hubungan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis

16
1 Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis Siswa SMA di Jakarta Pusat Rahmadhita Maulida & Nathanael Elnadus Johanes Sumampouw Program Studi S1 Reguler Fakultas Psikologi Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis remaja. Dalam penelitian ini, keterlibatan ayah diukur dari remaja sebagai anak dan ayah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas sepuluh sejumlah 403 orang dan ayah sejumlah 133 orang. Keterlibatan ayah diukur menggunakan skala keterlibatan ayah yang terdiri dari tiga komponen keterlibatan ayah yaitu: engagement, accessibility, dan responsibility. Penyesuaian akademis diukur melalui dua indikator utama yaitu: dukungan sosial dan performa akademis. Dukungan sosial terdiri dari empat sumber yaitu, ayah, ibu, guru, dan teman. Performa akademis diukur melalui nilai rapor siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis. Kata Kunci: keterlibatan ayah, penyesuaian akademis, dukungan sosial, performa akademis, remaja Relationship Between Father Involvement and High School Student Academic Adjustment in Central Jakarta Abstract This study aims to determine the relationship between father involvement and adolescent academic adjustment. In this study, measured father involvement of adolescents as a child and the father. The sample used in this study is 403 tenth grade high school students and 133 fathers. Father involvement is measured using a scale consisting of father involvement father involvement three components namely: engagement, accessibility, and responsibility. Academic adjustment was measured through two main indicators, namely: social support and academic performance. Social support consists of four sources, namely, father, mother, teacher, and friend. Academic performance is measured through student grades. The results showed that there are no significant relationship between father involvement academic adjustment. Keywords: Father involvement, academic adjustment, social support, academic performance, adolescent. Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

1  

Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis Siswa

SMA di Jakarta Pusat

Rahmadhita Maulida & Nathanael Elnadus Johanes Sumampouw

Program Studi S1 Reguler Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis remaja. Dalam penelitian ini, keterlibatan ayah diukur dari remaja sebagai anak dan ayah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas sepuluh sejumlah 403 orang dan ayah sejumlah 133 orang. Keterlibatan ayah diukur menggunakan skala keterlibatan ayah yang terdiri dari tiga komponen keterlibatan ayah yaitu: engagement, accessibility, dan responsibility. Penyesuaian akademis diukur melalui dua indikator utama yaitu: dukungan sosial dan performa akademis. Dukungan sosial terdiri dari empat sumber yaitu, ayah, ibu, guru, dan teman. Performa akademis diukur melalui nilai rapor siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis.

Kata Kunci: keterlibatan ayah, penyesuaian akademis, dukungan sosial, performa akademis, remaja

Relationship Between Father Involvement and High School Student Academic

Adjustment in Central Jakarta

Abstract

This study aims to determine the relationship between father involvement and adolescent academic adjustment. In this study, measured father involvement of adolescents as a child and the father. The sample used in this study is 403 tenth grade high school students and 133 fathers. Father involvement is measured using a scale consisting of father involvement father involvement three components namely: engagement, accessibility, and responsibility. Academic adjustment was measured through two main indicators, namely: social support and academic performance. Social support consists of four sources, namely, father, mother, teacher, and friend. Academic performance is measured through student grades. The results showed that there are no significant relationship between father involvement academic adjustment.

Keywords: Father involvement, academic adjustment, social support, academic performance, adolescent.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 2: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

2    

PENDAHULUAN

Banyak negara di dunia menganut konsep keluarga patriarki, termasuk Indonesia.

Keluarga patriarki merupakan konsep dimana ayah merupakan kepala keluarga yang memiliki

otoritas dan menjadi sosok yang dominan (Berns, 2010). Dalam menjalani perannya, ayah

memiliki pengaruh yang kuat dalam tumbuh kembang anak. Dewasa ini, penelitian mengenai

peran ayah terhadap anak sudah semakin banyak. Menariknya, beberapa penelitian

menunjukkan bahwa peran ayah memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan dengan ibu

dalam beberapa aspek. Sebuah studi literatur yang dilakukan oleh Gonzalez-DeHass, Willems,

dan Holbein (2005) menyatakan bahwa keterlibatan ayah berhubungan langsung dengan

motivasi dan prestasi anaknya di sekolah. Schunk, Pintrich, dan Meece (2008) menambahkan

bahwa keterlibatan ayah menjadi penting bagi anak karena ayah memiliki keterbatasan waktu

untuk terlibat langsung dalam hal akademis anaknya, tidak seperti ibu yang biasanya selalu

mengurus hal akademis anaknya. Secara keseluruhan, keterlibatan ayah membawa dampak

positif bagi perkembangan anak di seluruh aspek. Hal ini dijelaskan oleh Sarkadi,

Kristiansson, Oberklaid, dan Bremberg (2007) pada penelitian longitudinalnya yang

menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dapat mengurangi masalah perilaku pada remaja,

mampu membangun hubungan sosial yang baik di lingkungannya (berlaku pada masa kanak-

kanak, remaja, hingga dewasa), dan mampu menunjukkan performa akademis yang baik.

