesuai apa yang ia diharapkan.
Maka dari itu, pengawasan terhadap laporan keuangan yang dihasilkan oleh
Pemerintah Daerah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia.
Agen
Agen (Agent) adalah pihak yang dalam perjanjian yang diberikan amanat dari
prinsipal untuk melaksanakan suatu kegiatan transaksi atau aktivitas perekonomian.
Agen merupakan pihak yang dipercaya oleh prinsipal untuk melakukan suatu jasa
atau pelayanan atas nama prinsipal dan membuat keputusan terbaik untuk prinsipal.
Pemerintah Daerah adalah agen dalam penelitian ini. Pemerintah Daerah
dipercaya oleh prinsipal/masyarakat untuk mengelola apa yang ada didaerah
tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah
tersebut. Pemerintah akan melaksanakan kegiatan perekonomian dan membuat
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
10
suatu laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kegiatan yang dilakukannya
kepada prinsipal/masyarakat. Untuk mengurangi kesalahan penyajian laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, maka sebelum laporan
tersebut dikeluarkan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Hal tersebut agar laporan keuangan yang diterbitkan untuk
investor maupun masyarakat tersaji sesuai dengan standar yang berlaku.
Opini Audit
Penilaian kewajaran penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah
berdasarkan atas penilaian serta pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK.
Pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK akan menghasilkan salah satunya
dalam berbentuk opini laporan keuangan. Penilaian auditor terhadap suatu laporan
keuangan akan mempengaruhi penilaian dari pengguna laporan keuangan. Dalam
laporan keuangan auditan yang telah diselesaikan oleh auditor atau pemeriksa,
maka pendapat auditor yang telah diauditnya akan berpengaruh terhadap
pandangan investor yang akan melihat terhadap pendapat auditor tersebut sebagai
good news atau bad news.
Sama halnya audit yang dilakukan BPK terhadap LKPD akan
mempengaruhi penilaian para pengguna laporan tersebut. Semakin baik opini yang
didapatkan oleh pemda, maka semakin baik pula kinerja pemda tersebut. Hal
tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani (2015)
yang meneliti data laporan keuangan Pemerintah Daerah pada tahun 2011 hingga
2013. Hasil dari penelitian Kusumawardani (2015) menyimpulkan bahwa semakin
baik opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), maka akan semakin
naik kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang bersangkutan.
Penelitian lain terkait dengan opini audit adalah penelitian yang dilakukan
oleh Husna dan Triyanto (2017) mengenai pengaruh opini audit dan temuan audit
terhadap tingkat korupsi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh opini audit dan temuan audit secara simultan terhadap tingkat
korupsi pada Pemerintah Daerah di Indonesia.
Hipotesis I: Terdapat hubungan positif antara opini auditor dengan kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
11
Temuan Audit
Atas dasar ketidakpatuhan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
ketentuan pengendalian intern dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku,
maka auditor atau pemeriksa akan menemukan temuan audit yang ditemukan BPK
terhadap pemeriksaan LKPD. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis
temuan atas ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Adanya temuan ini menyebabkan BPK akan meminta adanya peningkatan
pengungkapan dan koreksi. Sehingga, semakin besar jumlah temuan maka akan
semakin tinggi tingkat pengungkapan laporan keuangannya.
Semakin banyak temuan audit yang ditemukan oleh auditor atau pemeriksa
terhadap suatu daerah, maka semakin buruk kinerja Pemerintah Daerah tersebut.
Hal tersebut didukung oleh penelitian Khasanah dan Rahardjo (2014) yang
menunjukkan bahwa jumlah temuan audit tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap tingkat pengungkapan LKPD. Selain itu, Sudarsana dan Rahardjo (2013)
juga menunjukkan hasil serupa, bahwa semakin besar jumlah temuan audit BPK
pada suatu Pemerintah Daerah, maka semakin rendah skor kinerja Pemerintah
Daerah tersebut.
Hipotesis II: Terdapat hubungan negatif antara temuan audit dengan kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Kerangka Penelitian
Gambar 4
Kerangka Model Penelitian
Variabel independen
Variabel dependen
(+)
Variabel independen
(–)
Variabel kontrol
Opini Audit
Temuan Audit
Kemandirian Daerah
Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
12
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
di Jawa Tengah pada tahun 2011-2013. Jumlah Pemerintah Daerah pada masing-
masing tahun berjumlah 35 daerah. Sehingga total Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang digunakan adalah 105 Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Tabel 3.1 menunjukkan proses pengambilan sampel pada
penelitian ini.
