hubungan antara konflik antar orangtua dengan agresivitas

126
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA PUTERI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Zipora Stephanie NIM: 089114049 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR

ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS PADA

REMAJA PUTERI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Zipora Stephanie

NIM: 089114049

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

i  

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR

ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS PADA

REMAJA PUTERI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Zipora Stephanie

NIM: 089114049

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

iv  

Masa depan itu dibeli dari masa sekarang -Samuel Johnson-

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.

Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan.

-Mario Teguh-

Ku tak akan menyerah, pada apapun juga. Sebelum kucoba semua yang ku bisa Tetapi ku berserah, kepada kehendakNya, hatiku percaya Tuhan punya rencana.. _song : Jonathan Prawira_

Jika anda terlahir dalam kemiskinan itu bukanlah kesalahan anda,

tapi jika anda mati dalam kemiskinan itu adalah kesalahan anda.

_Bill Gates_  

 

Menang, bukan berarti menjadi “paling”.

Tetapi menang adalah karena Anda yang berusaha

lebih baik dari sebelumnya.

_Bennie Blair_

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

v  

SKRIPSI ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Yang selalu memegang, menopang serta menuntun hidupku dalam

kebahagiaan dan kesedihan,

Serta

Untuk keluargaku terkasih dan harta terindahku dalam hidup

Papa, Mama, Ci Ita, Ko Nuh Adi, Ko Adiel

Yang selalu mendukung dan memberikan cinta kasih yang

sempurna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

vii

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA

DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA PUTERI

Zipora Stephanie

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan positif antara

konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Subjek penelitian ini adalah 112 remaja puteri dengan batasan usia 12 tahun sampai 19 tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala konflik antar orangtuadan skala perilaku agresif. Koefisien reliabilitas dari skala konflik antar orangtua adalah 0.923 dan koefisien reliabilitas dari skala perilaku agresif adalah 0.916. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu variabel konflik antar orangtua dan perilaku agresif linier karena memiliki probabilitas sebesar 0.001 (p< 0.05). Penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment untuk mengetahui hubungan antara konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0.297 dengan probabilitas 0,001(p < 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara konflik antar orangtuadengan perilaku agresif pada remaja puteri. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konflik antar orangtua, maka semakin tinggi perilaku agresif pada remaja puteri.

Kata kunci : Perilaku Agresif, Konflik Antar Orangtua, Remaja Putri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

viii

CORRELATION BETWEEN CONFLICTBETWEENPARENTS

WITH AGGRESSIVENESS IN GIRLS ADOLESCENT

Zipora Stephanie

ABSTRACT

This research aim was to find if there was a positive correlation between conflictbetweenparents andaggressivebehavior in girls adolescent. The hypothesis proposed that there was a positive correlation between conflictbetweenparents andaggressivebehavior in girls adolescent. The research subject were 112 girls adolescent from 12 to 19 years old. Data collecting was distributing the conflictbetweenparents scaleand aggressivebehavior scale. The reliability coefficient of the conflictbetweenparents reliability coefficient was 0.923 andaggressivebehavior scale was 0.916. Result of the linearity test in this study suggesting that two variables, which were conflictbetweenparents andaggressivebehavior, was linier since they have probability by 0.001 (p < 0.05). This research used Product Moment correlation technique to finding out relationship between conflictbetweenparents and aggressivebehavior in girls adolescent. Coefficient correlation (r) obtained in this study was 0.297 with probability by 0.001 (p < 0.05). This means that there was positive correlation between conflictbetweenparents and aggressivebehavior in girls adolescent. Thus, it can be concluded that the higher conflictbetweenparents, the higher aggressivebehavior girls adolescent.

Key word: AggressiveBehavior, ConflictbetweenParents, Girls Adolescent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

  

x  

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Konflik Antar

Orangtua dengan Agresivitas Pada Remaja Puteri” ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak

pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga

Skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ibu Dr. Christina Siwi. H., M. Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing Akademik.

2. Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., selaku Kepala Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Sylvia Carolina MYM., M.Si. selaku Dosen PembimbingSkripsi.

Terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan dan membimbing saya dalam

mengerjakan skripsi hingga selesai.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, terima kasih untuk ilmu-ilmunya.

5. Seluruh karyawan Fakultas psikologi, Ibu Nanik, Mas Gandung, Mas

Doni, Mas Muji, dan Pak Gie terima kasih untuk keramahan dan

pelayanan selama menjalani perkuliahan.

6. Bapak Paulus Sumardi, Selaku Kepala Sekolah SMP Bruderan Purwokerto

yang telah memberikan ijin dalam menjalankan penelitian dan telah

membantu dalam sarana penelitian sehingga dapat berjalan dengan lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xi  

7. Bapak Anton Bagjiantoro selaku Kepala Sekolah SMA Bruderan

Purwokerto, Serta Bapak Cahyana selaku Guru di SMA tersebut yang

telah memberikan ijin untuk dilakukannya penelitian. Terimakasih untuk

bantuan dan pendampingan selama penelitian berlangsung.

8. Papa Akong Riyanto dan Mama Gianti Rutwati yang telah menjadi

malaikat dalam hidupku. Trimakasih atas dukungan, doa, bantuan baik

dalam biaya sekolah sejak kecil hingga sekarang. Trimakasih atas cinta

yang papa dan mama berikan untukku. Selama Fani di Yogyakarta, hanya

hasil ini yang dapat fani berikan pada papa dan mama. Tetapi, usaha dan

keinginan untuk membahagiakan papa dan mama akan terus fani

perjuangkan selama-lamanya. Thanks for your love unconditioning daddy

and mom... i love you..

9. Saudara kandung Ci drh. Mei Ita Riyanti M.Sc, dan Ooh Adiel Rahmanto,

S.Si, serta kakak ipar Ko drh. Nuh Adi Irawan M.Sc, Terimakasih atas

doa, suport, dan semangat yang kalian berikan. Terimakasih juga atas

bantuan dan pendampingan selama mengikuti kuliah dan menulis skripsi.

Kalian selalu menjagaku dan selalu menghiburku disaat aku merasa bosan

dan saat aku merasa sangat lemah dan putus asa.I Love You so Much.

10. Seseorang yang selalu ada di hatiku, Yose Yordan. Trimakasih untuk

dukungan, semangat, dan kesabarannya dalam menjalani hari-hari

bersamaku. Trimakasih untuk cinta yang diberikan dengan mengerti segala

kekuranganku namun terus melengkapiku dan menyemangatiku untuk

menjadi seorang yang lebih baik. Kau tak akan terganti. Terimakasih juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xii  

untuk keluarga ko Yordan, trimakasih untuk dukungan dan semangatnya

selama ini. I Love You so much.

11. Untuk keponakanku, Mochan dan Mopy, juga untuk Alm Molexa.

Terimakasih karena kalian terlah menghiburku, menemaniku, dan

menjadikanku semangat dan terhibur.

12. Untuk keluarga di Solo, Om drh. Bambang Irawan, Tante Debora Iis, Ci

dr. Erika Irawan, dan Hana Amelia Irawan. Juga untuk Ci Vika Yolanda di

Semarang, terimakasih untuk doa dan dukungan selama ini.

13. Untuk sahabatku yang akan selalu ada di hatiku, Nia, Ivana, Nony, Maria,

Titin, Ivone, Melisa, Lisa. Walaupun kalian jauh, tapi kalian tetap yang

terbaik untukku. Terimakasih untuk sukacita kita selama ini. Terimakasih

untuk semangat dan dukungan kalian.

14. Untuk teman-teman di gereja, ka Tien Tamba, Danank, Daniel, mas Agiel,

Mas Andri, Aris, Mba ari, dll. Terimakasih atas dukungan dan doa kalian

selama ini. Terimakasih karena terus menyemangatiku ketika aku sedang

putus asa.

15. Sahabatku di kampus selama, Desy, Nindy, Dian, Mitha, Ci Lita, Irin,

Aldo, Siska, Rina, Henry, Nopai, Agnes, Ricky, Skolastika, Ines, dan

teman-teman yang lain. Terimakasih atas kebersamaan kalian dan

perjuangan kita bersama dari Semester I.

16. Teman-teman satu dosen pembimbing, cik Grace, Valle, Anna, Dian,

Vicke, Anggun, Waldi, Mba Ayu, Mba Manda, dll. Terimakasih atas ilmu-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xiii  

ilmu yang saling diberikan. Terimakasih untuk kebersamaan dan suka

duka dalam menulis skripsi.

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan Skripsi ini

sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Terima kasih.

Yogyakarta, September 2012

Penulis

Zipora Stephanie

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... vi

ABSTRAK ............................................................................................. vii

ABSTRACT ........................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................. 11

A. Remaja ......................................................................................... 11

1. Pengertian Remaja ............................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xv

2. Tahap Perkembangan Remaja ........................................... 11

3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja ................................ 12

4. Tugas Perkembangan Pada Remaja Puteri ...................... 16

B. Perilaku Agresif ......................................................................... 18

1. Pengertian Perilaku Agresif ................................................ 18

2. Aspek-aspek Perilaku Agresif ............................................. 19

3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif ......................................... 20

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif ...... 24

5. Perilaku Agresif Pada Remaja Puteri ................................ 28

C. Konflik ........................................................................................ 29

1. Pengertian Konflik .............................................................. 29

2. Pengertian Konflik Antar Orangtua ................................. 30

3. Aspek-aspek Konflik Antar Orangtua ............................... 32

4. Sumber Konflik Antar Orangtua ....................................... 33

D. Dinamika Hubungan Antara Konflik Antar Orangtua dan

Perilaku Agresif .......................................................................... 36

E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 41

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 42

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 42

B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................ 42

C. Definisi Operasional ................................................................... 42

1. Konflik Antar Orangtua ..................................................... 42

2. Perilaku Agresif .................................................................... 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xvi

D. Subjek Penelitian ........................................................................ 49

E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 49

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................ 52

1. Estimasi Validitas ................................................................. 52

2. Seleksi Item ........................................................................... 53

3. Estimasi Reliabilitas ............................................................. 58

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 59

1. Uji Asumsi ............................................................................. 59

a. Uji Normalitas ................................................................. 59

b. Uji Linearitas .................................................................. 59

2. Uji Hipotesis .......................................................................... 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 61

A. Pra Penelitian, Pelaksanaan Penelitian dan Data

Demografi .................................................................................... 61

1. Pra Penelitian ........................................................................ 61

2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 62

3. Data Demografi ..................................................................... 64

B. Analisis Data ............................................................................... 64

1. Uji Normalitas ....................................................................... 64

2. Uji Linearitas ........................................................................ 65

3. Uji Hipotesis .......................................................................... 66

4. Uji Tambahan ....................................................................... 67

C. Pembahasan ................................................................................ 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xvii

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 75

A. Kesimpulan ................................................................................ 75

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 76

C. Saran ......................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 78

LAMPIRAN .......................................................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blueprint Skala Perilaku Agresif ........................................... 50

Tabel 2 Blueprint Skala Konflik Antar Orangtua ............................. 52

Tabel 3 Blueprint Skala Perilaku Agresif Sebelum Uji Coba .......... 54

Tabel 4 Blueprint Skala Perilaku Agresif Setelah Uji Coba ............. 55

Tabel 5 Blueprint SkalaPerilaku Agresif Setelah Dilakukan

Penyusunan Ulang .................................................................. 56

Tabel 6 Blueprint SkalaKonflik Antar Orangtua Sebelum Uji Coba 56

Tabel 7 Blueprint Skala Konflik Antar Orangtua Setelah Uji Coba 57

Tabel 8 Blueprint Skala Konflik Antar Orangtua Setelah Dilakukan

Penyusunan Ulang .................................................................. 58

Tabel 9 Deskripsi Usia Subjek Penelitian ........................................... 64

Tabel 10 Ringkasan Uji Normalitas ................................................... 65

Tabel 11 Ringkasan Uji Linearitas ...................................................... 66

Tabel 12 Hasil Skor Korelasi Antara Konflik Antar Orangtua

Dan Perilaku Agresif ............................................................ 67

Tabel 13 Ringkasan Uji T ..................................................................... 68

Tabel 14 Ringkasan Mean Perilaku Agresif ....................................... 69

Tabel 15 Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean Empirik Perilaku

Agresif ................................................................................... 69

Tabel 16 Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean Empirik Konflik

Antar Orangtua ................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Skala Penelitian ................................................................ 83

Lampiran 2Hasil Penelitian ................................................................. 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku agresif merupakan fenomena yang umum terjadi di

masyarakat. Fenomena ini tidak pernah surut bahkan cenderung meningkat.

Hal tersebut terbukti dari banyaknya berita di media massa terkait dengan

Perilaku agresif yang dilakukan remaja. Sebagai contoh di daerah UKI

(Universitas Kristen Indonesia) Jakarta pada tanggal 18 Febuari 2007 terjadi

tawuran antara pelajar SMK Bakti-Cawang dan STM Penerbangan-blok M,

yang mengakibatkan salah seorang siswa terkena luka bacok di kepala

(“Tawuran antar pelajar SMK Bkati Cawang”, 2007). Di Blok-M Jakarta

Selatan pada tanggal 4 Oktober 2007 terjadi tawuran antara 2 SMA yaitu

SMA 6 Mahakam dan SMA 70 Bulungan yang melibatkan ratusan siswa dari

masing-masing sekolah (“Tawuran antar 2 SMA”, 2007). Kemudian di

Jakarta Selatan pada tanggal 20 Februari 2009 terjadi tawuran antar pelajar

yang melibatkan setidaknya lebih dari 50 siswa yang berasal dari SMU

Cendrawasih dan STM Bakti Data (“Tawuran antar pelajar”, 2009). Selain

tawuran-tawuran yang terjadi, ada banyak tindakan perilaku agresif lain yang

dilakukan remaja seperti yang di laporkan oleh Kepala Bapas Surakarta

antara lain selama tahun 2001 sebanyak 98 kasus. Dari kasus tersebut, remaja

yang melakukan pencurian sebanyak 50 kasus, melanggar lalu lintas 3 kasus,

melakukan pengrusakan 2 kasus, melakukan penganiayaan 14 kasus,

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

2  

  

melakukan tindakan asusila 9 kasus, perkelahian menggunakan senjata tajam

1 kasus, pengeroyokan 1 kasus, pemerkosaan 7 kasus, dan melakukan

tindakan kekerasan 2 kasus. (“Laporan Kepala Bapas Surakarta”, 2001).

Perilaku agresif yang sering terjadi memang didominasi oleh remaja

putera, namun perilaku agresif juga dapat dilakukan oleh para remaja puteri.

Sebagai contoh pada akhir tahun 2011 di Bali, terjadi pengroyokan yang

dilakukan oleh geng motor puteri dengan korbannya yang juga salah satu

anggota motor tersebut. Pengroyokan tersebut disebabkan oleh hal sepele

namun para pelakunya sudah merencanakan pengroyokan tersebut dengan

menyiapkan botol bir dan gunting untuk menganiaya korbannya. Kejadian

tersebut sangat meresahkan warga Bali karena takut terjadi kerusuhan yang

semakin meluas. (“Pengroyokan remaja puteri di Bali”, 2011). Selain itu

pada 22 Oktober 2008 di Tulungagung, Jawa Timur, terjadi perilaku

agresifyang dilakukan oleh geng siswi SMU favorit di Tulungagung. Anggota

geng siswi yang menamakan dirinya sebagai “Geng Nyik-nyik” ini

melakukan penganiayaan pada seorang siswi lainnya di depan kantin sekolah.

Pelaku terlihat menampar muka dan menjambak rambut korbannya. Korban

berusaha melawan, namun tidak berdaya karena dikeroyok oleh beberapa

siswi. Hal ini dikarenakan korban tidak mau membelikan makanan untuk

geng tersebut. (“Geng cewek nyik-nyik”, 2008). Tentu contoh-contoh tersebut

tidaklah mewakili semua bentuk perilaku agresif yang terjadi. Di luar itu

masih banyak perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja yang telah terjadi.

Setidaknya, contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

3  

  

agresifremaja sangat marak terjadi dan begitu mudah dijumpai dalam

kehidupan masyarakat kita. Bukan hanya para remaja putera saja yang

menjadi pelaku, namun remaja puteri juga sudah menunjukan perilaku

agresif.

Banyak hal yang dapat menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif di

kalangan remaja. Salah satu tokoh psikologi sosial mengelompokan penyebab

perilaku agresif. Tokoh tersebut adalah Baron dan Byrne (1984) yang

mengelompokan tiga penyebab dasar perilaku agresif, yaitu perilaku agresif

sebagai perilaku bawaan, dorongan yang berasal dari luar, dan pembelajaran

sosial. Dari tiga penyebab dasar agresivitas tersebut, oleh beberapa ahli

kemudian dikelompokkan sebagai faktor internal dan faktor eksternal.

