hubungan antara keterlibatan orangtua dalam …

122
HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Dyah Retno Paramita Rasman 139114135 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI, JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM

PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11

TAHUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Dyah Retno Paramita Rasman

139114135

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI, JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

i

HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA

DALAM PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK

USIA 9-11 TAHUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Dyah Retno Paramita Rasman

139114135

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI, JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

iv

HALAMAN MOTTO

Nduk, semangat itu bisa pupus, terus bangunlah saat kau sempat memompanya

Cinta itu bisa rapuh, karena itu rawatlah…

Sebab cinta butuh logika untuk melanjutkan hidup ke depan, walaupun tidak

demikian dengan cintaku…

Cintaku ini tak pernah habis bagaimanapun kondisimu, dalam susah dan

senangmu.

Percayalah… Tuhan selalu menyertaimu.

– Ibundaku tercinta.

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu”

- 1 Petrus 5 : 7

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia

yang memberi kekuatan kepadaku”

- Filipi 4 : 13

Advestā sarva-bhūtānām maitrah karuna eva ca

Nirmamo nirahańkārah sama-duhkha-sukhah ksami

Santustah satatam yogi yatātmā drdha-niscayah

Mayy arpita-mano-buddhir yo mad-bhaktah sa me priyah

- Sloka 12.13-14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

v

Karya ini kupersembahkan untuk…..

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai setiap langkahku dan mendengarkan setiap keluh-

kesah suka-dukaku dalam doa,

Mama dan Papa (Orangtuaku),

yang tiada hentinya mencintai, mendukung, dan mendoakan kebahagiaan kedua anaknya.

Para Orangtua,

yang sedang berjuang memberikan kehidupan untuk anak-anaknya dengan penuh cinta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

vii

HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA

DALAM PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK

USIA 9-11 TAHUN

Dyah Retno Paramita Rasman

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan tujuan untuk

menguji adanya hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan

regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

terdapat hubungan positif yang signifikan antara keterlibatan orangtua dalam

pendidikan dan regulasi emosi. Responden penelitian ini adalah siswa sekolah

dasar kelas IV-V yang berusia 9-11 tahun sebanyak 196 orang. Alat yang

digunakan untuk pengumpulan data berupa skala yang terdiri dari 14 item regulasi

emosi dengan reliabilitas sebesar 0,805 dan 26 item skala keterlibatan orangtua

dalam pendidikan dengan reliabilitas sebesar 0,831. Analisis data dilakukan

dengan metode statistik Spearman Rho menunjukkan bahwa ada hubungan positif

yang signifikan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi

pada anak usia 9-11 tahun (rix = 0.416, p < 0.01).

Kata kunci : keterlibatan orangtua dalam pendidikan, regulasi emosi, anak usia 9-

11 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTAL INVOLVEMENT

IN EDUCATION AND EMOTION REGULATION IN 9-11 YEARS

OLD CHILDREN

Dyah Retno Paramita Rasman

ABSTRACT

Current research is a correlational study to test the relationship between

parental involvement in education and emotion regulation in a group of children

of 9-11 years old. The hypothesis of the current research was there was a positive

significant relationship between parental involvement in education and emotion

regulation. Participants of the current study included 196 children between 9-11

years old. The researcher used a emotion regulation scale with 0.805 reliability

consisted of 14 items and a parental involvement scale with 0.831 reliability

consisted of 26 items as an instruments for collecting data. The analysis was

conducted using Spearman Rho statistic method. From current research, the

result showed that there was a statistically significant positive relationship

between parental involvement in education and emotion regulation in 9-11 years

old children (rix = 0.416, p < 0.01).

Keywords: parental involvement in education, emotion regulation, 9-11 years old

children

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih sedalam-dalamnya peneliti panjatkan kepada

Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih karunia, dan penyertaan-Nya sehingga

akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang diberi judul “Hubungan

antara Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan dan Regulasi Emosi pada

Anak 9-11 Tahun” sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 pada jurusan

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tidak lupa pula peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Si, Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Sanata

Dharma sekaligus Dosen Pembimbing atas bimbingan, dukungan, serta

kesabarannya kepada peneliti selama suka-duka perjuangan proses

penulisan penelitian ini.

2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum, Ph.D. selaku Ketua Program Studi

Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Robertus Landung Eko Prihatmoko, M.Psi dan Bapak Drs.

Hardianus Wahyudi M,Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing peneliti selama menempuh pendidikan sejak awal semester.

4. Para Dosen dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

yang telah mendidik peneliti dengan berbagi pengetahuan, pelajaran, dan

pengalaman berharganya selama peneliti menempuh pendidikan di

Universitas Sanata Dharma.

5. Bruder Martinus Sihura,S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Budi Mulia

Bogor dan adik-adik kelas IV-V SD Budi Mulia Bogor yang telah

mengizinkan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Keluarga saya: Bapak Hermanus Prihatna Rasman (ayah saya), Ibu Hari

Pangudi Leksanawati (ibu saya), dan Dyah Rahayu Chantika Rasman

(adik saya) atas doa, perhatian, dukungan, kepercayaan dan cinta yang

tidak pernah berhenti untuk menguatkan peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

xi

7. Zebada Pascal Adithya Anindika Hutabarat, yang selalu ada, menemani,

dan mendengarkan keluh kesah dan suka-duka peneliti sejak semester awal

perkuliahan hingga menjalani proses penulisan skripsi ini sampai selesai

sekalipun dari jarak jauh.

8. Sahabat-sahabat saya di “Geng Ular” (Fransisca Marcelina, Lucia Resti,

Made Pristi Amelia, Nuraini Endah, Sony Laksana Adi, dan Vina

Ardiana), yang selalu mendukung dan sabar berproses bersama-sama

dalam pengerjaan „tugas negara‟ kami masing-masing.

9. Sahabat-sahabat SMA saya di “GKF” (Angey, Gettha, Imma, JL, Novi,

Uthe, Tammy) yang selalu mendukung dan mendoakan sekalipun kita

berada di tempat yang berbeda-beda.

10. Sahabat-sahabat saya yang menamakan diri di WhatsApp Group Chat

sebagai “Laskar Kristus” (Agnes Natasya Wulandari, Monica Angelina,

Nia Priscilla) yang sudah menemani, mendukung, dan saling berbagi

pikiran dengan peneliti sejak awal semester.

11. Teman-teman sekelompok penelitian payung : Agnes Natasya Wulandari,

Ollyn Nathania, dan Monica Angelina Imaldia. Terima kasih atas

kerjasamanya selama awal proses skripsi, menjalani suka-dukanya dalam

penelitian bersama-sama sampai selesai. Terima kasih juga telah

mendengarkan dan membantu peneliti ketika mengalami kesulitan selama

pengerjaan penelitian.

12. Kevin Irwanto (KI), yang selalu siap membantu peneliti dalam

penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak atas waktu, pengalaman, dan

ilmu tambahannya untuk peneliti sehingga akhirnya peneliti bisa berada

dalam tahap ini.

13. Teman-teman ClassyClass13 tersayang, yang sudah sangat seperti

keluarga. Terima kasih atas pengalaman berharga, dukungan, dan

kebersamaannya yang lebih dari 4 tahun ini. peneliti merasa sangat

bangga, beruntung dan bersyukur menjadi bagian dari kelas ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

xii

14. Teman-teman yang selalu menemani ke gereja sejak awal semester (Nia,

Erick, Sisca, Sony, Endah), terima kasih telah mengingatkan untuk tetap

mengingat Tuhan dan mengucap syukur dalam kondisi apapun.

15. Seluruh pihak dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Terima kasih atas segala dukungannya dalam proses penelitian ini.

Peneliti menyadari masih banyaknya kekurangan yang ada dalam penulisan

penelitian skripsi ini, sehingga peneliti meminta kritik dan saran yang

membangun untuk perkembangan penelitian ini serta perkembangan penelitian

ilmu Psikologi kedepannya.

Yogyakarta, 23 Agustus 2018

Peneliti

(Dyah Retno Paramita Rasman)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….……i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………...…………..ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….iii

HALAMAN MOTTO …………………………………..………………....…iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………...v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………….vi

ABSTRAK …………..………………………………………………………vii

ABSTRACT ……………………………………………………………….…viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA …………………...….ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………………..x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………..xiii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………..xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….…………....xvii

BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………...….1

A. LATAR BELAKANG ………………………………………………..1

B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………..6

C. TUJUAN PENELITIAN ……………………………………………...6

D. MANFAAT PENELITIAN …………………………………………...6

1. Manfaat Teoritis ……………………………………………….….6

2. Manfaat Praktis …………………………………………………...6

BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………………..7

A. REGULASI EMOSI …………………………………………………..7

1. Definisi Regulasi Emosi …………………………………………..7

2. Strategi dalam Regulasi Emosi …………………………………...8

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Regulasi Emosi ……………..14

B. KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN ………..17

1. Definisi Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ……………...17

2. Bentuk-Bentuk Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ………19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

xiv

C. PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI ANAK USIA

PERTENGAHAN …………………………………………………...21

D. HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM

PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11

TAHUN ……………………………………………………………...24

E. HIPOTESIS PENELITIAN ………………………………………....27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………...28

A. JENIS PENELITIAN ……...……………………………………...…28

B. VARIABEL PENELITIAN …………………………………………28

1. Variabel Bebas …………………………………………………..28

2. Variabel Terikat ………………………………………………....28

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN …………..29

1. Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ……………………….29

2. Regulasi Emosi …………………………………………………..30

D. SUBJEK PENELITIAN ……………………………………………..30

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ………………...31

1. Penyusunan Blue Print ..................................................................32

2. Penyusunan Butir Item …………………………………………..34

3. Review dan Revisi Item …………………………………………38

4. Perhitungan Validitas Isi ………………………………………...38

5. Uji Coba Alat Ukur ……………………………………………...40

6. Reliabilitas Alat Ukur …………………………………………...45

7. Metode Analisis Data …………………………………………....45

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………...48

A. HASIL PENELITIAN ……………………………………………….48

1. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………..48

2. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian …………………………...49

3. Reliabilitas Data Penelitian ……………………………………...53

4. Hasil Uji Asumsi ……………………………………………...…53

5. Analisis Tambahan ………………………………………………56

B. PEMBAHASAN …………………………………………………….57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

xv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….61

A. KESIMPULAN ……………………………………………………...61

B. KETERBATASAN PENELITIAN ………………………………….62

C. SARAN ……………………………………………………………...62

1. Bagi Orangtua ………………………………………………...…62

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ………………………………………..62

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….64

LAMPIRAN …………………………………………………………………71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan …..…33

Tabel 3.2 Blue Print Skala Regulasi Emosi ………………………………..34

Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Keterlibatan Orangtua

dalam Pendidikan Sebelum Uji Coba …………………………...35

Tabel 3.4 Distribusi Item Skala Regulasi Emosi Sebelum Uji Coba ……....36

Tabel 3.5 Skor Penilaian Skala …………………………………………….37

Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Keterlibatan Orangtua

dalam Pendidikan Setelah Uji Coba ……………………………..42

Tabel 3.7 Distribusi Item Final Skala Keterlibatan Orangtua

dalam Pendidikan ………………………………………………..43

Tabel 3.8 Distribusi Item Skala Regulasi Emosi

Setelah Dilakukan Uji Coba ……………………………………..44

Tabel 3.9 Distribusi Item Final Skala Regulasi Emosi ………………….....44

Tabel 4.1 Data Subjek Penelitian …………………………………………..50

Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Penelitian ………………………………...…51

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas …………………………………………….54

Tabel 4.4 Hasil Uji Linearitas ……………………………………………...54

Tabel 4.5 Hasil Uji Korelasi ………………………………………………..55

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi antara Bentuk Strategi

Regulasi Emosi dan Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ....56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Uji Coba Item Keterlibatan

Orangtua dalam Pendidikan ………………......................72

Lampiran 2. Skala Uji Coba Item Regulasi Emosi ……………………81

Lampiran 3. Analisis Reliabilitas dan Seleksi Item

Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan ……………….89

Lampiran 4. Analisis Reliabilitas dan Seleksi Item Regulasi Emosi ….92

Lampiran 5. Skala Penelitian Final ……………………………………94

Lampiran 6. Hasil Analisis Data ……………………………………..105

Lampiran 7. Analisis Tambahan ……………………………………..108

Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian ……………………………110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Saat ini berbagai tindakan kekerasan akibat rendahnya pengelolaan

emosi sering terjadi, terlebih lagi pada anak-anak (Andina, 2014). Salah satu

contoh tindakan yang sedang marak terjadi tersebut adalah bullying. Komisi

Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat bahwa kasus bullying

menduduki peringkat teratas dalam pengaduan masyarakat sejak tahun 2011,

yaitu sekitar 25% dari total pengaduan yang diterima di bidang pendidikan

(Setyawan, 2017). Tidak hanya bullying saja, cukup banyak pemberitaan

yang belakangan ini muncul menyatakan bahwa anak yang masih berada di

Sekolah Dasar sudah mampu melakukan berbagai tindakan kekerasan

seperti menusuk (Tirta, 2012), memukul (Budiyanto, 2017; Dzakawan,

2016), menenggelamkan (Putra, 2013), bahkan membunuh temannya sampai

meninggal. Tindakan-tindakan tersebut mereka lakukan karena adanya

perselisihan (Budiyanto, 2017 ; Putra, 2013 ; Dzakawan, 2016) yang

membuat mereka merasa kesal dan tidak dapat menahan amarahnya.

Berbagai contoh tindakan yang saat ini sedang marak dilakukan oleh

anak-anak tersebut menunjukkan bahwa masih banyaknya anak-anak yang

memiliki kemampuan pengendalian emosi yang rendah (Andina, 2014).

Rendahnya kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosi dalam

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

2

dirinya ini dapat memengaruhi perilakunya di kemudian hari (Eisenberg &

Spinrad, 2004; dalam Papalia & Fieldman, 2014). Kemampuan dalam

mengendalikan emosi dapat juga disebut dengan regulasi emosi.

Regulasi emosi merupakan suatu kemampuan individu dalam menjalani

serangkaian proses menyadari, mengevaluasi, dan memodifikasi emosi

sehingga pada akhirnya emosi tersebut diekspresikan ke dalam perilaku

(Bandura, 2011; Eisenberg & Spinrad, 2004). Dengan memiliki regulasi

emosi yang baik, individu mampu mengendalikan tingkah lakunya dalam

bereaksi terhadap lingkungan. Selain itu, regulasi emosi yang baik

menjadikan individu mampu dalam mengendalikan dorongan perilaku,

menahan hasrat, mengontrol pikiran serta emosi dalam dirinya (Rachmah,

2015).

Individu yang dapat meregulasi emosinya berarti ia mau berusaha

mengarahkan atensi untuk mengontrol emosi serta menunjukkannya dalam

perilaku. Adanya regulasi emosi yang baik dapat membantu meredam emosi

negatif yang muncul di waktu yang tidak tepat. Sebaliknya,

ketidakmampuan individu dalam mengontrol emosi dapat menjadikan

individu tersebut mudah merasa marah dan frustasi dalam suatu kondisi

tertentu (Eiseberg dkk, 2004; Papalia & Fieldman, 2014).

Regulasi emosi secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

pengasuhan dan keterlibatan orangtua (Morris dkk, 2007 ; Thompson &

Meyer, 2007), kelekatan dengan orang terdekatnya (Cassidy, 1994 ;

Matsumoto, 2008), dan relasi antara guru dan siswa (Davis, 2010 ; Jennings

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

3

& Greenberg, 2009). Hurlock (1993) juga mengungkapkan bahwa regulasi

emosi dipengaruhi oleh faktor usia, kognitif, hubungan sosial, dan budaya.

Di antara faktor-faktor tersebut, orangtua merupakan faktor yang paling

memengaruhi perkembangan regulasi emosi. Sroufe (dalam Gross, 2007)

menyatakan bahwa interaksi orangtua dan anak dalam konteks emosi

membantu anak menangani pengelolaan emosinya.

