hidrolisa pati

27
HALAMAN PENGESAHAN Laporan resmi berjudul Hidrolisa Pati yang disusun oleh : Kelompok : 23/Kamis Nama/NIM : Evan Eduard Susanto 21030114120039 Faradilla Driastuti 21030114120033 Mohammad Afandi 21030114120043 Telah diterima dan disetujui oleh Ihdina Sulistianingtias selaku Asisten Laboratorium Proses Kimia pengampu materi Hidrolisa Pati pada: Hari : Tanggal : Semarang, Mengetahui, Asisten Pembimbing Ihdina Sulistianingtias NIM 21030113140124

Upload: evan-eduard

Post on 11-Jul-2016

46 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

starch hydrolysis

TRANSCRIPT

Page 1: Hidrolisa Pati

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan resmi berjudul Hidrolisa Pati yang disusun oleh :

Kelompok : 23/Kamis

Nama/NIM : Evan Eduard Susanto 21030114120039

Faradilla Driastuti 21030114120033

Mohammad Afandi 21030114120043

Telah diterima dan disetujui oleh Ihdina Sulistianingtias selaku Asisten Laboratorium Proses

Kimia pengampu materi Hidrolisa Pati pada:

Hari :

Tanggal :

Semarang,Mengetahui,

Asisten Pembimbing

Ihdina SulistianingtiasNIM 21030113140124

Page 2: Hidrolisa Pati

INTISARI

Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan banyak

digunakan pada berbagai industri. Hidrolisis dengan asam banyak digunakan dalam

memodifikasi struktur granula pati, dan memproduksi thin boiling starch. Hidrolisis dapat

digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, katalis basa, katalis enzim dan

gabungan alkali dengan air. Secara umum hidrolisis oleh asam mengikuti reaksi orde satu,

mengikuti persamaan Arrhenius. Dalam praktikum hidrolisis pati ini bertujuan untuk

mempelajari pengaruh variabel terhadap reaksi hidrolisis pati dan menghitung konstanta

kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh variabel terhadap konstanta kecepatan reaksi.

Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang berikatan

melalui ikatan oksigen. Pati asli pada umumnya memiliki struktur granular, tidak larut air, dan

dalam bentuk ini digunakan hanya dalam beberapa aplikasi spesifik yang terbatas. Hidrolisis

merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa. Amilosa merupakan

homogililikan D-glukosa dengan ikatan α-(1,4) dari struktur cincin piranca yang membentuk

rantai lurus. Amilopektin mempunyai ikatan α-(1,4) pada rantai lurusnya, serta ikatan β-(1,6)

pada titik percabangannya. Secara umum hidrolisis oleh asam mengikuti reaksi orde satu,

karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan.

Pada percobaan ini, pertama kita menghitung densitas pati, mengitung densitas katalis,

membuat glukosa standar. Kemudian standarisasi larutan fehling dengan titran glukosa

standar, penentuan kadar pati awal. Kemudian hidrolisis pati setiap waktu 0 menit, 5 menit, 10

menit, 15 menit, 20 menit.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konversi dan konstanta laju reaksi pada

variabel 1 T=65°C lebih besar daripada variabel 2 T=55°C. Hal ini dikarenakan reaksi

hidrolisa merupakan reaksi endotermis sehingga memerlukan panas untuk dapat bereaksi dan

semakin tinggi suhu maka konstanta kecepatan reaksinya semakin cepat karena sesuai

persamaan Arhenius k=Ae-E/RT.

Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah semakin tinggi suhu, maka

konversi pati menjadi glukosa pun semakin besar dan semakin tinggi suhu, maka kecepatan

reaksinya semakin cepat. Saran untuk percobaan ini yaitu ketika melakukan reaksi hidrolisa

pati menggunakan waktu yang optimum, menggunakan jenis tepung terigu untuk dihidrolisa

karena menghasilkan konversi glukosa yang lebih besar, menggunakan heater yang baik agar

suhu optimum dapat terjaga, perlu dilakukan percobaan lebih lanjut tentang variabel berubah

yang lain pada reaksi hidrolisa pati agar dihasilkan konversi glukosa yang maksimal.

