sigit pratama_1215051051_paper processing seismic
DESCRIPTION
Paper tentang Processing Seismic dengan PromaxTRANSCRIPT
-
PENGOLAHAN DATA SEISMIK MARINE 2D
MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMAX
Sigit Pratama
Jurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung
Email: [email protected]
ABSTRAK
Dalam mempelajari mata kuliah Seismik Eksplorasi diperlukan beberapa keahlian
dalam memahami mata kuliah tersebut. Salah satunya yaitu kemampuan dalam bidang
Processing Data Seismik. Salah satu software yang dapat digunakan untuk pengolahan
data seismik yaitu Promax. Promax sendiri adalah salah satu perangkat lunak pengolahan
data seismik yang cukup populer baik di kalangan industriawan maupun akademisi. Pada
paper ini akan dibahas mengenai pengolahan data seismik marine 2D dengan software
Promax. Pengolahan data ini sendiri dimulai dengan melakukan input data, geometri,
inline, editing, preprocessing dan pengujian dengan parameter TAR dan parameter
dekonvolusi. Pengolahan data ini selesai hingga preprocessing yang diuji dengan
parameter tar dan parameter dekonvolusi. Tiap parameter ini memiliki peran dan
kegunaan yang berbeda bagi data seismik yang akan diolah.
Kata kunci: Processing, ProMAX, Parameter Tar, Parameter Dekonvolusi
Pendahuluan
Metode seismik adalah suatu metode
dalam geofisika yang digunakan untuk
mempelajari struktur dan strata bawah
permukaan bumi. Metode ini
memanfaatkan perambatan, pembiasan,
pemantulan gelombang gempa. Dengan
menggunakan metode ini akan
memudahkan pekerjaan eksplorasi
hidrokarbon karena dengan metode
seismik dapat diselidiki batuan yang
diperkirakan mengandung hidrokarbon
atau tidak. Tentu saja metode ini pun
harus didukung oleh adanya data data geologi yang lengkap.
Terdapat tiga tahapan dalam penggunaan
metode seismik, yaitu: Akuisisi Data
Seismik, Pengolahan Data Seismik dan
Interpretasi Data Seismik. Pengolahan
Data Seismik sendiri untuk mendapatkan
gambaran struktur geologi bawah
permukaan yang mendekati struktur
yang sebenarnya. Gambaran ini
didapatkan dari akuisisi lapangan. Dan
hasil dari pengolahan data seismik
nantinya akan dianalisa pada tahap
Interpretasi Data Seismik. P
roses pengolahan data menjadi sangat
penting untuk dilakukan, sebagai suatu
langkah untuk mentransformasikan data
hasil akuisisi di lapangan menjadi data
yang dapat dibaca untuk selanjutnya
diinterpretasi. Selain itu, pada tahap
pengolahan data juga dapat dilakukan
perbaikan data-data lapangan yang
kurang baik, yaitu dengan menguji
parameter-parameter yang telah
dirumuskan ke dalam data seismik. Salah
satu software untuk pengolahan data
dalam seismik adalah Promax.
-
Promax sendiri cukup terkenal di
kalangan industri ataupun pelajar untuk
mengolah data akuisisi seismik. Dalam
paper ini akan dibahas pengolahan data
seismik dengan Promax, dimulai dengan
melakukan input data, geometri, inline,
editing, preprocessing dan pengujian
dengan parameter tar (true amplitude
recovery) dan parameter dekonvolusi
Teori Dasar
Pengolahan data seismik adalah suatu
proses untuk menjadikan data seismik
mendekati penampang geologi bawah
permukaan. Pada dasarnya pengolahan
data seismik yang dilakukan di
perusahaan pengolahan data sama.
Perbedaan yang terjadi disebabkan
adanya perbedaan kemampuan software
yang digunakan dalam pemprosesan data
seismik (Sismanto, 2006).
Metode seismik adalah metode yang
menerapkan prinsip penjalaran
gelombang dimana energi (intensitas
gelombang) dari sumber getar akan
dibawa ke penerima selama gelombang
tersebut menjalar. Sistem perambatan
gelombang ini kemudian digunakan
untuk kegiatan eksplorasi hidrokarbon.
Dalam suatu kegiatan eksplorasi, energi
gelombang dipancarkan oleh sumber
kemudian diterima oleh sistem penerima
melalui perambatan gelombang dalam
medium yang terpantulkan oleh karena
perbedaan ipedansi akustik (IA) dari
bidang pantul. Dimana impedansi
akustik ini merupakan aspek fisis dari
kecepatan ( V ) dan densitas ( ) dari suatu material penyusun pelapisan
bumi[4]. Secara teoritis hubungan antara
ketiganya dapat ditulis sebagai berikut :
IA = V
Dalam mengontrol harga IA, kecepatan
mempunyai arti lebih penting daripada
densitas. Sebagai contoh, porositas atau
material pengisi pori batuan (air,
minyak, dan gas) lebih mempengaruhi
harga kecepatan daripada densitas.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pulsa
seismik merambat melewati batuan
dalam bentuk gelombang elastis yang
mentrasfer energi menjadi pergerakan
partikel medium. Dimana dimensi dari
gelombang elastik atau gelombang
seismik jauh sangat besar dibandingkan
dengan dimansi pergerakan partikel
medium tersebut Meskipun begitu,
penjalaran gelombang seismik dapat
diterjemahkan dalam bentuk kecepatan
dan tekanan partikel yang disebabkan
oleh vibrasi selama penjalaran
gelombang tersebut. Selama terjadi
perambatan gelombang pada medium
bawah permukaan bumi, kedalaman
reflektor sangat mempengaruhi waktu
penjalaran gelombang seismik (Yilmaz,
2001)
Metode seismik merupakan metode
pemetaan struktur geologi bawah
permukaan yang menerapkan prinsip
penjalaran gelombang energi akustik dan
kemudian menganalisa return signal
yang dihasilkan oleh sumber getar
buatan. Secara fisika sifat penjalaran
gelombang memenuhi beberapa azas
yaitu:
1. Azas Fermat
Prinsip fermat menyatakan bahwa jika
sebuah gelombang merambat dari satu
titik ke titik yang lain maka gelombang
tersebut akan memilih jejak yang
tercepat. Dimana kata tercepat
memberikan penekanan bahwa jejak
yang akan dilalui oleh sebuah
gelombang adalah jejak yang secara
waktu tercepat bukan yang terpendek
secara jarak. Karena tidak selamanya
yang terpendek itu selalu tercepat.
Sehingga dengan demikian jika
gelombang melewati sebuah medium
yang memiliki variasi kecepatan
-
gelombang seismik maka gelombang
tersebut akan cenderung melalui zona-
zona kecepatan tinggi dan menghindari
zonazona kecepatan rendah.
2. Prinsip Huygens
Prinsip Huygens menyatakan bahwa
setiap titik-titik penganggu yang berada
didepan muka gelombang utama akan
menjadi sumber bagi terbentuknya
deretan gelombang yang baru. Dimana
jumlah dari energi total gelombang yang
baru sama dengan energi utama. Hal ini
sesuai dengan prinsip kirchoff bahwa
energi yang masuk sama dengan energi
yang keluar.
3. Hukum Snellius
Hukum Snellius menjelaskan bahwa
perilaku sinar seismik ketika menembus
bidang batas antar lapisan maka sebagian
akan terpantulkan dan sebagian lagi akan
terbiaskan (Dg Shiame, 2007).
ProMAX adalah perangkat lunak
pengolahan data seismik yang cukup
populer baik dikalangan industriawan
maupun akademisi. Pada platform
Linux, ProMAX dapat diaktifkan dengan
perintah promax, run_promax,
start_promax, dan lain-lain. ProMAX
memiliki tiga lapis window yakni
AREA, LINE, dan FLOW. Pada window
AREA dan LINE terdapat menu Select,
Add, Delete, Rename, Copy dan
Permission. Select adalah untuk memilih
AREA atau LINE yang baru. Select
untuk memilih, Rename untuk
mengganti nama. Window FLOW
merupakan window utama membuat dan
mengeksekusi flow pengolahan data
seismik. Di bagian kanan window
FLOW terdapat ratusan fungsi
pengolahan data seismik yang ada dapat
dipilih (Abdullah, 2007).
Geometri merupakan langkah awal
dalam pengolahan data seismik. Setelah
melakukan Trace Display, kemudian
kembali ke jendela ruang kerja FLOW
untuk menambahkan processing flow
yang baru (Abdullah, 2007).
TAR (True Amplitide Recovery)
merupakan fungsi penguat time-variant
tunggal untuk mengembalikan harga
amplitude seismik yang mengalami
pelemahan sehingga setiap titik reflector
seolah-olah datang dengan jumlah energi
yang sama. Proses True Amplitude
Recovery secara singkat dapat
dirumuskan seperti persamaan dibawah
ini
Keterangan:
- h(nt) adalah amplitudo yang telah mengalami TAR
- g(nt) adalah amplitudo trace seismik yang terekam
- G(nt) adalah besarnya gain amplifier
- adalah koefisien atenuasi - adalah suatu konstanta
eksperimental
(Yilmaz, 2001)
Dekonvolusi merupakan proses yang
digunakan untuk meningkatkan resolusi
temporal dari data seismic dengan cara
menganalisa wavelete seismic dasarnya.
Sehingga dapat diartikan bahwa
dekonvolusi adalah proses untuk
mengembalikan bentuk wavelet yang
diterima oleh receiver menjadi bentuk
wavelet dari sumber (Sismanto, 2006).
Geometri merupakan dasar awal dalam
pengolahan data seismik. Setelah
melakukan Trace Display, kemudian
kembali ke jendela ruang kerja FLOW
untuk menambahkan processing flow
yang baru (Sismanto, 2006).
-
Metodologi
Berikut ini adalah flowchart (diagram
alir) pengolahan data 2D Marine dengan
Promax:
Gambar 1.1 Diagram Alir Pengolahan
Data
INPUT DATA
Tahap awal pengolahan data seismik
adalah Input Data. Tahap ini diawali
dengan membuat tiga lapis window,
yaitu AREA, LINE dan FLOW. Pada
window FLOW, dibuat fungsi INPUT
DATA yang berisi SEG-Y INPUT yang
berguna untuk memasukkan data SEG-Y
kedalam program Promax dan DISK
DATA OUTPUT yang berguna untuk
penyimpanan data output dari data SEG-
Y yang telah diinput. Berikut ini adalah
gambar tahapan Input Data seismik
dengan menggunakan Promax:
Gambar 2.1 Input Data
Setelah dilakukan input data SEG-Y maka dilakukan trace display. Trace
display sendiri berfungsi untuk
menampilkan penampang yang
menggambarkan keadaan data/proses
yang sedang dilakukan. Trace display
dalam proses ini bertujuan untuk melihat
penampang seismik data awal (SEG-Y)
yaitu dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.2 Trace Display Input Data
GEOMETRI
Tahap ini adalah tahap dasar dalam
pengolahan data seismik. Tahap
geometri ini dimulai dengan membuat
processing flow baru, yaitu 2. Geometry. Selanjutnya flow baru di edit pada jendela editing flow, diisi dengan
2D Marine Geometry Spreadsheet. Pada proses editing flow ini, dilakukan
beberapa input data observer. Geometri
-
ini bertujuan untuk menyelaraskan data
yang dibuat oleh observer (observer
report) dengan data yang akan diproses.
Setelah data-data dari observer report
dimasukkan kedalam profil 2D Marine
Geometry Spreadsheet, selanjutnya
adalah dilakukan trace display pada flow
geometri ini. Trace display pada tahap
ini berguna untuk mengecek bagaimana
akuisisi data dilakukan. Dalam trace
display geometri ini, nantinya akan
terlihat jika ada beberapa data yang
hilang atau kosong saat perekaman data
oleh receiver seismik. Hasil dari Trace
display geometri dapat dilihat sebagai
berikut:
Gambar 2.3 Trace Display Geometry
INLINE
Tahap inline dimulai dengan membuat
flow dengan nama 3. INLINE. Setelah itu, masuk kedalam window editing
flow. Lalu diisi dengan Disk Data Input,
Inline Geom Header Load serta Disk
Data Output. Pada bagian Inline Geom
Header Load, pada bagian Primary
Header to Match Database diganti
dengan FFID. Gambaran tahapan inline
dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.4 Proses Inline
EDITING
Tahapan ini penting untuk mengaktifkan
berbagai filter untuk membuat data
seismik menjadi lebih baik. Tahapan
awal dimulai dengan membuat flow
dengan nama 4. EDITING. Lalu masuk kedalam jendela editing flow. Di
jendela editing flow dimasukkan fungsi
berupa Disk Data Input, Disk Data
Output, Bandpass Filter dan Trace
Kill/Reverse. Disk Data Input diisi
dengan file hasil dari proses geometri
dan Disk Data Output diisi dengan file
hasil dari proses editing. Sedangkan,
pada bagian Band Pass Filter, Ormsby
Filter Frequency Values diisi dengan
angka 7-13-100-150. Angka ini dapat
diubah-ubah. Angka ini menandakan
nilai frekuensi yang akan digunakan
untuk memfilter dengan Band Pass
Filter.
Gambar 2.4 Proses Editing Band Pass
Filter
Selanjutnya, dilakukan editing pada
bagian Trace Kill/Reverse. Pada Specify
Traces to be edited diubah nilai 1-3; 1-
168. Nilai ini juga dapat diubah-ubah.
-
Gambar 2.6 Editing Trace Kill/Reverse
TRACE DISPLAY
Tahap ini penting untuk dilakukan, pada
tahap trace display ini berguna untuk
memperlihatkan hasil dari berbagai
proses diatas terhadap data seismik awal
SEG-Y. Tahap ini dimulai dengan membuat flow 5. TRACE DISPLAY. Dari tahap ini akan ditampilakan hasil
dari berbagai proses sebelumnya,
selanjutnya dilakukan Picking untuk
memilih bagian mana dari penampang
seismik yang telah dilakukan berbagai
proses. Picking adalah proses yang
sangat penting dalam pengolahan data
seismik. Ketelitian sangat diperlukan
untuk memilah bagian mana dari
penampang seismik yang harus dibuang
dan dipertahankan. Picking dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 2.7 Picking Data Seismik
PRE-PROCESSING
Pada tahap ini, semua proses yang telah
dilalui sebelumnya, seperti input data,
geometri, inline, editing, trace display
serta picking akan diaplikasikan menjadi
sebuah penampang seismik. Hasil dari
Picking di proses sebelumnya menjadi
data utama yang akan dihasilkan dari
pre-processing. Dan akan menjadi data
acuan untuk proses selanjutnya. Pada
tahap pre-processing ini diawali dengan
membuat flow 6. PRE-PROCESSING. Selanjutnya, pada bagian jendela editing flow dimasukkan
input/output berupa Disk Data Input,
True Amplitude Recovery,
Spiking/Predictive Deconvolution, Disk
Data Output, Add Flow Comment, Disk
Data Input dan Trace Display. Pad
bagian True Amplitude Recovery, nilai
Specify TAR velocity function diisi
dengan nilai 0-1480, 1000-2500, 2000-
3200, 3000, seperti pada gambar
dibawah ini:
Gambar 2.8 TAR Velocity Function
Setelah itu, beralih pada Trace Display,
maka akan didapatkan penampang
seperti berikut:
-
Gambar 2.9 Hasil Pre Processing
Maka, selesailah tahap Pre-Processing.
Tahap ini sebagai tahap finalisasi dari
tahap-tahap sebelumnya. Data utama
dari pengolahan data adalah data dari
pre-processing ini. Setelah tahap Pre
Processing ini selesai dilakukan, maka
selanjutnya dilakukan uji parameter
dengan parameter TAR dan
Dekonvolusi.
Hasil Pengamatan Dan Pembahasan
Pengolahan data dimulai dengan
melakukan input data berupa data SEG-Y untuk merubah format kedalam format yang dapat dibaca program dan
sebagai proses dalam menginput data
seismik. Selanjutnya, dilakukan tahap
geometri. Fungsi dari tahap geometri ini
sendiri adalah untuk menggabungkan
dan mengoreksi data lapangan dari
observer report dengan data processing
yang akan diamati. Dari proses geometri
ini akan dikoreksi jika ada data yang
kosong karena tidak terbaca oleh
receiver seismik. Selanjutnya, dilakukan
proses inline dan editing yang memiliki
fungsi memasukkan berbagai filter yang
akan digunakan untuk memaksimalkan
dan memperbaiki data processing.
Selanjutnya, dilakukan tahap pre-
processing yang akan menjadi finalisasi
dari tahap-tahap sebelumnya. Maka akan
didapat penampang seperti yang
tergambar pada Gambar 2.9
Setelah pre-processing, barulah
dilakukan input parameter yang akan
diuji. Parameter pertama adalah
Parameter TAR (True Amplitude
Recovery). TAR ini sendiri bertujuan
untuk memulihkan kembali nilai
amplitudo yang berkurang akibat
perambatan gelombang seismik dari
sumber ke penerima. Tentunya akan
terdapat amplitudo yang berkurang pada
perambatan gelombang seismik dari
sumber ke peneriman, penurunan nilai
ini terjadi sesuai dengan jarak tempuh
gelombangnya. Energi gelombang
seismik pada saat menjalar melalui
medium bawah permukaan akan
mengalami penurunan energi sehingga
amplitudo akan melemah. Maka dari itu,
TAR ini digunakan untuk memperbaiki
nilai amplitudo yang berkurang tersebut.
Pada Promax, Parameter TAR ini dibuat
dengan membuat flow pt_tar terlebih dahulu, lalu masuk ke jendela editing
flow. Setelah itu, memasukan data
input/output berupa Disk Data Input,
Parameter Test, True Amplitude
Recovery dan Trace Display. Pada
bagian Disk Data Input, diinput data
yang berupa hasil dari tahap Pre-
Processing. Pada bagian Parameter Test
diubah nilai Enter Parameter Values menjadi -5, -3, 0, 3, 5. Nilai ini dapat
diubah-ubah. Prosesnya dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 3.1 Enter Parameter Values
TAR
Setelah itu, dilakukan Trace Display,
untuk melihat hasil dari memasukkan
-
parameter TAR yang telah dilakukan.
Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3.2 Hasil Parameter TAR
Setelah Parameter TAR selesai
dilakukan, selanjutnya adalah Parameter
Dekonvolusi. Dekonvolusi sendiri
digunakan untuk meningkatkan resolusi
temporal dari data seismik dengan cara
mengembalikan wavelet yang terekam
menjadi tajam dan tinggi amplitudonya
dikawasan waktu. Pada Promax,
Parameter Dekonvolusi dibuat dengan
membuat flow pt_dekon. Lalu masuk ke jendela editing flow dengan
memasukan input/output data berupa
Disk Data Input, Parameter Test,
Spiking/Predictive Deconvolution serta
Trace Display. Pada bagian Disk Data
Input, diisi dengan hasil dari proses
Editing. Pada Parameter Test, Enter
Parameter Value diubah dengan angka
20|40|60. Angka ini dapat diubah-ubah.
Proses dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 3.3 Enter Parameter Value
Deconvolution
Setelah itu, pada Spiking/Predictive
Deconvolution, dipilih Predictive
Deconvolution. Lalu, ditampilkan hasil
dekonvolusi dengan fungsi Trace
Display. Maka hasilnya akan seperti
berikut:
Gambar 3.4 Hasil Parameter
Deconvolution
Parameter TAR berfungsi untuk
menguatkan amplitudo seperti yang
telah terlihat pada gambar 3.2.
Amplitudo menjadi lebih baik daripada
sebelum digunakan Parameter TAR.
Sedangkan Parameter Deconvolution
berfungsi untuk meningkatkan resolusi
temporal data seismik seperti yang
terlihat pada gambar 3.4.
Kesimpulan
Dari pengolahan data yang telah
dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengolahan data seismik adalah salah satu proses yang penting
dalam metode seismik karena akan
mentransformasikan data akuisisi
menjadi data yang dapat dianalisis
dan diinterpretasi.
2. Salah satu software pengolahan data seismik adalah Promax. Promax
salah satu software yang populer
untuk pengolahan data seismik.
3. Pengolahan data seismik dimulai dengan input data, geometri, inline,
editing, trace display, preprocessing
-
dan penambahan parameter TAR
dan Dekonvolusi.
4. Parameter TAR berfungsi untuk menguatkan amplitudo yang
berkurang saat akuisisi lapangan
5. Parameter Dekonvolusi berfungsi untuk meningkatkan resolusi
temporal dari data seismik
Daftar Pustaka
Abdullah, A. 2007. Ensiklopedia
Seismik.http://ensiklopediseismik.blogs
pot.com. Diakses pada tanggal 14
Januari 2015.
Dg Shiame, Ramlis. 2007. Pengolahan
Data Seismik Refleksi 2D dengan
software proMAX 2003.3.3. Makassar:
UNHAS
Sismanto. 2006. Dasar-Dasar Akusisi
dan Pemrosesan Data Seismic.
Jogjakarta: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, UGM
Yilmaz, Ozdogan. 2001. Seismic Data
Analysis. Investigation in Geophysics.
Society of Exploration Geophysics.
Tusla. Oklahoma