Kondisi internal bisa terdiri dari : kepribadian, hubungan interpersonal, dan

kemampuan. Sedangkan kondisi eksternal bisa terdiri dari : frustrasi,

provokasi, dan model yang kurang baik yang dipengaruhi dari : media massa,

pengaruh lingkungan keluarga, dan pengaruh lingkungan sebaya.

Setelah dikelompokan menjadi faktor internal dan faktor eksternal,

Monks (2002) menambahkan penjabaran lebih detail dengan menyatakan

bahwa faktor yang berasal dari kondisi internal dapat berupa remaja yang

masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya.

Hal ini dikarenakan, remaja sedang mengalami berbagai perubahan dan

perkembangan baik secara fisik maupun psikologis. Hal tersebut membawa

dampak psikologis terutama berkaitan dengan adanya gejolak emosi dan

tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

4  

  

norma sosial yang berlaku. Ketegangan-ketegangan yang dialami remaja

kadang-kadang tidak terselesaikan dengan baik yang kemudian menjadi

konflik berkepanjangan. Ketidakmampuan remaja dalam mengantisipasi

konflik akan menyebabkan perasaan gagal yang mengarah pada frustrasi.

Bentuk reaksi yang terjadi akibat frustrasi diantaranya perilaku kekerasan

yang dilakukan untuk menyakiti diri atau orang lain, yang sering disebut

agresi. Frustrasi tersebut sering mengganggu inteligensi dan kepribadian anak

sehingga kalut batinnya lalu melakukan perkelahian, kekerasan, kekejaman,

teror terhadap lingkungan dan perilaku agresif lainnya. Dari penjelasan di

atas, dapat diketahui remaja merupakan kelompok yang sangat berpotensi

untuk bertindak agresif.

Salah satu faktor ekternal yang dapat memicu remaja melakukan

tindakan agresif adalah dari tayangan televisi yang berisi kekerasan. Menurut

penelitian yang telah dilakukanoleh Apollo dan Ancok (2003), diperoleh hasil

adanya hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan

televisi yang berisi kekerasan dengan kecenderungan agresivitas remaja. Hal

ini dikarenakan televisi dapat menjadi sebuah pendorong sekaligus guru bagi

norma-norma perilaku anti-sosial ketika menyadarkan betapa banyak karakter

di televisi yang melakukan perilaku anti-sosial. Beberapa penelitian juga

membuktikan bahwa perkembangan dan perilaku manusia banyak

dipengaruhi oleh televisi. Salah satu diantaranya penelitian yang dilakukan

oleh Tucher (1897) yang melaporkan bahwa remaja yang menonton televisi

pada tingkat rendah ternyata lebih sehat secara fisik, emosi lebih stabil,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

5  

  

imajinatif, santai, aktif secara fisik, dapat mengontrol diri, cerdas, bermoral,

berpendidikan, religius, dan lebih percaya diri daripada remaja yang sering

menonton televisi, dan mereka juga tidak banyak mempunyai masalah

psikologis.

Faktor eksternal lain yang dapat memicu remaja menjadi berperilaku

agresif adalah teman sebaya. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan

Puspitawati (2008) menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan

antara teman sebaya dengan perilaku agresif. Pergaulan dengan teman sebaya

sangat berguna bagi remaja karena merupakan fundamental bagi kehidupan

bermasyarakat. Namun, perlu diwaspadai karena pengaruh teman sebaya

dapat memberikan peluang penyimpangan perilaku yang mengarah pada

kemerosotan moral.

Terdapat banyak faktor yang dapat memberikan kemungkinan remaja

berperilaku agresif. Salah satu faktor tersebut adalah hubungan antara kedua

orangtua. Hurlock (1987) menyatakan bahwa anak-anak yang berada pada

hubungan perkawinan orangtuanya bahagia akan mempersepsikan rumah

mereka sebagai suatu tempat yang menyenangkan untuk hidup, dan keluarga

mereka adalah kelompok individu yang menyenangkan. Namun, apabila

hubungan keluarga buruk, maka akan mempengaruhi anggota keluarga lain,

dan tercipta suasana yang tidak menyenangkan. Pernyataan tersebut juga

serupa dengan pernyataan Hawari (1997) yang menyatakan bahwa

keharmonisan keluarga sebenarnya terletak pada erat tidaknya hubungan

antar anggota keluarga, seperti ayah, ibu, dan anak. Rendahnya kualitas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

6  

  

kuantitas konflik antara suami istri dalam keluarga merupakan indikasi dari

keluarga yang harmonis.

Hawari (1997) juga menambahkan bahwa suatu keluarga yang baik

merupakan model bagi setiap individu yang terlibat didalamnya. Anak

biasanya mengamati dan memodeling perilaku orangtua. Karena pada

awalnya mereka belajar dari mengamati dan memodeling perilaku

orangtuanya. Dengan mengamati keadaan keluarga dan sikap yang dimiliki

oleh orangtuanya, anak memperoleh gagasan tersendiri mengenai kehidupan

berkeluarga dan perkawinan. Sayangnya hubungan dalam keluarga tidak

senantiasa sempurna. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap keluarga akan

timbul konflik dan persoalan yang tidak terelakan.

Apollo dan Ancok (2003) menambahkan bahwa apabila konflik antara

orang tua terjadi secara terus menerus, maka akan membuat anak menjadi

tumbuh dalam situasi berkonflik, walaupun konflik tersebut bisa jadi tidak

melibatkan anak mereka ataupun anak ikut menjadi pelampiasan konflik.

Situasi tersebut menimbulkan frustrasi bagi anak mereka. Frustrasi tersebut

muncul dari anak yang seringkali merasa tertekan melihat pertengkaran yang

terjadi diantara kedua orangtuanya. Walaupun remaja sudah memiliki

pemikiran secara kritis mengenai apa yang baik dan yang buruk, namun

permasalahan yang terjadi pada orangtua yang membuat anak menjadi

frustrasi karena tekanan-tekanan dan perasaan kebimbangan akan situasi yang

ada ditengah-tengahnya memiliki pengaruh pada anak untuk berperilaku

agresif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

7  

  

Peran orangtua merupakan titik sentral dalam usaha menciptakan

suasana rumah yang aman bagi anak mereka. Suasana yang aman bagi anak

dapat berupa hubungan keharmonisan antar anggota keluarga. Hal ini serupa

dengan pernyataan Apollo dan Ancok (2003)bahwa cara orangtua

mengembangkan pola hubungan yang harmonis diantara pasangan, akan

menjadi teladan bagi anak mereka dalam mengembangkan hubungan yang

harmonis pula dengan kedua orangtuanya. Pada akhirnya juga akan

mempengaruhi pola hubungan yang dikembangkan anak dengan saudara-

saudaranya dan dengan orang lain. Sedangkan apabila konflik-konflik yang

berkembang antara orangtua menjadi berlarut-larut, dapat menimbulkan

berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam

hubungannya antara remaja dan orangtuanya. Kondisi demikian merupakan

suatu keadaan yang tidak baik bagi remaja yang dapat menimbulkan berbagai

permasalahan yang kompleks, baik fisik maupun sosial termasuk pendidikan,

antara lain dapat menimbulkan keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya

maupun berbagai permasalahan agresivitas.

Penelitian yang mengarah pada hubungan antara konflik antara

orangtua dengan perilaku agresif remaja sudah pernah ada yang meneliti.

Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Lewis (2010) yang

dilakukan pada subjek 365 mahasiswa dengan rata-rata umur putera 19,49

dan rata-rata umur puteri 19,62. Hasil dari penelitian tersebut hanya

menunjukkan perilaku agresif dalam khas remaja putera. Selain itu, penelitian

lain dilakukan oleh Puspitawati (2008) yang hanya dilakukan di STM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

8  

  

dengansubjeknya berjenis kelamin remaja putera. Oleh karena itu,

kebanyakan dari penelitian yang sudah ada melakukan penelitian pada subjek

remaja putera dan memberikan hasil perilaku agresif dalam khas remaja

putera. Hal ini melatar belakangi peneliti ingin meneliti mengenai “hubungan

antara konflik orangtua dengan perilaku agresif remaja”. Namunpeneliti

ingin menggunakan subjek penelitian pada remaja puteri. Oleh karena itu,

peneliti ingin menfokuskan pada “hubungan antara konflik antar orangtua

dengan perilaku agresif pada remaja puteri”.

Menurut Kartono dan Kartini (2006), remaja puteri memiliki peran

penting pada masa depannya. Hal ini dikarenakan remaja puteri akan menjadi

seorang ibu. Seorang ibu akan memiliki tanggung jawab yang besar dalam

membesarkan dan mendidik anak-anak mereka. Hal ini dikarenakan relasi

seorang ibu pada anak sangat penting. Apabila seorang ibu memiliki riwayat

masa remaja yang berperilaku agresif, anak tersebut memiliki kemungkinan

untuk berperilaku agresifpada masa dewasanya. Oleh karena itu,perilaku

agresif tersebut dapat ditiru atau dimodeling oleh anak mereka nantinya.

Perilaku agresif tersebut juga dapat terjadi karena adanya proses

pembelajaran. Pembelajaran yang secara terus menerus akan membuat anak

menjadi lebih dapat mengeluarkan ekspresi negatif mereka. Jika hal tersebut

terjadi maka akan berdampak negatif pada diri anak sendiri dan relasi dengan

orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

9  

  

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

masalah penelitian: Apakah ada hubungan positif yang signifikan antara

konflik antar orangtua denganperilaku agresif pada remaja puteri?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian adalah

sebagai berikut: Untuk melihat hubungan positif yang signifikan antara

konflik antar orangtuadengan perilaku agresif pada remaja puteri.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Secara Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan teori, khususnya ilmu psikologi sosial dan psikologi

perkembangan yang dapat memasukan gambaran mengenai hubungan

antara konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri.

2. Secara Praktis

a. Manfaat bagi remaja puteriadalah agar dapat menambah

pengetahuan mengenai hubungan antara konflik antar orangtua

dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Melalui pengetahuan

tersebut, remaja puteri dapat mengolah emosi secara tepat sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

10  

  

dengan situasi dan kondisi lingkungan serta dengan cara yang dapat

diterima masyarakat sehingga dapat mengurangi angka agresivitas

yang terjadi.

b. Manfaat bagi orangtua adalah untuk dapat memberikan gambaran

mengenai hubungan konflik antar orangtua dengan perilaku

agresivitas yang terjadi pada remaja puteri, sehingga dapat

mempertimbangkan cara-cara menangani konflik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

 11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

MenurutMonks(2002), istilah adolesensiatau remaja berasal dari

kata latin yaitu ‘adolescere’ yang berarti perkembangan menjadi dewasa.

Piaget (dalam Hurlock,1999) menambahkan pernyataan tersebut bahwa

istilah adolescence mempunyai arti lebih luas yaitu mencakup emosional,

mental, sosial dan fisik. Dari dua definisi adolescene yang diberikan oleh

Monks dan Piaget tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa remaja

merupakan perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa

yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosi dan sosial, sesuai

dengan yang dinyatakan oleh Santrock (2003).

2. Tahap Perkembangan Remaja

Batasan usia yang ditetapkan para ahli untuk masa remaja berbeda-

beda. Rentan usia remaja menurut Santrock (2003) adalah antara 12

sampai 19 tahun. Santrock membagi 2 masa remaja menjadi 2 fase, yaitu

remaja awal (early adolescence) yaitu antara 12 sampai 15 tahun yang

diperkirakan sama dengan masa sekolah menengah pertama dan sedang

mengalami masa pubertas dan masa perubahan dan perkembangan, dan

remaja akhir (late adolescence) yaitu 16 sampai 19 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

12  

  

Pendapat yang hampir sama dengan Santrock adalah Hurlock

(1999) yang menyatakan rentang usia remaja berkisar pada usia 13-18

tahun. Hurlock (1999) membagi usia remaja menjadi dua bagian, yaitu

awal masa awal remaja yang berlangsung dari usia 13 tahun sampai 17

tahun, dan masa akhir remaja yang bermula dari usia 17 tahun sampai 18

tahun.

Berbeda dengan pendapat Hurlock dan Santrock yang membagi

usia remaja menjadi dua bagian, Monks (2002) menyatakan bahwa

batasan usia remaja antara 12 sampai 21 tahun, yang terbagi dalam tiga

fase yaitu remaja awal yakni antara usia 12 hingga 15 tahun, remaja

tengah/madya antara usia 15 hingga 18 tahun dan remaja akhir yang

berusia antara 18 hingga 21 tahun.

Senada dengan pendapat Monks, Suryabrata (1981) membagi masa

remaja menjadi tiga, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja

pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun. Pada masa

remaja mengalami perkembangan kematangan alat kelamin fisik, dimana

remaja puteri mengalami menstruasi yang berkisar pada usia 11 hingga

15 tahun. Berdasarkan data diatas, peneliti menggunakan rentang usia 12

hingga 19 tahun sesuai dengan pandangan Santrock (2003).

3. Aspek-aspek Perkembangan Remaja

Menurut Santrock (2003), masa remaja adalah suatu masa dimana

terjadi berbagai perubahan dan perkembangan. Pada masa remaja terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

13  

  

perubahan dan perkembangan yang cepat baik secara aspek fisik,

kognitif, emosi maupun sosial. Aspek-aspek tersebut antara lain:

a. Perkembangan Fisik

Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan

aspek fisiologis, di masa remaja kelenjar hipofesa menjadi masak

dan mengeluarkan beberapa hormone, seperti hormone gonotrop

yang berfungsi untuk mempercepat kemasakan sel telur. Dampak

dari produksi hormone tersebut, seperti yang dikemukakan oleh

Atwater (1992) adalah dengan menstruasi, membesarnya pinggul,

buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol. Tumbuh

rambut dikemaluan, ketiak, lengan kaki serta kulit wajah. Terjadi

perubahan suara dari kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodious).

Kelenjar keringat lebih aktif sehingga kulit menjadi lebih kasar dan

pori-pori bertambah besar.

Perubahan perkembangan remaja puteri berlangsung dengan

cepat. Friedman (1998) menyatakan bahwa remaja puteri

membutuhkan dukungan dari orangtua dan keluarga. Apabila

keluarga mengalami berbagai macam konflik, maka dukungan pada

remaja menjadi terabaikan. Hal ini memungkinkan remaja menjadi

tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri dan

berpengaruh terhadap psikologis remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

14  

  

b. Perkembangan Kognitif

Seorang remaja termotivasi untuk memahami dunia karena

perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget,

remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka. Dimana

informasi yang didapat tidak langsung begitu saja diterima ke dalam

skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu membedakan hal-hal

atau ide-ide yang lebih penting dibanding lainnya, lalu remaja juga

sudah mampu menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja

tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi

remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga

memunculkan suatu ide baru. Remaja puteri mengalami

perkembangan kognitif dengan melibatkan juga perkembangan

emosional. Friedman (1998) menyatakan bahwa apabila yang

dialami dan diamati oleh remaja puteri adalah suatu bentuk

pertikaian diantara orangtua, remaja puteri menggunakan pengolahan

pemikiran dan juga perasaan untuk juga dapat merasakan apa yang

terjadi dalam kehidupan keluarga dan juga orangtua. Hal ini

membuat remaja puteri diharapkan sudah dapat mengolah sendiri

apa yang terjadi. Hal ini dikarenakan remaja sudah dapat memberi

penilaian tersendiri dan mengolah pemikiran tersendiri.

c. Perkembangan Sosial-Emosional

Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa

remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

15  

  

Peningkatan emosional remaja didukung dari segi kondisi sosial,

dimana pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditunjukan

pada remaja. Remaja puteri memiliki emosional yang lebih halus.

Hal ini dikarenakan tuntutan remaja puteri yang diharapkan mampu

menjaga emosi secara tidak berlebih dan mengeluarkan emosi secara

tepat. Namun pada perkembangannya, remaja juga mengalami

tuntutan dan tekanan yang berasal dari lingkungan keluarga dan

lingkungan dari masyarakat. Misalnya,tuntunan yang remaja puteri

peroleh adalah mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti

anak-anak, mereka harus mandiri dan bertanggung jawab serta harus

menjaga peran sebagai remaja puteri. Selain itu, menurut Friedman

(1998), tekanan yang diperoleh dari remaja adalah permasalahan-

permasalahan yang terjadi pada keluarga membuat remaja menjadi

kurang nyaman dengan situasi tersebut. Dengan demikian, seiring

dengan perkembangannya remaja akan mampu menahan diri untuk

tidak mengeksperesikan emosi secara ekstrim dan mampu

mengekspresikan emosi secara tepat sesuai dengan situasi dan

kondisi lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat.

