gamgguan terhadap pelayaran kapal-kapal di …repository.unair.ac.id/13566/1/natalia triyayi.pdf ·...
TRANSCRIPT
NATALIA TRIYAYf
GAMGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA
D1TINJAU DAR! HUKUM LAUT IlMTERAiASiONAL
' U . m / m
T f U%
FAKULTAS H u ;am UNIVERJMTAS AIRLANwOA
1988
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL
SIMPS I
DIAJUKAN UNTUK MELEMGKAPI TUGAS DAN MEMENUHI SYARAI-SYARAT UNTUK
MENCAPAI GELAR SARJAHA HUKUM
OLEH NATALIA TRIYAYI
03821.1452
PEMBIM
ABDOEL f S • II ̂ * L • !L • M
N PS. N0T0DIP0ETOrH5iHM -M,S
PAKULTAS HUKUM UUIVEHSITAS AlftLAUGGA SURABAYA
19B8
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Untuk : Orangtu&lai, adik-adiklcu
dan sahabat-saliabatku yang
ae la lu meutberi dorongan
semangat aerta doa.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
KATA PENGAHTAIL
Puji syulcur kepada Tuhan Yang Maha 12sa atas rahmatNya sehingga saya dapat raenyclesaikan penulisan akripsi ini dan berha3il menyelesaikan etudi di Pakultaa Hukum Universitas Airlangga.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang- tua, adik^adik dan sahabat-sahabat, yang telah. memberi* kan dorongan raoril maupun materiil,
Bersama ini pula saya mtmghaturkan terima kasih kepada ;
t!* Bapak Abdoel Rasjid, S BH.r L*L*M* yang telah berkonan membimbing aaya dalam menulia skripsi, memberikan petunjuk dan earan, sexfcta monguji akripoi ini*
2. Bapak Hermauan PS. Uotodipoero, S.H., M.S., dan bapak Haryono, S.H., yang telahberkenan menguji akriptii ini*
3* Perpustakaan Universitac Airlangga yang telah menyediakan bahan bacaan dalam rangka penyusun*- an olcripoi.
Didalam akripsi ini mun^kin tordapat kekurangan- kekurangan karena perm&salahan yang a a y a bahas terus berkembang sejalan dengan vaktu. Namun saya berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat box-mitn^aat bagi para pembaca dalam rangka pengembangan studi Hukum inter-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
nasional, khususnya Hukum Laut.
Surabaya, 30 Dosembor 1988 Penulis
ill
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
da r u n isiHalaman
KATA PENGANTAR,................................ iiDAPTAR ISI• • . . . * . * * < » » . ivBAB I S PENDAHULUAN...... ................... 1
1 * Permaaalahan ; Latar Belakang BanRumusannya ......... *•.*.»• 1
2. Penjelasan Judul....... 33* Alasan Pemilihan Judul........... 94-. Tu^uan Penulisan................ * 105* Metodologi............,.......... 106. Pertanggung-jawaban Siaternatika.. 11
BAB II ; PENGATURAN DAN PENGGUNAAN PELAYARANDI TELUK PERSIA DAN SELAT HORMUZ.... , 13
1.. Pengaturan Teluk Persia.......... 1.31.1* Letak dan kondici geografia. 131.2# Kedudukan Toluk Persia..... 14-
1.2.a* Teluk Peraia adalahlaut terkurung..... . 15
1.2*1). Perairan Teluk Persiadiluar laxit wilayah.* 16
2. Ponggunaan Pelayaran Do. TolukPersia. ........................... ‘19
34 Pengaturan Pelayaran Di SolatHormuz«.................. *...... 21
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
BAB III : PEMASANGAN RAHJAU-HAHJAU DAW PENEMBAK- AH KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA OLEHIHAN DAN IRAK SEKTA AKIBAI HUKUHNYA.•.. 26
1. l'injauan Menurut Hukum Laut........ ...261*1, Kewenangan Iran Dan Irak di
Teluk Persia*....... .......... .. 271*1.a. Hak-hak negara pantai,.. 271*1*1}. ICewajiban negara pantai. 29
1*2. Pelanggaran terhadap liukum laut 312. Tinjauan Menurut Hul:um Internaaional 32
221.* Pengertian dan kotentuan-ke-tentuan intervenoi............. 32
2*2, Keterlibatan negara-negaraasing*................. ........ 372 s2.a. Keterlibatan Amerika
Serikat < ...... *..*« 382*2.b. Keterlibatan Uni Sovyet. 40
BAB IV : ALIERIMIE CARA-CARA UlfTUK MENYELESAI-KAN MASALAH-........................... ..42
, | 1, Penyelesaian Secara Damai....... .....421*1* Negosiasi.... -,................. 421fl2. Good offices clan mediasi...... ..431*3. Inquiry...................**.*,. 441*4. Konsiliaai*.. *............ .......451.5« Arbitrace...... „. „........ ......47
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Halainan2* Penyelesaian Melalui P3333 .*..*...... .. 48
2*1.* Melalui D^uan Koainanan 49
2.2. Melalui Majelis Uumiii* **»'•»-»•* • 512.3, Melalui Mahkamah. Intemaaional* 53
BAB V : PENUTUP««• *«........................... ..56
1 Kesimpulan. ,0 w **.«..«,.... ..562 * Saran.................»*.,,**.,♦........57
DAP TAR BACAAN LAMP I RAN - LA MPI RAH
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
BAB I PENDAHULUAH
1»« Permagalahan : _ Latar Belakanp; dan RuvausannyaPerang Iran-Iralc berlangaung sejak tahun 1980,
ketika Irak menyerbu Iran pada tanggal 22 September danberhasil menduduki daerah perbataean mulai bagian utarasekitar Qara**e-Shirin hingga ke aelatan aekitar Khorraui-
•ishar di bagian tiraur jalur air Shaft al Arab,Irak menyerang Iran aebab weraca terancam oleh
Ayatullah Khomeini yang dianggap iaeropunyai indikasi hen- dak mengekspor revolusi Islamnya ke negara tetangganya. Hal ini membahayakan pemerintah Irak. Lebih dari 50 per- sen penduduk Irak adalah penganut Syiah, aliran yang sa- ma dengan Khomeini 6 sedanglcan Icaum penguasa Irak umuimya dari golongan Sunni. Karena itu, Irak bertujuan hendak menumbangkan kelcuasaan Khomeini«Selain itu Irak ingin inerailiki propinsi Khuaietan yang kaya minyak dan terkenal sebagai Arabistan karona pon- duduknya orang-orang Arab, Irak berharap untuk diterima sebagai negara yang membebaslcan orang-orang Arab di lChu- sistan* dan mendapatkan otonomi atau uebagian kekuaauan di Khuisistan yang didaaarkan pada tuntutan lama terhu- dap propinsi teroebut dengan dalih ingin uielindungi pen-
"Bukan Lagi Perang Lua Nttgc.raM, ToiaDO, No*34 Thn X,18 Oktober 1980, h#14
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
duduk Arab. Melalui kemenangan melawan Khomeini, Irek berharap dapat memirupin dunia Arab dengan cara menye- imbangkan kekuatan di Teluk Persia,Irak juga ingin merebut kembali tiga pulau yaitu Abu Musa, Tumb Besar dan Tumb Ke'cil dokat Selat Hormuss, yang
2pernah. dikuasai Iran aemasa pemerintahan Shah Pahlevi.Sejnula Irak mendapat kernenangan dengan menduduki
beberapa wilayah Iran, Ketilca itu Iran baru aaja lepas dari kewelxtt di&alam negeri, dengan runtuhnya pemerintah kerajaan dibawah kekuaeaan Shah Pahlevi* Khomeini ber- hasil inenggulingkan Shah Pahlevi melalui revoluai Islam nya, lalu mendirikan Republik Islam Iran*Tetapi keiuudian terbukti Iran mampu mengungguli Irak dan berhasil merebut kembali wilayah yang telah jatuh ke tangan Irak* Hal ini tnenimbulkan kerugian yang beaar dan korban yang banyak di pihak Irak. Irak tak menduga akan wandapat perlawanan yang hebat dari Iran. Nasional- isme Iran ternyata lebih kuat daripada idealiBme per- satuan bangsa Arab.
Irak lalu menawarkan perdamaian* Presiden Saddam Husein mau menghentikan perang dan berunding asalkan Shatt al Arab dikuasainya.^ Iran monolak karena Shatt
2Ibid. h.15.
^"Sues Paman Saddam", Tempo„ No.33 Thn X t 11 Qkto- ber, 1980, h,12.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
al Arab raerupakan hale Iran yang talc dapat diganggu lagi. Shatt al Arab adalah jalur perairan sepanjang 70 mil yang memisahkan Iran-Irak menuju Teluk Persia, Kedua ne~ gara itu mengekspor rninyak melalui jalur tersebut,Dalam perjanjian Aljir 1975* Irak mengakui hak Iran untuk menggunakan jalur perairan tersebut’. Sebagai imbal- annya, Iran akan rnenghentikan bantuan subversib pada gerakan suku Kurdi di bagian utara Irak..Setelah Shah Pahlevi terguling, Irak membatalkan perjanjian itu secara sepihak.
Berbagai upaya penyeleaaian telah dilakukan oleh negara-negar ’maupun orgariisaBi-organisaei internasional, namun tidak membawa hasil.Menteri-menteri Penerangan Arab dalam Komunike akhir di Tunis pada bulan Juli 1985, mendesak Iran dan Irak agar segera mengadakan perundingan dibawah pengawasan PBB dan menandatangani perjanjian bersama berdasarkan konvensi internasional*Organisasi Konperensi Islam ( OKI ) dan tton-Blok juga telah mengeluarkan komunike bereama agar Iran dan Irak segera mengakhiri perang,Sekretaris Jendral PBB Javier Perez de Cuellar telah mengadakan pendekatan dengan mengunjungi kedua negara untuk mengupayakan penyelesaian secara damai.Dewan Keamanan PBB juga telah mengtOuarkyn Kqsoluui No. 598 yang menyerukan kedua negara untuk melakukan gencat-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
A
an senjata dan menarik mundur soluruh pasukan masing-
masing ke perbatasan internasional tanpa syarat.
Irak menerima resolusi tersebut, namun Iran menolaknya
dengan alasan resolusi tersebut lianya menguntungkan Irak
dan tidak menampung aspiraci-aspirasi Iran,
Iran mau raenghentikan perang jika PBB menyatakan
Irak sebagai agresor, kemudian baru diadakan perundlagan.
Iran mau melakukan perundingan damai jika syarat yang
diajukan dipenuhi, yaitu: penarikan mundur pasukan ke
wilayah perbatasan internasional, pembayaran kerugiaa
oleh Irak, dan penggantian ke-pomimpinan Presiden Husain.^ Irak menolak syarat-syarat itu, terutama syarat yang ter
akhir talc mungkin dilaksanalcan.Perang di darat antara Iran-Irak tersebut kemudi
an meluas menjadi perang laut di perairan Teluk Persia.
Irak menembaki tanlcer-tanker yang mengangkut minyak dari
pelabuhan Iran dan menyerang terminal minyak di pulau
Sirri dan Kharq. Iran melakukan pembalasan dengan me- nembaki. tanlcer-tanker yang mengangkut minyak Arab Saudi
dan Kuwait, yang inerupakan sekutu utaina Irak.Iran daln Irak juga menembaki kapal-kapal asing lain yang melewati teluk. Kapal-kapal itu milik negara-negara di-
luar kav/asan teluk yang memakai bendera dari negara ter-
^"Kemenangan Tinggal 3ejengkal", Tempo, No.28 Thn JtVI, 6 September 19B6, ii.27*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
tentu. Iran bahkan memasang r^njau-ranjau laut di perair
an teluk, Hal ini dapat dibuktikan dengan berhasilnya
Amerika Serikat rnemergOki .1‘regal: Iran yang sedang me-5nyebarkan ranjau.
Perang Iran-Irak juga berlcembang menjadi perang
kota. Kedua pihak saling menghantam ibu lcota negara rna-
sing-maaing dengan rudal-rudal sehingga menirnbulkan ke-
rugiari yang besar dan korban para pendudulc sipil.
Akhirnya Iran menerima baik Resolusi Dev/an Ke-
arnanan PBB No. 598 tanpa syarat pada tanggal 18 Juli 1988
aetelah Presiden Husein mengulangi seruan gencatan sen-
jata.^ Iran meiriutuskan demikian karona terdesak oleh
berbagai kesulitan ekonomi dan politik akibat perang
yang berkepanjangan, Kelcalahan beruntun yang dialami di
medan perang ikut menentukan nikap Iran tersebut,
Irak bei'hasil merebut beberapa wilayah perbatasan yang
strategis. Kedua negara lalu menyetujui gencatan aenjata
yang diiriulai tanggal 20 Agustus 1988 dan telah melakukan perundingan di Jenewa sejalc tanggal 25 Agustus 1988 di-
bawah pengawasan Sekjen PBB, yang bertujuan mengakhiri
perang. Namun gencatan senjata itu maaih aaja dilanggar,
di kawasan teluk rnaaih terjadi pertei.ipuran-pertempuran.
c•'"Kompleksitas Ketegangan di Kawasan Teluk Persia11, Jawa Eos, 23 Oktober 1987, h.VI.
^"Tanpa Syarat Iran Akhirnya Selniju JJamai", Jawa .l'oo19 Juli 1988, h.I.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Menurut Iran, jalur pelayaran minyak di i'eluk7Persia harus aman atau tidak,aman bagi sernua pihak,
Pernyataan tersebut bertentangan dengan hulcum laut internasional yang mendasarkan pada Doktrin Mare Liberum atau laut bebas dari Hugo Grotiua. Ketentuan tersebut berasal dari kebiasaan internasional yang kemudian men- jadi hukum laut tradisional, dan dipraktekan oleh negara- negara di Eropa Barat sejak abaci XVI,®
Hukum laut tradisional kemudian berkembang se- iring dengan kemajuan teknologi yang momungkinkan peng- galian sumber kekayaan alam laut yang semula talc ter- jangkau manusia. Beberapa peristiwa dunia yang tirobul ikut mempengaruhi perkembangan hukum laut, seperti Pe- rang Dunia II yang menyebabkaxi -perubahan peta politik dunia sebagai akibat merdekanya bangsa-bungsa yang baru.
Perkembangan-perkembangari tersebut melahirkan konsepsi-lconsepsi baru yang ter bent ulc menjadi hukum laut internasional modern sebagaimana tercantum dalam Konven- si-konvensi Hukum Laut di Jenew<i 1958.Seiring berjalannya v/aktu dan k&adaan, konvensi-konvenei tersebut tak dapat lagi rnemenuh.l kebutuhan di bi.dang hu-
7 "Meningkatnya Perang Itudal Iran-Irak", Jav/a Pos,15 Oktober 1,987, h.VII.
QMochtar ilusumaatmadj a > Hukum Laut .Internasional, Badan Pembinaan Ilukura NaaionaT^eparbLmen Kehakiiuan, Bina Cipta, Bandung, 1973, h.VII.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
kum laut sehingga kemudian diadakan lconperensi interna-
eional yang diprakarsai PBB untuk menyusun hukum laut
yang baru, Maka terbentulclah Konvenci PBB tentang Hukum
Laut atau UNCLOS ( United Nations Convention on The Law
of The Sea ).
UNCLOS merupakan hasil konperensi PBB tentang IIu-
kum Laut III di Teluk Montego, Jamaika, 10 Desember 19.82
UNCLOS termuat dalam dokumen PBB 13o„A/ C0iTF.62/ 122
tanggal 7 Oktober 1982* yang terdiri dari 17 bab dan 320q
pasal. UNCLOS memuat seluruh ketentuan hukum tentang
laut, diadopsi dari Konvensi-konvunsi Hukum Laut di Je- nev/a 1958 yang kemudian dilengkapi. Hukum laut yang baru
ini bertujuan mernelihara perdamaian, kcadilan, clan ka-
majuan bagi seluruh manusia.^
Berdasarkan uraian mengenai latar belalcang per-*
masalahan diatas dan ketentuan-kttentoan hukum tentajg
laut, maka dapat saya Icetenguhkan jaasalah yang akan di-
bahas dalam penulisan ini.
'Pertain*, bagaimana pengaturan dan penggunaan pelayaran
di Teluk Persia serta bagaimana pongaturan pelayaran di
^Sahono Subroto, Sunardi, Wahyono, Konvensi PBB ten- taag Hukum Laut. Cet.ke 1, Surya Indah * “̂ JaKrta, " 1 ,
,OV/0lfgang Graf Witshuia and Hojvate Platzoder,M Thu United Nations Convention on The Lav/ of The Sea: The Pros and Cons11, Law and State, Vol.28, The Institute for Scientific Coopei-ation,” Tubii70un , h.35#
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Selat Hormuz?Kedua, sejauh mana dapat dilakukan pencegahan dan pe~
nanggulangan terhadap gangguan pelayaran tersebut inenurut
hukum laut internasional, serta bagaimana akibat hukumnya?iKetiga, bagaimana cara-cara yang dapat ditempuh untuk me-
nyeleaaikan masalah tersebut?
Dari rumusan diatas, masalah tersebut akan dibahas
berdasarkan tinjauan yuridiy.
2, Pen.jelasan Judul
Penulisan skripsi ini berjudul ;" GANGGUAN TER
HADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TiJlUK PJ2RSIa DITINJaU
DARI HUKUM LAU11 INT]3HNASIOHAL.11
Yang dima'ksud dengan gangguan terhadap pelayaran
kapal-kapal di Teluk Persia adalah pernasangan ranjau -
ranjau dan penembakan rudal-rud&l terhadap kapal-kapal
yang melewati Teluk Persia, yang dilakukan oleh Iran dan
Irak.
Yang diraaksud dengan hukum laut internasional adalah bigian dari hukum internasional publik yang berisi
keteniuan-ketentuan hukum yang mengatur hubungan hukum antara subyek hukum berkenaan dengan hak /. kepentingan
di laut seperti hak atas semua suruber kekayaan alam laut
dan dasar laut, lintas laut dan lintas udara, penelitian
ilmiah kelautan, serta perlindungan lingkungan laut.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
3« Alasart Vemiliban JudulAlasan pertama, karena perang Iran-Irak telah ber-
kembang menjadi perang kota yang mengakibatkan jatuhnya
korban para penduduk sipil. Maain^-maning pihak merasa
mendapat ltemenangan dan berhasil menimhulkan kerugian
yang besar, kemudian iflengumumkamiya kepada pern dunia.
Alasan lcedua, karena perang Iran-Irak telah me-iluas menjadi perang teluk yang terbuka dan melibatkan
negara-negara lain sehingga menambab keruh situaoi.
Pemasangan ranjau-ranjau dan puiumbakan kapal-kapal di
Teluk Persia rnerupakari gangguan terhadap lalu-lintan pe
layaran internasional, yang rnerupakan kebutuhan vita],
bagi negara-negara lain yang berkepentingan dalam meng- gunakan Teluk Persia.
Alaaan ketiga, karena Iran dan Irak telah ine-
ratifikasi Konvensi-konvcnci Jenewa 1953. Irak juga te
lah meratifikasi UNCLOS 1982, s<.dang!.;ar« Iran hanya r.u-
nandatangani, namun UNCLOS 198,? ju^a bcrlaku terhadap
Iran. V/alaupun UNCLOS 1982 tidw.k diratii’ikaci, akan, tetap
diterima melalui konsensus umum masyarakat internasional sebagai. operational umum. Maka uelayaknya Iran dan Irak
molakscinakan ketontuan-ketentuan yang terdapat didalam UNCLOS 1982 secara konaekuen.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
4. Tujuan Penulisan
Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai berikut ;
a* Untulc memenuhi persyaratan akademis di Fakul-
tas Hukum Unair guna memperoleh gelar sarjana,
b. Untuk memberik£in suatu sumbangan pemikiran
terhadap masalah yang terjadi, khususnya yang
menyanglcut hukum laut,
c* Untuk mengetahui sejauh mana peranan dari hu- lcum laut terhadap masalah pemasangan ranjau-
ranjau dan penembakan kapal-kapal di l'eluk
Persia, sehubungan dengan perang Iran-Irak*
5. Metodologia. Pendekatan masalah.
Pembahasan dalam penalisan ini adalali pembahasan
dari segi hukum sehingga pendekatan masalahnya adalah
pendekatan yuridis dengan meadasavkan pada ketentuan
yang berlaku,
b. Sumber data.
Sumber data yang digunakan berupa; buku, majalah,
surat kabar, bacaan lainnya serta sumber lain yang men-
dukung yaitu informasi dari lembaga tertentu yan^ berisi
keterangan yang berkaitan dengan masalah ini.
c. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.
Pengumpulan data dengan cara mengadakan studi ke-
pustakaan dan rnenginve nt ar i s a s ilean bahan-bahan dari sum-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ber data, kemudian dari hasil pengumpulan tersebut di-
adakan pengolahan data dengan cara mengambil inti yang
terkandung. Setelah itu dilakukan pembahasan secara yu-
ridia*
d. Analisa data.
Analisa yang saya pilih adalah analisa deskriptif.
Masalah yang ada, saya analisa guna memperoleh beberapa
keaimpulan dan jawabannya,
6. Pertanggung-nawaban Sistematlka
Penulisan skripsi ini, saya bagi dalam lima bub.
Bab pertaina merupalcan bab pendahuluan karena da-
lain bab ini diuraikan mengenai Jatar belakang dari masalah yang akan dibahas.
Sebelum pembahasan masalah pokok, perlu diketuhui
lebih dulu pengaturan dan penggunaan pelayaran di Teluk
Persia serta pengaturan pelayaran di S^lat Hormuz.
Dalam bab kedua diuraikan mengenai letalc, kondisi geograi’is, dan kedudukan serta penggunaan pelayaran di
Teluk Persia..Juga diuraikan mengenai pengaturan transit
passage di Selat Hormuz. Dari aini kita akan lebih rnudali dan runtut dalam menganalisa dan membahas permasalahan.
Pada bab ketiga, pembahasan dinruhkan pada pokok
masalah. Pc-ncegahan dan pcnanggulangau terhadap ganggu-
an pelayaran ditinjau berdasarkan hukum laut internasio
nal, dikaitkan dengan kewenangan Iran dan Irak sebagai
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
negara pantai. Disini juga diurailcan mengenai campur tangan negara-negara asing sebagai akibat dari pemasangan
ranjau-ranjau dan penembakan kapal-kapal, ditinjau dari
hukum internasional.
Dalam bab keempat diurailcan mengenai cara-cara
yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah ini, ya-
itu penyelesaian secara damai'dan penyelesaian dibawah PBB,
Seperti lazimnya dalam penulisan ilmiah, diperlu-
kan kesimpulan dan saran. Ini saya letakkan pada bab
terakhir yaitu bab kelima sebagai penutup.
Saya mengambil kesimpulan setelah membahas dan rnengkaji
masalah tersebut. Kemudian dari kesimpulan itu, saya co~ ba memberikan saran-saran guna ikut mengatasinya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
PJ3NGATURAN BAN PENGGUNAAN PK1AYARAN
DI TELUK PERSIA DAN SELAT HORMUZ -
1. Pengaturan Teluk Persia
1.1.Letak dan kondisi geografis.
Teluk Persia terletak diantara Semenanjung Arab2dan Iran, mempunyai luas 241 .000 km . Dari hulu sungai
Shatt al Arab hingga muaranya di Selat Hormus, panjang-
nya lebih kurang 430 mil laut dan lebar maksimal 160 mil
laut dengan kedalaman yang paling dalam sekitar 100 me-11ter dan rata-rata tidak lebih dari 40 rneter. Bagian
yang lebih dalam ada di bagian teluk yang lebih rendah
dan sepanjang pantai pegunungan Iran.
Ada delapan negara yang letaknya mengelilingi teluk ya-
itu: Iran dan Irak yang membentang dari Selat Hormuz,
Kuwait, Saudi Arabia, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab
dan Omman yang menghadap sebelah barat Shatt al Arab,
Di kawasan Teluk Persia terkurnpul sedikitnya 60 %dari sumber minj'-ak dunia, sekitar 370 milyar barrel mi-
1'?nyak, yang terbagi dalam delapan negara teluk. ‘ Adanya
^Richard Young," The Persian Gulf", R.Churchil, K.R.Simmonda, Jane Welch, New Direction : In The Law of The Sea, Vol.Ill, The British Institute of International and Comparative Law, London, 1973, h.231.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Sumber minyak ini menjadikan negara-negara tersebut mem- peroleh penghasilan yang tinggi dari ekspor minyak burai. Selain memberikan keuntungan ekonomi, sumber minyak ini juga membaua implikasi politic dan strategis.
1*2.Kedudukan Teluk Persia.Perairan Teluk Persia dianggap sebagai bagian da
ri laut lepas, kecuali sekeliling laut wilayah. sepanjang dataran pantai* Hal ini dinyatakan oleh ahli-ahli hukumdari komite dalam Konperensi Internasional Perdagangan
1 ’*$Senjata di Jenewa tahun 1925. Menurut komite khusus, sesuai dengan pandangan Hukum Internasional* status TeLuk Persia sama dengan laut terbuka.
Teluk Persia merupakan laut terkurung ( enclosed sea ) yang digunakan untuk berbagai tujuan.**^ Perairan yang substansial dari teluk adalah vvewenang nasional di bawah rezim laut wilayah dari nogara pantai tetapi dengan hak innocent passage ( lintas damai ) untuk kapal- kapal asing*
1 2Anthony Hyman,” Security Contrains in The Gulf States", Conflict Studies, No.168, The International for Study of ConfU'c'FV'"London, h.3*
1 ̂̂ Richard Young, op.cit., h.232.
14Ibid., h,238.Lihat juga Anthony Hyman, op.cit», h.4-.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Dari delapan negara teluk, ada lima negara yang mengklaim laut wilayahnya eelebar 12 mil yaitu: Saudi Arabia pada tahun 1958, Irak pada tahun 1958, Iran pada tahun 1959* Kuwait pada tahun 1967 dan Omraan pada tahun 1972. Sedangkan Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab belum meraberikan pernyataan berapa lebar laut wilayah masing- masing, tetapi umumnya negara-negara berkembang mengklaim laut wilayahnya oelebar 12 mil. Hal ini demi rae- lindungi kepentingan-kepentingan dan menjamin keamanan negara-negara. tersebut di laut wilayah.
Tak ada ketentuan lain yang mengatur tentang per- airan diluar laut wilayah negara-negara teluk. Hal ini menyulitlcan untuk menentukan hak-hak yang timbul dari perairan di laut wilayah negara pantai, Metode lama yang biaaanya digunakan untuk memecahkan maaalah ini. adalah melalui perjanjian internasional, tetapi dalam hal ini talc ada perjanjian internasional antara negara-negara teluk, khususnya antara Iran~Irak sebagai pihak-pihak yang berperang, mengenai pengaturan Teluk Persia. Karena itu kita pergunakan saja ketentuan-ketentuan yang telah ada*
1,.2.a.Teluk Persia adalah laut terkurung ( enclosed
oca ).Hal ini dinyatakan oleh ahli hukum internaoio*-
nal Richard Young dan Anthony Hyman.Ketontuan mengenai laut terkurung dan aetengali
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
terkurung terdapat dalam UNCLOS 1982 pasal 122 dan 123,Pasal 122. menjelaskan definisi laut terkurung atau se-
15tengah terkurung : '
For the purpose of this Convention, "enclosed or semienclosed sea" means a gulf, basin, or aea surrounded by two or more state and connected to another sea or the ocean by a narrow outlet or consisting entirely or primarily of the territorial seas and exclusive economic zones of two or more coastal states.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat di- ketahul bahwa Teluk Persia termasuk laut terkurung, se~ bab Teluk Persia dikelilingi oleh beberapa negara yaitu Iran, Irak Saudi Arabia, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab dan Omman; yang dihubungkan dengan laut terbuka yaitu Arabia; oleh suatu celah sempit yaitu Selat Hormuz. Jadi Teluk Persia memenuhi syarat untuk laut terkurung*
1*2.b, Perairan Teluk Persia diluar laut wilayah- Lebar teluk yang hanya 160 mil laut sebenarnya
tidak memenuhi syarat untuk dilcategorikan kedalam laut lepas, karena.setelah dikurangi 12 mil yang merupakan laut wilayah negara pantai dan hingga aejauh 200 mil yang merupakan zona ekonomi ekaklusif, perairan teluk
^Sahono Subroto, Sunardi, Wahyono S.K*, Konvensi PBB tentang Hukum Laut, Cet.ke 1, Surya Indah, Jakarta, T9B3, fiTi'45"
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
tidak mencukupi bahkan tidak memungkinkan untuk adanya
laut lepas, bila negara-negara teluk mengklaim zona
ekonomi oksklusif. Namun diluar laut wilayah negara pan
tai, perairan Teluk Persia terbuka untuk lalu lintaa pe
layaran negara-negara martapun. Ini menurut pandangan hu
kum internasional yang berasal dari keb.iar.aan internasio
nal yang berlaku sejak dahulu. Telah berabad-abad Teluk
Persia digunakan untuk bcrbagai tcepentingan terutama d&-
lam bidang pordag&ng&n. Teluk Persia merupakan sarana
transportasi yang vital bagi para pedagang. Banyak kapal-
kapal yang merapat di pelabuhan-pelabuhan sekitar teluk.
Dibawah ini diaebutkan ke Lent.uan-ketentuan me
ngenai zona ekonomi eksklusif dan laut lepas, yang di- kaitkan dengan Teluk Persia.
Pasal 55 UNCLOS 1982 menguraikan pengertian zona
ekonomi eksklusif yaitu wilayah diluar dan berdamp.ingan
dengan Laut Teritorial, yang tunduk pada rezim hukiun
khusus^yang ditetapkan, dimana Lak-hak dan jurisdikni
negara pantai dan hak-hak stirU kehebauan-kcbebasan ne
gara lain diatur oleh ketentuan-kotentuan yang relevan dan konvensi ini.
Pasal 86 UNCLOS 1982 monguruikan pengertian laut
lepas yaitu semua bagian dari laut yang bukan termacuk
laut teritorial, perairan pedal Lilian atau perairan ke-
pulauan suatu negara, dan sona ekonomi eksklusif*
Pasal 55 berkaitan dengan .nana] 86.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Sebelum negara-negara teluk inengklaim zona ekonomi eksklusif, maka perairan teluk diluar laut teritorial merupakan laut lepas. Apabila negara-negara teluk meng- klaim zona ekonomi eksklusif, raaka Teluk Persia tidak memunglcinkan adanya laut lepas karena lebar teluk hanya 160 rail, Diluar laut teritorial negara pantai, berlaku freedom of navigation untuk pelayaran kapal-kapal asing,
Kemudian pasal 74 ayat 1 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa penetapan zona ekonomi eksklusif antara negara-negara yang pantainya berhadapan atau berdampingan harus diadakan dengan persetujuan atas dasar hukum internasional untuk mencapai suatu pemecahan yang adil. Negara-ne- gara teluk berhak mengklaira zona ekonomi eksklusif sain- pai jarak setengah dari lebar teluk yaitu 80 mil berdasarkan penarikan garis batas yang sama jarak ( equi- distance line ), atau dapat juga menetapkan zona ekonomi eksklusif dengan mengadakan persetujuan antara negara- negara tersebut.
Pasal 58 Juneto pasal 87 UNCLOS 1982 menegaskan kebebasan pelayaran di zona ekonomi eksklusif,Kebebaean itu meliputi :(a) Kebebasan pelayaran dan penerbangan;(b) Kebebasan untuk memasang kabel-kabol dan saluran
pipa-pipa dibawah permukaan laut;(c) Penggunaan lain yang sah menurut hukum internasional
yang bertalian dengan kebebasan-lcebebasan ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Ada ketentuan penting yang tercantum didalain pasal ini yang membatasi kebebasan pelayaran, Kapal-kapal asing berhak melakukan pelayaran nanmn sesuai dengan ketentuan dalam pasal ini yang menyatakan bahwa kebebasan berlayar tak boleh* diartikan secara mutlak, maka harus pula di- perhatikan kepentingan-kepentingan negara-negara lain,
Pasal 88 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa laut lepas diperuntukan bagi tujuan-tujuan damai. Ini berarti laut lepas tak boleh digunakan untuk makaud-makaud yang ber~ tentangan dengan kemanusiaan dan yang dapat merugikan kepentingan masyarakat umumnya* Hal ini juga berlaku terhadap Teluk Persia, Pemasangan ranjau-ranjau dan penembakan kapal-kapal yang dilakukan Iran dan Irak ber- tentangan dengan ketentuan pasal tersebut*
Pasal 89 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa tak satupun negara yang berhak niengklaim laut lepas menjadi kedaulat- annya* Laut lepas tidak berada dibawah kedaulatan negara tertentu, melainkan terbuka untuk seraua negara, Kapal-kapal asing berhak menggunakan perairan Teluk Persia dan melakukan pelayaran.'
2. Penggunaan Pelayaran di Teluk Persia
Kawasan Teluk Persia merupakan pengfrasil minyak yang terbeaar. Setiap hari beberapa juta barrel minyak mentah diproduksi dari ladang-ladang minyak lepas pantai yang tersebar di aepanjang teluk, Aktivitas ini menimbul-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
kan kebutuhan sarana untuk menunjang kelancaran produksi terutama yang menyangkut tranaportasi. Minyak yang di** hasilkan dari ladang-ladang minyak lepas pantai diekspor ke luar negeri melalui laut yang diangkut dengan tanker- tanker. Selain itu perairan Teluk Persia juga digunakan untuk lalu-lintas kapal-kapal niaga lainnya.. Hal ini rne- nimbulkan masalah baru mengenai pelayaran, bagaimana mengatur penggunaan perairan teluk sehingga dapat men- cakup berbagai kepentingan*
Pasal 14 Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut Wilayah dan pasal 1.7 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa setiap kapal berhak melakukan lintas damai di laut wilayah. Kemudian pada pasal 19 UNCLOS dijelaskan pengertian lintas damai yaitu sepanjang tidak melanggar kedamaian, ke- tertiban atau keamanan negara pantai. Ketentuan mengenai lintas damai ini dapat dikonfirmasikan melalui perjanji- an internasional dan peraturan hukum internasional lain- nya. Sesuai dengan ketentuan kedua pasal diatas, maka setiap kapal berhak melakukan pelayaran di laut vrilayah negara-negara kawasan Teluk Persia sepanjang tidak meng~ ganggu kedamaian, melanggar ketertiban dan keamanan.
Pasal 14 ayat 6 Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut Wilayah dan pasal 20 UNCLOS menyatakan bahwa kapal- kapal selam dan sejenisnya wajib untuk berlayar diatas permukaan laut wilayah dan harus memperlihatkan bendera- nya* Ini berarti terhadap kapal-kapal selam dan sejenis-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
nya yang berlayar di Teluk Persia berlaku ketentuan yang sama.
Pasal 23 UHC10S 1982 menegaskan bahwa kapal-kapal asing yang bertenaga nuklir dan kapal-kapal yang mem- baua muatan nuklir atau aat-zat yang berbahaya dan rne- rusak lainnya bila raelalui laut wilayah, wajib wembawa dokumen-dokumen dan memenuhi tindalcan-tindakan pen- cegahan yang ditetapkan oleh perjanjian-perjanjian in- ternasional untuk kapal-kapal demikian.Ini berarti kapal-kapal asing yang dapat digolongkan kedalam kriteria diatas, wajib memenuhi ketentuan yang ditetapkan bila melalui laut vilayali dari negara-ne&ara kawasan Teluk Persia.1
3» Pengaturan Pelayaran di Selat HormuzSelat Hormuz merupalcan bagian dari Teluk Persia
1
yang paling aempit dan merupakan jalan rnaouk menuju te-luk. Panjang Selat Hormuz 16,5 mil dan lebarnya lebih.
16kurang 26 rail* Selat Hormuz tei'masuk nelat internasio- nal karena sejak dahulu dipergunakan sebagai lalu-lintau kapal-kapal ke Teluk Persia dan dari Teluk Persia, ter- utama kapal-kapal yang mengangkut minyak.
Ketentuan mengenai selat-selat yang dipergunakan untuk pelayaran internaeional tidak diatur dalam Konven-
^Richard Young, op,cit., h,231.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
si-lconvensi Jenewa 1953* melainkan diatur dalam Bagian III UNCLOS 1982 pasal 34-45 - Berdaearkan fungainya ae~ bagai lalu-lintas pelayaran internasional, maka terhadap Selat Hormuz berlaku ketentuan mengenai transit passage yang terdapat didalam pasal 37“44> seksi 2.
Pasal 37 UNCLOS 1982 raenyatakan babwa seksi 2 berlaku terhadap selat-selat yang dipergunakan untuk pelayaran internaalonal antara satu bagian dari laut bebas atau suatu zona ekonomi eksklusif dengan bagian lain dari laut bebas atau auatu zona ekonomi eksklusif*Ketentuan ini sesuai dengan kondisi geografis Selat Hormuz yang terletak antara Laut Arabia dan Teluk Persia, yang merupakan laut bebas, dibubungkan oleh. Selat Hormuz*
Pasal 38 ayat 2 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa transit passage harus sesuai dengan kebebasan pelayaran dan lintas udara yang bersifat meneruakan dan melanjut- kan perjalanan melalui selat tetapi tidak merintangi pelayaran melalui selat dengan maksud untuk raemasuki, me- ninggalkan atau kembali dari suatu negara yang berbatas- an dengan selat itu dengan meinenuhi syarat-syarat rnasuk- nya ke negara tersebut. Berdasarkan pasal ini, maka se- tiap lcapal berhak melakukan transit passage melalui Selat Hormuz asalkan memenuhi syarat-syarat inaauk ke negara yang berbatasan dengan selat.
Pasal 39 UNCLOS 1982 menegaskan tentang kewajiban kapal-kapal dan pesawat terbang apabila melakukan transit
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
passage ; ■* Meneruskan tanpa menunda melalui atau diatas selat;- Menghentikan setiap ancaman atau penggunaan kekerasan
terhadap kedaulatan negara-negara yang berbatasan dengan selat atau dengan cara lain yang bertentangan do- ngan prinsip-prinsip hukura internasional seperti ter- cantura dalam Piagara PBB;
- Menghentikan setiap kegiatan selain dari kejadian de- ngan cara yang biasa dalara melanjutkan dan meneruskan lintas pelayaran kecuali diperlukan akibat lceadaan darurat atau karena kecelakaan;
- Memenuhi ketentuan-ketentuan lain yang relevan dalara . bagian ini.Ketentuan tersebut juga berlaku terhadap kapal-kapal yang melakukan transit passage melalui Selat Hormuz.
Pasal 41 ayat 1 UNCLOS 1982 raenyatakan bahwa negara-negara yang berbatasan dengan selat dapat menentukan alur-alur laut dan raenetapkan pemisahan lalu-lintas alur-alur untuk pelayaran di selat dengan maksud me- ninglcatkan keselamatan pelayaran.Kemudian ayat 6 menegaskan bahwa negara-negara yang berbatasan dengan selat harus secara jelao menunjukkan alur- alur laut dan pemisahan lalu-lintas alur-alur laut yang dirumuokan kedalam peta dan menguraumkannya*Selanjutnya ayat 7 menegaskan bahwa kapal-kapal yang melakukan transit passage harus monghormati alur-alur laut
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
dan pemisahan lalu-lintas alur-alur yang ditentulcan pasal ini.Sesuai dengan ketentuan-ketentuan paaal ini, malca negara- negara yang berbatasan dengan Selat Hormuz dan kapal-ka
pal yang inelalui selat tersebut v/ajib menerapkannya*
Pasal 42 ayat 1(a) UNCLOS 19Q2 menyatakan bahwa negara-negara yang berbatasan dengan selat dapat menetap- kan hukum dan peraturan-peraturan mengenai transit passage melalui selat,yang berkenaan seluruhnya atau se- bagian untuk menjaga keselamatan pelayaran dan peraturan tentang lalu^lintas laut eeporti yang ditentulcan dalam paaal 41* Kemudian ayat 2 iaenyatakan bahwa hukum dan peraturan demikian tidak akan roenimbulkan diskriminasi baik dalam bentuknya maupun kenyataannya diantara kapal- kapal aai'ag atau dalam pelakaanaannya mempunyai akibat yang bersifat mengingkari, menghambat atau mengui'angi hak transit passage seperti ditentukan dalam seksi ini. Kemudian ayat 3 dan 4 menegaakan bahwa negara-negara yang berbatasan dengan selat uajib mengumumkan seraua hukum dan peraturan-peraturan torsebut, dan kapal-kapal asing yang melakukan transit passage wajib rnenaatinya, Selanjutnya ayat 5 menyatakan bahwa negara bendera kapal atau negara tempat pendaratan kapal terbang yang mein- punyai kelcebalan kedaulatan apabila bertindak bertentang- an dengan hukum atau peraturan-peraturan demikian atau ketentuan lain yang terdapat pada bagian ini akan me-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
nimbulkan tanggung-jawab international atas setiap ke- rugian yang menimpa negara yang berbatasan dengan selat- Berdasarkan isi paaal 42, maka ketentuan-ketentuan tersebut wajib diterapkan oleh negara-negara yang berbatas- aii dengan Selat Hormuz dan kapal-kapal yang melakukan transit passage.
Pasal 44 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa negara-negara yang berbatasan dengan selat tidak diperlcdnankan raenghalangi transit passage dan rnenguiimmkan adanya ba- haya terhadap pelayaran dan lintas udara didalam atau diatas selat-selat yang telah diketahxd. Tidak boleh ada penundaan dalam transit passage.Ini berarti ketentuan tersebut uajib dijalankan oleh negara-negara yang berbatasan dengan Selat llormua demi ke- lancaran transit passage dan keselaraatan pelayaran.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
BAB III
PEMASANGAIT RAHJAU-RANJAtJ DAN
PEHEMBAKAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA.
OLEH IRAK DAW IRAK SERTA AKIBAT HUKUHiTYA
Sejalc av/al perang teluk afitara Iran.dan Irak pada
tahun 1981, banyak sekali kapal-kapal yang terkena ran-
jau dan menjadi korban cerangan rudal-rudal Iran dan
Irak. Tindakan-tind&kan itu dilaltukan Iran dan Irak laun^-
kin dcmi kepentingan nasional yang bortujuan melindungi
Iceamanan negara masing-m&sing dari cainpur tangan pihak-
pihak lain. Iran dan Irak sama-sama khawatir bila kapal-
kapal tersebut menganglcut amunisi dan persenjataan atau
memasok bantuan lainnya untuk kepentingan pihak lawan. Tindakin Iran dan Irak tersebut mengakibatkan kapal-kapal
asing yang tak ada sangkut-pautnya dengan perang teluk
menjadi korban, sebingga inorugikan negara-negara lain
serta meiabahayakan keselainatan pelayaran .international♦
1.L Tinjja.uan Menurut Hukum Laut Internaoional" Iran dan Irak aebagai negara pantai dapat member-
lakukan jurisdiksinya hanya di laut wilayali- Ada ketentu-
an-ketentuan yang mengatur tentang kevenangan negara pan
tai di laut wilayah.
as
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
1.1.Kewenangan Iran dan Irak di Teluk Persia.Iran dan Irak sebagai negara pantai inempunyai ke
wenangan tertentu di laut v/ilayah mengenai hak-hak dan kewajiban, yang tercantum didalam Konvensi Jenewa 1958 tentang Iiaut Wilayah clan UNCLOS 1982.
1.1.a.Hak-hak negara pantai.Pasal 15 ayat 1 Konvenoi Jenewa 1958 tentang La
ut V/ilayah dan pasal 21 UNCLOS raenyatakan bahwa negara pantai dapat menerapkan hukum dan peraturan perundangan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan lconvensi dan per- aturan^-peraturan hukum internasional lainnya berkenaan dengan lintas damai melalui laut wilayah yang menyangkut keselamatan pelayaran dan peraturan tentang lalu-lintas laut ( pasal 21 ayat ,T(a) ) 9 dalam hal ini di perairan Teluk Persia.
Kemudian pasal 22 ayat 1 UNCLOS menyatakan bahwa negara pantai dapat meminta kapal-kapal asing yang mem- pergunakan hak lintas damai di laut wilayah untuk mem- pergunakan alur-alur laut yang telah ditentukan untuk pengaturan lalu-lintas kapal-kapal.Selanjutnya pasal 22 ayat 2 UNCLOS menegaskan bahwa negara pantai dapat meminta kapal-kapal bertenaga nuklir, tanker, dan kapal-kapal yang membawa nuklir atau zat-zatberbahaya lainnya untuk membatasi pelayarannya pada alur alur laut.Berdasarkan pasal 22 UNCLOS diatas, Iran dan Irak dapat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
meminta kapal-kapal aaing lchususnya. yang dieebutkan diatas, imtuk mempergunakan alur-alur laut yang telah di- tentukaji bila melakukan lintas damai di laut wilayahnya, kalau perlu membatasi pelayarannya.
Dari pasal 23 UNCLOS 1982 dapat disimpulkan hak negara pantai, dalam hal ini Iivan dan Irak, untuk mewajib- kan kapal-kapal yang berteimga nuklir, membawa muatan nuklir atau zat-zat berbahaya lainnya untuk membawa dokumen-dolcumen dan mematuhi tindakan-tindakan pencegaban yang ditetapkan perjanjian-perjanjian internasional untuk kapal-kapal deraikian, bila raempergunakan hak lintas damai di laut wilayah.
Pasal 16 Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut V/ilayah dan pasal 25 UNCLOS 1982 menegaskan bahwa negara pantai dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kapal-kapal yang tidak melakukan lintas damai di laut wilayah, juga dapat mencegah pelanggaran terhadap syarat-syarat■yang mengatur masuknya kapal-kapal asing ke perairan pedalaman atau pelabuhan-pelabuhan diluar perairan pedalaman, serta manunda seraentara pelayaran ke suatu daerah dalam laut wilayah untuk me- lindungi keamanan, termasuk percobaan senjata*Berdasarkan pasal 25 UNCLOS diataa, maka Iran dan Irak dapat mencegah kapal-kapal atiing yang melakukan hal-hal diluar ketentuan-ketentuan diatas serta menunda semen- tara pelayaran kedalam laut wilayah untuk melindungi ke~
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
aroanan, Tetapi Iran dan Irak tidak berhak mencegah,'apa- lagi menembak kapal-kapal aaing yang melakukan lintas damai atau menunda sementara pelayaran kedalam laut wilayah dengan alasan untuk melindungi keamanan, Hal ini bertentangan dengan pasal tersebut.
Pasal 23 Konvensi Jenewa 1958 tentang Laut Wilayah dan pasal 30 UNCLOS 1982 menegaskan apabila sebuah kapal perang tidak memenuhi ketentuan hukum dan peraturan negara pantai mengenai pelayaran di laut wilayah, maka negara pantai dapat raemerintahlcan untuk meninggalkan laut wilayah. Berdasarkan pasal 30 UNCLOS 1982, raaka logikanya Iran dan Irak tak berhak memakaa kapal perang asing dengan kekerasan, apalagi inenembaknya agar me~ ninggalkan. laut wilayahnya, apabila kapal perang tersebut memenuhi ketentuan hukum dan peraturan*
1.1.b^Kewajiban-kewajiban negara pantai.Disamping memiliki hak-hak' sebagai negara pantai,
Iran dan Irak juga memiliki kowajiban-lcowajiban.Pasal 16 ayat 3 Konvensi Jenewa 1958 tentang La
ut V/ilayah dan pasal 21 ayat 3 UNCLOS 1982 mewajibkan negara pantai untuk mengunmmkan semua ketentuan-ketentu- an hukum dan pengaturan perundangan yang berkenaan dengan lintas damai melalui laut wilayah yang inenyangkut ke- selamatan pelayaran dan lalu lintas laut.Ini berarti Iran dan Irak juga wajib melalcsanakannya.
Pasal 22 ayat 4 UNCLOS selanjutnya mewajibkan no-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
gara pantai untuk 'menetapkan secara jelas alur-alur laut dan pemisahan lalu lintas alur-alur tersebut pada peta dan mengumumkannya.Ini berarti Iran dan Irak wajib melaksanakan ketentuan itu agar kapal-kapal asing yang melakukan pelayaran di laut wilayahnya'dapat melalui alur-alur laut tersebut dengan aman,
Pasal 24 UNCLOS 1982 menyatakan bahwa negara pantai tidak akan menghalangi lintas damai kapal-kapal asing melalui laut wilayah kecuali apabila tindakan itu sesuai dengan konvensi ini. Halam hal pelaksanaan lconvensi ini atau terhadap setiap hukum dan ketentuan-ketentuan lain yang telah diterima, negara pantai tidak akan :- Mengenakan persyaratan-persyaratan kepada kapal-kapal
asing yang dapat mengakibatkan pengingkaran atau pe- ngurangan hak lintas damai;
- Melakukan diskriminasi dalam bentuk apapun terhadap kapal-kapal dari suatu negara atau terhadap kapal-ka- pal' yang raemfcawa muatan ke dan dari atau atas nama negara tertentu.
Kemudian ayat 2 menegaskan hahwa negara pantai wajib mengumumkan adanya bahaya terhadap pelayaran yang telah diketahui, yang berada di laut wilayah,Berdasarkan pasal diatas, Iran dan Irak tak berhak meng
halangi apalp,gi menemb^k kapal-kapal aning yang melaku
kan lintas damai di laut wilayahnya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Iran 3uga wajib mengumumkan adanya ranjau-ranjau di perairan teluk sehingga dapat menghindarkan kapal-kapal asing dari kecelakaan, walaupun sesungguhnya pemasangan ranjau-ranjau itu bertentangan dengan hak innocent passage
1,2*Pelanggaran terhadap Hukum Laut-Konvensi-konvensi Jenewa 1958 maupun UNCLOS 1982
tidak inembenarkan setiap tindalcan yang dapat membahaya- kan keselamatan pelayaran internasional baik di laut wilayah maupun di laut lepaa.
Kapal-kapal yang memakai bendera suatu negara di- anggap sebagai wilayah negara tersebut atas da3ar anggap-an bahwa kapal itu merupakan pulau yang terapung ( float-
17ing island ). ‘ Asae ini berlaku di laut wilayah maupun di laut lepas*
Li laut wilayah, pemasangan ranjau-ranjau dan pe~ nembakau kapal-kapal asing bertentangan dengan hak innocent passage- Ketentuan ini tercantum didalam pasal 14 Konvensi Jenewa 1958 dan pasal 17 UHCLOS 1982. Hal ini berlaku bagi Iran dan Irak walaupun tindalcan-tindakan tersebut dilakukan di laut wilayah negaranya.
Di laut lepae, pemasangan ranjau-ranjau dan pe- nembalcan kapal-kapal asing bertentangan dengan prinsip kebebacan pelayaran ( freedom of navigation ) yang ter-
17'J.G.Starke, An Introduction To International Law, Ed.IX, Butterworthsf— lionHon, 1 .
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
cantum didalam pasal 2(1) Konvensi Jenewa 1958 dan pasal 87 ayat 11(a) UHCLOS 1982.Tindakan-tindakan Iran dan-Irak tersebut juga bertentang- an dengan kewajiban negara-negara untuk menggunakan laut lepas secara damai yang dinyatalcan dalara pasal 88 UNCLOS,
2. Tinjauan Menurut Hukum InternaslonalKehadiran kapal-kapal perang dari beberapa negara
di Teluk Persia dengan maksud menjaga keselaraatan jalur minyak, dan kapal-kapal penyapu ranjau bertujuan mem- bersihkan ranjau-ranjau yangtersebar di perairan teluk- Namun Iran tidak menyukai kehadiran kapal-kapal asing itu karena menurutnya hanya bertujuan memprovokasi dan mengintervensi kedaulatannya,
Anggapan Iran tersebut harus dibuktikan dahulu. Untuk itu akan diuraikan hal-hal yang berkenaan dengan intervensi.
2,1*Pengertian dan ketentuan-ketentuan intervensi*Intervensi adalah campur tangan diktatorial dalam
hal kedaulatan negara lain.^ Ini pendapat Wolgang G-raf V/itzhum dan Renate Platzoder.
1 pR.C.Hingoraniv Modern International Lav/, Ed.II, Oxford & IBH Publishing1,' New Uelhi, , E7515.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Bierly menyebut intervensi sebagai tindakan apa-pun terhadap campur tangan oleh suatu negara dalam hu-bungannya dengan negara lain, dalam pengertian khusus,yaitu tindakan campur tangan dalam hubungan domestikatau luar negeri dari negara lain yang bertentangan de-
1 Qngan kemerdekaan negara tersebut*Campur tangan itu bersifat irnperatif, memaksa atau dilatar-belakangi oleh ancaman atau kekerasan.Dalam prakteknya, intervensi lebih ditentukan oleh motifpolitik daripada prinsip-prinsip hulcura*
Menurut S.A.Hakim, intervensi adalah mencampurisecara diktator urusan negara lain yang dilakukan olehauatu negara. dengan maksud untuk mempe.rtahankan atau me-
20rubah keadaan.Intervensi selalu mengenai kemerdekaan negara la
in atau mengenai kekuasaan tertinggi wilayah ( territorial supremacy ) atau kekuasaan tertinggi ( personal supremacy )• Dalam pengertian hukum, intervensi mengguna- kan kekuatan untuk menekan negara aaing untuk bertindalc sesuai dengan perintah negara tersebut.
Tindakan-tindakan yang dapat digolongkan inter-
^J.L.Bierly, The Law Of Nations, Ed.V* Oxford & IBH Publishing Co., London, 1172467
S.A.Hakim, Hukum International, Eleman-Elastar, Jakarta, 1973, h.T?7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
vensi meliputi :- Bantuan ekonomi yang digunakan sebagai cara untuk me-
nekan negara lain ;- Siaran radio luar negeri yang dipancarlcan terhadap
penduduk euatu negara lain ;- Sabotase ;- Kritik dari pemerintah luar negeri terhadap urusan
dalam negeri dari negara lain ;- Latihan militer kepada gerakan national di luar negeri
untuk mengacau negara tersebut ;- Penggunaan fasilitas negara dalam wilayahnya untuk
membentuk pemerintah tandingan yang bertujuan meng- gulingkan pemerintah negara tersebut.
Intervene! bertentangan dengan hukum internasional karena merupakan kejahatan terhadap kedaulatan negara, namun dalam beberapa situasi dapat dibenarkan*
Menurut Oppenheim, suatu negara borhalc melakukan ihtervensi dalam hal-hal sebagai berikut :- Suatu negara yang melakukan perlindungan berhak untuk
mengintervensi dalam semua hal raengenai hubungan ke- luar atau ekaternal dari negara yang dilindungi.Negara yang mempunyai negara protektorat berhak roeng- atur urusan ekaternal dari negara yang dilindungi. Lembaga-lembaga dari negara protektorat adalah produk
^'R.C.Hingorani, op»cit., h.316.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
dari perjanjian antara dua negara tersebut, maka tindakan yang dilakukan dengan persetujuan negara lain ■akan dianggap intervene! karona negara protektorat tidak berdaulat penuh ;
- Negara berhak untuk mengintervensi urusan elcsternal negara lain bila suatu urusan elcsternal negara ter-
09sebut bersamaan waktunya dengan urusan negara lain. w Kemerdekaan negara yang bersifat keluar dibatasi
oleh perjanjian internasional. Bila negara itu melanggar batasan itu, maka negara-negara peaerta perjanjian yang lain dapat melakukan intervensi.Bila dalara masa damai suatu negara melanggar peraturan hukum internasional yang diakni umurn atau yang ditetapkan dalara perjanjian internasional, maka negara-negara lainnya dapat mengadakan intervenai,
Menurut Starke, tindakan intervensi yang diper- bolehkan hulcum internasional sebagai perkecualian antara lain :- Untuk melindungi hak-hak dan kepentingan serta keaman-
an warga negara di luar negeri ;- Eembelaan diri ( self defence ) karena ancaman serang-
2*3an beraenjata.Intervene! juga dapat terjadi untuk keseimbangan
22Ibid., h.31.6
,G.Starke , op»clt ■, h.100.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
kekuasaan ( balance of power ) walaupun intervensi itu tidak berdasarkan hak. Alasan-alasan untuk melakukan in- tervenai didasaxkan persaingan kekuatan-kekuatan beoar yang mencoba raendirikan atau mempertahankan hegemoni me- reka atau meluasnya pengaruh pada keseimbangan pengenda- lian lcekuatan.
Intervensi karena invitasi ( undangan ) ,terjadiapabila negara asing raembantu suatu negara ataa dasar
24permintaan. Hal ini timbul bila suatu negara rnerasa terancara oleh gangguah dari dalam atau invasi dari luar. Bila pemerintah yang sah meraaa terancara oleh suatu ke- lompok pemberontak yang didukung kelcuatan dari litar, ina~ ka. pemerintah yang sah akan meminta bantuan dari negara asing. Hal yang saraa terjadi bila suatu negara yang le- mah diinvasi oleh negara lain yang kuat, maka negara yang lemah akan meininta bantuan dari negara lain yang lebih kuat untuk raengusir gangguan itu eehingga dapat melindungi kebebasan politiknya dan intensitas politik- nya tetap terjamin.
Intervensi melanggar pasal 2 (4) Piagara PBB yang raelarang penggunaan kelcuatan atau ancaman yang ber- tentangan dengan integritas teritorial dan kebebasan po- litik negara lain.
Prinsip non intervensi juga terdapat dalam Dekla-
2^R*C.Hingorani, op-clt., lw325*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
raai 1965 yang menyebutkan bahwa talc ada negara yang ber- hak untuk inengintervdnai secara langsung maupun tak lang- sung dengan dalih apapun dalara urusan internal maupun ekaternal dari negara lain,
Intervensi hanya diijinkan raenurut Piagam PBB bila Dewan Kearaanan raengambil tindakan raenurut bab VII Piagam PBB, setelah menentukan sebagai pelanggaran ataulcah ancaman terhadap perdamaian internasional.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan mengenai intervensi tersebut* maka kehadiran kapal-kapal penyapu ran- jau dan kapal-kapal perang asing di Teluk Persia, dapat dibenarkan, lcarena kapal-kapal tersebut tidak melakukan carapur tangan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Iran. Selam& kapal-kapal tersebut tidak raenyimpang dari t.ujuan semula dan melakukan tugasnya aebagaimana mestinya tanpa disertai ancaman atau telcanan, maka kehadiran kapal-kapal tersebut tak dapat dikategorikan sebagai intervensi terhadap kedaulatan Iran.
2.2.Keterlibatan Negara-negara Asing*Perang teluk yang berlarut-larut raengakibatkan
ketegangan yang rnemuncak dan jatuhnya lcorban-korban jiwa serta kerugian yang becar, oehingga inengundang hadirnya pihak-pihak lain yang ikut campur dan mengundang hadirnya negara-negara lain dengan makaud ikut mencari cara-cara penyelesaian* Namun kehadiran negara-negara toroebut se-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
hagai pihak ketiga yang bertujuan raeredakan ketegangan dan mengakhiri perang teluk, juatru inemanaskan situasi dan meraperkeruli keadaan. Perang terbuka telah menempat- kan kawasan teluk sebagai. areal rivalitag ( persaingan ) militer diantara negara-negara beoar inaupun negara-nega- ra teluk dalam kondisi yang lebih eksplosif.
2*2.a*Keterlibatan Amerika Serikat*Amerika Serikat berusaha menjaga kebebasan pe
layaran di Teluk Persia dengan mengirimlcan armadanya un- tuk melindungi kapal-kapal Kuwait yang berbendera Amerika Serikat, namun hal ini nampak sebagai dukungan Amerika Serikat kepada Irak sebab Kuwait adalah oekutu u'tama Irak*
Presiden Carter mengeluarkan dolctrin pada tanggal20 Januari 1980 yang menyatakan bahwa eetiap kekuatan
r
dari luar yang mencoba untuk memperoleh kontrol atas wilayah Teluk Persia, akan dianggap aebagai serangan terhadap kepentingan utama Amerika Serikat dan aerangan itu
25akan dibalas serta dihancurkan dengan kekuatan militer* Doktrin itu diaebut Doktrin Carter yang bertujuan mem- peringatkan Uni Sovyet agar rnenghontikan kegiatannya un- tuk memperoleh kontrol ataa kawaoan Teluk Persia.
Amerika Serikat juga melakukan penetrasi ke Teluk Persia, Penetrasi ini tergantung pada pangkalan militer
^Anthony Hyman, op.clt., h.,6.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
sejauh 7000 rail, dengan jarak 12000 mil laut dari pang- kalan militer menuju laut melalui Tanjung Harapan Baik,26 Hal ini berlav/anan dengan langkah Sovyet yang dapat le- bih cepat dan mudah untuk maauk ke kawasan Teluk Persia dengan menggunakan basis di Afghanistan sebaik faailitas angkatan laut di Aden, railik Amerika Serikat,
'Disamping itu Amerika Serikat juga menyempurnakan formasi The.United States Central Command ( USCENTOM ) pada. akhir 1981, dengan komando pusat Amerika Serikat. USCENTOM merupakan unit-unit angkatan laut Amerika Serikat di kawaaan Laut Arabia-Samudra Indonesia yang diperkuat oleh angkatan laut dari Perancia* Inggris, Australia, dan Selandia Baru*
Tindakan-tindakan Amerika Serikat itu dapat di- eebut sebagai intervensi karena melakukan carnpur tangan dalam hubungannya dengan negara lain, dalam hal ini Iran dan Irak* Campur tangan Amerika Serikat itu disertai ancaman terhadap negara lain yaitu Sovyet, dengan maksud untuk memperoleh kontrol ataa wilayah Teluk Persia,Untuk merapertahankan keberadaannya di kawasan teluk, Amerika Serikat membentuk kekuatan angkatan laut yang di bantu oleh angkatan laut dari negara-negara aekutunya, Kehadiran armada Amerika Serikat di Teluk Persia bukan
26Ibid., h.7.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
hanya untuk menjaga kebe'basan pelayaran, tetapi sudah melangkah lebih jauh.
2.2.b.Keterlibatan Uni Sovyet.Sovyet menyatakan bersikap netral terhadap perang
teluk karena tidak mempunyai kepentingan ekonomi sebagai mana Amerika Serikat. Namun Sovyet merasa khawatir tex- hadap ancaman militer yang terjadi di kawasan teluk, se- hingga Sovyet menyueun strategi untuk menjaga keamanan
)perbatasannya dengan negara-negara tetangga Arab. Namuntindakan itu dipandang oleh negara-negara Arab* terxitamaIran sebagai agresi.
Kepentingan Sovyet mencakup berbagai falctor yaituposisi strategis Iran., perbatasan dengan Iran yang cukuppanjang dan penyebaran fundamentaliame Islam kedalam wi-
27layah Asia Tengah Sovyet.Sovyet mengelcsploitir secara tajam revolusi Iran sebagai gerakan rakyat anti imperialisme walaupun Sovyet juga v/as-was terhadap semangat Islam. Sovyet bertindak demikian agar negara-negara barat, khusu3nya Amerika Serikat metnusuhi Iran. Hal ini akan merepotkan Iran yang sekali- gus menghadapi Irak dan Amerika Serikat, sehingga se- bagian kepentingan Sovyet dapat terlindungi karena Iran tak sempat menyebarkan fundamontaliamenya kedalam wila-
^V/iratmo Soekito," Dukungan Moslcow Untulc Reaoluoi Dev/an Keamanan PBB", Surabaya Post, 27 Juli 1987.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
yah Asia Tengah Sovyet*Selama ini' Sovyet niemasok persenjataan kepada
Irak, Ini dilakukan Sovyet setelah cukup lama menilai secara hati-hati revolusi Iran dan perkembangan perang teluk, Namun akhir-akhir ini terlihat tanda-tanda bahwa Sovyet berusaha memperbaiki hubungan dengan Iran,Langkah ini ditempuh Sovyet sebab pada tahun 1921 pernah ada perjanjian antara Uni Sovyet-Iran yang raengijinkan Sovyet untuk melakukan intervensi bila kekacauan di Iran
p omengancam stabilitas dan keamanan Sovyet.Pernyataan Uni Sovyet mengenai Icenetralannya ter-
nyata terbukti sebaliknya, karena Sovyet memasok persen* jataan kepada Irak* Sovyet was-was terhadap perkembangan perang teluk dan was-was jika Iran rnenyebarkan fundamen- taliomenya ke bagian wilayahnya. Sovyet kemudian rnemper- baiki hubungannya dengan Iran atas dasar perjanjian yang pernah dibuat, yang mengijinkan Sovyet untuk melakukan intervensi bila kekacauan di Iran inembahayakan Sovyet, Intervensi terhadap suatu negara talc dapat dibenarkan* narnun karena telah diperjanjikan, malca wajib ditepati berdasarkan aaas pacta sunt servanda. Sovyet dapat melakukan intervensi apabila Iran melanggar ketentuan dalam perjan^ian itu,
^ J i a o n im, "Iran The Draining VarH, Conflict Bulletin, The Centre For Security And Conflict StudTes r"london^ 1987, h,2.
t
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
BAB IV ALTERNATIF CARA-CARA
UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
*1. Penyelesalan Secara Damai
Upaya untuk raengakhiri perang teluk antara Iran- Irak dapat ditempuh melalui cara-cara damai yaitu ; ne- goeiasi, good offices & mediaoi, inquiry, konsiliasi, ar~ bitraae, dan melalui PBB.
'1.1*Negosiasi ( perundingan )•Negosiasi adalali kontak langaung antara negara-
negara yang bersengketa untuk menyalurlcan perdebatanpqmereka dan menyeleaaikan secara baik‘. Negosiasi dapat
bersifat terbuka atau khusus atau bersifat kedua-duanya.Sebelum dilakukan negosiasi, dapat didahului de
ngan pembentukan komiei untuk menyelidiki fakta-fakta dan raembahas pokok-pokok dari perbedaan diantara negara-negara yang beraengketa. Negosiasi juga dapat dibentuk pada tingkat menteri luar negeri atau konperensi antara nega-
jra-negara.Berdasarkan penjelasan diataa, maka negosiasi da
pat dilakukan antara Iran-Irak untuk mengakbiri perang
2^R.C,Hingorani, op.clt., h,302*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
teluk. Negosiasi ini dapat bersifat terbuka yang melihat lean negara-negara lain di Teluk Persia, karena juga ter- libat dalam perang teluk seeara tak langsung diinana kapal kapal mereka menjadi korban ranjau-ranjau dan serangan rudal-rudal. Negosiasi dapat bersifat khusus yang diada- kan antara negara-negara yang bersengketa saja yaitu Iran dan Irak, dapat juga bersifat keduanya dengan me- ngadakan negosiasi yang bersifat khusus lebih dahulu, kemudian mengadakan negosiasi yang bersifat terbuka.
Negosiasi ini dapat dilakukan oleh menteri luar negeri Iran dan menteri luar negeri Irak, atau d'iadakan melalui konperensi antara negara-negara, khususnya negara-negara teluk.
1.2.Good offices ( jasa-jasa baile ) dan mediasi ( pe- nengahan ).Apabila para pihalc yang bersengketa gagal untuk
bertemu dan mencapai persetujuan melalui negosiasi, maka pihalc ketiga dapat membantu mengadakan jasa-jasa balk atau penengahan untuk mengatur portenman antara negara- negara yang bersengketa untuk mcmecahkan masalah dengan baik* Pihak ketiga tersebut dapat perseorangan atau suatu negara. Ada kemungkinan pihak-pihak yang bersen^- lceta dapat mencapai persetujuan.
Ada perbedaan antara jasa-jatm bailc clan penengah- an. Pada jasa-jasa bailc, pihak ketiga berusaha mengajak
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
u
pihak-pihak yang bersenjata menuju meja konperensi tapi tidak memborikan advis, sedangkan pada penengahan, pihak ketiga memberikan advis untuk mcmecahkan masalah,^0
Dalam masalah perang teluk, negara Teluk Persiai
selain Iran dan Irak, dapat bertindak sebagai pihak ke- tigaf atau negara lain yang netral makoudnya yang tidak terlibat dalam perang teluk, sehingga ada kemungkinan dapat tercapai suatu persetujuan*Pertemuan antara Iran-Irak yang diselenggarakan oleh pihak ketiga tersebut sebaiknya diadakan di negara yang netral supaya tidak menimbulkan kecurigaan Iran ataupun Irak bahwa pertemuan itu hanya akan menguntungkan pihak lawan *
1.3.Inquiry ( pencarian fakta-fakta ),Inquiry adalah cara untuk raenyeleoaikan sengketa
internasional secara damai yang dicetuskan dalam Konpe- rensi Haque tahun 1899*Inquiry raerupalcan proses penyelidikan terhadap fakta-fakta dari tuntutan-tuntutan negara-negara yang ber-sengketa, tanpa merapertimbangkan kehormatan atau ke~
1̂pentingan negara-negara tersebut.Untuk menjalankan fungai pencarian fakta-fakta,
30Ibid., h.304.
31 Ibid., h.308.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
dibentuk suatu komisi yang menerima bukti-bukti dan pen- jelasan dari. negara-negara yang ber&engketa, kemudian memeriksanya,
Pasal 33 Piagam PBB juga menyebutkan pencarian fakta-fakta merupakan salah aatu cara untuk menyelesai- kan sengketa secara damai.
Dalam masalah perang teluk, dapat juga diupayakan penyelesaian melalui pencarian fakta-fakta dengan mem- bentuk suatu komisi yang ber&nggotakan wakil-wakil dari negara-negara netral. Komisi ini akan melakukan penye- lidikan terhadap fakta-iakta. dari tuntutan-tuntutan Iran dan Irak, dengan cara mengumpulkan bukti-bukti yang me- nyangkut perang teluk kemudian mencocokkan apakah bukti- bulcti tersebut sesuai dengan fakta-fakta. Komisi ini juga dapat menerima atau meminta penjelasan dari Iran dan Irak sehubungan dengan bukti-bukti dan fakta-fakta tersebut, kemudian meinberikan pandangan apakah relevan de- ngan tuntutan-tuntutan kedua negax'a.
1*4.Konsiliasi.Konsiliasi adalah kombinasi dari pencarian fakta-
fakta dan pemberian saran-saran untuk menyelecaikan32sengketa antara negara-negara, Saran-saran tersebut
tidak mengikat negara-negara yang beraengketa, jadi ti-
32Ibid., h.309.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
dak harus diilcuti.Konsiliasi merupalcan prosedur penyelesaian seng-
keta yang dipilih oleh para pihak. Pihak-pihak yang ber- sengketa membentuk suatu komiai yang terdiri dari lima anggota. Pihalt-pihak yang bersengketa masing-masing me- nunjuk satu' anggota, dua anggota yang lain dari pihak ketiga dan yang seorang lagi ditunjuk oleh keempat anggota tersebut yang akan bertindalc sebagai ketua komiai.
Fungs! komisi yaitu mendengarkan keterangan pihak- pihak,, mempelajari tuntutan dan keberatan mereka, serta memberikan pandangan guna mencapai.penyelesaian secara
•Z’Xdamai. ^Penyelesaian sengketa dengan cara konsiliasi ter-
cantum dalam pasal 284 seksi 1 Bagian XV UNCLOS 1982 yang menyebutkan bahwa pihak-pihak yang bersengketa dapat meminta bantuan pihak lain untuk menyelesaikan sengketa dengan cara konsiliasi sebagaimana diatur dalam Annex V seksi 1.
Untuk mengakhiri perang teluk, dapat dibentuk eu- atu komisi yang susunan anggotanya seperti yang telah disebutkan. Komisi ini menjalankan fungsi' konsiliasi dengan mendengarkan keterangan dari Iran dan Irak, raem- pelajari tuntutan dan keberatan masing-masing pihak ser-
^J.G.Merrila, Penyelesaian Sengketa International, Saduran Ahmad Fauzan^’tarsrto, Bancfung, TJFEnTTuTFTI
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
ta memberikan pandangan berdasarkan hasil kerja. Saran- saran yang diberikah oleh lcomiai tidak bersifat mengikat. Pihalc-pihak yang beraengketa boleh menerima. atau menolak.
1*5.Arbitrase.Penyelesaian melalui arbitrage diatur dalam Annex
VII UNCLOS 1982. Arbitrase dapat ditewpuh dalam tiga cara. Menurut seksi 1 Bagian XV, para pihak dapat memilih suatu cara damai melalui persetujuan sehingga dapat me- mutuskan untuk membentuk pengadilan arbitrase,Menurut seksi 2, kedua pihak dapat membuat pernyataan yang memilih arbitrase aebagaimana diatur oleh ketentuan konvensi. Bila tak ada pernyataan bersaraa, arbitrase berdasarkan konvensi dianggap telah diterima sebagai prose- dur bersifat wajib.
Dalam arbitrase, para pihak menyerahkan perkara kepada orang-orang tertentu yang disebut arbitrator yang dipilih secara bebas.^ Para arbitrator ini akan member! kan keputusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan.
Susunan anggota komisi dalam arbitrase seperti pada konsiliasi. Anggota-anggota yang ditunjuk ( para arbitrator ) harus, berpengalaman dalam masalah maritim dan weiapunyai reputasi terbaik untuk kejujuran, kemampu- an dan integritas ( pasal 2 Annex VII ),
■^J.G Starke, op,clt., h.465.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Komiai menentukan proaedurnya sendiri dan mengambil ke- putusan berdasarkan suara terbanyak, serta bersifat me~ ngikat.
Dalam hal perang telulc, Iran dan Irak dapat menw buat persetujuan untuk membentuk pengadilan arbitrage, atau memilih cara arbitrage aebagaimana diatur dalam konvensi* Bila tidak demikian, maka Iran dan Irak di- anggap menerima arbitrase berdasarkan konvensi. Iran dan Irak dapat memilih tokoh-tokoh negarawan sebagai arbitrator yang memenuhi kriteria aebagaimana diaebutkah dalam paaal 2 diatas* Iran dan Irak wajib menjalankan keputus- an yang diambil para arbitrator, karena bersifat mengikat.
2, ..Penyelesaian Sen^ketai Melalui PBBPBB adalah organ pusat dari pemerintah dunia dan
merupakan lembaga internasional yang torpenting*^PBB didirikan atas dasar Piagam PBB yang ditanda-
tangani tanggal 26 Juni 1945 &'i San Pransisco, Tujuan PBB diuraikan dalam paaal 1 Piagam PBB antara lain yaitu memelihara. perdamaian dan keamanan internasional secara usaha bersama, serta menyelesaikan peraelisihan-perseli- aihan yang membahayakan perdamaian. Juga inemajukan hu- bungan peraahabatan antara bangaa-bangsa atas dasax per- aamaan hak.
55Ibid., h.377
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Berdasarkan tujuan itu, PBB dapat menyelesaikan sengketa melalui organ-organ dibawahnya yaitu Lev/an Ke- amanan, Majelis Urnum, dan Mahkamah Internasional.
Irak menjadi anggota PBB pada tanggal 21 Xiesember 1945, Iran menjadi anggota PBB tanggal 24 Oktober 1945.
2.1.Melalui Dewan Keamanan.Dewan Keamanan terdiri dari 11 anggota, 5 dianta-
ranya anggota tetap yaitu Amerika Serikat, Uni Sovyet, Inggris, Republik Rakyat Cina ( RRC ) „ dan Perancis. Sedangkan 6 anggotanya tidak tetap yang dipilih Majelis Umum uhtuk jangka waktu 3 tahun. Tiap anggota raempunyai satu suara ( pasal 27 ayat 1 Piagain PBB ).
Menurut pasal 24 Piagam PBB, Deuan. Keamanan ber- tanggung-javab terhadap pemeliliaraan perdamaian dan keamanan internasional. Untuk itu Bewan. Keamanan dapat ber- tindak menurut tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip PBB.
Kewajiban Dewaaa Keamanan PBB yaitu :- Menyelesaikan sengketa secara damai ( pasal 33 Piagam
PBB ) dengan persetujuan suka rola, maupun dengan pak- saan hukum dalam menjalankan persetujuan yang tercapai.
- Mengambil tindakan-tindakan terhadap ancaman perdamaian ( paaal 39 Piagam PBB ).
Pasal 51 Piagam PBB memberi hak secara individuil atau kolektif kepada anggotanya untuk mempertahankan diri dari serangan militer, sampai Dewun Keamanan mengambil
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
tindakan seperlunya. PBB menyerahkan kepada Dewan Keaman- an untuk menentukan kapan mulai bertindak. Dewan Keaman- an dapat mengambil tindakan melalui pemutusan hubungan ekonomi ataupun komunikasi ( pasal 41 )» juga menggunakan kekuatan pasukan ( pasal 42 Piagam PBB ).
Dewan Keamanan mengadakan sidang apabila- Sidang uraum menunjuk suatu hal yang harus diper-
hatikan Dev/an Keamanan sebab mengancam perdamaian atau sidang umum menyerahkan masalah untuk disele- saikan ( pasal 11 Piagam PBB ),
- Sekjen meminta perhatian Dewan Keamanan untuk suatu masalah yang dianggapnya membahayakan perdamaian dan keamanan internasional,
- Negara'anggota ataupun bukan anggota meminta perhatian Dev/an Keamanan terhadap keadaan yang dapat raenimbulkan perselieihan antara negara-negara, ao- hingga membahayakan perdamaian internasional ( pasal 35 Piagam PBB ) •Dewan Keamanan dapat menggunakan kekuasaan dan Ice-
kerasan untuk memaksakan tindakan, namun veto dari salah satu anggota dapat menggagalkan keputusan*
Dalam masalah perang teluk, PBB telah berupaya menyelesailcan melalui Dewan Keamanan yang mengeluarkan Resolusi No,598* Resolusi itu menyerukan kepada Iran dan Irak untuk mengadakan gencatan aonjata dan menarik mun- dur pasukan masing-masing ke perbatasan internasional. Semula Iran menolak resolusi itu karona menganggapnya hanya menguntungkan Irak, s^dangkau Irak menerimanya. Tetapi keiaudian Iran menerima resolusi itu setelah meng-
^M.Hutauruk, Kenalilah PBB, Cet.ke 3 , Erlangga, Jakarta, 1983* h.2T l
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
alami kekalahan beruntun dalara pertempuran dan korban yang banyak, serta kerugian yang besar.
Resolusi yang berhasil dikeluarkan Dewan Keamanan tersebut menunjukkan bahwa Dewan Keamanan telah melakukan tugaanya menurut pasal 24 Piagam PBB. Namun Dewan Keamanan tidak dapat memaksakan resolusi itu terhadap Iran se- hingga. untuk beberapa lama resolusi itu seperti tak ada gunanya, kare'na gagal dilaksanakan, Setelah Iran rncneri- ma resolusi itu, maka mulai nampak hasilnya* Iran dan Irak melakukan gencatan senjata dan mengadakan perunding- an dibawah pengawasan PBB, walaupun masih saja terjadi pertempuran di wilayah perbataoan antara kedua pihak.
2.2.Melalui Majelis Umuro*Majelis Umum adalah organ utaraa PBB yang terdiri
dari se.luruh anggota, tiap anggota memiliki 1 Suara.^Majelis Umum mempunyai lcekuasaan untuk membicara-
kan, menguji, menyelidiki serta mengawasi pekerjaan-pe- kerjaan PBB secara keseluruhan, dan organ-organ lainnya termasuk badan-badan khusus ( paaal 10 Piagam PBB ). Hamun kekuasaan itu dibatasi pada peiuberian rokoraendaoi dan keputusan-keputusan yang diambil tidak mengikat.
Salah satu fungai Majelis Umum yaitu mendiskusi-
David Cushman Coyle, The.United^Nations and How It Woi'ks, Ed*I# The Mew American ITlorary ̂ "TJorlJrTIFera'tui’o IncTT New York, 1955, h*1.44 *
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
kan dan merekomendasi hal-hal yang berkenaan dengan pe- meliharaan perdamaian dan keamanan internasional kepada negara-negara anggota atau Dewan Keamanan ( pasal 11 )♦ Majelis Umum dapat merekomendasikan langkah-langkah untuk raengatasi keadaan yang mengganggu keinakrauran umum atau hubungan peraahabatan antara bangsa-bangsa, tor- masuk keadaan-keadaan akibat pelanggaran Piagam PBB ( pasal 14 ).
Didalam Majelis Umum tak ada hak veto bagi negara- negara tertentu, hal ini membuat peranan Majelis Umum le- bih besar untuk ikut memelihara perdamaian dan keamanan internasional- Seringkali nasalah-masalah yang penting diaiihkan untuk dibicarakan dalam agenda Majelis Umum, sebab apabila dibicarakan dalam forum Dewan Keamanan, maka akan diveto oleh anggotanya,
Majelis Umum mengambil lceputusan berdasarkan suara terbanyak yaitu dua pertiga dari anggota yang hadir dan ikut memberikan suara ( paaal 18 ayat 2 Piagam PBB ),
Majelis Umum yang mengangkat Sekretaris JenderalPBB, juga yang menyetujui B e r t a meneriraa naskah berbagai
38konvensi internasional*Terdapat hubungan yang orat antara Majelis Umum
dengan Dev/an Keamanan. Pada pasal 25 Piagam PBB menyatakan bahwa tiap keputusan Dewan Keamanan mengikat seluruh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
anggota Majelis Umum, walaupun bukan anggota PBB. Maka bila Dewan Keamanan telah mengoluarkan pernyataan dan seluruh anggota Dewan Keamanan telah sepakat mengambil sikap bersama, maka seluruh anggota Majelis Umum juga menerima,
Majelis Umum bersidang satu kali setahun tapi dapat mengadakan sidang khusus atas permintaan Dewan Keamanan atau mayoritas anggota PBB.
Masalah perang teluk dapat pula dibicarakan dalam sidang Majelis Umum guna raoncari penyelesaian. Majelis Umum dapat mengutus Sekjen PBB untuk melakukan pendekat- an dan mempertemukan Iran dan Irak agar mau mengadakan lconperensi dibawah PBB atau secara langsung tatap rauka, sehingga dapat menghasilkan suatu konvensi perdamaian, Namun keputusan-keputusan yang diambil Majelis Umum ber- sifat tidak mengikat, sehingga tak dapat dipaksakan.
2.3,Melalui Mahkamah Internasional.PCIJ ( Permanent Court International of Justice )
didirilcan tahun 1920 oleh Leage of nations yang kemudian direvisi menjadi the ICJ ( International Court of Justice ) pada tahun 1945 menurut Piagam PBB,
Pungsi Mahkamah Internasional yaitu memeriksa dan mengadili perkara kontradilctoir yang diajukan oleh para
7QAlf Ross, A"Textbook of International Law, Ed,I, Longmans, Green and” Do. /"Xon^cm7~”Iu1̂ 9'5*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
pihak atau negara ( pasal 93 & 94 ) dan me.mberikan advisory opinion ( pasal 96 Piagam PBB )* Advisory opinion dapat diminta oleh organises! internasional
Mahkamah Internasional terbulca bagi semua negara dan tak ada batasan sengketa yang dapat diajukan, baik sengketa hukum maupun sengketa politik.^
Pasal 93 (1) Piagam PBB raenyebutkan bahwa seluruh anggota PBB secara langsung.merupakan anggota Statuta Mahkamah Internasional, sedangkan pasal 93 (2) mengijin- kan negara bukan anggota PBB menja&i anggota Statuta Mahkamah Internasional rnenurut kondisi-kondisi yang di- tentukan Majelis Umum, atas rokomendasi Dewan Keamanan, Namun keanggotaan dalam PBB bukan berarti negara yang bersangkutan menundulckan diri pada yurisdiksi Mahkamah Internasional,^0
Ketentuan pokok tentang Mahkamah Internasional diatur dalam Piagam PBB bab XIV pasal 92-96 yang me- nyangkut kedudukan Mahkamah Internasional sebagai badan peradilanp serta luibungan fungsionalnya dengan PBB dan organ-organ lain, Sedangkan ketentuan yang menyangkut struktur organisasi, tugas dan veuenang Mahkamah Internasional diatur dalam Statuta Mahka.mah Internasional,
Penyelesaian sengketa melalui Mahkamah InternasiO“
^°Abdul Rasjid, Upaya Penyelosaian Sengketa Antar Negara Melalui MahkainahYnterimoToiiialt"'^Ina^ttTmu'^i^ura- bayaV T9S5T"luiT.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
nal bersifat auka rela* Putusan yang d.ikeluarlcan hanya mengikat pihak-pihak yang bersangkutan ( 'pasal 59. Statu- ta Mahkamah Internasional ), karena itu harus ada keraau- an atau consant untuk tunduk pada yurisdiksi Mahkamah Internasional, Pasal 60 Statuta Mahkamah Internasional menyatakan bahwa putusan Mahkamah Internasional adalah final dan tak dapat dilakukan banding. Para pihak dapat berperkara tanpa ada perjanjian khusus apabila masing- masing telah menyatakan secara sepihak ( perjanjian unilateral ) menerima yurisdiksi Mahkamah Intex^nasional ( paaal 36(2) ) dan melalui perjanjian multilateral ( pasal 36(1) ) Statuta Mahkamah Internasional.
Untuk mengakhiri perang telulc, Iran dan Irak dapat mengajukan perkara kepada Mahkamah, Internasional dengan membuat persetujuan lebih dahulu ( perjanjian khusus ), atau tanpa perjanjian khusus apabila masing-ma- sihg bersedia menerima yurisdiksi Mahkamah Internasional yang dinyatakan secara sepihak ( perjanjian unilateral ) ataupun melalui perjanjian multilateral. Iran dan Irak wajib menjalankan putusan tersdbut, Apabila salah satu pihak tidak raau memenuhi kewajibannyap maka pihak lawan- nya dapat meminta bantuan Dewan Keamanan untuk melakukan tindakan yang menguatkan dan mendesak pelaksanaan putua- an ( pasal 94 Piagam PBB ).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
PENUTUP
1 * Kesimpulan
a* Teluk Persia adalah laut terkurung dan perairan teluk diluar laut wilayah negara-negara sekelilingnya, dianggap sebagai laut lepas. Perairan teluk yang merupa- kan laut wilayah negara-rnegara pantai mempunyai hak lintas damai untuk kapal-kapal asing.
b* Walaupun telah meratifilcasi Konvensi-konvenai iJenev/a 1953 dan menandatangani UNCLOS 1982, Iran dan Irak tidak raematulii ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalamnya, Irak yang telah meratifilcasi UNCLOS 1982 bah- kan tidak melaksanakan secara konsekuen*
c. Menurut IConvensi-konvenai Jenewa 1958 maupun UNCLOS 1982 * tindakan-tindakan yang dilakukan Iran dan Irak tak dapat dibenarkan. Pemasangan ranjau-ranjau dan penembakan kapal-kapal asing yang melalui Teluk Persia, telah melanggar prinsip-prinsip tUdalain 'hukum laut yaitu prinaip-prinsip freedom of navigation ( kebobasan pelayaran ) di laut lepas dan hak innocent passage ( lin- tas damai ) di laut wilayah.
d* Keterlibatan negara-negara asing dalam perang teluk semakin memperkeruh keadaan. Kehadiran kapal-kapal asing yang bermaksud monjaga lceselamatan pelayaran telah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
menyimpang dari tujuah semula..Armada Amerika Serikat yang bertugas melindungi kapal- kapal asing yang berbendera Ainerika Serikat, telah ber- tindak lebih jauh untuk memperoleh kontrol atas kawasan teluk dan mempertahankan keberadaannya disana*Uni Sovyet tidak lagi bersikap netral terhadap perang Iran-Irak karena Sovyet ternyata rnemasok senjata kepada Irak, Sovyet membantu Irak karena was-was Iran akan me- menangkan perang, sehingga kemungkinan Iran akan rae- nyebarkan revolusi Islamnya dan memperluas pengaruh fun- damentaliernenya ke bagian v/ilayah Sovyet yang berbatasan dengan Iran*
e, Upaya-upaya penyelesaian secara damai rnaupun melalui PBB dapat ditempuh untuk mengakhiri perang teluk* Iran dan Irak dapat memilih oatu cara yang dianggap se- suai dan tidak merugikan aalah satu pihak.
2. Sarana, Hendaknya antara negara-negara teluk diadakan
pe.rjanjian multilateral yang mengatur tentang pengaturan dan penggunaan secara jelas di Teluk Persia.Untuk itu harus diadakan konperensi internasional lebih dulu untuk menetapkan ketentuan-ketentuan mengenai Teluk Persia secara tegas dan pasti.
b. Hendaknya negara-negara peaerta UNCLOS 1982 khususnya Iran aegera meratifilcasinya sehingga efektivi-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
tas UNCLOS dapat diharapkan.c. Hendaknya-badan khusus PBB yang menangani ker-
ja sama internasional di bidung pelayaran, navigasi dan keamanan maritim ( IMO / International Maritime Organization ) melakukan tindakan untuk mencegah atau menanggulangi pemasangan ranjau-ranjau dan penembakan kapal-kapal di Teluk Persia#
d« Hendaknya Iran dan Irak benar-benar melakaana- kan ketentuan-ketentuan didalam Hesolusi Dewan Keamanan Noe598, terutama mengen&i gencatan senjata* agar kedua pihak tfienghentikan pertempuran-pertempuran yang masih terjadi, karena dapat menghambat jalannya perundinga.n,
e. Dalam melakukan perundingan dibawah pengawasan Sekjen PBB, hendaknya Iran dan Irak menc^ri cara penyele- aaian yang tepat.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DAPTAR BACAAN
Abdul Rasjid, Upaya Penyelesaian Sengketa Antar Negara Melalui Malikamah ±niernauional7 Binallinu, Surabaya,t s b s :---------------------------
Ross, Alf, A Textbook ,-Of International Law, Bd.I, Longmans, Green and Co7, London, 13T7 *
Bierly,J,L,t-The Law Of Nations, Ed.V, Oxford & IBH Publishing Co\ , I'lew^elhl , 1387 •
Churchil, Siramonds, Welch, New Direction : In The Law Of The Sea, Vol.Ill, The Brit I a h " T n F t I t I n t e r n a - tionalAnd Comparative Law, London, 1973.
Coyle, David Cushman, The United Nations.And How ItWorks, Ed.I, The New American Li¥rar^Of' SorTd-Lite- rature Inc., New York, 1955.
Fenwick, Charles G-., Foreign Policy And International Law, Oceana Publications TiicT, frew York, i ^68*'
Hakim,S.A., Hukum Internasional, Eleman-Elstar, Jakarta. 1973, ;
Hingorani,R,C,, Modern International Law, Ed.II, Oxford & IBH Publishing tfo7, Nev’ftelhi, 1982.
— ..-— ------ ■ , Studies In International Lav/, Oxford &IBH Publishing Co7 7 £fewSoIhli 1986,
Hutauruk,M., Kenalilah PBB, Cet.ke 3, Erlangga., Jakarta, 1983< —
Lissitzyn, Oliver J,, International Law ^oday AndTomorrow, Oceana Publications IncV, New Xorlc, 1965.
Merrils,J«Gr., Penyelesaian Sengketa International : Saduran Ahmad lauzanf '"Tarbl^o^SanS^gT^fSSST
Mochtar Kusumaatmadja, Hukum Laut Internasional, Badan Pembinaan Hukum NasionalHDeparEemen^elialclman, Bina Cipta, Bandung, 1978,
O'conne^D.P,, Internationa^ Law, Ed„II, Stevens And Sons, London, 1970,*"
Piagam PBB Dan Statuta Mahkamah Peradilan Internasional, Bina, Cipta, Bandung, 1977-
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Sahono Soebroto, Sunardi, Wahyono, Konvensi PBB Tentang Hukum Laut, Cet.ke 1, Husa IndaSTTaEaFEaT™1983*
Starke, J.G-, „ Introduction To International Lav/, Ed.IX, Butt erwortEEs7^ConSon7^1!^^
* Summers, Lionel H*, The International Law Of Peace, Oceana PublicationaHEnc., fiew“York', 19T2"I
Majalaji :
Conflict Bulletin, The Center For Security And Conflict Studies, London, Spring 1987.
Conflict Studies No.188, The International For Study Of Conflict, London,
Law And State Vol.27f The Institution For Scientific Cooperation, Tubingen.
Law And State Vol.28, The Institution For Scientific Cooperation, Tubingen.
Third World Quarterly, Vol.4- Ho,2, Third World Foundation London, April 1981.
Third World Quarterly, Vol.4 Ho.4# Third World Foundation London, Oktober 1982.
Tempo, No.28 Thn XVI, 6 September 1986*Tempo, Ho,33 Thn X, 11 Oktober 1980.iTempo, Ho.34 Thn X, 18 Oktober 1980.
Surat Kabar :
Jawa Pos, 15 Oktober 1987* Jawa Poe, 23 Oktober 1987. Jawa Po?, 19 Juli 1988. Surabaya Post, 23 Juli 1987*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
THE GULF STATES
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
LIMITEDNATIONS
Security Council
Distr.GENERAL
S/RES/598 (1987) 20 July 1937
'i v.i.rerytr- rgr-rFT.’Tf’TwuapfTre—rs-j.t̂T’T
.RESOLUTION 590 (1987)
Adopted by the Security Council at its 2750th meetingon 20 July 1987
The Security Council,
Reaffirming its resolution 582 (19B6),
Deeply concerned that, despite its calls Cor a cease-fire, the conflict between Iran and Iraq continues unabated, with further heavy loss of human life and material destruction,
Deploring the initiation and continuation of the conflict,
Deploring also the bombing of purely civilian population centres, attacks on neutral shipping or civilian aircraft, the violation of international humanitarian Law and other laws of armed conflict, and, in particular, the use of chemical weapons contrary to obligations under the 1925 Geneva Protocol,
Deeply concerned that further escalation and widening of the conflict may take >lace,
Determined to bring to an end all military actions between Iran and Iraq,
Convinced that a comprehensive, just, honourable and durable settlement should •e achieved between Iran and Iraq,
Recalling the provisions of the Charter of the United Nations, and in articular the obligation of all Member States to settle their international isputes by peaceful means in such a manner that international peace and security nd justice are not endangered.
Determining that there exists a breach of the peace as regards the conflict etween Iran and Iraq,
Acting under Articles 39 and 40 of the Charter of the United Nations,
7-17465 3426Z {Z)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
S/RES/598 (1987) Page 2
1. Demands that, as a first step towards a negotiated settlement, Iran and Iraq observe an immediate cease-fire, discontinue all military actions on land, at sea and in the air, and withdraw all forces to the internationally recognized boundaries without delay;
2p Requests the Secretary-General to dispatch a team of United Nations Observers to verify, confirm and supervise the cease-fire and withdrawal and further requests the Secretary-General to make the necessary arrangements in consultation with the Parties and to submit a report thereon to the Security Council;
3. Urges that prisoners-of-war be released and repatriated without delay after the cessation of •active hostilities in accordance with the Third Geneva Convention of 12 August 1949;
4. Calls upon Iran and Iraq to co-operate with the Secretary-General in implementing this resolution and in mediation efforts to achieve a comprehensive, just and honourable settlement, acceptable to both sides, of all outstanding issues, in accordance with the principles contained in the Charter of the United Nations;
5. Calls upon all other States to exercise the utmost restraint and to refrain from any act which may lead to further escalation and widening of the conflict, and thus to facilitate the implementation of the present resolution;
6. Requests the Secretary-Gcneral to explore, in consultation with Iran and Iraq, the question of entrusting an impartial body with inquiring into responsibility for the conflict and to report to the Security Council as soon as possible;
7. Recognizes the magnitude of the damage inflicted during the conflict and the need for reconstruction efforts, with appropriate international assistance, once the conflict is ended and, in this regard, requests the Secretary-General to assign a team of experts to study the question of reconstruction and to report to the Security Council;
8. Further requests the Secretary-General to examine, in consultation with Iran and Iraq and with other States of the region, measures to enhance the security and stability of the region;
9. Requests the Secretary-General to keep the Security Council informed on the implementation of this resolution;
10. Decides to meet again as necessary to consider further steps to ensure compliance with this resolution*
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Department of Public InformationPress Section United Nations, New York
L/T/3845 29 October 1986
PARAGUAY RATIFIES LAW OF SEA CONVENTION
Paraguay has! ratified the United Nations Convention on the Law of the Sea, concluded at Montego Day, Jamaica, on 10 December 1982. Its instrument of ratification was received by the United Nations Office of Legal Affairs on 26 September*
As of 26 September, the Convention has been ratified, accepted or acceded to by the following 31 countries plus Namibia (United Nations Council £or Namibia): Bahamas, Bahrain, Belize, Cameroon, Cote d'Ivoire, Cuba, Egypt,Fiji, Gambia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Iceland, Indonesia, Iraq, Jamaica, Kuwait, Mali, Mexico, Nigeria, Paraguay, Philippines, Saint Lucia, Senegal, Sudan, Togo, Trinidad and Tobago, Tunisia, United Republic of Tanzania, Yugoslavia and Zambia.
The Convention will enter into force 12 months after the date of deposit of the sixtieth instrument of ratification or accession.
The Convention deals with virtually every use of the oceans — navigation and overflight, resource exploration and exploitation, conservation and pollution, fishing and shipping. Its articles and annexes constitute a guide for the behaviour of States in the world's oceans, defining maritime zones, laying down rules for drawing boundaries, assigning legal duties and responsibilities and providing machinery for the settlement of disputes.
The Convention provides that all activities on the sea-bed beyond
Authority. Also created under the Convention is an International Tribunal for the Law of the Sea designed to settle disputes over the interpretation or application of the Convention.
The Convention was closed for signature on 9 December 1984.
The following 159 States and other entities signed the Convention: Afghanistan, Algeria, Angola, Antigua and Barbuda, Argentina, Australia, Austria, Bahamas, Bahrain, Bangladesh, Barbados, Belgium, Belize, Benin, Bhutan, Bolivia, Botswana, Brazil, Brunei Darussalam, Bulgaria, Burkina Faso, Burma, Burundi, Byelorussia, Cameroon, Canada, Cape Verde, Central African Republic, Chad, Chile, China, Colombia, Comoros, Congo, Cook Islands, Costa Rica, Cote d'Ivoire, Cuba, Cyprus, Czechoslovakia, Democratic Kampuchea,
national jurisdiction will be controlled by an International Sea-Bcd
5 30 IP..JjDQ.TS,)............................For inform ation m edia — not an official record
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Press Release L/T/3845 29 October 1936
Democratic People's Republic of Korea, Democratic Yemen, Denmark, Djibouti, Dominica, Dominican Republic, Egypt, El Salvador, Equatorial Guinea, Ethiopia, European Economic Community (EEC), Fiji, Finland, France, G/’bon, Gambia,German Democratic Republic, Ghana, Greece, Grenada, Guatemala, Guinea, Guinea-Bissau, Guyana, Haiti, Honduras, Hungary, Iceland, India, Indonesia, Iran, Iraq, Ireland, Italy, Jamaica, Japan, Kenya, Kuwait, Lao People's Democratic Republic, Lebanon, Lesotho, Liberia, Libya, Liechtenstein, Luxembourg, Madagascar, Malawi, Malaysia, Maldives, Mali, Malta, Mauritania, Mauritius, Mexico, Monaco, ‘Mongolia, Morocco, Mozambique, Namibia (United Nations Council for Namibia), Nauru, Nepal, Netherlands, New Zealand,Nicaragua, Niger, Nigeria, Niue, Norway, Oman, Pakistan, Panama, Papua New Guinea, Paraguay, Philippines, Poland, Portugal, Qatar, Republic of Korea, Romania, Rwanda, Saint Christopher and Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent and the Grenadines, Samoa, Sao Tome and Principe, Saudi Arabia, Senegal, Seychelles, Sierra Leone, Singapore, Solomon Islands, Somalia, South Africa, Spain, Sri Lanka, Sudan, Suriname, Swaziland, Sweden, Switzerland, Thailand, Togo, Trinidad and Tobago, Tunisia, Tuvalu, Uganda, Ukraine, USSR, United Arab Emirates, United Republic of Tanzania, Uruguay, Vanuatu, Viet Nam, Yemen, Yugoslavia, Zaire, Zambia and Zimbabwe.
•,V *VnV *
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
Press Retease
Department of Public Information ■ Press Section** New York
L/T/3936 12 August 1967
DEMOCRATIC YEJIKN AND CAPE VERDE RATIFY LAW OF SEA CONVENTION
Democratic Yemen and Cape Verde have ratified the United Motions Convention on the Law of the Sea, concluded at Montego Bay* Jamaica, on 10 December 19S2. Their instruments of ratification were received by the United Nations Office of Legal Affairs on 21 July and 10 August, respectively.
As of 10 August, the Convention had been ratified, accepted or acceded to by the following 33 countries plus Namibia (United Nations Council for Namibia): Bahamas, Bahrain, Belize, Cameroon, Cape Verde, Cote d ’Ivoire,Cuba, Democratic. Yemen, Egypt* Fiji, Gambia; Ghana, -Guinea, Guinea-Bissau, Iceland, Indonesia, Iraq, Jamaica, Kuwait, Mali, I-Iexico, Nigeria, Paraguay, Philippines, Saint Lucia, Senegal, Sudan, Togo, Trinidad and Tobago, Tunisia, United Republic of Tanzania, Yugoslavia and Zambia.
The Convention will enter into force 12 months after the date of deposit of the sixtieth instrument of ratification or acccssion.
The Convention deals with virtually every use of the oceans — navigation and overflight, resource exploration and exploitation, conservation and pollution, fishing and shipping. Its articles and annexes constitute a guide for the behaviour of States in the world’s oceans, defining mai'itime zones, laying dovu rules for drawing boundaries, assigning legal duties and responsibilities and providing machinery for the settlement of disputes.
The Convention provides that all activities on the sea-bed beyond national jurisdiction will be controlled by an International Sea~iied Authority. Also created under the Convention is an International Tribunal for the Law of Die Sea designed to settle disputes over the interpretation or application of ih«a Convention.
The Convention was closed for signature on 9 December 1904, but remains open for accession. J\ total of 13<I States and other entities have signed the Convention.
'•Ji -fr.V.k 'k
06 3 IP For iuforniatwn media — nol an official 1'ccord
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
UNITED NATIONS
Security CouncilDistr. GENERAL
S/16877/Add.5 31 December 1987
ORIGINAL: ENGLISH
REPORT OF THE SECRETARY-GENERAL IN PURSUANCE OF SECURITY COUNCIL RESOLUTION 552 (1984)
Addendum •
1. It will be recalled that, in accordance with Security Council resolution552 (1984) of 1 June 1984, the Secretary-General submitted to the Security Council, on 31 December 1984, a report (S/16877) which had been requested of him under paragraph 7 of that resolution. Addenda to that report (S/16877/Add.1, Add.2,Add.3 and Corr.l and Add.4) were issued 'on 22 January 1985, 31 December 1985,31 December 1986, 22 January 1987 and 10 February 1987 respectively.
2. The Secretary-General has continued to receive substantial information regarding incidents relevant to his reporting responsibility under resolution 552 (1984), mainly from the International Maritime Organization (IMO), which is reproduced in the annex to the present addendum to the report.
3. Additionally, a letter dated 28 January 1987 was received from the Government of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland referring to an incident on 23 January 1987 which involved a British-owned and registered vessel - the M/V Isomeria. Four communications relevant to this report were also received from the Government of Kuwait. The first, dated 1 July 1987, concerned the attack on 30 June 1987 on the container ship, A1 Mergaab, which was owned by the United Arab Shipping Company and carried the Kuwaiti flag. A second letter, dated1 September 1987, reported an attack on 31 August 1987 on a vessel of the same ownership and flag, Jabai Ali, and a third, dated 15 October 1987, reported an attack on that day on a Liberian tanker in Kuwaiti territorial waters. A fourth letter, dated 16 October 1987, reported a missile attack on that date on an oil tanker registered in the United States and anchored in Kuwaiti territorial waters. The last three letters have been issued as documents of the Security Council (S/19093, S/19210 and S/19215).
4. The Secretary-General continues to be deeply concerned by the continuing attacks on merchant vessels. This year h?.r* witnessed a more than 50 per cent increase in such incidents over last year, which have had devastating effects for the shipping industry. The Secretary-General once again strongly calls on both
87-00761 2388n (E)
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
INCIDENTS REPORTED By GOVERNMENTS AND BY THE INTERHATIOKAL MARITIME ORGANIZATION (IKO)1 JANOART-31 DECaiBER 1987
ERIE OFIIC IC EO T OF VESSEL 3YFE TONNAGE
NATICTJALITi’ OF C1&5R
FLAG CP REGISTRATION
LOCATION AND TIKE OF IfCIDEJ.’T ADDITIONAL INFORMATION SOURCE CF REPORT
2/1/87 m/T Galerie Tanker 139 528 Greece ftafLaffl** 40 miles south ofKnarg Island
Hit Dy missile; no casualties reported
IMO
4/1/87 M/T Matterhorn Tanker 131 813 United States Liberia of America
lat. 28025'N, long. 50°58*E; near Kftarg Island; at 0640 0 7
Hit fcy missile; no casualties reported
IMO
6/1/87 Cosmo Jupiter Tanker 238 500 Jaoan Japan 12 miles frcm Hamriyah Hit cy missile; no oil terminal in United casualties reported Arab Emirates; lat.25°46’N, long.55°29 *E; at 1954 GMT
WO
8/1/67 World Dawn TanKer 88 260 Panama Hong Kong Lat. 25°59’N, long. 55055'E; near Hulaylan terminal; at 0120 local tine
Hit fcy missile; failed to explode; no casualties reported
IMO
8/1/87 Berqe Saqa Tanker 55 173 Norway Norway tat. 25°58'N, long. 55°48'E; at 2058 CHT
Attacked ty missile; missile missed vessel by 20 metres
IMO
11/1/87 Atlantic Dignity TanKer 89 935 Hong Kong Liberia As sfte entered Strait of Horrruz; 9.5 miles due west of Ouoin Island; at 0225 local time
Hit ny missile; no casualties reported
12/1/87 Taoriz Tanker 69 498 Iran (Islardc Iran (Islamic Republic of) Republic of)
At Kharg Island oil terminal
Hit ty missile; 1 person killed; 3 injured
IKD
13/1/87 Lady A Tanker 233 011 Cyprus Cyprus 60 miles south of Kftarg Island
Struck fcy missile; no casualties reported
IMO
14/1/87 Sandian Products 29 139 Kuwait Kuwait 10 miles nortft ofcarrier Mina Saqr, in Strait
of Homiz; approx. in lat. 26°13'N/ long. 55®59*E; at approx. 0145 Dubai time
Struck ty missile; no casualties reported
IKD
S/16877/Add.5E
nglieh Paq*
3
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DATE CP NATICNALm FLAG CF LOCATION ANDINCIDENT NftMS CF VESSEL TYPE TONNAGE CF CWER REGISTRATION TIMS OF INCIDENT ACOITICriAL XKFOf&RTION SOU7CE OF fEPOKT
23/1/87 M/V Isameria Liquified 59 700 United United Kingdom Lat. 25°42*N, long. Attacked ty missiles;Petroleum Kingdom of of Great 55°24’E; at approx. missiles missed targetGas carrier Great Britain Britain and * 1400 hours local tine
and Northern Northern Ireland Ireland
27/1/87 M/V Huai Ingrita Carrier
28/1/87 Pena Tanker
12 .369 Philippines Philippines Strait of Borcuz Seized by Iranian gunboats
372 201 Iran (Islamic Iran (Islamic In vicinity of Larax ' Attacxed ty missiles; no Republic of) Republic of) Island; approx. 1130 casualties reportedOTT
28/1/87 Tactic Tanker 237 085 Greece Greece 115 miles south ofKnarg Island; lat. 27°38‘N, long. 51°18‘E;. at 0832 GIT
Hit ty missile; no casualties reported
30/1/87 Alaroot TanXer 317 824 Iran (Islamic Iran (Islamic Off Bushire, vesselRepublic of) Republic of) ran aground; at
1015 ©ITHit by missiles
1/2/87 Khark 3 Tanker 280 476 Iran (Islamic Iran (isla.’zicRepublic of) Republic of)
20 miles south of Kharg Island; at 0815 G<T
Hit ty missile; no report of casualties
3/2/87 Arabia Fortuna Bulk/oilcarrier
78 531 Norway Bananas Off coast of United Arab Bairates
Struck, ty missile; no casualties reported
7/2/87 Knar* 4 Tanker 284 299 Iran (Islamic Iran (Islamic Off Iranian coastRepublic of) Republic of)
Hit ty missile; no casualties reported
13/2/67 Khar* 2 Tanxer 284 919 Iran (Islamic Iran (Islamic Near Kharg Island; at Attacked on given date;Republic of) Republic of) 0600 &CT no casualties reported
19/2/87 TOftan TanKer 239 776 Iran (Islamic Iran (Islamic About 20 nglps south Hit cy missiles; noRepublic of) RepuDlic of) of Kharg terminal; at casualties reported
1730 hours Q-TT
26/2/87 Wa Jiang Cargo vessel 9 422 Qiina Ouna Near Coha; at 1520 OS' Iranian gunboats reported to have attacxed unsuccess* fully Oiinese vessel, 4 crevraea dead
, DOLetter from the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland . of 28/1/87
DO
DO
IMO
DO
IMD
DO
DO
DO
DO
DO
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DVTE CF" N&TI0NMJ1Y FWG OF LCCMTCN AM3INCICENT fWC OF VESS3, TYPE TCMWIE OF CWiER REGISTRATION TIMS OF l ld T O T r AEOITICKAL nCCESftTICN SCXJPCE CF FEPGRT
27/2/87 Knark 3 Tanker 280 476 Iran (Islamic Iran (Islamic About SO miles south Attacked on given date; noRepublic of) Republic of) of Iranian Port of report on casualties
Bushire; lat. 27°43,N, long. SIOSS'E; at 1535 O-iT
28/2/87 Sea Enpress Tanker £0 000 Greece Cyprus Cat. 25°16'N, long. Attacked on given date, no54°18'E; at 1100 casualties reportedlocal tiro
7/3/57 Khark 5 Tanker 284 632 Iran (Islamic Iran (Islamic South of Knarg Island N.A.Republic of) Republic of)
12/3/87 Arabian Sea Tanker 315 695 Saudi Arabia Saudi Arabia Off United Arab Elairates; lat. 25®45'N, long. 55°1<'E> at approx. 2200 hours
Attacked by missiles, no casualties reported
16/3/67 Pivot Tanker 232 104 Cyprus Cyprus 12 mi ii*a south of AbuMusa; lat. 25040 *N, long. 55°08'E; at 2215 local tins
Attacked £y missiles, no casualties reported
21/3/87 Avaj linker 316 379 Iran (Islamic Iran (Islamic In Gulf area; at 1715 Republic of) Republic of) hours local tine
Hit cy missile, 1 person killed
23/3/E7 Pena Tanker 372 201 Iran (Islamic Iran (Islamic South of fcnarg IslandRepublic of) Republic of)
Hit on given date
26/3/87 Kaersk Astro Tanker
5 /4 /8 7 PoLiKon Tanker
7 897 Federal FederalRepublic of Republic ofGermany Gercany
239 604 Cyprus Cyprus
Lat. 28°17'12N, long. 49°11*06E; at 0124 local time
Lat. 28°22*N, long, 50056‘E
Contacted underwater mine, shell plate dsoaged; no casualties reported
Hit ty missile, no casualties
U/4/87 Colossus K.A. 15 180 Panama Panama In lat. 25°39*N,long. 55®19'E; near Sharjah; at 1530 local time
Attacked by gunboat, 2 shots fired but both missed; no casualties reported
12/4/87 Lady Sky Ore/bulk/ 140 000 oil carrier
Cyprus Cyprus Lat. 27°54’N, long.51^13'B, at approx. 07 30 QtT
Hit by missile, no casualties
IMD
IPO
no
IKD
IfO
DO
IMD
IMD
IMD
IMD
IMD
S/16877/Ad<3. Engliah Page
5
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
d a h: CF I'CIDCOT fftME OF VESSEL TOE NATIONALITY
OF OttJER AEOmCtJAL INFORMATION SOUICE OF REPORT
15/4/67 Corriedale Express Livestockcarrier
12 079 Pnilippines Philippines Lat. 26°30*N, long. 52°28'E; at 1145 local time
Hit ty 2 missiles, no casualties to crew
IMD
20/4/87 Tenryu Maru Liquefied S3 171 Japan gas tank
Japan tat. 25°01'N, long. 54°16'E; at 0405 (KT
Attacked ty Iranian helicopter, apparently Kissed
IMD
24/4/87 Fuji Orient Tanker 285 468 Japan Panama lat. 28°18*N, long.50O58'E; 80 miles south of Kharg Island
Attacked ty missile, no casualties reported
DO
24/4/87 Jeoel Ali Boxsnip 20 353 Kuwait Kuwait Off Abu Onabi Detained ty Iran for 2 hours and then released
mo
25/4/87 Mega Point Tanker 141 006 Liberia Liberia Lat. 26°07'N,long. 56°00’E; off Mina Saqr, at 0015 local time
Hit 3 tines by small patrol vessels
IK0
29/4/87 Pamit Oil/ixilK/ 84 137 Greece ore carrier
Panare Lat. 28°14'N, long. 51°00*E; at approx. 0748 a t r
Hit ty unknown object, no IMO casualties reported
N.A. Kousa Maintenance 1 536 vessel
Iran (Islamic Iran (Islamic N.A. Republic of) Republic of)
Reported nit recently, no further details available
IM3
4/5/87 PetrobulKRsoent
Tanker 31 127 Panaaa Panama Lat. 25°43'N, long. 55°29*E; at 2205
time
Hit by Iranian gunboat, 1 crewman injured
IMD
5/5/87 Snuho Maru Tanker 258 000 Japan Japan Lat. 27°53,N, long. 49°50’3E; at 0120 local time
Hit by Iranian gunboat, no casualties
6/5/87 Ivan Koroteyev Cargo vessel 6 459 USSR USSR A ppzox. 30 miles froa Reported hit ty missile Bastaa oil platform and nachine gun fire, which is Off Arabian no casualties coast in lat.26°27*4iJ, long.52°31'7E; about 1230 local tins
IMO
L'nol lsh Pag# 6
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DfOE OF NATIONALITY HAG CF LCCATICK ANDINCIDENT NWC OP VESSEL TYPE ITK^GE CF OtJER REGISTRATION TIKE OF INCICENT ACOITICWAL INFORMATION SOURCE OF REPORT
11/5/87 B-R- Aat«3fcar TBnker 89 453 India India lat. 25°46'N, long. 55°24’E; at 0515 local time
Hit ty missile, no casualties
13/5/67 Stilikon or14/5/87
TanKer 206 198 Panana Panama Bi route to Kharg Island
Attacked ty missile, no casualties reported
16/5/87 Marshal Ctjuvkov TanKer 67 980 USSR USSR 35 miles off Kuwait coast
Em>aged. by mine explosion, no casualties reported
17/5/87 Zeus TanKer 158 694 Greece Cyprus Between Kharg Island ani Lara* Island; at 0954 otr
Attacked on given date, no casualties reported
17/5/87 Aouamarine TanKer 89 179 Liberia Liberia Lat- 27°02’N, long. 51022’E; at 0840 local tine
Attacked ty missile, no casualties reported
18/5/87 Golar Robin TanKer 219 387 Liberia Liberia Attacked off Saudi Attacked on given date, Arabian coast no casualties reported
22/5/87 Rasnidan Tanker 2 596 Qatar Qatar Lat. 28°53'N, long. Attacked ty 10 missiles, 49°23 *£; at about 3 crew reported seriously0100 OJT injured
26/5/87 Prunrose Tanker 274 624 Japan Liberia 34 miles off coast of Reported to nave hit a Kuwait mine, no casualties
9/6/S7 Etnnic Tanker 274 629 Greece Greece Lat. 28°57*N, long. Hit ty missile or cane, no 48°48'E; at 2005 casualties reportedhours local time
18/6/87 Stena Brplorer Tamer 269 091 Liberia Liberia 30 miles off tne Kuwaiti coast
Hit mine, no casualties
20/6/87 Tenacity Tanker 73 700 Panama Malta tCsile sailing to Kharg Hit ty missiles, no -Island; at 0500 hour casualties reported <30*
24/6/87 Hira III Bulk carrier 30 643 Turkey Turkey Lat. 28°21'5N, Hit ty missile fromlcr>g. 50°56*E; at helicopter, 7 crewapprox. 0255 0?T members injured
IMO
IMD
IMD
IMO
IMO
IMO
IMD
IMO
IMO
IMD
IMO
IMO
S/16077/Artj. Fnalish Page
7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
MTO CFIfClDENT fftME CF VESSEL TYPE TCNTftGE
NATIONALITY CF OWNER ADDITIONAL INrORWVTICN
26/6/87 Hia Karqrethe ranker 224 607 Norway Norway Lat. 27°53'N, long. 49°43*Ei at 2115 hours GMT
Hit ty Iranian gunooat, 4 persons injured
26/6/87 Stena CSsncordia Taf*er 269 296 Liberia Liberia Lat. 27°58'N, long.49°29*E; at 2250 hours OCT
Hit by rocket ty small boat, 2 crew Berbers slightly injured
30/6/87 AlMeroaab Cdntainer-ship
32 534 United ArabSnippingCompany
Kuwait lat. 28°00*N, long. 49°28'E; 20 miles off Saudi Arabian coast; at 0215 hours; the vessel was hiding froa Al-Sha'eitta seaport in Kuwait to Bahrain, then Dafcai, and then to seaports in the Far East
Iranian gunboat opened fire to vessel, hit by missile, no casualties
1/7/87 Dena Tanner 371 201 Iran (Islamic Iran (Islamic Lat. 28°29’N, long.Republic of) Republic of> 50°S4 *E; at 1008
local time
Hit ty missile, no casualties reported
3/7/87 Santa Karia Tanker 313 457 Spain Spain Off Mina Saqr, neir Strait of Hormuz
Hit ty gunboat missiles, no casualties
6/7/87 NinosKazantzakis
Prodictcarrier
67 200 United States Cyprus cf America
Near Knarg Island oil terminal; at appro:. 1700 GO*
Hit ty missile, no casualties
7/7/87 Salserve Salvage tug 742 Singapore Singapore In Gulf; at 2100 hours local tine
Hit ty missile, no casualties reported
9/7/87 Peconic Tanker 273 205 United States Liberia of America
Lat. 28°15’N/ long. 49°23*E; about 70 miles southeast of Kina Ataadi near Zuluf oil field
Hit fcymissile, no casualties
13/7/87 Ville D‘Anvers Container- 21 111 France Francesnip
Lat. 28°00’n , long. 49°42'E; at 0335
Attacked by Iranian gunboats, no casualties
21/7/87 Qasnobile Ace Carrier 11.709 Fanaaa Panama Strait of Hornuz Boarded and escorted to Bandar Abbas for cargo inspection, detained for 4 days and released 25/7/1987
SOURCE OF REPORT
DO
DO
DOLetter from Kuwait Of 1/7/87
IMO
IMO
HO
DO
DO
2K?
IMO
S/16077/Add, English Page G
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
M3E or NATIONALITY FLAG CF LOCATION AKDnoiEKr wtfe op* vesssi, type tcnnage of oejer registration tik: op UdEEwr AEomaw, ikfoekatich source of jspom
24/7/87 Bridgetown Tanker 401 362 Kuwait United States Lat. 27°59’N, long. Struc* mine, no casualties D Oof America 49°50'E; about 18
miles west of Farsi Island; at 0700 hours local time
10/8/87 Texaco Caribbean TanKer 274 347 united states Panama of America
About 9 miles northeast of Fujairah in sea of Oman; at about 1530 hours local time
Struck ainer no casualties D O
15/8/87 100 Et Anita Supplyvessel
245 United Arab Dnirates
United Arab Bnirates
In Gulf of Oran; lat. 25°17'N, long.56028'E? at 0900 hours (presumed local time)
Struck mine, crew missing presumed dead including captain
IKD
18/8/87 Qsco Sierra Chemicaltanker
33 951 Norway Liberia ' Lat. 25°55’N, long.56°42’E; late afternoon local tine
Attacked ty 2 fast patrol boats, no casualties
IMO
19/8/87 Bribir Containervessel
5 597 Yugoslavia Yugoslavia In Persian Gulf; at about 1200 OIT
Fired on fran powered dinghy, boarded a«3 search by Iranian guards, no casualties
DO
29/8/87 Alvand Tanker 236 807 Iran (Islamic Iran fIslamic At Sifri Island; at Attacked on given date, D O Republic of) Republic of) 0900 CMT no casualties
29/8/67 Shoush Tanker 226 319 Iran (Islamic Iran (Islasic l^t. 27°36'K, long. Attacked ty missile, noRepublic of) Republic of) 50°39'E; at 1900 Q-0* casualties
IMD
30/8/87 Sanandaj Tanker 253 837 Iran (Islamic Iran (Islamic While loading atRepublic of) Republic of) Kharg Island
Md casualties reported JMD
30/8/87 Fortuneship L Tanker 263.081 Greece Greece Lat. 27°26'N, long. Attacked on given date,51°37*E; at 1540 O^r no casualties reported
IMD
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DATE CFINCIDENT NWC Of VESSEL TXPE
NATIONALITY CF CWER ADDITICNAL INFORMATION
31/8/S7 Jecel Ali Container" 21 160 United Arab Kuwait Lat. 25°43’N, long,snip Snipping Co. 55°37*e , while it
i>bs in a regular trip from Khor Fakkan to Du&ai, 7 nautical miles north of UAE port of Urn Al Oaiwain; at 0530 hours local time
Attacked ty gunboat, no casualties
21/8/67 Rodosea Tanker 29.680 lean (Islamic Iran (Islamic Near Kh&cg island; in Hit on given date, noRepulic of} Republic of) lat. 29°50’N, long. casualties
50°11’E; at 0643 OtT
1/9/07 Manguia
1/9/87 Astro Pegasus
1/9/87 Star Ray
1/9/87 Big Qtame XIV
2/9/87 Diamond Marine
2/9/87 Dafnl
2/9/87 Leonidas Glory
Tanker 300 029
Tanker 81 275
Tanker 215 780
Offshore ’.97supplyvessel
Tanker 227 307
Tfenker 97 286
Cargoship 3 717
Spain Spain
Republic of Republic of Korea Korea
Cyprus Cyprus
panana Panama
Japan Liberia
Greece Greece
Cyprus Cyprus
50 miles southeast of the Ras Tanjra refinery; at about 1930 hours local time
E^t.25°48'N, long. 55°37'E, at 2235 local tine (of Dubai)
Between Knarg Island and Larak; at approx. 0900 and 1000 hours (local tijne)
In northern Qjlf (Kharg Island)
In lat. 26°21'N, long. 56°07'E; 30 miles southeast of Gulf entrance
In lat. 27°49’N, long. 49°48‘E
10 miles north of Sharjah; at 0300 hours CKT
Attacked ty gunboat
Hit ty missiles, no casualties reported
Hit ty missiles, no casualties reported
Vessel sunk during attack on Kharg Island, 2 crewren presuned dead
Hit ty missile, no casualties reported
Attached ty 3 speedboats, no casualties reported
Attacked ty speedboats, no casualties
S0UJCE OF REPORT „
IMOLetter from Kuwait of 1/9/87 (S/190931
IMO
IMO
IMO
W O
IfD
DO
IMO
IMO
2/9/87 Nisshin Maru Tanker 180 200 Japan Japan After loading oil at Attacked on given date, no IMO Sicci Island, at 2245 casualties hours local time
S/l6SlVMd.&Eng11 ah Page 10
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DATE OF NWICrJALm RAC CP LCCATICM AKDItCITENT »WE CF VESSEL T¥PE TCttttGE OF O-KSR REGISTRATION TIME OF IHHDE2,T ADDITIONAL INFORMATION SOURCE OF REPOPr
2/9/87 Jolly Rubino G a n ta in e r-s n ip
19 418 Italy Italy Near Farsi island? lat. 27°56’N, long. 49°45'E; at 2230 QTt
Attacked ty assault boat, 2 crewmen injured
8/9/87 K.A. ‘te g b o a t N.A. Iran (Islamic Iran (Islamic Republic of) Republic of)
K harg I s la n d Vessel sank ty Iraqi aircraft, no details on casualties
8/9/87 N.A. Tug boat N.A. Iran fisiartic Iran (Islamic Kftarg Is la n d Republic of) Republic of)
Vfessel sank ty Iraqi air* craft, no details on casualties
9/9/87 Haven Tanker 232 160 Cyprus Cyprus Lat. 25°54'n, long. Attacked by gunboat, no 55°32 'E; at 2230 CM1 casualties
18/9/87 Actinia Tanker 238 919 Spanisn Cyprus Wiile heading to Struck by missile, noKMarg Island; at 2000 casualties reported nours local time
20/9/87 petrosnip B Tanker 39 115 Saudi Arabia Saudi Araoia Lat. 26°12'N, long.56^08’Ej at 0300 ro u es local time
Fired on ty gunboats
2 0 /9 /87 sn irva n Tanxer 69 360 Iran {Islamic Iran (Islamic At Knarg Island, at Republic of) Republic of) 1702 nours <MT
Attacked on given date, no casualties
21/9/87 Gentle Bree2e CCcfeination 102 799 carrier
Hong Kong United Kingdon Lat. 27°50*N, long.of Great Britain and Northern Ireland
49048'E; at 1745 hours (MT
Hit by mssiles, 1 crewman killed
22/9/87 Marissa 1 Research/surveyvessel
1B1 Panama Pana-ia In northern Gulf; at 0100 local time
Vessel nit a mine and sank, 3 crewmen missing
26 /9 /37 Ctaral Cape Tanker 225 668 Greece Cyprus 70 miles south ofKharg Island, lat. 2S°23’N, long. 51°03 *E; just before 2900 hours on*
Can*s under second attack on 27/9/87; lat. 27043‘N, long. 51°18*E; at 1028 hours GMT
27/9/87 Shirvan Tanker 69 360 Iran (Islamic Iran (Islamic Just south of Knarg Attacked on given date, 1Republic of) Republic of) oil teminal; at 0500 crewnan dead, 17 injured,
hours local time 8 missing
IMD
IMD
DO
IMO
2M3
IMO
IMO
IMO
IMO
IMO
IMO
U n»i[wa
VPV/UBSl/S
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
CATE orIfC IO Q .T 1«ME C f VESSEL TYPE
NATIONALITY TCNNAGE CF CWEK
FIAG OP RESISTRATI CM ADDITIONAL INTOiafiTION SOURCE OF FEFORf
27/9/87 Marlin Bulk/oil 15 4300 United States Liberia of America
Attacked early Hours No casualties reported Sunday morning
BO
27/9/87 Merlin TanKer 29 340 Federal FederalRepublic of Repuolic of Germany Germany
Vicinity of Kterg No casualties reportedIsland; at 1100 hoursOfT
IMO
27/9/87 Iran Sepah Tanker N.A. Iran (Islamic Iran (Islamic I^t. 27°25'N, long. Repuolic of) Republic of) 52°13'E; at 1745
hours Q-TTAttacked and hit, 1 person IMD killed
2 9 /9 /81 Koriana Tanker 63 736 Liberia • Greece 11 miles from Zarkumwhile proceeding to Ruwais; lat. 25t>07,N, long. 53°58'E; at approx. 2030 hours &TT
Attacked by rocKet propelled grenades, no casualties reported
IMD
29/9/87 Khawr < TanKer 284 299 Iran (Islamic Iran (Islamic Republic of) Republic of)
In vicinity of Ras Al ftotaf; at 1400 hours local time
Attacked on given date, no casualties reported
IMD
30/9/87- Nichiharu Maru Tanker 237 365 Japan Japan Lat. 26°22 *N, long. 56°13*E; at approx. 1215 hours On*
Hit by missiles and gunfire from 5 snail vessels, no casualties
DO
30/9/87 Western City Tanker 2-j6 425 Japan Liberia Lat. 26°19*Nr long.56°07 *E; at 1233 hours GKT
Attacked ty 5 gunboats, no casualties
IMO
1/10/87 Jonar Tanker 89 937-* Pakistan Pakistan Near Ras Shaikh Masud about 100 cities north-east of Dubai
Kit by 2 gunboats, no casualties reported
IMD
1/10/87 Snp̂ iton Bluff Fisningtrawler
65 Australia Australia Not too far north of Dubai
Bit by missile, sfcipoer killed
DO
2/J0/B7 Felicity Tanker 101 977 Cyprus Cyprus About 100 miles south of Kharg Island; at 0800 OO*
Hit by missile, no casualties reported
2/10/87 Spic Emerald Tanker 17 465 I«3ia India Lat. 25°15'N, long. Attacked ty speedboat, D O54°58'E; at 0245 no casualties reportedhours local tine
S/16877/Add Enqlish I'ag*
12
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
QP NATIONALITY FLtG CFINTIEBJT NftME CF VESSEL TYPE TCNN&GE CF CMER REGISTRATION
5/10/87 Shining Star Tanner 256 263 Cyprus
5/10/87 Seawise Giant TanKer 564 739 Hong Kong
5/10/87 Brazil Star Coit>ination 183 526 Japancarrier
5/10/87 Cnastine frkersk Container N.A. Denmarkvessel
5/10/87 Legacy TanKer 267 896 Cyprus
S/10/87 World Admiral TanKer 237 311 Liberia
7/10/87 Raad Al-BaKry Products 21 032 Saudi Arabia VIII carrier
8/10/87 TtOToe 8 TanKer 9 431 Japanese
10/10/87 Rova TanKer 239 435 Spain
10/10/87 Mykonos Qretaical 32 200 Greecetanker
10/10/87 Merlin TanKer 215 925 N.A.
Cyprus
Liberia
Panama
Denmark
Cyprus
Liberia
Saudi Arabia
Parians
Liberia
Liberia
Cyprus
ADDITIONAL INFORKATICN SOURCE OF REPORT
At I^rak Island oil Hit by missile, no terminal; at 1430 casualtieshours local time
At Larak Island oil Hit ty missile, no terminal; at 1430 casualties hours local tine
At larak Island oil Attacked on given date, terminal; at 1342 1 man injuredhours local time
Lat. 25°35’N, loog. 55°24 *E; at 1130 hours local time
Intercepted ty Iranian gunboat with apparently warning shots across her bow
At Larak Island oil terminal
Attacked on given date, no no casualties
At Larak island oil terminal
Hit by missile, 1 crewman injured
Lat. 25°25'N, long. S S ^ ’E; at 0105 CMT
Raided Cy fast attack boats, no casualties reported
Lat. 27°09*3N, long. 50047'l£; at 0625 hours OTT
Hit ty missile, 3 crew members slightly injured
Just south of Kharg Island; at 1804 COT
Attacked on given date, 2 crewmen killed and 4 missing
Off Iranian coast Hit by missiles
Lat. 27°55*N, long. 51°08 *Z} at 1804 0 7
Attacked on given date, no casualties reported
IMO
IMD
IMD
IMD
IMD
IMD
IMO
IMO
IMO
IMD
IMD
S/16fi77/Adrt. Englloh Paae
13
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
CATE CF ____INCICEWT NAME OF VESSEL TVPE
NATIONALITY FLftG OF TCNNAGE CF OWNER REGISTRATION AEOITCONAL INFOBMATICN
•12/10/87 Marianthi M TanKer 20 826 Liber ia Panama Lat. 28°02*N, long. Hit ty missile, 1 sen51°07'E; at approx. dead and 1 other injured 0927 hours local tins
12/10/87 Petroship B Tanker 39 U S Saudi Arabia Saudi Arabia About 12 nriles offDubai, in lat. 25°26fN, long. 55°12'E; at 15S1 < M “
Attacked ty at least 1 gunboat, no casualties
13/10/87 Atlantic Peace TanKer
14/10/87 Pegasus I Tanker
84 631 Hong Kong Liberia Lat. 25°22*N, long. Hit by missile, no S4©58'E; at 2115 CMT casualties
231-990 Iran (Islamic Iran (Islamic Near Knarg Island; at Struck ty missile, r Republic of) Republic of) at 0340 nours ©TT casualties reported
15/10/87 Sungari Tanker 275 932 Liberia Liberia Vessel anchored off Hit by missile, noMira Al Atunadi; at casualties reported 0600 hours local time
16/10/87 Sea Isle City Tanker 81 283 Kuwait United States 5 miles off Port of of America Shuaiba in Kuwaiti
waters; at 0600 nours local tine
Attacked £y missile, 18 crew injured
23/10/87 Prosperventure L Productcarrier
38 574 Greece Panama Lat. 25°17*N, long. Attacked by gunboats, no 54°56‘E; at 2300 GMT casualties reported
4/11/87 Taftan Tar*er 289 778 Iran (Islamic Iran (Islamic Kharg Island; atRepublic of) Republic of) approx. 1000 CKT
Damaged during air attacks on Kharg Island, 2 people injured
6/11/87 Grand Wisdaa Tanker 103 584 United States Panara of America
Lat. 25°16*N, long. 54°43*E; at 0417 hours local time
Attacked ty gunboats, no casualties
11/11/87 Liquid Bulk Chemical Explorer tanker
12 964 Japan Panama Lat. 25°39’N, long. 55°17.'E
Attacked by 2 gunboats, no casualties reported
S3URCE CF REPORT
IK)
IMO
IMD
IMD
IMDLetter from Kuwait of 15/10/87 (S/19210
IMDLetter from Kuwait Of 16/10/87 (S/19215
IMD
IMD
IMD
IMD
S/16877/Add. English Page
14
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DAIE CFINCIEESG’ ffiKE OF VESSEL TSTE TOt«AGE
jancnALnv OF CW3*
ITCATIQi Pit© TIKE OP INCIDENT ADDITIONAL INFORMATION SOURCE CF REPORT
11/11/87 Fortune snip L TanKer 268,079 lean (Islamic Iran (Islamic Repuolic of) Republic of)
lat. 28042*N, long. 50°43'E; at 2020 hours local tire
Attacxed on given date, no casualties. Attacked an 13/11/67 for a second tine wnile being towed north to Kharg Island
IMD
12/11/87 Yousef Tug 584 Iran (Islamic Iran (Islamic Off Lavan Island; at Attacked ty aircraft, no IMDRepublic of) Republic of) 2000 hours GO* casualties
13/11/87 Salvital Tug 246 Singapore N.A. Lat. 27°58% long. 51°06'E; South of Kharg Island; at 1100 hours local time
Hit ty missile, 3 crew- members dead, 3 injured
DO
15/11/87 Lucy TanKer 64.000 N.A. Liberia Lat. 26°15,N, long.56°05*E; at 0300 hours local time
Attacked ty gunboats, casualties reported
IMD
16/11/87 Esso Freeport TanKer 260 B31 owned, by a Bahamas United States of America based company
Off the coast of Chen; Attacked by gunboats, no at 1135 hours local casualties reported time
IMD
16/11/87 Filikon Tanker 79 986 Greece Greece Lat. 26°11,N, long.56°06,E; at 1330 hours Dubai time
Attacked by gunboats, no casualties reported
IMD
19/11/87 Salviva Salvage tug NJl. Singapore Singapore Approx. in lat. Hit on given date, 1 crew- IMD27°38'N, long. msrfeer killed and 5 wounded 51°50 *£; at 1059 QfT
20/11/87 Taoriz TanKer 69 498 Iran (Islamic Iran (Islamic Between Lavan and Attacked on given date, no D ORepublic of) Republic of) Sirri Islands casualties reported
21/11/87 Jimilta Cargo snip 16 -275 • Greece Greece I^t. 27°59*N, long. Sprayed with machine gun IMD50°10’E fire, no casualties reported
22/11/87 Andromeda Tanker 63 953 United Arab Greece I3t. 25°03*N, long. Hit on given date, no IMDBnirates 54°22’E; heading to reports on casualties
the Port of Ruwais in tne UAE; at 0125 hours local time
S/16877/Add. English Page
15
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
CATC CF NUTOiALTIY FLAG OF LOCATION ANDINCIDENT NWE CF VESSEL TXPB TONWS OP OWNER REGISTRATION TIJ-E CF INCIDENT ADDITIONAL INFORMATION SOURCE OF REPORT
23/11/87 uniaaster Container- 11 649 Taiwan snip
Panama In Strait of Hornuzj at 0445 CMP
Attacked ty gunboat, no casualties reported
23/11/67 Fund ul ea Cargo ship 6 253 Rnoania ftroania In lat. 26°17'N,long. 56°06*E; at 0653 OTT
Attacked on given date,3 crew seriously injured
26/11/87 Una AlJatnatftel
Tanker __-65-602---Kuwait Federal Republic of Germany
In lat. 25°57*N, long. 55°i9'E; at about 0845 Q4T
Hit on given date, no casualties reported
27/U/87 Stilikon Tanker 206 198 Cyprus Panama In lat. 27°02*N,long. 52°32'E; at 1438 « T
Hit ty missile, no casualties reported
29/11/87 Knark 4 Tanker 284 299 Iran (Islamic Iran (Islamic Republic of) Republic of)
In approx. l̂ t. 27°02*N, long. 52°32'E; at 1400 <3*r
Attacked on given date, no casualties reported
4/12/87 Actinia TanKer 238 919 Cyprus Cyprus In lat. 27°37'N, long. 51°20*E (between Kharg and l^van island); at 0400 hours CMT
Vessel attacked for a second tine (5 hours later) betveen Lavan and Larak Island, no casualties reported •
5/12/87 Estelle Maerss Products 50 600 Dennark Denmark In lat. 25°30*N,tanker long. 55014*E; at
Attacked on given date, 1 crew dead and 1 seriously
approx. 2300 nours O-T injured
6/12/87 Nonran Atlantic Ccrnbination 85 129 carrier
Singapore Singapore In lat. 26°22,H, long. 56°15'E; at 1222 nours local time
As a result of the attack vessel sank on 10/12/87, no casualties
8/12/87 Alamoot Tanker 317 .624 Iran (Islamic Iran (Islamic Republic of) Republic of)
In lat. 26°07'NV long. 51°07'E; at 1136 nours GMT
Attacked on given date, no casualties reported
9/12/87 Susangird Tanker 218 467 Iran (Islamic Iran (lsla.-nic Repi£tlic of) Republic of)
Di lat. 28°01*N, long. 51°Q3*E; at 2000 hours CM*
Attacked on given date, a second attack took place 10/12/87; in lat. 28°05*N, long. SIOO?^; at approx. 0730 hours Q£T; 21 crewmen feared deed including Master
IMD
D O
DO
D O
IMD
D O
DSD
IMD
D O
IMD
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
DAIE CF NATIONALITY FLfiC CP LCCATICN AtDINCICENT NWC CF VESSO. TYPE TCtffWE CF CfrKER FSSISTWUTCN TIMS CF INdEQJT ACOmOiAL INFORMATION ' SCdCE CP RESORT
11/12/87 Fllikos
11/12/37 TYaraleos
12/1^/87 Pivot
15/12/87 Ariadne
Tanker 85.398
Tanker 96 989
Tanker 232 164
Tanxer 102 088
Greece Qceece
Greece Greece
Liberia Cyprus
Greece Greece
In lat. 25°08,H, lcrg. 53°S5*E; at 1710 hours GIT
In lat. 25®15’N, long. 54C00’B» at 1726 hours GfT
Off Abu Musa
In lat. 26°16,N, long. 56°07»E? at approx. 03S5 hours
Attacked by frigate, no casualties reported
Attacked ty frigate, no casualties reported
Attacked by frigate, no casualties reported
Attacked on given date, no casualties
15/12/87 Mini M Bulk carrier 27 244 N.A. Cyprus In lat. 2B°19'Nf Attacked ty missiles, 5long. 50°54’E; at crewmen injured in first approx. 2100 hours G-TT raid; second attack took
place 16/12/87 at 0100 hours QfT
16/12/87 World Produce Products 29 990 Greece Greece In lat. 2ff519,w,carrier long. 55°57*E; off
Ras Al Khaimah, at 0700 hours local time
Attacked by gunboat, no casualties
16/12/87 Taftan Tanker 289 778 Iran (Islamic Iran (Islamic Republic of) Republic of)
In lat. 28°05’N, long. 50<>S8 ’E? at 0640 hours GMT
Attacked ty missiles, no casualties reported
16/12/87 IslandTransporter
Cargoship 9 714 N.A. Maldives in lat. 25°27'N, long. 54057’E; at 23Q5 hours CMT
Attacked ty missiles from gunboats; a second attack took place 7 hours later on 17/12/87, no casualties reported
DO
E O
KD
IMO
IMO
IMO
IMO
Lf-V
18/12/87 Saudi Splendour Cru3e • 280-573 Sauji Arabia Liberiacarrier
In lat. 25°36'N, Attacked by gunboat, no IMOlong. 55°14,E, at casualties reported 0345 hour3 local tirae
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
EA.TE CFIfCIEENT NAM£ OP VESSIX TSTE TGTWvCE MKTICNftLllY
OP CWERFLAG OF
REGISTRATIONLOOVnCN AT©
TIfE OF ItCICCNT ADDITIONAL IfFCPMATION source of repow -
18/12/87 Hapcy Kari Crudecarrier
290 762 Norway Norway In lat. 26°15'N, Attacked by gunboat, nolong. 56°l2'E» at casualties reported 1300 nours local tine
IMO
19/12/67 Kacama Maer&k Crudecarrier
337 -700 Denmark Dennack m southern Gulf,Lat. 2SP4S(N# long. 55°07'E, at 0500 nours ©a*
Attacked on given date, no casualties
IMD
22/12/87 Burnan CrudeEnterprise carrier
457 927 Burma Burma Lara* Island; at 1030 rtaurs GMT
Hit ty missiles during air IMD raid of Lara* Island, no casualties
22/12/87 World Petrcbras TanKer 411 SOS Lioeria Liberia terak Island; at 1030 nours ozr
Hit ty missiles during air IMO raid of terak Island, no casualties
22/12/87 Seawise Giant Tanker 564 739 Hong Kong Liberia Larak Island; at 1030 hours CMT
Hit ty missiles during air IMO raid of Larak Island, no casualties
22/12/B7 Britisn Respect Tanker 277 747 UnitedKingdom of of Great Great Britain Britain and and Northern Northern Ireland Ireland
United Kingdom At Larak Island; at approx. 1030 hours GMT
Darrtfged ty bombs, no casualties
IMO
22/12/87 Stena Concordia Tanker 273 712 Liberia Liberia In southern Golf; at Attacked ty frigate, no D O2215 hours 0-3* casualties
23/12/87 World Progress Crude 237 28S Liberia Liberia Off JeOel Ali; at Report unconfirmed DOcarrier 1900 hours a*r
23/12/87 Berae Big Crude 285 400 Norway Norway In lat. 25°18'N, Attacked on given date, IMOcarrier long. S4°46'E; no casualties reported
at approx. 2315 hours local tiins
24/12/87 Eastern Pc^er Tanker • 275.553 N.A. ' Liberia 12 miles off flnu Musa Attacked on morning of IMOgiven date, no casualties
25/12/87 Hyundai No. 7 Bulk 19 682 Republic of Republic of Off Abu Musa; at Hit by shells, 4 crew XKDcarrier Korea Korea 1700 hours Injured, 2 seriously
S/16877/Artd Fnq)isht’/ia*
ie
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI
OWE OF INCIDENT NftME Or VESSEL
NATICN'lLnY FZAC CF TOfffWGE OF CWSER REGISTRATION
25/12/87
29/12/87
Nsjmatel El Tanner 20 795 Saudi Arabia Saudi ArabiaPetrol XVII
Norasia Pearl Container- 1 742 Switzerland Federalsnip Republic of
Germany
LOCATION A.W TIME OF INCIDENT
Two miles west of uy* Port of Mina Saqr at nignt
Strait of Horruz
Hit By missiles, 1 crew IMD mender slightly injured
intercepted by Iranian IMOwarships and arrested as she passed through Strait of Hormuz, taken to Bandar'Abbas and searched, reported on 9/1/83 to have been released by Iranians, exact date of release not known
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi GANGGUAN TERHADAP PELAYARAN KAPAL-KAPAL DI TELUK PERSIA DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERANASIONAL
NATALIA TRIYAYI