hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan …/hubungan... · kedokteran keluarga yang telah...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA (di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang)
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
LAILA FURAIDA
NIM. S 541102048
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA (di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang)
Disusun oleh :
LAILA FURAIDA
NIM : S 541102048
Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr.,SpPA(K)
NIP. 194903171976091001
………………………. ……………
Pembimbing II Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
NIP. 196611081990032001
………………………. ……………
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
Dr. Hari Wujoso.,dr.,Sp.F.,MM NIP. 196210221995031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA (di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang)
Disusun oleh :
LAILA FURAIDA
NIM : S 541102048
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim penguji
Pada tanggal : Agustus 2012
Dewan Penguji Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Dr. Hari Wujoso.dr.,Sp.F.,MM NIP. 196210221995031001
……………………….
Sekretaris Ari Natalia Probandari,dr,MPH,Ph.DNIP. 1975122120050012001
……………………….
Anggota Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr.,SpPA(K)NIP. 194903171976091001
Dr. Nunuk Suryani, M.PdNIP. 196611081990032001
……………………….
……………………….
MengetahuiDirektur PPS UNS
Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, MSNIP. 196107171986011001
Surakarta, Agustus 2012Ketua Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga
Dr. Hari Wujoso.dr.,Sp.F.,MM NIP. 196210221995031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Laila Furaida
Nim : S 541102048
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Tesis berjudul Hubungan Antara
Kepribadian Dosen, Motivasi Dan Minat Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa
Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang adalah betul-betul karya
saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam Tesis tersebut diberi tanda
citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 02 Agustus 2012
Yang membuat pernyataan
(Laila Furaida)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul
“Hubungan antara Kepribadian Dosen, Motivasi dan Minat Belajar Mahasiswa
Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang”.
Penyusunan Tesis ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Program Pascasarjana di UNS.
2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir, MS., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta staf atas kebijakannya yang telah
mendukung pelaksanaan penelitian dalam penulisan Tesis ini.
3. Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F., MM, selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga yang telah memberi ijin untuk kelancaran penyusunan
tesis ini.
4. Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D selaku Sekretaris Program Studi
Magister Kedokteran Keluarga.
5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku Ketua Minat Utama Pendidikan Profesi
Kesehatan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus
pembimbing II disela kesibukannya masih berkenan meluangkan waktu,
pikiran, tenaga dalam memberikan petunjuk, arahan bimbingan dan saran-
saran dalam penyusunan Tesis ini.
6. Prof. Dr. Ambar Mudigdo, dr, Sp.PA (K), selaku pembimbing I yang telah
memberi dorongan dan bimbingan kepada penulis.
7. Dr. M. Zainul Arifin, Drs, M.Kes, selaku Ketua Stikes ICME Jombang yang
telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
8. Segenap Civitas Akademi Stikes ICME Kabupaten Jombang yang sangat
membantu dalam menyelesaikan Tesis ini.
9. Mahasiswa Stikes ICME Kabupaten Jombang yang sangat membantu dan
kooperatif sebagai responden dalam menyelesaikan Tesis ini.
10. Semua pihak yang membantu dan memberi dukungan kepada penulis dalam
penyusunan Tesis ini.
Penulis berharap semoga Tesis ini bermanfaat bagi pengelola pendidikan,
mahasiswa dan para pembaca. Namun penulis menyadari bahwa Tesis ini masih
perlu penyempurnaan, untuk itu kritik dan saran akan penulis terima dengan
senang hati.
Akhirnya dengan tulus penulis berdoa semoga amal kebaikan semua pihak
mendapatkan pahala dan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Amin.
Jombang, Agustus 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Ketekunan bisa membuat yang tidak mungkin jadi mungkin, membuat kemungkinan jadi kemungkinan besar dan membuat
kemungkinan besar menjadi pasti
Janganlah biarkan orang lain lebih banyak tahu tentang dirimu, lakukanlah dengan senang hati dan ketenangan jiwa. Yang membuat kamu menyadari
bahwa muatan pikiran yang benar dan usaha yang benar akan menghasilkan akibat yang benar.
Yakinlah bahwa Tuhan tidak memberi cobaan pada kita di luar batas kemampuan kita, sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Dengan Ketulusan dan Kerendahan hati kupersembahkan Tesis ini
kepada :
1. Allah S.W.T., yang telah menuntun hidupku dan memberikan anugerah
terindah selama ini, terima kasih atas segala Hidayah-Mu untuk selalu
bersyukur dan Ikhlas di jalan-Mu.
2. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, yang telah penuh keikhlasan selalu
menengadahkan kedua belah tangannya kepada Allah SWT demi kelancaran
dalam studi dan atas dukungan moril dan materiilnya serta kasih sayang
yang tiada henti.
3. Suamiku, terima kasih atas segala do’a, semangat dan kesabarannya.
4. Buat pembimbing Prof. Dr.dr. Ambar Mudigdo, SpPA (K) dan Dr. Nunuk
Suryani,M.Pd terima kasih atas bimbingan dan waktunya, serta seluruh
dosen dan staf Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta terima kasih
atas bimbingannya, semoga ilmu yang beliau berikan dapat bermanfaat di
kemudian hari.
5. Seluruh Civitas Akademi Stikes ICME Jombang, terima kasih atas bantuan
dan support yang diberikan.
6. Semua teman-teman seperjuangan terutama kelas Paralel I (Bunda Naning,,
Bunda Rini n’ the Group........dan semuanya) semoga ilmu yang kita terima
akan selalu membawa manfaat. Amin...
7. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan, terima kasih banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
LAILA FURAIDA, S541102048. 2012. HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN DOSEN, MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA di Program Studi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang. Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr,Sp.PA (K), Dr.Nunuk Suryani,M.Pd, Tesis : Program Studi Kedokteran Keluarga (Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan) Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Latar Belakang : Proses belajar mengajar mempunyai dua subjek yang berperan yaitu dosen dan mahasiswa. Hal ini mengimplikasikan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi dosen dan mahasiswa yang didasari oleh hubungan yang bersifat tanggungjawab yang kompleks. Dosen tidak hanya dituntut menguasai ilmu yang akan diajarkannya, tetapi juga dituntut menampilkan kepribadian yang mampu menjadi teladan mahasiswa dan memberi motivasi dan minat belajar untuk mencapai tujuan proses belajar mahasiswa, yaitu prestasi belajar.
Tujuan : Menganalisis hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang.
Metode : kuantitatif korelasional, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ICME Jombang yang aktif belajar, dengan teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling didapatkan 77 mahasiswa sebagai responden. Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu diadakan uji prasyarat analisis data untuk regresi linier.
Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, (r = 0,400, = 0,000); terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r = 0,353, = 0,002); terdapat hubungan yang bermakna antara minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (r = 0,285, = 0,012); variabel yang paling berhubungan dengan prestasi belajar adalah kepribadian dosen (B = 0,309, uji T menunjukkan = 0,002). Hasil analisis statistik juga menemukan bahwa prestasi belajar berdasarkan nilai koefisien determinasinya 16 % ditentukan oleh variabel kepribadian dosen; 12,4% ditentukan oleh motivasi belajar mahasiswa dan 0,81% ditentukan oleh minat belajar, sisanya ditentukan oleh variabel lain yang tidak dilakukan pada penelitian ini.
Kesimpulan : terbukti bahwa kepribadian dosen, motivasi dan minat belajar sangat menentukan hasil pembelajaran mahasiswa, sehingga dibutuhkan dosen sebagai fasilitator untuk mendukung berkembangnya minat dan motivasi mahasiswa untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal.
Kata kunci : Kepribadian Dosen, Motivasi, Minat, Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACK
LAILA FURAIDA, S541102048. 2012. RELATIONSHIP BETWEEN THELECTURER PERSONALITY, MOTIVATION AND INTEREST TOSTUDENTS LEARNING ACHIEVEMENT in D-III Study Program of Midwifery Stikes ICME Jombang. Prof.Dr.Ambar Mudigdo,dr,Sp.PA (K), Dr.Nunuk Suryani,M.Pd, Thesis : Studies Program of Family Medicine (Main Interest in Health Professions Education) Post Graduate Program Sebelas Maret University.
Background: The process of learning the two subjects who had a role that faculty and students. This implies that the process of learning is a process of interaction of faculty and student relationships are based on a complex responsibility. Lecturers are required to master not only science that will be taught, but also required showing the personality to be a role model and gives students motivation and interest in learning to achieve student learning goals, the learning achievement.
Objectives: To analyze the relationship between teacher personality, motivationand interest in learning achievement of students in D-III Prodi Midwifery StikesICME Jombang.
Methods: quantitative correlation, the cross sectional design. The population in this research were all students Prodi D-III College of Health Science MidwiferyICME Jombang active learning, with the sampling technique used was stratified random sampling found 77 students as respondents. Before the data analysiscarried out, first held the prerequisite test data for linear regression analysis.
Results: There was a significant association between the personality of a lecturerwith student learning achievement, (r = 0.400, = 0.000); there is a significantrelationship between motivation to learn with student learning achievement (r =0.353, = 0.002); there is a significant association between interest in learningwith student learning achievement (r = 0.285, = 0.012); variables mostassociated with the interest of student lecturer personality (B = 0.309, T testshowed = 0.002). The results of statistical analysis also found that learning achievement based on the value of the coefficient of determination of 16% is determined by the teacher personality variables; 12.4% determined by themotivation of students and 0.81% determined by the interest in learning, the rest is determined by other variables were not followed in this research.
Conclusion: lecturer proved that personality, motivation and interest in learning isto determine student learning outcomes, so it takes a lecturer as a facilitator tosupport the development of student interest and motivation to obtain an optimallearning achievement.
Keywords: Lecturer Personality, Motivation, Interest, Learning Achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii
ABSTRAK............................................................................. ..................... ix
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xii
DAFTAR TABEL....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Perumusan Masalah............................................................. 6
D. Tujuan Penelitian................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KajianTeori.......................................................................... 8
1. Kepribadian Dosen ....................................................... 8
2. Konsep Motivasi........................................................... 14
3. Konsep Minat ............................................................... 25
4. Prestasi Belajar ............................................................. 28
B. Penelitian yang Relevan ...................................................... 43
C. Kerangka Berfikir................................................................ 44
D. Hipotesis Penelitian........................................................... .. 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
B. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................. 48
C. Populasi dan Sampel............................................................ 48
D. Variabel Penelitian ............................................................. 49
E. Definisi Operasional............................................................ 49
F. Instrumen Penelitian............................................................ 51
G. Metode Pengumpulan Data ................................................. 58
H. Teknik Analisa Data ............................................................ 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................... 64
B. Hasil Penelitian .................................................................. 64
1. Deskriptif Data ............................................................ 65
2. Uji Prasyarat ................................................................. 67
3. Pengujian Hipotesis ...................................................... 69
C. Pembahasan ....................................................................... 76
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 84
B. Implikasi Penelitian ........................................................... 84
1. Implikasi Teoritis ........................................................ 84
2. Implikasi Praktis ......................................................... 85
C. Saran ................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perhitungan Sampel yang Digunakan .................................... 49
Tabel 3.2 Definisi Operasional................................................................. 49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kepribadian Dosen................................... 51
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ................................................... 52
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Minat ........................................................ 52
Tabel 3.6 Kategori Nilai Prestasi Belajar................................................. 53
Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Kepribadian ........ 54
Tabel 3.8 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Motivasi ............ 55
Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Minat................... 56
Tabel 3.10 Hasil Rekapitulasi Reliability Statistic Kusioner Kepribadian Dosen, Motivasi, dan Minat ..................................................... 58
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepribadian Dosen Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 65
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang ...................................................................... 65
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 66
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 66
Tabel 4.5 Normalitas Data Kepribadian Dosen di Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 67
Tabel 4.6 Normalitas Data Motivasi Mahasiswa Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 67
Tabel 4.7 Normalitas Data Minat Mahasiswa di Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kotak Anova VariablePredictor Minat, Kepribadian Dosen, Motivasi Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang ........................ 68
Tabel 4.9 Hasil Uji Independensi Kotak Modal Summary VariablePredictor Minat, Kepribadian Dosen, Motivasi Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang ......................... 69
Tabel 4.10 Analisis Hubungan Kepribadian Dosen, Motivasi dan Minat dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 69
Tabel 4.11 Analisis Regresi Linier Sederhana Variabel Kepribadian Dosen, Motivasi dan Minat dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang ......................... 71
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Model Summary prediktor Prestasi Belajar mahasiswa di Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 71
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kotak Coefficients Kepribadian Dosen, Motivasi dan Minat dengan Variabel Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang ................................................................................. 74
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Kotak Anova Variabel Predictor Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang ............................................................ 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 :Kerangka konsep hubungan antara kepribadian dosen,
motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa......... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 Lembar Pengantar
Lampiran 4 Lembar Informed Consent
Lampiran 5 Petunjuk Pengisian Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 Kuesioner Uji Coba Variabel Kepribadian Dosen
Lampiran 7 Kuesioner Uji Coba Variabel Motivasi
Lampiran 8 Kuesioner Uji Coba Variabel Minat
Lampiran 9 Tabel Induk Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Kepribadian Dosen
Lampiran 10 Tabel Induk Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Motivasi
Lampiran 11 Tabel Induk Data Validitas dan Reliabilitas Variabel Minat
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Kepribadian Dosen
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Motivasi
Lampiran 14 Hasil Uji Validitas Minat
Lampiran 15 Hasil Uji Reliabilitas Kepribadian Dosen
Lampiran 16 Hasil Uji Reliabilitas Motivasi
Lampiran 17 Hasil Uji Reliabilitas Minat
Lampiran 18 Hasil Normalitas Kepribadian Dosen
Lampiran 19 Hasil Normalitas Motivasi
Lampiran 20 Hasil Normalitas Minat
Lampiran 21 Kuesioner Penelitian Variabel Kepribadian Dosen
Lampiran 22 Kuesioner Penelitian Variabel Motivasi
Lampiran 23 Kuesioner Penelitian Variabel Minat
Lampiran 24 Tabel Induk Data Variabel Kepribadian Dosen
Lampiran 25 Tabel Induk Data Variabel Motivasi
Lampiran 26 Tabel Induk Data Variabel Minat
Lampiran 27 Tabel Induk Data Variabel Prestasi Belajar
Lampiran 28 Rekapitulasi Tabulasi Data
Lampiran 29 Analisis SPSS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mencerdaskan bangsa merupakan salah satu tugas pemerintah
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk
merealisasikan amanat tersebut dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3
ditegaskan bahwa ”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dalam keseluruhan upaya pendidikan, proses belajar mengajar (PBM)
merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui proses inilah tujuan
pendidikan akan tercapai dalam bentuk perubahan perilaku peserta didik
(Slameto, 2010). Kegiatan belajar-mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha
yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh
lembaga. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas institusional itu, guru
(dosen) menempatkan kedudukan sebagai figure sentral. Di tangan para gurulah
(dosen) terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan. Setidaknya ada tiga unsur yang harus terdapat dalam proses belajar
mengajar, yaitu siswa/mahasiswa dengan segala karakteristiknya untuk
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan
belajar; guru/dosen yang mengusahakan terciptanya situasi dalam mengajar
sehingga terjadinya proses pengalaman belajar; dan tujuan yaitu sesuatu yang
diharapkan setelah adanya kegiatan belajar. Dengan demikian proses belajar
mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa
(mahasiswa) dan guru (dosen) dalam rangka mencapai tujuannya. (Syamsudin,
2007).
