hubungan antara komunikasi efektif dengan...

72
HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI KERJA GURU DI MA DARUL MA’ARIF CIPETE JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : Maftuha 205018200433 PROGARAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NERGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Upload: duongxuyen

Post on 23-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA

SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI KERJA GURU DI MA

DARUL MA’ARIF

CIPETE JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

Maftuha 205018200433

PROGARAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NERGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

KEPALA SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI

KERJA GURU DI MA DARUL MA’ARIF CIPETE

JAKARTA SELATAN

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh Maftuha

205018200433

Dibawah Bimbingan

Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd NIP. 19671020 200112 2 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PNDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Bismillahirrohmanirrohim …

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Maftuha

NIM : 205018400433

Jurusan/Prodi : KI-Manajemen Pendidikan

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah

dengan Peningkatan Motivasi Kerja Guru di MA Darul

Ma’arif Cipete Jaskarta Selatan

Dosen Pembimbing : Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku du UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil/karya sendiri

maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 September 2010

Maftuha

NIM: 205018200433

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Bismillahirrohmanirrohim …

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Maftuha

NIM : 205018400433

Jurusan/Prodi : KI-Manajemen Pendidikan

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Hubungan Antara Komunikasi Efektif dengan

Peningkatan Motivasi Kerja Guru di MA Darul Ma’arif

Cipete Jakarta Selatan

Dosen Pembimbing : Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah

dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku du UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil/karya sendiri

maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 September 2010

Maftuha

NIM: 205018200433

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulis skripsi yang berjudul

”Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah dengan

Peningkatan Motivasi Kerja Guru di MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta

Selatan” yang disusun oleh Maftuha. Nim: 205018200433. Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah di uji kebenaran

oleh pembimbing skripsi pada tanggal 30 September 2010

Jakarta, 30 September 2010

Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd NIP: 19671020 200112 2 001

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

ABSTRAK

Efektivitas komunikasi kepala sekolah merupakan keadaan mengenai karekteristik yang harus terjadi dilingkungan kerja yang dianggap dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang berada di dalamnya, motivasi kerja guru harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik dan muncul karena adanya kesadaran serta dorongan dari dalam diri guru tersebut, dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, penelitian korelasi merupakan penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel X dan variabel Y, dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan, instrumen penelitian ini terdiri dari definisi oprasional, dimana instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket dengan skala likert, sebelum menyebarkan angket untuk penelitian terlebih dahulu instrument tersebut di uji kevalidan instrument, kemudian uji realibilitas instrument.

Berdasrkan hasil penelitian mengenai hubungan antara efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru, diperoleh 0, 308 < 0,444 Ho ditolak sedangkan Ha diterima ini berarti terdapat hubungan yang kurang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dapat dibuktikan pada uji hipotesis diperoleh thitung sebesar 2.209, dengan demikian pada taraf signifikasi 5% maupun 1% diperoleh 2.209 > 2.10. Berdasarkan interprestasi data terdapat hubungan yang rendah atau lemah antara variable efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru.

Kepala sekolah hendaknya harus mampu bemberikan motivasi kepada guru, memberikan perhatian, adanya sifat keterbukaan, dan bisa menciptakan suasana kerja yang menyenangkan sehingga guru tersebut dapat termotivasi dalam bekerja.

v

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Kata Pengantar

Alhamdulillah segala puji bagi allah dan rasa syukur penulis panjatkan

kehadirat allah SWT yang telah meberikan segala rahmat, taufik, hidayah, nikmat

dan karunianya, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

jungjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan

para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperolaeh

gelar Sarjana Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

memiliki kelemahan dan kekurangan, makka dari itu penulis mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat konstruktif.

Disamping itu, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini

telah banyak menerima bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya

terutama yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada. MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Rusdy Zakaria, M.Ed, M. Phil, Ketua Jurusan Kependidikan

Islam.

3. Drs. H. Mu’arif Sam M.Pd. Ketua Program Studi Manajaemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan,

arahan dan nasehat yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

5. Para dosen yang telah mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, khususnya yang mengajar di jurusan KI-Manajemen

vi

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan. Penulis mengucapkan banyak terima kasih ilmu yang telah

diberikan selama penulis kuliah di kampus ini.

6. Pimpinan dan staf perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan FITK yang telah memberikan

fasilitas untuk memperoleh literature dan bahan yang diperlukan dalam

penulisan skripsi ini.

7. Kepala sekolah serta bapak/ibu guru MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta

Selatan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian

skripsi ini.

8. Kepada kedua orang tua ku Ayahanda tercinta H. Kurtubi dan Ibunda

Hj. Suwarti yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kakak-kakaku tercinta (Sukemi, Bustonul arifin, Ahmad Djarnuji ),

yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam

menyelaesaikan studi.

10. Asrul Munandar Harhap yang telah memberikan dorongan dan

motivasi kepada penulis untuk menjadi sarjana.

11. Teman-teman Manajemen Pendidikan Islam angkatan tahun 2005 dan

teman-teman PPKT di MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan.

12. Sahabat-sahabat ku tercinta Sana, Roi, Evi, Eka, Siti khodijah, Lena,

Tika, Hilda, Iim soimah, Ria, yang telah membantu penulis selama

perkuliahan.

Akhirnya penulis berdo’a semoga allah SWT membalas jasa dan amal

baik mereka. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya pembaca pada umumnya. Amin...

Jakarta, 30 September 2010

Penulis

vii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

viii

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan ............................................................................................. i

Lembar Pengesahan Pembimbing Skrips .......................................................... ii

Lembar Pengesahan Sidang Munaqosah ........................................................... iii

Lembar Pengesahan Uji Referens ...................................................................... iv

Abstrak .................................................................................................................. v

KataPengantar ..................................................................................................... vii

Daftar Isi ............................................................................................................... viii

Daftar Tabel .......................................................................................................... x

Daftar Lampiran .................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ........................................................................ 6

E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Konsep Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah ........................... 7

1. Pengertian Efektivitas ................................................................ 7

2. Pengertian Komunikasi .............................................................. 14

3. Pengertian Efektivitas Komunikasi ............................................ 16

4. Proses Komunikasi ..................................................................... 16

5. Bentuk-bentuk Komunikasi ....................................................... 22

6. Faktor Penghambat Komunikasi ............................................... 24

B. Konsep Motivasi Kerja Guru ......................................................... 26

1. Pengertian Motivasi Kerja Guru ................................................ 26

2. Jenis-jeniis Motivasi .................................................................. 28

3. Fungsi Motivasi ......................................................................... 28

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ............................ 29

viii

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

C. Kerangka Berfikir .......................................................................... 30

D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 31

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ........................................................................... 33

B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 33

C. Metodelogi Penelitian .................................................................... 33

D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 34

E. Variabel Penelitian ......................................................................... 34

F. Tehnik Pengumpulan Data ............................................................. 34

G. Instrumen Penelitian ...................................................................... 35

H. Analisis Uji Instrumen ................................................................... 39

I. Tehnik Analisis Data ...................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan ........ 44

1. Sejarah singkat MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan ....... 44

2. Visi dan Misi MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan ........... 46

B. Deskripsi Data ................................................................................ 46

C. Analisis Data .................................................................................. 49

D. Interprestasi Hasil Penelitian.......................................................... 50

E. Uji Hipotesis .................................................................................. 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 52

B. Saran ............................................................................................... 53

DAFTAR PUSAKA .............................................................................................. 54

ix

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

DAFTAR TABEL

Kisi-kisi Instrumen Variabel X ............................................................................ 35

Skala Penelitian Variabel X ................................................................................. 36

Kis –kisi Instrumen Variabel Y ........................................................................... 37

Skala Penelitian Variabel Y ................................................................................. 38

Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi ........................................................... 41

Dristribusi Frekuensi Variabel X ......................................................................... 47

Distribusi Frekuensi Variabel Y .......................................................................... 48

x

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Skor Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X .......................................... 56

Tabel Skor Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Y .......................................... 57

Tabel Setelah Uji Coba Validitas dan Realibilitas Variabel X ............................ 58

Tabel Setelah Uji Coba Validitas dan Realibilitas Variabel Y ............................ 59

Perhitungan Realibilitas Variabel X..................................................................... 60

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X ................................................................ 62

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y ................................................................ 63

Mencari Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Pada Variabel X .............. 64

Mencari Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Pada Variabel Y .............. 66

Tabel Data Variabel X dan Y ............................................................................... 67

Diagram Grafik Histrogram Variabel X .............................................................. 68

Diagram Grafik Histogram Variabel Y ................................................................ 69

Struktur Organisasi .............................................................................................. 69

Tabel Jumlah Guru MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan ............................ 70

Tabel Jumlah Siswa MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan ......................... 71

Keadaan Saran dan Prasarana .............................................................................. 72

Sarana Ibadah ....................................................................................................... 73

Sarana Sumber Belajar ......................................................................................... 73

xi

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

xii

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kunci pembangunan untuk masa sekarang dan yang

akan datang, karena melalui pendidikan diharapkan setiap individu dapat

meningkatkan kualitasnya dalam bidang pendidikan baik dari segi pengetahuan

atau wawasan maupun dari segi ketrampilan agar setiap individu mampu

berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Pendidikan merupakan alat untuk

memperbaiki keadaan sekarang dan untuk mempersiapkan dunia esok yang lebih

baik. Dunia pendidikan adalah suatu lembaga terpenting dalam membentuk dan

mengembangkan generasi bangsa, yaitu masyarakat agar dapat menghadapi

tantangan-tantangan yang ada akibat perkembangan zaman diantaranya melalui

pemberian pengetahuan dan ketrampilan tersebut, karena pendidikan dilakukan

agar pemikiran manusia berkembang dari sebelum tahu menjadi tahu, dan dari

tahu menjadi lebih tahu, sehingga pada akhirnya dapat merealisasikan apa yang

sudah diketahui ke dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Bab 1 UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 mengenai ketentuan umum, pada pasal (1) dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesuai dengan misinya, yaitu

melaksanakan kegiatan mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Kegiatan belajar mengajar ini akan berjalan lancar jika komponen-komponen

dalam lembaga terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya, komponen-

komponen tersebut meliputi sarana dan prasarana yang memadai, terpenuhinya

tenaga pendidikan yang kualitatif, adanya struktur organisasi yang teratur dan tak

kalah pentingnya adalah peran kepala sekolah sebagai supervisor, dengan

demikian apabila setiap komponen dalam lembaga pendidikan tersebut berfungsi

dengan baik, maka pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan lancar sesuai

dengan tujuan yang diharapkan.

