hubungan antara lingkar pinggang dan lemak tubuh …repository.unjaya.ac.id/2103/2/ida...

58
HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: IDA MEISYAROH 2213013 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS GAMPING 1

SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

IDA MEISYAROH 2213013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

ii

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS GAMPING 1

SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

IDA MEISYAROH 2213013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

Page 3: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Lingkar

Pinggang Dan Lemak Tubuh Dengan Derajat Hipertensi di Puskesmas Gamping 1

Sleman”. Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan

dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada

kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan

setulus-tulusnya kepada:

1. dr.Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha., M.Kep.,Ns.Sp.Kep.M.B, selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad

Yani Yogyakarta, dan selaku Dosen Pembimbing yang dengan tulus ikhlas

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Miftafu Darussalam, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.MB, selaku penguji yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan saran

serta masukan terhadap skripsi ini.

4. Semua pihak yang sudah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi ini

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar- besarnya.

Sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besar

harapan penulis semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

menambah ilmu pengetahuan.

Yogyakarta,.......,................, 2017

Penulis

( Ida Meisyaroh)

Page 6: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

vi

DAFTAR ISI Hal

HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN iii HALAMAN PERNYATAAN iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi INTISARI xii ABSTRACT xiii BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 5 D. Manfaat Penelitian 5 E. Keaslian Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 8

1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi 8

c. Patofisiologi hipertensi 9 d. Faktor-faktor penyebab hipertensi 10 e. Penatalaksanaan hipertensi 14 f. Komplikasi hipertensi 20

2. Lemak Tubuh 21 a. Definisi 21 b. Kelebihan berat badan 21 c. Penyebab kelebihan berat badan 22 d. Komposisi tubuh 23 e. Tebal lemak bawah kulit 23 f. Kebutuhan lemak bagi tubuh 24

g. Metabolisme lemak 25 h. Fungsi lemak 26 i. Cara pengukuran lemak tubuh 27

3. Lingkar Pinggang 29 a. Definisi 29 b. Kriteria ukuran lingkar pinggang 30 c. Pengukuran lingkar pinggang 30

B. Kerangka Teori 32

Page 7: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

vii

C. Kerangka Konsep 33 D. HIPOTESIS 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian 34 C. Populasi dan Sampel 34

1. Populasi penelitian 34 2. Sampel penelitian 35

D. Variabel Penelitian 36 1. Variabel bebas 36 2. Variabel terikat 36 3. Variabel pengganggu 36

E. Definisi Operasional 36 F. Alat dan Prosedur Pengumpulan Data 37

1. Alat pengumpulan data 37 2. Prosedur pengumpulan data 38

G. Reliabilitas 38 1. Uji reliabilitas 38

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 39 1. Metode pengolahan data 39 2. Analisa data 42

I. Etika Penelitian 43 J. Pelaksanaan Penelitian 44

1. Proposal penelitian 44 2. Tahap pelaksanaan 45 3. Penyusunan laporan penelitian 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 47

1. Gambaran lokasi penelitian 47 2. Analisa univariat 47

a. Karakteristik responden 47 b. Gambaran lingkar pinggang 48 c. Gambaran Lemak tubuh 50 d. Gambaran Tekanan darah 51

3. Analisa bivariat 53 a. Hubungan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi 53 b. Hubungan lemak tubuh dengan derajat hipertensi 54

B. Pembahasan 54 1. Karakteristik responden 54 2. Lingkar pinggang 56 3. Lemak tubuh 57 4. Hipertensi 59 5. Hubungan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi 61

Page 8: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

viii

6. Hubungan lemak tubuh dengan derajat hipertensi 62 C. Keterbatasan Penelitian 63

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 64 B. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

ix

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Klasifikasi Tekanan darah menurut JNC 8 8 Tabel 2 Body Fat Ratio Charth 29 Tabel 3 Kriteria Ukuran Lingkar Pinggang 30 Tabel 4 Definisi Operasional 36 Tabel 5 Interpretasi Korelasi Kendall’s Tau 43 Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Hipertensi 48 Tabel 7 Gambaran Lingkar Pinggang 48 Tabel 8 Karakteristik Responden Dengan Lingkar Pinggang 49 Tabel 9 Gambaran Lemak Tubuh 50 Tabel 10 Karakteristik Responden Dengan Lemak Tubuh 50 Tabel 11 Gambaran Tekanan Darah 51 Tabel 12 Karakteristik Responden Dengan Tekanan Darah 51 Tabel 13 Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Derajat Hipertensi 53 Tabel 14 Hubungan Lemak Tubuh Dengan Derajat Hipertensi 54

Page 10: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

x

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Pengukuran Skinfold 28

Gambar 2 Body Fat Scales 29

Gambar 3 Pengukuran Lingkar Pinggang 31

Gambar 4 Kerangka Teori 32

Gambar 5 Kerangka Konsep 33

Page 11: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3. Persetujuan Menjadi Asisten Penelitian

Lampiran 4 Lembar pernyataan Uji Realibilitas

Lampiran 5. SOP Pengukuran Lingkar Pinggang

Lampiran 6. SOP Pengukuran Tekanan Darah

Lampiran 7. SOP Pengukuran Lemak Tubuh

Lampiran 8. Lembar Reliabilitas Pengukuran Lingkar Pinggang

Lampiran 9. Lembar Reliabilitas Pengukuran Tekanan Darah

Lampiran 10. Lembar Reliabilitas Pengukuran Lemak Tubuh

Lampiran 11. Lembar Dokumentasi Uji Reliabilitas

Lampiran 12. Lembar Observasi

Lampiran 13. Surat-surat izin studi pendahuluan

Lampiran 14. Lembar Bimbingan Skripsi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

xii

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI PUSKESMAS GAMPING 1

SLEMAN

Ida Meisyaroh�, Tetra Saktika Adinugraha�

INTISARI

Latar Belakang: Hipertensi adalah kenaikan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi semakin meningkat dan salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi dan dapat dirubah yaitu lingkar pinggang dan lemak tubuh pada pasien hipertensi. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dan lemak tubuh dengan derajat hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman. Metode Penelitian:Penelitian ini adalah deskriptif korelasi, Rancangan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional, sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak 44 responden. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Sleman. Hasil analisa data menggunakan Kendall Tau’s B. Hasil Penelitian: Distribusi lingkar pinggang sebagian besar sebanyak 33 responden atau (75,0%), yaitu dalam kategori tinggi. Distribusi lemak tubuh sebagian besar sebanyak 20 responden atau (45,5%), yaitu dalam kategori obese. Distribusi tekanan darah sebagian besar sebanyak 17 responden atau (38,6%), yaitu dalam kategori prehipertensi. Ada hubungan yang signifikan antara lemak tubuh dengan derajat hipertensi dengan p value (0,007), dengan keeratan hubungan dalam kategori rendah 0,360 yaitu berada dalam interval 0,20-0,399. Ada hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan derajat hipertensi dengan p value (0,045), dengan keeratan hubungan dalam kategori rendah 0,283 yaitu berada dalam interval 0,20-0,399. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara lemak tubuh dengan derajat hipertensi dan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman. Kata Kunci : lingkar pinggang, lemak tubuh, derajat hipertensi

Mahasiswa Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta �

Dosen Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta�

Page 13: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

THE CORRELATION BETWEEN WAIST SIZE AND BODY FAT WITH HYPERTENSION DEGREE IN PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN

Background: Hypertension is sistolic blood pressure more than 140 mmHg and diastolic blood pressure more than 90 mmHg. The hypertension is increasing and one of the factors causing it is and may be changed is the waist size and body fat on hypertension patients. Objective: To know the correlation between the waist size and body fat with hypertension degree in Puskesmas (Public Health Centre) Gamping 1 Sleman. Methodology: This research is a descriptive correlative research, the design is quantitative research using cpurposive sampling with total number of respondents as many as 44 respondents. The research is conducted in Puskesmas Gamping 1 Sleman. The analysis result done by using Kendall Tau’s B. Results: The distribution of weist size of the 33 respondents or (75,0%), are in a high category. Whereas, the distribution of body fat of the 20 respondents or (45,5%), are in an obese category. Then, the distribution of blood pressure of 17 respondents or (38,6%), arcorrelation between body fat and hypertension degree with the with the closeness correlation is in low category 0,360, it means it is in the interval 0,20-0,399. Furthermore, there iswaist size and hypertension degree with the correlation is in a low category 0,283. It means that it is in the interval 0,20Conclusion: there is significant correlation betwethe hypertension degree in Puskesmas Gamping 1 Sleman.

Key Words: weist size, body fat, hypertension degree

xiii

THE CORRELATION BETWEEN WAIST SIZE AND BODY FAT WITH HYPERTENSION DEGREE IN PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN

,

ABSTRACT

Hypertension is sistolic blood pressure more than 140 mmHg and diastolic blood pressure more than 90 mmHg. The hypertension is increasing and one of the factors causing it is and may be changed is the waist size and body fat on hypertension patients.

: To know the correlation between the waist size and body fat with hypertension degree in Puskesmas (Public Health Centre) Gamping 1 Sleman.

This research is a descriptive correlative research, the design is quantitative research using cross sectional method, the sample of the research uses purposive sampling with total number of respondents as many as 44 respondents. The research is conducted in Puskesmas Gamping 1 Sleman. The analysis result done by using Kendall Tau’s B.

distribution of weist size of the 33 respondents or (75,0%), are in a high category. Whereas, the distribution of body fat of the 20 respondents or (45,5%), are in an obese category. Then, the distribution of blood pressure of 17 respondents or (38,6%), are in a prehypertension category. There is a significant correlation between body fat and hypertension degree with the pwith the closeness correlation is in low category 0,360, it means it is in the

0,399. Furthermore, there is also significant correlation between waist size and hypertension degree with the p value (0,045), and the closeness correlation is in a low category 0,283. It means that it is in the interval 0,20

there is significant correlation between body fat and weist size with the hypertension degree in Puskesmas Gamping 1 Sleman.