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat (UU No. 14 tahun 2005). Dosen merupakan salah satu komponen
esensial dalam suatu sistem pendidikan di perguruan tinggi. Peran, tugas, dan
tanggungjawab dosen sangat bermakna dalam mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan kualitas manusia
Indonesia, meliputi kualitas iman/takwa, akhlak mulia, dan penguasaan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang
maju, adil, makmur, dan beradab. Untuk menjalankan fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat strategis tersebut, diperlukan dosen yang profesional
(Depdiknas, 2008). Setiap guru (dosen) profesional harus menguasai pengetahuan
yang mendalam dalam spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan ini merupakan
syarat yang penting di samping keterampilan-keterampilan lainnya. Oleh sebab itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dosen berkewajiban menyampaikan pengetahuan, pengertian, keterampilan, dan
lain-lain kepada mahasiswa (Hamalik, 2010).
Karakteristik dosen sangat diperlukan dalam proses belajar salah satunya
kepribadian. Menurut Hamalik (2010) kepribadian setiap guru (dosen) harus
memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh murid-muridnya (mahasiswa), orang tua
dan masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan
pengajaran secara efektif. Karena itu guru (dosen) wajib berusaha memupuk sifat-
sifat pribadinya sendiri (intern) dan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang
disenangi oleh pihak luar (ekstern).
Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua
unsur manusiawi, yakni siswa (mahasiswa) sebagai pihak yang belajar dan guru
(dosen) sebagai pihak yang mengajar (Sardiman, 2011). Dalam proses interaksi
diharapkan pengajar mampu memberikan dan mengembangkan motivasi kepada
siswa, agar siswa dapat melakukan belajar secara optimal (Sardiman, 2011).
Dengan memberikan motivasi kepada siswa (mahasiswa) akan terbentuk suatu
minat karena motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat, sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan
berjalan lancar kalau disertai dengan minat (Sardiman, 2011).
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan
hasil dari proses belajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
bentuk nilai setiap mata kuliah setelah mengalami proses belajar mengajar (Ridwan,
2008).
Banyak faktor yang menyebabkan tercapainya suatu prestasi belajar yang
baik, yaitu faktor internal dan eksternal yang meliputi motivasi atau dorongan,
minat dan karakteristik atau kepribadian dosen. Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober 2011 dengan cara observasi data hasil
nilai prestasi belajar Kelas II-A Semester III Prodi D-III Kebidanan STIKES Icme
Jombang tercatat dari 45 mahasiswa dengan nilai IP pada Semester II didapatkan
nilai IP yang tergolong dengan pujian (cumlaude) sebanyak 4,5%, sangat
memuaskan (excellent) 56,8% dan memuaskan (satisfied) 38,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa kelas II-A tergolong sangat baik.
Prestasi mahasiswa tersebut tidaklah lepas dari faktor yang mempengaruhi
salah satunya karakteristik dosen pengajar. Dari hasil pengisian kuesioner oleh
mahasiswa didapatkan kepribadian dosen dengan kriteria kooperatif, sikap
demokratis 36,4%; ramah dan menghormati orang lain 56,8%; sabar 56,8%;
perhatian yang luas 2,3%; penampilan yang sopan dan mengindahkan tata krama
20,4%; jujur dan tidak berat sebelah 24,4%; memiliki selera humor (sense of
humor) 22,7%; menaruh perhatian pada persoalan mahasiswa 11,4%; luwes dalam
tindakan 2,3% dan menguasai keterampilan mengajar 70,4%.
Dari segi motivasi dan minat belajar mahasiswa dalam mencapai tujuan
belajar, peneliti melakukan penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa sebanyak
45 mahasiswa tentang pernyataan mahasiswa mendapatkan motivasi atau
dorongan pada saat proses belajar mengajar di STIKES ICME Jombang
didapatkan bahwa mahasiswa yang menyatakan mendapatkan motivasi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dorongan dari dosen pengajar sebanyak 80,5%, dan yang tidak merasa
mendapatkan motivasi atau dorongan dari dosen pengajar dalam proses belajar
mengajar sebanyak 19,5%. Dari hasil pernyataan mahasiswa yang mendapatkan
motivasi atau dorongan dari dosen dalam proses belajar mengajar sebanyak
80,5%, hal ini menunjukkan secara langsung bahwa minat mahasiswa dalam
proses belajar mengajar di STIKES ICME Jombang sangatlah besar, yaitu
sebanyak 80,5%, dimana menurut Sardiman (2011) menyatakan bahwa motivasi
sangat erat hubungannya dengan minat, sehingga tepatlah kalau minat merupakan
alat motivasi yang pokok.
Berdasarkan fenomena di atas tersebut, untuk mengetahui apakah
kepribadian dosen, motivasi dan minat berhubungan dengan prestasi belajar perlu
pembuktian melalui penelitian dengan judul “Hubungan Antara Kepribadian
Dosen, Motivasi dan Minat dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di Prodi D-III
Kebidanan Stikes ICME Jombang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dari penelitian
ini adalah, sebagai berikut :
1. Masih ditemukan karakteristik atau kepribadian yang dimiliki oleh dosen Stikes
ICME Jombang yang tidak semua mahasiswa menyukainya, hal ini sangat
mempengaruhi tujuan dari proses belajar mengajar (prestasi) secara menyeluruh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Masih ditemukan mahasiswa yang tidak merasakan mendapatkan motivasi
atau dorongan belajar, hal ini sangat mempengaruhi proses belajar (prestasi)
secara menyeluruh.
3. Masih ditemukan minat yang kurang mahasiswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar, hal ini dapat mempengaruhi tujuan dari proses belajar
(prestasi) secara menyeluruh.
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirinci, sebagai berikut :
1. Adakah hubungan antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa ?
2. Adakah hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa ?
3. Adakah hubungan antara minat dengan prestasi belajar mahasiswa ?
4. Adakah hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan
prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat
dengan prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME
Jombang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa.
b. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Untuk mengetahui hubungan antara minat dengan prestasi belajar.
d. Untuk mengetahui hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat
dengan prestasi belajar mahasiswa.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dapat membuktikan secara empiris atau teori-teori hubungan antara
kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan prestasi belajar.
2. Praktis
a. Diharapkan dapat memberikan informasi terhadap institusi pendidikan bahwa
tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik apabila disertai
dengan adanya kepribadian dosen, motivasi dan minat mahasiswa yang baik.
b. Diharapkan dapat diterapkan hasil penelitian ini untuk memperbaiki prestasi
belajar mahasiswa secara menyeluruh dengan memperhatikan faktor
kepribadian dosen, motivasi dan minat.
c. Diharapkan dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Kepribadian Dosen
a. Pengertian Kepribadian dosen
Menurut Allport (1971) kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis
dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya
yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dalam lingkungannya. Dengan
demikian, berdasarkan definisi Allport tersebut, kepribadian memiliki beberapa
unsur, yakni : 1) kepribadian itu merupakan organisasi yang dinamis. Dengan kata
lain, ia tidak statis, tetapi senantiasa berubah setiap saat; 2) organisasi tersebut
terdapat dalam diri individu. Jadi, tidak meliputi hal-hal yang berada di luar diri
individu; 3) organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap
individu terhadap lingkungannya. Sedangkan Koentjaraningrat (1980) menyebutkan
kepribadian atau personality sebagai susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap-tiap individu manusia
(Sobur, 2009:300). McLeod dalam Ridwan (2006) mengartikan kepribadian
(personality) sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan batasan-batasan tersebut maka yang dimaksud dengan
kepribadian dosen ciri-ciri psikofisik atau rohani jasmani yang kompleks dari
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
individu sehingga tampak dalam tingkah laku khas dalam diri seorang dosen dan
digunakan untuk memberikan pengajaran pada peserta didiknya.
b. Unsur-unsur Kepribadian Dosen
Menurut Wijaya dalam Ridwan (2007) keberhasilan seorang dosen dalam
proses belajar mengajar harus didukung oleh kemampuan pribadiannya yang meliputi :
1) Kemantapan dan integritas pribadi
Seorang dosen dituntut untuk dapat bekerja secara teratur dan konsisten,
tetapi kreatif dalam menghadapi pekerjaannya sebagai dosen. Kemantapannya
dalam bekerja hendaknya menjadi karakteristik pribadinya sehingga pola hidup
seperti ini terhayati oleh mahasiswa. Kemantapan dan integritas pribadi tidak
terjadi dengan sendirinya, melainkan tumbuh melalui proses belajar yang sengaja
diciptakan. Melalui integritas dan kemantapan pribadi yang tinggi maka setiap
permasalahan yang dihadapi akan terpecahkan dan akan berpengaruh terhadap
ketenangan proses belajar mengajar.
2) Peka terhadap perubahan dan pembauran
Dosen harus peka terhadap perubahan yang sedang berlangsung di kampus
maupun yang sedang berlangsung di sekitarnya. Hal ini dimaksudkan agar
kegiatan yang dilakukan oleh perguruan tinggi tetap konsisten dengan kebutuhan
lingkungan sekitar dan tidak ketinggalan zaman. Pembaharuan terhadap pengetahuan
kependidikan merupakan suatu upaya lembaga pendidikan menjembatani masa
sekarang dengan masa yang akan datang dengan jalan memperkenalkan program
kurikulum atau metodologi pengajaran yang baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Berpikir alternatif
Dosen harus berpikir dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses perkuliahan atau proses belajar mengajar. Dosen juga harus mampu
memberikan berbagai alternatif jawaban dan memilih salah satu alternatif tersebut
untuk kelancaran perkuliahan atau proses belajar mengajar.
4) Adil, jujur dan objektif
Beberapa sifat berikut harus dimiliki oleh seorang dosen, yaitu adil, jujur
dan objektif. Seorang dosen harus adil, jujur dan objektif dalam memberlakukan
dan juga menilai mahasiswa dalam proses perkuliahan atau proses belajar
mengajar. Adil diartikan sebagai kemampuan menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Jujur adalah tulus ikhlas dan menjalankan fungsinya sebagai dosen,
sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku. Objektif artinya benar-
benar menjalankan aturan dan kriteria yang telah ditetapkan.
5) Berdisplin dalam menjalankan tugas
Pengertian disiplin dalam pendidikan adalah keadaan tenang atau
keteraturan sikap dan keteraturan tindakan. Disiplin merupakan salah satu alat
untuk mencapai tujuan pendidikan. Agar disiplin dapat dilaksanakan dalam proses
pendidikan maka perlu melaksanakan tata tertib dengan baik, oleh dosen maupun
oleh mahasiswa. Dosen juga harus tata terhadap kebijakan dan kebijaksanaan
yang berlaku serta menguasai diri serta introspeksi.
6) Ulet dan tekun bekerja
Keuletan dan ketekunan dalam bekerja dalam tanpa mengenal lelah dan
tanpa pamrih merupakan hal yang harus dimiliki oleh dosen. Dosen tidak akan
putus asa apabila menghadapi kegagalan dan terus berusaha untuk mengatasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
7) Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya
Agar dapat mencapai hasil kerja yang baik, seorang dosen harus meningkatkan
diri, mencari cara-cara baru, menjaga semangat kerja, mempertahankan dedikasi
dan loyalitas yang tinggi agar mutu pendidikan selalu meningkat, pengetahuan
umum yang dimiliki selalu bertambah.
8) Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak
Dosen harus simpatik dan menarik karena dengan sifat ini akan disenangi
oleh para mahasiswa. Keluwesan juga harus dimiliki oleh dosen karena dengan
sifat ini dosen akan mampu bergaul dan berkomunikasi dengan baik.
Kebijaksanaan dan kesederhanaan akan menjalin keterkaitan batin antara dosen
dan mahasiswa. Keterikatan tersebut akan membuat seorang dosen dapat
mengendalikan proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
9) Bersifat terbuka
Dosen harus siap setiap saat untuk mendiskusikan apapun dengan lingkungan
tempat ia bekerja, baik dengan mahasiswa, orang tua, rekan kerja atau dengan
masyarakat sekitar kampus. Dosen diharapkan mampu menampung aspirasi berbagai
pihak, bersedia menjadi pendukung dan terus berusaha meningkatkan serta
memperbaiki suasana kehidupan sekolah berdasarkan kebutuhan dan tuntutan dari
berbagai pihak.
10) Berwibawa
Seorang dosen harus menjadi role model bagi para mahasiswanya. Dosen
harus dapat dengan baik, berdisiplin dan tertib dalam melakukan pekerjaan.