Orangtua merupakan tokoh pertama yang dimiliki anak, serta

merupakan guru pertama yang paling berpengaruh pada anak dalam

mempelajari berbagai macam hal (Price, 2017). Orangtua dapat membentuk

iklim emosional dalam keluarga sehingga pada akhirnya memengaruhi

regulasi emosi anak. Iklim emosional keluarga tersebut dapat dibentuk

orangtua melalui pengasuhan, hubungan kelekatan, ekspresi keluarga, dan

hubungan pernikahan (Morris et al, 2007). Selain itu, orangtua menjadi salah

satu faktor yang dapat memengaruhi regulasi emosi anak dengan cara

terlibat. Keterlibatan yang dilakukan orangtua merupakan kunci untuk

perkembangan baik anak, khususnya dalam hal emosi (Sinaga, dalam

kompasiana.com).

Keterlibatan orangtua merupakan suatu bentuk partisipasi orangtua

dalam segala hal, baik perhatian maupun kegiatan, yang membutuhkan

komunikasi antara orangtua dengan anak berkaitan dengan pengalaman,

pendidikan, kepercayaan, dan perilaku untuk mendukung keberhasilan anak

(Jeynes, 2005; Robinson dan Harris, 2014). Penelitian ini lebih berfokus

pada keterlibatan orangtua dalam pendidikan. Hal ini disebabkan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

4

dampak yang ditimbulkan oleh keterlibatan orangtua dalam pendidikan tidak

hanya terlihat pada perkembangan pendidikan anak, melainkan juga dapat

meningkatkan kemampuan diri dan sosial anak (Henderson & Mapp, 2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Wong (2008) menemukan bahwa

keterlibatan orangtua dapat membentuk kemampuan regulasi anak. Regulasi

menjadi variabel mediator untuk melihat hubungan antara keterlibatan

orangtua dengan dukungan otonomi, performansi akademik, dan perilaku

mengganggu. Selain itu, Pears et al (2014) juga menunjukkan bahwa

keterlibatan orangtua dapat memengaruhi kesiapan sekolah anak yang

hendak masuk taman anak-anak. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh

Wong (2008) dan Pears et al (2014) tersebut menunjukkan bahwa ada

keterkaitan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dengan regulasi

emosi anak. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa keterlibatan

orangtua dalam pendidikan dapat membantu anak dalam mengembangkan

regulasi emosi dalam dirinya sehingga kemampuan anak di sekolah menjadi

lebih berkembang.

Berdasarkan serangkaian uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

individu perlu memiliki regulasi emosi yang baik dalam berinteraksi dengan

individu-individu lain agar ia dapat diterima di lingkungan. Penelitian

sebelumnya melihat regulasi emosi sebagai variabel mediator. Hal tersebut

membuat peneliti ingin melakukan penelitian mengenai dua variabel yang

lebih spesifik, yaitu keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi

emosi. Kedua variabel tersebut termasuk penting dan saling berhubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

5

satu sama lain dalam perkembangan individu. Hal ini dikarenakan regulasi

emosi merupakan faktor internal yang ada dalam diri individu, sehingga

cenderung dapat dikendalikan. Selain itu, keterlibatan orangtua dalam

pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan diri

anak, salah satunya adalah perkembangan regulasi emosi.

Subjek dalam penelitian-penelitian sebelumnya sebagian besar adalah

remaja. Maka dari itu, peneliti ingin melakukan penelitian serupa dengan

subjek anak-anak usia 9-11 tahun. Erikson (dalam Salkind, 2004)

mengemukakan bahwa anak-anak dengan usia tersebut berada dalam masa

latensi, di mana anak-anak memerlukan pelatihan-pelatihan yang memadai,

pendidikan serta model-model yang baik untuk beradaptasi dalam hidup dan

lingkungan sekitarnya. Hal tersebut menjadi salah satu alasan peneliti

memilih subjek penelitian di usia 9-11 tahun. Selain, Thompson (1991) juga

menyatakan bahwa kemampuan emosional anak di usia 9-11 tahun

mengalami peningkatan sehingga ia dapat lebih menyadari emosi yang

muncul dalam dirinya dan mampu mengendalikan emosi tersebut. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk menyempurnakan

penelitian-penelitian sebelumnya, serta menjadi salah satu tindakan

pencegahan sejak dini untuk meminimalisir maraknya tindakan-tindakan

kekerasan yang sedang marak terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

6

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat

hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi

pada anak usia 9-11 tahun?”

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi anak usia

9-11 tahun.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoretis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai bagaimana hubungan dari keterlibatan orangtua

dalam pendidikan dan regulasi emosi anak, sehingga penelitian ini

diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu psikologi,

khususnya di bidang Psikologi Perkembangan Anak dan Psikologi

Pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pengetahuan tambahan bagi orangtua mengenai keterlibatannya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

7

pendidikan anak yang dapat memengaruhi kemampuan regulasi emosi

anak.

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas regulasi emosi dan keterlibatan orangtua berdasarkan

teori-teori yang sudah ada. Selain itu, dijelaskan juga mengenai subjek dalam

penelitian ini dan dinamika hubungan antara kedua variabel penelitian.

A. REGULASI EMOSI

1. Definisi Regulasi Emosi

Gross (2010) menyatakan bahwa regulasi emosi merupakan

serangkaian proses yang dilakukan untuk mengatur emosi. Regulasi

emosi juga dapat didefinisikan sebagai sebuah proses dinamis yang

dipengaruhi oleh emosi yang dimiliki individu, berkaitan dengan kapan

individu menggunakan dan bagaimana ia mengalami serta

mengekspresikan emosi tersebut (Gross, dalam Lopes, Nezlek,

Extremera et al, 2011 & Urry & Gross, 2010). Gross dan Thompson

(2006) juga menjelaskan definisi dari regulasi emosi sebagai serangkaian

proses heterogen pengaturan emosi yang bisa terjadi secara otomatis atau

terkontrol, serta sadar ataupun tidak sadar. Dari beberapa pendapat

mengenai definisi regulasi emosi yang telah dipaparkan sebelumnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

8

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan regulasi emosi adalah

serangkaian proses yang dilakukan individu untuk mengatur emosi

dalam dirinya, berkaitan dengan cara yang dilakukan individu untuk

merasakan dan mengekspresikan emosi tersebut. Dalam penelitian ini,

teori yang akan digunakan adalah teori dari Gross.

2. Strategi dalam Regulasi Emosi

Gross dan Thompson (2006) menyatakan bahwa pada dasarnya

regulasi emosi melibatkan dua proses, yaitu proses intrinsik dan proses

ekstrinsik. Proses intrinsik adalah cara individu mengelola emosi yang

muncul dari dalam dirinya sendiri, sedangkan yang dimaksud dengan

proses ekstrinsik adalah cara individu dalam memengaruhi emosi

individu lain. Berikut adalah lima strategi dalam regulasi emosi yang

dikemukakan oleh Gross (2007):

2.1. Seleksi situasi (situation selection)

Seleksi situasi merupakan satu strategi regulasi emosi

ekstrinsik, di mana dalam strategi ini individu lebih berfokus dalam

bagaimana emosi yang dirasakan dalam dirinya memengaruhi

emosi individu lain di sekitarnya (Gross & Thompson, 2006).

Dengan kata lain, seleksi situasi adalah salah satu strategi dalam

regulasi emosi yang dilakukan individu untuk mendekati atau

menghindari individu lain, tempat, atau situasi tertentu dari

konsekuensi emosional yang terjadi setelahnya. Dengan melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

9

seleksi situasi dalam meregulasi emosi, diharapkan individu

memiliki pertimbangan kapasitas pengaturan dirinya.

Seringkali kita tentu terlibat dalam suatu situasi yang

memunculkan emosi, baik emosi positif maupun negatif. Seleksi

situasilah yang menjadikan individu untuk mengambil tindakan

agar pada akhirnya kita berada dalam situasi yang memunculkan

berbagai emosi tersebut, entah emosi tersebut sesuai seperti yang

diharapkan atau tidak. Dalam pelaksanaan seleksi situasi ini

membutuhkan pemahaman atas berbagai kemungkinan situasi yang

ada dan berbagai respon emosional yang diharapkan menjadi hasil

dari situasi-situasi tersebut. Kompleksnya poin strategi regulasi

emosi ini membuat seleksi situasi membutuhkan perspektif dan

penilaian dari orang lain (Gross, 2007). Penilaian yang diperlukan

dalam penerapan seleksi situasi ini haruslah sama dengan yang

akan dilibatkan dalam pengaturan perasaan kita sendiri. Selain itu

juga perlu mempertimbangkan komplikasi yang ada serta

konsekuensi emosional yang akan akan ditimbulkan (Fox &

Calkins, 2003 ; dalam Gross, 2007).

2.2. Modifikasi situasi (situation modification)

Modifikasi situasi termasuk dalam strategi regulasi emosi

eksternal, di mana fokus dalam hal ini adalah memodifikasi situasi

lingkungan fisik (eksternal) untuk mengubah dampak emosional

yang akan terjadi. Pada dasarnya, emosi menimbulkan situasi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

10

tidak diarahkan pada respon emosional sesuai harapan (Gross,

2007). Hal tersebut menjadikan modifikasi situasi dilakukan

langsung untuk merubah dampak emosional yang ditimbulkan dari

situasi yang ada. Perubahan dampak emosional yang ada tersebut

merupakan bentuk nyata dari regulasi emosi (Gross, 2007). Emosi

yang diekspresikan dan mendapatkan respon sosial secara efektif

dapat memodifikasi situasi yang ada tersebut (berdasarkan

penelitian yang dilakukan Denham, 1998; dalam Gross, 2007).

2.3. Penyebaran perhatian (attentional deployment)

Rothbart, Ziaie, dan O’boyle (1992) menegaskan bahwa

penyebaran perhatian merupakan salah satu proses regulasi emosi

pertama yang muncul dalam perkembangan. Sejak bayi sampai

dewasa individu menggunakan penyebaran perhatian, terlebih lagi

ketika merubah atau memodifikasi situasi tidak mungkin untuk

dilakukan (Gross, 2007). Yang dimaksud dalam penyebaran

perhatian adalah mengenai bagaimana individu mengarahkan

perhatian pada suatu situasi tertentu sehingga dapat mempengaruhi

emosi mereka. Penerapan penyebaran perhatian ini dapat dilakukan

dengan mempertimbangkan versi internal dari seleksi situasi

(Gross, 2007).

Terdapat dua strategi besar dari penyebaran perhatian, yaitu

distraksi dan konsentrasi. Dengan melakukan distraksi, individu

lebih memfokuskan perhatiannya pada aspek atau hal lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

11

berbeda dari situasi yang sedang dihadapi (Stifter & Moyer, 1991).

Fokus internal individu dapat berubah ketika distraksi tersebut

terjadi (Watts, dalam Gross, 2007). Berlawanan dengan distraksi,

konsentrasi lebih mengacu pada perhatian individu yang lebih

terfokus pada bentuk emosi yang muncul dari situasi tersebut

(Gross, 2007).

2.4. Perubahan kognitif (cognitive change)

Perubahan kognitif merupakan salah satu strategi regulasi

emosi internal, yaitu berkaitan dengan memodifikasi lingkup

internal individu (seperti contohnya kognisi atau pikiran individu).

Perubahan kognitif yang dimaksud berkaitan dengan perubahan

cara berpikir individu secara emosional dalam menilai suatu situasi

yang dialami, serta mengatur tuntutan sikap yang sesuai dengan

kapasitas yang dimiliki (Gross, 2007).

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam perubahan

kognitif adalah dengan menilai kembali (reappraisal). Penilaian

kembali lebih mengacu pada cara individu dalam merubah dampak

emosional dalam suatu situasi dengan mengubah maksud dari

situasi yang ada itu sendiri (Gross, 2007).

2.5. Modulasi respon (response modulation)

Modulasi respon merupakan suatu hal yang secara langsung

memengaruhi respon fisiologis, pengalaman, atau perilaku (Gross,

2007). Secara umum, modulasi respon melibatkan pengelolaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

12

ekspresi emosi (Gross, Richards, & John, 2006; dalam Gross,

2007). Thompson (1994, dalam Gross, 2007) menuturkan bahwa

anak-anak dan orangtua dapat lebih mampu meregulasi emosinya

jika mereka melakukan modulasi respon dengan baik. Modulasi

respon tersebut dapat dilakukan dengan mengekspresikan emosi

yang dirasakan dengan cara yang adaptif, dibandingkan dengan

cara maladaptif. Perkembangan bahasa anak yang baik dapat

membantu anak meningkatkan kapasitasnya untuk memahami,

menyampaikan, merefleksikan, dan mengatur emosi mereka

(Kopp, 1992; dalam Gross, 2007). Konteks budaya yang lebih luas

juga perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan modulasi

respon (Gross, 2007).

Dari kelima strategi yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti hanya

menggunakan 2 strategi dalam penelitian ini. Gullone et al (2010)

menyebutkan bahwa terdapat dua hal yang dapat dioperasionalkan dalam

kedua strategi yang dikemukakan Gross tersebut, yaitu:

a. Penilaian ulang kognitif (cognitive reappraisal)

Penilaian ulang kognitif merupakan strategi perubahan

kognitif (cognitive change), di mana individu mendefinisikan ulang

suatu situasi yang mampu membangkitkan emosi dalam dirinya

sedemikian rupa agar dampak emosionalnya berubah (Gross,

2007). Ketika individu mengalami suatu kejadian atau peristiwa

yang memunculkan stres, penilaian ulang kognitif dapat membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

13

mengintepretasikan kejadian atau peristiwa tersebut dengan cara

yang lebih positif (Gullone et al, 2010). Dengan melakukan

penilaian ulang kognitif, individu dapat lebih mengalami dan

mengekspresikan afek yang lebih positif dan afek negatif yang

sebelumnya dirasakan menjadi berkurang.

b. Penekanan ekspresi (expression suppression)

Penekanan ekspresi merupakan bentuk modulasi respon

(response modulation), dengan melakukan penghambatan atau

penekanan perilaku mengekspresikan emosi yang sedang dialami

individu (Gross, 2007). Gullone et al (2010) menyebutkan bahwa

orang yang melakukan penekanan (suppression) cenderung

mengalami dan mengekspresikan afek positif yang lebih sedikit.

Ketika emosi negatif ditekan untuk mengurangi pengalaman emosi

negatif yang utuh, penekanan emosi positif pun dapat mengurangi

pengalaman emosi positif yang utuh (Gullone, 2010).

Kedua hal yang telah dipaparkan di atas telah menjadi fokus

penelitian dalam model regulasi emosi yang dikemukakan oleh Gross.

Peneliti memilih untuk hanya menggunakan dua dari lima strategi regulasi

emosi yang ada dari Gross karena kedua strategi ini bisa digunakan dalam

kehidupan sehari-hari (Gullone et al, 2010). Alasan lainnya diungkapkan

oleh Wadlinger dan Isaacowitz (2010) karena strategi seleksi situasi dan

modifikasi situasi merupakan strategi yang lebih berfokus pada lingkup

luar diri atau eksternal, sedangkan variabel regulasi emosi yang ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

14

diteliti pada penelitian ini lebih berfokus pada lingkup dalam diri atau

internal. Lalu, strategi penyebaran perhatian yang dapat berbentuk

distraksi dan konsentrasi dapat diimplementasikan dalam strategi

perubahan kognitif dan modulasi respon. Selain itu, Gross (2007) dalam

salah satu penelitiannya pun hanya menggunakan dua strategi ini sebagai

aspek utama dalam variabel regulasi emosi.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Regulasi Emosi

Hurlock (1993) menyatakan bahwa ada empat faktor yang

memengaruhi regulasi emosi, yaitu:

1.1. Usia

Usia dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah waktu yang

berlalu sejak suatu organisme lahir (VandenBos, 2006). Sebuah

penelitian menyatakan bahwa individu dengan usia lebih muda

cenderung kurang mampu meregulasikan emosinya (Silvers et al.,

2012).

