laporan tetap ekologi 1 putri ramdani addin fikry

Download LAPORAN TETAP EKOLOGI 1 Putri Ramdani Addin Fikry

If you can't read please download the document

Upload: ran-hiliary

Post on 15-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

informasi

TRANSCRIPT

LAPORAN TETAPTAKSONOMI HEWAN I

DISUSUN OLEHNAMA : PUTRI RAMDANINIM : 13.211.075KELAS : BIOLOGI / III BCOASS : 1. MIYA ASTIKA DEWI 2. SARWENDA

LABORATORIUM BIOLOGIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMINSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN(IKIP) MATARAM2014

LEMBAR PENGESAHANLaporan Tetap Ekologi I Atas Nama PUTRI RAMDANI NIM 13.211.075 Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikutiUjian Akhir Ekologi IDisahkan pada tanggal........Desember 2014 Nama Tanda TanganIr.Subagio,M.Sc (.............................................)

(Dosen Pengampu Mata Kuliah)Maqita Firmansyah (............................................)

(Koordinator Praktikum Ekologi I)Dea Indah Sriwahyuni Pratiwi (............................................)

(Co.Ass Kelas )Anggrat Suaidi (............................................)

(Co.Ass Kelas )Ahmad Suryanullah (............................................)

(Co.Ass Kelas )

MengesahkanKepala Laboratorium BiologiFakultas Pendidikan Matematika dan IPAInstitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram

Nofisulastri, S.Pt.,M.Si NIK.58310713

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNyalah Laporan tetap Ekologi I ini dapat diselesaikan.Dalam Laporan tetap ini terdapat hasil-hasil praktikun tentang Ekologi I.Dalam Laporan tetap Ekologi I ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami memohon kritik dan saran yang membangun, agar pada pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Mataram, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN SAMPULHALAMAN PERSETUJUANKATA PENGANTAR DAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARACARA I HEWAN DAN LINGKUNGANA.TUJUANB.LANDASAN TEORIC.PELAKSANAAN 1.HARI/TANGGAL 2.WAKTU 3.TEMPATD.ALAT DAN BAHAN 1.ALAT 2.BAHANE.CARA KERJAF.PEMBAHASANG.KESIMPULANACARA II KISARAN TOLERANSI FAKTOR PEMBATAS,TERAPAN KISARAN TOLERANSI DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI HEWANA.TUJUANB.LANDASAN TEORIC.PELAKSANAAN 1.HARI/TANGGAL 2.WAKTU 3.TEMPATD.ALAT DAN BAHAN 1.ALAT 2.BAHANE.CARA KERJAF.PEMBAHASANG.KESIMPULANACARAN III HABITAT, MICRO HABITAT DAN RELUNG EKOLOGIA.TUJUANB.LANDASAN TEORIC.PELAKSANAAN 1.HARI/TANGGAL 2.WAKTU 3.TEMPATD.ALAT DAN BAHAN 1.ALAT 2.BAHANE.CARA KERJAF.PEMBAHASANG.KESIMPULANACARAN IV ALIRAN ENERGIA.TUJUANB.LANDASAN TEORIC.PELAKSANAAN 1.HARI/TANGGAL 2.WAKTU 3.TEMPATD.ALAT DAN BAHAN 1.ALAT 2.BAHANE.CARA KERJAF.PEMBAHASANG.KESIMPULAN

ACARA IHEWAN DAN LINGKUNGANPengaruh factor Abiotik terhadap kelangsungan hidup ikanTujuan

Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengetahui pengaruh factor-faktor abiotik lingkungan terhadap kelangsungan hidup hewan.Landasan Teori