Dengan demikian mahasiswa akan taat dan patuh pada peraturan yang berlaku
sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh dosen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Karakteristik Keperibadian Seorang Dosen
Menurut Syah (2010) mengemukakan dua karakteristik kepribadian dosen
yang berkaitan dengan keberhasilan dosen dalam mengeluti profesinya, sebagai
berikut :
1) Fleksibelitas kognitif dosen
Fleksibelitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan
berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam tertentu.
Dosen yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berpikir dan
beradaptasi, memiliki resistensi (daya tahan) terhadap ketertutupan ranah cipta yang
prematur (terlalu dini) dalam pengamatan dan pengenalan, serta mampu berpikir
kritis. Dalam proses belajar mengajar, fleksibilitas kognitif dosen terdiri atas tiga,
yakni : a) dimensi karakteristik dosen; b) dimensi sikap kogniti dosen terhadap
mahasisw; dan 3) dimensi sikap dosen terhadap materi perkuliahan dan metode
perkuliahan.
2) Keterbukaan psikologi pribadi dosen
Keterbukaan psikologi dosen merupakan dasar kompetensi profesional
(kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas) pembelajaran yang harus
dimiliki oleh setiap dosen. Alasan perlunya keterbukaan psikologi pribadi dosen :
a) Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang
perlu dimiliki dosen untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.
b) Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan
antarapribadi dosen dengan mahasiswa yang harmonis, sehingga mendorong
mahasiswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dosen yang terbuka secara psikologis ditandai dengan kesediaannya yang
relatif tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstrem
antara lain : mahasiswa, teman kerja, dan lingkungan pendidikan tempatnya
bekerja, mau menerima kritik secara ikhlas, memiliki empati yakni respon afektif
terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain.
Di samping, kedua karakterstik kepribadian dosen di atas, Sutadipura
dalam Ridwan (2006) menyatakan 12 karakteristik seorang dosen, yaitu :
1) Kooperatif, sikap demokratis.
2) Ramah dan menghormati orang lain.
3) Sabar.
4) Perhatian yang luas.
5) Penampilan yang sopan dan mengindahkan tatakrama.
6) Jujur dan tidak berat sebelah.
7) Memiliki selera humor (sense of humor).
8) Perangai dan tingkah laku yang baik
9) Menaruh perhatian pada persoalan mahasiswa.
10) Luwes dalam tindakan.
11) Menggunakan penghargaan dan pujian.
12) Menguasai keterampilan mengajar
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pribadi dosen
sangat menentukan bagi keberkesanan dosen dalam menjalankan tugasnya sebagai
pengajar. Kepribadian dosen tidak hanya menjadi dasar bagi dosen untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berperilaku, akan tetapi menjadi keteladanan bagi mahasiswa yang dapat
menimbulkan dorongan dan minat belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan
proses belajar (prestasi). Pada penelitian ini, kepribadian dosen akan diukur
berdasarkan variabel di atas dengan dimensi-dimensi yang ada di dalamnya.
2. Motivasi
a. Pengertian
Menurut Adi, Isbandi Rukminto (1994) dalam Hamzah (2011) Istilah
motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan
dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga
munculnya sesuatu tingkah laku tertentu.
Menurut Mc Donald, Frederick yang dikutip Sardiman (2011) mengatakan
bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya Feeling dan didahului tanggapan terhadap adanya tujuan.
Pengertian ini mengandung tiga elemen penting, sebagai berikut :
1) Bahwa motivasi ini mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa energi di
dalam system Neurophysiological yang ada pada organisme manusia, karena
menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu sendiri muncul dari
dalam diri manusia). Penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/Feeling afeksi seseorang. Motivasi
relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan afeksi dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
3) Motivasi akan dirangsang karena ada tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Motivasi dapat
juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, jadi motivasi ini dapat
dirangsang oleh faktor dari luar, walau motivasi itu sendiri tumbuhnya dari
dalam diri seseorang.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai suatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau
keinginan.
b. Teori-teori Motivasi
Ada banyak teori-teori tentang motivasi yang telah dikemukakan oleh para
ahli, antara lain :
1) Menurut Morgan dan ditulis kembali oleh S. Nasution, manusia hidup dengan
memiliki berbagai kebutuhan :
a) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas
Hal ini sangat penting bagi anak, karena perbuatan sendiri itu
mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini, bagi orang
tua yang memaksa anak untuk diam di rumah saja adalah bertentangan dengan
hakikat anak. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa
pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan rasa gembira.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain
Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi untuk
banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang
dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha memberikan kesempatan pada orang
lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasaan dan kebahagiaan
tersendiri bagi orang yang melakukan kegiatan tersebut. Konsep ini dapat
diterapkan pada berbagai kegiatan, misalnya anak-anak itu rela bekerja atau
para siswa itu rajin atau belajar apabila diberikan motivasi untuk melakukan
sesuatu kegiatan belajar untuk orang yang disukainya.
c) Kebutuhan untuk mencapai hasil
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau
disertai dengan ”pujian”. Aspek ”pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang
untuk bekerja dan belajar dengan giat. Apabila hasil pekerjaan atau usaha
belajar itu tidak dihiraukan orang lain atau guru atau orang tua misalnya, boleh
jadi kegiatan anak menjadi berkurang. Dalam kegiatan belajar-mengajar
istilahnya perlu dikembangkan unsur reinforcement. Pujian atau reinforcement
ini harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi
kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang
optimal, sehingga ada ”sanse of succes”. Dalam kegiatan belajar-mengajar,
pekerjaan atau kegiatan itu harus dimulai dari yang mudah/sederhana dan
bertahap menuju sesuatu yang semakin sulit/kompleks.
d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan
Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, mungkin menimbulkan
rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi
dengan usaha yang tekun dan luar biasa, sehingga tercapai kelebihan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
keunggulan dalam bidang tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau
hambatan ini sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dan sikap
lingkungan. Sehubungan dengan ini maka peranan motivasi sangat penting
dalam upaya menciptakan kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi
mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan.
2) Hiererki kebutuhan Maslow
Dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hiererki, maksudnya
motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini
ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan,
yaitu :
a) Kebutuhan fisiologis, perti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat, dan
sebagainya.
b) Kebutuhan akan keamanan (security), yakni rasa aman, bebas dari rasa takut
dan kecemasan.
c) Kebutuhan akan cinta dan kasih : kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat
atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok).
(Sardiman, 2011)
Di samping itu ada teori-teori lain yang perlu diketahui :
1) Teori insting
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti
tingkah jenis binatang. Tindakan manusia itu dkatakan selalu berkait dengan
insting atau pembawaan. Dalam memberikan respons terhadap adanya kebutuhan
seolah-olah tanpa dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2) Teori fisiologis
Teori ini juga disebut “behaviour theories” menurut teori ini semua
tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan
organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan
primer, seperti kebutuhan tentang makanan, minuman, udara dan lain-lain
yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul
perjuangan hidup, perjuangan untuk mempertahankan hidup.
3) Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori insting, tetapi lebih ditekankan pada unsur-
unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa setiap tindakan manusia
karena adanya unsur pribadi manusia yakni id dan ego. Tokoh dari teori
adalah Freud.
(Sardiman, 2011)
b. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motrivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus
dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang
akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu
atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
(Sardiman, 2011)
c. Macam-macam Motivasi
1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari sebagai contoh misalnya : dorongan
untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat,
dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang
diisyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen
memberikan istilah jenis motif physiological drives.
b) Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari sebagai contoh :
dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk
mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut
dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup
dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi
itu terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru
dengan kemampuan berhubungan, kerja
(Sardiman, 2011)
2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a) Motivasi kebutuhan organis
Motivasi ini sama dengan motivasi physiological drives, misalnya :
kebutuhan minum, makan dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b) Motivasi darurat
Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar, misalnya : dorongan
untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas dan lain-lain.
c) Motivasi objektif
Motivasi ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,
manipulasi untuk menaruh minat. Motivasi ini muncul karena dorongan untuk
dapat menghadapi dunia luar secara efektif.
(Sardiman, 2011)
3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah
(a) Motivasi jasmaniah, misalnya : refleks, intrinsik otomatis dan nafsu.
(b) Motivasi rohaniah adalah kemauan. Kemauan seseorang timbul melalui
empat momen yaitu sebagai berikut :
(1) Momen timbulnya alasan
Timbulnya alasan-alasan baru sehingga seseorang itu melakukan
sesuatu kegiatan baru.
(2) Momen pilih
Sesuatu keadaan dimana alternatif-alternatif atau alasan-alasan yang
ada mengakibatkan persaingan, sehingga seseorang akan menimbang-
nimbang dari berbagai alternatif atau alasan itu untuk kemudian
menentukan pilihan alternatif atau alasan yang akan dijalankan.
(3) Momen putusan
Persaingan antara berbagai alternatif atau alasan sudah barang tentu
akan berakhir dengan pilihannya satu alternatif atau alasan. Alternatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
atau alasan yang telah dipilih inilah yang menjadi putusan untuk
dikerjakan.
(4) Momen terbentuknya kemauan
Kalau seseorang sudah menetapkan suatu putusan untuk dikerjakan
maka timbul dorongan pada diri seseorang itu untuk bertindak
melaksanakan putusan itu.
(Sardiman, 2011)
4) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
(a) Motivasi intrinsik
Motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,
tidak usaha ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaiksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan
yang terkandung di dalam perbuatan siswa itu melakukan belajar, mareka
betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar
dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang
lain-lain (Sardiman, 2011).
(b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu
siswa (mahasiswa) yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang
tua, guru dan seterusnya (Syah, 2011).
d. Bentuk-bentuk motivasi
Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar (mahasiswa) dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara
ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Di dalam kegiatan belajar-mengajar
peranan motivasi intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi,
pelajar (mahasiswa) dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Bentuk-bentuk motivasi, meliputi : memberi angka, hadiah, saingan/ kompetisi,
ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman/tata tertib,
hasrat untuk belajar, minat, tujuan yang diakui (Sardiman, 2011).
1) Mengetahui angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak
siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga
siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan.
2) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu
demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
3) Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individul maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur
persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan,
tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas
dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan memper-
taruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi
yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah
simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para
siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
5) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi
yang harus diingat oleh guru (dosen) adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap
hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru (dosen)
harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada
siswanya.
6) Mengetahui hasil ujian
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan
suatu harapan hasilnya terus meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
7) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif
dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini
merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta
sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara
tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami
prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada
motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10) Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan
berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat
dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut :
(a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
(b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
(c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
(d) Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan
yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan
timbul gairah untuk terus belajar.
(Sardiman, 2011)
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar (prestasi).
3. Konsep Minat
a. Pengertian
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang. Diperhatikan
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian,
karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum
tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan
perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2010).
Menurut Sobur (2009) mengemukakan bahwa keinginan atau minat dan
kemauan atau kehendak sangat corak perbuatan yang akan diperlihatkan
seseorang. Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak
mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari, ia
tidak akan bisa mengikuti proses belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Faktor yang Mempengaruhi Minat
Menurut Bernard dalam Sardiman (2011) minat timbul tidak secara tiba-
tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan,
sehingga minat akan selalu berkait dengan kebutuhan keinginan.
c. Aspek-Aspek minat
Menurut Sobur (2009), minat atau keinginan ini erat hubungannya dengan
kondisi psikis, seperti senang, tidak senang, tegang, bergairah, dan seterusnya.
Berminat dalam melakukan aktivitas belajar, maka peserta didik tersebut
menunjukkan sikap dan perilaku belajar yang baik (Hadis dan Huhayati, 2010).
Menurut Bloom bersama dengan David Krathwol bahwa minat termasuk dalam
taksonomi afektif (istilahnya Bloom). Taksonomi afektif Bloom ini meliputi lima
kategori :
1) Penerimaan (receiving)
Penerimaan merupakan sensitivitas individu terhadap rangsang dari fenomena-
fenomena tertentu, di mana individu tersebut mau menerima atau memperhatikan
rangsangan dari fenomena tersebut. Kategori penerimaan ini dibagi menjadi tiga
sub kategori yang terdiri dari : a) kesadaran terhadap sesuatu yang ada dalam satu
situasi, baik berupa fenomena atau objek; b) Kemauan untuk menerima sub
kategori yang menggambarkan tingkah laku individu yang mau menerima
stimulus atau dengan kata lain, individu mempunyai kemauan untuk menerima
rangsang yang ditimbulkan oleh fenomena; c) pengontrolan atau perhatian yang
terpilih yaitu perhatian terhadap rangsang atau fenomena objek yang telah dipilih
individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Menanggapi (responding)
Menanggapi merupakan perhatian yang aktif terhadap benda yang
menimbulkan rangsang pada diri individu atau fenomena-fenomena tertentu . pada
kategori ini, individu akan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan objek atau
fenomena yang telah dipilih. Kategori menanggapi dibagi tiga yaitu : a)
persetujuan untuk menanggapi yang merupakan respon untuk menunjukkan
adanya ketaatan atau kerelaan individu terhadap aturan-aturan yang berkaitan
dengan objek atau fenomena; b) kemauan untuk menanggapi yaitu kemauan
sukarela individu untuk melakukan suatu aktivitas; c) kepuasan untuk menanggapi
yaitu tindakan yang disertai perasaan puas setelah melakukan aktivitas.
3) Penilaian (valuating)
Penilaian merupakan kategori yang menunjukkan penilaian dasar atas
suatu rangsang fenomena, objek atau subjek. Kategori ini dibagi menjadi tiga
yaitu : a) menerima nilai yang merupakan penerimaan secara emosional terhadap
objek atau fenomena tertentu. Hal ini juga menunjukkan suatu kepercayaan
individu terhadap objek atau fenomena berdasarkan nilai objek atau fenomena
tersebut; b) pemilihan pada suatu nilai yaitu pilihan individu terhadap objek atau
fenomena sesuai dengan keinginan atau kesukaannya; c) tanggung jawab yang
menunjukkan adanya keyakinan dan ketentuan seseorang dalam berbuat yang
berpegang pada suatu nilai.
