hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang …
TRANSCRIPT
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
22 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PEGAWAI SMA NEGERI 5 PALU TAHUN 2016
Multazam Eko Putra*, Sumarni**, I Kadek Rupawan***
*Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako.
** Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
*** Departemen patologi anatomi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
ABSTRACT
Backgroun: The increase in body mass index (BMI)is closely related to hypertension both
males and females. Overweight or obesity is a risk factor that can increase heart disease
and can cause metabolic abnormalities that can affect blood pressure of cholesterol,
triglycerides, and insulin hormone resistance. Obesity is more influential on the incidence
of hypertension is central obesity. Central obesity can be controlled by the waist
circumference pengukran techniques.
Objectiv: To determine correlation of body mass index and waist circumference with blood pressure on employee in Senior High School 5 Palu
Method: Design of research that is used is the type of analytical observation research with
cross sectional approach. Sampling was done by total sampling. A number of 77 people.
Body mass index percentage was obtained from Height and weight by microtoise and
weight scale, while waist circumference used nonstretchable tape. Blood pressure was
obtained by direct measurement using a sphygmomanometer. Data analysis was performed
using univariate, bivariate by chi-square test (α = 0.05).
Results: Data were analyzed using by chi-square test obtained the probability value 0.000
for the correlation of body mass index with blood pressure and probability value 0.000 for
the correlation of waist circumference with blood pressure on employee in Senior High
School 5 Palu.
Conclusion: There are significant correlation between body mass index and waist
circumference with blood pressure on employee Students in Senior High School 5 Palu.
Keywords: Body mass index, waist circumference, blood pressure)
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
23 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
ABSTRAK
Latar Belakang: Peningkatan indeks massa tubuh (IMT) erat kaitannya dengan penyakit
Hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kegemukan atau obesitas adalah
faktor risiko yang dapat meningkatkan penyakit jantung dan dapat menyebabkan kelainan
metabolisme yang dapat mempengaruhi tekanan darah kolesterol, trigliserid, dan resistensi
hormon insulin. Obesitas yang lebih berpengaruh terhadap kejadian hipertensi adalah
obesitas sentral. Obesitas sentral dapat dikur dengan teknik pengukuran lingkar pinggang.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan
tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.
Metode: Desain penelitian yang dipakai adalah analitik observasi dengan pendekatan cross
sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling. Sejumlah 77 orang.
pengukuran indeks massa tubuh diperoleh dari data tinggi badan dan berat badan dengan
menggunakan mikrotoa dan timbangan, sedangkan lingkar pinggang menggunakan pita
pengukur. pengukuran langsung menggunakan sfigmomanometer. Analisis data dilakukan
secara univariat, bivariat dengan uji chi-square (α=0,05).
Hasil: Analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh nilai probabilitas 0,000 untuk
hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah dan nilai probabilitas 0,000 untuk
hubungan lingkar pinggang dengan tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh dan lingkar
pinggang dengan tekanan darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.
Kata Kunci: Indeks Massa Tubuh, Lingkar Perut, Tekanan Darah)
PENDAHULUAN
Tekanan darah merupakan tekanan
yang dihasilkan oleh darah terhadap
pembuluh darah. Tekanan darah dapat
meningkat ataupun menurun, penurunan
tekanan darah disebut hipotensi yang
disebabkan oleh bayak faktor diantaranya
perdarahan, tidak adekuatnya penggantian
cairan (dehidrasi), syok dan lain
sebagainya (Baradero M, 2009).
Sedangakan peningkatan tekanan darah
atau yang disebut juga hipertensi
merupakan pembunuh diam-diam karena
hanya menimbulkan beberapa gejala,
itupun jika ada. Seseorang dapat
menderita hipertensi selama bertahun-
tahun tanpa menyadarinya1.
