hubungan antara konflik antar orangtua dengan agresivitas
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR
ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS PADA
REMAJA PUTERI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Zipora Stephanie
NIM: 089114049
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR
ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS PADA
REMAJA PUTERI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Zipora Stephanie
NIM: 089114049
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Masa depan itu dibeli dari masa sekarang -Samuel Johnson-
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.
Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.
-Mario Teguh-
Ku tak akan menyerah, pada apapun juga. Sebelum kucoba semua yang ku bisa Tetapi ku berserah, kepada kehendakNya, hatiku percaya Tuhan punya rencana.. _song : Jonathan Prawira_
Jika anda terlahir dalam kemiskinan itu bukanlah kesalahan anda,
tapi jika anda mati dalam kemiskinan itu adalah kesalahan anda.
_Bill Gates_
Menang, bukan berarti menjadi “paling”.
Tetapi menang adalah karena Anda yang berusaha
lebih baik dari sebelumnya.
_Bennie Blair_
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
SKRIPSI ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Yang selalu memegang, menopang serta menuntun hidupku dalam
kebahagiaan dan kesedihan,
Serta
Untuk keluargaku terkasih dan harta terindahku dalam hidup
Papa, Mama, Ci Ita, Ko Nuh Adi, Ko Adiel
Yang selalu mendukung dan memberikan cinta kasih yang
sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA
DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA PUTERI
Zipora Stephanie
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan positif antara
konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Subjek penelitian ini adalah 112 remaja puteri dengan batasan usia 12 tahun sampai 19 tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala konflik antar orangtuadan skala perilaku agresif. Koefisien reliabilitas dari skala konflik antar orangtua adalah 0.923 dan koefisien reliabilitas dari skala perilaku agresif adalah 0.916. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu variabel konflik antar orangtua dan perilaku agresif linier karena memiliki probabilitas sebesar 0.001 (p< 0.05). Penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment untuk mengetahui hubungan antara konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0.297 dengan probabilitas 0,001(p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara konflik antar orangtuadengan perilaku agresif pada remaja puteri. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konflik antar orangtua, maka semakin tinggi perilaku agresif pada remaja puteri.
Kata kunci : Perilaku Agresif, Konflik Antar Orangtua, Remaja Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN CONFLICTBETWEENPARENTS
WITH AGGRESSIVENESS IN GIRLS ADOLESCENT
Zipora Stephanie
ABSTRACT
This research aim was to find if there was a positive correlation between conflictbetweenparents andaggressivebehavior in girls adolescent. The hypothesis proposed that there was a positive correlation between conflictbetweenparents andaggressivebehavior in girls adolescent. The research subject were 112 girls adolescent from 12 to 19 years old. Data collecting was distributing the conflictbetweenparents scaleand aggressivebehavior scale. The reliability coefficient of the conflictbetweenparents reliability coefficient was 0.923 andaggressivebehavior scale was 0.916. Result of the linearity test in this study suggesting that two variables, which were conflictbetweenparents andaggressivebehavior, was linier since they have probability by 0.001 (p < 0.05). This research used Product Moment correlation technique to finding out relationship between conflictbetweenparents and aggressivebehavior in girls adolescent. Coefficient correlation (r) obtained in this study was 0.297 with probability by 0.001 (p < 0.05). This means that there was positive correlation between conflictbetweenparents and aggressivebehavior in girls adolescent. Thus, it can be concluded that the higher conflictbetweenparents, the higher aggressivebehavior girls adolescent.
Key word: AggressiveBehavior, ConflictbetweenParents, Girls Adolescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Konflik Antar
Orangtua dengan Agresivitas Pada Remaja Puteri” ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak
pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga
Skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Dr. Christina Siwi. H., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Akademik.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Sylvia Carolina MYM., M.Si. selaku Dosen PembimbingSkripsi.
Terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan dan membimbing saya dalam
mengerjakan skripsi hingga selesai.
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, terima kasih untuk ilmu-ilmunya.
5. Seluruh karyawan Fakultas psikologi, Ibu Nanik, Mas Gandung, Mas
Doni, Mas Muji, dan Pak Gie terima kasih untuk keramahan dan
pelayanan selama menjalani perkuliahan.
6. Bapak Paulus Sumardi, Selaku Kepala Sekolah SMP Bruderan Purwokerto
yang telah memberikan ijin dalam menjalankan penelitian dan telah
membantu dalam sarana penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Bapak Anton Bagjiantoro selaku Kepala Sekolah SMA Bruderan
Purwokerto, Serta Bapak Cahyana selaku Guru di SMA tersebut yang
telah memberikan ijin untuk dilakukannya penelitian. Terimakasih untuk
bantuan dan pendampingan selama penelitian berlangsung.
8. Papa Akong Riyanto dan Mama Gianti Rutwati yang telah menjadi
malaikat dalam hidupku. Trimakasih atas dukungan, doa, bantuan baik
dalam biaya sekolah sejak kecil hingga sekarang. Trimakasih atas cinta
yang papa dan mama berikan untukku. Selama Fani di Yogyakarta, hanya
hasil ini yang dapat fani berikan pada papa dan mama. Tetapi, usaha dan
keinginan untuk membahagiakan papa dan mama akan terus fani
perjuangkan selama-lamanya. Thanks for your love unconditioning daddy
and mom... i love you..
9. Saudara kandung Ci drh. Mei Ita Riyanti M.Sc, dan Ooh Adiel Rahmanto,
S.Si, serta kakak ipar Ko drh. Nuh Adi Irawan M.Sc, Terimakasih atas
doa, suport, dan semangat yang kalian berikan. Terimakasih juga atas
bantuan dan pendampingan selama mengikuti kuliah dan menulis skripsi.
Kalian selalu menjagaku dan selalu menghiburku disaat aku merasa bosan
dan saat aku merasa sangat lemah dan putus asa.I Love You so Much.
10. Seseorang yang selalu ada di hatiku, Yose Yordan. Trimakasih untuk
dukungan, semangat, dan kesabarannya dalam menjalani hari-hari
bersamaku. Trimakasih untuk cinta yang diberikan dengan mengerti segala
kekuranganku namun terus melengkapiku dan menyemangatiku untuk
menjadi seorang yang lebih baik. Kau tak akan terganti. Terimakasih juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
untuk keluarga ko Yordan, trimakasih untuk dukungan dan semangatnya
selama ini. I Love You so much.
11. Untuk keponakanku, Mochan dan Mopy, juga untuk Alm Molexa.
Terimakasih karena kalian terlah menghiburku, menemaniku, dan
menjadikanku semangat dan terhibur.
12. Untuk keluarga di Solo, Om drh. Bambang Irawan, Tante Debora Iis, Ci
dr. Erika Irawan, dan Hana Amelia Irawan. Juga untuk Ci Vika Yolanda di
Semarang, terimakasih untuk doa dan dukungan selama ini.
13. Untuk sahabatku yang akan selalu ada di hatiku, Nia, Ivana, Nony, Maria,
Titin, Ivone, Melisa, Lisa. Walaupun kalian jauh, tapi kalian tetap yang
terbaik untukku. Terimakasih untuk sukacita kita selama ini. Terimakasih
untuk semangat dan dukungan kalian.
14. Untuk teman-teman di gereja, ka Tien Tamba, Danank, Daniel, mas Agiel,
Mas Andri, Aris, Mba ari, dll. Terimakasih atas dukungan dan doa kalian
selama ini. Terimakasih karena terus menyemangatiku ketika aku sedang
putus asa.
15. Sahabatku di kampus selama, Desy, Nindy, Dian, Mitha, Ci Lita, Irin,
Aldo, Siska, Rina, Henry, Nopai, Agnes, Ricky, Skolastika, Ines, dan
teman-teman yang lain. Terimakasih atas kebersamaan kalian dan
perjuangan kita bersama dari Semester I.
16. Teman-teman satu dosen pembimbing, cik Grace, Valle, Anna, Dian,
Vicke, Anggun, Waldi, Mba Ayu, Mba Manda, dll. Terimakasih atas ilmu-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ilmu yang saling diberikan. Terimakasih untuk kebersamaan dan suka
duka dalam menulis skripsi.
Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan Skripsi ini
sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Terima kasih.
Yogyakarta, September 2012
Penulis
Zipora Stephanie
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................. 11
A. Remaja ......................................................................................... 11
1. Pengertian Remaja ............................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Tahap Perkembangan Remaja ........................................... 11
3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja ................................ 12
4. Tugas Perkembangan Pada Remaja Puteri ...................... 16
B. Perilaku Agresif ......................................................................... 18
1. Pengertian Perilaku Agresif ................................................ 18
2. Aspek-aspek Perilaku Agresif ............................................. 19
3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif ......................................... 20
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif ...... 24
5. Perilaku Agresif Pada Remaja Puteri ................................ 28
C. Konflik ........................................................................................ 29
1. Pengertian Konflik .............................................................. 29
2. Pengertian Konflik Antar Orangtua ................................. 30
3. Aspek-aspek Konflik Antar Orangtua ............................... 32
4. Sumber Konflik Antar Orangtua ....................................... 33
D. Dinamika Hubungan Antara Konflik Antar Orangtua dan
Perilaku Agresif .......................................................................... 36
E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 41
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 42
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 42
B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................ 42
C. Definisi Operasional ................................................................... 42
1. Konflik Antar Orangtua ..................................................... 42
2. Perilaku Agresif .................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
D. Subjek Penelitian ........................................................................ 49
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 49
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................ 52
1. Estimasi Validitas ................................................................. 52
2. Seleksi Item ........................................................................... 53
3. Estimasi Reliabilitas ............................................................. 58
G. Teknik Analisis Data .................................................................. 59
1. Uji Asumsi ............................................................................. 59
a. Uji Normalitas ................................................................. 59
b. Uji Linearitas .................................................................. 59
2. Uji Hipotesis .......................................................................... 60
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 61
A. Pra Penelitian, Pelaksanaan Penelitian dan Data
Demografi .................................................................................... 61
1. Pra Penelitian ........................................................................ 61
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 62
3. Data Demografi ..................................................................... 64
B. Analisis Data ............................................................................... 64
1. Uji Normalitas ....................................................................... 64
2. Uji Linearitas ........................................................................ 65
3. Uji Hipotesis .......................................................................... 66
4. Uji Tambahan ....................................................................... 67
C. Pembahasan ................................................................................ 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 75
A. Kesimpulan ................................................................................ 75
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 76
C. Saran ......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 78
LAMPIRAN .......................................................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blueprint Skala Perilaku Agresif ........................................... 50
Tabel 2 Blueprint Skala Konflik Antar Orangtua ............................. 52
Tabel 3 Blueprint Skala Perilaku Agresif Sebelum Uji Coba .......... 54
Tabel 4 Blueprint Skala Perilaku Agresif Setelah Uji Coba ............. 55
Tabel 5 Blueprint SkalaPerilaku Agresif Setelah Dilakukan
Penyusunan Ulang .................................................................. 56
Tabel 6 Blueprint SkalaKonflik Antar Orangtua Sebelum Uji Coba 56
Tabel 7 Blueprint Skala Konflik Antar Orangtua Setelah Uji Coba 57
Tabel 8 Blueprint Skala Konflik Antar Orangtua Setelah Dilakukan
Penyusunan Ulang .................................................................. 58
Tabel 9 Deskripsi Usia Subjek Penelitian ........................................... 64
Tabel 10 Ringkasan Uji Normalitas ................................................... 65
Tabel 11 Ringkasan Uji Linearitas ...................................................... 66
Tabel 12 Hasil Skor Korelasi Antara Konflik Antar Orangtua
Dan Perilaku Agresif ............................................................ 67
Tabel 13 Ringkasan Uji T ..................................................................... 68
Tabel 14 Ringkasan Mean Perilaku Agresif ....................................... 69
Tabel 15 Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean Empirik Perilaku
Agresif ................................................................................... 69
Tabel 16 Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean Empirik Konflik
Antar Orangtua ................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Penelitian ................................................................ 83
Lampiran 2Hasil Penelitian ................................................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku agresif merupakan fenomena yang umum terjadi di
masyarakat. Fenomena ini tidak pernah surut bahkan cenderung meningkat.
Hal tersebut terbukti dari banyaknya berita di media massa terkait dengan
Perilaku agresif yang dilakukan remaja. Sebagai contoh di daerah UKI
(Universitas Kristen Indonesia) Jakarta pada tanggal 18 Febuari 2007 terjadi
tawuran antara pelajar SMK Bakti-Cawang dan STM Penerbangan-blok M,
yang mengakibatkan salah seorang siswa terkena luka bacok di kepala
(“Tawuran antar pelajar SMK Bkati Cawang”, 2007). Di Blok-M Jakarta
Selatan pada tanggal 4 Oktober 2007 terjadi tawuran antara 2 SMA yaitu
SMA 6 Mahakam dan SMA 70 Bulungan yang melibatkan ratusan siswa dari
masing-masing sekolah (“Tawuran antar 2 SMA”, 2007). Kemudian di
Jakarta Selatan pada tanggal 20 Februari 2009 terjadi tawuran antar pelajar
yang melibatkan setidaknya lebih dari 50 siswa yang berasal dari SMU
Cendrawasih dan STM Bakti Data (“Tawuran antar pelajar”, 2009). Selain
tawuran-tawuran yang terjadi, ada banyak tindakan perilaku agresif lain yang
dilakukan remaja seperti yang di laporkan oleh Kepala Bapas Surakarta
antara lain selama tahun 2001 sebanyak 98 kasus. Dari kasus tersebut, remaja
yang melakukan pencurian sebanyak 50 kasus, melanggar lalu lintas 3 kasus,
melakukan pengrusakan 2 kasus, melakukan penganiayaan 14 kasus,
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
melakukan tindakan asusila 9 kasus, perkelahian menggunakan senjata tajam
1 kasus, pengeroyokan 1 kasus, pemerkosaan 7 kasus, dan melakukan
tindakan kekerasan 2 kasus. (“Laporan Kepala Bapas Surakarta”, 2001).
Perilaku agresif yang sering terjadi memang didominasi oleh remaja
putera, namun perilaku agresif juga dapat dilakukan oleh para remaja puteri.
Sebagai contoh pada akhir tahun 2011 di Bali, terjadi pengroyokan yang
dilakukan oleh geng motor puteri dengan korbannya yang juga salah satu
anggota motor tersebut. Pengroyokan tersebut disebabkan oleh hal sepele
namun para pelakunya sudah merencanakan pengroyokan tersebut dengan
menyiapkan botol bir dan gunting untuk menganiaya korbannya. Kejadian
tersebut sangat meresahkan warga Bali karena takut terjadi kerusuhan yang
semakin meluas. (“Pengroyokan remaja puteri di Bali”, 2011). Selain itu
pada 22 Oktober 2008 di Tulungagung, Jawa Timur, terjadi perilaku
agresifyang dilakukan oleh geng siswi SMU favorit di Tulungagung. Anggota
geng siswi yang menamakan dirinya sebagai “Geng Nyik-nyik” ini
melakukan penganiayaan pada seorang siswi lainnya di depan kantin sekolah.
Pelaku terlihat menampar muka dan menjambak rambut korbannya. Korban
berusaha melawan, namun tidak berdaya karena dikeroyok oleh beberapa
siswi. Hal ini dikarenakan korban tidak mau membelikan makanan untuk
geng tersebut. (“Geng cewek nyik-nyik”, 2008). Tentu contoh-contoh tersebut
tidaklah mewakili semua bentuk perilaku agresif yang terjadi. Di luar itu
masih banyak perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja yang telah terjadi.
Setidaknya, contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
agresifremaja sangat marak terjadi dan begitu mudah dijumpai dalam
kehidupan masyarakat kita. Bukan hanya para remaja putera saja yang
menjadi pelaku, namun remaja puteri juga sudah menunjukan perilaku
agresif.
Banyak hal yang dapat menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif di
kalangan remaja. Salah satu tokoh psikologi sosial mengelompokan penyebab
perilaku agresif. Tokoh tersebut adalah Baron dan Byrne (1984) yang
mengelompokan tiga penyebab dasar perilaku agresif, yaitu perilaku agresif
sebagai perilaku bawaan, dorongan yang berasal dari luar, dan pembelajaran
sosial. Dari tiga penyebab dasar agresivitas tersebut, oleh beberapa ahli
kemudian dikelompokkan sebagai faktor internal dan faktor eksternal.
