hfe 4
TRANSCRIPT
Human Factors & Ergonomics
4th
Tujuan
Memahami prinsip-prinsip dasar perancangan ergonomis
Desain yang ergonomisSesuai untuk pengguna
Mudah digunakan
Meningkatkan kenyamanan
Meningkatkan performa
Meningkatkan kesehatan & keselamatan
Perancangan
Areal kerja (stasiun kerja, interior mobil, dll)
Peralatan kerja (mesin, perkakas, dll)
Produk-produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dll)
Lingkungan kerja fisik
1. Sikap dan posisi kerjaMengurangi frekuensi & durasi sikap kerja membungkukMengatur posisi kerja dalam jarak jangkauan normal Menghindari sikap kepala, leher, dada atau kaki miringMenghindari sikap telentang, tengkurapMengurangi frekuensi & durasi posisi tangan atau lengan berada dalam posisi di atas level siku yang normal
Pertimbangan ergonomis dalam perancangan stasiun kerja
2. Antropometri dan dimensi ruang kerjaKesesuaian dengan ukuran tubuh
Jarak jangkauan yang bisa dilakukan
Batasan-batasan ruang yang cukup memberikan keleluasaan gerak
Kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi
3. Efisiensi ekonomi gerakan dan pengaturan fasilitas kerjaMengatur tata letak fasilitas kerja
Merancang fasilitas kerja sesuai data antropometri
A person’s working posture is a result of the requirements of the task, the design of the workspace and personal characteristics such as body size and shape and eyesight. Consideration of all three components is needed in posture analysis and workspace design(Bridger, 2003)
The postural triangle
Factors that influence working posture (Bridger, 2003)
Posisi kerja duduk
Keuntungan:Pembebanan pada kaki
Lebih stabil
Pemakaian energi dan keperluan untuksirkulasi darah dapat dikurangi
Kerugian:Sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung sehingga cepat lelah
(Darlis dkk, 2009)
Pekerjaan dengan posisi duduk:Pekerjaan yang memerlukan ketelitian menggunakan kakiPekerjaan utama adalah menulis ataumemerlukan ketelitian pada tanganTidak diperlukan tenaga dorong yang besarObjek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerjaDiperlukan tingkat kestabilan tubuh yangtinggiPekerjaan dilakukan pada waktu yang lamaSeluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih dalam jangkauan dengan posisi duduk
Tumpuan tubuh saat duduk(Panero & Zelnik dalam Wardani, 2003)
How would you redesign this workspace to improve the posture?(Bridger, 2003)
Masalah dari sikap kerja dudukPada waktu duduk terjadi perubahan lengkungtulang belakang
Lordosis pada leher dan pinggang berubahsehingga melengkung mengikuti lengkungtulang di bagian punggung
Terjadi peningkatan tekanan pada bagiandepan ruas tulang pinggang, sehingga diskusmenonjol kebelakang
Bentuk tulang punggung dilihat dari sikap duduk(a) Normal(b) Kifosis(c) Lordosis(d) Skoliosis
(Suparto dalam Wardani, 2003)
Sikap kerja dudukBentuk lordosis di bagian pinggang dan kiposis di bagian punggung harus dipertahankan
Badan tegak
Posisi tangan bergantung bebas di samping kanan, siku 90 derajat
Kaki ada ruang bebas dan penyangga kaki
Common anthropometric mismatches in seated work: (A) seat too high, elbowrest too high; (B) desk too high (above elbow height); (C) task distance toogreat (elbow rest prevents access to desk); (D) seat too deep.