Key Words: weist size, body fat, hypertension degree

THE CORRELATION BETWEEN WAIST SIZE AND BODY FAT WITH HYPERTENSION DEGREE IN PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN

Hypertension is sistolic blood pressure more than 140 mmHg and diastolic blood pressure more than 90 mmHg. The hypertension is increasing and one of the factors causing it is and may be changed is the waist size and body fat

: To know the correlation between the waist size and body fat with hypertension degree in Puskesmas (Public Health Centre) Gamping 1 Sleman.

This research is a descriptive correlative research, the design is ross sectional method, the sample of the research uses

purposive sampling with total number of respondents as many as 44 respondents. The research is conducted in Puskesmas Gamping 1 Sleman. The analysis result

distribution of weist size of the 33 respondents or (75,0%), are in a high category. Whereas, the distribution of body fat of the 20 respondents or (45,5%), are in an obese category. Then, the distribution of blood pressure of 17

e in a prehypertension category. There is a significant correlation between body fat and hypertension degree with the p value (0,007), with the closeness correlation is in low category 0,360, it means it is in the

also significant correlation between value (0,045), and the closeness

correlation is in a low category 0,283. It means that it is in the interval 0,20-0,399. en body fat and weist size with

Page 14: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi
Page 15: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Word Health Organization (WHO) (2013), hipertensi adalah suatu

kondisi dimana pembuluh darah mengalami peningkatan secara terus-menerus dan

mengakibatkan kerja jantung untuk memompa darah semakin cepat, sehingga

suplai kebutuhan oksigen ke jantung meningkat. Hipertensi juga didefinisikan

sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik

lebih dari 90 mmHg ( Smeltzer & Bare, 2008). Tekanan darah sistolik adalah

tekanan darah ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan darah diastolik

adalah tekanan darah ketika jantung mengendur (WHO, 2013).

Klasifikasi hipertensi terbaru dari Joint National Committe (JNC 8) (2015),

apabila seseorang memiliki nilai normal sistoliknya kurang dari 120 mmHg dan

diastoliknya kurang dari 80 mmHg, sedangkan dikatakan prehipertensi apabila

sistoliknya 120-139 mmHg atau diatoliknya 80-89 mmHg, hipertensi derajat satu

apabila sistoliknya 140-159 mmHg atau 90-99 mmHg, hipertensi derajat dua

apabila sistoliknya lebih dari 160 mmHg atau diastoliknya lebih dari 100 mmHg.

Menurut World Health Organitation (WHO) dalam Junaidi (2010),

mengemukakan bahwa Indonesia berada dalam deretan 10 negara dengan

prevalensi hipertensi tertinggi di dunia. WHO mencatat pada tahun 2012 terdapat

839 juta kasus penderita hipertensi dan diperkirakan meningkat menjadi 1,15

milyar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia. Menurut

laporan dari Riset Kesehatan Dasar (2007), prevalensi di Indonesia sebesar

31,7%. Prevalensi di DIY menurut Riskesdas adalah 35,8% atau lebih tinggi jika

dibandingkan dengan angka nasional (31,7%). Prevalensi ini menempatkan DIY

pada urutan ke-5 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi yang tinggi. Data dari

Dinas Kesehatan DIY pada tahun 2015 didapatkan jumlah kasus hipertensi pada

penduduk DIY yang berusia ≥18 tahun di Kabupaten Sleman sebanyak 33,22%,

Kulonprogo 23,29%, Bantul 22,73%, Kota Yogyakarta 18,49% , dan Gunung

Page 16: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

2

Kidul 13,24%. Daerah yang menempati kasus hipertensi tertinggi yaitu Kabupaten

Sleman (Profil Dinkes DIY, 2016).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten

Sleman 10 April 2017 diperoleh data jumlah penderita hipertensi tertinggi di

Puskesmas Gamping 1 dengan jumlah penderita hipertensi 4643 kasus, kemudian

Puskesmas Moyudan 4233 kasus, dan Puskesmas Pakem 3996 kasus.

Dengan prevalensi yang meningkat, maka dampak dari hipertensi dapat merusak

organ tubuh, hingga penderita akan mengalami komplikasi kerusakan jantung,

ginjal, otak, mata, organ lain hingga kematian (Park, Ong, Bernard, Cheung &

Karen, 2007). Komplikasi tersebut harus dikendalikan dengan melakukan

pencegahan faktor resiko hipertensi.

Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko tidak dapat dikontrol dan faktor

risiko dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol meliputi umur, jenis

kelamin, suku dan faktor genetik, sedangkan faktor yang dapat dikontrol meliputi

asupan garam, kebiasaan merokok, olahraga, stres, dan kelebihan berat badan

(Susalit, 2007). Secara ilmiah, kelebihan berat badan terjadi akibat mengonsumsi

kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab kelebihan berat

badan terjadi karena banyak faktor. Faktor utama adalah ketidakseimbangan

asupan energi dengan keluaran energi. Asupan energi tinggi bila konsumsi

makanan berlebihan, sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme

tubuh dan aktivitas fisik rendah (Adriyani & Wirjatmadi, 2012).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh National Health and Nutrition

Examination Survey (NHNES) prevalensi kelebihan berat badan di dunia terus

meningkat. Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa, 18 tahun dan

lebih tua mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 600

juta mengalami kelebihan berat badan. Secara keseluruhan, sekitar 13% dari

populasi dunia dewasa (11% laki-laki dan 15% perempuan) yang mengalami

kelebihan berat badan (WHO, 2013). Pada populasi MONICA (Monitoring

Trends and Determinant in Cardiovascular), -Jakarta ditemukan bahwa

presentase hipertensi pada individu yang overweight sebesar 24,5% dan obesitas

Page 17: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

3

27,5% jauh lebih tinggi dibandingkan individu dengan berat badan normal 12,5%

(Delmi, Elmatris, & Rahmi, 2012).

Selain dilihat dari Body Mass Indeks (BMI), kelebihan berat badan dapat

dilihat dari lingkar pinggangnya (Nanik & Diyah, 2010). Ukuran lingkar pinggang

yang besar berhubungan dengan peningkatan faktor terhadap penyakit

kardiovaskular karena lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari

lemak intra abdominal atau visceral. Ukuran lingkar pinggang normal untuk Asia

adalah kurang dari 90 cm untuk pria dan kurang dari 80 cm untuk wanita (PERKI,

2013).

Kelebihan berat badan adalah kelebihan lemak dalam tubuh yang umumnya

ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang

terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya. Kelebihan berat badan sering

ditunjuk sebagai faktor risiko yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung

koroner dan cenderung mempunyai kolestrol total dan Low Density Lipoprotein

(LDL) yang lebih tinggi. Pasien yang kelebihan berat badan lebih cenderung

disertai dengan hipertensi, diabetes melitus dan hiperlipidemia daripada orang

kurus atau normal (Sartika, 2010).

Jaringan lemak dirongga perut memiliki sel per unit massa lebih banyak,

peningkatan massa sel lemak menyebabkan peningkatan produksi

angiotensinogen di dalam jaringan lemak, yang merupakan mekanisme potensial

dalam peningkatan tekanan darah. Semakin besar massa tubuh, semakin banyak

darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh.

Hal tersebut menyebabkan volume darah menjadi meningkat sehingga memberi

tekanan lebih besar pada dinding arteri, yang akan menimbulkan terjadinya

kenaikan tekanan darah dan meningkatkan frekuensi denyut jantung (Shep dalam

Yunita (2015).

Menurut WHO 1990 dalam Almatsier 2009, kebutuhan konsumsi lemak

dianjurkan sebanyak 20-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk

kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk

membantu penyerapan vitamin larut- lemak. Diantara lemak yang dikonsumsi

Page 18: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

4

dalam sehari dianjurkan paling banyak 8% dari kebutuhan energi total berasal dari

lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak tidak jenuh-ganda.

Sebagian besar dari lemak ini terletak pada jaringan subkutan. Deposit lemak

dalam rongga dada dan abdomen bertambah dengan meningkatnya kegemukan,

dan dikaitkan dengan peningkatan resiko kesehatan. Lemak tubuh dapat

digunakan sebagai acuan tingkatan obesitas pada seseorang. Sesuai dengan alat

Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), ukuran lemak tubuh pria dan wanita

terdiri dari thin, slim, normal, fair, fat dan obese. Lemak tubuh seseorang dapat

diukur dengan berbagai cara, salah satunya yaitu menggunakan alat Bioelectrical

Impedance Analysis (BIA) yang bersifat lebih cepat dan noninvasive. Alat ini

mengukur persen lemak tubuh berdasarkan konduktifitas elektrik, karena jaringan

lemak tubuh memiliki konduktifitas yang relatif kecil sementara otot, pembuluh

darah dan tulang memiliki konduktivitas elektrik yang besar.

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 30 Mei

2017 di Puskesmas Gamping 1 Sleman, dari data laporan observasi 10 pasien

yang terdiagnosa hipertensi didapatkan 9 pasien bertekanan darah tinggi, 8 pasien

dengan ukuran lingkar pinggang melebihi batas normal, 6 pasien dengan lemak

tubuh diatas batas normal, dan 2 pasien dengan lemak tubuh dibawah batas

normal.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “ Hubungan antara lingkar pinggang dan lemak tubuh dengan derajat

hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada hubungan antara lingkar pinggang dan

lemak tubuh dengan derajat hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman ?”