4) Organisasi (organization)
Organisasi dapat menggambarkan tujuan awal dari pembentukan suatu
sistem nilai. Organisasi ini dibagi atas dua sub kategori yaitu : a) penggambaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
suatu nilai yang menunjukkan adanya kualitas abstraksi. Individu akan
memperoleh kesempatan untuk melihat hubungan antara nilai dengan konsep
yang akan dilihat; b) pengorganisasian suatu nilai merupakan konsep yang
diperoleh individu untuk dibawa bersama-sama dengan nilai yang kompleks
dalam suatu kumpulan nilai.
5) Pencirian (characterization)
Pencirian merupakan kategori yang menunjukkan adanya sikap dan sistem
nilai yang menjadi pandangan hidup. Pencirian ini dibagi atas : a) hal-hal yang
umum, yaitu menyangkut jenis ketidaksadaran yang cenderung beroperasi secara
konsisten dan dapat diperkirakan polanya. Misalnya tentang orientasi dasar
kehidupan yang akan datang; b) ciri khas yaitu merupakan refleksi dari puncak
proses penerimaan lisan. Sehingga didapatkan tujuan yang sesuai dengan
pandangan orang atau filsafat hidup yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat peserta
didik secara umum dapat diartikan rasa tertarik dalam melakukan aktivitas belajar
yang ditunjukkan sikap dan perilaku belajar yang baik sehingga tujuan proses
belajar mengajar (prestasi) dapat dicapai dengan baik.
4. Prestasi Belajar
a. Pengertian
Menurut Hamalik (2010) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil
latihan melainkan kelakuan. Sedangkan menurut Slameto (2010) secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : “Belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Suatu proses belajar-mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari
atau tidak disadari. Dari proses belajar-mengajar ini akan diperoleh suatu hasil,
yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan
pembelajaran atau hasil belajar (prestasi). Tetapi agar memperoleh hasil yang
optimal, proses belajar-mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta
terorganisasi secara baik (Sardiman, 2011). Menurut Syah (2010) evaluasi artinya
penilaian yang berhubungan terhadap keberhasilan mahasiswa mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dalam sebuah program, berarti proses penilaian untuk
menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam belajar
ada beberapa komponen yaitu kegiatan yang disengaja atau usaha secara sadar,
adanya perubahan tingkah laku dan timbulnya kecakapan baru akibat dari
pengalaman dan latihan. Berdasarkan komponen tersebut dapat dirumuskan
belajar adalah sesuatu kegiatan yang disengaja dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
dari latihan, pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Hasil belajar (prestasi belajar) yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan (Sudjana, 2010).
Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
dipengaruhi faktor intern dan ekstern dari siswa, yang meliputi :
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi,
bakat, minat dan motivasi.
a) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat
dan efektif, mengetahui menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi
yang sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.
b) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah “the capacity to learn”.
Dengan perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu
baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
d) Motivasi
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. motivasi
dalam pengajaran yaitu meningkatkan tingkat berhasil atau gagalnya
perbuatan belajar mahasiswa. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit
untuk berhasil (Hamalik, 2010).
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu :
a) Faktor keluarga
(1) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap
belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo
dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa : “Keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama.” Keluarga yang sehat besar artinya
untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk
pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan
dunia. Melihat pernyataan di atas, dapatlah dipahami betapa pentingnya
peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik
anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
(2) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang
tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan
anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud
relasi itu misalnya apakah hubungan penuh dengan kasih sayang dan
pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras,
ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika relasi
anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak
baik, akan dapat menimbulkan problem yang sejenis. Sebetulnya relasi
antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua
mendidik. Uraian cara orang tua mendidik di atas menunjukkan relasi
yang tidak baik. Relasi semacam itu akan menyebabkan perkembangan
anak terhambat, belajarnya terganggu dan bahkan dapat menimbulkan
masalah-masalah psikologis yang lain.
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan
relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah
hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan
dan bila perlu hukuman-hukuman yang mensukseskan belajar anak
sendiri.
(3) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar.
Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk
faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut
tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya.
Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran
antar anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi
bosan di rumah, suka keluar rumah (ngluyur), akibatnya belajarnya kacau.
Rumah yang sering dipakai untuk keperluan-keperluan, misalnya
untuk resepsi, pertemuan, pesta-pesta, upacara keluarga dan lain-lain,
dapat mengganggu belajar anak. Rumah yang bising dengan suara radio,
tape recorder atau TV pada waktu belajar, juga mengganggu belajar anak,
terutama untuk berkontsentrasi. Semua contoh di atas adalah suasana
rumah yang memberi pengaruh negatif terhadap belajar anak.
Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Di dalam suasana
rumah yang tenang dan tenteram selain anak kerasan atau betah tinggal di
rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
(4) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga agar hubungannya dengan belajar anak.
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal
makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-
menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat
terpenuhi jika keluarga cukup uang.
Jika anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anak
kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar
anak juga terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung kesediahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini pasti akan
mengganggu belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri tentang
adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu menderita
akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang begitu menjadi
cambok baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya sukses besar.
Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai
kecenderungan untuk memanjatkan anak. Anak hanya bersenang-senang
dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya
kepada belajar, anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar.
Hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak.
(5) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-
kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi
pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang
dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru (dosen) anaknya,
untuk mengetahui perkembangannya.
(6) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru (dosen) dengan siswa (mahasiswa), relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran (kuliah) dan waktu sekolah, standar
pelajaran (kuliah) keadaan, keadaan gedung, dan metode belajar.
(1) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Metode mengajar guru (dosen) yang kurang baik akan mempengaruhi
belajar siswa (mahasiswa) yang tidak baik pula.
(2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut. Kurikulum
yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar.
(3) Relasi guru (dosen) dan siswa (mahasiswa)
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam relasi
(guru/dosen dengan siswa/mahasiswa) yang baik, siswa (mahasiswa) akan
menyukai gurunya (dosen), juga akan menyukai mata pelajaran (kuliah) yang
diberikannya sehingga siswa (mahasiswa) berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
Guru (dosen) yang kurang berinteraksi dengan siswa (mahasiswa)
secara akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga
siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam
belajar. Menurut Makmun (2010) interaksi (belajar pada pihak siswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
mengajar pada pihak guru) merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta
mengarahkan aktivitas dari kedua belah pihak.
Dalam hal guru (dosen) mempunyai pengaruh yang dominan. Menurut
Sudjana (2010) Guru (dosen) adalah sutradara dan sekaligus aktor dalam
proses pengajaran (kompetensi profesional yang dimilikinya). Artinya
kemampuan dasar yang dimiliki guru, baik di bidang kognitif (intelektual),
sikap dan perilaku dan lain-lain, yaitu :
(a) Kompetensi bidang kognitif
Kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan
tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan,
pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai
hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan
umum lainnya.
(b) Kompetensi bidang sikap
Kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan
dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaannya,
mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang
dibinanya, sikap toleransi terhadap sesama teman profesinya, memiliki
kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya.
(c) Kompetensi perilaku/performance
Artinya kemampuan guru (dosen) dalam berbagai keterampilan/
berlaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, menilai, menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa
(mahasiswa), keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa
(mahasiswa), keterampilan menyusun persiapan/perencanaan mengajar,
keterampilan melaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain. Perbedaan
dengan kompetensi kognitif terletak dalam sifatnya. Kalau kompetensi
kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada
kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktek atau keterampilan
melaksanakannya.
(Sudjana, 2010)
Dalam interaksi guru (dosen)-lah yang paling dominan karena guru
(dosen) mempengaruhi kualitas pengajaran yang memiliki kompetensi
profesional yaitu kognitif (intelektual), seperti penguasaan bahan yang dipengaruhi
tingkat inteligensi (kecerdasan) seorang guru (dosen), sikap yang dimiliki guru
(dosen) dan perilaku atau kepribadian guru (dosen) sangat menunjang
terjalinnya interaksi antar guru (dosen) dan siswa (mahasiswa). Dari unsur
kompetensi tersebut merupakan salah satu unsur-unsur endogen dan eksogen
terjadi character (watak) seseorang, hal ini sesuai dengan pendapat-pendapat
para ahli tentang character (watak) salah satunya pendapat dari Krestschmer
yang menyatakan “watak (character) adalah keseluruhan (totalitas)
kemungkinan-kemungkinan bereaksi secara emosional dan volisional seseorang,
yang terbentuk selama hidupnya oleh unsur-unsur dari dalam (dasar, keturunan,
faktor-faktor endogen) dan unsur-unsur dari luar (pendidikan dan pengalaman,
faktor-faktor eksogen)” (Suryabrata, 2010).
(4) Relasi siswa dengan siswa (mahasiswa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Siswa (mahasiswa) yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang
kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa sendiri diri atau sedang
mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya
makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Menciptakan relasi
yang baik antarsiswa (mahasiswa) adalah perlu, agar dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap belajar siswa (mahasiswa).
(5) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa di
dalam sekolah dan juga dalam belajar kedisiplinan sekolah mencakup
kedisiplinan dosen dalam megajar dan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan
pegawai atau karyawan dalam mengelola seluruh staf beserta seluruh siswa-
siswanya seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan belajar sama dengan
disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu juga memberi
pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Atas adanya disiplin siswa dapat
mengembangkan motivasi yang kuat, dengan demikian agar siswa belajar
lebih maju siswa harus disiplin dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di
perpustakaan, agar siswa disiplin haruslah dosen beserta staf yang lain disiplin
pula.
(6) Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat
pelajaran yang dipakai oleh dosen pada waktu mengajar, di pakai pula oleh
siswa untuk menerima bahan yang akan diajarkan itu, alat pelajaran yang
lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
berikan. Di dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya disamping
oleh sarana dan prasarana tergantung dari proses pengajaran, dalam hal ini
diperlukan cara pengajaran yang lebih efektif.
Menurut Slameto (2010) untuk mengajar yang efektif diperlukan
syarat-syarat sebagai berikut :
(a) Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
(b) Dosen harus mempergunakan banyak metode.
(c) Motivasi.
(d) Kurikulum yang baik dan seimbang.
(e) Tidak memandang perbedaan individual.
(f) Membuat perencanaan.
(g) Pengaruh dosen yang sugestif.
(h) Keberanian.
(i) Menciptakan suasana yang demokratis.
(j) Semua pelajar harus di integrasikan.
(k) Memberikan masalah-masalah yang merangsang.
(l) Menghubungkan pelajaran di sekolah dengan masyarakat.
(m)Memberi beban kepada anak.
(n) Mendiagnosa kesulitan belajar, menganalisa kesulitan-kesulitan itu.
(7) Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di
sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Waktu sekolah juga
mempengaruhi belajar mahasiswa. Jika terjadi mahasiswa terpaksa masuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggung jawabkan. Di mana
mahasiswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka
mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.
(8) Standart pelajaran di atas ukuran
Mahasiswa berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu
memberi pelajaran di atas ukuran standart. Akibatnya mahasiswa merasa
kurang mampu dan takut kepada dosen. Bila banyak mahasiswa yang tidak
berhasil mempelajari mata kuliahnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi
berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan
kepribadian siswa yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru
dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan mahasiswa
masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.
(9) Keadaan gedung
Dengan jumlah mahasiswa yang banyak serta variasi karakteristik
mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai
di dalam setiap kelas.
(10) Metode belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini
perlu pembinaan dari dosen. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula
hasil belajar mahasiswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar.
Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok
akan tes. Dengan belajar demikian mahasiswa akan kurang beristirahat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap
hari, dengan pembagian waktu yang, memilih cara belajar yang tepat dan
cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar mahasiswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam
masyarakat.
(1) Kegiatan mahasiswa dalam masyarakat
Kegiatan mahasiswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi jika mahasiswa ambil bagian dalam
kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi,
kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan
terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.
(2) Media massa
Media massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap
siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya massa media yang jelek
juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
(3) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk
dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan
berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman
bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
(4) Bentuk kehidupan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Masyarakat yang mempunyai kebiasaan tidak baik akan
berpengaruh jelek kepada siswa yang berada di lingkungan tersebut.
Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar yang
baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias
dengan cita-cita yang luhur akan massa depan anaknya, siswa terpengaruh
juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya, sehingga
akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya.
c. Evaluasi (penilaian)
Evaluasi menurut Kourilski adalah the act of determining the degree to
which an individual or group possesses a certain attribute (tindakan tentang
penetapan derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok)
(Hamalik, 2010:145). Menurut Percival, evaluation … as a series of activaties
that are designed to measure the effectiveness of a teaching/learning system
as awhole (evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengukur keefektifan sistem mengajar/belajar sebagai suatu keseluruhan)
(Hamalik, 2010).
Sistem penilaian mempergunakan skala A-B-C-D untuk kategori tugas
yang dapat diterima secara memadai dan E untuk menyatakan gagal atau tidak
diterima. Mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya pada
akhir semester yang bersangkutan tanpa ada alasan yang kuat akan diberi nilai
E (gagal) dan IC (incomplete). Pemeriksaan dan penilaian oleh setiap tutor
dilakukan berdasarkan kuncinya yang telah ditetapkan secara baku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(standardized). Kalau dipandang perlu, sistem penilaian dapat pula
dikonversikan ke dalam skala 1-10 sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan. Dengan catatan bahwa batas
minimal normal akseptabilitas (passing grade) untuk setiap penilaian dengan
skala ini ialah nilai 6 atas dasar normal ideal (Makmun, 2007).
