selasa - 5 - hidrolisa pati

25
Hidrolisa Pati BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Gula merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, selama ini kebutuhan gula dipenuhi oleh industri gula (penggilingan tebu). Industri kecil se merah, gula aren. Gula dapat berupa glukosa, sukrosa, fruktosa, sakrosa. Gukosa dapat digunakan sebagai pemanis dalam makanan, minuman, dan es krim. Glukosa dibuat dengan jalan fermentasi dan hidrolisa. Pada hidrolisa biasanya menggunakan katalisator asam seperti HCl, asa Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati. Di Indonesia dijumpai tanaman yang menghasilkan pati. Tanaman-tanaman itu seperti pa jagung, ketela pohon, umbi-umbian, aren, dan sebagainya. I. 2. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari pengaruh variabel % suspensi terhadap reaksi hidrolisa 2. Menghitung konstanta laju reaksi dan pengaruh variabel % susp terhadap konstanta kecepatan reaksi. I. 3. Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh variabel % suspensi terhada reaksi hidrolisa. 2. Mahasiswa dapat menghitung konstanta lajureaksi dan pengaruh variabel % suspensi terhadap konstanta kecepatan reaksi. Laboratorium Proses Kimia 1

Upload: astriprobowati

Post on 21-Jul-2015

309 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hidrolisa Pati

BAB I PENDAHULUAN

I. 1.

Latar Belakang Gula merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, selama ini kebutuhan gula dipenuhi oleh industri gula (penggilingan tebu). Industri kecil seperti gula merah, gula aren. Gula dapat berupa glukosa, sukrosa, fruktosa, sakrosa. Gukosa dapat digunakan sebagai pemanis dalam makanan, minuman, dan es krim. Glukosa dibuat dengan jalan fermentasi dan hidrolisa. Pada proses hidrolisa biasanya menggunakan katalisator asam seperti HCl, asam sulfat. Bahan yang digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati. Di Indonesia banyak dijumpai tanaman yang menghasilkan pati. Tanaman-tanaman itu seperti padi, jagung, ketela pohon, umbi-umbian, aren, dan sebagainya.

I. 2.

Tujuan Percobaan 1. Mempelajari pengaruh variabel % suspensi terhadap reaksi hidrolisa. 2. Menghitung konstanta laju reaksi dan pengaruh variabel % suspensi terhadap konstanta kecepatan reaksi.

I. 3.

Manfaat Percobaan 1. Mahasiswa dapat mempelajari pengaruh variabel % suspensi terhadap reaksi hidrolisa. 2. Mahasiswa dapat menghitung konstanta laju reaksi dan pengaruh variabel % suspensi terhadap konstanta kecepatan reaksi.

Laboratorium Proses Kimia

1

Hidrolisa Pati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil / OH oleh suatu senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Sedangkan berdasarkan fase reaksi yang terjadi diklasifikasikan menjadi hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap. Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi ini adalah orde satu karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat menggunakan katalisator ion H+ yang dapat diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut: (C6H10O5)x + x H2O xC6H12O6 Berdasarkan teori kecepatan reaksi: -rA = k Cpati Cair ..(1) karena volume air cukup besar, maka dapat dianggap konsentrasi air selama perubahan reaksi sama dengan k, dengan besarnya k : k = k Cair ..(2) sehingga persamaan 51 dapat ditulis sebagai berikut -rA = k Cpati . Dari persamaan kecepatan reaksi ini, reaksi hidrolisis merupakan reaksi orde satu. Jika harga -rA = mmenjadi akan persamaan (2) menjadi: = k CA ..(3)

Apabila CA = CAo (1- XA) dan diselesaikan dengan integral dan batas kondisi t1 ; CAo dan t2 ; CA akan diperoleh persamaan :

=

Laboratorium Proses Kimia

2

Hidrolisa Pati

ln ln

= k (t2 t1) = k (t2 t1) ..(4)