Organisme uniseluler pada umumnya tidak mampu bertahan hidup pada lingkungan yang mengalami perubahan suhu yang cepat. Namun di lain pihak, organisme multiseluler kompleks mampu mempertahankan hidup walaupun suhu disekitarnya sangat cepat berubah. Hal ini dikarenakan, organisme meltiseluler memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi dalam (milieu interieur). Pertahanan kondisi dalam ini akan melindungi bagian dalam tubuh organisme terutama sel dari perubahan suhu mendadak atau drastis. Berdasarkan hasil percobaan suhu badan meningkat dibandingkan dengan kegiatan lain. Namun tubuh tidak mengalami gangguan yang berarti seperti kejang, detak jantung yang sangat cepat dan lai-lain. Hal ini mampu menunjukkan bahwa tubuh mampu mengimbangi perubahan suhu lingkungan yang tiba-tiba (Minarma, 2004).Seorang peneliti biologi Walter Cannon menyebut kemampuan mempertahankan keadaan dalam yang memiliki oleh makhluk hidup multiseluler sebagai homeostasis. Homeostasis berasal dari bahasa yunani yaiyu, homeo yang berarti sama dan stasis yang berate mempetahankan keadaan. Homeostasis kemudian sering diartikan sebagai semua proses yang terjadi dalam organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan internal, dalam kondisi tertentu agar tercipta kondisi yang optimal bagi kehidupan organisme yang bersangkutan.Lingkungan bagi hewan adalah semua factor biotik dan abiotik yang ada disekitarnya dan dapat mempengaruhinya. Hewan hanya dapat hidup, tumbuh dan berkembangbiak dalam suatu lingkungan yang menyediakan kondisi dan sumberdaya serta terhindar dari faktor-faktor yang membahayakan. Begon (1996), membedakan faktor lingkungan bagi hewan ada 2 kategori, yaitu; Kondsi dan sumberdaya.Kondisi adalah fektor-faktor lingkungan abiotik yang keadaannya berada dan berubah sesuai dengan perbedaan tempat dan waktu. Hewan bereaksi terhadap kondisi lingkungan, yang berupa perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan tingkah laku. Kondisi lingkungan antara lain berupa : temperature; kelembaban; pH; salinitas; arus air; angin; zat-zat organik dan an-organik.Sumber daya adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh organisme, yang dapat di bedakan atas materi, energy dan ruang. Sumberdaya di gunakan untuk menunjukkan suatu faktor abiotik maupun biotic yang diperlukan oleh hewan, karena tersedianya di lingkungan berkurang apabila telah dimanfaatkan oleh hewan. Setiap hewan akan bervariasi menurut ruang (tempat) dan waktu. Oleh karena itu setiap senantiasa berusaha untuk selalu dapat beradaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan tersebut. Dalam penyesuaian diri tersebut hanya hewan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat bertahan hidup, sementara yangyang tidak mampuberadaptasi akan mati atau beremigrasi bahkan akan punah. Perubahan lingkungan terhadap waktu, secara garis besarnya terdiri atas 3, yaitu;Perubahan siklik, perubahan yang terjadinya berulang-ulang secara berirama, seperti malam dan siang, laut pasang dan surut., kemarau dan penghujan, dll. Perubahan siklik dapat berskala harian, bulanan, musiman, ataupun tahaunan.Perubahan Terarah, suatu perubahan yang terjadi berangsur-angsur, terus menerus dan progresif dan menuju ke suatu arah tertentu,. Prosesnya bias lama. Contohnya mendangkalnya danau Limboto di Gorontalo.Perubahan Eratik, suatu perubahan yang tidak berpola dan tidak menunjukkan arah perubahannya. Contohnya; pengendapan Lumpur Lapindo di Jawa Timur, kebakaran hutan, letusan gunung berapi dan lain-lain.

Dalam ekosistem hewan berinteraksi dengan lingkungan biotik, yaitu hewan lain, tumubuhan serta mikroorganisme lainnya. Interaksi tersebut dapat terjadi antar individu, antar populasi dan antar komunitas. Interaksi tersebut merupakan fungsi ekologis dari suatu ekosistem. Faktor-faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan hewan adalah sebagai berikut;

Komunitas

Komunitas (biocenose) adalah beberapa jenis organisme yang merupakan bagian dari jenis ekologis tertentu yang disebut ekosistem unit ekologis, yaitu suatu satuan lingukngan hidup yang di dalamnya terdapat bermacam-macam makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme) dan antar sesamanya dan lingkungan di sekitarnya (abiotik) membentuk hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi.Ekosistem

Ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang di dalamnya terdapat hubungan yang fungsional antar sesama makhluk hidup dan antar makhluk hidup dengan konsumen lingkungan abiotik. Hubungan fungsional dalam ekosistem adalah proses-proses yang melibatkan seluruh komponen biotik dan abiotik untuk mengelolah sumberdaya tersebut adalah sesuatu yang digunakan oleh orgnisme untuk kehidupannya, yaitu energi, cahaya dan unsur-unsurnutrisi. Interaksi antar komponen di dalam ekosistem menentukan perubahan populasi setiap organisme dan berpengaruh terhadap perubahan serta perkembangan struktur komunitas biotic.Produsen