Menurut laporan Riskesdas2
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
31,7%. Angka ini cukup tinggi dan bila
tidak mendapat pengobatan akan berakhir
dengan kematian akibat serangan jantung,
stroke dan gagal ginjal. Itu sebabnya
penyakit hipertensi sering disebut silent
killer. Riskesdas merupakan hasil riset
berbasis komunitas dengan sampel rumah
tangga dan anggota rumah tangga yang
dilaksanakan di 440 kabupaten/kota (dari
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
24 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
jumlah keseluruhan sebanyak 454
kabupaten/kota) yang tersebar di 33
provinsi di Indonesia tahun 2007 sehingga
data dapat mewakili populasi di tingkat
kabupaten/kota di seluruh Indonesia3.
Faktor yang mempengaruhi
tekana darah seperti usia, faktor genetika,
jenis kelamin, pengaruh hormonal,
kehamilan, pemakaian kontrasepsi oral,
stress psikis, merokok, makanan yang
mengandung kadar sodium, asam lemak
jenuh, dan kolesterol, dan penyakit lain
yang dapat mengakibatkan hipertensi
sekunder4. Peningkatan indeks massa
tubuh (IMT) erat kaitannya dengan
penyakit Hipertensi baik pada laki-laki
maupun pada perempuan. Kegemukan
atau obesitas adalah faktor risiko yang
dapat meningkatkan penyakit jantung dan
dapat menyebabkan kelainan metabolisme
yang dapat mempengaruhi tekanan darah,
kolesterol, trigliserid, dan resistensi
hormon insulin5. Berdasarkan laporan dari
Swedish Obese Study diketahui bahwa
angka kejadian hipertensi pada penderita
obesitas sebesar 13,6%3. Obesitas yang
lebih berpengaruh terhadap kejadian
hipertensi adalah obesitas sentral atau
obesitas pusat6.
Obesitas sentral mungkin
berhubungan dengan insensivitas insulin
yang disebabkan oleh tingginya asam
lemak bebas pada sirkulasi, sebab sel
lemak intra-abdominal dapat melepas
asam lemak dengan cepat. Selain itu,
distribusi lemak sentral berhubungan
dengan merokok dan asupan alkohol yang
memiliki kontribusi pada risiko kematian7.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
observational analitik, dengan pendekatan
cross sectional (potong lintang) untuk
mengetahui hubungan indeks massa tubuh
dan lingkar pinggang dengan tekanan
darah. penelitian ini dilakukan pada
pegawai SMA Negeri 5 Palu yang
berjumlah 77 orang berdasarkan kriteria
inklusi dan ekslusi dengan menggunakan
teknik pengambilan sampel total
sampling.
Variabel dalam penelitian ini yaitu
indeks massa tubuh dan linggkar perut
sebagai variabel bebas dan tekanan darah
sebagai variabel terikat. instrumen pada
penelitian ini menggunakan mikrotoise
dan timbangan injak untuk pengukuran
tinggi badan dan berat badan dalam
memperoleh data indeks massa tubuh,
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
25 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
untuk data lingkar pinggang menggunakan
pita pengukur dan untuk data hasil
tekanan darah menggunakan
sfigmomanometer.
Pengolahan data dilakukan secara
bertahap berupa editing, coding,
tabulating, dan entry data. Lebih lanjut,
data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan program statistical product
anf service solution (SPSS). Analisis data
dilakukan secara univariat, bivariat
dengan uji chi-square (α=0,05)
HASIL
1. Analisis Sampel
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden menurut
jenis kelamin dalam penelitian ini adalah
laki-laki dan perempuan seperti tertera
pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Responden
Menurut Jenis Kelamin Pegawai SMA
Negeri 5 Palu Tahun 2016
Jenis Kelamin Frekuensi
Persentase
(%)
Laki-Laki 36 44.15
Perempuan 41 55.85
Total 77 100
Sumber : Data Primer.2016
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan
bahwa distribusi responden menurut jenis
kelamin terbanyak adalah pada perempuan
sebanyak 41 orang (55.85 %). Sedangkan
yang terendah pada laki-laki 36 (44.15%).