Dimana XA= konversi reaksi setelah t detik. Persamaan 59 dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan regresi y = mx +c, dengan y = ln 1/(1- XA) dan x = t2. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap reaksi hidrolisa : 1. Katalisator Hampir semua reaksi hidrolisa memerlukan katalisator untuk mempercepat jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam sebagai katalisator, karena kerjanya lebih cepat. Asam yang dipakai beraneka ragam mulai dari asam klorida (Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939), Asam sulfat sampai asam nitrat. Yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi adalah konsentrasi ion H, bukan jenis asamnya. Meskipun demikian di dalam industri umumnya dipakai asam klorida. Pemilihan ini didasarkan atas sifat garam yang terbentuk pada penetralan gangguan apa-apa selain rasa asin jika konsentrasinya tinggi. Karena itu konsentrasi asa dalam air penghidrolisa ditekan sekecil mungkin. Umumnya dipergunkan larutan asam yang mempunyai konsentrasi asam lebih tinggi daripada pembuatan sirup. Hidrolisa pada tekanan 1 atm memerlukan asam yang jauh lebih pekat. 2. Suhu dan tekanan Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi mengikuti persamaan

Arhenius.makin tinggi suhu, makin cepat jalannya reaksi. Untuk mencapai konversi tertentu diperlukan waktu sekitar 3 jam untuk menghidrolisa pati ketela rambat pada suhu 100C. tetapi kalau suhunya dinaikkan sampai suhu 135C, konversi yang sebesar itu dapat dicapai dalam 40 menit (Agra dkk,1973). Hidrolisis pati gandum dan jagung dengan katalisator asam sulfat memerlukan suhu 160C. karena panas reaksi hampir mendekati nol dan reaksi berjalan dalam fase cair maka suhu dan tekanan tidak banyak mempengaruhi keseimbangan. 3. Pencampuran (pengadukan)

Laboratorium Proses Kimia

3

Hidrolisa Pati

Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-baiknya, maka perlu adanya pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk,1973). Apabila prosesnya berupa proses alir (kontinyu), maka pencampuran dilakukan dengan cara mengatur aliran di dalam reaktor supaya berbentuk olakan. 4. Perbandingan zat pereaksi Kalau salah satu zat pereaksi berlebihan jumlahnya maka keseimbangan dapat menggeser ke sebelah kanan dengan baik. Oleh karena itu suspensi pati yang kadarnya rendah memberi hasil yang lebih baik dibandingkan kadar patinya tinggi. Bila kadar suspensi diturunkan dari 40% menjadi 20% atau 1%, maka konversi akan bertambah dari 80% menjadi 87 atau 99% (Groggins, 1958). Pada permukaan kadar suspensi pati yang tinggi sehingga molekul-molekul zat pereaksi akan sulit bergerak. Untuk menghasilkan pati sekitar 20%. II. 1. Klasifikasi Hidrolisa a) Hidrolisa fase gas Sebagai penghidrolisa adalah air dan reaksi berjalan pada fase uap. b) Hidrolisa fase cair Pada hidrolisa ini, ada 4 tipe hidrolisa, yaitu : Hidrolisa murni Efek dekomposisinya jarang terjadi, tidak semua bahan terhidrolisa. Efektif digunakan pada : o Reaksi Grigrard dimana air digunakan sebagai penghidrolisa. o Hidrolisa bahan-bahan berupa anhidrid asam Laktan dan laktanida. o Hidrolisa senyawa alkyl yang mempunyai komposisi kompleks.

Laboratorium Proses Kimia

4

Hidrolisa Pati

Hidrolisa asam berair Pada umumnya dengan HCl dan H2SO4, dimana banyak digunakan pada industri bahan pangan, misal : o Hidrolisa gluten menjadi monosodium glutamate. o Hidrolisa pati menjadi glukosa. Sedangkan H2SO4 banyak digunakan pada hidrolisa senyawa organik dimana peranan H2SO4 tidak dapat diganti.

Hidrolisa dengan alkali berair Penggunaan konsentrasi alkali yang rendah dalam proses hidrolisa diharapkan ion H+ bertindak sebagai katalisator sedangkan pada konsentrasi tinggi diharapkan dapat bereaksi dengan asam yang terbentuk.

Hidrolisa dengan enzim Senyawa dapat digunakan untuk mengubah suatu bahan menjadi bahan hidrolisa lain. Hidrolisa ini dapat digunakan : o Hidrolisa molase o Beer (pati maltosa/glukosa) dengan enzim amylase

BAB III PELAKSANAAN PERCOBAAN III. 1. Bahan dan Alat Yang Digunakan

Laboratorium Proses Kimia

5

Hidrolisa Pati

Bahan 5. Fehling A 6. NaOH 7. Indikator MB 8. Glukosa anhidrid

1. Aquadest 2. Pati 3. HCl 4. Fehling B Alat 1. Labu leher tiga 2. Pendingin 3. Thermometer 4. Buret 5. Pemanas 6. Magnetic stirrer III. 2. Gambar Alat

7. Statif 8. Klem 9. Erlenmeyer 10. Kompor listrik 11. Waterbath

8

7

2

3

5

11 16

10

1. Labu leher tiga 2. Pendingin 3. Thermometer 4. Buret 5. Pemanas

7. Statif 8. Klem 9. Erlenmeyer 10. Komporlistrik 11. Waterbath

Laboratorium Proses Kimia

6

Hidrolisa Pati

6. Magnetic stirrer III. 3. Variabel Operasi Variabel tetap Glukosa Standar 0.002 N NaOH 0,1 N Suhu operasi : 80C Variabel berubah % suspense : 1 % dan 5 % III. 4. Respon Hasil Uji Metode yang digunakan pada percobaan mengukur harga respon sebagai fungsi kondisi, besaran proses. Respon yang diambil berupa perubahan kadar glukosa sampel. Untuk menentukan besarnya konversi reaksi yang didapat dan untuk menghitung harga konstanta kecepatan reaksi dengan menitrasi sampel yang telah ditambahkan fehling A+B (redoks) III. 5. Prosedur Percobaan 1. Persiapan Awal Menghitung densitas pati Pati 1gr ditambahka 5ml Aquadest, catat penambahan volume

Menghitung densitas HCl

Timbang berat picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis ke dalam picnometer. Timbang beratnya, hitung denstias HCl

Membuat Glukosa Standar (

)

Glukosa anhidrit 2 gr dilarutkan dalam 1000 ml aquadest

Laboratorium Proses Kimia

7

Hidrolisa Pati

Nglukosa = 0.002

2. Penentuan Kadar Pati Awal Standarisasi larutan fehling 5ml fehling A + 5ml fehling B + 15 ml glukosa standar. Panaskan sampai mendidih. 1 menit 40 detik dari mendidih, tambahkan 3 tetes MB, 2 menit dari mendiih, larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah merah bata. Catat kebutuhan titran (F). Yang perhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (di atas kompor), titrasi efektif dilakukan maksimal 1 menit. suhu Penentuan Kadar Pati Awal 940 C selama 1 jam. Setelah itu dinginkan, diencerkan dengan 10 g pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 1N. Larutan dipanaskan pada aquadest sampai 500 ml dan 20 ml dinetralkan. Diambil 5ml, encerkan 100 ml, ambil 5 ml + 5 ml fehling A + 5ml fehling B + 15 ml glukosa standar. Panaskan sampai mendidih , setelah itu tambahkan 3 tetes MB, 2 menit dari mendidih, larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah merah bata. Catat kebutuhan titran (M). Yang perhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (di atas kompor), titrasi efektif dilakukan maksimal 1 menit.

Dimana W = 10 gr 3. Perhitungan Kebutuhan Reagen 4. Menghitung kebutuhan HCl V HCl =

Laboratorium Proses Kimia

8

Hidrolisa Pati

Dimana kadar HCl = 95%, grek= 1 Menghitung kebutuhan pati

Dimana V HCl sudah diketahui,jadi berat HCl dapat dihitung

Sehingga

Dari percobaan diatas dapat dihitung V pati. Jika V pati diperoleh, maka W pati dapat dihitung. Menghitung kebutuhan air

5. Hidrolisa Pati Reagen-reagen yang telah ditentukan sesuai variable dimasukkan dalam labu leher tiga. Pada saat suhu operasi tercapai, ambil sampel saat t ke 0 sebanyak 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, mengambil 20 ml dinetralkan dengan NaOH ,diambil 5ml.Kemudian titrasi (prosedur titrasi sama dengan penentuan kadar pati awal). Pengambilan sampel dilakukan tiap selang waktu 5 menit selama 25 menit.

BAB 1V HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Laboratorium Proses Kimia

9

Hidrolisa Pati

IV. 1. Hasil Percobaan a. Suspensi 1 % t (menit) 0 5 10 15 20 25 k = 0.001 b. Suspensi 5 % t (menit) 0 5 10 15 20 25 M (ml) 4.5 3.5 2 1.8 1.4 1 Xp 0.0254 0.0296 0.036 0.0368 0.0385 0.0398 XA 0.0121 0.0143 0.0173 0.0177 0.0185 0.0191 M (ml) 3 2 1.7 1 1.5 2 Xp 0.158 0.18 0.186 0.201 0.1905 0.18 XA 0.0756 0.086 0.089 0.0962 0.0524 0.086

k = 0.0003

IV. 2. Pembahasan A. Pengaruh Waktu vs Suspensi Suspensi 1 %

Laboratorium Proses Kimia

10

Hidrolisa Pati

Dari grafik terlihat bahwa semakin lama waktu maka konversi yang dihasilkan semakin besar. Hal ini terlihat pada persamaan : -rA = = k CA dC A CACA

= k dt = k dt0 t

C Ao

dC A CA CA

-ln C = k t Ao -lnC A0 (1 X A ) C A0

= kt

-ln (1 XA)= k t 1 XA = ekt XA = 1 - ekt Namun pada t= 20 menit terjadi penurunan konversi yang disebabkan oleh keterlambatan TAT pada saat titrasi Suspensi 5 %

Laboratorium Proses Kimia

11

Hidrolisa Pati

Pada grafik suspensi 5 % terjadi kenaikan seiring dengan pertambahan waktu. Hal ini sesuai dengan persamaan : -rA = = k CA dC A CACA

= k dt = k dt0 t

C Ao

dC A CA CA

-ln C = k t Ao -lnC A0 (1 X A ) C A0

= kt

-ln (1 XA)= k t 1 XA = ekt XA = 1 - ekt Jadi semakin lama waktu maka konversi yang dihasilkan semakin besar.

B. Pengaruh % Suspensi terhadap Konversi

Laboratorium Proses Kimia

12

Hidrolisa Pati

Pada grafik tersebut terlihat bahwa suspense 5% yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan suspense 1%. Hal ini sesuai dengan persamaan : % suspenseXA :

:

Suspensi merupakan jumlah padatan yang ada di dalam larutan, jadi untuk hidrolisa semakin kecil suspense maka glukosa yang dihasilkan semakin banyak. C. Kandunga Tepung Tapioka Tepung tapioka merupakan tepung yang terbuat dari ubi kayu, memiliki kandungan sebagai berikut : Komponen Kalori Air Phospor Karbohidrat Kalsium Vitamin D Protein Kadar 146 kal 62,5 gr 40 mg 34 mg 33 mg 30 mg 1,2 g

Kualitas tapioka sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

Laboratorium Proses Kimia

13

Hidrolisa Pati

1. Warna tepung Tepung tapioka yang baik berwarna putih 2. Kandungan air Tepung harus dijemur sampai kering benar hingga kandungan airnya rendah. 3. Banyaknya serat dan kotoran Usahakan agar banyaknya serat dan kotoran yang digunakan kurang dari 1 tahun. 4. Tingkat kekentalan Usahakan daya rekat tapioka tetap tinggi, untuk ini dihindari air yang berlebih pada proses produksi.

BAB V PENUTUP

Laboratorium Proses Kimia

14

Hidrolisa Pati

V. 1.

Kesimpulan a. Pada suspeni 1 % diperoleh harga k = 0,001 dan pada suspensi 5 % diperoleh harga k = 0,0003 b. Semakin lama waktu maka konversi yang dihasilkan semakin besar. c. Semakin besar % suspensi maka konversi yang dihasilkan semakin kecil. d. Semakin lama waktu, maka konversi akan semakin besar.

V. 2.

Saran a. dilakukan lebih teliti.. b. c. dengan tepat. d. dijaga konstan. Kecepatan pengadukan Suhu operasi dijaga konstan pada saat analisa kadar pati awal agar hasil lebih akurat. Penetralan pH dilakukan Dalam pengamatan titrasi

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Proses Kimia

15

Hidrolisa Pati

Agra, I.B., Wamijati, S., dan Pujianto, B., Hidrolisa Pati Ketela Rambat pada Suhu Lebih dari 100C, Forum Teknik, 3, 115-129 (1973). Agra, I.B., Wamijati, S., Rijadi, R.S., Hidrolisis of Sweet Potato Starch at Atmospheric Pressure, Research Journal, 2, B-series, 35-44 (1969). A.O.A.C., Official Method of Analysis of The A.O.A.C., 11 ed., pp. 539-540, Washington, D.C., 1970. Groggins, P.H., Unit Processes in Organic Synthesis, 5 ed.,pp. 750-783, Mc GrawHill Book Company Inc., New York, 1950. Kerr, R.W., Chemistry and Industry of Starch, 2 ed. Pp. 357-403, Academic Press, Inc., New York, 1950. Woodman, A., Food Analysis, 4 ed., pp.264-265, Mc Graw-Hill Book Company, Inc, New York, 1941.

LEMBAR PERHITUNGAN

Laboratorium Proses Kimia

16

Hidrolisa Pati

1) Perhitungan Densitas Pati pati =m pati v

=

= 1 gr/ml

2) Perhitungan Densitas HCl Berat picnometer kosong = 28,9 gr Berat picnometer + HCl = 84,5 gr HCl =m2 m1 = v

= 1,112 gr/ml

3) Normalitas Glukosa Standart Nglukosa = 2 gr = 0,002 gr/ml 1000 ml

4) Analisa Kadar Glukosa Dalam Pati Standarisasi larutan fehling Frata-rata = 10,5ml F1 = 11ml F2 = 10,4ml F3 = 10,1ml Penentuan kadar pati Menghitung kebutuhan HCl 1 N dalam 100ml VHCl =

N HCl xBM HCl xVlar = HCl xkadarHClx 1000 xgrek N HCl xBM HCl xVlar = HCl xkadarHClx 1000 xgrek500 100 x 5 5 x 0,9

= 13,13 ml

Menghitung kebutuhan HCl 1N dalam 350ml VHCl = = 46 ml

Volume titran glukosa (M) =4,7ml Xpo = ( F M ) xN glukosa x w

Laboratorium Proses Kimia

17

Hidrolisa Pati

= = 2,088 Hidrolisa Pati

x 0,9

-

1% suspensi % suspensi =XpoxW pati w pati xwair xw HCl

= 0,01 = Vpati = 1,7 ml

Xpox pati xv pati ( .v) pati + ( .v) HCl + pati (v lar v pati v HCl )

Wpati = pati x Vpati = 1 gr/ml x 1,7 ml = 1,7 gr Vair = 350 ml 1,7 ml 46 ml = 302,3 ml 5% suspensi % suspensi =XpoxW pati w pati xwair xw HCl

= 0,05 = Vpati = 8,5

Xpox pati xv pati ( .v) pati + ( .v) HCl + pati (v lar v pati v HCl )

Vair = 350 ml 8,5 ml 46 ml = 295,5 ml

Laboratorium Proses Kimia

18

Hidrolisa Pati

Perhitungan Pati Terhidrolisa Xp =( F M ) xN glukosa x w 500 100 x 5 5 x 0,9

XA = Xpo Penentuan Harga Konstanta Laju Reaksi -rA = k CA CA

Xp

= k CA

C Ao

dC A CA CA

= k dt0

t

-ln C = k t + c Ao -lnC A0 (1 X A ) C A0

= kt + c

-ln (1 XA) = k t + c y Variabel I (suspensi 1 %) F = 10,5ml Nglukosa = 0,002 w = 1,7gr Xpo = 2,088 t (menit) 0 5 10 15 M (ml) 3 2 1,7 1 Xp 0,158 0,18 0,186 0,201 XA 0,0756 0,086 0,089 0,0962 - ln (1- XA) 0,0786 0,0899 0,0932 0,1011 =mx+c

Laboratorium Proses Kimia

19

Hidrolisa Pati

20 25

1,5 2

0,1905 0,18

0,0524 0,086

0,0538 0,0899

y = 0,001x + 0,0017 k = 0.001 Variabel II (suspensi 5 %) F = 10,5ml Nglukosa = 0,002 w = 43,81gr Xpo = 2,088 t (menit) 0 5 10 15 20 25 M (ml) 4,5 3,5 2 1,8 1,4 1,1 Xp 0,0254 0,0296 0,036 0,0368 0,0385 0,0398 XA 0,0121 0,0142 0,0172 0,0176 0,0184 0,0191 - ln (1- XA) 0,0121 0,0143 0,0173 0,0177 0,0185 0,0195

y = 0.0003x + 0.013 k = 0,0003

Laboratorium Proses Kimia

20

Hidrolisa Pati

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM PROSESMateri HIDROLISA PATI

Disusun oleh Ratna Sari Triastuti Kelompok / Hari : 5 / Selasa Rekan Kerja : 1. Astri probowati

