hipertensi - peter kabo

6
Hipertensi Definisi Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah (TD) meningkat di atas TD yang disepakati normal. TD terbentuk dari interaksi antara aliran darah dan tahanan pembuluh darah perifer. Tekanan darah meningkat dan mencapai suatu puncak apabila aliran darah deras misalnya pada wakt seperti sistol, kemudian menurun pada waktu aliran darah berkurang seperti pada waktu diastole. Dengan demikian, didapatkan dua macam TD, yaitu TD sistolik (normal ±120 mmHg) dan TD diastolic (normal ±80 mmHg). Data epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan TD sistolik, dan/atau TD diastolic, atau pulse pressure meningkatkan kejadian kardiovaskular. Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung, strok, atau gagal ginjal. Oleh sebab itu hipertensi harus diobati atau dikontrol. Patobiologi Beberapa komponen yang ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya HT antara lain: 1. Susunan saraf otonom Aktivitas saraf simpatis (adrenergik) meningkat menyebabkan tekanan darah meningkat. Hal ini disebabkan karena katekolamin dalam darah meningkat, adrenalin dan noradrenalin yang merupakan katekolamin utama dalam tubuh

Upload: ika-krastanaya

Post on 15-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: Hipertensi - Peter Kabo

Hipertensi

Definisi

Hipertensi adalah suatu kondisi medis yang kronis dimana tekanan darah (TD) meningkat di atas

TD yang disepakati normal. TD terbentuk dari interaksi antara aliran darah dan tahanan

pembuluh darah perifer. Tekanan darah meningkat dan mencapai suatu puncak apabila aliran

darah deras misalnya pada wakt seperti sistol, kemudian menurun pada waktu aliran darah

berkurang seperti pada waktu diastole. Dengan demikian, didapatkan dua macam TD, yaitu TD

sistolik (normal ±120 mmHg) dan TD diastolic (normal ±80 mmHg). Data epidemiologi

menunjukkan bahwa peningkatan TD sistolik, dan/atau TD diastolic, atau pulse pressure

meningkatkan kejadian kardiovaskular. Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko

terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung, strok, atau gagal ginjal. Oleh sebab itu

hipertensi harus diobati atau dikontrol.

Patobiologi

Beberapa komponen yang ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya HT antara lain:

1. Susunan saraf otonom

Aktivitas saraf simpatis (adrenergik) meningkat menyebabkan tekanan darah meningkat.

Hal ini disebabkan karena katekolamin dalam darah meningkat, adrenalin dan

noradrenalin yang merupakan katekolamin utama dalam tubuh merangsang

adrenoreseptor β1 di jantung meningkatkan CO, juga merangsang adrenoreseptor α1di

arteri, menyebabkan vasokonstriksi.

2. Otoregulasi perifer

Pada keadaan normal, tubuh memiliki volume-pressure adaptive mechanism dari ginjal

yang mempertahankan TD tetap normal. Apabila TD turun, makan ginjal akan menahan

lebih banyak garam dan air untuk meningkatkan TD, demikian pula sebaliknya. Apabila

sistem ini terganggu,maka akan terjadi lebih banyak darah mengalir dalam sirkulasi. Hal

ini akan merangsang proses otoregulasi di jaringan local menyebabkan arteriole

berkontraksi. Selanjutnya terjadi peningkatan resistensi perifer yang mengakibatkan

tekanan darah meningkat.

3. Mekanisme hormonal dan vasopressor

Page 2: Hipertensi - Peter Kabo

Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAA) ikut berkontribusi pada homeostasis TD.

Sistem RAA mengatur keseimbangan Natrium, Kalium, dan cairan tubuh, juga mengatur

tonus vascular dan aktivitas simpatis. Apabila karena suatu sebab tekanan perfusi pada

ginjal menurun, atau terjadi penurunan jumlah elektrolit di tubulus ginjal, maka sel

juxtaglomerular pada arteriol ginjal akan melepas banyak renin ke dalam sirkulasi. Renin

akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin-I (Ang-I), dan selanjutnya Ang-I

dirubah menjadi Ang-II oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE).