Tabel 3 Pengambilan Sampel
Proses Pengambilan Sampel
Jumlah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Jumlah
2011 2012 2013 Jumlah Kabupaten/Kota 35 35 35 105 Data Pemda yang tersedia 35 35 35 105 Jumlah sampel akhir 35 35 35 105
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data opini
dan temuan audit diperoleh dari IHP Semester I Tahun 2011-2013 yang diperoleh
dari situs http://bpk.go.id. Sedangkan untuk data kinerja Pemerintah Daerah
Laporan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) tahun
2011-2013 situs http://otda.kemendagri.go.id. Data untuk variabel kontrol yaitu
Pendapatan Asli Daerah (PAD) situs http://.djpk.kemenkeu.go.id
Tabel 4 Data dan Sumber Data
No. Data Sumber Data 1 Opini Audit IHP Semester I Tahun 2012-2014 yang
diperoleh melalui situs http://bpk.go.id 2 Jumlah Kasus Temuan
Audit IHP Semester I Tahun 2012-2014 yang diperoleh melalui situs http://bpk.go.id
3 Kinerja Penyelenggaraan Pemda
Laporan Penetapan dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terhadap LPPD Tahun 2011-2013 yang diperoleh melalui situs http://otda.kemendagri.go.id/
4 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Laporan Realisasi APBD yang diperoleh melalui situs http://.djpk.kemenkeu.go.id
5 Total Pendapatan Laporan Realisasi APBD yang diperoleh melalui situs http://.djpk.kemenkeu.go.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
13
Tabel 5 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Variabel yang Diukur Pengukuran Skala Variabel Dependen
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Realisasi pengeluaran (output) terhadap realisasi penerimaan (input)
Rasio
Variabel Independen
Opini Audit 1 = Wajar Tanpa Pengecualian 0 = Selain opini Wajar Tanpa Pengecualian
Nominal
Temuan Audit Temuan audit (jumlah kasus) Rasio Variabel Kontrol
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Total Pendapatan Asli DaerahTotal Pendapatan
Rasio
HASIL & PEMBAHASAN
HASIL
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Tabel 6
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Sumber: Olah data SPSS
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji one sample test
Kolgomorov-Smirnov untuk lebih meyakinkan bahwa data yang digunakan pada
penelitian ini terdistribusi dengan normal. Suatu persamaan regresi dikatakan lolos
uji asumsi normalitas apabila nilai signifikansi uji Kolgomorov-Smirnov lebih
KIN = a + β1OPI +β2TEM + β3PAD + ε Variabel Jumlah
Data Rata-rata Maksimum Minimum Standar
Deviasi Kinerja 105 2,85 3,32 1,62 0,28 Opini 105 0,27 1,00 0,00 0,44 Temuan 105 9,84 24,0 2,00 4,47 PAD 105 0,11 0,37 0,05 0,05 KIN (Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah), OPI (Opini audit BPK), TEM (Temuan audit BPK), PAD (Pendapatan Asli Daerah), ε (Koefisien eror), a (Konstanta), β (Koefisien regresi).
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
14
besar dari 0,5 (Ghozali, 2006). Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai Asymptatic Significance sebesar 0,052. Nilai tersebut di
atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi normal. Selain berdasarkan
nilai Asymptatic Significance, uji normalitas juga dapat diamati melalui gambar 4.8
yaitu P-Plot. Apabila titik-titik pada P-Plot mengikuti dan mendekati garis
diagonalnya, maka dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Berdasarkan teori, jika nilai
VIF mendekati 1 berarti tidak terdapat multikolinearitas. Multikolinearitas
dianggap terjadi jika VIF > 5. Begitu pula untuk nilai Tolerance, jika nilainya
adalah mendekati 1 berarti antar variabel independen tidak berkolerasi. Sedangkan
jika nilai Tolerance mendekati 0 berarti terjadi korelasi sempurna.