Oleh karena itu, Hurlock(1999), memberikan istilah bahwa

remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan reaksi

emosi yang stabil. Nuryoto (1992) menambahkan pandangan

tersebut dengan memaparkan ciri-ciri kematangan emosi pada masa

remaja yang ditandai dengan sikap sebagai berikut: (1) tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

16  

  

bersikap kekanak-kanakan. (2) bersikap rasional. (3) bersikap

objektif (4) dapat menerima kritikan orang lain sebagai pedoman

untuk bertindak lebih lanjut. (5) bertanggung jawab terhadap

tindakan yang dilakukan. (6) mampu menghadapi masalah dan

tantangan yang dihadapi.

4. Tugas Perkembangan Pada Remaja Puteri

Secara khusus, remaja puteri juga memiliki tugas perkembangan,

menurut Havighurs (dalam Yusuf, 2008) tugas-tugas perkembangan

masa remaja sebagai berikut:

a. Menerima keadaan fisik. Remaja puteri mengalami pertumbuhan

lebih cepat dalam hal pertumbuhan fisik bila dibandingkan dengan

remaja putera. Friedman (1998) menyatakan bahwa remaja puteri

memerlukan dukungan dari keluarga dan orangtua. Apabila remaja

puteri mengalami pengabaian dukungan dari orangtua dikarenakan

orangtua mengalami konflik pribadi, maka remaja puteri mengalami

ketidak percayadiri. Hal ini membuat dukungan dari orangtua cukup

penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri pada remaja puteri

sehingga remaja tersebut dapat menerima diri mereka.

b. Menerima peran sebagai wanita. Remaja puteri diharapkan mampu

menjaga peran sebagai wanita yang pada budaya Indonesia masih

menjunjung tinggi peran wanita yang baik. Friedman (1998)

menyatakan bahwa peran orangtua juga dapat menjadi panutan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

17  

  

remaja puteri dalam membangun perannya sebagai seorang wanita.

Oleh karena itu, remaja puteri harus dapat menentukan peran wanita

yang seperti apa yang akan menjadi langkah remaja selanjutnya.

Peran remaja puteri sekarang lebih diberikan kebebasan daripada

remaja puteri pada generasi sebelumnya, sebagai contoh remaja

puteri dapat memilih secara mandiri untuk bekerja dalam bidang

bisnis atau profesi lainnya.

c. Menjalin hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Pada

usia remaja, apabila remaja mengalami ketidaknyamanan dalam

lingkungan keluarga, maka remaja tersebut akan mencari lingkungan

yang dapat menjadi tempat perkembangan remaja. Pada remaja

puteri akan cenderung membentuk “kelompok”. Hubungan dengan

teman sebaya diharapkan dapat membuat remaja puteri menjadi

lebih nyaman dan dapat mengganti ketidaknyamanan dari konflik

antar orangtua.

d. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang

dewasa lain, yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan tentang

tingkah laku pribadinya sendiri.

e. Memperoleh kebebasan untuk mengatur ekonomi/keuangan. Hal ini

dikarenakan remaja puteri lebih memiliki perhitungan dan

pengaturan ekonomi yang lebih baik dari remaja putera.

f. Memilih dan mempersiapkan diri pada suatu pekerjaan atau jabatan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

18  

  

g. Mengembangkan ketrampilan dan konsep intelektual yang

diperlukan dalam hidup sebagai warga negara.

h. Menginginkan dan berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat.

Remaja puteri diharapkan dapat berperilaku patuh, mengikuti

arturan, tidak bersikap arogan dan bersikap tertib.

i. Mempersiapkan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.

B. Perilaku Agresif

1. Pengertian Perilaku Agresif

Banyak ahli atau tokoh yang mengartikan agresi dengan makna

yang hampir serupa. Secara umum perilaku agresif dapat diartikan

sebagai suatu serangan yang dilakukan oleh organisme terhadap

organisme lain atau objek lain atau bahkan pada dirinya sendiri

(Dayakisni dan Hudaniah, 2003). Dari pengertian secara umum tersebut,

Krahe (2005) menjelaskan dengan membagi perilaku agresif dalam tiga

faktor perilaku agresif yaitu, akibat yang merugikan/menyakiti, niat dan

harapan untuk merugikan, dan keinginan orang yang menjadi sasaran

agresi untuk menghindari stimulus yang merugikan itu.

Hal ini didukung oleh Robert Baron (dalam Koeswara, 1998)

yang menyatakan bahwa perilaku agresif adalah tingkah laku individu

yang ditujukan untuk melukai atau mencelakai individu lain yang tidak

menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. Definisi dari Baron ini

mencakup empat faktor tingkah laku, yaitu : tujuan untuk melukai atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

19  

  

mencelakakan, individu yang menjadi pelaku, individu yang menjadi

korban, dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku.

Medinnus dan Johnson (1974), menjelaskan bahwa perilaku agresif bisa

berupa tingkah laku fisik maupun secara verbal.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

agresif adalah perilaku yang dilakukan dengan niat untuk

mencelakai/melukai organisme lain atau objek lain atau bahkan pada

dirinya sendiri dan menimbulkan harapan bahwa tindakan tersebut akan

menghasilkan suatu akibat yang dirasakan oleh individu atau pun

kelompok dengan adanya keinginan korban untuk menghindarinya.

2. Aspek-Aspek Perilaku Agresif

Krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresif untuk

mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu:

a. Modalitas respon (Response modality), meliputi perilaku agresif secara

fisik atau secara verbal.

b. Kualitas respon (Response quality), meliputi perilaku agresif yang

berhasil mengenai sasaran atau perilaku agresif yang gagal mengenai

sasaran.

c. Kesegeraan (Immediacy), meliputi perilaku agresif yang dilakukan

individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui

strategi-strategi secara tak langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

20  

  

d. Visibilitas (Visibility), meliputi perilaku agresif yang tampak dari

perilaku individu atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan oleh

individu.

e. Hasutan (Instigation), meliputi perilaku agresif yang terjadi karena

diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan.

f. Arah sasaran (Goal direction), meliputi perilaku agresif yang terjadi

karena adanya rasa permusuhan kapada sasaran (hostility) atau yang

dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental).

g. Tipe kerusakan (Type of damage), meliputi perilaku agresif yang

menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan

psikologis pada sasaran agresi.

h. Durasi akibat (Duration of consquences), meliputi perilaku agresif

yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan

kerusakan jangka panjang.

i. Unit-unit sosial yang terlibat (Social unit involved), meliputi perilaku

agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara

berkelompok.

3. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif

Menurut Buss, (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003 ) perilaku

agresif dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Dapat di ekpresikan secara

verbal, seperti memaki atau penyerangan meliputi serangan langsung

terhadap orang lain atau serangan tidak langsung sebagai contoh posesif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

21  

  

terhadap orang lain. Perilaku agresif dapat diekspresikan secara pasif,

seperti ketika seseorang menghalangi pekerjaan orang lain dengan

mengalihkan perhatian orang tersebut atau sikap tidak mau bekerja sama.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Buss (dalam Dayakisni dan

Hudaniah, 2003) membagi perilaku agresif kedalam beberapa bentuk

yaitu:

a. Perilaku agresif fisik aktif langsung

Perilaku agresiffisik aktif langsung adalah perilaku agresiffisik

yang dilakukan individu atau kelompok dengan cara berhadapan

secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang menjadi

target dan terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya memukul,

menikam atau menembak seseorang.

b. Perilaku agresif fisik pasif langsung

Perilaku agresif fisik pasif langsung adalah perilaku

agresiffisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara

tidak berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain

yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung.

Contohnya memasang ranjau atau jebakan untuk melukai orang lain,

menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh orang lain.

c. Perilaku agresif fisik aktif tidak langsung

Perilaku agresif fisik aktif tidak langsung adalah perilaku

agresiffisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

22  

  

menjadi targetnya namun tidak terjadi kontak fisik secara langsung.

Contohnya demonstrasi, aksi mogok dan aksi diam.

d. Perilaku agresif fisik pasif tidak langsung

Perilaku agresif fisik pasif tidak langsung adalah perilaku

agresif fisik yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara

tidak berhadapan dengan individu atau kelompok lain yang menjadi

targetnya dan tidak terjadi kontak fisik secara langsung. Contohnya

tidak peduli, apatis, masa bodoh, menolak melakukan tugas penting,

tidak mau melakukan perintah.

e. Perilaku agresif verbal aktif langsung.

Perilaku agresif verbal aktif langsung adalah perilaku agresif

verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara

berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain.

Contoh menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan,

mengomel.

f. Perilaku agresif verbal aktif tidak langsung.

Perilaku agresif verbal aktif tidak langsung adalah perilaku

agresif yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak

berhadapan secara langsung dengan individu atau kelompok lain yang

menjadi targetnya. Contoh menyebarkan berita tidak benar atau gosip

tentang orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

23  

  

g. Perilaku agresif verbal pasif langsung.

Perilaku agresif verbal pasif langsung, yaitu perilaku agresif

verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan cara tidak

berhadapan dengan individu atau kelompok lain namun tidak terjadi

kontak verbal secara langsung, seperti menolak bicara, bungkam.

h. Perilaku agresif verbal pasif tidak langsung.

Perilaku agresif verbal pasif tidak langsung, yaitu perilaku

agresif verbal yang dilakukan oleh individu atau kelompok lain yang

menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak verbal secara langsung,

seperti tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak suara.

Sementara itu Medinus dan Johnson (dalam Dayakisni, 2003)

mengelompokkan agresi menjadi empat kategori yang hampir sama

dengan pengelompokan yang dipaparkan oleh Buss, pengelompokan

tersebut yaitu :

a. Menyerang fisik, yang termasuk didalamnya adalah memukul,

mendorong, meludahi, menendang, menggigit, meninju, memarahi

dan merampas.

b. Menyerang suatu objek, yang dimaksudkan disini adalah menyerang

benda mati atau binatang

c. Secara verbal atau simbolis, yang termasuk didalamnya adalah

mengancam secara verbal, memburuk-burukkan orang lain, sikap

mengancam dan sikap menuntut.

d. Pelanggaran terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

24  

  

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresif

Menurut Martono dan Joewana (2006), ada faktor-faktor

penyebab timbulnya perilaku agresif, antara lain:

a. Faktor Pribadi

Remaja dituntut menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Di

lain pihak, ia harus mengembangkan identitas diri secara positif. Ia

harus beralih dari reaksi kekanak-kanakan ke pertimbangan yang lebih

rasional dan dewasa. Oleh karena itu, remaja perlu memiliki pedoman

tata nilai yang jelas. Jika remaja tidakmemiliki pedoman tata nilai

yang jelas maka kemungkinan akan terjadi kekaburan nilai. Apalagi

jika tidak ada tokoh yang dapat dijadikan panutan atau norma-norma

masyarakat juga dapat memungkin memiliki kekaburan dan

ketidakjelasan nilai. Hal ini akan mengakibatkan terjadi krisis

identitas pada diri remaja.

Tidak tercapainya identitas diri yang positif, menimbulkan

ketegangan (stress) dan kecemasan pada remaja. Kekerasan

merupakan sikap agresi sebagai pelampiasan rasa frustrasi. Mereka

mengambil identitas negatif dan terjerumus pada kenakalan remaja.

Bagi mereka, lebih baik daripada terombang-ambing dalam

ketidaktahuan diri.

b. Faktor Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan

pertama bagi anak. Jika suasana keluarga kurang mendukung, pasti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

25  

  

terjadi gangguan perkembangan kejiwaan anak. Sumbernya, antara

lain rumah tangga kacau, orang tua yang berkonflik, orang tua sibuk

dan kurang memperhatikan kebutuhan kasih sayang bagi anak, orang

tua terlalu memanjakan anak, kurangnya perhatian terhadap

pendidikan anak, perilaku orang tua yang tidak dewasa dan

menyimpang.

c. Faktor Lingkungan Kelompok Sebaya

Jika kondisi di rumah kurang menunjang, anak mencari

perhatian dan identitas diri diluar. Kelompok teman sebaya memiliki

kemungkinan dapat mempengaruhi remaja menjadi agresif. Remaja

ingin diterima kelompok sebayanya sehingga mau mengikuti

peraturan dan norma yang ditetapkan kelompok. Ada rasa bangga

karena banyak kawan dan merasa diri popular. Ukuran popularitas

adalah kemewahan, kekuatan fisik, kelihaian, dan sebagainya.

d. Faktor Lingkungan Sekolah

Kondisi sekolah yang tidak menguntungkan proses pendidikan

pada anak, keadaan guru dan sistem pengajaran yang tidak menarik,

menyebabkan anak cepat bosan. Untuk menyalurkan rasa tidak

puasnya, mereka meninggalkan sekolah atau membolos dan

bergabung dengan kelompok anak-anak yang tidak sekolah, yang

pekerjaannya hanya berkeliaran tanpa tujuan yang jelas.

Selain faktor-faktor tersebut, jumlah siswa yang terlalu besar,

kesenjangan sosial-ekonomi, baik antara para pelajar maupun antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

26  

  

pelajar dan guru, disiplin dan tata-tertib sekolah yang rendah,

kurangnya sarana dan prasarana sekolah, memahami didaktik atau

metodik mengajar, kurangnya kegiatan ekstrakurikuler, merupakan

faktor-faktor penyebab perilaku agresif remaja.

e. Faktor Lingkungan Masyarakat

Kondisi sosial ekonomi, besarnya jurang antara kelompok

yang ‘punya’ dan yang ‘tidak punya’, kurangnya sarana transportasi,

lingkungan fisik perkotaan yang tidak mendukung perkembangan diri

anak dan remaja, situasi politik yang tidak menentu, lemahnya

penegakan hukum, rendahnya disiplin masyarakat, dan pengaruh

media massa merupakan penyebab meningkatnya budaya kekerasan.

Berbeda dengan Martono dan Joewana, menurut Deaux, Dane,

&Wrightsman (1993) faktor atau kondisi yang mempengaruhi munculnya

perilaku agresif yaitu :

a. General arousal

Model general arousal menunjuk pada keadaan arousal yang

umum yang akan meningkatkan kecenderungan perilaku agresif.

Ekspresi kemarahan maupun emosi yang lainnya tergantung pada

tiga faktor yaitu kebiasaan / watak seseorang yang dipelajari,

beberapa sumber yang memberikan arousal, dan interprestasi

seseorang tentang keadaan arousal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

27  

  

b. Serangan secara fisik dan verbal

Perkataan langsung dan serangan fisik adalah pengaruh yang

paling nyata dalam perilaku agresif. Dalam segala kemungkinan

seseorang akan terpancing (dan akan bereaksi) untuk membalas

agresi fisik dan verbal tersebut.

c. Dorongan pihak ketiga

Agresi tidak selalu muncul dalam keadaan terisolasi.

Seringkali orang-orang lain yang berada disekitar kita ikut terlibat

dalam interaksi. Contohnya dalam suatu pertarungan, penonton dapat

secara antusias memaksa petarung favorit mereka untuk

menghancurkan lawan.

d. De-individusiasi

Saat orang-orang tidak bisa terindentifikasi, mereka

cenderung untuk membentuk sikap anti sosial. Jelasnya, agresi lebih

mungkin dan lebih dapat ditoleransi saat kita tidak bisa melihat

konsekuensi dari tindakan kita.

e. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan sering kali mempengaruhi mood

seseorang. Donnersitein dan Wilson (1976) berdasarkan hasil

penelitiannya menemukan bahwa tingkat keributan dapat menambah

tingkat perilaku agresif. Kondisi udara yang tidak menyenangkan

seperti asap, kabut, juga mempengaruhi perilaku agresif. Banyak

orang juga mempengaruhi sugesti dalam hubungan antara temperatur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

28  

  

dan kekerasan. Robert Baron dan mahasiswanya menemukan bahwa

dalam beberapa kondisi, cuaca panas menambah kecenderungan

perilaku agresif, bahkan pada subjek yang tidak sedang marah.

f. Media massa

Di beberapa media televisi sering menampilkan program

yang acaranya sebagian besar berupa penayangan film yang

bertemakan kekerasan, perkelahian, pemukulan, pembunuhan,

kekerasan media massa semacam ini dianggap dapat merangsang

untuk berperilaku agresif.

g. Frustrasi

Tahun 1939, Dollard, Doob, Miller, Mowrer dan Sears

membuat hipotesa bahwa frustrasi adalah sebagai penyebab dari

perilaku agresif. Hipotesa frustrasi – perilaku agresif mengangatakan

bahwa terjadinya perilaku agresif selalu diikuti oleh frustrasi. Disisi

lain Wagiman (1997) menyatakan bahwa hukuman merupakan salah

satu alat yang digunakan untuk mendisiplinkan anak. Namun

hukuman juga dapat mengakibatkan anak menjadi frustrasi.

Sehingga frustasi dapat menyebabkan perilaku agresif.

