hipertensi makalah

19
BAB II KONSEP A. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistol, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi juga sering digolongkan sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastol. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95-104, hipertensi sedang 105-114, sedangkan hipertensi berat tekanan diastolnya lebih dari 115. Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistol tanpa disertai peningkatan diastol lebih sering terjadi pada lansia, sedangkan hipertensi dengan peningkatan tekanan diastol tanpa disertai peningkatan tekanan sistol lebih sering terdapat pada dewasa muda. Hipertensi dapat pula digolongkan sebagai esensial atau idiopatik, tanpa etiologi spesifik, yang paling sering dijumpai. Bila ada penyebabnya disebut hipertensi sekunder. Krisis hipertensi dibagi ke dalam 2 kelompok berdasarkan kecepatan pengobatan yang diperlukan:

Upload: beningtyas-kharisma-bestari

Post on 27-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: hipertensi makalah

BAB II

KONSEP

A. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistol, yang tingginya tergantung umur

individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu,

tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi juga sering

digolongkan sebagai ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan diastol.

Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95-104, hipertensi sedang 105-114,

sedangkan hipertensi berat tekanan diastolnya lebih dari 115.

Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistol tanpa disertai peningkatan

diastol lebih sering terjadi pada lansia, sedangkan hipertensi dengan peningkatan

tekanan diastol tanpa disertai peningkatan tekanan sistol lebih sering terdapat pada

dewasa muda. Hipertensi dapat pula digolongkan sebagai esensial atau idiopatik,

tanpa etiologi spesifik, yang paling sering dijumpai. Bila ada penyebabnya disebut

hipertensi sekunder.

Krisis hipertensi dibagi ke dalam 2 kelompok berdasarkan kecepatan pengobatan

yang diperlukan:

1. Kegawatan hipertensi (hipertensi emergency) adalah krisis hipertensi yang

disertai kerusakan organ target yang terjadi endadak atau sedang dalam

proses. Karenanya tekanan darah harus segera diturunkan dalam waktu

beberapa menit.

2. Hipertensi mendesak (hipertensi urgency) adalah krisis hipertensi tanpa

kerusakan organ target sehingga penurunan tekanan darah bisa dilakukan

lebih lambat, yaitu dalam waktu beberapa jam.

Page 2: hipertensi makalah

Contoh kegawatan hipertensi adalah hipertensi dengan gangguan otak

(ensefalopati), hipertensi dengan stroke, hipertensi dengan edema paru, dan

eklampsia (kehamilan dengan hipertensi dan kejang kejang, hipertensi dengan

perdarahan hidung yang hebat). Contoh hipertensi mendesak adalah hipertensi

dengan gagal jantung, hipertensi maligna (hipertensi yang cepat meningkat disertai

antara lain kelainan mata/edema papil, penurunan fungsi ginjal dan sebagainya), dan

hipertensi nyeri dada.

B. Penyebab/Etiologi Hipertensi

Penyebab terjadinya hipertensi bergantung kepada jenis hipertensi yang

diderita. Hipertensi terbagi menjadi dua jenis yaitu hipertensi esensial atau primer dan

hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi primer belum diketahui secara pasti, namun

diduga penyebab dari hipertensi primer berhubungan dengan beberapa sebab, yaitu:

1. Obesitas

2. Hiperkolesterolemia

3. Aterosklerosis

4. Diet tinggi garam

5. Diabetes

6. Stres

7. Riwayat keluarga

8. Merokok

9. Kurang olahraga

Sedangkan hipertensi sekunder terjadi akibat beberapa penyakit, yaitu:

1. Renovaskular, yaitu penyakit parenkim misalnya glomerulonefritis akut,

penyempitan arteri renalis akibat aterosklerosis.

2. Penyakit atau sindrom cushing, disebabkan peningkatan sekresi

glukokortikoid akibat penyakit adrenal atau disfungsi hipofisis.

Page 3: hipertensi makalah

3. Aldosteronisme primer, yaitu peningkatan sekresi aldosteron akibat tumor

adrenal.

4. Feokromositoma, yaitu terjadinya tumor medula adrenal yang berakibat

peningkatan sekresi katekolamin adrenal.

