hirac

19

Click here to load reader

Upload: rety-mulkah

Post on 20-Jan-2016

144 views

Category:

Documents


41 download

TRANSCRIPT

Page 1: HIRAC

HIRACPosted on January 26, 2011 | Leave a comment

HIRAC adalah sebuah akronim. Kepanjangannya adalah Hazard Identification Risk

Assessment and Control. Jadi ada tiga bagian utama dalam HIRAC, yaitu: upaya

melakukan identifikasi terhadap bahaya dan karakternya, dilanjutkan dengan

melakukan penilaian resiko terhadap bahaya yang ada, setelah itu merekomendasikan

upaya.

Hazard (bahaya) didefinisikan sebagai “segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan

kerugian berupa cidera atau sakit”.

Risk (resiko) merupakan hasil dari kemungkinan sebuah bahaya menjadi  kecelakaan

dikombinasikan dengan tingkat keparahan cidera/sakit pada sebuah kecelakaan yang

terjadi. Resiko tidak bisa dihilangkan, tetapi bisa ditekan menjadi seminimal mungkin.

Secara umum resiko dikategorikan menjadi tiga. Resiko rendah, resiko sedang, dan

resiko tinggi. Pekerjaan bisa dilakukan bila mempunyai resiko rendah. Bila dari hasil

penilaian diketahui bahwa resiko sebuah pekerjaan adalah “sedang” atau “tinggi”,

maka pekerjaan tidak boleh di laksanakan. Harus diambil tindakan pengendalaian agar

resiko sedang atau tinggi tersebut turun menjadi resiko rendah, barulah pekerjaan bisa

dilaksanakan.

Untuk dapat menghitung nilai resiko, perlu mengetahui dua komponen utama

yaitu Likelihood (kemungkinan) dan Severity (tingkat keparahan) yang masing masing-

mempunyai nilai cakupan poin satu sampai lima.

Control (pengendalian) adalah upaya pengendalian untuk menekan resiko menjadi

serendah mungkin. Pengendalian dilakukan secara sistematis mengikuti hirarki

pengendalian yaitu: eliminasi, substitusi, rekayasa engineering, administrasi, dan APD.

HIRAC sendiri harus dibuat dan dipersiapkan sebelum pekerjaan dimulai. HIRAC bisa

dibuat berdasarkan imajinasi terhadap sebuah pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Semakin berpengalaman seseorang dalam sebuah pekerjaan, bisa dipastikan semakin

akurat imajinasinya dalam mengidentifikasi bahaya.

HIRAC harus ditinjau secara berkala untuk memastikan tetap sesuai dengan kondisi

pekerjaan terkini. Apa bila diketahui bahwa banyak hazard yang tidak teridentifikasi

pada HIRAC yang ada, maka lakukan revisi HIRAC.

Page 2: HIRAC

Pihak yang terlibat dalam pembuatan HIRAC adalah Engineering Department (persiapan

dan pembuatan), HSE Department (saran dan pengawasan), Lapangan (pelaksanaan

dan revisi), Management (Legitimasi).

Ketika HIRAC telah selesai, sesegera mungkin dikomunikasikan dan diinformasikan

kepada semua pihak secara proporsional. Komunikasi bisa melalui toolbox meeting,

papan pengumuman, training, dll.

HIRAC merupakan dokumen yang penting karena itu pastikan identitasnya (penomoran)

jelas dan diarsipkan dengan rapih baik dalam bentuk hardcopy ataupun softcopy.

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

BERDASARKAN PP NO.50 TAHUN 2012 DAN PERMENAKER NO.5 TAHUN 1996 

Perubahan skala kecepatan dan kedalaman industri

yang terjadi pada setiap sektor industri telah

menghadapkan tingginya tingkat resiko yang

terkandung dimana akibat kecelakaan yang

ditimbulkan juga akan semakin besar. Kecelakaan

yang merupakan suatu proses gagal berfungsinya

sistem pengendalian unsur-unsur kecelakaan dapat

menimbulkan berbagai bentuk kerugian, yang tidak

hanya menimpa tenaga kerja akan tetapi juga dapat

mempengaruhi kelangsungan kegiatan industri dan

kerusakan lingkungan serta bentuk kerugian lainnya.