(Bridger, 2003)
Tempat duduk yang dipakai harusmemungkinkan untuk dilakukan variasi perubahan posisi
Ukuran tempat duduk disesuaikan dengan dimensi ukuran antropometri pemakainya
Fleksi lutut membentuk sudut 90 derajat dengan telapak kaki bertumpu pada lantai atau injakan kaki
Jika landasan kerja terlalu rendah, tulang belakang akan membungkuk ke depan, jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman
Pedoman untuk mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi duduk:Jika memungkinkan menyediakan meja yangdapat diatur turun dan naik
Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu,dengan lengan bawah mendekati poisisi horizontal atau sedikit menurun (sloping down slightly)
Ketinggian landasan kerja tidak memerlukanfleksi tulang belakang yang berlebihan
Anthropometri pokok yang dibutuhkan untuk desain tempat duduk (Wardani, 2003)
Modern office chair with lumbar and thoracic support (Bridger, 2003)
(Bridger, 2003)
A neutral seated position will minimize strain on the back, shoulders and neck. Chairs and work surfaces should be adjusted so that ankles, knees, hips and elbows should be around 90° to minimize muscle fatigue. Work should be located within a field of view that allows for a neutral head/neck posture. Workstations should be organized so that things used most often are closest to minimize reaching(Beriggan, 2010)
Postur normal manusia oleh karenanyahazard minimal
Bekerja pada posisi berdiri secara regulerdapat juga menyebabkan masalahkesehatan
Pada dasarnya berdiri lebih melelahkan daripada duduk
Posisi kerja berdiri
Advantages of the standing work positionReach is greater in standing than in sitting
Body weight can be used to exert forces
Standing workers require less leg room than seated workers
The legs are very effective at damping vibration
Lumbar disc pressures are lower
It can be maintained with little muscular activity and requires no attention.
Trunk muscle power is twice as large in standing than in semi-standing or sitting.
Pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah
Tempat kerja didesain agar pekerjamemiliki kesempatan memilih berbagaivariasi dari “well balanced working position” , dan berganti- ganti posisidalam variasi itu sesering mungkin
Pekerjaan dengan posisi berdiri:Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian denganmaksud untuk mengurangi pembebanan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5-10 cm di atas tinggi siku berdiri
Selama kerja manual, di mana pekerja seringmemerlukan ruangan untuk peralatan, material dan container dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri
Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanandengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri
(Wardani, 2003)
A neutral standing posture will minimize strain on the back, shoulders and neck. Proper work surface heights, depending on type of work, are required to minimize the risk of prolonged awkward postures. A foot rest will decrease loading on the lower back and allow for changes in standing posture (Beriggan, 2010)
Kombinasi desain stasiun kerja untuk posisi duduk dan berdiri:Pekerjaan dilakukan dengan duduk pada suatu saat dan pada saat lainnya dilakukan denganberdiri saling bergantian
Perlu menjangkau sesuatu lebih dari 40 cm ke depan dan atau 15 cm di atas landasan kerja
Tinggi landasan kerja dengan kisaran antara 90-120 cm
Stasiun kerja untuk sikap kerja dinamis (dudukdi suatu saat dan berdiri di saat lainnya)
Pemilihan sikap kerja terhadap jenis pekerjaan yang berbeda-beda (Darlis dkk, 2009)
Lingkungan fisik
1. CahayaUkuran objek, derajat kontras, brightness,lamanya melihat, warna dan tekstur
2. KebisinganLama, intensitas, dan frekuensi suara
3. GetaranLama, intensitas, dan frekuensi getaran
4. TemperaturTerlalu panas akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh, terlalu dingin membuat gairah kerja menurunOptimal pada suhu 24 – 27° C.
5. KelembabanUdara panas dan kelembaban tinggimenyebabkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran dan denyut jantung makin cepat
6. Warna Kuning memberi kesan luas dan terang, hijau atau biru memberi suasana sejuk dan segar, gelap memberi kesan sempit, permainan warna-warna terang memberi kesan luas.(Wardani, 2003)
Ergonomic guide to computer based workstations (The State of Queensland, 2012)
Group discussion
Buatlah sebuah ulasan mengenai desain sebuah areal kerja, peralatan kerja, produk konsumtif, atau lingkungan kerja yang ergonomis.
Berupa resume sebuah penelitian Latar belakang
Metodologi
Hasil: desain
Terkait dengan keselamatan jalan Dalam bentuk slide Sertakan sumber Tujuan: memahami langkah-langkah
perancangan Waktu: diskusi 30 menit dilanjutkan dengan
presentasi
Sumber
Berrigan, J. 2010. Ergonomics. Bridger, R.S. 2003. Introduction To Ergonomy.
London: Taylor & Francis Darlis, S. Widagdo, S. Santoso, B. Rozali. 2009.
Pertimbangan Ergonomi Pada Perancangan Stasiun Kerja. Sigma Epsilon, Vol.13, No. 4, November 2009: 105-110
Wardani, L.K. Evaluasi Ergonomi Dalam Perancangan Desain. Dimensi Interior, Vol. 1, No. 1, Juni 2003: 61 – 73
The State of Queensland (Department of Justice and Attorney-General). 2012. Ergonomic guide to computer based workstations. http://www.worksafe.gld.gov.au (diakses 28 Maret 2014)