1.2. Kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif merupakan suatu kemampuan yang

didasarkan pada informasi pengetahuan nyata atau faktual yang

empiris (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2012).

Informasi yang diterima memengaruhi persepsi dan cara berpikir

terhadap situasi yang individu alami. Hal tersebut juga dapat

memengaruhi respon emosi yang muncul dalam diri individu. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

15

suatu situasi dipandang positif, maka individu mengembangkan

respon emosi yang positif. Begitu pula sebaliknya, jika individu

memandang negatif suatu situasi, maka respon emosi yang muncul

adalah emosi negatif (Utomo, 2015).

1.3. Hubungan sosial

Hubungan sosial merupakan suatu interaksi sosial yang

timbal balik (dyadic) antara individu dengan individu lain yang

saling melengkapi dalam suatu periode tertentu (VandenBos,

2006). Perkembangan kemampuan regulasi emosi individu juga

salah satunya dipengaruhi oleh hubungan sosial individu tersebut

dengan individu lainnya. Seperti contohnya hubungan individu

dengan keluarga. Terdapat tiga hal yang dapat menjelaskan

pengaruh dari hubungan individu dengan keluarga terhadap

perkembangan regulasi emosi (Morris, Silk, Steinberg, Myers, &

Robinson, 2007), yaitu (1) individu mulai belajar mengenai

regulasi emosi dengan melakukan observasi (observation), (2)

sosialisasi dari regulasi emosi dipengaruhi oleh pengasuhan dan

perilaku yang ditunjukkan orangtua (parenting practices and

behaviors), dan (3) regulasi emosi yang dimiliki individu

merupakan dampak dari iklim emosional yang dimiliki dalam

keluarga (the emotional climate of the family), yang ditunjukkan

dengan adanya kualitas hubungan kelekatan (Cassidy, 1994 ;

Matsumoto, 2008), gaya pengasuhan dan keterlibatan orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

16

(Morris dkk, 2007 ; Thompson & Meyer, 2007), ekspresi keluarga,

serta kualitas emosi dari hubungan suami dan istri.

1.4. Budaya

Budaya adalah hal-hal yang khas dalam suatu masyarakat

atau komunitas, seperti adat istiadat, nilai, kepercayaan,

pengetahuan, sikap, dan perilaku yang membedakan dengan

kelompok masyarakat atau komunitas lainnya (VandenBos, 2006).

Nilai dalam budaya yang dianut kelompok masyarakat tertentu

dapat memengaruhi regulasi emosi seseorang. Sebuah penelitian

juga mendukung hal ini dengan menyatakan bahwa regulasi emosi

dapat dipengaruhi oleh nilai budaya yang dianut di suatu negara

(Matsumoto, et al., 2008). Budaya dalam suatu kelompok

masyarakat memengaruhi bagaimana individu menerima dan

menilai pengalaman emosi yang dialaminya, serta bagaimana

menampilkan suatu respon emosi.

Selain itu, Bukatko (2008) mengungkapkan dua hal yang menjadi faktor

yang memengaruhi regulasi emosi, yaitu:

a. Faktor pengalaman yang diberikan oleh orangtua pada anak

Anak mempelajari setiap hal yang diajarkan orangtuanya

dengan proses observasi dan modelling. Selain itu, pola asuh yang

diterapkan orangtua juga memengaruhi suasana emosional yang

dimiliki anak (Morris et al, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

17

b. Faktor temperamen anak

Temperamen diyakini sebagai dasar kepribadian yang

dimiliki individu sejak lahir, yang membedakan gaya perilaku dan

karakteristik individu satu dengan individu lainnya (VandenBos,

2006 ; Santrock, 2007). Cole dan Dennis (2004, dalam Macklem,

2008) mengungkapkan bahwa temperamen anak dan sosialisasi

yang dilakukan oleh orangtua dan pengasuh memengaruhi

perkembangan regulasi emosi anak tersebut. Bagian dari

temperamen yang berpengaruh pada regulasi emosi adalah

reaktivitas, dimana reaktivitas memunculkan adanya stimulus yang

meningkatkan kepekaan reaksi anak dan menguatkan intensitas

munculnya perilaku (Macklem, 2008).

Berdasarkan berbagai penjelasan dari berbagai ahli di atas, dapat

peneliti simpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi regulasi emosi

adalah (1) Usia, (2) Temperamen anak, (3) Kemampuan kognitif, (4)

Hubungan sosial, (5) Pengalaman yang diberikan orangtua kepada anak,

dan (6) Budaya.

B. KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN

1. Definisi Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan

Orangtua adalah dua orang yang terdiri dari ayah dan ibu kandung

(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2012). Hoover-

Dempsey dan Sandler (2005) mendefinisikan keterlibatan orangtua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

18

dalam pendidikan sebagai segala hal yang dilakukan ayah dan ibu

mengenai perkembangan pendidikan anak. Keterlibatan orangtua dalam

pendidikan merupakan segala bentuk perhatian atau kegiatan yang

diberikan orangtua untuk mendukung keberhasilan anaknya (Desforges

& Abouchaar, 2003 ; Steinberg, 1996). Robinson dan Harris (2014)

menyampaikan bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan adalah

suatu hal yang dilakukan orangtua di mana hal tersebut membutuhkan

komunikasi dengan anak berkaitan dengan pendidikan, kepercayaan,

atau perilaku yang orangtua anut atau pahami untuk meningkatkan hasil

akademik anak.

Selain itu, keterlibatan orangtua dalam pendidikan dapat

didefinisikan sebagai bentuk partisipasi orangtua dalam segala proses

pendidikan dan pengalaman anak (Jeynes, 2005; dalam Hornby, 2005).

Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa definisi dari keterlibatan orangtua dalam pendidikan

adalah suatu bentuk partisipasi ayah dan ibu dalam segala hal, baik

perhatian maupun kegiatan, yang membutuhkan komunikasi antara

orangtua dengan anak berkaitan dengan pengalaman, pendidikan,

kepercayaan, dan perilaku untuk mendukung keberhasilan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

19

2. Bentuk-bentuk Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan

Hoover-Dempsey dan Sandler (2012) memaparkan bahwa

keterlibatan orangtua dalam pendidikan pada dasarnya terdiri dari 4 buah

bentuk, di antaranya adalah:

4.1. Nilai, tujuan, ekspektasi, aspirasi

Nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi yang dimiliki

orangtua dapat ditanamkan dengan baik kepada anak melalui

komunikasi yang terjalin baik. Terkait dengan pendidikan,

komunikasi yang baik tersebut membuat penyampaian nilai,

tujuan, ekspektasi, dan aspirasi orangtua (seperti contohnya

menyampaikan nilai-nilai mengenai apa yang baik atau tidak baik

untuk dilakukan, menyampaikan ekspektasi orangtua terhadap

anak mengenai keberhasilan anak dalam pendidikan) tersampaikan

dengan baik dalam diri anak (Menheere & Hooge, 2010). Hal

tersebut akan membentuk anak menjadi percaya diri, termotivasi

untuk belajar, serta memiliki dan mampu menggunakan

pengetahuan strategi regulasi diri (Hoover-Dempsey & Sadler,

2010).

4.2. Keterlibatan dalam kegiatan di rumah

Keterlibatan dalam kegiatan di rumah berkaitan dengan

segala aktivitas yang dilakukan di dalam rumah. Dengan terlibat

dalam berbagai kegiatan di rumah, orangtua menunjukkan

dukungannya terhadap perkembangan anak (Menheere & Hooge,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

20

2010). Dukungan tersebut dapat ditunjukkan dengan kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas sekolah anak seperti

berdiskusi mengenai hari-hari sekolah, menunjukkan ketertarikan

dalam pembelajaran anak, serta memonitor pekerjaan dan tugas

sekolah anak (Hoover-Dempsey & Sadler, 2010 ; Menheere &

Hooge, 2010).

4.3. Komunikasi dengan guru atau sekolah

Komunikasi antara pihak sekolah dengan orangtua dapat

mempengaruhi perkembangan akademik anak (Hoover-Dempsey,

& Sadler, 2010). Komunikasi tersebut dapat menjadi lebih efektif

jika orangtua dan pihak sekolah secara konsisten saling

menghargai dan mendengarkan. Hal tersebut menjadi semakin baik

jika pihak sekolah responsif terhadap berbagai pertanyaan, saran,

dan perhatian orangtua (Why is Parent Involvement Important,

2012). Dengan menjalin komunikasi yang baik, hubungan antara

orangtua dan guru dapat terjalin lebih baik. Selain itu, orangtua

dapat memiliki kepuasan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi

sehingga semakin tertarik untuk melibatkan pendidikan anak dalam

pengasuhannya (Hornby, 2011).

4.4. Keterlibatan dalam kegiatan di sekolah

Seringkali pihak sekolah mengira bahwa orangtua yang

tidak terlihat terlibat dalam sekolah merupakan orangtua yang tidak

terlibat. Namun, Hoover-Dempsey dan Sadler (2010) menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

21

bahwa keterlibatan di sekolah bukan merupakan indikator yang

baik dan berpengaruh untuk melihat keluasan tingkat keterlibatan

orangtua. Sama halnya dengan membangun komunikasi yang baik

dengan guru, terlibat dalam kegiatan di sekolah juga dapat

meningkatkan kepuasan dan kepercayaan diri orangtua dalam

pengasuhan dan meningkatkan keinginan orangtua untuk terlibat

dalam pendidikan anak (Hornby, 2011). Keterlibatan orangtua

dalam kegiatan di sekolah dapat dilakukan dengan mengetahui dan

menghadiri pertemuan atau kegiatan-kegiatan yang diadakan

sekolah (Why is Parent Involvement Important, 2012).

C. PERKEMBANGAN SOSIOEMOSI ANAK USIA PERTENGAHAN

Dalam tahapan perkembangan, masa kanak-kanak pertengahan atau

anak dalam usia sekolah memiliki rentang usia mulai dari usia 6 tahun

sampai 11 tahun (Santrock, 2011; Berk, 2012; Papalia & Fieldman, 2014).

Erikson (1950) dalam tahapan perkembangannya menyebutkan bahwa anak

di usia masa anak-anak pertengahan telah memiliki konflik psikologis dalam

dirinya, yaitu tekun vs rendah diri (industry vs inferiority). Dengan berada

pada tahapan ini, anak-anak yang tekun memiliki konsep diri yang positif dan

realistis, bangga terhadap apa yang telah dicapai, memiliki tangung jawab

moral, serta mampu secara kooperatif berpartisipasi dengan teman sebaya.

Namun, terdapat pula kemungkinan adanya hal yang membuat anak menjadi

rendah diri, sehingga mereka menjadi kurang menghargai dirinya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

22

Perasaan rendah diri tersebut menjadikan anak merasa tidak mampu untuk

berkembang di lingkungannya, terlebih lagi ketika keluarga tidak

mempersiapkan anaknya untuk menghadapi lingkungan (Berk, 2012).

Berkaitan dengan emosi, anak dalam masa kanak-kanak pertengahan

mengalami perubahan dalam memahami emosi dalam dirinya serta

meregulasi emosi diri tersebut (Berk, 2012). Thompson (1991) menyebutkan

bahwa anak di usia sekolah memiliki peningkatan dalam pemahaman

emosional. Hal tersebut terlihat dari kemampuan anak yang lebih menyadari

akan adanya ketidaksesuaian antara ekspresi pengungkapan emosional dan

pengalaman internal, lebih mampu memerhatikan emosi serta mengatur

pengungkapan perasaannya. Anak yang berada pada usia sekolah menyadari

bahwa individu dapat mengalami emosi yang berbeda dalam waktu yang

berurutan ataupun bersamaan, juga mulai memahami bahwa emosi dapat

muncul kembali ketika individu mengingat kembali pengalaman emosional

sebelumnya yang positif ataupun negatif.

Selain itu, anak di usia sekolah mengalami peningkatan dalam

kemampuan coping yang adaptif (Thompson, 1991). Hal ini didukung oleh

Shields dan Chicchetti (1997) yang menyatakan bahwa anak mampu

meningkatkan strategi coping kognitif untuk pemecahan masalah dan tidak

bergantung pada pencarian dukungan. Anak juga menjadi lebih menjaga

dalam menunjukkan emosi yang muncul dalam dirinya, karena ia menyadari

bahwa apa yang ia tampilkan dapat memengaruhi respon orang lain di

sekitarnya (Shields & Chicchetti, 1997 ; Thompson, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

23

Anak di usia sekolah menyadari bahwa terdapat berbagai strategi dalam

pengaturan emosi yang telah mereka kuasai dan menggunakan strategi

tertentu yang dirasa paling adaptif dalam suatu situasi tertentu (Shields &

Chiccetti, 1997). Secara lebih spesifik Shields dan Chicchetti (1997)

menjelaskan bahwa anak usia 10 tahun lebih menggunakan penilaian kembali

(reappraisal) dan supresi (suppression) sebagai strategi regulasi emosinya.

Strategi penilaian kembali (reappraisal) dilakukan anak dengan

memodifikasi situasi yang dialami untuk meredam atau meingkatkan gairah

emosi yang dirasakan, seperti contohnya individu yang menenangkan diri

dengan berpikir bahwa cerita sedih yang didengarkannya hanyalah sebuah

cerita (Callear, Harvey, & Bimler, 2016 ; Thompson, 1991). Sedangkan

strategi supresi (suppression) dilakukan anak dengan menjauhi stressor

munculnya emosi yang tidak dapat dikontrol (Shields & Chicchetti, 1997 ;

Thompson, 1991). Kemampuan anak dalam memahami emosi dalam dirinya

ini dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan pengalaman sosial anak

tersebut (Hoffman, 2000; dalam Berk, 2012).

Mengenai perkembangan sosial dan emosi, anak usia pertengahan

ketika sudah menginjak usia 9-11 tahun telah mengerti tentang kegagalan dan

keberhasilan. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh positif terhadap

perkembangan anak (Notoatmodjo, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

24

D. HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM

PENDIDIKAN DAN REGULASI EMOSI PADA ANAK USIA 9-11

TAHUN

Setiap orangtua memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak-

anaknya. Salah satu hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menjalankan

perannya adalah dengan terlibat dalam kegiatan anak, salah satunya terlibat

dalam pendidikan. Hornby (2011) menyatakan bahwa keterlibatan orangtua

dalam pendidikan tidak hanya dapat meningkatkan perkembangan anak di

bidang pendidikan saja, tetapi juga di berbagai aspek. Pernyataan ini

didukung oleh Grolnick dkk (1997) yang menjelaskan bahwa keterlibatan

orangtua dalam pendidikan juga berkaitan dengan perkembangan anak di

aspek emosional dan personal, tidak hanya mengenai kegiatan belajar anak

saja.

Hoover-Dempsey dan Sandler (2012) telah mengelompokkan bentuk-

bentuk keterlibatan orangtua dalam pendidikan menjadi empat bentuk.

Bentuk-bentuk tersebut adalah (1) nilai, tujuan, ekspektasi dan aspirasi, (2)

keterlibatan dalam kegiatan di rumah, (3) keterlibatan dengan guru atau

sekolah, (4) keterlibatan dalam kegiatan di sekolah. Keempat bentuk

keterlibatan orangtua tersebut yang akan menjadi dasar pengukuran variabel

keterlibatan orangtua dalam pendidikan.