Tabel 7 Uji Multikolinearitas
KIN = a + β1OPI +β2TEM + β3PAD + ε Variabel Toleransi VIF Hasil
Opini Audit 0,941 1,062 Tidak Ada Multikolinearitas Temuan Audit 0,961 1,040 Tidak Ada Multikolinearitas PAD 0,977 1,024 Tidak Ada Multikolinearitas KIN (Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah), OPI (Opini audit BPK), TEM (Temuan audit BPK), PAD (Pendapatan Asli Daerah), ε (Koefisien eror), a (Konstanta), β (Koefisien regresi).
Sumber: Olah data SPSS
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali, 2011). Penelitian ini menggunakan uji Glejser, jika variabel
independen signifikan secara statistik berhubungan dengan variabel dependen,
maka ada ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas diatas 5% maka
dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Apabila probabilitas dibawah 5%, maka dapat disimpulkan model regresi
mengandung adanya heterokedastisitas.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
15
Tabel 8 Uji Glejser
KIN = a + β1OPI +β2TEM + β3PAD + ε Variabel Nilai Signifikansi Hasil
Opini Audit 0,425 Tidak terjadi heterokedastisitas Temuan Audit 0,053 Tidak terjadi heterokedastisitas PAD 0,501 Tidak terjadi heterokedastisitas KIN (Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah), OPI (Opini audit BPK), TEM (Temuan audit BPK), PAD (Pendapatan Asli Daerah), ε (Koefisien eror), a (Konstanta), β (Koefisien regresi).
Sumber: Olah data SPSS
Pengujian autokolerasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokolerasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya, sehingga
timbul masalah karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Hasil dari pengujian autokorelasi yaitu menghasilkan nilai sebesar 1,964. Maka
dapat disimpulkan data penelitian tidak terdapat autokorelasi.
Pengujian Hipotesis
Pengolahan regresi linier berganda, dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen. Dibawah ini adalah
hasil regresi.
Tabel 9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
KIN = a + β1OPI +β2TEM + β3PAD + ε Variabel Koefisien Siginifikansi
Konstanta 2,755 0,000 OPI 0,137 0,023 TEM -0,007 0,228 PAD 1,103 0,028 KIN (Kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah), OPI (Opini audit BPK), TEM (Temuan audit BPK), PAD (Pendapatan Asli Daerah), ε (Koefisien eror), a (Konstanta), β (Koefisien regresi).
Sumber: Olah data SPSS
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai F hitung sebesar 5,121 yang
lebih besar dari F-tabel sebesar 2,69. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
16
variabel independen yaitu opini dan temuan audit BPK serta variabel kontrol yaitu
Pendapatan Asli Daerah berhubungan dengan variabel dependen yaitu kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Selain mengamati F hitung serta F tabel, uji F-Statistik juga dapat dilakukan
dengan mengamati tingkat signifikansi. Apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari
0,05, maka variabel independen serta kontrol berhubungan dengan variabel
dependen. Tingkat signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0,002 yang lebih kecil
dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa opini dan temuan audit BPK sebagai
variabel independen serta Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel kontrol
berhubungan dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Pengujian koefisien determinasi R2 dilakukan untuk mengukur seberapa
besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen. Nilai
koefisien determinasi berkisar antara 0 hingga 1. Semakin besar nilai R2
menunjukkan semakin besar variabel dalam penelitian mewakili permasalahan
yang diteliti secara keseluruhan. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai R2
sebesar 0,132 atau 13,2%. Arti dari hasil pengujian tersebut adalah 13,2% variabel
independen mampu menjelaskan variabel dependen dan sisanya 76,8% dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diujikan dalam penelitian ini.
Pengujian T-Statistik bertujuan untuk mengetahui hubungan masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Jika nilai prob t-sig
lebih kecil dari nilai a, maka variabel independen berhubungan signifikan secara
statistik terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai prob t-sig lebih besar dari
nilai a, maka variabel independen tidak berhubungan signifikan. Tabel 10
merupakan hasil dari pengujian regresi linear berganda terhadap model untuk
menguji hipotesis.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
17
Tabel 10 Uji T-Statistik
Hipotesis Prediksi Koefisien Sig. Hasil H1: Opini audit berhubungan positif dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah
β1 positif 0,137 0,023 Diterima
H2: Temuan audit berhubungan negatif dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Β2 negatif -0,007 0,228 Ditolak
Sumber: Olah Data SPSS
PEMBAHASAN
Hubungan antara Opini Audit dengan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah
Hasil analisis regresi linear berganda hubungan antara opini audit dengan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menunjukkan adanya hubungan positif. Hal
tersebut dapat dilihat dari tabel 4.4 yaitu nilai signifikansi sebesar 0,023 lebih kecil
dari nilai a 0,05. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari nilai a menunjukkan bahwa
diterimanya hipotesis I yaitu “Opini audit berhubungan positif dengan kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.”