Sistem penilaian yang digunakan STIKES ICME Jombang dengan
kategori Pujian (cumlaude) : 3,51 – 4,00; Sangat memuaskan (excellent) : 2,76
– 3,50; Memuaskan (satisfied) : 2,00 – 2,75.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2008) di SMK Negeri 1
Surakarta menunjukkan bahwa ada pengaruh yang berarti (signifikan) antara
variabel kepribadian guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Pkn pada
siswa kelas X SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2007/2008. variabel
kepribadian dosen memberikan sumbangan relatif besar sekitar 51,54%, variabel
motivasi belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 48,46%. Sehingga
nampak bahwa variabel kepribadian guru memiliki pengaruh yang lebih dominan
terhadap prestasi belajar PKn dibandingkan variabel motivasi belajar, dengan
demikian kepribadian guru yang baik tidak hanya sebagai keteladanan bagi
mahasiswa, tetapi juga sebagai motivator siswa sehingga menimbulkan minat
yang tinggi, maka dapat dipastikan memberikan pengaruh mahasiswa dalam
meningkatkan prestasi belajar PKn pada siswa yang bersangkutan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuhri (2010) positif antara motivasi
dengan prestasi belajar pada mahasiswa Prodi DIII Fisioterapi Poltekkes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Surakarta meskipun hubungan tersebut derajatnya kategori sedang. Minat
dengan prestasi belajar ada hubungan yang positif dengan derajat hubungan
kategori rendah. Sehingga nampak bahwa variabel motivasi mahasiswa memiliki
derajat yang tinggi dibandingkan dengan minat mahasiswa terhadap prestasi
belajar, dengan demikian semakin tinggi motivasi yang diperoleh mahasiswa
dalam kegiatan belajar mengajar dapat dipastikan akan memberikan pengaruh
pada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan.
C. Kerangka Berpikir
Kepribadian adalah karakter dan identitas yang merupakan faktor yang
berpengaruh terhadap keberhasilan seorang dosen sebagai pengembang sumber
daya manusia. Oleh karena itu, setiap calon dosen dan dosen profesional sangat
diharapkan memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan
sebagai panutan para siswa (mahasiswa).
Keberhasilan tugas seorang dosen adalah keterbukaan psikologis guru itu
sendiri. Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi profesional (kemampuan
dan kewenangan melaksanakan tugas) yang harus dimiliki oleh setiap dosen.
Dosen yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediaannya
yang relatif tinggi untuk mengkomunikasi dirinya dengan faktor-faktor ekstern
antara lain : mahasiswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempat
bekerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas. Di samping itu ia juga memiliki
empati (empathy), yakni respons afektif terhadap pengalaman emosional dan
perasaan tertentu orang lain. Jika salah seorang mahasiswa diketahui sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
mengalami kemalangan, umpamanya, maka ia turut bersedih dan menunjukkan
simpati serta berusaha memberi jalan keluar.
Dalam proses belajar-mengajar dosen mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.
Maka dengan demikian peranan dosen dalam belajar ini menjadi lebih luas dan
lebih mengarah kepada peningkatan motivasi belajar mahasiswa. Melalui
peranannya sebagai pengajar, dosen diharapkan mampu mendorong mahasiswa
untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan melalui sumber dan media.
Setiap siswa (mahasiswa) akan termotivasi secara intrinsik, jika ada kepuasan
dalam dirinya dalam menghadapi berbagai permasalahan di lingkungan belajar,
jika para peserta didik mencapai kepuasan belajar, maka ia kana terdorong untuk
berprestasi selanjutnya dan berusaha untuk mengontrol dan mengarahkan
perilakunya ke arah yang produktif.
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Proses belajar itu akan
berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Tidak mungkin peserta didik
termotivasi belajar tinggi jika peserta didik tersebut memiliki sikap belajar dan
minat belajar yang tidak tinggi pula. Minat dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa (mahasiswa) dalam bidang-bidang studi tertentu.
Dosen dalam kaitan ini seyogianya berusaha membangkitkan minat mahasiswa
untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan
cara yang lebih kurang sama dengan kiat membangun sikap positif.
Adapun hubungan antara keperibadian dosen, motivasi dan minat dengan
prestasi belajar mahasiswa dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Prestasi Belajar
Karakteristik Dosen
1. Fleksibelitas kognitif dosen a. Dimensi karakteristik dosen. b.Dimensi sikap kognitif dosen
terhadap mahasiswa. c. dimensi sikap dosen terhadap
materi perkuliahan dan metode perkuliahan.
2. Keterbukaan psikologi pribadi dosena. Kemampuan berkomunikasib. Berempati
3. Sifat-sifat dosena. Ramah dan menghormati orang
lain.b. Sabar.c. Jujur dan tidak berat sebelah.d. Memiliki selera humor
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar :
1. Faktor Interna. Inteligensi b. Bakatc. Minat d. Motivasi
2. Faktor Eksterna. Faktor keluargab. Faktor sekolahc. Faktor
Minat
Rasa tertarik dalam melakukan aktivitas belajar yang ditunjukkan sikap dan perilaku belajar dalam mencapai tujuan belajar, yang meliputi : penerimaan, menanggapi, penilaian, organisasi dan pencirian
Motivasi
Dorongan kegiatan proses belajar yang berasal :
1. Dari dalam diri mahasiswa (Intrinsik) 2. Dari luar diri mahasiswa (ekstrinsik)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan yang positif antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa.
2. Ada hubungan yang positif antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa.
3. Ada hubungan yang positif antara minat dengan prestasi mahasiswa.
4. Ada hubungan yang positif antara kepribadian dosen, motivasi dan minat
dengan prestasi belajar mahasiswa di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME
Jombang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan
pendekatan cross sectional.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kampus C Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari -
April 2012
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian : seluruh mahasiswa Prodi D-III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ICME Jombang yang aktif belajar
berjumlah 330 mahasiswa.
2. Sampel
Teknik pengambil sampel pada penelitian ini adalah stratified random
sampling. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut :
21 Ne
Nn
2)1,0(3301
330
n
= 76,7 dibulatkan 77 responden
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 3.1 Perhitungan sampel yang digunakan
StrataAnggota Populasi
Persentase(%)
Sampel
1 2 3 4 = (3 x 77)IA 33 10,00 8IB 40 12,12 9IIA 46 13,93 11IIB 45 13,63 10IIC 46 13,93 11IID 45 13,63 10IIIA 38 11,51 9IIIB 37 11,21 9
Jumlah 330 100 77(Sumber : Perhitungan sampel)
Demikian jumlah sampel yang digunakan adalah 77 responden.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel
terikat adalah prestasi belajar mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME
Jombang. Variabel bebasnya adalah kepribadian dosen, motivasi dan minat.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
VatiabelDefinisi
OperasionalAlat Ukur
Skala Hasil Ukur
1. Kepribadian dosen
Anggapan mahasiswa terhadap sifat yang ditampilkan dosen saat memberikan pembelajaran dalam proses belajar mengajar di kelas, di laboratorium maupun di klinik di nilai dari fleksibilitas kognitif dosen, keterbukaan psikologis dosen (kemampuan
Kuesioner Nominal Bentuk data kategorik menggunakan median : Skor > Median : BaikSkor < Median : Kurang Kemudian dalam penyajian menggunakan distribusi frekuensi dengan persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
berkomunikasi,berempati), dan sifat-sifat pribadi dosen (sabar, jujur, memiliki rasa humor, dan ramah).
2. Motivasi Dorongan kegiatan proses belajar yang berasal dari dalam diri mahasiswa (Intrinsik) dan dari luar diri mahasiswa (ekstrinsik)
Kuesioner Nominal Bentuk data kategorik menggunakan median : Skor > Median : PositifSkor < Median : NegatifKemudian dalam penyajian menggunakan distribusi frekuensi dengan persentase
3. Minat Rasa tertarik dalam melakukan aktivitas belajar yang ditunjukkan sikap dan perilaku belajar dalam mencapai tujuan belajar, yang meliputi : penerimaan, menanggapi, penilaian, organisasi dan pencirian
Kuesioner Nominal Bentuk data kategorik menggunakan median : Skor > Median : Minat Skor < Median : TidakKemudian dalam penyajian menggunakan distribusi frekuensi dengan persentase
4. Prestasi belajar
Penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari setiap mata kuliah yang berupa nilai ujian yang diberikan dosen dalam bentuk indeks prestasi kumulatif (IPK) semester.
Dokumen Ordinal Bentuk data kategorik berdasarkan indeks prestasi kumulatif , yaitu : 3,51-4,00 : Pujian 2,76 -3,50: Sangatmemuaskan 2,00-2,75 : Memuaskan Kemudian penyajiannya distribusi frekuensi dengan persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
F. Instrumen Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, efisiensi dan biaya, penelitian ini
menggunakan kuesioner dalam bentuk jawaban tertutup dan dokumen. Penggunaan
kuesioner memiliki keuntungan sebagai berikut : murah, mudah, memerlukan
waktu yang singkat dan rahasia responden dapat dijaga.
Instrumen penelitian yang dipergunakannya 3 kuesioner dan 1 dokumen.
Kuesioner pertama tentang kepribadian dosen, menggunakan skala likert dengan 3
(tiga) alternatif jawaban 1 sampai 3 dengan alternatif jawaban SB, ST dan SK.
Jawaban sebagian besar (SB) diberi skor 3, setengahnya (ST) diberi
skor 2, sebagian kecil (SK) diberi skor 1.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kepribadian Dosen
IndikatorBanyak
itemNomor item
1. Fleksibilitas kognitif dosena. Sikap kognitif dosen terhadap
mahasiswa. b. Sikap kognitif dosen terhadap
materi dan metode mengajar
14
11
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14
15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 45
2. Keterbukaan psikologis dosen a. Kemampuan berkomunikasi b. Berempati
26
28, 3125, 26, 27, 29, 30, 32
3. Sifat-sifat dosena. Sabarb. Jujur c. Memiliki rasa humord. Ramah
4323
33, 35, 39. 4336, 41, 4234, 3738, 40, 44
Jumlah 45(Sumber : Definisi operasional)
Kuesioner kedua tentang motivasi, menggunakan skala likert dengan 5
(lima) alternatif jawaban 1 sampai 5, dengan pilihan jawaban SS, S, R, TS
dan STS. Jawaban sangat setuju diberi skor 5, setuju diberi skor 4, ragu-ragu
skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi
IndikatorBanyak
itemNomor item
Favorable UnfavorableDorongan kegiatan proses belajar yang berasal: 1. Dari dalam diri mahasiswa
(Intrinsik).
2. Dari luar diri mahasiswa (ekstrinsik)
10
10
1, 2, 3, 4, 8, 13
7, 9, 10, 11, 14, 19, 20
5, 6, 17, 18
12, 15, 16
Jumlah 20(Sumber : Definisi operasional)
Kuesioner ketiga tentang minat, menggunakan skala likert dengan 5
(lima) alternatif jawaban 1 sampai 5, dengan pilihan jawaban SS, S, R, TS
dan STS. Jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4,
ragu-ragu (R) skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju
(STS) diberi skor 1.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Minat
IndikatorBanyak
itemNomor item
Favorable UnfavorableRasa tertarik dalam melakukan aktivitas belajar yang ditunjukkan sikap dan perilaku belajar dalam mencapai tujuan belajar, yang meliputi : penerimaan, menanggapi, penilaian, organisasi dan pencirian
19 1, 2, 3, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18
4, 6, 8, 9, 15, 17, 19
(Sumber : Definisi operasional)
Data variabel terikat berupa Dokumen indeks prestasi kumulatif
mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang yang dikumpulkan
dari dokumen IPK semester ganjil tahun 2012, dengan alternatif jawaban P,
SM dan M. Jawaban pujian (cumlaude) diberi skor 3, sangat memuaskan
(excellent) diberi skor 2; memuaskan (satisfied) diberi skor 1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 3.6 Kategori Nilai Prestasi Belajar
Kategori Nilai
1. Pujian (cumlaude) 2. Sangat memuaskan (excellent) 3. Memuaskan (satisfied)
3,51 – 4,002,76 – 3,502,00 – 2,7
(Sumber : Makmun, 2007).
Alat bantu yang digunakan kuesioner adalah daftar pernyataan yang
diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai
dengan permintaan pengguna, sebelum digunakan kuesioner terlebih dahulu
diuji validitas dan reliabilitas.
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan
atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki
validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari
harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan
cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir, dengan rumus Pearson Product Moment adalah :
rhitung =
2222 Y-YNXXN
YX-XYN
Dimana :
rhitung = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)
n = Jumlah responden
Suatu instrumen dinyatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel
(Riduwan, 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berdasarkan hasil uji statistik validitas kuesioner kepribadian
dosen, motivasi dan minat sebanyak 45 item dengan responden 30 orang,
maka didapatkan sebagai berikut :
Tabel 3.7 Hasil rekapitulasi uji validitas kuesioner kepribadian dosen
No. Soal
r hitungrtabel
0,05 (5%) -value Keterangan
1 0,104 0,361 0,584 0,05 Tidak Valid2 0,608 0,361 0,000 0,05 Valid3 0,549 0,361 0,002 0,05 Valid4 0,690 0,361 0,000 0,05 Valid5 0,434 0,361 0,017 0,05 Valid6 0,268 0,361 0,152 0,05 Tidak Valid7 0,690 0,361 0,000 0,05 Valid8 0,600 0,361 0,000 0,05 Valid9 0,691 0,361 0,000 0,05 Valid10 0,190 0,361 0,313 0,05 Tidak Valid11 0,465 0,361 0,010 0,05 Valid12 0,485 0,361 0,007 0,05 Valid13 0,598 0,361 0,000 0,05 Valid14 0,233 0,361 0,216 0,05 Tidak Valid15 0,521 0,361 0,003 0,05 Valid16 0,584 0,361 0,001 0,05 Valid17 0,650 0,361 0,000 0,05 Valid18 0,160 0,361 0,399 0,05 Tidak Valid19 0,342 0,361 0,065 0,05 Tidak Valid20 0,608 0,361 0,000 0,05 Valid21 0,511 0,361 0,004 0,05 Valid22 0,729 0,361 0,000 0,05 Valid23 0,428 0,361 0,018 0,05 Valid24 0,510 0,361 0,004 0,05 Valid25 0,573 0,361 0,001 0,05 Valid26 0,624 0,361 0,000 0,05 Valid27 0,459 0,361 0,011 0,05 Valid28 0,339 0,361 0,067 0,05 Tidak Valid29 0,616 0,361 0,000 0,05 Valid30 0,477 0,361 0,008 0,05 Valid31 -0,101 0,361 0,595 0,05 Tidak Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
32 0,633 0,361 0,000 0,05 Valid33 0,510 0,361 0,004 0,05 Valid34 0,297 0,361 0,111 0,05 Tidak Valid35 0,141 0,361 0,459 0,05 Tidak Valid36 0,371 0,361 0,044 0,05 Valid37 0,464 0,361 0,010 0,05 Valid38 0,007 0,361 0,970 0,05 Tidak Valid39 0,496 0,361 0,005 0,05 Valid40 0,571 0,361 0,001 0,05 Valid41 0,598 0,361 0,000 0,05 Valid42 -0,287 0,361 0,124 0,05 Tidak Valid43 0,584 0,361 0,001 0,05 Valid44 0,620 0,361 0,000 0,05 Valid45 -0,080 0,361 0,675 0,05 Tidak Valid
Berdasarkan uji validitas didapatkan bahwa dari 45 soal kepribadian
dosen dengan responden 30 orang dinyatakan soal yang valid sebanyak 32
soal dikarenakan rhitung > rtabel (0,361), atau ( < α (0,05)). Sedangkan yang
tidak valid sebanyak 13 soal yaitu soal nomor 1, 6, 10, 14, 18, 19, 28, 31,
34, 35, 38, 42 dan 45 karena rhitung < rtabel (0,361), atau ( > α (0,05)).