Bentuk keterlibatan orangtua dalam pendidikan yang pertama adalah

nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi. Yang dimaksud dalam hal ini adalah

penanaman nilai, tujuan, harapan, dan aspirasi orangtua kepada anak-anaknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

25

melalui proses komunikasi yang terjalin dengan baik. Orangtua dapat terlibat

dalam penanaman nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi anak dengan

membagikan pengalamannya melalui cerita hidup. Anak juga dapat

mengetahui nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi orangtua melalui observasi

dan me-modelling orangtua. Hal tersebut dapat memengaruhi suasana

emosional yang dimiliki anak (Morris, 2007). Suasana emosional yang

dimiliki anak pun dapat memengaruhi kemampuan anak dalam

meregulasikan emosinya (Morris, Silk, Steinberg, Myers, & Robinson, 2007).

Selain dalam penanaman nilai-nilai kepada anak, orangtua juga terlibat

dalam kegiatan di rumah. Keterlibatan orangtua dalam kegiatan anak di

rumah dapat ditunjukkan dengan memperlihatkan ketertarikan pada kegiatan

anak, seperti halnya mendiskusikan kegiatan tersebut dengan anak dan

memonitor pekerjaan anak (Hoover-Dempsey & Sandler, 2012 ; Why is

Parent Involvement Important?, 2012). Dengan terlibat dalam kegiatan anak

di rumah, orangtua dapat lebih jelas mengetahui segala kegiatan yang

anaknya jalani. Hal ini dikarenakan secara langsung orangtua melihat dan

memonitor kegiatan anak (Why is Parent Involvement Important?, 2012).

Selain itu, anak juga dapat lebih memahami berbagai implikasi yang dapat

dilakukan untuk mengelola emosi di setiap situasi yang dialami dari

orangtua. Orangtua menjelaskan kepada anak mengenai bagaimana anak

dapat menilai emosi yang muncul dari suatu situasi dengan memberikan

informasi berkaitan dengan suatu situasi tersebut, penyebab dari emosi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

26

dirasakan atau yang diobservasi dari orang lain, dan menerapkan aturan

berkaitan dengan perasaan atau emosi (Gross, 2007).

Keterlibatan orangtua dalam pendidikan lainnya dapat dilakukan

dengan menjalin komunikasi dengan guru dan pihak sekolah. Murray et al

(2014) menyatakan bahwa orangtua yang lebih terlibat dalam aktivitas

pendidikan dengan anaknya di rumah akan lebih terlibat dan dapat

berkomunikasi lebih dengan sekolah. Komunikasi yang terjalin dengan guru

atau pihak sekolah dapat dilakukan secara efektif dengan adanya sikap saling

menghormati dan saling mendengarkan antara kedua belah pihak (Hoover-

Dempsey & Sandler, 2012). Hal tersebut akan membantu orangtua dalam

mengetahui perkembangan anaknya di sekolah, termasuk dalam

perkembangan emosional anak. Dengan mengetahui perkembangan

emosional anak di sekolah melalui pihak guru atau sekolah, orangtua dapat

mengetahui apakah anak menggunakan strategi regulasi emosi dengan baik

dalam merespon suatu situasi yang ada di kelas sesuai dengan tahapan

perkembangan emosi di usianya.

Tidak hanya menjalin komunikasi dengan guru dan pihak sekolah,

orangtua juga dapat terlibat dengan cara ikut serta dalam kegiatan-kegiatan di

sekolah. Dengan terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diikuti anak di

sekolah, orangtua dapat melihat secara langsung kapasitas emosi anak dalam

merespon suatu situasi yang ada. Lebih spesifiknya lagi, orangtua dapat lebih

memahami perkembangan anak dalam mengekspresikan emosi yang muncul

dan dirasakan serta meregulasikan emosinya (Hoover-Dempsey & Sandler,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

27

2012). Orangtua dapat melihat apakah anak dapat memfokuskan emosinya

terhadap suatu hal sehingga anak memiliki relasi yang baik dan positif

dengan teman sebaya dan gurunya, serta meningkatkan prestasi akademiknya

(Eisenberg, Valiente, & Eggum, 2010).

Orangtua merupakan orang yang pertama kali mengenalkan dan

menanamkan pentingnya pembentukan dan perkembangan karakter anak,

salah satunya dalam hal emosi (Thompson & Meyer, 2007). Keterlibatan

yang diberikan orangtua akan membantu anak mengenal dan mengatur emosi

dalam dirinya serta memahami emosi-emosi yang muncul di luar dirinya.

Tidak hanya itu, anak yang memahami emosi dan dapat mengaturnya dengan

baik dapat menjalin relasi yang baik juga dengan orang-orang di sekitarnya

sehingga anak mampu menjalin relasi sosial yang baik. Keterlibatan yang

dilakukan orangtua sendiri tidak hanya sebatas kegiatan-kegiatan atau hal-hal

di rumah, tapi juga keterlibatan yang berkaitan dengan pencapaian anak

dalam pendidikan. Salah satunya adalah dengan menjalin komunikasi dengan

guru dan sekolah. Dalam penelitian ini, keterlibatan orangtua mencoba untuk

menjadi jembatan dalam perkembangan regulasi emosi anak usia sekolah.

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merumuskan suatu hipotesis

penelitian yaitu adanya hubungan positif antara keterlibatan orangtua dalam

pendidikan dan regulasi emosi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

28

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIANPenelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis studi

korelasional. Penelitian dengan studi korelasional merupakan salah satu

jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk meninjau keterkaitan

antara satu variabel dengan variabel lainnya yang didasari oleh koefisien

korelasi (Suryabrata, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

melihat hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan

regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.

B. VARIABEL PENELITIANPenelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan satu variabel

tergantung, yaitu:1. Variabel bebas (x) : Keterlibatan orangtua dalam pendidikan2. Variabel tergantung (y) : Regulasi emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

29

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIANDefinisi operasional kedua variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:1. Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan

Keterlibatan orangtua dalam pendidikan adalah bentuk partisipasi

dan komunikasi dengan ayah dan ibu berkaitan dengan pengalaman,

pendidikan, kepercayaan, dan perilaku untuk mendukung keberhasilan

pendidikan anak. Orang tua yang dimaksud dalam hal ini adalah ayah

dan ibu kandung. Hal ini diinformasikan peneliti kepada subjek pada

saat pengambilan data. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan diukur

dengan skala keterlibatan orangtua dengan menggunakan skala Likert,

dengan melihat dari sudut pandang anak. Pemilihan sudut pandang

anak sebagai fokus keterlibatan orangtua dalam pendidikan di

penelitian ini dikarenakan peneliti ingin melihat yang dirasakan anak

mengenai keterlibatan orangtuanya. Skala ini disusun oleh peneliti

dengan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hoover-

Dempsey dan Sandler (2012). Skor dalam skala penelitian ini

diperoleh dari total keseluruhan skor. Total skor yang diperoleh dari

skala ini menunjukkan tingkat keterlibatan orangtua dalam pendidikan.

Semakin tinggi skor keterlibatan orangtua, maka semakin tinggi pula

keterlibatan orangtua terhadap keterlibatan anak, dan begitu pula

sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

30

2. Regulasi EmosiRegulasi emosi adalah pengaturan emosi yang dilakukan di dalam

diri individu, berkaitan dengan waktu mereka memilikinya serta cara

dalam merasakan dan mengekspresikan emosi tersebut. Regulasi emosi

diukur dengan skala regulasi emosi dengan menggunakan skala Likert

yang dibuat berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gross (2007).

Penyusunan skala regulasi emosi dilakukan oleh Arung-Padang,

Daniel, Rasman, dan Wulandari (2017). Perolehan skor pada skala ini

didapat dari total keseluruhan skor dalam skala, dimana total skor

tersebut menunjukkan tingkat regulasi emosi anak. Semakin tinggi

skor regulasi emosi, maka semakin baik pula regulasi emosi yang

dimiliki anak. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor regulasi

emosi, maka semakin rendah regulasi emosi anak.

D. SUBJEK PENELITIANPengambilan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive

sampling, yaitu penarikan sampel dengan cara memilih subjek berdasarkan

kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Peneliti menetapkan bahwa

karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak berusia 9-11

tahun dan tinggal bersama dengan kedua orangtua kandung yang lengkap.

Alasan peneliti menetapkan subjek dengan anak berusia 9-11 karena anak

dengan usia tersebut terbilang cukup paham mengenai pengisian

kuesioner. Selain itu, anak usia 9-11 tahun sedang menginjak masa dimana

mereka akan menghadapi masa remaja yang cenderung mengalami banyak

gejolak di hidupnya. Berkaitan dengan kemampuan emosi, anak berusia 9-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

31

11 tahun mampu mengenali adanya emosi-emosi yang muncul baik dalam

dirinya maupun yang terlihat dari orang lain. Anak-anak tersebut juga

telah memahami strategi-strategi yang dapat digunakan dalam pengaturan

emosi dan menerapkannya (Shields & Chiccetti, 1997).

E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATAPeneliti menggunakan metode penyebaran skala, di mana skala

digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian. Ada dua jenis skala

yang dibuat oleh peneliti untuk diberikan dan diisi oleh responden dalam

penelitian. Skala pertama mengukur Keterlibatan Orangtua dalam

Pendidikan yang diukur dari persepsi anak untuk mengetahui apa yang

dirasakan anak mengenai keterlibatan orangtua dalam pendidikan mereka,

dan skala kedua mengukur Regulasi Emosi pada anak. Dalam menyusun

skala yang akan digunakan dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang

perlu dilakukan, yaitu:

1. Penyusunan Blue Print1.1 Keterlibatan orangtua dalam pendidikan

Skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan di penelitian

ini memiliki 4 karakteristik yang membentuk adanya

keterlibatan orangtua. Dari 3 karakteristik, peneliti menurunkan

lagi menjadi masing-masing 2 indikator perilaku yang sesuai,

dan 1 karakteristik terakhir menjadi 1 indikator perilaku

sehingga menjadi 7 indikator perilaku. Skala ini peneliti susun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

32

berdasarkan bentuk-bentuk yang dikemukakan oleh Hoover-

Dempsey dan Sandler, (2012). Skala keterlibatan orangtua

dalam pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

33

Tabel 3.1Blue print skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan.

BentukItem

Favorable Unfavorable1.

Nilai, tujuan, ekspektasi,aspirasi

- Komunikasi yangbaik terjalin antaraorangtua dan anak

- Penerapan nilai-nilai

3

3

3

3

2. Keterlibatan dalam kegiatandi rumah

- Berdiskusi mengenaikegiatan anak

- Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagai hal

- Memonitorpekerjaan anak

2

2

2

2

2

2

3. Komunikasi dengan guruatau sekolah

- Komunikasi yangbaik terjalin antaraorangtua denganpihak sekolah atauguru

4 4

4 Keterlibatan dalam kegiatandi sekolah

- Mendukung kegiatandi sekolah

4 4

Total 20 20

1.2 Regulasi EmosiSama halnya dengan pengukuran variabel persepsi

keterlibatan orangtua, variabel regulasi emosi juga diukur

dengan metode skala. Peneliti membuat skala tersebut

berdasarkan 2 strategi regulasi emosi yang dikemukakan oleh

Gross (2007), yaitu reappraisal dan suppression. Dari kedua

strategi tersebut, dibuatlah pernyataan-pernyataan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

34

berkaitan dengan indikator. Skala strategi regulasi emosi dapat

dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2Blue print skala strategi regulasi emosi.

Strategi Regulasi EmosiItem

Favorable Unfavorable1. Cognitive change

- Reappraisal 8 82. Response modulation

- Suppression 8 8Total 16 16

2. Penyusunan Butir ItemBerdasarkan hasil pemahaman konteks dari studi literatur, peneliti

menyusun butir item-item berdasarkan kondisi yang dirasakan anak

usia 9-11 tahun. Kedua skala ini perlu diujicoba terlebih dahulu untuk

memilih item yang benar-benar reliabel digunakan pada skala

penelitian. Pembagian item favorable dan unfavorable pada kedua

skala dapat dilihat di tabel 3.3 dan 3.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

35

Tabel 3.3Distribusi item skala keterlibatan orangtua dalam pendidikansebelum uji coba.

BentukItem

JumlahFavorable Unfavorable

1. Nilai, tujuan,ekspektasi, aspirasi

a. Komunikasiyang baikterjalin antaraorangtua dananak

b. Penerapan nilai-nilai

1, 9, 17

25, 37, 5

6, 14, 22

32, 10, 2

6

6

2. Keterlibatan dalamkegiatan di rumah

a. Berdiskusimengenaikegiatan anak

b. Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagaihal

c. Memonitorpekerjaan anak

13, 21

29, 39

3, 11

18, 26

34, 36

8, 16

4

4

4

3. Komunikasi denganguru atau sekolah

a. Komunikasiyang baikterjalin antaraorangtua denganpihak sekolahdan guru

19, 27, 33, 7 24, 30, 12, 4 8

4. Keterlibatan dalamkegiatan di sekolah

a. Mendukungkegiatan disekolah

15, 23, 31,35

20, 28, 38, 40 8

Total 20 20 40

Sesuai dengan yang tertera pada tabel 3.3, skala

keterlibatan orangtua dalam pendidikan terdiri dari 40 item. Item-

item tersebut merupakan gabungan dari 20 item bersifat favorable

dan 20 item bersifat unfavorable. Jumlah item di masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

36

bentuk keterlibatan orangtua berbeda-beda. Perbedaan tersebut

dikarenakan bentuk ketiga dan keempat dari keterlibatan orangtua

tidak memiliki pengaruh yang besar untuk melihat keluasan tingkat

keterlibatan orangtua (Hoover-Dempsey & Sandler, 2010). Selain

itu, Hornby (2011) juga mengungkapkan bahwa keterlibatan

orangtua terhadap anak dapat dilakukan secara lebih langsung dan

intens di rumah. Crocker dan Algina (2008) menyatakan bahwa

jumlah butir dalam komponen yang dirasa lebih penting bisa lebih

banyak dibandingkan dengan komponen lainnya.

Tabel 3.4Distribusi item skala strategi regulasi emosi sebelum uji coba.

Strategi Regulasi EmosiItem

JumlahFavorable Unfavorable

1. Cognitive changea. Reappraisal

1, 3, 5, 7, 9,11, 13, 15

17, 19, 21,23, 25, 27,

29, 31

16

2. Response modulationa. Suppression

18, 20, 22,24, 26, 28,

30, 32

2, 4, 6, 8, 10,12, 14, 16

16

Total 16 16 32

Tabel 3.4 di atas menjelaskan bahwa skala regulasi emosi terdiri

dari 32 item yang terdiri dari 16 item favorable dan 16 item

unfavorable. Jumlah item di setiap strategi regulasi emosi memiliki

komposisi yang seimbang.Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert. Skala Likert merupakan skala yang berisi pernyataan-

pernyataan untuk mengukur atribut psikologis tertentu, dimana

responden dalam penelitian diminta untuk menyatakan kesetujuan

ataupun ketidaksetujuannya dalam suatu kontinum (Supratiknya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

37

2014). Terdapat 4 kategori jawaban yang diberikan pada setiap

pernyataan dalam skala berdasarkan metode Likert, yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS). Keempat alternatif jawaban tersebut dibuat menjadi empat

kategori agar responden dapat memberikan respon yang benar-benar

sesuai dan diyakini responden, serta agar responden tidak

memberikan respon netral atau ragu-ragu (Azwar, 2012).Penilaian skor item pada skala keterlibatan orangtua dalam

pendidikan dikatakan bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh

responden maka semakin tinggi kecenderungan responden merasakan

adanya keterlibatan orangtua dan begitu sebaliknya, semakin rendah

skor yang diperoleh responden maka semakin rendah kecenderungan

responden merasakan keterlibatan orangtua. Penilaian yang sama juga

berlaku dalam skala regulasi emosi. Skor yang diberikan untuk

masing-masing pilihan jawaban memiliki rentang dari nilai 1 sampai

4. Berikut tabel yang menjelaskan penilaian skor item pada kedua

skala dalam penelitian ini:

Tabel 3.5Skor penilaian skala.