Kondisi internal bisa terdiri dari : kepribadian, hubungan interpersonal, dan
kemampuan. Sedangkan kondisi eksternal bisa terdiri dari : frustrasi,
provokasi, dan model yang kurang baik yang dipengaruhi dari : media massa,
pengaruh lingkungan keluarga, dan pengaruh lingkungan sebaya.
Setelah dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal,
Monks (2002) menambahkan penjabaran lebih detail dengan menyatakan
bahwa faktor yang berasal dari kondisi internal dapat berupa remaja yang
masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya.
Hal ini dikarenakan, remaja sedang mengalami berbagai perubahan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikologis. Hal tersebut membawa
dampak psikologis terutama berkaitan dengan adanya gejolak emosi dan
tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
norma sosial yang berlaku. Ketegangan-ketegangan yang dialami remaja
kadang-kadang tidak terselesaikan dengan baik yang kemudian menjadi
konflik berkepanjangan. Ketidakmampuan remaja dalam mengantisipasi
konflik akan menyebabkan perasaan gagal yang mengarah pada frustrasi.
Bentuk reaksi yang terjadi akibat frustrasi diantaranya perilaku kekerasan
yang dilakukan untuk menyakiti diri atau orang lain, yang sering disebut
agresi. Frustrasi tersebut sering mengganggu inteligensi dan kepribadian anak
sehingga kalut batinnya lalu melakukan perkelahian, kekerasan, kekejaman,
teror terhadap lingkungan dan perilaku agresif lainnya. Dari penjelasan di
atas, dapat diketahui remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi
untuk bertindak agresif.
Salah satu faktor ekternal yang dapat memicu remaja melakukan
tindakan agresif adalah dari tayangan televisi yang berisi kekerasan. Menurut
penelitian yang telah dilakukanoleh Apollo dan Ancok (2003), diperoleh hasil
adanya hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan
televisi yang berisi kekerasan dengan kecenderungan agresivitas remaja. Hal
ini dikarenakan televisi dapat menjadi sebuah pendorong sekaligus guru bagi
norma-norma perilaku anti-sosial ketika menyadarkan betapa banyak karakter
di televisi yang melakukan perilaku anti-sosial. Beberapa penelitian juga
membuktikan bahwa perkembangan dan perilaku manusia banyak
dipengaruhi oleh televisi. Salah satu diantaranya penelitian yang dilakukan
oleh Tucher (1897) yang melaporkan bahwa remaja yang menonton televisi
pada tingkat rendah ternyata lebih sehat secara fisik, emosi lebih stabil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
imajinatif, santai, aktif secara fisik, dapat mengontrol diri, cerdas, bermoral,
berpendidikan, religius, dan lebih percaya diri daripada remaja yang sering
menonton televisi, dan mereka juga tidak banyak mempunyai masalah
psikologis.
Faktor eksternal lain yang dapat memicu remaja menjadi berperilaku
agresif adalah teman sebaya. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan
Puspitawati (2008) menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara teman sebaya dengan perilaku agresif. Pergaulan dengan teman sebaya
sangat berguna bagi remaja karena merupakan fundamental bagi kehidupan
bermasyarakat. Namun, perlu diwaspadai karena pengaruh teman sebaya
dapat memberikan peluang penyimpangan perilaku yang mengarah pada
kemerosotan moral.
Terdapat banyak faktor yang dapat memberikan kemungkinan remaja
berperilaku agresif. Salah satu faktor tersebut adalah hubungan antara kedua
orangtua. Hurlock (1987) menyatakan bahwa anak-anak yang berada pada
hubungan perkawinan orangtuanya bahagia akan mempersepsikan rumah
mereka sebagai suatu tempat yang menyenangkan untuk hidup, dan keluarga
mereka adalah kelompok individu yang menyenangkan. Namun, apabila
hubungan keluarga buruk, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lain,
dan tercipta suasana yang tidak menyenangkan. Pernyataan tersebut juga
serupa dengan pernyataan Hawari (1997) yang menyatakan bahwa
keharmonisan keluarga sebenarnya terletak pada erat tidaknya hubungan
antar anggota keluarga, seperti ayah, ibu, dan anak. Rendahnya kualitas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kuantitas konflik antara suami istri dalam keluarga merupakan indikasi dari
keluarga yang harmonis.
Hawari (1997) juga menambahkan bahwa suatu keluarga yang baik
merupakan model bagi setiap individu yang terlibat didalamnya. Anak
biasanya mengamati dan memodeling perilaku orangtua. Karena pada
awalnya mereka belajar dari mengamati dan memodeling perilaku
orangtuanya. Dengan mengamati keadaan keluarga dan sikap yang dimiliki
oleh orangtuanya, anak memperoleh gagasan tersendiri mengenai kehidupan
berkeluarga dan perkawinan. Sayangnya hubungan dalam keluarga tidak
senantiasa sempurna. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap keluarga akan
timbul konflik dan persoalan yang tidak terelakan.
Apollo dan Ancok (2003) menambahkan bahwa apabila konflik antara
orang tua terjadi secara terus menerus, maka akan membuat anak menjadi
tumbuh dalam situasi berkonflik, walaupun konflik tersebut bisa jadi tidak
melibatkan anak mereka ataupun anak ikut menjadi pelampiasan konflik.
Situasi tersebut menimbulkan frustrasi bagi anak mereka. Frustrasi tersebut
muncul dari anak yang seringkali merasa tertekan melihat pertengkaran yang
terjadi diantara kedua orangtuanya. Walaupun remaja sudah memiliki
pemikiran secara kritis mengenai apa yang baik dan yang buruk, namun
permasalahan yang terjadi pada orangtua yang membuat anak menjadi
frustrasi karena tekanan-tekanan dan perasaan kebimbangan akan situasi yang
ada ditengah-tengahnya memiliki pengaruh pada anak untuk berperilaku
agresif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Peran orangtua merupakan titik sentral dalam usaha menciptakan
suasana rumah yang aman bagi anak mereka. Suasana yang aman bagi anak
dapat berupa hubungan keharmonisan antar anggota keluarga. Hal ini serupa
dengan pernyataan Apollo dan Ancok (2003)bahwa cara orangtua
mengembangkan pola hubungan yang harmonis diantara pasangan, akan
menjadi teladan bagi anak mereka dalam mengembangkan hubungan yang
harmonis pula dengan kedua orangtuanya. Pada akhirnya juga akan
mempengaruhi pola hubungan yang dikembangkan anak dengan saudara-
saudaranya dan dengan orang lain. Sedangkan apabila konflik-konflik yang
berkembang antara orangtua menjadi berlarut-larut, dapat menimbulkan
berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam
hubungannya antara remaja dan orangtuanya. Kondisi demikian merupakan
suatu keadaan yang tidak baik bagi remaja yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan yang kompleks, baik fisik maupun sosial termasuk pendidikan,
antara lain dapat menimbulkan keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya
maupun berbagai permasalahan agresivitas.
Penelitian yang mengarah pada hubungan antara konflik antara
orangtua dengan perilaku agresif remaja sudah pernah ada yang meneliti.
Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lewis (2010) yang
dilakukan pada subjek 365 mahasiswa dengan rata-rata umur putera 19,49
dan rata-rata umur puteri 19,62. Hasil dari penelitian tersebut hanya
menunjukkan perilaku agresif dalam khas remaja putera. Selain itu, penelitian
lain dilakukan oleh Puspitawati (2008) yang hanya dilakukan di STM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dengansubjeknya berjenis kelamin remaja putera. Oleh karena itu,
kebanyakan dari penelitian yang sudah ada melakukan penelitian pada subjek
remaja putera dan memberikan hasil perilaku agresif dalam khas remaja
putera. Hal ini melatar belakangi peneliti ingin meneliti mengenai “hubungan
antara konflik orangtua dengan perilaku agresif remaja”. Namunpeneliti
ingin menggunakan subjek penelitian pada remaja puteri. Oleh karena itu,
peneliti ingin menfokuskan pada “hubungan antara konflik antar orangtua
dengan perilaku agresif pada remaja puteri”.
Menurut Kartono dan Kartini (2006), remaja puteri memiliki peran
penting pada masa depannya. Hal ini dikarenakan remaja puteri akan menjadi
seorang ibu. Seorang ibu akan memiliki tanggung jawab yang besar dalam
membesarkan dan mendidik anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan relasi
seorang ibu pada anak sangat penting. Apabila seorang ibu memiliki riwayat
masa remaja yang berperilaku agresif, anak tersebut memiliki kemungkinan
untuk berperilaku agresifpada masa dewasanya. Oleh karena itu,perilaku
agresif tersebut dapat ditiru atau dimodeling oleh anak mereka nantinya.
Perilaku agresif tersebut juga dapat terjadi karena adanya proses
pembelajaran. Pembelajaran yang secara terus menerus akan membuat anak
menjadi lebih dapat mengeluarkan ekspresi negatif mereka. Jika hal tersebut
terjadi maka akan berdampak negatif pada diri anak sendiri dan relasi dengan
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian: Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara
konflik antar orangtua denganperilaku agresif pada remaja puteri?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian adalah
sebagai berikut: Untuk melihat hubungan positif yang signifikan antara
konflik antar orangtuadengan perilaku agresif pada remaja puteri.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan teori, khususnya ilmu psikologi sosial dan psikologi
perkembangan yang dapat memasukan gambaran mengenai hubungan
antara konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri.
2. Secara Praktis
a. Manfaat bagi remaja puteriadalah agar dapat menambah
pengetahuan mengenai hubungan antara konflik antar orangtua
dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Melalui pengetahuan
tersebut, remaja puteri dapat mengolah emosi secara tepat sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dengan situasi dan kondisi lingkungan serta dengan cara yang dapat
diterima masyarakat sehingga dapat mengurangi angka agresivitas
yang terjadi.
b. Manfaat bagi orangtua adalah untuk dapat memberikan gambaran
mengenai hubungan konflik antar orangtua dengan perilaku
agresivitas yang terjadi pada remaja puteri, sehingga dapat
mempertimbangkan cara-cara menangani konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
MenurutMonks(2002), istilah adolesensiatau remaja berasal dari
kata latin yaitu ‘adolescere’ yang berarti perkembangan menjadi dewasa.
Piaget (dalam Hurlock,1999) menambahkan pernyataan tersebut bahwa
istilah adolescence mempunyai arti lebih luas yaitu mencakup emosional,
mental, sosial dan fisik. Dari dua definisi adolescene yang diberikan oleh
Monks dan Piaget tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa remaja
merupakan perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosi dan sosial, sesuai
dengan yang dinyatakan oleh Santrock (2003).
2. Tahap Perkembangan Remaja
Batasan usia yang ditetapkan para ahli untuk masa remaja berbeda-
beda. Rentan usia remaja menurut Santrock (2003) adalah antara 12
sampai 19 tahun. Santrock membagi 2 masa remaja menjadi 2 fase, yaitu
remaja awal (early adolescence) yaitu antara 12 sampai 15 tahun yang
diperkirakan sama dengan masa sekolah menengah pertama dan sedang
mengalami masa pubertas dan masa perubahan dan perkembangan, dan
remaja akhir (late adolescence) yaitu 16 sampai 19 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pendapat yang hampir sama dengan Santrock adalah Hurlock
(1999) yang menyatakan rentang usia remaja berkisar pada usia 13-18
tahun. Hurlock (1999) membagi usia remaja menjadi dua bagian, yaitu
awal masa awal remaja yang berlangsung dari usia 13 tahun sampai 17
tahun, dan masa akhir remaja yang bermula dari usia 17 tahun sampai 18
tahun.
Berbeda dengan pendapat Hurlock dan Santrock yang membagi
usia remaja menjadi dua bagian, Monks (2002) menyatakan bahwa
batasan usia remaja antara 12 sampai 21 tahun, yang terbagi dalam tiga
fase yaitu remaja awal yakni antara usia 12 hingga 15 tahun, remaja
tengah/madya antara usia 15 hingga 18 tahun dan remaja akhir yang
berusia antara 18 hingga 21 tahun.
Senada dengan pendapat Monks, Suryabrata (1981) membagi masa
remaja menjadi tiga, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja
pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun. Pada masa
remaja mengalami perkembangan kematangan alat kelamin fisik, dimana
remaja puteri mengalami menstruasi yang berkisar pada usia 11 hingga
15 tahun. Berdasarkan data diatas, peneliti menggunakan rentang usia 12
hingga 19 tahun sesuai dengan pandangan Santrock (2003).
3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja
Menurut Santrock (2003), masa remaja adalah suatu masa dimana
terjadi berbagai perubahan dan perkembangan. Pada masa remaja terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perubahan dan perkembangan yang cepat baik secara aspek fisik,
kognitif, emosi maupun sosial. Aspek-aspek tersebut antara lain:
a. Perkembangan Fisik
Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan
aspek fisiologis, di masa remaja kelenjar hipofesa menjadi masak
dan mengeluarkan beberapa hormone, seperti hormone gonotrop
yang berfungsi untuk mempercepat kemasakan sel telur. Dampak
dari produksi hormone tersebut, seperti yang dikemukakan oleh
Atwater (1992) adalah dengan menstruasi, membesarnya pinggul,
buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol. Tumbuh
rambut dikemaluan, ketiak, lengan kaki serta kulit wajah. Terjadi
perubahan suara dari kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodious).
Kelenjar keringat lebih aktif sehingga kulit menjadi lebih kasar dan
pori-pori bertambah besar.
Perubahan perkembangan remaja puteri berlangsung dengan
cepat. Friedman (1998) menyatakan bahwa remaja puteri
membutuhkan dukungan dari orangtua dan keluarga. Apabila
keluarga mengalami berbagai macam konflik, maka dukungan pada
remaja menjadi terabaikan. Hal ini memungkinkan remaja menjadi
tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri dan
berpengaruh terhadap psikologis remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Perkembangan Kognitif
Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena
perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget,
remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka. Dimana
informasi yang didapat tidak langsung begitu saja diterima ke dalam
skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan hal-hal
atau ide-ide yang lebih penting dibanding lainnya, lalu remaja juga
sudah mampu menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja
tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi
remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga
memunculkan suatu ide baru. Remaja puteri mengalami
perkembangan kognitif dengan melibatkan juga perkembangan
emosional. Friedman (1998) menyatakan bahwa apabila yang
dialami dan diamati oleh remaja puteri adalah suatu bentuk
pertikaian diantara orangtua, remaja puteri menggunakan pengolahan
pemikiran dan juga perasaan untuk juga dapat merasakan apa yang
terjadi dalam kehidupan keluarga dan juga orangtua. Hal ini
membuat remaja puteri diharapkan sudah dapat mengolah sendiri
apa yang terjadi. Hal ini dikarenakan remaja sudah dapat memberi
penilaian tersendiri dan mengolah pemikiran tersendiri.
c. Perkembangan Sosial-Emosional
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa
remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Peningkatan emosional remaja didukung dari segi kondisi sosial,
dimana pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukan
pada remaja. Remaja puteri memiliki emosional yang lebih halus.
Hal ini dikarenakan tuntutan remaja puteri yang diharapkan mampu
menjaga emosi secara tidak berlebih dan mengeluarkan emosi secara
tepat. Namun pada perkembangannya, remaja juga mengalami
tuntutan dan tekanan yang berasal dari lingkungan keluarga dan
lingkungan dari masyarakat. Misalnya,tuntunan yang remaja puteri
peroleh adalah mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti
anak-anak, mereka harus mandiri dan bertanggung jawab serta harus
menjaga peran sebagai remaja puteri. Selain itu, menurut Friedman
(1998), tekanan yang diperoleh dari remaja adalah permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada keluarga membuat remaja menjadi
kurang nyaman dengan situasi tersebut. Dengan demikian, seiring
dengan perkembangannya remaja akan mampu menahan diri untuk
tidak mengeksperesikan emosi secara ekstrim dan mampu
mengekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
Oleh karena itu, Hurlock(1999), memberikan istilah bahwa
remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan reaksi
emosi yang stabil. Nuryoto (1992) menambahkan pandangan
tersebut dengan memaparkan ciri-ciri kematangan emosi pada masa
remaja yang ditandai dengan sikap sebagai berikut: (1) tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
bersikap kekanak-kanakan. (2) bersikap rasional. (3) bersikap
objektif (4) dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman
untuk bertindak lebih lanjut. (5) bertanggung jawab terhadap
tindakan yang dilakukan. (6) mampu menghadapi masalah dan
tantangan yang dihadapi.