B. Karakteristik Responden
Berdasarkan Kelompok Umur
Distribusi responden menurut
kelompok umur dalam penelitian ini
bervariasi antara 32 tahun sampai 59
tahun, seperti yang tertera pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Distribusi Responden
Menurut Kelompok Umur Pegawai
SMA Negeri 5 Palu Tahun 2016
Kelompok
Umur (Tahun) Frekuensi
Persentase
(%)
32-36 10 12.98
37-41 18 23.37
42-46 14 18.18
47-51 24 31.16
52-56 10 12.98
≥57 1 1.29
Jumlah 77 100
Sumber : Data Primer.2016
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
distribusi responden menurut kelompok
umur terbanyak adalah pada kelompok
umur 47-51 tahun yaitu sebanyak 24
orang (31.16%) sedangkan yang terendah
pada kelompok umur ≥57 tahun sebanyak
1 orang (1.29%).
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
26 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
1. Analisis Univariat
A. Karakteristik Responden
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
(IMT)
Distribusi data indeks massa tubuh
responden berdasarkan IMT yaitu
bervariasi mulai dari status gizi
kurang,normal dan lebih, seperti yang
tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi indeks massa tubuh
Responden Pada Pegawai SMA Negeri
5 Palu
IMT Frekuensi Presentase
Normal 41 53.25
Abnormal 36 46.75
Total 77 100%
Sumber: Data Primer.2016
Berdasarkan dari tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa dari 77 responden, paling
banyak responden mempunyai indeks
massa tubuh dalam batas normal yaitu
berjumlah 41 responden atau 53.25%.
Sedangkan untuk distribusi yang paling
sedikit yaitu kelompok responden dengan
indeks massa tubuh abnormal yaitu
berjumlah 36 responden atau 46.75%.
B. Karakteristik Respondn
Berdasarkan Data Lingkar Perut
Distribusi lingkar perut responden
pada saat pengukuran di dapatkan hasil
yang bervariasi sesuai dengan yang tertera
pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Lingkar Perut
Responden Pada Pegawai SMA Negeri
5 Palu
Lingkar Perut Frekuensi Presentase
Obesitas 41 53.25
Normal 36 46.75
Total 77 100%
Sumber: Data Primer.2016
Berdasarkan dari tabel 4.4 dapat
diketahui bahwa dari 77 responden, paling
banyak responden mempunyai lingkar
perut abnormal yaitu berjumlah 41 orang
atau 53.25%, sedangkan untuk kelompok
responde lingkar perut yang berlebih atau
obesitas yaitu berjumlah 36 orang atau
46.75%.
C. Karakteristik Responden
Berdasarkan Data Tekana Darah
Distribusi data tekanan darah
responden pada saat pengukuran di
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
27 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
dapatkan hasil yang bervariasi sesuai
dengan yang tertera pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Distribusi Data tekanan
darah Responden Pada Pegawai SMA
Negeri 5 Palu
Tekanan
Darah
Frekuensi
Presentase
Normal
44 57.14
Abnormal
33 42.86
Total
77 100%
Sumber: Data Primer.2016
Berdasarkan dari tabel 4.5
menunjukkan bahwa dari 77 responden,
paling banyak responden memiliki
tekanan darah normal yaitu berjumlah 44
orang atau 57.14%, sedangkan untuk
responden yang memiliki tekanan darah
abnormal sebanyak 33 orang atau 42.86%.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah untuk melihat
kemaknaan antara variable independent
yaitu indeks massa tubuh (IMT) dan
lingkar pinggang (LP) dengan variable
dependen yaitu tekanan darah (TD). Uji
statistik yang digunakan adalah uji Chi-
Square dengan hasil analisis sebagai
berikut
A. Hubungan Indeks Massa Tubuh
Terhadap Tekanan Darah
Responden dengan data tekanan
darah yang memiliki indeks massa tubuh
yang normal dan abnormal, seperti yang
tertera pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Hubungan indeks massa
tubuh Dengan tekanan darah
Sumber: Data Primer.2016
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa
responden yang memiliki tekanan darah
normal lebih banyak pada responden yang
memilik indeks massa tubuh yang normal
pula yaitu 35 orang dibandingkan dengan
responden yang memiliki indeks massa
tubuh abnormal yaitu 9 orang. Responden
yang memiliki tekanan darah yang
abnormal lebih banyak pada responden
yang memiliki indeks massa tubuh
abnormal pula yaitu 27 orang
dibandingkan dengan responden yang
memiliki indeks massa tubuh normal yaitu
6 orang. Dari hasil uji statistik diperoleh
nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
28 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
bahwa ada hubungan antara indeks massa
tubuh dengan tekanan darah.
