makalah hipertensi by andari surya

28
HIPERTENSI 1. Epidemiologi Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut “silent killer” karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat diobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya. 1 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. 2 Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler. 1 1

Upload: andari-surya

Post on 15-Jun-2015

16.730 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Hipertensi by Andari Surya

HIPERTENSI

1. Epidemiologi

Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang

tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal

jantung congestive, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut

“silent killer” karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun

menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat

diobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian

hipertensi dan penyakit yang menyertainya.1

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui

hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun

mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara

prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18

tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke.

Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan.2 Pada orang

dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan

peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.1

Berdasarkan American Heart Association (AHA, 2001), terjadi

peningkatan rata-rata kematian akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989

sampai tahun 1999. Secara keseluruhan kematian akibat hipertensi mengalami

peningkatan sebesar 46%.1 Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai

penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya

mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di

Indonesia.2

Hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam.

Tidak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita

hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun

memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.2

1

Page 2: Makalah Hipertensi by Andari Surya

2. Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang

berkontraksi seperti pompa, sehingga darah terus mengalir dalam pembuluh

darah. Kekuatan itu mendorong dinding pembuluh arteri atau nadi. Tekanan

darah diperlukan agar darah tetap mengalir dan mampu melawan gravitasi

serta hambatan dalam dinding arteri. Tanpa adanya kekuatan secara terus –

menerus dalam sistem peredaran, darah segar tidak dapat terbawa ke otak dan

jaringan seluruh tubuh.3

Tekanan darah yang paling rendah terjadi saat tubuh dalam keadaan

istirahat atau tidur dan akan naik sewaktu latihan atau berolahraga. Hal ini

disebabkan dalam latihan atau olahraga diperlukan aliran darah dan oksigen

yang lebih banyak untuk otot – otot.3 Jika terdapat hambatan misalnya karena

penyempitan pembuluh arteri, tekanan darah akan meningkat dan tetap pada

tingkat yang tinggi,3,4 semakin besar hambatan tekanan darah akan semakin

tinggi.4

3. Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik

Di dalam tubuh manusia, tekanan darah terbagi menjadi dua bagian,

yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan sistolik

adalah tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa darah

keluar melalui arteri. Angka ini menunjukkan seberapa kuat jantung

memompa untuk mendorong darah melalui pembuluh darah. Tekanan

diastolik adalah saat otot jantung berelaksasi, darah kembali masuk ke

jantung. Angka ini menunjukkan berapa besar hambatan dari pembuluh darah

terhadap aliran darah balik ke jantung.4,5

Tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan, akan

meningkat saat aktivitas fisik, emosi dan stress dan menurun selama tidur.

Tekanan darah merupakan hasil dari curah jantung dan resistensi vaskuler.

Sehingga terjadi peningkatan tekanan darah ketika curah jantung meningkat,

resistensi vaskuler perifer bertambah atau karena keduanya.6

4. Faktor – faktor yang mempertahankan Tekanan Darah

[email protected] Page 2

Page 3: Makalah Hipertensi by Andari Surya

Menurut Pearce, faktor – faktor yang mempertahankan tekanan darah antara

lain :

1) Kekuatan jantung memompa darah sehingga darah dapat beredar

keseluruh tubuh dan kembali ke jantung.

2) Banyaknya darah yang beredar. Dinding pembuluh darah membutuhkan

darah yang cukup untuk membuat suatu tekanan.

3) Kekuatan (vaskositas) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah

sel darah yang beredar dalam aliran darah.

4) Elastisitas dinding pembuluh darah. Di dalam arteri tekanan lebih besar

daripada vena, sebab otot yang membungkus arteri lebih elastis daripada

vena.

5) Tekanan tepi (tahanan perifer), yaitu tekanan yang dikeluarkan oleh

geseran darah yang mengalir dalam pembuluh.7

5. Definisi Hipertensi

The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation

and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia

WHO dengan International Society of Hipertention membuat definisi

hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140

mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang

memakai obat anti hipertensi.8

Pada anak-anak, definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah lebih

dari 95 persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang diukur

sekurang-kurangnya tiga kali pada pengukuran yang terpisah.1

The sixth Report of The joint national Committee on Prevention,

detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC VI)

mengklasifikasikan tekanan darah untuk orang dewasa menjadi enam

kelompok yang terlihat seperti pada tabel 1 dibawah.

Tabel I. Klasifikasi tekanan darah untuk orang dewasa yang berusia 18 tahun

atau lebih.1

[email protected] Page 3

Page 4: Makalah Hipertensi by Andari Surya

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Optimal

Normal

Normal tinggi

Hipertensi

Derajat I

Derajat II

Derajat III

< 120

<130

130 – 139

140 – 159

160 – 179

≥ 180

dan

dan

atau

atau

atau

atau

< 80

<85

85 – 89

90 – 99

100 – 109

≥ 110

Sumber : The sixth Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of

High Blood Pressure, sixth report (JNC VI). Dikutip oleh Debra A. Krummel. Medical Nutrition Therapy in

Hypertension. Dalam L. Kathleen M, Sylvia Escoott. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy. USA: Elsevier; 2004

6. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau

hipertensi renal.9

1) Hipertensi esensial

Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus.

Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,

hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam

ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang

meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia9.

Hipertensi primer biasanya timbul pada usia 30 – 50 tahun.7

2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 % kasus.

Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,

hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing,

feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan

kehamilan, dan lain – lain.9

a) Hipertensi pada penyakit ginjal

Penyakit ginjal dapat meningkatkan tekanan darah dan sebaliknya

hipertensi dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu ginjal. Secara

[email protected] Page 4

Page 5: Makalah Hipertensi by Andari Surya

klinis sulit untuk membedakan dua keadaan tersebut, terutama pada penyakit

ginjal menahun. Beratnya pengaruh hipertensi terhadap ginjal tergantung

dari tingginya tekanan darah dan lamanya menderita hipertensi. Makin

tinggi tekanan darah dalam waktu lama makin berat komplikasi yang

mungkin ditimbulkan.10

Hipertensi pada penyakit ginjal dapat terjadi pada penyakit ginjal akut

maupun penyakit ginjal kronik, baik pada kelainan glumerolus maupun pada

kelainan vaskular. Hipertensi pada penyakit ginjal dapat dikelompokkan

dalam :

1. Penyakit glumerolus akut

Hipertensi terjadi karena adanya retensi natrium yang

menyebabkan hipervolemik. Retensi natrium terjadi karena adanya

peningkatan reabsorbsi natrium di duktus koligentes. Peningkatan ini

dimungkankan abibat adanya retensi relatif terhadap Hormon

Natriuretik Peptida dan peningkatan aktivitas pompa Na – K – ATPase

di duktus koligentes.10

2. Penyakit vaskuler

Pada keadaan ini terjadi iskemi yang kemudian merangsang

sistem renin angiotensin aldosteron.10

3. Gagal ginjal kronik

Hipertensi yang terjadi karena adanya retensi natrium,

peningkatan sistem Renin Angiotensinogen Aldosteron akibat iskemi

relatif karena kerusakan regional, aktifitas saraf simpatik yang

meningkat akibat kerusakan ginjal, hiperparatiroidis sekunder, dan

pemberian eritropoetin.10

4. Penyakit glumerolus kronik

Sistem Renin-Angiotensinogen-Aldoteron (RAA) merupakan

satu sistem hormonal enzimatik yang bersifat multikompleks dan

berperan dalm naiknya tekanan darah, pangaturan keseimbangan

cairan tubuh dan elektrolit.10

b) Hipertensi pada penyakit renovaskular.

[email protected] Page 5

Page 6: Makalah Hipertensi by Andari Surya

Hipertensi renovaskular merupakan penyebab tersering dari hipertensi

sekunder. Diagnosa hipertensi renovaskular penting karena kelainan ini

potensial untuk disembuhkan dengan menghilangkan penyebabnya yaitu

stenosis arteri renalis. Stenosis arteri renalis adalah suatu keadaan

terdapatnya lesi obstruktif secara anatomik pada arteri renalis. Sedangkan

hipertensi renovaskular adalah hipertensi yang terjadi akibat fisiologis

adanya stenosis arteri renalis.11

Istilah nefropati iskemik menggambarkan suatu keadaan terjadinya

penurunan fungsi ginjal akibat adanya stenosis arteri renalis. Jika terjadi

gangguan fungsi ginjal, kelainan ini akan menetap walaupun tekanan

darahnya dapat dikendalikan dengan pengobatan yang meliputi

medikamentosa antihipertensi, revaskularisasi dengan tindakan bedah

ataupun angioplasti.11

c) Hipertensi pada kelainan endokrin

Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan endokrin adalah

aldosteronisme primer (Sindrom Conn). Hiperaldosteronisme primer adalah

sindrom yang disebabkan oleh hipersekresi aldesteron yang tidak terkendali

yang umumnya berasal dari kelenjar korteks adrenal. Hiperaldosteronisme

primer secara klinis dikenal dengan triad terdiri dari hipertensi, hipokalemi,

dan alkalosis metabolik. Sindrom ini disebabkan oleh hiperplasi kelenjar

korteks adrenal, adenoma atau karsinoma adrenal.12

d) Sindrom Cushing

Sindrom cushing disebabkan oleh hiperplasi adrenal bilateral yang

disebabkan oleh adenoma hipofisis yang menghasilkan Adenocorticotropin

Hormone (ACTH).13

e) Hipertensi adrenal kongenital

Hipertensi adrenal kongenital merupakan penyabab terjadinya

hipertensi pada anak (jarang terjadi).13

f) Feokromositoma

Feokromositoma adalah salah satu hipertensi endokrin yang patut

dicurigai apabila terdapat riwayat dalam keluarga. Tanda – tanda yang

[email protected] Page 6

Page 7: Makalah Hipertensi by Andari Surya

mencurigai adanya feokromositoma yaitu hipertensi, sakit kepala,

hipermetabolisme, hiperhidrosis, dan hiperglikemia.14

Feokromositomia disebabkan oleh tumor sel kromatin asal neural yang

mensekresikan katekolamin. Sebagian besar berasal dari kelenjar adrenal,

dan hanya 10 % terjadi di tempat lain dalam rantai simpatis. 10 % dari tumor

ini ganas dan 10 % adenoma adrenal adalah bilateral. Feokromositomia

dicurigai jika tekanan darah berfluktuasi tinggi, disertai takikardi,

berkeringat atau edema paru karena gagal jantung.13

g) Koartasio aorta

Koarktasi aorta paling sering mempengaruhi aorta pada distal dari

arteri subklavia kiri dan menimbulkan hipertensi pada lengan dan

menurunkan tekanan pada kaki, dengan denyut nadi arteri femoralis lemah

atau tidak ada. Hipertensi ini dapat menetap bahkan setelah reseksi bedah

yang berhasil, terutama jika hipertensi terjadi lama sebelum operasi.13

h) Hipertensi pada kehamilan

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab utama peningkatan

morbiditas dan mortalitas maternal, janin dan neonatus.15 Kedaruratan

hipertensi dapat menjadi komplikasi dari preeklampsia sebagaimana yang

terjadi pada hipertensi kronik.16 Perempuan hamil dengan hipertensi

mempunyai risiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi yang berat

seperti abruptio plasenta, penyakit serebrovaskuler, gagal organ, koagulasi

intravaskular. Penelitian observasi pasien hipertensi kronik yang ringan

didapatkan risiko kehamilan preaklampsia 10 – 25 %, abruptio 0,7 – 1,5 %,

kehamilan prematur kurang dari 37 minggu 12 – 34 %, dan hambatan

pertumbuhan janin 8 – 16 %. Risiko bertambah pada hipertensi kronik yang

berat pada trimester pertama dengan didapatnya preaklampsia sampai 50 %.

Terhadap janin, mengakibatkan risiko retardasi perkembangan intrauterin,

prematuritas dan kematian intrauterin. Selain itu risiko hipertensi seperti

gagal jantung, ensepalopati, retinopati, perdarahan serebral, dan gagal ginjal

akut dapat terjadi.15 Sampai sekarang yang belum jelas apakah tekanan darah

yang terkontrol secara agresif dapat menurunkan terjadinya eklampsia.16

[email protected] Page 7

Page 8: Makalah Hipertensi by Andari Surya

i) Hipertensi akibat dari penggunaan obat – obatan.

Penggunaan obat yang paling banyak berkaitan dengan hipertensi

adalah pil kontrasepsi oral (OCP). 5% perempuan mengalami hipertensi

sejak mulai penggunaan. Perempuan usia lebih tua (> 35 tahun)lebih mudah

terkena, begitupula dengan perempuan yang pernah mengalami hipertensi

selama kehamilan. Pada 50 % tekanan darah akan kembali normal dalam 3 –

6 sesudah penghentian pil. Penggunaan estrogen pascamenopause bersifat

kardioproteksi dan tidak meningkatkan tekanan darah. Obat lain yang terkait

dengan hipertensi termasuk siklosporin, eritopoietin, dan kokain.13

7. Gejala Klinis

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya

gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan

darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi

esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi

komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.9,17

Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi

mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini

menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang

bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit

kepala atau pusing.18 Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis,

mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata

berkunang-kunang.9 Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat

mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke

atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat

menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas.18

8. Patogenesis

Tekanan darah terutama dikontrol oleh sistem saraf simpatik (kontrol

jangka pendek) dan ginjal (kontrol jangka panjang).1 Mekanisme yang

berhubungan dengan penyebab hipertensi melibatkan perubahan – perubahan

pada curah jantung dan resistensi vaskular perifer. Pada tahap awal hipertensi

[email protected] Page 8

Page 9: Makalah Hipertensi by Andari Surya

primer curah jantung meninggi sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini

disebabkan peningkatan aktivitas simpatik.13 Saraf simpatik mengeluarkan

norepinefrin, sebuah vasokonstriktor yang mempengaruhi pembuluh arteri dan

arteriol sehingga resistensi perifer meningkat.1 Pada tahap selanjutnya curah

jantung kembali ke normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang

disebabkan oleh refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan refleks

autoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan

hemodinamik yang normal. Oleh karena curah jantung yang meningkat terjadi

konstriksi sfingter pre-kapiler yang mengakibatkan penurunan curah jantung

dan peninggian tahanan perifer. Pada stadium awal sebagian besar pasien

hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan kemudian diikuti

dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah

yang menetap.13

Mekanisme patofisiologi yang berhubungan dengan peningkatan

hipertensi esensial antara lain :

1) Curah jantung dan tahanan perifer

Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh

terhadap kenormalan tekanan darah. Pada sebagian besar kasus hipertensi

esensial curah jantung biasanya normal tetapi tahanan perifernya meningkat.

Tekanan darah ditentukan oleh konsentrasi sel otot halus yang terdapat pada

arteriol kecil. Peningkatan konsentrasi sel otot halus akan berpengaruh pada

peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler. Peningkatan konsentrasi otot

halus ini semakin lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh darah

arteriol yang mungkin dimediasi oleh angiotensin yang menjadi awal

meningkatnya tahanan perifer yang irreversible.19

2) Sistem Renin-Angiotensin

Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan

ekstraseluler dan sekresi renin.1 Sistem Renin-Angiotensin merupakan sistem

endokrin yang penting dalam pengontrolan tekanan darah. Renin disekresi

oleh juxtaglomerulus aparantus ginjal sebagai respon glomerulus

[email protected] Page 9

Page 10: Makalah Hipertensi by Andari Surya

underperfusion atau penurunan asupan garam, ataupun respon dari sistem

saraf simpatetik.19

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya

angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE).

ACE memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah.

Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi hati, yang oleh hormon

renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida

yang tidak aktif). Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah

menjadi angiotensin II (oktapeptida yang sangat aktif).20 Angiotensin II

berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersifat sebagai

vasoconstrictor19 melalui dua jalur, yaitu:

a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH

diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal

untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya

ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis)

sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk

mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara

menarik cairan dari bagian instraseluler. Akibatnya volume darah

meningkat sehingga meningkatkan tekanan darah.20

b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron

merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal. Untuk

mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi

ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal.

Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara

meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan

meningkatkan volume dan tekanan darah.20

3) Sisten Saraf Otonom

Sirkulasi sistem saraf simpatetik dapat menyebabkan vasokonstriksi

dan dilatasi arteriol. Sistem saraf otonom ini mempunyai peran yang penting

dalam pempertahankan tekanan darah. Hipertensi dapat terjadi karena

[email protected] Page 10

Page 11: Makalah Hipertensi by Andari Surya

interaksi antara sistem saraf otonom dan sistem renin-angiotensin bersama –

sama dengan faktor lain termasuk natrium, volume sirkulasi, dan beberapa

hormon.19

4) Disfungsi Endotelium

Pembuluh darah sel endotel mempunyai peran yang penting dalam

pengontrolan pembuluh darah jantung dengan memproduksi sejumlah

vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi

endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer. Secara klinis

pengobatan dengan antihipertensi menunjukkan perbaikan gangguan produksi

dari oksida nitrit.19

5) Substansi vasoaktif

Banyak sistem vasoaktif yang mempengaruhi transpor natrium dalam

mempertahankan tekanan darah dalam keadaan normal. Bradikinin merupakan

vasodilator yang potensial, begitu juga endothelin. Endothelin dapat

meningkatkan sensitifitas garam pada tekanan darah serta mengaktifkan

sistem renin-angiotensin lokal. Arterial natriuretic peptide merupakan hormon

yang diproduksi di atrium jantung dalam merespon peningkatan volum darah.

Hal ini dapat meningkatkan ekskresi garam dan air dari ginjal yang akhirnya

dapat meningkatkan retensi cairan dan hipertensi.19

6) Hiperkoagulasi

Pasien dengan hipertensi memperlihatkan ketidaknormalan dari

dinding pembuluh darah (disfungsi endotelium atau kerusakan sel

endotelium), ketidaknormalan faktor homeostasis, platelet, dan fibrinolisis.

Diduga hipertensi dapat menyebabkan protombotik dan hiperkoagulasi yang

semakin lama akan semakin parah dan merusak organ target. Beberapa

keadaan dapat dicegah dengan pemberian obat anti-hipertensi.19

7) Disfungsi diastolik

Hipertropi ventrikel kiri menyebabkan ventrikel tidak dapat

beristirahat ketika terjadi tekanan diastolik. Hal ini untuk memenuhi

[email protected] Page 11

Page 12: Makalah Hipertensi by Andari Surya

peningkatan kebutuhan input ventrikel, terutama pada saat olahraga terjadi

peningkatan tekanan atrium kiri melebihi normal, dan penurunan tekanan

ventrikel.19

9. Faktor Risiko Hipertensi

Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum dapat diketahui

dengan jelas. Secara umum, faktor risiko terjadinya hipertensi yang

teridentifikasi antara lain :

a. Keturunan

Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa jika seseorang mempunyai

orang tua atau salah satunya menderita hipertensi maka orang tersebut

mempunyai risiko lebih besar untuk terkena hipertensi daripada orang yang

kedua orang tuanya normal (tidak menderita hipertensi). Adanya riwayat

keluarga terhadap hipertensi dan penyakit jantung secara signifikan akan

meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada perempuan dibawah 65

tahun dan laki – laki dibawah 55 tahun.21

b. Usia

Beberapa penelitian yang dilakukan, ternyata terbukti bahwa

semakin tinggi usia seseorang maka semakin tinggi tekanan darahnya.. Hal

ini disebabkan elastisitas dinding pembuluh darah semakin menurun dengan

bertambahnya usia21. Sebagian besar hipertensi terjadi pada usia lebih dari

65 tahun. Sebelum usia 55 tahun tekanan darah pada laki – laki lebih tinggi

daripada perempuan. Setelah usia 65 tekanan darah pada perempuan lebih

tinggi daripada laki-laki.1 Dengan demikian, risiko hipertensi bertambah

dengan semakin bertambahnya usia. 21

c. Jenis kelamin

Jenis kelamin mempunyai pengaruh penting dalam regulasi tekanan

darah. Sejumlah fakta menyatakan hormon sex mempengaruhi sistem renin

angiotensin. Secara umum tekanan darah pada laki – laki lebih tinggi

daripada perempuan. Pada perempuan risiko hipertensi akan meningkat

setelah masa menopause yang mununjukkan adanya pengaruh hormon.13

[email protected] Page 12

Page 13: Makalah Hipertensi by Andari Surya

d. Merokok

Merokok dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menaikkan

tekanan darah.7 Menurut penelitian, diungkapkan bahwa merokok dapat

meningkatkan tekanan darah. Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat

membahayakan kesehatan, karena nikotin dapat meningkatkan

penggumpalan darah dalam pembuluh darah dan dapat menyebabkan

pengapuran pada dinding pembuluh darah. Nikotin bersifat toksik terhadap

jaringan saraf yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik

maupun diastolik, denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti

dipaksa, pemakaian O2 bertambah, aliran darah pada koroner meningkat dan

vasokontriksi pada pembuluh darah perifer.22

e. Obesitas

Kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak abdominal erat kaitannya

dengan hipertensi.23 Tingginya peningkatan tekanan darah tergantung pada

besarnya penambahan berat badan. Peningkatan risiko semakin bertambah

parahnya hipertensi terjadi pada penambahan berat badan tingkat sedang.

Tetapi tidak semua obesitas dapat terkena hipertensi. Tergantung pada

masing – masing individu. Peningkatan tekanan darah di atas nilai optimal

yaitu > 120 / 80 mmHg akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit

kardiovaskuler.24

Penurunan berat badan efektif untuk menurunkan hipertensi,

Penurunan berat badan sekitar 5 kg dapat menurunkan tekanan darah secara

signifikan.23

f. Stress

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalaui saraf

simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Apabila

stres berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan darah yang

menetap. Pada binatang percobaan dibuktikan bahwa pajanan terhadap stres

menyebabkan binatang tersebut menjadi hipertensi.19

g. Aktifitas Fisik

[email protected] Page 13

Page 14: Makalah Hipertensi by Andari Surya

Orang dengan tekanan darah yang tinggi dan kurang aktifitas, besar

kemungkinan aktifitas fisik efektif menurunkan tekanan darah. Aktifitas

fisik membantu dengan mengontrol berat badan. Aerobik yang cukup seperti

30 – 45 menit berjalan cepat setiap hari membantu menurunkan tekanan

darah secara langsung.23 Olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan

darah pada semua kelompok, baik hipertensi maupun normotensi.25

h. Asupan

1) Asupan Natrium

Natrium adalah kation utama dalam cairan extraseluler konsentrasi

serum normal adalah 136 sampai 145 mEg / L, Natrium berfungsi menjaga

keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut dan keseimbangan asam

basa tubuh serta berperan dalam transfusi saraf dan kontraksi otot.1

Perpindahan air diantara cairan ekstraseluler dan intraseluler

ditentukan oleh kekuatan osmotik. Osmosis adalah perpindahan air

menembus membran semipermiabel ke arah yang mempunyai konsentrasi

partikel tak berdifusinya lebih tinggi. Natrium klorida pada cairan

ekstraseluler dan kalium dengan zat – zat organik pada cairan intraseluler,

adalah zat – zat terlarut yang tidak dapat menembus dan sangat berperan

dalam menentukan konsentrasi air pada kedua sisi membran.

Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3-7 gram sehari) diabsorpsi

terutama di usus halus.1 Mekanisme penngaturan keseimbangan volume

pertama – tama tergantung pada perubahan volume sirkulasi efektif. Volume

sirkulasi efektif adalah bagian dari volume cairan ekstraseluler pada ruang

vaskular yang melakukan perfusi aktif pada jaringan. Pada orang sehat

volume cairan ekstraseluler umumnya berubah – ubah sesuai dengan

sirkulasi efektifnya dan berbanding secara proporsional dengan natrium

tubuh total. Natrium diabsorpsi secara aktif setelah itu dibawa oleh aliran

darah ke ginjal, disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah

dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam

darah. Kelebihan Na yang jumlahnya mencapai 90-99 % dari yang

dikonsumsi, dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran urin ini diatur oleh

[email protected] Page 14

Page 15: Makalah Hipertensi by Andari Surya

hormon aldosteron yng dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar Na darah

menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengasorpsi Na kembali.

Jumlah Na dalam urin tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi

rendah.1

Garam dapat memperburuk hipertensi pada orang secara genetik

sensitif terhadap natrium, misalnya seperti: orang Afrika-Amerika, lansia,

dan orang hipertensi atau diabetes. Asosiasi jantung Amerika menganjurkan

setiap orang untuk membatasi asupan garam tidak lebih dari 6 gram per

hari.23 Pada populasi dengan asupan natrium lebih dari 6 gram per hari,

tekanan darahnya meningkat lebih cepat dengan meningkatnya usia, serta

kejadian hipertensi lebih sering ditemukan.26

Hubungan antara retriksi garam dan pencegahan hipertensi masih

belum jelas. Namun berdasarkan studi epidemiologi diketahui terjadi

kenaikan tekanan darah ketika asupan garam ditambah.23

2) Asupan Kalium

Kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler, cara kerja

kalium adalah kebalikan dari Na. konsumsi kalium yang banyak akan

meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga

cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan

darah.27

Sekresi kalium pada nefron ginjal dikendalikan oleh aldosteron.

Peningkatan sekresi aldosteron menyebabkan reabsorbsi natrium dan air

juga ekskresi kalium. Sebaliknya penurunan sekresi aldosteron

menyebabkan ekskresi natrium dan air juga penyimpanan kalium.

Rangsangan utama bagi sekresi aldosteron adalah penurunan volume

sirkulasi efektif atau penurunan kalium serum. Ekskresi kalium juga

dipengaruhi oleh keadaan asam basa dan kecepatan aliran di tubulus distal.

Penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa asupan rendah kalium

akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah dan renal vascular

remodeling yang mengindikasikan terjadinya resistansi pembuluh darah

pada ginjal. Pada populasi dengan asupan tinggi kalium tekanan darah dan

[email protected] Page 15

Page 16: Makalah Hipertensi by Andari Surya

prevalensi hipertensi lebih rendah dibanding dengan populasi yang

mengkonsumsi rendah kalium.28

3) Asupan Magnesium

Magnesium merupakan inhibitor yang kuat terhadap kontraksi

vaskuler otot halus dan diduga berperan sebagai vasodilator dalam regulasi

tekanan darah. The joint national Committee on Prevention, detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC) melaporkan bahwa

terdapat hubungan timbal balik antara magnesium dan tekanan darah.

Sebagian besar penelitian klinis menyebutkan, suplementasi

magnesium tidak efektif untuk mengubah tekanan darah. Hal ini

dimungkinkan karena adanya efek pengganggu dari obat anti hipertensi.

Meskipun demikian, suplementasi magnesium direkomendasikan untuk

mencegah kejadian hipertensi.1

4) Kalsium

Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara diet kalsium dengan prevalensi hipertensi. Hubungan diet

kalsiun dengan hipertensi tampak pada perempuan ras Afrika Amerika.

Peningkatan konsumsi per hari (untuk total asupan kalsium 1500 mg per

hari) tidak memberikan pengaruh terhadap tekanan darah pada laki-laki.

Dengan demikian, peran suplementasi kalsium untuk mencegah hipertensi

tidak terbukti. Namun, JNC VI merekomendasikan peningkatan asupan

kalium, magnesium dan kalsium untuk pencegahan dan pengelolaan

hipertensi. Asupan kalsium yang direkomendasikan sebesar 1000 sampai

2000mg par hari.1

10. Penanggulangan hipertensi 29:

a. Penatalaksanaan farmakologis

b. Penatalaksanaan non farmakologis ( diet)

[email protected] Page 16

Page 17: Makalah Hipertensi by Andari Surya

Penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap

penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi

perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup.

Tujuan dari penatalaksanaan diet 29,30 :

Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan

mempertahankan tekanan darah menuju normal.

Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral

Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam

lemak, kolesterol dalam darah.

Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan

DM.

Prinsip diet penatalaksanaan hipertensi 29 :

Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang

Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita

Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis

makanan dalam daftar diet

Konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hr atau dapat

menggunakan garam lain diluar natrium.

10. Pencegahan hipertensi

Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara :

- Memeriksa tekanan darah secara teratur

- Menjaga berat badan dalam rentang normal

- Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan

berserat, rendah lemak dan mengurangi garam.

- Hentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol

- Berolahraga secara teratur

[email protected] Page 17

Page 18: Makalah Hipertensi by Andari Surya

- Hidup secara teratur

- Mengurangi stress dan emosi

- Jangan terburu-buru

- Mengurangi makanan berlemak

[email protected] Page 18