Penyelenggaraan pendidikan merupakan kegiatan yang melibatkan

sekelompok orang dalam proses kerjasama serta sebagai peralatan yang

dipergunakan. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan atau penataan sedemikian

rupa sehingga proses kerjasama dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

berjalan secara teratur, sistematis, integrasi, sehingga berkaitan dan saling

mendukung antara yang satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan.

Salah satu unsur yang menunjang dan sekaligus terpenting dalam proses

pendidikan adalah guru. Guru merupakan orang yang paling penting dominan

terlibat langsung dengan anak-anak didik. Karena itu guru mempunyai tugas yang

cukup besar dalam rangka mendidik dan mengajar anak didiknya. Berhasil

tidaknya proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kemampuan guru.

Di dalam pelaksanaan tugasnya, guru banyak terbentur akan berbagai

masalah, yang mengakibatkan menurunnya motivasi kerja guru seperti :

keamanan kerja, kondisi kerja yang kurang menyenangkan, kurang adanya

perlakuan yang wajar dan jujur, serta kurang adanya pengakuan dan penghargaan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka peran kepala sekolah sangat

1 Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, h. 9.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

3

besar dalam membantu meminimalisir permasalahan yang dimiliki oleh seorang

guru.

Di sinilah peran kepala sekolah sebagai supervisor untuk membantu para

guru. Sebagai pemimpin dibidang pendidikan seorang kepala sekolah harus

mampu menciptakan suasana semangat kerja yang tinggi, sehingga guru

termotivasi dalam tugasnya.

Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab

seseorang melakukan sesuatu kegiatan yang berlangsung secara sadar.2

Dengan demikian kepala sekolah sebagai pemimpin, selain berperan

melayani dan membantu segala kesulitan guru dalam melaksanakan proses belajar

mengajarkan kinerja, kompetensi dan profesional guru ke arah yang lebih baik

dalam melakukan proses belajar mengajar, dan juga harus adanya komunikasi

yang baik antara kepala sekolah dengan para bawahannya, karena komunikasi

sebagai salah satu kegiatan administrasi sangat besar pengaruhnya. Pada

keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan. Pada sebuah

sekolah misalnya guru, pegawai lainnya, dan kepala sekolah memerlukan

kegiatan komunikasi agar dapat diwujudkan kerja sama yang efektif diantara

mereka dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Salah satu faktor untuk memotivasi kerja guru adalah terciptanya

komunikasi yang berlangsung antara kepala sekolah dengan guru secara baik dan

terbuka. Untuk mengembangkan proses komunikasi yang baik, kepala sekolah

perlu memahami orang-orang dan kelompok yang membentuk organisasi

pendidikan di sekelilingnya. Sistem komunikasi dapat diharapkan berjalan lancar

jika iklim atau suasana sekolah memberi kesempatan kepada pegawai untuk bebas

menyatakan perasaan dan pikiran mereka, apabila kepala sekolah melaksanakan

komunikasi dengan baik dan efektif, guru akan lebih termotivasi dan berusaha

mengembangkan tugas profesionalnya.

2 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetetif,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002), h. 351.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

4

Efektivitas komunikasi Kepala Sekolah adalah apabila pesan yang ingin

disampaikan oleh sumber pesan tersebut di terima dan diartikan oleh sasaran

komunikasi, melalui hukum komunikasi yang efektif meliputi: rasa hormat dan

saling menghargai, empaty, pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima

pesan, sifat keterbukaan, rendah hati.

MA Darul Ma’arif merupakan salah satu sekolah tingkat atas yang

berlokasi di Jl. RS. Fatmawati Jakarta Selatan. Komunikasi merupakan bagian

terpenting dalam proses pendidikan di sekolah, masalah yang terjadi dalam proses

komunikasi biasanya diakibatkan dari proses komunikasi yang dilakukan antara

kepala sekolah dengan guru sehingga mengakibatkan kurang terciptanya

komunikasi efektif antara atasan dan bawahan serta kurangnya terbukaan seperti

komunikasi yang bersifat kaku dan sangat formal, disamping itu kepala sekolah

memiliki kesibukan diluar sekolah sehingga kepala sekolah jarang berada

ditempat. Hal inilah yang terkadang guru kurang termotivasi, oleh karena itu

komunikasi efektif merupakan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan

motivasi kerja guru di sekolah. Atas dasar latar belakang di atas, maka penulis

tertarik untuk membahas dan menuangkan masalah ini dalam bentuk skripsi yang

berjudul “HUBUNGAN ANTARA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEPALA

SEKOLAH DENGAN PENINGKATAN MOTIVASI KERJA GURU DI MA

DARUL MA’ARIF CIPETE JAKARTA SELATAN”.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dilakukan identifikasi

sebagai berikut:

1. Bagaimana komunikasi kepala sekolah dalam menyampaikan pesan

2. Bagaimana komunikasi yang terjalin antara kepala sekolah dengan guru

3. Bagaimana kepala sekolah menjalin komunikasi yang efektif dengan guru

4. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan kepala sekolah dalam

melaksanakan komunikasi dengan guru

5. Apakah terdapat hubungan antara efektivitas komunikasi kepala sekolah

dengan peningkatkan motivasi kerja guru di sekolah?

6. Bagaimana motivasi kerja guru di MA Darul Ma’arif

7. Bagaimana kepala sekolah memotivasi guru dalam proses belajar mengajar?

C. Pembatasan Masalah

Berdasrakan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

untuk mempermudah dan mengarahkan penulisan skripsi ini, penulis membatasi

masalah pada:

1. Efektivitas komunikasi kepala sekolah adalah apabila pesan yang ingin

disampaikan oleh sumber pesan tersebut di terima dan diartikan oleh sasaran

komunikasi dalam organisasi khususnya sekolah, proses komunikasi ini lebih

kepada komunikasi antara kepala sekolah dengan para guru melalui hukum

komunikasi yang efektif meliputi: rasa hormat dan saling menghargai, empaty,

pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan, sifat

keterbukaan, rendah hati.

2. Motivasi kerja adalah kegiatan yang mendorong, mengarahkan ,

mempertahankan yang disebut kerja yang meliputi: hidup layak dan rasa

aman, kondisi kerja yang menyenangkan, rasa diikut sertakan, perlakuan yang

wajar dan jujur, rasa mampu, pengakuan dan penghargaan.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

6

D. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut: apakah terdapat hubungan antara efektivitas komunikasi kepala

sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru di MA Darul Ma’arif Cipete

Jakarta Selatan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki dan lebih

memperhatikan efektivitas komunikasi sehingga meningkatkan motivasi kerja

guru.

2. Bagi guru, sebagai cermin untuk lebih giat dan bersemangat dalam

melakasanakan tugas-tugasnya dengan tujuan untuk meningkatan motivasi

kerja guna menciptakan kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan mengenai

efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru

dan sekaligus menambah ilmu pengetahuan khususnya dibidang pendidikan.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

7

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Menurut Mulyasa efektivitas adalah “adanya kesesuaian antara orang

yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju”1. Efektivitas juga berati”

suatu tahapan untuk mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan”2.

Dalam Ensiklopedi Indonesia, secara terminologi efektivitas berarti

“menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha dikatakan efektif kalau

usaha itu mencapai tujuannya”3.

Sedangkan dalam buku Ensiklopedi Administrasi, efektivitas adalah

“suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau

akibat yang dikehendaki”4. Efektivitas juga berarti “suatu kesanggupan untuk

mewujudkan suatu tujuan”5.

1 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2002). Cet .

ke-1, h. 82. 2 Saliman. Sudarsono, Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, (Jakarta: PT Rineka

Cipta. 1994). Cet ke- 1, h. 61. 3 Hasan Sydily, Ensiklopedi, (Jakarta:Ichtar Baru-Van Hoeve), Jilid 2, h.883 4 Patria Wasta (Ed), Ensiklopedi Admonistrasi, (Jakarta:CV) Haji Masagung, 1989), h.

147. 5 N.A. Antembun, Evaluasi Mengajar Kriteria dan Tekhnik-tekhnik, (Bandung: Suru

Bandung 2000), Cet. Ke-3, h.8

7

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

8

Jadi, jika seorang melakukan perbuatan dengan tujuan tertentu, maka

orang tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuan dapat tercapai sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya.

Sebagai administrator pendidikan kepala sekolah hendaknya menguasai

berbagai ketrampilan yaitu dari ketrampilan konsep, ketrampilan manusiawai, dan

ketrampilan tehnik.

Kemampuan untuk mengadakan kontak hubungan kerja sama secara optimal kepada orang yang di ajak bekerja sama dengan memperhatikan kodrat dan harkat manusia disebut ketrampilan manusiawi, tujuannya adalah mengadakan hubungan bekerja sama dengan para bawahan dalam suatu organisasi dan kepentingan anggotanya, tugas kepala sekolah adalah bagaimana mengisi kebutuhan-kebutuhan, keinginan atau mendorong kepada personal. Agar personal merasakan dengan tidak merugikan organisasi pendidikan. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan atau potensi mereka telah lulus ujian penerimaan sebagai petugas pendidikan dan mereka telah memilki ijazah yang sebagaian besar sesuai dengan tugasnya, jadi seharusnya para administator pendidikan (kepala sekolah) cukup menangani motivasi para personel saja dengan persyaratan mereka dapat bekerja lebih baik, namun karena asumsi kita tidak semuanya benar maka administator pendidikan (kepala sekolah) juga membina perkembangan profesi dan karier mereka. Tugas kepala sekolah yang lain adalah meningkatkan potensi dengan meningkatkan motivasi.

Kepala sekolah sebagai administator pendidikan dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik dengan para bawahannya, untuk itu kepala sekolah harus dapat menciptakan komunikasi yang efektif dengan para bawahannya (guru).

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki komunikasi

terutama dari pihak pemimpin (kepala sekolah) kepada bawahan (guru) sebagai

berikut:

a. Tentukan tujuan yang ingin dicapai oleh komunikasi itu.

b. Tentukan pihak-pihak penerima secara utuh.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

9

c. Berkomunikasi secara rapih, yaitu pakailah kata yang tepat termasuk

kemungkinan konotasinya, usahanya sederhana mungkin.

d. Tentukan media yang tepat.

e. Kembangkan minat bersama antara yang memberi pesan (komunikator)

dengan yang menerima tantangan atau pesan (komunikan) hal-hal yang

akan dikomunikasikan.

f. Lakukan komunikasi itu pada waktu yang tepat.

g. Batasi isi komunikasi.

h. Ukurlah hasilnya melalui umpan balik.