Tabel 3.8 Hasil Rekapitulasi uji validitas kuesioner motivasi
No.Soal
r hitungrtabel
0,05 (5%) -value Keterangan
1 0,504 0,361 0,004 0,05 Valid2 0,469 0,361 0,009 0,05 Valid3 0,270 0,361 0,149 0,05 Tidak Valid4 0,457 0,361 0,011 0,05 Valid5 0,405 0,361 0,026 0,05 Valid6 0,661 0,361 0,000 0,05 Valid7 0,339 0,361 0,067 0,05 Tidak Valid8 0,489 0,361 0,006 0,05 Valid9 0,739 0,361 0,000 0,05 Valid10 0,696 0,361 0,000 0,05 Valid11 0,644 0,361 0,000 0,05 Valid12 0,534 0,361 0,002 0,05 Valid13 0,270 0,361 0,149 0,05 Tidak Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
14 0,457 0,361 0,011 0,05 Valid15 0,492 0,361 0,006 0,05 Valid16 0,661 0,361 0,000 0,05 Valid17 0,687 0,361 0,000 0,05 Valid18 0,339 0,361 0,067 0,05 Tidak Valid19 0,489 0,361 0,006 0,05 Valid20 0,281 0,361 0,132 0,05 Tidak Valid
Berdasarkan uji validitas didapatkan bahwa dari 20 soal dengan
responden 30 orang dinyatakan soal yang valid sebanyak 15 soal
dikarenakan rhitung > rtabel (0,361), atau ( < α (0,05)). Sedangkan yang
tidak valid sebanyak 5 soal yaitu soal nomor 3, 7, 13, 18 dan 20 karena
rhitung < rtabel (0,361), atau ( > α (0,05)).
Tabel 3.9 Hasil rekapitulasi uji validitas kuesioner minat
No. Soal
r hitungrtabel
0,05 (5%) -value Keterangan
1 0,626 0,361 0,000 0,05 Valid2 0,240 0,361 0,201 0,05 Tidak Valid3 0,328 0,361 0,077 0,05 Tidak Valid4 0,064 0,361 0,736 0,05 Tidak Valid5 0,706 0,361 0,000 0,05 Valid6 0,308 0,361 0,098 0,05 Tidak Valid7 0,548 0,361 0,002 0,05 Valid8 0,103 0,361 0,588 0,05 Tidak Valid9 0,729 0,361 0,000 0,05 Valid10 0,592 0,361 0,001 0,05 Valid11 0,675 0,361 0,000 0,05 Valid12 0,706 0,361 0,000 0,05 Valid13 0,516 0,361 0,004 0,05 Valid14 0,329 0,361 0,076 0,05 Tidak Valid15 0,472 0,361 0,008 0,05 Valid16 0,507 0,361 0,004 0,05 Valid17 0,497 0,361 0,005 0,05 Valid18 0,497 0,361 0,005 0,05 Valid19 0,157 0,361 0,407 0,05 Tidak Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Berdasarkan uji validitas didapatkan bahwa dari 19 soal dengan
responden 30 orang dinyatakan soal yang valid sebanyak 12 soal
dikarenakan rhitung > rtabel (0,361), atau ( < α (0,05). Sedangkan yang tidak
valid sebanyak 7 soal yaitu soal nomor 2, 3, 4, 6, 8, 14 dan 19 karena rhitung
< rtabel (0,361), atau ( > α (0,05)).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dan
waktu yang berlainan (Nursalam, 2008).
Dengan rumus sebagai berikut :
21
2
11 -1.1-
k
b
kr
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b = Jumlah varians butir
21 = Varians total
(Arikunto, 2006:196)
Keputusan :
Bila dikatakan reliabel jika nilai cronbach Alpha lebih besar dari 0,60
(Santosa, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan hasil uji statistik reliabilitas kuesioner kepribadian
dosen, motivasi dan minat, maka didapatkan sebagai berikut :
Tabel 3.10 Hasil rekapitulasi reliability statistic kuesioner kepribadian dosen,motivasi dan minat
VariabelCronbach’s
AlphaItem Soal
Kepribadian dosen 0,933 32Motivasi 0,875 15Minat 0,865 12
Dari hasil pengujian reliabilitas didapatkan nilai cronbach’s alpha
> 0,6 (nilai alpha minimal), maka dapat diartikan bahwa kuesioner tersebut
layak digunakan.
G. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar ketiga kuesioner secara
langsung kepada mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang.
Kuesioner diisi dan dikembalikan kepada peneliti . Selanjutnya kuesioner
dikumpulkan, ditabulasi, dianalisis dan diolah datanya.
H. Teknik Analisa Data
Dalam hasil penelitian yang telah terkumpul, diolah (editing, coding,
entry data). Editing data yang dilakukan untuk melihat kelengkapan pengisian
kuesioner, lalu dilakukan pengkodean. Data yang sudah diberi kode dalam
bentuk angka kemudian di entry dengan menggunakan program komputer,
tahap selanjutnya adalah proses analisis dengan program SPSS 17 sebagai berikut :
1. Univariat
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. bentuk analisis univariate tergantung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Pengkategorian ketiga variabel yaitu kepribadian dosen, motivasi
dan minat menggunakan median :
a. Variabel kepribadian dosen
Bila skor < nilai median Baik
Bila skor > nilai median Kurang baik
b. Motivasi
Bila skor < nilai median positif
Bila skor > nilai median negatif
c. Variabel minat
Bila skor > nilai median berminat
Bila skor > nilai median tidak berminat
Pengkategorian variabel prestasi belajar menggunakan indeks
prestasi kumulatif :
Bila nilai 3,51 – 4,00, maka pujian (cumlaude)
Bila nilai 2,76 – 3,50, maka sangat memuaskan (excellent)
Bila nilai 2,00 – 2,75, maka memuaskan (satisfied)
Kemudian dalam penyajiannya menggunakan distribusi frekuensi
dengan persentase dengan rumus sebagai berikut :
100% x SM
SPP
Keterangan :
P : Persentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
SP : Skor yang diperoleh
SM : Skor maksimal
2. Bivariat
Cara analisis data yang digunakan adalah analisis bevariate yang
dilakukan antar variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
(Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui hubungan kepribadian dosen,
motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D-III
Kebidanan Stikes ICME Jombang menggunakan uji pearson’s product
moment coefficient correlation dengan rumus sebagai berikut :
r =
2222 Y-YNXXN
YX-XYN
Keterangan :
r : Koefisien korelasi
N : Jumlah responden
X : Nilai setiap pertanyaan
Y : Jumlah seluruh pertanyaan
(Arikunto, 2006)
Tabel 3.11 Interpretasi nilai r
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,1990,200-0,3990,400-0,5990,600-0,7990,800-1,00
Sangat rendahRendahSedangKuatSangat kuat
(Sumber : Sugiyono, 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Uji Multivariat
Uji ini untuk mengetahui hubungan lebih dari satu variabel independen
dengan satu variabel dependen yang dilakukan pada waktu yang bersamaan
(Notoatmodjo, 2010). Uji dimulai dengan uji regresi linier sederhana dan
dilanjutkan dengan uji linear ganda. Pada uji regresi linier sederhana
hanya ada satu variabel independen dihubungkan dengan satu variabel
dependen.
Rumusnya : Y = a + bX + c
Keterangan :
Y : Variabel dependen
X : Variabel independen
a : Intercep, perkiraan besarnya rata-rata variabel Y ketika nilai
variabel X = 0
b : Slope, perkiraan besarnya perubahan nilai variabel Y bila nilai
variabel X berubah satu unit pengukuran.
e : Nilai kesalahan (error) yaitu selisih antara nilai Y individual yang
teramati dengan nilai Y yang sesungguhnya pada titik X tertentu.
(Hartono, 2009)
Uji regresi linier ganda merupakan analisis hubungan antara beberapa
variabel dependen dengan variabel independen, dengan rumus : Y
(Prestasi belajar) = a + b1X1 (Kepribadian dosen) + b2X2 (Motivasi) +
bkX3 (Minat) + e . Variabel yang diikutsertakan dalam analisis multivariate
adalah variabel yang mempunyai nilai (-value) < 0,25 pada analisis
bivariat. Metode yang digunakan dalam pemodelan ini adalah metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
backward, yaitu dengan memasukkan semua variabel independen dalam
permodalan tersebut, kemudian satu persatu variabel independen
dikeluarkan berdasarkan kriteria statistik tertentu (Hastono, 2009). Kriteria
pengeluaran (-out) adalah 0,10, artinya variabel yang mempunyai lebih
besar atau sama dengan 0,10 dikeluarkan dari model.
4. Uji prasarat analisis multivariat untuk regresi linier ganda
Agar inferensi yang dilakukan valid, maka dalam analisis regresi
dianjurkan untuk mengikuti kaidah-kaidah yang dipersyaratkan. Uji prasarat
analisis regresi meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji kerandoman
(autokorelasi/eksistensi), uji independensi dan uji homoscedacity (Hastono,
2009).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran suatu
variabel acak berdistribusi normal atau tidak. Variabel independen
harus mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel
dependen. Banyak uji normalitas yang dapat digunakan yaitu koefisien
varian, rasio skewness, rasio kurtosis, histogram, boxplot, normal Q-Q
plot, detrended Q-Q plot, Kolmogorov-Smirnov (untuk sampel yang
besar lebih dari 50) atau shopiro-Wilk (untuk sampel kecil yang
kurang dari 50) (Dahlan, 2008).
b. Uji linieritas
Uji linieriatas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis merupakan data yang berbentuk regresi linier. Nilai mean
dari variabel dependen untuk kombinasi variabel dependen pertama,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kedua dan seterusnya terletak pada garis/bidang linier yang dibentuk
dari persamaan regresi. Untuk mengetahui asumsi linieritas dapat
diketahui dari uji Anova (overall F test). Bila signifikan (-value) <
alpha, maka model berbentuk linier.
c. Uji indepedensi/variabel
Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara variabel bebas, yaitu antara X1 (Kepribadian dosen), X2
(Motivasi) dan X3 (Minat), independensi ini untuk mengetahui suatu
keadaan dimana masing-masing nilai Y (Prestasi belajar) bebas satu
sama lain. Jadi tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak
diperbolehkan nilai observasi yang berbeda diukur dari satu individu
yang diukur dua kali. Untuk mengetahui asumsi ini, dilakukan dengan
mengeluarkan Durbin Watson. Bila nilai Durbin Watson -2 sampai
dengan +2 maka asumsi independensi terpenuhi. Sebaliknya jika nilai
Durbin Watson < -2 dan > +2 maka asumsi independensi tidak terpenuhi.
5. Pengujian Hipotesis
Setelah uji prasarat analisis dipenuhi maka akan dilaksanakan pengujian
hipotesis yang telah diajukan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan statistik
pearson product moment dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Untuk
menguji variabel yang paling dominan berhubungan dengan variabel dependen
dilakukan dengan uji regresi linier sederhana dilanjutkan dengan uji linier
ganda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Stikes Insan Cendekia Medika Jombang merupakan salah satu sekolah
tinggi ilmu kesehatan yang berada di Wilayah Kabupaten Jombang yang
memiliki 3 kampus terdiri dari : Kampus A beralamat di Jalan Hasyim Asy’ari
171 Desa Mojosongo, kampus B beralamat di Jalan Halmahera No. 33
Kaliwungu dan kampus C beralamat di Jalan Kemuning No. 57-A
Candimulyo Jombang.
Stikes ICME Jombang memiliki visi meningkatkan kemampuan dan
daya saing tenaga kesehatan baik nasional maupun internasional serta mampu
meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terbentuk
manusia berakhlakul karimah yang sehat jasmani, rohani dan sosial serta
mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan.