4. Tugas Perkembangan Pada Remaja Puteri
Secara khusus, remaja puteri juga memiliki tugas perkembangan,
menurut Havighurs (dalam Yusuf, 2008) tugas-tugas perkembangan
masa remaja sebagai berikut:
a. Menerima keadaan fisik. Remaja puteri mengalami pertumbuhan
lebih cepat dalam hal pertumbuhan fisik bila dibandingkan dengan
remaja putera. Friedman (1998) menyatakan bahwa remaja puteri
memerlukan dukungan dari keluarga dan orangtua. Apabila remaja
puteri mengalami pengabaian dukungan dari orangtua dikarenakan
orangtua mengalami konflik pribadi, maka remaja puteri mengalami
ketidak percayadiri. Hal ini membuat dukungan dari orangtua cukup
penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada remaja puteri
sehingga remaja tersebut dapat menerima diri mereka.
b. Menerima peran sebagai wanita. Remaja puteri diharapkan mampu
menjaga peran sebagai wanita yang pada budaya Indonesia masih
menjunjung tinggi peran wanita yang baik. Friedman (1998)
menyatakan bahwa peran orangtua juga dapat menjadi panutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
remaja puteri dalam membangun perannya sebagai seorang wanita.
Oleh karena itu, remaja puteri harus dapat menentukan peran wanita
yang seperti apa yang akan menjadi langkah remaja selanjutnya.
Peran remaja puteri sekarang lebih diberikan kebebasan daripada
remaja puteri pada generasi sebelumnya, sebagai contoh remaja
puteri dapat memilih secara mandiri untuk bekerja dalam bidang
bisnis atau profesi lainnya.
c. Menjalin hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Pada
usia remaja, apabila remaja mengalami ketidaknyamanan dalam
lingkungan keluarga, maka remaja tersebut akan mencari lingkungan
yang dapat menjadi tempat perkembangan remaja. Pada remaja
puteri akan cenderung membentuk “kelompok”. Hubungan dengan
teman sebaya diharapkan dapat membuat remaja puteri menjadi
lebih nyaman dan dapat mengganti ketidaknyamanan dari konflik
antar orangtua.
d. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang
dewasa lain, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan tentang
tingkah laku pribadinya sendiri.
e. Memperoleh kebebasan untuk mengatur ekonomi/keuangan. Hal ini
dikarenakan remaja puteri lebih memiliki perhitungan dan
pengaturan ekonomi yang lebih baik dari remaja putera.
f. Memilih dan mempersiapkan diri pada suatu pekerjaan atau jabatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
g. Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang
diperlukan dalam hidup sebagai warga negara.
h. Menginginkan dan berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat.
Remaja puteri diharapkan dapat berperilaku patuh, mengikuti
arturan, tidak bersikap arogan dan bersikap tertib.
i. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
B. Perilaku Agresif
1. Pengertian Perilaku Agresif
Banyak ahli atau tokoh yang mengartikan agresi dengan makna
yang hampir serupa. Secara umum perilaku agresif dapat diartikan
sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh organisme terhadap
organisme lain atau objek lain atau bahkan pada dirinya sendiri
(Dayakisni dan Hudaniah, 2003). Dari pengertian secara umum tersebut,
Krahe (2005) menjelaskan dengan membagi perilaku agresif dalam tiga
faktor perilaku agresif yaitu, akibat yang merugikan/menyakiti, niat dan
harapan untuk merugikan, dan keinginan orang yang menjadi sasaran
agresi untuk menghindari stimulus yang merugikan itu.
Hal ini didukung oleh Robert Baron (dalam Koeswara, 1998)
yang menyatakan bahwa perilaku agresif adalah tingkah laku individu
yang ditujukan untuk melukai atau mencelakai individu lain yang tidak
menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi dari Baron ini
mencakup empat faktor tingkah laku, yaitu : tujuan untuk melukai atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mencelakakan, individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi
korban, dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku.
Medinnus dan Johnson (1974), menjelaskan bahwa perilaku agresif bisa
berupa tingkah laku fisik maupun secara verbal.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku
agresif adalah perilaku yang dilakukan dengan niat untuk
mencelakai/melukai organisme lain atau objek lain atau bahkan pada
dirinya sendiri dan menimbulkan harapan bahwa tindakan tersebut akan
menghasilkan suatu akibat yang dirasakan oleh individu atau pun
kelompok dengan adanya keinginan korban untuk menghindarinya.
2. Aspek-Aspek Perilaku Agresif
Krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresif untuk
mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu:
a. Modalitas respon (Response modality), meliputi perilaku agresif secara
fisik atau secara verbal.
b. Kualitas respon (Response quality), meliputi perilaku agresif yang
berhasil mengenai sasaran atau perilaku agresif yang gagal mengenai
sasaran.
c. Kesegeraan (Immediacy), meliputi perilaku agresif yang dilakukan
individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui
strategi-strategi secara tak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Visibilitas (Visibility), meliputi perilaku agresif yang tampak dari
perilaku individu atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan oleh
individu.
e. Hasutan (Instigation), meliputi perilaku agresif yang terjadi karena
diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan.
f. Arah sasaran (Goal direction), meliputi perilaku agresif yang terjadi
karena adanya rasa permusuhan kapada sasaran (hostility) atau yang
dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental).
g. Tipe kerusakan (Type of damage), meliputi perilaku agresif yang
menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan
psikologis pada sasaran agresi.
h. Durasi akibat (Duration of consquences), meliputi perilaku agresif
yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan
kerusakan jangka panjang.
i. Unit-unit sosial yang terlibat (Social unit involved), meliputi perilaku
agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara
berkelompok.
3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif
Menurut Buss, (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003 ) perilaku
agresif dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Dapat di ekpresikan secara
verbal, seperti memaki atau penyerangan meliputi serangan langsung
terhadap orang lain atau serangan tidak langsung sebagai contoh posesif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
terhadap orang lain. Perilaku agresif dapat diekspresikan secara pasif,
seperti ketika seseorang menghalangi pekerjaan orang lain dengan
mengalihkan perhatian orang tersebut atau sikap tidak mau bekerja sama.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Buss (dalam Dayakisni dan
Hudaniah, 2003) membagi perilaku agresif kedalam beberapa bentuk
yaitu:
a. Perilaku agresif fisik aktif langsung
Perilaku agresiffisik aktif langsung adalah perilaku agresiffisik
yang dilakukan individu atau kelompok dengan cara berhadapan
secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
target dan terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya memukul,
menikam atau menembak seseorang.
b. Perilaku agresif fisik pasif langsung
Perilaku agresif fisik pasif langsung adalah perilaku
agresiffisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara
tidak berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain
yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung.
Contohnya memasang ranjau atau jebakan untuk melukai orang lain,
menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh orang lain.
c. Perilaku agresif fisik aktif tidak langsung
Perilaku agresif fisik aktif tidak langsung adalah perilaku
agresiffisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
menjadi targetnya namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung.
Contohnya demonstrasi, aksi mogok dan aksi diam.
d. Perilaku agresif fisik pasif tidak langsung
Perilaku agresif fisik pasif tidak langsung adalah perilaku
agresif fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara
tidak berhadapan dengan individu atau kelompok lain yang menjadi
targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya
tidak peduli, apatis, masa bodoh, menolak melakukan tugas penting,
tidak mau melakukan perintah.
e. Perilaku agresif verbal aktif langsung.
Perilaku agresif verbal aktif langsung adalah perilaku agresif
verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara
berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain.
Contoh menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan,
mengomel.
f. Perilaku agresif verbal aktif tidak langsung.
Perilaku agresif verbal aktif tidak langsung adalah perilaku
agresif yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak
berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang
menjadi targetnya. Contoh menyebarkan berita tidak benar atau gosip
tentang orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
g. Perilaku agresif verbal pasif langsung.
Perilaku agresif verbal pasif langsung, yaitu perilaku agresif
verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak
berhadapan dengan individu atau kelompok lain namun tidak terjadi
kontak verbal secara langsung, seperti menolak bicara, bungkam.
h. Perilaku agresif verbal pasif tidak langsung.
Perilaku agresif verbal pasif tidak langsung, yaitu perilaku
agresif verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain yang
menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung,
seperti tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak suara.
Sementara itu Medinus dan Johnson (dalam Dayakisni, 2003)
mengelompokkan agresi menjadi empat kategori yang hampir sama
dengan pengelompokan yang dipaparkan oleh Buss, pengelompokan
tersebut yaitu :
a. Menyerang fisik, yang termasuk didalamnya adalah memukul,
mendorong, meludahi, menendang, menggigit, meninju, memarahi
dan merampas.
b. Menyerang suatu objek, yang dimaksudkan disini adalah menyerang
benda mati atau binatang
c. Secara verbal atau simbolis, yang termasuk didalamnya adalah
mengancam secara verbal, memburuk-burukkan orang lain, sikap
mengancam dan sikap menuntut.
d. Pelanggaran terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif
Menurut Martono dan Joewana (2006), ada faktor-faktor
penyebab timbulnya perilaku agresif, antara lain:
a. Faktor Pribadi
Remaja dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Di
lain pihak, ia harus mengembangkan identitas diri secara positif. Ia
harus beralih dari reaksi kekanak-kanakan ke pertimbangan yang lebih
rasional dan dewasa. Oleh karena itu, remaja perlu memiliki pedoman
tata nilai yang jelas. Jika remaja tidakmemiliki pedoman tata nilai
yang jelas maka kemungkinan akan terjadi kekaburan nilai. Apalagi
jika tidak ada tokoh yang dapat dijadikan panutan atau norma-norma
masyarakat juga dapat memungkin memiliki kekaburan dan
ketidakjelasan nilai. Hal ini akan mengakibatkan terjadi krisis
identitas pada diri remaja.
Tidak tercapainya identitas diri yang positif, menimbulkan
ketegangan (stress) dan kecemasan pada remaja. Kekerasan
merupakan sikap agresi sebagai pelampiasan rasa frustrasi. Mereka
mengambil identitas negatif dan terjerumus pada kenakalan remaja.
Bagi mereka, lebih baik daripada terombang-ambing dalam
ketidaktahuan diri.
b. Faktor Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan
pertama bagi anak. Jika suasana keluarga kurang mendukung, pasti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
terjadi gangguan perkembangan kejiwaan anak. Sumbernya, antara
lain rumah tangga kacau, orang tua yang berkonflik, orang tua sibuk
dan kurang memperhatikan kebutuhan kasih sayang bagi anak, orang
tua terlalu memanjakan anak, kurangnya perhatian terhadap
pendidikan anak, perilaku orang tua yang tidak dewasa dan
menyimpang.
c. Faktor Lingkungan Kelompok Sebaya
Jika kondisi di rumah kurang menunjang, anak mencari
perhatian dan identitas diri diluar. Kelompok teman sebaya memiliki
kemungkinan dapat mempengaruhi remaja menjadi agresif. Remaja
ingin diterima kelompok sebayanya sehingga mau mengikuti
peraturan dan norma yang ditetapkan kelompok. Ada rasa bangga
karena banyak kawan dan merasa diri popular. Ukuran popularitas
adalah kemewahan, kekuatan fisik, kelihaian, dan sebagainya.
d. Faktor Lingkungan Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak menguntungkan proses pendidikan
pada anak, keadaan guru dan sistem pengajaran yang tidak menarik,
menyebabkan anak cepat bosan. Untuk menyalurkan rasa tidak
puasnya, mereka meninggalkan sekolah atau membolos dan
bergabung dengan kelompok anak-anak yang tidak sekolah, yang
pekerjaannya hanya berkeliaran tanpa tujuan yang jelas.
Selain faktor-faktor tersebut, jumlah siswa yang terlalu besar,
kesenjangan sosial-ekonomi, baik antara para pelajar maupun antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pelajar dan guru, disiplin dan tata-tertib sekolah yang rendah,
kurangnya sarana dan prasarana sekolah, memahami didaktik atau
metodik mengajar, kurangnya kegiatan ekstrakurikuler, merupakan
faktor-faktor penyebab perilaku agresif remaja.
e. Faktor Lingkungan Masyarakat
Kondisi sosial ekonomi, besarnya jurang antara kelompok
yang ‘punya’ dan yang ‘tidak punya’, kurangnya sarana transportasi,
lingkungan fisik perkotaan yang tidak mendukung perkembangan diri
anak dan remaja, situasi politik yang tidak menentu, lemahnya
penegakan hukum, rendahnya disiplin masyarakat, dan pengaruh
media massa merupakan penyebab meningkatnya budaya kekerasan.
Berbeda dengan Martono dan Joewana, menurut Deaux, Dane,
&Wrightsman (1993) faktor atau kondisi yang mempengaruhi munculnya
perilaku agresif yaitu :
a. General arousal
Model general arousal menunjuk pada keadaan arousal yang
umum yang akan meningkatkan kecenderungan perilaku agresif.
Ekspresi kemarahan maupun emosi yang lainnya tergantung pada
tiga faktor yaitu kebiasaan / watak seseorang yang dipelajari,
beberapa sumber yang memberikan arousal, dan interprestasi
seseorang tentang keadaan arousal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Serangan secara fisik dan verbal
Perkataan langsung dan serangan fisik adalah pengaruh yang
paling nyata dalam perilaku agresif. Dalam segala kemungkinan
seseorang akan terpancing (dan akan bereaksi) untuk membalas
agresi fisik dan verbal tersebut.
c. Dorongan pihak ketiga
Agresi tidak selalu muncul dalam keadaan terisolasi.
Seringkali orang-orang lain yang berada disekitar kita ikut terlibat
dalam interaksi. Contohnya dalam suatu pertarungan, penonton dapat
secara antusias memaksa petarung favorit mereka untuk
menghancurkan lawan.
d. De-individusiasi
Saat orang-orang tidak bisa terindentifikasi, mereka
cenderung untuk membentuk sikap anti sosial. Jelasnya, agresi lebih
mungkin dan lebih dapat ditoleransi saat kita tidak bisa melihat
konsekuensi dari tindakan kita.
e. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sering kali mempengaruhi mood
seseorang. Donnersitein dan Wilson (1976) berdasarkan hasil
penelitiannya menemukan bahwa tingkat keributan dapat menambah
tingkat perilaku agresif. Kondisi udara yang tidak menyenangkan
seperti asap, kabut, juga mempengaruhi perilaku agresif. Banyak
orang juga mempengaruhi sugesti dalam hubungan antara temperatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dan kekerasan. Robert Baron dan mahasiswanya menemukan bahwa
dalam beberapa kondisi, cuaca panas menambah kecenderungan
perilaku agresif, bahkan pada subjek yang tidak sedang marah.
f. Media massa
Di beberapa media televisi sering menampilkan program
yang acaranya sebagian besar berupa penayangan film yang
bertemakan kekerasan, perkelahian, pemukulan, pembunuhan,
kekerasan media massa semacam ini dianggap dapat merangsang
untuk berperilaku agresif.
g. Frustrasi
Tahun 1939, Dollard, Doob, Miller, Mowrer dan Sears
membuat hipotesa bahwa frustrasi adalah sebagai penyebab dari
perilaku agresif. Hipotesa frustrasi – perilaku agresif mengangatakan
bahwa terjadinya perilaku agresif selalu diikuti oleh frustrasi. Disisi
lain Wagiman (1997) menyatakan bahwa hukuman merupakan salah
satu alat yang digunakan untuk mendisiplinkan anak. Namun
hukuman juga dapat mengakibatkan anak menjadi frustrasi.
Sehingga frustasi dapat menyebabkan perilaku agresif.
5. Perilaku Agresif Pada Remaja Puteri
Menurut Condry dan Ross (dalam Hogg dan Vaughan, 2002) sejak
awal masa anak-anak, laki-laki cenderung lebih berperilaku agresif
daripada perempuan. Hal ini dijelaskan oleh Hocker (dalam Sarwono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2000)yang menyebutkan bahwa anak perempuan melakukan permainan
yang menuntut kehalusan motorik dan non agresif, seperti masak-
masakan, bermain boneka.