Agar komunikasi efektif maka antara pembicara dan pendengar harus

saling pengertian, juga pembicaraan harus mengetahui keadaan si pendengar,

demikian juga sebaliknya. Apa yang dilakukan si pembicara atau si pendengar

adalah penting dari pada yang dinyatakan yaitu dituliskan. Komunikasi

sebenarnya timbul bila mana orang-orang atau kelompok secara sukarela bersama-

sama menghadapi sebuah masalah tertentu, sehingga mereka sungguh-sungguh

mendengar dan mengerti ide masing-masing atau penafsiran pengalaman atas

maslah dan bila mereka mencapai persetujuan dan menerima ide yang

bersangkutan.

Syarat utama dari komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang

dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat. Integritas pribadi yang kuat

akan menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari komunikasi. Integritas

merupakan landasan utama dalam membangun komunikasi yang efektif karena

tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan dan tidak akan ada

kepercayaan tanpa integritas.

Menurut Bobby Galih, yakni tentang pentingnya memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif patut kita ketahui. Menurutnya kita perlu memperhatikan lima hukum komunikasi yang efektif (The Five Inevitable Laws of Efffective Communication) yang dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH (Respect, empathy, audible, clarity, humble), yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

10

perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain6

a) Hukum pertama adalah respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah

sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita

sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama

dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya

manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita membangun komunikasi

dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat

membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan

efektivitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai

sebuah tim. Bahkan menurut maha guru komunikasi Dale Carnegie dalam

bukunya How to Win Friends and Influence People, “rahasia terbesar yang

merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah

dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus”7.

b) Hukum kedua adalah empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi

atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam

memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti

terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secara khusus

Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari tujuh

kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih

dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand – understand then be

understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and

trust). Inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatik. Dengan memahami

dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan

6 Robyy Galih, Hukum Komunikasi yang Efektif, (www. Nurjihad.staff.uii.ac.id), 29

November 2010

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

11

dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama (teamwork)

atau sinergi dengan orang lain.

c) Hukum ketiga adalah audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik,

audible berarti pesan yang kita sampaikan (komunikator) dapat diterima oleh

penerima pesan (komunikan).

d) Hukum keempat adalah clarity

Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi

kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau

disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima

pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling

curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok

atau tim kita.

e) Hukum kelima adalah humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah

hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk

membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati

yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya antara lain: sikap yang penuh

melayani, sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong

dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan,

lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan

yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok

komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang

handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang

lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

12

membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling

menguatkan.

Untuk memenuhi ketepatan dan kecepatan penyampaian informasi agar

diperoleh respon yang cepat dan tepat pula komunikasi harus memenuhi syarat-

syarat tertentu. Dalam buku komunikasi organisasi dan manajemen dalam

pembagunan mengemukakan asas-asas komunikasi efektif:

a. Kejelasan Setiap informasi yang disampaikan harus jelas agar maksudnya tidak ditafsirkan lain oleh penerima informasi.

b. Kesesuaian Informasi yang disampaikan tidak boleh bertentangan dengan yang lain sehingga membingungkan.

c. Kecukupan Informasi harus cukup agar memadai untuk disampaikan.

d. Timing (tepat waktu) Informasi harus disampaikan secepatnya.

e. Keseragaman Informasi yang bersifat umum harus disampaikan dalam bentuk yang sama atau seragam.

f. Penyebaran Informasi yang disampaikan harus mencapai orang yang tepat agar dapat digunakan secara efektif.

g. Interest Komunikator harus berusaha agar bahan yang disampaikannya menarik dan dapat di terima dengan baik.8 Agar komunikasi berjalan dengan lancar dalam arti informasi dapat di

terima secara cepat dan tepat, diperlukan median atau saluran yang efektif pula.

Media komunikasi dapat dikelompokan sebagai berikut:

a. Media Audio

Yakni informasi yang disalurkan melalui pendengaran sehingga berbentuk

komunikasi lisan.

b. Media Visual

Yakni informasi yang disalurkan melalui penglihatan yang salah satu

bentuknya berupa komunikasi tertulis.

8 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1987), h. 52.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

13

c. Media Audio Visual

Yakni penyampaian informasi melalui saluran pendengaran dan penglihatan,

sehingga berbentuk lisan dan tulisan.

Menurut Sondang P Siagian dalam buku Teori Dan Praktek

Kepemimpinan menjelaskan bahwa “Dalam kegiatan organisasional seperti

halnya sekolah terdapat beberapa jenis fungsi komunikasi bagi sekolah yaitu

sebagai berikut: (a) fungsi motivasi, (b) fungsi ekspresi, (c) fungsi penyampaian

pesan, (d) fungsi pengawasan.”9

Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi harus mampu memainkan

peranan penting, diantaranya: pertama sebagai wahana untuk menyampaikan

keluhan yang mana pimpinan diharapkan menjadi pendengar yang baik, kedua

sebagai saluran untuk menyatakan kepuasaan atas keberhasilannya menjalankan

tugas yang dipercayakan kepadanya, ketiga sebagai wahana penyampaian

informasi yang dilakukan untuk berbagai pihak untuk memperlancar jalannya

proses pengambilan keputusan, keempat sebagai wahana pengendali perilaku para

anggota organisasi. Orang-orang memahami pekerjaan mereka lebih baik dan

merasa lebih puas dalam pelaksanaannya.

9 Sondang P. Siagian, Teori Dan Praktek Kepemimpinan, ( Jakarta: Rineka Cipta 2003),

Cet. Ke-5, h. 91

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

14

2. Pengertian Komunikasi

Dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, “Istilah komunikasi

atau dalam bahasa Inggris Communicatio berasal dari bahasa latin comunication

yang berarti sama, sama yang dimaksud adalah sama makna.”10 Sama di sini

maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat

kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan

diterima oleh komunikan.

Dalam kamus besar Indonesia, “Komunikasi adalah pengiriman dan

penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang

dimaksud dapat dipahami.”11

Menurut kamus psikologi “Dictionary of Behavioral Science“ yang dikutip

Jalaludin Rahmat dalam buku “Psikologi Komunikasi”, istilah komunikasi adalah:

a. Penyampaian perubahan energi dari suatu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau menyampaian gelombang-gelombang suara.

b. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme. c. Pesan yang disampaikan. d. (Teori komunikasi) proses yang dilakukan satu sistem untuk

mempengaruhi sistem yang lain, karena melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan.

e. (K. Lewin) pengaruh satu wilayh pesona pada wilayah pesona yang lain sehingga perubahan dalam suatu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.

f. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.12 Dapat disimpulkan dari definisi diatas bahwa :

a. Semua definisi mengakui bahwa komunikasi adalah suatu proses.

b. Semua definisi sepakat bahwa dalam proses komunikasi itu terjadi

penyampaian sesuatu dari satu pihak ke pihak yang lain.

10 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya,2004), Cet 18, h. 9 11 Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1996), Cet. Ke-7, h. 454 12 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004 ),

Cet. Ke-21, h. 3

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

15

Komunikasi itu berhubungan dengan emosi, sikap, moral, motivasi,

suasana hati, keadaan hati, keadaan pisik, situasi dan banyak lagi, hal yang

lainnya. Intinya mengenai manusia dan egonya.

Komunikasi efektif adalah “Suatu yang diperoleh atau suatu prestasi,

bukan suatu hak khusus atau suatu kebetulan yang baik dari sifat kebetulan yang

baik dari sifat turunan”13. Setiap orang mempunyai potensi untuk melakukan

komunikasi yang efektif dan potensi ini dapat lebih baik dan memaksimalkan

dijelmakan dan dicapai.

Komunikasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik atau efektif

apabila pesan yang ingin disampaikan oleh sumber pesan (komunikator) tersebut

diterima dan diartikan oleh sasaran komunikasi atau penerima pesan (komunikan),

dalam bentuk jiwa dan semangat yang sama persis seperti yang diinginkan dan

dimaksudkan oleh sumber pesan. Dan komunikasi yang efektif hanya akan terjadi

jika antara pengirim(komunikator) dan penerima pesan (komunikan) tercipata

pemahaman yang sama. Sejalan dengan itu Hadari Nawawi berpendapat bahwa

“Komunikasi yang efektif hanya akan berlangsung apabila setiap individu

memperlakukan individu yang lain sebagai subyek yang dilakukan dalam bentuk

saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.”14

Komunikasi yang efektif itu penting bagi semua organisasi. Oleh karena

itu, para pemimpin organisasi perlu memahami dan menyempurnakan

kemampuan komunikasi mereka, begitu juga dengan bawahan atau para staf.

Untuk memahami komunikasi itu dengan mudah perlu mengetahui proses

komunikasi, unsur-unsur komunikasi, bentuk komunikasi, dan hambatan-

hambatan yang mungkin terjadi dalam komunikasi.

13 James G. Robbin Barbara S. Jones, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Pedoman Jaya 1986), h. 6

14 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h. 46

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

16

3. Pengertian Efektivitas Komunikasi

Efektivitas komunikasi adalah “Suatu yang diperoleh atau suatu prestasi,

bukan suatu hak khusus atau suatu kebetulan yang baik dari sifat kebetulan yang

baik dari sifat turunan”15. Setiap orang mempunyai potensi untuk melakukan

komunikasi yang efektif dan potensi ini dapat lebih baik dan memaksimalkan di

jelmakan dan dicapai. Dengan adanya efektivitas komunikasi, maka akan timbul

perubahan-perubahan dalam kelakukan pihak penerima yang timbul sebagai hasil

transmisi suatu berita. Jadi apabila kita berbicara komunikasi yang efektif maka

kita maksudnya adalah komunikasi yang bisa menimbulkan efek komunikasi

diantaranya:

a. Perubahan dalam pengetahuan

b. Perubahan-perubahan dalam sikap pihak pertama.

c. Perubahan-perubahan dalam kelakuan pihak pertama, misalnya datang

tepat pada waktunya.