5. Koarktasio aorta, yaitu konstriksi aorta bawaan pada tingkat duktus arteriosus,

dengan peningkatan tekanan darah diatas konstriksi dan penurunan tekanan

dibawah konstriksi. (Tambayong, 2000).

Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan

denyut jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka,

peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat

menyebabkan hipertensi.

1. Usia

Pada yang berusia kurang dari 35 tahun jelas menaikkan insiden penyakit

arteri koroner dan kematian prematur.

2. Jenis kelamin

Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada

usia pertengahan dan lebih tua, insidens painsidens pada wanita meningkat, sehingga

pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.

3. Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang

berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam.

Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau 3,3 kali lebih tinggi

daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.

4. Pola hidup

Page 4: hipertensi makalah

Pola hidup seperti jarang berolahraga dan sering mengonsumsi manakan yang

tidak sehat seperti mengandung banyak garam dan banyak mengandung kolesterol

tinggi bisa memicu tejadinya hipertensi.

C. Patofisiologi

Tekanan darah merupakan gaya desakan darah terhadap dinding

pembuluh darah arteri ketika darah dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh.

Tekanan darah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu curah jantung dan ketahan

perifer. Tingginya tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah

yangdipompakan jantung (curah jantung) dan diameter pembuluh darah.

Perubahan pada kedua faktor ini menyebabkan tekanan darah meningkat atau

dengan kata lain menyebabkan hipertensi.

Pengatur pembuluh darah yang berpusat pada medulla di otak

mengatur apakah pembuluh darah harus konstriksi atau berdilatasi, melalui

saraf simpatis. Saraf simpatis terdiri dari pre ganglion, ganglion, dan pasca

ganglion. Pada pasca ganglion terdapat adrenergik yang melepaskan

neurotransmiter berupa norepinefrin (NE) dan epinefrin yang merupakan

vasokonstriktor. Norepinefrin dan epinefrin akan membuat pembuluh darah

berkonstriksi, sehingga tahanan perifer meningkat.

Vasokonstriksi menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun. Hal ini

merangsang sel juxtaglomerular. Aparatus sel juxtaglomerular di dalam ginjal

berperan sebagai baroreseptor. Ketika terjadi penurunan aliran darah dan

tekanan arteri pada ginjal maka sel juxtaglomerular akan terangsang dan

terstimulasi untuk mensekresi enzim renin dari ginjal. Selain penurunan aliran

darah ke ginjal, penurunan jumlah ion Na dan Cl melalui tubulus distal juga

akan menstimulasi ginjal untuk mensekresi enzim renin. Selain akibat aliran

darah ke ginjal yang berkurang, terdapat faktor lain. Adanya rangsangan di

Page 5: hipertensi makalah

dalam saraf simpatis oleh katekolamin juga dapat mempercepat pelepasan

renin.

Enzim renin akan merubah angiotensin yang dihasilkan oleh hati

menjadi angiotensin I di dalam darah dengan mengkatalisisnya. Angiotensin I

merupakan suatu protein asam amino-10. Setelah itu ACE (angiotensin

converting enzim) yang dihasilkan oleh sel-sel endotel akan mengubah

angiotensin I menjadi angiotensin II yang merupakan peptida asam amino-8.

Angiotensin II merupakan vasokonstriktor yang menyebabkan vasokontriksi

pembuluh darah arteriol halus. Vasokonstriksi ini menyebabkan peningkatan

resistensi aliran darah dan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah yang

meningkat bekerja sebagai umpan balik negatif untuk menurunkan

rangsangan pelepasan renin. (Corwin, 2009).