Hasil penelitian Sears (dalam Koeswara, 1988) menemukan
bahwa anak perempuan cenderung melakukan penyerangan secara
psikologis seperti perilaku agresif secara verbal. Idrus (2001) juga
memiliki pendapat dan pandangan anak perempuan lebih menahan dan
menekan perasaan emosi tersebut. Hal ini dikarenakan kultur yang ada
pada budaya Indonesia menanamkan bahwa anak perempuan diharapkan
untuk dapat mengeluarkan emosi secara tidak berlebihan. Oleh sebab itu,
anak perempuan lebih menahan dan menekan emosi tersebut. Emosi
yang ditekan dan ditahan tersebut akan menimbulkan frustrasi pada diri
anak. Apabila anak tidak mampu mengelola emosi tersebut, maka emosi
tersebut akan keluar menjadi perilaku agresif. Namun perilaku agresif
yang keluar pada remaja putri merupakan pertahanan diri akan emosi
yang dipendam dengan kultur dalam budaya yang ditanamkan.
C. Konflik
1. Pengertian Konflik
Pruitt dan Rubin (2003) memiliki dua pandangan mengenai istilah
konflik. Istilah “conflict” yang pertama diartikan dalam bahasa aslinya
berarti suatu perkelahian, peperangan, atau perjuangan yaitu berupa
konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Tetapi arti kata itu kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
berkembang dengan masuknya “ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi
atas berbagai kepentingan, ide, dan lain-lain”. Secara singkat, istilah
“conflict” menjadi begitu meluas sehingga berisiko kehilangan statusnya
sebagai sebuah konsep tunggal. Definisi yang kedua mengenai konflik
berarti persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence
of interest), atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang
berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.
Hal ini secara sederhana diartikan oleh Johnson (dalam
Supratiknya, 1995) yang dimaksud konflik yaitu situasi dimana tindakan
salah satu pihak bersifat menghalangi, menghambat maupun mengganggu
pihak lain. Pada umumnya masyarakat memandang konflik sebagai
keadaan yang buruk dan harus diselesaikan. Selain itu konflik dapat
diterjemahkan dari beberapa istilah, yaitu perbedaan pendapat, persaingan
maupun permusuhan. Orang sering menganggap konflik terjadi karena
sebuah persoalan, namun konflik sebenarnya terjadi kemungkinan karena
komunikasi yang kurang baik/buruk. Komunikasi yang buruk merupakan
permasalahan terbesar terjadinya konflik. Banyak sekali konflik yang
terselesaikan jika komunikasi berjalan dengan lancar dalam suatu
hubungan.
2. Pengertian Konflik Antar Orangtua
Konflik antar orangtua bisa terjadi karena dalam hubungan itu
muncul sebuah permasalahan. Berkaitan dengan hal ini Gottman dan De
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Claire (1997) yang mengacu pada konflik perkawinan menyatakan bahwa
konflik orangtua adalah pergumulan mental antara suami dan istri yang
disebabkan oleh keberadaan dua pribadi yang memiliki pandangan,
tempramen, kepribadian dan tata nilai yang berbeda dalam memandang
sesuatu dan menyebabkan pertentangan sebagai akibat dari adanya
kebutuhan, usaha, keinginan, atau tuntutan dari luar maupun dalam yang
tidak sesuai atau bertentangan. Hal ini didukung juga dengan pendapat
yang sama oleh Gamble dan Gamble (2005) yang menjelaskan bahwa
konflik seringkali terjadi ketika sejumlah perbedaan bertemu. Seperti
yang telah kita lihat bahwa konflik adalah sebuah benturan antara
perbedaan keyakinan, opini, nilai, keinginan, pendapat dan perbedaan
tujuan. Benturan-benturan tersebut muncul akibat kejujuran, perbedaan,
adanya kesalahpahaman, kemarahan, atau bahkan adanya harapan-
harapan yang tidak terpenuhi dari seseorang/ pasangan atau situasi yang
ada.
Namun pengertian yang secara sangat singkat dikemukakan oleh
Beebe (1996, pp. 296) yang menyatakan bahwa konflik antara orangtua
adalah “conflict is a struggle that occure when two people cannot agree
upon a way to meet their needs.” Hal ini dapat diartikan bahwa sebuah
konflik itu akan terjadi ketika dua orang yang terlibat tidak menyetujui
cara-cara yang dipakai untuk memenuhi kebutuhannya.
Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa konflik
antar orangtua adalah suatu bentuk pertikaian yang terjadi pada ayah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ibu dalam hubungan pernikahan yang dapat disebabkan karena beberapa
sumber pertikaian sehingga tidak terpenuhinya suatu kebutuhan
kehidupan.
3. Aspek-aspek Konflik Antar Orangtua
Konflik antar orangtua mengacu pada aspek-aspek konflik
pernikahan yang dikemukakan oleh Gottman dan Declaire (1997), yaitu :
a. Terjadinya kekerasan fisik pada pasangan
Terjadinya kekerasan fisik ditandai dengan adanya perilaku
yang menunjukan kekerasan fisik dari salah satu pasangan kepada
pasangannya atau kedua pasangan tersebut menunjukkan kekerasan
fisik. Contohnya menampar pasangan atau saling memukul.
b. Pelontaran kekerasan secara verbal
Pelontaran kekerasan verbal ditandai dengan adanya perilaku
yang menunjukan penghinaan, kecaman, atau ancaman yang
dilontarkan oleh salah satu pasangan kepada pasangannya, atau
kedua pasangan tersebut saling menyerang secara verbal yang
berakibat menyakiti atau melukai perasaan pasangannya saat konflik
terjadi.
c. Sikap bertahan
Sikap bertahan sebagai upaya membela diri saat konflik
terjadi atau upaya mempertahankan diri atas serangan umpatan dari
pasangannya. Sikap ini bisa terjadi secara verbal atau tidak verbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Contohnya sikap secara verbal yaitu dengan sikap keras kepala dan
menggunakan logika, individu berusaha mempertahankan
pendapatnya dan merasa pendapatnya yang paling benar.
d. Menarik diri dari interaksi pasangan.
Menarik diri dari interaksi pasangannya yaitu perilaku yang
menunjukan penghindaran dengan pasangan dan biasanya pasangan
menunjukan perilaku diam daripada melontarkan kekecewaan
terhadap pasangan.
4. Sumber Konflik Antar Orangtua
Setiap orangtua dalam menjalankan kehidupan rumah tangganya
tidak bisa selalu berjalan dengan baik, pasti akan menemui berbagai
hambatan ataupun konflik. Konflik-konflik yang terjadi pada orangtua
disebabkan oleh berbagai sumber konflik. Menurut Liliweri (2005)
sumber konflik secara umum sebagai berikut:
a. Konflik Perbedaan Nilai.
Kebanyakan konflik terjadi karena perbedaan nilai. Nilai
merupakan sesuatu yang menjadi dasar, pedoman, tempat setiap
manusia menggantungkan pikiran, perasaan dan tindakan seseorang.
Orangtua sering kali memiliki perbedaan akan nilai-nilai yang yang
ditanam. Apabila orangtua tidak bisa menghargai nilai yang masing-
masing miliki, maka dapat menimbulkan sebuah konflik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Kurangnya komunikasi.
Dalam hal ini, faktor kesibukan yang sering menjadi pemicu
kurangnya komunikasi yang terjadi. Peran sebagai suami dan istri
yang sama-sama sibuk, apabila tidak diimbangi dengan komunikasi
yang baik, maka akan membuat hubungan menjadi kurang baik.
komunikasi yang baik bisa terdiri dari adanya kejujuran dari setiap
pasangan, saling terbuka dan saling memberikan waktu untuk
mengungkapkan perhatian.
c. Kepemimpinan yang kurang efektif / pengambilan keputusan tidak
adil.
Jenis konflik ini sering terjadi dalam organisasi atau kehidupan
bersama dalam sebuah komunitas dan masyarakat. Dalam hubungan
suami istri, suami diharapkan dapat menjadi seorang pemimpin bagi
keluarganya. Namun walaupun seorang suami menjadi pemimpin
keluarga, hendaknya ia dapat mengambil keputusan sesuai dengan
keputusan bersama dan bersifat adil. Dalam hal ini dibutuhkan rasa
saling menghargai dan terbuka, sehingga dapat menentukan keputusan
yang adil.
d. Ketidakcocokan peran.
Hal ini terjadi karena dua pihak mempersepsikan sangat
berbeda peran mereka masing-masing. Peran seorang ibu yang
dianggap oleh masyarakat umum sebagai seorang yang hanya bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
di dalam dapur, mengurus keperluan rumah tangga. Sedangkan peran
seorang ayah yang dianggap oleh masyarakat umum sebagai seorang
yang bekerja mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya.
Ketidakcocokan peran tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang
dapat menyebabkan orangtua tidak tergantung pada peran orangtua
yang secara umum dipandang oleh masyarakat.
e. Produktivitas rendah.
Konflik sering terjadi karena pemasukan dan pengeluaran yang
tidak seimbang. Rumah tangga akan berjalan stabil dan harmonis bila
didukung oleh kecukupan dan kebutuhan hidup, segala keperluan dan
kebutuhan rumah tangga dapat stabil bila telah terpenuhi keperluan
hidup (ekonomi). Membina dan mengayuh bahtera rumah tangga tidak
sebatas memodalkan cinta dan kasih sayang namun faktor ekonomi
mempunyai pengaruh. Sehingga terjadi problema rumah tangga,
faktor dominan adalah masalah ekonomi, dimana pihak suami tidak
mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga, padahal pemenuhan
biaya hidup merupakan hal yang prinsip.
Kestabilan ekonomi atau biaya hidup keluarga tidak bisa
diremehkan, atau hanya bersikap pasrah dan menerima apa adanya.
Tidak sedikit basis gagalnya menciptakan rumah tangga harmonis dan
bahkan menjadi retak serta berantakan dikarenakan kondisi ekonomi
dalam rumah tangga tersebut kurang stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
f. Konflik belum terpecahkan.
Banyak konflik antara dua pihak yang sebelumnya tidak dapat
diselesaikan. Hal ini membuat adanya perasaan yang secara otomatis
menjati tekanan dan perselisihan yang tak henti-hentinya.
D. Dinamika Hubungan Antara Konflik Antar Orangtua dan Perilaku
Agresif
Masa remaja merupakan perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosi, dan sosial
(Santrock, 2003). Perubahan biologis yang terjadi pada masa remaja adalah
perubahan baik dari internal maupun eksternal. Perubahan biologis secara
internal antara lain sistem sirkulasi, pencernaan, dan lain sebagainya,
sedangkan perubahan secara eksternal adalah berubahnya tinggi badan, berat
badan, bentuk badan, dan lain sebagainya. Perubahan kognitif yang dialami
pada masa remaja adalah pemikiran remaja yang sudah mulai berpikir kritis.
Remaja mengolah informasi yang didapat dengan tidak langsung begitu saja
diterima ke dalam skema kognitif mereka. Perubahan emosi juga sangat cepat
terjadi pada masa remaja. Peningkatan emosional ini merupakan hasil
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Selain itu
adanya tekanan dan tuntutan dari luar yang dapat mempengaruhi perubahan
emosi remaja. Perubahan sosial yang dialami oleh remaja adalah pengaruhnya
lingkungan teman sebaya dan orangtua yang mempengaruhi sikap remaja.
Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
memadai untuk menentukan tindakan sendiri, namun penentuan diri remaja
dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dan pengaruh dari teman
sebaya dan orangtua.
Faktor dari keluarga memberi pengaruh pada perkembangan dan
perubahan remaja. Menurut Martono dan Joewana (2006), keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak. Jika
suasana keluarga kurang mendukung, dapat memungkinkan terjadi gangguan
perkembangan kejiwaan anak. Sumbernya, antara lain rumah tangga kacau,
orang tua yang berkonflik, orang tua sibuk dan kurang memperhatikan
kebutuhan kasih sayang bagi anak, orang tua terlalu memanjakan anak,
kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak, perilaku orang tua yang tidak
dewasa dan menyimpang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan setiap keluarga tidaklah
senantiasa sempurna, akan timbul konflik dari persoalan yang tidak dapat
dielakkan. Namun apabila konflik dapat diselesaikan dengan cara yang baik
dan dengan sikap yang lunak maka akan tercipta hubungan yang harmonis
dalam keluarga. Pengertian konflik menurut Gamble dan Gamble (2005)
adalah konflik seringkali terjadi ketika sejumlah perbedaan bertemu. Seperti
yang telah kita lihat bahwa konflik adalah sebuah benturan antara perbedaan
keyakinan, opini, nilai, keinginan, pendapat dan perbedaan tujuan. Benturan-
benturan tersebut muncul akibat kejujuran, perbedaan, adanya
kesalahpahaman, kemarahan, atau bahkan adanya harapan-harapan yang tidak
terpenuhi dari seseorang/ pasangan atau situasi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Konflik antara orangtua yang terjadi secara terus menerus akan
berakibat negatif pada anak mereka. Perilaku orangtua adalah suatu panutan
dalam perilaku anak. Hal ini dikarenakan anak biasanya mengamati dan
memodeling perilaku orangtuanya. Kepribadian seorang anak terbentuksalah
satunya dari apa yang dipelajari dari sikap orangtuanya. Pembentukan dari
apa yang dipelajari tersebut bukan hanya melalui apa yang dikatakan, tetapi
apa yang nampak dari perilaku orangtua di dalam rumah tangga. Apollo dan
Ancok (2003) menambahkan bahwa apabila konflik antara orang tua terjadi
secara terus menerus, maka akan membuat anak menjadi tumbuh dalam
situasi berkonflik, walaupun konflik tersebut bisa jadi tidak melibatkan anak
mereka ataupun anak ikut menjadi pelampiasan konflik. Situasi tersebut
menimbulkan frustrasi bagi anak mereka. Frustrasi tersebut muncul dari anak
yang seringkali merasa tertekan melihat pertengkaran yang terjadi diantara
kedua orangtuanya, misalnya baik itu karena kasihan melihat ibunya dimarahi
dan dipukuli oleh ayahnya maupun ia sendiri menjadi pelampiasan emosi
oleh salah satu orang tuanya. Selain itu orang tua juga seringkali menjadikan
anak sebagai pembawa pesan antar kedua orangtua, menyuruh anak
berbohong kepada salah satu orangtua, menyuruh anak untuk memihak pada
satu orangtua saja, jika si anak menyayangi kedua orangtuanya maka secara
tidak langsung menempatkan dirinya di tengah konflik dan akan membuatnya
bingung, cemas dan mengalami konflik kesetiaan. Walaupun remaja sudah
memiliki pemikiran secara kritis mengenai apa yang baik dan yang buruk,
namun permasalahan yang terjadi pada orangtua yang membuat anak menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
frustrasi karena tekanan-tekanan dan perasaan kebimbangan akan situasi yang
ada ditengah-tengahnya memiliki pengaruh pada anak untuk berperilaku
agresif.
Dariberbagai pendapat para tokoh yang memaparkan pengertian
perilaku agresif, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku agresif adalah
perilaku yang dilakukan dengan niat menimbulkan akibat negatif terhadap
targetnya dan sebaliknya menimbulkan harapan bahwa tindakan itu akan
menghasilkan sesuatu oleh individu atau pun kelompok dengan menggunakan
kekerasan fisik atau verbal. Agresivitas yang dilakukan oleh remaja puteri
lebih ditunjukan pada bentuk agresivitas verbal. Hal ini dikarenakan remaja
puteri pada masa kecil lebih memilih pada permainan yang mengutamakan
motorik halus. Selain itu, pada budaya Indonesia, remaja puteri diharapkan
dapat mengeluarkan emosi secara tepat dan tidak ngeekspresikan secara
berlebihan.