5. Perilaku Agresif Pada Remaja Puteri

Menurut Condry dan Ross (dalam Hogg dan Vaughan, 2002) sejak

awal masa anak-anak, laki-laki cenderung lebih berperilaku agresif

daripada perempuan. Hal ini dijelaskan oleh Hocker (dalam Sarwono,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

29  

  

2000)yang menyebutkan bahwa anak perempuan melakukan permainan

yang menuntut kehalusan motorik dan non agresif, seperti masak-

masakan, bermain boneka.

Hasil penelitian Sears (dalam Koeswara, 1988) menemukan

bahwa anak perempuan cenderung melakukan penyerangan secara

psikologis seperti perilaku agresif secara verbal. Idrus (2001) juga

memiliki pendapat dan pandangan anak perempuan lebih menahan dan

menekan perasaan emosi tersebut. Hal ini dikarenakan kultur yang ada

pada budaya Indonesia menanamkan bahwa anak perempuan diharapkan

untuk dapat mengeluarkan emosi secara tidak berlebihan. Oleh sebab itu,

anak perempuan lebih menahan dan menekan emosi tersebut. Emosi

yang ditekan dan ditahan tersebut akan menimbulkan frustrasi pada diri

anak. Apabila anak tidak mampu mengelola emosi tersebut, maka emosi

tersebut akan keluar menjadi perilaku agresif. Namun perilaku agresif

yang keluar pada remaja putri merupakan pertahanan diri akan emosi

yang dipendam dengan kultur dalam budaya yang ditanamkan.

C. Konflik

1. Pengertian Konflik

Pruitt dan Rubin (2003) memiliki dua pandangan mengenai istilah

konflik. Istilah “conflict” yang pertama diartikan dalam bahasa aslinya

berarti suatu perkelahian, peperangan, atau perjuangan yaitu berupa

konfrontasi fisik antara beberapa pihak. Tetapi arti kata itu kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

30  

  

berkembang dengan masuknya “ketidaksepakatan yang tajam atau oposisi

atas berbagai kepentingan, ide, dan lain-lain”. Secara singkat, istilah

“conflict” menjadi begitu meluas sehingga berisiko kehilangan statusnya

sebagai sebuah konsep tunggal. Definisi yang kedua mengenai konflik

berarti persepsi mengenai perbedaan kepentingan (perceived divergence

of interest), atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang

berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.

Hal ini secara sederhana diartikan oleh Johnson (dalam

Supratiknya, 1995) yang dimaksud konflik yaitu situasi dimana tindakan

salah satu pihak bersifat menghalangi, menghambat maupun mengganggu

pihak lain. Pada umumnya masyarakat memandang konflik sebagai

keadaan yang buruk dan harus diselesaikan. Selain itu konflik dapat

diterjemahkan dari beberapa istilah, yaitu perbedaan pendapat, persaingan

maupun permusuhan. Orang sering menganggap konflik terjadi karena

sebuah persoalan, namun konflik sebenarnya terjadi kemungkinan karena

komunikasi yang kurang baik/buruk. Komunikasi yang buruk merupakan

permasalahan terbesar terjadinya konflik. Banyak sekali konflik yang

terselesaikan jika komunikasi berjalan dengan lancar dalam suatu

hubungan.

2. Pengertian Konflik Antar Orangtua

Konflik antar orangtua bisa terjadi karena dalam hubungan itu

muncul sebuah permasalahan. Berkaitan dengan hal ini Gottman dan De

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

31  

  

Claire (1997) yang mengacu pada konflik perkawinan menyatakan bahwa

konflik orangtua adalah pergumulan mental antara suami dan istri yang

disebabkan oleh keberadaan dua pribadi yang memiliki pandangan,

tempramen, kepribadian dan tata nilai yang berbeda dalam memandang

sesuatu dan menyebabkan pertentangan sebagai akibat dari adanya

kebutuhan, usaha, keinginan, atau tuntutan dari luar maupun dalam yang

tidak sesuai atau bertentangan. Hal ini didukung juga dengan pendapat

yang sama oleh Gamble dan Gamble (2005) yang menjelaskan bahwa

konflik seringkali terjadi ketika sejumlah perbedaan bertemu. Seperti

yang telah kita lihat bahwa konflik adalah sebuah benturan antara

perbedaan keyakinan, opini, nilai, keinginan, pendapat dan perbedaan

tujuan. Benturan-benturan tersebut muncul akibat kejujuran, perbedaan,

adanya kesalahpahaman, kemarahan, atau bahkan adanya harapan-

harapan yang tidak terpenuhi dari seseorang/ pasangan atau situasi yang

ada.

Namun pengertian yang secara sangat singkat dikemukakan oleh

Beebe (1996, pp. 296) yang menyatakan bahwa konflik antara orangtua

adalah “conflict is a struggle that occure when two people cannot agree

upon a way to meet their needs.” Hal ini dapat diartikan bahwa sebuah

konflik itu akan terjadi ketika dua orang yang terlibat tidak menyetujui

cara-cara yang dipakai untuk memenuhi kebutuhannya.

Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa konflik

antar orangtua adalah suatu bentuk pertikaian yang terjadi pada ayah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

32  

  

ibu dalam hubungan pernikahan yang dapat disebabkan karena beberapa

sumber pertikaian sehingga tidak terpenuhinya suatu kebutuhan

kehidupan.

3. Aspek-aspek Konflik Antar Orangtua

Konflik antar orangtua mengacu pada aspek-aspek konflik

pernikahan yang dikemukakan oleh Gottman dan Declaire (1997), yaitu :

a. Terjadinya kekerasan fisik pada pasangan

Terjadinya kekerasan fisik ditandai dengan adanya perilaku

yang menunjukan kekerasan fisik dari salah satu pasangan kepada

pasangannya atau kedua pasangan tersebut menunjukkan kekerasan

fisik. Contohnya menampar pasangan atau saling memukul.

b. Pelontaran kekerasan secara verbal

Pelontaran kekerasan verbal ditandai dengan adanya perilaku

yang menunjukan penghinaan, kecaman, atau ancaman yang

dilontarkan oleh salah satu pasangan kepada pasangannya, atau

kedua pasangan tersebut saling menyerang secara verbal yang

berakibat menyakiti atau melukai perasaan pasangannya saat konflik

terjadi.

c. Sikap bertahan

Sikap bertahan sebagai upaya membela diri saat konflik

terjadi atau upaya mempertahankan diri atas serangan umpatan dari

pasangannya. Sikap ini bisa terjadi secara verbal atau tidak verbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

33  

  

Contohnya sikap secara verbal yaitu dengan sikap keras kepala dan

menggunakan logika, individu berusaha mempertahankan

pendapatnya dan merasa pendapatnya yang paling benar.

d. Menarik diri dari interaksi pasangan.

Menarik diri dari interaksi pasangannya yaitu perilaku yang

menunjukan penghindaran dengan pasangan dan biasanya pasangan

menunjukan perilaku diam daripada melontarkan kekecewaan

terhadap pasangan.

4. Sumber Konflik Antar Orangtua

Setiap orangtua dalam menjalankan kehidupan rumah tangganya

tidak bisa selalu berjalan dengan baik, pasti akan menemui berbagai

hambatan ataupun konflik. Konflik-konflik yang terjadi pada orangtua

disebabkan oleh berbagai sumber konflik. Menurut Liliweri (2005)

sumber konflik secara umum sebagai berikut:

a. Konflik Perbedaan Nilai.

Kebanyakan konflik terjadi karena perbedaan nilai. Nilai

merupakan sesuatu yang menjadi dasar, pedoman, tempat setiap

manusia menggantungkan pikiran, perasaan dan tindakan seseorang.

Orangtua sering kali memiliki perbedaan akan nilai-nilai yang yang

ditanam. Apabila orangtua tidak bisa menghargai nilai yang masing-

masing miliki, maka dapat menimbulkan sebuah konflik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

34  

  

b. Kurangnya komunikasi.

Dalam hal ini, faktor kesibukan yang sering menjadi pemicu

kurangnya komunikasi yang terjadi. Peran sebagai suami dan istri

yang sama-sama sibuk, apabila tidak diimbangi dengan komunikasi

yang baik, maka akan membuat hubungan menjadi kurang baik.

komunikasi yang baik bisa terdiri dari adanya kejujuran dari setiap

pasangan, saling terbuka dan saling memberikan waktu untuk

mengungkapkan perhatian.

c. Kepemimpinan yang kurang efektif / pengambilan keputusan tidak

adil.

Jenis konflik ini sering terjadi dalam organisasi atau kehidupan

bersama dalam sebuah komunitas dan masyarakat. Dalam hubungan

suami istri, suami diharapkan dapat menjadi seorang pemimpin bagi

keluarganya. Namun walaupun seorang suami menjadi pemimpin

keluarga, hendaknya ia dapat mengambil keputusan sesuai dengan

keputusan bersama dan bersifat adil. Dalam hal ini dibutuhkan rasa

saling menghargai dan terbuka, sehingga dapat menentukan keputusan

yang adil.

d. Ketidakcocokan peran.

Hal ini terjadi karena dua pihak mempersepsikan sangat

berbeda peran mereka masing-masing. Peran seorang ibu yang

dianggap oleh masyarakat umum sebagai seorang yang hanya bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

35  

  

di dalam dapur, mengurus keperluan rumah tangga. Sedangkan peran

seorang ayah yang dianggap oleh masyarakat umum sebagai seorang

yang bekerja mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya.

Ketidakcocokan peran tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang

dapat menyebabkan orangtua tidak tergantung pada peran orangtua

yang secara umum dipandang oleh masyarakat.

e. Produktivitas rendah.

Konflik sering terjadi karena pemasukan dan pengeluaran yang

tidak seimbang. Rumah tangga akan berjalan stabil dan harmonis bila

didukung oleh kecukupan dan kebutuhan hidup, segala keperluan dan

kebutuhan rumah tangga dapat stabil bila telah terpenuhi keperluan

hidup (ekonomi). Membina dan mengayuh bahtera rumah tangga tidak

sebatas memodalkan cinta dan kasih sayang namun faktor ekonomi

mempunyai pengaruh. Sehingga terjadi problema rumah tangga,

faktor dominan adalah masalah ekonomi, dimana pihak suami tidak

mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga, padahal pemenuhan

biaya hidup merupakan hal yang prinsip.

Kestabilan ekonomi atau biaya hidup keluarga tidak bisa

diremehkan, atau hanya bersikap pasrah dan menerima apa adanya.

Tidak sedikit basis gagalnya menciptakan rumah tangga harmonis dan

bahkan menjadi retak serta berantakan dikarenakan kondisi ekonomi

dalam rumah tangga tersebut kurang stabil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

36  

  

f. Konflik belum terpecahkan.

Banyak konflik antara dua pihak yang sebelumnya tidak dapat

diselesaikan. Hal ini membuat adanya perasaan yang secara otomatis

menjati tekanan dan perselisihan yang tak henti-hentinya.

D. Dinamika Hubungan Antara Konflik Antar Orangtua dan Perilaku

Agresif

Masa remaja merupakan perkembangan transisi antara masa anak dan

masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosi, dan sosial

(Santrock, 2003). Perubahan biologis yang terjadi pada masa remaja adalah

perubahan baik dari internal maupun eksternal. Perubahan biologis secara

internal antara lain sistem sirkulasi, pencernaan, dan lain sebagainya,

sedangkan perubahan secara eksternal adalah berubahnya tinggi badan, berat

badan, bentuk badan, dan lain sebagainya. Perubahan kognitif yang dialami

pada masa remaja adalah pemikiran remaja yang sudah mulai berpikir kritis.

Remaja mengolah informasi yang didapat dengan tidak langsung begitu saja

diterima ke dalam skema kognitif mereka. Perubahan emosi juga sangat cepat

terjadi pada masa remaja. Peningkatan emosional ini merupakan hasil

perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Selain itu

adanya tekanan dan tuntutan dari luar yang dapat mempengaruhi perubahan

emosi remaja. Perubahan sosial yang dialami oleh remaja adalah pengaruhnya

lingkungan teman sebaya dan orangtua yang mempengaruhi sikap remaja.

Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

37  

  

memadai untuk menentukan tindakan sendiri, namun penentuan diri remaja

dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dan pengaruh dari teman

sebaya dan orangtua.

Faktor dari keluarga memberi pengaruh pada perkembangan dan

perubahan remaja. Menurut Martono dan Joewana (2006), keluarga

merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak. Jika

suasana keluarga kurang mendukung, dapat memungkinkan terjadi gangguan

perkembangan kejiwaan anak. Sumbernya, antara lain rumah tangga kacau,

orang tua yang berkonflik, orang tua sibuk dan kurang memperhatikan

kebutuhan kasih sayang bagi anak, orang tua terlalu memanjakan anak,

kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak, perilaku orang tua yang tidak

dewasa dan menyimpang.

Tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan setiap keluarga tidaklah

senantiasa sempurna, akan timbul konflik dari persoalan yang tidak dapat

dielakkan. Namun apabila konflik dapat diselesaikan dengan cara yang baik

dan dengan sikap yang lunak maka akan tercipta hubungan yang harmonis

dalam keluarga. Pengertian konflik menurut Gamble dan Gamble (2005)

adalah konflik seringkali terjadi ketika sejumlah perbedaan bertemu. Seperti

yang telah kita lihat bahwa konflik adalah sebuah benturan antara perbedaan

keyakinan, opini, nilai, keinginan, pendapat dan perbedaan tujuan. Benturan-

benturan tersebut muncul akibat kejujuran, perbedaan, adanya

kesalahpahaman, kemarahan, atau bahkan adanya harapan-harapan yang tidak

terpenuhi dari seseorang/ pasangan atau situasi yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

38  

  

Konflik antara orangtua yang terjadi secara terus menerus akan

berakibat negatif pada anak mereka. Perilaku orangtua adalah suatu panutan

dalam perilaku anak. Hal ini dikarenakan anak biasanya mengamati dan

memodeling perilaku orangtuanya. Kepribadian seorang anak terbentuksalah

satunya dari apa yang dipelajari dari sikap orangtuanya. Pembentukan dari

apa yang dipelajari tersebut bukan hanya melalui apa yang dikatakan, tetapi

apa yang nampak dari perilaku orangtua di dalam rumah tangga. Apollo dan

Ancok (2003) menambahkan bahwa apabila konflik antara orang tua terjadi

secara terus menerus, maka akan membuat anak menjadi tumbuh dalam

situasi berkonflik, walaupun konflik tersebut bisa jadi tidak melibatkan anak

mereka ataupun anak ikut menjadi pelampiasan konflik. Situasi tersebut

menimbulkan frustrasi bagi anak mereka. Frustrasi tersebut muncul dari anak

yang seringkali merasa tertekan melihat pertengkaran yang terjadi diantara

kedua orangtuanya, misalnya baik itu karena kasihan melihat ibunya dimarahi

dan dipukuli oleh ayahnya maupun ia sendiri menjadi pelampiasan emosi

oleh salah satu orang tuanya. Selain itu orang tua juga seringkali menjadikan

anak sebagai pembawa pesan antar kedua orangtua, menyuruh anak

berbohong kepada salah satu orangtua, menyuruh anak untuk memihak pada

satu orangtua saja, jika si anak menyayangi kedua orangtuanya maka secara

tidak langsung menempatkan dirinya di tengah konflik dan akan membuatnya

bingung, cemas dan mengalami konflik kesetiaan. Walaupun remaja sudah

memiliki pemikiran secara kritis mengenai apa yang baik dan yang buruk,

namun permasalahan yang terjadi pada orangtua yang membuat anak menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

39  

  

frustrasi karena tekanan-tekanan dan perasaan kebimbangan akan situasi yang

ada ditengah-tengahnya memiliki pengaruh pada anak untuk berperilaku

agresif.

Dariberbagai pendapat para tokoh yang memaparkan pengertian

perilaku agresif, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku agresif adalah

perilaku yang dilakukan dengan niat menimbulkan akibat negatif terhadap

targetnya dan sebaliknya menimbulkan harapan bahwa tindakan itu akan

menghasilkan sesuatu oleh individu atau pun kelompok dengan menggunakan

kekerasan fisik atau verbal. Agresivitas yang dilakukan oleh remaja puteri

lebih ditunjukan pada bentuk agresivitas verbal. Hal ini dikarenakan remaja

puteri pada masa kecil lebih memilih pada permainan yang mengutamakan

motorik halus. Selain itu, pada budaya Indonesia, remaja puteri diharapkan

dapat mengeluarkan emosi secara tepat dan tidak ngeekspresikan secara

berlebihan.