Selain itu angiotensin II juga merangsang korteks adrenal untuk

mensekresi aldosteron. Aldosteron akan bersirkulasi dalam darah menuju

ginjal dan menyebabkan sel tubulus ginjal mereabsorbsi natrium dan disertai

dengan air. Hal ini meningkatkan volume intravaskuler. Peningkatan volume

ini juga meningkatkan volume sekuncup dan juga curah jantung. Dengan kata

lain tekanan darah pun tinggi. Angiotensin II juga merangsang saraf pusat

haus di hipotalamus untuk mensekresi ADH. ADH (antidiuretik hormon) atau

vasopresin akan mengendalikan reabsorbsi air di duktus pengumpul ginjal

kembali ke aliran darah. Hal ini menambah volume intravaskuler yang

mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan

keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan

abdomen. Rangsangan pusat fasomotor di hantarkan dalam bentuk impuls

yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.

Page 6: hipertensi makalah

Pada titik ini, neuron ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang

serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh rah, dimana dilepaskannya

norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula

adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainya yang dapat memperkuat

respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan

penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin

merangsang pembentukan angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang

pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh koteks adrenal. Hormon

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler. Dan mengakibatkan hipertensi. Banyak

faktor yang juga dapat menyebabkan hipertensi.

Merokok, nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah

karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan

diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap

nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin

(adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan

memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.

Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam

darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa

memompa untuk memasukan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan

tubuh (Astawan, 2002).

Stres juga sangat erat merupakan masalah yang memicu terjadinya

hipertensi dimana hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui

aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah

Page 7: hipertensi makalah

secara intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Pada keadaan stres akut

didapatkan peningkatan kadar ketokalamin, kortisol, vasopresin, endhorpin,

dan aldosteron. Dalam kondisi seperti itu, adrenalin dan kortisol dilepaskan ke

aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh

siap untuk bereaksi. Itulah yang terjadi saat kita berada dalam situasi bahaya

atau siaga, tubuh mempersiapkan reaksi menyerang (fight) atau melarikan diri

(flight) yang dipicu oleh adrenalin. Bila seseorang terus berada dalam situasi

seperti ini, tekanan darahnya akan bertahan pada tingat tinggi.

Riwayat keluarga, hipertensi cenderung merupakan penyakit

keturunan. Jika seorang dari orang tua kita memiliki riwayat hipertensi maka

sepanjang hudup kita memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi

(Astawan, 2002). Riwayat penyakit terdahulu seperti DM juga bisa

memperparah terjadinya mortalitas. Jarang minum obat hipertensi, juga

sangat berpengaruh terhadap parahnya hipertensi. Hal ini dikarenakan

hipertensi harus selalu dikontrol rutin untuk mengatahui perkembangan

tekanan darahnya yaitu dengan minum obat anti hipertensi. Namun, apabila

jarang dan bahkan sama sekali tidak minum obat akan mengakibatkan

hipertensi menjadi lebih parah.

D. Manifestasi Klinis

Saat seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat terjadi

beberaa tanda atau menifestasi klinis. Berikut manifestasi klinis yang terjadi pada

seseorang dengan hipertensi.

1. Nyeri kepala saat terjaga

2. Dapat disertai dengan mual dan muntah

3. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi

Page 8: hipertensi makalah

4. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat

5. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

6. Edema akibat peningkatan tekanan kapiler (Corwin, 2009).

Manifestasi klinis lain yang timbul ketika hipertensi berlanjut yaitu sakit kepala

ketika bangun pagi, sakit di tengkuk belakang, epistaksis, dan depresi.

Tekanan darah tinggi, perubahan pada retina, seperti perdarahan eksudat

(kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil

(edema pada diskus optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita

hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara

tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Wiryowidagdo, 2002).

Crowin (2000: 359) menyebutkan banwa sebagian besar gejala klinis timbul

setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga,

kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah

intrakranial, pengelihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan

langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena

peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus, edema dependen dan

pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

E. Faktor Risiko Hipertensi

1. Usia

Kejadian hipertensi meningkat seiring dengan pertambaha usia. Hal ini

berkaitan dengan perubahan fisiologis. Kelenturan atau elastisitas pembuluh darah

akan berkurang. Hal ini menyebabkan daya desak yang diberikan pun akan semakin

besar sehingga darah dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan teralirkan ke seluruh

jaring tubuh.

2. Diet asin/garam

Page 9: hipertensi makalah

Garam mengandung kandungan natrium. Konsumsi natrium yang berlebihan

dalam tubuh akan membuat konsentrasi natrium dalam cairan ekstraseluler pun

meningkat. Akibatnya, cairan intraseluler akan tertarik keluar sel dan cairan

ekstraselulernya pun akan bertambah volumenya. Cairan ekstraseluler yang

meningkat menyebabkan volume darah atau volume intravaskuler meningkat.

Volume intravaskuler yang meningkat menyebabkan tekanan darah pun tinggi

(hipertensi).

3. Diet tinggi lemak

Konsumsi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan beberapa akibat.

Pertama berpengaruh terhadap berat badan seseorang. Lemak yang berlebihan

membuat berat badan seseorang meningkat dan pada akhirnya menyebabkan

seseorang mengalami obesitas atau berat badan berlebihan. Orang dengan obesitas

berisiko terkena hipertensi (penjelasan pada risiko obesitas).

Selain menyebabkan obesitas, konsumsi lemak jenuh juga berpotensi

menimbulkan plak dalam arteri (aterosklerosis). Akibat adanya plak tersebut, arteri

akan menyempit dan sirkulasi darah pun terhalang. Darah akan memaksa melewati

arteri tersebut dengan tekanan yang lebih besar. Faktor risiko lemak merupakan

faktor yang dapat dikendalikan, sehingga jika konsumsi makanan tinggi lemak

dikurangi, maka risiko terjadinya aterosklerosis pun berkurang dan tidak ada

penyempitan pembuluh darah. Dengan kata lain, tekanan darah pun rendah.

4. Obesitas

Obesitas atau kegemukan terjadi apabila indeks massa tubuh > 25. Cara

menghitung indeks massa tubuh yaitu berat badan (Kg) dibagi tinggi badan (m2).

Berikut merupakan klasifkasi berat badan berlebih pada orang dewasa. Obesitas dapat

terjadi akibat konsumsi makan berlemak, kurangnya mengkonsumsi makanan

berserat seperti buah-buahan, serta kurangnya kegiatan aktivitas fisik atau

berolahraga.

Page 10: hipertensi makalah

Berat badan yang semakin tinggi juga meningkatkan konsumsi oksigen dan

nutrisi. Berarti diperlukan pula aliran darah yang banyak untuk menyalurkan oksigen

dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Dengan kata lain, volume darah juga semakin

meningkat dan memberi tekanan yang lebih besar terhadap arteri. Frekuensi denyut

jantung pada penderita obesitas juga lebih tinggi. Obesitas juga meningkatkan kadar

insulin dalam darah, akibatnya terjadi retensi natrium dan air dalam tubuh. Hal

tersebutlah yang menyebabkan obesitas menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi.

5. Kurang Berolahraga

Kegiatan olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang juga

berdampak pada tekanan darah yang menurun. Olahraga yang tidak teratur dapat

meningkatkan tahanan perifer dan berpengaruh terhadap tekanan darah yang akan

meningkat. Kegiatan olahraga juga berhubungan dengan obesitas. Kurangnya

olahraga dapat berakibat pada kelebihan berat badan seseorang atau obesitas yang

berisiko terhadap hipertensi.

6. Kurang konsumsi kalium dan magnesium

Kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler, cara kerjakalium

adalah kebalikan dari Na. konsumsi kalium yang banyak akanmeningkatkan

konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari

bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Sedangkan magnesium

merupakan inhibitor yang kuat terhadap kontraksivaskuler otot halus dan diduga

berperan sebagai vasodilator dalam regulasi tekanan darah. Buah-buahan yang

banyak mengandung kalium dan magnesium dapat mengurangi risiko peningkatan

tekanan darah. Kurangnya konsumsi buah-buahan dapat meningkatkan risiko

hipertensi.

F. Komplikasi

1. Usia

Page 11: hipertensi makalah

Kejadian hipertensi meningkat seiring dengan pertambaha usia. Hal ini

berkaitan dengan perubahan fisiologis. Kelenturan atau elastisitas pembuluh darah

akan berkurang. Hal ini menyebabkan daya desak yang diberikan pun akan semakin

besar sehingga darah dapat masuk ke dalam pembuluh darah dan teralirkan ke seluruh

jaring tubuh.