Pentingnya peran ayah juga dikemukakan oleh Amato dan Dorius (2010), yang

menyatakan bahwa keterlibatan ayah berhubungan dengan penyesuaian diri remaja di sekolah

dan lebih sedikit mengalami masalah emosi dan perilaku. Hasil yang sama pada studi lain

juga diperoleh dari penelitian King dan Sobolewski (2006), dimana remaja yang dekat dengan

ayahnya cenderung memiliki performa akademis yang baik di sekolah.

Remaja sebagai pelajar lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah

dibandingkan tempat lain di luar rumah (Eccles, 2004). Tidak jarang remaja mendapatkan

tugas sekolah yang harus dikerjakan di rumah, baik dilakukan secara individu atau kelompok

bersama teman satu kelas. Selain itu, remaja juga dapat mengembangkan bakatnya melalui

ekstrakurikuler yang diadakan sekolah. Sekolah juga merupakan tempat remaja dalam

bersosialisasi dengan guru dan karyawan sekolah lainnya, dan mendapatkan banyak teman.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 3: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

3    

Menurut Scott dan Scott (2005), penyesuaian diri remaja dipengaruhi oleh tiga aspek

utama yaitu keluarga, sekolah, dan teman. Dalam penyesuaian diri, terdapat istilah

penyesuaian akademis yang selalu dihadapi remaja sebagai pelajar. Terlebih ketika memasuki

sekolah dan tahun ajaran baru, dari siswa SMP menjadi siswa SMA, kemudian menjadi

mahasiswa ketika memasuki dunia perkuliahan. Menurut Rao (2002), penyesuaian akademis

merupakan keberhasilan siswa dalam memenuhi tuntutan akademis yang mencakup:

kurikulum, target yang ditetapkan siswa, dan faktor lingkungan lain yang sewaktu-waktu

dapat mengganggu siwa. Contohnya adalah organisasi dan ekstrakurikuler yang diikuti siswa.

Penyesuaian akademis dilihat dari faktor lingkungan dan hasil yang dapat dicapai oleh siswa

(Rao, 2002). Kemampuan siswa dalam menyesuaikan dirinya dengan kurikulum yang berlaku

dan memenuhi target yang sudah ditetapkan dapat dilihat dari perolehan performa

akademisnya. Kemudian kemampuan dalam mengatur kegiatan organisasinya dapat dilihat

dari segi dukungan sosial. Siswa yang dapat menyesuaikan diri secara akademis mampu

melakukan hal-hal diatas secara seimbang, artinya ia dapat memperoleh performa akademis

yang baik dan juga memiliki hubungan baik dengan guru, teman, dan orang tua (Rao, 2002).

Penyesuaian akademis dapat disimpulkan dari dua indikator utama yaitu kepuasan

terhadap dukungan sosial yang diterima dan performa akademis. Orang tua, teman, dan guru

merupakan dukungan sosial yang berhubungan dengan penyesuaian akademis (Scott & Scott,

2005; Malecki & Demaray, 2002). Berhasilnya penyesuaian akademis remaja ditandai dengan

tingginya perolehan nilai rapor dan kepuasan terhadap dukungan yang berasal dari orang tua,

guru, dan teman (Rao, 2002).

Penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya sering kali menyertakan orang tua

sebagai satu unit dalam pengukuran penyesuaian akademis. Untuk mengetahui hubungan

antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis, orang tua hendaknya dilihat secara

terpisah sebagai kelompok yang terdiri dari ayah dan ibu. Berdasarkan penelitian yang telah

dijelaskan sebelumnya juga telah diketahui bahwa keterlibatan ayah berhubungan dengan

penyesuaian diri remaja di seluruh aspek, termasuk akademis. Oleh karena itu, penting untuk

dilakukannya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah

dan penyesuaian akademis remaja. Penyesuaian akademis dilihat dari tingkat kepuasan

dukungan sosial yang dirasakan remaja serta performa akademis remaja di sekolah (Rao,

2002). Selain itu peneliti belum menemukan studi mengenai hubungan keterlibatan ayah dan

penyesuaian akademis pada remaja di Indonesia.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 4: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

4    

Peneliti juga mengukur sejauh mana keterlibatan ayah yang dilakukan ayah terhadap

anaknya, sehingga peneliti mendapatkan gambaran mengenai persepsi keterlibatan ayah dari

dua pihak. Keterlibatan ayah diukur menggunakan kuesioner keterlibatan ayah yang

dikembangkan oleh Carlson (2006). Kemudian penyesuaian akademis diukur dari dukungan

sosial yang berasal dari ayah, ibu, guru, dan teman, serta performa akademis yaitu nilai rapor

siswa SMA pada semester pertama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas

sepuluh di Jakarta Pusat.

Jakarta pusat merupakan kota megapolitan yang ditandai dengan angka kepadatan

penduduk paling tinggi dibandingkan wilayah Jakarta lainnya (Badan Pusat Statistik, 2010).