Menurut Kartono dan Kartini (2006), remaja puteri memiliki peran
penting pada masa depannya. Hal ini dikarenakan remaja puteri akan menjadi
seorang ibu. Seorang ibu akan memiliki tanggung jawab yang besar dalam
mendidik dan membesarkan anak-anak. Hal ini dikarenakan relasi seorang
ibu dengan anak sangatlah penting. Seorang ibu yang memiliki riwayat yang
agresivitasnya tinggi memungkinkan anak mereka juga akan bertumbuh
menjadi anak yang memiliki agresivitas yang tinggi. Maka sikap dan emosi
remaja puteri menjadi hal yang penting untuk menciptakan generasi masa
depan yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Bagan Kerangka Berpikir
Orangtua mengalami berbagai benturan perbedaan
Orangtua dapat menemukan jalan keluar
Orangtua tidak dapat menemukan jalan keluar
Tercipta hubungan harmonis
Terjadi konflik antar orangtua
Remaja puteri bertmbuh dalam situasi nyaman
Terjadi kekerasan fisik
Pelontaran verbal
Sikap bertahan
Menarik diri dari interaksi
Konflik semakin tinggi
Remaja puteri bertumbuh dalam situasi berkonflik dan remaja memodeling
Remaja puteri mengalami frustasi
Muncul perilaku agresif
Remaja puteri mencapai perkembangan yang positif
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah penulis
paparkan di atas maka penulis menjadikan hipotesis penelitian ini sebagai
berikut:Ada hubungan positif yang signifikan antara konflik antar orangtua
dengan perilaku agresif pada remaja puteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional. Dimana pengertian
penelitian korelasi menurut Arikunto (2002) adalah penelitian yang dimaksud
untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel atau
beberapa variabel.
Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif korelational dimana
peneliti mencoba mengetahui hubungan positig antara konflik antar orangtua
(variabel bebas) dengan perilaku agresif (variabel tergantung) pada remaja
puteri berdasarkan data-data yang terkumpulkan dengan menggunakan angket
dan kemudian menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan metode
statistik. (Azwar, 2003)
B. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (X) : Konflik antar orangtua
2. Variabel tergantung (Y) : Perilaku agresif
C. Definisi Operasional
1. Konflik Antar Orangtua
Konflik antar orangtua berarti suatu bentuk pertikaian yang terjadi
pada ayah dan ibu dalam hubungan pernikahan yang dapat disebabkan
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
karena beberapa sumber pertikaian sehingga tidak terpenuhinya suatu
kebutuhan kehidupan.
Dalam penelitian ini aspek-aspek konflik antara orangtua yang
digunakanuntuk mengukur konflik yang terjadi mengacu pada teori
Gottman dan Declaire (1997), antara lain:
a. Terjadinya kekerasan fisik pada pasangan : pada hubungan antara
suami istri terjadi kekerasan fisik yang bertujuan untuk melukai baik
yang dilakukan suami pada istri maupun sebaliknya. Kekerasan fisik
tersebut contohnya : saling memukul, saling melempar barang,
ataupun saling mendorong.
b. Pelontaran kekerasan secara verbal : pada hubungan suami istri
terjadi kekerasan verbal yang juga bertujuan untuk melukai secara
psikologis baik yang dilakukan oleh suami pada istri, maupun
sebaliknya istri pada suami. Kekerasan verbal yang terjadi dapat
berupa : saling menghina, mengomel, memaki pasangan.
c. Sikap bertahan : sikap membela diri atau melindungi diri dari konflik
yang terjadi antara suami istri. Sikap bertahan tersebut dapat berupa
:saling mempertahankan pendapat yang dianggapnya paling benar.
d. Menarik diri dari interaksi pasangan : sikap untuk menolak atau
menghindari interaksi suami atau istri pada saat konflik sedang
terjadi. Menarik diri dari interaksi pasangan dapat berupa : menolak
berbicara pada pasangan masing-masing, hingga menolak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berhubungan intim dan tidak memberikan perhatian satu dengan
yang lainnya.
Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti menunjukkan semakin
tingginya persepsi anak terhadap konflik yang terjadi dalam hubungan
orangtua, begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh
berarti menunjukan semakin rendah persepsi anak terhadap konflik yang
terjadi antar orangtua.
2. Perilaku Agresif
Perilaku agresifberarti perilaku yang dilakukan dengan niat untuk
mencelakai/melukai kepada organisme lain atau objek lain atau bahkan
pada dirinya sendiri dan menimbulkan harapan bahwa tindakan tersebut
akan menghasilkan suatu akibat yang dirasakan oleh individu atau pun
kelompok dengan adanya keinginan korban untuk menghindarinya.
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa aspek perilaku agresif
yang mengacu pada teori Krahe (2005). Hal ini dikarenakan aspek
tersebut memiliki aspek yang luas dalam pengukuran perilaku agresif. Di
sisi lain, bentuk-bentuk perilaku agresif menurut teori Buss (dalam
Dayakisni dan Hudaniah, 2003) sudah banyak diteliti oleh beberapa
peneliti. Oleh karena itu, peneliti memilih aspek perilaku agresif menurut
teori Krahe (2005), antara lain :
a. Modalitas respon (Response modality), meliputi apakah subjek
menunjukkan perilaku agresif dalam bentuk fisik atau bentuk verbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Perilaku agresif dalam bentuk fisik adalah tindakan yang dilakukan
untuk menyerang orang atau individu lain baik langsung maupun
tidak langsung pada fisik korban. Contoh: memukul, mendorong,
mencelakai korban, dll.
Perilaku agresifdalam bentuk verbal adalah tindakan yang dilakukan
untuk menyerang orang atau individu lain baik langsung maupun
tidak langsung dengan perkataan. Contoh: menghina, memaki,
mengancam, menyebarkan berita tidak benar, dll
b. Kualitas respon (Response quality), meliputi perilaku agresif yang
berhasil mengenai sasaran atau perilaku agresif yang gagal mengenai
sasaran.
Perilaku agresif yang berhasil mengenai sasaran adalah agresivitas
yang dilakukan oleh pelaku berhasil menyakiti korban sasaran. Atau
dengan kata lain, korban merasakan akibat dari perilaku agresif
tersebut.
Kegagalan mengenai sasaran adalah perilaku agresif yang dilakukan
kepada korban sasaran tidak sampai melukai atau merasakan akibat
dari perilaku tersebut.
c. Kesegeraan (Immediacy), meliputi perilaku agresif yang dilakukan
individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui
strategi-strategi secara tak langsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Perilaku agresif langsung adalah tindakan yang dilakukan secara
spontan oleh pelaku agresif saat ia mengalami stimulus yang
membuat perilaku agresif tersebut muncul.
Perilaku agresif tidak langsung adalah tindakan yang dilakukan
pelaku dengan melakukan strategi-strategi terlebih dahulu sebelum
untuk melakukan tindakan tersebut.
d. Visibilitas (Visibility), meliputi perilaku agresif yang tampak dari
perilaku individu atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan
oleh individu.
Perilaku agresif secara tampak adalah perilaku agresif yang
dilakukan dengan jelas dan tidak dilakukan dengan diam-diam atau
dengan bersembunyi-sembunyi dari korban. Sehingga korban tahu
dengan jelas siapa pelaku dan apa bentuk perilaku tersebut.
Contohnya: kemarahan.
Perilaku agresif yang tidak tampak dari luar adalah pelaku dapat
menyembunyikan kemarahan atau perasaan yang ada, sehingga tidak
terlihat oleh korban.
e. Hasutan (Instigation), meliputi perilaku agresif yang terjadi karena
diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan.
Perilaku agresif yang terjadi karena provokasi adalah perilaku
tersebut timbul karena stimulus dari individu lain yang menimbulkan
adanya keinginnan pelaku untuk melakukan perilaku agresif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Perilaku balasan adalah adanya keinginan pelaku untuk melakukan
balasan atas apa yang mungkin pelaku rasakan dan alami yang
dilakukan oleh korban.
f. Arah sasaran (Goal direction), meliputi perilaku agresif yang terjadi
karena adanya rasa permusuhan kapada sasaran (hostility) atau yang
dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental).
Rasa permusuhan adalah adanya keinginan pelaku untuk melakukan
perilaku agresif sebagai alasan untuk membuat suatu hubungan
permusuhan antara pelaku dan korban.
Intrumental adalah perilaku agresif yang dilakukan pelaku adalah
dengan tujuan adanya keinginan untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkan. Contoh: keinginan memiliki barang yang dimiliki
korban.
g. Tipe kerusakan (Type of damage), meliputi perilaku agresif yang
menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan
psikologis pada sasaran agresi.
Kerusakan fisik adalah akibat dari perilaku pelaku tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan fisik pada korban. Kerusakan fisik ini
dapat berhubungan dengan bentuk perilaku agresif yang digunakan
seperti perilaku agresif dalam bentuk fisik, maka akan
mengakibatkan kerusakan fisik. Contoh: luka-luka.
Kerusakan psikologis adalah akibat yang timbul dari perilaku agresif
yang dilakukan pelaku dapat berupa trauma, ketakutan, kesedihan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dll. Kerusakan psikologis ini dapat dikarenakan segala bentuk
perilaku agresif, baik fisik maupun verbal.
h. Durasi akibat (Duration of consquences), meliputi perilaku agresif
yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan
kerusakan jangka panjang.
Kerusakan sementara adalah akibat yang dirasakan hanya sementara
yang ditimbulkan dari perilaku agresif. Contoh: menangis, sedih, dll.
Kesusakan jangka panjang adalah akibat yang dirasakan oleh korban
selama waktu yang lama atau selama-lamanya akibat dari perilaku
agresif tersebut. Contoh: luka berat, frustasi, stres, dll.
i. Unit-unit sosial yang terlibat (Social unit involved), meliputi perilaku
agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara
berkelompok.
Individu adalah pelaku melakukan agresivitas tersebut tanpa ada
individu lain yang ikut membantu atau menemani.
Berkelompok adalah individu bergabung dengan individu lain untuk
bersama-sama melakukan perilaku agresif tersebut pada korban.
Contoh : tawuran, geng, dll.
Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti remaja tersebut
memiliki kecenderungan yang tinggi pada perilaku agresif, demikian juga
sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh berarti remaja tersebut
memiliki perilaku agresif yang rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Remaja berjenis kelamin perempuan
b. Remaja puteri yang berusia 12 sampai 19 tahun (Santrock, 2003)
Pemilihan subjek digunakan secara incidental sampling. Pengambilan subjek
dilakukan antara lain sebagai berikut:
• Untuk usia 12 sampai 14 tahun diambil dari siswi-siswi kelas VII, VIII,
dan IX yang dipilih secara acak dengan subjek populasi di SMP Bruderan
Purwokerto.
• Untuk usia 15 sampai 17 tahun diambil dari siswi-siswi kelas X, XI, dan
XII yang dipilih secara acak dengan subjek populasi di SMA Bruderan
Purwokerto.
• Untuk usia 18 sampai 19 tahun diambil dari mahasiswi-mahasiswi
semester 1 dan 3 yang dipilih secara acak dengan subjek populasi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari berbagai fakultas.
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan 2 macam skala, yaitu : (1) skala perilaku agresif yang disusun
oleh peneliti sendiri dan mengacu pada konsep teori Krahe (2005). (2) skala
konflik antara orangtua yang juga disusun sendiri oleh peneliti dan mengacu
pada konsep teori konflik perkawinan yang dikemukakan oleh Gottman dan
Declaire (1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Jumlah item dalam skala perilaku agresif berjumlah 40 pernyataan,
sedangkan jumlah item dalam skala Konflik antara Orangtua terdiri dari 25
pernyataan yang harus diisi oleh subjek. Masing-masing skala mempunyai
pilihanjawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangattidak setuju (STS). Skor dalam setiap item berkisar dari 4 sampai
dengan 1 diberikan untuk item yang bersifat favourable, sedangkan
untukunfavourable bergerak dari 1 sampai 4.
Untuk perolehan hasil pada skala perilaku agresif adalah makin tinggi
skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggiperilaku agresif pada remaja
tersebut, demikian juga sebaliknyasemakin rendah skor yang diperoleh subjek
berarti semakin rendahperilaku agresif pada remaja. Begitu juga untuk skala
konflik antara orangtua adalah makin tinggi skor yang diperoleh subjek
berarti semakin tinggi persepsi anak terhadap konflik yang terjadi antar
orangtua, demikian juga sebaliknyasemakin rendah skor yang diperoleh
subjek berarti semakin rendah persepsi anak terhadap konflik yang terjadi
antara orangtua.
Tabel 1.
Blueprint Skala Perilaku Agresif
No. Aspek Indikator Pernyataan Jumlah
item Favourable Unfavourable
1. Modalitas
respon
• Fisik :
- Memukul
- Mendorong
- Mencelakai
• Verbal :
1,19,37,39 10,28,38,40 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
- Memaki
- Mengancam
- Menyebarkan berita
tidak benar
- Menghina
2. Kualitas
respon
• Berhasil mengenai
korban
• Gagal mengenai korban
2,20 11,29 4
3. Kesegera-
an
• Agresivitas langsung
• Agresivitas tidak
langsung
3,21 12,30 4
4. Visibilitas • Agresivitas tampak
• Agresivitas tidak tampak
4,22 13,31 4
5. Hasutan • Diprovokasi
• Balasan
5,23 14,32 4
6. Arah
sasaran
• Permusuhan
• Instrumental
6,24 15,33 4
7. Tipe
kerusakan
• Kerusakan fisik
• Kerusakan psikologis
7,25 16,34 4
8. Durasi
akibat
• Akibat sementara
• Akibat jangka panjang
8,26 17,35 4
9. Unit-unit
sosial
yang
terlibat
• Agresivitas berkelompok
• Agresivitas individu
9,27 18,36 4
Total item 20 20 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 2.
Blueprint Skala Konflik antar Orangtua
No. Aspek Indikator Pernyataan Jumlah
item Favourable Unfavourable
1. Terjadi
kekerasan
fisik
padapasangan
- Saling pukul
- Mendorong
- Melempar barang
1, 9,17,25 5,13,21 7
2. Pelontaran
kekerasan
secara verbal
- Menghina
- Memaki
- Mengomel
2,10,18 6,14,22 6
3. Sikap
bertahan
- Saling mempertahankan
pendapat
3,11,19 7,15,23 6
4. Menarik diri
dari interaksi
pasangan
- Menolak berbicara
- Menolak berhubungan
intim
- Tidak saling perhatian
4,12,20 8,16,24 6
Total jumlah item 13 12 25
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Estimasi Validitas
Validitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah skala
psikologi mampu menghasilkan hasil data yang akurat sesuai dengan
tujuan ukurnya. Pada penelitian ini digunakan validitas isi, yaitu
pengujian terhadap isi dari skala psikologi dengan analisis rasional atau
dengan professional judgment. Validitas ini dilakukan dengan meminta
penilaian dari ahli yang memahami skala psikologi yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dengan melihat isi skala dan membandingkan dengan teori/ kurikulum
(blue print test). Dari penilaian ahli tersebut dapat melihat sejauh mana
item-item tersebut dapat mewakili komponen-komponen dalam
keseluruhan isi yang hendak diukur dan sejauh mana item-item tersebut
dapat mencerminkan ciri-ciri dari perilaku yang hendak diukur (Azwar,
1999).
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan untuk melihat kualitas dari item-item yang
terdapat dalam skala dan melihat apakah item-item ditulis dengan cara
yang benar itu dalam kenyataannya memang berfungsi secara benar pula.
Seleksi item dapat dilakukan dengan dua tahap prosedur: 1) evaluasi
kualitatif, 2) evaluasi kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan tahap
analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter item yaitu berdasarkan
daya diskriminasinya. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item
mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang
memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 1999).
Pada penelitian ini, jika skala perilaku agresif mengungkapkan item
berdaya beda tinggi maka artinya item tersebut mampu menunjukan mana
individu yang memiliki perilaku agresif tinggi dan mana yang tidak. Pada
skala konflik antara orangtua, jika mengungkapkan item berdaya beda
tinggi maka artinya item tersebut mampu menunjukan mana individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
memiliki orangtua yang berkonflik dengan bersifat intensitas tinggi dan
mana yang berintensitas rendah.