Page 3: Hidrolisa Pati

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

taufik dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan tugas laporan

resmi ini, yang ditujukan sebagai tugas dari mata kuliah Praktikum Proses Kimia. Laporan

Resmi ini dibuat berdasarkan hasil percobaan serta laporan percobaan dari penyusun, yakni

percobaan Hidrolisa Pati kelompok 23 Kamis.

Selain bertujuan sebagai tugas mata kuliah praktikum, penyusunan laporan resmi ini

dibuat untuk menambah referensi pembaca untuk melakukan percobaan Hidrolisa Pati.

Penyusun menyadari bahwa bimbingan dari semua pihak, membuat penyusunan laporan resmi

ini berjalan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Dosen Pengampu Laboratorium Proses Kimia

2. Segenap Asisten Laboratorium selaku pengampu materi praktikum

3. Masing-masing orang tua dari anggota kelompok 23 Kamis

4. Teman-Teman angkatan 2014 Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro

Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan resmi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penyusun dengan lapang dada menerima kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun

demi kesempurnaan penyusunan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga

laporan resmi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Semarang,Penyusun

Page 4: Hidrolisa Pati

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .............................................................................................. ii

Intisari ..................................................................................................................... iii

Kata Pengantar......................................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................................. v

Daftar Tabel............................................................................................................ vi

Daftar Gambar ........................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Tujuan Pratikum ............................................................................... 1

1.3 Manfaat Pratikum ............................................................................. 1

BAB II Tinjaun Pustaka ........................................................................................ 2

BAB III Metode Pratikum

3.1 Rancangan Pratikum......................................................................... 5

3.1.1. Skema Rancangan Percobaan................................................ 5

3.1.2. Variabel Operasi.................................................................... 5

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ..................................................... 5

3.3 Gambar Rangakain Alat .................................................................. 5

3.4 Prosdur Pratikum.............................................................................. 6

BAB IV Hasil Percobaan dan Pembahasan

4.1 Hasil Percobaan ............................................................................... 8

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 8

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 11

5.2 Saran ................................................................................................ 11

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 12

Lampiran

A. Laporan Sementara……....…..………………………………….................. A-1

B. Lembar Perhitungan ..................................................................................... A-2

C. Referensi.......................................................................................................... A-3

D. Lembar Asistensi............................................................................................ A-4

Page 5: Hidrolisa Pati

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Variabel 1 Pada T=65°C .............................................. 8

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Variabel 2 Pada T=55°C .............................................. 8

Page 6: Hidrolisa Pati

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Rangkaian alat hidrolisis ................................................................... 5

Gambar 4.1 Pengaruh variabel suhu terhadap konversi ........................................ 8

Gambar 4.2 Pengaruh variabel suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi ........... 9

Page 7: Hidrolisa Pati

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pati dan juga produk turunannya merupakan bahan yang multiguna dan banyak

digunakan pada berbagai industri antara lain pada minuman, makanan yang diproses,

kertas, makanan ternak, farmasi dan bahan kimia serta industri nonpangan seperti tekstil,

detergent, kemasan dan sebagainya. Dalam industri makanan pembentuk gel dan

encapsulating agent. Dalam industri kertas digunakan sebagai zat aadtive seperti wet-end

untuk surface size dan coating binder, bahan perekat, dan glass fiber sizing. (Chiu &

Solarek, 2009).

