https.docx

35
https://www.scribd.com/doc/131630944/LAPORAN-PEMBUATAN-SABUN Judul : Laporan Hasil Praktikum Pembuatan Sabun Tujuan : Siswa memahami cara kerja pembuatan sabun Siswa mampu membuat sabun sendiri Siswa mengetahui bahan-bahan dasar dalam pembuatan sabun Siswa mampu menentukan massa unsur pembentuk sabun Dasar Teori : Molekul sabun berbentuk rantai panjang dan satu gugus ionik yang bersifat sangat polar. pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). kepala inilah yang menbuat seluruh sabun menyatu dengan air. Bila sekelompok sabun bertemu dengan partikel kotoran berminyak, mereka yang senang dengan minyak akan mengikatkan diri dengan molekul minyak, sementara mereka yang bersifat ionik yang senang dengan air akan membuat molekul sabun menyatu dengan air, sehingga minyak atau kotoran dapat ikut terikat kedalam air. Selanjutnya partikel kotoran yang semula terperangkap dengan minyak kini bebas untuk ikut mengalir bersama air ketika pembilasan. Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH/KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia , NaOH / KOH mengubah minyak atau lemak menjadi sabun. Sabun ini disebut Saponifikasi. Bahan dan Alat : Bahan :

Upload: nur-agni-alvina

Post on 16-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Https.docx

https://www.scribd.com/doc/131630944/LAPORAN-PEMBUATAN-SABUN

Judul    : Laporan Hasil Praktikum Pembuatan SabunTujuan  :

Siswa memahami cara kerja pembuatan sabun     Siswa mampu membuat sabun sendiri Siswa mengetahui bahan-bahan dasar dalam pembuatan sabun Siswa mampu menentukan massa unsur pembentuk sabun

Dasar Teori   :     Molekul sabun berbentuk rantai panjang dan satu gugus ionik yang bersifat sangat polar. pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat hidrofilik). sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). kepala inilah yang menbuat seluruh sabun menyatu dengan air.      Bila sekelompok sabun bertemu dengan partikel kotoran berminyak, mereka yang senang dengan minyak akan mengikatkan diri dengan molekul minyak, sementara mereka yang bersifat ionik yang senang dengan air akan membuat molekul sabun menyatu dengan air, sehingga minyak atau kotoran dapat ikut terikat kedalam air. Selanjutnya partikel kotoran yang semula terperangkap dengan minyak kini bebas untuk ikut mengalir bersama air ketika pembilasan.     Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH/KOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia , NaOH / KOH mengubah minyak atau lemak menjadi sabun. Sabun ini disebut Saponifikasi.

Bahan dan Alat  :      Bahan :

Minyak sawit                                          10 ml NaOH                                                     4 gram Lexaine C                                                1 ml Aquadest                                                10 ml Madu                                                       2 ml Parfum                                                    secukupnya

      Alat :

Masker                                                     1 buah timbangan                                                  1 set beker glass                                                2 buah

Page 2: Https.docx

kaca arloji besar                                        1 buah batang pengaduk                                       1 buah gelas ukur                                                  2 buah blender                                                      1 set cetakan                                                     1 buah kain lap                                                     1 buah sarung tangan                                            1 buah

cara kerja :

1. Larutkan NaOH dalam 10 ml Aquadest, aduk hingga larut, dinginkan.2. Ambil Minyak sawit (letakkan dalam wadah lain).3. (1) + (2), tuang sedikit demi sedikit sambil diblender sampai keadaan trace. (yang

dimaksud dengan “trace” adalah keadaan di mana larutan sabun menjadi kental akibat pangadukan, bentuknya seperti mayones, atau fla).

4. (3) + Lexaine C, blender kembali.5. (4) + madu, lalu blender kembali.6. (5) + Parfum secukupnya,blender kembali.7. Tuangkan ke dalam cetakan ,biarkan mengeras.

Pembahasan : -Pengertian Sabun:    Sabun adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak atau minyak dengan Alkali. Sabun juga merupakan garam-garam Monofalen dari Asam Karboksilat dengan rumus umumnya RCOOM, R adalah rantai lurus (alifatik) panjang dengan jumlah atom C bervariasi, yaitu antara C12-C18 dan M adalah kation dari kelompok alkali atau Ion Ammonium.    Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya air, gliserin, garam dan impurity lain.Perubahan lemak hewan (misalnya lemak kambing, Tallow) menjadi sabun menurut cara kuno adalah dengan cara memanaskan dengan abu kayu (bersifat basa), hal ini telah dilakukan sejak 2300 tahun yang lalu oleh bangsa Romawi kuno.

-Sifat – sifat sabun yaitu :a. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.CH3(CH2)16COONa + H2O → CH3(CH2)16COOH + NaOHb. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.CH3(CH2)16COONa + CaSO4 →Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2c. Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka

Page 3: Https.docx

air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.

-Klasifikasi Sabun:Berdasarkan penggunaannya, sabun dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis, yaitu:1. Laundry Soap; untuk sabun cuci.2. Toilet soap; yang digunakan untuk mandi dan perawatan kulit, termasuk juga disini medicine soap.3. Textile soap, yang digunakan untuk pada proses scouring textile, proses degumming sutera dll.