Page 19: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

5

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Tujuan umum :

Diketahui hubungan antara lingkar pinggang dan lemak tubuh dengan

derajat hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman.

2. Tujuan khusus :

a. Diketahui gambaran lingkar pinggang

b. Diketahui gambaran lemak tubuh

c. Diketahui gambaran derajat hipertensi

d. Diketahui keeratan hubungan lingkar pinggang dengan derajat hipertensi.

e. Diketahui keeratan hubungan lemak tubuh dengan derajat hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bahwa faktor resiko

lingkar pinggang dan lemak tubuh dapat menjadi hipertensi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi profesi keperawatan

Diharapkan bagi profesi keperawatan melakukan pengkajian lingkar

pinggang dan lemak tubuh pada pasien hipertensi.

b. Bagi pasien hipertensi

Penelitian ini dapat menjadi informasi dan mengontrol perilaku yang dapat

mempengaruhi lingkar pinggang dan lemak tubuh.

c. Bagi puskesmas

Sebagai acuan manajemen pengkajian asuhan keperawatan dan

penatalaksanaan menangani pasien hipertensi.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

6

E. Keaslian Penelitian

1. Sumayku, I.M. dkk (2014) “Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar

Pinggang Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT. Metode penelitian ini

bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian

sebanyak 127 mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT yang memenuhi

kriterian inklusi. Hasil penelitian ini terdapat korelasi yang signifikan antara

Indeks Massa Tubuh dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai

p sebesar 0,001 dan 0,004 (p<0,01) dengan korelasi koefisien adalah 0,286

dan 0,252. Simpulan penelitian ini terdapat peningkatan Indeks Massa Tubuh

dan lingkar pinggang dapat berpengaruh kepada tekanan darah. Persamaan

penelitiannya adalah variabel bebas yaitu lingkar pinggang dan variabel

terikatnya tekanan darah, metode penelitian menggunakan cross sectional.

Perbedaan penelitian ini adalah waktu dan tempat penelitian, Variabel

bebasnya ada IMT.

2. Delmi, S dkk. (2012). “Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi

Pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang”. Penelitian ini

merupakan studi komparatif menggunakan desain cross sectional study,

dengan jumlah sampel 204 orang. Analisis statistik yang digunakan adalah uji

chi square dan uji Independent sample T-test. Hasil penelitian ini menemukan

bahwa lebih dari separuh penderita hipertensi mengalami obesitas (56,6%)

dan obesitas sentral (54,9%) terdapat hubungan bermakna antara obesitas

dengan kejadian hipertensi (p<0,05; OR=1,82) dan obesitas sentral dengan

kejadian hipertensi (p<0,05;OR=2,72). Uji independent sample T- test

menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) dimana ada perbedaan rata-rata

IMT (p=0,025) antara responden hipertensi dan tidak hipertensi dan ada

perbedaan rata-rata LP (p=0,002) antara responden hipertensi dan tidak

hipertensi. Simpulan penelitian ini terdapat hubungan antara kejadian obesitas

dan obesitas sentral dengan hipertensi pada masyarakat Etnik Minangkabau

Page 21: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

7

di Kota Padang. Persamaan penelitian ini adalah variabel terikatnya tekanan

darah, metode yang digunakan cross sectional. Perbedaan penelitian ini

adalah analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square dan uji

Independent sample T-test, waktu dan tempat penelitian, variabel bebasnya

adalah obesitas.

3. Tatiana, Y. et all. (2012). “Independent Association of Waist Circumference

With Hypertension and Diabetes in African American Women, South

Carolina, 2007-2009”. Metode yang digunakan yaitu regresi logistik untuk

menguji prediktor hipertensi dan diabetes. Hasil penelitian ini dari 843

peserta studi, 205 menderita diabetes dan 545 adalah hipertensi. Wanita

dengan lingkar pinggang 88 cm atau lebih berada pada peningkatan resiko

hipertensi (rasio OR= 7.17, p<0,002) dan diabetes (OR= 6,99, p<0,001).

Setelah mengontrol semua variabel (hipertensi OR= 5.53, p<0,001; diabetes,

OR= 5,38, p<0,001). Simpulan penelitian ini menunjukkan hubungan antara

lingkar pinggang dan faktor resiko CVD, khususnya hipertensi dan diabetes.

Persamaan penelitian ini adalah variabel bebasnya lingkar pinggang dan

variabel terikatnya tekanan darah. Perbedaan penelitian ini adalah waktu dan

tempat penelitian, metode yang digunakan regresi logistik, variabel bebasnya

hanya lingkar pinggang dan variabel terikatnya ada diabetes melitus.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Sleman yang terletak di

wilayah Sleman Barat Daya dengan ketinggian 114 m diatas permukaan air

laut. Puskesmas Gamping 1 Sleman mempunyai dokter umum 3 orang,

perawat umum 6 orang. Pelayanan yang ditangani di puskesmas Gamping 1

Sleman yaitu rawat jalan, dimana pasien kontrol tekanan darah, dan meminta

obat. Perawat bertugas mengukur tekanan darah, menanyakan keluhan dan

memberikan edukasi. Sedangkan dokter menindak lanjutinya.

Kegiatan yang dilakukan pihak puskesmas dalam mengontrol penyakit

hipertensi pada pasien hipertensi yaitu PROLANIS (Program Pengendalian

Penyakit Kronis) dimana setiap bulan sekali ada jadwal khusus yaitu senam di

Puskesmas Gamping 1 Sleman.

Dari data demografi Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun (2014),

jumlah penduduk wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 Sleman

tahun 2014 sebanyak 40.282 jiwa, terdiri dari laki-laki 19.922 jiwa dan

perempuan 20.360 jiwa.Dilihat dari penduduk usia 45-54 tahun di Kabupaten

Sleman termasuk tinggi yaitu 142.653 dari 1.167.481 penduduk. Wilayah

kabupaten Sleman terdiri dari dua 2 Desa yaitu Desa Ambarketawang dan Desa

Balecatur. Desa Ambarketawang terdiri dari 13 Dusun dengan 110 RT dan

Desa Balecatur terdiri dari 18 Dusun dengan 127 RT.

2. Analisa Univariat a. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini hasil analisa univariat menggambarkan karakteristik

yang meliputi, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

49

49

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas

Gamping 1 Sleman (n: 44)

Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

13 31

29.5 70.5

Usia 20-44 tahun 45-54 tahun 55-59 tahun

3

29 12

6.8

65.9 27.3

Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi

3

22 4

13 2

6.8 50 9.1

29.5 4.5

Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Pensiunan

16 27 1

36.4 61.4 2.3

Pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan Rp. 1.448.385/bulan >Rp. 1.448.385/bulan

33 8 3

75

18.2 6.8

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 44 responden, sebanyak 31

responden atau (70.5%), berjenis kelamin perempuan berusia 45-54 tahun

sebanyak 29 responden (65.9%), tingkat pendidikan SD sebanyak 22

responden (50.0%), status pekerjaan responden bekerja sebanyak 27

responden (61.4%), dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 33

responden (75.0%).

b. Gambaran Lingkar Pinggang di Puskesmas Gamping 1 Sleman

Tabel 4.2 Gambaran Lingkar Pinggang di Puskesmas Gamping 1 Sleman

(n: 44)

Gambaran antropometri Frekuensi (F) Persentase (%) Lingkar Pinggang Normal Tinggi

11 33

25 75

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 44 responden, sebanyak 33

responden atau (75.0%), responden memiliki lingkar pinggang yang tinggi.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

1) Karakteristik Responden Dengan Lingkar Pinggang

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Dengan Lingkar Pinggang di Puskesmas

Gamping 1 Sleman (n: 44)

Karakterisitk responden Normal Tinggi

F % F %

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

6 5

46.2 16.1

7

26

53.8 83.9

Usia 20-44 tahun 45-54 tahun 55-59 tahun

0 9 2

0 31

16.7

3

20 10

100 69

83.3 Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi

1 5 2 2 1

33.3 22.7 50

15.4 50

2

17 2

11 1

66.7 77.3 50

84.6 50

Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Pensiunan

3 8 0

18.8 29.6

0

13 19 1

81.3 70.4 100

Pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan Rp. 1.448.385/bulan >Rp. 1.448.385/bulan

8 2 1

24.2 25

33.3

25 6 2

75.8 75

66.7

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 44 responden yang

mengalami lingkar pinggang tinggi sebagian besar berjenis kelamin

perempuan sebanyak 26 responden (83,9%) berusia 45-54 tahun sebanyak

20 responden (69,0%), tingkat pendidikan SD sebanyak 17 responden

(77,3%), status pekerjaan bekerja sebanyak 19 responden (70,4%) dan

pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 25 responden (75,8%).

Sedangkan yang mengalami ukuran lingkar pinggang normal sebagian

besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 responden (46,2%) berusia 45-

54 tahun sebanyak 9 responden (31,0%), tingkat pendidikan SD sebanyak

5 responden (22,7%), status pekerjaan bekerja sebanyak 8 responden

(29,6%) dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 8 responden

(24,2%).

Page 25: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

51

c. Gambaran Lemak Tubuh di Puskesmas Gamping 1 Sleman

Tabel 4.4 Gambaran Lemak Tubuh di Puskesmas Gamping 1 Sleman (n: 44)

Gambaran antropometri Frekuensi (F) Persentase (%)

Lemak tubuh

Normal

Fair

Fat

Obese

6

2

16

20

13.6

4.5

36.4

45.5

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 44 responden, sebanyak 20

responden atau (45.5%), responden memiliki ukuran lemak tubuh terbanyak

yaitu obese.