B. Hubungan Lingkar Pinggang
Terhadap Tekanan Darah
Responden dengan data tekanan darah
yang memiliki indeks massa tubuh yang
normal dan abnormal, seperti yang tertera
pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hubungan lingkar pinggang
Dengan tekanan darah
Sumber: Data Primer.2016
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa
responden yang memiliki tekanan darah
normal lebih banyak pada responden yang
memilik lingkar pinggang yang normal
juga yaitu 31 orang dibandingkan dengan
responden yang memiliki lingkar
pinggang yang obesitas yaitu 13 orang.
Responden yang memiliki tekanan darah
yang abnormal lebih banyak pada
responden yang memiliki lingkar
pinggang obesitas yaitu 28 orang
dibandingkan dengan responden yang
memiliki lingkar pinggang normal yaitu 5
orang. Dari hasil uji statistik diperoleh
nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara lingkar
pinggang dengan tekanan darah.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Indeks Massa Tubuh
Dengan Tekanan Darah
Berdasarkan dari hasil analisis data
menggunakan uji korelasi chi-square
terdapat hubungan antara indeks massa
tubuh dengan tekanan darah dengan nilai
p < nilai α yaitu p = 0,000. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan
antara indeks massa tubuh dengan tekanan
darah pada pegawai SMA Negeri 5 Palu.
Dari hasil penelitian ini didapatkan
pada responden dengan tekanan darah
abnormal lebih banyak disetai IMT
berlebih. Hal tersebut sesuai dengan teori
bahwa peningkatan indeks massa tubuh
akan meningkatkan tekanan darah.
Menurut WHO5 orang yang gemuk,
jantungnya lebih keras dalam memompa
darah. Hal ini dapat dipahami karena
biasanya pembuluh darah orang-orang
yang gemuk terjepit kulit yang berlemak.
Keadaan ini dapat mengakibatkan naiknya
tekanan darah. Adapun teori lain yang
mendukung adanya hubungan antara IMT
berlebih dan peningkatan tekanan darah
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
29 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
ialah mekanisme yang mungkin terlibat
berupa pengurangan sensitivitas insulin,
dengan perkembangan selanjutnya
kompensasi hiperinsulinemia dan juga
adanya lemak intraabdominal diduga
meningkatkan retensi sodium dan cairan
yang akan menstimulasi aktivitas
simpatik, dan akhirnya meningkatkan
tekanan darah7.
Sedangkan responden dengan IMT
normal namun tekanan darahnya
meningkat dapat terjadi dikarenakan
faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi tekanan darah itu sendiri
seperti usia lanjut, faktor merokok, dan
adanya stress. Begitu pula pada responden
dengan tekanan darahnya normal namun
dengan IMT berlebih hal ini dapat terjadi
karena faktor umur yang masih muda
dalam hal ini mempertimbangkan proses
hemostasisnya yang cenderung optimal
dibandingkan pada orang lanjut usia,
genetika dan aktivitas fisiknya.
Dari penelitian ini didapatkan
responden dengan tekanan darah normal
sebagian besar dengan IMT normal.