Jadi yang dimaksud dengan efektivitas komunikasi atau komunikasi

dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan atau yang dikomunikasikan dan

cara mengkomunikasikannya itu berkualitas baik sehingga bisa ditanggkap

dengan benar oleh yang menerimanya, yang menjurus pada penyelesaian tujuan

organisasi dan baik dalam waktu dekat maupun dalam waktu panjang. Di sini

diharapkan pihak yang menyampaikan pesan (komunikator) itu jelas, tidak terlalu

panjang dan disampaikan tepat pada waktunya, yaitu disaat akan menerima

(komunikan) tertarik pada pesan itu.

4. Proses Komunikasi

Seperti yang telah diuraikan dalam definisi komunikasi, kiranya dapat

disepakati bahwa komunikasi sebagai proses pertukaran pesan dengan hasil

kebersamaan dalam makna merupakan sesuatu yang dihasilkan melalui suatu

proses yang di dalamnya merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan

15 James G. Robbin Barbara S. Jones, Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Pedoman

Jaya 1986), h. 6

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

17

Proses komunikasi pada hakekatnya proses penyampaian pikiran atau

perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran bisa merupakan gagasan,

informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa

keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian,

kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Komunikasi akan berhasil

apabila pikiran disampaikan dengan perasaan disadari. Sebaliknya komunikasi

akan gagal jika sewaktu-waktu dalam penyampaian/menyampaikan pikiran,

perasaan tidak terkontrol. Proses komunikasi menurut Onong Uchjana dalam

bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik dibagi dua (2), yaitu “Proses

komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.

1. Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.16

Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini, baik mengenai hal

yang kongkret maupun yang abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa

yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan

masa yang akan datang. Bahasa tubuh memang dapat menterjemahkan pikiran

seseoranng sehingga terekspresikan secara fisik. Akan tetapi menggapaikan

tangan, atau memainkan jari-jemari, mengedipkan mata, atau menggerakan

anggota tubuh lainnya hanya dapat mengkomunikasikan hal-hal tertentu saja.

Demikian isyarat dengan menggunakan alat seperti kentongan, beduk,

sirine dan lain-lain amat terbatas kemampuannya dalam mentransmisikan

pikiran seseorang kepada orang lain.

Gambar sebagai lambang yang banyak dipergunakan komunikasi yang

melebihi kiat, isyarat dan warna dalam hal kemampuan menterjemahkan

6Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori ..., h. 11

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

18

pikiran seseorang, tetapi tetap tidak melebihi bahasa. Gambar hanya dipakai

dalam rambu-rambu lalu lintas.

2. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang atau media pertama.

Seseorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telpon, teleteks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi17.

Pada umumnya kalau kita bicara dikalangan masyarakat , yang

dinamakan media komunikasi yaitu adalah media kedua sebagai mana

diterangkan diatas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media

komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (syimbol)

beserta isi (Content) yakni pikiran atau perasaan yang dibawanya menjadi

totalitas pesan (amaessage), yang tampak tidak terdapat dipisahkan. Tidak

seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio, dan lain-lainnya yang jelas

tidak selalu dipergunakan. Tampaknya seolah-olah orang tidak mungkin

berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa

surat, atau telepon, atau televisi, dan sebagainya.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder, dalam proses

komunikasi, disebabkan oleh efesiensinya dalam mencapai komunikasi. Surat

kabar, radio, televisi, misalnya merupakan suatu media yang efesien dalam

mencapai komunikasi dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efesien karena,

dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas

kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan saja jutaan, melainkan

puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara

disiarkan melalui radio atau televisi.

Akan tetapi oleh para ahli komunikasi diakui bahwa efektif dan

efisiensi komunikasi bermedia hanya menyebarkan pesan-pesan yang bersifat

informatif, menurut mereka, yang efektif dan efesien dalam menyampaikan

17 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori..., h. 16.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

19

pesan persuasif adalah komunikasi tatap muka karena kerangka acuan (Frame

of refence) komunikan dapat diketahui oleh komunikator, sedangakan dalam

proses komunikasinya, umpan balik berlangsung seketika dalam arti kata

komunikator mengetahui tanggapan atau reaksi komunikan pada saat itu juga.

Dengan demikian, proses komunikasi secara sekunder itu

menggunakan media yang dapat diklafikasikan sebagai media masa (massa

media) dan media masa atau nonmassa (non media massa).

Dari pengertian komunikasi sebagai nama yang telah diutarakan di

atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicangkup, yang

merupakan persyaratan terjadinya proses komunikasi. Dalam bahasa

komunikasi komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan.

Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang.

Komunikan : Orang yang menerima pesan.

Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Dari lima unsur dasar komunikasi itu para ahli komunikasi banyak

mengembangkan unsur-unsur dalam proses komunikasi, diantaranya Onong

Uchjana Effendy, mengembangkan unsur-unsur proses komunikasi menjadi

sembilan unsur.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

20

Sender Enconding Massage

Media

Decoding

Noise

Response Feedback

Receiver

Penegasan tentang unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah

sebagai berikut:

1. Sender : Komunikasi yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran dalam bentuk lambang.

3. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator ke komunikan.

5. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7. Response : Tanggapan seperangkat reaksi pada komunikan setelah di terpa pesan. 8. Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan

apabila tersampaikan atau di sampaikan kepada komunikator.

9. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan komunikator ke komunikan.18

Tehnik berkomunikasi adalah cara atau seni penyampaian suatu pesan

yang dilakukan seseorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan

dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah

pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi,

keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran, dan sebagainya.

18 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori…, h. 18.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

21

Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu

pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu

pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklafikasikan menurut

kadarnya yakni:

a. Dampak kognitif

b. Dampak afektif

c. Dampak behavioral

Dampak kognitif adalah yang ditimbulkan pada komunikan yang

menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualisasinya, disini pesan

yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran dari komunikan.

Dampak efektif lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Di sini

tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak

hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih,

gembira, marah dan sebagainya.

Yang paling tinggi kadarnya adalah dampak behavioral, yakni dampak

yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

Untuk contoh ketiga jenis dampak diatas dapat diambil dari berita, surat

kabar, pernah sebuah surat kabar membuat berita yang dilengkapi foto mengenai

seseorang wanita yang menderita tumor yang menahun sehingga perutnya besar

tidak terperikan. Peristiwa yang diberitakan lengkap dengan fotonya itu menarik

perhatian banyak pembaca, berita tersebut dapat menimbulkan berbagai jenis efek,

jika seorang pembaca hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian ia

menjadi tahu, maka dampaknya hanya sekedar kognitif saja. Apabila ia merasa iba

atas penderitaan perempuan yang hidup tidak berkecukupan itu, berita tersebut

menimbulkan dampak afektif. Tetapi kalau si pembaca yang tersentuh hatinya itu,

kemudian pergi keredaksi surat kabar yang memberitakannya dan

menyerahkannya sejumlah uang untuk disampaikan kepada si penderita, maka

berita tadi menimbulkan dampak behavioral.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

22

5. Bentuk-bentuk komunikasi

Dalam kegiatan komunikasi suatu organisasi dapat dibedakan menjadi

komusikasi organisasi formal dan komunikasi organisasi informal.

Dalam organisasi formal, komunikasi diatur oleh hubungan yang

diadakan berdasarkan struktur wewenang dan kekuasaan, pertanggung jawaban

dan saluran-saluran organisasi lebih mengutamakan berdasarkan urutan

kekuasaan. Tepatnya informasi mengurus dalam organisasi menurut pola-pola

yang telah ditetapkan dan dibatasi. Pola-pola ditentukan berdasarkan peranan-

peranan yang di tunjuk bagi setiap orang dan badan organisasi yang sementara itu

memperlihatkan juga jalur-jalur wewenang, kekuasan, tanggung jawab dan

menunjuk pula jaringan komunikasi formal. Dapat dikatakan bahwa komunikasi

formal adalah komunikasi terbatas karena dalam bentuk ini komunikasi hanya

dapat dilakukan antar personal tertentu berdasarkan kepangkatan atau posisi atau

jabatan masing-masing di dalam organisasinya.

Jika seorang administrator pendidikan hendak bekerja dengan efektif

hendaklah membangun sistem komunikasi formal yang baik. Struktur komunikasi

harus menjamin bahwa informal dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas

kesemua arah ditentukan baik ke atas, ke bawah dan ke samping. Saluran-saluran

itu hendaknya dipahami oleh setiap anggota organisasi. Garis-garis komunikasi

hendaknya dibuat sependek dan sesingkat mungkin. Hendaknya sedapat mungkin

bagi semua anggota bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai

penerima.

Komunikasi organisasi informal ialah “Komunikasi yang terjadi dalam

suatu organisasi, tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur

organisasi.”19

Sistem komunikasi formal selalu dilengkapi dengan jaringan komunikasi

yang informal. Informal cenderung pada tujuan-tujuan pribadi dari pada tujuan-

tujuan organisasi. Karena itu sistem informal mungkin sejalan dan mungkin tidak

dengan sistem komunikasi formal. Keselarasan antara dua sistem tergantung pada

betapa tujuan-tujuan organisasi selaras dengan tujuan-tujuan pribadi dan sikap 19 Ig Wursanto, Etika Komunikasi Kantor, (Yogyakarta: PT. Kanisus 1992), h. 38

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

23

para anggotanya. Jika tujuan-tujuan organisasi dan pribadi itu sejalan, mungkin

sekali informaasi informal digunakan. Apabila tidak, komunikasi informal bisa

menghalang halangi bahkan menggantikan informasi formal.

Sistem informasi informal adalah sistem komunikasi yang paling

menguntungkan. Sistem komunikasi informal dalam organisasi harus diakui

kehadirannya dan sama pentingnya, yang kadang-kadang lebih efektif.

Penyampaian informasi yang bersifat rahasia tidak diperkecil, artinya dipandang

sebagai gambaran yang diharapkan suatu organisasi.

Sedangkan menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Administrasi Pendidikan “Komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut: (1) komunikasi ke dalam, yakni proses penyampaian atau permintaan informasi antar personal dilingkungan satu organisasi. (2) komunikasi ke luar, yakni proses penyampaian atau permintaan informasi antar personal dalam suatu organisasi dengan personal atau badan diluar organisasi tersebut”.20

Kominikasi ke dalam terdiri dari beberapa bentuk, antara lain sebagai

berikut:

1. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertikal yakni proses penyampaian informasi yang

dilakukan antar pejabat yang tidak sama hirarki jabatannya dalam satu sub

sistem, terdiri dari :

a. Komunikasi ke bawah

Yakni penyampaian informasi dari pejabat/personal yang kedudukannnya

lebih tinggi kepada pejabat yang kedudukannya lebih rendah. Komunikasi

ini antara lain dilakukan dengan memberikan perintah/intruksi, petunjuk-

petunjuk, penjelasan-penjelasan, peringatan-peringatan dan keterangan-

keterangan dalam rangka mewujudkan beban kerja suatu sub sistem dalam

suatu organisasi.

b. Komunikasi ke atas

Yakni penyampaian informasi dari jabatan/personal yang kedudukannya

lebih rendah kepada pejabat/personal yang kedudukannya lebih tinggi

dalam satu sub sistem. Komunikasi ini antara lain dilakukan dalam bentuk

20 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1987), h. 48.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

24

memberikan laporan, penyampaian pendapat dan saran-saran, ide/gagasan

dan bahkan juga keluhan-keluhan.