Pengujian daya diskriminasi item akan menghasilkan koefisien
korelasi item total (rix) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda
item. Dalam pemilihan item berdasarkan korelasi item total, digunakan
batasan rix≥ 0.30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal
0.30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sedangkan item yang
mencapai kurang dari 0.30 dapat diintepretasi sebagai item yang memiliki
daya diskriminasi rendah atau kurang memuaskan. Apabila setelah
dilakukan seleksi item ditemukan item-item yang lolos masih belum
mencukupi jumlah yang diinginkan atau item tersebut kurang dapat
mewakili aspek-aspek yang diukur, maka dapat dipertimbangkan dengan
melakukan penurunan batasan rixmenjadi≥ 0.25. (Azwar, 1999).
2.1 Skala Perilaku Agresif
Tabel 3
Blue Print Skala Perilaku Agresif Sebelum Uji Coba
No. Aspek /
komponen
Nomor item Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Modalitas respon 1, 19, 37, 39 10, 28, 38, 40 8 (20%)
2. Kualitas respon 2, 20 11, 29 4 (10%)
3. Kesegeraan 3, 21 12, 30 4 (10%)
4. Visibilitas 4, 31 13, 22 4 (10%)
5. Hasutan 5, 23 14, 32 4 (10%)
6. Arah sasaran 6, 24 15, 33 4 (10%)
7. Tipe kerusakan 7, 25 16, 34 4 (10%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
8. Durasi akibat 8, 17 26, 35 4 (10%)
9. Unit-unit sosial 9, 36 18, 27 4 (10%)
Jumlah 20 (50%) 20 (50%) 40 (100%)
Pada skala perilaku agresif diatas, dilakukan seleksi item dengan
batasan rix≥ 0.25. Hal ini dikarenakan apabila dilakukan seleksi item
dengan batasan rix≥ 0.30, ada beberapa aspek yang hilang. Oleh
karena itu, dilakukan seleksi item dengan batasan rix≥ 0.25 agar semua
aspek dapat diukur. Setelah dilakukan uji coba, maka didapat hasil
sebanyak 6 item yang gugur, sehingga terdapat 34 item yang baik.
Tabel 4
Blue Print Skala Perilaku Agresif Setelah Uji Coba
No. Aspek /
komponen
Nomor item Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Modalitas respon 1, 19, 37, 39 10, 28, 38, 40 8
2. Kualitas respon 2, 20 11, 29 3
3. Kesegeraan 3, 21 12, 30 3
4. Visibilitas 4, 31 13, 22 3
5. Hasutan 5, 23 14, 32 4
6. Arah sasaran 6, 24 15, 33 4
7. Tipe kerusakan 7, 25 16, 34 4
8. Durasi akibat 8, 17 26, 35 2
9. Unit-unit sosial 9, 36 18, 27 3
Jumlah 19 15 34
Keterangan : angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur setelah
dilakukan uji coba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Setelah dilakukan seleksi item, peneliti melakukan penyusunan
ulang skala final dengan melihat sebaran item di setiap aspek. Berikut
adalah skala final yang digunakan peneliti untuk penelitian yang
sebenarnya setelah melakukan penyusunan ulang.
Tabel 5
Blue Print Skala Perilaku Agresif Setelah Dilakukan Penyusunan
Ulang
No. Aspek /
komponen
Nomor item Jumlah
Favourable Unfavourable
1. Modalitas respon 1, 17, 31, 33 10, 24, 32, 34 8
2. Kualitas respon 2, 18 11 3
3. Kesegeraan 3, 19 25 3
4. Visibilitas 4, 26 12 3
5. Hasutan 5, 20 13, 27 4
6. Arah sasaran 6, 21 14, 28 4
7. Tipe kerusakan 7, 22 15, 29 4
8. Durasi akibat 8 23 2
9. Unit-unit sosial 9, 30 16 3
Jumlah 19 15 34
1.1 Skala Konflik antar Orangtua
Tabel 6
Blue Print Skala Konflik antar Orangtua Sebelum Uji Coba
No. Aspek / komponen Nomor item
Jumlah Favourable Unfavourable
1. Terjadi kekerasan
fisik pada pasangan
1, 9, 17, 25 5, 13, 21 7 (28%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Pelontaran
kekerasan secara
verbal
2, 10, 18 6, 14, 22 6 (24%)
3. Sikap bertahan 3, 11, 19 7, 15, 23 6 (24%)
4. Menarik diri dari
interaksi pasangan
4, 12, 20 8, 16, 24 6 (24%)
Jumlah 13 (52%) 12 (48%) 25 (100%)
Setelah dilakukan uji coba, maka didapat hasil sebanyak 3 item
yang gugur, sehingga terdapat 22 item yang baik.
Tabel 7
Blue Print Skala Konflik antar Orangtua Setelah Uji Coba
No. Aspek / komponen Nomor item
Jumlah Favourable Unfavourable
1. Terjadi kekerasan
fisik pada pasangan
1, 9, 17, 25 5, 13, 21 7
2. Pelontaran kekerasan
secara verbal
2, 10, 18 6, 14, 22 6
3. Sikap bertahan 3, 11, 19 7, 15, 23 6
4. Menarik diri dari
interaksi pasangan
4, 12, 20 8, 16, 24 6
Jumlah 13 12 25
Keterangan : angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur setelah
dilakukan uji coba.
Setelah dilakukan seleksi item, peneliti melakukan penyusunan
ulang skala final dengan melihat sebaran item di setiap aspek. Berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
adalah skala final yang digunakan peneliti untuk penelitian yang
sebenarnya setelah melakukan penyusunan ulang
Tabel 8
Blue Print Skala Konflik antar Orangtua Setelah Dilakukan
Penyusunan Ulang
No. Aspek / komponen Nomor item
Jumlah Favourable Unfavourable
1. Terjadi kekerasan
fisik pada pasangan
1, 8, 15 5, 11, 19 6
2. Pelontaran kekerasan
secara verbal
2, 9, 16 6, 12, 20 6
3. Sikap bertahan 3, 17 13, 21 4
4. Menarik diri dari
interaksi pasangan
4, 10, 18 7, 14, 22 6
Jumlah 11 11 22
3. Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan pada hasil alat
ukur, yang mengandung kecermatan pengukuran. Tinggi rendahnya
reliabilitas secara empirik ditunjukan dalam angka yang disebut sebagai
koefisien reliabilitas (rxx’). Besarnya reliabilitas berada dalam rentang
dari 0 sampai dengan 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas
mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas, begitu
juga sebaliknya. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang
mencapai angka rxx’= 1.00 tidak pernah dapat dijumpai, sehingga
reliabilitas yang mendekati 0.9 dianggap sempurna (Azwar, 1999). Pada
penelitian ini, estimasi reliabilitas diukur dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pendekatan konsistensi internal Alpha Cronbach. Didapatkan hasil
koefisien reliabilitas dari skala perilaku agresif adalah sebesar 0.916 dan
koefisien reliabilitas dari skala konflik antar orangtua adalah sebesar
0.923.
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya
distribusi dapat dilihat dari taraf signifikansinya. Jika taraf
signifikansi diatas 0.05 (p > 0.05) maka data tersebut berdistribusi
normal. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data dilakukan
dengan menggunakan uji One SampleKolmogorov-Smirnov.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung memiliki hubungan yang linear
atau tidak. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan linear jika
memiliki taraf signifikansi kurang dari 0.05 (p < 0.05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan korelasi
Pearson Product Moment melalui program SPSS for window versi 16.00.
Uji hipotesis ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan positif antara
konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Pada
pengujian ini menggunakan hipotesis satu ekor (one-tail). Dua variabel
dikatakan memiliki hubungan positif yang signifikan apabila taraf
signifikasi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, dan Data Demografi
1. Pra Penelitian
Peneliti melakukan penelitian dengan melakukan tryout atau uji
coba untuk melihat apakah item-item pada skala yang digunakan sudah
memenuhi kriteria atau belum. Sebelum dilakukan tryout, peneliti
melakukan perizinan pada tanggal 15 Juni 2012. Tryout dilakukan pada
tanggal 18-19 Juni 2012. Pengambilan data dilakukan di SMP Bruderan
Purwokerto dan mahasiswi Sanata Dharma Yogyakarta. Dikarenakan
masa belajar mengajar di SMP Bruderan Purwokerto sudah selesai
sehingga kegiatan disekolah diisi dengan masa remidiasi ulangan umum.
Oleh karena itu, subjek yang berasal dari SMP Bruderan Purwokerto
diperoleh dari kelas VII-A sebanyak 17 siswa dan kelas IIX-A sebanyak
18 siswa serta mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
sebanyak 12 mahasiswi. Secara keseluruhan jumlah subjek penelitian
yang diperoleh sebanyak 47 remaja puteri dengan rentang usia 12-19
tahun. Setelah dilihat, terdapat 7 skala yang gugur. Hal ini dikarenakan
pengisian skala yang tidak lengkap dan tidak adanya identitas. Sehingga
sisa skala yang diisi secara lengkap sebanyak 40 subjek dan memenuhi
kriteria.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan, ada beberapa hal
yang harus dilakukan mengenai perizinan. Perizinan pertama dilakukan
kepada pihak sekolah yang akan dituju yaitu SMP Bruderan Purwokerto
dan SMA Bruderan Purwokerto pada tanggal 9 Juni 2012. Setelah
mendapatkan izin dari sekolah, peneliti melakukan perizinan kedua yaitu
pada pihak Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu melalui Dekan
Fakultas Psikologi untuk meminta surat izin penelitian yang dibutuhkan
oleh peneliti. Setelah mendapatkan surat izin penelitian yang sah dari
pihak Fakultas, peneliti menyerahkan surat izin ke SMP Bruderan
Purwokerto pada tanggal 15 Juni 2012 dan ke SMA Bruderan
Purwokerto pada tanggal 16 Juli 2012 serta menentukan jadwal
dilaksanakannya penelitian. Setelah mendapatkan kesepakatan bersama,
penelitian dilakukan pada tanggal 13-18 Juli 2012. Pengumpulan data
tersebut dilakukan dengan meminta subjek untuk mengisi 2 jenis skala
yang telah disediakan yaitu skala agresivitas yang terdiri dari 34 item dan
skala konflik antara orangtua yang terdiri dari 22 item.
Pada tanggal 13 Juli 2012 peneliti melakukan penelitian di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan mencari subjek yang
berusia antara 18 – 19 tahun. Jumlah subjek yang didapat sebanyak 20
mahasiswi.
Pada tanggal 17 Juli 2012 peneliti melakukan penelitian di SMA
Bruderan Purwokerto dengan sistem mengumpulkan siswi pada aula dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mulai menyebarkan skala. Pengumpulan subjek dilakukan sebanyak 2
(dua) kali pengumpulan. Pengumpulan pertama dilakukan pada siswi
kelas X (10) yang sedang menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa)
sebanyak 37 siswi yang berasal dari kelas A dan sebagian kelas B.
pengumpulan kedua dilakukan pada siswi kelas XI (11) dan XII (12)
yang merupakan pengurus OSIS SMA Bruderan Purwokerto yang sedang
bertugas sebanyak 24 siswi. Jumlah subjek yang berasal dari SMA
Bruderan Purwokerto adalah sebanyak 51 siswi.
Pada tanggal 18 Juli 2012 peneliti melakukan penelitian di SMP
Bruderan Purwokerto dengan sistem penyebaran melalui masuk ke kelas
masing-masing. Subjek yang berasal dari SMP Bruderan Purwokerto
terdiri dari 18 siswi berasal dari kelas VII B, 15 siswi berasal dari kelas
IIX B dan 16 siswi berasal dari kelas IX C. Sehingga tidak terjadi
kesamaan subjek antara subjek pra penelitian dengan subjek penelitian
sebenarnya, karena dilakukan di kelas yang berbeda. Jumlah subjek dari
SMP Bruderan Purwokerto adalah sebanyak 49 siswi.
Jumlah subjek yang diperoleh dalam penelitian tersebut sebanyak
130 subjek. Setelah dilakukan pemeriksaan, terdapat 18 subjek yang
gugur dikarenakan tidak lengkap dalam mengisi skala, sehingga terdapat
112 subjek yang memenuhi kriteria penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3. Data Demografi
Sesuai dengan kriteria subjek penelitian yang telah ditentukan yaitu
dengan rentang usia 12 – 19 tahun, maka didapat data demografi subjek
penelitian sebagai berikut:
Tabel 9
Deskripsi Usia Subjek Penelitian
Usia Kelas Jumlah Presentase
12 tahun SMP VII-B 13 11,6
13 tahun SMP IIX-B 13 11,6
14 tahun SMP IX-C 12 10,7
15 tahun SMA X 34 30,4
16 tahun SMA XI 10 8,93
17 tahun SMA XII 12 10,7
18 tahun Mahasiswi 13 11,6
19 tahun Mahasiswi 5 4,47
Jumlah - 112 100
B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan uji asumsi terlebih
dahulu pada data yang diperoleh. Uji asumsi tersebut terdiri dari uji
normalitas dan uji linearitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika taraf signifikansi diatas
0.05 (p > 0.05) maka data tersebut berdistribusi normal. Setelah dilakukan
pengujian dengan uji One SampleKolmogorov-Smirnov, didapat hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
didapat hasil pada variabel konflik antar orangtua diperoleh Kolmogorov-
Smirnov Z sebesar 1.193 dengan p sebesar 0.116. Hal tersebut
menunjukan variabel konflik antara orangtua memiliki sebaran normalitas
yang tergolong normal, karena p lebih besar dari 0.05 (p > 0.05).
Sedangkan untuk variabel perilaku agresif diperoleh hasil Kolmogorov-
Smirnov Z sebesar 1.006 dan p sebesar 0.264. Hal ini juga menunjukan
bahwa sebaran tersebut tergolong normal, karena p lebih besar dari 0.05
(p > 0.05). Berdasarkan hasil tersebut, sebaran pada variabel konflik
antara orangtua dengan variabel perilaku agresif dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
Tabel 10
Ringkasan Uji Normalitas
Variabel KS-Test Asymp. Sig (p) Sebaran
Variavel X (konflik
antara orangtua) 1.193 0.116 Normal
Variabel Y (perilaku
agresif) 1.006 0.264 Normal
2. Uji Linearitas
Dua variabel dikatakan memiliki hubungan linear jika memiliki
taraf signifikansi kurang dari 0.05 (p < 0.05). Setelah dilakukan uji
linearitas, didapat hasil hubungan antara konflik antara orangtua dengan
perilaku agresif memiliki signifikasi 0.001. Oleh karena itu, hubungan
antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linear, karena p
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05). Hasil dari uji linearitas tersebut dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 11
Ringkasan Uji Linearitas
Variabel F
Sig.
Perilaku Agresif Dan Konflik
Antara Orangtua
(Between Groups)
(Combined) 1.795 0.019
Linearity 11.957 0.001
Deviation from
Linearity 1.457 0.094
3. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas pada data yang
diperoleh, selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis dengan
menggunakan teknik analisis korelasi Product Momentdari
Pearsondengan bantuan SPSS 16.00for Windows. Peneliti menggunakan
uji hipotesis satu ekor (one-tailed) karena dalam penelitian-penelitian
yang telah dilakukan dengan tema yang hampir serupa, menunjukan ada
hubungan yang positif antara hubungan orangtua dengan perilaku agresif
pada remaja secara umum. Dan setelah dilakukan pengujian, didapatkan
hasil :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 12
Hasil Skor Korelasi Antara Konflik Antar Orangtua Dan Perilaku
Agresivitas
Hubungan Standarlized Coefficients
r R2 Sig (1-tailed)
Konflik antara Orangtua dan
Perilaku Agresif
0.297 0.088 0.001
Dari hasil yang telah diperoleh menunjukan bahwa skor korelasi
antar Konflik Antara Orangtua dengan Perilaku Agresif sebesar 0.297
dengan signifikansi sebesar 0.001. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih
kecil dari 0.05 (p<0.05) sehingga menunjukan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut yaitu konflik antara
orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Hal ini menunjukan,
semakin tinggi konflik antara orangtua, semakin tinggi juga tingkat
perilaku agresif pada remaja puteri. Hal tersebut juga menunjukkan
bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Hasil koefisien determinasi (R²) yang diperoleh dari penelitian
tersebut adalah sebesar 0.088. Hal ini berarti konflik antara orangtua
hanya menyumbang 8.8% terhadap perilaku agresif pada remaja puteri.