Penelitian ini didukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Aldhy
Kurniawan8. Hasil uji statistic
menunjukan adanya hubungan yang
bermakna antara status gizi dengan
tekanan darah pada usia 25-60 tahun
dengan p value sebesar 0.023. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Yulyius,
Alexander dan Shirley9 hasil uji statistic
menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara status gizi (IMT/U)
terhadap tekanan darah dengan nilai p
yaitu 0.000. Dimana responden dari
penelitian yang dilakukan oleh yulyius
berjumlah 100 orang dengan responden
yang masuk dalam kategori kurus
berjumlah 5 orang dimana 3 (60%)
diantaranya mengalami prehipertensi.
Responden yang masuk dalam kategoru
normal berjumlah 79 orang dimana 48
(60.8%) diantaranya mengalami
prehipertensi. Untuk responden yang
masuk dalam kategori gemuk berjumlah
12 orang dimana 9 (75%) diantaranya
mengalami prehipertensi. Dan untuk
responden yang masuk dalam kategori
obesitas berjumlah 4 orang dan kesemua
responden pada kategori ini mengalami
prehipertensi.
Menurut probosuseno10, dilihat dari
beberapa frekuensi denyut jantung faktor
dominan penyebab hipertensi, faktor
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
30 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
kelebihan berat badan dapat meningkatkan
resiko seseorang terserang penyakit
hipertensi. Semakin besar massa tubuh,
maka semakin banyak darah yang
dibutuhkan untuk memasok oksigen dan
makanan ke jaringan tubuh. Berarti
volume darah yang beredar melalui
pembuluh darah meningkat, sehingga
akan memberikan tekanan lebih besar ke
dinding arteri.
Menurut nurmalina11, kegemukan
merupakan suatu faktor utama (bersifat
fleksibel) yang mempengaruhi tekanan
darah dan juga perkembangan hipertensi.
Framingham Studi telah menemukan
bahwa peningkatan 15% berat badan
dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah sistolik sebesar 18 %. Dibandingkan
dengan mereka yang mempunyai berat
badan normal, orang yang overweight
dengan kelebihan berat badan sebesar
20% mempunyai resiko delapan kali lipat
lebih besar terhadap hipertensi.
2. Hubungan Lingkar Pinggang
Dengan Tekanan Darah
Berdasarkan dari hasil analisis data
menggunakan uji korelasi chi-square
diperoleh bahwa adanya hubungan antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah.
Hal ini didasarkan pada nilai p < nilai α
yaitu p = 0,000, menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara indeks massa
tubuh dengan tekanan darah pada pegawai
SMA Negeri 5 Palu.
Dari hasil penelitian ini dapatkan pada
responden dengan tekanan darah abnormal
sebagian besar terjadi pada responden
dengan lingkar pinggang
berlebih/obesitas. Hal tersebut sudah
sesuai dengan teori ketika seseorang
memiliki lingkar pinggang berlebih akan
memungkinkan terjadinya perubahan
metabolisme seperti terjadinya
peningkatan produksi leptin
mengakibatkan perangsangan sistem
simpatik untuk peningkatan absorpsi
natrium di ginjal sehingga akan
meningkatankan cairan tubuh yang akan
berpengaruh pada peningkatan stroke
volume dan akhirnya akan
meningkatankan tekanan darah. Disisi lain
pada orang lanjut usia akan meningkatkan
risiko untuk terjadinya penumpukan
lemak pada pembuluh darah yang akan
mengakibatkan peningkatan tekanan darah
secara tidak langsung akibat
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
31 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
bertambahnya tahanan perifer pembuluh
darah.
Sedangkan responden dengan lingkar
pinggang normal dan tekanan darahnya
meningkat dapat terjadi dikarenakan
faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi tekanan darah itu sendiri
seperti usia lanjut, faktor merokok, dan
adanya stress. Begitu pula dengan
responden yang tekanan darahnya normal
dan lingkar pinggangnnya berlebih hal ini
dapat terjadi karena faktor umur yang
masih muda dalam hal ini
mempertimbangkan proses metabolisme
yang cenderung optimal dibandingkan
pada orang lanjut usia, dan juga aktivitas
fisiknya.
Pada responden yang dengan tekanan
darah normal sebagian besar dengan
lingkar pinggang normal. Penelitian ini
didukung dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Bryan Rizaldi, Adjat
S. Rasjad dan Tinni Rusmartini12 dengan
hasil uji statistic menunjukkan didapatkan
korelasi bermakna antara lingkar pinggang
dengan tekanan darah sistole dengan nilai
p value 0.004.
Ada juga penelitian yang dilakukan
oleh Irene Moudy Sumayku (2014)
dengan hasil uji statistik menunjukan
terdapat korelasi yang signifikan antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolik
dengan nilai p sebesar 0,000 dan 0,002
(p<0,01). Diamana responden yang
digunakan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Irene berjumlah 127 orang,
terdiri atas 45 orang laki-laki dan 85 orang
perempuan. Usia subjek penelitian dari
19-21 tahun dengan rerata 20 tahun.
Obesitas yang lebih berpengaruh
terhadap kejadian hipertensi adalah
obesitas sentral atau obesitas pusat.
Obesitas pusat secara positif telah
dikorelasikan dengan hipertensi pada
beberapa populasi. Beberapa kajian
menyebutkan bahwa adanya hubungan
peningkatan atas insulin dengan tekanan
darah, baik pada populasi obesitas
maupun pada populasi nonobesitas7.
Obesitas sentral mungkin
berhubungan dengan insensivitas insulin
yang disebabkan oleh tingginya asam
lemak bebas pada sirkulasi, sebab sel
lemak intra-abdominal dapat melepas
asam lemak dengan cepat. Selain itu,
distribusi lemak sentral berhubungan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
32 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
dengan merokok dan asupan alkohol yang
memiliki kontribusi pada risiko kematian7.
Obesitas berhubungan dengan tekanan
darah tinggi, meskipun penyebabnya
belum sepenuhnya diketahui. Salah satu
mekanismenya mungkin terlibat dalam
pengaruh obesitas sentral pada tekanan
darah melibatkan pengurangan sensitivitas
insulin, dengan perkembangan selanjutnya
kompensansi hiperinsulinemia. Sekresi
insulin yang berlebihan, yang telah
diamati pada obesitas dan terlihat
dihubungkan dengan adanya lemak
intraabdominal, diduga meningkatkan
retensi sodium dan cairan yang akan
menstimulus aktivitas simpatik, dan
akhirnya akan meningkatkan tekanan
darah7.
Leptin telah teridentifikasi sebagai
komponen kunci yang menghubungkan
jaringan adiposa dan aktivitas simpatik.
Tingginya simpanan lemak viseral dalam
tubuh meningkatkan produksi leptin dan
leptin tersebut mampu merangsang sistem
simpatis. Peningkatan Sympathetic
Nervous System (SNS) memicu produksi
renin demikian pula peningkatan sodium.
Stimulasi simpatis ginjal jangka panjang
oleh leptin mengakibatkan peningkatan
tekanan darah, melalui aktivitas konstriksi
dan peningkatan reabsorbsi natrium
ditubulus ginjal. Selain itu leptin akan
menstimulasi sitokin profibriogenik di
ginjal yang diaugmentasi oleh angiotensin
II. Hal tersebut berperan dalam
peningkatan tekanan darah13.
KESIMPULAN
1. Pada penelitian ini didapatkan
responden yang memiliki IMT normal
sebanyak 53.25% dan untuk responden
dengan IMT berlebih sebesar 46.75%
2. Pada penelitian ini didapatkan
responden dengan LP normal
berjumlah 46.75% dan dengan LP
berlebih 53.25%
3. Pada penelitian ini didapatkan
responden dengan TD normal
berjumlah 57.14% dan abnormal
sebesar 42.86%
4. Adanya hubungan bermakna antara
indeks massa tubuh dengan tekanan
darah pada pegawai SMA Negeri 5
Palu dengan p value 0,000.
5. Adanya hubungan bermakna antara
lingkar pinggang dengan tekanan darah
pada pegawaiSMA Negeri 5 Palu
dengan p value 0,000.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
33 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
SARAN
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan
dapat lebih aktif lagi dalam
menyampaikan informasi ke
masyarakat tentang bagaimana efek
status gizi seseorang dapat
mempengaruhi tekanan darah.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat yang
umumnya berusia produktif hingga
lanjut harus mulai mengenal diri dan
tubuhnya dalam hal ini tentang status
gizi, sehingga dapat menjaga berat
badan agar dapat mengurangi dampak
dari IMT yang berlebih atau kurang
terhadap tekanan darah.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya dilakukan penelitian
lanjutan dengan variable yang berbeda
seperti membedakan antara tekanan
darah sistolik dan diastolik dan subjek
yang berbeda dengan
mempertimbangkan batas usia yang
memiliki faktor resiko tinggi menderita
penyakit degeneratif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nugroho, A. W., Santoso, N. (2011)
Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah.
Edisi ke-2.;h. 246-247.Jakarta: EGC;
2011
2. Riskesdas. Infodatin – Hipertensi.
Riset Kesehatan Dasar. Republik
Indonesia; 2017
3. Sihombing, M. Hubungan perilaku
merokok konsumsi
makanan/minuman dan aktivitas fisik
dengan penyakit hipertensi. Majalah
kedokteran Indonesia, Volume
60,2010. Dalam Sumayku I,M; 2014
4. Tanner, T. A and Rhoades, G. A.
Medical Physiology 4th Edition.
Philadelphia: Lippincott William &
Wilkins; 2012
5. World Health Organization. Obesity
And Public Health; 2010
6. Hanata dan Freitag. Dalam
Syarifuddin Amad, Nurmaa E.e.,
2015. Hubungan Antara Lingkar
Pinggang dan Indeks Massa Tubuh
Dengan Hipertensi Pada Polisi Laki-
laki di Purworejo, Jawa Tengah.
Volume VI. Nomor 2. Hlm 178- 182.
Jurnal Kesehatan; 2011
7. Syarifudin, Amad., Nurmala, N.E.
Hubungan Antara Lingar Pinggang
Dan Indeks Massa Tubuh Dengan
Hipertensi Pada Polisi Laki-Laki di
Purworejo. Volume 6. Nomor 2.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019
34 Multazam Eko Putra,dkk., Hubungan Indeks Masa Tubuh...
Halaman 178-182. Jurnal Kesehatan.
Diakses 1 Oktober; 2015
8. Adhy Kurniawan. Hubungan Lingkar
Pinggang (LP) dan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Dengan Tekanan Darah
Pada Usia 25-60 Tahun 2014.
Universitas Muhammadiah Surakarta;
2014
9. Yulyius. Hubungan antara status gizi
dengan tekanan darah mahasiswa
program studi pendidikan dokter
angkatan 2013 fakultas kedokteran
universitas sam ratulangi. Jurnal e-
Biomedik.Vol 2(1). 2014
10. Probosuseno. Waspadai Hipertensi
dalam http://republika.co.id/
korandetail.
asp?id=238060&kad.id=123&kat.idl=
&kat.id2. Dikutip tanggal 14 maret
2017); 2006
11. Nurmalina, R. dan Velley, B.
Pencegahan dan manajemen obesitas.
Penerbit PT Elex Media Komputindo:
Jakarta; 2011
12. Rizaldi, Bryan. Hubungan Lingkar
Pinggang dengan Gula Darah
Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan
Diastol. Prosiding Penelitian Sivitas
Akademik Unisba 282-288; 2015
Oktavia, Lilyasari. Hipertensi Dengan
Obesitas: Adakah Peran Endotelin-1. J
Kardiol Ind; 28: 460-75; 2007