Berbagai varian pati didasarkan pada perbedaan struktural, kandungan amilosa,

amilopektin, protein dan lipid. Secara umum kandungan pati yang utama yaitu polimer

anhidroglukosa meliputi amilosa dan amilopektin, keduanya diikat dengan ikatan α(1,4)

dalam segmen linear; serta ikatan α(1,6) di titik percabangan. Amilopektin merupakan

kandungan utama pati, berkisar 70-80% dan berpengaruh pada physiochemical serta cita

rasa pati (Dona, Pages, & Kuchel, 2010)

Pada reaksi hidrolisa biasanya dilakukan dengan menggunakan katalisator asam

seperti HCl (asam klorida). Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati. Di

indonesia banyak dijumpai tanaman yang menghasilkan pati. Tanaman-tanaman itu seperti

seperti padi, jagung, ketela pohon, umbi-umbian, aren dan sebagainya.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mempelajari pengaruh variable terhadap reaksi hidrolisa pati.

2. Menghitung konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh variable terhadap

konstanta kecepatan reaksi.

1.3 Manfaat Percobaan

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh variable terhadap reaksi hidrolisa pati.

2. Mahasiswa dapat menghitung konstanta kecepatan reaksi dan menganalisa pengaruh

variable terhadap konstanta kecepatan reaksi.

Page 8: Hidrolisa Pati

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pati

Pati termasuk dalam polisakaridayang merupakan polimer glukosa, yang terdiri atas

amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan bagian polimer linier dengan ikatan α-(1,4)

unit glukosa yang meruapakan rantai linear . Derajat polimerisasi (DP) amilosa berkisar

antara 500−6.000 unit glukosa, bergantung pada sumbernya. Adapun amilopektin

merupakan polimer α-(1,4) unit glukosa dengan rantai samping α-(1,6) unit glukosa.

Ikatan α-(1,6) unit glukosa ini jumlahnya sangat sedikit dalam suatu molekul pati,

berkisar antara 4−5%. Namun, jumlah molekul dengan rantai cabang, yaitu amilopektin,

sangat banyak dengan DP berkisar antara 105 dan 3x106 unit glukosa dan merupakan

komponen utama yang dapat mempengaruhi physiochemical dan cita rasa dari pati.

2.2 Hidrolisa Pati

Hidrolisa merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa.

Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi

hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, hidrolisis gabungan alkali

dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Sedangkan berdaasarkan fase reaksi yang

terjadi diklasifikasikan menjadi hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.

Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi ini adalah

orde satu, karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat

diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat dilakukan menggunakan katalisator H+ yang dapat

diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut :

(C6H10O5)x + H2O x C6H12O6

Berdasarkan teori kecepatan reaksi :

-ra = k. C pati. C air ...(1)

karena volume air cukup besar, maka dapat dianggap konsentrasi air selama

perubahan reaksi sama dengan k’, dengan besarnya k’ :

k’ = k . Cair ...(2)

sehingga persamaan 1 dapat ditulis sebagai berikut -rA = k’. C pati dari persamaan

kecepatan reaksi ini, reaksi hidroisis merupakan reaksi orde satu. Jika harga –rA =

dCA/dt maka persamaan 2 menjadi :

...(3)

...(4)

Page 9: Hidrolisa Pati

Apabila CA = CA0 (1-xA) dan diselesaikan dengan integral dan batas kondisi t1, CA0

dan t2 : CA akan diperoleh persamaan :

…(5)

…(6)

…(7)

Dimana xA = konversi reaksi setelah satu detik.

Persamaan 7 dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan regresi y = mx

+ c, dengan dan x = t2.

2. 3 Modifikasi Pati

Pati asli pada umumnya memiliki struktur granular, tidak larut air, dan dalam bentuk

ini digunakan hanya dalam beberapa aplikasi spesifik yang terbatas. Modifikasi adalah pati

yang gugus hidroksinya telah mengalami perubahan. Pati memiliki sifat tidak dapat

digunakan secara langsung dan oleh karena itu harus dimodifikasi secara kimia atau fisik

untuk meningkatkan sifat positif dan mengurangi sifat yang tidak diinginkan. Pati biasanya

digunakn untuk produk makanan, bahan perekat dan glass fiber sizing. Selain itu juga

ditambahkan dalam plastik unutk mempercepat proses degradasi. Modifikasi secra kimia

umunya meliputi esterifikasi, etherifikasi, hidrolisis, oksidasi dan cross-linking (Chiu &

Solarek, 2009). Pati yang telah termodifikasiakan mengalami perubahan sifat yang dapat

disesuaikan untuk keperluan-keperluan tertentu. Akan tetapi sama seperti pati alami, pati

termodifikasi bersifat tidak larut dalam air dingin (Koswara, 2009).

2.4 Variabel yang Berpengaruh

Variabel - variabel yang berpengaruh dalam reaksi hidrolisa pati meliputi

1. Katalisator

Hampir sama semua reaksi hidrolisa membutuhkan katalisator untuk mempercepat

jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam karena

kinerjanya lebih cepat. Asam yang dipakai beraneka jenisnya mulai dari HCl (Agra dkk,

1973; Stout & Rydberg Jr, 1939), H2SO4 sampai HNO3. Yang mempengaruhi

kecapatan reaksi adalah konsentrasi ion H+, bukan jenis asamnya. Meskipun demikian,

didalam industri umumnya diakai asam klorida (HCl). Pemilihan ini didasarkan atas sifat

garam yang terbentuk pada penetralan tidak menimbulkan gangguan apa-apa selain rasa

asin jika konsentrasinya tinggi. Oleh karena itu, konsentrasi asam dalam air penghidrolisa

ditekan sekecil mungkin. Umumnya dipergunakan larutan asam yang mempunya

konsentrasi asam yang lebih tinggi daripada pembuatan sirup. Hidrolisa pada tekanan 1

atm memerlukan asam yang jauh lebih pekat.

Page 10: Hidrolisa Pati

2. Suhu dan Tekanan

Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi mengikuti persamaan Arrhenius, dimana

semakin tinggi suhu maka semakin cepat laju reaksinya. Untuk mencapai konversi

tertentu, diperlukan waktu sekitar 3 jam untuk menghidrolisa pati ketela rambat pada suhu

100 °C. Tetapi jika suhunya dinaikkan hingga 135 °C, konversi yang sama dapat dicapai

dalam waktu 40 menit (Agra dkk, 1973). Hidrolisis pati gandum dan jagung dengan

katalisator H2SO4 memerlukan suhu 160°C. Karena panas reaksi mendekati nol dan

reaksi berjalan dalam fase cair maka suhu dan tekanan tidak banyak mempengaruhi

keseimbangan.

3. Pencampuran (pengadukan)

Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-baiknya perlu adanya

pencampuran. Untuk proses Batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan pengaduk atau

alat pengocok (Agra dkk, 1973). Apabila prosesnya berupa proses alir (kontinyu), maka

pecampuran dilakukan dengan cara mengatur aliran didalam reaktor supaya terbentuk

olakan.

4. Perbandingan zat pereaksi

Jika salah satu zat pereaksi dibuat berlebihan jumlahnya maka keseimbanga n dapat

bergeser kearah kanan dengan baik. Oleh karena itu, suspensi pati yang kadarnya rendah

memberi hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang kadarnya tinggi. Bila kadar

suspensi pati diturunkan dari 40% menjadi 20% atau 1% maka konversi akan bertambah

dari 80% menjadi 87 atau 99 % (Groggis, 1958). Pada permukaan, kadar suspensi pati

yang tinggi sehingga molekul-molekul zat pereaksi akan sulit bergerak. Untuk

menghasilkan glukosa biasanya dipergunakan suspensi pati sekitar 20%.

Page 11: Hidrolisa Pati

BAB III

METODE PRATIKUM

3.1. Rancangan Pratikum

3.1.1 Variabel Operasi

1. Volum basis 425 ml

2. Katalis HCl 0,05 N

3. Var 1 pada T=65°C

4. Var 2 padaa T=55°C

5. Perbandingan Volum pati vs

aquades = 1:16

3.2 Bahan dan Alat yang digunakan

3.2.1 Bahan

1. Glukosa anhidrit

2. Tepung Terigu

3. NaOH

4. HCl/H2SO4

5. Indikator MB

6. Fehling A

7. Fehling B

8. Aquades

3.2.2 Alat

1. Gelas ukur

2. Termometer

3. Erlenmeyer

4. Statif dan klem

5. Buret

6. Labu leher tiga

7. Labu takar

3.3. Gambar Alat Utama

Keteranga :

1. Magnetic stirer + heater

2. Waterbath

3. Labu leher tiga

4. Termometer

5. Pendingin balik

6. Klem

7. Statif

Gambar 3.1. Rangkaian alat hidrolisis

Page 12: Hidrolisa Pati

III.3. Prosedur percobaan

1. Persiapan awal

a. Menghitung densitas pati

Ke dalam gelas ukur, 5 ml aquades dimasukkan 1 gram pati, catat penambahan

volume.

b. Menghitung densitas HCl

Timbang berat picnometer kosong (m1), masukkan HCl ke dalam picnometer

yang telah diketahui volumenya (v), timbang beratnya (m2), hitung densitas

HCl

c. Membuat glukosa standar

Glukosa anhidrit sebanyak 2 gram dilarutkan dalam 1000 ml aquades.

2. Penentuan kadar pati

a. Standarisasi larutan fehling

5 ml Fehling A + 5 ml Fehling B + 15 ml glukosa standar, dipanaskan sampai

mendidih. Setelah mendidih ditambahkan 3 tetes MB, kemudian larutan dititrasi

dengan glukosa standard hingga warna berubah menjadi merah bata. Catat

volume titran (F) yang diperlukan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan

mendidih (diatas kompor).

b. Penentuan kadar pati awal

Untuk variabel 1, sebanyak gram pati, ml katalis HCl dan ml aquadest

dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan hingga suhu 90oC, selama

1 jam. Setelah itu larutan didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500

ml lalu diambil 20 ml dan dinetralkan dengan NaOH (PH = 7). Larutan diambil

5 ml diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Ke dalam Erlenmeyer

dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa

standard, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Lalu ditambahkan 3 tetes

indikator MB. Kemudian larutan dititrasi dengan glukosa standard sehingga

berubah warna menjadi warna merah bata. Catat volum titran yang dibutuhkan

(M). Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih

diatas kompor. Lakukan hal yang sama untuk variabel lain

c. Hidrolisa pati

Sebanyak gram pati, ml katalis HCl dan ml aquadest dimasukkan ke dalam labu

leher tiga dan dipanaskan hingga suhu 90oC, anggap sebagai t0 diambil sampel

sebanyak 20 ml. Kemudian sampel dinetralkan dengan NaOH (PH = 7). Larutan

diambil 5 ml diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kedalam Erlenmeyer

Page 13: Hidrolisa Pati

dimasukkan 5 ml larutan +5 ml Fehling A + 5 ml fehling B + 15 ml glukosa

standard, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Lalu ditambahkan3 tetes

indikator MB.Kemudian larutan dititrasi dengan glukosa standard sehingga

berubah warna menjadi warna merah bata. Catat V titran yang dibutuhkan

(M). Yang perlu diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih

diatas kompor. Pengambilan sampel dilakukan setiap selang waktu 5 menit

sebanyak 5 kali yaitu 20 menit. (t0=menit ke-0 ,t1=menit ke-5, t2=menit ke-10,

t3=menit ke-15, t4=menit ke-20). Lakukan hal yang sama untuk variabel 2

Rumus penentuan kadar pati awal =

Dimana N = 0,002 gr/ml

W = berat pati

Perhitungan kebutuhan reagen a)

Menghitung kebutuhan HCl

Dimana :

kadar HCl = 0,25 untuk 25%

0,37 untuk 37%

grek HCl = 1

b) Menghitung kebutuhan pati

Dimana :

Prosedur titrasi

5 ml fehling A + 5 ml fehling B + 5 ml glukosa standar

(jika ada hasil hidrolisa, prosedur diatas ditambah 5 ml sampel hasil hidrolisa)

↓Dipanaskan sampai mendidih

↓100 detik dari mendidih ditambah 3 tetes indikator MB

Page 14: Hidrolisa Pati

2 menit kemudian dititrasi dengan glukosa standar, catat volume titran (titrasi dijalankan

maks 1menit)

Catatan : titrasi dilakukan di atas kompor dalam keadaan mendidih

Page 15: Hidrolisa Pati

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Pecobaan

4.1 Tabel Hasil Percobaan Variabel 1 Pada T=65°C

t ( menit) XA -ln(1-XA)0 0,386 0,4885 0,405 0,52010 0,425 0,55315 0,773 1,48220 1,082 -

k = 0,0603menit-1

4.2 Tabel Hasil Percobaan Variabel 2 Pada T=55°C

t ( menit) XA -ln(1-XA)0 0,212 0,2385 0,425 0,55310 0,467 0,62915 0,531 0,75720 1,105 -

k = 0,0327 menit-1

4. 2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Suhu terhadap Konversi Hidrolisa Pati

Gambar 4.1 Pengaruh variabel suhu terhadap konversi

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu hidrolisa, maka

konversi pati menjadi glukosa pun semakin besar baik itu pada suhu 65°C maupun

suhu 55°C. Selain itu pada Gambar 4.1 berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa

semakin tinggi suhu reaksi, makin cepat pula jalannya reaksi. Kadar glukosa tertinggi

dicapai pada saat proses hidrolis dilakukan dengan suhu operasi 65°C. Hal ini

dikarenakan reaksi hidrolisa merupakan reaksi endotermis sehingga memerlukan

0 5 10 15 20 250

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

T=65°C

T=55°C

Waktu (menit)

Konv

ersi

(XA)

Page 16: Hidrolisa Pati

panas untuk dapat bereaksi. Tetapi, jika suhu terlalu tinggi, maka katalis (HCl) akan

menguap yang mengakibatkan melambatnya reaksi hidrolisa tersebut yang juga akan

berakibat pada konsentrasi glukosa yang diperoleh. Pada penelitian Gusmawarni dkk.

(2009) hidrolisa optimum pada suhu 120 oC, hal ini dimungkinkan sebab bahan yang

dipakai adalah tepung terigu yang tergolong lignoselulosa dengan kandungan lignin

dan hemiselulosa cukup tinggi. Untuk mengkonversi lignoselulosa menjadi glukosa

diperlukan proses penghilangan lignin (delignifikasi) sehingga akan diperoleh

senyawa selulosa. Hasil penelitian juga menunjukkan bertambahnya waktu reaksi

mengakibatkan glukosa yang terbentuk semakin banyak. Kondisi ini terjadi pada

semua perlakuan variasi suhu, hal ini sesuai dengan dasar teori (Supranto, 1998).

Namun bila diamati kenaikan glukosa yang terbentuk pada menit 180 cenderung

mulai konstan. Hal ini menunjukkan reaktan sudah hampir terkonversi semua

menjadi glukosa.

4.2.2.Pengaruh Suhu terhadap nilai konstanta kecepatan laju reaksi (k)

Gambar 4.2 Pengaruh variabel suhu terhadap nilai k

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pada suhu 65°C konstanta kecepatan

reaksinya lebih besar dari konstanta kecepatan reaksi pada suhu 55°C, hal ini sesuai

dengan persamaan Arhenius k=A.e-E/RT, yaitu semakin tingi suhu reaksi maka

kecepatan reaksinya semakin cepat. Tetapi jika suhu terlalu tinggi hasilnya juga

banyak yang rusak sehingga hasilnya berkurang (Enny, 2010)

4.2.3 Cara Mendapatkan Pati dari Singkong

Pati adalah salah satu substansi penting di dunia yang dapat diperbaharui dan

merupakan sumber daya yang tidak terbatas. Pati dihasilkan dari biji – bijian atau

umbi akar. Sebagian besar dari Pati digunakan sebagai bahan pangan namun dengan

berbagai proses fisika, kimia dan biologi dapat dikonversi menjadi beragam produk

lain. Saat ini Pati digunakan sebagai bahan pangan, kertas, tekstil, perekat, minuman,

farmasi dan bahan bangunan.