Menurut Kartono dan Kartini (2006), remaja puteri memiliki peran

penting pada masa depannya. Hal ini dikarenakan remaja puteri akan menjadi

seorang ibu. Seorang ibu akan memiliki tanggung jawab yang besar dalam

mendidik dan membesarkan anak-anak. Hal ini dikarenakan relasi seorang

ibu dengan anak sangatlah penting. Seorang ibu yang memiliki riwayat yang

agresivitasnya tinggi memungkinkan anak mereka juga akan bertumbuh

menjadi anak yang memiliki agresivitas yang tinggi. Maka sikap dan emosi

remaja puteri menjadi hal yang penting untuk menciptakan generasi masa

depan yang lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

 11

Bagan Kerangka Berpikir

Orangtua mengalami berbagai benturan perbedaan  

Orangtua dapat menemukan jalan keluar  

Orangtua tidak dapat menemukan jalan keluar  

Tercipta hubungan harmonis 

Terjadi konflik antar orangtua 

Remaja puteri bertmbuh dalam situasi nyaman 

Terjadi kekerasan fisik 

Pelontaran verbal

Sikap bertahan  

Menarik diri dari interaksi

Konflik semakin tinggi  

Remaja puteri bertumbuh dalam situasi berkonflik dan remaja memodeling 

Remaja puteri mengalami frustasi 

Muncul perilaku agresif  

Remaja puteri mencapai perkembangan yang positif 

 

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

41  

  

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan landasan teori yang telah penulis

paparkan di atas maka penulis menjadikan hipotesis penelitian ini sebagai

berikut:Ada hubungan positif yang signifikan antara konflik antar orangtua

dengan perilaku agresif pada remaja puteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

42  

  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional. Dimana pengertian

penelitian korelasi menurut Arikunto (2002) adalah penelitian yang dimaksud

untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara dua variabel atau

beberapa variabel.

Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif korelational dimana

peneliti mencoba mengetahui hubungan positig antara konflik antar orangtua

(variabel bebas) dengan perilaku agresif (variabel tergantung) pada remaja

puteri berdasarkan data-data yang terkumpulkan dengan menggunakan angket

dan kemudian menganalisis data-data tersebut dengan menggunakan metode

statistik. (Azwar, 2003)

B. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (X) : Konflik antar orangtua

2. Variabel tergantung (Y) : Perilaku agresif

C. Definisi Operasional

1. Konflik Antar Orangtua

Konflik antar orangtua berarti suatu bentuk pertikaian yang terjadi

pada ayah dan ibu dalam hubungan pernikahan yang dapat disebabkan

 

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

43  

  

karena beberapa sumber pertikaian sehingga tidak terpenuhinya suatu

kebutuhan kehidupan.

Dalam penelitian ini aspek-aspek konflik antara orangtua yang

digunakanuntuk mengukur konflik yang terjadi mengacu pada teori

Gottman dan Declaire (1997), antara lain:

a. Terjadinya kekerasan fisik pada pasangan : pada hubungan antara

suami istri terjadi kekerasan fisik yang bertujuan untuk melukai baik

yang dilakukan suami pada istri maupun sebaliknya. Kekerasan fisik

tersebut contohnya : saling memukul, saling melempar barang,

ataupun saling mendorong.

b. Pelontaran kekerasan secara verbal : pada hubungan suami istri

terjadi kekerasan verbal yang juga bertujuan untuk melukai secara

psikologis baik yang dilakukan oleh suami pada istri, maupun

sebaliknya istri pada suami. Kekerasan verbal yang terjadi dapat

berupa : saling menghina, mengomel, memaki pasangan.

c. Sikap bertahan : sikap membela diri atau melindungi diri dari konflik

yang terjadi antara suami istri. Sikap bertahan tersebut dapat berupa

:saling mempertahankan pendapat yang dianggapnya paling benar.

d. Menarik diri dari interaksi pasangan : sikap untuk menolak atau

menghindari interaksi suami atau istri pada saat konflik sedang

terjadi. Menarik diri dari interaksi pasangan dapat berupa : menolak

berbicara pada pasangan masing-masing, hingga menolak untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

44  

  

berhubungan intim dan tidak memberikan perhatian satu dengan

yang lainnya.

Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti menunjukkan semakin

tingginya persepsi anak terhadap konflik yang terjadi dalam hubungan

orangtua, begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh

berarti menunjukan semakin rendah persepsi anak terhadap konflik yang

terjadi antar orangtua.

2. Perilaku Agresif

Perilaku agresifberarti perilaku yang dilakukan dengan niat untuk

mencelakai/melukai kepada organisme lain atau objek lain atau bahkan

pada dirinya sendiri dan menimbulkan harapan bahwa tindakan tersebut

akan menghasilkan suatu akibat yang dirasakan oleh individu atau pun

kelompok dengan adanya keinginan korban untuk menghindarinya.

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa aspek perilaku agresif

yang mengacu pada teori Krahe (2005). Hal ini dikarenakan aspek

tersebut memiliki aspek yang luas dalam pengukuran perilaku agresif. Di

sisi lain, bentuk-bentuk perilaku agresif menurut teori Buss (dalam

Dayakisni dan Hudaniah, 2003) sudah banyak diteliti oleh beberapa

peneliti. Oleh karena itu, peneliti memilih aspek perilaku agresif menurut

teori Krahe (2005), antara lain :

a. Modalitas respon (Response modality), meliputi apakah subjek

menunjukkan perilaku agresif dalam bentuk fisik atau bentuk verbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

45  

  

Perilaku agresif dalam bentuk fisik adalah tindakan yang dilakukan

untuk menyerang orang atau individu lain baik langsung maupun

tidak langsung pada fisik korban. Contoh: memukul, mendorong,

mencelakai korban, dll.

Perilaku agresifdalam bentuk verbal adalah tindakan yang dilakukan

untuk menyerang orang atau individu lain baik langsung maupun

tidak langsung dengan perkataan. Contoh: menghina, memaki,

mengancam, menyebarkan berita tidak benar, dll

b. Kualitas respon (Response quality), meliputi perilaku agresif yang

berhasil mengenai sasaran atau perilaku agresif yang gagal mengenai

sasaran.

Perilaku agresif yang berhasil mengenai sasaran adalah agresivitas

yang dilakukan oleh pelaku berhasil menyakiti korban sasaran. Atau

dengan kata lain, korban merasakan akibat dari perilaku agresif

tersebut.

Kegagalan mengenai sasaran adalah perilaku agresif yang dilakukan

kepada korban sasaran tidak sampai melukai atau merasakan akibat

dari perilaku tersebut.

c. Kesegeraan (Immediacy), meliputi perilaku agresif yang dilakukan

individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui

strategi-strategi secara tak langsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

46  

  

Perilaku agresif langsung adalah tindakan yang dilakukan secara

spontan oleh pelaku agresif saat ia mengalami stimulus yang

membuat perilaku agresif tersebut muncul.

Perilaku agresif tidak langsung adalah tindakan yang dilakukan

pelaku dengan melakukan strategi-strategi terlebih dahulu sebelum

untuk melakukan tindakan tersebut.

d. Visibilitas (Visibility), meliputi perilaku agresif yang tampak dari

perilaku individu atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan

oleh individu.

Perilaku agresif secara tampak adalah perilaku agresif yang

dilakukan dengan jelas dan tidak dilakukan dengan diam-diam atau

dengan bersembunyi-sembunyi dari korban. Sehingga korban tahu

dengan jelas siapa pelaku dan apa bentuk perilaku tersebut.

Contohnya: kemarahan.

Perilaku agresif yang tidak tampak dari luar adalah pelaku dapat

menyembunyikan kemarahan atau perasaan yang ada, sehingga tidak

terlihat oleh korban.

e. Hasutan (Instigation), meliputi perilaku agresif yang terjadi karena

diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan.

Perilaku agresif yang terjadi karena provokasi adalah perilaku

tersebut timbul karena stimulus dari individu lain yang menimbulkan

adanya keinginnan pelaku untuk melakukan perilaku agresif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

47  

  

Perilaku balasan adalah adanya keinginan pelaku untuk melakukan

balasan atas apa yang mungkin pelaku rasakan dan alami yang

dilakukan oleh korban.

f. Arah sasaran (Goal direction), meliputi perilaku agresif yang terjadi

karena adanya rasa permusuhan kapada sasaran (hostility) atau yang

dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental).

Rasa permusuhan adalah adanya keinginan pelaku untuk melakukan

perilaku agresif sebagai alasan untuk membuat suatu hubungan

permusuhan antara pelaku dan korban.

Intrumental adalah perilaku agresif yang dilakukan pelaku adalah

dengan tujuan adanya keinginan untuk memperoleh sesuatu yang

diinginkan. Contoh: keinginan memiliki barang yang dimiliki

korban.

g. Tipe kerusakan (Type of damage), meliputi perilaku agresif yang

menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan

psikologis pada sasaran agresi.

Kerusakan fisik adalah akibat dari perilaku pelaku tersebut dapat

mengakibatkan kerusakan fisik pada korban. Kerusakan fisik ini

dapat berhubungan dengan bentuk perilaku agresif yang digunakan

seperti perilaku agresif dalam bentuk fisik, maka akan

mengakibatkan kerusakan fisik. Contoh: luka-luka.

Kerusakan psikologis adalah akibat yang timbul dari perilaku agresif

yang dilakukan pelaku dapat berupa trauma, ketakutan, kesedihan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

48  

  

dll. Kerusakan psikologis ini dapat dikarenakan segala bentuk

perilaku agresif, baik fisik maupun verbal.

h. Durasi akibat (Duration of consquences), meliputi perilaku agresif

yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan

kerusakan jangka panjang.

Kerusakan sementara adalah akibat yang dirasakan hanya sementara

yang ditimbulkan dari perilaku agresif. Contoh: menangis, sedih, dll.

Kesusakan jangka panjang adalah akibat yang dirasakan oleh korban

selama waktu yang lama atau selama-lamanya akibat dari perilaku

agresif tersebut. Contoh: luka berat, frustasi, stres, dll.

i. Unit-unit sosial yang terlibat (Social unit involved), meliputi perilaku

agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara

berkelompok.

Individu adalah pelaku melakukan agresivitas tersebut tanpa ada

individu lain yang ikut membantu atau menemani.

Berkelompok adalah individu bergabung dengan individu lain untuk

bersama-sama melakukan perilaku agresif tersebut pada korban.

Contoh : tawuran, geng, dll.

Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti remaja tersebut

memiliki kecenderungan yang tinggi pada perilaku agresif, demikian juga

sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh berarti remaja tersebut

memiliki perilaku agresif yang rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

49  

  

D. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Remaja berjenis kelamin perempuan

b. Remaja puteri yang berusia 12 sampai 19 tahun (Santrock, 2003)

Pemilihan subjek digunakan secara incidental sampling. Pengambilan subjek

dilakukan antara lain sebagai berikut:

• Untuk usia 12 sampai 14 tahun diambil dari siswi-siswi kelas VII, VIII,

dan IX yang dipilih secara acak dengan subjek populasi di SMP Bruderan

Purwokerto.

• Untuk usia 15 sampai 17 tahun diambil dari siswi-siswi kelas X, XI, dan

XII yang dipilih secara acak dengan subjek populasi di SMA Bruderan

Purwokerto.

• Untuk usia 18 sampai 19 tahun diambil dari mahasiswi-mahasiswi

semester 1 dan 3 yang dipilih secara acak dengan subjek populasi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari berbagai fakultas.

E. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan 2 macam skala, yaitu : (1) skala perilaku agresif yang disusun

oleh peneliti sendiri dan mengacu pada konsep teori Krahe (2005). (2) skala

konflik antara orangtua yang juga disusun sendiri oleh peneliti dan mengacu

pada konsep teori konflik perkawinan yang dikemukakan oleh Gottman dan

Declaire (1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

50  

  

Jumlah item dalam skala perilaku agresif berjumlah 40 pernyataan,

sedangkan jumlah item dalam skala Konflik antara Orangtua terdiri dari 25

pernyataan yang harus diisi oleh subjek. Masing-masing skala mempunyai

pilihanjawaban yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan

sangattidak setuju (STS). Skor dalam setiap item berkisar dari 4 sampai

dengan 1 diberikan untuk item yang bersifat favourable, sedangkan

untukunfavourable bergerak dari 1 sampai 4.

Untuk perolehan hasil pada skala perilaku agresif adalah makin tinggi

skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggiperilaku agresif pada remaja

tersebut, demikian juga sebaliknyasemakin rendah skor yang diperoleh subjek

berarti semakin rendahperilaku agresif pada remaja. Begitu juga untuk skala

konflik antara orangtua adalah makin tinggi skor yang diperoleh subjek

berarti semakin tinggi persepsi anak terhadap konflik yang terjadi antar

orangtua, demikian juga sebaliknyasemakin rendah skor yang diperoleh

subjek berarti semakin rendah persepsi anak terhadap konflik yang terjadi

antara orangtua.

Tabel 1.

Blueprint Skala Perilaku Agresif

No. Aspek Indikator Pernyataan Jumlah

item Favourable Unfavourable

1. Modalitas

respon

• Fisik :

- Memukul

- Mendorong

- Mencelakai

• Verbal :

1,19,37,39 10,28,38,40 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

51  

  

- Memaki

- Mengancam

- Menyebarkan berita

tidak benar

- Menghina

2. Kualitas

respon

• Berhasil mengenai

korban

• Gagal mengenai korban

2,20 11,29 4

3. Kesegera-

an

• Agresivitas langsung

• Agresivitas tidak

langsung

3,21 12,30 4

4. Visibilitas • Agresivitas tampak

• Agresivitas tidak tampak

4,22 13,31 4

5. Hasutan • Diprovokasi

• Balasan

5,23 14,32 4

6. Arah

sasaran

• Permusuhan

• Instrumental

6,24 15,33 4

7. Tipe

kerusakan

• Kerusakan fisik

• Kerusakan psikologis

7,25 16,34 4

8. Durasi

akibat

• Akibat sementara

• Akibat jangka panjang

8,26 17,35 4

9. Unit-unit

sosial

yang

terlibat

• Agresivitas berkelompok

• Agresivitas individu

9,27 18,36 4

Total item 20 20 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

52  

  

Tabel 2.

Blueprint Skala Konflik antar Orangtua

No. Aspek Indikator Pernyataan Jumlah

item Favourable Unfavourable

1. Terjadi

kekerasan

fisik

padapasangan

- Saling pukul

- Mendorong

- Melempar barang

1, 9,17,25 5,13,21 7

2. Pelontaran

kekerasan

secara verbal

- Menghina

- Memaki

- Mengomel

2,10,18 6,14,22 6

3. Sikap

bertahan

- Saling mempertahankan

pendapat

3,11,19 7,15,23 6

4. Menarik diri

dari interaksi

pasangan

- Menolak berbicara

- Menolak berhubungan

intim

- Tidak saling perhatian

4,12,20 8,16,24 6

Total jumlah item 13 12 25

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Estimasi Validitas

Validitas adalah pengujian untuk mengetahui apakah skala

psikologi mampu menghasilkan hasil data yang akurat sesuai dengan

tujuan ukurnya. Pada penelitian ini digunakan validitas isi, yaitu

pengujian terhadap isi dari skala psikologi dengan analisis rasional atau

dengan professional judgment. Validitas ini dilakukan dengan meminta

penilaian dari ahli yang memahami skala psikologi yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

53  

  

dengan melihat isi skala dan membandingkan dengan teori/ kurikulum

(blue print test). Dari penilaian ahli tersebut dapat melihat sejauh mana

item-item tersebut dapat mewakili komponen-komponen dalam

keseluruhan isi yang hendak diukur dan sejauh mana item-item tersebut

dapat mencerminkan ciri-ciri dari perilaku yang hendak diukur (Azwar,

1999).

2. Seleksi Item

Seleksi item dilakukan untuk melihat kualitas dari item-item yang

terdapat dalam skala dan melihat apakah item-item ditulis dengan cara

yang benar itu dalam kenyataannya memang berfungsi secara benar pula.

Seleksi item dapat dilakukan dengan dua tahap prosedur: 1) evaluasi

kualitatif, 2) evaluasi kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan tahap

analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter item yaitu berdasarkan

daya diskriminasinya. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item

mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang

memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 1999).

Pada penelitian ini, jika skala perilaku agresif mengungkapkan item

berdaya beda tinggi maka artinya item tersebut mampu menunjukan mana

individu yang memiliki perilaku agresif tinggi dan mana yang tidak. Pada

skala konflik antara orangtua, jika mengungkapkan item berdaya beda

tinggi maka artinya item tersebut mampu menunjukan mana individu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

54  

  

memiliki orangtua yang berkonflik dengan bersifat intensitas tinggi dan

mana yang berintensitas rendah.

Pengujian daya diskriminasi item akan menghasilkan koefisien

korelasi item total (rix) yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda

item. Dalam pemilihan item berdasarkan korelasi item total, digunakan

batasan rix≥ 0.30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal

0.30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sedangkan item yang

mencapai kurang dari 0.30 dapat diintepretasi sebagai item yang memiliki

daya diskriminasi rendah atau kurang memuaskan. Apabila setelah

dilakukan seleksi item ditemukan item-item yang lolos masih belum

mencukupi jumlah yang diinginkan atau item tersebut kurang dapat

mewakili aspek-aspek yang diukur, maka dapat dipertimbangkan dengan

melakukan penurunan batasan rixmenjadi≥ 0.25. (Azwar, 1999).