Kepadatan penduduk didalam suatu kota mempengaruhi kualitas hidup setiap masyarakat

yang tinggal di wilayah tersebut. Kualitas hidup masyarakat dapat dilihat dari segi ekonomi,

pendidikan, dan sosial (Ziegler, 2009). Perkembangan ekonomi di kota megapolitan biasanya

tumbuh dengan cepat. Hal tersebut membuat setiap individu yang bekerja memiliki daya

saing yang tinggi agar dapat memenuhi tuntutan ekonomi. Biasanya individu yang bekerja

adalah ayah yang menjalani perannya sebagai kepala keluarga. Kesibukan ayah dalam

pekerjaan dapat menurunkan intensitas keterlibatan ayah terhadap anak, terutama remaja

(Lamb, 1997).

TINJAUAN TEORITIS

Keterlibatan Ayah

Lamb, Pleck, Charnov, dan Levine (1985, dalam Pleck, 2010) menjelaskan pengertian

keterlibatan ayah dengan “direct rearing activities”, dimana ayah melibatkan anak secara

langsung dalam kegiatan bersama serta fokus pada konsistensi dan jumlah waktu yang

dihabiskan oleh ayah dan anak. Pada dasarnya, ayah berperan sebagai penyedia keuangan. Hal

tersebut membawa pengaruh secara tidak langsung namun penting bagi keluarga, karena

dengan begitu, ayah mendukung kesehatan emosional keluarga (Parke, Power, & Gottman,

1979 dalam Lamb, 1997). Dukungan emosional yang diberikan oleh ayah akan meningkatkan

kesejahteraan psikologis ibu dan anak. Tetapi peran ayah dalam menjalin hubungan langsung

dengan anak melalui aktivitas bersama, seperti bermain dan mengajar, juga penting dan

mempengaruhi tumbuh kembang anak di aspek sosial, emosional, dan kognitif (Lamb, 1997).

Menurut Cabrera, Catherine, Le-Monda, Bradley, Hofferth, dan Lamb (2000), ayah

dapat terlibat dalam mengasuh anak dengan berbagai acara, selain penyedia finansial.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 5: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

5    

Contohnya merawat dan memberikan perhatian, berinteraksi dengan bermain bersama anak,

memberi dukungan emosional kepada ibu, juga menjadi panutan yang menuntun keluarga

dalam aspek moral. Ayah juga berperan dalam penetapan tujuan dan kompetensi.

Keterlibatan ayah terdiri dari tiga komponen yaitu (Lamb et al., 1985, dalam Pleck,

1997: Pleck, 2010):

- Paternal engagement merupakan kegiatan bersama yang positif, dimana ayah

berhubungan langsung dengan anaknya melalui kegiatan yang dilakukan bersama. Hal

yang penting dari paternal engagement adalah seberapa sering ayah melakukan suatu

kegiatan bersama anak dan bagaimana cara mereka menghabiskan waktu dalam

kegiatan tersebut. Dengan begitu, interaksi yang terjalin antara ayah dan anak semakin

kuat dan akan membentuk engagement (Lamb, 1997). Misalnya, ketika ayah

berolahraga bersama anaknya, membacakan buku cerita sebelum tidur, dan

mengenalkan anak pada hobi ayah.

- Accessibility merupakan kehadiran ayah yang dapat dirasakan oleh anak sebagai sosok

yang dapat didatangi dan ditemui dengan mudah.

- Responsibility yaitu bentuk perhatian ayah kepada anaknya, salah satu contohnya

melalui dukungan finansial. Responsibilty bukan menekankan pada seberapa banyak

waktu yang dihabiskan oleh ayah bersama anak, melainkan peran ayah yang

memastikan bahwa anaknya mendapatkan perhatian yang cukup, kebutuhannya

terpenuhi, memiliki kesehatan yang baik, dan hal lain yang terkait dengan

kesejahteraan anak. Contoh lain dari responsibility yaitu, ketika ayah memilih sekolah

untuk anak. Dengan begitu, ayah berarti menunjukkan rasa tanggung jawabnya dalam

memberikan yang pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Proses responsibility

memerlukan inisiatif dan keinginan ayah untuk selalu mengetaui apa yang dibutuhkan

oleh anak.

Menurut Carlson (2006), komponen-komponen keterlibatan ayah tidak dilihat secara

terpisah, melainkan dilihat sebagai satu unit (uni dimensi).

Penyesuaian Akademis

Menurut Rao (2002), penyesuaian akademis merupakan keberhasilan siswa dalam

memenuhi tuntutan akademis yang mencakup kurikulum, target yang ditetapkan siswa, dan

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 6: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

6    

faktor lain yang sewaktu-waktu dapat mengganggu siswa. Faktor lain tersebut misalnya,

organisasi atau kegiatan ektrakurikuler yang diikuti siswa di sekolah. Kemampuan siswa

dalam menyesuaikan dirinya dengan kurikulum yang berlaku dan memenuhi target yang

sudah ditetapkan, dapat dilihat dari perolehan performa akademisnya. Kemudian kemampuan

dalam mengatur kegiatan organisasinya dapat dilihat dari segi dukungan sosial. Siswa yang

dapat menyesuaikan diri secara akademis mampu melakukan hal-hal diatas secara seimbang,

artinya ia dapat memperoleh performa akademis yang baik dan juga memiliki hubungan baik

dengan guru, teman, dan orang tua (Rao, 2002). Penyesuaian akademis dapat dilihat

berdasarkan dua indikator utama, satisfaction dan satisfactoriness (Rao, 2002). Ketika siswa

sudah merasa puas dengan lingkungan sekolah, maka siswa akan mendapatkan performa

akademis yang baik sebagai bukti ia mampu menyesuaikan dirinya dalam kehidupan

akademis.