2. Komunikasi Horizontal

Yakni proses penyampaian dan permintaan informasi antar

pejabat/personal yang jabatannya setingkat dalam satu organisasi, yang

dilakukan berupa rapat-rapat, diskusi, konsultasi dan lain-lain.

3. Komunikasi Diagonal

Menurut Hadari Nawawi dalam bukunya Administarasi pendidikan

mengemukakan bahwa komunikasi diagonal “yakni proses penyampaian dan

permintaan informasi antar pejabat/personal yang tidak sama tingkat

jabatannya antar sub sistem yang berlainan dilingkungan organisasi”.21

4. Faktor-faktor Penghambat Komunikasi

Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menimbulkan

gangguan komunikasi sehingga tujuan komunikasi tidak tercapai. Pada dasarnya

hambatan itu dapat terjadi karena diatorasi, penghilangan sebagai isi informasi,

terlalu banyak informasi, waktu, penerimaam pesan, dan juga hambatan fisik.

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendi “ Faktor-faktor penghambat

organisasi dalam komunikasi itu ada empat, yaitu: hambatan sosio-antro-

psikologis, hambatan sematis, hambatan mekanis, hambatan ekologis”22.

1. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis

Proses komunikasi berlangsung dalam konteks situasional. Ini berarti

bahwa komunikator harus memperhatikan situasi ketika komunikasi berlangsung,

sebab situasi amat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi, terutama situasi

yang berhubungan dengan faktor sosiologis, antropologis dan psikologis.

a. Hambatan Sosiologis

Seorang sosiolog Jerman bernama Ferdinand Tonnies mengklarifikasikan

kehidupan manusia dalam masyarakat menjadi dua jenis pergaulan yang ia

namakan Gemeinschafi dan Gesellschaft. Gemeinschft adalah pergaula

21 Hadari Nawawi, Administrasi…, h. 49 22 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung:CV. Remadja Karya, 1986),

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

25

hidup yang bersifat pribadi, statis, dan tidak rasional, seperti dalam

kehidupan rumah tangga, sedangkan Gesellschft adalah pergaulan hidup

yang bersifat dimanis, rasional, bukan pribadi, seperti pergaulan dikantor

atau dalam organisasi.

Berkomunikasi dalam Gameinschft dengan istri atau anak tidak akan

banyak menjumpai banyak hambatan karena sifatnya personal atau pribadi

sehingga dapat dilakukan dengan santai, lain dengan komunikasi dalam

Gasellschaft. Seseorang yang bagaimanapun tingginya kedudukan yang ia

jabat, ia akan menjadi bawahan orang lain. Seorang kepala desa

mempunyai kekuasaan didaerahnya, tetapi ia harus tunduk kepada camat,

camat akan lain sikapnya ketika berkomunikasi dengan bupati, dan

seterusnya,

b. Hambatan Psikologis

Dalam melancarkan komunikasinya seorang komunikan tidak akan

berhasil apabila ia tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan

sasarannya. Yang dimaksud dengan siapa disini bukan nama yang

sandang, melainkan ras apa, bangsa apa atau suku apa. Dengan mengenal

dirinya, akan mengenal pula kedudukannya, gaya dan norma

kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya.

c. Hambatan Psikologis

Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal ini

disebabkan si komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak

mengkaji diri komunikasi. Komunikasi sulit untuk berhasill apabila

komunikasi sedang sedih, binggung, marah, merasa kecewa, merasa iri

hati dan kondisi psikologis lainnya.

2. Hambatan Sematis

Faktor sistematis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator

sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan.

Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar

memperhatikan gangguan sematis ini, sebab salah ucap atau tulis dapat

menimbulkan salah pengertian atau salah tafsir.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

26

3. Hambatan Mekanis

Hambatan mekanis ini dijumpai pada penggunaan media yang digunakan

dalam kelancaran komunikasi. Banyak contoh yang kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari, seperti suara telpon yang kurang jelas, ketika hurup yang buram,

berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, dan lain-lain.

4. Hambatan Ekologis

Hambatan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap

proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Contoh

hambatan, ekologis adalah suara riuh orang-orang atau kebisingan lalu lintas,

suara hujan atau petir, suara pesawat terbang lewat, dan lain-lain.

Demikianlah dengan pelaksanaan komunikasi antara kepala sekolah

dengan para personal (guru), maka akan merasakan manfaat dari komunikasi yang

telah disebutkan diatas, dengan demikian diharapkan terjadinya ilkim organisasi

yang menyenangkan.

B. Hakikat Motivasi Kerja

1. Pengertian Motivasi Kerja

Dalam buku motivasi dan pemotivasian dalam manajemen ”istilah

motivasi (motivation) berasal dan bahasa latin yaitu movere, yang berarti

menggerakan (to move) 23. ”Motivasi juga didefinisikan sebagai suatu kondisi

yang menggerakan manusia kearah suatu tujuan tertentu”24.

Motivasi adalah “suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab

seseorang melakukan sesuatu kegiatan yang berlangsung secara sadar” 25. Adapun

pengertian motivasi kerja adalah motivasi dalam sebuah lingkup organisatoris

yang merupakan proses dengan apa seseorang pemimpin merangsang pihak lain

untuk bekerja dalam rangkan mecapai tujuan organisasi.

23 J. Winardi, Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen, ( Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004). Cet .ke-3, h. 1. 24 Anwar Prabu Mankunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 3. 25 Handari Nawawai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetetif,

(Yogyakarta: Gajah Mada Mada University Press, 2000), h.351.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

27

Pendapat lain mengenai motivasi kerja adalah motivasi kerja sebagai suatu

kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara

perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Menurut Ernest J. Mc Cormick dalam buku A. Anwar Prabu

Mangkunegara mengemukakan bahwa “ motivasi kerja adalah sebagai kondisi

yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja”26

Berdasarkan pengertian motivasi kerja diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa motivasi kerja adalah kegiatan yang mendorong, mengarahkan,

mempertahankan setiap tindakan yang disebut kerja.

Dalam motivasi, walaupun sudah memiliki komitmen dan persepsi yang

baik terhadap suatu pekerjaan tetapi pada dasarnya ada tiga unsur mendasar yang

melahirkan suatu motivasi. Menurut Siagian ada tiga unsur utama dalam

pembentukan motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.

Dalam sebuah organisasi, kerja karyawan tidak bisa terlepas dari fungsi

organisasi tersebut, karyawan merupakan bagian dari organisasi sehingga ia akan

melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya guna

mencapai tujuan organisasi. Sekolah merupakan sebuah organisasi yang

didalamnya terdapat individu yang terdiri dari unsur kepala sekolah, tata usaha

dan murid. Guru sebagai salah satu unsur sekolah memiliki motivasi kerja sesuai

dengan tugas dan kewajiban utama yakni mengajar.

Apabila pegawai/guru merasa sanggup untuk mengebangkan karirnya

disertai dengan kesempatan yang ada akan lahirlah suatu motivasi yang tinggi

yang akan membuat pegawai/guru bekerja dengan semangat, bertanggung jawab,

dan persaan puas yang akan membawa hasil yang memuaskan.

26 Anwar Prabu Mankunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 94.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

28

2. Jenis-jenis Motivasi

Dalam melakukan suatu pekerjaan/perbuatan yang bersifat sendiri, seorang

selalu didorong oleh motif-motif tertentu baik yang objektif maupun subjektif.

Adapun motivasi kerja itu mempunyai jenis sebagai berikut:

1) Motivasi Intrinstik, yakni kondisi yang mendorong terjadinya suatu perbuatan/kegiatan yang berada di dalam kegiatan itu sendiri. Kondisi itu berbentuk kesadaran mengenai arti dan manfaat suatu perbuatan/kegiatan baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Missal: beramal, berbuat kebaikan, berprestasi karena tanggung jawab, menyalurkan dan mengembangkan bakat yang sifatnya tidak mengharapkan pamrih material atau non material.

2) Motivasi Ekstrinsik, yakni kondisi yang mendorong terjadinya suatu kegiatan yang berada diluar kegiatan itu sendiri, misal: pemberian hadiah, insentif, pujian, situasi kerja yang menyenangkan.27

Kedua jenis motivasi tersebut dapat menentukan keberhasilan seseorang

dalam mencapai kinerjanya, oleh karena itu prestasi kerja karyawan harus

dihargai, karena penghargaan memiliki arti dan pengaruh yang sangat besar bagi

setiap orang sebagai pendorong dalam mengembangkan kemampuan dan

keahliannya, sehingga dapat memberikan hasil kerja yang optimal.

3. Fungsi Motivasi

Motivasi sangat penting dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan

berhasilnya suatu tujuan. Menurut Alisuf Sobri, fungsi motivasi adalah :

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan

b. Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

c. Penseleksi perbuatan selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin

dicapai28

27 Hadari Nawawi. H. M. Martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), h. 51.

28 Alisuf Sobri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), Cet. Ke-2, h. 86.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

29

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Hal-hal yang mempengaruhi motivasi seseorang ada bermacam-macam

ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain:

1) Hidup layak dan rasa aman

Hidup layak bukan berarti mewah, tetapi standar hidup yang tidak

memaksa guru harus hidup dalam kekurangan dalam hal keuangan. Hidup

layak berarti dapat menjamin makanan, pakaian, perumahan bagi keluarga

dan dapat mengenyam apa yang dinamakan cukup yang berlaku bagi

umum29. Rasa aman meliputi: “adanya jaminan sakit, terpenuhinya

kebutuhan-kebutuhan pokok, gaji yang tidak terlambat, suasana yang tidak

tertekan” 30.

2) Kondisi kerja yang menyenangkan

Pengertian yang menyenangkan dapat berbeda-beda tapi umumnya

adalah tempat kerja yang menarik, kebersihan dan kerapian, perlengkapan

yang up to date.