JawabanPernyataan

Favorable UnfavorableSangat Setuju (SS) 4 1Setuju (S) 3 2Tidak Setuju (TS) 2 3Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

3. Review dan Revisi ItemItem-item skala kedua variabel penelitian yang telah dibuat di-

review oleh dosen pembimbing skripsi. Review item skala ini perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

38

dilakukan untuk melihat apakah item-item tersebut tepat dan sesuai

mencerminkan definisi konseptual dan indikator-indikator variabel,

serta melihat ketepatan pemilihan kata dalam setiap item. Setelah

dilakukan review oleh dosen pembimbing skripsi, peneliti melakukan

revisi item berdasarkan evaluasi yang telah diberikan. Lalu, peneliti

dapat mulai melakukan pengujian validitas isi skala.

4. Perhitungan Validitas IsiSupratiknya (2014) mengungkapkan bahwa validitas merupakan

kualitas penting untuk menunjukkan sejauh mana alat tes mengukur

atribut psikologis yang ingin diukur. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan pengujian validitas. Validitas yang digunakan peneliti

adalah validitas isi. Tujuan dilakukannya validitas isi adalah melihat

kesesuaian antara aspek dan atribut yang diukur pada skala

menggunakan metode professional judgement dan peer judgement.

Dalam hal ini, peneliti meminta bantuan pada dosen pembimbing

skripsi (sebagai professional judgement) dan sembilan orang

mahasiswa yang sama-sama sedang mengerjakan skripsi (sebagai

peer judgement).Setelah melakukan professional judgement dan peer judgement,

peneliti melakukan perhitungan IVI-I dan IVI-S. IVI-I merupakan

indeks validitas isi yang menunjukkan taraf relevansi item dengan

atribut psikologis yang diukur. Terdapat dua bagian kategori

penilaian, yaitu penilaian 1 dan 2 diberi skor 0 dengan arti tidak

relevan, sedangkan penilaian 3 dan 4 diberi skor 1 berarti relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

39

Selanjutnya, dilakukan perhitungan IVI-I dengan cara menjumlahkan

penilai yang memberikan skor 3 atau 4 dibagi dengan jumlah total

penilai. Butir item dapat dikatakan relevan jika hasil skor mencapai

>0,78. Item dengan hasil skor yang kurang dari 0,78 perlu direvisi

atau digugurkan.Perhitungan selanjutnya adalah perhitungan IVI-S, yang

merupakan indeks validitas isi skala dengan menghitung rerata

proporsi item-item yang mendapatkan nilai 3 atau 4 dengan skor 1

oleh semua penilai (dosen pembimbing skripsi sebagai expert

jugdement dan sembilan orang mahasiswa tingkat akhir sebagai peer

judgement). Untuk mengetahui IVI-S dalam skala, peneliti

menghitung dengan menjumlahkan IVI-I kemudian membaginya

dengan jumlah item (IVI-S = Jumlah IVI-I / Jumlah Item). Sebuah

skala memiliki validitas isi yang baik jika memperoleh skor IVI-S

sebesar >0,90 (Polit & Beck, 2006; dalam Supratiknya, 2016).Hasil validitas isi skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan

adalah IVI-S = 36,33 / 40 = 0,91. Sedangkan, hasil validitas isi skala

regulasi emosi adalah IVI-S = 31,07 : 32 = 0,93. Kedua hasil tersebut

membuktikan bahwa skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan

dan skala regulasi emosi memiliki validitas isi yang baik.

5. Uji Coba Alat UkurSetelah selesai melakukan pengecekan validitas isi, peneliti

melakukan uji coba alat ukur untuk mengetahui apakah item-item

pada skala dapat dijadikan alat ukur dalam penelitian. Uji coba ini

dilakukan pada kelompok responden yang memiliki karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

40

sama dengan kelompok responden penelitian sesungguhnya, yaitu

anak-anak dengan usia 9 sampai 11 tahun. Alat ukur keterlibatan

orangtua dalam pendidikan diujicobakan pada siswa-siswi kelas IV

dan V di SD BPK Penabur Bogor. Uji coba tersebut dilakukan di

dalam kelas pada tanggal 22 Februari 2018, dengan total 140 siswa

dan siswi. Sedangkan, alat ukur variabel regulasi emosi diujicobakan

pada siswa-siswi kelas IV dan V di SD Pangudi Luhur Yogyakarta

tanggal 3 Februari 2018 dengan subjek 66 siswa dan siswi.Berikut prosedur uji coba yang dilakukan: pertama-tama peneliti

membagikan skala pada responden. Selanjutnya, responden diminta

untuk membaca petunjuk pengisian skala dan menuliskan identitas

pada tempat yang tersedia. Peneliti juga mengingatkan responden

untuk mengisi skala tersebut sesuai dengan keadaan responden saat

ini. Tidak ada batasan waktu yang diberikan ketika responden mengisi

skala tersebut. Pada skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan, peneliti

menyebar 140 booklet skala. Ketika uji coba, 124 booklet skala uji

coba kembali dan 62 booklet memenuhi syarat untuk dianalisis.

Booklet-booklet lainnya tidak memenuhi kriteria yang ditentukan

peneliti, sehingga secara otomatis tereliminasi dan tidak dapat

dianalisis. Lalu, pada skala regulasi emosi, peneliti menyebar 66

booklet skala yang semuanya kembali dan memenuhi kriteria untuk

dianalisis. Uji coba alat ukur dilanjutkan dengan seleksi item menggunakan

aplikasi SPSS 18 for Windows. Seleksi item dilakukan berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

41

korelasi item total yang memiliki batasan rix ≥0,20 (Azwar, 2012).

Batasan rix ≥0,20 ditentukan karena jika menggunakan batasan yang

lebih tinggi, jumlah item yang lolos sangat sedikit dan item-item

tersebut tidak mewakili semua indikator. Item yang memperoleh hasil

koefisien korelasi item total minimal 0,20 dapat dikatakan memiliki

daya diskriminasi yang cukup baik. Sebaliknya, item dengan hasil

koefisien korelasi item total di bawah 0,20 dapat dikatakan memiliki

daya diskriminasi rendah dan harus digugurkan (Azwar, 2012). Blue print skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan dapat

dilihat pada tabel 3.6:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

42

Tabel 3.6Distribusi item skala keterlibatan orangtua dalam pendidikan setelahuji coba.

BentukItem

Jumlah HasilFavorable Unfavorable

1. Nilai, tujuan, ekspektasi, aspirasia. Komunikasi yang

baik terjalin antaraorangtua dan anak

b. Penerapan nilai-nilai

1*, 9, 17*

25*, 37, 5*

6, 14*, 22

32*, 10*, 2*

6

6

3

12. Keterlibatan dalam

kegiatan di rumaha. Berdiskusi

mengenai kegiatananak

b. Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagai hal

c. Memonitorpekerjaan anak

13, 21

29, 39

3*, 11

18, 26

34, 36*

8*, 16

4

4

4

4

3

2

3. Komunikasi dengan guru atau sekolaha. Komunikasi yang

baik terjalin antaraorangtua denganpihak sekolah danguru

19, 27, 33,7

24*, 30*, 12,4

8 6

4. Keterlibatan dalam kegiatan di sekolaha. Mendukung

kegiatan disekolah

15, 23, 31,35

20, 28, 38*,40

8 7

Total 20 20 40 26Keterangan : (*) item yang gugur

Hasil pada tabel 3.6 menunjukkan bahwa terdapat 14 item yang

gugur pada skala persepsi terhadap keterlibatan orangtua dalam

pendidikan. Item yang lolos dan dapat dipakai menjadi alat tes

sebanyak 26 item. Selanjutnya, blue print skala keterlibatan orangtua

dalam pendidikan dapat dilihat pada tabel 3.7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

43

Tabel 3.7Distribusi item final skala keterlibatan orangtua dalam pendidikansetelah uji coba.

BentukItem

Jumlah BobotFavorable Unfavorable

1. Nilai, tujuan, ekspektasi, aspirasia. Komunikasi yang

baik terjalin antaraorangtua dan anak

b. Penerapan nilai-nilai

12

2

1, 21

-

3

1

11,54%

3,85%2. Keterlibatan dalam

kegiatan di rumaha. Berdiskusi

mengenai kegiatananak

b. Terlibat dalampengambilankeputusan anakdalam berbagai hal

c. Memonitorpekerjaan anak

22, 11

25, 9

5

13, 16

23

26

4

3

2

15,38%

11,54%

7,70%

3. Komunikasi dengan guru atau sekolaha. Komunikasi yang

baik terjalin antaraorangtua denganpihak sekolah danguru

6, 7, 15, 24 8, 19 6 23,07%

4. Keterlibatan dalam kegiatan di sekolaha. Mendukung

kegiatan disekolah

18, 20, 3, 4 10, 14, 17 7 26,92%

Total 15 11 26 100%

Berikut adalah hasil blue print skala regulasi emosi setelah dilakukan

uji coba alat ukur:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

44

Tabel 3.8Distribusi item skala regulasi emosi setelah dilakukan uji coba.

Strategi Regulasi EmosiItem

Jumlah HasilFavorable Unfavorable

1. Cognitive changeb. Reappraisal

1*, 3^, 5, 7,9*, 11*, 13^,

15^

17*, 19, 21,23, 25, 27^,

29^, 31

16 12

2. Response modulationb. Suppression

18, 20*,22*, 24*,

26, 28, 30*,32*

2*, 4*, 6, 8*,10, 12*, 14, 16

16 7

Total 16 16 32 19Keterangan : (*) item yang gugur

(^) item yang digugurkan

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dari tabel 3.8, terdapat 13 item

yang gugur dari skala regulasi emosi. Namun, untuk menyamakan

jumlah item dari kedua indikator, 5 item dari indikator reappraisal

digugurkan sehingga terdapat 14 item yang lolos dan dipakai menjadi

alat tes. Blue print final skala regulasi emosi dapat dilihat pada tabel

3.9.

Tabel 3.9Distribusi item final skala regulasi emosi setelah uji coba.

Strategi RegulasiEmosi

ItemJumlah Bobot

Favorable Unfavorable1. Cognitive change

a. Reappraisal 19, 18 6, 8, 13, 9, 4 7 50%2. Response modulation

a. Suppression2, 4, 6,9, 11,12, 1

- 7 50%

Total 9 5 14 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

45

F. Reliabilitas Alat UkurEstimasi reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat

ukur. Koefisien reliabilitas penelitian ini ditentukan dalam rentang angka

dari 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin tinggi

mendekati angka 1,00, maka dapat dikatakan alat ukur tersebut semakin

reliabel (Azwar, 2012). Reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

analisis Alpha Cronbach menggunakan alat bantu SPSS 18 for Windows.Uji coba yang telah dilakukan menghasilkan nilai koefisien Alpha

Cronbach pada skala persepsi terhadap keterlibatan orangtua sebesar

0,831. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala persepsi terhadap

keterlibatan orangtua reliabel. Sedangkan, perolehan nilai koefisien Alpha

Cronbach skala regulasi emosi sebesar 0,805. Dengan adanya perolehan

nilai tersebut, dapat dikatakan bahwa skala regulasi emosi merupakan

skala yang reliabel.

G. Metode Analisis DataSebagai metode analisis data dalam penelitian ini, peneliti perlu

melakukan uji asumsi terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis.

Uji asumsi dan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan

aplikasi SPSS 18 for Windows.1. Uji Asumsi Data Penelitian

1.1 Uji NormalitasUji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

normal atau tidaknya persebaran populasi data penelitian

(Priyatno, 2017). Persebaran data yang normal atau tidaknya

ditentukan dari signifikansi data. Apabila nilai signifikansi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

46

dari 0,05 (p > 0,05) maka dapat dikatakan sebagai data yang

terdistribusi normal, sedangkan apabila nilai signifikansi kurang

dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan bahwa data tidak

terdistribusi secara normal (Priyatno, 2017).

1.2 Uji LinearitasUji linearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah dua variabel dalam penelitian memiliki hubungan yang

linear atau tidak (Priyatno, 2017). Hubungan antar variabel ini

juga menganalisis adanya pengingkatan atau penurunan

kuantitas di suatu variabel yang diikuti secara linear oleh

peningkatan atau penurunan kuantitas pada variabel lainnya.

Jika hasil dari uji linearitas di bawah 0,05 (p < 0,05) maka data

dapat dikatakan linear, sebaliknya jika hasil uji linearitas di atas

0,05 (p > 0,05) maka data dapat dikatakan tidak linear atau

lemah (Santoso, 2010).

2. Uji Hipotesis Data PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara

keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi pada anak

usia 9-11 tahun. Oleh karena itu, peneliti menggunakan uji korelasi

sebagai teknik analisis data. Uji korelasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan teknik statistik nonparametrik

dari Charles Spearman. Teknik analisis statistik nonparametrik

memiliki asumsi bahwa data tidak harus memiliki distribusi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

47

normal (Siregar, 2013). Peneliti memilih untuk menggunakan teknik

statistik nonparametris dari Charles Spearman untuk mengantisipasi

adanya hasil perolehan data yang tidak terdistribusi secara normal.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 2018 di SD Budi

Mulia Bogor. Sekolah ini terdiri dari 3 kelas di setiap angkatannya

yaitu kelas IV A sejumlah 36 siswa, kelas IV B sejumlah 39 siswa,

kelas IV C sejumlah 37 siswa, kelas V A sejumlah 43 siswa, kelas V B

sejumlah 43 siswa, dan kelas V C sejumlah 42 siswa. Prosedur

pengambilan data yang dilakukan tidak berbeda dengan proses

pengambilan data pada tahap uji coba. Peneliti menanyakan kesediaan

subjek untuk berpartisipasi, kemudian peneliti membagikan skala yang

perlu diisi oleh subjek. Setelah itu, peneliti mengarahkan subjek untuk

membaca petunjuk pengisian skala dan menuliskan identitas. Subjek

diingatkan untuk mengisi skala dengan jujur dan tidak ada batasan

waktu dalam pengisian skala tersebut.Pengambilan data dimulai pada pukul 07.00 WIB. Peneliti

memasuki kelas secara berurutan dari kelas IV A, IV B, IV C, V A, V

B, dan terakhir V C. Waktu pengambilan data kurang lebih selama 40

menit di masing-masing kelas. Karena terpotong waktu istirahat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

48

selama 20 menit, pengambilan data dibagi menjadi kelas IV pada

waktu sebelum istirahat dimulai dan pengambilan data kelas V

dilakukan setelah waktu istirahat selesai. Peneliti selesai mengambil

data di semua kelas pada pukul 11.20 WIB.Selama pengambilan data berlangsung, para subjek mengisi skala

dengan fokus. Hal ini terlihat dari sikap mereka dalam merespon setiap

pernyataan dalam kedua skala dengan duduk tegak menghadap meja

dan kepala tertunduk. Ketika kebingungan dalam memahami

pernyataan dalam skala, para subjek mengacungkan jarinya dan

bertanya kepada peneliti. Untuk menjaga ketenangan dalam

mengerjakan skala, peneliti meminta subjek yang telah selesai mengisi

skala untuk memeriksa kembali pekerjaan mereka. Jika sudah yakin

terhadap pekerjaannya, peneliti mempersilahkan para subjek untuk

berkreasi secara bebas (menggambar, menulis puisi, ataupun bercerita)

di halaman paling belakang booklet skala yang kosong. Peneliti

memberikan instruksi untuk mengumpulkan booklet skala ketika

semua subjek telah selesai mengisi skala dan memastikan semua

pernyataan telah terjawab.