Menurut Reddy (1978, dalam Rao, Vijaya, & Sridevi, 2003) bahwa penyesuaian

akademis berhubungan dengan dukungan yang dirasakan siswa dari orang tua, guru, dan

teman. Dukungan yang dirasakan siswa, khususnya remaja, akan membantu dirinya dalam

menyesuaikan diri dengan tuntutan akademis di sekolah. Jika siswa mendapatkan dukungan

dari orang tua, guru, dan teman, dapat dikatakan lingkungan sekitar sudah kondusif untuk

membantu siswa dalam penyesuaian diri, sehingga siswa mampu mendapatkan performa

akademis yang baik. Performa akademis yang baik merupakan salah satu wujud kepuasan dan

keberhasilan siswa dalam menyesuaikan diri di bidang akademis (Rao, 2002; Scott & Scott,

2005).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan

penyesuaian akademis pada remaja SMA di Jakarta Pusat yang akan diukur melalui dukungan

sosial dan performa akademis sebagai indikator penyesuaian akademis. Berdasarkan hal

tersebut, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1.) Apakah terdapat

hubungan antara keterlibatan ayah dan dukungan sosial pada siswa SMA di Jakarta Pusat? 2.)

Apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan performa akademis pada siswa SMA

di Jakarta Pusat? Penelitian ini mempunyai pendekatan tipe kuantitatif, dan partisipan dengan

karakteristik siswa SMA yang memiliki ayah kandung, ayah tiri, atau ayah angkat.

Penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, khususnya combined-strategy

dalam metode pengambilan sampel.. Pertama, peneliti menentukan populasi penelitian yaitu

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 7: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

7    

siswa SMA di Jakarta Pusat. Kedua, peneliti mengumpulkan daftar SMA di Jakarta Pusat.

Ketiga, peneliti mengundi sekolah mana yang akan dijadikan sampel penelitian. Terakhir,

peneliti menentukan kelas berapa yang akan dijadikan sampel penelittianpada sekolah dengan

mendiskusikannya dengan pihak sekolah. Peneliti menggunakan teknik simple random

sampling pada tahap pertama hingga tahap ketiga. Kemudian peneliti menggunakan teknik

cluster sampling pada tahap terakhir. SMA yang terpilih menjadi responden dalam penelitian

ini adala SMAN 1, SMAN 68, dan SMA Santa Theresia.

Penelitian ini mempunyai hipotesis yaitu, terdapat hubungan antara keterlibatan ayah

dan dukungan sosial pada siswa SMA di Jakarta Pusat. Kemudian, terdapat hubungan antara

keterlibatan ayah dan performa akademis pada siswa SMA di Jakarta Pusat.

Kuesioner Keterlibatan Ayah

Alat ukur keterlibatan ayah yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

keterlibatan ayah yang disusun oleh Pleck dan Masciadrelli pada tahun 2004, kemudian

dikembangkan lagi oleh Carlson pada tahun 2006. Kuesioner keterlibatan ayah ini terdiri dari

tujuh item yang mengukur tiga komponen utama keterlibatan ayah, yaitu: engagement,

responsibility, dan accessibility. Reliabilitas alat ukur ini ditampilkan dalam satuan standar

deviasi untuk membuat indeks berkelanjutan dengan koefisian alpha sebesar 0,85. Kemudian

untuk validitas, peneliti menggunakan nilai konsistensi internal sebesar 0,85 yang

menunjukkan bahwa item-item dari alat ukur bersifat homogen dan berkorelasi satu sama lain

dalam mengukur konstruk.

Kuesioner keterlibatan ayah kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia.

Kuesioner ini diberikan kepada remaja dan ayah, sehingga peneliti dapat mengetahui persepsi

keterlibatan ayah dari kedua pihak. Pada alat ukur penelitian, responden diminta menjawab

pertanyaan dari item untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan ayah pada remaja dan sejauh

mana ayah merasa terlibat. Kuesioner keterlibatan ayah berbentuk skala Likert berkisar 1

sampai 4. Skala 1 berarti hampir tidak pernah, kurang dekat, dan kurang baik. Skala 4 berarti

sangat sering, sangat dekat, dan sangat baik. Kuesioner keterlibatan ayah terdiri dari item

yang bersifat favorable dan unfavorable. Dari tujuh item dalam kuesioner, terdapat tiga

nomor yang bersifat unfavorable.