Produsen terdiri dari organisme autotrof, yaitu organisme yang dapat menyusun bahan organik dari bahan organic sebagai bahan makanannya. Penyusunan bahan organik itu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan energi yang diperlukan untuk aktivitas metabolisme dan aktivitas hidup lainnya. Organisme autotrof adalah; sebagian besar adalah organisme berklorofil, yang sebagian besar terdiri dari tumbuhan hijau dan sebagian kecil berupa bakteri.Konsumen

Konsumen adalah komponen biotik yang terdiri dari organisme hetrotrof, yaitu norganisme yang tidak dapat memanfaatkan energi secara langsung untuk memenuhi kebutuhan energinya. Organisme heterotrof sebagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik dari bahan anorganik. Energi kimia dan bahan organik yang diperlukan dipenuhi dengan cara mengkonsumsi energi kimia dan bahan organik yang di produksi oleh tumbuhan hijau (produsen). Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Minggu 14 Desember Waktu : 08.00 10.00 WitaTempat : Laboratorium Biologi FPMIPA Ikip MataramAlat dan Bahan

Buku petunjuk praktikumAlat tulisToples IkanLampu / cahaya matahari

Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahanMeletakkan toples di tempat terang dan di tempat teduh yang sudah terisi airKemudian memasukkan ikan pada masing-masing toples yang sudah terisi airLalu mengamati keadaan pergerakan ikan yang berada pada tempat terang dan gelapLalu catatlah hasil pengamatan yang terjadi

Hasil pengamatan

Tempat terangTempat teduhPergerakan : awalnya diam semakin lama semakin lama smakin lincah (aktif bergerak)Pergerakan overculum : normal (stabil)Warna kulit : awalnya keemasan agak putih (pudar)Keadaan air : awalnya jernih menjadi keruhPergerakan : tetap aktif,bergerak (tetap lincah)

Pegerakan overculum : normalWarna kulit : menjadi pudar

Keadaan air : jernih menjadi keruh

Pembahasan

Umumnya organisme hidup yang media hidupnya di air terangsang dan tertarik dengan sinar atau cahaya (phototaxis positif), karena ikan selalu berusaha mendekati sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.Berdasarkan hasil pengamtan bahwa ikan yang berada ditempat terang pergerakan overculum pergerakan awal dari overculumnya diam. Kemudian semakin lama pergerakan overculumnya bergerak semakin aktif, lalu perubahan warnanya awalnya keemasan berubah warnah menjadi pudar agak putih-keputihan, keadaan air awalnya jernih semakin lama keadaan airnya semakin keruh atau kotor, kemudian perubahan warna kulitnya berubah menjadi keputih-putihan, keluar gelembung lewat mulut dan lewat overculumnya dimana pada sirip punggung pada ikan tersebut tidak bergerak, bbeda ketika pada saat ikan berada dalam kondisi yang teduh pergerakan overculumnya normal dan aktif, airnya berubah menjadi kotor atau keruh, warna kulitnya berubah menjadi putih-keputihan, lalu pada ikan tersebut terbentuk bintik-bintik yang berwarna hitam yang berada pada bagian samping perut.Dapat kita ketahui, bahwa faktor yang mempengaruhi tingkah laku ikan tersebut yaitu cahaya matahari, cahaya matahari mempunyai peranan yang penting khususnya bagi hewan-hewan yang mencari makanan dan melakukan interaksi biotic lainnya secara visual atau mempergunakan rangsang cahaya untuk melihat benda. Untuk mengetahui efek ekologis dari cahaya matahari, yang perlu diperhatikan ialah aspek intensitasnya, kualitas serta lama penyinarabbya.Kesimpulan

Dari hasil pengamatan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa :Faktor yang mempengaruhi perubahan tingkah laku ikan mas tersebut adalah karena paktor lingkungan yaitu perbedaan intensitas cahayanya.Tingkah laku ikan sangat dipengaruhi oleh cara ikan beradaptasi dengan lingkungannya.Faktor-faktor abiotik yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan antara lain air, cahaya, dan temperatur.