3) Rasa diikut sertakan

Guru sebagaimana manusia lainnya ingin diikut sertakan dalam

kelompok dimana ia bekerja. Hasrat untuk bergabung ini pendorong untuk

mencapai prestasi kerja yang baik31. Untuk itu maka seorang kepala

sekolah harus mengikutsertakan guru dalam kegiatan sekolah.

4) Perlakuan yang wajar dan jujur

Dalam menjalankan tugasnya sebagai sebuah kelompok yang solid

guru yang mampu bekerjasama. Sebab jika kelompok merah hanya

anggota tertentu saja yang mendapat perhatian dari kepala sekolah maka

akan menurunkan motivasi kerja yang lainnya. Guru tidak menghendaki

diskriminasi dan pilih kasih, sering kali pembagian tugas menjadi sumber

ketidak puasan.

5) Rasa mampu

29 Piet . A. Sehartian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1982), h. 276. 30 Piet. A. Sehartian, Prinsip dan Teknik…,h. 277. 31 Piet. A. Sehartian, Prinsip dan Teknik…, 278.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

30

Guru-guru menginginkan agar mereka juga diakui bahwa mereka

mampu berprestasi. Misalnya kepala sekolah mengakui bahwa guru

mampu dalam menunaikan tugas, mampu memberi sumbangan dalm

kelompok kerja, pemimpin mengakui guru mampu berkembang dalam

jabatan mereka.

6) Pengakuan dan Penghargaan

Salah satu penyebab orang mau bekerja ialah timbul hasrat untuk

diakui oleh pemimpin, teman sejawat, orang tua, masyarakat, dengan

adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain akan meningkatkan

motivasi guru untuk lebih baik dalam melaksanakan tugas.

7) Ikut ambil bagian dalam pembentukan policy sekolah

Guru ingin mengambil bagian dalam menentukan policy sekolah.

Keinginan untuk diikutsertakan merupakan penghargaan bahwa guru

merasa keberadaannya diakui. Ikut ambil bagian dalam menyusun dan

menentukan kebijakan sekolah mempunyai manfaat, guru merasa bahwa

saran, gagasan bermanfaat bagi kemajuan sekolah, sehingga guru akan

lebih berkreatifitas lebih baik.

C. KERANGKA BERFIKIR

Disadari atau tidak dalam kesehariannya manusia selalu melakukan

komunikasi, baik komunikasi dengan diri sendiri ataupun dengan orang lain,

dengan kata lain, bahwa komunikasi sudah seperti halnya manusia membutuhkan

oksigen untuk bernafas. Karena komunikasi adalah hal yang sudah biasa

dilakukan, kebanyakan tidak menyadari bahwa kita telah melakukan kesalahan-

kesalahan dalam berkomunikasi. Untuk itulah diperlukannya sebuah komunikasi

yang mampu membangun kerja sama antara satu orang dengan orang lain, yakni

dengan adanya efektivitas komunikasi sehingga antara individu satu dengan yang

lainnya akan saling memahami, saling terbuka, saling toleransi, saling mengisi

dan saling memberi. Dengan demikian potensi dari masing-masing individu akan

semakin berkembang.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

31

Dimana efektivitas komunikasi kepala sekolah adalah apabila pesan yang

ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut diterima dan diartikan oleh sasaran

komunikasi dalam organisasi khususnya sekolah, proses komunikasi ini lebih

kepada komunikasi antara kepala sekolah dengan para guru yang melalui hukum

komunikasi yang efektif meliputi: rasa hormat dan saling menghargai, empaty,

pesan yang dmpaikan dapat diterima oleh penerima pesan, sifat keterbukaan,

rendah hati. Agar pesan itu dapat diterima dengan baik, maka dalam

berkomunikasi pun harus baik pula.

Motivasi kerja guru adalah kegiatan yang mendorong, mengarahkan,

mempertahankan yang meliputi: hidup layak dan rasa aman, kondisi kerja yang

menyenangkan, rasa diikut sertakan, perlakuan yang wajar dan jujur, rasa mampu,

pengakuan dan penghargaan. Oleh sebab itu dengan adanya efektivitas

komunikasi kepala sekolah diharapkan motivasi kerja guru pun akan baik pula,

dan hal ini bertujuan agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik sehingga

mencapai tujuan pendidikan.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, dapat diajukan kerangka kesimpulan

efektivitas komunikasi kepala sekolah mempunyai daya pengaruh terhadap

perilaku anggotanya. Bila perilakunya positif maka motivasi kerjanya harus

positif , hal ini terjadi pada semangatnya dalam mengajar.

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan pada kerangka teori dan kerangka berfikir diatas mengenai

hubungan antara efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan

motivasi kerja guru, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai berikut:

“Terdapat hubungan antara efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan

peningkatan motivasi kerja guru”

Bila hipotesis ini dijabarkan lebih lanjut, maka tingginya motivasi kerja

guru disebabkan oleh efektivitas komunikasi kepala sekolah, untuk itu diajukan

hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil (Ho) sebagai berikut:

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

32

Ha : Terdapat hubungan antara Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah

dengan Peningkatan Motivasi Kerja Guru di MA Darul Ma’arif Cipete

Jakarta Selatan

Ho. : Tidak terdapat hubungan antara Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah

dengan Peningkatan Motivasi Kerja Guru.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penlitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana ada pengaruh

hubungan antara efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan

motivasi kerja guru di sekolah MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan Juli sampai dengan

bulan Agustus 2010.

Tempat penelitian yaitu di MA Darul Ma’arif yang berlokasi di Jl. RS

Patmawati Cipete Jakarta Selatan.

C. Metode Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu

hubungan efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi

kerja guru, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional, penelitian korelasi merupakan penelitian yang akan melihat

hubungan antara variabel X dan variabel Y dan dimaksud untuk memperoleh

informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan

33

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

34

D. Populasi dan Sampel

Menurut Hadari Nawawi dalam buku Margono mengatakan bahwa

"Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, yang terdiri dari manusia, benda-

benda, hewan, tumbuhan, peristiwa yang dimiliki karekteristik tertentu dalam

suatu penelitian”1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru MA Darul

Ma’arif yang berjumlah 20 orang.

“Sampel yang digunakan adalah sampel teknik sampling jenuh yaitu teknik

penentuan anggota sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel”2 hal ini disebabkan jumlah populasi relatif kecil yaitu 20 guru.

E. Variabel Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi, dalam buku Suharsimi Arikunto mengatakan

bahwa ”Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi”3.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu efektivitas komunikasi

kepala sekolah sebagai variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan

motivasi kerja guru sebagai variabel terikat atau dependent variabel (Y).

F. Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

beberapa tekhnik pengumpulan data, yaitu:

1.Wawancara

Wawancara adalah “Cara untuk mengumpulkan bahan-bahan keterangan

(data) yang dilakukan dengan Tanya jawab lisan secara sepihak, bertatap

muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.”Wawancara ini penulis

lakukan dengan kepala sekolah guna memperoleh informasi atau keterangan

tentang hubungan antara efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan

peningkatan motivasi kerja guru MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan.

1 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet ke-6, h.

118. 2 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2004),Cet. Ke 6, h. 61. 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2006.ed. Revisi 6, h. 116.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

35

2. Angket

Angket adalah “Sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang diketahui., ”Angket atau koesioner ini, penulis susun dan

sebarkan kepada semua guru MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan yang

berjumlah 20 orang.

G. Instrumen Penelitian

1. Variabel Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah

a) Definisi Operasional

Efektivitas komunikasi kepala sekolah merupakan proses penyampaian

pesan atau informasi dari satu orang ke orang lain dalam ruang lingkup

organisasi, sehingga menimbulkan efek pengaruh bagi perilakunya. sampainya

informasi yang diberikan sehingga menimbulkan umpan balik (feeddack)

terhadap penerimanya dalam ruang lingkup organisasi, khususnya sekolah.

Proses komunikasi ini lebih kepada komunikasi antara kepala sekolah dengan

para guru.

Tabel. 1

Kisi – kisi Instrument Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah

NO Variabel Dimensi Indikator Item Valid Tidak

valid

1. Variabel X

Komunikasi

Efektif

Efektivitas

Komunikasi

Rasa hormat

dan saling

menghargai

Empaty

Pesan yang

disampaikan

dapat

diterima

oleh

2, 13, 16

6, 9, 15

1, 4, 3,

5, 11

13,16,

6,9,15,

4,5

2

1,3,11

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

36

penerima

pesan

Sifat

keterbukaan

Rendah hati

7, 8,19,

20

10,12,14

, 17

7,8,20 10,12,14,17,

19

Skala yang digunakan dalam variabel efektivitas komunikasi kepala sekolah

yaitu dengan skala likert. Kuesioner pendapatan menyediakan empat alternatif

jawaban yakni

1) Selalu

2) Sering

3) Kadang-kadang

4) Tidak pernah

Karena datanya yang diperoleh bersifat kuantitatif, untuk menganalisisnya

jawaban kuesioner diberi skor 4,3,2,1 untuk pernyataan positif, sedangkan skor

1,2,3,3 untuk pernyataan yang bersifat negatif.

Tabel. 2

Skala Penilaian

No Alternatif Jawaban Bobot Skor (+) Bobot Skor (-)

1 Selalu 4 1

2 Sering 3 2

3 Kadang-kadang 2 3

4 Tidak pernah 1 4

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

37

2. Variabel Motivasi kerja guru

Motivasi kerja guru adalah motivasi yang timbul dalam diri seorang guru

dapat menggerakan semangat guru melakukakan aktivitas tertentu. Dorongan

tersebut dapat memberikan semangat guru untuk selalu meningkatkan

kemampuan kerjanya agar dapat mengatasi berbagai hambatan dan tantangan

yang dihadapi.

Tabel. 3

Motivasi Kerja Guru

NO Variabel Variabel Indikator Item valid Tidak

valid

2. Variabel Y

Motivasi

Kerja Guru

Motivasi

kerja

guru

Hidup layak

dan rasa

aman.

Kondisi

kerja yang

menyenangk

an.

Rasa diikut

sertakan.

Perlakuan

yang wajar

dan jujur.

Rasa

mampu.