Stikes ICME Jombang dipimpin oleh Ketua Stikes Dr. M. Zainul Arifin,
M.Kes dan berada di bawah Yayasan Samudra Ilmu Cendekia yang dipimpin
oleh Bapak H. Bowo Sanyono.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini disajikan secara berurutan mulai univariat, bivariat
dan multivariate. Pada bagian akhir dilakukan pembahasan dan keterbatasan
penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Prodi D-III Kebidanan Stikes ICME
Jombang Kampus C mulai bulan Maret dan April 2012, dari 77 angket yang
dibagikan kepada responden semua diisi lengkap sesuai dengan
6464
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Proses analisis data penelitian ini
menggunakan komputer. Hasilnya sebagai berikut :
1. Deskriptif Data
Deskriptif data pada penelitian ini menggambarkan tentang
kepribadian dosen, minat, motivasi dan prestasi belajar. Hasil analisis
gambaran ketiga variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kepribadian dosen
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi kepribadian dosen Prodi D III KebidananStikes ICME Jombang
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Kepribadian dosen
BaikKurang
4136
53,2 %46,8 %
Jumlah 77 100 %Sumber : Data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat
diketahui bahwa kepribadian dosen baik merupakan frekuensi yang
tertinggi 53,2%, sehingga kepribadian dosen tergolong sedang.
b. Minat belajar
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi minat belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Minat belajar MinatTidak minat
3839
49,4 %50,6 %
Jumlah 77 100 %Sumber : Data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat
diketahui bahwa minat belajar mahasiswa tidak minat merupakan frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
yang tertinggi 50,6%, sehingga tidak minat belajar mahasiswa tergolong
sedang.
c. Motivasi belajar
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi motivasi belajar mahasiswa Prodi D III kebidanan Stikes ICME Jombang
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Motivasi belajar PositifNegatif
4829
62,3 %37,7 %
Jumlah 77 100 %Sumber : Data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat
diketahui bahwa motivasi belajar mahasiswa yang positif merupakan
frekuensi yang tertinggi 62,3%, sehingga motivasi mahasiswa tergolong
kuat.
d. Prestasi Belajar
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi prestasi belajar di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
Variabel Kategori Frekuensi Persentase
Prestasi belajar PujianSangat memuaskanMemuaskan
8618
10,479,210,4
Jumlah 77 100 %Sumber : Data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi tersebut di atas dapat
diketahui bahwa prestasi belajar mahasiswa sangat memuaskan merupakan
frekuensi yang tertinggi 79,2%, sehingga prestasi belajar tergolong kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2. Uji Prasyarat
a. Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui penyebaran suatu
variabel acak berdistribusi normal atau tidak. Variabel independen
harus mempunyai distribusi normal untuk setiap pengamatan variabel
dependen.
1) Kepribadian dosen
Tabel 4.5 Normalitas data kepribadian dosen di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
VariabelKolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.Kepribadian dosen 0,095 77 ,080
Sumber : Data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.5 normalitas data kepribadian dosen
tersebut di atas menunjukkan -value (0,080) yang lebih besar dari
alfa (α = 0,05), maka dapat diambil kesimpulan kedua kelompok
data kepribadian dosen mempunyai distribusi normal.
2) Motivasi
Tabel 4.6 Normalitas data motivasi mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
VariabelKolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.Motivasi 0,100 77 ,056
Sumber : Data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.6 normalitas data motivasi mahasiswa
tersebut di atas menunjukkan -value (0,056) yang lebih besar dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
alfa (α = 0,05), maka dapat diambil kesimpulan kedua kelompok
data motivasi mahasiswa mempunyai distribusi normal.
3) Minat
Tabel 4.7 Normalitas data minat mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
VariabelKolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.Minat 0,094 77 ,091
Sumber : Data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.7 normalitas data minat mahasiswa tersebut
di atas menunjukkan -value (0,091) yang lebih besar dari alfa (α =
0,05), maka dapat diambil kesimpulan kedua kelompok data minat
mahasiswa mempunyai distribusi normal.
b. Uji linieriatas
Uji linieriatas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
akan dianalisis merupakan data yang berbentuk regresi linier.
Tabel 4.8 Hasil analisis regresi linier berganda kotak anova variable predictor minat, kepribadian dosen, motivasi mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
Anovab
Model Sum of square
DfMean
SquareF Sig.
1 RegressionResidualTotal
4,60511,39516,000
37376
1,5350,156
9,835 0,000a
a. Predictors: (constant), Minat, Kepribadian dosen, Motivasib. Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswa
Berdasarkan tabel 4.8 di atas bahwa hasil uji F menunjukkan nilai
-value (0,000) yang berarti pada alfa 5% dapat dinyatakan bahwa
model regresi tersebut cocok (fit) dengan data yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
c. Uji indepedensi/variabel
Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas, yaitu antara kepribadian dosen,
motivasi belajar mahasiswa dan minat belajar mahasiswa.
Tabel 4.9 Hasil uji independensi kotak model summary variable predictor minat, kepribadian dosen, motivasi mahasiswa di Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
Anovab
Model RSum of square
DfMean
SquareDurbin –Watson
1 0,537a 0,288 0,259 0,39508 1,475
a. Predictors: (constant), Minat, Kepribadian dosen, Motivasib. Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswa
Berdasarkan tabel 4.9 di atas bahwa nilai Durbin-Watson (1,475)
antara minus dua (-2) sampai dua (2), maka dapat diartikan tidak ada
gejala korelasi antarvariabel independen (multikolinearitas).
3. Pengujian Hipotesis
Hubungan kepribadian kepribadian dosen, motivasi, dan minat
dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan di Stikes ICME
Jombang
Tabel 4.10Analisis hubungan kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan di Stikes ICME Jombang
Variabel Independen
Pearson Correlation (r) -value
Kepribadian dosenMotivasiMinat
0,4000,3530,285
0,0000,0020,012
Variabel dependen: Prestasi belajarSumber : Data primer tahun 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.10 di atas menunjukkan hubungan antara kepribadian
dengan prestasi belajar dengan tingkat hubungan sedang dimana nilai
pearson correlation (r) sebesar 0,400. Hubungan ini berpola positif,
artinya semakin baik kepribadian dosen, maka prestasi belajar mahasiswa
semakin baik pula. Hasil uji statistik menunjukkan -value (0,000) yang
lebih kecil dari alfa (α = 0,05), artinya ada hubungan yang bermakna
antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa. Variabel ini
memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji multivariat.
Tabel 4.10 di atas menunjukkan hubungan antara motivasi dengan
prestasi belajar dengan tingkat hubungan rendah dimana nilai pearson
correlation (r) sebesar 0,353. Hubungan ini berpola positif, artinya
semakin baik motivasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan, maka
prestasi belajar mahasiswa semakin baik pula. Hasil uji statistik
menunjukkan -value (0,002) yang lebih kecil dari alfa (α = 0,05), artinya
ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan prestasi belajar
mahasiswa. Variabel ini memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji
multivariat.
Tabel 4.10 di atas menunjukkan hubungan antara minat dengan
prestasi belajar dengan tingkat hubungan rendah dimana nilai pearson
correlation (r) sebesar 0,285. Hubungan ini berpola positif, artinya
semakin baik minat belajar mahasiswa Prodi D III kebidanan, maka
prestasi belajar mahasiswa semakin baik pula. Hasil uji statistik
menunjukkan -value (0,012) yang lebih kecil dari alfa (α = 0,05), artinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
ada hubungan yang bermakna antara minat dengan prestasi belajar
mahasiswa.
Untuk menguji variabel yang paling dominan berhubungan dengan
variabel dependen dilakukan dengan uji regresi linier sederhana dilanjutkan
dengan uji linier ganda.
a. Regresi linier sederhana
Regresi linier sederhana ini dilakukan dengan tujuan untuk
membuat perkiraan (predikasi) nilai suatu variabel (variabel dependen)
melalui variabel lain (variabel independen). Hasil analisis regresi linier
sederhana dirangkum dalam tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.11Analisis regresi linier sederhana variabel kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
VariabelIndependen
R R2 Persamaan GarisY = a + bx + e -value
Kepribadian dosen 0,400 0,160 Prestasi belajar = 1,440 + 0,365*kepribadian dosen + 0,097
0,000
Motivasi 0,353 0,124 Prestasi belajar = 1,461 + 0,332* motivasi + 0,102
0,002
Minat 0,285 0,081 Prestasi belajar = 1,612+ 0,260*minat + 0,285
0,012
Variabel dependen : Prestasi belajar Sumber : Data Primer tahun 2012
Tabel 4.11 di atas memberikan gambaran bahwa hubungan antara
kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa bersifat sedang
(r = 0,400) berpola positif, artinya semakin baik kepribadian dosen maka
prestasi belajar mahasiswa semakin baik. Nilai koefisien determinasinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
0,160, artinya persamaan garis regresi yang diperoleh menerangkan
bahwa prestasi belajar mahasiswa hanya ditentukan 16 % yang berasal
dari kepribadian dosen, sisanya ditentukan oleh variabel lain, pada
tingkat kepercayaan 95%. Persamaan garis regresi yang didapat kurang
baik untuk menjelaskan variabel prestasi belajar mahasiswa. Hasil uji
statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepribadian
dosen dengan prestasi belajar mahasiswa (=0,000).
Tabel 4.11 di atas memberikan gambaran bahwa hubungan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa bersifat rendah
(r = 0,353) berpola positif, artinya semakin baik motivasi maka prestasi
belajar mahasiswa semakin baik. Nilai koefisien determinasinya 0,124,
artinya persamaan garis regresi yang diperoleh menerangkan bahwa
prestasi belajar mahasiswa hanya ditentukan 12,4% yang berasal dari
motivasi belajar, sisanya ditentukan oleh variabel lain, pada tingkat
kepercayaan 95%. Persamaan garis regresi yang didapat kurang baik
untuk menjelaskan variabel prestasi belajar mahasiswa. Hasil uji
statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (=0,002).
Tabel 4.11 di atas memberikan gambaran bahwa hubungan
antara minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa bersifat sangat
rendah (r = 0,285) berpola positif, artinya semakin baik minat belajar maka
prestasi belajar mahasiswa semakin baik. Nilai koefisien
determinasinya 0,081, artinya persamaan garis regresi yang diperoleh
menerangkan bahwa prestasi belajar mahasiswa hanya ditentukan
0,81% yang berasal dari minat belajar, sisanya ditentukan oleh variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
lain, pada tingkat kepercayaan 95%. Persamaan garis regresi yang
didapat kurang baik untuk menjelaskan variabel prestasi belajar mahasiswa.
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa (=0,012).
b. Regresi linier berganda
Metode yang digunakan untuk melakukan analisa regresi linier
berganda adalah metode enter. Sama halnya pada regresi linier
sederhana, variabel yang dimasukkan dalam regresi linier berganda
adalah variabel yang memiliki -value 0,025 pada saat dilakukan uji
korelasi pada bivariat. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12Hasil analisis regresi linier berganda model summary prediktorprestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
Model Summaryb)
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 0,537a 0,288 0,259 0,39508
a Predictors: (Constant), Minat, Kepribadian dosen, Motivasib Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswaSumber : data primer tahun 2012
Koefisien determinasinya adalah 0,288, artinya variabel minat,
kepribadian, dan motivasi hanya menjelaskan 28,8% dari prestasi
belajar mahasiswa, atau dengan kata lain prestasi belajar mahasiswa
28,8% ditentukan oleh minat, kepribadian, dan motivasi belajar
mahasiswa, pada tingkat kepercayaan 95%, sementara sisanya oleh
ditentukan oleh variabel lain. Hasil ini dapat dikatakan bahwa model ini
kurang baik untuk menjelaskan prestasi belajar mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 4.13Hasil analisis regresi linier berganda kotak coefficients variabelkepribadian dosen, motivasi dan minat dengan variabel prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.BStd.
Error Beta1 (Constant)
Kepribadian dosenMotivasiMinat
0,832
0,3090,2080,239
0,222
0,0940,0980,091
0,3380,2220,262
3,746
3,2702,1262,625
0,000
0,0020,0370,011
a Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswaSumber : Data primer tahun 2012
Setelah dilakukan analisis regresi linier berganda di atas yang
menggunakan metode enter, variabel independen yang paling
berhubungan dan masuk dalam model adalah kepribadian dosen
mahasiswa. Dengan demikian dapat disimpulkan variabel yang paling
berhubungan/berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah
variabel kepribadian dosen.
Tabel 4.14Hasil analisis regresi linier berganda kotak Anova variabelpredictor prestasi belajar mahasiswa Prodi D III Kebidanan Stikes ICME Jombang
ANOVAd
ModelSum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 RegressionResidualTotal
4,60511,39516,000
37376
1,5350,156
9,835 0,000a
c Predictors: (Constant), minat, kepribadian dosen, motivasi d Dependent Variable: Prestasi belajar mahasiswaSumber : Data primer tahun 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Hasil uji F menunjukkan nilai = 0,000 yang berarti pada alfa
(α = 0,05) dapat dinyatakan bahwa model regresi tersebut cocok (fit)
dengan data yang ada. Ketiga variabel tersebut di atas secara signifikan
dapat memprediksi variabel prestasi belajar mahasiswa. Jika menggunakan
rumus regresi linier berganda ini :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e dimana adalah e = Z x SEE
Diketahui SEE adalah standart error of the estimate (tabel 4.13
kotak model summary) dan Z dapat dilihat dari tabel Z dengan tingkat
kepercayaan 95% adalah 1,96. Persamaan regresi linier bergandanya
prestasi belajar mahasiswa adalah :
Prestasi belajar mahasiswa = 0,832 + 0,309 kepribadian dosen + 0,208 motivasi + 0,239 minat + 0,774
Persamaan ini memperkirakan variabel prestasi belajar mahasiswa
akan naik sebesar 0,309 bila kepribadian dosennya baik, ditambah
0,208 bila motivasi belajar baik, ditambah 0,239 bila minat belajar baik.
Persamaan ini dipengaruhi oleh error sebesar + 0,774. -value masing-
masing, dimana -value tersebut < alfa (α = 0,05), maka kepribadian
dosen, motivasi, minat dapat menentukan prestasi belajar mahasiswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
C. Pembahasan
1. Hubungan antara kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan (Hamalik, 2010). Dari proses belajar-mengajar ini akan
diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau
dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar (prestasi) (Sardiman,
2011). Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara
dua unsur manusiawi, yakni siswa (mahasiswa) sebagai pihak yang belajar
dan guru (dosen) sebagai pihak yang mengajar (Sardiman, 2011). Di
tangan para gurulah (dosen) terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan. Setidaknya ada tiga unsur yang harus
terdapat dalam proses belajar mengajar, yaitu siswa/mahasiswa dengan
segala karakteristiknya untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
melalui berbagai kegiatan belajar; guru/dosen yang mengusahakan
terciptanya situasi dalam mengajar sehingga terjadinya proses pengalaman
belajar; dan tujuan yaitu sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan
belajar. Dengan demikian proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai
suatu rangkaian interaksi antara siswa (mahasiswa) dan guru (dosen)
dalam rangka mencapai tujuannya. (Syamsudin, 2007).
Hasil penelitian ini ditemukan ada hubungan yang bermakna antara
kepribadian dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2008) di SMK Negeri 1
Surakarta menunjukkan bahwa ada pengaruh yang berarti (signifikan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
antara variabel kepribadian guru dan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar PKN pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2007/2008. variabel kepribadian dosen memberikan sumbangan relatif
besar sekitar 16 %.
Hasil penelitian Kurniawan ini dapat dipahami, karena untuk
pembelajaran di sekolah menengah atas, peran guru masih sangat dominan
dibandingkan siswa itu sendiri. Di sekolah menengah masih kental dengan
teacher center learning (TCL). Teacher centered learning (TCL) adalah
suatu sistem pembelajaran dimana guru atau dosen menjadi pusat dari
kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Di sini
ilmu di transfer secara cepat dari guru atau dosen kepada mahasiswa
secara satu arah, sehingga daya serap dari mahasiswa lemah karena hanya
mendengarkan dari dosen (Putra, 2009). Karena sistemnya seperti itu,
sehingga kepribadian dosen yang baik sangat berpengaruh terhadap proses
belajar yang akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Kekurangan atau kelemahan dari sistem pembelajaran Teacher
Centereded Learning ( TCL ) adalah ternyata membuat mahasiswa pasif
karena hanya mendengarkan kuliah, kreativitas mereka kurang terpupuk atau
bahkan cenderung tidak kreatif, dosen lebih banyak melakukan belajar
mengajar dengan bentuk ceramah ( lecturing ), dan pada saat mengikuti kuliah
atau mendengarkan ceramah, mahasiswa sebatas memahami saja sambil
membuat catatan, dosen mempunyai peran dalam pencapaian hasil
pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model
ini berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
adalah bagaimana dosen bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada
hanyalah transfer pengetahuan (Hadi, 2007).
Berbeda dengan di Perguruan Tinggi, tugas pembelajaran telah
bergeser dari dosen ke peserta didik, dalam hal ini mahasiswa. Oleh sebab
itu hasil penelitian ini hubungannya masih lemah atau bersifat sedang dan
koefisien determinannya juga kecil, yaitu 28,8%, karena pembelajaran di
perguruan tinggi masih menggunakan sistem student center learning (SCL).
Student centered learning (SCL) adalah suatu model pembelajaran
yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar, sementara
peran dosen pada strategi pembelajaran ini adalah mendampingi mahasiswa
dalam belajar, mengarahkan garis besar kegiatan yang harus dilakukan
mahasiswa. Model pembelajaran pengembangan keterampilan yang
mengaktifkan mahasiswa, dimana peserta didik melakukan banyak kegiatan
belajar dalam mencari informasi, terutama informasi pembelajaran (Hadi,
2007).
2. Hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa.
Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan, motivasi dalam pengajaran yaitu meningkatkan tingkat
berhasil atau gagalnya perbuatan belajar mahasiswa. Suatu pekerjaan atau
kegiatan belajar itu akan berhasil baik kalau disertai dengan ”pujian”. Aspek
”pujian” ini merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar
dengan giat (Sardiman, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Hasil penelitian ini ditemukan ada hubungan yang bermakna antara
motivasi dengan prestasi belajar mahasiswa, hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Zuhri (2010) di Poltekkes Surakarta menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara motivasi dengan prestasi belajar
mahasiswa Prodi D III Fisioterapi Poltekkes Surakarta dengan derajat
hubungan tersebut sedang.
Hasil penelitian Zuhri ini dapat dipahami, karena seorang yang masuk
pendidikan bidan kesehatan bila disertai dengan motivasi yang tinggi maka
akan muncul semangat yang tinggi dan selalu memprioritaskan kegiatannya
untuk kepentingan belajar sehingga memperoleh hasil atau prestasi secara
optimal. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan dengan (Sardiman,
2011), bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi intrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar (mahasiswa)
dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, memungkinkan
menimbulkan rasa rendah diri. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini
sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan
(Sardiman, 2011). Oleh sebab itu hasil penelitian ini hubungannya lemah
atau bersifat rendah dan koefisien determinannya juga sangat kecil, yaitu
12,4%, karena kekurangan yang ada pada diri mahasiswa dianggap
sebagai penghambat dalam berprestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Motivasi yang kurang dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara
seperti memberi ulangan, memberi nilai dan memberi umpan balik
(feedback), diciptakan kompetisi, memberi hadiah (reward) maupun
hukuman (punishment) (Zuhri, 2010).
3. Hubungan antara minat dengan prestasi belajar
Minat merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang (Slameto,
2010). Minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul
akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan, sehingga minat akan selalu
berkait dengan kebutuhan keinginan. Proses belajar itu akan berjalan
lancar kalau disertai dengan minat (Sardiman, 2011).
Hasil penelitian ini ditemukan ada hubungan yang bermakna antara
minat dengan prestasi belajar mahasiswa, hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Zuhri (2010) di Poltekkes Surakarta menunjukkan
bahwa ada hubungan positif antara minat dengan prestasi belajar
mahasiswa Prodi D III Fisioterapi Poltekkes Surakarta dengan derajat
hubungan tersebut rendah.
Hasil penelitian Zuhri (2010), menerangkan ternyata minat untuk
memasuki D III fisioterapi merupakan salah satu faktor terhadap
keberhasilan prestasi belajar. Mahasiswa yang mempunyai minat yang
baik akan lebih terfokus, terarah dalam proses pembelajaran selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Sehingga potensial akan lebih berhasil dalam belajar dengan diwujudkan
dalam prestasi belajar yang lebih baik.
Namun hubungan antara minat dengan prestasi belajar adalah
rendah dan koefisien determinasinya sangat kecil 0,81%, hal ini potensial
karena substansi pendidikan prodi D-III Kebidanan belum tersosialisasi
secara efektif di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sehingga mahasiswa
yang masuk D-III kebidanan banyak tidak diikuti dengan minat yang
cukup. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh juga akan lebih banyak
dipengaruhi situasi dan kondisi saat proses belajar itu sendiri.
4. Hubungan antara kepribadian dosen, motivasi dan minat dengan
prestasi belajar mahasiswa
Terlihat pada koefisien determinasi berganda (R2) sebesar = 0,288
artinya 28,8% variasi variabel prestasi belajar mahasiswa di Program Studi
D-III Kebidanan Stikes ICME Jombang dapat dijelaskan oleh variabel
kepribadian dosen, motivasi dan minat sedangkan sisanya (100%-28,8% =
71,2%) disebabkan oleh faktor lain.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa semua variabel bebas
(kepribadian dosen, motivasi dan minat) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel prestasi belajar. Hal ini dapat ditunjukkan pada hasil uji
F yaitu nilai F hitung (9,835) dan nilai sig. 0,000 < 0,1. Hasil analisis
dapat disajikan dengan persamaan regresi linier ganda, sebagai berikut :
Prestasi belajar mahasiswa = 0,832 + 0,309 kepribadian dosen + 0,208
motivasi + 0,239 minat + 0,774
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Koefisien variabel kepribadian dosen sebesar 0,309 bertanda positif,
artinya kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan kenaikan 0,309
skor prestasi belajar. Koefisien variabel motivasi sebesar 0,208 bertanda
positif, artinya kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan kenaikan
0,208 skor prestasi belajar. Koefisien variabel minat sebesar 0,239
bertanda positif, artinya kenaikan 1 skor variabel ini akan mengakibatkan
kenaikan 0,239 skor prestasi belajar mahasiswa di Program Studi D-III
Kebidanan Stikes ICME Jombang.
Variabel bebas yang mempunyai pengaruh terbesar terhadap
prestasi belajar mahasiswa di Program Studi D-III Kebidanan Stikes
ICME Jombang adalah kepribadian dosen. Kepribadian dosen mempunyai
pengaruh lebih besar dibanding variabel bebas lainnya.
Kepribadian dosen yang baik merupakan sikap, tingkah laku dosen
yang baik dipandang norma-norma sosial. Dengan karakter atau watak
yang baik mencerminkan seorang dosen yang berpotensi, memiliki
kemampuan atau skill yang berkualitas. Untuk itu, seorang dosen harus
mengarahkan segala potensi yang ada di dalam dirinya dan segala
kemampuannya untuk keberhasilan proses belajar mengajar pada
mahasiswanya. Potensi diri yang dimaksud dapat berbentuk sifat/
kepribadiannya, sementara kemampuan yang dimaksud termasuk
kemampuan dosen dalam mengajar, sehingga mahasiswa terdorong untuk
belajar dalam rangka mencapai tujuan belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
D. Keterbatasan Penelitian
1. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Stikes
ICME Jombang sehingga hasil penelitian hanya bisa digeneralisis
pada institusi ini saja.
2. Alat ukur menggunakan kuesioner sehingga memungkinkan jawaban
yang bersifat subjektifitas dari responden.
3. Alat ukur dokumen menggunakan hasil Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) dimana bisa terjadi ketidakvalidan dari hasil belajar tersebut
dikarenakan IPK mahasiswa terkadang tidak murni mewakili hasil
dari apa yang sudah didapat mahasiswa selama menjalani perkuliahan.
Dan tidak semua faktor yang mempengaruhi Indeks Prestasi
mahasiswa diteliti. Faktor tersebut antara lain lingkungan, pergaulan,
kondisi kesehatan, dan kondisi keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
i. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara kepribadian
dosen dengan prestasi belajar mahasiswa.
2. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
3. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara minat
belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
4. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna dengan antara kepribadian
dosen, motivasi, dan minat belajar dengan prestasi belajar mahasiswa.
ii. Implikasi Penelitian
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan kesimpulan di atas, mengenai hubungan kepribadian
dosen, motivasi belajar, dan minat belajar mahasiswa dengan prestasi
belajar mahasiswa yang membuktikan bahwa, semakin baik kepribadian
dosen dalam mengajar, motivasi dalam proses belajar dan minat belajar
mahasiswa maka prestasi belajar juga ikut meningkat. Sehingga dosen
seyogyanya dapat menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar dan
kebutuhan mahasiswa terpenuhi. Dosen juga harus menampilkan diri
sebagai figure yang terampil dan bisa menjadi suri tauladan mahasiswanya,
8384
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
sehingga mahasiswa dapat berkembang secara optimal yang dimanifestasikan
dengan kegiatan belajar yang efektif. Seorang yang masuk pendidikan
bidan kesehatan bila disertai dengan motivasi yang tinggi maka akan muncul
semangat yang tinggi dan selalu memprioritaskan kegiatannya untuk
kepentingan belajar sehingga memperoleh hasil atau prestasi secara optimal.
Mahasiswa yang mempunyai minat yang baik akan lebih terfokus, terarah
dalam proses pembelajaran selanjutnya, sehingga potensial akan lebih berhasil
dalam belajar dengan diwujudkan dalam prestasi belajar yang lebih baik.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka hasil penelitian ini
bisa dijadikan pertimbangan bagi pengelola akademik guna perbaikan dan
peningkatan mutu bagi para dosen dalam arti tidak hanya menyampaikan
materi ajar tapi harus tetap memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari
mahasiswa, dosen dipacu untuk menerapkan tugasnya sebagai pendidik dan
pembimbing, sehingga dapat memberikan motivasi belajar mahasiswa yang
dapat menimbulkan minat belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan
proses belajar.
iii. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi tersebut, maka peneliti
menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi Direksi Prodi D III Kebidanan dan Ketua Stikes Icme Jombang
a. Meningkatkan standar pendidikan dosen sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu minimal strata 2 diutamakan pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
in line, dan mencari dosen tidak tetap yang memiliki kualifikasi yang
dipersyaratkan.
b. Peningkatan kemampuan mengajar dosen melalui pendidikan Akta
mengajar, pelatihan pekerti dan applied approach (AA), agar
kemampuan mengajar dosen meningkat dan mempersyaratkan pada
dosen tidak tetap untuk memiliki sertifikasi pekerti dan AA tersebut.
c. Perlu pembinaan yang terus-menerus terhadap kepribadian dosen agar
terbentuk pribadi yang berperilaku luhur, semangat dan memiliki jiwa
kepemimpinan yang kuat.
2. Bagi para dosen Prodi D III Kebidanan Stikes Icme Jombang
a. Untuk terus meningkatkan kualitas pribadi melalui pengembangan diri
sendiri dengan membaca dan mengkaji literatur tentang proses
pembelajaran yang baik.
b. Meningkatkan kemampuan social meliputi kemampuan untuk
menyesuaikan diri kepada tujuan kerja dan lingkungan sekitar sewaktu
menjalankan tugas sebagai pengajar.
c. Meningkatkan motivasi, minat belajar mahasiswa pada awal proses
belajar mengajar sebagai data dasar dalam memberikan pembinaan
d. Penyelenggaraan proses belajar mengajar yang didukung oleh sarana
dan prasarana serta SDM yang memadai sehingga dapat menumbuh-
kembangkan minat belajar bagi mahasiswa serta memiliki rasa
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan dan idealisme.
e. Meningkatkan komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketaqwaan dan akhlak mulia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
f. Meningkatkan kemampuan personal meliputi penampilan sikap positif
atas situasi kerja sebagai pengajar dan situasi pendidikan, pemahaman
atas nilai-nilai yang seharusnya dianut oleh seorang pengajar dan
penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan
teladan anak didiknya.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa diharapkan dapat mengikuti kegiatan proses belajar
mengajar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dari institusi
pendidikan.
b. Mahasiswa disarankan memperhatikan adanya fasilitas penghargaan
bagi mahasiswa yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar
sehingga mahasiswa dapat memacu minat dan motivasi belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar.
c. Mahasiswa disarankan untuk dapat memanfaatkan fasilitas dalam
kebutuhan belajar sehingga dapat menumbuhkan semangat dan gairah
belajar.
d. Mahasiswa perlu mengasah dan meningkatkan motivasi dan minat
belajar yang telah dimiliki melalui konsultasi dengan pembimbing
akademik (PA), koordinator 1 yaitu bagian akademik pendidikan dan
fasilitas lainnya sehingga prestasi belajar akan bisa lebih dioptimalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user