ACARA IIKISARAN TOLERANSI DAN FAKTOR PEMBATAS, TARAPAN KISARAN TOLERANSI DAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI HEWANTujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah : Mengetahui perubahan gerakan overculum ikan terhadap perubahan suhu airMengetahui respon tingkah laku ikan mas komet ( Carrassius auratus)

Landasan teori

Ekologi hewan, bahasanya memerlukan pemahaman mengenai aspek-aspek biologi lainnya juga menyangkut matimatika dan statistika. Sebenernya konsep, asas ataupun generalisasi dalam ekologi hewan telah banyak memberikan nilai-nilai terapan yang cukup dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama dalam bidang-bidang pertanian, perkebunan, peternakan, prikanan, kesehatan da pengolahan maupun konservasi satwa liar. Penerapan ekologi makin pentingdengan semakin diperlukannya upaya-upaya manusia dalam memelihara ketersediaan sumberdaya serta kualitas lingkungan hidup yang berkesinambungan. Pertumbuhan oganisme yang baik dapat tercapai bila factor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu factor lingkungan tidak seimbang dengan factor lingkungan lain, factor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikan pertumbuhan organisme.Di dalam hukum toleransi Shelford dikatakan bahwa dasar populasi dan penyebaran suatu jenis makhluk hidup dapat dikendalikan dengan factor yang melampaui batas toleransi maksimum atau minimum dan mendekati batas toleransi maka populasi atau makhluk hidup itu akan berada dalam keadaan tertekan (stress), sehingga apabila melampaui batas itu yaitu lebih rendah dari batas toleransi minimum atau lebih tinggi dari batas toleransi maksimum, maka makhluk hidup itu akan mati dan populasinya akan punah dari system tersebut.Pertumbuhan organisme yang baik dapat tercapai bila faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntukan. Bila salah satu faktor lingkungan tidak seimbang dengan faktor lingukngan lain, faktor ini dapat menekan atau kadang-kadang menghentikan pertumbuhan organisme. Faktor lingkungan yang paling tidak optimum akan menentukan tingkat produktivitas organisme. Prinsip ini disebut sebagai prinsip faktor pembatas. Justus Von Liebig adalah salah seorang pioneer dalam hal mempelajari pengaruh macam-macam faktor terhadap pertumbuhan organisme, dalam hal ini adalah tanaman.Jika suatu organisme mempunyai batas toleransi yang lebar untuk suatu faktor yang relatif mantap dan dalam jumlah yang cukup, maka faktor tadi bukan merupakan faktor pembatas. Sebaliknya apabila organisme diketahui hanya mempunyai batas-batas toleransi tertentu untuk suatu faktor yang beragam, maka faktor tadi dapat dinyatakan sebagai faktor pembatas. Beberapa keadaan faktor pembatas, termasuk diantaranya adalah temperatur, cahaya, air, gas atmosfir, mineral, arus dan tekanan, dan tanah. Faktor Lingkungan Yang Berpengaruh Pada Hewan

Bebrapa factor fisik (abiotik) yang berpengaruh pada kehidupan hewan adalah : Air dan KelembabanAir sangat menguntungkan kondisi lingkungan fisik dan biologis hewan. Perwujudan air dapat berpengaruh terhadap hewan. Misalnya jika air dalam tubuh hewan akan berubah menjadi dingin atau membeku karena penurunan suhu lingkungan, menyebabkan sel dan jaringan tubuh akan rusak dan metabolisme tidak akan berjalan normal, sebaliknya penguapan air yang berlebihan dari dalam tubuh hewan menyebabkan tubuh kekurangan air.

CahayaPada umunya kehidupan tumbuhan sangat tergantung pada adanya cahaya matahari, karena energi cahaya matahari atau foton sangat mutlah untuk fotosintesis. Tidak demikian halnya dengan hewan, yang seolah-olah tidak selalu membutuhkan cahaya secara langsung. Namun sebenarnya cahaya matahari mempunyai peranan yang penting khususnya bagi hewan-hewan diurnal, yang mencari makan dan melakukan interaksi biotic lainnya secara visual atau mempergunakan rangsang cahaya untuk melihat benda. Untuk mengetahui efek ekologis dari cahaya matahari, yang perlu diperhatikan ialah aspek intensitasnya, kualitasnya serta lamanya penyinaran.