-Kegunaan Sabun:Sebagian besar kegunaan sabun di dalam kehidupan sehari-hari adalah bahan pencuci. Sedangkan di dalam industri kosmetik sabun memiliki kegunaan tergantung pada komposisi yang terkandung di dalam sabun itu sendiri.

Kesimpulan  :   _ Sabun adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi lemak atau minyak dengan Alkali yang juga merupakan garam-garam Monofalen dari Asam Karboksilat dengan rumus umumnya RCOOM.Bahan mentah pembuatan sabun: Minyak atau lemak, Alkali, bahan tambahan. _Reaksi pembuatan sabun:SaponifikasiHidrolisa Lemak dan Penetralan  _Metode pembuatan sabun:1. Proses pendidihan penuh2. Proses semi pendidihan3. Proses dingin4. Proses Netral.  _Proses pembuatan sabun secara komersil:1. Direct Saponification yang terdiri dari Kettle Boiled Batch Process atau Continuous Saponification Systems,2. Netralisasi Asam Lemak.

Page 4: Https.docx
Page 5: Https.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asal dari kebersihan pribadi kembali ke zaman prasejarah. Sejak air menjadi bagian yang penting

untuk kehidupan, orang pertama hidup dekat air dan tahu sesuatuapa itu properti kebersihan -

sedikitnya bagaimana membilas lumpur ke tanganmereka.Benda mirip sabun ditemukan dalam bentuk

tabung saat penggalian diBabilonia Kuno adalah fakta tentang pembuatan sabun diketahui pada tahun

2800SM. Persembahan di tabung mengatakan bahwa lemak direbus dengan abu, dimana adalah metoda

membuat sabun, tetapi tidak mengenai kegunaan sabun itu. Beberapa bahan terakhir digunakan untuk

penggaya rambut.Catatan memperlihatkan bahwa orang Mesir Kuno mandi biasa. Papirus

Eber,dokumen kesehatan dar sekitar tahun 1500 SM, mendeskripsikan kombinasi minyak hewani dan

nabati dengan garam alkali untuk membuat bahan sejenis sabun untuk menyembuhkan penyakit kulit,

juga untuk membersihkan.Di waktu yang sama, Musa memberi orang Israel peraturan

pemerintahkebersihan pribadi. Dia juga menghubungkan kebersihan untuk kesehatan dan penyucian

agama. Laporan Injil mengusulkan bahwa orang Israel tahu bahwacampuran abu dan produk minyak

adalah jenis dari gel rambut.

Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan estetik dan rupanya tidak menggunakan sabun.

Malahan, mereka membersihkan tubuh mereka dengan balok lilin, pasir, batu apung dan abu, juga

meminyaki tubuh dengan minyak, menggesek minyak dan kotoran dengan peralatan metal yang disebut

strigil. Mereka jugamenggunakan minyak dengan abu. Baju dicuci tanpa sabun di sungai.Sabun

mendapatkan nama, diantara legenda Romawi Kuno, dari GunungSapo, dimana binatang dikorbankan.

Hujan membersihkan campuran dari lemak hewani mencair, atau lemak dan abu kayu dibawah menjadi

lilin di sepanjang SungaiTiber. Para wanita menemukan bahwa campuran lilin membuat pembersih

merekadengan lebih kurang usaha. Orang Jerman Kuno dan Gaul juga memasukkan dengan memjelajahi

sesuatu bernama sabun, terbuat dari lemak dan abu, digunakan untuk mewarnai rambutmereka

menjadi merah.

Page 6: Https.docx

Ketika peradaban Romawi maju, jadi selalu mandi. Tempat mandi Romawiterkenal pertama,

terdapat dengan air dari saluran air, dibangun sekitar tahun 312 SM.Mandi sangatlah mewah, dan mandi

menjadi populer. Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan

dan pembersih.Setelah musim gugur di Roma di 467 Masehi dan hasilnya kebiasaan mandimenurun,

lebih banyak di lakan Eropa pengaruh yang kuat di kesehatan publik berganti-berganti.Menurunnya

kebersihan pribadi dan berhubungan kondisikehidupan tanpa sanitasi menambah beratnya wabah besar

di Abad Pertengahan, dankhususnya Kematian Hitam di abad ke-14. Itu tidak sampai abad ke-17

bahwakebersihan dan mandi memulai untuk kembali ke kebiasaan di banyak tempat diEropa. Masih

sudah di mana tempat di pertengahan dunia dimana kebersihan pribaditersisa penting di pertengahan

dunia. Mandi harian adalah adat yang biasa di Jepangsaat Abad Pertengahan. Dan, di Islandia, kolam

hangat dengan air dari mata air panasadalah perkumpulan populer di Sabtu sore.

Pembuatan sabun adalah keahlian yang tidak bisa dipungkiri di Eropa di abadke-17. Pembuat

sabun serikat pekerja terlindungi perdagangan rahasia mereka ditutup.Minyak nabati dan hewani

digunakan dengan arang tanaman, terus dengan pewangi.Secara berangsur-angsur jenis sabun yang

lebih banyak lagi menjadi tersedia untuk mencukur dan mencuci rambut, juga mandi dan mencuci.Italia,

Spanyol dan Perancis adalah pusat manufaktur pertama sabun,seharusnya mereka siap menyediakan

bahan mentah seperti minyak pohon zaitun.Orang Inggris mulai membuat sabun saat abad ke 12. Bisnis

sabun sangat baik padatahun 1622, Raja James I mengabulkan monopoli kepada pembuat sabun

untuk $100.000 setahun. Baik ke abad ke-19, sabun adalah pajak tertinggi sehingga menjadi barang

mewah di beberapa negara. Ketika pajak dihapuskan, sabun menjadi tersediauntuk orang biasa, dan

standar kebersihan meningkat.