2. Deskripsi Subjek dan Data PenelitianPeneliti menggunakan subjek dari kalangan siswa-siswi kelas IV

dan V SD Budi Mulia Bogor. Dari total subjek penelitian sebanyak 240

anak, 196 anak memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti

sehingga datanya dapat diolah. Data-data identitas subjek dapat dilihat

pada tabel 4.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

49

Tabel 4.1Data subjek penelitian.Deskripsi Subjek Keterangan Jumlah Total

Jenis kelamin Laki-laki 75 196Perempuan 121

Usia 9 29 19610 10011 67

Jumlah Saudara 0 21 1961 872 713 134 36 1

Pekerjaan Ayah Wiraswasta 83 196Arsitek 3Pendeta 1Bapak Rumah Tangga 8Tentara 7Guru 5Dosen 1Buruh 2Pekerja Tambang 3PNS 5Pedagang 5Karyawan Swasta 64Polisi 9

Pekerjaan Ibu Ibu Rumah Tangga 162 196Wiraswasta 10Karyawan Swasta 2Pedagang 3PNS 2Guru 6Bidan 2Perawat 6Apoteker 2Dokter 1

Tabel 4.1 menyatakan bahwa subjek penelitian terdiri dari 75 laki-

laki dan 121 perempuan dengan mayoritas berusia 10 tahun ( sebanyak

100 anak). Sebagian besar subjek memiliki 1 orang saudara sebanyak

87 anak. Ayah dari para subjek sebagian besar bekerja sebagai

wiraswasta sebanyak 83. Sedangkan ibu para subjek sebagian besar

merupakan ibu rumah tangga sebanyak 162. Gambaran skor skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

50

keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi dapat

dilihat pada hasil analisis deskriptif di tabel 4.2.

Tabel 4.2Hasil analisis deskriptif data penelitian.

Statistik Keterlibatan Orangtua dalamPendidikan

Regulasi Emosi

Teoritis Empiris Teoritis EmpirisN 196 196 196 196Xmax 104 100 56 67Xmin 26 59 14 37Mean 65 81,12 47,5 52,43SD 13 7,598 7 4,926Sig 0,000 0,000 0,000 0,000

Analisis deskriptif pada tabel 4.2 menjelaskan bahwa data variabel

keterlibatan orangtua dalam pendidikan sebanyak 196 subjek dengan

skor maksimum sebesar 100, skor minimum sebesar 59, mean sebesar

81,12, dan standar deviasi sebesar 7,598. Selain itu, pada data variabel

regulasi emosi sebanyak 196 responden dengan skor maksimum

sebesar 67, skor minimum sebesar 37, mean sebesar 52,43, dan standar

deviasi sebesar 4,926.Hasil analisis deskriptif menunjukkan adanya perolehan nilai mean

teoritis dan mean empiris. Mean teoritis merupakan rata-rata skor skala

penelitian yang diperoleh dari nilai titik tengah alat ukur. Mean empiris

merupakan rata-rata skor data penelitian yang diperoleh dari angka

rata-rata skor hasil penelitian. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan

memperoleh mean teoretis sebesar 65, dan perolehan nilai mean

empiris sebesar 81,12. Sedangkan, variabel regulasi emosi

memperoleh nilai mean teoritis sebesar 47,5 dan mean empiris sebesar

52,43. Perolehan kedua mean tersebut menunjukkan bahwa nilai mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

51

empiris pada kedua variabel lebih besar dibandingkan dengan nilai

teoritis (mean empiris > mean teoritis).Tabel hasil uji data one sample t-test variabel keterlibatan orangtua

dalam pendidikan menunjukkan adanya nilai signifikansi sebesar

0,000. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa mean empiris

dan mean teoritis memiliki perbedaan yang signifikan. Dengan hal ini,

dapat dikatakan bahwa keterlibatan orangtua dalam pendidikan yang

dimiliki subjek penelitian cenderung tinggi.Sama halnya dengan variabel keterlibatan orangtua dalam

pendidikan, hasil uji data one sampel t-test variabel regulasi emosi

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti adanya

perbedaan signifikan antara nilai mean empiris dan mean teoretis

variabel regulasi emosi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa regulasi

emosi yang dimiliki subjek penelitian cenderung tinggi.

3. Hasil Uji AsumsiPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis ada atau tidaknya

hubungan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi

emosi pada anak usia 9-11 tahun. Uji asumsi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linearitas.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya sebaran suatu data. Peneliti menggunakan alat bantu

SPSS 18 for Windows dengan Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji

normalitas pada penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

52

Tabel 4.3Hasil uji normalitas.

Keterlibatan Orangtua dalamPendidikan

Regulasi Emosi

Statistik 0,047 0,082Df 196 196Signifikansi 0,200 0,001Keterangan Normal Tidak Normal

Hasil uji normalitas pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa

persebaran variabel keterlibatan orangtua dalam pendidikan

bersifat normal. Hal ini dikarenakan perolehan signifikansi variabel

lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05). Sedangkan, persebaran

variabel regulasi emosi bersifat tidak normal. Hal ini disebabkan

oleh nilai signifikansi variabel yang lebih kecil dari 0,05 (p <

0,05). 4.2 Uji Linearitas

Pengujian linearitas pada penelitian ini menggunakan test

for linearity dari program SPSS 18 for Windows. Berikut adalah

hasil selengkapnya di tabel 4.5.

Tabel 4.4Hasi uji linearitas.

Uji Linearitas F SigKeterlibatan Orangtua dalam Pendidikan

(combined)Linearity

2,65353,295

0,0000,000

Regulasi Emosi Deviation from linearity 1,026 0,438

Hasil taraf signifikansi yang ditunjukkan pada tabel 13

adalah 0,000. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan

antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi

pada anak usia 9-11 tahun mengikuti fungsi linear. Hal ini

disebabkan perolehan taraf signifikansi linearitas lebih kecil dari

pada 0,05 (p < 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

53

4.3 Uji HipotesisHasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel regulasi

emosi tidak berdistribusi normal. Oleh sebab itu, peneliti

menggunakan teknik korelasi Charles Spearman dalam program

SPSS 18 for Windows. Hasil uji korelasi keterlibatan orangtua

dalam pendidikan dengan regulasi emosi dapat dilihat pada tabel

4.6.

Tabel 4.5Hasil uji korelasi keterlibatan orangtua dalam pendidikan denganregulasi emosi.

KeterlibatanOrangtua

dalamPendidikan

RegulasiEmosi

Keterlibatan OrangtuadalamPendidikan

Spearman’s Rho CorrelationSig. (1-tailed)N

1

196

0,4160,000

196

RegulasiEmosi

Spearman’s Rho CorrelationSig. (1-tailed)N

0,4160,000

196

1

196

Hasil pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa koefisien korelasi

variabel regulasi emosi dengan keterlibatan orangtua dalam

pendidikan adalah 0,416 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p

< 0,01). Hasil tersebut membuktikan bahwa ada hubungan positif

yang signifikan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan

regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.

4. Analisis TambahanSetelah melakukan analisis, peneliti tertarik untuk melakukan

analisis tambahan mengenai korelasi antara bentuk-bentuk strategi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

54

regulasi emosi terhadap keterlibatan orangtua dalalm pendidikan pada

anak. Hasil uji korelasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.6Uji korelasi bentuk-bentuk strategi regulasi emosi dengan keterlibatanorangtua dalam pendidikan.

Suppression

KeterlibatanOrangtua

dalamPendidikan

Reappraisal

Suppression Spearman’s Rho CorrelationCoefficientSig.(1-tailed)N

1,000

.196

0,009

0,448196

-0,214

0,001196

Reappraisal Spearman’s Rho CorrelationCoefficientSig.(1-tailed)N

-0,214

0,001196

0,432

0,000196

1,000

.196

Berdasarkan tabel 4.7, dapat dilihat bahwa strategi suppression

memiliki korelasi terhadap persepsi terhadap keterlibatan orangtua

sebesar 0,009 dengan signifikansi sebesar 0,448. Hal ini menunjukkan

bahwa persepsi terhadap keterlibatan orangtua tidak secara signifikan

mempengaruhi kemampuan suppression anak pada usia sekolah.

Selain itu, nilai korelasi yang diperoleh strategi reappraisal terhadap

keterlibatan orangtua dalam pendidikan sebesar 0,432 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

keterlibatan orangtua dalam pendidikan memiliki pengaruh yang

signifikan pada kemampuan reappraisal anak usia sekolah.

Berdasarkan kedua perolehan nilai tersebut terlihat bahwa korelasi

yang paling besar terhadap keterlibatan orangtua dalam pendidikan

adalah strategi regulasi emosi reappraisal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

55

B. PEMBAHASANSetelah menjalankan penelitian ini, diperoleh hasil yang

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi pada anak usia 9-11 tahun.

Hasil tersebut telah membuktikan bahwa hipotesis penelitian ini yang

menyatakan adanya hubungan positif antara keterlibatan orangtua dalam

pendidikan dan regulasi emosi pada anak usia pertengahan diterima.

Dengan demikian, semakin tinggi keterlibatan orangtua dalam pendidikan

anak, maka semakin baik pula kemampuan anak dalam meregulasi emosi

secara positif. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah keterlibatan

orangtua dalam pendidikan anak, semakin rendah pula kemampuan anak

dalam meregulasikan emosinya. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan memiliki hubungan

dengan regulasi emosi pada anak di usia pertengahan. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wong (2008) yang menyatakan

bahwa adanya keterlibatan orangtua dapat membentuk regulasi emosi

anak, yang pada akhirnya berdampak pada dukungan otonomi, performa

akademik, dan perilaku mengganggu anak di kelas. Morris, Silk,

Steinberg, Myers, dan Robinson (2007) juga menerangkan bahwa relasi

anak dengan orangtuanya memiliki hubungan terhadap perkembangan

regulasi emosi anak. Keterlibatan orangtua memiliki beberapa bentuk,

yaitu: (1) nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi, (2) keterlibatan dalam

kegiatan di rumah, (3) keterlibatan dengan guru atau sekolah, dan (4)

keterlibatan dalam kegiatan di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

56

Orangtua menyampaikan nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi

kepada anak dengan berkomunikasi. Komunikasi yang terjalin baik antara

orangtua dan anak dapat meningkatkan relasi antara orang tua dan anak.

Dengan memiliki relasi yang baik, maka nilai, tujuan, ekspektasi, dan

aspirasi orangtua dapat tersampaikan dan tertanam dengan baik oleh anak

untuk diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari termasuk mengenai

perkembangan emosional anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hoover-

Dempsey dan Sandler (dalam Why is Parent Involvement Important?,

2012) yang menyatakan bahwa penanaman nilai, tujuan, ekspektasi, dan

aspirasi akan membentuk suatu pola dalam pikiran anak sehingga anak

mampu mengenali dan mengelola emosi-emosi yang muncul dalam suatu

situasi. Thompson dan Meyer (2007) juga mendukung pernyataan tersebut

dengan menyatakan bahwa pentingnya orangtua terlibat dengan

mengkomunikasikan nilai, tujuan, ekspektasi, dan aspirasi agar anak

mengetahui bagaimana mereka dapat mengelola perasaan mereka sesuai

dengan budaya dan gender. Keterlibatan dalam kegiatan anak di rumah juga menjadi salah satu

bentuk keterlibatan orangtua dalam pendidikan yang dapat mempengaruhi

regulasi emosi anak. Sesuai dengan pernyataan Hoover-Dempsey dan

Sandler (2012) dan Gross (2007), salah satu cara agar orangtua dapat

terlibat di rumah adalah dengan mengajak anak ikut andil dalam kegiatan

di rumah serta mengawasi dan berdiskusi dengan anak mengenai

pekerjaan rumah dan kegiatan yang sedang dijalani anak. Dengan terlibat

dalam kegiatan anak di rumah, orangtua dapat mendukung perkembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

57

anak dalam regulasi emosinya dengan memberikan penjelasan dan arahan

mengenai bagaimana menilai emosi yang muncul pada suatu situasi

(Gross, 2007). Orangtua dapat memberikan informasi mengenai emosi

yang muncul, dirasakan dalam diri, ataupun diobservasi dari orang lain,

serta menerapkan aturan mengenai pengolahan perasaan atau emosi.Selain terlibat dalam kegiatan anak di rumah, orangtua juga dapat

terlibat dalam kegiatan sekolah anak, salah satunya adalah dengan adanya

komunikasi dua arah yang terjalin antara orangtua dan pihak sekolah.

Hoover-Dempsey dan Sandler (2012) menyatakan bahwa hal ini kurang

memiliki peran dalam perkembangan regulasi emosi anak, namun

komunikasi dengan pihak sekolah diperlukan untuk mengetahui

perkembangan belajar anak di sekolah. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang

diadakan di sekolah juga dapat menjadi salah satu cara yang dapat

dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana anak merespon dan

mengekspresikan emosi yang muncul di situasi-situasi yang terjadi di

sekolah.Peneliti melakukan analisis tambahan yang menunjukkan bahwa di

antara kedua strategi regulasi emosi yang telah diujikan dalam penelitian

ini, strategi reappraisal lebih memiliki hubungan dengan keterlibatan

orangtua dalam pendidikan dibandingkan dengan strategi suppression.

Hasil dari analisis tambahan tersebut menunjukkan bahwa individu tidak

hanya menerapkan satu strategi saja dalam kehidupannya sehari-hari,

namun individu dapat memiliki kecenderungan lebih banyak

menggunakan satu strategi dibandingkan yang lainnya. Hal ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

58

memiliki hubungan dengan tinggi-rendahnya keterlibatan orangtua yang

dirasakan anak dalam pendidikan. Ketika keterlibatan orangtua dalam

pendidikan anak cenderung tinggi, anak mampu cenderung menerapkan

strategi reappraisal. Begitu pula sebaliknya, keterlibatan orangtua yang

cenderung rendah membuat anak cenderung menerapkan strategi

suppression.BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANPenelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara

keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi emosi pada anak usia

9-11 tahun. Berdasarkan analisis dan pembahasan data penelitian,

diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif

dan signifikan antara keterlibatan orangtua dalam pendidikan dan regulasi

emosi pada anak usia 9-11 tahun. Dari hasil tersebut diketahui bahwa

semakin tinggi keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak maka

kemampuan regulasi emosi anak semakin tinggi, begitu pula sebaliknya,

semakin rendah keterlibatan orangtua yang dirasakan dalam pendidikan

anak maka semakin rendah pula kemampuan regulasi emosi anak di usia

pertengahan. Strategi reappraisal dan suppression juga diterapkan dalam

situasi yang berbeda, di mana reappraisal diterapkan ketika orangtua

terlibat dalam pendidikan anak secara positif dan penerapan suppression

dilakukan ketika orangtua terlibat secara negatif dalam pendidikan anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

59

B. KETERBATASAN PENELITIANKeterbatasan dari penelitian adalah penelitian ini tidak mengontrol faktor

sosial, ekonomi, dan status sosial (SES) serta kondisi lingkungan subjek

saat melakukan pengambilan data. Hal ini menyebabkan banyaknya data

yang tidak terpakai karena usia subjek tidak sesuai dengan kriteria dalam

penelitian, tidak meratanya persebaran sosial ekonomi dan status sosial

dari para subjek. Selain itu, hasil dari penelitian ini tidak dapat

dijustifikasikan. Hasil penelitian ini hanya berlaku di tempat pengambilan

data berlangsung.

C. SARANBerikut adalah beberapa saran yang peneliti ajukan berdasarkan

hasil dan pembahasan dalam penelitian:1. Bagi Orangtua

Orangtua diharapkan untuk mempertahankan dan meningkatkan

keterlibatannya dalam pendidikan sehingga kemampuan regulasi

emosi anak menjadi lebih berkembang.2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya dilakukan pada anak yang menginjak usia

pertengahan, yaitu anak-anak berusia 9-11 tahun, di kelas IV dan V

sekolah dasar. Peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian di

bidang yang sama, hendaknya dapat meneliti tidak hanya mengenai

keterlibatan orangtua dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam

bidang lainnya sehingga dapat memperluas pengetahuan dalam

ilmu psikologi. Data penelitian ini juga hanya diambil dari satu

sekolah. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

60

penelitian agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat atau

lebih dapat dijustifikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Andina, E. (2014). Budaya kekerasan antar anak di sekolah dasar. PusatPengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat JenderalDPR RI, vol. VI, no. 09/I/P3DI/Mei/2014.