Kondisi ini telah memberikan tekanan kepada para

pelaku usaha yang memaksa agar para Petugas K3

(Safety Officer / Safety Engineer) mampu

bersungguh-sungguh untuk melakukan upaya

Pencegahan Kecelakaan (Accident Prevention)

Keberhasilan upaya Pencegahan Kecelakaan menuntut adanya jaminan keterlibatan dari segenap unsur pimpinan

dan seluruh tenaga kerja yang terintegrasi dalam suatu kesatuan sistem yang terstruktur dan terukur berdasarkan

hirarkis tanggung jawab yang dimiliki. Dalam rangka memenuhi tuntutan tersebut dibutuhkan adanya Petugas K3

(Safety Officer / Safety Engineer) yang kompeten didalam melaksanakan tugasnya di bidang K3 guna membantu

perusahaan dalam menjamin pengelolaam penerapan dan pelaksanaan syarat-syarat K3 sebagaimana tertuang

dalam Prinsip Dasar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Page 3: HIRAC

Menyadari keberadaan SMK3 dalam upaya pencegahan kecelakaan yang merupakan bagian dari perlindungan

tenaga kerja dan masyarakat secara luas, diharapkan perusahaan dapat menerapkan SMK3 guna menciptakan

tempat kerja yang aman, tenaga kerja selamat dan sehat serta meningkatnya produktivitas perusahaan secara

berkelanjutan

 LANDASAN HUKUM SMK3

1. Undang-undang No.13 Tahun 2003 : UU tentang Ketenaga Kerjaan, dalam Pasal 87 ayat 1

mengamanatkan bahwa : Setiap Perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan

2. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang memuat ketentuan-ketentuan pokok

mengenai penerapan dan pelaksanaan syarat-syarat K3

3. Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja. Dalam Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2 menyatakan bahwa : Setiap Perusahaan wajib

menerapkan SMK3 bagi Perusahaan : 

o Mempekerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100 (seratus) orang, atau

o Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi

4. Permenaker No.5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 

Dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) organisasi dapat mengelola Kesematan dan

Kesehatan Kerja dengan mengontrol setiap kegiatan bisnis organisasi. Sebuah sistem yang praktis dan masuk

kedalam struktur organisasi, aktifitas perencanaan, tugas dan tanggung jawab, proses dan sumber daya yang

dikembangkan, penerapan, pencapaian, peninjauan dan pemeliharaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

organisasi.

MANFAAT PENERAPAN SMK3

SMK3 memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi, diantaranya :

1. Tujuan inti penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah memberikan

perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun pekerja adalah aset Perusahaan yang harus dipelihara dan

dijaga keselamatannya

2. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja

3. Dalam menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat

kerja. Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Salah

satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan SMK3 adalah biaya premi asuransi dan biaya kehilangan

jam kerja

4. Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan resiko dengan pemenuhan persyaratan

5. Memenuhi kewajiban undang-undang dengan menunjukkan kesungguhan dalam mengelola resiko

6. Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan, karyawan dan masyarakat umumnya

Page 4: HIRAC

KONSEP DASAR DAN PRINSIP-PRINSIP K3

1. Komitmen dan Kebijakan - Organisasi harus membuat sebuah Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dan memastikan komitmennya dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Planning - Organisasi merumuskan sebuah perencanaan / sasaran dan program untuk mendukung

Kebijakan K3 nya

3. Implementation - Untuk implementasi yang efektif, organisasi melakukan pengembangan kemampuan dan

mendukung segala kebutuhan mekanisnya untuk mencapai Kebijakan K3 dan Sasaran dan Program K3

organisasi

4. Checking - Organisasi akan selalu melakukan pengecekan, memonitor dan mengevaluasi kinerja K3

organisasi

5. Review dan Continual Improvement - Organisasi melakukan peninjauan dan melakukan peningkatan yang

berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja nya

http://www.hopelmar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=90&Itemid=116 – 03/04/2014 00.31 AM