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan jika semakin
baik opini audit yang diperoleh Pemerintah Daerah maka dapat menunjukkan
semakin membaiknya kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Hasil dalam
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani
(2015) dan Parwanto et al. (2017) yang menunjukkan bahwa opini audit
berpengaruh positif terhadap kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Opini audit BPK merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan SAP, kecukupan
pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, dan efektivitas Sistem Pengendalian Internal (SPI). Semakin baik opini
audit BPK yang diperoleh, maka dapat menunjukkan semakin membaiknya kinerja
pemerintah daerah atas penyelenggaraan daerah.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
18
Hubungan antara Temuan Audit dengan Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Atas dasar hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa jumlah kasus
temuan audit tidak berhubungan dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah
Daerah. Hal tersebut dapat diamati melalui tabel 4.4 yaitu nilai signifikansi sebesar
0,228 lebih besar dari nilai a 0,05. Nilai koefisien yang negatif menandakan bahwa
arah hubungan variabel tersebut adalah negatif yang berarti semakin banyak temuan
BPK RI menggambarkan semakin buruknya kinerja penyelenggaraan Pemerintah
Daerah, tetapi hubungannya tidak signifikan. Nilai signifikansi yang lebih besar
dari nilai a menunjukkan bahwa ditolaknya hipotesis II yaitu “Temuan audit tidak
berhubungan signifikan dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah.”
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurdin
(2015) yang menyatakan bahwa temuan audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota. Serta Masdiantini et al.
(2016) yang menunjukkan bahwa Temuan audit BPK yang diproksikan dengan
temuan kasus pelanggaran SPI tidak berpengaruh pada kinerja keuangan
pemerintah kabupaten/kota se-Bali. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kusumawardani (2015) yang menyatakan bahwa temuan audit
berpengaruh negatif terhadap kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi
di Indonesia tahun 2011-2013.
Pemerintah Daerah yang memiliki jumlah kasus temuan audit yang banyak
belum tentu memiliki kinerja penyelenggaraan yang buruk. Serta Pemerintah
Daerah yang memiliki jumlah kasus temuan audit yang sedikit belum tentu
memiliki kinerja penyelenggaraan yang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Artha et al. (2015) yang menyatakan bahwa
temuan audit BPK tidak berpengaruh pada kinerja penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi NTB.
Hubungan antara Pendapatan Asli Daerah dengan Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Selain variabel independen yaitu opini dan temuan audit, terdapat variabel kontrol
yang bertujuan agar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
19
tidak dapat dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kemandirian daerah. Berdasarkan
tabel 4.4, nilai signifikansi PAD sebesar 0,028 lebih kecil dari nilai a. Hal tersebut
menggambarkan bahwa “Pendapatan Asli Daerah berhubungan positif dengan
kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah.”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik tingkat kemandirian
daerah yang diproksikan dengan PAD dibagi dengan total realisasi pendapatan
berhubungan positif dengan skor kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah, nilai
koefisien yang positif menandakan bahwa arah hubungan variabel tersebut adalah
positif. Semakin tinggi rasio PAD suatu Pemerintah Daerah, maka semakin baik
pula kinerja penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Penelitian yang dilakukan oleh
Florida (2007) memiliki kesimpulan jumlah dan kenaikan kontribusi PAD akan
sangat berperan dalam kemandirian pemerintah daerah yang dapat dikatakan
sebagai kinerja pemerintah daerah.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan variabel independen yaitu opini
dan temuan audit dengan variabel dependen yaitu kinerja penyelenggaraan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011-2013
dengan variabel kontrol tingkat kemandirian daerah. Berdasarkan hasil pengujian
dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Opini audit berhubungan positif dengan kinerja penyelenggaraan Pemerintah
Daerah. Hal tersebut berarti semakin baik opini audit yang diperoleh
Pemerintah Daerah, maka semakin baik pula kinerja penyelenggaraan
Pemerintah Daerah tersebut.