Penyesuaian Akademis

Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS)

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 8: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

8    

Pengukuran dukungan sosial pada penelitian ini menggunakan alat ukur Child and

Adolescent Social Support Scale (CASSS) yang disusun oleh Malecki dan Demaray pada

tahun 2000 berisi enam puluh item yang mengukur empat jenis dukungan sosial yaitu

emosional, informasional, appraisal, dan instrumental dari lima sumber (subskala) yaitu,

orang tua, guru, teman sekelas, teman dekat, dan sekolah (Malecki & Demaray, 2002; 2003).

Alat ukur ini berbentuk skala Likert yang terdiri dari enam skala yang menilai frekuensi.

Skala 1 sampai 6 berarti tidak pernah sampai selalu untuk menilai frekuensi. Alat ukur

CASSS yang digunakan pada penelitian ini merupakan revisi dari alat ukur CASSS

sebelumnya yang disusun oleh Malecki, Demaray, Elliott, dan Nolten pada tahun 1999.

Sebelumnya, alat ukur CASSS berisi empat puluh item yang terdiri dari empat sumber yaitu,

orang tua, guru, teman sekelas, dan teman dekat. Reliabilitas alat ukur CASSS diketahui

berdasarkan test-retest reliability selama delapan hingga sepuluh minggu dan didapatkan

koefisien alpha 0,78, validitas alat ukur didapatkan dengan menggunakan teknik konsistensi

internal dengan koesfien alpha berkisar 0,92-0,93 (Malecki & Demaray, 2002b).

Pada penelitian ini, alat ukur CASSS diadaptasi kedalam Bahasa Indonesia yang

terdiri dari empat sumber dukungan sosial yaitu ayah, ibu, guru, teman. Peneliti memisahkan

bagian orang tua menjadi ayah dan ibu karena perannya yang berbeda dan tidak dilihat

sebagai satu unit (Lamb, 1997). Kemudian peneliti juga memilih teman sekelas dalam salah

satu subskala alat ukur karena dirasa cukup relevan. CASSS subskala teman sekelas secara

signifikan berkorelasi dengan skor frekuensi teman sekelas dari Social Support Scale for

Children r = 0,36 (Malecki & Demaray, 2003). Sementara untuk subskala sekolah tidak

digunakan dalam penelitian ini karena dukungan sekolah direpresentasikan oleh guru,

kemudian secara objektif dilihat dari performa akademis siswa.

Performa Akademis

Performa akademis diukur dari nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPA terdiri dari Matematika khusus, Biologi, Fisika,

dan Kimia. Mata pelajaran IPS terdiri dari Geografi, Sejarah khusus, Sosiologi, dan Ekonomi.

Peneliti menghitung nilai rata-rata mata pelajaran per-individu yang telah disesuaikan dengan

jurusan masing-masing Peneliti mendapatkan data nilai dari pihak sekolah yang berisi daftar

nama dan nilai seluruh siswa kelas sepuluh yang terbagi kedalam empat kelas jurusan IPA

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 9: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

9    

dan empat kelas jurusan IPS dari SMAN 1, tiga kelas jurusan IPA dan dua kelas jurusan IPS

dari SMA Santa Theresia.

Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik statistik mulitiple correlation untuk

mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis yang terdiri diukur

dari dukungan sosial dan performa akademis. Adapun teknik statistik lainnya seperti distribusi

frekuensi untuk mengetahui gambaran demografis responden, analisis item melalui index-item

endorsement untuk melihat proporsi item yang paling banyak dijawab setuju oleh responden,

dan independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan persepsi keterlibatan ayah yang

dirasakan remaja dan ayah. Peneliti juga menggunakan program SPSS 10.1 sebagai alat bantu

dalam pengolahan data.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum

Pada proses pengambilan data, peneliti menyebarkan kuesioner sejumlah 713 pasang

kuesioner untuk ayah dan remaja kepada seluruh siswa kelas sepuluh di SMAN 1, SMAN 68,

dan SMA Santa Theresia. Dari 713 pasang kuesioner yang disebarkan, peneliti mendapatkan

536 kuesioner (403 kuesioner remaja, 133 kuesioner ayah) yang kembali dan dapat diolah,

dan 330 nilai siswa dari dua sekolah. Kemudian untuk nilai, SMAN 1 dan SMA Santa

Theresia dapat memberikan data nilai kepada peneliti, sementara SMAN 68 tidak bisa

memberikan data nilai karena terdapat perubahan sistem penilaian pada siswa, sehingga data

yang diminta belum tersedia.

Sebagian besar responden remaja (58%) adalah perempuan, responden sebagian besar

tinggal bersama ayah dan ibu kandung, dengan rentang usia berkisar 13 sampai dengan 18

tahun (M = 15,3, SD = 0,57). Kemudian untuk responden ayah sebagian besar memiliki

pekerjaan dengan pendapatan bervariasi, dalam status menikah, dan memiliki rentang usia

berkisar 35 sampai dengan 60 tahun (M = 46,36, SD = 4, 82).

Gambaran Umum Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

Peneliti melakukan analisis item untuk melihat proporsi item yang paling banyak

dijawab setuju. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh persamaan persepsi antara ayah

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 10: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

10    

dan remaja dalam komponen responsibility sebesar 89,5% yang menggambarkan kedekatan

antara ayah dan remaja. Ayah dan remaja sama-sama mempersepsikan bahwa mereka

memiliki hubungan yang dekat. Kemudian untuk komponen accessibility diperoleh proporsi

sebesar 63,2% yang menggambarkan keterlibatan ayah dalam membicarakan keputusan

penting dengan anaknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa ayah dan remaja sama-sama

memiliki persepsi bahwa mereka jarang membicarakan keputusan penting bersama.

Kemudian berdasarkan hasil penghitungan rata-rata dukungan sosial yang terdiri dari

empat sumber yaitu, ayah, Ibu, teman, dan guru, dapat diperoleh hasil bahwa ibu memiliki

skor mean paling tinggi dibandingkan dengan ayah, teman, dan guru. Hal tersebut

menunjukkan bahwa responden remaja merasa sumber dukungan sosial yang paling tinggi

berasal dari ibu dibandingkan dengan ayah, guru, dan teman. Selanjutnya, dilihat berdasarkan

persebaran nilai rapor yang diperoleh responden di dua sekolah, yaitu SMAN 1 dan SMA

Santa Theresia, dapat dilihat bahwa persebaran nilai rata-rata responden cukup bervariasi.

Nilai rata-rata terendah yaitu 50.2 dan nilai rata-rata tertinggi yaitu 91.3, dengan jumlah

responden masing-masing satu orang. Dilihat secara keseluruhan, sebagian besar responden

memiliki nilai rata-rata berkisar 75 hingga 79, diatas batas nilai kelulusan mata pelajaran dari

masing-masing sekolah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa responden remaja mampu

menyesuaikan diri dengan kurikulum yang berlaku di sekolah dan berhasil menampilkan

performa akademis melebihi batas yang diberlakukan di sekolah.

Analisis Hubungan Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

Berdasarkan data dari kedua variabel, bisa didapatkan hasil korelasi skor antara

keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis yang terdiri dari dukungan sosial dan performa

akademis melalui uji statistik multiple correlation.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan dukungan sosial, dengan

koefisien korelasi sebesar r = 0.18 dan p = 0.740, hipotesis ditolak. Kemudian, tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan performa akademis, dengan koefisien

korelasi sebesar r = -0.20 dan p = 0.720, hipotesis ditolak. Dari kedua hasil diatas, dapat

diinterpretasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan

penyesuaian akademis.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 11: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

11    

DISKUSI

Penyesuaian akademis dilihat dari dua indikator utama yaitu dukungan sosial dan

performa akademis (Rao, 2002). Penyeuaian akademis tidak hanya dilihat dari perolehan

performa akademi siswa, tapi juga dari dukungan sosial yang diperoleh siswa. Siswa yang

dapat menyesuaikan diri secara akademis mampu menyeimbangkan waktunya antara belajar

dan bergaul bersama teman-teman dan guru, serta dapat menjalin hubungan yang baik dengan

orang tua (Rao, 2002).

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada penelitian ini, diketahui bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan dukungan sosial pada siswa

SMA di Jakarta Pusat. Dukungan sosial berasal dari empat sumber, yaitu: ayah, ibu, guru, dan

teman.

Dilihat berdasarkan hubungan ayah dan remaja, Hosley dan Montemayor (1997)

menjelaskan bahwa keterlibatan ayah dapat merenggang ketika anak berada di masa remaja

karena masing-masing (ayah dan anak) memasuki tahap perkembangan baru, dimana remaja

lebih sering bersama dengan teman-temannya dan ayah fokus pada pencapaian karir,

perubahan fisik, dan evaluasi tujuan hidup. Hal ini didukung oleh wawancara sederhana yang

dilakukan oleh peneliti dengan beberapa responden yang menyatakan bahwa dirinya tinggal

satu rumah bersama ayahnya, tapi sering ditinggal ayah ke luar kota karena dinas, atau hanya

bertemu di akhir pekan karena ayahnya bekerja di luar kota. Selain itu, apabila dilihat dari tiga

komponen keterlibatan ayah, yaitu engagement, accessibility, dan responsibility (Lamb et al.,

1985, dalam Pleck, 1997: Pleck, 2010), komponen yang dirasa paling terlihat adalah

responsibility, dimana ayah menunjukkan keterlibatannya dengan memenuhi kebutuhan anak

secara tidak langsung, contohnya dengan membiayai sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Hal

ini dapat terjadi karena ayah tidak memiliki banyak waktu untuk berinteraksi secara langsung

dengan remaja karena sibuk bekerja.

Kemudian, dilihat dari karakteristik remaja menurut Nurmi (2004), remaja merupakan

masa dimana individu mulai mencoba berbagai macam hal menarik yang berada di

sekelilingnya. Remaja belajar untuk mencoba menyelesaikan masalah sendiri dan remaja

mulai mengetahui siapa dirinya. Dalam melalui proses tersebut, remaja membutuhkan

bantuan dari orang tua, terutama ayah yang biasanya menjadi panutan dan acuan dalam

berperilaku. Apabila dikaitkan dengan hasil penelitian ini, peneliti menduga bahwa tidak

adanya korelasi antara keterlibatan ayah dengan dukungan sosial disebabkan oleh interaksi

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 12: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

12    

yang terbatas antara ayah dan remaja. Kesibukan ayah membuat hubungan antara ayah dan

remaja menjadi renggang, kemudian remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah

dan teman-teman, sehingga keterlibatan ayah tidak dirasakan secara langsung oleh remaja.

Selain itu, dukungan sosial dapat dilihat dari ayah, ibu, teman-teman, dan guru. Apabila

keterlibatan dan dukungan ayah berkurang, terdapat tiga sumber lain yang lebih mendominasi.

Selain meneliti hubungan keterlibatan ayah dan dukungan sosial, peneliti juga meneliti

hubungan keterlibatan ayah dan performa akademis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tidak terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan performa akademis. Hal ini dapat terjadi

karena terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap performa akademis. Menurut

beberapa penelitian, performa akademis berhubungan dengan tingkat inteligensi, kepribadian,

dan school engagement (Heaven & Ciarrochi, 2012; Wang & Eccles, 2011). Heaven dan

Ciarrochi (2012) meneliti hubungan antara performa akademis dan kepribadian berdasarkan

teori the Big Five yang terdiri dari lima dimensi yaitu, agreeable, conscientiousness,

neuroticism, intellect, dan extraversion. Hasilnya menunjukkan bahwa performa akademis

berhubungan dengan conscientiousness dan intellect. Conscientousness berhubungan dengan

kedisiplinan individu ketika belajar yang meliputi manajemen waktu, usaha, dan strategi

individu agar dapat meraih performa akademis yang tinggi. Sementara intellect berhubungan

dengan kemampuan individu dalam mengelaborasi dan mengevaluasi. Individu yang memiliki

conscientiousness dan intellect yang tinggi biasanya akan memiliki skor IQ yang tinggi,

sehingga akan menampilkan performa akademis yang baik. Selain itu, penelitian Wang dan

Eccles (2011) menunjukkan bahwa performa akademis berkorelasi positif dengan school

engagement, semakin tinggi school engagement siswa maka performa akademisnya juga

semakin tinggi.

Pada penelitian ini, peneliti hanya melihat hubungan keterlibatan ayah dengan

indikator penyesuaian akademis yaitu dukungan sosial dan performa akademis. Ada

kemungkinan bahwa IQ, kepribadian, dan school engagement merupakan faktor-faktor yang

memiliki hubungan lebih kuat dengan performa akademis, namun tidak diikutsertakan dalam

pengukuran penelitian. Terlebih, jika dilihat dari rata-rata nilai mata pelajaran yang dicapai

oleh siswa yang sebagian besar mampu mencapai bahkan melibihi batas nilai kelulusan yang

diberlakukan oleh sekolah. Kemudian berdasarkan latar belakang sekolah, SMAN 1, SMAN

68, dan SMA Santa Theresia dapat dikatakan sebagai sekolah yang unggul di wilayah Jakarta

Pusat. Peneliti menduga bahwa siswa sebenarnya telah memiliki penyesuaian akademis yang

baik, sehingga keterlibatan ayah tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 13: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

13    

penyesuaian akademis. Selain itu, peneliti juga menduga bahwa bidang akademis remaja

merupakan urusan ibu (Bjornberg, 1992), sehingga ibu yang lebih mengawasi dan mengetahui

perkembangan nilai remaja di sekolah.

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan ayah dan

penyesuaian akademis. Penyesuaian akademis diukur melalui dua indikator utama yaitu,

dukungan sosial dan performa akademis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan dukungan sosial, hipotesis ditolak.

Kemudian, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan performa

akademis, hipotesis ditolak. Apabila dilihat secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa tidak

terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis.

SARAN

Terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya

yang ingin membahas mengenai hubungan keterlibatan ayah dan penyesuaian akademis,

sebaiknya peneliti juga mengukur school engagement dan tingkat inteligensi karena dapat

mempengaruhi performa akademis sebagai hasil atau penentu apakah individu memiliki

penyesuaian akademis yang tinggi atau rendah.

DAFTAR PUSTAKA

Amato, P. R., & Dorius, C. (2010). Father, children, and divorce. In M. E. Lamb, The role of

the father in child development (pp. 177-191). New Jersey: Jonh Wiley & Sons, Inc.

Berns, R. (2010). Child, family, school, and community. Belmont: Wadsworth Cengage

Learning.

Bjornberg, U. (1992). Europian parents in 1990s. New Brunswick: Transaction Publisher.

Booth, A., Scott, M. E., & King, V. (2010). Father residence and adolescent problem

behavior: are youth always better off in two-parent families? J Marriage Ham, 585-

605.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 14: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

14    

Cabrera, N., Catherine, S., Le-Monda, T., Bradley, R., Hofferth, S., & Lamb, M. (2000).

Fatherhood in the twenty-first century. Child Development, 127-136.

Carlson, M. (2006). Family structure, father involvement, and adolescent behavioral

outcomes. Journal of Marriage and Family, 137-154.

DAPODIKMEN. (2013). Data Sekolah. Retrieved May 13, 2014, from Data Pokok

Pendidikan Menengah: http://203.171.221.242/dapodikmen2013/data.php

Demaray, M. K., & Malecki, C. K. (2002a). Critical levels of perceived social support

associated with students adjustment. School Psychology Quarterly, 213-241.

Demaray, M. K., & Malecki, C. K. (2002b). Measuring perceived social support:

Development of the child and adolescent social support scale. Psychology in Schools,

1-18.

Demaray, M. K., & Malecki, C. K. (2005). The relationship between social support and

student adjustment: A longitudinal study analysis. Psychology in the Schools, 691-

705.

Eccles, J. (2004). Schools, academic motivation, and stage-environment fit. In R. Lerner, & L.

Steinberg, Handbook of adolescent psychology (pp. 125-153). Hoboken: John Wiley

& Sons, Inc.

Gonzales-DeHass, A. R., Willems, P. P., & Doan Holbein, M. F. (2005). Examining the

relationship between parental involvement and student motivation. Educational

Psychology Review, 99-123.

Heaven, P., & Ciarrochi, J. (2012). When IQ is not everything: Intelligence, personality, and

academic performance at school. Personality and Individual Diffrences, 1-5.

Hosley, C., & Montemayor, R. (1997). Fathers and Adolescents. In M. Lamb, The role of the

father in child development (pp. 162-178). John Wiley & Sons, Inc.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 15: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

15    

King, V., & Sobolewski, J. M. (2006). Nonresident fathers' contributions to adolescent well-

being. J Marriage Fam, 537-557.

Lamb, M. (1997). Fathers and child development: An introductory overview and guide. In M.

Lamb, The role of father in child development (pp. 1-18). John Wiley & Sons, Inc.

Lamb, M. (2010). How do father influence children's development? Let me count the ways. In

M. Lamb, The role of the father in child development (pp. 1-26). Hoboken: John

Wiley & Sons, Inc.

Malecki, C. K., & Demaray, M. K. (2006). Social support as a buffer in the relationship

between socioeconomic status and academic performance. School Psychology

Quarterly, 375-395.

Malecki, C. K., & Michelle, K. D. (2003). What type of support do they need investigating

students adjustment as related to emotional, informational, appraisal, and instrumental

support? School Psychology Quarterly, 231-252.

Nurmi, J.-E. (2004). Socialization and self development. In R. Lerner, & L. Steinberg,

Handbook of adolescent psychology (pp. 85-139). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Pleck, J. (1997). Paternal involvement: Levels, sources, and consequences. In M. Lamb, The

role of the father in child development (pp. 66-103). John Wiley & Sons, Inc.

Pleck, J. (2007). Why could father involvement benefit children? Theoritical Perspectives.

Applied Develeopment Science, 1-7.

Pleck, J. (2010). Paternal involement: Revised conceptualization and theoritical linkages with

child outcomes. In M. Lamb, The role of the father in child development (pp. 58-93).

Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Pleck, J. H., & Hofferth, S. (2008). Mother involvement as an influence on father

involvement with early adolscents. Fathering, 267-286.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014

Page 16: Hubungan Antara Keterlibatan Ayah dan Penyesuaian Akademis

16    

Pleck, J., & Masciadrelli, B. (2004). Paternal involvement by U.S. residential fathers: Level,

sources, and consequences . In M. Lamb, The role of the father in child development

(pp. 222-271). Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Rao, D., & Harshitha, D. (2006). Adjustment of adolescents. New Delhi: Discovery

Publishing House.

Rao, D., Vijaya, K., & Sridevi, C. (2003). Achievement in social studies. New Delhi:

Discovery Publishing House.

Rao, S. (2002). Educational psychology. New Delhi: New Age International .

Sarkadi, A., Kristiansson, R., Oberklaid, F., & Bremberg, S. (2007). Father involvement and

children's developmental outcomes: A systematic review of longitudinal studies. Acta

Peadiatrica, 153-158.

Sensus Penduduk. (2010, Juli 12). Peta Sebaran Penduduk Menurut Kecamatan di Propinsi

DKI Jakarta Hasil Sensus Penduduk 2000 dan 2010. Retrieved March 15, 2014, from

Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta:

http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0yMzA0JnBhZ2U9ZGF0YSZzdWI9MDQ

maWQ9NTg=

Schunk, D. H., Pintrich, P. R., & Meece, J. L. (2008). Motivation in education. New Jersey:

Pearson Education, Inc.

Scott, R., & Scott, W. (2005). Adjustment of adolescents: Cross cultural similarities and

differences. New York City: Taylor & Francis e-library.

Wang, M.-T., & Eccles, J. (2012). Social support matters: Longitudinal effects of social

support on three dimensions of school engagements from middle to high school. Child

Development, 877-895.

Ziegler, E. (2009). The case for megapolitan growth management in 21st Century: Regional

urban planning and sustainable development in the united states.

Hubungan antara…, Rahmadhita Maulida, FPsi UI, 2014