1) Karakteristik Responden Dengan lemak tubuh

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Dengan Lemak Tubuh di Puskesmas Gamping

1 Sleman (n: 44)

Karakteristik responden

Normal Fair Fat Obese

F % F % F % F % Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

3 3

23.1 9.7

0 2

0

6.5

4

12

30.8 38.7

6 14

46.2 45.2

Usia 20-44 tahun 45-54 tahun 55-59 tahun

0 6 0

0

20.7 0

0 1 1

0

3.4 8.3

0

11 5

0

37.9 41.7

3 11 6

100 37.9 50

Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi

1 2 1 1 1

33.3 9.1 25 7.7 50

0 0 1 1 0

0 0 25 7.7 0

0

10 2 4 0

0

45.5 50

30.8 0

2 10 0 7 1

66.7 45.5

0 53.8 50

Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Pensiunan

0 6 0

0

22.2 0

1 1 0

6.3 3.7 0

8 8 0

50

29.6 0

7 12 1

43.8 44.4 100

Pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan Rp. 1.448.385/bulan >Rp. 1.448.385/bulan

4 1 1

12.1 12.5 33.3

1 1 0

3

12.5 0

14 2 0

42.4 25 0

14 4 2

42.4 50

66.7

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 44 responden yang

mengalami ukuran lemak tubuh obese sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 14 responden (45.2%) berusia 45-54 tahun

sebanyak 11 responden (37.9%), tingkat pendidikan SD sebanyak 10

responden (45.5%), status pekerjaan bekerja sebanyak 12 responden (44.4%)

Page 26: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 14 responden (42.4%).

Sedangkan yang mengalami lemak tubuh dalam kriteria fat sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 12 responden (38.7%)

berusia 45-54 tahun sebanyak 11 responden (37.9%), tingkat pendidikan SD

sebanyak 10 responden (45.5%), status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 8

responden (50%) dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 14

responden (42.4%). Sedangkan yang mengalami lemak tubuh dalam kriteria

normal sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3

responden (23.1%) berusia 45-54 tahun sebanyak 6 responden (20.7%),

tingkat pendidikan SD sebanyak 2 responden (9.1%), status pekerjaan bekerja

sebanyak 6 responden (22.2%) dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan

sebanyak 4 responden (12.1%). Sedangkan yang mengalami lemak tubuh

dalam kriteria fair sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan

sebanyak 2 responden (6.5%) berusia 55-59 tahun sebanyak 1 responden

(8.3%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 1 responden (25%), status

pekerjaan tidak bekerja sebanyak 1 responden (6.3%) dan pendapatan Rp.

1.448.385/bulan sebanyak 1 responden (12.5).

d. Gambaran Tekanan Darah Responden di Puskesmas Gamping 1

Sleman

Tabel 4.6 Gambaran Tekanan Darah Responden di Puskesmas Gamping 1 Sleman

(n: 44)

Tekanan darah Frekuensi (F) Persentase (%) Derajat hipertensi Normal Prehipertensi Hipertensi stage 1 Hipertensi stage 2

4

17 12 11

9.1

38.6 27.3 25

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa dari 44 responden, sebanyak 17

responden atau (38.6%), responden memiliki derajat hipertensi terbanyak

yaitu prehipertensi.

1) Karakteristik Responden Dengan Tekanan Darah di Puskesmas

Gamping 1 Sleman

Page 27: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

53

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Dengan Tekanan Darah di Puskesmas

Gamping 1 Sleman (n: 44)

Karakteristik responden Normal

Prehipertensi Hipertensi stage 1

Hipertensi stage 2

F % F % F % F % Jenis kelamin Laki-laki Perempuan

0 4

0

12.9

7 10

53.8 32.3

4 8

30.8 25.8

2 9

15.4 29

Usia 20-44 tahun 45-54 tahun 55-59 tahun

0 1 3

0

3.4 25

1 12 4

33.3 41.4 33.3

2 9 1

66.7 31 8.3

0 7 4

0

24.1 33.3

Pendidikan Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi

0 3 0 1 0

0

13.6 0

7.7 0

1 6 4 5 1

33.3 27.3 100 38.5 50

2 4 0 5 1

66.7 18.2

0 38.5 50

0 9 0 2 0

0

40.9 0

15.4 0

Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Pensiunan

2 2 0

12.5 7.4 0

6 11 0

37.5 40.7

0

5 7 0

31.3 25.9

0

3 7 1

18.8 25.9 100

Pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan Rp. 1.448.385/bulan >Rp. 1.448.385/bulan

4 0 0

12.1

0 0

11 5 1

33.3 62.5 33.3

9 2 1

27.3 25

33.3

9 1 1

27.3 12.5 33.3

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa dari 44 responden yang

mengalami tekanan darah prehipertensi sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 10 responden (32.3%) berusia 45-54 tahun

sebanyak 12 responden (41.4%), tingkat pendidikan SD sebanyak 6

responden (27.3%), status pekerjaan bekerja sebanyak 11 responden

(40.7%) dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 11 responden

(33.3%) Sedangkan yang mengalami tekanan darah hipertensi stage 2

sebagian responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 responden

(29%) berusia 45-54 tahun sebanyak 7 responden (24.1%), tingkat

pendidikan SD sebanyak 9 responden (40.9%), status pekerjaan bekerja

sebanyak 7 responden (25.9%) dan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan

sebanyak 9 responden (27.3%). Sedangkan yang mengalami tekanan darah

hipertensi stage 1 sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan

sebanyak 8 responden (25.8%) berusia 45-54 tahun sebanyak 9 responden

(31%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 5 responden (38.5%), status

Page 28: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

pekerjaan bekerja sebanyak 7 responden (25.9%) dan pendapatan <Rp.

1.448.385/bulan sebanyak 9 responden (27.3%). Sedangkan yang

mengalami tekanan darah normal sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 4 responden (12.9%) berusia 55-59 tahun sebanyak 3

responden tingkat pendidikan SD sebanyak 3 responden (13.6%), status

pekerjaan tidak bekerja sebanyak 2 responden (12.5%) dan pendapatan <Rp.

1.448.385/bulan sebanyak 4 responden (12.1%).

3. Analisa bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

yaitu lingkar pinggang dan lemak tubuh dengan variabel terikat yaitu derajat

hipertensi. Uji statistik yang digunakan adalah Kendall’s Tau. Untuk

mengetahui keeratan hubungan dari kedua variabel tersebut dan untuk melihat

kecenderungan sebelumnya dilihat ada atau tidaknya hubungan. Hasil dari

Prevalens Odds Ratio untuk mengetahui kecenderungan dari variabel terikat

yaitu derajat hipertensi dengan variabel bebas yaitu lingkar pinggang dan

lemak tubuh.

a. Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Derajat Hipertensi

Tabel 4.8 Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Derajat Hipertensi

Kendall’s Tau Correlation coeffiicient

Sig. (2.tailed) N

Lingkar pinggang 0.283** 0.045 44

Hasil analisis statistik diketahui bahwa p= 0,045 dimana p< 0,05 yang

berarti ada hubungan antara lingkar pinggang dengan derajat hipertensi.

Untuk keeratan correlation coeffiicient sebesar 0,283 yang berarti mempunyai

keeratan yang rendah. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak hanya lingkar

pinggang yang mempengaruhi derajat hipertensi, namun kemungkinan ada

faktor lain yang mempengaruhi derajat hipertensi seperti usia, jenis kelamin,

genetik, suku, asupan garam, kebiasaan merokok, obesitas, olahraga dan

stress.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

55

b. Hubungan Lemak Tubuh Dengan Derajat Hipertensi

Tabel 4.9 Hubungan Lemak Tubuh Dengan Derajat Hipertensi

Kendall’s Tau Correlation coeffiicient

Sig. (2.tailed) N

Lemak tubuh 0.360** 0.007 44

Hasil analisis statistik diketahui bahwa p= 0,007 dimana p< 0,05 yang

berarti ada hubungan antara lemak tubuh dengan derajat hipertensi. Untuk

keeratan correlation coeffiicient sebesar 0,360 yang berarti mempunyai

keeratan yang rendah. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak hanya lemak

tubuh yang mempengaruhi derajat hipertensi, namun kemungkinan ada faktor

lain yang mempengaruhi derajat hipertensi seperti tidak dapat mengontrol

pola makan atau makan yang dikonsumsi sangat berlebih.

B. Pembahasan 1. Karakteristik Responden di Puskesmas Gamping 1 Sleman

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 31 responden (70.5%).

Hal ini sesuai dengan teori menurut Smeltzer & Bare (2013), yang

mengatakan bahwa hipertensi lebih banyak menyerang perempuan

dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini terjadi karena perempuan yang

belum menopause dilindungi oleh hormon estrogen, hormon estrogen

dapat meningkatkan konsentrasi HDL dan menurunkan konsentrasi LDL.

Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pencegah terjadinya

aterosklerosis (Stanley & Bare, 2007). Dari data demografi Badan Pusat

Statistik Kabupaten Sleman tahun (2014), jumlah penduduk wilayah

Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping 1 tahun 2014 sebanyak 40.282

jiwa, dimana perempuan lebih unggul dengan jumlah 20.360 jiwa dan

laki-laki 19.922 jiwa.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

b. Umur

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berusia 45-54 tahun sebanyak 29 responden (65.9%). Dari data

demografi Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun (2015),

diketahui bahwa pada usia 45-54 tahun di Kabupaten Sleman termasuk

urutan ke tiga yaitu 142.653 dari 1.167.481 penduduk.

c. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SD sebanyak 22 responden (50.0%). Dari data Badan

Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun (2015), tingkat pendidikan

penduduk masyarakat di wilayah Pusat Kesehatan Masyarakat Gamping

1 Sleman tamat SD merupakan urutan yang ke dua dari 8 tingkat

pendidikan yaitu 806 orang.

d. Status Pekerjaan

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dengan status pekerjaan bekerja sebanyak 27 responden (61.4%). Dengan

banyaknya responden yang bekerja dikarenakan posisi di wilayah

kabupaten Sleman tersebut termasuk dalam Wilayah perkotaan dan

terdapat adanya pasar. Sehingga pada masyarakat Sleman tersebut

mempunyai peluang yang besar untuk mendapatkan pekerjaan. Wilayah

tersebut terdiri dari dua 2 Desa yaitu Desa Ambarketawang dan Desa

Balecatur. Desa Ambarketawang terdiri dari 13 Dusun dengan 110 RT

dan Desa Balecatur terdiri dari 18 Dusun dengan 127 RT.

e. Pendapatan

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dengan pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 33 responden

(75.0%). Hal tersebut dikarenakan pendidikan responden yang rendah.

Hasil dari data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman tahun (2015),

tingkat pendidikan penduduk masyarakat di wilayah Pusat Kesehatan

Masyarakat Gamping 1 Sleman urutan pertama yaitu SLTA sebanyak

1223 orang diikuti dengan tamat SD sebanyak 806 orang.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

57

2. Lingkar Pinggang

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 44 responden, yang

mengalami lingkar pinggang tinggi sebagian besar berjenis kelamin

perempuan sebanyak 26 responden (83,9%). Jenis kelamin menjadi faktor

yang mempengaruhi ukuran lingkar pinggang. Berlainan dengan teori,

dimana lingkar pinggang laki-laki harusnya lebih besar daripada perempuan

karena laki-laki cenderung lebih banyak lemak yang menumpuk dirongga

perut. Hal ini bertentangan dengan Supariasa (2014), dimana laki-laki

cenderung lebih banyak lemak yang menumpuk di rongga perut, sementara

lemak tubuh pada wanita cenderung lebih banyak menumpuk pada panggul.

Laki-laki cenderung memiliki tipe obesitas android, dimana bentuk tubuh

menjadi bulat seperti apel. Sementara pada perempuan cenderung memiliki

obesitas tipe ginoid dimana tubuh bagian bawah cenderung lebih besar

sehingga mirip dengan bentuk buah pear. Hal ini menunjukkan bahwa

ukuran lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari lemak intra

abdominal atau visceral (PERKI, 2013). Menurut WHO (2013), lebih dari

1,9 miliar orang dewasa, 18 tahun dan lebih tua mengalami kelebihan berat

badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 600 juta mengalami kelebihan berat

badan. Secara keseluruhan sekitar 13% dari populasi dunia dewasa (11%

laki-laki dan 15% perempuan) yang mengalami kelebihan berat badan.

Pasien di Puskesmas Gamping 1 Sleman sebagian besar berusia 45-54 tahun

sebanyak 20 responden (69,0%). Pada wanita yang pernah melahirkan

mempunyai pinggang yang besar daripada yang belum. Hal itu terjadi

karena beberapa lemak yang membantu produksi air susu disimpan perut.

Selain itu otot-otot pinggang juga mengendur saat hamil dan persalinan. Hal

ini yang akhirnya akan mempengaruhi ukuran lingkar pinggang (Amelia

dalam Inandia 2012).

Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini sebagian besar

responden dalam tingkat pendidikan SD sebanyak 17 responden (77,3%).

Tingkat pendidikan berhubungan erat dengan pekerjaan yang bisa didapat

dan pendapatan seseorang. Hal inilah yang dapat mempengaruhi perilaku

Page 32: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

dan pandangan dalam pemilihan makanan serta asupan dan pola hidup

seseorang (Fatmah, 2011).

Berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden bekerja

sebanyak 19 responden (70,4%). Status pekerjaan berhubungan erat dengan

pendapatan seseorang. Hal inilah yang dapat mempengaruhi perilaku dan

pandangan dalam pemilihan makanan serta asupan dan pola hidup seseorang

(Fatmah, 2011).

Berdasarkan hasil pendapatan, sebagian besar responden dengan

pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 25 responden (75,8%). Status

pendapatan berhubungan erat dengan pekerjaan seseorang. Dengan

pendapatan yang tinggi, daya beli seseorang akan terpengaruh dan menjadi

semakin tinggi pula, sehingga dapat dengan mudah membeli bahan

makanan. Sementara saat pendapatanya sedikit, maka daya beli pun akan

berkurang (Brown, 2011). Hal inilah yang dapat mempengaruhi perilaku

dan pandangan dalam pemilihan makanan serta asupan dan pola hidup

seseorang (Fatmah, 2011).

3. Lemak Tubuh

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 44 responden yang

mengalami lemak tubuh dalam kriteria obese sebagian besar berjenis

kelamin perempuan sebanyak 14 responden (45.2%). Jenis kelamin dapat

menjadi pengaruh terhadap perbedaan penyebaran lemak tubuh pada laki-

laki dan perempuan. Pada perempuan lebih cenderung memiliki lemak

tubuh tinggi dibanding laki-laki, disebabkan oleh berbagai hal seperti

perbedaan anatomi dan hormonal (Supariasa, 2014). Jenis kelamin sangat

berpengaruh pada tingkat obesitas seseorang. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan hormon yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Perempuan

memiliki hormon estrogen yang membutuhkan lemak untuk bekerja. Pada

saat menopause, kadar hormon estrogen berkurang drastis hingga

menimbulkan penumpukan lemak. Selain itu pada wanita saat mengalami

menopause, kerja hormon tiroid akan berkurang hingga akhirnya

Page 33: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

59

kemampuan aktivitas fisik dapat berkurang dan menyebabkan wanita lebih

rentan mengalami obesitas (Inandia, 2012).

Pasien di Puskesmas Gamping 1 Sleman yang mengalami lemak tubuh

dalam kriteria obese sebagian besar dengan umur 45-54 tahun sebanyak 11

responden (37.9%). Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa usia

berhubungan erat dengan kejadian obesitas. Menurut Bakhshi et al. (2011),

seiring dengan bertambahnya usia, setelah usia 30 tahun massa lemak tubuh

akan bertambah bersamaan dengan penurunan massa bebas lemak. Saat

mencapai usia 20-70 tahun penurunan massa otot rangka menyebabkan

penurunan massa bebas lemak tubuh hingga 40%. Massa bebas lemak tubuh

paling tinggi akan terjadi saat usia 20-30 tahun sementara massa lemak

tubuh akan terakumulasi paling banyak saat usia 60-70 tahun. Setelah 70

tahun, baik massa lemak maupun massa bebas lemak akan menurun secara

perlahan.

Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini sebagian besar

responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 10 responden (45.5%).

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup sehat dengan tidak

merokok, tidak minum alkohol dan lebih sering berolahraga (Kivimaki,

2004 dalam Yuliarti, 2007). Tingginya pada pendidikan yang rendah,

kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada pasien yang

berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau lambat menerima

informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh petugas sehingga berdampak

pada perilaku /pola hidup sehat. Tingkat pendidikan berhubungan erat

dengan pekerjaan yang bisa didapat dan pendapatan seseorang. Hal inilah

yang dapat mempengaruhi perilaku dan pandangan dalam memilih makanan

serta asupan dan pola hidup seseorang (Fatmah, 2011).

Berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden bekerja

sebanyak 12 responden (44.4%), pekerjaan berpengaruh kepada aktivitas

fisik seseorang. Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak banyak

sehingga dapat mengakibatkan penimbunan lemak di dalam tubuh (Misti,

2009).

Page 34: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

Berdasarkan hasil pendapatan, sebagian besar responden dengan

pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 14 responden (42.4%). Status

pendapatan berhubungan erat dengan pekerjaan seseorang. Seseorang

dengan faktor sosial ekonomi yang rendah baik dalam pendapatan,

pendidikan, maupun area tempat tinggalnya, akan memiliki kesehatan fisik

maupun emosi yang rendah pula. Hal ini yang akan mengakibatkan

meningkatnya risiko berbagai penyakit tidak menular (Brown, 2011).

4. Hipertensi

Karakteristik pasien hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman

sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 responden

(32.3%). Faktor jenis kelamin berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.

Penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan, Asdar dan Suryani (2012) yang

menyatakan bahwa wanita lebih berisiko hipertensi daripada laki-laki,

disebabkan karena dalam hal menghadapi stress dan tekanan psikologis ,

mekanisme koping laki-laki lebih baik dibandingkan wanita, dimana stress

yang merupakan salah satu faktor terjadinya peningkatan tekanan darah.

Pada wanita masa produktif masih terlindungi oleh hormon estrogen, akan

tetapi wanita setelah menopause menjadi lebih berpotensi terserang penyakit

hipertensi. estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density

Lipoprotein (HDL). Kadar HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung

dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis sehingga dapat

memperlebar pembuluh darah dalam jantung, sehingga aliran darah menjadi

lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen yang cukup (Anggraini,

2009).

Pasien hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman sebagian besar

dengan umur 45-54 tahun sebanyak 12 responden (41.4%). Karena usia

mempengaruhi terjadinya hipertensi (Yogiantoro, 2009). Tekanan darah

secara alami cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Penambahan usia menyebabkan semakin hilang daya elastisitas dari

pembuluh darah yang mengakibatkan arteri dan aorta kehilangan daya untuk

Page 35: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

61

menyesuaikan diri dengan aliran darah. Pada wanita menopause berpeluang

lebih besar menderita hipertensi, sehubungan dengan perubahan hormon dan

seiring dengan bertambahnya usia kepekaan orang bertambah terhadap

hipertensi (Palmer & William, 2007). Penelitian yang sejalan dengan

Zamhir (2006), yang menemukan bahwa prevalensi hipertensi semakin

meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini sebagian besar

responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 6 responden (27.3%).