4. Pengaruh elektrolit

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa diit tinggi garam berhubungan dengan

prevalensi strok dan HT yang tinggi. Sebaliknya diit rendah garam menurunkan

prevalensi HT. Hal ini disebabkan peningkatan natrium meningkatkan volume darah dan

hormone natriuretik. Peningkatan natrium dalam sirkulasi juga meningkatkan sensitivitas

adrenoreseptor-α1 terhadap katekolamin.

5. Kerusakan endotel

6. Endotel yang sehat memiliki efek anti-adhesif untuk mencegah sel darah menempel pada

dinding pembuluh darah. Berbagai substan yang dilepas oleh endotel seperti Nitric Oxide

(NO) dan endotelin-1 penting untuk mempertahankan otoregulasi lokal pembuluh darah

terhadap berbagai keadaan patologis. Kerusakan endotel selanjutnya menyebabkan

remodelin vascular dan penurunan compliance yang akhirnya meningkatkn resistensi

perifer.

Penemuan Klinis dan Diagnosis

Gejala HT biasanya tidak spesifik. Pada HT primer yang belum mengalami komplikasi, pasien

biasanya tidak bergejala atau hanya mengeluh sakit kepala dan tegang di belakang leher. Apabila

sudah terjadi kerusakan target organ, barulah timbul gejala sesuai dengan organ yang terganggu.

Sebagai contoh, ensefalopati hipertensif memberi gejala pusing-pusing, disartri, parese

ekstremitas. Hipertensi heart disease memberik gejala palpitasi, angina pectoris, atau dispnea.

Hipertensi sekunder biasanya keluhan mengarah ke penyakit penyebabnya. Sebagai contoh,

pasien dengan feokromasitoma hamper semuanya mengeluh palpitasi, sakit kepala, berkeringat,

pusing dan kadang-kadang sinkope.

Page 3: Hipertensi - Peter Kabo

Canadian Hypertension Education Program Recommendations (2005) memiliki cara sederhana

untuk menentukan penderita HT yang perlu diobati:

a. Pasien yang pada kunjungan pertama memiliki TD >180/100 mmHg, atau TD <180/100

mmHg namun sudah terjadi kerusakan target organ atau pada mereka yang digolongkan

HT emergensi atau urgensii, maka penderita tersebut diatas sudah dapat didiagnosis

sebagai HT dan langsung dilakukan pengobatan.

b. Pasien yang pada kunjungan pertama memiliki TD 140-170/90-109 mmHg, tidak ada

riwayat HT sebelumnya, maka dianjurkan diit rendah garam dan merubah pola hidup,

kemudian dilakukan pengukuran ulang. Pada kunjungan berikutnya ternyata TD

meningkat, maka penderita ini sudah dapat didiagnosis sebagai HT dan diberi

pengobatan. Apabila pada kunjungan kedua TD menurun, dilakukan follow up. Pada

kunjungan ke tiga apabila TD meningkat dari yang sebelumnya, atau memiliki TD>

140/90 mmHg, maka dapat didiagnosis sebagai HT dan diberi pengobatan.

Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi berdasarkan etiologi

Hipertensi primer (essensial)

Penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, artinya penyebabnya merupakan interaksi yang

kompleks antara faktor genetik dan berbagai faktor lingkungan, diantaranya adalah:

- Hiperaktif susunan saraf adrenergic

- Kelainan pertumbuhan pada sistem kardiovaskular dan ginjal

- Gangguan sistem RAA

- Gangguan natriuresis

- Gangguan pertukaran ion positif

- Lain-lain

Hipertensi sekunder

Page 4: Hipertensi - Peter Kabo

Prevalensi HT sekunder adalah sekitar 5-8% dari seluruh penderita HT. Angka ini semakin

meningkat karena teknik pemeriksaan yang lebih maju sehingga penyebab HT semakin banyak

ditemukan.

- Genetik

- Penyakit parenkim ginjal

- Hipertensi renovaskular

- Hiperaldosteronisme primer

- Sindrom Cushing

- Feokromositoma

- Coartasio Aorta

- Kehamilan

- Penggunaan esterogen

- Lain-lain

Klasifikasi berdasarkan tekanan darah

The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) membagi HT menjadi 4 kategori :

Tabel . Klasifikasi HT menurut JNC VII