2. Jumlah kasus temuan audit tidak berhubungan signifikan terhadap kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Hal tersebut berarti apabila Pemerintah
Daerah memiliki jumlah kasus temuan audit yang banyak belum tentu memiliki
kinerja penyelenggaraan yang buruk. Serta apabila Pemerintah Daerah
memiliki jumlah kasus temuan audit yang sedikit belum tentu memiliki kinerja
penyelenggaraan yang baik.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
20
3. Tingkat kemandirian Pemerintah Daerah berhubungan positif dengan kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Hal tersebut berarti semakin tinggi rasio
PAD suatu Pemerintah Daerah, maka semakin baik pula kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat menimbulkan
gangguan terhadap hasil penelitian, diantaranya adalah:
1. Data temuan audit yang kurang lengkap apabila menggunakan tahun anggaran
suatu Pemerintah Daerah yang terbaru.
2. Waktu penelitian yang terbatas sehingga sampel yang digunakan dan juga
proksi dari variabel pengukuran menjadi terbatas.
Saran
Peneliti memiliki beberapa saran yang dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya, yaitu:
1. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel independen yang lebih
beragam, seperti karakteristik Pemerintah Daerah. Serta menggunakan
alternatif variabel independen lain temuan audit dengan menggunakan temuan
audit atas kelemahan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Daerah.
2. Penelitian ini menggunakan variabel independen jumlah kasus temuan audit,
penelitian selanjutnya dapat menggunakan perbandingan antara temuan audit
dalam rupiah dengan total realisasi belanja Pemerintah Daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Rusdi, Robyn Pilcher, dan Brian Perrin. 2012. Performance Measurement
in Indonesia: The Case of Local Government. Pasific Accounting Review,
Vol. 24, No. 3: 262-291.
Ara, Samuel Christian, Titiek Herwanti, dan Endar Pituringsih. 2016. Pengaruh
Karakteristik Pemda dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemda
Kabupaten di Pulau Sumba. JAFFA, Vol. 04, No. 1: 1-17.
Aries, Djaenuri. 2012. Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah. Bogor: Ghalia
Indonesia.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
21
Arikunto, Surhasini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Artha, Risma Diri, Prayitno Basuki, dan Alamsyah MT. 2015. Pengaruh
Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi NTB). Jurnal InFestasi, Vol. 11, No. 2:
214-229.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2012. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
Semester I Tahun 2012. Jakarta: Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia. Diakses 23 April 2018.
_____________. 2013. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2013. Jakarta:
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diakses 23 April 2018.
_____________. 2014. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2014. Jakarta:
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Diakses 23 April 2018.
_____________. 2012. Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011.
Semarang: Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan
Provinsi Jawa Tengah.
_____________. 2013. Laporan Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang:
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa
Tengah.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2014. Laporan Hasil
Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Semarang: Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.
Budianto, Wendy. 2012. Pengaruh Opini, Temuan Audit, dan Gender terhadap
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di
Indonesia Tahun 2008-2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan. FE Universitas
Indonesia.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
22
Fadzil, Hanim Faudziah dan Harryanto Nyoto. 2011. Fiscal Decentralization After
Implementation of Local Government Autonomy in Indonesia. World
Review of Bussines Research, Vol. 1, No. 2: 51-70.
Florida, Asha. 2007. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. Tesis.
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan.
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
_____________ 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Hartoyo, Nafsi. 2014. Optimalisasi PAD untuk Peningkatan Kinerja Pemda. Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan.
http://www.bppk.depkeu.go.id. Diakses pada 10 Mei 2018.
Husna, Nurul, Sri Rahayu, dan Dedik Nur Triyanto. 2017. Pengaruh Opini Audit
dan Temuan Audit terhadap Tingkat Korupsi (Studi pada Pemerintah
Daerah di Indonesia Tahun 2016). e-Proceeding of Management FEB
Universitas Telkom, Vol. 04, No. 2: 1637-1642.
Jensen, Michael C dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, Vol. 3, No. 4: 305-306.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Laporan Hasil Evaluasi
Pemeringkatan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota Berdasarkan LPPD Tahun 2011 Tingkat Nasional.
http://otda.kemendagri/FormMenu/DaftarEKPPD. Diakses 4 April 2018.
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Laporan Hasil Evaluasi
Pemeringkatan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota Berdasarkan LPPD Tahun 2012 Tingkat Nasional.
http://otda.kemendagri/FormMenu/DaftarEKPPD. Diakses 4 April 2018.
