home living -...

1
MI/RAMDANI H OME & LIVING | SABTU, 19 MARET 2011 | HALAMAN 13 MI/RAMDANI AMAN DENGAN KAMERA CERDAS Kamera dan perangkat keamanan kian canggih. Bahkan untuk diterapkan di rumah. Technopolis, Hlm 14 Menghindari polusi suara dan debu di kota besar seperti Jakarta mungkin sulit. Namun, ada beberapa cara agar polusi tereduksi di dalam rumah, terutama bagi hunian yang letaknya tepat di tepi jalan utama. WENDY MEHARI Tanam Vegetasi Halangi Polusi Bangun Pembatas dan Suara Tandingan SALAH satu kelemahan tinggal di kota besar adalah lingkungan yang hiruk pikuk akibat polusi suara dan debu. Padahal, studi membuktikan orang yang hidup dalam lingkungan yang tenang memiliki daya dengar lebih baik daripada orang-orang yang hidup di tengah lingkungan hiruk pikuk. Studi itu menemukan bangsa Afrika Barat yang berusia 70-an tahun memiliki daya dengar lebih baik daripada warga London, Inggris, yang berusia 20-an tahun. Lebih buruk lagi, polusi suara--ya, suara--juga terbukti berkontribusi pada beberapa jenis penyakit, termasuk tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan pencer- naan, daya tahan lemah, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, sampai bisul dan iritasi. Nah, berikut variasi cara menghalangi polusi agar tidak masuk ke rumah. 1 Ciptakan pembatas antara rumah dan sumber polusi, yakni jalan di depan rumah. Dinding solid dapat meng- halangi suara dan debu, misalnya dinding dari batu bata dan semen. Anda bisa menambahkan nilai dekoratif dengan menanam vegetasi pendek atau tanaman merambat di bagian depannya. 2 Jika Anda kurang menyukai tampilan pagar depan rumah yang solid, pilihan lain adalah membuat pagar hidup dari tanaman, yang dapat menyerap suara sekaligus debu. Namun, Anda harus memper- timbangkan faktor keamanan lingkungan. 3 Strategi lain adalah dengan mencip- takan suara ‘tandingannya’. Misalnya menempatkan elemen yang melibat- kan air, seperti air mancur. Tidak perlu terlalu besar, asalkan bisa memberikan efek suara gemericik air yang sudah pasti lebih menyamankan ketimbang deruman mesin mobil yang lalu lalang di jalan depan rumah. Anda juga dapat menggantung wind chimes, semacam lonceng angin yang batang-batang logamnya bisa saling beradu dan membuat suara berdenting jika tertiup angin. 4 Pepohonan besar juga bisa ditanam sebagai penghalang polusi. Namun jika lahan benar-benar terbatas, Anda bisa menempatkan tanaman dalam pot-pot kecil. Cara itu sebenarnya kurang efektif untuk mencapai tujuan mengurangi polusi yang masuk rumah, tetapi tetap da- pat membuat perbedaan ketimbang tidak melakukan apa-apa. Lagi pula, beberapa pot berisi tanaman di depan rumah pasti membuat rumah terasa lebih sejuk. (Talktalk.co.uk/Ehow.com/Selfgrowth. com/Wey/M-1) R UMAH tinggal Yane, 24, berada di tepi jalan dua arah yang tidak terlalu lebar, di kawasan Ciledug, Tangerang. “Sebenarnya gang, bukan tepi jalan besar banget. Cuma sering dilewati banyak mobil dan motor,” kata karyawati swasta berkantor di Jakarta Barat itu. Tak hanya mobil kecil, truk bahkan sering melalui jalan di depan rumahnya. “Truk agak gede juga suka lewat, soalnya ada toko-toko kayu dan las besi di sekitar situ,” tambah perempuan lajang itu, Selasa (15/3). Akibatnya bising sampai terdengar di da- lam rumah, pasti. “Kalau jalan sepi, ada mobil ngebut. Kalau jalan macet, bunyi klakson beradu. Debu juga banyak masuk, apalagi truk yang lewat suka ngangkut kayu atau tanah,” tuturnya. Pengalaman Anti, 28, serupa. Lebih parah lagi, tempat tinggal dia bersama orang tuanya di kawasan Halim, Jakarta Timur, berada dekat lapangan terbang. “Bising, banyak debu. Malah kalau lagi