Hazard Identification Risk Assessment & Control and Job Safety Analysis (HIRAC & JSA)

HIRAC adalah serangkaian proses mengidentifikasi bahaya yang dapat terjadi dalam aktifitas rutin ataupun non rutin

diperusahaan, kemudian melakukan penilaian risiko dari bahaya tersebut lalu membuat program pengendalian

bahaya tersebut agar dapat diminimalisir tingkat risikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan mencegah terjadi

kecelakaan.

JSA adalah serangkaian proses untuk mengidentifikasi bahaya dari setiap tahapan – tahapan suatu pekerjaan lalu

dinilai bahayanya dan dibuatkan program pengendaliannya dengan tujuan untuk mencegah kecelakaan dalam

melakukan pekerjaan tersebut.

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan kompetensi kepada peserta training bagaimana prosedur dalam

pembuatan HIRAC dan JSA serta membuat HIRAC dan JSA dengan menggunakan format standar serta

menggunakan Qualitative Risk Matrix. Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat membuat dan

menerapkan HIRAC dan JSA diperusahaan sehingga kecelakaan dapat dicegah dan ditanggulangi dengan baik

sesuai dengan aturan yang berlaku diperusahaan.

HYGIENE LINGKUNGAN KERJA / KESKER

Checklist Kebersihan Rumah Sakiton January 10, 2013 at 8:57 pm

Page 5: HIRAC

Dalam dunia kesehatan lingkungan, rumah sakit sangat di kenal dengan kerentanan menjadi tempat yang berisiko untuk menangkap kuman. Perlunya Kebersihan Rumah Sakit sangatlah harus diprioritaskan, mengingat tingginya jumlah pasien, pengunjung dan karyawan yang memungkinkan bakteri dan virus sangat potensial penyebaranya . Salah satu prioritas utama dalam menjaga kebersihan rumah sakit secara umum yang dilakukan adalah dengan menggunakan Desinfektan untuk sterilisasi yang sangat penting untuk menjaga pasien dari kuman dan zat-zat berbahaya lainnya.

Hal hal yang perlu di perhatikan dalam check list kebersihan rumah sakit antara lain adalah:

Kamar Mandi

Kebersihan Kamar mandi rumah sakit harus sangat dijaga sebagai salah satu tujuan untuk sanitasi lingkungan. Yang di mana sangat perlu di perhatikan di sini adalah mangkuk toilet dan tuas menyiram urin yang merupakan tempat yang sangat potensial bagi kuman dan bakteri yang berbahaya, gagang pintu kamar mandi dan daun pintu kamar mandi juga harus sering dibersihkan mengingat adanya bakteri dari sentuhan tangan dari seorang pasien yang dapat menular ke pasien lainya .Kemudian  kamar mandi umum , dan kamar mandi karyawan. Semua hal tersebut di atas harus sangat di jaga untuk mempromosikan kesehatan yang baik.

Kantin Rumah Sakit

Kantin rumah sakit harus bebas dari kuman dan bakteri sebelum makanan disiapkan. Semua peralatan, piring dan bahan memasak harus disterilkan. Kompor, membutuhkan pembersihan harian dan daerah dianggap lalu lintas tinggi karena penggunaan konstan.

Kamar Pasien

Pembersihan kamar pasien harus  sangat signifikan dengan penggunaan disinfektan. Yang mana disini ditujukan pada pasien yang dapat membawa kuman menular dan kemudian  dipindahkan ke seluruh daerah ruangan baik berupa sentuhan dll. Sisi dan depan tempat tidur harus selalu didesinfeksi. Terutama kasur pasien membutuhkan sanitasi yang sangat perlu. Dan benda-benda Lainnya seperti remote Televisi, tombol bantuan, meja, laci, dan gagang pintu. Pembersihan barang-barang tersebut bertujuan untuk menghindari risiko baik itu virus dan bakteri yang dapat menginfeksi pasien lainnya dan pengunjung pasien.