4. Uji Tambahan
Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis dengan menggunakan
Uji T. Uji T tersebut dilakukan pada aspek perilaku agresif yaitu aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
modalitas respon. Tujuan dilakukan pengujian tersebut adalah untuk
melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara perilaku agresif
dalam bentuk fisik dan perilaku agresif dalam bentuk verbal pada remaja
puteri. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik Paired
Samples Statisticsdengan bantuan SPSS 16.00for Windows, didapat hasil:
Tabel 13
Ringkasan Uji T
Mean Std. deviasion t df Sig.
Verbal-Fisik 0.43750 1.62626 2.847 111 0.005
Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa dengan nilai
probabilitas 0.005 berarti lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05), berarti ada
perbedaan yang signifikan antara perilaku agresif dalam bentuk fisik dan
verbal. Hal ini juga terlihat di mana dt sebesar 111, maka dalam tabel
nilai “t” diperoleh angka 1.98 untuk taraf signifikansi 5%. Dengan to(t
observasi) lebih besar dari tt(t tabel)= 2.847>1.98, maka menguatkan
bahwa ada perbedaan antara perilaku agresif dalam bentuk verbal dan
fisik.
Selain itu dilakukan perbandingan antara mean agresif verbal dan
agresif fisik. Tujuan dilakukan perbandingan mean tersebut adalah untuk
melihat bentuk perilaku agresif apa yang lebih tinggi. Perbandingan
tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik Paired Samples
Statisticsdengan bantuan SPSS 16.00for Windows, didapat hasil:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 14
Ringkasan Mean Perilaku Agresif
Bentuk Perilaku Agresif Mean
Perilaku agresif verbal 6.7768
Perilaku agresif fisik 6.3393
Berdasarkan hasil diatas, menunjukan hasil mean dari perilaku
agresif verbal menunjukan 6.7768 dan mean perilaku agresif fisik sebesar
6.3393. Hal ini menunjukan bahwa pada remaja puteri memiliki potensi
untuk berperilaku agresif dalam bentuk verbal lebih tinggi secara
signifikan dibandingkan dalam bentuk fisik.
Setelah mengetahui perilaku agresif dalam bentuk verbal lebih
tinggi dibandingkan dengan perilaku agresif dalam bentuk fisik, maka
dilakukan perbandingan mean teoritik dan mean empiris. Perbandingan
tersebut bertujuan untuk melihat perilaku agresif yang dilakukan remaja
puteri tergolong tinggi atau rendah. Mean teoritik dilakukan dengan
perhitungan manual, sedangkan untuk mean empiris dilakukan dengan
dengan menggunakan teknik One-Sample Statisticsdengan bantuan SPSS
16.00 for Windows, dan didapat hasil:
Tabel 15
Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean EmpirisPerilaku Agresif
Mean Teoritik Mean Empiris Sign.
Perilaku agresif pada remaja
puteri
85 60.7321 0.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Pada Tabel 15 mean teoritik diperoleh sebesar 85. Sedangkan
untuk mean empiris didapat hasil sebesar 60.7321. Berdasarkan hasil
diatas menunjukan mean teoritik lebih besar dibandingkan mean empiris,
hal ini berarti perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja puteri
tergolong rendah secara signifikan.
Dari tabel 13 dan 14 diatas menunjukan adanya perbedaan antara
perilaku agresif dalam bentuk verbal dan fisik dengan perilaku agresif
verbal secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku
agresif fisik. Sedangkan untuk tabel 15 menunjukan perilaku agresif yang
dilakukan remaja puteri tergolong rendah. Namun dari hasil tersebut
tidak menerangkan bahwa perilaku agresif diakibatkan oleh konflik antar
orangtua. Perilaku agresif tersebut hanya menggambarkan perilaku
agresif yang diakibatkan secara umum.
Selain melihat besarnya perilaku agresif pada remaja puteri,
dilakukan juga perbandingan mean empiris dan mean teoritik untuk
melihat apakah konflik antar orangtua yang terjadi tergolong kuat atau
rendah. Perhitungan mean empiris dilakukan secara manual dan mean
teoritik dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample
Statisticsdengan bantuan SPSS 16.00 for Windows, dan didapat hasil:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 16
Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean EmpirisKonflik Antar
Orangtua
Mean Teoritik Mean Empiris Sign.
Konflik antar orangtua 55 34.5089 0.000
Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa mean teoritik sebesar
55 dan mean empiris sebesar 34.5089. Hasil tersebut menunjukan mean
teoritik lebih besar dari mean empiris (55 > 34.5089). Hal ini berarti
konflik antar orangtua tergolong rendah secara signifikan.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapat hasil korelasi antara
kedua variabel yaitu konflik antara orangtua dan perilaku agresif pada remaja
puteri adalah sebesar 0.297 dengan nilai probabilitas sebesar 0.001 (p<0.05).
Hasil tersebut menunjukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan
positif yang signifikan. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi konflik
antara orangtua maka semakin tinggi juga perilaku agresif pada remaja puteri.
begitu juga sebaliknya, semakin rendah konflik antar orangtua, semakin
rendah juga perilaku agresif pada remaja puteri. Dalam penelitian ini,
hipotesis awal yang dinyatakan oleh peneliti adalah ada hubungan positif
yang signifikan antara konflik antar orangtua dan perilaku agresif remaja
puteri dinyatakan diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Martono dan Joewana (2006) juga menyatakan bahwa perilaku agresif
dapat timbul dari berbagai faktor. Salah satu diantara faktor tersebut adalah
faktor dari lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang memiliki suasana
tidak nyaman, tidak harmonis, dan kurang mendukung akan mengganggu
perkembangan kejiwaan anak.
Pada usia remaja adalah masa dimana mereka mencari jati diri dan
identitas mereka. Peran orangtua sangat berpengaruh pada perkembangan
tersebut karena remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan keluarga.
Sehingga apabila keluarga memiliki suasana yang tidak harmonis, maka
remaja akan tidak dapat mencapai identitas diri yang positif. Hal ini dapat
menimbulkan ketegangan (stress) dan kecemasan pada remaja.
Konflik antar orangtua yang terjadi secara terus menerus dapat
memungkin membawa situasi yang tidak nyaman bagi anak mereka. Hal ini
dikarenakan orangtua adalah panutan dalam berperilaku, dan anak akan
terbiasa untuk belajar dengan cara mengamati dan memodeling perilaku
orangtuanya. Apabila konflik antara orangtua terus terjadi secara terus
menerus, akan mengakibatkan anak akan bertumbuh dalam situasi yang
berkonflik juga. Situasi tersebut akan menimbulkan stress pada diri anak
sehingga dapat menimbulkan anak melakukan perilaku agresif.
Hasil penelitian Sears (dalam Koeswara, 1988) menemukan bahwa
remaja puteri cenderung melakukan penyerangan secara psikologis seperti
perilaku agresif secara verbal. Hal ini sesuai dengan hasil perbandingan
antara perilaku agresif verbal dan perilaku agresif fisik. Dari perbandingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tersebut didapat hasil bahwa perilaku agresif verbal sebesar 6.7768 yang
menunjukan lebih tinggi secara signifikan jika dibandingkan dengan perilaku
agresif fisik sebesar 6.3393. Hal ini dijelaskan oleh Hocker (dalam Sarwono,
2000)yang menyebutkan bahwa anak perempuan melakukan permainan yang
menuntut kehalusan motorik dan non agresif, seperti masak-masakan,
bermain boneka.
Konflik antar orangtua yang terjadi tergolong rendah. Hal ini
ditunjukan dengan mean teoritik sebesar 55 lebih besar dari mean empiris
sebesar 34.5089. Selain itu perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja puteri
tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan mean teoritik diperoleh sebesar
85 lebih besar dengan mean empiris yang didapat hasil sebesar 60.7321.
Menurut Apollo dan Ancok (2003), apabila konflik terjadi secara terus
menerus, remaja akan bertumbuh dalam situasi berkonflik. Apabila orangtua
mampu menemukan jalan keluar dari konflik yang dialami, maka akan
tercipta hubungan yang harmonis. Hal ini akan membuat perasaan yang
nyaman bagi anggota keluarga dan remaja akan mencapai perkembangan
yang positif.
Namun, pada penelitian tersebut, korelasi yang terjadi antara perilaku
agresif remaja puteri dengan konflik antara orangtua hanya sebesar 0.297 dan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.088. Hal ini menunjukan variabel
tersebut memiliki hubungan yang cukup lemah karena besarnya korelasi
bergerak dari 0.000 sampai 1.000. Oleh sebab itu, korelasi sebesar 0.297
tergolong cukup lemah. Hal tersebut terjadi karena ada kemungkinan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
terbesar yang memiliki hubungan dengan perilaku agresif bukan berasal dari
konflik antara orangtua, namun dikarenakan faktor lain yang mungkin
memiliki hubungan yang lebih besar, seperti faktor teman sebaya.
Situasi yang tidak nyaman pada diri anak tersebut akan berpengaruh
pada masa depan mereka. Menurut Kartono (2006), seorang perempuan akan
menjadi seorang ibu yang anak mendidik dan membesarkan anak. Relasi
seorang ibu dengan anak memberi pengaruh pada perkembangan anak.
Seorang ibu yang memiliki riwayat yang orangtuanya hidup dalam
berkonflik, maka dapat memungkinkan anak juga akan bertumbuh dalam
perilaku agresif yang tinggi. Sedangkan pada kenyataannya terkhusus di
Indonesia, seorang perempuan diharapkan untuk dapat menjaga perilaku
dengan tidak berperilaku buruk. Oleh karena itu, hal ini sangat bertentangan
dengan kebudayaan yang dianut oleh Indonesia itu sendiri, karena Indonesia
masih menjunjung tinggi perilaku yang dipandang baik pada kaum
perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai konflik antara
orangtua dan hubungannya dengan perilaku agresif pada remaja puteri, maka
peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
Koefisien korelasi antara konflik antara orangtua dengan perilaku
agresif pada remaja puteri adalah sebesar 0.297 dan probabilitas sebesar
0.001 (p<0.05). Hasil hipotesis tersebut menunjukan bahwa ada hubungan
positif yang signifikan antara konflik antara orangtua dengan perilaku agresif
ada remaja puteri. Hal ini diartikan bahwa semakin tinggi konflik antara
orangtua, semakin tinggi pula perilaku agresif pada remaja puteri.
Hasil tambahan juga didapat dari hasil Uji T yang membedakan antara
perilaku agresif dalam bentuk fisik dan perilaku agresif dalam bentuk verbal
menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Dari perbedaan tersebut
terlihat bahwa perilaku agresif verbal pada remaja puteri secara signifikan
lebih tinggi dibandingkan perilaku agresif fisik. Selain itu, perilaku agresif
yang dilakukan remaja puteri dan konflik antar orangtua pada penelitian ini
tergolong rendah.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
B. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, pilihan jawaban dari skala yang telah dibuat
adalah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangattidak setuju
(STS). Namun, pilihan jawaban tersebut digunakan untuk suatu bentuk sikap.
Sedangkan pada skala yang dibuat adalah suatu bentuk perilaku. Oleh karena
itu, pilihan jawaban tersebut kurang sesuai digunakan untuk pernyataan
dalam bentuk perilaku.
C. Saran
1. Bagi orangtua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang
hangatdalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan
penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak, sehingga anak
tidak meniru perbuatan tersebut dan tidak melampiaskan dengan cara
yang tidak benar.
2. Bagi remaja puteri
Disarankan pada remaja puteri untuk dapat mempertahankan
emosi positif dengan baik sehingga perilaku agresif semakin berkurang.
Remaja puteri dapat lebih terbuka dengan mengkomunikasikan
perasaannya, baik pada orangtua maupun pada teman sebaya. Hal ini
diharapkan dapat mengurangi beban atau tekanan yang dialami sehingga
remaja puteri tidak mengalami frustasi dan tidak melampiaskan pada hal-
hal negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini memberikan sumbangan sebesar 8.8% dan
hubungan antara variabel konflik antar orangtua dengan agresivitas pada
remaja puteri memiliki koefisien sebesar 0.297. Hal ini menunjukan
bahwa konflik antar orangtua memiliki hubungan yang cukup rendah
dalam perilaku agresif pada remaja puteri. Peneliti mengharapkan kepada
peneliti selanjutnya untuk memperhatikan variabel-variabel lain yang
yang mungkin memiliki hubungan yang besar dalam meningkatnya
perilaku agresif pada remaja puteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Apollo & Ancok, D. 2003.Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Televisi Berisi Kekerasan, Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga, Jenis Kelamin, dan Tahap Perkembangan Dengan Kecenderungan Agresivitas Remaja. SOSIOHUMANIKA, 16A (3), September 2003.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Atwater, E. 1992. Adolescence. Toronto Canada Inc: Prectice-Hall.
Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baron, R.A.& Byrne, D. 1984. Social Psychology : Understanding Human Interaction. Boston : Allyin & Bacon, Inc.
Beebe, S.A. 1996.Interpersonal Communication: Relating to Other. (pp. 298). Boston: Allyn and Bacon.
Dayakisni, T. & Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang : UMM Press
Deaux, K., Dane, F., & Wrightsman, L.S. 1993. Sosial Psychology In 90’s 6th Edition. Pacifits Grove : Brooks/Cole Publishing Company.
Dollard, J., Doob, L.W., Miller, N.E., Mowrer, O.H., & Sears, R.R., 1939. Frustration and Aggression. New Haven; Yale University Press
Donnersitein, E., & Wilson, D.W. 1976. Effect of noise and perceived control on ongoing and subsequent aggressive behavior.(pp.774-781). Journal of Personality and Social Psychology.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga. Edisi 3. Jakarta: EGC
Gamble, T.K., & Gamble, M. 2005. Communcations Works. New York: McGraw- Hill.
Geng cewek nyik-nyik. ( 2008, 10, 22). Detik Informatika. Dikutip pada tanggal 20 Mei 2012 dari http://detektifromantika.wordpress.com/2008/10/22/geng-cewek-nyik-nyik-asal-tulungagung-sangat-meresahkan-dalam-melakukan-tindak-kekerasan/
Gottman, J., & De Claire, J. 1997. Kiat-kiat Membesarkan Anak Yang Memiliki Kecerdasan Emosional. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Hawari. 1997. Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Jiwa. Yogyakarta: Dhana Bakti Wakaf.
Hetherington, E.M & Parke, R.D. 1999. Child Psychology (5th edition). USA: McGraw-Hill Collage.
Hogg, M.A., & Vaughan, G.M. 2002. Social Psychology. Gosport : Ashford
Colour press Ltd Hurlock, E.B. 1978. Adolescence Development. Tokyo: McGraw-Hill,
Kogakusha, Ltd.
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Idrus, M. 2001.Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Agresivitas (Kajian Meta Analisis). LOGIKA. Vol. 6, no. 7, Desember 2001
Kartono & Kartini. 2006. Psikologi Wanita 1:Mengenal Gadis Remaja & Wanita Dewasa. Mandar Maju. Bandung.
Koeswara, E. 1998. Agresi Manusia. Bandung: PT Escero.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Krahe, B. 2005. Buku Panduan Psikologi Sosial: Perilaku Agresif. Diterjemahkan oleh Soetjipto, Helly P & Soetjipto, Sri M. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Laporan Kepala Bapas Surakarta (2001). Suara Merdeka. Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0201/23/ slo6.htm.
Lewis, M.M. 2010.Parental Conflict, Anger Control, and Dating Violence Perpetration Outcomes. Thesis Presented to the faculty of San Diego State University.
Liliwerl, A. 2005. Prasangka dan Konflik :Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. LKiS : Yogyakarta
Martono, L.H., & Joewana. 2006. Menangkal narkoba & kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka.
Medinnus & Johnson. 1974.Child Psychology Behavior and Development. New York : John Wiley and Sons.
Monks, F.J.K.,& Haditono, S.R. 2002. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Cet. 14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nuryoto, S. 1992. Kemandirian Remaja ditinjau dari Tahap Perkembangan, jenis Kelamin dan Peran Jenis. Disertasi. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Pengroyokan remaja puteri di Bali (2011). Tempo. Dikutip pada tanggal 23 Februari 2012 dari http://www.tempo.co/read/news/2012/02/07/058382402/Pengeroyok-Remaja-Putri-di-Bali-itu-Geng-Motor-Cewek
Pruitt, D.G.,&Rubin, J.Z. (2004). Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Puspitawati, H. 2008.Pengaruh Komunikasi Keluarga, Lingkungan Teman Dan Sekolah Terhadap Kenakalan Pelajar Dan Nilai Pelajaran Pada Sekolah Menengah Di Kota Bogor. PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 7, Nomor 2, November 2008.