Salinitas dan GaramSalinitas adalah kondisi lingkungan yang menyangkut konsentrasi garam di lingkungan perairan dan air yang terkandung di dalam tanah. Di lingkungan perairan air tawar, air cendrung meresap ke dalam tubuh hewan karena salinitas air lebih rendah daripada cairan tubuh. Hewan yang hidup di habitat laut umunya bersifat isotonic terhadap salinitas air laut sehingga tidak ada peresapan air ke dalam tubuh hewan.

TemperaturTemperatur merupakan factor lingkungan yang dapat menembus dan menyebar ke berbagai tempat. Temperatur dapat berpengaruh terhadap hewan dalam proses produksi, metabolisme serta aktivitas hidup lainnya. Suhu optimum adalah batas suhu yang dapat ditolerir oleh hewan, lewat atau kurang dari suhu tersebut menyebabkan hewan terganggu bahkan menuju kematian karena tidak tahan terhadap suhu.

Arus dan anginKehidupan hewan juga dipengaruhi oleh arus dan angin. Hewan yang hidup di lingkungan air mengalir menghadapi resiko hanyut karena adanya aliran ddan arus air. Dengan demikian hewan yang hidup di darat dan udara menghadapi arus angin. Namun demikian arus air dan angin yang normal sangat berpengaruh positif terhadap hewan, karena air dan angin dapat membantu sebagian aktivitas hewan.

Tanahtanah merupakan substrat bagi tumbuhan untuk tumbuh, merupakan medium untuk pertumbuhan akar dan untuk menyerap air dan unsur-unsur hara makanan. Bagi hewan tanah adalah substrat sebagai tempat berpijak dan tempat tinggal, kecuali hewan yang hidup di dalam tanah. Kondisi tanah yang berpengaruh terhadap hewan tersebut adalah kekerasannya. Faktor dalam tanah yang mempengaruhi kehidupan hewan tanah antara lain; kandungan air (drainase), kandungan udara (aerase), suhu, kelembaban serta sisa-sisa tubuh tumbuhan yang telah lapuk.

Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Minggu 14 Desember 2014Waktu : 08.00 10.00 WitaTempat : Laboratorium Biologi FPMIPA Ikip MataramAlat dan Bahan

Alat-alat Toples sosis 4 buah / kelasThermometer cecius 4 buahTimer atau stopwatch 1 buahPanci 1 buah Akuarium sedang

Bahan-bahan Ikan Mas Komet (Carassius auratus)Air secukupnya Es batuKertas dan alat tulis

Cara kerja

Menyiapkan alat dan bahanMemasukkan ikan ke dalam air yang sudah di siapkanMelakukan pengamatan dan perlakuan pada keadaan dengan suhu yang berbeda yaitu 40C, 28C, dan 10CKemudian siapkan stopwatch untuk menghitung perubahan yang terjadiMengamati pembukaan overculum pada ikan tersebutCatatlah hasil pengamatan dalam sebuah tabael

Hasil pengamatan

PerlakuanOverculumRata-rata

I

II

III

40C

82

75

62

75

28C

90

85

75

82

10C

53

69

61

61

Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, kami melakukan percobaan pada ikan mas yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada 3 ekor ikan mas. Bardasarkan hasil pengamatan dari ke-3 perlakuan tersebut bahwa pada perlakuan pertama dengan suhu 40C, pada menit pertama pergerakan overculum sebanyak 82, lalu pada menit kedua pergerakan overculum sebanyak 75, pada menit ketiga pergerakan overculumnya sebanyak 62, kemudian pada perlakuan kedua dengan suhu 28C, pada menit pertama pergerakan overculumnya sebanyak 90, pada menit kedua pergerakan overculumnya sebanyak 85, pada menit ketiga pergerakan overculumnya sebanyak 75, perlakuan ketiga dengan suhu 10C, pada menit pertama pergerakan overculumnya sebanyak 53, pada menit kedua pergerakan overculumnya sebanyak 69, pada menit ketiga pergerakan overculumnya sebanyak 61. Sehingga dapat dikatakan bahwa pergerakan overculum dari suhu tertinggi ke suhu terendah pergerakan overculumnya smakin sedikit.Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan adaptasi ini yaitu air, kelembaban, dan temperatur. Temperature inilah yang akan mempengaruhi air dan kelembaban. Pada perlakuan air dingin dan panas pergerakan overculum bergerak sedang dari pada air dalam keadaan normal. Disebabkan pergerakan overculum pada ikan mas dalam perlakuan air panas dan dingin sedang, karena jika air dalam tubuh ikan akan berubah menjadi dingin atau membeku karena penurunan suhu lingkungan menyebabkan sel dan jaringan tubuh akan rusak dan metabolisme akan terganggu, sedangkan temperature dpat dipengaruh terhadap ikan dalam proses produksi, metabolisme serta aktivitas hidup lainnya. Suhu (temperatur) suatu lingkungan sangat mempengaruhi gerakan overculum yang dapat diartikan bahwa laju pernapasan ikan juga mempengaruhi laju metabolisme pada ikan. Iakan mas memang merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, yaitu suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungannya. Tetapi ikan tidak bisa secara langsung menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Kesimpulan

Dari hasil praktikum pengaruh lingkungan terahadap ikan dapat disimpulkan sebagai berikut ;Perubahan suhu air tidak berpengaruh nyata pada prubahan gerakan overculum ikan setelah dilakukan analisis data secara Anova one way.Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan ikan, suhu yang tinggi menurunkan kelarutan gas oksigen dalam air sedangkan suhu yang rendah menaikkan kelarutan gas oksigen dalam air.Setiap jenis ikan memiliki kisaran toleransi suhu air yang berbeda. Ikan Mas Komet umunya dapat bertahan hidup secara normal pada suhu 25C - 30C.Gerakan operculum merupakan indicator laju respirasi dan kadar oksigen terlarut dalam air. Suhu mempengaruhi laju repirasi ikan dan kadar osigen dalam air.Kenaikkan suhu akan menurunkan oksigen terlarut sedangkan penurunan suhu meningkatkan oksigen terlarut. Respon ikan terhadap pengaruh suhu dapat diamati dari perubahan fiologis dan tingkah laku ikan.kebutuhan oksigen ikan sangat dipengaruhi oleh umur, ukuran tubuh, dan aktivitas ikan.

ACARA IIIHABITAT, MIKRO HABITAT DAN RELUNG EKOLOGITujuan

Mengidentifikasi ikan air tawar serta habitat dan mikrohabitatnya Mengidentifikasi ketahanan hidup di dalam perbedaan konsentrasi air

Landasan teori

Habitat berasal dari kata dalam bahasa latin yang berarti menempati. Habitat adalah tempat tumbuh sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas.Microhabitat merupakan habitat local dengan kondisi lingkungan yang bersifat setempat yang tidak terlalu luas, microhabitat penggunaannya tergantung dan merujuk pada skala apa studi yang akan dilakukan terhadap satwa menjadi pertanyaan. Contoh lain microhabitat adalah kolam, rawa payau berlumpur lembek dan dangkal, danau, dan sebagainya. Relung (niche) adalah posisi atau status suatu organisme dalam suatu komnitas dan ekosistem tertentu, yang merupakan akibat adaptasi structural, tanggap fsiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu organisme bukan hanya ditentukan oleh tempat organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang dimilikinya. Dapat dikatakan, bahwa secara biologis, relung adalah profesi atau cara hidup organisme dalam lingkungan hidupnya.Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Minggu 14 Desember 2014Waktu : 08.00 10.00 WitaTempat : Kampus Ikip MataramAlat dan Bahan

Toples 4 buah3 Ikan air tawarGaram LumpurAirLumut

Cara kerja :

Menyiapkan air jernih, lumut, garam, lumpur dan ikan air tawarPada perlakuan pertama memasukkan air jernih dan lumut ke dalam toples, lalu memasukkan ikan ke dalam toples, pada perlakuan kedua memasukkan air dan garam lalu di campur dengan lumut dan memasukkan ikan air tawar ke dalam toples, pada perlakuan ketiga memasukkan air dan lumpur lalu dicampur dengan lumut kemudian memasukkan ikan ke dalam toples tersebut.Hitunglah masing-masing dari ke-3 perlakuan tersebut dari 5 menit pertama sampai 5 menit ke tigaKemudian amati yang terjadi Lalu catatlah hasil pengamatan

Hasil pengamatan

Perlakuan

Keterangan

5 menit

5 menit

5 menit

Air jernih + lumut + ikan

Pergerakan lambat (pasif)