Peralatan Medis

Pembersihan peralatan medis baik itu di ruang operasi maupun ruangan tindakan lainnya juga sangat penting. Semua peralatan medis harus disterilkan sebelum dan setelah digunakan. Manakala pembersihan peralatan yang telah terkena berupa bercak darah dari tubuh pasien , debu, kotoran dan tumpahan lainnya, yang memerlukan pembersihan sehari-hari.

Adapun Contoh Checklist kebersihan rumah sakit bisa anda lihat di bawah ini:

Page 6: HIRAC
Page 7: HIRAC

http://www.konsultank3.com/check-list-kebersihan-rumah-sakit-831.html 03/04/2014 00.36 AM

Hubangan manajemen risiko dan manajemen K3on March 2, 2011 at 3:14 am

Page 8: HIRAC

Manajemen risiko merupakan elemen sentral dari manajemen K3 yang diibaratkan sebagai mata uang dengan dua sisi.manajemen risiko memberikan warna dan arah terhadap penerapan dan pengembangan system manajemen K3.jika tidak ada bahaya dan tidak ada risiko,maka upaya K3 tentu tidak diperlukan dan sebaliknya manjemen K3 diperlukan sebagai antisipasi terhadap adanya bahaya dan risiko.Oleh karena itu,sebelum mengembangkan program K3,terlebih dahulu harus diketahui apa saja risiko dan potensi bahaya yang terdapat dalam kegiatan organisasi.selanjutnya dikembangkan program pengendalian risiko yang tepat melalui pendekatan sebagia berikut.• Manusia (human approach).• Teknis (engineering) seperti sarana,mesin peralatan atau material dan lingkungan kerja.• System dan prosedur,yang berkaitan dengan pengoperasian,cara kerja aman atau system manajemen k3.• Proses ,misalnya proses secara kimia atau fisis

www.konsultank3.com/hubangan-manajemen-risiko-dan-manajemen-k3-198.html 03/04/2014 00.41 AM

Analisa Pekerjaan K3( Task Analysis )on March 11, 2011 at 1:58 pm

Analisa pekerjaan dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya yang berkaitan dengan pekerjaan atau suatu tugas.misalnya bahaya dalam suatu aktifitas seorang operator pabrik,tukang las,operator alat berat,dan lainnya.Pada dasarnya berbagia teknik atau metode identifikasi bahaya tersebut ditujukan untuk aspek