bertelepon di dalam rumah, saking berisiknya suara kendaraan dari depan rumah, aku sampai pindah ke halaman belakang,” kisah dia. Cara itu pun belum menyelesaikan masalahnya. “Sampai di belakang rumah, eh, ada bising pesawat lewat juga,” tutur dia. Susah memang menghindari kebisingan di kota besar seperti Jakarta meskipun sudah berada di dalam rumah sendiri. Posisi hunian yang terletak di tepi jalan ramai memang pu- nya kelemahan: bising dan polusi udara. Arsitek Bogie Irawan dari biro konsultan kontraktor ONE Home Design and Build yang berkantor di Cibubur, Jakarta, menya- takan beberapa permasalahan yang umum ditemui pemilik rumah dengan posisi di tepi jalan ramai antara lain polusi suara, debu, dan faktor keamanan. “Faktor privasi dari orang yang lalu la- lang di luar juga kerap dikeluhkan pemilik rumah,” tambahnya saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (15/3). Pagar dan tanaman Bogie pun berbagi solusi. Pada rumah yang baru akan dibangun, misalnya, bisa diupayakan agar ruang yang bersifat privat seperti kamar tidur, ditempatkan pada posisi yang paling jauh dari jalan. “Untuk bangunan, diusahakan dibuat bukaan seminimal mungkin, tetapi masih proporsional, guna menghindari tingginya volume debu dan suara yang masuk dari luar,” tambah lulusan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Se- marang, itu. Bisa juga, batas terluar bangunan rumah dibangun dari pagar yang solid. Namun, dalam kondisi rumah sudah di- huni, solusi yang bisa dilakukan, misalnya, memberikan perlakuan khusus pada batas luar rumah. “Antara lain penanaman vegetasi yang lebat pada pagar supaya mereduksi suara yang masuk rumah. Ada kolam di luar rumah juga memberikan kesan sejuk di te- ngah suasana hiruk pikuk,” tambah dia. Guna menciptakan privasi pada penghuni rumah di lingkungan yang hiruk pikuk, pem- bangunan pagar idealnya di atas jarak pan- dang rata-rata orang Indonesia. “Katakanlah, 170 sentimeter,” jelas Bogie. Beberapa jenis tanaman bisa digunakan se- bagai penghalang suara dan debu masuk ru- mah sekaligus pemanis pagar depan rumah. “Pilihannya beragam, sesuaikan saja dengan selera,” kata Bogie. Untuk selera tanam- an berefek vertikal, bambu kuning dengan diameter 2 sentime- ter bisa dipilih seba- gai penghalang. Untuk selera tanaman yang beragam dengan kom- binasi warna, tanaman perdu, soka, atau bu- genvil bisa dipilih. Namun, Bogie meng- akui beberapa solusi yang dilontarkannya tersebut ada kalanya memberikan efek sam- ping. Misalnya, pagar yang tinggi dan solid dapat membuat rumah berkesan masif. “Hal ini bisa disiasati dengan penggunaan motif horizontal pada tampak pagar, seperti tali air, atau prol, sehingga dapat mereduksi kesan tinggi dan masifnya itu,” jelasnya. Siasat lain menggunakan batu alam sebagai aksen pagar. “Sebagai aksen saja, jangan terlalu dominan,” tambah Bogie. Solusi-solusi tersebut dikatakannya mungkin tidak 100% dapat mereduksi suara dan debu yang masuk hingga sudut rumah. “Paling tidak, bisa mengurangi polusi masuk rumah dan bisa menciptakan kesan nyaman dan hijau pada tampak luar bangunan yang berada di lingkungan hiruk pikuk,” tuturnya. (M-1) [email protected] PEREDAM SUARA: Kombinasi tanaman dan pagar permanen bisa menampilkan keserasian halaman rumah yang terletak di pinggir jalan raya dan berfungsi mengurangi polusi suara serta udara. Meletakkan tanaman basah di muka rumah akan memberi kesan kesegaran di tengah suasana hiruk pikuk.” MI/RAMDANI PAGAR HIDUP: Jika Anda kurang menyukai tampilan pagar depan rumah yang solid, pilihan lain ialah membuat pagar hidup dari tanaman, yang dapat menyerap suara sekaligus debu. MI/M IRFAN