Santrock, J.W. 2003. Adolecence (perkembangan remaja). Terjemahan oleh Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sarwono. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi Pertama. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Soliha, U. 2010.Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penerimaan Teman Sebaya Dengan Tendensi Agresivitas Relasional Pada Remaja Putri Di SMPN 27 Semarang. Jurnal Psikologi Universitas Dipenogoro Semarang.
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.
Suryabrata, S. 1981. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali
Tawuran antar pelajar SMK Bkati Cawang dan STM Penerbangan-blok M. (2007, 2, 18). Tempo Interaktif . Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/brk,20070218-93538,id.html
Tawuran antar pelajar SMU Cendrawasih dan STM Bakti Data. (2009, 2, 20). Detiknews. Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari http://www.detiknews.com/index.php/ReadStory/tawuran-pelajar,-10-orang-diamankan.
Tawuran antar SMA 6 Mahakam dan SMA 70 Bulungan. (2007, 10, 4). Tempo. Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari: http://www.tujuhpuluh.com/?p=28.
Tucher, L. A. 1987. Television Teenegers and Health.Journal of Youth and Adolescence. 16 (5), 415-425
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Wagiman, F.F. 1997. Ritme aktivitas harian Menochilus sexmaculata memangsa Aphis craccivora. Prosiding Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia V dan Simposium Entomologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, S. 2008. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 1
Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Yogyakarta, Juni 2012
Yth. Siswi-siswi dan mahasiswi yang turut berpartisipasi
dalam penelitian ini
Sehubungan dengan penelitian tugas akhir yang sedang
saya kerjakan, perkenankanlah saya untuk memohon bantuan
dan kesediaan dari adik-adik untuk meluangkan waktu mengisi
angket berikut ini.
Angket berikut ini berisi beberapa pernyataan-
pernyataan. Dalam mengisi angket tersebut, saya sangat
berharap adik-adik bersedia menjawab dengan sejujur-
jujurnya dan apa adanya sesuai dengan keadaan yang
dialami oleh adik-adik karena tidak ada penilaian benar atau
salah. Usahakan jangan sampai ada pernyataan yang
terlewatkan.
Saya menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang
adik-adik berikan pada angket ini sesuai dengan kode etik
psikologi. Saya mengucapkan banyak terimakasih atas segala
bantuan dan kesediaan dalam mengerjakan angket yang telah
diberikan.
Hormat saya,
Zipora Stephanie
089114049/PSI/Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia
mengisi skala ini dengan tidak di bawah paksaan atau tekanan
dari pihak tertentu akan tetapi dengan sukarela demi
membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang
saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat
pada umumnya.
Yogyakarta, Juni 2012
SETUJU / TIDAK SETUJU*
*Coret yang tidak sesuai
IDENTITAS DIRI
Nama / Inisial :
Umur :
Kelas :
Sekolah :
Tinggal bersama orangtua* : Ya / Tidak
Status perkawinan orangtua**: Utuh/pisah rumah/bercerai/salah
satu meninggal/kedua meninggal
*’** (coret yang tidak sesuai)
Tanda tangan
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
SKALA A
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan-pernyataan yang
berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam
kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk
memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda.
Untuk memilih jawaban, Anda hanya diminta untuk memberi
checklist (√) pada kolom dimana terletak jawaban yang sesuai
dengan keadaan Anda. Empat pilihan jawaban yang tersedia
adalah sebagai berikut:
Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju
Kolom S, jika Anda Setuju
Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju
Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda
berikan adalah benar, sesai dengan kondisi yang anda alami.
Masing-masing orang mempunyai jawaban yang berbeda,
maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan
diri anda.
Mohon dikerjakan dengan teliti, jangan sampai ada yang
terlewatkan……..
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya memiliki keinginan untuk
memukul teman saya yang
membuat saya marah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Saya merasa senang setelah
melakukan kekerasan pada
teman saya yang lemah.
3. Ketika ada orang lain menyakiti
saya, saya langsung emosi dan
marah-marah.
4. Saya lebih baik mengeluarkan
amarah saya pada teman yang
menyakiti saya daripada saya
terus disakiti.
5. Saya menjadi tambah marah
ketika teman-teman
menyatakan mendengar ada
berita jelek tentang diri saya.
6. Saya tidak suka dengan teman
yang merasa paling pintar,
sehingga saya bersikap kasar
kepadanya.
7. Karena kesal dimarahi oleh
guru, saya merusak fasilitas
sekolah.
8. Teman saya menjadi terus
teringat dan terbayang-bayang
kejadian saat saya memarahi
dia.
9. Saya berani memukul orang
yang menghina saya untuk
membela diri tanpa bantuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
orang lain
10. Ketika ada teman yang
membuat saya marah, saya
dapat menahan diri untuk tidak
memukul.
11. Saya mengurungkan diriuntuk
memukul orang yang telah
menghina saya karena saya
takut.
12. Walaupun saya marah, namun
saya lebih senang menahan
emosi saya dengan diam
13. Saya tidak pernah
mempedulikan bujukan teman
untuk menyakiti orang lain
14. Saya lebih senang bermain
dengan siapa saja tanpa pilih-
pilih
15. Walaupun berdebat, saya tidak
suka menggunakan kekerasan.
16. Saya dan teman-teman berani
ikut dalam tawuran antar
sekolah tersebut.
17. Saya ingin mencelakai orang
lain yang terlihat lemah.
18. Saya tidak bisa menahan diri
untuk bertengkar dengan orang
yang berbeda pendapat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
saya.
19. Saya lebih senang untuk
langsung memarahi orang yang
melakukan kesalahan daripada
memikirkan cara untuk
menyelesaikan permasalahan.
20. Ketika ada orang yang
menghina saya di depan umum,
maka saya akan membalas
perbuatan tersebut.
21. Saya mencelakai lawan agar
saya bisa menjadi juara dalam
perlombaan.
22. Teman saya merasa takut dan
trauma setelah dikroyok oleh
saya dan teman-teman
23. Karena perkataan saya yang
kasar, teman saya menangis
karena sedih namun dia cepat
melupakan kejadian tersebut.
24. Saya tidak ingin melihat teman
saya terluka karena perbuatan
saya, walaupun saya telah
dilukai oleh mereka.
25. Saya lebih senang melepaskan
kemarahan tersebut ketika
waktunya tepat dan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
terburu-buru.
26. Saya memukul teman saya
karena dia telah menyebarkan
berita buruk tentang saya.
27. Saya lebih memilih diam saja
daripada membalas hinaan
teman saya.
28. Walaupun persiapan saya
kurang maksimal, saya tetap
berusaha mengerjakan soal
sendiri dengan baik dan tidak
mencuri jawaban yang benar.
29. Walaupun saya marah, saya
tidak menyakiti perasaan orang
lain.
30. Saya dapat merencanakan dan
melakukan balasan untuk teman
yang menyakiti hati saya tanpa
bantuan orang lain.
31. Ketika ada orang yang
melakukan kesalahan, saya
memarahi orang tersebut.
32. Walaupun pekerjaan orang lain
lebih buruk dari saya, saya tidak
menghinanya.
33. Ketika ada yang membuat saya
kesal, saya akan menyebarkan
gosip tidak benar tentang orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
tersebut.
34. Saya tidak suka marah-marah
pada orang lain karena
membuat suasana hati saya
tidak baik.
SKALA B
PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan-pernyataan yang
berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam
kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk
memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda.
Untuk memilih jawaban, Anda hanya diminta untuk memberi
checklist (√) pada kolom dimana terletak jawaban yang sesuai
dengan keadaan Anda. Empat pilihan jawaban yang tersedia
adalah sebagai berikut:
Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju
Kolom S, jika Anda Setuju
Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju
Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda
berikan adalah benar, sesai dengan kondisi yang anda alami.
Masing-masing orang mempunyai jawaban yang berbeda,
maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
diri anda.
Mohon dikerjakan dengan teliti, jangan sampai ada yang
terlewatkan……..
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Ketika ibu menghabiskan uang
belanjaan, ayah sering kali
memukul ibu.
2. Ketika ayah sedang marah, ayah
selalu mengatakan pekerjaan
ibu tidak beres.
3. Ketika ayah sedang menasihati,
ibu tidak mau mendengarkan,
begitu juga sebaliknya.
4. Ketika ayah dan ibu sedang
marah, mereka terlihat saling
diam dan tidak berbincang-
bincang.
5. Walaupun sedang bertengkar,
ayah dan ibu tidak melakukan
kekerasan.
6. Ayah dan ibu menerima dengan
lapang dada apabila mereka
saling melakukan kesalahan.
7. Walaupun sedang bertengkar,
ayah dan ibu tetap saling
menyapa dan berpamitan ketika
akan pergi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
8. Ayah tidak bisa menahan diri
untuk tidak memukul ibu saat
ibu melakukan kesalahan.
9. Ketika ayah dan ibu melakukan
kesalahan, mereka saling
menyalahkan.
10. Ketika ayah dan ibu sedang
bertengkar, mereka tidur di
ruang terpisah.
11. Ketika ibu melakukan
kesalahan, ayah tidak pernah
menampar ibu.
12. Ayah dan ibu saling bertukar
pikiran mengenai permasalahan
yang sedang mereka hadapi.
13. Ketika ayah dan ibu melakukan
kesalahan, mereka mengakui
dan menyadari kesalahannya.
14. Walaupun sedang marah, ayah
dan ibu terlihat saling
menyayangi.
15. Ayah tidak bisa menahan diri
untuk mendorong tubuh ibu saat
ibu tidak melakukan pekerjaan
rumah dan hanya bermalas-
malasan.
16. Ibu selalu marah dengan
penghasilan ayah yang sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
17. Ibu tidak mau menuruti
masukan-masukan dari ayah,
begitu juga sebaliknya.
18. Ketika ibu sedang marah, ibu
tidak menyiapkan sarapan untuk
ayah.
19. Ketika ayah melakukan
kesalahan, ibu tidak pernah
melempar barang pemberian
ayah.
20. Ketika pekerjaan ayah sedang
kacau, ibu tidak mengeluhkan
penghasilan.
21. Ketika ayah dan ibu sedang
bertengkar, mereka selalu
menyelesaikan dengan diskusi
bersama.
22. Walaupun sedang tidak akur,
ibu tetap menyiapkan keperluan
ayah
BACA KEMBALI JANGAN SAMPAI ADA PERNYATAAN
YANG TERLEWATKAN!
♥ ♥ ♥TERIMAKASIH ♥ ♥ ♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 2
Hasil Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
RELIABILITAS SKALA AGRESIVITAS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.916 34
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 66.5897 179.354 .678 .911
item2 66.9744 183.289 .625 .912
item3 66.2821 177.682 .786 .910
item4 66.0769 183.599 .440 .915
item5 66.1282 184.430 .508 .914
item6 66.5385 183.729 .476 .914
item7 66.8462 181.923 .561 .913
item8 66.4103 190.722 .295 .917
item9 66.3333 180.018 .589 .912
item10 66.6410 184.078 .570 .913
item11 65.4615 189.202 .271 .917
item13 66.4359 189.673 .266 .917
item14 66.5897 185.301 .362 .916
item15 66.9744 181.394 .691 .912
item16 66.7949 177.904 .793 .910
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
item18 64.8974 203.094 .272 .923
item19 67.1026 186.252 .536 .914
item20 66.9487 182.839 .653 .912
item21 66.5385 183.887 .450 .915
item23 66.1538 186.713 .419 .915
item24 67.0513 185.524 .473 .914
item25 66.4615 186.623 .355 .916
item26 66.2821 192.997 .269 .919
item28 66.6667 184.596 .436 .915
item30 66.4359 192.305 .275 .919
item31 66.2821 179.155 .635 .912
item32 66.2051 184.220 .425 .915
item33 66.9487 184.155 .579 .913
item34 66.6410 177.289 .815 .909
item36 66.4359 180.200 .614 .912
item37 66.3077 180.798 .472 .915
item38 66.9231 184.547 .528 .914
item39 66.9487 184.418 .564 .913
item40 66.6154 179.559 .633 .912
RELIABILITAS SKALA KONFLIK ANTAR ORANGTUA
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.923 22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 32.9750 80.846 .595 .920
item2 32.8750 79.651 .564 .920
item3 32.7250 77.384 .634 .918
item4 32.3000 79.087 .423 .923
item5 32.9250 79.456 .657 .919
item6 32.6500 78.336 .639 .918
item8 32.7250 77.589 .699 .917
item9 32.8500 78.592 .540 .920
item10 32.5000 80.154 .369 .924
item12 32.5000 79.436 .402 .923
item13 32.5250 77.897 .467 .923
item14 32.8750 79.804 .600 .919
item15 32.8250 79.020 .571 .919
item16 32.7500 75.885 .859 .914
item17 32.8500 80.387 .449 .922
item18 32.7000 76.933 .638 .918
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
item19 32.7000 75.549 .839 .914
item20 32.5250 79.128 .420 .923
item21 32.5250 79.692 .546 .920
item22 32.6250 78.753 .564 .920
item23 32.7500 77.782 .638 .918
item24 32.5750 76.558 .775 .916
HASIL UJI NORMALITAS
NPAR TEST
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 112 112
Normal Parametersa Mean 34.5089 60.7321
Std. Deviation 7.76571 7.50373
Most Extreme Differences Absolute .113 .095
Positive .113 .047
Negative -.066 -.095
Kolmogorov-Smirnov Z 1.193 1.006
Asymp. Sig. (2-tailed) .116 .264
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
HASIL UJI LINEARITAS
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Y * X 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%
Report
Y
X Mean N Std. Deviation
22 59.0000 2 2.82843
23 67.0000 1 .
24 54.5000 2 .70711
25 62.5000 4 8.54400
26 55.2000 5 3.19374
27 55.0000 4 5.71548
28 55.1111 9 7.62306
29 56.0000 4 8.08290
30 56.3333 6 8.50098
31 61.7778 9 6.97814
32 61.2500 4 8.61684
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
33 63.2000 10 7.03641
34 66.7500 4 4.11299
35 60.6000 5 7.12741
36 65.0000 5 2.54951
37 60.6000 5 9.47629
38 61.3333 3 8.14453
39 57.8333 6 7.60044
40 55.6667 3 6.42910
41 65.7500 4 4.99166
42 62.0000 1 .
43 65.0000 1 .
44 58.3333 3 3.05505
45 70.5000 2 .70711
46 77.0000 1 .
47 69.0000 2 1.41421
48 60.0000 2 .00000
49 77.0000 1 .
50 64.0000 1 .
52 75.0000 1 .
56 58.0000 1 .
69 60.0000 1 .
Total 60.7321 112 7.50373
ANOVA Table
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Y * X .297 .088 .641 .410
Sum of Squares df Mean Square F
S
i
g
.
Y
*
X
Between Groups (Combined)
2564.303 31 82.719 1.795
.
0
1
9
Linearity
550.857 1 550.857 11.957
.
0
0
1
Deviation from Linearity
2013.447 30 67.115 1.457
.
0
9
4
Within Groups 3685.661 80 46.071
Total 6249.964 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
HASIL KORELASI
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 34.5089 7.76571 112
VAR00002 60.7321 7.50373 112
Correlations
x y
x Pearson Correlation 1 .297**
Sig. (1-tailed) .001
N 112 112
y Pearson Correlation .297** 1
Sig. (1-tailed) .001
N 112 112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
UJI T
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 verbal 6.7768 112 1.46865 .13877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 verbal 6.7768 112 1.46865 .13877
fisik 6.3393 112 1.31898 .12463
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 verbal & fisik 112 .323 .001
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 verbal
- fisik .43750 1.62626 .15367 .13300 .74200 2.847 111 .005
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
agresif 112 60.7321 7.50373 .70904
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
One-Sample Test
Test Value = 85
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
agresif -34.227 111 .000 -24.26786 -25.6729 -22.8629
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
konflik 112 34.5089 7.76571 .73379
One-Sample Test
Test Value = 55
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
konflik -27.925 111 .000 -20.49107 -21.9451 -19.0370
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI