hidrolisa metil salisilat

Upload: fahrul-amri

Post on 05-Apr-2018

267 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 hidrolisa metil salisilat

    1/5

    Sabtu, 10 Juli 2010

    sintesis metil salisilat

    SINTESIS METIL SALISILAT

    Tujuan praktikum

    Memahami metoda sintesis ester melalui reaksi esterifikasi

    Dasar teori

    Metil salisilat adalah cairan bening kemerahan dengan bau Wintergreen. Tidak larut dalam

    air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit

    syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik. Metil salisilat adalah komponen

    utama obat gosok pada minyak angina.

    Metil salisilat terkandung dalam minyak gandapura (Gaultheria Fragrantissima) yang

    merupakan tanaman minyak astiri yang cukup potensial dan terkandung pada minyak

    aromatic dari bunga, daun, dan kulit batang tumbuhan lainnya. Didalam tubuh, metal salisilat

    di hidrolisis menjadi asam salisilat yang mempunyai efek serupa dengan aspirin.

    Ester dapat diperoleh dari reaksi esterifikasi dengan cara merefluks sebuah asam karboksilat

    bersama sebuah alcohol dengan katalis asam dan dapat juga diperoleh dari alkoholisis asam

    klorida, asam anhidrida dan nitril. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya asam sulfat

    atau asam lewis dan asam hidroklorida.

    Mekanisme reaksi esterifikasi Fischer :

    1. Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga meningkatkan

    elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.

    2. Protonasi terhadap salah satu gugus karbonil, yang diikuti oleh pelepasan molekul air

    menghasilkan ester.

    3. Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks

    teraktivasi.

    Jika ditambahkan sejumlah besar katalis asam, katalis mengubah lingkungan dalam sistem

    dan sebagian dihilangkan melalui hidrasi air terbentuk dalam reaksi ini. Untuk membuat

    sebuah ester kecil seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara perlahan sebuah

    campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat pekat, dan

    memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.

    Ini dapat mencegah terjadinya reaksi balik.

    Pemisahan dengan distilasi ini dapat dilakukan dengan baik karena ester memiliki titik didih

    yang paling rendah diantara semua zat yang ada. Ester merupakan satu-satunya zat dalam

  • 7/31/2019 hidrolisa metil salisilat

    2/5

    campuran yang tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga memiliki gaya antar-molekul

    yang paling lemah.

    Ester-ester yang lebih besar cenderung terbentuk lebih lambat. Dalam hal ini, mungkin

    diperlukan untuk memanaskan campuran reaksi di bawah refluks selama beberapa waktu

    untuk menghasilkan sebuah campuran kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam

    karboksilat, alkohol, air dan asam sulfat dalam campuran dengan metode distilasi fraksional.

    Reaksi esterifikasi

    O O

    || ||

    R-C-OH + R-OH R-C-OH + H2O

    As. Karboksilat alcohol Ester air

    Alat dan bahan

    Alat :

    - Labu Bundar 50 ml

    - Batu didih

    - Kondensor tegak model HMIC-F 50, 500 ml serial LT 16030606

    - Corong pisah

    - Labu Erlenmeyer (pyrex) 250 ml

    - Kerts saring

    - Labu destilasi kecil

    - Gelas ukur (pyrex) 10 ml

    Bahan :

    - 2,8 gr asam salisilat

    - 10 ml methanol

    - 0,6 ml asam sulfat pekat

    - Air

    - Diklorometan

    - Larutan natrium bikarbonat

    - Magnesium sulfat

  • 7/31/2019 hidrolisa metil salisilat

    3/5

    Prosedur kerja

    Masukkan 2,8 g asam salisilat dan 10 ml methanol ke dalam labu bundar 50 ml. Aduk

    campuran untuk melarutkan asam dan tambahkan dengan hati-hati 0,6 ml asam sulfat pekat

    (perhatian-korosiv!!!!). Masukkan batu didih, sambungkan dengan kondensor tegak dan

    reflux selama 2 jam. Dinginkan larutan pada suhu kamar dan dekantasi dari batu didih ke

    dalam corong pisah yang ada didalamnya terdapat 5 ml air dan 5 ml diklorometan.

    Bilas labu bundar tadi dengan 2-3 ml diklorometan dan tuang bilasan ke dalam corong

    pisah,kocok campuran dan pisahkan cairan organic dari lapisan air, yang mengandung asam

    sulfat dan methanol. Cuci cairan organic dengan 5 ml air dan kemudian 5 ml larutan

    natrium bikarbonat (Hati-hati timbul busa) untuk menghilangkan asam salisilat yang belum

    teresterifikasi. Pisahkan lapisan organic hati-hati dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.

    Tambahkan sedikit magnesium sulfat, aduk, buka penutupnya biarkan selama 20 menit.

    Saring larutan ke dalam labu destilasi kecil, tambahkan batu didih dan suling diklorometan.

    Setelah tidak ada lagi pelarut yang tersuling, biarkan labu dingin pada suhu ruangan. Ester

    kotor ini dapat dimurnikan dengan destilasi vakum. Titik didih metal salisilat pada tekanan

    atmosfer adalah 222C.

    Hasil dan Pembahasan

    2,80015 gram asam salisilat yang berbentuk serbuk kristal putih seperti jarum-jarum kecil,

    ditambahkan methanol menjadi larut dan berwarna bening, kemudian ditambahkan 0,6 ml

    asam sulfat pekat tetap bening. Asam sulfat pekat hanya sebagai katalis. Kemudian di reflux ,

    reflux berguna untuk pemberian energi aktifasi dan inilah proses esterifikasi, tetap bening.

    Penggunaan batu didih untuk meratakan panas saat direflux. Batu didih juga berguna agar

    tidak terjadi letupan-letupan saat dipanaskan. Larutan dididihkan pada reflux dan kondensor

    agar terjadi tumbukan antara methanol dan asam salisilat, sehingga terjadi reaksi. Reflux

    harus dalam keadaan dibawah titik didih agar tidak terjadi penguapan berlebihan, sehingga

    dapat menyebabkan larutan dalam labu bundar bisa habis ( tidak terkondensasi).

    Dalam kondensor tegak, labu dipanaskan menghasilkan uap, kemudian uap keluar melalui

    pipa yang sudah dialiri (dikondensasi) sehingga uap tersebut kembali menjadi cair dan turun

    kembali kebawah labu.

  • 7/31/2019 hidrolisa metil salisilat

    4/5

    Setelah di reflux selama 1,5 jam, kemudian didinginkan. Lalu dekantasi dari batu didih

    kedalam corong pisah yang sudah berisi 5 ml air ditambahkan 5 ml diklorometan.

    Diklorometan berwarna kuning. Kemudian terjadi pemisahan, diklorometan dibawah dan air

    diatas. Metil salisilat tidak larut dalam air tapi larut dalam diklorometan. Penggunaan

    diklorometan bertujuan untuk menarik asam salisilat karena sepolar, dan air untuk menarik

    pengotornya.

    Larutan yang berada dalam corong pisah tersebut ditambahkan bilasan yang ada dalam labu

    bundar dengan 2-3 ml diklorometan, kemudian dikocok dan memisahkan cairan oragnik dari

    lapisan air. Pengocokan dilakukan sampai terlihat 2 fase yang jelas, kemudian terjadi lapisan

    yang berwarna kuning bening di bawah dan air di atas. Dan yang digunakan adalah yang

    berwarna kuning.

    Setelah cairan organic dicuci dengan 5 ml air dan ditambahkan 5 ml larutan natrium

    bikarbonat, terjadi gelembung dan busa serta berwarna kuning keruh. Penambahan larutan

    natrium bikarbonat untuk menghilangkan asam salisilat yang belum teresterifikasi. Kemudian

    didiamkan terdapat 3 lapisan, asam salisilat, diklorometan dan larutan air. Lalu warna kuning

    dikeluarkan dan terdapat 2 lapisan. Metil salisilat dalam diklorometan yang terdapat di bagian

    atas dan itu yang dibutuhkan, sisanya adalah pengotor. Penggunaan magnesium sulfat untuk

    menyerap pengotor, kemudian di saring (pemurnian), lalu hasil saringannya itu adalah ester

    kotor.

    Dalam destilasi vakum, dipanaskan, titik didih yang dibawah itu menguap dan kelabu sebelah

    kanan, setelah melewati tabung yang melingkar-lingkar kemudian didinginkan lalu

    diembunkan. Titik awal mendidih adalah 90C, dan titik akhir tidak diketahui karena

    waktunya tidak mencukupi. Pemurnian dengan destilasi vakum untuk memurnikan dengan

    perbedaan titik didih.

    Kesimpulan

    Ester dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi. Dengan penambahan asam salisilat dan

    methanol serta katalis asam sulfat pekat, serta ditambahkan batu didih untuk meratakan

    panas, direflux selama 1,5 jam, dekantasi dari batu didih kedalam corong pisah yang sudah

    berisi 5 ml air ditambahkan 5 ml diklorometan. Penggunaan diklorometan bertujuan untuk

    menarik asam salisilat karena sepolar, dan air untuk menarik pengotornya.

    Kemudian dikocok dan memisahkan cairan oragnik dari lapisan air, kemudian terjadi lapisan

    yang berwarna kuning bening di bawah dan air di atas. Penambahan larutan natrium

    bikarbonat untuk menghilangkan asam salisilat yang belum teresterifikasi. Kemudian

    didiamkan terdapat 3 lapisan, asam salisilat, diklorometan dan larutan air.

  • 7/31/2019 hidrolisa metil salisilat

    5/5

    Metil salisilat dalam diklorometan yang terdapat di bagian atas dan itu yang dibutuhkan,

    sisanya adalah pengotor. Penggunaan magnesium sulfat untuk menyerap pengotor, kemudian

    di saring (pemurnian), lalu hasil saringannya itu adalah ester kotor. Pemurnian dengan

    destilasi vakum untuk memurnikan dengan perbedaan titik didih.

    DAFTAR PUSTAKA

    Asam salisilat, fa.lib.itb.ac.id (23 March 2008)

    Esterifikasi, www.chem-as-try.org (17 Maret 2008)

    Esterifikasi, www.disperindag-jabar.go.id (18 Maret 2008)

    Esterifikasi Fischer, www.wikipedia.org (17 Maret 2008)

    Sintesis senyawa asam salisilat, www.adln.lib.unair.ac.id (23 maret 2008)

    Diposkan oleh Asri Pramugiyan di 18:53