Upload: buingoc

Post on 19-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HOME LIVING - ftp.unpad.ac.idftp.unpad.ac.id/koran/mediaindonesia/2011-03-19/mediaindonesia_2011-03-19_013.pdf · MI/RAMDANI HOME& LIVING | SABTU, 19 MARET 2011 | HALAMAN 13 MI/RAMDANI

MI/RAMDANI

HOME & LIVING| SABTU, 19 MARET 2011 | HALAMAN 13

MI/RAMDANI

AMAN DENGAN KAMERA CERDASKamera dan perangkat keamanan kian canggih. Bahkan untuk diterapkan di rumah. Technopolis, Hlm 14

Menghindari polusi suara dan debu di kota besar seperti Jakarta mungkin sulit. Namun, ada beberapa cara agar polusi tereduksi di dalam rumah, terutama bagi hunian yang letaknya tepat di tepi jalan utama.

WENDY MEHARI

TanamVegetasiHalangiPolusi

Bangun Pembatas dan Suara TandinganSALAH satu kelemahan tinggal di kota besar adalah lingkungan yang hiruk pikuk akibat polusi suara dan debu. Padahal, studi membuktikan orang yang hidup dalam lingkungan yang tenang memiliki daya dengar lebih baik daripada orang-orang yang hidup di tengah lingkungan hiruk pikuk.

Studi itu menemukan bangsa Afrika Barat yang berusia 70-an tahun memiliki daya dengar lebih baik daripada warga London, Inggris, yang berusia 20-an tahun.

Lebih buruk lagi, polusi suara--ya, suara--juga terbukti berkontribusi pada beberapa jenis penyakit, termasuk tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan pencer-naan, daya tahan lemah, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, sampai bisul dan iritasi.

Nah, berikut variasi cara menghalangi polusi agar tidak masuk ke rumah.

1Ciptakan pembatas antara rumah dan sumber polusi, yakni jalan di depan rumah. Dinding solid dapat meng-halangi suara dan debu, misalnya

dinding dari batu bata dan semen. Anda bisa menambahkan nilai dekoratif dengan menanam vegetasi pendek atau tanaman merambat di bagian depannya.

2Jika Anda kurang menyukai tampilan pagar depan rumah yang solid, pilihan lain adalah membuat pagar hidup dari tanaman, yang dapat menyerap suara

sekaligus debu. Namun, Anda harus memper-timbangkan faktor keamanan lingkungan.

3Strategi lain adalah dengan mencip-takan suara ‘tandingannya’. Misalnya menempatkan elemen yang melibat-kan air, seperti air mancur. Tidak perlu

terlalu besar, asalkan bisa memberikan efek

suara gemericik air yang sudah pasti lebih menyamankan ketimbang deruman mesin mobil yang lalu lalang di jalan depan rumah. Anda juga dapat menggantung wind chimes, semacam lonceng angin yang batang-batang logamnya bisa saling beradu dan membuat suara berdenting jika tertiup angin.

4Pepohonan besar juga bisa ditanam sebagai penghalang polusi. Namun jika lahan benar-benar terbatas, Anda bisa menempatkan tanaman dalam

pot-pot kecil. Cara itu sebenarnya kurang efektif untuk mencapai tujuan mengurangi polusi yang masuk rumah, tetapi tetap da-pat membuat perbedaan ketimbang tidak melakukan apa-apa. Lagi pula, beberapa pot berisi tanaman di depan rumah pasti membuat rumah terasa lebih sejuk.

(Talktalk.co.uk/Ehow.com/Selfgrowth.com/Wey/M-1)

RUMAH tinggal Yane, 24, berada di tepi jalan dua arah yang tidak terlalu lebar, di kawasan Ciledug, Tangerang. “Sebenarnya gang,

bukan tepi jalan besar banget. Cuma sering dilewati banyak mobil dan motor,” kata karyawati swasta berkantor di Jakarta Barat itu.

Tak hanya mobil kecil, truk bahkan sering melalui jalan di depan rumahnya. “Truk agak gede juga suka lewat, soalnya ada toko-toko kayu dan las besi di sekitar situ,” tambah perempuan lajang itu, Selasa (15/3).

Akibatnya bising sampai terdengar di da-lam rumah, pasti. “Kalau jalan sepi, ada mobil ngebut. Kalau jalan macet, bunyi klakson beradu. Debu juga banyak masuk, apalagi truk yang lewat suka ngangkut kayu atau tanah,” tuturnya.

Pengalaman Anti, 28, serupa. Lebih parah lagi, tempat tinggal dia bersama orang tuanya di kawasan Halim, Jakarta Timur, berada dekat lapangan terbang. “Bising, banyak debu. Malah kalau lagi bertelepon di dalam rumah, saking berisiknya suara kendaraan dari depan rumah, aku sampai pindah ke halaman belakang,” kisah dia.

Cara itu pun belum menyelesaikan masalahnya. “Sampai di belakang rumah, eh, ada bising pesawat lewat juga,” tutur dia.

Susah memang menghindari kebisingan

di kota besar seperti Jakarta meskipun sudah berada di dalam rumah sendiri. Posisi hunian yang terletak di tepi jalan ramai memang pu-nya kelemahan: bising dan polusi udara.

Arsitek Bogie Irawan dari biro konsultan kontraktor ONE Home Design and Build yang berkantor di Cibubur, Jakarta, menya-takan beberapa permasalahan yang umum ditemui pemilik rumah dengan posisi di tepi jalan ramai antara lain polusi suara, debu, dan faktor keamanan.

“Faktor privasi dari orang yang lalu la-lang di luar juga kerap dikeluhkan pemilik rumah,” tambahnya saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (15/3).

Pagar dan tanamanBogie pun berbagi solusi. Pada rumah

yang baru akan dibangun, misalnya, bisa

diupayakan agar ruang yang bersifat privat seperti kamar tidur, ditempatkan pada posisi yang paling jauh dari jalan.

“Untuk bangunan, diusahakan dibuat bukaan seminimal mungkin, tetapi masih proporsional, guna menghindari tingginya volume debu dan suara yang masuk dari luar,” tambah lulusan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Se-marang, itu. Bisa juga, batas terluar bangunan rumah dibangun dari pagar yang solid.

Namun, dalam kondisi rumah sudah di-huni, solusi yang bisa dilakukan, misalnya, memberikan perlakuan khusus pada batas luar rumah. “Antara lain penanaman vegetasi yang lebat pada pagar supaya mereduksi suara yang masuk rumah. Ada kolam di luar rumah juga memberikan kesan sejuk di te-ngah suasana hiruk pikuk,” tambah dia.

Guna menciptakan privasi pada penghuni rumah di lingkungan yang hiruk pikuk, pem-bangunan pagar idealnya di atas jarak pan-dang rata-rata orang Indonesia. “Katakanlah, 170 sentimeter,” jelas Bogie.

Beberapa jenis tanaman bisa digunakan se-bagai penghalang suara dan debu masuk ru-mah sekaligus pemanis pagar depan rumah. “Pilihannya beragam, sesuaikan saja dengan selera,” kata Bogie.

Untuk selera tanam-an berefek vertikal, bambu kuning dengan diameter 2 sentime-ter bisa dipilih seba-gai penghalang. Untuk selera tanaman yang beragam dengan kom-binasi warna, tanaman perdu, soka, atau bu-genvil bisa dipilih.

Namun, Bogie meng-akui beberapa solusi yang dilontarkannya tersebut ada kalanya memberikan efek sam-ping. Misalnya, pagar yang tinggi dan solid dapat membuat rumah berkesan masif.

“Hal ini bisa disiasati dengan penggunaan motif horizontal pada tampak pagar, seperti tali air, atau profi l, sehingga dapat mereduksi kesan tinggi dan masifnya itu,” jelasnya. Siasat lain menggunakan batu alam sebagai aksen pagar. “Sebagai aksen saja, jangan terlalu dominan,” tambah Bogie.

Solusi-solusi tersebut dikatakannya mungkin tidak 100% dapat mereduksi suara dan debu yang masuk hingga sudut rumah. “Paling tidak, bisa mengurangi polusi masuk rumah dan bisa menciptakan kesan nyaman dan hijau pada tampak luar bangunan yang berada di lingkungan hiruk pikuk,” tuturnya. (M-1)

[email protected]

PEREDAM SUARA: Kombinasi tanaman dan pagar permanen bisa menampilkan keserasian halaman rumah yang terletak di pinggir jalan raya dan berfungsi mengurangi polusi suara serta udara.

Meletakkan tanaman basah di muka rumah

akan memberi kesan kesegaran di te ngah suasana hiruk pikuk.”

MI/RAMDANI

PAGAR HIDUP:Jika Anda kurang menyukai tampilan pagar depan rumah yang solid, pilihan lain ialah membuat pagar hidup dari tanaman, yang dapat menyerap suara sekaligus debu.

MI/M IRFAN