_____________. Laporan Hasil Evaluasi Pemeringkatan Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
23
Berdasarkan LPPD Tahun 2013 Tingkat Nasional.
http://otda.kemendagri/FormMenu/DaftarEKPPD. Diakses 4 April 2018.
Khasanah, Nur Lailatul dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2014. Pengaruh Karakteristik,
Kompleksitas, dan Temuan Audit terhadap Pengungkapan Laporan
Keuangan Daerah. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 03, No. 3: 1-
11.
Kusumawardani, Tri. 2015. Pengaruh Opini dan Temuan Audit BPK terhadap
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi di Indonesia Tahun
2011-2013. Skripsi Dipublikasikan. FEB Universitas Gadjah Mada.
Marfiana, Nandhya dan Lulus Kurniasih. 2013. Pengaruh Karakteristik
Pemerintah Daerah dan Hasil Pemeriksaan Audit BPK terhadap Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Jurnal Penelitian Fakultas
Ekonomi Universitas Soedirman, Vol. 03, No. 1: 2-16.
Masdiantini, Putu Riesty dan Ni Made Adi Erawati. 2016. Pengaruh Ukuran
Pemerintah Daerah, Kemakmuran, Intergovernmental Revenue, Temuan,
dan Opini Audit BPK pada Kinerja Keuangan. e-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol. 14, No. 2: 1150-1182.
Masyitoh, Rizky Diyah, Ratna Wardhani, dan Dyah Setyaningrum. 2015. Pengaruh
Opini, Temuan Audit, dan Tindak Lanjut Hasil Audit terhadap Persepsi
Korupsi pada Pemerintah Daerah Tingkat II Tahun 2008-2010. Makalah
dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XVIII, Medan.
Nurdin, Fandy. 2015. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan Temuan
Audit BPK RI terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, Vol. 03, No. 1.
Noviyanti, Nur Ade dan Kiswanto. 2016. Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Daerah, Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah. Accounting Analysis Journal, Vol. 05, No. 1.
Osborne, David dan Ted Gaebler. 1992. Reinventing Government: How The
Entrepreneurial Spirit is Transforming The Public Sector. New York:
Addison-Wesley.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
24
Parwanto, Endri dan Puji Harto. 2017. Pengaruh Hasil Pemeriksaan BPK terhadap
Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Diponegoro Journal of Accounting,
Vol. 06, No. 1: 1-9.
Peraturan Kementerian Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tatacara
Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007. Tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Pratiwi, Ristu dan Y. Anni Aryani. 2016. Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Daerah, Kepala Daerah, Tindak Lanjut Temuan Audit Terhadap Opini.
Jurnal Akuntansi, Vol. 20, No. 2: 167-189.
Renas dan Dul Muid. 2014. Pengaaruh Karakteristik Pemerintah Daerah dan
Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi pada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Periode
2009-2011). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 04, No. 3: 1-15.
Sadeli, Dadang. 2008. Profesionalitas Aparat Pengawasan Fungsional Intern
Terhadap Pelaksanaan Audit Pemerintahan dan Implikasinya kepada
Akuntabilitas Keuangan Instasi Pemerintah Daerah. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol. 10, No. 2: 101-111.
Sari, Adelia Pramita, Dwi Martani, dan Dyah Setyaningrum. 2015. Pengaruh
Temuan Audit, Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan, dan Kualitas Sumber
Daya Manusia terhadap Opini Audit melalui Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga. Makalah dipresentasikan pada
Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XVIII, Medan.
Sedyaningsih, Peni dan Achmad Zaky. 2015. Pengaruh Karakteristik Pemerintah
Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Penyelenggaraan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id
25
Pemerintah Daerah (Studi pada Pemerintah Kabupaten di Sulawesi Selatan
Tahun 2009-2012). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya,
Vol. 03, No. 2.
Sudarsana, Hafidh Susila dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2013. Pengaruh Karakteristik
Pemerintah Daerah dan Temuan Audit BPK terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah (Studi pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia).
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 02, No. 4: 1-13.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaaan Pelaporan Keuangan, Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Sugeng, A.Y. 2007. Dasar-Dasar Penelitian. Semarang: IKIP PGRI Semarang
Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004. Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999. Tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003. Tentang Keuangan
Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014. Tentang
Pemerintahan Daerah.
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
repository.stieykpn.ac.id