Pembuatan sabun komersial di Amerika kolonial dimulai pada tahun 1608dengan datangnya

beberapa pembuat sabun di kapal kedua dari Inggris untuk mencapai Jamestown, Virginia.

Bagaimanapun, untuk beberapa tahun, pembuatansabun pada dasarnya tinggal pekerjaan rumah

tangga. Akhirnya, pembuat sabun profesional mulai biasa mengumpulkan pemborosan lemak dari

rumah tangga, di perubahan untuk beberapa sabun.

Langkah utama terhadap pembuatan sabun komersial skala besar terjadi padatahun 1791 ketika

kimiawan Perancis, Nicholas Leblanc, mematenkan proses untuk membuat abu soda, atau sodium

Page 7: Https.docx

karbonat, dari garam biasa. Abu soda adalah alkaliterdapat dari abu bahwa kombinasi dari lemak ke

bentuk sabun. Leblanc memproseshasil kuantitas dari kualitas baik, abu soda murah.Sains dari

pembuatan sabun modern lahir 20 tahun kemudian dengan pemjelajahan oleh Michel Eugene Chevreul,

kimiawan Perancis lainnya, dari kimiaalam and lemak yang terkait, gliserin dan asam lemak.

Penelitiannya yang tidak bisadipungkiri dasar untuk lemak dan bahan kimia sabun.Juga penting kepada

kemajuan dari teknologi sabun di pertengahan 1800-an penemuan oleh kimiawan Belgia, Ernest Solvay,

dari proses amonia, di mana jugamenggunakan garam meja biasa, atau sodium klorida, untuk membuat

abu soda.Proses Solvay lebih lanjut dikurangi harga dari mendapat alkali, dan menambahkualitas dan

kuantitas dari abu soda tersedia untuk manufaktur sabun.Penjelajahan sains ini, bersama dengan

pembangunan dari kekuatan untuk mengoperasikan pabrik, membuat satu pembuatan sabun di

pertunbuhan cepat industriAmerika di tahun 1850. Di waktu yang sama, ketersediaan luas mengubah

sabun dari barang mewah ke kebutuhan sehari-hari. Dengan penggunaan tersebar luas inimenjadi

perkembangan dari sabun yang lebih lembut untuki mandi dan sabun untuk digunakan di dalam mesin

cuci itu sudah tersedia untuk konsumen dengan pergantianabad.

Bahan kimia dari manufaktur sabun dasarnya tinggal sama sampai tahun 1916,ketika deterjen

sintetik pertama berkembang di Jerman di jawaban ke Perang Dunia I berkaitan kekurangan lemak untuk

membuat sabun. Diketahui sekarang dengansederhana deterjen, deterjen sintetis adalah pembersih

non-sabun dan produk pembersih itu adalah menjadi satu atau mengambil bersama dari jenis bahan

mentah.Penjelajahan dari deterjen juga diterbangkan oleh kebutuhan untuk alat kebersihan itu,tidak

seperti sabun, tidak akan dikombinasi dengan garam mineral di air untuk membentuk sesuatu yang tidak

dapat dipecahkan diketahui itu adalah dadih sabun.Produksi deterjen rumah tangga di Amerika Serikat

dimulai di awal tahun1930-an, tetapi tidak benar-benar membuka sampai akhir Perang Dunia II.

Waktu perang berhentinya persediaan lemak dan minyak juga militer membutuhkan untuk alat

kebersihan itu akan bekerja di air laut kaya mineral dan di air dingin mempunyailebih lanjut merangsang

meneliti di deterjen.Deterjen pertama digunakan terutama untuk mencuci piring dan mencuci

baju bahan lembut. Penerobosan di perkembangan dari detergen untuk mencuci baju serbaguna

digunakan muncul pada tahun 1946, ketika deterjen pembangun (berisisurfaktan/kombinasi

pembangun)dikenalkan di Amerika Serikat. Surfaktan adalah produk deterjen bahan pembersih dasar,

saat pembangun membantu surfaktan untuk bekerja lebih efisien. Senyawa fosfat digunakan sebagai

pembangun di detergen inisangat meningkat perfomanya, membuat mereka cocok untuk mencuci baju

Page 8: Https.docx

dengantingkat kekotoran berat.Di tahun 1953, penjualan deterjen di negara ini memiliki itu melebihi

sabun.Kini, detergen memiliki semua tetapi menggantikan produk dengan dasar sabun untuk mencuci

baju, mencuci piring dan pembersih rumah tangga. Deterjen (sendiri atau berkombinasi dengan sabun)

adalah juga penemuan di banyak dari penggunaan batangan dan cair untuk pembersih pribadi.Sejak

prestasi di deterjen dan bahan kimia pembangun itu, aktivitas produk baru memiliki lanjutan utntuk

fokus ke membangun produk pembersih praktis danmudah untuk digunakan, juga menyelamatkan

konsumen dan untuk lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara pembuatan sabun berbahan dasar minyak ?