Page 9: HIRAC

manusia,proses,peralatan,dan prosedur.untuk mengidentifikasi dan menilai risiko yang berkaitan dengan keempat aspek tersebut dapat dilakukan dengan teknik tertentu antara lain:a. Aspek manusiaIdentifikasi bahayanyang berkaitan dengan manusia dapat dilakukan dengan manusia dapat dilakukan dengan teknik job safety analisys (JSA) atau task rist analisysb. ProsesUntuk mengidentifikasi bahaya berkaitan dengan proses seperti pada industry kimia atau perminyakan dapat dilakuakan dengan berbagai pilihan metoda seperti Hazosp,What IF atau FTA.c. PeralatanPotensi bahaya pada peralatan dapat dilakukan dengan teknik FMEA ( failure mode and effect analisys ).d. Prosedur atau kesistemanUntuk menganalisa prosedur atau system manajemen dapat dilakukan dengan teknik What IF atau Preliminary hazards analysis (PHA).Alat keselamatan ada berbagai jenis dan fungsi yang dapat dikategorikan sebagai berikut.a. Alat pelindung kepala,untuk melindungi bagian kepala dari benda yang jatuh atau benturan misalnya topi keselamatan baik dari plastic,aluminium,atau fiber.b. Alat pelindung muka untuk melindungi percikan benda cair,benda padta atau radiasi sinar dan panas misalnya pelindungan muka (face shield),dan topeng las.c. Alat pelindung mata unntuk melindungi percikan benda,bahan cair dan radiasi panas,misalnya kaa mata keselamatan,google,dan kaca mat alas.d. Alat pelingdung pernapasan untuk melindungi dari bahan kimia,debu,uap,dan asap yang berbahaya dan beracun.alat pelindung pernapasan sangat beragam seperty masker debu,masker kimia,respirator,dan breathing apparatus (BA).e. Alat pelindung pendengaran untuk melindungi orgon pendengaran dari suara yang bising misalnya sumbat telinga (ear plug),katup telinga (ear muff).f. Alat pelindung badan untuk melindungi bagian tubuh khususnya dada dari percikan benda cair,padat ,radiasi sinar dan panas misalnya appron dari kulit , plastic,dan asbes .g. Alat pelindung tangan untuk melindungi bagian jari dan lengan dari bahan kimia ,panas atau benda tajam misalnya sarung tangan kulit ,PVC,asbes,dan mentalh. Alat pelindung jatuh untuk melindungi ketika jatuh dari ketinggian misalnya ikat pinggang keselamatan (safety belt),harness,dan jarringi. Alat pencegah tenggelam melindungi jika terjatuh kedalam air misalnya baju pelambung, pelambung,dan jarring pengaman.j. Alat pelidungi kaki untuk melindungi telapak kaki,tumit,atau betis dari benda panas,cair,kejatuhan benda ,tertusuk benda tajam dan lainnya,misalnya sepatu karet,sepatu kulit ,sepatu asbes,pelindung kaki dan betis .untuk melindungi dan kejatuhan benda,sepatu keselamatan di lengkapi dengan pelindung logam di bagian ujungnya (steel to cap ).Rencana kerja ini di susun untuk setiap tingkat manajemen sebagai landasan operasional dengan memtimbangkan :1. Penentuan tanggung jawab dan wewenang untuk pencapaiannya di setiap tingkatan,fungsi atau departemen.program K3 sebaiknya diintegrasikan dengan program organisasi secara keseluruhan sehingga menjadi salah satu aspek dalam pencapaian sasaran organisasi baik tingkat korporat,fungsi,departemen,seksi atau bagian.2. Saranan atau sumberdaya yang diperluhkan untuk mencapai program yang telah diterapkan misalnya pendanaan,tenaga,peralatan dan lainnya.3. Jangka waktu atau jadwal pelaksanan dan penyelesaian program kerjaSebagaimana halnya dengan objektif K3,program kerja K3 harus d dokumentasikan dan dikomunikasikan kepada semua pihak terkait,terutama mereka yang terkait dalam pelaksanaannya.Untuk mengembangkan program K3 yang baik diperlukan berbagai masukan antara lain :

Ketentuan perundangan yang berlaku bagi organisasi karena masing-masing organisasi memiliki

karakteristik tersendiri sehingga harus mengacu peraturan yang terkait dengan aktifitasnya seperti jasa

konstruktsi,manufaktur ,industry kimia.transportasi,migas,dan lainnya.

Kebijakan K3 yang telah ditetapkan manajemen.program K3 harus sejalan dengan kebijakan K3 organisasi.

Rekaman kejadian atau kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya seperti kecelakaan kerja ,penyakit

akibat kerja,kebakaran dan lainnya.

Ketidaksesuaian yang pernah ditemukan dari hasil audit sebelumnya baik internal maupun ekternal

organisasi.

Page 10: HIRAC

Program kerja ditetapkan dengan mempertimbangkan masukan di atas dan selanjutnya dikembangkan lebih rinci termasuk menentuhkan penanggung jawab, sumberdaya yang di perluhkan dan jangka waktu penyelesaian.

http://www.konsultank3.com/analisa-pekerjaan-k3-task-analysis-224.html 03/04/2014 00.42 AM

Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja Checkliston October 17, 2012 at 11:38 am

A. Komitmen Manajemen dan Keterlibatan Karyawan

1. Mengembangkan dan mengkomunikasikan keselamatan dan kebijakan kesehatan bagi seluruh karyawan.

2. Menunjukkan komitmen manajemen dengan menanamkan akuntabilitas untuk keselamatan dan kesehatan, dan mematuhi peraturan keselamatan dan meninjau laporan kecelakaan.

3. Melakukan pemantauan rutin dan pertemuan tentang keselamtan kesehatan yang melibatkan karyawan, manajer dan supervisor

4. Menetapkan orang yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.

5. Mengintegrasikan keselamatan dan kesehatan kerja ke dalam praktik bisnis (misalnya, pembelian, kontrak, desain dan pengembangan).

6. Melibatkan karyawan dalam keamanan dan kegiatan healthrelated (misalnya, self-inspeksi, investigasi kecelakaan dan mengembangkan praktek-praktek terhadap keamanan).

B. Analisis tempat kerja

1. Mengevaluasi kegiatan di tempat kerja dan proses untuk semua bahaya.

Page 11: HIRAC

2. Evaluasi kembali kegiatan di tempat kerja bila ada perubahan:

- Proses- Bahan- Mesin-mesin/Peralatan

3. Melakukan inspeksi di tempat, mengidentifikasi bahaya dan mengambil tindakan korektif.

4. Menyediakan sistem pelaporan bahaya bagi karyawan untuk melaporkan kondisi tidak aman dan tidak sehat.

5. Menyelidiki semua kecelakaan dan dan semua kecelakaan yang hampir terjadi untuk menentukan akar penyebabnya.

C. Pencegahan dan Pengendalian Bahaya

1. Menghilangkan dan mengendalikan bahaya di tempat kerja (misalnya, teknik kontrol, desain workstation dan praktek kerja).

2. Menetapkan program pemeliharaan preventif.

3. Jauhkan karyawan mengenai kegiatan keselamatan dan kesehatan dan kondisi.

4. Rencana untuk keadaan darurat (misalnya, membuat rencana evakuasi, karyawan kereta api dan melakukan latihan kebakaran).

5. Merekam dan menganalisa kecelakaan kerja dan penyakit.

D. Pelatihan Karyawan, Supervisor dan Manajer

1. Memberikan pelatihan khusus praktek kerja yang aman sebelum karyawan mulai bekerja.

2. Memberikan pelatihan tambahan untuk workprocesses baru dan pada saat kecelakaan dan kecelakaan yang nyaris terjadi.

3. Menyediakan pelatihan penyegaran secara rutin.

http://www.konsultank3.com/sistem-manajemen-kesehatan-keselamatan-kerja-ceklis-665.html 03/04/2014 00.46 AM

ISO 31000

ISO 31000-2009 Standar Manajemen Risikoon June 8, 2011 at 8:02 pm

Page 12: HIRAC

Pada November 2009, Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) memperkenalkan ISO 31000:2009 Standar Manajemen Resiko. Standar ini memberikan panduan yang diterima secara universal tentang proses manajemen risiko generik. Standar Manajemen Risiko dimaksudkan untuk menggantikan standar yang berbeda banyak, yang membentang di seluruh industri, wilayah, dan subyek. Termasuk informasi pada kedua Catalogue ISO dan IEC (International Electrotechnical Commission) program standar, ISO 31000 Standar meliputi:

ISO 31000 Prinsip dan Pedoman PelaksanaanIEC 31010 Manajemen Risiko – Risiko Teknik PenilaianISO / IEC 73 Manajemen Risiko – Kosakata

Sebagai sumber daya informatif untuk eksekutif bisnis, auditor keselamatan dan risiko, analis risiko, manajer lini, kontraktor individu, dan karyawan lainnya dan direksi yang terlibat dalam manajemen risiko, ISO 31000:2009 Standar Manajemen Risiko menawarkan banyak individu dan tim yang ringkas, diperbarui, dan standar global sumber kedua proses risiko manajemen dibentuk dan diusulkan. Sumber online katalog menggabungkan ISO dengan program IEC standar dalam pengembangan. Pengguna dapat memilih untuk pencarian menggunakan sebuah entitas tunggal atau kombinasi entitas dari berikut ini:

Menerbitkan standarStandar dalam pengembanganPenarikan standarProyek dihapus

http://www.konsultank3.com/iso-31000-2009-standar-manajemen-risiko-405.html

Proses identifikasi Bahayaon March 4, 2011 at 1:07 pm

Page 13: HIRAC

Proses identifikasi bahaya dn penilaiyan resiko harus mempertimbangkan:• Aktifitas rutin dan non rutin• Aktifitas dari semua indifidu yang memilii akses ke tempat kerja termasuk kontraktor• Perilaku masnusia,kemampuan dan factor manusialainya• Identifikasi semua bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan dan keselematan manusia yang berada dalam perlindungan organisasi di dalam tempat kerja• Bahaya yang timbul di sekitar tempat kerja dariaktifitas yang berkaitan dengan pekerja yang berada di bawah kendali organisasi• Instruktur,peralatan dan material di tempat kerja ,apakah yang di sediakan organisasi atau pihak lain• Perubahan atau rencana perubahandalam kegiatan organisasi,kegiatanya atau material• Modifikasi pada system manajeman K3,termasuk perubahan sementara dan dampaknya terhadap organisasi,proses dan aktifitas• Setiap persyaratan legal yang dapat di berlakuakan berkaitan dengan penegendalaian resiko dan implementasi dari penegendalaian yang di perlukan• Rancanagan dari lingkungan kerja,proses,instalasi,permesianan/peralatan,prosedur operasi dan organisasikerja,termasuk adaptasi terhadap kemampuan manusia

http://www.konsultank3.com/proses-identifikasi-bahaya-206.html

Identifikasi Bahaya dengan Metoda Proaktifon March 9, 2011 at 1:42 pm

Page 14: HIRAC

Metoda terbaik untuk mengidentifikasi bahaya adalah cara proaktif, atau mencara bahaya sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau damapak yang merugikan.Tinadakan proaktif memiliki kelebihan:• Bersifat preventif karena bahaya di kendalikan sebelum menimbulkan kecelakaan atau cedera• Bersifat peningkatan berkelanjutan(continual improvement) karena dengan mengenal bahaya dapat di lakukan upaya perbaikan• Meningkatkan “awareness” semua pekerja setelah mengetahui dana mengenal adanya bahaya di sekitar tempat kerjanya,dan• Mencegah pemborosan yang tidak diinginkan, karena adanya bahaya dapat menimbulkan kerugian.misalanya ada katub yang bocor tanpa di ketahui maka akan terus menerus mengeluarkan bahan /bocoran sehinggga dapat mrnimbulkan kerugian.Terdapat berbagai teknik identifikasi bahaya yang bersifat proaktif anatara lain:• Data kejadian• Daftar periksa• Brainstorming• What is analysis• Hazops(Hazard and Operability Study)• Analisa Moda Kegagalan dan Efek(Falure Mode and Effect Analysis)• Task Analysis• Event Tree Analysis• Analisa Pohon Kegagalan(faul Tree Analysis)• Analisa Keselamatan Pekerja(Job Safety Analysis)Masih banyak teknik lainya yang di kembangkan oleh para ahli K3.Berbagai teknik ini dapat di terapkan sepanjang daur hidup organisasi mulai dari tahap pengembangan sampai ke operasi.

http://www.konsultank3.com/identifikasi-bahaya-dengan-metoda-proaktif-218.html

Identikasi bahaya dengan Teknik Pasifon March 6, 2011 at 1:21 pm

Page 15: HIRAC

Bahaya dapat di kenal dengan mudah juka kita mengalamianya sendiri secara langsung. Seseorang akan menegetahui adanya bahaya logam di jalan setelah tersandung atau terperosok ke dalamnya.Kita tahu bahwa adanya bahaya listrik setelah tersengat aliran listrik.cara ini bersifat primitive dan terlambat karena kecelakaan telah terjadi, baru kita menegenal dan mengambil langkah pencegahanMetode ini sangat rawan,karena tidak semua bahaya dapat menunjukan eksistensinya sehinggga dapat terlihat dengan mudah.