0 5 10 15 20 250

0.20.40.60.8

11.21.41.6

T=65°CT=55°C

Waktu (menit)

-ln (1

-XA)

Page 17: Hidrolisa Pati

a) Pati Murni ( Native Starch )

Pati murni diproduksi melalui proses pemisahan secara alamiah tanpa

penambahan zat ataupun kimiawi lain. Pati murni dapat digunakan secara

langsung dalam memproduksi beberapa jenis makanan seperti Mi.

b) Pati yang telah dimodifikasi ( Modified Starch )

Agar dapat digunakan untuk kebutuhan industri Pati Murni tadi diproses kembali

mulai dari merubah pola granula sampai merubah bentuk dan komposisi dari

amilase dan molekul amilopectin, merubah temperatur pasta, rasio kekentalan,

ketahanan terhadap asam, panas dan atau agitasi mekanik hingga sifat ion.

Modifikasi tersebut bertujuan untuk memenuhi standar tertentu agar sesuai dengan

karakteristik yang dibutuhkan industri.

Page 18: Hidrolisa Pati

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Semakin tinggi suhu, maka konversi pati menjadi glukosa pun semakin besar.

2. Semakin tinggi suhu, maka kecepatan reaksinya semakin cepat.

5.2. Saran

1. Ketika melakukan reaksi hidrolisa pati menggunakan waktu yang optimum.

2. Menggunakan jenis tepung terigu untuk dihidrolisa karena menghasilkan konversi

glukosa yang lebih besar.

3. Menggunakan heater yang baik agar suhu optimum dapat terjaga.

4. Perlu dilakukan percobaan lebih lanjut tentang variabel berubah yang lain pada

reaksi hidrolisa pati agar dihasilkan konversi glukosa yang maksimal.

Page 19: Hidrolisa Pati

DAFTAR PUSTAKA

Abu Khalaf, A.M., “Chemical Engineering Education”, 28 (1), 48. 1994

Bej, Barnali, RK Basu and S N Ash.2008.Journal of Scientific & Indusrtial Research “Kinetic

studies on acid catalysed hydrolysis of starch”.Departement of Chemical

Engineering.University of Calcutta.

Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., “Applied Mathematics in Chemical

Engineering” 2nd end.,Mc. Graw Hill Book Ltd. 1987, New York

Chiu, C.-w., & Solarek, D. 2009. Modification of starch. Starch: Chemistry and Technology,

Third Edition ISBN: 978-0-12-746275-2.

Dona, A. C., Pages, G., & Kuchel, P. W. 2010. Digestion of starch:In vivo andin vitro kinetic

models used to characterise. Carbohydrate Polymers 80 (2010) 599–617.

Hill, G.C., “An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor Design”. 1nd ed,

John Willey, New York, N.Y, 1977

Jacobs, H. and J.A. Delcour. 1998. Hydrothermal modifications of granular starch, with

retention of the granular structure: a review. J. Agric. Food Chem. 46(8): 2895−2905.

Koswara, S. 2009. Teknologi Modifikasi Pati. ebookpangan.com.

Levenspiel. O., “Chemical Reaction Engineering” 2nd ed, Mc. Graw Hill Book Kogakusha

Ltd, Tokyo, 1970

Wei, Benzi., et al. 2013. Effect on pHs on Dispersity of Maize Starch Nanocrystals in

Aqueous Medium. The State Key Laboratory of Food Science and Technology. China.