Pengakuan

dan

penghargaan

11,12,

13

2,14,

15,16

5,9,

10,8

1,3,4,6,

7,18,20

17

19

11,13

2,1416,

5,9 1,6,7,18,20 19

12

15

10

3,4,8

17

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

38

Skala yang digunakan dalam variabel peningkatan motivasi kerja guru

yaitu dengan skala likert. Kuesioner pendapatan menyediakan empat alternatif

jawaban yakni

1) Selalu

2) Sering

3) Kadang-kadang

4) Tidak pernah

Karena datanya yang diperoleh bersifat kuantitatif, untuk menganalisisnya

jawaban kuesioner diberi skor 4,3,2,1 untuk pernyataan positif, sedangkan skor

1,2,3,4 untuk pernyataan yang bersifat negatif.

Tabel. 4

Skala Penilaian

No Alternatif Jawaban Bobot Skor (+) Bobot Skor (-)

1 Selalu 4 1

2 Sering 3 2

3 Kadang-kadang 2 3

4 Tidak pernah 1 4

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

39

H. Analisis Uji Instrumen

1. Uji Validitas

“Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang ingin diukur”.4 Dalam penelitian ini,

untuk mengukur validitas, digunakan rumus korelasi product moment.5 Adapun

maksud mengukur validitas instrumen adalah untuk mengetahui apakah butir-butir

pernyataan dalam instrumen yang digunakan pada penelitian ini valid atau

tidaknya valid (drop).

Setiap butir perhitungan hasilnya akan dikonsultasikan dengan “r: tabel,

dengan ketentuan jika ”r” hitung lebih besar dari ”r” tabel (rhitung >r tabel) maka

butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang

dibutuhkan.

2. Uji Realibilitas

“Realibilitas sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

seebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.6 Untuk

menguji realibilitas instrument agar dapat dipercaya, maka digunakan rumus

Alpha.

Langkah-langkah perhitungan realibilitas instrument kedua variabel

adalah sebagai berikut:7

a. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh

b.Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus:

( )

NNx

xb

∑ ∑−=

22

4 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), Cet.ke-9. h. 167.

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek...h. 170. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek..., h. 178. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek...h. 196.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

40

c. Menghitung varians total dengan rumus:

( ) 22

2

NN

YY

t

∑∑ −=σ

d.Menghitung realibilitas dengan rumus:

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥⎦

⎤⎢⎣⎡

−=

∑∑

tb

kkr 2

2

11 11 σ

σ

Keterangan:

11r : relialibilitas

K : banyaknya butir pertanyaan

b∑ 2σ : jumlah varians butir

t∑ 2σ : jumlah varians total

I. Tehnik Analisis Data

1. Tehnik analisa data digunakan penulis adalah mencari angka indeks korelasi

product moment antara variabel X dan variabel Y dengan rumus:

N∑XY– (∑X) (∑Y)

rxy =

[N∑X2 – (∑X)2] [N∑Y2 - (∑Y)2]

Keterangan :

: Angka indeks korelasi “r” product moment xyr

N : Number of Cases

: Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor Y ∑ XY

: Jumlah seluruh sekor X ∑ X

: Jumlah seluruh sekor Y∑Y 8

8 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik…, h. 206.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

41

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product moment

secara kasar (sederhana). Dalam memberikan interprestasi secara sederhana

terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment (rxy). Pada umumnya

digunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:9

Tabel. 6

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya “r” Product Moment

(rxy)

Interpretasi

0,00-0,20 Antara Variabel X dan Variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi

korelasi itu sangat lemah atau sangat

lemah atau sangat rendah sehingga

korelasi itu diabaikan (dianggap tidak

ada korelasi antara Variabel X dan

Variabel Y)

0,20-0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang lemah atau

rendah.

0,40-0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang sedang atau

cukupan.

0,70-0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y

terdapat korelasi yang sangat kuat atau

sangat tinggi.

9 Anas Sudijono. Pengantar Statistik..., h. 193.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

42

Keterangan :

Dengan kriteria pengujian : Jika rhitung (rxy) > rtabel maka, Ha diterima

(ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y).

Jika rhitung (rxy) < rtabel maka Ho diterima (tidak ada

hubungan antara variabel X dengan variabel Y).

3. Uji Signifikansi

Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antar dua

variabel yang diperoleh signifikan. Uji signifikansi korelasi menggunakan

Rumus:10

212

rnrthitung−

−=

Keterangan :

t hitung = Skor signifikansi koefisien korelasi

r = Koefisien korelasi product moment

n = Banyaknya sampel

Selanjutnya harga thitung yang sudah diperoleh dikonsultasikan dengan

ttabel dengan derajat kebebasan (dk) n-2 pada taraf signifikan 5% maupun pada

taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, jika harga thitung lebih kecil dari ttabel

maka, dapat di interpretasikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru.

Sebaliknya, jika harga thitung lebih besar dari ttabel, maka dapat di interpretasikan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara efektivitas komunikasi kepala sekolah

dengan peningkatan motivasi kerja guru.

10 S. Margono. Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004). Cet

ke-4, h. 209.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

43

Dengan kriteria pengujian : Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, Ha diterima

(ada hubungan yang signifikan antara variabel X

dengan variabel Y).

Jika thitung < ttabel maka Ha ditolak. Ho diterima

(tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

X dengan variabel Y).

4. Uji koefisien determinasi

Menghitung koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui kontribusi

variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus koefisien

determinasi.

KD = r2 x 100%.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan

Darul Ma’arif didirikan ketika Pencanangan Gong Pertama Peringatan

Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang diadakan setiap tanggal 1 Rabi’ual

Awwal (1954) di kediaman KH. Dr. Idham Kholid di Jl.Mangunsarkoro Jakarta

Pusat, beberapa orang ulama Nahdlatul Ulama (NU) diantaranya KH. Hasbiallah

Klender, KH. Ishak Yahya Gandaria dan KH. Mohammad Naim Cipete serta al-

Habib Ali Abdurrahman al-Habsyi Kwitang meminta kepada KH. Dr. Idham

Kholid yang pada saat itu adalah seorang Menteri Pertahanan Ad. Interim untuk

mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang akan mencetak kader-kader ulama

berkualitas di masa datang. Permintaan tersebut dijawab oleh KH. Dr. Idham

Kholid dengan membeli sebidang tanah dari H.Naumar Cipete Jakarta Selatan

pada tahun 1955, kemudian diwakafkan dan didirikanlah sebuah lembaga

pendidikan yang berbentuk Pondok Pesantren Modern bernama Darul Ma’arif.

Lembaga tersebut mendapat dukungan penuh dari masyarakat

khususnya para ulama Jakarta Selatan dengan bersama-sama membantu dan

mengajar para santri seperti KH. Ishak Yahya, KH. Muhammad Naim, KH. Abdul

Hamid Abdul Halim Ad-Dary, KH. Abdul Karim Abu Yazid dan dibantu oleh

ulama-ulama Mesir seperti Syekh Hasan Bayyumi, Syekh Mus’ad Adib, Syekh

Ahmad Sumbati, Syekh Abdul Kodir, Syekh Abdurra’uf dan para guru alumni

44

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

45

Darussalam Gontor seperti KH. Syukron Ma’mun, KH. Lambery Djiddy, KH.

Abdul Muhith Fadil. KH. Abdullah Yazidi, KH. Antung Ghozali, KH. Darwisy

Djambak, di bawah pimpinan KH. DR. Idham Chalid. Dengan mengedepankan

pola pendidikan agama Darul Ma’arif pada saat itu telah turut menciptakan ulama-

ulama Jakarta yang cukup kondang di belantika dakwah Islamiyah. Tidak terlalu

berlebihan rasanya untuk diakui bahwa seorang KH. Zainuddin MZ-pun

berangkat dari Darul Ma’arif.

Pada tahun 1959 Darul Ma’arif resmi menjadi sebuah yayasan sosial

pendidikan yang mempunyai misi memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya

kepada msyarakat sekitar yang notabene etnis Betawi dan mereka yang

mempunyai keinginan kuat untuk belajar ilmu agama namun tidak

mengenyampingkan ilmu-ilmu umum. Hal ini dibuktikan dengan

menyelenggarakan pendidikan SMP, STM dan SMEA (1965) disamping

Tsanawiyah dan Aliyah.

Pada tahun 1968 Darul Ma’arif untuk pertama kalinya berhasil

meluluskan siswanya mengikuti ujian negeri (extranei) sampai tahun 1978 dan

pada tahun-tahun berikutnya ujian mandiri.

Adapun tujuan didirikannya yayasan DArul Ma’arif ini adalah:

a. Menciptakan perbaikan dan pertumbuhan perguruan-perguruan.

b. Berusaha untuk menambah kemajuannya dan kecerdasan pelajar-pelajar dalam

ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan-tuntutan agama dan

masyarakat.

Di samping itu, usaha dari yayasan Darul Ma’arif ini adalah:

a. Mendidik para pelajar yang sedang duduk di bangku sekolah,

agarsekembalinya kepada masyarakat dapat memberikan darma baktinya serta

berguna untuk agama dan umat.

b. Mengadakan hubungan yang erat dengan masyarakat untuk memupuk

perguruan-perguruan yang selalu mengharapkan bantuan moril dan meteril

baggi yang menaruh perhatiannya padanya.

c. memberikan bimbingan pada alumni pelajar Islam tentang pendidikan,

pengajaran, dan organisasi.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

46

Jenjang atau tingkat pendidikan di perguruan Darul Ma’arif terdiri dari 4

(empat) bagian yaitu: tingkat TK, SD, SLTP yang mencakup SMP dan

Tsanawiyah, dan SLTA yang mencakup SMA dan ALiyah, serta tingkat

perguruan tinggi agama Islam (PTAI).

2. Visi dan Misi

VISI

Mengembangkan potensi diri dalam ilmu agama, umum dan ilmu modern,

untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkwalitas,

beriman, berakhlak dan terampil.

MISI

- Memberikan kesempatan belajar bagi mereka yang berkeinginan kuat

- Meminimalisir atau mengurangi angka siswa drop out / putus sekolah

- Menumbuh kembangkan penghayatan, kesadaran dan pengamalan

beragama melalui pengenalan kultur sekolah dan lingkungan

masyarakatnya.

- Membantu dan mengarahkan siswa yang memiliki keterampilan/

kecakapan hidup untuk dapat mandiri

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data variabel Efektivitas Komunikasi kepala sekolah (X)

Langkah awal dalam menganalisis data adalah memberi nilai terhadap

jawaban angket mengenai efektivitas komunikasi kepala sekolah (Variabel X) dan

motivasi kerja guru (Variabel Y). Setiap responden menjawab angket tersebut dan

ketika terkumpul kemudian penulis memberikan skor pada tiap-tiap jawaban

angket.