Sebagai contoh,di dalam suatu pabrik kimia,terdapat berbagai jenis bahan dan peralatan.Sealama bertahun tahun di dalam pabrik tersebut tidak pernah terjadi kecelakaan atau kejadian lainya.Dalam hal ini, belum tentu bahwa pabrik tersebut aman dan tidak mengandung bahaya.Jika tidak di lakuakan identifikasibahaya, Mungkin setelah terdapat sumber bahaya yang setiap saat dapat menimbulkan kecelakaan. Melakukan identifikasi pasif, ibarat menyimpan bom waktu yang dapat meledak setiap saat.

http://www.konsultank3.com/identikasi-bahaya-dengan-teknik-pasif-212.html

Identikasi Bahaya dengan Teknik Semi Proaktifon March 7, 2011 at 1:37 pm

Teknik ini di sebut juga teknik belajar dari pengalaman orang lain karena kita tidak perlumengalaminya sendiri.Teknik ini lebih baik karena tidak perlu mengalami sendiri setelah itu baru mengetahui adanya bahaya. Namun tekni ini juga kurang efektif Kerena:

Page 16: HIRAC

• Tidak semua bahaya telah di ketahui atau pernah menimbulkan dampak kejadian kecelakaan.• Tidak semua kejadian di laporkan atau di informasikan kepada pihak lain untuk di ambil sebagai bahan pelajaaran• Kecelakaaan telah terjadi yang berarti tetap menimbulkan kerugian, walaupun meimpa pihak lainSejalan dengan hal ini, OHSAS 18001 mensyratkan untuk melakukan penyelidikan kecelakaan sebagai Lesson Learning agar kejadian serupa tidak telung kembali.Akan tetapi, masih ada aggapan bahwa kecelakaan merupakan aib bagi perusahaan, sehinggga data-data dan informasi tentang kejadian sulit di peroleh.Jika di ekspose.Mungkin kejadianya sudah di poles sedemikan rupa sehinga tidak sesuai lagi dengan fakta kejadian sebenarnya.

http://www.konsultank3.com/identikasi-bahaya-dengan-teknik-semi-proaktif-215.html

Hubungan Ketenagakerjaan dalam K3

on April 30, 2011 at 8:42 am

Istilah ‘hubungan ketenagakerjaan’ mencakup sembarang masalah yang mempengaruhi hubungan antara majikan dan pekerja,khusunya karena hubungan tersebut berpengaruh pada kondisi-kondisi ketenegakerjaan.berkaitan dengan hal tersebut ,kesehatan dan keselamatan kerja menjadi inti utama kondisi ketenagakerjaan.

Hubungan Ketenagakerjaan dalam K3

Kinerja pelaksaan program keselamtan kerja dapat menjadi indicator yang baik untuk mengambarkan keadaan hubungan industrial.sebaliknya,hubungan ketenagakerjaan yang baik pun dapat membangkitkan kinerja keselamatan kerja yang tinggi.

Dasar-dasar hubungan ketenagakerjaan yang baik meliputi :

• Komunikasi dua arah yang berjalan

• Kejujuran dalam berurusan dengan orang banyak

• Keterbukaan pendekatan

• Aturan keselamatan yang jelas,mudah dimengerti dan disepakati bersama

• Prosedur-prosedur penanganan keluhan dan tindakan disiplin dan didefinisikan dengan jelas dan mudah dipahami.

• Pengambilan tindakan disiplin harus adil

• Tertib konsultasi yang baik

• Penyelia yang terlatih dan kompeten

• Tindakan nyata dalam menanggapi keluhan,permintaan,atau penjelasan tentang hal-hal yang tidak boleh dijalankan.

http://www.konsultank3.com/hubungan-ketenagakerjaan-dalam-k3-267.html

Page 17: HIRAC