Azwar, S. (2015). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (2011). Social cognitive theory. dalam P. A. M. van Lange, A. W.Kruglanski , & E. T Higgins (Eds.). Handbook of Social PsychologicalTheories. (pp. 349373). London: Sage.

Berk, L. E. (2012). Infants, children, and adolescents (7th ed.). New York: PearsonHigher Education.

Budiyanto. (2017). Kronologi kematian siswa SD setelah berkelahi dengantemannya. diunduh darihttps://regional.kompas.com/read/2017/08/10/07305101/kronologi-kematian-siswa-sd-setelah-berkelahi-dengan-temannya

Bukatko, D, & Daehler, M. W. (2004). Child development: 5th ed. New York:Houghton Mifflin Company.

Bukatko. (2008). Child and adolescent development: A chronological approach.Boston: Houghton Mifflin.

Callear, A, Harvey, S.T., & Bimler, D. (2016). Understanding the structure ofchildren’s emotion-regulation strategies. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0165025416647525

Cassidy, J. (1994). Emotion regulation: Influences of attachment relationships.Monographs of The Society for Research in Child Development, vol 59,issue 2-3. Wiley Online Library. diunduh darihttps://doi.org/10.1111/j.1540-5834.1994.tb01287.x

Crocker, L., & Algina, J. (2008). Introduction to classical and modern test theory.Mason: Cengage Learning.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

61

Davis, H. A. (2003). Conceptualizing the role and influence of student-teacherrelationships on children’s social and cognitive development.Educational Psychologist Journal, vol 38, issue 4. Taylor Francis Online.diunduh dari https://doi.org/10.1207/S15326985EP3804_2

Desforges, C., & Abouchaar, A. (2003). The impact of parental involvement,parental support and family education of pupil achievement andadjustment: A literature review. Queen’s Printer. diunduh di http://good-id-in-schools.eu/sites/default/files/sof_migrated_files/sof_files/impactparentalinvolvment.pdf

Dzakawan, S. (2016). Diejek soal celana robek, bocah SD bunuh teman karibnya.diambil darihttps://news.okezone.com/read/2016/11/14/340/1540445/diejek-soal-celana-robek-bocah-sd-bunuh-teman-karibnya

Eisenberg, N., & Spinrad, T. L. (2004). Emotion-related regulation: Sharpeningthe definition. NCBI. diunduh darihttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15056187

Eisenberg, N., Valiente C., & Eggum, N. D. (2010). Self regulation and schoolreadiness. Early Education and Development, 21(5), 681-698.

Erikson, E. R. (1950). Childhood and society. London: W. W. Norton & Company.

Grasham, D., & Gullone, E. (2011). Emotion regulation strategy use in childrenand adolescents: The explanatory roles of personality and attachment.Melbourne: School of Psychology and Psychiatry Monash University.

Grolnick, W., et al. (1997). Predictors of parent involvement in children’sschooling. Journal of Educational Psychology, vol. 89, no. 3, 538-548.American Psychological Association, Inc.

Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2006). Emotion regulation: conceptualfoundations. diunduh darihttps://www.researchgate.net/publication/303248970_Emotion_Regulation_Conceptual_Foundations

Gross, J. (2007). Handbook of emotion regulation. New York: The Guilford Press.

Gullone, E., et al. (2010). The normative development of emotion regulationstrategy use in children and adolescents: a 2-year follow-up study. TheJournal of Child Psychology and Psychiatry. diunduh darihttps://doi.org/10.1111/j.1469-7610.2009.02183.x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

62

Henderson, A. T., & Mapp, K. L. (2002). A new wave of evidence: The impact ofschool, family, and community connections on students achievements.Texas: Southwest Educational Development Laboratory.

Hoover-Dempsey, K.V., Walker, J.M.T., Sandler, H.M., Whetsel, D., Green, C.L.,Wilkins, A.S., & Closson, K.E. (2005). Why do parents becomeinvolved? research findings and implications. Elementary SchoolJournal, 106(2), 105-130.

Hoover-Dempsey, K. V., & Sandler, H. M. (1995). Parental involvement inchildren’s education: why does it make a difference? Teacher’s CollegeRecord, vol 97 no. 2. diunduh darihttps://www.academia.edu/1338702/Parental_involvement_in_childrens_education_Why_does_it_make_a_difference?auto=download

Hoover-Dempsey, K. V., & Sandler, H. M. (1997). Why do parents becomeinvolved in their children’s education?. Review of Educational Research.diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00346543067001003

Hoover-Dempsey, K V., & Sandler, H. M. (2005). The social context of parentalinvolvement: a path to enhanced achievement. Nashville: VanderbiltUniversity.

Hornby, G. (2011). Parental involvement in childhood education: Buildingeffective school-family partnerships. New York: Springer.

Hornby, G. (2000). Improving parental involvement. London: Continuum.

Horvat, E. M., et al. (2003). From social ties to social capital: class differences inthe relations between schools and parent networks. AmericanEducational Research Journal, volume 40, no. 2, 319-351. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00028312040002319

Hurlock, E. B. (1993). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjangrentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Jennings, P. A., & Greenberg, M. T. (2009). The prosocial classroom: teachersocial and emotional competence in relation to student and classroomoutcomes. Review of Educational Research. Sage Journals. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.3102/0034654308325693

Jeynes, W. H.. (2005). Effects of parental involvement and family structure on theacademic achievement of adolescents. USA: The Haworth Press, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

63

Lee, J., & Bowen, N. K. (2006). Parent involvement, cultural capital, and theachievement gap among elementary school children. AmericanEducational Reseach Journal, vol 43, no. 2, 193-218. diunduh darihttp://journals.sagepub.com/doi/abs/10.3102/00028312043002193

Lopes, P. N., et al. (2011). Emotion regulation and the quality of socialinteraction: does the ability to evaluate emotional situations and identifyeffective responses matter?. Wiley Periodicals, Inc.

Macklem, G. L.. (2008). Practitioner’s guide to emotion regulation in school-aged children. USA: Springer Science+Business Media, LLC.

Matsumoto, D., Yoo, S. H., Nakagawa, S., & Multinational Study of CulturalDisplay Rules. (2008). Culture, emotion regulation, and adjustment.Journal of Personality and Social Psychology, 94(6), 925-937. AmericanPsychological Association.

Murray, E., McFarland-Piazza, L., & Harrison, L.J.. (2014). Changing patterns ofparent-teacher communication and parent involvement from preschool toschool. Early Child Development and Care, 2015, vol. 185, no. 7.Diunduh dari http://dx.doi.org/10.1080/03004430.2014.975223.

Menheere, A. & Hooge, E. H. (2010). Parental involvement in children’seducation: a review study about the effect of parental involvement onchildren’s school education with a focus on the position of illiterateparents. Journal of the European Teacher Education Network, 2010, vol6.

Morris, A. S., Silk, J. S., Steinberg, L., Myers, S. S., & Robinson, L. R. (2007).The role of the family context in the development of emotion regulation.Social development (Oxford, England), 16(2), 361–388. diunduh darihttps://doi.org/10.1111/j.1467-9507.2007.00389.x.

Morris, A. S, et al. (2009). The role of the family context in the development ofemotion regulation. Oklahoma Blackwell Publishing.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Papalia, D. E. & Fieldman, R. D. (2014). Experience human development: 12th ed.McGraw-Hill Education.

Pears, K. C., Kim, H. K., Healey, C. V., Yoerger, K., & Fisher, P. A. (2014).Improving child self-regulation and parenting in families of pre-kindergarten children with developmental disabilities and behavioral

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

64

Difficulties. Prevention Science, 16(2), 222–232. diunduh darihttps://doi.org/10.1007/s11121-014-0482-2.

Price, G. (2017). The Importance of parents as first teachers (2017, Februari 1).diambil dari http://mychildmagazine.com.au/importance-parents-first-teachers/

Priyatno, D. (2017). Panduan praktis olah data menggunakan SPSS. Yogyakarta:Penerbit Andi.

Putra, Y. M. P. (2013). Gara-gara uang Rp 1000, bocah SD dibunuh temannya.diambil dari https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/04/26/mlv4qo-garagara-uang-rp-1000-bocah-sd-dibunuh-temannya

Rachmah, D. N. (2015). Regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa yangmemiliki peran banyak. Jurnal Psikologi, vol. 42, no. 1:61-77. Lampung:Universitas Lambung Mangkurat.

Robinson, K., & Harris, A. L. (2014). The broken compass: Parental involvementwith children’s education. London: Harvard University Press.

Rothbart, M. K., Ziaie, H., & O’Boyle, C. G. (1992). Self regulation and emotionin infancy. diunduh darihttps://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/cd.23219925503

Salkind, N. J. (2004). An introduction to theories of human development. SAGEPublishing.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: dari blog menjadi buku. Yogyakarta:Penerbit Sanata Dharma.

Santrock, J. W. (2011). Lifespan developmental psychology. Psychology. diunduhdarihttp://www.psychology.iastate.edu/fileadmin/user_upload/ugrad/pdf/syllabi_ss12/p230su2012.pdf.

Santrock, J.W. (2007). Children. New York: McGraw-Hill Higher Education.

Santrock, J. W. (2011). Life-span development, perkembangan masa hidup, jilid 1(edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Setyawan, D. (2014). KPAI: kasus bullying dan pendidikan karakter. diambil darihttp://www.kpai.go.id/berita/kpai-kasus-bullying-dan-pendidikan-karakter/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

65

Shields, A., & Cicchetti, A. (1997). Emotion regulation among school-agechildren: the development and validation of a new criterion q-sort scale.Developmental Psychology, 33(6), 906-916.

Silvers, J. A., et al. (2012). Age-related differences in emotional reactivity,regulation, and rejection sensitivity in adolescence. Emotion, volume12(6), 1235-1247. American Psychological Association.

Sinaga, N. L. (2016). Regulasi emosi. diambil darihttps://www.kompasiana.com/borubatak/5816c5ed8423bd7c38905f76/regulasi-emosi?page=all

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT Fajar InterpratamaMandiri.

Stifter, C. A., & Moyer, D. (1991). The regulation of positive affect: Gazeaversion activity during mother-infant interaction. Infant Behavior andDevelopment, volume 14, issue 1, 111-123. diunduh darihttps://www.sciencedirect.com/science/article/pii/016363839190058Z

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: USD.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif dalampsikologi. Yogyakarta: USD.

Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Suryabrata, S. (2008). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Thompson, R. A. (1991). Emotion regulaton and emotional development.Educational Psychology Review, vol. 3, no. 4. diunduh darihttps://link.springer.com/article/10.1007/BF01319934

Thompson, R. A., & Meyer, S. (2007). Socialization of emotion regulation in thefamily. Handbook of Emotion Regulation.

Thompson, R. A.. (2007). Emotion regulation: conceptual foundation. diunduhdari https://www.researchgate.net/publication/303248970.

Tirta, I. (2012). Anak SD tusuk temannya hingga kritis. diambil darihttps://metro.tempo.co/read/384735/anak-sd-tusuk-temannyahingga-kritis

Urry, H. L., & Gross, J. J. (2010). Emotion regulation in older age. CurrentDirections in Psychological Science, 19, 352-357. doi:10.1177/0963721410388395

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

66

Utomo, H. B. (2015). Keterkaitan antara kognisi dengan regulasi emosi. diunduhdarihttps://www.researchgate.net/publication/282182709_Keterkaitan_Antara_Kognitif_Dengan_Regulasi_Emosi

VandenBos, G. R. (Ed). (2006). APA dictionary of psychology. Washington, DC:American Psychological Association.

Wadlinger, H. A., & Isaacowitz, D. M. (2010). Fixing our focus: trainingattention to regulate emotion. New York: Sage Publication.

Why is parent involvement important?. (2012). The Parent Institute. Diunduh darihttp://www.parent-institute.com/pdf-samples/h-d-and-s-model.pdf

Wong, M. M. (2008). Perceptions of parental involvement and autonomy support:their relations with self-regulation, academic performance, substance use,and resilience among adolescents. North American Journal ofPsychology, 2008, vol 10, No. 3, 497-518.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

67

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

68

LAMPIRAN 1

SKALA UJI COBA ITEM KETERLIBATAN

ORANGTUA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

69

UJI COBA SKALA PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

70

Dengan hormat,

Saya, Dyah Retno Paramita Rasman (139114135), selaku mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik

untuk mengisi kuesioner dalam rangka tugas akhir saya. Atas kesediaan Adik-adik

untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Dyah Retno Paramita Rasman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

71

PERNYATAAN KESEDIAAN

Aku yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Urutan Kelahiran :

Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah :

b. Ibu :

Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan

sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya

penelitian.

Bogor, ….. Februari 2018

(…………………………)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

72

PETUNJUK CARA MENJAWAB

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami pernyataan tersebut

dengan baik dan berikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang

tersedia. Pilihan jawaban tersebut yaitu:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih.

Contoh:

Pernyataan STS TS S SS

Saya senang

bermain basket.

X

Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu

berikan jawaban kedua di kolom pilihan.

Contoh:

Pernyataan STS TS S SS

Saya senang

bermain basket.

X X

Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana pandanganmu terhadap

orangtuamu. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus

diisi. Setiap orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah

jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.

No. Pernyataan STS TS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

73

1. Aku dapat dengan mudah menyampaikan pendapat

kepada orang tuaku.

2. Orang tuaku membiarkan aku untuk belajar

sesukaku

3. Orang tuaku memastikan aku ikut membantu

membereskan rumah, seperti menyapu dan

merapikan tempat tidur setiap pagi.

4. Orang tuaku tidak menghubungi sekolah untuk

mengetahui perkembangan belajarku.

5. Orang tuaku mengingatkanku untuk rajin belajar

agar menjadi anak yang pintar.

6. Aku merasa takut menyampaikan pendapat kepada

orang tuaku.

7. Orang tuaku memantau perkembangan belajarku

melalui guru di sekolah.

8. Orang tuaku lebih asyik dengan aktivitasnya sendiri

daripada memperhatikanku.

9. Orang tuaku menjelaskan tentang peraturan yang

dibuat untuk kebaikanku.

10. Orang tuaku membebaskanku untuk berbicara

dengan siapapun.

11. Ketika mendapatkan tugas dari sekolah, orang tuaku

selalu memastikan agar aku menyelesaikan tugas

tersebut.

12. Orang tuaku kurang mengetahui perkembanganku di

sekolah.

13. Aku berdiskusi bersama orang tuaku mengenai

kegiatan apa saja yang aku ikuti.

14. Peraturan yang disampaikan orang tuaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

74

membatasiku.

15. Orang tuaku selalu hadir memenuhi undangan untuk

menghadiri acara di sekolah.

16. Orang tuaku membiarkanku mengerjakan tugas

sekolahku sendirian, sekalipun aku mendapatkan

kesulitan.

17. Orang tuaku membantu mencari solusi ketika aku

menceritakan kesulitanku.

18. Orang tuaku tidak pernah mencari tahu kegiatan apa

saja yang aku ikuti.

19. Orang tuaku menjalin hubungan akrab dengan wali

kelasku.

20. Orang tuaku jarang hadir memenuhi undangan di

sekolah.

21. Ketika ada ujian atau ulangan, orang tuaku

menanyakan apakah aku bisa mengerjakannya

dengan baik.

22. Orang tuaku tidak tahu jika aku memiliki kesulitan.

23. Orang tuaku memenuhi pertemuan orang tua dan

wali murid.