2. Apakah hasilnya akan sama dengan sabun yang dijual di pasar ?

3. Bagaimana hasil dari pratikum yang dilakukan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan sabun dengan bahan dasar minyak.

2. Untuk mengetahui reaksi yang terbentuk dalam pembuatan sabun.

3. Untuk mengetahui apa saja yang terbentuk saat pembuatan sabun.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Agar dapat menjadi pelajaran dan pengetahuan tambahan

2. Selain itu juga dapat mengetahui bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan sabun

Page 9: Https.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengenalan Sabun

Sabun merupakan bahan logam alkali dengan rantai asam monocarboxylicyang panjang. Larutan

alkali yang digunakan dalam pembuatan abun bergantung pada jenis sabun tersebut. Larutan alkali yang

biasa yang digunakan pada sabun kerasadalah Natrium Hidroksida (NaoH) dan alkali yang biasa digunakn

pada sabunlunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupunzat pengotor

lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak denganlarutan alkali membebaskan

gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupalemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak

ikan laut.Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat. Sabun dengan jenis dan bentuk yang

bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi,sabun cuci baik untuk pakaian

maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabunyang digunakan dalam industri.Kandungan zat zat

yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengansifat dan jenis sabun. Zat zat tersebut dapat

menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Oleh karena itu, konsumen

perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.Pada

pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah :

C12– C18 Jika : < C12 : Iritasi pada kulit> C 20 : Kurang larut (digunakan sebagai campuran). Sabun murni

terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, dliserin,garam dan impurity lainnya.Semua minyak

atau lemak pada dasarnya dapatdigunakan untuk membuat sabun. Lemak dan minyak nabati

merupakan dua tipeester. Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan

asamkarboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester

dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol

asam oleat.Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak

pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali

dan lemak/minyak

Page 10: Https.docx

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan

baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung

dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna

maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di

antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.

2.2 Macam Macam Sabun

a. Shaving Cream

Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah campuran minyak

kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.

b. Sabun Cair

Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta

menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejerniha nsabun, dapat ditambahkan gliserin atau

alcohol.

c. Sabun kesehatan

Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfumyang rendah,

tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteriadiktif. Bahan-bahan yang digunakan

dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida,tri-klor carbanilyda, irgassan Dp300 dan sulfur.

d. Sabun Chip

Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalammenggunakan sabun yaitu

sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat

dibuat dengan berbagaicara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan

sabunyang berbentuk batangan.

e. Sabun Bubuk untuk mecuci

Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing . Sabun bubuk mengandung bermacam-

macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat,sodium karbonat, sodium sulfat, dan lain-

lain.

2.3 Macam – Macam Sabun Berdasarkan Ion Yang Dikandungnya

Page 11: Https.docx

a) Cationic Sabun

Sabun yang memiliki kutub positif disebut sebagai kationic detergents.Sebagai tambahan selain

adalah bahan pencuci yang bersih, mereka juga mengandung sifat antikuman yang membuat mereka

banyak digunakan padarumah sakit. Kebanyakan sabun jenis ini adalah turunan dari ammonia.

b) Anionic Sabun

Sabun jenis ini adalah merupakan sabun yang memiliki gugus ion negatif.

c) Neutral atau Non Ionic Sabun

Nonionic sabun banyak digunakan untuk keprluan pencucian piring. Karenasabun jenis ini tidak

memiliki adanya gugus ion apapun, sabun jenis ini tidak beraksi dengan ion yang terdapat dalam air

sadah. Nonionic sabun kurangmengeluarkan busa dibandingkan dengan ionic sabun.

2.4 Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan

tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol. Masing masing lemak

mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik)

hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran

trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida

membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi

darikomponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam asam lemak yangsesuai dalam

pembuatan sabun dibatasi panjang rantyai dan tingkat kejenuhan. Padaumumnya, panjang rantai yang

kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya

panjang rantai yang lebih dari 18atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit

menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah

teroksidasi bila terkena udara. Alasan alasan diatas, factor ekonomis, dan daya jual menyebabkan lemak

dan minyak yang dibuat menjadi sabun terbatas.Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga

titik lelehnya lebihrendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun

yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.

Page 12: Https.docx

Jenis-jenis Minyak atau Lemak Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses

pembuatan sabunharus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi

produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.Beberapa jenis

minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabundi antaranya :

Tallow

Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai

hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna,titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak),

kandungan FFA, bilangan saponifikasi,dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya

digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan

dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam

tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer padatallow umumnya di atas 40°C.

Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengannama grease.

Lard

Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asamlemak tak jenuh seperti

oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~40%). Jika digunakan sebagai pengganti

tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Sabun

yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.

Palm Oil (minyak kelapa sawit)

Minyak kelapa sawit umumnya digunakansebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat

diperoleh dari pemasakan buahkelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena

adanyakandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan

sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan

bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan

sabun, minyak kelapa sawit harusdicampur dengan bahan lainnya.