LABORATORIUM PROSES TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANGI. TUJUAN PERCOBAAN

Laboratorium Proses Kimia

21

Hidrolisa Pati

1. Mempelajari pengaruh variabel suhu terhadap reaksi hidrolisa. 2. Menghitung konstanta laju reaksi dan pengaruh suhu terhadap konstanta kecepatan reaksi. II. VARIABEL PERCOBAAN Variabel tetap Glukosa Standar 0.002 N NaOH 1 N Suhu operasi = 80C III. Variabel berubah Suspensi = 1 % dan 5 % CARA KERJA 1. Persiapan Awal Menghitung densitas pati Pati 1gr ditambahka 5ml Aquadest, catat penambahan volume

Menghitung densitas HCl

Timbang berat picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis ke dalam picnometer. Timbang beratnya, hitung denstias HCl

Membuat Glukosa Standar (

)

Glukosa anhidrit 2 gr dilarutkan dalam 1000 ml aquadest Nglukosa = 0.002 2. Penentuan Kadar Pati Awal Standarisasi larutan fehling 5ml fehling A + 5ml fehling B + 15 ml glukosa standar. Panaskan sampai mendidih. 1 menit 40 detik dari mendidih, tambahkan 2 tetes

Laboratorium Proses Kimia

22

Hidrolisa Pati

MB, 2 menit dari mendiih, larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah merah bata. Catat kebutuhan titran (F). Yang perhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendiih (di atas kompor), titrasi efektif dilakukan maksimal 1 menit. suhu Penentuan Kadar Pati Awal 940 C selama 1 jam. Setelah itu dinginkan, diencerkan dengan 10 g pati dilarutkan dalam 100 ml HCl 1N. Larutan dipanaskan pada aquadest sampai 500 ml dan 20 ml dinetralkan. Diambil 5ml, encerkan 100 ml, ambil 5 ml + 5 ml fehling A + 5ml fehling B + 15 ml glukosa standar. Panaskan sampai mendidih. 1 menit 40 detik dari mendidih, tambahkan 3 tetes MB, 2 menit dari mendidih, larutan dititrasi dengan glukosa standar hingga warna berubah merah bata. Catat kebutuhan titran (M). Yang perhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih (di atas kompor), titrasi efektif dilakukan maksimal 1 menit.

Dimana W = 10 gr 3. Perhitungan Kebutuhan Reagen Menghitung kebutuhan HCl V HCl = Dimana kadar HCl = 95%, grek= 1 Menghitung kebutuhan pati

Dimana

Laboratorium Proses Kimia

23

Hidrolisa Pati

V HCl sudah diketahui,jadi berat HCl dapat dihitung

Sehingga

Dari percobaan diatas dapat dihitung V pati. Jika V pati diperoleh, maka W pati dapat dihitung. Menghitung kebutuhan air

4. Hidrolisa Pati Reagen-reagen yang telah ditentukan sesuai variable dimasukkan dalam labu leher tiga. Pada saat suhu operasi tercapai, ambil sampel saat t ke 0 sebanyak 5 ml, diencerkan sampai 100 ml, dinetralkan, diambil 5ml.Kemudian titrasi (prosedur titrasi sama dengan penentuan kadar pati awal). Pengambilan sampel dilakukan tiap selang waktu 5 menit selama 25 menit. IV. HASIL PERCOBAAN Suspensi 1 % t (menit) 0 5 10 15 20 25 k = 0,001 Suspensi 5 % t (menit) 0 5 10 15 20 25 Laboratorium Proses Kimia M (ml) 4,5 3,5 2 1,8 1,4 1,1 Xp 0,0254 0,0296 0,036 0,0368 0,0385 0,0398 XA 0,0121 0,0142 0,0172 0,0176 0,0184 0,0191 24 M (ml) 3 2 1,7 1 1,5 2 Xp 0,158 0,18 0,186 0,201 0,1905 0,18 XA 0,0756 0,086 0,089 0,0962 0,0524 0,086

Hidrolisa Pati

Mengetahui, Asisten

Praktikan

(

) KOREKSI :

(

)

Lembar pengesahan, daftar isi, daftar gambar/grafik, daftar tabel belum ada. BAB II : (x-1) diganti x BAB III : Alat yang digunakan disesuaikan dengan alat-alat pada Gambar Alat. Menghitung kebutuhan HCl: 5 M diganti BM, kadar HCl = 25% BAB IV : Kualitas tapioka (1-4) dirapikan,ga usah pake tanda titik dua ( : ), langsung taruh bawahnya aja. Misal: 1. Warna tepung Tepung tapioka yang baik berwarna putih

Laboratorium Proses Kimia

25