Berdasarkan hasil tersebut data efektivitas komunikasi kepala sekolah

(variabel bebas) menunjukan bahwa skor tertinggi adalah 60 dan skor terendah 44

Nilai rata-rata sebesar 52.65, median 50.7, modus sebesar 51.75, dan standar

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

47

deviasi sebesar 1.785.1 untuk lebih jelasnya deskripsi data pada variabel

efektivitas komunikasi ditunjukan dalam tabel distribusi frekuensi dibawah ini.

Tabel. 11

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X

Interval Frekuensi (F) Nilai Kelas Nilai Tengah 44 – 46 47 - 49 50 - 52 53 - 55 56 – 58 59- 61

4 3 5 1 0 7

43,5 - 46,5 46,5 - 49,5 49,5 - 52,5 52,5 - 55,5 55,5 - 58,5 58,5- 61,5

45 48 51 54 57 60

Dalam Grafik Histrogram Sebagai Berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

Frekuensi

44 - 46 47 - 49 50 - 52 53 - 55 56 - 58 59 - 61

Kelas Interval

1 Lampiran

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

48

2. Deskripsi Data Variabel Motivasi Kerja Guru (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan data motivasi kerja guru sebagai variabel

terikat memperlihatkan bahwa skor tertinggi adalah 53 dan skor terendah adalah

33. nilai rata-rata sebesar 42.5, median sebesar 39.5, modus sebesar 42, dan

standar deviasi sebesar 1.78.2 untuk lebih jelasnya deskripsi data variabel

motivasi kerja guru (variabel Y) ditunjukan dalam tabel distribusi frekuensi di

bawah ini.

Tabel. 12

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y

Interval Frekuensi (F) Nilai Kelas Nilai Tengah 33 – 36 37- 40 41- 44 45- 48 49- 52 53- 56

5 3 4 5 1 2

32,5 - 36,5 36,5 - 40,5 40,5 - 44,5 44,5 - 48,5 48,5 - 52,5 52,5 – 56,5

34,5 38,5 42,5 46,5 50,5 54,5

Dalam Grafik Histtrogram Sebagai Berikut:

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

Frekuensi

33 - 36 37 - 40 41 - 44 45 - 48 49 - 52 53 - 56

Kelas Interval

2 Lampiran

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

49

C. Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat hubungan antara efektivitas komunikasi kepala

sekolah dengan motivasi kerja guru, digunakan tehnik analisis data dan korelasi

Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

N∑XY– (∑X) (∑Y) rxy =

[N∑X2 – (∑X)2] [N∑Y2 - (∑Y)2]

20. 44771 – (1051) (848) rxy =

[20.55925 – (1051)2] [20.36616 - (848)2]

895420 – 891248 rxy =

[1118500 – 1104601] [732320 - 719104]

4172 rxy =

[13899] [13216]

4172 rxy =

183689184

4172 rxy = 13553,2

rxy = 0,308

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

50

Jika dikonsultasikan pada rtabel Product moment pada N = 20 dan pada

taraf signifikasi 5% diperoleh rtabel 0.444 sedangkan pada taraf signifikasi 1%

diperoleh rtabel 0.561, dengan demikian pada taraf signifikansi 5% maupun 1%

rhitung lebih kecil dari rtabel (0,308 < 0,444). Ho ditolak sedangkan Ha di terima

akan tetapi hubungannya lemah atau rendah.

D. Interprestasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara varibel

efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru,

berdasarkan hasil perhitungan product moment didapat rxy = 0,308

dikonsultasikan pada tabel interprestasi korelasi product moment dengan hasil

interprestasi lemah atau rendah, 0,308 berada antara 0,20- 0,40.

Dengan demikian dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari

lapangan, terlihat hubungan yang rendah atau lemah antara efektivitas komunikasi

kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru di MA Darul Ma’arif

Cipete Jakarta Selatan. Hal ini dibuktikan bahwa efektivitas komunikasi kepala

sekolah tidak begitu mempengaruhi peningkatan motivasi kerja guru.

E. Pengajuan Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan yang

signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap

variabel, digunakan rumus sebagai berikut:

212

rnrthitung−

−=

( )2308,01

220308,0−

−=

094,01

18308,0−

=

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

51

591,0

24,4308,0 ×=

591,0306,1

=

209,2=

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan diatas, dilakukan

dengan memperbandingkan besarnya ”t” yang telah diperoleh dalam proses

perhitungan yaitu thitung = 2,209 dengan besarnya nilai ttabel, terlebih dahulu

mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya

adalah sebagai berikut: df = n - 2, maka df = 20 – 2 = 18.

Dengan diperolehnya df maka dapat dicari besarnya nilai ttabel, baik pada

taraf signifikasi 5% maupun pada taraf 1%, pada taraf signifikasi 5% = 2,10 dan

pada taraf signifikasi 1%= 2,88.

Dapat dibuktikan bahwa thitung > ttabel baik pada taraf signifikasi 5%

maupun pada taraf signifikasi 1%, 2,209 > 2,10. Berarti berhasil menolak Ho dan

Ha diterima, dengan demikian ada hubungan kurang signifikan antara efektivitas

komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi antara

efektivitas komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru,

maka digunakan rumus Koefisien Determinasi:

KD = r2 x 100%

r = 0,308

r2 = 0,094 x 100%

= 9,40%

Hal ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang rendah antara efektivitas

komunikasi kepala sekolah terhadap peningkatan motivasi kerja guru di MA

Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan adalah sebesar 9,40% relative kecil ± 10%.

Selebihnya 90,6% dipengaruhi oleh faktor lain misalnya meningkatkan

kesejahteraan guru dan pengembangan karir guru.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

52

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

52

BAB V

PENUTUP

Mengenai uraian atau perihal hubungan antara efektivitas komunikasi

kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru di MA Darul Ma’arif

Cipete Jakarta Selatan yang telah dibahas pada bab-bab terdahulu, maka dalam

bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran sebagai

berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh, deskripsi data dan pengolahan data

statistik maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji hipotesis dalam penelitian ini bahwa peningkatan

motivasi kerja guru disebabkan oleh adanya efektivitas komunikasi

kepala sekolah, dan rendahnya motivasi kerja guru disebabkan oleh

tidak adanya efektivitas komunikasi kepala sekolah, berdasarkan

interprestasi data hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang rendah atau lemah antara efektivitas

komunikasi kepala sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru di

MA Darul Ma’arif Cipete Jakarta Selatan.

2. Hasil perhitungan korelasi product moment antara variabel X dan

variabel Y maka di dapat rxy 0,308 dan pada taraf signifikasi 5%

diperoleh rtabel 0,444 sedangkan pada taraf signifikasi 1% diperoleh

0,561, dengan demikian pada taraf signifikasi 5% maupun 1% rhitung

50

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

53

lebih besar dari rtabel (0,308 < 0,444). Ho ditolak sedangkan Ha diterima

ini berati terdapat hubungan yang kurang signifikan antara variabel X

dengan variabelY.

3. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh angka

sebesar 9, 40 % hal ini menunjukan bahwa peningkatan motivasi kerja

guru dipengaruhi oleh efektivitas komunikasi kepala sekolah.

B. Saran

1. Bagi kepala sekolah, hendaknya lebih meningkatkan komunikasinya

terutama antarpersonal agar tidak terjadi timbulnya miscomunication

antar sesama anggota lembaga sekolah. Kepala sekolah adalah

pemimpin organisasi yang ditugaskan sebagai motor penggerak

seluruh kegiatan yang dilaksanakan disekolah, baik terhadap kegiatan

administrasi maupun supervisi, untuk kelancaran, kemudahan dan

kenyamanan dalam bekerja, maka diperlukan adanya komunikasi yang

baik, karena pada dasarnya seseorang akan merasa lebih nyaman untuk

bekerja jika memiliki hubungan yang harmonis antara rekan maupun

atasannya. Dengan faktor tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu

motivasi tersendiri bagi guru untuk bekerja agar lebih semangat lagi

2. Untuk para guru dan staf sekolah , hendaknya agar lebih semangat lagi

dalam bekerja sebagai bentuk tanggungjawab terhadap profesi yang

disandangnya demi tercapainya tujuan sebuah lembaga, yakni

meningkatkan kualitas serta membangun image yang lebih baik.

3. Bagi peneliti lain disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan

tentang aspek lain dari hubungan antara efektivitas komunikasi kepala

sekolah dengan peningkatan motivasi kerja guru yang lebih luas baik

dalam bentuk, ukuran, jenis, sampel ataupun populasi yang berbeda.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

54

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

.

Antembun, N. A., Evaluasi Mengajar Kriteria dan Tekhnik-tekhnik, Bandung:

Suru Bandung 2000.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007.

_________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2006.

Departemen Pendidikan dan Kebudayan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1996.

Effendi, Onong, Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung:CV. Remadja Karya,

1986

Effendy, Onong ,Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya,2004.

G. Robbin, James dan S. Jones, Barbara, Komunikasi yang Efektif, Jakarta:

Pedoman Jaya 1986.

Handari Nawawai, H., Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang

Kompetetif, Yogyakarta: Gajah Mada Mada University Press, 2000.

Mankunegara, Anwar, Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.

__________________, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000.

Margono, S., Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004.

_________________, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2009.

_________________, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

2007.

Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2002.

Nawawi, Hadari, H., Administrasi Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung, 1989.

_________________, Administrasi Pendidikan, Jakarta: Haji Masagung, 1987.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21554/1/MAFTUHA...Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

_________________, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang

Kompetetif, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002.

Nawawi, Hadari, H., Hadari, Martini, H. M., Kepemimpinan yang Efektif,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006.

Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2004.

Sehartian, Piet, A., Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha

Nasional, 1982

Shadily, Hassan. Ensiklopedi, Jakarta:Ichtar Baru-Van Hoeve.

Siagian, Sondang P., Teori Dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta

2003.

Sobri, Alisuf, H. M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Sudarsono, Saliman, S.H., Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum, Jakarta: PT

Rineka Cipta. 1994.

Sudjiono, Anas., Pengantar Statistik Pendidikan , Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 206.

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2004.

Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003.

Westra, Pariata, Ed., Ensiklopedi Admonistrasi, Jakarta:CV. Haji Masagung,

1989.

Winardi, J., Motivasi & Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004.

Wursanto, Ig., Etika Komunikasi Kantor, Yogyakarta: PT. Kanisus 1992.