Coconut Oil (minyak kelapa)

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yangsering digunakan dalam industri pembuatan

sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang

dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam

laurat,sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik.Minyak kelapa

juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

Page 13: Https.docx

Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)

Minyak inti kelapa sawitdiperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan

asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak

kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebihtinggi dan asam lemak rantai

pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.

Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)

Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak

sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini

adalahstearin.

Marine Oil

Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marineoil memiliki kandungan asam

lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum

digunakan sebagai bahan baku.

Castor Oil (minyak jarak)

Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.

Olive oil (minyak zaitun)

Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki

warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi

kulit.

Campuran minyak dan lemak

Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan

lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling

melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat

membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow

akan memperkeras struktur sabun.

Bahan Baku Utama : Alkali

Page 14: Https.docx

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH,KOH, Na2,CO3,

NH4,OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengansoda kaustik dalam industri sabun,

merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan

dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2,CO3 (abu soda/natrium

karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat

menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak). Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin

alkohol. Senyawa tersebutdapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang

dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.

Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifatmudah berbusa

tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industridan deterjen, bukan sebagai sabun

rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbedasering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan

untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

2.5 Bahan Bahan Pendukung Pembuatan Sabun

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil

saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabunmenjadi produk yang siap

dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.

a. NaCl

NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada

produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi didalam sabun dapat memperkeras

struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl

digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam

brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi,

kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.

b. Bahan aditif

Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk

mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen.Bahan-bahan aditif tersebut antara

lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan,Pewarna,dan parfum

Page 15: Https.docx

c. Builders (Bahan Penguat)

Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikatmineral mineral yang

terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi

permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantumenciptakan kondisi

keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu

mendispersikan danmensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder

adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natriumkarbonat, natrium silikat atau zeolit.

d. Pewarna

Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan

efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang

menarik. Biasanya warnawarna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.

e. Parfum

Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal

keterkaitan konsumen akan produk sabun.Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan

bagus, tetapi bilasalah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfumuntuk sabun

berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum

dalam gram (g) dapatdikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1ml. Padadasarnya, jenis

parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum

umum mempunyai aroma yangsudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan

aromakenanga. Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yangekslusif. Artinya,

aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan

parfum ekslusif inidiimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum.Beberapa nama

parfum yang digunakan dalam pembuatan sabundiantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring

flower.

2.6 Karakteristik Memilih Bahan Baku Sabun

Ada beberapa karaktersitik yang perlu diperhatikan dalam memilih bahandasar sabun antara

lain:

Warna

Page 16: Https.docx

Lemak dan minyak yang berwarna terang merupakan minyak yang bagusuntuk digunakan

sebagai bahan pembuatan sabun.

Angka Saponifikasi

Angka Saponifikasi adalah angka yang terdapat pada milligram kalimhidroksida yang digunakan

dalam proses saponifikasi sempurna pada satugram minyak. Angka saponifikasi digunakan untuk

menghitung alkali yang dibutuhkan dalam saponifikasi secara sempurna pada lemak atau minyak.

Bilangan Iod

Bilangan iod digunakan untuk menghitung katidakjenuhan minyak atau lemak,semakin besar

angka iod, maka asam lemak tersebut semakin tidak jenuh. Dalam pencampurannya, bilangan iod

menjadi sangat penting yaitu untuk mengidentifikasi ketahanan sabun pada suhu tertentu.

2.7 Sifat Sifat Sabun

a) Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akandihidrolisis parsial oleh air. Karena

itu larutan sabun dalam air bersifat basa.CH3(CH2)16 COONa + H2O CH3(CH2)16 COOH + OH-

b) Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwaini tidak akan terjadi pada

air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air

mengendap.CH3(CH2)16 COONa + CaSO4 Na2 SO4 + Ca(CH3 (CH2 )16 COO)2

c) Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimiakoloid, sabun (garam natrium

dari asam lemak) digunakan untuk mencucikotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun

mempunyaigugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogenCH3(CH2)16 yang

bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak sukaair) dan larut dalam zat organic sedangkan

COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.Non polar : CH3(CH2)16 (larut

dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar)Polar : COONa+ (larut dalam air,

hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar). Sabun didalam air menghasilkan busa yang akan

menurunkan tegangan permukaan sehingga aii kain sehingga kain menjadi bersih. meresap lebih cepat

ke permukaan kain.-Molekul sabun akan mengelilingi kotoran dengan ekornya dan mengikatmolekul

kotoran. Proses ini disebut emulsifikasi karena antara molekulkotoran dan molekul sabun membentuk

suatu emulsi.-Sedangkan bagian kepala molekul sabun didalam air pada saat pembilasan menarik

molekul kotoran keluar dari kain sehingga kain menjadi bersih.

Page 17: Https.docx

2.8 Metoda Metoda Pembuatan Sabun

Pada proses pembuatan sabun ini digunakan metode metode untuk menghasilkan sabun yang

berkualitas dan bagus. Untuk menghasilkan sabun itudigunakanlah metode metode, yang mana metode

metode ini memiliki kelebihan kelebihan dan kekurangannya masing masing.

a. Metode Batch

Pada proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atauKOH) berlebih

dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garamgaram ditambahkan untuk mengendapkan

sabun. Lapisan air yangmengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan

gliseroldiperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur dengan garam,

alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dandiendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya

endapan direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan

membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijuallangsung tanpa pengolahan

lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yangmurah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir

atau batu apungdalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun

gubal menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun16 wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun

apung (dengan melarutkan udara didalamnya).

b. Metoda Kontinu

Metoda kontinu biasa dilakukan pada zaman sekarang, lemak atau minyak hidrolisis dengan air

pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau minyak

dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan gliserol yang terbentuk

dikeluarkandari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam inikemudian dinetralkan

dengan alkali untuk menjadi sabun.

2.9 Reaksi Saponifikasi

Kata saponifikasi atau saponify berarti membuat sabun (Latin sapon, = sabundan –fy adalah

akhiran yang berarti membuat). Bangsa Romawi kuno mulai membuatsabun sejak 2300 tahun yang lalu

dengan memanaskan campuran lemak hewandengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di Eropa sabun

hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang abad 19 penggunaan sabun

meluas.Reaksi pembuatan sabun adalah sebagai berikut : Seperti yang kita ketahui, air adalah substansi

kimia dengan rumus kimia H2O,yaitu molekul yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara

Page 18: Https.docx

kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau padakondisi

standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C).Air sering disebut sebagai

pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh

dapat tidaknya zat tersebut menandingikekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-

dipol) antara molekul-molekul air.

Gugus - OH pada alcohol di substitusi oleh atom Cl yang berasal dari asam clorida sehingga

membentuk etil klorida serta air. Reaksi di atas serupa dengan reaksi saponifikasi yang akan di bahas

berikut ini.

Sabun dapat dibuat melalui reaksi substitusi lemak dengan basa kuat seperti yang diuraikan

sebelumnya. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:

RCOONa yang merupakan garam dari natrium karboksilat dapat menjadi sabun apabila R (gugus alkil)

yang diikat merupakan gugus alkil yang besar seperti – C15H31 dan – C 16H33. Hal ini terjadi karena gugus

alkil yang besar memiliki sifat nonpolar, tidak seperti gugus alkil berantai pendek yang lebih bersifat

polar. Apabila sabun larut dalam air akan terbentuk ion RCOO- dengan gugus R yang bersifat nonpolar

dan COO- yang bersifat polar. Gugus R yang terbentuk akan mengikat pengotor yang umumnya

berbentuk lemak yang bersifat nonpolar dan selanjutnya pada saat air dialirkan, air yang bersifat polar

akan menarik gugus nonpolar dari sabun dan kotoran sehingga kotoran tersebut lepas dari tubuh kita.

Karena sabun dibuat dari bahan baku alami yang berupa lemak, limbahnya tidak berbahaya terhadap

lingkungan karena mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Page 19: Https.docx

Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan

larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan

meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya

kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.( Bailey’s, 1964 ).

Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis sehingga harus diperhatikan pada saat

penambahan minyak dan alkali agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses penyabunan,

penambahan larutan alkali (KOH atau NaOH) dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi

untuk menghasilkan sabun cair. Untuk membuat proses yang lebih sempurna dan merata maka

pengadukan harus lebih baik. Sabun cair yang diperoleh kemudian diasamkan untuk melepaskan asam

lemaknya (Levenspiel, 1972).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan, antara lain:

1. Konsentrasi larutan KOH/NaOH

Konsentrasi basa yang digunakan dihitung berdasarkan stokiometri reaksinya, dimana

penambahan basa harus sedikit berlebih dari minyak agar tersabunnya sempurna. Jika basa yang

digunakan terlalu pekat akan menyebabkan terpecahnya emulsi pada larutan sehingga fasenya tidak

homogen., sedangkan jika basa yang digunakan terlalu encer, maka reaksi akan membutuhkan waktu

yang lebih lama.

2. Suhu (T)

Ditinjau dari segi thermodinamikanya, kenaikan suhu akan menurunkan hasil, hal ini dapat

dilihat dari persamaan Van`t Hoff : RTHdTKdΔ=ln ( 1 )

Karena reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis (ΔH negatif), maka dengan kenaikan

suhu akan dapat memperkecil harga K (konstanta keseimbangan), tetapi jika ditinjau dari segi kinetika,

kenaikan suhu akan menaikan kecepatan reaksi. Hal ini dapat dilihat dari persamaan Arhenius berikut ini

(Smith 1987) : k = ARTEe− ( 2 )

Page 20: Https.docx

Dalam hubungan ini, k adalah konstanta kecepatan reaksi, A adalah faktor tumbukan, E adalah

energi aktivasi (cal/grmol), T adalah suhu (ºK), dan R adalah tetapan gas ideal (cal/grmol.K).

Berdasarkan persamaan tersebut maka dengan adanya kenaikan suhu berarti harga k (konstanta

kecepatan reaksi) bertambah besar. Jadi pada kisaran suhu tertentu, kenaikan suhu akan mempercepat

reaksi, yang artinya menaikan hasil dalam waktu yang lebih cepat. Tetapi jika kenaikan suhu telah

melebihi suhu optimumnya maka akan menyebabkan pengurangan hasil karena harga konstanta

keseimbangan reaksi K akan turun yang berarti reaksi bergeser ke arah pereaksi atau dengan kata lain

hasilnya akan menurun. Turunnya harga konstanta keseimbangan reaksi oleh naiknya suhu merupakan

akibat dari reaksi penyabunan yang bersifat eksotermis (Levenspiel, 1972).

3. Pengadukan

Pengadukan dilakukan untuk memperbesar probabilitas tumbukan molekul-molekul reaktan

yang bereaksi. Jika tumbukan antar molekul reaktan semakin besar, maka kemungkinan terjadinya

reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan persamaan Arhenius dimana konstanta kecepatan

reaksi k akan semakin besar dengan semakin sering terjadinya tumbukan yang disimbolkan dengan

konstanta A (Levenspiel, 1987).

4. Waktu

Semakin lama waktu reaksi menyebabkan semakin banyak pula minyak yang dapat

tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika reaksi telah mencapai kondisi

setimbangnya, penambahan waktu tidak akan meningkatkan jumlah minyak yang

2.10 Pembuatan Sabun Dalam Industri

Saponifikasi Lemak Netral

Pada proses saponifikasi trigliserida dengan suatu alkali, kedua reaktan tidak mudah bercampur.

Reaksi saponifikasi dapat mengkatalisis dengan sendirinya padakondisi tertentu dimana pembentukan

produk sabun mempengaruhi proses emulsikedua reaktan tadi, menyebabkan suatu percepatan pada

kecepatan reaksi. Jumlahalkali yang dibutuhkan untuk mengubah paduan trigliserida menjadi sabun

dapatdihitung berdasarkan persamaan berikut :Trigliserida + 3NaOH 3RCOONa + Gliserin NaOH = [SV x

0,000713] x 100/ NaOH (%) [SV / 1000] x [MV (NaOH)/MV(KOH)Dimana SV adalah angka penyabunan

dan MV adalah berat molekul. Komponen penting pada sistem ini mencakup pompa berpotongan

untuk memasukkan kuantitas komponen reaksi yang benar ke dalam reaktor autoclave,yangt beroperasi

Page 21: Https.docx

pada temperatur dan tekanan yang sesuai dengan kondisi reaksi.Campuran saponifikasi disirkulasi

kembali dengan autoclave. Temperatur campurantersebut diturunkan pada mixer pendingin, kemudian

dipompakan ke separator statisuntuk memisahkan sabun yang tidak tercuci dengan larutan alkali yang

digunakan.Sabun tersebut kemudian dicuci dengan larutan alkali pencuci dikolam pencuci

untuk memisahkan gliserin (sebagai larutan alkali yang digunakan) dari sabun. Separator sentrifusi

memisahkan sisa sisa larutan alkali dari sabun. Sabun murni (60-63 %TFM) dinetralisasi dan dialirkan ke

vakum spray dryer untuk menghasilkan sabundalam bentuk butiran (78-83 % TFM)yang siap untuk

diproses menjadi produk akhir.

Pengeringan Sabun

Sabun banyak diperoleh setelah penyelesaian saponifikasi (sabun murni) yangumumnya

dikeringkan dengan vakum spray dryer. Kandungan air pada sabundikurangi dari 30-35% pada sabun

murni menjadi 8-18% pada sabun butiran ataulempengan. Jenis jenis vakum spray dryer , dari sistem

tunggal hingga multi sistem,semuanya dapat digunakan pada berbagai proses pembuatan sabun.

Operasi vakum spray dryer sistem tunggal meliputi pemompaan sabun murni melalui

pipaheat exchanger dimana sabun dipanaskan dengan uap yang mengalir pada bagian luar pipa. Sabun

yang sudah dikeringkan dan didinginkan tersimpan pada dinding ruang vakumdan dipindahkan dengan

alat pengerik sehingga jatuh di plodder, yang mengubah sabun ke bentuk lonjong panjang atau butiran.

Dryer dengan mulai memperkenalkan proses pengeringan sabun yang lebih luas dan lebih efisien

daripadadryer sistemtunggal.

Netralisasi Asam Lemak

Reaksi asam basa antara asam dengan alkali untuk menghasilkan sabun berlangsung lebih cepat

daripada reaksi trigliserida dengan alkali.RCOOH + NaOH RCOONa + H2O Jumlah alkali (NaOH) yang

dibutuhkan untuk menetralisasi suatu paduanasam lemak dapat dihitung sebagai berikut : NaOH =

{berat asam lemak x 40) / MW asam lemak Berat molekul rata rata suatu paduan asam lemak dapat

dihitung dengan persamaan :MW asam lemak = 56,1 x 1000/ AVDimana AV (angka asam asam lemak

paduan) = mg KOH yang dibutuhkanuntuk menetralisasi 1 gram asam lemak Operasi sistem ini meliputi

pemompaan reaktan melalui pemanasan terlebih dihulu menuju turbodisperser dimana interaksi

reaktan reaktan tersebut mengawali pembentukan sabun murni. Sabun tersebut, yang direaksikan

sebagian pada tahap ini,kemudian dialirkan ke mixer dimana sabun tersebut disirkulasi kembali hingga

netralisasi selesai. Penyelesaian proses netralisasi ditentukan oleh suatu pengukuran potensial elektrik

Page 22: Https.docx

(mV) alkalinitas. Sabun murni kemudian dikeringkan denganvakum spray dryer untuk menghasilkan

sabun butiran yang siap untuk diolah menjadi sabun batangan.