2.1 Skala Perilaku Agresif

Tabel 3

Blue Print Skala Perilaku Agresif Sebelum Uji Coba

No. Aspek /

komponen

Nomor item Jumlah

Favourable Unfavourable

1. Modalitas respon 1, 19, 37, 39 10, 28, 38, 40 8 (20%)

2. Kualitas respon 2, 20 11, 29 4 (10%)

3. Kesegeraan 3, 21 12, 30 4 (10%)

4. Visibilitas 4, 31 13, 22 4 (10%)

5. Hasutan 5, 23 14, 32 4 (10%)

6. Arah sasaran 6, 24 15, 33 4 (10%)

7. Tipe kerusakan 7, 25 16, 34 4 (10%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

55  

  

8. Durasi akibat 8, 17 26, 35 4 (10%)

9. Unit-unit sosial 9, 36 18, 27 4 (10%)

Jumlah 20 (50%) 20 (50%) 40 (100%)

Pada skala perilaku agresif diatas, dilakukan seleksi item dengan

batasan rix≥ 0.25. Hal ini dikarenakan apabila dilakukan seleksi item

dengan batasan rix≥ 0.30, ada beberapa aspek yang hilang. Oleh

karena itu, dilakukan seleksi item dengan batasan rix≥ 0.25 agar semua

aspek dapat diukur. Setelah dilakukan uji coba, maka didapat hasil

sebanyak 6 item yang gugur, sehingga terdapat 34 item yang baik.

Tabel 4

Blue Print Skala Perilaku Agresif Setelah Uji Coba

No. Aspek /

komponen

Nomor item Jumlah

Favourable Unfavourable

1. Modalitas respon 1, 19, 37, 39 10, 28, 38, 40 8

2. Kualitas respon 2, 20 11, 29 3

3. Kesegeraan 3, 21 12, 30 3

4. Visibilitas 4, 31 13, 22 3

5. Hasutan 5, 23 14, 32 4

6. Arah sasaran 6, 24 15, 33 4

7. Tipe kerusakan 7, 25 16, 34 4

8. Durasi akibat 8, 17 26, 35 2

9. Unit-unit sosial 9, 36 18, 27 3

Jumlah 19 15 34

Keterangan : angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur setelah

dilakukan uji coba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

56

Setelah dilakukan seleksi item, peneliti melakukan penyusunan

ulang skala final dengan melihat sebaran item di setiap aspek. Berikut

adalah skala final yang digunakan peneliti untuk penelitian yang

sebenarnya setelah melakukan penyusunan ulang.

Tabel 5

Blue Print Skala Perilaku Agresif Setelah Dilakukan Penyusunan

Ulang

No. Aspek /

komponen

Nomor item Jumlah

Favourable Unfavourable

1. Modalitas respon 1, 17, 31, 33 10, 24, 32, 34 8

2. Kualitas respon 2, 18 11 3

3. Kesegeraan 3, 19 25 3

4. Visibilitas 4, 26 12 3

5. Hasutan 5, 20 13, 27 4

6. Arah sasaran 6, 21 14, 28 4

7. Tipe kerusakan 7, 22 15, 29 4

8. Durasi akibat 8 23 2

9. Unit-unit sosial 9, 30 16 3

Jumlah 19 15 34

1.1 Skala Konflik antar Orangtua

Tabel 6

Blue Print Skala Konflik antar Orangtua Sebelum Uji Coba

No. Aspek / komponen Nomor item

Jumlah Favourable Unfavourable

1. Terjadi kekerasan

fisik pada pasangan

1, 9, 17, 25 5, 13, 21 7 (28%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

57  

  

2. Pelontaran

kekerasan secara

verbal

2, 10, 18 6, 14, 22 6 (24%)

3. Sikap bertahan 3, 11, 19 7, 15, 23 6 (24%)

4. Menarik diri dari

interaksi pasangan

4, 12, 20 8, 16, 24 6 (24%)

Jumlah 13 (52%) 12 (48%) 25 (100%)

Setelah dilakukan uji coba, maka didapat hasil sebanyak 3 item

yang gugur, sehingga terdapat 22 item yang baik.

Tabel 7

Blue Print Skala Konflik antar Orangtua Setelah Uji Coba

No. Aspek / komponen Nomor item

Jumlah Favourable Unfavourable

1. Terjadi kekerasan

fisik pada pasangan

1, 9, 17, 25 5, 13, 21 7

2. Pelontaran kekerasan

secara verbal

2, 10, 18 6, 14, 22 6

3. Sikap bertahan 3, 11, 19 7, 15, 23 6

4. Menarik diri dari

interaksi pasangan

4, 12, 20 8, 16, 24 6

Jumlah 13 12 25

Keterangan : angka yang dicetak tebal adalah item yang gugur setelah

dilakukan uji coba.

Setelah dilakukan seleksi item, peneliti melakukan penyusunan

ulang skala final dengan melihat sebaran item di setiap aspek. Berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

58  

  

adalah skala final yang digunakan peneliti untuk penelitian yang

sebenarnya setelah melakukan penyusunan ulang

Tabel 8

Blue Print Skala Konflik antar Orangtua Setelah Dilakukan

Penyusunan Ulang

No. Aspek / komponen Nomor item

Jumlah Favourable Unfavourable

1. Terjadi kekerasan

fisik pada pasangan

1, 8, 15 5, 11, 19 6

2. Pelontaran kekerasan

secara verbal

2, 9, 16 6, 12, 20 6

3. Sikap bertahan 3, 17 13, 21 4

4. Menarik diri dari

interaksi pasangan

4, 10, 18 7, 14, 22 6

Jumlah 11 11 22

3. Estimasi Reliabilitas

Reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan pada hasil alat

ukur, yang mengandung kecermatan pengukuran. Tinggi rendahnya

reliabilitas secara empirik ditunjukan dalam angka yang disebut sebagai

koefisien reliabilitas (rxx’). Besarnya reliabilitas berada dalam rentang

dari 0 sampai dengan 1.00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas, begitu

juga sebaliknya. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang

mencapai angka rxx’= 1.00 tidak pernah dapat dijumpai, sehingga

reliabilitas yang mendekati 0.9 dianggap sempurna (Azwar, 1999). Pada

penelitian ini, estimasi reliabilitas diukur dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

59  

  

pendekatan konsistensi internal Alpha Cronbach. Didapatkan hasil

koefisien reliabilitas dari skala perilaku agresif adalah sebesar 0.916 dan

koefisien reliabilitas dari skala konflik antar orangtua adalah sebesar

0.923.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya

distribusi dapat dilihat dari taraf signifikansinya. Jika taraf

signifikansi diatas 0.05 (p > 0.05) maka data tersebut berdistribusi

normal. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data dilakukan

dengan menggunakan uji One SampleKolmogorov-Smirnov.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah hubungan antara

variabel bebas dan variabel tergantung memiliki hubungan yang linear

atau tidak. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan linear jika

memiliki taraf signifikansi kurang dari 0.05 (p < 0.05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

60  

  

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan korelasi

Pearson Product Moment melalui program SPSS for window versi 16.00.

Uji hipotesis ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan positif antara

konflik antar orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Pada

pengujian ini menggunakan hipotesis satu ekor (one-tail). Dua variabel

dikatakan memiliki hubungan positif yang signifikan apabila taraf

signifikasi lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

61  

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pra Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, dan Data Demografi

1. Pra Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan melakukan tryout atau uji

coba untuk melihat apakah item-item pada skala yang digunakan sudah

memenuhi kriteria atau belum. Sebelum dilakukan tryout, peneliti

melakukan perizinan pada tanggal 15 Juni 2012. Tryout dilakukan pada

tanggal 18-19 Juni 2012. Pengambilan data dilakukan di SMP Bruderan

Purwokerto dan mahasiswi Sanata Dharma Yogyakarta. Dikarenakan

masa belajar mengajar di SMP Bruderan Purwokerto sudah selesai

sehingga kegiatan disekolah diisi dengan masa remidiasi ulangan umum.

Oleh karena itu, subjek yang berasal dari SMP Bruderan Purwokerto

diperoleh dari kelas VII-A sebanyak 17 siswa dan kelas IIX-A sebanyak

18 siswa serta mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

sebanyak 12 mahasiswi. Secara keseluruhan jumlah subjek penelitian

yang diperoleh sebanyak 47 remaja puteri dengan rentang usia 12-19

tahun. Setelah dilihat, terdapat 7 skala yang gugur. Hal ini dikarenakan

pengisian skala yang tidak lengkap dan tidak adanya identitas. Sehingga

sisa skala yang diisi secara lengkap sebanyak 40 subjek dan memenuhi

kriteria.

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

62  

  

2. Pelaksanaan Penelitian

Sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan, ada beberapa hal

yang harus dilakukan mengenai perizinan. Perizinan pertama dilakukan

kepada pihak sekolah yang akan dituju yaitu SMP Bruderan Purwokerto

dan SMA Bruderan Purwokerto pada tanggal 9 Juni 2012. Setelah

mendapatkan izin dari sekolah, peneliti melakukan perizinan kedua yaitu

pada pihak Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu melalui Dekan

Fakultas Psikologi untuk meminta surat izin penelitian yang dibutuhkan

oleh peneliti. Setelah mendapatkan surat izin penelitian yang sah dari

pihak Fakultas, peneliti menyerahkan surat izin ke SMP Bruderan

Purwokerto pada tanggal 15 Juni 2012 dan ke SMA Bruderan

Purwokerto pada tanggal 16 Juli 2012 serta menentukan jadwal

dilaksanakannya penelitian. Setelah mendapatkan kesepakatan bersama,

penelitian dilakukan pada tanggal 13-18 Juli 2012. Pengumpulan data

tersebut dilakukan dengan meminta subjek untuk mengisi 2 jenis skala

yang telah disediakan yaitu skala agresivitas yang terdiri dari 34 item dan

skala konflik antara orangtua yang terdiri dari 22 item.

Pada tanggal 13 Juli 2012 peneliti melakukan penelitian di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan mencari subjek yang

berusia antara 18 – 19 tahun. Jumlah subjek yang didapat sebanyak 20

mahasiswi.

Pada tanggal 17 Juli 2012 peneliti melakukan penelitian di SMA

Bruderan Purwokerto dengan sistem mengumpulkan siswi pada aula dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

63  

  

mulai menyebarkan skala. Pengumpulan subjek dilakukan sebanyak 2

(dua) kali pengumpulan. Pengumpulan pertama dilakukan pada siswi

kelas X (10) yang sedang menjalani MOS (Masa Orientasi Siswa)

sebanyak 37 siswi yang berasal dari kelas A dan sebagian kelas B.

pengumpulan kedua dilakukan pada siswi kelas XI (11) dan XII (12)

yang merupakan pengurus OSIS SMA Bruderan Purwokerto yang sedang

bertugas sebanyak 24 siswi. Jumlah subjek yang berasal dari SMA

Bruderan Purwokerto adalah sebanyak 51 siswi.

Pada tanggal 18 Juli 2012 peneliti melakukan penelitian di SMP

Bruderan Purwokerto dengan sistem penyebaran melalui masuk ke kelas

masing-masing. Subjek yang berasal dari SMP Bruderan Purwokerto

terdiri dari 18 siswi berasal dari kelas VII B, 15 siswi berasal dari kelas

IIX B dan 16 siswi berasal dari kelas IX C. Sehingga tidak terjadi

kesamaan subjek antara subjek pra penelitian dengan subjek penelitian

sebenarnya, karena dilakukan di kelas yang berbeda. Jumlah subjek dari

SMP Bruderan Purwokerto adalah sebanyak 49 siswi.

Jumlah subjek yang diperoleh dalam penelitian tersebut sebanyak

130 subjek. Setelah dilakukan pemeriksaan, terdapat 18 subjek yang

gugur dikarenakan tidak lengkap dalam mengisi skala, sehingga terdapat

112 subjek yang memenuhi kriteria penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

64  

  

3. Data Demografi

Sesuai dengan kriteria subjek penelitian yang telah ditentukan yaitu

dengan rentang usia 12 – 19 tahun, maka didapat data demografi subjek

penelitian sebagai berikut:

Tabel 9

Deskripsi Usia Subjek Penelitian

Usia Kelas Jumlah Presentase

12 tahun SMP VII-B 13 11,6

13 tahun SMP IIX-B 13 11,6

14 tahun SMP IX-C 12 10,7

15 tahun SMA X 34 30,4

16 tahun SMA XI 10 8,93

17 tahun SMA XII 12 10,7

18 tahun Mahasiswi 13 11,6

19 tahun Mahasiswi 5 4,47

Jumlah - 112 100

B. Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan uji asumsi terlebih

dahulu pada data yang diperoleh. Uji asumsi tersebut terdiri dari uji

normalitas dan uji linearitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data variabel

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika taraf signifikansi diatas

0.05 (p > 0.05) maka data tersebut berdistribusi normal. Setelah dilakukan

pengujian dengan uji One SampleKolmogorov-Smirnov, didapat hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

65  

  

didapat hasil pada variabel konflik antar orangtua diperoleh Kolmogorov-

Smirnov Z sebesar 1.193 dengan p sebesar 0.116. Hal tersebut

menunjukan variabel konflik antara orangtua memiliki sebaran normalitas

yang tergolong normal, karena p lebih besar dari 0.05 (p > 0.05).

Sedangkan untuk variabel perilaku agresif diperoleh hasil Kolmogorov-

Smirnov Z sebesar 1.006 dan p sebesar 0.264. Hal ini juga menunjukan

bahwa sebaran tersebut tergolong normal, karena p lebih besar dari 0.05

(p > 0.05). Berdasarkan hasil tersebut, sebaran pada variabel konflik

antara orangtua dengan variabel perilaku agresif dapat dilihat dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 10

Ringkasan Uji Normalitas

Variabel KS-Test Asymp. Sig (p) Sebaran

Variavel X (konflik

antara orangtua) 1.193 0.116 Normal

Variabel Y (perilaku

agresif) 1.006 0.264 Normal

2. Uji Linearitas

Dua variabel dikatakan memiliki hubungan linear jika memiliki

taraf signifikansi kurang dari 0.05 (p < 0.05). Setelah dilakukan uji

linearitas, didapat hasil hubungan antara konflik antara orangtua dengan

perilaku agresif memiliki signifikasi 0.001. Oleh karena itu, hubungan

antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linear, karena p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

66

lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05). Hasil dari uji linearitas tersebut dapat

dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 11

Ringkasan Uji Linearitas

Variabel F

Sig.

Perilaku Agresif Dan Konflik

Antara Orangtua

(Between Groups)

(Combined) 1.795 0.019

Linearity 11.957 0.001

Deviation from

Linearity 1.457 0.094

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas pada data yang

diperoleh, selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis dengan

menggunakan teknik analisis korelasi Product Momentdari

Pearsondengan bantuan SPSS 16.00for Windows. Peneliti menggunakan

uji hipotesis satu ekor (one-tailed) karena dalam penelitian-penelitian

yang telah dilakukan dengan tema yang hampir serupa, menunjukan ada

hubungan yang positif antara hubungan orangtua dengan perilaku agresif

pada remaja secara umum. Dan setelah dilakukan pengujian, didapatkan

hasil :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

67

Tabel 12

Hasil Skor Korelasi Antara Konflik Antar Orangtua Dan Perilaku

Agresivitas

Hubungan Standarlized Coefficients

r R2 Sig (1-tailed)

Konflik antara Orangtua dan

Perilaku Agresif

0.297 0.088 0.001

Dari hasil yang telah diperoleh menunjukan bahwa skor korelasi

antar Konflik Antara Orangtua dengan Perilaku Agresif sebesar 0.297

dengan signifikansi sebesar 0.001. Nilai signifikansi yang diperoleh lebih

kecil dari 0.05 (p<0.05) sehingga menunjukan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut yaitu konflik antara

orangtua dengan perilaku agresif pada remaja puteri. Hal ini menunjukan,

semakin tinggi konflik antara orangtua, semakin tinggi juga tingkat

perilaku agresif pada remaja puteri. Hal tersebut juga menunjukkan

bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Hasil koefisien determinasi (R²) yang diperoleh dari penelitian

tersebut adalah sebesar 0.088. Hal ini berarti konflik antara orangtua

hanya menyumbang 8.8% terhadap perilaku agresif pada remaja puteri.

4. Uji Tambahan

Dalam penelitian ini juga dilakukan analisis dengan menggunakan

Uji T. Uji T tersebut dilakukan pada aspek perilaku agresif yaitu aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

68

modalitas respon. Tujuan dilakukan pengujian tersebut adalah untuk

melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara perilaku agresif

dalam bentuk fisik dan perilaku agresif dalam bentuk verbal pada remaja

puteri. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan teknik Paired

Samples Statisticsdengan bantuan SPSS 16.00for Windows, didapat hasil:

Tabel 13

Ringkasan Uji T

Mean Std. deviasion t df Sig.