2. Diet asin/garam

Garam mengandung kandungan natrium. Konsumsi natrium yang berlebihan

dalam tubuh akan membuat konsentrasi natrium dalam cairan ekstraseluler pun

meningkat. Akibatnya, cairan intraseluler akan tertarik keluar sel dan cairan

ekstraselulernya pun akan bertambah volumenya. Cairan ekstraseluler yang

meningkat menyebabkan volume darah atau volume intravaskuler meningkat.

Volume intravaskuler yang meningkat menyebabkan tekanan darah pun tinggi

(hipertensi).

3. Diet tinggi lemak

Konsumsi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan beberapa akibat.

Pertama berpengaruh terhadap berat badan seseorang. Lemak yang berlebihan

membuat berat badan seseorang meningkat dan pada akhirnya menyebabkan

seseorang mengalami obesitas atau berat badan berlebihan. Orang dengan obesitas

berisiko terkena hipertensi (penjelasan pada risiko obesitas).

Selain menyebabkan obesitas, konsumsi lemak jenuh juga berpotensi

menimbulkan plak dalam arteri (aterosklerosis). Akibat adanya plak tersebut, arteri

akan menyempit dan sirkulasi darah pun terhalang. Darah akan memaksa melewati

arteri tersebut dengan tekanan yang lebih besar. Faktor risiko lemak merupakan

faktor yang dapat dikendalikan, sehingga jika konsumsi makanan tinggi lemak

dikurangi, maka risiko terjadinya aterosklerosis pun berkurang dan tidak ada

penyempitan pembuluh darah. Dengan kata lain, tekanan darah pun rendah.

4. Obesitas

Page 12: hipertensi makalah

Obesitas atau kegemukan terjadi apabila indeks massa tubuh > 25. Cara

menghitung indeks massa tubuh yaitu berat badan (Kg) dibagi tinggi badan (m2).

Berikut merupakan klasifkasi berat badan berlebih pada orang dewasa.

Obesitas dapat terjadi akibat konsumsi makan berlemak, kurangnya

mengkonsumsi makanan berserat seperti buah-buahan, serta kurangnya kegiatan

aktivitas fisik atau berolahraga. Berat badan yang semakin tinggi juga meningkatkan

konsumsi oksigen dan nutrisi. Berarti diperlukan pula aliran darah yang banyak untuk

menyalurkan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Dengan kata lain, volume

darah juga semakin meningkat dan memberi tekanan yang lebih besar terhadap arteri.

Frekuensi denyut jantung pada penderita obesitas juga lebih tinggi. Obesitas juga

meningkatkan kadar insulin dalam darah, akibatnya terjadi retensi natrium dan air

dalam tubuh. Hal tersebutlah yang menyebabkan obesitas menjadi faktor risiko

terjadinya hipertensi.

5. Kurang Berolahraga

Kegiatan olahraga yang teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang juga

berdampak pada tekanan darah yang menurun. Olahraga yang tidak teratur dapat

meningkatkan tahanan perifer dan berpengaruh terhadap tekanan darah yang akan

meningkat. Kegiatan olahraga juga berhubungan dengan obesitas. Kurangnya

Page 13: hipertensi makalah

olahraga dapat berakibat pada kelebihan berat badan seseorang atau obesitas yang

berisiko terhadap hipertensi.

6. Kurang konsumsi kalium dan magnesium

Kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler, cara kerja kalium

adalah kebalikan dari Na. konsumsi kalium yang banyak akanmeningkatkan

konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehinggacenderung menarik cairan dari

bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanandarah. Sedangkan, magnesium

merupakan inhibitor yang kuat terhadap kontraksivaskuler otot halus dan diduga

berperan sebagai vasodilator dalam regulasitekanan darah. Buah-buahan yang banyak

mengandung kalium dan magnesium dapat mengurangi risiko peningkatan tekanan

darah. Kurangnya konsumsi buah-buahan dapat meningkatkan risiko hipertensi.