Penyempurnaan Sabun

Dalam pembuatan produk sabun batangan, sabun butiran dicampurkan dengan zat pewarna,

parfum, dan zat aditif lainnya ke dalammixer (analgamator). Campuransabun ini klemudian diteruskan

untuk digiling untuk mengubah campuran tersebur menjadi suatu produk yang homogen. Produk

tersebut kemudian dilanjutkan ke tahap pemotongan. Sebuah alat pemotong dengan mata pisau

memotong sabun tersebut menjadi potongan potongan terpisah yang dicetak melalui proses penekanan

menjadisabun batangan sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Proses pembungkusan,

pengemasan, dan penyusunan sabun batangan merupakan tahap akhir.

Page 23: Https.docx

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat

Kaleng Susu

Pembakar Bunsen

Tungku ( Kaki 3)

Gelas Ukur

Gelas Beker

Timbangan

Cetakan

Batang Pengaduk

Sendok

Bahan

Minyak Sayur (Kemasan)

NaOH

Air

Pewarna Bubuk

Parfume

3.2 Cara Kerja

1. Ukurlah minyak menggunakan gelas ukur sebanyak 35 ml,

2. Timbanglah NaOH sebanyak 15 mg

3. Tambahkan 50 ml air kedalam NaOH dan aduk hingga rata,

4. Masukkan minyak kedalam kaleng susu dan panaskan minyak diatas pembakar bunsen sambil diaduk-

aduk,

5. Setelah minyak mendidih kemudian masukkan larutan NHCL kedalam minyak tersebut secara perlahan

sambil diaduk-aduk terus,

6. Kemudian jika minyak yang sudah dicampur tersebut mendidih, masukkan pewarna dan farfume

secukupnya,

7. Aduk terus hingga warnanya menjadi lebih tua dan larutan mengental,

8. Setelah larutan mengental akan terbentuk gliserol, buang terlebih dahulu gliserol kemudian masukan

kedalam cetakan,

Page 24: Https.docx

9. Letakkan ditempat yang aman, biarkan selama beberapa hari hingga larutan tersebut mengeras menjadi

sabun.

3.3 Hasil Pratikum

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan

tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol. Masing masing lemak

mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12(asam laurik)

hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran

trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida

membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi

darikomponen asam asam lemak yang digunakan. Komposisi asam asam lemak yangsesuai dalam

pembuatan sabun dibatasi panjang rantyai dan tingkat kejenuhan. Padaumumnya, panjang rantai yang

kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanyakarena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya

panjang rantai yang lebih dari 18atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit

menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah

teroksidasi bila terkena udara.

RCOONa yang merupakan garam dari natrium karboksilat dapat menjadi sabun apabila R (gugus

alkil) yang diikat merupakan gugus alkil yang besar seperti – C15H31 dan – C 16H33. Hal ini terjadi karena

gugus alkil yang besar memiliki sifat nonpolar, tidak seperti gugus alkil berantai pendek yang lebih

bersifat polar. Apabila sabun larut dalam air akan terbentuk ion RCOO- dengan gugus R yang bersifat

nonpolar dan COO- yang bersifat polar. Gugus R yang terbentuk akan mengikat pengotor yang umumnya

berbentuk lemak yang bersifat nonpolar dan selanjutnya pada saat air dialirkan, air yang bersifat polar

akan menarik gugus nonpolar dari sabun dan kotoran sehingga kotoran tersebut lepas dari tubuh kita.

Karena sabun dibuat dari bahan baku alami yang berupa lemak, limbahnya tidak berbahaya terhadap

lingkungan karena mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Page 25: Https.docx

Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan

larutan yang tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan

meningkat, sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya

kecepatan reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.( Bailey’s, 1964 ).

Reaksi penyabunan merupakan reaksi eksotermis

sehingga harus diperhatikan pada saat penambahan minyak dan

alkali agar tidak terjadi panas yang berlebihan. Pada proses

penyabunan, penambahan larutan alkali (KOH atau NaOH)

dilakukan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan dipanasi untuk

menghasilkan sabun. Untuk membuat proses yang lebih

sempurna dan merata maka pengadukan harus lebih baik. Sabun

yang diperoleh kemudian diasamkan untuk melepaskan asam

lemaknya (Levenspiel, 1972).

Page 26: Https.docx

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah

asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengangliserol.

Mula-mula reaksi penyabunan berjalan lambat karena minyak dan larutan alkali merupakan larutan yang

tidak saling larut (Immiscible). Setelah terbentuk sabun maka kecepatan reaksi akan meningkat,

sehingga reaksi penyabunan bersifat sebagai reaksi autokatalitik, di mana pada akhirnya kecepatan

reaksi akan menurun lagi karena jumlah minyak yang sudah berkurang.

Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara

C12(asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh.

Campuran trigliserida diolah menjadisabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida

membebaskangliserol

4.2 Saran

Saat melakukan pemanasan minyak hendaknya api diperhatikan, suhu harus tetap dijaga agar hasilnya

bagus

Saat gliserol terbentuk, buanglah gliserol-gliserol tersebut agar tidak terlalu banyak gliserol

Saat menambahkan pewarna dan pewangi jangan menggunakan terlalu banyak air, lebih baik

menggunakan pewarna bubuk agar tidak mengandung terlalu banyak air