Verbal-Fisik 0.43750 1.62626 2.847 111 0.005

Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa dengan nilai

probabilitas 0.005 berarti lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05), berarti ada

perbedaan yang signifikan antara perilaku agresif dalam bentuk fisik dan

verbal. Hal ini juga terlihat di mana dt sebesar 111, maka dalam tabel

nilai “t” diperoleh angka 1.98 untuk taraf signifikansi 5%. Dengan to(t

observasi) lebih besar dari tt(t tabel)= 2.847>1.98, maka menguatkan

bahwa ada perbedaan antara perilaku agresif dalam bentuk verbal dan

fisik.

Selain itu dilakukan perbandingan antara mean agresif verbal dan

agresif fisik. Tujuan dilakukan perbandingan mean tersebut adalah untuk

melihat bentuk perilaku agresif apa yang lebih tinggi. Perbandingan

tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik Paired Samples

Statisticsdengan bantuan SPSS 16.00for Windows, didapat hasil:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

69

Tabel 14

Ringkasan Mean Perilaku Agresif

Bentuk Perilaku Agresif Mean

Perilaku agresif verbal 6.7768

Perilaku agresif fisik 6.3393

Berdasarkan hasil diatas, menunjukan hasil mean dari perilaku

agresif verbal menunjukan 6.7768 dan mean perilaku agresif fisik sebesar

6.3393. Hal ini menunjukan bahwa pada remaja puteri memiliki potensi

untuk berperilaku agresif dalam bentuk verbal lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan dalam bentuk fisik.

Setelah mengetahui perilaku agresif dalam bentuk verbal lebih

tinggi dibandingkan dengan perilaku agresif dalam bentuk fisik, maka

dilakukan perbandingan mean teoritik dan mean empiris. Perbandingan

tersebut bertujuan untuk melihat perilaku agresif yang dilakukan remaja

puteri tergolong tinggi atau rendah. Mean teoritik dilakukan dengan

perhitungan manual, sedangkan untuk mean empiris dilakukan dengan

dengan menggunakan teknik One-Sample Statisticsdengan bantuan SPSS

16.00 for Windows, dan didapat hasil:

Tabel 15

Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean EmpirisPerilaku Agresif

Mean Teoritik Mean Empiris Sign.

Perilaku agresif pada remaja

puteri

85 60.7321 0.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

70

Pada Tabel 15 mean teoritik diperoleh sebesar 85. Sedangkan

untuk mean empiris didapat hasil sebesar 60.7321. Berdasarkan hasil

diatas menunjukan mean teoritik lebih besar dibandingkan mean empiris,

hal ini berarti perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja puteri

tergolong rendah secara signifikan.

Dari tabel 13 dan 14 diatas menunjukan adanya perbedaan antara

perilaku agresif dalam bentuk verbal dan fisik dengan perilaku agresif

verbal secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku

agresif fisik. Sedangkan untuk tabel 15 menunjukan perilaku agresif yang

dilakukan remaja puteri tergolong rendah. Namun dari hasil tersebut

tidak menerangkan bahwa perilaku agresif diakibatkan oleh konflik antar

orangtua. Perilaku agresif tersebut hanya menggambarkan perilaku

agresif yang diakibatkan secara umum.

Selain melihat besarnya perilaku agresif pada remaja puteri,

dilakukan juga perbandingan mean empiris dan mean teoritik untuk

melihat apakah konflik antar orangtua yang terjadi tergolong kuat atau

rendah. Perhitungan mean empiris dilakukan secara manual dan mean

teoritik dilakukan dengan menggunakan teknik One-Sample

Statisticsdengan bantuan SPSS 16.00 for Windows, dan didapat hasil:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

71

Tabel 16

Perbandingan Mean Teoritik Dan Mean EmpirisKonflik Antar

Orangtua

Mean Teoritik Mean Empiris Sign.

Konflik antar orangtua 55 34.5089 0.000

Berdasarkan hasil diatas menunjukan bahwa mean teoritik sebesar

55 dan mean empiris sebesar 34.5089. Hasil tersebut menunjukan mean

teoritik lebih besar dari mean empiris (55 > 34.5089). Hal ini berarti

konflik antar orangtua tergolong rendah secara signifikan.

C. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapat hasil korelasi antara

kedua variabel yaitu konflik antara orangtua dan perilaku agresif pada remaja

puteri adalah sebesar 0.297 dengan nilai probabilitas sebesar 0.001 (p<0.05).

Hasil tersebut menunjukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan

positif yang signifikan. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi konflik

antara orangtua maka semakin tinggi juga perilaku agresif pada remaja puteri.

begitu juga sebaliknya, semakin rendah konflik antar orangtua, semakin

rendah juga perilaku agresif pada remaja puteri. Dalam penelitian ini,

hipotesis awal yang dinyatakan oleh peneliti adalah ada hubungan positif

yang signifikan antara konflik antar orangtua dan perilaku agresif remaja

puteri dinyatakan diterima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

72

Martono dan Joewana (2006) juga menyatakan bahwa perilaku agresif

dapat timbul dari berbagai faktor. Salah satu diantara faktor tersebut adalah

faktor dari lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang memiliki suasana

tidak nyaman, tidak harmonis, dan kurang mendukung akan mengganggu

perkembangan kejiwaan anak.

Pada usia remaja adalah masa dimana mereka mencari jati diri dan

identitas mereka. Peran orangtua sangat berpengaruh pada perkembangan

tersebut karena remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan keluarga.

Sehingga apabila keluarga memiliki suasana yang tidak harmonis, maka

remaja akan tidak dapat mencapai identitas diri yang positif. Hal ini dapat

menimbulkan ketegangan (stress) dan kecemasan pada remaja.

Konflik antar orangtua yang terjadi secara terus menerus dapat

memungkin membawa situasi yang tidak nyaman bagi anak mereka. Hal ini

dikarenakan orangtua adalah panutan dalam berperilaku, dan anak akan

terbiasa untuk belajar dengan cara mengamati dan memodeling perilaku

orangtuanya. Apabila konflik antara orangtua terus terjadi secara terus

menerus, akan mengakibatkan anak akan bertumbuh dalam situasi yang

berkonflik juga. Situasi tersebut akan menimbulkan stress pada diri anak

sehingga dapat menimbulkan anak melakukan perilaku agresif.

Hasil penelitian Sears (dalam Koeswara, 1988) menemukan bahwa

remaja puteri cenderung melakukan penyerangan secara psikologis seperti

perilaku agresif secara verbal. Hal ini sesuai dengan hasil perbandingan

antara perilaku agresif verbal dan perilaku agresif fisik. Dari perbandingan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

73

tersebut didapat hasil bahwa perilaku agresif verbal sebesar 6.7768 yang

menunjukan lebih tinggi secara signifikan jika dibandingkan dengan perilaku

agresif fisik sebesar 6.3393. Hal ini dijelaskan oleh Hocker (dalam Sarwono,

2000)yang menyebutkan bahwa anak perempuan melakukan permainan yang

menuntut kehalusan motorik dan non agresif, seperti masak-masakan,

bermain boneka.

Konflik antar orangtua yang terjadi tergolong rendah. Hal ini

ditunjukan dengan mean teoritik sebesar 55 lebih besar dari mean empiris

sebesar 34.5089. Selain itu perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja puteri

tergolong rendah. Hal ini ditunjukan dengan mean teoritik diperoleh sebesar

85 lebih besar dengan mean empiris yang didapat hasil sebesar 60.7321.

Menurut Apollo dan Ancok (2003), apabila konflik terjadi secara terus

menerus, remaja akan bertumbuh dalam situasi berkonflik. Apabila orangtua

mampu menemukan jalan keluar dari konflik yang dialami, maka akan

tercipta hubungan yang harmonis. Hal ini akan membuat perasaan yang

nyaman bagi anggota keluarga dan remaja akan mencapai perkembangan

yang positif.

Namun, pada penelitian tersebut, korelasi yang terjadi antara perilaku

agresif remaja puteri dengan konflik antara orangtua hanya sebesar 0.297 dan

koefisien determinasi (R2) sebesar 0.088. Hal ini menunjukan variabel

tersebut memiliki hubungan yang cukup lemah karena besarnya korelasi

bergerak dari 0.000 sampai 1.000. Oleh sebab itu, korelasi sebesar 0.297

tergolong cukup lemah. Hal tersebut terjadi karena ada kemungkinan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

74

terbesar yang memiliki hubungan dengan perilaku agresif bukan berasal dari

konflik antara orangtua, namun dikarenakan faktor lain yang mungkin

memiliki hubungan yang lebih besar, seperti faktor teman sebaya.

Situasi yang tidak nyaman pada diri anak tersebut akan berpengaruh

pada masa depan mereka. Menurut Kartono (2006), seorang perempuan akan

menjadi seorang ibu yang anak mendidik dan membesarkan anak. Relasi

seorang ibu dengan anak memberi pengaruh pada perkembangan anak.

Seorang ibu yang memiliki riwayat yang orangtuanya hidup dalam

berkonflik, maka dapat memungkinkan anak juga akan bertumbuh dalam

perilaku agresif yang tinggi. Sedangkan pada kenyataannya terkhusus di

Indonesia, seorang perempuan diharapkan untuk dapat menjaga perilaku

dengan tidak berperilaku buruk. Oleh karena itu, hal ini sangat bertentangan

dengan kebudayaan yang dianut oleh Indonesia itu sendiri, karena Indonesia

masih menjunjung tinggi perilaku yang dipandang baik pada kaum

perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

75  

  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai konflik antara

orangtua dan hubungannya dengan perilaku agresif pada remaja puteri, maka

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

Koefisien korelasi antara konflik antara orangtua dengan perilaku

agresif pada remaja puteri adalah sebesar 0.297 dan probabilitas sebesar

0.001 (p<0.05). Hasil hipotesis tersebut menunjukan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara konflik antara orangtua dengan perilaku agresif

ada remaja puteri. Hal ini diartikan bahwa semakin tinggi konflik antara

orangtua, semakin tinggi pula perilaku agresif pada remaja puteri.

Hasil tambahan juga didapat dari hasil Uji T yang membedakan antara

perilaku agresif dalam bentuk fisik dan perilaku agresif dalam bentuk verbal

menunjukan adanya perbedaan yang signifikan. Dari perbedaan tersebut

terlihat bahwa perilaku agresif verbal pada remaja puteri secara signifikan

lebih tinggi dibandingkan perilaku agresif fisik. Selain itu, perilaku agresif

yang dilakukan remaja puteri dan konflik antar orangtua pada penelitian ini

tergolong rendah.

 

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

76  

  

B. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, pilihan jawaban dari skala yang telah dibuat

adalah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangattidak setuju

(STS). Namun, pilihan jawaban tersebut digunakan untuk suatu bentuk sikap.

Sedangkan pada skala yang dibuat adalah suatu bentuk perilaku. Oleh karena

itu, pilihan jawaban tersebut kurang sesuai digunakan untuk pernyataan

dalam bentuk perilaku.

C. Saran

1. Bagi orangtua

Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang

hangatdalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan

penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak, sehingga anak

tidak meniru perbuatan tersebut dan tidak melampiaskan dengan cara

yang tidak benar.

2. Bagi remaja puteri

Disarankan pada remaja puteri untuk dapat mempertahankan

emosi positif dengan baik sehingga perilaku agresif semakin berkurang.

Remaja puteri dapat lebih terbuka dengan mengkomunikasikan

perasaannya, baik pada orangtua maupun pada teman sebaya. Hal ini

diharapkan dapat mengurangi beban atau tekanan yang dialami sehingga

remaja puteri tidak mengalami frustasi dan tidak melampiaskan pada hal-

hal negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

77  

  

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini memberikan sumbangan sebesar 8.8% dan

hubungan antara variabel konflik antar orangtua dengan agresivitas pada

remaja puteri memiliki koefisien sebesar 0.297. Hal ini menunjukan

bahwa konflik antar orangtua memiliki hubungan yang cukup rendah

dalam perilaku agresif pada remaja puteri. Peneliti mengharapkan kepada

peneliti selanjutnya untuk memperhatikan variabel-variabel lain yang

yang mungkin memiliki hubungan yang besar dalam meningkatnya

perilaku agresif pada remaja puteri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

78  

  

DAFTAR PUSTAKA

Apollo & Ancok, D. 2003.Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Televisi Berisi Kekerasan, Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga, Jenis Kelamin, dan Tahap Perkembangan Dengan Kecenderungan Agresivitas Remaja. SOSIOHUMANIKA, 16A (3), September 2003.

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Atwater, E. 1992. Adolescence. Toronto Canada Inc: Prectice-Hall.

Azwar, S. 1999. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A.& Byrne, D. 1984. Social Psychology : Understanding Human Interaction. Boston : Allyin & Bacon, Inc.

Beebe, S.A. 1996.Interpersonal Communication: Relating to Other. (pp. 298). Boston: Allyn and Bacon.

Dayakisni, T. & Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang : UMM Press

Deaux, K., Dane, F., & Wrightsman, L.S. 1993. Sosial Psychology In 90’s 6th Edition. Pacifits Grove : Brooks/Cole Publishing Company.

Dollard, J., Doob, L.W., Miller, N.E., Mowrer, O.H., & Sears, R.R., 1939. Frustration and Aggression. New Haven; Yale University Press

Donnersitein, E., & Wilson, D.W. 1976. Effect of noise and perceived control on ongoing and subsequent aggressive behavior.(pp.774-781). Journal of Personality and Social Psychology.

 

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

79  

  

Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga. Edisi 3. Jakarta: EGC

Gamble, T.K., & Gamble, M. 2005. Communcations Works. New York: McGraw- Hill.

Geng cewek nyik-nyik. ( 2008, 10, 22). Detik Informatika. Dikutip pada tanggal 20 Mei 2012 dari http://detektifromantika.wordpress.com/2008/10/22/geng-cewek-nyik-nyik-asal-tulungagung-sangat-meresahkan-dalam-melakukan-tindak-kekerasan/

Gottman, J., & De Claire, J. 1997. Kiat-kiat Membesarkan Anak Yang Memiliki Kecerdasan Emosional. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hawari. 1997. Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Jiwa. Yogyakarta: Dhana Bakti Wakaf.

Hetherington, E.M & Parke, R.D. 1999. Child Psychology (5th edition). USA: McGraw-Hill Collage.

Hogg, M.A., & Vaughan, G.M. 2002. Social Psychology. Gosport : Ashford

Colour press Ltd Hurlock, E.B. 1978. Adolescence Development. Tokyo: McGraw-Hill,

Kogakusha, Ltd.

Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Idrus, M. 2001.Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Agresivitas (Kajian Meta Analisis). LOGIKA. Vol. 6, no. 7, Desember 2001

Kartono & Kartini. 2006. Psikologi Wanita 1:Mengenal Gadis Remaja & Wanita Dewasa. Mandar Maju. Bandung.

Koeswara, E. 1998. Agresi Manusia. Bandung: PT Escero.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

80  

  

Krahe, B. 2005. Buku Panduan Psikologi Sosial: Perilaku Agresif. Diterjemahkan oleh Soetjipto, Helly P & Soetjipto, Sri M. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Laporan Kepala Bapas Surakarta (2001). Suara Merdeka. Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0201/23/ slo6.htm.

Lewis, M.M. 2010.Parental Conflict, Anger Control, and Dating Violence Perpetration Outcomes. Thesis Presented to the faculty of San Diego State University.

Liliwerl, A. 2005. Prasangka dan Konflik :Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. LKiS : Yogyakarta

Martono, L.H., & Joewana. 2006. Menangkal narkoba & kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka.

Medinnus & Johnson. 1974.Child Psychology Behavior and Development. New York : John Wiley and Sons.

Monks, F.J.K.,& Haditono, S.R. 2002. Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Cet. 14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nuryoto, S. 1992. Kemandirian Remaja ditinjau dari Tahap Perkembangan, jenis Kelamin dan Peran Jenis. Disertasi. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Pengroyokan remaja puteri di Bali (2011). Tempo. Dikutip pada tanggal 23 Februari 2012 dari http://www.tempo.co/read/news/2012/02/07/058382402/Pengeroyok-Remaja-Putri-di-Bali-itu-Geng-Motor-Cewek

Pruitt, D.G.,&Rubin, J.Z. (2004). Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

81  

  

Puspitawati, H. 2008.Pengaruh Komunikasi Keluarga, Lingkungan Teman Dan Sekolah Terhadap Kenakalan Pelajar Dan Nilai Pelajaran Pada Sekolah Menengah Di Kota Bogor. PEKSOS : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol. 7, Nomor 2, November 2008.