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap gaya hidup sehat dengan tidak

merokok, tidak minum alkohol dan lebih sering berolahraga (Kivimaki,

2004 dalam Yuliarti, 2007). Tingginya risiko terkena hipertensi pada

pendidikan yang rendah, kemungkinan disebabkan karena kurangnya

pengetahuan pada pasien yang berpendidikan rendah terhadap kesehatan

dan sulit atau lambat menerima informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh

petugas sehingga berdampak pada perilaku /pola hidup sehat. Hal ini sesuai

dengan penelitian Anggraini, dkk (2009) bahwa responden paling banyak

berpendidikan rendah. Hal ini kemungkinan yang mempengaruhi gaya

hidup dan keinginan untuk menjaga kesehatan.

Berdasarkan status pekerjaan sebagian besar responden bekerja

sebanyak 11 responden (40.7%), pekerjaan berpengaruh kepada aktivitas

fisik seseorang. Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak banyak

sehingga dapat mengakibatkan penimbunan lemak di dalam tubuh (Misti,

2009). Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut

jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja lebih keras

pada setiap kontraksi (Aris, 2007). Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Rahajeng (2009), yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara pekerjaan dengan hipertensi.

Berdasarkan hasil pendapatan, sebagian besar responden dengan

pendapatan <Rp. 1.448.385/bulan sebanyak 11 responden (33.3%). Dengan

pendapatan yang rendah maka seseorang akan memilih makanan yang

kualitasnya rendah. Teori integratif kualitas hidup menyatakan

Page 36: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

kesejahteraan yang paling dasar dalam kualitas hidup subjektif. Kepuasan

kesehatan juga merupakan salah satu penilaian yang ada. Dikatakan juga

faktor-faktor objektif itu antara lain penghasilan, pernikahan, kondisi

kesehatan (Ventegodt et al, 2003).

5. Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Derajat Hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian responden

mempunyai lingkar pinggang tinggi sebanyak 11 responden (25%) memiliki

kriteria tekanan darah prehipertensi. Hal ini dapat disebabkan karena faktor

penyebab lain yang mempengaruhi lingkar pinggang dan derajat hipertensi

seperti usia, jenis kelamin, genetik, suku, asupan garam, kebiasaan

merokok, obesitas, olahraga dan stress. Hasil penelitian ini menyebutkan

bahwa lingkar pinggang yang tinggi paling banyak terjadi pada perempuan.

Lingkar pinggang yang merupakan indicator yang digunakan untuk

mengetahui banyaknya kelebihan lemak di perut memiliki kaitan dengan

tekanan darah terbukti dengan hasil analisis statistik menunjukkan nilai p =

0,045 < 0,05, sehingga ada hubungan antara lingkar pinggang dengan

tekanan darah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sumayku, Pandelaki dan Wongkar (2014) menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah.

Bila dilihat kecenderungan pada lingkar pinggang dengan tidak obesitas

dan obesitas terdapat juga hubungan dengan tekanan darah. Sehingga dapat

dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai lingkar pinggang yang tidak

obesitas cenderung memiliki tekanan darah yang normal 4 kali lebih besar

dan sebaliknya seseorang dengan lingkar pinggang yang obesitas memiliki

kecenderungan yang sama untuk memiliki tekanan darah tinggi. Sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradono (2010), menyatakan

responden dengan obesitas sentral mempunyai peluang 1,6 kali menderita

hipertensi dibandingkan responden yang tidak obesitas.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

63

6. Hubungan Lemak Tubuh Dengan Derajat Hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden

dengan lemak tubuh obese sebanyak 8 responden (40%) memiliki tekanan

darah dalam kriteria hipertensi stage 1. Hal ini dapat disebabkan karena

faktor penyebab lain yang mempengaruhi derajat hipertensi dan lemak

tubuh seperti usia, jenis kelamin, genetik, suku, asupan garam, kebiasaan

merokok, obesitas, olahraga dan stress. Obesitas merupakan suatu keadaan

atau kondisi yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat

badan akibat jaringan lemak dalam tubuh. Sehingga mempengaruhi tekanan

yang ada di dalam tekanan darah diakibatkan jantung memompa terlalu

keras. Berdasarkan penelitian ini, didapatkan hasil analisis statistik

menunjukkan nilai p = 0,007 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan antara lemak tubuh dengan derajat hipertensi

yaitu ada hubungan dimana semakin tinggi lemak tubuh, maka derajat

hipertensi akan mengalami peningkatan karena sesuai dengan teori saat

ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan

membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat

menyerap sebagian gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini

menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun.

Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran

awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal, seperti

seseorang yang mempunyai kelebihan berat badan maka volume darah

beredar melalui pembuluh darah menjadi akan meningkat sehingga memberi

tekanan lebih besar pada dinding arteri membuat tekanan darah akan naik

(Farid, 2012).

Teori yang ada mengatakan berat badan meningkat diatas berat badan

ideal maka resiko hipertensi juga meningkat dan dikarenakan berat badan

lebih akan terjadi penumpukan jaringan lemak yang dapat menyebabkan

peningkatan resisten pembuluh darah dalam meningkatkan kerja jantung

untuk memompa darah ke seluruh tubuh (Schmiedera et al, 2009). Orang

Page 38: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

yang berbadan kurus tidak menutup kemungkinan untuk mengalami

peningkatan tekanann darah. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhinya yaitu kadar kolestrol di dalam darah yang disebabkan

oleh gaya hidup yang tidak baik, seperti tidak dapat mengontrol pola makan

atau makan yang dikonsumsi sangat berlebih. Kadar kolestrol yang berlebih

dapat dapat menimbulkan penyakit jantung dan hipertensi. selain itu

kolestrol yang berlebih atau biasa yang disebut dengan hiperkolesterolmia

yang pada umumnya diderita oleh orang gemuk atau orang yang sudah

lanjut usia tetapi tidak menutup kemungkinan gangguan metabolisme ini

dapat menyerang orang kurus bahkan pada saat usia muda (Aisiyah, 2009).

Lemak tubuh normal obese dengan tekanan darah didapatkan bahwa ada

hubungan normal obese dengan tekanan darah. Sehingga didapatkan hasil

penelitian bahwa orang yang lemak tubuh kategori normal cenderung

memiliki tekanan darah yang normal 4,9 kali lebih besar dan sebaliknya

orang yang memiliki lemak tubuh kategori obese maka memiliki

kecenderunganyag sama untuk memiliki tekanan darah tinggi. Semakin

banyak kelebihan berat badan, semakin besar risiko hipertensi yang harus

dihadapi. Semakin banyak berat badan yang diturunkan, maka secara

bersamaan akan semakin rendah risiko hipertensi yang ditanggung

(Pradono, 2010).

C. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat menganggu hasil dari

penelitian tersebut, diantaranya:

1. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan pada faktor pengganggu yang tidak

dapat mengendalikan diantaranya yaitu genetik, suku, asupan garam, kebiasaan

merokok, olahraga dan stress.

2. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan dalam pengukuran lingkar pinggang

responden, peneliti tidak mengajarkan posisi inspirasi (tarik napas) pada saat

pengukuran berlangsung.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis penelitian ini diterima dengan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Distribusi lingkar pinggang sebagian besar dalam kategori tinggi (75,0%).

2. Distribusi lemak tubuh sebagian besar dalam kategori obese (45,5%).

3. Distribusi tekanan darah sebagian besar dalam kategori prehipertensi (38,6%).

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara lemak tubuh dengan derajat

hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman dengan p value (0,007), dengan

keeratan hubungan dalam kategori rendah 0,360 yaitu berada dalam interval

0,20-0,399.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkar pinggang dengan derajat

hipertensi di Puskesmas Gamping 1 Sleman dengan p value (0,045), dengan

keeratan hubungan dalam kategori rendah 0,283 yaitu berada dalam interval

0,20-0,399.

B. Saran

a. Bagi profesi keperawatan

Diharapkan bagi profesi keperawatan melakukan pengkajian lingkar pinggang

dan lemak tubuh pada pasien hipertensi sebagai acuan manajemen pengkajian

asuhan keperawatan dan penatalaksanaan menangani pasien hipertensi,

sehingga dapat menurunkan risiko angka hipertensi.

b. Bagi pasien hipertensi

Diharapkan penelitian ini responden dapat memeriksakan tekanan darahnya

secara rutin di pelayanan kesehatan dan bagi responden yang memiliki ukuran

lemak tubuh dan lingkar pinggang diatas batas normal diharapkan secara

tertahap dapat menguranginya.

c. Bagi puskesmas

Page 40: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

66

Sebaiknya di Puskesmas Gamping 1 Sleman menambah tenaga kesehatan dan

mengadakan program untuk mengurangi lemak tubuh dan ukuran lingkar

pinggang lebih efektif 1 minggu sekali.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

Daftar Pustaka

Adriani, M & Wirjatmadi, B. (2012), Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Agoes, A. (2013), Penyakit di Usia Tua, EGC, Jakarta. Aisyiyah, NF. (2009), Faktor Risiko Hipertensi pada Empat Kabupaten/ Kota

dengan Prevalensi Hipertensi Tertinggi di Jawa dan Sumatra. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Almatsier, S. (2009), Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. American Heart Association. (2010), Heart Disease and Stroke Statistics_2010

Update: A Report From the American Heart Association. Available from: http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/121/7/e46. Diakses tanggal 18 Maret 2017.

Anggraini, A.D., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., Siahaan, S.S. (2009),

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien Yang Berobat di Poli Klinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008. Riau: FK UNRI.

Aris, S. (2007), Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. PT

Intisari Mediatama, Jakarta. Arjatmo, T., Hendra, U. (2010), Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI,

Jakarta. Balitbangkes. (2007), Laporan Hasil Riset Dasar Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2007, Departemen Kesehatan, Jakarta. Brown, Judith E. (2011), Nutrition Throught The Life Cycle, Fourth Edition.

Thomson Learning, Inc. USA. Bustan, M. N. (2007), Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta,

Jakarta. Crown, E. (2009), Buku Saku Patofisiologi. Alih Bahasa Brahm U, Pendit, EGC,

Jakarta. Delmi, S.,Elmatris dan Rahmi, R. (2012), Hubungan Obesitas Dengan Kejadian

Hipertensi Pada Masyarakat Etnik Minangkabau di Kota Padang.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

Depkes RI. (2006), Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. di akses pada 21 Maret 2017. .(2007), Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Dinas Kesehatan DIY. (2016), Profil Kesehatan Tahun 2016 Kota Yogyakarta, Dinkes DIY, Yogyakarta.

Dwijayanthi, L. (2008), Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah, Ed 2, EGC, Jakarta. Elizabeth, C.J. (2009), Buku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,

Jakarta. ESH & ESC GUIDELINES. (2013), The Task Force for The Management of

Arterial Hypertension of The Europian Society of Hypertension (ESH) and of The European Society of Cardiology (ESC), European Heart Journal, 34, 2159-2219.

Farid, M. (2012), Faktor Mempengaruhi Tekanan Darah.

http://www.terlambat.info/2013/01/faktor-mempengaruhi-tekanan-darah.html Diakses tanggal 5 Mei 2017.

Fatmah & Yuran, N. (2011), Light Physical Activiy Increased Body Fat

Percentage in Elder Javanese, Activity Increased Body Fat Percentage in Elder Javanese. Vol. 30-No.1. Universa Medicina.

Ikhsan. M, Asdar. F, Suryani. S. (2012), Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Terjadinya Peningkatan Tekanan Darah Pada Pasien Pre Operasi Laparotomi Di Rumah Sakit Umum Islam Faisal Makasar. Jurnal Keperawatan Stikes Nani Hasanuddin Makasar, 1(1): 1-9.

Inandia, K. (2012), Kejadian Obesitas Berdasarkan Persen Lemak Tubuh Dan

Rasio Lingkar Pinggang Pinggul Serta Faktor-Faktor Lain Yang Berhubungan Pada Prelansia Dan Lansia Kelurahan Depok Jaya, Skripsi.

Jalal, F. (2006), Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Kadar Glukosa Darah,

Trigliserida dan Tekanan Darah Pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. http:wordpress.com/2013/01/02/lingkarpinggang-kadar-glukosa-darah-trigliserida-dan-tekanan-darah-pada-etnis-minang-di-kabupaten-padang-pariaman-sumatera-barat. diakses tanggal 18 Maret 2017.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

JNC 8. (2015), Hypertension: The Sillent Killer, Alabama pharmacy Association. Katerin, I.I. (2015), Hubungan Antara Stres Dengan Hipertensi Pada Pasien

Rawat Jalan Puskesmas Rapak Mahang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.

Katzung, B. (2013), Farmakologi Dasar dan Klinik Alih Bahasa Brahm, U, Ed

12, EGC, Jakarta. Kemenkes RI. (2013), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dalam

www.litbang.depkes.go.id/rkd2013/Laporan_Riskesdas.2013.pdf, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta.

Majid, A. (2005), Fisiologi Kardiovaskular. Edisi 2, Bagian Fisiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatra Utara, EGC, Medan. Mansjoer, A. (2010), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1: Nefrologi dan Hipertensi.

Media Aesculapius FKUI, Jakarta. Maria, G., Puspita, R. D. & Sulistyowati, Y. (2013), Hubungan Asupan Natrium

dan Kalium Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Unit Rawat Jalan Di Rumah Sakit Guido Valadares Dili Timor Leste. http://journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/viewFile/73/69. Diakses tanggal 5 Mei 2017.

Misti. (2009), Faktor-faktor Kejadian Hipertensi Pada Perempuan Usia 20-50

Tahun Di Kota Bengkulu. Thesis, UGM, Yogyakarta. Muttaqin, A. (2009), Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskular dan Hematologi, Salemba Medika, Jakarta. Nanik, D.S dan Diyah, K.A.C. (2010), Hubungan Lingkar Pinggang Pada

Penderita Hipertensi Dengan Kejadian Hipertensi di Dusun Galan Tirtosari Kretek Bantul 1 Yogyakarta.

Nisfianoor, M. (2009), Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial, Salemba

Humanika, Jakarta. Notoatmodjo, S. (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi (Cetakan

ketiga), PT Asdi Mahasatya, Jakarta. . (2012), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Page 44: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

Nursalam. (2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

.(2013), Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis

Edisi 3, Salemba Medika, Jakarta. Oleckno, W.A. (2008), Epidemiology Concepts And Methods. Long Grove:

Waveland Press. Oviyanti, P.N. (2010), Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar

Pinggang Panggul Dengan Tekanan Darah Pada Subjek Usia Dewasa. http://eprints.uns.ac.id/10863/2/unclock-a_%282%29.pdf. Diakses tanggal 14 Maret 2017.

Page, MR. (2014), The JNC 8 Hypertension Guidelines: An In_Depth Guide

[published online Mei 10, 2017). The American Journal of Managed Care. Palmer & William. (2007), Tekanan Darah Tinggi Alih Bahasa Elizabeth Yamine,

Erlangga, Jakarta. Park L., Ong,K,L.,Bernard, M.Y., Cheung,Y., Karen,S.L. (2007), Prevalence,

Awareness, Treatment, and Control of Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of Hypertension Among United States Adults 1999-2004. United States: American Heart Assosiation.

Pearce, E.C. (2013), Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Alih Bahasa

Handoyo. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Pradono, J. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi Di

Daerah Perkotaan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 33(1): 59-66. Price, S. A & Wilson. (2005), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit. Edisi VI. Volume II. Alih Bahasa Bramu. Pendits, EGC, Jakarta. Rahajeng, E & Tuminah, S. (2009), Prevalensi Hipertensi dan Determinannya Di

Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, 59(12): 583-586. Riyanto, A. (2011), Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan, Nuha Medika,

Yogyakarta. Rofles, S., Pinna, K., Whitney, E. (2009), Understanding Normal and Clinical

Nutrition, Wadsword, USA. Sartika, R. A. (2010), Pengkajian Status Gizi, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

Schmiedera, R.E, Thomas. P, Javier.G, Manuel. G, Christopher. B, Deborah L, Keefe. A. (2009), Based Therapy Lowers Blood Pressure More Effectively Than Hydrochlorothiazide-Based Therapy In Obese Patients With Hypertension: Sub- Analysis Of A 52-Week, Randomized, Double-Blind Trial. Journal of Hypertension, 27:000-000.

Smeltzer & Bare. (2008), Textbook of Medical-Surgical Nursing Vol. 2,

Linppicont William & Wiilkins, Philadelpia. Smeltzet & Bare. (2013), Keperawatan Medikal- Bedah. Ed. 12, EGC, Jakarta. Stanley, M. & Beare, P.G. (2007), Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.

Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta. Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R & D, Alfabeta,

Bandung. . (2012), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung. Sumantri, A. (2011), Metodologi Penelitian Kesehatan, Kencana, Jakarta. Supariasa, N., Bakri, B., Fajar, I. (2014), Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta. Susalit, E. (2007), Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV, Balai Penerbit FK

UI, Jakarta. Syarifudin, A & Nurmala, E. E.(2015), Hubungan Antara Lingkar Pinggang dan

Massa Tubuh Dengan Hipertensi Pada Polisi Laki-Laki di Purworejo, Jawa Tengah.Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor 2, hlm 178-182.

Udjianti, W. (2010), Keperawatan Kardiovaskular, Salemba Medika, Jakarta. Ventegodt, S. Merrick, J. & Andersen , N. J.(2003), Quality of Life Theory I. The

IQOL Theory: An Integrative Theory of the Global Quality of Life Concept. The Scientific World JOURNAL.

WHO. (2013), A Global Brief On Hypertension. Sillent Killer, Global Public

Health. Crisi.http://ish-world.com/downloads/pdf/global_brief_hypertension.pdf. diakses pada 16 Maret 2017

William & Wilkins. (2011), Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah Alih Bahasa

Dwijayanthi Linda. Ed 2, EGC, Jakarta. Wolff, H. P. (2008), Hipertensi, PT. Gramedia, Jakarta.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

Yogiantoro, M. (2006), Hipertensi Esensial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 ed IV. FKUI, Jajarta.

Yuliarti. (2007), Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Usia

Lanjut Di Posbindu Kota Bogor Tahun 2007. Tesis peminatan gizi kesehatan masyarakat. Fakultas kesehatan masyarakat universitas Indonesia.

Yunita, B. (2015), Hubungan Lingkar Pinggang Dan Kadar Kolesterol Total

Dengan Tekanan Darah Pada Wanita Usia 46-55 Tahun Di Desa Singocandi Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Skripsi.

Zulaikha. (2010), Hubungan Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul Dengan

Tekanan Darah di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2007 Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21688/7/cover.pdf. Diakses tanggal 20 April 2017.

Zamhir, S. (2006), Karakteristik Sosiodemografi Sebagai Faktor Resiko

Hipertensi Studi Ekologi di Pulau Jawa tahun 2004, Jakarta: Program Studi Epidemiologi Program Pasca Sarjana FKM-UI; 2006. Thesis.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 48: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

RELIABILITAS PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN DARAH

No Aspek yang dilakukan Keterangan

A Fase Preinteraksi Sesuai

Tidak

sesuai Perbaikan

1 Mencuci tangan

2 Mempersiapkan alat :

a. Shpygmomanometer Digital

b. Baterai

c. Lembar penelitian

3 Menyiapkan lingkungan yang mendukung

keberhasilan dalam pengukuran dengan

kondisi ruangan yang tenang dan nyaman.

4 Menyiapkan lembar penelitian

5 Mempersiapkan diri

B Fase Kerja

6 Pada pengukuran tekanan darah yang

pertama dilakukan minta responden untuk

menghindari aktivitas fisik seperti

olahraga, merokok, makan dan duduk

beristirahat setidaknya 10 menit sebelum

pengukuran.

7 Peneliti memastikan kembali responden

dalam posisi duduk dengan posisi kaki

tidak menyilang tetapi kedua kaki datar

menyentuh lantai dan letak lengan

responden sejajar dengan jantung

responden dalam posisi lurus.

8 Singsingkan lengan baju pada lengan

responden dan memintanya untuk tetap

duduk tanpa banyak bergerak dan tidak

Page 49: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

berbicara pada saat pengukuran

berlangsung. Apabila responden

menggunakan baju berlengan panjang

singsingkan lengan baju ke atas tetapi

pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat

sehingga tidak menghambat aliran darah

pada lengan.

9 Pastikan lengan responden dalam posisi

tidak tegang (rileks) dengan telapak

tangan terbuka ke atas dan tidak ada

lekukan pada pipa manset.

10 Pasang manset pada lengan responden

dengan posisi kain halus/ lembut ada

dibagian dalam dan D-ring (besi) tidak

menyentuh lengan, masukkan ujung

manset melalui D-ring dengan posisi kain

perekat dibagian luar. Ujung bawah

manset terletak kira-kira 1-2 cm di atas

siku.

11 Tarik manset dan kencangkan melingkari

lengan responden. Tekan kain perekat

secara benar pada kain bagian luar

manset. Pastikan manset terpasang secara

nyaman pada lengan responden.

12 Tekan tombol ‘start’ pada layar akan

muncul angka dan semua simbol

13 Selanjutnya semua symbol gambar hati

pada layar akan berkedip-kedip. Sampai

denyut tidak terdeteksi dan tekanan udara

dalam manset berkurang, angka sistolik ,

Page 50: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

angka diastolik, dan denyut nadi akan

muncul pada layar Shpygmomanometer

Digital.

14 Catat angka sistolik dan diastolik dari

hasil pengukuran tersebut pada lembar

penelitian.

15 Pengukuran dilakukan 2 kali, jarak antara

dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit

dengan melepaskan manset pada lengan.

16 Apabila hasil pengukuran satu dan kedua

terdapat selisih >10 mmHg, maka ulangi

pengukuran ketiga setelah istirahat selama

10 menit dengan melepaskan manset pada

lengan. Hasil pengukuran tekanan darah

yang diambil adalah nilai yang terendah

dari hasil pengukuran.

Sumber : Depkes (2007), Omron.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

RELIABILITAS PROSEDUR PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG

No Aspek yang dilakukan Keterangan

A Fase Prainteraksi Sesuai

Tidak

sesuai Perbaikan

1. Mencuci tangan

2. Persiapan alat

a. Pita pengukur (midline) dengan ketelitian

0,1 cm

b. Kapas alkohol

c. Lembar untuk pendokumentasian hasil

pengukuran

3. Mempersiapkan diri

B Fase Kerja

4. Jelaskan pada responden tujuan pengukuran

lingkar pinggang dan tindakan apa saja yang

akan dilakukan dalam pengukuran. Untuk

pengukuran ini responden diminta dengan

cara yang santun untuk membuka pakaian

bagian atas atau menyingkapkan pakaian

bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir

responden untuk menetapkan titik

pengukuran.

5. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling

bawah.

6. Tetapkan titik ujung lengkung tulang

pangkal paha/panggul.

7. Tetapkan titik tengah di antara titik tulang

rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang

pangkal panggul dan tandai titik tengah

Page 52: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

tersebut dengan alat

8. Minta responden untuk berdiri tegak dan

bernafas dengan normal (ekspirasi normal),

dengan kedua lengan tergantung rileks di

samping badan. Lakukan pengukuran

lingkar pinggang dimulai dari titik tengah

kemudian secara sejajar horizontal

melingkari pinggang dan perut kembali

menuju titik tengah di awal pengukuran.

9. Apabila responden mempunyai perut yang

gendut kebawah, pengukuran mengambil

bagian yang paling buncit lalu berakhir pada

titik tengah tersebut lagi.

10. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur

lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.

Pedoman pengukuran dan pemeriksaan.

tersebut dengan alat tulis.

Minta responden untuk berdiri tegak dan

bernafas dengan normal (ekspirasi normal),

dengan kedua lengan tergantung rileks di

samping badan. Lakukan pengukuran

lingkar pinggang dimulai dari titik tengah

kemudian secara sejajar horizontal

kari pinggang dan perut kembali

menuju titik tengah di awal pengukuran.

Apabila responden mempunyai perut yang

gendut kebawah, pengukuran mengambil

bagian yang paling buncit lalu berakhir pada

titik tengah tersebut lagi.

Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur

lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.

Pedoman pengukuran dan pemeriksaan.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

RELIABILITAS PROSEDUR PENGUKURAN LEMAK TUBUH

No Aspek yang dilakukan Keterangan

A Fase Prainteraksi Sesuai

Tidak

sesuai Perbaikan

1.

2.

Mencuci tangan

Anjurkan pasien melepas alas kaki

3. Persiapan alat

a. Timbangan lemak Bioelectrical

Impedance Analysis (BIA)

B Fase Kerja

4. Menempatkan timbangan pada tempat

yang rata

5. Sentuh “SET” untuk menghidupkan

timbangan

6. Set parameter dengan mengikuti

operasional “ Setting Personal Parameter”

7. Setelah mengeset, berdiri pada timbangan

untuk mengukur rasio komposisi tubuh

8. Berat badan akan tampil pertama kali, dan

rasio komposisi tubuh akan ditampilkan

pada LCD tiga kali

9. Pengukuran data akan tersimpan setelah

alat mati secara otomatis

10. Sentuh “SET” untuk menghidupkan

11. Sentuh “▲”▼” untuk mengeset person

(jangan menyentuh “SET” lagi)

12. LCD akan menampilkan personal

parameter dan menyimpan data bila

dimatikan sekali. Kemudian anda bisa

berdiri diatas timbangan untuk melanjutkan

Page 54: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

beberapa pengukuran.

13. Bersihkan alat

14. Kembalikan alat pada tempat yang kering

dan bersih. Hindari alat dari sinar matahari

langsung dan hujan.

Sumber: Body Fat Scale Instruction Manual

Page 55: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

RELIABILITAS PROSEDUR PENGUKURAN TINGGI BADAN

No Aspek yang dilakukan Keterangan

A Fase Prainteraksi Sesuai

Tidak

Sesuai Perbaikan

1. Persiapan Alat :

Pengukur tinggi badan: MICROTOISE

dengan kapasitas ukur 2 meter dan

ketelitian 0,1 cm.

2. Persiapan (cara memasang

MICROTOISE) :

a. Gantungkan bandul benang untuk

membantu memasang microtoise di

dinding agar tegak lurus.

b. Letakkan alat pengukur dilantai yang

datar, tidak jauh dari bandul tersebut

dan menempel pada dinding. Dinding

jangan ada lekukan atau tonjolan

(rata).

c. Tarik papan penggeser tegak lurus

keatas, sejajar dengan benang

berbandul yang tergantung dan tarik

sampai angka pada jendela baca

menunjukkan angka 0 (NOL).

Kemudian dipaku atau direkat dengan

lakban pada bagian atas microtoise.

d. Untuk menghindari terjadi perubahan

posisi pita, beri lagi perekat pada

posisi sekitar 10 cm dari bagian atas

microtoise

Page 56: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi

3. Mempersiapkan diri

B Fase Kerja

4. Minta responden melepaskan alas kaki

(sandal/sepatu), topi (penutup kepala).

5. Pastikan alat geser berada diposisi atas

6. Responden diminta berdiri tegak, persis di

bawah alat geser

7. Posisi kepala dan bahu bagian belakang,

lengan, pantat dan tumit menempel pada

dinding tempat microtoise di pasang

8. Minta responden untuk pandangan lurus

ke depan, dan tangan dalam posisi

tergantung bebas

9. Gerakkan alat geser sampai menyentuh

bagian atas kepala responden. Pastikan

alat geser berada tepat di tengah kepala

responden. Dalam keadaan ini bagian

belakang alat geser harus tetap menempel

pada dinding.

10. Baca angka tinggi badan pada jendela

baca ke arah angka yang lebih besar

(kebawah). Pembacaan dilakukan tepat di

depan angka (skala) pada garis merah,

sejajar dengan mata petugas.

11. Apabila pengukur lebih rendah dari yang

diukur, pengukuran harus berdiri di atas

bangku agar hasil pembacaannya benar.

12. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian

sampai satu angka di belakang koma (0,1

cm).

Sumber : Depkes, ( 2007), Microtoise

Page 57: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi
Page 58: HUBUNGAN ANTARA LINGKAR PINGGANG DAN LEMAK TUBUH …repository.unjaya.ac.id/2103/2/IDA MEISYAROH_2213013_pisah.pdf · 1. Hipertensi 8 a. Definisi hipertensi 8 b. Kriteria hipertensi