Pergerakan aktif

Pergerakan semakin aktif dan cepat

Air + garam + lumut + ikan

Pergerakan aktif

Pergerakan pasif

Pergerakan kaku

Air + lumut + lumpur + ikan

Pergerakan pasif

Pergerakan sedikit aktif

Pergerakan aktif

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan bahwa pada perlakuan pertama ikan mas yang berada pada air jernih yang bercampur dengan lumut pergerakan ikannya lambat (pasif) mikro habitatnya pada air jernih, habitatnya pada air tawar dimana ketahanan hidupnya masih tetap aktif bergerak, lalu pada menit kedua pergerakan ikan mulai semakin aktif dimana ketahanan hidupnya masih tetap aktif dan mulai mencari oksigem ke permukaan air, kemudian pada menit ketiga pergerakan ikan pun semakin aktif dan cepat ketahanan hidupnya pun tetap bertahan dan mulai mencari makanan sendiri. Pada perlakuan kedua yaitu ikan mas yang dimasukkan ke dalam air yang tercampur garam dan di tambahkan lumut pada menit pertama pergerakannya aktif, lalu pada menit kedua pergerakannya pasif, pada menit ketiga pergerakannya kaku, kondisi dari ketahanan ikan tersebut semakin lemah dan tak berdaya, karena ikan tersebut berada pada salinitas atau beradapada kondisi lingkungan yang menyangkut konsentrasi garam dilingkungan perairan dan air yang terkandung di dalam tanah.Pada perlakuan ketiga yaitu ikan mas yang berada pada air yang di campur dengan lumpur dan lumut, pada menit pertama pergerakannya masih aktif, lalu pada menit kedua pergerakannya sedikit tidak aktif, lalu pada menit ketiga pergerakannya aktif ke atas permukaan air. Sehingga berdasarkan data tersebut meiliki ketahan hidup pada kondisi yang berbeda- beda.Kesimpulan

Dari hasil pengamatan tersebut, dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut:Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan Ikan, suhu yang tinggi menurunkan kelarutan gas oksigen dalam air sedangkan suhu yang rendah menaikkan kelarutan gas oksigen dalam air. Kenaikkan suhu akan menurunkan oksigen terlarut sedangkan penurunan suhu meningkatkan oksigen terlarut. Respon ikan terhadap pengaruh suhu dapat diamati dari perubahan fisiologis dan tingkah laku ikan.Gerakan operkulum merupakan indikator laju respirasi dan kadar oksigen terlarut dalam air. Suhu mempengaruhi laju respirasi ikan dan kadar oksigen dalam air. Ikan mas yang berada pada air jernih tetap bergerak tenang, sedangkan pada toples yang berisi air hangat ikan mas bergerak dengan aktif ketika pertama kali dimasukkan namun lama kelamaan menjadi tenang karena sudah dapat menyesuaikan diri. Dan pada toples yang berisi air es ikan tampak mengapung di permukaan air dan gerakan operkulumnya sangat cepat karena ikan berusaha bernafas untuk tetap hidup.

ACARA IVALIRAN ENERGITujuan

Mengelompokkan organisme berdasarkan tingkatan tropiknyaMenyusun secara cermat rantai makanan dan jarring-jaring makanan

Landasan teori

Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarakan para aliran energi dan nutrien yang mengalir pada system : MatahariBahan-bahan abiotikProdusenKonsumen PertamaKonsumen KeduaPengurai

Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut rantai makan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah prpdusen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang. Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang di namakan jaringan makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan. Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang di simpan di dalam protoplasma ( sel-sel tumbuhan ) di dalam tanaman. Selanjutnya konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.

Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Selasa, 16 Desember 2014Waktu : 08.00 10.35 WitaTempat : Pantai Mapak Loang Balok, Lombok Barat

Alat dan Bahan

Kertas kosong Bolpoint dan pensilPenggaris

Cara kerja :

Observasi ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :Lokasi pengamatan ditentukan sesuai prasyarat atau lokasi yang telah ditentukanObservasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung Hasil observasi dielompokkan antara hewan dan tumbuhan kemudian dilakukan tabulasi data Hasil data observasi dikelompokkan tingkatan tropiknya berdasarrkan konsep piramidDari tabulasi data kemudian dianalisa rantai makanan dan jarring-jaring makanannya.

Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan

Nama kelompok praktikumAbdussamiul basirNazimAritaEma rahmawatiKurnia pajrianiLale wiwin astutiNurmala sariMirawati

Lokasi : Loang baloqTanggal pengamatan : minggu 14 desember 2014Komponen abiotik

NoTunbuhan jumlahNo Hewan jumlah1Rumput (Cyperus rotundus )1Ulat2Kangkung2Ayam23Pohon mangga23Belalang4Jagung4Kucing15Eceng gondok5Manusia6Pohon kelapa6biawak1

Komponen abiotik

NoKomponen abiotikJumlah 1Tanah2Air3Batu4Cahya4Udara

Rantai makanan dan jarring-jaring makanan

Ayam Biawak Belalang Rumput

Jarring-jaring makanan

kucingulatjgungmanusiaAyam Biawak Belalang Rumput

Pembahasan

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada rantai makan, di dapat produsen yang sumber makanannya dari sinar matahari sebagai sumber energi utama bagi konsumen. Dalam rantai makanan dan jarring-jaring makanan terjadi peristiwa saling makan memakan dan peristiwa pemindahan energi terjadi dari produsen ke konsumen. Rantai makanan yang terbentuk tidak menunjukkan persaingan yang antara pemangsa mangsa, hal ini disebabkan karena populasi pemangsa pada populasi mangsa lebih sedikit, sedangkan yang di mangsa banyak dan beragam. Hal ini tidak berdampak negatif dalam ekosistem. Dampak negatif terjadi jika populasi pemangsa meningkat sehingga yang dimangsa / produsen habis, hal ini menyebabkan ketidak seimbangan dalam ekosistem sehingga antar pemangsa saling berkompetisi dalam mendapatkan makanan. Jarring-jaring makanan terbentuk karena adanya berbagai spesies hewan dan tumbuhan yang ada dalam ekosistem baik itu buatan atau dalam ekosistem alami. Seperti dalam ekosistem kolam, air payau, tundra, taiga atau dalam ekosistem sabana. Dalam ekosistem produsen menyediakan makanan untuk berbagai jenis hewan sehingga bisa terjadi rantai makanan, dan kumpulan dari rantai makanan inilah yang membentuk jarring-jaring makanan. Dalam hasil pengamatan yang kami lakukan terjadi proses saling makan memakan, yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan ayam, ayam dimakan biawak. Dalam jaringan makanan terjadi pola interaksi komponen biotik dan abiotik, tujuannya adalah untuk pemenuhan makanan, sehingga terjadi aliran energi dan aliran materi yang menyusun tubuh organisme dan dikenal dengan siklus biogeokimia. Dimana siklus ini merupakan siklus atau perputaran yang secara tetap atau berpola, yang terdiri atas daur karbon dan oksigen, daur nitrogen, sulfur, daur air. Sinar matahari sebagai sumber utama dalam satu ekosistem, tumbuhan berklorofil mengubah energi kimia melalui fotosintesi. Herbivora mendapat energi dari produsen, karnivora mendapat energi dari konsumen primer dan seterusnya sampai konsumen terakhir dan kembali ke alam.Kesimpulan

Terbentuknya rantai makanan karena adanya peristiwa makan memakan antara pemangsa dan mangsa yang menyebabkan terjadinya rantai makanan dan jarring-jaring makanan. Dalam jarring makanan terjadi pola interaksi komponen biotic dan abiotik, tujuannya adalah untuk pemenuhanmakanan, sehingga terjadi aliran energi dan aliran materi yang menyusun tubuh organisme dan dikenal dengan siklus biogeokimia. Semakin banyak rantai makanan maka jarring-jaring yang terbentuk semakin kompleks. Di ekosistem alami, rantai makanan biasanya lebih banyak dan lebih kompleks dibandingkan dengan rantai makanan yang terdapat di ekosistem buatan, sehingga jarang terjadi ledakan populasi, terutama populasi organism pengangkut tanaman (OTP). Sebaliknya di ekosistem buatan, misalnya ekosistem pertanian, terutama untuk tanam-tanaman semusim, rantai makanan relatif sederhana sehingga mudah terjadi guncangan ekosistem, ditandai oleh sering terjadi serangan organisme pengangkut makanan.Semakin rendah tingkat tropic semakin besar energi yang dihasilkan, hal ini disebabkan karena energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan transformasi. Pertama produsen mengubah sinar matahari menjadi energi kimia. Selanjutnya konsumen pertama memakan tanaman, dan seterusnya sampai konsumen ke dua.