24. Orang tuaku tidak mengenal wali kelasku.

25. Orang tuaku mengajarkan hal-hal apa saja yang

boleh dan tidak boleh kulakukan.

26. Orang tuaku tidak mewajibkan aku untuk belajar

ketika besok ada ujian.

27. Orang tuaku langsung menghubungi sekolah jika

ingin mengetahui perkembangan belajarku.

28. Orang tuaku jarang mengikuti pertemuan orang tua

dan wali murid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

75

29. Orang tuaku membantu memberikan solusi ketika

kesulitan dalam mengerjakan tugas.

30. Orang tuaku hanya berkomunikasi seperlunya

dengan sekolah.

31. Orang tuaku mengingatkanku untuk aktif dalam

kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

32. Orang tuaku mengizinkanku untuk melakukan hal

apapun yang aku inginkan.

33. Orang tuaku senang mendiskusikan

perkembanganku di sekolah.

34. Orang tuaku menolak ketika aku meminta bantuan

untuk memilih sesuatu.

35. Orang tuaku hadir ketika aku tampil dalam pesta

seni di sekolah.

36. Orang tuaku membiarkanku menentukan cita-cita

sesuai keinginkanku sendiri.

37. Orang tuaku mengingatkanku untuk berhati-hati jika

diajak bicara oleh orang yang tidak dikenal.

38. Orang tuaku membatasi kegiatanku di sekolah.

39. Orang tuaku membantu menentukan cita-cita yang

kuinginkan.

40. Orang tuaku hampir tidak pernah datang ke sekolah.

Terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

76

LAMPIRAN 2

SKALA UJI COBA ITEM REGULASI EMOSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

77

UJI COBA SKALA PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

78

Dengan hormat,

Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yangberidentitas di bawah ini:

1. Ollyn Nathania (139114041)

2. Agnes Natasya W. (139114105)

2. Dyah Retno Paramita R. (139114135)

3. Monica Angelina Imaldia (139114172)

Memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesionerdalam rangka tugas akhir kami. Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dankesediaan Adik-adik untuk mengisi kuesioner ini.

Hormat kami,

Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

79

PERNYATAAN KESEDIAAN

Aku yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Urutan Kelahiran :

Pekerjaan Orangtua

a. Ayah :

b. Ibu :

Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.

Yogyakarta, …. Februari 2018

(……………………………..)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

80

PETUNJUK CARA MENJAWAB

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, baca dan pahami pernyataan tersebut

dengan baik dan berikan centang (√) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia.

Pilihan jawaban tersebut, yaitu :

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang kamu pilih:

Contoh :

Pernyataan STS TS S SS

Saya menyukai bunga

Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu

memberikan jawaban kedua di kolom pilihan.

Contoh :

Pernyataan STS TS S SS

Saya menyukaibunga

√ √

Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana cara dirimu mengatur

perasaanmu. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Semua pernyataan harus

diisi. Setiap orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah

jawaban yang paling sesuai dengan dirimu.

No. Pernyataan STS TS S SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

81

1. Aku tidak kecewa mendapat nilai rendah ketikaaku kurang berusaha (F)

2. Aku memarahi teman yang mengangguku (UF)

3. Aku tidak merasa sedih ketika ditegur orangtuakarena itu demi kebaikanku (F)

4. Aku langsung menangis ketika dimarahi guru (UF)

5. Ketika temanku tidak sengaja menginjak kakiku, aku tetap tenang (F)

6. Aku terus memikirkan hal yang membuatku sedih sehingga aku semakin sedih (UF)

7. Perasaan malasku berubah menjadi senangketika mengerjakan latihan soal karenamembantuku memahami pelajaran. (F)

8. Aku merasa sangat senang sehingga semua orang harus tahu apa yang kurasakan. (UF)

9. Walaupun aku kalah, aku merasa senang dapat mengikuti lomba karena mendapat pengalaman. (F)

10. Aku menangis karena merasa kecewa mendapat nilai ujian yang jelek (UF)

11. Aku merasa biasa saja ketika diejek teman, karena aku tahu ia bercanda (F)

12. Aku menangis ketika temanku tidak sengaja merusak barangku. (UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

82

13. Aku merasa bangga dengan orang tuaku, karena sudah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga (F)

14. Aku tidak dapat berbicara dengan jelas ketika guru bertanya kepadaku karena aku merasa panik (UF)

15. Aku tidak merasa malu, melainkan bangga karena bisa menunjukkan kemampuanku di depan kelas.(F)

16. Aku menunjukkan perasaan marahku dengan membentak teman yang mengejekku (UF).

17. Aku menyalahkan guruku saat kecewa mendapat nilai yang rendah (UF)

18. Ketika merasa marah, aku menarik napas sejenak agar lebih tenang (F)

No. Pernyataan STS TS S SS

19. Aku merasa cemas karena ujian menakutkan bagiku (UF)

20. Ketika dimarahi guru, aku berusaha agar tidak menangis (F)

21. Aku marah ketika diejek teman, yangmembicarakan kekuranganku (UF)

22. Saat merasa sedih, aku mengingat hal yang menyenangkan agar kesedihanku berkurang (F)

23. Aku tidak berani bertanya karena takut disalahkan guru. (UF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

83

24. Ketika aku mendapatkan nilai yang baik saat ulangan, aku menunjukkan rasa senangku hanya dengan tersenyum (F)

25. Aku takut akan kegagalan, karena membuatku putus asa (UF)

26. Ketika aku kecewa mendapat nilai jelek, aku akan tetap tersenyum (F)

27. Aku merasa kesal, karena pekerjaan rumah hanya merepotkanku. (UF)

28. Aku berusaha untuk tenang ketika waktu mengerjakan ujian hampir habis (F)

29. Aku merasa sedih karena diabaikan orang tuaku yang sibuk bekerja (UF)

30. Aku berusaha bersikap setenang mungkin ketika guru memintaku untuk mengerjakan soaldi depan kelas (F)

31. Aku takut tampil di depan kelas, karena hal itu membuatku malu (UF)

32. Aku berusaha tidak mempedulikan ejekan teman yang membuatku marah (F)

:) Terimakasih (:

LAMPIRAN 3

ANALISIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

84

RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM

KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM PENDIDIKAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

85

1. Tabel Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.730 26

2. Tabel Hasil Uji Kualitas Item

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 78.18 54.732 .176 .728

Item2 77.36 56.796 .074 .732

Item3 78.06 55.340 .130 .731

Item4 78.14 52.899 .299 .719

Item5 77.65 53.971 .259 .722

Item6 78.47 52.681 .364 .715

Item7 79.22 52.585 .359 .715

Item8 78.04 53.209 .282 .721

Item9 78.21 51.359 .338 .716

Item10 77.71 53.233 .351 .716

Item11 77.36 57.227 .038 .732

Item12 77.66 53.640 .368 .716

Item13 77.62 52.945 .397 .714

Item14 77.64 52.836 .413 .713

Item15 78.31 50.829 .482 .705

Item16 77.47 54.076 .275 .721

Item17 77.55 54.259 .300 .720

Item18 77.78 53.539 .355 .717

Item19 78.60 53.093 .232 .725

Item20 77.68 54.176 .270 .722

Item21 77.88 52.231 .367 .714

Item22 77.95 52.172 .385 .713

Item23 77.64 55.125 .181 .727

Item24 78.64 53.226 .258 .723

Item25 79.45 62.280 -.401 .765

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

86

Item26 77.65 54.146 .278 .721

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

87

LAMPIRAN 4

ANALISIS

RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM

REGULASI EMOSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

88

1. Tabel Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.291 14

2. Tabel Hasil Uji Kualitas Item

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item1 34.86 17.053 -.144 .380

Item3 34.10 14.160 .339 .187

Item4 34.53 14.056 .254 .206

Item5 35.14 18.523 -.293 .413

Item6 34.33 13.462 .305 .177

Item7 34.62 14.985 .117 .264

Item8 34.67 14.385 .247 .214

Item9 34.24 14.524 .215 .226

Item11 35.04 17.635 -.191 .375

Item13 34.05 15.398 .147 .257

Item15 33.96 14.937 .248 .226

Item17 35.09 18.049 -.243 .383

Item18 34.01 14.662 .268 .215

Item19 34.16 14.729 .219 .228

LAMPIRAN 5

SKALA PENELITIAN FINAL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

89

KUESIONER PENELITIAN

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

90

Dengan hormat,

Saya, Dyah Retno Paramita Rasman (139114135), selaku mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma memohon bantuan dan kesediaan Adik-adik

untuk mengisi kuesioner dalam rangka tugas akhir saya. Atas kesediaan Adik-adik

untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Dyah Retno Paramita Rasman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

91

PERNYATAAN KESEDIAAN

Aku yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Umur : ……. tahun

Urutan Kelahiran : Anak ke ….. dari ….. bersaudara

Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah :

b. Ibu :

Dengan ini menyatakan bahwa aku bersedia mengisi kuesioner ini dengan

sukarela tanpa paksaan dari pihak tertentu demi membantu terlaksananya

penelitian.

Bogor, ….. Maret 2018

(…………………………)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

92

PETUNJUK CARA MENJAWAB

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahami pernyataan tersebut

dengan baik dan berikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban yang

tersedia. Pilihan jawaban tersebut yaitu:

STS : Sangat Tidak Sesuai

TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai

SS : Sangat Sesuai

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu pilih.

Contoh:

Pernyataan STS TS S SS

Saya rajin

mengerjakan

pekerjaan rumah.

X

Jika ingin memperbaiki jawaban, berikan garis pada jawaban pertama, lalu

berikan jawaban kedua di kolom pilihan.

Contoh:

Pernyataan STS TS S SS

Saya rajin

mengerjakan

pekerjaan rumah.

X X

Semua pernyataan harus diisi. Tidak ada jawaban yang salah dan benar. Setiap

orang mempunyai jawaban yang pasti berbeda-beda, maka pilihlah jawaban yang

paling sesuai dengan dirimu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

93

BAGIAN I

Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana pandanganmu terhadap

orangtuamu.

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Aku merasa takut menyampaikan pendapat kepada

orang tuaku.

2. Orang tuaku mengingatkanku untuk berhati-hati jika

diajak bicara oleh orang yang tidak dikenal.

3. Orang tuaku mengingatkan ku untuk aktif dalam

kegiatan ekstrakurikuler sekolah.

4. Orang tuaku hadir ketika aku tampil dalam pentas

seni sekolah.

5. Ketika mendapatkan tugas dari sekolah, orang tuaku

selalu memastikan agar aku menyelesaikan tugas

tersebut.

6. Orang tuaku menjalin hubungan akrab dengan wali

kelasku.

7. Orang tuaku langsung menghubungi sekolah jika

ingin mengetahui perkembangan belajarku.

8. Orang tuaku kurang mengetahui perkembanganku di

sekolah.

9. Orang tuaku membantu menentukan cita-cita yang

kuinginkan.

10. Orang tuaku jarang hadir memenuhi undangan dari

sekolah

11. Ketika ada ujian atau ulangan, orang tuaku

menanyakan apakah aku bisa mengerjakannya

dengan baik.

12. Orang tuaku menjelaskan tentang peraturan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

94

dibuat untuk kebaikanku.

13. Orang tuaku tidak pernah mencari tahu kegiatan apa

saja yang aku ikuti.

14. Orang tuaku jarang mengikuti pertemuan orang tua

dan wali murid.

15. Orang tuaku senang mendiskusikan

perkembanganku di sekolah.

16. Orang tuaku tidak mewajibkan aku untuk belajar

ketika besok ada ujian.

17. Orang tuaku hampir tidak pernah datang ke sekolah.

18. Orang tuaku selalu hadir memenuhi undangan untuk

menghadiri acara di sekolah.

19. Orang tuaku tidak menghubungi sekolah untuk

mengetahui perkembangan belajarku.

20. Orang tuaku memenuhi pertemuan orang tua dan

wali murid.

21. Orang tuaku tidak tahu jika aku memiliki kesulitan.

22. Aku berdiskusi bersama orang tuaku mengenai

kegiatan apa saja yang aku ikuti.

23. Orang tuaku menolak ketika aku meminta bantuan

untuk memilih sesuatu.

24. Orang tuaku memantau perkembangan belajarku

melalui guru di sekolah.

25. Orang tuaku jarang mengikuti pertemuan orang tua

dan wali murid.

26. Orang tuaku membiarkanku mengerjakan tugas

sekolahku sendirian, sekalipun aku mendapatkan

kesulitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

96

BAGIAN II

Beberapa pernyataan ini berkaitan dengan bagaimana cara dirimu mengatur

perasaanmu.

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Aku menunjukkan perasaan marahku dengan

membentak teman yang mengejekku.

2. Ketika merasa marah, aku menarik napas sejenak

agar lebih tenang.

3. Aku takut tampil di depan kelas, karena hal itu

membuatku malu.

4. Aku terus memikirkan hal yang membuatku sedih

sehingga aku semakin sedih.

5. Aku merasa cemas karena ujian menakutkan

bagiku.

6. Ketika aku kecewa mendapat nilai jelek, aku akan

tetap tersenyum.

7. Aku marah ketika diejek teman, yang

membicarakan kekuranganku.

8. Aku takut akan kegagalan, karena membuatku putus

asa.

9. Aku menangis karena merasa kecewa mendapat

nilai ujian yang jelek.

10. Aku tidak berani bertanya karena takut disalahkan

guru.

11. Aku berusaha untuk tenang ketika waktu

mengerjakan ujian hampir habis.

12. Aku tidak dapat berbicara dengan jelas ketika guru

bertanya karena aku akan merasa panic.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

97

13. Perasaan malasku berubah menjadi senang ketika

mengerjakan latihan soal karena membantuku

memahami pelajaran.

14. Ketika temanku tidak sengaja menginjak kakiku,

aku tetap tenang.

Terimakasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

98

LAMPIRAN 6

HASIL ANALISIS DATA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

99

1. Statistik deskriptif Skala Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan dan Skala

Regulasi Emosi

Statistik Keterlibatan Orangtua dalamPendidikan

Regulasi Emosi

Teoritis Empiris Teoritis EmpirisN 196 196 196 196Xmax 104 100 56 67Xmin 26 59 14 37Mean 65 81,12 47,5 52,43SD 13 7,598 7 4,926Sig 0,000 0,000 0,000 0,000

2. Tabel Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Keterlibatan OT .047 196 .200* .994 196 .592

Regulasi Emosi .085 196 .001 .969 196 .000

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

3. Tabel Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Regulasi Emosi * Keterlibatan

OT

Between Groups

(Combined) 1165.084 34 34.267 2.563 .000

Linearity 712.425 1 712.425 53.295 .000

Deviation from

Linearity452.659 33 13.717 1.026 .438

Within Groups 2152.197 161 13.368

Total 3317.281 195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

100

4. Tabel Uji Hipotesis

Correlations

Keterlibatan OT Regulasi Emosi

Spearman's rho

Keterlibatan OT

Correlation Coefficient 1.000 .416**

Sig. (1-tailed) . .000

N 196 196

Regulasi Emosi

Correlation Coefficient .416** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 196 196

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

101

LAMPIRAN 7

ANALISIS TAMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

102

Correlations

Keterlibatan OT Reappraisal FIX Suppression

FIX

Spearman's rho

Keterlibatan OT

Correlation Coefficient 1.000 .432** .009

Sig. (1-tailed) . .000 .448

N 196 196 196

Reappraisal FIX

Correlation Coefficient .432** 1.000 -.214**

Sig. (1-tailed) .000 . .001

N 196 196 196

Suppression FIX

Correlation Coefficient .009 -.214** 1.000

Sig. (1-tailed) .448 .001 .

N 196 196 196

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

103

LAMPIRAN 8

SURAT KETERANGAN TELAH MENGAMBIL DATA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN ANTARA KETERLIBATAN ORANGTUA DALAM …

104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI