100406053 - natalia re hutajulu (uts).pdf

Download 100406053 - NATALIA RE HUTAJULU (UTS).pdf

If you can't read please download the document

Upload: abdul-joshua-oh-mandai

Post on 16-Apr-2015

83 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PAPER PERENCANA AN KOTAPENERAPAN UNSUR TRANSPORTASI

FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DIAJUKAN OLEH :NATALIA R.E HUTAJULU 100406053

1

Penyusunan Makalah Penerapan Transportasi Kota Medan

KATA PENGANTAR...iii

II.3 Fungsi Pengangkutan.........5 II.4 Manfaat iii

BAB I PENDAHULUAN..1 I.1 Latar Belakang.1 I.2 Maksud dan Tujuan Penelitian...1 I.3 Manfaat Penelitian..1 I.4 Metodologi Penelitian..2 I.5 Sistematika Penulisan2

Pengangkutan......5 II.4.1 Manfaat Ekonomi.........5 II.4.2 Manfaat Sosial..............6 ............ II.4.3 Manfaat Politis dan Keamanan..........................6 II.4.4 Manfaat Kewilayahan......................6 II.5 Unsur Transportasi.......................6 II.6 Permasalahan 2 3 1 1 1

1

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................3 II.1 Pengertian Transportasi...3 II.2 Peranan Transportasi...3

Transportasi.......................7 II.7 Moda Transportasi.......................8 II.8 Komponen Moda-Angkutan Umum..............................10 II.8.1 Bus...................................12 2

3

3

II.8.2 Angkot....................12 II.9 Prasarana Transportasi .....13 II.9.1 Sistem Jaringan Jalan di Indonesia.........................13 II.9.2 Terminal.................13 II.9.3 Perhentian Halte.....15 II.9.4 Persimpangan........15

12 13

13 13 15 15

BAB III STUDI BANDING................................................15 15

BAB IV STUDI KASUS...................................................22 IV.1Umum.......................22 IV.1.1 Angkutan Umum.............................26 IV.2 Gambaran Umum Transportasi di Kota Medan............................27 IV.1.1 Angkutan Umum.............................27 26 27 26 22 22

DAFTAR PUSTAKA.iv iv

3

Penyusunan Makalah Penerapan Transportasi Kota Medan

Terima Kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya yang masih memberikan saya kesempatan untuk bisa menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini dapat bertujuan untuk mengetahui latar belakang daripada Studi Kasus Penerapan Transportasi Perencanaan Kota di Indonesia khusunya Kota Medan yang saling memiliki hubungan erat disetiap permasalahan yang ada. Semoga dengan adanya rincian ringkas dari Makalah ini dapat memudahkan temanteman maupun para pembaca untuk mengetahui lebih dalam pemahaman

mengenai Transportasi baik dari pengertian, peranan dan penerapannya disuatu kota. Tiada gading yang tak retak demikian pula dengan makalah ini yang tentu masih ada kekurangannya. Mohon maaf apabila ada kekurangan dari makalah ini.

4

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Hal yang membuat sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, adalah tanah yang subur, kerja keras, dan kelancaran pengangkutan orang dan barang dari satu bagian negara ke bagian lainnya. Sumber daya alam tidak berarti apa-apa bila tetap pada tempatnya tanpa disentuh manusia keras ahli untuk dimanfaatkan. daya Pendayagunaan semua itu memerlukan kerja dengan mengerahkan sumber manusia. Jepang adalah contoh bangsa yang hidup di negara yang tidak memiliki banyak sumber daya alam. Namun, Jepang memiliki sumber daya manusia yang mengabdikan keahliannya sungghsungguh dengan bekerja keras mencurahkan tenaga dan pikirannya. Kemampuan daya cipta warganya memungkinkan diadakannya barang yang tak ada di negerinya, bahan baku yang tak dimiliki didatangkan dari negara lain kemudian diolah. Hasil produksi industri Jepang telah terbukti mampu menembus pasaran dunia dan Jepang menjadi bangsa yang maju di hampir semua bidang kehidupan. Semua kegiatan tadi, yaitu mengimpor bahan baku, memasarkan hasil produksi, menyediakan tenaga kerja yang didatangkan dari kawasan permukiman ke kawasan industri dan sebaliknya, membutuhkan sistem transportasi yang baik. Sistem tersebut adalah sisstem 5

pengangkutan keselamatan,

yang

menjamin dan

keamanan, yang dapat

kecepatan,

terangkau oleh daya beli masyarakatnya. Dari uraian di atas, tercermin bahwa transportasi merupakan salah satu kunci perkembangan pembangunan transportasi dan masyarakat. Peranan sungguh penting untuk saling

menhubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran, dan daerah permukiman sebagi tempat tinggal konsumen. 1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengukur gambaran umum permasalahan transportasi kota Medan, terutama angkutan umum. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat efektifitas dan tingkat efisiensi pengoperasian angkutan umum. 1.3 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan angkutan umum. Sebagai bahan acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan untuk menyelesaikan masalah tumpang tindih angkutan umum yang sering terjadi. Keseluruhan dari hasil studi ini , diharapkan dapat dapat menambah wawasan penulis.

1.4 Metodologi Penelitian 1. Studi Literatur Studi literatur ini meliputi pengambilan teori-teori dari beberapa sumber bacaan seperti buku, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber internet yang berkait dengan tugas akhir ini. 2. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder : Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan survey langsung ke lapangan Data sekunder, yaitu data lapangan yang bersumber dari instansi yaitu Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara dan data-data lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah sebagai berikut ; BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian, permasalahan, metodologi penelitian dan sistematika penelitian. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan tentang teori yang berhubungan dengan penelitian dan kajian literatur serta hasil studi yang relevan dengan penelitian ini . BAB III. STUDI BANDING Bab ini akan membahas tentang kondisi sistem transportasi di kota yang dijadikan sebagai obyek studi banding, yaitu kota Tokyo, Jepang. 6

BAB IV. STUDI KASUS

Bab ini menyajikan

analisa data dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian data-data tersebut diatas dibahas dan dianalisis guna mencapai tujuan dan sasaran studi yang dimaksud. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Transportasi Transportasi dalam bahasa Indonesia

dikeluaran untuk pengangkutannya. Nilai atau kegunaan yang dberikan oleh pengangkutan adalah berupa kegunaan tempat (less utility) dan kegunaan waktu(time utility). Kedua kegunaan diperoleh jika barang telah diangkut ke tempat dimana nilainya lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan tepat pada waktunya. Transportasi memberikan jasanya kepada masyarakat yang disebut jasa transportasi. Sebagaimana sifat jasa-jasa lainnya, jasa angkutan akan habis dengan sendirinya, dipakai ataupun tidak dipakai. Jasa angkutan merupakan hasil/ keluaran (output) perusahaan angkutan yang bermacam-macam jenisnya, sesuai banyaknya jenis alat angkutannya ( seperti jasa pelayaran, jasa kereta api, jasa penerbangan, jasa angkutan bus, dan lain-lain). Sebaliknya, jasa angkutan merupakan salah satu faktor masukan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya. Dilihat dari segi ekonomi, keperluan akan jasa angkutan mengikuti perkembangan kegiatan semua factor ekonomi. Pengangkutan dikatakan sebagai derived demand karena keperluan jasa angkutan bertambah dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan berkurang jika terjadi kelesuan ekonomi. 2.2. Peranan Transportasi Peranan transportasi mencakup bidang yang luas di dalam kehidupan manusia yang meliputi atas berbagai aspek, seperti yang akan diuraikan berikut ini,

disepadankan dengan pengangkutan. Ada pula yang menerjemahkan dengan kata perjalanan yang lebih cocok untuk terjemahan dari kata trip/travel atau ada pula yang menganggap sebagai perpindahan yang dalam bahasa Inggrisnya adalah moving. Tranportasi dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal darimana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan ke mana tempat pengangkutan diakhiri. Dalam hubungan ini terlihat bahwa ada tiga unsur utama transportas, yakni : 1. Ada yang dipindahkan yaitu benda/barang, manusia, informasi. 2. Ada yang (mempermudah) memindahkan yaitu sarana ,antara lain: kenderaan seperti kereta api, kapal laut, pesawat. 3. Ada yang memungkinkan terjadinya perpindahan yaitu prasarana, antara lain jalan, jembatan, pelabuhan, terminal, bandara. Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini lebih besar daripada biaya yang 7

a. Aspek Sosial dan Budaya Hampir seluruh kehidupan manusia di dalam bermasyarakat tidak dapat dilepaskan dari pengangkutan, di mana dibutuhkan saling berkkunjung dan membutuhkan pertemuan. Dampak sosial dari transportasi dirasakan pada peningkatn standar hidup. Transportasi barang adanya lain menekan terbuka dalam biaya dan memperbesar kuantitas keanekaragaman sehingga perbaikan kemungkinan perumahan, kemungkinan

sebelum Perang Dunia II, jelas bahwa sistem pengangkutan yang sangat tidak efisien telah menimbulkan kekacauan politis dan perpecahan. Bagi negara kita, kemantapan system dan sarana perhubungan ikut memperkokoh stablitas politik Negara kesatuan. Kita pernah mengalami betapa pentingnya kemantapan itu mendukung kekuatan stabilitas politik dari ancaman atau ronrongan politis. 2) Transportasi merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan yang harus selau tersedia. Mobilitas yang tinggi dari aparat keamanan dan masyarakat melalui lancarnya transpportsi akan member rasa aman, tentram, dan usaha penegakan hukum. Kasus pelanggaran hukum dapat cepat diselesaikan kalau gerak dan mobillitas yang melaksanakan dan membina ketentuan hukuum itu terjadi, yang berarti akan menjamin adanya rasa aman dan kepastian hukum yang dinamis. c. Aspek Hukum Di dalam pengoperasian dan pemilikan alat angkutan diperlukan ketentuan hukum mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab serta perasuransian apabila terjadi kecelakaan lalu lintas, juga terhadap penerbangan luatr negeri yang melewati batas wilayah suatu negara, diatur di dalam suatu perjanjian antarnegara (bilateral air agreement). keuntungan memperkokoh

sandang dan pangan, serta rekreasi. Dampak adalah terbukanya kesragaman dalam gaya hidup, kebiasaan, dan bahasa. b. Aspek politis dan Pertahanan Di negara maju maupun berkembang, transportasi memiliki dapat dua (advantages) politis, yaitu seperti berikut ini : 1) Transportasi persatuan dan kesatuan nasional. Apabila kita melihat beberapa negara, seperti di Eropa, Amerika, Cina, dan Jepang, maka dapat kita pelajari beberapa kenyataan dalam kaitannya dengan aspek politis dari pengangkutan. Sejak dulu, negara sebesar Amerika tidak mungkin disatukan tanpa adanya sistem angkutan dan komunikasi yang memadai. Di Eropa, suatu angkutan sistem darat perkeretaapian yang dan direncanakan

dengan baik dan merupakan salah satu program masyarakat Ekonomi Eropa untuk pengintegrasian ekonomi Negara anggotanya. Di Cina, di masa lampau, 8

d. Aspek Teknik Hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan dan pengoperasian alat transportasi adalah menyangkut aspek teknis yang harus menjamin keselamatan dan keamanan dalam penyelenggaraan angkutan. e. Aspek Ekonomi Dari aspek ekonomi, pengangkutandapat ditinjau dari sudut ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari sudut ekonomi makro, pengangkutan merupakan salah satu prasarana yang menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, sedangkan dari sudut ekonimi mikro, pengangkutan dapat dilihat dari kepentingan dua pihak seperti berikut ini: 1) Pada pihak perusahaan pengangkutan Pengangkutan merupakan usaha

2.3 Fungsi Pengangkutan Untuk menunjang perkembangan ekonomi yang mantap, perlu dicapai keseimbangan antara penyediaan dan permintaan jasa angkutan. Jika penyediaan jasa pengangkutan lebih kecil daripada permintaannya, maka akan terjadi kemacetan arus barang, yang dapat menimbulkan kegoncangan harga di pasaran. Sebaliknya, jika penawaran jasa angkutan melebihi permintaannya, maka akan menimbulkan persaingan tidak sehat yang akan menyebabkan banyak perusahaan angkutan rugi dan, menghentikan kegiatannya sehingga penawaran jasa angkutan berkurang, selanjutnya menyebabkan ketidaklancaran arus barang dan keguncangan harga di pasar. 2.4. Manfaat Pengangkutan Pengangkutan bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Sementara itu, kegitaan masyarakat sehari-hari bersangkut-paut dengan produksi barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhannya yang braneka ragam. Oleh karena itu, manfaat pengangkutan dapat dilihat dari berbagai segi kehidupan masyarakat, yang dapat dikelompokkan dalam manfaat ekonomi, sosial, politik, dan kewilayahan. 2.4.1. Manfaat Ekonomi Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan menciptakan manfaat. Pengangkutan adalah salah satu jenis kegiatan yang menyangkut peningkatan kebutuhan manusia. 9

(operaror) memproduksi jasa angkutan yang dijual kepada pemaka dengan keuntungan. 2) Pada pihak pemakai jasa angkutan Pengangkutan sebagai salah satu mata rantai dari arus bahan baku untuk produksi dan arus distribusi barang jadi yang disalurkan ke pasar serta kebutuhan pertukaran barang di pasar. Supaya kedua arus ini lancar, jasa angkutan harus cukup tersedia dan biayanya sebanding dengan seluruh biaya produksi. (users) memperoleh

2.4.2. Manfaat Sosial Untuk kepentingan hubungan sosial manusia dalam hidup bermasyarakat, sarana pengakutan sangat membantu dan menyediakan berbagai kemudahan, antara lain (a) pelayanan untuk perorangan maupun kelompok, (b) pertukaran atau penyampaian informasi, (c) perjalanan untuk rekreasi, (d) perluasan jangkauan perjalanan sosial, (e) pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja, serta (f) bantuan dalam memperluas kota atau memancarkan pendudukn menjadi kelompok yang lebih kecil.

2.4.4. Manfaat Kewilayahan Bagi daerah perkotaan, pengangkutan memegang peranan yang sangat menentukan. Kota yang baik dapat ditandai, antara lain dengan melihat kondisi pengangkutannya. Pengangkutan yang aman dan lancar, selain mencerminkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan pengangkutan yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya, yakni rambu lalu lintas, lampu lintas, marka jalan, petunjuk jalan, trotoar, dan lain-lainnya. 2.5 Unsur Transportasi

2.4.3. Manfaat Politis dan Keamanan Konsep Schumer (1974: 6-7) menyebutkan beberapa manfaat politis pengangkutan yang dapat berlaku bagi negara mana pun, termasuk Indonesia, yaitu sebagai berikut. 1) Pengakutan menciptakan persatuan dan kesatuan nasional yang semakin kuat dengan meniadakan isolasi. 2) Pengangkutan menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau diperluas dengan lebih merata pada setiap bagian wilayah suatu negara. 3) Keamanan negara terhadap serangan dari luar yang mungkin tidak dikehendaki mungkin sekali bergantung pada pengangkutan yang efisien. 4) Sistem pengangkutan yang efisien memungkinkan negara memindahkan dan mengangkut penduduk dari daerah yang mengalami bencana dengan cepat. 10 tujuan transportasi didasarkan Perjalanan pada adalah adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan (destination). pergerakan orang dan barang antara dua tempat kegiatan yang terpisah untuk melakukan kegiatan perorangan atau kelompok dalam masyarakat. Ada lima unsur pokok transportasi yaitu: a. Manusia, yang membutuhkan transportasi. b. Barang, yang diperlukan manusia. c. Kenderaan, sebagai sarana transportasi. d. Jalan, sebagai sarana transportasi. e. Organisasi, sebagai pengelola transportasi. Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi, yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut. Dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan adalah penyediaan fasilitas untuk pergerakan penumpang/barang dari satu tempat

ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan dalam sistem pengembangan lahan tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dari dan kedua harus tujuan menguntungkan. Dilihat

Agar kegiatan transportasi dapat berjalan dan terselenggara dengan baik, aman, tertib, lancar, sesuai dengan keinginan, maka perlu adanya rencana operasi atau prosedur pengaturan yang mengikat. Secara umum komponen sistem transportasi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Lintasan atau jalur, sebagai tempat untuk bergerak sarana transportasi yang melintas. b. Terminal, yang merupakan simpul keluar masuk kendaraan dari maupun kesistem pergantian moda. c. Kendaraan, yang memberikan suatu mobilitas terhadap benda yang diangkut untuk suatu jalur bergerak tertentu dan dapat digerakkan di jalur tersebut. d. Rencana operasi atau prosedur pengaturan, yang dapat menjamin kegiatan transportasi (lalulintas orang dan barang) bergerak secara aman, nyaman, lancar, tertib dan mudah didapat oleh para pengguna jasa moda tersebut. 2.6 Permasalahan Transportasi Menurut Warpani (1981) hampir setiap

tersebut seringkali menimbulkan konflik, hal inilah yang menjadi asumsi mendasar dari analisis dampak lalu lintas untuk menjembatani kedua tujuan diatas, atau dengan kata lain proses perencanaan transportasi dan pengembangan lahan mengikat satu sama lainnya. Menurut Tamin (2000) manusia dalam melakukan perjalanannya tergantung dari beberapa faktor. Faktor pertama adalah tingkat penghasilan yang berhubungan dengan pemilikan kendaraan dan kemampuan untuk membayar. Faktor kedua adalah kepemilikan kendaraan, dengan memiliki kendaraan maka orang makan mempunyai kesempatan untuk melakukan perjalanan lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kendaraan. Pada wilayah perdesaan yang jauh dari fasilitas pelayanan, prasarana berupa alat angkut sangat mempengaruhi aktivitas perjalanan di samping sarana yang berupa jalan. Faktor ketiga adalah kerapatan dari permukiman, apabila kepadatan suatu daerah rendah maka penggunaan kendaraan umumnya rendah pula meskipun hal tersebut tidak berlaku mutlak. Faktor keempat yang mempengaruhi orang melakukan perjalanan adalah faktor sosial ekonomi berupa besarnya keluarga, struktur jenis kelamin, usia anggota keluarga, proporsi angkatan kerja, dan jenis pekerjaan. 11

orang menghendaki dapat bergerak dengan cepat, aman, nyaman, dan mudah. Tetapi di samping itu terdapat sejumlah orang yang bergerak dari dan ke tempat tujuan yang sama, karena di dalamnya terdapat faktor manusia, ekonomi, fisik, sarana dan prasarana, administrasi, dan lain sebagainya. Permasalahan transportasi tidak lepas dari hal-hal sebagai berikut:

a. Tata Guna Lahan Warpani (1981) menyatakan bahwa tata guna lahan sangat terkait dengan jumlah bangkitan perjalanan, sehingga untuk mempelajari bangkitan perjalanan, kita harus mengetahui jenis tata guna lahan yang akan diteliti terlebih dahulu. Tata guna lahan menunjukkan kegiatan yang ada dan menempati petak lokasi yang bersangkutan b. Penduduk Penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi masalah transportasi. Dalam semua lingkup perencanaan, penduduk tidak dapat diabaikan (Warpani,1990). Pelaku utama pergerakan di jalan adalah manusia, karena itulah pengetahuan akan tingkah laku dan

3.

Kapasitas atau daya angkut sarana dan prasarana dalam kaitannnya dengan makin besarnya kebutuhan yang ada berikut makin tinggi kecepatan yang diminta

4.

Upaya perbaikan sistem dan metoda pengendalian untuk meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan

5. 6. 7.

Pendanaan yang terbatas

dan harus

bersaing dengan kepentingan yang lain Makin menipisnya cadangan sumber energi yang tidak terbaharui Adanya perbedaan kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kaitannya dengan penentuan tingkat prioritas 2.7 Moda Transportasi Definisi dari moda adalah jenis-jenis sarana yang tersedia untuk melakukan perjalanan. Pemakai jalan adalah semua angkutan baik yang berupa kenderaan bermotor maupun tidak bermotor serta pejalan kaki yang sedang menggunakan jalan. Moda transportasi terbagi atas tiga jenis moda, yaitu: Transportasi darat : kendaraan bermotor, kereta api, gerobak yang ditarik oleh hewan (kuda,sapi,kerbau) atau manusia. Moda transportasi darat dipilih berdasarkan faktor-faktor 1. Jenis dan spesifikasi kenderaan. 2. Jarak perjalanan. 3. Tujuan perjalanan 4. Ketersediaan moda. 5. Ukuran kota dan kerapatan permukiman. 6. Faktor sosial-ekonomi.

perkembangan penduduk merupakan bagian pokok dalam proses perencanaan transportasi. c. Keadaan Sosial Ekonomi Aktivitas manusia sering kali dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonominya, sehingga pergerakan manusia juga dipengaruhi oleh sosial ekonominya. kepemilikan jalur Pekerjaan, kendaraan yang penghasilan, seseorang digunakan, dan akan waktu

mempengaruhi jumlah perjalanan yang dilakukan, perjalanan perjalanan, dan jenis kendaraan yang digunakan. Menurut Hendarto dkk (2001: 4) hal-hal lainnya yang berhubungan dengan masalah transportasi adalah : 1. Stabilitas dan daya dukung jalur gerak yang berkaitan dengan kondisi geologi dan geografis 2. Dampak yang timbul dan berkaitan dengan masalah lingkungan hidup seperti polusi udara dan kebisingan 12

b.

Transportasi air (sungai, danau, laut) :

a.

Ciri pengguna jalan beberapa faktor berikut

kapal, tongkang, perahu, rakit. c. Transportasi udara : pesawat terbang

ini diyakini akan sangat mempengaruhi pemilihan moda, yaitu: 1. Ketersediaan atau pemilikan kendaraan pribadi, 2. Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM), 3. Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga, pensiun, bujangan, dan lain-lain).

dapat menjangkau tempat-tempat yang tidak dapat ditempuh dengan moda darat atau laut, disamping mampu bergerak lebih cepat dan mempunyai lintasan yang lurus serta paraktis bebas hambatan.

Gambar 2.1 Jenis-jenis sarana/moda transportasi Menurut Tamin (2000), pemilihan moda sangat sulit dimodelkan, walaupun hanya dua buah moda yang akan digunakan (pribadi atau umum). Hal tersebut disebabkan karena banyak faktor yang sulit dikuantifikasi misalnya atau kenyamanan, keamanan, keandalan,

b.

Ciri pergerakan; pemilihan moda juga sangat

dipengaruhi oleh: 1. Tujuan pergerakan, 2. Waktu terjadinya pergerakan, 3. Jarak perjalanan. c. Ciri fasilitas moda transportasi; hal tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: Faktor kuantitatif seperti: 1. Waktu perjalanan, 2. Biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar, dan lain-lain), 3. Ketersediaan ruang dan tarif parkir. 13

ketersediaan mobil pada saat diperlukan. Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

Faktor

kualitatif

yang

relatif

lebih

sulit

Gorontalo, Bandung, Tangerang, Sarbagita dan Ambon. Sampai dengan pertengahan tahun 2010 telah beroperasi 32 koridor sistem transit, atau rata-rata per tahun bertambah 6 koridor baru, sehingga total mencapai 570,5 km. Kota-kota yang sustainable secara ekonomi, sosial dan lingkungan adalah visi kota yang diperkuat oleh pelayanan angkutan umum sebagai tulang punggung pergerakan mayoritas penduduk, berdaya sain dan memberikan kontribusi terhadap rendahnya biaya transportasi penduduk. Target yang diharapkan adalah modal share angkutan umum merupakan sedikitnya 50% dari rata-rata seluruh perkotaan, dan untuk wilayah pusat kegiatan (city center) merupakan 80% dari modal share. - Evolusi Moda Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia mengalami evolusi kemajuan sistem angkutan umum berdasarkan sejarah perkembangan kota. Secara umum, kotakota dibagi menurut jenis angkutannya berupa angkutan individu dan angkutan massal, memiliki ciri operasi angkutan umum: Kota Kecil: Angkutan umum terdiri dari Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek. Kota Menengah: Angkutan umum, terdiri dari Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan kota (Angkot) dan bus sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek Kota Besar: Angkutan Massal, terdiri dari Sistem Transit, Bus Besar, Bus Sedang,

menghitungnya, meliputi: 1. Kenyamanan dan keamanan, 2. Keandalan dan keteraturan dan lain-lain, 3. Ciri kota atau zona beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak dari pusat kota dan kepadatan penduduk. 2.8 Komponen Moda Angkutan Umum - Permasalahan dan Harapan Persentase pengguna angkutan umum perkotaan di Indonesia terus mengalami penurunan persentasi, rata-rata sebesar 1% per tahun (MTI, 2005), bahkan di kota Jakarta diperkirakan mencapai 3% per tahun (Sitramp, 2004, JUTPI, 2010). Kepemilikan kendaraan pribadi baik sepeda motor dan mobil yang meningkat karena kemudahan yang dinikmati penggunanya memberikan kontribusi terhadap kenaikan jumlah tersebut. Biaya transportasi merupakan komponen yang sangat signifikan, rata-rata mencapai 15-20%, bahkan di Jakarta dapat mencapai 25-30% dari pengeluaran bulanan rumah tangga. Pengembangan sistem BRT (busway) Jakarta sejak 2004 merupakan inovasi reformasi angkutan umum berdasarkan lesson learned kotakota di dunia, namun masih jauh dari mencukupi kebutuhan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Tiga belas kota, dengan bantuan Kemenhub, telah memulai inovasi sistem mini BRT dengan beberapa keterbatasan, yang dikenal dengan sistem transit. Kota-kota tersebut adalah Palembang, Yogyakarta, Bogor, Solo, Batam, Pekanbaru, Semarang, Manado, 14

Angkutan kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek Kota Metropolitan: Angkutan Massal, terdiri dari Mass Rapid Transit (MRT), Bus Besar, Bus Sedang, Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Sedang, Angkutan Individu: becak dan ojek. Tipologi angkutan umum dikelompokkan berdasarkan atas kelompok angkutan massal dan angkutan pengguna individual. transportasi, Dengan terbentuk tumbuhnya angkutan

dengan dukungan angkutan bus (bus besar, bus sedang dan angkot) sebagai feeder. Dengan perbaikan yang terus berlanjut, kota-kota akan memiliki Mass Rapid Transit (MRT) berbasis angkutan bus pada backbone, dengan tetap menerapkan sistem transit pada beberapa koridor dan dukungan sistem bus. Gambar 2.3 Evolusi Angkutan Umum Proses pemilihan moda angkutan umum dilakukan dengan menempatkan moda sesuai dengan kapasitas angkut dan kecepatannya. Kota dengan kapasitas kebutuhan perjalanan 1.000 penumpang/jam/arah dilayani selanjutnya dengan paratransit, dan

permintaan perjalanan menjadi mayoritas bagi

seiring dengan perkembangan kebutuhan kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi angkutan bus, sistem transit dan BRT.

massal berbasis jalan dengan tingkat pelayanan kecepatan rendah dan kenyamanan rendah. Gambar 2.2 Tipologi Angkutan Umum

Gambar 2.4 Proses Evolusi Angkutan Umum Berbasis Jalan

Reformasi transportasi dengan sistem transit pada koridor backbone, dengan tetap 15

Penataan jaringan trayek masih sangat Proses evolusi angkutan umum: Tahap-1 : Tahap pada kondisi eksisting angkutan bis kota dan angkutan kota yang masih rendah dalam penerapan SPM angkutan umum, dimiliki oleh individu dan belum terorganisasi yang disebut dengan paratransit/angkot Tahap-2 : Tahap awal reformasi,dengan pembenahan angkutan umum sebagai moda mayoritas terpilih, memiliki kapasitas lebih besar dari paratransit, terorganisasi, belum memiliki lajur khusus dengan penerapan SPM sedang yang disebut dengan system transit Tahap-3 : Tahap pengembangan dari system transit dengan penerapan SPM dengan kategori baik, melalui pembuatan lajur khusus, feeder bus guna meningkatkan kecepatan/travel time yang di sebut dengan BRT Tahap-4 : Reformasi angkutan umum berbasis jalan, dengan penerapan SPM dengan kategori sangat baik,dengan kapasitas lebih besar dari system BRT yang disebut dengan sistem Full BRT 2.8.1 Bus (Kecil, Sedang, Besar) Angkutan bus merupakan tulang punggung transportasi perkotaan saat ini, karena tingkat pelayanannya yang murah, aksesnya mudah dan menjangkau seluruh pelosok perkotaan. Peran angkutan umum di perkotaan rata-rata 30-50% dari seluruh kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan di Indonesia setiap hari. Komposisi pelayanan bus didominasi oleh angkutan bus kecil. 16 2.8.2 Angkot Para transit (angkot) merupakan angkutan umum dengan katrakter kendaraan kecil, kepemilikan sebagian besar oleh individu, untuk melayani rute jarak pendek yang penetapannya dilakukan Tarif oleh angkot pemerintah cukup kota, rendah, dengan namun pengawasan yang masih lemah. perawatan dan investasinya juga rendah, serta kelaikan kendaraannya sering menjadi masalah. Harapan dalam pengembangan angkot kedepan adalah menjadi angkutan bus terorganisir sehingga menjadi andalan angkutan umum perkotaan, melalui proses penataan dengan konsep perbaikan kebijakan yang lebih terarah, penataan struktur industri yang responsif terhadap permintaan (demand), perencanaan dan peraturan sesuai kebijakan serta peningkatan sumber daya manusia. Pertumbuhan jumlah angkot yang tidak terkendali di kota-kota Indonesia memberikan sumbangan besar pada kemacetan lalu lintas, lemah, yang ditunjukkan oleh menumpuknya penumpang dan sebaliknya kosong pada wilayah tertentu, waktu tunggu masih terlalu lama, dan tidak terhubungkan dengan pusat-pusat kegiatan penting perkotaan. Harapan dalam pengembangan angkutan bus kedepan adalah bus menjadi andalan angkutan umum perkotaan, melalui proses evolusi 3 tahap: reformasi manajemen angkutan umum, pengembangan sistem transit perkotaan dan pengembangan BRT.

polusi udara dan polusi suara, serta penggunaan ruang publik yang besar, di mana para pejalan kaki dan mereka ruang yang agar bersepeda bisa tidak mendapatkan bergerak

keterpaduan intra dan antarmoda secara lancar dan tertib, di tempat-tempat tertentu dapat dibangun dan diselenggarakan terminal, yang terdiri dari: 1) terminal penumpang 2) terminal barang Fungsi Terminal Berdasarkan sebagai berikut: wilayah pelayanannya,

sebagaimana mestinya

termianal dikelompokkan ke dalam beberapa tipe Gambar 2.5 Bus dan Angkot 2.9 Prasarana Transportasi 2.9.1 Sistem Jaringan Jalan di Indonesia Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1980 menyebutkan bahwa jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya diperuntukan bagi lalu-lintas. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak bisa dipisahkan dari jalan, antara lain jembatan, ponton, lintas atas (overpass), lintas bawah (underpass), temapat parkir, goronggorong, tembok penahan, saluran air dan sebagainya. Perlengkapan jalan adalah ramburambu, marka jalan, pagar pengaman lalu-lintas, pagar damija, lampu dan lain-lain. 2.9.2 Terminal Pada hakikatnya terminal merupkan simpul dalam system jaringan perangkutan jalan untuk menunjang kelancaran mobilitas orang maupun arus barang dan untuk terlaksananya 17 a) d) e) c) 3. 2. 1. Tipe A, berfungsi melayani kendaran umum untuk angkutan lintas batas negera , angkutan antarkota antarpropinsi, angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antarkota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaaan. Lokasi terminal tipe A, tipe B, tipe C, ditetapkan dengan memperhatikan: a) b) rencana umum tata ruang, kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal, keterpaduan moda angkutan baik intra maupun antarmoda kondisi topografi lokasi terminal kelestarian lingkungan Berdasarkan fungsi pelayanan, terminal dikelompokkan dalam: Terminal utama, adalah terminal yang melayani angkutan utama, angkutan

pengumpul/penyebaran antarpusat kegiatan nasional serta perpindahn antarmoda khususnya moda angkutan laut dan udara. b) Terminal Pengumpan, adalah terminal yang melayani angkutan pengumpul/penyebar antarpusat kegiatan wilayah, dari pusat kegiatan local ke pusat kegiatan wilayah. Terminal jenis ini dapat dilengkapi dengan pelayanan angkutan setempat. c) Terminal Lokal, melayani penyeberan antarpusat kegiatan lokal. Terminal Penumpang Terminal penumpang adalah prasarana pengangkutan jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang dan atau barang, perpindahan intra dan atau antar moda pengangkutan, serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Berdasarkan KM No.31 Th.1995 fasilitas terminal penumpang harus dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang terdiri atas: Fasilitas utama: a. b. c. jalur pemberangkatan kendaraan umum; jalur kedatangan kendaraan umum; tempat parkir kendaraan umum selama

f.

menara pengawas; (tidak disyaratkan bagi

terminal tipe C); g. loket penjulan karcis; (tidak disyaratkan bagi terminal tipe C); h. rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalnan; i. pelataran parkir kendaraan pengantardan atau taksi. (tidak disyaratkan bagi terminal tipe C); Fasilitas penunjang: a. b. c. d. e. f. g. h. kamar kecil/ toilet; musholla ; kios/kantin; ruang pengobatan; ruang informasi dan pengaduan; telepon umum; tempat penitipan barang; taman.

2.9.3 Perhentian / Halte Perhentian adalah tempat calon

penumpang menunggu kedatangan kendaraan umum. Fungsinya sangat sederhana, hanya menjadi tempat turun naiknya penumpang. Oleh karena itu, fasilitas yang disediakan pun sangat terbatas, bahkan bisa saja hanya bahu jalan yang dilengkapi dengan rambu perhentian. Bentuk perhentian yang lebih lengkap ,dilengkapi dengan peneduh (shelter), tempat duduk sederhana serta kios bacaan dan minuman ringan. Sebaran tapak perhentian harus

menunggu keberangkatan, termasuk di dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum; (tidak disyaratkan bagi terminal tipe C); d. e. bangunan kantor terminal; tempat tunggu penumpang dan atau

memperhatikan aspek-aspek berikut ini;

pengantar; 18

1.

pusat

keramaian

misalnya:

pasar,

pertokoan, objek wisata; 2. kemungkinan perpindahan moda misalnya;

BAB III STUDI BANDING(TRANSPORTASI DI JEPANG)

persimpangan jalan; 3. pusat kegiatan, misalnya: sekolah,

perkantoran, museum; Harus diperhitungkan pula jarak antara satu perhentian dengan perhentian berikutnya dengan memperhitungkan: 1. tidak terlalu jauh, artinya masih dalam

Jepang (Nippon/Nihon) adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudera Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, korea dan Rusia. Negara dengan ibukota Tokyo ini memiliki jumlah penduduk 128 juga orang, dan berada di tingkat 10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Ibu kotanya sendiri, yaitu Tokyo memiliki 30 juta penduduk. dekat, artinya tidak Jepang dikenal luas di dunia karena kebudayaan dan kemajuan teknologinya. Salah satu bentuk kemajuan teknologi Jepang, terlihat dari alat-alat transportasinya. Jepang memiliki jaringan transportasi publik yang efisien, terutama di daerah perkotaan. Ciri khas transportasi publik di Jepang adalah, ketepatan waktu, pelayanan yang memuaskan dan dapat digunakan orang dalam skala besar. Berikut adalah beberapa jenis transportasi di Jepang. Berikut uraian tentang moda-moda transportasi di Jepang: KERETA

jangkauan orang yang berjalan sambil membawa barang bawaan; 2. tidak terlalu

menyulitkan operasi kendaraan karena harus berhenti kemudian berjalan lagi(meminimalkan kelelahan pengemudi); 3. cukup ekonomis bagi operasi kendaraan.

2.9.4 Persimpangan Persimpangan jalan adalah sumber konflik lalu lintas. satu perempatan jalan sebidang menghasilkan 16 titik konflik oleh karena itu upaya memperlancar arus lalu lintas adalah dengan meniadakan titik konflik ini, misalnya dengan membangun pulau lalu lintas atau bundaran, memasang lampu lalu lintas yang mengatur giliran gerak kendaraan, menerapkan belok arus kanan, arah, atau menerapkan larangan

membangun simpang susun. Dengan larangan belok kanan, maka titik konflik tinggal 4 buah dan dengan simpang susun titik konflik secara teori ditiadakan. 19 Gambar Kereta Api Jepang

Pulau-pulau

besar

Jepang,

yaitu

Berikut gambar-gambar jaringan jalur kereta di Jepang.

Honshu, Hokkaido, Kyushu dan Shikoku memiliki jaringan kereta yang luas dan terpercaya.. Kereta merupakan alat transportasi yang tepat bagi wisatawan yang berkunjung ke Jepang. Sekitar 70 persen jaringan kereta di Jepang dimiliki dan dioperasikan oleh Japan Railways (JR), sedangkan 30 persen lagi dimiliki oleh banyak perusahaan-perusahaan kereta swasta, terutama di sekitar kota-kota besarnya. Japan Railways (JR) Japan Railway (JR Group) adalah pengganti Japanese National Railways (JNR) yang telah menjadi perusahaan swasta tahun 1987 karena besarnya hutang dan buruknya manajemen di perusahaan tersebut. JR Group membentuk 6 wilayah perusahaan kereta penumpang, yaitu JR Hokkaido, JR Timur, JR Pusat, JR Barat, JR Shikoku, dan JR Kyushu, dan sebuah perusahaan kereta lintas nasional, JR Freight

Area operasi perusahaan regional JR dan jalur shinkansen

20

Gambar Jalur Tokyo Metro Line

21

SHINKANSEN Pulau-pulau besar Jepang, Honshu dan Kyushu dilayani oleh jaringan jalur kereta ekspres yang menghubungkan Tokyo dengan kebanyakan kota-kota besar di Jepang. Kereta ekspres Jepang disebut shinkansen dan dioperasikan oleh Japan Railway (JR). Kecepatannya (kebanyakan dapat kereta mencapai 300km/h, shinkansen dikenal karena ketepatan waktunya menunda keberangkatan dari jadwal yang ditentukan), nyaman, aman dan efisien. JARINGAN SHINKANSEN Jaringan shinkansen terdiri dari banyak jalur, di antara Tokaido Shinkansen (Tokyo - Nagoya Kyoto - Osaka) yang merupakan jaringan yang paling tua dan paling popular.

Bagaimana menggunakan shinkansen? Setelah membeli tiket, ikuti petunjuk berikutini :

1. Melewati gerbang tiket kereta biasa Di banyak stasiun, penumpang shinkansen harus melewati dua set gerbang tiket otomatis ; gerbang tiket kereta biasa dan gerbang tiket shinkansen. Di gerbang tiket kereta biasa, masukkan hanya biaya pokok tiket ke tiket slot, lewati gerbang dan tarik kembali tiket Anda diakhir gerbang.

22

2. Berjalan ke peron shinkansen Ikuti petunjuk arah menuju peron shinkansen. Perletakan peron tergantung tiap stasiun, di beberapa stasiun peron terkadang terletak paralel dan dekat dengan peron kereta regular, namun lebih sering terletak di bagian yang berbeda di stasiun yang lebih kompleks.

akan

berangkat,

dan

papan

tanda

akan

menunjukkan dengan jelas arah ke tiap peron. Hampir semua peron shinkansen dilengkapi dengan escalator dan lift.

5. Temukan gerbong Anda Display di peron mengindikasikan keberangkatan. Display dan petunjuk arah lokasi pintu mengindikasikan nomor gerbong dan 3. Lewati gerbang tiket shinkansen Gerbang kedua ini (gerbang shinkansen) memisahkan peron shinkansen dari peron kereta regular, meskipun di beberapa stasiun gerbang shinkansen terbuka bagi penumpang kereta regular. Kali ini, tidak hanya biaya pokok perjalanan, tapi masukkan juga tiket tambahan ke slot tiket di saat yang bersamaan dan tarik kembali dari sebrang sisi gerbang. Japan Rail Pass menggunakan sistem manual. gerbong apa yang dipesan, tidak dipesan atau tidak diijinkan. Beberapa stasiun yang tersibuk memiliki dua jalur di depan tiap pintu gerbong; satu untuk keberangkatan dan yang lainnya untuk jadwal yang lalu. Penumpang diminta untuk mengantri, apalagi pada gerbong yang nonreserved (tidak dipesan lebih dulu) untuk menjaga ketersediaan tempat.

6. Temukan tempat duduk Anda Tempat duduk di beri huruf dan angka dengan 4. Akses peron Anda Display pemberitahuan pemberangkatan akan mengindikasikan dari peron mana kereta 23 style yang sama dengan di bandara. Cobalah untuk tidak membok lorong saat Anda

memasukkan barang atau mencari tempat duduk Anda agar keberangkatan dapat tepat waktu.

perusahaan yang memilikinya. Untuk menaiki bus, penumpang masuk dari pintu belakang atau dari pintu depan jika hanya memiliki satu pintu. Tiket diambil dari mesin kecil di dekat supir. Pada tiket ditunjukkan angka yang akan menjadi acuan dalam tarif perjalanan yang dicocokkkan dengan tampilan yang ditunjukkkan di bagian bus di atas kepala supir. Ketika ingin turun di pemberhentian terdekat, dapat digunakan tombol yang memberi sinyal pada supir untuk berhenti di halte terdekat.

BUS

Kyoto City Bus Di Tokyo, Osaka, dan beberapa kota besar lainnya, bus merupakan transportasi publik yang kedua setelah kereta api. Di kota yang jaringan kereta apinya tidak begitu padat, bus merupakan transportasi publik yang utama. Bus juga melayani kota yang lebih kecil, desa, dan tamantaman nasional. Kota besar biasanya dihubungkan oleh jalan layang dan bus untuk jarak yang jauh. Bagaimana menggunakan bus : Menggunakan bus di Jepang dapat membuat turis asing kurang nyaman karena sedikit sekali informasi yang ditampilkan dalam Bahasa Inggris begitu juga dengan cara pembelian tiket yang berbedea-beda tergantung 24

Gambar pengambilan tiket bus Ongkos dan tiket diletakan di kotak di dekat supir. Bila tidak memiliki ongkos yang pas, tersedia kembalian dalam bentuk koin di dekat supir. Di banyak kota atau pusat kota, contohnya di pusat kota Tokyo, tarif ongkos adalah sama rata tanpa memperhatikan sejauh mana perjalanan.

Gambar Bus Tohoku

Rute Bus Jepang dipenuhu jalur bus jalan layang yang padat sepanjang hari hingga malam. Setiap kota besar setidaknya dilayani oleh satu perusahaan bus. Pada beberapa rute yang sering dilewati,, misalnya dari atau ke Tokyo, sejumlah perusahaan bus bersaing satu sama lain, namun di rute lain mereka lebih sering bekerjasama daripada bersaing.

25

BAB IV STUDI KASUSSISTEM TRANSPORTASI KOTA MEDAN4.1 UMUM

Kebutuhan

transportasi

merupakan

kebutuhan turunan (derrived demand) akibat aktivias ekonomi, sosial, dan sebagainya. Dalam kerangka merupakan makro-ekonomi, tulang punggung transportasi perekonomian

nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penanganan permasalahan transportasi

Kota Medan saat ini berbenah menjadi kota metropolitan dan menjadi pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan, jasa, dan lain-lain. Aktivitas di berbagai sektor menarik mobilitas penduduk dari wilayah Kota Medan sendiri, wilayah pinggiran (suburban), dan kota lainnya seperti Binjai dan Deli Serdang. Mobilitas penduduk transportasi yang tinggi membuat penting, sistem baik menjadi sangat

perkotaan harus dilakukan secara menyeluruh baik secara makro maupun mikro, yakni: membuka titik-titik pertumbuhan ekonomi dan lembaga layanan masyarakat (sekolah, rumah sakit) secara merata untuk mengurangi mobilitas masyakat dan urbanisasi, menciptakan struktur tata ruang kota yang serasi, menambah jaringan jalan dan fasilitas pejalan kaki dan bersepeda, dan mengoperasikan angkutan umum massal. Secara umum, sistem transportasi di Kota Medan masih belum memenuhi kriteria keberlanjutan yang ditandai dengan rendahnya kualitas jalan raya, rendahnya kualitas angkutan umum, kecepatan meningkatnya rata-rata angka pada kecelakaan, jam sibuk, kemacetan di jalan-jalan utama, menurunnya meningkatnya polusi, dan transportasi yang

pengangkut barang maupun orang. Saat ini pertumbuhan moda transportasi sedemikian pesat. Antara tahun 1999-2003 terjadi kenaikkan sebesar 22,21% dari 469.157 unit menjadi 603.138 unit. Pertumbuhan jumlah mobil dalam kurun waktu 5 tahun ini sebesar 34,06% , kendaraan barang 11,33% , bus 2,76% dan sepeda motor sebanyak 22,07%. Persoalan transportasi di Kota Medan hampir sama dengan yang dihadapi kota besar lainnya di Indonesia. Masalah transportasi disebabkan karena tidak seimbangnya jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan, rendahnya sumber daya manusia pengguna jalan raya, sarana pendukung transportasi seperti marka, jalan, lampu pengatur lalu lintas, jembatan, penyeberangan, fasilitas pejalan kaki, dan fasilitas berdasarkan jenis kendaraan yang digunakan. 26 Salah satu kebijakan pengembangan sistem transportasi perkotaan adalah dengan mengembangkan angkutan massa yang tertib, lancar, aman, nyaman, dan efisien serta dapat dijangkau oleh segala lapisan masyarakat. Agar kebijakan transportasi kebutuhan utama (World Bank, 1995) : dapat

berbiaya tinggi.

berjalan secara efektif sebaiknya memnuhi tiga

a. Kebijakan kontinu perbaikan

harus dalam

mampu rangka

menjamin mendukung kehidupan

masyarakat dan mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan mereka dalam sistem mobilisasi. Ada hubungan yang kuat antara transportasi dengan karakteristik tata guna lahan kota. Pola tata guna lahan mempengaruhi pola transportasi, demikian juga sebaliknya. Geografi Kota Medan sebagai ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, secara geografis terletak di antara 030.30 - 03 30 - 030.48 LU dan 980.39.00 980.47.36 BT, dengan ketinggian 3,0 s/d 30,0 meter dari muka air laut.

terwujudnya suatu

pelayanan yang

standar

(keberlanjutan ekonomi) b. Kebijakan harus mampu membangkitkan segala bentuk perbaikan dalam kualitas hidup secara keseluruhan, tidak lagi sebatas perdagangan c. Kebijakan harus peningkatan volume (keberlangsungan menjamin bahwa

ekologis dan lingkungan) mamfaat yang muncul dari transportasi yang bisa dinikmati secara merata oleh semua Sistem elemen dalam masyarakat berkelanjutan (keberlanjutan sosial) transportasi merupakan sistem yang dapat memenuhi rasa keadilan, yaitu dengan aman dan nyaman memenuhi tingkat efisiensi sumber daya alam, baik dalam hal pemamfaatan sumber daya energi maupun pemamfaatan ruang; dapat dikelola secara transparan dan partisipatif serta menjamin kesinambungan untuk generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan sistem transportasi dan memerlukan komitmen

Gambar : Peta Sumatera Utara

kesungguhan pemerintahan untuk melaksanakan. Koordinasi dan sinergi kerja sama di antara lembaga-lembaga pemerintah yang menangani maslah tat ruang dan pembangunan sarana serta prasarana transportasi mutlak dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan pembangunan sistem transportasi. Transportasi berkelanjutan hanya dapat terjadi jika ada pengertian untuk mengumpulkan masukan dari 27

Administrasi Secara administrasi, Kota Medan memiliki wilayah seluas 265,10 km2 yang terdiri dari 21 kecamatan dengan 151 kelurahan, secara rinci dapat dilihat pada table berikut.

Gambar : Kota Medan

Tabel : Luas kecamatan dalam wilayah administrasi kota Medan Demografi Jumlah penduduk Kota Medan sampai dengan tahun 2006 sebesar 2.067.288 jiwa dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 0,87% dan jumlah kepadatan penduduk per kilometer rata-rata sebesar 7.798 jiwa/km2. Angka pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan jumlah penduduk per kecamatan Gambar : Kecamatan di Kota Medan Letak geografis dari beberapa daerah di kota Medan dapat dilihat pada table berikut. Tabel : Letak geografis beberapa daerah Medan Tabel : Pertumbuhan penduduk di kota Medan dari tahun 1996 s/d 2006 dapat dilihat pada table dibawah ini.

28

Tabel : Pertumbuhan penduduk di kota Medan

pemerintahan yang radius perkembangannya saat ini mencapai enam Km. Perkembangan selanjutnya secara linier mengikuti kegiatan perangkutan regional Medan-Binjai (kea rah barat) dan Medan-Tebing Tinggi (kea rah timur). Perkembangan kota yang linier ini kurang diharapkan karena, antara lain : 1. Mengganggu kelancaran lalu lintas regional, 2. Bercampurnya kegiatan/lalu lintas local dan regional, dan 3. Berkembangnya sistem jaringan yang kurang efisien.

Tabel : Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk/km2 Arah dan Perkembangan Kota Medan Perkembangan Kota Medan yang sangat pesat, terutama terjadi di pusat kota kea rah Timur dan barat kota. Sementara itu, bagian utara dan selatan kota relatif kurang berkembang. Berdasarkan sejarah umur dan kepadatan bangunan/lingkungan, unsur-unsur lingkungan kota yang menjadi daya tarik, serta kendalakendala fisik, diduga perkembangan fisik Kota Medan bermula dari Kecamatan Medan Kota dan Kecamatan Medan Area yang merupakan daerah pusat kota sekarang. Daerah ini terdiri dari kawasan perkampungan, kawasan perdangan, dan pusat 29 Gambar : Stadia pertumbuhan kota Medan (sumber : RUTR kota Medan, 2005)

Tata Guna Lahan Intensitas penggunaan lahan di pusat kota jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah di pinggiran kota. Luas wilayah Kota Medan (26,51 Ha) terdiri dari 52,3% wilayah terbangun atau seluas 138,60 Km2 dan 47,7% lagi dipergunakan sebagai lahan pertanian dan lahan kosong (Badan Pertanahan Nasional, 1998). Jenis dan luas penggunaan lahan dapt dilihat pada table berikut :

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah kendaraan bermotor mobil penumpang rata-rata per tahun (sebesar 6,51%) lebih tinggi daripada pertumbuhan angkutan bus rata-rata per tahun (sebesar 3,91%) dan juga pertumbuhan mobil barang (sebesar 5,29%). Tetapi pertumbuhan tertinggi terjadi pada sepeda motor yang mencapau 20,92%. Secara keseluruhan didapat pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9,16% per tahun. 4.1.1. Angkutan Umum Angkutan umum yang memberikan pelayanan dalam trayek tetap dan teratur di Kota Medan terdiri dari jenis mobil penumpang umum, bus kecil, bus sedang dan bus besar dengan perincian sebagaimana yang tertera pada tabel

Tabel : Jenis dan luas penggunaan lahan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Sarana Kendaraan Bermotor Jumlah kendaraan bermotor dan pertumbuhannya adalah sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut :

berikut :

Tabel : Jenis angkutan umum di Kota Medan Jaringan trayek dan detail data untuk masing-masing perusahaan yang beroperasi di Kota Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 1. ditimbulkan seperti kemacetan, kerusakan jalan dan lain-lain. 2. Menetapkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan sistem angkutan umum agar perkembangannya dapat 30

Tabel : Pertumbuhan kendaraan bermotor menurut jenis kendaraan.

lebih terkendali dan dan dapat melayani penduduk secara efisien serta terjangkau oleh masyarakat. 3. Menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung sistem angkutan umum seperti tempat pemberhentian, shelter dan terminal. 4. Memisahkan fungsi terminal yang bersifat local dengan regional agar terjamin pelayanan angkutan umum yang optimal. 5. Meningkatkan pelayanan angkutan dalam rangka menarik minat masyarakat untuk lebih menggunakan angkutan umum. 6. Mengembangkan jenis angkutan umum yang lebih sesuai dengan karakteristik jaringan jalan kota.

4.2 Gambaran Umum Transportasi di Kota Medan Menurut Badan Pusat Statistik Kota Medan, pada tahun 2004 jumlah penduduk Kota Medan sebanyak 2.108.607 jiwa, jumlah rumah tangga sebanyak 324.674 kepala keluarga, dan tingkat kepadatan penduduk sebesar 7.954 jiwa per km2. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar bagi Kota Medan berdasarkan harga berlaku pada tahun 2000 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, yakni sebesar 35,05% dari PDRB Kota Medan, disusul sektor industri (19,70%) dan pengangkutan dan komunikasi (14,26%). Sedangkan sektor usaha yang memberikan kontribusi terkecil adalah sektor penggalian, yaitu sebesar 0,01% dari total PDRB Kota Medan (BPS, 2000). (Mebidang) Hal ini menyebabkan sarana Dari gambaran arus pelayanan mobilitas umum aktivitas Kota Medan dan wilayah pendukungnya masyarakat cenderung memusat menuju Medan. karena (pemerintah, kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya) lebih lengkap di Kota Medan dibandingkan sarana dan prasarana yang disediakan wilayah hinterland-nya. Transportasi di Kota Medan di era 1990-an terfokus pada penggunaan mobil angkutan umum berkapasitas 9 orang. Pertumbuhan jenis kendaraan ini cukup pesat dan pada tahun 1997 pemerintah mulai membatasi penambahan angkutan ini. Pada tahun 2000-an, sepeda motor menjadi alternatif karena mudahnya masyarakat

Gambar : Jaringan jalan Kota Medan. 31

mendapatkan

sepeda motor. Sepeda motor

dapat diperoleh dengan cara kredit, dengan uang muka (down payment) yang cukup rendah, dan cicilan dalam jangka yang lama sehingga masyarakat lapisan menengah ke bawah mampu mendapatkan jenis moda angkutan sepeda motor secara membabi buta menyebabkan kesemrawutan kota, keselamatan dan keamanan pengguna jalan lainnya (pejalan kaki) menjadi sangat terancam. a. Ketersediaan Transportasi (1) Jaringan Jalan Pola jaringan jalan di Kota Medan berbentuk grid pada daerah pusat kota dan berbentuk radial pada daerah pinggiran kota. Jalan utama sebagai koridor dalam kota adalah Jalan Thamrin, Jalan Pandu, Jalan Sutomo, Jalan Pemuda, Jalan Ahmad Yani, Jalan Balai Kota, Jalan Haryono MT, Jalan Cirebon, Jalan Raden Saleh, Jalan Guru Patimpus, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan Jalan Moh.Yamin. Koridor luar yang menghubungkan wilayah pinggiran kota: (a) Jalan Yos Sudarso, Jalan Putri Hijau dan Jalan Krakatau yang menghubungkan Kota Medan dengan wilayah utara, (b) Jalan Letda Sujono yang menghubungkan wilayah barat dengan pusat kota, (c) Jalan Gatot Subroto yang menghubungkan wilayah timur dengan pusat kota dan Jalan Sisingamangaraja, Jalan Brigjen Katamso kota. Selanjutnya untuk menjaga keteraturan berkendaraan di jalan raya maka diperlukan rambu-rambu lalu lintas yang terdiri dari 32 dan Jalan Jamin Ginting Sarana Pendukung

pembatas, marka jalan, garis jalan, dan lampu pengatur lalu lintas. Ketidakteraturan pengguna jalan raya sangat dipengaruhi oleh kelengkapan median jalan dan lampu pengatur lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi disebabkan karena tingkah ini. (2) Fasilitas Pejalan Kaki (Trotoar) dan Konsep pedestrian atau penggunaan trotoar ini berkembang di kota-kota negara Eropa, Amerika, dan Asia (Jepang dan Singapura) dimana penghargaan pada pejalan kaki tetap menjadi bagian dari pembangunan kota. Jalan besar dengan istilah street, road atau avenue menjadi prasarana transportasi masyarakat berkendaraan bermotor (mobil dan bus) dan dipararelkan dengan trotoar atau pedestrian laku pengemudi sendiri dan ketidaklengkapan sarana pendukung transportasi

Jembatan Penyeberangan

Tabel : Angkutan umum dalam trayek tetap dan teratur di Kota Medan Kebijakan angkutan umum di Kota Medan adalah :

menghubungkan daerah selatan dengan pusat

Mengatur kembali sistem angkutan umum yang telah beroperasi dengan melihat faktorfaktor sistem jaringan jalan yang ada, factor efisiensi dan dampak yang Gambaran trotoar di Kota Medan terutama di wilayah dengan tingkat kegiatan yang tinggi:kawasan perdagangan, kawasan pendidikan, dan kawasan campuran (pemukiman dan perdagangan) masih sangat memprihatinkan. Misalnya di Jalan Dr. Mansyur dimana trotoar digunakan oleh para pedagang untuk berjualan makanan/minuman serta beberapa jalan berubah fungsi menjadi tempat tumbuhnya pohon-pohon pelindung. Akibat tidak tersedianya fasilitas pejalan kaki, orang-orang (commuter) lebih memilih 1 km) menggunakan angkutan umum (angkot,becak) untuk perjalanan jarak pendek (