Santrock, J.W. 2003. Adolecence (perkembangan remaja). Terjemahan oleh Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono. 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi Pertama. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Soliha, U. 2010.Hubungan Antara Persepsi Terhadap Penerimaan Teman Sebaya Dengan Tendensi Agresivitas Relasional Pada Remaja Putri Di SMPN 27 Semarang. Jurnal Psikologi Universitas Dipenogoro Semarang.

Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.

Suryabrata, S. 1981. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali

Tawuran antar pelajar SMK Bkati Cawang dan STM Penerbangan-blok M. (2007, 2, 18). Tempo Interaktif . Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/brk,20070218-93538,id.html

Tawuran antar pelajar SMU Cendrawasih dan STM Bakti Data. (2009, 2, 20). Detiknews. Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari http://www.detiknews.com/index.php/ReadStory/tawuran-pelajar,-10-orang-diamankan.

Tawuran antar SMA 6 Mahakam dan SMA 70 Bulungan. (2007, 10, 4). Tempo. Dikutip pada tanggal 4 November 2011 dari: http://www.tujuhpuluh.com/?p=28.

Tucher, L. A. 1987. Television Teenegers and Health.Journal of Youth and Adolescence. 16 (5), 415-425

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

82  

  

Wagiman, F.F. 1997. Ritme aktivitas harian Menochilus sexmaculata memangsa Aphis craccivora. Prosiding Kongres Perhimpunan Entomologi Indonesia V dan Simposium Entomologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. 2008. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

  

  

LAMPIRAN  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

83  

  

Lampiran 1

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

84  

  

Yogyakarta, Juni 2012

Yth. Siswi-siswi dan mahasiswi yang turut berpartisipasi

dalam penelitian ini

Sehubungan dengan penelitian tugas akhir yang sedang

saya kerjakan, perkenankanlah saya untuk memohon bantuan

dan kesediaan dari adik-adik untuk meluangkan waktu mengisi

angket berikut ini.

Angket berikut ini berisi beberapa pernyataan-

pernyataan. Dalam mengisi angket tersebut, saya sangat

berharap adik-adik bersedia menjawab dengan sejujur-

jujurnya dan apa adanya sesuai dengan keadaan yang

dialami oleh adik-adik karena tidak ada penilaian benar atau

salah. Usahakan jangan sampai ada pernyataan yang

terlewatkan.

Saya menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang

adik-adik berikan pada angket ini sesuai dengan kode etik

psikologi. Saya mengucapkan banyak terimakasih atas segala

bantuan dan kesediaan dalam mengerjakan angket yang telah

diberikan.

Hormat saya,

Zipora Stephanie

089114049/PSI/Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

85  

  

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia

mengisi skala ini dengan tidak di bawah paksaan atau tekanan

dari pihak tertentu akan tetapi dengan sukarela demi

membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.

Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang

saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat

pada umumnya.

Yogyakarta, Juni 2012

SETUJU / TIDAK SETUJU*

*Coret yang tidak sesuai

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Umur :

Kelas :

Sekolah :

Tinggal bersama orangtua* : Ya / Tidak

Status perkawinan orangtua**: Utuh/pisah rumah/bercerai/salah

satu meninggal/kedua meninggal

*’** (coret yang tidak sesuai)

Tanda tangan

( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

86  

  

SKALA A

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan-pernyataan yang

berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam

kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk

memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda.

Untuk memilih jawaban, Anda hanya diminta untuk memberi

checklist (√) pada kolom dimana terletak jawaban yang sesuai

dengan keadaan Anda. Empat pilihan jawaban yang tersedia

adalah sebagai berikut:

Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju

Kolom S, jika Anda Setuju

Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju

Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju

Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda

berikan adalah benar, sesai dengan kondisi yang anda alami.

Masing-masing orang mempunyai jawaban yang berbeda,

maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan

diri anda.

Mohon dikerjakan dengan teliti, jangan sampai ada yang

terlewatkan……..

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya memiliki keinginan untuk

memukul teman saya yang

membuat saya marah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

87  

  

2. Saya merasa senang setelah

melakukan kekerasan pada

teman saya yang lemah.

3. Ketika ada orang lain menyakiti

saya, saya langsung emosi dan

marah-marah.

4. Saya lebih baik mengeluarkan

amarah saya pada teman yang

menyakiti saya daripada saya

terus disakiti.

5. Saya menjadi tambah marah

ketika teman-teman

menyatakan mendengar ada

berita jelek tentang diri saya.

6. Saya tidak suka dengan teman

yang merasa paling pintar,

sehingga saya bersikap kasar

kepadanya.

7. Karena kesal dimarahi oleh

guru, saya merusak fasilitas

sekolah.

8. Teman saya menjadi terus

teringat dan terbayang-bayang

kejadian saat saya memarahi

dia.

9. Saya berani memukul orang

yang menghina saya untuk

membela diri tanpa bantuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

88  

  

orang lain

10. Ketika ada teman yang

membuat saya marah, saya

dapat menahan diri untuk tidak

memukul.

11. Saya mengurungkan diriuntuk

memukul orang yang telah

menghina saya karena saya

takut.

12. Walaupun saya marah, namun

saya lebih senang menahan

emosi saya dengan diam

13. Saya tidak pernah

mempedulikan bujukan teman

untuk menyakiti orang lain

14. Saya lebih senang bermain

dengan siapa saja tanpa pilih-

pilih

15. Walaupun berdebat, saya tidak

suka menggunakan kekerasan.

16. Saya dan teman-teman berani

ikut dalam tawuran antar

sekolah tersebut.

17. Saya ingin mencelakai orang

lain yang terlihat lemah.

18. Saya tidak bisa menahan diri

untuk bertengkar dengan orang

yang berbeda pendapat dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

89  

  

saya.

19. Saya lebih senang untuk

langsung memarahi orang yang

melakukan kesalahan daripada

memikirkan cara untuk

menyelesaikan permasalahan.

20. Ketika ada orang yang

menghina saya di depan umum,

maka saya akan membalas

perbuatan tersebut.

21. Saya mencelakai lawan agar

saya bisa menjadi juara dalam

perlombaan.

22. Teman saya merasa takut dan

trauma setelah dikroyok oleh

saya dan teman-teman

23. Karena perkataan saya yang

kasar, teman saya menangis

karena sedih namun dia cepat

melupakan kejadian tersebut.

24. Saya tidak ingin melihat teman

saya terluka karena perbuatan

saya, walaupun saya telah

dilukai oleh mereka.

25. Saya lebih senang melepaskan

kemarahan tersebut ketika

waktunya tepat dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

90  

  

terburu-buru.

26. Saya memukul teman saya

karena dia telah menyebarkan

berita buruk tentang saya.

27. Saya lebih memilih diam saja

daripada membalas hinaan

teman saya.

28. Walaupun persiapan saya

kurang maksimal, saya tetap

berusaha mengerjakan soal

sendiri dengan baik dan tidak

mencuri jawaban yang benar.

29. Walaupun saya marah, saya

tidak menyakiti perasaan orang

lain.

30. Saya dapat merencanakan dan

melakukan balasan untuk teman

yang menyakiti hati saya tanpa

bantuan orang lain.

31. Ketika ada orang yang

melakukan kesalahan, saya

memarahi orang tersebut.

32. Walaupun pekerjaan orang lain

lebih buruk dari saya, saya tidak

menghinanya.

33. Ketika ada yang membuat saya

kesal, saya akan menyebarkan

gosip tidak benar tentang orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

91  

  

tersebut.

34. Saya tidak suka marah-marah

pada orang lain karena

membuat suasana hati saya

tidak baik.

SKALA B

PETUNJUK PENGERJAAN

Berikut ini terdapat beberapa pernyataan-pernyataan yang

berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam

kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk

memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda.

Untuk memilih jawaban, Anda hanya diminta untuk memberi

checklist (√) pada kolom dimana terletak jawaban yang sesuai

dengan keadaan Anda. Empat pilihan jawaban yang tersedia

adalah sebagai berikut:

Kolom SS, jika Anda Sangat Setuju

Kolom S, jika Anda Setuju

Kolom TS, jika Anda Tidak Setuju

Kolom STS, jika Anda Sangat Tidak Setuju

Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda

berikan adalah benar, sesai dengan kondisi yang anda alami.

Masing-masing orang mempunyai jawaban yang berbeda,

maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

92  

  

diri anda.

Mohon dikerjakan dengan teliti, jangan sampai ada yang

terlewatkan……..

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Ketika ibu menghabiskan uang

belanjaan, ayah sering kali

memukul ibu.

2. Ketika ayah sedang marah, ayah

selalu mengatakan pekerjaan

ibu tidak beres.

3. Ketika ayah sedang menasihati,

ibu tidak mau mendengarkan,

begitu juga sebaliknya.

4. Ketika ayah dan ibu sedang

marah, mereka terlihat saling

diam dan tidak berbincang-

bincang.

5. Walaupun sedang bertengkar,

ayah dan ibu tidak melakukan

kekerasan.

6. Ayah dan ibu menerima dengan

lapang dada apabila mereka

saling melakukan kesalahan.

7. Walaupun sedang bertengkar,

ayah dan ibu tetap saling

menyapa dan berpamitan ketika

akan pergi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

93  

  

8. Ayah tidak bisa menahan diri

untuk tidak memukul ibu saat

ibu melakukan kesalahan.

9. Ketika ayah dan ibu melakukan

kesalahan, mereka saling

menyalahkan.

10. Ketika ayah dan ibu sedang

bertengkar, mereka tidur di

ruang terpisah.

11. Ketika ibu melakukan

kesalahan, ayah tidak pernah

menampar ibu.

12. Ayah dan ibu saling bertukar

pikiran mengenai permasalahan

yang sedang mereka hadapi.

13. Ketika ayah dan ibu melakukan

kesalahan, mereka mengakui

dan menyadari kesalahannya.

14. Walaupun sedang marah, ayah

dan ibu terlihat saling

menyayangi.

15. Ayah tidak bisa menahan diri

untuk mendorong tubuh ibu saat

ibu tidak melakukan pekerjaan

rumah dan hanya bermalas-

malasan.

16. Ibu selalu marah dengan

penghasilan ayah yang sedikit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

94  

  

17. Ibu tidak mau menuruti

masukan-masukan dari ayah,

begitu juga sebaliknya.

18. Ketika ibu sedang marah, ibu

tidak menyiapkan sarapan untuk

ayah.

19. Ketika ayah melakukan

kesalahan, ibu tidak pernah

melempar barang pemberian

ayah.

20. Ketika pekerjaan ayah sedang

kacau, ibu tidak mengeluhkan

penghasilan.

21. Ketika ayah dan ibu sedang

bertengkar, mereka selalu

menyelesaikan dengan diskusi

bersama.

22. Walaupun sedang tidak akur,

ibu tetap menyiapkan keperluan

ayah

BACA KEMBALI JANGAN SAMPAI ADA PERNYATAAN

YANG TERLEWATKAN!

♥ ♥ ♥TERIMAKASIH ♥ ♥ ♥

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

95  

  

Lampiran 2

Hasil Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

96  

  

RELIABILITAS SKALA AGRESIVITAS

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.916 34

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 66.5897 179.354 .678 .911

item2 66.9744 183.289 .625 .912

item3 66.2821 177.682 .786 .910

item4 66.0769 183.599 .440 .915

item5 66.1282 184.430 .508 .914

item6 66.5385 183.729 .476 .914

item7 66.8462 181.923 .561 .913

item8 66.4103 190.722 .295 .917

item9 66.3333 180.018 .589 .912

item10 66.6410 184.078 .570 .913

item11 65.4615 189.202 .271 .917

item13 66.4359 189.673 .266 .917

item14 66.5897 185.301 .362 .916

item15 66.9744 181.394 .691 .912

item16 66.7949 177.904 .793 .910

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

97  

  

item18 64.8974 203.094 .272 .923

item19 67.1026 186.252 .536 .914

item20 66.9487 182.839 .653 .912

item21 66.5385 183.887 .450 .915

item23 66.1538 186.713 .419 .915

item24 67.0513 185.524 .473 .914

item25 66.4615 186.623 .355 .916

item26 66.2821 192.997 .269 .919

item28 66.6667 184.596 .436 .915

item30 66.4359 192.305 .275 .919

item31 66.2821 179.155 .635 .912

item32 66.2051 184.220 .425 .915

item33 66.9487 184.155 .579 .913

item34 66.6410 177.289 .815 .909

item36 66.4359 180.200 .614 .912

item37 66.3077 180.798 .472 .915

item38 66.9231 184.547 .528 .914

item39 66.9487 184.418 .564 .913

item40 66.6154 179.559 .633 .912

RELIABILITAS SKALA KONFLIK ANTAR ORANGTUA

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

98  

  

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.923 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 32.9750 80.846 .595 .920

item2 32.8750 79.651 .564 .920

item3 32.7250 77.384 .634 .918

item4 32.3000 79.087 .423 .923

item5 32.9250 79.456 .657 .919

item6 32.6500 78.336 .639 .918

item8 32.7250 77.589 .699 .917

item9 32.8500 78.592 .540 .920

item10 32.5000 80.154 .369 .924

item12 32.5000 79.436 .402 .923

item13 32.5250 77.897 .467 .923

item14 32.8750 79.804 .600 .919

item15 32.8250 79.020 .571 .919

item16 32.7500 75.885 .859 .914

item17 32.8500 80.387 .449 .922

item18 32.7000 76.933 .638 .918

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

99  

  

item19 32.7000 75.549 .839 .914

item20 32.5250 79.128 .420 .923

item21 32.5250 79.692 .546 .920

item22 32.6250 78.753 .564 .920

item23 32.7500 77.782 .638 .918

item24 32.5750 76.558 .775 .916

HASIL UJI NORMALITAS

NPAR TEST

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X Y

N 112 112

Normal Parametersa Mean 34.5089 60.7321

Std. Deviation 7.76571 7.50373

Most Extreme Differences Absolute .113 .095

Positive .113 .047

Negative -.066 -.095

Kolmogorov-Smirnov Z 1.193 1.006

Asymp. Sig. (2-tailed) .116 .264

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

100  

  

HASIL UJI LINEARITAS

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

Y * X 112 100.0% 0 .0% 112 100.0%

Report

Y

X Mean N Std. Deviation

22 59.0000 2 2.82843

23 67.0000 1 .

24 54.5000 2 .70711

25 62.5000 4 8.54400

26 55.2000 5 3.19374

27 55.0000 4 5.71548

28 55.1111 9 7.62306

29 56.0000 4 8.08290

30 56.3333 6 8.50098

31 61.7778 9 6.97814

32 61.2500 4 8.61684

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

101  

  

33 63.2000 10 7.03641

34 66.7500 4 4.11299

35 60.6000 5 7.12741

36 65.0000 5 2.54951

37 60.6000 5 9.47629

38 61.3333 3 8.14453

39 57.8333 6 7.60044

40 55.6667 3 6.42910

41 65.7500 4 4.99166

42 62.0000 1 .

43 65.0000 1 .

44 58.3333 3 3.05505

45 70.5000 2 .70711

46 77.0000 1 .

47 69.0000 2 1.41421

48 60.0000 2 .00000

49 77.0000 1 .

50 64.0000 1 .

52 75.0000 1 .

56 58.0000 1 .

69 60.0000 1 .

Total 60.7321 112 7.50373

ANOVA Table

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

102  

  

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

Y * X .297 .088 .641 .410

Sum of Squares df Mean Square F

S

i

g

.

Y

*

X

Between Groups (Combined)

2564.303 31 82.719 1.795

.

0

1

9

Linearity

550.857 1 550.857 11.957

.

0

0

1

Deviation from Linearity

2013.447 30 67.115 1.457

.

0

9

4

Within Groups 3685.661 80 46.071

Total 6249.964 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

103  

  

HASIL KORELASI

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 34.5089 7.76571 112

VAR00002 60.7321 7.50373 112

Correlations

x y

x Pearson Correlation 1 .297**

Sig. (1-tailed) .001

N 112 112

y Pearson Correlation .297** 1

Sig. (1-tailed) .001

N 112 112

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

UJI T

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 verbal 6.7768 112 1.46865 .13877

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

104  

  

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 verbal 6.7768 112 1.46865 .13877

fisik 6.3393 112 1.31898 .12463

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 verbal & fisik 112 .323 .001

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

Pair 1 verbal

- fisik .43750 1.62626 .15367 .13300 .74200 2.847 111 .005

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

agresif 112 60.7321 7.50373 .70904

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ANTAR ORANGTUA DENGAN AGRESIVITAS

105  

  

One-Sample Test

Test Value = 85

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

agresif -34.227 111 .000 -24.26786 -25.6729 -22.8629

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

konflik 112 34.5089 7.76571 .73379

One-Sample Test

Test Value = 55

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

konflik -27.925 111 .000 -20.49107 -21.9451 -19.0370

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI